partisipasi pemilih; kehadiran dan ketidak ...94)bahwa prilaku memilih dalam pemilu tahun 2009 lalu...

742
i LAPORAN HASIL SURVEY PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK HADIRAN PEMILIH DI TPS (VOTER TURN-OUT) PEMILU TAHUN 2014 DI KABUPATEN DELI SERDANG KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG Jl. Karya Jasa No. 8 Lubuk Pakam www.kpu-deliserdangkab.go.id

Upload: buidiep

Post on 28-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

i

LAPORAN HASIL SURVEY PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN

DAN KETIDAK HADIRAN PEMILIH DI TPS (VOTER TURN-OUT)

PEMILU TAHUN 2014 DI KABUPATEN DELI SERDANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

Jl. Karya Jasa No. 8 Lubuk Pakam www.kpu-deliserdangkab.go.id

Page 2: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilu yang berlangsung di Indonesia pasca reformasi sudah empat kali yaitu tahun

1999, tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014. Pemilu merupakan sarana dan instrumen

demokrasi bagi rakyat untuk mengelola partisipasi politiknya. Karena secara teoritik pemilu

merupakan salah satu arena memikat hati kalangan pemilih maupun calon pemilih agar partai

dipilih sehingga lolos threshold bahkan mampu menang dan menjadi partai politik mayoritas

dalam parlemen. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Romli (2010:93) menunjukkan

bahwa dalam menarik minat pemilihnya maka bentuk komunikasi politik yang paling kerap

dilakukan partai politik adalah kegiatan kampanye dalam Pemilu legislatif (Pileg) tahun 2009

dengan empat kecenderungan tipe pesan kampanye yaitu (1) identitas diri, (2) penonjolan

perestasi, (3) penonjolan ideologi, dan (4) pemaparan program. Media komunikasi politik

yang digunakan sudah mulai beragam baik yang konvensional (spanduk, brosur, kalender)

maupun yang modern (facebook, sms, email).

Sebaliknya kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam

menyumbangkan suaranya dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada partai politik dan kandidat tertentu, merupakan keputusan

yang dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan

dapat pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dialami

oleh pemilih. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat mempengaruhi pola

ekspresi pemilih terhadap identifikasi parpol pilihan atau berafiliasinya dalam partai politik.

Penilaian pemilih terhadap pola akomodasi kepentingan rakyat terhadap legislatif dan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi

dan pandangan masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas peserta Pemilu tahun

2014 lalu. Berdasarkan hasil penelitian Romli (2010: 94) bahwa prilaku memilih dalam

Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka

kecenderungan pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi

(suku, jenis kelamin, dan agama) (2) perbedaan konsentrasi basis massa partai politik

mempengaruhi perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka

peranan patrón sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih

mempengaruhi pilihan masyarakat yang tinggal di pedesaan dan ada temuan berlangsungnya

Page 3: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

2

perilaku transaksional, sedangkan di perkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari

media tv, radio, koran dapat mempengaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang

signifikan atas perolehan suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka

pemilih yang rasional idealis (kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi,

platform dan program parpol ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional

realistis (mempertimbangkan kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Ekspektasi atas peningkatan partisipasi pemilih dalam rangkaian Pemilu yang telah

berlangsung selama ini di Kabupaten Deli Serdang ternyata menggambarkan fakta yang

berbeda. Terjadi fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang kadang tinggi ataupun rendah,

sehingga menjadi relevan dan penting untuk dievaluasi dan dikaji faktor kausalnya. KPU

Kabupaten Deli Serdang sebagai Penyelenggara Pemilu memandang langkah evaluasi

melalui suatu riset untuk mendalami faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap

partisipasi politik pemilih berdasarkan kehadiran dan ketidak hadiran di TPS dalam Pemilu

Legislatif tahun 2014, Pemilu Presiden tahun 2014 dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

tahun 2013 lalu.

B. Perumusan Masalah

Dari paparan di atas, yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk, metode, dan saluran komunikasi dan pendidikan politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

serta Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu untuk meningkatkan

kehadiran pemilih ke TPS?

2. Bagaimanakah tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu Legislatif,

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013 lalu?

3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kehadiran dan ketidakhadiran pemilih dalam

Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pilkada Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013 lalu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan kajian ini terkait dengan:

1. Untuk menggambarkan bentuk, metode, dan saluran komunikasi politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan

Page 4: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

3

Pilkada Kabupaten Deli Srdang tahun 2014 yang lalu dalam upayanya

meningkatkatkan kehadiran pemilih di TPS-TPS.

2. Untuk menggambarkan tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu

legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2013 lalu?

3. Untuk menggambarkan karakteristik faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran dan

ketidakhadiran pemilih dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu.

D. Manfaat Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini, sebagai:

1. Referensi mengenai deskripsi ragam komunikasi dan pendidikan politik berbasis

evaluasi proses Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, khususnya

dokumen yang menggambarkan kondisi kecenderungan partisipasi politik pemilih.

2. Database mengenai gambaran pandangan dan harapan pemilih yang mempengaruhi

tingkat partisipasi politiknya khususnya kehadiran dan ketidakhadiran di TPS-TPS

dalam setiap Pemilu 2014 lalu, yang dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara Pemilu

dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk strategi peningkatan

partisipasi pemilih dalam Pemilu berikutnya.

Page 5: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

4

BAB II

METODOLOGI

A. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemilih Kabupaten Deli Serdang yang ikut serta

dan tidak ikut memberikan suara dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden, dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu, baik laki-laki maupun

perempuan.

Luasnya wilayah sampel dan besarnya jumlah populasi serta kerumitan dalam

mengidentifikasi responden, menjadi dasar utama peneliti dalam menetapkan teknik

penarikan sampel dan responden penelitian ini secara acak sederhana berbasis data DPT

(Data Pemilih Tetap) Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, karena Pemilu Legislatif tahun 2014

lalu adalah tahapan Pemilu yang paling awal dan DPTnya dipelakukan sebagai basis data

pemilih yang diperbaiki oleh KPU Kabupaten Deli Serdang untuk pembaruan DPT Pemilu

lainnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT Pemilu Legislatif oleh KPU Deli Serdang, maka

jumlah pemilih terdaftar pada 394 PPS, 3485 TPS adalah 1.338.124 orang,

Dengan teknik multistage sampling, wilayah sampel Kecamatan ditetapkan keseluruhan

yaitu 22 kecamatan. Sedangkan pemilihan wilayah sampel desa ditetapkan secara purposive

dan proporsional dengan teknik acak sederhana. Jumlah responden penelitian adalah 400

(empat ratus) orang, dimana jatah masing-masing wilayah sampel kecamatan dan desa

ditetapkan berdasarkan proporsionalitas. Penetapan responden yang diwawancarai secara

berstruktur pada desa dan kelurahan terpilih dalam penelitian ini dilakukan sesuai prinsip

acak sederhana berbasis DPT PPS sesuai kuota yang dimiliki masing-masing. Responden

terpilih ditemui dan diwawancarai oleh enumerator sesuai dengan teknik wawancara

berstruktur.

Unit analisa penelitian ini adalah individu, bukan rumah tangga (household). Alasannya

karena hak memilih adalah hak politik dan keputusan individual, bukan keputusan kolektif,

selaras dengan prinsip pemilu yang salah satu sifatnya adalah rahasia.

Page 6: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

5

Tabel II.1 Kerangka Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah

Pemilih

Jumlah

Desa/Kelu

rahan

Proporsi

Sampel

Desa

(20 %)

Jumlah Responden

F %

1 GUNUNG MERIAH 2.105 12 2 10 2,50

2 STM. HULU 9.385 20 4 20 5,00

3 SIBOLANGIT 15.396 30 6 30 7,50

4 KUTALIMBARU 26.439 14 3 15 3,75

5 PANCUR BATU 63.265 25 5 25 6,25

6 NAMORAMBE 25.630 36 7 35 8,75

7 BIRU-BIRU 25.433 17 3 15 3.75

8 STM. HILIR 23.680 15 3 15 3.75

9 BANGUN PURBA 15.787 24 5 25 6.25

10 GALANG 45.796 29 6 30 7.50

11 TANJUNG

MORAWA

152.445 26 5 25 6.25

12 PATUMBAK 64.140 8 2 10 2.00

13 DELI TUA 39.127 6 2 10 2.00

14 SUNGGAL 187.733 17 3 15 3.75

15 HAMPARAN PERAK 105.570 20 4 20 5.00

16 LABUHAN DELI 41.917 5 2 10 2.50

17 PERCUT SEI TUAN 267.977 20 4 20 5.00

18 BATANG KUIS 46.920 11 2 10 2.50

19 PANTAI LIBU 33.403 19 4 20 5.00

20 BERINGIN 38.338 11 2 10 2.50

21 LUBUK PAKAM 81.886 13 3 15 3.75

22 PAGAR MERBAU 25.752 16 3 15 3.75

Jumlah 1.338.124 394 80 400 100,00

B. Teknik Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan dengan teknik survey yang menggunakan kuesioner

sebagai instrumen utama digunakan sebagai pedoman wawancara berstruktur. Dalam hal ini

Page 7: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

6

peneliti yang dibantu oleh enumerator mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden

untuk mendapatkan jawaban mengenai variabel penelitian yang relevan. Data utama studi ini

dikumpulkan dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan tertutup dan terbuka dalam

kuesioner yang menguraikan tujuan dalam ruang lingkup penelitian ini, yang meliputi (a)

identitas pemilih berdasarkan karakteristik status sosial ekonomi, etnis dan regionalitas,

pengalaman sosialisasi dan partisipasi politik (b) Pola perilaku dan preferensi pemilih dalam

dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2014 lalu, (c). Dampak pemberitaan media

sosialisasi dan intensitas komunikasi politik terhadap kehadiran pemilih di TPS-TPS, (d).

Faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran pemilih di TPS, (e) Pandangan pemilih terhadap

proses penyelenggaran Pemilu 2014 lalu, (f). Harapan pemilih terhadap penyelenggaran

Pemilu berikutnya.

Data sekunder dikumpulkan dengan studi dokumentasi, berupa data yang bersumber

dari berbagai referensi, kepustakaan, peraturan-peraturan, jurnal penelitian dan bahan-bahan

tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

C. Teknik Analisis Data

Data penelitian dipaparkan melalui kecenderungan pemusatan yang tertuang dalam

tabel frekuensi dan grafik. Untuk variabel-variabel penting yang saling berhubungan akan

diekpresikan dalam tabel silang, dimana signifikansi keterkaitannya dihitung dengan formula

statistik korelasional. Kecenderungan hubungan antar variabel penelitian berfungsi sebagai

eksemplar penjelasan angka-angka statistik terkait dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis penelitian (Supranto: 2004).

Selain itu, informasi yang terkumpul dari wawancara tidak berstruktur berguna sebagai

instrumen cross-check (konfirmasi) kebenaran normatif hasil survey. Dalam hal ini, temuan

survai dikomparasikan dengan hasil wawancara yang hasilnya digabungkan guna

mendapatkan kesimpulan praktis. Temuan teoritis dan informatif yang diperoleh dari studi

dokumentasi merupakan pemerkaya hasil penelitian, sehingga pembauran data primer dan

sekunder dipakai untuk membakukan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

Page 8: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demokrasi dan Pemilihan Umum

Sejarah demokrasi seringkali kabur dan terpotong-potong oleh sejarah hidupnya.

Kata demokrasi yang dalam bahasa Inggrisnya disebut democracy, awalnya bersumber dari

bahasa Perancis yaitu democratie yang dikenalkan pada abad ke 16. sebelumnya kata

demokrasi dirujuk dari bahasa Yunani (Greek) demokratia yang merupakan tautan dari kata

demos berarti rakyat (people) dan kratos berarti tatanan (rule) (Held, 1996: 1).

Penerapan demokrasi telah ada masa Athena Kuno sebagai kota tua (classical polis)

yang ditandai adanya persatuan, solidaritas, tingginya partisipasi dan dari terbatasnya jumlah

warga negara. Pada masa itu, warganegara tidak hanya dilibatkan dalam beragam kegiatan

diantaranya administrasi, keamanan, pembuatan hukum, hakim, perayaan yang berkaitan

dengan keagamaan, hiburan dan festival, dasarnya dikaitkan dengan legitimasi kehidupan

politik modern, tetapi mereka juga berkewajiban untuk melaksanakan penelitian dan

pengawasan terhadap penduduk yang tidak turut ambil bagian dalam negara (Held, 1996: 23).

Saat ini, demokrasi identik dengan legitimasi kehidupan politik modern, dimana

makna demokrasi menunjukkan modernitas sistem kedaulatan yang sangat beragam dan luas,

mulai dari pemerintah bervisi teknokrat sampai pada konsepsi kehidupan sosial yang ditandai

oleh ekstensifnya partisipasi politik.

Untuk Indonesia, secara historis, dapat dikategorikan pelaksanaan orde demokrasi di

Indonesia atas 4 (empat) bentuk, yaitu: Demokrasi Liberal (1950-1959), Demokrasi

Terpimpin (1959-1966), dan Demokrasi Pancasila (1966-1997), dan Demokrasi pasca orde

baru yaitu, era Reformasi (1998 – sekarang).

Demokrasi yang telah kita terapkan ternyata berubah-ubah esensi dan aplikasinya

dalam praktik politik di Indonesia. Demokrasi yang berlangsung dekade terakhir ini bahkan

bagi sebagian pihak disikapi secara berlebihan, terlalu bebas dan menitik beratkan pada

proses dan cara, sehingga menghasilkan pemerintahan dan tata hubungan kelembagaan

negara yang tidak stabil, serta seringkali diwarnai konflik-konflik kepentingan. Di sisi lain,

ada pula sikap yang menggunakan demokrasi sebagai tujuan dengan mengabaikan proses dan

cara-caranya, sehingga realitas demokrasi berwujud pada adanya kompromi atau deal-deal

politik yang menguntungkan sepihak dan sekelompok orang, yang pada giliran selanjutnya

justru mengabaikan kepentingan publik dan kemaslahatan masyarakat. Karena itu, perlu

Page 9: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

8

untuk ditegaskan bahwa demokrasi merupakan sebuah cita-cita sekaligus pengelolaan sebuah

negara secara beradab.

B. Teori Partisipasi

Partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi politik, yang

dianjurkan oleh demokrasi. Partisipasi warga masyarakat adalah pusat kekuasaan,

kewenangan dan kebijakan yang mengatur (mengelola) alokasi berada dalam konteks

governance, yakni relasi antara Negara (pemerintah) dan masyarakat (rakyat). Negara-

barang (sumberdaya) publik pada masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat hak sipil dan

politik, kekuasaan massa, kebutuhan hidup, dan lain-lain. Dengan demikian, partisipasi

adalah jembatan penghubung antara negara dan masyarakat agar pengelolaan barang-barang

publik membuahkan kesejahteraan bagi manusia sebagi individu maupun dalam sebuah

kelompok masyarakat (human wellbeing).

Partisipasi dalam Pemerintahan (govermance) cenderung merujuk pada keterlibatan

dan interaksi organisasi dan institusi yang mempunyai tanggung jawab terhadap atau

berhubungan dengan tindakan kolektif di bidang publik. Hubungan horizontal antara aktor

atau stakeholders dalam jaringan kerja merupakan ciri khas Pemerintahan (governance), dan

dinyatakan bahwa partisipasi dalam governance itu dipengaruhi oleh kebijakan (Schmitter,

2002). Banyak organisasi ‘sektor ketiga’ organisasi komunitas dan sukarela – memperoleh

tanggung jawab dalam governance (Stoker, 1998: 21). Partisipasi dalam Pemerintahan

(governance) berhubungan kuat dengan gagasan mengenai kepentingan dan organisasi publik

dan swasta yang mempunyai risiko dalam sebuah keputusan dilibatkan dalam persiapannya.

Ia dimaksudkan menciptakan dukungan bagi usulan kebijakan, memperbaiki kualitas

keputusan dengan mengerahkan keahlian dan pengetahuan eksternal, dan meningkatkan

legitimasi keputusan demokratis (Klijn dan Koppenjan,2000).

Dari sudut pandang Negara, demokrasi mengajarkan bahwa partisipasi sangat

dibutuhkan untuk membangun pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan responsif

terhadap kebutuhan masyarakat. Tiadanya partisipasi hanya menabur pemerintahan yang

otoriter dan korup. Dari sisi masyarakat, partisipasi adalah kunci pemberdayaan. Partisipasi

memberikan ruang dan kapasitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak

mereka, mengembangkan potensi dan prakarsa lokal, mengaktifkan peran masyarakat serta

membangun kemandirian masyarakat .

Page 10: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

9

Dalam konteks governance, partisipasi hendak menempatkan masyarakat pada posisi

yang sebenarnya. Pertama, masyarakat bukanlah sebagai hamba (client) melainkan sebagai

warga (citizen). Jika hamba memperlihatkan kepatuhan secara total, kalau konsep warga

menganggap bahwa setiap individu adalah pribadi yang utuh dan mempunyai hak penuh

untuk memiliki. Warga dan kewargaan secara jelas merupakan bangun politik, yang

menggambarkan sifat hubungan yang dimiliki individu dengan institusi Negara dan

masyarakat sipil. Warga dapat dipandang sebagai anggota masyarakat yang mempertahankan

beberapa gagasan kepentingan umum, dan gagasan kewargaan diikat dengan gagasan

demokrasi. Warga dibedakan dari nasabah (customers), klien dan consumer. Terutama

menarik ilham dari sektor swasta, nasabah dan consumer yang berhubungan dengan

organisasi sebagai pembeli yang memilih barang dan pelayanan klien bergantung pada dan

sebagian besar tunduk pada, keahlian professional; warga mempunyai kesadaran yang jauh

melebihi bidang mereka sendiri dan berkepentingan untuk “mempengaruhi keputusan publik

yang mempengaruhi kualitas kehidupan lokal”, mungkin dengan mengorbankan kepentingan

perorangan mereka sendiri (Burns et al., 1994; Gyford, 1991). Kedua, masyarakat bukan

dalam posisi yang diperintahkan tetapi sebagai teman sejajar (partner) pemerintah dalam

mengelola pemerintahan dan pembangunan. Ketiga, partisipasi bukanlah pemberian

Pemerintah tetapi sebagai hak warga masyarakat. Keempat, warga bukan sekedar objek pasif

penerima manfaat kebujakan pemerintah, tetapi sebagai aktor atau subjek yang aktif

menentukan kebijakan. Warga yang aktif didefinisikan sebagai agen demokrasi, yang

memberdayakan diri mereka sendiri melalui tantangan mereka terhadap aktivitas institusi dan

organisasi yang membentuk kehidupan sehari-hari mereka. Kewarganegaraan adalah tentang

kontribusi, atau input, dari individu kepada hubungan kolektif, dan hubungan antara individu

dan hubungan mereka yang lebih luas dengan masyarakat. Warga diharapkan terlibat dalam

urusan publik dan memberikan kontribusi terhadap isu-isu dalam urusan publik (Raco dan

Imri, 2000).

Cara pandang baru menempatkan posisi masyarakat itu secara historis yang

mempengaruhi haluan baru pembangunan dan mempengaruhi haluan baru pembangunan dan

Pemerintahan, meski secara empirik belum menjadi kenyataan. Kaum miskin, misalnya,

sekarang ditempatkan sebagai pemangku kepentingan pembangunan. Partisipasi juga

dipandang dengan tujuan, bukan hanya proses atau cara untuk mencapai tujuan, sehingga

muncul agenda pemberdayaan yang menghubungkan partisipasi dengan demokrasi,

kewargaan dan kesetaraan. Partisipasi dilihat sebagai kekuatan besar untuk transformasi

Page 11: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

10

relasi sosial, ekonomi dan politik yang telah lama membuat kemiskinan. Sekarang agenda

penanggulangan kemiskinan mulai menempatkan kaum miskin dalam posisi yang terhormat,

memberi ruang pada mereka untuk mengembangkan partisipasi dan prakarsa lokal, sehingga

konsep kaum miskin sebagai penerima manfaat proyek tidak terlalu relevan dibicarakan.

Literatur klasik selalu menunujukkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program pembangunan. Tetapi

apa makna substantif yang terkandung dalam sekuen-sekuen partisipasi itu? Partisipasi

adalah voice, akses dan kontrol warga masyarakat terhadap pemerintahan dan pembangunan

yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Pertama, voice adalah hak dan tindakan warga masyarakat menyampaikan aspirasi,

gagasan, kebutuhan, kepentingan, dan tuntutan terhadap komunitas terdekatnya maupun

kebijakan pemerintah. Tujuannya adalah mempengaruhi kebijakan Pemerintah maupun

menentukan agenda bersama untuk mengelola kehidupan secara kolektif dan mandiri.

Kedua, akses berarti kesempatan, ruang dan kapasitas masyarakat untuk masuk dalam

arena governance, yakni mempengaruhi dan menentukan kebijakan serta terlibat aktif

mengelola barang-barang publik. Akses warga terhadap pelayanan publik termasuk dalam

rubrik ini. Ada dua hal penting dalam akses: keterlibatan secara terbuka (inklusi) dan

keikutsertaan/keterlibatan (involvement). Keduanya mengandung kesamaan tetapi berbeda

titik tekannya. Inklusi menyangkut siapa yang terlibat, sedangkan involvement berbicara

tentang bagaimana masyarakat terlibat. Keterlibatan berarti ketersediaan ruang dan

kemampuan bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses politik, terutama kaum miskin,

minoritas, rakyat kecil, perempuan, dan lain-lain. Akses akan menjadi arena titik temu antara

warga dan pemerintah. Pemerintah wajib membuka ruang akses warga dan memberikan

layanan publik, terutama pada kelompok-kelompok marginal. Sebaliknya warga secara

bersama-sama proaktif mengidentifikasi problem, kebutuhan dan potensinya maupun

merumuskan gagasan pemecahan masalah dan pengembangan potensi secara sistematis.

Pemerintah wajib merespons gagasan warga sehingga bisa dirumuskan visi dan kebijakan

bersama dengan berpihak pada kemitraan dan kepercayaan.

Ketiga, kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya maupun proses

politik yang terkait dengan pemerintah. Kita mengenal kontrol internal (self-control) dan

kontrol eksternal. Artinya kontrol bukan saja mencakup kapasitas masyarakat melakukan

Page 12: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

11

pengawasan (pemantauan) terhadap kebijakan (implementasi dan risiko) dan tindakan

pemerintah, tetapi juga kemampuan warga melakukan penilaian secara kritis dan reflektif

terhadap risiko-risiko atas tindakan mereka. Kontrol internal ini sangat penting karena

masyarakat sudah lama berada dalam konteks penindasan berantai: yang atas menindas yang

ke bawah, sementara yang paling bawah saling menindas ke samping. Artinya kontrol

eksternal digunakan masyarakat untuk melawan eksploitasi dari atas, sementara self-control

dimaksudkan untuk menghindari mata rantai penindasan sesama masyarakat, seraya hendak

membangun tanggung jawab social, komitmen dan kompetensi warga terhadapat segala

sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Partisipasi dan desentralisasi (otonomi daerah) tentu mempunyai hubungan simbiosis.

Pada suatu pihak, desentralisasi yang berhasil memerlukan beberapa partisipasi lokal.

Kedekatan pemerintah lokal dengan konstituen mereka akan memungkinkan mereka

merespons secara lebih baik terhadap kebutuhan lokal dan menyesuaikan secara efisien

pengeluaran publik dengan kebutuhan perorangan hanya jika informasi mengalir antar warga

Negara dan pemerintah lokal. Pada pihak lain, proses desentralilasi sendiri dpaat

meningkatkan kesempatan partisipasi dengan menempatkan lebih banyak kekuasaan dan

sumberdaya pada tingkat pemerintah yang lebih dekat, lebih dikenal, dan lebih muda

dipengaruhi. Dalam lingkungan dengan tradisi partisipasi warga Negara buruk, desentralisasi

dapat merupakan langkah pertama yang penting dalam menciptakan kesempatan interaksi

rakyat-negara yang teratur,dapat diramalkan.

Hubungan simbiosis antara desentralisasi dan partisipasi ini dapat mengarah pada

garis pedoman kebijakan yang agak bertentangan. Mekanisme partisipasi warga Negara dapat

dianggap sebuah prasyarat yang sangat berguna ketika mengevaluasi prospek desentralisasi

harus memperhitungkan kesempatan dan keterbatasan yang ditentukan oleh saluran

partisipasi lokal yang ada. Kekurangan mekanisme partisipatoris, bagaimanapun, dapat

membantu menciptakan tuntutan lokal terhadap saluran partisipatoris yang lebih banyak

untuk menyuarakan prefensi. Saluran partisipasi yang dilembagakan dan kemampuan orang

untuk menggunakan saluran tersebut harus dipertimbangkan dalam desain desentralisasi.

Pemilu lokal yang jujur dan teratur, semaraknya forum warga, dan tingkat modal sosial yang

tinggi (kesatuan komunitas dan sejarah kerja sama) memungkinkan warga Negara untuk

menandai prefensi mereka secara efisien dan menjalankan pemenuhan keinginan mereka oleh

pemimpin.

Page 13: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

12

Penilaian seberapa banyak input warga mempengaruhi tindakan pemerintah lokal

memberikan titik permulaan untuk mendesain kebijakan desentralisasi. Kondisi awal

semacam itu membantu menentukan tingkat yang pada tingkat itu desentralisasi akan

meningkatkan responsifitas pemerintah keseluruhan terhadap warga dan memberikan garis

petunjuk bagi pelibatan tindakat peningkatan partisipasi dalam kebijakan desentralisasi.

Pemilu teratur, referendum lokal, forum warga, dewan publik, dan struktur kelembagaan

lainnya merupakan memperbaiki kemampuan pemerintah lokal untuk mengindentifikasi dan

bertindak menurut preferensi warga Negara. Tingkat modal sosial, yang menentukan

bagaimana sebaiknya warga Negara dapat memanfaatkan rencana institusional untuk

berpartisipasi, lebih lambat berkembang dan lebih sulit untuk menentukannya.

Desentralisasi mengandalkan pada partisipasi untuk memperbaiki alokasi pelayanan,

tetapi ia tidak memerlukan jenis input warga Negara yang luas disebutkan di depan. Dalam

kasus di mana pemerintah lokal tidak dipilih, di mana proses pemilihan mengistimewakan

sekelompok kecil elit, atau di mana tingkat modal sosial yang rendah menghalangi pertukaran

aktif, proses desentralisasi dapat didesain untuk membangun jenis partisipasi yang lebih

terbatas. Mekanisme isu-khusus dan proyek khusus untuk meningkatkan arus informasi

antara pemerintah dan warga Negara sering dapat dengan lebih cepat dan lebih mudah pada

tingkat lokal daripada di pemerintah pusat.

Partisipasi warga dapat dibenarkan dalam hubungannya dengan legitimasi berorientasi

input dan output, dan ia dapat memberikan kontribusi terhadapat efektivitas system.

Legitimasi berbasi input mengungkapkan nilai partisipasi luas dalam governance, yang

memperlihatkan, yang memperlihatkan perlunya penentuan sendiri dan persetujuan rakyat, di

mana nilai-nilai demokrasi sangat kuat. Partisipasi warga di luar pemilihan memberi saluran

lebih lanjut bagi rakyat untuk mengungkapkan preferensi mereka, dan teori yang

berhubungan dengan demokrasi partisipatoris memuat unsur-unsur yang berhubungan dengan

legitimasi input. Pateman yang mengupas karya Rousseau, Mikk dan Cole, menunjuk pada

tiga alasan mengapa partisipasi luas diperlukan sekali ia mendidik partisipan, ia memberi

warga kontrol, dan ia menghasilkan identitas komunitas. Pemerintah demokratis, yang

dipedomani oleh input partisipasi warga, hanya menghasilkan kebijakan, karena ia tidak akan

mungkin setuju pada kegiatan-kegiatan yang tidak adil. Partisipasi warga mendukung sistem

partisipatoris, karena”kualitas yang diperlukan warga adalah kualitas proses partisipasi itu

Page 14: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

13

sendiri yang mengembangkan dan membantu perkembangan” (Pateman, 1970:25). Partisipasi

warga membantu mendidik rakyat dalam seni partisipasi.

Partisipasi warga juga dapat memberikan kontribusi terhadap legitimasi berbasis-

output. Keterbilatan warga membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya

akan membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya akan membantu

pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Mereka yang terlibat dalam penyiapan

kebijakan dan permusyawaratan kebijakan lebih mungkin untuk tunduk ketika kebijakan itu

berlaku, khususnya jika mereka adalah dikalangan mereka dari mereka yang dipengaruhi dan

mendapat dampak. Pembenaran ini adalah pembenaran yang timbul dari perdebatan terdahulu

dan lebih belakangan ini. Pateman berargumen partisipasi “membantu penerimaan keputusan

bersama” (1970: 43). Demikian pula, model-model keterlibatan misalnya debat publik,

keterlibatan dari mereka yang dipengaruhi, atau keterlibatan para ahli dibenarkan secara

fungsional dengan alasan bahwa mereka membantu meningkatkan penerimaan dan

pemecahan persoalan atau membantu memfasilitasi pelaksanaan. Partisipasi ini dapat juga

membantu pembuat kebijakan lebih tahu, dan karena para wakil dan kaum profesional

membuat keputusan yang didasarkan pada pengetahuan publik dan keahlian politik dan

profesional

Partisipasi tentu tidak datang dengan sendirinya. Hubungan antara pemerintah dengan

masyarakat tidak serta merta terbangun secara demokratis dan partisipatif, sebab pemerintah

dimanapun akan cenderung otoritarian dan sentralistik bila tidak dihadapkan pada

pembatasan kekuasaan kekuasaan dan kontrol dari luar yang kuat. Di era otonomi daerah

sekarang, munculnya wacana dan gerakan partisipasi bukan semata inisatif dari pemerintah,

melainkan juga karena peran kekuatan-kekuatan intermediary dari sejumlah organisasi

masyarakat sipil. Begitu banyak lembaga non pemerintah (NGO) di Indonesia yang terus-

menerus memperjuangkan partisipasi masyarakat untuk membangkitkan suara rakyat dan

menentang dominasi elite dalam proses politik dan pembangunan.

