pbl blok 8
DESCRIPTION
pbl blok 8TRANSCRIPT
Struktur dan Mekanisme Kerja
Jantung
Diporapdwijoyo Sinoputro
102011379
Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6
Kelompok E6
Pendahuluan
Pada skenario PBL kami kali ini, kami mendapat kasus mengenai seorang ibu, berusia 78 tahun yang dibawa ke rumah sakit karena merasa sakit pada dada kirinya yang semakin lama dirasakan bertambah hebat, sampai sampai tidak bisa melakukan akttivitas sehari hari. Dari skenario diatas, kelompok kami membuat mind mapping sebagaii berikut:
Pembahasan
Struktur Jantung 1
Jantung
Struktur
Makro
Mikro
Mekanisme kerja
Pompa jantung
Sistem sirkulasi
Sistemik
Pulmonal
Aktifitas listrik
Faktor yang mempengaruhi kerja jantung
Luar
Dalam
Enzim kardiovaskular
Gambar 1. Struktur anatomi jantung
1. Ukuran dan bentuk
- Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara
kedua paru-paru dibagian tengah rongga thoraks. Dua pertiga jantung terletak
disebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum
- Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.
Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (basis) mengarah ke
bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.
2. Pelapis
- Pericardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan
mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini
melekat pada diafragma, sternum, vertebra dan pleura yang membungkus paru.
- Terdiri atas lapisan fibrosa dan serosa. Lapisan fibrosa tersusun dari serabut
kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung.
Lapisan Serosa terdirir atas Visceral (epicardium) menutup permukaan jantung,
dan parietal melapisi bagian dalam Fibrosa pericardium.
- Cavitas Pericardium adalah ruang potensial antara membrane visceral dan
parietal. Mengandung cairan pericardial yang disekresi lapisan Serosa untuk
melumasi membrane dan mengurangi friksi.
3. Dinding Jantung
a. Epicardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas
jaringan ikat.
b. Miokardium terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk
memompa darah.
- Ketebalan miokard bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang yang lainnya.
- Serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas spiral melapisi ruang jantung.
c. Endokardium tersusun dari lapisan endothelial yang terletak diatas jaringan
ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan
endothelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan
jantung.
Ruang Jantung
1. Atrium (dipisahkan oleh septum intratrial)
- Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah
dari seluruh jaringan kecuali paru. Vena cava superior dan Inferior membawa
darah dari seluruh tubuh ke jantung. Sinus koroner membawa kembali darah
dari dindin jantung itu sendiri.
- Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium
kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Menampung empat vena pulmonalis yang
mengembalikan darah teroksigenasi dri paru-paru.
2. Ventrikel (dipisahkan oleh septum interventricular)
- Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah
meningalkan ventrikel kanan melalui truncus pulmonal dan mengalir melewati
jarak yang pendek ke paru-paru.
- Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dinding
3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui
aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.
3. Trabeculae Carnae
Merupakan bubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari permukaan bagian
dalam kedua ventrikel ke rongga ventricular.
- Otot Papilaris adalah penonjolan trabeculae carnae ke tempat perlekatan korda
kolagen katup jantung (chorda tendinae)
- Moderator band (trabeculae septomarginal) adalah pita lengkung otot pada
ventrikel kanan yang memanjang kea rah tranversal dari septum interventricular
menuju otot papilaris anterior. Otot ini membantu dalam transmisi
penghantaran impuls untuk kontraksi jantung.
Katup Jantung
1. Tricuspid
Terletak antara atrium kanan dan Ventrikel kanan. Memiliki 3 daun katup (kuspis) jaringan
ikat fibrosa irregular yang dilapisi endokardium.
- Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat paa korda tendinae, yang
malekat pada Otot papilaris. Chorda tendinae mencegah pembalikan daun katup
ke arah belakang menuju atrium.
- Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan arah
atrium kiri, daun katup tricuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan
ke ventrikel kanan.
- Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah
diatrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam
atrium kanan.
