pbl 2 scabies ecce 1
DESCRIPTION
scabies tugas pblTRANSCRIPT
PBL 2
SKENARIO
Seorang anak laki-laki usia 9 tahun bernama Kedik datang bersama ibunya untuk
kunjungan pertama kali ke dokter keluarga (DK) untuk memeriksakan keluhan gatal pada sela-
sela jari kedua tangan dan kaki sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan sepanjang hari,
semakin berat dan hebat pada malam hari, sehingga Kedik sering tidak bisa tidur dengan
nyenyak. Rasa gatal menjalar hingga telapak tangan, siku, ketiak dan selangkangan. Kedik sering
mengaruk bagian-bagian tubuh yang gatal hingga luka dan mengeluarkan cairan. Belum ada
riwayat pengobatan yang dilakukan untuk keluhan ini. Ia merasa khawatir karena hampir seluruh
keluarganya menderita keluhan yang sama.
Gambaran Klinis
Kelainan klinis pada kulit yang ditimbulkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei sangat bervariasi.
Meskipun demikian kita dapat menemukan gambaran klinis berupa keluhan subjektif dan
objektif yang spesifik. Dikenal ada 4 tanda utama atau cardinal sign pada infestasi skabies,yaitu :
1. Pruritus nocturna
Setelah pertama kali terinfeksi dengan tungau skabies, kelainan kulit seperti pruritus akan timbul
selama 6 hingga 8 minggu. Infeksi yang berulang menyebabkan ruam dan gatal yang timbul
hanya dalam beberapa hari. Gatal terasa lebih hebat pada malam hari.(3,4) Hal ini disebabkan
karena meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang lebih lembab dan panas. Sensasi gatal
yang hebat seringkali mengganggu tidur dan penderita menjadi gelisah.(13)
2. Sekelompok orang
Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, sehingga dalam sebuah keluarga biasanya
mengenai seluruh anggota keluarga. Begitu pula dalam sebuah pemukiman yang padat
penduduknya, skabies dapat menular hampir ke seluruh penduduk. Didalam kelompok mungkin
akan ditemukan individu yang hiposensitisasi, walaupun terinfestasi oleh parasit sehingga tidak
menimbulkan keluhan klinis akan tetapi menjadi pembawa/carier bagi individu lain.(13)
3. Adanya terowongan
Kelangsungan hidup Sarcoptes scabiei sangat bergantung kepada kemampuannya meletakkan
telur, larva dan nimfa didalam stratum korneum, oleh karena itu parasit sangat menyukai bagian
kulit yang memiliki stratum korneum yang relative lebih longgar dan tipis. (13)
Lesi yang timbul berupa eritema, krusta, ekskoriasi papul dan nodul yang sering ditemukan di
daerah sela-sela jari, aspek volar pada pergelangan tangan dan lateral telapak tangan, siku,
aksilar, skrotum, penis, labia dan pada areola wanita.(3) Bila ada infeksi sekunder ruam kulitnya
menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain)
4. Menemukan Sarcoptes scabiei
Apabila kita dapat menemukan terowongan yang masih utuh kemungkinan besar kita dapat
menemukan tungau dewasa, larva, nimfa maupun skibala dan ini merupakan hal yang paling
diagnostik. Akan tetapi, kriteria yang keempat ini agak susah ditemukan karena hampir sebagian
besar penderita pada umumnya datang dengan lesi yang sangat variatif dan tidak spesifik.(13)
Pada kasus skabies yang klasik, jumlah tungau sedikit sehingga diperlukan beberapa lokasi
kerokan kulit. Teknik pemeriksaan ini sangat tergantung pada operator pemeriksaan, sehingga
kegagalan menemukan tungau sering terjadi namun tidak menyingkirkan diagnosis skabies.
