2008 - pedoman proposal 2010 baru

55
Pedoman Pengajuan Proposal KEGIATAN PENGOLAHAN dan PEMASARAN HASIL PERTANIAN T.A. 2010 Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN 2008

Upload: khrisma

Post on 14-Dec-2014

70 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Pedoman Pengajuan Proposal

KEGIATAN PENGOLAHAN dan

PEMASARAN HASIL PERTANIAN

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

DEPARTEMEN PERTANIAN2008

Page 2: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

KATA PENGANTAR

Tahun 2010 adalah tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014 yang difokuskan pada peningkatan daya saing bangsa. Kebijakan ini merupakan hal yang amat strategis dalam konteks pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang memang ditujukan untuk meningkatkan

nilai tambah dan daya saing produk pertanian Indonesia.

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen PPHP) menggariskan bahwa pola perencanaan pembangunan PPHP menganut sinergi antara pola top down dengan bottom up. Dengan pola ini sangat diharapkan bahwa kegiatan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan nasional dan kesiapan daerah sebagai pelaksananya.

Buku Pedoman Pengajuan Proposal Kegiatan PPHP ini disusun dan disebarluaskan untuk dijadikan acuan utama bagi Dinas lingkup pertanian di Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang ingin mendapatkan bantuan dana dari sumber APBN Ditjen PPHP tahun anggaran 2010. Diharapkan dengan terbitnya Buku Pedoman ini, daerah dapat menentukan kegiatan pengembangan pengolahan dan pemasaran yang benar-benar sesuai dan menjadi prioritas kebutuhan di daerah. Bagi Ditjen PPHP, dengan adanya proposal yang baik dari daerah, maka akan sangat membantu dalam menetapkan kebijakan alokasi anggaran bagi daerah. Dengan cara ini diharapkan ada peningkatan kualitas dan sekaligus sinergi antara perencanaan di tingkat pusat dan daerah.

Sangat diharapkan buku ini akan memberikan inspirasi dan dorongan bagi semua pihak yang terkait untuk mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di daerah. Semoga!.

Jakarta, Desember 2008 Sekretaris Ditjen

PPHP,

Ir. Banun Harpini, M.Sc.NIP. 080 072 454

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 i

Page 3: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar iDAFTAR ISI ii

Bab 1. PendahuluanA Arah Pembangunan Nasional 1B.

Kewenangan Pusat - Daerah 2

C.

Anggaran Berbasis Kinerja 3

D.

Tujuan dan Sasaran 4

Bab 2. Karakteristik Program dan KegiatanA.

Struktur Program dan Kegiatan PPHP 7

B.

Uraian Program 8

C.

Uraian Kegiatan dan Sasaran PPHP 10

D.

Karakteristik Kegiatan Pusat dan Daerah 19

Bab 3. Kriteria Penulisan ProposalA Jenis dan Jumlah Kegiatan 21B.

Kegiatan Tahun Jamak 22

C Jenis/Rincian Belanja 23D Outline Penulisan 25

Bab 4 Administrasi ProposalA Jadwal 29B Kriteria Seleksi 30

Bab 5 Penutup

LAMPIRAN

33

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 ii

Page 4: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

35

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 iii

Page 5: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Bab 1PENDAHULUAN

A. ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL 2010-2014

Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) 2005-2025 bahwa visi pembangunan nasional jangka panjang adalah mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.

Untuk mencapai visi tersebut, maka pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM). Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya untuk mewujudkan sasaran utama pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan tersebut.

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM sebelumnya (2005-2009), maka RPJM tahun 2010-2014 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.

Dalam bidang pertanian, pengembangan daya saing perekonomian dilakukan melalui peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah pertanian dalam arti luas agar mampu bersaing di pasar lokal dan internasional serta untuk memperkuat basis produksi secara nasional. Ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengembangkan agribisnis yang dinamis dan efisien, yang melibatkan partisipasi aktif petani. Selain itu juga dapat menciptakan diversifikasi perekonomian perdesaan yang pada gilirannya akan meningkatkan sumbangan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Sektor pertanian ini dipandang sangat strategis karena berkenaan dengan pembangunan perdesaan, pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan, dan penguatan ketahanan pangan.

B. KEWENANGAN PUSAT-DAERAH

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 1

Page 6: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Sebagai sektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan nasional, maka pemerintah melalui Departemen Pertanian dalam setiap tahun anggaran akan senantiasa berupaya meningkatkan perhatian yang besar dalam mendorong pembangunan pertanian di daerah. Terlebih dengan diimplementasikannya alokasi anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang disalurkan ke daerah.

Berdasarkan kewenangan yang telah ditetapkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, program dan anggaran pembangunan pertanian tersebut dijabarkan sesuai dengan peta kewenangan pemerintah dengan memberikan peluang lebih banyak kepada partisipasi masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Peta kewenangan tersebut adalah:

(1) Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan nasional pembangunan pertanian sebagai acuan makro terhadap implementasi kegiatan di daerah. Hal ini terkait erat dengan tata ruang pengembangan ekonomi sumberdaya pertanian (termasuk kawasan agribisnis unggulan, potensi komoditas unggulan/strategis secara nasional), daya saing pemberdayaan wliayah tertinggal, pengentasan kemiskinan, pembangunan sarana dan prasarana.

(2) Pemerintah Provinsi menjabarkan kebijakan Pusat melalui penilaian dan koordinasi terhadap pengembangan wilayah berbasis komoditas di wilayahnya, dengan melibatkan dan memberdayakan Kabupaten/ Kota dan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam pengembangan aspek di hulu sampai hilir, dan unsur penunjangnya.

(3) Pemerintah Kabupaten/ Kota menyusun perencanaan kegiatan dan anggaran kinerja pembangunan pertanian di wilayahnya yang mengacu pada kebijakan nasional dan kapasitas sumberdaya wilayah. Untuk mendukung hal tersebut pemerintah Kabupaten/ Kota terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap: besaran, kualitas dan karakteristik (sumberdaya alam, sumberdaya manusia, modal, teknologi, sosial dan budaya).

C. ANGGARAN BERBASIS KINERJA

Semenjak tahun 2006 pemerintah telah mulai menerapkan sistem penganggaran berbasis kinerja. Penerapan sistem anggaran berbasis

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 2

Page 7: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

kinerja ini muncul didasarkan atas banyaknya temuan permasalahan dan kendala dalam penerapan anggaran melalui pendekatan kegiatan proyek maupun bagian proyek di masa lalu. Upaya penyempurnaan pola penganggaran ini dimulai dengan perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah yang sesuai dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program serta penentuan indikator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan.

