pbl blok 8

30
Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung Diporapdwijoyo Sinoputro 102011379 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 [email protected] Kelompok E6 Pendahuluan Pada skenario PBL kami kali ini, kami mendapat kasus mengenai seorang ibu, berusia 78 tahun yang dibawa ke rumah sakit karena merasa sakit pada dada kirinya yang semakin lama dirasakan bertambah hebat, sampai sampai tidak bisa melakukan akttivitas sehari hari. Dari skenario diatas, kelompok kami membuat mind mapping sebagaii berikut:

Upload: thedarkwithin

Post on 07-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pbl blok 8

TRANSCRIPT

Page 1: PBL blok 8

Struktur dan Mekanisme Kerja

Jantung

Diporapdwijoyo Sinoputro

102011379

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6

[email protected]

Kelompok E6

Pendahuluan

Pada skenario PBL kami kali ini, kami mendapat kasus mengenai seorang ibu, berusia 78 tahun yang dibawa ke rumah sakit karena merasa sakit pada dada kirinya yang semakin lama dirasakan bertambah hebat, sampai sampai tidak bisa melakukan akttivitas sehari hari. Dari skenario diatas, kelompok kami membuat mind mapping sebagaii berikut:

Page 2: PBL blok 8

Pembahasan

Struktur Jantung 1

Jantung

Struktur

Makro

Mikro

Mekanisme kerja

Pompa jantung

Sistem sirkulasi

Sistemik

Pulmonal

Aktifitas listrik

Faktor yang mempengaruhi kerja jantung

Luar

Dalam

Enzim kardiovaskular

Page 3: PBL blok 8

Gambar 1. Struktur anatomi jantung

1. Ukuran dan bentuk

- Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara

kedua paru-paru dibagian tengah rongga thoraks. Dua pertiga jantung terletak

disebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum

- Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.

Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (basis) mengarah ke

bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.

2. Pelapis

- Pericardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan

mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini

melekat pada diafragma, sternum, vertebra dan pleura yang membungkus paru.

- Terdiri atas lapisan fibrosa dan serosa. Lapisan fibrosa tersusun dari serabut

kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung.

Lapisan Serosa terdirir atas Visceral (epicardium) menutup permukaan jantung,

dan parietal melapisi bagian dalam Fibrosa pericardium.

- Cavitas Pericardium adalah ruang potensial antara membrane visceral dan

parietal. Mengandung cairan pericardial yang disekresi lapisan Serosa untuk

melumasi membrane dan mengurangi friksi.

3. Dinding Jantung

a. Epicardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas

jaringan ikat.

b. Miokardium terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk

memompa darah.

- Ketebalan miokard bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang yang lainnya.

- Serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas spiral melapisi ruang jantung.

Page 4: PBL blok 8

c. Endokardium tersusun dari lapisan endothelial yang terletak diatas jaringan

ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan

endothelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan

jantung.

Ruang Jantung

1. Atrium (dipisahkan oleh septum intratrial)

- Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah

dari seluruh jaringan kecuali paru. Vena cava superior dan Inferior membawa

darah dari seluruh tubuh ke jantung. Sinus koroner membawa kembali darah

dari dindin jantung itu sendiri.

- Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium

kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Menampung empat vena pulmonalis yang

mengembalikan darah teroksigenasi dri paru-paru.

2. Ventrikel (dipisahkan oleh septum interventricular)

- Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah

meningalkan ventrikel kanan melalui truncus pulmonal dan mengalir melewati

jarak yang pendek ke paru-paru.

- Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dinding

3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui

aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.

3. Trabeculae Carnae

Merupakan bubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari permukaan bagian

dalam kedua ventrikel ke rongga ventricular.

- Otot Papilaris adalah penonjolan trabeculae carnae ke tempat perlekatan korda

kolagen katup jantung (chorda tendinae)

- Moderator band (trabeculae septomarginal) adalah pita lengkung otot pada

ventrikel kanan yang memanjang kea rah tranversal dari septum interventricular

Page 5: PBL blok 8

menuju otot papilaris anterior. Otot ini membantu dalam transmisi

penghantaran impuls untuk kontraksi jantung.

