pedoman penerbitan sertifikat kompetensi

35
Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP KATA PENGANTAR Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi (Certificate of Competence) ini disusun untuk dijadikan sebagai acuan bagi Badan Nasional sertifikasi Profesi (BNSP) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dalam melaksanakan penerbitan Sertifikat Kompetensi. Disadari bahwa Sertifikat Kompetensi merupakan bentuk pengakuan formal terhadap kompetensi kerja yang dimiliki oleh seseorang tenaga kerja pada jenjang kualifikasi atau klaster kompetensi tertentu. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan-pengaturan tentang bagaimana memberikan jaminan keamanan terhadap Sertifikat Kompetensi agar tidak dipalsukan atau disalahgunakan oleh pihak- pihak yang tidak bertanggung jawab. BNSP sebagai lembaga penanggung jawab pemberian sertifikat kompetensi, mengatur penerbitan sertifikat kompetensi dimaksud dalam bentuk Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi. Dengan tersusunnya Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi ini, diharapkan Lembaga Sertifikasi Profesi, Tempat Uji Kompetensi dan Instansi terkait dapat menerbitkan dan mengendalikan sertifikat kompetensi serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, khususnya tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang ingin mendapatkan pengakuan atas kompetensi kerja yang dimilikinya. Jakarta, Juni 2006 Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 1 / 35

Upload: kusuma-zulyanto

Post on 16-Apr-2015

1.107 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

BNSP

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

KATA PENGANTAR

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi (Certificate of Competence) ini

disusun untuk dijadikan sebagai acuan bagi Badan Nasional sertifikasi Profesi

(BNSP) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dalam melaksanakan penerbitan

Sertifikat Kompetensi.

Disadari bahwa Sertifikat Kompetensi merupakan bentuk pengakuan formal

terhadap kompetensi kerja yang dimiliki oleh seseorang tenaga kerja pada

jenjang kualifikasi atau klaster kompetensi tertentu. Oleh karena itu perlu

adanya pengaturan-pengaturan tentang bagaimana memberikan jaminan

keamanan terhadap Sertifikat Kompetensi agar tidak dipalsukan atau

disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. BNSP sebagai

lembaga penanggung jawab pemberian sertifikat kompetensi, mengatur

penerbitan sertifikat kompetensi dimaksud dalam bentuk Pedoman Penerbitan

Sertifikat Kompetensi.

Dengan tersusunnya Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi ini, diharapkan

Lembaga Sertifikasi Profesi, Tempat Uji Kompetensi dan Instansi terkait dapat

menerbitkan dan mengendalikan sertifikat kompetensi serta memberikan

pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, khususnya tenaga kerja dan calon

tenaga kerja yang ingin mendapatkan pengakuan atas kompetensi kerja yang

dimilikinya.

Jakarta, Juni 2006

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 1 / 32

Page 2: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. 1

DAFTAR ISI .............................................................................................. 2

BAB I. PENDAHULUAN

.......................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ................................................................... 5

1.2. Tujuan ................................................................................ 5

1.3. Sasaran ............................................................................... 5

1.4. Ruang Lingkup .................................................................... 5

1.5. Dasar Hukum........................................................................ 5

1.6. Pengertian ........................................................................... 6

BAB II. SERTIFIKAT KOMPETENSI

................................................................................................................... 8

2.1. Jenis Sertifkiat ..................................................................... 8

2.2. Blanko Sertifikat Kompetensi............................................... 8

2.3. Spesifikasi Kertas Sertifikat.................................................. 8

2.4. Bahasa Penulisan Sertifikat.................................................. 9

2.5. Format Sertifikat Unit Kompetensi....................................... 9

2.6. Format Sertifikat Kualifikasi Kompetensi.............................. 11

2.7. Penomoran/Kodifikasi Sertifikat Kompetensi ....................... 13

2.8. Nomor Registrasi Sertifikat .................................................. 15

2.10. Masa Berlaku Sertifikat........................................................ 15

2.11. Penerbitan Sertifikat Kompetensi......................................... 16

2.12. Duplikat Sertifikat ................................................................ 16

2.13. Pencetakan Blanko Sertifikat ............................................... 16

2.14. Area (Ruang lingkup) Sertifikasi Kompetensi ...................... 17

2.15. Validasi ................................................................................ 17

2.16. Dokumentasi ....................................................................... 18

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 2 / 32

Page 3: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

BAB III. MEKANISME PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

........... 19

3.1. Penerbitan Sertifikat Unit Kompetensi ................................. 19

3.2. Penerbitan Sertifikat Kualifikasi Kompetensi........................ 21

3.3. Penerbitan Duplikat Sertifikat Kompetensi........................... 23

BAB IV. PENGENDALIAN DAN SANKSI.............................................. 26

4.1. Pengendalian ... .................................................................. 26

4.2. Monitoring ........................................................................... 27

4.3. Evaluasi ............................................................................... 27

4.4. Pelaporan ............................................................................ 27

4.5. Sanksi .................................................................................. 28

BAB IV. PENUTUP............................................................................. 29

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ 30

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 3 / 32

Page 4: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daya saing suatu perusahaan atau negara sangat ditentukan oleh

kemampuan tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) yang

dimilikinya. Tersedianya tenaga kerja atau SDM yang kompeten dan

profesional merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki dalam

menghadapi ketatnya persaingan global, baik secara nasional maupun

internasional.

Dalam mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten, profesional dan

kompetitif perlu dikembangkan suatu sistem sertifikasi kompetensi yang

dapat menjamin bahwa pemegang sertifikat benar-benar memiliki

kompetensi sesuai dengan sertifikat yang dimilikinya. Sertifikat

kompetensi harus mampu menjadi jaminan tertulis yang menerangkan

dengan jelas dan tegas mengenai area dan tingkat kompetensi

seseorang berdasarkan pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja

yang dipersyaratkan.

