pelaksanaan aqiqah di desa leppangang kecamatan … · aqiqah di desa leppangang kecamatan...

111
PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG (TINJAUAN DAKWAH KULTURAL) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar Oleh : SULAIHA SULAIMAN NIM : 50100112004 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 24-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG

KECAMATAN PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG

(TINJAUAN DAKWAH KULTURAL)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Sosial Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Alauddin Makassar

Oleh :

SULAIHA SULAIMAN

NIM : 50100112004

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

ALAUDDIN MAKASSAR

2016

Page 2: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 3: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 4: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 5: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

v

KATA PENGANTAR

علم اإلنسان ما لم يعلم, أشهد أن ال إله إال هللا و أشهد أن محمدا عبده و رسىله الذي ال ,الحمد هلل الذي علم بالقلم

نبي بعده, أما بعد

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah

melimpahkan rahmat, nikmat, karunia dan hidayah-Nya serta, atas izin-Nya jua,

sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang ( Tinjauan Dakwah Kultural)”, dapat

terselesaikan.

Salawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad saw, sebagai suri

teladan terbaik sepanjang zaman, seorang pemuda padang pasir yang baik akhlaknya,

dan sosok pemimpin yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kepemimpinan, yang

dengannya manusia mampu berhijrah dari satu masa yang tidak mengenal peradaban

menuju kepada satu masa yang berperadaban.

Disadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak dan selayaknya menyampaikan terima kasih yang tak terhingga

kepada:

1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin Makassar, Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag, Wakil

Rektor II Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A, dan Wakil Rektor III Prof. Siti

Aisyah, M.A. Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu di UIN Alauddin Makassar.

2. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., M.M selaku Dekan Fakultas

Dakwah & Komunikasi UIN Alauddin Makassar, dan Wakil Dekan I Dr.

Page 6: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

vi

Misbahuddin, M.Ag, Wakil Dekan II Dr. H. Mahmuddin, M.Ag, dan Wakil

Dekan III Dr. Nursyamsiah, M.Pd.I yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Dakwah & Komunikasi

3. Dr. H. Kamaluddin Tajibu, M.Si dan Dra. Asni Djamereng, M.Si, selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivasi

selama penulis menempuh kuliah berupa ilmu, nasehat, serta pelayanan

sampai penulis dapat menyelesaikan kuliah.

4. Dr. Hj. Muliaty Amin, M.Ag dan Muliadi, S.Ag. M.Sos.I selaku pembimbing

I dan II yang telah meluangkan banyak waktu untuk mengarahkan, serta

membimbing penulis dalam perampungan penulisan skripsi ini.

5. Dr. Hj. Murniaty Sirajuddin, M.Pd selaku penguji I dan Dr. Hamiruddin,

M.Ag selaku penguji II yang telah memberikan arahan, saran, dan masukan

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan

bekal ilmu pengetahuan, bimbingan, arahan, motivasi, dan nasehat selama

penulis menempuh pendidikan di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

7. Bagian Tata Usaha umum dan Akademik, bersama staf pegawai Fakultas

Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu penulis dalam pengurusan

administrasi.

8. Kepala Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, beserta Staf Pegawai

yang telah banyak membantu penulis dalam mengatasi kekurangan dalam

penulisan skripsi.

Page 7: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

vii

9. Drs. Syam’un, M.Pd. MM, sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam periode 2010-2015 yang telah memberikan banyak masukan terhadap

skripsi yang penulis susun. Dra. Irwanti Said selaku Direktur Radio Syiar

107.1 FM yang telah memberikan konstribusi positif berupa nasehat, dan

pelajaran berharga bagi penulis, serta semua Crew Radio Syiar 107.1 FM.

10. AG. KH. Faried Wajedy, M.A, seluruh guru-guru, dan teman-teman alumni

2012 di Pondok Pesantren DDI-AD Mangkoso Kabupaten Barru yang selalu

memberikan nasehat yang menjadi pegangan penulis selama menempuh

kuliah.

11. Para informan yakni pemerintah, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh

masyarakat di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang

yang telah memberikan informasi yang akurat terkait skripsi penulis.

12. Sahabat, senior, Sri Wahyuni Mus, Nurul Kusuma Wardani, Ummul Khaerah,

Azwar Hamid Sahamony, Muhammad Yusuf Azhar, Nurul Fahmi, Nirwan

Wahyudi AR, Ummi Sa’adah Darmawan, Eka Wahyuni Aziz, Vivi Riski

Indriani, Fatimah Azzahra, teman-teman seperjuangan mahasiswa (i) angkatan

2012 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi (FDK) yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama

penulis kuliah di UIN Alauddin Makassar. Canda, tawa, suka, dan duka yang

telah dilalui semoga ukiran kenangan indah tidak luntur ditelan masa. Teman-

teman KKN Profesi LPP TVRI Sulawesi Selatan Angkatan VI yang selalu

memberikan motivasi dan semangat, serta seluruh pihak yang tidak sempat

disebutkan namanya, semoga bantuan yang telah diberikan bernilai ibadah

Page 8: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

viii

Page 9: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

TRANSLITERASI ........................................................................................... xi

ABSTRAK ...................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus………………………….. 6

C. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

D. Kajian Pustaka ............................................................................. 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 9

BAB II TINJAUAN TEORETIS ................................................................... 11

A. Tinjauan Dakwah Kultural…………………………………….............11

B. Pelaksanaan Aqiqah Dalam Hubungannya Dengan Teori Ritual

Budaya ........................................................................................ ……..13

C. Pelaksanaan Aqiqah Dalam Hubungannya Dengan Teori Simbol

Ritual………………………... ...................................................... ………14

Page 10: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

x

D. Pelaksanaan Aqiqah Dalam Hubungannya Dengan Teori –Teori

Dakwah………………………... ................................................... ………17

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………... 29

A. Jenis dan Lokasi penelitian…………………………………………….29

B. Pendekatan penelitian………………………………………………. 30

C. Sumber Data.…………………………………………………………. 30

D. Metode Pengumpulan Data …………………………………………...31

E. Instrumen Penelitian…………………………………………………...32

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data….……………………………..33

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………… ……………………….34

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 34

B. Proses pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang. ................................................ 41

C. Pesan Dakwah dalam pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang .............................. 53

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 70

A. Kesimpulan ................................................................................. 70

B. Implikasi ..................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 76

Page 11: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 12: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 13: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 14: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 15: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 16: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 17: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

xvii

ABSTRAK

Nama : Sulaiha Sulaiman

NIM : 50100112004

Judul : Pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang ( Tinjauan Dakwah

Kultural)

Penelitian ini berjudul Pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang ( Tinjauan Dakwah Kultural). Penelitian ini memiliki

rumusan masalah yakni Bagaimana Pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang di tinjau dari sudut pandang dakwah

kultural?. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui proses pelaksanaan

Aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. 2)

Mengetahui Pesan Dakwah dalam pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif ditinjau dari sudut pandang

dakwah kultural. dan menggunakan pendekatan Teologi, Sosiologi dan Sejarah.

Adapun sumber data penelitian ini adalah tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh

agama, dan pemerintah. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang

digunakan adalah metode induktif dan analisis data dilakukan dengan melalui tiga

tahapan, yaitu: reduksi data, display data, dan verification data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh proses pelaksanaan

aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu:

menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’ Patarrupa (Beras

Ketan Empat Macam), Bala Soji (Pagar Sesajian), Memakan Sesajian, dan Bala Soji

(Pagar Sesajian) dibawa ke samping sumur. Adapun yang mengandung pesan dakwah

dalam pelaksanaan aqiqah ada tiga proses yakni: menyembelih kambing, pemberian

nama, dan pemotongan rambut. Ketiga proses tersebut merupakan anjuran Nabi

Muhammad saw. Pelaksanaan aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua

Kabupaten Pinrang yang hanya sekedar tradisi tidak mengandung pesan dakwah,

melainkan hanya sebatas pesan adat yakni sebuah pemahaman tafa’ul.

Page 18: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang menganjurkan seluruh umat Islam untuk menyeru

kepada kebaikan dan melarang kepada kemunkaran untuk mengembangkan ajaran

agama yang benar adalah dengan berdakwah.

Dakwah merupakan suatu aktivitas yang sangat penting karena pesan-pesan

yang disampaikan dai dapat diketahui, dihayati dan diamalkan oleh manusia dari

generasi ke generasi. Hal ini berarti bahwa tanpa aktivitas dakwah maka ajaran Islam

itu tidak akan pernah berkesinambungan sampai saat ini. Menurut Max Muller bahwa

Islam adalah agama dakwah yang didalam usaha menyebarkan kebenaran dan

mengajak orang yang belum mempercayainya, dan dianggap sebagai tugas suci.1

Dakwah merupakan fenomena keagamaan yang bersifat ideal normatif dan

merupakan fenomena sosial yang rasional, aktual dan empiris sebagai sunnatullah.

Hal tersebut sejalan dengan pandangan bahwa dakwah merupakan amal saleh

(syariah dan akhlak) yang bersumber dari iman (aqidah), takwa (apresiasi ke-

Tuhanan) dan Islam (penyerahan diri) yang harus dilaksanakan sesuai sunnatullah

yang dipahami manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan.2

Fenomena keagamaan, bahwa perintah adanya dakwah sangat penting karena

berada di era digitalisasi. Suatu masa yang segala aspek kehidupan manusia

1Musthafa Masyhur, Min Fiq al-Dakwah (Juz.1; Kairo: Dar at-Tauzi‟ wa An-nasyr al-

Islamiyah, 1415 H/1995 M), h. 247.

2Lihat Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi (Cet I; Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011), h. 16.

Page 19: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

2

dipermudah dalam mendapatkan informasi. Saat ini informasi telah menjadi

komoditas paling mahal, paling penting, dan paling berpengaruh dalam kehidupan

sosial, ekonomi, politik, budaya, maupun dunia dakwah.

Kehadiran media menjadi bukti nyata berkembangnya digitalisasi, karena

media merupakan hasil perkembangan ilmu dan teknologi sebagai bentuk penguasaan

manusia terhadap sunnatullah yang menguasai alam.3

Perkembangan zaman tersebut, dapat diamati sekarang ini bahwa dakwah

kultural kurang diberdayakan bahkan terabaikan. Salah satu keberhasilan para juru

dakwah terdahulu dalam menyebarkan Islam di Indonesia adalah kemampuannya

dalam berdakwah dengan pendekatan budaya pada masyarakat setempat, seperti

halnya yang dilakukan oleh Wali Songo dan KH.Ahmad Dahlan.

Berbagai cara yang ditempuh Wali Songo dalam menyebarkan ajaran Islam

yang diintegrasikan dengan budaya lokal masyarakat. Sunan kudus misalnya,

menggunakan sapi ( hewan suci umat Hindu ) sebagai media dakwah pada

masyarakat yang sebagian besar beragama Hindu. Sunan Kalijaga menciptakan

perayaan sekaten.4 Pelaksanaan sekaten diakhiri dengan upacara grebeg yang disertai

dengan pembacaan sirah atau riwayat hidup Rasulullah saw. Selain itu, Sunan

Kalijaga juga menciptakan cerita-cerita wayang yang diselaraskan dengan cerita

Mahabarata dan mengadakan pertunjukan wayang dengan ucapan dua kalimat

syahadat. Contoh cerita wayang yang diciptakannya adalah cerita Serat Dewa Ruci

3Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, h. 88.

4Sekaten asal kata dari syahadatain (dua kalimat syahadat) untuk memperingati maulid Nabi

Muhammad saw , dan menurut kamus besar bahasa Indonesia sekaten adalah pasar malam ( terutama

Yogyakarta dan Surakarta) yang diadakan tiap bulan maulud ( untuk merayakan maulud Nabi

Muhammad saw).

Page 20: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

3

yang mengibaratkan usaha kearah tarekat, hakikat, hingga makrifat. Sunan Giri

menciptakan kitab ilmu falak yang disesuaikan dengan alam pikiran Jawa.5

KH. Ahmad Dahlan termasuk sosok mubalig dalam menyampaikan

dakwahnya dengan menggunakan metode dakwah kultural pada sekitar tahun 1912.

Karena beliau menyadari bahwa metode dakwah yang tepat saat itu hanya dengan

dakwah kultural. Namun karena kehati-hatiannya dengan masalah aqidah, walaupun

menggunakan metode dakwah kultural, tetap nilai-nilai Islam tidak tercederai oleh

model dakwah yang dilakukan. Justru sebaliknya dengan dakwah itu, maka beliau

dapat membersihkan nilai-nilai ajaran Islam dari pengaruh budaya kultural setempat.6

Permasalahan yang sebenarnya bukan terletak pada pilihan seseorang

terhadap salah satu diantara konsep agama dan budaya atau menerapkan keduanya,

akan tetapi kesadaran terhadap perbedaan nilai-nilai substansi yang dikandung oleh

agama dan budaya. Agama diyakini memiliki nilai-nilai transenden7 sehingga sering

dipahami sebagai suatu dogma yang kaku. Sementara nilai-nilai budaya relatif

dipandang lebih fleksibel sesuai kesepakatan-kesepakatan komunitas untuk dijadikan

sebagai standar normatif.

Adanya perbedaan karakter agama dan budaya itu maka seringkali nilai-nilai

agama dipertentangkan dengan nilai-nilai budaya lokal yang sebenarnya sudah sama-

sama mempengaruhi perilaku sosial seseorang.

5Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam ( Semarang: PT Karya Toha Putra, [ t.th.]), h. 206.

6Dakwah Kultural, http://alumnifiad.youneed.us/t43-dakwah-kultural, (27 Juli 2015).

7Transenden (Inggris: transcendent; Latin: transcendere) merupakan cara berpikir tentang hal-

hal yang melampaui apa yang terlihat, yang dapat ditemukan di alam semesta. Contohnya, pemikiran

yang mempelajari sifat Tuhan yang dianggap begitu jauh, berjarak dan mustahil dipahami manusia.

Page 21: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

4

Diperlukan sebuah kearifan dan pandangan kritis terhadap konsep-konsep

agama serta budaya lokal yang membentuk perilaku normatif masyarakat di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang agar tidak terjadi kesalahan

dalam memandang nilai-nilai luhur budaya lokal dan tidak terjebak dalam penerapan

ajaran agama yang statis, dogmatis dan kaku dari nilai-nilai Islam yang rahmatan lil

'alamin.

Provinsi Sulawesi Selatan yang didominasi oleh suku Bugis dan Makassar

juga terdapat bentuk-bentuk pendekatan dakwah kultural yang dapat diamati.

Misalnya pelaksanaan aqiqah khususnya di Desa Leppangang Kecematan

Patampanua Kabupten Pinrang yang memadukan pelaksanaan aqiqah dengan tradisi

sebagai kearifan lokal sehingga menjadi sebuah peristiwa yang menarik dan penuh

makna.

Pengertian aqiqah secara umum adalah penyembelihan binatang kambing atau

domba pada hari mencukur rambut bayi, dan merupakan ibadah yang disyariatkan

oleh Allah swt melalui Rasulullah saw dalam sabdanya:

اعيل بن سن عل بن مسهر، عن إ ثنا عل بن حجر قال: أخب رة حد ، عن إحلسن، عن س مسل

: عليه وسل صل إلل ى، »قال: قال رسول إلل ابع، ويسم إلغلم مرتن بعقيقته يذبح عنه يوم إلس

لق رأسه )روإه إلرتمذي(«وي8

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami „Ali Bin Hujr berkata, telah mengabarkan kepada kami Ali Bin Mushir dari Isma'il Bin Muslim dari Al-Hasan dari Samurah ia berkata, "Rasulullah saw bersabda: "Seorang anak laki-laki itu tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh, pada hari itu ia diberi nama dan dicukur rambutnya (H.R. Turmudzi)”.

9

8Muhammad Bin „Isa Bin Surah Bin Musa Bin Al-Dahhak Al-Tirmizi, Sunan al-Tirmi\i, Juz 4

(Cet. II; Mesir: Mustafa Al-Babi Al-Halabi, 1395 H/1975 M), h. 101.

9Terjemahan Penulis, Tanggal 9 Januari 2016.

Page 22: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

5

Berdasarkan hadis tersebut, para ulama mengemukakan hukum pentingnya

pelaksanaan aqiqah adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang amat dipentingkan.

dengan wujud kasih sayang, harapan dan do‟a dari orang tua terhadap anaknya agar

menjadi anak yang saleh atau salehah, agar selamat di dunia maupun di akhirat. Islam

mengajarkan tentang kasih sayang dan penuh perhatian pada buah hati.10

Perbedaan yang ditemukan oleh penulis tentang pelaksanaan aqiqah yang

dipahami selama ini dengan yang ada di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua

Kabupaten Pinrang, yakni bukan hanya sekadar menyembelih binatang dan mencukur

rambut bayi, tetapi banyak rangkaian tradisi, adat sebagai kearifan lokal yang

dilaksanakan dalam aqiqah tersebut. Olehnya itu, masalah yang didapatkan oleh

penulis yakni masyarakat hanya sekedar melaksanakan seluruh rangkaian aqiqah

tanpa mengetahui makna pesan yang terkandung dalam aqiqah tersebut, dan

mempercayai bahwa anak yang terlahir tanpa di aqiqah sesuai dengan rangkaian

acara yang ada di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang akan

mengalami kelainan fisik maupun psikis tidak seperti anak normal pada umumnya,

maka dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang makna

dari seluruh rangkaian acara yang terdapat dalam pelaksanaan aqiqah yang memuat

pesan-pesan dakwah dengan harapan agar masyarakat yang melaksanakannya dapat

memahami pesan-pesan dakwah yang dikandungnya, dan dapat menjadikan budaya

sebagai media dakwah, sehingga bernilai ibadah di sisi Allah swt.

10“Aqiqah “, http://www.qurban-aqiqah.com/aqiqah-dalam-islam.html, ( 27 Juli 2015).

Page 23: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

6

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada proses pelaksanaan aqiqah di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang dalam kaitannya dengan nilai-nilai

dakwah kultural.

