pedoman proposal ta2014_rev

19
PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2015 1

Upload: julia-putri-adani

Post on 06-Oct-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gfrthjkj

TRANSCRIPT

PEDOMAN PELAKSANAAN PENELITIAN

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2015PROPOSAL TUGAS AKHIR

TL-500IDENTIFIKASI PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA PERAIRAN, SEDIMEN DAN BIOTA WADUK SAGULING

PROVINSI JAWA BARATOLEH:

Julia Putri Adani25-2011-044

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGANFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

2015SISTEMATIKA USULAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI

1. URAIAN UMUM

2. ABSTRAK

3. TUJUAN KHUSUS 4. PENTINGNYA PENELITIAN YANG DIRENCANAKAN

5. STUDI PUSTAKA/KEMAJUAN YANG TELAH DICAPAI DAN STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN6. METODE PENELITIAN

7. PUSTAKA

LAMPIRAN :

1. DUKUNGAN PADA PELAKSANAAN PENELITIAN

2. SARANA DAN PRASARANA

1. URAIAN UMUM

1.1. Judul Usul

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan, Sedimen dan Biota Waduk Saguling Provinsi Jawa Barat1.2. Nama Mahasiswa Nama lengkap

: Julia Putri Adani Jurusan

: Teknik Lingkungan

Telepon/Hp

: 087822245265 Faksimili

: - e-mail

: [email protected]. Subyek penelitianPenelitian ini untuk mengetahui kandungan logam berat Timbal (Pb) pada perairan, sedimen, dan biota di Waduk Saguling.

1.4 Periode pelaksanaan penelitian Mulai : Februari 2015

Berakhir : Agustus 20151.5. Lokasi penelitianLokasi penelitian berada di Waduk Saguling Provinsi Jawa Barat1.6. Hasil yang ditargetkan, beri penjelasanDapat mengetahui kandungan logam berat Timbal (Pb) pada perairan, sedimen, dan biota di Waduk Saguling serta dapat mengidentifikasi hubungan antara logam berat Timbal (Pb) dengan parameter fisika dan kimia.1.7. Instansi lain yang terlibat

1.8. Keterangan lain yang dianggap perluEka Wardhani, S.T.,M.T.

2. ABSTRAK RENCANA PENELITIANWaduk saguling di Kabupaten Bandung berfungsi sebagai sumber air untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tetapi saat ini Waduk Saguling telah tercemar logam berat. Seeiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat, pencemaran di Waduk Saguling semakin meningkat. Salah satu logam berat yang mencemari Waduk Saguling adalah Timbal (Pb). Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi kandungan logam berat Timbal (Pb) pada perairan, sedimen, dan biota di Waduk Saguling serta mengidentifikasi hubungan parameter fisika dan kimia terhadap kelarutan logam berat tersebut. Penelitian ini dilakukan Bulan Februari sampai Bulan Agustus. Kandungan logam berat kemudian dianalisis menguunakan Atomic Absorption Spectrometer (AAS). Dari hasil penelitian yang didapat akan menunjukkan bahwa adanya tingkatan konsentrasi logam berat Timbal (Pb) diantara perairan, sedimen, dan biota di Waduk Saguling. Hal ini dapat menunjukkan apakah di Waduk Saguling telah tercemar konsentrasi logam berat Timbal (Pb) dengan konsentrasi yang tinggi atau tidak.3. TUJUAN KHUSUS Melakukan pengukuran logam berat Timbal (Pb) pada Waduk Saguling Prov. Jawa Barat

Mengetahui kandungan logam berat Timbal (Pb) pada perairan, sedimen, dan biota di Waduk Saguling Mengetahui kandungan logam berat lainnya seperti Cu, Zn, dan Cd.

