pedoman kesehatan dan keselamatan kerja instalasi farmasi ... filekerja instalasi farmasi rumah...

68
120 PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (K3 - IFRS) DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPKES RI 2006 B A K T I H U S A D A 612.62 Ind p LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG SARANA : RUANG PERACIKA No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket A. Harus mempunyai “Fire Alarm Detector” antara lain : - Smoke Detector - Fixed Temperature Detector Yang rutin dilakukan pengecekan setiap 6 bulan sekali B. Harus ada alat pemadam kebakaran : - Alat Pemadam Api Ringan - Hydrant C. Tersedia alat pelindung diri seperti masker, topi, baju kerja, sepatu, kaos tangan D. Tersedia tempat sampah yang cukup memadai sesuai kebutuhan yang tertutup dan cara membukanya dengan injakan kaki E. Tersedia cairan pencuci tangan antara lain : sabun cair desinfektan dan tissue/alat pengering tangan (hand drier) - Perlu ditunjang gizi yang cukup - Perlu pemeriksaan kesehatan secara rutin 2 ALAT PENUNJANG 3 SDM

Upload: trinhhanh

Post on 28-Jun-2019

299 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

120

PEDOMANKESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT(K3 - IFRS)

DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIKDITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEPKES RI2006

BA

K

T I HUSAD

A

612.62

Ind

p

LAMPIRAN 4INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG SARANA : RUANG PERACIKA

No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket

A. Harus mempunyai “FireAlarm Detector” antara lain :

- Smoke Detector

- Fixed Temperature Detector

Yang rut in d i lakukanpengecekan setiap 6 bulansekali

B. Harus ada alat pemadamkebakaran :

- Alat Pemadam Api Ringan

- Hydrant

C. Tersedia alat pelindung diriseperti masker, topi, bajukerja, sepatu, kaos tangan

D. Tersedia tempat sampahyang cukup memadai sesuaikebutuhan yang tertutup dancara membukanya denganinjakan kaki

E. Tersedia cairan pencucitangan antara lain : sabuncai r des in fektan dantissue/alat pengering tangan(hand drier)

- Perlu ditunjang gizi yangcukup

- Per lu pemer iksaankesehatan secara rutin

2 ALAT

PENUNJANG

3 SDM

Page 2: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

119

613.62

Ind.

p

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI

Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal

Bina Kefarmasian dan alat kesehatan.

Pedoman kesehatan dan keselamatan kerja instalasi

farmasi rumah sakit (K3-IFRS. -- Jakarta : Departe-

men Kesehatan RI, 2006.

1. Judul 1. OCCUPATIONAL HELATH

2. OCCUPATIONAL SAFETY

No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket

saluran limbah RS sertatertutup

F. Luas mencukupi untukkegiatan peracikan

G. Ventilasi memberikansirkulasi udara yang cukupdengan adanya exhaust fanatau AC

H. Tingkat kebisinganmaksimum 85 DB

I. Instalasi listrik terisolasidengan baik dengan panelyang jelas dan aman

J. Penerangan harus cukupterang, daya listrik haruscukup dengan kebutuhanpemakaian pera la tanperacikan

K. Kelembaban lebih kecilatau sama dengan 60 %,temperatur ruangan lebihkecil atau sama dengan 25ºC

L. Sumber air cukup bersih,mempunyai debit air cukup,berasal dari PAM atau airtanah

M. Wastafel/bak cuci harusmempunyai lebar dan tinggiy a n g c u k u p u n t u kkemudahan pencucian

Page 3: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

118

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esakarena berkat rahmat dan karuniaNya, Buku PedomanKesehatan dan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi RumahSakit (K3-IFRS) telah diselesaikan.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, DirektoratJenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telahmenyusun suatu pedoman kesehatan dan keselamatankerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapipedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudahada. Buku ini memuat uraian mengenai bagaimana pekerjadi rumah sakit khususnya di instalasi farmasi rumah sakitdalam mengelola dan menggunakan sediaan farmasi,mengetahui bahaya potensial yang ada di IFRS, manajemenK3 IFRS dan pengendalian K3-IFRS.

Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapanterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusidalam penyusunan buku pedoman ini.

Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat sebagaipedoman dalam melaksanakan program kesehatan dankeselamatan kerja.

i

Jakarta, April 2006Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik

Drs. Abdul Muchid, Apt,NIP. 140088411

LAMPIRAN 4INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG SARANA : RUANG PERACIKA

No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket

A. LANTAI

Rata, tidak bergelombang,tidak licin

B. DINDING

Rata, mudah dibersihkan,t idak mudah terbakar,berwarna terang

C. PINTU

Harus mudah dibuka daridalam dan membuka keluardengan handle pintu yangpanjang

Dibuat dengan lebar dantinggi yang cukup (minimumlebar 90 cm dan tinggi 200cm)

Bahan pintu sebaiknya darib a h a n y a n g m u d a hdibersihkan (kaca/stainlesssteel)

D. ATAP

Atap/Plafon terbuat daribahan yang berkualitas baikdan tidak mudah terjadikebocoran

E. DRAINASE

Saluran pembuangan airlimbah harus lancar dansudah terintegrasi dengan

1 RUANGAN

DE

PARTEMEN KESEHATAN

RE

PUB LIK I N D O NE

SI A

DIREKTORAT JENDERAL

BINA KEFARMASIAN DAN

ALAT KESEHATAN

Page 4: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

117

No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket

4. Vaksin d is impanterpisah dengan obat

Fire alarm detector :

a. A d a n y a s m o k edetector

b. A d a n y a f i x e dtemperature detector

c. Adanya fire springkel

d. A d a n y a a l a tpemadam api ringan

1. Sumber a i r dar iPAM/PDAM atau airtanah

2. Kualitas air bersihbebas dari fisika,kimia, mikrobiologidan radioaktif

1. A d a n y a p r o t a ptentang pertolonganp e r t a m a p a d akecelakaan

2. A d a n y ap e r l e n g k a p a npelindung petugas

3. A d a n y ap e r l e n g k a p a npertolongan pertamapada kecelakaan

5 PENANDA-

AN KE-

BAKARAN

6. PENYEDI-

AAN AIR

BERSIH

7 PENANG-

GULANGAN

TERHADAP

KECELAKA-

AN

Page 5: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

116

KATA SAMBUTANDalam pembangunan nasional yang bertitik fokus pada sumberdaya manusia, upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)merupakan upaya yang melekat dan tak terpisahkan dalamsetiap karya pembangunan. Tujuan dari penerapan upaya K3adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitaskerja seluruh pekerja ditempat kerjanya. Sebagaimanadisebutkan dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.Keselamatan dan Kesehatan merupakan salah satu kegiatanyang menunjang terciptanya keluaran yang optimal, oleh karenaupaya kesehatan kerja merupakan upaya penyerasian antarakapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.Upaya K3 perlu diselenggarakan disemua tempat kerja,khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahayakesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawanpaling sedikit 10 orang.Rumah sakit yang memiliki kriteria tempat kerja seperti yangtersebut diatas, maka upaya K3 merupakan hal yang mutlakdilaksanakan.Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang merupakan bagian/unitdari rumah sakit yang mempunyai risiko bahaya fisika,kimia,biologi, dan psikososial, maka Apoteker perlu mempunyaipemahaman tentang K3 IFRS yang sama, dengan demikianperlu dibuat Pedoman K3 IFRS.Semoga pedoman ini dapat berguna dalam mengembangkanprogram Kesehatan dan Keselamatan Kerja IFRS untukmencapai tujuannya yaitu pekerja IFRS yang sehat dan produktif

iii

Jakarta, April 2006Direktur Jenderal Bina Kefarmasian

dan Alat Kesehatan

Drs. Richard Panjaitan, Apt., SKMNIP. 470 034 655

LAMPIRAN 3INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG PRASARANA

No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket

1. Penerangan ruangancukup, tidak gelap

2. Peralatan penunjangkeselamatan listrik (sarungtangan, sepatu isolasi,helm)

3. Penyalur petir max 10 ohm

1. LISTRIK

Penggantian aliran listrikjika listrik mati

2. GENSET

1. Temperatur udara 18-28ºC

2. Kelembaban udara 40%-60%

3. PENGKON

DISIAN

UDARA

1. B a h a n b e r b a h a y adisimpan pada ruangyang terpisah sesuaidengan spesifikasi barang

2. Tiap penyimpanan bahanberbahaya dilengkapidengan persyaratan yangmemenuhi syarat, sptlabel, tanda bahaya, sertapenanggulangan terhadapkecelakaan

3. Perbekalan farmasi yangharus disimpan dalamsuhu dibawah 15ºCdisimpan dalam lemaripendingin (kulkas)

4. PENYIMPA

NAN PER-

BEKALAN

FARMASI

Page 6: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

115

No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket

1. Closet, urinoir danwastavel terdiri darib a h a n y a n gberkual i tas baik,b e r f u n g s i s e r t amudah dibersihkan

2. Kran air terdiri darib a h a n y a n gberkualitas baik sertaberfungsi denganbaik

3. Ketinggian closetduduk 45-50 cm

4. Ketinggian urinoir 60-70 cm

5. Ketinggian wastavel70-80 cm

6. Keperluan air cukup

7. Lubang sa lu ranp e m b u a n g a nditempatkan padapermukaan lantaiyang paling rendah,dan berhubunganlangsung dengansaluran pembuangan,serta berfungsi baik

8. SANITAIR

Page 7: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN

DAN ALAT KESEHATANNomor : HK. 00. DJ. IV. 697

TENTANGPEMBENTUKAN TIM PENYUSUN

PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJADI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (K3-IFRS)

DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIANDAN ALAT KESEHATAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjangkelancaran pelaksanaan ProgramDirektorat Bina Farmasi Komunitas danKlinik Ditjen Binfar dan Alkes Depkes RI,perlu dilakukan dengan berbagai upaya;

b. bahwa untuk menyatukan pengertian,persepsi, dan kesamaan pandangantentang kesehatan dan keselamatan kerjabidang kefarmasian perlu adanyaPedoman Kesehatan dan KeselamatanKerja (K3) di IFRS;

c. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud dalam huruf adan b perlu menetapkan KeputusanDirjen Binfar dan Alkes tentangPembentukan Tim PenyusunanPedoman Kesehatan Dan KeselamatanKerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit(K3-IFRS).

Mengingat : 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992tentang Kesehatan

BA

KT I HUSAD

A

DEPARTEMEN KESEHATAN R.IDIREKTORAT JENDERAL BINA

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950

Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (Bina Farkomnik) : 5203878

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872114

No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket

1. Jendela terbuat dari bahanberkualitas baik danbertralis

2. Ketinggian jendela 70 cmdari lantai

3. Jendela harus mudah dibuka, di tutup dandibersihkan

4. JENDELA

1. A t a p d a r i b a h a nberkualitas baik

2. K e m i r i n g a n a t a pdisesuaikan denganbahan yang digunakandan tidak bocor

3. Talang terbuat dari bahanberkualitas baik danmampu menyalurkancurahan air

5. ATAP

1. Bahan plafon dari kualitasbaik

2. Tinggi plafon minimal 260cm dari lantai

3. Plafon berwarna terangdan mudah dibersihkan

6. PLAFON

1. V e n t i l a s i a l a mmemberikan sirkulasiudara yang cukup

2. Ventilasi utama berupafan , exhaus t , ACmemberikan sirkulasiudara yang baik

7. VENTILASI

Page 8: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

2. Peraturan Presiden RI No. 9 Tahun 2005tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,Susunan Organisasi dan Tata KerjaKementerian Negara RI;

3. Peraturan Presiden RI No. 10 Tahun2005 tentang Unit Organisasi dan TugasEselon I Kementerian Negara RI;

4. Permenkes No. 6 Tahun 1996 tentangSistem Manajemen Keselamatan danKesehatan Kerja;

5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.351 / Menkes / SK /III/ 2003 tentangKomi te K3 Sektor Kesehatan;

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1575 / Menkes / Per /XI/ 2005 tentangOrganisasi dan Tata Kerja DepartemenKesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : K E P U T U S A N D I R J E N B I N AK E F A R M A S I A N D A N A L A TK E S E H A T A N T E N T A N GPEMBENTUKAN TIM PENYUSUNPEDOMAN KESEHATAN DANKESELAMATAN KERJA DI IFRS (K3-IFRS).

PERTAMA : Membentuk Tim Penyusunan PedomanKesehatan dan Keselamatan Kerja diInstalasi Farmasi Rumah Sakit (K3-IFRS)Tahun 2006 dengan susunan sebagaiberikut :Penanggung jawab : Drs. Abdul Muchid, Apt

BA

KT I HUSAD

A

DEPARTEMEN KESEHATAN R.IDIREKTORAT JENDERAL BINA

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950

Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (Bina Farkomnik) : 5203878

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872 113

LAMPIRAN 2INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG SARANA

No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket

1. Lantai ruangan dari bahanberkualitas baik, kedap air,permukaan rata, tidak licindan mudah dibersihkan

2. Lantai sekitar pintu masuktidak boleh ada perbedaantinggi, kecuali kamarmandi

3. Lantai rabat mempunyaikemiringan keluar, tidakl i c i n d a n m u d a hdibersihkan

4. Lantai kamar mandi harusmempunyai kemiringan 2derajat ke arah saluranpembuangan

1. LANTAI

1. Dinding dari bahanberkualitas baik, tidakmudah terbakar, tidakmudah bobol

2. Permukaan dinding harusrata, berwarna terang, danmudah d ibers ihkan

3. Dinding KM/WC daribahan kuat dan kedap air

2. DINDING

1. Pintu terbuat dari bahankualitas baik

2. Lebar pintu minimum 90cm, tinggi minimum 200cm, barang mudah keluarmasuk

3. PINTU

Page 9: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Ketua : Dra. Nur Ratih Purnama, Apt., M.Si

Sekretaris : Fitra Budi Astuti, S.Si., Apt

Anggota : 1. Dra. Rida Wurjati, Apt., M.KM

2. Dra. Chusun, Apt., M.Kes

3. Dra. Siti Nurul Istiqomah, Apt

4. Dra. Rostilawati Rahim, Apt

5. Drs. Masrul, Apt

6. Dr. Retnosari Andrajati, Apt, Ph.D

7. Dra. Masfiah, Apt

8. Drs. Dadang Haeruman Apt,MM,Sp.FRS

9. Dra Eti Rosilawati, Apt

10. Dra. Laswety Bakar, Apt., M.Epid

11. Dra. Idayanti, MARS

12. Dra. Rita Hayati, Apt

13. Dra. Farida Idyastuti, Apt, SE, MM

14. Drs. Masrial Mahyudin, Apt., MM

15. Dr. Sabhartini Nadzir, MPH

16. Dra. Sri Sulistyati, Apt

17. Dra. Indrati, Apt, MM

Sekretariat : 1. Dra. Farida Adelina

2. Yeni, AMF

BA

KT I HUSAD

A

DEPARTEMEN KESEHATAN R.IDIREKTORAT JENDERAL BINA

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950

Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (Bina Farkomnik) : 5203878

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872

LAMPIRAN 1KALIMAT PERINGATAN KEAMANAN UNTUK PEKERJA DAN

PEMAKAI BAHAN BERBAHAYA

a. Pada waktu menggunakan jangan makan, minum, ataumerokok

b. Pada waktu membuka wadah / memindahkan,mengencerkan atau mancampur / menyemprotkan /memfumigasi / menggunakan, pakailah alat / pakaian /sarung tangan / sepatu boot / apron / alat pernafasan /topeng debu /hood dengan air suply/ tutup muka /kacamata / hood averall dari karet alam / plastik

c. Cucilah dengan sabun tangan / kulit yang kena, sebelummakan, minum, atau merokok / sebelum makan darisetelah bekerja / setelah menggunakan

d. Jangan menggunakan sebagai kabut / debue. Jangan mengisap gas / uap / asap / kabut / debuf. Jangan kena kulit / mata / mulutg. Pakaian jangan kena kabut / debu / bubukh. Jangan tumpah atau menyiprati. Cucilah segera dengan sabun/bahan pekat / cipratan /

debu, dari kulitj. Siramlah segera bahan pekat / cipratan / debu dari mata

dengan air banyakk. Bukalah segera pakaian dan sepatu yang kena beratl. Setelah digunakan bersihkanlah alat / pakaian / sarung

tangan (terutama bagian dalamnya) / sepatu boot / apron/ alat pernapasan / topeng debu embusan / tutup mukadengan baik

m. Alat penyemprot / pendebu, benda-benda / tanah / lantai/ permukaan yang kena, harus dicuci yang bersih denganair / cara yang dianjurkan

n. Gantilah udara dengan baik selama (sebutkan jangkawaktunya) sebelum masuk ruangan yang telah difumigasi/ diperlakukan

o. Gantilah udara dengan baik selama penggunaan di dalamruangan / dalam rumah kaca / dan sebagainya.

112

Page 10: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

KEDUA : Tugas-tugas Tim yaitu mengadakan rapatpersiapan dan koordinasi dengan pihakterkait, menyusun Draft Pedoman Kesehatandan Keselamatan Ker ja di IFRS.

KETIGA : Dalam menjalankan tugas-tugasnya Timdapat mengundang organisasi profesi ataupihak-pihak lain yang terkait untukmendapatkan masukan guna memperolehhasil yang maksimal.

KEEMPAT : Dalam melakukan tugasnya T imbertanggung jawab kepada Direktur JenderalBina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

KELIMA : Dana berasal dari Darftar Isian PelaksanaanAnggaran (DIPA) Peningkatan PembinaanFarmasi Komunitas dan Klinik tahun 2006.

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggalditetapkan dan akan ditinjau kembali apabilaada kesalahan atau kekeliruan

BA

KT I HUSAD

A

DEPARTEMEN KESEHATAN R.IDIREKTORAT JENDERAL BINA

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950

Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (Bina Farkomnik) : 5203878

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Pedoman Upaya Kesehatan Kerja di PabrikFarmasi, Depkes RI, 1998

2. Buku Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja diRumah Sakit, Depkes RI, 2001

3. WHO, Why Consider Psychosocial Factors in TheWorkplace in Occupat ional Hazard, 1994

4. WHO, Stress and Adverse Psychological Factors atWork in Occupational Health, A Manual for PrimaryHealth Care Worker. WHO Regional Office for EasternMediterranian, Cairo 2001.

5. Leka S, A Griffiths, T Cox, Work Organization & Stressin Protecting Worker Health Series no. 3, WHO 2004.

111

Ditetapkan di : J A K A R T A

pada tanggal : 17 April 2006

--------------------------------------------------

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian

Dan Alat Kesehatan

DRS. RICHARD PANJAITAN, APT., SKM.

NIP. 470 034 655

Page 11: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

BAB V

PENUTUP

Diharapkan dengan adanya buku pedoman ini, pembinaanupaya kesehatan kerja yang selama ini sudah dijalankandapat ditingkatkan hasilnya.

Untuk pekerja di instalasi farmasi rumah sakit, diharapkanbuku pedoman ini dapat membantu mereka dalammemahami masalah-masalah kesehatan kerja di instalasifarmasi rumah sakit dan dapat melakukan upaya-upayaantisipasi terhadap akibat-akibat yang ditimbulkannyasehingga tercapai budaya sehat dalam bekerja.

Tentu saja buku pedoman ini masih belum menggambarkanpermasalahan dan cara penanggulangan yang lengkap.

