pasangan ideal menurut al-qur’anrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah...

100
PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’AN (KAJIAN QS. AL-NŪR AYAT 26 DAN QS. AL-TAḤRĪM AYAT 10-11). Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Khalisoh Qadrunnada 11150340000190 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 07-Mar-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’AN

(KAJIAN QS. AL-NŪR AYAT 26 DAN QS. AL-TAḤRĪM

AYAT 10-11).

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Khalisoh Qadrunnada

11150340000190

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan
Page 3: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan
Page 4: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan
Page 5: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

iv

ABSTRAK

Khalisoh Qadrunnada

“Pasangan Ideal Menurut al-Qur‟an (Kajian QS. al-Nūr ayat 26 dan

QS. al-Taḥrīm ayat 10-11).”

Pasagan ideal adalah upaya dalam menjalin erat antara kedua anak

manusia untuk terus-menerus berada dalam cinta, kesetiaan, ketulusan,

kerjasama, dan saling menghargai satu dengan lainnya.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif analitik dan merupakan penelitian kepustakaan (library

research). Jenis penelitian ini kualitatif sesuai untuk diterapkan pada

penelitian ini, karena penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan

secara komprehensif sumber-sumber kepustakaan, dan digunakan untuk

menjawab pokok permasalahan yang telah di rumuskan.

Adapun hasil dari penilitian ini menyimpulkan bahwasanya dalam

surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan

maupun perbuatan akan cocok, sejalan dan sesuai dengan yang keji pula,

begitupun sebaliknya. Sedangkan dalam surah al-Taḥrīm ayat 10-11

adalah secara khusus Allah membuat perumpamaan sebagaimana orang

baik mendapatkan pasangan yang tidak baik, hal ini dapat dilihat pada

kisah Nabi Nūh, Nabi Lūth yang medapatkan istri yang durhaka, lalu

kedua suaminya tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah.

Lalu di ayat selanjutnya menemukan perumpamaan lain tentang suami

yang tidak baik (fasik) dengan istri salehah yaitu Asiyah.

Sehingga ketiga ayat di atas dapat disimpulkan bahwa ketiganya

tidak memiliki keterkaitan, dan tidak ada hubungan nya dengan pasangan

ideal karna pada dasarnya di dalam surah al-Nūr ayat 26 hanya

menjelaskan tentang baik buruknya seseorang dilihat dari perkataan,

maupun perbuatannya. Sedangkan di surah al-Taḥrīm ayat 10 menjelaskan

perumpamaan tentang kebaikan seseorang tidak dapat menolong dari api

neraka atas kekejian sesorang tersebut sekalipun pasangannya ataupun

keluarganya karna yang dapat menolong hal tersebut hanya dari diri kita

sendiri.

Kata Kunci : Pasangan, Menurut al-Qur‟an

Page 6: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

v

KATA PENGANTAR

بسمميحرلا نمحرلا هللا

Segala puja dan puji syukur hanya untuk Allah SWT, karena

berkat rahmat nikmat serta anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pasangan Ideal Menurut al-Qur‟an (Kajian QS. al-

Nūr [24] ayat 26 dan QS. al-Taḥrīm [66] ayat 10-11).” Shalawat serta

salam penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad

SAW yang selalu memberi syafaat kepada umatnya dari setiap lafal

shalawat yang terucap.

Penulis sadar bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput

dari dukungan, arahan dan bantuan banyak pihak, dengan segala

kerendahan hati dan rasa syukur penulis ingin menyampaikan terimakasih

kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA., Selaku

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., Selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Eva Nugraha, MA., Selaku Ketua Jurusan Ilmu al-

Qur‟an Dan Tafsir dan Bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH

Selaku Sekertaris Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Muslih, Lc., M.Ag., Selaku Dosen Pembimbing

akademik yang telah memberikan banyak nasihat dan

kemudahan bagi penulis dalam mengurus administrasi dan

penyelesaian skripsi.

5. Bapak Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA., Selaku Dosen

pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya

Page 7: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

vi

untuk membimbing dan mengarahkan serta mengkoreksi dalam

penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta

pengalaman kepada penulis. Serta para staf dan para karyawan

Ushuluddin yang sudah memberikan kemudahan dalam

mengurus administrasi dan berkaitan dengan skripsi penulis.

7. Untuk kedua orang tua yang penulis cintai Alm. Abuyah KHR.

Thabrani Rasyidi, SH, MH, dan Ummi Hj. Anisatus Sa‟diyah,

S.Pd., yang selalu mendoakan kebaikan dalam segala aktivitas

penulis dan selalu memberikan support, perhatian, kasih

sayang dan doa yang tak pernah putus selama ini. Terimakasih

atas segalanya semoga selalu dapat membahagiakan dan

membanggakan sehingga dapat menjadi anak yang berbakti.

8. Untuk abang saya Muhammad Shofwan Nidhami, SH dan adik

saya Muhammad Athief Fawwaz yang selalu memberikan

support dan doanya kepada penulis di saat penulis terbentur

pada kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sekali lagi

terimakasih atas segalanya semoga kelak kita akan menjadi

anak yang membanggakan bagi Abuyah dan Ummi.

9. Untuk diri saya sendiri, terimakasih banyak telah mau berjuang

hingga titik akhir perkuliahan. Semoga semakin giat belajar

kembali mendalami apa yang sudah dipelajari selama

perkuliahan.

10. Untuk teman seperjuangan penulis dibangku kuliah Siti

Nafisah Ahmad, Nada Silvia ady Sanusi, Ulfa Fauziah, Fiza

Intan Naumi, Winda Ayu Pertiwi, Fitrah Amaliah, Nabila

Bulqois, terimakasih telah berbagi canda, tawa, suka maupun

Page 8: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

vii

duka kepada penulis selama ini, dan terimakasih juga kepada

Rian Syaputra Lubis atas segala bantuannya dalam

merampungkan penulisan ini.

11. Untuk saudara kost dari awal semester baru sampai saat ini Nur

Ilhamilaili FM, terimakasih telah menemani penulis dua puluh

empat jam di perantauan selama empat tahun ini.

12. Untuk teman-teman tafsir hadist 2015, terkhusus bagi teman-

teman TH E yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,

semoga silaturrahim kita tetap terjaga dan takkan retak

walaupun jarak memisahkan kita.

13. Terakhir saya juga berterimakasih kepada Riza Muhammad, ka

fairuz dan ka ghoffar, Arafat Ibnu Sabil, ka kholis Bidayati dan

ka itsbat sudah banyak membantu memberikan ide dan

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini dan semoga

silaturrahim tetap terjaga sampai kapanpun.

Besar harapan penulis, semoga skripsi yang penulis susun ini dapat

bermanfaat baik bagi penulis, para akademisi, maupun masyarakat umum.

Wassalamu‟alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

Ciputat, 20 November 2019

Penulis

Page 9: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan

bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

RI. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543/U/1987.

1. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam

huruf Latin dapat dilihat pada halaman berikut:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ṡ Es (dengan titik di atas) ث

J Je ج

ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Ż Zet (dengan titik di atas) ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy Es dan Ye ش

Ṣ Es (dengan titik di bawah) ص

Ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

Ẓ (Zet dengan titik di bawah) ظ

„ عkoma terbalik di atas hadap

kanan

Page 10: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

ix

G Ge غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

՚ Apostrof ء

Y Ye ي

Hamzah (ء) ang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa

diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis

dengan tanda (’).

a. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti dalam bahasa Indonesia, terdiri

dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk

vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Fatḥah A أ : Ā ى...´ : ai

Kasrah I ى : Ī و....´ : au

Ḍammah U و : Ū

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf yaitu:

Page 11: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

x

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي Ai a dan i

و Au a dan i

b. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa

Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal

Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ā ىآa dengan garis di

atas

Ī i dengan garis di atas ىي

Ū ىىu dengan garis di

atas

Huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijal,

bukan ar-rijal, al-diwān bukan ad-diwān.

c. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang

diberi syaddah itu. Akan tetapi hal ini tidak berlaku jika huruf yang

menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruh-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-

darûrah melainkan al-ḍarūrah, demikian seterusnya.

d. Ta marbūṭah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṭah terdapat

pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan

Page 12: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

xi

menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah ini). Hal yang sama juga

berlaku jika ta marbūṭtersebut diikuti oleh datkata sifat (na’t) (lihat contoh

2). Namun, jika huruf ta marbūṭah diikuti kata benda), maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Tanda Vokal Latin Keterangan

ṭarīqah طريقت 1

al-Jāmi’ah al-Islāmiyyah الجامعت اإلسالميت 2

waḥdat al-wujūd وحدة الىجىد 3

e. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,

dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan

mengikuti ketentuan yang berlaku Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara

lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama

bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang,

maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Hāmid Al-

Ghazālī bukan Abū Hāmid al-Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dari EBI sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring

(italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis

dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya,

demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang

berasal dari dunia nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan

meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis

Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbānī; Nuruddin

al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

Page 13: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

xii

f. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l) , kata benda (ism), maupun huruf

(harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara

atas kalimat-kalimat dalam Bahasa Arab, dengan berpedoman pada

ketentuan di atas.

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustādzu ذهب األستاذ

tsabata al-ajru ثبت األجر

al-ḥarakah al-„asriyyah الحركت العصريت

asyhadu an lā ilāha illā Allāh أشهد ان ال إله إال هللا

maulāna Malik al-sāliẖ مىالنا ملك الصالح

yu‟atstsirukum Allāh يؤثركم هللا

Al-maẓāhir al-„aqliyyah المظاهر العقليت

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri

mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak

perlu dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nūr Khālis

Majīd; Mohamad Roem, bukan Muhammad Rūm; Fazlur Rahman, bukan

Fadl al-Rahmān.

Page 14: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah .................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8

E. Metodologi Penelitian ............................................................. 12

F. Sistematika Penulisan ............................................................. 14

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PASANGAN IDEAL

A. Definisi Pasangan Ideal .......................................................... 16

B. Kriteria Pasangan Ideal .......................................................... 18

1. Pemilihan atas Dasar Agama ........................................... 19

2. Pemilihan atas Dasar kecantikan ....................................... 20

3. Pemilihan atas Dasar Keturunan ....................................... 21

4. Pemilihan atas Dasar Harta .............................................. 23

5. Pemilihan atas Dasar Kesehatan Jasmani Dan Rohani .... 23

6. Pemilihan atas Dasar Rasa Tanggung Jawab .................... 25

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Ideal........... ............... 25

1. Ikatan Emosional ............................................. ............... 25

2. Peran Gender .................................................... ................ 28

Page 15: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

xiv

3. Status Sosial .................................................................... 31

D. Konsep Keluarga Sakinah ...................................................... 32

1. Definisi Keluarga Sakinah ................................ .............. 32

2. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah .............................. .............. 34

3. Fungsi Keluarga Sakinah ................................. ............... 35

BAB III KAJIAN QS. Al-NŪR AYAT 26 DAN QS. Al-TAḤRĪM

AYAT 10-11

A. Tafsir QS. al-Nūr ayat 26 ........................................................ 41

1. Asbabun nuzul QS. al-Nūr ayat 26 ................................... 41

2. Munasabah QS. al-Nūr ayat 26 ........................................ 42

3. Berbagai Tafsiran QS. al-Nūr ayat 26 .............................. 43

4. Makna kata al Khabīṡāt .................................................... 43

5. Makna kata al-Ṭayyibāt ................................................... 44

6. Makna kata al Bīrr ........................................................... 45

B. Tafsir QS. al-Taḥrīm ayat 10-11 ............................................. 46

1. Asbabun nuzul QS. al-Tarḥīm ayat 10-11 ....................... 47

2. Munasabah QS. al-Taḥrīm ayat 10-11 ............................. 48

3. Berbagai Tafsiran QS. al-Taḥrīm ayat 10-11 .................. 49

4. Sikap Istri Nabi Nūh As .................................................. 49

5. Sikap Istri Nabi Lūth As ................................................. 50

6. Kelembutan Istri Fir‟aun ................................................. 50

7. Makna Perumpaman dalam al-Qur‟an ............................ 51

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN QS. Al-NŪR AYAT 26 DAN QS.

Al-TAḤRĪM AYAT 10-11

A. Penafsiran QS. al-Nūr ayat 26 ............................................. ...53

B. Penafsiran QS. al-Taḥrīm ayat 10 .......................................... 61

C. Penafsiran QS. al-Taḥrīm ayat 11 ........................................... 67

Page 16: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

xv

D. Relasi penafsiran QS. al-Nūr ayat 26 dan QS. al- Taḥrīm ayat

10-11 ...................................................................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 76

B. Saran ....................................................................................... 78

Daftar Pustaka ......................................................................................... 80

Lampiran ......................................................................................................

Page 17: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang paling benar dan

sempurna bagi kaum muslim, karena isi di dalam al-Qur‟an dapat

mencakup segala aspek kehidupan yang dapat dikaji secara mendalam

dan semakin diyakini kebenaran dalil-dalilnya. Kandungan di dalam

al-Qur‟an juga mencakup dalam berbagai segala aspek kehidupan

yang bersifat universal dan berlaku sepanjang masa. Secara garis

besar kandungan al-Qur‟an mencakup juga masalah akidah, akhlak,

dan amaliah, al-Qur‟an berlaku bagi semua umat di dunia dan tidak

hanya untuk satu umat saja, selain itu al-Qur‟an berlaku sepanjang

masa. Dengan demikian, ajaran yang diajarkan di dalam al-Qur‟an

sangat lah luas yang melebihi luasnya semua umat manusia.1

Al-Qur‟an di sini juga merupakan petunjuk bagi seluruh umat

manusia dan juga merupakan undang-undang di dalam kehidupannya.

yang mana dapat memberikan petunjuk kepada manusia agar

mengikuti jalan yang benar yang dapat mengantarkan kepada mereka

agar menjadi manusia yang sempurna serta menjadi manusia yang

mulia, sehingga dapat menjadi petunjuk yang lurus yaitu dapat

mengajarkan manusia cara untuk berhubungan dengan Tuhannya,

serta berhubungan dengan sesama manusia juga dengan lawan

jenisnya serta manusia dengan alam, dengan demikian apabila

manusia dapat menjaga dengan lawan jenisnya yang bukan mahram

1 Abd. Wahhāb Khallāf, Usul Fiqh (Kairo: Maktabah al-Da‟wah al-Islāmiyyah

Syabab al-Azhar, 2002), 21.

Page 18: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

2

maka ia juga harus menjaga pandangannya agar tidak terjadi atau

terjerumus dalam kemaksiatan.2

Agama merupakan tuntunan hidup bagi manusia, agar sejalan

dengan pikiran (logik) dan perasaan umum manusia. Sebagaimana

manusia diciptakan oleh Tuhan yang dilengkapi dengan fitrah yang

cenderung memiliki keinginan yang bersifat secara global.

Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam al-Qur‟an:

ت من ٱلنساء وٱلبن هب وٱلفضة زين للناس حب ٱلشهو طري ٱلمقنطرة من ٱلذ ني وٱلقنيا وٱلل ن ة ٱلد ع ٱلي و لك مت م وٱلرث ذ ع ۥح حسن وٱليل ٱلمسومة وٱلن نند

ٱلمئاب

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-

apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang

banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak

dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah

lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Āli Imrān[3]: 14).

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa jika manusia

tertarik terhadap lawan jenis wajar saja jika ia bangga memiliki

sesuatu yang banyak dan menjadi orang yang sukses. Sebagaimana ia

juga senang jika memiliki barang yang berharga dan harta yang

banyak dan itu sangat wajar, karena di dalam diri manusia itu ada rasa

atau keinginan itu semua.

Di dalam kehidupan ada berbagai macam ketertarikan

sebagaimana yang dimiliki setiap orang, ia dapat memiliki daya tarik

tersebut seperti paras yang rupawan, harta yang berlimpah dan juga

pangkat yang tinggi, akan tetapi sifat daya tarik yang ada di dalam diri

manusia itu hanyalah ada dalam diri seseorang seperti sifat yang

2 Muhammad bin Muhammad Amir, Fikih Wanita Kumpulan Fatwa Lengkap

Seputar Permasalahan Wanita (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2010), 1.

Page 19: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

3

lemah lembut, ramah, setia dan sebagainya. Namun di dalam diri

setiap manusia itu terdapat selera yang berbeda seperti ia yang hanya

tertarik terhadap rupa nya saja, ada juga yang melihat dari harta dan

jabatannya saja serta status sosial, dan juga ada yang melihat dari segi

kualitas hati. Dengan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa

ketertarikan inilah yang membuat seseorang berharap dapat

bersanding dengan orang yang sesuai dengan kriterianya, dan

mayoritas orang juga berharap dapat bersanding dengan pasangan

yang baik yang dapat dilihat dari segi perilakunya itu sendiri.3

Setiap orang tentu akan berharap bersanding dengan pasangan

yang berperilaku baik, dan belakangan ini ada pemahaman yang

beredar di tengah masyarakat yang sering kali didengar bahwa untuk

mendapat pasangan yang baik maka orang tersebut harus terlebih

dahulu memperbaiki kualitas akan dirinya sendiri. Seseorang yang

baik pasti dipertemukan dengan pasangan yang baik pula. begitu

bunyi kutipan yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari kita

belakangan ini.

Pemahaman semacam itu, lumrahnya dilandaskan pada surah

al-Nūr [24] ayat 26 yang berbunyi:

ولئك ٱلبيثت للخبيثني وٱلبيثون للخبيثت وٱلطيبت للطيبني وٱلطيبون للطيبت أ لم مغفرة

كرمي ورزق مب رءون ما ي قولون

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-

laki yang keji untuk perempuan yang keji (pula). Sedangkan

perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-

laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih

dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan

rezeki yang mulia (surga).” (QS. al-Nūr[24]: 26).

3 Achmad Mubarok, Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga

Bangsa (Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 2005), 119.

Page 20: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

4

Hal inilah yang menimbulkan asumsi di masyarakat bahwa

orang yang baik akan mendapatkan pasangan yang baik atau juga bisa

dikatakan bahwa jodoh atau pasangan kita nantinya merupakan

cerminan dari diri kita sendiri.

Asumsi awal inilah yang dibangun oleh penulis berdasarkan

gambaran di atas bahwa tidak semua orang-orang yang baik akan

selalu mendapatkan pasangan yang baik, begitu pula sebaliknya.

Seandainya dalam masyarakat memahami jodoh di dalam al-Qur‟an

seperti halnya dalam surah al-Taḥrīm [66] ayat 10-11 yang berbunyi:

ت كان تا لوط وٱمرأت نوح ٱمرأت كفروا للذين ضرب ٱلل مثال نبادن من نبدين تهما من ٱلل شي ص خلني ٱلد مع ٱلنار ٱدخال وقيل ا لحني فخان تاها ف لم ي غنيا نن

ف ٱلنة نندك ب يتا ل ٱبن رب قالت إذ فرنون ٱمرأت ءامنوا للذين وضرب ٱلل مثالن من ٱلقوم ٱلظلمني ن من فرنون ونملهۦ ون ون

“Allah memberikan perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nȗh

dan istri Lȗth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang

hamba yang sholeh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu

berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak

dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan

(kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama

orang-orang yang masuk (Neraka).” (QS. al-Taḥrīm[66]: 10).

Dan Allah memberikan perumpamaan bagi orang-orang beriman. Istri

Fir‟aun, kretika dia berkata, Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku

sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari

Fir‟aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang

zalim.”(QS. al-Taḥrīm[66]: 11).

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa tidak semua orang yang baik

akan disandingkan dengan pasangan yang memiliki sifat atau perilaku

yang bertolak belakang darinya.

Jodoh atau pasangan di dalam al-Qur‟an surah al-Nūr ayat 26

mengandung arti bahwa pasangan yang baik akan mendapatkan

Page 21: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

5

pasangan yang baik pula, begitu pula sebaliknya. Sedangkan dalam

ayat lain yang terdapat di dalam surah al-Taḥrīm ayat 10-11

dijelaskan akan kisah Nabi Nūh dan Nabi Lūth yang mendapatkan

seorang istri yang durhaka seperti Wahilah dan Wali‟ah, dan juga

Asiyah binti Muzahim yang mendapat seorang suami yang ẕalim

seperti Fir‟aun, yang mana seolah-olah dari kedua surah tersebut

memiliki arti dan pemahaman yang berbeda.