2. Bicuspid (mitral)
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada Chorda tendinae dan
otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspid.
3. Semilunar aorta dan pulmonal
Terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan truncus pulmonalis.
- Katup semilunar pulmonary terletak antara ventrikel kanan dan truncus
pulmonal
- Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Tanda Permukaan
1. Sulkus Coronarius (atrioventricular) mengelilingi jantung diantara atrium dan ventrikel.
2. Sulkus interventricular anterior dan posterior menandai letak septum interventrikuler
yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan.
2. Histologi Jantung 2
Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan:
a. Epicardium, merupakan lapis terluar dinding jantung. Lapisan dalam
epicardium disebut membrana serosa (pericardium viscerale), merupakan
selapis sel squamosa yang bersandar pada lamina propia jaringan ikat halus. Di
antara membrana serosa dengan myocardium terdapat jaringan ikat fibroelastis.
Jaringan ikat ini bercampur dengan jaringan lemak cela dan sulcus sehingga
permukaan jantung tampak halus. Pembuluh darah besar dan saraf terdapat di
dalam lapisan ini.
b. Myocardium, merupakan lapis tengah dinding jantung, yang bersesuaian
dengan tunika media. Myocardium tersusun dari berkas-berkas otot jantung
yang saling melilit. Ketebalannya beragam pada tempat yang berbeda, yang
paling tipis terdapat pada kedua atrium dan yang paling tebal terdapat pada
ventrikel kiri. Dalam atrium, serat-serat ototnya tersusun dalam berkas-berkas
yang membentuk jala-jala. Di permukaan dalam, berkas-berkas otot menonjol
membentuk banyak rabung tak beraturan disebut M.pectinatus di dalam
auricula atrium. Di dalam ventrikel, beberapa dari serat-serat otot pada
permukaan dalam, tampak sebagai berkas-berkas terisolasi, yang disebut
trabekulae karnae.
c. Endocardium, yang bersesuaian dengan tunika intima dari pembuluh,
meliputi suatu pelapis endotel dan suatu lapisan subendotel yang relatif tebal,
yang tersusun dari jaringan penyambung, otot polos, dan serat-serat elastis.2
Suatu lapisan subendocardial dari jaringan penyambung longgar mengikat
endocardium pada myocardium yang terletak di bawahnya.
Gambar 2. Lapisan pada Dinding Jantung
Jantung dilengkapi dengan sistem yang terdiri atas serat jantung khusus yang
berfungsi untuk mengatur denyut jantung dengan cara mengatur kontraksi
kedua atrium dan ventrikel. Serat-serat yang berubah dari sistem ini (serat
Purkinje), yang mempunyai kecepatan hantar rangsang yang lebih daripada otot
jantung biasa, berjalan di dalam subendocardium. Serat Purkinje umumnya
bergaris tengah besar dibandingkan serat otot jantung biasa dan relatif
mengandung lebih banyak sitoplasma dan dalam sitoplasma mengandung lebih
banyak glikogen. Serat Purkinje yang kehilangan ciri khasnya berubah menjadi
serat jantung biasa.3
PERIKARDIUM (pars parietalis)
- Membatasi rongga yang disebut cavum perikardii.
- Tidak menempel pada myokardium.
Terdiri atas:
Mesotelium.
Jaringan ikat yang mengandung sabut elastis, sabut kolagen, makrofag, dsb.
Lapisan sel-sel lemak. Befungsi menahan menebalnya myokardium dan endokardium.
KERANGKA JANTUNG/CARDIAC SKELETON
Adalah struktur penyangga yang merupakan tempat melekatnya sebagian myokard dan katub
jantung.
Terdiri atas jaringan ikat padat yang berbentuk rumit, dibagi menjadi tiga bentukan:
-Annuli fibrosi : berupa dua pasang cincin jaringan ikat yang meruakan tempat
melekatnya sabut-sabut otot jantung dan katub.
o 1 pasang mengelilingi aorta dan arteri pulmonalis.
o 1 pasang mengelilingi lubang atrio-ventrikuler yang kemudian akan bergabung
dengan septum interventrikularis.
