pedoman pemeriksaan pesawat angkat

Upload: ridwan-arief-w

Post on 02-Jun-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    1/17

    PEDOMAN PEMERIKSAAN PESAWAT ANGKAT (CRANE)

    Oleh: Warid Nurdiansyah

    Berikut saya sampaikan garis besar pedoman pemeriksaan pesawat angkat (crane). Rencananya

    pedoman ini akan dicetak dalam bentuk buku yang disertai dengan gambar dan penjelasan yanglebih detai. Doakan saja. ..Semoga Bermanfaat!

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. LATAR BELAKANG

    Pesawat angkat (crane) adalah setiap peralatan mesin atau alat yang digerakkan tenaga mekanis,

    tenaga listrik atau tenaga hidrolis yang dapat digunakan sebagai mesin pengangkat termasuk rel,

    jalan rel atau alat pembantu lainnya, tetapi tidak termasuk pemajat lubang naik (raise climber)

    yang dipasang pada sumuran tambang.

    Petunjuk teknis ini berlaku dalam pengawasan/inspeksi pesawat angkat (crane) yang meliputi

    overhead dan gantry crane serta mobile crane.

    I.2. DASAR

    1. UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

    2. UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah

    3. UU No. 27 tahun 2003 tentang Panas bumi

    4. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

    5. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

    6. PP No. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi

    7. PP No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

    Pemprov dan Pemkab/Kota

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    2/17

    8. PP No.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 di Bidang Pertambangan

    9. Permen No.06.P Tahun 1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi,

    Peralatan dan Teknik Migas dan Panas Bumi

    10. Permen No.02 P. Tahun 1990 tentang Keselamatan Kerja Panas Bumi

    11. Kepmen No.555.K Tahun 1995 tentang K3 Pertambangan Umum

    12. Kepmen No. 255.K Tahun 1993 tentang Pelaksana Inspeksi Tambang

    13. Keputusan Bersama Menteri ESDM dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.

    1247.K/70/MEM/2002 dan No. 17 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan

    Fungsional Inspektur Tambang dan Angka Kreditnya

    BAB II

    JENIS-JENIS OVERHEAD DAN GANTRY CRANE SERTA MOBILE CRANE

    II.1 JENIS-JENIS OVERHEAD DAN GANTRY CRANE

    Overhead dan Gantry Crane terdiri atas:

    a. Top-running single or multiple girder bridge with top running trolly hoist

    b. Top-running single-girder bridge with underhung trolly hoist

    c. Monorails and underhung crane

    II.2 JENIS-JENIS MOBILE CRANE

    Mobile Crane terdiri atas:

    a. Crawler Crane (Pesawat Angkat Rantai Kelabang)

    b. Wheel Mounted Crane (Pesawat Angkat Ban)

    Yang termasuk Wheel Mounted Crane antara lain:

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    3/17

    1. Kabin Pengemudi Tunggal

    2. Kabin Pengemudi Lebih dari satu

    c. Locomotive Crane

    d. Tyre Monted Crane Floating Crane

    BAB III

    PEMERIKSAAN UMUM

    Pemeriksaan umum adalah objek pemeriksaan yang berlaku pada seluruh crane, baik

    overhead dan gantry crane maupun mobile crane.

    III.1 PEMERIKSAAN ADMINISTRASI

    a. Sertifikat Kelayakan Penggunaan Perlatan (SKPP) Pesawat Angkat dan Angkut

    1. Periksa masa berlaku SKPP.

    2. Periksa kesesuaian data Pemilik, Lokasi Penggunaan, Jenis Pesawat, Merk/ Type, No. Seri

    Pembuatan/ Unit, Kapasitas, Rantai Pengangkat, Pabrik Pembuat, dan Tahun Pembuatan/

    Penggunaan antara yang ada di SKPP dengan yang ada di unit.

    3. Pastikan label kapasitas beban angkat yang ada di unit sesuai dengan yang ada di SKPP.

    b. Surat Izin Operasi (SIO) Operator Pesawat Angkat dan Angkut

    Periksa kesesuaian SIO Operator dengan jenis unit yang dioperasikannya.

    c. Standard Operational Procedure (SOP)

    1. Harus tersedia SOP pengoperasian unit.

    2. Pastikan operator memahami isi SOP tersebut.

    d. Laporan Hasil Pemeriksaan, Pemeliharaan dan Pengujian

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    4/17

    1. Pastikan terdapat pemeriksaan, pemeliharaan dan pengujian terhadap unit secara berkala.

    2. Pastikan laporan hasil pemeriksaan, pemeliharaan dan pengujian menyatakan bahwa unit

    layak dioperasikan.