Kepada para pembaca yang berminat dalam bidangkesehatan dan keselamatan kerja di instalasi farmasi rumahsakit diharapkan bantuan dan masukan yang berharga bagipenyempurnaan buku pedoman ini di masa mendatang.

110

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iKata Sambutan iiiKeputusan Dirjen Binfar & Alkes tentang PembentukanTim Penyusun v

DAFTAR ISI ix

BAB I. PENDAHULUANI.1 Latar Belakang 1II.2 Tujuan 3II.3 Pengertian 3

BAB II. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 6II.1 Ruang Lingkup 6II.2 Dasar Hukum 8II.3 Potensial Bahaya 10II.4 Upaya/Langkah-langkah Pengendalian K3 12

BAB III. MANAJEMEN K3 DI IFRS 15III.1 Tujuan 15III.2 Fungsi 15III.3 Organisasi 20III.4 Tahapan Pelaksanaan K3 IFRS 21III.5 Prosedur K3 IFRS 23

BAB IV. PENGENDALIAN K3 IFRS 32IV.1 Bahaya Biologi 32IV.2 Bahaya Fisika 43

ix

Page 12: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

IV.3 Bahaya Kimia 60IV.4 Bahaya Ergonomi 73IV.5 Bahaya Psikososial dan Stres 80IV.6 Prosedur Pemeriksaan Tenaga Kerja

dan Kesehatan Kerja 86IV.7 Kewaspadaan Universal 91

BAB V. PENUTUP 110

DAFTAR PUSTAKA 111

LAMPIRAN 112

x

sampai mendidih. Air mendidih ditandaidengan keluarnya uap dari tutup, kecilkanapi, jaga agar uap masih tetap keluar(tanda masih mendidih).

5. Pertahankan sampai 20 menit, gunakantimer untuk mencatat.

6. Lepaskan nampan yang berisi sarungtangan, goyangkan untuk membuangkelebihan air. Jangan meletakkan nampanlangsung (selalu diatas nampan air) karenaada lobang yang memungkinkankontaminasi.

7. Gunakan segera, atau biarkan kering diudara selama 4-6 jam

c. Sterilisasi

Adalah suatu proses untuk menghilangkanseluruh mikroorganisme dari alatkesehatan termasuk endospora bakteri.

Macam-macam Sterilisasi :

- Fisik, seperti pemanasan atau radiasi,filtrasi

- Kimiawi, menggunakan bahan kimiadengan cara merendam (mis: dalamlarutan glutardehid) dan menguapidengan gas kimia (diantaranya dengangas etilen oksida)

109

Page 13: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

3. Pisahkan peralatan yang terdiri daribeberapa bagian, buka tutup (kalau ada).Rendam alat kesehatan sedemikian rupa,sehingga seluruhnya berada dibawahpermukaan larutan. Tempatkan mangkokdan wadah menghadap ke atas, bukankebawah dan diisi larutan.

4. Tutup wadah dan biarkan alat kesehatanterendam selama 20 menit. Janganmengambil atau menambahkan peralatandalam kurun waktu ini.

5. Keluarkan alat kesehatan dengan penjepityang telah di DTT dan kering.

6. Bilas dengan air yang telah dididihkan,untuk menghilangkan sisa-sisa larutankimia pada peralatan, bahan residu inibersifat toksik terhadap kulit dan jaringan.

7. Gunakan peralatan segera atau disimpandalam wadah yang telah di DTT dalamkeadaan kering dan tertutup paling lama1 minggu

DTT Sarung Tangan dengan uap

1. Isi dandang paling bawah dengan air,tempatkan angsang/kukusan diatasnya.

2. Lipat sarung tangan berpasangan, bagianpangkal dibalik untuk menyatukan. Isi 5-15 pasang sarung tangan pada satunampan, jika diatur dalam 2 lapisan ataulebih, tumpuk secara silang untukmemungkinkan aliran uap mengenahisemua permukaan.

3. Letakkan nampan berisi sarung tangandiatas angsang.

4. Tu tup dandang dan panaskan

108

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Era globalisasi dan Pasar Bebas Afta 2003, Kesehatandan Keselamatan Kerja (K3) merupakan prasyarat yangditetapkan dalam hubungan ekonomi dan jasa yangharus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasukIndonesia. Berbagai penyakit yang berhubungan denganpencemaran lingkungan maupun penyakit-penyakityang diperoleh dari tempat kerja, diperkirakan akanmeningkat baik kualitas maupun intensitasnya. Untukitu diperlukan perencanaan dan pengembangan saranapelayanan yang mempunyai kemampuan dan mutupelayanan dalam satu kerangka rujukan yangkomprehensif dan diperlukan Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).Berdasarkan paradigma baru di dunia Internasionaltelah dikembangkan beberapa sistem manajemensebagai berikut :

- Sistem Manajemen Mutu (ISO seri 9000)

- Sistem Manajemen Lingkungan (ISO Seri 14000)

- Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja/ SMK3 (ISO seri 18000)

Rumah sakit sebagai tempat kerja juga mempunyairisiko bahaya kesehatan dan keselamatan kerja. Darihasil penelitian di sarana kesehatan rumah sakit, sekitar1505 tenaga kerja wanita di rumah sakit Paris mengalamigangguan muskuloskeletal 16% dimana 47% darigangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulangpunggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada5057 perawat wanita di 18 rumah sakit didapatkan 566perawat wanita adanya hubungan kausal antarapemajanan gas anestesi dengan gejala neuropsikologi

1

Page 14: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, krampada lengan dan tangan.

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan :

f Falck dkk, th 1979 melaporkan bahwa perawat yangbekerja pada bangsal kemoterapi tanpa perlindunganyang memadai menunjukkan aktivitas mutagenikyang signifikan lebih besar dari pada control subject.

f Tahun 1983 Sotaniemi, dkk melaporkan adanyakerusakan liver pada 3 (tiga) orang perawat yangbekerja pada bangsal perawatan kanker.

f Di dua rumah sakit di Italy telah dilakukan penelitianditemukan cyclophosphamide dan ifosfamide dalamurine perawat dan staf farmasi yang tidak mengikutiperaturan khusus dalam menangani obat-obatkanker.

f Taxis, K., Barber, W., 2003, terdapat 249 kesalahanperawat dalam penyiapan obat intravena (iv) dari430 sediaan iv (55,3%) baik dalam hal penyiapanmaupun pemberian kepada pasien.

Hal-hal yang merupakan penyebab belum diterapkannyaK3 di rumah sakit adalah :

1. Belum tersosialisasinya upaya K3 dijajaran pengelolarumah sakit secara baik

2. Masih kurangnya dana yang tersedia untukmenerapkan K3 di rumah sakit

3. Belum tersedianya data tentang kondisi kesehatandan keselamatan kerja di rumah sakit

4. Masih terbatasnya sumber daya manusia yangmemahami penerapan K3 di rumah sakit

5. Belum adanya organisasi yang terstruktur dalampenerapan di rumah sakit

2

5. Ketika air mulai mendidih, mulai catatwaktu, tunggu selama 20 menit. Pada saati t u , d i l a r a n g m e n g a m b i l a t a umenambahkan alat kesehatan lainnyaatau air ke dalamnya.

6. Kecilkan api dan pertahankan air mendidihsecara halus selama 20 menit, kemudiankeluarkan alat kesehatan dengan penjepityang kering dan sudah di DTT.

7. Taruh peralatan pada nampan atau wadahyang sudah di DTT. Biarkan kering di udarasebelum dilakukan penyimpanan. Janganbiarkan alat kesehatan tertinggal pada airyang berhenti mendidih, karena dapatmenyebabkan terkontaminasi kembali.

8. Gunakan peralatan segera atau disimpandalam wadah yang telah di DTT dalamkeadaan kering dan tertutup paling lama1 minggu.

Prosedur DTT dengan bahan kimia

1. Jika menggunakan larutan glutaraldehyde

Siapkan glutaraldehid sesuai denganinstruksi dari pabrik; atau gunakan larutanyang sudah disiapkan sebelumnyasepanjang masih tampak jernih (tidakkeruh) dan belum melewati bataskadaluarsa. Tempatkan larutan dalamwadah bersih yang ada tutupnya. Tuliskantanggal penyiapan larutan dan tanggalkadaluarsanya.

2. Jika menggunakan larutan klorin :

Larutan klorin harus disiapkan setiap hari(bahkan lebih cepat, jika larutan menjadikeruh). Siapkan larutan dalam wadah yangada tutupnya.

107

Page 15: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Desinfeksi dan Sterilisasi :

Desinfeksi adalah : suatu proses untukmenghilangkan sebagian atau semuamikroorganisme dari alat kesehatan kecualiendospora bakteri.

Macam dan cara desinfeksi :

1. Desinfektan Kimiawi : alkohol, klorin danikatan klorin, formaldehid, glutardehid,hydrogen peroksida, yodifora, asamparasetat, fenol, ikatan ammoniumkuartener.

2. Cara desinfeksi lainnya : radiasi sinarultraviolet, pasteurisasi, mesin pencuci.

3. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) yaitudilakukan apabila sterilisator tidak tersediaatau tidak mungkin dilaksanakan.

DTT dapa t membunuh semuamikroorganisme termasuk hepatitis B danHIV, namun tidak dapat membunuhendospora dengan sempurna sepertitetanus atau gas gangrene.

Prosedur DTT dengan merebus

1. Isi panci atau alat pemanas dengan air

2. Buka penutup alat kesehatan dan lepaskankomponennya

3. Masukkan alat dan peralatan lainnyahingga terendam seluruhnya (supaya airdapat mengenahi semua permukaan alat)dalam air. Taruh mangkok dan wadahmenghadap keatas (bukan telungkup) danterisi air

4. Tutup panci, panaskan perlahan-lahansampai mendidih

106

Masalah-masalah di atas perlu diantisipasi melaluikebijakan yang mendorong terselenggaranya penerapanK3 Rumah Sakit.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit ( IFRS) adalah suatubagian/unit/divisi atau yang bertanggung jawab terhadappengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit yangmeliputi : obat, alkes, reagensia, gas medis,radiofarmaka, dan merupakan tempat yang berpotensimenimbulkan risiko terhadap kesehatan dankeselamatan pegawai IFRS khususnya dan pegawairumah sakit pada umumnya, maka perlu disosialisasikanupaya Kesehatan & Keselamatan Kerja IFRS denganpenyusunan buku Pedoman Kesehatan danKeselamatan Kerja (K3) IFRS

I.2 TUJUAN

Sebagai acuan dalam pelaksanaaan pelayanankefarmasian yang baik yang selaras dengan upayakesehatan dan keselamatan kerja di IFRS.

I.3 PENGERTIAN

Kesehatan kerja adalah :

Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap pekerja dapat bekerja secarasehat dengan produktivitas yang optimal tanpamembahayakan diri, keluarga, masyarakat danlingkungan sekitarnya.

Pekerja adalah :

Setiap orang yang melakukan pekerjaan untukmenghasilkan barang dan atau jasa di tempat tertentubaik yang mendapat imbalan upah maupun yangtidak.

3

Page 16: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Kapasitas kerja adalah :

Kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikanpekerjaannya pada suatu tempat kerja dalam waktutertentu.

Beban kerja adalah :

Beban fisik maupun non fisik yang ditanggung olehseorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Lingkungan kerja adalah :

Kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi kondisifisik, biologik, faali (ergonomik) dan psikososial yangmempengaruhi pekerja dalam melaksanakanpekerjaannya.

Memproduksi adalah :

Membuat, mengolah, mengubah bentuk, mengubahwadah, mengubah kemasan atau penandaan untukdiedarkan

Peredaran adalah :

Pengadaan, pemberian, penyerahan, pengangkutan,penjualan, dan penyediaan ditempat, sertapenyimpanan untuk penjualan

Wadah adalah :

Barang yang dipakai untuk mewadahi bahanberbahaya yang berhubungan langsung denganbahan berbahaya termasuk tutupnya.

Etiket adalah :

Tanda yang berupa tulisan dengan atau tanpagambar yang dilekatkan, dicetak, atau diukir padawadah, pembungkus dan kemasan.

Tanda bahaya adalah :

Gambar dengan atau tanpa lukisan yang terdapat

4 105

Prosedur Pencucian Peralatan Menurut Jenisnya

Alat Prosedur Pencucian

- Cuci alat dengan detergen dan airhangat untuk menghilangkan semuapartikel yang melekat

- Bersihkan bekuan kotoran denganmenggunakan kawat halus

- Bilas alat menggunakan air bersihdengan cara disemprotkan sedikitnyatiga kali

- Keringkan alat dengan cara diangin-anginkan

- Pisahkan dengan peralatan lain- Cuci sarung tangan dengan detergen

dan air hangat- Bilas dengan air bersih sampai semua

detergen hilang- Cek adanya lubang dengan meniupkan

udara lalu memegangnya dalam air,atau mengisi sarung tangan dengan airlalu lihat apakah ada air yang keluar

- Keringkan bagian dalam dan luardengan handuk/kain yang bersih ataudiangin-anginkan

- Permukaan meja, dinding, lantai danl a i n n y a y a n g k e m u n g k i n a nterkontaminasi dengan darah ataucairan tubuh atau bahan berbahayalainnya, segera didekontaminasi denganlarutan klorin 0,5 % selama 10 menit.

- Setelah 10 menit lakukan pencuciandengan detergen

- Bilas dengan air sampai bersih,keringkan dengan kain bersih.

Alat yangdipakai ulang

Sarungtangan

Permukaan

Page 17: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Prosedur DekontaminasiMeja Kerja

- Prosedur sama dengandekontaminasi tumpahandarah.

b. Pencucian

Tujuan :

- menghilangkan segala kotoranyang kasat mata dari benda danpermukaan benda dengansabun atau detergen , air, sikat.

- m e n u r u n k a n j u m l a hmikroorganisme yang potensialmenjadi penyebab infeksimelalui alat kesehatan atausuatu permukaan benda

104

pada wadah dan kemasan yang menunjukkan jenisbahaya dari bahan berbahaya yang bersangkutan.

Bahan berbahaya adalah :

Bahan yang selama pembuatan, pengolahan,pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan dapatmenimbulkan atau membebaskan uap/gas, ledakan,korosif, keracunan dan bahaya lain dalam jumlahyang memungkinkan gangguan kesehatan orangyang bersangkutan dengannya atau menyebabkankerusakan.

5

Page 18: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

BAB II

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satubagian dari perlindungan bagi tenaga kerja dan bertujuanuntuk mencegah serta mengurangi terjadinya kecelakaandan penyakit akibat kerja dan di dalamnya termasuk :

1. Menjamin para pekerja dan orang lain yang adadisekitar tempat kerja selalu dalam keadaan sehatdan selamat.

2. Menjaga agar sumber-sumber produksi digunakansecara aman dan efisien.

3. Menjamin kelancaran proses produksi yang merupakanfaktor penting dalam meningkatkan produktivitas.

Kesehatan kerja bertujuan pada pemeliharaan danpencegahan serta risiko gangguan kesehatan fisik, mentaldan sosial pada semua pekerja yang disebabkan oleh kondisidan lingkungan kerja sehingga diharapkan produktivitaspekerja dapat dipertahankan dan apabila si pekerja telahmemasuki usia pensiun maka yang bersangkutan dapatmenikmati hari tuanya tanpa mengalami gangguan penyakitakibat hubungan kerja

II.1 RUANG LINGKUP

Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasianantara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungankerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metodekerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatankerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerjasetinggi-tingginya baik fisik, mental maupunkesejahteraan sosialnya.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada

6

(tersedia klorin 5 %) ambil 100ml encerkan dengan air sampaisatu liter.

Prosedur DekontaminasiTumpahan Darah/CairanTubuh :

- Pakai sarung tangan rumaht a n g g a ( m a s k e r ,kacamata/pelindung wajahbila perlu).

- Serap darah/cairan tubuhs e b a n y a k - b a n y a k n y adengan ke r t as / ko ranbekas/tisu

- Buang kertas penyerapbersama sampah medisdalam kantong yang kedapcairan

- Tuangi atau semprot areabekas tumpahan darahdengan natrium hipoklorit 0,5% b ia rkan 10 men i tkemud ian be rs ihkan .

- Bilas dengan lap basah yangbers ih h ingga k lo r interangkat

- Buka sarung tangan,masukkan dalam wadahsementara menunggudekontaminasi sarungt a n g a n d a n p r o s e sselanjutnya.

- Cuci tangan.

103

Page 19: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Prosedur Dekontaminasi Alkes :- Kenakan sarung tangan

rumah tangga, celemekkedap air atau pelindungwajah kalau perlu

- Rendam alat kesehatansegera setelah dipakaidalam larutan klorin 0,5 %selama 10 menit (bila lebih,dapat memudahkan korosialat). Seluruh alat harusterendam larutan klorin

- Segera bilas dengan airhingga bersih dan lanjutkandengan pembers ihan

- Apabila alat kesehatan tidaklangsung dicuci, rendamdalam ember atau wadahplastik berisi air bersihsete lah d ikontaminasi

- Buka sarung tangan,masukkan dalam wadahsementara menunggudekontaminasi dan prosesselanjutnya

- Cuci tanganCatatan :- Larutan klorin hanya bertahan

24 jam, buat larutan segarsetiap hari dan ganti denganyang baru bila perlu, misalnya,b i l a m e n j a d i k e r u h ,terkontaminasi berat dengandarah atau cairan tubuh.

- Cara membuat klorin 0,5 %yaitu: larutan Natrium hipoklorit

102

masyarakat pekerja yang diakibatkan olehkeadaan/kondis i l ingkungan ker janya.

3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagipekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinanbahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yangmembahayakan kesehatan.

4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatulingkungan pekerjaan yang sesuai dengankemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

II.1.1 Kapasitas Kerja, Beban Kerja dan LingkunganKerja

Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerjamerupakan tiga komponen utama dalam kesehatankerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antaraketiga komponen tersebut akan menghasilkankesehatan kerja yang baik dan optimal.

Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatankerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuanfisik yang prima diperlukan agar seseorang pekerjadapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai(modal) awal seseorang untuk melakukanpekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisiawal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhioleh kondisi tempat kerja, gizi kerja dan lain-lain.

Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupunmental. Akibat beban kerja yang terlalu berat ataukemampuan fisik yang terlalu lemah dapatmengakibatkan seorang pekerja menderitagangguan atau penyaki t akibat ker ja.

Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising,debu, zat-zat kimia dan lain-lain) dapat merupakanbeban tambahan terhadap pekerja. Beban-bebantambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau

7

Page 20: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

bersama-sama dapat menimbulkan gangguanatau penyakit akibat kerja.

II.1.2 Lingkungan Kerja Dan Penyakit Akibat KerjaYang Ditimbulkan

Penyakit akibat dan atau berhubungan denganpekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan dilingkungan kerja. Dewasa ini terdapat kesenjanganantara pengetahuan ilmiah tentang bagaimanabahaya-bahaya kesehatan berperan dan usaha-usaha untuk mencegahnya.

Misalnya antara penyakit yang sudah jelaspenularannya dapat melalui darah dan pemakaianjarum suntik yang berulang-ulang, atauperlindungan yang belum baik pada para pekerjarumah sakit dengan kemungkinan terpajan melaluikontak langsung.