C. Partisipasi dalam Demokrasi

Secara konstitusional, prinsip demokrasi dirumuskan dalam UUD Tahun 1945,

diantaranya pada Pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa Kedaulatan berada ditangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, yang diperkuat dengan isi Pasal 28 yang

menegaskan makna demokrasi terealisasi dengan adanya jaminan negara atas kemerdekaan

berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Page 15: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

14

Secara teoritis, terdapat sejumlah indikator empirik dalam praktek negara yang

demokratis diantaranya: adanya Pemilu, terlaksananya prinsip check and balances, adanya

rotasi kekuasaan yang obyektif, adanya partai politik yang demokratis, adanya kemerdekaan

hak-hak dasar, persamaan didepan hukum, dan akuntabilitas pejabat penyelenggara

pemerintahan dan kelembagaan negara.

Demokrasi yang kita inginkan adalah adanya mekanisme partisipasi rakyat yang

mampu mengawasi dan mengkontrol tindakan pengelola negara (Legislatif, Eksekutif,

Yudikatif). Dalam konteks ini, demokrasi yang perlu kita tegakkan adalah mekanisme politik

yang mengedepankan partisipasi setiap warga negara untuk berhak dalam menentukan

kebijakan pemerintahan sekaligus memiliki daya kontrol melalui adanya perlakuan yang

sama dalam kedudukan hukum dan pemerintahan. Artinya nilai demokrasi yang akan kita

kembangkan berhubungan dengan kualitas hubungan timbal balik antara pemerintah dan

pengelola kelembagaan negara dengan yang diperintah atau masyarakat umum.

Bagaimana rakyat dapat berpartipasi? Pertanyaan ini dapat diterangkan dari paparan

Robert Dahl (1971), yang menegaskan bahwa ada dua dimensi demokrasi yang satu sama lain

saling berkaitan. Dimensi pertama adalah tersedianya peluang persaingan bebas dan terbuka

untuk mendapatkan semua kedudukan dan kekuasaan. Dimensi kedua adalah terdapatnya

jaminan bagi partisipasi politik seluruh warga negara. Dalam konteks ini dapatlah kita

mengerti bahwa negara yang menerapkan demokrasi adalah negara yang mendorong warga

masyarakatnya untuk berinisiatif dan kreatif dalam mendapatkan jabatan atau kekuasaan

politik sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut, dimana mekanismenya

berlangsung melalui adanya pemilihan yang bersifat umum, bebas, rahasia, dan setara.

Karena itu, tidak ada artinya demokrasi tanpa adanya pemilihan umum. Pemilihan

umum yang memenuhi prinsip-prinsip demokrasi adalah Pemilu yang diselenggarakan secara

teratur dan terjadwal dengan sistem pemilihan langsung yang bebas dan rahasia.

Bagaimanakah cara menghasilkan Pemilu yang demokratis? Pemilu yang obyektif harus

dikendalikan oleh satu lembaga yang independen. Penyelenggara Pemilu tidak boleh

memihak pada salah satu kontestan atau peserta Pemilu. Selain itu, setiap warga negara

dalam menetapkan pilihannya haruslah terlindungi dan dijamin dengan undang-undang,

sehingga pilihannya merupakan suara nurani yang murni tanpa adanya paksaan, tekanan,

intimidasi dari pihak-pihak tertentu yang mengedepankan cara-cara inkonstitusional dalam

meraih kepentingannya.

Pemilu bukan hanya merupakan sarana mencari kekuasaan bagi partai, tetapi partai

membutuhkan dukungan suara sebagai modal untuk legitimasi pemerintahan yang dibentuk

Page 16: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

15

oleh partai pemenang Pemilu. Karena itu, simpati masyarakat harus didapatkan oleh partai

politik peserta pemilu dengan berbagai aktivitas yang bernuansa pendidikan politik bagi

rakyat. Tujuan dari upaya meningkatkan partisipasi publik dalam Pemilu ini terkait dengan

pernyataan Almond dan Powell yang menyatakan bahwa sistem-sistem modern dimana

struktur politiknya berbeda-beda (partai-partai politik, kelompok kepentingan, dan media

massa) yang berkembang membentuk aktivitas budaya politik participant.

D. Partisipasi dan Pendidikan Politik

Proses demokratisasi dapat didekati dari partisipasi publik yang dilakukan sengaja

melalui disain kelembagaan (Marijan, 2010:128). Namun realitasnya di Indonesia,

demokratisasi tidak cukup hanya mengandalkan disain kelembagaan, dimana tersedianya

berbagai perundang-undangan yang menjamin kebebasan berpendapat, berekspresi, dan

berorganisasi ternyata tidak serta merta mendorong adanya partisipasi publik (disconnected

electoral). Pemilu tahun 2004 menjadi contoh, dimana corak kesukarelaan (voluntary)

pemilih untuk menyumbang partai politik yang sangat rendah, bahkan corak partisipasi

politiknya cenderung berhubungan dengan ’transaksi-transaksi material’ (Marijan, 2008:130).

Adanya komunikasi dan pendidikan politik yang efektif merupakan instrumen yang

signifikan dalam pengembangan partisipasi politik rakyat yang sering diperhatikan dalam

pelaksanaan Pemilihan Umum di negara-negara demokratis. Karena itu, tingkat partisipasi

politik masyarakat di negara berkembang merupakan masalah yang menarik bagi para ahli

politik. Secara umum definisi partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok

orang yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih

pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan

pemerintah (public policy). Kegiatan berpartisipasi tersebut diantaranya, memberikan suara

pada Pemilu, menghadiri rapat umum (kampanye), menjadi anggota parpol atau organisasi

sosial politik yang underbauw partai politik, mengadakan hubungan dengan pejabat

pemerintah atau parlemen yang bertujuan politik.

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam bukunya No Easy Choice: Political

Participation in Developing Countries menyatakan bahwa: partisipasi politik adalah kegiatan

warganegara yang bertidak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi

pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,

terorganisir atau spontan, mantap atau sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal

atau illegal, efektif atau tidak efektif (Budiardjo, 1988:3).

Page 17: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

16

Pemikiran mengenai partisipasi politik bagi negara demokratis berangkat dari prinsip

kedaulatan adalah ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk

menetapkaan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-

orang yang akan menduduki jabatan-jabatan publik dan politis. Jadi partisipasi politik

merupakan pengejawantahan dari penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah oleh

masyarakat. Dalam negara demokratis makin banyak masyarakat mengambil peran makin

baik.

Partisipasi dapat berbentuk otonom (autonomous participation) dan partisipasi yang

dimobilisasi (mobilized participation). Pada umumnya orang beranggapan partisipasi politik

dalam bentuk yang positif saja, tetapi Huntington dan Nelson beranggapan bahwa

demonstrasi, teror, pembunuhan (lawan) politik, dan bentuk kekerasan lain yang bermotif

politik juga merupakan bentuk partisipasi. Namun Verba (Budiardjo: 1998) tidak mau masuk

dalam bentuk partisipasi yang rumit tersebut, akan tetapi membatasi diri pada tindakan-

tindakan yang legal. Metode atau cara berpartisipasi, intensitasnya terkait dengan keterikatan

atau posisi politik yang dimiliki seseorang.

Bagaimanakah warganegara atau orang-orang dapat rasional dalam

mengejawantahkan partisipasi politiknya? Hal ini dapat berlangsung manakala sudah

mengalami pendidikan politik, karena itu merupakan bagian dari pendidikan orang dewasa.

Khususnya diarahkan pada upaya membina kemampuan mengaktualisasikan-diri sebagai

pribadi yang otonom bebas dan pada sosialisasi-diri (pengembangan dimensi sosialnya),

dalam kaitannya dengan statusnya selaku warga Negara di suatu Negara. Aktualisasi-diri

dapat ditafsirkan sebagai sebagai mengaktualkan segala bakat dan kemampuan, sehingga

pribadi bias berkembang, lalu menjadi aktif dan kreatif, berkarya aktualisasi-diri sebagai

pribadi yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap sesama mahkluk hidup, dan

terhadap Tuhan. Selanjutnya dia berkewajiban memberikan partisipasi sosialnya kepada

masyarakat dan Negara selaku warga-masyarakat dan warganegara yang susila dan

bertangung jawab.

Senyatanya, dalam masyarakat modern sekarang, partisipasi penuh dan bertanggung

jawab dari rakyat itu tidak bisa berlangsung secara otomatis. Hal ini disebabkan antara lain

oleh kejadian sebagai berikut :

1. Terlalu kompleksnya susunan masyarakat modern dengan dimensi-dimensi sosial

dan politik yang saling terkait, yang sulit dipahami oleh orang awam, sehingga

orang tidak tahu bagaimana cara berpartisipasi di medan politik.

Page 18: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

17

2. Banyak orang merasa tidak berdaya secara fisik maupun mental ideologis untuk

memahami, terlebih lagi untuk ikut mempengaruhi proses-proses sosial dan politik

di tengah masyarakat.

3. Masyarakat pada umumnya dengan sengaja lebih banyak difungsikan sebagai

obyek politik, konsumen politik dan pengikut politik yang total patuh tunduk,

tanpa mampu memahami kedudukan selaku warganegara di tengah macam-

macam struktur politik. Mereka merupakan “arus bawah” yang pada umumnya

ditekan oleh “majikan-majikan di atas”. Pada umumnya tidak menyadari adanya

hegemoni politik supremasi politik.

Sehubungan dengan kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan dan

ketidaktahuan politik, kemudian untuk merangsang partisipasi politik secara aktif dari rakyat

dalam usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik di alam demokrasi kita

sekarang. Hal ini sesuai dengan isi yang tersirat dalam Sila Keempat Pancasila kita. Sebab

tujuan pendidikan politik antara lain ialah:

1. Membuat rakyat menjadi melek-politik/sadar politik.

2. Meningkatkan kreatifitas rakyat dalam partisipasi sosial politik di era

pembangunan

3. Menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih nyaman dan

sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia.

Berkaitan dengan perilaku politik, dalam komunitas politik itu terjadi dua proses,

yaitu :

1. Pendidikan politik yang dilakukan secara intensional ( dengan sengaja dan dengan

tujuan tertentu);

2. Sosialisasi politik, yaitu proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan.

Sosialisasi politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan

tanpa refleksi harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari

struktur-struktur politik yang ada di masyarakat. Sedang pendidikan politik ialah untuk

mengarahkan anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah

kehidupan politik.

Telah kita simak, bahwa politik antara lain diartikan sebagai kegiatan menggunakan

kekuasaan dalam satu wilayah yang disebut Negara, untuk menyelesaikan : masalah-masalah

rakyat, dan pengaturan lembaga-lembaga negara beserta fungsinya

Page 19: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

18

Sedang negara itu berasal ada dari kemauan rakyat, dan dengan sengaja dijadikan dari

kemauan rakyat, serta dengan sengaja pula dijadikan alat oleh rakyat untuk mencapai tujuan-

tujuan hidup tertentu.

Negara merupakan hasil persetujuan bersama sejumlah rakyat yang bertekad bulat

untuk membangun satu “wadah hidup” yaitu Negara. Karena Negara adalah sesuatu dari,oleh

dan untuk sekelompok manusia yang disebut RAKYAT tadi. Maka sudah ada kesadaran

politik pada rakyat. Negara merupakan organisasi politik yang berpemerintahan sendiri dan

menjalankan kekuasaannya lewat perorangan (kepala Negara) serta kelembagaanya yang

mewakili seluruh rakyat. Dengan begitu Negara tidak hanya menjadi urusan para elite

penguasa saja, akan tetapi menjadi : urusan seluruh rakyat untuk ikut serta menegakkan,

mengatur dan mempertahankan keberadaan Negara tersebut.

Agar rakyat benar-benar memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara,

dan bisa berperan serta secara politik, rakyat memerlukan pendidikan politik yang sangat

diperlukan untuk legalitas perjuangan politik dalam meraih tujuan sosial-ekonomi dan

tujuan-tujuan politik tertentu. Selanjutnya, perjuangan politk selalu berlangsung dalam situasi

bertemunya macam-macam kekuatan sosial dan politik, dengan struktur organisasi, cara kerja

dan tujuan politik masing-masing. Maka di Negara/pemerintahan menuju ke hidup sejahtera.

Sebab partisipasi aktif (berbuat nyata) itu mempunyai pengaruh dan kekuatan, karena rakyat

bisa ikut dalam pengawasan terhadap perbuatan mengatur masyarakat dan Negara. Maka

menjalani proses politik lewat pendidikan politik dan belajar berpolitik tanpa bisa ikut

berbuat politik itu adalah sama saja dengan berenang-renang di atas kasur.

Sebaliknya, melakukan perbuatan politik tanpa pendidikan, dan tanpa “empan papan

(Empan papan adalah suatu sikap tertentu sehingga sikap itu tidak bertentangan dengan keadaan

dan aturan yang terjadi di tempat dan pada waktu tertentu di mana pelakunya tinggal”,

terjemahan bebas) bisa disebut sebagai aktivisme, yaitu berbuat awur-awuran, nekad tanpa

nalar, anarkhi atau perbuatan makar.

Dalam kegiatan pendidikan politik, orang-orang yang tengah belajar itu merupakan

siswanya. Sedang belajar politik itu mengandung konotasi sebagai berikut :

1. Lebih memahami diri sendiri dan situasi-situasi kondisi sekitarnya dalam konteks

Negara.

2. Mampu mawas secara kritis peristiwa-peristiwa politik.

3. Bisa menentukan sikap politik dengan tegas.

4. Sanggup memberikan penilaian yang adil terhadap perisitiwa-peristiwa politik.

5. Mau berbuat politik sesuai dengan hati nurani yang bersih dan bertanggung jawab.

Page 20: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

19

Perlu juga diingat bahwa perbuatan manusia dan hasil-hasil karyanya misalnya dalam

bentuk pemerintahan, kekuasaan, lembaga kemasyarakatan, politik, kebudayaan, dan

seterusnya itu tidak akan pernah selesai dan sempurna. Yaitu bukan berupa struktur-struktur

yuridis formal yang mantap, bukan berupa institusi politik yang permanen, juga tidak ada

immanensi parlementer. Segala hasil tidak dengan tangan manusia itu tidak akan pernah

rampung dan sempurna; semuanya masih bisa dipertanyakan relevansinya. Dan menjadi

garapan yang selalu bisa diubah dan diperbaiki/direvisi, disesuaikan dengan prinsip efisiensi

dan tuntutan zaman; demi pemerataan keadilan dan kesejahteraan.

Selanjutnya, demokrasi juga bukan merupakan situasi yang sudah selesai/finished;

tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan digarap tanpa henti-hentinya

menuju kearah kemajuan dan kebaikan. Maka diperlukan pula demokratisasi pribadi

manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat pemerintah, agar

semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang. Dengan demikian,

demokrasi juga mengandung usaha :

1. Memperbesar kekuasaan-menentukan dari opini publik (pendapat umum) dan

partisipasi politik rakyat,

2. ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya pemerintahan menuju

ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Pendidikan politik itu bukan merupakan justifikasi dan rasionalisasi bagi struktur-

struktur kekuasaan yang ada, dengan bantuan alat-alat agogis. Juga bukan berupa sikap

defensive dari pemerintah kritik-kritik rakyat. Bukan pula wujud penyesuaian diri yang pasif

tanpa sadar dari rakyat terhadap situasi sosial dan politik yang tidak/kurang mapan pada saat

ini. Akan tetapi pendidikan politik bersungguh-sungguh ingin membukakan pengertian

kepada rakyat kan :

1. Tempat kedudukan politik warganegara di tengah masyarakat dan di tengah struktur-

struktur politiknya.

2. Hak dan kewajibannya yang seimbang selaku warganegara.

Maka ada kebutuhan pada rakyat yang menanyakan “Apakah semua urusan politik itu

sudah berjalan baik,benar dan adil”? Dan bagaimanakah cara penyelesaian politik yang

paling baik untuk mengatasi masalah-masalah sosial politik yang berkembang di tengah

masyarakat?

Wawasan politik yang kritis yang ditekankan dalam pendidikan politik itu diperlukan

untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial. Kemudian orang mencari

Page 21: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

20

kemungkinan alternatif baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara

penyelesaian politik yang paling aman ditempuh. Dengan demikian akan berlangsung proses :

1. Penjernihan wawasan politik mengenai situasinya.

2. Antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-masa mendatang,

disusul dengan :

3. Redifinisi dan pengubahan terhadap pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang

bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga terhadap lembaga-lembaga politik dan

situasi masyarakatnya.

Pendidikan politik tidak bisa dilepaskan dari pandangan hidup/Lebensanschaung

rakyat dan dari struktur masyarakatnya. Jadi pada saat individu itu sadar menjadi

warganegara dan berbuat sebagai warganegara, maka dia melakukan perbuatan politik dan

belajar politik. Dengan begitu warganegara tersebut sadar atau tidak sadar merupakan figur

politik.dan seyogyanya dia memahami peranan politiknya. Juga memahami mengapa dia

harus bersikap kritis, dan untuk tujuan apa dia melakukan suatu perbuatan politik tertentu?

Maka sasaran pokok pendidikan politik adalah: (a) membuat warga Negara menjadi lebih

kritis dan lebih militant, (b) agar bisa menjalankan fungsi politiknya lebih efisien, dan (c)

memberikan sumbangan pada proses demokratisasi sejati di tengah iklim demokrasi.

E. Pemilih Cerdas dan Demokratisasi

Pemilu demokratis dapat tercapai manakala seluruh stakeholdernya yaitu KPU, Partai

Politik, Caleg dan calon peseorangan (DPD), serta pemilih sudah tepat memaknai sistem

Pemilu sesuai dengan asas pelaksanaannya yang secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Sisi lain yang dapat menjamin kualitas Pemilu efektifitas anggaran yang tersedia,

rasionalitas preferensi dan partisipasi pemilih yang tinggi.

Secara kuantitas, maka kontenstan Pemilu 2014 serta Pilkada dinilai banyak pihak

sudah mampu menerjemahkan demokrasi. Keadaan tersebut tergambar dari peserta pemilu

yang multi- partai (tahun 1999 oleh 48 Partai Politik, 2004 oleh 24 Partai Politik, 44 Partai

Tahun 2009, dan 12 Partai tahun 2014), adanya penyelenggara Pemilu yaitu Komisi

Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu yang independen, adanya partisipasi publik

dalam pengawasan dan pemantauan, serta tingginya angka pemilih yang memberikan

suaranya dalam Pemilu tahun 2009 dan 2014 yang lalu. Namun masih ada penilaian yang

tetap memandang Pemilu yang telah berlangsung hanyalah sekedar “pesta politik”, karena

belum mampu menghasilkan pemilih yang cerdas dalam berdemokrasi.

Page 22: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

21

Dampak dari pilihan pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014, serta berbagai Pilkada yang

telah berlalu masih jauh dari harapan terbangunnya legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden yang telah dikontrol secara langsung oleh pemilih dalam format konstituensi dalam

berbagai pertemuan-pertemuan dan komunikasi yang teratur dan langsung. Dalam konteks

ini, kecenderungan partisipasi politik pemilih masih ditempatkan pada lajur partisipan politik

yang pasif dan parokial, dimana sebagian besar pemilih menetapkan pilihannya atas

patronase politik yang cenderung memiliki basis nilai memilih (preferensi) yang kurang

dilandasi atas kesadaran dan rasional bahwa kualitas dan kapasitas sebagai partai politik,

calon Presiden, calon Gubernur, calon DPD, dan calon Bupati/Walikota berdasarkan daya

penariknya (soft power) bagi pemilih pada Pemilu yang telah berlangsung. Artinya

kecerdasan pemilih belum menjadi dasar prilaku pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014 yang

lalu. Mengapa demikian?, salah satunya adalah karena lemahnya kualitas hasil pendidikan

politik dan adanya distorsi makna demokratisasi.

Pemilih cerdas yang kita inginkan adalah pemilih yang menggunakan rasionalitasnya

sebagai basis keterpikatannya (attraction) pada pilihannya. Karena pemilih yang cerdas yang

mampu menghasilkan pemimpin yang memiliki legitimasi kedaulatan rakyat. Selain itu,

pemilih yang cerdas yang mampu mengawasi dan mengisi kapasitas otoritas moral pimpinan

yang dipilihnya, yang prosesnya memerlukan rentang waktu dan mempersyaratkan

kapabilitas pemimpin yang mumpuni mengelola (managable) dengan nilai lebih yaitu

kemampuan berfikir sistemik.

Page 23: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Perang Dunia II atau tegasnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17-8-1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah Kesultanan Deli dan

Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di

Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan adalah merupakan Keresidenan

Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir

dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan

Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di

kawasan nusantara, terutama karena devisa Negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten

Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Melalui

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru telah kelihatan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian

dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di

Kabupaten Deli Serdang.

Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang politik pun

berjalan cukup mantap, stabil dan dinamis, dengan adanya kerjasama yang harmonis antara

kekuatan sosial politik di kawasan ini merupakan modal yang tidak terhitung nilainya dalam

mewujudkan demokrasi Pancasila. Semangat persatuan dan kesatuan selalu menjiwai

pemerintah daerah Deli Serdang sehingga kestabilan politik tetap mantap dan terkendali.

Disamping itu, peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah terus bersinergi demi

berkesinambungannya pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang adil dan berkemakmuran.

A.1. Letak dan Keadaan Geografi

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur

Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara,

3016” dan 98033”- 99027” Bujur Timur dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan

laut.

Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,22 Km2 yang terdiri dari 22

Kecamatan, 380 desa dan 14 Kelurahan . Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan

Page 24: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

23

Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Barat dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan

di sebelah Timur dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Di Kabupaten Deli Serdang dikenal hanya dua musim, yaitu musim kemarau dan

penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin yang bertiup tidak banyak

mengandung uap air, sehungga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan

Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus

sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setengah tahun setelah melewati masa

peralihan bulan April-Mei dan Oktober-November. Menurut catatan Stasiun Klimatologi

Sampali, pada tahun 2013 terdapat rata-rata 17 hari hujan dengan volume curah hujan

sebanyak rata-rata 187 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu 489 mm

dengan hari hujan sebanyak 22 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan

Maret sebesar 74 mm dengan hari hujan 4 hari.

Tabel IV.1. Luas Wilayah Kecamatan dan Rasio terhadap Luas Wilayah Kabupaten

Deli Serdang tahun 2014

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Rasio terhadap luas

total (%) 1 Gunung Meriah 76,65 3,07 2 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu 223,38 8,94 3 Sibolangit 179,96 7,20 4 Kutalimbaru 174,92 7,00 5 Pancur Batu 122,53 4,91 6 Namo Rambe 62,30 2,49 7 Biru-Biru 89,69 3,59 8 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir 190,50 7,63 9 Bangun Purba 129,95 5,20 10 Galang 150,29 6,02 11 Tanjung Morawa 131,75 5,27 12 Patumbak 46,79 1,87 13 Deli Tua 9,36 0.37 14 Sunggal 92,52 3,70 15 Hamparan Perak 230,15 9,21 16 Labuhan Deli 127,23 5,09 17 Percut Sei Tuan 190,79 7,64 18 Batang Kuis 40,34 1,62 19 Pantai Labu 81,85 3,28 20 Beringin 52,69 2,11 21 Lubuk Pakam 31,19 1,25 22 Pagar Merbau 62,89 2,52 Jumlah 2.497,72 100,00 Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 25: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

24

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi

tenaga kerja akan terus berlangsungnya proses demografi. Bagia dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Pada kondisi 2013, di Kabupaten Deli

Serdang terdapat 815.983 ribu penduduk angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100

penduduk usia kerja.

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan

kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Meski demikian

jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang

ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Pada tahun 2013 dari

total angkatan kerja sebesar 815.983 ribu, sekitar 92,46 persen dari mereka telah bekerja dan

sebagian dari mereka tidak bekerja 7,54 persen.

Tabel IV.2 Banyaknya Desa, Kecamatan, Nama Ibukota Kecamatan, dan Jarak Ibukota Kecamatan ke Lubuk Pakam

No Kecamatan Nama Ibukota Banyak Desa Banyak

Kelurahan Jarak Ibukota ke

Lubuk Pakam 1 Gunung Meriah G. Meriah 12 - 65 2 STM. Hulu Tiga Juhar 20 - 71 3 Sibolangit Bandar Baru 30 - 71 4 Kutalimbaru Kutalimbaru 14 -- 54 5 Pancur Batu Pancur Batu 25 - 48 6 Namo Rambe Namo Rambe 36 - 48 7 Biru-Biru Biru-Biru 17 - 55 8 STM. Hilir Talun Kenas 15 - 37 9 Bangun purba Bangun Purba 24 - 25 10 Galang Galang 28 1 18 11 Tanjung Morawa Tj. Morawa 25 1 12 12 Patumbak Patumbak 8 - 46 13 Deli Tua Deli Tua 3 3 42 14 Sunggal Sunggal 17 - 40 15 Hamparan Perak H. Perak 20 - 56 16 Labuhan Deli Helvetia 5 - 52 17 Percut Sei Tuan Tembung 18 2 42 18 Batang Kuis Batang Kuis 11 - 12 19 Pantai Labu Pantai Labu 19 - 11 20 Beringin Beringin 11 - 6 21 Lubuk Pakam Lubuk Pakam 6 7 - 22 Pagar Merbau Pagar Merbau 16 - 4

Jumlah 380 14 - Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 26: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

25

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat

menunjang dalam peningkatan mutu pendidikan. Pada tahun 2013 tedapat 261 buah taman

kanak-kanak dengan jumlah murid 12.363 orang dan guru sebanya 793 orang. Sementara itu

untuk sekolah dasar terdapat 812 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-masing

206.487 orang dan 11.605 orang. Untuk Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) terdapat 246

sekolah, 73.966 orang murid dan 6.033 orang guru.Pada tahun yang sama jumlah sekolah

Lanjutan atas (SMU) umum terdapat 123 sekolah dengan jumlah murid 25.056 orang dan

guru 2.968 orang, untuk Sekolah kejuruan terdapat 125 sekolah, 33.844 orang murid dan

3.435 orang guru.

Selain itu di Deli Serdang juga terdapat sekolah agama (madrasah) yang setara dengan

sekolah umum, yaitu :

- 157 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 28.311 murid dan 1.171 guru.

- 119 Madrasah Tsanawiyah (MTs) debgab 21.165 murid dan 1.807 guru.

- 34 Madrasah Aliyah (MA) dengan 4.417 murid dan 554 guru.

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan

manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak

langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kesehatan merupakan salah satu hal

terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan amsyarakat sekaligus

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat 21 buah

rumah sakit umum (RSU) milik pemerintah dan swasta. Dengan total kapasitas tempat tidur

berjumlah 1.800 buah. Sedangkan puskesmas yang ada berjumlah 34 buah juga terdapat

Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin masing-masing berjumalh 104 dan 133.

Tenaga Medis yang tersedia di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang ada 163 orang

dokter umum/spesialis dan 72 orang dokter gigi. Sementara itu tenaga medis pemerintah

lainnya seperti perawat/bidan ada 1.709 orang, dengan jumlah apotek umum sebanyak 144

buah. Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2012 jumlah PUS sekitar 322.731 dan meningkat

menjadi 328.273 pada tahun 2013.