Sistem penganggaran terpadu berbasia kinerja memerlukan pengaturan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan nasional dan daerah serta mengakomodasi semangat reformasi yang lebih demokratis, desentralistik, sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan penerapan sistem penganggaran ini sangat diharapkan agar daerah dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan sehingga akan menumbuhkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) terhadap anggaran kinerja, yang kemudian diharapkan meningkatkan efektivitas sekaligus efisiensi pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya perencanaan tersebut juga diharapkan tetap dapat menampung sasaran-sasaran perencanaan yang bersifat makro yang ditetapkan oleh Pusat, sehingga sistem perencanaan yang serasi antara bottom up planning dan top down policy dapat diwujudkan. Untuk itu, dalam perencanaan anggaran kinerja para perencana harus memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai hubungan program dengan anggaran kinerja khususnya berkaitan dengan: (a) Strategi dan prioritas program yang memiliki nilai taktis strategis bagi pembangunan pertanian, (b) Target group (kelompok sasaran) yang akan dituju oleh program dan kegiatan yang ditunjukkan oleh indikator dan sasaran kinerja yang terukur, dan (c) Sumberdaya dan teknologi yang tersedia dalam rangka peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.

Kebijakan yang ditempuh Departemen Pertanian dalam rangka pelaksanaan anggaran pembangunan pertanian pada tahun 2010, seperti juga tahun sebelumnya, adalah melalui asas dekonsentrasi dan asas tugas pembantuan. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan bagian anggaran kementrian negara/lembaga. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah. Kegiatan dekonsentrasi di provinsi dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah yang ditetapkan oleh Gubernur. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintahan pusat kepada kepala daerah.

Dari pengamatan sekilas sebagian besar pengajuan proposal kegiatan PPHP dari daerah yang masuk selama ini lebih banyak berisi

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 3

Page 8: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

shopping list usulan pengadaan barang (procurement–based) bukan berupa aktivitas pengembangan (activity-based) dengan indikator output dan outcome yang terukur dan tingkat keberhasilan tinggi.

Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan peningkatan koordinasi dan jaringan kerja dalam memadukan kegiatan pembangunan yang harmonis melalui kerjasama dengan pemanfaatan sumberdaya pada masing-masing pihak. Kemampuan perencana di daerah diupayakan untuk terus ditingkatkan sehingga mampu menggali potensi serta menggunakan potensi tersebut seluas-luasnya.

C. TUJUAN DAN SASARAN

Dalam rangka menghasilkan perencanaan yang baik sesuai yang diamanatkan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 maka perlu disusun Pedoman Pengajuan Proposal Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman teknis dalam pengusulan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian bagi institusi pusat dan daerah, sehingga kegiatan yang diajukan benar-benar mampu menyelesaikan permasalahan pengolahan dan /atau pemasaran yang ada didaerah tersebut.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 4

Page 9: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

(1). Output:Tersedianya Pedoman Pengajuan Proposal Kegiatan PPHP yang akan dipergunakan sebagai pedoman teknis bagi aparat perencana di pusat dan daerah.

(2) Outcome:Tersusunnya perencanaan program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang terpadu, transparan, dan terintegrasi antara institusi Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan instansi lain.

(3) Benefit: Meningkatnya efisiensi, produktifitas dan

efektifitas pelaksanaan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, baik di Pusat maupun daerah.

Terjaganya kesinambungan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian .

(4) Impact:Meningkatnya kemanfaatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian bagi masyarakat seperti peningkatan mutu, nilai tambah, daya saing, keragaman, serta pemasaran hasil pertanian, sehingga meingkatkan ketahanan pangan, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 5

Page 10: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 6

Page 11: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Bab 2KARAKTERISTIK PROGRAM DAN KEGIATAN

A. STRUKTUR PROGRAM DAN KEGIATAN PPHP

Sebagai sub-bagian dari pembangunan pertanian secara luas, maka struktur program dan kegiatan pembangunan PPHP mengacu pada struktur program dan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Departemen Pertanian. Ada 3 (tiga) program utama pembangunan petanian, yakni: (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan; (2) Program Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah; dan (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani. Dalam operasionalisasinya 3 program utama ini kemudian dijabarkan ke dalam 25 Kegiatan Prioritas Ditjen PPHP pada tahun 2010. Struktur program dan kegiatan PPHP dapat dilihat dalam tabel berikut:

No.

Program Utama DEPTAN Kegiatan Prioritas Ditjen PPHP

Tahun 2010-2014

A. Program Penngkatan Ketahanan Pangan:

1. Peningkatan efisiensi penanganan panen dan pasca panen padi.

2. Revitalisasi penggilingan padi skala kecil.

3. Pengembangan usaha pengeringan dan pergudangan dan kemitraan padi, jagung.

4. Pengembangan agroindustri dan kemitraan tepung-tepungan berbasis sumberdaya lokal.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 7

Page 12: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

No.

Program danKegiatan Utama DEPTAN

Kegiatan Prioritas Ditjen PPHP

Tahun 2009B. Program Peningkatan

Daya Saing dan Nilai Tambah:

5. Pengembangan usaha dan kemitraan grading & packaging house hortikultura (sayuran, mangga, jeruk, manggis).

6. Pengembangan usaha dan kemitraan pengeringan dan pergudangan bawang merah dan biofarmaka.

7. Pengembangan usaha dan kemitraan kakao fermentasi bermutu tinggi.

8. Perbaikan pasca panen, mutu dan kemitraan usaha karet.

9. Pengembangan UPT. BPMA (Balai Pengujian Mutu Alsintan).

10. Pengembangan agroindustri dan kemitraan perkebunan (kelapa, kopi, lada).

11. Pengembangan agroindustri dan kemitraan hortikultura (pengolahan jus, keripik buah, bawang merah).

12. Pengembangan agroindustri dan kemitraan peternakan (susu, daging)

13. Pengembangan usaha pengolahan pakan ternak skala perdesaan.

14. Pengembangan desa mandiri energi berbasis bio-energi (cocobiodiesel, jarak pagar, dan bio-gas).

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 8

Page 13: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

No.

Program danKegiatan Utama DEPTAN

Kegiatan Prioritas Ditjen PPHP

Tahun 2010-201415. Pengembangan Sub

Terminal Agribisnis (STA), Pasar Tani, dan Pasar Lelang.

16. Revitalisasi Pasar Ternak.17. Pengembangan Sistem

Informasi Pasar komoditi strategis.