Katup Jantung

1. Tricuspid

Terletak antara atrium kanan dan Ventrikel kanan. Memiliki 3 daun katup (kuspis) jaringan

ikat fibrosa irregular yang dilapisi endokardium.

- Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat paa korda tendinae, yang

malekat pada Otot papilaris. Chorda tendinae mencegah pembalikan daun katup

ke arah belakang menuju atrium.

- Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan arah

atrium kiri, daun katup tricuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan

ke ventrikel kanan.

- Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah

diatrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam

atrium kanan.

2. Bicuspid (mitral)

Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada Chorda tendinae dan

otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspid.

3. Semilunar aorta dan pulmonal

Terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan truncus pulmonalis.

- Katup semilunar pulmonary terletak antara ventrikel kanan dan truncus

pulmonal

- Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

Tanda Permukaan

1. Sulkus Coronarius (atrioventricular) mengelilingi jantung diantara atrium dan ventrikel.

Page 6: PBL blok 8

2. Sulkus interventricular anterior dan posterior menandai letak septum interventrikuler

yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan.

2. Histologi Jantung 2

Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan:

a. Epicardium, merupakan lapis terluar dinding jantung. Lapisan dalam

epicardium disebut membrana serosa (pericardium viscerale), merupakan

selapis sel squamosa yang bersandar pada lamina propia jaringan ikat halus. Di

antara membrana serosa dengan myocardium terdapat jaringan ikat fibroelastis.

Jaringan ikat ini bercampur dengan jaringan lemak cela dan sulcus sehingga

permukaan jantung tampak halus. Pembuluh darah besar dan saraf terdapat di

dalam lapisan ini.

b. Myocardium, merupakan lapis tengah dinding jantung, yang bersesuaian

dengan tunika media. Myocardium tersusun dari berkas-berkas otot jantung

yang saling melilit. Ketebalannya beragam pada tempat yang berbeda, yang

paling tipis terdapat pada kedua atrium dan yang paling tebal terdapat pada

ventrikel kiri. Dalam atrium, serat-serat ototnya tersusun dalam berkas-berkas

yang membentuk jala-jala. Di permukaan dalam, berkas-berkas otot menonjol

membentuk banyak rabung tak beraturan disebut M.pectinatus di dalam

auricula atrium. Di dalam ventrikel, beberapa dari serat-serat otot pada

permukaan dalam, tampak sebagai berkas-berkas terisolasi, yang disebut

trabekulae karnae.

c. Endocardium, yang bersesuaian dengan tunika intima dari pembuluh,

meliputi suatu pelapis endotel dan suatu lapisan subendotel yang relatif tebal,

yang tersusun dari jaringan penyambung, otot polos, dan serat-serat elastis.2

Suatu lapisan subendocardial dari jaringan penyambung longgar mengikat

endocardium pada myocardium yang terletak di bawahnya.

Page 7: PBL blok 8

Gambar 2. Lapisan pada Dinding Jantung

Jantung dilengkapi dengan sistem yang terdiri atas serat jantung khusus yang

berfungsi untuk mengatur denyut jantung dengan cara mengatur kontraksi

kedua atrium dan ventrikel. Serat-serat yang berubah dari sistem ini (serat

Purkinje), yang mempunyai kecepatan hantar rangsang yang lebih daripada otot

jantung biasa, berjalan di dalam subendocardium. Serat Purkinje umumnya

bergaris tengah besar dibandingkan serat otot jantung biasa dan relatif

mengandung lebih banyak sitoplasma dan dalam sitoplasma mengandung lebih

banyak glikogen. Serat Purkinje yang kehilangan ciri khasnya berubah menjadi

serat jantung biasa.3

PERIKARDIUM (pars parietalis)

- Membatasi rongga yang disebut cavum perikardii.

- Tidak menempel pada myokardium.

Terdiri atas:

Mesotelium.

Jaringan ikat yang mengandung sabut elastis, sabut kolagen, makrofag, dsb.

Lapisan sel-sel lemak. Befungsi menahan menebalnya myokardium dan endokardium.

