pedoman pelayanan laboratorium baru
DESCRIPTION
laboratoriumTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3.
- Latar Belakang ................................................................................................. 3.- Tujuan …………………………………………………………………………………………………………… 3.- Ruang Lingkup ………………………………………………………………………………………………. 3. - Batasan Operasional ………………………………………………………………………………………. 4.- Landasan Hukum ……………………………………………………………………………………………. 4.
BAB II STANDAR KETENAGAAN ......................................................................................... 6.
A. Kualifikasi sumber daya manusia ..................................................................... 6.B. Standar kopetensi ………………………………………………………………………………………….. 6.C. Distribusi ketenagaan ....................................................................................... 9. D. Pengaturan jaga .............................................................................................. 10. E. Pola ketenagaan …………………………………………………………………………………………….. 11.
BAB III STANDAR FASILITAS ............................................................................................... 17.
A. Denah ruang ................................................................................................... 17.B. Standar fasilitas ................................................................................................ 17.
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ................................................................................... 19.
A. Persyaratan Pelayanan .................................................................................... 19. B. Alur Pelayanan ............................................................................................... 20.C. Kriteria pemeriksaan (Waktu Tunggu Hasil) .................................................. 21.D. Pengelolaan Spesimen ..................................................................................... 23.E. Pengolahan Spesimen ....................................................................................... 25.F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen ………………………………………….. 25.G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium ........................................................... 27. H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value ) ……………………………………………………….. 30.I. Pengolahan Limbah ………………………………………………………………………………………. 32.J. Laporan Hasil dan Arsip ………………………………………………………………………………… 33.K. Pemeliharaan dan Kaliberasi Alat …………………………………………………………………. 34.
BAB V LOGISTIK .............................................................................................................. 57.
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ........................................................................................ 59.
A. Pengertian ....................................................................................................... 59.B. Tujuan ............................................................................................................ 59.C. Tata laksana keselamatan pasien .................................................................... 59.
BAB VII KESELAMATAN KERJA ........................................................................................... 62.
A. Pengertian …………………………………………………………………………………………………….. 62.B. Tujuan …………………………………………………………………………………………………………. 62.C. Tatalaksana Keselamatan Kerja ……………………………………………………………………. 62.D. Penanganan Keadaan Darurat dilaboratorium ……………………………………………… 64.E. Pemakaian kaca mata ………………………………………………………………………………….... 65.
1
F. Pemakaian Jas Laboratorium ……………………………………………………………………...... 65.G. Pemakaian Masker ………………………………………………………………………………………. 65.H. Pemakaian Sarung Tangan ……………………………………………………………………………. 66.I. Pemeliharaan Kesehatan tenaga Laboratorium …………………………………………….. 66.
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ........................................................................................... 68.
A. Pemantapan Mutu Internal .............................................................................. 68.B. Pemantapan Mutu Eksternal................................................................................ 70.
BAB IX PENUTUP ................................................................................................................ 73.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/ Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten atau Kota, maka untuk itu di pandang perlu disetiap rumah sakit Umum atau Daerah meningkatkan pasilitas dan pelayanan Laboratorium yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/III/2010. Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka dipandang perlu juga untuk menetapkan Standar Profesi bagi tenaga Ahli Laboratorium Kesehatan dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 370/Menkes/SK/III/2007.
Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium. Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri dari para analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang prima.
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Ahli teknologi laboratorium kesehatan indonesia harus mampu bersaing dengan ahli ahli teknologi laboratorium ( Medical Laboratory Technologist ) dari negara lain yang lebih maju. Untuk itulah perlu disusun suatu standar profesi bagi para ahli teknologi laboratorium kesehatan dan pedomam yang jelas tentang pelayan instalasi laboratorium di Indonesia.
B. Tujuan Pedoman Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi laboratorium RSUD Badung ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi seluruh petugas yang bekerja di Instalasi Laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan laboratorium.
C. Ruang Lingkup PelayananLaboratorium Klinik RSUD Badung merupakan laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan specimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium klinik umum madya dengan teknik automatik.
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Badung meliputi : 1. Pasien Rawat Jalan
Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan RSUD Badung yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
2. Pasien Rawat Inap
3
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RSUD Badung yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSUD Badung maupun dari rumah sakit lain yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Medical Check-up
Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang melakukan medical check-up untuk keperluan : pengangkatan pegawai negeri sipil, pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan kesehatan calon anggota legislatif dan pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah yang ada di wilayah provinsi Bali yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
D. Batasan Operasional
Laboratorium Klinik RSUD Badung merupakan laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi serta Mikrobiologi.Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi lengkap, golongan darah, analisa darah tepi dan hemostasis lengkap.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain : Glukosa darah, Faal hati lengkap, Faal Ginjal, Analisa lipid, Elektrolit, Analisa Gas Darah.
3. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain : Urine rutin, Urine lengkap, Tes kehamilan Drug tes.
4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan yeng memerlukan serum sebagai bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya antara lain : HbsAg, Anti HIV, Anti HCV, NS1, IgG IgM Anti Salmonella.
5. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa pemeriksaan antara lain : Sputum Gram dan BTA
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenteng Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
4
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perbahan Kedua
atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Akreditasi
Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang Pedoman
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik;
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA YANG TERSEDIA
1
3
4
5
Penanggungjawab Laboratorium( kepala instalasi)
Ka.Ruangan/Koordinator Lab
Staff Analis
Staf Administrasi
S2 Kedokteran ( Dr Spesialis Patologi klinik )
D III Analis Kesehatan/S1 Kesling
DIV Analis KesehatanDIIIAnalis Kesehatan
S1 Hukum
1 Orang
1 Orang
2 Orang 10 Orang
1 orang
B. Standar Kompetensi
I. Kepala Instalasi Laboratorium
1. Mengetahui dasar pengetahuan tentang patologi klinik2. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh Ka..Bidang Penunjang
Medik3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external dan internal4. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap pelayanan patologi klinik5. Menyusun dan melakukan inovasi pengembangan pelayanan patologi klinik sesuai
perkembangan iptek6. Melakukan motivasi pengembangan SDM dan evaluasi kinerja staf patologi klinik7. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif di lingkungan patologi klinik8. Mampu mengimplementasikan sistem manajemen mutu
II. Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik2. Mampu melaksanakan tugas-tugas Ka.Inst yang di delegasikan3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external maupun internal4. Mampu mendokumentasikan setiap kegiatan dilaboratorium.5. Mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium Patologi Klinik6. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien7. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai dengan
prosedur tetap8. Mampu bekerja sama baik sesama profesi maupun team kesehatan lain
6
9. Mampu bersikap ramah ,sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan kepuasan pelanggan
10. Mampu berbahasa inggris aktif dan fasif11. Menguasai komputer minimal MS World
III. Pelaksana analis Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan kualitas sampel
yang maximal3. Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa4. Mampu mengoperasikan alat-alat penunjang pemeriksaan sesuai dengan instruksi
kerja alat5. Mampu melaksanakan kalibrasi alat sebelum alat dioperasikan6. Mampu mengklarifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan sesuai nilai standart7. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil pemeriksaan
dengan unit pengirim8. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien9. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai denga
prosedur tetap10. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun gudang team kesehatan lain11. Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan12. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif13. Menguasai komputer minimal MS World
IV. Pelaksana Sampling Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat3. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan infeksius dan berbahaya
pada petugas dan klien5. Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling sesuai prosedur
tetap6. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan lain7. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan8. Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif9. Menguasai komputer minimal MS World
V. Pelaksana Administrasi.
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang administrasi2. Mampu melaksanakan registrasi kunjungan pasien ke laboratorium3. Mampu melaksanakan administrasi, serah terima sampel dan hasil pemeriksaan
dengan unit pengirim4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien5. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team kesehatan lain6. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
7
7. Mampu berbahasa Inggris 8. Menguasai komputer
1. Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Tugas pokok Ahli teknologi Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi dan fisika.
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi atau kewajiban sebagai berikut :
a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.
b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.
c. Mengoprasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.
d. Mengevaluasi teknik, instrument, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya.
e. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien untuk menginterprestasikan hasil uji laboratorium.
f. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
g. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman.
h. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
2. Kompetensi yang harus dimiliki oleh Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai berikut :
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan.
b. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan sesuai jenjangnya.
c. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional pelayanan laboratorium, yaitu :
1. Ketrampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien (bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman specimen.
2. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode pengujian dan pemakaian alat dengan benar.
3. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.
8
4. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk pengujian specimen.
d. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium.
e. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur laboratorium.
f. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji laboratorium.
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM RSUD BADUNG
C. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Badung diatur dalam 3 shift jaga dengan distribusi sebagai berikut:
1. Dinas pagi:
Yang bertugas sejumlah 7( tujuh ) orang dengan rincian :a. 1 orang koordinator
b. 1 orang petugas sampling
c. 1 orang petugas administrasi
d. 1 orang bertugas di hematologi /serologi
e. 1 orang bertugas di kimia klinik
f. 1 orang bertugas di urinalisa
g. 1 orang petugas sampling ke Rawat inap atau UGD
Jam dinas dari pukul 08.00 wita s/d pukul 14.00 wita.
9
DIREKTUR
KABID PENUNJANG MEDIS
KASIE PENUNJANG DIAGNOSTIK & LOGISTIK
KEPALA INSTALASI LABORATORIUM
KA. RUANGAN INST. LABORATORIUM
KOORDINATOR LAB KIMIA KLINIK
KOORDINATOR LAB
MIKROBIOLOGI,IMUNOlOGI DAN URINALISA
KOORDINATOR LAB HEMATOLOGI
KOORDINATOR ADMINISTRASI DAN
SAMPLING
2. Dinas sore:
Yang bertugas 2 ( dua ) orang, dengan rincian :
a. 1 orang penanggung jawab Shift merangkap pelaksana
b. 1 orang petugas billing merangkap pelaksana sampling
Jam dinas dari pukul 14.00 wita s/d pukul 20.00 wita.
3. Dinas malam:
Yang bertugas 2 ( dua ) orang dengan rincian tugas :a. Sebagai penanggung jawab Shift merangkap pelaksana,
b. Sebagai petugas billing merangkap pelaksana
c. Sebagai petugas sampling merangkap pelaksana.
Jam dinas dari pukul 20.00 wita s/d pukul 08.00 wita.
D. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium RSUD Badung adalah sebagai berikut:1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh Ka Ruangan/ koordinator
laboratorium, disetujui oleh Kepala Instalasi Laboratorium dan ditandatangani oleh Kasi
Penunjang Medis dan Kabid Penunjang RSUD Badung.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke analis pelaksana
laboratorium setiap satu bulan.
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka analis
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui koordinator dengan menulis pada
buku permintaan dinas. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
dan tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( terencana ), maka analis bersangkutan harus memberitahu koordinator
laboratorium satu hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari
analis pengganti. Apabila analis bersangkutan tidak mendapatkan analis pengganti, maka
koordinator laboratorium akan mencari tenaga analis pengganti.
5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
( tidak terencana ), maka koordinator laboratorium akan mencari analis pengganti yang
libur. Apabila tidak dapat analis pengganti, maka analis yang dinas pada shift sebelumnya
untuk menggantikan.
Contoh jadwal dinas Instalasi Laboratorium RSUD Badung dalam satu bulan:
10
E. POLA KETENAGAAN DILABORATORIUM
1. Latar Belakang
Pelayanan Laboratorium RSUD Badung merupakan unit pelayanan diagnostik dengan pelayanan 24 jam yang datang ke laboratorium. Dalam upaya penetapan tenaga di Laboratorium yang handal, diperlukan perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan SDM yang tepat bagi kelancaran pelayanan Laboratorium.