Pemeriksaan penunjang
Bila gejala klinis spesifik, diagnosis skabies mudah ditegakkan. Tetapi penderita sering datang
dengan lesi yang bervariasi sehingga diagnosis pasti sulit ditegakkan. Pada umumnya diagnosis
klinis ditegakkan bila ditemukan dua dari empat cardinal sign. (13) Beberapa cara yang dapat
digunakan untuk menemukan tungau dan produknya yaitu :
1. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral atau KOH 10% lalu dilakukan
kerokan dengan meggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap papula atau
kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu
diperiksa dibawah mikroskop.(13)
2. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan kedalam terowongan yang
utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif,
Tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara ini
mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi.
3. Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta hitam. Papul
skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit. Setelah tinta dibersihkan
dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di
sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes dinyatakan positif bila terbetuk
gambaran kanalikuli yang khas berupa garis menyerupai bentuk zigzag.
4. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Diagnosis pasti dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala secara mikroskopik. Ini
dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk kemudian dibuat irisan tipis,
dan dilakukan irisan superficial secara menggunakan pisau dan berhati-hati dalam melakukannya
agar tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan minyak
mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop.
5. Biopsi irisan dengan pewarnaan HE.
6. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli. Setelah
dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan
memberikan fluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.(13)
Dari berbagai macam pemeriksaan tersebut, pemeriksaan kerokan kulit merupakan cara yang
paling mudah dan hasilnya cukup memuaskan. Agar pemeriksaan berhasil, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yakni (13) :
1. Kerokan harus dilakukan pada lesi yang utuh (papula, kanalikuli) dan tidak dilakukan pada
tempat dengan lesi yang tidak spesifik.
2. Sebaiknya lesi yang akan dikerok diolesi terlebih dahulu dengan minyak mineral agar
tungau dan produknya tidak larut, sehingga dapat menemukan tungau dalam keadaan hidup dan
utuh.
3. Kerokan dilakukan pada lesi di daerah predileksi.
4. Oleh karena tungau terdapat dalam stratum korneum maka kerokan harus dilakukan di
superficial dan menghindari terjadinya perdarahan. Namun karena sulitnya menemukan tungau
maka diagnosis scabies harus dipertimbangkan pada setiap penderita yang datang dengan
keluhan gatal yang menetap.
Terdapat beberapa terapi untuk skabies yang memiliki tingkat efektivitas yang bervariasi. Faktor
yang berpengaruh dalam keberhasilan yang antara lain umur pasien, biaya pengobatan, berat
derajat erupsi, dan factor kegagalan terapi yang pernah diberikan sebelumnya.(3)
Pada pasien dewasa, skabisid topikal harus dioleskan di seluruh permukaan tubuh kecuali area
wajah dan kulit kepala,dan lebih difokuskan di daerah sela-sela jari, inguinal, genital, area
lipatan kulit sekitar kuku, dan area belakang telinga. Pada pasien anak dan scabies berkrusta,
area wajah dan kulit kepala juga harus dioleskan skabisid topikal. Pasien harus diinformasikan
bahwa walaupun telah diberikan terapi skabisidal yang adekuat, ruam dan rasa gatal di kulit
dapat tetap menetap hingga 4 minggu. Jika tidak diberikan penjelasan, pasien akan beranggapan
bahwa pengobatan yang diberikan tidak berhasil dan kemudian akan menggunakan obat anti
scabies secara berlebihan. Steroid topikal, anti histamin maupun steroid sistemik jangka pendek
dapat diberikan untuk menghilangkan ruam dan gatal pada pasien yang tidak membaik setelah
pemberian terapi skabisid yang lengkap.(3)
a. Penatalaksanaan secara umum
Edukasi pada pasien skabies : (17)
1. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
2. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan pada malam hari
sebelum tidur.
3. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
4. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan bila perlu
direndam dengan air panas
5. Jangan ulangi penggunaan skabisd yang berlebihan dalam seminggu walaupun rasa gatal
yang mungkin masih timbul selama beberapa hari.
6. Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama (17) dan
ikut menjaga kebersihan (13)
b. Penatalaksanaan secara khusus
Pengobatan skabies harus efektif terhadap tungau dewasa, telur dan produknya, mudah
diaplikasikan, nontoksik, tidak mengiritasi, aman untuk semua umur, dan terjangkau biayanya.
