patroli polisi ke daerah pemukiman
DESCRIPTION
researchTRANSCRIPT
PATROLI POLISI KE DAERAH PEMUKIMAN
KEPOLISIAN SEKTOR COBLONG
BANDUNG BARAT
(logo ITB)
Oleh:
10208064 Taufik O.10210071 Tubagus Abid10508044 Sasmaya12009008 Hazmanu H. Yosandian13209072 Rahadini Windia H.13509010 Adriano Milyardi15508001 Essantio Denira
(apa yang harus ditulis disini?)
Kata Pengantar
Daftar Isi
(ini demi daftar isi dan page number kayaknya filenya kudu dipisah2, judul, kata
pengantar, daftar isi, isi dll, daftar pustaka)
(atau ada yg bisa ngasih nomer halaman beda-beda per bagian? :D
Kata Pengantar……………………………………………………………...……. i
Daftar Isi…………………………………………………………………….…… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………...……..…………………………… 1
1.2 Identifikasi Masalah…...………...……………………...…………..… 2
1.3 Rumusan Masalah…...…………………………………………...…… 2
1.4 Tujuan Penelitian………………...…………………………………… 3
1.5 Kegunaan Penelitian………………………...………………………... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori….…………………….………………………………. 5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Kualitatif………….…..………………………..…. 6
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Wawancara…………………….……………………………….. 7
4.1.1 Hasil Wawancara dengan Kepolisian……………………………... 7
4.1.2 Hasil Wawancara dengan Wakil Warga Cisitu…………………… 8
4.2 Foto-foto Selama Wawancara………………………………………… 10
BAB V ANALISIS
5.1 Analisis………………………………………………………………... 11
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan……………………………………………………………… 12
6.2 Saran…………………………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di pasca modern ini fenomena kehidupan manusia tampaknya kian mengarah
pada semangat anti terhadap otoritas hukum. Hal ini ditandai dengan kian
maraknya bentuk-bentuk kejahatan dan pelanggaraan dalam masyarakat. Hampir
setiap hari kita mendengar atau melihat sendiri kasus-kasus seperti; pembunuhan,
pencurian, perjudian, kasus narkoba, dan pelanggaran lalu lintas. Bahkan beberapa
jenis kejahatan sudah menjadi hal yang biasa (membudaya) pada sebagian
masyarakat.
Situasi dan kondisi tersebut merupakan tantangan bagi pihak Kepolisian Republik
Indonesia sebagai institusi yang dipercaya masyarakat dalam melindungi,
mengayomi, dan melayani masyarakat, menegakkan hukum, serta memelihara
keamanan dan ketertiba masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, berbagai pola
perpolisian terus dikembangkan sehingga diharapkan mampu menekan terjadinya
setiap permasalahan kehidupan masyarakat agar tidak terjadi kejahatan atau
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang lainnya.
Menurut Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Polri
mengemban dua tugas pokok antara lain Tugas Preventif dan tugas Represif.
Tugas Represif dilakukan dengan menghimpun bukti-bukti sehubungan dengan
pengusutan perkara dan bahkan berusaha untuk menemukan kembali barang-
barang hasil curian hingga melakukan penahanan untuk kemudian diserahkan ke
tangan kejaksaan yang kelak akan meneruskannya ke Pengadilan. Sedangkan
tugas Preventif adalah berupa patrol-patroli yang dilakukan secara terarah dan
teratur, mengadakan tanya-jawab dengan masyarakat sekitar, termasuk usaha
pencegahan kejahatan atau pelaksanaan tugas preventif adalah memelihara
ketertiban dan menjamin keamanan umum. Tugas Preventif Polri inilah yang akan
kami bahas dalam makalah ini, khususnya berupa patroli polisi ke daerah
pemukiman setempat yang dilakukan dengan berjalan kaki.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah dibahas sebelumnya, polisi memiliki tugas untuk
memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Namun berdasar
pengamatan awal yang telah dilakukan terhadap daerah Cisitu, teridentifikasi tidak
adanya patroli polisi oleh Kepolisian Sektor Coblong yang dilakukan dengan
berjalan kaki secara terus-menerus. Patroli polisi dilaksanakan, tetapi kesemua
patroli dilakukan dengan menggunakan mobil maupun motor patroli polisi yang
diberhentikan di sebuah pos, kemudian barulah polisi tersebut berjalan mengitari
daerah tersebut.
Tidak adanya patroli polisi jalan kaki tersebut menginisiasi warga sekitar Cisitu
untuk melakukan piket keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) secara
mandiri untuk mencegah adanya kejahatan terjadi di kawasan tersebut yang
merupakan kawasan padat penduduk dan sebagian besar merupakan kosan
mahasiswa.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan tidak adanya patroli polisi
dengan jalan kaki?
2. Bagaimana agar patroli polisi jalan kaki dapat diadakan? guys ini
tambahan dari bapaknya semester kemarin di kelompok temen gue sih
terus apa mau kita tambahin disini?
3. Sebagai ganti patroli jalan kaki, program apa yang dilaksanaan baik oleh
kepolisian maupun warga untuk menjaga keamanan dan ketertiban
lingkungan?
4. Dengan adanya patroli dalam bentuk selain patroli jalan kaki oleh
kepolisian, bagaimana kondisi keamanan dan ketertiban warga sekitar
(Cisitu)?