Perencanan tersebut diatas bertujuan untuk mengatasi dan menyiapkan turn over SDM didalam Laboratorium. Untuk meningkatkan kompetensi SDM Laboratorium diperlukan pendidikan dan pelatihan secara berkala.
2. Tujuan Umum
Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan persyaratan ketetapan ketenagaan di Laboratorium.
3. Tujuan Khusus
a) Menyediakan tenaga Laboratorium sesuai dengan kebutuhan.b) Meningkatkan kompetensi tenaga Laboratorium RSUD Badung.
4. Rencana Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja Workload Indicators of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga kesehatann pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode ini diciptakan oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh Organosasi Kesehatan sedunia (WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan , mudah digunakan,secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan Workload Indicators of Staffing Need (WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu :
a. Menetapkan Waktu kerja tersedia dalam dalam 1 (satu) tahunb. Menetapkan Unit Laboratorium dan kategori SDMc. Menyusun standar beban kerja Laboratoriumd. Menyusun Kebutuhan Kelonggarane. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di Laboratoriumf. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium.
5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga dr Penanggung Jawab Laboratorium
a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun1. Hari kerja : 260 hari2. Cuti tahunan : 12 hari3. Hari libur dan libur Nasional : 13 hari4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari5. Pendidikan dan pelatihan : 10 hari6. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari
11
Hari kerja 260 – 47 = 213 hariWaktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium meliputi :
1. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto.
2. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 2 Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu rata-rata 3 menit.
3. Standar beban kerja per satu tahun:
Waktu Kerja TersediaRata-rata waktu per kegiatan pokok
Pasien Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 38.340 jam/tahun2 menit
Pasien tidak Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560 jam/tahun3 menit
c. Standar kelonggaran dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium
Pada umumnya dr Spesialis Penanggung jawab Laboratorium memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut :
a. Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /minggub. Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0.75 jam/mingguc. Berobat = 1 jam /minggud. Lain-lain urusan pribadi = 2 jam/minggu
Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu factor kelonggaranWaktu kerja tersedia
Perhitungan : 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.121.704
d. Perhitungan kebutuhan dr Spesialis Penanggung jawab di Laboratorium .
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu 36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto.
Kebutuhan tenaga Analis = Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaranStandar beban kerja
Pasien Cyto = 3.600 + 0.12 = 0.0938.340
12
Pasien Tidak Cyto = 36.000 + 0.12 = 1.4025.560
Kesimpulan :Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.09 + 1.40 = 1 Orang / shif.
6. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Analis Di Laboratorium.
b. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun1. Hari kerja : 260 hari2. Cuti tahunan : 12 hari3. Hari libur dan libur Nasional : 13 hari4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari5. Pendidikan dan pelatihan : 10 hari6. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari
Hari kerja 260 – 47 = 213 hariWaktu kerja tersedia = 213x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja Analis meliputi :
4. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto. Yang meliputi Proses Pra Analitik, analitik Dan Pos Analitik.
5. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 20 Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu rata-rata 40 menit.
6. Standar beban kerja per satu tahun:
Waktu Kerja TersediaRata-rata waktu per kegiatan pokok
Pasien Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 3.834 jam/tahun20 menit
Pasien tidak Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 1.917 jam/tahun40 menit
c. Standar kelonggaran Analis di Laboratorium
Pada umumnya Analis memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut :
e. Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /mingguf. Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0.75 jam/minggug. Berobat = 1 jam /mingguh. Lain-lain urusan pribadi = 2 jam/minggu
13
Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu factor kelonggaranWaktu kerja tersedia
Perhitungan : 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.121.704
d. Perhitungan kebutuhan analis di Laboratorium .
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu 36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto.
Kebutuhan tenaga Analis = Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaranStandar beban kerja
Pasien Cyto = 3.600 + 0.12 = 1.056 3.834
Pasien Tidak Cyto = 36.000 + 0.12 = 18.771.917
Kesimpulan :Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga Analis = 1.05 + 18.77 = 19 Orang / shif.disesuaikan dengan kebutuhan jadwal jaga dalam tiga (3) shif, jaga pagi 8 Orang, siang 2 orang, malam 2 Orang.sehingga dibutuhkan tenaga Analis sebanyak 19 orang.
7. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Administrasi di laboratorium
c. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun1. Hari kerja : 260 hari2. Cuti tahunan : 12 hari3. Hari libur dan libur Nasional : 13 hari4. Ketidakhadiran kerja : 12 hari5. Pendidikan dan pelatihan : 10 hari6. Waktu kerja 56 jam/minggu : 8 jam /hari
Hari kerja 260 – 47 = 213 hariWaktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja Tenaga Administrasi di laboratorium meliputi :
7. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto.
8. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan Laboratorium terhadap pasien Cyto
14
membutuhkan waktu rata-rata 3 Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu rata-rata 5 menit.
9. Standar beban kerja per satu tahun:
Waktu Kerja TersediaRata-rata waktu per kegiatan pokok
Pasien Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560 jam/tahun3 menit
Pasien tidak Cyto = 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 15.336 jam/tahun5 menit
c. Standar kelonggaran Tenaga Administrasi di laboratorium
Pada umumnya tenaga Administrasi memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut :
i. Rapat 2 jam per bulan = 0.5 jam /mingguj. Kegiatan profesi 3 jam per bulan = 0.75 jam/mingguk. Berobat = 1 jam /minggul. Lain-lain urusan pribadi = 2 jam/minggu
Rumus kelonggaran : Rata-rata waktu factor kelonggaranWaktu kerja tersedia
Perhitungan : 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.121.704
d. Perhitungan kebutuhan tenaga Administrasi di Laboratorium .
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu 36.000 pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto.
Kebutuhan tenaga Administrasi = Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaranStandar beban kerja
Pasien Cyto = 3.600 + 0.12 = 0.1425.560
Pasien Tidak Cyto = 36.000 + 0.12 = 2.3415.336
15
Kesimpulan :Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.14 + 2.34 = 2 Orang / shif.
6. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium
Kualifikasi tenaga Hasil perhitungan tenaga Kondisi tenaga saat ini Kekurangan tenaga
1 Dokter Spesialis Pathologi Klinik
1 Orang/hari 0 Orang/hari 1 Orang
2 Analis 15 Orang/hari 11 Orang/hari 4 Orang
4 Administrasi 2 Orang/hari 1 Orang/hari 1 Orang
Keterangan : Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium RSUD Badung dengan kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan tenaga Spesialis Pathologi Klinik 1 orang, Tenaga Analis 4 orang, Tenaga, tenaga Administrasi 1 orang.
9. KesimpulanSesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di Laboratorium RSUD Badung, maka diperlukan penambahan tenaga Spesialis Pathologi klinik, Analis, Dan tenaga Administrasi.
16
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan Laboratorium
Kamar Mandi Pasien
R./ Tunggu Pasien
Tangga Tempat Alat –Alat LaboratoriumOP
er R./Samplingator Tempat
Reagent
Wastafel
R./ Analis
RuangAdministrasi Lab.
N R./ Gudang administrasi
I
C GudangBarang Kamar Mandi
U Laboratorium
P M I
Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya : 108 m2, dengan masing – masing luas ruangan 15,4m2 di tambah ruang tunggu pasien kurang lebih 20 m2
, terdiri dari :
1. Ruangan SamplingYaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel
2. Ruangan administrasiYaitu tempat untuk registrasi data pasien, tempat untuk proses akhir hasil laboratorium dan tempat mengentry data bahan habis pakai/reagen yang dipakai
3. Gudang administrasi
17
Meja Pengolahan Hasil
lift
Yaitu ruangan tempat ATK dan lain- lain4. Tempat reagen
Yaitu tempat reagen yang sudah didistribusikan dari gudang barang laboratorium
5. Gudang barang laboratoriumYaitu tempat untuk penyimpanan stok reagen dan semua barang habis pakai di laboratorium.
B. Standar fasilitas.
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSUD Badung antara lain :
No NAMA ALAT FUNGSI Jumlah KET
1 Sismex KX 21 Hematology 3 diff 1 Buah Baik
2 Sismex XS-800i Hematology 5 diff 1 Buah Baik
3 Cell - Dyn 3200 Hematology 5 diff 1 Buah Baik
5 Auto Analizer Biosystem A15 Kimia Klinik 1 Buah Baik
6 Vitros 350 Kimia Klinik 1 Buah Baik
7 Electrolit Analizer AVL 9180 Electrolit darah 1 Buah Baik
8 Biolyte 2000 Electrolit darah 1 buah Baik
9 Blood Gas Analizer Compact 3 Blood Gas 1 Buah Baik
10 Mission U 120 Urinalisa 1 Buah Baik
11 Uricson Urinalisa 1 Buah Baik
12 Microskop Olympus CX 21 Sediaan mikrocopis 2 Buah Baik
13 Microskop Mono Oculer Sediaan mikrocopis 1 Buah Baik
14 Centrifuge Hettich Sentrifugasi 1 Buah Baik
15 Centrifuge PLC Series Sentrifugasi 1 Buah Baik
16 Accu-Check Gula darah 8 buah Baik
17 Cardiac Marker Cardiac Marker 1 buah Baik
17 Cardiac Marker Cardiac Marker 1 buah Baik
18
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan jaminan perawatan
masing-masing
b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium dengan membawa
formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan berkas jaminan yang sesuai
dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium oleh petugas
ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan khusus :sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, seperti puasa,tidak
minum obat- obatan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan UL.
Adapun tata laksana pelayanan laboratorium RSUD Badung secara rinci dituangkan dalam bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat dalam diagram berikut: Poin B.
19
B. Alur Pelayanan Laboratorium
20
Pasien Rawat Jalan
Sampel Dari Ruang Rawat Inap
Sampel dari IGD
ReleaseAnalis Quality Control
HematologiPetugas Hematologi
Kimia KlinikPetugas Kimia Klinik
Klinik RutinPetugas Klinik Rutin
AutorizedDokter Penanggung Jawab Lab
SerologiPetugas Serologi
Manual Result EntryAnalis Lab
Sampling Pasien IRJAnalis Lab
PrintAnalis Lab
Pasien / Petugas IRJ / Petugas IRI
Billing
Petugas billing
Analisa
Analis Lab
C. Kriteria Pemeriksaan Laboratorium
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan jumlah pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti permintaan cito dan permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan laboratorium berdasarkan permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu tunggu hasil laboratorium sebagai berikut:
JENIS PERMINTAAN JENIS PEMERIKSAAN WAKTU TUNGGU HASIL
CITO1. DL tanpa LED2. Gula Darah Sewaktu3. Keton4. PPT5. Urine lengkap
Tiga puluh menit (30 mnt)
Biasa cito 1. LDH2. AGD3. Urea4. Serum Creatinine5. Elektrolit6. Widal
Satu jam (60 mnt)
Biasa 1. Hematologi lengkap2. Kimia klinik lengkap3. Faeces lengkap4. Urine lengkap
Seratus empat puluh menit (140 mnt)
Pemeriksaan Khusus1. Malaria2. Apusan Darah
Tepi3. BTA
+ 24 Jam ( Dibaca oleh dokter spesialis pathology klinik )
Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada dalam kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel muda karena perlu konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium.
Prosedur Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, Ruangan, atau
nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
21
Administrasi
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur, ruangan, atau
nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
3. Serologi/Imunologi
a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur,
ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, WIdal, dikerjakan secara manual.
