pbl skenario 3 email mesra blok nervus

82
SKENARIO 3 : EMAIL MESRA Wanita, 33 tahun sejak menemukan email mesra di HP suaminya sering mengeluh nyeri kepala, insomnia dan anoreksia sehingga berat badannya menurun dan fisiknya melemah. Sewaktu konsultasi ke pisikiater disimpulkan dia menderita nyeri somatotrof (psikogenik). Untuk itu dia diberi obat-obatan dan psikoterapi suportif. Disarankan juga untuk melakukan konsultasi perkawinan untuk mendapatkan bimbingan cara membina keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. 1

Upload: shanti-intansari

Post on 26-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

SKENARIO 3 :

EMAIL MESRA

Wanita, 33 tahun sejak menemukan email mesra di HP suaminya sering mengeluh

nyeri kepala, insomnia dan anoreksia sehingga berat badannya menurun dan fisiknya

melemah. Sewaktu konsultasi ke pisikiater disimpulkan dia menderita nyeri somatotrof

(psikogenik). Untuk itu dia diberi obat-obatan dan psikoterapi suportif. Disarankan juga

untuk melakukan konsultasi perkawinan untuk mendapatkan bimbingan cara membina

keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.

1

Page 2: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Sasaran Belajar

TIU 1 Memahami dan Menjelaskan Neurofisiologi Nyeri

1.1 Menjelaskan Fisiologis Nyeri

1.2 Menjelaskan Jaras Nyeri

1.3 Menjelaskan Pusat nyeri

TIU 2 Memahami dan Menjelaskan Nyeri Kepala

2.1 Menjelaskan Definisi Nyeri Kepala

2.2 Menjelaskan Etiologi Nyeri Kepala

2.3 Menjelaskan Klasifikasi Nyeri kepala

2.4 Menjelaskan Patogenesis dan Patofisiologi Nyeri Kepala

2.5 MenJelaskan Manifestasi Nyeri Kepala

2.6 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Nyeri Kepala

2.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Nyeri Kepala

2.8 Menjelaskan Prognosis, Komplikasi, Pencegahan Nyeri Kepala

TIU 3 Memahami dan Menjelaskan Nyeri Somatotrof

3.1 Menjelaskan Definisi Nyeri Somatotrof

3.2 Menjelaskan Etiologi Nyeri Somatotrof

3.3 Menjelaskan Klasifikasi Nyeri Somatotrof

3.4 Menjelaskan Patogenesis dan Patofisiologi Nyeri Somatotrof

3.5 MenJelaskan Manifestasi Nyeri Somatotrof

3.6 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Nyeri Somatotrof

3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Nyeri Somatotrof

3.8 Menjelaskan Prognosis, Komplikasi, Pencegahan Nyeri Somatotrof

TIU 4 Memahami dan Menjelaskan Cara Membina dan Konsultasi Keluarga

Sakinah. Mawadah dan Warahman

2

Page 3: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

STEP 2

MANDIRI

3

Page 4: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

TIU 1 Memahami dan Menjelaskan Neurofisiologi Nyeri

1.1 Menjelaskan Fisiologis Nyeri

Fisiologi Nyeri

Gambar 1. Pain Pathway

Nyeri (sakit) merupakan mekanisme protektif yang dapat terjadi setiap saat bila ada jaringan

manapun yang mengalami kerusakan, dan melalui nyeri inilah, seorang individu akan

bereaksi dengan cara menjauhi stimulus nyeri tersebut. Rasa nyeri dimulai dengan adanya

perangsangan pada reseptor nyeri oleh stimulus nyeri. Stimulus nyeri dapat dibagi tiga yaitu

mekanik, termal, dan kimia. Mekanik, spasme otot merupakan penyebab nyeri yang umum

karena dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah ke jaringan ( iskemia jaringan),

meningkatkan metabolisme di jaringan dan juga perangsangan langsung ke reseptor nyeri

sensitif mekanik.

Semua jenis reseptor nyeri pada manusia merupakan free nerve endings. Reseptor nyeri

banyak tersebar pada lapisan superfisial kulit dan juga pada jaringan internal tertentu, seperti

periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, falx, dan tentorium. Kebanyakan jaringan

internal lainnya hanya diinervasi oleh free nerve endings yang letaknya berjauhan sehingga

nyeri pada organ internal umumnya timbul akibat penjumlahan perangsangan berbagai nerve

endings dan dirasakan sebagai slow-chronic-aching type pain.

4

Page 5: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu fast pain dan slow pain. Fast pain, nyeri akut, merupakan

nyeri yang dirasakan dalam waktu 0,1 s setelah stimulus diberikan. Nyeri ini disebabkan oleh

adanya stimulus mekanik dan termal. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer

menuju korda spinalis melalui serat A ð dengan kecepatan mencapai 6 ± 30 m/s.

Neurotransmitter yang mungkin digunakan adalah glutamat yang juga merupakan

neurotransmitter eksitatorik yang banyak digunakan pada CNS. Glutamat umumnya hanya

memiliki durasi kerja selama beberapa milli seconds.

Slow pain, nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam wkatu lebih dari 1 detik

setelah stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanya stimulus mekanik, kimia

dan termal tetapi stimulus yang paling sering adalah stimulus kimia. Signal nyeri ini

ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda spinalis melaluis erat C dengan kecepatan

mencapai 0,5 ± 2 m/s. Neurotramitter yang mungkin digunakan adalah substansi P.

(Sherwood Lauralee.2001)

Jalur nyeri di sistem saraf pusat

Jalur asendens

Serat saraf C dan A-δ aferen yang menyalurkan impuls nyeri masuk ke medulla spinalis di

akar saraf dorsal. Serat-serat memisah sewaktu masuk ke korda dan kemudian kembali

menyatu di kornu dorsalis (posterior) medulla spinalis. Di daerah ini menerima, menyalurkan,

dan memproses impuls sensorik. Dari kornu dorsalis, impuls nyeri dikirim ke neuro-neuro

yang menyalurkan informasi kesisi berlawanan medulla spinalis di komisura anterior dan

kemudian menyatu di traktus spinotalamikus antero-lateralis, yang naik ke talamus dan

struktur otak lain.

Dengan adanya 2 tipe nyeri yang disalurkan oleh nosiseptor (nyeri cepat dan nyeri lambat),

juga terdapat 2 jalur spinotalamikus sejajar yang menjalurkan impuls-impuls ini ke otak :

1. Traktus neospinotalamikus

Untuk fast pain, pada traktus ini, serat Að yang mentransmisikan nyeri akibat stimulus

mekanik maupun termal akan berakhir pada lamina I (lamina marginalis) dari kornu dorsalis

dan mengeksitasi second-order neurons dari traktus spinotalamikus. Neuron ini memiliki

serabut saraf panjang yang menyilang menuju otak melalui kolumn anterolateral. Serat dari

neospinotalamikus akan berakhir pada: (1) area retikular dari batang otak (sebagian kecil), (2)

nukleus talamus bagian posterior (sebagian kecil), (3) kompleks ventrobasal (sebagian besar).

5

Page 6: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Traktus lemniskus medial bagian kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga berakhir pada

daerah ventrobasal. Adanya sensori taktil dan nyeri yang diterima akan memungkinkan otak

untuk menyadari lokasi tepat dimana rangsangan tersebut diberikan.

2. Traktus paleospinotalamikus

Untuk slow pain, traktus ini selain mentransmisikan sinyal dari serat C, traktus ini juga

mentransmisikan sedikit sinyal dari serat Að. Pada traktus ini , saraf perifer akan hampir

seluruhnya berakhir pada lamina II dan III yang apabila keduanya digabungkan, sering

disebut dengan substansia gelatinosa. Kebanyakan sinyal kemudian akan melalui sebuah atau

beberapa neuron pendek yang menghubungkannya dengan area lamina V lalu kemudian

kebanyakan serabut saraf ini akan bergabung dengan serabut saraf dari fast-sharp pain

pathway. Setelah itu, neuron terakhir yang panjang akan menghubungkan sinyal ini ke otak

pada jaras anterolateral

Ujung dari traktus paleospinotalamikus kebanyakan berakhir pada batang otak dan hanya

sepersepuluh ataupun seperempat sinyal yang akan langsung diteruskan ke talamus.

Kebanyakan sinyal akan berakhir pada salah satu tiga areayaitu :

1. nukleus retikularis dari medulla, pons, dan mesensefalon

2. area tektum dari mesensefalon

3. regio abu ± abu dari peraquaductus yang mengelilingi aquaductus Silvii.

Ketiga bagian ini penting untuk rasa tidak nyaman dari tipe nyeri. Dari area batang otak ini,

multipel serat pendek neuron akan meneruskan sinyal kearah atas melalui intralaminar dan

nukleus ventrolateral dari talamus dan ke area tertentu dari hipotalamus dan bagian basal

otak.

Jalur desendens

Jalur-jalur desendens serat eferen yang berjalan dari korteks serebrum ke bawah ke medulla

spinalis dapat menghambat atau memodifikasi rangsangan nyeri yang datang melalui suatu

mekanisme umpan-balik yang melibatkan substansia gelatinosa dan lapisan lain kornu

dorsalis.

Ada 4 proses yang terjadi antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjekif nyeri :

1. Transduksi : proses rangsangan yang menganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik

di reseptor nyeri.

6

Page 7: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2. Transmisi : nyeri yang melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat transduksi

melewati saraf perifer sampai ke terminal di medulla spinalis dan jaringan neuron-neuron

pemancar yang naik dari medulla spinalis ke otak

3. Modulasi : nyeri yang melibatkan aktifitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari

otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medulla spinalis.

4. Persepsi : pengalaman subjektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktifitas

transmisi nyeri oleh saraf.

(Sherwood Lauralee.2001)

1.2 Menjelaskan Jaras Nyeri

1. RESEPTOR SENSORIS

Gambar 2. Spynotalimic Track

Reseptor sensoris berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang

kondisi di dalam dan di luar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit

adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan,

tekanan, getaran, dan propriosepsi. Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar

diseluruh tubuh dan terdiri dari struktur yang sederhana. Beberapa informasi dikirim

disusunan saraf pusat dan sampai pada kortek sensoris primer sehingga kita bisa mengetahui

ataupun mengenal rangsangannya. Rangsangan sensoris dapat kita interpretasikan melalui

frekuensi-frekuensi basis setelah terjadi potensial aksi. Datangnya informasi atau rangsangan

7

Page 8: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

pada kulit kita itulah yang dinamakan sensasi, dan saat kita mengenalrangsangan yang datang

dari kulit kita inilah yang dinamakan persepsi.

 

Adapun indera-indera khusus pada tubuh kita seperti penciuman, penglihatan, perasa pada

lidah, keseimbangan dan pendengaran. Sensasi yang datang pada tubuh kita diterima oleh

reseptor yang khusus yang strukturnya lebih komplek daripada reseptor pada kulit. Reseptor

indera ini terletak pada indera khusus pada manusia seperti mata, telinga dimana reseptornya

dilindungi oleh jaringan-jaringan di sekitarnya. Informasi yang datang pada reseptor

memberikan distribusi pada daerah-daerah khusus pada kortek serebri seperti auditory kortek,

visual kortek yang akan diterima sebagai rangsangan khusus dan pusatlainnya di batang otak.

Reseptor pada kulit dapat dibagi menjadi tiga macam antara lain exteroceptors

dimanareceptor ini memberi informasi terhadap lingkungan luar, proprioseptor merupakan

receptor yang menerima informasi terhadap posisi otot skeletal dan sendi dan yang

terakhir interoceptor yang berfungsi untuk memonitor fungsi organ visceral. Untuk lebih

detailnya receptor pada kulit dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian yaitu nosiceptor

untuk rasa nyeri, thermoreceptor untuk temperature, mechanoreceptor untuk rangsangan fisik,

dan chemoreceptor untuk rangsangan kimiawi. Tiap-tiap receptor mempunyai fungsi dan

struktur yang berbeda. Perbedaan antara somatik receptor dan visceral receptor terletak  pada

lokasi bukan pada strukturnya. Reseptor nyeri di wajah sama seperti reseptor nyeri dikulit,

akan tetapi dua sensasi itu dikirim pada lokasi yang berbeda di susunan saraf

pusat, bagaimanapun juga propriosepsi adalah sensasi somatik yang unik.

Terdapat proprioseptor  pada organ viseral thorak dan kavum abdominopelvic. Kita tidak

menyadari bila organ-organ tersebut mulai bekerja, kita tidak bisa menceritakanya contohnya

saat spleen, appendik, ataupun pankreas bekerja saat itu. organ viseral mempunyai reseptor

rasa nyeri, temperatur, sentuhan yang lebih rendah daripada reseptor pada kulit dan informasi

sensoris yang diterima lokasinya lebih sedikit karena daerah reseptor tersebar luas diorgan.