KERANGKA JANTUNG/CARDIAC SKELETON

Page 8: PBL blok 8

Adalah struktur penyangga yang merupakan tempat melekatnya sebagian myokard dan katub

jantung.

Terdiri atas jaringan ikat padat yang berbentuk rumit, dibagi menjadi tiga bentukan:

-Annuli fibrosi : berupa dua pasang cincin jaringan ikat yang meruakan tempat

melekatnya sabut-sabut otot jantung dan katub.

o 1 pasang mengelilingi aorta dan arteri pulmonalis.

o 1 pasang mengelilingi lubang atrio-ventrikuler yang kemudian akan bergabung

dengan septum interventrikularis.

-Trigona fibrosa : merupakan jaringan ikat padat diantara 2 pasang annuli fibrosi.

-Septum membranacea : Terdapat pada septum interventrikularis

bagian atas, strukturnya seperti aponeurosis yang terdiri atas sabut-

sabut kolagen yang saling sejajar.

KATUP JANTUNG

a. Atrio-ventricular valve

Merupakan lipatan endokardium yang ditengahnya terdapat kerangka jaringan ikat yang

berhubungan dengan annuli fibrosi.

Disangga oleh corda tendinei yang dihubungkan dengan myokardium oleh muskulus papilaris.

Lipatan endocard pada sisi atrium lebih tebal dibanding sisi ventrikel.

Terdiri atas 2 macam katub yang keduanya sulit dibedakan secara mikroskopis:

- valvula tricuspidalis

- valvula bicuspidalis

b. Semilunar valve

Mempunyai kerangka yang berasal dari annuli fibrosi.

Ujung-ujungnya menebal disebut noduli arantii.

Page 9: PBL blok 8

Terdiri atas katup pulmunal dan katup aorta.

Mekanisme kerja jantung4

Sistem sirkulasi jantung

Sistem sirkulasi memiliki 3 komponen:

1. Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah

agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh

2. Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari

jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung

3. Darah yang berfungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan membawa

oksigen dan nutrisi

Darah berjalan melalui sistim sirkulasi ke dan dari jantung melalui 2 lengkung vaskuler

(pembuluh darah) yang terpisah. Sirkulasi paru terdiri atas lengkung tertutup pembuluh

darah yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik terdiri atas

pembuluh darah yang mengangkut darah antara jantung dan sistim organ.Walaupun secara

anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua

pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki empat

ruang, bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik bagian atas disebut dengan

atrium yang menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik

bawah, yaitu ventrikel yang berfungsi memompa darah dari jantung.

Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium disebut dengan vena, dan

pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel dan menuju ke jaringan disebut

dengan arteri. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum atau sekat, yaitu suatu partisi

otot kontinu yang mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini

sangat penting karena separuh jantung janan menerima dan memompa darah beroksigen

rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah beroksigen tinggi.

Perjalanan Darah dalam Sistim Sirkulasi

Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari

seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava.

Page 10: PBL blok 8

Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan

ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium

kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri

pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin

oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap

O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya

oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik

pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus sistim tubuh kecuali paru. Jadi,

sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri

besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi

arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.

Sirkulasi sistemik memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan

semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing

bagian tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan

ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk

menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai

produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang

kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung.

Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat. Kedua sisi

jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang beroksigen

rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama dengan

darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru

adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik

adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi.  Oleh karena itu, walaupun

sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan

kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim

dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada

otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke

ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu

arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan menutup

Page 11: PBL blok 8

secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong

katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.

Dua katup jantung yaitu katup atrioventrikel (AV) terletak di antara atrim dan ventrikel

kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun

katup sedangkan katup AV kiri sering disebut dengan katup bikuspid atau katup mitral

karena terdiri atas dua daun katup. Katup-katup ini mengijinkan darah mengalir dari atrium

ke ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium lebih rendah dari tekanan

ventrikel), namun secara alami mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke atrium

ketika pengosongan ventrikel atau ventrikel sedang memompa.

Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis terletak pada

sambungan dimana tempat arteri besar keluar dari ventrikel. Keduanya disebut dengan

katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing mirip dengan

kantung mirip bulan-separuh. Katup ini akan terbuka setiap kali tekanan di ventrikel kanan

dan kiri melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan

mengosongkan isinya. Katup ini akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan

ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup

mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel.