Untuk mengantisipasi permasalahan ini makalangkah awal yang penting untuk melakukan upayaK3 adalah pengenalan/identifikasi bahaya yangbisa timbul dan di evaluasi, kemudian dilakukanpengendalian

II.1.3 Perilaku Pekerja

Perilaku dan sikap para pekerja yang tidak sesuaidengan prinsip kesehatan dapat mempengaruhistatus kesehatan pekerja yang bersangkutan,sehingga di dalam pelaksanaan upaya kesehatankerja diperlukan langkah-langkah mengubahprilaku pekerja untuk keberhasilan program.

II.2 DASAR HUKUM

Pemberlakuan K3 untuk seluruh Perusahaan diIndonesia wajib mematuhi Undang-undang dan

8

Sepatu khusus sebaiknya terbuatdari bahan yang mudah dicuci dantahan tusukan misalnya karet atauplastik.

IV.7.3 Pengelolaan Alat Kesehatan :

tujuannya adalah untuk mencegahpenyebaran infeksi melalui alatkesehatan, atau untuk menjamin alattersebut dalam kondisi steril dan siappakai

Proses penatalaksanaan peralatandilakukan melalui 4 (empat) tahapkegiatan :

a. Dekontaminasi

b. Pencucian

c. Sterilisasi atau DTT

d. Penyimpanan

a. D e k o n t a m i n a s i : y a i t umenghilangkan mikroorganismepathogen dan kotoran dari suatubenda sehingga aman untukpengelolaan selanjutnya dandi lakukan sebagai langkahpertama bagi pengelolaan alatkesehatan bekas pakai.

Tujuan : mencegah infeksi melaluialat kesehatan atau permukaanbenda, mis HIV, HBV atau kotoranlain yang tidak tampak sehinggadapat melindungi petugas ataupasien.

101

Page 21: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

c. Penutup Kepala :

ya i tu mencegah ja tuhnyamikroorganisme yang ada dirambut dan kulit petugas terhadapalat-alat/daerah steri l jugasebaiknya untuk melindungikepala/rambut petugas daripercikan bahan-bahan dari pasien.

d. Gaun/Baja Pelindung :

tujuannya yaitu untuk melindungipetugas dari kemungkinangenangan atau percikan darahatau cairan tubuh lain yang dapatmencemari baju atau seragam.

Gaun pelindung harus dipakaiapabila ada indikasi , misalnyapada saat membersihkan luka,melakukan irigasi, melakukantindakan draenase, menuangkancairan terkontaminasi ke dalamlubang pembuangan/ w.c/toilet

e. Sepatu Pelindung :

tujuannya adalah melindungi kakipetugas dari tumpahan/percikandarah atau cairan tubuh lainnyadan bahan berbahaya lainnya danmencegah dari kemungkinantusukan benda tajam ataukejatuhan alat kesehatan.

Sepatu harus menutupi seluruhujung dan telapak kaki dan tidakdianjurkan untuk menggunakansandal atau sepatu terbuka.

100

Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan/dikeluarkan/diberlakukan mengenai Kesehatan dan KeselamatanKerja yang terangkum sebagai berikut :

1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2)menyatakan bahwa ”Setiap Warga Negara berhakatas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagikemanusiaan”. Atas dasar pasal tersebut makatelah disusun :

a. UU No.1 th.1951 tentang Pernyataan berlakunyaUU Kerja th. 1948 No.12

b. UU No.3 th.1969 tentang Persetujuan KonvensiILO no.120 mengenai Higiene dalam Perniagaandan Kantor-kantor

c. UU No.14 th.1969 tentang Pokok-Pokokmengenai Tenaga Kerja sebagai pelaksanaandari Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 tersebut diPasal 9 UU No.14 th.1969 yang menyatakan”Setiap tenaga kerja berhak mendapatperlindungan atas keselamatan, kesehatan,pemeliharaan moril kerja serta perlakukan sesuaidengan harkat dan martabat manusia dan moral agama ” dan di pasal 10 menyatakanPemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup :

f Norma keselamatan kerja

f Norma kesehatan kerja

f Norma kerja

f Pemberian ganti kerugian, perawatan, danrehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja

2. Undang-undang no.1 tahun 1970 tentangKeselamatan Kerja, cakupan materinya termasukpula masalah kesehatan kerja.

3. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentangKesehatan.

9

Page 22: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

4. Permenkes No. 453/Menkes/Per/XI/1992 tentangPersyaratan Keselamatan Lingkungan Rumah Sakit.

5. Permenaker No. 5/Menaker/1996 tentang SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

II.3 POTENSIAL BAHAYA

Ancaman bahaya di rumah sakit terdiri atas : ancamanbahaya biologi, ancaman bahaya kimia, ancamanbahaya fisika, ergonomi, ancaman bahaya psikososial,keselamatan dan kecelakaan kerja di rumah sakit.

II.3.1 Ancaman Bahaya Biologi

Bahaya biologi adalah penyakit atau gangguankesehatan yang diakibatkan oleh mikroorganismehidup seperti bakteri, virus, riketsia, parasit danjamur.

Yang termasuk ancaman biologi di rumahsakit :

G Infeksi nosokomial

G Tuberkulosis

G Hepatitis B

G AIDS

G Dan lain-lain

II.3.2 Ancaman Bahaya Kimia

Adanya bahan-bahan kimia di rumah sakit dapatmenimbulkan bahaya bagi penderita maupunpara pekerjanya. Kecelakaan akibat bahan-bahan kimia dapat menyebabkan keracunankronik. Bahan-bahan kimia yang mempunyairisiko mengakibatkan gangguan kesehatanantara lain adalah gas anestetik (halotan, nitro

10

- Pada akhir setelah hampir di ujungjari, maka secara bersamaan dandengan sangat hati-hati sarungtangan tadi dilepas.

- Perlu diperhatikan bahwa tanganyang terbuka hanya bolehmenyentuh bagian dalam sarungtangan .

- Cuci tangan setelah sarung tangandilepas, ada kemungkinan sarungtangan berlubang namun sangatkecil dan tidak terlihat. Tindakanmencuci tangan setelah melepass a r u n g t a n g a n i n i a k a nmemperkecil risiko terpajan.

b. Pelindung wajah :

Pelindung wajah terdiri dari maskerdan kaca mata

Pelindung wajah ini digunakan untukmaksud :

- Untuk melindungi selaput lendirhidung, mulut dan mata selamamelakukan t indakan a taup e r a w a t a n p a s i e n y a n gmemungkinkan terjadi percikandarah dan cairan tubuh lain,termasuk tindakan bedah ortopediatau perawatan gigi.

- Masker tanpa kacamata hanyadigunakan pada saat tertentumisa lnya merawat pas ientuberkulosis terbuka tanpa lukadibagian kulit/pendarahan .

- Masker digunakan bila beradadalam jarak 1 meter dari pasien.

99

Page 23: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

- Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukkanjari-jari tangan yang belummemakai sarung tangan, kemudianluruskan lipatan, dan atur posisisarung tangan, sehingga terasapas dan enak di tangan .

Pelepasan Sarung Tangan :

- Masukkan sarung tangan yangmasih dipakai ke dalam larutank l o r i n , g o s o k k a n u n t u kmengangkat bercak darah ataucairan tubuh lainnya, atau kotoran-kotoran lainnya yang menempel.

- Pegang salah satu sarung tanganpada lipatan lalu tarik ke arah ujungjari-jari tangan sehingga bagiandalam dari sarung tangan pertamamenjadi sisi luar.

- Jangan dibuka sampai terlepassama sekali, biarkan sebagianmasih berada pada tangansebelum melepas sarung tanganyang ke dua. Hal ini penting untukmencegah terpajannya kulit tanganyang terbuka dengan permukaansebelah luar sarung tangan.

- Biarkan sarung tangan yangpertama sampai sekitar jari-jari,lalu pegang sarung tangan yangke dua pada lipatannya lalu tarikke arah ujung jari hingga bagiandalam sarung tangan menjadi sisiluar.

- Demikian di lakukan secarabergantian.

98

oksida, etil eter), formaldehid, etilen oksida,merkuri dan debu.

II.3.3 Ancaman Bahaya Fisika

Faktor fisika merupakan beban tambahan bagipekerja di rumah sakit yang apabila tidakdilakukan upaya-upaya penanggulangannyadapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Faktorfisika di rumah sakit seperti bising, panas,getaran, radiasi, cahaya dan listrik. Contoh :pekerja yang bekerja di ruang generator, perludisadari dapat memberi dampak negatif padapendengaran dan non pendengaran.

II.3.4 Ergonomi

Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajariperilaku manusia dalam kaitan dengan pekerjaanmereka. Tujuan ergonomi adalah menyesuaikanpekerjaan dengan kondisi tubuh manusia melaluiupaya : penyesuaian ukuran tempat kerja dengandimensi tubuh, pengaturan suhu, cahaya dankelembaban yang sesuai dengan kebutuhantubuh manusia.

Untuk dapat mengidentifikasi masalah ergonomidi rumah sakit, perlu dipelajari dasar-dasarergonomi antara lain : antropometri, kerja otot,kelelahan, ketrampilan, perencanaan ruang kerja,perancangan ruang kerja, pencahayaan danwarna, kebosanan, kejenuhan, hubunganmanusia dengan mesin, kemampuan mata danalat pendengaran dan lain-lain.

Contoh : Pekerja yang sebagian besar waktukerjanya dalam posisi duduk, perlu disediakankursi yang sesuai dengan prinsip ergonomisupaya tidak menimbulkan kelelahan otottertentu.

11

Page 24: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

II.3.5 Ancaman Bahaya Psikososial

Peker jaan dapat merupakan sumberkebahagiaan atau sumber kesengsaraan. Faktorpsikososial yang dapat menimbulkankabahagiaan atau kesengsaraan di rumah sakitantara lain : pekerjaan yang menghasilkan upahyang kurang dari kebutuhan, yang tidak sesuaidengan minat, bakat dan yang tidak sesuaidengan bekal pengetahuan akan lebihmemungkinkan terjadinya stress. Sementarasuasana kekeluargaan, gotong royong, tidakkaku, akan mendukung terjaminnya kerja yangdapat memacu hasil kerja yang optimal.

II.3.6 Keselamatan dan Kecelakaan Kerja di RumahSakit

Keselamatan kerja adalah keselamatan yangberkaitan dengan alat kerja, bahan dan prosespengolahannya, tempat kerja dan lingkungannyaserta cara-cara melakukan pekerjaan.

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terdugadan tidak diharapkan. Di rumah sakit kecelakaankerja dapat disebabkan oleh pekerjaan ataupada waktu melaksanakan pekerjaan. Dalamhal ini terdapat dua permasalahan yang pentingyaitu : kecelakaan akibat langsung dari pekerjaanatau kecelakaan pada saat pekerjaan sedangdilakukan. Sebagai contoh kecelakaan langsungdari pekerjaan adalah paparan sinar/energi radioaktif bagi pekerja di instalasi radiologi. Sementarakecelakaaan pada saat pekerjaan sedangdilakukan adalah perawat yang tertusuk jarumpada saat melakukan penyuntikan pada pasien.

12

tangan ini dapat digunakan lagisetelah dicuci dan dibilas bersih.

P r o s e d u r P e m a k a i a n d a nPelepasan Sarung Tangan

Pemakaian Sarung Tangan Steril :

- Cuci tangan

- Siapkan area yang cukup luas,bersih dan kering untuk membukapaket sarung tangan. Perhatikantempat menaruhnya (Steril atauminimal DDT)

- Buka pembungkus sarung tangan,minta bantuan petugas lain untukmembuka pembungkus sarungtangan, letakkan sarung tangandengan bagian telapak tanganmenghadap ke atas.

- Ambil salah satu sarung tangandengan memegang pada sisisebelah dalam lipatannya, yaitubagian yang akan bersentuhandengan kulit tangan saat dipakai.

- Posisikan sarung tangan setinggipinggang dan menggantung kelantai, sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka. Masukkantangan jaga sarung tangan supayatetap tidak menyentuh permukaan.

- Ambil sarung tangan ke duadengan cara menyelipkan jari-jaritangan yang sudah memakaisarung tangan ke bagian lipatan,yaitu bagian yang tidak akanbersentuhan dengan kulit tangansaat dipakai.

97

Page 25: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

d. Gaun pelindung (baju kerja/celemek)

e. Sepatu pelindung (sturdy footwear)

a. Sarung Tangan :

Sarung tangan harus selalu dipakaipada saat melakukan tindakanyang kontak atau diperkirakanakan terjadi kontak dengan darah,cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulityang tidak utuh, selaput lendirpas ien dan benda yangterkontaminasi.

Hal harus diperhatikan padapenggunaan sarung tangan :

yaitu cuci tangan harus selaludilakukan pada saat sebelummemakai dan sesudah melepassarung tangan.

Dikenal tiga jenis sarung tangan :

1).Sarung tangan bersih : digunakansebelum tindakan rutin pada kulitdan selaput lendir dan sekali pakaiharus dibuang.

2).Sarung tangan steril : digunakanjika akan melakukan tindakan steril,sarung tangan ini bisa disterilisasiulang.

3).Sarung tangan rumah tangga :d ipakai pada waktu akanmembersihkan alat kesehatan,permukaan meja kerja dll. Sarung

96

II.4 UPAYA / LANGKAH-LANGKAH PENGENDALIAN K3

Untuk mengatasi ancaman bahaya di rumah sakitterdiri atas : ancaman bahaya biologi, ancaman bahayakimia, ancaman bahaya fisika, ergonomi, ancamanbahaya psikososial, keselamatan dan kecelakaankerja di rumah sakit, langkah-langkah yang perludilakukan adalah :

II.4.1 Pengenalan/Identifikasi Lingkungan Kerja

Informasi yang perlu diketahui adalah : pekerjayang terlibat, proses kerja dan limbah/sisabuangan, potensi bahaya yang mungkin adadan bahaya kecelakaan kerja. Sebagai contoh: pekerja yang bekerja di ruang radiologi,sebaiknya bukan orang sedang hamil, pekerjadilengkapi dengan alat deteksi paparan zatradiasi serta ruang dibuat sesuai dengan standaryang berwenang.

II.4.2 Evaluasi Lingkungan Kerja

Penilaian karakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya yang mungkin timbul dilingkungan kerja. Sebagai contoh : lingkungankerja secara berkala dinilai apakah adakebocoran zat berbahaya bagi kesehatan.

II.4.3 Pengendalian Lingkungan Kerja

Pengendalian dibedakan atas pengendalianlingkungan dan pengendalian perorangan.Pengendalian lingkungan meliputi perubahandari proses kerja dan/atau lingkungan kerjadengan maksud untuk pengendalian terhadapbahaya kesehatan baik dengan meniadakanatau mengurangi serta mencegah kontak.Pengendalian ancaman bahaya kesehatan dapat

13

Page 26: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

dilakukan pencegahan dengan peraturan-peraturan, standar, pengawasan serta pendidikandan latihan untuk mencegah ancaman-ancamantersebut.

II.4.4 Pelayanan Kesehatan Kerja

Meliputi upaya pelayanan promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif. Bentuk kegiatan dapatberupa pemberian informasi pencegahankecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja atauberupa klinik yang dilengkapi dengan alat deteksidini kemungkinan terjadi penyakit akibat kerja,pengobatan dan pemulihan yang berkaitandengan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.Contoh : ada prosedur kerja tentang carapengamanan pekerja pengambil contoh darahdi laboratorium klinik, atas kemungkinan Hepatitisserta terapi dan rehabilitasi karena Hepatitis.

14

Untuk menggosok kulit dapatdigunakan spons steril sekali pakai

- Proses cuci tangan berlangsung3 (tiga) hingga 5 (lima) menitdengan prinsip sependek mungkintapi cukup memadai untukmengurangi jumlah bakteri yangmenempel di tangan.

- Selama cuci tangan jaga agar letaktangan lebih tinggi dari siku agarair mengalir dari arah tangan kewastafel

- Jangan sentuh wastafel, kran, ataugaun pelindung

- Keringkan tangan dengan lap steril

- Gosok dengan alkohol 70% ataucampuran alkohol 70% denganklorheksedin 0,5 % selama 5 (lima)menit dan keringkan kembali.

- Kenakan gaun pelindung dansarung tangan steril.

IV.7.2 Alat Pelindung :

Digunakan untuk melindungi kulit danselaput lendir petugas dari risikopajanan darah, semua jenis cairantubuh, sekret, ekskreta, kulit yangtidak utuh dan selaput lendir pasien.

Macam-macam alat pelindung :

a. Sarung tangan

b. Pelindung wajah/Masker/Kacamata

c. Penutup kepala

95

Page 27: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

- Yaitu buat campuran 100 mlalkohol 70% dengan 1-2 ml gliserin10%

- Caranya : gosoklah kedua cairanpada kedua tangan secara merata.

Cuci Tangan Aseptik :

Prosedur sama dengan cuci tanganhigienis hanya saja bahan deterjenatau sabun diganti dengan antiseptikdan setelah mencuci tangan tidakboleh menyentuh bahan yang tidaksteril

Cuci Tangan Bedah :

- Nyalakan kran

- Basahi tangan dan lengan bawahdengan air

- Taruh sabun antiseptik dibagiantelapak tangan yang telah basah.Buat busa secukupnya tanpapercikan.

- Sikat bagian bawah kuku dengansikat lembut

- Buat gerakan mencuci tanganseperti cuci tangan biasa denganwaktu lebih lama. Gosok tangandan lengan satu persatu secarabergantian dengan gerakanmelingkar.

- Sikat lembut hanya digunakanuntuk membersihkan kuku sajabukan untuk menyikat kulit yanglain oleh karena dapat melukainya.

94

BAB III

MANAJEMEN K3 IFRS

Farmasi rumah sakit merupakan unit pelaksana fungsionalyang bertanggung jawab dalam meningkatkan mutupelayanan kefarmasian secara menyeluruh di rumah sakitdengan ruang lingkup pengelolaan perbekalan farmasi,pelayanan farmasi klinik dan produksi perbekalan farmasi.

III.1 TUJUAN

III.1.1 TUJUAN UMUM

Terlaksananya kesehatan dan keselamatankerja di IFRS agar tercapai pelayanankefarmasian dan produktivitas kerja yangoptimal.

III.1.2 TUJUAN KHUSUS

1. Memberikan perlindungan kepada pekerjafarmasi , pas ien dan pengunjung

2. M e n c e g a h k e c e l a k a a n k e r j a ,paparan/pajanan bahan berbahaya,kebakaran dan pencemaran lingkungan

3. Mengamankan peralatan kerja, bahan bakudan hasil produksi

4. Menciptakan cara bekerja yang baik danbenar

III.2 FUNGSI

III.2.1 Perencanaan K3 IFRS

Tahapan Perencanaan :

1. Analisa situasi kesehatan dan keselamatankerja di IFRS

15

Page 28: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Analisa situasi merupakan langkah pertamayang harus dilakukan, dengan melihatsumber daya yang kita miliki, sumber danayang tersedia dan bahaya potensial apayang mengancam IFRS.

2. Identifikasi masalah kesehatan dankeselamatan kerja IFRS

Identifikasi masalah kesehatan dankeselamatan kerja dapat dilakukan denganmengadakan inspeksi tempat kerja danmengadakan pengukuran lingkungan kerja.Dari kegiatan ini kita dapat menentukanmasalah-masalah Kesehatan danKeselamatan Kerja.