Sehingga dari permasalahan pemahaman masyarakat ini lah

yang mengatakan bahwa orang baik akan mendapatkan pasangan

yang baik, begitu pula sebaliknya seperti yang telah disebutkan di

atas, sehingga untuk menyeimbangkan kembali mengenai pasangan

ideal menurut al-Qur‟an, maka berdasarkan penelusuran terhadap

beberapa karya ilmiah yang berkaitan tentang pemaknaan terhadap

ayat-ayat al-Qur‟anyang memiliki makna berlawanan, Sehingga

pembahasan di atas dianggap mampu untuk dikaji secara mendalam

dan komprehensif dan tidak hanya dilihat dari satu sisi saja.

Dengan demikian dari beberapa permasalahan dan tujuan yang

ingin dicapai dalam pemaknaan pasangan ideal menurut al-Qur‟an

seperti yang telah diuraikan di atas, oleh karena itu dalam karya tulis

ini penulis menawarkan pembahasan baru tentang pasangan ideal

menurut al-Qur‟an dengan menggunakan pendapat dari beberapa

mufasir. Maka dari itu penulis mengangkat judul dan membahas

tentang “PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR‟AN (KAJIAN QS.

AL-NŪR AYAT 26 DAN QS. AL-TAḤRĪM AYAT 10-11).”

Page 22: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

6

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka

ada beberapa permasalahan yang dapat di identifikasi dalam

penelitian skripsi dengan judul “Pasangan ideal menurut al-

Qur‟an (Kajian QS. al-Nūr ayat 26 dan QS. al-Taḥrīm ayat 10-

11), dengan demikian peneliti ini dapat di identifikasikan

masalahnya sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud Pasangan Ideal Menurut Al-Qur‟an?

b. Apa asbabun nuzul surah al-Nūr ayat 26?

c. Apa asbabun nuzul surah al-Taḥrīm ayat 10-11?

d. Bagaimana para Mufasir memahami surah al-Nūr ayat 26?

e. Bagaimana para Mufasir memahami surah al-Taḥrīm ayat

10-11?

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sebagaimana identifikasi masalah di atas untuk

mempermudah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, maka

yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah sebelumnya

tidak akan dikaji seluruhnya, maka perlu adanya batasan yang

difokuskan pada:

a. Menganalisis pemahaman tentang Pasangan ideal menurut

Al-Qur‟anberdasarkan surah al-Nūr ayat 26 dan surah al-

Taḥrīm ayat 10-11.

b. Mengetahui asbabun nuzul dari kedua surah tersebut.

c. Mengetahui pemahaman para mufassir terhadap kedua

surah tersebut.

Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini lebih

mudah dan akurat maka penulis merumuskan masalah sebagai

Page 23: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

7

berikut Bagaimana pemahaman para mufasir terhadap surah

al-Nūr ayat 26 dan surah al-Taḥrīm ayat 10-11 mengenai

pasangan ideal menurut al-Qur‟an?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan

dari penulisan skripsi ini adalah :

a. Mengetahui bagaimana Pasangan Ideal Menurut al-Qur‟an

berdasarkan kajian surah al-Nūr ayat 26 dan surah al-

Taḥrīm ayat 10-11.

b. Mengetahui penafsiran surah al-Nūr ayat 26 dan surah al-

Taḥrīm ayat 10-11.

c. Mengetahui pendapat mufasir mengenai pasangan ideal

menurut al-Qur‟an berdasarkan surah al-Nūr ayat 26 dan

surah al-Taḥrīm ayat 10-11.

d. Untuk memenuhi Syarat mendapatkan Gelar S1 di Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Kegunaan teoritis dalam segi akademisi dapat memberikan

sumbangsih penelitian dan pemikiran baru serta dapat

melengkapi hasil dari penelitian-penelitian yang terdahulu.

Dari berbagai jurnal, artikel, skripsi dan tesis masih

kurangnya pembahasan mengenai pasangan ideal menurut

al-Qur‟an baik secara teori maupun praktiknya. Dengan

demikian maka perlu adanya penelitian lebih lanjut

menganai hal tersebut agar dapat di carikan solusinya.

Page 24: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

8

b. Kegunaan praktis dalam penelitian ini dapat memberikan

wawasan dan khazanah pengetahuan dibidang Tafsir terkait

persoalan pasangan ideal menurut al-Qur‟an.

D. Tinjauan Pustaka

Selama proses penelitian, penulis menadapati kurangnya

skripsi yang membahas mengenai pasangan ideal menurut al-

Qur‟an. Namun ada beberapa skripsi yang penulis rasa masih

relevan dengan tema yang penulis angkat. Sehingga dalam karya-

karya tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dan

perbandingan oleh penulis. Adapun skripsi tersebut ialah sebagai

berikut:

Pertama, skripsi Rofiq Rahardi, dalam skripsi ini

dijelaskan bahwa Quraish shihab dalam merumuskan sakinah

sebagai keluarga yang ditopang oleh berbagai unsur penting seperti

kesatuan akidah, kemampuan mewujudkan ketentraman, pergaulan

yang baik, kekuatan dalam melindungi anggota keluarga,

hubungan kekerabatan dan pembagian tuggas yang berimbang.

Skripsi ini bisa di jadikan wawasan bagi penulis nantinya.4

Kedua, Fitri Sari dan Euis Sunarti, Dalam jurnal ini

dijelaskan bahwa yang menjadi faktor kesiapan dalam menikah

adalah kesiapan atas emosi, sosial, finansial, dan juga kematangan

dalam usia. Karena setiap laki-laki dan perempuan tentu memiliki

kesiapan yang sangat berbeda, sehingga kesiapan dalam menikah

ini harus di persiapkan dengan matang. Sehingga yang perlu di

tekankan di sini yaitu bagaimana cara kita memilih atau mencari

pasangan yang baik, sebagaimana syarat-syarat yang di butuhkan

4 Rafiq Rahardi, “Konsep Keluarga Sakinah Dalam Tafsir al-Misbah (Studi Tematik

Atas Penafsiran M.Quraish Shihab Terhadap ayat-ayat Keluarga dalam Surah an-Nisa‟)”,

(Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008).

Page 25: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

9

saat mencari pasangan. Sehingga dalam jurnal ini bisa di jadikan

wawasan pengetahuan penulis nantinya, karena dalam membangun

sebuah rumah tangga kesiapan emosional sangat diperlukan.5

Ketiga, skripsi Ahmad As‟ari, dalam skripsinya dijelaskan

bahwa dalam mencari pasangan hendaknya jika mencari pasangan

harus melihat dari empat sisi: pertama, mencari pasangan yang

seiman, kedua, mencari laki-laki dan perempuan yang baik, ketiga,

mencari laki-laki atau perempuan yang bukan kerabat dekat atau

saudara dan yang keempat adalah mencari jumlah idealnya dalam

berpasangan. Sehingga skripsi ini dalam penulis jadikan sebagai

wawasan karena dalam salah satu karya tulis yang akan penulis

bahas yaitu tentang kriteria dalam mencari pasangan akan tetapi

penulis tidak hanya memfokuskan pada pembahasan itu saja.6

Keempat, Eliyyil Akbar, dalam jurnal ini dijelaskan bahwa

batasan ta‟aruf yang mengacu pada pendapat Syafi‟i dan Ja‟fari

yaitu dalam hal memandang, melihat calon pasangan terbatas oleh

wajah dan telapak tangan, karena dengan kedua anggota tersebut

seorang wanita atau calon pasangan dapat dlihat dari sikap dan

karakternya. Sehingga dalam jurnal ini lebih banyak menjelaskan

tentang konsep dari pada ta‟aruf sedangkan penulis lebih fokus

kepada pasangan ideal menurut al-Qur‟an.7

Kelima, skripsi Siti Patimah, dalam skripsi ini dijelaskan

bahwa setiap pernikahan yang melalui proses ta‟aruf pasti akan

mengalami hal sulit terkait penyesuaian diri dalam awal

5 Fitri Sari dan Euis Sunarti, “Kesiapan Nikah Pada Dewasa Muda Dan

Pengaruhnya Dengan Usia Menikah”, Jurnal ilm, vol.6, no.3 (September 2013). 6 Ahmad As‟ari, “Konsep Mencari Pasangan Ideal Dalam Tafsir al-Misbah Karya

Muhammad Quraish Shihab”. (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

UIN Sunan Kalijaga, 2015). 7 Elliyil Akbar, “Ta‟aruf Dalam Khitbah Perspektif Syafi‟i dan Ja‟fari”, Jurnal

Musawa, vol.15, no.1 (Januari 2015).

Page 26: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

10

pernikahan karena hal ini sudah banyak dialami oleh banyak orang

sehingga ini sudah sangat lumrah. Dari skipsi di atas tentu sangat

berbeda dengan apa yang akan penulis bahas akan tetapi skripsi ini

akan di jadikan sebagai tambahan bacaan untuk penulisan skripsi

nantinnya.8

Keenam, skripsi Selly Armaya, dalam skripsinya dijelaskan

bahwa sebelum kita membangun rumah tangga hendaknya bagi

pasangan suami istri melakukan proses pernikahannya melalui

Ta‟aruf agar mereka isa mengerti satu sama lain. Akan tetapi

dalam tulisan ini dijelaskan tentang proses penyesuaian diri dari

kalangan PKS yang mana di sini diajarkan tentang pemahaman dan

penyesuaian karakter dari masing-masing pasangan. Namun skripsi

yang akan penulis bahas tentu sangat berbeda dengan kajian ini

karena penulis lebih menekankan terhadap maksud dari pasangan

ideal menurut al-Qur‟an. Tentunya penulis akan banyak membahas

memilih pasangan yang baik.9

Ketujuh, skripsi Rosidatun Munawwarah, dalam skripsinya

dijelaskan tentang perbedaan antara Ta‟aruf dengan pacaran. Yang

dimaksud Ta‟aruf di sini adalah perkenalan antara lawan jenis

yang mengikuti aturan Syariat Islam. Sedangkan pacaran itu tidak

ada di dalamsyariat Islam. Salah satu contoh Ta‟aruf yaitu seperti

perkenalan antara lawan jenis akan tetapi ia tetap tahu mana batas-

batas yang diperbolehkan dalam agama Islam. Serta ia juga tahu

mana visi dan misi yang hendak dilakukan baik dari laki-laki

8 Siti Patimah, “Penyesuaian Diri Pasangan Suami Istri yang Melakukan Pernikahan

Melalui Proses Ta‟aruf di Purwokerto”, (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri

Purwokerto, 2016). 9 Selly Armaya, “Penyesuaian Diri Pasangan Suami Istri yang Menikah Melalui

Proses Ta‟aruf Dikalangan Kader Pks Kota Binjai”, (Skripsi S1., Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2017).

Page 27: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

11

maupun perempuan. Sehingga ia dapat melibatkan orang tua

didalamnya. Akan tetapi yang akan penulis bahas di sini adalah

tentang pasangan ideal menurut al-Qur‟an yang mana salah satu di

dalamnya terdapat kriteria dalam mencari pasangan. Sehingga

dalam pembahasan ini tentu sangat berbeda dengan apa yang

penulis bahas, oleh karena itu skripsi ini akan menjadi wawasan

bagi pembaca nantinya.10

Kedelapan, tesis Fitrah Thahir, dalam tesis ini dijelaskan

bahwa hakikat dari khitbah menurut hadist Nabi Muhammad yaitu

keberkahan pernikahan yang mana itu semua terdapat dalam dalam

proses khitbah ketika pelamar meminta kepada wali seorang

wanita. Sehingga dari tesis di atas tentu berbeda dengan apa yang

akan penulis bahas karena penulis akan lebih memfokuskan pada

pasangan ideal dalam al-Qur‟an dengan kajian QS. al-Nūr ayat 26

dan QS. al-Taḥrīm ayat 10-11.11

Kesembilan, skripsi Dwi Yulianti, dalam skripsinya

dijelaskan tentang cara penggunaan istikharah yang mana

istikharah ini sudah banyak dipahami masyarakat guna untuk

menunjukkan hasil yang diinginkan. Dalam istikharah ini juga

dapat menggunakan al-Qur‟an sebagai petunjuknya. Namun

penulis disini tidak mencantumkan cara penggunakan istikharat

sehingga penulisan ini tentu sangat berbeda dengan apa yang

penulis bahas.12

10

Rosidatun Munawwarah, “Konsep Ta‟aruf dalam perspektif pendidikan Islam”,

(Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018). 11

Fitrah Thahir, “Konsep Khitbah Dalam Perspektif Hadist Nabi Muhammad Saw

(Analisis Maudhu‟i)”, (Tesis S2., Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2018). 12

Dwi Yulianti, “Penentuan Jodoh Menggunakan Pedoman Kitab “al-Fujrat al-

Wadhihah,(Studi Kasus di Jamsaren Kota Kediri)”, (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri

Maulana Ibrahim Malang, 2018).

Page 28: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

12

Kesepuluh, Ahmad Arifuz Zaki, dalam skripsi ini

dijelaskan bahwa sebelum menikah bagi umat Islam harus seusi

dengan al-Qur‟an yang pertama mencari pasangan yang seagama,

kedua, dengan lawan jenis, ketiga, menikah bukan dengan

mahramnya dan yang keempat mempunyai kepribadian yang baik

dan yang kelima mempunya sifat tanggung jawab. Dengan

demikian dalam melangsungkan pernikahan hendaknya di

perhatikan terlebih dahulu aturan-aturan dalam Islam. Skripsi ini

lebih banyak menjelaskan kriteria sebelum menikah, akan tetapi

penulis dalam tulisannya akan membahas tentang pasangan ideal

menurut al-Qur‟an dengan menggunakan kajian QS. al-Nūr ayat 26

dan QS. al-Taḥrīm ayat 10-11, sehingga tentu sangat berbeda

dengan apa yang akan penulis bahas.13

Dari beberapa tinjauan pustaka yang penulis cantumkan,

belum ada yang membahas secara spesifik mengenai Pasangan

Ideal Menurut al-Qur‟an, Khususnya pada Kajian QS. al-Nūr ayat

26 dan QS. al-Taḥrīm ayat 10-11.

E. METODOLOGI PENELITIAN

Sebuah karya ilmiah tidak terlepas dari kerangka landasan

ilmiyahnya pula. Salah satu kriterianya adalah mempunyai

metodologi yang sistematis agar memudahkan dalam

penyusunannya serta dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ini

adalah beberapa metode dan langkah yang ditempuh dalam

penelitian ini:

13

Ahmad Arifuz Zaki, “Konsep Pra-Nikah dalam al-Qur‟an (Kajian Tafsir

Tematik)”, (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).

Page 29: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

13

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kualitatif yang bersifat deskriptif analitik dan

merupakan penelitian kepustakaan (Library research). Jenis

penelitian ini kualitatif sesuai untuk diterapkan pada penelitian

ini, karena penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan

secara komprehensif sumber-sumber kepustakaan, dan

digunakan untuk menjawab pokok permasalahan yang telah

dirumuskan.14

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah

metode dokumentasi yaitu mencari data, catatan, transkrip,

buku dan lain sebagainya. Adapun sumber dari penelitian ini

memiliki dua jenis yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini

adalah al-Qur‟an al-Karīm dan beberapa tafsir lainnya.

Seperti Tafsir al-Mishbah, Tafsir al-Ṭabari, Tafsir al-

Qurṭubi dan Tafsir Ibnu Katsīr.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder yang penulis gunakan di sini

adalah buku-buku, karya ilmiah, jurnal dan literatur lain

yang terkait dengan tema penelitian ini. Karena penelitian

ini menggunakan al-Qur‟an sebagai kajian utama dan hal-

hal yang berkaitan dengan Pasangan Ideal Menurut al-

Qur‟an. Maka dalam hal ini penulis menggunakan beberapa

ayat al-Qur‟an, pendapat para ulama yang berkenaan

14

M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), 27.

Page 30: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

14

dengan unsur-unsur pasangan ideal serta beberapa teori

tentang pasangan ideal menurut al-Qur‟an sehingga dapat

diuraikan secara sistematis.

c. Metode Analisis

Data yang sudah ada akan penulis analisa dengan

menggunakan metode deskriptif analisis yang deskriptif

analisis ini diharapkan mampu untuk mendeskripsikan

permasalahan dan data yang berkaitan dengan tema

penelitian menurut kategori yang telah disusun guna

memperoleh kesimpulan tentang pasangan ideal menurut

al-Qur‟an (Kajian QS. al-Nūr ayat 26 dan QS. al-Taḥrīm

ayat 10-11).

d. Pedoman Penulisan Skripsi

Pedoman penulisan skripsi sesuai dengan SK Rektor

Nomor 507 Tahun 2017.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab pertama, Pendahuluan, berisi: Alasan mengapa

penelitian ini perlu untuk dilakukan; Permasalahan yang menjadi

konsentrasi peneliti untuk dijawab di kesimpulan; Permasalahan

meliputi Identifikasi Masalah, Batasan dan perumusan Masalah;

Tujuan dan Manfaat dari penelitian yang dilakukan, baik secara

teoritis maupun praktis, Metodelogi Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

Bab kedua, Mengenai tinjauan umum tentang pasangan

ideal yaitu berisi tentang pengertian pasangan ideal, kriteria

pasangan ideal, faktor yang mempengaruhi pasangan ideal dan

konsep keluarga sakinah.

Page 31: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

15

Bab ketiga, gambaran umumnya yaitu membahas tentang

Kajian QS. al-Nūr ayat 26 dan QS. al-Taḥrīm ayat 10-11 yang

meliputi Tafsir QS. al-Nūr ayat 26 yang meliputi; Asbabun nuzul,

Munasabah, Berbagai Tafsiran, makna kata al Khabisāt, makna

kata al Ṭayyibat dan juga makna kata al Bīrr. dan Tafsir QS. al-

Taḥrīm ayat 10-11 yang meliputi; Asbabun nuzul, Munasabah,

Berbagai Tafsiran, sikap istri Nabi Nūh AS, sikap istri Nabi Lūth

AS, kelembutan istri Fir‟aun dan makna perumpamaan dalam al-

Qur‟an.

Bab keempat, yaitu membahas tentang analisis penafsiran

QS. al-Nūr ayat 26 dan QS. al-Taḥrīm ayat 10-11, yang meliputi

beberapa penafsiran para mufasir tentang QS. al-Nūr ayat 26 dan

QS. al-Taḥrīm ayat 10, QS. al-Taḥrīm ayat 11 dan Relasi

penafsiran QS. al-Nūr ayat 26 dan QS. al-Taḥrīm ayat 10-11.

Bab Kelima, yaitu penutup, kesimpulan dan saran. Dalam

bab ini penulis akan menyimpulkan permasalahan yang berkaitan

dengan pembahasan yang penulis lakukan sekaligus menjawab

rumusan masalah di atas. Sehingga dalam uraian bab terakhir ini

dapat menjadi saran untuk kegiatan lebih lanjut yang berkaitan

dengan apa yang telah penulis kaji.

Page 32: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

16

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PASANGAN IDEAL

A. Definisi Pasangan Ideal

Ketentuan berpasangan pada manusia tidak hanya dalam

kehidupan dunia saja. Mereka, di kehidupan akhirat yang diyakini

sebagai masa kehidupan setelah kehidupan dunia dan merupakan

tujuan akhir kehidupan. Dengan demikian, pasangan hidup

merupakan penyatuan dua insan yang berbeda dengan orientasi dunia

dan akhirat. Jadi tidak bisa sembarang orang untuk dipilih menjadi

pasangan hidup.1

Menurut Lyken & Tellegen preferensi pemilihan hidup adalah

memilih seseorang yang nantinya diharapkan dapat menjadi teman

hidup, juga menjadi rekan untuk menjadi orang tua dari anak-anaknya

kelak. Selain keduanya tempat berkeluh-kesah dan saling melengkapi,

keberadaan pasangan hidup juga menentukan masa depan garis

keturunan mereka demi terbentuknya generasi yang bermanfaat dan

berakhlakul karimah.2

Pemilihan pasangan biasanya didasari dengan memilih calon

yang dapat melengkapi apa yang dibutuhkan dari individu tersebut

dan berdasarkan suatu pemikiran bahwa seorang individu akan

memilih pasangan yang dapat melengkapi kebutuhan yang diperlukan.

