pbl blok 28-nyeri pinggang et beban kerja

Upload: asrul-rahim

Post on 11-Jul-2015

434 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

PROBLEM BASED LEARNINGOccupational Medicine Blok 28 Makalah Mandiri Zainoor Ain binti Jamil 2007-10-297 Kelompok D7 di bawah bimbingan Dr SusiloKasus:Sebuah hotel berbintang tiga di kota pariwisata mempunyai 100 karyawan. Pemilik hotel menyediakan klinik yang juga melayanai karyawannya. Dari catatan kunjungan poliklinik pada beberapa bulan sebelumnya terdapat beberapa keluhan nyeri yang serupa pada pinggang di antara petugas room service. Setelah dievaluasi oleh dokter ternyata bertepatan dengan peningkatan jumlah pengunjung.

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

1

Daftar IsiI.

Pendahuluan

3

II. Isi1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Anamnesia Pemeriksaan Fisik Diagnosis Kerja Diagnosis Banding Pengenalan dan Evaluasi Lingkungan Kerja Etiologi Penatalaksanaan Pengendalian Lingkungan Kerja Dampak

4 5 6 7 9 12 13 14 17 18 18

10. Prognosis III.

Daftar pustaka

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

2

Pendahuluan Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal maupun yang berada pada sektor informal1 . Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatansetinggitingginya baik fisik, mental maupun sosial. Tujuan tersebut dicapai dengan usaha-usaha preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja serta penyakit umum. Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen kesehatan berupa kapasitas dari pekerja, beban kerja dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secara baik dan serasi 2 . Tenaga kerja merupakan faktor strategis dalam mendukung melesatnya perkembangan industri dan usaha serta pembangunan secara menyeluruh. Interaksi antara tenaga kerja dengan tugas pekerjaannya dan peralatan produksi yang semakin canggih, Meningkatkan pemaparan terhadap resiko kecelakan dan penyakit akibat kerja1,3

. Setiap pekerjaan

merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud mungkin fisik, mental atau sosial. Seorang pekerja, seperti pekerja-pekerja bongkar muat barang pelabuhan, memikul lebih banyak beban fisik daripada beban mental atau sosial 2. Beban fisik ditemukan pada saat melakukan pekerjaan yang menggunakan fisik sebagai alat utama seperti pekerjaan memindahkan beban. Berat beban yang diangkat serta frekuensi mengangkat yang sering dapat mempengaruhi kesehatan pekerja berupa kecelakaan kerja / timbulnya penyakit akibat kerja3. Salah satu penyakit yang timbul dari proses kerja mengangkat adalah timbulnya rasa nyeri pada bagian pinggang akibat penekanan beban pada tubuh terutama tubuh bagian belakang. Hasil sebuah penelitian di Swedia menyatakan bahwa 4,5 juta orang pekerja kehilangan hari kerja sebesar 10 hari per tahun karena sakit, 60% dari sakit yang di derita adalah karena nyeri pinggang (low back pain) dan 75% dari penderita nyeri pinggang tersebut antara 30-59 tahun yang merupakan usiaproduktif. Nyeri pinggang menyerang penduduk dunia. Gangguan ini sangat mempengaruhi produktifitas penderita. Menurut Mc. Kenzie dan Kirwan serangan nyeri pinggang dimulai pada usia 25 tahun dan paling banyak dijumpai pada usia 40- 45 tahun. Nyeri pinggang merupakan penyebab tersering diantara semua kelainan kronis dan menduduki peringkat| PBL28 | occupational health | 10-2007-297| 3

ketiga setelah penyakit jantung dan arthritis. WHO menyatakan bahwa 2%-5% dari karyawan industri tiap tahun mengalami nyeri pinggang dan 15% dari industri baja serta 4% di perusahaan dagang disebabkan oleh nyeri pinggang 4. 1. Anamnesis