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
4. Bakteriologi
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti dahak, diberi
nama, umur, ruangan atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil di buku TB 04 untuk pemeriksaan BTA
e) Ketik hasil pemeriksaan Sputum gram pada computer
f) Secara otomatis hasil sputum gram pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat
pada menu Result.
5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat urine
c) Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan urine pada computer
e) Secara otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada menu
Result.
6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM
( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan faeces pada computer
22
e) Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan dapat dilihat pada
menu Result.
D. Pengelolaan Spesimen
TATA LAKSANA PELAYANAN TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENANGANAN SPESIMEN
1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam. Pagi hari pasien
diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian pasien makan dan
minum seperti biasa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2 jam.
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.
Pasien diharuskan puasa selama 10 - 12 jam.
2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.
c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass.
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
4. Teknik Pengambilan Spesimen :
a. Darah Vena
1) Catat nama pasien pada tabung
2) Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah.
3) Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya.
4) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
5) Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah keluar.
6) Pemeriksaan Hematologi lengkap : Darah EDTA 3 ml
7) Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah beku 3 ml.
8) Pemeriksaan Immunologi : Darah beku 3 ml.
9) Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun : Darah EDTA+beku 10 ml.
23
10) Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item pemeriksaan
laboratrorium.
11) Tourniquet dilepaskan
12) Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya.
13) Rekatkan plester betadin
b. Darah Kapiler
1) Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga pada anak,
tumit kaki pada bayi.
2) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
3) Tusuk dengan lancet secepat mungkin.
4) Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah selanjutnya diambil.
5) Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadin.
c. Darah Arteri
1) Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis.
2) Gunakan spuit 1 cc atau 3 cc ambil heparin secara aseptis dan basahi bagian dalam
spuit.
3) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
4) Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90 derajat.
5) Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang dibutuhkan kemudian
ujung jarum ditusuk ke gabus atau karet.
6) Rekatkan plester betadine.
7) Bolak – balik spuit agar darah tercampur homogeny.
d. Urine
1) Urine sewaktu : Untuk urine lengkap, tes kehamilan.
a) Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-sewaktu)
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup.
c) Beri label identitas pasien.
2) Urine pagi : Untuk urine lengkap
a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
c) Beri label identitas pasien.
3) Urine 24 jam : Untuk creatinin clearance, protein kwantitatif, elektrolit urine.
Cara Penampungan urine 24 jam misal :
a) Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine, urine dibuang.
b) Tamping semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7 pagi esok harinya.
c) Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu di beri thymol 2
ml.
d) Campur semua urine setiap selesai menampung, jangan sampai ada tertumpah.
24
e. Faeces
1) Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan bertutup, jangan bercampur
dengan urine.
2) Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.
f. Sputum
1) Ambil sputum dengan metode SPS ( sewaktu, pagi baru bangun tidur, sewaktu)
2) Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan tertutup.
g. Pleura dan cairan tubuh lain
Tampung semua sample/bahan pada wadah bersih, kering, dan bermulut lebar.h. Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung sesuai dengan permintaan dokter.
i. Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan steril.
E. Pengolahan Spesimen
Jenis Spesimen Perlakuan pada spesimen Bentuk yang untuk dianalisa
Darah EDTA Homogenisasi Darah tidak boleh beku
Darah Beku Centrifuger 3000 rpm, 5 menit Serum
Darah Citrat Centrifuger 1000 rpm Plasma
Darah tanpa anti koagulan (masa pembekuan)
Segera dianalisa Darah segar
Urine (urinalisa) Centrifuger 2000 rpm, 5 menit Endapan urine
Urine (tes kehamilan) Segera dianalisa Urine segar
Darah segar (Gall kultur / MO darah)
Masukkan ke dalam botol bactec Darah dalam botol
F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen
Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari serta bulan penyimpanan.
1. Serum
25
Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah disimpan selama 1 bulan, sisa serum dibuang
2. Darah EDTA
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C, setelah itu dibuang
3. Darah Beku
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-300C), setelah itu dibuang .
4. Urine
Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
5. Faeces
Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
6. Cairan Tubuh
Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu, setelah itu dibuang.
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL
(dalam menit)
HEMATOLOGI :
1. Darah rutin
2. Darah lengkap3. Golongan darah / RH4. Hemoglobin
5. Hematokrit
6. Hitung leukosit
7. Hitung Trombosit
8. Hitung Eosinofil
9. IT Ratio
10. Hitung Eritrosit
11. VER, HER, KHER
12. Hitung Jenis Leukosit
13. LED
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 mlDarah EDTA 2 mlDarah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 mlDarah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 mlDarah EDTA 2 ml
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 60
≤ 60
≤ 60
≤ 60
≤ 60
≤ 60
≤ 60
≤ 60
2 hari
≤ 60
≤ 60
≤ 60
≤ 60
26
14. Gambaran darah tepi
15. MalariaDarah EDTA 2 ml
Setiap hari
dirujuk
Setiap hari
≤ 60
1 x 24 jam
1 x 24 jam
HEMOSTASIS :
1. Waktu pendarahan
2. Waktu pembekuan
Darah kapiler
Darah vena
Setiap hari
Setiap hari
≤ 60
≤ 60
URINALISIS :
1. Urin rutin
2. Urin lengkap
3. Tes kehamilan
4. Glukosa urin
Urin segar + 10 ml
Urin segar + 10 ml
Urin segar + 10 ml
Urin segar + 10 ml
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 60
≤ 60
≤ 60
≤ 60
FAECES :
1. Faeces rutin
2. Faeces lengkap
3. Darah samar
Faeces
Faeces
Faeces
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 60
≤ 60
≤ 60
ANALISA CAIRAN TUBUH :
1. Transudat/ exudat
2. Cairan sendi
3. Cairan otak
Cairan Pleura
Cairan Sendi
Cairan Otak
dirujuk
dirujuk
dirujuk
≤ 140
≤ 140
≤ 140
DRUG MONITORING :
1. Amphetamin
2. Marijuana
3. Opiat
4. Barbiturat
5. THC
Urin segar 10 ml
Urin segar 10 ml
Urin segar 10 ml
Urin segar 10 ml
Urin segar 10 ml
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 60
≤ 60
≤ 60
≤ 60
≤ 60
CD4 Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 140
27
Kimia
PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI HASIL
(dalam menit)
KARBOHIDRAT :
1. Glukosa puasa
2. Glukosa 2 jam PP
3. Glukosa sewaktu
4. Glukosa kurva harian
5. Glukosa toleransi tes
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
LEMAK :
1. Trigliserida
2. Kolestrol total
3. Kolestrol HDL
4. Kolestrol LDL
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
FUNGSI GINJAL :
1. Ureum
2. Kreatinin
3. Asam Urat
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 140
≤ 140
≤ 140
BAKTERIOLOGI :
1. Sediaan langsung gram
2. Sputum BTA langsung
Sputum, cairan tubuh
Sputum, cairan tubuh
Setiap hari
Setiap hari
≤ 140
≤ 140
FUNGSI HATI :
1. Protein total
2. Albumin
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Setiap hari
Setiap hari
≤ 140
≤ 140
28
3. Globulin
4. Bilirubin total
5. Bilirubin direk6. Bilirubin indirek
7. SGOT
8. SGPT9. Gamma GT
10. Alkali fosfatase
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
ELEKTROLIT :
1. Natrium
2. Kalium
3. Chlorida
Analisa Gas Darah
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Darah heparin 2 ml
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 60
SEROLOGI :
1. VDRL
2. TPHA
3. WIDAL
4. Dengue Ig G
5. Dengue Ig M
6. Anti HIV7. HbsAg
8. Anti HBs
9. Anti HCV
10. NS1
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Serum 0,5 ml
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
1 x 24 jam
≤ 140
≤ 140
≤ 140
≤ 140
H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )
29
Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSUD Badung, berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada di lingkungan RSUD Badung.
Prosedur Penyampaian Hasil Kritis
Pengertian : Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada beberapa parameter dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan ( terlalu tinggi atau terlalu rendah ), yang harus segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP ) agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi keadaan / penyakitnya.
Tujuan : Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang mengalami kegawatan atau dalam keadaan kritis.
Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di Instalasi Laboratorium RSUD Badung, harus segera dilaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )/ Dokter pengirim, atau perawat penanggung jawab sebelum hasil dicetak di kertas.
Prosedur :
1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi DPJP atau perawat
penanggung jawab ruangan melalui telepon bila hasil pemeriksaan pasien menunjukkan nilai
kritis ( critical value ).
2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan hasil kritis (
critical value ).
3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan / atau ke unit pengirim
oleh petugas laboratorium sesuai prosedur.
4. Hasil yang belum diambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit ( 30 menit ),
petugas laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan / unit perawatan pasien.
Unit Terkait : IRI, IRJ, IGD, ICU, IBS.
Daftar Hasil Laboratorium dengan Hasil Kritis
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Kritis Keterangan
1 Glukosa Darah Umum : < 45 mg/dl atau > 400 mg/dl
Neonatus : < 44 mg/dl
Diatas 1 bulan : < 65 mg/dl atau > 200 mg/dl
SMF Mata : > 200 mg/dl
SMF GIGI : ≥ 200 mg/dl
-Belum bisa dilakukan operasi
-tidak bisa dilakukan pencabutan gigi
2 Elektrolit Umum : Na < 125 mmol/L atau > 160 mmol/L
30
K < 2,5 mmol/L atau > 6,0 mmol/L
SMF Anak: Na < 125 mmol/L atau > 155 mmol/L
K < 2,5 mmol/L atau > 5,0 mmol/L
3 Calcium < 7 gr/ dl atau > 12 gr/ dl
4 Hb Umum : < 8 gr/ dl atau > 18 gr/ dl
SMF Anak : < 10 gr/ dl atau > 15 gr/ dl
5 Trombosit Umum : < 100.000/µl atau > 800.000/µl
SMF Anak : < 100.000/µl atau > 400.000/µl
-Khusus untuk pasien bukan dengan diagnose DHF
6 WBC < 1000/µl atau > 50.000/µl
7 APTT Umum : > 100 detik dan APTT khusus pasien yang sedang diheparinisasi
SMF Anak : 25 – 75 detik.
8 INR Umum : > 5
SMF Anak : > 2
9 Albumin Umum : < 3,8 gr/dl atau > 5,1 gr/dl
SMF Anestesi : ≤ 2,0 gr/dl
≤ 2,5 gr/dl
- Non Operatif
- Operatf
10 AGD Umum : pH : 7,35 – 7,45
pCO2 : 35 – 45 mmHg
pO2 : 80,0 – 100,0 mmHg
cHCO3 : 23 – 33 mmol/L
ABE : (-2) – (+2) mmol/L
31
SBC : 22 – 26 mmol/L
SO2 : 95 – 99 mmol/L
* Hasil AGD harus sudah dilaporkan segera setelah hasil keluar dari alat.
11 Analisa LCS Harus segera dikerjakan dan dilaporkan ( khusus jumlah sel )
12 CK-MB Tinggi > 2 kali batas atas nilai normal
13 Troponin T Jika Positif
14 Myoglobin Jika Positif
I. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan container dengan
kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus benda tajam
yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai ¾ jerigen ganti dengan kantong
limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak tumpah atau berceceran.
b. Jerigen yang ¾ penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di bawa ke tempat
pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk, kemudian
diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke tempat pengolahan limbah.
KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS
WARNA KANTONG JENIS LIMBAH
HITAMLimbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk menyimpan atau mengangkut limbah klinis
32
KUNING Semua jenis limbah yang akan dibakar
J. Laporan Hasil dan Arsip
Tata Laksana Pelaporan Hasil :
1. Penulisan hasil di buku register laboratorium
Tulis nama, umur, jenis kelamin, nomor registerasi, poli, jenis dan jumlah sampel, jenis pemeriksan pada buku register laboratorium
2. Pengetikan hasil laboratorium.
a. Hidupkan power CPU, monitor computer dan printer.
b. Muncul di layar computer : LABORATORIUM, masukkan password , lalu tekan enter.
c. Buka folder Form Result
d. Untuk mengetik hasil, ketik di masing-masing folder hasil
Tata Laksana Pengarsipan
Berkas yang harus diarsipkan :
1. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
a. Setiap hari formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan kwitansi pembayaran
dikumpulkan dan dipisahkan yang berasal dari rawat inap / rawat jalan dengan formulir
laboratorium dari dokter kerja-sama.
b. Bundel formulir dan di catat tanggal, bulan, dan tahun pengiriman.
c. Simpan selama satu bulan di laci penyimpanan ruang kerja.
d. Setelah satu bulan, dapat di simpan di gudang, berkas di simpan selama 1 tahun.
e. Berkas yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
2. Kwitansi pembayaran
3. Kertas kerja yang terdiri dari :
a. Kertas kerja Hematologi.
b. Kertas kerja Kimia Klinik
c. Kertas kerja Urine/Faeces
d. Kertas kerja Bakteriologi
e. Kertas kerja Serologi/Imunologi.
4. Buku kerja QC yang terdiri dari :
a. Buku kerja QC Hematologi
b. Buku kerja QC Kimia Klinik
c. Buku kerja QC Urine.
33
5. Buku arsip hasil laboratorium
a. Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium,buku registerasi
laboratorium pasien rawat inap / rawat jalan dan medical check up.
b. Tulis pada buku periode pencatatan hasil pemeriksaan.
c. Pisahkan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan urutan bulan dan
tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
6. Laporan bulanan dan tahunan
a. Laporan bulanan dan tahunan di kumpulkan sesuai dengan bulan dan tahun secara
berurutan.
b. Simpan dalam box file.
c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium selama 3 tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat berita acara
pemusnahan berkas.
7. Print out hasil dari alat
a. Rekatkan print out hasil laboratorium di masing-masing kertas kerja sesuai dengan hari
dan tanggal pemeriksaan.
b. Simpan print out bersama dengan buku kerja.
K. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat
Tata Laksana Pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium :1. Lemari es (refrigerator) dan frezer
a. Menggunakan lemari es dan frezer khusus untuk laboratorium.
b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa,sehingga bagian belakang lemari es masih
longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor.
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin dari bagian
pendingin.
d. Membersihkan dan defrost setiap 2 bulan dan setelah terjadi pemadaman listrik.
e. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada permulaan kerja ( 2 – 8 ° C )
f. Freezeer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang digunakan ( -15 sampai – 20 ° C )
g. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup.
h. Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali.
i. Catat suhu lemari es setiap hari.
2. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus di bersihkan secara teratur dengan di
desinfektan.
b. Pemantauan,catat suhu setiap hari pada permulaan kerja.
34
c. Perbedaan suhu ± 2 °C, pengaturan suhu perlu di stel kembali.Suhu yang masih dapat
diterima adalah ± 2 °C dari suhu yang diinginkan.
d. Perawatan setiap 6 bulan sekali.
3. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus. Beban harus di buat
seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali pada sentrifus mikrohematokrit karena
tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum centrifus di
jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap minggu atau bila
terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di tutup pada salah
satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka tabung mudah
pecah waktu di centrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan tabung
kaca ke dasar wadah,bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di perlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
i. Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
4. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu, bila saranan jelas,
perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu dengan 100x. Untuk pembesaran 100x
gunakan dengan minyak imersi.
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol setiap hari setelah
selesai bekerja,terutama bila terkena minyak imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau sejenisnya karena akan
melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena kotoran akan
mudah masuk.
f. Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada satu
garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer
dan mikrometernya sudah rusak.
g. Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
35
h. Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan menyentuh lensa
dengan jari.
i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
5. Fotometer / spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 – 30 menit ( tergantung jenis / merek alat ),
supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d. Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, tidak berjamur.
e. Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya,sisi yang dilalui cahaya harus
menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut harus bersih, tidak ada bekas tangan,
goresan ataupun embun.Untuk menghindari hal tersebut pegang kuvet di ujung dekat
permukaan.
f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.
g. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu yang sesuai dengan
suhu pemeriksaan.
i. Amplifer / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
j. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari tangan yang melekat pada
permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang sulit dihilangkan, bila tersentuh
tangan waktu mengganti lampu, segera bersihkan dengan alcohol.
6. Sheker / rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar.
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok.
c. Minyaki mesin.
d. Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lainnya.
7. Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor ( jamur, partikel debu ) pada
pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel.
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung terlihat jelas dan
lengkap.
c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan terjadinya
pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung
menjadi berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca penutup berfungsi
untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam kamar hitung
menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung : dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi
horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup.
36
f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau sampel
mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi
penuh, maka pengisian harus dibuang.
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengan air detergent
encer.
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas dengan air bersih.
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
8. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet transfer yang dipakai
untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur
yang dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara
menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan kertas
tissue pada dinding wadah / bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan di biarkan
mengalir sendiri.
f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan dialirkan
maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 – 500 ul ), harus dibilas untuk mengeluarkan sisa cairan
yang menempel pada dinding bagian dalam.
j. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic, kemudian baru
dicuci.
9. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena pencucian tip pipet
akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet, juga pengeringan seringkali
menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak pipet.
10. Alat gelas
a. Tabung yang dipakaiharus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan detergen ( sedapatnya netral ) dan oksidan
(hipoklorit), kemudian bilas dengan aquades.
Pencucian alat laboratorium :
37
1) Cairan pencuci : larutan netral 2 %
2) Cairan pelarut : extran netral 20 ml
3) Air sampai : 1 liter
Cara pencucian :
1) Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian rendam dalam
larutan extran netral 2 % selama 2 – 24 jam, bila alat terlalu kotor rendam lebih
lama.
2) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa – sisa larutan extran tidak tertinggal
pada alat yang dicuci.
3) Alat kaca dimasukkan dalam incubator dengan suhu 50 – 60 °C dan alat plastic
di keringkan dengan suhu kamar 15 - 25°C.
Tata Laksana Kalibrasi Alat – Alat Laboratorium
1. Kalibrasi Biosystem
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasienc. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol, lakukan pemeriksaan ulang d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan kalibrasi lagi e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakanf. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum pemeriksaan
terhadap darah pasien
2. Kalibrasi A 15
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasienc. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol, lakukan pemeriksaan ulang d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan kalibrasi lagi e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakanf. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum pemeriksaan
terhadap darah pasien
3. Kalibrasi Sysmex KX21
Alat Sysmex KX 21 dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasang b. Penggantian spare partc. Kontrol keluar range d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
4. Kalibrasi Sysmex XS 800i
Alat Sysmex XS 800i dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasang b. Penggantian spare partc. Kontrol keluar range d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
38
5. Kalibrasi Cell Dyn 3600
Alat Cell Dyn 3600 dikalibrasi pada saat :
e. Alat baru dipasang f. Penggantian spare partg. Kontrol keluar range h. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
6. Kalibrasi Alat Electrolit APL 9180
Alat Electrolit dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasangb. Penggantian spare partc. Kontrol keluar range d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
7. Kalibrasi Urinalisa Mission U21
Alat Urinalisa dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasang b. Penggantian spare partc. Kontrol keluar range d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
8. Kalibrasi Alere PIMA
a. Kalibrasi peralatan PIMA Analyser sudah dilakukan oleh perusahaan distributor dan
tidak dianjurkan kepada laboratorium pemakai untuk melakukan kalibrasi sendiri
b. Dianjurkan untuk melakukan control dengan menggunakan Pima Bead Standard
setiap hari pada saat akan melakukan pekerjaan
Trouble Shooting
1. Trouble Shooting Biosystem
MASALAH PENYEBAB MASALAH
CARA MENGATASI
Rotor Cover Tutup rotor terbuka atau belum terpasang sempurna
Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhentiBuka Cover Utama ( Helm ) tutup / pasang kembali tutup rotor dengan baik dan benarTutup kembali Cover utama ( Helm Alat ) lanjutkan proses analisa
Analyser Cover Cover Utama ( Helm Alar ) terbuka
Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhentiTutupkan / benarkan posisi Cover
39
utama dengan baik dan benarLanjutkan proses analisa dengan mengklik CONT
System Liquid System liquid habis ( tinggal 2% - 8 % )
Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhentiBuka Cover Utama ( Helm ) Ganti botol system liquid yang kosong dengan yang sudah terisi penuh / isi ulang botol yang kosong