Sebagai bentuk pengakuan dan sekaligus jaminan mutu terhadap

penguasaan suatu kompetensi kerja, sertifikat kompetensi harus

informatif, valid, terdokumentasi dan mampu telusur (traceable). Hal ini

bisa terwujud apabila dibangun suatu sistem sertifikasi yang didukung

oleh regulasi, kelembagaan serta sistem manajemen mutu yang

memadai.

Berdasarkan U.U. No. 13 tentang Ketenagakerjaan serta P.P. No. 23

tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), dijelaskan bahwa

BNSP bertugas menyelenggarakan sertifikasi kompetensi kerja. Dalam

melaksanakan tugasnya, BNSP dapat memberikan lisensi kepada LSP

(Lembaga Sertifikasi Profesi). Ruang lingkup tugas utama LSP adalah

melaksanakan uji kompetensi dan menerbitkan sertifikat kompetensi

kerja.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 4 / 32

Page 5: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

Untuk menjaga kualitas sertifikasi kompetensi kerja yang dilaksanakan

BNSP maupun oleh LSP, BNSP perlu mengeluarkan pedoman mengenai

penerbitan sertifikat kompetensi kerja. Pedoman ini akan menjadi acuan

baik dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja maupun dalam

proses penjaminan mutu melalui audit internal dan eksternal.

1.2. Tujuan

Tujuan Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi adalah:

1. Sebagai acuan dalam melaksanakan pengisian dan penerbitan

sertifikat kompetensi kerja oleh BNSP serta LSP pada sektor atau

sub sektor masing-masing.

2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan internal/eksternal audit mutu,

dalam rangka penjaminan mutu penerbitan sertifikat kompetensi

kerja.

1.3. Sasaran

Sasaran pedoman penerbitan sertifikat kompetensi adalah terciptanya

tertib prosedur dan tertib administrasi dalam penerbitan sertifikat

kompetensi, sehingga pemegang sertifikat kompetensi benar-benar

memiliki kompetensi kerja seperti yang tercantum pada sertifikat.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi yang tercakup dalam pedoman sertifikat

kompetensi ini meliputi bentuk sertifikat ; mekanisme penerbitan

sertifikat ; pengendalian, pengawasan (monitoring), evaluasi dan

pelaporan serta sanksi.

1.5. Dasar Hukum

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 5 / 32

Page 6: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

Dasar hukum yang melandasi penyusunan Pedoman Penerbitan

Sertifikat Kompetensi adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah.

5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional;

6. Keputusan Menteri tenaga Kerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 69/MEN/2004 tentang Perubahan Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional;

1.6. Pengertian

Dalam Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi yang dimaksud

dengan:

1. Kompetensi Kerja adalah spesifikasi dari setiap sikap, pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta penerapannya secara efektif dalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan.

2. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia atau regional atau internasional .

3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 6 / 32

Page 7: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang memungkinkan penyetaraan dan pengintegrasian antara jalur pendidikan, pelatihan kerja dan pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan dan penghargaan profesi.

5. Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang untuk melakukannya diperlukan kompetensi kerja yang dipersyaratkan serta memenuhi standar yang ditentukan dimana didalamnya terkandung pula nilai-nilai dan kode etik profesi.

6. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

7. Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah lembaga pelaksana uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang telah diakreditasi oleh dan mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

8. Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat BNSP adalah lembaga independen yang bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004.

9. Uji Kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis, untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada kualifikasi atau unit kompetensi tertentu.

10. Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai tempat untuk melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan materi dan metoda uji kompetensi yang akan dilaksanakan.

11. Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan untuk melakukan uji kompetensi pada jenis dan kualifikasi profesi tertentu.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 7 / 32

Page 8: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

BAB II

SERTIFIKAT KOMPETENSI

2.1. Jenis Sertifikat

Sertifikat kompetensi terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu sertifikat unit

kompetensi dan sertifikat kualifikasi kompetensi.

Sertifikat unit kompetensi menerangkan unit atau sekelompok unit

kompetensi yang dinyatakan kompeten setelah melalui uji kompetensi.

Sedangkan sertifikat kualifikasi kompetensi menerangkan pencapaian

terhadap level kualifikasi dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

(KKNI), setelah memenuhi sejumlah unit kompetensi yang

dipersyaratkan.

2.2. Blanko Sertifikat

Blanko sertifikat kompetensi yang digunakan adalah blanko sertifikat

kompetensi yang dicetak melalui BNSP. Dalam melaksanakan

pencetakan blanko sertifikat, BNSP dapat bekerjasama dengan LSP

apabila LSP yang bersangkutan dianggap sudah memenuhi persyaratan

(sesuai dengan kebijakan sertifikasi dan pedoman penerbitan sertifikat

termasuk biaya pencetakan).

2.3. Spesifikasi Kertas Sertifikat

Ukuran blanko Sertifikat : A 4 (210 x 297) mm Jenis Kertas : Security paper Warna : Putih Berat dan tebal : Berat 130 gram/m2, Tebal 130

mikrometer Tingkat kecerahan : 80 % Bahan kertas : Pulp kayu kimia 100 %

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 8 / 32

Page 9: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

Tanda pengaman : Tanda air logo garuda Minutering : Berpendar warna merah, biru dan

kuning bila disinari ultra violet 2.4. Bahasa Penulisan Sertifikat

Bahasa yang digunakan pada penulisan Sertifikat Kompetensi ditulis

dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini

sesuai dengan visi dan misi BNSP agar tenaga kerja Indonesia bisa

bersaing dalam pasar kerja nasional dan internasional serta dalam

kerangka kerja MRA (Mutual Recognition Arrangement).