-Trigona fibrosa : merupakan jaringan ikat padat diantara 2 pasang annuli fibrosi.
-Septum membranacea : Terdapat pada septum interventrikularis
bagian atas, strukturnya seperti aponeurosis yang terdiri atas sabut-
sabut kolagen yang saling sejajar.
KATUP JANTUNG
a. Atrio-ventricular valve
Merupakan lipatan endokardium yang ditengahnya terdapat kerangka jaringan ikat yang
berhubungan dengan annuli fibrosi.
Disangga oleh corda tendinei yang dihubungkan dengan myokardium oleh muskulus papilaris.
Lipatan endocard pada sisi atrium lebih tebal dibanding sisi ventrikel.
Terdiri atas 2 macam katub yang keduanya sulit dibedakan secara mikroskopis:
- valvula tricuspidalis
- valvula bicuspidalis
b. Semilunar valve
Mempunyai kerangka yang berasal dari annuli fibrosi.
Ujung-ujungnya menebal disebut noduli arantii.
Terdiri atas katup pulmunal dan katup aorta.
Mekanisme kerja jantung4
Sistem sirkulasi jantung
Sistem sirkulasi memiliki 3 komponen:
1. Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah
agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh
2. Pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari
jantung ke semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung
3. Darah yang berfungsi sebagai medium transportasi dimana darah akan membawa
oksigen dan nutrisi
Darah berjalan melalui sistim sirkulasi ke dan dari jantung melalui 2 lengkung vaskuler
(pembuluh darah) yang terpisah. Sirkulasi paru terdiri atas lengkung tertutup pembuluh
darah yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik terdiri atas
pembuluh darah yang mengangkut darah antara jantung dan sistim organ.Walaupun secara
anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua
pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki empat
ruang, bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik bagian atas disebut dengan
atrium yang menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik
bawah, yaitu ventrikel yang berfungsi memompa darah dari jantung.
Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium disebut dengan vena, dan
pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel dan menuju ke jaringan disebut
dengan arteri. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum atau sekat, yaitu suatu partisi
otot kontinu yang mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini
sangat penting karena separuh jantung janan menerima dan memompa darah beroksigen
rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah beroksigen tinggi.
Perjalanan Darah dalam Sistim Sirkulasi
Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari
seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava.
Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan
ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium
kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri
pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin
oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap
O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya
oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik
pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus sistim tubuh kecuali paru. Jadi,
sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri
besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi
arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.
Sirkulasi sistemik memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan
semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing
bagian tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan
ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk
menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai
produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang
kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung.
Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat. Kedua sisi
jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang beroksigen
rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama dengan
darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru
adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik
adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun
sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan
kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim
dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada
otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke
ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu
arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan menutup
secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong
katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.
Dua katup jantung yaitu katup atrioventrikel (AV) terletak di antara atrim dan ventrikel
kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun
katup sedangkan katup AV kiri sering disebut dengan katup bikuspid atau katup mitral
karena terdiri atas dua daun katup. Katup-katup ini mengijinkan darah mengalir dari atrium
ke ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium lebih rendah dari tekanan
ventrikel), namun secara alami mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke atrium
ketika pengosongan ventrikel atau ventrikel sedang memompa.
Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis terletak pada
sambungan dimana tempat arteri besar keluar dari ventrikel. Keduanya disebut dengan
katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing mirip dengan
kantung mirip bulan-separuh. Katup ini akan terbuka setiap kali tekanan di ventrikel kanan
dan kiri melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan
mengosongkan isinya. Katup ini akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan
ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup
mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel.
Walaupun tidak terdapat katup antara atrium dan vena namun hal ini tidak menjadi
masalah. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu karena tekanan atrium biasanya tidak jauh
lebih besar dari tekanan vena serta tempat vena kava memasuki atrium biasanya tertekan
selama atrium berkontraksi.