Current Rotor Rotor penuh Tunggu sampai alarm berbunyi dan pesan yang muncul memang menunjukan bahwa rotor penuhPastikan alat dalam kondisi “STANDBY” baru buka penutup UtamaBukapenutup rotor, ambil rotor yang penuh, ganti dengan yang baruTutupkan penutup rotor lalu Tutupkan penutup utamaLakukan proses “New ROTOR “ klik N-RotorSetelah proses New Rotor selesai maka secara otomatis langsung melanjutkan proses sampling
Limbah Limbah penuh Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhentiBuka Cover Utama ( Helm ) Lepaskan botol pembuangan, buang isinya dan bersihkanPasang kembali botol yang kosong dengan benar dan sempurnaLanjutkan proses analisa dengan mengklik CONT
Rotor Detection Rotor rusak / tidak terdeteksi
Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS ,Buka penutup rotor, ambil rotor yang penuh, ganti dengan yang baruTutupkan penutup rotor lalu Tutupkan penutup utamaLakukan proses “New ROTOR “ klik N-RotorSetelah proses New Rotor selesai maka secara otomatis langsung melanjutkan proses sampling
Lamp Lampu mati atau Ganti lampunya
40
cahaya tidak sempurna
Hubungi Teknisi
Sample Sample atau reagen habis atau kurang
Matikan Buzzer ( alarm )Lihat pesan alarm dengan mengklik CURRENT ALARM Jika benar pesannya menyatakan sample / reagen habis maka segera klik tanda POSITION maka akan terlihat di layar posisi sample atau reagen yang habisJika ada perintah SS segeralah klik SSJika lengan alat sudah benar benar parker dan status alat sudah “Sampling Stop” maka bukalah penutup utama dan cek rak sampleCarilah sample cup yang kosong / kurang dengan mengikuti gambar yang ada di layar, lihat di lubang nomor berapa yang warnanya bedaSegeralah isi kembali dan letakkan di lubang yang semulaPada layar sorot, klik lubang yang beda warna tadi kemudian hapuslah dengan cara mengklik gambar penghapus ( delete )Begitu pila untuk reagent, carilah pada rak reagen mana botol yang berbeda warna, isi atau ganti botolnya, hapus yang kosong daftarkan kembali pada posisi semulaKemudian isikan / daftar kembalilubang yang sudah terhapus tadi dengan sample yang sama, letakan rak sample pada posisi semula Jika sudah yakin tidak ada yang keliru, tutup penutup UtamaKemudian di layar klik “ACCEPT “ kembali ke layar monitor , dan jika tidak ada alarm lainnya , Klik CONT untuk melanjutkan
2. Trouble Shooting A 15
41
MASALAH PENYEBAB MASALAH
CARA MENGATASI
Rotor Cover Tutup rotor terbuka atau belum terpasang sempurna
Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhentiBuka Cover Utama ( Helm ) tutup / pasang kembali tutup rotor dengan baik dan benarTutup kembali Cover utama ( Helm Alat ) lanjutkan proses analisa
Analyser Cover Cover Utama ( Helm Alar ) terbuka
Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhentiTutupkan / benarkan posisi Cover utama dengan baik dan benarLanjutkan proses analisa dengan mengklik CONT
System Liquid System liquid habis ( tinggal 2% - 8 % )
Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhentiBuka Cover Utama ( Helm ) Ganti botol system liquid yang kosong dengan yang sudah terisi penuh / isi ulang botol yang kosong
Current Rotor Rotor penuh Tunggu sampai alarm berbunyi dan pesan yang muncul memang menunjukan bahwa rotor penuhPastikan alat dalam kondisi “STANDBY” baru buka penutup UtamaBukapenutup rotor, ambil rotor yang penuh, ganti dengan yang baruTutupkan penutup rotor lalu Tutupkan penutup utamaLakukan proses “New ROTOR “ klik N-RotorSetelah proses New Rotor selesai maka secara otomatis langsung melanjutkan proses sampling
Limbah Limbah penuh Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS , tunggu sampai lengan alat benar benar berhentiBuka Cover Utama ( Helm ) Lepaskan botol pembuangan, buang isinya dan bersihkanPasang kembali botol yang kosong dengan benar dan sempurna
42
Lanjutkan proses analisa dengan mengklik CONT
Rotor Detection Rotor rusak / tidak terdeteksi
Hentikan proses sampling, dengan mengklik tanda SS ,Buka penutup rotor, ambil rotor yang penuh, ganti dengan yang baruTutupkan penutup rotor lalu Tutupkan penutup utamaLakukan proses “New ROTOR “ klik N-RotorSetelah proses New Rotor selesai maka secara otomatis langsung melanjutkan proses sampling
Lamp Lampu mati atau cahaya tidak sempurna
Ganti lampunyaHubungi Teknisi
Sample Sample atau reagen habis atau kurang
Matikan Buzzer ( alarm )Lihat pesan alarm dengan mengklik CURRENT ALARM Jika benar pesannya menyatakan sample / reagen habis maka segera klik tanda POSITION maka akan terlihat di layar posisi sample atau reagen yang habisJika ada perintah SS segeralah klik SSJika lengan alat sudah benar benar parker dan status alat sudah “Sampling Stop” maka bukalah penutup utama dan cek rak sampleCarilah sample cup yang kosong / kurang dengan mengikuti gambar yang ada di layar, lihat di lubang nomor berapa yang warnanya bedaSegeralah isi kembali dan letakkan di lubang yang semulaPada layar sorot, klik lubang yang beda warna tadi kemudian hapuslah dengan cara mengklik gambar penghapus ( delete )Begitu pila untuk reagent, carilah pada rak reagen mana botol yang berbeda warna, isi atau ganti botolnya, hapus yang kosong daftarkan kembali pada posisi semulaKemudian isikan / daftar kembalilubang yang sudah terhapus tadi dengan sample yang sama, letakan rak sample pada posisi
43
semula Jika sudah yakin tidak ada yang keliru, tutup penutup UtamaKemudian di layar klik “ACCEPT “ kembali ke layar monitor , dan jika tidak ada alarm lainnya , Klik CONT untuk melanjutkan
3. Trouble Shooting XS 800i
MASALAH PENYEBAB MASALAH CARA MENGATASI
0.25 Mpa Error - Kesalahan penyetelan tekanan 0.25 Mpa- Tidak ada tekanan pada unit Pneumatik- Tekanan bocor dari selang / sambungan
- Setel tekanan ke 0.25 Mpa
- Periksa koneksi kabel pada unit pneumatic- Periksa selang dan sambungan ( tidak kendur )
0.16 Mpa Error - Kesalahan penyetelan tekanan 0.16 Mpa- Regulator 0.16 Mpa tidak berfungsi
- Setel tekanan 0.16 Mpa
- Jika penyetelan 0.16 Mpa gagal kemungkinan regulator rusak, hubungi teknisi sysmex
0.07 Mpa Error - Kesalahan penyetelan tekanan 0.07 Mpa- regulator 0.07 Mpa tidak berfungsi
- Setel tekanan ke 0.07 Mpa
- Jika penyetelan 0.07 Mpa gagal, kemungkinan regulator rusak, hubungi teknisis Sysmex
-0.07 Mpa Error - Tidak ada vacuum pada unit Pneumatik- Tekanan bocor pada selang atau sambungan
- Unit Pneumatik kemungkinan rusak, hubungi teknisis Sysmex- Periksa hubungan selang mungkin kendur
-0.04 Mpa Error - Kesalahan penyetelan tekanan 0.04 Mpa- ada cairan dalam trap chamber di unit Pump- Tekanan bocor pada selang atau sambungan
- Unit Pump kemungkinan rusak. Hubungi teknisi sysmex- Periksa hubungan selang mungkin kendur
Pressure Lower - Unit pump mati - Periksa koneksi kabel
44
Error sewaktu alat dijalankan- Selang lepas
- Periksa hubungan selang mungkin kendur
Env Temp High / Temp Low
Temperatur alat diluar batas yang ditetapkan
Set temperature ruangan pada 15° - 30°CBila 30 menit pesan tetap ditampilkan, kemungkinan sesuatu rusak, hubungi teknisi sysmex
RH Temp Low RH Temp High
Temperatur pemanas reagent diluar batas yang ditetapkan
Tunggu sampai temperature stabil pada batas yang ditetapkanBila 30 menit pesan tetap ditampilkan, kemungkinan sesuatu rusak, hubungi teknisi sysmex
FCM RU Temp HighFCM RU Temp Low
Temperatur Chamber diluar batas yang ditetapkan
Tunggu sampai temperature stabil pada batas yang ditetapkan
FCM Detektor Temp HighFCM Detektor Temp Low
Temperatur detector optik diluar batas yang ditetapkan
Tunggu sampai temperature stabil pada batas yang ditetapkanBila 30 menit pesan tetap ditampilkan, kemungkinan sesuatu rusak, hubungi teknisi sysmex
FCM Sheat Temp HighFCM Sheat Temp Low
Temperatur reagent sheat diluar batas yang ditetapkan
Tunggu sampai temperature stabil pada batas yang ditetapkanBila 30 menit pesan tetap ditampilkan, kemungkinan sesuatu rusak, hubungi teknisi sysmex
RH Therm Sens Err
Salah satu dari sensor suhu untuk pemanas reagen rusak
Matikan alat dan nyalakan kembali, jika pesan masih muncul, hubungi teknisi sysmex
FCM RU Therm Sens Err
Salah satu dari sensor suhu untuk chamber reaksi rusak
Matikan alat dan nyalakan kembali, jika pesan masih muncul, hubungi teknisi sysmex
FCM Sheat Therm Sens Err
Salah satu dari sensor suhu untuk reagen sheat rusak
Matikan alat dan nyalakan kembali, jika pesan masih muncul, hubungi teknisi sysmex
FCM TD Therm Sens Err
Salah satu dari sensor suhu untuk detector optik rusak
Matikan alat dan nyalakan kembali, jika pesan masih muncul, hubungi teknisi sysmex
Env Therm Sens Err
Salah satu dari sensor suhu untuk mendeteksi
Matikan alat dan nyalakan kembali, jika pesan masih muncul, hubungi
45
temperatur rusak teknisi sysmex
Replace Container EPK
Reagen Cellpack habis
Ganti reagen cellpack Bila setelah reagen diganti baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container SLS
Reagen Sulfolyser habis
Ganti reagen SulfolyserBila setelah reagen diganti baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container FBA
Reagen Stromalyser habis
Ganti reagen StromalyserBila setelah reagen diganti baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container FFD
Reagen Stromalyser habis
Ganti reagen StromalyserBila setelah reagen diganti baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container FFS
Reagen Stromalyser habis
Ganti reagen StromalyserBila setelah reagen diganti baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas
Replace Container Reagen Rettic habis Ganti reagen Rettic
46
REDBila setelah reagen diganti baru masih muncul pesan error, kemungkinan sensor apung tidak bekerja atau system hidrolik tidak normal. Lakukan pengecekkan pada sensor apung dan periksa selang, ada yang robek / terjepit / lepas
Chamber EPK Err / Chamber FCM Sheat Err
Selang antara alat dan reagen terjepit / tersumbat / terlepas
Periksa selang dan perbaiki
Waste Chamber 1 Error/ Waste Chamber 2 Error
Selang pembuangan tersumbat / terjepit
Periksa sumbatan khusus pada outlet nipplePeriksa selang pembuangan, bila selang tersumbat, bersihkan lalu ganti
WB Asp Motor Error
Beban motor pompa penyedot sample terlalu tinggi
Periksa pompa penyedot sample, pastikan tidak ada cairan, hubungan saklar atau selang yang mengganjal bagian atas / bawah dari pompa penyedot sample
FCM Sheat Motor Error
Beban motor Injeksi sheat terlalu tinggi
Periksa pompa injeksi sheat FCM pastikan tidak ada cairan, hubungan saklar atau selang yang mengganjal bagian atas / bawah dari pompa penyedot sample
Rinse Motor Error Beban motor untuk menggerakan Rinse Cup terlalu tinggi
Periksa rinse cup pastikan tidak ada cairan, hubungan saklar atau selang yang mengganjal bagian atas / bawah dari Rinse cup
Mixing Motor Error
Beban motor mixing ruang reaksi terlalu tinggi
Periksa motor mixing chamber, periksa tidak ada selang yang menyentuh motor mixing
Low blood Volume
Volume darah kurang ketika menggunakan sampler
- Periksa darah sample dan ulangi analisa- Bersihkan sample piecer , SRV dan jalur penyedot sampleLakukan prosedur shutdown dengan cellclean- lakukan auto rinse dan lakukan analisa sample
Sample Not Asp Error
- Sample darah tidak normal, adanya gumpalan dalam
- Periksa darah sample dan ulangi analisa- Bersihkan sample piecer , SRV dan
47
darah, konsentrasi darah sangat ekstrim sedikit- Jarum piecer, Sample Rotor Valve dan selang penyedot sample tersumbat- Selang penyedot sample ke sampler terlepas
jalur penyedot sampleLakukan prosedur shutdown dengan cellclean- lakukan auto rinse dan lakukan analisa sample- Jika kotoran tidak dapat hilang, masukkan cellclean ke dalam tabung sample dan lakukan analisa pada mode sample untuk membersihkan piecer dan jalur penyedot sample
Short Sample Volume sample darah tidak cukup, piecer atau jalur penyedot sample kotor
Periksa darah sample dan ulangi analisa- Bersihkan sample piecer , SRV dan jalur penyedot sampleLakukan prosedur shutdown dengan cellclean- lakukan auto rinse dan lakukan analisa sample
Blood Asp Sensor Error
Kerusakan sensor penyedotan sample ( sensor memonitor adanya sample pada saat dihisap normalnya pada penggunaan sampler tidak bekerja )
Ganti sensor penyedot sample ( Hubungi teknisi Sysmex, untuk sementara ubah kondisi sampler. Stop untuk mengijinkan sampler berjalan terus )
Set Piercer Cover CP cover tidak terpasang / posisi tidak sesuai
Hilangkan kotoran atau debu
Rack Feed In Func Error
Sensor posisi rack Feed-in tidak berfungsi
Hilangkan kotoran atau debu
Rack Feed In Init Error
Sensor posisi rack Feed-in tidak berfungsi
Hilangkan kotoran atau debu
Rack Shift Home Pos Error