18. Pengembangan pemasaran tingkat bilateral, regional, multilateral.

19. Penyelenggaraan promosi, eksebisi dan perlombaan.

20. Pengembangan sistem informasi dan kelembagaan jaminan mutu (OKPO, OKKPP, OKKPD).

21. Penguatan pembinaan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan.

22. Fasilitasi sertifikasi produk pertanian.

23. Pengembangan produksi bersih (cleaner production) usaha pengolahan dan pemasaran.

C. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

24. Penumbuhan dan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di LM3.

25. Penumbuhan dan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di daerah konflik, bencana alam, tertinggal, dan perbatasan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 9

Page 14: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

B. URAIAN PROGRAM

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Tujuan Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah untuk memfasilitasi terjaminnya masyarakat memperoleh pangan yang cukup setiap saat, sehat dan aman. Sasaran yang ingin dicapai adalah: (1) Ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup sehat dan aman; (2) Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat; dan (3) Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan.

2. Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing.

Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing dimaksudkan untuk memfasilitasi: (1) Berkembangnya usaha pertanian produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional; dan (2) Meningkatkan kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB.

3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan, dan perlindungan terhadap petani.

C. URAIAN KEGIATAN DAN SASARAN DITJEN PPHP

1. Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen dan Pasca Panen Padi.

Sasaran kegiatan ini adalah menurunkan kehilangan hasil (losses) panen padi dari 10,82 % pada tahun 2008 menjadi sekitar 9% pada tahun 2014 melalui:

(a) Penyediaan sarana peralatan pemanenen dan pasca panen yang lebih baik.

(b) Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan yang diberikan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 10

Page 15: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

(c) Penumbuhan kelembagaan pelayanan jasa alsin.

2. Revitalisasi Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil.

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan rendemen penggilingan padi minimal 2 %, dengan cara:

(a) Memperbaiki/melengkapi peralatan penggilingan padi kecil (b) Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan dan

sarana yang diberikan. (c) Pendampingan manajemen usaha penggilingan padi. (d) Pendampingan untuk mendapatkan akses modal.(e) Penumbuhan kelembagaan penggilingan padi yang dikelola

oleh gabungan kelompok tani (POKTAN) atau GAPOKTAN yang bisa mandiri dan berkelanjutan.

3. Pengembangan Usaha Pengeringan dan Pergudangan dan Kemitraan Padi, Jagung.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan mutu gabah/beras, jagung, untuk memenuhi standar yang diminta pasar, dengan cara

(a) Memperbaiki/melengkapi peralatan pengering (dryer) dan sarana pergudangan/penyimpanan, termasuk memperbaiki/membangun sarana lumbung desa yang dikelola oleh masyarakat.

(b) Mengembangkan kemitraan dalam penyediaan dan pemasaran hasil.

(c) Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan dan sarana yang diberikan.

(d)Pendampingan manajemen pergudangan.

4. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Tepung-Tepungan Berbasis Sumberdaya Lokal.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat lokal dengan cara:

(a) Mengembangkan penanganan pasca panen pangan lokal untuk memperpanjang daya simpan sehingga dapat digunakan saat paceklik (misalnya pengeringan umbi-umbian).

(b) Mengembangkan diversifikasi pangan melalui usaha pengolahan pangan berbasis tepung-tepungan lokal.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 11

Page 16: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

(c) Penumbuhan/pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha melalui pendampingan untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pengelolanya dan sekaligus akses pasar dan permodalan.

5. Pengembangan Usaha dan Kemtraan Grading & Packaging House Hortikultura (Sayuran, Mangga, Jeruk, Manggis).

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan kelompok tani, dengan cara:

(a) Memfasilitasi sarana (peralatan dan bangunan) yang diperlukan untuk mengembangkan grading dan packaging house berbasis sistem jaminan mutu.

(b) Pendampingan untuk menumbuhkan dan memperkuat kelembagaan dan kemitraan, operasionalisasi peralatan, penerapan sistem jaminan mutu.

(c) Menerapkan Supply-Chain Management untuk meningkatkan akses pasar dan posisi tawar.

6. Pengembangan Usaha dan Kemitraan Pengeringan dan Pergudangan Bawang Merah dan Biofarmaka.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan mutu, nilai tambah, dan daya saing komoditi bawang merah dan biofarmaka, dengan jalan:

(a) Meningkatkan kapasitas kelembagaan kelompok tani melalui pendampingan penerapan teknologi tepat guna dan peningkatan manajemen usaha pengeringan dan pergudangan, dan pendampingan untuk mendapatkan akses pasar dan permodalan.

(b) Fasilitasi perbaikan/pengembangan sarana pengeringan dan pergudangan.

7. Pengembangan Usaha dan Kemitraan Kakao Fermentasi Bermutu Tinggi.

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing komoditas kakao, dengan jalan:

(a) Fasilitasi perbaikan/ pengembangan sarana fermentasi dan penanganan pasca panen dan pengolahan kakao berbasis jaminan mutu untuk menghasilkan high quality fermented cocoa bean.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 12

Page 17: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

(b) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani untuk menghasilkan kakao fermentasi bermutu tinggi sesuai SNI melalui pendampingan.

(c ) Memperkuat kelembagaan dan kemitraan usaha kelompok tani melalui pendampingan

8. Perbaikan Pasca Panen, Mutu dan Kemitraan Usaha Karet.

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing komoditas karet, dengan jalan:

(a) Fasilitasi perbaikan/ pengembangan sarana penanganan pasca panen karet berbasis jaminan mutu.

(b) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani untuk menghasilkan bahan olah karet bermutu tinggi sesuai SNI melalui pendampingan.

(c) Memperkuat kelembagaan dan kemitraan usaha kelompok tani.

9. Pengembangan UPT. BPMA (Balai Pengujian Mutu Jasa Alsintan).

Sasaran kegiatan ini adalah mengoptimalkan operasionalisasi layanan pengujian mutu peralatan / mesin penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian sehingga terakreditasi dan mendapatkan ISO 9001, dengan jalan:

(a) Mengembangkan sarana pengujian(b) Mengembangkan sistem dan prosedur layanan pengujian(c) Mengembangkan kemampuan SDM dan total quality

management dalam pelaksanaan kerja sehari-hari.

10. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Perkebunan (Kelapa Terpadu, Kopi, Lada, Minyak Atsiri, Mete).

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan pendapatan petani, melalui:

(a) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan kelapa terpadu (menjadi VCO, kopra, desicated coconut, arang kelapa, dll) dengan fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.