Walaupun tidak terdapat katup antara atrium dan vena namun hal ini tidak menjadi

masalah. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu karena tekanan atrium biasanya tidak jauh

lebih besar dari tekanan vena serta tempat vena kava memasuki atrium biasanya tertekan

selama atrium berkontraksi.

Mekanisme Kerja Jantung - Kelistrikan Jantung 4

Jantung secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung dan

berelaksasi untuk mengisi darah. Siklus jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan

pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel

mengalami siklus sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi

(mekanisme listrik jantung) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah

repolarisasi atau tahapan relaksasi otot jantung. Kontraksi sel otot jantung untuk

memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran-

membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial

Page 12: PBL blok 8

aksi yang ditimbulkannya sendiri. Sifat jantung yang seperti ini, dinamai otoritmitas. Sel

otot jantung sendiri ada dua jenis, yaitu:

1.Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel sel otot jantung, melakukan kerja

mekanis memompa darah. Sel sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk

sendiri potensial aksinya.

2.Sel otoritmik merupakan sel yang berjumlah sangat sedikit, namun sangat

penting. Sel ini tidak berkontraksi, namun memulai dan menghantar potensial aksi

yang menyebabkan kontraksi sel sel jantung kontraktil.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, karena terdapat sel otoritmik yang memperlihatkan

aktivitas pemacu, yaitu potensial membrannya yang lama lamam terdepolarisasi, atau

bergeser, antara potensial potensial aksi sampai ambang tercapai, saat membran

mengalami potensial aksi. Hal ini disebut potensial pemacu.

Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa mekanisme ionik

yang berbeda. Perubahan yang terpenting dalam perpindahan ion yang menimbulkan

potensial pemacu adalah :

1. Penurunan arus K+ keluar disertai dengan arus Na+ masuk yang konstan

2. Peningkatan arus Ca 2+ masuk.

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane

istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane

istirahat. Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas “pacemaker” (picu jantung), berupa

depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane

tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbulkah potensial aksi secara

berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut

secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf. 4,5,6

Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus masih

belum diketahui secara pasti.5

Page 13: PBL blok 8

Gambar 3. Proses Potensial Aksi Jantung

Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membran tidak menetap antara potensial-potensial

aksi. Setelah suatu potensial aksi, membran secara lambat mengalami depolarisasi atau

bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. Pada saat yang sama ketika sedikit K+ ke

luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yang permeabilitasnya tidak berubah, terus

bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalam secara perlahan menjadi kurang negatif;

yaitu membrane secara bertahap mengalai depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang

tercapai, dan saluran Ca++ terbuka, terjadilah influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase

naik dari potensial aksi spontan. Fase saluran K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah

potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi lambat berikutnya mencapai ambang.

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut:

a. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena

cava superior.

b. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium

kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.

c. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV

dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas

kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel dan

kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.

Page 14: PBL blok 8

d. Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar ke

seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukan impuls spontan yang

berlainan. Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat. Impuls ini

disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung, sehingga pada

keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung. Jaringan penghantar khusus

lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena sel-sel ini sudah

diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA, sebelum sel-sel ini

mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.

Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus

jantung yaitu:

Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per menit

Nodus AV : 40-60 kali per menit

Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit

Impuls dari nodus SA akan mengakibatkan potensial aksi di sel kontraktil jantung.

Pembentukan potensial aksi pada otot jantung kontraktil hampir sama dengan pada otot

rangka. Pada otot jantung, masa refrakter memanjang untuk mencegah terjadinya kontraksi

tetanik. Potensial aksi yang direkam dalam sebuah serabut otot ventrikel, rata-rata adalah 105

mV, maksudnya potensial intrasel tersebut meningkat dari suatu nilai yang sangat negative,

sekitar -85 mV menjadi sedikit positif kira-kira +20 mV, sepanjang tiap denyut jantung.