Sensor posisi awal rack Feed tidak berfungsi
Hilangkan kotoran atau debu
Rack Feed Out Func Error
Sensor rack Feed tidak berfungsi
Hilangkan kotoran atau debu
Rack Feed Out Init Error
Sensor rack Feed tidak berfungsi
Hilangkan kotoran atau debu
Rack removed Ketika sample diambil oleh Hand
Pindahkan rak dari jalur sampler
48
clipper pada mode sampler, rack bergeser
dan kembalikan pada posisi awal
Rack Move Error 1 Rack tidak bisa bergeser
Pindahkan rak dari jalur sampler dan kembalikan pada posisi awal
Rack Move Error 2 Ketika Hand Clipper tidak mengambil sampler, Rack berdgeser
Pindahkan rak dari jalur sampler dan kembalikan pada posisi awal
Rack Move Error 3 Ketika diinterupsi, Rack bergeser
Pindahkan rak dari jalur sampler dan kembalikan pada posisi awal
Hand Upper Position Error
Cylinder maju / mundur tidak berfungsi
Pindahkan tabung sampler pada hand clipper dan kembalikan ke rak. Periksa tidak ada benda asing pada jalur maju / mundur
Hand Lower Position Error
Cylinder maju / mundur tidak berfungsi
Pindahkan tabung sampler pada hand clipper dan kembalikan ke rak. Periksa tidak ada benda asing pada jalur maju / mundur
Tube Inv Position Error
Tabung tidak bisa dibalik / diputar
Pindahkan tabung sampler pada hand clipper dan kembalikan ke vrak. Periksa tidak ada benda asing yang menghalangi
Tube Sensor Error - Sensor deteksi tabung tidak menemukan adanya tabung, walaupun tabung sample berisi darah- Sensor mendeteksi adanya tabung, walaupun tidak ada tabung sample
Bersihkan kotoran pada detector tabung dan sensor volume darah
Tube Clamp Error Pengambilan tabung gagal, hand clipper bengkok, dan tabung tidak dapat diambil dengan benar
Pindahkan tabung pada hand clipper dan kembalikan ke rak. Periksa tidak ada benda yang menghalangi operasi pengambilan tabung. Perbaiki dan pasang kembali hand clipper
Rack Full Error Rak telah penuh dan analisa dengan sampler tidak dapat dilanjutkan
Pindahkan rak yang telah dianalisa
Sampler Start Ketika masih ada rak Pindahkan rak dari jalur sampler
49
Error berada pada jalur sampler, analisa dengan mode sampler dimulai
dan kembalikan ke awal, dan lakukan analisa kembali
Background Error Adanya gelembung, Aperture kotor, kesalahan reagen
Lakukan Auto Rinse, Remove Clog ( bila pesan masih muncul, bersihkan Aperture dengan sikat ) dan anti reagen yang benar
RBC / PLT Sampling Error
Aperture kotor, Sample tidak normal
Lakukan remove Clog ( bila pesan masih muncul, bersihkan Aperture dengan sikat )
RBC / PLT Ch Error Jumlah sel RBC / PLT melampaui batas tertinggi yang disebabkan gangguan noise
Jauhkan sumber noise dari alat dan ulang analisa sample
WBC / BASO, Diff, RET Sampling Error / CH
- Detektor optic flow cell kotor / tersumbat, sample tidak normal- Sample kurang ( tidak cukup sample dan tercampur gelembung )
Bersihkan flowcell pada detector optic dan lakukan analisa kembali, periksa sample dengan manual ( Slide )
RBC Bubble Error / RBC Clog Error
RBC Detektor tersumbat / tercampur gelembung
Bersihkan sumbatan pada detector RBC dan lakukan procedur remove clog. ( bila pesan masih muncul, bersihkan aperture dengan sikat )
Low Count Error Sample tidak normal, Piecer tersumbat SRV tersumbat , Pipa penyedot tersumbat
Ulangi analisa sample, Bersihkan piecer, bersihkan SRV, bersihkan pipa penyedot sample
HGB Error Gelembung udara tercampur pada jalur analisa HGB
Lakukan Auto Rinse
HGB Drain Error Kecepatan membuang cairan pada plowcell HGB lambat
Periksa jalur pembuangan HGB flowcell, periksa tidak ada sumbatan atau selang terjepit
RET Error Sample tidak normal, sumbatan pada SRV , terjepit atau terlepas pada cairan RET dye dan selang diluent
Ulangi analisa sample dan periksa reagen RET
50
RET Ch Error Sample tidak normal, sumbatan pada SRV , detector optic flowcell kotor / tersumbat, ada gelembung udara pada detector optic flowcell
- Analisa sample kembali, Bersihkan SRV,- Bersihkan Flowcell pada detector optic- Hilangkan gelembung dari detector optic / flowcell
Data Errpr Hasil analisa diluar batas nilai reference ( normal ) . Sample tidak normal. Aperture kotor
- Set nilai reference - Ulangi analisa sample, remove clog- Lakukan QC jika perlu
Laser Tube Aged Umur laser mulai berakhir
Matikan dan nyalakan kembali alat, bila pesan masih muncul, hubungi teknisi Sysmex
Laser Power Error Deteriorated Laser Ulangi analisa sampel, bila pesan masih muncul, hubungi teknisi Sysmex
Close FCM Detect Cover
Cover detector optic terbuka, sensor cover rusak
Tutup cover detector optic, bila masih error, sensor cover rusak, ganti sensor cover, hubungi teknisi Sysmex
ID unit Com Error Kesalahan CPU karena Interfensi Noise
Matikan dan nyalakan kembali alat, bila pesan masih muncul, hubungi teknisi Sysmex
ID Read Error, Pack ID Read Error
Posisi barcode tidak benar / miring, label barcode kotor, hasil cetakan barcode jelek
Periksa kabel barcode
Xm Limit Error, L-J Limit Error, Xb Limit Error
Hasil Xm, L-J, Xb control diluar batas yang ditentukan
Periksa grafik QC, Periksa analisa data untuk parameter yang keluar dari batas control jika perlu lakukan kalibrasi
Control Expired Darah control sudah kadaluarsa
Ganti control yang baru
Control Entry Error
Analisa control dilakukan tanpa di definisikan lebih dahulu lot, limit, dll
Definisikan informasi lot dari kontrol
Replace Piecers Sudah saatnya mengganti piecers
Ganti piecers dan reset hitungan penggunaan piecer
51
Execute Shutdown
Sudah saatnya menjalankan prosedur Shutdown
Lakukan Maintenance harian
Clean the CRV Sudah saatnya memberishkan Sample rotor Valve
Bersihkan SRV dan reset hitungan penggunaan SRV
Execute Rinse Flowcell
Sudah saatnya membersihkan flowcell
Bersihkan flowcell pada detector optik
4. Trouble Shooting ABL 5
MASALAH PENYEBAB MASALAH
CARA MENGATASI
TEMP. ERRORSuhu keluar dari batas yang telah ditentukan 37°C + 0.3°C
- Calibrasi otomatis tidak ditampilkan, semua data pemeriksaan ada tanda “?”- Manual kalibrasi tidak dapat dimulai
- Pastikan suhu di antara 15°C dan 32°C- Jika ABL5 di start dari suhu dingin, tunggu sampai temperature Error hilang- Hindarkan alat dari sinar matahari langsung atau dari sumber panas yang lain
GAS ERRORProsentase gas tidak benar atau tidak masuk
- Calibrasi otomatis tidak ditampilkan, alat dalam kondisi Start Up- Manual kalibrasi tidak dapat dipanggil
- Masukan gas yang persentasenya benar
RINSE ERRORCairan Pencucian tidak terdeteksi
- Pencucian Error ditampilkan dalam status alat. Kalibrasi tidak diterima, Alat tidak siap
- Cek cairan pencuci- Pastikan wadah cairan pencuci terpasang dengan benar- panggin program pencucian- Panggil LS penyesuai program- Panggil Refill program- Cek puncak dari pompa penghisap. Tempatkan kembali tabung jika memungkinkan- Panggil teknisi alat
BARO ERRORRata rata barometer tidak benar atau tidak masuk
- Calibrasi otomatis tidak ditampilkan, alat dalam kondisi Start Up- Manual kalibrasi tidak dapat dipanggil
- Masukan barometer nilai ke program 3
52
CAL NEEDED - Kalibrasi dianjurkan setelah perawatan elektroda- Kalibrasi terakhir tidak lengkap karena error
- lakukan Kalibrasi setelah restart
pO2 FLUSH ERROR
Nilai pO2 lebih dari 3% selama 10 menit. Cek level gas nya
- Cek gas supplier - Panggil kalibrasi I
MAINT PROG ERROR
- Operator selama pembersihan terakhir atau pindahkan program- Lakukan maintenance program selama malfunction dalam system cairan transport
- Cuci alat- Ulangi Maintenance program- Jika error berlanjut, hubungi local teknisi
LS ERROR LS Error selama LS Adjusment
- Tekan tombol Restart- Jika error berlanjut, hubungi local teknisi
PRINTING ERROR Printer rusak pada saat mencetak terakhir
- Cek kertas printer- Cek laporan cetak- Jika error berlanjut, hubungi local teknisi
SENDING ERROR Pengiriman data gagal pada saat mengirim terakhir dari data ke koneksi komputer
- Cek apakah computer sudah terkonek dengan baik- Cek apakah computer sudah Pentium # di set up Windows 8- Jika error berlanjut, hubungi local teknisi
LEAK DETECTED Elektrode sudah tidak bisa digunakan
- Cek pemasangan elektroda- cek electrode untuk dibersihkan jika diperlukan- tekan tombol Restart - Jika error berlanjut, hubungi local teknisi
pH ERROR - pH diluar yang dianjurkan yaitu 6.3 – 8.0 - Respon pH gagal selama dimonitor
- Ulangi pemeriksaan- Cek apakah pH sample diantara batas batas yang dianjurkan - Ganti Elektroda
53
oleh elektrode
pCO2 ERROR - pCO2 diluar yang dianjurkan yaitu 5 – 250 mmHg atau 0.7 – 33.3 kPa - Respon pCO2 gagal selama dimonitor oleh elektrode
- Ulangi pemeriksaan- Cek apakah pCO2 sample diantara batas batas yang dianjurkan - Ganti Elektroda
pO2 ERROR - pO2 diluar yang dianjurkan yaitu 0 – 800 mmHg atau 0.0 – 106.7 kPa - Respon pO2 gagal selama dimonitor oleh elektrode
- Ulangi pemeriksaan- Cek apakah pO2 sample diantara batas batas yang dianjurkan - Ganti Elektroda
BARO OUT OF RANGE
- Barometer diluar yang dianjurkan yaitu 450 – 800 mmHg atau 60.0 – 106.7 kPa - Respon pO2 gagal selama dimonitor oleh elektrode
- Ulangi pemeriksaan- Cek barometer, sesuaikan dmelalui set up program 3- hubungi teknisi
5. Trouble Shooting Alere Pima
MASALAH PENYEBAB MASALAH
CARA MENGATASI
Archieve Full Data Terlalu Penuh Pindahkan data ke dalam flash disk
Barcode Error Pembacaan Barcode salah
Tekan √ atau X lalu Enter, masukan code yang ada dibawahnya secara manual, tekan √ untuk mengkonfirmasi dan meneruskan
*Barcoce masing – masing reagen bisa sama,harus hati - hati dalam menginformasikan, dan bisa berbeda satu dengan lainya
Tekan X untuk memasukan barcode dan jendela analisa akan terbuka
54
Invalid Barcode Barcode tidak betul Jangan menggunakan barcode dari catridge berbeda ketika memasukan barcode secara manual, memasukan barcode sacara manual akan didokumentasikan dalam halaman hasil pemeriksaan
Jika Barcode reagen tidak mau mengcode di dalam analisa, akan ditampilkan dalam layar / display
Operator is equired / Sample ID is Equired
Nama Operator belum di ketik
Masukan nama operator dan sample ID untuk ditampilkan dalam hasil test. Jika tidak, hasil kosong dan akan menjadikan hasil error
Operator Already Exist
Nama Operator sudah ada
Operator baru harus dimasukan dalam operator list, tetapi seorang operator dengan nama yang sama, sudah ada di dalam display
Export Failed Pemindahan data pada USB mengalami gangguan dalam prosesnya
Tekan √ atau X dan pindahkan data, ulangi pemindahan data. Memerlukan beberapa detik untuk memasukan data ke dalam USB
Recharge Battery Batere Lemah Dianjurkan unruk menghubungkan PIMA analyser dengan listrik sebelum melakukan analisa
ERROR CODE 200 Matikan alat lewat main menu, jika tetap error, hubungi distributor
ERROR CODE 201 Cagridge belum terisi penuh
Kemungkinan catridge belum terisi penuh, tapi jika sudah penuh tetap error ulangi pemeriksaan dengan catridge baru
ERROR CODE 202 Cagridge belum tertutup sempurna
Cek Catridge apakah sdh tertutup dg baik, jika sdh tertutup tetap error ulangi dengan catridge baru
ERROR CODE 203 Reagen Expired Cek tanggak kadaluarsa catridge , konfirmasi dengan tanggal kadaluarsa di PIMA Anlyser, jika sudah ExPired , ganti dengan yang baru
ERROR CODE 205 Hubungi distributor
ERROR CODE 206 Kesalahan pada operator, tidak ada tindakan yang disarankan
55
ERROR CODE 207 ulangi pemeriksaan dengan catridge baru jika tetap error, hubungi distributor
ERROR CODE 210 ulangi pemeriksaan dengan catridge baru jika tetap error, hubungi distributor
ERROR CODE 211 Matikan alat lewat main menu, jika tetap error, hubungi distributor
ERROR CODE 300 - 399
Hubungi distributor
ERROR CODE 860 - 870
ulangi pemeriksaan dengan catridge baru jika tetap error, hubungi distributor
6. Trouble Shooting Centrifuge
MASALAH PENYEBAB MASALAH CARA MENGATASI
Err 03 Tidak ada koneksi antara display dan saluran utama
Cek tombol on/off, pastikan pada posisi OnPastikan ada tenaga listrik yang masukPastikan letak tabung dengan sempurna di lubang masing masingPastikan pada saat memutar tidak bersuara
Err 04 Motor terlalu panas Tunggu sampai centrifuge dingin dan ulangi memutar
Err 06 Perputaran motor tidak sempurna
Lid Open Tutup terbuka pada saat memutar
Tutupkan penutup centrifuge dengan benar, ulangi memutar
Eoff Listrik mati pada saat pemutaran berjalan
Tunggu sekitar 2 menit atau buka dan tutup kembali penutup centrifuge
56
BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian : Logistik di laboratorium adalah penyediaan bahan – bahan habis pakai / reagen Yang dibutuhkan untuk pelayanan di laboratorium.