 

 NOCISEPTOR 

Reseptor nyeri atau nociseptor terletak pada daerah superfisial kulit, kapsul sendi, dalam

periostea tulang sekitar dinding pembuluh darah. Jaringan dalam dan organ visceral

mempunyai beberapa nociseptor. Reseptor nyeri merupakan free nerve ending dengan daerah

reseptif yang luas, sebagai hasilnya sering kali sulit membedakan sumber rasa nyeri yang

8

Page 9: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

tepat. Nociseptor sensitif terhadap temperatur yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimia

sepertimediator kimia yang dilepaskan sel yang rusak. Bagaimanapun juga rangsangan yang

kuatakan diterima oleh ketiga tipe reseptor. Untuk itulah kita bisa merasakan sensasi rasa

nyeri yang disebabkan oleh asam, panas, luka yang dalam. Rangsangan pada dendrit di

nociseptor menimbulkan depolarisasi, bila segmen akson mencapai batas ambang dan terjadi

potensialaksi di susunan saraf pusat.

 

 THERMORESEPTOR 

Temperatur reseptor atau thermorseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada

dermis, otot skeletal, liver, hipothalamus. Reseptor dingin tiga atau empat kali lebih

banyak daripada reseptor panas. Tidak ada struktur yang membedakan reseptor dingin dan

panas.

Sensasi temperatur diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Mereka

dikirimsampai formasio retikularis, thalamus, dan korteks primer sensoris.

Thermoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat

beradaptasi menjadi temperatur yang stabil. Jika kita menghidupkan air conditioning dalam

ruangan pada musim panas, temperatur berubah drastis pada saat pertama kali tetapi kita

cepat merasakan nyaman karena sudah terjadi adaptasi.

 

MECHANORESEPTOR 

Mechanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membran sel.

Membran sel memiliki regulasi mekanis ion channel dimana bisa terbuka ataupun

tertutup bila ada respon terhadap tegangan, tekanan, dan yang bisa menimbulkan kelainan

pada membran.

Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain:

1. Tactile reseptor memberikan sensasi sentuhan, tekanan dan getaran. Sensasi sentuhan

memberikan informasi tentang bentuk atau tekstur, dimana tekanan memberikan

sensasi derajat kelainan mekanis. Sensasi getaran memberikan sensasi denyutan atau

debaran

2. Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding pembuluh

darahdan pada tractus digestivus, urinarius dan sistem reproduksi.

3. Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan struktur dan

fungsi yang komplek pada reseptor sensoris.

9

Page 10: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Tactile reseptor 

Memberikan sensasi secara lengkap tentang sumber rangsangan seperti lokasinya,

bentuk,ukuran, tekstur. Reseptor ini sangat sensitif dan mempunyai daerah reseptif yang

sempit. Reseptor sentuhan dan tekanan memiliki lokasi yang sedikit karena mempunyai

daerah reseptif yang luas dan memberikan sedikit informasi terhadap rangsangannya. Ada

beberapa tipe tactil reseptor pada kulit seperti free nerve ending sentuhan dan tekanan yang

terdapat pada sel epidermis, nerve ending pada root hair pleksus, tactile disk.

(Merkel’s), tactil corpuskel (Meissner’s), lamelated corpuscle (Pacinian corpuscle), dan

Ruffini corpuscle.

 

1. Free nerve ending pada epidermis untuk sensasi rasa nyeri dan suhu. Reseptor ini

hanya terdapat pada permukaan cornea pada mata dan bagian permukaan bagian

tubuh lainnya.

2. Nerve ending root hair pleksus untuk memonitor adanya kelainan dan

pergerakan yang melewati permukaan tubuh. Seperti saat kita memakai baju maka

kita dapat merasakan sesuatu benda menempel pada kulit kita.

3. Tactile disk (Merkel’s) merupakan reseptor sentuhan dan tekanan yang terdapat pada

kulit yaitu pada sel epithel kulit pada lapisan stratum germinativum.

4. Tactil corpuscle (Meissner’s) menerima sensasi dari sentuhan dan tekanan dan

getaran yang rendah. Reseptor ini terdapat pada kelopak mata, bibir, jari-jari tangan,

puting susudan genetalia eksterna.

5. Lamellated corpuscle (Pacinian corpuscle) reseptor ini sensitif terhadap sentuhan

yang dalam. Karena reseptor ini sangat cepat beradaptasi sehingga sangat senstif

terhadap denyutan atau getaran dengan frekuensi yang tinggi. Reseptor ini terdapat

pada dermis, jari-jari, glandula mamae dan genetalia eksterna, pada permukaan dalam

dan luar fascia, capsul sendi. Informasi sensoris visceral diberikan oleh corpuskel

lamela di mesenteries, pancreas, dinding urethra, dan kandung kemih.

6. Corpuscle Ruffini juga sensitif terhadap tekanan dan perubahan-perubahan pada kulit.

Reseptor ini berlokasi pada lapisan retikular dermis.

Baroreseptor

Baroreseptor bisa memonitor perubahan dari tekanan. Baroreseptor terdiri dari free

nerveending yang bercabang didalam jaringan elastic pada dinding organ berongga,

10

Page 11: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

seperti pembuluh darah, bagian pernafasan, pencernaan dan tractus urinarius. Bila ada

perubahantekanan dinding jaringan elastik mengecil atau membesar. Baroreseptor memonitor

dinding pembuluh darah yang besar seperti arteri carotis, aorta. Hal ini juga mempengaruhi

regulasi dari kerja jantung sehingga pembuluh darah tetapmengalir pada organ ±organ vital.

Baroreseptor pada paru juga memonitor derajat ekspansi dari paru.

Proprioseptor 

Proprioseptor memonitor perubahan posisi sendi dan otot, adanya tegangan pada tendon dan

ligamen dan kontraksi dari otot.

Proprioseptor dapat dibagi menjadi:

1. Muscle spindle yang terdapat pada otot skeletal memonitor panjang dari otot dan

tandategangan dari reflek.

2. Golgi tendon yang fungsinya mirip dengan corpuscle Ruffini tetapi berlokasi di otot

skeletal dan tendon. Rangsangan pada reseptor dapat berupa tekanan pada tendon

sehingga terjadi kontraksi otot.

3. Reseptor capsul pada sendi. Reseptor ini sangat kaya dengan free nerve ending yang

bisa mendeteksi tekanan, sentuhan dan pergerakan dalam sendi. Adanya perubahan

posisitubuh merupakan hasil dari integrasi informasi pada reseptor ini dan juga pada

muscle spindle, golgi tendon organ, dan reseptor pada telinga dalam  

 

CHEMORESEPTOR 

Spesialisasi pada neuron chemoreseptiv dapat dideteksi dengan perubahan kecil dari

konsentrasi kimia. Umumnya chemoreseptor berespon terhadap substansi water-soluble

danlipid-soluble yang larut dalam cairan. Chemoreseptor tidak mengirim informasi pada

kortek primer sensoris, jadi kita tidak tahuadanya sensasi yang diberikan kepada reseptor

tersebut. Saat informasi sensoris datang laluditeruskan menuju batang otak yang merupakan

pusat otonomik yang mengatur pusat respirasi dan fungsi cardiovaskuler. Neuron pada pusat

respirasi merespon konsentrasi ionhidrogen (pH) dan tingkat karbondioksida pada cairan

cerebrospinal. Neuronchemoreseptive ini berlokasi di carotid bodies, dekat arteri karotis

inaerna pada tiap sisi leher, dean aortik bodies diantara cabang utama lengkungan aorta.

Reseptor ini memonitor  pH dan karbondioksida dan tingkat oksigen pada darah arteri.

Serabut ± serabut afferent meninggalkan carotid dan aortik bodies mencapai pusat respirasi

dengan berjalan ke nervus IX (glossopharyngeal) dan X (vagus).

11

Page 12: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

1. TRAKTUS ASCENDENS MEDULA SPINALIS

Saat memasuki medula spinalis serabut saraf sensoris berbagai tipe dan fungsi dipilih serta

dipisahkan menjadi berkas atau traktus saraf. Beberapa serabut saraf menghubungkansegmen

medula spinalis, sementara yang lain naik dari medula spinalis ke pusat-pusat yang lebih

tinggi dan menghubungkan medula spinalis dan otak. Semua ini disebut serabut ascendens

atau traktus ascendens. Substantia alba medula spinalis terdiri atas traktus ascendens dan

traktus descendens.

Traktus ascendens menghantarkan informasi aferen dapat atau tidak dapat mencapai

kesadaran. Informasi ini dapat dibagi menjadi dua kelompok:

1. Informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh seperti rasa nyeri, suhu dan raba

2. Informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh seperti otot dan sendi.

 ORGANISASI ANATOMINYA

Informasi umum dari ujung sensoris tepi dihantarkan melalui susunan saraf oleh suatu seri

neuron. Lintasan ascendens yang menuju kesadaran terdiri dari 3 neuron :

1. Neuron ordo pertama mempunyai badan sel dalam ganglion radiks posterior

medulaspinalis, suatu prosesus tepi berhubungan dengan ujung reseptor sensoris,

sementarasuatu prosesus sentralis memasuki medula spinalis melalui radiks posterior

untuk  bersinaps dengan ujung neuron ordo kedua.

2. Neuron ujung kedua mempunyai suatu akson yang berdecussatio (menyilang kesisi

yang berlawanan) dan naik ke tingkat susunan saraf sentral yang lebih tinggi untuk

bersinaps dengan ujung neuron ordo ketiga.

3. Neuron ordo ketiga terdapat dalam talamus dan mengeluarkan serabut proyeksi

melintasi daerah sensoris korteks serebri.

FUNGSI TRAKTUS ASCENDENS

Sensasi rasa nyeri dan suhu naik dalam traktus spinothalamikus lateralis, raba dan tekanan

ringan naik kedalam traktus spinothalamikus anterior. Raba diskriminatif (kemampuan untuk

melokalisir secara tepat daerah tubuh yang diraba dan menyadari bahwa dua titik yang

disentuh secara serempak) naik dalam kolumna alba posterior termasuk juga informasidari

otot-otot dan sendi-sendi yang berkaitan dengan gerakan dan posisi, disamping itusensasi

getaran juga naik dalam kolumna alba posterior. Informasi tidak sadar otot, sendi,kulit dan

12

Page 13: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

jaringan subkutan mencapai serebelum melalui traktus spinoserebelaris anterior dan posterior

serta melalui traktus cuneoserebelaris.

Traktus ascendens lainya untuk informasi nyeri suhu dan raba dialirkan ke kolikulus superior

dari otak tengah melalui traktus spinotectalis untuk keperluan refleks spinovisual. Traktus

spinoretikularis merupakan lintasan dari otot dan sendi dan kulit ke formasio retikularis.

Sementara traktus spinoolivarius merupakan lintasan tidak langsung untuk informasi aferen

yang mencapai serebelum.

TRAKTUS SPINOTHALAMICUSLATERALIS UNTUK RASA NYERI DAN SUHU

Reseptor nyeri dan suhu dalam kulit dan jaringan lainya merupakan ujung saraf bebas. Impuls

nyeri, panas dan dingin memasuki medula spinalis dari ganglion radiks posterior melanjutkan

keujung kolumna grisea posterior dan membagi diri menjadi cabang ascendens dan

descendens. Cabang-cabang ini berjalan dalam satu atau dua segmen medula spinalis dan

membentuk traktus postero lateralis lissauer. Serabut dari neuron ordo pertama ini berakhir

dengan cara bersinaps dengan sel-sel dalam kolumna grisea posterior termasuk sel-sel dalam

substantia gelatinosa.

Akson dari neuron ordo kedua menyilang secara oblique ke sisi yang berlawanan dalam

komisura grisea dan alba anterior dalam satu segmen medula spinalis dan serabut baru

ditambah pada aspek anteromedial traktus ini sehingga dalam segmen servikalis atas serabut-

serabut sakral terletak posterolateral dan segmen servikal terletak anteromedial.

Dengannaiknya traktus spinothalamikus lateralis melalui medula oblongata maka terletak

dekat lateral diantara nukleus olivarius inferior dan nulkeus traktus spinalis nervus

trigeminus. Dan saat ini traktus diikuti oleh traktus spinothalamikus anterior dan traktus

spinotectalis bersama sama membentuk lemniscus spinalis dan melanjutkan diri naik bagian

posterior  pons, dalam otak tengah ia terletak dalam tegmentum lateral lemniscus medialis,

dan bersinaps dengan neuron ordo ketiga nukleus posterolateralis ventralis thalamus.