Setelah terjadi gelombang spike (gelombang naik) yang pertama, membrane tetap dalam

keadaan depolarisasi selama kira-kira 0,2 detik, memperlihatkan suatu pendataran/plateau

yang diikuti dengan keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba pada bagian akhir dari

plato tersebut. Adanya plato ini dalam potensial aksi menyebabkan kontraksi ventrikel

berlangsung sampai 15 kali lebih lama daripada kontraksi otot rangka.5.

Mekanismenya adalah sebagai berikut :

Page 15: PBL blok 8

Gambar 3. 5 Fase pada jantung

Diwaktu istirahat, potensial aksi membrane sel kontraktil adalah sekitar -85 mV. Sewaktu

kanal fast Sodium Channel terbuka, Na+ masuk ke dalam sel dan menyebabkan terjadinya

depolarisasi pada sel kontraktil sehingga dalam waktu singkat potensial aksi sel kontraktil

meningkat mencapai +20 mV. Pada kondisi demikian, fast sodium channel menutup dan

slow sodium calcium channel terbuka. Hal ini menyebabkan potensial aksi sel sempat

menurun namun diikuti pendataran (fase plateau) secara perlahan. Pada saat ini kalsium

masuk ke dalam sel kontraktil dan menyebabkan sel berkontraksi. Setelah sel kontraktil

berkontraksi, maka slow sodium calcium channel menutup dan slow potassium channel

terbuka dan mengakibatkan Kalium keluar dari sel sehingga mengembalikan kondisi

potensial aksi sel menjadi negatif. Pada waktu ini terjadi proses repolarisasi. Kalsium yang

digunakan pasca kontraksi akan disimpan di bagian reticulum sarkoplasmik dan tubulus T

pada sel otot jantung untuk digunakan kembali.5

Mekanisme Penghantaran Impuls

Penyebaran eksitasi jantung dikoordinasi untuk memastikan agar pemompaan efisien.

Penyebaran ini dimulai dengan adanya potensial aksi secara spontan pada simpul SA.

Potensial aksi berjalan dengan cepat menyebar di kedua atrium. Penyebaran impuls tersebut

dipermudah oleh dua jalur penghantar, yaitu jalur antaratrium dan antarnodus. Dengan jalur

antarnodus, impuls kemudian menyebar ke berkas AV, yaitu satu-satunya titik tempat

potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke dalam ventrikel. Akan tetapi karena susunan

khusus sistem penghantar dari atrium ke dalam ventrikel, terdapat perlambatan yang lebih

Page 16: PBL blok 8

dari 1/10 detik antara jalan impuls jantung dari atrium ke dalam ventrikel. Penyebab

melambatnya penghantaran impuls tersebut dikarenakan tipisnya serat di daerah ini dan

konsentrasi taut selisih yang rendah. Taut selisih itu sendiri

merupakan mekanisme komunikasi antar sel yang mempermudah konduksi impuls.

Hal ini memungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel untuk memompakan darah

ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang sangat kuat. Jadi, atrium bekerja sebagai

pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel kemudian menyediakan sumber tenaga utama

bagi pergerakan darah melalui sistem vaskular. Dari nodus AV. Potensial aksi menyebar

cepat ke seluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem penghantar ventrikel khusus yang terdiri

dari berkas His dan serat-serat purkinje.6

Pompa jantung

Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol

(relaksasi dan pengisian jantung). Siklus ini terdiri dari beberapa fase :

Gambar 4. Siklus Jantung

a. Kontraksi Atrium

Page 17: PBL blok 8

Ini adalah tahap pertama dari kitaran jantung karena diawali oleh gelombang P dari

elektrokardiogram (EKG), yang merupakan depolarisasi atrium. Depolarisasi atrium

kemudian menyebabkan kontraksi otot-otot atrium.  Tekanan atrium akan meningkat dan

memaksa darah mengalir ke ventrikel melalui katup AV.