(b) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan kopi di sentra produksi berbasis sistem jaminan mutu, dengan fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 13

Page 18: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

(c) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan minyak nilam berbasis jaminan mutu, dengan fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.

11. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Hortikultura (Pengolahan Jus dan Keripik Buah, Bawang Merah).

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing, serta mencegah turunnya harga saat panen raya, melalui:

(a) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan jus dan keripik buah di sentra produksi berbasis sistem jaminan mutu, dengan fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.

(b) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan bawang merah di sentra-sentra produksi, dengan fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.

12. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Peternakan (Susu, Daging).

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan nilai tambah, daya saing dan posisi tawar kelompok peternak susu sapi perah, melalui:

(a) Fasilitasi sarana pemerahan, pengumpulan, dan pengolahan susu dan daging sesuai sistem jaminan mutu.

(b) Fasilitasi bangunan pengolahan susu skala perdesaan.(c) Pendampingan teknis, manajemen usaha, dan

pemasarannya.(d ) Penguatan kelembagaan dan kemitraan usaha peternak.

13. Pengembangan Usaha Pengolahan Pakan Ternak Skala Perdesaan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk menjamin ketersediaan pakan ternak sehingga mendorong pengembangan peternakan di pedesaan dan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru, melalui:

(a) Fasilitasi pembangunan usaha pengolahan pakan ternak skala pedesaan berbasis sumberdaya lokal.

(b) Pendampingan teknis produksi dan manajemen usaha.(c) Fasilitasi akses pasar dan permodalan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 14

Page 19: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

14. Pengembangan Desa Mandiri Energi Berbasis Bioenergi (Cocobiodisel, Jarak Pagar, dan Bio-Gas).

Sasaran kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di desa langka Bahan Bakar Minyak, melalui:

(a) Fasilitasi sarana pengolahan bio-fuel berbasis kelapa dan jarak pagar di daerah langka BBM.

(b) Fasilitasi sarana pengolahan bio-gas berbasis limbah peternakan di daerah langka BBM.

(c) Fasilitasi sarana penyimpanan, kompor minyak jarak/kelapa, dan bio-gas.

(d) Pendampingan teknis produksi dan manajemen usaha.

15. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Tani, dan Pasar Lelang.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar bagi petani, memperpendek rantai pasar, dan meningkatkan posisi tawar petani (sehingga meningkatkan pendapatannya), melalui:

(a) Revitalisasi dan pemanfaatan sarana pemasaran di lokasi produksi (on-farm) yang digunakan dan dikelola langsung oleh kelompok tani dalam menjual produknya.

(b) Fasilitasi sarana grading dan packaging house serta pergudangan untuk menghasilkan produk bermutu.

(c) Fasilitasi sarana sistem informasi pasar.(d) Pendampingan jaminan mutu, sistem usaha dan pemasaran.

16. Revitalisasi Pasar Ternak

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar bagi peternak, memperpendek rantai pasar, dan meningkatkan posisi tawar peternak (sehingga meningkatkan pendapatannya), melalui:

(a) Revitalisasi sarana pemasaran yang digunakan dan dikelola langsung oleh kelompok peternak dalam menjual produknya.

(b) Fasilitasi sarana pengujian kesehatan, penimbangan, dan perkandangan sesuai sistem jaminan bermutu.

(c) Fasilitasi sarana sistem informasi pasar.(d) Pendampingan sistem usaha dan pemasaran.

17. Pengembangan Sistem Informasi Pasar Komoditi Strategis.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk menyediakan akses informasi pasar (produksi, volume, harga, mutu, perdagangan) komoditas pertanian bagi masyarakat, melalui

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 15

Page 20: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

(a) Fasilitasi sarana pengolah data, peralatan informasi, dan sistem informasi yang terkoneksi secara on-line , real time, dan terkini.

(b) Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia untuk operasionalisasi dan manajemen sistem informasi.

(c) Fasilitasi promosi dan public awareness.

18. Pengembangan Kerjasama Pemasaran Tingkat Bilateral, Regional, Multilateral.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar produk pertanian Indonesia di pasar regional dan global, melalui:

(a) Peran aktif dalam perundingan dan penentuan kebijakan perdagangan bilatreral, regional dan multilateral.

(b) Pengembangan market intelligence.(c) Pengembangan kebijakan promosi dan proteksi.

19. Penyelenggaraan Promosi, Eksebisi dan Perlombaan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dan konsumsi produk pertanian Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri, serta merangsang pelaku usaha untuk meningkatkan usahanya, melalui:

(a) Fasilitasi promosi dagang, pameran dan eksebisi, di dalam dan luar negeri.

(b) Pengembangan sistem informasi pasar.(c) Penghargaan dan temu bisnis.

20. Pengembangan Sistem Informasi dan Kelembagaan Jaminan Mutu (OKPO, OKKPP, OKKPD).

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan jaminan mutu keamanan pangan secara nasional, melalui:

(a) Pengembangan kelembagaan jaminan mutu pangan di Pusat dan Daerah.

(b) Pengembangan tenaga fungsional mutu (auditor) yang tersertifikasi.

(c) Pengembangan sistem informasi dan sarana kerja kelembagaan jaminan mutu.

21. Pengembangan Regulasi Jaminan Mutu

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 16

Page 21: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Sasaran kegiatan ini adalah untuk menghasilkan dan mengoperasionalkan sistem jaminan mutu usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, melalui:

(a) Penyusunan regulasi/standar (SNI, Keputusan Mentan, dll) tentang sistem jaminan mutu

(b) Harmonisasi regulasi/standar jaminan mutu. (c) Pengembangan pusat informasi mutu dan public awareness.

22. Fasilitasi Sertifikasi Produk Pertanian.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan konsumen sekaligus meningkatkan daya saing dan pangsa pasar produk pertanian, melalui:

(a) Pendampingan penerapan sistem jaminan mutu dan pencatatannya (recording) pada keseluruhan proses produksi.

(b) Bantuan sertifikasi bagi POKTAN/ GAPOKTAN. (c) Fasilitasi sistem informasi dan public awareness.

23. Pengembangan Produksi Bersih (Cleaner Production) Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk menghasilkan produk pertanian yang memenuhi kriteria ramah lingkungan sehingga meningkatkan nilai tambah, daya saing, efisiensi produksi melalui:

(a) Fasilitasi sarana pengolahan limbah usaha pengolahan hasil pertanian.