Akson neuron ordo ketiga dalam nukleus posterolateralis ventralis thalamus melintas

ke posterior kapsula interna dan korona radiata untuk mencapai daerah somastatik dalam

girus postsentralis korteks serebri. Paruhan kontralateral tubuh diwakili secara terbalik,

tangandan mulut terletak di inferior, tungkai terletak di superior, kaki dan anogenital

pada permukaan medial hemisferium. Dari sini informasi ditransmisikan pada daerah korteks

13

Page 14: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

serebri untuk digunakan area motorik dan area asosiasi parietal. Peranan korteks serebri

adalah menginterpretasikan informasi sensorik pada tingkat kesadaran.

 TRAKTUS SPINOTHALAMIKUS ANTERIOR UNTUK RABA DAN

TEKANANRINGAN

 Mirip seperti traktus spinothalamikus lateralis yang memberi kontribusi untuk

traktus posterolateralis dari lisssouer, diduga neuron ordo pertama berakhir dengan sel

kelompok substantia gelatinosa dalam kolumna grisea posterior.

Akson neuron ordo kedua menyilang oblique ke sisi yang berlawanan dalam komisuragrisea

dan alba anterior dalam beberapa segmen spinal dan naik dalam kolumna alba anterolateral

yang berlawanan sebagai traktus spinothalamikus anterior. Saat ia naik melaluimedula

spinalis serabut baru ditambahkan pada medialis traktus, sehingga pada segmen servikalis

atas medula spinalis serabut sakral merupakan segmen yang sebagian besar terletak di lateral

dan segmen servikal di medial. Dan ia naik melalui medula oblongata bersama dengan traktus

spinothalamikus lateralis dan spinotektalis membentuk lemiscusspinalis (untuk raba kasar dan

tekanan diduga diapresiasi disini).

Akson neuron ordo ketiga dalam nukleus posterolateralis ventralis thalamus melalui posterior

kapsula interna dan korona radiata mencapai daerah somastetik dalam girus postsentralis

korteks serebri. Paruhan kontralateral tubuh diwakili sacara terbalik tangan danmulut terletak

di inferior. Apresiasi sadar, raba dan tekanan tergantung pada aktifitaskorteks serebri. Harus

ditekankan bahwa rasa hanya dapat dilokalisir secara kasar, danhanya memungkinkan

diskriminasi intensitas yang sangat kecil.

COLUMNA ALBA POSTERIOR : FASCICULUS GRACILIS DAN FASCICULUS

CUNEATUS UNTUK RASA RABA DISKRIMINATIF, RASAGETARAN, RASA

SENDI OTOT SADAR

Akson masuk medula spinalis radik ganglion posterior dan melintas columna alba

posterior sisi yang sama. Disini serabut membagi diri menjadi cabang ascenden panjang dan

descenden pendek. cabang descenden melintas turun dalam sejumlah segmen yang variabel,

memberi cabang contralateral yang bersinap dengan sel dalam cornu grisea posterior ,dengan

neuron internunsial dan dengan sel cornu anterior, jelas bahwa serabut descenden pendek

terlibat dengan reflek intersegmental. Serabut ascenden panjang juga berakhir dengan cara

14

Page 15: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

bersinap dengan sel cornu grisea posterior neuron internunsial dan sel cornuanterior.

Distribusi ini meluas meliputi beberapa segmen medula spinalis.

Pada serabut descenden pendek, berperan dalam reflek intersegmental. Banyak serabut

ascenden yang panjang berjalan dalam columna alba posterior sebagai fasciculus gracillis dan

cuneatus. Fasciculus gracillis ditemukan disepanjang seluruh medulaspinalis dan

mengandung serabut ascenden panjang saraf sacral, lumbal dan enam saraf thorakal bagian

bawah.

 

Fasciculus cuneatus terletak dilateral pada segmen thorakalis atasdan servikalis medula

spinalis serta dipisahkan dari fasciculus gracillis oleh septum. Fasciculus cuneatus

mengandung serabut ascenden panjang enam serabut saraf thorakal dan semua nervus

spinalis servikalis.

 

Serabut fasciculucs gracillis dan cuneatus naik ipsilateral dan berakhir dengan bersinaps

dengan neuron ordo ke dua dalam nuklei gracillis dan cuneatus medula oblongata. Aksonordo

ke dua ini juga disebut dengan serabut arkuata interna, memanjang anteromedial disekeliling

substantia grisea centralis dan menyilang median , berdecusatio dengan serabutyang

bersesuaian pada sisi yang berlawanan dalam decusatio sensorik, Serabut kemudiannaik

sebagai berkas tunggal dan kompak yaitu lemniskus medialis melalui medulla oblongata,

pons, dan otak tengah. Serabut berakhir dengan bersinaps dengan ordo ke tigadalam nukleus

postero lateralis ventralis thalamus.

 

Akson neuron ordo ke tiga meninggalkan dan melintas melalui posterior capsula minterna

dan corona radiata untuk mencapai daerah somestetik pada gyrus postcentralis cortek cerebri.

Paruhan conteralateral tubuh diwakili secara terbalik, tangan dan mulut di inferior.

Dengan cara ini, kesan seperti raba dengan tingkat intensitas halus, lokalisasi yang tepat dan

diskriminasi dua titik dapat diapresiasi. Rasa getaran dan posisi bagian tubuh yang

berbeda- beda dapat diketahui secara sadar. Sejumlah serabut dalam fasciculus cuneatus

segmen servikalis dan thorakalis atas, setelah berakhir pada neuron ordo kedua nukleus

cuneatus, direlay dan berjalan sebagai akson neuron ordo kedua untuk memasuki cerebellum

melalui pedunkulus cerebellaris inferior sisi yang sama. lintasan ini disebut Tractus

15

Page 16: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Cuneocerebellaris dan serabut diketahui sebagai serabut arkuata externa. Fungsi serabut ini

untuk mengalirkan informasi rasa otot sendi ke cerebellum.

TRACTUS SPINOCEREBEL LARIS POSTERIOR UNTUK RASA SENDI OTOT

KECEREBELLUM TRAKTUS SPINOCEREBELLARIS POSTERIOR

 Akson yang memasuki medula spinalis dari radix ganglion posterior memasuki

columnagrisea posterior serta berakhir dengan bersinap pada neuron ordo kedua pada dasar

dari columna grisea posterior. Neuron ini secara kolektif diketahui sebagai nukleus dorsalis

(Columna Clarck). Akson neuron ordo kedua ini memasuki posterolateral columna albalateral

pada sisi yang sama dan naik sebagai tractus spinocerebellaris posterior ke medulla

oblongata. Disini tractus bersatu dengan pedunkulus cerebellaris inferior dan berakhir

padacortex cerebellaris. Perhatikan bahwa ia tidak naik ke kortek cerebri. Karena

nukleusdorsalis hanya membentang dari segmen servikalis kedelapan ke arah kaudal ke

segmen lumbal ketiga dan keempat, akson ini memasuki medula spinalis radik posterior

segmen lumbal bawah dan sacral naik dalam columna alba posterior sehingga mencapai

segmen lumbal ketiga atau keempat masuk ke nukleus dorsalisSerabut spinocerebellaris

posterior menerima informasi dari otot sendi, spindel-spindel otot,organ-organ tendon dan

reseptor-reseptor sendi badan dan anggota gerak bawah.

Informasi mengenai tegangan otot dan tendon serta gerakan-gerakan otot dan sendi

digunakan oleh serebellum dalam mengkoordinasi gerakan-gerakan anggota gerak serta

mempertahankan postur.

 TRACTUS SPINOCEREBELLARIS ANTERIOR 

Akson yang memasuki medula spinalis ganglion radik posterior berakhir dengan bersinap

dengan neuron ordo kedua dalam nukleus dorsalis pada basis columna grisea anterior.

Sebagian besar akson neuron ordo kedua menyilang sisi yang berlawanan dan naik

sebagaitractus spinocerebellaris anterior pada columna alba sisi yang berlawanan. Sebagian

kecil akson naik sebagai tractus spinocerebellaris anterior dalam columna alba sisi yang

sama.

 Setelah naik melalui medula oblongata dan pons, serabut masuk kedalam cerebellum melalui

pedunkulus cerebellaris superior dan berakhir dalam cortek cerebellaris. Diduga bahwa

serabut yang menyilang kesisi yang berlawanan dalam medula spinalis menyilang kembali

16

Page 17: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

dalam cerebellum. Tractus spinocerebellaris anterior mengalirkaninformasi otot sendi dari

spindel-spindel otot, organ-organ tendon, reseptor-reseptor sendi badan dan anggota gerak

atas dan bawah. Diduga juga bahwa melalui facia ini cerebellum menerima informasi dari

kulit dan facia superficial.

TRACTUS CUNEOCEREBELLARIS

Serabut ini berasal dari nukleus cuneatus dan memasuki cerebellum melalui

pedunculuscerebellaris inferior sisi yang sama. Serabut ini diketahui sebagai serabut arkuata

externa posterior dan fungsinya adalah mengalirkan informasi rasa otot sendi ke cerebellum.

 

LINTASAN-LINTASAN ASCENDEN LAINNYA TRACTUS SPINOTECTALIS

Akson memasuki medula spinalis ganglion radik posterior dan berjalan ke substantia

griseayang bersinap pada neuron ordo kedua yang tidak diketahui. Akson neuron ordo

keduamenyilang bidang median dan naik sebagai tractus spinotectalis dalam columna

albaanterolateral yang terletak berdekatan dengan tractus spinothalamikus lateralis.

Setelahmelintasi medula oblongata dan pons berakhir dengan bersinap dengan neuron

dalamcolicullus utak tengah. Lintasan ini memberikan informasi aferen untuk reflek

spinovisualisserta membawa gerakan-gerakan mata dan kepal kearah sumber stimuli.

TRACTUS SPINORETICULARIS

Akson memasuki medula spinalis ganglion radik posterior dan berakhir pada neuron

ordokedua yang tidak diketahui dalam substantia grisea. Akson neuron ordo kedua ini

naik dalam medula spinalis sebagai tractus spinoreticularis dalamcolumna alba lateralis.

Sebagian besar serabut ini tidak menyilang dan berakhir dengan cara bersinap denganneuron

formatio reticularis dalam medula oblongata, pons, otak tengah.

Tractusspinoreticularis memberikan lintasan aferen untuk formatio reticularis yang

memainkan peranan penting dalam mempengaruhi tingkat kesadaran.

TRACTUS SPINO-OLIVARIUS

Akson memasuki medula spinalis ganglion radik posterior dan berakhir pada neuron ordoke

dua yang tidak diketahui dalam columna grisea posterior .Akson dalam neuron ordokedua

melintasi garis tengah dan naik sebagai tractus spino-olivarius dalam substantia alba pada

sambungan columna anterior dan lateralis. Akson ini berakhir dengan bersinap padaneuron

ordo ketiga dalam nuklei olivarius medula oblongata. Akson ini melintasi garistengah dan

17

Page 18: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

memasuki cerebellum melalui pedunculus cerebellaris inferior. Tractus spino-olivarius

mengalirkan informasi dari organ-organ kulit dan proprioseptif ke cerebellum.

TRACTUS SENSORIK VISERALIS

Sensasi yang timbul dari visera berlokasi dalam toraks dan abdomen memasuki

medulaspinalis melalui radiks posterior . Badan-badan sel neuron orde pertama terletak

dalamganglion radiks posterior. Prosesus tepi sel ini menerima impuls saraf dari ujung

reseptor regangan dan nyeri dalam visera. Prosesus sentral, setelah masuk medula spinalis

bersinaps dengan neuron orde kedua dalam substansia grisea, kemungkinan ke dalam

columna griseaanterior atau lateralisAkson-akson neuron orde kedua diduga bersatu dengan

traktus spinothalamicus dan naik serta barakhir pada neuron orde ketiga dalam nukleus

posterolateral ventral thalamus. Tujuan akhir akson neuron orde ketiga kemungkinan terdapat

pada girus postcentraliskorteks serebri. Banyak serabut viseral aferen yang memasuki medula

spinalis bercabangdan berpartisipasi dalam aktifitas refleks.

(7) TRAKTUS DESENDEN MEDULA SPINAL

 Neuron motorik dalam kolumna grisea anterior medula spinalis mengirimkan akson-

aksonuntuk menginervasi otot skelet melalui radiks-radiks anterior medula spinalis.Neuron-

neuron motorik ini disebut sebagai lower motor neuron dan merupakan lintasan umum

akhir ke otot. Lower motor neuron secara konstan mengalami pemboman impuls saraf yang

turun darimedula oblongata, pons, otak tengah dan korteks serebri.

Demikian juga dengan impulsyang masuk sepanjang serabut sensorik radiks posterior.Serabut

saraf yang turun dalamsubstantia alba dari pusat saraf supraspinal dipisahkan menjadi berkas

saraf yang dipisahkanmenjadi berkas saraf yang disebut traktus desenden. Neuron-neuron

supraspinal ini besertatraktusnya disebut upper motor neuron dan memberikan banyak

lintasan terpisah yang dapatmempengaruhi aktifitas motorik.

18

Page 19: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

1.3 Menjelaskan Pusat nyeri

Jalur nyeri di sistem saraf pusat

Gambar 3. Jalur ascenden dan decenden

Jalur ascenden

Serat saraf C dan A- aferen yang menyalurkan inpuls nyeri masuk ke medulla spinalis di

akar saraf dorsal. Sealurkan, dan serat-serat memisah sewaktu masuk korda dan kemudian

menyatu kembali kornu dorsalis posterior medulla spinalis. Daerah ini menerima,

menyalurkan, dan memproses impuls sensorik, Kornu dorsalis dibagi beberapa lapis disebut

lamina. Lamina II dan III (substantia gelatinosa) sangat penting dalam transmisi dan

modulasi nyeri.

Dari cornu dorsalis, impuls nyeri dikirim ke neuron-neuron yang menyalurkan ke sisi

berlawanan komisura anterior dan kemudian menyatu di traktus spinothalamikus

anterolateralis, yang naik ke thalamus dan struktur otak lainnya. Dengan demikian transmisi

nyeri kontralateral terhadap sisi tubuh tempat impuls tersebut berasal. Seperti adanya dua tipe

nyeri yang disalurkan oleh nosiseptor (nyeri cepat dan nyeri lambat), terdapat jg dua jalur

spinothalamikus yaitu, traktus neospinotalamikus dan traktus paleospinothalamikus.

Traktus neosphithalamikus adalah suatu sistem langsung membawa informasi diskriminatif

sensorik mengenai nyeri cepat akut dari nosiseptor A- ke daerah thalamus. Sistem ini

terutama berakhir secara teratur di dalam nukleus postlateral ventralis hipothalamus. Nyeri

tersebut disebut sensasi thalamus, karna di bawah kesadaran thalamus. Kemudian

memproyeksikan akson-aksonnya ke daerah postsentralis.

19

Page 20: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Traktus paleospinothalamikus, yang menyalurkan inpuls yang dimulai di nosiseptor tipe C

lambat-kronik, adalah suatu jalur multisinaps difus yang membawa impuls ke formatio

retikularis batang otak sebelum berakhir di nukleus parafasikularis dan nukleus intralaminar

lain di thalamus, hipothalamus, nukleus sistem limbik dan korteks otak depan. Jalur inpuls ini

lembih lambat sehingga menimbulkan rasa sensasi pana, pegal, dan sensasi yang lokasinya

samar. Dan jalur palepspinothalamikus merupakan sistem motivasional dan memengaruhi.

Jalur Desendens

Daerah tertentu dari otak itu sendiri mengendalikan atau mempengaruhi presepsi nyeri:

hipothalamus dan struktur limbik yang berfungsi sebagai pusat emosional persepsi nyeri, dan

korteks frontalis menghasilkan interpretasi dan respon rasional terhadap nyeri. Salah satu

jalur desendens yang telah diideentifikasi sebagai jalur penting nyeri atau analgesik adalah

jalur yang mencangkup tiga komponen berikut :

1. Bagian pertama adalah substantia grisea perikuaduktus (PAG) dan substantia grisea

periventrikel (PVG) mesenfalon dan pons bagian atas yang mengelilingi akuaduktus

silvius

2. Neuron-neuron dari daerah 1 mengirim impuls ke nukleus rafe magnus (NRM) yang

terletak di pons bagian baweah dan medulla bagian atas dan nukleus

paragigantoselularis (PGL) di medulla lateralis.

3. Impuls ditransmisikan dari nukleus di 2 ke bawah kolumna dorsalis medulla spinalis

ke suatu inhibitor nyeri yang terletak di kornu dorsalis medulla spinalis.

Gambar 4. Serat nyeri aferen bersinaps terutama di subtantia gelatinosa (lamina II DAN III)

kornu dorsalis, sedangkan nyeri A terutama bersinaps di lamina I dan V

(Silvia and price 2005)

20

Page 21: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

TIU 2 Memahami dan Menjelaskan Nyeri Kepala

2.1 Menjelaskan Definisi Nyeri Kepala

Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang

daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening ke arah atas dan belakang kepala, dan daerah

wajah. (Sherwood Lauralee.2001)

2.2 Menjelaskan Etiologi Nyeri Kepala

Sakit kepala bisa disebabkan oleh kelainan: (1) vaskular, (2) jaringan saraf, (3) gigi - geligi,

(4) orbita, (5) hidung dan (6) sinus paranasal, (7) jaringan lunak dikepala, kulit, jaringan

subkutan, otot, dan periosteum kepala. Selain kelainan yangtelah disebutkan diatas, sakit

kepala dapat disebabkan oleh stress dan perubahanlokasi (cuaca, tekanan, dll.).

A. Intrakranial

1. Inflamasi:Meningismus; Meningitis; Ensefalitis; Poliomielitis; Malaria; Abses

Serebral; ArtritisKrania.

2. Non-Inflamasi:Migrain; Nyeri Kepala Kluster; Gegar Otak; Perdarahan Ekstra Dural;

Perdarahan Subdural; Perdarahan Subarakhnoid; Stroke; Neoplasma; Hipertensi

Benigna Intrakranial.

B. Kranial: Penyakit Gigi; Otitis dan Mastoiditis; Sinusitis; Penyakit pada tengkorak.

C. Ekstrakranial:Trauma; Spondilosis servikalis; Glaukoma; Ulkus Kornea; Iritis; Skleritis;

NeuralgiaTrigeminus; Neuralgia temporo mandibularis.

D.Umum: Febris; Hipertensi; Obat-obatan; Penyebab Psikogenik.

Faktor Pencetus Nyeri Kepala

Faktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi penyakit, jenis kelamin,

umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktorgenetik.

(Sherwood Lauralee.2001)

21

Page 22: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2.3 Menjelaskan Klasifikasi Nyeri kepala

Klasifikasi sakit kepala yang paling baru dikeluarkan oleh Headache Classification Cimitte of

the International Headache Society sebagai berikut :

1. Migren (dengan atau tanpa aura)

2. Sakit kepala tegang

3. Sakit kepala klaster dan hemikrania paroksismal

4. Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi struktural.

5. Sakit kepala dikaitkan dengan trauma kepala.

6. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan subarakhnoid).

7. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler ( mis. Tumor

otak)

8. Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat.

9. Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik.

10. Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia).

11. Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher atau

struktur sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut)

12. Neuralgia kranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial)

(Headache Classification Committee of the International Headache Society, 2004)

22

Page 23: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2.4 Menjelaskan Patogenesis dan Patofisiologi Nyeri Kepala

(Prince dan silvia.2005)

23

Agregasi trombosit

Melepaskan serotonin dan adrenergik yang berlebih

Vasokontriksi pembuluh darah

↓ aliran darah intrakranial

Iskemik

Vasodilatasi serebral dan

menyebabkan neurogenic

inflamasi

Stimulasi nervus trigeminus ( N. V )

Chemoreceptor

Nausea Vomiting

Kerusakan endotel pembuluh darah diotak

Penyakit yang mendasari

Contoh : Hipertensi

Page 24: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2.5 Menjelaskan Manifestasi Nyeri Kepala

. Migren

Fase aura

- Gangguan penglihatan ( silau )

- Kesemutan

- Perasaan gatal pada wajah dan tangan

- Sedikit lemah pada ekstremitas

- Pusing

Fase sakit kepala

- Sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadi tidak mampu, yang berhubungan

dengan fotophobia.

- Mual dan muntah

Fase pemulihan

- Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot

dan ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk

waktu yang panjang.

Gambar 4. Manifestasi migrane

Cluster headeache

- Nyeri yang menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal

- Nyeri diikuti mata berair dan sumbatan hidung

24

Page 25: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Gambar 5. Manifestasi klinis cluster headeche

c. Tension headeach

Sterss fisik dan emosional

- Kontraksi pada otot leher dan kulit kepala yang menyebabkan sakit kepala.

- Karakteristik dari sakit kepala ini perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis dan

leher belakang

Gambar 6. Manifestasi tension-type headeche

(Headache Classification Committee of the International Headache Society, 2004)

25

Page 26: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2.6 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Nyeri Kepala

Diagnosis

Gambar 1.Diagnosis sakit kepala

Anamnesis

Apa yang dimaksud dengan nyeri kepala? Adakah rasa nyeri? Bagaimana rasanya?

(misalnya berdenyut, menusuk, atau sakit)

Bagaimana awalnya? Apakah timbulnya bertahap atau mendadak? Apa yg

memicunya? Pernah kah ada gejala penyerta, misalnya gannguan penglihatan,

muntah, mual , demam, fotofobia, kaku leher, atau deficit neurologis.

Seberapa sering (onset) nyerinya.

Apakah yg memicu timbulnya nyeri? (ketegangan, kecemasan dsb)

Adakah tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial? Apakah nyeri kepala diperberat

dengan batuk atau tegangan? Adakah nyeri kepala hingga membangunkan pasien?

Adakah tanda-tanda meningitis? (gejala penyerta: kaku leher, fotofobia, demam,

mengantuk)

Adakah riwayat nyeri kepala yang sangat mendadak yang menunjukkan perdarahan

subarachnoid.

Adakah perubahanm kemunduran kemampuan mental.

Adakah obat-obatan yang dikonsumsi sebelumnya.

26

Page 27: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Tanyakan riwayat penyakit keluarga khususnya migren, perdarahan otak, perdarahan

subarachnoid,atau pun meningitis.

Pemeriksaan fisik

Periksa keadaan pasien apakah jelas tidak nyaman, muntah atau fotofobik

Cari adanya pireksia, kaku otot, dan tanda kernig

Adakah kelainan neurologis pada pemeriksaan ssp lengkap

Cari secara khusus kelainan cara berjalan, tanda lateralisasi, tanda peningkatan intra

kranial (misalnya edema papil, bradikardia, hipertensi atau kelumpuhan saraf kranial)

Pemeriksaan laboratorium

CT Scan atau MRI

EEG

Pemeriksaan lain : kadar Pb, analisa gas darah.

(Glade, jonatan.2005)

Diagnosis Banding

Tabel 1. Diagnosis banding nyeri kepala

(Glade, jonatan. 2005)

27

Page 28: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Nyeri Kepala

Penatalaksanaan

Penatalaksanaannya dapat dilakukan secara farmakologis maupun non farmakologis :

Secara Farmakologis

1. Penggunaan obat analgesic

Metode pengobatan yang paling umum kronis adalah penggunaan obat. Banyak orang

mencoba untuk mencari bantuan dari obat-obatan analgesik nyeri seperti aspirin,

asetaminofen, senyawa aspirin, ibuprofen, dan narkotika. Namun demikian ada beberapa

jenis obat seperti Ergotamin (Cafergot), triptans (Imitrex), dan prednisone (Deltasone) bila

digunakan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan peningkatan sakit kepala. Obat

penghilang rasa sakit tersebut hanya membantu sementara, tetapi sakit kepala menjadi lebih

re-aktif dan tumbuh dalam intensitas bila digunakan terus-menerus (sakit kepala rebound). Ini

benar-benar dapat membuat tubuh kurang responsif terhadap pengobatan pencegahan. Oleh

karena itu, obat analgesik sering disarankan untuk sakit kepala yang tidak kronis di alami.

2. Profilaksis (pencegahan) obat

Obat-obatan yang umum yang paling sering digunakan untuk mengobati chepalgia kronis

disebut obat-obatan profilaksis, yang digunakan untuk mencegah sakit kepala. Obat-obatan

profilaksis direkomendasikan untuk pasien sakit kepala kronis karena percobaan bervariasi

membuktikan bahwa obat mengurangi frekuensi, keparahan, dan kecacatan yang

berhubungan dengan sakit kepala kronis. Mayoritas obat profilaksis bekerja dengan

menghambat atau meningkat neurotransmissions di otak, sering mencegah otak dari

menafsirkan sinyal rasa sakit.

Pencegahan obat-obatan termasuk gabapentin (gabapentin), Tizanidine (Zanaflex),

fluoxetine (Prozac), amitriptyline (Elavil), dan topiramate (Topamax). Dalam pengujian,

gabapentin ditemukan untuk mengurangi jumlah hari sakit kepala per bulan sebesar 9,1% .

Tizanidine ditemukan untuk mengurangi frekuensi sakit kepala rata-rata per minggu,

intensitas sakit kepala, dan durasi sakit kepala berarti. Melalui penelitian, Fluoxetine

menghasilkan peringkat suasana hati lebih baik dan “peningkatan yang signifikan dalam-

bebas hari sakit kepala.” Satu studi menemukan bahwa frekuensi sakit kepala selama jangka

waktu 28 hari menurunkan untuk pasien sakit kepala kronis pada penggunaan topiramate.

Obat lain untuk mencegah sakit kepala adalah toksin botulinum tipe A (BoNTA atau

BOTOX), yang diberikan melalui suntikan.

28

Page 29: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Secara Non farmakologis

1. Terapi Fisik

Dalam terapi fisik, pasien bekerja sama dengan ahli terapi untuk membantu mengidentifikasi

dan mengubah kebiasaan fisik atau kondisi yang mempengaruhi sakit kepala kronis. Terapi

fisik untuk sakit kepala harian kronis berfokus pada tubuh bagian atas, termasuk punggung

atas, leher, dan wajah. Therapist menilai dan meningkatkan tubuh postur pasien, yang dapat

memperburuk sakit kepala. Selama sesi latihan, terapis menggunakan terapi manual, seperti

pijat, peregangan, atau gerakan bersama untuk melepaskan ketegangan otot. Metode lain

untuk mengendurkan otot termasuk penggunaan rangsangan panas, kantong es, dan

“rangsangan listrik.” Terapis juga mengajarkan penderita sakit kepala kronis-latihan di rumah

untuk memperkuat dan peregangan otot-otot yang dapat memicu sakit kepala. Dalam terapi

fisik, pasien harus mengambil peran aktif untuk berlatih latihan dan melakukan perubahan

atau dia gaya hidupnya untuk itu menjadi perbaikan.

2. Akupunktur

Studi akupunktur di Jerman menemukan bahwa 52,6% pasien melaporkan penurunan

frekuensi sakit kepala.

3. Relaksasi

Relaksasi membantu untuk mengurangi ketegangan internal, yang memungkinkan seseorang

untuk mengendalikan sakit kepala yang dipicu oleh stres.Latihan relaksasi mencakup 2

metode yaitu :

A. Metode Fisik

Relaksasi otot progresif dan teknik pernapasan dalam.

B. Metode Mental

Meditasi, relaksasi membantu tubuh untuk melepas lelah, mencegah pembentukan

sakit kepala.

4. Biofeedback

Biofeedback sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan relaksasi. Salah satu

biofeedback tes paling umum adalah electromyograph (EMG), yang mengevaluasi aktivitas

listrik yang dihasilkan oleh otot. Biofeedback juga dapat mengukur aktivitas otak listrik

melalui uji yang disebut electroencephalograph (EEG). Tes lain, yang disebut termograf,

mengukur suhu kulit, karena ketika seseorang santai mereka telah meningkatkan aliran darah

29

Page 30: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

dan temperatur yang lebih tinggi. Cara lain adalah BVP biofeedback, yang mengajar pasien

bagaimana mengatur dan mengurangi amplitudo nadi dengan membatasi arteri. Ketika

tegang, seseorang meningkatkan aktivitas kelenjar keringat, yang diukur dengan pengujian

electrodermograph tangan. Metode Biofeedback telah terbukti dapat digunakan. Sebuah

penelitian yang melibatkan lima belas sesi perawatan ditemukan bahwa biofeedback berhasil

dalam mengurangi baik frekuensi dan tingkat keparahan sakit kepala di debit dan dari waktu

ke waktu. Biofeedback memungkinkan penderita sakit kepala untuk mengidentifikasi

masalah dan kemudian berusaha untuk menguranginya.

5. Perubahan dalam diet

Banyak penderita sakit kepala kronis gagal untuk mengenali makanan atau minuman sebagai

faktor sakit kepala, karena konsumsi mungkin tidak konsisten menyebabkan sakit kepala atau

sakit kepala bisa tertunda. Banyak bahan kimia dalam makanan tertentu dapat menyebabkan

sakit kepala kronis, termasuk kafein, monosodium glutamat ( MSG), nitrit, nitrat, tyramine,

dan alkohol. Beberapa makanan dan minuman yang penderita sakit kepala kronis disarankan

untuk menghindari termasuk minuman berkafein, coklat, daging olahan, keju dan produk

susu fermentasi, kacang, dan alkohol.

6. Terapi perilaku dan terapi psikologis

Psikologi dan terapi perilaku mengidentifikasi situasi stress dan mengajarkan pasien dengan

sakit kepala kronis bereaksi berbeda, mengubah perilaku mereka, atau menyesuaikan sikap

untuk mengurangi ketegangan yang mengarah ke sakit kepala. Perlakuan terutama berfokus

pada “emosional, mental, perilaku, dan faktor-faktor sosial” sebagai dampak sakit kepala

mereka. Pasien hanya disarankan untuk menghindari stres ketika mereka berbagi beban atau

masuk akal dengan orang lain.

Glade, Jonatan.2005

2.8 Menjelaskan Prognosis, Komplikasi, Pencegahan Nyeri Kepala

Pencegahan

1. Identifikasi pemicunya. Mulailah melacak apa penyebab sakit kepala itu dengan

menulis rekam sakitnya di buku harian Anda. Catat apa yang Anda makan hari itu,

bagaimana cuaca hari itu atau posisi Anda saat itu untuk mengidentifikasi polanya.

Setelah tahu apa yang menjadi pemicu sakit kepala, Anda dapat mengambil langkah-

langkah untuk menghindarinya.

30

Page 31: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2. Mengurangi stres. Walaupun menghindari stres adalah mustahil tapi Anda bisa

mengurangi dampaknya. Pelajari cara untuk melawannya seperti memutar kaset untuk

relaksasi, mandi dalam waktu lama, pijat atau segala sesuatu yang dapat

meminimalkan dampak dari stres pada tubuh Anda.

3. Stop merokok. Merokok merupakan faktor risiko untuk beberapa jenis sakit kepala.

Bahkan asap rokok atau cerutu dapat memicu sakit kepala bagi beberapa orang.

4. Hindari ketergantungan pada obat-obat bebas yang mudah dibeli di pasaran. Jika

Anda harus menenggak dosis yang maksimum lebih dari 2-3 kali seminggu lebih baik

datang saja ke dokter. Karena minum obat tidak selamanya ampuh untuk

membebaskan diri dari sakit kepala, apalagi minum obat-obat malah akan

mengganggu lambung.

5. Batasi alkohol. Jika Anda doyan minum alkohol mulailah untuk menguranginya. Bir

dan anggur merah tertentu memicu sakit kepala bagi banyak orang.

6. Biasakan tidur teratur. Menjaga waktu tidur dengan teratur akan mengurangi

migrain namun kebanyakan tidur pun akan memicu migrain. Kelelahan juga bisa

menjadi salah satu penyebab sakit kepala.

7. Makanlah secara teratur. Mengabaikan waktu makan dapat memicu sakit kepala

buat sebagian orang. Makan makanan yang sehat yang kaya karbohidrat dan rendah

lemak serta minum banyak air bisa menjaga Anda dari dehidrasi.

8. Berlatihlah atau olahraga secara teratur. Latihan rutin, baik yang ringan seperti

berjalan kaki atau parkir jauh ketika di mal atau kantor bisa menjadi peredam stres.

Melakukan aerobik dengan pemanasan yang kurang juga bisa menjadi penyebab

timbulnya sakit kepala.

9. Jagalah mata Anda. Berlama-lama di depan komputer selama seharian dapat

menyebabkan mata lelah yang memicu tekanan ke kepala. Beberapa orang memakai

kacamata khusus untuk menghindari efek tersebut.

10. Duduk tegak lurus. Perhatikan bagaimana cara Anda menelpon, bagaimana

membawa tas, bagaimana duduk di belakang mobil adalah kebiasaan yang kadang

menjadi pencetus sakit kepala karena bisa menimbulkan kejang otot, leher dan bahu

yang kemudian mengacu pada ketegangan di kepala.

Prognosis

Prognosis dari sakit kepala bergantung pada jenis sakit kepalanya

Nyeri kepala yang berhubungan dengan lesi struktural mempunyai prognosis sesuai penyakit

31

Page 32: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

yang mendasarinya. PSA, meningitis dan proses desak ruang intrakranial mempunyai

prognosis yang jelek. kewajiban seorang dokter adalah mengenal keadaan peninggian

tekanan intrakranial sebelum adanya tanda herniasi tentorial. Nyeri kepala yang tidak

berhubungan dengan lesi struktural pada umumnya juga non fatal.

Walaupun seorang penderita telah diketahui menyandang migren atau nyeri kepala tegang,

namun hal ini tidak menutup kemungkinan suatu saat mengalami nyeri kepala struktural

misalnya keganasan otak pada pasien migren atau nyeri kepala tegang perlu diwaspadai jika

terjadi perubahan pola dan gambaran klinis nyeri kepalanya yang berbeda dengan yang

biasanya.

TIU 3 Memahami dan Menjelaskan Nyeri Somatoform

3.1 Menjelaskan Definisi Nyeri Somatoform

Gangguan somatoform (somatoform disorder) adalah suatu kelompok gangguan ditandai oleh

keluhan tentang masalah atau simptom fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab

kerusakan fisik. Pada gangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yang

mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat

ditemukan sebagai penyebabnya. Gejala dan keluhan somatik menyebabkan penderitaan

emosional/gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau

pekerjaan. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau

gangguan buatan.( Kaplan dan sadock.1997)

3.2 Menjelaskan Etiologi Nyeri Somatoform

Terdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di bawah sadar yang mempunyai tujuan

tertentu. Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetik dalam transmisi gangguan ini. Selain

itu, dihubungkan pula dengan adanya penurunan metabolism (hipometabolisme) suatu zat

tertentu di lobus frontalis dan hemisfer non dominan.

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dikelompokkan sebagai berikut :

a. Faktor-faktor Biologis

Faktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis (biasanya pada gangguan

somatisasi).

b. Faktor Lingkungan Sosial

32

Page 33: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Sosialisasi terhadap wanita pada peran yang lebih bergantung, seperti “peran sakit” yang

dapat diekspresikan dalam bentuk gangguan somatoform.

c. Faktor Perilaku

Pada faktor perilaku ini, penyebab ganda yang terlibat adalah:

- Terbebas dari tanggung jawab yang biasa atau lari atau menghindar dari situasi yang

tidak nyaman atau menyebabkan kecemasan (keuntungan sekunder).

- Adanya perhatian untuk menampilkan “peran sakit”

- Perilaku kompulsif yang diasosiasikan dengan hipokondriasis atau gangguan

dismorfik tubuh dapat secara sebagian membebaskan kecemasan yang diasosiasikan

dengan keterpakuan pada kekhawatiran akan kesehatan atau kerusakan fisik yang

dipersepsikan.

d. Faktor Emosi dan Kognitif

Pada faktor penyebab yang berhubungan dengan emosi dan kognitif, penyebab ganda

yang terlibat adalah sebagai berikut:

- Salah interpretasi dari perubahan tubuh atau simtom fisik sebagai tanda dari adanya

penyakit serius (hipokondriasis)

- Dalam teori Freudian tradisional, energi psikis yang terpotong dari impuls-impuls

yang tidak dapat diterima dikonversikan ke dalam simtom fisik (gangguan konversi).

- Menyalahkan kinerja buruk dari kesehatan yang menurun mungkin merupakan suatu

strategis elf-handicaping (hipokondriasis).

( Kaplan dan sadock.1997)

3.2 Menjelaskan Klasifikasi Nyeri Somatoform

GANGGUAN SOMATISASI

Merupakan gangguan yang melibatkan berbagai keluhan yang muncul berulang-ulang yang

tidak dapat dijelaskan oleh penyebab fisik apapun. Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun,

biasanya pada saat remaja. 4 gejala nyeri, 2 gejala gastrointestinal(lambung-usus), 1 gejala

seksual dan 1 gejala pseudoneurologis.

Gangguan ini adalah kronis (dengan gejala ditemukan selama beberapa tahun dan dimulai

sebelum usia 30 tahun) dan disertai dengan penderitaan psikologis bermakna, gangguan

fungsi sosial dan pekerjaan dan perilaku mencari bantuan medis yang berlebihan.

33

Page 34: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Epidemiologi

Prevalensi seumur hidup menderita gangguan pada populasi umum diperkirakan 0,1-0,2

persn, walaupun beberapa kelompok percaya mungkin mendekati 0,5 persen. Wanita

melebihi jumlah laki-laki sebesar 5 sampai 20 kali, rasio 5 : 1.

Kira-kira dua pertiga dari semua pasien dengan gangguan somatisasi memiliki gejala

psikiatrik yang dapat diidentifikasi, dan sebanyak separuh pasien dengan gangguan

somatisasi memiliki gangguan mental lainnya.

Etiologi

Faktor psikososial

Penyebab gangguan somatisasi tidak diketahui. Rumusan psikososial tentang penyebab

gangguan melibatkan interpretasi gejala sebagai suatu tipe komunikasi sosial, hasilnya adalah

menghindari kewajiban (mengerjakan pekerjaan yang tidak disukai), mengekspresikan emosi,

mensimbolisasikan suatu perasaan atau keyakinan (nyeri usus). Beberapa pasien dengan

gangguan somatisasi berasal dari rumah yang tidak stabil dan telah mengalami penyiksaan

fisik. Faktot sosial, kultural dan etnik mungkin juga terlibat dalam perkembangan gejala.

Faktor biologis

Beberapa penelitian mengarah pada dasar neuropsikologis, mengajukan bahwa pasien

memiliki gangguan perhatian dan kognitif karakteristik yang dapat menyebabkan persepsi

dan penilaian yang salah terhadap masukan (input) somatosensorik.

Riset neuroilmiah dasar mempermasalahkan sitokin (molekul pembawa pesan yang

digunakan oleh sistem kekebalan untuk berkomunikasi dalam dirinya sendiri dan sistem saraf

terutama otak). Beberapa percobaan awal menyatakan bahwa sitokin dapat membantu

menyebabkan suatu gejala nonspesifik dari penyakit, khususnya infeksi seperti hipersomnia,

anoreksia, kelelahan dan depresi.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Episode peningkatan keparahan gejala dan perkembangan gejala yang baru diperkirakan

berlangsung selama 6-9 bulan dan dapat dipisahkan oleh periode yang kurang simptomatik

34

Page 35: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

selama 9-12 bulan. Tetapi, jarang pasien dengan gangguan somatisasi berjalan lebih dari satu

tahun tanpa mencari perhatian medis.

GANGGUAN KONVERSI

Ditandai dengan suatu perubahan besar dalam fungsi fisik atau hilangnya fungsi fisik, meski

tidak ada temuan medis yang dapat ditemukan sebagai penyebab simtom atau kemunduran

fisik tersebut.

Beberapa simtom yang muncul al: kelumpuhan, epilepsi, masalah dengan koordinasi,

kebutaan, tunnel vision (hanya bisa melihat apa yang berada tepat di depan mata), tuli, tidak

bisa membaui atau kehilangan rasa pada anggota badan (anestesi).

Simtom yang ditemukan biasanya tidak sesuai dengan kondisi medis yang mengacu.

Misalnya orang yang menjadi “tidak mampu” berdiri atau berjalan di lain pihak dapat

melakukan gerakan kaki lainnya secara normal.

Biasanya menunjukkan fenomena LA BELLE INDEFERENCE (ketidakpedulian yang indah)

yaitu suatu kata dalam bhs Prancis yang menggambarkan kurangnya perhatian terhadap

simtom-simtom yang ada pada dirinya.

Epidemiologi

Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa 5-15 persen konsultasi psikiatrik di RS umum

dan 25-30 persen di RS Veterans Affair pasien terdiagnosis gangguan konversi. Rasio wanita

terhadap laki-laki 2 : 1 dan sebanyak nya 5 : 1. Anak-anak perempuan lebih sering lagi

dibandingkan laki-laki. Laki-laki dengan gangguan konversi seringkali akibat kecelakaan

pekerjaan atau militer.

Data menyatakan bahwa gangguan konversi paling sering di populasi pedesaan, orang dengan

pendidikan rendah dan anggota militer dalam situasi peperangan. Gangguan konversi sering

disertai dengan diagnosis komorbid gangguan depresif berat, gangguan kecemasan dan

skizofenia.

35

Page 36: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Etiologi

Faktor psikoanalitik

Menurut teori psikoanalitik, gangguan konversi disebabkan oleh represi konflik intapsikis

bawah sadar dan konversi kecemasan ke dalam suatu gejala fisik. Gejala gangguan konversi

memiliki hubungan simbolik dengan konflik bawah sadar. Gejala gangguan konversi juga

memungkinkan pasien mengkomunikasikan bahwa mereka membutuhkan perhatian dan

pengobatan khusus.

Faktor biologis

Penelitian pencitraan otak awal telah menemukan hipometabolisme di hemisfer dominan dan

hipermetabolisme di hemosfer non dominan dan telah melibatkan gangguan komunikasi

hemisferik dalam penyebab gangguan konversi. Gejala mungkin disebabkan oleh kesadaran

kortikal yang berlebihan yang mematikan loop umpan balik negatif antara korteks cerebral

dan formasi retikularis batang otak.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Sebagian besar pasien, kemungkinan 90-100 persen dengan gangguan konversi mengalami

pemulihan gejala pertamanya dalam beberapa hari atau kurang dari satu bulan. Berhubungan

dengan prognosis yang baik adalah onset yang tiba-tiba, stressor yang mudah dikenali,

penyesuaian pramorbid yang baik, tidak ada gangguan psikiatrik atau medis komorbid dan

tidak tuntutan yang terus-menerus. Semakin lama terdapat gangguan konversi, semakin

buruk. Pasien dengan gangguan ini harus mendapatkan pemeriksaan medis dan neurologis

yang lengkap pada saat diagnosis.

HIPOKONDRIASIS

Ciri utamanya adalah fokus atau ketakutan bahwa simtom fisik yang dialami seseorang

merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah

jantung.

Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan secara medis bahwa ketakutannya itu tidak

berdasar memunculkan perilaku doctor shopping. Tujuan doctor shopping adalah berharap

ada dokter yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan mereka, sebelum terlambat.

Umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik, seringkali melibatkan sistem pencernaan atau

36

Page 37: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

campuran antara rasa sakit dan nyeri, tapi tidak melibatkan kehilangan atau distorsi fungsi

fisik.

Penderita sangat peduli dengan simtom yang muncul memunculkan ketakutan yang luar

biasa akan efek dari simtom tersebut. Menjadi sangat peka terhadap perubahan ringan dalam

sensasi fisik seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit rasa nyeri. Penderita

memiliki lebih lanjut kekhawatiran akan kesehatan, lebih banyak simtom psikiatrik dan

memersepsikan kesehatan yang lebih buruk daripada orang lain.

Di masa kanak-kanak: sering sakit, sering membolos karena alasan kesehatan, mengalami

trauma masa kecil seperti kekerasan seksual atau fisik.

Epidemiologi

Penelitian terakhir melaporkan prevalensi 6 bulan sebesar 4-6 persen pada populasi klinik

umum. Laki-laki dan wanita sama-sama terkena hipocondriasis, walaupun onset gejala dapat

terjadi pada setiap usia, onset paling sering antara 20-30 tahun. Beberapa bukti menyatakan

bahwa lebih sering kelompok kulit hitam dibandingkan kulit putih. Tatpi posisi sosial, tingkat

pendidikan adn status perkawinan tidak dipengaruhi diagmosis.

Etiologi

Orang hipokondriakal mungkin berpusat pada sensasi tubuh, salah menginterpretasikan nya

dan menjadi tersinyal oleh hal tersebut karena skema kognitif yag keliru. Gejala

hipokondriasis dipandang sebagai keinginan untuk mendapatkan peranan sakit oleh seseorang

yang menghadapi masalah yang tampaknya berat dan tidak dpaat dipercahkan.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Perjalannya biasanya episodik, berlangsung dai beberapa bulan sampai beberapa tahun dan

dipisahkan oleh periode tenang yang sama panjangnya. Walaupun hasil penelitian besar

belum dilaporkan, diperkirakan sepertiga sampai setengah dari semua pasien akhirnya

membaik secara bermakna. Prognosis yang baik berhubungan dengan status sosio-

ekonomi yang tinggi, onset yang tiba-tiba, tidak adanya gangguan kepribadian dan tidak

adanya kondisi medis non psikiatrik yang menyertai.

37

Page 38: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

GANGGUAN DISMORFIK TUBUH

Penderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam hal

penampilan mereka.

Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksakan diri di depan cermin

dan mengambil tindakan yang ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang

dipersepsikan. Bisa sampai melakukan operasi plastik yang tidak dibutuhkan atau membuang

semua cermin di rumahnya agar tidak diingatkan akan ‘cacat’ yang mencolok dari

penampilan mereka.

Mereka percaya orang lain memandang diri mereka jelek dan memiliki penampilan fisik yang

tidak menarik. Bisa memunculkan perilaku kompulsif dalam rangka mengoreksi kerusakan

yang dipersepsikannya.

Etiologi

Penyebab dismorfik tubuh adalah tidak diketahui. Komorbiditas yang tinggi dengan

gangguan depresif, riwayat keluarga adanya gangguan mood, gangguan obsesif-kompulsif

yang lebih tinggi daripada yang diharapkan. Mungkin karena pengaruh kultural atau sosial

karena penekanan konsep tentang kecantikan yang stereotipik.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Onset gangguan dismorfik tubuh biasanya bertahap. Orang yang terkena mungkin mengalami

peningkatan permasalahan tentang bagian tubuh tertentu sampai orang mengetahui bahwa

fungsinya terpengaruh oleh permasalahan. Pada saat itu orang mungkin mencari bantuan

medis atau bedah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Tingkat keprihatinan tentang masalah mungkin hilang dan timbul dengan berjalanya waktu,

walaupun gangguan dismorfik tubuh biasanya merupakan suatu gangguan kronis jika

dibiarkan tidak diobati.

GANGGUAN NYERI

Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya nyeri pada satu atau lebih tempat yang tidak

sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis non psikiatrik. Gejala nyeri

disertai oleh penderitaan emosional dan gangguan fungsional, dan gangguan memiliki

hubungan sebab yang masuk akal dengan faktor psikologis.

38

Page 39: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya nyeri punggung, kepala, pelvis (panggul).

Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik, neuropatik (penyakit syaraf), neurologis,

iatrogenik (disebabkan tindakan dokter misal karena pengobatan) atau muskuloskeletal (otot).

Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis yang dianggap secara bermakna dalam

gejala nyeri dan permasalahannya. Seringkali penderita memiliki riwayat perawatan medis

dan bedah yang panjang, mengunjungi banyak dokter dan meminta banyak medikasi.

Memiliki keinginan kuat untuk melakukan pembedahan.

Sering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber dari semua kesengsaraannya dan

menyangkal adanya permasalahan psikologis serta menyatakan hidup mereka bahagia kecuali

nyerinya.

Etiologi

Faktor psikodinamika

Pasien yang mengalami sakit dan nyeri pada tubuhnya tanpa penyebab fisik yang dapat

diidentifikasi secara adekuat mungkin merupakan ekspresi simbolik dari konflik intrapsikis

melalui tubuh. Banyak pasien mengalami nyeri yang sukar disembuhkan dan tidak responsif

karena mereka berkeyakinan bahwa mereka pantas untuk menderita.

Faktor perilaku

Perilaku sakit adalah didorong jika disenangi dan dihambat jika diabaikan atau dihukum.

Faktor interpersonal

Nyeri yang sukar disembuhkan telah dipandang sebagai cara untuk memanipulasi dan

mendapatkan keuntungan dalam hubungan interpersonal.

Faktor biologis

Defisiensi endorfin (berperan dalam modulasi nyeri oleh SSP) tampaknya berhubungan

dengan penguatan stimuli snesorik yang datang. Beberapa pasien mungkin memiliki

gangguan nyeri karena struktural sensorik dan limbik atau kelainan kimiawi yang

mempredisposisikan mereka mengalami nyeri.

(Kaplan dan sadock.1997)

39

Page 40: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

3.4 Menjelaskan Patogenesis dan Patofisiologi Nyeri Somatoform

A. Gangguan Somatisasi

Patogenesis dan Patofisiologis

Beberapa penelitian menemukan bahwa gangguan somatisasi seringkali ditemukan

bersama dengan gangguan mental lainnya. Episode peningkatan keparahan gejala dan

perkembangan gejala yang baru diperkirakan berlangsung selama enam sampai Sembilan

bulan dan dapat dipisahkan oleh periode yang kurang simptomatik yang berlangsung 9

sampai 12 bulan.

B. Gangguan Konversi

Patogenesis dan Patofisiologis

Sebagian besar pasien kemungkinan 90 – 100 % mengalami pemulihan gejala pertamanya

dalam beberapa hari atau kurang dari satu bulan, 25 – 50 % pasien selanjutnya menderita

suatu gangguan neurologis atau kondisi nonpsikiatrik yang mempengaruhi system saraf

pusat.

C. Hipokondriasis

Patogenesis dan Patofisiologi

Biasanya episodik, berlangsung selama beberapa bulan sampai beberapa tahun dan

dipisahkan oleh periode tenang yang sama panjanganya.

D. Gangguan dismorfik tubuh

Patogenesis dan Patofisiologi

Onset biasanya bertahap, tingkat keprihatinan tentang masalah mungkin hilang dan timbul

dengan berjalannya waktu, walaupun gangguan dismorfik tubuh biasanya merupakan

suatu gangguan kronis jika dibiarkan tidak diobati.

E. Gangguan nyeri

Patogenesis dan Patofisiologi

Nyeri pada gangguan nyeri biasanya mulai secara tiba – tiba dan meningkat keparahannya

selama beberapa minggu atau bulan selanjutnya.

(Kaplan dan sadock.1997)

3.5 Menjelaskan Manifestasi Nyeri Somatotrof

40

Page 41: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

A. Gangguan Somatisasi

Manifestasi Klinis

Ditandai oleh banyak gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan secara adekuat

berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium seperti gastrointestinal dan neurologis.

Polisimptomatik atau terdiri dari banyak gejala, gangguannya kronis (dengan gejala

ditemukan selama beberapa tahun dan dimulai sebelum usia 30 tahun) dan disertai dengan

penderitaan psikologis yang bermakna, gangguan sosial dan pekerjaan.

B. Gangguan Konversi

Manifestasi klinis

Paralisis, kebutaan, dan mutisme adalah gejala gangguan konversi yang paling sering.

Seringkali juga berhubungan dengan gangguan kepribadian pasif-agresif, dependen,

antisocial, dan histrionik.

a. Gejala sensorik

Anestesia dan parestesia sering ditemukan, melibatkan indera spesifik, yang menyebabkan

kebutaan,ketulian, dan tunnel vision (penglihatan terowongan).

b. Gejala motorik

Kelainan pada pergerakan, cara berjalan dan paralisis, tremor ritmikal, gerakan koreiform,

dan yang lainnya. Pergerakan biasanya memburuk jika diberikan perhatian kepadanya.

c. Gejala kejang

Kejang semu (pseudoseizure), gangguan epileptic yang menyertai menggigit lidah,

inkontinesia urin dan yang lainnya

C. Hipokondriasis

Manifestasi klinis

Pasien percaya bahwa mereka menderita penyakit yang parah yang belum dapat dideteksi

dan mereka tidak dapat diyakinkan akan kebalikannya. Dapat mempertahankan suatu

keyakinan bahwa mereka memiliki satu penyakit tertentu atau dengan berjalannya waktu,

mereka mungkin merubah keyakinan tentangf penyakit tertentu. Tetapi keyakinan tersebut

tidak sangat terpaku sehingga merupakan suatu waham. Hipokondriasis seringkali disertai

oleh gejala depresi dan kecemasan, dan seringkali ditemukan bersama-sama dengan

gangguan depresif atau kecemasan.

41

Page 42: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

D. Gangguan dismorfik tubuh

Manifestasi klinis

Permasalahan yang paling sering melibatkan kerusakan tubuh, khususnya yang

berhubungan hubungan dengan bagian yang spesifik (contohnya hidung). Gejala penyerta

yang sering adalah ide yang menyangkut diri sendiri (biasanya tentang adanya orang lain

yang memperhatikan kerusakan tubuh) atau waham yang jelas menyangkut diri sendiri.

Hampir semua pasien yang terkena menghindari pertemuan sosial dan pekerjaan. Pasien

kemungkinan memiliki sifat gangguan kepribadian obsesif-kompulsif,schizoid dan

narsistik.

E. Gangguan nyeri

Manifestasi klinis

Pasien dengan gangguan nyeri seringkali memiliki riwayat perawatan medis dan bedah

yang panjang, mengunjungi banyak dokter dan meminta medikasi.Sekurangnya satu

penelitian telah menghubungkan jumlah gejala nyeri dengan kemungkinan dan keparahan.

Beberapa peneliti yakin bahwa penyakit nyeri kronis adalah hamper selalu merupakan

varian dari gangguan depresif. Gejala depresif yang paling menonjol dari pasien dengan

gangguan nyeri adalah anergia, penurunan libido, insomnia, lekas tersinggung, penurunan

berat badan.

(Kaplan dan sadock.1997)

3.6 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Nyeri Somatotrof

Kriteria diagnostik untuk Gangguan SomatisasiA. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama

periode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yang menyebabkan gangguan

bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang terjadi pada

sembarang waktu selama perjalanan gangguan:

1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya

empat tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung,

sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan

seksual, atau selama miksi)

42

Page 43: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya dua gejala gastrointestinal

selain nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan,

diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)

3. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau reproduktif

selain dari nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi,

menstruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepanjang

kehamilan).

4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya satu gejala atau defisit

yang mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri

(gejala konversi seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis atau

kelemahan setempat, sulit menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia,

retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda,

kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif seperti amnesia; atau hilangnya

kesadaran selain pingsan).

C. Salah satu (1)atau (2):

1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat

dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau

efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau

alkohol)

2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau

pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dan

riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.

D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan buatan

atau pura-pura).

Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi

A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau

sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain.

B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisit karena

awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflik atau stresor

lain.

C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada

gangguan buatan atau berpura-pura).

43

Page 44: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

D. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan, dijelaskan

sepenuhnya oleh kondisi medis umum, atau oleh efek langsung suatu zat, atau sebagai

perilaku atau pengalaman yang diterima secara kultural.

E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau

gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain atau memerlukan

pemeriksaan medis.

F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi

semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak dapat diterangkan

dengan lebih baik oleh gangguan mental lain. Sebutkan tipe gejala atau defisit:

Dengan gejata atau defisit motorik

Dengan gejala atau defisit sensorik

Dengan kejang atau konvulsi

Dengan gambaran campuran

Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis

A. Pereokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatu penyakit

serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejalagejala tubuh.

B. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat dan

penentraman.

C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti gangguan

delusional, tipe somatik) dan tidakterbatas pada kekhawatiran tentang penampilan

(seperti pada gangguan dismorfik tubuh).

D. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis atau gangguan

dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.

F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum,

gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas

perpisahan, atau gangguan somatoform lain.

Sebutkan jika:Dengan tilikan buruk: jika untuk sebagian besar waktu selama episode

berakhir, orang tidak menyadari bahwa kekhawatirannya tentang menderita penyakit serius

adalah berlebihan atau tidak beralasan.

 Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh

44

Page 45: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

A. Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali

tubuh, kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyata.

B. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan

dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

C. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya,

ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anorexia nervosa).

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri

A. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran klinis dan

cukup parah untuk memerlukan perhatian klinis.

B. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

C. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, kemarahan,

eksaserbasi atau bertahannnya nyeri.

D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada

gangguan buatan atau berpura-pura).

E. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau

gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

Tuliskan seperti berikut:Gangguan nyeri berhubungan dengan faktor psikologis: faktor

psikologis dianggap memiliki peranan besar dalam onset, keparahan, eksaserbasi, dan

bertahannya nyeri.

Sebutkan jika: Akut: durasi kurang dari 6 bulan Kronis: durasi 6 bulan atau lebih

Gangguan nyeri berhubungan baik dengan faktor psikologls maupun kondisi medis

umum

Sebutkan jika: Akut: durasi kurang dari 6 bulan Kronis: durasi 6 bulan atau lebih

Catatan: yang berikut ini tidak dianggap merupakan gangguan mental dan dimasukkan untuk

mempermudah diagnosis banding.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatoform yang Tidak Digolongkan

A. Satu atau lebih keluhan fisik (misalnya kelelahan, hilangnya nafsu makan, keluhan

gastrointestinal atau saluran kemih)

B. Salah satu (1)atau (2)

45

Page 46: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

1. Setelah pemeriksaan yang tepat, gejala tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh

kondisi medis umum yang diketahui atau oleh efek langsung dan suatu zat

(misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)

2. Jika terdapat kondisi medis umum yang berhubungan, keluhan fisik atau

gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa

yang diperkirakan menurut riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan

laboratonium.

C. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

D. Durasi gangguan sekurangnya enam bulan.

E. Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya

gangguan somatoform, disfungsi seksual, gangguan mood, gangguan kecemasan,

gangguan tidur, atau gangguan psikotik).

F. Gejala tidak ditimbulkan dengan sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan

buatan atau berpura-pura)

(Rosdi Maslim.1993)

3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Nyeri Somatotrof

A. Berhubungan dengan primary care practitioner

memonitoring gejala yang dialami pasien, apakah ada gejala baru, dan pengobatan

yang diberikan. Diperlukan juga untuk berkonsultasi dengan psikiatri.

B. Medikamentosa

C. Pasien dengan somatoform disorder terkadang diperlukan obat anti-anxietas atau obat

anti-depresan jika ada mood ditandai anxietas disorder. Tricyclic antidepresant dan

selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) mungkin bisa membantu.

D. Psikoterapi

E. Cognitif-behavioural therapy

F. Terapi keluarga

G. Hipnosis

Konsep penggabungan psikoterapetik dan pengobatan medis, yaitu pendekatan yang

menekankan hubungan pikiran dan tubuh dalam penbentukan gejala dan gangguan,

memerlukan tanggung jawab bersama di antara berbagai profesi. Permusuhan,

depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi adalah akar dan sebagian besar

gangguan psikomatik. Kedokteran psikosomatik terutama mempermasalahkan

46

Page 47: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

penyakit-penyakit tersebut yang menampakkan manifestasi somatik.

Terapi kombinasi merupakan pendekatan di mana dokter psikiatrik menangani aspek

psikiatrik, sedangkan dokter ahli penyakit dalam atau dokter spesialis lain menangani

aspek somatik.

Tujuan terapi medis adalah membangun keadaan fisik pasien sehingga pasien dapat

berperan dengan berhasil, serta psikoterapi untuk kesembuhan totalnya.Tujuan

akhirnya adalah kesembuhan, yang berarti resolusi gangguan struktural dan

reorganisasi kepribadian. Psikoterapi kelompok dan terapi keluarga. Terapi keluarga

menawarkan harapan suatu perubahan dalam hubungan keluarga dan anak, mengingat

kepentingan psikopatologis dari hubungan ibu-anak dalam perkembangan gangguan

psikosomatik. keluarga dan anak, mengingat kepentingan psikopatologis dari

hubungan ibu-anak dalam perkembangan gangguan psikosomatik.

Medikamentosa : Antidepresan

1. Imipramine (Tofranil)

menghambat reuptake norepinefrin atau serotonin (5hydroxytryptamine, Dosis: 50-75

mg PO qd initial; titrate gradually to 150 mg qd according to tolerance; range,300

mg/d hs or in divided doses)

2. Fluoxetane (Prozae)

menghambat reuptake sertonin presinapsis dengan efek minimal atau tidak ada

efek pada reuptake norepinefrin atau sertonin. Dosis: 10-20 mg/d PO initial; 20-60 mg

PO maintenance Maprotilin HCl

Indikasi : Depresi endogen.

Kontra Indikasi

Epilepsi atau ambang rangsang lebih rendah, intoksikasi akut oleh:

alkohol, gangguan hantaran jantung, glaukoma sudut sempit, retensi urin,

hepatitis berat, gangguan ginjal.

Penggunaan bersama obat analgesik, hipnotik, atau psikotropik.

Peratian

Insufisiensi hati & ginjal, retensi urin, riwayat peningkatan tekanan intra

okular.

47

Page 48: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

Hamil, laktasi.

Skizofrenia.

Gangguan afektik siklik.

Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.

Efek Samping

Sering: Reaksi SSP & antikolinergik ringan

Kadang-kadang: Sinus takikardi, hipotensi pustural, reaksi alergi pada kulit.

Jarang: Kejang, aritmia.

Kasus khusus: Gangguan hantaran jantung, alveolitis alergi, hepatitis.

Kemasan

Tablet salut selaput 25 mg x 5 x 10.

Dosis

Depresi ringan sampai dengan sedang 25 mg 1-3 x sehari atau 25-75 mg 1 x

sehari tergantung dari beratnya gejala.

Depresi berat 25 mg 3 x sehari atau 75 mg 1 x sehari. Maksimal: 150 mg/hari

dalam dosis tunggal atau terbagi.

Lansia Awal 10 mg 3 x sehari atau 25 mg 1 x sehari. Bila perlu tingkatkan

bertahap sampai 25 mg 3 x sehari atau 75 mg 1 x sehari.