Namun, akhir-akhir ini keadaan antara perempuan dan laki-laki

dipertanyakan eksistensinya. Banyak problematika yang

menyebabkan ketika keduanya berpasangan mengalami „Disorientasi‟

1 Mohammad Fauzan, “Pasangan di Surga dalam Al-Qur‟an: Kajian Tematik

dengan Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce”, (Skripsi S1., Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), 1. 2 Devi Oktaviana Fajrin, “Preferensi Pemilihan Pasangan Hidup Ditinjau dari

Kedekatan Ayah dengan Anak Perempuan”, Jurnal Penelitian dan Pengukuran

Psikologi, vol.4, no.2 (Oktober 2015), 60.

Page 33: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

17

baik itu dari sisi Agama, moral, politik, sejarah, ekonomi, sampai

psikologi.

Sebagai ilustrasi umum, adanya „pembelengguan‟ jiwa dan raga

dari pihak perempuan dengan adanya penutup gerak kehidupan,

politik, Agama, moral, dan sebagainya. Rasanya kisah raja Sahrayar

dan Syahrazad dapat menjadi tolak ukur terhadap pembentukan arti

dari pasangan ideal. Persoalannya, raja Syahrayar tidak menghormati

istrinya sebab hanya memenuhi hasrat „keinginan‟ suaminya yang

terus menuntut untuk dilayani tanpa mementingkan psikologis sang

istri.3

Memang keikut sertaan wanita dalam kehidupan

mempertemukan mereka dengan kaum laki-laki. Wanita memiliki

kepedulian yang tinggi dan rasa kasih sayang yang agak lebih

terhadap sesuatu. Justru ketika seorang wanita bertemu laki-laki

merupakan sarana untuk membangun wanita.4 Sedangkan, laki-laki

selalu dipandang sebagai makhluk superior dan perempuan inferior,

karena akal dan fisik laki-laki lebih unggul dari akal dan fisik

perempuan.5

Sehingga peran Agama diatur sebagai prinsip yang memberikan

keadilan dan kemaslahatan bagi keduanya. Ajaran Agama tidak hanya

dipandang secara ceremonial belaka, namun mesti dipahami secara

komperhensif dan diamalkan oleh keduanya, baik mulai dari memilih

pasangan hingga taraf pernikahan.6

3 Nawal al Sa‟dawi, Hibah Rauf Izzat, Perempuan Agama dan Mayoritas, terj. al-

Mar‟ah wa al Dīn wa al Akhlāk (Jakarta: Erlangga, 2000), 15. 4 Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, terj. Taḥrīrul mar‟ah fi „Ishri al-

Risālah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), 23. 5 Husein Muhammad, Islam Agama Ramah Perempuan Pembelaan Kiai Pesantren,

cet. 1 (Yogyakarta: Lkis, 2004), 81. 6 Hasbi Indra dan Iskandar Ahza Husnani, Potret Wanita Solehah (Jakarta:

Penamadani, 2004), 70.

Page 34: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

18

Dengan demikian, maksud dari pengertian pasangan ideal

adalah upaya dalam menjalin erat antara kedua anak manusia untuk

terus-menerus berada dalam cinta, kesetiaan, ketulusan, kerjasama,

dan saling menghargai satu dengan lainnya.7 Bukan berarti „sakinah‟

(ketenangan) selalu tenang dan damai saja tanpa konflik. Justru

karena konfliklah kedua yang berpasangan akan terus saling

membangun cinta bukan malah meruntuhkannya.

B. Kriteria Pasangan Ideal

Dalam membangun rumah tangga yang mana terdiri dari

suami dan istri tentu saja memerlukan banyak perhatian. Karena

dalam kehidupan rumah tangga juga menginginkan kebahagiaan

hidup di dunia dan juga di akhirat, dan juga berhubungan dengan

kualitas anak yang dilahirkan kelak, karena dalam hal mencari jodoh

dan menikah tidak lah mudah. Bahkan Islam juga mengajarkan

kepada kita agar berhati-hati dalam memilih pasangan karena tujuan

dari pada pernikahan adalah ikatan seumur hidup.8 Sebagaimana

sabda Rasulullah Saw :

أب هري رة هنع هللا يضر نن النب صلى هللا نليه وسلم قال: )ت نكح المرأة لربع : لمالا، ونن ولسبها، ولمالا، ولدينها، فاظفر بذات الدين ت رتب يداك(.

“Wanita dinikahi karena empat sebab: karena hartanya, karena

keturunannya, karena kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah

wanita yang berpegang teguh kepada agama agar kamu selamat.”

(Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu hurairah).

Berikut ini diuraikan penjelasan tentang kriteria dalam

mencari pasangan yang ideal baik calon suami maupun calon istri:

7 Ukasyah Atibi, Wanita Kenapa Merosot Akhlaknya, cet. 2 (Jakarta: Gema Insani

Press, 2004), 91. 8 Faizah Ali Syibromalisi, “Kiat-Kiat Memilih Pasangan Menuju Perkawinan

Bahagia”, 4.

Page 35: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

19

1. Pemilihan atas dasar agamanya

Sebagaimana Rasulullah Saw memberikan arahan kepada

kaum laki-laki agar ia mencari calon istri yang sesuai dengan

hadist Nabi sehingga seorang istri tersebut dapat menjadi istri yang

baik kelak dan bisa menjalani kewajibannya sebagai seorang istri.

Kecantikan, keturunan maupun harta juga termasuk salah

satu kriteria dalam mencari calon pasangan. Karena pada dasarnya

manusia itu mengharapkan paras yang cantik, sehingga dalam

mencari pasangan kebanyakan kaum laki-laki hanya melihat dari

segi fisiknya saja, salah satunya yaitu dari segi kecantikannya saja,

akan tetapi hal itu sudah lumrah bagi kaum laki-laki sehingga

banyak sekali dari mereka terjerumus dalam lembah kehinaan,

karena pada dasarnya jika hanya mencari pasangan yang dilihat

dari segi kecantikan dan kekayaannya saja maka itu dapat

menjadikan mereka menjadi manusia yang angkuh dan sombong.9

Oleh karena itu wanita yang taat beragama pasti berahlak

mulia, dan ia juga senantiasa menjaga kehormatan dirinya dan

menjaga perilaku nya dihadapan teman-teman nya, sehingga dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwasanya dalam mencari

calon istri hendaknya terlebih dahal dicari dari segi agamanya

karena apabila seorang wanita jika dilihat dari segi agama dan

akhlaknya bagus maka ia dapat menjaga kehormatannya untuk

calon suaminya, tetapi jika hanya dilihat dari segi kecantikannya

saja, maka semua itu tidak menjamin bahwa wanita itu baik.

Hal ini juga berlaku bagi wanita yang ingin mencari calon

suami, sebaiknya kita melihat dari segi agama dan akhlaknya

terlebih dahulu. Karena pada dasarnya jika hanya dilihat dari segi

9 Faizah Ali Syibromalisi, Kiat-Kiat, 5.

Page 36: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

20

ketampanan saja itu bukan dasar utama dalam menentukan ia

sebagai calon suami. Oleh karena itu sebaiknya orang tua

diikutsertakan dalam penentuan mencari jodoh. Sehingga orang tua

di sini dapat bertindak tegar terhadap pemilihan calon untuk anak

gadisnya.10

sabda Nabi Saw: “Apabila datang kepadamu seorang

yang kamu senangi agama dan akhlaknya, maka kawinkanlah dia

dengan anak perempuanmu, jika tidak, niscaya akan

mendatangkan fitnah di bumi ini dan akan menimbulkan kerusakan

yang mengerikan.” (Riwayat al-Tirmidzi, Ibnu Mājah dan al-

Hākim dari Abi Hurairah).

Sehingga dalam pendapat beliau hendaknya bagi seseorang

yang ingin mencari pasangan, baik mencari calon istri maupun

calon suami hendaknya dilihat dari sisi agama dan akhlaknya.

Karena jika hanya dilihat dari kecantikkan dan ketampananya saja

tidak bisa menjadikan patokan sebagai calon istri maupun calon

suami yang baik. Maka dari itu ada beberapa pendapat ulama yang

menyatakan hendaknya jika mencari pasangan yang baik

agamanya agar bisa menuntun kejalan yang baik.

2. Pemilihan Atas Dasar kecantikannya

Dalam memilih calon pasangan baik calon istri maupun

suami hendaknya dilihat dan dicermati fisiknya. Sebagaimana

sabda Nabi Saw dalam Riwayat Ibn Mājah yaitu sebagai berikut.11

“Dari al-Mugirah Ibn Syu‟bah berkata: “Aku menemui Nabi Saw

lalu aku sebutkan perihal wanita yang akan aku pinang. Beliau

bersabda: “Pergilah dan Lihatlah ia, sebab itu akan membuat

rumah tanggamu kekal.” Setelah itu aku mendatangi dan

10

Faizah Ali Syibromalisi, “Kiat-Kiat, 4. 11

Nurun Najwah, “Kriteria Memilih Pasangan Hidup, Jurnal Studi Ilmu Al-

Qur‟anDan Hadist, vol.17 (1 januari 2016), 102.

Page 37: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

21

meminangnya melalui kedua orang tuanya, dan aku sampaikan

kepada keduanya tentang sabda Nabi SAW. Namun sepertinya

mereka berdua kurang menyukainya.” Al-Mughȋrah juga berkata:

“Percakapan itu didengar oleh anak wanitanya yang ada di balik

satir, hingga ia berkata: “Jika memang Rasulullah SAW

memerintahkanmu untuk melihat maka lihatlah namun jika tidak

maka aku akan menyumpahimu!.” Seakan wanita itu benar-benar

menganggap besar perkara tersebut, al-Mugīrah juga berkata:

“Maka aku pun melihat dan menikahinya.” al-Mugīrah lalu

menyebutkan persetujuannya.”

3. Pemilihan Atas Dasar Keturunannya

Setiap manusia berharap untuk memiliki impian

mempunyai pasangan yang baik. Baik mempunyai istri yang baik

maupun mempunyai suami yang baik. Karena hal itu sudah lumrah

untuk semua kalangan. Sebagaimana kriteria yang disebutkan

dalam Islam.

Selain itu istri juga sangat berperan dalam rumah tangga,

karena istri merupakan manusia pendamping yang kelak akan

mendampinginya seumur hidup, serta menyayangi dan mendidik

anak-anaknya. sehingga dalam mencari pasangan hendaknya

mencari pasangan yang baik sesuai dengan perintah agama.

Pada dasarnya seorang wanita yang berasal dari nasab yang

baik maka ia akan membentuk keharmonisan di dalam rumah

tangga. hal ini yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tentang

larangan bagi laki-laki untuk mengawini perempaun cantik tapi

berasal dari keturunan yang tidak baik.12

Sebagaimana hadistnya:

“Waspadalah kamu terhadap sayur yang tumbuh di timbunan

12

Faizah Ali Syibromalisi, Kiat-Kiat, 5.

Page 38: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

22

kotoran binatang. Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, apa yang

dimaksud dengan sayur yang tumbuh di timbunan kotoran

binatang? Rasulullah berkata: Wanita yang cantik tapi berasal dari

turunan yang tidak baik.” (Riwayat al Dāruquthnī dari al-Wāqidy).

Karena pada dasarnya apabila calon pasangan kita nantinya

berasal dari keluarga yang baik di sinilah kita bisa melihat

bagaimana keadaan silsilah keturunanya. Yang mana kriteria ini

senada dengan hadist yang dijelaskan “Karena Keturunannya”.

Dari situ jelas bahwa wanita yang baik itulah untuk dijadikan istri,

ia wanita yang berasal dari keturunan yang baik atau dari keluarga

yang baik. Di samping itu wanita yang baik berasal dari

lingkungan yang baik pula.

Begitu pula sebaliknya suami merupakan manusia atau

pemimpin dalam keluarga yang kelak akan mendampinginya

seumur hidup, serta mengayomi dan menyayangi anak-anaknya.

Sebagaimana kriteria calon suami yang dijelaskan dalam al-Qur‟an

salah satunya yaitu memilih calon suami yang berasal dari

keterunannya, karena apabila calon suami yang nantinya berasal

dari keturunan yang baik, maka keluarga yang baik biasanya

bergaul dan berkumpul dengan lingkungan masyarakat yang baik

pula.

Sehingga dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam mencari calon istri maupun calon suami hendaknya mencari

pasangan dari kelurga yang baik karena salah satu pengaruh yang

besar dalam pernikahan yaitu dari keluarga dan lingkungan juga.

Karena apabila kita dikelilingi orang yang baik maka kita akan

menjadi baik pula.

Page 39: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

23

4. Pemilihan atas dasar hartanya

Salah satu faktor dalam kriteria mencari pasangan yaitu

memilih calon suami atau istri atas dasar kekayaannya. Harta di

sini menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih calon

pasangan nanti, terutama dalam menentukan kesejahteraan

keluarga di masa depan nanti, karena dalam beberapa kasus

seseorang yang berorientasi memilih pasangan atas dasar harta

biasanya akan mudah tergoncang rumah tangganya nanti, terutama

saat mengalami krisis ekonomi. Orientasi ini menandakan bahwa

faktor harta sebenarnya adalah faktor yang bisa stabil atau labil.

5. Pemilihan atas dasar kesehatan rohani dan jasmani

Islam menaruh perhatian yang sangat besar terhadap dunia

kesehatan. Karena kesehatan merupakan modal utama dalam

bekerja, beribadah dan juga ketika melakukan aktivitas yang

lainnya. Di samping itu juga Islam selalu menekankan agar setiap

orang memakan makanan yang halal dan baik. Oleh karena itu

makanan merupakan penentu sehat tidaknya seseorang. 13

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. al-Baqarah [2]

ayat 168 yang berbunyi:

ي ها ٱلناس كلوا ما ف ٱلرض حلال ت ت تبعوا ول طيبا ي لكم إنهح ٱلشيطن خطو مبني ندو

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-

langkah syaitan. Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh

yang nyata bagimu.” (QS.al-Baqarah[2]: 168).

13

Eka Febrianti, “Perspektif Hukum Islam Tentang Pemeriksaan Kesehatan

Pranikah”, (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017), 33.

Page 40: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

24

Dari kesimpulan di atas dapat diuraikan bahwasanya

sebagai umat muslim hendaknya menjaga kesehatan yaitu dengan

cara memakan makanan yang halal dan juga baik. karena jika

memakan makanan yang halal dan baik maka akan berpengaruh

besar untuk kesehatan jasmani dan rohani.

Begitu pula dalam menjaga kesehatan ibu dari anaknya,

hendaknya menjaga kesehatan untuk calon ibu karena itu sangat

berpengaruh terhadap kesehatannya dan juga untuk kesehatan anak

yang akan dilahirkannya. Karena jika seorang ibu mengalami stres,

depresi dan mempunyai penyakit mental lainnya pada waktu hamil

maka itu sangat berpengaruh terhadap psikologis dan juga anak

yang dikandungnya. Karena kesehatan jasmani seorang ibu itu

nanti akan berpengaruh juga terhadap air susu yang merupakan

makanan pokok untuk bayi dan juga menjadi proses tumbuh

kembang sang anak.

Begitu pula untuk calon suami hendaknya mempunyai

calon suami yang tidak mempunyai penyakit seperti stres, depresi

atau bahkan gila. karena jika memilih calon suami seperti di atas

maka ia tidak dapat melakukan kewajibannya sebagai suami yang

berkewajiban menjaga istri dan anak-anaknya kelak. Sehingga

dalam memilih pasangan hendaknya sehat jasmani dan rohaninya

agar dapat melindungi istri dan anak-anaknya kelak.14

Oleh karena itu menjaga kesehatan bagi calon istri maupun

calon suami itu sangat diperlukan agar kelak bisa menjaga

kesehatan jasmani maupun rohaninya dan menjaga calon anaknya

agar kelak menjadi anak yang sehat.

14

Al-Sayyid al-Sābiq, Fiqh Sunnah, Jilid II, 20.

Page 41: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

25

6. Pemilihan Atas Dasar Tanggung Jawab

Manusia memiliki konteks kewajiban dan tugas yang mesti

dijalani oleh dirinya masing-masing. Kewajiban manusia terhadap

dirinya sendiri, kewajiban kepada keluarga, dan kewajiban kepada

masyarakatnya. Kawajiban manusia terhadap keluarganya,

diantaranya mencari rezeki, menyediakan tempat tinggal, mendidik

anak, membina hubungan baik dengan pasangan, dan memberikan

pendidikan yang layak.15

Dalam mencari pasangan hendaknya yang perlu

diperhatikan adalah sifat bertanggung jawab, dan juga bertanggung

jawab terhadap kesejahteraan keluarganya, karena seorang

suamilah yang akan menjadi kepala keluarga di dalam rumah

tangga sekaligus mencari nafkah, juga sangat berperan besar bagi

suami karena dalam memberi hak nafkah kepada istri merupakan

kewajiban bagi suami untuk memberikan itu semua. Salah satunya

memberikan kebutuhan setiap biaya dalam rumah tangga serta

pendidikan untuk anaknya dan lain sebagainya.

C. Faktor yang Mempengaruhi Pasangan Ideal

1. Ikatan Emosional

Hamka menyatakan bahwa setelah pernikahan

dilangsungkan, maka diperlukan persiapan waktu untuk adaptasi

bagi keduanya. Dua karakter yang berbeda mesti melakukan

penyesuaian yang relatif lama. Bisa enam bulan hingga tiga tahun.

Tenggat waktu ini lah digunakan untuk membangun pemahaman

dan ikatan emosional.16

15

Mulyadi Kartanegara, Hubungan Alam, Tuhan, dan Manusia (Jakarta: Mizan,

2011), 100. 16

Hasbi Indra dan Iskandar Ahza Husaini, Potret Wanita, 67.

Page 42: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

26

Al-Ghazalī mendefinisikan emosi (ghadab) dengan obor

yang ditungkunya terdapat api, yakni percikan api yang terbakar

dari apinya Tuhan yang menyala dimana api tersebut akan

terpancar di dalam hati. Nyalanya api tersebut „bertempat‟ di

bagian kecil persis di dalam hati. Emosi yang telah menyala akan

berakhir seperti abu kemudian akan mengeluarkan sifat „sombong‟

yang terus bersemayam di dalam diri manusia.17

Daniel Goleman18

dan Chaplin berbeda pendapat soal

definisi emosi yang ada pada diri manusia, Daniel Goleman

misalnya, ia berpendapat bahwa emosi adalah pergolakan

pemikiran, perasaan, dan nafsu di setiap keadaan yang meluap-

luap. Sedangkan Chaplin mendefiniskan emosi sebagai suatu

keadaan yang merangsang dari organisme yang sebenarnya

disadari namun sifatnya mendalam dan akan berdampak pada

perilaku.19

Jika dilihat dari kedua definisi tersebut, emosi merupakan

pergolakan batiniah yang bisa terjadi dari faktor internal atau

eksternal yang menyebabkan perubahan fisiologis dan

kecendrungan untuk bertindak sebagai bagian dari letupan.

Goleman menjelaskan sudah banyak sekali pakar yang

mencoba menjelaskan hal tersebut, namun kenyataannya emosi

17

Abi Ahmad Muhammad bin Muhammad al-Ghazalī, Iḥya‟ Ulūmuddīn, Juz.3

(Kairo: Dārl al Rayyān), 175. 18

Daniel Goleman adalah seorang penulis dan jurnalis sains. Selama dua belas

tahun, ia menulis untuk The New York Times, melaporkan tentang otak dan ilmu

perilaku. Lahir, 7 Maret 1946 (usia 73 tahun), Stockton, California, Amerika Serikat

Pasangan, Pendidikan: AmherstCollage, UniversitasHarvard.` 19

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta Didik, cet.12 (Jakarta: Bumi Aksara, Maret 2017), 62.

