documentpb

5
PLUMBUM 1.Karakteristik Pb dan TEL Timbal ( lead, Pb, timah hitam) adalah logam yang lunak berwarna coklat kehitaman mempunyai berat atom 207,19 tidak larut dalam air ,tetapi larut dalam nitrat, alkohol dan glyserin. Dalam bentuk TEL mempunyai berat molekul 323,44 ( G.D. Clayton, 1981). TEL dengan rumus kimia (C2H5)4 Pb . Pada ruang pembakaran TEL terurai menjadi C2H5 dan partikel Pb. Partikel ini sebagian menjadi Pb bromida dan Pb chlorida dan sisanya dilepas ke udara ( Wardhana, 1995). 2.Metabolisme Pb Pb masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan, saluran pencernakan dan relatif kecil melalui kulit. Absorbsi Pb melalui saluran pernafasan dipengaruhi oleh ukuran partikel dan kondisi pernafasan (Nozaki, 1966). Pb yang diserap oleh mukosa saluran pencernakan lebih kecil jika dibandingkan dengan absorbsi melalui saluran pernafasan. Penyerapan melalui mukosa usus 1

Upload: vynda-ayu

Post on 01-Oct-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

timbal

TRANSCRIPT

ANALISIS TIMBAL (Pb) DI UDARA DAN HUBUNGAN TIMBAL (Pb) DALAM DARAH DENGAN INTELELLEGENCE QUOTIENT (IQ) MURID SEKOLAH DASAR PADA KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DI SURABAYA

PLUMBUM1.Karakteristik Pb dan TEL

Timbal ( lead, Pb, timah hitam) adalah logam yang lunak berwarna coklat kehitaman mempunyai berat atom 207,19 tidak larut dalam air ,tetapi larut dalam nitrat, alkohol dan glyserin. Dalam bentuk TEL mempunyai berat molekul 323,44 ( G.D. Clayton, 1981). TEL dengan rumus kimia (C2H5)4 Pb . Pada ruang pembakaran TEL terurai menjadi C2H5 dan partikel Pb. Partikel ini sebagian menjadi Pb bromida dan Pb chlorida dan sisanya dilepas ke udara ( Wardhana, 1995).

2.Metabolisme Pb

Pb masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan, saluran pencernakan dan relatif kecil melalui kulit. Absorbsi Pb melalui saluran pernafasan dipengaruhi oleh ukuran partikel dan kondisi pernafasan (Nozaki, 1966). Pb yang diserap oleh mukosa saluran pencernakan lebih kecil jika dibandingkan dengan absorbsi melalui saluran pernafasan. Penyerapan melalui mukosa usus sekitar 5 10 %. Selanjutnya Pb masuk ke aliran darah dan jaringan lunak (termasuk sistem syaraf pusat) dalam bentuk exchangeable fraction dengan waktu paruh 25 hari sampai beberapa bulan dan Pb dideposit pada tulang dan gigi dengan waktu paruh 30- 40 tahun (Darmono, 1995). Eliminasi Pb melaui urine (75 %), tinja (< 15 %), keringat (< 8 %), rambut, kuku dan sangat kecil dalam air susu (Siswanto, 1994)

3. Nilai normal Pb

Borderline untuk Eropa 20 (g/ 100 ml (WHO, 1987), USA dan Australia nilai normal Pb adalah kurang dari 30 (g/100 ml ( McMichael, 1989) sedangkan baku mutu lingkungan Pb di udara ambien 60 (g/m3 ( SK Gub.Jatim 129/1996).

4.Efek Pb4.1. efek haematologis

Anaemi adalah efek yang paling mudah ditemukan pada sistem hemapoitik karena Pb akan menghambat sintesis hemoglobin, sehingga memperpendek umur sel darah merah. Pb dapat pula menyebabkan gangguan metabolisme zat besi dan menghambat berbagai aktivitas enzim . Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan reticulocytosis dan basophyllic stipping pada sel darah merah ( Siswanto, 1994) .

4.2. efek neurologis

Sistem syaraf pusat paling sensitif terhadap paparan Pb. Gangguan umum adalah lead encephalopathy ( peradangan pada selaput otak namun kadar glucosa dalam cairan cerebropinal normal), tremor, halusinasi, kejang, kebutaan dan menurunnya kecerdasan (Siswanto, 1994). Pada anak-anak ini terjadi bila kadar Pb darah mencapai 70 (g/ 100 ml ( Frank, 1991).

Pb dapat mempengaruhi fungsi otak, khususnya pada anak-anak kecil ( Odenbro, 1983). Skor IQ sedikit menurun disebabkan adanya kerusakan fungsi neurotransmiter dan ion kalsium karena keracunan Pb (Frank, 1991).

Daftar pustaka

1. Achmadi Umar Fahmi, 1990, Analisis Resiko Efek Pencemaran udara Co dan Pb terhadap penduduk Jakarta, Majalah Kedoteran Indonesia, vol.40 no.7 Juli, hal 399 401.

2. Baghurst P.A, 1992, Environmental Exposure to lead and childrens intelligence at the age of seven years, The New England Journal of Medicine, vol.327 no.18. p.1279 1284.

3. Darmono, 1995, Logam dalam sistem biologi makhluk hidup, UI Press, Jakarta.

4. Frank C Lu, 1991, Basic Toxicology , Hemisphere Publishing corporation.

5. Juliardi Naniek R, 1996, Analisis tiimah hitam (Pb) dalam udara dan pengaruhnya terhadap kesehatan, Tesis, Universitas Airlangga.

6. Kawada Tomoyuki dkk, 1994, Relationship between Mean Lead levels in the Atmosphere and in Blood from Data Published since 1977, Asia pacific Journal of Public Health, Vol.7 no 5/6, p.9 11.

7. Ludirdja Harianto dkk,1996, Pengaruih timbal dari emisi kendaraan bermotor terhadap kualitas semen (air mani) Polisi Lalu lintas di Jakarta, Majalah Kedokteran Kerja Indonesia , vol.1 no.1, April, hal. 26 37.

8. Nedleman H L ,1979, defisit in Psychologic and Classroom performance of children eith elevated dentine lead levels, The New England Journal of Medicine. Vol. 300.p.689 695.

9. Nedleman H l & Gatsonis CA, 1990, Low level Lead exposure and the IQ of Children, JAMA, no.263, p. 673 678.

10. Olaiz G, et al, 1996, Risk factor for high levels of lead in Blood of Schoolchildren in Mexico city, Archives of Environmental Health, Vol.51 no.2, p. 122 125

11. Palar Heryanto, 1994, Pencemaran dan toksikologi logam berat, Rineka Cipta , Jakarta

12. Schwartz Joel, 1992, Low Level Lead exposure and Childrens IQ : Meta Analysis and Search for a threshold, Environmental Research, vol.65. p 42 55.

13. Siswanto A, 1994, Toksikologi Industri, Balai Hyperkes Surabaya

14. Wardhana Wisnu A, 1995, Dampak pencemaran Lingkungan, Ando offset, Yogyakarta.

15. Wardoyo S dan Widayat W, Pengaruh frekuensi kendaraan bermotor dan intensitas matahari terhadap distribusi logam Pb yang menempel pada rumput dari gas buang kendaraan bermotor, skripsi, ITS Surabaya.

16. WHO, 1972, Health Hazards of the human environmental, Geneva.

17. WHO, 1977, Lead Environmental Health Criteria 3, Geneva.

11