1.4 Tujuan Penelitian
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah KU_____, penelitian ini diadakan
dengan tujuan khusus, yaitu:
1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tidak adanya patroli polisi
dengan jalan kaki
2. Mengetahui cara agar patroli polisi jalan kaki dapat diadakan guys btw
saya kepikiran nomer 1 dan 2 ini jadi boomerang pas presentasi : kalo kita
tau faktor apa yg bikin ga ada patroli (nomer 1) otomatis kita tau cara
mengeliminasi faktor penghalang itu kan, agar patroli polisi jalan kaki
diadakan (nomer 2).. tapi kalo baca wawancara sama polisi, alasannya kan
efektivitas, jadi kurasa gapapa juga sih kalo mau dimasukin
3. Memperoleh informasi tentang program yang dilaksanaan baik oleh
kepolisian maupun warga untuk menjaga keamanan dan ketertiban
lingkungan sebagai ganti patroli jalan kaki
4. Mengetahui kondisi keamanan dan ketertiban warga sekitar (Cisitu)
dengan adanya patroli dalam bentuk selain patroli jalan kaki oleh
kepolisian
1.5 Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini nantinya akan
berguna dalam:
1. Meminimalisir faktor penghalang tidak diadakannya patroli jalan kaki,
atau memikirkan suatu cara lain untuk melakukan patroli yang efisien
namun tetap dekat dan berhubungan langsung dengan warga
2. Memikirkan suatu cara lain untuk melakukan patroli yang efisien namun
tetap dekat dan berhubungan langsung dengan warga
3. Mensosialisasikan program patroli polisi kepada warga, dan sebaliknya
agar kedua program dapat berjalan secara selaras.
4. Pedoman bagi warga Cisitu dan Kepolisian Sektor Coblong untuk
mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan
keamanan dan ketertiban lingkungan di daerah tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
(…)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Kualitatif
Berkaitan dengan tidak adanya patroli polisi jalan kaki, pengambilan data
dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara dengan
narasumber yang berkaitan dengan penelitian. Sesi wawancara dibagi menjadi dua
bagian, yaitu wawancara dengan pihak Kepolisian Sektor Coblong dan dengan
salah satu warga daerah Cisitu yang kami anggap mewakili pendapat warga Cisitu
yang lainnya.
Wawancara pertama adalah dengan narasumber Bapak Syariffudin dari Bagian
Seksi Umum Kepolisian Sektor Coblong dan wawancara kedua adalah dengan
______________________
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Wawancara
4.1.1 Hasil Wawancara dengan Kepolisian
Narasumber:
Pak Syariffudin dari Bagian Seksi Umum Kepolisian Sektor Coblong
Pertanyaan (Q) : Apakah keamanan di daerah sekitar aman?
Jawaban (A) : Relatif aman
Q : Apakah perlu adanya pengamanan?
A : Untuk masalah tersebut, tergantung dari penilaian warga. Tingkat keamanan
bergantung pada laporan warga sekitar, juga tergantung kepada wilayahnya
sendiri. Misalkan untuk daerah kosan kejahatan yang sering terjadi adalah
pencurian laptop
Q : Adakah patroli? Bagaimana patroli dilaksanakan?
A : Patroli dilakukan secara rutin oleh unit Sabara yang beranggotakan 30 orang.
Pada prinsipnya, patroli dilakukan selama 24 jam terus menerus dengan
memanfaatkan 5 buah kendaraan patrol yang melingkupi 6 kelurahan di
daerah coblong. Terdapat Bit Patroli, yakni jalur patroli yang dibentuk dari
hasil evaluasi keamanan daerah. Mobil-mobil patrol nantinya akan diam di
strong point untuk jangka waktu tertentu dan polisi di mobil tersebut akan
mengitari daerah sekitar dengan berjalan kaki.
Q : Apakah ada patroli berjalan?
A : Tidak secara gamblangnya, hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yakni:
a. Jarang jangkauannya rendah dan menjadi tidak efektif
b. Personel untuk satu shift dalam sehari hanya 1/3 dari total yang bertugas
patroli dilapangan, sisanya melakukan pekerjaan lain.
c. Jika ada criminal yang menggunakan kendaraan maka akan sulit ditangkap
Ada suatu proyek polisi yang bernama Bhayangkara Pembela Keamanan
dan Ketertiban Masyarakat, yang bertujuan mendekatkan polisi dengan
masyarakat. Metode door-to-door mendekatkan polisi dengan masyarakat.
Tempat-tempat yang didatangai seperti kelurahan, para pemuka agama,
organisasi masyarakat dan tempat-tempat lain yang dirasakan perlu untuk
dikenal oleh polisi. Namun hal ini bukan berarti rumah-rumah biasa tidak
dipedulikan, namun diprioritaskan terlebih dahulu tempat-tempat yang
dirasakan strategis. Program ini dikerjakan setiap hari. Polisi juga
membagikan nomor telp masing2 kepada orang-orang yang didatangi, dan siap
menerima panggilan 24 jam.
Q : Apakah ada suatu tindakan dari masyarakat yang membantu
meningkatkan keamanan sekitar?
A : Tindakan masyarakat yang diharapkan adalah sesuai dengan program
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, dimana
masyarakat dibina baik pelatihan tentang keamanan seperti siskamling dan
lain-lain maupun pengetahuan dasar. Diharapkan dengan program ini,
minimal setiap masyarakat itu bisa menjadi polisi bagi dirinya sendiri dimana
jika hal itu terwujud situasi akan jauh lebih kondusif.
4.1.2 Hasil Wawancara dengan Wakil Warga Cisitu
4.2 Foto-foto selama Wawancara
Foto 1 Adriano bersama Pak Syariffudin
Foto 2 …….. bersama ……..
BAB V
ANALISIS
5.1 Analisis
lalalalalala
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Lalalal
Lalalala
6.2 Saran
Lalalala
Laaalala
DAFTAR PUSTAKA