pelajaran ipa materi energi panas dan energi bunyi …repository.uinsu.ac.id/6699/1/skripsi...

112
“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DI KELAS IV MIS ISLAMIYAH YPI DESA BINTANG MERIAH KEC. BATANG KUIS KAB. DELI SERDANG T.A 2017/2018SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Sayarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan OLEH: SURI YASLAN SUMAWA HSB NIM. 36.14.3.099 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2018

Upload: others

Post on 30-Oct-2019

59 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI

MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

DI KELAS IV MIS ISLAMIYAH YPI DESA

BINTANG MERIAH KEC. BATANG

KUIS KAB. DELI SERDANG

T.A 2017/2018”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Sayarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

OLEH:

SURI YASLAN SUMAWA HSB

NIM. 36.14.3.099

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA MATERI ENERGI PANAS DAN ENERGIBUNYI

MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

DI KELAS IV MIS ISLAMIYAH YPI DESA

BINTANG MERIAH KEC. BATANG

KUIS KAB. DELI SERDANG

T.A 2017/2018”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Sayarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd)

Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

OLEH:

SURI YASLAN SUMAWA HSB

NIM. 36.14.3.099

PEMBIMBING SKRIPSI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Nomor : Istimewa Medan, 28 Juli 2018

Lampiran : - Kepada Yth:

Prihal : Skripsi Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

A.n SuriYaslanSumawaHsb Keguruan UIN Sumatera Utara

Medan

Assalamualaikum Wr.Wb

Setelah membaca, meneliti, dan memberi saran-saran perbaikan

seperlunya terhadap skripsi saudari:

Nama : SuriYaslanSumawaHsb

NIM : 36.14.3.099

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah/S1

Judul Skripsi : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran IPA Materi Energi Panas dan

Energi Bunyi Melalui Metode Pembelajaran

Demonstrasi di Kelas IV MIS Islamiyah YPI

Desa Bintang Meriah Kec. Batang Kuis Kab Deli

Serdang T.A 2017/2018”.

Maka kami berpendapat bahwa skripsi ini sudah dapat diterima untuk

dimunaqasyahkan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sumatera Utara.

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian saudari kami ucapkan

terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Suri Yaslan Sumawa Hsb

NIM : 36143099

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPA Materi Energi Panas dan Energi Bunyi

Melalui Metode Pembelajaran Demonstrasi di Kelas

IV MIS Islamiyah YPI Desa Bintang Meriah Kec.

Batang Kuis Kab Deli Serdang T.A 2017/2018”.

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya

serahkan ini benar-benar merupakan hasi karya sendiri, kecuali kutipan-

kutipan dari ringkasan-ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan

sebelumnya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan ini hasil

jiplakan, maka gelar dan ijazah yang diberikan Universitas batal saya terima.

ABSTRAK

Nama : Suri Yaslan Sumawa Hsb

NIM : 36143099

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Pembinmbing I : Dr. H. Salim, M.Pd

Pembimbing II : Hj. Auffah Yumni, Lc, M.A

Judul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi

Energi Panas dan Energi Bunyi Melalui

Metode Pembelajaran Demonstrasi di

Kelas IV MIS Islamiyah YPI Desa

Bintang Meriah Kec. Batang Kuis Kab

Deli Serdang T.A 2017/2018”

Kata Kunci : Penggunaan metode Demonstrasi, Meningkatkan hasil belajar siswa

Penelitian ini bertujuan Bagaimana hasil belajar siswa pada pelajaran IPA

materi Energi Panas dan Energi Bunyi sebelum menerapkan metode Demonstrasi.

Bagaimana penerapan metode Demonstrasi pada pembelajaran IPA sesudah

menerapkan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan

dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 1 kali pertemuan. Subyek dalam

penelitian ini adalah siswa/siswi kelas IV MIS Islamiyah YPI Batang Kuis yang

terdiri dari 31 orang siswa.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa

mata pelajaran IPA materi Energi Panas dan Energi Bunyi meningkat. Pada siklus I

nilai rata-rata kelas sebesar 73,54% dan jumlah siswa yang berhasil mencapai kriteria

ketuntasan sebanyak 23 orang siswa atau 74,19%. kemudian pada siklus II nilai rata-

rata kelas meningkat menjadi 79,35% dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai

kriteria tuntas adalah 27 siswa atau 87,09%. berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Demonstrasi terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembimbing, Skripsi I

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta

semesta alam yang sampai saat ini masih melimpahkan rahmat dan

hidayahnya kepada penulis, sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan

sebaik-baiknya.

Sholawat dan salam tak lupa penulis hadiahkan kepada nabi

Muhammad SAW beserta para sahabatnya, semoga kita mendapat syafaatnya

di akhirat nanti. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat-syarat dan

mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sumatera Utara, peneliti menyusun skripsi yang berjudul:

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

Materi Energi Panas dan Energi Bunyi Melalui Metode Pembelajaran

Demonstrasi di Kelas IV MIS Islamiyah YPI Desa Bintang Meriah Kec.

Batang Kuis Kab Deli Serdang T.A 2017/2018”.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya dan

tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Saidurrahman, M.Ag. Selaku Rektor UIN Sumatera Utara.

2. Dr. H. Amiruddin Siahaan, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

Dan Keguruan UIN Sumatera Utara.

3. Dr. Salminawati, SS,MA. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah FITK UIN-SU yang telah membantu dalam bidang

mekanisme penyelesaian skripsi.

4. Dr.H. Salim, M. Pd. Selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan

waktu, kesabaran, arahan dan bimbingan kepada penulis.

i

ii

5. Hj. Auffah Yumni, MA. Selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan waktu, kesabaran, arahan dan bimbingan kepada penulis.

6. Zunidar M.A Selaku Pembimbing Akademik

7. Bapak/ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

8. Kepala Madrasah Mis YPI Batang Kuis yang telah memberikan izin

kepada penulis disekolah yang dipimpinnya.

9. Ke-dua orang tua yang sangat saya sayangi, Ayahanda Parlaungan

Hasibuan (Baginda Parkaso Alam Hasibuan) atau Oppung Komandan

(panggilan kesayangan dari cucu-cucunya) dan Ibunda Diani Siregar yang

selalu menyertakan nama penulis di dalam doa-doanya dan juga yang

selalu memberikan dukungan dan semangat serta memberi kasih sayang

yang tulus kepada penulis.

10. Saudara-saudara penulis, Abangda Sahrudin Hasibuan, Abangda Suhardin

Hasibuan dan Abangda Alm. Perwira Hubban Hasibuan yang telah

memberi doa dan dukungan kepada penulis.

11. Kakak ipar / Eda penulis, Ariyanti Siregar (Istri abangda Sahrudin

Hasibuan) dan Minta Ito Siregar (Istri abangda Suhardin Hasibuan) yang

juga turut membantu dan memberi semangat kepada penulis

12. Keponakan/Parumaen dan Ayah Poso penulis, Juwita Hikmah Suriana

Hasibuan, Aswan Perkasa Hasibuan, Suri Arfa Aqila Hasibuan, Miftahul

Fitrah Hasibuan dan Alya Zakiyah Nadzirah Hasibuan.

13. Keluarga dekat penulis, Zamzam Ibrahim Siregar, Bang Hamdani, Kak

Mintana Siregar dan seluruh keluarga yang tidak bisa penulis sebutkan

ii

iii

satu-persatu yang telah memberi penulis kenyamanan layaknya keluarga

sendiri.

14. Sahabat-sahabat penulis, Syamsiah Nasution, Sri Ardina Saragih dan Leli

Yanti Pakpahan

15. Teman-teman seperjuangan kelas PGMI 6 UIN-SU, Teman-teman KKN

dan PPL Desa Bintang Meriah Kec. Batang Kuis, Teman-teman

seangkatan 2014 PGMI UIN-SU, Teman-teman seangkatan 2014 Ponpes

Syahbuddin Mustafa Nauli terkhususnya Asrama 14.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat memenuhi fungsinya dan

bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 20 Agustus 2018

Penulis

Suri Yaslan Sumawa Hsb

NIM: 36143099

iii

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ................................................................................................ 8

1. Hakikat Belajar...................................................................................... 7

2. Hakikat Hasil Belajar .......................................................................... 11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ......................................... 12

4. Aspek Psikis Penentu Keberhasilan Belajar ....................................... 15

5. Factor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................................... 15

6. Ciri-ciri Belajar ................................................................................... 16

7. Metode Pembelajaran Demonstrasi..................................................... 16

8. Langkah-langkah Pembelajaran Demonstrasi ..................................... 17

9. Keuntungan Metode Demonstrasi ....................................................... 18

10. Keterbatasan Metode Demonstrasi ..................................................... 18

11. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ........................................................ 18

12. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ................................. 20

13. Materi Pembelajaran Energi Panas dan Energi Bunyi ........................ 21

B. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 25

C. Penelitian Relevan ..................................................................................... 25

iv

v

D. Hipotesis Tindakan.................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 28

B. Langkah-langkah Penelitian ...................................................................... 29

C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 34

D. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 35

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ........................................................ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data ............................................................................................. 41

B. Uji Hipotesis.............................................................................................. 44

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................. 64

B. Saran ......................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67

LAMPIRAN

v

BAB I

PENDAHULUAN

F. Latar Belakang Masalah

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan ialah daya upaya untuk

memberi tuntutan pada segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar

mereka baik sebagai indvidu maupun sebagai anggota masyarakat, dapatlah

mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin yang setinggi-

tingginya.1

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.2

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,

luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan.Karena itu tujuan pendidikan

memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan

pendidikan dan merupakwan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan

pendidikan.3

1 Rosdiana A. Bakar. 2009. Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung : Citapustaka

Media Perintis, h. 11-12 2 Haidar Putra Daulay. 2015. Pendidikan Islam Di Era Global. Medan : Perdana

Mulya Sarana, h. 2 3Umar Tirta Raharja Dan S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta :

PT. Rineka Cipta, h. 37

1

2

Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber

daya manusia yang menduung kemajuan bangsa dan Negara.Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab II Pasal 4 yaitu: Pendidikan Nasional Bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Hal ini memberi makna bahwa pelaksanaan pendidikan

nasional memiliki tujuan yang kompleks, disamping bertaqwa kepada Tuhan-

nya pendidikan juga diharapkan mampu membentuk paeserta didik menjadi

sosok yang cakap terhadap ilmunya dan mandiri, demokratis dan bertanggung

jawab.

Belajar merupakan peristiwa sehari-hari disekolah.Belajar merupakan

hal yang kompleks.Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua

subjek, yaitu dari siswa da guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai

proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar.

Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam hewan, tumbuh-tumbuhan,

manusia dan bahan yang terhimpun dalam buku-buku pelajaran.Dari segi

guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu

hal.4

4Dimyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka

Cipta, h. 17

3

Peserta didik dikatakan berhasil dalam belajarnya apabila ia berhasil

mencapai tujuan-tujuan pembelajarannya atau mencapai kriteria ketuntasan

minimal yang ditetapkan oleh guru/ sekolahnya.5

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ialah ilmu yang mempelajari

alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi

dan diluar angkasa, baik yang dapat diamati dengan inderamaupun yang tidak

dapat diamati dengan indera.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di Madrasah

Ibtidaiyah Swasta (MIS) Islamiyah YPI Batang Kuis pada mata pelajaran

IPA, ditemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran.

Permasalahan dalam proses pembelajaran tersebut adalah rendahnya hasil

belajar siswa kelas IV disebabkan penggunaan metode pembelajaran yang

kurang bervariasi yang diberikan oleh guru, guru hanya menggunakan metode

ceramah. Kurangnya interaksi antara siswa dikelas sehingga tidak ada

kemauan untuk mengembangkan kemampuan berpikir.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Energi Bunyi di

kelas IV MIS Islamiyah YPI Batang Kuis tergolong rendah, hal ini dapat

dilihat dari tes ulangan siswa dari hasil tes yang diberikan diperoleh bahwa

dari 31 siswa hanya 12 atau 38,70% orang siswa yang memperoleh ketuntasan

belajar sedangkan 19 atau 61,29% orang siswa yang belum memperoleh

ketuntasan belajar sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

ditetapkan sekolah ialah 70.

5 Dedi Kustawan. 2013. Analisis Hasil Belajar, Program Perbaikan Dan

Pengayaan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus. Jakarta : PT. Luxima Metro Media, h.

14.

4

Kondisi tersebut menyebabkan siswa belajar secara individual,

sehingga daya serap siswa rendah, timbulnya rasa bosan yang mengakibatkan

rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Seharusnya guru dalam menyampaikan pembelajaran dapat

menggunakan strategi ataupun model yang bervariasi dan sesuai dengan

pelajaran yang disampaikan agar siswa merasa tertarik dengan pembelajaran

dan dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Menurut peneliti, metode yang digunakan dalam mata pelajaran IPA

ialah Metode Demonstrasi karena metode demonstrasi dapat membuat

pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, siswa lebih mudah

memahami apa yang dipelajari, proses pengajaran lebih menarik dan siswa

dirangsang untuk aktif mengamati menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.6

Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan tersebut, maka

penulis tertarik mengambil judul tentang “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Energi Panas dan Energi

Bunyi Melalui Metode Pembelajaran Demonstrasi di Kelas IV MIS

Islamiyah YPI Desa Bintang Meriah Kec. Batang Kuis Kab Deli Serdang

T.A 2017/2018”

6Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : PT. Rineka Cipta, h. 91

5

G. Identifikasi Masalah

1. Rendahnya hasil belajar siswa mata pelajaran IPA MIS Islamiyah YPI

Batang Kuis.