Page 27: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

26

Tabel IV.3. Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas Wilayah

dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

No Kecamatan Banyak

Desa/Kelurahan

Luas

Wilayah

(m2)

Banyak

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

Penduduk

Persentase

(%)

1 Gunung Meriah 12 76,65 2.632 34 0,14

2 STM. Hulu 20 223,38 12.994 58 0,69

3 Sibolangit 30 179,96 20.756 115 1,10

4 Kutalimbaru 14 174,92 37.758 216 2,00

5 Pancur Batu 25 122,53 89.469 730 4,74

6 Namo Rambe 36 62,30 38.583 619 2,05

7 Biru-Biru 17 89,69 35.887 400 1,90

8 STM. Hilir 15 190,50 32.267 169 1,71

9 Bangun purba 24 129,95 22.749 175 1,21

10 Galang 29 150,29 64.912 432 3,44

11 Tjg. Morawa 26 131,75 202.870 1540 10,75

12 Patumbak 8 46,79 93.522 1999 4,96

13 Deli Tua 6 9,36 63.877 6824 3,39

14 Sunggal 17 92,52 257.070 2779 13,63

15 Hamparan Perak 20 230,15 158.034 687 8,38

16 Labuhan Deli 5 127,23 63.431 499 3,36

17 Percut Sei Tuan 20 190,79 405.434 2125 21,49

18 Batang Kuis 11 40,34 59.281 1470 3,14

19 Pantai Labu 19 81,85 45.440 555 2,41

20 Beringin 11 52,69 55.276 1049 2,93

21 Lubuk Pakam 13 31,19 85.366 2737 4,53

22 Pagar Merbau 16 62,89 38.780 617 2,06

Jumlah 394 2.497,72 1.886.388 755 100

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 28: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

27

Tabel IV.4. Data Kecamatan, Penduduk Dewasa dan Anak-anak menurut Jenis

Kelamin tahun 2013

No Kecamatan Jumlah RT

Dewasa

Banyak Penduduk

Anak-Anak

Banyak Penduduk

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Gunung Meriah 801 961 966 365 340

2 STM. Hulu 3.467 4.430 4.270 2.106 2.188

3 Sibolangit 5.829 7189 7399 3180 2988

4 Kutalimbaru 9.426 12.549 12.806 6.243 6.160

5 Pancur Batu 22.430 30.760 31.487 14.046 13.176

6 Namo Rambe 9.745 12.798 13.493 6.291 6.001

7 Biru-Biru 9.158 12.199 12.312 5.834 5.542

8 STM. Hilir 8.380 11.071 10.855 5.323 5.018

9 Bangun purba 5.712 7.725 7.835 3.653 3.536

10 Galang 16.168 22.655 22.489 9.964 9.804

11 Tjg. Morawa 48.068 69.537 69.274 32.762 31.297

12 Patumbak 22.386 31.800 31.414 15.591 14.717

13 Deli Tua 14.761 21.837 23.398 9.612 9.030

14 Sunggal 60.567 89.631 89.882 39.773 37.784

15 Hamparan Perak 38.675 54.933 53.714 25.387 24.000

16 Labuhan Deli 15.041 22.388 21.814 9.857 9.372

17 Percut Sei Tuan 94.492 140.751 141.553 63.043 60.087

18 Batang Kuis 13.955 20.347 20.034 9.713 9.187

19 Pantai Labu 10.683 15.595 14.589 7.836 7.420

20 Beringin 13.056 19.240 18.900 8.784 8.352

21 Lubuk Pakam 20.133 29.689 31.2014 12.632 11.841

22 Pagar Merbau 9.465 13.051 13.255 6.139 6.335

Deli Serdang 452.398 651.136 652.943 298.134 284.175

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Data hasil survai ini berorientasi pada lokasi bermukim 400 responden di 22 (dua

puluh dua) Kecamatan yang tersebar di 80 desa. (Nama Kecamatan dan Kelurahan,

terlampir). Profil responden memiliki korelasi terhadap beragam aspek yang terkait dengan

pemilu, terutama tingkat partisipasi, referensi pilihan, dan penilaian responden terhadap

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 29: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

28

Tahun 2013, partai politik, dan caleg yang dipilihnya pada pemilu Legislatif Tahun 2014

serta Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Pilpres Tahun 2014.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 201 50,25 50,25 50,25

Perempuan 199 49,75 49,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.5. Jenis Kelamin Responden 

Jenis kelamin responden terdiri dari 201 orang laki-laki (50,25 %) dan 199 orang

perempuan (49,75 %), serta berstatus kepala keluarga 178 orang (44,50 %), 177 orang (44,25

%) berstatus istri, dan 45 orang berstatus anak dalam rumah tangga responden penelitian ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Anak 45 11,25 11,25 11,25Istri 177 44,25 44,25 55,50Kepala Keluarga 178 44,50 44,50 100,00Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.6. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

B. Purba 5 1,25 1,25 1,25

Bandar baru 5 1,25 1,25 2,50

Bandar Khalifah 5 1,25 1,25 3,75

Bandar Kuala 5 1,25 1,25 5,00

Baru 5 1,25 1,25 6,25

Batu Layang 5 1,25 1,25 7,50

Batu Penjemuran 5 1,25 1,25 8,75

Bingkawan 5 1,25 1,25 10,00

Bintang Meriah 5 1,25 1,25 11,25

Biru-Biru 5 1,25 1,25 12,50

Page 30: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

29

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Bulu Cina 5 1,25 1,25 13,75

Deli Tua Barat 5 1,25 1,25 15,00

Denai Sarang Burung 5 1,25 1,25 16,25

Durian 5 1,25 1,25 17,50

Galang Barat 5 1,25 1,25 18,75

Galang Kota 5 1,25 1,25 20,00

Gunung Rintih 5 1,25 1,25 21,25

Helvetia 5 1,25 1,25 22,50

Helvetia Sunggal 5 1,25 1,25 23,75

Hulu 5 1,25 1,25 25,00

Jaba 5 1,25 1,25 26,25

Jati Kesuma 5 1,25 1,25 27,50

Juhar Baru 5 1,25 1,25 28,75

K.S Kampung 5 1,25 1,25 30,00

Karang Anyar 5 1,25 1,25 31,25

Kedai Durian 5 1,25 1,25 32,50

Kenanga 5 1,25 1,25 33,75

Kolam 5 1,25 1,25 35,00

Kuala Dekah 5 1,25 1,25 36,25

Kuta Jurung 5 1,25 1,25 37,50

Kuta Tengah 5 1,25 1,25 38,75

Kuta Tualah 5 1,25 1,25 40,00

Lama 5 1,25 1,25 41,25

Lengau Seprang 5 1,25 1,25 42,50

Limau Manis 5 1,25 1,25 43,75

Lubuk Pakam Pekan 5 1,25 1,25 45,00

Mardinding Julu 5 1,25 1,25 46,25

Marjanji Tongah 5 1,25 1,25 47,50

Namo Mbelin 5 1,25 1,25 48,75

Namorube Julu 5 1,25 1,25 50,00

P. Merbau II 5 1,25 1,25 51,25

P. Sibaji 5 1,25 1,25 52,50

Paku 5 1,25 1,25 53,75

Page 31: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

30

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Paluhmanan 5 1,25 1,25 55,00

Parbarakan 5 1,25 1,25 56,25

Pasar Melintang 5 1,25 1,25 57,50

Patumbak I 5 1,25 1,25 58,75

Penara Kebun 5 1,25 1,25 60,00

Perguroan 5 1,25 1,25 61,25

Petapahan 5 1,25 1,25 62,50

Pisang Pala 5 1,25 1,25 63,75

Rambung baru 5 1,25 1,25 65,00

Rantau Panjang 5 1,25 1,25 66,25

Rumah Pilpil 5 1,25 1,25 67,50

Rumah Sumbul 5 1,25 1,25 68,75

Salam Tani 5 1,25 1,25 70,00

Sembahe 5 1,25 1,25 71,25

Sena 5 1,25 1,25 72,50

Sialang 5 1,25 1,25 73,75

Sibaganding 5 1,25 1,25 75,00

Sibunga-bunga Hilir 5 1,25 1,25 76,25

Sidodadi 5 1,25 1,25 77,50

Sidodadi Ramunia 5 1,25 1,25 78,75

Sigara-Gara 5 1,25 1,25 80,00

SM Diski 5 1,25 1,25 81,25

Sudirejo 5 1,25 1,25 82,50

Suka Dame 5 1,25 1,25 83,75

Sukarende 5 1,25 1,25 85,00

Sumbul 5 1,25 1,25 86,25

T. Selamat 5 1,25 1,25 87,50

Tanjung Anom 5 1,25 1,25 88,75

Tanjung Muda 5 1,25 1,25 90,00

Tanjung Mulia 5 1,25 1,25 91,25

Tanjung Siporkis 5 1,25 1,25 92,50

Telaga Sari 5 1,25 1,25 93,75

Telaga Tujuh 5 1,25 1,25 95,00

Page 32: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

31

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tembung 5 1,25 1,25 96,25

Tiga Juhar 5 1,25 1,25 97,50

Tuntungan II 5 1,25 1,25 98,75

Ujung Labuhan 5 1,25 1,25 100,0

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Lama bermukim penduduk merupakan variabel lain untuk menelusuri integritas

individual terhadap lingkungan sosial, yang tergambar dalam simbol status sosial dan gaya

hidup (life style). Berdasarkan lama bermukim di tempat tinggalnya ternyata 89,25 % (357

orang) responden sudah lebih dari 10 tahun berdiam di lokasi penelitian, namun ada pula 43

orang responden (10,75 %) yang tergolong baru tinggal yaitu di bawah 10 (sepuluh) tahun.

Tabel IV.8. Komposisi Responden berdasarkan lama tinggal

di daerah ini

Lama Tinggal di desa Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 1 0,25 0,25 0,25

Kurang dari setahun 1 0,25 ,0,25 0,50

1-2 tahun 2 0,50 0,50 1,00

3-4 tahun 5 1,25 1,25 2,25

5-6 tahun 10 2,50 2,50 4,75

7-8 tahun 12 3,00 3,00 7,75

9-10 tahun 12 3,00 3,00 10,75

Diatas 10 tahun 357 89,25 89,25 100,00

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia antara <21 – 60> (antara usia 17

tahun sampai di atas 60 tahun) dimana terdapat 5,50 % (22 responden) dalam kelompok usia

pemilih pemula, sedangkan untuk kelompok usia potensial (21 – 60 tahun) sebanyak 346

responden (86,50 %) dan kelompok lansia (lanjut usia) sebanyak 32 responden (8,00 %).

Page 33: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

32

Tabel IV.9. Kelompok Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

<21 22 5,50 5,50 5,50

21-30 54 13,50 13,50 19,00

31-40 104 26,00 26,00 45,00

41-50 128 32,00 32,00 77,00

51-60 60 15,00 15,00 92,00

>60 32 8,00 8,00 100,00

Total 400 100,00 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Berbasis karakter agama, maka responden survai ini terdiri dari beragama Islam 254

orang (63,50 %), Protestan 109 orang (27,25 %), dan Katolik 34 orang (8,50 %), serta Budha

terdapat 3 orang (0,75 %).

Tabel IV.10. Agama Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Islam 254 63,50 63,50 63,50

Protestan 109 27,25 27,25 90,75

Katolik 34 8,50 8,50 99,25

Buddha 3 0,75 0,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Keanekaragaman sosial budaya Sumatera Utara terlihat dari beragamnya latar

belakang suku penduduknya, hal ini tergambar pula dari analisis unit suku (ethnic unit

analysis) responden penelitian ini. Berdasarkan latar belakang etnik responden yang terpilih

dalam penelitian memperlihatkan ragam yang bukan didominasi etnik tempatan yaitu suku

Melayu hanya 34 orang (8,50 %) dan Karo 131 orang (32,75 %). Komposisi etnik masyarakat

yang berdiam di Kabupaten Deli Serdang justru didominasi suku pendatang yaitu Jawa 163

orang (40,75 %). Selain itu terdapat suku Mandailing 18 orang (4,50 %), etnik Batak Toba 17

Page 34: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

33

orang (4,25 %), Minang 5 orang (1,25 %), Simalungun 18 orang (4,50 %), Banjar 4 orang

(1,00 %), Sunda 8 orang (2, 00 %) dan Aceh berjumlah 1 orang (0,25 %).

Tabel IV.11. Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jawa 163 40,75 40,75 40,75

Tionghoa 3 0,75 0,75 41,50

Minang 5 1,25 1,25 42,75

Aceh 1 0,25 0,25 43,00

Banjar 4 1,00 1,00 44,00

Sunda 6 1,50 1,50 45,50

Melayu 34 8,50 8,50 54,00

Toba 17 4,25 4,25 58,25

Mandailing 18 4,50 4,50 62,75

Simalungun 18 4,50 4,50 67,25

Karo 131 32,75 32,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Dari segi jenjang pendidikan yang telah dikecap oleh responden menunjukkan yang

terbanyak berpendidikan menengah atas yaitu sebanyak 199 orang (49,75%). Selain itu,

responden yang berpendidikan tinggi yang sudah menamatkan pendidikannya sebanyak 29

orang (7,25%) dari Perguruan Tinggi/Universitas, yang berjumlah 21 orang (5,25%), serta

96 orang (24,00 %) yang tamat SMP, 41 orang (10,25%) tamat SD dan 22 orang (5,50 %)

tidak menyelesaikan tamat SD serta yang tidak pernah bersekolah sama sekali sebanyak 28

orang (7,00 %).

Page 35: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

34

Tabel IV.12. Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 7 1,75 1,75 1,75

Tidak pernah sekolah 6 1,50 1,50 3,25

Tidak tamat SD 22 5,50 5,50 8,75

Tamat SD 41 10,25 10,25 19,00

Tamat SLTP 96 24,00 24,00 43,00

Tamat SLTA 199 49,75 49,75 92,75

Tamat Akademi/diploma 8 2,00 2,00 94,75

Tamat S-1 atau lebih tinggi 21 5,25 5,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Konsekuensi dari pendidikan yang dikecap responden berhubungan dengan

kemampuan memahami pesan-pesan tertulis dan lisan yang dikomunikasikan oleh partai

politik dan caleg menjelang pemilu legislatif tahun 2014 lalu. Dalam konteks ini, sebesar

99,75 % responden (399 orang) mengakui mampu membaca huruf dan angka.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bersekolah 394 98,50 98,50 98,50

Bisa 5 1,25 1,25 99,75

Tidak bisa 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.13. Kalau Tidak Sekolah, apakah bisa baca/tulis ?

Berdasarkan status perkawinan, dimana 351 orang (87,75 %) berstatus kawin, 44

orang (11,00) masih berstatus single, terdapat 5 orang (1,25%) berstatus duda/janda.

Page 36: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, Kawin 351 87,75 87,75 87,75

Tidak Kawin 44 11,00 11,00 98,75

Ya,tapi cerai 5 1,25 1,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.14. Status Perkawinan Responden

C.2. Keadaan Ekonomi dan Kelembagaan Sosial

Pekerjaan responden beragam selaras dengan karakter Kabupaten Deli Serdang yang

berkarakter sub-urban dimana mayoritas responden memiliki mata pencaharian sebagai

petani sebanyak 96 orang ( 24,00%), wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri yaitu

sebanyak 78 orang (19,50 %). Selain itu, ada pegawai swasta berjumlah 28 orang (7,00%)

dan Buruh 19 orang (4,75 %), guru 9 orang (2,25 %), Tukang Becak 1 orang (0,25%), PNS

12 orang (3,00 %), supir 2 orang (0,50 %), purnawirawan 1 orang (0,25 %), Bidan 2 orang

(0,50%), kepala Dusun 1 orang (0,25 %), Nelayan 1 orang (0,25 %), Pegawai Desa 1 (0,25

%). Sisanya sebanyak 149 orang (37,25%) adalah responden tidak bekerja, seperti Ibu Rumah

Tangga 94 orang, masih bersekolah 33 orang dan sedang dalam mencari pekerjaan 22 orang.

Page 37: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Bekerja 149 37,25 37,25 37,25

Bidan 2 0,50 0,50 37,75

Buruh 19 4,75 4,75 42,50

Guru 9 2,25 2,25 44,75

Kepala Dusun 1 0,25 0,25 45,00

Nelayan 1 0,25 0,25 45,25

Pegawai Desa 1 0,25 0,25 45,50

Pegawai Swasta 28 7,00 7,00 52,50

Petani 96 24,00 24,00 76,50

PNS 12 3,00 3,00 79,50

Purnawirawan 1 0,25 0,25 79,75

Supir 2 0,50 0,50 80,25

Tukang Becak 1 0,25 0,25 80,50

Wiraswasta 78 19,50 19,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.15 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Masih sekolah 33 22,15 22,15 22,15

Ibu rumah tangga 94 63,09 63,09 85,23

Sedang mencari pekerjaan 22 14,77 14,77 100,00

Total 149 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel VI.16. Sebab Responden Tidak Bekerja

Jenis sumber mata pencaharian memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan.

Berdasarkan paparan tersebut, ternyata sebagian besar responden yaitu 146 orang (36,50 %)

memiliki penghasilan dibawah Rp 1 juta, 139 orang (34,75%) memiliki penghasilan sedang

yaitu lebih besar Rp. 1.000.001 -Rp. 2. 000.000,- . Sedangkan 92 orang (23,00 %) termasuk

berpenghasilan tinggi yaitu diatas Rp. 2.000.000,- perbulannya. Responden lainnya tidak

menjawab, sebanyak 23 orang (5,75%).

Page 38: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

37

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Menjawab 23 5,75 5,75 5,75

≤ Rp 500.000 48 12,00 12,00 17,75

> Rp 500.000 - Rp 1.000.000 98 24,50 24,50 42,25

> Rp 1.000.00  - Rp 2.000.000 139 34,75 34,75 77,00

> Rp 2.000.001 - Rp 4.000.000 78 19,50 19,50 96,50

> Rp 4.000.001 - Rp 8.000.000 13 3,25 3,25 99,75

> Rp 8.000.000 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.17. Pendapatan perbulan

C.3. Kapasitas Sarana Informasi

Media massa dan elektronik merupakan instrumen transfer informasi pengetahuan,

hiburan, berita, maupun nilai-nilai sosial budaya, ekonomi dan politik yang dapat dikenali

dari pesan visual dan audiovisual. Berdasarkan kepemilikannya maka 389 responden (97,25

%) ternyata di rumahnya telah ada televisi, dan 11 responden (2,75 %) menyatakan tidak

memiliki televisi di rumahnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 389 97,25 97,25 97,25

Tidak 11 2,75 2,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.18. Kepemilikan Responden atas Televisi

Selain itu, untuk menambah sumber referensi responden dalam prilaku sosial, budaya,

ekonomi dan politik dilakukan dengan membaca koran, majalah dan sumber bacaan lainnya.

Membaca, menonton TV dan mendengar radio merupakan aktivitas pendukung utama bagi

Page 39: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

38

masyarakat untuk memperoleh beragam informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk dalam meningkatkan kualitas prilaku dan referensi pilihan.

Terkait dengan pernyataan tersebut, selain menonton TV dari berbagai stasiun TV swasta dan

nasional, serta mendengar radio dengan frekuensi FM dan AM yang ada di kota Medan dan

Kabupaten Deli Serdang, tampaknya responden juga menambahkan bobot prilakunya sehari-

hari termasuk untuk partisipasi politik dan pilihan politiknya dengan membaca koran,

majalah dan media cetak lainnya dengan cara berlangganan di rumah menurut 26 orang

responden (6,50 %), membaca media cetak yang tersedia di kantor atau tempat aktivitas

menurut 87 orang (21,75%), dan dengan membeli media secara eceran setiap hari maupun

hari-hari tertentu saja menurut 70 orang responden (17,50 %). Sedangkan lainnya, yaitu

sebanyak 217 orang (54,25 %) ternyata tidak membaca media cetak secara reguler.

Selengkapnya mengenai gambaran prilaku responden dalam membaca media cetak dapat

dilihat dalam tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, berlangganan di rumah 26 6,50 6,50 6,50

Ya, membaca di kantor atau tempat aktivitas

87 21,75 21,75 28,25

Ya, memberi eceran hari-hari tertentu

70 17,50 17,50 45,75

Tidak membaca 217 54,25 54,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.19. Apakah pernah membaca Koran ?

C. 4. Kapasitas Responden Dalam Mengikuti Organisasi Sosial Budaya Dan

Politik

Memasuki organisasi dan kelembagan sosial politik merupakan wadah untuk

membangun pengalaman kepemimpinan dan relasi sosial politik. Dengan melakoni peranan

yang dilabelkan oleh struktur organisasi sosial politik, maka seseorang atau sekelompok

orang dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja sosial politiknya. Aktivitas sosial dan

partisipasi dalam politik secara teoritis mewarnai preferensi dan pilihan dalam pemberian

suara dalam pemilu. Karena keikutsertaan dalam organisasi sosial, partai politik, dan

organsisasi keagamaan dapat mempengaruhi pragmatisme, primordialime, rasionalitas, dan

Page 40: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

39

demokratisnya seseorang dalam memberikan pilihan dan menawarkan pertimbangan-

pertimbangan yang menentukan kebijakan dan keputusan politik.

Selain itu, berbagai dinamika yang muncul ketika melakukan aktivitas sosial dan

politik menyebabkan seseorang skeptis ataupun optimis terhadap pilihan politiknya, karena

pengalamannya merupakan pedoman untuk menetapkan pilihan politik. Dengan adanya

pengalaman politik ini maka akan meningkatlah kapasitas wawasan politik kritis para

responden penelitian ini, karena wawasan politik yang kritis sebagai manfaat pendidikan

politik itu diperlukan untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial, yang

selanjutnya dapat membangkitkan kreativitas orang-orang mencari kemungkinan alternatif

baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara penyelesaian politik yang paling

aman ditempuh, yang keadaan ini berlangsung dari proses penjernihan wawasan politik

mengenai situasinya, dan antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-

masa mendatang, yang disusul dengan adanya upaya redifinisi dan pengubahan terhadap

pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga

terhadap lembaga-lembaga politik dan situasi masyarakatnya (Kartini: 2009).

Berdasarkan paparan teoritik tersebut, sebagian besar responden ternyata berprilaku

berbeda dimana mereka bukanlah anggota dari berbagai organisasi sosial politik yang ada

dalam formasi kelembagaan sosial politik Indonesia, terutama kelembagaan yang merupakan

basis pembangun struktur kekuatan politik. Rendahnya aktivitas responden dalam beragam

aktivitas sosial, politik, keagamaan, seni dan budaya, asosiasi profesi, serikat buruh, maupun

LSM secara teoritis menunjukkan prilaku pemilih yang masih bersifat parochyal political

participant (Miriam Budiardjo: 2010). Oleh karena itu sangat menarik untuk mengetahui

siapa saja di antara warga masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan politik dan siapa saja

yang tidak; sampai seberapa besar tingkat partisipasi politik warga masyarakat; siapa yang

berpartisipasi rendah dan siapa yang tinggi; apa ciri-ciri partisipan dan apa ciri-ciri non

partisipan; serta apa dampak partisipasi terhadap keputusan yang dibuat penguasa politik dan

dampak tindakan-tindakan penguasa politik terhadap partisipasi politik.

Terpusatnya perhatian para ilmuwan politik pada kegiatan politik yang dijalankan

oleh anggota masyarakat sebagai warga negara biasa (private citizen menurut istilah

Huntington dan Nelson) berarti bahwa partisipasi politik adalah salah satu bentuk saja dari

kegiatan politik. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara dalam kedudukannya

sebagai rakyat biasa disebut sebagai partisipasi politik, sesuai dengan salah satu ciri dari teori

partisipasi politik yang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, dan

berhubungan dengan penentuan pejabat-pejabat politik (Rauf, 1991: 10)

Page 41: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

40

Tapi kegiatan politik yang dijalankan oleh para penguasa politik mereka juga warga

negara dan anggota masyarakat dalam kedudukan mereka sebagai pengambil keputusan tidak

dapat dinamakan partisipasi politik. Kegiatan itu hanya dapat disebut sebagai kegiatan politik

saja. Jadi, partisipasi politik mengandung adanya sasaran yang ingin dituju, yaitu proses

pembuatan keputusan politik; partisipan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik

yang akan diambil agar keputusan itu menguntungkannya atau paling tidak, tidak

merugikannya.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh penguasa politik dalam kedudukannya

sebagai pembuat dan pengambil keputusan politik jelas merupakan kegiatan politik. Para

pengambil keputusan ( decision makers) yang menghasilkan keputusan politik, seharusnya

menjalankan kegiatan politik, dalam bentuk mengikutsertakan masyarakat untuk memberikan

masukan yang akan menjadi pertimbangan untuk dijadikan keputusan politik.

Terkait dengan rendahnya partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam berbagai

organisasi, kelembagaan dan partai politik. yang menjauhkan atau menyenjangkan penafsiran

dari elite politik terhadap pikiran dan kepentingan pemilihnya. Sedikitnya anggota

masyarakat yang terlibat dalam aktivitas sosial dan politik, berkorelasi pula dengan tingginya

kerahasiaan dan belum pastinya pilihan pemilih dalam menentukan partai politik yang

dicoblos dalam pemilu 2014. Sebaliknya secara teoritis, aktifnya anggota masyarakat dalam

berbagai kelembagaan sosial dan partai politik semakin meningkatkan komunikasi dengan

elit politik, semakin mudah mengakses informasi dan rencana kebijakan publik yang akan

digodok oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Deli

Serdang.

Tabel IV.20. Komposisi Responden berdasarkan anggota aktif, anggota tidak aktif atau

bukan anggota organisasi atau perkumpulan.

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

a.

Organisasi keagamaan (misalnya dalam Islam ada

NU, Muhammadiyah, majlis taklim, remaja mesjid;

kalau dalam Kristen ada HKBP, Methodist, HKI,

GKPS, GBKPdan sebagainya)

51,00% 12,50% 36,50%

b. Organisasi olahraga, seperti klub sepakbola, senam,

bela diri, dll 91,50% 3,75% 4,75%

c. Organisasi sosial, seperti karang taruna, dharma

wanita, PKK, organisasi marga, dll 82,25% 2,25% 15,50%

Page 42: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

41

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

d. Perhimpuan seni dan budaya, seperti seni suara, seni

lukis, seni tari, dan lain-lain 96,25% 1,00% 2,75%

e. Organisasi profesi, seperti ikatan dokter, PGRI,

pengacara, dll 95,50% 2,00% 2,50%

f. Serikat pekerja/buruh, serikat tani, serikat dagang 97,25% 1,25% 1,50%

g. Lembaga Swadaya Masyarakat 97,25% 1,25% 1,50%

h. Partai politik 97,50% 1,25% 1,25%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Kalau kita perhatikan tabel diatas tergambar bahwa keikutsertaan dari responden

sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi keagamaan (36,50 %) dan

organisasi sosial (15,50 %). Sedangkan yang aktif dalam kegiatan LSM dan partai politik

sangat rendah yaitu masing-masing 1,50 % dan 1,25 %. Gambaran ini memberikan arti

bahwa tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau elite

politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang berdampak

pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit dengan aspirasi

masyarakatnya. Karena secara teori kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan

dan ketidaktahuan politik, maka untuk merangsang partisipasi politiknya secara aktif dalam

usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik,yang bertujuan untuk : (a) Membuat

rakyat menjadi melek-politik/sadar politik, (b) lebih kreatif dalam partisipasi sosial politik di

era pembangunan, (c) menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih

nyaman dan sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia (Kartini: 2009).

Leluasanya anggota DPRD dalam menafsirkan bentuk hubungan dan dukungan yang

kondusif ataupun depresif kepada birokrasi pemerintahan sesungguhnya terkondisi oleh

rendahnya mekanisme kontrol masyarakat, karena pemilihan anggota DPRD yang langsung

dipilih oleh voter harusnya berkorelasi langsung dengan fungsi partai politik sebagai

instrumen artikulasi kepentingan dan wadah komunikasi politik antar elite dan pemilihnya.

Kenyataannya seringkali kebijakan pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang disetujui oleh

DPRD mencerminkan jauhnya realita dari bayangan kepentingan konstituen dan pemilih para

anggota dalam Pemilu tahun 2009 lalu.

Karena apa demikian? Menurut Kartini (2000), demokrasi bukan merupakan situasi

yang sudah selesai/finished; tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan

Page 43: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

42

digarap tanpa henti-hentinya menuju kearah kemajuan dan kebaikan yang memerlukan

demokratisasi pribadi manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat

pemerintah, agar semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang.

Sehingga fungsi partai politik dan kinerja anggota DPRD diharapkan dapat bermanfaat bagi:

(a) memperbesar kekuasaan dalam menentukan opini publik (pendapat umum) serta

partisipasi politik rakyat (b) ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya

pemerintahan menuju ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Fungsi lembaga-lembaga demokrasi di Kabupaten Deli Serdang sangat diperlukan

mengingat berbagai permasalahan pembangunan yang harus diatasi, sehubungan dengan letak

strategis Kabupaten Deli Serdang sebagai satelit dari wilayah ibukota Provinsi Sumatera

Utara yang struktur masyarakatnya sudah masuk klasifikasi modern dan kota metropolitan

nomor tiga di Indonesia.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Air PAM 3 0,75 0,75 0,75

Masalah ekonomi 241 60,25 60,25 61,00

Masalah keamanan 27 6,75 6,75 67,75

Masalah kebersihan 12 3,00 3,00 70,75

Masalah kesehatan 3 0,75 0,75 71,50

Masalah lalu lintas 2 0,50 0,50 72,00

Masalah moral dan etika 2 0,50 0,50 72,50

Masalah pelayanan public 3 0,75 0,75 73,25

Masalah pemadaman listrik 2 0,50 0,50 73,75

Masalah pendidikan 51 12,75 12,75 86,50

Masalah pengangguran 3 0,75 0,75 87,25

Masalah pertanian 5 1,25 1,25 88,50

Masalah social 2 0,50 0,50 89,00

Pembangunan infrastruktur 40 10,00 10,00 99,00

Pembenahan generasi muda 2 0,50 0,50 99,50

Perbaikan saluran air 2 0,50 0,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.21. Masalah yang paling penting dihadapi masyarakatKabupaten Deli Serdang

Page 44: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

43

B. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

B.1. Landasan / Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu;

3. PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas PP Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

4. Permendagri Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Permendagri

Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

5. Peraturan KPU Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan,

Program, dan jadwal Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan wakil Kepala

Daerah;

6. Peraturan KPU Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Penetapan

Jumlah dan Tata Cara Pengisian Keanggotaan DPRD Prov atau DPRD

Kab/Kota Induk dan DPRD Prov atau DPRD Kab/kota yang dibentuk setelah

Pemilu Tahun 2009;

7. Peraturan KPU Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja

KPU Prov, KPU Kab/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah

dan wakil Kepala Daerah;Peraturan KPU Nomor 64 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pemantauan dan tata Cara Pemantauan Pemilu Kepala Daerah dan

wakil Kepala Daerah;

8. Peraturan KPU Nomor 65 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan

Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah;

9. Peraturan KPU Nomor 66 Tahun 2009 tentang Penetapan Norma, Standar,

Prosedur dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan

Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Page 45: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

44

10. Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara

Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan wakil

Kepala Daerah;

11. Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata cara

Pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

12. Peraturan KPU Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

13. Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan

Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah di TPS;

14. Peraturan KPU Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata cara Pelaksanaan

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah oleh PPK, KPU Kab/Kota, dan KPU Prov, serta Penetapan

Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan.

Page 46: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

45

B.2. Data Pemilih

Lk PrJUMLAH PEMILIH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.031 1.075 2.106 122 STM. HULU 20 4.743 4.848 9.591 363 SIBOLANGIT 30 7.687 8.089 15.776 614 KUTALIMBARU 14 12.911 13.266 26.177 725 PANCUR BATU 25 33.418 35.015 68.433 1386 NAMORAMBE 36 13.864 14.717 28.581 737 BIRU-BIRU 17 13.222 14.003 27.225 698 STM. HILIR 15 12.670 13.091 25.761 729 BANGUN PURBA 24 8.229 8.376 16.605 4810 GALANG 29 22.745 23.777 46.522 11011 TANJUNG MORAWA 26 78.138 79.192 157.330 31212 PATUMBAK 8 34.483 34.445 68.928 13113 DELI TUA 6 21.487 21.753 43.240 8614 SUNGGAL 17 99.536 100.999 200.535 37315 HAMPARAN PERAK 20 60.245 58.591 118.836 22716 LABUHAN DELI 5 24.471 23.777 48.248 9917 PERCUT SEI TUAN 20 149.963 149.128 299.091 52118 BATANG KUIS 11 22.950 22.918 45.868 8419 PANTAI LABU 19 16.874 16.457 33.331 7220 BERINGIN 11 20.914 20.873 41.787 8621 LUBUK PAKAM 13 41.618 44.544 86.162 15722 PAGAR MERBAU 16 12.926 13.022 25.948 61

394 714.125 721.956 1.436.081 2.900

1 LAPAS LUBUK PAKAM 727 13 740 2

2 LAPAS TANJUNG GUSTA 185 0 185 1

3 RUTAN PANCUR BATU 145 0 145 1

JUMLAH 1.057 13 1.070 4

394 715.182 721.969 1.437.151 2.904

Sumber: KPU Deli Serdang, 2013

JUMLAH

TPS KHUSUS RUTAN / LAPAS

JUMLAH KESELURUHAN

Tabel IV.22. REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

No. KECAMATANJUMLAH

PPS

JUMLAH PEMILIHJUMLAH

TPS KET

Page 47: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

46

B.3. SOSIALISASI PILKADA TAHUN 2013

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah, yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan

kegiatan sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk

menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

pada tahun 2013, khususnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli

Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan pemimpin daerah di Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 400 responden, terdapat 315

responden (78,75 %) bahwa berpendapat atau memiliki tanggapan tentang informasi sistem

pemilihan kepala daerah di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 sudah memadai. Dapat

terlihat pada Tabel IV.22.