    III.2 PEMERIKSAAN VISUAL DAN UJI FUNGSI

    a. Area Kerja

    1. Periksa apakah terdapat tanda keselamatan (safety sign) yang menunjukkan area

    pengoperasian crane.

    Safety sign harus jelas terlihat oleh orang yang akan memasuki area pengoperasian crane.

    Safety sign harus mudah dipahami.

    2. Periksa apakah pencahayaan di area kerja cukup baik.

    Periksa apakah house keeping area kerja cukup baik.

    Area kerja harus menjamin kemudahan dalam proses pengangkatan dan pemindahan

    material dengan crane.

    Area kerja harus menjamin keselamatan operator dalam mengoperasikan unit. Contohnya

    area kerja harus bebas dari risiko terpleset dan tersandung pada pengoperasian gantry crane

    dengan menggunakan remote control; area kerja harus bebas dari risiko mobile crane menabrak

    material ketika melakukan swing.

    Jika memungkinkan, terdapat garis demarkasi yang menunjukkan area pengoperasian crane.

    3. Periksa apakah label kapasitas aman beban angkat jelas terlihat.

    Label kapasitas aman harus sesuai dengan kapasitas yang tercantum dalam SKPP.

    Label harus mudah terlihat.

    Periksa beban yang biasa diangkat oleh unit. Beban yang diangkat tidak boleh melebihi

    kapasitas yang diizinkan.

    b. Main and Auxiliary Hook

    1. Periksa kesesuaian antara data manufaktur hook dengan hook yang ada, seperti data

    kapasitas, serial number dan tipe.

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    5/17

    2. Periksa secara visual terhadap adanya excessive wear, perubahan bentuk (deformation),

    bengkokan diluar batas (out of plane bending), excessive gouges dan hilangnya tanda kapasitas.

    Pada hook tidak boleh ada bekas las-an.

    Tidak boleh ada retakan (crack), perubahan bentuk (deformation), kemelaran dan keausanpada hook.

    Hook didisain untuk menempatkan beban di bawah sadle. Lakukan uji coba angkat beban.

    Pastikan posisi hook tetap lurus dan beban berada di bawah sadle.

    Hook harus dilengkapi dengan kunci keselamatan (safety latch). Pastikan safety latch

    berfungsi dengan baik.

    Text Box: XWire Roop

    Wire Rope tidak boleh digunakan lagi jika:

    1. Terdapat kawat yang putus dengan kriteria:

    Secara random (acak) terdapat 6 buah atau lebih kawat yang putus dalam satu belitan

    (lay), atau 3 buah kawat putus dalam satu pilinan dalam satu lay (Satu lay adalah satu belitan

    penuh dari satu pilinan dalam wire rope)

    Pada pendant (wire rope yang langsung terlibat pengangkatan/standing rope) terdapat 3

    atau lebih kawat yang putus dalam satu lay.

    Dalam satu wire rope terdapat satu atau lebih kawat yang putus dekat posisi fitting yang

    terpasang (putusnya kawat di dekat soket merupakan gejala kelelahan wire rope).

    Terdapat satu atau lebih gejala wire rope yang putus pada lembah di antara pilinan

    (valley).

    2. Terdapat keausan pada kawat

    Penampang kawat wire rope sebelah luar akan berubah bentuk dari bundar menjadi datar.

    Keausan tersebut terjadi akibat friksi di dalam sheave, roller, drum, dan lain-lain. Bagian yang

    datar ini akan terlihat jelas sebagai bagian yang mengkilat karena tidak terkena

    lubrikasi/pelumasan. Jika tingkat keausannya mencapai lebih dari 1/3 diameter kawat, maka wire

    rope harus diganti.

    3. Terdapat pengurangan diameter wire rope

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    6/17

    Pengurangan diameter wire rope merupakan faktor kerusakan yang kritis. Pengurangan

    diameter disebabkan oleh abrasi yang berlebihan pada kawat lapis luar, kehilangan dukungan inti

    wire rope, serangan karat di sebelah luar maupun di sebelah dalam wire rope, kegagalan kawat

    sebelah dalam atau melongarnya belitan kawat. Semua wire rope baru akan sedikit memanjang

    dan diameternya sedikit tereduksi setelah digunakan beberapa saat lamanya.

