web viewreed h. blake dan edwin o. haroldsen, taksonomi konsep. ... tetapi kadang-kadang terdapat...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan
makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai makhluk
multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara
personal maupun sosial. Karena itu manusia itu disebut sebagai makhluk yang
unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Di samping itu, semua manusia dengan akal pikirannya mampu
mengembangkan kemampuan tertingginya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yaitu
memiliki kemampuan spiritual, sehingga manusia di samping sebagai makhluk
individual, makhluk sosial, juga sebagai makhluk spiritual.
Dalam kenyataannya, kemmapuan fungsional manusia di atas dapat
dilakukannya secara simultan dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, dan sebagai makhluk spiritual. Namun juga manusia
dengan kecerdasaannya dapat memisahkan fungsi-fungsi tersebut berdasarkan
pada kepentingan dan kebutuhan serta kondisi sosial yang mengitarinya.
Kemmapuan-kemampuan fungsional inilah yang menjadikan manusia berbeda
secara fundamental dengan makhluk-makhluk hidup yang lainnya di muka bumi
ini. Bahkan dengan kekuatan spiritualnya maka manusia mampu mengungguli
kemampuan makhluk-makhluk Allah seperti Jin dan sebagainya.
Di sisi lain, karena manusia adalah makhluk sosial, maka manusia pada
dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam
konteks fisik maupun dalam konteks sosial-budaya. Terutama dalam konteks
sosial-budaya manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi
dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan yang lainnya.
Karena pada dasarnya suatu fungsi yang dimiliki oleh manusia satu akan sangat
berguna dan bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena fungsi-fungsi sosial yang
diciptakan oleh manusia ditujukan untuk saling berkolaborasi dengan sesama
fungsi sosial manusia lainnya, dengan kata lain manusia menjadi sangat
bermartabat apabila bermanfaat bagi manusia lainnya.
Sosiologi berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan fungsi-
fungsi sosial dan berbagai kebutuhan manusia diawali oleh dan dengan
melakukan interaksi sosial atau tindakan komunikasi satu dengan yang lainnya.
Fokuas interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri.1
Komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses sosial, yaitu sesuatu
yang berlangsung atau berjalan antar manusia. Sebagai proses sosial, maka
dalam komunikasi terjadi interaksi individu dengan lingkungannya. Inilah yang
akhirnya menyebabkan terjadinya proses perubahan perilaku dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham dan dari yang sebelumnya tidak
mengacuhkan situasi masa depan menjadi berantusias sekali akan harapan-
harapan positif masa depan yang akan datang.
Komunikasi adalah ketrampilan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak
langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain
dan mandiri serta saling terikat dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya
alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah
komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan isyarat
yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan
terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Setiap
orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya dan
kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai
jembatan untuk mempersatukan manusia yang satu dengan yang lainnya, yang
tanpa berkomuniksai akan terisolasi.
Pesan-pesan ini mengemuka lewat perilaku manusia. Ketika kita berbicara,
kita sebenarnya sedang berperilaku. Begitu juga ketika kita sedang melambaikan
tangan, tersenyum, bermuka masam, menganggukkan kepala, atau memberikan
suatu isyarat, kita sedang berperilaku. Sering perilaku-perilaku ini merupakan
1 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta : Kencana Prenata Media Group, 2007), hlm. 25-27
pesan-pesan, yang mana pesan-pesan ini digunakan untuk mengkomunikasikan
sesuatu kepada orang lain.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi?
2. Apa saja fungsi komunikasi?
3. Apa saja fungsi komunikasi pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi.
2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi.
3. Untuk mengetahui fungsi komunikasi pendidikan
2 Muh Nurul Huda, Komunikasi Pendidikan, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013), hlm. 1-2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka
masing-masing:
1. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen mendefinisikan komunikasi adalah suatu
proses dimana sumber mentrasmisikan pesan kepada penerima melalui
beragam saluran.
2. Hoveland, Janis & Kelley mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses
melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya
dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku
orang-orang lainnya.
3. Everett M. Rogers & Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya
terjadi saling pengertian yang mendalam.
4. Menurut Harold D. Lasswel sebagaimana dikutip oleh Sendjaja cara yang
baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan berikut: Who Say What in Which Channel To Whom With What
Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan
efek bagaimana?)
5. Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian informasi,
gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol
seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lainnya.
6. Weaver, komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran
seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.3
Selanjutnya pengertian komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang,
yaitu komunikasi dalam pengertian secara umum dan pengertian secara
paradigmatik.
3 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 31-32
1. Pengertian Komunikasi Secara Umum
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai
tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya
komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).
Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan
satu sama lain yang, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial
(social interaction). Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi
(intercommuni-cation). Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat
dari dua segi, yaitu :
a. Pengertian Komunikasi Secara Etimologis
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi
berasal dari bahasa Latin communication dan perkataan ini bersumber
pada kata communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan
kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang
sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis di sini adalah
sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai sustu
hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang
terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang
dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang
dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung.
Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif.
Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung secara
komunikatif.
b. Pengertian Komunikasi Secara Terminologis
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas
bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang
menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang telibat dalam
komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang
dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing
human communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial
atau social communication.
2. Pengertian Komunikasi Secara Paradigmatis
Telah dijelaskan sebelumnya pengertian secara umum komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial. Komunikasi
dalam pengertian ini sering terlihat pada perjumpaan dua orang. Mereka
saling memberikan salam, bertanya tentang kesehatan dan mengenai
keluarga, dan sebagainya. Atau dapat disaksikan pada dua orang yang,
meskipun tidak saling mengenai sebelumnya, tetapi karena duduk
berdekatan, lalu terlibat dalam percakapan, misalnya di dalam kereta api, bis,
atau pesawat terbang.
Pada kedua contoh situasi komuniasi itu tidak terdapat tujuan apa-apa,
tetapi sekadar membunuh waktu karena rasanya tidak enak duduk bersama-
sama berjam-jam tanpa saling menyapa. Dalam pengertian paradigmatic,
komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan,
secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar,
radio, televisi, atau film, maupun media non massa, misalnya surat, telepon,
papan pengumunan, poster, spanduk, dan sebagainya. Jadi komunikasi dalam
pengertian paradigmatis bersifat intersional (intentional), mengandung
tujuan; karena itu harus dilakukan kepada pesan yang akan dikomunisikan
dan pada komunikan yang dijadikan sasaran.
Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis ini banyak
definisi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi
itu dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang
hirarki, yaitu komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan, maupun tak langsung
malalui media. Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu
atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opnion), atau perilaku (behavior).
Jadi ditinjau dari segi si penyampai pernyataan, komunikasi yang bertujuan
bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif kebih sulit daripada
komunikasi informatif, karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang. Demikian, pengertian
komunikasi secara umum dan secara paradigmatis yang penting untuk
dipahami sebagai landasan bagi penguasaan teknik berkomunikasi adalah
komunikasi secara paradigmatis yang dipelajari dan diteliti ilmu komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/ tujuan dengan
mengharapkan umpan balik (feedback).4
B. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari adalah :
1. Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan.
2. Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan.
3. Dapat mengajarkan atau memberitahukan sesuatu.
4. Dapat mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan.
5. Dapat mengenal diri sendiri.
6. Dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain.
7. Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang.
8. Dapat mengisi waktu luang.
9. Dapat menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan.
10. Dapat membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau
berperilaku sebagaimana diharapkan.5
Sedangkan menurut Harold D. Lasswell, pakar komunikasi terkenal telah
menampilkan pendapatnya mengenai fungsi komunikasi bahwa proses
komunikasi di masyarakat menunjukkan tiga fungsi, yaitu :
1. Pengamatan terhadap lingkungan, penyingkapan ancaman, dan kesempatan
yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.
2. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menganggapi lingkungan.
3. Penyebaran warisan sosial. Di sini berperan para pendidik, baik dalam
kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan
sosial kepada keturunan berikutnya.
Selain itu, fungsi komunikasi menurut Sean MacBride adalah sebagai
berikut :
4 Muh Nurul Huda, Komunikasi Pendidikan, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013), hlm. 5-85 Muh Nurul Huda, Komunikasi Pendidikan, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013), hlm. 9
1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,
gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang
dapat mengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi internasional,
lingkungan dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi atau pemasyarakatan: penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memmungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat
yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia
dapat aktif di dalam masyarakat.
3. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarkat jangka pendek maupun jangka
panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama
yang akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang
diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan
pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan
yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih
melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat
internasional, nasional dan lokal.
5. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan ketrampilan
serta kemahiran yang diperlukan bagi semua bidang kehidupan.
6. Memajukan kebudayaan: penyebarluasan hasil kebudayaan seni dengan
maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan
memperluas horison seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong
kreativitas serta kebutuhan estetiknya.
7. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra dari drama, tari,
kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya
untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.
8. Integrasi: menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan
memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat
saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan
orang lain.6
C. Fungsi Komunikasi Pendidikan
Tujuan utama komunikasi adalah untuk membangun atau menciptakan
pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan
berarti harus menyetujui tetapi dengan berkomunikasi terjadi perubahan sikap,
pendapat, perilaku ataupun perubahan secara sosial.
1. Perubahan sikap (attitude change)
Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya
berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita berusaha
mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif
sesuai keinginan kita.
2. Perubahan pendapat (opinion change)7
Opini/pendapat adalah hasil dari sikap individu. Berkaitan dengan
keadaan tertentu dalam lingkungan sosialnya, individu mengatur sikapnya
kedalam hierarki. Ketika individu berbicara atau menulis, ia sedang
menyatakan hierarki sikapnya, ia sedang memberikan pendapat. Ketika
terjadi perubahan dalam keadaaan di luar (dirinya), terjadi perubahan pada
hierarki sikapnya dan terjadi pula pengaturan baru yang menghasilkan
pendapat-pendapat baru. Suatu pendapat, akhirnya, adalah suatu pernyataan
sikap dalam bentuk kata-kata.8
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman
ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana
dimaksudkan oleh komunikator. Setelah apa yang dimaksud komunikator
maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan.
Contoh : Berita yang disampaikan oleh surat kabar.
Informasi dapat diterima khalayak dalam waktu bersamaan, namun
opini atau pendapat yang muncul tiap individu berbeda-beda.
6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 27-287 Muh Nurul Huda, Komunikasi Pendidikan, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013), hlm.238 Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen, Taksonomi Konsep Komunikasi, (Surabaya: Papyrus, 2005), hlm. 81
3. Perubahan perilaku (behavior change)
Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan
seseorang.
Contoh : Kampanye kesehatan misalnya mengenai merokok
mennyebabkan gangguan kesehatan. Setelah mengikuti kampanye tersebut
seorang perokok misalnya kemudian berusaha mengurangi/ berhenti
merokok.9
4. Perubahan sosial (social change)
Sosialisasi adalah satu proses psikologi sosial seumur hidup bagi
individu untuk menjadikan norma, nilai, dan tingkah laku masyarakatnya
sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Seorang bayi tindaklah hadir di dunia ini dengan kemampuan
berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, tetapi bayi itu dilahirkan sebagai
makhluk hidup dengan kemampuan untuk belajar. Melalui peniruan,
percobaan dan kesalahan, latihan menghafal dan berbagai proses lainnya ia
belajar menanggapi simbol-simbol tentang dirinya melalui suatu tata cara
yang sesuai dalam masyarakatnya.
Kemampuan komunikasi secara simbolis ini memungkinkan manusia
untuk memperoleh dan lebih penting lagi untuk meneruskan warisan
kebudayaan. Kesemuanya tidak dapat dicapai kecuali melalui kegiatan
sosialisasi.
Akhirnya, proses sosialisasi sering kali digolongkan sebagai formal dan
informal. Apa yang dipelajari seseorang dari teman, keluarga dan orang lain
dalam suasana informal disebut sosialisasi informal. Sebaliknya, ketika
situasi itu disusun dan direncanakan, proses belajar dikatakan sebagai
sosialisasi formal. Sekolah adalah jenis sosialisasi ini.10
Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain
sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi
yang efektif secara tidak sengaja mengingkatkan kadar hubungan
interpersonal.9 Muh Nurul Huda, Komunikasi Pendidikan, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013), hlm. 23-2410 Reed H. Blake dan Edwin O. Haroldsen, Taksonomi Konsep Komunikasi, (Surabaya: Papyrus, 2005), hlm.78-79
Contoh : Di perkantoran, seringkali terjadi komunikasi dilakukan bukan
untuk menyampaikan informasi atau mempengaruhi sikap semata, tetapi
kadang-kadang terdapat maksud implisit dibaliknya, yakni untuk membina
hubungan baik.