3. Alternatif rencana upaya penanggu-langannya

Dari masalah-masalah yang ditemukan dicarialternatif upaya penanggulangannyaberdasarkan dana dan daya yang tersedia

Out put yang diharapkan dari kegiatanperencanaan adalah :

1. Adanya denah lokasi bahaya potensial

2. Rumusan alternatif rencana upaya penang-gulangannya

III.2.2 Penggerakan Pelaksanaan K3 IFRS

1. Pemeriksaan kesehatan awal danpemer iksaan kesehatan berka la .

Pemeriksaan kesehatan ini berlaku bagisemua pekerja rumah sakit, dilakukansetidak-tidaknya sekali setahun, bahkandibeberapa bagian seyogyanya dilakukansetiap 6 bulan.

16

Prosedur Cuci Tangan :

Cuci Tangan Higienis/Rutin :

- B a s a h i t a n g a n s e t i n g g ipertengahan lengan bawahdengan air mengalir

- Taruh sabun dibagian telapaktangan yang telah basah. Buatbusa secukupnya tanpa percikan

- Gerakan cuci tangan terdiri darigosokan kedua telapak tangan,gosokan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dansebaliknya, gosok kedua telapaktangan dengan jari saling mengait,gosok kedua ibu jari denganmenggenggam dan memutar,gosok pergelangan tangan.

- Proses berlangsung selama 10-15detik

- Bilas kembali dengan air sampaibersih.

- Keringkan tangan dengan handukatau kertas yang bersih atau tisuatau handuk katun sekali pakai

- Matikan kran dengan kertas atautisu

- Pada cuci tangan aseptik/bedahdiikuti larangan menyentuhpermukaan yang tidak steril

Alternatif Cuci Tangan Higienis

- Dilakukan bila tidak ada airmengalir.

93

Page 29: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

aseptik dengan menggunakanantiseptik.

3).Cuci tangan bedah : dilakukansebelum melakukan tindakanbedah cara aseptik denganantiseptik dan sikat steri l .

Sarana Cuci Tangan :

- air mengalir : dapat berupa kranatau dengan cara mengguyurdengan gayung, namun caramengguyur dengan gayungmemiliki risiko cukup besar untukterjadinya pencemaran, baikmelalui gagang gayung maupunpercikan air bekas cucian kembalike bak penampung air bersih. Airkran bukan berarti harus dari PAM,namun diupayakan secarasederhana dengan tangki berkrandi ruang pelayanan agar mudahdijangkau oleh para petugaskesehatan yang memerlukan.

- sabun dan detergen : bahantersebut t idak membunuhm i k r o o r g a n i s m e t e t a p imenghambat dan mengurangijumlah mikroorganisme dengantegangan permukaan sehinggamikroorganisme terlepas daripermukaan kulit dan mudahterbawa air.

- larutan antiseptik : dipakai padakulit atau jaringan hidup lainnyauntuk menghambat aktivitas ataumembunuh mikroorganisme padakulit.

92

2. Pemberian paket penanggulangan anemia.Pada penelitian-penelitian terdahuludiketahui banyak tenaga kerja perempuanyang menderita anemia, sedangkan pekerjaIFRS pada umumnya lebih banyak tenagakerja perempuannya.

3. Pemberian paket pertolongan gizi.Paket ini merupakan makanan tambahanyang diberikan di luar makanan utama.

4. Upaya-upaya yang dilakukan sehubungandengan kapasitas dan beban kerja :

G pengaturan kerja bergilir (shift work)

G penempatan petugas pada jabatannya(fit to job)

G pendidikan dan pelatihan petugas IFRStentang kesehatan dan keselamatan kerja

5. Pelaksanaan upaya penanggulanganbahaya potensial

Memberikan penyuluhan kesehatan,sehingga meningkatkan kepedulian petugaskesehatan dan meningkatkan penggunaanalat pelindung, dll.

Alat pelindung tubuh antara lain :- pelindung pernafasan : masker- pelindung mata : kaca mata- pelindung pendengaran : tutup telinga- pakaian kerja khusus : jas lab- sarung tangan- pelindung kepala (safety helmets)- pelindung kaki : sepatu booth/karet

6. Pelaksanaan Cara Pelaksanaan Kerja yangBaik (CPKB)

Diharapkan setiap bagian sudah mempunyai

17

Page 30: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Prosedur Tetap (Protap) atau StandardOperating Procedure (SOP) yang tergantungdi dinding, sehingga setiap petugas dapatmembaca dan mentaatinya.

7. Pengorganisasian dan pembagian tugasyang jelas

Untuk pengorganisasian ini mengacu padaedaran Dirjen Pelayanan Medik No.HK.00.06.6.4.01497 tahun 1995 tentangperlunya pembentukan Panitia Kesehatandan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.Pokja/PK3-IFRS merupakan salah satubagian dari PK3-RS

Out put yang diharapkan :

1. Adanya jadwal kegiatan pelaksanaan upayakesehatan dan keselamatan kerja di IFRSbaik secara keseluruhan maupun ditiapbagian.

2. Adanya bagan struktur organisasi PK3-IFRS(Panitia Kesehatan dan Keselamatan KerjaInsta las i Farmasi Rumah Saki t ) .

3. Terpampangnya bagan Cara PelaksanaanKerja yang Baik (CPKB) ditiap unit kerjaIFRS.

III.2.3 Pemantauan Dan Evaluasi K3 IFRS

1. Terkirimnya form identifikasi K3 IFRS kePK3-IFRS yang bersangkutan

Formulir ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab untukmendapatkan gambaran pelaksanaankegiatan K3 di IFRS

2. Adanya umpan balik dari PK3-RS ke PK3-IFRS dari hasil pengisian kuesioner.

18

- Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaannya,bila kelainan ditemukan akan mengganggukeselamatan kerja.

IV.7 K E W A S P A D A A N U N I V E R S A L(UNIVERSAL PRECAUTION = UP)

Prinsip utama prosedur kewaspadaanuniversal pelayanan kesehatan adalahmenjaga hygiene sanitasi individu, hygienesanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5(lima) kegiatan pokok yaitu:

1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

2. Pemakaian alat pelindung diantaranyapemakaian sarung tangan guna mencegahkontak dengan darah serta cairan infeksiyang lain,

3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

4. Pengelolaan jarum suntik dan alat tajamuntuk mencegah perlukaan

5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

IV.7.1 Cuci Tangan

Ada tiga cara cuci tangan yangdi laksanakan sesuai dengankebutuhan, yaitu :

1).Cuci tangan higienik atau rutin:yaitu untuk mengurangi kotorandan flora yang ada di tangandengan menggunakan sabun ataudetergen.

2).Cuci tangan aseptik: dilakukansebelum tindakan aseptik padapasien atau melakukan pekerjaan

91

Page 31: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

- Sehat

- Perlu tindak lanjut untuk kelainan medisyang ditemukan

- Per lu t indak lan jut dar i segipekerjaannya, bila kelainan ditemukanakan mengganggu keselamatan kerja.

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

yaitu dimaksudkan untuk menilai adanyapengaruh dari pekerjaan tertentu terhadaptenaga kerja atau golongan tenaga kerjatertentu.

Pemeriksaan ini dilakukan pada keadaan :

- Tenaga kerja yang telah mengalamikecelakaan atau penyaki t yangmemerlukan perawatan lebih dari duaminggu.

- Tenaga kerja yang diduga menderitagangguan kesehatan tertentu.

- Bila terdapat keluhan diantara tenaga kerja,atau atas pengamatan pengawaskesehatan dan keselamatan kerja.

- Atas permintaan pihak-pihak tertentu(pengadilan).

- Pindah kerja atau bila hubungan kerjaputus (pensiun,PHK)

Kesimpulan hasil pemeriksaan berkaladigolongkan menjadi :

- Sehat

- Perlu tindak lanjut untuk kelainan medisyang ditemukan

90

Hasil umpan balik ini berupa prosentasekegiatan Upaya Kesehatan Kerja (UKK)IFRS yang sudah dilaksanakan.

3. Terkirimnya formulir check list 6 bulanan

Formulir tentang status perkembangan K3IFRS ini dikirimkan ke PK3-RS setiap bulanJanuari dan Juli tahun berjalan

4. Terselenggaranya kegiatan evaluasi

Evaluasi ini dilakukan baik secara umummaupun spesifik.

Untuk ini digunakan check list 6 bulanankeberhasilan kegiatan UKK-IFRS sebagaitolok ukurnya

III.2.4 Pembinaan K3 IFRS

Pembinaan diarahkan agar :

1. IFRS melakukan upaya-upaya K3 sehinggadicapai nihil kecelakaan dan nihil penyakitakibat kerja.

2. Indikator keberhasilan K3 IFRS adalah :

- Nihil kecelakaan- Nihil penyakit akibat kerja- Terlaksananya proses kesehatan dan

keselamatan kerja di IFRS- Tersedianya masukan sumber daya yang

memadai ( fasi l i tas dan tenaga)

3. Mengingat beberapa indikator masih sulitdicapai, pemantauan diutamakan pada :

- kasus kecelakaan- proses terlaksananya kegiatan kesehatan

dan keselamatan kerja di IFRS- masukan sumber daya manusia

19

Page 32: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

III.3 ORGANISASI

Menurut Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik DepkesNo.HK.00.06.6.4.01407 tahun 1995, bentuk organisasiK3 di RS berupa Panitia K3-RS (PK3-RS), yangbertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik. PokjaIFRS adalah bagian dari Organisasi K3 RS.

K3 di IFRS mempunyai fungsi :

1. Mengatur dan berkoordinasi dalam upaya pencega-han dan penanggulangan musibah, misal :

- kebakaran dan peledakan- bahan-bahan berbahaya dl l d i IFRS

2. Melaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit (melaluiPokja K3 Rumah Sakit) bila terjadi bencana

Struktur organisasi dapat disesuaikan dengan kebutuhanrumah sakit, contoh dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Bagan 1 : contoh Bagan Organisasi K3 IFRS

20

Kesimpulan hasil pemeriksaan kesehatansebelum bekerja digolongkan menjadi :

- Fit for duty : dapat melakukan segalamacam pekerjaan dan tidak ada kelainanfisik atau cacat.

- Fit for duty with minor correctable defect:dapat melakukan tugas/pekerjaan dengankelainan ringan yang dapat dikoreksi,m isa lnya gangguan ke ta jamanpenglihatan, gigi berlubang.

- Fit for selected/limited duty : dapatmelakukan pekerjaan atau tugas tertentuyang terbatas karena adanya defek ataupenyakit yang menetap.

- Unfit for duty : tidak dapat diperkerjakanpada saat ini, misalnya sedang menderitapenyakit menular akut, gangguan jiwa,dan sebagainya.

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

yaitu dimaksudkan untuk mempertahankanderajat kesehatan tenaga kerja sesudahberada dalam pekerjaannya, serta menilaikemungkinan adanya pengaruh daripekerjaan sedini mungkin yang perludikendalikan dengan usaha pencegahan,dan sekurang-kurangnya dilakukan satutahun sekali.

Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi:pemeriksaan fisik lengkap, kesegaranjasmani, foto rontgen paru, laboratoriumrutin dan pemeriksaan lain yang dianggapperlu.

Kesimpulan hasil pemeriksaan berkaladigolongkan menjadi :

89

TIM K3RS

Sekretaris

Pokja............

Pokja IFRSPokja............

Pokja............

Pokja IFRS- Ketua- Sekretaris- Seksi kebakaran- Seksi kewaspadaan

bencana- Seksi lainnya

sesuai kebutuhan

Page 33: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

kepentingan pengajuan kompensasi,apabila dikemudian hari terjadi suatupenyakit/gangguan kesehatan sebagaiakibat dari pekerjaannya.

Adapun pemeriksaan kesehatan sebelumbekerja meliputi :- Identitas : Nama, umur, jenis kelamin,

alamat, status perkawinan, riwayatpekerjaan terdahulu, serta rencanapenempatan/jenis pekerjaan.

- Anamnesis : ditujukan untuk mendapatkaninformasi sebanyak-banyaknya mengenaikemungkinan adanya penyakit yangdiderita saat ini, riwayat penyakit terdahulu,riwayat penyakit keluarga serta adanyapemaparan faktor risiko lingkungan kerjasebelumnya, dan pada tenaga kerja wanitaharus ditanyakan pula riwayat kehamilan,persalinan. Dari anamnesa yang lengkapin i d iharapkan dapat d ike tahu ikemungkinan penyakit degenaratif,penyakit keturunan serta gangguankesehatan yang dapat menghambatpelaksanaan pekerjaannya.

- Pemeriksaan fisik: yaitu pemeriksaankeadaan umum, tanda vital, pemeriksaanketajaman penglihatan, THT, pemeriksaanjantung, paru, perut dan organ gerak.

- Pemeriksaan penunjang: meliputipemeriksaan foto rontgen, laboratoriumrutin serta pemeriksaan lain yang dianggapperlu .

- Jika seorang tenaga kerja 3 bulansebelumnya telah menjalani pemeriksaankesehatan oleh dokter yang berkompeten,dan tidak ada keragu-raguan, maka tidakperlu dilakukan pemeriksaan kesehatansebelum bekerja.

88

III.4 TAHAPAN PELAKSANAAN K3 IFRS

Untuk terlaksananya K3 IFRS secara optimal makaperlu dilakukan tahapan sebagai berikut :

III.4.1 Identifikasi, Pengukuran dan Analisis

Identifikasi, pengukuran dan analisis sumber-sumber yang dapat menimbulkan risikoterhadap kesehatan dan keselamatan kerja,seperti :

1. Kondisi fisik pekerja

Hendaklah di lakukan pemeriksaankesehatan sebagai berikut terhadap pekerja:

a. Sebelum dipekerjakan

b. Secara berkala, paling sedikit setahunsekali

c. Secara khusus, yaitu :

- sesudah pulih dari penyakit infeksipada saluran pernafasan (TBC) danpenyakit menular lain

- terhadap pekerja yang terpapar disuatu lingkungan dimana terjadiwabah, dan

- apabila dicurigai terkena penyakitakibat kerja

2. Sifat dan beban kerja

Beban kerja adalah beban fisik dan mentalyang harus dipikul oleh pekerja dalammelakukan pekerjaannya. Sedangkanlingkungan kerja yang tidak mendukungmerupakan beban tambahan bagi pekerjatersebut.

21

Page 34: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

3. Kondisi lingkungan kerja

Lingkungan kegiatan IFRS dapatmempengaruhi kesehatan kerja dalam 2bentuk yaitu kecelakaan kerja dan penyakitakibat kerja.

a. Kecelakaan kerja di IFRS

bahaya kecelakaan yang ada dilingkungan IFRS dapat dijabarkan dalamsetiap tempat dan proses antara lain :

- terpeleset, tersengat listrik, terjepitpintu

- di tangga : terpeleset, tersandung,terjatuh

- di gudang : terpeleset, tersandung,terjatuh, kejatuhan barang

- di ruang pelayanan : terpeleset,tersandung, terjatuh, tersengat listrik

- di ruang produksi : luka bakar, ledakan,kebakaran

- di ruang penanganan sitostatik- di ruang TPN (Total Parenteral

Nutrition)

b. Penyakit akibat kerja di rumah sakit

- tertular pasien- alergi obat- keracunan obat- resistensi obat

III.4.2 Pengendalian

1. Legislatif kontrol2. Administratif kontrol3. Medikal kontrol4. Engenering kontrol

22

tersebut harus mendapat persetujuanterlebih dahulu dari direktorat/pejabatDepar temen Tenaga ker ja danTransmigrasi.

3. Pedoman pemeriksaan kesehatan tenagakerja tersebut dikembangkan sesuaidengan kemampuan perusahaan dankemajuan ilmu kedokteran dalam bidangkeselamatan kerja.

4. Setelah selesai dilakukan pemeriksaankesehatan tenaga kerja maka dalam waktuselambat-lambatnya 2 (dua) bulan,pengusaha wajib membuat laporan kepadaDirektorat Jenderal BinwasnakerDepartemen Tenaga Kerja.

IV.6.2 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja :

Sebagaimana diatur dalam peraturan MenteriTenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per-02/MEN/1980, maka pemeriksaan kesehatantenaga kerja terdiri dari:

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja.

yaitu pemeriksaan kesehatan yangdilakukan oleh dokter pada seorang tenagakerja sebelum diterima untuk melakukanpekerjaannya.

Tujuan:

- Agar tenaga kerja yang akan diterimaberada dalam kondisi kesehatan setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakitmenular yang akan mengenai tenaga kerjalainnya dan cocok untuk pekerjaan yangakan dilakukan.

- Sebagai data medis dasar yang dapatdipakai sebagai pertimbangan untuk

87

Page 35: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

pencegahan stres di beberapa RS.Program yang dilakukan adalah :

1. Edukasi pekerja dan manajemenmengenai stres kerja.

2. Perubahan kebi jakan danprosedur RS untuk mengurangistres yang bersumber padaorganisasi.

3. M e l a k s a n a k a n p r o g r a mmembantu pekerja.

Perubahan yang terjadi pada satuRS adalah penurunan kesalahanmedikasi sebanyak 5%. Hasil dari22 RS menunjukkan penurunanmalpraktek sebanyak 70% dan pada22 RS pembanding yang tidakmenerapkan program tersebut tidakterjadi penurunan malpraktek.

IV.6 PROSEDUR PEMERIKSAAN TENAGA KERJA DANKESEHATAN KERJA

IV.6.1 Prosedur Pemeriksaan Tenaga Kerja :

Prosedur pemeriksaan tenaga kerja telahdiatur sebagai berikut :

1. Semua perusahaan sebagaimanadisebutkan dalam Undang-Undang no.1tahun 1970 harus melakukan pemeriksaankesehatan bagi tenaga kerja dan wajibmembuat perencanaan untuk pemeriksaankesehatan sebelum bekerja, berkala dankhusus.

2. Pengurus/pengusaha dan dokter wajibmenyusun pedoman pemeriksaankesehatan tenaga kerja dan pedoman

86

III.5 PROSEDUR K3 IFRS

III.5.1 Kebakaran :

III.5.1.1Upaya Pencegahan Kebakaran

1. Dilarang merokok dan membuangpuntung rokok berapi

2. Dilarang membiarkan orang lainmain api

3. Dilarang menyalakan lampu pelitamaupun lilin

4. Dilarang memasak baik dengancoockplat listrik maupun kompor gas

5. Dilarang membakar sampah atausisa-sisa bahan pengemas lainnya

6. Dilarang lengah menyimpan bahanmudah terbakar : elpiji, bensin,aceton dll.

7. Dilarang membiarkan orang yangtidak berkepentingan beradaditempat yang peka terhadap bahayakebakaran

III.5.1.2 Penanggulangan bila terjadi kebakaran

1. Jangan panik2. Jangan berteriak .......” Kebakaran”3. Matikan listrik, amankan semua gas

G Bila terjadi kebakaran kecil,panel l istrik yang menujukelokasi kebakaran dimatikan

G Bila terjadi kebakaran besar,aliran listrik diseluruh gedungdimatikan

4. Selamatkan dahulu jiwa manusia

23

Page 36: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

5. Dapatkan APAR (alat pemadamapi ringan), buka segel & padamkanapi

6. Jauhkan barang-barang yangmudah terbakar dari api

7. Tutup pintu gudang tahan api8. Kosongkan koridor & jalan

penghubung dan atur agar jalan-jalan menuju pintu bebas hambatan

9. Bukalah pintu darurat10. Bila mungkin selamatkan dokumen-

dokumen penting11. Siapkan evakuasi obat bius, injeksi,

obat–obat resusitasi & cairanintravena

12. Catat nama staf yang bertugas13. Hubungi posko14. Siapkan kebutuhan obat dan alat

kesehatan untuk kebutuhan darurat

III.5.1.3 Mencegah meluasnya kebakaran1. Semua pekerja menyiapkan alat

pemadam api dan peralatan lainnyasesuai kebutuhan

2. Lakukan t i ndakan denganmenggunakan alat pemadamkebakaran bila dianggap apimerembet bangunan di unit kerjanya

3. Sekali lagi cek kesiapan alatpemadam kebakaranJenis alat kebakaran yang digunakana. Air : Hydrantb. Busa (foam)c. Serbuk kimia keringd. Gas CO2e. Cairan kimia (Halon)

24

IV.5.4.1 Terapi organisasi/Pencegahanstres

Hal ini adalah cara langsung untukmengurangi stres di tempat kerja.Pendekatan yang dilakukan adalah :

• Mengidentifikasi penyebab stres(stressor)

• Mengembangkan strategi untukmenurunkan atau menghilangkanpenyebab stres tersebut .