(b) Fasilitasi sertifikasi “green product”.(c) Pendampingan teknis dan manajemen usaha. (d) Fasilitasi promosi dan public awareness.

24. Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian di LM3.

Sasaran kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan wirausaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di lingkungan LM3, melalui:

(a) Bantuan sarana (peralatan dan bangunan) pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

(b) Bantuan permodalan.(c) Pendampingan dalam hal teknis produksi, manajemen usaha,

dan pemasarannya, untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan yang mandiri dan berkelanjutan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 17

Page 22: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

25. Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian di Daerah Konflik, Bencara Alam, Tertinggal, dan Perbatasan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani di daerah-daerah konflik, bencana alam, tertinggal, dan perbatasan, melalui:

(a) Bantuan sarana pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.

(b) Pendampingan/ bimbingan teknis untuk penguatan kelembagaan petani, serta kemampuan teknis dalam mengembangkan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

(c) Bantuan pemasaran dan akses permodalan.

D. KARAKTERISTIK KEGIATAN PUSAT DAN DAERAH

Pada tahun 2010 kegiatan yang akan dilaksanakan di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten / Kota mempunyai karateristik sebagai berikut:

Kegiatan Pusat:

1. Manajemen pembangunan pertanian2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan3. Regulasi pembangunan pertanian4. Koordinasi perencanaan, implementasi dan pelaporan5. Pengawasan dan pengendalian pembangunan pertanian6. Pembinaan dan pengawalan kegiatan di daerah, pelatihan,

sosialisasi, apresiasi, pendampingan, bimbingan, monitoring dan evaluasi.

7. Pelayanan teknis/ bisnis, promosi, dan public awareness.8. Pengembangan sistem Informasi dan data base9. Fasilitasi kegiatan Lembaga Mandiri yang Mengakar di

Masyarakat (LM3) dll.

Kegiatan Dana Dekonsentrasi di Provinsi:

1. Diutamakan untuk kegiatan non fisik.2. Koordinasi perencanaan dan evaluasi (lintas kabupaten

kota)

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 18

Page 23: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

3. Pengawalan, Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)

4. Supervisi, Pelatihan dan Sosialisasi Program5. Fasilitasi promosi produk pertanian ( misalnya :Agro &

Food Expo, dll) 6. Penyusunan Juklak kegiatan ( Dana Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan)7. Pembinaan mutu hasil pertanian, Pelayanan Informasi

Pasar (PIP), Pembinaan Teknologi pasca panen dan Pengolahan Hasil, Pembinaan LM3 dll.

8. OKKPD, SL-PPHP, dll.

Kegiatan Dana Tugas Pembantuan di Provinsi:

1. Pengadaan sarana fisik strategis penanganan pasca panen dan pengolahan.

2. Pengembangan Pasar Tani3. Pengembangan Pasar Lelang (Pasar Petani)4. Stabilisasi Harga Komoditi Strategis 5. Pengawalan .

Kegiatan Dana Tugas Pembantuan di Kabupaten / Kota:

1. Kegiatannya diutamakan untuk kegiatan fisik.2. Pendampingan kepada POKTAN/GAPOKTAN3. Penguatan modal usaha kelompok4. Pengadaan sarana/ alat pasca panen, pengolahan, pemasaran

hasil5. Kegiatan operasional yang mencakup: koordinasi,

perencanaan, pendampingan, seleksi CP/ CL, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 19

Page 24: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Bab 3KRITERIA PENULISAN PROPOSAL

A. JENIS DAN JUMLAH KEGIATAN

Jenis kegiatan yang boleh diusulkan adalah kegiatan yang termasuk dalam 25 jenis kegiatan prioritas Ditjen PPHP tahun 2010 (lihat Bab 2). Khusus untuk kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian di LM3 akan ada Pedoman Pengajuan Proposal tersendiri yang akan segera dikeluarkan oleh Ditjen PPHP.

Jumlah kegiatan PPHP yang boleh diajukan oleh setiap Dinas lingkup pertanian Kabupaten/ Kota dalam satu tahun anggaran adalah 1 (satu) kegiatan yang dipandang sangat prioritas untuk segera dilakukan. Ada beberapa alasan yang mendasari kebijakan ini, antara lain adalah: (1) Adanya keterbatasan sumberdaya anggaran yang dimiliki oleh Ditjen PPHP yang harus memfasilitasi semua sub-sektor; (2) Agar anggaran yang terbatas bisa digunakan seoptimal mungkin untuk menyelesaikan satu kegiatan hingga dapat beroperasi, sehingga secara cepat bisa menghasilkan output dan outcome yang diinginkan.

B. KEGIATAN TAHUN JAMAK

Kegiatan yang diusulkan bisa bersifat tahun jamak (multi years) yang pelaksanaannya bisa 2-3 tahun. Hal ini memberi fasilitasi dan jaminan pada kegiatan yang memang penyelesaiannya membutuhkan waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran hingga tercapainya output dan outcome. Disamping itu juga mendorong kepada daerah untuk fokus pada penyelesaian pengembangan kegiatan unggulan (komoditi unggulan) secara utuh mulai dari aspek pasca panen, pengolahan, jaminan mutu, kemitraan dan pemasarannya.

Untuk kegiatan yang berkarakterstik tahun jamak, maka pengusulannya harus menguraikan kegiatan dan anggaran serta output dan outcomenya untuk setiap tahun anggaran.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 20

Page 25: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

C. JENIS/RINCIAN BELANJA

Jenis belanja yang boleh diusulkan adalah biaya yang boleh digunakan yang terkait secara logis dengan kegiatan yang diusulkan. Perlu diingat bahwa masing-masing investasi bukan berdiri sendiri namun harus terkait secara logis dengan kegiatan dan program pengembangan yang diusulkan.

Jenis belanja yang BOLEH DIUSULKAN antara lain adalah:

(1) Pengadaan peralatan/ bahan.Komponen biaya ini diutamakan untuk perbaikan dan perawatan peralatan pasca panen, pengolahan, atau pemasaran yang sudah ada sehingga dapat berfungsi secara optimal. Pengadaan peralatan baru diperkenankan asalkan sesuai dengan desain kegiatan yang diusulkan. Spesifikasi peralatan dan unit cost (harga satuan) perlu diuraikan dalam proposal.

