evaluasi perencanaan obat di instalasi farmasi...
TRANSCRIPT
i
EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
ST. GABRIEL KEWAPANTE KABUPATEN SIKKA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Agnes Deram
NIM: 158114027
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Segala Perkara DaPat kutanggung Dalam Dia Yang
memberi kekuatan kePaDaku”
Flp: 4:13
Dengan penuh syukur yang mendalam kupersembahkan karya ini untuk,
Allah Tritunggal yang Maha Kudus sebagai kekuatan dalam setiap langkah hidupku
Kongregasi Misionaris Abdi Roh Kudus (SSpS), Bapa, Mama, Adik-Adik, serta seluruh
keluarga terkasih sebagai motivasi dan sumber inspirasiku
Sahabat dan segenap teman seperjuangan
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Tritunggal yang maha kudus atas
segala cinta dan berkat-Nya, serta kesetiaan-Nya yang senatiasa membimbing dan
menyertai penulis, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Meskipun dalam proses, banyak kesulitan dan hambatan yang penulis alami dan rasakan,
tetapi semuanya dapat dilalui dengan sikap yang sabar dan percaya pada penyelenggaran
Allah Tritunggal.
Skripis berjudul “EVALUASI PERENCANAAN OBAT DI INSTALASI
FARMASI RUMAH SAKIT ST. GABRIEL KEWAPANTE KABUPATEN SIKKA
TAHUN 2018”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dari hati yang ikhlas penulis mengucapakan limpah terimakasih kepada:
1. Allah Tritunggal Maha Kudus yang senantiasa menganugerahkan berkat-Nya
sehingga penulis diberikan kekuatan dan semangat untuk menyelesaiakan
skripsi ini.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartanti, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Univesitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt dan Ibu Maria Wisnu Donowati,
M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, pengarahan dan semangat selama penyusunan skripsi.
4. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt dan Ibu T.B. Titien Siwi Hartayu, M.
Kes, Ph.D., Apt, selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran
dalam penyelesaian naskah skripsi ini.
5. Sr.dr. Yustina Wela selaku Direktur Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante, yang
telah berkenan memberikan izin penelitian dan membantu dalam proses
pengambilan data.
6. Para Suster SSpS Provinsi Flores Bagian Timur, khususnya Tim Pimpinan
Provinsi dan setiap suster yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk studi di Bidang Farmasi dan dengan caranya masing-masing telah
mendukung selama studi berlangsung, hingga penyelesaian penyusunan
skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Para suster SSpS Provinsi Maria Bunda Allah Jawa, khususnya para suster
komunitas Roh Suci Yogyakarta yang dengan caranya masing-masing telah
mendukung penulis dari awal sampai dengan penyelesaian skripsi ini.
8. Keluarga tercinta, Bapa, Mama, Ade Elis dan Ling, terimakasih atas doa dan
dukungannya yang selalu diberikan yang senantiasa memotivasi dalam
menyelesaikan penyusunan skripisi ini.
9. Sahabat terkasih Marsi, Len, Laura, Anyes, Mariana, Lia, Endy, Edy, Mery,
Nia, Sani, Tommy, Nelson, Epen, Debora dan Ita yang selalu memberikan
dukungan, semangat, motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini, terimakasih
atas kebaikannya.
10. Teman-teman angkatan 2015 yang dengan caranya masing-masing telah
mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu, persatu, di mana telah
berperan dalam proses studi, khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa, dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari segala
macam kekurangan. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan terbuka, penulis menerima
kritik maupun saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca dan dapat menjadi acuan
bagi peneliti-peneliti khususnya dalam bidang farmasi.
Yogyakarta, 15 Juli 2020
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..……………………………………………………….. i
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAAN……………………………………………..... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… iv
LEMBARAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… vi
PRAKATA …….……………………………………………………………... vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...... x
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xi
INTISARI…………………………………………………………………….. xii
ABSTRACK…………………………………………………………………… xiii
PENDAHULUAN…………………………………………………………....
METODE PENELITIAN……………………………………………………...
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………..
1
4
9
KESIMPULAN ………………………...…....……..………………................ 19
SARAN……………………………………………………………………….. 19
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 20
LAMPIRAN………………………………………………………………....... 22
BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Isi Kuisioner…………………………………….
Tabel 2. Hasil Uji Pemahaman Bahasa Pada Kuisioner ……………………...
6
6
Tabel 3. Interpretasi Skor Efektifitas Perencanaan Obat …………………… 7
Tabel 4. Karateristik Responden Penelitian………………………………….. 9
Tabel 5. Data Hasil Distribusi Kuisioner Pelaksanaan Perencanaan Di
RSSGK Tahun 2018………………………………………………
10
Tabel 6. Data Indikator Ketepatan Perencanaan Obat ……………………… 11
Tabel 7. Data Indikator Persentase Penyimpangan Perencanaan Obat……... 13
Tabel 8. Data Indikator Persentase Dana ……………………….................... 13
Tabel 9. Data Obat Hasil Analisis ABC berdasarkan Nilai Investasi............. 15
Tabel 10. Data Obat Analisis VEN di RSSGK Tahun 2018............................. 16
Tabel 11. Daftar Kekosongan Obat………………………………………........ 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari RS St. Gabriel Kewapante…................. 23
Lampiran 2. Lembaran Informasi Singkat……………………………………. 24
Lampiran 3. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden …………………...... 28
Lampiran 4. Kuisioner Penelitian Pelaksanaan Perencanaan Obat Di RSSGK
Tahun 2018…………………......................................................
29
Lampiran 5. Lembaran Penilaian Validitas Isi Kuisioner …............................ 31
Lampiran 6. Lembar Pernyataan Validitas isi ……………..………………… 33
Lampiran 7. Lembar Penilaian Uji Pemahaman Bahasa……………………… 34
Lampiran 8. Form Pengambilan Data Obat …………………………………. 36
Lampiran 9. Pengelompokan Obat Berdasarkan Biaya Pemakaian Terbesar
dengan Metode ABC Tahun 2018……………………………...
37
Lampiran 10. Lembar Pengisian Kuisioner Metode VEN …....……………… 50
Lampiran 11. Form Pengambilan Data Daftar Kekosongan Obat…………….. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
INTISARI
Perencanaan obat merupakan suatu kegiatan seleksi obat untuk menentukan
jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat di Rumah Sakit. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan evaluasi proses perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel
Kewapante (RSSGK) Tahun 2018. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit St. Gabriel
Kewapante, Kabupaten Sikka dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 11 orang, terdiri
dari 8 dokter, 1 Apoteker, 1 Asisten Apoteker dan kepala keuangan. Jenis penelitian yaitu
penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data secara purposive
sampling dan analisis dilakukan secara deskriptif selanjutnya dibahas dalam bentuk uraian
dan tabel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan obat di RSSGK belum efektif
(44,35%) karena masih terdapat ketidaktepatan pada perencanaan (115,21%) dan terdapat
kekosongan obat (4 item obat). Berdasarkan metode ABC didapatkan bahwa kelompok A
memiliki item obat paling sedikit yaitu 48 item obat (17,7%), kelompok B 64 item obat
(23,2%) dan kelompok C 163 item obat (59,1%). Sedangkan untuk analisis VEN terdapat
12 item obat Vital, 27 item Esensial dan 7 item obat Non Essensial.
Kata Kunci: Perencanaan Obat, Evaluasi Perencanaan, Analisis ABC-VEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACK
Drug planning is drug selection activity to determine the number of drugs in order
to meet the needs of drugs in the hospital. This study aims to evaluate the drug planning
process at the Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante in 2018. The research was conducted at
the St. Gabriel Kewapante, Sikka Regency with 11 research subjects, consisting of 8
doctors, 1 Pharmacist, 1 Assistant Pharmacist and chief financial officer. This type of
research is descriptive research with quantitative methods. The technique of collecting data
using purposive sampling and analysis is done descriptively then discussed in the form of
description and table.
The results showed that drug planning in RSSGK was not effective (44,35%)
because there were still inaccuracies in planning (115,21%) and there was a drug vacancy
(5 items). Based on the ABC method it was found that group a had the least drug items,
namely 48 drug items (17,7%), group B 64 drug items(23,3%) and group C 163 drug items
(59,1%). Where as for VEN analysis there are 12 Vital drug items, 27 Essensial items and
7 Non Essentila drug items.
Keywords: Drug Planning, Planning Evaluation, ABC-VEN Analysis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi individu. Selain pelayanan kesehatan bagi pasien, institusi rumah
sakit juga mempunyai fungsi lain yaitu, pengelolaan obat. Dalam pelayanan kesehatan
dirumah sakit, obat menjadi hal penting sebagai sarana, bahan (terapi) utama bagi tenaga
medis dalam pelayanan kesehatan pasien (Depkes RI, 2016).
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) selanjutnya disebut IFRS adalah suatu unit
di Rumah Sakit yang menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian. IFRS bertanggung
jawab dalam pengelolaan obat yang aman, efektif dan efisien. Jika IFRS tidak menjalankan
fungsi keberadaannya dengan baik maka dapat menimbulkan beberapa masalah seperti:
kekurangan obat pada setiap unit pelayanan kesehatan, penumpukan obat (kedaluarsa) dan
kekosongan penyediaan obat (Siregar & Amalia, 2003).
Dalam hal pengelolaan obat pada prinsipnya sebuah rumah sakit harus melewati
beberapa tahap pengelolaan obat. Pada tahap perencanaan sangat berpengaruh pada
ketersediaan obat maupun segi ekonomi rumah sakit. Perencanaan obat merupakan tahap
awal pengelolaan obat yang bertujuan untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan
farmasi yang sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Untuk menetapkan beberapa jenis obat yang harus direncanakan, diperlukan
kebijakan dari pihak rumah sakit agar jenis obat dapat dibatasi (Pratiwi, 2011).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan obat adalah alokasi dana yang
tersedia, harga per item obat dan penentuan berapa besar serta kapan pemesanan harus
dilakukan. Apabila hal ini tidak sesuai, maka perencanaan obat belum bisa dikatakan
efektif. Menurut Anshari (2009), efektif yang dimaksud adalah perencanaan yang
mendapatkan jenis dan jumlah obat yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, namun jika
dalam perencanaan tidak efektif maka dapat menyebabkan beberapa masalah seperti
kekurangan atau kelebihan obat karena ketidaktepatan dalam perencanaan. Selain itu
alokasi dana yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerugian dalam hal ekonomi dan dapat
menghambat pelayanan secara efektif bagi pasien
Menurut Fatra dkk (2011) dalam sektor kesehatan, besar omzet obat dapat mencapai
50%-60% dari anggaran rumah sakit. Sehingga IFRS sebagai pelaksana pengelolaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
perencanaan obat di rumah sakit harus bertugas menjamin obat selalu tersedia setiap saat
diperlukan dalam jumlah yang cukup dan bermutu yang terjamin untuk mendukung
pelayanan yang baik di Rumah Sakit. Dalam proses perencanaan hal yang paling penting
adalah terjaminnya item dan jumlah obat yang mencukupi menjadi salah satu aspek
terpenting dari rumah sakit untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Selain itu,
karena biaya yang besar dikeluarkan oleh rumah sakit pada pengelolaan obat terutama pada
tahap perencanaan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap tahap perencanaan. Evaluasi
dilakukan dengan membandingkan suatu kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang
diamati.
