pbl iii indomie
TRANSCRIPT
Makalah PBL
Penerapan Pola Berpikir Kritis Melalui Analisa Kasus Penarikan
Indomie oleh Pemerintah Taiwan
Nama : Rimenda Dwirana Barus
NIM : 102010315
Kelompok : F1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2010-2011
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap kegiatan yang kita lakukan dalam kehidupan melibatkan ketrampilan berpikir
kritis. Berpikir kritis diterapkan dalam kondisi-kondisi, seperti mengambil keputusan,
menganalisis atau mengevaluasi suatu permasalahan, dan meninjau argumen orang lain.
Beberapa kriteria berpikir kritis adalah peninjauan kembali argumen orang lain,menilai
sebuah objek, meninjau suatu peristiwa, dan terlibat dalam tanggapan konstruktif atas
argumen orang lain, dengan rasional dan cermat.1,2
Berdasarkan skenario PBL, terdapat kasus tentang pemerintah Taiwan yang
mengumumkan penarikan produk mi instan Indomie dari peredaran di negara Taiwan karena
ditemukan dua bahan kimia terlarang yang terkandung dalam Indomie. Dalam makalah PBL
ini, penulis menerapkan pola berpikir kritis untuk membahas dan menganalisis hal-hal yang
berkaitan dengan permasalahan mi instan Indomie di negara Taiwan.
1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah adalah menerapkan pola berpikir kritis melalui pembahasan
kasus mi instan Indomie yang ditarik dari peredaran oleh pemerintah Taiwan.
1
ISI
Pengumuman penarikan mi instan Indomie dari perederan dilakukan oleh pemerintah
Taiwan pada tanggal 8 Oktober 2010,3 setelah ditemukan dua bahan kimia terlarang yaitu methyl
p-hydroxybenzoate atau nipagin dan benzoic acid. Berdasarkan pola berpikir kritis, maka hal-hal
yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
2.1. Penyebab
Penarikan mi instan Indomie oleh pemerintah Taiwan disebabkan karena mi instan
Indomie diduga adalah barang ilegal yang berasal dari Thailand.4 Direktur PT Indofood
CBP Sukses Makmur, Taufik Wiraatmadja, mengatakan, mi instan yang ditarik dari pasar
Taiwan bukan mi instan buatan Indofood untuk pasar Taiwan. Produk yang diekspor ke
Taiwan sudah memenuhi peraturan Biro Keamanan Makanan Departemen Kesehatan
Taiwan.1
Hal yang perlu diperhatikan dari pernyataan ini, menurut saya, bagaimana negara Taiwan
mengizinkan produk Indonesia masuk melalui negara perantara, yaitu Thailand. Hal ini
berarti ada kelonggaran dari sistem importir dari Taiwan. Pihak Taiwan seharusnya
melakukan klarifikasi kejelasan mi instan yang diteliti oleh negaranya, apakah benar mi
instan tersebut asli mi instan Indomie, atau hanya produk ilegal yang diselundupkan ke
Taiwan.
Selain itu, pemeriksaan yang dilakukan seharusnya melakukan penelitian produk Indomie
bukan hanya yang berasal dari Thailand saja, tetapi juga yang berasal dari jalur resmi ekspor
impor Taiwan, yaitu yang berasal langsung dari produsen Indofood atau yang masuk dengan
cara paralel impor (bukan importir Indofood).
Hal yang menurut saya perlu diperhatikan adalah, mengapa secara tiba-tiba pemerintah
Taiwan menarik produk mi instan Indomie dari peredaran. Padahal, ada fakta dimana mi
instan Indomie sudah di ekspor ke berbagai negara selama 20 tahun.1 Penarikkan secara tiba-
tiba produk Indomie dari negara Taiwan bisa juga disebabkan persaingan tidak sehat antara
mi lokal di Taiwan dan Indomie.
2
Harga Indomie yang jauh lebih murah dibanding harga mi lokal di Taiwan, yaitu paket
berisi lima bungkus Indomie dijual seharga HK$ 10 (Rp 11.500), lebih murah dibanding
merek lain, rata-rata HK$ 15-20 (Rp 17.250 sampai Rp 23.000),1 bisa menjadi pemicu
persaingan tidak sehat antara produsen lokal dengan Indofood, sehingga Indomie ditarik dari
peredaran.
2.2. Bukti
Penarikan produk Indomie dari pasar Taiwan, disebabkan adanya bukti, dimana
ditemukan dua zat terlarang, yaitu methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid.