Anamnesis riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan a. Riwayat penyakit sekarang deskrispsikan keluhan dengan perjalanan penyakit b. Riwayat penyakit dahulu c. Riwayat pekerjaan: faktor di tempat kerja,riwayat penyakit dan gejala,riwayat pekerjaan dari dulu sampai saat ini5. Anamnesis yang cermat dan terperinci tentang sifat nyeri, saat timbulnya, lokalisasi serta radiasinya sangat diperlukan dalam menetapkan diagnosa. Perlu ditanyakan tentang peristiwa sebelumnya yang mungkin menjadi pencetus keluhan, seperti adanya trauma, sikap tubuh yang salah, misalnya waktu mengangkat beban, kegiatan fisik atau olahraga yang tidak biasa, dan penyakit yang dapat berhubungan dengan keluhan nyeri pinggang tersebut. Adanya keluhan neurologis perlu diperhatikan dan perlu pemeriksaan neurologis yang lebih teliti, dan bahkan perlu pemeriksaan kemungkinan adanya tanda keganasan. Pemeriksaan rontgen terutama untuk kelainan tulang dan persendian sangat diperlukan, bahkan perlu teknik khusus dan alat lebih canggih seperti MRI, CT Scan, EMG, dan lain-lain. Pemeriksaaan laboratorium sangat membantu untuk menentukan penyakit sistemik yang mungkin sebagai penyebab nyeri pinggang. Penyebab nyeri pinggang ini sangat bervariasi dari yang ringan seperti sikap tubuh yang salah sampai yang berat dan sangat serius, misalnya oleh keganasan. Kondisi psikologis seperti neurosis, histeria dan reaksi konversi mungkin pula berkaitan dengan nyeri pinggang. Depresi lebih jarang sebagai penyebab nyeri pinggang, sebaliknya depresi sering timbul sebagai komplikasi nyeri pinggang kronik5,6.

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

4

2.

Pemeriksaan Fisik

Minta pasien untuk berdiri dengan punggung mereka terhadap pemeriksa. Perhatikan baikbaik di belakang. Mencari scoliosis, kehilangan lordosis lumbal atau kyphosis. Berikutnya meraba tulang belakang. Awalnya meraba dari vertebra toraks rendah terhadap scarum tersebut. Palpasi masing-masing tubuh vertebral individu untuk kelembutan. Meraba sakrum kemudian meraba sendi sakro-iliaka. Ini adalah terbaik dirasakan di bawah lesung dari venus. Berikutnya meraba otot-otot paraspinal untuk kelembutan dan kejang. Meraba sepanjang krista iliaka posterior lagi untuk kelembutan otot dan kejang7. Uji gerakan tulang belakang. Mulailah dengan fleksi ke depan. Minta pasien untuk menjaga lutut mereka diperpanjang dan untuk mencoba dan menyentuh tanah. Dengan hipermobilitas pasien akan mampu menempatkan tangan mereka rata dengan tanah. Dengan penyakit tulang belakang bagian bawah ada keterbatasan fleksi. Jarak antara lantai dan ujung jari harus diperhatikan. Uji fleksi lateral. Minta pasien untuk meluncur tangan mereka menuruni luar kaki mereka. Ujung jari mereka harus mampu mencapai aspek bawah patella. Dengan kompresi akar saraf pasien akan mengalami sakit di bawah kaki di sisi yang sama dengan fleksi lateral. Nyeri pada sisi berlawanan dengan fleksi sering berotot. Uji ekstensi. Berdiri di belakang pasien dan meminta pasien untuk bersandar. Minta pasien untuk berdiri tegak lagi.Kemudian meminta pasien untuk memutar 45 dalam satu arah dan kemudian bersandar. Nyeri yang ditimbulkan pada tulang belakang lumbal dapat menandakan penyakit sendi zygophyseal. Lakukan ini lagi dengan pasien yang diputar dalam arah yang berlawanan. Ukuran yang lebih obyektif fleksi lumbalis adalah dengan uji Schober itu. (Diagram). Dengan berdiri pasien, tempat meteran sepanjang tulang pinggang mereka. Mark 10cm posisi di atas tingkat lesung dari venus. Memegang teguh pita pengukur pada ujung distal tulang belakang. Minta pasien untuk ke depan flex dengan lutut mereka diperpanjang. Pada fleksi maksimal 10cm tanda harus setidaknya 15cm.| PBL28 | occupational health | 10-2007-297| 5

Uji cepat untuk kelemahan otot. Minta pasien untuk berdiri di kaki mereka. Ketidakmampuan untuk melakukan hal ini menunjukkan kelemahan betis yang bisa menjadi L5 atau S1 lesi akar saraf. Minta pasien untuk berdiri di atas menyembuhkan mereka. Pasien sering goyah tapi setetes kaki akan jelas7.

3.