Page 43: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

27

lebih kompleks dan halus daripada kata yang dibuat untuk definisi

semata.20

Fluktuatifnya emosi antar pasangan sangat mempengaruhi

„jiwa‟/mental keduanya, baik dalam jenjang menuju pernikahan

dan keadaan setelah menikah. Relasi pasangan memberikan

landasan dan menentukan warna bagi kerukunan nantinya setelah

berkeluarga. Maka penyesuaian emosi diantara keduanya

merupakan kunci kelanggengan dan ketenangan dalam

perkawinan. Sifat tersebut sangat „dinamis‟, bisa jadi penyesuaian

melalui interaksi dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.21

Menurut Al Ghazalī ada dua faktor yang mempengaruhi

emosi, yaitu faktor internal (Al-Dākhilī) dan faktor eksternal (Al-

Khārijāh). Faktor internal biasanya dikendalikan oleh hawa panas

(Harārah) dan dingin/lembab (Raṭūbah), sebab di antara keduanya

merupakan musuh dan saling berlawanan. Sedangkan ekstenal, Ia

mengilustrasikannya dengan pedang dan seluruh hal-hal yang

dapat menghancurkan. Maka, kita mesti berhati-hati untuk

bersemangat sekuat tenaga untuk melawan hal-hal yang dapat

menghancurkan atau menyulut emosi.22

Maka niat untuk menikah bukan hanya didasari cinta yang

buta, tetapi disertai pertimbangan-pertimbangan rasional,

mengingat perbedaan „dunia‟ antar pasangan berbeda. Perlu

pengamatan, penyesuaian diri, baik dari diri sendiri, penerimaan

pasangan, penyelesaian konflik, dan perencanaan masa depan.23

20

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, 6. 21

Sri Lestari, Psikologi keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik

dalam Keluarga, cet.1 (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, Juni 2013), 10. 22

Al Ghazalī, Iḥya‟ Ulūmuddīn, 178. 23

Kusdwiratri, Psikologi Keluarga, cet.1 (Jakarta: Ikapi, 2011), 13.

Page 44: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

28

Sebab, jika muda-mudi yang ingin menjadi calon pengantin

perlu memahami integritas diri dan berani mengatakan isi hati

secara lebih intens serta memperoleh tanggapan dari pasangan,

sehingga terjadi ikatan emosi sehingga ketika pasca menikah antar

pasangan bisa saling peduli, yakni saling memperhatikan dan

saling memikirkan satu dengan lainnya.24

Di antara penyelesaiaanya dalam menahan emosi, al

Ghazalī berpendapat dengan jalur „Riyāḍoh‟ (Pelatihan Spiritual).

Sekalipun ada ulama yang menurutnya tidak harus ditempuh

melalui training spiritual dengan alasan bahwa „emosi‟ diciptakan

sama seperti Tuhan menciptakan makhluk, namun Al Ghazalī

cendrung kepada pendapat yang melakukan pelatihan „menahan

diri‟. Sebab, pelatihan spiritual (Mujâhadah al Nafs) dapat

mengeluarkan bentuk emosi dari dalam hati.

Pendapat kedua, menurut Al Ghazalī dianggap lemah. Akan

tetapi pendapat ini dicantumkan juga olehnya, sebab untuk

mengukur sejauh mana akal sehat berfungsi untuk membangun

citra yang baik di dalam diri manusia.25

Dengan demikian sensitivitas antar pasangan dapat segera

diselesaikan. Sebab ikatan emosi dapat dipelajari dan dikaji

eksistensinya. Di samping itu, saling mengutarakan harapan dan

perlakuan setidaknya dapat menimbulkan komunikasi dua arah

antar suami istri.

2. Peran Gender

Allah SWT menciptakan segala sesuatu berpasang-

pasangan. Dengan begitu kesetaraan antar ciptaan Tuhan dijadikan

24

Kusdwiratri, Psikologi Keluarga, 17. 25

Al Ghazalī, Iḥya‟ Ulūmuddīn, 180.

Page 45: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

29

bahan untuk mutual understanding (saling bekerja sama) menuju

cita-cita kemanusiaan. Begitu juga antara laki-laki dan perempuan.

Keduanya mesti menciptakan suasanan harmonis dalam

masyarakat, tentu saja dengan keistimewaan dan kekurangan

masing-masing sehingga mereka dapat mengaplikasikan

kemampuannya masing-masing dengan asas „kesetaraan sosial‟.26

Prinsip persamaan merupakan doktrin tauhid, sebab sudah

banyak ayat-ayat al-Qur‟an mencantumkan doktrin keadilan dan

hal tersebut sudah menjadi prinsip yang mesti dibangun dalam

kehidupan manusia, baik itu di ranah pribadi, sosial, maupun

keluarga. Keadilan harus ditegakan, karena itu hal esensial dan

mendasar dalam ajaran Islam.27

Allah SWT berfirman dalam QS. al-Nisā‟ [4] ayat 135 :

مني ي ها ٱلذين ءامنوا كونوا ق و بٱلقسط شهداء لل ولو نلى أنفسكم أو ۞يربني إن يكن غنيا أو فقري لدين وٱلق أن ٱلوى ت تبعوا فال بما أول فٱلل اٱلو

ت عدلوا

ا أو ت عرضوا فإن ٱلل اكان با ت عملون خبري وإن ت لوح“Hai orang-orang yang beriman, dijadikanlah kamu orang yang

benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah Swt,

biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum

kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka Allah lebih

tahukemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa

nafsumu karena ingin menyimpang dari kebenaran,dan jika kamu

memutarbalikan kata-kata atau enggan menjadi saksi. Maka

sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui segala yang kamu

kerjakan.” (QS. Al-Nisā‟ [4]:135).

Bisa ditarik garis besarnya, bahwa antara perempuan dan

laki-laki itu setara sama-sama manusia biasa. Dalam artian, hal-hal

26

M. Quraish Shihab, Perempuan … dari Cinta sampai Seks dari Nikah Mut‟ah

sampai Nikah Sunnah dari Bias lama sampai Bias baru, cet. IV, (Ciputat: Lentera Hati,

2010), 2-3. 27

Husein Muhammad, Islam Agama Ramah, 20.

Page 46: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

30

yang sifatnya memandang perempuan sebagai subjek intelektual

yang memiliki hak yang sama dengan kaum pria, baik dalam

pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial kemasyarakatan.

Dalam konteks dunia Islam, isu ini sangat polemik dan

cukup rumit. Isu ini mendobrak patriarki - yang bagi kaum

perempuan untuk berkecimpung dalam segala aspek. Misalnya saja

dalam konteks sejarah, ibadah, pernikahan, politik sampai

perempuan dibebaskan untuk menjadi wanita karir, waris, saksi,

hak memilih pasangan, aborsi, nikah beda agama, dan beban ganda

lainnya.28

Istilah gender merupakan atribut yang melekan pada laki-

laki dan perempuan yang dibentuk secara kultural. Berarti ia

seperangkat sifat, peran, tanggung jawab, fungsi, hak, dan perilaku

yang dibentuk dari kebudayaan terlepas dari pembagiannya yang

bersifat nature (alamiah/biologis) atau nurture (karakter). Jika

yang pertama melihat aspek biologis, maka yang kedua membuang

aspek biologis dan mengkonstruksi lewat budaya, yakni kerja

antara laki-laki dan perempuan tidak dilihat dari faktor biologis,

tapi keahlian dan karakteristik.29

Hari ini di dunia modern, isu gender sudah menjadi

komoditi umat. Sudah sangat lazim mempertimbangkan aspek ini

dalam memilih pasangan. Sebab, eksistensi perempuan sudah tidak

perlu dipertanyakan lagi. Dengan demikian pemilihan calon

pasangan membutuhkan „illat (alasan) tersebut.

Survei di Mesir sudah membuktikan dan menemukan;

28

Jamal Ma‟mur, Rezim Gender di NU (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 3. 29

Ernah Marhumah, Konstruksi Sosial Gender di Pesantrem Studi Kuasa Kiai

atas Wacana Perempuan, cet.1 (Jogjakarta: Lkis, 2010), 4-5.

Page 47: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

31

“Bahwa meski sekitar 60% mendukung perempuan bekerja di luar

rumah, lebih dari tiga perempat dari mereka disurvei – termasuk

mayoritas perempuan – percaya bahwa ketika pekerjaan menjadi

langka, laki-lakilah yang harus mendapatkan pekerjaan. Sementara

hampir setengah dari mereka yang disurvei dalam jajak pendapat

sebelumnya sepakat bahwa pernikahan yang lebih memuaskan

adalah pernikahan dimana suami dan istri bekerja dan mengurus

anak-anak, dan dalam praktiknya perempuan seperti „Azza‟ pada

akhirnya melakukan tugas ganda di rumah dan di tempat kerja”.

3. Status Sosial

Stasus sosial merupakan kepentingan dasar yang dimiliki

manusia dalam kehidupan masyarakat seperti pekerjaan, sistem

kekerabatan, jabatan dan juga agama yang dianut. Dengan status

ini seseorang mampu berinteraksi dengan baik terhadap

sesamanya, bahkan banyak pergaulan sehari-hari seseorang tidak

mengenal orang lain secara individu, melainkan hanya mengenal

statusnya saja.30

Definisi status sosial menurut Ralph Linton yaitu

sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam

masyarakat. Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan

ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan

dengan orang yang status sosialnya rendah.

Sedangkan status sosial menurut Mayor Polak yaitu status

yang dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seorang oknum dalam

kelompok serta dalam masyarakat. Status itu mempunyai dua

30

Abdul Syani, Sosiologi Sistematika, Teori, dan Penetapan (Jakarta: Bumi

Aksara, 2012), 93.

Page 48: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

32

aspek. Pertama, aspeknya yang agak stabil, dan kedua, aspeknya

yang lebih dinamis.31

Dari penjelasan di atas sudah jelas, bahwa kedudukan sosial

merupakan kumpulan-kumpulan kedudukan yang sangat berbeda-

beda. Karena seseorang yang berada di dalam kelompok sosial

yang mempunyai peran penting dalam mempengaruhi kedudukan

orang tersebut, maka ia mempunyai pengaruh yang lebih banyak.

Akan tetapi untuk mendapatkan penjelasan yang mudah untuk

kedua istilah tersebut maka kita akan menggunakan pengertian

yang sama, yaitu kedudukan (status).

D. Konsep Keluarga Sakinah

1. Definisi Keluarga Sakinah

Agama adalah ketentuan-ketentuan Tuhan yang dapat

membimbing dan mengarahkan manusia menuju kebahagiaan

dunia dan akhirat. Ia juga berperan ketika para pemeluknya

memahami dengan baik dan benar, menghayati, dan mengamalkan

ketentuan itu. Agama akan lumpuh serta hilang fungsi dan

perannya jika pemahaman, penghayatan, dan pengalaman itu tidak

mendapat tempat dalam kehidupan pemeluknya. 32

Keluarga sakinah terdiri dari dua suku kata yaitu dari kata

keluarga dan kata sakinah. Yang dimaksud dari keluarga di sini

yaitu masyarakat terkecil yang terdiri dari pasangan suami dan istri

dan anak-anaknya dari pasangan tersebut. Jadi pada intinya

keluarga itu terdiri dari suami dan istri meskipun tidak memiliki

anak tetap dikatakan keluarga.

31

Abdul Syani, Sosiologi Sistematika, 91-92. 32

Quraish Shihab, Perempuan, 151.

Page 49: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

33

Sebagaimana kata sakinah juga diambil dari al-Qur‟an yang

terdapat pada QS. al-Rūm ayat 21 yang diambil dari lafadz

“litaskunu Ilaiha”, yang mempunyai bahwasanya Allah itu

menciptakan manusia berpasang- pasangan agar dapat

menciptakan ketentraman dan kasih sayang diantara keduanya.

Sedangkan dalam bahasa arab, kata sakinah juga mempunyai

banyak arti salah satunya yaitu tenang, terhormat, aman, penuh

kasih sayang dan juga memperoleh pembelaan.Pengertian ini pula

yang dipakai dalam ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadis dalam konteks

kehidupan manusia.33

Jadi pada intinya yang dimaksud dengan keluarga sakinah

yaitu kondisi kehidupan keluarga yang sangat ideal, yang mana di

dalamkehidupan ini sangat jarang terjadi, karena keluarga sakinah

merupakan subsistem dari sistem sosial menurut al-Qur‟an, bukan

bangunan yang berdiri di atas lahan kosong.

Menurut M. Quraish Shihab kata Sakinah ini berarti

ketenangan. Sedangkan ketenangan di sini berarti ketenangan yang

dinamis dalam setiap rumah tangga. Ada masa dimana gejolak,

namun dapat segera tertanggulangi dan akan melahirkan sakinah.

Sakinah bukan hanya yang tampak pada ketenangan yang lahir,

tetapi harus disertai dengan kelapangan dada, budi bahasa yang

halus dilahirkan oleh ketenangan batin akibat menyatunya

pemahaman kesucian hati dan bergabungnya kejelasan pandangan

dengan tekad yang kuat. Kehadiran sakinah tidak datang begitu

saja, tetapi ada syarat kehadirannya, hati harus disiapkan dengan

kesabaran dan ketakwaan.34

33

Achmad Mubarok, Psikologi Keluarga, 148. 34

M. Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur‟an: kalung Pertama Buat anak-

Anakku, cet.1, (Jakarta: Lentera, 2007), 80-82.

Page 50: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

34

2. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah

Allah menciptakan lelaki dan perempuan dengan sifat dan

kecenderungan tertentu yang tidak dapat menghasilkan ketenangan

dan kesempurnaan kecuali dengan memadukan kecenderungan-

kecenderungan itu, lalu menjadikan antara mereka mawaddah dan

rahmat, yakni menganugerahi mereka potensi yang harus mereka

asah dan kembangkan sehingga dapat melahirkan pernikahan

mereka yang sakinah, mawaddah dan rahmat.35

Sehingga agar

terciptanya keluarga sakinah maka terdapat ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Pembentukan Rumah Tangga

Ketika menyetujui pembentukan rumah tangga. Suami

dan istri bukan sekedar ingin melampiaskan kebutuhan seksual

mereka saja, namun tujuan utamanya yaitu saling melengkapi

dan menyempurnakan satu sama lain

1) Hubungan antara kedua pasangan

Dalam membina rumah tangga, hendaknya suami

dan istri berupaya untuk saling melengkapi dan

menyempurnakan satu sama lain, agar terciptanya

kenyamanan di dalam membina rumah tangga dan terdapat

keharmonisan di dalamnya.

2) Hubungan dengan anak-anak

Sebagai orang tua anak di pandang sebagai bagian

dari dirinya. Asas dan dasar yang dibangun dengan anak-

anak adalah sebuah penghormatan. penjagaan anak, hak-

hak dan pembimbingan yang layak buat mereka itu sangat

diperlukan. Karena pada dasarnya anak itu harus dibimbing

35

M. Quraish Shihab, Perempuan … dari Cinta, 160.

Page 51: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

35

dan diperhatikan, sehingga anak bisa lebih tahu bagaimana

cara berperilaku baik dan mempunyai akhlak yang mulia.

3) Kerja sama dan saling membantu

Setiap keluarga mempunyai masing-masing cara

untuk melakukan hal yang terbaik untuk dirinya dan baik

untuk yang lain. Karena persahabatan antar mereka adalah

persahabatan yang murni tanpa pamrih, sehingga tindakan

yang mereka lakukan semata-mata untuk kerelaan dan

kebahagiaan untuk dirinya dan yang lain, bukan untuk

mengganggu akan tetapi untuk menjalin rasa kasih sayang

antar satu dan yang lainnya.

3. Fungsi Keluarga Sakinah

Keluarga di sini berfungsi sebagai benteng oral bangsa.

yang mana bangsa yang sejahtera itu tercermin dari keluarga-

keluarga yang harmonis, sehingga makna dan fungsi keluarga serta

pelaksanaannya dipengaruhi dapat dipengaruhi dari budaya sekitar.

Sebagaimana dalam kehidupan keluarga hendaknya turut

ikut serta dengan kebudayaan dan lingkungannya. Hal ini terjadi

agar terciptanya manajemen keluarga dalam sebuah rumah tangga.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan di atas terkait

unsur-unsur di dalam keluarga. Oleh karena itu peranan dalam

keluarga mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

a. Fungsi Religius

Relegius di sini sangat berfungsi untuk keluarga, yang

mana keluarga berkewajiban dalam memperkenalkan dan

mengajak anaknya serta anggota keluarga lainnya untuk hidup

beragama sesuai keyakinan yang dianut. Di sini peran orang tua

sangat penting, karena orang tua sebagai orang pertama yang

Page 52: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

36

melakukan kontak langsung dengan anak-anaknya, sehingga

orang tua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-

anak mereka sejak kecil untuk bekal dalam kehidupannya kelak.

Islam juga menegaskan bahwa manusia hidup bukan

hanya di dunia ini saja, namun mereka juga akan menjalani

kehidupan lain setelah meninggalkan dunia ini, sehingga bekal

agama yang mereka dapat dari orang tuanya ini akan mampu

menuntun mereka menjalani hidup yang lebih baik saat ini

sehingga mereka tidak menyesal di kemudian hari.

b. Fungsi Biologis

Kebutuhan seks merupakan salah satu kebutuhan

biologis bagi manusia. yang mana dorongan seksual ini apabila

tidak tersalurkan sebagaimana mestinya akan menimbulkan

perzinahan yang menimbulkan dampak negatif bagi yang

melakukannya. Islam sendiri sangat mengecam pada orang-

orang yang berbuat zina. Sehingga dengan adanya keluarga

mereka dapat menyalurkan kebutuhannya tersebut. Islam

terbukti paling tahu dengan seluk beluk manusia dan paling

bijak dalam menanganinya, tatkala diberikan keleluasaan bagi

manusia untuk menjalankan aktivitas seksual mereka dalam

batas-batas legal dengan cara berkeluarga.36

1) Fungsi Edukasi

Jika manusia menuntut untuk memiliki keturunan,

maka ia harus siap menyediakan fasilitas pendidikan dan

pengembangan diri bagi anak-anaknya, karena yang

menjadi sumber lingkungan pendidikan yang utama bagi

36

Ulfatmi, Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Kementrian

Agama RI, 2011), 11.

Page 53: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

37

anak adalah keluarga, dan keberagamaan kebiasaan hidup

mapun sikap dalam keluarga akan memberikan kontribusi

yang besar bagi pembentukan kepribadian anak kelak.37

Ini merupakan tanggung jawab orang tua untuk

selalu mendidik anak-anak mereka yang harus dilakukan

sampai anak-anak mereka tumbuh dewasa dan mampu

menyongsong hidup di tengah masyarakat sebagai orang

yang siap bekerja dan memberi manfaat bagi orang lain.

Keluarga dalam hal ini adalah satu-satunya lingkungan

yang mampu mendidik anak-anak menjadi sosok muslim

yang saleh.

Keluarga adalah lahan istimewa untuk menanamkan

rasa cinta kepada Allah dan Rasul, juga perasaan cinta

kasih dan gotong royong. Dari keluarga yang saleh inilah

kelak akan terbangun sebuah masyarakat muslim yang

bersolidaritas dan berlandaskan cinta yang melenyapkan

segala faktor pemicu konflik dan ketegangan.

2) Fungsi Sosialisasi

Jika Islam di sini bertujuan membangun masyarakat

yang kuat dan rekat solidaritasnya, di sinilah keluarga

memiliki peran yang besar dalam mewujudkan tujuan ini,

karena secara teknis keluarga membentuk dan

mengembangkan hubungan sosial baru melalui garis nasab

dan pernikahan. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt:

Adanya fungsi sosialisasi di dalam keluarga,

diharapkan dapat menjadi upaya dalam membantu anak

mempersiapkan dirinya menjadi anggota masyarakat.

37

Ulfatmi, Keluarga Sakinah, 21.

Page 54: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

38

Istilah sosialisasi ini tidak diartikan sebagai peleburan anak

ke dalam nilai-nilai sosial begitu saja, melainkan lebih

dalam arti membantu anak mempersiapkan diri agar dapat

menempatkan dirinya sebagai pribadi yang kokoh dalam

masyarakatnya dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan

masyarakat secara konstruktif.

Di sini rumah bukan hanya sekedar tempat untuk

membentuk tulang dan daging, serta membangun

kecerdasan dan pengetahuan. Akan tetapi, rumah juga

menjadi lingkungan yang kondusif untuk menanamkan

keutamaan-keutamaan sosial, sehingga di tengah-tengah

tembok segi empatnya seluruh anggota keluarga, baik yang

besar maupun yang kecil pun memiliki karakter dasar yang

sesuai dengan prinsip al-Qur‟an.

3) Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan

Di tengah iklim keluarga, masing-masing pasangan

suami istri bisa menemukan rasa kasih, cinta, sayang dan

simpati yang tidak akan bisa mereka rasakan di tempat lain.

Di sini pula anak-anak memperoleh perhatian dan kasih

sayang luar biasa dari orang tuanya yang mana tidak ada

selain mereka yang mampu memberikannya. Adanya

fungsi perlindungan dan pemeliharaan ini, berarti bahwa

semua anggota keluarga merasa nyaman, tenang dan damai

berada di tengah-tengah keluarganya. 38

Bukan yang terjadi malah sebaliknya, istri atau

suami dan anak merasa takut, tertekan dan tidak senang

saat berkumpul bersama keluarganya. Perlindungan yang

38

Ulfatmi, Keluarga Sakinah, 23.

Page 55: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

39

diberikan terhadap semua anggota keluarga tersebut adalah

perlindungan fisik, ekonomi, jasmani dan rohani.

Perlindungan yang diberikan terhadap anggota keluarga ini

haruslah secara proposional dan wajar.

Sebab jika perlindungan yang diberikan terlalu

berlebihan akan berakibat negatif kepada yang

bersangkutan baik terhadap orang tua, maupun anak yang

pada akhirnya menimbulkan kesulitan psikologi. memberi

kehangatan, sebaliknya bila gerah, dengan pakaian lembut

dan halus kegerahan dikurangi. Jika demikian halnya,

pakaian dan masing-masing pasangan dinamai al-Qur‟an

sebagai “pakaian”, maka tidak diragukan lagi bahwa salah

satu dari fungsi keluarga adalah untuk melindungi satu

sama lainnya.

4) Fungsi Ekonomi

Keluarga di sini juga merupakan wadah atau

kesatuan ekonomis, yang mana fungsi keluarga di sini

meliputi pencarian nafkah, perencanaannya, pembelanjaan

dan pemanfaatannya. Posisi suami di dalam keluarga

memang bertanggung jawab dalam menafkahi keluarga,

sementara istri dan anak yang memanfaatkannya.

Istri juga berperan sebagai pengelola ekonomi

rumah tangga, yang mengatur belanja rumah tangga sesuai

dengan pengeluaran dan penghasilan secara baik. Keadaan

ekonomi keluarga juga mempengaruhi terhadap harapan

orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu

sendiri. Keluarga yang ekonominya sangat lemah, akan

Page 56: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

40

menganggap anak sebagai beban hidup dari pada pembawa

kebahagiaan keluarga.39

5) Fungsi Individual

a) Meningkatkan derajat kemanusiaan dan ibadah

Merupakan salah satu fungsi individual yang

mana keluarga merupakan sarana untuk meningkatkan

derajat kemanusiaan dan untuk memelihara diri dari

perbuatan keji dan mungkar, sehingga keluarga dapat

dijadikan sebagai wadah untuk beribadah kepada Allah

dan sebagai pemeliharaan fitrah manusia.

b) Memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa

Merupakan salah satu fungsi individual yang

mana keluarga merupakan lembaga interaksi dalam

ikatan batin yang kuat antar anggotanya. Ikatan batin

yang kuat dapat dirasakan oleh anggota keluarga

sebagai bentuk kasih sayang.

c) Meneruskan Keturunan

Merupakan salah satu fungsi individual yang

mana keluarga merupakan benteng moral bangsa.

Bangsa yang sejahtera tercermin dari keluarga-keluarga

yang harmonis yang hidup pada masyarakat.

39

Ulfatmi, Keluarga Sakinah, 22.

Page 57: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

41

BAB III

KAJIAN QS. Al-NŪR AYAT 26 DAN QS. Al-TAḤRĪM

AYAT 10-11.

A. Tafsir QS. al-Nūr ayat 26

ولئك ٱلبيثت للخبيثني وٱلبيثون للخبيثت وٱلطيبت للطيبني وٱلطيبون للطيبت أ لم مغفرة

كرمي رزقو مب رءون ما ي قولون

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-

laki yang keji untuk perempuan yang keji (pula). Sedangkan

perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-

laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih

dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan

rezeki yang mulia (surga).” (QS. Al-Nūr[24]: 26).

1. Asbabun nuzul QS. al-Nūr ayat 26

Al-Ṭabranī meriwayatkan dengan sanad yang para

perawinya Tsiqat dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam tentang

Firman-Nya, “perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki

yang keji,” bahwa ayat ini turun tentang „Āisyah yang merupakan

istri Nabi ketika difitnah orang munafik, lalu Allah menyatakan

kebersihannya dari tuduhan itu.1

Al-Ṭabranī meriwayatkan dengan dua sanad, yang kedua-

duanya mengandung kelemahan, dari Ibnu Abbās bahwa ayat,

“perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji,” turun

tentang orang orang yang membicarakan gosip dusta mengenai

istri Nabi SAW.2

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa ayat ini untuk

menyatakan tentang kesucian „Āisyah ra yang merupakan istri

Nabi SAW dari tuduhan keji yang tersiar bahwa „Āisyah ra

1 Al-Ṭabrani, al-Mu‟jamul Kabiir (Yogyakarta: Ensiklopedia al-mu‟jamul al-

Ṣagīr), 156. 2 Al-Ṭabrani, al-Mu‟jamul, 159.

Page 58: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

42

berselingkuh dengan Sufyan bin Muatthal sehingga Allah

membersihkan tuduhan mereka, karna tidak mungkin seorang

„Āisyah yang merupakan istri Nabi yang sangat mulia melakukan

perbuatan keji, sehingga turunlah ayat ini.

2. Munasabah QS. al-Nūr ayat

QS. al-Nūr ayat 26 ini mempunyai pertalian dengan ayat

ketiga dari surat ini, bahwa:

وحرم مشرك أو زان إل ينكحها ل وٱلزانية أو مشركة ٱلزان ل ينكح إل زانية لك مؤمنني ٱل نلى ذ

“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan

yang berzina, atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang

berzina tidak mengawini melainkan oleh laki-laki yang berzina

atau laki-laki yang musyrik, dengan demikian itu diharamkan atas

orang-orang yang mukmin. (QS. al-Nūr[24]: 3).

Ayat ini tidak difahami dengan begitu saja bahwa

perempuan yang keji itu tidak boleh dikawini, atau haram

dikawini, namun ayat ini bertujuan memberikan penegasan akan

buruknya prilaku zina tersebut, karena pada hakikatnya perempuan

muslimah yang berzinapun tidak boleh dinikahi oleh orang orang

musyrik yang beda agama.

Hal yang menjadi perbedaan di antara ulama‟ adalah terkait

dengan pernikahan seorang zina:

a. Pendapat pertama

Kalangan Hanāfiyah mensahkan pernikahan ini, baik

yang menikahinya itu dia yang menzinahi atau orang lain.

Mereka manambahkan boleh bagi yang menzinahi untuk

melakukan hubungan suami istri setelah akad tersebut, akan

tetapi jika yang menikahi orang lain, maka dia tidak boleh

Page 59: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

43

melakukan hubungan suami istri sampai si perempuannya

melahirkan.3

b. Pendapat kedua

Kalangan Syāfi‟iyah juga membolehkan pernikahan ini,

hanya saja makruh hukumnya menggauli istrinya yang sedang

hamil itu setelah akad.4

Tentunya pendapat yang mensahkan ini tidak mesti

merestui hubungan perzinahan yang sudah terjadi. Tidak. Zina

tetap haram, dan akan tetapi antara zina dengan nikah itu tidak

ada hubungan sama sekali, dan yang haram tidak bisa

mengharamkan yang halal.

3. Berbagai Tafsiran QS. al-Nūr ayat 26

Jadi penafsiran dari surah al-Nūr ayat 26 tersebut secara

global terbagi menjadi tiga yaitu :

a. Kata kata jelek atau kurang baik itu timbul dari orang yang tidak

baik, begitu juga dengan kata kata yang baik ia timbul dari

orang yang baik pula.

b. Kata kata jelek jangan ditunjukan ke orang yang baik (jangan

membuli orang).

c. Laki laki yang baik itu cocok atau pantasnya menikahi wanita

yang baik pula (ini sifat anjuran).

4. Makna kata al Khabīṡāt

Kata al Khabīṡāt pada QS. al-Nūr ayat 26 difahami dengan

dua makna: perkataan keji atau perempuan keji, pun begitu dengan

al-Ṭayyibāt dan al-Ṭayyibūn bisa difahami dengan dua makna yang

sama: perkataan yang baik atau laki-laki yang baik. Jika kita

3 Al Kasa‟i, bada‟i as-shona‟i, vol. II (Beirut: Dār fikr), 269.

4 Al Mawardi, al Hawi al-Kabir, cet.I, vol.9 (Beirut: Dār al-Kutub al- Ilmiyah,

1994), 191.

Page 60: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

44

fahami bahwa al Khabīṡāt itu bermakna perkataan keji, maka kira-

kira makna ayat tersebut akan seperti ini: perkataan keji itu hanya

untuk laki-laki yang keji dan laki-laki keji itu memang layak

mendapatkan perkataan yang keji, sedangkan perkataan yang baik

itu untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik itu memang

layak untuk mendapatkan perkataan yang baik.5

Dengan demikian bahwa kedua pemaknaan ini saling

melengkapi, yang mana kedua makna ini mengarah kepada satu

tema yaitu tentang pensucian „Āisyah ra dari perkataan keji yang

dituduhkan oleh orang-orang munafik kepadanya, yang mestinya

perkataan keji dalah isu panas yang tersebar dimana-mana untuk

perempuan yang keji bukan untuk perempuan yang suci.

5. Makna kata al-Ṭayyibāt

Jika kita memahami kata al Khabīṡāt itu bermakna

perkataan keji, maka kira-kira makna ayat tersebut yaitu :

perkataan keji itu hanya untuk laki-laki yang keji dan laki-laki keji

itu memang layak mendapatkan perkataan yang keji, sedangkan

kita memahami kata al-Ṭayyibāt yaitu perkataan yang baik itu

untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik itu layak untuk

mendapatkan perkataan yang baik, maka hal tersebut sesuai

dengan apa yang kita fahami.

Maksudnya, hal yang layak adalah orang yang keji

berpasangan dengan orang yang keji, dan orang baik berpasangan

dengan orang yang baik. (mereka itu) yaitu: kaum laki laki yang

baik dan kaum wanita yang baik, antara lain ialah „Ᾱisyah ra dan

Sofwan yang bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka.

5 Wahbah Zuhaili, Al-Munīr fȋ al-„Āqidah wa al-syari‟ah wa al-manhaj, 23.

Page 61: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

45

6. Makna kata al Birr

Al Birr yaitu kebaikan atau kebajikan, berdasarkan sabda

Rasulullah SAW: (artinya) al-Birr adalah baik akhlaqnya. Berikut

ini konteks penggunaan kata tersebut dalam al-Qur‟an QS. al-

Baqarah[2]: 177 yang berbunyi :

۞ليس ٱلب أن ت ولوا وجوهكم قبل ٱلمشرق وٱلمغرب ولكن ٱلب من ءامن بٱلل ئكة وٱلكتب وٱلنبي ال نلى حبهۦ ذوي ٱلقرب ن وءاتى ٱلم وٱلي وم ٱلخر وٱلمل

ة وءاتى كني وٱبن ٱلسبيل وٱلسائلني وف ٱلرقاب وأقام ٱلصلو وٱلي تمى وٱلمسساء وٱلضرا

بين ف ٱلبأ وٱلص

هدوا ة وٱلموفون بعهدهم إذا ن س ٱلزكو

ء وحني ٱلبأ

وأولئك هم ٱلمت قون أولئك ٱلذين صدقوا

“ Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur

dan barat tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) bagi orang yang

beriman kepada Allah Swt, hari akhir dan juga malaikat-malaikat,

kitab-kitab Nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada

kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang dalam

perjalanan (musafir), orang yang meminta-minta dan untuk

mendekatkan hamba sahaya, yang mendirikan sholat, dan juga

orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan masa

peperangan. Mereka itulah orang yang benar dan mereka itulah

orang-orang yang bertaqwa.”(QS. al-Baqarah[2]: 177).

Kebajikan yang dimaksud dalam ayat tersebut yaitu

dinamakan al-Birr yang terambil dari kata tashrif (barra-yabirru-

birran-wa barratan) mengandung arti taat, berbakti, baik, benar.

al-Birru seperti al-Barru (daratan). Daratan berbeda dengan lautan,

daratan adalah area yang luas untuk bisa banyak berbuat baik, jadi

al Birr banyak berbuat baik.6

6 Al Rāgib al-Asfahānī, Mufradat Alfad Al-Qur‟an(Beirut: Dᾱr al-Syariyah,

1412H/1992M), 114.

Page 62: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

46

Kata al Bȋrr juga bisa berarti memperbanyak kebaikan.

Menurut istilah syariah, al Bȋrr berarti setiap sesuatu yang

dijadikan sebagai sarana untuk taqarrub kepada Allah yakni iman,

amal sholeh, dan akhlaq mulia.7

B. Tafsir QS. al-Taḥrīm ayat 10-11

ت كان تا لوط وٱمرأت نوح ٱمرأت كفروا للذين ضرب ٱلل مثال نبادن من نبدين تلحني هما ي غنيا ف لم فخان تاها ص خلني مع ٱلنار ٱدخال وقيل اشي ٱلل من نن ٱلد

“Allah memberikan perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nūh

dan istri Lūth. Keduanya berada dibawah pengawasan dua orang

hamba yang sholeh diantara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu

berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak

dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan

(kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama

orang-orang yang masuk (Neraka).” (QS. al-Taḥrīm[66]: 10).

Penafsiran dari ayat di atas, Allah berfirman : ”Allah membuat

perumpamaan” yakni sesuatu yang sangat menakjubkan yang dapat

diambil pelajaran, bagi orang-orang kafir, yaitu perihal istri Nabi Nūh

yang konon namnya Walihah yang umatnya dibinasakan Allah dan

dijungkir balikkan negerinya akibat kedurhakaan mereka, “keduanya

berada di bawah” pengawasan dan ikatan perkawinan, ”Keduanya

orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami,” yaitu Nabi

Nȗh dan Nabi Lȗth “lalu keduanya , yaitu istri-istri itu, “menghianati”

suami, mereka berdua dalam kehidupan rumah tangga seperti

berselingkuh tetapi dalam penerimaan ajaran agama, maka keduanya

yakni suami masing masing tidak dapat membantu mereka berdua

sekalipun dari jatuhnya siksa Allah.

7 Ahmad mustafa al-Maragī, Tafsir al maragī, juz. I (Mesir: Mustafa al-Bābi al-

Halabi wa auladuh, 1985 ), 97.

Page 63: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

47

Dan dikatakan oleh malaikat atau yang ditugaskan Allah

kepada kedua istri Nabi itu: masuklah ke neraka bersama orang-orang

yang masuk neraka kami tidak peduli di tempat manapun di neraka

kamu masuk karena kamu adalah sampah yang diabaikan.8

مثال ٱلنة ف اٱمرأت فرنون إذ قالت رب ٱبن ل نندك ب يت ءامنوا للذين وضرب ٱللن ن ونملهۦ فرنون من ون ٱلظلمني ٱلقوم من ون

“Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman

istri fir‟aun ketika ia berkata: Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah

rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir‟aun dan

perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim.” (QS.

al-Taḥrīm[66]: 11).

Tafsiran dari ayat di atas adalah: “Dan Allah membuat istri

Fir‟aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia

berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untuku sebuah rumah di sisi-Mu

dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir‟aun dan perbuatannya,

dan selamtkanlah aku dari kaum yang dzalim.9

1. Asbabun nuzul QS. al-Taḥrīm ayat 10-11

Sufyan al-Ṡauri meriwayatkan dari Musa bin Abu „Ᾱisyah

dari Sulaiman bin Qaram, ”Aku mendengar Ibnu „Abbās ra

mengatakan, kemudian keduanya mengkhianati dua orang suami

itu beliau mengatakan, kedua isteri itu bukan berzina, karena

pengkhianatan istri Nabi Nūh atas pemberitahuannya bahwa

suaminya itu orang gila.

Sedangkan pengkhianatan istri Nabi Lūth adalah

memberitahukan kepada masyarakat tentang tamu-tamu yang

datang ke rumahnya. Pengkhianatan kedua istri itu adalah tidak

mau memeluk agama suami mereka.

8 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, cet. 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2003), 176

9 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 177.

Page 64: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

48

Kemudian Ibnu Jarīr meriwayatkan bahwa Abu Buzzah

berkata, istri Fir‟aun pernah bertanya kepada seseorang, siapakah

yang berkuasa? Lalu dia menjawab, yang berkuasa itu adalah

Tuhan Musa dan Harun. Tidak lama kemudian Fir‟aun mengutus

seseorang kepadanya dan mengatakan, carilah batu yang paling

besar. Bila dia tetap dengan ucapannya itu maka lemparkanlah batu

itu kepadanya, namun bila mencabut perkataanya itu maka dia

tetap istriku.

Ketika mereka datang menjemputnya maka mengarahkan

ke langit ternyata dia melihat rumahnya dalam surga. Sehingga dia

berpegang teguh dengan ucapannya itu dan nyawanya pun

melayang, sedangkan batu itu dilemparkannya ke jasad yang sudah

tak bernyawa lagi. Sehubungan dengan ucapannya, Tuhanku,

bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu, para ulama

mengatakan, dia telah memilih tetangga dulu sebelum membangun

rumah.10

2. Munasabah QS. al-Taḥrīm ayat 10-11

Ayat ini bermunasabah dengan ayat-ayat sebelumnya yang

menceritakan kehidupan Nabi SAW. Dengan istri-istrinya yang

melanggar perjanjian rahasia dengan beliau, lalu kemudian Nabi

menyuruh mereka bertaubat dengan taubatan nasuha, kemudian

ayat ini bermunasabah yang masih membahas istri-istri yang

membangkang dan istri-istri yang sholehah. Ayat ini sejalan

dengan ayat nomer lima yang mengancam istri-istri Nabi yang

10

Imaduddin Abul Fidā‟ Isma‟ȋl bin al-Khatib Abu Hafs Umar bin Katsīr al-

Syafi'i al-Quraisyī al-Dimasyqī, Tafsir Al-Qur‟anAl-Karīm, Juz. IV (Beirut: Dār al-Kutub

al- Ilmiyah, 1996), 755-757.

Page 65: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

49

tidak taat dan akan diganti dengan istri-istri yang lebih shalihah

dan taat baik dari perawan maupun janda.11

3. Berbagai Tafsiran QS. al-Taḥrīm ayat 10-11

Qatadah mengatakan bahwa Fir‟aun adalah orang yang

melampaui batas dari kalangan penduduk bumi dan paling fakir di

antara mereka. Tetapi demi Allah, kekafiran suaminya itu tidak

membahayakan istrinya karena ia selalu taat kepada Tuhannya,

agar mereka mengetahui bahwa Allah SWT, adalah Hakim yang

maha adil, Dia tidak menghukum seseorang melainkan karena

dosanya sendiri.

ة ن ل اا ف ت ي ب ك د ن ن ل ن اب رب

Menurut para ulama‟ Istri Fir‟aun memilih tetangga

sebelum memilih rumah. Hal yang semakna telah disebutkan

dalam suatu hadits yang berpredikat marfu‟.

ن ه ل م ن و ن و ن ر ف من ون

Yakni bebaskanlah aku darinya, karena sesungguhnya aku

melepas diri kepada engkau dari semua perbuatannya.

4. Sikap Istri Nabi Nūh AS

Diriwayatkan bahwa istri Nabi Nūh AS bernama Wahilah

menyebarkan kepada kaumnya bahwa Nabi Nūh seorang yang gila

dan pembohong, Syihabuddin al-Alussy mengemukakan suatu

riwayat mengenai istri Nabi Nūh bahwa pengkhianatan mereka

adalah suka menfitnah dan tidak dapat dipercaya. Bila diketahui

wahyu turun, mereka siarkan kepada kaum musyrik dengan

11

Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz. XXVIII (Depok: Gema Insani, 1965), 297.