    Jika pengurangan diameter wire rope melebihi parameter di bawah ini, maka wire rope

    harus diganti yaitu:

    3/64 untuk kawat wire rope berdiameter

    1/16 untuk kawat wire rope berdiamater 7/8 hingga 1 1/8

    3/32 untuk kawat wire rope berdiameter 1 hingga 1

    4. Terdapat perpanjangan rope (rope stretch)

    Wire rope yang baru apabila digunakan akan memanjang sedikit, dan perpanjangannya dapat

    mencapai 6 per 100 kaki pada rope 6 pilinan dan 9 hingga 10 per 100 kaki untuk rope

    dengan 8 pilinan. Jika perpanjangan wire rope melebihi angka tersebut di atas, maka wire rope

    harus diganti.

    5. Terdapat serangan karat

    Serangan karat jauh lebih berbahaya dari pada kerusakan akibat keausan karena

    seringkali kerusakannya tidak tampak.

    Tanda-tanda kerusakan pada wire rope akibat serangan karat adalah:

    Terdapat perubahan warna

    Produk karat timbul dari dalam rope

    Terdapat tanda-tanda cacat berupa pitting (takik-takik)

    Apabila tanda ini ditemukan pada wire rope, maka wire rope harus diganti. Jika serangan karat

    terjadi di dasar soket, maka soket harus diganti.

    6. Kurangnya lubrikasi

    Wire rope pada awalnya (saat wire rope baru) telah dilumasi sebelah dalamnya melalui inti rope

    yang kenyang dengan bahan lubrikan. Namun sering mengering karena terkena panas atau

    terperas oleh himpitan. Oleh karena itu, periksa lembah antara pilinan. Kurangnya lubrikasi

    terlihat pada lembah yang terisi dengan gemuk yang telah mengering dan keras atau kotoran

    yang memadat.

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    7/17

    7. Terdapat kerusakan pada splice

    Inspeksi yang dilakukan terhadap splice adalah: adanya kawat aus atau putus, pilinan yang

    terjepit, pilinan yang kendor, fitting yang retak, serangan karat. Jika salah satu dari cacat tersebut

    di atas ditemukan, maka bagian itu harus dipotong dan dibuat splice baru.

    8. Terdapat kerusakan pada penghubung akhir (end connection)

    Apabila dalam melakukan inspeksi ditemukan kondisi berkarat, retak, bengkok, aus atau

    digunakan secara kurang tepat maka end connection harus diganti. Hal lain yang harus diperiksa

    adalah keausan thimble pada crown-nya, tanda-tanda throat-nya menggigit ke rope dan distorsi

    atau closure (kincup) akibat beban berlebihan.

    9. Terdapat pilinan yang terjepit, pipih atau terhimpit

    Jika hal tersebut terjadi pada wire rope, maka wire rope harus diganti, karena cacat

    tersebut sangat berbahaya akibat kawat yang terderformasi hebat.

    Rope besar dengan jumlah kawat yang banyak, misalnya tipe 6 x 37, tidak boleh

    digulung lebih dari satu lapis, sebab kawat terlalu kecil untuk fleksibilitasnya.

    10. Terdapat pilinan tinggi (high strand) dan belitan terurai (unlaying)

    Jika terjadi high strand pada rope, rope harus diganti atau ganti end connection-nya untuk

    mengatur kembali belitan (lay).

    11. Terdapat sarang burung (bird cages)

    Jika terjadi, wire rope harus ganti dengan yang baru atau potong bagian yang cacat.

    12. Terdapat tekukan tetap (kink)

    Jika ini terjadi, wire rope harus diganti atau dipotong bagian yang cacat.

    13. Wire rope mengembang (bulged)

    Jika cacat ini ditemukan, maka wire rope harus diganti (sering terjadi pada tambang konstruksi

    tak berotasi).

    14. Celah antar pilinan terlalu besar

    Jika ditemukan cacat ini, wire rope harus diganti.

    15. Inti menyembul keluar

    Jika ditemukan cacat ini, wire rope harus diganti.