Diagnosis Kerja

Nyeri Pinggang ec Beban Kerja

Gambar 1.0. Kejadian terjadinya nyeri pinggang ketika mengangkat beban. Peregangan tulang pinggang adalah cidera regangan pada ligamentum, tendon dan otot pinggang. Regangan akan menyebabkan luka yang sangat kecil pada organ tersebut. Cidera yang paling sering menjadi biang kerok dari nyeri pinggang ini, disebabkan oleh beberapa hal antara lain, pergerakan yang berlebihan, pergerakan yang tidak benar atau trauma. Disebut akut bila keadaan ini berlangsung dalam beberapa hari atau minggu, dan disebut khronis bila keadaan ini berlangsung lebih dari 3 bulan8. Peregangan tulang pinggang sering terjadi pada orang yang berumur diatas 40 tahun. Terkadang keadaan ini bisa menyerang tanpa batasan usia. Gejala yang timbul dari keadaan ini antara lain adanya rasa tidak nyaman atau nyeri pada pinggang setelah pinggang

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

6

mengalami tekanan mekanis. Derajat nyeri sangat tergantung dari seberapa banyak otot yang mengalami cidera8,9.

4.

Diangnosis banding

Penyebab lain dari nyeri pinggang antara lain : a. Gangguan ginjal Gangguan ginjal yang sering dihubungkan dengan nyeri pinggang antara lain infeksi ginjal, batu ginjal, dan perdarahan pada ginjal akibat trauma. Diagnosa ditegakan berdasarkan pemeriksaan kencing, dan pemeriksaan radiologi. b. Kehamilan Wanita hamil sering mengalami nyeri pinggang sebagai akibat dari tekanan mekanis pada tulang pinggang dan pengaruh dari posisi bayi dalam kandungan. c. Masalah pada organ peranakan Beberapa masalah pada organ peranakan perempuan yang dapat menimbulkan nyeri pinggang antara lain kista ovarium, tumor jinak rahim dan endometriosis. d. Tumor Nyeri pinggang bisa pula disebabkan oleh karena tumor, baik tumor jinak maupun ganas. Tumor dapat terjadi lokal pada tulang pinggang atau terjadi di tempat lain tetapi mengalami metastase atau penyebaran ke tulang pinggang. e. HNP (Hernia Nukleus Pulposus) Terdorongnya nucleus pulposus suatu zat yang berada diantara ruas-ruas tulang belakang, kearah belakang baik lurus maupun kearah kanan atau kiri akan menekan sumsum tulang belakang atau serabut-serabut sarafnya dengan mengakibatkan terjadinya rasa sakit yang sangat hebat. Hal ini terjadi karena ruda paksa (trauma/kecelakaan) dan rasa sakit tersebut| PBL28 | occupational health | 10-2007-297| 7

dapat menjalar ke kaki baik kanan maupun kiri (iskhialgia). Adapun sebab lain yang perlu kita perhatikan adalah: tumor, infeksi, batu ginjal, dan lain-lain. Kesemuanya dapat mengakibatkan tekanan pada serabut saraf. f. Stress Hendaknya jangan dilupakan adanya stress mental yaitu : suatu keadaan kejiwaan yang menyebabkan pasien tersebut merasa sangat tertekan. Penseritaan kejiwaan stress ini gejala klinisnya dialihkan menjadi LBP, walaupun sebelumnya telah ada faktor-faktor kelemahan dari susunan organ-organ di punggung. g. Penyakit inflamasi. Nyeri pinggang akibat inflamasi terbagi menjadi 2 macam, yang pertama adalah pada artritis rematoid, yang sering timbul sebagai penyakit akut. Persendian keempat anggota gerak dapat terkena secara serentak atau dengan selisih beberapa hari/minggu. Yang kedua adalah pada spondilitis angkilopoetika. Keluhan yang paling dini dihadapi oleh penderita ialah sakit punggung dan sakit pinggang. Sifatnya ialah pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu dirasakan10.

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

8

5.