Evaluasi perencanaan obat bertujuan untuk mengendalikan pengadaan obat-obatan.
Cara evaluasi yang dapat dilakukan dalam penelitian melalui beberapa indikator
perencanaan obat yaitu indikator ketepatan perencanaan, persentase dana, persentase
penyimpangan perencanaan dan dilakukan analisis dengan metode analisis ABC-VEN.
Menurut Peterson (2011), metode analisis ABC merupakan metode pembuatan kelompok
atau penggolongan berdasarkan perangkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah dan
dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut Kelompok A (nilai investasi tinggi), B (nilai
investasi sedang), dan C (nilai investasi rendah). Untuk mengetahui biaya pemakaian obat
dilakukan dengan menghitung jumlah dan biaya pemakaian obat di Rumah Sakit Tahun
2018.
Metode ABC-VEN memiliki keunggulan dibanding metode lainnya yaitu metode
ABC-VEN dapat mengetahui pola konsumsi untuk semua jenis obat beserta dananya, dapat
mengetahui jenis obat yang memerlukan pengawasan lebih karena nilai investasinya yang
tinggi dan mengelompokkan sesuai nilai investasinya, dapat mementukan prioritas
pembelian obat beserta dengan harga penjualan obat. Mengapa perlu dilakukan evaluasi
karena evaluasi adalah cara yang dapat dipakai untuk mengetahui sejauh mana kebenaran
perencanaan itu sendiri dan masalah yang dialami agar dapat diperbaiki atau dilakukan
lebih efektif sesuai standar yang ditentukan.
Peneliti memilih evaluasi tahap perencanaan, karena perencanaan itu penting dalam
sebuah pengelolaan obat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Land dan Tan (2009)
bahwa perencanaan adalah dasar yang fundamental dalam sebuah pengelolaan obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Selanjutnya Land dan Tan menegaskan bahwa menurut pemahaman dalam dunia ekonomi,
kesuksesan, kesejahteraan atau kebahagiaan hanya dapat dicapai kalau memiliki
perencanaan yang tepat dan baik.
Perencanaan obat yang efektif di rumah sakit sangat penting karena jika tidak
demikian akan merugikan rumah sakit, baik dalam pelayanan maupun secara ekonomi.
Oleh karena itu, perencanaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus dilakukan secara
optimal untuk dapat memberikan manfaat terhadap pelayanan kesehatan. Dengan
demikian, perlu dilakukan evaluasi untuk menilai perencaanaan obat mana yang harus
diprioritaskan dalam pengadaan dan meningkatkan efisiensi penggunaan dana terutama
pada obat-obatan berdasarkan dampaknya pada kesehatan.
Dari pengamatan awal di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante, ada beberapa
masalah yang terkait dengan perencanaan obat. Metode perencanaan obat di RSSGK
Tahun 2018 dilakukan dengan pola pendekatan konsumsi yaitu pemakaian obat tahun lalu
atau tahun sebelumnya, berdasarkan pola penyakit dan kebutuhan yang akan datang. Hal
tersebut sesuai dengan PMK No. 58 tahun 2014 bahwa perencanaan obat dilakukan untuk
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain
metode konsumsi, epidemiologi yang disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Selain
itu, perencanaan obat belum menggunakan suatu analisis, hanya berdasarkan perkiraan
konsumsi. Kurangnya perencanaan menyebabkan terjadinya kekosongan obat atau stock
out. Frekuensi pengadaan obat tidak terencana sehingga biaya yang harus dikeluarkan
untuk pemesanaan tidak dapat diprediksi. Selain itu, salah satu masalah yang sering terjadi
adalah masalah kekosongan stok obat dirumah sakit dapat mempengaruhi mutu pelayanan
yang diberikan bagi pasien. Menurut penelitian Academy of Managed Care Pharmacy
(AMCP) tentang The Reality of Drug Shottages (2012) yang mayoritas respondennya
sebagian besar adalah kepala farmasi/apoteker, diperoleh hasil bahwa kekosongan obat
dapat mengakibatkan 55,5% kelalaian, 54,8% kesalahan dosis, 34,8% kesalahan obat,
70,8% perawatan tertunda dan 38% mengakibatkan keluhan pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis melakukan penelitian mengenai
“Evaluasi Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante
Kabupaten Sikka Tahun 2018”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan evaluasi
perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante Tahun 2018, berdasarkan
indikator pengelolaan obat yang ditetapkan oleh Deperteman Kesehatan RI tahun 2010
tentang Pedomaan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Pertimbangan penulis
dalam memilih Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante karena penelitian evaluasi
perencanaan obat belum pernah dilakukan di Rumah Sakit ini.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan metode
pendekatan kuantitatif bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data retrospektif
berupa pemakaian obat tahun 2018 dan data kuisioner. Penelitian evaluatif pada dasarnya
terpusat pada rekomendasi akhir yang menegaskan bahwa suatu objek evaluasi dapat
pertahankan ataupun diperbaiki (Sugiono, 2014).
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah tahap perencanaan obat dengan data
penggunaan obat tahun 2018.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante
berlokasi di Jl. Raya Kewapante Watublapi. Alasan peneliti memilih RSSGK karena sering
juga menjadi rumah sakit rujukan horizontal dari rumah sakit lain dan juga puskesmas
terdekat. Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante terletak di Desa Namangkewa -Kecamatan
Kewapante - Kabupaten Sikka - Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Subjek Penelitian, Jumlah Sampel dan Teknik Pengambilan Data
Subjek dalam penelitian ini adalah dokter, apoteker, asisten apoteker, dan kepala
keuangan. Jumlah sampel 11 orang, terdiri dari 8 Dokter, 1 Apoteker, 1 Asisten Apoteker
dan Kepala Keuangan. Teknik pengambilan data diambil dengan menggunakan teknik
purposive sampling yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih subjek yang mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
memberi informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu pelaksanaan perencanaan
obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante.
Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
yakni data yang diperoleh dari hasil kuisioner untuk mendapatkan informasi dari
responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen rumah sakit, seperti
daftar nama obat, jumlah item obat, harga obat, data keuangan perencanaan obat. Data
pengunaan obat selanjutnya digunakan untuk analisis dengan metode ABC dan VEN.
Tata Cara Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tahap persiapan, pengurusan izin penelitian dan form
pengambilan data. Penelitian telah mendapatkan izin penelitian dari Direktur RS St.
Gabriel Kewapante dengan nomor izin 3875/III.b/RS/St. G/XI/2019.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuisioner dibuat berdasarkan
indikator pengelolaan obat yang ditetapkan oleh Deperteman Kesehatan RI tahun 2010
tentang pedomaan pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Kemudian dilakukan
Uji Validitas isi dan Uji Pemahaman Bahasa terhadap instrumen penelitian.
Uji validitas isi
Uji validitas isi, pengujian validitas isi instrumen pada penelitian ini menggunakan
pendapat para ahli “expert judgement”. Peneliti meminta bantuan kepada apoteker dan
dokter ahli pada bidang manajemen pengelolaan obat untuk menelaah apakah materi
instrumen telah sesuai dengan konsep yang akan diukur. Uji validitas isi menghasilkan 17
item pertanyaan yang dinyatakan layak atau sesuai untuk digunakan dalam penelitian.
Hasil uji validitas isi kepada expert judgment sebagai berikut: uji validitas isi pada
aitem pernyataan kategori evaluasi perencanaan obat terdapat beberapa kalimat yang tidak
disetujui dan dilakukan saran untuk perbaikan, yaitu nomor 14 yaitu “aspek ekonomi dalam
perencanaan obat dievaluasi menggunakan analisis ABC”, pada nomor 16 yaitu
“perencanaan obat dalam aspek medis/terapi dievaluasi dengan menggunakan analisis
VEN”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Isi Kuisioner
No Kalimat Pengganti
1 Aspek ekonomi dalam perencanaan obat
dievaluasi menggunakan analisis ABC
Aspek ekonomi yang menitik beratkan
pada pemakaian dana dievaluasi
menggunakan analisis ABC
2 Perencanaan obat dalam aspek
medis/terapi dievaluasi dengan
menggunakan analisis VEN
Perencanaan obat dalam aspek
kepentingan/kegawatdaruratan
(urgent) dievaluasi dengan analisis
VEN
Uji Pemahaman Bahasa
Uji pemahaman bahasa bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman responden
terkait bahasa kalimat yang digunakan dalam pernyatan yang terdapat dalam kuisioner
penelitian. Uji pemahaman bahasa ini dilakukan terhadap 5 responden yang tidak menjadi
responden penelitian ini.
Hasil uji pemahaman bahasa terhadap 5 responden adalah sebagai berikut: uji
pemahaman bahasa pada 17 aitem pernyataan terdapat beberapa kata pada aitem
pernyataan tidak dipahami oleh responden yaitu pada nomor 4 yaitu singkatan RSSGK,
nomor 15 yaitu VEN, dan nomor 16 yaitu ABC. Selanjutnya, singkatan atau kata yang
tidak dipahami oleh responden pada kategori evaluasi perencanaan ini diperbaiki dan
diganti dengan kalimat yang lebih lengkap dan mudah dipahami oleh responden seperti
yang ditunjukan pada Tabel II.
Tabel 2. Hasil Uji Pemahaman Bahasa
No Kata Pengganti
1 RSSGK Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante
2 VEN Vital,Esensial, Non Esensial
3 ABC Pengelompokan berdasarkan biaya tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Teknik Pengumpulan Data
Tata cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: Peneliti mendatangi tiap
responden menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan yaitu melakukan penelitian
mengenai evaluasi perencanaan obat di RSSGK. Setelah mendapat persetujuan, peneliti
melakukan kesepakatan untuk pengambilan data. Apabila responden tidak ada di tempat,
peneliti meninggalkan pesan singkat (contact person) melalui media sosial untuk mengatur
ulang jadwal pengambilan data.
Pengambilan data dilakukan dengan waktu dan tempat yang sudah disepakati.
Peneliti memberikan penjelasan terkait tujuan penelitian dan responden mengisi form
persetujuan sebagai bukti bahwa responden sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini.
Peneliti kemudian memberikan kuesioner dan form kriteria VEN dan menunggu hingga
pengisian kuisioner selesai, kemudian kuisioner dikumpulkan dan diperiksa kembali oleh
peneliti untuk memastikan bahwa kuisioner sudah diisi semua oleh responden peneliti.
Pengolahan dan Analisis Hasil Penelitian
Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan dibahas dalam bentuk
uraian dan tabel.