2.5. Format Sertifikat Unit Kompetensi

Format Sertifikat Kompetensi terdiri dari 2 (dua) halaman yaitu :

1. Halaman Depan :

Pada halaman depan terdapat :

- Nomor Seri (Serial number)

- Logo Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)

- Sertifikat Kompetensi (Certificate of Competence)

- Nomor Sertifikat (Certificate Number)

- Dengan ini menyatakan bahwa (This is to certify that),

- Nama pemegang sertifikat

- Nomor Registrasi (Registration number)

- Telah kompeten untuk unit kompetensi (is competent for the

following Unit(s) of competency

- Nomor/kode unit (unit-unit) kompetensi

- Pada bidang pekerjaan (In the area of)

- Sertifikat ini berlaku untuk …. (……) tahun (this certificate is valid

for …. (……) years)

- Tempat dan tanggal penerbitan sertifikat

- Tanda pengaman tersembunyi (hidden security)

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 9 / 32

Page 10: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

Apabila sertifikat diterbitkan oleh BNSP :

- Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Indonesian Professional

Certification Authority)

- Nama Ketua (Chairman) dan Ketua Komisi Sertifikasi (Chairperson

- Certification Commision) BNSP

- Tanda tangan Ketua (Chairperson) dan Ketua Komisi Sertifikasi

(Chairperson - Certification Commision) BNSP

Apabila sertifikat diterbitkan oleh LSP :

- Atas nama(On behalf of) BNSP :

- Nama LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi/Professional Certification

Body)

- Nama Pimpinan LSP (Ketua Pengarah/Chairperson dan Ketua

Pelaksana/ Executive Director)

- Tanda tangan Pimpinan LSP (Ketua Pengarah/Chairperson dan

Ketua Pelaksana/ Executive Director)

2. Halaman belakang:

Pada halaman belakang terdapat :

- Daftar Unit Kompetensi (List of Unit(s) of Competency)

- Nomor urut

- Kode Unit (Unit Code)

- Judul Unit (Unit Title)

- Foto pemilik sertifikat

- Tanda tangan pemilik sertifikat (signature of holder)

- Tempat dan tanggal dikeluarkan

Apabila sertifikat diterbitkan oleh BNSP :

- Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Indonesian Professional Certification Authority)

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 10 / 32

Page 11: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

- Nama Ketua Komisi Sertifikasi BNSP

- Tanda tangan Ketua Komisi Sertifikasi BNSP

Apabila sertifikat diterbitkan oleh LSP :

- Nama LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi/Professional Certifying

Body)

- Nama Kepala Bidang Sertifikasi LSP

- Tanda tangan Kepala Bidang Sertifikasi LSP

(Contoh format sertifikat unit kompetensi dan penjelasan cara

pengisiannya terlampir)

2.6. Format Sertifikat Kualifikasi Kompetensi

Format Sertifikat Kompetensi terdiri dari 2 (dua) halaman yaitu :

1. Halaman Depan:

Pada halaman depan terdapat :

- Nomor Seri (Serial number)

- Logo Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)

- Sertifikat Kompetensi (Certificate of Competence)

- Nomor Sertifikat (Certificate Number)

- Dengan ini menyatakan bahwa (This is to certify that),

- Nama pemegang sertifikat

- Nomor Registrasi (Registration number)

- Telah memenuhi persyaratan dan kompeten pada kualifikasi

(Meet the requirements and competent for the below

qualification)

- Sertifikat …. (Certificate ….)

- Pada bidang pekerjaan (In the area of)

- Sertifikat ini berlaku sampai dengan ………… (this certificate is

valid until ………….)

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 11 / 32

Page 12: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

- Tempat dan tanggal penerbitan sertifikat

- Tanda pengaman tersembunyi (hidden security)

Apabila sertifikat diterbitkan oleh BNSP :

- Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Indonesian Professional

Certification Authority)

- Nama Ketua (Chairman) dan Ketua Komisi Sertifikasi (Chairperson

- Certification Commision) BNSP

- Tanda tangan Ketua (Chairman) dan Ketua Komisi Sertifikasi

(Chairperson - Certification Commision) BNSP

Apabila sertifikat diterbitkan oleh LSP :

- Atas nama(On behalf ) BNSP :

- Nama LSP (lembaga Sertifikasi Profesi/Professional Certiification

Body)

- Nama Pimpinan LSP (Ketua Pengarah/Chairperson dan Ketua

Pelaksana/ Executive Director)

- Tanda tangan Pimpinan LSP (Ketua Pengurus/Chairperson dan

Ketua Pelaksana/Executive Director)

2. Halaman belakang :

Pada halaman belakang terdapat :

- Daftar Unit Kompetensi (List of Unit(s) of Competency)

- Nomor urut

- Kode Unit (Unit Code)

- Judul Unit Kompetensi (Unit Title)

- Foto pemilik sertifikat

- Tanda tangan pemilik sertifikat (signature of holder)

- Tempat dan tanggal dikeluarkan sertifikat

Apabila sertifikat diterbitkan oleh BNSP :

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 12 / 32

Page 13: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

- Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Indonesian Professional

Certification Authority)

- Nama Ketua Komisi Sertifikasi BNSP

- Tanda tangan Ketua Komisi Sertifikasi BNSP

Apabila sertifikat diterbitkan oleh LSP :

- Nama LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi/Professional Certification

Body)

- Nama Kepala Bidang Sertifikasi LSP

- Tanda tangan Kepala Bidang Sertifikasi LSP

(Contoh format sertifikat unit kompetensi dan penjelasan cara

pengisiannya terlampir)

2.7. Kodifikasi/Penomoran Sertifikat

A. Sertifikat Unit Kompetensi

Penomoran (kodifikasi) sertifikat unit kompetensi dirumuskan dalam

format sebagai berikut:

00000 0000 0000000 0000 1 2 3 4

1. 5 digit pertama, menunjukkan Nomor kode Klasifikasi Lapangan

Usaha berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia

(untuk lapangan usaha tertentu mungkin yang relevan hanya tiga

digit pertama, sedangkan 1 atau 2 digit berikutnya yang tidak

relevan dapat diisi dengan huruf 0 atau 00).