(11) Pengobatan skabies yang bervariasi dapat berupa topikal maupun oral.
Permethrin
Merupakan sintesa dari pyrethroid, (11,18) dan bekerja dengan cara mengganggu polarisasi
dinding sel saraf parasit yaitu melalui ikatan dengan natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi
dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit. (11,19) Obat ini merupakan pilihan pertama
dalam pengobatan scabies karena efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah (11,13) dan
kecenderungan keracunan akibat kesalahan dalam penggunaannya sangat kecil. (13) Hal ini
disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorpsi di kulit dan cepat dimetabolisme yang
kemudian dikeluarkan kembali melalui keringat dan sebum, dan juga melalui urin. (11,13)
Belum pernah dilaporkan resistensi setelah penggunaan obat ini.(13)
Permethrin tersedia dalam bentuk krim 5%, yang diaplikasikan selama 8-12 jam dan setelah itu
dicuci bersih. (11) Apabila belum sembuh bisa dilanjutkan dengan pemberian kedua setelah 1
minggu. (13)
Permethrin jarang diberikan pada bayi-bayi yang berumur kurang dari 2 bulan, wanita hamil dan
ibu menyusui.(13) Wanita hamil dapat diberikan dengan aplikasi yang tidak lama sekitar 2 jam.
(11) Efek samping jarang ditemukan, berupa rasa terbakar, perih dan gatal,(13) namun mungkin
hal tersebut dikarenakan kulit yang sebelumnya memang sensitive dan terekskoriasi.(11)
Presipitat Sulfur 2-10%
Sulfur adalah antiskabietik tertua yang telah lama digunakan, sejak 25 M. (11,17) Preparat sulfur
yang tersedia dalam bentuk salep (2% -10%) dan umumnya salep konsentrasi 6% lebih disukai.
Cara aplikasi salep sangat sederhana, yakni mengoleskan salep setelah mandi ke seluruh kulit
tubuh selama 24 jam selama tiga hari berturut-turut.(13,17) Keuntungan penggunaan obat ini
adalah harganya yang murah dan mungkin merupakan satu-satunya pilihan di negara yang
membutuhkan terapi massal.(17)
Bila kontak dengan jaringan hidup, preparat ini akan membentuk hydrogen sulfide dan
pentathionic acid (CH2S5O6) yang bersifat germicid dan fungicid. Secara umum sulfur bersifat
aman bila digunakan oleh anak-anak, wanita hamil dan menyusui serta efektif dalam konsentrasi
2,5% pada bayi. Kerugian pemakaian obat ini adalah bau tidak enak, mewarnai pakaian dan
kadang-kadang menimbulkan iritasi.(13)
Benzyl benzoate
Benzil benzoate adalah ester asam benzoat dan alkohol benzil (17) yang merupakan bahan
sintesis balsam peru.(11) Benzil benzoate bersifat neurotoksik pada tungau skabies. Digunakan
sebagai 25% emulsi dengan periode kontak 24 jam dan pada usia dewasa muda atau anak-anak,
dosis dapat dikurangi menjadi 12,5%. Benzil benzoate sangat efektif bila digunakan dengan baik
dan teratur dan secara kosmetik bisa diterima. Efek samping dari benzil benzoate dapat
menyebabkan dermatitis iritan pada wajah dan skrotum, karena itu penderita harus diingatkan
untuk tidak menggunakan secara berlebihan. Penggunaan berulang dapat menyebabkan
dermatitis alergi. Terapi ini dikontraindikasikan pada wanita hamil dan menyusui, bayi, dan
anak-anak kurang dari 2 tahun. Tapi benzil benzoate lebih efektif dalam pengelolaan resistant
crusted scabies. Di negara-negara berkembang dimana sumber daya yang terbatas, benzil
benzoate digunakan dalam pengelolaan skabies sebagai alternatif yang lebih murah.(17,20)
Gamma benzene heksaklorida (Lindane)
Lindane juga dikenal sebagai hexaklorida gamma benzena, adalah sebuah insektisida yang
bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) tungau. Lindane diserap masuk ke mukosa paru-paru,
mukosa usus, dan selaput lendir kemudian keseluruh bagian tubuh tungau dengan konsentrasi