2. Deskripsi Fokus

Aqiqah adalah upacara keagamaan yang dilaksanakan ketika anak telah

sampai kepada hari ke tujuh. Terkait dalam hal ini, adapun rangkaian pelaksanaan

aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang meliputi:

a. Menyembelih Kambing, merupakan tahap pertama yakni kambing disembelih

dengan dua ekor untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan.

b. Barzanji, yaitu membaca sejarah dan shalawat Nabi Muhammad saw disertai

dengan pemotongan rambut bayi.

c. Penyajian Songkolo’ Patarrupa, yaitu beras ketan yang disajikan dalam sebuah

piring makan, serta memiliki empat macam warna yakni: hitam, kuning, putih,

dan merah.

d. Bala Soji, merupakan pagar sesajian terbuat dari bambu yang didalamnya terdapat

sebuah periuk tanah liat berisi plasenta11

bayi, serta sesajian yang berisi berbagai

macam makanan seperti: kelapa, pisang, ayam, songkolo patarrupa, kalosi, daun

paru, daun sirih, telur, sawa’ dan ketupat.

e. Memakan Sesajian, merupakan tahap ketika orang tua dan anak memakan

sesajian yang telah disiapkan dan terdiri dari tujuh macam kue bugis, seperti:

11Plasenta: adalah suatu organ tubuh dalam kandungan pada masa kehamilan.

Page 24: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

7

buah sappang, jompo-jompo, cucuru te’ne, onde-onde Sumbawa, beppa oto’,

apang dan sawalla.

f. Bala Soji (Pagar Sesajian) dibawah ke samping Sumur, merupakan tahap terakhir

ketika Bala Soji yang berisi berbagai macam makanan yang telah disediakan di

bawa ke samping sumur.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

dikemukakan pokok masalahnya yaitu;” Bagaimana Pelaksanaan Aqiqah di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang di tinjau dari sudut pandang

dakwah kultural?”. Dari permasalahan tersebut maka dapat dikemukakan beberapa

pertanyaan penelitian atau sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang ?

2. Bagaimana Pesan Dakwah dalam pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang ?

D. Kajian Pustaka

Ditemukan beberapa penelitian yang membahas tentang aqiqah dan berbeda

dengan penelitian yang akan dibahas, yaitu:

1. Pelaksanaan Aqiqah setelah Tujuh Hari ( Studi Komparasi Majelis Tarjih

Muhammadiyah dan Bahtsul Masa‟il NU) oleh Kholimatus Sardiyah,

seorang mahasiswa jurusan Perbandingan Mazhab UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, yang meneliti pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan

Page 25: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

8

library research. Hasil penelitian ini mengungkapkan Bahwa hukum

pelaksanaan aqiqah menurut Majelis Tarjih Muhammadiyah maupun Bahtsul

Masa‟il NU memiliki persamaan dari segi sejarah, dasar hukumnya.

Sedangkan perbedaan terletak pada cara pengambilan hukum atau

metodologi waktu penyembelihan aqiqah. Adapun Perbedaan dengan

penelitian yang akan dibahas yaitu penelitian ini berfokus pada perbandingan

pandangan Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Bahtsul Masa‟il NU tentang

pelaksanaan aqiqah setelah tujuh hari.12

2. Nilai-Nilai Edukatif dalam Aqiqah dan Implikasinya dalam Pembentukan

Kepribadian Anak oleh Haniek Rosyidah, seorang mahasiswi jurusan

Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

yang meneliti pada tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-

nilai edukatif yang terkandung dalam aqiqah, yaitu nilai pendidikan akhlak,

menanamkan pada anak bahwa Rasulullah merupakan teladan yang terbaik

dan sebagai proses awal dalam mendidik akhlak anak kepada Allah..

Perbedaan dengan penelitian yang akan dibahas yaitu penelitian ini membahas

tentang nilai edukatif yang terdapat dalam aqiqah serta implikasi terhadap

pembentukan kepribadian anak.13

12Kholimatus Sardiyah, Pelaksanaan Aqiqah setelah Tujuh Hari ( Studi Komparasi Majelis

Tarjih Muhammadiyah dan Bahtsul Masa‟il Nu), Skripsi ( Yogyakarta: Fak. Syari‟ah dan Hukum UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014), h. 19.

13Haniek Rosyidah, Nilai-Nilai Edukatif dalam Aqiqah dan Implikasinya dalam Pembentukan

Kepribadian Anak, Skripsi ( Semarang: Fak. Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2006,)

h. 2.

Page 26: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

9

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada subtansi

masalah yang diteliti. Adapun beberapa buku yang berkenaan dengan judul yang

diteliti yakni:

1. Dakwah Efektif : Prinsip, Metode, dan Aplikasinya oleh Muliadi, buku ini

mempunyai kaitan dengan penelitian yang dikaji oleh penulis, yang mana

didalamnya dibahas tentang dakwah ramah budaya. Maka dalam hal ini

manusia sebagai makhluk sosial dalam hidup bermasyarakat akan senantiasa

diikat oleh suatu norma atau budaya.14

2. Fiqih Statis Dinamis oleh Abdul Halim Uwaiys, buku ini juga mempunyai

kaitan dengan penelitian yang akan dikaji oleh penulis, yang mana

didalamnya dibahas tentang konsep akidah Islam yang merupakan landasan

dari syariat, serta merupakan pengendali peradaban modern.15

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang.

b. Untuk mengetahui Pesan Dakwah dalam pelaksanaan Aqiqah di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang.

14Muliadi, Dakwah Efektif : Prinsip, Metode, dan Aplikasinya ( Cet. I; Makassar: Alauddin

University Press, 2012), h. 187.

15Abdul Halim „Uways, Fiqih Statis Dinamis ( Cet I; Bandung: Pustaka Hidayah, 1998), h.

21.

Page 27: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

10

2. Kegunaan Penelitian

a. Manfaat Teoretis

1) Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi pembaca

dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang lain.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah ragam penelitian dalam ilmu

dakwah, khususnya menyangkut dakwah kultural.

b. Manfaat Praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dalam

mempertahankan nilai-nilai leluhur dan kebudayaan yang memberikan kebaikan

bagi masyarakat.

2) Dengan penelitian ini, pelaksanaan aqiqah tidak diadakan sebatas ritual atau

kegiatan muamalah semata, melainkan juga sebagai bentuk ibadah kepada Allah

swt.

Page 28: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

11

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjauan Dakwah Kultural

Agama adalah kebutuhan fitrah manusia, karena manusia secara fitri

merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk beragama. Manusia sangat

memerlukan agama khususnya Islam, karena manusia memiliki berbagai

kesempurnaan dan juga memiliki kekurangan. Dalam hal ini, kehadiran dai untuk

menyampaikan dakwah sangat dibutuhkan dalam menampung dan mendorong

manusia berbuat kebaikan.1 Selain manusia sebagai makhluk yang beragama,

manusia juga disebut sebagai makhluk yang berbudaya. Budaya diciptakan oleh

manusia, dan manusia pulalah yang menaati budaya tersebut.

Para ulama terdahulu memiliki strategi dalam menyebarkan agama Islam,

agar ajaran Islam mudah diterima dikalangan masyarakat. Namun para ulama

tidak serta merta menghilangkan semua tradisi dan budaya yang telah ada, maka

para dai menggunakan pendekatan dakwah kultural.

Dakwah kultural secara umum dapat dipahami sebagai pengembangan

dakwah melalui jalur kultural, melalui jalur non formal, misalnya melalui

pengembangan masyarakat, kebudayaan, social, dan bentuk non formal lainnya.2

Muhammad Sulthon juga memberikan penjelasan tentang dakwah kultural

sebagai berikut:

Dakwah kultural adalah aktifitas dakwah yang menekankan Islam kultural. Islam kultural adalah salah satu pendekatan yang berusaha meninjau

1Lihat Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Cet I; Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.

23.

2Lihat Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah,

2001), h.179.

Page 29: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

12

kembali kaitan doktrinal yang formal antara Islam dan politik atau Islam dan Negara. Atau dengan kata lain dakwah di luar kekuasaan.

3

Kecendrungan memandang budaya secara obyektif dan kecendrungan

untuk melestarikannya, mengundang beberapa persoalan, di antaranya adalah :

pertama, cenderung etnosentrik, menganggap budaya yang dimiliki sebagai yang

terbaik, dan mengukur budaya-budaya lain dengan menggunakan standar sendiri.

Maka seseorangpun menganut otostreotip seperti, masyarakat yang ramah,

masyarakat religious, dan sebagainya. Padahal bangsa-bangsa lain pun boleh jadi

menganggap diri mereka ramah tamah. Kedua, menjadi kurang kritis terhadap

aspek-aspek budaya yang di warisi dari nenek moyang, karena menganggapnya

sebagai bawaan dan karenanya tak perlu dipersoalkan lagi. Padahal sebagaimana

budaya manapun, yang merupakan kreasi manusia, selalu ada aspek-aspek budaya

yang positif dan aspek-aspek budaya yang negatif. 4

Dakwah kultural ini hukumnya dibolehkan asal tidak bertentangan dengan

nilai-nilai syar‟i yang sudah baku, misalnya masalah aqidah. Apabila dakwah

yang dianggap kultural ini kemudian disalah tafsirkan, maka yang terjadi adalah

sesuatu yang fatal. Banyak orang yang berdakwah dengan mengikuti budaya

agama lain yang dapat menggugurkan nilai aqidah seseorang, maka dakwah

semacam ini tidak boleh dilakukan. Sejarah dakwah kultural sebagaimana yang

dilakukan di awal Islam masuk ke wilayah Jawa, sehingga bangsa Indonesia saat

itu kaya dengan tradisi animisme dan dinamisme, maka para pelaku dakwah yang

terlalu terlena dalam menjalankan dakwah kulturalnya mengakibatkan ajaran

Islam yang sudah sempurna menjadi tercemar oleh budaya setempat. Hal ini

merupakan kesalahan fatal yang tidak boleh dicontoh dalam melakukan dakwah.5

3Lihat Muhammad Sulthon, Menjawab Tantangan Zaman, Desain Ilmu Dakwah: Kajian

Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis, (Cet.I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 26.

4Lihat Muliadi, Dakwah Efektif : Prinsip, Metode, dan Aplikasinya, h. 187.

5http://alumnifiad.youneed.us/t43-dakwah-kultural, ( 22 Agustus 2015)

Page 30: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

13

B. Pelaksanaan Aqiqah Dalam Hubungannya Dengan Teori Ritual Budaya

Pembahasan tentang perspektif teori ritual budaya, maka penulis terlebih

dahulu mengemukakan bahwa setidaknya terdapat satu kelompok keberagamaan

yang senantiasa tampak di tengah-tengah masyarakat, yaitu adanya kelompok

masyarakat yang belum bisa membedakan antara ajaran Islam dengan warisan

budaya leluhur mereka. Agama dalam bentuk yang demikian disebut sebagai

religious folkways, yaitu agama yang erat hubungannya dengan tradisi.6 Hal ini

dapat menyeret kepada sikap dan perilaku yang menduakan Allah, sehingga

menimbulkan implikasi negatif dalam realitas sosial. Jika keadaan ini

dibiarkan, maka Islam tidak akan menjadi sumber penggerak bagi perubahan

sosial.

Kenyataan tersebut yang menjadi realitas sosial diatas, tidak sesuai

dengan cita ideal Islam, maka keadaan tersebut harus diubah melalui aktivitas

gerakan dakwah dari para pelaku dakwah sebagai “khairah ummah”, baik

gerakan dakwah dalam bentuk bi al-Lisan maupun gerakan dakwah dalam

bentuk dakwah bi al-Hal. Kenyataan-kenyataan sosial tersebut, banyak

dijumpai dalam beberapa komunitas Islam dengan permasalahan yang berbeda-

beda, sehingga diperlukan paradigma baru dalam melakukan gerakan dakwah

dengan mempertimbangkan jenis dan kualitas permasalahan yang dihadapi

oleh umat. Usaha-usaha dakwah tersebut harus dijalankan secara arif dan

cerdas melalui langkah-langkah yang strategis termasuk dalam bentuk kajian

religi kaitannya dengan ritual budaya sebagai upaya membentuk masyarakat

yang memahami makna ajaran Islam yang sebenarnya.

Kajian tentang religi dan ritual budaya, menurut Geertz, bukan sebuah

sains eksperimental yang mencari suatu kaidah, tetapi sebuah jenis sains

6Lihat Jefta Leibo, Sosiologi Pedesaan: Mencari Suatu Strategi Pembangunan

Masyarakat Desa Berparadigma Ganda (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), h. 56.

Page 31: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

14

interpretatif7 yang mencari makna. Makna harus dicari dalam fenomena budaya.

Keyakinan akan makna ini, didasarkan pada kondisi hidup manusia yang menurut

Parsons dan Weber selalu berada pada tiga tingkatan; Pertama, kepribadian

individual yang dibentuk dan diatur. Kedua, suatu sistem sosial yang pada

akhirnya dibentuk dan dikontrol. Ketiga, suatu sistem budaya yang terpisah.

Tingkatan ketiga ini yang merupakan jaringan kompleks dari simbol, nilai, dan

kepercayaan, berinteraksi dengan individu dan masyarakat.8

Penelitian ritual yang ada sekarang biasanya cenderung ke arah deskripsi

tata cara ritual dengan sekedar penafsiran. Penelitian semacam ini lebih banyak

mengidentifikasi ritual, dengan tujuan untuk pelestarian. Varian struktur

masyarakat demikian sedikit banyak telah mengilhami peneliti ritual pada

umumnya. Olehnya itu, maka fokus terpenting dari penelitian ritual biasanya

tidak akan lepas dari proses selamatan yang dilakukan oleh pendukungnya,

apalagi pada masyarakat tradisional.

Selamatan menjadi fenomena yang istimewa sekaligus memuat makna

yang dalam jika diteliti. Perkembangan selanjutnya, penelitian ritual telah

mengarah ke arah interdisipliner, yakni penelitian ritual dalam kaitannya dengan

aneka cabang budaya. Dengan demikian, maka penelitian serupa yang dilakukan

tidak membatasi diri hanya pada satu ritual budaya tertentu saja.

C. Pelaksanaan Aqiqah Dalam Hubungannya Dengan Teori Simbol Ritual

Simbol berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu kepada

seseorang yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Manusia adalah

7Interpreatif adalah bersifat adanya kesan, pendapat, dan pandangan; berhubungan dengan

adanya tafsiran.

8Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2006), h. 167.

Page 32: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

15

makhluk budaya dan budaya manusia penuh dengan simbol, sehingga dapat

dikatakan bahwa budaya manusia penuh dengan warna simbolisme yaitu suatu

tata pemikiran atau paham yang menekankan atau mengikuti pola-pola yang

mendasarkan diri kepada simbol atau lambang.9

Teori yang cukup representatif untuk meneliti simbol ritual antara lain The

Ritual Process; Structur and Anti-Structure dan The Forest Of Symbol karya

Victor Turner. Buku yang sebagian besar memuat ritual komunitas, hal ini

merupakan salah satu gambaran dalam mengkaji ritual secara mendalam.

Kedalaman kajian ritual tidak hanya terbatas pada aspek proses ritual saja,

melainkan sampai pada makna simbolik ritual tersebut.10

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa simbol

merupakan bagian terkecil dari ritual yang menyimpan sesuatu makna dari

tingkah laku atau kegiatan dalam upacara ritual yang bersifat khas. Dengan

demikian, bagian-bagian terkecil ritual pun perlu mendapat perhatian peneliti,

seperti sesaji, mantra, dan sebagainya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Turner mengetengahkan ciri khas

simbol-simbol; Pertama, multivokal yang artinya simbol memilki banyak arti,

menunjuk pada banyak hal, pribadi, dan atau fenomena. Hal ini menunjukkan

betapa kaya makna simbol ritual. Kedua, polarisasi simbol, karena simbol

memiliki banyak arti, sering ada arti simbol yang bertentangan. Ketiga, unifikasi,

artinya memiliki arti terpisah. Turner juga menyugestikan bahwa melalui analisis

simbol ritual, akan membantu menjelaskan secara benar nilai yang ada dalam

masyarakat dan akan menghilangkan keragu-raguan tentang kebenaran

penjelasan.

9Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, h. 171.

10Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, h. 171.

Page 33: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

16

Menganalisis makna simbol dalam aktivitas ritual, digunakan teori

penafsiran yang dikemukakan Turner11

, sebagai berikut:

1. Exegetical meaning

Exegetical meaning yaitu makna yang diperoleh dari informan warga

setempat tentang perilaku ritual yang diamati, sehingga perlu dibedakan antara

informasi yang diberikan oleh informan awam dan pakar, antara interpretasi

esoterik dan eksoterik. Seorang peneliti juga harus tahu pasti apakah penjelasan

yang diberikan informan itu benar-benar representatif atau hanya sebagai

penjelasan dari pandangan pribadi yang unik.

2. Operational meaning

Operational meaning yaitu makna yang diperoleh tidak hanya terbatas

pada perkataan informan, melainkan juga dari tindakan yang dilakukan dalam

ritual. Olehnya itu, maka informasi perlu diarahkan pada tingkat masalah

dinamika sosial. Pengamat seharusnya tidak hanya mempertimbangkan simbol,

tetapi sampai pada interpretasi struktur masyarakat yang menjalankan ritual.

Apakah sikapnya agresif, sedih, menyesal, mengejek, gembira yang langsung

merujuk pada simbol ritual?. Bahkan peneliti juga harus sampai memperhatikan

orang tertentu atau kelompok yang kadang-kadang hadir atau tidak hadir dalam

ritual. Apa dan mengapa pula mereka itu mengabaikan kehadiran simbol?.

3. Positional meaning

Positional meaning yaitu makna yang diperoleh melalui interpretasi

terhadap simbol dalam hubungannya dengan simbol lain secara totalitas.

Tingkatan ini langsung dihubungkan pada pemilik simbol ritual. Olehnya itu,

11Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, h. 173-174.