(2) Rehabilitasi/pembangunan gedung.Komponen biaya ini digunakan untuk rehabilitasi/pembangunan gedung yang dibutuhkan untuk kegiatan penanganan pasca panen, pengolahan atau pemasaran hasil pertanian. Pengusulan komponen biaya ini: (1) Perlu dilengkapi dengan gambar arsitek yang sesuai dengan standar yang disyaratkan (mutu, kapasitas produksi); (2) Perlu dilengkapi dengan RAB (Rencana Anggaran dan Biaya) sesuai dengan harga satuan yang berlaku. Termasuk dalam komponen biaya ini adalah biaya untuk Jasa Konsultan.

(3) Pendampingan.Komponen biaya ini digunakan untuk membayar tenaga pendamping yang secara khusus dipilih dan ditugaskan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan POKTAN/ GAPOKTAN. Jumlah tenaga pendamping adalah 1 (satu) orang berkualifikasi sarjana (S1) untuk setiap kegiatan. Tenaga pendamping bertugas secara full time untuk meningkatkan kemampuan teknis usaha, management usaha, dan akses pasar/kemitraan usaha dan akses permodalan kepada anggota kelompok tani. Masa kerjanya adalah 10 bulan dalam satu tahun anggaran.

(4) Manajemen penyelenggaraan kegiatan.Komponen biaya ini digunakan untuk mendukung suksesnya penyelenggaraan kegiatan. Termasuk dalam hal ini adalah untuk: (a) Honor pelaksana kegiatan: (b) Pengadaan ATK ; (c) Administrasi lelang dan rapat koordinasi; (d) Belanja perjalanan lokal dalam rangka koordinasi, monitoring dan evaluasi ; (e) Penyusunan, penggandaan dan pengiriman laporan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 21

Page 26: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Komponen biaya yang TIDAK BOLEH DIUSULKAN antara lain adalah:

(1) Pengadaan tanah.Biaya pengadaan tanah harus ditanggung oleh POKTAN/ GAPOKTAN atau oleh Pemerintah Daerah setempat. Karena itu, pengembangan kegiatan PPHP yang memerlukan pengadaan tanah memerlukan sinergi antara pendanaan dari sumber daerah (pemerintah daerah atau masyarakat tani) dengan pendanaan dari pusat (Ditjen PPHP).

(2) Pengadaan kendaraan operasional dinas.Pengadaan kendaraan operasional dinas, baik roda 2 (dua) atau 4 (empat) tidak boleh diusulkan. Pengadaan kendaraan yang boleh diusulkan adalah kendaraan yang benar-benar sangat terkait dengan operasionalisasi kegiatan yang diusulkan. Misalnya, dalam usulan pembangunan RPU (rumah potong unggas), diusulkan komponen biaya untuk pengadaan mobil box berpendingin untuk pengangkutan daging ayam higienis dari RPU (rumah potong unggas) ke tempat pemasaran.

D. OUTLINE PENULISAN

Setiap proposal diharapkan ditulis dengan outline dan isi sebagai berikut::

Bab 1. INFORMASI UMUM

Dalam Bab ini disajikan informasi tentang:

a. Kebijakan Pembangunan Pertanian Pemerintah DaerahBagian ini memuat informasi tentang arah pembangunan pertanian (Visi, Misi, Tujuan, Strategi – kalau ada) beserta sasaran yang ingin dicapai (dalam jangka pendek atau panjang) yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Penetapan arah pembangunan pertanian semestinya terkait dan sekaligus merupakan implementasi dari rencana strategis pembangunan pemerintah daerah tersebut. Harus dijelaskan pula tentang kebijakan penetapan komoditi unggulan yang telah diambil oleh pemerintah daerah.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 22

Page 27: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

b. Kinerja Pembangunan Pertanian Kabupaten/KotaBagian ini memuat informasi umum (makro) tentang kinerja pembangunan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, atau peternakan) yang telah dicapai selama 3 (tiga) tahun terakhir, termasuk kontribusinya terhadap perekonomian daerah (PDRB) serta serapan terhadap tenaga kerja.

Bab 2. KINERJA PENGEMBANGAN PPHP UNGGULAN DAERAH

Bab ini berisi gambaran hasil kegiatan pengembangan PPHP komoditi unggulan (yang telah dipilih oleh Daerah untuk dikembangkan) yang telah dilakukan/dicapai selama 3 (tiga) tahun terakhir. Termasuk didalamnya adalah sumber pendanaannya (APBN Pusat, APBD, Swasta/Masyarakat, dsb.), serta permasalahan yang dihadapi. Dalam Bab ini, bisa diuraikan secara rinci kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Kinerja Penanganan Pasca Panen dan PengolahanBerisi informasi tentang penanganan pasca panen dan pengolahan yang telah dilakukan, hasil yang telah dicapai, serta permasalahan yang dihadapi.

b. Kinerja Penanganan MutuBerisi informasi tentang penanganan mutu hasil pertanian yang telah dilakukan, hasil yang telah dicapai, serta permasalahan yang dihadapi.

c. Kinerja Penanganan Pemasaran (Domestik dan Internasional)

Berisi informasi tentang penanganan pemasaran (domestik dan/atau internasional) yang telah dilakukan, hasil yang telah dicapai, serta permasalahan yang dihadapi.

Bab 3. USULAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PPHP KOMODITI UNGGULAN 2010

a. Latar BelakangBerisi penjelasan tentang landasan kebijakan tentang pentingnya kegiatan ini diusulkan oleh pemerintah daerah. Kegiatan yang diusulkan harus sesuai dengan prioritas kegiatan Ditjen PPHP .

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 23

Page 28: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

b. RasionalBerisi penjelasan tentang: Permasalahan (dan faktor penyebabnya) tentang

pengolahan dan pemasaran yang hendak diselesaikan pada Tahun 2010.

Argumentasi tentang mengapa usulan kegiatan ini adalah pilihan yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

c. Tujuan dan SasaranBerisi penjelasan tentang : Tujuan dan sasaran spesifik dan realistis yang ingin

dicapai pada akhir Tahun 2010. Seberapa besar kontribusi kegiatan ini terhadap

pembagunan daerah.

d. POKTAN/GAPOKTAN Penerima Bantuan

Berisi uraian rinci tentang POKTAN/GAPOKTAN yang akan dikembangkan. Informasinya meliputi, usaha yang sedang dilakukan, jumlah petani, kesiapan untuk menerima kegiatan, dll.

d. Rincian Kegiatan/Sub-Kegiatan dan AnggaranBerisi penjelasan tentang rincian dan tahapan langkah-langkah usulan Kegiatan/Sub-Kegiatan yang akan dilaksanakan beserta anggarannya.

Kegiatan/ Sub-Kegiatan/ Jenis Belanja

Kebutuhan Anggaran Tahun 2010 (Rp.000)

APBN Pusat APBD Masyarakat

1.

2.

n.

Catatan: Tabel ini harus diikuti dengan Lampiran yang menguraikan secara rinci setiap kegiatan/sub-kegiatan/jenis belanja (lihat Laampiran 3 )

e. Jadual Pelaksanaan

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 24

Page 29: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Berisi penjelasan tentang: jadual pelaksanaan untuk setiap tahap usulan Kegiatan/Sub-Kegiatan sesuai dengan yang diuraikan dalam Rincian Kegiatan/Sub-Kegiatan.

Kegiatan/Sub-Kegiatan Tahun 2010 (bulan ke)

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

1.

2.

n.

f. Indikator Kinerja Berisi penjelasan tentang indikator keberhasilan (output dan outcome) pada setiap kegiatan/Sub-kegiatan sebagai alat ukur pencapaian tujuan dan sasaran.

Kegiatan/Sub-Kegiatan Indikator Keberhasilan Pada Akhir Tahun 2010

OUTPUT OUTCOME

1.

2.

n.

g. Keberlanjutan KegiatanBerisi penjelasan tentang bagaimana upaya yang akan dilakukan oleh Daerah dan POKTAN/GAPOKTAN agar kegiatan ini dapat terus berlanjut di masa depan setelah selesai tahun anggaran 2010. Termasuk didalamnya adalah bagaimana pemeliharaan investasi sarana yang telah diadakan.

LAMPIRANLampiran yang diperlukan adalah, antara lain:

1. Hasil Feasibility Study (FS/ Pra-FS) sangat diharapkan sekali.2. Gambar spesifikasi bangunan (jika ada kegiatan pembangunan

bangunan) dan rincian anggarannya, serta pengesahan dari PU3. Spesifikasi peralatan (jika ada usulan kegiatan pengadaan

peralatan) dan rincian harganya. 4. Rincian penggunaan ATK dan harganya.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 25

Page 30: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

5. Rincian penggunaan perjalanan. 6. Data pendukung lain yang diperlukan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 26

Page 31: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 27

Page 32: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Bab 4ADMINISTRASI PROPOSAL

A. JADWAL

Sesuai dengan Jadwal Agenda Perencanaan RKP, RKA-KL, DIPA APBN Tahun 2010 Departemen Pertanian, maka jadwal pemrosesan proposal adalah sebagai berikut:

(1) Januari – Februari 2009: Penyebarluasan dan sosialisasi Panduan Pengajuan Proposal Kegiatan PPHP. Kegiatan ini direncanakan akan dilakukan bersamaan dengan penyerahan POK (Petunjuk Operasional Kegiatan) dan sosialisasi Pedoman Umum kegiatan PPHP Tahun 2009.

(2) 31 Maret 2009: Proposal yang telah mendapat persetujuan dari pimpinan daerah (Bupati/ Wlikota) dan Dinas pertanian lingkup Kabupaten/Kota (Dana Tugas pembantuan) sudah harus diterima oleh Dinas pertanian lingkup Provinsi yang terkait. Proposal akan dibahas di tingkat Provinsi dalam acara MUSRENBANG tingkat Provinsi yang dijadwalkan sudah harus dilaksanakan pada akhir Maret 2009.

(3) 10 April 2009: Proposal dari Provinsi dan Kabupaten/ Kota hasil MUSRENBANG tingkat Provinsi sudah harus diterima oleh Sekretariat Ditjen PPHP. Dokumen ini selanjutnya akan dievaluasi dan dijadikan bahan pembahasan dalam MUSRENBANG tingkat Nasional di BAPPENAS dan Departemen Pertanian yang diagendakan akan dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan April 2009.

Penyampaian Dokumen Proposal Provinsi dan Kabupaten dialamatkan ke:

Bagian Perencanaan, Ditjen PPHP, Departemen Pertanian

Gedung D, Lantai 2, Ruang 220,Jl. Harsono RM. No. 3, Ragunan, Jakarta 1

Telp./Fax. (021)-788-37929E-mail: [email protected] atau [email protected]

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 28

Page 33: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

B. KRITERIA SELEKSI PROPOSAL

Setiap proposal yang diajukan akan diseleksi kelayakan pendanaannya berdasarkan kriteria sebagai berikut:

(1) Keterpaduan Pusat-Daerah

Keterkaitan Pusat-Daerah akan dilihat dari:

(a) Keterpaduan kegiatan dan komoditas. Kegiatan yang diusulkan harus benar-benar sesuai dengan prioritas kegiatan yang telah ditetapkan oleh Ditjen PPHP (lihat Bab 3). Kegiatan yang diusulkan juga harus sesuai dengan kebijakan pengembangan komoditi unggulan yang ditetapkan oleh Daerah.

(b) Keterpaduan anggaran. Sangat diharapkan bahwa kegiatan yang diusulkan akan didanai juga oleh daerah baik dari sumber APBD maupun oleh masyarakat. Adanya keterpaduan ini sangat diperlukan karena anggaran dari Ditjen PPHP (APBN) sangat terbatas. Disamping itu, keterpaduan anggaran akan mencerminkan komitmen yang tinggi dari daerah untuk mensukseskan kegiatan yang diusulkan. Disamping dalam bentuk anggaran rupiah murni, daerah juga dapat berkontribusi dalam hal pengadaan tanah, bangunan, dll.

(2). Keterkaitan Hulu-HilirKeterkaitan hulu-hilir sangat diperlukan karena kegiatan pasca panen dan pengolahan harus didukung oleh pasokan bahan baku dalam jumlah yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan, sehingga memenuhi skala ekonomi usaha. Karena itu kegiatan PPHP yang diusulkan harus menyatu di lokasi sentra produksi bahan bakunya.

(3) Keterkaitan Dengan Potensi dan Peluang Pasar serta Adanya Kemitraan Usaha.

Produk yang dikembangkan harus mempunyai prospek dan potensi pasar yang baik. Dalam proposal harus dijelaskan tentang pasar yang akan dituju (lokal, nasional, regional, ekspor) serta besarnya peluang yang ada. Sangat diharapkan bahwa ruang lingkup kegiatan yang diusulkan adalah mulai dari kegiatan pasca panen/pengolahan hingga pemasarannya.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 29

Page 34: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

(4) Kejelasan POKTAN/ GAPOKTAN Penerima dan Kesiapan Kelembagaannya.

Sesuai dengan kebijakan Departemen Pertanian, bahwa penerima bantuan adalah bukan individu petani, namun difokuskan pada hanya POKTAN/GAPOKTAN. Karena itu, dalam proposal harus dijelaskan tentang karakteristik POKTAN/GAPOKTAN yang akan menerima bantuan (nama, lokasi/alamat, jenis usaha yang telah/sedang dilakukan, dll.).

Disamping itu, dalam proposal juga harus dijelaskan kesiapan POKTAN/GAPOKTAN dalam melaksanakan kegiatan yang diusulkan serta upaya yang akan dilakukan untuk mengelola aset agar terjamin keberlanjutannya.

5. Kejelasan Desain dan Pengelolaan Kegiatan

Proposal yang baik akan menjelaskan secara rinci tentang bagaimana setiap kegiatan akan diimplementasikan. Demikian juga masalah pengelolaan dari setiap usulan kegiatan/sub-kegiatan/belanja yang akan dilakukan.

6. Kejelasan Indikator Keberhasilan (Output dan Outcome)

Proposal harus menjelaskan indikator keberhasilan dari setiap kegiatan yang diusulkan, baik output dan outcomenya. Indikator keberhasilan ini akan digunakan sebagai alat ukur/evaluasi keberhasilan kegiatan. Indikator harus bisa dan mudah diukur, serta bersifat kuantitatif.

7. Prestasi Kinerja Tahun Sebelumnya

Sesuai dengan paradigma anggaran berbasis kinerja, maka prestasi kinerja tahun sebelumnya akan menentukan diterima atau ditolaknya usulan kegiatan dari suatu daerah. Untuk itu ketaatan azas dalam pelaporan kegiatan dan pelaporan keuangan (SAI) tahun sebelumnya (T-1) akan digunakan untuk menentukan reward and punishment.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 30

Page 35: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

8. Kelengkapan Data Pendukung

Setiap proposal perlu dilengkapi dengan data pendukung yang menjelaskan secara rinci tentang setiap sub-kegiatan/ jenis belanja yang diusulkan.(a) Hasil Feasibility Study (FS/ Pra-FS) sangat diharapkan

sekali.(b) Untuk bangunan, perlu dilengkapi dengan gambar bangunan

dan rancangan anggaran biayanya (RAB).(c) Untuk peralatan perlu dilengkapi dengan spesifikasi dan

harga.(d) Untuk ATK, harus dirinci penggunaannya.(e) Untuk perjalanan dinas, harus dirinci tempat tujuannya.(f) Data-data lainnya.

Proposal yang telah diseleksi dengan kriteria seperti tersebut di atas kemudian disinkronkan dengan usulan dari Eselon I terkait lingkup Deptan, atau Instansi lain di luar Deptan, serta disesuaikan dengan kebijakan Menteri Pertanian dan DPR. Secara umum mekanisme penentuan usulan kegiatan pembangunan PPHP tahun 2010 dapat digambarkan sebagai berikut:

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 31

Page 36: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Bab 5 PENUTUP

Pedoman Pengajuan proposal kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ini masih bersifat umum dan belum sempurna, sehingga perlu dilengkapi dan dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan operasional berdasarkan anggaran kinerja sesuai dengan potensi dan karakteristik di daerah. Diharapkan dengan buku pedoman ini daerah dapat menentukan kegiatan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang benar-benar sesuai kebutuhan dan prioritas daerah.

Pembangunan dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan instansi lain di dalam dan di luar lingkup Departemen Pertanian, maka kerjasama yang harmonis secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Dukungan para pelaku usaha agribisnis, pemerintah daerah dan masyarakat luas yang merupakan komponen utama didalam sistem agribisnis nasional juga sangat dibutuhkan. Melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung diharapkan program-program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan.

Dokumen ini dapat dilihat dan diunduh (download) di website Ditjen PPHP: http://agribisnis.deptan.go.id

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 32

Page 37: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 33

Page 38: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

LAMPIRAN

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 34

Page 39: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Lampiran 1 : Contoh Format Cover Depan

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010

PROPOSALPengembangan Pengolahan

dan Pemasaran Hasil PertanianTahun 2010 :

< Judul Usulan Kegiatan>

< Nama Dinas >< Nama Kabupaten/Kota >

< Nama Propinsi >

2009

35

Page 40: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Lampiran 2 : Contoh Lembar Pengesahan

1. Judul Usulan Kegiatan :

2. Jumlah Usulan Anggaran(Dana Dekonsentrasi / Tugas Pembantuan)

: Rp.

3. Contact Person Yang DitunjukN a m a :Jabatan :Alamat :Telepon :Fax :e-mail :HP :

Mengetahui, < Tempat, tanggal…………..>

Bupati/ Wali Kota Disampaikan oleh,

<kepalaDinas >

(.....................................) (...……….....……………)

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 36

Page 41: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Lampiran 3 : Bagan Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran Berbasis Kinerja Pembangunan Pertanian

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010

RANCANGAN PROGRAMDEPARTEMEN PERTANIAN

RANCANGAN KEGIATANPEMBANGUNAN

PERTANIAN

RANCANGAN KEGIATAN PROPINSI

RANCANGAN KEGIATAN KABUPATEN / KOTA

IDENTIFIKASI SUMBERADA

YA

PRIORITAS

KEBIJAKAN NASIONAL

ANALISIS PELUANG / MANFAAT

MUSRENBANGTAN TINGKAT KABUPATEN / KOTA

MUSRENBANGTAN TINGKAT PROPINSI

MUSRENBANGTAN NASIONAL

KEBIJAKAN DEPARTEMEN

TERKAIT

37

Page 42: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Lampiran 4: Contoh Rincian Usulan Kegiatan (RKA-KL)

Satker : Dinas . . . .Kegiatan :

MAK Jenis Belanja/ Rincian Belanja Volume Harga Satuan

(Rp)

Jumlah(Rp)

521211 Belanja Bahan Atk dan Komputer supplies

1 thn 5.000.000 5.000.000

521213 Honor yang terkait dengan output kegiatan- Honor Site Manager-

10 bln 1.400.000 14.000.000

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya- Rapat koordinasi, . . . .--

524119 Belanja Perjalanan Lainnya (DN)- Dalam rangka identifikasi,

pembinaan, . . .-

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin- Pengadaan alat . . . . .--

533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan- Pembangunan / rehab . . . . .-

573119 Belanja Lembaga Sosial Lainnya- Penguatan Modal Usaha Kelompok--

TOTAL

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 38

Page 43: 2008 - Pedoman Proposal 2010 Baru

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2010 39