tinggi pada jaringan yang kaya lipid dan kulit yang menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan
kematian tungau. (17,20) Lindane dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin dan feses. (17)
Lindane tersedia dalam bentuk krim, lotion, gel, tidak berbau dan tidak berwarna. Pemakaian
secara tunggal dengan mengoleskan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam
dalam bentuk 1% krim atau lotion. Setelah pemakaian dicuci bersih dan dapat diaplikasikan lagi
setelah 1 minggu. (11,13) Hal ini untuk memusnahkan larva-larva yang menetas dan tidak
musnah oleh pengobatan sebelumnya. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan Lindane
selama 6 jam sudah efektif. Dianjurkan untuk tidak mengulangi pengobatan dalam 7 hari, serta
tidak menggunakan konsentrasi lain selain 1%.(13)
Efek samping lindane antara lain menyebabkan toksisitas SSP, kejang, dan bahkan
kematian pada anak atau bayi walaupun jarang terjadi. Tanda-tanda klinis toksisitas SSP setelah
keracunan lindane yaitu sakit kepala, mual, pusing, muntah, gelisah, tremor, disorientasi,
kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang, kegagalan pernapasan, koma, dan kematian.
Beberapa bukti menunjukkan lindane dapat mempengaruhi perjalanan fisiologis kelainan darah
seperti anemia aplastik, trombositopenia, dan pancytopenia.(11)
Crotamiton krim (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)
Crotamion (crotonyl-N-etil-o-toluidin) digunakan sebagai krim 10% atau lotion. Tingkat
keberhasilan bervariasi antara 50% dan 70%. Hasil terbaik telah diperoleh bila diaplikasikan dua
kali sehari selama lima hari berturut-turut setelah mandi dan mengganti pakaian (11,13) dari
leher ke bawah selama 2 malam kemudian dicuci setelah aplikasi kedua. Efek samping yang
ditimbulkan berupa iritasi bila digunakan jangka panjang.(13)
Beberapa ahli beranggapan bahwa crotamiton krim ini tidak memiliki efektivitas yang
tinggi terhadap skabies. Crotamiton 10% dalam krim atau losion, tidak mempunyai efek sistemik
dan aman digunakan pada wanita hamil, bayi dan anak kecil. (11)
Ivermectin
Ivermectin adalah bahan semisintetik yang dihasilkan oleh Streptomyces avermitilis, anti
parasit yang strukturnya mirip antibiotic makrolid, namun tidak mempunyai aktifitas sebagai
antibiotic, diketahui aktif melawan ekto dan endo parasit. Digunakan secara meluas pada
pengobatan hewan, pada mamalia, pada manusia digunakan untuk pengobatan penyakit filarial
terutama oncocerciasis. Diberikan secara oral, dosis tunggal, 200 ug/kgBB dan dilaporkan efektif
untuk scabies. Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun. Juga dilaporkan secara khusus tentang
formulasi ivermectin topikal efektif untuk mengobati scabies. Efek samping yang sering adalah
kontak dermatitis dan toxicepidermal necrolysis.(13)
Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion 25% sebelum digunakan harus ditambahkan 2-3 bagian air
dan digunakan setiap hari selama 2-3 hari.(13)
Malathion
Malathion 0,5% adalah insektisida organosfosfat (11) dengan dasar air digunakan selama 24%.
Pemberian berikutnya beberapa hari kemudian.(13) Namun saat ini tidak lagi direkomendasikan
karena berpotensi memberikan efek samping yang buruk.(11)
c. Penatalaksanaan skabies berkrusta
Terapi skabies ini mirip dengan bentuk umum lainnya, meskipun skabies berkrusta
berespon lebih lambat dan umumnya membutuhkan beberapa pengobatan dengan skabisid. Kulit
yang diobati meliputi kepala, wajah, kecuali sekitar mata, hidung, mulut dan khusus dibawah
kuku jari tangan dan jari kaki diikuti dengan penggunaan sikat di bagian bawah ujung kuku.