1. Data primer diperoleh dari sejumlah pertanyaan pada kuisioner yang diajukan kepada
responden. Selanjutnya data dipindahkan ketabel distribusi sehingga terlihat jumlah
responden yang menjawab “Ya” dan “Tidak”. Jika jawaban “Ya” maka nilainya 1, jika
jawaban “Tidak” nilainya 0. Kemudian ditempatkan kedalam rentang skala persentase,
sehingga terlihat posisi hasil pengukuran. Untuk memudahkan teknis perhitungan
digunakana pendekatan kuantitatif, sehingga penyebutan hasil pengukuran operasional
terhadap hasil pengukuran “Ya” dan “Tidak”. Rentang Persentase skor efektifitas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Interpretasi Skor Efektifitas Perencanaan Obat
Rentang Persentase Kriteria
0%-50% Belum efektif
51%-100% Sudah Efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Secara keseluruhan rentang skala persentase jika hasilnya 0%-50% menunjukan
hasil yang masih kurang (belum efektif) dan 51%-100% menunjukan hasil yang baik
(sudah efektif). Kriteria interpretasi skor efektifitas pada Tabel III diatas digunakan
sebagai acuan penilaian terhadap efektifitas dan melihat sejauh mana pencapaian
efektifitas perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante tahun 2018.
2. Data sekunder yang diperoleh dari telaah dokumen di rumah sakit, seperti daftar nama
obat, jumlah item obat, harga obat, data keuangan perencanaan obat. Data sekunder
diolah dengan perhitungan matematis pada tiap indikatornya, yaitu indikator ketepatan
perencanaan, persentase dana, persentase penyimpangan perencanaan dan dilakukan
analisis dengan metode ABC-VEN.
Analisis ABC dilakukan dengan mengurutkan nilai pemakaian obat terbesar hingga
terkecil lalu dibuat persentase dan persen kumulatif sehingga dapat dikelompokan
menurut kategori masing-masing kelompok. Pada kategori A persen kumulatif
mencapai 80%, kelompok B persen kumulatif mencapai 15%, dan kelompok C dengan
persen kumulatif sebesar 5%. Selanjutnya dihitung berdasarkan nilai investasinya yaitu:
Menghitung total investasi setiap jenis obat, lalu dikelompokan berdasarkan nilai
investasi obat dari yang terbesar hingga yang terkecil.
Untuk Analisis VEN dilakukan dari data pengelompokan obat hasil analisis ABC
yang diambil dari kategori A karena persentase kumulatifnya paling besar. Data analisis
yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk dapat menggambarkan
secara jelas kriteria obat yang termasuk dalam VEN. Kemudian dari pengelompokan
VEN dilakukan daftar obat yang sering mengalami kekosongan. Hasil penelitian
evaluasi tahap perencanaan obat yang diperoleh, kemudian dibandingkan dengan
standar pengelolaan obat yang ditetapkan oleh Deperteman Kesehatan RI tahun 2010
tentang Pedomaan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit yang meliputi tahap
perencanaan lalu dibuat kesimpulan dan saran terkait evaluasi pengelolaan perencanaan
obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapate.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karateristik Responden
Data karateristik responden yang didapatkan selama proses pengambilan data
meliputi: Jenis kelamin, usia, masa kerja di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante dan latar
belakang profesi. Berikut adalah data karateristik responde penelitian:
Tabel 4. Data Karateristik Responden Penelitian
Karakteristik Responden Jumlah (n) =11 Persentase (100%)
Jenis kelamin
Pria 6 54
Wanita 5 45
Usia
30-40 5 45
41-50 3 27
>50 3 27
Masa kerja di RSSGK
1-5 Tahun 5 45
˃ 5 Tahun 6 54
Latar Belakang Profesi
Dokter Spesial 4 36
Dokter Umum 4 36
Apoteker 1 9
Asisten Apoteker 1 9
Kepala Keuangan 1 9
Pada Tabel IV dapat dilihat gambaran proporsi responden yang terlibat dalam
penelitian. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian sebanyak 11 orang dengan
proporsi responden pria (54%) lebih banyak dibandingkan responden wanita (45%) dengan
rentang usia terbanyak 30-40 tahun (45%). Masa kerja 1-5 tahun 45% responden lebih dari
5 tahun masa kerja 54%%. Latar belakang mayoritas responden adalah dokter spesialis
yaitu 36%, dokter umum 36% sedangkan yang lain 9% terdiri dari apoteker, asisten
apoteker, dan kepala keuangan. Hasil ini menggambarkan bahwa kualifikasi sebuah profesi
yang berbeda-beda mempengaruhi pengelolaan perencanaan obat. Dampak lebih lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
adalah dalam pemilihan kriteria obat yang digunakan dan prioritas dalam penggunan obat
berdasarkan analisis ABC dan VEN.
Deskripsi Variabel Penelitian
Data deskripsi variabel penelitian meliputi indikator ketepatan perencanaan,
indikator persentase dana, indikator penyimpangan perencanaan dan evaluasi dengan
metode ABC dan VEN. Untuk mendapatkan hasil evaluasi perencanaan obat di Rumah
Sakit St. Gabriel Kewapante data yang digunakan adalah data primer berupa kuisioner.
Hasil kuisioner yang diperoleh disajikan dalam tabel distribusi skor. Selanjutnya dihitung
persentase jumlah nilai yang didapatkan, kemudian hasil dirata-rata untuk mendapatkan
nilai persentase kuisioner secara keseluruhan dan dibandingkan dengan skor interpretasi
efektifitas untuk menentukan keefektifan perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel
Kewapante. Data hasil distribusi Kuisioner Pelaksanaan Perencanaan Di RSSGK dapat
dilihat pada Tabel V dibawah ini.
Tabel 5. Data Hasil Distrbusi Kuisioner Pelaksanaan Perencanaan Di RSSGK
Resp-
onden Pernyataan (17 item ) Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
R1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 7
R2 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5
R3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9
R4 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 7
R5 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9
R6 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 9
R7 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7
R8 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 9
R9 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6
R10 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9
R11 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6
Jumlah 83
Rata-rata 7,54
Hasil 44,35%
Data primer yang digunakan berupa kuisioner yang berisi 17 aitem pernyataan dan
diisi oleh 11 responden. Jumlah total nilal kuisioner Pelaksanaan Perencanaan Di RSSGK
adalah 83. Nilai total (83) kemudian dibandingankan dengan jumlah responden (11 orang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menghasilkan rata-rata nilai 7,54. Rata-rata nilai yang didaptkan (7,54) dibandingkan
dengan total aitem (17). Hasil yang diperoleh (0,4435) kemudian dikalikan dengan 100%,
maka didapatkan (44,35%) yang menunjukan sebagai hasil penelitian. Selanjutnya hasil
yang didapatkan di masukan dalam rentang skor interpretasi efektifitas untuk menentukan
efektifitas perencanaan. Hasil Pelaksanaan perencanaan obat di RSSGK (44,35%) berada
pada rentang skala antara 0%-50% sehingga dinyatakan bahwa secara keseluruhan
pelaksanaan perencanaan obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante belum efektif atau
masih kurang. Hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi rumah sakit baik dari segi
pelayanan maupun secara ekonomi untuk itu perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi.
Selain menggunakan data utama yaitu data primer berupa kuisioner, peneliti juga
menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari telaah dokumen di rumah sakit.
Hasil yang didapatkan dibahas dalam beberapa indikator yaitu, indikator ketepatan
perencanaan obat, indikator penyimpangan perencanaan obat dan indikator persentase
dana, hasil dari tiap indikator perencanaan obat diolah dengan perhitungan matematis,
kemudian dibandingkan dengan standar Depekes RI 2010.
1. Indikator Ketepatan Perencanaan Obat
Indikator ketepatan perencanaan obat merupakan perencanaan kebutuhan nyata
obat untuk Rumah Sakit dibagi dengan pemakaian obat per tahun (Satibi, 2017). Tujuan
dari indikator ini adalah untuk melihat ketepatan perencanaan obat yang dilakukan di
Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante. Ketepatan perencanaan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Ketepatan Perencanaan= Kuantum obat yang direncanakan
Jumlah pemakaian obat x 100%
Tabel 6. Data Indikator Ketepatan Perencanaan Obat
No Indikator Jumlah % Standar Depkes RI 2010
1 Kuantum obat yang direncanakan 318 item
2 Jumlah Pemakaian obat / Tahun 276 item
Total 115,21% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berdasarkan perbandingan jumlah item dalam perencanaan dengan pemakaian obat
sebenarnya mendapaat hasil sebesar 115, 21%. Nilai standar untuk indikator ini adalah
100% (Depkes RI, 2010). Hasil yang didapatkan melebihi standar, dapat diartikan jika
pada indikator ini belum mencapai keefektifan. Persentase yang melebihi standar 100%
terjadi karena jenis item obat dalam perencanaan lebih banyak daripada pemakaian. Jenis
item obat yang berlebihan dalam data perencanaan tersebut dikarenakan adanya obat yang
tidak terealisasikan atau tidak dikirim oleh supplier sesuai jumlah permintaan, sehingga
jenis obat tersebut yang direncanakan kembali.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa besarnya perencanaan obat tidak sebanding
dengan pemakaian obat atau berakibat terjadinya penumpukan obat digudang sehingga
biaya penyimpangan akan semakin tinggi dan resiko obat rusak semakin besar. Penyebab
lain perencanaan obat dilakukan dengan metode konsumsi dimana perencanaan obat terkait
berlebihnya perencanaan daripada pemakaian adalah saat dilakukan perencanaan pihak
RSSGK melakukan perencanaan berdasarkan penggunaan obat tahun sebelumnya,
sehingga apabila terjadi perubahan pola penyakit, obat yang disediakan tidak sesuai dengan
kebutuhan.
2. Indikator Persentase Penyimpangan Perencanaan
Persentase penyimpangan perencanaan, data yang digunakan adalah macam item
obat, kemudian dihitung persentase penjumlahan stok awal dan rencana pengadaan tiap
item obat dikurangi pemakaian tiap item obat dalam setahun kemudian dibagi dengan
penjumlahan stok awal dan rencana pengadaan tiap item obat. Nilai standar batas
penyimpangan perencanaan 20%-30% (Depkes RI, 2010).
Data dikumpulkan secara retrospektif dengan melihat dokumen perencanaan obat
dan penggunaan obat tahun 2018. Nilai persentase penyimpangan obat diperoleh melalui
pencocokan jumlah obat yang direncanakan dalam dokumen perencanaan dengan jumlah
item obat yang digunakan dalam dokumen daftar penggunaan obat tahun 2018.
Persentase Penyimpangan Perencanaan = B−A
A × 100%
Keterangan A: Jumlah item obat dalam kenyataan pemakaian
B: Jumlah item obat dalam perencanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel 7. Data Indikator Persentase Penyimpangan Perencanaan
No Indikator Jumlah
1 Jumlah item obat dalam kenyataan Pemakaian (A) 276 item
2 Jumlah item obat dalam perencanaan (B) 318 item
Jumlah 15,21%
Dari tabel diatas diketahui bahwa total jenis obat yang direncanakan pada tahun
2018 adalah 318 item obat. Jumlah obat dalam kenyataan pemakaian selama tahun 2018
adalah sebanyak 276 item atau yang tidak digunakan selama tahun 2018 adalah 42 item
obat. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai penyimpangan perencanaan sebesar
15,21% hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat penyimpangan perencanaan obat. Hasil
penelitian ini dibandingkan dengan nilai persentase penyimpangan perencanaan menurut
Depkes RI, 2010 adalah 20%-30% maka dikatakan sudah efektif.