Page 66: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

50

kebohongan, Menurut suatu pendapat mereka termasuk golongan

kafir dan pendapat lain menyebutkan kaum munafik.12

5. Sikap Istri Nabi Lūth AS

Sedangkan istri Nabi Lȗth AS bernama Wali‟ah yang

menceritakan kepada kaumnya bahwa Nabi Lūth melakukan

perbuatan tak senonoh (cabul) dengan para tamunya. Syihabuddin

al-Alussy mengemukakan suatu riwayat mengenai istri Nabi Nūh

AS bahwa pengkhianatan mereka adalah suka menfitnah dan tidak

dapat dipercaya. Bila diketahui wahyu turun, mereka siarkan

kepada kaum musyrik dengan kebohongan. Menurut suatu

pendapat mereka termasuk golongan kafir dan pendapat lain

menyebutkan kaum munafik.13

6. Kelembutan Istri Fir‟aun

Dikenal sebagai Asiyah, ibu angkat Nabi Musa dari sekian

panjang perjalanan hidup Nabi Musa, istri Fir‟aun memegang

peranan penting di dalamnya, karena Musa diasuh dan dibesarkan

Fir‟aun, atas kecerdasan, kelembutan, dan kebijaksanaan Asiyah.

Kebenaran Asiyah sebagai perempuan beriman juga tercantum

dalam al-Qur‟an.14

Menurut Burhanuddin al-Biqa‟i istri Fir‟aun yang bernama

Asiyah binti Muhazim merupakan seorang wanita mu‟minah yang

taat. Dengan iman yang dimilikinya tidak bisa menolong atau

bahkan meringankan siksaan bagi suaminya yang kafir.15

Asiyah binti Muhazim adalah perempuan Bani Israil

keturunan Nabi. Ia sangat menyayangi orang-orang miskin, ia juga

12

Wahana karya ilmiah (Kajian Wanita Muslimah, 2019), Di akses 05-10-2019. 13

Wahana karya ilmiah, (Kajian Wanita Muslimah, 2019), Di akses 05-10-2019. 14

Salimah, (Kajian Wanita Muslimah, 2017), Di akses 05-10-2019. 15

Wahana karya ilmiah,2019. (Kajian Wanita Muslimah, 2019), Di akses 05-10-

2019.

Page 67: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

51

sering sedekah kepada mereka. Pada diri „Asiyah, ada permisalan

yang indah bagi para istri yang mengharapkan perjumpaan dengan

Allah dan hari akhir. Mereka dijadikan contoh untuk mendorong

berpegang teguh dengan ketaatan dan kokoh di atas agama.16

7. Makna Perumpamaan dalam al-Qur‟an

Allah membuat perumpamaan untuk keadaan orang-orang

kafir dalam pergaulan mereka dengan kaum muslimin, kedekatan

mereka dari kaum muslimin dan persinggungan mereka dengan

kaum muslimin, bahwa hal itu tidak berguna bagi mereka karena

kekafiran mereka kepada Allah, dengan keadaan istri Nabi Nūh AS

dan istri Nabi Lūth AS, keduanya berada dalam pernikahan dengan

dua hamba salih dari hamba hamba kami, tetapi keduanya adalah

wanita kafir, Lalu keduanya Nabi Nūh dan Nabi Lūth tidak bisa

menolak sedikitpun adzab Allah dari keduanya. Kepada kedua istri

tersebut dikatakan,” Masuklah kalian berdua ke dalam neraka

bersama orang-orang yang memasukinya.” Dalam perumpamaan

ini terdapat dalil bahwa kekerabatan dengan para Nabi dan orang-

orang salih sama sekali tidak memberikan manfaat jika tetap

berbuat keburukan.17

Perumamaan dalam al-Qur‟an dalam surah al-Taḥrīm ayat

11 adalah dan Allah membuat perumpamaan bagi keadaan orang-

orang yang beriman (yang membenarkan Allah, menyembah-Nya

semata, bahwa pergaulan mereka dengan orang-orang kafir tidak

berdampak buruk terhadap mereka) dengan istri Fir‟aun yang

dalam berada dalam pernikahan dengan laki-laki yang paling kafir

kepada Allah. Ketika dia berkata “Wahai Tuhanku, bangunkanlah

16

Abū „Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr al-Qurṭubi, al Jāmi‟ li

Ahkām al-Qur‟an, vol. 2 (Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, 1994), 132. 17

Tafsir web,1105 (http:///tafsirweb.com), Diakses tgl 5-10-2019.

Page 68: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

52

untukku sebuah rumah di surga. Selamatkanlah aku dari fitnah dan

kekuasaan Fir‟aun, serta dari perbuatan buruk yang dilakukan

terhadapku. Selamatkanlah aku dari kaum yang mengikutinya

dalam kedzaliman dan kesesatan dan siksa mereka.18

18

Tafsir web,1105 (http:///tafsirweb.com), Diakses tgl 5-10-2019.

Page 69: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

53

BAB IV

ANALISIS PENAFSIRAN QS. Al-NŪR AYAT 26 DAN QS. Al-

TAḤRĪM AYAT 10-11

A. Penafsiran QS. al-Nūr ayat 26

Dalam ayat ini dijelaskan tentang kata baik dan buruk

seseorang yang mana apabila wanita-wanita yang keji adalah untuk

laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita yang

keji. Demikian pula wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki

yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik

(pula). Sehingga dalam ayat ini akan dijelaskan secara rinci dalam

tabel berikut.

Tabel 4.1: Pemaknaan lafaẓ Al-Khabīṡāt dan Al-Ṭayyibāt

Ayat Diksi terkait Tafsir Kesimpulan

QS. Al-Nūr

ayat 26

Al-Khabīṡāt

Al-Ṭayyibāt

Al-Misbah Al-Khabīṡāt

Al-Ṭayyibāt

“Baik dan buruknya

seseorang dilihat dari

perbuatan maupun

perkataanya.”

Sifat

Al-Ṭabari Al-Khabīṡāt

Al-Ṭayyibāt

“Perkataan yang baik

untuk orang yang

baik, perkataan yang

buruk untuk orang

yang buruk.”

Perkataan

Al-Qurṭubi Al-Khabīṡāt

Al-Ṭayyibāt

“orang yang keji

untuk orang yang keji

dan orang yang baik

untuk orang yang baik

pula.”

Perbuataan

Page 70: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

54

Ibn Katsir Al-Khabīṡāt

Al-Ṭayyibāt

“perkataan yang keji

hanya keluar dari

orang-orang yang keji

dan perkataan yang

baik hanya keluar dari

orang-orang yang baik

pula.”

Perkataan

ثت والطيبت للطيبني والطيب ون للطي ث ون للخبي ثت للخبيثني والبي ك بت البي ىاول

لم مغفرة ورزق كرمي مب رءون ما ي قولون

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-

laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula),

sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik

dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik

(pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka

memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”(QS. al-

Nūr[24]: 26)

Ayat ini menjelaskan tentang baik dan buruknya seseorang

dilihat dari perkataan maupun perbuatannya tergantung dari diri

mereka masing-masing karna dalam ayat ini tidak menjelaskan

tentang pasangan dalam artian yang baik untuk yang baik sedangkan

yang buruk untuk pasangan yang buruk juga.

Sebagaimana Menurut M. Quraish Shihab bahwa (wanita-

wanita yang keji) baik perbuatannya maupun perkataannya (adalah

untuk laki-laki yang keji), dan (laki-laki yang keji) di antara manusia

(adalah untuk wanita-wanita yang keji) pula sebagaimana yang

sebelumnya tadi (dan wanita yang baik) baik perbuatan baik

perkataannya (adalah untuk laki-laki yang baik) di antara manusia

Page 71: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

55

(dan laki-laki yang baik) di antara mereka (adalah untuk wanita-

wanita yang baik pula) baik perbuatan maupun perkataannya.1

Maksudnya, hal yang layak adalah orang keji akan

mendapatkan orang yang keji pula dan sebaliknya orang baik

berpasangan dengan orang yang baik pula. Sebagaimana yang telah

diuraikan di atas.

Mereka itu yaitu kaum laki-laki yang baik dan kaum wanita

yang baik, antara lain „Āisyah dan Sofwan, (bersih dari apa yang

dituduhkan oleh mereka) yang keji dari kalangan kaum laki-laki dan

wanita. (bagi mereka) yakni laki-laki yang baik dan wanita yang baik

itu (ampunan dan rezeki yang mulia) di surga. Sehingga „Āisyah

merasa puas dan bangga dengan beberapa hal yang ia peroleh, antara

lain ia diciptakan dalam keadaan baik, dan dijanjikan mendapat

ampunan dari Allah serta diberi rezeki yang mulia.2

Sedangkan menurut Abu „Abdillah Muhammad bin Ahmad

bin Abu Bakr al-Qurṭubi dalam Tafsirnya al-Jāmi‟ li Ahkām al-

Qur‟an dijelaskan dari Ibnu Zaid yang mengatakan bahwa makna

firan Allah tersebut adalah, wanita-wanita yang keji adalah untuk

laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita yang

keji. Demikian pula wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki

yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik

(pula).3

Begitupula an-Nuhas berkata dalam Ma‟anil Al-Qur‟an,

bahwasanya pentakwilan ini pentakwilan terbaik yang dikatakan

1 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, kesan, dan keserasian al-

Qur‟an, vol.9 (Jakarta: Lentera hati, 2002), 169. 2 Shihab, al-Mishbah, 169.

3 Aṡar dari Ibn Zaid disebutkan oleh Al Mawardi dalam tafsirnya (3/117) dan

Ibn Kaṡī dalam tafsirnya (6/35), Abū „Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abū Bakr al-

Qurṭubi, al Jāmi‟ li Ahkām al-Qur‟an, juz. 15, (Beirut: Al-Resalah, 1427 H/2006 M),

185.

Page 72: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

56

tentang ayat ini, yaitu keabsahan pentakwilan ini ditunjukkan oleh

firman Allah SWT, ب يقىلىن ءون مم ئك مبز Mereka (yang dituduh) itu“ أول

bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu)‟,

yakni „Āisyah dan Sofwan dari apa yang dikatakan oleh laki-laki dan

perempuan yang keji itu. 4

ء ئك مبز ب يقىلىن أول Mereka (yang dituduh) itu bersih dari“ ون مم

apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). yang

dimaksud dari lafadz أولئك di sini adalah jenis. Tapi menurut satu

pendapat, yang dimaksud adalah „Āisyah dan Sofwan yang kemudian

dijadikan bentuk jamak (mereka), sebagaimana Makna مبزءون adalah

yang dibersihkan dari apa yang dituduhkan oleh orang-orang yang

menuduh itu kepada mereka.5

Sebagian ahli tahqiq berkata, Ketika Yusuf dituduh melakukan

perbuatan keji, Allah SWT membebaskannya melalui lidah anak kecil

yang masih di dalam buaian. Ketika Maryam dituduh melakukan

perbuatan keji, Allah SWT membebaskannya melalui lidah puteranya

yaitu Nabi Isa. Ketika „Āisyah dituduh melakukan perbuatan keji,

Allah SWT membebaskannya dengan al-Qur‟an. Untuk „Āisyah,

Allah SWT tidak meridhoi pembebasan melalui anak kecil atau

seorang Nabi, sehingga Allah SWT membebaskannya dari tuduhan

berzina dan kebohongan dengan firman-Nya.

Diriwayatkan dari Ali bin Zaid bin Ju‟dan, dari neneknya dari

„Āisyah, dia berkata, aku telah diberikan sembilan perkataan yang

tidak diberikan kepada seorang wanita pun, yaitu (1) Jibril AS pernah

turun dengan rupaku saat dia berkunjung, ketika memerintahkan

Rasulullah SAW untuk mengawini aku, (2) Rasulullah SAW

4 Al-Qurṭubi, al Jāmi‟ li Ahkām al-Qur‟an, 185.

5 Al-Qurṭubi, al Jāmi‟ li Ahkām al-Qur‟an, 186.

Page 73: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

57

mengawiniku dalam keadaan perawan, sementara beliau tidak pernah

mengawini seorang pun dalam keadaan perawan selain aku, (3)

Rasulullah SAW wafat dan kepalanya berada dalam pangkuanku, (4)

Rasulullah SAW dimakamkan di rumahku, dan (5) malaikat

mengelilingi rumahku, (6) Apabila wahyu diturunkan kepada beliau

dan saat itu beliau sedang bersama keluarganya, maka mereka

menyingkir dari sisinya. Tapi apabila wahyu diturunkan kepada beliau

dan saat itu aku sedang bersama beliau di dalam selimut, maka beliau

tidak menjauhkan aku dari tubuhnya, (7) aku adalah anak perempuan

khali fah sekaligus sahabatnya, (8) pembebasanku dalam kasus

tuduhan bohong berbuat zina turun dari langit, (9) aku diciptakan

sebagai wanita yang baik dan menjadi istri laki-laki yang baik, serta

(10) aku dijanjikan ampunan dan rezeki yang mulia ‟‟Maksud „Āisyah

adalah firman Allah SWT, غفزة ورسق كزيم bagi mereka ampunan لهم م

dan rezeki yang mulia (Surga).6

Sehingga dalam penjelasan ini telah disebutkan sedemikian

panjang tentang tuduhan yang disandarkan kepada „Āisyah istri Nabi

akan tetapi „Āisyah dibersihkan dari tuduhan tersebut, karna tidak

mungkin seorang „Āisyah melakukan hal keji tersebut karna beliau

merupakan orang yang baik sehingga beliau layak untuk mendapatkan

suami yang baik pula seperti Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan menurut Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Al-

Ṭabari (Jāmi‟ al Bayān „an Ta‟wīl Āyi al-Qur‟an). Bahwasanya Para

ahli takwil berbeda pendapat dalam mentakwilkan ayat tersebut,

sebagian pendapat, wanita-wanita yang selalu berucap keji adalah

untuk laki-laki keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji

dalam ucapan mereka, wanita-wanita yang baik dalam ucapan mereka

6 Al-Qurṭubi, al Jāmi‟ li Ahkām al-Qur‟an, 186.

Page 74: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

58

adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk

wanita-wanita yang baik dalam ucapan mereka, dan yang berpendapat

demikian. 7

Sedangkan Muhammad bin Sa‟ad menceritakan kepadaku, ia

berkata: Bapakku menceritakan kepadaku ia berkata: Pamanku

menceritakan kepadaku ia berkata: bapakku menceritakan kepadaku

dari bapaknya, dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah:

ت ت للخبيثيه وٱلخبيثىن للخبيث ٱلخبيث

“wanita yang keji dalam ucapan mereka adalah untuk laki-laki yang

keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji

dalam ucapan mereka.

ت ل يب يبيه وٱلط لط

Maksudnya adalah wanita-wanita yang baik dalam ucapan

mereka adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik

untuk wanita yang baik dalam ucapan mereka. Ayat ini diturunkan

berkenaan dengan mereka yang memfitnah istri Nabi SAW.

ت للخبيثيه ٱل خبيث

Maksudnya adalah mereka yang melakukan perbuatan keji

adalah untuk laki-laki keji, dan wanita-wanita yang melakukan

perbuatan baik adalah untuk laki-laki yang baik.

Ibnu basyar menceritakan kepada kami, ia berkata:

Abdurrahman menceritakan kepada kami ia berkata: Sufyan

menceritakan kepada kami dari Utsman bin al-Aswad, dari Mujahid,

ia berkata: wanita-wanita yang ucapannya keji, adalah untuk laki-laki

7 Abū Ja‟far Muhammad bin Jarir al-Ṭabari, Jāmi‟ al Bayān „an Ta‟wīl Āyi Al-

Qur‟an, juz. 5, (Beirut: al-Resalah,1415 H/1994M), 41.

Page 75: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

59

yang keji, dan wanita-wanita yang ucapannya baik adalah untuk laki-

laki yang baik.8

Pendapat yang tepat dalam penakwilan ayat tersebut adalah

yang mengatakan bahwa makna للخبيثيه adalah wanita-wanita yang

keji dalam ucapan mereka, karena hal ini adalah perbuatan buruk

adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang jelek adalah untuk

wanita-wanita yang keji dalam perkataan mereka, dan mereka lebih

tepat bagi wanita itu karena ia termasuk di dalamnya. Sementara

wanita-wanita yang baik ucapannya dan itu adalah yang baik untuk

laki-laki, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang

baik dalam ucapan mereka, karena mereka satu golongan dengannya

dan mereka lebih berhak terhadap wanita-wanita tersebut.

Kami katakan bahwa pentakwilan ayat ini lebih tepat, karena

ayat sebelumnya mengandung kecaman bagi mereka yang

mengatakan berita bohong bagi Aisyah, dan tentang orang-orang yang

menuduh wanita-wanita yang baik, lengah, dan beriman. Serta

pemberitahuan tentang balasan yang dikhususkan kepada mereka

karena kebohongan mereka jadi, berita itu ditutup dengan berita

tentang dua golongan yang lebih utama dalam hal berita bohong itu,

yaitu menuduh dan yang dituduh, menyerupai berita tentang lain.

Sedangkan menurut Imaduddin Abul Fidā‟ Isma‟īl bin al-

Khatib Abu Hafs Umar bin Kaṡīr al-Syafi'i al-Quraisyī al-Dimasyqī

Dalam Tafsir al-Qur‟an al-Karīm dari Ibnu Abbās ra berkata, maksud

ayat di atas adalah perkataan yang keji hanya mungkin keluar dari

orang-orang yang keji, dan hanya laki-laki yang keji yang pantas

dituduh dengan perkataan yang keji. Demikian pula perkataan yang

baik akan keluar dari orang-orang yang baik dan hanya orang-orang

8 Al-Ṭabari, Jāmi‟ al Bayān „an Ta‟wīl Āyi al-Qur‟an, 414.

Page 76: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

60

yang baik-baik yang pantas dialamatkan kepada mereka perkataan

yang baik.9

Ayat ini turun berkaitan dengan „Āisyah dan orang-orang yang

menyebarkan berita bohong tentang dirinya, riwayat yang sama juga

bersumber dari Mujahid, Atha‟, Sa‟id bin Jubair, al-Asya‟bi, al-Hasan

bin Abil Hasan al-Bashri, Hubaib bin Abi Tsabit, dan al-Dahhak, Ibnu

Jarir lebih memilih pendapat ini.10

Penafsiran di atas berdasarkan (dalil secara logika) bahwa

ucapan perkataan yang keji sangat pantas meluncur dari manusia-

manusia yang keji, begitu pun sebaliknya perkataan yang baik sangat

pantas meluncur dari manusia-manusia yang baik. Tuduhan orang-

orang munafik yang tidak pantas dialamatkan kepada „Āisyah, justru

pantasnya dialamatkan kepada mereka manusia keji dan „Āisyah jauh

lebih pantas untuk mendapatkan kesucian diri dari pada mereka. Oleh

karena itu, Allah berfirman: ولئك مبزءون ممب يقىلىن أ “mereka (yang

dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang

menuduh itu).

Sementara Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata,

perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-

laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula, sedangkan

perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-

laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula.

Penafsiran ini juga secara otomatis merujuk pula kepada apa yang

disebutkan di atas. Maksudnya tidak mungkin Allah menyandingkan

Rasulullah kepada „Āisyah terkecuali telah digariskan dalam

9 Imaduddin Abul Fidā‟ Isma‟īl bin al-Khatib Abu Hafs Umar bin Kaṡīr al-

Syafi'i al-Quraisyī al-Dimasyqī, Tafsir al-Qur‟anal-Karīm, (Beirut: Dār ibn Hazm,

1420/2000), 1324. 10

al-Dimasyqī, Tafsir al-Qur‟an al-Karīm, 1324.

Page 77: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

61

ketentuan-Nya bahwa „Āisyah adalah orang baik, karena Rasulullah

yang menjadi pendamping hidupnya adalah laki-laki terbaik dari

kalangan manusia, Seandainya „Āisyah tergolong manusia kotor,

niscaya menurut pandangan Syara‟ dan takdir Allah ia tidak pantas

bersanding dengan Rasulullah.