Metode ini sering tidak disukaip i m p i n a n k a r e n a d a p a tmempengaruhi rutinitas jadwalker ja atau bahkan dapatmengubah struktur organisasi.

IV.5.4.2 Terapi individu/Pengelolaan stres

Pendekatan ini adalah pendekatanyang berfokus pada individu dancara untuk mengatasi sesuai dengankebutuhan melalui penyusunanprogram pengelolaan stres. Pekerjabelajar dari program tersebutmengenai sifat, sumber stres, efekpada kesehatan dan kemampuan/ketrampilan untuk mengurangi stres.

Cara ini mudah untuk diterapkantetapi ada kelemahannya yaituhanya berkonsentrasi pada individusehingga sering akar masalahpenyebab stres terabaikan.Sehingga stres akan muncul lagi.

Kombinasi dari kedua pendekatanini akan lebih efektif untuk mencegahterjadinya stres ditempat kerja.Beberapa penelitian di Amerikadilakukan untuk mengetahui efek

85

Page 37: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

• Merasa lelah, tertekan danterganggu.

• Sulit/gangguan tidur

• Histeri dan gangguan psikiatri

• Bunuh diri

IV.5.3.2 Masalah fisik yang mungkinmuncul akibat stres

· Penyakit kardiovaskuler sepertipeningkatan tekanan darah

• Gangguan saluran cerna sepertidispepsia, ulkus peptikus.

• Gangguan neuro-musculoskeletalseperti sakit punggung/ pinggang,sakit kepala.

• Kanker

IV.5.3.3 Pengaruh stres pada organisasi/rumah sakit

• Sering tidak masuk

• Komitmen bekerja menurun

• Produktivitas menurun

• P e n i n g k a t a n t e r j a d i n y akecelakaan kerja

• Peningkatan ketidakpuasanpelanggan

• Merusak citra

IV.5.4 Pencegahan dan Pengelolaan Stres

Adanya masalah stres di tempat kerjamerupakan tantangan organisasi untukmenyehatkan organisasi dan pekerjanya. Adadua hal yang dapat dilakukan oleh organisasiyaitu :

84

III.5.2 Bahan-Bahan Berbahaya

III.5.2.1 Upaya pencegahan kecelakaan olehbahan berbahaya adalah dengancara :

a. Memasang LABEL

b. Memasang TANDA BAHAYAmemakai LAMBANG/ Peringatan

c. Melaksanakan KEBERSIHAN

d. Melaksanakan PROSEDUR TETAP

e. Ventilasi Umum dan setempat harusbaik

f. Kontak dengan Bahan Korosif harusditiadakan/ dicegah/ ditekan sekecilmungkin

g. Menggunakan alat proteksi diri labjas, pakaian kerja, pelindung kaki,tangan dan lengan (sarung tangan)serta masker

h. Seluruh tenaga kerja harusmemperoleh penjelasan yang cukup

i. Untuk pertolongan pertama, air untukmandi , cuc i dan a i r untukmembers ihkan ma ta pe r ludisediakan.

j. Penggunaan larutan penetralseba iknya t idak d i lakukan.

III.5.2.2 Penanggulangan kecelakaan olehbahan berbahayaa. Melaksanakan upaya preventif yaitu

mengurangi volume atau bahanberbahaya yang dikeluarkan ke

25

Page 38: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

lingkungan atau “Minimasi BahanBerbahaya“.G Mengubah cara pembelian dan

pengendalian bahan berbahayaG Mengganti bahan berbahaya

dengan bahan yang kurangbahayanya

G Mengurangi volume bahanberbahaya dari sumbernya

b. Mengurangi volume, konsentrasitoksisitas dan tingkat bahaya daribahan berbahaya melalui proseskimia, fisika dan atau hayati dengancara menetralkan dengan bahanpenetral, mengencerkan volumedengan air atau udara atau zat netrallain, membiarkan bahan berbahayadalam tempat tertentu agar tereduksisecara alami oleh sinar mataharimaupun zat organik yang ada

c. Melaksanakan pembersihan bahanberbahaya yang menyebabkankontaminasi ruangan denganmengamankan petugas kebersihanterlebih dahuluG Petugas menggunakan maskerG Petugas menggunakan sarung

tangan karet dan sepatu karetG Menyiapkan air atau zat penetral

lain dalam rangka menetralkanbahan berbahaya tersebut

G Melaksanakan penetralan bahanberbahaya tersebut.

G Mengemas bahan berbahaya sisaagar aman dan tidak menjadisumber kontaminasi susulan

26

Tujuan dan struktur organisasi yangtidak jelas.

IV.5.2.9 Lingkungan kerja

Tidak nyaman, berbahaya, bising,polusi.

IV.5.2.10 Lain-lain

Konflik antara beban tugas di tempatkerja dan di rumah.

Tidak adanya dukungan di tempatkerja bila ada masalah di rumah atausebaliknya.

IV.5.3 Akibat Dari Stres

Pengaruh stress pada setiap orang berbeda.Perubahan yang timbul akibat stres dapatbe rupa pe rubahan pe r i l aku danmempengaruhi kesehatan mental dan fisik.Stres yang berkepanjangan dapatmenyebabkan masalah psikologis yangmengarah ke psikiatri penyalahgunaan obat,minum alkohol dan kemudian tidak datanguntuk bekerja. Stres juga dapat menurunkandaya tahan tubuh sehingga mudah terseranginfeksi.

IV.5.3.1 Masalah psikologis yang mungkinmuncul akibat stres.

• Lebih mudah tersinggung atausedih

• Makan berlebihan

• Tidak dapat berkonsentrasi atausantai

• Sulit berfikir secara logis dan sulitmengambil keputusan

• Sulit menikmati pekerjaan dantidak patuh

83

Page 39: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Tidak adanya kontrol dalam sistemkerja misalnya jam kerja, jam lembur.

IV.5.2.5 Pengembangan karir, status danpembayaranPosisi kerja yang tidak didukung atautidak aman.Tidak adanya prospek promosi.Promosi yang kurang atauberlebihan.Nilai sosial kerja rendah.Sistem penggajian yang tidakmemuaskan.Sistem evaluasi yang tidak adil.Tugas t idak sesuai dengankemampuan, terlalu tinggi atauterlalu rendah.

IV.5.2.6 Peran di organisasiPeran tidak jelas.Peran yang menimbulkan masalah.Terlalu besar tanggung jawab.Terus menerus menyelesaikanmasalah.

IV.5.2.7 Hubungan antar individuHubungan antar sesama, antarposisi tidak baik.Tidak ada dukungan.Terisolasi atau pekerjaan yangterisolasi.Pelecehan termasuk pelecehanseks, dijahati, ditekan.

IV.5.2.8 Kultur organisasi

Kepemimpinan dan komunikasi yangburuk.

82

d. Melaporkan terjadinya kontaminasikepada Kepala Instalasi Farmasi

III.5.2.3 Pertolongan pertama pada kecelakaan

a. Singkirkan racun dari sentuhandengan korban

b. Jika korban pingsan atau hampirpingsan, baringkan korban denganposisi telungkup, kepala dimiringkan,dan mulut di tar ik ke depan

c. Hangatkan korban dalam posisiterbaring

d. Jika korban menunjukkan tanda-tanda kesukaran nafas, lakukanpertolongan pertama dengan nafasbuatan .

e. Jangan diberi alkohol, kecuali atassaran dokter. Alkohol dapatmeningkatkan penyerapan beberaparacun.

Pertolongan pertama pada kecelakaandapat dibedakan atas :

1. Pertolongan pertama bila korbantertelan racun

a. Segera berikan 2 hingga 4 gelasair. Jika air tidak tersedia dapatdiberikan susu atau putih telur

Perhat ian : T idak bolehmemberikan sesuatu melaluimulut jika korban pingsan

b. Lakukan segera t indakanpemuntahan dengan cara :

G Memasukkan telunjuk jarikorban ke dalam mulut bagian

27

Page 40: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

belakang, gosokkan ke kiri danke kanan atau

G Memberikan air garam dapurhangat kuku sebanyak-banyaknya (1 st garam dapur+ 1 gelas air hangat) atau

G Memberikan 1 st soda roti + 1gelas air hangat atau

G 1/2 st serbuk mustar + 1 gelasair hangat atau 1/4 st serbuktawas + 1 gelas air hangat

c. Lakukan tindakan pemuntahanberulang-ulang hingga cairanmuntah itu jernih

d. Jika identifikasi racun tidak dapatdilakukan, berikan 15 gr atau 1sendok makan norit + 1/2 gelasair hangat

e. Sedapat mungkin dilakukanpengambilan sampel muntah.

2. Pertolongan pertama bila korbanterhirup gas beracun

a. Penolong harus menggunakanmasker yang tepat, jika tidak adamasker yang tepat, penolongharus dapat menahan nafasselama masa penyelamatan.

b. Usahakan untuk dapat mengiden-tifikasi gas racun yang dicurigai

c. Korban harus segera dibawa ketempat udara segar. Jika tempatitu ruangan berjendela, bukasemua jendela yang ada.Longgarkan semua pakaian yang

28

yang menimbulkan akibat jangka panjang.Definisi lain stres yang berkaitan dengan kerjaadalah respons yang timbul pada seseorangakibat tidak seimbangnya beban kerja atautekanan dengan pengetahuan dankemampuan.

Tekanan pada tempat kerja adalah sesuatuyang tidak dapat dihindari karena kebutuhandi tempat kerja. Walaupun sebenarnyatekanan kerja dapat memberi motivasi untukbelajar atau bekerja lebih giat, tetapi hal inisangat bergantung pada individu. Bila tekanantersebut berlebihan atau tidak dapat dikelolamaka dapat menimbulkan s t ress.

IV.5.2 Penyebab Stres di Tempat Kerja.

IV.5.2.1 Bentuk tugas

Monoton, tugas yang tidak berarti,tidak ada variasi, tugas yang tidakmenyenangkan, tugas yang tidakdisukai.

IV.5.2.2 Beban dan kecepatan kerja

Terlalu banyak atau terlalu sedikitdan bekerja dibawah tekanan waktu.

IV.5.2.3 Jam kerjaJadual kerja yang ketat dan tidakfleksibel.Jam kerja yang panjangJam kerja yang t idak dapatdiprediksi.Rancangan sistem shift yang buruk.

IV.5.2.4 Kontrol dan partisipasi

Tidak berpar t is ipas i da lampenentuan kebijakan.

81

Page 41: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

• ukuran dari peralatan dan tempat kerja

• suhu di tempat kerja

Cara yang paling efektif untuk mencatat hasilevaluasi adalah dengan menggunakan cek-list ergonomi.

c. Gejala pada pekerja (survei/wawancara)Pada saat mengadakan evaluasi, tanyakanlah :• Apakah mereka mengalami rasa sakit atau

rasa tak nyaman ketika melakukan pekerjaan• Aktivitas apa yang mendatangkan rasa sakit

Hubungan antara rasa sakit atau rasa tidaknyaman dengan suatu aktivitas dapat membantumenemukan tugas, tempat kerja, atau peralatanyang mungkin mengakibatkan cedera yangberhubungan dengan ergonomi. Pengumpulaninformasi bisa melalui wawancara pribadi ataudaftar pertanyaan tertulis bagi pekerja atausurvei.

IV.5 BAHAYA PSIKOSOSIAL DAN STRES

IV.5.1 Pendahuluan dan Konsep Dasar

Pekerja yang bekerja di rumah sakit sepertipekerja juga ditempat lain dapat dipengaruhioleh faktor-faktor psikososial yang dapatmempengaruhi kesehatan, baik pengaruhpositif maupun pengaruh negatif. Faktor-faktorpsikososial adalah faktor psikologi individumisalnya faktor personalitas dan perilaku,sedangkan faktor sosial dalam kelompokmisalnya pola interaksi dalam kelompok/dalamkeluarga. Pengaruh negatif dari bahayapsikososial ini adalah memacu terjadinyastres.

Stres dapat didefinisikan sebagai reaksi yangdisebabkan oleh stresor (penyebab stres)

80

ketat pada tubuh korban

d. Jika korban susah bernafas, berinafas buatan terus menerushingga dianggap cukup.

e. Jaga korban tetap hangat,hindarkan korban menggigil, jikaperlu korban diselimuti rapat-rapat

f. Jagalah agar korban setenangmungkin.

g. Tidak boleh memberikan alkoholdalam bentuk apapun

III.5.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi DanBahan-Bahan Berbahaya

III.5.3.1 Prosedur Perencanaan

Sesuai Standard Operating Procedure(SOP) Perencanaan di InstalasiFarmasi

III.5.3.2 Prosedur Pengadaan Bahan Berbahaya

a. Barang harus bersumber daridistributor utama/resmi

b. Mempunyai sertifikat analisa daripabrik

c. Melampirkan MSDS (MaterialSafety Data Sheet)

III.5.3.3 Prosedur Penerimaan Bahan Berbahaya

a. Memeriksa wadah dan pengemas.

Kemasan yang diterima harus dalambentuk asli dan dalam keadaan utuhserta mencantumkan :

G nama sediaan atau namabarang

29

Page 42: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

G isi/bobot nettoG komposisi isinya dalam nama

kimiaG nomor registrasiG petunjuk cara penggunaanG petunjuk cara penanganan

untuk mencegah bahayaG tanda peringatan lainnyaG nama dan alamat pabrik yang

memproduksiG cara pertolongan pertama

akibat bahan berbahaya

b. Memperhatikan label berupasimbol, gambar dan atau tulisanberupa kalimat peringatan bahayamisalnya : “bahan peledak”, “bahanracun”, “bahan korosif”, “bahanberbahaya”, “bahan iritasi”, “bahanmudah terbakar”, dll.

III.5.3.4 Prosedur Penyimpanan Bahan Berbahaya

Menyimpan bahan berbahaya sesuaidengan keterangan pada pengemas,misalnya :

G Harus terpisah dari bahanmakanan, bahan pakaian danbahan lainnya

G Tidak menimbulkan interaksi antarbahan berbahaya satu denganyang lain

G Bahan yang mudah menguap harusdisimpan dalam wadah tertutuprapat

G Bahan yang mudah menyerap uap

30

dalam menghilangkan risiko ergonomi.Pengendalian teknik yang bisa dilakukan adalahmemodifikasi, mendesain kembali tata ruangatau mengganti tempat kerja, bahan/objek/desaintempat penyimpan dan pengoperasian peralatandi instalasi farmasi.

b. Pengendalian administratif yang berhubungandengan bagaimana pekerjaan disusun, seperti: jadwal kerja, penggiliran kerja dan waktuistirahat, program pelatihan dan serta programperawatan dan perbaikan.

c. Pengendalian cara kerja yang berfokus padacara pekerjaan dilakukan, yakni : menggunakanmekanik tubuh yang baik dan menjaga tubuhuntuk berada pada posisi netral.

5. Mengevaluasi pekerjaan

Untuk mengevaluasi pekerjaan, pisahkan bagian-bagian pekerjaan menjadi bagian yang sekecilmungkin, sehingga evaluasi bisa spesifik dan detil.Evaluasi tersebut harus mencakup tiga bagian :

a. Gambaran pekerjaan

Kumpulkan informasi untuk menggambarkantiap tugas, pekerjaan, tempat kerja, dan peralatanyang dievaluasi.

b. Pengamatan dan pengukuran (membuat cek-list)

Evaluator harus memperhatikan :

• bagaimana pekerja bergerak

• posisi ketika bekerja

• berapa lama seseorang melakukan suatuaktivitas

• berat dari benda-benda yang dipegang ataudipindahkan

79

Page 43: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Pemeriksaan kesehatan ini berlaku bagi semuapekerja di instalasi farmasi, dilakukan setidak-tidaknya sekali setahun, bahkan dibeberapabagian seyogyanya dilakukan setiap 6 bulan.

b. Upaya yang dilakukan sehubungan dengankapasitas dan beban kerja :• Pengaturan kerja bergilir (shift work)• Penempatan petugas pada jabatannya (fit to

job)• Pendidikan dan pelatihan petugas Instalasi

Farmasi tentang cara kerja yang ergonomik.

c. Pelaksanaan upaya penanggulangan bahayapotensial, misalnya dengan memberikanpenyuluhan yang berhubungan denganpermasalahan ergonomik di tempat kerja,sehingga meningkatkan kesadaran para pekerja,meningkatkan penggunaan alat pelindung, dll.

d. Pelaksanaan CPKB (Cara Pelaksanaan Kerjayang Baik).

Diharapkan setiap bagian sudah mempunyaiStandar Prosedur Tetap (SOP) dan tergantungdi dinding, sehingga setiap pekerja dapatmembaca dan mentaatinya.

4. Pengendalian ergonomik

Pengendal ian ergonomik dipakai untukmenyesuaikan tempat kerja dengan pekerja.Pengendalian ergonomik berusaha mengatur agartubuh pekerja berada di posisi yang baik danmengurangi risiko kerja. Pengendalian ini harusdapat mengakomodasi segala macam pekerja.Pengendalian ergonomik dikelompokkan dalamtiga kategori utama, yang disusun sesuai denganmetoda yang lebih baik dalam mencegah danmengendalikan risiko ergonomik.

a. Pengendalian teknik adalah metoda yang lebihdiutamakan karena lebih permanen dan efektif

78

air harus disimpan dalam wadahtertutup rapat yang berisi zatpenyerap lembab

G Bahan yang mudah menyerap CO2harus disimpan dengan pertolongankapur tohor

G Bahan yang harus terlindung daricahaya disimpan dalam wadahyang buram atau kaca dari kacahitam, merah, hijau, atau coklat tua

G Bahan yang mudah mengoksidasiharus disimpan di tempat yangsejuk dan mendapat pertukaranudara yang baik

G Bahan yang mudah terbakar harusdisimpan di tempat terpisah daritempat penyimpanan perbekalanfarmasi lain, mudah dilokalisir bilaterjadi kebakaran, tahan gempadan dilengkapi dengan PemadamApi

G Bahan beracun harus disimpanditempat yang sejuk, mendapatpertukaran udara yang baik, tidakkena sinar matahari langsung danjauh dari sumber panas

G Bahan korosif harus disimpanditempat yang dilengkapi dengansumber air untuk mandi danmencuci

G Bahan yang mudah meledakdijauhkan dari bangunan yangmenyimpan oli, gemuk, api yangmenyala

31

Page 44: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

BAB IV

PENGENDALIAN K3 IFRS

Penyakit akibat kerja di rumah sakit umumnya berkaitandengan faktor biologi (kuman patogen yang umumnya berasaldari pasien), faktor kimia (antiseptik pada kulit, gas anestesi),faktor ergonomik (cara duduk yang salah, cara mengangkatpasien salah), faktor fisik dalam dosis kecil dan terus menerus( p a n a s p a d a k u l i t , r a d i a s i p a d a s i s t e mreproduksi/pemproduksi darah), faktor psikososial(ketegangan di kamar bedah, penerimaan pasien gawatdarurat, bangsal penyakit jiwa)

IV. 1 BAHAYA BIOLOGI

Bahaya Biologi adalah penyakit atau gangguankesehatan yang diakibatkan oleh mikroorganismehidup seperti bakteri, virus, riketsia, parasit dan jamur.Sedangkan infeksi nosokomial adalah suatu keadaaninfeksi yang diperoleh dari dalam lingkungan rumahsakit, dapat merupakan suatu infeksi endogen yangberasal dari penderita sendiri atau suatu infeksieksogen yang berasal dari luar penderita.