3. Indikator Persentase Dana
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh persediaan dana yang
diberikan kepada farmasi oleh rumah sakit. Data diperoleh dengan cara penelusuran data,
yaitu dana yang tersedia dan data kebutuhan dana secara keseluruhan yang dibutuhkan
berdasarkan metode analisis ABC. Acuan anggaran yang digunakan dalam rumah sakit St.
Gabriel Kewapante berdasarkan data belanja pada tahun sebelumnya. Rumus yang
digunakan sebagai berikut:
Persentase Dana = Total dana pengadaan obat di RS
Total kebutuhan dana pemakaian x 100%
Tabel 8. Data Indikator Persentase Dana
No Indikator Jumlah (Rp) Standar Depkes
1 Total Dana pengadaan obat Rp 2.250.000.000
2 Total kebutuhan pemakaian Rp 1.563.458.032
Total 143,91 % < 100%
Hasil persentase yang didapatkan 143,91% dimana standar persentase ideal dana
yang tersedia dengan dana yang dibutuhkan adalah > 100%. Dilakukan perhitungan
persentase dana yang yang tersedia pada Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante dibandingkan
kebutuhan yang sesungguhnya. Alokasi dana perencanaan obat yang disediakan dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
temuan memperlihatkan bahwa dana yang ada telah memenuhi kebutuhan obat.
Perencanaan dana yang memadai sangat menentukan ketersediaan dan keterjangkauan obat
oleh pasien.
Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa persentase dana yang tersedia di Rumah
Sakit St. Gabriel Kewapante sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Depkes RI,
2010. Pemantauan lebih lanjut perlu dilakukan demi peningkatan kefektifan pembiayaan
untuk obat. Pemantauan dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian terhadap
persediaan. Salah satu metode yang digunakan adalah Metode Analisis ABC. Metode ini
dapat digunakan sebagai penentuan prioritas pemesanan obat berdasarkan nilai dan harga
obat tersebut.
4. Evaluasi Metode analisis ABC dan analisis VEN
a) Analisis ABC
Analisis ABC digunakan untuk mengetahui konsumsi obat tahunan dan
menentukan item-item obat mana yang memiliki prioritas terbesar dan mengetahui obat
mana yang moving-nya kecil atau tidak sama sekali. Analisis ABC bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dengan pengelompokan obat
berdasarkan penggunaannya (Satibi, 2017).
Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diperoleh dari data pemakaian
obat di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante tahun 2018. Pemerosesan data dimulai
dengan pengambilan data obat secara retrospektif berupa data pemakaian obat serta
harga obat kemudian dilakukan analisis untuk dapat dievaluasi.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan dan dilakukan pengawasan khusus agar tidak
terjadi penumpukan pada obat-obatan dengan nilai pemakaian yang rendah namun
memiliki biaya pakai yang tinggi agar tidak terjadi kerugian akibat obat tidak dipakai
dan menjadi kedaluarsa atau rusak akibat terjadinya penumpukan obat.
Analisis ABC dilakukan terhadap semua jenis obat yang digunakan di Rumah
Sakit St. Gabriel Kewapante periode tahun 2018. Jumlah obat yang termasuk dalam
kelompok A 49 item (17,7%), Kelompok B 64 item (23,2%), Kelompok C 163 item
(59,1%). Jumlah dalam analisis ABC merupakan total jumlah pemakaian obat secara
keseluruhan tahun 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Hasil dari perhitungan biaya pemakaian obat, biaya dari masing-masing obat
sangat mempengaruhi total pemakaian obat tersebut. Penggunaan obat dalam periode
tahun 2018 tersebut yaitu 276 item obat dan diperoleh hasil ringkasan analisis ABC
berdasarkan nilai investasi digunakan di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante.
Tabel 9. Data Obat Hasil Analisis ABC Berdasarkan Nilai Investasi Tahun 2018
Kelompok Jumlah Item
Persentase
Item (%)
Jumlah Investasi
(Rp)
Persentase Investasi
(%)
A 49 Item 17,7 % 1, 244,112,237 79,6 %
B 64 Item 23,2 % 239,658,886 15,3 %
C 163 Item 59,1 % 79,686,909 5,1%
Total 276 Item 100 % 1,563,458,032 100%
Menurut Suciati (2006), kelompok A dan B menyerap biaya investasi sebesar 90%
dari total investasi keseluruhan atau dalam penelitian ini mencapai 94,9% sehingga
diperlukan perhatian khusus untuk pengendalian persediaan agar dapat terkontrol. Dari
hasil diatas menunjukan kelompok A menyerap investasi paling tinggi sebesar Rp
1,244,112,237, Kelompok B nilai investasi sebesar Rp. 239,658,886, Kelompok C sebesar
Rp. 79,686,909. Terdapat persentase kelompok A seharusnya 70% hasil yang didapatkan
79,6%, atau melebihi nilai investasi yang seharusnya. Kelompok B seharusnya 20% hasil
yang didapatkan 15,3% dan kelompok C 10% hasil yang didapatkan 5,1%.
Dengan demikian diperlukan pengaturan dalam perencanaan, terutama
mengupayahkan agar tidak terjadi penumpukan stock karena obat-obat dengan nilai
investasi tinggi menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi pula. Juga, harus
diperhatikan sehingga tidak terjadi stock out karena biaya pembelian diluar perencanaan
juga menjadi tinggi karena tingginya nilai obat (Qucik et al, 2012).
b) Analisis VEN
Analisis VEN ini digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat dengan
mengklasifikasikannya kedalam kelompok Obat Vital, Esensial, dan Non Esensial
(Depkes RI, 2010). Penggunaan analisis VEN dalam perencanaan bertujuan untuk
melakukan identifikasi obat berdasarkan vital, essessial dan non essensial obat-obatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sehingga manajemen yang efektif dapat berkonsentrasi pada obat yang vital
dibandingkan non essensial.
Analisis VEN (Vital, Esensial, dan Non Esensial) diperoleh dari kuisioner yang
diisi oleh user yaitu dokter yang berjumlah 5 orang. Data ini ditentukan dari pendapat
dan pengamatan masing-masing informan terhadap semua item obat yang ada dari
analisis ABC kelompok A. Pemilihan obat kedalam kelompok Vital, Esensial dan Non
Esensial dilihat berdasarkan pertimbangan akan kebutuhan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat dengan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pasien dengan
menimbang resiko yang mungkin terjadi apabila sampai terjadi kekosongan stok obat.
Pengelompokan obat kategori VEN mempertimbangkan suatu obat berdasarkan
kebutuhan obat tersebut, tentunya tergantung pengisian kuisioner oleh responden
sehingga apabila informannya berbeda kemungkinan untuk item obat yang sama, namun
penilaian kelompok obat menjadi berbeda. Untuk itu setelah pengisian kuisioner VEN
oleh responden yang berbeda dikategorikan dengan memilih suara terbanyak untuk
disimpulkan dalam pengelompokan VEN. Hal ini disebabkan juga oleh pedoman
penentuan VEN yang berbeda, dipengaruhi juga jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
di Rumah Sakit dan epidemiologi wilayah.
Analisis VEN dilakukan terhadap 49 item obat yaitu dari kelompok A untuk
diklasifikasikan dalam metode VEN. Pengelompokan masing-masing akan lebih mudah
sehingga dalam perencanaan dapat menjadi lebih baik dan dapat diprioritaskan. Hasil
analisis VEN disajikan dalam tabel dibawah:
Tabel 10. Data Obat Hasil Analisis VEN yang Digunakan di RSSGK Tahun 2018
No Kelompok Obat Jumlah
Item
Persentase
Item (%) Biaya (Rp)
Persentase
Biaya (%)
1 V (Vital) 12 24,5 Rp 428,542,486 34,4
2 E (Esensial) 30 61,2 Rp 672,816,791 54
3 N (Non essensial) 7 14,3 Rp 142,752,960 11
Total 49 100 Rp 1, 244,112,237 100
Berdasarkan analisis VEN tersebut terlihat bahwa jumlah obat yang termasuk
Vital sebanyak 12 item (24,5%) dengan biaya sebesar Rp. 428.542.486 (34,4%),
sedangkan yang termasuk kelompok Esensial sebanyak 30 item (61,2%) dengan biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sebesar Rp.672.816.791(54%), dan yang termasuk kelompok Non esensial sebanyak 7
item (14,3%), dengan biaya sebesar Rp. 142.752.960 (11%). Dengan kelompok Vital
dan Esensial berarti sudah mengendalikan sekitar 85% dari persentase biaya yang
dikeluarkan, dan 84% dari persentase jumlah nilai obat yang digunakan di RS.
Katergori esensial lebih banyak, dikarenakan fungsinya sebagai penanggulangan
penyakit pasien, secara biaya banyak dikeluarkan dalam pengadaannya. Hasil analisis
ini menentukan prioritas pilihan obat yang dapat dikurangi pengadaannya karena
pemakaiannya yang tidak efektif atau sedikit maupun yang memiliki kesamaan
manfaatnya. Dari hasil analisis VEN dapat dilihat dari rata-rata pemakaiannya volume
pengadaan obatnya kurang walaupun obat ini termasuk kategori A yang menyerap
anggaran yang besar akan tetapi tetap membutuhkan perhatian yang khusus serta
pengontrolan karena berhubungan dengan keselamatan pasien.
5. Kekurangan atau kekosongan Obat
Salah satu proses perencanaan obat yang efektif adalah menjamin ketersediaan obat
yang baik dalam hal jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan sehingga dapat
menghindari adanya kekurangan atau kekosongan obat. Kekurangan obat merupakan
masalah kompleks yang mempengaruhi semua aspek pada sistem pelayanan kesehatan.
Meningkatnya jumlah kekurangan obat memiliki dampak negatif pada perawatan pasien
dan berimplikasi pada pembiayaan yang mahal (Caulder et al, 2015).
Dari hasil penelitian berdasarkan pengisian kuisioner dokter yang berjumlah 5
orang terdapat 4 item obat yang masih mengalami kekosongan dalam jangka waktu yang
cukup lama. Hasilnya dapat dilihat pada tabel XI dibawah ini:
Tabel 11. Data Daftar Kekosongan Obat berdasarkan Analisis VEN
Nama Obat Kategori Obat Waktu Kekosongan Alasan Kekosongan
SABU (Serum
Anti Bisa Ular)
Vital (life
saving)
2 bulan Dalam pemesanan
Cefixime sirup Esensial 1 bulan Dalam pemesanan
Collerin sirup Esensial 1 bulan Obat tidak tersedia
Lapixime Non Esensial 2 minggu Obat tidak tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kelompok obat Vital merupakan obat-obatan yang bersifat life saving atau sangat
penting untuk disediakan sehingga tidak boleh terjadi kekosongan karena merupakan obat
penyelamat (Depkes RI, 2010). Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di Rumah Sakit St.
Gabriel Kewapante masih mengalami kekosongan obat, hal ini disebabkan oleh
ketidaktersedian obat di PBF dan lead time yang cukup lama.
Hasil penelitian menunjukan bahwa obat SABU (Serum Anti Bisa Ular) termasuk
dalam salah satu obat vital namun mengalami kekosongan. Kekosongan obat ini dapat
mempengaruhi perawatan dan resiko keselamatan bagi pasien. Untuk itu diperlukan
perencanaan yang lebih baik agar dalam perencanaan perlu diprioritaskan obat-obatan yang
termasuk dalam kategori biaya tinggi.