Page 34: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

17

maka makna suatu ritual harus ditafsirkan ke dalam konteks simbol yang lain dan

pemiliknya.12

Ketiga dimensi penafsiran makna tersebut, saling melengkapi dalam

proses pemaknaan simbol ritual, sebab yang pertama mendasarkan wawancara

kepada informan setempat, yang kedua lebih menekankan pada tingkatan ritual

dalam kaitannya dengan struktur dan dinamika sosial, dan yang ketiga mengarah

pada hubungan konteks antar simbol dengan pemiliknya. Olehnya itu, ketiganya

tepat digunakan secara bersama-sama untuk mengungkapkan makna dan fungsi

mistik yang banyak menggunakan simbol ritual.

D. Pelaksanaan Aqiqah Dalam Hubungannya Dengan Teori-Teori Dakwah

Seorang muslim yang memiliki iman yang mendalam, pasti merasa

berbahagia jika hidupnya telah disediakan untuk membela keyakinannya itu.13

Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Fussilat/ 41:33.

Terjemahnya:

“Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri”.

14

Al-Qur‟an menyebut kegiatan dakwah dengan kalimat ahsan al-qawl, yang berarti

ucapan yang paling baik. Dengan demikian, seseorang yang telah mengimani

Islam akan selalu terdorong untuk menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain.

Pelaksanaan aqiqah sebagai salah satu ajaran Islam yang telah membudaya

12Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, h. 173-174.

13Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990),h.

24.

14Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya ( Semarang: PT Karya Toha Putra,

1995), h.778.

Page 35: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

18

yang mengandung nilai-nilai dakwah kultural sekaligus menjadi fokus kajian

dalam penulisan ini, terlebih dahulu penulis menjelaskan konsep gerakan dakwah

sebagai gerakan sosial, karena gerakan sosial keagamaan (gerakan dakwah)

adalah salah satu bagian dari gerakan sosial itu sendiri. Secara umum gerakan

sosial memiliki definisi yang sangat luas karena beragaman ruang lingkup yang

dimilikinya. Dalam teori strukturasi, dijelaskan, bahwa gerakan sosial adalah

suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama; atau gerakan

melakukan mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif (collective action)

di luar lingkup lembaga-lembaga yang mapan.15

Perayaan aqiqah sebagai gerakan sosial keagamaan dengan melakukan

berbagai strategi untuk melangsungkan segala aktivitasnya, maka strategi yang

dipratikkan oleh masyarakat muslim di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua

Kabupaten Pinrang dalam melangsungkan aktifitas keagamaannya, yang pertama

adalah low profile strategy yang menurut Fisher sebagai strategi “sosial politik”.

Sebuah konsep politik yang refresif dan efektif untuk menghindari kooptasi16

Strategi ini dipraktikkan oleh pemimpin sayyid yang menghimpun potensi lokal

dengan memilih jalur isolasi komunitas.

Kedua, strategi pelarisan, sesuai untuk organisasi gerakan sosial yang

beroperasi pada wilayah-wilayah tertentu. Fouler sebagai perumus strategi

gerakan sosial model ini, menyebutnya sebagai layering. Strategi seperti ini,

sangat membatasi aktivitas otonom di luar pemerintah. Pelarisan adalah

pengembangan pelayanan yang berorientasi kesejahteraan yang sebenarnya

berisikan metode dan aktivitas yang berorientasi pemberdayaan dan transformasi

15Anthoni Giddens, Teori Strukturasi, Dasar-Dasar Pembentukan Struktur Sosial

Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 271.

16

Berarti pemilihan anggota baru dari suatu badan musyawarah oleh anggota-anggota

yang telah ada. Lihat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Cet. III; Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 459.

Page 36: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

19

sosial.

Sesungguhnya gerakan dakwah menyangkut seluruh aktivitas muslim,

yang bertujuan untuk mengaktualisasikan ajaran Islam dalam kehidupan umat

manusia. Karenanya, gerakan dakwah dapat dipandang sebagai proses perubahan

sosial.17

Dipandang sebagai proses perubahan sosial apabila perubahan nilai pada

tingkat individu, juga terjadi pada tingkat masyarakat, jika sebagian besar anggota

masyarakat bertindak berdasarkan kebenaran dan kebaikan yang terkandung

dalam ajaran Islam.

Gerakan dakwah dalam Islam harus selalu turut menyelesaikan berbagai

permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh umat manusia. Meskipun misi

dakwah dari dulu sampai sekarang tetap sama, yaitu mengajak umat manusia ke

dalam sistem Islam, namun tantangan gerakan dakwah berupa problematika umat

senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Permasalahan yang dihadapi oleh umat

selalu berbeda baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Olehnya itu, semua

permasalahan umat yang muncul perlu diidentifikasi dan dicarikan alternatif

pemecahannya yang relevan dengan pendekatan-pendekatan dakwah yang efektif.

Islam dan gerakan dakwah, merupakan dua sisi yang sangat berkaitan,

sehingga sulit untuk mengingkari pelaksanaan gerakan dakwah dengan tidak

menggunakan label Islam, bahkan mungkin diinspirasi dan dimotivasi oleh

pemahaman keagamaan tertentu. Untuk itu, semua pihak termasuk para sayyid

sebagai pelaksana dakwah harus menempuh langkah-langkah strategis dan efektif

untuk mewujudkan perubahan yang positif.

17Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episod Kehidupan M. Natsir

dan Azhar Basyir (Yogyakarta: Simpress, 1996), h. 206.

Page 37: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

20

Salah satu langkah strategis para mubaligh dan sangat menentukan adalah

berupaya berintegrasi dengan masyarakat setempat. Karena dalam teori integrasi18

dijelaskan, bahwa dalam proses interaksi sosial anggota masyarakat melaksanakan

hubungan timbal balik dengan cara menyesuaikan diri. Sistem sosial terdiri atas

aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi satu dengan yang lain setiap

saat, dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kebiasaan atau

norma yang berlaku.

Menurut Parsons, terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya

integrasi dalam suatu masyarakat, di antaranya; Pertama, karena ketaatan individu

kepada keteraturan sosial. Kedua, keteraturan sosial dapat bertahan selama

individu mampu menyumbang pada kesejahteraan masyarakat, dan Ketiga,

individu mau menyumbang pada kesejahteraan masyarakat sejauh sumbangan

tersebut dapat memberi keuntungan pada diri mereka sendiri.19

Hal tersebut dapat

dibenarkan, karena keteraturan sosial dibangun atas interaksi antar individu,

interaksi ini diharapkan sejalan dengan fungsi sosial dari suatu masyarakat yang

ditujukan agar sistem sosial tetap berjalan dengan baik.

Meskipun budaya-budaya masyarakat merupakan realitas sebagai suatu

tantangan, namun untuk mengatasinya tetap diperlukan cara-cara yang hikmah

atau bijaksana. Al-qur‟an menjelaskan bahwa dakwah Islam antara lain harus

dilaksanakan secara hikmah (bijaksana).20

Sebagaimana firman Allah QS An-Nahl

/16: 125.

18Integrasi didefinisikan sebagai “dibangunnya interdependensi yang lebih rapat antara

bagian-bagian antara organisme hidup atau antar anggota-anggota dalam masyarakat” sehingga

integrasi adalah proses mempersatukan masyarakat,yang cenderung membuatnya menjadi suatu

kata yang harmonis yang didasarkan pada tatanan yang oleh angota-anggotanya dianggap sama

harmonisnya.

19Doyle Paul Johnson. Teori Sosiologi Klasik dan Modern diterjemahkan oleh Robert

M.Z. Lawang (Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h. 174.

20Istilah bi al-Hikmah pada ayat di atas bermakna bahwa dakwah harus dilakukan dengan

cara yang efesien, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan, maka sudah saatnya dibuat dan disusun

Page 38: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

21

Terjemahnya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah21

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

22

Ayat tersebut menjelaskan bahwa hikmah adalah cara tertentu untuk

mengajak dan memengaruhi orang lain atas dasar pertimbangan sosiologis,

psikologis, dan rasional. Pendekatan hikmah mengharuskan seorang dai

memahami frame of reference (kerangka pemikiran dan pandangan seseorang)

dan field of experience (ruang lingkup pengalaman) mad‟u yang dihadapinya.23

Olehnya itu, maka dalam pelaksanaan dakwah diperlukan pemahaman yang

memadai mengenai konteks sosial yang menjadi medan dakwah, meskipun

kondisi sosial yang dihadapi oleh Rasulullah saw. secara fisik berbeda dengan

kondisi sekarang, namun secara non-fisik medan dakwah Rasulullah saw.

memiliki kesamaan dengan tantangan dakwah dewasa ini.24

Bentuk gerakan dakwah seperti tersebut sangat efektif, karena dilakukan

dengan cara persuasif dan interaktif sehingga teraplikasi perpaduan antara dakwah

bi al-Lisan dengan dakwah bi al-Hal dalam bentuk aksi nyata, yakni berdakwah

stratifikasi sasaran dakwah secara objektif. Lihat Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual (Cet. III;

Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 79.

21Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang

hak dengan yang batil.

22Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, h. 421.

23Kerangka pemikiran dan pandangan di antaranya berupa norma-norma atau sikap

tingkah laku yang digunakan seseorang. Sementara itu, field of experience disebut juga latar

belakang kehidupan seseorang, seperti latar belakang budaya, sosial ekonomi, pendidikan, dan

lain-lain. Lihat W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: PT. Eresco, 1997), h. 181. Lihat juga,

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 66-67.

24Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2003), h.21.

Page 39: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

22

dengan lisan dengan mengedepankan etika bicara (berkomunikasi) yang santun

(Islami), demikian juga dalam melakukan dakwah bi al-Hal adalah dengan

mengedepankan etika perilaku yang sopan, sehingga dengan penerapan bentuk

dakwah seperti tersebut, masyarakat akan merasa tertarik tanpa merasa terpaksa

Karakteristik bentuk gerakan dakwah seperti tersebut di atas, dapat

terwujud jika subjek dakwah tidak mengambil jarak dari objek, tetapi objek

dakwah diposisikan sebagai mitra dakwah yang dimotivasi untuk memahami

kondisi diri dan lingkungan sosialnya dalam kaitannya dengan pengamalan Islam

dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.

1. Dakwah dalam konteks komunikasi persuasif

Salah satu cara yang efektif untuk mengubah pola fikir, sikap dan perilaku

orang lain adalah pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh pelaku dakwah

sebagai bentuk partisipasi dalam keseharian. Untuk menyebarluaskan pemahaman

Sayyid, maka pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki sangat penting karena

dalam teori stimulus respons dijelaskan bahwa ada keterkaitan yang erat antara

pesan-pesan pelaku dakwah dan reaksi audience.25

Perlu diketahui bahwa Sayyid sangat selektif dalam memilih sumber

informasi dalam memperkuat ideologinya untuk membendung informasi yang

datang dari luar. Hal ini sesuai dengan teori two step flow, karena itu, salah satu

faktor yang harus diperhatikan dalam mengubah pola pikir, sikap dan perilaku

masyarakat setempat adalah faktor kredibilitas sumber pesan. Kredibilitas ini

memengaruhi tingkat penerimaan masyarakat setempat terhadap pemahaman

25

Denis McQuail, McQuail‟s Mass Communication Theory (London: Sage Publication,

2002), h. 207.

Page 40: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

23

Islam yang positif. Hal ini dijelaskan dalam teori kredibilitas sumber yang telah

diadopsi ke dalam praktik dakwah dengan nama ‘teori citra dai‟.26

Teori ini menjelaskan bahwa kualitas dan kepribadian seorang dai sangat

menentukan tingkat keberhasilan dakwah. Kualitas yang dimiliki oleh seorang dai

memengaruhi citranya di hadapan mad‟u (sasaran dakwah). Asumsi dasar teori ini

adalah bahwa citra atau kredibilitas seorang dai sangat menentukan tingkat

penerimaan mad‟u terhadap pesan-pesan dakwah yang disampaikannya.

Dakwah dalam aksi nyata yang dilakukan secara partisipatif dan bersipat

persuasif dipandang sangat komunikatif dan merupakan bentuk dakwah yang

dapat memahami cara berpikir dan cara merasa para penerima dakwah (mad‟u),

sehingga dai yang melakukan bentuk dakwah seperti tersebut dapat dikatakan

sebagai dai yang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi objektif penerima

dakwah (mad‟u) tanpa meninggalkan aspek-aspek substansi keagamaan.

Pembahasan tentang faktor kredibilitas dai, faktor lain yang perlu

diperhatikan dalam memersuasi orang lain adalah isi pesan yang disampaikan.

Penjelasan mengenai hal ini dapat ditemukan dalam teori penguatan.27

Bentuk

penguatan itu, seperti: pemberian perhatian, pemahaman, dan dukungan

penerimaan. Dalam hal ini, komunikator harus menyusun pesan-pesan yang

menarik perhatian dan mudah dipahami oleh audiens, karena sifat gerakan

dakwah biasanya berbeda dengan pendirian masyarakat setempat, seperti pada

Sayyid yang memiliki pandangan bahwa dakwah dewasa ini hendaklah

26Teori ini diperkenalkan oleh Enjang AS. & Aliyuddin dalam bukunya „Ilmu Dakwah:

Pendekatan Filosofis & Praktis‟. Yang menjelaskan bahwa semakin tinggi kredibilitas seorang

dai, maka semakin tinggi pula tingkat penerimaan mad‟u terhadap pesan-pesan dakwah yang

disampaikannya.

27Teori ini dikembangkan oleh Hovland, Janis, dan Kelly pada Tahun 1967. Teori ini

menjelaskan bahwa faktor penguatan (reinforcement) bisa mengubah pandangan dan sikap

seseorang.

Page 41: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

24

dikembangkan dengan metode yang sama seperti metode dakwah pada masa

Rasulullah saw tanpa perlu memperhatikan perkembangan zaman.

Kehidupan masyarakat dewasa ini, yang berkembang hanya sarana dan

bentuk kehidupannya, sementara nilai dan maknanya sama sekali tidak berubah.

Gerakan dakwah Islam membutuhkan keberanian, kekuatan dalam menentang

segala bentuk kemunkaran, dan dilaksanakan dengan cara memberi penjelasan

tanpa melihat hasil dan kondisi yang ada.

Praktik dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam menyampaikan

Islam secara terang-terangan tetap memedulikan adat-istiadat, tradisi, kebiasaan-

kebiasaan atau kepercayaan-kepercayaan selain dari risalah Islam, sebagai suatu

realitas yang perlu ditentang secara bijak, di samping berupaya mengajukan ide-

ide baru dari ajaran Islam. Seharusnya sikap dan tindakan seorang pelaksana

dakwah Islam menentang kepercayaan-kepercayaan yang ada sekalipun harus

berhadapan dengan kefanatikan para pemeluknya.

Berkaitan dengan hal tersebut, konsep „kharisma‟ yang dikembangkan

oleh Max Weber dari para ahli sejarah yang digunakan untuk kajian-kajian ilmu

politik. Max Weber mendefinisikan konsep kharisma ini sebagai mutu tertentu

yang melekat pada kepribadian seseorang yang menyebabkan seseorang itu

dianggap sangat luar biasa dan akan diperlakukan oleh orang lain sebagai

seseorang yang dikaruniai kekuatan supranatural (gaib), seorang manusia super

setidak-tidaknya memunyai kekuatan atau kualitas yang sangat istimewa.28

Konsep ini menggambarkan tentang daya tarik seorang pemimpin agama untuk

menarik para pengikut atau untuk menjadi obyek pemujaan. Kepemimpinan

kharismatik merupakan ideologi tersendiri dalam pemahaman konsep imamah

28Max Weber dan Tucker dalam Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2003), h. 71.

Page 42: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

25

bagi komunitas kaum sayyid. Pada pelaksanaan konsep imamah tersebut, kaum

sayyid lebih memilih “ketokohan” dan “kekharismatikan” sebagai pemimpin.

2. Dakwah dalam konteks komunikasi interaktif.

Proses terjadinya interaksi menunjukkan adanya kesesuaian antara pesan

yang disampaikan dengan kebutuhan audiens dan situasi sosial yang

mengitarinya. Gerakan dakwah yang dilakukan secara partisipatif merupakan

bentuk komunikasi yang bersifat interaktif karena mampu menyesuaikan pesan-

pesan dakwah dengan kondisi individual dan sosial objek dakwah. Artinya, ada

proses interaksi antara cita ideal dakwah dengan kecenderungan yang dimiliki

oleh objek dakwah. Perbedaan karakter dan problematika yang dimiliki oleh objek

dakwah membuat rencana dan pelaksanaan dakwah juga harus berbeda dari segi

metode dan prioritas materi-materi dakwah, sebab metode dakwah menyangkut

bagaimana seharusnya dakwah itu dilaksanakan.29

Gerakan dakwah yang hanya berorientasi pada cita-cita dakwah semata,

tanpa memerhatikan karakteristik objek dakwah yang akan melahirkan

pertentangan antara cita ideal dakwah dengan realitas sosial umat. Satu metode

yang diterapkan untuk semua sasaran dakwah yang berbeda-beda karakternya,

akan melahirkan kegiatan dakwah yang monoton dan membosankan. Hal ini

merupakan usaha yang kurang bijaksana, karena menganggap sasaran dakwah

sebagai makhluk yang tidak mempunyai kemauan.30

Memilih metode dakwah

yang tepat sesuai dengan kondisi obyek dakwah menjadi sangat penting dan

menentukan keberhasilan dakwah.31

Olehnya itu, gerakan dakwah harus selalu

aktual dan faktual.

29

Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Da‟wah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 72.

30Nasruddin Harahap dkk. (ed.), Dakwah Pembangunan (Yogyakarta: DPD Golongan

Karya Tingkat I Propinsi DIY, 1992), h. 44-45.

31

Idris Thaha, Dakwah dan Politik “Da‟i Berjuta Umat” (Bandung: Mizan, 1997), h.113

Page 43: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

26

Aktivitas gerakan dakwah harus senantiasa mempertimbangkan kondisi

sosial yang mengitarinya, sehingga aktivitas gerakan dakwah tersebut memiliki

relevansi dengan realitas sosial yang ada,32

karena masyarakat merupakan suatu

sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian, atau elemen yang saling berkaitan

dan menyatu dalam keseimbangan. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa setiap

struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain.33

Olehnya itu, setiap

struktur atau elemen sosial pasti memiliki fungsi. Tidak ada satupun elemen atau

struktur sosial yang tidak memiliki fungsi.