2. Kurang kreatifnya guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

3. Siswa mudah bosan dengan materi yang disampaikan guru.

4. Siswa ribut dikelas.

5. Kurangnya interaksi antar siswa dikelas.

6. Kurangnya motivasi siswa didalam kelas.

7. Kurangnya keaktifan siswa didalam kelas.

H. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Energi

Bunyi dan Energi Panas sebelum menggunakan metode pembelajaran

Demonstrasi di Kelas IV MIS Islamiyah YPI?

2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Demonstrasi pada mata

pelajaran IPA materi Energi Bunyi dan Energi Panas di Kelas IV MIS

Islamiyah YPI?

3. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Energi

Bunyi dan Energi Panas setelah menggunakan metode pembelajaran

Demonstrasi di Kelas IV MIS Islamiyah YPI?

I. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Energi Bunyi dan

Energi Panas sebelum menggunakan metode pembelajaran

Demonstrasi di Kelas IV MIS Islamiyah YPI

6

2. Penerapan metode pembelajaran Demonstrasi pada mata pelajaran IPA

materi Energi Bunyi dan Energi Panas di Kelas IV MIS Islamiyah YPI

3. Hasil belajar siswa mata pada pelajaran IPA materi Energi Bunyi dan

Energi Panas setelah menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi

di Kelas IV MIS Islamiyah YPI

J. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

secara teoritis dan praktis :

1. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah :

a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama dalam

pembelajaran IPA

b. Mengembangkan model pembelajaran secara variatif sehingga

memudahkan dalam proses pembelajaran

2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

a. Bagi guru, akan dapat membantu permasalahan pembelajaran yang

mereka hadapi dan menambah wawasan serta keterampilan

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu

pembelajarannya.

b. Bagi siswa, akan memperoleh pelajaran IPA yang lebih menarik,

menyenangkan dan meningkatkan hasil belajarnya.

c. Bagi sekolah, akan dapat meningkatkan sumbangan dalam upaya

meningkatkan mutu pembelajaran disekolah.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar

Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan

interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar

dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai objeknya.7

Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar

oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya

sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam

bentuk sikap dan nilai yang positif.8

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya.Namun realitas yang dipahami oleh sebagian

besar masyarakat tidaklah demikian.Belajar dianggapnya properti

sekolah.Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas

sekolah.Sebagian besar masyarakat menganggap belajar disekolah adalah

usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.Anggapan tersebut tidak

seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Reber, belajar adalah the process of

acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.

Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya

banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan

ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan

7Sadirman. 2011. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Pers, h. 14 8 Rohmalina Wahab. 2016. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo, h. 18

7

8

atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktifitas

menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal

yang telah dipelajarinya.9

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dean interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat

didefinisikan sebagai berikut:

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat

maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri

seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.Demikian pula perubahan

tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang

terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak

termasuk perubahan dalam pengertian belajar.10

Dalam konsep Islam, Belajar juga merupakan kewajiban bagi setiap

orang-orang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka

meningkatkan derajat kehidupanmereka. Hal ini dinyatakan dalam surah Al-

Mujadilah: 11 yang berbunyi :

9Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar,h. 2-

3 10Slameto. 2016. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : PT.

Rineka Cipta, h. 2-3

9

Artinya:

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “berlapang-

lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah, maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang berimandiantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 11

Ayat diatas menjelaskan bahwa menuntut ilmu tidak hanya untuk

memperoleh ilmu pengetahuan tetapi Allah juga akan mengangkat derajatnya

dengan beberapa derajat.Dalam Al-qur’an surah Az-Zumar: 9 juga

mengandung makna tentang perintah belajar, yang berbunyi:

Artinya:

Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang

beribadat diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut

kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?

Katakanlah,adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang

yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakal lah yang dapat

menerima pelajaran.12

Adapun maksud dari ayat tersebut ialah sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran.Yakni sesungguhnya yang

mengetahui perbedaan antara golongan ini dan golongan yang sebelumnya

11

Departemen Agama RI, 2010, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Lentera

Abadi, h. 542 12

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, h. 458

10

hanyalah orang yang mempunyai akal; hanya Allah-lah yang Maha

Mengetahui.

Berkenaan dengan hal itu Allah dan Rasul-Nya mewajibkan untuk

menuntut ilmu dan orang-orang yang menuntut ilmu akan memudahkan

baginya jalan menuju surga, sebagaimana terdapat dalam hadits HR. Muslim

berikut ini:

ل هللا ص.م قا ل : هي سلك عي ابى ىريرة رضى هللا عنو اى رس

بو طريقا إلى الجنة )راه هسلن( طريقا يلتوس فيو علوا ، سيل هللا

Artinya: Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw.

bersabda:”Barang siapa menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu

maka Allah SWT akanmemudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.

Muslim)13

Menurut Al-Bugha dan Muhyiddin, maksud hadits diatas adalah:14

Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan disisi Allah. Islam tidak tegak

dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada jalan untuk mengenal

Allah dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Dialah yang menunjukkan

kepada jalan yang paling dekat dan mudah untuk sampai-Nya. Barang siapa

yang menempuh jalannya dia tidak akan menyimpang dari tujuan yang dicita-

citakan. Maka tidak Rasulullah menjadikan menuntut ilmu sebagai jalan

menuju syurga. Beliau menjelaskan bahwa setiap jalan yang ditempuh seorang

muslim dalam mencari ilmu adalah jalan yang akan menyampaikannya ke

syurga.

Dan dalam hadis lain dikatakan:

Artinya: Barang siapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka

dengan ilmu. Barang siapa yang mengehendaki kebaikan di akhirat maka

dengan ilmu. Barang siapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu

(H.R Bukhori dan Muslim)

13

Imam Nawawi. Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 2. Jakarta: Pustaka Amani, h.

317. 14Musthafa Al-Bugha & Muhyiddin Mistu.(2002). Al-Wafi Syarah Hadits Arba’in

Imam Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, h. 374.

11

Maksud dari hadis tersebut bahwa Rasulullah menegaskan barang

siapa yang berilmu akan bahagia dunia dan di akhirat. Dan itupun bahkan

diulang hingga dua kali.Maka dari itu, kita sebagai ummatnya wajib

mengimaninya agar kelak juga bisa mendapat syafaatnya di yaumul kiamah.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa menuntut ilmu itu wajib kepada

umatnya atau wajib kepada umat Islam.15

2. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Nana sudjana juga

berpendapat hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.16

Sedangkan menurut

Oemar Hamalik, hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku

pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.17

Peningkatan tersebut dengan

maksud berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya, seperti yang tidak

tau menjadi tau, yang kurang sopan menjadi lebih sopan.

Bloom dalam kutipan Sudjana mengatakan hasil belajar secara

garis besar dapat diklasifikasikan dalam tiga domain/kawasan yang

dikenal sebagai berikut:18

15

Rohmalina wahab, Psikologi Belajar., h. 31-32 16

Nana Sudjana, 2013, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, h. 22 17

Oemar Hamalik, 2013, Kurikulum dan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara, h.

30 18

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 22

12

1. Domain Kognitif (Cognitive Domain), yang berkenaan dengan hasil

belajar, intelektual meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, evaluasi.

2. Domain Afektif (Afektif Domain), berkenaan dengan sikap meliputi

penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, pembentukan pola hidup.

3. Domain Psikomotor (Psychomotor Domain), berkenaan dengan hasil

belajar, keterampilan dan kemauan bertindak meliputi persepsi,

kesiapan, gerakan pembimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,

penyesuaian, kreativitas.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar dapat dipilah

menjadi dua, yakni faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari

dalam terdiri atas faktor psikologi yang terdiri atas minat, kecerdasan,

bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.Faktor fisiologis terdiri atas

kondisi fisik secara umum dan kondisi panca indera.Faktor dari luar terdiri

atas lingkungan (alam dan sosial), dan faktor instrumental terdiri atas

kurikulum, program, sarana dan prasarana, serta guru (tenaga pengajar).

Diantara faktor- faktor diatas, faktor kecerdasan , bakat, dan motivasi

memegang peranan besar.19

19 Esti Ismawati, (2012), Belajar Bahasa Di Kelas Awal, Yogyakarta: Ombak, h.

4

13

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari individu dan

dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini

meliputi:

1) Faktor fisiologis

a) Keadaan tonus jasmani

Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi

aktivitas belajar seseorang.

b) Keadaan fungsi jasmani fisiologis

Selama proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologi pada

tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar. Terutama

pancaindra. Pancaindera yang berfungsi dengan baik akan

mempermudah aktifitas belajar dengan baik pula.

2) Faktor psikologis

a) Kecerdasan/inteligensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan

psikofisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan melalui cara yang tepat.

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan

dipengaruhi belajar siswa.

b) Lingkungan sosial keluarga

14

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan

belajar.Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga

(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi

dampak terhadap aktifitas belajar siswa. Hubungan antara anggota

keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan

membantu siswa melakukan aktifitas belajar dengan baik.

c) Lingkungan sosial sekolah

Seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis

antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih

baik disekolah.

2) Lingkungan non sosial

a) Lingkungan alamiah

Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,

sinar yang tidak terlalu silau/kuat atau tudak terlalu lemah/gelap, suasana

yang sejuk dan tenang.lingkungan alamiah tersebut merupakan factor-

faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa.sebaliknya, bila

kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan

terhambat.

b) Faktor instrumental

Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua

macam.Pertama, hardware (perangkat keras), seperti gedung sekolah,

alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan lain

15

sebagainya.Kedua, software (perangkat lunak), seperti kurikulum sekolah,

peraturan-peratutan sekolah, buku panduan, silabus, dan lain sebagainya.20

4. Aspek Psikis Penentu Keberhasilan Belajar

Belajar sebagai sebuah proses pada dasarnya melibatkan banyak hal

dan komponen yang disadari atau tidak akan berdampak terhadap proses dan

hasil belajar itu sendiri. Dampak dalam belajar yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor tersebut dapat berupa kecepatan atau kelambatan individu dalam belajar

dan berhasil atau tidaknya mencapai tujuan-tujuan belajar dalam bentuk

prestasi belajar yang memuaskan.21

5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut uraian H.C Witherington dan Lee J. Cronbach Bapemsi

dalam kutipan Mustaqim, faktor-faktor serta kondisi-kondisi yang mendorong

perbuatan belajar bisa diringkas sebagai berikut:

a. Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman dasar).

b. Penguasaan alat-alat intelektual.

c. Latihan-latihan yang terpencar.

d. Penggunaan unit-unit yang berarti.

e. Latihan yang aktif.

f. Kebaikan bentuk dan sistem.

g. Efek penghargaan (reward) dan hukuman.

h. Tindakan-tindakan pedagogis.

i. Kapasitas dasar.22

20

Tim Dosen, (2009), Strategi Belajar Mengajar, Medan: UNIMED, h. 7 21

Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani. 2013. Psikologi Pendidikan.

Jogjakarta: Ar-Ruz Media, h. 117 22

Mustaqim. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 69-70

16

6. Ciri-ciri Belajar

Seseorang yang telah melakukan aktivitas belajar dan diakhiri dari

aktivitasnya itu telah memeperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki

pengalaman baru, maka individu itu dapat dikatakan belajar, yang mana

hakikat delajar itu adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa

perubahan tertentu yang dimasukkan dalam ciri-ciri belajar, antar lain: 23

a. Perubahan yang terjadi secara sadar

b. Perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Jadi dapat kita simpulkan, bahwa setiap perubahan yang terjadi pada

seseorang itu merupakan hasil dari belajar, yang mana dengan belajar

seseorang itu dapat mengetahui dari hal yang belum atau tidak diketahuinya

menjadi tahu.Oleh karena itu, perubahan yang terjadi dalam belajar ini bisa

membuat seseorang untuk terus belajar.

7. Metode Pembelajaran Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentng suatu proses, situasi

atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.Sebagai metode

penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh

guru.Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar

23

Rohmalina wahab. Psikologi Belajar., h. 19-21

17

memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih

kongkrit.24

8. Langkah-langkah Pembelajaran Demonstrasi

Dalam kutipan Effi Aswita Lubis, langkah- langkah pembelajaran

demonstrasi yaitu: 25

a. Tentukan prosedur atau langkh-langkah yan akan diajarkan kepada siswa.

b. Mintalah kepada siswa untuk memerhatikan guru mengerjakan prosedur

tertentu. Lakukan dengan penjelasan atau komentar yang seminim

mungkin. Tugas guru disini adalah memberikan gambaran visual tentang

prosedur tersebut.

c. Bentuk siswa beberapa kelompok. Demonstrasikan lagi bagian pertama

dari prosedur, usahakan tidak terlalu banyak memberikan penjelasan.