Oleh sebab itu Allah berfirman “Mereka itu bersih dari apa

yang dituduhkan orang”, maksudnya mereka sangat jauh dengan apa

yang dituduhkan oleh para penyebar berita bohong dan para pelaku

kezaliman.

B. Penafsiran QS. al-Taḥrīm ayat 10

Dalam ayat ini Allah berfirman yang mana Allah membuat

perumpamaan bagi orang-orang kafir, perihal istri Nabi Nūh yang

mana Kedua berada di bawah pengawasan dan ikatan perkawinan dua

orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami, yaitu Nabi

Nūh dan Nabi Lūth itu lalu keduanya itu mengkhianati suami mereka.

Sehingga dalam pembahasan ayat ini akan dijelaskan secara rinci

tentang penafsiran ayat berikut :

Tabel 4.2 : Pemaknaan lafadẓ Khānatāhuma

Ayat Diksi terkait Tafsir Kesimpulan

QS.al-

Taḥrīm ayat

10

“Khānatāhuma”

Al-Misbah “Khānatāhuma” “perihal istri Nabi

Nūh yang umatnya

dibinasakan oleh

Allah dengan angin

topan dan banjir

besar, sedangkan istri

Nabi Lūth dijungkir

balikkan negerinya

akibat

Kedurhakaan

Page 78: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

62

kedurhakaannya.”

Al-Ṭabari “Khānatāhuma” “Pengkhianatan istri

Nūh dalam perkataan

nya dia menyebut

“Nūh itu gila”,

sedangkan bentuk

pengkhianatan istri

Lūth yaitu tentang

pemberitahuannya

kepada umatnya

tentang tamu Nabi

Lūth.”

Pengkhianatan

Al-Qurṭubi “Khānatāhuma” “ayat ini memberikan

peringatan bahwa

tidak seorangpun

yang dapat membela

kerabat dan sanak

keluarganya di

akhirat kelak, jika

kedua nya berbeda

agama.”

peringatan

Ibn Katsir “Khānatāhuma” Sebagaimana Firman

Allah فخبوتبهمب “lalu

kedua istri itu

berkhianat kepada

suaminya, yaitu tidak

seimannya mereka

dan tidak

membenarkan risalah

yang mereka bawa

dan berbuat keji.

Kedurhakaan

Page 79: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

63

كان تا تت نبدين من نبادن مثال للذين كفروا امرات ن وح وامرات لوط ضرب الل

هما هما ف لم ي غنيا نن خلني صالني فخان ت من الل شي ا وقيل ادخال النار مع الد“Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan

istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba

yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu

berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak

dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksaan) Allah; dan

dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka

bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (QS. al-Taḥrīm[66]: 11)

Sebagaimana yang telah disebutkan ayat-ayat yang lalu, Allah

telah menganjurkan untuk mendidik istri dan anak, dan

memerintahkan untuk bersikap tegas dan keras terhadap orang-orang

munafik dan kafir, ayat-ayat di atas dan berikutnya kembali berbicara

tentang istri para nabi yaitu sitri dari istri Nabi Nūh dan istri Nabi

Lūth yang menceritakan tentang pengkhianatan keduanya yang mana

kedua nya berkhianat kepada kedua suaminya. Sehingga dalam ayat

ini akan dijelaskan secara rinci tentang kisah dari kedua istri Nabi

tersebut.

Dalam ayat ini Allah berfirman yang mana Allah membuat

perumpamaan bagi orang-orang kafir, perihal istri Nabi Nūh yang

konon namanya Wahilah yang umatnya dibinasakan Allah dengan

Tofan dan banjir besar dan istri Nabi Lūth yang namanya Wali‟ah dan

yang dijungkir balikkan negerinya akibat kedurhakaan mereka. Kedua

berada di bawah pengawasan dan ikatan perkawinan dua orang hamba

yang saleh di antara hamba-hamba kami, yaitu Nabi Nūh dan Nabi

Lūth itu; lalu keduanya itu mengkhianati suami mereka dalam

kehidupan rumah tangga seperti berselingkuh tetapi dalam

penerimaan ajaran agama, maka keduanya, yakni suami masing-

masing tidak dapat membantu mereka berdua sedikitpun dari jatuhnya

Page 80: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

64

siksa Allah. Sehingga masuklah ke neraka bersama orang-orang yang

masuk neraka.11

Sebagaimana Ibn „Āsyūr menduga bahwa khianat istri Nabi

Nūh AS itu terjadi setelah banjir dan tofan yang menenggelamkan

semua umatnya yang durhaka. Ini karena dalam perjanjian lama

disebutkan bahwa istri Nabi Nūh as ikut bersama beliau dalam perahu

yang menyelamatkan umatnya itu, atau boleh jadi juga Nabi Nūh

kawin lagi sesudah banjir besar.12

Sehingga perumpamaan yang dimaksud di atas yaitu bahwa

ikatan apapun baik ikatan darah maupun ikatan persahabatan maupun

ikatan perkawinan sama sekali tidak akan membantu seseorang

selama itu tidak disertai oleh pelaksanaan tuntunan Allah dan Rasul-

Nya. Ia juga tidak bermanfaat walaupun yang berupaya menolongnya

adalah Nabi dan hamba Allah yang saleh.

Sebagaimana menurut Abū „Abdillah Muhammad bin Ahmad

bin Abū Bakr al-Qurṭubi dalam Tafsirnya al-Jāmi‟ li Ahkām al-

Qur‟an). bahwa dalam ayat ini Allah membuat perumpamaan ini

sebagai peringatan bahwa tidak seorang pun yang dapat membela

kerabat dan sanak keluarganya di akhirat kelak, jika kedua nya

berbeda agama. Dalam Tafsir al-Qurṭubi disebutkan bahwa nama istri

Nūh adalah wahilah sedangkan nama istri Lūth adalah Wali‟ah. Hal

ini dikemukakan oleh Muqatil.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sulaiman bin Qattah

yang meriwayatkan dari Ibnu Abbās: Bahwa istri Nabi Nūh

mengatakan kepada orang-orang bahwa Nūh adalah orang gila,

sementara istri Nabi Lūth memberitahu tentang tamu-tamu (yang

11

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, kesan, dan keserasian al-

Qur‟an, vol. 14, (Jakarta: Lentera hati, 2002), 184. 12

Quraish Shihab, al-Mishbah, 185.

Page 81: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

65

sebenarnya malaikat) kepada orang-orang.”13

Sedangkan menurut

pendapat yang lain juga disebutkan bahwa apabila Lūth menerima

tamu, maka istrinya membuat asap untuk memberitahukan kaumnya

bahwa tamu tengah menemui Lūth. Sebab kebiasaan mereka pada

waktu itu adalah melakukan hubungan (seks) dengan kaum laki-laki.

Sedangkan menurut Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Al-

Ṭabari dalam Tafsirnya Jāmi‟ al Bayān „an Ta‟wīl Āyi Al-

Qur‟anmenjelaskan bahwa dalam ayat ini Allah memberikan

perumpamaan untuk orang-orang kafir dan semua makhluk yang

mana berupa kisah tentang istri Nūh dan istri Lūth, yang keduanya

dalam bimbingan صلحيه “Dua orang hamba yang salih”, yaitu Nūh

dan Lūth, tapi mereka justru mengkhianati suami-suami mereka.

Dalam ayat ini juga disebutkan bahwa status istri Nūh adalah orang

kafir yang mana dalam perkataan nya dia menyebut “Nȗh itu gila”,

sedangkan bentuk pengkhianatan istri Lūth yaitu tentang

pemberitahuannya kepada umatnya tentang tamu Nabi Lūth.

Dengan demikian kedua ayat di atas menjelaskan bahwa kedua

istri nabi itu tidak selingkuh melainkan pengkhianatan mereka kepada

suaminya yaitu Nabi Nūh dan Nabi Lūth yang mana mereka itu tidak

berada di agama yang sama. jika bentuk pengkhianatan istri Nabi

Nȗh yaitu menyebarkan rahasia Nūh yang mana dia menyebutkan

bahwa “Nūh itu gila” sedangkan bentuk pengkhianatan istri Nabi Lūth

yaitu bila ada tamu yang datang kepada Lūth dan memberitahu

kepada umatnya tentang tamu yang datang kepada Lȗth lalu dia

13

Abū „Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abū Bakr Al-Qurṯhubi, al Jāmi‟ li

Ahkȃm Al-Qur‟an, juz. 21, (Beirut: Al-Resalah, 1427 H/2006 M), 103.

Page 82: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

66

menyalakan asap sebagai bentuk pemberitahuannya kepada

umatnya.14

Sedangkan Penafsiran selanjutnya yaitu menurut Imaduddin

Abūl Fidā‟ Isma‟īl bin al-Khatib Abū Hafs Umar bin Katsīr al-Syafi'i

al-Quraisyī al-Dimasyqī dalam Tafsirnya al-Qur‟an al-Karīm

menjelaskan bahwa dalam ayat ini Allah berfirman لذيه مثلا ل ضزة ٱلل

yaitu “Allah memberikan perumpamaan kepada orang-orang كفزوا

kafir” yaitu dalam berinteraksi dengan orang-orang mukmin. Dalam

hal ini dijelaskan bahwa tidak akan bermanfaat bagi mereka selama

keimanan mereka belum terpatri dalam diri mereka. Kemudian di sini

Allah memberi perumpamaan seraya berfirman امرات ن وح وامرات لوط

yaitu tentang kisah istri Nabi Nūh dan كان تا تت نبدين من نبادن صالني

istri Nabi Lūth yang mana keduanya berada dibawah naungan

diantara hamba-hamba kami, yaitu kedua Nabi.15

Sebagaimana Firman Allah تاهماان

خ

lalu kedua istri itu“ ف

berkhianat kepada kedua suaminya, yaitu tidak seimannya mereka dan

tidak membenarkan risalah yang mereka bawa, sehingga semua itu

sama sekali tidak dapat membantu mereka dan kedekatan itu tidak

akan mampu mencegah murka Allah kepada keduanya. Adapun yang

dimaksud berkhianat di sini yaitu keduanya berbuat keji akan tetapi

berkat kehormatan suaminya keduanya terjaga dari perbuatan

tersebut.

14

Abū Ja‟far Muhammad bin Jarir Al-Ṭabari, Jāmi‟ al Bayān „an Ta‟wīl Āyi Al-

Qur‟an, juz. 6, (Beirut: al-Resalah,1415 H/1994M), 332. 15

Imaduddin Abūl Fidā‟ Isma‟ȋl bin al-Khatib Abū Hafs Umar bin Kaṡīr al-

Syafi'i al-Quraisyī Al-Dimasyqī, Tafsir al-Qur‟an al-Karīm, (Beirut: Daar ibn Hazm,

1420/2000), 1896.

Page 83: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

67

C. Penafsiran QS. al-Taḥrīm ayat 11

Dalam ayat ini Allah memberikan perumpamaan kepada

seorang wanita yang taat kepada Allah dan tidak terpengaruh kepada

suaminya yang durhaka, yaitu perihal istri Fir'aun yang bernama

'Asiyah dan suaminya yang merupakan penguasa mesir yang sangat

kejam dan mengaku Tuhan, lalu „Asiyah berdoa kepada Allah untuk

dibangunkan sebuah rumah dan dijauhkan dari Fi'aun dan orang-

orang yang zalim agar ia tidak dipaksa atas perbuatannya sehingga ia

tidak terpengaruh dan terkena dampak buruknya. Sehingga dalam ayat

ini akan dijelaskan secara rinci dalam setiap makna yang ada di dalam

pembahasan berikut.

Tabel 4.3

Ayat Diksi terkait Tafsir Kesimpulan

QS. Al-Taḥrīm

ayat 11

“Imroah”

Al-Misbah “Imroah” “ayat ini memberikan

perumpamaan kepada

seorang wanita yang taat

kepada Allah dan tidak

terpengaruh kepada

suaminya yang durhaka,

perihal istri Fir'aun berdoa

kepada Allah untuk

dibangunkan sebuah

rumah dan dijauhkan dari

Fi'aun dan orang-orang

yang zalim agar ia tidak

dipaksa atas perbuatannya

sehingga ia tidak

terpengaruh dan terkena

dampak buruknya.”

Peringatan

Page 84: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

68

Al-Ṭabari “Imroah” “Allah memberi

permisalan bagi orang-

orang beriman dan

mentauhidkan Allah

berupa kisah isteri

Fir‟aun, dalam kisah ini

bahwa istri Fir‟aun itu

beriman kepada Allah

sedangkan Fir‟aun

merupakan musuh Allah

yang kafir, Kekafiran

suaminya itu justru

membahayakan bagi dia

karena dia beriman

kepada Allah.”

Peringatan

Al-Qurṭubi “Imroah” “Allah memberikan

peringatan untuk „Āisyah

dan Hafshah menyangkut

penentangan mereka,

ketika mereka

bekerjasama dalam

menyusahkan Rasulullah.

Setelah itu, Allah

menjadikan istri Fir‟aun

dan Maryam putri Imran

sebagai perumpamaan

bagi keduanya, agar

keduanya berpegang

teguh pada ketaatan dan

konsisten dalam agama

(Islam).

Peringatan

Ibn Katsir “Imroah” “Dahulu istri Fir‟aun

disiksa dibawah terik

matahari apabila

suaminya

meninggalkannya, maka

malaikat memayunginya

dengan sayapnya, dan dia

melihat rumahnya di

surga.”

Pemberitahuan

Page 85: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

69

تا ف ال مثال للذين امنوا امرات فرنون اذ قالت رب ابن ل نندك ب ي نة وضرب اللن من فرنون ونمله ن ون الظلمنين القوم من ون

“Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman,

istri Fir„aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku

sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari

Fir„aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang

zalim.” (QS. al-Taḥrīm[66]: 11).

Dalam ayat ini Allah memberikan perumpamaan kepada

seorang wanita yang taat kepada Allah dan tidak terpengaruh kepada

suaminya yang durhaka, hal ini merupakan sesuatu yang sangat

menakjubkan yang dapat diambil darinya pelajaran bagi orang-orang

beriman, perihal istri Fir'aun yang bernama 'Asiyah dan suaminya

yang merupakan penguasa mesir yang sangat kejam dan mengaku

Tuhan, lalu „Asiyah berdoa kepada Allah untuk dibangunkan sebuah

rumah dan dijauhkan dari Fi'aun dan orang-orang yang zalim agar ia

tidak dipaksa atas perbuatannya sehingga ia tidak terpengaruh dan

terkena dampak buruknya.

Menurut M. Quraish Shihab dijelaskan bahwa permohonan

„Asiyah agar dibangunkan rumah di surga, boleh jadi karena sebelum

disiksa Fir‟aun mengusirnya dari istana dan tidak memberinya

penghormatan untuk dimakamkan dalam satu bangunan yang

berbentuk piramid. 16

Sedangkan menurut satu riwayat dari Bisyr yang menceritakan

kepada Yazid ia berkata bahwa Fir‟aun adalah penghuni bumi yang

paling ingkar terhadap Allah dan manusia yang paling jauh dari Allah,

akan tetapi itu tidak mengubah keimanan istrinya kepada Allah,

karena ia tahu bahwa Allah Maha Adil dan tidak menghukum

hambanya melainkan dosa pribadinya.

16

Shihab, Tafsir al-Mishbah,187.

Page 86: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

70

Sehingga menurut beberapa pendapat yang lain ayat ini juga

merupakan firman Allah untuk mendorong orang-orang yang beriman

agar mereka bersabar dalam kesulitan. Maksudnya yaitu janganlah

kalian lebih lemah dalam bersabar menghadapi kesulitan dari pada

istri Fir‟aun ketika dia bersabar atas siksaan Fir‟aun. Saat itu Asiyah

beriman kepada Musa. Sehingga dalam kisah ini sangatlah jelas

bahwa istri Fir‟aun itu beriman kepada Allah sedangkan Fir‟aun

merupakan musuh Allah yang kafir, Kekafiran suaminya itu justru

tidak membahayakan bagi dia karena dia beriman kepada Allah.

D. Relasi Penafsiran QS. al-Nūr ayat 26 dan QS. al-Taḥrīm ayat 10-

11.

Dalam kajian yang sudah tertera di atas bahwasanya di surah

al-Nūr ayat 26 hanya menjelaskan tentang baik dan buruknya perilaku

seseorang, yang mana apabila seseorang yang mempunyai perkataan,

maupun perbuatannya yang keji maka ia akan dihadapkan dengan

seseorang yang memiliki sifat yang keji juga, sedangkan seseorang

yang mempunyai perilaku baik maka ia akan dihadapkan dengan

seseorang yang memiliki sifat yang baik pula.

Sedangkan pemahaman mufasir tentang surah al-Nūr ayat 26

adalah setiap yang keji dari kaum laki-laki dan kaum perempuan,

ucapan dan perbuatan akan cocok, sejalan dan sesuai dengan yang

keji pula. Dan setiap yang baik dari kaum lelaki dan kaum

perempuan, ucapan dan perbuatan akan cocok dan sesuai dengan yang

baik pula. Para laki-laki dan perempuan yang baik-baik bersih dari

tuduhan buruk yang dilontarkan oleh orang-orang keji. Mereka akan

mendapatkan ampunan dari Allah SWT yang akan menutupi dosa-

dosa mereka dan mendapatkan rezeki yang baik di surga.

Page 87: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

71

Sedangkan Kata ت biasa dipakai untuk makna ucapan ٱلخبيث

yang kotor (keji), juga kata Ṭayyibāt dalam al-Qur‟andi artikan

sebagai kalimat yang baik, begitu pun pada ayat ini ayat 26 inilah

penutup dari ayat wahyu membersihkan istri Nabi yaitu „Āisyah dari

tuduhan keji itu. Adapun ucapan yang baik adalah keluar dari orang

yang baik, memang orang baik yang menciptakan perkara baik.

Sedangkan di akhir ayat Tuhan menutup perkara tuduhan dengan

ucapan bersih dari yang dituduhkan, ayat tersebut bukanlah

merupakan janji Allah kepada manusia yang baik akan ditakdirkan

dengan pasangan yang baik. Sebaliknya ayat tersebut merupakan

peringatan agar umat Islam memilih manusia yang baik untuk

dijadikan pasangan hidup.

Sehingga dalam kajian surah al-Nūr ayat 26 ini hanya

membahas tentang perilaku seseorang saja. Sebagaimana dalam Tafsir

al-Misbah disebutkan bahwa wanita-wanita yang keji baik

perbuatannya maupun perkataanya adalah untuk laki-laki yang keji

pula dan laki-laki yang keji diantara manusia adalah untuk wanita-

wanita yang keji pula sebagaimana yang sebelumnya yaitu wanita

yang baik, baik perbuatan maupun baik perkataannya adalah untuk

laki-laki yang baik di antara manusia dan laki-laki yang baik di antara

mereka adalah untuk wanita-wanita yang baik pula, baik perbuatan

maupun perkataannya. Sedangkan buruk dalam artian perilaku dan

perkataan buruk. Sehingga menurut dari empat mufasir di atas orang

baik cocoknya dengan orang baik, sedangkan orang buruk sebaliknya.

Ayat ini mengisahkan tentang peristiwa „Āisyah istri Nabi

yang merupakan istri Nabi Muhammad SAW yang dituduh oleh orang

kafir berselingkuh dengan shofwan lalu turunlah ayat ini yang

mengatakan bahwa Allah membersihkan „Āisyah dari tuduhan

Page 88: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

72

tersebut, karna tidak mungkin seorang „Āisyah melakukan hal keji

tersebut yang mana „Āisyah juga merupakan istri Nabi yang sangat

mulia.

Dengan demikian ayat ini tidak membahas tentang pasangan

ideal akan tetapi lebih membahas tentang perilaku seseorang apabil ia

berbuat baik dan berbuat keji sehingga turunlah ayat ini yang

menunjukkan kesucian „Āisyah dan Sofwan dari segala tuduhan yang

di tunjukkan kepada keduanya. Allah juga berfirman, sesungguhnya

orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik, yang lengah

lagi beriman. Hal ini terdapat dalam surah al-Nūr ayat 23 yang

menegaskan bahwa orang yang menuduh zina dilaknat oleh Allah

SWT di dunia dan di akhirat.