Kelompok Esensial adalah obat lini pertama yang bekerja pada sumber penyebab
penyakit. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir kurang dari 48 jam (Depkes RI,
2010). Kekurangan obat ini dapat memiliki efek dalam perawatan pasien karena dapat
membatasi pilihan pengobatan yang tersedia untuk resep pasien.
Hasil penelitian terdapat 2 item obat yaitu cefixime sirup dan Collerin sirup yang
masuk dalam kategori esensial mengalami kekosongan dalam waktu 1 bulan dan 1 minggu.
Hal ini dapat menghambat pelayanan bagi pasien dan dapat juga berdampak pada kerugian
yang diperhitungkan dengan hilangnya biaya atau peluang untuk mendapatkan
keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari analisis ABC kedua obat tersebut masuk dalam
kelompok A dari analisis biaya artinya obat-obat ini masuk dalam katerogi biaya tertinggi.
Kelompok non esensial merupakan obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi
keluhan ringan atau sebagai penunjang agar tindakan pengobataan menjadi lebih baik
untuk kenyamanan pasien. Berdasarkan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa obat
lapixime injeksi dapat memberikan kerugian secara ekonomi di Rumah Sakit karena
termasuk dalam kategori A yaitu memiliki nilai investasi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Evaluasi Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit. St. Gabriel Kewapante Kabupaten Sikka Tahun 2018, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan obat yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel
Kewapante dinyatakan belum efektif dan perlu diperbaiki lagi dalam tahap perencanaan.
SARAN
Menerapkan metode analisis ABC-VEN pada perencanaan obat untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel
Kewapante Kabupaten Sikka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, M. 2009, Aplikasi Managemen Pengelolaan Obat dan Makanan, Nuha Medika,
Jakarta.
Academy of Managed Care Pharmacy (AMCP), 2012, Drug Utilization Review, Diakses:
Novmber 2019 dari https://www.ajmc.com/conferences/amcp_2012/the-impact-
of-drug-shortages-on-managed-care-pharmacy.
Caulder, Celeste et al. 2015, Impact of Drug Shortages on Health System Pharmacies in
The Southeastern United States, Hospital Pharmacy, 50(4):279–86.
DepKes RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,
Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI, 2010, Pedoman Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit, Direktorat Jendral
Binakefarmasian dan Alat kesehatan Kementrian Kesehatan RI Bekerjasamaa
dengan Japan Internasioanl Cooperation Agency.
DepKes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta: Depertemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Febriawati, 2013, Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Fatra, A, dkk, 2011, Analisis Perencanaan dan Pengadaan Persediaan Obat Antibiotik
Melalui Metode ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Daerah
Besemah, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2 (2), 137-145.
Lai, M.M and Tan, W. 2009, An Empirical Analysis of Personal Finance Planning in an
Emerging Market, European Journal of Economics, Finance and Administrative
Scieces, 16: 102-115, diakses pada tanggal 30 Maret 2020.
Pratiwi, F., 2011, Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kota Semarang, Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, (01) 238-
239.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Peterson, A. M, 2011, Managing Pharmacy Practice: Principles Strategies, and System,
Danvers: CRC press.
Quick, J., D., Rankin., J., R., Dias, Vimal., 2012, Inventory Managent in Managing Drug
Supply, Managing acces to medicine and health technologies, Management
Sciences for Health, third edition, Arlington.
Satibi, 2017, Manajemen Obat di Rumah Sakit, Yogyakarta: Penerbit Gajah Madah
University Press.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta
Siregar., Ch., J. P., dan Amalia., L., 2003, Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
UU RI, 2009, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tentang Rumah Sakit,
Jakarta: Undang Undang Republik Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 1. Surat izin penelitian dari RS. St. Gabriel Kewapante
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 2. Lembaran Informasi Singkat
Yth. Para Dokter/ Apoteker/ dan Tenaga Medis sebagai Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sedang
mengadakan penelitian mengenai “Evaluasi Perencanaan Obat Di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante Kabupaten Sikka Tahun 2018”. Oleh karena itu
saya mohon partisipasi saudara/saudari untuk mengisi kuisioner ini demi mendukung
keberhasilan penelitian tersebut.
Jawaban Anda sangat penting bagi penelitian ini. Kuisioner ini tidak menilai anda
secara pribadi. Jawaban Anda akan saya gunakan hanya untuk kepentingan penelitian dan
identitas Anda tidak akan muncul di dalam publikasi apapun. Atas kerjasama dan
partisipasinya saya mengucapkan terimakasih.
Bersama ini saya sampaikan LEMBAR INFORMAN SINGKAT mengenai
penelitian ini dan INFORM CONSENT. Jika para saudara-saudari berkenan berpartisipasi
sebagai responden penelitian ini, saya mohon menandatangani INFORM CONSENT
tersebut.
Peneliti
Agnes Deram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
LEMBAR INFORMASI SINGKAT MENGENAI PENELITIAN
Judul penelitian :“Evaluasi Perencanaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St.
Gabriel Kewapante Kabupaten Sikka Tahun 2018”
Peneliti : Agnes Deram
Alamat Peneliti : Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Kampus
III Paingan-Maguwoharjo-Depok-Sleman -Yogyakarta.
1. Pendahuluan
Instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab dalam pengelolaan obat
yang aman, efektif dan efisien. Jika IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) tidak
menjalankan fungsi keberadaannya dengan baik maka dapat menimbulkan
beberapa masalah seperti: kekurangan obat pada setiap unit pelayanan kesehatan,
penumpukan obat (kedaluarsa) dan kekosongan penyediaan obat. Dalam hal
pengelolaan obat pada prinsipnya sebuah rumah sakit harus melewati beberapa
tahap pengelolaan obat.
Perencanaan obat merupakan tahap awal pengelolaan obat yang bertujuan
untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang sesuai dengan pola
penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk menetapkan
beberapa jenis obat yang harus direncanakan, diperlukan kebijakan dari pihak
rumah sakit agar jenis obat dapat dibatasi. Dalam proses perencanaan dilakukan
pemilihan jenis obat, jumlah dan harga obat yang sesuai dengan kebutuhan dan
anggaran. Untuk menghindari kekosongan obat dilakukan dengan menggunakan
metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang
telah ditentukan antara lain konsumsi dan epidemiologi yang disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia (Pratiwi, 2011).
Evaluasi perencanaan juga bertujuan untuk mengendalikan pengadaan
obat-obatan. Cara evaluasi yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan analisis
ABC atau Pareto dan analisis VEN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Tujuan Penelitian
Melakukan evaluasi proses pengelolaan obat pada tahap perencanaan di RSSGK
3. Metode
a. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan metode
pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data
retrospektif berupa pemakaian obat tahun 2018 dan data kuisioner.
b. Variabel Penelitian
Pengelolaan obat pada tahap perencanaan dengan data penggunaan obat tahun
2018.
c. Defenisi Operasional
1. Perencanaan obat merupakan suatu proses kegiatan dalam pemilihan jenis,
jumlah dan harga obat yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang
tersedia, untuk menghindari kekosongan obat dan sesuai dengan pola
penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2. Evaluasi perencanaan obat dilakukan sebagai masukan atau rekomendasi
untuk memperbaiki proses pengelolaan obat pada tahap perencanaan guna
penyusunan perencanaan obat dan pengambilan keputusan.
3. Analisis ABC dilakukan untuk mengevaluasi aspek ekonomi dimana obat
akan dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu kelompok A obat yang
menyerap biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok B yaitu
kelompok yang menyerap biaya sebesar 15% sedangkan kelompok C
merupakan kelompok yang menyerap biaya sebesar 5% dari total biaya
persediaan.
4. Analisis VEN dilakukan untuk mengevaluasi aspek medis/terapi. Obat-
obatan dalam kriteria VEN dikelompok menjadi tiga yaitu, Vital (V)
merupakan obat-obatan yang bersifat life saving atau sangat penting untuk
disediakan sehingga tidak boleh terjadi kekosongan. Kelompok Esensial (E)
yaitu obat-obatan lini pertama bekerja pada sumber penyebab penyakit dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
5. kelompok Non-Esensial (N) merupakan obat-obatan yang digunakan untuk
penyakit tertentu yang efikasinya masih diragukan, termasuk terhitung
mempunyai biaya yang tinggi untuk memperoleh keuntungan terapeutik.
4. Lama Waktu Pengambilan Data Tiap Responden
Survei dengan kuisioner, akan berlangsung kurang lebih 15-30 menit
5. Resiko yang terjadi dalam penelitian
Berdasarkan prosedur penelitian, tidak terdapat resiko yang akan terjadi dalam
studi ini, kecuali kehilangan waktu yang dialami responden ketika menyediakan
waktu untuk pengisian kuisioner.
6. Manfaat bagi responden
Keuntungan langsung yang didapatkan oleh responden adalah untuk membagikan
pengalamannya dan memberikan masukan bagi Rumah Sakit St. Gabriel
Kewapante dalam mengevaluasi perencanaan obat.
7. Pertanyaan Lebih Lanjut
Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini atau konfirmasi lebih detail
ditanyakan kepada peneliti atas Nama Agnes Deram melalui SMS/Telp
081243514190 atau email [email protected].
Yogyakarta, 31 Oktober 2019
Peneliti
Agnes Deram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 3. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
UNTUK RESPONDEN:
1. Saya……………………………………………….(mohon menuliskan nama).
Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan tema:
“Evaluasi Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel
Kewapante Tahun 2018” 2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “Lembar Informasi”
yang berisi informasi yang terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-ketentuan
dalam berpartisipasi.
3. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelaan secara lisan untuk
memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah
memahaminya dan telah diberi waktu untuk menayakan hal-hal yang kurang jelas.
4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima atau
merasakan manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan kepada saya bahwa
hasil penelitian ini akan digunakan untuk melakukan Evaluasi Perencanaan Obat di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante Tahun 2018. Saya telah diberi
hak untuk menolak memberikan informasi jika saya berkeberatan untuk
menyampaikannya.
5. Saya juga diberi hak untuk dapat mengundurkan diri dari penelitian ini sewaktu-
waktu tanpa ada konsekuensi apapun.
6. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang akan saya
berikan akan sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian
7. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi dan institusi saya akan
dijamin kerahasiaannya, baik dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian
8. Saya mengetahui bahwa formulir ini beserta lembar informasinya akan disimpan di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam kurun waktu tiga tahun.
Saya telah menjelaskan kepada Bpk/Ibu/Sdr ……………………(nama responden)
hal-hal mendasar tentang penelitian ini. Menurut saya, Bpk/Ibu/Sdr tersebut telah
memahami penjelasan tersebut.
Yogyakarta, 31 Oktober 2019
(tanda tangan) (tanda tangan)
……..……… …………………….
(Nama Peneliti) (Nama Responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
KUISIONER PENELITIAN
Berilah tanda centang ( ) pada kolom jawaban yang anda pilih di bagian kanan
pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, kemudian pilihlah salah satu dari
dua pilihan yang tersedia:
Sambung ke halaman berikut………..