Pengenalan dan evaluasi lingkungan kerja

Penyakit akibat kerja dan atau berhubungan dengan pekejaan dapat disebabkan oleh pemajanan di lingkungan kerja. Dewasa ini terdapat kesenjangan antara pengetahuan ilmiah tentang bagaimana bahaya-bahaya kesehatan berperan dan usaha-usaha untuk mencegahnya. Untuk mengantisipasi permasalahan ini maka langkah awal yang penting adalah pengenalan/identifikasi bahaya yang bisa timbul dan di evaluasi, kemudian dilakukan pengendalian. Ergonomi dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life)11. Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja kepada perusahaan, yang berujung kepada produktivitas dan kualitas kerja. Artinya, pekerja akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja (lebih produktif dan berkualitas) ketika aspek keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan mereka lebih terperhatikan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa pencapaian kinerja manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat tergantung kepada sejauh mana faktor ergonomi telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya, kecelakaan kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif telah lulus (comply) audit sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Ada ungkapan bahwa without ergonomics, safety management is not enough. Keluhan yang berhubungan dengan penurunan kemampuan kerja (work capability) berupa kelainan pada sistem otot-rangka (musculoskeletal disorders) misalnya, seolah-olah luput dari mekanisme dan sistem audit keselamatan dan kesehatan kerja yang ada pada umumnya. Padahal data menunjukkan kompensasi biaya langsung akibat kelainan ini (overexertion) menempati rangking pertama (sekitar 30%) dibandingkan dengan bentuk kecelakaan-kecelakaan kerja yang lain12.

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

9

Adalah disayangkan bahwa ergonomi sering disalah-artikan dan hanya dikaitkan dengan aspek kenyamanan (perancangan kursi) atau dimensi fisik tubuh manusia. Akibatnya, aplikasi ergonomi masih belum dianggap penting, terutama di perusahaan-perusahaan di Indonesia, sehingga banyak sekali rancangan sistem kerja yang tidak ergonomik. Hal ini terlihat dari ketidaksesuaian antara pekerja dengan cara kerja, mesin, atau alat kerja yang dipakai, lingkungan tempat kerja, atau menyangkut pengaturan beban kerja yang tidak optimal. Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik:

Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan Pekerja sering melakukan kesalahan (human error) Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang

Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan Komitmen kerja yang rendah Dengan ergonomi, Adanya regulasi khusus dari perusahaan mengenai pembatasan

jumlah beban yang dapat diangkat oleh pekerja adalah langkah yang baik. Demikian juga halnya dengan pembatasan waktu bekerja (HCD)12. Konsep evaluasi dan perancangan ergonomi adalah dengan memastikan bahwa tuntutan beban kerja haruslah dibawah kemampuan rata-rata pekerja (task demand < work capacity). Dengan inilah diperoleh rancangan sistem kerja yang produktif, aman, sehat, dan juga nyaman bagi pekerja. Akhirnya, sistem kerja yang ergonomik inilah yang akan menjamin keamanan, kesehatan, dan kenyamanan dan akan memberikan motivasi positif bagi pekerja untuk meningkatkan performansinya. Dengan memahami pentingnya aspek ergonomi ini, setiap perusahaan sudah seharusnya melakukan evaluasi secara integratif untuk menilai sejauh mana kecocokan| PBL28 | occupational health | 10-2007-297| 10

rancangan sistem kerja yang ada (termasuk pekerjaan itu sendiri) dengan para pekerjanya. Unsur-unsur sistem kerja yang dinilai meliputi mesin dan alat, material, metode kerja, lingkungan fisik (pencahayaan, termal, kebisingan, dll), tata letak komponen dan ruang kerja (workplace and workspace). Evaluasi ergonomi ini penting terlepas dari apa pun bentuk perusahaan tersebut, mulai dari industri manufaktur, industri jasa, ataupun industri proses11,12.

Faktor Resiko Pengulangan yang banyak

Definisi Menjalankan gerakan yang sama berulang-ulang

Jalan Keluar Desain kembali cari kerja untuk mengurangi jumlah pengulangan gerakan atau meningkatkan waktu jeda antara ulangan atau menggilirkan dengan pekerjaan lain Mengurangi gaya yang diperlkukan untuk melakukan kerja, mendesain kembalik cara kerja, menambah jumlah pekerja pada pekerjaan tersebut, menggunakan peralatan mekanik Mendesain cara kerja dan peralatan yang dipakai hingga postur tubuh selama kerja lebih nyaman Mendesain cara kerja untuk menghindari terlalu lama bertahan pada satu postur, memberi kesempatan untuk mengubah posisi Memperbaiki peralatan yang ada untuk menghilangkan tekanan, atau memberikan bantalan

Beban Berat

Beban fisik yang berlebihan selama kerja (menarik, memikul, mendorong). Semakin banyak daya yang harus dikeluarkan semakin berat beban bagi tubuh.