Sesuai dengan perkembangan pelayanan kefarmasiandi rumah sakit didasarkan atas tuntutan pasien danmasyarakat akan mutu pelayanan kefarmasian, makaIFRS diharuskan mengadakan perubahan pelayanandari paradigma lama (drug oriented) ke paradigmabaru (patient oriented) dengan filosofi pharmaceuticalcare (pelayanan kefarmasian). Hal ini tentunya sangatmenguntungkan pasien dan masyarakat, namun darisegi negatifnya petugas farmasi juga akan rentantertular penyakit pasien karena petugas farmasi akanberhubungan langsung dengan pasien atau masyarakatterutama pada saat memberikan konseling kepadapasien maupun pada saat visite ke ruangan. Olehkarena itu agar petugas farmasi tidak mudah tertular

32

daya yang dimiliki, sumber dana yang tersediadan bahaya potensial ergonomik apa yangfrekeuensinya sungguh mengancam para pekerjadi instalasi farmasi RS.

b. Identifikasi masalah ergonomik di instalasifarmasi RS beserta bahaya yang mungkin terjadi.

Identifikasi masalah ergonomik dapat dilakukandengan mengadakan inspeksi tempat kerja danmengadakan survei ergonomik (ergonomichazard assessment) di tempat kerja. Darikegiatan ini diharapkan dapat menemukanpermasalahan ergonomik secara menyeluruh.

c. Alternatif rencana upaya penanggulangannya.

Dari masalah-masalah yang ditemukan dicaria l ternat i f upaya penanggulangannya,berdasarkan dana dan daya yang tersedia.

Hasil yang ingin diharapkan dari kegiatanperencanaan adalah adanya peta/denah lokasibahaya potensial ergonomik dan rumusanalternatif rencana upaya penanggulangannya.Adanya denah/peta lokasi bahaya potensialergonomik akan memberikan gambarankepedulian akan risiko ergonomik yang timbulterhadap pekerjanya.

2. Pengorganisasian kegiatan

Dimaksudkan untuk lebih terarahnya penangananrisiko ergonomik yang dilakukan di instalasi farmasi.Pengorganisasian kegiatan bisa dilakukan melaluipembentukan kelompok kerja ergonomi instalasifarmasi yang merupakan perpanjangan tugas dantanggung jawab kelompok kerja ergonomi rumahsakit.

3. Pengge rakkan pe laksanaan keg ia tan

a. Pemeriksaan kesehatan awal dan pemeriksaankesehatan berkala

77

Page 45: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

dalam rangka pendistribusian, bahaya potensialergonomik yang terjadi adalah cidera punggungdan leher, gangguan otot rangka seperti pengapurandan peradangan. Pekerjaan yang dilakukan denganposisi duduk terus-menerus tanpa disertai istirahatyang cukup, misalnya petugas administrasi dll.Bahaya potensial ergonomik yang muncul yakni;melembeknya otot-otot perut dan melengkungnyatulang.

3. Permasalahan ergonomik lainnya adalah yangberhubungan dengan lingkungan kerja sepertidisplay unit, yaitu penataan ruang kerja termasuk pencahayaan dan warna nya yang apabila tidakergonomik akan menimbulkan masalah dankecelakaan kerja.

4. Permasalahan yang tidak kalah pentingnya adalahmasalah manajemen waktu dan hubungan antarmanusia dilingkungan pekerjaannya.

Pengaturan Risiko Ergonomik

Secara umum pengaturan ergonomik di instalasifarmasi rumah sakit bertujuan untuk tercapainyakemampuan hidup sehat para pekerja yang bekerjadi instalasi farmasi. Selain itu agar tersusunnya rencanakegiatan, terlaksananya dan terpantau sertaterevaluasinya kegiatan yang berhubungan denganrisiko ergonomik di instalasi farmasi rumah sakit.

Dalam pengaturan untuk mengurangi danmeminimalisir risiko ergonomik maka perlu beberapatahapan sesuai dengan tujuan yang diinginkansemula :

1. Perencanaan

a. Analisa situasi yang berpotensi menimbulkanrisiko ergonomik di instalasi farmasi RS.

Analisa situasi merupakan langkah pertamayang harus dilakukan dengan melihat sumber

76

penyakit perlu memperhatikan upaya pencegahaninfeksi terutama di rumah sakit.

Upaya pencegahan infeksi di rumah sakit terdiri daripenerapan 2 tingkat kewaspadaan, yaitu kewaspadaanuniversal dan kewaspadaan khusus.

Kewaspadaan Universal :

Prinsip utama prosedur kewaspadaan universalpelayanan kesehatan adalah menjaga higiene sanitasiindividu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasiperalatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi5 (lima) kegiatan pokok yaitu :

1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang2. Pemakaian alat pelindung diantaranya

pemakaian sarung tangan guna mencegahkontak dengan darah serta cairan infeksius yanglain,

3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai4. Pengelolaan jarum suntik dan alat tajam untuk

mencegah perlukaan

5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

Kewaspadaan khusus terdiri dari tiga jeniskewaspadaan yaitu :

1. Kewaspadaan terhadap penularan melalui udara(airborne)

2. Kewaspadaan terhadap penularan melaluipercikan (droplet)

3. Kewaspadaan terhadap penularan melaluikontak.

1. Kewaspadaan terhadap penularan melalui udara(airborne)

Yaitu digunakan untuk menurunkan penularanpenyakit melalui udara baik yang berupa bintik

33

Page 46: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

percikan di udara (ukuran 5 µm atau lebih kecil)atau partikel kecil yang berisi agen infeksi padapasien yang diketahui atau diduga menderitapenyakit serius dengan penularan melalui percikanhalus di udara.

Penyakit yang dapat ditularkan melalui udara antaralain :- Campak- Varisela- Tuberkulosis.

2. Kewaspadaan terhadap penularan melaluipercikan (droplet)

Kewaspadaan ini ditujukan untuk mencegahterjadinya penularan penyakit dari pasien yangdiketahui atau diduga menderita penyakit seriusdengan penularan percikan partikel besar (diameter> 5 µm) dari orang yang terinfeksi mengenai lapisanmukosa hidung, mulut atau konjungtiva mata orangyang rentan.

Percikan dapat terjadi pada waktu seseorangberbicara, batuk, bersin ataupun pada waktupemeriksaan jalan nafas seperti intubasi ataubronkhoskopi.

Transmisi melalui percikan besar berbeda dengantransmisi penularan melalui udara karena padatransmisi percikan memerlukan kontak yang dekatantara sumber dengan penerima, karena percikanbesar tidak dapat bertahan lama di udara dan hanyadapat berpindah dari dan ke tempat yang dekat.

Beberapa penyakit yang ditularkan melalui dropletdiantaranya :

1. Haemophyllus Influenza invasive type B,termasuk meningitis, pneumonia dan sepsis.

2. Neisseria Meningitis invasive, termasukmeningitis, pneumonia dan sepsis.

34

permasalahan ergonomik di instalasi-instalasi rumahsakit lainnya. Masalah yang berkaitan dengan postur,kekuatan dan frekuensi (posture, force, and frequency)adalah permasalahan ergonomik yang mendasar yangterjadi di tempat kerja manapun. Begitu jugapermasalahan ergonomik yang ada di instalasi farmasirumah sakit.

Permasalahan ergonomik di instalasi farmasi rumahsakit bisa diidentifikasi berdasarkan :

1. Rutinitas dari pekerjaan yang dilakukan di instalasitersebut, misalnya dalam pekerjaan penyimpanan,risiko ergonomik biasanya postur yang kaku, berartimenekuk atau memutar bagian tubuh, beban statisyang berarti bertahan lama pada satu postursehingga menyebabkan kontraksi otot. Risikoergonomik lainnya antara lain tekanan, artinya tubuhtertekan pada suatu permukaan atau tepian saatbekerja.

Dalam pekerjaan sediaan farmasi (Produk jadi danpembuatan), risiko ergonomik yang munculdiantaranya; gerakan pengulangan yang banyakdan sering dalam hal penyediaan farmasi atau obat-obatan, artinya menjalankan gerakan yang samasecara berulang-ulang, lalu organisasi kerja yangburuk, maksudnya termasuk bekerja dengan iramamesin, istirahat yang tidak cukup, kerja yangmonoton, beberapa pekerjaan yang harus dikerjakandalam satu waktu.

Dalam pekerjaan pendistribusian alat kesehatansekali pakai dan penggunaan, risiko ergonomiknyabiasanya adalah beban berat, maksudnya bebanfisik yang berlebihan selama kerja misalnya menarik,mendorong dll. Semakin banyak daya yang harusdikeluarkan, semakin berat beban bagi tubuh.

2. Permasalahan ergonomik yang umum terjadi dirumah sakit, seperti dalam hal mengangkut bebanatau peralatan kefarmasian yang tidak ergonomik

75

Page 47: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

ada juga risiko bahaya ergonomik, yang merupakanhasil dari ketidak sesuaian antara pekerja dengancara kerja dan lingkungan kerjanya. Saat ini bahayadan permasalahan ergonomik tidak hanya dirasakanoleh para pekerja di industri/perusahaan saja, akantetapi permasalahan ergonomik sesungguhnya adadimana – mana termasuk di instalasi farmasi rumahsakit secara umum. Para pekerja di instalasi farmasirumah sakit antara lain apoteker, asisten apoteker,dan tenaga administrasi dimana pekerja tersebut jugaberisiko terhadap bahaya ergonomik.

Biasanya pekerjaan rutinitas kefarmasian yangdilaksanakan oleh para pekerja di Instalasi FarmasiRumah Sakit, diantaranya berhubungan dengan :

1. Penyimpanan obat, vaksin, anti koagulan, reagensia dll

2. Sediaan Farmasi (produk jadi dan pembuatan)

3. Distribusi dan penggunaan

Dari pekerjaan rutin tersebut, sedikit banyaknya akanmembawa risiko ergonomik di tempat kerja. Olehsebab itu perlu pengidentifikasian terhadappermasalahan ergonomik di instalasi farmasi rumahsakit khususnya dan secara umum upaya kesehatankerja yang menyeluruh di lingkungan rumah sakittermasuk di unit instalasi farmasi, sangat diperlukan.Upaya kesehatan kerja yang menyeluruh yangdimaksudkan akan berkaitan dengan pekerja,cara/metode kerja, alat kerja, proses kerja danlingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan,pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Sedangkankonsep dasar dari Upaya Kesehatan Kerja ini adalah: identifikasi permasalahan, evaluasi dan dilanjutkandengan tindakan pengendalian.

Permasalahan Ergonomik

Secara umum permasalahan ergonomik di instalasifarmasi rumah sakit hampir sama dengan

74

3. Staphylococcus Pneumonia invasive multidrugresisten, termasuk meningitis pneumonia,sinusitis, dan otitis media.

4. Bakteri infeksi saluran nafas lain dengantransmisi droplet :a. Diptheria (faringeal)b. Mycoplasma pneumoniac. Pertusisd. Pneumonia plaguee. Streptococcal pharingitis, fever pada bayi dan

anak, pneumonia, atau scarlet

5. Infeksi virus serius dengan transmisi percikan,termasuk :a. Adenovirusb. Influenzac. Mumpsd. Parvovirus B 19e. Rubella

3. Kewaspadaan terhadap penularan melaluikontak

Digunakan untuk mencegah penularan penyakitdari pasien yang diketahui atau diduga menderitapenyakit yang ditularkan melalui kontak langsung(misalnya kontak tangan atau kulit ke kulit) yangterjadi selama perawatan rutin, atau kontak taklangsung (persinggungan) dengan benda dilingkungan pasien.

Contoh penyakit yang ditularkan melalui kontakadalah :

1. Infeksi gastrointestinal, respirasi, kulit luka ataukolonisasi bakteri yang multidrug resisten sesuaipedoman p rog ram pemberan tasan .

2. Infeksi interik dengan dosis infeksi rendah atauberkepanjangan termasuk :

35

Page 48: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

a. Clostridium difficileb. Enterohemorrhagic E. Coli, Shigella, hepatitis

A, atau rotavirus pada pasien inkontenensia.

3. RSV, virus para influenza, atau infeksi enteroviralpada bayi dan anak-anak.

4. Infeksi kulit yang sangat menular atau yangbiasa timbul pada kulit kering, termasuk :a. Difteri (kulit)b. Herpes s imp leks (neonatus a tau

mukoneonatus)c. Impetigod. Abses besar, selulitis atau dekubituse. Pedikulosisf. Skabiesg. Stapilococcal furunculosis pada bayi dan

anak-anakh. Stapilococcal scalded skin syndromei. Zoster (diseminata atau immunocompromised

host)

5. Viral hemorrhagic conjungtivitis

6. Viral hemorrhagic fever (demam lessa atau virusMarburg)

Ketentuan Umum Pencegahan :

1) Tempatkan pasien pada tempat yang terpisahatau bersama pasien lain dengan infeksi aktiforganisme yang sama dan tanpa infeksi lain.

2) Melaksanakan kewaspadaan universal.

3) Perawatan l ingkungan yai tu denganmembersihkan setiap hari peralatan danpermukaan lain yang sering tersentuh olehpasien.

36

• Catat jenis obat yang tertumpah

• Tanggalkan seluruh pakaian pelindung

• Laporkan ke supervisor

• Lengkapi format kecelakaan

Transportasi dan Pembuangan Limbah

1 Petugas membawa dengan troli khususuntuk obat sitostatik

1 Pembuangan limbah sitostatik harus dalamwadah terpisah, untuk limbah tajammasukkan dalam container khusus yangtidak tembus benda tajam

1 Semua limbah kemoterapi harus dibakardalam incenerator

IV.4 BAHAYA ERGONOMI

Instalasi farmasi rumah sakit merupakan salah satuinstalasi yang berada di rumah sakit. Seperti halnyainstalasi-instalasi yang lainnya di rumah sakit, tentuada risiko dari pajanan bahaya di lingkungan tempatkerja dimana seharusnya ada kewaspadaan darimasing-masing pihak yang terlibat di instalasi tersebut.Kewaspadaan ini bisa berupa pengaturan ataumanajemen yang baik terhadap risiko yang timbul dilingkungan tempat kerja di instalasi farmasi di rumahsakit. Dengan kata lain, faktor-faktor penyebab risikobahaya kerja ditempat tersebut, harus dikendalikanmelalui upaya pencegahan dan penanggulangan yangbenar sehingga kasus-kasus kejadian penyakit dankecelakaan akibat kerja dapat dihindari, direduksi danatau diminimalkan.

Risiko bahaya kerja yang dimaksud, selain faktor fisik,biologik, kimia dan psikososial di instalasi farmasi,

73

Page 49: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

• Catat jenis obat dan kemungkinandisiapkan antidot khusus

• Tanggalkan seluruh pakaian pelindung

• Laporkan ke supervisor

• Lengkapi format kecelakaan

B. Kulit Tertusuk Jarum Berisi Obat Kanker

• Jangan segera mengangkat jarum, tarikkembali plungger untuk menghisapobat-obat yang mungkin telah terinjeksi.

• Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum,kemudian buang.

• Tanggalkan sarung tangan

• Bilas area dengan air hangat

• Cuci dengan air sabun, bilas denganair hangat

• Catat jenis obat dan perkiraan berapabanyak yang terinjeksi

• Tanggalkan semua pakaian pelindung

• Laporkan ke supervisor

• Lengkapi format kecelakaan

• Suntikkan antidot yang spesifik

• Segera konsultasikan ke dokter

C. Tumpahan Obat Sitostatika pada Mata

• Minta pertolongan (Call For Help)

• Tanggalkan sarung tangan

• Segera rendam dan bilas mata terbukadengan air hangat selama 5 menit

• Letakkan tangan sekitar mata dan cucimata terbuka dengan 500 ml NaCl 0,9 %

72

4) Peralatan perawatan pasien gunakan terpisahsatu sama lain, jika terpaksa harus digunakansatu sama lain secara bersama maka peralatantersebut harus selalu dibersihkan dan didesinfeksisebelum digunakan pada yang la in.

Tindakan yang harus dilakukan :

1) Tempatkan pasien pada ruang tersendiri ataubersama pasien lain dengan ruang kerja lainnya.

2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerjapada air yang mengal ir atau alcuta.

3) Menggunakan alat pelindung kerja sepertimasker, gaun pelindung dan sarung tangan.

4) Melakukan tindakan desinfeksi, dekontaminasidan sterilisasi, terhadap berbagai peralatan yangdigunakan, meja kerja, lantai dan lain-lainterutama yang sering tersentuh oleh pasien.

5) Melaksanakan penanganan dan pengolahanlimbah dengan cara yang benar, khususnyalimbah infeksi.

6) Memberikan pengobatan yang adekuat padapenderita.

IV.1.1 Tuberkulosis Paru :

Adalah penyakit infeksi yang disebabkan olehkuman Mycobacterium Asam (BTA).Penularan penyakit ini dapat melalui droplet-droplet yang dibawa oleh udara tuberkulosisyang berbentuk batang (basil) dan disebutpula Basil Tahan Asam dari seseorang yangterinfeksi dengan tuberkulosis. Kecurigaanadanya tuberkulosis paru adalah batuk lebihdari 4 minggu, dahak bercampur darah, nyeridada, nafsu makan menurun, berat badan

37

Page 50: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

menurun, berkeringat pada malam hari,demam dan sesak nafas.

Ketentuan Umum Pencegahan :

- Melakukan pekerjaan sesuai denganprosedur tetap (SOP).

- Memberikan penyuluhan kesehatanmelalui pertemuan berkala, seminar ilmiah,selebaran, poster dan la in- la in.

- Melaksanakan kewaspadaan universal(Universal Precaution = UP)

- Melaksanakan kewaspadaan khusus,dengan cara menempatkan pasien padatempat tersendiri dengan tekanan tinggiterpantau, minimal pergantian udara enamkali setiap jam, pembuangan udara keluarmemadai.

- Melakukan pemeriksaan kesehatansebelum bekerja dan pemeriksaankesehatan berkala.