a. Methyl p-hydroxybenzoate
Methyl p-hydroxybenzoate disebut juga nipagin atau methylparaben, merupakan
senyawa fenolik, stabil di udara, sensitif terhadap pemaparan cahaya, tahan terhadap
panas dan dingin termasuk uap sterilisasi, stabilitas menurun dengan meningkatnya pH
yang dapat menyebabkan hidrolisis. Methyl p-hydroxybenzoate terabsorbsi dalam saluran
cerna di mana rantai esternya dihidrolisis dalam hati dan ginjal menghasilkan asam p-
hidroksibenzoat yang diekskresi melalui urine sebagai asam p-hidroksihipurat, ester asam
glukoronat atau sulfat dan cepat dikeluarkan tanpa akumulasi dalam tubuh.5-7
Methyl p-hydroxybenzoate bersifat fungistatis dan bakteriostatis, serta dapat
digunakan sebagai bahan pengawet atau perisa makanan dengan kadar tertentu.8 Menurut
BPOM RI, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/1988 tentang Bahan
Tambahan Makanan, methyl p-hydroxybenzoate dapat digunakan sebagai pengawet
untuk produk saus/kecap di Indonesia, dengan batas penggunaan maksimal 250 mg/kg
produk, berdasarkan kajian ilmiah terhadap risiko kesehatan, dan Standar Codex
Allimentarius Committee (CAC). CAC menetapkan batas penggunaan maksimal methyl
p-hydroxybenzoate adalah sebesar 1000 mg/kg produk.9
b. Benzoic Acid
Benzoic acid adalah golongan asam monokarboksilat paling sederhana, dan memiliki
cara kerja fungiostatis dan bakteriostatis.8,10 Karena bersifat sukar larut dalam air, benzoic
acid digunakan dalam bentuk garamnya sebagai bahan pengawet makanan dan minuman,
dan pada umumnya digunakan bersamaan dengan asam salisilat. Benzoic acid
3
ditambahkan pada makanan dengan konsentrasi sekitar 0,5-1% dari berat bahan atau
maksimal 5 mg/kg.8,11,12
Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya, methl p-
hydroxybenzoate dan benzoic acid aman di konsumsi dalam kadar tertentu. Badan kesehatan
Singapura dan Hong Kong juga melakukan penelitian terhadap mi instan Indomie, dan
menyatakan tidak ditemukan zat berbahaya, dan Indomie dinyatakan layak dikonsumsi.13
Negara Taiwan memiliki perbedaan standar keamanan pangan, dengan menetapkan angka
nol persen untuk pengawet methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid.14
Hal yang perlu diperhatikan dari pernyataan penarikan mi instan Indomie oleh
pemerintah Taiwan adalah mengapa negara Taiwan melakukan penarikan penjualan
Indomie pada Oktober 2010, apabila negara Taiwan sudah menetapkan standar keamanan
pangan nol persen untuk pengawet methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid.14 Selain itu,
pihak Indofood menyatakan bahwa standar keamanan pangan yang ada pada Indomie untuk
negara Taiwan telah disesuaikan dengan standar keamanan pangan Taiwan.1
2.3 Akibat yang ditimbulkan
a. Akibat secara medis
Berdasarkan penjelasan mengenai methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, pada
penggunaan dengan kadar tidak melebihi standar, tidak akan menimbulkan efek samping
pada manusia, bahkan untuk konsumsi sehari-hari. Namun apabila penggunaan melebihi
batas yang ditetapkan, maka methyl p-hydroxybenzoate dapat menyebabkan efek alergi,
terutama pada kulit dan mulut.5 Sedangkan untuk benzoic acid dengan penggunaan
berlebih dapat menyebabkan alergi, dan pada anak-anak dapat menyebabkan sikap
hiperaktif.7
b. Akibat secara politis
Menurut pendapat saya, hubungan yang profesional antara Indonesia dan Taiwan tidak
akan rusak hanya karena masalah penarikan Indomie, apabila permasalahan tersebut
4
dibicarakan secara baik-baik, dan menemukan jalan keluar yang tidak merugikan kedua
pihak.
Namun Indonesia bisa kehilangan kepercayaan baik dari masyarakat Indonesia maupun
luar negeri dalam hal produk makanan. Banyak warga yang mempertanyakan kinerja
pemerintah, bahkan melakukan demonstrasi menuntut penjelasan di depan kantor
BPOM.15 Selain itu, apabila kepercayaan dari negara-negara lain mulai berkurang, akan
mengurangi ekspor produk makanan Indonesia ke luar negeri. Hal ini dapat menyebabkan
TKI Indonesia di luar negeri dapat mengalami kesulitan mendapatkan makanan buatan
Indonesia, karena pada dasarnya, konsumen produk Indonesia di luar negeri kebanyakan
adalah para TKI.16
c. Akibat secara ekonomi
Tanggal 11 Oktober 2010, Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (berkode INDF)
berada di level Rp 4.800, turun Rp 300 dari posisi minggu sebelumnya. Saham PT
Indofood Consumer Brand Product Sukses Makmur Tbk. (berkode ICBP) berada di Rp
5.200, dari sebelumnya Rp 5.700.14 Kedua hal ini disebabkan masalah penarikkan mi
instan Indomie di Taiwan, yang berkaitan dengan adanya dua bahan terlarang pada
Indomie.
Kerugian yang dialami PT. Indofood selaku produsen tidak mengurangi jumlah
keuntungan seluruhnya, karena Indomie banyak di ekspor ke negara-negara luar selain
Taiwan. Seperti yang telah dijelaskan, badan kesehatan Hong Kong dan Singapura
mengatakan Indomie layak di konsumsi. Oleh karena itu, tidak akan mengurangi banyak
ekspor ke negara-negara yang memiliki standar kesehatan yang berbeda dengan Taiwan.