Pengobatan diawali dengan krim permethrin dan jika dibutuhkan diikuti dengan lindane dan
sulfur. Mungkin sangat membantu bila sebelum terapi dengan skabisid diobati dengan
keratolitik.(13)
d. Penatalaksanaan skabies nodular
Nodul tidak mengandung tungau namun merupakan hasil dari reaksi hipersensitivitas
terhadap produk tungau. Nodul akan tetap terlihat dalam beberapa minggu setelah pengobatan.
Skabies nodular dapat diobati dengan kortikosteroid intralesi (11) atau menggunakan
primecrolimus topikal dua kali sehari. (11,21)
e. Pengobatan terhadap komplikasi
Pada infeksi bakteri sekunder dapat digunakan antibiotik oral.(13)
f. Pengobatan simptomatik
Obat antipruritus seperti obat anti histamin mungkin mengurangi gatal yang secara
karakeristik menetap selama beberapa minggu setelah terapi dengan anti skabeis yang adekuat.
Pada bayi, aplikasi hidrokortison 1% pada lesi kulit yang sangat aktif dan aplikasi pelumas atau
emolient pada lesi yang kurang aktif mungkin sangat membantu, dan pada orang dewasa dapat
digunakan triamsinolon 0,1% .(13)
Jenis Obat
Permethrin 5% cream Dioleskan selama 8-14 jam, diulangi selama 7 hari. Terapi lini pertama
di US dan kehamilan kategori B
Lindane 1% lotion Dioleskan selama 8 jam setelah itu dibersihkan, olesan kedua diberikan 1
minggu kemudian. Tidak dapat diberikan pada anak umur 2 tahun kebawah, wanita selama
masa kehamilan dan laktasi.
Crotamiton 10% cream Dioleskan selama 2 hari berturut-turut, lalu diulangi dalam 5 hari.
Memiliki efek anti pruritus tetapi efektifitasnya tidak sebaik topikal lainnya.
Precipitatum Sulfur 5-10% Dioleskan selama 3 hari lalu dibersihkan. Aman untuk anak
kurang dari 2 bulan dan wanita dalam masa kehamilan dan laktasi, tetapi tampak kotor dalam
pemakaiannya dan data efisiensi obat in masih kurang.
Benzyl Benzoat 10% lotion Dioleskan selama 24 jam lalu dibersihkan Efektif namun dapat
menyebabkan dermatitis pada wajah
Ivermectin 200 υg/kg Dosis tunggal oral, bisa diulangi selama 10-14 hari Memiliki efektifitas
yang tinggi dan aman. Dapat digunakan bersama bahan topikal lainnya. Digunakan pada kasus-
kasus scabies berkrusta dan scabies resisten.
Setelah pengobatan berhasil untuk membunuh tungau skabies, masih terdapat gejala pruritus
selama 6 minggu sebagai reaksi eczematous atau masa penyembuhan. Pasien dapat diobati
dengan Emolien dan kortikosteroid topikal, dengan atau tanpa antibiotik topikal tergantung
adanya infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus. Crotamiton antipruritic topikal sering
membantu pada kulit yang gatal.(20)
PENCEGAHAN
Untuk melakukan pencegahan terhadap penularan scabies, orang-orang yang kontak langsung
atau dekat dengan penderita harus diterapi dengan topikal skabisid. Terapi pencegahan ini harus
diberikan untuk mencegah penyebaran scabies karena seseorang mungkin saja telah mengandung
tungau scabies yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik.(3)
Selain itu untuk mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk dan pakaian yang
digunakan dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara panas karena
tungau scabies dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit, karpet dan kain pelapis lainnya sehingga
harus dibersihkan (vacuum cleaner)
PROGNOSIS
Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap untuk beberapa tahun. Pada individu yang
immunocompetent, jumlah tungau akan berkurang seiring waktu.(3)
Infestasi scabies dapat disembuhkan. Seorang individu dengan infeksi scabies, jika diobati
dengan benar, memiliki prognosis yang baik, keluhan gatal dan ekzema akan sembuh