Sehingga dari data tersebut (Tabel IV.22) sangat konsisten terhadap pemilih yang

terdaftar sebagai pemilih pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013,

seperti yang terlihat pada Grafik IV.1, yang menyebutkan bahwa terdapat 394 responden

(98,50%) terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang

tahun 2013.

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.1 Apakah terdaftar sebagai pemilih Pilkada ?

98,50%

1,50%

Ya 394 Tidak 6

Page 48: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

47

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 315 78,75 78,75 79

Belum 65 16,25 16,25 95

Tidak ada 20 5,00 5,00 100

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.23. Tanggapan responden tentang informasi sistem pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Namun kegiatan Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara, hendaknya

diimbangi dengan intensitas para pasangan calon atau Tim pendukungnya dalam

mensosialisasikan atau memperkenalkan pasangan calon pada pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Deli Serdang Tahun 2013, karena terdapat 91 responden (22,75 % ) menyatakan

bahwa informasi tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

Belum dan Tidak memadai. Hal tersebut terdapat pada Grafik IV.2

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.2 Apakah informasi tentang calon bupati sudah memadai ?

77,25%

20,25%

2,50%

Ya 309

Belum 81

Tidak 10

Page 49: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

48

Sedangkan tanggapan masyarakat tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan

pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, terdapat 349

responden dari 400 responden (87,25) menyatakan bahwa informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sudah “Memadai”, dan yang menyatakan Tidak ada informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sebanyak 19 responden (4,75%). Seperti yang tertera pada Tabel IV.23.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 349 87,25 87,25 87,25

Belum memadai 32 8,00 8,00 95,25

Tidak ada 19 4,75 4,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.24. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Demikian juga dengan tanggap masyarakat tentang informasi mengenai jadwal

Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, menyebutkan bahwa

terdapat 317 responden dari 400 responden (79,25 %) menyatakan “Memadai” dan sebanyak

26 responden (6,50 %) menyatakan “Tidak Ada”. Tertera pada Tabel IV.24.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 317 79,25 79,25 79,25

Belum memadai 57 14,25 14,25 93,50

Tidak ada 26 6,50 6,50 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.25. Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Page 50: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

49

Media sosialisasi yang dinilai paling efektip oleh pemilih pada pemilihan calon bupati

dan wakil Bupati pemilu tahun 2013 di Kabupaten Deli Serdang adalah iklan luar ruang

(Baliho, Spanduk, Poster, Kartu nama, dll) 73,75% (295 responden), sedangkan media yang

paling tidak efektip menurut hasil survey adalah iklan / Berita di media online dengan

persentase 82,00% (328 responden) uraian pada tabel berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 18,25% 3,50% 4,00% 5,00% 12,25% 14,50% 17,00% 16,25% 4,75% 4,50%

b. Iklan/Berita di Radio 32,00% 3,75% 4,00% 7,75% 15,00% 16,75% 14,00% 4,25% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

24,00% 2,25% 3,25% 3,25% 9,00% 19,50% 16,00% 12,75% 6,50% 3,50%

d. Iklan/Berita di media online 48,25% 7,50% 8,50% 6,75% 11,00% 9,75% 4,50% 2,50% 0,00% 1,25%

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

52,00% 6,75% 8,00% 6,50% 8,25% 11,00% 4,25% 2,00% 0,25% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

15,50% 0,50% 1,25% 3,25% 5,75% 13,25% 21,25% 21,75% 10,50% 7,00%

g. Kampanye Partai Politik 21,50% 2,50% 2,75% 3,25% 16,50% 19,50% 17,00% 13,25% 2,25% 1,50%

h. Kunjungan Tim Sukses 22,75% 3,50% 3,50% 4,00% 15,50% 22,50% 14,25% 10,50% 2,00% 1,50%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

26,75% 4,75% 6,00% 5,50% 17,50% 19,50% 11,75% 6,00% 0,50% 1,75%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman

29,50% 2,25% 3,50% 2,50% 12,75% 19,50% 14,75% 10,75% 2,25% 2,25%

k. Pendidikan Politik 46,50% 7,75% 5,75% 4,00% 11,50% 9,75% 7,00% 5,50% 1,50% 0,75%

l. Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survai, Juli 20

Bentuk media sosialisasiNoS K O R (% )

Tabel IV.26. Skor Penilaian tentang Sosialisasi Pemilihan Calon Bupati Tahun 2013

Antusias masyarakat dalam memberikan suaranya pada Pemilihan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, bahwa dari responden yang ditemui

menggambarkan bahwa tingkat kehadiran masyarakat ke TPS cukup tinggi yaitu sebanyak

383 dari 400 responden mendatangi atau hadir di TPS pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli

Serdang 2013 (95,75 %). Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.68. dalam table tersebut

juga menyebutkan bahwa masyarakat yang kurang atau tidak hadir ke TPS pada Pilkada

Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013 yang tertinggi di Kecamatan Pancur Batu

sebanyak 4 %. Sebagaimana terurai pada tabel dibawah ini.

Page 51: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

50

1 B. Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )2 Batang Kuis 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )3 Beringin 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )7 Gunung Meriah 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )8 Hamparan Perak 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )9 Kutalimbaru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )10 Labuhan Deli 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )11 Lubuk Pakam 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )13 P. Labu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )16 Pancur Batu 21 ( 5,25% ) 4 ( 1,00% )17 Patumbak 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )18 Sibolangit 28 ( 7,00% ) 2 ( 0,50% )19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total 383 ( 95,75% ) 17 ( 4,25% )Tidak Menjawab

Sumber: Data Survey, Juli 2015

KecamatanDatang ke TPS sewaktu Pilbup

Ya Tidak

Tabel IV.27. Responden yang memberikan suara dalam Pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

No

Dari 400 responden terdapat 17 responden yang tidak hadir ke Tempat Pemungutan

Suara (TPS) (4.25%), dengan berbagai alasan, dan alasan tertinggi mengapa masyarakat tidak

hadir ke TPS saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

menyebutkan dikarenakan sedang bekerja saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013 berlangsung sebanyak 11 responden (64,71%). Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel IV.28.

Page 52: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

51

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Kurang informasi tentang figurnya 1 5,88 5,88 5,88

Masih di bawah usia 1 5,88 5,88 11,76

Sedang kerja 11 64,71 64,71 76,47

Sedang sakit 1 5,88 5,88 82,35

Tidak dapat kartu pemilih 1 5,88 5,88 88,24

Tidak mengetahui visi dan misinya 1 5,88 5,88 94,12

Tidak punya pilihan 1 5,88 5,88 100,00

Total 17 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.28 Alasan responden tidak memberikan suara

Masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, ternyata sebanyak 355 dari 400 responden (88,75 %)

sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

yang akan dipilih, sebelum masuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang 2013. Hal tersebut tertera pada Tabel IV.29.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 355 88,75 88,75 88,75

Tidak 45 88,75 11,25 100,00

Total 400 177,50 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.29. Tanggapan responden sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan dipilih sebelum masuk TPS pada Pemilukada Tahun 2013

Demikian juga ketika masyarakat sedang berada di dalam Tempat Pemungutan Suara

(TPS) bahwa sebanyak 351 dari 400 responden (98,87 %) mencoblos pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk

TPS. Hal tersebut sesuai dengan Tabel IV.30.

Page 53: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

52

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 351 98,87 98,87 98,87

Tidak 4 1,13 1,13 100,00

Total 355 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.30. Kalau ya, apakah mencoblos Surat Suara yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk TPS ?

Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki kesiapan untuk pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Deli Kabupaten Serdang pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2013, sebanyak 17 dari 45 responden (37,78 %) dengan alasan Tidak

mengenal Calonnya. Terlihat dari table IV.31.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

5 11,11 11,11 11,11

5 11,11 11,11 22,22

13 28,89 28,89 51,11

5 11,11 11,11 62,22

17 37,78 37,78 100,00

45 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.31. Alasan tidak memiliki kesiapan untuk calon Bupati dan wakil Bupati yang akan dipilih

Pasangan Calonnya banyak

Paslon yang ada kurang memperhatikan rakyat

Kurang mengenal calonnya

Terpengaruh oleh orang lain

Tidak mengenal calonnya

Total

Dari 400 responden Pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013, ada

yang memberikan berbagai bentuk atau jenis barang berupa, Uang sebanyak 7,50 % dan yang

tidak sebanyak 92,50 %, Barang tertentu terdapat 6,50 % sedangkan yang tidak 93,50 %,

Sembako ada 8,50 % dan yang tidak 91,50 %, sedangkan untuk Bibit atau Pupuk sebanyak

2,50 % dan yang tidak 97,50 %. Sesuai dengan Tabel IV.32.

Page 54: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

53

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 7,50% 92,50%

b.      Barang tertentu 6,50% 93,50%

c.       Sembako 8,50% 91,50%

d.      Bibit atau pupuk 2,50% 97,50%

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.32 Apakah ada yang memberikan bantuan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013 ?

Secara umum bahwa masyarakat yang menerima pemberian uang atau barang

tertentu, dengan tujuan untuk menggarap / mendulang suara, oleh pasangan calon atau tim

sukses pasangan calon. dari hasil survey hanya 25 responden (6,25%) yang menerima

bantuan dan sebanyak 24 responden tersebut terpengaruh akan pemberian dari pihak-pihak

yang terlibat dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, Sesuai

dengan Tabel IV.33.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 24 96,00 96,00 96,00

Tidak 1 4,00 4,00 100,00

Total 25 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.33. Responden yang memilih Calon karena menerima bantuan

Pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013,

masyarakat yang memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

terpengaruh karena sudah menerima pemberian atau bantuan dari pasangan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sebanyak 24 responden. Sesuai dengan data pada tabel

IV.34.

Page 55: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

54

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sudah membantu dan harus dipilih 24 100,00 100,00 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.34. Alasan responden memilih karena menerima bantuan / pemberian

Pendapat masyarakat tentang kinerja pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan

aparatnya yang telah menjalankan program dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,

bahwa ditinjau dari beberapa aspek menyebutkan yang tertinggi dari aspek atau bidang

“Kesehatan” sebanyak 61 %, kemudian disusul di bidang “Pendidikan” mencapai 60 %,

sedangkan yang terendah adalah pada aspek “ketenagakerjaan” hanya 9,50 %. Dan data

tersebut tertera pada Tabel IV.35.

No. Aspek Ya Belum Tidak

1 Pembangunan Infrastruktur Kota/Desa 29,50% 63,00% 7,50%

2 Peningkatan Ekonomi Rakyat 11,25% 78,25% 10,50%

3 Investasi (Penanaman Modal) di Daerah 9,50% 70,75% 19,75%

4 Pendidikan 60,00% 34,50% 5,50%

5 Kesehatan 61,50% 32,50% 6,00%

6 Ketenagakerjaan 9,00% 77,50% 13,50%

7 Penegakan Hukum 21,00% 63,75% 15,25%

8 Pemberantasan KKN 14,75% 68,00% 17,25%

9 Pelayanan Publik 37,00% 52,50% 10,50%

10 Pengutipan Restribusi 32,50% 51,25% 16,25%

11 Pertanahan 29,00% 57,30% 13,70%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.35. Pendapat responden tentang kinerja Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan aparatnya

Page 56: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

55

B.4. Tingkat Partisipasi Pemilih

Sesuai data Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang, tingkat partisipasi

pemilih pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sangat rendah

dengan capaian hanya 37,99 % dari jumlah pemilih yang terdaftar yaitu 1.437.151 orang.

Partisipasi itu menunjukkan bahwa yang tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)

menggunakan hak pilihnya 891.091 orang (62,01 %), sedang yang menggunakan hak

pilihnya hanya 546.060 orang.

Page 57: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

56

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

640 1.045 1.547 2.278 6.220 2.964 4.765 3.611 23.070

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

8 34 166 675 168 131 125 202 1.509

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

32 117 147 403 694 144 278 613 2.428

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

12 64 46 77 186 149 111 88 733

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38 112 229 1.180 1.548 383 463 308 4.261

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

189 707 1.172 2.731 3.846 1.338 831 607 11.421

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

68 494 508 211 1.137 438 328 645 3.829

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

395 2.337 4.006 4.216 7.703 4.831 4.007 4.524 32.019

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

10 132 689 660 2.931 357 423 234 5.436

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

23 418 140 288 1.435 729 727 442 4.202

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

9 9 61 118 480 119 302 436 1.534

1.424 5.469 8.711 12.837 26.348 11.583 12.360 11.710 90.442

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Tidak Sah 32 124 189 243 529 288 249 199 1.853

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Sah dan Tidak Sah 1.456 5.593 8.900 13.080 26.877 11.871 12.609 11.909 92.295

No. UraianJumlah

Dipindahkan

No. UraianJumlah

Dipindahkan

Tabel IV.36. REKIPITULASI HASIL PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

JumlahDipindahkan

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Page 58: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

57

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

23.070 2.784 6.824 15.403 6.183 4.245 16.687 15.963 91.159

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

1.509 232 321 4.202 645 377 1.889 2.099 11.274

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

2.428 97 254 5.030 450 656 4.058 2.275 15.248

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

733 545 1.308 1.658 342 285 679 786 6.336

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

4.261 643 1.929 6.554 1.390 1.503 11.018 11.066 38.364

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

11.421 1.183 5.987 11.869 5.891 3.159 10.176 9.140 58.826

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

3.829 454 1.091 3.101 844 910 1.928 882 13.039

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

32.019 1.417 1.889 7.128 3.278 1.913 12.970 821 61.435

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

5.436 83 129 995 338 313 711 553 8.558

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

4.202 923 2.381 5.471 2.398 1.099 2.931 2.357 21.762

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

1.534 80 326 1.595 1.130 712 764 608 6.749

90.442 8.441 22.439 63.006 22.889 15.172 63.811 46.550 332.750

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 1.853 199 627 1.509 490 474 1.346 857 7.355

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 92.295 8.640 23.066 64.515 23.379 15.646 65.157 47.407 340.105

JumlahDipindahkan

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Jumlah Pindahan(I)

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Page 59: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

58

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

91.159 6.815 36.279 5.911 3.662 5.347 6.853 4.668 160.694

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

11.274 428 2.361 543 645 196 208 171 15.826

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

15.248 539 2.172 496 467 444 308 370 20.044

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

6.336 312 1.800 304 286 791 1.770 499 12.098

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38.364 2.175 12.750 690 412 1.959 1.310 2.196 59.856

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

58.826 2.287 14.682 4.017 5.121 3.725 7.485 3.844 99.987

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

13.039 1.008 2.433 598 944 1.149 1.064 628 20.863

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

61.435 850 8.340 1.132 1.106 2.247 8.629 1.116 84.855

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

8.558 149 891 176 140 137 136 55 10.242

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

21.762 1.244 10.374 3.411 1.160 1.744 1.345 587 41.627

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

6.749 393 1.194 219 97 136 115 96 8.999

332.750 16.200 93.276 17.497 14.040 17.875 29.223 14.230 535.091

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 7.355 376 1.438 329 303 381 527 260 10.969

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 340.105 16.576 94.714 17.826 14.343 18.256 29.750 14.490 546.060

Sumber : Data KPU-DS

No. Uraian Jumlah Pindahan (II)

Jumlah Pindahan (II)No. Uraian

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil BupatiJumlahAkhirJumlah Pindahan (II)

JumlahAkhir

JumlahAkhir

Page 60: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

59

Berdasarkan Tabel IV.22. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.436.081 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan suara

sesuai Tabel IV.36. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah

sebanyak 546.060 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 sebesar 38.02% (Sumber : Data

KPU DS)

C. Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

C.1 Landasan Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 :

1. Undang Undang No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

2. Undang Undang No. 15 Tahun 2011 Tentang: Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Undang Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang: Pemiilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

4. Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan

Umum, dan Dewan Kehormatan Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012,

Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Kode Etik

Peneyelenggara Pemilihan Umum.

5. Peraturan KPU No. 1 2010 Tentang: Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,

Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota.

6. Peraturan KPU No. 6 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Keempat Atas

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Tahapan,

Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Tahun 2014.

7. Peraturan KPU No. 7 2012 Tentang: tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Page 61: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

60

8. Peraturan KPU No. 10 2013 Tentang: Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di

Luar Negeri Untuk Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

9. Peraturan KPU No. 12 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Atas Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Dan Tata

Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri Dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan

Suara Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Tahun 2014.

C.2. Data Pemilih Pada Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi

dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi

perhatian, terutama dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang

tidak melakukan pencoblosan (Golput) dan yang tidak terdaftar. Persoalan

registrasi pemilih yang masih mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan

Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, ternyata masih memungkinkan

terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data pemilih, karena adanya

kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door menjumpai

masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat

digunakan sebagai rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih,

karena penduduk belum melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu

Keluarga.Keadaan ini dapat mengakibatkan pemilih berpeluang untuk mencoblos

lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas

keberadaan orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya

jumlah pemilih tidak terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat

melanggar asas Jurdil Pemilu. Masalah fenomena tingginya angka ghost-voter

terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang tidak terdaftar dan pemilih

terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang mendatangkan

masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat menjadi

bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Page 62: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

61

Pada Pemilu 2009 kemungkinan pemilih ganda ini diupayakan diatasi

dengan penandaan tinta di jari jempol pemilih, tetapi karena tinta yang mudah

dihapus, peluang untuk kecurangan ini masih muncul. Sehingga untuk Pemilu

2014 lalu, perhatian terhadap masalah tinta penanda ini juga masih relavan dan

penting dijadikan sebagai bagian proses pengendalian kualitas hasil Pemilu.

Dalam hal kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu, berhubungan dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya

dalam DPT, dimana hasil penelitian ini menggambarkan bahwa 396 (99,00 %)

orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1,00 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan tingginya persentase responden terdaftar dalam

DPT, karena responden penelitian ini dipilih dari DPT Pemilu Legislatif tahun

2014, sedangkan empat orang responden yang tidak terdaftar ditemukan adalah

merupakan responden yang ditemui oleh enumerator setelah lima responden

cadangan yang ditetapkan tidak ditemukan.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.3. Apakah Responden terdaftar sebagai pemilih dalam DPT Pileg tahun 2014?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 63: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

62

Tingkat pengetahuan pemilih atas terdaftarnya mereka dalam DPT, terkondisi karena

responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir pendaftaran sebanyak 52 orang

(13,00 %) dan sepanjang ingatan responden, ada petugas yang datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkan mereka sebagai calon pemilih pada Pileg tahun 2014 lalu, sebanyak 300 orang

(75,00 %), sedangkan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengingat lagi, proses pendaftaran

tersebut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, saya langsung mengisi formulir pendaftaran 52 13,00% 13,00% 13,00%

Tidak, formulir pendaftarannya diisi langsung oleh petugas 300 75,00% 75,00% 88,00%

Lupa, tidak ingat 48 12,00% 12,00% 100,00%

Total 400 100,00% 100,00%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.37. Apakah mengisi sendiri formulir pendaftaran ?

Meskipun petugas telah melakukan pendaftaran, ternyata hasil penelitian ini

menggambarkan bahwa masih terdapat 24 orang (6,00 %) responden menyatakan bahwa

terdapat anggota keluarga mereka yang belum didaftarkan oleh petugas.

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.38. Apakah seluruh anggota ikut terdaftar ?

Keadaan belum atau tidak didaftarkannya anggota keluarga responden sebagai

pemilih dalam DPT disebabkan karena: anggota keluarga merantau, tidak didatangi oleh

petugas pendaftar (ditenggarai petugas memanfaatkan Kartu Keluarga penduduk sebagai

referensi dalam mengisi formulir Daftar Pemilih), tidak adanya dokumen kependudukan

sebagai persyaratan domisili menetap, karena adanya anggota keluarga yang tidak menetap,

tidak didaftarkan oleh kepala keluarga, keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

yang seharusnya usianya sudah memenuhi persyaratan 17 tahun atau sudah pernah menikah,

namun tak didaftar, tidak tahu adanya masa pendaftaran sebagai pemilih dalam pemilu.

Page 64: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

63

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Anggota keluarga pergi merantau 6 25,00 25,00 25,00

Belum didatangi petugas 6 25,00 25,00 50,00

Identitas tidak memenuhi 3 12,50 12,50 62,50

Karena ada anggota yang tidak menetap 5 20,83 20,83 83,33

Keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

1 4,17 4,17 87,50

Tidak di daftar oleh kepala keluarga 2 8,33 8,33 95,83

Tidak tahu ada masa pendaftaran 1 4,17 4,17 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.39 Penyebab Anggota Keluarga tidak terdaftar

Demi terakomodirnya seluruh masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih dalam

pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014, petugas pendaftaran pemilih mendatangi setiap

rumah untuk mendata dan mendaftarkan pemilih bagi yang belum terdata, sembari

menempelkan sticker Coklit Pendataan Pemilih di setiap rumah. Namun berdasarkan hasil

survey masih terdapat 32 dari 400 responden (8,00%) rumah pemilih yang belum ditempel

sticker. Seperti tertera di Grafik IV.4.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.4. Apakah rumah responden ditempel stiker setelah didaftar oleh petugas KPU Deli Serdang?

92,00%

8,00%

Ya 368 Tidak 32

Page 65: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

64

Masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih

Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sesuai dengan hasil survei yang tertera

pada Tabel IV.40. menyebutkan bahwa sebanyak 321 dari 400 responden (80,25 %),

mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai

Desa/Kelurahan, namun masih terdapat masyarakat yang tidak mengetahui bahwa namanya

tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sebanyak 8

dari 400 responden (2,00%).

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 321 80,25% 80,25 80,25

Tidak 8 2,00% 2,00 82,25

Tidak ingat 71 17,75% 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.40. Apakah responden mengetahui namanya tercatat di DPS yang ditempel di Balai Desa/Kelurahan ?

Tetapi dari 321 responden yang tertera di Tabel IV.40 menyatakan bahwa sebanyak

270 responden (67,50%), mengetahui kalau keluarganya juga terdaftar di DPS, 34 responden

(8,50%) menyatakan tidak mengetahui apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh

anggota keluarga telah terdaftar dan 17 responden (4,25%) menyatakan tidak ingat apakah di

dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar. Seperti tertera di

Tabel IV.41.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 270 67,50% 67,50 67,50

Tidak 34 8,50% 8,50 76,00

Tidak ingat 17 4,25% 4,25 80,25

Total 321 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.41. Kalau Ya, apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar ?

Permasalahan pendaftaran pemilih yang harus mendapat perhatian terkait dengan

rendahnya pengetahuan pemilih atas informasi uji publik daftar pemilih sementara sebagai

masa yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan koreksi atau perbaikan daftar pemilih

Page 66: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

65

sementara menuju masa penetapan sebagai DPT oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak 232 orang (58,00 %) mengetahui adanya uji publik daftar pemilih sementara yang

ditempel di tempat-tempat umum, sedangkan 120 orang (30,00 %) tidak mengetahui sama

sekali tentang uji publik DPS tersebut dan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengerti.

Seperti Tabel IV.42.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, tahu 232 58,00 58,00 58,00

Tidak tahu 120 30,00 30,00 88,00

Tidak mengerti 48 12,00 12,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.42. Tanggapan responden mengenai adanya uji publik daftar pemilih sementara yang ditujukan untuk mendapat masukan

Berikut ini tersaji Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Page 67: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

66

L P JLH L P JLH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.032 1.073 2.105 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.642 4.743 9.385 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.482 7.914 15.396 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 12.821 13.618 26.439 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 30.904 32.361 63.265 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.446 13.184 25.630 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.370 13.063 25.433 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.681 11.999 23.680 77

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 7.818 7.969 15.787 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.488 23.308 45.796 127

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.842 76.603 152.445 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.005 32.135 64.140 146

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 19.447 19.680 39.127 112

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 93.767 93.966 187.733 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 53.370 52.200 105.570 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 21.317 20.600 41.917 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.787 133.190 267.977 643

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.362 23.558 46.920 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.853 16.550 33.403 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.109 19.229 38.338 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.113 41.773 81.886 193

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 12.823 12.929 25.752 71

394 935.240 911.022 1.846.262 666.479 671.645 1.338.124 3.485

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

Jumlah Penduduk

Jumlah

Legislatif

Jumlah TPS

Jumlah PemilihNo KecamatanJumlah

Desa/Kelurahan

C.3. Sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Legislatif

tahun 2014 untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan kegiatan sosialisasi yang

dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada

pemilihan umum Legislatif tahun 2014 khususnya di daerah pemilihan wilayah Kabupaten

Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan wakil rakyat.

Tanggapan masyarakat tentang memadai tidaknya informasi mengenai jadwal

pemilihan legislatif tahun 2014, dapat dilihat pada tabel IV.44 yaitu sebanyak 361 dari 400

Page 68: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

67

responden (90,25%), sudah mengetahui jadwal Pemilihan Umum Legislatif. Sementara ada

27 responden (6,75 %) mengaku belum mengetahui jadwal pesta demokrasi tersebut.

Selanjutnya, 12 responden (3,00 %) mengaku tidak ada jadwal Pemilu.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 361 90,25 90,25 90,25

Belum 27 6,75 6,75 97

Tidak ada 12 3 3 100

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.44 Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pileg 2014, apakah sudah memadai ?

Demikian dengan informasi tentang Partai Politik, sebanyak 330 dari 400 responden

(82,50 %) menyatakan bahwa informasi tentang Partai Politik peserta Pemilu sudah

memadai, sedangkan 57 responden (14,25 %) menyatakan belum memadai, serta 13

responden (3,25 %) menyatakan tidak ada sama sekali. Seperti terlihat pada grafik berikut ini

:

77,75 311

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.5. Apakah informasi tentang partai politik sudah memadai?

80,25%

2,00%

17,75%

321Ya

8Tidak

71Tidak ingat

Terkait tentang peryataan responden yang menyebutkan bahwa belum memadainya

informasi mengenai Partai Politik, sebanyak 43 dari 57 responden (75,44 %) menguraikan

Page 69: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

68

alasannya adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, selanjutnya 5 responden (8,77 %)

menguraikan alasan bahwa terlalu banyak partai, serta 4 responden (7,02 %) menguraikan

alasan informasi tentang Partai Politik itu belum tersaji secara menyeluruh. Seperti terlihat

pada tabel IV.45.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Belum secara menyeluruh 4 7,02 7,02 7,02

Kurangnya pengurus partai 1 1,75 1,75 8,77

Kurangnya sosialisasi ke masyarakat 43 75,44 75,44 84,21

Masih belum baik 1 1,75 1,75 85,96

Partai jangan terlalu banyak 1 1,75 1,75 87,72

Perlu meningkatkan sosialisasi 1 1,75 1,75 89,47

Sedang ada pekerjaan 1 1,75 1,75 91,23

Terlalu banyak partai 5 8,77 8,77 100,00

Total 57 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.45. Alasan belum memadai

Infromasi mengenai calon anggota Legislatif saat berjalannya tahapan-tahapan

pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif sudah tergolong memadai. Hal itu dapat dilihat dari

400 responden yang dimintai tanggapannya, sebanyak 249 responden (62,25 %) mengatakan

sudah memadai. Namun diantaranya sebanyak 116 responden (29 %) mengatakan belum

memadai, bahkan sebanyak 35 responden (8,75 %) mengaku bahwa informasi tentang calon

Legislatif itu tidak ada sama sekali. Seperti teruarai pada Tabel IV.46.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 249 62,25 62,25 62,25

Belum memadai 116 29,00 29,00 91,25

Tidak ada 35 8,75 8,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.46. Tanggapan responden tentang informasi mengenai calon anggota DPR, DPD dan DPRD, apakah sudah memadai ?

Page 70: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

69

Dari Tabel di bawah, 93 dari 116 responden (80,17 %) yang mengatakan belum

memadai sosialisasi para calon anggota Legislatif dengan alasan kurang sosialisasi ke

masyarakat, 18 responden (15,52 %) menyatakan kurang informasi tentang calegnya dan

selebihnya menyatakan terlalu banyak calon legislatifnya dan tidak ada informasi tentang

calon legislatifnya. Seperti terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Kurang informasi tentang calegnya 18 15,52 15,52 15,52

Kurang sosialiasi ke masyarakat 93 80,17 80,17 95,69

Terlalu banyak calon legislatif 2 1,72 1,72 97,41Tidak ada informasi 3 2,59 2,59 100,00Total 116 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.47. Alasan belum memadai 

Kegiatan sosialisasi melalui media, pelatihan pemilih oleh berbagai lembaga (LSM,

Perguruan Tinggi, Ormas, Lembaga Keagamaan) sehingga pengetahuan pemilih tentang

teknis pelaksanaan Pemilu akan lebih baik. Kegiatan ini diyakini akan mampu memberikan

pemahaman sistem pencoblosan dalam sistem pemilu tahun 2014 lalu. Tetapi karena waktu

yang terbatas, kegiatan sosialisasi menjadi minim sehingga pengetahuan pemilih terhadap

tata cara pemberian suara menjadi rendah. Kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu, dapat

dilihat dari pemahaman sebagian besar responden tentang tata cara pemberian suara. Soal-

soal sederhana seperti tatacara pencoblosan, misalnya masih ada 35 orang (8,75%) responden

menjawab belum memadai. Bahkan ada 13 orang (3,25%) responden yang menyebutkan

bahwa tidak ada sama sekali informasi mengenai tata cara pemberian suara dalam pemilu

Legislatif 2014 yang lalu, dimana 352 orang (88,00%) responden yang menyatakan sudah

memadai.

Page 71: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

70

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 352 88,00 88,00 88,00

Belum memadai 35 8,75 8,75 96,75

Tidak ada 13 3,25 3,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.48. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencobolosan dalam Pemilu Legislatif tahun 2014, apakah sudah memadai ?

Dari hasil survey, 132 dari 400 responden (33,00%) menyatakan bahwa cara

mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos gambar partai, 156 responden (39,00%)

menyatakan cara mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos Gambar partai dan nama

calon, sedangkan 17 responden (4,25%) meyatakan tidak tahu cara mencoblos pada pemilu

2014, dan 95 responden (23,75%) yang sudah memahami cara mencoblos yang sebenarnya

pada pemilu 2014 yaitu mencoblos nama calon yang diajukan partai.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Mencoblos gambar partai 132 33,00 33,00 33,00

Mencoblos nama calon yang diajukan partai 95 23,75 23,75 56,75

Mencoblos tanda gambar dan nama calon yang diajukan partai 156 39,00 39,00 95,75

Tidak tahu 17 4,25 4,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.49. Pengetahuan responden tentang cara pencoblosan pada Pemilu 2014

Calon anggota legislatif seyogianya populer atau dikenal oleh banyak pemilih, dan

bila terpilih loyalitas calon anggota legislatif seharusnya lebih berorientasi kepada

kepentingan rakyat dibandingkan loyalitasnya kepada partai politik yang mengusulkannya.