Melakukan pengukuran fisika dan kimia yang ada pada Waduk Saguling

Mengidentifikasi hubungan antara logam berat Timbal (Pb) dengan parameter fisika dan kimia.4. PENTINGNYA ATAU KEUTAMAAN RENCANA PENELITIAN/PERENCANAAN INI

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar pencemaran logam berat Timbal (Pb) yang ada di Waduk Saguling Prov. Jawa Barat dan mengidentifikasi hubungan antara parameter fisika kimia yang terjadi pada Waduk Saguling. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun menyatakan bahwa logam berat Timbal (Pb) dalam perairan, sedimen, dan biota Waduk Saguling menjadi sangat penting mengingat air Waduk Saguling digunakan sebagai sumber air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Manfaat dari penelitian ini dapat memberi informasi pada masyarakat dan Pemerintah Daerah akan kondisi Waduk Saguling yang sebenernya karena selama ini penelitian dan pemantauan hanya terpaku pada kondisi air saja yang dalam beberapa kali pengamatan tidak terdeteksi kandungan logam beratnya karena ada kemungkinan logam berat tersebut terakumulasi pada sedimen dan biota disebabkan kondisi waduk yang mendukung terjadinya pengendapan logam berat salah satunya adalah nilai kandungan oksigen yang rendah atau tercipta kondisi anaerob dan nilai pH yang cenderung basa karena aktivitas industri. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memudahkan untuk melakukan langkah tidak lanjut untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan.5. STUDI PUSTAKA/HASIL YANG SUDAH DICAPAI DAN STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN5.1. Gambaran Umum Wilayah StudiWaduk Saguling didirikan sejak Februari 1985, yang berfungsi untuk membendung aliran Sungai Citarum. Awalnya Saguling hanya direncanakan sebagai penghasil listrik, tapi kemudian juga digunakan untuk pariwisata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 1980 1995 kualitas air sudah banyak menurun yang diakibatkan oleh pencemaran organic yang dihasilkan dari limbah industri, penduduk, pertanian dan perikanan. Hingga tahun 2008 sedimentasi di Waduk Saguling mencapai 84 juta m3. Laju sedimentasi di Waduk Saguling kini diperkirakan sekitar 4,2 juta m3 per tahun atau 4.819.664 ton per tahun. Sedimentasi akan menurunkan fungsi bendungan dan memperpendek usia operasi PLTA. Limbah industri dan domestic yang terbawa oleh aliran air Sungai Citarum juga memperburuk kondisi endapan waduk (Tata ruang Indonesia, 2011).

Gambar 1.2 Waduk Saguling Provinsi Jawa Barat

Sebagaimana disebutkan dalam Salim (2002), bahwa mulai dari Majalaya sampai ke Waduk Saguling diperkirakan 6 juta jiwa penduduk menghuni kawasan Citarum Hulu dengan kepadatan penduduk 400-12000 orang/km2. Dengan kepadatan penduduk itu, diperkirakan beban pencemaran BOD limbah domestik yang masuk ke DAS Citarum Hulu berkisar antara 160.000-200.000 ton/hari (Sukimin S, 2000).

Sebaliknya, aktifitas industri menimbulkan beban pencemaran BOD yang meningkat, dimana pada tahun 2000 beban pencemaran BOD sebesar 81.363 ton/hari dan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 109.114 ton/hari (Garno Y S, 2002). Sedangkan tekanan kegiatan budidaya pertanian tidak hanya menimbulkan pencemaran akibat pencucian pupuk tetapi juga meningkatnya erosi (22ton/ha/tahun) akibat pembukaan lahan baru dan bertambahnya lahan yang terbengkalai menimbulkan erosi yang akhirnya masuk ke perairan Waduk Saguling (Garno Y S, 2001). Dari aktifitas pertanian telah terjadi akumulasi nitrogen dan posfor yang tinggi di perairan. Hasil prediksi nitrogen dan posfor yang masuk perairan DAS Citarum Hulu, diperkirakan berkisar antara 6.460-187.852 ton N per tahun dan 3.060-21.992 ton P per tahun (Sukimin S, 2000).