Komunikasi dalam pendidikan dapat berfungsi untuk :
1. Fungsi komunikasi sebagai motivator
Ketika guru/ pendidik menjelaskan tentang teori belajar yang baik,
maka sebenarnya ia sedang memotivasi para peserta didik.
2. Fungsi komunikasi sebagai kontrol sosial
Komunikasi dapat bertindak sebagai pengendali atau pengawas atau
pengontrol perilaku anggota dalam sebuah organisasi. Hal tersebut dapat
diamati pada periaku guru atau pendidik ketika meminta peserta didik untuk
menyampaikan keluhan-keluhan dan kendala yang dilalui selama proses
pembelajaran, atau diminta untuk menyampaikan laporan belajar ayng telah
dilakukan.
3. Fungsi komunikasi sebagai bentuk kebersamaan
Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang
penting, karena setiap saat semua orang atau kelompok sudah tentu
melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi maka yang akan terjadi dalam
kehidupan adalah ketidakharmonisan maupun ketidakcocokan. Memang
setiap orang akan memiliki pemikiran atau pendapat yang berbeda-beda,
tetapi ide tersebut bias dipersatukan melalui komunikasi. Bila tetap berbeda
maka itu menjadi suatu hal yang biasa di dalam demokrasi. Tetapi yang
terpenting adalah bagaimana membangun komunikasi itu yang
menyenangkan sehingga tujuan itu bisa tercapai, meski ada perbedaan
pendapat. Bila komunikasi tidak berjalan dengan baik maka bisa
menghambat suatu roda organisasi. Hal ini pun bisa terjadi dalam dunia
pendidikan. Bahkan semua bidang disiplin ilmu pasti membutuhkan yang
namanya komunikasi.
Secara harfiah, komunikasi dapat diartikan sebagai kesamaan makna
dalam menyampaikan suatu pesan. Lebih jelas bahwa dalam berkounikai itu
dibicarakan adalah suatu topik yang sama. Kata atau istilah komunikasi
dalam Bahasa Inggris adalah communication. Secara etimologis atau asal
katanya adalah dari bahasa Latin communicates, yang perkataan ini
bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna
’berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki
tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Dalam Kamus Bahasa
Inggris Indonesia ditemukan kata communication, yang berarti hubungan,
komunikasi, pemberitahuan, pengumuman, dan sebagainya. Jadi, pengertian
komunikasi itu lebih kepada menyampaikan suatu pesan yang disampaikan
oleh komunikator (orang yang menyampaikan pesan) kepada komunikan
(penerima pesan) yang disertai sarana untuk mencapai suatu tujuan dengan
ditandai adanya reaksi dari komunikan itu dalam merespon isi pesan
tersebut. Karena dalam komunikasi harus ada timbal balik (feed back) antara
komunikator dengan komunikan. Begitu juga dengan pendidikan
membutuhkan komunikasi yang baik, sehingga apa yang disampaikan, dalam
hal ini materi pelajaran, oleh komunikator (guru) kepada komunikan (siswa)
bisa dicerna dengan optimal, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai
bisa terwujud.
4. Fungsi komunikasi sebagai pembeda bahasa dan budaya
Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang
berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga
menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa,
aturan, dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga
sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu
mengandung potensi komunikai lintas budaya atau antar budaya , karena kita
akan selalu berada pada ‘budaya’ yang berbeda dengan orang lain, seberapa
pun kecilnya perbedaan itu.
Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko
yang fatal, setidaknya kan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar,
timbul perasaan atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-
kesalahpahaman itu banyak kita temui dalam berbagai kejadian yang
mengandung etnosentrisme dewasa ini dalam wujud konflik-konflik yang
berujung pada kerusuhan atau pertentangan antar etnis.
Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-
kesalahpahaman akibat perbedaan budaya adalah dengan mengerti atau
paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain, mengetahui
prinsip-prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktekkannya dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
Kebutuhan untuk mempelajari komunikasi lintas budaya ini semakin
terasakan karena semakin terbukanya pergaulan kita dengan orang-orang
dari berbagai budaya yang berbeda, disamping kondisi bangsa Indonesia
yang sangat majemuk dengan berbagai ras, suku bangsa, agama, latar
belakang daerah (desa atau kota), latar belakang pendidikan, dan
sebagainya.11
11 Muh Nurul Huda, Komunikasi Pendidikan, (Tulungagung : STAIN Tulungagung Press:, 2013), hlm. 24-27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/ tujuan dengan
mengharapkan umpan balik (feedback).
Fungsi komunikasi dalam kehidupan sehari-hari adalah :
1. Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan.
2. Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan.
3. Dapat mengajarkan atau memberitahukan sesuatu.
4. Dapat mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan.
5. Dapat mengenal diri sendiri.
6. Dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain.
7. Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang.
8. Dapat mengisi waktu luang.
9. Dapat menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku
kebiasaan.
10. Dapat membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap
atau berperilaku sebagaimana diharapkan
Komunikasi dalam pendidikan dapat berfungsi untuk :
1. Fungsi komunikasi sebagai motivator
Ketika guru/ pendidik menjelaskan tentang teori belajar yang baik,
maka sebenarnya ia sedang memotivasi para peserta didik.
2. Fungsi komunikasi sebagai kontrol sosial
Komunikasi dapat bertindak sebagai pengendali atau pengawas atau
pengontrol perilaku anggota dalam sebuah organisasi. Hal tersebut dapat
diamati pada periaku guru atau pendidik ketika meminta peserta didik untuk
menyampaikan keluhan-keluhan dan kendala yang dilalui selama proses
pembelajaran, atau diminta untuk menyampaikan laporan belajar ayng telah
dilakukan.
3. Fungsi komunikasi sebagai bentuk kebersamaan
Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang
penting, karena setiap saat semua orang atau kelompok sudah tentu
melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi maka yang akan terjadi dalam
kehidupan adalah ketidakharmonisan maupun ketidakcocokan. Memang
setiap orang akan memiliki pemikiran atau pendapat yang berbeda-beda,
tetapi ide tersebut bisa dipersatukan melalui komunikasi. Bila tetap berbeda
maka itu menjadi suatu hal yang biasa di dalam demokrasi.
Secara harfiah, komunikasi dapat diartikan sebagai kesamaan makna
dalam menyampaikan suatu pesan. Lebih jelas bahwa dalam berkounikasi itu
dibicarakan adalah suatu topik yang sama.
4. Fungsi komunikasi sebagai pembeda bahasa dan budaya
Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang
berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga
menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa,
aturan, dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga
sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu
mengandung potensi komunikai lintas budaya atau antar budaya , karena kita
akan selalu berada pada ‘budaya’ yang berbeda dengan orang lain, seberapa
pun kecilnya perbedaan itu.
B. Saran
Komunikasi mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Thomas M.Scheidel
mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan
mendukung identitas diri untuk membangun kontak sosial dengan orang di
sekitar kita dan mempengaruhi orang lain, merasa berpikir atau berperilaku yang
seperti kita inginkan. Masih menurut Scheidel tujuan utama kita berkomunikasi
untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.
Komunikasi bisa terjadi bisa dimana saja, misalnya : di rumah, ketika
anggota keluarga berbincang di meja makan; di kampus, ketika mahasiswa
mendiskusikan hasil karya ilmiahnya; di kantor, ketika kepala seksi membagi
tugas kepada anak buahnya; di masjid, ketika mubaligh berkutbah, sehingga
komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Komunikasi menentukan
kualitas hidup kita dan komunikasi juga mempengaruhi jiwa manusia.
Penelitian Susan Curtis menunjukkan bahwa komunikasi amat esensial buat
pertumbuhan kepribadian manusia. Ahli-ahli ilmu sosial telah berkali-kali
mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi akan menghambat
perkembangan kepribadian. Selain itu, komunikasi amat erta kaitannya dengan
perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Blake, Reed H. & Edwin O. Haroldsen. 2005. Taksonomi Konsep Komunikasi.
Surabaya: Papyrus.
Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Huda, Muh Nurul. 2013. Komunikasi Pendidikan. Tulungagung: STAIN
Tulungagung Press.