Namun, karena sistem pemilu ini belum tersosialisasi dengan baik, mengakibatkan usulan

sebagian besar caleg berbasis otoritas yang dominan dikelola oleh pengurus partai politik,

akibatnya banyak caleg yang belum dikenal oleh pemilih.

Page 72: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

71

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu legislatif dengan memberikan skor 1-10, dimana, penilaian dari angka 1 sampai 5,

merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk angka 6 -10, merupakan penilaian

yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu

2014 dan sosialisasi partai politik serta caleg yang berkontes, hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi ternyata merupakan media

yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 314 orang (78,50%), diikuti kemudian dengan

iklan luar ruang sebesar 307 Orang (76, 75 %), kampanye yang dilaksanakan partai politik

secara terbuka ataupun dengan mobilisasi sebanyak 218 orang (54,50%). Sedangkan

publikasi melalui media sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak

322 orang (80,50 %) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian

juga dengan media online sebanyak 313 orang (78,25 %) dan pendidikan politik sebanyak

295 responden (73,75%)

Page 73: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

72

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (1 s/d 5) 12 (6 s/d 10)

a. Iklan/Berita di TV 11,50% 0,25% 1% 1,25% 7,50% 12,75% 24,50% 25,75% 7,75% 7,75% 86 314

b. Iklan/Berita di Radio 32,75% 6,75% 4,25% 6,50% 17,50% 14,25% 11,50% 4,00% 1,75% 0,75% 271 129

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

25,25% 2,50% 5,25% 3,50% 13% 15,50% 17,25% 12% 3,00% 2,75% 198 202

d. Iklan/Berita di media online 49,00% 8% 5,25% 7% 9% 9,50% 7% 3,75% 0,50% 1% 313 87

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

53,00% 6,25% 6,75% 6,75% 7,75% 10,25% 5% 2,75% 0,75% 0,75% 322 78

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster, Spanduk, Kartu nama dll

14% 1% 1,50% 1,50% 5,25% 13,50% 24,25% 24% 9,25% 5,75% 93 307

g. Kampanye Partai Politik 16,75% 2,50% 3,50% 5,25% 17,50% 19,25% 17,25% 11,75% 4% 2,25% 182 218

h. Kunjungan Tim Sukses 20,50% 3,75% 6% 4,50% 15,75% 21% 16,75% 7,50% 2,75% 1,50% 202 198

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

24,75% 5,50% 5,25% 7,50% 18,25% 19% 10,75% 6,25% 1,50% 1,25% 245 155

j.Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28% 2,75% 2% 5% 13,75% 18,75% 16,25% 9,75% 2,25% 1,50% 206 194

k. Pendidikan Politik 47,00% 7% 5,50% 5,25% 9% 13% 4,50% 6,25% 2,25% 0,25% 295 105

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Bentuk media sosialisasiNoS K O R

(Persentase)Jumlah Responden

Tabel IV.50 Skor penilaian Responden atas bentuk media sosialisasi yang efektif mengenai Partai Politik/Calon Anggota Legislatif peserta Pemilu tahun 2014

Page 74: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

73

Dari hasil tersebut di atas, terlihat bahwa media televisi masih menjadi media yang

efektif untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan Pemilu, sedangkan media sosial

yang diakses melalui internet, belum menjadi pilihan dari sebahagian besar pemilih di

Kabupaten Deli Serdang untuk mendapatkan informasi tentang Pemilu.

Secara teoritik bahwa pengaruh pendidikan dan sosialisasi politik adalah signifikan

terhadap perilaku politik komunitas (Kartini, 2009). Proses pendidikan politik dilakukan

secara intensional (dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu), sedangkan sosialisasi politik,

adalah proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan. Dampak dari sosialisasi

politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan tanpa refleksi

harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari struktur-struktur

politik yang ada di masyarakat. Sedang dampak dari pendidikan politik ialah mengarahkan

anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah kehidupan

politik.

Terkait dengan paparan diatas, maka ketidaktahuan responden tentang teknis

pelaksanaan Pemilu sebagaimana terungkap dalam temuan sebelumnya terkait pula dengan

sosialisasi Pemilu, sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik dan caleg yang masih

kurang memadai menurut 173 responden (43,25%) sesuai data Grafik IV.5 dan Tabel IV.45.

Gambaran ini sebenarnya bukan monopoli pemilih di Kabupaten Deli Serdang saja, tapi juga

ungkapan pemilih di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang sangat terpencil. Karena

itu pula, seluruh pemangku kepentingan (stake holder) harus bekerjasama dan memilih

strategi sosialisasi yang tepat sasaran agar pemahaman tentang teknis pelaksanaan Pemilu

dapat diserap sebagian besar pemilih.

Sebanyak 364 responden (91,00%) menyatakan telah memiliki kesiapan tentang partai

politik di tingkat DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih

sebelum ke TPS pada pemilu 2014 dan 36 responden (9,00%) menyatakan tidak memiliki

kesiapan untuk memilih parpol.

Page 75: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

74

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 364 91,00 91,00 91,00

Tidak 36 9,00 9,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.51 Kesiapan responden tentang partai politik di DPR,DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa 354 responden (88,50%) telah memiliki

kesiapan untuk memilih caleg yang akan dipilih di DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten Deli Serdang sebelum sampai ke TPS dan sebanyak 46 responden (11,50%) tidak

memiliki kesiapan untuk menentukan caleg yang akan dipilih, sehingga pilihannya

dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik

dan ‘gambling’, karena mereka baru pemilih pemula dan belum mendapatkan sosialisasi

politik yang tuntas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 354 88,50 88,50 88,50

Tidak 46 11,50 11,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.52 Kesiapan responden tentang Caleg di DPR,DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Setiap pemilih dihadapkan pada banyak pilihan sejalan dengan banyaknya kandidat

dan parpol peserta Pemilu. Setidaknya ada 3 kelompok besar kondisi memilih yang juga

dapat merefleksikan peta persaingan yang ada yaitu, (1) memilih caleg dari parpol yang

sama, atau (2) memilih caleg dari parpol berbeda. Dan pada kondisi dimana pemilih kurang

mengenal calegnya maka pemilih akan dihadapkan pada kondisi untuk memilih caleg atau

parpol, dengan alternatif (3) memilih parpol.

Page 76: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

75

Berdasarkan hasil survey terdapat 260 responden (65,00%) memilih caleg dari parpol

yang sama untuk semua tingkatan legislatif dan 140 responden (35,00%) menyatakan tidak

memilih caleg dari partai politik yang sama.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 260 65,00 65,00 65,00

Tidak 140 35,00 35,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.53 Apakah mencoblos Surat Suara anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang berasal dari Partai yang sama ?

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang aktif. Menjatuhkan pilihan

pada partai politik tertentu, merupakan keputusan yang dilandasi faktor motivasi yang dapat

bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat pula dipengaruhi oleh strategi

komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh partai politik yang dialami

pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat pula

mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam mengidentifikasikan parpol pilihannya atau

berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik tertentu.

Secara konsekuensif, bahwa penilaian pemilih atas pola mengakomodir kepentingan

rakyat oleh legislatif hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi dan pandangan

masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas parpol peserta Pemilu tahun 2014.

Pandangan tersebut diatas dapat diterangkan dengan rangkaian hasil penelitian Romli (2010:

94) yang menyimpulkan bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu

memperlihatkan 4 (empat) kecenderungan, yaitu: (1) secara demografis, maka kecenderungan

pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi (suku, jenis

kelamin, dan agama) calon legislatif, sedangkan untuk wilayah perdesaan maka ikatan

kulturalnya masih menjadi faktor yang mempengaruhi pilihannya terhadap caleg dan

parpol.(2) secara ekologis, perbedaan konsentrasi basis massa partai politik mempengaruhi

perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka peranan patrón

sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih mempengaruhi pilihan

masyarakat yang tinggal di perdesaan dan ada temuan berlangsungnya prilaku transaksional,

Page 77: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

76

sedangkan diperkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari media tv, radio, koran

dapat mempegaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang signifikan atas perolehan

suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka pemilih yang rasional idealis

(kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi, platform dan program parpol

ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional realistis (mempertimbangkan

kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Dari uraian diatas dapat dilihat gambaran pada tabel responden dibawah ini untuk

menentukan pilihannya bahwa responden yang tidak mencoblos caleg dari partai yang sama,

sebanyak 85 responden (60,71%) mengurai alasan lebih memilih figur dari calonnya, 42

responden (30,00%) memilih calon yang dikenalnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Karena yang datang sosialiasi berbeda 1 0,71 0,71 0,71

Melihat figurnya walau beda partai 85 60,71 60,71 61,43

Melihat programnya 7 5,00 5,00 66,43

Memilih yang dikenal 42 30,00 30,00 96,43

Sesuai hati nurani 4 2,86 2,86 99,29

Tidak mengenal semua calon 1 0,71 0,71 100,00

Total 140 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.54 Kalau Tidak, Mengapa tidak mencoblos Surat Suara yang berasal dari partai yang sama ?

C.4. Partisipasi Pemilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014

C.4.1. Popularitas Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif tahun 2014

Perubahan pola perilaku pemilih dari pemilih tradisional menuju modern ini

mengisyaratkan bahwa sebagian besar responden mulai lebih cerdas dalam menjatuhkan

pilihannya. Dalam artian, mereka tidak ingin lagi seperti membeli kucing dalam karung dan

hanya tertarik dengan pesona-pesona dan kharisma pemimpin Parpol.

Sebanyak 269 dari 400 responden (67,25%) akan mencoblos tanda gambar partai jika

tidak mengenal calonnya, 71 responden (17,75) tidak mencoblos tanda gambar partai dan

nama calon, sebanyak 35 responden (8,75%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

Page 78: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

77

sekenanya saja dan 25 responden (6,25%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

yang ada di urutan teratas. Seperti terurai pada tabel IV.55.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Mencoblos tanda gambar partai saja 269 67,25 67,25 67,25

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon yang ada di urutan teratas

25 6,25 6,25 73,50

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon sekenanya saja

35 8,75 8,75 82,25

Tidak mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

71 17,75 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.55. Jika pada saat pencoblosan tidak mengenal calon, kira kira apa yang akan dilakukan ?

Tampaknya peran ‘tokoh’ mulai tergantikan oleh platform atau program parpol. Ini

mudah dipahami, karena dengan kebebasan informasi sekarang, citra tokoh pemimpin dan

pemimpin kharismatik tidak lagi ‘sesempurna’ masa silam, karena dengan mudah citra itu

akan berubah, jika kebusukan politik atau skandal pribadinya diungkap pers. Ditambah lagi,

kharisma pemimpin ternyata tidak menjadi garansi dalam melakukan perubahan, yang

dianggap sebagian responden semakin menurun.

Perubahan pola perilaku pemilih ‘tradisional’ menuju ‘rasional’ ini sebenarnya

merupakan peluang bagus yang harus dimanfaatkan setiap parpol. Ini bisa disiasati dengan

menawarkan program partai yang lebih rasional dan operasional serta berdampak langsung

kepada masyarakat. Retorika-retorika yang sering disampaikan pada masa kampanye silam,

sudah saatnya dirubah dengan logika-logika yang dikemas dalam program parpol yang

berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat; seperti skenario penanggulangan

pengangguran, pertumbuhan dan keadilan ekonomi, akses pada pelayanan publik dengan

indikator-indikator yang lebih terukur. Kampanye monolog perlu disiasati dengan dialog,

termasuk menawarkan caleg-caleg yang lebih kritis dan memiliki integritas yang baik.

Ketika pemilih merasa bingung untuk menentukan pilihan pada pemilu Legislatif,

maka alternatif memilih partai jauh lebih mudah bisa dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan, karena jumlahnya hanya 12 Partai saja, serta jauh lebih sedikit dibandingkan caleg

yang jumlahnya bisa ratusan tertera di surat suara.

Page 79: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

78

Aspek pertimbangan memilih partai lebih sederhana. Bisa membedakan partai

nasionalis atau islamis. Bisa partai dominan atau tak dominan di parlemen. Bisa partai lama

atau baru. Bisa partai yang anggotanya di masa jabatan legislatif/eksekutif, paling sedikit

melakukan korupsi atau kejahatan lainnya. Bisa tak ingin memilih partai pemenang pemilu

sebelumnya, atau malah tetap mempertahankannya.

Memilih partai (bukan caleg) masih relevan, karena sistem pemilu kita menerima

memilih partai. Memang, pasal 5 UU No. 8/2012 menyatakan Pemilu 2014 menggunakan

sistem proporsional daftar terbuka untuk DPR serta DPRD I dan II (untuk DPD bersistem

mayoritarian banyak wakil). Sistem pemilu ini dalam penerapan ketat teknis pemilihannya,

memilih caleg/orang. Teknis memilih caleg (tanpa partai) menjadi salah satu pembeda

dengan sistem proporsional daftar tertutup yang memilih partai.

Pemilu 2014 masih menerima pilihan partai saja karena beberapa pertimbangan.

Indonesia masih di fase transisi, dari otokrasi menuju demokrasi. Politik, baik makna

struktural maupun kultural, masih jauh dari masyarakat karena setengah dari usia bangsa

Indonesia hidup di masa pengharaman politik. Pasca-Reformasi, baru tiga kali kita benar-

benar menyelenggarakan pemilu setelah dari 1971 sampai 1997. Keadaan ini menjadikan

penerapan sistem proporsional daftar terbuka di Pemilu 2009 dan 2014 tak utuh sesuai teori.

Seperti yang tertera di tabel berikut ini, meskipun para responden lebih mudah

memilih partai dan menyebutkan pilihan partainya, namun masih lebih banyak responden

yang merahasiakan pilihan partainya yaitu sebanyak 143 dari 400 responden (35,75 %).

Dengan itu, para responden sudah memahami azas Pemilu yaitu langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil. Seperti pada tabel IV.56.

Page 80: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

79

No. Nama Partai Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1. PDI Perjuangan 108 27,00 27,00 27,00

2. Partai Golkar 29 7,25 7,25 34,25

3. Partai Gerindra 41 10,25 10,25 44,50

4. Partai Demokrat 34 8,50 8,50 53,00

5. PKB 3 0,75 0,75 53,75

6. PKS 9 2,25 2,25 56,00

7. PAN 8 2,00 2,00 58,00

8. PPP 8 2,00 2,00 60,00

9. Partai Nasdem 7 1,75 1,75 61,75

10. Partai Hanura 9 2,25 2,25 64,00

11. Belum Punya Hak Pilih pada Pemilu 2014 1 0,25 0,25 64,25

12. Rahasia 143 35,75 35,75 100,00

400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 201

Tabel IV.56. Partai politik yang dipilih Responden pada pemilu 2014

Popularitas lembaga legislatif masih didominasi oleh DPR dan DPRD, yang berarti

bahwa lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai utusan daerah, masih kurang

dikenal masyarakat. Pada hasil survey terlihat 43 dari 400 responden (10,75 %) menyatakan

tidak pernah mendengar lembaga Dewan Perwakilan Daerah. Seperti terurai pada tabel IV.57

berikut ini :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pernah 357 89,25 89,25 89,25Tidak pernah 43 10,75 10,75 100,00Total 400 100,00 100,00

Tabel IV.57. Tanggapan responden, apakah pernah mendengar adanya Dewan Perwakilan Daerah ?

Menurut tanggapan masyarakat tentang siapa yang memilih anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), sebanyak 305 dari 400 responden (76,25 %) menjawab dipilih

oleh Rakyat secara langsung.

Page 81: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

80

Namun masih terdapat 77 dari 400 responden (19,25%) yang mengaku bahwa mereka tidak

tahu siapa yang memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), hal tersebut tertera

dalam table IV.58.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

MPR 5 1,25 1,25 1,25

DPR 5 1,25 1,25 2,50

DPRD 8 2,00 2,00 4,50

Rakyat secara langsung 305 76,25 76,25 80,75

Tidak tahu 77 19,25 19,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.58. Tanggapan responden tentang siapa yang memilih anggota DPD ?

Secara umum menyebutkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengetahui

tentang DPD, hal tersebut dilihat pada table IV.59.

Frequency Percent Frequency Percent

1 Jumlah anggota DPD tiap provinsi adalah 4 orang 85 21,25% 315 78,75%

2 Anggota DPD dipilih secara langsung oleh rakyat 305 76,25% 95 23,75%

3DPD adalah lembaga yang berisi para wakil daritiap provinsi 171 42,75% 229 57,25%

4DPD berwenang memberikan usulan rancanganUU yang berkaitan dengan kepentingan daerah 146 36,50% 254 63,50%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.59. Pengetahuan responden tentang DPD

No Hal-hal Tentang DPDTahu Tidak tahu

Sedangkan dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat dengan Dewan Pimpinan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Deli Serdang selama ini. Dilihat dari hasil survey menyebutkan

bahwa terdapat 183 responden dari 400 responden (45,75%) menyebut bahwa kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang selama ini “Kurang Puas”. Sedangkan yang terendah 1(satu)

Page 82: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

81

responden dari 400 responden (0,25%) menyatakan “Sangat Puas”terhadap kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang. Terlihat pada Tabel IV.60.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sangat puas 1 0,25 0,25 0,25

Puas 56 14,00 14,00 14,25

Kurang Puas 183 45,75 45,75 60,00

Tidak puas 75 18,75 18,75 78,75

Sangat tidak puas 13 3,25 3,25 82,00

Tidak tahu 72 18,00 18,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.60. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Kabupaten Deli Serdang selama ini

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja anggota Dewan dari tingkat Pusat hingga

Kabupaten, dan kinerja yang harus diperbaiki menurut masyarakat Kabupaten Deli Serdang

menyebutkan bahwa yang tertinggi sebanyak 65 responden dari 400 responden (23,99 %)

menyatakan änggota Dewan yang merupakan perwakilan dan perpanjang tangan rakyat

“Kurang memperhatikan masyarakat”, sedangkan kan yang terendah yang menyatakan

“Biaya Pajak Tinggi”, sebanyak 1 (Satu) orang dari 400 responden (0,37%). Hal tersebut

terpapar di Tabel IV.61.

Page 83: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

82

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Biaya pajak tinggi 1 0,37 0,37 0,37

Disiplin bekerja 4 1,48 1,48 1,85

Peduli ke masyarakat 42 15,50 15,50 17,34

Infrastruktur 32 11,81 11,81 29,15

Janji tidak ditepati 28 10,33 10,33 39,48

Memperhatikan Masalah ekonomi Rakyat

23 8,49 8,49 47,97

Membangun desa 17 6,27 6,27 54,24

Kurang memperhatikan masyarakat 65 23,99 23,99 78,23

Meningkatkan kinerjanya 25 9,23 9,23 87,45

Narkoba 1 0,37 0,37 87,82

Perbaikan sistem birokrasi 1 0,37 0,37 88,19

Tidak ada hasil kerja 28 10,33 10,33 98,52

Tidak memperdulikan petani 3 1,11 1,11 99,63

Buat penyuluhan pertanian 1 0,37 0,37 100,00

Total 271 100,00 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.61. Jika tidak puas, kinerja apa yang barus diperbaiki ?

Demikian juga dengan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang

terhadap kinerja Dewan Perwakilan Daerah Provinsi, yang menyatakan “Kurang

Puas”sebanyak 184 orang dari 400 responden (46,00%), kemudian masyarakat yang

merasa”Tiadak Puas” sebanyak 100 dari 400 responden (25,00%). Sedangkan yang terendah

yaitu menyatakan “Sangat Tidak Puas”sebanyak 11 responden dari 400 responden (2,75%).

Hal tersebut dapat dilihat di Tabel IV.62.

Page 84: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

83

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Puas 31 7,75 7,75 7,75

Kurang Puas 184 46,00 46,00 53,75

Tidak puas 100 25,00 25,00 78,75

Sangat tidak puas 11 2,75 2,75 81,50

Tidak tahu 74 18,50 18,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.62. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Provinsi selama ini

Sedangkan tingkat kepuasan masyarakat tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat

selama ini. Dari 400 responden terdapat 185 responden (46,25) merasa “Kurang puas”. Dan

yang “Tidak Puas” sebanyak 122 responden dari 400 responden (28,00 %), serta yang merasa

“Puas” tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebanyak 30 responden (7,50%).

Tertera dalam Tabel IV.63.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Puas 30 7,50 7,50 7,50

Kurang Puas 185 46,25 46,25 53,75

Tidak Puas 112 28,00 28,00 81,75

Tidak tahu 73 18,25 18,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.63. Kepuasan responden tentang kinerja DPR selama ini

C.4.2. Politik Uang (Money Politics)

Pendidikan politik yang buruk terhadap pemilih dapat ditelusuri dari adanya politik

uang dalam menggarap suara pemilih dan mempengaruhi preferensi pemilih. Berdasarkan

hasil penelitian ini, ketika ditanyakan apakah ada calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur

anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli Serdang yang

memberikan uang dan sesuatu yang termasuk kategori politik uang, terdapat 73 dari 400

Page 85: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

84

responden (18,25%) yang mengakui bahwa dalam Pileg tahun 2014 lalu menerima pemberian

uang, 55 responden (13,75%) menerima barang tertentu, 66 responden (16,50 %) menerima

bantuan sembako, dan 20 responden (5,00%) menerima bantuan bibit/pupuk.

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 18,25% 81,75%

b.      Barang tertentu 13,75% 86,25%

c.       Sembako 16,50% 83,50%

d.      Bibit atau pupuk 5,00% 95,00%Sumber: Data survey tahun 2015

Tabel IV.64. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli

Serdang yang memberikan hal-hal berikut:

Pengaruh pemberian yang diterima oleh responden terhadap pilihannya ternyata tidak

signifikan, dimana terdapat 36 responden dari 400 responden (9,00%) yang memberikan

suaranya dalam Pileg 2014 atas Partai Politik pilihannya terkait dengan pemberian calon

legislatif, tim sukses atau pengurus partai yang mendatangi pemilih.

Kondisi keterpengaruhan atau perilaku pemilih terkait pemberian uang dapat

dijelaskan oleh jawaban responden sebagai keharusan untuk tidak mengingkari

tanggungjawab yang ditunjukkan dalam perilaku pemilih sebagai tanggapan atau mereka

atas pemberian yang telah diterima dengan gambaran bahwa pemberian merupakan perhatian

kepada masyarakat, merasa terbantu secara ekonomi, serta adanya ungkapan aji mumpung

“Kapan lagi kita menerima pemberian dari calon legislatif, kalau bukan saat mereka

memerlukan suara kita, sehingga terima saja uangnya pilihannya kita yang tahu”.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 36 9,00 9,00 9,00

Tidak 364 91,00 91,00 100,00

Total 400 100,0 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.65. Keterpengaruhan responden karena pemberian Uang dan barang

Page 86: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

85

C.4.3. Kehadiran Pemilih di TPS pada Pemilu Legislatif tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, erat

hubungannya dengan pengetahuan responden dan sudah terdaftar di DPT (Daftar Pemilu

Tetap). Dari 400 responden mengaku 396 responden (99,00 %) menyatakan terdaftar dalam

DPT, sedang 4 orang (1,00 %) ditemukan tidak terdaftar. Temuan itu diperoleh, karena

responden utama dan 5 responden cadangan yang sudah didaftar tidak ditemukan enumerator,

sehingga langkah berikutnya mengambil keterangan dari responden cadangan terdekat dan

ternyata 4 responden tersebut mengaku belum terdaftar di DPT.

Salah satu indikator tingkat partisipasi politik pemilih dapat ditelusuri dari kehadiran

pemilih di TPS saat pemberian suara dalam Pemilu. Berdasarkan hasil penelitian ini, 97 %

responden menyatakan datang memberikan suaranya di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu.

Page 87: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

86

1 Bangun Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )

2 Batang Kuis 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

3 Beringin  8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )

4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

7 Gunung Meriah 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

8 Hamparan Perak 18 ( 4,50% ) 2 ( 0,50% )

9 Kutalimbaru 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )

10 Labuhan Deli 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

11 Lubuk Pakam 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )

13 Pantai Labu 19 ( 4,75% ) 1 ( 0,25% )

14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

16 Pancur Batu 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

17 Patumbak 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

18 Sibolangit 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total hadir di TPS 388 ( 97,00% )

Tidak hadir di TPS 12 ( 3,00% )

Jumlah

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.66. Kehadiran Responden datang ke TPS sewaktu Pemilu Legislatif tahun 2014

No Kecamatan

400 (100% )

Ke TPS sewaktu Pileg?

Ya Tidak

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi perhatian, terutama

dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang tidak melakukan pencoblosan

(Golput) ditambah yang tidak terdaftar. Persoalan registrasi pemilih yang masih

mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang,

ternyata masih memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data

Page 88: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

87

pemilih, diakibatkan adanya kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door

menjumpai masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat digunakan sebagai

rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih, sementara penduduk belum

melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu Keluarga. Keadaan ini dapat mengakibatkan

pemilih berpeluang untuk mencoblos lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas keberadaan

orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya jumlah pemilih tidak

terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat melanggar asas Jurdil Pemilu.

Fenomena tingginya angka ghost-voter terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang

tidak terdaftar dan pemilih terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang

mendatangkan masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat

menjadi bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 tingkat DPRD Kabupaten Deli Serdang, adalah

seperti pada tabel berikut ini.

Page 89: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

88

No Dapil Nasdem PKB PKS PDIP Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP Hanura PBB PKPI Jumlah suara sah

Jumlah suara tidak sah

Jumlah Suara sah dan Tidak Sah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sunggal 3.394 1.972 8.079 10.051 27.887 11.573 7.004 7.151 3.031 3.341 2.783 5.010 91.276 4.396 95.672

2 Hamparan Perak 3.204 9.045 3.175 4.810 7.657 4.781 7.691 8.538 4.407 7.433 1.492 1.585 63.818 3.414 67.232

3 Labuhan Deli 1.050 1.946 1.066 3.307 998 4.653 5.811 794 1.437 786 192 227 22.267 1.152 23.419

Percut Sei Tuan 7.674 10.834 10.144 17.937 16.377 21.403 15.786 8.505 15.185 6.017 5.731 2.858 138.451 1.395 139.846

1Tanjung Morawa 8.982 7.293 4.207 11.641 13.448 5.322 11.362 6.224 5.284 6.522 1.668 3.216 85.169 2.116 87.285

Patumbak 3.504 731 2.287 4.558 3.448 6.075 3.019 1.777 3.122 2.880 725 1.621 33.747 1.197 34.944

1 Batang Kuis 1.422 1.747 2.588 2.587 1.725 1.879 2.358 3.289 1.723 486 3.434 364 23.602 1.179 24.781

23 Lubuk Pakam 993 401 1.474 6.944 6.642 4.700 4.150 6.429 1.807 457 1.735 2.644 38.376 1.304 39.680

Pagar Merbau 616 262 787 2.808 5.031 2.890 627 3.054 549 310 360 264 17.558 636 18.194

Pantai Labu 705 491 1.242 2.216 3.849 2.407 2.915 1.226 317 303 1.813 1.102 18.586 1.223 19.809

1 Beringin 1.843 593 1.843 3.042 3.319 7.330 1.477 1.889 945 1.913 402 1.553 26.149 864 27.013

1 Gunung Meriah 82 10 22 390 528 179 131 2 30 142 0 12 1.528 42 1.570

2 STM Hulu 248 80 279 864 1.665 279 337 319 208 1.700 74 50 6.103 160 6.263

3 STM Hilir 597 486 960 3.040 2.290 655 899 938 283 3.814 248 200 14.410 433 14.843

4 Bangun Purba 1.079 200 839 1.019 1.274 1.363 2.146 1.285 143 1.205 1.038 17 11.608 459 12.067

5 Galang 4.176 1.118 2.124 4.055 3.561 2.208 2.585 4.031 551 4.734 2.388 20 31.551 1.104 32.655

1 Sibolangit 584 125 115 1.888 2.144 1.125 1.781 413 23 1.306 24 209 9.737 273 10.010

2 Kutalimbau 2.275 294 551 1.455 1.985 3.368 2.584 262 932 2.398 59 155 16.318 416 16.734

3 Pancur Batu 1.251 524 2.264 5.722 4.731 5.242 5.681 1.545 662 5.950 325 1.095 34.992 1.258 36.250

4 Namorambe 468 436 965 7.576 1.616 1.734 859 378 326 419 131 366 15.274 403 15.677

5 Biru-biru 2.314 383 780 2.064 2.563 3.285 584 1.310 544 235 116 1.131 15.309 462 15.771

6 Deli Tua 2.010 1.694 1.543 3.677 4.425 1.661 917 2.808 2.586 611 2.301 463 24.696 836 25.532

48.471 40.665 47.334 101.651 117.163 94.112 80.704 62.167 44.095 52.962 27.039 24.162 740.525 24.722 765.247

6,55% 5,49% 6,39% 13,73% 15,82% 12,71% 10,90% 8,39% 5,95% 7,15% 3,65% 3,26% 100,00%

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.67. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Partai Politik untuk DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

Jumlah Perolehan Suara

Presentase Perolehan Suara

Deli Serdang 1

Deli Serdang 2

Deli Serdang 3

Deli Serdang 4

Deli Serdang 5

Deli Serdang 6

Page 90: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

89

Berdasarkan Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014,

jumlah pemilih terdaftar sebanyak 1.338.124 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari

pemungutan suara sesuai Tabel IV.67. Rekapitulasi Perolehan Suara Partai Politik untuk

DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah sebanyak 765.247

suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten Deli Serdang di Kabupaten Deli Serdang sebesar 57.19% (Sumaber : Data

KPU DS)

D. Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

D.1 Landasan/Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

1. Undang-Undang No 42 Tahun 2008, Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

2. Undang-Undang No 15 Tahun 2011, Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP, No. 13 Tahun 2012, No. 11 Tahun

2012, No. 01 Tahun 2012, Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

4. Peraturan KPU No. 4 Tahun 2014 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

5. Peraturan KPU No. 09 Tahun 2014 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Dalam

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

6. Peraturan KPU No. 19 Tahun 2014 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di

TPS Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

Page 91: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

90

D.2. Data Pemilih Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

L P JLH L P JLH1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.025 1.064 2.089 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.589 4.706 9.295 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.448 7.848 15.296 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 13.079 13.885 26.964 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 31.231 32.620 63.851 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.439 13.149 25.588 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.457 13.144 25.601 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.740 12.001 23.741 75

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 8.095 8.237 16.332 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.677 23.504 46.181 124

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.145 75.973 151.118 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.066 32.173 64.239 134

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 20.266 21.076 41.342 86

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 95.165 93.979 189.144 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 54.089 52.878 106.967 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 22.206 21.438 43.644 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.914 133.315 268.229 580

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.221 23.344 46.565 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.441 16.114 32.555 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.723 19.838 39.561 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.079 41.579 81.658 186

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 13.026 13.103 26.129 70

394 935.240 911.022 1.846.262 671.121 674.968 1.346.089 3.371Sumber : Data KPU-DS

KecamatanJumlah Desa/

Kelurahan

Jumlah Penduduk

Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 Kabupaten Deli Serdang

Jumlah

Jumlah TPS

PilpresJumlah PemilihNo

D.3. Sosialiasi Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden tahun 2014 untuk memilih pemimpin negara kesatuan Republik

Indonesia yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu memerlukan kegiatan

sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak

pilihnya pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 khususnya di daerah

pemilihan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan

pemimpin negara.