Tindakan yang harus dilakukan :

1) Mengupayakan ventilasi dan pencahayaanyang baik dalam ruang perawatan, ruangkonseling dan ruang kerja lainnya.

2) Mencuci tangan sebelum dan sesudahbekerja pada air yang mengalir atau alcuta.

3) Menggunakan alat pelindung kerja sepertimasker dan sarung tangan.

4) Melakukan tindakan desinfeksi, sterilisasi,dan dekontaminasi terhadap berbagaiperalatan yang digunakan, meja kerja,lantai dan lain-lain terutama bila terkenabahan infeksi.

38

• Cuci dasar cytogard dengan detergent danbilas dengan aquadest

• Buang semua sarung tangan dan lap yangterkena kontaminasi obat sitostatik

Prosedur Pembersihan Tumpahan ObatSitostatik (di luar BSC)

• Isolasi daerah yang terkontaminasi agarjangan dilewati orang

• Gantilah sarung tangan dan baju yangterkena tumpahan dan letakkan dalamkantong khusus

• Gunakan pakaian pelindung lengkap

• Angkat pecahan benda tajam denganpinset dan masukkan dalam wadahbuangan khusus

• Jika tumpahan berupa liquid, hisap denganflannel kering

• Jika tumpahan berupa serbuk, hisapdengan flannel basah

• Pel lantai dengan detergent dan bilasdengan aquadest

• Buang semua sarung tangan dan lap yangterkena kontaminasi obat sitostatik

Tindakan Bila Terjadi Keterpaparan AkibatKecelakaan Kerja

A. Tumpahan Mengenai Kulit

• Tanggalkan sarung tangan

• Bilas kulit dengan air hangat

• Jika kulit tidak sobek seka area dengankassa yang dibasahi larutan chlorin 5 %.Jika kulit sobek pakai larutan H2O2 3%

71

Page 51: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Pemeriksaan laboratorium harus dilakukansecara periodik setiap 6 bulan, jika terdapatkelainan hasil pemeriksaan harus diteliti lebihdalam.

Pemeriksaan laboratorium juga harusdilakukan jika terjadi paparan obat sitostatik.

Semua hasil harus didokumentasikan

Formulir Permintaan Rekonstitusi terdiri dari :• Nama & No. MR• Jenis obat dan dosis• Jenis dan jumlah pelarut yang digunakan• Tgl Persiapan• Tgl kadaluarsa

Obat sitostatik yang telah direkonstitusi harusdikemas yang aman untuk dibawa ke ruangperawatan, dan diberi label peringatan obatberbahaya.

Prosedur Pembersihan Tumpahan ObatSitostatik (di dalam BSC)• Pastikan bahwa cytogard berjalan dengan

baik pada saat kejadian• Nyalakan exhaust fan• Gantilah sarung tangan dan baju yang

terkena tumpahan dan letakkan dalamkantong khusus

• Gunakan pakaian pelindung lengkap• Angkat pecahan benda tajam dengan

pinset dan masukkan dalam wadahbuangan khusus

• Jika tumpahan berupa liquid, hisap denganflannel kering

• Jika tumpahan berupa serbuk, hisapdengan flannel basah

70

5) Melaksanakan penanganan danpengolahan limbah dengan cara yangbenar, khususnya l imbah infeksi.

6) Melaksanakan pemeriksaan kesehatansecara berkala termasuk pemeriksaanradiologi.

7) Memberikan pengobatan yang adekuatpada penderita.

IV.1.2 Influenza :

Adalah penyakit infeksi saluran nafas atasyang disebabkan oleh virus influenza, yangpenularannya dapat melalui batuk, bersin,dan tangan yang tidak dicuci setelah kontakdengan cairan hidung/mulut.

Gejala-gejala influenza dapat berupa :

demam, kedinginan, mata kemerahan,otot/tulang sakit, batuk, hidung berair yangmungkin menetap selama 1-2 minggu setelahgejala lain hilang.

Ketentuan Umum Pencegahan :

- Melakukan pekerjaan sesuai denganprosedur tetap (SOP).

- Memberikan penyuluhan kesehatanmelalui pertemuan berkala, seminar ilmiah,leaflet/brosur, poster dan lain-lain.

- Melakukan pemeriksaan kesehatansebelum bekerja dan pemeriksaankesehatan berkala .

- Melakukan pengaturan/pemisahanpenderita untuk menghindari terjadinyapenularan.

39

Page 52: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

- Melaksanakan kewaspadaan universal(Universal Precaution =UP).

- Instruksikan pada pasien untuk tutup mulutsaat batuk/bersin.

Tindakan yang harus dilakukan :

1) Mengupayakan ventilasi dan pencahayaanyang baik dalam ruang perawatan, ruangkonseling. Tempatkan pasien pada ruangtersendiri dan atau bersama pasien laindengan ruang kerja lainnya.

2) Mencuci tangan sebelum dan sesudahbekerja pada air yang mengalir atau alcuta.

3) Menggunakan alat pelindung kerja sepertimasker N 95 bila berada/bekerja denganjarak kurang dari 1 m dari pasien, dansarung tangan.

4) Melakukan t indakan des in feks i ,dekontaminasi dan sterilisasi, terhadapberbagai peralatan yang digunakan, mejakerja, lantai dan lain-lain terutama bilaterkena bahan infeksi.

5) Melaksanakan penanganan danpengolahan limbah dengan cara yangbenar, khususnya l imbah infeksi.

6) Melaksanakan pemeriksaan kesehatansecara berkala termasuk pemeriksaanradiologi.

7) Memberikan pengobatan yang adekuatpada pasien.

IV.1.3 Hepatitis

Adalah penyakit infeksi yang disebabkan olehvirus Hepatitis B (HBV), yang manifestasinya

40

• Pass Box adalah jendela antara ruangadministrasi dan clean room (barrier)berfungsi sebagai keluar masuk obat keclean room

Perlengkapan Pelindung :• Pakaian/Baju Pelindung• Tutup Kepala• Masker dan Kaca Mata• Sarung tangan• Kaos Kaki dan Sepatu

Personal

• Personal yang akan terlibat dalampreparasi obat s i tostat ika harusmendapatkan pelatihan yang memadaitentang teknik aseptik dan penangananobat sitostatika.

• Petugas wanita yang sedang hamil ataumerencanakan untuk hamil tidak dianjurkanuntuk terlibat dalam rekonstitusi obatsitostatika.

• Petugas yang sedang sakit ataumengalami infeksi pada kulit harusdiistirahatkan dari tugas ini.

• Setiap petugas yang akan terlibat dalamrekonstitusi seminggu sebelumnya harusmendapat pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan Laboratorium pada Petugas :

1. Complete blood count

2. Liver Function Test

3. Renal Function Test

69

Page 53: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Fasilitas Ruangan :

• Clean room

• Area penyimpanan

• Area administrasi

• Area cuci

• Area ganti pakaian

• Ruang antara

• Pass box

• Laminar Air Flow (LAF)/Biological SafetyCabinet (BSC)

Clean Room :

• 25 % - 30 % dari total area

• Konstruksi khusus, dinding mudahdibersihkan

• Partikel udara sangat dibatasi : kelas 100,1000, 10.000 partikel/lt udara

• Aliran udara diketahui dan terkontrol

• Tekanan ruangan diatur

• Suhu dan kelembaban udara terkontrol

Suhu : 18º - 22º C

Kelembaban : 35-50 %

• Dilengkapi HEPA filter

Fasilitas Ruangan

• Ruang antara : Ruang yang terletak antararuang cuci tangan dan clean room (barrier)pada ruangan ini petugas menggunakanperlengkapan steril

68

dapat sebagai Hepatitis B akut maupun dalambentuk sebagai pengidap (karier) kronikHBsAg. Cara penularannya dapat melaluidarah atau cairan tubuh lainnya dari penderitaHBV maupun pengidap HBsAg. Gejalapenyakitnya dapat berupa demam, lemah,mual/muntah, rasa tak enak di epigastriumdan kemungkinan d iser ta i ik ter ik .

Ketentuan Umum Pencegahan :

- Melakukan pekerjaan sesuai denganprosedur tetap (SOP).

- Memberikan penyuluhan kesehatanmelalui pertemuan berkala, seminar ilmiah,selebaran, poster dan la in- la in.

- Melakukan pemeriksaan kesehatansebelum bekerja dan pemeriksaankesehatan berkala .

- Melakukan pengaturan/pemisahan pasienuntuk menghindari terjadinya penularan.

- Tutuplah luka bila ada.

Tindakan yang harus dilakukan :

1) Meningkatkan pengetahuan dankepedulian petugas farmasi terhadappenyakit hepatitis B dan penularannya.

2) Mencuci tangan sebelum dan sesudahbekerja pada air yang mengalir atau alcuta.

3) Menggunakan alat pelindung kerja sepertimasker dan sarung tangan.

4) Melakukan tindakan desinfeksi, sterilisasi,dan dekontaminasi terhadap berbagaiperalatan yang digunakan, meja kerja,

41

Page 54: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

lantai dan lain-lain terutama bila terkenabahan infeksi.

5) Melaksanakan penanganan danpengolahan limbah dengan cara yangbenar, khususnya l imbah infeksi.

6) Memberikan vaksinasi kepada petugas.7) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan

secara berkala termasuk pemeriksaanradiologi.

8) Memberikan pengobatan yang adekuatpada penderita.

IV.1.4 Resistensi

Adalah suatu keadaan dimana mikroba sudahtidak peka lagi terhadap antimikroba padapemberian yang rasional. Resistensi diinstalasi farmasi dapat terjadi karena kitamenghirup atau terpajan antimikroba atausitostatika dalam pembuatan dan peracikanobat. Ciri-ciri resistensi adalah bila kitaterinfeksi dengan mikroba tertentu kemudiandiberi antimikroba yang sesuai namun tidakmemberikan respon yang positif.

Ketentuan Umum Pencegahan :

- Melakukan pekerjaan sesuai denganprosedur tetap (SOP).

- Melakukan pekerjaan dengan sarana danprasarana yang memenuhi syarat.

- Memberikan pengetahuan tentangresistensi serta bahaya resistensi terhadaptubuh.

- Melakukan pemeriksaan kesehatansebelum bekerja dan sesudah bekerjasecara berkala.

42

Risiko yang tidak diinginkan dapat terjadipada t ranspor tas i , peny impanan ,pendistribusian, preparasi, dan pemberianobat sitostatika.

Potensial paparan pada petugas pemberiansitostatika telah banyak diteliti.

Tujuan Safe Handling Cytostatic

• Produk terlindung dari kontaminasi mikroba(teknik aseptis) sehingga mutu terjamin

• Personal dan lingkungan yang terlibat,terlindung dari paparan bahan berbahaya

• Efisiensi biaya dan efisiensi waktuperawatan

Cara terpaparnya obat sitostatika ke dalamtubuh

- inhalasi

- absorbsi

- ingestion

Standar Prosedur Kerja meliputi :

• Fasilitas fisik yang dibutuhkan untukmel indungi operator dan produk

• Perlengkapan pelindung yang melindungioperator dan produk

• Personal yang mengerjakan

• Prosedur rekonstitusi obat dan teknikkhusus yang diperlukan

• Prosedur pembuatan label, pengemasan,transportasi dan pembuangan limbahsitostatika

• Prosedur penanganan kecelakaan

67

Page 55: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

- harus dijauhkan darisuhu/panas yang tinggikarena bisa meledak jikaterkena panas yangtinggi.

- harus dijauhkan dari zat-z a t y a n g d a p a tmenyebabkan terjadinyakaratan atau kerusakan.

Sifat-sifat : - TCLo (manusia) terhirup

100 pph, selama 14 jam. - Stabil pada suhu dan

tekanan normal. - Berbentuk gas atau cair. - Bers i fa t oks idator ,

membantu pembakaran. - Tidak berwarna, sedikit

berbau dan tidak berasa. - Berat molekul = 31,9988

gr/mol. - Titik Didih pada 1 Atm.

= - 182,92oC - Spesifikasi gravity gas

(21,11oC, 1 atm) =1,1053

- Berat jenis (21,11oC, 1atm) = 1,3265 gr/lt.

- Dapat larut di alkohol.

IV.3.2 Penanganan Obat Kanker

Prosedur penanganan obat sitostatika yangaman perlu dilaksanakan untuk mencegahrisiko yang tidak diinginkan.

66

Tindakan yang harus dilakukan :1) Cuci tangan sebelum bekerja.2) Gunakan alat pelindung diri seperti sarung

tangan, masker, baju lab, tutup kepalasebelum bekerja.

3) Bekerja pada tempat yang memenuhisyarat.

4) Laporkan hasil pemeriksaan berkala.5) Jika terjadi kelainan maka perlu dilakukan

tindak lanjut pekerjaan.6) Berikan pengobatan sesuai dengan

standar medis.

IV.2 BAHAYA FISIKA

Faktor fisika merupakan salah satu beban tambahanbagi pekerja di rumah sakit yang apabila tidak dilakukanupaya-upaya penanggulangannya dapat menyebabkanpenyakit akibat kerja.

Faktor fisika di IFRS terdiri dari bising, listrik, panas,getaran radiasi dan cahaya.

IV.2.1 BISING

Dalam kesehatan kerja, bising diartikansebagai suara yang dapat menurunkanpendengaran baik secara kuantitatif(peningkatan ambang pendengaran) maupunkua l i t a t i f (penyemp i tan spek t rumpendengaran), berkaitan dengan faktorintensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu.

Di rumah sakit, bising merupakan masalahdi power house/generator, ruangan AHU (AirHandling Unit), sumber bising lain dapatberasal dari ruang cuci piring, mesin cucipakaian, mesin pompa air, dan mesin potongrumput.

43

Page 56: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

IV.2.1.1 Identifikasi

Bising tinggi dapat menyebabkandampak negatif baik yang bersifatauditorial maupun non auditorial

a. Non auditorial

Antara la in mengganggukomunikasi, gangguan tidur,gangguan perilaku, gangguanfisiologis antara lain ditandaidengan sakit kepala, mual,berdebar.

b. Auditorial

Dikenal sebagai Occupationalhearing loss termasuk traumaakustik dan Noise Induce HearingLoss (NIHL).

Trauma akustik disebabkan olehbising impulsif dengan intensitasyang sangat tinggi, biasanyamelebihi 140 desibel (dB), bisahanya terjadi satu kali pajanan.Energi suara yang dihasilkanmelampaui batas kemampuanf i s i o l o g i s s t r u k t u r a l a tpendengaran, sehingga dapatmerusak organ corti di telingadalam, juga dapat merusakmembran timpani dan tulangpendengaran di telinga tengah.Kejadiannya dramatis, sehinggapenderita ingat betul permulaanterjadinya, misalnya terpaparsuara ledakan boiler.

Berbeda dengan trauma akustik,NIHL terjadi karena pajanan

44

Pertolongan Pertama :bawa penderita ke tempaty a n g s e g a r d a nistirahatkan.

Pemaparan : Kulit

Gejala Akut : kulit melepuhatau luka/beku karenapengaruh dingin j ikaterkena O2 cair.

Pencegahan :

- Pakai sarung tangan,sepatu pe l indung.

- Hindari kontak kulitdengan O2 cair.

Pertolongan Pertama :siram dengan air hangat(30-400C) pada bagian kulityang terbakar atau luka .

Pemaparan : Mata

Gejala akut : penglihatankabur atau iritasi ke mata.

Pencegahan : pakaiperlindungan mata saatmenangani O2 cair.

Pertolongan Pertama :bilas mata dengan airbersih ± 15 Menit

Penyimpanan :

- harus dijauhkan dariminyak oli, gemuk danbahan lain yang mudahterbakar.

65

Page 57: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Pencegahan : jauhkan dariminyak, oli, gemuk, api danzat-zat lain yang mudahterbakar.

Tindakan : jika terjadik e b a k a r a n g u n a k a np e m a d a m a p i : D r yC h e m i c a l , C O 2 ,semprotkan air padasil inder O2 yang adadisekitarnya supaya dingin.

Type Bahaya : Ledakan

B a h a y a : b i s am e n i m b u l k a nledakan/pecahnya tabungsilinder.

Pencegahan :- Jauhkan dari api atau

sumber panas lainnya.- Pasang safety.- Tabung silinder Oksigen

bertekanan tinggi (150Atm.) dapat meledakatau pecah terkenapanas yang t inggi.

Pemaparan : Inhalasi

G e j a l a A k u t :menyebabkan iritasi, pusingjika terhirup Oksigen murnidalam jumlah besar.

Pencegahan :- Hindari hirup O2 dalam

jumlah besar.- Pindahkan, jika ada

tabung bocor.

64

bising yang relatif rendah (85 dBatau lebih), dalam waktu yanglama. Jadi terdapat efek kumulatifdan bertingkat. Di lingkungankerja pada umumnya dan diInstalasi Farmasi Rumah Sakitpada khususnya yang seringterjadi adalah NIHL.

IV.2.1.2 Pengukuran

Untuk mengetahui intensitas bising dilingkungan kerja, digunakan Sound LevelMeter. Bila memungkinkan idealnya denganmenggunakan Octave Band Analyzer untukmengetahui spektrum/frekuensi dari bisingtersebut.

Untuk menilai tingkat pajanan pekerja lebihtepat digunakan Noise Dose Meter karenapekerja umumnya tidak menetap pada suatutempat kerja selama 8 jam ia bekerja.

Nilai ambang batas intensitas bising adalah85 dB. Dengan mengatur waktu kerja pekerjadidapatkan tabel sbb :

a. Mengatur jam kerja, sbb :

45

Intensitas (dB) Waktu kerja maksimumper hari (jam)

85

90

95

100

105

110

8

4

2

1

1/2

1/4

Page 58: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

b. Mengatur jumlah impuls per hari maksimal

IV.2.1.3 Evaluasi

Secara sosial NIHL dapat menganggukeharmonisan baik antar teman sekerjamaupun dengan keluarga, karena yangbersangkutan sulit berkomunikasi dan seringberbicara dengan suara keras tanpa disadarikarena kurang dengar, yang sering disalahartikan oleh lawan bicara sebagai bentakanatau kemarahan. Juga menurunkan kualitashidupnya, antara lain kemampuan mendengarmusik, kesigapan terhadap tanda bahayabunyi.

Secara ekonomi dapat sangat merugikankarena bersifat kontra produktif bagilingkungan kerja, selain biaya tanggunganpenyakit akibat kerja yang besar, yang lebihmerugikan adalah organisasi terpaksakehilangan pekerja terampil akibat dimutasi.

IV.2.1.4 Pengendalian :

Yang terpenting adalah mengurangi dosispemajanan dengan memperhatikan 3 (tiga)unsur :a. Sumber : mengurangi intensitas bising

- Desain akustik- Menggunakan mesin/alat yg kurang

bising- Merubah metoda proses

46

Sifat-sifat :

- Bersifat narkotik dalamkonsentrasi yang tinggi

- Dapat membentukcampuran yang explosifdengan udara.

- TCLo (manus ia) :24 mg/kg/2 Jam.

- Stabil pada suhu dantekanan normal.

- Berbentuk gas/cair.

- Bers i fa t oks idator ,membantu pembakaran.

- Tidak berwarna, sedikitberbau dan berasamanis.

- Berat molekul = 44,013gr/mol.