Lampiran 4. Kuisioner Penelitian Pelaksanaan Perencanaan Obat Di RSSGK Tahun 2018
NO Pernyataan Ya Tidak
1. Dasar perencanaan jumlah dan jenis obat dibutuhkan kerja
sama antara apoteker, dokter, perawat, rekam medis dan
bagian keuangan
2. Perencanaan ideal obat diperoleh dengan
mempertimbangkan jumlah dan jenis kebutuhan obat
pasien
3. Perencanaan obat yang tepat diperoleh dengan membagi
jumlah real kebutuhan obat dengan pemakaian obat
pertahun
4. Perencanaan obat yang dilakukan di RSSGK (Rumah Sakit
St.Gabriel Kewapante) ideal karena jumlah dan jenis yang
direncanakan lebih dari 100% kebutuhan
5. Perencanaan jumlah dan jenis obat yang dilakukan di
RSSGK hanya disesuaikan dengan kebutuhan pasien
Nama : _____________________________________
Alamat : _____________________________________
Jabatan : _____________________________________
Tanggal Pengisian : _____________________________________
No Telp/ HP : _____________________________________
No. Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sambungan dari halaman sebelumnya…………….
6. Apabila ketersediaan dana terbatas maka perencanaan
obat dilakukan dengan mengoptimalkan data
epidemiologi penyakit
7. Data kebutuhan dana perencanaan obat keseluruhan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan epidemiologi
penyakit
8. Penentuan persentase dana perencanaan obat yang
dibutuhkan dilakukan hanya berdasarkan ketersediaan
dana di RS (Rumah Sakit)
9. Alokasi dana yang tersedia untuk direncanakan hanya
dilakukan berdasarkan penggunaan tahun sebelumnya
10. Selisih antara jumlah macam item obat yang digunakan
dan jumlah item yang direncanakan adalah 20%-30%
11. Temuan hasil evaluasi tahunan di RS menunjukkan
adanya penyimpangan jumlah obat yang dipakai dengan
jumlah obat dalam perencanaan
12. Jumlah macam item obat yang digunakan mengalami
selisih kurang dari 20% dengan jumlah item obat
direncanakan
13. Temuan hasil evaluasi di RS menunjukan adanya selisih
hitung antara jumlah macam item obat yang terpakai
dengan jumlah obat yang direncanakan
14. Evaluasi perencanaan obat dalam aspek ekonomi
dilakukan berdasarkan biaya yang tersedia
15. Perencanaan obat dalam aspek kepentingan/kegawatan
(urgent) dievaluasi dengan menggunakan analisis VEN
(Vital, essensial, Non Essensial)
16. Aspek ekonomi dalam perencanaan obat dievaluasi
menggunakan analisis ABC (Pengelompokan
berdasarkan Biaya tertinggi)
17. Evaluasi perencanaan obat tidak dilakuakn dengan
analisis ABC-VEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 5. Lembaran Penilaian Validitas Isi Kuisioner
LEMBAR PENILAIAN VALIDITAS ISI KUISIONER
Nama Expert :
Bidang Keahlian :
Instansi : Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Petunjuk:
1. Saya mohon, kiranya Bapa/Ibu memberikan penilian terhadap isi dan makna
dari butir-butir pertanyaan dalam kuisioner.
2. Untuk penilaian, Bapak/Ibu dapat mencentang (√) salah satu pilihan pada
kolom penilaian expert.
3. Jika Bapak/Ibu memilih pilihan “Tidak Setuju” maka dapat menuliskan
revisi/saran pada kolom saran perbaikan yang telah disediakan
NO Pernyataan
Penilaian Expert Saran
Perbaikan Setuju Tidak
Setuju
1. Dasar perencanaan jumlah dan jenis
obat dibutuhkan kerja sama antara
apoteker, dokter, perawat, rekam medis
dan bagian keuangan
2. Perencanaan ideal obat diperoleh dengan
mempertimbangkan jumlah dan jenis
kebutuhan obat pasien
3. Perencanaan obat yang tepat diperoleh
dengan membagi jumlah real kebutuhan
obat dengan pemakaian obat pertahun
4. Perencanaan obat yang dilakukan di
RSSGK (Rumah Sakit St.Gabriel
Kewapante) ideal karena jumlah dan
jenis yang direncanakan lebih dari 100%
kebutuhan
5. Perencanaan jumlah dan jenis obat yang
dilakukan di RSSGK hanya disesuaikan
dengan kebutuhan pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
6. Apabila ketersediaan dana terbatas maka
perencanaan obat dilakukan dengan
mengoptimalkan data epidemiologi
penyakit
7. Data kebutuhan dana perencanaan obat
keseluruhan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan epidemiologi penyakit
8. Penentuan persentase dana perencanaan
obat yang dibutuhkan dilakukan hanya
berdasarkan ketersediaan dana di RS
(Rumah Sakit)
9. Alokasi dana yang tersedia untuk
direncanakan hanya dilakukan
berdasarkan penggunaan tahun
sebelumnya
10. Selisih antara jumlah macam item obat
yang digunakan dan jumlah item yang
direncanakan adalah 20%-30%
11. Temuan hasil evaluasi tahunan di RS
menunjukkan adanya penyimpangan
jumlah obat yang dipakai dengan jumlah
obat dalam perencanaan
12. Jumlah macam item obat yang digunakan
mengalami selisih kurang dari 20%
dengan jumlah item obat direncanakan
13. Temuan hasil evaluasi di RS menunjukan
adanya selisih hitung antara jumlah
macam item obat yang terpakai dengan
jumlah obat yang direncanakan
14. Evaluasi perencanaan obat dalam aspek
ekonomi dilakukan berdasarkan biaya
yang tersedia
15. Perencanaan obat dalam aspek
kepentingan/kegawatan (urgent)
dievaluasi dengan menggunakan analisis
VEN (Vital, essensial, Non Essensial)
16. Aspek ekonomi dalam perencanaan obat
dievaluasi menggunakan analisis ABC
(Pengelompokan berdasarkan Biaya
tertinggi)
17. Evaluasi perencanaan obat tidak dilakuakn
dengan analisis ABC-VEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 6. Lembar Pernyataan Validitas Isi
LEMBAR PERNYATAAN VALIDITAS ISI
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama Expert :
Bidang Keahlian :
Instansi :
Telah menerima instrumen penelitian yang berjudul “Evaluasi Perencanaan Obat Di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante Tahun 2018” yang disusun oleh:
Nama : Agnes Deram
NIM : 158114027
Fakultas : Farmasi
Setelah memperhatikan dan menilai butir-butir pertanyaan kuesioner, maka instrumen
penelitian tersebut dinyatakan *VALID / TIDAK VALID*.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta,……………2019
Expert,
Catatan:*Coret tidak perlu*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 7. Kuisioner Uji Pemahaman Bahasa
LEMBARA PENILAIAN UJI PEMAHAMAN BAHASA
Nama :
Jabatan :
Instansi :
A. Petunjuk
1. Saya mohon, kiranya Bapak/Ibu memberikan penilaian isi dan makna butir-butir
pertanyaan dalam kuesioner.
2. Untuk penilaian, Bapak/Ibu dapat menuliskan butir-butir pertanyaan yang
dikoreksi.
3. Untuk revisi-revisi, Bapak/Ibu dapat langsung menuliskan pada kolom keterangan
yang telah disediakan.
NO Pernyataan
Penilaian Expert Saran
Perbaikan Setuju Tidak
Setuju
1. Dasar perencanaan jumlah dan jenis obat
dibutuhkan kerja sama antara apoteker,
dokter, perawat, rekam medis dan bagian
keuangan
2. Perencanaan ideal obat diperoleh dengan
mempertimbangkan jumlah dan jenis
kebutuhan obat pasien
3. Perencanaan obat yang tepat diperoleh
dengan membagi jumlah real kebutuhan
obat dengan pemakaian obat pertahun
4. Perencanaan obat yang dilakukan di
RSSGK (Rumah Sakit St.Gabriel
Kewapante) ideal karena jumlah dan jenis
yang direncanakan lebih dari 100%
kebutuhan
5. Perencanaan jumlah dan jenis obat yang
dilakukan di RSSGK hanya disesuaikan
dengan kebutuhan pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
6. Apabila ketersediaan dana terbatas maka
perencanaan obat dilakukan dengan
mengoptimalkan data epidemiologi
penyakit
7. Data kebutuhan dana perencanaan obat
keseluruhan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan epidemiologi penyakit
8. Penentuan persentase dana perencanaan
obat yang dibutuhkan dilakukan hanya
berdasarkan ketersediaan dana di RS
(Rumah Sakit)
9. Alokasi dana yang tersedia untuk
direncanakan hanya dilakukan
berdasarkan penggunaan tahun
sebelumnya
10. Selisih antara jumlah macam item obat
yang digunakan dan jumlah item yang
direncanakan adalah 20%-30%
11. Temuan hasil evaluasi tahunan di RS
menunjukkan adanya penyimpangan
jumlah obat yang dipakai dengan jumlah
obat dalam perencanaan
12. Jumlah macam item obat yang digunakan
mengalami selisih kurang dari 20%
dengan jumlah item obat direncanakan
13. Temuan hasil evaluasi di RS menunjukan
adanya selisih hitung antara jumlah
macam item obat yang terpakai dengan
jumlah obat yang direncanakan
14. Evaluasi perencanaan obat dalam aspek
ekonomi dilakukan berdasarkan biaya
yang tersedia
15. Perencanaan obat dalam aspek
kepentingan/kegawatan (urgent)
