pasar modal - greenwood ipo

3
Saham Krakatau Steel dan Garuda Indonesia Turun Akibat Krisis Global Fri, 7 Oct 2011, 09:40 WIB Headline , Pasar Modal Krisis Eropa dan AS dianggap menjadi indikator saham kedua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Kraktau Steel dan Garuda Indonesia. Kasus yang sama juga terjadi pada industri serupa di negara lain. Kenapa?Dwitya Putra Jakarta–PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengakui, harga sahamnya di pasar modal turun akibat adanya gejolak rkonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Direktur Utama Karakatau Steel Fazwar Bujang mengatakan, kondisi ini tak ayal membuat harga saham hampir diseluruh industri yang sama meengalami penurunan. Harga saham Karakatau Steel per Kamis, 6 Oktober 2011 menyentuh level Rp700 atau turun 150 poin dari harga saat IPO yang dipatok pada angka Rp850. Padahal, pasca IPO, harga saham KS bisa mencapai di atas Rp1.000, namun pada beberapa bulan terakhir nilainya terus turun. “Penurunan ini wajar karena hampir semua perusahaan baja di dunia harga sahamnya turun, karena tidak kondusifnya ekonomi dunia saat ini,” kata Fazwar Bujang, di depan Rapat Dengar Pendapatan Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2011. Fazwar Bujang mencontohkan, saham Posco Steel Company turun antara 62%. “Posco bahkan harus mengurangi kapasitas produksinya di Australia hingga 25%,” katanya. Kasus yang sama juga dilami Nelson Steel Company, yang sahamnnya turun hingga 26% dan Capital Steel Company yang mengalami penurunan 4%. “Jadi, penurunan ini murni gejolak pasar. Selama 6 bulan setelah IPO harga saham bisa kami jaga dilevel Rp1.000. Namun, saat ini sulit untuk menjaga harga diangka yang stabil,” pungkas Fazwar. Hal serupa juga diungkapkan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Menurutnya, selain akibat ekonomi global yang buruk, industri penerbangan terpuruk akibat harga minyak yang sangat tinggi. Harga minyak yang tinggi akhirnya membuat biaya untuk bahan bakar mewakili 40% dari total biaya operasi. “Jadi, tidak hanya garuda yang sahamnya terpuruk, tapi juga industri penerbangan lainnya,” kata Emir. Emir juga mencontohkan New Zealand Airlines, yang harga sahamnya turun dari USD1,5 menjadi USD1,1. Hal yang sama juga terjadi Cathay Pacific

Upload: muliani

Post on 01-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pasar modal

TRANSCRIPT

Page 1: Pasar Modal - Greenwood Ipo

Saham Krakatau Steel dan Garuda Indonesia Turun Akibat Krisis GlobalFri, 7 Oct 2011, 09:40 WIB Headline, Pasar Modal

Krisis Eropa dan AS dianggap menjadi indikator saham kedua perusahaan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Kraktau Steel dan Garuda

Indonesia. Kasus yang sama juga terjadi pada industri serupa di negara

lain. Kenapa?Dwitya Putra

Jakarta–PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

mengakui, harga sahamnya di pasar modal turun akibat adanya gejolak rkonomi

yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Direktur Utama Karakatau Steel Fazwar Bujang mengatakan, kondisi ini tak ayal

membuat harga saham hampir diseluruh industri yang sama meengalami

penurunan.

Harga saham Karakatau Steel per Kamis, 6 Oktober 2011 menyentuh level Rp700

atau turun 150 poin dari harga saat IPO yang dipatok pada angka Rp850. Padahal,

pasca IPO, harga saham KS bisa mencapai di atas Rp1.000, namun pada beberapa

bulan terakhir nilainya terus turun.

“Penurunan ini wajar karena hampir semua perusahaan baja di dunia harga

sahamnya turun, karena tidak kondusifnya ekonomi dunia saat ini,” kata Fazwar

Bujang, di depan Rapat Dengar Pendapatan Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis, 6 Oktober

2011.

Fazwar Bujang mencontohkan, saham Posco Steel Company turun antara 62%.

“Posco bahkan harus mengurangi kapasitas produksinya di Australia hingga 25%,”

katanya.

Kasus yang sama juga dilami Nelson Steel Company, yang sahamnnya turun hingga

26% dan Capital Steel Company yang mengalami penurunan 4%. “Jadi, penurunan

ini murni gejolak pasar. Selama 6 bulan setelah IPO harga saham bisa kami jaga

dilevel Rp1.000. Namun, saat ini sulit untuk menjaga harga diangka yang stabil,”

pungkas Fazwar.

Hal serupa juga diungkapkan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar.

Menurutnya, selain akibat ekonomi global yang buruk, industri penerbangan

terpuruk akibat harga minyak yang sangat tinggi.

Harga minyak yang tinggi akhirnya membuat biaya untuk bahan bakar mewakili 40%

dari total biaya operasi. “Jadi, tidak hanya garuda yang sahamnya terpuruk, tapi juga

industri penerbangan lainnya,” kata Emir.

Emir juga mencontohkan New Zealand Airlines, yang harga sahamnya turun dari

USD1,5 menjadi USD1,1. Hal yang sama juga terjadi Cathay Pacific Airlines yang

harga sahamnya turun dari 24 dolar Hongkong menjadi 12 dolar Hongkong. Begitu

Page 2: Pasar Modal - Greenwood Ipo

pula dengan Singapura Airlines turun dari 16 dolar Singapura menjadi 11 dolar

Singapura. Sementara Thai Airlines turun cukup dalam dari 1.304 dolar AS menjadi

400 dolar AS.

“Hanya Air Asia yang harga sahamnya stabil karena potensinya sangat besar karena

bisnisnya fokus pada penerbangan berbiaya murah,” tutup Emir. (*)

IPO, Saham Erajaya Dibuka TurunYuni Astutik - OkezoneRabu, 14 Desember 2011 09:57 wib

Ilustrasi. Daylife.

JAKARTA - PT Erajaya Swasembada Tbk mencatatkan listing perdana (initial public

offering/IPO) dengan kode saham ERAA hari ini. Namun, pada pembukaannya, harga

saham ERAA turun ke level Rp990 dari Rp1.000 per lembar saham.

Pada pembukaan perdagangan, Rabu (14/12/2011), harga saham perseroan ke-23 yang

mencatatkan nama di pasar modal ini, sempat menyentuh level tertingginya Rp1.050.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi dan ritel produk dan jasa untuk

perangkat komunikasi mobile ini melepas 1,32 miliar lembar saham atau 40 persen dari

jumlah saham yang ditempatkan.

Target dana hasil IPO sekira USD150 juta-USD200 juta, di mana rencananya 42 persen

akan digunakan untuk pelunasan promissory notes yang telah diterbitkan dalam rangka

akuisisi PT Teletama Artha Mandiri, 16 persen untuk ekspansi bisnis dan sisanya yang 42

persen untuk modal kerja.

Adapun penjamin pelaksana emisi adalah PT Buana Capital, selain itu Credit Suisse

Singapore Ltd. Serta JP Morgan Securities Ltd bertindak sebagai Global Coordinators, Joint

Bookrunners, dan International Selling Agents. (mrt) (rhs)

  1   0

Page 3: Pasar Modal - Greenwood Ipo