- digit I dan II : Menunjukan Golongan Pokok

- digit III : Menunjukan Golongan

- digit IV : Menunjukan Sub Golongan

- digit V : Menunjukan Kelompok Kegiatan Ekonomi

2. 4 digit kedua, menunjukkan Nomor Kode Klasifikasi Jabatan yang

mengacu kepada lnternational Standard Classification of

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 13 / 32

Page 14: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

Occupation (ISCO) 1988 atau Klasifikasi Jabatan Standar

Internasional (KJSI).

- digit I : Menunjukan Golongan Pokok

- digit II : Menunjukan Sub Golongan Pokok

- digit III : Menunjukan Golongan

- digit IV : Menunjukan Sub Golongan

3. 7 digit ketiga, menunjukkan nomor urut sertifikat.

4. 4 digit keempat, menunjukkan tahun penerbitan sertifikat

B. Sertifikat Kualifikasi Kompetensi

Penomoran (kodifikasi) sertifikat kualifikasi kompetensi dirumuskan

dalam format sebagai berikut:

00000 0000 0 0000000 0000 1 2 3 4 5

1. 5 digit pertama, menunjukkan Nomor kode Klasifikasi Lapangan

Usaha berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.

(untuk lapangan usaha tertentu mungkin yang relevan hanya tiga

digit pertama, sedangkan 1 atau 2 digit berikutnya yang tidak

relevan dapat diisi dengan huruf 0 atau 00).

- digit I dan II : Menunjukkan Golongan Pokok

- digit III : Menunjukkan Golongan

- digit IV : Menunjukkan Sub Golongan

- digit V : Menunjukkan Kelompok Kegiatan Ekonomi

2. 4 digit kedua, menunjukkan Nomor Kode Klasifikasi Jabatan yang

mengacu kepada Klasifikasi Jabatan Standar Internasional 1988.

- digit I : Menunjukan Golongan Pokok

- digit II : Menunjukan Sub Golongan Pokok

- digit III : Menunjukan Golongan

- digit IV : Menunjukan Sub Golongan

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 14 / 32

Page 15: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

3. 1 digit ketiga, menunjukan Jenjang Kualifikasi yang mengacu pada

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

4. 7 digit keempat, menunjukkan nomor urut sertifikat.

5. 4 digit kelima, menunjukkan tahun penerbitan sertifikat.

2.8. Nomor Registrasi

OOO 001 00000 0000 1 2 3 4

1. 3 digit pertama, menunjukkan susunan huruf yang mengacu

kepada kodifikasi sektor/sub sektor atau bidang profesi seperti

yang tercantum pada SKKNI.

Contoh : PAR = Pariwisata, LOG = Logam Mesin, OTO = Teknisi

Otomotif

LAB = Telapi, KEU = Certif, dan lain-lain.

2. 3 digit kedua, menunjukan nomor urut pemberian lisensi yang

dikeluarkan oleh BNSP

Contoh : LSP TO = 001, LSP TI = 002, LSP Telapi = 003, dll

3. 5 digit ketiga, menunjukkan nomor urut dari pemegang sertifikat

pada saat terdaftar pada LSP, sektor/sub sektor atau bidang

profesi yang bersangkutan. Penomoran disesuaikan dengan

nomor urut pada saat pemegang sertifikat diregistrasi . Nomor

registrasi akan kembali ke angka 1, apabila masuk kedalam

pergantian tahun.

4. 4 digit keempat, menunjukan angka tahun pada saat diregistrasi.

2.9. Pemilik Sertifikat

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 15 / 32

Page 16: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

Pemilik Sertifikat Kompetensi adalah Tenaga Kerja Indonesia dan

Tenaga Kerja Asing yang mendapatkan pengakuan atas kompetensi

kerja yang dimilikinya. Pengakuan tersebut diberikan oleh BNSP atau

LSP setelah dinilai memenuhi bukti–bukti yang dipersyaratkan. Sebagai

bukti terhadap pengakuan tersebut BNSP atau LSP mengeluarkan

sertifikat kompetensi.

2.10. Masa Berlaku Sertifikat

Sertifikat kompetensi mempunyai masa berlaku disesuaikan dengan

jenis dan kualifikasi kompetensinya. Masa berlaku sertifikat kompetensi

ditetapkan oleh masing-masing LSP. Apabila sertifikat diterbitkan oleh

BNSP, masa berlaku sertifikat ditetapkan oleh BNSP.

Jika masa berlaku sertifikat habis dapat di-resertifikasi atau

diperbaharui/ divalidasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.

2.11. Penerbitan Sertifikat

Penerbitan sertifikat kompetensi didasarkan atas rekomendasi hasil uji

kompetensi dan keputusan akhir dari tim asesor yang dibentuk oleh

BNSP atau LSP. Berdasarkan rekomendasi dan keputusan tersebut, BNSP

atau LSP akan menerbitkan sertifikat unit kompetensi atau sertifikat

kualifikasi kompetensi sesuai dengan mekanisme penerbitan sertifikat

yang ditetapkan.

2.12. Duplikat Sertifikat

1. Duplikat sertifikat kompetensi dapat diterbitkan kepada pemilik

sertifikat yang dinyatakan hilang atau rusak.