NON FARMAKOLOGI

Motivasi: perlu motivasi dari orang lain, karena penderita sering kali berpikir bahwa

mereka tidak memerlukan terapi

Konfrontasi: merespon dengan cara mendukung mereka melalui konfrontasi terhadap

akibat dari pemikiran dan pola perilaku mereka. Lebih efektif bila dilakukan oleh

teman sebaya & psikoterapis

Peran keluarga dan kelompok: dorongan dan partisipasi sanga efektif bagi penderita

Bila terdapat cemas dan depresi maka berikan anti-depresan namun terkadang tidak

efektif terapi jangka panjang

Terapi wicara : psikoterapi yang dimaksudkan untuk membantu penderita mengerti

apa penyebab kecemasan dan mengenal perilakunya yang tidak pantas, sebagai

landasan untuk pengobatan lainnya

48

Page 49: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

psikoanalisis: bila ditemukan gangguan kepribadian seperti, narsis atau obsesif

kompulsif

Penanganan psiksosial

Konsultasi: psikiatris

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000922.htm

3.8 Menjelaskan Prognosis, Komplikasi, Pencegahan Nyeri Somatotrof

Prognosis 1. Sebagian besar pasien dengan gejala-gejala somatik fungsional sembuh tanpa intervensi khusus.

Faktor-faktor yang lebih prognostik antara lain awitan yang akut dan durasi gejala yang singkat, usia

muda, kelas sosioekonomi tinggi, tidak ada penyakit organik, dan tidak ada gangguan

kepribadian.

2. Prognosa jangka panjang untuk pasien gangguan somatisasi dubia ad malam, dan biasanya diperlukan

terapi sepanjang hidup. Bila somatisasi merupakan sebuah topeng atau gangguan psikiatrik lain,

prognosanya tergantung pada prognosis masalah primernya.

3. Gejala-gejala konversi yang diskret mempunyai prognosis yang lebih baik. Gejala-

gejala ini meungkin dapat hilang secara spontan bila sudah tidak diperlukan lagi atau berespons baik

terhadap psikoterapi spesifik.

4. Dub ia e t ma l am. Pas i en su sah s embuh wa l au sudah men g iku t i

pedoman  pengobatan. Sering kali pada pasien wanita berakhir pada

percobaan bunuhdiri.

Komplikasi

Kemungkinan Komplikasi : Ketergantungan pada obat-obat nyeri resep (jika mereka tidak digunakan dengan

benar) Komplikasi dari operasi Depresi dan kecemasan.

TIU 4 Memahami dan Menjelaskan Cara Membina dan Konsultasi Keluarga

Sakinah. Mawadah dan Warahman

Hak dan Kewajiban yang buat oleh Allah dan Rasul-Nya, antara lain:

Hak – Hak Suami

1. Suami adalah pemimpin rumah tangga

49

Page 50: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

“Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan

sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita)..”(An-Nisa’: 34)

2. Suami dipatuhi dan tidak boleh ditentang

3. Tanpa izin suami, isteri tidak boleh mensedekahkan harta suami, dan tidak boleh berpuasa

sunnah.

4. Suami harus dilayani oleh isteri dalam hubungan badan kecuali uzur, dan isteri tidak boleh

keluar rumah tanpa izinnya. Rasulullah saw bersabda:

“Isteri harus patuh dan tidak menentangnya. Tidak mensedekahkan apapun yang ada di

rumah suami tanpa izin sang suami. Tidak boleh berpuasa sunnah kecuali dengan izin

suami. Tidak boleh menolak jika suaminya menginginkan dirinya walaupun ia sedang

dalam kesulitan. Tidak diperkenankan keluar rumah kecuali dengan izin suami.” (Al-

Faqih, 3:277)

5.Menyalakan lampu dan menyambut suami di pintu

6.Menyajikan makanan yang baik untuk suami

7.Membawakan untuk suami bejana dan kain sapu tangan untuk mencuci tangan dan

mukanya

8. Tidak menolak keinginan suami hubungan badan kecuali dalam keadaan sakit

Rasulullah saw juga bersabda:

“Hak suami atas isteri adalah isteri hendaknya menyalakan lampu untuknya, memasakkan

makanan, menyambutnya di pintu rumah saat ia datang, membawakan untuknya bejana air

dan kain sapu tangan lalu mencuci tangan dan mukanya, dan tidak menghindar saat suami

menginginkan dirinya kecuali ia sedang sakit.” (Makarim Al-Akhlaq: 215)

Hak-Hak Isteri

1. Isteri sebagai sumber sakinah, cinta dan kasih sayang. Suami harus menjaga kesuciannya.

(QS Ar-Rum: 21)

2. Isteri harus mendapat perlakukan yang baik

“Ciptakan hubungan yang baik dengan isterimu.” ( Al-Nisa’ :19)

3. Mendapat nafkah dari suami

4. Mendapatkan pakaian dari suami

5. Suami tidak boleh menyakiti dan membentaknya

Pada suatu hari Khaulah binti Aswad mendatangi Rasulullah saw dan bertanya tentang hak

seorang isteri. Beliau menjawab:

50

Page 51: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

“Hak-hakmu atas suamimu adalah ia harus memberimu makan dengan kwalitas makanan

yang ia makan dan memberimu pakaian seperti kwalitas yang ia pakai, tidak menampar

wajahmu, dan tidak membentakmu” (Makarim Al-Akhlaq:218)

Rasulullah saw juga bersabda:

“Orang yang bekerja untuk menghidupi keluarganya sama dengan orang yang pergi

berperang di jalan Allah.”. (Makarim Al-Akhlaq:218)

“Terkutuklah! Terkutuklah orang yang tidak memberi nafkah kepada mereka yang

menjadi tanggung jawabnya.” (Makarim Al-Akhlaq:218)

6. Suami harus memuliakan dan bersikap lemah lembut

7. Suami harus memaafkan kesalahannya

Cucu Rasulullah saw Imam Ali Zainal Abidin (sa) berkata:

“Adapun hak isteri, ketahuilah sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menjadikan

untukmu dia sebagai sumber sakinah dan kasih sayang. Maka, hendaknya kau sadari hal

itu sebagai nikmat dari Allah yang harus kau muliakan dan bersikap lembut padanya,

walaupun hakmu atasnya lebih wajib baginya. Karena ia adalah keluargamu Engkau wajib

menyayanginya, memberi makan, memberi pakaian, dan memaafkan kesalahannya.”

8.Menghindari pertikaian

DIANTARA TIPS/CARA MERAIH KEHIDUPAN YANG SAKINAH

1. Berdzikir

Ketahuilah, dengan berdzikir dan memperbanyak dzikir kepada Allah, maka seseorang akan

memperoleh ketenangan dalam hidup (sakinah). Allah subhanahu wata’ala berfirman

(artinya):

“Ketahuilah, dengan berdzikir kepada Allah, (maka) hati (jiwa) akan (menjadi) tenang.” (Ar

Ra’d: 28)

Baik dzikir dengan makna khusus, yaitu dengan melafazhkan dzikir-dzikir tertentu yang telah

disyariatkan, misal:

الله �ْغِف�ُر� َت ْس� , َأ

dan lain-lain, maupun dzikir dengan makna umum, yaitu mengingat, sehingga

mencakup/meliputi segala jenis ibadah atau kekuatan yang dilakukan seorang hamba dalam

rangka mengingat Allah subhanahu wata’ala, seperti sholat, shoum (puasa), shodaqoh, dan

lain-lain.

51

Page 52: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2. Menuntut ilmu agama

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

�ُة� َن �ْي ِك الَّس� ِه�ُم� �ْي َع�ل ل�ْت �َز� َن � �َّال ِإ �ِه�ُم َن �ْي َب �ه� وَن ْس� �َد�اَر� �َت َو�َي الله� �اَب� �َت ِك ل�وَن� �َت َي الله� �وِت� �ْي َب ِم�ْن ْت* �ْي َب ِف�ي َق�وٌم- �َم�َع� َت اْج ِم�ا

“Tidaklah berkumpul suatu kaum/kelompok disalah satu rumah dari rumah-rumah Allah

(masjid), (yang mana) mereka membaca Al Qur`an dan mengkajinya diantara mereka,

kecuali akan turun (dari sisi Allah subhanahu wata’ala) kepada mereka as sakinah

(ketenangan).” (Muttafaqun ‘alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu

‘anhu)

Dalam hadits diatas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kabar gembira bagi

mereka yang mempelajari Al Qur`an (ilmu agama), baik dengan mempelajari cara membaca

maupun dengan membaca sekaligus mengaji makna serta tafsirnya, yaitu bahwasanya Allah

akan menurunkan as sakinah (ketenangan jiwa) pada mereka.

Pembaca yang budiman, demikianlah diantara beberapa hal yang bisa dijadikan tips untuk

meraih dan membina rumah tangga yang sakinah.

Wallahu a’lam bishshawab

http://rizkyahmad88.wordpress.com/2011/07/19/membangun-keluarga-sakinah-mawaddah-

warahmah/

Marital counseling

Definisi

Pernikahan konseling, juga disebut terapi pasangan, adalah jenis psikoterapi. Konseling

perkawinan membantu pasangan dari semua jenis mengenali dan menyelesaikan konflik dan

meningkatkan hubungan mereka. Melalui konseling perkawinan, Anda dapat membuat

keputusan bijaksana tentang membangun kembali hubungan Anda atau pergi berpisah Anda.

Konseling perkawinan sering diberikan oleh terapis berlisensi dikenal sebagai terapis

perkawinan dan keluarga. Terapis ini memiliki gelar sarjana atau pascasarjana - dan banyak

memilih untuk menjadi terpercaya oleh Asosiasi Amerika untuk Terapi Pernikahan dan

Keluarga (AAMFT).

konseling pernikahan biasanya membawa pasangan atau mitra bersama-sama untuk sesi

terapi bersama. Bekerja dengan terapis, Anda akan belajar keterampilan untuk memperkuat

hubungan Anda. Keterampilan ini mungkin termasuk berkomunikasi secara terbuka,

52

Page 53: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

memecahkan masalah bersama dan mendiskusikan perbedaan rasional. Anda akan

menganalisis bagian-bagian yang baik maupun buruk dari hubungan Anda saat Anda

menentukan dan lebih memahami sumber konflik Anda.

Berbicara tentang masalah Anda dengan konselor pernikahan mungkin tidak mudah. Sesi bisa

lulus dalam keheningan seperti Anda dan pasangan Anda lebih mendidih dirasakan kesalahan

- atau Anda bisa membawa perkelahian Anda dengan Anda, bahkan mungkin berteriak atau

berdebat selama sesi. Keduanya OK. Terapis Anda dapat bertindak sebagai penengah atau

wasit dan membantu Anda mengatasi emosi yang dihasilkan dan kekacauan.

http://www.mayoclinic.com/health/marriage-counseling/

DAFTAR PUSTAKA

1. Synopsis of Psychiatry; Harold Kaplan dan Benyamin Sadock.8th ed; 1997

53

Page 54: Pbl Skenario 3 Email Mesra Blok Nervus

2. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) ed. III; 1993

3. Synopsis of Psychiatri. Harold Kaplan & Benyamin Sadock.8th ed.III;1997

4. Price Sylvia A, Lorraine M. Wilson. 2005.Patofisiologi.Ed. 6. Jakara : EGC

5. Sherwood Lauralee.2001. Fisiologi Manusia ed2. Jakarta : EGC

6. Headache Classification Committee of the International Headache Society, 2004, The

International Classification of Headache Disorders: 2nd edition.

7. Mardjono, Mahar, Sidarta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar .Penerbit Dian

Rakyat. Jakarta: 200 Hal 21-26.

8. Glade, Jonathan.2005.At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:

Erlangga Medical Series

9. Martini, frederic.F undamental Of Anatomy & Physiology.Edisi7.Pearson Internationaledition.New

york .Page 496-5133.

10. Marieb, Elaine, N. H uman Anatomy & Physiology.Edisi7.Pearson International Edition.Page

491-5194.

11. Duus, Peter . Diagnosis Topik Neurologi.EGC.Edisi 2.Jakarta.Hal 29, 445. 

12. Snell, S, Richard Neuroanatomi Klinik.EGC.Edisi 2.Jakarta.Hal 365-383.

13. Updated by: Linda Vorvick, MD, Medical Director, MEDEX Northwest Division of

Physician Assistant Studies, University of Washington School of Medicine; and

Michelle Benger Merrill, MD, Instructor in Clinical Psychiatry, Department of

Psychiatry, Columbia University Medical Center, New York, NY. Also reviewed by

David Zieve, MD, MHA, Medical Director, A.D.A.M., Inc. Pain Pathway.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000922.htm

14. http://www.mayoclinic.com/health/marriage-counseling/MY00839

15. http://almuslimah.wordpress.com/2008/10/30/tips-membina-rumah-tangga-yang-

sakinah/

54