Mekanisme Kerja Jantung - Kelistrikan Jantung 4
Jantung secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung dan
berelaksasi untuk mengisi darah. Siklus jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan
pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel
mengalami siklus sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi
(mekanisme listrik jantung) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah
repolarisasi atau tahapan relaksasi otot jantung. Kontraksi sel otot jantung untuk
memompa darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran-
membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial
aksi yang ditimbulkannya sendiri. Sifat jantung yang seperti ini, dinamai otoritmitas. Sel
otot jantung sendiri ada dua jenis, yaitu:
1.Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Sel sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk
sendiri potensial aksinya.
2.Sel otoritmik merupakan sel yang berjumlah sangat sedikit, namun sangat
penting. Sel ini tidak berkontraksi, namun memulai dan menghantar potensial aksi
yang menyebabkan kontraksi sel sel jantung kontraktil.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, karena terdapat sel otoritmik yang memperlihatkan
aktivitas pemacu, yaitu potensial membrannya yang lama lamam terdepolarisasi, atau
bergeser, antara potensial potensial aksi sampai ambang tercapai, saat membran
mengalami potensial aksi. Hal ini disebut potensial pemacu.
Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa mekanisme ionik
yang berbeda. Perubahan yang terpenting dalam perpindahan ion yang menimbulkan
potensial pemacu adalah :
1. Penurunan arus K+ keluar disertai dengan arus Na+ masuk yang konstan
2. Peningkatan arus Ca 2+ masuk.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane
istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane
istirahat. Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas “pacemaker” (picu jantung), berupa
depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane
tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbulkah potensial aksi secara
berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut
secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf. 4,5,6
Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus masih
belum diketahui secara pasti.5
Gambar 3. Proses Potensial Aksi Jantung
Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membran tidak menetap antara potensial-potensial
aksi. Setelah suatu potensial aksi, membran secara lambat mengalami depolarisasi atau
bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. Pada saat yang sama ketika sedikit K+ ke
luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yang permeabilitasnya tidak berubah, terus
bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalam secara perlahan menjadi kurang negatif;
yaitu membrane secara bertahap mengalai depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang
tercapai, dan saluran Ca++ terbuka, terjadilah influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase
naik dari potensial aksi spontan. Fase saluran K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah
potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi lambat berikutnya mencapai ambang.
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut:
a. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena
cava superior.
b. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium
kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
c. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV
dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas
kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel dan
kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
d. Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukan impuls spontan yang
berlainan. Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat. Impuls ini
disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung, sehingga pada
keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung. Jaringan penghantar khusus
lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena sel-sel ini sudah
diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA, sebelum sel-sel ini
mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.
Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus
jantung yaitu:
Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per menit
Nodus AV : 40-60 kali per menit
Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit
Impuls dari nodus SA akan mengakibatkan potensial aksi di sel kontraktil jantung.
Pembentukan potensial aksi pada otot jantung kontraktil hampir sama dengan pada otot
rangka. Pada otot jantung, masa refrakter memanjang untuk mencegah terjadinya kontraksi
tetanik. Potensial aksi yang direkam dalam sebuah serabut otot ventrikel, rata-rata adalah 105
mV, maksudnya potensial intrasel tersebut meningkat dari suatu nilai yang sangat negative,
sekitar -85 mV menjadi sedikit positif kira-kira +20 mV, sepanjang tiap denyut jantung.
Setelah terjadi gelombang spike (gelombang naik) yang pertama, membrane tetap dalam
keadaan depolarisasi selama kira-kira 0,2 detik, memperlihatkan suatu pendataran/plateau
yang diikuti dengan keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba pada bagian akhir dari
plato tersebut. Adanya plato ini dalam potensial aksi menyebabkan kontraksi ventrikel
berlangsung sampai 15 kali lebih lama daripada kontraksi otot rangka.5.