2. Bagi yang ingin mendapatkan duplikat sertifikat, pemilik sertifikat

wajib mengajukan permohonan kepada LSP atau BNSP dengan

dilampiri surat keterangan/bukti lapor kehilangan sertifikat dari

kepolisian.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 16 / 32

Page 17: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

3. Khusus bagi pemilik sertifikat yang rusak, pemilik sertifikat dapat

mengajukan permohonan kepada LSP atau BNSP dengan

melampirkan sertifikat asli yang rusak.

2.13. Pencetakan Blanko Sertifikat

1. Spesifikasi blanko sertifikat yang akan dicetak harus mengacu

kepada spesifikasi sertifikat yang ditetapkan oleh BNSP.

2. Jumlah blanko sertifikat yang dicetak ditentukan berdasarkan usulan

dan estimasi kebutuhan program sertifikasi kompetensi per-tahun

yang dilaksanakan oleh LSP maupun BNSP.

3. LSP dapat melaksanakan pemesanan blanko sertifikat sendiri sesuai

dengan kebutuhan atas persetujuan BNSP.

4. Pemesanan blanko sertifikat harus dilakukan terhadap perusahaan-

perusahaan percetakan yang ditunjuk oleh BNSP.

5. Biaya pembuatan blanko sertifikat yang dipesan oleh LSP untuk

kebutuhan program sertifikasinya, ditanggung sepenuhnya oleh LSP

yang bersangkutan.

2.14. Area (Ruang Lingkup) Sertifikasi Kompetensi

A. Sertifikat Unit Kompetensi

Area atau ruang lingkup sertifikat unit kompetensi yang dapat

diterbitkan oleh BNSP atau LSP adalah unit-unit kompetensi yang

terdapat pada SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)

sesuai dengan LSP atau sektor/sub sektornya masing-masing.

Sertifikat unit kompetensi dapat juga diterbitkan terhadap unit-unit

kompetensi yang telah dikonvensikan atau telah diverifikasi oleh

BNSP.

B. Sertifikat Kualifikasi Kompetensi

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 17 / 32

Page 18: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

Area atau ruang lingkup sertifikat kualifikasi kompetensi yang dapat

diterbitkan oleh BNSP atau LSP adalah jenjang atau kualifikasi yang

sudah ditetapkan oleh masing-masing LSP atau sektor/sub sektor

dengan mengacu kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

(KKNI).

2.15. Validasi

Validasi merupakan hal yang sangat penting dalam penerbitan

sertifikat, karena menunjukkan kewenangan dan tanggungjawab secara

kelembagaan dari penerbit sertifikat, dalam hal ini adalah BNSP dan

LSP.

Sertifikat kompetensi dianggap sah atau valid apabila seluruh item pada

sertifikat kompetensi sudah diisi dengan benar serta ditandatangani

oleh pihak-pihak yang berwenang sesuai dengan identitas yang tertulis

pada sertifikat serta diberi stempel lembaga penerbit sertifikat.

2.16. Dokumentasi

Penerbit sertifikat wajib mendokumentasikan seluruh sertifikat yang

telah diterbitkan.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 18 / 32

Page 19: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

BAB III

MEKANISME PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

3.1. Penerbitan Sertifikat Unit Kompetensi

A. Penerbitan Sertifikat Unit kompetensi oleh LSP

Langkah-langkah penerbitan sertifikat unit kompetensi dilaksanakan

sebagai berikut :

1. Asesor kompetensi merekomendasikan kepada LSP peserta uji

kompetensi yang dinilai kompeten untuk unit (unit-unit)

kompetensi yang diujikan dengan disertai dokumen-dokumen uji

kompetensi yang dipersyaratkan.

2. LSP melalui komisi teknis (tim penilai uji kompetensi), menilai

rekomendasi yang diajukan asesor kompetensi melalui

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 19 / 32

Page 20: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

pemeriksaan dokumen-dokumen/ bukti-bukti pendukung serta

metoda lain sesuai dengan kebutuhan serta memutuskan hasil

akhir penilaian.

3. LSP, berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan memutuskan

hasil akhir pencapaian kompetensi peserta.

4. Sekretariat LSP melakukan pengisian sertifikat meliputi

penomoran sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi

peserta, nomor-nomor unit kompetensi, bidang/area pekerjaan,

masa berlaku sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan, nama LSP

yang menerbitkan sertifikat, nama-nama penandatangan

sertifikat, transkrip unit kompetensi serta penempelan photo.

5. Sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan asli

oleh pemilik sertifikat dan Pimpinan LSP yang telah ditentukan.

6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli LSP yang bersangkutan

dengan tinta stempel berwarna biru.

7. Setiap sertifikat yang akan diterbitkan wajib terlebih dahulu

dilaporkan kepada BNSP untuk dimasukan kedalam data base

BNSP.

8. Penerbitan sertifikat oleh LSP paling lambat 2 (dua) minggu

setelah peserta dinyatakan kompeten.

9. Sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada pemilik

sertifikat melalui sekretariat LSP.

10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti

penerimaan dari pemilik sertifikat.

B. Penerbitan Sertifikat Unit kompetensi oleh BNSP

Langkah-langkah penerbitan sertifikat unit kompetensi dilaksanakan

sebagai berikut :

1. Asesor uji kompetensi melalui Panitia Teknis Uji Kompetensi

(PTUK) BNSP merekomendasikan kepada BNSP peserta uji

kompetensi yang dinyatakan kompeten untuk unit-unit

kompetensi yang diujikan dengan disertai dokumen-dokumen

yang dipersyaratkan.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 20 / 32

Page 21: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

2. BNSP melalui komisi teknis (tim penilai uji kompetensi), menilai

rekomendasi yang diajukan asesor kompetensi melalui

pemeriksaan prosedur dan dokumen-dokumen/bukti-bukti

pendukung serta metoda lain sesuai dengan kebutuhan. serta

memutuskan hasil akhir mengenai pencapaian kompetensi.