Kondisi tersebut, memperkuat pernyataan PPSDAL-UNPAD Bandung bahwa kualitas air Waduk Saguling telah melebihi bakumutu untuk air minum dan bakumutu untuk budidaya perikanan seperti kegiatan budidaya keramba jaring apung (KJA) (Oktaviatun, 2004). Dengan kondisi kualitas lingkungan yang demikian, Waduk Saguling sangat sulit untuk melakukan pemulihan kualitas secara alamiah (self purification). 5.2. Pengertian Logam Berat

Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan densitas lebih besar dari 5g/cm3, terletak disudut kanan bawah pada system periodik unsur, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92, dari periode 4 sampai 7 (Miettinen, 1977 dalam Ernawati, 2010). Sebagian logam berat seperti Plumbum (Pb), Kadmium (Cd), dan Merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang sangat berbahaya. Afinitasnya yang tinggi terhadap S menyebabkan logam ini menyerang ikatan S dalam enzim, sehingga enzim yang bersangkutan menjadi tidak aktif. Gugus karboksilat (-COOH) dan amina (-NH2) juga bereaksi dengan logam berat. Kadmium, Plumbum, dan Tembaga terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses transformasi melalui dinding sel. Logam berat juga mengendapkan senyawa posfat biologis atau mengkatalis penguraiannya. (Manahan1977, dalam Ernawati 2010).

Tingginya kandungan logam berat di suatu perairan dapat menyebabkan kontaminasi, akumulasi bahkan pencemaran terhadap lingkungan seperti biota, sedimen, air dan sebagainya (Lu,1995). Berdasarkan kegunaannya, logam berat dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu (Laws, 1981) :

1. Golongan yang dalam konsentrasi tertentu berfungsi sebagai mikronutrien yang bermanfaat bagi kehidupan organisme perairan, seperti Zn, Fe, Cu, Co.

2. Golongan yang sama sekali belum diketahui manfaatnya bagi organisme perairan seperti Hg, Pb, dan Cd.Menurut Hutagalung (1984) bahwa senyawa logam berat banyak digunakan untuk kegiatan industri sebagai bahan baku, katalisator, biosida maupun sebagai additive. Limbah yang mengandung logam berat ini akan terbawa oleh sungai dan karenanya limbah industri merupakan sumber pencemar logam berat yang potensial bagi pencemaran laut. Dalam perairan, logam-logam ditemukan dalam bentuk (Hamidah, 1980):

1. Terlarut, yaitu ion logam bebas air dan logam yang membentuk kompleks dengan senyawa organik dan anorganik.

2. Tidak terlarut, terdiri dari partikel yang berbentuk koloid dan senyawa kompleks metal yang terabsorbsi pada zat tersuspensi.Logam berat diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi (Fardiaz,1992; Palar, 1994). Kondisi perairan yang terkontaminasi oleh berbagai macam logam akan berpengaruh nyata terhadap ekosistem perairan baik perairan darat maupun perairan laut.Beberapa sumber yang dapat menyebabkan logam berat masuk dalam ekosistem pertanian yaitu buangan limbah industri yang masuk ke lahan pertanian, aktivitas pertambangan di bagian hulu daerah aliran sungai, erosi dan dari pupuk dan pestisida yang mengandung logam berat. Kandungan alami logam pada suatu ekosistem terdampak akan berubah-ubah tergantung pada kadar pencemaran oleh aktivitas sumber pencemar yang membuang limbahnya ke suatu sistem drainase, ketidaksempurnaan pengelolaan limbah pertambangan yang masuk ke ekosistem sungai, erosi, dan di lahan pertanian karena kandungan logam pupuk dan dalam pestisida (Darmono 1995 dalam Barchia 2009).