Mekanismenya adalah sebagai berikut :
Gambar 3. 5 Fase pada jantung
Diwaktu istirahat, potensial aksi membrane sel kontraktil adalah sekitar -85 mV. Sewaktu
kanal fast Sodium Channel terbuka, Na+ masuk ke dalam sel dan menyebabkan terjadinya
depolarisasi pada sel kontraktil sehingga dalam waktu singkat potensial aksi sel kontraktil
meningkat mencapai +20 mV. Pada kondisi demikian, fast sodium channel menutup dan
slow sodium calcium channel terbuka. Hal ini menyebabkan potensial aksi sel sempat
menurun namun diikuti pendataran (fase plateau) secara perlahan. Pada saat ini kalsium
masuk ke dalam sel kontraktil dan menyebabkan sel berkontraksi. Setelah sel kontraktil
berkontraksi, maka slow sodium calcium channel menutup dan slow potassium channel
terbuka dan mengakibatkan Kalium keluar dari sel sehingga mengembalikan kondisi
potensial aksi sel menjadi negatif. Pada waktu ini terjadi proses repolarisasi. Kalsium yang
digunakan pasca kontraksi akan disimpan di bagian reticulum sarkoplasmik dan tubulus T
pada sel otot jantung untuk digunakan kembali.5
Mekanisme Penghantaran Impuls
Penyebaran eksitasi jantung dikoordinasi untuk memastikan agar pemompaan efisien.
Penyebaran ini dimulai dengan adanya potensial aksi secara spontan pada simpul SA.
Potensial aksi berjalan dengan cepat menyebar di kedua atrium. Penyebaran impuls tersebut
dipermudah oleh dua jalur penghantar, yaitu jalur antaratrium dan antarnodus. Dengan jalur
antarnodus, impuls kemudian menyebar ke berkas AV, yaitu satu-satunya titik tempat
potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke dalam ventrikel. Akan tetapi karena susunan
khusus sistem penghantar dari atrium ke dalam ventrikel, terdapat perlambatan yang lebih
dari 1/10 detik antara jalan impuls jantung dari atrium ke dalam ventrikel. Penyebab
melambatnya penghantaran impuls tersebut dikarenakan tipisnya serat di daerah ini dan
konsentrasi taut selisih yang rendah. Taut selisih itu sendiri
merupakan mekanisme komunikasi antar sel yang mempermudah konduksi impuls.
Hal ini memungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel untuk memompakan darah
ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang sangat kuat. Jadi, atrium bekerja sebagai
pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel kemudian menyediakan sumber tenaga utama
bagi pergerakan darah melalui sistem vaskular. Dari nodus AV. Potensial aksi menyebar
cepat ke seluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem penghantar ventrikel khusus yang terdiri
dari berkas His dan serat-serat purkinje.6
Pompa jantung
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol
(relaksasi dan pengisian jantung). Siklus ini terdiri dari beberapa fase :
Gambar 4. Siklus Jantung
a. Kontraksi Atrium
Ini adalah tahap pertama dari kitaran jantung karena diawali oleh gelombang P dari
elektrokardiogram (EKG), yang merupakan depolarisasi atrium. Depolarisasi atrium
kemudian menyebabkan kontraksi otot-otot atrium. Tekanan atrium akan meningkat dan
memaksa darah mengalir ke ventrikel melalui katup AV.