3. BNSP, berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan memutuskan

hasil akhir pencapaian kompetensi peserta.

4. Sekretariat BNSP melakukan pengisian sertifikat meliputi

penomoran sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi

peserta, nomor-nomor unit kompetensi, bidang/area pekerjaan,

masa berlaku sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan, nama

BNSP, nama penandatangan sertifikat, transkrip unit kompetensi

serta penempelan photo.

5. Sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan asli

oleh pemilik sertifikat dan Pimpinan BNSP yang telah ditentukan.

6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli BNSP dengan tinta stempel

berwarna biru.

7. Setiap sertifikat yang akan diterbitkan wajib dimasukan kedalam

data base BNSP.

8. Penerbitan sertifikat oleh BNSP paling lambat 2 (dua) minggu

setelah peserta dinyatakan lulus uji kompetensi.

9. Sertifikat yang telah diperiksa keabsahannya disampaikan kepada

pemilik sertifikat melalui sekretariat BNSP.

10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti

penerimaan dari pemilik sertifikat.

3.2. Penerbitan Sertifikat Kualifikasi Kompetensi

A. Penerbitan Sertifikat Kualifikasi Kompetensi oleh LSP

Langkah-langkah penerbitan sertifikat kualifikasi kompetensi

dilaksanakan sebagai berikut :

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 21 / 32

Page 22: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

1. Calon pemegang sertifikat mengajukan permohonan kepada LSP

untuk mendapatkan sertifikat kualifikasi dengan menyertakan

sertifikat unit-unit kompetensi yang dipersyaratkan sesuai dengan

KKNI pada LSP masing-masing serta persyaratan administratif

lainnya.

2. LSP melalui komisi teknis (tim penilai uji kompetensi), memeriksa

keabsahan, keaslian, kekinian dan kecukupan dari seluruh

sertifikat unit kompetensi yang diajukan oleh calon yang

bersangkutan serta dokumen pendukung lain yang relevan.

3. LSP, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan memutuskan

hasil akhir terhadap pencapaian kualifikasi peserta.

4. Sekretariat LSP melakukan pengisian sertifikat meliputi penomoran

sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi peserta,

level kualifikasi, bidang/area pekerjaan, masa berlaku sertifikat,

tempat dan tanggal penerbitan, nama LSP yang menerbitkan

sertifikat, nama penandatangan sertifikat, transkrip unit

kompetensi serta penempelan photo.

5. Sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan asli oleh

pemilik sertifikat dan Pimpinan LSP yang telah ditentukan.

6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli LSP yang bersangkutan

dengan tinta stempel berwarna biru.

7. Setiap sertifikat yang akan diterbitkan wajib terlebih dahulu

dilaporkan kepada BNSP untuk dimasukan kedalam data base

BNSP.

8. Penerbitan sertifikat kualifikasi oleh LSP paling lambat 2 (dua)

minggu setelah peserta dinyatakan memenuhi persyaratan

kualifikasi.

9. Sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada pemilik

sertifikat melalui sekretariat LSP.

10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti

penerimaan dari pemilik sertifikat.

B. Penerbitan Sertifikat Kualifikasi Kompetensi oleh BNSP

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 22 / 32

Page 23: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

Langkah-langkah penerbitan sertifikat kualifikasi kompetensi

dilaksanakan sebagai berikut :

1. Calon pemegang sertifikat mengajukan permohonan kepada BNSP

untuk mendapatkan sertifikat kualifikasi dengan menyertakan

sertifikat unit-unit kompetensi yang dipersyaratkan sesuai dengan

KKNI pada sektor/ sub sektor masing-masing serta persyaratan

administratif lainnya.

2. BNSP melalui komisi teknis (tim penilai uji kompetensi), memeriksa

keabsahan, keaslian, kekinian dan kecukupan dari seluruh

sertifikat unit kompetensi yang diajukan oleh calon yang

bersangkutan serta dokumen pendukung lain yang relevan.

3. BNSP, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan memutuskan

hasil akhir terhadap pencapaian kualifikasi peserta.

4. Sekretariat BNSP melakukan pengisian sertifikat meliputi

penomoran sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi

peserta, level kualifikasi, bidang/area pekerjaan, masa berlaku

sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan, nama BNSP, nama

penandatangan sertifikat, transkrip unit kompetensi serta

penempelan photo.

5. Sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan asli oleh

pemilik sertifikat dan Pimpinan BNSP yang telah ditentukan.

6. Sertifikat dibubuhi dengan stempel asli BNSP dengan tinta stempel

berwarna biru.

7. Setiap sertifikat yang akan diterbitkan wajib dimasukan terlebih

dahulu kedalam data base BNSP.

8. Penerbitan sertifikat oleh BNSP paling lambat 2 (dua) minggu

setelah peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi.

9. Sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada pemilik

sertifikat melalui sekretariat BNSP.

10. Setiap penyerahan sertifikat harus disertai dengan tanda bukti

penerimaan dari pemilik sertifikat.

3.3. Penerbitan Duplikat Sertifikat Kompetensi

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 23 / 32

Page 24: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

A. Penerbitan Duplikat Sertifikat Kompetensi oleh LSP

Langkah-langkah penerbitan duplikat sertifikat kompetensi

dilaksanakan sebagai berikut :

1. Pemegang sertifikat unit maupun kualifikasi yang hilang atau rusak

mengajukan permohonan kepada LSP untuk mendapatkan duplikat

sertifikat kompetensi dengan melampirkan surat tanda kehilangan

dari pihak yang berwenang atau bukti sertifikat yang rusak serta

persyaratan administratif lainnya.