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    8/17

    16. Terdapat ketidakseimbangan bagian yang aus hebat

    Jika terdapat bagian wire rope yang mengalami keausan hebat secara tidak seimbang, potong

    bagian tersebut.

    17. Terdapat cacat akibat panas, terkena obor las atau singgung nyala busur las listrik

    Jika ditemukan cacat ini, maka bagian yang cacat dipotong atau ganti keseluruhan.

    d. Rantai (Chain)

    1. Jika tersedia, periksa kesesuaian serial number dan kapasitas aman (SWL) tiap rantai.

    Periksa pula buku log pemeriksaan rantai. Pastikan hasil pemeriksaan menunjukkan rantai layak

    dioperasikan.

    2. Periksa kemungkinan mulurnya rantai. Ketika mata rantai telah mengalami perpanjanganberlebih maka akan cenderung menguncup sehingga mata rantai saling mengunci satu dengan

    lainnya atau menggantung tidak sempurna. Jika kondisi rantai telah memanjang melebihi 3%,

    maka rantai harus diganti.

    3. Perhatikan cacat pada rantai seperi rusak, bengkok, terpuntir, dan lainnya. Hal ini sering

    terjadi pada rantai yang digunakan untuk mengangkat barang yang bersudut-sudut tajam. Jika

    terjadi cacat tersebut, maka rantai harus diganti.

    4. Periksa kemungkinan keretakan pada rantai. Jika ditemukan keretakan, walaupun sangat

    kecil, seluruh rantai harus diganti dan dihancurkan.

    5. Periksa kemungkinan cacat berupa parit (gouge), sisik (chip) atau goresan (cut) yang cukup

    lebar dan dalam pada setiap mata rantai. Jika cacat tersebut ditemukan, maka rantai harus

    diganti.

    6. Periksa tingkat keausan. Jika pengausan rantai satu sama lainnya melebihi dari diameter

    rantai semula, maka rantai harus diganti.

    7. Periksa kemungkinan adanya takik tajam (sharp nick). Jika ada, maka takik tersebut harus

    dihilangkan karena takik selalu merupakan penyebab keretakan.

    8. Periksa kemungkinan adanya dekukan kecil (small dent), tanda pukulan (peen marks),

    permukaan mengkilat, yang merupakan tanda-tanda bahwa rantai telah digunakan secara

    berlebihan (workhardened), atau telah lelah (fatigued). Jika ditemukan, maka rantai harus

    diganti.

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    9/17

    9. Periksa kemungkinan adanya sirip yang terangkat (lifted fin) pada sambungan las. Jika ada,

    ini merupakan tanda-tanda bahwa rantai telah mengalami pembebanan yang sangat berlebih,

    sehingga rantai harus diganti.

    10. Perhatikan kemungkinan serangan karat. Serangan karat yang berlebihan dapat mengurangi

    diameter rantai. Jika pengurangan diameter rantai melebihi dari diameter rantai semula, makarantai harus diganti.

    e. Synthetic Sling

    Pastikan synthetic sling dalam kondisi baik, tidak tergores, terpotong, cacat atau adanya

    perubahan warna.

    f. Rem (Brake)

    Pemeriksaan fungsi rem:

    Lakukan uji coba pengangkatan beban. Naik-turunkan unit, lalu rem. Unit harus langsung

    berhenti ketika di rem.

    Selanjutnya, angkat beban dengan unit (jika memungkinkan beban sebesar kapasitas

    amannya/SWL). Biarkan unit tergantung tidak terlalu tinggi. Lalu ukur ketinggian beban dari

    tanah. Biarkan beberapa saat, sekitar 10 menit. Ukur kembali ketinggian beban dari tanah.

    Pastikan tidak ada perbedaan ketinggian antara pengukuran pertama dan kedua.

    BAB IV

    PEMERIKSAAN KHUSUS

    Pemeriksaan khusus adalah objek pemeriksaan yang berlaku khusus pada overhead dangantry crane atau khusus pada mobile crane.

    IV.1 PEMERIKSAAN VISUAL DAN UJI FUNGSI UNTUK OVERHEAD DAN GANTRY

    CRANE

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    10/17

    Rel

    1. Periksa kelurusan rel. Secara visual perhatikan kelurusan rel, bisa dilakukan dengan

    menyorot lampu senter menelusuri sepanjang rel. Pastikan rel lurus. Kemudian, lakukan uji coba

    dengan menggerakkan unit ke timur, barat, utara, dan selatan. Perhatikan pergerakan dan suara

    pergerakkan. Pastikan pergerakkan lancar dan suara pergerakkan halus.

