pedoman kerja puskesmas jilid i

Upload: indi-saragi

Post on 05-Jul-2015

11.049 views

Category:

Documents


169 download

DESCRIPTION

Bab 8 - Wilayah Kerja Puskesmas

TRANSCRIPT

Bab 8 PUSKESMAS DENGAN WILAYAH KERJANYA

A. Pengertian

Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional pelaksana yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Pukesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. 1. Wilayah Puskesmas Meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk,luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30000 penduduk setiap puskesmas. Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesma pembantu dan puskesmas keliling. Khusus kota besar dengan jumlah penduduk 1 juta lebih, wilayah kerja puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. 2. Pelayanan kesehatan menyeluruh a. Pelayan kesehatan yang diberikan puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan : Kuratif ( pengobatan ) Preventif ( Upaya pencegahan ) Promotif ( peningkatan kesehatan ) Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

b. Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak di bedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. 3. Pelayan kesehatan Intgrasi ( terpadu ) Sebelum ada puskesmas, pelayana kesehatan didalam satu kecamatan terdiri dari balai pengobatan, balai kesejateraan ibu dan anak, Usaha Hygiene sanitasi lingkungan,pemberantasan penyakit menular dan lain sebagainya. Usaha-usaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada kepala dinas kesehatan Dati II.

B. Kegiatan Pokok Puskesmas Kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut; 1. KIA 2. Keluarga Berencana 3. Usaha Peningkatan Gizi 4. Kesehatan Lingkungan 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit menular 6. Pengobatan Termasuk Pelayanan darurat karena kecelakaan 7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 8. Kesehatan Sekolah 9. Kesehatan Olah Raga 10. Perawatan Kesehatan Masyarakat 11. Kesehatan kerja 12. Kesehatan Gigi dan Mulut 13. Kesehatan Jiwa 14. Kesehatan Mata 15. Laboratorium Sederhana 16. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka system informasi kesehatan

17. Kesehatan usia lanjut 18. Pembinaan pengobatan tradisional C. Fungsi Puskesmas : 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka peningkatan kemampuan untuk hidup sehat 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya Fungsi Puskesmas dilaksanakan dengan cara : a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. c. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan yang tidak menimbulkan ketergantungan d. Member pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas

D. Kedudukan : 1. Kedudukan secara administratif Puskesmas bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada kepala dinas kesehatan Dati II 2. Kedudukan dalam hirarkhi pelayanan kesehatan : Sesuai SKN maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama. E. Program berdasarkan asas bantuan Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat.

F. Upaya Kesehatan darurat Misalnya timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam.

G. Jangkauan pelayanan kesehatan Jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas, puskesmas perlu ditunjung dengan puskesmas pembantu, penenpatan bidan-bidan desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada, dan puskesmas keliling selain itu juga dengan pengolaan posyandu dan membina dasawisma oleh masyarakat H. Memeliharan citra pelayanan puskesmas yang baik : 1. 2. 3. 4. 5. 6. I. Organisasi dan tenaga kerja 1. Organisasi Susunan organisasi puskesmas terdiri dari : a. Unsur pimpinan : Kepala puskesmas Mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan jabatan fungsional. b. Unsur pembantu pimpinan : Urusan tata usaha Bertugas dibidang kepegawaian,keuangan,perlengkapan dan surat-menyurat serta pencatatan dan palaporan. Kebersihan gedung serta jamban puskesmas Senyum dan sikap ramah dari setiap petugas puskesmas Pemberikan pelayanan dengan mutu yang sebaik-baiknya Kerja sama yang baik dengan pamong setempat dan petugas sektor lain Selalu menepati janji pelayanan yang telah disepakati bersama

c. Unsur pelaksana

1. Unit yang terdiri dari tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsioanal 2. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas daerah masing-masing 3. Unit-unit terdiri dari UNIT 1. Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi UNIT II. Bertugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit khususnya imunisasi, kesehatan lingkuangan dan lab sederhana. UNIT III. Bertugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula. UNIT IV. Bertugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olah raga. Kesehatan jiwa kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya. UNIT V. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat. UNIT VI. Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap. UNIT VII Melaksanakan kefarmasian.

2. Tata Kerja

Kepala puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, Integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan puskesmas maupun dengan satuan organisasi diluar puskesmas sesuai dengan tugasnya masing.

Kepala puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk atasan yang ditetap kan oleh kantor departemen kesehatan kabupaten/kotamadya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Setiap unsur dilingkungan puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas

FASILITAS PENUNJANG Puskesmas pembantu berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan- kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Puskesmas keliling

kegiatannya antara lain : Memberikan pelayangan kesehatan kepada masyarakat didaerah terpencil yang tidak terjangkau Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa Sebagai alat transpor penderita dalam rangka rujukan kasus gawat darurat Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan audio visual Bidan yang bertugas didesa

DUKUNGAN RUJUKAN

-Pelaksanaan :a) Penyelenggaraan pertemuan dengan susunan :

Ketua penyelenggara Pimpinan pertemuan Pengarah/pelatih Pembimbing

: Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan : Camat : Kepala Puskesmas : Tim Pembina KB-Kesi Dati II

b) Peserta :

Tim Pembina KB-Kes Dati II PKK Kecamatan Puskesmas Bangdes Kecamatan BKKBN Kecamatan Sektor lain yang terkait

Jumlah peserta 10 15 orangc) Waktu :

Pertemuan diadakan dalam waktu satu hari, antara 09.00-15.00 dengan jadwal acara sebagai berikut: Jam 09.00 09.15 09.15 10.00 10.00 10.45 Acara 1. Pembukaan 2. Dinamika kelompok istirahat Camat Tim Dati II Pengarah