Kandungan logam dalam sungai berasal dari berbagai sumber, seperti batuan dan tanah serta dari aktivitas manusia termasuk pembuangan limbah cair baik yang telah diolah maupun belum diolah ke badan air kemudian secara langsung dapat memapari air permukaan (Akoto dkk., 2008). Logam berat memasuki air alami dan menjadi bagian dari sistem suspensi air dan sedimen melalui proses absorpsi, presipitasi, dan pertukaran ion (Liu dkk., 2006). Logam dalam sistem perairan menjadi bagian dari sistem air-sedimen dan distribusinya dikendalikan oleh kesetimbangan dinamik dan interaksi fisika-kimia, yang umumnya dipengaruhi oleh parameter pH, konsentrasi dan tipe senyawa, kondisi reduksi-oksidasi, dan bilangan oksidasi dari logam tersebut (Singh dkk., 2005). Meskipun diketahui bahwa keberadaan logam berat di perairan merupakan hal alamiah yang terbatas dalam jumlah tertentu dalam kolom air, sedimen, dan lemak biota, tetapi keberadaan logam berat ini akan meningkat akibat masuknya limbah yang dihasilkan oleh industri-industri serta limbah yang berasal dari aktivitas lainnya (Lin, dkk., 2006). Dalam hubungannya dengan kondisi morfologi dan hidrologi, materi terlarut seperti logam dapat terakumulasi sepanjang perairan, bahkan dapat terjadi beberapa kilometer setelah sumber polusi (Obolewski, dkk., 2006). Khususnya, dalam penelitian ini adalah limbah cair industri tekstil yang dapat meningkatkan konsentrasi logam berat dalam air dan sedimen pada badan air penerima. Apabila terpapar pada organisme, konsentrasi logam berat yang tinggi dapat bersifat toksik dan cenderung terakumulasi di organ vital (Akoto, dkk., 2008). Akumulasi tersebut dapat berdampak pada rantai makanan sehingga mempengaruhi kesehatan manusia (El-Kammar, 2009). Pencemaran logam berat merupakan masalah pencemaran lingkungan yang umum dan menjadi perhatian (Papafilippaki, dkk., 2007). Oleh karena itu, penelitian studi logam berat dalam air dan sedimen air permukaan menjadi penting mengingat air tersebut dapat berkontribusi dalam pengairan lahan sawah yang pada akhirnya padi hasil dari lahan sawah tersebut digunakan sebagai bahan yang dikonsumsi manusia.5.3. Pencemaran Logam BeratRomimohtarto (1991), menyatakan bahwa pencemaran laut merupakan suatu keadaan dimana suatu zat atau energi beserta unsur-unsur yang lain yang diintrodusir ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia atau oleh proses alamiah dalam kadar tertentu sehingga menyebabkan terjadinya perubahan yang mengakibatkan lingkungan laut tersebut tidak berfungsi seperti semula dalam arti kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan hayatinya.Secara umun jenis-jenis limbah, khususnya yang berasal dari industri dapat digolongkan menjadi 5 macam, yaitu bahan-bahan organik yang terlarut, anorganik termasuk unsur-unsur hara, organik yang tidak terlarut, arnorganik yang tidak terlarut, dan bahan radioaktif. Logam sendiri merupakan bahan atau zat murni organik dan anorganik yang berasal dari kerak bumi. Secara alami siklus perputaran logam adalah dari kerak bumi ke lapisan tanah, ke makhluk hidup, ke dalam air, selanjutnya mengendap dan akhirnya kembali ke kerak bumi lagi (Darmono. 1995). Sedangkan logam berat menurut Connell dan Miller (1995), merupakan suatu logam dengan berat jenis lebih besar dari 5 gr/cm3 dan mempunyai nilai atom lebih besar dari 21 dan terletak di bagian tingah daftar periodik. Memiliki karakter yang lunak, berkilau, daya hantar panas dan listrik yang tinggi, bersifat kimiawi, yaitu sebagai dasar pembentukan reaksi dengan asam. Palar (2004) menambahkan, bahwa apabila akumulasi logam berat yang masuk ke dalam tubuh berlebihan maka akan menjadi racun bagi tubuh.Konsentrasi logam berat di air alam umumnya relatif kecil, sering kali menunjukkan angka dibawah 1 mg/l dan didefinisikan sebagai trace metal. Kehadiran trace metal diperairan alam biasanya berasal dari buangan industri dan atau interaksi alami antara air dan atmosfer didalam perairan dimana terjadi kontak (Singer 1973).