B. Tujuan : Agar kebutuhan bahan – bahan habis pakai/reagen sebagai sarana pemeriksaan dapat tersedia dengan tepat, cepat, efektif, efisien dan profesional untuk meningkatkan mutu laboratorium
C. Ruang lingkup : Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan- bahan habis pakai/reagen ini Menerangkan suatu sistem mulai dari mengevaluasi jumlah stok reagen, membuat surat pesanan reagen sampai mendapatkan reagen yang diperlukan
D. Alur kerja pemesanan dan penerimaan bahan – bahan habis pakai/reagen :
PROSES KETERANGAN
57
tidak
ya
ya
tidak
Ya Retur barang
1. Laporan bulanan Laboratorium ditandatangani oleh:
Ka Instalasi Ka Sie Penunjang Medis Ka Bidang Penunjang Medis Pengawas barang Direktur
2. Surat pemesanan (SP) barang ditandatangani atau disetujui oleh :
Kepala Instalasi Ka. Bidang Penunjang Disetujui rekanan
3. Terima Barang disetujui oleh : Ka Ruangan Pengawas Barang
4. Setelah barang datang Ka Ruangan : Catat di buku penerimaan Mengentry barang( PO,DO,Faktur)
E. Alur pendistribuasian reagen/bahan habis pakai dari gudang laboratorium
PROSES KETERANGAN
1. Amprahan barang ditandatangi oleh koordinator laboratorium
58
Buat catatan stok & evaluasi jumlah stok
Ka. Ruangan
Ka Ruangan
Ambil SP, ditandatangani & kirim barang
Terima Barang
Suplier
Hubungi Suplier
Ka. Ruangan
Ka Ruangan
Buat SP
Ka. ruangan
Beri label,simpan di gudang laboratorium
Mulai
Koordinator Lab.
Buat catatan stok & evaluasi jumlah stok
Stok
Koordinator Lab.
Mulai
tidak
ya
2. Bila ruangan/bangsal memerlukan bahan habis pakai koordinator mendistribusikan ke ruangan /bangsal dengan mencatat pada buku amprahan ruangan yang telah disediakan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PengertianKeselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di laboratorium menjadi lebih aman.
B. TujuanUntuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
59
Buat Surat amprahan ke gudang laboratorium
Setuju
Mengambil amprahan
Ka.Ruangan/Gudang lab.
Mencatat barang keluar
Koordinator Lab.
Menyimpan reg.di lab
Koordinator Lab
Mendistribusikan ke Ruangan
1. Pedoman umum : Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannyab. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaanc. Banyaknya jenis wadah penampung/containerd. Jumlah konsumen yang banyake. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya kesalahan
2. Manfaat keselamatan pasiena. Budaya safety meningkat dan berkembang (blame-free culture, reporting culture,
learning culture)b. Komunikasi dengan pasien berkembangc. Kejadian tidak diinginkan menurund. Keluhan dan litigasi (tuntutan hukum) berkurange. Mutu pelayanan meningkatf. Citra laboratorium dan kepercayaan masyarakat meningkat diikuti peningkatan
kepercayaan dan kepuasan diri
3. Standar keselamatan pasiena. Hak pasienb. Mendidik pasien dan keluargac. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanand. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasiene. Mendidik staf tentang keselamatan pasienf. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
4. Sasaran pasien safety di laboratoriuma. Melakukan identifikasi pasien secara tepat (pasien rawat jalan : tanyakan nama,tanggal
lahir dan pasien rawat inap tanyakan nama dan rekam madis)b. Meningkatkan komunikasi yang efektif (lakukan read back saat menerima pesan melalui
telepon)c. Meningkatkan keamanan pengeluaran hasil lakukan doble check untuk verifikasi hasil
laboratorium ( maker dan checker ) d. Mengurangi resiko salah lokasi, salah pasien, salah pemeriksaan dan salah penggunaan
bahan/reagen.Ada 8 prinsip benar antara lain : permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, spesimen dan penampungan, transportasi, pengolahan dan penyimpanan, jenis pemeriksan, hasil pemeriksaan,dokumentasi.
e. Mengurangi risiko infeksi dengan mengimplementasikan praktek pencegahan infeksi (kewaspadaan standar) antara lain :* Kebersihan tangan* Penggunaan alat pelindung diri* Penanganan limbah dan benda tajam* Pengendalian lingkungan* Peralatan perawatan pasien* Penanganan linen* Penyuntikan yang aman, kesalahan karyawan dan etika batuk.
5. Istilah dalam keselamatan pasien
60
a. Kondisi potensial cidera: Kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera,akan tetapi belum terjadi insiden. Contoh : jumlah pasien banyak, jumlah staf kurang, nilai kritis tidak dilaporkan
b. Kejadian nyaris cidera: terjadinya insiden yang belum terpapar ke pasien. Contoh: salah mengerjakan item pemeriksaan ( yang diminta serologi DHF tetapi dikerjakan Igm anti Salmonella typhi/diketahui sebelum hasil dikeluarkan )
c. Kejadian sentinel: Kejadian tidak diharapkan yang menyebabkan kematian atau cidera yang serius yang biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima. Contoh : amputasi atau operasi di bagian tubuh yang salah.
d. Kejadian tidak cidera : suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien akan tetapi tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/SC pasien yang seharusnya normal tetapi hasil yang dikeluarkan tinggi sehingga pasien menjalani cuci darah, pasien dengan glukosa normal dikeluarkan hasil glukosa rendah sehingga dilakukan koreksi glukosa (terjadi karena salah sampel/terjadi gangguan pada proses pemeriksaan).
e. Kejadian tidak diharapkan : Kejadian yang mengakibatkan cidera kepada pasien akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan, dan bukan karena penyakit dasarnya. Contoh: pasien DHF yang diphlebotomi dengan needle tidak disposable, dan pasien tersebut akhirnya terjangkit HIV ( needle pakai pasien HIV ).
6. Grading risiko kejadian :a. Biru : Kejadian sangat jarang ( > 5 tahun /kali ), tidak signifikan, tidak ada cidera.b. Hijau : jarang/unlikely ( > 2 – 5 tahun/kali ), minor, cidera ringan, dapat diatasi dengan
pertolongan pertama.c. Kuning :mungkin/possible ( 1 _ 2 tahun/kali ), moderat, cidera sedang/luka robek,
berkurangnya fungsi reversible, kasus yang memperpanjang perawatan.d. Kuning : sering/likely ( beberapa kali/tahun ), mayor,cidera luas/berat ( cacat, lumpuh ),
kehilangan fungsi (irreversible)e. Merah : Sangat sering/almost certain ( tiap minggu/kali, katastropik, kematian yang
tidak berhubungan )
7. Pengalaman kasus pasien safetya. Salah mengerjakan pemeriksaan laboratorium ( pemeriksaan yang dikerjakan berbeda
dengan pemeriksaan yang diminta)b. Salah memberikan hasil ( hasil yang diberikan ke pasien adalah hasil yang salah/ belum
dikonfirmasi)c. Hasil yang tertukar semua/sebagian (fungsi checker tidak berjalan)d. Salah memberikan hasil (salah sampel, salah prosedur)e. Hasil laboratorium / sampel tidak ada(koordinasi dengan bagian yang lain kurang
efektif)
8. Utamakan Keselamatan PasienBila ada kejadian, segera tindak lanjuti dengan :a. Membuat laporan insidenb. Menelaah akar permasalahan, mengapa terjadi?.... hingga menemukan fakta system
yang belum berfungsi optimalc. Menentukan solusi dan rekomendasid. Analisa kasus dengan FISH BONE
Faktor Kontribusi
61
Pengisian form dengan menulis Tidak menjalankan
Jenis pemerik.(tidak mencentang) protap / SPO
Komunikasi tidak efektif Fungsi kroscek Salah mengerjakan
dari ruangan tidak berjalan pemeriksaan lab
BAB VIIKESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi daripetugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik.
A. Pengertian
Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium RSUD Badung membuat suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di lingkungan Instalasi Laboratorium.
62
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
yang tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan kerja
1. Pra Analitik
a. Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk mencegah tertular bahan
berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka.
b. Sesudah mengambil sampel darah, kumpulkan jarum dan semprit pada tempat khusus
untuk limbah tajam ( Sharps Colector) yang tersedia dan cegah jangan sampe tertusuk
jarum tersebut.
c. Sampel darah dimasukkan dalam wadah tertentu anti bocor dan tertutup rapat dengan
label identitas pasien.
d. Sampel yang tidak dilakukan pemeriksaan segera, harap disimpan dalam lemari es
sesuai syarat penyimpanan sampel.
e. Petugas sampling dilarang makan, minum, atau merokok pada waktu sampling.