3. Kegiatan masing-masing sector dalam Ka.Puskesmas pembinaan PSM 4. Konsep Keterpaduan KB-Kes

10.45 11.15 5. POA KB-Kes 11.15 11.45 6. Hasil-hasil kesepakatan KB-Kes 11.45 12.00 7. Inventarisasi peranan sector-sektor 12.00 12.30 12.30 13.00

Ka.Puskesmas Tim Dati II Ka.Puskesmas Ka.puskesmas 8. Analisa hambatan dan masalah Ka.puskesmas peranan masing-masing sector istirahat

13.00 13.40 13.40 14.10 14.10 14.40

9. Pembagian peranan masing-masing sector 10. menyusun kerja tribulan

Ka.puskesmas PKK dan Puskesmas

11.Kesepakatan dan penutupan 14.40 15.00 Camat Catatan : topic yang dibahas tidak harus KB-Kes, tapi disesuiakan dengan kebutuhan puskesmas/sector yang bersangkutand) Tempat

Kecamatan atau tempat lain yang dianggap lebih baik.e) Persiapan :

Pertemuan Tim Pembina KB-Kes Dati II dengan acara :-

Penjelasan tujuan penggalangan kerjasama lintas sektoral Penyusunan jadwal pelaksanaan di seluruh kecamatan Pembagian anggota Tim yang akan mendatangi Kecamatan

Pertemuan /pendekatan Kepala Puskesmas dengan Camat dan Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan untuk menyelenggarakan pertemuan penggalangan kerjasama lintas sektoral. Membentuk panitia kecil yang bertugas :-

membuat undangan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan menyusun bersama POA KB-Kes, berdasar hasil-hasil kesepakatan keterpaduan KB-Kes, dari tingkat Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kodya menyediakan sekedar penggalangan tersebut makanan dan minuman untuk pertemuan

-

-

mengusahakan tambahan biaya dari biaya rakor KB/BKKBN

c. Rapat Kerja Bulanan Puskesmas1. pengertian

setelah puskesmas selesai melaksanakan lokakarya penggalangan puskesmas, maka segala keputusan yang telah diambil secara bersama harus dilaksanakan sebaikbaiknya. walaupun lokakarya sudah diselenggarakan dan segala hasilnya sudah dilaksanakan sebaik-baiknya, masih perlu adanya tindak lanjut yang bertujuan untuk menilai pencapain dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para pelaksananya, sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang lebih baik.2. Tujuan :

a. Timbulnya kebiasaan pada seluruh petugas Puskesmas untuk selalu mengadakan tindak lanjut dari setiap kegiatan dalam melaksanakan program kesehatan. b. Adanya suatu system manajemen sederhana dan terselenggarakannya yang sedang berjalan secara teratur, dan hambatan-hambatan yang dijumpai selama satu bulan yang lalu dapat dipecahkan bersama.3. Pentahapan pelaksanaan

a. tahapan pelaksanaan rapat kerja bulanan puskesmasMASUKAN : TUJUA N- laporan hasill kegiatan bulan lalu - Hasil rapat PKK kecamatan - Tambahan pengetahuan

ANALISA HAMBATAN KEGIATAN BULAN LALU RENCANA KERJA BARU PEMECAHAN MASALAH

- Menyusun rencana pembinaan untuk tribulan yang akan dating, dan sebagai

penutup rencana kerja dari semua sector diserahkan oleh camat kepada ketua tim penggerak PKK kecamatan. b. Pelaksanaan :-

pengarah : Camat

Peserta : undangan rapat ditanda tangani oleh camat dan disampaikan kepada : = Tim Pembina Posyandu/KB-Kes Dati II = Tim penggerak PKK Kecamatan = BKKBN Kecamatan = Bangdes Kecamatan = sector lain yang dianggap perlu Waktu : pertemuan sebaiknya diadakan pada hari sabtu akhir tribulan antara jam 09.00 12.30 dengan acara sebagai berikut :-

Jam 09.00 - 09.15 09.15 09.35 09.35 10.35

Acara 1. pembukaan 2. laporan kegiatan posyandu

Pengarah Camat Ketua PKK

3. laporan dan hambatan dari Ka.Puskesmas sector-sektor 4. tanggapan dan kebijaksanaan Tim Dati II dari Tim Dati II 5. Analisa masalah

10.35 10.45

10.45 11.05 11.05 11.45 11.45 12.35

6. Pemecahan masalah 7. Rencana kerja dari sector-sektor

Ka.Puskesmas Ka.Puskesmas Ka.puskesmas dan Tim Dati II

8. Kesepakatan pembinaan 12.35 13.30

Ketua PKK Camat

dan

-

Tempat : kecamatan atau tempat lain yang dianggap sesuai Persiapan : = Pendekatan kepada tim Pembina dati II sambil memberikan undangan = pendekatan kepada sector lain agar menyajikan laporan pembinaan, terutama kepada ketua tim penggerak Pkk Kecamatan. = pendekatan kepada BKKBN untuk memperoleh dana Rakor Kb sebagai bantuan dari desa-desa = Puskesmas membuat/menghitung cakupan pelayanan posyandu secara kumulatif dari desa-desa = catatan-catatan hasil kesepakatan yang lalu, arsip surat-surat instruksi yang berkaitan dengan peran serta masyarakat, posyandu, dan lintas sektoral. = pendekatan kepada Camat agar mau memimpin rapat/pertemuan dengan menyerahkan bahanbahannya = menunjuk salah satu staf puskesmas untuk membuat notulen rapat. = materi pelajaran dan alat peraga yang digunakan = formulir rencana kerja

d. Rapat kerja tribulanan lintas sektoral - pengertian semangat kerjasama dalam tim yang telah ditimbulkan dalam lingkungan sector-sektor, perlu dipelihara dengan baik agar kerjasama lintas sektoral yang telah dibina bisa berjalan mantap dan berkesinambungan. Salah satu cara untuk memelihara kerjasama

ialah dengan mengadakan pertemuan berkala dan membahas pelaksanaan kerjasama maupun masalah yang dihadapai dan sekaligus mencari pemecahannya bersama-sama. - tujuan : a. umum : meningkatnya dan terpeliharanya hubungan kerjasama lintas sektoral

b. khusus : terlaksananya pertemuan lintas sektoral berkala untuk mengkaji kegiatan kerjasama selama 3 bulan yang lalu dalam pembinaan PSM di bidang kesehatan. terpecahhkannya masalah dan hambatan yang dihadapai dalam rangka kerjasama lintas sektoral - terumuskannya mekanisme dan rencana kerjasama lintas sektoral untuk tribulan berikutnya.-

- Pentahapan Pelaksanaan : a. tahapan pelaksanaan rapat kerja tribulan lintas sektoral.- LAPORAN KEGIATAN POSYANDU OLEH PKK ANALISA MASALAH MASING-MASING SEKTOR

TUJUAN

- MASALAH HAMBATAN DALAM PWMBINAAN POSYANDU

PEMECAHAN MASALAH

RENCANA PEMBINAAN PSM/KB-KES DARI MASING MASING SEKTOR

Materi yang akan dibahas dalam rapat kerja tribulan lintas sektoral adalah sebagai berikut : - Laporan kegiatan penyelenggaraan Posyandu oleh ketua Tim penggerak PKK kecamatan, dan hambatan /masalah yang dijumpai serta usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. - Laporan sector-sektor dalam pembinaan PSM di bidang kesehatan, dan hambatan/masalah yang dijumpai serta usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Laporan dari puskesmas disertai dengan gambaran cakupan

pelayanan Posyandu secara kumulatif, agar desa-desa yang cakupannya rendah diketahui sektro lain. - Sambutan dari Tim pembinaan Posyandu Dati II tentang usaha untuk mengatasi hambatan/masalah dan menyampaikan kebijaksanaan Pemda maupun Tim Pembina Posyandu Dati II. - Susunan prioritas pembinaan ke desa-desa berdasarkan cakupan yang paling rendah. - Analisa dan pemecahan masalah yang dilakukan bersama. - Menyusun rencana pembinaan untuk tribulan yang akan datang, dan sebagai penutup rencana kerja dari semua sector diserahkan oleh Camat kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan. b. Pelaksanaan : Pengarah : Camat Peserta : Undangan rapat ditanda tangani oleh Camat dan disampaikan kepada:

= Tim Pembina Posyandu/KB-KES Dati II = Tim Penggerak PKK Kecamatan = Puskesmas di wilayah kecamatan = BKKBN Kecamatan = Bangdes Kecamatan = Sektor lain yang dianggap perlu - Waktu : Pertemuan sebaiknya diadakan pada hari sabtu akhir tribulan antara jam 09.00 12.30 dengan acara sebagai berikut : Jam 09.00 09.15 09.15 09.35 09.35 10.35 10.35 10.45 4. Tanggapan dan kebijaksanaan dari Tim Dati II 10.45 11.05 5. Analisa masalah Ka.Puskesmas Ka.Puskesmas dan Acara 1. Pembukaan 2. Laporan kegiatan Posyandu 3. Laporan dan hambatan dari sectorsektor Pengarah Camat Ketua PKK Ka.Puskesmas Tim Dati II

11.05 11.45

6. Pemecahan masalah

Tim Dati II Ketua PKK

11.45 12.35 12.35 13.30 -

7.Rencana kerja dari sektor-sektor 8. Kesepakatan pembinaan

Ketua PKK dan Camat

Tempat : Kecamatan atau tempat lain yang dianggap sesuai Persiapan :

= Pendekatan kepada Tim Pembina Dati II sambil memberikan undangan. = Pendekatan kepada sector lain agar menyajikan laporan pembinaan, terutama kepada ketua Tim penggerak PKK kecamatan. = Persiapan tempat, alat tulis menulis dan formulir rencana kerja. = Pendekatan kepada BKKBN untuk memperoleh dana Rakor KB sebagai bantuan pembiyaan. = Puskesmas membuat/menghitung cakupan pelayanan Posyandu secara kumulatif dari desadesa = Catatan-catatan hasil kesepakatan yang lalu, arsip surat-surat instruksi yang berkaitan dengan peran serta masyarakat, Posyandu, dan lintas sektoral. = Pendekatan kepada Camat agar mau memimpin rapat/pertemuan dengan menyerahkan bahan-bahannya = menunjuk salah satu staf Puskesmas untuk membuat notulen rapat.

g. Pemantauan Pelaksanaan ( Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas SP2TP ) 1. Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup a. Pengertian :

Dalam manajemen diperlukan adanya data yang akurat, tepat waktu dan kontinu sserta mutakhir secara periodik. Berdasarkan S.K. Menteri Kesehatan nomor 63/Menkes/II/1981, berlaku system pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas ( SP2TP ). SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan Puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh Puskesmas. Dengan melakukan SP2TP sebaik-baiknya, akan didapat data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian dan penilaian penampilan Puskesmas serta situasi kesehatan masyarakat umumnya.

b. Tujuan : 1. umum : Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik/teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui Puskesmas di berbagai tingkat administrasi 2. Khusu : a. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok Puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur. b. terlaksananya pelaporan data tersebut secara teratur di berbagai jenjang administrasi, sesuai dengan peraturan yang berlaku. c. Termanfaatnya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui Puskesmas di berbagai tingkat administrasi. c. Ruang Lingkup : 1. SP2TP dilakukan oleh semua Puskesmas ( termasuk Puskesmas dengan perawatan, Puskesmas pembantu dan Puskesmas keliling ) 2. Pencatatan dan Pelaporan mencakup : a. data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas b. data ketenagaan di puskesmas

c. data sarana yang dimiliki puskesmas d. data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas. 3. Pelaporan dilakukan secara periodik ( bulanan, tribulanan, semester dan tahunan ), dengan menggunakan formulir yang baku. seyogyanya berjenjang dari puskesmas ke Dati II, dari Dati II ke Dati I, dan dari Dati I ke Pusat. Namun sementara ini dapat dilakukan dari Dati II langsung ke Pusat, dengan tindasan ke Propinsi. 2. Beberapa Batasan Dalam pelaksanaan SP2TP ada beberapa batasan tentang istilah yang digunakan untuk mendapatkan kesamaan pengertian, sehinga pencatatan dilakukan dengan benar dan sama diseluruh puskesmas. a. Kunjungan : Ada 2 macam kunjungan : 1. Kunjungan seseorang ke Puskesmas, Puskesmas pembantu, baik untuk mendapat pelayanan kesehatan maupun sekedar mendapat keterangan sehat-sakit. untuk dibedakan 2 kategori : a. Kunjungan baru, ialah seseorang yang pertama kali datang ke Puskesmas/Puskesmas pembantu, sehingga seumur hidupnya hanya dicatat sebagai satu kunjungan baru. b. Kunjungan lama, ialah seseorang yang datang ke puskesmas/puskesmas pembantu yang kedua kali dan seterusnya untuk mendapat pelayanan kesehatan. Perkecualian kedua kategori tersebut pada ibu Hamil, ibu Menyusui dan Balita : a. Kunjungan ibu Hamil pada setiap kehamilan dianggao sebagai kunjungan baru, sedangkan kunjungan kedua kali dan seterusnya untuk memeriksa kehamilan, dianggap sebagai kunjungan lama. Dengan demikian penetapan kunjungan Ibu Hamil tidak ditentukan dengan tahun/periode, tetapi diberlakukan sebagi episode of illness

b. kunjungan ibu menyusui, termasuk ibu yang menyelesaikan kehamilannya karena abortus, selama periode menyusi yang 2 tahun, dihitung sebagai 2 kunjungan baru. Dengan kata lain setiap ibu menyusui setelah saat melahirkan/abortus dihitung kembali sebagai kunjungan baru. Sedangkan kunjungan selanjutnya dihitung sebagai kunjungan lama.

c. kunjungan Balita setiap tahun ( setelah hari ulang tahun ) dianggap sebagai kunjungan baru. Jadi setiap Balita mempunyai 4 x kunjungan baru. Sedangkan kunjungan kedua dan seterusnya dari tahun yabg bersangkutan, dicatat sebagai kunjungan lama. 2. Kunjungan Sebagai Kasus Kunjungan kasus adalah kasus baru+kasus lama+kunjungan baru+kunjungan lama suatu penyakit. b. Kasus ada 2 macam kasus : 1. Kasus baru, adalah new episode of illness, yaitu pernyataan pertama kali seseorang menderita penyakit tertentu sebagai hasil diagnose dokter atau tenaga paramedic. 2. Kasus lama adalah Kunjungan kedua dan seterusnya, dari kasus baru yang belum dinyatakan sembuh atau kunjungan kasus lama dalam tahun/periode yang sama. Untuk tahun berikutnya, kasus ini diperhitungkan sebagai kasus baru. Khusus pada penderita Kusta hanya dikenal kasus baru, yaitu saat pertama kali penemuannya. Pada kunjungan kedua dan seterusnya hanya dihitung sebagai kunjungan kasus, bukan sebagai kasus lama. c. Keluarga Keluarga dalam catatan SP2TP adalah satu kepala keluarga beserta angotanya yang terdiri dari isteri, anak-anak ( kandung, tiri dan angkat ) dan orang lain yang tinggal dalam satu atap/rumah. d. Nomor kode puskesmas Pemberian nomor kode puskesmas/puskesmas pembantu berdasarkan pada letak geografis dan jenjang administrasi serta peresmian per S.K. Bupati atas existensinya setelah dibangun.

3. Pelaksanaan SP2TP Pelaksanaan SP2TP terdiri dari 3 kegiatan, ialah : a. Pencatatan dengan menggunakan format. b. Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodic c. Pengolahan analisis dan pemanfaatan data/informasi

a. Pencatatan : Pencatatan dilakukan dalam gedung Puskesmas/Puskesmas Pembantu, yaitu mengisi : 1. Family Folder ( Kartu Individu dan Kartu Tanda Penganal Keluarga ) 2. Buku Register untuk : a. Rawat jalan/rawat nginap b. Penimbangan c. Kohort Ibu d. Kohort Anak e. Persalinan f. Laboratorium g. Pengamatan penyakit menular h. Imunisasi I. P.K.M 3. Kartu Indek Penyakit ( Kelompok Penyakit ) yang disertai distribusi jenis kelamin, golongan, umur dan desa 4. Kartu Perusahaan 5. Kartu Murid 6. Sensus harian ( Penyakit dan Kegiatan Puskesmas ) untuk mempermudah pembuatan laporan. Petunjuk pengisiannya ada dalam buku Pedoman SP2TP

b. Pelaporan : Jenis dan periode laporan sebagai berikut : 1. Bulanan a. Data Kesakitan ( Format LB.1 ) b. Data Kematian ( Format LB.2 ) c. Data Operasional ( Format LB.3 ) ( Gizi, Imunisasi dan KIA )

d. Data Manajemen Obat ( Format LB.4 ) 2. Triwulan a. Data kegiatan Puskesmas ( Format LT. ) 3. Tahunan a. Umum, Fasilitas ( Format LSD.1 ) b. Sarana ( Format LSD.2 ) c. Tenaga ( Format LSD.3 ) Alur pengiriman laporan adalah sebagai berikut : 1. Alur pengiriman laporan adalah sebagai berikut : a. Laporan dari Puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan Tk. II untuk diolah sesuai dengan petunjuk, dan selanjutnya direkapitulasi, laporan dikirim ke Dinkes Tk. I dan Departemen Kesehatan c.q. Bagian Informasi Ditjen Pembinaan Kesehatan Masalah. b. Umpan balik dari Departemen Kesehatan dikirim ke Ka.Kanwil Departemen Kesehatan Propinsi. 2. Alur pengiriman laporan jangka panjang ( mulai Pelita VI ) adalah mengikuti jalur jenjang administratif organisasi. Departemen Kesehatan menerima laporan dari Kantor Wilayah Departemen Kesehatan R.I.

c. Pengolahan, Analisa dan Pemanfaatan Pengolahan, analisa dan pemanfaatan data SP2TP dilaksanakan di tiap jenjang administrasi yang pemanfaatannya disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam mengambil keputusan. Di tingkat Puskesmas, untuk tindakan segera serta untuk pemantauan pelaksanaan program ( operative ) sebagai early warning system. Pada tingkat Dati II dapat digunakan untuk pemantauan, pengendalian dan pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan. Pada tingkat I dapat digunakan juga untuk perencanaan program dan pemberian bantuan yang diperlukan. Pada tingkat Pusat digunakan dalam pengambilan kebijaksanaan yang diperlukan. 1. Ruang lingkup kegiatan pengolahan dan analisa meliputi : a. mengkompilasi data dari Puskesmas Pembantu, kegiatan lapangan termasuk Posyandu dan kegiatan dalam gedung Puskesmas. b. mentabulasi data upaya kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, yang dibedakan atas masyarakat dalam wilayah dan luar wilayah Puskesmas.

c. menyusun kartu index penyakit d. menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan. e. melakukan berbagai perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data denominator. f. membuat penyajian dalam bentuk narasi, table dan grafik sesuai kebutuhan menurut waktu dan lokasi. Sebagai pembanding dapat dipergunakan data tahun-tahun sebelumnya. g. melakukan beberapa analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi serta perencaan di masa mendatang. h. membuat peta wilayah Puskesmas termasuk sarana kesehatan. 2. Pemanfaatan data SP2TP Pada hakekatnya data dari SP2TP mempunyai peran ganda, karena : a. Data tersebut dilaporkan dari Puskesmas untuk kebutuhan administrasi di atasnya, dalam rangka pembinaan, perencanaan serta penetapan kebijaksanaan. b. Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh Pusekesmas sendiri dalam rangka peningkatan upaya kesehatan Puskesmas, melalui perencanaan ( micro planning ), penggerakan, pelaksanaan ( mini lokakarya ) dan pengawasan, pengendalian, sertas penilaian ( stratifikasi ) Salah satu komponen dari pengawasan adalah pemantauan yang merupakan tindak lanjut, secara kontinu dari kegiatan program yang dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan serta tindakan ( action ). contoh : Data dari hasil SP2TP dapat dimanfaatkan untuk : - penyusunan profil puskesmas, dengan menggunakan data dasar - penggambaran peran serta masyarakat, dengan menggunakan data jumlah kader ( aktif/tidak aktif ), pelaksanaan KB-Kes Terpadu melalui Posyandu. - penggambaran tingkat pemanfaatan Puskesmas, dengan menggunakan data kunjungan. - penggambaran tingkat cakupan sasaran pelayanan kesehatan dari berbagai program yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pokok Puskesmas. - dan sebagainya.

Peranan Dokter Puskesmas

I.

Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Seorang Dokter Tanggung jawab seorang dokter Kepala Puskesmas tidak hanya mengobati orang sakit saja akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Oleh karenanya dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan penderita sehari-hari pada waktu-waktu tertentu, dimana dokter Puskesmas sedang melakukan tugas-tugas menajemen Puskesmas dan tugastugas kemasyarakatan, ia dapat mendelegasikan wewenangnya kepada seorang Perawat dan seorang Bidan.

II.

Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Seorang Manager A. Organisasi Dan Tatalaksana Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan yang langsung bertanggung jawab dalam bidang tehnis kesehatan maupun administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu). Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa di dalam wilayah kerja Puskesmas merupakan bagian integral dari Puskesmas. Puskesmas Pembantu melaksanakan sabagian tugas-tugas Puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitasbyang ada dalam wilayah kerja tertentu yang merupakan sebagian dari wilayah kerja Puskesmas. Jenis dan jumlah tenaga Puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap Puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup serta keadaan geografis dan perhubungan di wilayah kerjanya. Yang penting tenaga tersebut bekerja dalam satu Team, berarti pekerjaan tenaga yang satu mengisi kekurangan dari tenaga yang lain dan sebaliknya. Walaupun pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda akan tetapi semuanya dengan satu tujuan, ialah meningkatkan kesehatan dari masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan di bawah pimpinan, ialah Kepala Puskesmas. Tidak ada pengkotaan struktur dalam Puskesmas. Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya (termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa) perlu dilakukan secara

teratur paling sedikit sebulan sekali. Tujuan pertemuan berkala itu antara lain adalah : Menampung masalah / hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari untuk dipecahkan bersama. Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya atau minggu yang akan datang. Menilai hasil-hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu. Meneruskan informasi / instruksi / petunjuk dari atasan untuk diketahui dan dilaksanakan bersama. B. Bimbigan tehnis Dan Supervisi Kepala Puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan member bimbingan kepada staf Puskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja, di Puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di lapangan maupun di rumah penduduk dalam rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali dilakukan secara teratur untuk memelihara disipli kerja staf Puskesmas. Dalam kunjungan ini dimanfaatkan untuk meningkatkan system rujukan (referral system) dimana konsultasi dari staf Puskesmas dapat dilakukan di tempat mereka bekerja, disamping melimpahkan pengetahuan dan keterampilan kepada staf Puskesmas yang bersangkutan. C. Hubungan Kerja Antar Instansi Kecamatan Hubungan kerjasama yang baik perlu dipupuk antara Puskesmas dengan semua instansi di tingkat kecamatan. Kepala Puskesmas harus secara aktif menncari hubungan kerjasama dengan nstansi-instansi di tingkat kecamatan. Pertemuan berkala antar instansi tingkat Kecamatan perlu diadakan di bawah koordinasi pak camat. D. Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Penggerak Pembangunan Di wilayah Kerjanya

Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang mereka hadapi, dan belum bias menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Kepala Puskesmas beserta segenap stafnya bekerjasama dengan instansi-instansi lain di tingkat kecamatan, perlu member bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi sesuai dengan kemampuan swadaya mereka sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pertemuan-pertemuan baik secara individu dengan pemuka masyarakat, maupun secara kelompok. III. Dokter Kepala Puskesmas Sebagai Tenaga Ahli Dan Pendamping Camat Program pemerintah pada saat ini baru bisa menempatkan dokter Puskesmas sebagai seorang sarjana secara merata di kecamata-kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari seluruh masyarakat kecamatan adalah untuk mendapat manfaat dari keahliannya dalam bidang kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berpikir yang luas dan kreatif dari seorang sarjana. Maka peranan dokter Puskesmas di kecamatan disamping sebagai pemimpin Puskesmas, juga merupakan tenaga ahli dan pendamping Camat. Perencanaan Di Tingkat Puskesmas (Microplanning) I. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup a) Pengertian Perencanaan mikro tingkat Puskesmas atau microplanning adalah penyusunan rencana di tingkat Puskesmas untuk 5 (lima) tahun, termasuk rincian tahapan tiap tahunnya. b) Tujuan Umum: Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang dihadapi Puskesmas, sehingga dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Khusus:

-

Tersusunnya rencana kerja Puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis.

-

Tersusunnya rencana kerja tahunan Puskesmas, sebagai jabaran rencana kerja 5 tahunan tersebut secara tertulis.

c) Ruang Lingkup Rencana yang disusun tersebut seyogyanya meliputi seluruh kegiatan pokok Puskesmas, akan tetapi dapat dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi; dengan memperhatikan prioritas, kebijaksanaan dan strategi yang telah ditetapkan oleh Pusat, Dati I dan Dati II-nya. II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Dalam melaksanakan kegiatan penyusunan rencana tingkat Puskesmas, ada 4 langkah pokok yang perlu dilaksanakan yaitu: Identifikasi keadaan dan masalah Penyusunan rencana Penyusunan POA tahun pertama Penulisan naskah rencana

Identifikasi keadaan dan masalahLangkah ini akan menghasilkan satu rumusan tentang keadaan dan perioritas maslah yang dihadapi Puskesmas serta alternative pemecahannya. Kegiatan-kegiatan ini mencakup: 1) Mengetahui kebijaksanaan yang telah ditetapkan: a. PUSAT, misalnya SKN, RP3JPK, Repelita V dan kebijaksanaan sector lain yang terkait; b. DATI-I, misalnya Repelita Propensi, target, strategi pelaksanaan program propinsi dan sector lain yang terkait yang dikeluarkan Dati-I;

c. DATI-II, misalnya target, strategi pelaksanaan program dan kebijaksanaan sector lain terkait yang dikeluarkan Dati-II 2) Pengumpulan data 1. Data Umum Data yang dihimpun oleh keadaan umum wilayah kerja Puskesmas, misalnya pembagian administratif, sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya. 2. Data Wilayah Data yang dihimpun meliputi peta, luas wilayah, jumlah desa, jumlah RK/RW, jarak desa ke Puskesmas, sarana komunikasi, dan lain sebagainya. 3. Data Penduduk Data yang dihimpun meliputi jumlah seluruh penduduk, distribusi per desa dan per RK/RW; menurut jenis kelamin dan golongan umur dengan penekanan pada distribusi yang disesuaikan dengan sasaran program. 4. Data Sumber Daya Puskesmas: Sarana Fisik Meliputi seluruh bangunan fasilitas kesehatan (Puskesmas, Puskesmas Pembantu), Puskesmas Keliling, kebdaraan, peralatan medis & nonmedis. Tenaga Meliputi seluruh macam tenaga, status kepegawaiannya, jumlah dan latar belakang pendidikan. Dana Meliputi semua dana yang diterima Puskesmas yaitu yang berasal dari APBN, APBD I dan II termasuk dari BKKBN, PHB dan sector

lain yang terkait, serta kemungkinan sumbangan-sumbangan yang bias didapatkan. Masyarakat: Sarana Fisik Meliputi Posyandu, Pos KB dan Pos lainnya serta peralatan yang dimiliki seperti dacin, set alat masak, dukun kit dan lain sebagainya. Tenaga Meliputi kader PKK, kader Dasawisma, kader Posyandu dan kader lainnya, serta dukun bersalin atau tenaga kesehatan tradisonal lainnya. Dana Meliputi Dana Sehat, Dana Koperasi Simpan Pinjam dan dana lainnya yang dapat dipergunakan untuk kegiatan kesehatan. 5. Data Status Kesehatan Dihimpun dari data indicator derajat kesehatan yaitu IMR (Infant Mortality Rate), CMR (Children Mortality Rate), MMR (Maternal Mortality Rate), CDR (Crude Death Rate), Incidence/Prevalence Rate dan CFR (Case Fatality Rate) penyakit tertentu, CBR (Crude Birth Rate), FR (Fertality Rate), LE (Level of Edukation) dan lain sebagainya. 6. Data Cakupan Program Meliputi data cakupan untuk masing-masing program sesuai dengan indicator dan variabelnya. 3) Analisa data Analisa keadaan dan masalah dalam perencanaan meliputi: Analisa Derajat Kesehatan

Analisa Aspek kependudukan Analisa Upaya Pelayanan Kesehatan Analisa Perilaku Analisa Lingkungan

4) Perumusan Masalah Permasalahan tersebut harus dirumuskan dengan baik secara epidemiologis, sehingga tergambarkan masalahnya, dimana, kapan dan seberapa besar. Dengan perkataan lain, besarnya masalah diusahakan dapat tergambarkan secara kwantitatif. 5) Penentuan peringkat masalah Untuk menentukan peringkat masalah, dapat dipergunakan cara Delbecg atau cara Hanlon. Kriteria yang dipakai untuk masing-masing masalah adalah: Besarnya masalah Penentuan score untuk besarnya masalah dilaksanakan dengan memberi nilai (0-10) pada faktor-faktornya yaitu: Persentase penduduk yang terkena Biaya yang dikeluarkan per orang per bulan karena masalah tersebut Kerugian yang dialami penduduk

Tingkat kegawatan masalah Penentuan score untuk kegawatan masalah dilaksanakan dengan memberi nilai (0-10) pada faktor-faktornya yaitu: Tingkat keganasannya Tingkat urgensinya

-

Kecendrungannya

Kemudahan penanggulangan masalah Penentuan kemudahan untuk penanggulangan masalah dilaksanakan dengan memberi nilai (0,5-1,5). PEARL factor yaitu menentukan dapat atau tidaknya program tersebut dilaksanakan. Penentuan scorenya untuk masing-masing factor dilaksanakan melalui voting (1 = ya, 0 = tidak) P = Appropriantness (tepat guna) E = Economic feasibility (secara ekonomi murah) A = Acceptability (dapat diterima) R = Resource Availability (tersedianya sumber) L = Legality (legalitas terjamin)

Penyusunan rencanaSetelah Puskesmas menentukan peringkat masalah di wilayah kerjanya, kemudian disusun rencana dengan sistematika (urutan) sebagi berikut: 1. Perumusan tujuan dan sasaran Merupakan langkah awal yang sangat menentukan, terutama untuk menentukan tujuan dan sasaran. Tujuan pada dasarnya merupakan gambaran suatu keadaan di masa yang akan datang, yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang akan dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang dihadapi. Sadangkan sasaran lebih menggambarkan keadaan kuantitatif yang akan dicapai di masa datang. 2. Perumusan kebijaksanaan dan langkah-langkah 3. Perumusan kegiatan

4. Perumusan sumber daya

h. Pembimbingan/Supervisi Adalah suatu upaya pengarahan antara lain dengan mendengarkan alas an dan keluhan tentang masalah pelaksana dan pemberian petunjuk serta saran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaksana. Bertujuan agar : a. Terselenggaranya program upaya kesehatan yang sesuai dengan pedoman pelaksanaan b. Kekeliruan dan penyimpangan dalam pelaksanaan dapat diluruskan kembali c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan d. Meningkatkan hasil pencapaian pelayanan kesehatan

Ruang lingkup pembimbingan puskesmas oleh kepala puskesmas kepada para pelaksana kegiatan di wilayah kerjanya. Mencakup pembimbingan dalam bidang persediaan obat, peralatan, perlengkapan administrasi, ketenagaan, dan anggaran. Pembimbingan dilakukan dalam bentuk a. Pertemuan di dalam puskesmas b. Kunjungan lapangan (petugas kesehatan, bidan desa, kader keseatan, dan sarana pelayanan) Pembimbingan dilakukan oleh dokter kepala puskesmas kepada staf puskesmas baik secara berkelompok maupun perorangan, dilakukan minimal satu bulan sekali atau bila sewaktu-waktu ada masalah yang timbul. Khusus untuk posyandu dilakukan pembimbingan minimal tiga bulan sekali. Dalam melakukan pembimbingan perlu dibuat laporan tertulis oleh pelaksana. Laporan dibuat paling lambat satu minggu setelah kegiatan, dan kemudian laporan itu akan digunakan didalam rapat staf. Format bimbingan digunakan pedoman yang sudah ada yaitu Pedoman Pembimbingingan Keterpaduan KB-Kesehatan yang diterbitkan Departemen Kesehatan tahun 1987.

i. Stratifikasi Puskesmas

Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas dengan mengelompokannya kedalam 3 strata, yaitu : a. Strata I ( Strata puskesmas dengan prestasi kerja baik) b. Strata II (Strata puskesmas dengan prestasi kerja cukup) c. Strata III (Strata puskesmas dengan prestasi kerja kurang) Pengelompokan ketiga strata tersebut digunakan dalam rangka penilaian terhadap tingkat perkembangan fungsi puskesmas sehingga dengan demikian dapat menimbulkan gairah kerja, rasa tanggung jawab, dan kreatifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan falsafah mawas diri. Tujuan Khusus dilakukannya stratifikasi puskesmas : Mendapatkan gambaran menyeleruruh perkembangan fungsi puskesmas secara berkala dalam rangka pembinaan dan pengembangannya Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas di masa mendatang Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaannya

Ruang lingkup stratifikasi di puskesmas dikelompokan dalam 3 aspek : a. Hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan dari masing masing kegiatan b. Hasil dan cara pelaksanaan manajemen puskesmas c. Sumber daya yang tersedia di puskesmas d. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi pencapaian hasil kegiatan puskesmas Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa terdapat 3 area yang perlu dibina : a. Puskesmas sebagai wadah pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pembinaan ini diarahkan kepada fasilitas fisik, pelaksanaan manajemen dan kemampuan tenaga kerja. b. Pelaksanaan program program sektor kesehatan maupun program lintas sektoral yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi tanggung jawab puskesmas dalam pelaksanaannya maupun sarana penunjangnya c. Peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup seat dan produktif.

Melalui pembinaan komponen-komponen tersebut diatas, diharapkan puskesmas dapat meningkatkan fungsinya yang pada waktunya nanti dapat menunjang turunnya angka kematian bayi. Angka kematian bai dan angka kelahiran adalah indikator yang peka untuk status kesehatan. Kegiatan stratifikasi mencakup kegiatan : 1. Pengumpulan data 2. Pengolahan data 3. Analisa masalah dan penentuan langkah penanggulangannya Kegiatan tersebut dilakukan mulai dari tingkat puskesmas, kabupaten, propinsi, sampai tingkat pusat. Stratifikasi dilakukan setahun sekali secara menyeluruh dan serentak di semua puskesmas dan bertahap sesuai dengan jenjang administrasi sampai ke pusat. 1. Di tingkat Puskesmas Dilaksanakan sendiri oleh masing-masing puskesmas , dan merupakan kegiatan mengukur kemampuan penampilan puskesmas dalam rangka mawas diri. Dengan tujuan agar kepala puskesmas mengetahui kelemahan dan masalah yang dihadapi untuk berusaha memperbaikinya. 2. Di tingkat Dinas Kesehatan Dati II/Kandep Menghimpun laporan hasil stratifikasi puskesmas untuk diolah dan dianalisa sehingga mendapatkan gambaran keadaan fungsi masing-masing puskesmas dalam wilayahnya dalam rangka pembinaan dan rencana pengembangannya. 3. Di tingkat Dinas Kesehatan Dati I/Kanwil dan Pusat Menghimpun laporan hasil stratifikasi dari masing-masing Dinas Kesehatan Dati II untuk diolah dan dianalisa sehingga mendapatkan gambaran tingkat perkembangan fungsi puskesmas di dalam wilayah masing-masing kabupaten/Kodya dan propinsi dalam rangka pembinaan dan pengembangannya di tahun yang akan datang. Pelaksanaan stratifikasi di tingkat puskesmas : a. Tahap I : Puskesmas mengumpulkan data sesuai dengan pedoman , kemudian dilakukan penghitungan scoring untuk menentukan strata puskesmas. b. Tahap II :

Diadakan analisa untuk melihat nilai scoring yang rendah pada hasil kegiatan dan manajemen, dicari sebab-sebabnya mengapa hasil cakupan rendah. Misal : Tenaga : Kurang jumlah Kurang terampil Kurang bimbingan Kurang produktif Dll

Sarana : Dana : Kurang memadai Jarak jauh tidak ada sarana transport Sarana teknis pelayanan kurang memadai

c. Tahap III : Upaya untuk mengatasi masalah masalah tersebut diatas dan kiranya ada hal-hal yang memerlukan bantuan tingkat kabupaten/DinKes Dati II. Kemudian menyusun rencana penanggulangan masalah dikirim ke Dati II untuk dipelajari oleh Dokabu/Kandep.

Pemanfaatan stratifikasi puskesmas di berbagai tingkat administrasi : a. Bagi Puskesmas : Mendapatkan gam tingkat perkembangan prestasi kerja secara menyeluruh sehingga dapat diambil berbagai upaya untuk memperbaikinya dalam rangka mawas diri. b. Bagi Dati II (Kabupaten/Kotamadya) Mendapatkan gambaran prestasi kerja puskesmas dalam wilayah Dati II yang bersangkutan tiap tahun. Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan puskesmas baik yang disebabkan oleh sumber daya maupun oleh karena pengaruh lingkungan.

-

Menentukan langkah serta bantuan yang diperlukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi puskesmas melalui penyusunan rencana tahunan. Mendapatkan gambaran mengenai kemampuan manajemen setiap puskesmas di wilayah Dati II.

c. Bagi Dinkes Dati I/Kanwil propinsi Mendapatkan gambaran mengenai masalah serta hambatan yang dihadapi oleh Dinkes Dati I selama setahun dalam pembinaan dan pengembangan Puskesmas di wilayah kerja yang perlu mendapatkan bantuan penyelesaian oleh Dinkes Dati I/Kanwil propinsi antara lain melalui penyusunan rencana tahunan. d. Bagi Pusat : Mendapatkan gambaran mengenai masalah serta hambatan ang dihadapi oleh Dinkes Dati I/Kanwil selama setahun dalam pembinaan dan pengembangan puskesmas diwilaya kerjanya. Yang perlu mendapatkan bantuan penyelesaian oleh pusat antara lain melalui penyusunan rencana tahunan. Di samping itu dapat juga digunakan untu mendapatkan informasi untuk kebutuhan studi, survai, dll.

Sumber Data yang dikumpulkan sebagian besar dari sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di puskesmas dan sebagian lagi dari sumber lain atau informasi dinas lain atau kecamatan. Sumber tersebut antara lain : 1. SP2TP yang dikumpulkan dari kalender tahun lalu 2. Pengamatan puskesmas dalam tahun kalender yang lalu 3. Catatan pelaksanaan manajemen dalam tahun yang lalu 4. Catatan tentang sumber daya yang tersedia di puskesmas 5. Informasi dari kecuali/dinas lain tentang data lingkungan

Pengisian format pengumpulan data dimasukan dalam format sebagai berikut : a. Kesejahteraan Ibu, anak, dan imunisasi b. Keluarga Berencana c. Perbaikan Gizi

d. Kesehatan Lingkungan e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit f. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat g. Pengobatan h. Kesehatan Sekolah i. Perawatan Kesahatan Masyarakat j. Kesehatan Gigi dan Mulut k. Kesehatan Jiwa l. Laboratorium

Dalam rangka memberi nilai dan menghitung nilai pada data yang terkumpul, maka data disusun dalam kelompok variabel, sub variabel, dan sub sub-variabel sebagai berikut : Hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan bagi masing-masing kegiatan pokok puskesmas (Hs) Hasil dan cara pelaksanaan manajemen puskesmas (P) Sumber daya yang tersedia di puskesmas (S) Keadaan lingkungan yang mempengaruhi pencapaian hasil kegiatan puskesmas (L)

Kelompok variabel hasil kegiatan puskesmas di bagi dalam 12 variabel (H1, H2, H3