Fluktuasi konsentrasi logam berat diperairan merupakan akibat dari hasil proses hidrodinamik, kimia dan penyerapan biologis (Krenkelnoutry,1980) efek hidrodinamis terutama dalam kaitannya dengan variasi debit, scouring, settling, mixing dan lateral inflow, efek biologis tergantung interaksi dengan kehidupan aquatik.5.3.1. Timbal (Pb)Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam. Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan Plumbum, dan logam ini disimbolkan dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai unsur atom (NA)82 dengan bobot atau berat atom (BA)207,2.Timbal merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Timbal sering kali digunakan dalam industri kimia seperti pembuatan baterai, industri pembuatan kabel listrik dan industri pewarnaan pada cat. Sifat Logam Timbal (Pb)

a. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.

b. Tahan terhadap korosi atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai coating

c. Titik lebur rendah, hanya 327,5 derajat C.

d. Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.

e. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali emas dan mercuri.

Kegunaan Timbal (Pb)

a. Digunakan dalam pembuatan kabel telepon

b. Digunakan dalam baterai

c. Sebagai pewarnaan cat

d. Sebagai pengkilapan keramik dan bahan anti api

e. Sebagai aditive untuk bahan bakar kendaraan Dampak Timbal (Pb) Terhadap Kesehatan

Efek Pb terhadap kesehatan terutama terhadap sistem haemotopoetic (sistem pembentukan darah), adalah menghambat sintesis hemoglobin dan memperpendek umur sel darah merah sehingga akan menyebabkan anemia. Pb juga menyebabkan gangguan metabolisme Fe dan sintesis globin dalam sel darah merah dan menghambat aktivitas berbagai enzim yang diperlukan untuksintesis heme.Anak yang terpapar Pb akan mengalami degradasi kecerdasan alias idiot. Pada orang dewasa Pb mengurangi kesuburan, bahkan menyebabkan kemandulan atau keguguran pada wanita hamil, kalaupun tidak keguguran, sel otak tidak bisa berkembang. Dampak Pb pada ibu hamil selain berpengaruh pada ibu juga pada embrio/ janin yang dikandungnya. Selain penyakit yang diderita ibu sangat menentukan kualitas janin dan bayi yang akan dilahirkan juga bahan kimia atau obat-obatan, misalnya keracunan Pb organik dapat meningkatkan angka keguguran, kelahiran mati atau kelahiran prematur.Efek-efek Pb terhadap kesehatan dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

a. Efek terhadap terjadinya Anemia oleh Pb

Secara biokimiawi, keracunan timah hitam dapat menyebabkan :1) Peningkatan produksi ALA (Amino Levulinic Acid)

Timah hitam akan menghambat enzim hemesintetase, yang mengakibatkan penurunan produksi heme. Penurunan produksi heme ini akan meningkatkan aktivitas ALA sintetase, dan akhirnya produksi ALA meningkat. Peningkatan produksi ALA ini dapat dilihat dari ekskresi ALA di urine.

2) Peningkatan ProtoporphirinPerubahan protoporphirin IX menjadi heme, akan terhambat dengan adanya timah hitam. Hal ini akan menyebabkan terjadinya akumulasi dari protoporphirin IX yang dapat diketahui pada plasma dan feces.3) Peningkatan koproporphirin

Akumulasi dari protoporphirin akan meningkatkan akumulasi dari koproporphirin III. Hal ini diketahui dengan didapatkannya koproporphirin III pada urine dan feces.

6. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 1.1

Bagan 1.1 Diagram alir Penelitian7. PUSTAKA ACUAN

Ahmad, M Rungkuti , 2009. Analisis Kandungan Logam Berat Hg, Cd, dan Pb PadaAir dan Sedimen di Perairan Pulau Panggang Pramuka Kepulauan Seribu,Jakarta. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB. Bogor. Dipetik 02 Februari 2015 darihttps://oseanografihangtuah.files.wordpress.com/2012/07/pencemaran-logam-berat-dalam-sedimen-di-muara-sungai.pdf

Akoto, O., Bruce, T. N., Darkol, G. 2008, Heavy metals pollution profiles in streams serving the Owabi reservoir, African Journal of Environmental Science and Technology, Vol. 2, No. 11, pp. 354-359.Dipetik 02 Februari 2015 dari

http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/teknologi_pengelolaan_lingkungan/wp-content/uploads/2010/10/PI-Pertiwi-Andarani-15305045.pdfDandy Apriadi, 2005. Kandungan Logam Berat Hg, Pb, dan Cr Pada Air, Sedimendan Kerang Hijau (Perna viridis L) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB. Bogor. Dipetik 02 Februari 2015 dari https://oseanografihangtuah.files.wordpress.com/2012/07/pencemaran-logam-berat-dalam-sedimen-di-muara-sungai.pdf

El-Kammar, A. M., Ali, B. H., El-Badry, A.M., 2009, Environmental Geochemistry of River Nile Bottom Sediments Between Aswan and Isna, Upper Egypt, Journal of Applied Sciences Research (INSInet Publication), Vol. 5(6), pp. 585-594. Dipetik 02 Februari 2015 dari

http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/teknologi_pengelolaan_lingkungan/wp-content/uploads/2010/10/PI-Pertiwi-Andarani-15305045.pdfErma, S. & Syarifuddin, L. Distribusi Kuantitatif Logam Berat Pb, Cd, dan Cu dalam Sedimen di Sekitar Perairan Laut Dangkal Pulau Sumbawa. Prodi Kimia Pascasarjana dan Prodi Kimia FMIPA Univ. Hasanudin. Makassar. Dipetik 02 Februari 2015 dari https://oseanografihangtuah.files.wordpress.com/2012/07/pencemaran-logam-berat-dalam-sedimen-di-muara-sungai.pdfGarno Y S. 2002. Dinamika Dan Status Kualitas Air Waduk Multi Guna Cirata. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, Vol.4(4) : 1-8. Dipetik 01 Februari 2015 dari

http://download.portalgaruda.org/articleGarno, Y S. 2001. Status dan karakterstik pencemaran di waduk kaskade Citarum. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol 2 (2): 207-213. ISSN 1411-318X. Dipetik 01 Februari 2015 dari http://download.portalgaruda.org/articlehttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-andhimuham-5651-3-babii.pdfhttp://digilib.unila.ac.id/107/8/BAB%20II.pdfLin, C., He, M., Zhou, Y., Guo, W., Yang, Z., 2008, Distribution and contamination assessment of heavy metals in sediment of the Second Songhua River, China, Environ Monit Assess (Springer), Vol. 137, pp. 329342. Dipetik 02 Februari 2015 dari

http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/teknologi_pengelolaan_lingkungan/wp-content/uploads/2010/10/PI-Pertiwi-Andarani-15305045.pdfLiu, L., Fasheng, L., Xiong, D., 2006, Heavy metal contamination and their distribution in different size fractions of the surficial sediment of Haihe River, China, Environ Geol, Vol 50, pp.431-438. Dipetik 02 Februari 2015 dari