Tekanan atrium akan mulai turun setelah kontraksi tadi selesai. Katup AV akan melayang
ke atas karena pembalikan tekanan oleh ventrikel. Pada saat ini, volume ventrikel yang
maksimum, yang disebut volume akhir diastolik (EDV). Satu bunyi jantung kadang-
kadang dapat diamati selama kontraksi atrium. Bunyi ini disebabkan oleh getaran dinding
ventrikel selama kontraksi atrium.
b. Isovolumetrik Kontraksi
Fasa ini merupakan kitaran jantung bermula dengan munculnya kompleks QRS di
EKG, yang merupakan depolarisasi ventrikel. Ventrikel akan berkontraksi dan
menyebabkan katup AV tertutup. Kontraksi ventrikel juga mencetuskan kontraksi otot
papiler dengan korda tendinea yang melekat padanya yang menghalang katup AV terbuka
kembali.
c. Pengosongan Cepat
Fasa ini merupakan keadaan di mana katup aorta dan pulmonal terbuka dan katup
AV tetap tertutup. Tahap ini merupakan awal pengosongan cepat darah ke dalam aorta dan
arteri paru daripada ventrikel kiri dan kanan, masing-masing. Pengosongan cepat bermula
ketika tekanan intraventricular melebihi tekanan dalam aorta dan arteri paru, yang
menyebabkan katup aorta dan pulmonal terbuka. Darah dikeluarkan karena tenaga total
darah dalam ventrikel melebihi tenaga total darah dalam aorta. Selama fasa ini, tekanan
ventrikel melebihi tekanan normal aliran keluar saluran dengan beda beberapa mmHg.
Kelajuan maksimum keluar tercapai pada awal fasa pengosongan dan tekanan maksimum
(sistolik) arteri aorta dan pulmonal juga dicapai pada fasa ini. Tidak ada bunyi jantung
yang biasanya dirakam selama ejeksi kerana pembukaan katup yang sihat adalah senyap.
Kehadiran suara selama ejeksi (yaitu, murmur ejeksi) menunjukkan adanya penyakit valva.
d. Pengurangan Pengosongan
Sekitar 200 milidetik selepas QRS dan awal kontraksi ventrikel, ventrikel repolarisasi
berlaku seperti yang ditunjukkan oleh gelombang-T EKG. Repolarisasi menyebabkan
penurunan ketegangan aktif ventrikel dan seterusnya kekuatan ejeksi (pengosongan
ventrikel) turun. Tekanan ventrikel turun sedikit di bawah tekanan keluar saluran, namun
arus keluar masih berlaku karena inersia darah.
e. Relaksasi Isovolumetrik
Ketika tekanan intraventricular turun pada akhir fasa 4, valva aorta dan pulmonal tiba-
tiba menutup (aorta mendahului pulmonal) menyebabkan suara jantung kedua dan awal
relaksasi isovolumetrik.
Setelah penutupan valve, tekanan arteri aorta dan pulmonary arteri meningkat sedikit
(gelombang dicrotic) berikut dengan penurunan lambat dalam tekanan.
f. Pengisian Cepat
Pabila ventrikel terus berelaksasi di akhir fasa 5, tekanana intraventrikuler akan jatuh
pada beberapa titik di bawah tekanan kedua-dua atrium. Ketika ini berlaku, katup AV
terbuka dan pengisian cepat ventrikel bermula. Meskipun darah mengalir dari atrium,
tekanan intraventrikuler tetap akan menurun karena ventrikel masih mengalami
relaksasi. Setelah ventrikel benar-benar relaks, tekanan ventrikel perlahan-lahan akan
meningkat apabila ventrikel terisi dengan darah dari atrium. Pada saat ini, bunyi jantung
ketiga yang terdengar, mungkin bersaal dari menegangnya korda tendinea dan cincin AV
pada relaksasi dan pengisian ventrikel.
g. Pengurangan Pengisian
Ventrikel akan terus diisi dengan darah dan berkembang, menjadikan mereka kurang
komplient intraventricular meningkat. Hal ini mengurangkan gradien tekanan di katup AV
sehingga tahap pengisian jatuh. Dalam keadaan normal , ketika relaksasi jantung, ventrikel
adalah sekitar 90% terisi pada akhir tahap ini. Dengan kata lain, sekitar 90% dari pengisian
ventrikel berlaku sebelum kontraksi atrium. 5,6
Faktor faktor yang mempengaruhi kerja jantung 4
Seperti yang sudah kita ketahui, curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh masing
masing ventrikel per menitnya. Selama suatu periode waktu, volume darah yang mengalir melalui
sirkulasi pulmonal sama dengan volume yang mengalir melalui sirkulasi sistemik. Bagaimana
curah jantung dapat bervariasi? Hal ini tak lain karena disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
faktor yang mempengaruhi kerja jantung akan saya bagi menjadi dua, yaitu faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik.
Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik sendiri adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri, aktifitas tubuh
kita. Secara garis besar, faktor intrinsik ini dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis, dan saraf
parasimpatis.
Saraf parasimpatis
Efek saraf simpatis pada mekanisme kerja jantung adalah untuk mengurangi kecepatan
jantung. Asetilkolin yang dibebaska pada pengaktifan sistem saraf parasimpatis
meningkatkan permeabilitas nodus SA terhadap Kalium dengan memperlambat penutupan
saluran kalium. Akibatnya, kecepatan pembentukan potensial aksi spontan berkurang.
Saraf simpatis
Efek saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung pada situasi darurat atau olahraga,
ketika dibutuhkan meningkatkan aliran darah, mempercepat frekuensi denyut jantung
melalui efeknya pada jaringan pemacu. Efek utamanya pada nodus SA adalah percepatan
depolarisasi jantung sehingga ambang cepat tercapai.
Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar tubuh kita sendiri, dimana misalnya kita
melakukan olahraga, bagian bagian tubuh yang kekurangan oksigen, akan memicu jantung untuk
memompa darah lebih cepat, supaya sirkulasi juga lebih cepat terjadi.
Enzim Kardiovaskular
Enzim kardiovaskular ada dua jenis, yaitu:
a. Enzim Fungsional
Enzim fungsional adalah enzim yang normalnya terdapat pada plasma darah. Umumnya
dibuat dalam hati dan terdapat dalam sirkulasi darah. Hati memiliki peran mengatur
konsentrasi berbagai metabolit larut-air dalam darah. Substratnya juga dalam sirkulasi
darah. Kadar enzim ini relatif tinggi dalam jaringan. Contoh dari enzim fungsional adalah
lipoprotein lipase, proenzim pembekuan darah, dan pemecahan bekuan darah.
b. Enzim Nonfungsional
Enzim nonfungsional adalah enzim yang normalnya tidak berfungsi dalam plasma darah.
Oleh karena itu, substratnya tidak ada dalam darah. Kadar enzim ini sangat rendah dalam
jaringan. Kerja enzim ini di dalam sel (enzim intraselular). Peningkatan kadar enzim
nonfungsional dalam darah merupakan indikasi kerusakan jaringan, karena enzim dapat
berdifusi secara pasif ke dalam plasma. Contoh dari enzim nonfungsional adalah sekresi
eksokrin, amilase pankreas dan lipase, dan alkaline fosfatase. 7
Penutup
Kesimpulan kelompok kami, yang tak lain adalah sakit pada dada kiri disebabkan oleh
kelainan pada struktur, dan mekanisme karja pada jantung diterima. Hal ini, dikarenakan
dengan melihat apa saja yang telah kita bahas tadi mekanisme kerja jantung, serta fungsi
fungsinya sangat berpengaruh pada seluruh organ tubuh kita, karena jantunglah organ yang
bertanggung jawab dalam menjaga agar setiap organ mendapatkan darah yang penuh
oksigen.
Daftar pustaka
1. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Buku ajar anatomi: Sistem
kardiovaskular 1. Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Ukrida; 2010.
2. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta: EGC; 2007.
3. Bevelander A, Ramaley JA. Dasar-dasar histologi. Edisi ke-8. Jakarta : Penerbit
Erlangga. 2006.h.45-55.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia.Jakarta:EGC;2006.
5. Guyton, Hall JE. Buku saku: fisiologi kedokteran. 11th Ed. Jakarta: Penerbit
buku kedokeran EGC; 2010.h.87-9.
6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2002.h.55-7.