Postur yang kaku

Menekuk atau memutar bagian tubuh

Beban statis

Bertahan lama pada satu postur sehingga menyebabkan kontraksi otot

Tekanan

Tubuh tertekan pada suatu permukaan atau tepian

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

11

Dingin atau panas yang ekstrim

Dingin mengurangi daya raba, arus darah, kekuatan, dan keseimbangan. Panas menyebabkan kelelahan Termasuk bekerja dengan irama mesin, istirahat yang tidak cukup, kerja yang menoton, beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan dalam satu waktu

Atur suhu ruangan, beri insulasi pada tubuh

Organisasi kerja yang buruk

Beban kerja yang layak, istirahat yang cukup, pekerjaan yang bervariasi, otonomi individu

Jadual 1.0. Faktor risiko dan cara mengatasinya11 6. Etiologi

Sudah banyak diketahui bahwa berbagai faktor psikologis dan faktor sosial dapat meningkatkan risiko nyeri pinggang. Riset menunjukkan bahwa ketertarikan, tekanan, stres terhadap tanggung jawab, ketidakpuasan dalam bekerja, tekanan mental di tempat kerja, dan penyalahgunaan obat dapat menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami nyeri pinggang yang kronis8. Kondisi yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja adalah kondisi fisik dan kondisi mental pekerja, khususnya disaat mereka sedang menghadapi pekerjaannya.Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni : a. Beban kerja Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot dan/ataupun pikiran, adalah memerlukan beban bagi yang melakukan, baik berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial. b. Beban tambahan Disamping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja/karyawan pekerja sering atau kadangkadang memikul bebab tambahan yang berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Beban tambahan inilah yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. c. Kemampuan kerja Kemampuan seseorang dalam melalui pekerjaan berbeda dengan orang lain, meskipun pendidikan atau pengalamannya sama dan bekerja pada suatu pekerjaan atau tugas yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda, yang dipengaruhi oleh nilai gizi dan kesehatan, genetik, dan lingkungan8,9.| PBL28 | occupational health | 10-2007-297| 12

7.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang terbaik adalah menghilangkan penyebabnya (kausal), walaupun bagi pasien yang terpenting adalah menghilangkan rasa sakitnya (simptomatis). Jadi kita menggunakan kombinasi antara pengobatan kausal dan simptomatis. Untuk mencari penyebab yang tepat disamping pemeriksaan foto rontgen poros tulang belakang, kadangkadang diperlukan pemeriksaan khusus misalnya Scanning, MRI8. Pada nyeri pinggang karena tegang otot dapat dipergunakan Sirdalud (Tizanidine) yang berfungsi untuk mengendorkan kontraksi otot tersebut (muscle relaxan). Untuk pengobatan simptomatis lainnya kadang-kadang memerlukan campuran antara obat-obat analgesic, anti inflamasi, NSAID, penenang, dll. Apabila dengan pengobatan biasa tidak berhasil mungkin fisioterapi (rehabilitasi) dengan alat-alat khusus maupun dengan traksi (tulang belakang ditarik). Tindakan operasi mungkin diperlukan apabila pengobatan dengan fisioterapi ini tidak berhasil misalnya pada HNP atau pada pengapuran yang berat. Jadi penatalaksanaan LBP ini memang cukup kompleks. Disamping berobat pada Neurolog (spesialis Penyakit Saraf), mungkin juga diperlukan untuk berobat ke internist. Bedah Saraf, Bedah Orthopedi bahkan mungkin perlu konsultasi pada Psikiater atau Psikolog9.

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

13

8.

Pengendalian Lingkungan kerja

Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap faktor berbahaya di lingkungan kerja. Kedua tahapan sebelumnya, pengenalan dan evaluasi, tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi hanya dapat dicapai dengan teknologi pengendalian yang memadai untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan di kalangan para pekerja12. Untuk melakukan pengendalian terhadap sumber bahaya ada 2 strategi yang dapat dilakukan meliputi: a) Pengendalian secara teknis misalnya terhadap jalur pemindahan material, komponen dan produk, merubah proses atau benda untuk mengurangi paparan bahaya pada pekerja, merubah layout tempat kerja, merekayasa bentuk desain komponen, mesin dan peralatan, memeprbaiki merode kerja dan lainnya. b) Pengendalian secara administratif misalnya dengan memberikan pelatihan kerja, variasi jenis pekerjaan, memberikan pelatihan tentang faktor-faktor bahaya di tempat kerja, melakukan rotasi pekerjaan, mengurangi jam kerja dan mengatur shift kerja, memberikan istirahat yang cukup dan lainnya.Menggunakan alat perlindungan diri misalnya masker, sarung tangan, pelindung mesin dan lainnya. Telah dibahas sebelumnya bahwa kejadian nyeri pinggang pada pekerja sangat terkait dengan pekerjaan yang dilakukannya. Risiko di tempat kerja meliputi kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang, gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis. Maka, tindakan pencegahan yang dilakukan juga harus berdasarkan pada faktor-faktor tersebut, yakni :