Kegiatan sosialisasi tentang informasi sistem pemilihan pasangan Calon

Presiden/Wakil Presiden yang lebih intens dilakukan eskpos melalui media, sehingga

Page 92: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

91

pengetahuan pemilih tentang teknis pelaksanaan Pemilu Presiden lebih baik. Kegiatan ini

diyakini mampu mengatasi kekurangan informasi tentang sistem pencoblosan pada pemilu

Pilpres tahun 2014 lalu, karena hanya akan mencoblos 2 (dua) pasangan saja. Seperti yang

terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 336 84,00 84,00 84,00

Belum memadai 50 12,50 12,50 96,50

Tidak ada 14 3,50 3,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.69. Tanggapan responden tentang informasi mengenai sistem pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Belum mengetahui programnya 3 6,00 6,00 6,00

Informasinya belum jelas 10 20,00 20,00 26,00

Kurang sosialiasi melalui media 3 6,00 6,00 32,00

Kurang sosialisasi ke masyarakat 25 50,00 50,00 82,00

Masyarakat apatis 3 6,00 6,00 88,00

Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung

3 6,00 6,00 94,00

Tidak mengikut perkembangan politik 3 6,00 6,00 100,00

Total 50 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.70. Alasan belum memadai

Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil dan track record calon

Presiden dan Wakil Presiden, 23 dari 400 responden (5,75 %) menyatakan tidak mendapat

informasi, 52 responden (13,00 %) menyatakan belum memadai, dengan alasan tertinggi

kurang mengenal calonnya sebanyak 20 responden (38,46 %) . Meskipun terdapat 325

responden (81,25 %) menyatakan informasi yang dimaksud sudah memadai, seperti yang

tertera pada tabel berikut ini.

Page 93: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

92

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Sudah memadai 325 81,25 81,25 81,25

Belum memadai 52 13,00 13,00 94,25

Tidak ada 23 5,75 5,75 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.71. Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil, track record calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Informasi belum jelas 5 9,62 9,62 9,62

Kurang mengenal calonnya 20 38,46 38,46 48,08

Kurang sosialisasi di media 5 9,62 9,62 57,69

Kurang sosialisasi ke masyarakat 12 23,08 23,08 80,77

Tidak mengerti 5 9,62 9,62 90,38

Tidak mengikuti perkembangan politik 5 9,62 9,62 100

Total 52 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

IV.72. Alasan belum memadai

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu Presiden dan wakil Presiden tahun 2014 dengan memberikan skor 1-10, dimana,

penilaian dari angka 1 sampai 5, merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk

angka 6 -10, merupakan penilaian yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam

mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2014 dan sosialisasi partai politik pendukung yang

berkontes, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi

ternyata merupakan media yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 334 orang

(83,50%), diikuti dengan iklan luar ruang sebesar 293 Orang (73,25 %), serta Iklan/Berita di

Surat Kabar/ Majalah sebanyak 240 responden (60,00%). Sedangkan publikasi melalui media

sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak 301 responden (75,25

%) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian juga dengan media

online sebanyak 295 responden (73,75 %) dan kunjungan pengurus partai politik pendukung

sebanyak 247 responden (61,75%)

Page 94: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

93

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 11,25% 0,25% 0,00% 1,00% 4,00% 8,25% 22,00% 28,50% 10,75% 14,00%

b. Iklan/Berita di Radio 31,75% 7,00% 3,00% 5,75% 13,00% 16,50% 14,75% 5,75% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll 23,50% 2,00% 2,25% 4,00% 8,25% 17,75% 18,75% 16,00% 3,00% 4,50%

d. Iklan/Berita di media online 45,75% 7,25% 4,25% 5,75% 10,75% 11,00% 7,25% 5,50% 1,50% 1,00%

e. Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

50,75% 5,75% 4,75% 5,50% 8,50% 12,25% 7,00% 3,75% 0,75% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

14,25% 0,75% 2,50% 1,25% 8,00% 12,50% 19,25% 26,00% 8,75% 6,75%

g. Kampanye Partai Politik 21,75% 2,00% 4,00% 4,50% 15,50% 21,50% 12,75% 12,50% 3,50% 2,00%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik 28,00% 3,00% 5,00% 7,00% 18,75% 20,00% 9,00% 5,75% 2,25% 1,25%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28,50% 1,25% 3,75% 4,00% 10,50% 20,75% 15,25% 12,75% 1,75% 1,50%

k. Pendidikan Politik 50,00% 4,50% 6,75% 4,00% 8,25% 11,00% 4,75% 8,25% 1,75% 0,75%

l. Lainnya, sebutkanSumber: Data Survey, Juli 2015

No Bentuk media sosialisasiS K O R (persen)

IV.73. Skor penilaian Responden terhadap bentuk media sosialisasi yang efektif tentang Calon Presiden/Wakil Presiden peserta Pemilu tahun 2014 lalu:

D.4. Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Pipres tahun 2014 lalu, erat hubungannya

dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya dalam DPT, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kondisi yang sama dengan terdaftarnya responden di dalam Pileg, dimana

396 (99 %) orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan ini disebabkan oleh pengetahuan pemilih atas terdaftarnya

mereka dalam DPT, karena responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir

pendaftaran, dan ingatan responden manakala petugas datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkannnya sebagai calon pemilih Pileg tahun 2014 lalu.

Page 95: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

94

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.6. Apakah terdaftar sebagai pemilih pada Pilpres ?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 96: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

95

Ya Tidak1 B. Purba 24(6%) 1(0,3%)

2 Batang Kuis 10(2,5%) 0(0%)

3 Beringin 8(2%) 2(0,5%)

4 Biru-biru 15(3,8%) 0(0%)

5 Deli Tua 10(2,5%) 0%

6 Galang 29(7,5%) 1(0,3%)

7 Gunung Meriah 10(2,5%) 0(0%)

8 Hamparan Perak 18(4,5%) 2(0%)

9 Kutalimbaru 15(3,8%) 0(0%)

10 Labuhan Deli 10(2,5%) 0(0%)

11 Lubuk Pakam 15(3,8%) 0(0%)

12 Namorambe 35(5,5%) 0(0%)

13 P. Labu 19(4,8%) 1(0%)

14 Percut Sei Tuan 19(4,8%) 1(0,3%)

15 Pagar Merbau 15(3,8%) 0(0%)

16 Pancur Batu 23(6,3%) 2(0,5%)

17 Patumbak 10(2,5%) 0(0%)

18 Sibolangit 29(7,3%) 1(0,3%)

19 STM Hilir 15(3,8%) 0(0%)

20 STM Hulu 20(5%) 0(0%)

21 Sunggal 14(3,5%) 1(0%)

22 Tanjung Morawa 23(5,5%) 2(0,5%)

Total 386 (96,50 % ) 14 (5,50% )Sumber: Data Survey, Juli 2015

No KecamatanApakah datang ke TPS sewaktu Pilpres ?

Tabel IV.74. Kehadiran responden pada Pilpres Tahun 2014

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada pasangan calon tertentu, merupakan keputusan yang

dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat

pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh

partai politik pengusung calon yang dialami pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam

mengakses layanan publik dapat pula mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam

mengidentifikasikan calon pilihannya atau berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik

tertentu.

Page 97: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

96

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Janji 1 7,14 7,14 7,14

Karena katanya membantu masyarakat 1 7,14 7,14 14,29

Pulang kampong 1 7,14 7,14 21,43

Sedang ada pekerjaan 3 21,43 21,43 42,86

Tidak ada surat memilih 7 50,00 50,00 92,86

Tidak terdaftar 1 7,14 7,14 100,00

Total 14 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.75. Alasan tidak mencoblos pada Pilpres 2014

Dalam pelaksanaan pemilu Presiden dan wakil Presiden 2014 lalu, ternyata tingkat

kesiapan pemilih untuk memantapkan pilihannnya sebelum masuk kedalam bilik suara sudah

tinggi, dimana hanya 383 responden (95,75%) yang telah memiliki preferensi pilihan

pasangan calon yang akan dipilih, sedangkan 10 responden (2,50%) belum memiliki pilihan

saat memasuki bilik suara, sehingga pilihannya dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan

kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik dan ‘gambling’. Dan sebanyak 7 responden

(1,75%) enggan untuk menjawab pertanyaan dari enumerator.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.7 Apakah mempunyai kesiapan untuk mencoblos calon presiden dan wakil Presiden ?

95,75%

2,50% 1,75%

Ya 383

Tidak 10

Tidak menjawab 7

Page 98: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

97

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.76. Perilaku responden di dalam bilik suara, apakah memilih calon presiden dan wakil presiden sesuai yang akan dipilih sebelum sampai di TPS pada Pemilu 2014

Terkait dengan politik uang dan pemberian barang pada pemilihan umum Presiden

dan wakil Presiden tahun 2014, responden menjawab beberapa hal seperti pada tabel berikut.

Bentuk Pemberian

a.      Uang

b.      Barang tertentu

c.       Sembako

d.      Bibit atau pupuk

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Ya Tidak

Tabel IV.77. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur Calon Presiden dalam Pilpres 2014 lalu yang memberikan hal-hal berikut ini

1,75% (7)

3,75% (15)

3,5% (14)

2% (8)

98,25% (393)

96,25% (385)

96,5% (386)

98% (392)

Dampak dari politik uang atau pemberian barang tertentu dari pasangan calon, partai

politik pengusung dan tim sukses pasangan calon menunjukkan bahwa hanya 11 responden

(2,75%) menyatakan mencoblos karena pemberian tersebut sedangkan 389 responden

(97,25%) menyatakan tidak terpengaruh oleh pemberian yang disebutkan diatas, seperti dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 11 2,75 2,75 2,75

Tidak 389 97,25 97,25 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.78. Keterpengaruhan responden karena Pemberian Uang dan barang

Page 99: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

98

Dalam mengambil keputusan terkait dengan memilih pasangan calon Presiden dan

wakil Presiden pada pemilu 2014 tentu banyak hal yang menjadi pertimbangan para pemilih,

hal-hal dimaksud adalah Jenis kelamin, Agama, Asal suku, asal partai politik dan program

calon. Hasil survey menunjukkan seperti tabel di bawah ini.

No Faktor

1 Jenis kelamin calon

2 Agama calon

3 Asal suku bangsa calon

4 Asal partai politik

5 Program calon

Sumber: Data Survey, Juli 2015

84,25%

Tak menjadi pertimbangan

47,75%

47,00%

82,25%

68,75%

15,75%

Menjadi pertimbangan

52,25%

53,00%

17,75%

31,25%

Tabel IV.79. Faktor pertimbangan Responden untuk memilih calon Presiden danWakil Presiden

Page 100: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

99

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Gunung Meriah

Tjg Morawa Sibolangit Kutalimba

ruPancur Batu

Namorambe

S ibiru-biru S TM Hilir Bangun

Purba Galang STM Hulu Patumbak Jumlah Dipindah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Prabowo – Hatta 346 53.850 1.544 5.830 14.120 6.089 5.521 4.465 4.991 17.163 1.225 21.645 136.789

2 Jokowi-Jusuf Kalla 1.174 38.606 8.376 10.574 24.919 9.772 10.274 10.386 6.222 12.898 5.003 15.801 154.005

1.520 92.456 9.920 16.404 39.039 15.861 15.795 14.851 11.213 30.061 6.228 37.446 290.794

31 362 54 79 139 65 88 70 36 131 38 151 1.244

1.551 92.818 9.974 16.483 39.178 15.926 15.883 14.921 11.249 30.192 6.266 37.597 292.038

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Jumlah Pindahan

Deli Tua S unggalHamparan

PerakLabuhan

DeliPercut Sei

TuanBatang Kuis

Lubuk Pakam

Pagar Merbau

Pantai Labu Beringin

Jumlah Akhir Presentase

1 Prabowo-Hatta 136.789 15.102 53.262 44.699 15.933 91.428 16.245 18.379 10.146 10.445 12.254 424.682 53,19%

2 Jokowi-Jusuf Kalla 154.005 11.411 52.339 23.338 10.437 62.678 8.625 21.223 7.753 8.143 13.808 373.760 46,81%

290.794 26.513 105.601 68.037 26.370 154.106 24.870 39.602 17.899 18.588 26.062 798.442

1.244 139 387 205 79 531 95 136 69 97 73 3.055

292.038 26.652 105.988 68.242 26.449 154.637 24.965 39.738 17.968 18.685 26.135 801.497

Sumber: KPU Deli Serdang, 2014

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Tabel IV.80. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilu Presiden tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang

Jumlah Suara Sah

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Jumlah Suara Sah

Page 101: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

100

Berdasarkan Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.346.089 pemilih tetapi jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan

suara sesuai Tabel IV.80. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang dan jumlah suara tidak sah sebanyak

801.497 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang sebesar 59.54% (Sumaber : Data KPU DS)

Page 102: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Partisipasi Pemilih dalam setiap Pemilu di Kabupaten Deli Serdang dapat ditelusuri dari

kehadiran dan ketidakhadiran (voter turn-out) di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

yang dipengaruhi beragam penyebab. Salah satu hal terkait masalah kehadiran pemilih

dalam Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kecenderungan bahwa: (a) Akurasi tahapan pemutakhiran data

pemilih. Persoalan paling sensitif dalam pelaksanaan pemilu Kabupaten Deli Serdang

yang paling rawan berhubungan dengan adanya NIK Ganda (b) Dinamika mobilitas

penduduk yang tergolong pada komuter yaitu penduduk yang bekerja di kota Medan

secara ulang-alik ke Kabupaten Deli Serdang, dimana terdaftar sebagai penduduk yang

memiliki KTP Kabupaten Deli Serdang, namun karena mereka harus bekerja di Kota

Medan dan tidak libur secara fakultatif menyebabkan ketidak pastian mereka dalam

kehadirannya di TPS. (c) Persebaran luasnya lahan Eks HGU perkebunan,

menyebabkan tingginya angka penggarap yang berasal dari banyak Kabupaten/kota lain

Sumatera Utara yang menjadi pemukim di Kabupaten Deli Serdang, yang belum

berstatus penduduk yang terdaftar dalam DPT Pemilu di Kabupaten Deli Serdang. (d)

Masalah tinggi rendahnya kehadiran dan ketidak hadiran pemilih (voting turn-out)

bersumber dari kekurang akuratan DPT Pemilu yang diakibatkan oleh metode verifikasi

dan pemutakhiran data pemilih sehubungan dengan fenomena “ghost voter”, yaitu

pemilih yang terdaftar dalam DPT yang digunakan sebagai referensi undangan terhadap

pemilih, tetapi pada saat hari H ternyata tidak datang atau tidak hadir ke TPS. Ketidak

hadiran pemilih (voter in-absentia) di TPS karena faktor diatas diakibatkan oleh

penduduk yang telah meninggal, pindah, melanjutkan studi dan bekerja di perantauan

(daerah lain) tetapi masih tetap terdaftar dalam Kartu Keluarga dan DPT yang disahkan

oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

2. Tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau

Page 103: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

102

elite politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang

berdampak pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit

dengan aspirasi masyarakatnya. Kondisi ini tergambar dari keikutsertaan dari

responden sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi

keagamaan (36,5 %) dan organisasi sosial (15,5 %). Sedangkan yang aktif dalam

kegiatan LSM dan partai politik sangat rendah yaitu masing-masing 1,5 % dan 1,3%.

3. Pengenalan pemilih yang dijadikan responden dalam penelitian ini terhadap figure

calon legislatif, calon kepala daerah, mulai dari tingkat Gubernur sampai Bupati, dan

Presiden serta Partai Politik yang dipilih ternyata banyak dipengaruhi oleh faktor

sosialisasi politik yang telah diterima, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi dan

merubah preferensi pemilih terhadap Capres/Cawapres, caleg pilihannya dan Parpol,

terutama bagi para responden yang baru pertama sekali mengikuti Pemilu atau

mengejawantahkan kedaulatan politiknya dalam memilih pejabat politik yang

mewakilinya di lembaga legislatif dan pemerintahan.

4. Tingkat kepuasaan masyarakat (pemilih) terhadap kinerja Pemerintah (Nasional,

Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang) yang rendah juga menjadi salah

satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Deli Serdang,

dimana masyarakat Deli Serdang beranggapan bahwa siapapun yang dipilih, tidak aka

nada perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, terbukti dari

banyaknya persoalan mulai dari harga bahan pokok yang terus meningkat, fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang belum merata serta infrastruktur jalan yang belum

terbangun sampai ke desa-desa terpencil.

5. Kurangnya sosialisasi mengenai kepemiluan mulai dari Pilkada Kepala Daerah

(Gubernur dan Bupati), Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu

Presiden/Wakil Preside yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu (KPU) dan Partai

Politik juga berperan penting dalam menyebabkan rendahnya partisipasi Pemilih dalam

setiap momen pemilihan umum di Kabupaten Deli Serdang.

Page 104: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

103

B. REKOMENDASI

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dalam mengatasi

rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam setiap pemilu di Kabupaten Deli Serdang adalah

sebagai berikut :

1. Konsekuensi dari fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang hadir ke TPS dapat

menimbulkan persoalan yang menjadi titik rawan dalam setiap penyelenggaraan

pemilu legislatif, pilpres dan Pilkada. Karena itu, masalah pemutakhiran data pemilih

harus dilakukan dengan ketelitian dan sistem yang andal setiap tahun oleh KPU

Kabupaten Deli Serdang bersama dengan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dengan

menetapkan metode verifikasi dan revisi data pemilih secara terukur dan faktual.

2. Kualitas Pemilui tidak dapat hanya diukur dari tingginya partisipasi pemilih yang

hadir ke TPS tanpa dibarengi prilaku pemilih yang rasional. Karena ini KPU Deli

Serdang harus bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya Partai Politik, DPRD,

dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melakukan pendidikan pemilih secara

reguler dengan sistem pendidikan politik yang dilengkapi dengan kurikulum yang

aplikatif yang dapat memenuhi tujuan demokratisasi dan kedaulatan rakyat.

3. Sosialisasi yang intens dengan menggunakan media-media kreatif yang mudah

dijangkau/diakses oleh Pemilih dan juga memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat

(Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan) untuk dapat lebih cepat

menyampaikan informasi baik mengenai tahapan pemilu maupun berkaitan dengan

calon/peserta pemilu baik kepala daerah, legislative maupun presiden.

Page 105: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

104

DAFTAR PUSTAKA

American Center For International Labor Solidarity (ACILS), (1999), A Handbook For

Long-term Election Monitors: Indonesian General Elections 1999.

Budiarjo, Miriam (1994), Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Burns, D. (2000), “Can Local Democracy Survive Governance?” , Urban Studies, Vol. 37,

No. 5-6.

Burns, D., Hambleton, R. & Hogget, P. (1994), The Politics of Decentralisation

(Basingtoke: Macmillan).

Diamond, Larry (ed.), (1988), Democracies in Developing Countries, Lynne Riener Pub.,

Boulder, Colorado, vol. 3.

Duverger, Maurice, 2002, Sosiologi Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Feith, Herbert dan Castles, Lance (1988), Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965,

LP3ES, Jakarta.

Firmanzah, 2010, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan dan Marketing Politik: Pembelajaran

Politik Pemilu 2009, Yayasan Obor, Jakarta.

Grote, J. R and Gbikpi, B., eds (2002) Participatiry Governance, Opladen : Verlag Leske +

Budrich.

Harun, Rochayat dan Sumarno, 2006, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Mandar Maju,

Bandung.

Held, David, 1996, Model of Democracy, Stanford University Press, Cambridge.

Marijan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,

Penerbit Kencana, Jakarta.

Mas’oed Mochtar dan Mac Andrews, Colin, (2001), Perbandingan Sistem Politik, Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Musa, Ali Masykur, 2003, Sistem Pemilu: Proporsional Terbuka Setengah Hati, Pustaka

Indonesia Satu, Jakarta.

Rahman, Arifin, 2002, Sistem Politik Indonesia, Dalam Perspektif Struktural Fungsional,

Penerbit SIC, Surabaya.

Page 106: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

105

Richardson, Henry S., 2002, Democratic Authonomy: Public Reasoning about the Ends of

Policy, Oxford University Press, New York.

Riswandi, 2009, Komunikasi Politik, Graha Ilmu Universitas Mercubuana, Jakarta.

Roode, Charlton Clymer, dkk, 2000, (terj.), Pengantar Ilmu Politik, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Romli, Lili, 2010, Evaluasi Pemilu Legislatif 2009, Tinjauan atas Proses Pemilu, Jurnal

Penelitian Politik, Vol. 7 No. 1/2010, LIPI, Jakarta.

Schmitter, P. (2000). “Participation in Governance Arrangement” , (in) Grote, J. R. and

Gbikpi, B., eds (2002).

United States Information Service (USIS), (tanpa tahun), Unsur-Unsur Pemilihan Umum

Demokratis dalam Apakah Demokrasi Itu? (Jakarta: USIS, Indonesia)

Varma, SP, 1999, Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta.

Wilopo, (1978), Zaman Pemerintahan Partai-Partai Dan Kelemahan- Kelemahannya,

Yayasan Idaya, Jakarta.

Page 107: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

i

LAPORAN HASIL SURVEY PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN

DAN KETIDAK HADIRAN PEMILIH DI TPS (VOTER TURN-OUT)

PEMILU TAHUN 2014 DI KABUPATEN DELI SERDANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

Jl. Karya Jasa No. 8 Lubuk Pakam www.kpu-deliserdangkab.go.id

Page 108: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilu yang berlangsung di Indonesia pasca reformasi sudah empat kali yaitu tahun

1999, tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014. Pemilu merupakan sarana dan instrumen

demokrasi bagi rakyat untuk mengelola partisipasi politiknya. Karena secara teoritik pemilu

merupakan salah satu arena memikat hati kalangan pemilih maupun calon pemilih agar partai

dipilih sehingga lolos threshold bahkan mampu menang dan menjadi partai politik mayoritas

dalam parlemen. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Romli (2010:93) menunjukkan

bahwa dalam menarik minat pemilihnya maka bentuk komunikasi politik yang paling kerap

dilakukan partai politik adalah kegiatan kampanye dalam Pemilu legislatif (Pileg) tahun 2009

dengan empat kecenderungan tipe pesan kampanye yaitu (1) identitas diri, (2) penonjolan

perestasi, (3) penonjolan ideologi, dan (4) pemaparan program. Media komunikasi politik

yang digunakan sudah mulai beragam baik yang konvensional (spanduk, brosur, kalender)

maupun yang modern (facebook, sms, email).

Sebaliknya kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam

menyumbangkan suaranya dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada partai politik dan kandidat tertentu, merupakan keputusan

yang dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan

dapat pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dialami

oleh pemilih. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat mempengaruhi pola

ekspresi pemilih terhadap identifikasi parpol pilihan atau berafiliasinya dalam partai politik.

Penilaian pemilih terhadap pola akomodasi kepentingan rakyat terhadap legislatif dan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi

dan pandangan masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas peserta Pemilu tahun

2014 lalu. Berdasarkan hasil penelitian Romli (2010: 94) bahwa prilaku memilih dalam

Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka

kecenderungan pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi

(suku, jenis kelamin, dan agama) (2) perbedaan konsentrasi basis massa partai politik

mempengaruhi perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka

peranan patrón sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih

mempengaruhi pilihan masyarakat yang tinggal di pedesaan dan ada temuan berlangsungnya

Page 109: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

2

perilaku transaksional, sedangkan di perkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari

media tv, radio, koran dapat mempengaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang

signifikan atas perolehan suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka

pemilih yang rasional idealis (kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi,

platform dan program parpol ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional

realistis (mempertimbangkan kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Ekspektasi atas peningkatan partisipasi pemilih dalam rangkaian Pemilu yang telah

berlangsung selama ini di Kabupaten Deli Serdang ternyata menggambarkan fakta yang

berbeda. Terjadi fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang kadang tinggi ataupun rendah,

sehingga menjadi relevan dan penting untuk dievaluasi dan dikaji faktor kausalnya. KPU

Kabupaten Deli Serdang sebagai Penyelenggara Pemilu memandang langkah evaluasi

melalui suatu riset untuk mendalami faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap

partisipasi politik pemilih berdasarkan kehadiran dan ketidak hadiran di TPS dalam Pemilu

Legislatif tahun 2014, Pemilu Presiden tahun 2014 dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

tahun 2013 lalu.

B. Perumusan Masalah

Dari paparan di atas, yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk, metode, dan saluran komunikasi dan pendidikan politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

serta Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu untuk meningkatkan

kehadiran pemilih ke TPS?

2. Bagaimanakah tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu Legislatif,

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013 lalu?

3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kehadiran dan ketidakhadiran pemilih dalam

Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pilkada Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013 lalu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan kajian ini terkait dengan:

1. Untuk menggambarkan bentuk, metode, dan saluran komunikasi politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan

Page 110: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

3

Pilkada Kabupaten Deli Srdang tahun 2014 yang lalu dalam upayanya

meningkatkatkan kehadiran pemilih di TPS-TPS.

2. Untuk menggambarkan tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu

legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2013 lalu?

3. Untuk menggambarkan karakteristik faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran dan

ketidakhadiran pemilih dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu.

D. Manfaat Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini, sebagai:

1. Referensi mengenai deskripsi ragam komunikasi dan pendidikan politik berbasis

evaluasi proses Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, khususnya

dokumen yang menggambarkan kondisi kecenderungan partisipasi politik pemilih.

2. Database mengenai gambaran pandangan dan harapan pemilih yang mempengaruhi

tingkat partisipasi politiknya khususnya kehadiran dan ketidakhadiran di TPS-TPS

dalam setiap Pemilu 2014 lalu, yang dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara Pemilu

dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk strategi peningkatan

partisipasi pemilih dalam Pemilu berikutnya.

Page 111: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

4

BAB II

METODOLOGI

A. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemilih Kabupaten Deli Serdang yang ikut serta

dan tidak ikut memberikan suara dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden, dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu, baik laki-laki maupun

perempuan.

Luasnya wilayah sampel dan besarnya jumlah populasi serta kerumitan dalam

mengidentifikasi responden, menjadi dasar utama peneliti dalam menetapkan teknik

penarikan sampel dan responden penelitian ini secara acak sederhana berbasis data DPT

(Data Pemilih Tetap) Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, karena Pemilu Legislatif tahun 2014

lalu adalah tahapan Pemilu yang paling awal dan DPTnya dipelakukan sebagai basis data

pemilih yang diperbaiki oleh KPU Kabupaten Deli Serdang untuk pembaruan DPT Pemilu

lainnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT Pemilu Legislatif oleh KPU Deli Serdang, maka

jumlah pemilih terdaftar pada 394 PPS, 3485 TPS adalah 1.338.124 orang,

Dengan teknik multistage sampling, wilayah sampel Kecamatan ditetapkan keseluruhan

yaitu 22 kecamatan. Sedangkan pemilihan wilayah sampel desa ditetapkan secara purposive

dan proporsional dengan teknik acak sederhana. Jumlah responden penelitian adalah 400

(empat ratus) orang, dimana jatah masing-masing wilayah sampel kecamatan dan desa

ditetapkan berdasarkan proporsionalitas. Penetapan responden yang diwawancarai secara

berstruktur pada desa dan kelurahan terpilih dalam penelitian ini dilakukan sesuai prinsip

acak sederhana berbasis DPT PPS sesuai kuota yang dimiliki masing-masing. Responden

terpilih ditemui dan diwawancarai oleh enumerator sesuai dengan teknik wawancara

berstruktur.

Unit analisa penelitian ini adalah individu, bukan rumah tangga (household). Alasannya

karena hak memilih adalah hak politik dan keputusan individual, bukan keputusan kolektif,

selaras dengan prinsip pemilu yang salah satu sifatnya adalah rahasia.

Page 112: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

5

Tabel II.1 Kerangka Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah

Pemilih

Jumlah

Desa/Kelu

rahan

Proporsi

Sampel

Desa

(20 %)

Jumlah Responden

F %

1 GUNUNG MERIAH 2.105 12 2 10 2,50

2 STM. HULU 9.385 20 4 20 5,00

3 SIBOLANGIT 15.396 30 6 30 7,50

4 KUTALIMBARU 26.439 14 3 15 3,75

5 PANCUR BATU 63.265 25 5 25 6,25

6 NAMORAMBE 25.630 36 7 35 8,75

7 BIRU-BIRU 25.433 17 3 15 3.75

8 STM. HILIR 23.680 15 3 15 3.75

9 BANGUN PURBA 15.787 24 5 25 6.25

10 GALANG 45.796 29 6 30 7.50

11 TANJUNG

MORAWA

152.445 26 5 25 6.25

12 PATUMBAK 64.140 8 2 10 2.00

13 DELI TUA 39.127 6 2 10 2.00

14 SUNGGAL 187.733 17 3 15 3.75

15 HAMPARAN PERAK 105.570 20 4 20 5.00

16 LABUHAN DELI 41.917 5 2 10 2.50

17 PERCUT SEI TUAN 267.977 20 4 20 5.00

18 BATANG KUIS 46.920 11 2 10 2.50

19 PANTAI LIBU 33.403 19 4 20 5.00

20 BERINGIN 38.338 11 2 10 2.50

21 LUBUK PAKAM 81.886 13 3 15 3.75

22 PAGAR MERBAU 25.752 16 3 15 3.75

Jumlah 1.338.124 394 80 400 100,00

B. Teknik Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan dengan teknik survey yang menggunakan kuesioner

sebagai instrumen utama digunakan sebagai pedoman wawancara berstruktur. Dalam hal ini

Page 113: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

6

peneliti yang dibantu oleh enumerator mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden

untuk mendapatkan jawaban mengenai variabel penelitian yang relevan. Data utama studi ini

dikumpulkan dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan tertutup dan terbuka dalam

kuesioner yang menguraikan tujuan dalam ruang lingkup penelitian ini, yang meliputi (a)

identitas pemilih berdasarkan karakteristik status sosial ekonomi, etnis dan regionalitas,

pengalaman sosialisasi dan partisipasi politik (b) Pola perilaku dan preferensi pemilih dalam

dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2014 lalu, (c). Dampak pemberitaan media

sosialisasi dan intensitas komunikasi politik terhadap kehadiran pemilih di TPS-TPS, (d).

Faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran pemilih di TPS, (e) Pandangan pemilih terhadap

proses penyelenggaran Pemilu 2014 lalu, (f). Harapan pemilih terhadap penyelenggaran

Pemilu berikutnya.

Data sekunder dikumpulkan dengan studi dokumentasi, berupa data yang bersumber

dari berbagai referensi, kepustakaan, peraturan-peraturan, jurnal penelitian dan bahan-bahan

tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

C. Teknik Analisis Data

Data penelitian dipaparkan melalui kecenderungan pemusatan yang tertuang dalam

tabel frekuensi dan grafik. Untuk variabel-variabel penting yang saling berhubungan akan

diekpresikan dalam tabel silang, dimana signifikansi keterkaitannya dihitung dengan formula

statistik korelasional. Kecenderungan hubungan antar variabel penelitian berfungsi sebagai

eksemplar penjelasan angka-angka statistik terkait dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis penelitian (Supranto: 2004).

Selain itu, informasi yang terkumpul dari wawancara tidak berstruktur berguna sebagai

instrumen cross-check (konfirmasi) kebenaran normatif hasil survey. Dalam hal ini, temuan

survai dikomparasikan dengan hasil wawancara yang hasilnya digabungkan guna

mendapatkan kesimpulan praktis. Temuan teoritis dan informatif yang diperoleh dari studi

dokumentasi merupakan pemerkaya hasil penelitian, sehingga pembauran data primer dan

sekunder dipakai untuk membakukan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

Page 114: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demokrasi dan Pemilihan Umum

Sejarah demokrasi seringkali kabur dan terpotong-potong oleh sejarah hidupnya.

Kata demokrasi yang dalam bahasa Inggrisnya disebut democracy, awalnya bersumber dari

bahasa Perancis yaitu democratie yang dikenalkan pada abad ke 16. sebelumnya kata

demokrasi dirujuk dari bahasa Yunani (Greek) demokratia yang merupakan tautan dari kata

demos berarti rakyat (people) dan kratos berarti tatanan (rule) (Held, 1996: 1).

Penerapan demokrasi telah ada masa Athena Kuno sebagai kota tua (classical polis)

yang ditandai adanya persatuan, solidaritas, tingginya partisipasi dan dari terbatasnya jumlah

warga negara. Pada masa itu, warganegara tidak hanya dilibatkan dalam beragam kegiatan

diantaranya administrasi, keamanan, pembuatan hukum, hakim, perayaan yang berkaitan

dengan keagamaan, hiburan dan festival, dasarnya dikaitkan dengan legitimasi kehidupan

politik modern, tetapi mereka juga berkewajiban untuk melaksanakan penelitian dan

pengawasan terhadap penduduk yang tidak turut ambil bagian dalam negara (Held, 1996: 23).

Saat ini, demokrasi identik dengan legitimasi kehidupan politik modern, dimana

makna demokrasi menunjukkan modernitas sistem kedaulatan yang sangat beragam dan luas,

mulai dari pemerintah bervisi teknokrat sampai pada konsepsi kehidupan sosial yang ditandai

oleh ekstensifnya partisipasi politik.

Untuk Indonesia, secara historis, dapat dikategorikan pelaksanaan orde demokrasi di

Indonesia atas 4 (empat) bentuk, yaitu: Demokrasi Liberal (1950-1959), Demokrasi

Terpimpin (1959-1966), dan Demokrasi Pancasila (1966-1997), dan Demokrasi pasca orde

baru yaitu, era Reformasi (1998 – sekarang).

Demokrasi yang telah kita terapkan ternyata berubah-ubah esensi dan aplikasinya

dalam praktik politik di Indonesia. Demokrasi yang berlangsung dekade terakhir ini bahkan

bagi sebagian pihak disikapi secara berlebihan, terlalu bebas dan menitik beratkan pada

proses dan cara, sehingga menghasilkan pemerintahan dan tata hubungan kelembagaan

negara yang tidak stabil, serta seringkali diwarnai konflik-konflik kepentingan. Di sisi lain,

ada pula sikap yang menggunakan demokrasi sebagai tujuan dengan mengabaikan proses dan

cara-caranya, sehingga realitas demokrasi berwujud pada adanya kompromi atau deal-deal

politik yang menguntungkan sepihak dan sekelompok orang, yang pada giliran selanjutnya

justru mengabaikan kepentingan publik dan kemaslahatan masyarakat. Karena itu, perlu

Page 115: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

8

untuk ditegaskan bahwa demokrasi merupakan sebuah cita-cita sekaligus pengelolaan sebuah

negara secara beradab.

B. Teori Partisipasi

Partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi politik, yang

dianjurkan oleh demokrasi. Partisipasi warga masyarakat adalah pusat kekuasaan,

kewenangan dan kebijakan yang mengatur (mengelola) alokasi berada dalam konteks

governance, yakni relasi antara Negara (pemerintah) dan masyarakat (rakyat). Negara-

barang (sumberdaya) publik pada masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat hak sipil dan

politik, kekuasaan massa, kebutuhan hidup, dan lain-lain. Dengan demikian, partisipasi

adalah jembatan penghubung antara negara dan masyarakat agar pengelolaan barang-barang

publik membuahkan kesejahteraan bagi manusia sebagi individu maupun dalam sebuah

kelompok masyarakat (human wellbeing).

Partisipasi dalam Pemerintahan (govermance) cenderung merujuk pada keterlibatan

dan interaksi organisasi dan institusi yang mempunyai tanggung jawab terhadap atau

berhubungan dengan tindakan kolektif di bidang publik. Hubungan horizontal antara aktor

atau stakeholders dalam jaringan kerja merupakan ciri khas Pemerintahan (governance), dan

dinyatakan bahwa partisipasi dalam governance itu dipengaruhi oleh kebijakan (Schmitter,

2002). Banyak organisasi ‘sektor ketiga’ organisasi komunitas dan sukarela – memperoleh

tanggung jawab dalam governance (Stoker, 1998: 21). Partisipasi dalam Pemerintahan

(governance) berhubungan kuat dengan gagasan mengenai kepentingan dan organisasi publik

dan swasta yang mempunyai risiko dalam sebuah keputusan dilibatkan dalam persiapannya.

Ia dimaksudkan menciptakan dukungan bagi usulan kebijakan, memperbaiki kualitas

keputusan dengan mengerahkan keahlian dan pengetahuan eksternal, dan meningkatkan

legitimasi keputusan demokratis (Klijn dan Koppenjan,2000).

Dari sudut pandang Negara, demokrasi mengajarkan bahwa partisipasi sangat

dibutuhkan untuk membangun pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan responsif

terhadap kebutuhan masyarakat. Tiadanya partisipasi hanya menabur pemerintahan yang

otoriter dan korup. Dari sisi masyarakat, partisipasi adalah kunci pemberdayaan. Partisipasi

memberikan ruang dan kapasitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak

mereka, mengembangkan potensi dan prakarsa lokal, mengaktifkan peran masyarakat serta

membangun kemandirian masyarakat .

Page 116: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

9

Dalam konteks governance, partisipasi hendak menempatkan masyarakat pada posisi

yang sebenarnya. Pertama, masyarakat bukanlah sebagai hamba (client) melainkan sebagai

warga (citizen). Jika hamba memperlihatkan kepatuhan secara total, kalau konsep warga

menganggap bahwa setiap individu adalah pribadi yang utuh dan mempunyai hak penuh

untuk memiliki. Warga dan kewargaan secara jelas merupakan bangun politik, yang

menggambarkan sifat hubungan yang dimiliki individu dengan institusi Negara dan

masyarakat sipil. Warga dapat dipandang sebagai anggota masyarakat yang mempertahankan

beberapa gagasan kepentingan umum, dan gagasan kewargaan diikat dengan gagasan

demokrasi. Warga dibedakan dari nasabah (customers), klien dan consumer. Terutama

menarik ilham dari sektor swasta, nasabah dan consumer yang berhubungan dengan

organisasi sebagai pembeli yang memilih barang dan pelayanan klien bergantung pada dan

sebagian besar tunduk pada, keahlian professional; warga mempunyai kesadaran yang jauh

melebihi bidang mereka sendiri dan berkepentingan untuk “mempengaruhi keputusan publik

yang mempengaruhi kualitas kehidupan lokal”, mungkin dengan mengorbankan kepentingan

perorangan mereka sendiri (Burns et al., 1994; Gyford, 1991). Kedua, masyarakat bukan

dalam posisi yang diperintahkan tetapi sebagai teman sejajar (partner) pemerintah dalam

mengelola pemerintahan dan pembangunan. Ketiga, partisipasi bukanlah pemberian

Pemerintah tetapi sebagai hak warga masyarakat. Keempat, warga bukan sekedar objek pasif

penerima manfaat kebujakan pemerintah, tetapi sebagai aktor atau subjek yang aktif

menentukan kebijakan. Warga yang aktif didefinisikan sebagai agen demokrasi, yang

memberdayakan diri mereka sendiri melalui tantangan mereka terhadap aktivitas institusi dan

organisasi yang membentuk kehidupan sehari-hari mereka. Kewarganegaraan adalah tentang

kontribusi, atau input, dari individu kepada hubungan kolektif, dan hubungan antara individu

dan hubungan mereka yang lebih luas dengan masyarakat. Warga diharapkan terlibat dalam

urusan publik dan memberikan kontribusi terhadap isu-isu dalam urusan publik (Raco dan

Imri, 2000).

Cara pandang baru menempatkan posisi masyarakat itu secara historis yang

mempengaruhi haluan baru pembangunan dan mempengaruhi haluan baru pembangunan dan

Pemerintahan, meski secara empirik belum menjadi kenyataan. Kaum miskin, misalnya,

sekarang ditempatkan sebagai pemangku kepentingan pembangunan. Partisipasi juga

dipandang dengan tujuan, bukan hanya proses atau cara untuk mencapai tujuan, sehingga

muncul agenda pemberdayaan yang menghubungkan partisipasi dengan demokrasi,

kewargaan dan kesetaraan. Partisipasi dilihat sebagai kekuatan besar untuk transformasi

Page 117: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

10

relasi sosial, ekonomi dan politik yang telah lama membuat kemiskinan. Sekarang agenda

penanggulangan kemiskinan mulai menempatkan kaum miskin dalam posisi yang terhormat,

memberi ruang pada mereka untuk mengembangkan partisipasi dan prakarsa lokal, sehingga

konsep kaum miskin sebagai penerima manfaat proyek tidak terlalu relevan dibicarakan.

Literatur klasik selalu menunujukkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program pembangunan. Tetapi

apa makna substantif yang terkandung dalam sekuen-sekuen partisipasi itu? Partisipasi

adalah voice, akses dan kontrol warga masyarakat terhadap pemerintahan dan pembangunan

yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Pertama, voice adalah hak dan tindakan warga masyarakat menyampaikan aspirasi,

gagasan, kebutuhan, kepentingan, dan tuntutan terhadap komunitas terdekatnya maupun

kebijakan pemerintah. Tujuannya adalah mempengaruhi kebijakan Pemerintah maupun

menentukan agenda bersama untuk mengelola kehidupan secara kolektif dan mandiri.

Kedua, akses berarti kesempatan, ruang dan kapasitas masyarakat untuk masuk dalam

arena governance, yakni mempengaruhi dan menentukan kebijakan serta terlibat aktif

mengelola barang-barang publik. Akses warga terhadap pelayanan publik termasuk dalam

rubrik ini. Ada dua hal penting dalam akses: keterlibatan secara terbuka (inklusi) dan

keikutsertaan/keterlibatan (involvement). Keduanya mengandung kesamaan tetapi berbeda

titik tekannya. Inklusi menyangkut siapa yang terlibat, sedangkan involvement berbicara

tentang bagaimana masyarakat terlibat. Keterlibatan berarti ketersediaan ruang dan

kemampuan bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses politik, terutama kaum miskin,

minoritas, rakyat kecil, perempuan, dan lain-lain. Akses akan menjadi arena titik temu antara

warga dan pemerintah. Pemerintah wajib membuka ruang akses warga dan memberikan

layanan publik, terutama pada kelompok-kelompok marginal. Sebaliknya warga secara

bersama-sama proaktif mengidentifikasi problem, kebutuhan dan potensinya maupun

merumuskan gagasan pemecahan masalah dan pengembangan potensi secara sistematis.

Pemerintah wajib merespons gagasan warga sehingga bisa dirumuskan visi dan kebijakan

bersama dengan berpihak pada kemitraan dan kepercayaan.

Ketiga, kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya maupun proses

politik yang terkait dengan pemerintah. Kita mengenal kontrol internal (self-control) dan

kontrol eksternal. Artinya kontrol bukan saja mencakup kapasitas masyarakat melakukan

Page 118: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

11

pengawasan (pemantauan) terhadap kebijakan (implementasi dan risiko) dan tindakan

pemerintah, tetapi juga kemampuan warga melakukan penilaian secara kritis dan reflektif

terhadap risiko-risiko atas tindakan mereka. Kontrol internal ini sangat penting karena

masyarakat sudah lama berada dalam konteks penindasan berantai: yang atas menindas yang

ke bawah, sementara yang paling bawah saling menindas ke samping. Artinya kontrol

eksternal digunakan masyarakat untuk melawan eksploitasi dari atas, sementara self-control

dimaksudkan untuk menghindari mata rantai penindasan sesama masyarakat, seraya hendak

membangun tanggung jawab social, komitmen dan kompetensi warga terhadapat segala

sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Partisipasi dan desentralisasi (otonomi daerah) tentu mempunyai hubungan simbiosis.

Pada suatu pihak, desentralisasi yang berhasil memerlukan beberapa partisipasi lokal.

Kedekatan pemerintah lokal dengan konstituen mereka akan memungkinkan mereka

merespons secara lebih baik terhadap kebutuhan lokal dan menyesuaikan secara efisien

pengeluaran publik dengan kebutuhan perorangan hanya jika informasi mengalir antar warga

Negara dan pemerintah lokal. Pada pihak lain, proses desentralilasi sendiri dpaat

meningkatkan kesempatan partisipasi dengan menempatkan lebih banyak kekuasaan dan

sumberdaya pada tingkat pemerintah yang lebih dekat, lebih dikenal, dan lebih muda

dipengaruhi. Dalam lingkungan dengan tradisi partisipasi warga Negara buruk, desentralisasi

dapat merupakan langkah pertama yang penting dalam menciptakan kesempatan interaksi

rakyat-negara yang teratur,dapat diramalkan.

Hubungan simbiosis antara desentralisasi dan partisipasi ini dapat mengarah pada

garis pedoman kebijakan yang agak bertentangan. Mekanisme partisipasi warga Negara dapat

dianggap sebuah prasyarat yang sangat berguna ketika mengevaluasi prospek desentralisasi

harus memperhitungkan kesempatan dan keterbatasan yang ditentukan oleh saluran

partisipasi lokal yang ada. Kekurangan mekanisme partisipatoris, bagaimanapun, dapat

membantu menciptakan tuntutan lokal terhadap saluran partisipatoris yang lebih banyak

untuk menyuarakan prefensi. Saluran partisipasi yang dilembagakan dan kemampuan orang

untuk menggunakan saluran tersebut harus dipertimbangkan dalam desain desentralisasi.

Pemilu lokal yang jujur dan teratur, semaraknya forum warga, dan tingkat modal sosial yang

tinggi (kesatuan komunitas dan sejarah kerja sama) memungkinkan warga Negara untuk

menandai prefensi mereka secara efisien dan menjalankan pemenuhan keinginan mereka oleh

pemimpin.

Page 119: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

12

Penilaian seberapa banyak input warga mempengaruhi tindakan pemerintah lokal

memberikan titik permulaan untuk mendesain kebijakan desentralisasi. Kondisi awal

semacam itu membantu menentukan tingkat yang pada tingkat itu desentralisasi akan

meningkatkan responsifitas pemerintah keseluruhan terhadap warga dan memberikan garis

petunjuk bagi pelibatan tindakat peningkatan partisipasi dalam kebijakan desentralisasi.

Pemilu teratur, referendum lokal, forum warga, dewan publik, dan struktur kelembagaan

lainnya merupakan memperbaiki kemampuan pemerintah lokal untuk mengindentifikasi dan

bertindak menurut preferensi warga Negara. Tingkat modal sosial, yang menentukan

bagaimana sebaiknya warga Negara dapat memanfaatkan rencana institusional untuk

berpartisipasi, lebih lambat berkembang dan lebih sulit untuk menentukannya.

Desentralisasi mengandalkan pada partisipasi untuk memperbaiki alokasi pelayanan,

tetapi ia tidak memerlukan jenis input warga Negara yang luas disebutkan di depan. Dalam

kasus di mana pemerintah lokal tidak dipilih, di mana proses pemilihan mengistimewakan

sekelompok kecil elit, atau di mana tingkat modal sosial yang rendah menghalangi pertukaran

aktif, proses desentralisasi dapat didesain untuk membangun jenis partisipasi yang lebih

terbatas. Mekanisme isu-khusus dan proyek khusus untuk meningkatkan arus informasi

antara pemerintah dan warga Negara sering dapat dengan lebih cepat dan lebih mudah pada

tingkat lokal daripada di pemerintah pusat.

Partisipasi warga dapat dibenarkan dalam hubungannya dengan legitimasi berorientasi

input dan output, dan ia dapat memberikan kontribusi terhadapat efektivitas system.

Legitimasi berbasi input mengungkapkan nilai partisipasi luas dalam governance, yang

memperlihatkan, yang memperlihatkan perlunya penentuan sendiri dan persetujuan rakyat, di

mana nilai-nilai demokrasi sangat kuat. Partisipasi warga di luar pemilihan memberi saluran

lebih lanjut bagi rakyat untuk mengungkapkan preferensi mereka, dan teori yang

berhubungan dengan demokrasi partisipatoris memuat unsur-unsur yang berhubungan dengan

legitimasi input. Pateman yang mengupas karya Rousseau, Mikk dan Cole, menunjuk pada

tiga alasan mengapa partisipasi luas diperlukan sekali ia mendidik partisipan, ia memberi

warga kontrol, dan ia menghasilkan identitas komunitas. Pemerintah demokratis, yang

dipedomani oleh input partisipasi warga, hanya menghasilkan kebijakan, karena ia tidak akan

mungkin setuju pada kegiatan-kegiatan yang tidak adil. Partisipasi warga mendukung sistem

partisipatoris, karena”kualitas yang diperlukan warga adalah kualitas proses partisipasi itu

Page 120: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

13

sendiri yang mengembangkan dan membantu perkembangan” (Pateman, 1970:25). Partisipasi

warga membantu mendidik rakyat dalam seni partisipasi.

Partisipasi warga juga dapat memberikan kontribusi terhadap legitimasi berbasis-

output. Keterbilatan warga membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya

akan membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya akan membantu

pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Mereka yang terlibat dalam penyiapan

kebijakan dan permusyawaratan kebijakan lebih mungkin untuk tunduk ketika kebijakan itu

berlaku, khususnya jika mereka adalah dikalangan mereka dari mereka yang dipengaruhi dan

mendapat dampak. Pembenaran ini adalah pembenaran yang timbul dari perdebatan terdahulu

dan lebih belakangan ini. Pateman berargumen partisipasi “membantu penerimaan keputusan

bersama” (1970: 43). Demikian pula, model-model keterlibatan misalnya debat publik,

keterlibatan dari mereka yang dipengaruhi, atau keterlibatan para ahli dibenarkan secara

fungsional dengan alasan bahwa mereka membantu meningkatkan penerimaan dan

pemecahan persoalan atau membantu memfasilitasi pelaksanaan. Partisipasi ini dapat juga

membantu pembuat kebijakan lebih tahu, dan karena para wakil dan kaum profesional

membuat keputusan yang didasarkan pada pengetahuan publik dan keahlian politik dan

profesional

Partisipasi tentu tidak datang dengan sendirinya. Hubungan antara pemerintah dengan

masyarakat tidak serta merta terbangun secara demokratis dan partisipatif, sebab pemerintah

dimanapun akan cenderung otoritarian dan sentralistik bila tidak dihadapkan pada

pembatasan kekuasaan kekuasaan dan kontrol dari luar yang kuat. Di era otonomi daerah

sekarang, munculnya wacana dan gerakan partisipasi bukan semata inisatif dari pemerintah,

melainkan juga karena peran kekuatan-kekuatan intermediary dari sejumlah organisasi

masyarakat sipil. Begitu banyak lembaga non pemerintah (NGO) di Indonesia yang terus-

menerus memperjuangkan partisipasi masyarakat untuk membangkitkan suara rakyat dan

menentang dominasi elite dalam proses politik dan pembangunan.

C. Partisipasi dalam Demokrasi

Secara konstitusional, prinsip demokrasi dirumuskan dalam UUD Tahun 1945,

diantaranya pada Pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa Kedaulatan berada ditangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, yang diperkuat dengan isi Pasal 28 yang

menegaskan makna demokrasi terealisasi dengan adanya jaminan negara atas kemerdekaan

berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Page 121: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

14

Secara teoritis, terdapat sejumlah indikator empirik dalam praktek negara yang

demokratis diantaranya: adanya Pemilu, terlaksananya prinsip check and balances, adanya

rotasi kekuasaan yang obyektif, adanya partai politik yang demokratis, adanya kemerdekaan

hak-hak dasar, persamaan didepan hukum, dan akuntabilitas pejabat penyelenggara

pemerintahan dan kelembagaan negara.

Demokrasi yang kita inginkan adalah adanya mekanisme partisipasi rakyat yang

mampu mengawasi dan mengkontrol tindakan pengelola negara (Legislatif, Eksekutif,

Yudikatif). Dalam konteks ini, demokrasi yang perlu kita tegakkan adalah mekanisme politik

yang mengedepankan partisipasi setiap warga negara untuk berhak dalam menentukan

kebijakan pemerintahan sekaligus memiliki daya kontrol melalui adanya perlakuan yang

sama dalam kedudukan hukum dan pemerintahan. Artinya nilai demokrasi yang akan kita

kembangkan berhubungan dengan kualitas hubungan timbal balik antara pemerintah dan

pengelola kelembagaan negara dengan yang diperintah atau masyarakat umum.

Bagaimana rakyat dapat berpartipasi? Pertanyaan ini dapat diterangkan dari paparan

Robert Dahl (1971), yang menegaskan bahwa ada dua dimensi demokrasi yang satu sama lain

saling berkaitan. Dimensi pertama adalah tersedianya peluang persaingan bebas dan terbuka

untuk mendapatkan semua kedudukan dan kekuasaan. Dimensi kedua adalah terdapatnya

jaminan bagi partisipasi politik seluruh warga negara. Dalam konteks ini dapatlah kita

mengerti bahwa negara yang menerapkan demokrasi adalah negara yang mendorong warga

masyarakatnya untuk berinisiatif dan kreatif dalam mendapatkan jabatan atau kekuasaan

politik sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut, dimana mekanismenya

berlangsung melalui adanya pemilihan yang bersifat umum, bebas, rahasia, dan setara.

Karena itu, tidak ada artinya demokrasi tanpa adanya pemilihan umum. Pemilihan

umum yang memenuhi prinsip-prinsip demokrasi adalah Pemilu yang diselenggarakan secara

teratur dan terjadwal dengan sistem pemilihan langsung yang bebas dan rahasia.

Bagaimanakah cara menghasilkan Pemilu yang demokratis? Pemilu yang obyektif harus

dikendalikan oleh satu lembaga yang independen. Penyelenggara Pemilu tidak boleh

memihak pada salah satu kontestan atau peserta Pemilu. Selain itu, setiap warga negara

dalam menetapkan pilihannya haruslah terlindungi dan dijamin dengan undang-undang,

sehingga pilihannya merupakan suara nurani yang murni tanpa adanya paksaan, tekanan,

intimidasi dari pihak-pihak tertentu yang mengedepankan cara-cara inkonstitusional dalam

meraih kepentingannya.

Pemilu bukan hanya merupakan sarana mencari kekuasaan bagi partai, tetapi partai

membutuhkan dukungan suara sebagai modal untuk legitimasi pemerintahan yang dibentuk

Page 122: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

15

oleh partai pemenang Pemilu. Karena itu, simpati masyarakat harus didapatkan oleh partai

politik peserta pemilu dengan berbagai aktivitas yang bernuansa pendidikan politik bagi

rakyat. Tujuan dari upaya meningkatkan partisipasi publik dalam Pemilu ini terkait dengan

pernyataan Almond dan Powell yang menyatakan bahwa sistem-sistem modern dimana

struktur politiknya berbeda-beda (partai-partai politik, kelompok kepentingan, dan media

massa) yang berkembang membentuk aktivitas budaya politik participant.

D. Partisipasi dan Pendidikan Politik

Proses demokratisasi dapat didekati dari partisipasi publik yang dilakukan sengaja

melalui disain kelembagaan (Marijan, 2010:128). Namun realitasnya di Indonesia,

demokratisasi tidak cukup hanya mengandalkan disain kelembagaan, dimana tersedianya

berbagai perundang-undangan yang menjamin kebebasan berpendapat, berekspresi, dan

berorganisasi ternyata tidak serta merta mendorong adanya partisipasi publik (disconnected

electoral). Pemilu tahun 2004 menjadi contoh, dimana corak kesukarelaan (voluntary)

pemilih untuk menyumbang partai politik yang sangat rendah, bahkan corak partisipasi

politiknya cenderung berhubungan dengan ’transaksi-transaksi material’ (Marijan, 2008:130).

Adanya komunikasi dan pendidikan politik yang efektif merupakan instrumen yang

signifikan dalam pengembangan partisipasi politik rakyat yang sering diperhatikan dalam

pelaksanaan Pemilihan Umum di negara-negara demokratis. Karena itu, tingkat partisipasi

politik masyarakat di negara berkembang merupakan masalah yang menarik bagi para ahli

politik. Secara umum definisi partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok

orang yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih

pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan

pemerintah (public policy). Kegiatan berpartisipasi tersebut diantaranya, memberikan suara

pada Pemilu, menghadiri rapat umum (kampanye), menjadi anggota parpol atau organisasi

sosial politik yang underbauw partai politik, mengadakan hubungan dengan pejabat

pemerintah atau parlemen yang bertujuan politik.

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam bukunya No Easy Choice: Political

Participation in Developing Countries menyatakan bahwa: partisipasi politik adalah kegiatan

warganegara yang bertidak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi

pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,

terorganisir atau spontan, mantap atau sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal

atau illegal, efektif atau tidak efektif (Budiardjo, 1988:3).

Page 123: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

16

Pemikiran mengenai partisipasi politik bagi negara demokratis berangkat dari prinsip

kedaulatan adalah ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk

menetapkaan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-

orang yang akan menduduki jabatan-jabatan publik dan politis. Jadi partisipasi politik

merupakan pengejawantahan dari penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah oleh

masyarakat. Dalam negara demokratis makin banyak masyarakat mengambil peran makin

baik.

Partisipasi dapat berbentuk otonom (autonomous participation) dan partisipasi yang

dimobilisasi (mobilized participation). Pada umumnya orang beranggapan partisipasi politik

dalam bentuk yang positif saja, tetapi Huntington dan Nelson beranggapan bahwa

demonstrasi, teror, pembunuhan (lawan) politik, dan bentuk kekerasan lain yang bermotif

politik juga merupakan bentuk partisipasi. Namun Verba (Budiardjo: 1998) tidak mau masuk

dalam bentuk partisipasi yang rumit tersebut, akan tetapi membatasi diri pada tindakan-

tindakan yang legal. Metode atau cara berpartisipasi, intensitasnya terkait dengan keterikatan

atau posisi politik yang dimiliki seseorang.

Bagaimanakah warganegara atau orang-orang dapat rasional dalam

mengejawantahkan partisipasi politiknya? Hal ini dapat berlangsung manakala sudah

mengalami pendidikan politik, karena itu merupakan bagian dari pendidikan orang dewasa.

Khususnya diarahkan pada upaya membina kemampuan mengaktualisasikan-diri sebagai

pribadi yang otonom bebas dan pada sosialisasi-diri (pengembangan dimensi sosialnya),

dalam kaitannya dengan statusnya selaku warga Negara di suatu Negara. Aktualisasi-diri

dapat ditafsirkan sebagai sebagai mengaktualkan segala bakat dan kemampuan, sehingga

pribadi bias berkembang, lalu menjadi aktif dan kreatif, berkarya aktualisasi-diri sebagai

pribadi yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap sesama mahkluk hidup, dan

terhadap Tuhan. Selanjutnya dia berkewajiban memberikan partisipasi sosialnya kepada

masyarakat dan Negara selaku warga-masyarakat dan warganegara yang susila dan

bertangung jawab.

Senyatanya, dalam masyarakat modern sekarang, partisipasi penuh dan bertanggung

jawab dari rakyat itu tidak bisa berlangsung secara otomatis. Hal ini disebabkan antara lain

oleh kejadian sebagai berikut :

1. Terlalu kompleksnya susunan masyarakat modern dengan dimensi-dimensi sosial

dan politik yang saling terkait, yang sulit dipahami oleh orang awam, sehingga

orang tidak tahu bagaimana cara berpartisipasi di medan politik.

Page 124: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

17

2. Banyak orang merasa tidak berdaya secara fisik maupun mental ideologis untuk

memahami, terlebih lagi untuk ikut mempengaruhi proses-proses sosial dan politik

di tengah masyarakat.

3. Masyarakat pada umumnya dengan sengaja lebih banyak difungsikan sebagai

obyek politik, konsumen politik dan pengikut politik yang total patuh tunduk,

tanpa mampu memahami kedudukan selaku warganegara di tengah macam-

macam struktur politik. Mereka merupakan “arus bawah” yang pada umumnya

ditekan oleh “majikan-majikan di atas”. Pada umumnya tidak menyadari adanya

hegemoni politik supremasi politik.