Di Indonesia, ketika dakwah Islam mulai terimplementasi hingga

terbentuknya kesatuan sosio-kultural yang bercorak Islam di Nusantara, ternyata

telah menciptakan realitas baru walaupun tidak mendasar dan menyeluruh.34

Namun pada fase ini dakwah Islam sebagai agen perubahan sosial dapat dikatakan

telah membawa pengaruh terhadap terjadinya perubahan pada sistem pola pikir

masyarakat dan akan terus berlangsung sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Ideologi dan tujuan dakwah tidak pernah berubah dari waktu ke waktu.

Akan tetapi, yang berubah adalah dinamika sosial itu sendiri yang selalu berubah

yang senantiasa berhadapan dengan dakwah. Perubahan sosial dan proses sosial

yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur budaya dan sistem

sosial, di mana setiap tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau

dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan,

32

Muhammad Husayn Fadlullah, Uslub al-Da‟wat fi Al-Qur‟an, diterjemahkan oleh

Tarmana Ahmad Qosim dengan judul „Metodologi Dakwah dalam Al-Qur‟an (Jakarta: PT.

Lantera Basritama, 1997), h. 20.

33George Ritzer, Sociology: A Multiple Paradigm Science (New York: D. Appleton and

Company, 1999), h. 167.

34

Hal ini berjalan bersama dengan sisa ajaran Animisme-Dinamisme dan Hindu yang

begitu jauh telah melekat pada masyarakat. Selengkapnya baca Mahfudh Syamsul Hadi MR.,

dkk., K. H. Zainuddin MZ. Figur Da‟i Berjuta Umat, h. 83.

Page 44: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

27

budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan

pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.35

Kebutuhan manusia sebagai sasaran gerakan dakwah baik sebagai

makhluk individu maupun sebagai mahkluk sosial, harus menjadi perhatian dalam

berdakwah, sebab keberhasilan suatu gerakan dakwah dapat diukur melalui

perubahan-perubahan yang terjadi pada pola fikir dan perilaku obyek dakwah

setelah mengikuti suatu proses dakwah. Dalam teori interaksi simbolis

disebutkan, bahwa semua tindakan, perkataan, dan ungkapan seseorang memiliki

makna tentang apa yang sedang dipikirkan. Jadi tindakan adalah ekspresi dari

apa yang ada dalam pikiran seseorang.36

Banyak ditemukan dikalangan masyarakat suatu aktivitas gerakan dakwah

yang tidak mencapai hasil maksimal, karena para pelaksana dakwah tidak

mempertimbangkan kondisi objektif sasaran gerakan dakwah, sehingga dalam

berdakwah diperlukan pemahaman yang memadai mengenai konteks sosial yang

menjadi medan dakwah. Terkait dengan hal ini, Amrullah Ahmad mengemukakan

perlunya menerapkan teori medan dakwah.37

Teori medan dakwah memberikan

gambaran tentang kondisi teologis dan struktur sosial obyek dakwah pada saat

pelaksanaan gerakan dakwah berlangsung. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa

dakwah Islam tidak berada dalam ruang sosial yang vakum. Gerakan dakwah

senantiasa berhadapan dengan masyarakat yang dilingkupi oleh aneka ragam nilai

35Mahfudh Syamsul Hadi MR., dkk., K. H. Zainuddin MZ. Figur Da‟i Berjuta Umat, h.

33.

36M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h. 264.

37Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Amirullah Ahmad dalam tulisannya yang

berjudul „Struktur Keilmuan Dakwah: Sebuah Kajian Epistemologi dan Struktur Keilmuan

Dakwah Islam Sebagai Ilmu,‟ 48.

Page 45: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

28

dan budaya. Setiap masyarakat memiliki karakteristik dan pandangan yang

berbeda-beda, sehingga melahirkan watak dan kepribadian yang khas.38

Menghadapi suatu masyarakat tertentu, terlebih dahulu harus diketahui

konteks sosial yang mengitarinya dan karakteristik yang dimilikinya, baik dari

segi keyakinan, ideologi, maupun sikap dan perilakunya. Langkah ini menjadi

keharusan karena suatu kelompok masyarakat tertentu memiliki kecenderungan-

kecenderungan yang bersifat psikologis dan sosiologis. Karena itu, dibutuhkan

penerapan dakwah dalam bentuk aksi nyata yang diterapkan secara partisipatif

sebagai pendekatan yang bersifat fleksibel dan akomodatif.

38M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an (Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan

Umat) (Bandung: Mizan, 2006), h. 319.

Page 46: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian

yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan

secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan

analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.1 Penelitian ini

menggunakan tinjauan dakwah kultural, hal ini dipilih karena penulis ingin

mendapatkan gambaran yang mendalam tentang pesan dakwah yang terdapat

dalam pelaksanaan aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua

Kabupaten Pinrang.

Adapun model analisis data yang akan digunakan adalah menurut

pemikiran Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman metodologi

kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan

penghayatan. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna

suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut

perspektif peneliti sendiri.2

b. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian penulis yakni di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Lokasi ini dipilih karena sebagian

masyarakat di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua masih menjunjung

tinggi tradisi dan kearifan lokal khususnya dalam pelaksanaan aqiqah.

1Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Cet. VI;

Bandung: Alfabeta, 2014), h. 25.

2Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metdologi Penelitian Sosial ( Ed.2;Cet.1;

Jakarta: Bumi Aksara, 2008).h.78.

Page 47: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

30

B. Pendekatan Penelitian

Istilah pendekatan diartikan sebagai proses dan cara mendekati suatu

objek. Dalam bahasa Arab istilah ini disebut al-ittijah al-fikri (arah pemikiran),

sedangkan dalam bahasa Inggris digunakan kata approach. Adapun makna

pendekatan sebagai cara kerja yaitu wawasan ilmiah yang dipergunakan seseorang

mempelajari suatu objek dan aspek-aspek dari objek yang dibahas.3

Terkait dengan penelitian ini, maka pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan Teologi, Sosiologi dan Sejarah.

1. Pendekatan Teologi, merupakan pendekatan yang menggunakan kerangka

ilmu ketuhanan yang menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol

keagamaan.

2. Pendekatan Sosiologi, merupakan suatu landasan kajian dalam berinteraksi

kepada masyarakat, dan sebuah studi atau penelitian untuk mempelajari

hidup bersama dalam masyarakat.

3. Pendekatan Sejarah, merupakan pendekatan yang membahas berbagai

peristiwa dengan memperhatikan unsur, tempat, waktu, objek, latar belakang

dan pelaku dari peristiwa tersebut.4

C. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yang dimaksud adalah catatan hasil wawancara yang

diperoleh langsung dari informan, yang terdiri dari beberapa orang meliputi:

1. Tokoh Adat, yaitu seseorang yang mengerti dan dipercayai untuk

mengurus segala bentuk pelaksanaan aqiqah di Desa Leppangang

3Lihat Abd. Muin Salim, Metodologi Tafsir; Sebuah Rekonstruksi Epistemologis ( Cet.I;

Yogyakarta: Teras, 2005 M),h.82.

4Lihat Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, h. 28, 38, dan 46.

Page 48: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

31

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Tokoh adat terdiri dari dua

orang yakni: Hj.Tija dan Hj.Dawi.

2. Tokoh Agama, yaitu seorang dai yang mengerti tentang hukum-hukum

agama Islam. Tokoh agama terdiri dari tiga orang yakni: Yunus Samad,

Sulaiman Milla, dan Abdul Muis.

3. Pemerintah, yaitu Kepala Desa setempat yang mengerti dan mengetahui

adanya tradisi dan adat pelaksanaan aqiqah di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Pemerintah dalam hal ini

yakni Kepala Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang.

4. Tokoh Masyarakat, yaitu seseorang yang melaksanakan aqiqah serta

mengikuti seluruh rangkaian acara aqiqah sesuai tradisi dan adat yang

terdapat di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang,

maupun seseorang yang tidak mengikuti rangkaian acara aqiqah tersebut.

Tokoh masyarakat terdiri dari empat orang yakni: Subhana, Arsyad,

Muhammad Tahir, dan Muchsin Buraerah.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang dimaksud yaitu pustaka yang memiliki

relevansi dan menunjang penelitian ini, yaitu dapat berupa: buku, majalah, koran,

internet, serta sumber data lain yang dapat dijadikan sebagai data pelengkap.

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun penelitian ini, selain mencari referensi dari buku, majalah,

maupun internet, peneliti tetap lebih mengutamakan teknik pengumpulan data, hal

ini bertujuan untuk memperkuat data tentang objek penelitian.

Page 49: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

32

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara

lain:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

dan keterlibatan langsung terhadap subjek ( partner penelitian ) sehari-hari mereka

dalam melakukan aktivitasnya.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan yakni wawancara mendalam untuk

memperoleh makna yang rasional. Wawancara merupakan teknik pengumpulan

data dengan melakukan dialog langsung dengan sumber data. Dalam proses

wawancara ini didokumentasikan dalam bentuk catatan tertulis dan audio visual,

hal ini dilakukan untuk meningkatkan kebernilaian dari data yang diperoleh.5

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data melalui catatan atau

dokumen-dokumen yang resmi maupun tidak resmi, dan pengambilan gambar

disekitar objek penelitian yang akan dideskripsikan sebagai pendukung proses

observasi dan wawancara.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan penulis dalam

mengumpulkan data di Lapangan. Alat yang digunakan adalah smartphone dalam

mencari data berupa gambar dan suara dari informan, selain itu alat yang juga

digunakan dalam penelitian yakni alat tulis menulis berupa buku catatan, daftar

wawancara, dan pulpen.

5Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 90-91.

Page 50: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

33

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Penelitian ini, penulis akan menggunakan metode induktif yaitu berpikir

dari khusus menuju kepada yang umum, sehingga dapat menjawab rumusan

masalah tentang pesan dakwah yang terdapat dalam pelaksanaan acara aqiqah.

Proses pengolahan data dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Menyusun klasifikasi dari masalah atau sub masalah yang dikaji.

2. Memeriksa materi masing-masing data atau kategorisasi dan

memasukkan dalam kelompok itemnya masing-masing.

3. Menyusun urutan kronologis berdasarkan masalah yang diteliti.

b. Analisis Data

Hal ini penulis menggunakan beberapa tahap dalam menganalisis data

yang merupakan hasil wawancara dari para informan, dokumentasi, hasil

observasi, dan teori yang dikemukakan oleh para pakar, yaitu:

1. Reduksi data, yaitu data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau

data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang

diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan

pada hal-hal yang penting.

2. Display data, yaitu penyajian data yang sudah tereduksi untuk

memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Verification data, yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Namun,

kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah apabila tidak dikemukakan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.6

6Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 218-220.

Page 51: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat Desa Leppangan Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang

Desa Leppangang merupakan salah satu Desa dari 11 Desa di Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang yang didirikan pada tahun 1955. Kata

Leppangang berasal dari bahasa Bugis leppang yang berarti singgah. Kisah yang

melatar belakangi pemberian nama Leppangang untuk Desa ini adalah karena

dahulu Arung Mangkau dan abdinya singgah beristirahat di Wilayah ini yang

didalam bahasa Bugis berarti leppang mappisau karena terkesan dengan

keramahan penduduk dan keamanan serta ketentraman Wilayah ini. Demi

menjaga warisan sejarah untuk generasi penerus, maka wilayah ini diputuskan

diberi nama Leppangang.

2. Visi dan Misi Desa Leppangan Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang

VISI: “Peningkatan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan ketakwaan dalam

mengembangkan potensi menuju masyarakat yang sejahtera, aman, sehat dan

bermartabat”

MISI :

a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana.

b. Pemberdayaan masyarakat.

c. Optimalisasi penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang berwawasan

lingkungan.

d. Pengembangan olahraga, seni dan budaya.

Page 52: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

35

e. Mewujudkan lingkungan yang sehat secara terpadu.

f. Optimalisasi fungsi Poskamling.1

3. Letak geografis dan demografi lokasi

Desa ini terletak kurang lebih 5 km sebelah selatan barat daya dari

Kelurahan Teppo yang merupakan pusat pemerintahan kecamatan. Desa

Leppangang memiliki luas 561,89 hektar dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut :

Tabel 1

Batas wilayah Desa Leppangang

No. Letak batas Desa/kelurahan Kecamatan

1 Sebelah utara Desa Pincara patampanua

2 Sebelah selatan Desa Mattiro Ade‟ patampanua

3 Sebelah barat Kecamatan cempa cempa

4 Sebelah timur Tonyamang patampanua

Sumber Data: Kantor Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang.

Wilayah Desa Leppangang hanya memiliki 2 musim yakni musim

penghujan dan musim kemarau.

Menurut sensus terakhir yang dilakukan pada tahun 2013 di desa

Leppangang terdapat 649 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 2.467 jiwa

dengan rincian sebagai berikut :

1Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,

Daftar Isian Potensi Desa dan Isian Tahun 2013-2015.

Page 53: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

36

Tabel 2

Jumlah penduduk Desa Leppangang Tahun 2013-2015

No. Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-laki 1.177

2 Perempuan 1.290

Sumber Data: Kantor Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang.

4. Kondisi sosial masyarakat

a. Potensi sumber daya alam

Desa Leppangang dianugerahi oleh Allah swt dengan sumber daya alam

yang cukup melimpah dengan potensi pertanian dan perkebunan yang cukup

subur. Di Desa ini cukup banyak penduduknya yang menggantungkan hidupnya

dari hasil pertanian dan perkebunan tersebut seperti beras, jagung, sayur-sayuran

dan lain-lain.

b. Potensi sumber daya manusia

Desa Leppangang tidak hanya memiliki sumber daya alam yang cukup

melimpah, sumber daya manusia yang dimiliki desa ini juga cukup memadai

dengan kompetensi yang cukup mempuni di bidangnya masing-masing, misalnya

guru, bidan, petani, peternak, pegawai pemerintahan dan lain-lain. Hal tersebut

tentunya dapat menjadi pilar penopang kemajuan desa ini di masa depan.

c. Potensi kelembagaan dan sarana prasarana

Di bawah ini adalah bagan kelembagaan desa yang terdapat di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang.

Page 54: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

37

Tabel 3

Bagan kelembagaan Desa Leppangang Tahun 2013-2015

Lembaga

Ketahanan

Masyarakat Desa

Pembinaan

Kesejahteraan

Keluarga

Bina

Desa

Gabungan

Kelompok

Tani

Kelompok

Tani

Badan

Permusyarawatan

Desa

Masyarakat

Kepala

Dusun

Simpan pinjam Kaposyandu Karang

taruna BABINSA Siskamling

Sumber Data: Kantor Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang.

Sarana dan prasarana umum yang terdapat di Desa Leppangang cukup

lengkap mulai dari sarana prasarana pendidikan, sarana prasarana pemerintahan,

sarana prasarana kesehatan, sarana prasarana olahraga, dan lain-lain.

Page 55: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

38

Tabel 4

Sarana dan prasarana Desa Leppangang Tahun 2013-2015

No. Sarana dan prasarana Jumlah

1 Balai desa 1 buah

2 Kantor desa 1 buah

3 Kantor KUA Patampanua 1 buah

4 Jalan propinsi – Trans Sulawesi 2 km

5 Jalan dusun 4570 m

6 Jalan tani 5300 m

7 Sekolah 4 buah

8 Masjid 2 buah

9 Mushola 1 buah

10 Puskesdes 1 buah

11 Posyandu 1 buah

12 Poskamling 2 buah

13 Lapangan 1 buah

14 Lapangan sepak bola 1 buah

15 Lapangang sepak takraw 1 buah

16 Lapangan voli 1 buah

17 Pemakaman umum 2 buah

Sumber Data: Kantor Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang.

Page 56: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

39

5. Kondisi Pendidikan dan Ekonomi Masyarakat

a. Kondisi pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Leppangang cukup beragam mulai

dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikann tinggi, tabel dibawah

ini akan menjelaskan lebih rinci mengenai tingkat pendidikan masyarakat Desa

Leppangang.

Tabel 5

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Leppangang Tahun 2013-2015

Pra

sekolah

TK CACAT

FISIK SD SLTP SLTA

Perguruan

tinggi

190

orang

133

orang

7 orang Sementara

SD 249

orang

Sementara

130 orang

Sementara

SLTA 118

orang

139 orang

Tamat SD

772 Tamat 426 Tamat 517

Sumber Data: Kantor Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang.

b. Kondisi perekonomian

Secara garis besar mata pencaharian masyarakat desa Leppangang sama

dengan masyarakat Pinrang pada umumnya yaitu petani, pedagang, guru, dan

PNS.

Page 57: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

40

Tabel 6

Mata pencaharian masyarakat Desa Leppangang Tahun 2013-2015

Petani polri PNS Pensiunan Guru Montir Peternak

438

orang 3 orang

33

orang 10 orang

53

orang

3 orang 3 orang

Sumber Data: Kantor Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang.

6. Kondisi pemerintahan kelurahan/desa

a. Pembagian wilayah

Desa Leppangang di bagi atas 2 dusun yaitu Dusun Leppangang Utara dan

Dusun Leppangang Selatan.

b. Struktur organisasi pemerintahan

Desa Leppangang menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa

dengan pola minimal dengan rincian struktur pemerintahan sebagai berikut :2

2Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,

Daftar Isian Potensi Desa dan Isian Tahun 2013-2015.

Page 58: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

41

Tabel 7

Struktur organisasi pemerintahan Desa Leppangang

BPD Kepala Desa

Sekretaris Desa

KAUR

Pembangunan KAUR

Pemerintahan KAUR

Keuangan

Kadus Leppangang Utara Kadus Leppangang Selatan

Sumber Data: Kantor Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang.

B. Proses Pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua

Kabupaten Pinrang

Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga adalah kegembiraan tersendiri

yang tak terhingga. Sebab, anak merupakan suatu anugerah, penyejuk pandangan

mata, dan dambaan setiap suami istri yang telah berkeluarga. Kehadiran anak

sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat agung dari Allah, maka salah satu

wujud kesyukuran adalah dengan mengadakan aqiqah. Kata aqiqah berasal dari

kata Al-„aqqu, menurut bahasa Arab berarti membelah dan memotong. Aqiqah

juga sebagai nama rambut kepala bayi yang baru lahir, dinamakan demikian

karena rambut itu akan digantung atau dipotong. Aqiqah menurut istilah adalah

menyembelih hewan berupa kambing pada hari ke tujuh dari kelahiran anak baik

laki-laki maupun perempuan. Hewan yang disembelih juga disebut aqiqah, karena

Page 59: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

42

dipotong pada tempat sembelihannya dan dibelah ketika dikuliti.3 Hukum aqiqah

adalah sunnah bagi orang yang wajib menanggung nafkah si anak. Sebagaimana

Rasulullah saw dalam sabdanya:

جنا عل ج ، عن إحلسن، عن حد اعيل جن مسل س ن عل جن مسهر، عن إ ن حجر كال: أخب

: عليه وسل صل إلل رة كال: كال رسول إلل اتع، »س إمغلم مرتن تعليلته ذتح عنه وم إمس

لق رأسه وس ى، وي )روإه إمرتمذي(«م4

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami „Ali Bin Hujr berkata, telah mengabarkan kepada kami Ali Bin Mushir dari Isma'il Bin Muslim dari Al-Hasan dari Samurah ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda: "Seorang anak laki-laki itu tergadai dengan akikahnya yang disembelih pada hari ketujuh, pada hari itu ia diberi nama dan dicukur rambutnya (H.R. Trurmudzi)”.

5

Hadis tersebut menjelaskan bahwa ada tiga yang menjadi anjuran agama

dalam pelaksanaan aqiqah yakni menyembelih kambing dihari ketujuh, diberi

nama dan dicukur rambutnya. Aqiqah merupakan salah satu bentuk praktek ritual

keagamaan, disamping ritual lainnya seperti ziarah kubur, ibadah, kurban, dan

ibadah lainnya yang merupakan institusi atau perwujudan dari Iman.

Aqiqah cukup popular ditengah-tengah kehidupan masyarakat di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Perhatian masyarakat

yang cukup besar terhadap ritual ini berdasarkan pada suatu pandangan, bahwa

aqiqah merupakan ritual yang mendapat legitimasi syari‟ah Islam, sehingga

kental dengan nilai ubudiyyah. Pada akhirnya pandangan ini melahirkan

ekspektasi terhadap pahala dan berkah, baik yang diterima si bayi maupun orang

tua. Ritual tersebut juga mengandung hikmah yang bersifat intrinsik sebagai

3Departemen Agama RI, Mata Pelajaran Fiqih/Ibadah (Cet I;Jakarta: Direktorat Jendral

Kelembagaan Agama Islam, 2003), h. 41.

4Muhammad bin „Isa Bin Surah bin Musa Bin Al-Dahhak Al-Tirmizi, Sunan Al-Tirmizi,

Juz 4, h. 101.

5Terjemahan Penulis, Tanggal 9 Januari 2016.

Page 60: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

43

pendekatan (taqarrub) kepada Allah dan juga mengandung instrumental sebagai

usaha pendidikan pribadi dan masyarakat kearah komitmen atau pengikatan batin

kepada amal saleh.

Sejarah aqiqah termasuk salah satu dari ritual orang arab pra-Islam yang

dilaksanakan dengan menyembelih kambing yang pada saat kelahiran anak laki-

laki mereka, kemudian darah sembelihan dioleskan ke kepala si bayi. Dengan

datangnya syariat Islam, praktek tersebut diubah, yakni menyembelih kambing

dan memotong rambut kepala si bayi, serta bayi tersebut dibubuhi dengan minyak

za‟faran. Perubahan lain adalah apabila pada masa Jahiliyah hanya diperuntukkan

bagi bayi laki-laki, maka tradisi inipun diubah sehingga bayi perempuan mendapat

hak yang sama untuk di aqiqah.

Mayoritas penduduk muslim di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua

Kabupaten Pinrang melaksanakan ritual ini, sebagai tanda ungkapan rasa syukur

atas kelahiran anak didunia, dan juga sebagai salah satu upaya untuk mendidik

anak sejak dini sebagai harapan agar anak menjadi orang yang berbakti kepada

kedua orangtua, agama, nusa dan bangsa.6

Pelaksanaan aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua

Kabupaten Pinrang, bukan hanya mengikuti ritual syariat agama, tetapi tidak

terlepas dari ritual kebudayaan dan adat istiadat.

Istilah kebudayaan dan culture berasal dari kata sansakerta buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau kekal.7 Sistem

nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat istiadat sebab

nilai budaya terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai

6Kholimatus Sardiyah, Pelaksanaan Aqiqah setelah Tujuh Hari ( Studi Komparasi Majelis

Tarjih Muhammadiyah dan Bahtsul Masa‟il Nu), Skripsi ( Yogyakarta: Fak. Syari‟ah dan Hukum

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014), h. 19.

7Lihat Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I, ( Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta,

2011), h. 73.

Page 61: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

44

berharga dan penting oleh warga suatu masyarakat, sehingga dapat berfungsi

sebagai suatu pedoman orientasi pada kehidupan para warga masyarakat yang

bersangkutan.8

Kepala Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang

mengungkapkan bahwa Masyarakat Leppangang terbagi atas dua bagian yakni 50

% yang masih memegang teguh tradisi budaya lokal, dan 50 % juga sudah

meninggalkan tradisi tersebut. Masyarakat yang tidak lagi mengikuti adat dan

tradisi yang berlaku adalah masyarakat yang telah mengetahui pelaksanaan aqiqah

yang termasuk syariat agama dan pelaksanaan aqiqah yang hanya sekedar tradisi,

sehingga masyarakat hanya melaksanakan yang dianjurkan oleh agama Islam.9

Pelaksanaan aqiqah yang terdapat di Desa Leppangang Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang, bukan hanya sekedar mencukur rambut bayi

ataupun menyembelih kambing, akan tetapi masyarakat telah menggabungkan hal

tersebut dengan tradisi budaya lokal yang mengandung makna pesan adat yang

berguna untuk anak-anak yang sedang di aqiqah.

Ada empat yang menjadi anjuran pelaksanaan aqiqah yang telah

disyariatkan oleh agama Islam yakni: Menyediakan kambing dua ekor untuk anak

laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan, menyembelih kambing di hari

dilaksanakannya aqiqah sang anak ( penyembelihan hewan menurut pendapat

para ulama jatuh pada hari ke 7, 14, dan 21), memotong rambut bayi, dan

memberikan nama yang baik.10

Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis tentang proses pelaksanaan

acara aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang,

8Lihat Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I, h. 76.

9Abbas Paduae, Kepala Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang,

Wawancara, di Leppangang Tanggal 23 November 2015.

10Sulaiman Milla, Pimpinan Ponpes TASSBEH Baitul Qur‟an Kabupaten Pinrang,

Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015.

Page 62: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

45

didapatkan beberapa bentuk pelaksanaan yang menggabungkan antara syariat dan

tradisi meliputi :

1. Menyembelih Kambing

Menyembelih kambing termasuk sebagai syariat agama Islam, seperti yang

dijelaskan Rasulullah saw dalam sabdanya:

جنا ثش جن ، كال: حد ي جن خلف إمحصي جنا ي ن عحد هللا جن عثمان حد ل، كال: أخب إممفض

ن فسبموها عن ح م دخلوإ عل حفصة تنت عحد إمر جن خثي، عن وسف جن ماهم، أن

تا، أن رسول تم أن عائشة أخب أمره عن إمغلم إمعليلة، فبخب عليه وسل هللا صل إلل

)روإه إمرتمذي(«شاتن مكفئتان، وعن إجلارة شاة 11

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Yahya Bin Khalaf Al-Basri berkata, telah menceritakan kepada kami Bisyr Ibn Al-Mufaddal berkata, telah mengabarkan kepada kami „Abdullah bin Usman Bin Khusaim dari Yusuf Bin Mahak Bahwasanya mereka pernah masuk menemui Hafsah Binti 'Abd Al-Rahman, mereka bertanya kepadanya tentang hukum akikah. Lalu Hafshah mengabarkan bahwa 'Aisyah pernah memberitahunya, bahwa Rasulullah saw memerintahkan para sahabat untuk menyembelih dua ekor kambing yang telah cukup umur untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk anak perempuan ( H.R. Turmudzi )”.

12

Riwayat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah menyembelih

hewan di hari aqiqah cucu Nabi yakni Hasan dan Husen masing-masing satu

kambing. Pada umumnya ulama sepakat bahwa dua ekor untuk anak laki-laki dan

satu ekor untuk anak perempuan.13

Pendapat ini juga diperjelas melalui hadis Rasulullah saw dalam sabdanya:

د جن إ جنا عحد إألعل جن عحد إألعل، عن محم ي إملطعي كال: حد د جن ي جنا محم ، حد ا حس

، عن عل جن أب ط د جن عل جن إحلسي جن أب جكر، عن محم امة كال: عق عن عحد إلل

11Muhammad Bin „Isa Bin Surah Bin Musa Bin Al-Dahhak Al-Tirmizi, Sunan Al-Tirmizi,

Juz 4, h. 96.

12Di Terjemahkan oleh Masykur Sulaiman di Samata Tanggal 9 Januari 2016.

13Abdul Muis, Tokoh Agama, Wawancara, di Leppangang Tanngal 24 November 2015.

Page 63: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

46

عن إحلسن ثشاة، وكال: عليه وسل صل إلل ق »رسول إلل ي فاطمة، إحللي رأسه، وثصد

ة ي)روإه إمرتمذ«، كال: فوزهته فكن وزهه دره ا أو تعض دره «جزهة شعره فض

(14

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Yahya Al-Quta'i berkata, telah menceritakan kepada kami „Abd Al-A'la Bin „Abd Al-A'la dari Muhammad Bin Ishaq dari „Abdullah Bin Abu Bakar dari Muhammad Bin „Ali bin Al-Husain dari „Ali Bin Abu Thalib ia berkata; "Rasulullah saw mengakikahi Hasan dengan seekor kambing." Kemudian beliau bersabda: "Wahai Fatimah, cukurlah rambutnya lalu sedekahkanlah perak seberat rambutnya." „Ali berkata, "Aku kemudian menimbang rambutnya, dan beratnya sekadar uang satu dirham atau sebagiannya ( H.R. Turmudzi)”.

15

Kedua hadis ini memperjelas bahwa pelaksanaan aqiqah harus

menyembelih kambing dengan syarat yang sehat, cukup umurnya (umur satu

tahun), dan tidak cacat.

Jenis kambing yang disembelih ketika aqiqah tidak disebutkan bahwa

harus kambing jantan, akan tetapi kambing betina juga dibolehkan disembelih

ketika pelaksanaan aqiqah asalkan memenuhi syarat sah penyembelihan kambing,

yakni kambing betina tidak dalam keadaan mengandung.16

Jatuhnya hari pelaksanaan aqiqah memiliki berbagai macam pendapat.

Hari pelaksanaan aqiqah yang biasa dilakukan oleh masyarakat Leppangang

memiliki beberapa perbedaan, pelaksanaanya bukan hanya dilakukan pada hari ke

tujuh, tetapi juga di hari ke 14, 21, atau kapan saja sesuai kemampuan orang tua

yang ingin melaksanakan aqiqah.17

Pelaksanaan aqiqah ketika mencapai usia dewasa memberikan pendapat

yang bermacam-macam dikalangan para ulama. Adapun beberapa pendapat para

ulama tentang pelaksanaan aqiqah diri sendiri diusia dewasa sebagai berikut:

14Muhammad Bin „Isa Bin Surah Bin Musa Bin Al-Dahhak Al-Tirmizi, Sunan al-Tirmizi,

Juz 4, h. 99.

15Di Terjemahkan oleh Masykur Sulaiman di Samata Tanggal 9 Januari 2016.

16Subhana, Tokoh Masyarakat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015

17Muhammad Tahir, Tokoh Masyarakat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23

November 2015.

Page 64: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

47

a. Syeikh Ibnu Baz, mengungkapkan bahwa dianjurkan ia mengaqiqah dirinya,

karena aqiqah adalah sunnah muakkadah dan orang tuanya telah

meninggalkannya, maka disyariatkan kepadanya agar melakukan jika ia telah

mampu.

b. Ibnu Qudamah, memberikan pendapat yang berbeda terkait pelaksanaan

aqiqah di usia dewasa yakni, jika belum diaqiqah sama sekali lalu sang anak

mencapai baligh dan berpenghasilan, maka tidak ada kewajiban aqiqah

atasnya. Aqiqah merupakan kewajiban orangtua, maksudnya adalah ia tidak

(boleh) mengaqiqah atas dirinya.18

Terkait kedua pendapat tersebut sebuah hadist Rasulullah saw dalam

sabdanya:

جنا عحد جنا عوف جن محمد إملرإري، حد اب، حد جرإهي إمجارودي أتو إمخطجنا سهيل جن إ حد

عليه وسل عق عن هفسه تعد م ر، عن كتادة، عن أوس؛ أن إمنب صل إلل جن إممحر ا إلل

تعث هخيا. روإه إمزبإر19

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Suhail bin Ibrahim al-Jarudi Abu al-Khattab, telah menceritakan kepada kami „Auf bin Muhammad al-Marari, telah menceritakan kepada kami „Abdullah bin Muharrar, dari Qatadah, dari Anas: Bahwasanya Nabi saw mengaqiqah dirinya sendiri setelah diangkat menjadi nabi. (H.R. Al-Bazzar)”.

20

Al-Bazzar berkata: „Abdullah bin Muharrar sebagai perawi dalam hadis ini

menyendiri (jalur sanadnya), sedangkan ia dinilai ا sangat lemah) ضعيف جد

18https://konsultasisyariah.com/8160-hukum-akikah-ketika-sudah-dewasa.html(12 Januari

2016).

19Abu Bakr Ahmad bin „Amr bin „Abd al-Khaliq bin Khalad bin „Ubaidillah al-„Itki al-

Bazzar, Musnad al-Bazzaral-Bahr al-Zakhkhar, juz 13 (Cet. I; Madinah: Maktabah al-„Ulum wa

al-Hikam, 1988-2009 M), h. 478.

20Di Terjemahkan oleh Masykur Sulaiman di Samata Tanggal 12 Januari 2016.

Page 65: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

48

periwayatannya). Tidak ditemukan jalur hadis ini kecuali dari dirinya saja.21

Maka hadis ini dha‟if.

Hadis tersebut menyimpulkan bahwa, tidak didapatkan syarahan yang

menjelaskan secara benar tentang dibolehkannya mengaqiqah diri sendiri di usia

dewasa.

Sebagian masyarakat di Desa Leppangang meyakini bahwa, seseorang

yang belum sempat di aqiqah di masa kecil, dan telah ditinggalkan oleh kedua

orang tuanya sejak bayi, sehingga menimbulkan keraguan tentang pelaksanaan

aqiqah atas dirinya, maka masyarakat yang meyakini hal tersebut dapat

mengaqiqah dirinya sendiri di usia dewasa dengan menggabungkan antara

pelaksanaan aqiqah dan pelaksanaan qurban sebagai niat untuk mengaqiqah

dirinya sendiri.22

2. Barzanji

Agama dan budaya telah lama menyimpan sejumlah masalah, baik dari

segi subtansinya, maupun tanggapan yang berkembang di tengah masyarakat.

Diantara sekian banyak perdebatan itu antara lain menyangkut pembacaan

barzanji (mabbarazanji) yang dilakukan saat hari-hari besar, khususnya yang

dilakukan oleh masyarakat Bugis pada saat pelaksanaan aqiqah.

Barzanji ialah suatu doa, pujian, dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad

saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika

kelahiran, khitanan, pernikahan dan maulid Nabi Muhammad saw. Isi Barzanji

bercerita tentang kehidupan Muhammad, yang disebutkan berturut-turut yaitu

silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat

menjadi Rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki

21Nur al-Din „Ali bin Abi Bakr bin Sulaiman al-Haisami, Kasyf al-Astar „an Zawaid al-

Bazzar, juz 2 (Cet. I; Beirut: Muassasah al-Risalah, 1399 H/1979 M), h. 74.

22Abdul Muiz, Tokoh Agama, Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015

Page 66: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

49

Nabi Muhammad saw, dan berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat

manusia.

Kemunculan barzanji memberikan pemahaman dikalangan masyarakat

sebagai ajaran agama Islam. Padahal barzanji hanya sebatas tradisi yang dilakukan

secara turun temurun. Hal ini pulalah yang menjadikan masyarakat di Desa

Leppangang menganggap bahwa barzanji sebagai salah satu syarat aqiqah.

Barzanji hanya sebuah hukum penyempurnaan sebuah kaidah yang berfungsi

sebagai pelengkap doa.23

Membaca barzanji bukan sesuatu yang salah, karena didalamnya

terkandung banyak doa, namun masyarakat harus memahami dan tidak salah

dalam menafsirkan keberadaan barzanji sebagai sesuatu yang wajib, padahal

barzanji hanya sebuah tradisi, bukan syariat yang dianjurkan oleh agama Islam.

Maka dalam hal ini para dai menjadikan keindahan lagu barzanji sebagai media

untuk berdakwah yang disebut sebagai dakwah kultural.

Masyarakat yang membaca barzanji ketika pelaksanaan aqiqah di Desa

Leppangang juga tidak ditentukan jumlahnya, karena semakin banyak yang

membacakan, maka semakin bagus dan banyak pula yang mendoakan.24

Dalam

pertengahan pembacaan barzanji orang tua membawa bayi mengelilingi setiap

orang yang membacakan barzanji untuk memotong rambut bayi secara bergantian,

seseorang yang memotong rambut bayi tersebut membaca sebuah doa yang

diyakini sebagai penyampaian yang baik untuk anak.