2. LSP, mengkaji ulang seluruh bukti-bukti pendukung yang ada

sesuai dengan duplikat sertifikat yang diajukan.

3. LSP, berdasarkan bukti-bukti yang ada menetapkan hasil

pengkajian dan memutuskan penerbitan duplikat sertifikat

kompetensi.

4. Sekretariat LSP melakukan pengisian sertifikat meliputi penomoran

sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi peserta,

nomor unit kompetensi atau level kualifikasi, bidang/area

pekerjaan, masa berlaku sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan,

nama LSP yang menerbitkan sertifikat, nama penandatangan

sertifikat, transkrip unit kompetensi serta penempelan photo,

sesuai dengan data sertifikat asli yang ada di arsip LSP.

5. Duplikat sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan

asli oleh pemilik sertifikat dan Pimpinan LSP yang telah ditentukan.

6. Duplikat sertifikat dibubuhi dengan stempel asli LSP yang

bersangkutan dengan tinta stempel berwarna biru.

7. Setiap duplikat sertifikat yang akan diterbitkan wajib terlebih

dahulu dilaporkan kepada BNSP untuk dimasukan kedalam data

base BNSP.

8. Penerbitan duplikat sertifikat kualifikasi oleh LSP paling lambat 2

(dua) minggu setelah dilakukan kaji ulang terhadap bukti-bukti

yang dipersyaratkan.

9. Duplikat sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada

pemilik sertifikat melalui sekretariat LSP.

10. Setiap penyerahan duplikat sertifikat harus disertai dengan tanda

bukti penerimaan dari pemilik sertifikat.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 24 / 32

Page 25: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

B. Penerbitan Duplikat Sertifikat Kompetensi oleh BNSP

Langkah-langkah penerbitan duplikat sertifikat kompetensi

dilaksanakan sebagai berikut :

1. Pemegang sertifikat unit maupun kualifikasi yang hilang atau rusak

mengajukan permohonan kepada BNSP untuk mendapatkan

duplikat sertifikat kompetensi dengan melampirkan surat tanda

kehilangan dari pihak yang berwenang atau bukti sertifikat yang

rusak serta persyaratan administratif lainnya.

2. BNSP, mengkaji ulang seluruh bukti-bukti pendukung yang ada

sesuai dengan duplikat sertifikat yang diajukan.

3. BNSP, berdasarkan bukti-bukti yang ada menetapkan hasil

pengkajian dan memutuskan penerbitan duplikat sertifikat

kompetensi.

4. Sekretariat BNSP melakukan pengisian sertifikat meliputi

penomoran sertifikat, pengetikan nama peserta, nomor registrasi

peserta, nomor unit kompetensi atau level kualifikasi, bidang/area

pekerjaan, masa berlaku sertifikat, tempat dan tanggal penerbitan,

nama BNSP, nama penandatangan sertifikat, transkrip unit

kompetensi serta penempelan photo, sesuai dengan data sertifikat

asli yang ada pada arsp BNSP.

5. Duplikat sertifikat kompetensi ditandatangani dengan tandatangan

asli oleh pemilik sertifikat dan Pimpinan BNSP yang telah

ditentukan.

6. Duplikat sertifikat dibubuhi dengan stempel asli BNSP yang

bersangkutan dengan tinta stempel berwarna biru.

7. Setiap duplikat sertifikat yang akan diterbitkan wajib dimasukan

kedalam data base BNSP.

8. Penerbitan duplikat sertifikat kualifikasi oleh BNSP paling lambat 2

(dua) minggu setelah kaji ulang bukti-bukti menunjukkan

kebenaran.

9. Duplikat sertifikat yang telah dinyatakan sah disampaikan kepada

pemilik sertifikat melalui sekretariat BNSP.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 25 / 32

Page 26: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

10. Setiap penyerahan duplikat sertifikat harus disertai dengan tanda

bukti penerimaan dari pemilik sertifikat.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 26 / 32

Page 27: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

BAB IV

PENGENDALIAN DAN SANKSI

Pengendalian sertifikat kompetensi dimaksudkan untuk memberikan jaminan

kualitas serta keamanan terhadap sertifikat kompetensi yang diterbitkan

melalui sistem pengendalian yang terpadu dan terintegrasi secara sistematis

dengan melibatkan seluruh komponen kelembagaan sertifikasi yaitu BNSP dan

LSP serta instansi terkait. Untuk memberikan jaminan bahwa pengendalian

sertifikat kompetensi berjalan dengan baik perlu dilakukan monitoring, evaluasi

dan pelaporan.

4.1. Pengendalian

Sertifikat Kompetensi perlu dikendalikan dalam rangka memberikan

jaminan keabsahan atas setiap sertifikat kompetensi yang diterbitkan.

Mekanisme pengendalian dimulai dari pencetakan, penerimaan,

pendistribusian, penerbitan dan penyampaian kepada pemilik sertifikat

adalah sebagai berikut:

1. Pencetakan sertifikat dilaksanakan oleh perusahaan percetakan yang

ditetapkan dan ditunjuk oleh BNSP.

2. Pencetakan sertifikat dilaksanakan berdasarkan pesanan oleh BNSP

atau LSP dalam jumlah tertentu. Setiap sertifikat yang dicetak diberi

nomor seri urut sejak pencetakan pertama hingga terakhir, seluruh

sertifikat yang telah diserahterimakan dicatat dalam buku induk

sertifikat di BNSP.

3. BNSP mendistribusikan kepada LSP sesuai dengan kebutuhan

program sertifikasi, masing-masing dicatat nomor seri sertifikat dan

jumlah sertifikat yang didistribusikan untuk masing-masing LSP.