dievaluasi dengan menggunakan analisis
VEN (Vital, essensial, Non Essensial)
16. Aspek ekonomi dalam perencanaan obat
dievaluasi menggunakan analisis ABC
(Pengelompokan berdasarkan Biaya
tertinggi)
17. Evaluasi perencanaan obat tidak dilakuakn
dengan analisis ABC-VEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 8. Form Pengambilan Data Obat Tahun 2018
FORM PENGAMBILAN DATA OBAT DI RSSGK TAHUN 2018
No Nama Obat Bentuk sediaan Harga Satuan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 9. Pengelompokan Obat Berdasarkan Biaya Pemakaian Terbesar dengan Metode ABC Tahun 2018
No Nama obat
Jumlah Harga
Nilai (Rp) Persen Kumulatif
%
Kelom-
Obat Satuan
(Rp) pok
1 Asam Traneksamat inj 9700 11,24 109,028,000 6.97% 6.97% A
2 Cefotaxim Inj. 12620 8,24 103,988,800 6.65% 13.62% A
3 Infus RL 11220 11,137 124,957,140 7.99% 21.61% A
4 Omeprazole 936 78,975 73,920,600 4.73% 26.34% A
5 Infus NaCl 6760 10,8 73,008,000 4.67% 31.01% A
6 Cefixime 13450 5,062 68,083,900 4.35% 35.37% A
7 Imunos Plus 5580 9,112 50,844,960 3.25% 38.62% A
8 Infus Metronidazol 1290 37,125 47,891,250 3.06% 41.68% A
9 Antrain Injeksi 5970 7,56 45,133,200 2.89% 44.57% A
10 Ranitidin Injeksi 13890 3,037 42,183,930 2.70% 47.27% A
11 Movix 5180 6,75 34,965,000 2.24% 49.50% A
12 Infus D5 + 1/4 SN 940 23,625 22,207,500 1.42% 50.92% A
13 Metoclopramid 200 101,25 20,250,000 1.30% 52.22% A
14 Santagesik 3050 7,02 21,411,000 1.37% 53.59% A
15 Cefila Dry Syrup 284 68,58 19,476,720 1.25% 54.83% A
16 Citicoline Injksi 925 20,25 18,731,250 1.20% 56.03% A
17 Infus D5 + 1/2 SN 690 23,625 16,301,250 1.04% 57.07% A
18 Serum Anti Bisa Ular
(SABU) 30 540 16,200,000 1.04% 58.11% A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
19 Cefadroxil 15400 1,012 15,584,800 1.00% 59.11% A
20 L-Bio Sach 2910 5,13 14,928,300 0.95% 60.06% A
21 Lapixime 145 99,9 14,485,500 0.93% 60.99% A
22 Propepsa 373 37,8 14,099,400 0.90% 61.89% A
23 Dulcolax 1000 13,5 13,500,000 0.86% 62.75% A
24 Infus KA-EN 3 B 1208 11,137 13,453,496 0.86% 63.61% A
25 Ventolin Nebu 1950 6,75 13,162,500 0.84% 64.46% A
26 Neurobat Forte Injeksi 1720 7,02 12,074,400 0.77% 65.23% A
27 Citicoline Injksi 840 14,175 11,907,000 0.76% 65.99% A
28 Neciblok Syrup 311 37,8 11,755,800 0.75% 66.74% A
29 Recofol 165 70,74 11,672,100 0.75% 67.49% A
30 Novorapid Flexpen 100 116,64 11,664,000 0.75% 68.23% A
31 Lasal Expectoran 415 27,54 11,429,100 0.73% 68.97% A
32 Furosemide Inj 1400 8,1 11,340,000 0.73% 69.69% A
33 Citicoline Tab 2580 4,387 11,318,460 0.72% 70.41% A
34 Cefixime syrup 355 31,05 11,022,750 0.71% 71.12% A
35 Aqua Pro Inj. 1800 5,737 10,326,600 0.66% 71.78% A
36 Colerin Syrup 530 18,225 9,659,250 0.62% 72.40% A
37 Sanmol 700 13,5 9,450,000 0.60% 73.00% A
38 Clopidogrel 930 10,125 9,416,250 0.60% 73.60% A
39 Antasida Doen Sirup 2264 4,05 9,169,200 0.59% 74.19% A
40 Methylprednisolon inj 226 40,5 9,153,000 0.59% 74.78% A
41 Ambroxol Sirup 1568 5,737 8,995,616 0.58% 75.35% A
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
42 Imux Syrup 342 25,92 8,864,640 0.57% 75.92% A
43 Ciprofloxacin 2600 3,375 8,775,000 0.56% 76.48% A
44 Ondansentron inj 1175 7,425 8,724,375 0.56% 77.04% A
45 Ceftriaxone Inj. 907 9,45 8,571,150 0.55% 77.59% A
46 Liprolac 1560 5,13 8,002,800 0.51% 78.10% A
47 Ephedrine HCL Inj. 110 70,875 7,796,250 0.50% 78.60% A
48 Penmox tab 3600 2,16 7,776,000 0.50% 79.09% A
49 Epatin 2300 3,24 7,452,000 0.48% 79.57% A
50 Urinter 2300 3,24 7,452,000 0.48% 80.05% B
51 Apialys 322 22,95 7,389,900 0.47% 80.52% B
52 Broadced 42 162,54 6,826,680 0.44% 80.96% B
53 Mecobalamin 800 8,437 6,749,600 0.43% 81.39% B
54 Betahistin 6600 1,012 6,679,200 0.43% 81.82% B
55 Asam Mefenamat 19800 337 6,672,600 0.43% 82.24% B
56 Ondansentron 1225 5,4 6,615,000 0.42% 82.67% B
57 Metolon Injksi 850 7,56 6,426,000 0.41% 83.08% B
58 Ketorolac Inj. 1410 4,387 6,185,670 0.40% 83.47% B
59 Serum Anti Tetanus 81 68,85 5,576,850 0.36% 83.83% B
60 Neurobat 2600 2,16 5,616,000 0.36% 84.19% B
61 Betadin 1 Liter 133 41,85 5,566,050 0.36% 84.54% B
62 L-Zinc 210 25,92 5,443,200 0.35% 84.89% B
63 Tensivask 550 8,99 4,944,500 0.32% 85.21% B
64 Dexamethason 2425 2,025 4,910,625 0.31% 85.52% B
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
65 Oxytosin Inj 900 5,4 4,860,000 0.31% 85.83% B
66 Levemir Flex Pen 75 64,26 4,819,500 0.31% 86.14% B
67 Cefixime 950 5,062 4,808,900 0.31% 86.45% B
68 Diphenhidramin HCl 540 8,775 4,738,500 0.30% 86.75% B
69 Trolit 570 8,1 4,617,000 0.30% 87.05% B
70 Amlodipin 2700 1,687 4,554,900 0.29% 87.34% B
71 Infus Asering 514 8,39 4,312,460 0.28% 87.61% B
72 Infus G 5% 620 6,75 4,185,000 0.27% 87.88% B
73 Infus Widahes 20 202,837 4,056,740 0.26% 88.14% B
74 Collergis 3700 1,08 3,996,000 0.26% 88.40% B
75 Pronalges 1050 3,78 3,969,000 0.25% 88.65% B
76 Ranitidin 11300 337 3,808,100 0.24% 88.90% B
77 Aclam Forte 67 56,7 3,798,900 0.24% 89.14% B
78 Infus Pan Amin 54 67,5 3,645,000 0.23% 89.37% B
79 Atorvastatin 930 3,847 3,577,710 0.23% 89.60% B
80 Proppyretic Suppo 144 24,57 3,538,080 0.23% 89.83% B
81 Meloxicam 3350 1,012 3,390,200 0.22% 90.04% B
82 Vascon 40 82,35 3,294,000 0.21% 90.25% B
83 Aspilets 5800 540 3,132,000 0.20% 90.45% B
84 Zegavit 1650 1,89 3,118,500 0.20% 90.65% B
85 Apialys Drop 105 28,08 2,948,400 0.19% 90.84% B
86 Amoxicillin 6000 472 2,832,000 0.18% 91.02% B
87 Omeprazole 5750 472 2,714,000 0.17% 91.20% B
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
88 Asam Traneksamat 1600 1,687 2,699,200 0.17% 91.37% B
89 Paracol Drops 140 18,9 2,646,000 0.17% 91.54% B
90 Spironolactone 300 8,775 2,632,500 0.17% 91.71% B
91 Infus Ciprofloksasin 74 34,425 2,547,450 0.16% 91.87% B
92 Dexamethason 7400 337 2,493,800 0.16% 92.03% B
93 Aminefron 500 4,86 2,430,000 0.16% 92.19% B
94 Novabion 4400 540 2,376,000 0.15% 92.34% B
95 Captopril 11600 202 2,343,200 0.15% 92.49% B
96 Cefadroxil syrup 267 8,775 2,342,925 0.15% 92.64% B
97 Kutoin 100 mg 30 77,625 2,328,750 0.15% 92.79% B
98 Ketoprofen 2300 1,012 2,327,600 0.15% 92.93% B
99 Lacidofil 760 2,97 2,257,200 0.14% 93.08% B
100 Rhinos SR 600 3,78 2,268,000 0.15% 93.22% B
101 Ondansentron - Generik 1086 2,025 2,199,150 0.14% 93.36% B
102 Levofloxacin 1300 1,687 2,193,100 0.14% 93.50% B
103 Gabapentin 400 5,4 2,160,000 0.14% 93.64% B
104 Ozid 85 24,57 2,088,450 0.13% 93.78% B
105 Neo-K 200 10,26 2,052,000 0.13% 93.91% B
106 Dulcolax Supp Dewasa 150 13,5 2,025,000 0.13% 94.04% B
107 Infus Paracetamol 108 18,562 2,004,696 0.13% 94.17% B
108 Bledstop 5300 378 2,003,400 0.13% 94.29% B
109 Calos = CaCO3 1800 1,08 1,944,000 0.12% 94.42% B
110 Paracetamol Sirup 390 5,062 1,974,180 0.13% 94.54% B
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
111 Enervon C 2300 810 1,863,000 0.12% 94.66% B
112 Albumin 2 923,99 1,847,980 0.12% 94.78% B
113 Losartan 420 4,387 1,842,540 0.12% 94.90% B
114 Infus G 10% 260 7,087 1,842,620 0.12% 95.02% C
115 Ketokonazol 3800 472 1,793,600 0.11% 95.13% C
116 Paracetamol 17700 101 1,787,700 0.11% 95.25% C
117 Vometa 52 31,32 1,628,640 0.10% 95.35% C
118 Laktamor 1200 1,35 1,620,000 0.10% 95.45% C
119 Abdelyn Drops 80 19,98 1,598,400 0.10% 95.56% C
120 Gratigo 500 2,97 1,485,000 0.09% 95.65% C
121 Fluconazole 80 18,562 1,484,960 0.09% 95.75% C
122 Dopamin Giulini 30 49,14 1,474,200 0.09% 95.84% C
123 Ambroxol 4300 337 1,449,100 0.09% 95.93% C
124 Methylprednisolon 3500 405 1,417,500 0.09% 96.02% C
125 Eperison Hcl 400 3,375 1,350,000 0.09% 96.11% C
126 Lansoprazole 1000 1,35 1,350,000 0.09% 96.20% C
127 Ondansetron 210 2,362 496,02 0.03% 96.23% C
128 Mecobalamine Inj 160 8,437 1,349,920 0.09% 96.31% C
129 Bioticol Dray 87 15,12 1,315,440 0.08% 96.40% C
130 Erysanbe syrup 81 16,2 1,312,200 0.08% 96.48% C
131 Gentalex/gentamicin 280 4,387 1,228,360 0.08% 96.56% C
132 Glucodex 900 1,35 1,215,000 0.08% 96.64% C
133 Dulcolax Supp Anak 120 9,99 1,198,800 0.08% 96.72% C
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
134 Domperidon Sirup 110 10,8 1,188,000 0.08% 96.79% C
135 Erysanbe 73 16,2 1,182,600 0.08% 96.87% C
136 Atropin Sulfat 400 2,7 1,080,000 0.07% 96.94% C
137 Methylprednisolon 2900 405 1,174,500 0.08% 97.01% C
138 Nystin 35 31,86 1,115,100 0.07% 97.08% C
139 Pamol Supositoria 186 5,94 1,104,840 0.07% 97.15% C