    2. Periksa kemungkinan adanya cacat seperti keretakan pada rel. Secara visual perhatikan

    sepanjang rel, bisa dilakukan dengan menyorot lampu senter menelusuri sepanjang rel. Pastikan

    tidak ada cacat pada rel.

    3. Periksa adanya petunjuk arah pergerakan unit.

    b. Lampu dan Alarm

    1. Lampu harus berfungsi ketika unit dioperasikan.

    2. Alarm harus berfungsi ketika unit dioperasikan.

    3. Suara alarm harus terdengar jelas ketika unit dioperasikan.

    c. Remote Control

    1. Periksa kondisi fisik remote control.

    Remote control harus dalam kondisi yang terawat, bersih dan tidak ada cacat.

    2. Periksa fungsi remote control.

    Lakukan uji pengoperasian tiap tombol yang ada:

    Pastikan operator mengerti fungsi setiap tombol yang ada.

    Pastikan semua tombol berfungsi dengan baik.

    Pastikan semua tombol mudah dioperasikan.

    3. Periksa petunjuk arah pergerakan yang ada di remote.

    Pastikan petunjuk arah masih terlihat jelas.

    Lakukan uji pengoperasian tiap tombol. Pastikan pergerakan unit sesuai dengan arah yang

    ada pada remote control.

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    11/17

    d. Kabel

    1. Pastikan kabel tidak ada yang terlekuk.

    2. Pastikan kabel terisolasi sempurna.

    e. Tangga menuju Kabin (Untuk crane yang menggunakan kabin)

    1. Periksa kondisi pijakan tangga.

    Pijakan tangga harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat, dan tidak licin.

    2. Pariksa kondisi handrail atau kerangkeng

    Pastikan handrail dalam kondisi baik, kokoh, tidak keropos, dan ukurannya sesuai dengan

    genggaman tangan.

    Pada tangga yang tegak lurus, maka harus ada kerangkeng. Pastikan kerangkeng dalam

    kondisi baik, kokoh dan tidak keropos.

    f. Platform (Untuk crane yang mempunyai kabin)

    1. Periksa kondisi platform.

    Platform harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat, dan tidak licin.

    2. Pariksa kondisi pagar pengaman

    Pastikan pagar pengaman dalam kondisi baik, kokoh, tidak keropos, dan dapat melindungi

    dari bahaya jatuh.

    g. Kabin

    1. Periksa rangka / dinding kabin (cabin frame wall).

    Rangka/ dinding kabin harus dalam kondisi baik, kokoh dan lapisan catnya masih baik.

    2. Periksa kondisi jendela kabin.

    Kaca jendela tidak pecah.

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    12/17

    Kaca harus bersih sehingga pandangan operator jelas.

    Ketika jendela ditutup, pastikan udara dari luar sudah tidak dapat masuk ke dalam kabin.

    Jendela mudah untuk di buka dan ditutup.

    3. Periksa kondisi pintu kabin.

    Pintu dalam kondisi baik, tidak ada cacat.

    Ketika pintu ditutup, pastikan udara dari luar sudah tidak dapat masuk ke dalam kabin.

    Pintu mudah untuk di buka dan ditutup.

    4. Periksa lantai kabin.

    Lantai kabin dalam kondisi baik, kuat, tidak ada cacat.

    5. Periksa pencahayaan kabin.

    Pencahayaan dalam kabin harus cukup untuk operator mengoperasikan unit.

    6. Periksa house keeping.

    Pastikan house keeping dalam kabin baik.

    7. Periksa tuas, pedal, tombol dan alat pengontrol lain.

    Operator harus mengetahui fungsi setiap tuas, pedal, tombol dan alat pengontrol yang ada.

    Pastikan label petunjuk yang ada pada setiap tombol dan alat control lain terlihat jelas.

    Lakukan uji coba pengoperasian, pastikan tuas, pedal dan alat pengontrol dapat berfungsi

    dengan baik.

    Ketika dilakukan uji coba, pastikan label petunjuk sesuai.

    Pastikan tuas, pedal, tombol dan alat pengontrol lain mudah dalam pengoperasiannya.

    Pastikan emergency stop dapat berfungsi dengan baik.

    Pastikan tersedia indicator penentu batas angkat beban aman (LMI, Load MaximumIndicator) yang sudah dikaliberasi.

    Pastikan LMI berfungsi.

    8. Periksa sabuk pengaman (seat belts).

    Pastikan sabuk pengaman tersedia.

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    13/17

    Pastikan sabuk pengaman baik kondisinya.

    9. Periksa Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

    Pastikan APAR tersedia.

    Pastikan APAR tersebut telah diperiksa kondisinya.

    Pastikan APAR dalam kondisi masih layak digunakan.

    Pastikan operator mengerti cara penggunaan APAR

    10. Periksa Alat Komunikasi Radio

    Pastikan Alat Komunikasi Radio tersedia.

    Pastikan Alat Komunikasi Radio dapat digunakan dengan baik.

    Pastikan suara dari radio terdengar jelas.

    11. Periksa Kondisi Kotak P3K

    Pastikan Kotak P3K tersedia.

    Pastikan isi kotak P3K masih tersedia dengan baik.

    Pastikan terdapat sistem pencatatan terhadap penggunaan isi kotak P3K.

    IV.2 PEMERIKSAAN VISUAL DAN UJI FUNGSI UNTUK MOBILE CRANE

    a. Pemeriksaan Kabin

    Pemeriksaan kabin pada inspeksi mobile crane ditambahkan beberapa unsur yaitu:

    1. Pemeriksaan Lampu dan Alarm

    Lakukan uji coba pengoperasian. Pastikan seluruh lampu (lampu depan, lampu belakang,

    lampu sorot, lampu sign, dan rotary) dapat berfungsi.

    Pastikan lampu-lampu tersebut cukup terang.

    Lakukan uji coba pengoperasian. Pastikan back alarm berfungsi ketika unit dioperasikan

    mundur.

    Suara alarm harus terdengar jelas.

    2. Pemeriksaan kaca spion

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    14/17

    Pastikan terdapat kaca spion.

    Pastikan kaca spion dalam kondisi baik, jelas dan bersih.

    Pastikan melalui kaca spion, operator dapat melihat bagian belakang dan samping unit.

    3. Pemeriksaan Pembersih Kaca (Wiper)

    Pastikan terdapat pembersih kaca.

    Pastikan pembersih kaca dalam kondisi baik.

    Lakukan uji pengoperasian, pastikan pembersih kaca berfungsi dengan baik.

    4. Pemeriksaan Klakson

    Lakukan uji pengoperasian. Pastikan klason berfungsi dengan baik.

    Pastikan suara klakson terdengar jelas.

    5. Pemeriksaan Tanda Petunjuk (Tanda Petunjuk Kecepatan/ Speedometer, Suhu Mesin, Arus

    dan Tegangan, Tekanan Udara, Tekanan Pelumas)

    Pastikan terdapat tanda petunjuk.

    Pastikan tanda petunjuk dalam kondisi baik.

    Lakukan uji pengoperasian, pastikan tanda petunjuk berfungsi dengan baik.

    b. Pemeriksaan Tangga

    Pijakan tangga harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat, dan tidak licin.

    c. Platform

    1. Platform harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat dan tidak licin.

    2. Tersedia pagar pengaman.

    3. Pagar pengaman harus dalam kondisi baik, kokoh, tidak keropos, dan dapat melindungi daribahaya jatuh.

    d. Pemeriksaan Ban atau Rantai (Track)

    1. Pemeriksaan Ban

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    15/17

    Periksa kondisi velg .

    Pemeriksaan visual harus menunjukkan kondisi velg baik, tidak ada keretakan dan karat pada

    velg.

    Periksa mur dan baut .

    Pemeriksaan visual harus menunjukkan tidak ada mur dan baut yang hilang.

    Mur dan baut harus kencang.

    Periksa kondisi ban.

    Pemeriksaan secara visual harus menunjukkan kondisi ban baik, tidak gundul dan tidak kempes.

    2. Pemeriksaan Rantai (Track)

    Pemeriksaan Laporan Hasil Pemeriksaan Rantai

    Laporan Hasil Pemeriksaan harus menunjukkan rantai dalam kondisi yang baik dan layak

    operasi.

    Pemeriksaan Visual

    Pastikan tidak terdapat crack dan kerusakan pada rantai seperti rantai yang miring.

    Pemeriksaan Uji Fungsi

    Lakukan uji pengoperasian, pastikan rantai dapat berfungsi dengan baik.

    e. Pemeriksaan Meja Putar (Slewing Mechanism)

    1. Pemeriksaan Laporan Hasil Pemeriksaan Meja Putar

    Laporan Hasil Pemeriksaan harus menunjukkan meja putar dalam kondisi yang baik dan layak

    operasi.

    2. Pemeriksaan Fungsi

    Lakukan uji pengoperasian, unit melakukan swing. Pastikan unit dapat melakukan manufer

    swing dengan baik.

    f. Periksa Sistem Hidrolik dan/atau Sistem Pneumatik

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    16/17

    1. Pemeriksaan Visual

    Pastikan tidak terdapat kebocoran pada sistem.

    2. Pemeriksaan Fungsi

    Lakukan uji coba pengoperasian. Pastikan sistem dapat berfungsi dengan baik.

    Selanjutnya, angkat beban dengan unit (dengan menggunakan sistem hidrolik dan/atau

    sistem pneumatic). Biarkan unit tergantung tidak terlalu tinggi dan sistem hidrolik dan/atau

    pneumatic bekerja. Biarkan beberapa saat, sekitar 10 menit. Pastikan tidak ada penurunan tinggi

    beban dari ketinggian awal.

    g. Pemeriksaan Outrigger

    1. Pastikan outrigger dalam kondisi baik, kokoh, tidak ada crack, dan tidak berkarat.

    2. Jika dilakukan secara manual, pastikan kunci outrigger bisa berfungsi dengan baik.

    3. Pastikan terdapat safety sign. Safety sign harus terlihat jelas dan dimengerti.

    4. Pastikan outrigger sandpad dalam kondisi baik, kokoh dan tidak ada crack.

    h. Pemeriksaan Boom

    1. Pastikan boom dalam kondisi baik, kokoh, tidak ada deformasi, bend (bengkok), dent

    (penyok), crack (retak) dan korosi.

    2. Pastikan sambungan-sambungan boom, baut, mur dan pin telah terpasang dengan sempurna.

    3. Harus terdapat boom angle indicator.

    4. Lakukan uji coba pengoperasian. Pastikan boom angle indicator dapat berfungsi dengan

    baik.

    i. Load Chart

    1. Pastikan terdapat load chart.

    Pastikan operator memahami load chart tersebut

    Diposkan oleh Warid Zone di 00.11

  • 8/11/2019 Pedoman Pemeriksaan Pesawat Angkat

    17/17

    Label: Crane, Keselamatan Operasi, Pedoman Pemeriksaan, Pesawat Angkut

    Sebelum mengoperasikan overhead crane untuk mengangkat barang, ada prosedur yang harus

    dilakukan yaitu pre -start inspection. Operator yang menjalankan crane, pada awal kerja atau

    pergantian shift, wajib melakukan pre-start inspection. Pre start inspection yang bersifat visual

    ini berfungsi untuk mencegah kecelakaan kerja yang di akibatkan oleh kondisi crane ataulingkungan yang tidak aman.

    Point-point yang harus dilakukan pada saat melakukan pre start inspection antara lain:

    Pre-start inspection harus meliputi namun tidak terbatas pada:

    - Operasi control emergency stops

    -Operasi control seluruh pergerakan crane, naikturun, kirikanan, majumundur

    - Operasi fungsi pendant control, limit switch, dan brake

    - Operasi dari audible warning (apabila terpasang)

    - Pemeriksaan kondisi umum dari struktur crane dan mekanismenya, dengan perhatian khusus

    pada wire rope, sheave (pulley), hook (bottom block) dan bunyi yang tidak normal pada

    pergerakan selama crane dijalankan.

    -Pada crane yang menggunakan cabin, pastikan area kerja rapi dan bebas dari semua benda yg

    mungkin terjatuh, akses masuk dan keluar dari cabin memadai dan ada peralatan pemadam

    kebakaran.

    -Pemeriksaan visual pada kondisi control cabin, pendant, remote control. Pada kondisi tertentu,

    casing dan seal pada pendant dan remote controls, harus di check dari kerusakan yang dapat

    menyebabkan kesalahan gerak.

    -Periksa bahwa tidak ada penghalang pada jalur railway crane, atau dilakukan tindakan untuk

    mencegah collosions (tabrakan)