http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/teknologi_pengelolaan_lingkungan/wp-content/uploads/2010/10/PI-Pertiwi-Andarani-15305045.pdfObolewski, K., Glinska-Lewczuk, K., Contents of Heavy Metals in Bottom Sediments of Oxbow Lakes and the Supia River, Polish J. Environ. Stud. Vol. 15, No. 2a, pp. 440-44. Dipetik 02 Februari 2015 darihttp://www.ftsl.itb.ac.id/kk/teknologi_pengelolaan_lingkungan/wp-content/uploads/2010/10/PI-Pertiwi-Andarani-15305045.pdfOktaviatun. (2004), Uptake dan depurasi timbal pada ikan nila (Oreochromis niloticus) (Lead Uptake and Depuration in Oreochromis niloticus). Final Project. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Dipetik 01 Februari 2015 dari http://download.portalgaruda.org/articlePapafilippaki, A. K., Kotti, M. E., Stavroulakis, G.G., 2007, Seasonal Variations in Dissolved Heavy Metals in The Keritis River, Chania, Greece, Proceedings of the 10th International Conference on Environmental Science and Technology. Dipetik 02 Februari 2015 darihttp://www.ftsl.itb.ac.id/kk/teknologi_pengelolaan_lingkungan/wp-content/uploads/2010/10/PI-Pertiwi-Andarani-15305045.pdfSukimin, S. 2000. Pengembangan pengelolaan perikanan berkelanjutan di kawasan Waduk Ir. H.Juanda. Lokakarya Pengelolaan Budidaya Ikan di Keramba jaring Apung di Waduk Jatiluhur. Puslitbang, Balitbang Pertanian, Deptan. Dipetik 01 Februari 2015 dari http://download.portalgaruda.org/articleTata ruang Indonesia, 2012. 3 Waduk di Sungai Citarum.LAMPIRAN :

1. DUKUNGAN TERHADAP PELAKSANAAN PENELITIAN

Sebutkan dukungan dana penelitian/perencanaan terhadap para peneliti/perencana baik dari dalam maupun luar negeri termasuk dana yang sedang berjalan, yang sedang dalam pertimbangan dan yang baru diusulkan. Bila tidak ada, katakan dengan tegas tidak ada.

Bila ada dukungan dana sebutkan nama lembaganya, nomor persetujuan, judul penelitian, jumlah dana (per tahun). Jelaskan isi dari penelitian pendukung.

2.1. Dukungan aktif yang sedang berjalan

2.2. Dukungan yang sedang dalam tahap pertimbangan

2.3. Proposal lain yang sedang direncanakan atau dalam taraf persiapan

2. SARANA

Jelaskan sarana yang akan digunakan termasuk kapasitas, daya dukung/kemampuan.

3.1. Laboratorium

3.2. Peralatan utama: sertakan daftar peralatan utama yang penting yang sudah tersedia untuk menunjang kegiatan penelitian/perencanaan yang diusulkan, dimana lokasi, apa kegunaan, dan bagaimana kemampuannya

3.3. Keterangan tambahan: informasi tambahan tentang lingkungan tempat kegiatan akan dilakukan. Sebutkan sarana pendukung termasuk bengkel (workshop) dll. yang dapat dimanfaatkan selama penelitian/perencanaan berlangsung.

Mulai

Proses administrasi

Survey pendahuluan

Penentuan metode sampling

Persiapan peralatan

Persiapan penelitian

Proses persiapan

Pengumpulan data

Data sekunder:

Kecepatan Aliran Sungai Citarum

Luasan Wilayah Sungai Citarum

Sumber pencemaran air

Data Penduduk di Sungai Citarum

Data kualitas air

Data primer:

Pengukuran kecepatan, debit, dan lebar titik sampling

Pengukuran parameter fisika dan kimia

Sampling Logam Berat Timbal (Pb) dengan Alat Spektrofo-tometer Serapan Atom (SSA) secara ekstraksi

Sampling logam berat Timbal (Pb) di sedimen dengan Alat Spektrofo-tometer Serapan Atom (SSA) secara ekstraksi

Analisis data :

Kondisi Sungai Citarum

Parameter Fisika dan Kimia

Penelitian Logam Berat Timbal (Pb)

Analisis pencemaran logam berat Timbal (Pb)

Kesimpulan dan Saran

Selesai

PAGE 1