patklin drh fajar ade mahendra

Upload: deny-hairurrozikin

Post on 03-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pkh ub

TRANSCRIPT

IndikatorHasilNilai NormalIntepretasiDiagnosa

Hematologi

Neutrofil absolut2 x 103/L2.912.0 103/LNeutropeniaInfeksi virus, infeksi oleh bakteri, infiltrasi sel gana, autoimun/idiopatik, terekspose radiasi, keracunan obat, defisiensi B12,

Monosit relatif4 %210 %NormalMeningkat apabila terdapat infeksi jamur atau virus, Tubercullosis, beberapa leukemia, penyakit kronis. Monosit menghilangkan jaringan mati atau rusak, menghancurkan sel-sel kanker, dan mengatur kekebalan terhadap zat-zat asing.

Monosit absolut0,12 x 1030.11.4 x 103/LNormal Peningkatan jumlah monosit absolut nfeksi kronis, gangguan autoimun, gangguan darah, dan kanker tertentu. infeksi, sarkoidosis dan Histiositosis sel. jumlah rendah monosit dalam darah (monocytopenia) dapat terjadi sebagai respon terhadap pelepasan racun ke dalam darah oleh beberapa jenis bakteri (endotoksemia), serta pada orang yang menerima kemoterapi.

Eosinofil relatif3 %09 %NormalMeningkat apabila terjadi reaksi alergi, infeksi parasit, penyakit Autoimmune. Menurun apabila terjadi Keracunan Obat, Stress

Neutrofil Fungsi Neutrofil

1. Aktivitas phagocytosis dan bacteriocidal sebagai fungsi primer2. Neutrofil mampu mensekresikan pyrogen secara endogenous apabila ada bakteri atau produk toxin bakteri. 3. Neutrofil mempunyai kontribusi pada kejadian patologik tertentu, misalnya immune complex glomerub nephritis dan rheumatoid arthritis.

Neutropenia disebabkan adanya peningkatan penggunaan sel neutrophil oleh jaringan dalam proses pagositosis. A. Neutropenia yang mencolok (CNP sangat meningkat). Waktu transit dalam darah turun mencolok karena emigrasi sel neutrofil ke jaringan meningkat menyebabkan peningkatan pembebasan sel tersebut oleh sumsum tulang. B. Sel neutrofil muda meningkat proporsinya dalam sirkulasi darah. Normal maupun peningkatan aktivitas granulopoiesis dapat dilihat pada pemeriksaan sumsum tulang. C. Penyebab neutropenia biasanya infeksi bakterial pyogenik perakutD. Neutropenia disebabkan adanya hypoplasia granulopoietik. Neutropenia dapat terjadi akibat infeksi bakterial, khususnya gram negatif septisemia atau endotoksemia pada semua spesies. Sedangkan tingginya jumlah neutrofil disebut neutrofilia, secara umum keadaan ini menandakan kejadian infeksi bakteri pada tubuh hewan dan kejadian yang berkaitan dengan nekrosis jaringan ekstensif seperti luka bakar, trauma, pembedahan dan neoplasia.

Monosit Monosit adalah baris pertahanan kedua terhadap infeksi bakteri dan benda asing. Sel ini lebih kuat daripada netrofil dan dapat mengonsumsi partikel debris yang lebih besar. Monosit berespons lambat selama fase infeksi akut dan proses inflamasi, dan terus berfungsi selama fase kronis dari fagosit. Monosit membantu sel darah putih lainnya menghilangkan jaringan mati atau rusak, menghancurkan sel-sel kanker, dan mengatur kekebalan terhadap zat-zat asing. Monosit diproduksi di sumsum tulang dan kemudian memasuki aliran darah. Peningkatan jumlah monosit dalam darah (monositosis) terjadi sebagai respons terhadap infeksi kronis, gangguan autoimun, gangguan darah, dan kanker tertentu. Sebuah proliferasi makrofag pada jaringan dapat terjadi sebagai respon terhadap infeksi, sarkoidosis dan Histiositosis sel. dapat dijumpai pada : penyakit virus (mononucleosis infeksiosa, parotitis, herpes zoster), penyakit parasitic (demam bintik Rocky Mountain, toksoplasmosis, bruselosis), leukemia monositik, kanker, anemia (sel sabit, hemolitik), SLE, arthritis rheumatoid, colitis ulseratif

Jumlah rendah monosit dalam darah (monocytopenia) dapat terjadi sebagai respon terhadap pelepasan racun ke dalam darah oleh beberapa jenis bakteri (endotoksemia), serta pada orang yang menerima kemoterapi. Penurunan jumlah monosit dapat dijumpai pada leukemia limfositik, anemia aplastik.

EosinofilJumlah eosinofil meningkat selama alergi dan infeksi parasit. Bersamaan dengan peningkatan steroid, baik yang diproduksi oleh kelenjar adrenal selama stress maupun yang diberikan per oral atau injeksi, jumlah eosinofil mengalami penurunan. Peningkatan jumlah eosinofil (disebur eosinofilia) dapat dijumpai pada alergi, pernyakit parasitic, kanker (tulang, ovarium, testis, otak), feblitis, tromboflebitis, asma, emfisema, penyakit ginjal (gagal ginjal, sindrom nefrotik).Penurunan jumlah eosinofil dapat dijumpai pada stress, luka bakar, syok, hiperfungsi adrenokortikal.

Daftar Pustaka :1. Daniela Tagliasacchi and Giorgio Carboni,Let's Observe The Blood Cells, 1997 on Fun Science Gallery.2. Frances K. Widmann, alih bahasa : S. Boedina Kresno dkk.,Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1, EGC, Jakarta, 1992.3. Joyce LeFever Kee,Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, EGC, Jakarta, 2007.4. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM,Tuntunan Praktikum Hematologi, Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta, 1995.5. R. Gandasoebrata,Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung, 1992.6. Ronald A. Sacher & Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto,Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, 2004.