140 Cefspan 1020 1,08 1,101,600 0.07% 97.22% C
141 Salbutamol 3000 337 1,011,000 0.06% 97.29% C
142 Sinocort Oral Paste 35 28,35 992,25 0.06% 97.35% C
143 Simvastatin 1450 675 978,75 0.06% 97.41% C
144 KSR 360 2,7 972 0.06% 97.48% C
145 Infus Manitol 11 88,425 972,675 0.06% 97.54% C
146 Cefoperazone Sulbactam Inj 10 91,462 914,62 0.06% 97.60% C
147 Calcii Gluconas 48 17,55 842,4 0.05% 97.65% C
148 Captopril 4200 202 848,4 0.05% 97.71% C
149 Cotrimoxaxol syrup 205 4,05 830,25 0.05% 97.76% C
150 Metformin 3000 270 810 0.05% 97.81% C
151 Infus WIDA D5 NS 52 15,525 807,3 0.05% 97.86% C
152 Phenitoin 800 1,012 809,6 0.05% 97.91% C
153 Selediar 2100 378 793,8 0.05% 97.97% C
154 Promedex Sirup 64 12,15 777,6 0.05% 98.01% C
155 F.G. Troches 840 810 680,4 0.04% 98.06% C
156 Octalbin 1 680,4 680,4 0.04% 98.10% C
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
157 Lidocain Inj 500 1,35 675 0.04% 98.15% C
158 Molagit 1000 675 675 0.04% 98.19% C
159 Oralit 1650 405 668,25 0.04% 98.23% C
160 Amoxan drops 35 18,9 661,5 0.04% 98.27% C
161 Domperidone 1400 472 660,8 0.04% 98.32% C
162 Mefinal 600 1,08 648 0.04% 98.36% C
163 Venosmil 100 6,21 621 0.04% 98.40% C
164 Epinefrin Inj 300 2,025 607,5 0.04% 98.44% C
165 Na-Diklofenak 1750 337 589,75 0.04% 98.47% C
166 Metronidazole 1700 337 572,9 0.04% 98.51% C
167 Osfit DHA 210 2,7 567 0.04% 98.55% C
168 Infus Levofloksasin 6 92,812 556,872 0.04% 98.58% C
169 Meropenem Injeksi 6 92,475 554,85 0.04% 98.62% C
170 Asam Folat 4100 135 553,5 0.04% 98.65% C
171 Azithromycin 60 9,112 546,72 0.03% 98.69% C
172 Counterpain Salf 14 37,462 524,468 0.03% 98.72% C
173 Laxadin Emulsi 17 30,78 523,26 0.03% 98.75% C
174 Lycalvit 27 19,17 517,59 0.03% 98.79% C
175 Neo Kaolana 43 11,34 487,62 0.03% 98.82% C
176 Issorbide (ISDN) 3600 135 486 0.03% 98.85% C
177 Aminofusin L600 15 31,86 477,9 0.03% 98.88% C
178 Loratadin 1400 337 471,8 0.03% 98.91% C
179 Rhinofed 25 18,09 452,25 0.03% 98.94% C
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
180 Betadin Kumur 25 18,09 452,25 0.03% 98.97% C
181 Amlodipin 670 675 452,25 0.03% 99.00% C
182 Gentamicyn 100 4,387 438,7 0.03% 99.03% C
183 Piracetam injksi 90 4,725 425,25 0.03% 99.05% C
184 Ketokonazol 57 7,425 423,225 0.03% 99.08% C
185 Kalbion 1300 324 421,2 0.03% 99.11% C
186 Flunarizine 200 2,025 405 0.03% 99.13% C
187 Simvastatin 600 675 405 0.03% 99.16% C
188 Glimepiride 400 1,012 404,8 0.03% 99.18% C
189 Acyclovir 1000 378 378 0.02% 99.21% C
190 Neo Gynoxa 35 10,53 368,55 0.02% 99.23% C
191 Aminophylline Inj 90 4,05 364,5 0.02% 99.26% C
192 Sanmol 35 10,26 359,1 0.02% 99.28% C
193 Gapenal 60 5,94 356,4 0.02% 99.30% C
194 Otilon Tetes Telinga 10 35,437 354,37 0.02% 99.32% C
195 Bisoprolol 210 1,687 354,27 0.02% 99.35% C
196 Dextrosa 40 % Inj 130 2,7 351 0.02% 99.37% C
197 Nifedipin 700 472 330,4 0.02% 99.39% C
198 Otsu MgSo4 inj 40% 74 4,387 324,638 0.02% 99.41% C
199 Brainact 30 10,8 324 0.02% 99.43% C
200 Allopurinol 2200 135 297 0.02% 99.45% C
201 Piracetam Inj 20 14,512 290,24 0.02% 99.47% C
202 Clindamycin 400 675 270 0.02% 99.49% C
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
203 Bioplacenton Jelly 25 10,26 256,5 0.02% 99.50% C
204 Cotrimoxazol 900 270 243 0.02% 99.52% C
205 Kalmeco 100 2,43 243 0.02% 99.53% C
206 PTU 600 405 243 0.02% 99.55% C
207 Acytral 10 22,68 226,8 0.01% 99.56% C
208 Amiodaron 38 5,94 225,72 0.01% 99.58% C
209 Interhistin 400 540 216 0.01% 99.59% C
210 Thiamycin 300 675 202,5 0.01% 99.61% C
211 Aminophylline 600 337 202,2 0.01% 99.62% C
212 Bedak Salicyl 45 4,49 202,05 0.01% 99.63% C
213 Pamol Sirup 20 9,99 199,8 0.01% 99.64% C
214 Erlamicetyn Salep Mata 28 6,804 190,512 0.01% 99.66% C
215 Ketoprofen Inj. 35 5,4 189 0.01% 99.67% C
216 Acyclovir krim 5% 47 3,712 174,464 0.01% 99.68% C
217 Zinc 100 1,62 162 0.01% 99.69% C
218 Bamgetol 100 1,62 162 0.01% 99.70% C
219 Erlamicetin Tetes Mata 18 8,91 160,38 0.01% 99.71% C
220 Thrombophop Gell 5 29,97 149,85 0.01% 99.72% C
221 Thrombophop Gell 3 49,68 149,04 0.01% 99.73% C
222 Furosemid 1100 135 148,5 0.01% 99.74% C
223 Paracetamol Drops 30 4,725 141,75 0.01% 99.75% C
224 Co Amoxiclav 30 4,725 141,75 0.01% 99.76% C
225 Antasida Doen 700 202 141,4 0.01% 99.77% C
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
226 Counterpain Salf 7 19,575 137,025 0.01% 99.77% C
227 Neostigmin 10 12,96 129,6 0.01% 99.78% C
228 Vestein 40 3,24 129,6 0.01% 99.79% C
229 Inerson Cream 40 3,24 129,6 0.01% 99.80% C
230 Antidia 400 324 129,6 0.01% 99.81% C
231 Vitamin B1B2B12 1900 67 127,3 0.01% 99.82% C
232 Ketorolac Inj. 30 4,05 121,5 0.01% 99.82% C
233 Pyrantel 300 405 121,5 0.01% 99.83% C
234 Lisinopril 220 540 118,8 0.01% 99.84% C
235 Cotrimoxazole Forte 800 135 108 0.01% 99.85% C
236 Piroxicam 800 135 108 0.01% 99.85% C
237 Hydrocortison Cream 34 3,24 110,16 0.01% 99.86% C
238 Methylprednisolon 100 1,012 101,2 0.01% 99.87% C
239 Cernevit Injksi 90 1,08 97,2 0.01% 99.87% C
240 Propranolol 700 135 94,5 0.01% 99.88% C
241 Ibuprofen 200 472 94,4 0.01% 99.89% C
242 Neuroboran Inj. 80 1,08 86,4 0.01% 99.89% C
243 Aquadem 15 5,737 86,055 0.01% 99.90% C
244 Voltadex 5 16,74 83,7 0.01% 99.90% C
245 Gentamycin Tetes Mata 10 8,24 82,4 0.01% 99.91% C
246 Albendazole 60 1,35 81 0.01% 99.91% C
247 Captopril 600 135 81 0.01% 99.92% C
248 Gradiab 100 810 81 0.01% 99.92% C
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
249 Vitamin C 600 135 81 0.01% 99.93% C
250 Dimenhidrinate 400 202 80,8 0.01% 99.93% C
251 Glimepiride 50 1,35 67,5 0.00% 99.94% C
252 Glimepiride 50 1,35 67,5 0.00% 99.94% C
253 Kendaron 60 1,08 64,8 0.00% 99.95% C
254 Fargoxin 600 108 64,8 0.00% 99.95% C
255 Altropine Sulfas Inj. 230 270 62,1 0.00% 99.95% C
256 Thyampenicol 100 607 60,7 0.00% 99.96% C
257 Amoxicillin Syrup 15 4,05 60,75 0.00% 99.96% C
258 Gemfibrozil 120 472 56,64 0.00% 99.96% C
259 Doxycycline 200 270 54 0.00% 99.97% C
260 Digoxin 400 135 54 0.00% 99.97% C
261 Sabun Antibakteri 26 1,687 43,862 0.00% 99.97% C
262 Vitamin K Injksi 25 1,687 42,175 0.00% 99.98% C
263 Glibenclamide 200 202 40,4 0.00% 99.98% C
264 Betamezon Salf 5 6,75 33,75 0.00% 99.98% C
265 Griseofulvin 100 337 33,7 0.00% 99.98% C
266 CTM 480 67 32,16 0.00% 99.99% C
267 My Jelly 24 1,012 24,288 0.00% 99.99% C
268 Chloramphenicol 5 4,725 23,625 0.00% 99.99% C
269 Gentamycin 5 4,387 21,935 0.00% 99.99% C
270 KCL Inj. 8 2,7 21,6 0.00% 99.99% C
271 Salbron 100 162 16,2 0.00% 99.99% C
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
272 Isoflurane 3 4,86 14,58 0.00% 99.99% C
273 Pro-K 50 270 13,5 0.00% 99.99% C
274 HCT 100 135 13,5 0.00% 100.00% C
275 Bisolvon Solution 5 1,35 6,75 0.00% 100.00% C
276 Norit 80 54 4,32 0.00% 100.00% C
Jumlah 373,516 1,563,458,032
Lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lampiran 10. Lembar Pengisian Kuisioner Metode VEN
Lembaran Untuk Pengisian Kuisioner Metode VEN
No
Nama Obat Kategori A hasil
analisis ABC
Kriteria VEN
V E N
Nama : _____________________________________
Alamat Tempat Praktik : _____________________________________
No Telp/ HP : _____________________________________
Tanggal Pengisian : _____________________________________
Nomor Responden : _____________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran 11. Form Pengambilan Data Kekosongan Obat
Form Pengambilan Data Obat Kosong yang Sering Terjadi di RSSGK
No Nama Obat Jangka Waktu Kekosongan
Obat
Alasan Kekosongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BIOGRAFI PENULIS
Agnes Deram, dilahirkan di Kota Sandakan pada tanggal 20 juni
1990. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Lukas
Kalu Lewotoby dan Ibu Yohana Jaji Purek Lolon. Penulis
menempuh pendidikan di SDK St. Petrus Ebak (1996-2003), SMPK
Ampera Waipukang (2003-2006), SMAK St. Petrus Ende (2006-
2009) dan saat ini sedang melanjutkan jenjang perguruan tinggi di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharama Yogyakarta. Selama
menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa kepanitian dan
kepengurusan Biarawati antara lain Koordinator Yunior Distrik Yogyakarta sebagai
Ketua periode 2016, panitia festival budaya anak dan remaja lintas iman tahun 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI