ketiga. - bappenas.go.id dalam bab iii akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan...

45

Upload: doancong

Post on 26-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri
Page 2: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 2Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

BAB IIIKEBIJAKAN NASIONAL DALAM

MENCEGAH DANMENGANTISIPASI DAMPAKKRISIS KEUANGAN GLOBAL

Dalam upaya mencegah dan mengantisipasi dampak krisis keuanganglobal, pemerintah telah mengambil beberapa kebijakan nasional, baikkebijakan moneter, fiskal maupun kebijakan penguatan sektor riil.Paparan dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yangtelah dan akan diambil oleh Pemerintah Pusat tersebut terkait upaya-upaya penguatan ekonomi daerah dalam rangka mengantisipasi dampakkrisis, untuk mendukung perekonomian Indonesia agar dapat tumbuhpada tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

3.1 Sepuluh Arahan Presiden RI

Berkaitan dengan terjadinya krisis keuangan global tersebut danadanya pemahaman untuk terus menjaga kekuatan sektor riil, PresidenSusilo Bambang Yudhoyono telah memberikan 10 Arahan (DirektifPresiden RI) dalam menghadapi krisis keuangan global. Arahan inidimaksudkan untuk memelihara momentum pertumbuhan ekonomiIndonesia dan menyelamatkan perekonomian Indonesia dari krisiskeuangan global. Sepuluh arahan tersebut adalah:

Pertama. Semua kalangan harus tetap optimis, dan bersinergiuntuk memelihara momentum pertumbuhan ekonomi dan mengelolaserta mengatasi dampak krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat.Oleh sebab itu, kita semua tidak boleh panik dan harus tetap menjagakepercayaan masyarakat. Pemerintah mengimbau masyarakat agar lebihtenang dan lebih rasional menghadapi dampak krisis ekonomi di AS.Perekonomian Indonesia pasti akan terkena imbas dari dampak krisisekonomi AS, dan hal ini harus disikapi dengan tetap bersinergi dalammengambil keputusan dan tindakan-tindakan yang diperlukan.

Presiden SusiloBambangYudhoyonomemberikan 10arahan untukmemeliharamomentumPertumbuhanekonomi Indonesia

Page 3: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 3Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Kedua. Dengan kebijakan dan tindakan yang tepat, serta dengankerja keras dan upaya maksimal, nilai pertumbuhan ekonomi tetapdipertahankan sebesar 6 persen. Komponen yang perlu dijaga antara lain:konsumsi, belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan impor. Tindakanyang perlu dilakukan adalah pemanfaatan perekonomian domestik danmengambil pelajaran dari krisis 1998, di mana sabuk pengamanperekonomian domestik adalah sektor UMKM, pertanian, dan sektorinformal.

Ketiga. Optimasi APBN 2009 untuk memacu pertumbuhan danmembangun social safety net. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:· Penyediaan infrastruktur dan stimulasi pertumbuhan;· Alokasi anggaran penanggulangan kemiskinan tetap menjadi prioritas;· Defisit anggaran harus “tepat” dan “rasional” atau tidak mengganggu

pencapaian sasaran “kembar” (growth with equity).Pemerintah akan memantau defisit APBN sekaligus memantaupenggunaan anggaran kementerian dan lembaga. Pengeringan likuiditasglobal jelas mempengaruhi pembiayaan defisit APBN yang berasal daripasar.

Keempat. Dunia usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak,agar penerimaan negara tetap terjaga dan pengangguran tidakbertambah. Meskipun ekspansi usaha bisa berkurang akibat krisis yangterjadi namun pemerintah berharap kalangan swasta lebih adaptif danterus mempertahankan kinerja, dengan tetap mencari peluang dan sharethe hardshift. Bank Indonesia dengan jajaran perbankan diharapkan terusmengembangkan kebijakan agar kredit dan likuiditas tersedia. Sementara,pemerintah akan mengeluarkan kebijakan regulasi iklim dan insentif.

Kelima. Semua pihak agar cerdas menangkap peluang untukmelakukan perdagangan dan kerjasama ekonomi dengan negara sahabat.Diperkirakan ekonomi Asia akan tetap baik, terutama China. Meskipunpasar di AS dan Eropa akan lebih tertutup dan melemah untuk eksporproduk Indonesia. Untuk tetap mempertahankan neraca ekspor,pemerintah akan mengalihkan ekspor yang tidak terserap di AS kesejumlah negara yang tidak terkena imbas krisis keuangan.

Keenam. Galakkan kembali penggunaan produk dalam negerisehingga pasar domestik akan bertambah kuat. Menteri terkait diimbauuntuk memberikan insentif/disinsentif agar masyarakat Indonesia tetapmenggunakan produksi dalam negeri serta mencegah dumping barangluar negeri ke pasar dalam negeri. Presiden juga menginstruksikan kepadajajaran pemerintah agar dalam pengadaan barang dan jasa di lingkunganpemerintah (procurement) lebih mengutamakan produk industri nasional.

Page 4: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 4Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Ketujuh. Memperkokoh sinergi dan kemitraan (partnership)pemerintah dengan perbankan dan dunia usaha. Pemerintah melaluiBank Indonesia akan menempuh beberapa langkah, yaitu memperkuatlikuiditas sektor perbankan, menjaga pertumbuhan kredit pada tingkatyang sesuai untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi, dankebijakan yang berkaitan dengan neraca pembayaran. Selain itupemerintah juga akan memantau penggunaan anggaran kementerian danlembaga negara dan mencarikan pembiayaan defisit APBN dari sumbernon pasar, seperti sumber-sumber pembiayaan lainnya.

Kedelapan. Semua kalangan diminta menghindari sikap egosektoral dan memandang remeh masalah. Presiden menegaskanpentingnya kerjasama yang terkoordinir antar instansi terkait. Konflikyang tidak terselesaikan antar lembaga tidak saja memalukan di matamasyarakat, akan tetapi juga akan menghambat momentumpertumbuhan yang sudah tercapai. Hasil kinerja tidak akan optimal akibatrusaknya kepercayaan masyarakat. Untuk meningkatkan kepercayaanmasyarakat terhadap penyelesaian masalah yang ada, diharapkan setiapsolusi tidak didasarkan pada kepentingan golongan/lembaga tertentu.Oleh karena itu, sangat penting melakukan kerjasama dan penguataninstitusi secara terus menerus.

Kesembilan. Mengutamakan kepentingan rakyat diataskepentingan golongan dan pribadi. Berkaitan dengan tahun 2008 dan2009 yang merupakan tahun politik dan tahun Pemilu, maka Presidenmeminta semua kalangan untuk melakukan langkah dan kebijakan bagikepentingan rakyat. Pemerintah, Bank Indonesia, DPR, DPD, dunia usaha,dan pelaku lainnya diharapkan dapat berperan secara positif dankonstruktif dalam menghadapi dan mengatasi dampak krisis keuanganglobal.

Kesepuluh. Semua pihak diminta melakukan komunikasi dengantepat dan bijak kepada rakyat. Presiden meminta semua pihak untukmelakukan komunikasi sejujurnya kepada masyarakat. Memberikan buktinyata tentang apa saja yang sudah dijanjikan kepada masyarakat sertamenunjukkan komitmen pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan.Namun, informasi tersebut harus tetap positif dan optimistis sehinggatidak menimbulkan kepanikan dalam masyarakat. Untuk itu pemerintahakan terus memantau dampak krisis global ini dan memberikan informasiperkembangan perekonomian beserta dengan solusi kebijakan yang akandiambil bersama.

Page 5: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 5Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Lebih lanjut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkandelapan grand strategy pembangunan ekonomi ke depan, yaitu:1. Menggunakan dan meningkatkan sumber-sumber pembiayaan dalam

negeri, agar tidak senantiasa terhantui oleh bahaya arus modal ke luarnegeri (capital out flow);

2. Meningkatkan tabungan (saving) dalam negeri sebagai sumberinvestasi domestik;

3. Memperkuat perekonomian domestik, termasuk pasar dalam negeri,agar pertumbuhan perekonomian (growth) tidak hanya mengandalkanekspor, yang setiap saat bisa terancam manakala ekonomi duniamengalami resesi;

4. Meningkatkan daya beli masyarakat, demikian juga spendingpemerintah dan swasta, agar pasar domestik makin tumbuh denganbaik;

5. Menggalakkan penggunaan produk dalam negeri (barang dan jasa),agar neraca pembayaran kita aman (tidak defisit) dan devisa kita tidakterkuras;

6. Meningkatkan ketahanan dan kecukupan kebutuhan rakyat, terutamapangan, agar ketika dunia mengalami krisis ekonomi, kebutuhanrakyat tetap dapat dipenuhi;

7. Memajukan ekonomi daerah di seluruh provinsi, kabupaten dan kotaagar semua daerah dapat menjadi sumber, kekuatan dan sabukpengaman perekonomian nasional;

8. Mengelola dan mendayagunakan sumber daya alam, terutama minyak,gas, batubara dan minyak kelapa sawit, agar benar-benar dapatmeningkatkan penerimaan negara, dan untuk sebesar-besarnyakemakmuran rakyat.

Dalam sistem pemerintahan desentralisasi, pemerintah daerahmemiliki peran yang strategis dan penting untuk menopang kekuatannasional. Oleh karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telahmemberikan instruksi khusus kepada Gubernur, Bupati dan Walikota,yaitu:1. Bangun ekonomi di daerah agar terus tumbuh (growth), jaga stabilitas

harga (inflation), ciptakan terus lapangan kerja (employment), teruskurangi angka kemiskinan (poverty reduction);

2. Ke depan, pidato Presiden di hadapan DPR dan DPD akanmencantumkan capaian/kinerja masing-masing provinsi, kabupatendan kota tentang 4 (empat) hal yaitu growth, inflation, unemployment,poverty.

Sesuai dengan Arahan Presiden RI tersebut, telah disusun strategikebijakan dalam upaya mencegah serta mengantisipasi dampak krisiskeuangan global terhadap perekonomian Indonesia, baik berupa kebijakan

Presiden SusiloBambang

Yudhoyonomenetapkan

delapan GrandStrategy

pembangunanekonomi ke depan.

Page 6: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 6Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

moneter dan perbankan, kebijakan anggaran, maupun kebijakanpenguatan sektor riil.

3.2 Kebijakan Moneter dan Perbankan

3.2.1 Kebijakan Pelonggaran Likuiditas BI

Mencermati gejolak ekonomi dan keuangan global yang sedangberjalan, Bank Indonesia mengambil langkah-langkah yang menjagakecukupan likuiditas valuta asing dan rupiah di dalam negeri. Langkah-langkah tersebut mencakup:1. Perpanjangan tenor FX Swap dari paling lama 7 hari menjadi sampai 1

bulan (berlaku sejak 15 Oktober 2008). Langkah ini untuk memenuhipermintaan valuta USD yang sifatnya temporer sehingga memberiwaktu penyesuaian yang cukup bagi bank/pelaku pasar sebelumbenar-benar melakukan penyesuaian komposisi portfolio-nya.

2. Penyediaan pasokan valuta asing bagi perusahaan domestik melaluiperbankan (berlaku sejak 15 Oktober 2008), untuk meningkatkankepastian pemenuhan kebutuhan valuta asing perusahaan domestik.

3. Penurunan rasio GWM valuta asing untuk bank umum konvensionaldan syariah dari 3,0% menjadi 1,0% (berlaku sejak 13 Oktober 2008)untuk menambah ketersediaan likuiditas valuta USD yang dapatdigunakan bank dalam bertransaksi dengan nasabahnya.

4. Pencabutan ketentuan pasal 4 PBI No. 7/1/PBI/2005 tentang batasanposisi saldo harian Pinjaman Luar Negeri jangka pendek denganmeniadakan batasan posisi saldo harian Pinjaman Luar Negeri jangkapendek (berlaku sejak 13 Oktober 2008). Langkah ini ditujukan untukmengurangi tekanan pembelian USD karena adanya pengalihanrekening rupiah ke valuta asing oleh nasabah asing.

5. Penyederhanaan perhitungan GWM rupiah (berlaku sejak 24 Oktober2008) menjadi hanya dalam bentuk statutory reserves sebesar 7,5%dari dana pihak ketiga (DPK) agar likuiditas rupiah dalam sistemperbankan menjadi lebih memadai.

3.2.2 PERPPU No. 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan KeduaAtas UU No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

Sehubungan dengan telah terjadinya krisis ekonomi secara globalyang mempengaruhi stabilitas sistem keuangan diperlukan upaya untukmenjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Dalam rangkamenjaga kepercayaan masyarakat tersebut dianggap perlu untukmelakukan perubahan terhadap ketentuan UU No. 23 tahun 1999 tentangBank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 tahun 2004

Bank Indonesiatelah mengambillangkah-langkahdalam menjagalikuiditas valutaasing dan rupiah didalam negeri.

Page 7: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 7Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

yang mengatur mengenai kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsipsyariah dari Bank Indonesia kepada bank untuk mengatasi kesulitanpendanaan jangka pendek bank.

Pasal utama (Pasal 11) dalam PERPPU yang mengakomodasiperubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:1. Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah untuk jangka waktu paling lama 90 harikepada Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendekBank yang bersangkutan.

2. Dalam hal suatu Bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampaksistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakansistem keuangan, Bank Indonesia dapat memberikan fasilitaspembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban Pemerintah.

3. Ketentuan dan tatacara pengambilan keputusan mengenai kesulitankeuangan Bank yang berdampak sistemik, pemberian fasilitaspembiayaan darurat, dan sumber pendanaan yang berasal dari APBNdiatur dalam undang-undang tersendiri.

3.2.3 PERPPU No. 3 Tahun 2008 Tentang Perubahan UU No. 24Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan

Selain melakukan perubahan terhadap ketentuan tentang BankIndonesia mengatur mengenai kredit atau pembiayaan berdasarkanprinsip syariah kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangkapendek bank, dianggap perlu pula untuk melakukan perubahan terhadapketentuan UU No. 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yangmengatur mengenai kriteria perubahan nilai simpanan yang dijamin.

Pasal utama (Pasal 11) yang mengakomodasi perubahan tersebutadalah sebagai berikut:1. Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah apabila dipenuhi salah satu

atau lebih kriteria sebagai berikut: (a) terjadi penarikan danaperbankan dalam jumlah besar secara bersamaan; (b) terjadi inflasiyang cukup besar dalam beberapa tahun; (c) jumlah nasabah yangdijamin seluruh simpanannya menjadi kurang dari 90% dari jumlahnasabah penyimpan seluruh bank; atau (d) terjadi ancaman krisis yangberpotensi mengakibatkan merosotnya kepercayaan masyarakatterhadap perbankan dan membahayakan stabilitas sistem keuangan.

2. Apabila kondisi di atas sudah teratasi besaran nilai Simpanan yangdijamin dapat disesuaikan kembali.

3. Penyesuaian besaran nilai Simpanan di atas ditetapkan denganPeraturan Pemerintah setelah dikonsultasikan dengan DewanPerwakilan Rakyat.

Page 8: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 8Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Adapun besarnya nilai Simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah padasatu bank paling banyak sebesar Rp 2 miliar (PP No. 66 tahun 2008).

3.2.4 PERPPU No. 4 Tahun 2008 Tentang Jaring PengamanSektor Keuangan (JPSK)

Secara umum JPSK ditujukan untuk menciptakan dan memeliharastabilitas sistem keuangan melalui pengaturan dan pengawasan lembagakeuangan dan sistem pembayaran, penyediaan fasilitas Lender of LastResort, program penjaminan simpanan serta pencegahan dan penanganankrisis. Meskipun demikian, Undang-undang ini hanya mengatur masalahpencegahan dan penanganan krisis. Ruang lingkup JPSK meliputi:1. Pencegahan krisis dilakukan melalui penanganan kesulitan likuditas

dan penanganan masalah solvabilitas dari bank dan lembaga keuanganbukan bank (LKBB) yang berdampak sistemik, yaitu antara lain denganmemberikan Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD) bagi bank ataubantuan likuiditas bagi LKBB yang mengalami kesulitan likuiditas.Selain itu, pencegahan krisis dapat pula dilakukan dengan menambahmodal berupa penyertaan modal sementara terhadap bank dan LKBByang mengalami solvabilitas.

2. Penanganan krisis pada dasarnya dilakukan dengan cara yang samaseperti pencegahan krisis, namun penanganan krisis dilakukan padasaat kondisi sistem keuangan dalam keadaan krisis yangmembahayakan stabilitas sistem keuangan dan perekonomiannasional.

Dalam rangka pelaksanaan JPSK, berdasarkan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-undang ini dibentuk Komite StabilitasSistem keuangan (KSSK) yang beranggotakan Menteri Keuangan(merangkap sebagai ketua) dan Gubernur Bank Indonesia. KSSK berfungsimenetapkan kebijakan dalam rangka pencegahan dan penanganan krisisdi sistem keuangan. Fungsi dan tugas KSSK meliputi antara lain:a. Mengevaluasi skala dan dimensi permasalahan likuiditas dan/atau

solvabilitas bank/LKBB yang ditengarai berdampak sistemik.b. Menetapkan permasalahan likuiditas dan/atau masalah solvabilitas

bank/LKBB berdampak sistemik atau tidak berdampak sistemik danc. Menetapkan langkah-langkah penanganan masalah bank/LKBB yang

dipandang perlu dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis.

Dalam hal pemberian insentif dan fasilitas untuk penanganansektor privat (Pasal 26), Pemerintah dan Bank Indonesia dapatmemberikan insentif dan/atau fasilitas dalam rangka mempercepatpenyelesaian masalah likuiditas dan/atau solvabilitas bank/LKBB yang

Page 9: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 9Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

berdampak sistemik yang dilakukan oleh sektor privat yang dilaksanakansesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Adapun sumber pendanaan Jaring Pengaman Sektor Keuangan(JPSK) diatur sebagai berikut:a. Sumber pendanaan untuk pencegahan dan penanganan krisis berasal

dari APBN yang diberikan Pemerintah melalui penerbitan SuratBerharga Negara (SBN) atau secara tunai.

b. Untuk memberikan fleksibilitas agar krisis dapat dicegah atauditangani segera, penerbitan SBN dikecualikan dari ketentuan tujuanpenerbitan SBN sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentangSurat Utang Negara dan Undang-undang tentang Surat BerhargaSyariah Negara.

c. Bertindak sebagai pembeli SBN di pasar primer adalah Bank Indonesia.Dalam rangka akuntabilitas, Menteri Keuangan melaporkan penerbitanSBN tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Penggunaandana APBN untuk pencegahan dan penanganan krisis harus mendapatpersetujuan dari DPR.

d. PERPPU JPSK tersebut dikembalikan kepada Pemerintah untukdiperbaiki dalam rangka membangun landasan hukum yang kuat untukpencegahan dan penanganan krisis keuangan. Oleh karena itu,Pemerintah mengusulkannya dalam bentuk Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK) yangmasih dalam pembahasan dengan DPR.

3.3 Kebijakan Fiskal

3.3.1 Program Stimulus Fiskal 2009

Dalam rangka mencegah perlemahan ekonomi yang lebih parahsebagai akibat dampak negatif krisis keuangan global, dalam tahun 2009Pemerintah menerapkan kebijakan countercyclical dalam bentuk stimulusfiskal. Kebijakan tersebut ditujukan terutama untuk (a) memeliharadan/atau meningkatkan daya beli masyarakat untuk menjaga agarkonsumsi rumah tangga tumbuh 4,0 sampai dengan 4,7 persen; (b)menjaga daya tahan perusahaan/sektor usaha menghadapi krisis global;serta (c) menciptakan kesempatan kerja dan menyerap dampak PHKmelalui kebijakan pembangunan infrastruktur padat karya. Olehkarenanya program yang dapat dilaksanakan adalah yang memenuhikriteria sebagai berikut: (i) menciptakan lapangan kerja yang signifikan; (ii)hasilnya seketika dan dapat diselesaikan dalam tahun 2009; (iii)memenuhi sasaran Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang fokus ProgramEkonomi 2008-2009; (iv) melengkapi sistem jaringan infrastruktur agarlebih efisien; (v) merupakan bagian dari rencana strategis pemerintah; (vi)sudah memiliki desain atau dapat menyiapkan desain secara cepat; dan

Pemerintahmenerapkan

kebijakancountercyclical

berupa stimulusfiskal untuk

mencegahperlemahan

ekonomi yang lebihparah

Page 10: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 10Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

(vii) tidak tersangkut dengan masalah tanah. Berdasarkan Rapat kerjaPanitia Anggaran DPR-RI dengan pemerintah tanggal 23-24 Februari 2009,telah disepakati beberapa hal terkait program stimulus fiskal 2009 sebagaiberikut:

1. Besaran defisit APBN 2009 meningkat dari 1 persen PDB atau Rp. 51,3triliun menjadi 2,5 persen dari PDB atau Rp. 139,5 triliun, yang berartimengalami peningkatan sebesar Rp. 88,2 triliun. Meningkatnya defisitanggaran tersebut didasarkan pada perubahan asumsi makro, yaknipenurunan pertumbuhan ekonomi, perubahan nilai tukar danpenurunan harga minyak. Perubahan asumsi tersebut telahmenyebabkan adanya penurunan potensi pendapatan negara danpenyesuaian belanja negara.

2. Kenaikan defisit anggaran dalam tahun 2009 dari 1 persen PDBmenjadi 2,5 persen PDB tersebut akan dibiayai dari:a. SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) tahun 2008 sebesar Rp.

51,3 triliun,b. Tambahan pembiayaan utang sebesar Rp. 44,5 triliun yang

bersumber dari penarikan pinjaman siaga apabila penerbitan SBNtidak bisa dipenuhi, dan

c. Tambahan pinjaman program sebesar Rp. 1,1 triliun.

Tabel 3.1. Stimulus Fiskal, 2009(dalam triliun rupiah)

Uraian Alokasi

1. Penghematan Pembayaran Pajak (Tax Saving) 43,0

- Penurunan Tarif PPh: 32,0- Penurunan Tarif PPh Badan 18,5- Penurunan Tarif PPh Orang Pribadi 13,5

- Peningkatan PTKP menjadi Rp15,8 juta 11,02. Subsidi Pajak-BM/DTP kepada Dunia Usaha/RTS 13,3

- PPN eksplorasi migas, minyak goreng 3,5- Bea masuk bahan baku dan barang modal 2,5- PPh karyawan 6,5- PPh panas bumi 0,8

3. Subsidi + Belanja Negara kepada Dunia Usaha/ Lapangan Kerja 17,0- Penurunan harga solar 2,8- Diskon tarif listrik untuk industri 1,4- Tambahan belanja infrastruktur + subsidi + PMN 12,2- Perluasan PNPM 0,6Jumlah Stimulus 73,3

Page 11: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 11Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

3. Besaran stimulus fiskal APBN 2009 adalah Rp. 73,3 triliun, yang terdiridari:a. Stimulus perpajakan dan kepabeanan sebesar Rp. 56,3 triliun yang

berasal dari penurunan tarif PPh, kenaikan PTKP (PendapatanTidak Kena Pajak), PPN DTP (Ditanggung Pemerintah), Bea MasukDTP, Fasilitas PPh pasal 21 dan PPh Panas Bumi.

b. Stimulus Belanja Negara sebesar Rp. 17,0 triliun, meningkat Rp. 2triliun untuk tambahan belanja infrastruktur. Dari total stimulusbelanja negara tersebut, terdapat stimulus belanja infrastruktursebesar Rp 12,2 triliun.

Memelihara dan/atau Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang telahditargetkan, faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi terutamakonsumsi masyarakat perlu dipertahankan, dan bahkan jika mungkinditingkatkan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka memeliharadan meningkatkan daya beli masyarakat untuk menjaga agar konsumsirumah tangga mampu tumbuh diatas 4,0 persen hingga 4,7 persen padatahun 2009, Pemerintah memberikan stimulus fiskal, baik dalam bentukpenurunan tarif pajak penghasilan orang pribadi (OP) dan peningkatanbatas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) maupun melalui pemberianberbagai subsidi, antara lain berupa subsidi harga obat generik, sertasubsidi PPN atas beberapa produk akhir untuk minyak goreng dan bahanbakar nabati (BBN).

Dari sisi perpajakan, dalam APBN 2009 telah dimasukkanpenurunan tarif pajak orang pribadi sebagai hasil dari diberlakukannyaamendemen UU PPh. Dengan demikian, pendapatan riil masyarakatmeningkat sehingga diharapkan akan mampu mendorong daya beli.Penurunan tarif PPh orang pribadi memberikan pengurangan pembayaranpajak (tax saving) sebesar Rp. 24,5 triliun, yang akan menambah likuiditasperekonomian dan mendorong daya beli rumah tangga.

Dalam amendemen UU PPh telah dilakukan perubahan mendasarpada susunan tarif dan lapisan tarif bagi PPh orang pribadi (OP) dan PPhbadan. Stimulus fiskal yang diberikan untuk wajib pajak (WP) OP akanmeringankan beban masyarakat sebesar Rp. 24,5 triliun. Stimulus tersebutterdiri atas penyederhanaan dan penurunan tarif perlapisan penghasilanuntuk WP OP (tarif tertinggi dari 35 persen menjadi 30 persen)memberikan dampak sebesar Rp. 13,5 triliun, dan kenaikan penghasilantidak kena pajak (PTKP) dari Rp. 13,2 juta menjadi Rp. 15,8 juta perindividu memberikan dampak sebesar Rp. 11,0 triliun.

Dalam rangkameningkatkan dan

memelihara dayabeli masyarakat,

pemerintahmemberikan

stimulus fiskal dalambentuk penurunan

tarif pajakpenghasilan orang

pribadi, peningkatanbatas PTKP maupun

pemberian subsidi

Page 12: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 12Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Di sisi belanja negara, dalam rangka menjaga daya beli masyarakatdalam APBN 2009 Pemerintah telah menetapkan kebijakan kenaikan gajipokok PNS, TNI, Polri dan pensiunan sebesar 15 persen dan pemberiangaji ke-13, serta pemberian BLT bagi 18,2 juta rumah tangga sasaran (RTS)selama 2 bulan dengan pembayaran Rp. 100.000,0 per bulan per RTS.Selanjutnya, Pemerintah juga telah menyiapkan suatu paket stimulus yangbertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari terjadinya krisisekonomi global terhadap masyarakat sebesar Rp. 1.350,0 miliar. Stimulustersebut terdiri atas subsidi pajak atau PPN ditanggung pemerintah (PPNDTP) atas minyak goreng Rp. 800,0 miliar, dan subsidi PPN DTP atas bahanbakar nabati (BBN) Rp. 200,0 miliar, serta pemberian subsidi untuk obatgeneric sebesar Rp. 350,0 miliar. Subsidi PPN (DTP) atas minyak gorengmerupakan lanjutan dari fasilitas PPN DTP pada tahun 2008. Dalam tahun2009, subsidi PPN tersebut ditujukan bagi penjualan minyak goreng curahdan minyak goreng kemasan sederhana dengan menggunakan merekgenerik milik Pemerintah, yaitu “Minyakita”. Selanjutnya, subsidi PPNuntuk bahan bakar nabati (BBN) ditujukan agar harga BBN lebih murahdan dapat bersaing dengan harga bahan bakar minyak (BBM) dari fosilyang tidak terbaharukan. Dengan pemberian subsidi ini, diharapkanproduksi BBN akan dapat terus meningkat di kemudian hari, sehinggamengurangi ketergantungan akan BBM dari fosil.

Sementara itu, dalam rangka menjamin ketersediaan,keterjangkauan, dan pemerataan obat di seluruh daerah sebagai antisipasiapabila terjadi resesi ekonomi, Pemerintah memberikan subsidi hargaobat generik atau Obat Generik Bersubsidi (OGS) sebesar Rp. 350,0 miliar.Subsidi tersebut diberikan untuk obat-obatan yang paling dibutuhkanmasyarakat (fast moving) dan obat-obatan untuk menyelamatkan nyawa(life saving). Subsidi juga diberikan bagi obat esensial, obat programkesehatan, dan obat yang tidak bernilai ekonomis tetapi sangatdibutuhkan dalam pelayanan kesehatan.

Dalam rangkamenjaga daya belimasyarakat, dalamAPBN 2009Pemerintah telahmenetapkankebijakan kenaikangaji pokok PNS, TNI,Polri, dan pensiunanserta pemberian BLTbagi 18,2 juta rumahtangga sasaran (RTS)selama 2 bulandengan pembayaranRp 100.000,- perbulan per RTS.

Page 13: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 13Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Tabel 3.2. Stimulus Peningkatan Daya Beli Masyarakat

Uraian AlokasiA. Perpajakan

1. Penurunan Tarif PPh Non Migas- Penurunan tarif PPh OP (35% --> 30%)

dan perluasan lapisan tarif2. Peningkatan PTKP menjadi Rp15,8 juta

B. Belanja Subsidi1. Subsidi Pajak (DTP)

- PPN Minyak Goreng- PPN Bahan Bakar Nabati (BBN)

2. Subsidi Non Pajak- Obat Generik

24.500,013.500,0

11.000,01 .350,01 .000,0

800,0 200,0350,0350,0

Jumlah Stimulus 25.850,0

Menjaga Daya Tahan Perusahaan/Sektor Usaha dalam MenghadapiKrisis Global

Dalam rangka meningkatkan daya saing dan daya tahan usaha danekspor, pemerintah juga memberikan stimulus melalui perpajakan danpemberian berbagai subsidi, serta dalam pembiayaan. Stimulusperpajakan diberikan dalam bentuk penurunan tarif tunggal WP badan,sedangkan pemberian stimulus subsidi berupa pembebasan BM, falisitasPPN, fasilitas PPh pasal 21 karyawan, potongan tarif listrik untuk industri,dan penurunan harga solar. Sementara itu, pemberian stimulus dalampembiayaan berupa penyertaan modal negara (PMN) untuk kredit usaharakyat (KUR) dan penjaminan ekspor.

Dari sisi perpajakan, telah diberikan stimulus fiskal untukmeningkatkan daya saing dan daya tahan usaha dan ekspor yang telahdiperhitungkan dalam penyusunan APBN tahun 2009. Stimulus fiskaltersebut antara lain berupa penghematan pembayaran (taxsaving)sebesar Rp. 18,5 triliun, yang berasal dari pelaksanaan amendemen UUPPh.

Dalam amendemen UU PPh tersebut terjadi perubahan mendasarpenerapan tarif tunggal WP badan sebesar 28 persen pada tahun 2009dan pemberian fasilitas untuk perusahaan masuk bursa berupa penurunantarif sebesar 5 persen lebih rendah dari tarif yang berlaku. Di samping itu,WP badan juga mendapat keringanan beban pajak berupa pemberianinsentif pajak untuk perusahaan yang bergerak pada sektor tertentudan/atau berlokasi di daerah tertentu.

Dalam rangkameningkatkan daya

saing dan dayatahan usaha dan

ekspor, pemerintahmemberikan

stimulus perpajakan,stimulus subsidi dan

stimuluspembiayaan

Page 14: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 14Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Di sisi belanja negara, Pemerintah juga telah menyiapkan suatupaket stimulus yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dariterjadinya krisis ekonomi global terhadap daya saing dan daya usaha danekspor sebesar Rp. 16,5 triliun. Stimulus tersebut terdiri atas pembebasanbea masuk (BM) sebesar Rp2,5 triliun, fasilitas PPN eksplorasi migasditanggung Pemerintah sebesar Rp. 2,5 triliun, insentif PPh panas bumisebesar Rp. 0,8 triliun, fasilitas PPh pasal 21 karyawan ditanggungpemerintah sebesar Rp. 6,5 triliun, potongan tarif listrik untuk industrisebesar Rp. 1,4 triliun, penurunan harga solar sebesar Rp. 2,8 triliun, dansubsidi bunga untuk perusahaan air bersih sebesar Rp. 15,0 miliar.

Dalam APBN 2009, Pemerintah telah mengalokasikan fasilitas beamasuk DTP sebesar Rp. 2,5 triliun, dalam rangka memenuhi penyediaanbarang dan/atau jasa untuk kepentingan umum, mendorong sektor riildan meningkatkan daya saing industri tertentu di dalam negeri. Insentifsubsidi bea masuk tersebut diberikan untuk empat belas sektor, yaituantara lain bahan baku dan komponen industri alat berat, bahan baku dankomponen untuk pembuatan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)kapasitas kecil, bahan baku susu (skim milk dan full cream), bahan bakudan komponen industri otomotif, komponen elektronika, bahan baku dankomponen kapal, serta pesawat terbang.

Sementara itu, subsidi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalamrangka impor diberikan kepada perusahaan yang melaksanakan eksplorasiminyak dan gas bumi. Dengan adanya subsidi PPN untuk PDRI tersebutdiharapkan semakin banyak perusahaan yang berinvestasi di industriminyak dan gas bumi, sehingga diharapkan produksi minyak dan gas bumitersebut semakin meningkat pada masa mendatang. Sedangkan, insentifPPh pajak ditanggung Pemerintah untuk panas bumi diberikan Pemerintah,dalam rangka meningkatkan kegiatan pengusahaan sumber daya panasbumi untuk pembangkitan energi/listrik dalam memenuhi permintaanenergi/listrik yang semakin meningkat.

Selain itu, Pemerintah juga memberikan Subsidi Pajak Penghasilan(PPh) Pasal 21 yang ditujukan untuk menghindari pemutusan hubungankerja (PHK) karyawan oleh perusahaan. Pajak yang dipungut olehperusahaan dari karyawan tetap tidak disetor ke Kas Negara, melainkanpajak tersebut ditanggung oleh Pemerintah, sehingga pajak yang dipunguttersebut dapat digunakan untuk menambah modal kerja maupun untukmembiayai operasional perusahaan. Selanjutnya, untuk menurunkanbiaya produksi, Pemerintah juga memberikan potongan tarif listrik untukindustri, yaitu industri kelompok I-3 dengan daya sambung 20 kilo voltampere (KVA) – 30 KVA, dan kelompok I-4 dengan daya sambung di atas30 KVA. Pada beban puncak, tarif daya maksimal diturunkan dari empatkali menjadi tiga kali dari tarif listrik biasa.

Page 15: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 15Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Dalam rangka menurunkan beban masyarakat khususnya biayatransportasi, Pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga solarbersubsidi sebesar Rp300/liter dari Rp. 4.800/liter menjadi Rp. 4.500/litermulai tanggal 15 Januari 2009, sehingga harga solar bersubsidi secaraakumulatif telah turun 18,2 persen (dari Rp. 5.500/liter menjadi Rp.4.500/liter) sejak pertengahan Desember 2008. Dengan penurunan hargasolar tersebut diharapkan akan menurunkan tarif angkutan sekitar 10persen.

Selain itu, dalam rangka menambah 10 juta sambungan rumah (SR)air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Pemerintahmemberikan subsidi bunga bagi perusahaan air bersih dalam memperolehpinjaman dari perbankan.

Tabel 3.3. Stimulus untuk Peningkatan Daya Saing dan Daya TahanUsaha dan Ekspor

(dalam milliar rupiah)

Uraian Alokasi

A. Perpajakan 18.500,0

1. Penurunan Tarif PPh Non Migas 18.500,0- Penurunan tarif PPh Badan (30% --> 28%) dan Perusahaan masuk bursa —> tarif 5% lebih rendah

B. Belanja Subsidi 16.472,81. Subsidi Pajak (DTP) 12.300,0

- Bea Masuk Industri 2.500,0- PPN Eksplorasi Migas 2.500,0- PPh Panas Bumi 800,0- PPh Pasal 21 6.500,0

2. Subsidi Non Pajak 4.172,8- Penurunan Harga Solar Rp300/liter 2.779,9- Diskon tarif listrik untuk industri 1.377,9- Subsidi bunga untuk air bersih 15,0

C. Pembiayaan 500,0- PMN kepada Jamkrindo dan Askrindo dalam rangka 500,0

penambahan dana penjaminan untuk KURJumlah Stimulus 35.472,8

Di samping kegiatan-kegiatan tersebut di atas, pemberian stimulusfiskal juga dilakukan melalui pemberian PMN kepada Jamkrindo danAskrindo dalam rangka penambahan dana penjaminan untuk KUR sebesarRp. 500 miliar. Penjaminan KUR tersebut diberikan dengan tujuan untuk

Page 16: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 16Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

meningkatkan akses usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi padasumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonominasional. Dengan demikian, melalui PMN tersebut diharapkan akan dapatmeningkatkan kapasitas penjaminan KUR sehingga semakin banyak usahakecil, mikro dan menengah yang dapat memperoleh kredit usaha rakyattersebut.

Menciptakan Kesempatan Kerja melalui Kebijakan PembangunanInfrastruktur Padat Karya

Dalam rangka penciptaan kesempatan kerja dan penyerapandampak PHK, Pemerintah akan mengalokasikan stimulus fiskal sebesarRp.11.335,0 miliar dalam tahun 2009, yang akan digunakan untuk belanjainfrastruktur.

Alokasi tambahan dana stimulus untuk penciptaan kesempatankerja diprioritaskan untuk melaksanakan pembangunan infrastuktur padatkarya di berbagai bidang. Bidang-bidang yang akan memperoleh alokasidana tersebut antara lain adalah bidang pekerjaan umum, bidangperhubungan, bidang energi, dan bidang perumahan rakyat. Secara lebihrinci, kegiatan yang akan memperoleh alokasi tambahan dana belanjainfrastruktur tersebut adalah sebagai berikut:

1. pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum Rp. 6,601 triliun;2. pembangunan infrastruktur bidang perhubungan Rp. 2,199 triliun;3. pembangunan infrastruktur bidang energi Rp. 500 miliar;4. pembangunan infrastruktur bidang perumahan rakyat Rp. 400 miliar;5. pembangunan infrastruktur dan perumahan khusus Rp. 100 miliar;6. pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur jalan usaha tani dan irigasi

tingkat usaha tani Rp. 650 miliar;7. pembangunan infrastruktur pasar Rp. 315 miliar;8. peningkatan pelatihan bidang ketenagakerjaan Rp. 300 miliar;9. pembangunan infrastruktur bidang kesehatan Rp. 150 miliar10. Revitalisasi dan rehabilitasi gudang komoditi primer di daerah sentra

produksi pangan Rp. 120 miliar.

Alokasi anggaran bagi program pembangunan infrastruktur bidangpekerjaan umum akan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatansebagai berikut (1) penanganan bencana (termasuk banjir Bengawan Solo);(2) perluasan jaringan distribusi dan pembangunan instalasi pengelolaanair minum; (3) percepatan penyelesaian infrastruktur lanjutan; (4) jalaninspeksi dan irigasi sentra produksi tambak; (5) rehabilitasi jaringan irigasidalam rangka ketahanan pangan; (6) jalan, jembatan dan irigasi; dan (7)pengembangan infrastruktur permukiman.

Dalam rangkapenciptaankesempatan kerja,Pemerintah akanmengalokasikanstimulus fiskal yangdigunakan untukbelanja infrastrukturpadat karya

Page 17: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 17Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Tabel 3.4. Stimulus Fiskal Untuk Peningkatan Infrastruktur Padat Karya(dalam miliar rupiah)

PROGRAM/KEGIATAN ALOKASII. Belanja Infrastruktur

1 Pembangunan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umuma. Penanganan Bencana (termasuk banjir Bengawan Solo)b. Perluasan jaringan distribusi dan pembangunan instalasi

pengelolaan air minumc. Percepatan penyelesaian infrastruktur lanjutand. Jalan inspeksi dan irigasi sentra produksi tambake. Rehabilitasi jaringan irigasi dalam rangka ketahanan panganf. Jalan, jembatan dan irigasig. Pengembangan infrastruktur permukiman

2 Pembangunan Infrastuktur Bidang Perhubungana. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan KAb. Revitalisasi/reaktivasi KAc. Perpanjangan runway dan rehabilitasi bandarad. Bandarae. Pembangunan dan rehabilitasi pelabuhan dan dermagapenyeberanganf. Pelabuhan laut dan penyeberangang. Perhubungan darat

3 Pembangunan Infrastuktur Bidang Energia. Pembangunan transmisi, jaringan dan gardu indukb. Desa Mandiri Energi

4 Pembangunan Infrastuktur Bidang Perumahan Rakyata. Pembangunan Rusunawa untuk TNI/POLRI/Pekerja/Mahasiswa

(40 twin blok)

5 Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan Khususa. Pembangunan infrastruktur perumahan khusus (nelayan,

daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil)

6 Pembangunan dan Rehabilitasi Infrastruktur Jalan Usaha Tanidan Irigasi Tingkat Usaha Tania. Jalan produksi sentra produksi perkebunan, peternakan, dan

tanaman pangan dan irigasi di beberapa kabupaten

7 Pembangunan Infrastruktur Pasara. Pembangunan pasar untuk pembinaan PKL/Usaha Mikro dan

Kecilb. Pembangunan pasar tradisional di beberapa kabupaten/kota

8 Peningkatan Pelatihan Bidang Ketenagakerjaana. Pelatihan keterampilan oleh BLKb. Peningkatan sarana dan prasarana BLK

9 Pembangunan Infrastruktur Bidang Kesehatana. Pembangunan World Class Hospital RSCM (lanjutan)

10 Revitalisasi dan rehabilitasi gudang komoditi primer di daerahsentra produksi pangan

II. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

JUMLAH

11.335,0

6.601,2700,0450,0

900,0424,0461,0

3.423,3243,0

2.198,8300,0100,0 145,2 714,0179,8

702,057,8

500,0425,075,0

400,0400,0

100,0100,0

650,0

650,0

315,0100,0

215,0

300,0136,0164,0

150,0150,0

120,0

601,5

11.936,5

Page 18: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 18Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Sementara itu, alokasi anggaran bagi program pembangunaninfrastruktur bidang perhubungan akan digunakan antara lain untuk (1)pembangunan dan rehabilitasi jaringan kereta api; (2)revitalisasi/reaktivasi kereta api; (3) perpanjangan runway dan rehabilitasibandara; (4) bandara; (5) pembangunan dan rehabilitasi pelabuhan dandermaga penyebrangan; (6) pelabuhan laut dan penyebrangan; dan (7)perhubungan darat.

Selanjutnya, anggaran bagi program pembangunan infrastrukturbidang energi akan dialokasikan untuk (1) pembangunan transmisi,jaringan dan gardu induk; dan (2) pembentukan Desa Mandiri Energi(DME). Sedangkan alokasi anggaran bagi program pembangunaninfrastruktur bidang perumahan rakyat akan digunakan untukpembangunan rumah susun sederhana sewa bagi TNI/Polri/pekerja danmahasiswa sebanyak 40 twins blok.

Sementara itu, anggaran bagi program pembangunan infrastrukturdan perumahan khusus akan digunakan untuk pembangunan dipermukiman nelayan, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil.Sedangkan, anggaran bagi program pembangunan dan rehabilitasi jalanusaha tani dan irigasi tingkat usaha tani, akan dialokasikan untukpembangunan jalan produksi sentra produksi perkebunan, peternakan,dan tanaman pangan dan irigasi di beberapa kabupaten.

Lebih lanjut, program pembangunan infrastruktur pasar akandigunakan untuk (1) pembangunan pasar untuk pembinaan pedagang kakilima/usaha mikro dan kecil; dan (2) pembangunan pasar tradisional dibeberapa kabupaten/kota. Sedangkan anggaran bagi programpeningkatan pelatihan bidang ketenagakerjaan, akan digunakan untukpelatihan keterampilan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) dan peningkatansarana dan prasarana BLK. Adapun anggaran program pembangunaninfrastruktur bidang kesehatan akan digunakan untuk pembangunanWorld Class Hopital RSCM.

3.3.2 Optimalisasi Penyerapan APBN 2009

Dampak krisis keuangan global dapat dikurangi melalui percepatanpenyerapan APBN 2009. Dengan menggunakan instrumen pengadaanyang ada, yaitu Keppres 80/2003 tentang Pedoman PelaksanaanPengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Meneg PPN/Kepala Bappenas telahmengeluarkan Surat No.0217/M.PPN/10/2008 perihal Upaya AntisipasiPerlambatan Perekonomian Global melalui Pendayagunaan danPercepatan Pengadaan Barang/Jasa TA 2009. Surat tersebut menguraikanbahwa untuk mengantisipasi perlambatan perekonomian global, dengan

Page 19: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 19Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

mengacu pada Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 tentang PedomanPelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Peraturan Presiden No.95 Tahun 2007, makaseluruh jajaran pemerintah perlu melakukan berbagai upayapendayagunaan dan percepatan pengadaan barang/jasa, sebagai berikut:1. Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 9 ayat (5) dan (6), Menteri/Kepala

Lembaga/Kapolri/Panglima TNI/Pimpinan Lembaga/Dewan GubernurBI/Gubernur/ Bupati/Walikota/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/DireksiBUMD dapat memulai proses pengadaan barang/jasa pemerintah(lelang) sejak bulan Oktober-Desember 2008 sekalipun DIPA/DPA TA2009 belum disahkan, dengan catatan telah mendapat kepastianalokasi anggaran untuk TA 2009. Untuk itu, masing-masingkementerian/lembaga diminta mempercepat penetapan/penunjukkanpejabat pembuat komitmen/satuan kerja;

2. Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 40, instansi pemerintah wajibmemaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri,termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional dalampengadaan barang/jasa; memaksimalkan penggunaan penyediabarang/jasa nasional; memaksimalkan penyediaan paket-paketpekerjaan untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil serta kelompokmasyarakat;

3. Berdasarkan Lampiran I Bab I, waktu yang diperlukan untuk pelelanganumum dengan pasca kualifikasi dapat dilaksanakan dalam 18 (delapanbelas) hari kerja, sejak pengumuman lelang sampai denganpenandatanganan kontrak. Untuk mempercepat proses pelelangantersebut, setiap Panitia Pengadaan dituntut untuk siap dengan seluruhdokumen dan komponen pendukung lainnya, seperti dokumenperencanaan, gambar-gambar desain, spesifikasi teknik, pemaketanpekerjaan, dan lain sebagainya.

Sebagai tindak lanjut dari Surat tersebut, telah dikeluarkan SuratKepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahNo.0033/KA/X/2008 perihal Tindak Lanjut Surat Meneg PPN/Ka Bappenas,tentang Upaya meminimalkan dampak negatif krisis keuangan globalmelalui percepatan realisasi belanja pemerintah TA 2009. Untukmenindaklanjuti pelaksanaan Surat Meneg PPN/Ka Bappenas tersebut,salah satu agenda yang wajib dilaksanakan oleh seluruh instansipemerintah adalah memperkuat sektor riil.

Perkuatan sektor riil yang terkait dengan pengadaan pemerintah,diantaranya dengan melakukan percepatan realisasi belanja pemerintahdengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip: efisien (value for money),efektif (tepat sasaran), terbuka dan bersaing secara sehat, transparan, adil(tidak diskriminatif), dan akuntabel, serta pengutamaan penggunaanproduk/jasa dalam negeri.

Perkuatan sektor riilterkait dengan

pengadaanpemerintah

dilakukan melaluipercepatan realisasibelanja pemerintah

Upaya mengatasidampak krisis

keuangan globaldapat dilakukan

melalui percepatanpenyerapan APBN

salah satunyadengan instrumen

pengadaan yang adayaitu Keppres

80/2003 tentangPedoman

PelaksanaanPengadaan

barang/JasaPemerintah

Page 20: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 20Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Agar percepatan realisasi belanja pemerintah bisa diwujudkan,diperlukan persiapan sebagai berikut:1. Kementerian/lembaga, pada waktu membahas RKAKL dengan DPR,

secara internal, sudah menyiapkan Rencana Pengadaan (ProcurementPlan), yang meliputi jumlah pemaketan, metoda pengadaan, dokumenpengadaan, jadwal pengadaan dan draft kontrak pengadaan. Sehingga,apabila DPR telah menyetujui RKAKL pada akhir bulan Oktober 2008,proses pengadaan dapat segera dilakukan;

2. Bagi DPRD Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota agarsegera menyelesaikan pembahasan RKA Satuan Kerja PerangkatDaerah (RKASKPD) pada bulan November 2008, agar pengadaan didaerah untuk TA 2009 dapat segera dilaksanakan pada akhir tahun2008, dan pekerjaan segera dapat dilaksanakan pada awal tahun 2009;

3. Untuk mengatasi keterbatasan panitia yang memiliki sertifikat ahlipengadaan, maka Kementerian/Lembaga dan PemerintahProvinsi/Kabupaten/Kota wajib segera membentuk Unit LayananPengadaan. Sedangkan kewajiban memiliko sertifgikat ahli pengadaanbagi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), baru akan dilaksanakan padaTA 2010. Bagi para PPK cukup memiliki sertifikat pelatihan pengadaan.

3.4 Kebijakan Penguatan Sektor Riil

3.4.1 Kerangka Besar Program Pengamanan Sektor Riil

Berdasarkan Arahan Presiden RI, dunia usaha khususnya sektor riilharus tetap bergerak, agar penerimaan negara tetap terjaga danpengangguran tidak bertambah. Meskipun ekspansi usaha bisa berkurangakibat krisis yang terjadi namun pemerintah berharap kalangan swastalebih adaptif dan terus mempertahankan kinerja, dengan tetap mencaripeluang dan share the hardshift. Bank Indonesia dengan jajaranperbankan diharapkan terus mengembangkan kebijakan agar kredit danlikuiditas tersedia. Sementara, pemerintah akan mengeluarkan kebijakanregulasi iklim dan insentif.

Secara garis besar, program pengamanan sektor riil dalam upayamengantisipasi dampak krisis keuangan antara lain:1. Penguatan ekspor barang dan jasa. Hal ini dimaksudkan untuk

menjaga daya saing produk dalam negeri. Hal-hal yang perlu dilakukanantara lain trade financing dan mengurangi ekonomi biaya tinggi.Selain itu untuk menjaga pertumbuhan ekspor perlu dilakukan upayapeningkatan ekspor ke pasa ekspor non-tradisional (selain AS, EU,

Pemerintah melaluiregulasi iklim daninsentif berharapagar kalanganswasta lebih adaptifdan terusmempertahankankinerja, dengantetap mencaripeluang dan sharethe hardshift

Page 21: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 21Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Jepang, dan Singapura) sehingga tingkat ketergantungan kepada pasarAS, EU, Jepang, dan Singnapura dapat berkurang.

2. Pengamanan pasar dalam negeri dan penggunaan produk dalamnegeri. Pengamanan pasar dalam negeri dilakukan untuk mencegahserbuan barang-barang impor illegal, dumping, dan pengalihan barangimpor dari negara lain akibat berkurangnya permintaan pasarinternasional. Sedangkan untuk memperkuat permintaan terhadapproduk dalam negeri dilakukan promosi produk dalam negeri sertapenguatan dan pembinaan terhadap produsen produk dalam negeriterutama usaha kecil dan menengah (UKM).

3. Pengamanan sektor riil, antara lain industri manufaktur, pertanian,perikanan dan kelautan, migas dan pertambangan, kehutanan, jasaperdagangan, jasa pariwisata, jasa angkutan, dan UMKM.

Dalam upaya untuk lebih mempercepat pengembangan sekfor riildan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah guna meningkatkanpertumbuhan ekonomi nasional dan sebagai kelanjutan Instruksi Presiden(Inpres) No. 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan lklimlnvestasi, maka dikeluarkan Inpres No.6 tahun 2007 tentang kebijakanpercepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomiIndonesia. Kemudian dilanjutkan lagi dengan Inpres No.5 Tahun 2008tentang fokus program ekonomi tahun 2008-2009.

3.4.2 Bidang Perindustrian

Dalam rangka mengoptimalisasi belanja pemerintah dalampengadaan barang/jasa Pemerintah, sekaligus menggerakkanpertumbuhan dan memberdayakan industri dalam negeri melaluipeningkatan penggunaan produk dalam negeri, maka dikeluarkan InpresNo.2 Tahun 2009 tentang penggunaan produk dalam negeri dalampengadaan barang/jasa Pemerintah yang bertujuan:1. Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri

termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional, sertapenggunaan penyedia barang/jasa nasional;

2. Memberikan preferensi harga untuk barang produksi dalam negeri danpenyedia jasa pemborongan nasional kepada perusahaan penyediabarang/jasa.

Untuk itu, dibentuk Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk DalamNegeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Timnas P3DN) yangterdiri dari beberapa Kementerian/Lembaga terkait.

Sebelumnya dalam mengimplementasikan Keppres 80/2003 danperubahannya, Menteri Perindustrian menerbitkan Peraturan No.11/M-IND/PER/3/2006, yang isinya antara lain:

Dalam rangkamengoptimalisasi

belanja pemerintahdalam pengadaan

barang/jasaPemerintah,

sekaligusmenggerakkan

pertumbuhan danmemberdayakan

industri dalamnegeri maka

dikeluarkan InpresNo.2 Tahun 2009

tentang penggunaanproduk dalam negeri

dalam pengadaanbarang/jasaPemerintah

Page 22: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 22Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

1. Mewajibkan instansi menggunakan produksi dalam negeri yangmemiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot ManfaatPerusahaan (BMP) tertentu;

2. Memberikan preferensi harga pada produksi dalam negeri yangmemiliki nilai TKDN tertentu pada Tender;

3. Mewajibkan instansi membentuk Tim Peningkatan PenggunaanProduksi Dalam Negeri (P3DN) untuk mendorong PenggunaanProduksi Dalam Negeri yang diimplementasikan mulai dari tahapperencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring;

4. Permen No.11/2006 efektif 14 Juni 2006 namun bagi instansi yangbelum siap selambat-lambatnya 1 Januari 2007 wajibmelaksanakannya (Permen No.30/2006)

Pengaturan ini mencakup belanja pemerintah di Departemen, LPND(Lembaga Pemerintah Non Departemen), BUMN (Badan Usaha MilikNegara), BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), BHMN (Badan Hukum MilikNegara), KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama), anak perusahaanBUMN/BUMD, dan lain-lain.

Tujuan P3DN yaitu mengerakkan sektor riil melalui upayapemanfaatan pasar dalam negeri dengan tujuan strategis untukmeningkatkan peranan sektor industri dalam kontribusinya terhadappertumbuhan ekonomi nasional. Adapun sasaran P3DN yaitu: (1)meningkatnya daya saing, khususnya di pasar domestik; dan (2)meningkatnya penggunaan produksi dalam negeri, terutama dalampengadaan barang/jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah. Keluaranyang diharapkan antara lain: (1) meningkatnya penggunaan ProduksiDalam Negeri; (2) meningkatnya/penyerapan tenaga kerja; (3)penghematan devisa; dan (4) berkurangnya ketergantungan terhadapproduk luar negeri melalui pengoptimalan belanja pemerintah (pusat dandaerah), BUMN, BUMD, BHMN, atau KKKS.

3.4.3 Bidang UMKM

Upaya-upaya untuk penguatan sektor riil sebaiknya tidak hanyaditujukan untuk membantu usaha besar dalam mengatasi dampak krisiskeuangan global. Upaya-upaya tersebut juga perlu memiliki fokus untukmenyediakan dukungan untuk UMKM, baik untuk mengatasi danmengurangi dampak krisis ekonomi, maupun untuk memperkuat UMKMsebagai economic safety valves. Perlindungan terhadap UMKM daridampak krisis ekonomi dapat dilakukan melalui penyediaan dukunganfiskal, dukungan pengembangan pasar ekspor baru, perkuatan pasardomestik, dan peningkatan akses UMKM terhadap sumber pembiayaan.Sementara itu perkuatan UMKM sebagai economic safety valves dapatdilakukan melalui penyediaan peluang usaha, penyediaan dukungan

Perlindunganterhadap UMKM daridampak krisisekonomi dapatdilakukan melaluipenyediaan dukunganfiskal, dukunganpengembangan pasarekspor baru,perkuatan pasardomestik, danpeningkatan aksesUMKM terhadapsumber pembiayaan.

Page 23: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 23Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

pembiayaan, dukungan pengembangan usaha dengan memanfaatkansumberdaya lokal, dan pengurangan hambatan bagi pendirian usaha baru(ease of entry) di daerah.

Dukungan fiskal bagi UMKM dapat dilakukan denganmemanfaatkan stimulus fiskal yang difasilitasi melalui Peraturan MenteriKeuangan yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009. Dalam PMKtersebut UMKM mendapatkan insentif berupa PPN yang ditanggungpemerintah untuk pengadaan bahan-bahan baku yang mencakup mesinmini pembuat es untuk perikanan, kain untuk industri pakaian jadi,kulit/sol/komponen karet untuk industri alas kaki, bahan baku perak untukindustri kerajinan, rotan untuk industri mebel, pakan ikan/udang, bahanbakar nabati non subsidi, dan minyak goreng. Beberapa bahan baku lainyang dibutuhkan oleh UMKM juga mendapatkan keringanan bea masuk.Kelompok UMKM yang mendapatkan fasilitas tersebut merupakan UMKMyang termasuk dalam rantai nilai (value change) dengan industri yangberorientasi ekspor, menghasilkan barang yang dibutuhkan masyarakat,dan/atau menyerap banyak tenaga kerja.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk memperkuat UMKM dalammenghadapi dampak krisis ekonomi global adalah penyediaan dukunganbagi UMKM yang berada dalam rantai produksi dan pemasaran produkuntuk pasar ekspor. Kemudahan mengakses bahan baku yang lebihmurah, termasuk energi, melalui insentif fiskal yang sudah disebutkanmerupakan salah satu dukungan yang disediakan. Dukungan lainnya dapatmencakup pemberian kemudahan akses dan persyaratanpembiayaan/kredit produksi dan ekspor, termasuk mempertahankan sukubunga kredit yang wajar, penyediaan insentif ekspor dan kemudahanadministrasi ekspor.

Jika pasar-pasar ekspor tradisional (Amerika, Uni Eropa danJepang) masih lesu dalam menyerap produk-produk ekspor, termasukyang dihasilkan UMKM, perlu dicarikan tujuan pasar ekspor baru.Misalnya, UMKM produsen mebel yang dulu terfokus untuk memenuhipermintaan pasar Amerika Serikat, dapat dialihkan ke pasar-pasar yangmemiliki proporsi pemesanan dalam volume yang terbatas seperti diAmerika Latin dan negara-negara Asia lainnya. Untuk memperbesarproporsi pemesanan tentunya dibutuhkan dukungan promosi, penyediaaninformasi dan minat pembeli, dan pendampingan dalam rangkamenyesuaikan keterampilan pekerja di UMKM mebel agar dapatmenghasilkan disain dan jenis produk yang sesuai dengan permintaan dipasar ekspor yang baru. Pada saat yang bersamaan, UMKM yangberorientasi ekspor juga perlu pendampingan untuk dapat membinahubungan dengan pembeli di pasar ekspor utama, yang sementara inimasih bersikap menunggu. Hal ini untuk mengantisipasi adanya perbaikan

Page 24: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 24Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

kondisi ekonomi di masa datang dan untuk tetap dapat mempertahankandaya saing.

Pasar domestik yang masih menjadi tujuan pemasaran utama bagiproduk dan jasa yang dihasilkan UMKM juga perlu mendapat dukunganperkuatan. Hal ini mengingat adanya gejala pengalihan produk darinegara-negara lain yang tidak terserap oleh pasar di negara-negara yangsedang mengalami krisis ekonomi ke pasar dalam negeri Indonesia. Upayaperkuatan yang dapat diberikan yaitu pemberlakuan standar nasionalproduk, label khusus produk impor, pengaturan pendaftaran importir, danpengaturan peredaran barang impor di pasar-pasar tradisional. Selain itudapat dikembangkan sinergi promosi dan publikasi produk UMKM dengandukungan pemerintah daerah dan swasta. Hal ini khususnya dapatdilakukan oleh Pemda dengan mengalokasikan anggaran melalui APBDuntuk kegiatan promosi produk UKM dan menjembatani kerjasamapromosi produk UKM dengan peritail besar. Dalam paket stimulus yangdisiapkan Pemerintah Pusat juga sudah disediakan dukungan perkuatanpasar domestik melalui pembangunan pasar untuk pembinaan pedagangkaki lima/usaha mikro dan kecil di beberapa kabupaten dan kota.

Upaya yang selalu dianggap penting untuk memperkuat sektor riil,termasuk UMKM, adalah melalui penyediaan kemudahan akses bagipembiayaan/kredit. Program penjaminan kredit UMKM melalui ProgramKredit Usaha Rakyat (KUR) sangat strategis dalam membantu UMKM yangusahanya layak untuk menjadi bankable. Disain program KUR yangmenggabungkan peran pemerintah dalam menyediakan penjaminan danbank dalam menyediakan pembiayaan merupakan pola kerjasama publikdan swasta yang baik. Selain itu, adanya segmentasi dalam penyediaanKUR mikro (di bawah Rp. 5 juta) dan KUR retail (>Rp. 5 juta s/d Rp. 500juta) juga menunjukkan adanya perhatian terhadap kebutuhanpembiayaan yang berbeda antar kelompok UMKM. Sampai dengan 31Desember 2008, KUR sudah disalurkan lebih dari Rp. 12,6 triliun untukhampir 1,7 juta UMKM. Penyaluran KUR diharapkan dapat menjangkaulebih banyak UMKM seiring dengan pelaksanaan pola KUR linkage yangmelibatkan lembaga keuangan mikro (LKM) dan koperasi. Pemda danpihak-pihak lain yang berkepentingan diharapkan dapat mendukungpenyebarluasan informasi mengenai KUR sehingga dapat dimanfaatkanoleh masyarakat, terutama yang memiliki usaha yang produktif, layak danmembutuhkan tambahan pembiayaan.

Penyediaan KUR sebenarnya belum cukup untuk dapatmemberikan jaring pengaman bagi UMKM karena kebutuhan UMKMberbeda-beda sesuai dengan taraf perkembangannya. Dalam rangkamendukung peran UMKM sebagai economic safety valves, perludisediakan skim modal awal (seed capital) khususnya bagi masyarakat

Page 25: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 25Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

yang ingin memulai usaha baru dan meningkatkan pendapatan. Pola danabergulir, dana padanan dan modal ventura dapat menjadi alternatifpembiayaan yang strategis bagi usaha baru. Tentu upaya inimembutuhkan dukungan ketersediaan peluang usaha dan penguranganhambatan bagi pendirian usaha baru (ease of entry) di daerah. Upaya inidapat diarahkan terutama untuk mendukung pengembangan industri-industri padat karya yang berbasis/memanfaatkan sumberdaya lokal.

3.4.4 Bidang Pertanian dan Perkebunan

Krisis keuangan global membawa dampak di sektor pertanianberupa turunnya permintaan terhadap komoditas pertanian. Oleh karenaitu, perlu adanya langkah-langkah dalam rangka pencegahan danpengurangan dampak krisis ekonomi tersebut. Langkah-langkah tersebutharus mampu melindungi produsen (petani) pada sisi supply sertakonsumen (masyarakat) pada sisi demand.

Terkait dengan komoditas pangan, langkah yang perlu ditempuhadalah memantapkan ketahanan pangan nasional, dimana penyediaanpangan nasional harus diupayakan sebesar-besarnya dari produksi dalamnegeri dan mengurangi ketergantungan impor dari negara lain. Hal iniuntuk menciptakan kemandirian dan kedaulatan pangan nasional.Kebijakan yang dapat ditempuh dari sisi supply adalah : (i) meningkatkanproduksi dan produktivitas pangan di dalam negeri, (ii) meningkatkankelembagaan pertanian, khususnya permodalan dan penelitian, (iii)memberikan perlindungan kepada petani dalam konteks ketahananpangan, tingkat penghidupan masyarakat desa dan kesejahteraanmasyarakat, serta (iv) mempertegas regulasi retail modern. Sementaradari sisi demand-nya, kebijakan di bidang pangan yang dapat diterapkanadalah : (i) memperkuat cadangan pangan pemerintah dan masyarakat, (ii)menjamin kelancaran manajemen distribusi pangan pokok, (iv) stabilisasiharga pangan nasional, serta (v) melaksanakan strategi diversifikasipangan.

Dalam mencegah dan mengurangi dampak krisis keuangan globalterhadap komoditas perkebunan nasional, maka kualitas komoditasperkebunan nasional harus terus ditingkatkan. Saat ini, komoditasperkebunan nasional telah memiliki keunggulan komparatif yang berupasumber daya alam dan sumber daya manusia (tenaga kerja). Keunggulantersebut hendaknya dapat digunakan untuk mendorong keunggulankompetitif (daya saing) komoditas perkebunan nasional di dalamperdagangan internasional. Sasaran ke depan yang harus dicapai adalahkomoditas/produk perkebunan Indonesia harus memiliki daya saing tinggi.

Langkah-langkahpencegahan

turunnyapermintaan akibat

dampak krisis disektor pertanian

dilakukan melaluipemantapan

ketahanan pangannasional,

peningkatan kualitasdan daya saing

komoditasperkebunan nasional

Page 26: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 26Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Langkah strategi yang dapat ditempuh untuk mendukungpeningkatan daya saing komoditas perkebunan adalah dengan: (i)mengefektifkan penerapan teknologi perkebunan dan mengefisienkanusaha perkebunan, serta (ii) mempromosikan komoditas dan produkperkebunan di pasar internasional dan dalam negeri, baik yang telahdikuasai maupun yang masih berupa alternatif atau tambahan. Sementarauntuk kebijakan yang dapat diambil adalah : (i) revitalisasi perkebunan,yang meliputi aspek lahan, pembiayaan, benih, pupuk, teknologi, daninfrastruktur; (ii) diversifikasi komoditas dan produk; (iii) diversifikasi pasar;(iv) pengamanan harga/resiko harga; (v) efisiensi pemasaran; (vi) sisteminformasi dan analisis pasar, serta (vii) penelitian dan kajian/analisiskebijakan.

Terkait dengan pengembangan tanaman hortikultura, langkahstrategis yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi dampak krisisekonomi antara lain : (i) mendorong peningkatan mutu dan daya saingproduk hortikultura dalam rangka mengurangi ketergantungan impor yangcenderung terus meningkat (untuk komoditas buah durian dan jeruk), (ii)mendorong diversifikasi pasar, (iii) mendorong investasi melalui peranswasta, (iv) mendorong industri benih dalam negeri untuk mengurangiketergantungan terhadap benih impor, (v) mengembangkan kawasanagribisnis hortikultura, serta (vi) menciptakan kemitraan antara pelakubisnis dengan petani hortikultura.

3.4.5 Bidang Kelautan dan Perikanan

Dalam rangka mencegah dan mengurangi dampak krisis keuanganglobal terhadap produk perikanan, maka diperlukan langkah-langkahkebijakan baik dari sisi supply maupun demand, yang mampu melindungiprodusen (nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan), serta konsumen(masyarakat). Langkah yang ditempuh dalam bidang perikanan terutamamelalui: (1) penguatan pasar domestik, dan (2) ketahanan pangan.

Penguatan pasar dalam negeri perlu ditingkatkan untukmengimbangi ketergantungan pada pasar global. Hal ini mengingatdampak yang ditimbulkan saat terjadi krisis ekonomi dan mengingatpotensi pasar dalam negeri yang masih besar. Penguatan pasar dalamnegeri ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) pembinaandan pengembangan sistem usaha perikanan melalui pengembangankemitraan usaha baik antara pengusaha besar dan nelayan/pembudidayakecil maupun antara pemerintah dengan pengusaha; (2) subsidi benih ikandan pakan ikan; (3) penguatan akses permodalan bagi nelayan,pembudidaya, pengolah, pemasar dan pelaku usaha lainnya; (4)memperkuat kebijakan dan peraturan baik peraturan pusat maupundaerah terkait dengan pemasaran; (5) meningkatkan industri pengolahan

Upaya mencegahdan mengurangidampak krisiskeuangan globaldalam bidangperikanan ialahmelalui penguatanpasar domestik danketahanan pangan

Page 27: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 27Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

ikan dan industri pakan dalam negeri dalam rangka meningkatkan produkolahan pangan ikan dan menjamin ketersediaan input produksi, khususnyaproduk dalam negeri; dan (6) peningkatan kapasitas pengolahan danpemasaran ikan dalam rangka meningkatkan produk perikanan yangberpihak pada lingkungan.

Ketahanan pangan dilakukan melalui dua langkah kebijakan utamayaitu: (1) menjamin pasokan pangan (ikan) yang berkualitas dan bergizibagi semua golongan masyarakat, dan (2) kemandirian pangan. Strategiyang dilakukan antara lain: (1) meningkatkan produksi ikan dalam negeriterutama dari produksi budidaya ikan; (2) meningkatkan fasilitaspengawasan dan pengendalian produk perikanan untuk menjamin intakeprotein hewani yang higienis dan cukup, mulai dari produksi, distribusisampai konsumsi; (3) pengendalian komponen impor produk perikananantara lain pengurangan impor tepung ikan; dan (4) meningkatkanpelaksanaan gerakan gemar makan ikan (gemarikan) di seluruh propinsi.

3.4.6 Bidang Kehutanan

Ketika terjadi krisis keuangan global, telah terjadi gejolak dalamreformasi kebijakan kehutanan. Beberapa kebijakan yang telah dan tengahdilakukan adalah sebagai berikut:

Menata Ulang Arah Reformasi Sektor Perkayuan. Beberapadekade terahir, kebijakan sektor kehutanan didominasi oleh wacanareformasi sistem konsesi Hak Pengelolaan Hutan (HPH). Tujuan utamareformasi ini adalah mengurangi tingkat agregat pembalakan kayu.

Membatasi Permintaan Kayu Bulat. Kesulitan logistik yang cukupbesar dalam mengendalikan pasokan kayu bulat di Indonesia menegaskanpentingnya langkah proaktif untuk membatasi permintaan kayu dalamindustri pengolahan kayu domestik guna mengurangi tekanan terhadaphutan alam yang tersisa. Tidak terkendalinya penebangan liar di banyakprovinsi utama penghasil kayu mengindikasikan bahwa tingkat panenankayu bulat di Indonesia akan jauh melampaui tingkat panenan yang sahdan lestari selama defisit struktural kayu yang substansial belum berhasildiatasi.

Memperlambat Laju Konversi Hutan. Kebijakan yang berupayamengendalikan pasokan kayu bulat Indonesia, perlu difokuskan lebih luasdari sekedar membatasi output kayu bulat yang dihasilkan oleh sistemHPH. Penurunan tingkat panenan kayu bulat yang tinggi hanya mungkindicapai jika juga dilakukan langkah-langkah untuk menurunkan lajukonversi sisa hutan alam Indonesia bagi penggunaan lain. Hal ini dilakukan

Kebijakan sektorkehutanan yang

telah dan tengahdilakukan ketika

terjadi krisiskeuangan global

diantaranya: menataulang arah reformasi

sektor perkayuan,membatasi

permintaan kayubulat,

memperlambat lajukonversi hutan, dan

menggeser agendakearah keadilan.

Page 28: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 28Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

melalui pemberlakuan moratorium sementara atas alokasi kawasan hutanuntuk perkebunan kelapa sawit.

Menggeser Agenda ke Arah Keadilan. Pihak swasta dianggapsebagai pihak yang paling tepat dalam pembalakan hutan, karena pelakuswasta dianggap akan mempunyai insentif untuk mengelola konsesinyasecara lestari. Pihak swasta dianggap memiliki investasi jangka panjangdalam industri pengolahan yang kelangsungannya tergantung padakesinambungan pasokan kayu, dan memiliki skala ekonomis yangmemungkinkan untuk melakukan kegiatan pemanenan secara efisien.Namun pada prakteknya sebagian besar pemegang konsesi melakukankegiatan pembalakan secara sembarangan untuk melikuidasi sesegeramungkin sumber daya kayu yang disediakan bagi mereka oleh pemerintah.Gagal dicapainya kelestarian sebagai tujuan kebijakan, menunjukkanbahwa keadilan bagi masyarakat lokal dengan klaim historis dan atau adatyang jelas terhadap kawasan hutan seharusnya menjadi prinsip utamayang memandu reformasi sektor kehutanan. Pengakuan hukum atas hakmasyarakat lokal tidak dengan sendirinya menjamin bahwa satu kawasanhutan akan lebih lestari dibandingkan jika dikelola oleh perusahaanperkayuan swasta. Namun, pengakuan tersebut akan menyediakan dasaruntuk memastikan bahwa masyarakat di sekitar dan di dalam hutanmempunyai wewenang yang sah untuk menentukan pengelolaan kawasanhutan yang menjadi sumber kehidupannya dan untuk membagi secara adilmanfaat yang didapat dari produk-produk yang dipanen dalam kawasanyang menjadi wewenang mereka. Masyarakat yang bergantung padahutan di banyak wilayah Indonesia merupakan pengelola sumber dayayang cakap dan mampu mengelola ekosistem hutan yang rumit secaralestari dari generasi ke generasi (Fried, 1995; Dove, 1986 dalamResosudarmo dan Colfer, 2003).

3.4.7 Bidang Lingkungan Hidup

Kebijakan untuk mencegah dan mengurangi dampak krisiskeuangan global terhadap lingkungan hidup adalah : (i)Mengarusutamakan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunanberkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan; (ii) Meningkatkankapasitas dan koordinasi lembaga pengelolaan lingkungan; (iii)Meningkatkan upaya harmonisasi pengembangan hukum lingkungan danpenegakannya secara konsisten; (iv) Meningkatkan upaya pengendaliandampak lingkungan; (v) Meningkatkan konservasi sumber daya alam danpenataan lingkungan melalui pendekatan penataan ruang; (vi)Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidupdan berperan aktif sebagai kontrol-sosial dalam memantau kualitaslingkungan hidup; dan (vii) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam

Page 29: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 29Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

pengelolaan SDA dengan memberikan akses dan kontrol pengelolaan SDAditingkat lokal.

3.4.8 Bidang Perdagangan

Dalam upaya mengantisipasi dampak krisis keuangan global, telahditetapkan Peraturan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,Menteri Dalam Negeri, Menteri Perindustrian dan Menteri PerdaganganTentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional dalamMengantisipasi Perkembangan Perekonomian Global. BerdasarkanPeraturan Bersama tersebut, upaya yang perlu dilakukan dalam sektorperdagangan antara lain: (1) Mengupayakan peningkatan pencegahan danpenangkalan penyeludupan barang – barang dari luar negeri; (2)Memperkuat pasar dalam negeri dan promosi penggunaan produk dalamnegeri; dan (3) Mendorong ekspor hasil industri padat karya.

Dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2009, sebagai langkahantisipasi perlemahan pertumbuhan ekonomi dunia maka kebijakanperdagangan luar negeri diarahkan untuk meningkatkan nilai tambahekspor dan diversifikasi pasar, sedangkan kebijakan perdagangan dalamnegeri diarahkan untuk meningkatkan stabilitas harga dan mengamankanpasokan bahan pokok

Kebijakan perdagangan luar negeri diarahkan pada upaya untukmeningkatkan ekspor yang bernilai tambah tinggi dan meningkatkandiversifikasi pasar tujuan ekspor, terutama pada pasar ekspornontradisional. Adapun kegiatan-kegiatan pokok untuk mendukungkebijakan tersebut adalah:a) Penyelenggaraan dan pengembangan Indonesia Promotion Office (IPO);b) Pembentukan dan pengembangan National Single Window (NSW) dan

ASEAN Single Window (ASW);c) Pemetaan dan analisis komoditas utama dan potensial;d) Pengembangan ekspor daerah;e) Pelaksanaan pengamatan pasar (Market Intelligence);f) Pengembangan promosi dagang;g) Penyelenggaraan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC);h) Peningkatan kualitas dan desain produk ekspor dalam rangka

Indonesian Design Product (IDP);i) Promosi produk ekspor Indonesia;j) Pembinaan ekspor, peningkatan daya saing, dan pengendalian impork) Peningkatan partisipasi aktif dalam perundingan di berbagai fora

internasional;l) Penyelenggaraan Tim Nasional Perundingan Perdagangan

Internasional;m) Peningkatan koordinasi penanganan isu-isu perdagangan internacional.

Upaya mengatasikrisis di sektor

perdagangan adalahdengan

mengupayakanpencegahan

penyelundupanbarang-barang dari

luar negeri;memperkuat pasar

dalam negeri danpromosi produk

dalam negeri; sertamendorong eksporhasil industri padat

karya.

Page 30: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 30Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Sementara itu, kebijakan perdagangan dalam negeri akandiarahkan pada pengembangan sistem distribusi perdagangan dalamnegeri untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kelancaran arusbarang di pasar domestik. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut,kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah:a) Pembangunan dan pengembangan sarana distribusi;b) Pembinaan pasar dan distribusi;c) Pengembangan Sistem Resi Gudang (SRG);d) Pengembangan pasar lelang daerah;e) Pemberdayaan perlindungan konsumen;f) Peningkatan pengawasan barang beredar dan jasa;g) Peningkatan pengawasan kemetrologian;h) Penegakan hukum persaingan usaha;i) Pengembangan dan harmonisasi kebijakan persaingan usaha;j) Penyelenggaraan monitoring dugaan praktek monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat.

Sebagai langkah kebijakan perkuatan sektor perdaganganterutama perdagangan dalam negeri dalam mengantisipasi krisis ekonomiglobal, maka pemerintah juga mengalokasikan dana untuk pembangunansarana dan prasarana perdagangan dalam kebijakan stimulus fiskal,dimana salah satunya adalah pembangunan pasar dan saranapergudangan.

3.4.9 Bidang Investasi

Dalam upaya memperbaiki iklim investasi yang kondusif danberdaya saing, serta mengantisipasi penurunan aliran investasi keIndonesia, maka telah disusun sejumlah kebijakan sebagai berikut:

Inpres Nomor 6 tahun 2007 tentang Kebijakan PercepatanPengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil danMenengah yang merupakan Paket Lanjutan Inpres Nomor 3 tahun 2006tentang Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, meliputi 4 ruang lingkupkebijakan yakni: perbaikan iklim investasi terdiri dari 49 tindakan/keluarantelah diselesaikan 40 tindakan/keluaran, reformasi sektor keuangan terdiridari 39 tindakan/keluaran telah diselesaikan 28 tindakan/keluaran,percepatan pembangunan infrastruktur 40 tindakan/keluaran telahdiselesaikan 13 tindakan/keluaran, dan pemberdayaan UMKM terdiri dari40 tindakan/keluaran telah diselesaikan 35 tindakan/keluaran. Sehinggadari seluruh 168 sasaran tindakan/keluaran telah diselesaikan 116tindakan/keluaran.

Page 31: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 31Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Inpres 5 tahun 2008 tentang Program Ekonomi Tahun 2008-2009yang diterbitkan pada bulan Mei 2008 yang merupakan kelanjutan dariInpres Nomor 6 tahun 2007. Beberapa tindakan maupun keluaran dariInpres sebelumnya yang tertunda telah menjadi agenda dalam Inpres barudan khusus di bidang investasi telah disusun persiapan pembangunansistem pelayanan terpadu satu pintu secara elektronik, kebijakan KEK, dandidukung dengan upaya kelancaran arus barang dan kepabeanan.

Beberapa upaya perbaikan juga telah dilakukan, antara lain: (1)disusun dan ditindaklanjutinya Paket Kebijakan Infrastruktur denganpelaksanaan “Infrastructure Summit II” dengan tujuan meningkatkankerjasama dengan swasta melalui skema public-private partnership (PPP);(2) digabungkannya 10 prosedur (yang terdiri dari: Clearance namaperusahaan dari Depkumham, penandatanganan akta pendirian,keterangan domisili, NPWP dan NPPKP, pembukaan rekening danpenyetoran modal, pembayaran PNBP, persetujuan akta pendirianperusahaan oleh Depkumham, Tanda Daftar Perusahaan/TDP,Pencantuman dalam berita negara, Surat Ijin Usaha Perdagangan/SIUP)menjadi 1 prosedur Pendirian Badan Hukum PT; (3) dikuranginya 19prosedur perijinan menjadi 9 prosedur (yakni: keterangan lokasi darikec/kel, perolehan ijin penggunaan tanah, perolehan IMB, persetujuanUKL/UPL, perolehan Ijin Penggunaan Bangunan/IPB, Pendaftarangudang/TDG ke Dinas Perdag, sambungan listrik, sambungan air danpembuangan limbah, serta sambungan telepon). Bahkan untuksambungan listrik, sambungan air dan pembuangan limbah, sertasambungan telepon disatukan. Dengan demikian waktu dan biaya yangdigunakan untuk mengurus perijinan berkurang; (4) terdapat 2,779 perdatelah dibatalkan, serta (5) percepatan pelayanan ekspor dan impormasing-masing dari 6 (enam) hari menjadi 2 (dua) hari.

Selain itu, beberapa kebijakan yang telah dilaksanakan antara lainadalah: (1) telah terbangun PTSP 293 kabutapen/kota sampai denganakhir tahun 2008 sebagai dampak pelaksanaan Permendagri 24 tahun2006 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP); (2)diterbitkannya Undang-Undang Penanaman Modal dalam UU RI Nomor 25tahun 2007; (3) dikeluarkannya PP RI Nomor 1 Tahun 2007 tentangpemberian fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal (PM) dibidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu; serta(4) dikeluarkannya Perpres RI Nomor 76 dan 77 tahun 2007 tentang daftarbidang usaha tertutup dan terbuka serta revisi Perpres Nomor 77 Tahun2007 yakni Perpres Nomor 111 Tahun 2007.

Dalam rangka meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuaninvestasi, Pemerintah terus mengintensifkan dan mengefektifkan kegiatanpromosi investasi melalui penetapan target sektor usaha dan pelaku usaha

Page 32: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 32Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

di negara-negara potensial sebagai sumber dana investasi secara door todoor. Untuk itu telah dilakukan beberapa kegiatan antara lain: seminardan pameran Marketing Investasi Indonesia (MII), serta telah disusunnyaRoad Map Penanaman Modal.

Guna mendukung peningkatan penanaman modal telahdiupayakan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh perusahaan,antara lain: (1) perselisihan antara para pemegang saham perusahaan; (2)tumpang tindih peruntukan penggunaan lahan bagi kegiatan perkebunan,kehutanan, dan pertambangan; serta (3) perselisihan perburuhan; serta (4)diterbitkannya PP 45 tentang pedoman pemberian fasilitas dankemudahan investasi di daerah.

3.4.10 Bidang Infrastruktur

Dalam mengantisipasi dampak krisis keuangan global, pemerintahmengalokasikan stimulus fiskal sebesar Rp 7.755,0 miliar untuk belanjainfrastruktur. Alokasi tambahan dana stimulus tersebut diprioritaskanuntuk melaksanakan pembangunan infrastuktur padat karya di berbagaibidang, antara lain adalah bidang pekerjaan umum, bidang perhubungan,bidang energi, dan bidang perumahan rakyat.

Sektor Transportasi. Dalam upaya mempertahankan tingkatpelayanan kepada masyarakat, maka pemerintah melaksanakan beberapakebijakan antara lain:1. Pengembangan transportasi berdasarkan sistem transportasi nasional,

dan penyiapan prakarsa pembuatan RUU sistem transportasi nasionalagar bisa menjadi acuan semua pihak.

2. Memprioritaskan pengembangan angkutan massal di perkotaan.3. Menyelesaikan pembangunan prasarana transportasi agar dapat

segera dimanfaatkan (mengurangi pentahapan).4. Memprioritaskan pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana transportasi.5. Pengembangan pelayanan keperintisan dan kelas ekonomi.6. Penyediaan transportasi bagi daerah terpencil, pedalaman, perbatasan,

pulau-pulau kecil terdepan melalui pola subsidi operasi keperintisanbaik untuk angkutan penyeberangan, angkutan bus, laut, maupunudara serta pemberian PSO kepada penumpang kelas ekonomiangkutan kereta api maupun kapal laut.

7. Pembangunan fasilitas dan prasarana transportasi dalam mendukungkerjasama ekonomi regional ASEAN dan menghadapi persainganglobal.

8. Pembangunan prasarana dan fasilitas keselamatan transportasi sesuaidengan SPM.

9. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggung jawabPemerintah Pusat.

Pemerintahmengalokasikandana stimulus fiskalsebesar Rp 7.755,0milliar untuk belanjainfrastruktur padatkarya di berbagaibidang antara lainbidang pekerjaanumum, bidangperhubungan,bidang energi, danbidang perumahanrakyat

Page 33: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 33Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

10. Bantuan kepada daerah untuk melaksanakan kegiatan yang telahmenjadi urusan daerah dibiayai melalui dana alokasi khusus (DAK).

Sektor Sumber Daya Air. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2006, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, atau PemerintahKabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya perlu mendorongpartisipasi masyarakat petani dalam pengelolaan sistem irigasi. Sejalandengan hal tersebut, dalam rangka mencegah dan mengurangi dampakkrisis ekonomi perlu didorong sistem pengelolaan irigasi yang padat karyadengan memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepadapartisipasi petani pemakai air itu sendiri. Selain bertujuan untukmendapatkan pola pengelolaan irigasi yang efektif dan efisien sertamenumbuhkan rasa kepemilikan petani terhadap irigasi, pendekatan inijuga akan mendorong penyediaan lapangan kerja.

Sektor Perumahan. Untuk sektor perumahan, langkah-langkahyang harus dilakukan dalam rangka mengantisipasi imbas krisis keuanganglobal terdiri dari antisipasi dari sisi pasokan (penyedia perumahan) danantisipasi dari sisi permintaan (konsumen/pembeli perumahan).

Kebijakan antisipasi yang telah dilakukan dari sisi pasokan yangakan dilakukan adalah:1. Mendorong pemanfaatan tanah negara/daerah untuk pembangunan

Rusunami (rumah susun sederhana milik);2. Kemudahan penyederhanaan perijinan untuk pembangunan rusunami3. Mendorong penempatan dana Taperum-PNS (Tabungan Perumahan-

Pegawai Negeri Sipil) di Bank Pelaksana KPR/KPRS;4. Memberdayakan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan

industri/perdagangan bahan bangunan lokal terkait programKPR/KPRS Mikro Bersubsidi sejalan dengan PNPM Mandiri.

Adapun kebijakan antisipasi untuk sisi permintaan yaitu:1. Fixed-rate untuk tingkat suku bunga bersubsidi selama masa subsidi;2. Memperluas akses kredit dan pilihan skim subsidi, yang terdiri dari

Konvensional-Syariah, Landed–Vertical, Formal–Swadaya.

Selain itu, beberapa kebijakan lanjutan sebagai antisipasi, adalahsebagai berikut:Sisi pasokan :1. Pemanfaatan tanah negara/daerah untuk pembangunan Rumah

Sederhana Sehat (RSH) bagi PNS, TNI, dan POLRI.2. Penyederhanaan perijinan untuk pembangunan RSH.3. Menyediakan dukungan Prasarana Dasar (Infrastruktur) Permukiman

dan dukungan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Lingkungan danKawasan Perumahan.

Di sektor SumberDaya Air,

Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi,

atau PemerintahKabupaten/Kota

sesuai dengankewenangannya

mendorongpartisipasi

masyarakat petanidalam pengelolaan

sistem irigasi

Page 34: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 34Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

4. Pembebasan PPN (pajak pertambahan nilai) masukan untuk Rusunamidengan harga jual maksimal Rp. 144 juta.

Sisi permintaan:1. Pembebasan PPN keluaran untuk Rumah Sederhana dengan harga jual

maksimal Rp. 100 juta2. Mendorong bank BUMN selain BTN untuk menjadi bank pelaksana KPR

Bersubsidi3. Menyediakan fasilitas likuiditas pokok pinjaman bagi Bank Pelaksana

KPR Bersubsidi sehingga kewajiban menyediakan pokok pinjamandalam rangka penerbitan KPR Bersubsidi sebagian disediakanPemerintah

4. Menyiapkan skim sewa-beli sarusunami dan menyediakan fasilitaslikuiditas untuk pelaksanaan program sewa-beli sarusunami (satuanrumah susun sederhana milik)

5. Mengeluarkan ketentuan yang meminta Bank BUMN untukmengalokasikan sejumlah tertentu (mis 10%) dari total portofolioinvestasinya untuk KPR Bersubsidi

6. Bank Indonesia agar menurunkan bobot risiko portofolio KPRBersubsidi dari 40 persen menjadi 30 persen sehingga bank lebihbergairah dalam menerbitkan KPR Bersubsidi, karena CAR (capitaladequate ratio) akan meningkat (lebih baik).

7. Untuk mengantisipasi penurunan daya beli/PHK konsumen yang telahakad kredit KPR Bersubsidi perlu diambil kebijakan moratoriumpembayaran angsuran bulanan maksimal selama 1 (satu) tahun.Melalui kebijakan ini, pokok pinjaman KPR ditunda pembayarannya kebelakang, sementara komponen bunga disubsidi oleh Pemerintah.

Sektor Permukiman (air minum, air limbah, persampahan dandrainase). Dikarenakan dampak terbesar pada sektor permukiman adalahterkait dengan besarnya alokasi anggaran bagi penyediaan pelayanan airminum, air limbah, persampahan dan drainase, terutama bagi masyarakatberpenghasilan rendah, maka kebijakan utama bagi pencegahan danpenanganan dampak krisis ekonomi adalah:1. Pelaksanaan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah daerah dan

legislatif guna meningkatkan prioritas pembangunan air minum, airlimbah, persampahan dan drainase;

2. Menciptakan skema insentif berbasis kinerja untuk pemda dalammeningkatkan investasi air minum;

3. Peningkatan efektivitas dan akuntabilitas anggaran pemerintah untukair minum, air limbah, persampahan dan drainase;

4. Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta, melalui skema PPP(public-private-partnership);

5. Menciptakan instrumen keuangan yang mampu memobilisasi danamasyarakat untuk membiayai pembangunan prasarana dan sarana air

Page 35: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 35Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

minum, air limbah, persampahan dan drainase, seperti obligasi,medium term notes, efek beragun aset (EBA) dan sebagainya;

6. Peningkatan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah melaluipenyediaan prasarana dan sarana fisik maupun melalui skema tarif;

7. Fasilitasi peningkatan kualitas lembaga pengelola air minum, airlimbah, persampahan dan drainase.

Sektor Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta.Dampak yang akan terasa dapat disimpulkan kedalam dua hal. Pertama,mengeringnya likuiditas. Mengeringnya likuiditas ini akan berdampaktidak saja kepada dunia usaha akan tetapi akan berdampak pula padakemampuan pemerintah untuk membiayai pembangunan. Kedua,melemahnya ekonomi di berbagai negara maju akan melemahkan ekspor.Dari kedua hal tersebut maka pada gilirannya akan berdampak kepadaseluruh dunia usaha dan sektor riil yang selanjutnya akan berdampak padakesejahteraan masyarakat. Dengan demikian semua kebijakan ataulangkah-langkah yang dilakukan harus mempunyai dampak padabergeraknya sektor riil dan lebih jauh lagi mengupayakan untukmempertahankan atau bahkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Likuiditas yang berkurang dari sektor finansial global harus dapatditutup dengan menarik sebanyak mungkin penanaman modal di daerah,salah satunya adalah investasi dalam bidang infrastruktur karena semakinbanyak investasi di daerah akan semakin cepat pula kegiatan ekonomiyang akan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.

Kerjasama pemerintah dengan swasta (KPS) merupakan salah satupola kerjasama untuk menarik minat swasta untuk berpartisipasi dalampenyediaan infrastruktur. Salah satu tujuan pengembangan KPS tidak lainadalah efisiensi penggunaan sumber daya pemerintah daerah yangterbatas dalam penyediaan infrastruktur yang berkualitas. KetersediaanInfrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan daerah dapat meningkatkanpeluang daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonominya. Tentunya,dana pemerintah yang terbatas tersebut tetap harus diprioritaskankepada infrastruktur yang sangat dibutuhkan masyarakat, khususnyainfrastruktur yang tidak memiliki kelayakan komersial. Adapun untuk yangbernilai komersial, pengembangannya dapat dilakukan melalui mekanismeKPS.

Peningkatan partisipasi swasta dilakukan melalui restrukturisasidan reformasi berbagai peraturan perundangan, kebijakan, danperundangan berkenaan dengan penyediaan infrastruktur. Berbagaiperundangan di bidang infrastruktur telah membuka peluang kerjasamapemerintah dan swasta (KPS). UU No 38 Tahun 2004 tentang Jalanmembuka peluang BUMN dan swasta dalam pengusahaan jalan tol, begitu

Page 36: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 36Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

juga UU no 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian memberikan peluangbagi sektor swasta untuk ikut mengelola sarana atau prasaranaperkeretaapian serta UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yangmemberikan peluang bagi sektor swasta untuk berpartisipasi dalampenyediaan dan atau pelayanan jasa di bidang kepelabuhanan dan jasaterkait dengan kepelabuhan.

Untuk keperluan panduan operasional, Pemerintah telahmenerbitkan Peraturan Presiden No. 67 tahun 2005 tentang KerjasamaPemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur sebagaipengganti Keputusan Presiden No. 7 Tahun 1998 tentang KerjasamaPemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Pembangunan dan/atauPengelolaan Infrastruktur.

Untuk memastikan tingkat pengembalian investasi badan usahaswasta, Perpres ini memberikan landasan bagi penentuan tarif awal danpenyesuaiannya melalui (a) penetapan tarif yang mencerminkan biayainvestasi dan operasi serta keuntungan yang wajar; dan apabila hal initidak dapat terpenuhi maka penetapan tarif akan didasarkan pada tingkatkemampuan konsumen melalui pemberian kompensasi oleh pemerintahkepada badan usaha swasta; dan (b) pengaturan besaran kompensasipemerintah berdasarkan perolehan hasil kompetisi antar peserta lelang.

Perpres ini memberikan peluang bagi badan usaha swasta untukmengajukan prakarsa proyek kerjasama di luar proyek yang diajukanpemerintah (unsolicited project) dengan tetap mengacu pada prosedurpengusulan proyek yang berlaku dan apabila diterima, akan tetap diprosesmelalui pelelangan umum secara terbuka dan kompetitif. Pemrakarsaproyek akan diberikan kompensasi antara lain dalam bentuk pemberiantambahan nilai atau pembelian prakarsa proyek termasuk Hak KekayaanIntelektual yang menyertainya.

Jenis Infrastruktur yang dapat dikerjasamakan dengan BadanUsaha dalam Perpres tersebut mencakup :· infrastruktur transportasi, meliputi pelabuhan laut, sungai atau danau,

bandar udara, jaringan rel dan stasiun kereta api;· infrastruktur jalan, meliputi jalan tol dan jembatan tol;· infrastruktur pengairan, meliputi saluran pembawa air baku;· infrastruktur air minum yang meliputi bangunan pengambilan air baku,

jaringan transmisi, jaringan distribusi, instalasi pengolahan air minum;· infrastruktur air limbah yang meliputi instalasi pengolah air limbah,

jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahanyang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan;

· infrastruktur telekomunikasi, meliputi jaringan telekomunikasi;

Page 37: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 37Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

· infrastruktur ketenagalistrikan, meliputi pembangkit, transmisi ataudistribusi tenaga listrik; dan

· infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi pengolahan, penyimpanan,pengangkutan, transmisi, atau distribusi minyak dan gas bumi.

Pembagian (alokasi) resiko merupakan salah satu hal terpentingdalam proyek KPS. Perpres 67 Tahun 2005 memperkenalkan konsepbahwa untuk menjamin efisiensi dan efektifitas, pengelolaan resikoinvestasi sebaiknya dialokasikan kepada pihak yang paling mampumengendalikan resiko. Menindaklanjuti hal ini, Depertemen Keuangantelah menerbitkan PMK No 38/PMK.01/2006 tentang Pengelolaan Risikoatas Penyediaan Infrastruktur yang mengatur jenis risiko dalam skemapembagian antara pemerintah dan badan usaha dalam penyediaaninfrastruktur yaitu risiko politik, kinerja proyek dan permintaan. Apabiladiperlukan, untuk meningkatkan kelayakan finansialnya, Pemerintah dapatmemberikan Dukungan Pemerintah yaitu kompensasi finansial dan/ataubentuk lainnya yang diberikan oleh Pemerintah kepada badan usahamelalui skema pembagian risiko dalam rangka pelaksanaan proyekkerjasama penyediaan infrastruktur.

Persiapan proyek KPS sesuai Perpres 67 Tahun 2005 dimulaidengan mengindentifikasi proyek-proyek penyediaan infrastruktur yangakan dikerjasamakan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah denganBadan Usaha, dengan mempertimbangkan antara lain (i) kesesuaiandengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/Daerah danRencana Strategis Sektor Infrastruktur; (ii) kesesuaian lokasi proyekdengan Rencana Tata Ruang Wilayah; (iii) keterkaitan antarsektorinfrastruktur dan antarwilayah; (iv) analisis biaya dan manfaat sosial.Setiap usulan proyek yang akan dikerjasamakan juga harus disertaidengan : (i) pra studi kelayakan; (ii) rencana bentuk kerjasama; (iii)rencana pembiayaan proyek dan sumber dananya; dan (iv) rencanapenawaran kerjasama yang mencakup jadwal, proses dan cara penilaian.

Untuk pengadaan tanah, Pemerintah telah mengeluarkan PerpresNo 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi PelaksanaanPembangunan untuk Kepentingan Umum, yang telah direvisi denganPerpres No 65 tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres No 36 tahun2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untukKepentingan Umum. Pengadaan tanah akan dilakukan dengan bantuanPanitia Pengadaan Tanah. Apabila tanah negara/daerah tersebut ingindimanfaatkan melalui KPS, PP No 6 Tahun 2006 tentang PengelolaanBarang Milik Negara/Daerah memberikan 2 (dua) opsi yaitu Bangun gunaserah (build operate trasnfer/BOT) dan bangun serah guna (build transferoperate/BTO).

Page 38: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 38Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Seirama dengan semangat desentralisasi dan penguatan otonomidaerah, peran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam membangundan menentukan pola-pola kemitraan atau kerjasama antara pemerintahdan swasta (KPS), pada lingkup pekerjaan dan standar pelayanan yangsesuai dengan kebutuhan daerah. Pemerintah daerah didorong untuklebih berperan dalam memfasilitasi terwujudnya kerjasama yangbermanfaat bagi daerah, sekaligus menciptakan stimulan untukterwujudnya iklim investasi yang sehat bagi perkembangan dunia usaha.Upaya tersebut kiranya harus dilakukan dengan tetap memperhatikanaspek perlindungan dan pengamanan kepentingan masyarakat dalam artiluas sebagai pengguna atau yang memanfaatkan infrastruktur.

Melalui KPS ini pemerintah daerah bisa mengalihkan sebagianbeban pembiayaan investasi penyediaan infrastruktur kepada pihakswasta, sedangkan pemulihannya (cost recovery) dipikul oleh masyarakatyang ditarik berupa tarif jasa pelayanan. Beban APBD akan berkurang dantanggung jawab masyarakat akan terbangun untuk menyadari bahwapelayanan umum tidak sepenuhnya menjadi tugas pemerintah. KPSkiranya perlu didukung oleh konsistensi terhadap komitmen yang telahdisepakati antara pemerintah dan swasta secara lintas waktu danadministrasi.

Salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam membantupercepatan penyediaan infrastruktur sektor air minum adalah melaluikebijakan penghapusan beban bunga dari utang PDAM sebesar Rp. 3,3triliun dari total utang PDAM yang sudah mencapai Rp. 4,4 triliun. PDAMyang berhak mendapatkan penghapusan utang adalah PDAM yang telahmenyesuaikan tarifnya dengan cost recovery dan telah membuatperencanaan bisnis.

KPS akan bisa terlaksana bila tercipta iklim yang kondusif bagiinvestor untuk proyek yang layak jual. Untuk itu perlu sistem pengaturanyang sehat serta dukungan lembaga di daerah yang dapat menjaminkepastian dan kelancaran proses pengadaan. Di tingkat pusat, Lembagayang memfasilitasi KPS adalah Komite Kebijakan Percepatan PenyediaanInfrastruktur.

Hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung pengembanganKPS mencakup diantaranya: kepastian hukum, kemudahan perijinan dalamarti tidak menjadikan birokrasi sebagai bagian dari biaya terukur (fixedcost), stabilitas ekonomi yang didukung oleh fluktuasi nilai valas dan lajuinflasi yang terkontrol, pemberian insentif berupa baik pajak maupun non-pajak ataupun berupa suku bunga yang menarik, membantu promosi, danmenekan gangguan ekonomi seperti monopoli, dan penetapan upahminimum serta harga maksimum yang tidak wajar.

Page 39: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 39Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Sektor Energi. Untuk pembangunan infrastruktur energi diarahkanmelalui kebijakan diversifikasi energi yang dilaksanakan denganmengembangkan dan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan(EBT) terutama potensi energi lokal di daerah-daerah perdesaan. Hal inidimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan pasokan energidalam negeri guna mendorong kegiatan perekonomian daerah sekaligusmelaksanakan upaya-upaya pengendalian lingkungan hidup karenapemanfaatan energi bersih.

Sektor Listrik. Turut serta berpartisipasi membangun sistemketenagalistrikan di daerahnya khususnya yang bersifat tidak tersambungke jaringan transmisi nasional terutama bagi daerah-daerah tertinggal danterisolasi serta turut memfasilitasi penggunaan dana perbankan daerahuntuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur ketenegalistrikan.

Sektor Pos dan Telekomunikasi. Kebijakan pembangunantelekomunikasi diarahkan untuk menjamin kelancaran arus informasimelalui perluasan jangkauan, serta peningkatan kapasitas dan kualitasinfrastruktur telekomunikasi dengan menitikberatkan pada (1) penciptaaniklim investasi dan berusaha yang kompetitif dan tidak diskriminasi; (2)peningkatan kerja sama dengan swasta; (3) pengelolaan sumber dayaterbatas (spektrum frekuensi radio dan penomoran) secara lebih efisien;dan (4) peningkatan penggunaan industri dalam negeri untuk mengurangiketergantungan pada industri luar negeri dan teknologi proprietary.

Terkait penciptaan iklim investasi dan berusaha yang kompetitifdan tidak diskriminasi, serta peningkatan kerja sama dengan swasta,pemerintah menetapkan kebijakan dan peraturan yang membuka peluangusaha seluas-luasnya kepada swasta yang dinilai layak danberkemampuan, tanpa diskriminasi. Adapun terkait penggunaan industridalam negeri, pemerintah telah menetapkan penggunaan industri dalamnegeri oleh penyelenggara telekomunikasi sekurang-kurangnya sebesar30% dari belanja modal (capital expenditure) dan 50% dari belanja operasi(operational expenditure).

3.4.11 Bidang Pariwisata

Kebijakan pembangunan pariwisata diarahkan untuk mendorongpeningkatan daya saing destinasi, peningkatan pemasaran, danpeningkatan kemitraan antarpelaku pariwisata melalui pembangunanpariwisata berbasis masyarakat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan tatakelola yang baik (GoodGovernance) dengan fokus pada:

Page 40: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 40Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

a. Peningkatan pemanfaatan berbagai media dan teknologi informasisebagai sarana promosi pariwisata;

b. Pengembangan kerjasama pemasaran dan promosi pariwisata denganlembaga terkait terutama kerjasama antar travel agent dan antar touroperator di dalam dan di luar negeri;

c. Pengembangan destinasi pariwasata berbasis alam, bahari, budaya,dan olahraga;

d. Pengembangan kemitraan dengan sektor terkait dalam upayapeningkatan kenyamanan dan kemudahan akses di destinasi wisata;

e. Pengembangan system informasi pariwisata;f. Pengembangan profesionalisme SDM pariwisata.

3.4.12 Bidang Ketenagakerjaan

Krisis keuangan global yang dihadapi berbagai negara akhir-akhirini juga berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, sehingga akanberdampak negatif terhadap perkembangan dunia usaha danketenagakerjaan. Untuk mengatasinya, pemerintah telah menerapkanProgram Stimulus Fiskal yang salah satu tujuannya adalah untukmenciptakan kesempatan kerja dan menyerap dampak PHK melaluikebijakan pembangunan infrastruktur padat karya. Secara umum,kebijakan dalam bidang ketenagakerjaan dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pencegahan

Penanganan dampak krisis membutuhkan regulasi yang cepat dantepat. Di setiap Negara cara penanganannya dapat dipastikan akanberbeda, sebagaimana dampak krisis ekonomi yang juga berbeda. Dalammenghadapi krisis keuangan dan resesi ekonomi global, tidak seluruhmasalah berada di jangkauan wilayah kebijakan dan wewenangpemerintah, partisipasi dan peran serta semua pihak dalam mengatasidampak krisis keuangan global mutlak dibutuhkan. Disinilah peran semuaelemen bangsa, para pelaku proses produksi harus mampu memahamikondisi masing-masing dan menempatkannya pada kepentingan bersama.

Bantuan kepada perusahaan seyogjanya diartikan sebagai bantuanberupa perumusan kebijakan dengan tujuan untuk mengurangi biaya (cost)perusahaan atau berbagai kebijakan yang secara tidak langsung dapatmemberikan peningkatan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai contoh,peningkatan tariff import untuk sebagian komoditi yang dihasilkan olehperusahaan padat pekerja atau insentif pajak bagi perusahaan padatpekerja merupakan bantuan kepada perusahaan tersebut. Banyak sekaliperaturan dan kebijakan yang dapat disempurnakan sehingga dapatmengurangi biaya ekonomi tinggi serta mengurangi ketidakpastian. Selainhal itu, dalam mengantisipasi krisis, sedapat mungkin penyesuaian yang

Kebijakanpembangunanpariwisata diarahkanuntuk mendorongpeningkatan dayasaing destinasi,peningkatanpemasaran, danpeningkatankemitraan antarpelaku pariwisata.

Pemerintah telahmenerapkanprogram stimulusfiskal yang salah satutujuannya untukmenciptakankesempatan kerja

Page 41: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 41Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

dilakukan oleh perusahaan adalah tidak melalui pemutusan hubungankerja (PHK). Untuk itu berbagai aturan main yang berpotensi mendorongperusahaan beralih dari penggunaan pekerja ke penggunaan mesin harusterus disempurnakan.

Seandainya keadaan ekonomi melemah, perusahaan dihimbauuntuk tidak langsung melakukan PHK. Pada awalnya perusahaan dapatmelakukan pengurangan waktu kerja bagi perusahaan secara keseluruhanatau dapat juga melalui mengurangi waktu kerja bagi karyawan denganpengaturan beban kerja (defensive restructuring). Implementasi darikebijakan tersebut perlu didorong oleh berbagai aturan main termasukkemudhan untuk tidak meningkatkan upah riil secara tajam walaupunupah nominal dapat saja meningkat. Dengan harapan melemahnyakegiatan ekonomi hanya sementara dan pada saat kegiatan eknomimeningkat kembali, perusahaan tetap siap untuk melakukan peningkatanproduksi.

Program Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas

a. Bagi mereka yang statusnya belum di PHK dimana perusahaanmelakukan “defensive restructuring”, dapat dilakukan pelatihankembali (employment retraining) dan peningkatan ketreampilan (skillsupgrading). Pelatihan ini dilakukan agar pada saat ekonomi membaikdan perusahaan siap untuk mengembangkan usahanya, telah tersediapekerja dengan ketrampilan yang sesuai. Pelatihan yang diberikandisesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan.

b. Beberapa alternatif yang bisa diberikan untuk membantu mereka yangtelah di PHK antara lain: dapat dilakukan pelatihan yang sesuai denganminat, bakat dan kecakapannya. Berbeda dengan butir sebelumnyadimana bidang pelatihan sangat ditentukan oleh perusahaan padabutir ini jenis pelatihan tergantung dari minat pekerja dan permintaandari pasar kerja.

c. Beberapa program lain yang dapat dilaksanakan adalah: 1) Pelatihanuntuk tenaga kerja sebagai pekerja mandiri. Program pelatihan inidilaksanakan oleh Dinas Ketenagakerjaan setempat bekerja samadengan instansi teknis terkait di daerah, seperti Dinas UKM danKoperasi, DInas Industri dan Perdagangan, serta melibatkan PerguruanTinggi setempat; 2) pelatihan untuk pembentukan kader-kaderpenggerak pembangunan di perdesaan dan daerah tertinggal.Pelatihan ini dapat dirancang untuk membantu tenaga kerja korbanPHK yang mempunyai pendidikan Sarjana sebagai tenaga motivatorkader pembangunan sekaligus tenaga pendampingan; 3) Pemaganganberbasis pengguna. Peserta program pemagangan diprioritaskan padatenaga kerja semi skill (SLTA/SMK ke atas) yang terkena pemutusanhubungan kerja (PHK). Peserta pemagangan akan dilatih aspek teoritis

Page 42: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 42Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

di lembaga pelatihan yang telah ditunjuk oleh Forum JejaringPemagangan (yaitu forum pemagangan di kabupaten/kota yang terdiridari uinsur pengusaha, dinas tenaga kerja, lembaga pelatihan kerjadan asosiasi perusahaan) selama satu bulan, selanjutnya mereka akandibimbing dan diawasi oleh instruktur/pekerja yang berpengalamanuntuk terlibat langsung dalam proses produksi (barang atau jasa).Keunikan kegiatan pemagangan berbasis pengguna dibandingkandengan program pemagangan lainnya adalah keterlibatan perusahaanyang cukup besar mulai dari tahap rekruitmen peserta sampai denganpelaksanaan pemagangan.

Pengurangan dampak

Krisis ekonomi global akan berdampak pada sektor riil danpertumbuhan investasi yang pada akhirnya akan berdampak padakesempatan kerja yang dapat diciptakan. Untuk menekan angkapengangguran, dalam kondisi seperti ini, dilihat dari sudut kesejahteraanpekerja dan penganggur, intervensi pemerintah dilakukan untukmembantu 3 kelompok, yang memerlukan perhatian yaitu:1. Kelompok perusahaan dan pekerjanya2. Kelompok pekerja yang hidup dibawah garis kemiskinan3. Kelompok penganggur yang ingin memperoleh pekerjaan yang lebih

baik

Pembagian ini dimaksudkan agar intervensi pemerintah baik ituintervensi langsung seperti pemberian bantuan langsung maupunintervensi tidak langsung seperti regulasi dapat diberikan sesuai dengansasarannya. Berikut adalah 3 kelompok sasaran dengan jenis intervensiyang akan dilakukan:

1. Kelompok perusahaan dan pekerjanya

Bagi kelompok ini sebaiknya digunakan intervensi melalui regulasi.Pemerintah telah memberikan berbagai insentif dan kemudahan agarperusahaan dapat terus bertahan termasuk menurunkan harga BBM.Kegiatan yang dibiayai APBn untuk tahun 2009 akan dipercepat denganmempercepat proses pengadaan. Menteri Negara PerencanaanPembangunan Nasional telah mengeluarkan surat edaranNo.0217/M.PPN/10/2008 Perihal Upaya Antisipasi PerlambatanPerekonomian Global Melalui Pendayagunaan dan Percepatan PengadaanBarang/Jasa Pemerintah TA 2009.

Pemerintah terus mendorong penyaluran kredit perbankan kepadasektor riil dengan memberikan kelonggaran antara lain denganmenurunkan Giro Wajib Minimum sehingga penyaluran kredit perbankan

Page 43: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 43Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

kepada sektor riil dapat berjalan. Sedangkan untuk usaha mikro dan kecilpemerintah akan terus meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyatatau KUR.

Pemerintah telah mengeluarkan Surat Peraturan Bersama 4Menteri Tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan EkonomiNasional Dalam Mengantisipasi Perkembangan Ekonomi Global. PeraturanBersama ini dimaksudkan untuk menjaga agar tidak terjadi PHK masal.Peningkatan upah minimum yang terlalu cepat berpotensi meningkatkanjumlah PHK. Tetapi untuk upah individual yang diterima pekerja dapatditingkatkan melalui perundingan secara bipartite. Surat peraturanbersama ini juga mendorong dilakukannya perundingan bipartite untukberbagai masalah ketenagakerjaan. Perusahaan dihimbau untuk tidakmelakukan PHK dan diminta mengambil langkah-langkah sepertipengaturan kembali jam kerja (defensive restructuring) dan jugamengambil inisiatif untuk dapat melakukan pelatihan kepada parapekerjanya sehingga bila keadaan membaik pekerja telah siap bekerjadengan produktivitas yang lebih tinggi.

2. Kelompok pekerja yang hidup di bawah garis kemiskinan

Program infrastrukturBagi kelompok ini akan dilakukan program-program pembangunaninfrastruktur yang dapat dilakukan melalui dua pendekatan:1. Kegiatan pembangunan infrastruktur skala sedang (ataupun besar, bila

memungkinkan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu) sebaiknyadilakukan dengan cara pada pekerja (labor intensive) tanpamengurangi kualitas pekerjaan.

2. Melaksanakan program pembangunan infrastruktur padat pekerja(cash for work program), yaitu pembangunan infrastruktur sederhanadengan memberikan upah di bawah upah rata-rata. Hal inidimaksudkan agar hanya orang yang betul-betul membutuhkan yangakan mengikuti program ini (self-targeting).

Program bantuan langsungProgram-program Pemberian Bantuan Langsung kepada masyarakat,untuk mengurangi beban agar dapat mempertahankan daya beli, seperti:(a) pemberian uang tunai bagi mereka yang benar-benar miskin; (b)pemberian beasiswa langsung kepada anak pekerja/buruh; (c) pengucurankredit/modal/dana bergulir usaha skala mikro/kecil; (d) JaminanKesehatan Masyarakat (JamKesMas); (e) program pelatihan untuk melatihagar mereka siap bekerja bila ekonomi membaik dan berbagai programbantuan langsung lainnya.

Page 44: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

Kebijakan Nasional Dalam Mencegah danMengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global

III - 44Buku Pegangan 2009Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

3. Program Bagi Penganggur Yang Berusaha Mencari Pekerjaan yangBaik

Bagi kelompok ini sebaiknya dilakukan intervensi tidak langsungseperti penyempurnaan regulasi. Pekerjaan yang baik biasanya datingmelalui investasi, dengan demikian iklim berusaha yang baik harus terusditingkatkan. Iklim berusaha yang baik akan mengundang investasi barudan juga mempertahankan yang sudah ada. Berkaitan dengan ituPemerintah telah melakukan revisi PP No 1 Tahun 2007 menjadi PP No 62Tahun 2008 Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanam Modal diBidang usaha tertentu dan/atau di Daerah Tertentu.

a. Pembangunan infrastruktur keras seperti pelabuhan, jalan, listrik dantelekomunikasi selain akan mencipatakan kesempatan kerja akanmendorong membaiknya iklim berusaha.

b. Program pelatihan berbasis kompetensi dengan sertifikasi yangmemadai sangat membantu bagi mereka yang ingin memperolehpekerjaan yang baik.

c. Pemerintah akan terus memperkuat pasar domestic denganmemperketat impor barang-barang ilegal.

3.4.13 Bidang Kemiskinan

Krisis keuangan global berdampak pada meningkatnya jumlahkemiskinan di Indonesia, sebagai akibat dari bertambahnya jumlahpengangguran. Dalam rangka efisiensi dan efektivitas penanganandampak krisis terhadap kemiskinan, perlu diupayakan optimalisasiinstrumen program APBn dan APBD agar dapat dikerjakan secara padatpekerja dan penguatan kerjasama dengan Pemda untuk pemantauan danpenanganan dampak krisis.

Gambar 3.1. Kluster Program Penanggulangan Kemiskinan

PROGRAM-PROGRAMPENANGGULANGAN KEMISKINAN

Kluster 1Program-program Bantuandan Jaminan Sosial

Kluster 2Program-programPemberdayaan Masyarakat

Kluster 3Program-program KreditMikro, UKM, dsb

Sasaran: Individu/RTMiskin

Sasaran:Kelompok MasyarakatMiskin

Sasaran:UMKM(Individu/Kelompok)

DATA MIKRO-RTS

KEMANDIRIAN

Page 45: Ketiga. - bappenas.go.id dalam Bab III akan menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh ... Pemerintah mengimbau masyarakat ... produk dalam negeri

PENGUATAN EKONOMI DAERAH:Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global

III - 45Buku Pegangan 2009

Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Dalam rangka peningkatan ketepatan sasaran program-programpenanggulangan kemiskinan, digunakan kriteria penerima programberdasarkan 3 kluster program kemiskinan. Untuk program dalam Kluster1, acuan data rumah tangga sasaran (RTS) yang terdiri dari RT sangatmiskin, miskin, dan dekat miskin sebaiknya menggunakan data hasilPendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2008 yang telahdisampaikan oleh Menko Kesra ke daerah-daerah.

Untuk Kluster 2 yang ditujukan bagi kelompok masyarakat miskinmelalui program-program PNPM Mandiri, disiapkan langkah-langkahantara lain sebagai berikut:,1. Mengarahkan kegiatan infrastruktur sederhana termasuk kegiatan

operasional pemeliharaan melalui cash for work dan padat pekerjauntuk infrastruktur skala sedang (bila memungkinkan untuk jenispekerjaan tertentu). Agar perluasan hanya dimanfaatkan oleh orangyang benar-benar membutuhkan (self-targeting), upah yang diberikandi bawah upah rata-rata.

2. Meningkatkan kegiatan ekonomi produktif secara selektif, antara lainuntuk penambahan modal, kepada masyarakat yang terkena dampak,sepanjang menjadi anggota kelompok masyarakat yang terlibat dalamPNPM Mandiri.

3. Meningkatkan jumlah pendamping dan konsultan PNPM Mandiriuntuk memberikan kesempatan kerja bagi sarjana yang masihmenganggur.

4. Melibatkan pendamping dan konsultan PNPM dalam memantaukondisi riil dampak krisis dan memanfaatkan mekanisme yang adauntuk melaporkan kondisi terkini dampak krisis di masyarakat.

Untuk Kluster 3, perlu dilakukan penguatan koordinasipelaksanaan program-program KUR agar dapat dimanfaatkan bagikelompok masyarakat dekat dan di atas garis kemiskinan yang terkenadampak krisis.