Minta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan apa yang mereka

saksikan dari demonstrasi yang dilakukan guru.

d. Minta beberapa orang untk menjelaskan apa yang guru lakukan. Jika siswa

masih kesulitan. Ulangi lagi demonstrasi. Komentari observasi yang benar.

e. Memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal

sampai akhir.

9. Keuntungan Metode Demonstrasi

Adapun keuntungan dari pembelajaran dengan menggunakan

metode demonstrasi yaitu:

24

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana, h. 152 25 Effi Aswita Lubis. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Medan: Perdana

Publishing, h. 51

18

a. Demonstrasi menarik dan menahan perhatian

b. Menghadirkan subjek, dengan cara yang mudah dipahami.

c. Meyakinkan hal-hal yang meragukan apakah dapat atau tidak dapat

dikerjakan.

d. Metode demonstrasi adalah objektif dan nyata.

e. Menunjukkan pelaksanaan ilmu pengetahuan dengan contoh.

f. Demonstrasi mempercepat penyerapan langsung dari sumbernya.

g. Memberikan bukti bagi praaktek yang dianjurkan

10. Keterbatasan Metode Demonstrasi

adapun keterbatasan dalam penggunaan metode demonstrasi dalam

pembelajaran yaitu:

a. Demonstrasi yang baik tidak mudah dilaksanakan. Keterampilan yang

memadai diperlukan untuk melaksanakan demonstrasi yang baik.

b. Demonstrasi terbatas hanya untuk pelajaran tertentu.

c. banyak persiapan awal.

d. Dapat mengurangi kepercayaan jika tidak berhasil.26

11. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Sejak peradaban manusia, orang telah berusaha untuk mendapat

sesuatu dari alam sekitarnya.Mereka telah mampu membedakan mana hewan

atau tumuhan yang dapat dimakan. Mereka mulai memepergunakan alat untuk

memeperoleh makanan, mengenai api untuk memasak. Semua itu menandakan

bahwa mereka telah memeperoleh pengetahuan dari pengalaman.27

26

Suprizanto.2012. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara, h. 148-

149 27 Saiful Sagala, 2010, Konsep dan Makna Pembelajaran, Jakarta: Alfabeta, h.

61.

19

Mereka juga telah memepergunakan pengamatan, juga abstraksi.Dari

pengamatan menggosok-gosokkan tangan timbul panas, maka mereka

berusaha untuk menggososk-gososkkan bamboo (kayu kering) atau batu, dan

akhirnya ditemukan api. Mulai dari pengamatan kepada objek-objek yang ada

disekitarnya, kemudian yang lebih jauh lagi, seperti bulan, bintang, matahari

yang mengakibatkan pengetahuan mereka bertambah luas.Dorongan ingin

tahu yang telah ada sejak kodratnya dan penemuan adanya sifat keteraturan di

alam mempercepat bertambahnya pengetahuan, dan dari sinilah

perkembangan sains dimulai.

Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sains bermula

timbul dari rasa ingin tahu manusia, dari rasa keingintahuan tersebut membuat

manusia selalu mengamati terhadap gejala-gejala alam yang ada dan mencoba

memahaminya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu

pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris “science”.

Yang berasal dari kata bahasa latin “Scientia” yang berarti saya tahu. Science

terdiri dari Social Sciences (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan Natural Science

(Ilmu Pengetahuan Alam). Namun, dalam perkembangannya science sering

diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja,

walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi (Jujun

Suriasumantri, 1986 : 299). Untuk itu dalam hal ini kita tetap menggunakan

istilah IPA untuk merujuk pada Pengertian sains yang kaprah yang berarti

natural science.

20

Untuk mendefinisikan IPA tidaklah mudah, karena sering kurang dapat

menggambarkan secara lengkap pengertian sains sendiri.Menurut H.W Fowler

(dalam Laksmi Prihantoro, 1986: 1.3), IPA adalah pengetahuan yang

sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

dan didasarkan terutama atas pengamatan dan reduksi.

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan

bumi, didalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang dapat diamati indera

maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.

12. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Merujuk pada hakikat IPA sebagaimana dijelaskan diatas, maka nilai-

nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA anatar lain sebagai

berikut.28

a. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut

langkah-langkah metode ilmiah.

b. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,

memepergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.

c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik

dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan.

Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan

pendidikan, maka tujuan pendidikan IPA di Sekolah mempunyai tujuan-tujuan

tertentu, yaitu :

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan

bagaimana bersikap.

28 Bridgman, Konsep Dasar dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta;

Penerbit Lestari, 2002, hal.7

21

b. Menanamkan sikap hidup ilmiah.

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai

para ilmuan penemunya.

e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

permasalahan .29

13. Materi Pembelajaran Energi Panas dan Energi Bunyi

a) Energi Panas

1) Sumber Energi Panas

Panas dapat terjadi karena adanya sumber energi panas.Sumber

energi panas yang terbesar adalah matahari. Sumber energy panas lainnya

yaitu api, listrik dan gesekan benda.

a) Matahari, sumber energy panas utama di Bumi adalah matahari.

Mataharilah yang menghangatkan bumi. Tanpa matahari bumi akan

gelap gulita dan tidak mungkin ada kehidupan. Setiap pagi kamu

melihat matahari menyinari bumi. Bentuk matahari bulat seperti bumi.

Matahari merupakan benda langit yang memiliki cahaya sendiri.

Matahari memiliki suhu yang sangat tinggi. Menurut para ahli, suhu

pada permukaan matahari mencapai 6000 ºC.

b) Api, merupakan sumber energy panas. Sejak zaman dahulu api sudah

dikenal orang. Api sangat penting bagi kehidupan kita. Api merupakan

cahaya dan panas yang dikeluarkan jika sesuatu terbakar.Api

membutuhkan bahan bakar, oksigen dan panas. Jika salah satu faktor

29Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT. Bumi Aksara, h.

135-141

22

tersebut tidak ada maka api akan padam. Sejak zaman dahulu orang

sudah memiliki cara untuk membuat api, caranya dengan saling

menggesekkan dua buah batu senhingga menghasilkan panas. Jika

panas yang ada telah cukup, maka salah satu benda akan mengeluarkan

percikan api. Percikan api tersebut dapat menjadi api besar jika

mengenai benda yang mudah terbakar.Zaman sekarang orang

menggunakan korek api untuk menghasilkan api. Saat menyalakan

korek api kamu menggesekkan pentol korek pada permukaannya

sehingga dihasilkan panas. Gesekan tersebut akan membakar bubuk

yang ada di pentol korek api. Bubuk yang terdapat pada pentol korek

terbuat dari bahan kimia khusus yang dapat menghasilkan percikan

api.Pada kehidupan sehari-hari api digunakan untuk memasak. Api

juga untuk penghangat dan penerangan. Api juga digunakan di industri

logam, kaca dan keramik.

c) Gesekan Suatu Benda, Pernahkah tanganmu merasa dingin pada saat

kehujanan? Bagaimana caranya agar tanganmu menjadi hangat?

Cobalah menggosok-gosokkan kedua tanganmu. Pada saat itu terjadi

saling tarik-menarik antara permukaan kedua tanganmu itu. Tarikan

tersebut dinamakan sebagai gesekan. Energi yang digunakan akan

diubah menjadi panas oleh gesekan itu.

2) Sifat-sifat Energi Panas

Energi panas dapat berpindah, Saat siang hari yang cerah, cobalah

berdiri dihalaman! Apa yang kamu rasakan. Kamu akan merasakan panas

matahari. Mengapa panas matahari sampai ke bumi?Bukankan jarak

23

matahari ke bumi sangat jauh? Energy panas dapat merambat hingga ke

bumi.energi panas dari api pun dapat berpindah. Coba perhatikan saat

ibumu memasak air! Air dingin dipanaskan dengan api kompor. Setelah

beberapa lama, air akan mendidih. Air yang semula dingin menjadi sangat

panas. Energy panas dari api kompor berpindah ke air.Perpindahan panas

melalui tiga cara yaitu hantaran (konduksi), aliran (konveksi), dan

pancaran (radiasi).30

a) Perpindahan panas secara hantaran (konduksi) perpindahan panas secara

konduksi dapat diamati pada benda-benda tersebut. Misalnya, tutup panci

aluminium menjadi panas saat panci dipanaskan. Perpindahan secara

hantaran (konduksi) merupakan perpindahan yang terjadi melalui zat padat

seperti logam atau kaca.

b) Perpindahan panas secara aliran (konveksi), terjadi melalui zat-zat yang

dapat melalui air dan udara. Contohnya saat kita menyalakan api unngun,

badanmu menjadi hangat. Panas api unggun sampai ke tubuhmu melalui

udara.

c) Perpindahan panas secara pancaran (radiasi), bagaimana panas matahari

sampai kebumi? Panas matahari merambat ke bumi tanpa zat perantara

disebut radiasi.

d) Energi panas dapat merubah benda, mengapa es mencair jika dibiarkan di

udara terbuka? Es mencair karena mendapat energy panas dari sekitarnya.

Energi panas merubah es berwujud padat menjadi cair.

b). Energi Bunyi

30 Budi Wahyono dan Setyo Nurachmandani, 2008, Ilmu Pengetahuan Alam,

Jakarta: Pusat Perbukuan, h.97

24

1) Sumber Bunyi

Setiap hari kamu pasti mendengar bermacam-macam bunyi.

Misalnya bunyi dari jam beker, kicau burung, klakson mobil, atau suara

temanmu. Apakah bunyi itu?Bunyi merupakan energy yang dapat kita

dengar.Berbagai bunyi yang kamu dengar itu dihasilkan oleh benda yang

bergetar.Ketika karet gelang dipetik, getarannya menyebabkan udara yang

terdapat disekelilingnya ikut bergetar.Getaran udara itulah yang

menimbulkan bunyi.Jadi bunyi berasal dari benda yang bergetar.Suara

yang keluar dari mulut manusia adalah berasal dari pita suara yang

bergetar.

1) Sifat-sifat Bunyi

a) Bunyi dapat merambat, Bunyi dapat didengar dengan telinga.

b) Bunyi merambat melalui zat gas (udara), Ketika kamu berada diteras

rumah, tiba-tiba kamu mendengar bunyi telepon dari dalam rumah.

Mengapa kamu dapat mendengar bunyi padahal letak sumber bunyinya

jauh? Bunyi telepon dapat terdengar karena merambat melalui udara.

Bunyi kicau burung, bel sekolah, dan klakson mobil yang kamu dengar

juga merambat melalui udara.

c) Bunyi merambat melalui zat padat, Contohnya perambatan bunyi pada

benang.31

B. Kerangka Berpikir

Di dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, khususnya dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, banyak siswa yang hasil belajarnya rendah.

31 A. Suyitno dan Rachmad Achirul Salam. IPA(Ilmu Pengetahuan Alam).

Yudistira, h. 114-119

25

Hal tersebut akibat dari kurangnya variasi mengajar daam proses pembelajaran

berlangsung. Rendahya hasil belajar siswa dapat diihat dari berbagai hal,

diantaranya rasa bosan ketika proses pembelajaran berlangsung dan nilai IPA

siswa banyak yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70.

Tindakan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA dengan menggunakan metode pembelajaran

Demonstrasi.Metode demonstrasi dapat membuat pengajaran menjadi lebih

jelas dan lebih konkrit, siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari,

proses pengajaran lebih menarik dan siswa dirangsang untuk aktif mengamati

menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya

sendiri.

C. Penelitian Relevan

1. Nur Fauziah Husnah Nst, 2012, jurusan PGMI, (FITK UINSU) dengan

judul penelitian “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Sub Bahasan Jaring-jaring Balok

Dan Kubus di Kelas IV MIS Mardliatul Islamiyah Kecamatan Medan

Tembung Tahun Ajaran 2011-2012 ”. Berdasarkan data hasil belajar siswa

pada siklus I hanya terdapat 5 orang (23,8%) siswa yang masuk kategori

tuntas belajar dari 21 siswa dan (76,2%) atau 16 siswa lainnya dinyatakan

belum tuntas. Setelah melakukan siklus II dengan menerapkan

pembelajara demonstrasi bahwa siswa siswa yang tuntas belajar berjumlah

18 siswa (85,71%).

2. Nasumah, 2017, jurusan PGMI, (FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH)

dengan judul penelitian “Upaya meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui

26

Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya”. Berdasarkan hasil analisis data

dan pembahasan pada Bab IV dapat disimpukan bahwa nilai rata-rata hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Alam dikelas IV SDN Kertajaya 02 Kec.

Rumpin Kab. Bogor Pada siklus I sebesar 71,07% dan pada siklus II

sebesar 78,21%, sehingga dapat diketahui terdapat kenaikan/peningkatan

nilai ata-rata dari siklus I ke sikus II.

3. Agreistin E. Peole, Vanni Maria Agustina, dan Lestari Alibasyah,2014,

Program Guru Dalam Jabatan (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako) dengan judul penelitian“Meningkatkan Hasil

Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V

SDN Taopa Kabupaten PariginMoutong”. Data hasil observasi aktiitas

siswa untuk tindakan siklus I diperoleh skor maksimal 28, persentasenya

hanya mencapai 60,7%. Hal ini menunjukkan taraf keberhasilan aktifitas

siswa menurut pengamatan berada dalam kategori cukup. Data hasil

observasi aktivitas siswa untuk tindakan siklus II diperoleh skor 26 dari

skor maksimal 28, persentasenya mencapai 92, 86%. Hal ini menunjukkan

taraf keberhasilan siswa menurut pengamatan berada dalam kategori

sangat baik.

D. Hipotesis Tindakan

Dari Uraian diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA dikelas IV materi Energi Bunyi dan Energi

Panas.

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas. Adapun yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas

ialah menurut Arikunto, dkk mengemukakan ada 3 (tiga) kata yang

membentuk pengertian tersebut, yaitu:32

1. Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan: menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

3. Kelas: kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,

menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.33

Rapoport dalam kutipan Hoppkinsmengartikan penelitian tindakan

kelas untuk membantu dalam mengatasi secara praktis persoalan yang

dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial

dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.34

32

Arikunto, dkk, 2014, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, h.

2 33

Endang Komara. 2016. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru. Bandung: PT. Refika Aditama, h. 45 34 Rochiati Wiriaatmadja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, h. 11.

27

28

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyta yang

terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut

dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan.PTK juga bertujuan

untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya.

Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna

memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran dikelas.35

B. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

menggunakan siklus.Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun penjelasannya

adalah sebagai berikut:

1. Plan (Rencana), merupakan serangkaian rancangan tindakan sistematis

untuk meningkatkan apa yang hendak terjadi. Dalam penelitian tindakan,

rencana tindakan tersebut harus berorientasi kedepan. Disamping itu,

perencana harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial pada kondisi

tertentu tidak dapat di prediksi dan mempunyai risiko. Oleh karena itu,

perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel, untuk mengadopsi

pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan tersembunyi yang

mungkin timbul. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih

menekankan pada sifat-sifatnstrategis yang mampu menjawab tantangan

yang muncul dan perubahan sosial, dan mengenall rintangan yang

sebenarnya.

35

Salim dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: perdana Publishing, h. 24

29

2. Act (Tindakan),komponen kedua yang perlu diperhatikan oleh seorang

peneliti adalah act (tindakan) yang terkontrol dan termonitor secara

seksama. Tindakan dalam penelitiaan harus dilakukan dengan hati-hati,

dan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Ini dapat terjadi, jika

tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan

terukur. Tindakan yang baik adalah tindakan yang mengandung tiga unsur

penting, yaitu the improvement of practice (peningkatan praktik), the

improvement of understanding individually and collaboratively

(peningkatan pemahaman individual dan kolaboratif), dan improvement of

the situation in which the action takes place (peningkatan situasi dimana

kegiatan berlangsung).

3. Observasi, tahapan ini sebenarya berjalan secara bersamaan pada saat

pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Dalam

tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal

yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.36

4. Refleksi, tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara langsung dan

menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah

terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan

tindakan yang berikutnya.

Pada bagian ini diuraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan

dilkukan. Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi

penelitian secara jelas.Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan,

36 H.M. Sukardi. 2013. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi

Aksara, h. 5

30

pelaksanaan, observasi dan refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus yang

terdiri dari siklus I dan siklus II.37

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan peneliti di

MIS Islamiyah YPI adalah sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Membuat lembar kerja siswa

c. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Pelaksanaan

a. Menyajikan materi pembelajaran

b. Memberikan contoh dengan menggunakan demonstrasi.

c. Guru membuat soal atau pertanyan

d. Siswa menjawab pertanyaan dari guru

e. Guru memberikan penghargaan

f. Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.

3. Observasi

a. Situasi kegiatan pembelajaran

b. Keaktifan siswa

c. Kemampuan siswa dalam pemahaman pembelajan.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir setiap siklus, refleksi dilakukan

untuk menentukan langkah-langkah berikutnya.

37Suharsimi Arikunto dkk.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara, h. 74

31

Siklus II

1. Perencanaan

a. Pada tahap ini guru memperbaiki dan mengembangkan rencana

pelaksanaan pembelajaran berdasarkan permasalahan yang ditemukan

pada siklus I.

b. Guru lebih aktif membimbing dan mengarahkan siswa dalam

melaksanakan pembelajaran.

2. Pelaksanaan

a. Terlebih dahulu mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil yang

diharapkan akan dicapai oleh siswa.

b. Memberi siswa materi yang akan dibahas mengenai lanjutan

pembahasan mengenai energi panas dan energi bunyi.

c. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

d. Memotivasi siswa agar berkonsentrasi dan lebih aktif dalam proses

belajar mengajar berlangsung.

e. Menyajikan materi pembelajaran

f. Mebuat demonstrasi di depan siswa dan menyuruh siswa

memperhatikan.

g. Siswa dibimbing dan diarahkan untuk mendemonstrasikan kembali

yang dilakukan guru.

h. Guru membuat soal atau pertanyan

i. Siswa berdiskusi dalam kelompok dengan membuat demonstrasi

bersama kelompoknya untuk menjawab pertanyaan dari guru

32

j. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan

jawaban dari pertanyaan yang di dapatkannya.

k. Guru memberikan penghargaan

l. Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama.

3. Observasi

Mengamati kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung

dengan berpedoman pada lembar observasi untuk mengetahui hasil

kegiatan siswa selama pelaksanaan dilakukan untuk mengetahui gambaran

hasil tindakan yang dilakukan peneliti. Pada tahap ini observasi terhadap

siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, lanjutan siklus I.

ketetapan siswa dalam menjawab pertanyaan pertanyaan dari guru serta

keseriusannya mempresentasikan jawaban dan menanggapinya.dan ia

melihat bagaimana hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tes-tes

yang diberikan oleh guru.Adakah peningkatan yang terjadi pada

kemampuan siswa dalam menganalisi tehadap pokok bahasan yang

diberikan guru.

4. Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk melihat apakah hipotesis

tindakan tercapai atau tidak.Apakah dengan menggunakan model

pembelajaran Role Playing yang sudah diterapkan diatas dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MIS Islamiyah YPI Batang

kuis, kemudian mendiskusikan hasil analisis refleksi untuk mengetahui

apakah masih perlu diadakan siklus selanjutnya atau tidak.

33

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MIS Islamiyah YPI desa

Bintang Meriah, Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang.Penelitian ini

dilaksanakan selama sebulan, dimulai dari Maret 2018 sampai April 2018.

D. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV MIS Islamiyah YPI

Batang Kuis yang berjumlah 30 orang siswa.Objek penelitian ini adalah hasil

belajar siswa pada pelajaran IPA dan penggunaan model pembelajaran Role

Playing pada kelas IV MIS YPI Batang Kuis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

suatu penelitian, sehingga kecermatan dan ketelitian sangat diperlukan untuk

mendapatkan data yang baik dan valid. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi, yaitu penelitian menggunakan pengamatan langsung terhadap

objek dan aktifitas dalam proses pelaksanaan model Role Playing pada

bidang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) peneliti sebagai

pengajar dan guru IPA sebagai observer. Observasi dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa pada saat proses

belajar mengajar berlangsung.

2. Dokumentasi, yaitu merupakan catatan, foto atau gambar peristiwa.

Sebagai pelengkap dari observasi yang telah dilakukan (Foto terlampir).

34

3. free test (mengadakan tes awal), yaitu kegiatan yang dilakukan peneliti

untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Free test menggunakan lembar free test.

4. Post test (mengadakan tes akhir), yaitu kegiatan yang dilakukan peneliti

untuk mengetahui sampai dimana hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

yang telah disampaikan melalui model pembelajaran Role Playing. Post

test menggunakan lembar post test.

5. Wawancara, yang peneliti tujukan kepada responden yaitu guru mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan siswa yang masih memiliki hasil

belajar rendah. Wawancara menggunakan pedoman wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

kesimpulan terhadap penerapan model pembelajaran Role Playing pada materi

Energi Bunyi dan Energi Panas meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun

teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Hubberman yang

terdiri dari : (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) kesimpulan, dimana

prosesnya berlangsung secara sirkuler selama penelitian berlangsung.38

1. Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, pemerhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Pada tahap ini peneliti

menyeleksi, mengklasifikasi, dan menyederhanakan data yang diperoleh.

Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung.

38 Salim dkk, op.cit., h. 83

35

2. Penyajian data, penyajian data dalam kualitatif berbentuk teks yang

dituangkan dalam table pengamatan yang sudah direduksi sebelumnya.

3. Kesimpulan, dalam kegiatan ini ditarik beberapa kesimpulan berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil

merupakan dasar bagi pelaksana siklus berikutnya dan perlu tindakan

siklus I dilanjutkan atas permasalahan yang diduga.

Untuk mengukur tingkat keberhasilan secara individu dalam menjawab

tes yang diberikan maka peneliti berpatokan kepada nilai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPA yang telah ditentukan pihak

sekolah yakni 70 dengan ketuntasan sebagai berikut:

Siswa yang memperoleh skor 0-69 = Tidak Tuntas

Siswa yang memperoleh skor 70-100 = Tuntas

Adapun untuk mengukur tingkat keberhasian siswa, maka peneliti

menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Untuk menentukan ketuntasan siswa (individu) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:39

KB=

X100%

Keterangan:

KB : ketuntasan klasikal

T : jumlah skor yang diperoleh siswa

Tt : jumlah skor total

Kriteria:

KB 0-65 : Siswa belum tuntas belajar

KB 70-80 : jumlah skor yang diperoleh siswa

39 Salim dkk, op.cit., h. 85

36

Setiap siswa tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika nilai yang

diperoleh siswa 70.

b. Untuk menghitung nilai rata-rata kelas dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata kelas: X= ∑

Keterangan:

X : Nilai rata-rata

∑ : jumlah nilai semua siswa

∑ : jumlah seluruh siswa

c. Ketuntasan belajar secara klasikal

Nilai post tes diperoleh setelah dilkukan tindakan kelas. Untuk

menghitung ketuntasan hasil belajar. Ketuntasan secara klasikal dihitung

dengan menggunakan rumus:40

KK=

X 100%

Keterangan:

KK : ketuntasan klasikal

X : banyak siswa yang KB 70

Y : banyak subyek penelitian

Suatu kelas dinyatakan tuntas jika KK 70 %

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Untuk memperkuat kebenaran data dan temuan hasil penelitian, maka

penulis mengacu pada penggunaan teknik sebagai berikut:

40 Salim dkk, op.cit., h. 85

37

1. Uji kredibilitas

Aktifitas untuk membuat lebih dari terpercaya temuan-temuan dan

interprestasi dalam penelitian ini diperoleh dengan cara:41

a. Perpanjangn Pengamatan, dengan perpanjangan pengamatan berarti

peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi

dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan

perpanjangan pengamatan ini, hubungan peneliti dengan sumber data akan

semakin terbentuk, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai

sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan.

b. Meningkatkan Ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data

dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematik.

Meningkatkan ketekunan diibaratkan kita sedang mengerjakan soal-soal

ujian atau meneliti kembali tulisan dalam makalh ada yang salah atau

tidak. Dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat melakukan

pengecekan kembali apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak

sehingga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis

tentang apa yang diamati.

c. Triangulasi, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, berbagai

metode, dan berbagai waktu.

d. Analisis data kasus negative, yaitu kasus yang tidak sesuai atau berbeda

dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Dengan melakukan

analisis kasus negative berarti peneliti mencari data yang bertentangan

41 Salim dkk, op.cit., h. 86

38

dengan yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbedaa atau

bertentangan dengan hasil temuan maka hasil temuan tersebut sudah dapat

dipercaya.

e. Member check, adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada sumber datanya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian

data yang diemukan dengan data yang diberikan oleh sumber data.

2. Uji Transferability

Transferability pada penelitian kualitatif berkenaan dengan pertanyaan,

hingga dimana penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.

Transferability tergantung pada pemakai, manakala hasil penelitian tersebut

dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain.Oleh karena itu, peneliti

harus membuat laporannya dengan uraian yang rinci, jelas, sistematik

sehingga dapat dipecaya.42

3. Uji Dependability

Dilakukan melalui audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering

terjadi seorang peneliti tidak melkukan proses penelitian yang

sebenarnyatetapi peneliti tersebut memberikan data. Oleh karena itu harus

dilakukan uji dependability. Pengujian depandibility biasanya dilakukan oleh

tim auditor atau pembimbinguntukmengaudit keseluruhan aktifitas peneliti

dalam melaksanakan penelitian. Jika peneliti tidak mempunyai atau tidak

mampu menunjukkan aktivitasnya dilapangan maka dependabilitas

penelitiannya diragukan.

4. Uji Confirmability

42 Salim dkk, op.cit., h. 88

39

Mirip dengan uji dependability sehingga pengujian dapat dilakukan

secara bersamaan.Uji confirmability berarti menguji hasil penelitian. Bila hasil

penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka

penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability-nya43

43

Salim dkk, op.cit., h. 88

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

Penelitian ini dilakukan di MIS Islamiyah YPI Desa Bintang Meriah

Kec.Batang Kuis Kab.Deli Serdang.Dengan ruangan beralaskan semen dan

ventilasi udara cukup baik serta sarana dan prasarana yang cukup baik.

Sekolah ini sangat strategis terletak di depan jalan dimana akses transportasi

sangat banyak untuk menuju ke sekolah. Sekolah ini berada dibelakang masjid

jamik sehingga sekolah ini tidak terlihat dari jalan raya.

Sekolah ini mempunyai satu ruangan kantor kepala sekolah yang

menjadi satu dengan ruangan guru dan tata usaha. Mempunyai Sebelas

ruangan kelas, yaitu kelas 1,2,3a,3b,4a,4b,5a,5b,6a dan 6b, kemudian

memiliki dua kantin, dua kamar mandi dan mempunyai halaman sekolah yang

tidak terlalu luas. Sekolah ini mempunyai sistem belajar pagi dan siang

menuju sore.

Sebelum tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan peneliti melakukan

tes awal terlebih dahulu.Hal ini bertujuan untuk mengetahui sampai dimana

kemampuan awal siswa sebelum menggunakan metode Demonstrasi, selain

itu juga untuk melihat kendala yang dialami siswa dalam menyesuaikan soal-

soal pada materi energi panas dan energi bunyi. Dari tes awal yang dilakukan

peneliti dapat dilihat hasil ketuntasan yang diperoleh siswa pada tabel dibawah

ini:

40

41

Tabel 4. I Hasil Perolehan Nilai Siswa Pada Tes Awal

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Afdal Alfarizh 80 Tuntas

2 Afifah Alawiyah 60 Tidak Tuntas

3 Alfachri Dafa 80 Tuntas

4 Bivva Syahrazio 90 Tuntas

5 Cindy Claudia 70 Tuntas

6 Damar Bayu Agathan 30 Tidak Tuntas

7 Desi Chairani Harahap 60 Tidak Tuntas

8 Dinda Marsya Sinaga 80 Tuntas

9 Dinda Permata Sari 60 Tidak Tuntas

10 Dinda Syafitri Ran 90 Tuntas

11 Dita Aulia 80 Tuntas

12 Faisal Amri 40 Tidak Tuntas

13 Habibul Ummah 70 Tuntas

14 Hanafi Ansar 60 Tidak Tuntas

15 Ilham Rizki Purnama Aji 20 Tidak Tuntas

16 Jihan Saiba 60 Tidak Tuntas

17 M. Farel Firmansyah 40 Tidak Tuntas

18 M. Farel Maulana 40 Tidak Tuntas

19 M. Ichsan Kurniawan 60 Tidak Tuntas

20 M. Rifansyah Depari 60 Tidak Tuntas

42

21 Muhammad Rizky 60 Tidak Tuntas

22 Najwa Khairissa Suhandini 70 Tuntas

23 Novi Zahra Nardianti 60 Tidak Tuntas

24 Raihan Nahsyaf Azhar 70 Tuntas

25 Raudiatul Audia Tanjung 60 Tidak Tuntas

26 Salwa Ainaya 90 Tuntas

27 Sintia Risyka Chaniago 40 Tidak Tuntas

28 Syahwara Putri Pakpahan 70 Tuntas

29 Syaidina Kesuma 60 Tidak Tuntas

30 Yoga Pratama 30 Tidak Tuntas

31 Zalfa Zahiyyah Putri 60 Tidak Tuntas

Jumlah 1.890 12 19

Rata-Rata 60,96

Persentase 38,70% 61,29%

Ketuntasan Klasikal 38,70%

Dari hasil kegiatan tes awal yang dilakukan ditemukan 12 orang siswa

yang dapat dinyatakan “Tuntas” atau 38,70%, dan 19 atau 61,29% siswa

dinyatakan dalam kategori belum tuntas belajar. berdasarkan data hasil tes

awal yang telah dilakukan, maka peneliti memutuskan untuk melaksanakan

penelitian ke siklus I. hal ini disebabkan karena jumlah siswa yang dapat

dinyatakan lulus kurang dari setengah jumlah siswa. Sebagian nilai yang

diperoleh siswa sangat rendah maka menjadi faktor perlunya melakukan

tindakan pada siklus I dan dari hasil kegiatan tes yang dilakukan maka sangat

perlu melakukan kegiatan penelitian guna meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas IV MIS Islamiyah YPI Desa Bintang Meriah Kec.Batang Kuis

Kab.Deli Serdang.

43

Berdasarkan rumusan tuntas belajar siswa secara klasikal diperoleh

sebagai berikut: KK =

x100

KK =

x100

KK =38,70

Keterangan:

KK : Ketuntasan Klasikal

X : Banyak Siswa yang KB ≥ 70

Y : Banyak Subjek Penelitian

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa MIS Islamiyah

YPI Desa Bintang Meriah Kec.Batang Kuis Kab.Deli Serdang kelas IV dapat

terlihat bahwa kemampuan belajar siswa dalam memahami materi Energi

Panas dan Energi Bunyi belum dapat dikatakan tercapainya hasil belajar.

B. Uji Hipotesis

1. Tindakan Pertama

Siklus 1

a. Perencanaan

Dari rendahnya hasil data yang diperoleh pada tes awal atau pre

tes.Lalu peneliti merancang sebuah alternatif untuk mengatasi hal

tersebut, kemudian guru merancang hal baru agar kegagalan pada tes

awal tidak terulang kembali. Adapun kegiatan yang dilakukan pada

tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang

materi energi bunyi.

2. Guru membuat lembar observasi, guna mengamati aktivitas siswa

dan guru dalam proses pembelajaran berlangsung.

3. Mempersiapkan materi ajar tentang energi bunyi

44

4. Menyusun lembaran post tes untuk mengetahu\i tingkat

keberhasilan yang dicapai siswa dalam siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada kegiatan ini yang menerapkan penggunaan metode

demonstrasi pada materi energi bunyi adalah peneliti. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana pelaksanaan

pembelajaran berupa proses pembelajaran sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun dengan menggunakan

metode demonstrasi. Pelaksanaan siklus berlangsung sebanyak I kali

pertemuan. Pada akhir tindakan akan dilakukan tes tentang sejauh

mana siswa memahami pelajaran.Pelaksanaan diakukan sesuai dengan

RPP. Dibawah ini adalah tindakan yang dapat dilakukan sesuai

dengan RPP :

1. Kegiatan Awal (±10 menit)

a. Guru mengucapkan salam.

b. Mengkondisikan siswa siap belajar energi panas dengan

menyiapkan alat tulis.

c. Guru mengajak siswa untuk berdoa dan meminta salah seorang

siswa memimpin doa.

d. Guru mengecek kehadiran siswa.

e. Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi sebelum

melaksanakan pembelajaran inti untuk mengetahui kesiapan

belajar siswa.

f. Guru memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (±50 menit)

a. Guru menyampaikan materi tentang Energi Bunyi

45

b. Siswa mendengarkan dan menyimak penyampaian materi dari

guru

c. Guru memberikan contoh dengan mendemonstrasikannya di

depan siswa

d. Guru memberikan soal atau pertanyaan

e. Siswa menjawab pertanyaan dari guru

f. Guru memberi penghargaan.

3. Kegiatan Akhir (±10 menit)

1. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama dengan siswa

2. Siswa di instruksikan untuk mengkondisikan diri merapikan

tempat duduk.

3. Siswa bersama guru berdo’a untuk menutup pembelajaran.

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru memberikan tes hasil belajar pada

setiap siswa, yang bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan siswa

pada siklus I, berikut ini adalah hasil perolehan nilai belajar pada siklus I.

Tabel 4. II Hasil Perolehan Nilai Siswa Pada Siklus I

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

Tuntas Tidak

Tuntas

1 Afdal Alfarizh 100 Tuntas

2 Afifah Alawiyah 70 Tuntas

3 Alfachri Dafa 90 Tuntas

4 Bivva Syahrazio 90 Tuntas

5 Cindy Claudia 80 Tuntas

6 Damar Bayu Agathan 60 Tidak Tuntas

7 Desi Chairani Harahap 70 Tuntas

46

8 Dinda Marsya Sinaga 90 Tuntas

9 Dinda Permata Sari 80 Tuntas

10 Dinda Syafitri Ran 90 Tuntas

11 Dita Aulia 90 Tuntas

12 Faisal Amri 40 Tidak Tuntas

13 Habibul Ummah 70 Tuntas

14 Hanafi Ansar 80 Tuntas

15 Ilham Rizki Purnama Aji 40 Tidak Tuntas

16 Jihan Saiba 70 Tuntas

17 M. Farel Firmansyah 60 Tidak Tuntas

18 M. Farel Maulana 60 Tidak Tuntas

19 M. Ichsan Kurniawan 80 Tuntas

20 M. Rifansyah Depari 80 Tuntas

21 Muhammad Rizky 80 Tuntas

22 Najwa Khairissa Suhandini 80 Tuntas

23 Novi Zahra Nardianti 70 Tuntas

24 Raihan Nahsyaf Azhar 90 Tuntas

25 Raudiatul Audia Tanjung 70 Tuntas

26 Salwa Ainaya 100 Tuntas

27 Sintia Risyka Chaniago 40 Tidak Tuntas

28 Syahwara Putri Pakpahan 70 Tuntas

29 Syaidina Kesuma 60 Tidak Tuntas

30 Yoga Pratama 50 Tidak Tuntas

47

31 Zalfa Zahiyyah Putri 80 Tuntas

Jumlah 2. 200 23 8

Rata-Rata 7,096

Persentase 74,19% 25,80%

Ketuntasan Klasikal 74,19

Berdasarkan data diatas, hanya 23 orang siswa atau hanya sekitar

74,19% yang mampu memperoleh nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan

minimal maupun indikator keberhasilan siswa (tuntas belajar), dan terdapat 8

orang siswa atau 25,80% yang belum tuntas dalam belajar dan ketuntasan

klasikal siswa juga hanya mencapai 74,19%.

Berdasarkan rumusan tuntas belajar siswa secara klasikal diperoleh

sebagai berikut: KK=

X 100%

KK=

X 100%

KK= 74,19%

Keterangan:

KK : ketuntasan Klasikal

X : Banyak Siswa Yang KB ≥70

Y : Banyak Subyek Penelitian

Jadi secara keseluruhan pada siswa kelas IV A dapat dikatan belum

tuntas belajar dalam hal ini. Akan tetapi jika dibandingkan dengan tes awal

telah terjadi peningkatan, terlihat pada ketuntasan klasikal yaitu dari

38,70% menjadi 74,19%. Maka dapat dikatakan terjadi peningkatan hasil

belajar sebesar 35,49%.

48

Walaupun sudah ada peningkatan dalam belajar, namun belumlah

dapat dikatakan tercapainya hasil belajar, karena masih ada nilai siswa

yang belum tuntas belajar sebanyak 8 orang siswa, dengan rata-rata kelas

7,096 oleh karena itu, siklus I dapat dijadikan acuan dari data hasil belajar

siswa untuk melanjutkan tindakan ke siklus II dengan penggunaan metode

Demonstrasi dengan maksud untuk mengatasi kesulitan-kesulitas belajar

siswa dalam menyelesaikan soal-soal sekaligus memberikan pemahaman

terhadap siswa dalam menyelesaikan soal-soal sekaligus memberikan

pemahaman terhadap siswa pada materi Energi Bunyi.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV dengan tujuan apakah

pencapaian tindakan telah sesuai dengan skenario pembelajaran yang

dirancang. Pada tahap ini peneliti meminta bantuan kepada guru kelas

untuk mengamati peneliti selama berlangsungnya proses belajar menajar,

dengan menerapkan metode Demonstrasi. Data hasil observasi yang

dilakukan oleh guru selama siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4. III lembar observasi Situasi Kegiatan pembelajaran

No Kegiatan Skor

1

2

3

4

1 Pembukaan

2 Penjelasan Tujuan Pembelajaran

49

3 Penjelasan Materi

4 Penggunaan metode

Demonstrasi

5 Kemampuan melakukan evaluasi

6 Memberikan pengargaan

7 Menyimpulkan materi

pembelajaran

8 Menutup pembelajaran

Dalam lembar observasi guru pada siklus I pada tabel diatas

memiliki 4 kategori yaitu: (baik sekali, baik, cukup, dan kurang). Dan dari

data diatas dapat disimpulkan bahwa ada….. pilihan yang akan di amati

oleh guru terhadap peneliti. Tiap-tiap kategori mempunyai pilihan yang

berbeda.Dimana ada 2 kategori dikatakan baik sekali, 5 kategori dikatakan

baik, dan 1 kategori dikatakan cukup. Oleh karena itu dapat diketahui

presentase hasil pengamatan sebagai berikut:

P=

X 100 = 78,12%

Keterangan:

P : Penilaian

25 : jumlah nilai yang didapat

31 : jumlah nilai maksimum

Selama berjalannya proses pembelajaran di dalam kelas, data

pengamatan pada lembar observasi guru dilakukan bersamaan dengan data

50

pengamatan siswa, dan dari hasil pengamatan lembar observasi guru pada

proses pembelajaran di siklus I berjalan dengan baik.

Tabel 4. IV lembar observasi Keaktifan Siswa dan kemampuan siswa

dalam pemahaman pelajaran

No

Kegiatan

1

2

3

4

1 Siswa siap untuk belajar

2 Siswa memprhatikan atau

mendengar penjelasan guru

saat memberikan pelajaran

3 Antusias dalam

menyelesaikan tugas

4 Siswa dapat memahami

pelajaran materi pelajaran

yang diberikan guru

Lembar observasi siswa pada siklus I diatas juga memiliki 4

kategori yaitu : (baik sekali, baik, cukup dan kurang). Dimana tiap

kategori mempunyai poin yang berbeda, dari hasil pengamatan

keaktifan dan kemampuan siswa dalam pemahaman pelajaran

diatas ada 4 kategori baik, oleh karena itu dapat diketahui

presentase hasil pengamatan sebagai berikut:

51

P=

X 100= 75%

Keterangan:

P : Penilaian

12 : jumlah nilai yang didapat

16 : jumlah nilai maksimum

d. Refleksi

pada siklus I ketuntasan klasikal siswa belum mencapai 85%, hal

ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan siswa, bahwa masih ada

siswa yang bingung dengan penerapan metode demonstrasi yang

dilakukan oleh peneliti, selain itu ada juga siswa yang belum paham

dengan soal yang guru berikan maka dari itu masih perlu diadakan

penelitian pada siklus II.

Pada hasil observasi pada siklus I peneliti melakukan refleksi

sebagai berikut:

1. Guru belum mampu secara maksimal dalam penerapan metode

demonstrasi.

2. Guru belum mampu secara klasikal untuk menuntaskan materi

sesuai dengan ketepatan yang diharapkan.

3. Pencapaian hasil belajar yang diharapkan belum tercapai.

4. Indikator pencapaian belajar yang diinginkan masih belum

terpenuhi.

5. Keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal.

1. Tindakan Ke-2

Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini dilakukan untuk memperbaiki skenario

pembelajaran yang dilakukan dan disesuaikan dengan siklus I,

52

langkah-langkah dalam melakukan perencanaan pada siklus ke-II ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang ada disiklus I

2. Merencanakan RPP sebagai indikator pencapaian hasil belajar

siswa.

3. Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan

Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi dengan harapan hasilnya akan lebih meningkat dari pada hasil

yang diperoleh pada saat kegiata siklus I. materi yang diajarkan yaitu

tentang energi panas.

Pelaksanaan siklus II berlangsung satu kali pertemuan, pada akhir

tindakan akan dilakukan tes tentang sejauh mana siswa memahami

pelajaran. Penelitian dilakukan sesuai dengan rancangan pelaksanaan

pembelajaran.Dibawah ini adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan

RPP.

Kegiatan Awal (±10 menit)

1. Guru mengucapkan salam.

2. Mengkondisikan siswa siap belajar energi panas dengan

menyiapkan alat tulis.

3. Guru mengajak siswa untuk berdoa dan meminta salah seorang

siswa memimpin doa.

4. Guru mengecek kehadiran siswa.

5. Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi sebelum

melaksanakan pembelajaran inti untuk mengetahui kesiapan

belajar siswa.

53

6. Guru memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Kegiatan Inti (±50 menit)

1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

2. Guru menyampaikan materi tentang Energi Panas.

3. Siswa mendengarkan dan menyimak penyampaian materi dari

guru.

4. Guru memberikan contoh dengan mendemonstrasikan di depan

siswa.

5. Siswa diajak dan di bombing untuk mendemonstrasikan contoh

yang telah dilakukan siswa bersama kelompoknya.

6. Guru memberikan soal atau pertanyaan.

7. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

8. Guru memberi penghargaan.

Kegiatan Akhir (±10 menit)

1. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama dengan siswa

2. Siswa di instruksikan untuk mengkondisikan diri merapikan

tempat duduk.

3. Siswa bersama guru berdo’a untuk menutup pembelajaran.

Setelah pelaksanaan siklus II selesai, peneliti telah mendapat nilai

hasil belajar siswa.Maka peneliti dapat membedakan naik atau tidaknya

hasil belajar siswa mulai dari siklus I dan siklus II.Berikut adalah

perolehan nilai belajar siklus II.

Tabel 4. V Hasil Perolehan Nilai Siswa Pada Siklus II

No

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Afdal Alfarizh 100 Tuntas

2 Afifah Alawiyah 80 Tuntas

54

3 Alfachri Dafa 90 Tuntas

4 Bivva Syahrazio 90 Tuntas

5 Cindy Claudia 90 Tuntas

6 Damar Bayu Agathan 70 Tuntas

7 Desi Chairani Harahap 70 Tuntas

8 Dinda Marsya Sinaga 90 Tuntas

9 Dinda Permata Sari 90 Tuntas

10 Dinda Syafitri Ran 90 Tuntas

11 Dita Aulia 90 Tuntas

12 Faisal Amri 50 Tidak Tuntas

13 Habibul Ummah 70 Tuntas

14 Hanafi Ansar 80 Tuntas

15 Ilham Rizki Purnama Aji 40 Tidak Tuntas

16 Jihan Saiba 80 Tuntas

17 M. Farel Firmansyah 70 Tuntas

18 M. Farel Maulana 70 Tuntas

19 M. Ichsan Kurniawan 80 Tuntas

20 M. Rifansyah Depari 90 Tuntas

21 Muhammad Rizky 90 Tuntas

22 Najwa Khairissa Suhandini 90 Tuntas

23 Novi Zahra Nardianti 70 Tuntas

24 Raihan Nahsyaf Azhar 100 Tuntas

25 Raudiatul Audia Tanjung 70 Tuntas

55

26 Salwa Ainaya 100 Tuntas

27 Sintia Risyka Chaniago 50 Tidak Tuntas

28 Syahwara Putri Pakpahan 80 Tuntas

29 Syaidina Kesuma 70 Tuntas

30 Yoga Pratama 60 Tidak Tuntas

31 Zalfa Zahiyyah Putri 100 Tuntas

Jumlah 2.460 27 4

Rata-Rata 7,935

Persentase 87,09% 19,90%

Ketuntasan Klasikal 87,09%

Berdasarkan tes diatas terlihat kemampuan siswa sudah mengalami

kemajuan.Dari hasil kegiatan tes yang dilakukan pada siklus II ini terjadi

peningkatan pada hasil belajar siswa. Dari data diatas dapat diketahui

bahwa 27 siswa dapat dinyatakan “Tuntas” atau sekitar 87,09%.

sedangkan 4 orang siswa atau 19,90% dinyatakan masih “Belum Tuntas”.

Berdasarkan rumusan tuntas belajar secara klasikal diperoleh

sebagai berikut: KK=

X 100%

KK=

X 100%

KK= 87,09%

Keterangan:

KK : ketuntasan Klasikal

X : Banyak Siswa Yang KB ≥ 70

Y : Banyak Subyek Penelitian

56

Jika dibandingkan dengan siklus I ketuntasan belajar siswa sebesar

74,19%, sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar sebesar 87,09%.

Maka dapat dikatakan terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 12,9%.

c. Pengamatan/Observasi

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV, dengan tujuan apakah

pencapaian tindakan telah sesuai dengan scenario pembelajaran yang

dirancang. Pada tahap pengamatan ini peneliti meminta bantuan kepada

guru kelas untuk mengamati peneliti selama berlangsungnya proses belajar

mengajar, dengan menerapkan metode Demonstrasi.data hasil observasi

dilakukan oleh guru selama siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4. VI lembar observasi Situasi Kegiatan pembelajaran

No Kegiatan Skor

1

2

3

4

1 Pembukaan

2 Penjelasan Tujuan Pembelajaran

3 Teknik pembagian kelompok

4 Penjelasan materi energi panas

5 Penggunaan metode Demonstrasi

6 Kemampuan melakukan evaluasi

57

7 Memberikan penghargaan

8 Menyimpulkan materi pembelajaran

9 Menutup pembelajaran

Dalam lembar observasi guru pada siklus II pada tabel diatas memiliki

4 kategori yaitu: (baik sekali, baik, cukup dan kurang). Dan dari data diatas

dapat disimpulkan bahwa ada 9 pilihan yang akan diamati oleh guru terhadap

peneliti. Tiap-tiap kategori mempunyai pilihan yang berbeda.Dimana ada 4

kategori dikatakan baik sekali, 6 Kategori dikatakan baik. Oleh karena itu

dapat diketahui presentasi hasil pengamatan sebagai berikut:

P=

X 100 = 83,33%

Keterangan :

P : penilaian

30 : jumlah nilai yang didpat

36 : jumlah nilai maksimum

Selama berjalannya proses pembelajaran didalam kelas, data

pengamatan pada lembar observasi guru dilakukan bersamaan dengan data

pengamatan siswa, dan dari hasil pengamatan lembar observasi guru pada

proses pembelajaran di siklus II berjalan dengan baik.

Tabel 4. VII lembar observasi Keaktifan Siswa dan

kemampuan siswa dalam pemahaman pelajaran

58

No

Kegiatan

1

2

3

4

1 Siswa siap untuk belajar

2 Siswa memprhatikan atau

mendengar penjelasan guru

saat memberikan pelajaran

3 Antusias dalam

menyelesaikan tugas

4 Siswa dapat memahami

pelajaran materi pelajaran

yang diberikan guru

Lembar observasi siswa pada siklus II diatas juga memiliki 4

kategori yaitu : (baik sekali, baik, cukup dan kurang). Dimana tiap

kategori mempunyai poin yang berbeda, dari hasil pengamatan keaktifan

dan kemampuan siswa dalam pemahaman pelajaran diatas ada 2 kategori

baik sekali, 2 Kategori baik, oleh karena itu dapat diketahui presentase

hasil pengamatan sebagai berikut:

P=

X 100= 87,8%

Keterangan:

P : Penilaian

14 : jumlah nilai yang didapat

16 : jumlah nilai maksimum

59

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan tes yang diisi oleh siswa dapat

disimpulkan bahwa guru telah mampu mempertahankan dan

meningkatkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan metode demonstrasi. Dapat disimpulkan bahwa presentasi

hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada siklus I

dan siklus II telah mengalami peningkatan sebesar 12,9%.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penggunaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran IPA

dapat meningkatkan hasil belajar siswa, Khususnya pada materi Energi

Panas dan Energi Bunyi.Hal ini telah dibuktikan dengan terlaksananya

dan tercapainya hasil belajar siswa dikelas IV MIS Islamiyah YPI

Batang Kuis.

Berdasarkan pre-tes atau tes awal yang diberikan guru sebelum

menggunakan metode Demonstrasi, dapat diketahui dari 31 siswa

hanya 12 Atau 38,70% siswa yang tuntas dan 19 Atau 61,29% siswa

yang belum mencapai ketuntasan belajar. dilanjutkan pada siklus I dan

setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

Demonstrasi pada siklus I diperoleh nilai ketuntasan klasikal menjadi

74,19%. pada siklus II, setelah melihat kekurangan dan permasalahan

yang ada di siklus I maka peneliti kembali menggunakan metode

demonstrasi pada siklus II dengan materi energi panas. Setelah

tindakan dilaksanakan dan telah diberi pos tes pada siklus II maka

diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai ketuntasan klasikal

60

meningkat menjadi 87,09%, berikut adalah tabel perbandingan antara

pre-test atau tes awal, siklus I dan siklus II.

No Pencapaian Hasil

Belajar

Pre-Test Siklus I Siklus II

1 Jumlah siswa yang

tuntas

12 23 27

2 Nilai rata-rata 61,96 73,54 79,35

3 Persentase ketuntasan 38,70% 74,19% 87,09%

Berdasarkan tabel diatas, jelas sekali dapat dilihat peningkatan.

Dengan rincian tingkat ketuntasan pada tes awal hanya 12 siswa yang

tuntas dengan presentase ketuntasan 38,70%. Kemudian pada siklus I

menjadi 23 siswa dengan presentase ketuntasan mencapai 74,19%, dan

pada siklus II menjadi 27 orang siswa dapat dinyatakan tuntas dengan

presentase ketuntasan yaitu 87,09%. berarti pada siklus II terjadi

peningkatan sebesar 12,9% dari siklus I.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa telah terjadi

peningkatan hasil belajar siswa dari pre-tes, siklus I dan siklus II, dengan

kata lain penggunaan metode Demonstrasi ini dapat meningkatkan hasil

61

belajar siswa pada materi energi bunyi dan energi panas di kelas IV MIS

Islamiyah YPI Batang Kuis.

Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar tersebut dapat kita

lihat pada diagram dibawah ini:

Dari data diatas, maka dapat dilihat hasil pre-test masih terlihat

sangat rendah, pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan nilai rata-

rata 61,29%, itu berarti jumlah siswa yang tuntas dalam belajar hanya 12

siswa. Sementara presentasi ketuntasan belajar pada pre-test sebesar

38,70%. Sedangkan pada siklus I pencapaian hasil belajar siswa diperoleh

dengan nilai rata-rata 73,54% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak

23 orang dengan presentase ketuntasan sebesar 74,19%. dan pada siklus II

nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 79,35 dengan jumlah siswa yang

tuntas yaitu 27 orang dan mencapai presentasi ketuntasan sebesar 87.09%.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Tes Awal Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa Yang Tuntas

Nilai Rata-rata

62

Walaupun peneliti telah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan,

akan tetapi peneliti mengakui masih banyak kelemahan dalam diri peneliti,

ditandai dengan masih ada 4 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan

belajar yaitu atas nama Ilham, faisal, Sintia dan yoga hal ini disebabkan

karena kurangnya perhatian peneliti terhadap peserta didik tersebut,

sehingga menyebabkan ke-4 siswa tersebut kurang memahami pelajaran

yang berakibatkan tidak dapat mencapai ketuntasan hasil belajar.

Pendekatan metode demonstrasi ini dapat dikatakan sangat

berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada materi

Energi Bunyi dan Energi Panas, dapat dilihat dari tabel diatas ketuntasan

belajar siswa dari pra tindakan, siklus I hingga siklus II.

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan Deskripsi Data Penelitian yang diperoleh dan

pembahasan haasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Kegiatan pra tindakan yang dilakukan peneliti adalah memberikan pre-

test kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dari hasil

pre-test maka diperoleh nilai rata-rata adalah 60,96. sedangkan siswa

yang memperoleh nilai diatas 70 hanya 12 atau 38,70% orang siswa

dikatakan tuntas dan dibawah 70 sebanyak 61,29% atau 19 Orang

siswa dikatakn belum tuntas dalam hasil belajar siswa.

2. Penerapan metode Demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran IPA

pada materi Energi Bunyi dan Energi Panas yang telah dilakukan

bahwa siswa aktif dan antusias, keberanian siswa mulai terlihat saat

menyajikan hasil pengamatan dari praktek demonstrasi dan siswa

dapat memahami pelajaran yang telah diajarkan.

3. Setelah menggunakan metode Demonstrasi pada siklus II maka

diperoleh hasil yang memuaskan yaitu 87,09% atau 27 orang siswa

yang memperoleh nilai diatas 70 yang dikatakan “Tuntas” dan 12,90%

atau 4 orang siswa memperoleh nilai dibawah 70 yang dikatan “Belum

Tuntas” dan ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II ini

sebesar 87,09%. hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan

metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

63

64

Dengan demikian metode Demonstrasi merupakan metode

pembelajaran yang efektif yang dapat digunakan guru dalam proses

pembelajaran terutama pembelajaran IPA materi Energi Bunyi dan

Energi Panas. Dengan penerapan metode demonstrasi ini, siswa akan

lebih aktif di kelas dan hasil belajar siswa akan lebih memuaskan.

Karena metode demonstrasi ini membuat siswa tidak bosan dalam

belajar, karena dalam pembelajaran ini siswa dapat memahami hal-hal

yang tidak ia mengerti dengan melihat dan membuktikan secara

langsung.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah:

a. Bagi Guru

Dalam pembelajaran, guru hendaknya menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi agar siswa termotivasi dalam belajar dan

mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan.Salah satunya

adalah metode Demonstrasi.

b. Bagi Siswa

Bagi peserta didik hendaknya memperhatikan guru ketika proses

belajar berlangsung, khususnya pada mata pelajaran IPA agar dapat

memahami pembelajaran yang diberikan guru.

c. Bagi Kepala Sekolah

Bagi Kepala sekolah diharapkan agar memberikan arahan kepada

guru MIS Islamiyah YPI Batang Kuis untuk meningkatkan cara mengajar

yang lebih baik dan diharapkan agar kepala sekolah melaksanakan

65

peninjauan sekolah-sekolah lain yang lebih baik dalam pengajaran agar

menjadi masukan bagi MIS Islamiyah YPI Batang Kuis agar menjadi

sekolah sekolah yang lebih baik.

d. Bagi Peneliti

Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian

yang sama sebaiknya dilaksanakan dengan memperbaiki tahapan-tahapan

metode pembelajaran ini atau mengkombinasikannya dengan metode

pembelajaran yang lain sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi

Aksara.

Aswita Lubis, Effi. 2015, Strategi Belajar Mengajar, Medan: Perdana Publishing.

A. Bakar, Rosdiana. 2009, Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung : Citapustaka

Media Perintis.

Bahri Djamarah, Saiful & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT. Rineka Cipta

Bridgman, 2002. Konsep Dasar dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta;

Penerbit Lestari,

Budi Wahyono dan Setyo Nurachmandani, 2008, Ilmu Pengetahuan Alam,

Jakarta: Pusat Perbukuan.

Departemen Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi.

Dimyanti dan Mudjiono, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik,Oemar. 2013, Kurikulum dan Pembelajaran,Jakarta: Bumi Aksara

Komara, Endang. 2016, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru, Bandung: PT. Refika

Aditama.

Kustawan, Dedi. 2013, Analisis Hasil Belajar, Program Perbaikan Dan

Pengayaan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus, Jakarta : PT. Luxima

Metro Media.

Musthafa Al-Bugha & Muhyiddin Mistu. 2002 . Al-Wafi Syarah Hadits Arba’in

Imam Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Muhammad Irham & Novan Ardy Wiyani, 2013, Psikologi Pendidikan,

Jogjakarta: Ar-Ruz Media.

Mustaqim, 2008, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nawawi, Imam. Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 2. Jakarta: Pustaka Amani

Putra Daulay, Haidar. 2015, Pendidikan Islam Di Era Global.Medan : Perdana

Mulya Sarana

67

Sadirman, 2011, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta: Raja Grafindo

Pers.

Sagala , Saiful, 2010, Konsep dan Makna Pembelajaran, Jakarta: Alfabeta.

Salim dkk. 2017, Penelitian Tindakan Kelas, Medan: perdana Publishing.

Sanjaya, Wina. 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Slameto. 2016, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2013, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2010, Cooperative Learning, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sukardi, H.M. 2013, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Suyitno. A, Rachmad Achirul Salam, IPA(Ilmu Pengetahuan Alam), Yudistira.

Suprizanto, 2012, Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tirta Raharja ,Umar & S. L. La Sulo, 2005, Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Trianto, 2010, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Wahab, Rohmalina 2016, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo.

68

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Suri Yaslan Sumawa Hsb

Tempat, tanggal lahir : Ramba, 01 November 1996

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Alamat : Desa Ramba kec. Huristak kab. Padang

Lawas

No. Hp : 085207988410

B. Data Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. Tahun 2003-2008 : SDN Ramba 102410

b. Tahun 2008-2011 : MTs.S Syahbuddin Mustafa Nauli

c. Tahun 2011-2014 : MAS Syahbuddin Mustafa Nauli

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-

benarnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

69

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : IV (Empat) / II (Dua)

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

Tema : Bentuk-Bentuk Energi

A. Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentu energi dan cara penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan

sekitar serta sifat-sifatnya.

C. Indikator

1. Menyebutkan sumber-sumber energi bunyi yang terdapat dilingkungan

sekitar.

2. Menjelaskan bukti energi bunyi

3. Menyebutkan contoh dari energi bunyi

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa akan dapat menyebutkan sumber-sumber energi bunyi.

2. Siswa akan dapat menjelaskan bukti energi bunyi.

3. Siswa akan dapat menyebutkan contoh dari energi bunyi.

E. Materi Pelajaran

1. Energi Bunyi

a. Sumber Bunyi

Setiap hari kamu pasti mendengar bermacam-macam bunyi.

Misalnya bunyi dari jam beker, kicau burung, klakson mobil, atau

suara temanmu. Apakah bunyi itu? Bunyi merupakan energi yang

dapat kita dengar. Berbagai bunyi yang kamu dengar itu dihasilkan

70

oleh benda yang bergetar. Ketika karet gelang dipetik, getarannya

menyebabkan udara yang terdapat disekelilingnya ikut bergetar.

Getaran udara itulah yang menimbulkan bunyi. Jadi bunyi berasal dari

benda yang bergetar. Suara yang keluar dari mulut manusia adalah

berasal dari pita suara yang bergetar.

b. Sifat-sifat Bunyi

1) Bunyi dapat merambat, Bunyi dapat didengar dengan telinga.

2) Bunyi merambat melalui zat gas (udara), Ketika kamu berada

diteras rumah, tiba-tiba kamu mendengar bunyi telepon dari

dalam rumah. Mengapa kamu dapat mendengar bunyi padahal

letak sumber bunyinya jauh? Bunyi telepon dapat terdengar

karena merambat melalui udara. Bunyi kicau burung, bel

sekolah, dan klakson mobil yang kamu dengar juga merambat

melalui udara.

3) Bunyi merambat melalui zat padat, Contohnya perambatan

bunyi pada benang.

F. Alat, Media dan Sumber belajar

1. Sumber Belajar : Buku paket

2. Alat dan Media : Benda yang ada disekitar dan siswa

G. Metode Pembelajaran

1. Demonstrasi

2. Ceramah

3. Tanya jawab

4. Diskusi

5. Pemberian tugas

H. Langkah-Langkah Kegiatan

4. Kegiatan Awal (±10 menit)

g. Guru mengucapkan salam.

71

h. Mengkondisikan siswa siap belajar energi panas dengan

menyiapkan alat tulis.

i. Guru mengajak siswa untuk berdoa dan meminta salah seorang

siswa memimpin doa.

j. Guru mengecek kehadiran siswa.

k. Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi sebelum

melaksanakan pembelajaran inti untuk mengetahui kesiapan

belajar siswa.

l. Guru memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5. Kegiatan Inti (±50 menit)

g. Guru menyampaikan materi tentang Energi Bunyi

h. Siswa mendengarkan dan menyimak penyampaian materi dari

guru

i. Guru memberikan contoh dengan mendemonstrasikannya di

depan siswa

j. Guru memberikan soal atau pertanyaan

k. Siswa menjawab pertanyaan dari guru

l. Guru memberi penghargaan.

6. Kegiatan Akhir (±10 menit)

4. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama dengan siswa

5. Siswa di instruksikan untuk mengkondisikan diri merapikan

tempat duduk.

6. Siswa bersama guru berdo’a untuk menutup pembelajaran.

I. Penilaian

1. Tes pemberian tugas

2. Penilaian proses

3. Penilaian / evaluasi hasil berbentuk pilihan berganda.

72

Medan, 2018

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas

(Dra. Rokayah) (Icmi Humairoh S.Pdi)

Mahasiswa

(Suri Yaslan Sumawa Hsb)

73

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : IV (Empat) / II (Dua)

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

Tema : Bentuk-Bentuk Energi

J. Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentu energi dan cara penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari

K. Kompetensi Dasar

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan

sekitar serta sifat-sifatnya.

L. Indikator

4. Menyebutkan sumber-sumber energi panas yang terdapat dilingkungan

sekitar.

5. Menjelaskan bukti energi panas

6. Menyebutkan contoh dari energy panas

M. Tujuan Pembelajaran

4. Siswa akan dapat menyebutkan sumber-sumber energi panas.

5. Siswa akan dapat menjelaskan bukti energy panas.

6. Siswa akan dapat menyebutkan contoh dari energi panas.

N. Materi Pelajaran

1. Energi Panas

a. Sumber Energi Panas

Panas dapat terjadi karena adanya sumber energi panas. Sumber

energi panas yang terbesar adalah matahari. Sumber energi panas

lainnya yaitu api, listrik dan gesekan benda.

74

1) Matahari, sumber energy panas utama di Bumi adalah

matahari. Mataharilah yang menghangatkan bumi. Tanpa

matahari bumi akan gelap gulita dan tidak mungkin ada

kehidupan. Setiap pagi kamu melihat matahari menyinari

bumi. Bentuk matahari bulat seperti bumi. Matahari

merupakan benda langit yang memiliki cahaya sendiri.

Matahari memiliki suhu yang sangat tinggi. Menurut para

ahli, suhu pada permukaan matahari mencapai 6000 ºC.

2) Api, merupakan sumber energy panas. Sejak zaman dahulu

api sudah dikenal orang. Api sangat penting bagi

kehidupan kita. Api merupakan cahaya dan panas yang

dikeluarkan jika sesuatu terbakar. Api membutuhkan

bahan bakar, oksigen dan panas. Jika salah satu faktor

tersebut tidak ada maka api akan padam. Sejak zaman

dahulu orang sudah memiliki cara untuk membuat api,

caranya dengan saling menggesekkan dua buah batu

senhingga menghasilkan panas. Jika panas yang ada telah

cukup, maka salah satu benda akan mengeluarkan percikan

api. Percikan api tersebut dapat menjadi api besar jika

mengenai benda yang mudah terbakar. Zaman sekarang

orang menggunakan korek api untuk menghasilkan api.

Saat menyalakan korek api kamu menggesekkan pentol

korek pada permukaannya sehingga dihasilkan panas.

Gesekan tersebut akan membakar bubuk yang ada di

75

pentol korek api. Bubuk yang terdapat pada pentol korek

terbuat dari bahan kimia khusus yang dapat menghasilkan

percikan api. Pada kehidupan sehari-hari api digunakan

untuk memasak. Api juga untuk penghangat dan

penerangan. Api juga digunakan di industri logam, kaca

dan keramik.

3) Gesekan Suatu Benda, Pernahkah tanganmu merasa dingin

pada saat kehujanan? Bagaimana caranya agar tanganmu

menjadi hangat? Cobalah menggosok-gosokkan kedua

tanganmu. Pada saat itu terjadi saling tarik-menarik antara

permukaan kedua tanganmu itu. Tarikan tersebut

dinamakan sebagai gesekan. Energy yang digunakan akan

diubah menjadi panas oleh gesekan itu.

b. Sifat-sifat Energi Panas

Energy panas dapat berpindah, Saat siang hari yang cerah,

cobalah berdiri dihalaman! Apa yang kamu rasakan. Kamu akan

merasakan panas matahari. Mengapa panas matahari sampai ke bumi?

Bukankan jarak matahari ke bumi sangat jauh? Energy panas dapat

merambat hingga ke bumi. Energi panas dari api pun dapat berpindah.

Coba perhatikan saat ibumu memasak air! Air dingin dipanaskan

dengan api kompor. Setelah beberapa lama, air akan mendidih. Air

yang semula dingin menjadi sangat panas. Energi panas dari api

kompor berpindah ke air. Perpindahan panas melalui tiga cara yaitu

hantaran (konduksi), aliran (konveksi), dan pancaran (radiasi).

76

1) Perpindahan panas secara hantaran (konduksi) perpindahan

panas secara konduksi dapat diamati pada benda-benda

tersebut. Misalnya, tutup panci aluminium menjadi panas saat

panci dipanaskan. Perpindahan secara hantaran (konduksi)

merupakan perpindahan yang terjadi melalui zat padat seperti

logam atau kaca.

2) Perpindahan panas secara aliran (konveksi), terjadi melalui zat-

zat yang dapat melalui air dan udara. Contohnya saat kita

menyalakan api unngun, badanmu menjadi hangat. Panas api

unggun sampai ke tubuhmu melalui udara.

3) Perpindahan panas secara pancaran (radiasi), bagaimana panas

matahari sampai kebumi? Panas matahari merambat ke bumi

tanpa zat perantara disebut radiasi.

4) Energy panas dapat merubah benda, mengapa es mencair jika

dibiarkan di udara terbuka? Es mencair karena mendapat

energy panas dari sekitarnya. Energy panas merubah es

berwujud padat menjadi cair.

O. Alat, Media dan Sumber belajar

3. Buku paket

4. Lilin

5. Korek api

6. Batu

P. Metode Pembelajaran

6. Ceramah

7. Tanya jawab

8. Diskusi

9. Pemberian tugas

77

10. Demonstrasi

Q. Langkah-Langkah Kegiatan

7. Kegiatan Awal (±10 menit)

m. Guru mengucapkan salam.

n. Mengkondisikan siswa siap belajar energi panas dengan

menyiapkan alat tulis.

o. Guru mengajak siswa untuk berdoa dan meminta salah seorang

siswa memimpin doa.

p. Guru mengecek kehadiran siswa.

q. Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi sebelum

melaksanakan pembelajaran inti untuk mengetahui kesiapan

belajar siswa.

r. Guru memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran.

8. Kegiatan Inti (±50 menit)

m. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

n. Guru menyampaikan materi tentang Energi Panas

o. Siswa mendengarkan dan menyimak penyampaian materi dari

guru

p. Guru memberikan contoh dengan mendemonstrasikan di depan

siswa

q. Siswa diajak dan di bombing untuk mendemonstrasikan contoh

yang telah dilakukan siswa bersama kelompoknya

r. Guru memberikan soal atau pertanyaan

s. Siswa menjawab pertanyaan dari guru

t. Guru memberi penghargaan.

9. Kegiatan Akhir (±10 menit)

7. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama dengan siswa

8. Siswa di instruksikan untuk mengkondisikan diri merapikan

tempat duduk.

9. Siswa bersama guru berdo’a untuk menutup pembelajaran.

78

R. Penilaian

4. Tes pemberian tugas

5. Penilaian proses

6. Penilaian / evaluasi hasil berbentuk pilihan berganda.

Medan, 2018

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas Mahasiswa

(Dra. Rokayah) (Icmi Humairoh S.Pdi) (Suri Yaslan Sumawa Hsb)

79

Lembar evaluasi pada siklus I

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar

1. Alat musik yang berbunyi dengan cara dipetik adalah….

a. Angklung c. Gitar

b. Seruling d. Gendang

2. Semua benda yang dapat mengeluarkan bunyi disebut….

a. Sumber Bunyi c. Sumber tenaga

b. Sumber gerak d. Sumber Panas

3. Bunyi merupakan suara yang dapat….

a. Dimakan c. Didengar

b. Dilihat d. Diambil

4. Salah satu sumber energi bunyi adalah ….

a. Angin c. Tumbuhan

b. Matahari d. Tepukan tangan

5. Bunyi lebih cepat merambat melalui….

a. Matahari c. Tanah

b. Ruang hampa d. Panas bumi

6. Bunyi dihasilkan oleh benda yang….

a. Bersinar c. Bergetar

b. Berwarna d. Diam

7. Bunyi dapat didengar oleh telinga kita karena sumber bunyi mengalami….

a. Getaran c. Pendinginan

b. Pemuaian d. Perambatan

80

8. Suara bel sekolah terdengar dari jarak yang jauh karena suara bel

merambat melalui….

a. Udara c. Tanah

b. Air d. Ruang hampa

9. Berikut yang bukan termasuk kegiatan yang menghasilkan bunyi ialah….

a. Bermain gitar c. Meniup seruling

b. Memukul gendang d. Menyapu

10. Bunyi terjadi karena benda….

a. Dipanaskan c. Bergetar

b. Didinginkan d. Diletakkan

81

Lembar evaluasi pada siklus I

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar

1. Alat musik yang berbunyi dengan cara dipetik adalah….

c. Angklung c. Gitar

d. Seruling d. Gendang

2. Semua benda yang dapat mengeluarkan bunyi disebut….

c. Sumber Bunyi c. Sumber tenaga

d. Sumber gerak d. Sumber Panas

3. Bunyi merupakan suara yang dapat….

c. Dimakan c. Didengar

d. Dilihat d. Diambil

4. Salah satu sumber energi bunyi adalah ….

c. Angin c. Tumbuhan

d. Matahari d. Tepukan tangan

5. Bunyi lebih cepat merambat melalui….

c. Matahari c. Tanah

d. Ruang hampa d. Panas bumi

6. Bunyi dihasilkan oleh benda yang….

c. Bersinar c. Bergetar

d. Berwarna d. Diam

7. Bunyi dapat didengar oleh telinga kita karena sumber bunyi mengalami….

c. Getaran c. Pendinginan

d. Pemuaian d. Perambatan

82

8. Suara bel sekolah terdengar dari jarak yang jauh karena suara bel

merambat melalui….

c. Udara c. Tanah

d. Air d. Ruang hampa

9. Berikut yang bukan termasuk kegiatan yang menghasilkan bunyi ialah….

c. Bermain gitar c. Meniup seruling

d. Memukul gendang d. Menyapu

10. Bunyi terjadi karena benda….

c. Dipanaskan c. Bergetar

d. Didinginkan d. Diletakkan

83

Lembar evaluasi pada siklus II

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar

11. Untuk mengeringkan baju diperlukan energi….

e. Kimia c. Panas

f. Listrik d. Gerak

12. Energi dari matahari yang diperlukan untuk berfotosintesis adalah….

e. Energi panas c. Energi kimia

f. Energi listrik d. Energi cahaya

13. Panas yang merambat langsung tanpa melalui zat perantara dikenal dengan

sebutan….

e. Radiasi c. Konveksi

f. Konduksi d. Aliran

14. Perambatan panas tanpa disertai perpindahan zat perantaranya disebut….

e. Radiasi c. Konveksi

f. Konduksi d. Asimilasi

15. Sumber energi panas terbesar adalah….

e. Matahari c. Air

f. Angina d. Panas bumi

16. Dua buah batu yang digesekkan akan menimbulkan….

e. Abu c. Listrik

f. Asap d. Panas

17. Kita dapat merasakan hangatnya api unggun yang berada di dekat kita

karena terjadi perpindahan panas secara….

e. Konveksi c. Kontraksi

84

f. Konduksi d. Radiasi

18. Udara yang terkena panas akan….

e. Mengembang c. tetap

f. Menyusut d. ikut panas

19. Berikut yang bukan termasuk sumber energi panas ialah….

e. Matahari c. Matahari dan api

f. Api d. Air

20. Berikut yang termasuk sumber energi panas ialah….

e. Api c. Daun

f. Air d. Kayu

85

LEMBAR KERJA SISWA

Alat dan bahan

1. Lilin

2. Korek api

Langkah kerja

1. Bakarlah lilin dengan menggunakan korek api

Hasil pengamatan

1. Apakah yang terjadi ketika lilin dibakar menggunakan korek api?

2. Mengapa lilin mencair ketika dibakar?

LEMBAR KERJA SISWA

Alat dan bahan

3. Batu (2)

Langkah kerja

2. Geseklah kedua batu selama 5 menit

Hasil pengamatan

3. Apakah yang terjadi ketika kedua batu digesekkan?

86

Kunci jawaban pre-test dan siklus I

1. C

2. A

3. C

4. D

5. B

6. C

7. D

8. A

9. D

10. C

Kunci jawaban siklus II

1. C

2. A

3. A

4. A

5. A

6. D

7. A

8. D

9. D

10. A

87

Siklus I

LEMBAR OBSERVASI SITUASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Nama sekolah : MIS Islamiyah YPI Batang Kuis

Kelas : IV A

Mata pelajaran : IPA

Materi : Energi Panas dan Energi Bunyi

Subjek yang dipantau : Suri Yaslan Sumawa Hsb (Peneliti kelas IV

A)

Pelaku (Pemantau) : Icmi Humairah S.Pdi

Petunjuk : berilah tanda ceklis pada nomor 1,2,3 dan 4

menurut hasil pengamatan bapak/ibu.

No Kegiatan Skor

1

2

3

4

1 Pembukaan

2 Penjelasan Tujuan Pembelajaran

3 Penjelasan Materi

4 Penggunaan metode Demonstrasi

5 Kemampuan melakukan evaluasi

6 Memberikan pengargaan

88

7 Menyimpulkan materi

pembelajaran

8 Menutup pembelajaran

Penilaian: Jumlah=

X 100

Kriteria Penilaian

1 : Kurang

2 : Cukup

3 : Baik

4 : Baik Sekali

Medan Maret 2018

Observer

(Icmi Humairah S.Pdi)

89

Siklus I

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DAN KEMAMPUAN

SISWA DALAM PEMAHAMAN PELAJARAN

Nama sekolah : MIS Islamiyah YPI Batang Kuis

Kelas : IV A

Mata pelajaran : IPA

Materi : Energi Panas dan Energi Bunyi

Subjek yang dipantau : Suri Yaslan Sumawa Hsb (Peneliti kelas IV

A)

Pelaku (Pemantau) : Icmi Humairah S.Pdi

Petunjuk : berilah tanda ceklis pada nomor 1,2,3 dan 4

menurut hasil pengamatan bapak/ibu.

No

Kegiatan

1

2

3

4

1 Siswa siap untuk belajar

2 Siswa memprhatikan atau

mendengar penjelasan guru

saat memberikan pelajaran

3 Antusias dalam

menyelesaikan tugas

4 Siswa dapat memahami

pelajaran materi pelajaran

yang diberikan guru

90

Medan Maret 2018

Observer

(Icmi Humairah S.Pdi)

91

Siklus II

LEMBAR OBSERVASI SITUASI KEGIATAN

PEMBELAJARAN

Nama sekolah : MIS Islamiyah YPI Batang Kuis

Kelas : IV A

Mata pelajaran : IPA

Materi : Energi Panas dan Energi Bunyi

Subjek yang dipantau : Suri Yaslan Sumawa Hsb (Peneliti

kelas IV A)

Pelaku (Pemantau) : Icmi Humairah S.Pdi

Petunjuk : berilah tanda ceklis pada nomor 1,2,3 dan 4

menurut hasil pengamatan bapak/ibu.

No Kegiatan Skor

1

2

3

4

1 Pembukaan

2 Penjelasan Tujuan Pembelajaran

3 Teknik pembagian kelompok

4 Penjelasan materi energi panas

5 Penggunaan metode Demonstrasi

92

Medan Maret 2018

Observer

(Icmi Humairah S.Pdi)

6 Kemampuan melakukan evaluasi

7 Memberikan penghargaan

8 Menyimpulkan materi pembelajaran

9 Menutup pembelajaran

93

Siklus II

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DAN KEMAMPUAN

SISWA DALAM PEMAHAMAN PELAJARAN

Nama sekolah : MIS Islamiyah YPI Batang Kuis

Kelas : IV A

Mata pelajaran : IPA

Materi : Energi Panas dan Energi Bunyi

Subjek yang dipantau : Suri Yaslan Sumawa Hsb (Peneliti kelas IV

A)

Pelaku (Pemantau) : Icmi Humairah S.Pdi

Petunjuk : berilah tanda ceklis pada nomor 1,2,3 dan 4

menurut hasil pengamatan bapak/ibu.

No

Kegiatan

1

2

3

4

1 Siswa siap untuk belajar

2 Siswa memprhatikan atau

mendengar penjelasan guru

saat memberikan pelajaran

3 Antusias dalam

menyelesaikan tugas

4 Siswa dapat memahami

pelajaran materi pelajaran

94

yang diberikan guru

Medan Maret 2018

Observer

(Icmi Humairah S.Pdi)

95

96

97

98

99

Gambar 1 Siswa mendemonstrasikan Energi Bunyi di depan kelas

Gambar 2 Siswa mengerjakan soal pada Siklus I

100

Gambar 3 guru menuliskan materi

Gambar 4 Mendemonstrasikan Energi Panas

101

Gambar 5 siswa mengamati dan mendemonstrasikan energi panas