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

14

Pencegahan primer yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kejadian nyeri pinggang di tempat kerja. Pencegahan sekunder untuk mengurangi kejadian nyeri pinggang dengan deteksi dini.

Pencegahan tersier dilakukan untuk meminimalisir konsekuensi atau disabilitas yang mungkin timbul dalam perjalanan penyakitnya4,11,12.

Tindakan pengendalian tersebut dilakukan dengan strategi pencegahan perorangan sebagai berikut :

Edukasi dan pelatihan

Pekerja perlu mendapatkan edukasi tentang cara bekerja yang baik, dalam hal ini yang terkait dengan gangguan nyeri pinggang akibat kerja. Edukasi dapat meliputi teknik mengangkat beban, posisi tubuh saat bekerja, peregangan, dan sebagainya. Lebih lanjut juga diberikan exercise untuk meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan ketahanan dari punggung bawah.

Ergonomi dan modifikasi faktor risiko

Bila memang ada faktor risiko pekerjaan terhadap timbulnya nyeri pinggang di tempat kerja, maka perlu dilakukan upaya kontrol. Upaya ini dapat meliputi pengadaan mesin pengangkat, ban berjalan, dan sebagainya. Adanya regulasi khusus dari perusahaan mengenai pembatasan jumlah beban yang dapat diangkat oleh pekerja adalah langkah yang baik. Demikian juga halnya dengan pembatasan waktu bekerja. Faktor risiko individu, bila ada, juga harus dikendalikan. Misalkan kebiasan merokok. Walaupun belum didapatkan bukti yang kuat bahwa modifikasi faktor risiko dapat mencegah kejadian nyeri pinggang, namun setidaknya dapat meningkatkan kesehatan pekerja secara umum.

Pemilihan pekerja

Pemilihan pekerja dilakukan dengan skrining pra-kerja. Riwayat kesehatan dan hasil pemeriksaan fisik harus diperhatikan dengan seksama. Adanya riwayat episode nyeri pinggang bawah sebelumnya merupakan salah satu indikator adanya kemungkinan akan| PBL28 | occupational health | 10-2007-297| 15

berulangnya kembali gangguan tersebut bila calon pekerja itu berhadapan dengan faktor risiko yang ada di tempat kerja. Penggunaan rontgen dan tes kekuatan sebagai salah satu alat skrining tidak dianjurkan karena ketidakefektifannya dalam mendeteksi adanya nyeri pinggang bawah12,13.

9.

Dampak Waktu produksi yang hilang pada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja maupun pada rakan-rakan kerjanya. Penurunan produktivitas atau efisiensi kerja selama pekerja belum benar-benar pulih dari suatu kecelakaan kerja (ataupun karena penyakit akibat kerja) Biaya penurunan kualitas kerja atau peningkatan persentase produk cacat selama pekerja belum benar-benar pulih dari suatu kecelakaan kerja ataupun karena penyakit akibat kerja Waktu produksi yang hilang karena supervisi dan penelitian mengenai kecelakaan yang terjadi Kerugian ekonomi pada keluarga korban kecelakaan kerja

Biaya-biaya untuk perekrutan tenaga kerja baru (yang bukan hanya biaya perekrutan as such, tetapi juga meliputi biaya-biaya yang berkaitan dengannya, misalnya biaya pelatihan, biaya bahan baku, persentase produk cacat yang tinggi selama masa pelatihan, dan lainnya)

Kerugian karena pekerja yang belum benar-benar pulih dari suatu kecelakaan kerja ataupun karena penyakit akibat kerja harus mengalami down grade karena tidak dapat lagi bekerja pada pekerjaan yang sebelumnya dia lakukan Kerugian waktu selama mesin/peralatan tidak dapat dipergunakan

Overhead cost ketika pekerjaan terganggu o Denda atas keterlambatan atau kegagalan untuk memenuhi pesanan o Biaya perbaikan dan penanggulangan kebocoran cairan kimia, kebakaran, explossive dan sebagainya.