2. Analitik
a. Penggunaan Pipet
1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus selalu hati-hati dan
menganggap semua bahan infeksius ( Universal Precaution ).
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk mencegah tertular
bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata
atau luka.
3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara menghisap
atau meniup cairan lewat pipet.
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a) Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan jauhkan petugas yang tidak
berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b) Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium yang mengalami
cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera
matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan.
Matikan semua peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.
63
d) Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
b. Petugas Sampling
1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik
2) Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendek pun
dapat melihat kedalamnya dan menempatkan tabung sentrifuge dengan mudah.
3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda korosi
atau keretakan
4) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoklorit karena bersifat
korosif.
5) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan penyeimbang
dapat mengalir keluar.
c. Mencegah penyebaran infeksi :
1) Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai max 6 cm .
2) Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila menggunakan
Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius.
3) Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya gunakan tabung.
4) Tempatkan sisa specimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam wadah yang
tahan bocor.
5) Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali habis kerja.
d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan sesuai ketentuan hand
higiene
2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
3) Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
4) Jangan memakai kosmetik di dalam laborartorium.
5) Gunakan alat pelindung muka , mata, jika terdapat percikan bahan infeksius saat
bekerja.
3. Pasca Analitik
a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
b. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan kedalam wadah tahan tusukan
(sharps collector),kemudian dikelola sesuai prosedur pengelolaan limbah rumah sakit
( Incenerator ).
c. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jirigen ¾ penuh,
kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen tersebut kemudian dikelola sesuai
prosedur pengolahan limbah rumah sakit.
d. Limbah padat
1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik warna kuning.
64
2) Sampah rumah tangga dimasukkan pada saat bekerja di laboratorium dimasukkan
ke dalam kantong plastik hitam.
D. Penanganan Keadaan Darurat Di Laboratorium
1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke unit
lain.
b. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
c. Lakukan tindakan sesuai dengan Tugas Penyelamatan
d. Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran yang ada di rumah
sakit ( APAR )
e. Tulis berita acara kejadian.
2. Biakan atau specimen yang tumpah
a. Tumpahan dan wadahnya di tutup dengan kain atau tissue yang dibasahi desinfektan.
b. Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
c. Wadah di desinfektan atau autoclaf.
3. Luka tusukan jarum
a. Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah pancuran air
selama kurang lebih 1 – 2 menit.
b. Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian di plester atau di balut.
c. Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.
4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan.
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
c. Masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
e. Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras, kemudian
lakukan cuci tangan sesuai prosedur hands hygiene.
5. Tumpahan bahan kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
b. Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
c. Pakailah masker dan sarung angan.
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan
matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na bikarbonat.
f. Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat dengan serokan,
dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.
65
E. Pemakaian Kaca Mata
1. Pengertian : Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan darah/cairan.
2. Tujuan : Untuk mel;indungi mata dari cipratan darah/cairan.
3. Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang.
4. Prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan
b. Dipakai dengan tali di bagian belakang
F. Pemakaian Jas Laboratorium
1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya jangan sampai terkena tubuh
2. Tujuan :
Menahan darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh.3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang.4. prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung baju kerja
b. Digunakan selama melakukan pemeriksaan atau bekerja
c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti
G. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu bicara/bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga/gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat
H. Pemakaian Sarung Tangan
66
1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi bahan berbahaya/infeksius
2. Tujuan :
Untuk meniadakan/ mengurangi terjadinya infeksi silang.3. Kebijakan :
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan pasien dari infeksi
silang.
b. Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas dan pasien
4. Prosedur :
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah, selaput
lendir atau kulit yang terluka.
b. Akan melakukan tindakan invasive
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya.
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan dikontaminasikan dengan
klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis.
I. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kesehatan
a. Pengertian :
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko tertularnya penyakit.b. Tujuan :
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada tempat yang berisiko.
c. Kebijakan :
1. Pemeriksaan darah.
2. Ro Photo Thorax
3. Immunisasi
d. Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali.2. Ro Photo Thorax setiap 1 tahun sekali.
3. Immunisasi sesuai Boster
67
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus setiap hari untuk mencegah dan mendeteksi suatu kesalahan serta memperbaikinya sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak tahap preanalitik, tahap analitik sampai dengan tahap pasca analitik.
I. Tahap pra analitik
1. Persiapan pengambilan sampel.
Pengambilan bahan pemeriksaan hendaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu :
a. Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah terlanjur minum obat. Sebaiknya diberikan informasi tentang takaran serta lama pemberian obat.
68
b. Pengambilan bahan dilakukan dengan alat yang steril secara asepticc. Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi dengan kuman-kuman penyebab penyakit.
d. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan lengkape. Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.f. Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan sesuai.
2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak semua kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil sembarangan. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Cara pengambilanb. Jumlah bahan yang dibutuhkanc. Waktu pengambiland. Tempat pengambilane. Wadah
3. Pemberian identitas
Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam menerima sampel yang memuat data antara lain :
a. Nama, umur, dan alamat pasien.b. No. laboratorium c. Pengirimd. Tanggal spesimen diterimae. Diagnosaf. Nama petugas penerima spesimeng. Tanggal spesiman selesai diperiksah. Nama pemeriksa
4. Pengiriman sampel
a. Bahan darah, urin dan dahak harus secepatnya dikirim ke laboratorium.b. Untuk pengiriman bahan (serum darah) yang jauh harus memakai pendingin/es batu
5. Penyimpan sampel
a. Bahan urin bisa ditambahkan pengawet b. Serum beku bisa disimpan tiga hari sampai satu bulan didalam freezer maksimal c. Disimpan dalam suhu 2 – 8 derajat celcius dengan batas simpan 7 hari d. Suhu kamar dengan batas simpan 24 jam, kecuali untuk pemeriksaan glukosa, creatinin dan
bilirubin.
6. Persiapan pemeriksaan sampel
a. Sampel untuk pemeriksaan kimia darah supaya didiamkan setengah jam sebelum dicentrifuge.
b. Setelah dicentrifuge serum harus segera dipisahkan (menjaga stabilitas)
7. Pengujian kwalitas aquadest dan reagensia yang digunakan :
a. Pengujian mutu aquadest harus sesuai dengan spesifikasi aquades yang dimuat dalam buku referensi Farmakope Indonesia dan buku standar lain.
b. Pengujian mutu reagen dapat berupa : pemeriksaa label, tanggal kadaluarsa. Uji fisik meliputi wujud, warna, kejernihan, larutan, konsistensi dan lain-lain
69
II. Tahap Analitik
1. Pengolahan sampel :
a. Sampel darah, urin, feses harus segera sampai di laboratorium.b. darah segera disentrifusc. Bahan yang lain sesuai dengan permintaan pemeriksaan.
2. Kalibrasi Peralatan :
a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada timbangan analitik.b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibratorc. 1000/2000 jam lampu harus sudah diganti sesuai dengan jenis alat.
3. Uji Ketelitian dan Ketepatan
Uji ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan control yang telah diketahui nilainya. Pemeriksaan bahan control dilakukan tiap hari. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan mengetahui ketelitian dari sampel.
III. Tahap Pasca Analitik
Pencatatan, interpretasi dan pelaporan hasil pemeriksaan :
Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam intepretasi hasil.
B. PEMANTAPAN MUTU EKTERNAL
Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain diluar laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
Tujuan : Membandingkan hasil pemeriksaan dari laboratorium lain yang mempunyai metode pemeriksaan yang sama atau berbeda.
Kebijakan : Prosedur tetap pemantapan mutu external sebagai pedoman bekerja di laboratorium dan harus dipatuhi oleh semua petugas.
Pemantapan Mutu Eksternal yang telah diikuti
Instalasi laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung telah mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal secara rutin yang diselenggarakan oleh Departement Kesehatan RI dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah dan yang telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Badung sampai saat ini adalah :
70
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa dikenal PNPKLK-K
( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan ) bekerja sama dengan
PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan WIS
( Wariance Index Score ), dengan nilai 0 – 400, makin kecil nilai WIS yang diperoleh suatu
laboratorium berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal sebagai PNPKLK-H
( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Bidang Hematologi ).
Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium Kesehatan bekerja sama dengan PDS Patklin.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan perhitungan ID ( Index Deviasi ) dengan nilai 0 - >
3, semakin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu laboratorium, berarti semakin baik
penampilan laboratorium tersebut.
3. Pemantapan mutu eksternal bidang IMUNOLOGI ( PME I ) meliputi pemeriksaaan VDRL,
HbsAg, HIV, HCV. Penilaian dilakukan dengan menggunakan system scoring dengan nilai 0 –
4. Semakin tinggi nilai yang didapat oleh suatu laboratorium, berarti semakin baik
penampilan laboratorium tersebut.
Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal
1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :
Formulir hasil 1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagen
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
Bahan control dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan control
Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan kimia murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari manusia maka lebih baik menggunakan bahan control dari manusia.
b. Bentuk bahan kontrol
Menurut bentuknya bahan control ada bermacam – macam, yaitu : bentuk air, padat bubuk ( liofilisat ) dan bentuk strip. Pada umumnya bentuk padat lebih stabil dan lebih
71
tahan lama daripada bentuk cair. Bentuk strip merupakan bentuk pada bubuk yang dikemas pada strip, sehingga memudahkan transportasi. Penggunaan bentuk padat bubuk atau strip harus dilarutkan terlebih dahulu dengan aquabidest. Pada umumnya pemeriksaan dibidang kimia klinik dan imunoserologi menggunakan bentuk padat bubuk ( liofilisat ) atau bentuk cair (pooled sera). Dibidang hematologi digunakan bentuk cair, padat bubuk atau strip.
3. Pemeriksaan serum kontrol
a. Serum control diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan
b. Sifat pemeriksaan :
1) Hasil laboratorium sendiri
2) Menggunakan alat dan reagen rutin
3) Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa
c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab atau kepala
laboratorium.
4. Hasil pemantapan mutu ekternal
a. Hasil yang diterima di Instalasi Laboratorium dicatat tanggal terima untuk masing –
masing siklus
b. Oleh petugas dimasukan di dalam arsip hasil pemantapan mutu eksternal
Laboratorium.
c. Sifat pengolahan data berdasarkan :
1) Metode pemeriksaan
2) Alat yang digunakan
3) Jumlah data yang ada
5. Evaluasi komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang sama dan jumlah
peserta > 20
c. Dinilai dengan system Variance Index Score ( VIS )
d. Setiap peserta akan mendapat nilai :
1) VIS setiap pemeriksaan
2) Overal VIS
3) Mean Running VIS
6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score ( VIS )
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400b. Overal VIS
Nilai rata – rata VIS untuk seluruh parameter c. Mean Running VIS
Nilai rata – rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0 – 50 : Sangat baik
72
51 – 100 : Baik 101 – 200 : Cukup 201 – 300 : Kurang 301 – 400 : Buruk
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium disusun sebagai acuan dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pelayanan laboratorium RSUD Badung.
Laboratorium merupakan pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai salah satu bagian penunjang medik diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek labolatoris terhadap spesimen atau sampel yang dilakukan pengujian, sehingga mutu hasil pengujian laboratorium terus dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit.
Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim akreditasi yang akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan perkembangan serta undang-undang yang berlaku
73
Mangupura, 2013
Inst.Laboratorium RSUD Badung
74