Adapun doa yang dibaca ketika memotong rambut bayi:

موات ون هم نور السور الشمس والقمر الل . رب العالمين

حيم. الحمد لل ن الر حم بسم هللا الر

23Sulaiman Milla, Pimpinan Ponpes TASSBEH Baitul Qur‟an Kabupaten Pinrang,

Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015.

24Tija, Tokoh Adat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23 November 2015.

Page 67: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

50

رب العالم ة رسول هللا صلى هللا عليه وسلم. والحمد لل بو هم سر هللا نور الن

25ينالل

Artinya:

“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. Yaa Allah yang menyinari langit, matahari dan bulan. Yaa Allah dengan segala kebaikan dan cahaya kenabian Rasulullah saw. Dan segala puji bagi Allah tuhan semesta alam”.

26

Pembacaan doa ketika pemotongan rambut bayi, dilakukan secara

berganti-gantian. Setiap potongan rambut bayi dimasukkan kedalam air buah

kelapa. Setelah itu, kelapa tersebut dibuang jauh-jauh dengan kepercayaan agar

pikiran anak mengalir seperti air.

Buah kelapa sebagai tempat penyimpanan rambut bayi juga menjadi

sebuah tradisi dikalangan masyarakat Leppangang, padahal para ulama Mesir

terdahulu tidak menggunakan buah kelapa, melainkan menggunakan segelas air

bersih agar rambut bayi tidak berhamburan, dalam hal ini pula rambut bayi tidak

dibuang ataupun dialirkan ke sungai, akan tetapi ditimbang dan seberat itu pula

akan dikeluarkan senilai harga emas untuk disedekahkan kepada fakir miskin.27

Penggunaan buah kelapa dikalangan masyarakat dalam pelaksanaan

aqiqah hanya sebuah tradisi yang dibudayakan, dan telah dilakukan secara turun

temurun.

3. Pemberian Amplop

Masyarakat Leppangang yang hadir membacakan barzanji dalam acara

aqiqah diberi amplop berisi uang sebagai ucapan terima kasih dan sedekah dari

orang tua bayi karena sudah membacakan doa bagi anak.

25Yahya bin Syarf An Nawawi, Al Majmu‟ Syarh Al Muhadzzab lis Syairozi (Cet II; Dar

„Alamil Kutub, 1427) h. 2835.

26Di Terjemahkan oleh As‟ad Sulaiman, Mahasiswa Al-Azhar di Mesir Tanggal 13

Januari 2016.

27Abdul Muis, Tokoh Agama, Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015.

Page 68: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

51

4. Songkolo‟ Patarrupa ( Beras Ketan Empat Macam )

Songkolo‟ merupakan bahasa Makassar yang berarti beras ketan,

sedangkan patarrupa berarti empat macam. Songkolo‟ patarrupa adalah beras

ketan yang disajikan dalam sebuah piring makan, serta memiliki empat macam

warna yakni: hitam, kuning, putih, dan merah. Masyarakat di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang meyakini hal ini sebagai asal muasal

penciptaan manusia.

Songkolo‟ patarrupa dimasukkan kedalam bala soji sebanyak empat

piring, namun ada sebagian masyarakat yang menghidangkan Songkolo‟

patarrupa sebanyak enam piring. Setiap songkolo‟ disajikan setiap warna dalam

satu piring dan saling berdempetan. Dahulu songkolo‟ patarrupa disajikan secara

berdempetan karena dahulu masyarakat belum mempunyai piring atau nampan

makanan, yang ada hanyalah tempurung kelapa, maka dari situlah masyarakat

menjadikannya sebuah tradisi yang turun temurun sampai sekarang dengan

menggabungkan ke empat macam songkolo‟ tersebut. Masyarakat di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang menjadikan sebuah

tradisi bahwa keempat songkolo‟ yang terdiri dari empat macam warna disajikan

secara berdempetan, padahal penyajiannya seharusnya terpisah, namun mereka

mempercayai semua yang dilakukan orang terdahulu haruslah diikuti.28

Kepercayaan seperti inilah menjadi sesuatu yang salah karena

menganggap semua tradisi adalah kewajiban tanpa melihat aturan yang ada dalam

ajaran agama Islam.

5. Bala Soji ( Pagar Sesajian )

Bala berarti pagar, sedangkan soji berarti sesajian, jadi bala soji adalah

pagar sesajian yang terbuat dari bambu yang didalamnya terdapat sebuah periuk

28Muchsin Buraerah, Tokoh Masyarakat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23

November 2015.

Page 69: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

52

tanah liat berisi plasenta29

bayi, selain itu bala soji juga diisi dengan berbagai

macam makanan seperti: kelapa, pisang, ayam, songkolo patarrupa, kalosi, daun

paru, daun sirih, telur, sawa‟ dan ketupat. Adapun bala soji disiapkan dua buah

yakni berada diatas rumah dan dibawah rumah, tetapi memiliki isi yang sama.

Masyarakat setempat memahami adanya bala soji sebagai rumah ketika seseorang

mati.

Kemunculan bala soji tidak serta merta langsung ada, namun orang tua

dahulu menjadikannya sebagai pelindung makanan. Dahulu daerah Leppangang

adalah daerah yang berupa hutan belantara yang memiliki banyak binatang

buasnya yang kapan saja bisa memakan makanan yang telah disajikan.30

Masyarakat menganggap dan mempercayai bahwa hal ini adalah tradisi

turun temurun yang harus diikuti dari orang tua dulu, maka penyajian bala soji

menjadi sesuatu yang harus ada dalam melaksanakan aqiqah. Maka hal ini

menjadi sesuatu yang salah, dan seharusnya meyakini Al-Qur‟an dan Hadist.

6. Memakan Sesajian

Sesajian yang berupa berbagai macam kue buah sappang, jompo-jompo,

cucuru te‟ne, onde-onde Sumbawa, beppa oto‟, apang dan sawalla diberikan

kepada orang tua dan anak untuk dimakan.

Memakan sesajian pada orang terdahulu merupakan tradisi ketika tujuh

bulan kandungan ibu, akan tetapi tradisi tersebut sudah tidak digunakan lagi

dikalangan masyarakat, dan digabungkan disaat acara aqiqah dilaksanakan. Orang

tua dan anak memakan sesajian yang disiapkan dalam sebuah nampan makanan

29Plasenta: adalah suatu organ tubuh dalam kandungan pada masa kehamilan .

30Muchsin Buraerah, Tokoh Masyarakat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23

November 2015.

Page 70: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

53

yang terdiri dari tujuh macam kue bugis, seperti: buah sappang, jompo-jompo,

cucuru te‟ne, onde-onde Sumbawa, beppa oto‟, apang dan sawalla. 31

Tradisi memakan sesajian ini hanya diperuntukkan untuk aqiqah anak

pertama. Dahulu tradisi ini hanya untuk peringatan tujuh bulan ketika anak masih

dalam kandungan, namun semakin berjalannya waktu tradisi ini berubah dan

menjadi bagian dari pelaksanaan aqiqah. Maksud angka tujuh dari tradisi ini

sebagai peringatan tujuh bulan anak.

7. Bala Soji ( Pagar Sesajian ) dibawa ke samping Sumur

Tahap terakhir adalah bala soji yang berisi berbagai macam makanan yang

telah disediakan dibawa ke samping sumur. Bagi masyarakat yang rumahnya

berada di dekat sungai, maka bala soji tersebut dialirkan ke Sungai untuk

diberikan kepada makhluk yang diyakini masyarakat sebagai nenek moyang anak.

Proses selanjutnya ibu bayi dimandikan dengan tujuan sebagai pensucian dan

penyampaian kepada Allah bahwa anak yang telah dilahirkan telah diIslamkan,

serta telah siap menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan

Allah swt.

C. Pesan Dakwah dalam Pelaksanaan Aqiqah di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang

Pesan dakwah disebut juga dengan maddah yang merupakan isi atau

materi yang disampaikan dai kepada mad‟u yang menyangkut tentang ajaran

agama Islam.

Materi dakwah adalah seluruh rangkaian ajaran Islam yang diturunkan oleh Allah yang sesuai dengan fitrah dan kebutuhan manusia. Materi dakwah yang dikemukakan dalam Al-Qur‟an berkisar pada tiga masalah pokok, yaitu: akidah, akhlak, dan hukum.

32

31Tija, Tokoh Adat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23 November 2015.

32M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an: Peran dan Fungsi Al-Qur‟an dalam

Kehidupan Masyarakat ( Bandung: Mizan,1997), h. 193.

Page 71: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

54

Slamet Muhaemin Abda mengklasifikasikan bahwa secara umum

kandungan pokok Al-Qur‟an meliputi:

a) Aqidah merupakan masalah-masalah yang berkaitan dengan keyakinan

(keimanan), baik mengenai iman kepada Allah, iman kepada kitab-kitab

Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Rasul, iman kepada hari akhir

dan iman kepada qadha dan qadhar. Bidang-bidang ini biasanya menjadi

pokok bahasan dalam ilmu tauhid.

b) Ibadah merupakan ibadah khusus kepada Allah. Ibadah tersebut meliputi:

shalat, puasa, zakat, haji, sedekah, jihad, nadzar, dan sebagainya. Bidang-

bidang ini baiasanya menjadi pokok bahasan dalam fiqhi.

c) Muamalah merupakan segala sesuatu yang diajarkan untuk mengatur

hubungan antara sesama manusia seperti: masalah politik, ekonomi, sosial

budaya, dan sebagainya.

d) Akhlaq merupakan pedoman norma-norma kesopanan dalam pergaulan

hidup sehari-hari.

e) Sejarah merupakan riwayat-riwayat manusia dan lingkungannya sebelum

datangnya Nabi Muhammad saw.

f) Dasar-dasar ilmu dan teknologi ialah petunjuk-petunjuk singkat yang

memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan analisa dan

mempelajari isi alam dan perubahan-perubahannya.33

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Hafi Anshari menyebutkan, bahwa

Al-Qur‟an dan sunnah itu pada pokoknya mengandung tiga prinsip, yakni:

33Lihat Slamet Muhaemin Abda, “ Prinsip-Prinsip Metodolgi Dakwah” dalam Usman

Jasad, Dakwah dan Komunikasi Transformatif : Mencari Titik Temu Dakwah dan Realitas Sosial

Ummat, h. 129.

Page 72: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

55

a) Aqidah merupakan sistem keimanan terhadap Allah swt yang menjadi

landasan yang fundamental dalam keseluruhan aktivitas seorang muslim,

baik yang menyangkut masalah mental maupun tingkah lakunya.

b) Syariat merupakan serangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas umat

Islam didalam semua aspek hidup dan kehidupannya dengan menjadikan

halal dan haram sebagai barometer.

c) Akhlaq merupakan tata cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah,

maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk

Allah.34

Keberadaan adat dan tradisi yang berlaku dimasyarakat disebabkan karena

dahulu Negara dikuasai oleh Hindu dan Budha, ketika Islam datang budaya-

budaya tidak dihapuskan oleh para Ulama, melainkan mengislamkan budaya

tersebut, dengan kata lain berdakwah dengan pendekatan dakwah kultural, karena

jika dihapuskan, maka bisa saja masyarakat menolak ajaran Islam.35

Seluruh proses pelaksanaan aqiqah yang terdapat di Desa Leppangang

Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang memiliki pesan dakwah dan juga

pesan adat yang bisa dijadikan sebagai doa bagi anak yang baru dilahirkan.

Adapun makna pesan yang terdapat dalam pelaksanaan aqiqah di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang meliputi:

1. Menyembelih kambing

Penyembelihan kambing dalam aqiqah sudah menjadi pesan syariat yang

memiliki hikmah yang baik untuk diketahui dan dipahami. Menurut Al-Hafizh

34Lihat M. Hafi Anshari, Abda, “Pemahaman dan Pengamalan Dakwah” dalam Usman

Jasad, Dakwah dan Komunikasi Transformatif : Mencari Titik Temu Dakwah dan Realitas Sosial

Ummat,h. 130.

35Abdul Muis, Tokoh Agama, Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015

Page 73: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

56

Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa hikmah di balik syari‟at aqiqah dan

penyembelihan kambing ini, di antaranya:

a. Menghidupkan Sunnah Nabi.

b. Taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah dan syukur kepada-Nya.

c. Membebaskan anak bayi dari pergadaian.

d. Penyebab kebaikan anak, pertumbuhannya, keselamatannya, panjang

umurnya, dan terhindar dari gangguan setan.36

Hikmah disyariatkannya aqiqah mengajarkan manusia bahwa ajaran Islam

yang begitu tinggi, dan perlu diketahui oleh seluruh orang tua, agar sejak bayi

anak sudah diajarkan dan diperkenalkan dengan ajaran agama Islam. Bersamaan

dengan itu kedua orang tua wajib memberikan sebuah nama yang paling bagus

agar dikemudian hari anak tidak terjadi tekanan batin terhadap nama yang

dimilikinya.37

Pembagian daging yang telah disembelih dalam hal ini orang tua anak bisa

memakannya, menghadiahkan sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian

lagi. Syaikh Utsaimin berpendapat bahwa tidak masalah orang tua bersedekah dan

mengumpulkan kerabat dan tetangga untuk menyantap makanan dari kambing

aqiqah yang sudah matang. Syaikh Jibrin menambahkan Sunahnya orang tua

memakan sepertiganya, menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya,

mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin, mengundang teman-teman

dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya.

Syaikh Ibnu Bazz mengatakan bahwa engkau bebas memilih antara

mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya kemudian

mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan kerabat,

36Departemen Agama RI, Mata Pelajaran Fiqih/Ibadah ( Cet I; Jakarta: Direktorat

Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2003), h. 41.

37Departemen Agama RI, Mata Pelajaran Fiqih/Ibadah, h. 41.

Page 74: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

57

tetangga, teman-teman seiman dan sebagian orang faqir untuk menyantapnya, dan

hal serupa dikatakan oleh ulama-ulama yang terhimpun di dalam Al lajnah Ad

Daimah.38

Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penyembelihan dan

membagikan hewan sembelihan merupakan sedekah dan menjadi pelajaran dini

dan doa bagi anak yang baru lahir.

2. Barzanji

Awal sejarah adanya barzanji adalah nama barzanji diambil dari nama

pengarangnya yaitu Syekh Ja'far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia lahir

di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766. Barzanji berasal dari nama

sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd al-

Jawahir (Bahasa Arab, artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan

kecintaan kepada Nabi Muhammad saw, meskipun kemudian lebih terkenal

dengan nama penulisnya.39

Pembacaan kitab barzanji memiliki unsur agama yang harus dipahami oleh

masyarakat. Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pinrang menyatakan

bahwa barzanji memiliki unsur agama dan keberkahan, karena mengandung

shalawat Nabi Muhammad saw. Hal ini sangat perlu diperhatikan oleh masyarakat

Leppangang agar dapat mengikuti ajaran sesuai petunjuk hadist. Kenyataanya,

yang berlaku dikalangan masyarakat tidak memiliki dasar agama.40

Kemunculan barzanji bukanlah sebuah ibadah, masyarakat yang

menganggap bahwa barzanji itu adalah ibadah. Barzanji dimuliakan karena

mengandung shalawat didalamnya, dan shalawat itu yang bernilai ibadah.

38https://id.wikipedia.org/wiki/Aqiqah ( 03 Desember 2015 )

39http://www.sarkub.com/2013/sejarah-al-barzanji/. ( 08 Maret 2016)

40Yunus Samad, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pinrang, Wawancara, di

Leppangang Tanggal 22 November 2015.

Page 75: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

58

Barzanji bukan sebuah rangkaian ibadah tetapi hanya agar pelaksanaan aqiqah

terlihat Islami dengan doa-doa yang terdapat dalam teks barzanji. Kehadiran

Barzanji hanya sebuah tradisi bukan syariat, tetapi memiliki pesan agama untuk

memuliakan shalawat Nabi Muhammad saw, dan agar anak kelak dapat mengikuti

teladan Rasulullah saw.41

Barzanji seperti nyanyian untuk memotivasi seseorang yang

mendengarkannya agar mengikuti cara hidup Rasulullah saw. Kandungan barzanji

menceritakan kehidupan Rasulullah saw.

Penggunaan buah kelapa sebagai tempat penyimpanan rambut bayi yang

telah dipotong memiliki pesan adat dan diyakini sebagai sebuah pengharapan agar

anak kelak bersifat seperti buah kelapa yang pohonnya memiliki manfaat dari akar

sampai buah, maka dalam hal ini anak diharapkan bisa bermanfaat bukan hanya

untuk dirinya tetapi juga bermanfaat untuk orang-orang disekitarnya.42

Pesan adat yang terdapat dalam buah kelapa memiliki banyak makna,

bahwa dari akar sampai buah memiliki pesan yang baik, hal ini sebagai doa dan

harapan bagi anak yang dilahirkan. Selain itu, terkait rambut bayi yang telah di

potong seharusnya ditimbang dan dikeluarkan senilai emas untuk disedekahkan.

Kenyataannya, yang terdapat di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua

Kabupaten Pinrang berat rambut yang dicukur tidak ditimbang dan tidak pula

dikeluarkan senilai harga emas untuk disedekahkan, tetapi kelapa yang berisi

rambut bayi tersebut dibuang jauh-jauh dengan kepercayaan agar pikiran anak

mengalir seperti air. Kepercayaan tersebut bisa diikuti, namun tak bisa diyakini

sepenuhnya agar tidak melanggar ajaran agama Islam.

41Abdul Muis, Tokoh Agama, Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015.

42Yunus Samad, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pinrang, Wawancara, di

Leppangang Tanggal 22 November 2015.

Page 76: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

59

3. Pemberian Amplop

Pemberian Amplop untuk orang yang membacakan barzanji memiliki

makna sebagai penghargaan dan ucapan terima kasih dari orang tua bayi, serta

mengajarkan anak sejak dini untuk belajar bersedekah. Sangat disayangkan ketika

seseorang lebih menghargai dan membayar mahal penyanyi biduan, daripada

pembaca barzanji, maka pemberian amplop tersebut sebagai sifat menghargai

pemuka agama yang telah mendoakan anak yang telah dilahirkan.43

Pemberian amplop tidak ada dalam syariat agama Islam, namun bisa

menjadi sebuah kebaikan jika diniatkan sebagai sedekah untuk seseorang,

sehingga dapat bernilai ibadah disisi Allah swt.

4. Songkolo‟ Patarrupa ( Beras Ketan Empat Macam )

Songkolo‟ patarrupa memiliki empat macam warna yakni hitam, merah,

putih, dan kuning yang diyakini orang terdahulu sebagai asal penciptaan manusia.

Tija selaku tokoh adat memberikan penjelasan tentang makna adat dari keempat

macam songkolo tersebut meliputi:

a. Songkolo‟ berwarna hitam adalah beras ketan yang memiliki makna bahwa

manusia diciptakan dari tanah.

b. Songkolo‟ berwarna merah adalah beras ketan yang memiliki makna bahwa

manusia diciptakan dari api.

c. Songkolo‟ berwarna putih adalah beras ketan yang memiliki makna bahwa

manusia diciptakan dari air.

d. Songkolo‟ berwarna kuning adalah beras ketan yang memiliki makna bahwa

manusia diciptkan dari angin.44

43Sulaiman Milla, Pimpinan Ponpes TASSBEH Baitul Qur‟an Kabupaten Pinrang,

Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015.

44Tija, Tokoh Adat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23 November 2015.

Page 77: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

60

Sulaiman Milla juga menambahkan bahwa makna lain dari songkolo‟

patarrupa yakni agar anak kelak dapat menata warna-warna dalam

kehidupannya.45

Songkolo‟ patarrupa disajikan sebanyak empat piring dan dimasukkan ke

dalam bala soji dengan makna bahwa angka empat sama dengan jumlah warna

songkolo‟ sedangkan yang menyajikan sebanyak enam piring bermakna enam hari

setelah kelahiran anak. Tahap selanjutnya, songkolo‟ patarrupa dimasukkan ke

dalam bala soji sebagai sesajian yang akan diberikan kepada makhluk halus yang

menjadi nenek moyang bayi yang diyakini oleh masyarakat setempat.46

Tradisi pemberian sesajen kepada nenek moyang sudah termasuk sebagai

perbuatan musyrik yang sudah seharusnya dihilangkan oleh masyarakat. Musyrik

termasuk sifat yang paling dibenci oleh Allah, karena hal ini sama dengan

menyekutukan Allah dan mempercayai sesuatu selain Allah swt.

5. Bala Soji ( Pagar Sesajian )

Bala soji disiapkan sebanyak dua buah yakni satu berada di atas rumah

dan satu dibawah rumah. Perbedaan kedua bala soji yaitu terdapat pada telur yang

disajikan, yakni telur masak yang berada di bala soji atas rumah yang memiliki

arti bahwa siap untuk dimakan, sedangkan telur mentah yang berada dibawah

rumah diartikan untuk pemilik tanah yang diyakini oleh masyarakat setempat

sebagai nenek moyang terdahulu.47

Bahan pokok pembuatan bala soji adalah bambu yang bermakna bahwa

Pohon bambu ketika awal pertumbuhannya atau sebelum memunculkan tunas dan

daunnya terlebih dahulu menyempurnakan struktur akarnya. Akar yang

45Sulaiman Milla, Pimpinan Ponpes TASSBEH Baitul Qur‟an Kabupaten Pinrang,

Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015.

46Tija, Tokoh Adat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23 November 2015.

47Dawi, Tokoh Adat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015.

Page 78: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

61

menunjang ke dasar bumi membuat bambu menjadi sebatang pohon yang sangat

kuat, lentur, dan tidak patah sekalipun ditiup angin kencang. Lebih jauh

memahami filosofi pohon bambu tersebut, maka anak yang dilahirkan diharapkan

memiliki kehidupan seperti filosofi bambu.

Budayawan Sulawesi Selatan yang juga merupakan guru besar Universitas

Hasanuddin yakni Mattulada memberikan penjelasan tentang makna bala soji

yang memiliki empat sisi bahwa hal tersebut sebagai acuan untuk mengukur

tingkat kesempurnaan yang dimiliki seseorang. Kesempurnaan yang dimaksud itu

adalah keberanian, kebangsawanan, kekayaan, dan ketampanan atau kecantikan.

Dari semua makna tersebut kelak merupakan sebuah pengharapan bagi sang

anak.48

Selain songkolo‟ patarrupa, bala soji juga berisi berbagai macam bahan

hasil bumi yang bisa dimanfaatkan dan memiliki makna, adapun makna yang

terkandung disetiap makanan yang disajikan sebagai berikut:

a. Telur yang disiapkan merupakan telur ayam kampung, hal ini bermakna

bahwa tradisi berasal dari orang tua terdahulu. Jumlah telur yang disajikan

sebanyak sembilan biji. Empat biji telur memiliki makna bahwa manusia

diciptakan dari tanah, api, air, dan angin, sedangkan lima biji telur memiliki

makna bahwa Allah menciptakan manusia dengan memiliki indra perasaan,

penciuman, pendengaran, penglihatan, dan berbicara.

b. Kalosi adalah buah pinang, kalosi dalam bahasa bugis berarti pergi atau

berjalan, penyajian buah kalosi memiliki makna agar anak dapat berjalan

dijalan yang lurus.

c. Daun Sirih diartikan dalam bahasa Bugis yakni malu, hal ini bermakna agar

anak dapat memiliki sifat malu dalam kehidupannya.

48Www.rappang.com/2009/12/wala-suji.html?m=1 ( 13 januari 2016)

Page 79: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

62

d. Daun Paru diartikan dalam bahasa bugis sebagai sesuatu yang baru, hal ini

bermakna bahwa kehidupan anak telah dimulai.

e. Pisang adalah buah yang memiliki makna ketika berbuah maka harus ditebang

pohonnya, agar tunas buah pisang dapat berbuah lagi, maka hal ini

dimaksudkan agar anak dapat selalu menghasilkan karya, serta dapat

menyelesaikan masalah walaupun ditimpa musibah beberapa kali dalam

hidupnya

f. Kelapa yang disajikan yakni kelapa muda yang dapat dinikmati langsung air

dan isinya, hal ini memiliki makna agar anak dapat bersifat seperti kelapa

yang bermanfaat bagi dirinya, serta bermanfaat bagi semua orang.

g. Ayam yang disajikan adalah ayam yang sudah dikuliti bulunya dan sudah

direbus dengan air panas. Ayam disajikan satu ekor dan tidak boleh dipisah

anggota tubuhnya. Hal ini diibaratkan seperti manusia yang memiliki anggota

tubuh yang lengkap ( tidak cacat).

h. Sawa‟ dan Ketupat diikat menjadi satu hal ini berarti agar anak kelak tidak

pergi ke tempat yang salah atau terpisah-pisah.49

6. Memakan Sesajian

Orang tua dan anak memakan sesajian disiapkan dalam sebuah baqi‟

(nampan makanan) yang terdiri dari tujuh macam kue Bugis, seperti: buah

sappang, jompo-jompo, cucuru te‟ne, onde-onde Sumbawa, beppa oto‟, apang

dan sawalla. Ketujuh macam kue ini merupakan keturunan dari orang tua dahulu,

yang memiliki rasa yang manis, maka ini bermakna agar kelak anak dapat

memiliki kehidupan yang manis, walaupun banyak masalah yang menimpanya.50

49Tija, Tokoh Adat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23 November 2015.

50Tija, Tokoh Adat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23 November 2015.

Page 80: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

63

Semua kue yang yang dimakan oleh anak, maka itupulalah yang harus

dimakan oleh orang tuanya, hal ini memiliki makna agar anak kelak tidak durhaka

kepada orang tuanya dan selalu berkata jujur terhadap keduanya.

7. Bala Soji ( Pagar Sesajian ) dibawa kesamping Sumur

Bala soji dibawah kesamping sumur menjadi tahap terakhir dalam

pelaksanaan aqiqah, selanjutnya bala soji dialirkan dengan air sebagai seserahan

untuk nenek moyang sang anak. Pemahaman seperti ini merupakan pemahaman

animisme. Kepercayaan animisme (dari bahasa Latin anima atau "roh") adalah

kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama

yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan animisme

mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua,

sungai,pohon atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar

makhluk tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari roh

jahat dan juga dalam kehidupan seharian mereka. Adapun mantra yang dibaca

tokoh adat ketika bala soji ingin dialirkan dengan air sebagai berikut:

“Eee Puangge… tarima laloi tallo‟na inne puang no‟ ritanae na no‟

riwaie, ipatassalama‟I iyanu, tapaddisingenggi, na tapaletturenggi dalle”.51

Mantra tersebut memberikan arti bahwa Yaa Allah terimalah telurnya apa

yang apa ditanah dan apa yang ada diair. Selamatkanlah, sehatkanlah, dan

berikanlah rezki. Hal ini bermakna tafa‟ul yang merupakan pengharapan yang

baik untuk anak.

Menyerahkan sesajian untuk dialirkan kesungai, ataupun hanya sekedar

disimpan disamping sumur disertai dengan pembacaan mantra sebagai niat

penyerahan sesajian kepada sang pencipta, selanjutnya ibu anak dimandikan

51Tija, Tokoh Adat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 23 November 2015.

Page 81: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

64

sebagai bukti pensucian setelah melahirkan agar terhindar dari segala bahaya yang

akan menghampiri.

Menjadikan tradisi sebagai kewajiban memasuki tahap bid‟ah. Pengertian

bid‟ah terbagi dua bid‟ah dholalah ( bid‟ah sesat) dan bid‟ah hasanah (bid‟ah

baik). Dan mengharapkan sesuatu selain Allah termasuk musyrik, dan menjadi

sebuah bid‟ah yang menyesatkan. Masyarakat perlu mengetahui hal ini, agar tidak

adanya hal-hal yang menyimpang.

Makna yang terdapat dalam semua proses pelaksanaan aqiqah di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang yang memiliki pesan

dakwah yang berupa syariat hanyalah yang menjadi anjuran dalam agama Islam,

yakni penyembelihan kambing, memotong rambut bayi, dan memberikan nama.

Sedangkan, proses aqiqah yang telah menjadi tradisi tidak memiliki pesan

dakwah, namun hanya sekedar pesan adat.

Segala sesuatu yang dilakukan masyarakat tidak boleh langsung

disimpulkan bahwa hal yang dilakukan tidaklah benar, akan tetapi dilakukan

sambil memberikan pengertian bahwa semua tradisi tersebut tidak ada

hubungannya dengan pelaksanaan aqiqah yang disyariatkan oleh agama Islam.

Dapat dikatakan juga sebagai istilah Islamisasi. Islamisasi adalah proses konversi

masyarakat menjadi Islam. Kehadiran dan peranan para pemuka agama ( dai )

sangatlah penting dengan menyesuaikan keadaan masyarakat, serta menggunakan

metode dakwah yang cocok. 52

52Yunus Samad, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pinrang, Wawancara, di

Leppangang Tanggal 22 November 2015.

Page 82: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

65

Allah swt menetapkan dasar metode dakwah dalam firman Allah QS An-

Nahl /16: 125.

Terjemahnya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah53

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

54

Berdasarkan ayat ini, menunjukkan bahwa Al-Qur‟an menetapkan tiga

pokok metode dalam proses pelaksanaan dakwah. Ketiga pokok tersebut, yaitu:

1) metode Al-hikmah, 2) metode mau‟izat al-hasanah dan 3) metode mujadalah

billati hiya Ahsan. Ketiga metode di atas dapat dipaparkan sebagai berikut:

a) Al-hikmah adalah metode menyampaikan pesan kepada mad‟u dengan

perkataan yang baik atau benar, dan tegas yang umumnya ditujukan khusus

kepada mad‟u yang kapasitas intelektual pemikirannya terkategorikan

cendekiawan atau ilmuwan.

b) Mau‟izat al-hasanah adalah metode menyampaikan pesan kepada mad‟u

dengan memberikan nasehat yang baik disertai dengan tingkat pemikiran

mad‟u.

c) Mujadalah billati hiya Ahsan adalah metode menyampaikan pesan kepada

mad‟u dengan cara diskusi yang sebaik-baiknya.

53Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang

hak dengan yang batil.

54Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, h.421.

Page 83: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

66

Al-Qur‟an telah menjelaskan bahwa dakwah Islam antara lain harus

dilaksanakan secara hikmah (bijaksana). Hikmah adalah cara tertentu untuk

mengajak dan memengaruhi orang lain atas dasar pertimbangan sosiologis,

psikologis, dan rasional. Kehadiran dai ataupun pemuka agama dalam

memberikan pengertian kepada masyarakat sangatlah penting, agar tidak menjadi

sesuatu yang bid‟ah ataupun syirik karena kedua hal ini merupakan dosa besar.

Walaupun kehadiran tradisi dalam proses pelaksanaan aqiqah sedikit demi sedikit

mulai menghilang, hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan masyarakat yang

mulai dapat membedakan nilai agama dan nilai budaya, dan kehadiran para

pemuka agama dalam memberikan penjelasan terkait adat dan syariat semakin

meningkat dan memberikan pemahaman kepada masyarakat.55

Proses pelaksanaan aqiqah yang terdapat di Desa Leppangang Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang tidak bisa cepat disimpulkan bahwa itu adalah

sesuatu yang salah, karena didalamnya terkandung sebuah pesan adat yang

memiliki makna yang baik. Hal ini dapat disebut sebagai tafa‟ul yang berarti

sebuah harapan dengan kelakuan itu mendapat kebaikan, ritual tafa'ul (menaruh

harapan baik pada sesuatu) dalam Islam dianggap legal, lantaran tafa'ul secara

substansial memiliki esensi positif yang bisa mengantarkan pada kewajiban

husnuzhan kepada Allah swt.

Tafa'ul masih menyimpan sebuah kekhawatiran atau ketakutan akan

terjadinya hal-hal negatif jika tidak melakukan ritual, dan kekhawatiran tersebut

tanpa alasan yang mendasar secara adat, maka ritual tersebut sudah di luar

konsep tafa'ul yang diperbolehkan. Ritual yang demikian sudah termasuk praktek

55Arsyad, Tokoh Masyarakat, Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015.

Page 84: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

67

mengundi nasib yang diharamkan dalam Islam karena tergolong sikap su'udhan

kepada Allah, namun hal ini tidak boleh diyakini sepenuhnya. 56

Menggabungkan budaya yang tidak bertentangan dengan syariat

merupakan tanggung jawab kaum muslim terhadap akidah Islam. Akidah Islam

memiliki konsep yang spesifik. Merupakan akidah yang tegas dan jelas, yang

tidak menerima penambahan maupun pengurangan. Sumber akidah Islam adalah

wahyu yang benar dan rasional. Akidah Islam datang dalam keadaan suci dan

murni, tidak tercemari pemahaman-pemahaman lain, sehingga orang Arab yang

awam sekalipun mampu memahaminya dengan pemahaman yang mendalam.

Mereka berjanji setia kepada Rasulullah saw untuk tetap berpegang teguh dengan

akidah Islam dan rela berkorban untuk berjuang dijalan-Nya.57

Melaksanakan tradisi yang berasal dari orang tua terdahulu diperbolehkan

asalkan tidak sepenuhnya diyakini yang menyebabkan sampai tingkatan musyrik.

Musyrik (Arab: المشرك) menurut syariat Islam adalah perbuatan menyekutukan

Allah dengan apa pun, merupakan kebalikan dari ajaran ketauhidan, yang

memiliki arti mengEsakan Allah. Kata syirik sendiri berasal dari kata syarikah

atau persekutuan, yaitu mempersekutukan atau membuat tandingan hukum atau

ajaran lain selain dari ajaran/hukum Allah. Syirik adalah akhlak yang melampaui

batas aturan dan bertentangan dengan prinsip tauhid yaitu dengan mengabdi,

tunduk , taat secara sadar dan sukarela pada sesuatu ajaran / perintah selain dari

ajaran Allah.

Syirik adalah dosa yang tak bisa diampuni kecuali dengan pertobatan dan

meninggalkan kemusyrikan sejauh-jauhnya. Kemusyrikan secara personal

dilaksanakan dengan mengikuti ajaran-ajaran selain ajaran Allah secara sadar dan

56Yunus Samad, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pinrang, Wawancara, di

Leppangang Tanggal 22 November 2015.

57Abdul Halim „Uways, Fiqih Statis Dinamis, h. 21-23.

Page 85: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

68

sukarela (membenarkan ajaran syirik dalam qalbu, menjalankannya dalam

tindakan dan berusaha menegakkan atau menjaga ajaran syirik tersebut).

Kemusyrikan secara sosial/komunal (jama'ah atau bangsa) dijelaskan

dalam firman Allah swt dalam QS Ar-Ruum/21: 31.

Terjemahnya:

“Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertawakalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.”

58

Ayat tersebut menjelaskan bahwa fanatisme sebuah golongan dengan

berpecah belah dari ajaran Allah merupakan kemusyrikan yang besar karena

melibatkan manusia secara sosial, antara lain dengan membuat aliran atau

golongan yang bertentangan dengan sumber hukum Islam (Quran dan Hadits)

dengan tujuan kepentingan kelompok mereka sendiri dan menciptakan aturan-

aturan sendiri (yang berlandaskan kepentingan kelompok tersebut). Keadaan ini

menyebabkan disintegrasi antar manusia, kalaupun terjadi perdamaian yang ada

adalah perdamaian semu, sehingga kehendak Allah pada manusia tidak bisa

terlaksana karena kekacauan.59

Sebuah fenomena mengeluarkan uang yang banyak dalam melaksanakan

aqiqah juga telah menjadi hal yang lumrah oleh masyarakat Leppangang, namun

hal ini tidak terlepas dari kemampuan ataupun tingkatan sosial seseorang. Menjadi

permasalahan apabila terkesan mubazir dan menghambur-hamburkan uang, serta

menjadi beban bagi orang tua. Bahkan pelaksanaanya mengahampiri acara

58Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, h. 645.

59https://id.wikipedia.org/wiki/Musyrik, ( 4 Desember 2015)

Page 86: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

69

pernikahan yang serba mewah.60

Pada sasaranya pelaksanaan aqiqah merupakan

sunnah muakkad yakni sunnah yang ditekankan, yang pasti asalnya dari Nabi

Muhammad saw.

Adanya penyimpangan agama dalam tradisi yang berlaku dimasyarakat

apabila diyakini menjadi sesuatu yang wajib, serta mengandung doktrin yang

mengatakan bahwa akan terjadi kelainan fisik, cacat, celaka, maupun sakit-

sakitan. Pelaksanaan aqiqah dengan berbagai adat dan tradisi menjadi sesuatu

yang dibolehkan apabila mengandung pesan tanpa adanya penyimpangan agama.

Masyarakat melakukan semua tradisi yang telah menjadi turun temurun

dari nenek moyang hanyalah sebatas pemahaman tafa‟ul, yakni sebuah keinginan

menjadi lebih baik, hal ini bukan hanya mengandung pesan adat, tetapi hal ini

dapat juga dikatakan sebagai pesan dakwah yakni pesan akhlak apabila

mengandung pedoman norma-norma kesopanan dalam pergaulan hidup sehari-

hari, serta pemahamannya untuk kebaikan dan akhlak anak,karena pesan akhlak

diartikan sebagai pedoman norma-norma kesopanan dalam pergaulan hidup

sehari-hari.

60Sulaiman Milla, Pimpinan Ponpes TASSBEH Baitul Qur‟an Kabupaten Pinrang,

Wawancara, di Leppangang Tanggal 24 November 2015.

Page 87: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis , maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Proses pelaksanaan aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua

Kabupaten Pinrang meliputi:

a. Menyembelih kambing, yakni merupakan syariat agama Islam dengan syarat

hewan yang sehat, cukup umurnya, dan tidak cacat.

b. Barzanji, yakni bercerita tentang kehidupan Muhammad, yang disebutkan

berturut-turut yaitu silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda,

hingga diangkat menjadi Rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat

mulia yang dimiliki Nabi Muhammad saw, dan berbagai peristiwa untuk

dijadikan teladan umat manusia. Dalam pertengahan pembacaan barzanji

orang tua membawa bayi mengelilingi setiap orang yang hadir untuk

memotong rambut bayi secara bergantian, setiap potongan rambut bayi

dimasukkan kedalam air buah kelapa.

c. Pemberian Amplop , yakni Bagi masyarakat yang hadir membacakan barzanji

dalam acara aqiqah diberi amplop berisi uang sebagai ucapan terima kasih dan

sedekah dari orang tua bayi karena sudah membacakan doa bagi anak.

d. Songkolo‟ Patarrupa (Beras Ketan Empat Macam), yakni merupakan beras

ketan yang disajikan dalam sebuah piring makan, serta memiliki empat macam

warna yakni: hitam, kuning, putih, dan merah.

e. Bala Soji (Pagar Sesajian), yakni bala berarti pagar, sedangkan soji berarti

sesajian, jadi bala soji merupakan pagar sesajian terbuat dari bambu yang

Page 88: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

71

didalamnya terdapat sebuah periuk tanah liat berisi plasenta1 bayi, selain itu

bala soji juga diisi dengan berbagai macam makanan seperti: kelapa, pisang,

ayam, songkolo patarrupa, kalosi, daun paru, daun sirih, telur, sawa‟ dan

ketupat. Adapun bala soji di siapkan dua buah yakni berada diatas rumah dan

dibawah rumah, tetapi memiliki isi yang sama. Masyarakat setempat

memahami adanya bala soji sebagai rumah ketika kita mati.

f. Memakan Sesajian, yakni Sesajian yang berupa berbagai macam kue buah

sappang, jompo-jompo, cucuru te‟ne, onde-onde Sumbawa, beppa oto‟,

apang dan sawalla diberikan kepada orang tua dan anak untuk dimakan.

g. Bala Soji (Pagar Sesajian) dibawa ke samping sumur, yakni bala soji yang

berisi berbagai macam makanan yang telah disediakan dibawa ke samping

sumur. Selanjutnya ibu anak dimandikan.

2. Pesan dakwah yang terdapat dalam pelaksanaan aqiqah di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang yakni:

menyembelih kambing, pemberian nama, dan pemotongan rambut. Ketiga

proses tersebut merupakan anjuran Nabi Muhammad saw dengan makna

pesan dakwah sebagai bentuk rasa syukur hadirnya seorang anak bagi

orang tua. Pelaksanaan aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang yang hanya sekedar tradisi tidak

mengandung pesan dakwah, melainkan hanya sebatas pesan adat yakni

sebuah pemahaman tafa‟ul yang merupakan pengharapan dan doa yang

baik, dengan kata lain budaya lokal diadopsi dan memasukkan ruh-ruh

keislaman kedalamnya. Tidak menjadi persoalan selama ada kebaikan dan

tidak menentang ajaran agama Islam. Tradisi dalam pelaksanaan aqiqah di

Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang

1Plasenta: adalah suatu organ tubuh dalam kandungan pada masa kehamilan .

Page 89: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

72

mengandung pesan dakwah apabila adanya doa dan pengharapan yang

baik untuk anak yang dilahirkan. Pesan dakwah yang terkandung yakni

pesan akhlak yang berarti sebagai pedoman norma-norma kesopanan

dalam pergaulan hidup sehari-hari. Pada dasarnya masyarakat harus

memahami terlebih dahulu bahwa semua pengharapan baik tidak akan

terealisasikan atau sia-sia apabila tidak disertai didikan yang baik dari

orang tua anak, jadi orang tua sangatlah berperan penting dalam mendidik

anak, agar kelak menjadi anak yang saleh dan salehah.

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan setelah melihat dari

penelitian ini maka penulis memberikan saran atau rekomendasi sebagai berikut:

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada

masyarakat di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang guna

menambah wawasan tentang ajaran Islam, agar tidak adanya budaya dan adat

yang disalah tafsirkan oleh masyarakat yang merujuk kepada kemusyrikan.

Masyarakat kecil menganggap bahwa tradisi adalah sesuatu yang wajib

dilaksanakan, sehingga masyarakat menganggap sebagai perbuatan dosa apabila

tidak melaksanakannya. Kehadiran seseorang (dai) sangat diperlukan untuk

memberikan pengertian kepada masyarakat untuk melaksanakan aqiqah sesuai

dengan syariat agama Islam. Tradisi yang dapat membawa kepada kemusyrikan

sebaiknya dihilangkan dan diganti oleh hal-hal yang bermanfaat seperti:

mengundang penceramah untuk memberikan nasehat aqiqah, serta bersedekah

untuk fakir miskin sesuai yang dianjurkan oleh agama Islam.

Page 90: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

73

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an al-Karim.

Al- Hasaimi, Nur al-Din „Ali bin Abi Bakr bin Sulaiman. Kasyf al-Astar „an Zawaid al-Bazzar, juz 2 (Cet. I; Beirut: Muassasah al-Risalah, 1399 H/1979 M), h. 74.

Al-Bazar, Abu Bakr Ahmad bin „Amr bin „Abd al-Khaliq bin Khalad bin „Ubaidillah al-„Itki. Musnad al-Bazzaral-Bahr al-Zakhkhar, juz 13 .Cet. I; Madinah: Maktabah al-„Ulum wa al-Hikam, 1988-2009 M.

Al-Tirmizi, Muhammad Bin „Isa Bin Surah Bin Musa Bin Al-Dahhak. Sunan al-Tirmi\i, Juz 4 Cet. II; Mesir: Mustafa Al-Babi Al-Halabi, 1395 H/1975 M.

Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi. Cet I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Bungin, M. Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2007.

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya ( Semarang: PT Karya Toha Putra, 1995

Departemen Agama RI. Mata Pelajaran Fiqih/Ibadah. Cet I;Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2003.

Endaswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006.

Fadlullah, Muhammad Husayn. Uslub al-Da‟wat fi Al-Qur‟an, diterjemahkan oleh Tarmana Ahmad Qosim dengan judul „Metodologi Dakwah dalam Al-Qur‟an. Jakarta: PT. Lantera Basritama, 1997.

Giddens, Anthoni. Teori Strukturasi, Dasar-Dasar Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Hamka. Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.

Harahap, Nasruddin dkk. (ed.). Dakwah Pembangunan. Yogyakarta: DPD Golongan Karya Tingkat I Propinsi DIY, 1992.

Johnson, Doyle Paul. Teori Sosiologi Klasik dan Modern diterjemahkan oleh Robert M.Z. Lawang .Jakarta: PT. Gramedia, 1986.

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi I. Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Leibo, Jefta. Sosiologi Pedesaan: Mencari Suatu Strategi Pembangunan Masyarakat Desa Berparadigma Ganda. Yogyakarta: Andi Offset, 1995.

Masyhur, Musthafa. Min Fiq al-Dakwah. Juz I; Kairo: Dar at-Tauzi‟ wa An-nasyr al-Islamiyah, 1415 H/1995 M.

McQuail, Denis. McQuail‟s Mass Communication Theory. London: Sage Publication, 2002.

Page 91: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

74

Muliadi. Dakwah Efektif : Prinsip, Metode, dan Aplikasinya,.Cet. I; Makassar: Alauddin University Press. 2012.

Mulkhan, Abdul Munir. Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episod Kehidupan M. Natsir dan Azhar Basyir.Yogyakarta: Simpress. 1996.

Munir Amin, Samsul Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Amzah, 2001.

Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT Karya Toha Putra, [ t.th.].

Nata, Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam Cet I; Jakarta: Rajawali Press, 2010.

Nawawi, Yahya bin Syarf An, Al Majmu‟ Syarh Al Muhadzzab lis Syairozi .Cet II; Dar „Alamil Kutub, 1427

Rasyid, Sulaiman. Fiqih Islam. Cet. 36; Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo. 2003.

Ritzer, George. Sociology: A Multiple Paradigm Science. New York: D. Appleton and Company, 1999.

Rosyidah, Haniek. Nilai-Nilai Edukatif dalam Aqiqah dan Implikasinya dalam Pembentukan Kepribadian Anak. Skripsi. Semarang: Fak. Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2006.

Saeful Muhtadi, Asep dan Agus Ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah. Cet. 1; Bandung:Pustaka Setia, 2003.

Salim, Abd. Muin. Metodologi Tafsir; Sebuah Rekonstruksi Epistemologis. Cet.I; Yogyakarta: Teras, 2005 M.

Sardiyah, Kholimatus. “Pelaksanaan Aqiqah setelah Tujuh Hari ( Studi Komparasi Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Bahtsul Masa‟il Nu)”.Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Satori, Djam‟an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. VI; Bandung: Alfabeta, 2014.

Shaleh, Abd. Rosyad, Manajemen Da‟wah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1977

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur‟an: Peran dan Fungsi Al-Qur‟an dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan,1997.

Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 2006.

Sulthon, Muhammad. Menjawab Tantangan Zaman, Desain Ilmu Dakwah: Kajian Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologi. Cet I:, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Suparta, Munzier dan Harjani Hefni. Metode Dakwah .Jakarta: Kencana, 2003.

Thaha, Idris. Dakwah dan Politik “Da‟i Berjuta Umat”. Bandung: Mizan, 1997.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metdologi Penelitian Sosial. Ed.2;Cet.1; Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Page 92: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

75

Uways, Abdul Halim. Fiqih Statis Dinamis. Cet I; Bandung: Pustaka Hidayah, 1998.

Weber, Max dan Tucker dalam Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.

Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Makalah, Skripsis, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2014 Cet I; Makassar: Alauddin Press, 2013.

INTERNET

Aqiqah “, http://www.qurban-aqiqah.com/aqiqah-dalam-islam.html,(27 Juli 2015)

http://alumnifiad.youneed.us/t43-dakwah-kultural, ( 22 Agustus 2015)

https://pertarunganhidup.wordpress.com/tag/pinrang/ ( 23 November 2015)

https://id.wikipedia.org/wiki/Aqiqah ( 03 Desember 2015 )

https://id.wikipedia.org/wiki/Musyrik, ( 4 Desember 2015)

https://konsultasisyariah.com/8160-hukum-akikah-ketika-sudah-dewasa.html (12 Januari 2016.

Www.rappang.com/2009/12/wala-suji.html?m=1 ( 13 januari 2016)

http://www.sarkub.com/2013/sejarah-al-barzanji/. ( 08 Maret 2016)

Page 93: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana Rangkaian Pelaksanaan aqiqah dipahami sebagai syariat agama Islam yang

dilakukan oleh masyarakat di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten

Pinrang? ( jumlah sembelihan dan Hari keberapa?)

2. Dalam Pelaksanaan aqiqah terdapat beberapa rangkaian yang dijelaskan dalam Islam,

Bagaimana Sejarahnya ?

3. Bagaimana tanggapan anda terhadap rangkaian pelaksanaana aqiqah yang meliputi:

a. Menyembelih Kambing ( Berapa Jumlahnya?)

b. Barazanji ( Jumlah Orang)

c. Penyajian Songkolo’ Patarrupa ( Makanan apa yang wajib disajikan?)

d. Bala Soji ( apa yang wajib disajikan?)

e. Memakan Sesajian ( makanan apa yang wajib disajikan?)

f. Sesajen dibawah kesamping sumur ( apa saja?)

4. Apakah seluruh rangkaian pelaksanaan aqiqah diatas dipahami sebagai adat atau syariat?

5. Bagaimana pesan-pesan agama ( Syariat, Aqidah,dan Akhlak) yang anda ketahui terkait

pelaksanaan aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang?

6. Apakah mayoritas masyarakat melaksanaan seluruh rangkaian pelaksanaan aqiqah ?Berapa

Biaya yang biasa dikeluarkan?

7. Bagaimana saran anda terkait pelaksanaan aqiqah yang cenderung mengeluarkan biaya yang

banyak?

8. Apakah ada penyimpangan agama dalam rangkaian pelaksanaan aqiqah di Desa

Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang?

Page 94: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 95: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 96: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 97: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 98: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 99: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 100: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 101: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 102: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 103: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’
Page 104: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

Lampiran 1: Foto Informan Penelitian

Wawancara dengan Abbas

Paduai,SE

Kepala Desa Leppangang

Wawancara dengan Hj.

Tija

Tokoh Adat

Wawancara dengan Muhammad

Tahir

Tokoh Masyarakat

Wawancara dengan Muchsin

Buraerah

Tokoh Masyarakat

Wawancara dengan H.Muh.

Yunus Samad

Ketua MUI Kab.Pinrang

Wawancara dengan Hj.

Dawi

Tokoh Adat

Page 105: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

Wawancara dengan Subhana

Tokoh Masyarakat

Wawancara dengan Dr.H.

Sulaiman Milla, S.Ag,M.A

Pim. Ponpes TASSBEH Baitul

Qur’an Kab.Pinrang

Wawancara dengan Abdul Muis, S.Pdi

Tokoh Agama

Wawancara dengan

H.M.Arsyad, P.S.Sos

Tokoh Masyarakat

Page 106: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

Lampiran II: Bentuk Pelaksanaan Aqiqah Di Desa Leppangang Kecamatan

Patampanua Kabupaten Pinrang

Penyembelihan Hewan Pemotongan Rambut

Pembacaan Barzanji dan Bayi dibawa keliling untuk dicukur Rambutnya

Pembacaan Kitab Barzanji Pemotongan rambut Bayi

Page 107: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

Kelapa Tempat Penyimpanan

Rambut Bayi

Bala Soji dan Songkolo’

Patarrupa

Page 108: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

Bayi dan Orang tua bayi

memakan Kue Bugis

Pembacaan Mantra

Bala Soji dan Ibu Bayi

dimandikan disamping sumur

Page 109: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

Kue Bugis Tujuh Macam Penyembelihan

Page 110: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

Penulis bernama lengkap Sulaiha

Sulaiman, lahir di Mangkoso Kabupaten Barru

Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 08

Oktober 1994, merupakan anak bungsu dari

enam bersaudara. Penulis lahir dari buah cinta

pasangan H. Sulaiman dan Hj.Kartini. Penulis

berasal dari Kabupaten Pinrang dan sekarang bertempat tinggal di Bumi Samata

Permai Blok C4 No.14 Kabupaten Gowa.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN No 1 Pekkae Kabupaten

Barru dan lulus pada tahun 2006, lalu melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di

Madrasah Salafiyah Wustha DDI-AD Mangkoso dan lulus pada tahun 2009,

selanjutnya melanjutkan pendidikan kejenjang Madrasah Aliyah Putri DDI-AD

Mangkoso dan lulus pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan dan diterima

di UIN Alauddin makassar untuk program Strata 1 pada tahun 2012 hingga 2016.

Selama masa kuliah, pada tahun 2013 penulis pernah menjadi penyiar di

Radio Syiar 107.1 FM yang berada di Kampus 2 UIN Alauddin Samata sampai

sekarang. Penulis juga pernah menjabat sebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2014, anggota Pusat Informasi dan

Konseling Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi tahun 2014, anggota

FOSMADIM ( Forum Silaturahmi Mahasiswa Alumni DDI-AD MAngkoso). Pada

tanggal 26 Oktober 2015 penulis bersama dengan mahasiswa yang lain berhasil

melaunching buku dan menjadi salah satu penulis sebuah buku antologi cerpen yang

berjudul ”JEMPOL MERAH” yang merupakan kumpulan cerpen dari Mahasiswa

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 111: PELAKSANAAN AQIQAH DI DESA LEPPANGANG KECAMATAN … · aqiqah di Desa Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang, yaitu: menyembelih kambing, Barzanji, Pemberian Amplop, Songkolo’

Penulis memiliki motto hidup bahwa “ Jangan Pernah Berpikir Menjadi yang

Terbaik, tapi Berpikirlah untuk Melakukan yang Terbaik. Yakinlah selalu ada jalan

untuk mereka yang selalu berusaha dan berdoa, karena hasil tidak pernah menghianati

usaha.

Penulis berharap dengan adanya skripsi ini dapat menambah referensi bagi

pembaca untuk mengenal makna dari dakwah kultural.