Peningkatan biaya premi asuransi untuk tenaga kerja

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

16

o Dan lain-lain biaya yang timbul, antara lain misalnya akibat psikologis bagi korban kecelakaan kerja maupun bagi rekan-rekannya (yang antara lain akan dapat berpengaruh pada kecepatan kerja), serta terganggunya image/nama baik perusahaan.

Penurunan produksi11,12,13

10.

Prognosis

Prognosis adalah baik apabila mendapat dukungan dan perhatian serta kerjasama yang baik dari semua pihak terutama pihak managemen, dokter perusahaan dan karyawan sendiri berkaitan dengan ergonomi maupun adanya regulasi khusus dari perusahaan mengenai pembatasan jumlah beban yang dapat diangkat oleh pekerja adalah langkah yang baik. Demikian juga halnya dengan pembatasan waktu bekerja.

11.

Penutup Kemajuan di bidang industri telah membawa kemudahan bagi hidup manusia, namun

demikian, masih terdapat persoalan-persoalan dalam dunia kerja yang tidak dapat diatasi dengan teknologi yang ada, sehingga interaksi antara pekerja dengan lingkungan dan alat kerja dapat menimbulkan dampak negatif bagi manusia pekerja. Salah satu bentuk gangguan yang dapat timbul akibat kerja khususnya di industri pertambangan adalah nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri otot (myalgia) atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah. Dalam kejadian yang sesungguhnya di masyarakat, nyeri pinggang tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena5. Penegakan diagnosis Penyakit Akibat Kerja masih merupakan masalah di Indonesia. Diperlukan minat dan pengetahuan yang khusus untuk dapat menegakkan diagnosis Penyakit Akibat Kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut, selain perlu ditingkatkan pendidikan bagi| PBL28 | occupational health | 10-2007-297| 17

dokter dalam bidang kedokteran kerja, juga perlu dikembangkan suatu sistem rujukan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Dikembangkannya klinik-klinik Kedokteran Kerja di Indonesia dapat membantu permasalahan yang dihadapi

Daftar pustaka1. Depkes RI, Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja Bagi Petani dan Nelayan,

Jakarta. 2004 2. Sumamur,P. K, Ergonomi untuk Produktifitas Kerja, Jakarta: CV Haji Masagung, 2000 3. Sri Mardiman. 3 Sindroma Nyeri Pinggang, Kumpulan Makalah Pelatihan, Jakarta: Fisioterapi, Sasana Husada ProFisio, 2001 4. S, Seanin, 2002, (Online). [cited on 02 November 2010]. Available from URL: www.angelfire.com/nc/neurosugery/HDIV.html 5. Penyakit Akibat Kerja, 2008, (Online). [cited on 03 November 2010]. Available from URL: http://safety4abipraya.wordpress.com/2008/03/19/penyakit-akibat-kerja/ 6. Sidharta, Priguna. Sakit Pinggang. Dalam : Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi III, cetakan kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat. 2006; 203-205 7. B Kichu Nair, 2006, (Online). [02 November 2010]. Available from URL: http://physicalexamination.org/?q=node/86 8. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang,2001,(Online).[cited on 03 November 2010]. Available from URL: http://www.tanyadokter.com/disease.asp?id=1001463 9. Wirawan. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang. Dalam Socnarto. Simposium Rematik Pengenalan dan Pengelolaan Artropati Seronegatif, Bagian Penyakit Dalam FK Undip, Semarang, 2001. 10. Adam RD, Victor M, Ropper AH. Principles of neurology. 7th ed. McGraw Hill co. New York. 2005: 194-212 11. Effendi, F. Ergonomi Bagi Pekerja Sektor Informal. (Online). [cited on 04 November 2010]. Available from URL : www.kalbe.co.i| PBL28 | occupational health | 10-2007-297| 18

12. Yassierli,Peningkatan Kinerja K3 dan Ergonomi. Bandung.2001. (Online). [cited on 04 November 2010]. Available from URL: http://www.ergoinstitute.com/artikel/26artikel-dari-narasumber/24-artikel-2.html 13. Nyeri Pinggang Bawah. Jakarta, 2008. (Online). [cited on 04 November 2010]. Available from URL: http://prodiaohi.co.id/en/articles/8-nyeri-punggung-bawah.html

| PBL28 | occupational health | 10-2007-297|

19