- Titik Didih pada 1 Atm.= - 88,52oC

- Spesifikasi gravity gas( 0oC, 1 atm) = 1,529

- Berat jenis ( 21,11oC, 1atm) = 1,84 gr/lt.

- Dapat larut di alkohol,ether.

IV.3.2 Gas O2

Type Bahaya : Kebakaran.

Bahaya : bersifat oksidatorm e m b a n t u p r o s e spembakaran/ memperbesarnyala api.

63

Intensitas (dB) Waktu kerja maksimumper hari (jam)

140

130

120

100

1.000

10.000

Page 59: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Pemaparan : Kulit

Gejala Akut : kulit melepuhatau luka Pencegahan :

- pakai sarung tangan,sepatu pe l indung.

- hindari kontak kulitdengan N2O.

Pertolongan Pertama :siram dengan air hangat(30-400C) pada bagian kulityang terbakar.

Pemaparan : Mata

Gejala akut : penglihatankabur atau beku ke mata.

Pencegahan : pakaiperlindungan mata saatmenangani N2O.

Pertolongan Pertama :bilas mata dengan airbersih ± 15 menit.

Penyimpanan :

- N2O dijauhkan dariminyak oli, gemuk danbahan lain yang mudahterbakar, metal garam,metal oksida, peroksidadan basa.

- Tabung N2O harusdijauhkan dari panasyang tinggi dan suhusilinder harus dijagatidak boleh melampaui52oC.

62

b. Media : mengurangi transmisi bising

- Menjauhkan sumber dari pekerja

- Mengabsorpsi dan mengurangipantulan bising secara akustik padadinding, langit-langit dan lantai

- Menutup sumber bising dengan barier

c. Pekerja : mengurangi penerimaan bising

- Alat pelindung diri

Berupa sumbat telinga (ear plug) yangdapat menurunkan pajanan sebesar 6– 30 dB atau penutup telinga (ear muff)yang dapat menurunkan 20 – 40 dB

- Ruang isolasi untuk istirahat

- Rotasi pekerja untuk periode waktutertentu antara lingkungan kerja yangbising dengan yang tidak bising

- Pengendalian secara administratifdengan menggunakan jadwal kerjasesuai Nilai Ambang Batas (NAB)

IV.2.2 LISTRIK

Di Instalasi Farmasi Rumah Sakitpemanfaatan aliran listrik digunakan untukpenerangan dan penggerak peralatan. Namunj ika penggunanya tanpa didukungpengetahuan listrik yang memadai dapatmenimbulkan kecelakaan terhadap listrik.Ada dua tingkatan listrik yang berbahaya yaitumakroshok dan mikroshok.

Timbulnya aliran listrik akibat perbedaanpotensial antara 2 (dua) kutub yangbermuatan listrik. Aliran listrik ini dapat berupaarus searah (DC) atau arus bolak balik (AC).

47

Page 60: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

IV.2.2.1 Identifikasi

Keluhan :- Terasa panas dan kedutan

Walk through survey :- Adanya aliran listrik yang tidak

terpelihara

Efek Kesehatan :- Luka bakar ditempat tersengat

aliran listrik- Kaku pada otot ditempat yang

tersengat listrik- Tahanan tubuh membesar

IV.2.2.2 Pengendalian

1. Enginering

- P e m a s a n g a n g r o u n d i n g(pertanahan) sesuai ketentuan.

- Pengukuran jaringan/instalasilistrik

- NAB bocor arus 50 miliamper, 60Hz (sakit)

- Pemasangan pengamanan/alatpengamanan sesuai ketentuan

- Pemasangan tanda- tandabahaya dan indikator

2. Administrasi

- Penempatan petugas sesuaidengan keterampilan

- Waktu kerja petugas digilir

3. Interfensi medan elektro magnetisterhadap alat-alat elektronis

4. Memakai sepatu isolasi

48

semprotkan air padasilinder N2O yang adadisekitarnya supaya dingin.

Type Bahaya : Ledakan

B a h a y a : b i s amenimbulkan ledakan ataupecahnya tabung Silinder

Pencegahan :

- jauhkan dari api atausumber panas lainnya.

- pasang safety .

- tabung sil inder N2Obertekanan tinggi (70Atm.) dapat meledak ataupecah bila terkena panasyang tinggi.

Pemaparan : Inhalasi

G e j a l a A k u t :menyebabkan iritasi, pusingjika terhirup dan dapatmembius pada konsentrasiN2O ter tentu (70%).

Pencegahan :

- hindari hirup N2O dalamjumlah besar.

- pindahkan jika adatabung bocor.

Pertolongan Pertama :bawa penderita ke tempaty a n g s e g a r d a nistirahatkan.

61

Page 61: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

- Pengaturan jumlah jam pekerja- Pemeriksaan kesehatan secara

berkala.

IV.3 BAHAYA KIMIA

Adanya zat-zat kimia di rumah sakit dapat menimbulkanbahaya bagi para penderita maupun para pekerjanya,baik bagi para dokter, perawat, teknisi dan semuayang berkaitan dengan pengelolaan rumah sakitmaupun perawatan penderita.

Walaupun orang menyadari arti bahan-bahan kimiadan bahayanya, kecelakaan bahan-bahan kimia terjadisemata-mata karena kurang hati-hati dan kurang peduliterhadap bahan-bahan kimia tersebut. Hal-hal tersebutdapat menyebabkan keracunan kronik akibattumpahan-tumpahan, kebocoran tempat penyimpanandan ventilasi yang tidak baik. Bahan kimia yangmempunyai risiko mengakibatkan gangguan kesehatanantara lain adalah gas zat-zat anestetik (halotan, nitrooksida, etil eter), formaldehid, etilen oksida, merkuri,dan debu.

IV.3.1 Gas Nitrogen OksidaType Bahaya : Kebakaran.

Bahaya : bersifat oksidatorm e m b a n t u p r o s e sp e m b a k a r a n a t a umemperbesar nyala apiPencegahan : jauhkan dariminyak, oli, gemuk, api danzat-zat lain yang mudahterbakar.Tindakan : jika terjadik e b a k a r a n g u n a k a np e m a d a m a p i : D r yC h e m i c a l , C O 2 ,

60

IV.2.3 PANAS

Secara umum panas dirasakan bila suhuudara diatas suhu nyaman, suhu nyaman diIndonesia berkisar antara 26oC-28oC denganRelative Humidity (kelembaban) antara 60-70 %.

Lingkungan suhu nyaman adalah kombinasidari suhu udara, kelembaban, kecepatanaliran udara dan suhu radiasi. Bekerjaditempat yang panas akan menyebabkanke t i daknyamanan , bahkan dapa tmengganggu kesehatan.

IV.2.3.1 Identifikasi

Ditempat kerja yang panas, pekerjaakan mengeluh :

- Rasa tidak enak, serba salah- Mudah marah- Suhu kulit panas/basah karena

berkeringat atau kering karenakeringat terus menguap

- Lelah, mual, sakit kepala urineberkurang.

Pada walk trough survey, akandirasakan suhu ruang kerja yangpanas, ditemukan sumber panas;peker ja berker ingat denganbeberapa keluhan seperti diatas.

Akibat terpajan panas yang tinggi,maka suhu badan akan naik,kenaikan suhu tubuh badan tersebuttidak dapat diimbangi denganpendinginan melalui penguapan.

Dapur; salah satu tempat kerja dirumah sakit yang menimbulkanbahaya panas.

49

Page 62: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Pengaturan ventilasi dan penyediaanair minum merupakan alternatifpencegahan dampak panas.

Efek panas terhadap kesehatanyang ringan adalah heat syncope,yaitu pingsan karena panas.Penyebabnya adalah ter jadihipostasis aliran darah, karena terjadipooling di pembuluh darah yangmelebar, pada kulit dan tubuh bagianbawah, sehingga suplai darah keotak berkurang.

Sedangkan Heat Disorder, adalahkumpulan gejala yang berhubungandengan kenaikan suhu tubuh danmengakibatkan kekurangan cairantubuh a.l. :1. Heat stress/Heat exhaustion,

terasa panas dan tidak nyaman,karena dehidrasi, tekanan darahturun menyebabkan gejala pusingdan mual.

2. Heat cramps, adalah spasme ototyang disebabkan cairan denganelektrolit yang rendah, masuk kedalam otot, akibat banyak cairantubuh keluar melalui keringat,sedangkan penggantinya hanyaberupa air minum biasa tanpaelektrolit.

3. Heat St roke, d isebabkankegagalan bekerja SSP dalammengatur pengeluaran keringat,suhu tubuh dapat mencapai40,5C. Selain itu gangguanperilaku bisa sangat menonjolakibat perasaan kepanasan dangangguan f is io logis SSP.

50

IV.2.6.1 Identifikasi

Keluhan :

- Orang yang terpajan akan gangguanpencahayaan akan mengeluhkelelahan mata.

Walk trough survey :

Ruangan/tempat ker ja denganpenerangan yang kurang.

Efek Kesehatan

- Iritasi (conjunctivitis)

- Penglihatan rangkap

- Sakit kepala

- Ketajaman penglihatan terganggu

- Akomodasi dan konvergensimenurun

IV.2.6.2 Pengukuran

Satuan penting yang digunakan adalah :

- Untuk intensitas cahaya: Candela(Cd)

- Untuk Flux cahaya : lumen (lm)

- Untuk intensitas perorangan : lux(lx)

- Untuk sudut ruangan : steradian (Str)

IV.2.6.3 Pengendalian

Adanya pelindung bagi pekerja :

- Pemakaian kaca mata yang cocok

- Pemasangan tabir antara pekerjadengan sumber cahaya

- Adakan rotasi pekerja

59

Page 63: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

IV.2.6.CAHAYA

Pencahayaan di instalasi farmasi rumahsakit berkaitan langsung dengankeselamatan pasien dan petugas instalasifarmasi rumah sakit, peningkatanpencermatan, kesehatan yang lebih baikdan suasana yang nyaman. Pemilihansistem penerangan/ pencahayaan yangbaik, ditentukan oleh beberapa peneranganumum dalam ruangan, biaya instalasi,biaya pemakaian energi dan biayapergantian termasuk pergantian lampu-lampu.

Pedoman pencahayaan di rumah sakitmemuat beberapa teori pencahayaan sertakategori pencahayaan pada ruangan-ruangan di rumah sakit yang sesuaidengan bidang kerjanya. Kategoripencahayaan diberikan nilai dengan notasihuruf A, B, C, D, E, F, G, H dan I. Masing-masing notasi huruf mempunyai nilaiintensitas penerangan 3 (tiga) macam yaitunilai minimal, nilai yang diharapkan dannilai maksimal.

58

IV.2.3.2 Pengendalian

a. Terhadap lingkungan

1).Terhadap suhu udara yang tinggi(memperkecil panas konveksi)

a). Isolasi dari peralatan yangmenimbulkan panas.

b).Menyempurnakan sistemventilasi- Ventilasi yang ditempatkan

diatas sumber panas yangbertujuan untuk menarikudara panas ke luarr u a n g a n ( d a p a tdipergunakan kipas angindi langit-langit ruangan).

- Ventilasi lokal untuk tiap-tiap tenaga kerja denganmenghembuskan udaradingin.

- P e m a s a n g a n a l a tpendingin

- Pakaian kerja khusus yangdiberi venti lasi untuklingkungan kerja yangsangat panas.

2).T e r h a d a p k e l e m b a b a n( m e m p e n g a r u h i p a n a spenguapan).a).Menutup kebocoran uap air

atau sumber lain yangmempengaruhi kelembaban.

b).Menyempurnakan ventilasiumum.

c.) Pengurangan kelembabandilakukan dengan penggunaanalat dehumidifier.

51

KategoriPenerangan

LUXMinimal Yang diharapkan Maksimal

ABCDEFGHI

20501002005001.0002.0005.00010.000

30751503007001.5003.0007.50015.000

501002005001.0002.0005.00010.00020.000

Page 64: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

d).Pakaian dengan sistemventilasi (ventilasi suits) untukkondisi yang sangat lembab.

3).Umum

a) Pemasangan AC hanyaefisiensi pada ruang kerja yangtidak luas (misal : paneloperation room).

b) Menyediakan tempat istirahatyang memenuhi syarat untukrecovery

b. Pengendalian terhadap pekerja

1).Menyediakan persediaan airminum dekat tempat kerjayang cukup dan memenuhisyarat dan kalau perludisediakan extra salt (harusdengan pengawasan dokter).(extra salt : 250 gr NaCl, 7 grCaCl2, 100 gr Citric Acid, 32gr KCl, 100 gr gula, 50 grVinegar dalam 100 l air).

2).P a d a k o n d i s i d i m a n alingkungan kerja mempunyait ingkat radiasi rendah,dianjurkan dengan pakaiankerja yang menutup seluruhpermukaan kulit dan berwarnaputih.

3).Hindarkan tenaga kerja yangharus bekerja dilingkunganpanas apabila :

a. Berbadan gemuk sekali

b. Menderita suatu penyakitcardiovaskuler

52

- Operator harus dilindungi daripaparan

2. Administrasi :

- Penggantian operator X-ray bila filmbadge telah mencapai NAB.

3. Alat Pelindung Diri :

- Apron

b. Radiasi non pengion

Radiasi yang tanpa ada pelepasan elektrontergantung pan jang ge lombang

Termasuk disini :

- Sinar ultraviolet (A, B dan C)

- Sinar yang bisa dilihat (sinar biru yangberbahaya, sinar laser)

- Sinar dengan gelombang pendek(microwave).

Keluhan :

Bervariasi tergantung intensitas sinar, jenissinar dan waktu pemaparan.

Efek Kesehatan

(1)Efek kesehatan negatif :- Gangguan pada mata, kebutaan

sementara sampai permanen- Gangguan pada kulit (terbakar)

(2)Efek kesehatan positif :

- Dapat digunakan untuk terapi

Pengendalian

Menggunakan alat pelindung mata :Sunglasses, Filter untuk mikroskopelektron, dan pelindung mata untuk sinarlaser.

57

Page 65: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

Radiasi dibagi menjadi :

a. Radiasi pengion

Radiasi pengion mempunyai kemampuanuntuk melepas elektron dari orbitnya padasuatu atom membentuk suatu ion.

Termasuk disini :

- Sinar X

- Sinar Gamma

- Sinar Kosmis

Sifat radioaktifitas yang berasal dari mineral

Efek Kesehatan

Efek radiasi terhadap kesehatan dapatakut atau kronik

1. Radiasi yang akut dapat menimbulkan :

- Sindrom sistem syaraf pusat

- Gangguan gas t ro i n tes t i na l

- Gangguan sistem hemopeoetik

2. Radiasi yang kronik menimbulkan :

- Leukomogenesis

- Karsiogenesis

- Kerusakan genetik

Efek kesehatan ini tergantung dosis danwaktu pemajanan mulai dari gejala akutringan sampai kematian .

Pengendalian

1. Enginering :

- Peralatan ditaruh pada ruang isolasi(beton-Fb)

56

- Perlu pre employmentmedical examination /pemeriksaan kesehatansebelum bekerja

- P e r i o d i c m e d i c a le x a m i n a t i o n /pemeriksaan kesehatanberkala.

c. Pengendalian secara administratif

Pengaturan waktu kerja danistirahat berkaitan dengan suhuruangan.

IV.2.4. GETARAN

Getaran/vibrasi adalah faktor fisik yangditimbulkan oleh subyek dengan gerakanosilasi.

Mesin, peralatan atau perkakas kerja yangbergetar dapat memajani pekerja melaluitransmisi/penjalaran, baik getaran yangmengenai seluruh tubuh misalnya waktududuk dalam kendaraan berjalan atau getaranmesin diesel maupun getaran setempat yangmerambat melalui tangan atau lenganoperator alat bergetar.

IV.2.4.1 Identifikasi

Penyakit akibat getaran, dari ringan

53

Pengaturan waktu Suhu ruang (oC) & Beban kerja (kkal/jam)

Kerja Istirahat Ringan< 200

Sedang200 - 400

Berat> 400

100 %75 %50%25%

0 %25 %50 %75 %

30,030,631,432,2

26,728,029,431,1

25,025,927,930,1

Page 66: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

sampai berat, gejala yang ditimbulkansecara keseluruhan disebut sebagaisindrom vibrasi.

Efek Kesehatan

Penyakitnya dikenal sebagai penyakitRaynaud atau White Finger, terutamaterjadi pada ruangan yang dingin.

Keluhan :

a. Gejala dini berupa rasa kesemutanjari tangan waktu bekerja atau sesaatsetelah berhenti bekerja.

b. Fase selanjutnya ujung jari kadang-kadang memucat yang disertai rasanyeri, gejala hilang setelah tangandipanaskan 15–30 menit.

c. Fase lebih lanjut, seluruh jarimemucat secara paroksismal yangdapat terjadi pada suhu udara biasa,umumnya tidak mengenai ibu jari.

Lebih lanjut lagi pekerja mengeluhparese, kepekaan rasa rabaterganggu, namun nekrosis hampirtidak pernah terjadi.

Test diagnosis dilakukan denganmencelupkan kedua lengan bawah kedalam air es selama ±10 menit, bilapositif akan timbul gejala White finger.

Pemeriksaan penunjang lain berupaFinger Pletysmography, pemeriksaanmikroskopik kapiler, pengukuran suhukul i t dengan termometer atautermografi.

Getaran juga dapat menyebabkanpendarahan mikro, test viscositas dan

54

plasma cydic nucleotide sangat bergunamendeteksi dini fenomena Raynaud.

IV.2.4.2 Pengendalian

Terhadap sumber, diusahakanmenurunkan getaran dengan bantalananti vibrasi/isolator dan pemeliharaanmesin yang baik.

Mengganti proses gerinda menjadiproses menggiling. Alat yang dijinjingdiganti dengan alat yang didorong.

Terhadap pekerja, tidak ada pelindungk h u s u s , h a n y a d i a n j u r k a nmenggunakan sarung tangan untukmenghangatkan tangan terutama dalamsuhu tinggi untuk perlindungan terhadapgangguan vaskular.

IV.2.5. RADIASI

Sebagaimana diketahui bahwa radiasid isamping bermanfaat juga dapatmenimbulkan bahaya bagi umat manusia.

Radiasi dapat digunakan untuk pemeriksaan(radiodiagnostik) maupun untuk pengobatan(radioterapi).

Agar radiasi dapat dimanfaatkan dengan baik,pemberian dosis kepada pasien harus tepatdan para pekerja radiasi dilengkapi denganalat monitor yang biasa disebut film bagde.

Film bagde tersebut diperiksa secara berkala.Apabila pekerja telah menerima paparanradiasi diatas Nilai Ambang Batas yangditentukan (diketahui dari film bagde pekerja)maka pekerja ditempat radiasi dipindahkan.

55

Page 67: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

121

LAMPIRAN 5TANDA-TANDA BAHAYA

E k s p l o s i f

Signage - Eksplosif( Mudah Meledak )

K o r o s i f

Signage - Korosif( Mudah Membuat Karat)

T o x i cR a c u n

Signage TONIC(Racun Berbahaya)

Radioaktif

Signage RADIOATION - Hazard(Bahaya Radioaktif)

Page 68: PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI ... filekerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada

122

O K S I D A T O R

Signage Oxidation-Chainable(Bahaya Mengoksidasi)

I R I T A S I

Signage IRITATION(Iritasi Berbahaya)

M u d a hM e n y a l a

Signage Flameable(Mudah Menyala)