2.4. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan peninjauan kembali, apakah memang
benar mi instan yang mengandung bahan terlarang milik produsen Indofood, dan bukan
barang ilegal.
Kemudian, pemerintah Taiwan seharusnya melakukan penjelasan mengenai standar
keamanan pangan yang mereka tetapkan. Perlu ada peninjauan ulang, antara standar
5
keamanan pangan di Taiwan, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa menjatuhkan
produk Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri. Komunikasi antar negara harus
berlangsung dengan baik, yaitu dengan menyelesaikan masalah melalui diskusi.
Pihak Indofood harus mengikuti peraturan standar keamanan pangan pemerintah
Taiwan apabila ingin mengekspor produknya ke negera tersebut. Pihak Indofood harus
secara berkala memeriksa kandungan-kandungan bahan kimia dalam produk mereka, agar
tidak menyalahi aturan standar keamanan pangan, baik di Indonesia maupun luar negeri.
6
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pemerintah Taiwan memiliki standar keamanan pangan yang berbeda dengan Indonesia,
sehinggga menarik mi instan Indomie yang dianggap tidak memenuhi standar tersebut.
2. Methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid adalah salah satu bentuk pengawet makanan
yang aman dikonsumsi, apabila tidak melanggar batas maksimum jumlah
penggunaannya.
3. Perlu adanya pemberitahuan atau pembicaraan yang baik, antara Indonesia dan Taiwan
agar dapat menyelesaikan permasalahan tanpa merugikan kedua belah pihak.
7
DAFTAR PUSTAKA
1Gandhi GS, Setiawan K, Aprilia EU, Sari D, Muhtarom I. Taiwan larang penjualan Indomie.
Edisi 12 Oktober 2010. Diunduh dari
http://korantempo.com/korantempo/koran/2010/10/12/headline/krn.20101012.214517.id.htm
l, 12 November 2010.
2 Wong DL, Hockenberry-Eaton M,Wilson D, Schwartz P. Buku ajar keperawatan pediatrik
Wong. 6th ed. Jakarta : EGC, 2009; 1: 20.
3Setiawan K. Mengandung pengawet terlarang, Indomie ditarik dari Taiwan. Edisi 11
Oktober 2010. Diunduh dari
http://www.tempointeraktif.com/hg/asia/2010/10/11/brk,20101011-283832,id.html, 12
November 2010.
4Jakarta Press. Diduga mengandung zat bahaya, Indomie dirazia di Taiwan. Edisi 11 Oktober
2010. Diunduh dari http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/16250/Diduga-
Mengandung-Zat-Bahaya-Indomie-Dirazia-di-Taiwan.jp, 12 November 2010.
5Saptarini NM. Pengaruh penambahan pengawet (Nipagin, Nipasol, dan Kalsium Propionat)
terhadap pertumbuhan Kapang Syncephalastrum racemosum pada dodol susu. 2007.
Diunduh dari
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/02/pengaruh_penambahan_pengawet.pd
f, 13 November 2010.
6Candra A. Mengenal Pengawet Nipagin. Edisi 12 Oktober 2010. Diunduh dari
http://health.kompas.com/read/2010/10/12/0928286/Mengenal.Pengawet.Nipagin, 13
November 2010.
7Sutresna N. Cerdas belajar kimia. Bandung : Grafindo Media Pratama, 2007 : 262.
8 Tjay TH, Rahardja K. Obat-obat penting, khasiat, penggunaan, dan efek-efek sampingnya.
6th ed. Jakarta : PT. Gramedia, 2007 : 105.
9Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Keterangan pers Badan Pengawasa Obat dan
Makanan RI tentang pengawasan produk mi instan yang terdaftar di Indonesia. 18 Oktober
8
2010. Diunduh dari http://www.pom.go.id/public/press_release/detail.asp?id=83, 12
November 2010.
10Sumardjo D. Pengantar kimia. Buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program
strata 1 fakultas Bioeksakta. Jakarta : EGC, 2009 : 112.
11Saparinto C, Hidayati D. Bahan tambahan pangan. Yogyakarta : Kanisius, 2006 : 41-0.
12JEFCA. Benzoic Acid. Diunduh dari
http://www.fao.org/ag/agn/jecfa-additives/specs/Monograph1/additive-053-m1.pdf, 13
November 2010.
13Aprilia EU. Brunei dan Hongkong ikut uji Indomie. 15 Oktober 2010. Diunduh dari
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/10/15/brk,20101015-284958,id.html, 12
Oktober 2010.
14Tempo Online. Mi instan zero Nipagin. 18 Oktober 2010. Diunduh dari
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/10/18/OPI/mbm.20101018.OPI134879.id.ht
ml, 13 November 2010.
15Hadi MS. Badan POM belum berencana tarik Indomie dari peredaran. 14 Oktober 2010.
Diunduh dari http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/10/14/brk,20101014-
284735,id.html, 12 Oktober 2010.
16Indomie masuk ekspor 80 negara [Editorial]. 15 Oktober 2010. Diunduh dari
http://bataviase.co.id/node/420517, 12 November 2010.
9