Tekanan atrium akan mulai turun setelah kontraksi tadi selesai. Katup AV akan melayang

ke atas karena pembalikan tekanan oleh ventrikel.  Pada saat ini, volume ventrikel yang

maksimum, yang disebut volume akhir diastolik (EDV). Satu bunyi jantung kadang-

kadang dapat diamati selama kontraksi atrium. Bunyi ini disebabkan oleh getaran dinding

ventrikel selama kontraksi atrium.

b. Isovolumetrik Kontraksi

Fasa ini merupakan kitaran jantung bermula dengan munculnya kompleks QRS di

EKG, yang merupakan depolarisasi ventrikel. Ventrikel akan berkontraksi dan

menyebabkan katup AV tertutup. Kontraksi ventrikel juga mencetuskan kontraksi otot

papiler dengan korda tendinea yang melekat padanya yang menghalang katup AV terbuka

kembali.

c. Pengosongan Cepat

Fasa ini merupakan keadaan di mana katup aorta dan pulmonal terbuka dan katup

AV tetap tertutup. Tahap ini merupakan awal pengosongan cepat darah ke dalam aorta dan

arteri paru daripada ventrikel kiri dan kanan, masing-masing. Pengosongan cepat bermula

ketika tekanan intraventricular melebihi tekanan dalam aorta dan arteri paru, yang

menyebabkan katup aorta dan pulmonal terbuka. Darah dikeluarkan karena tenaga total

darah dalam ventrikel melebihi tenaga total darah dalam aorta. Selama fasa ini, tekanan

ventrikel melebihi tekanan normal aliran keluar saluran dengan beda beberapa mmHg.

Kelajuan maksimum keluar tercapai pada awal fasa pengosongan dan tekanan maksimum

(sistolik) arteri aorta dan pulmonal juga dicapai pada fasa ini. Tidak ada bunyi jantung

yang biasanya dirakam selama ejeksi kerana pembukaan katup yang sihat adalah senyap.

Kehadiran suara selama ejeksi (yaitu, murmur ejeksi) menunjukkan adanya penyakit valva.

d. Pengurangan Pengosongan

Sekitar 200 milidetik selepas QRS dan awal kontraksi ventrikel, ventrikel repolarisasi

berlaku seperti yang ditunjukkan oleh gelombang-T EKG. Repolarisasi menyebabkan

penurunan ketegangan aktif ventrikel dan seterusnya kekuatan ejeksi (pengosongan

Page 18: PBL blok 8

ventrikel) turun. Tekanan ventrikel turun sedikit di bawah tekanan keluar saluran, namun

arus keluar masih berlaku karena inersia darah.

e. Relaksasi Isovolumetrik

Ketika tekanan intraventricular turun pada akhir fasa 4, valva aorta dan pulmonal tiba-

tiba menutup (aorta mendahului pulmonal) menyebabkan suara jantung kedua dan awal

relaksasi isovolumetrik.

Setelah penutupan valve, tekanan arteri aorta dan pulmonary arteri meningkat sedikit

(gelombang dicrotic) berikut dengan penurunan lambat dalam tekanan.

f. Pengisian Cepat

Pabila ventrikel terus berelaksasi di akhir fasa 5, tekanana intraventrikuler akan jatuh

pada beberapa titik di bawah tekanan kedua-dua atrium. Ketika ini berlaku, katup AV

terbuka dan pengisian cepat ventrikel bermula. Meskipun darah mengalir dari atrium,

tekanan intraventrikuler tetap akan menurun karena ventrikel masih mengalami

relaksasi. Setelah ventrikel benar-benar relaks, tekanan ventrikel perlahan-lahan akan

meningkat apabila ventrikel terisi dengan darah dari atrium. Pada saat ini, bunyi jantung

ketiga yang terdengar, mungkin bersaal dari menegangnya korda tendinea dan cincin AV

pada relaksasi dan pengisian ventrikel.

g. Pengurangan Pengisian

Ventrikel akan terus diisi dengan darah dan berkembang, menjadikan mereka kurang

komplient intraventricular meningkat. Hal ini mengurangkan gradien tekanan di katup AV

sehingga tahap pengisian jatuh. Dalam keadaan normal , ketika relaksasi jantung, ventrikel

adalah sekitar 90% terisi pada akhir tahap ini. Dengan kata lain, sekitar 90% dari pengisian

ventrikel berlaku sebelum kontraksi atrium. 5,6

Faktor faktor yang mempengaruhi kerja jantung 4

Seperti yang sudah kita ketahui, curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh masing

masing ventrikel per menitnya. Selama suatu periode waktu, volume darah yang mengalir melalui

sirkulasi pulmonal sama dengan volume yang mengalir melalui sirkulasi sistemik. Bagaimana

curah jantung dapat bervariasi? Hal ini tak lain karena disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor

Page 19: PBL blok 8

faktor yang mempengaruhi kerja jantung akan saya bagi menjadi dua, yaitu faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik.

Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik sendiri adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri, aktifitas tubuh

kita. Secara garis besar, faktor intrinsik ini dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis, dan saraf

parasimpatis.

Saraf parasimpatis

Efek saraf simpatis pada mekanisme kerja jantung adalah untuk mengurangi kecepatan

jantung. Asetilkolin yang dibebaska pada pengaktifan sistem saraf parasimpatis

meningkatkan permeabilitas nodus SA terhadap Kalium dengan memperlambat penutupan

saluran kalium. Akibatnya, kecepatan pembentukan potensial aksi spontan berkurang.

Saraf simpatis

Efek saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung pada situasi darurat atau olahraga,

ketika dibutuhkan meningkatkan aliran darah, mempercepat frekuensi denyut jantung

melalui efeknya pada jaringan pemacu. Efek utamanya pada nodus SA adalah percepatan

depolarisasi jantung sehingga ambang cepat tercapai.

Faktor ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar tubuh kita sendiri, dimana misalnya kita

melakukan olahraga, bagian bagian tubuh yang kekurangan oksigen, akan memicu jantung untuk

memompa darah lebih cepat, supaya sirkulasi juga lebih cepat terjadi.

Enzim Kardiovaskular

Enzim kardiovaskular ada dua jenis, yaitu:

a. Enzim Fungsional

Enzim fungsional adalah enzim yang normalnya terdapat pada plasma darah. Umumnya

dibuat dalam hati dan terdapat dalam sirkulasi darah. Hati memiliki peran mengatur

konsentrasi berbagai metabolit larut-air dalam darah. Substratnya juga dalam sirkulasi

darah. Kadar enzim ini relatif tinggi dalam jaringan. Contoh dari enzim fungsional adalah

lipoprotein lipase, proenzim pembekuan darah, dan pemecahan bekuan darah.

b. Enzim Nonfungsional

Enzim nonfungsional adalah enzim yang normalnya tidak berfungsi dalam plasma darah.

Oleh karena itu, substratnya tidak ada dalam darah. Kadar enzim ini sangat rendah dalam

Page 20: PBL blok 8

jaringan. Kerja enzim ini di dalam sel (enzim intraselular). Peningkatan kadar enzim

nonfungsional dalam darah merupakan indikasi kerusakan jaringan, karena enzim dapat

berdifusi secara pasif ke dalam plasma. Contoh dari enzim nonfungsional adalah sekresi

eksokrin, amilase pankreas dan lipase, dan alkaline fosfatase. 7

Penutup

Kesimpulan kelompok kami, yang tak lain adalah sakit pada dada kiri disebabkan oleh

kelainan pada struktur, dan mekanisme karja pada jantung diterima. Hal ini, dikarenakan

dengan melihat apa saja yang telah kita bahas tadi mekanisme kerja jantung, serta fungsi

fungsinya sangat berpengaruh pada seluruh organ tubuh kita, karena jantunglah organ yang

bertanggung jawab dalam menjaga agar setiap organ mendapatkan darah yang penuh

oksigen.

Daftar pustaka

1. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Buku ajar anatomi: Sistem

kardiovaskular 1. Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Ukrida; 2010.

Page 21: PBL blok 8

2. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta: EGC; 2007.

3. Bevelander A, Ramaley JA. Dasar-dasar histologi. Edisi ke-8. Jakarta : Penerbit

Erlangga. 2006.h.45-55.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia.Jakarta:EGC;2006.

5. Guyton, Hall JE. Buku saku: fisiologi kedokteran. 11th Ed. Jakarta: Penerbit

buku kedokeran EGC; 2010.h.87-9.

6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku kedokteran

EGC; 2002.h.55-7.