Sedangkan dalam surah al-Taḥrīm ayat 10 menjelaskan bahwa

ayat ini bersifat peringatan, semisal ada istri saleh berpasangan

dengan perempuan yang musyrik maka suaminya tidak dapat

menolong istri tersebut dari api neraka sekalipun suaminya

merupakan orang yang saleh, seperti kisah dari Nabi Nūh AS dan

Nabi Lūth AS.

Untuk sepemahaman penulis Asbabun nuzul dari surah al-

Taḥrīm ayat 10 yaitu bahwa keduanya mengkhianati dua orang yang

baik yaitu Nabi Nūh dan Nabi Lūth itu beliau mengatakan, kedua istri

itu bukan berzina karena pengkhianatan istri Nabi Nūh atas

pemberitahuannya bahwa suaminya itu orang gila. Sedangkan

pengkhianatan istri Nabi Lūth adalah memberitahukan kepada

masyarakat tentang tamu-tamu yang datang ke rumahnya.

Pengkhianatan kedua istri itu adalah tidak mau memeluk agama suami

mereka.

Page 89: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

73

Adapun bentuk pengkhianatan istri Nabi Nūh yaitu

menyebarkan rahasia Nūh yang mana dia menyebutkan bahwa “Nūh

itu gila” sedangkan bentuk pengkhianatan istri Nabi Lūth yaitu bila

ada tamu yang datang kepada Lūth dan memberitahu kepada umatnya

tentang tamu yang datang kepada Lȗth lalu dia menyalakan asap

sebagai bentuk pemberitahuannya kepada umatnya.

Sebagaimana Firman Allah تاهماان

خ

SWT “lalu kedua istri itu ف

berkhianat kepada kedua suaminya, yaitu tidak seimannya mereka dan

tidak membenarkan risalah yang mereka bawa, sehingga semua itu

sama sekali tidak dapat membantu mereka dan kedekatan itu tidak

akan mampu mencegah murka Allah kepada keduanya. Adapun yang

dimaksud berkhianat di sini yaitu keduanya berbuat keji akan tetapi

berkat kehormatan suaminya keduanya terjaga dari perbuatan

tersebut.

Sehingga dalam ayat ini sangat lah jelas bahwa apabila

keimanan seseorang tidak dapat membantu sedikitpun orang yang

mempunyai perilaku keji dari siksa api neraka, karna suami maupun

istri, ataupun yang mempunyai ikatan sedarah ia juga tidak bisa

membantu seseorang yang berbuat keji. Sehingga dalam ayat sangat

jelas akan kisah kedua Nabi yang sangat mulia yaitu Nabi Nūh dan

Nabi Lūth yang tidak bisa membantu kedua istrinya dari siksa api

neraka yang mana kedua istri dari Nabi tersebut berkhianat kepada

suaminya dan berperiku keji. Sehingga Allah memasukkan nya ia ke

dalam neraka.

Sedangkan dalam surah al-Taḥrīm ayat 11 menjelaskan

tentang perumpamaan lain tentang suami yang tidak baik (fasik)

dengan istri salehah yaitu Asiyah atau istri Fir‟aun, Asiyah mampu

menjaga Aqidah dan harga dirinya sebagai muslimah. Asiyah lebih

Page 90: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

74

memilih istana di surga dari pada istana di dunia yang di janjikan

Fir‟aun sehingga Allah menjadikan istri Fir‟aun seorang yang teladan

bagi orang-orang beriman.

Kemudian seperti yang diriwayatkan Ibnu Jarīr, bahwa Abu

Buzzah berkata, istri Fir‟aun pernah bertanya kepada seseorang,

siapakah yang berkuasa? Lalu dia menjawab, yang berkuasa itu

adalah Tuhan Musa dan Harun. Tidak lama kemudian Fir‟aun

mengutus seseorang kepadanya dan mengatakan, carilah batu yang

paling besar bila dia tetap dengan ucapannya itu maka lemparkanlah

batu itu kepadanya, namun bila mencabut perkataannya itu maka dia

tetap istriku, ketika mereka datang menjemputnya maka mengarahkan

ke langit ternyata dia melihat rumahnya dalam surga. Sehingga dia

berpegang teguh dengan ucapannya itu dan nyawanya pun melayang,

sedangkan batu itu dilemparkannya ke jasad yang sudah tak bernyawa

lagi.

Dengan demikian, surah al-Taḥrīm ayat 11 ini hanya

menjelaskan tentang kisah istri Fir‟aun akan keimanannya kepada

Allah meskipun ia bersanding dengan suami yang mempunyai sifat

keji. Sehingga dalam ayat ini „Asiyah hanya meminta doa kepada

Allah agar di buatkan sebuah rumah di surga dan dijauhkan dari

Fir‟aun dan orang-orang yang zalim.

Sehingga dari ketiga ayat di atas tidak menjelaskan tentang

pasangan ideal akan tetapi hanya menjelaskan tentang perbuatan

seseorang yang baik maka ia akan dihadapkan dengan seseorang yang

yang baik begitupula sebaliknya. Hal ini berdasarkan surah al-Nūr

ayat 26. Sedangkan dalam surah al-Taḥrīm ayat 10 hanya menjelaskan

kisah istri Nabi Nūh dan Nabi Lūth yang mana kedua suaminya tidak

dapat membantu istri mereka sedikitpun dari siksa neraka sehingga

Page 91: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

75

masuklah kedua istri tersebut ke dalam neraka. Sedangkan dalam

surah al-Taḥrim hanya menceritakan tentang Asiyah istri Fir‟aun yang

ingin dibangunkan sebuah rumah di surga dan diselamatkan dari

Fir‟aun dan orang-orang yang zalim, lalu Allah mengabulkan doa istri

Fir‟aun lalu dibangunkan lah ia rumah di surga.

Page 92: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

76

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dalam kajian surah al-Nūr ayat 26 sudah tertera bahwa setiap

yang keji dari kaum lelaki dan kaum perempuan, ucapan dan

perbuatan akan cocok, sejalan dan sesuai dengan yang keji pula,

setiap yang baik dari kaum lelaki dan kaum perempuan, ucapan dan

perbuatan akan cocok dan sesuai dengan yang baik pula. Para lelaki

dan perempuan yang baik-baik bersih dari tuduhan buruk yang

dilontarkan oleh orang-orang keji. Begitupun pada ayat ini ayat 26

inilah penutup dari ayat wahyu membersihkan istri Nabi, „Āisyah dari

tuduhan keji itu. Adapun ucapan yang baik adalah keluar dari orang

yang baik, memang orang baik lah yang menciptakan perkara baik.

Sedangkan di akhir ayat ini Allah menutup perkara tuduhan dengan

ucapan bersih dari yang dituduhkan, ayat tersebut bukanlah

merupakan janji Allah kepada manusia yang baik karna tidak

mungkin seorang „Āisyah melakukan hal yang keji.

Sehingga dalam kajian surah al-Nūr ayat 26 ini hanya

membahas tentang perilaku seseorang saja. Sebagaimana dalam Tafsir

al-Misbah disebutkan bahwa wanita-wanita yang keji baik

perbuatannya maupun perkataanya adalah untuk laki-laki yang keji

pula dan laki-laki yang keji diantara manusia adalah untuk wanita-

wanita yang keji pula sebagaimana yang sebelumnya yaitu wanita

yang baik, baik perbuatan maupun baik perkataannya adalah untuk

laki-laki yang baik di antara manusia dan laki-laki yang baik di antara

mereka adalah untuk wanita-wanita yang baik pula, baik perbuatan

maupun perkataannya. Sedangkan buruk dalam artian perilaku dan

perkataan buruk. Sehingga menurut dari empat mufassir di atas orang

Page 93: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

77

baik dihadapkan dengan orang baik, sedangkan orang buruk dengan

orang yang buruk pula.

Sedangkan dalam kajian surah al-Taḥrīm ayat 10 adalah

secara khusus Allah membuat perumpamaan orang yang baik

mendapatkan pasangan yang tidak baik, hal ini dapat dilihat pada

kisah Nabi Nūh, Nabi Lūth yang mana keduanya mempunyai seorang

istri dari orang-orang kafir yang tidak beriman yang tidak mau

mengikuti keimanan suaminya dari dua orang hamba yang saleh di

antara hamba-hambanya. Lalu kedua istri itu berkhianat kepada

suami-suaminya, maka kedua suaminya tidak dapat membantu

mereka sedikitpun dari siksa Allah.

Hal ini merupakan perumpamaan bagi semua orang bahwa

apabila seseorang berbuat keji maka kekejian orang tersebut tidak

dapat membantu dirinya sendiri ketika masuk neraka karna sekalipun

kita disandingkan dengan orang-orang yang baik maka pasangan

kitapun tidak dapat menolong kita untuk dijauhkan dari api neraka.

Lalu di ayat selanjutnya surah al-Taḥrīm ayat 11 menemukan

perumpamaan lain tentang suami yang tidak baik (fasik) dengan istri

salehah yaitu Asiyah, sebagaimana Asiyah mampu menjaga aqidah

dan harga dirinya sebagai muslimah dan lebih memilih istana di surga

dari pada istana di dunia yang di janjikan Fir‟aun. Allah menjadikan

istri Fir‟aun seorang yang teladan bagi orang-orang beriman.

Sehingga ketiga ayat di atas dapat disimpulkan bahwa

ketiganya tidak memiliki keterkaitan, karna pada dasarnya di dalam

surah al-Nūr ayat 26 hanya menjelaskan tentang baik buruknya

seseorang dilihat dari perkataan, maupun perbuatannya. Sedangkan di

surah al-Taḥrīm ayat 10 menjelaskan perumpamaan tentang kebaikan

seseorang tidak dapat menolong dari api neraka atas kekejian

Page 94: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

78

sesorang tersebut sekalipun pasangannya ataupun keluarganya karna

yang dapat menolong hal tersebut hanya dari diri kita sendiri.

B. SARAN

Sebagai akhir dari pembahasan skripsi ini, penulis ingin

memberikan beberapa saran yang di tunjukkan kepada:

1. Para pemerhati dan peneliti tafsir, dengan munculnya opini dan

reinterpretasi dari pemikir-pemikir tafsir mengenai hukum Islam

kiranya perlu dicermati dan dikaji lebih dalam, lebih-lebih

masalah pernikahan dalam Islam. agar tidak terjadi prakti-praktik

penyelewengan hukum pada masyarakat muslim Indonesia,

apalagi sampai mendarah daging. Hadirnya opini dan

reinterpretasi tesebut dapat dipertimbangkan dalam menentukan

suatu hukum selama tetap berlandaskan pada ketentuan di dalam

Islam dan dengan semangat menjaga keutuhan dan orisinilitas

hukum Islam yang rahmatan lil al-„ᾱlamῑna.

2. Semua pihak, baik pemerintah, tokoh agama dan masyarakat,

praktisi hukum, serta seluruh pemerhati tafsir, Khususnya para

pihak yang memiliki kewenangan terhadap keberlaluan pakar

hukum tafsir hadis untuk lebih giat dalam melakukan sosialisasi

dan penyuluhan hukum terutama dalam mencari pasangan. Hal

ini untuk menghindari kesalahpahaman dan ketidakadilan

khususnya masyarakat muslim Indonesia.

Page 95: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

79

3. Bagi para akademisi dan ilmuwan diharapkan terus menerus

melakukan kajian keilmuan terutama di bidang fiqh dan tafsir

hadits karena potensi pahala yang sangat besar dari ibadah ini,

dengan tetap berlandaskan pada ketentuan agama Islam.

Page 96: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

80

DAFTAR PUSTAKA

Akabar, Eliyyil. “Ta‟aruf dalam Khitbah Perspektif Syafi‟i dan Ja‟fari.”

Jurnal Musawa. vol. 15, no. 1 (Januari 2015).

Amir, Muhammad bin Muhammad. Fikih Wanita Kumpulan Fatwa

Lengkap Seputar Permasalahan Wanita. Jakarta: Pustaka as-

Sunnah, 2010.

Armaya, Selly, “Penyesuaian diri Pasangan Suami Isteri yang Menikah

Melalui Proses Ta‟aruf dikalangan Kader PKS Kota Binjai.”

Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan,

2017.

As‟ari, Ahmad, “Konsep Mencari Pasangan Ideal dalam Tafsir al-Misbah

karya Muhammad Quraish Shihab.” Skripsi S1., Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Al-Aṣfahani, al-raqib. “Mufradat Alfaz al-Qur‟an.” Beirut: Dār al-

Syariyah, 1412H/1992M.

Asrori, Mohammad dan Ali, Mohammad. Psikologi Remaja

Perkembangan Peserta Didik, cet. 12, Jakarta: Bumi Aksara,

Maret 2017.

Atibi, Ukasyah. Wanita Kenapa Merosot Akhlaknya, Jakarta: Gema Insani

Press, 2004.

Al-Dimasyqī, Imaduddin Abūl Fidā‟ Isma‟īl bin al-Khatib Abū Hafs Umar

bin Kaṡīr Asy-Syafi'i Al-Quraisyī. Tafsir al-Qur‟an al-Karīm,

Beirut: Daar ibn Hazm, 1420/2000.

Fauzan, Mohammad, “Pasangan di Surga dalam al-Qur‟an: Kajian

Tematik dengan Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce.”

Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2018.

Fajrin, Devi Oktaviana. “Prefensi Pemilihan Pasangan Hidup ditinjau dari

Kedekatan Ayah dengan Anak Perempuan.” Jurnal Penelitian

dan Pengukuran Psikologi, vol. 4, no. 2 (Oktober 2015).

Page 97: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

81

Febrianti, Eka, “Perspektif Hukum Islam Tentang Pemeriksaan Kesehatan

Pranikah.” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung, 2017.

Al-Gazalī, Muhammad, bin Muhammad, Abi Ahmad. Iḥya‟ Ulūmuddīn,

Juz. 3, Kairo: Dārl al Rayyān.

Hamka. Tafsir al-Azhar, Juz XXVIII, Depok: Gema Insani, 1965.

Haroen, Nasrun. Ushul Fiqh. Jakarta: Perpustakaan Nasional: Katalog

dalam Terbitan (KDT), 1996.

Indra, Hasbi dan Husnani, Iskandar Ahza. Potret Wanita Solehah. Jakarta:

Penamadani, 2004.

Kartanegara, Mulyadi. Hubungan Alam, Tuhan, dan manusia, Jakarta:

Mizan, 2011.

Al-Kasa‟i. “bada‟i as-shona‟I.” vol. II, Beirut : Dᾱr fikr, 1996.

Khallāf, Abd. Wahhāb. Usul Fiqh. Kairo: Maktabah al-Da‟wāh al-

Islāmiyah Syabab al-Azhar, 2002.

Kusdwiratri, Psikologi Keluarga, cet. 1, Jakartaa: Ikapi, 2011.

Kementrian agama RI, Al-Qur‟andan terjemahnya, Jakarta: PT. Sinergi

Pustaka Indonesia, 2012.

Lestari, Sri. Psikologi keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan

Konflik dalam Keluarga, cet. 1, Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup, Juni 2013.

Al-Mawardi. “al Hawi al-Kabir.” cet. 1, vol. 9, Beirut: Dār al-Kutub al-

„Ilmiyah.” 1994.

Al-Maragī, Ahmad mustafa. Tafsir Al maragi, juz. I Mesir: Mustafa al-

Babi al-Halabi wa auladuh, 1985.

Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyur Rahman. terj Tafsir Ibnu Katsir, jil. 6,

Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2006.

Page 98: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

82

Mubarok, Achmad. Psikologi Keluarga dari Keluarga Sakinah hingga

Keluarga Bangsa. Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 2005.

Muhammad, Husein. “Islam Agama Ramah Perempuan Pembelaan Kiai

Pesantren, Cet. 1, Yogyakarta: Lkis, 2004.

Munawwarah, Rosidatun. “Konsep Ta‟aruf dalam Perspektif Pendidikan

Islam.” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung, 2018.

Ma‟mur, Jamal. Rezim Gender di NU, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Marhumah, Ernah. Konstruksi Sosial Gender di Pesantrem Studi Kuasa

Kiai atas Wacana Perempuan, cet.1 (Jogjakarta: Lkis, 2010).

Patimah, Siti. “Penyesuaian Diri Pasangan Suami Isteri yang Melakukan

Pernikahan Melalui Proses Ta‟aruf di Purwokerto.” Skripsi S1.,

Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2016.

Al-Qurṭubi, Abū „Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abȋ Bakr. al

Jāmi‟ li Ahkām al-Qur‟an, juz. 15, (Beirut: Al-Resalah, 1427

H/2006 M).

Al-Qurṭubi, Syaikh Imam. terj Tafsir al-Qurṭubi, vol. 12, Jakarta: Pustaka

Azzam, 2009.

Rahardi, Rafiq. “Konsep Keluarga Sakinah dalam Tafsir al-Misbah (Studi

Tematik atas Penafsiran M. Quraish Shihab Terhadap Ayat-Ayat

Keluarga dalam Surah an-Nisa‟).” Skripsi S1., Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

Al-Sa‟dawi, Nawal. Hibah Rauf Izzat,Perempuan Agama dan Moralitas,

terj. Al-Mar‟ah wa al Din wa al Akhlak, Jakarta: Erlangga, 2000.

Syibromalisi, Faizah Ali. “Kiat-Kiat Memilih Pasangan Menuju

Perkawinan Bahagia.”

Sabiq, al-Sayyid. Fiqh Sunnah, Jilid II.

Sari, Fitri dan Sunarti, Euis. “Kesiapan Nikah pada Dewasa Muda dan

Pengaruhnya dengan Usia Menikah.” Jurnal Ilm, vol.6, no.3,

(September 2013).

Page 99: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

83

Shihab, M. Quraish. Perempuan … dari Cinta sampai Seks dari Nikah

Mut‟ah sampai Nikah Sunnah dari Bias lama sampai Bias baru,

cet. VI, Ciputat: Lentera Hati, 2010.

Shihab, M. Quraish. Pengantin al-Qur‟an: kalung Pertama Buat anak-

Anakku, cet. 1, Jakarta: Lentara, 2007.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah: Pesan, kesan, dan keserasian al-

Qur‟an, Vol. 14, Jakarta: Lentera hati, 2002.

Syūqqah, Abd Halim Abu. Kebebasan Wanita, terj. Tahrirul Mar‟ah fi

Ashir Risalah, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Syani, Abdul. Sosiologi Sistematika, Teori, dan Penetapan, Jakarta: Bumi

Aksara, 2012.

Salimah, Kajian Wanita Muslimah, 2017. Diakses 05-10-2019 jam 01:00.

Al-Ṭabrani. al-Mu‟jamul Kabīr, Yogyakarta: Ensiklopedia al-Mu‟jam al-

Sagir, (Teras, 2009).

Thahir, Fitrah. “Konsep Khitbah dalam Perspektif Hadist Nabi

Muhammad SAW (Analisis Maudhu‟i).” Tesis S2., Universitas

Islam Negeri Alauddin Makasar, 2018.

Al-Ṭabari, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir, Jāmi‟ al Bayān „an Ta‟wīl Āyi

Al-Qur‟an, juz. 5, Beirut: al-Resalah, 1415 H/1994M.

Al-Ṭabari, Abū Ja‟far Muhammad bin Jarir. terj, Tafsir Al-Ṭabari, Jil. 25,

Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Ulfatmi. Keluarga Sakinah dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kementrian

Agama RI, 2011.

Wahana karya ilmiah, (Kajian Wanita Muslimah, 2019). di akses 05-10-

2019 jam 01:00.

Wahana karya ilmiah, (Kajian Wanita Muslimah, 2019), Di akses 05-10-

2019.

Page 100: PASANGAN IDEAL MENURUT AL-QUR’ANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · surah al-Nūr ayat 26 menjelaskan setiap perkara yang keji baik ucapan maupun perbuatan

84

Yuliana, Dwi. “Penentuan Jodoh Menggunakan Pedoman Kitab “al-

Fujrat al-Wadhihah” (Studi Kasus di Jamsaren Kota Kediri).”

Malang: Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim, 2018.

Zaki, Ahmad. Ariful. “Konsep Pra-Nikah dalam al-Qur‟an (Kajian Tafsir

Tematik).” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2017.

Zuhaili, Wahbah. Al-munir fi al-„Aqidah wa al-syari‟ah wa al-manhaj,

cet. 1, Jakarta: Gema Insani, 2001.