4. LSP mencatat jumlah sertifikat dan nomor seri sertifikat yang

diterima dari BNSP dan didokumentasikan di buku induk sertifikat

masing-masing LSP.

5. BNSP dan LSP harus membuat data base tentang sertifikat

Kompetensi yang diterbitkan dan dicatat identitas pemilik, nomor

seri sertifikat, nomor induk/ registrasi dan nomor sertifikat. Data

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 27 / 32

Page 28: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

base termasuk didalamnya data-data pendukung seperti identitas

lengkap pemilik serta data-data uji kompetensi.

6. LSP melaporkan setiap penerbitan sertifikat kepada BNSP.

7. Blanko sertifikat yang rusak dan tidak dapat dipergunakan harus

dicatat nomor serinya dan dilaporkan kepada BNSP.

4.2. Monitoring

Monitoring dilaksanakan oleh BNSP dan Instansi terkait dan dimaksudkan

untuk mengetahui sampai sejauhmana proses penerbitan sertifikat

dilaksanakan sesuai dengan prosedur, mulai dari pengadaan blanko,

pemesanan blanko oleh LSP, penerbitan sertifikat oleh BNSP atau LSP

serta penggunaan sertifikat kompetensi oleh yang bersangkutan sesuai

dengan prosedur yang benar.

Monitoring dilakukan secara periodik dan berkesinambungan agar dapat

diperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menjaga dan

memperbaiki sistem penerbitan sertifikat kompetisi, sehingga

penerbitan sertifikat dapat senantiasa berjalan sesuai dengan peraturan

dan perundang-undangan yang berlaku.

4.3. Evaluasi

Berdasarkan data hasil monitoring dilaksanakan evaluasi untuk

mengetahui sejauh mana proses penerbitan sertifikat apakah berjalan

sesuai dengan ketentuan yang ada atau terjadi penyimpangan. Apabila

terjadi penyimpangan harus segera dibuatkan rekomendasi untuk

perbaikan terhadap penyimpangan tersebut. Lembaga serta pejabat

yang berwenang segera membuat langkah-langkah perbaikan agar tidak

terjadi hal-hal yang dapat merugikan masyarakat.

Evaluasi dilakukan secara periodik dan berkesinambungan agar setiap

penyimpangan yang terjadi dapat segera diperbaiki, sehingga pelayanan

terhadap masyarakat tidak mengalami hambatan.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 28 / 32

Page 29: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

4.4. Pelaporan

Lingkup pelaporan sertifikat kompetensi meliputi seluruh aspek

penerbitan sertifikat mulai dari proses pengadaan dan pemesanan

blanko sertifikat sampai dengan penerbitan sertifikat. Laporan dibuat

dan disampaikan secara berkala atau sesuai dengan kebutuhan.

BNSP, dalam hal ini komisi sertifikasi memberikan laporan kepada pleno

BNSP. Sedangkan LSP memberikan laporan kepada BNSP melalui komisi

sertifikasi.

BNSP secara institusi melaporkan kegiatan sertifikasi kompetensi kepada

Presidan R.I. melalui Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta

kepada seluruh stake holder secara berkala.

4.5. Sanksi

Bagi siapapun, baik Lembaga Sertifikasi Profesi, Institusi maupun

perorangan yang dengan sengaja atau tidak sengaja telah melanggar

ketentuan tentang penerbitan sertifikat akan dikenakan sanksi dalam

bentuk sanksi administratif dan atau sanksi hukum.

1. Sanksi Administratif, terdiri atas:

a. Teguran lisan

Teguran lisan di berikan apabila ditemukan adanya data-data

ketidak sesuaian dengan standar yang ditetapkan didalam

prosedur penerbitan sertifikat.

b. Sanksi tertulis

Sanksi tertulis, berupa skorsing (penghentian sementara) kegiatan

penyelenggaraan sertifikasi yang tidak mengindahkan teguran

lisan. Sanksi tertulis diberikan sebanyak 3 (tiga) kali.

c. Pencabutan lisensi LSP

Sanksi pencabutan lisensi LSP diberikan apabila LSP yang tidak

mengindahkan sanksi tertulis, sesuai dengan ketentuan yang

ada.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 29 / 32

Page 30: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

2. Sanksi Hukum

Sanksi hukum akan diberikan bagi siapapun baik perorangan

maupun kelembagaan yang melakukan tindakan berupa penipuan,

pemalsuan dan penyalahgunaan sertifikat kompetensi. Bentuk

sanksi hukum dapat dijatuhkan sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 30 / 32

Page 31: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

BAB V

PENUTUP

Dengan diterbitkannya Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi ini

diharapkan dapat membantu khususnya para pelaksana sertifikasi kompetensi,

baik di BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi maupun Lembaga Sertifikasi

Profesi (LSP) serta instansi teknis atau unsur-unsur terkait untuk dijadikan

acuan dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi tenaga kerja.

Ditetapkan di Jakarta, Juni 2006

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 31 / 32

Page 32: Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP

DAFTAR LAMPIRAN

- Lampiran 1 : Format Sertifikat Unit Kompetensi

- Lampiran 2 : Penjelasan dan cara pengisian Format Sertifikat Unit

Kompetensi

- Lampiran 3 : Contoh Sertifikat Unit Kompetensi

- Lampiran 4 : Format Sertifikat Kualifikasi Kompetensi

- Lampiran 5 : Penjelasan dan cara pengisian Format Sertifikat

Kualifikasi Kompetensi

- Lampiran 6 : Contoh Sertifikat Kualifikasi Kompetensi

- Lampiran 7 : Format Transkrip Unit Kompetensi

- Lampiran 8 : Penjelasan dan cara pengisian Transkrip Unit

Kompetensi

- Lampiran 9 : Contoh Transkrip Unit Kompetensi

Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi 32 / 32