Sehubungan dengan kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan dan

ketidaktahuan politik, kemudian untuk merangsang partisipasi politik secara aktif dari rakyat

dalam usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik di alam demokrasi kita

sekarang. Hal ini sesuai dengan isi yang tersirat dalam Sila Keempat Pancasila kita. Sebab

tujuan pendidikan politik antara lain ialah:

1. Membuat rakyat menjadi melek-politik/sadar politik.

2. Meningkatkan kreatifitas rakyat dalam partisipasi sosial politik di era

pembangunan

3. Menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih nyaman dan

sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia.

Berkaitan dengan perilaku politik, dalam komunitas politik itu terjadi dua proses,

yaitu :

1. Pendidikan politik yang dilakukan secara intensional ( dengan sengaja dan dengan

tujuan tertentu);

2. Sosialisasi politik, yaitu proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan.

Sosialisasi politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan

tanpa refleksi harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari

struktur-struktur politik yang ada di masyarakat. Sedang pendidikan politik ialah untuk

mengarahkan anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah

kehidupan politik.

Telah kita simak, bahwa politik antara lain diartikan sebagai kegiatan menggunakan

kekuasaan dalam satu wilayah yang disebut Negara, untuk menyelesaikan : masalah-masalah

rakyat, dan pengaturan lembaga-lembaga negara beserta fungsinya

Page 125: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

18

Sedang negara itu berasal ada dari kemauan rakyat, dan dengan sengaja dijadikan dari

kemauan rakyat, serta dengan sengaja pula dijadikan alat oleh rakyat untuk mencapai tujuan-

tujuan hidup tertentu.

Negara merupakan hasil persetujuan bersama sejumlah rakyat yang bertekad bulat

untuk membangun satu “wadah hidup” yaitu Negara. Karena Negara adalah sesuatu dari,oleh

dan untuk sekelompok manusia yang disebut RAKYAT tadi. Maka sudah ada kesadaran

politik pada rakyat. Negara merupakan organisasi politik yang berpemerintahan sendiri dan

menjalankan kekuasaannya lewat perorangan (kepala Negara) serta kelembagaanya yang

mewakili seluruh rakyat. Dengan begitu Negara tidak hanya menjadi urusan para elite

penguasa saja, akan tetapi menjadi : urusan seluruh rakyat untuk ikut serta menegakkan,

mengatur dan mempertahankan keberadaan Negara tersebut.

Agar rakyat benar-benar memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara,

dan bisa berperan serta secara politik, rakyat memerlukan pendidikan politik yang sangat

diperlukan untuk legalitas perjuangan politik dalam meraih tujuan sosial-ekonomi dan

tujuan-tujuan politik tertentu. Selanjutnya, perjuangan politk selalu berlangsung dalam situasi

bertemunya macam-macam kekuatan sosial dan politik, dengan struktur organisasi, cara kerja

dan tujuan politik masing-masing. Maka di Negara/pemerintahan menuju ke hidup sejahtera.

Sebab partisipasi aktif (berbuat nyata) itu mempunyai pengaruh dan kekuatan, karena rakyat

bisa ikut dalam pengawasan terhadap perbuatan mengatur masyarakat dan Negara. Maka

menjalani proses politik lewat pendidikan politik dan belajar berpolitik tanpa bisa ikut

berbuat politik itu adalah sama saja dengan berenang-renang di atas kasur.

Sebaliknya, melakukan perbuatan politik tanpa pendidikan, dan tanpa “empan papan

(Empan papan adalah suatu sikap tertentu sehingga sikap itu tidak bertentangan dengan keadaan

dan aturan yang terjadi di tempat dan pada waktu tertentu di mana pelakunya tinggal”,

terjemahan bebas) bisa disebut sebagai aktivisme, yaitu berbuat awur-awuran, nekad tanpa

nalar, anarkhi atau perbuatan makar.

Dalam kegiatan pendidikan politik, orang-orang yang tengah belajar itu merupakan

siswanya. Sedang belajar politik itu mengandung konotasi sebagai berikut :

1. Lebih memahami diri sendiri dan situasi-situasi kondisi sekitarnya dalam konteks

Negara.

2. Mampu mawas secara kritis peristiwa-peristiwa politik.

3. Bisa menentukan sikap politik dengan tegas.

4. Sanggup memberikan penilaian yang adil terhadap perisitiwa-peristiwa politik.

5. Mau berbuat politik sesuai dengan hati nurani yang bersih dan bertanggung jawab.

Page 126: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

19

Perlu juga diingat bahwa perbuatan manusia dan hasil-hasil karyanya misalnya dalam

bentuk pemerintahan, kekuasaan, lembaga kemasyarakatan, politik, kebudayaan, dan

seterusnya itu tidak akan pernah selesai dan sempurna. Yaitu bukan berupa struktur-struktur

yuridis formal yang mantap, bukan berupa institusi politik yang permanen, juga tidak ada

immanensi parlementer. Segala hasil tidak dengan tangan manusia itu tidak akan pernah

rampung dan sempurna; semuanya masih bisa dipertanyakan relevansinya. Dan menjadi

garapan yang selalu bisa diubah dan diperbaiki/direvisi, disesuaikan dengan prinsip efisiensi

dan tuntutan zaman; demi pemerataan keadilan dan kesejahteraan.

Selanjutnya, demokrasi juga bukan merupakan situasi yang sudah selesai/finished;

tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan digarap tanpa henti-hentinya

menuju kearah kemajuan dan kebaikan. Maka diperlukan pula demokratisasi pribadi

manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat pemerintah, agar

semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang. Dengan demikian,

demokrasi juga mengandung usaha :

1. Memperbesar kekuasaan-menentukan dari opini publik (pendapat umum) dan

partisipasi politik rakyat,

2. ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya pemerintahan menuju

ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Pendidikan politik itu bukan merupakan justifikasi dan rasionalisasi bagi struktur-

struktur kekuasaan yang ada, dengan bantuan alat-alat agogis. Juga bukan berupa sikap

defensive dari pemerintah kritik-kritik rakyat. Bukan pula wujud penyesuaian diri yang pasif

tanpa sadar dari rakyat terhadap situasi sosial dan politik yang tidak/kurang mapan pada saat

ini. Akan tetapi pendidikan politik bersungguh-sungguh ingin membukakan pengertian

kepada rakyat kan :

1. Tempat kedudukan politik warganegara di tengah masyarakat dan di tengah struktur-

struktur politiknya.

2. Hak dan kewajibannya yang seimbang selaku warganegara.

Maka ada kebutuhan pada rakyat yang menanyakan “Apakah semua urusan politik itu

sudah berjalan baik,benar dan adil”? Dan bagaimanakah cara penyelesaian politik yang

paling baik untuk mengatasi masalah-masalah sosial politik yang berkembang di tengah

masyarakat?

Wawasan politik yang kritis yang ditekankan dalam pendidikan politik itu diperlukan

untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial. Kemudian orang mencari

Page 127: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

20

kemungkinan alternatif baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara

penyelesaian politik yang paling aman ditempuh. Dengan demikian akan berlangsung proses :

1. Penjernihan wawasan politik mengenai situasinya.

2. Antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-masa mendatang,

disusul dengan :

3. Redifinisi dan pengubahan terhadap pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang

bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga terhadap lembaga-lembaga politik dan

situasi masyarakatnya.

Pendidikan politik tidak bisa dilepaskan dari pandangan hidup/Lebensanschaung

rakyat dan dari struktur masyarakatnya. Jadi pada saat individu itu sadar menjadi

warganegara dan berbuat sebagai warganegara, maka dia melakukan perbuatan politik dan

belajar politik. Dengan begitu warganegara tersebut sadar atau tidak sadar merupakan figur

politik.dan seyogyanya dia memahami peranan politiknya. Juga memahami mengapa dia

harus bersikap kritis, dan untuk tujuan apa dia melakukan suatu perbuatan politik tertentu?

Maka sasaran pokok pendidikan politik adalah: (a) membuat warga Negara menjadi lebih

kritis dan lebih militant, (b) agar bisa menjalankan fungsi politiknya lebih efisien, dan (c)

memberikan sumbangan pada proses demokratisasi sejati di tengah iklim demokrasi.

E. Pemilih Cerdas dan Demokratisasi

Pemilu demokratis dapat tercapai manakala seluruh stakeholdernya yaitu KPU, Partai

Politik, Caleg dan calon peseorangan (DPD), serta pemilih sudah tepat memaknai sistem

Pemilu sesuai dengan asas pelaksanaannya yang secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Sisi lain yang dapat menjamin kualitas Pemilu efektifitas anggaran yang tersedia,

rasionalitas preferensi dan partisipasi pemilih yang tinggi.

Secara kuantitas, maka kontenstan Pemilu 2014 serta Pilkada dinilai banyak pihak

sudah mampu menerjemahkan demokrasi. Keadaan tersebut tergambar dari peserta pemilu

yang multi- partai (tahun 1999 oleh 48 Partai Politik, 2004 oleh 24 Partai Politik, 44 Partai

Tahun 2009, dan 12 Partai tahun 2014), adanya penyelenggara Pemilu yaitu Komisi

Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu yang independen, adanya partisipasi publik

dalam pengawasan dan pemantauan, serta tingginya angka pemilih yang memberikan

suaranya dalam Pemilu tahun 2009 dan 2014 yang lalu. Namun masih ada penilaian yang

tetap memandang Pemilu yang telah berlangsung hanyalah sekedar “pesta politik”, karena

belum mampu menghasilkan pemilih yang cerdas dalam berdemokrasi.

Page 128: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

21

Dampak dari pilihan pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014, serta berbagai Pilkada yang

telah berlalu masih jauh dari harapan terbangunnya legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden yang telah dikontrol secara langsung oleh pemilih dalam format konstituensi dalam

berbagai pertemuan-pertemuan dan komunikasi yang teratur dan langsung. Dalam konteks

ini, kecenderungan partisipasi politik pemilih masih ditempatkan pada lajur partisipan politik

yang pasif dan parokial, dimana sebagian besar pemilih menetapkan pilihannya atas

patronase politik yang cenderung memiliki basis nilai memilih (preferensi) yang kurang

dilandasi atas kesadaran dan rasional bahwa kualitas dan kapasitas sebagai partai politik,

calon Presiden, calon Gubernur, calon DPD, dan calon Bupati/Walikota berdasarkan daya

penariknya (soft power) bagi pemilih pada Pemilu yang telah berlangsung. Artinya

kecerdasan pemilih belum menjadi dasar prilaku pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014 yang

lalu. Mengapa demikian?, salah satunya adalah karena lemahnya kualitas hasil pendidikan

politik dan adanya distorsi makna demokratisasi.

Pemilih cerdas yang kita inginkan adalah pemilih yang menggunakan rasionalitasnya

sebagai basis keterpikatannya (attraction) pada pilihannya. Karena pemilih yang cerdas yang

mampu menghasilkan pemimpin yang memiliki legitimasi kedaulatan rakyat. Selain itu,

pemilih yang cerdas yang mampu mengawasi dan mengisi kapasitas otoritas moral pimpinan

yang dipilihnya, yang prosesnya memerlukan rentang waktu dan mempersyaratkan

kapabilitas pemimpin yang mumpuni mengelola (managable) dengan nilai lebih yaitu

kemampuan berfikir sistemik.

Page 129: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Perang Dunia II atau tegasnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17-8-1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah Kesultanan Deli dan

Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di

Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan adalah merupakan Keresidenan

Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir

dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan

Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di

kawasan nusantara, terutama karena devisa Negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten

Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Melalui

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru telah kelihatan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian

dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di

Kabupaten Deli Serdang.

Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang politik pun

berjalan cukup mantap, stabil dan dinamis, dengan adanya kerjasama yang harmonis antara

kekuatan sosial politik di kawasan ini merupakan modal yang tidak terhitung nilainya dalam

mewujudkan demokrasi Pancasila. Semangat persatuan dan kesatuan selalu menjiwai

pemerintah daerah Deli Serdang sehingga kestabilan politik tetap mantap dan terkendali.

Disamping itu, peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah terus bersinergi demi

berkesinambungannya pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang adil dan berkemakmuran.

A.1. Letak dan Keadaan Geografi

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur

Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara,

3016” dan 98033”- 99027” Bujur Timur dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan

laut.

Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,22 Km2 yang terdiri dari 22

Kecamatan, 380 desa dan 14 Kelurahan . Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan

Page 130: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

23

Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Barat dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan

di sebelah Timur dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Di Kabupaten Deli Serdang dikenal hanya dua musim, yaitu musim kemarau dan

penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin yang bertiup tidak banyak

mengandung uap air, sehungga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan

Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus

sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setengah tahun setelah melewati masa

peralihan bulan April-Mei dan Oktober-November. Menurut catatan Stasiun Klimatologi

Sampali, pada tahun 2013 terdapat rata-rata 17 hari hujan dengan volume curah hujan

sebanyak rata-rata 187 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu 489 mm

dengan hari hujan sebanyak 22 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan

Maret sebesar 74 mm dengan hari hujan 4 hari.

Tabel IV.1. Luas Wilayah Kecamatan dan Rasio terhadap Luas Wilayah Kabupaten

Deli Serdang tahun 2014

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Rasio terhadap luas

total (%) 1 Gunung Meriah 76,65 3,07 2 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu 223,38 8,94 3 Sibolangit 179,96 7,20 4 Kutalimbaru 174,92 7,00 5 Pancur Batu 122,53 4,91 6 Namo Rambe 62,30 2,49 7 Biru-Biru 89,69 3,59 8 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir 190,50 7,63 9 Bangun Purba 129,95 5,20 10 Galang 150,29 6,02 11 Tanjung Morawa 131,75 5,27 12 Patumbak 46,79 1,87 13 Deli Tua 9,36 0.37 14 Sunggal 92,52 3,70 15 Hamparan Perak 230,15 9,21 16 Labuhan Deli 127,23 5,09 17 Percut Sei Tuan 190,79 7,64 18 Batang Kuis 40,34 1,62 19 Pantai Labu 81,85 3,28 20 Beringin 52,69 2,11 21 Lubuk Pakam 31,19 1,25 22 Pagar Merbau 62,89 2,52 Jumlah 2.497,72 100,00 Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 131: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

24

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi

tenaga kerja akan terus berlangsungnya proses demografi. Bagia dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Pada kondisi 2013, di Kabupaten Deli

Serdang terdapat 815.983 ribu penduduk angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100

penduduk usia kerja.

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan

kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Meski demikian

jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang

ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Pada tahun 2013 dari

total angkatan kerja sebesar 815.983 ribu, sekitar 92,46 persen dari mereka telah bekerja dan

sebagian dari mereka tidak bekerja 7,54 persen.

Tabel IV.2 Banyaknya Desa, Kecamatan, Nama Ibukota Kecamatan, dan Jarak Ibukota Kecamatan ke Lubuk Pakam

No Kecamatan Nama Ibukota Banyak Desa Banyak

Kelurahan Jarak Ibukota ke

Lubuk Pakam 1 Gunung Meriah G. Meriah 12 - 65 2 STM. Hulu Tiga Juhar 20 - 71 3 Sibolangit Bandar Baru 30 - 71 4 Kutalimbaru Kutalimbaru 14 -- 54 5 Pancur Batu Pancur Batu 25 - 48 6 Namo Rambe Namo Rambe 36 - 48 7 Biru-Biru Biru-Biru 17 - 55 8 STM. Hilir Talun Kenas 15 - 37 9 Bangun purba Bangun Purba 24 - 25 10 Galang Galang 28 1 18 11 Tanjung Morawa Tj. Morawa 25 1 12 12 Patumbak Patumbak 8 - 46 13 Deli Tua Deli Tua 3 3 42 14 Sunggal Sunggal 17 - 40 15 Hamparan Perak H. Perak 20 - 56 16 Labuhan Deli Helvetia 5 - 52 17 Percut Sei Tuan Tembung 18 2 42 18 Batang Kuis Batang Kuis 11 - 12 19 Pantai Labu Pantai Labu 19 - 11 20 Beringin Beringin 11 - 6 21 Lubuk Pakam Lubuk Pakam 6 7 - 22 Pagar Merbau Pagar Merbau 16 - 4

Jumlah 380 14 - Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 132: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

25

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat

menunjang dalam peningkatan mutu pendidikan. Pada tahun 2013 tedapat 261 buah taman

kanak-kanak dengan jumlah murid 12.363 orang dan guru sebanya 793 orang. Sementara itu

untuk sekolah dasar terdapat 812 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-masing

206.487 orang dan 11.605 orang. Untuk Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) terdapat 246

sekolah, 73.966 orang murid dan 6.033 orang guru.Pada tahun yang sama jumlah sekolah

Lanjutan atas (SMU) umum terdapat 123 sekolah dengan jumlah murid 25.056 orang dan

guru 2.968 orang, untuk Sekolah kejuruan terdapat 125 sekolah, 33.844 orang murid dan

3.435 orang guru.

Selain itu di Deli Serdang juga terdapat sekolah agama (madrasah) yang setara dengan

sekolah umum, yaitu :

- 157 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 28.311 murid dan 1.171 guru.

- 119 Madrasah Tsanawiyah (MTs) debgab 21.165 murid dan 1.807 guru.

- 34 Madrasah Aliyah (MA) dengan 4.417 murid dan 554 guru.

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan

manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak

langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kesehatan merupakan salah satu hal

terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan amsyarakat sekaligus

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat 21 buah

rumah sakit umum (RSU) milik pemerintah dan swasta. Dengan total kapasitas tempat tidur

berjumlah 1.800 buah. Sedangkan puskesmas yang ada berjumlah 34 buah juga terdapat

Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin masing-masing berjumalh 104 dan 133.

Tenaga Medis yang tersedia di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang ada 163 orang

dokter umum/spesialis dan 72 orang dokter gigi. Sementara itu tenaga medis pemerintah

lainnya seperti perawat/bidan ada 1.709 orang, dengan jumlah apotek umum sebanyak 144

buah. Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2012 jumlah PUS sekitar 322.731 dan meningkat

menjadi 328.273 pada tahun 2013.

Page 133: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

26

Tabel IV.3. Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas Wilayah

dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

No Kecamatan Banyak

Desa/Kelurahan

Luas

Wilayah

(m2)

Banyak

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

Penduduk

Persentase

(%)

1 Gunung Meriah 12 76,65 2.632 34 0,14

2 STM. Hulu 20 223,38 12.994 58 0,69

3 Sibolangit 30 179,96 20.756 115 1,10

4 Kutalimbaru 14 174,92 37.758 216 2,00

5 Pancur Batu 25 122,53 89.469 730 4,74

6 Namo Rambe 36 62,30 38.583 619 2,05

7 Biru-Biru 17 89,69 35.887 400 1,90

8 STM. Hilir 15 190,50 32.267 169 1,71

9 Bangun purba 24 129,95 22.749 175 1,21

10 Galang 29 150,29 64.912 432 3,44

11 Tjg. Morawa 26 131,75 202.870 1540 10,75

12 Patumbak 8 46,79 93.522 1999 4,96

13 Deli Tua 6 9,36 63.877 6824 3,39

14 Sunggal 17 92,52 257.070 2779 13,63

15 Hamparan Perak 20 230,15 158.034 687 8,38

16 Labuhan Deli 5 127,23 63.431 499 3,36

17 Percut Sei Tuan 20 190,79 405.434 2125 21,49

18 Batang Kuis 11 40,34 59.281 1470 3,14

19 Pantai Labu 19 81,85 45.440 555 2,41

20 Beringin 11 52,69 55.276 1049 2,93

21 Lubuk Pakam 13 31,19 85.366 2737 4,53

22 Pagar Merbau 16 62,89 38.780 617 2,06

Jumlah 394 2.497,72 1.886.388 755 100

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 134: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

27

Tabel IV.4. Data Kecamatan, Penduduk Dewasa dan Anak-anak menurut Jenis

Kelamin tahun 2013

No Kecamatan Jumlah RT

Dewasa

Banyak Penduduk

Anak-Anak

Banyak Penduduk

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Gunung Meriah 801 961 966 365 340

2 STM. Hulu 3.467 4.430 4.270 2.106 2.188

3 Sibolangit 5.829 7189 7399 3180 2988

4 Kutalimbaru 9.426 12.549 12.806 6.243 6.160

5 Pancur Batu 22.430 30.760 31.487 14.046 13.176

6 Namo Rambe 9.745 12.798 13.493 6.291 6.001

7 Biru-Biru 9.158 12.199 12.312 5.834 5.542

8 STM. Hilir 8.380 11.071 10.855 5.323 5.018

9 Bangun purba 5.712 7.725 7.835 3.653 3.536

10 Galang 16.168 22.655 22.489 9.964 9.804

11 Tjg. Morawa 48.068 69.537 69.274 32.762 31.297

12 Patumbak 22.386 31.800 31.414 15.591 14.717

13 Deli Tua 14.761 21.837 23.398 9.612 9.030

14 Sunggal 60.567 89.631 89.882 39.773 37.784

15 Hamparan Perak 38.675 54.933 53.714 25.387 24.000

16 Labuhan Deli 15.041 22.388 21.814 9.857 9.372

17 Percut Sei Tuan 94.492 140.751 141.553 63.043 60.087

18 Batang Kuis 13.955 20.347 20.034 9.713 9.187

19 Pantai Labu 10.683 15.595 14.589 7.836 7.420

20 Beringin 13.056 19.240 18.900 8.784 8.352

21 Lubuk Pakam 20.133 29.689 31.2014 12.632 11.841

22 Pagar Merbau 9.465 13.051 13.255 6.139 6.335

Deli Serdang 452.398 651.136 652.943 298.134 284.175

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Data hasil survai ini berorientasi pada lokasi bermukim 400 responden di 22 (dua

puluh dua) Kecamatan yang tersebar di 80 desa. (Nama Kecamatan dan Kelurahan,

terlampir). Profil responden memiliki korelasi terhadap beragam aspek yang terkait dengan

pemilu, terutama tingkat partisipasi, referensi pilihan, dan penilaian responden terhadap

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 135: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

28

Tahun 2013, partai politik, dan caleg yang dipilihnya pada pemilu Legislatif Tahun 2014

serta Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Pilpres Tahun 2014.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 201 50,25 50,25 50,25

Perempuan 199 49,75 49,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.5. Jenis Kelamin Responden 

Jenis kelamin responden terdiri dari 201 orang laki-laki (50,25 %) dan 199 orang

perempuan (49,75 %), serta berstatus kepala keluarga 178 orang (44,50 %), 177 orang (44,25

%) berstatus istri, dan 45 orang berstatus anak dalam rumah tangga responden penelitian ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Anak 45 11,25 11,25 11,25Istri 177 44,25 44,25 55,50Kepala Keluarga 178 44,50 44,50 100,00Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.6. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

B. Purba 5 1,25 1,25 1,25

Bandar baru 5 1,25 1,25 2,50

Bandar Khalifah 5 1,25 1,25 3,75

Bandar Kuala 5 1,25 1,25 5,00

Baru 5 1,25 1,25 6,25

Batu Layang 5 1,25 1,25 7,50

Batu Penjemuran 5 1,25 1,25 8,75

Bingkawan 5 1,25 1,25 10,00

Bintang Meriah 5 1,25 1,25 11,25

Biru-Biru 5 1,25 1,25 12,50

Page 136: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

29

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Bulu Cina 5 1,25 1,25 13,75

Deli Tua Barat 5 1,25 1,25 15,00

Denai Sarang Burung 5 1,25 1,25 16,25

Durian 5 1,25 1,25 17,50

Galang Barat 5 1,25 1,25 18,75

Galang Kota 5 1,25 1,25 20,00

Gunung Rintih 5 1,25 1,25 21,25

Helvetia 5 1,25 1,25 22,50

Helvetia Sunggal 5 1,25 1,25 23,75

Hulu 5 1,25 1,25 25,00

Jaba 5 1,25 1,25 26,25

Jati Kesuma 5 1,25 1,25 27,50

Juhar Baru 5 1,25 1,25 28,75

K.S Kampung 5 1,25 1,25 30,00

Karang Anyar 5 1,25 1,25 31,25

Kedai Durian 5 1,25 1,25 32,50

Kenanga 5 1,25 1,25 33,75

Kolam 5 1,25 1,25 35,00

Kuala Dekah 5 1,25 1,25 36,25

Kuta Jurung 5 1,25 1,25 37,50

Kuta Tengah 5 1,25 1,25 38,75

Kuta Tualah 5 1,25 1,25 40,00

Lama 5 1,25 1,25 41,25

Lengau Seprang 5 1,25 1,25 42,50

Limau Manis 5 1,25 1,25 43,75

Lubuk Pakam Pekan 5 1,25 1,25 45,00

Mardinding Julu 5 1,25 1,25 46,25

Marjanji Tongah 5 1,25 1,25 47,50

Namo Mbelin 5 1,25 1,25 48,75

Namorube Julu 5 1,25 1,25 50,00

P. Merbau II 5 1,25 1,25 51,25

P. Sibaji 5 1,25 1,25 52,50

Paku 5 1,25 1,25 53,75

Page 137: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

30

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Paluhmanan 5 1,25 1,25 55,00

Parbarakan 5 1,25 1,25 56,25

Pasar Melintang 5 1,25 1,25 57,50

Patumbak I 5 1,25 1,25 58,75

Penara Kebun 5 1,25 1,25 60,00

Perguroan 5 1,25 1,25 61,25

Petapahan 5 1,25 1,25 62,50

Pisang Pala 5 1,25 1,25 63,75

Rambung baru 5 1,25 1,25 65,00

Rantau Panjang 5 1,25 1,25 66,25

Rumah Pilpil 5 1,25 1,25 67,50

Rumah Sumbul 5 1,25 1,25 68,75

Salam Tani 5 1,25 1,25 70,00

Sembahe 5 1,25 1,25 71,25

Sena 5 1,25 1,25 72,50

Sialang 5 1,25 1,25 73,75

Sibaganding 5 1,25 1,25 75,00

Sibunga-bunga Hilir 5 1,25 1,25 76,25

Sidodadi 5 1,25 1,25 77,50

Sidodadi Ramunia 5 1,25 1,25 78,75

Sigara-Gara 5 1,25 1,25 80,00

SM Diski 5 1,25 1,25 81,25

Sudirejo 5 1,25 1,25 82,50

Suka Dame 5 1,25 1,25 83,75

Sukarende 5 1,25 1,25 85,00

Sumbul 5 1,25 1,25 86,25

T. Selamat 5 1,25 1,25 87,50

Tanjung Anom 5 1,25 1,25 88,75

Tanjung Muda 5 1,25 1,25 90,00

Tanjung Mulia 5 1,25 1,25 91,25

Tanjung Siporkis 5 1,25 1,25 92,50

Telaga Sari 5 1,25 1,25 93,75

Telaga Tujuh 5 1,25 1,25 95,00

Page 138: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

31

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tembung 5 1,25 1,25 96,25

Tiga Juhar 5 1,25 1,25 97,50

Tuntungan II 5 1,25 1,25 98,75

Ujung Labuhan 5 1,25 1,25 100,0

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Lama bermukim penduduk merupakan variabel lain untuk menelusuri integritas

individual terhadap lingkungan sosial, yang tergambar dalam simbol status sosial dan gaya

hidup (life style). Berdasarkan lama bermukim di tempat tinggalnya ternyata 89,25 % (357

orang) responden sudah lebih dari 10 tahun berdiam di lokasi penelitian, namun ada pula 43

orang responden (10,75 %) yang tergolong baru tinggal yaitu di bawah 10 (sepuluh) tahun.

Tabel IV.8. Komposisi Responden berdasarkan lama tinggal

di daerah ini

Lama Tinggal di desa Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 1 0,25 0,25 0,25

Kurang dari setahun 1 0,25 ,0,25 0,50

1-2 tahun 2 0,50 0,50 1,00

3-4 tahun 5 1,25 1,25 2,25

5-6 tahun 10 2,50 2,50 4,75

7-8 tahun 12 3,00 3,00 7,75

9-10 tahun 12 3,00 3,00 10,75

Diatas 10 tahun 357 89,25 89,25 100,00

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia antara <21 – 60> (antara usia 17

tahun sampai di atas 60 tahun) dimana terdapat 5,50 % (22 responden) dalam kelompok usia

pemilih pemula, sedangkan untuk kelompok usia potensial (21 – 60 tahun) sebanyak 346

responden (86,50 %) dan kelompok lansia (lanjut usia) sebanyak 32 responden (8,00 %).

Page 139: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

32

Tabel IV.9. Kelompok Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

<21 22 5,50 5,50 5,50

21-30 54 13,50 13,50 19,00

31-40 104 26,00 26,00 45,00

41-50 128 32,00 32,00 77,00

51-60 60 15,00 15,00 92,00

>60 32 8,00 8,00 100,00

Total 400 100,00 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Berbasis karakter agama, maka responden survai ini terdiri dari beragama Islam 254

orang (63,50 %), Protestan 109 orang (27,25 %), dan Katolik 34 orang (8,50 %), serta Budha

terdapat 3 orang (0,75 %).

Tabel IV.10. Agama Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Islam 254 63,50 63,50 63,50

Protestan 109 27,25 27,25 90,75

Katolik 34 8,50 8,50 99,25

Buddha 3 0,75 0,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Keanekaragaman sosial budaya Sumatera Utara terlihat dari beragamnya latar

belakang suku penduduknya, hal ini tergambar pula dari analisis unit suku (ethnic unit

analysis) responden penelitian ini. Berdasarkan latar belakang etnik responden yang terpilih

dalam penelitian memperlihatkan ragam yang bukan didominasi etnik tempatan yaitu suku

Melayu hanya 34 orang (8,50 %) dan Karo 131 orang (32,75 %). Komposisi etnik masyarakat

yang berdiam di Kabupaten Deli Serdang justru didominasi suku pendatang yaitu Jawa 163

orang (40,75 %). Selain itu terdapat suku Mandailing 18 orang (4,50 %), etnik Batak Toba 17

Page 140: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

33

orang (4,25 %), Minang 5 orang (1,25 %), Simalungun 18 orang (4,50 %), Banjar 4 orang

(1,00 %), Sunda 8 orang (2, 00 %) dan Aceh berjumlah 1 orang (0,25 %).

Tabel IV.11. Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jawa 163 40,75 40,75 40,75

Tionghoa 3 0,75 0,75 41,50

Minang 5 1,25 1,25 42,75

Aceh 1 0,25 0,25 43,00

Banjar 4 1,00 1,00 44,00

Sunda 6 1,50 1,50 45,50

Melayu 34 8,50 8,50 54,00

Toba 17 4,25 4,25 58,25

Mandailing 18 4,50 4,50 62,75

Simalungun 18 4,50 4,50 67,25

Karo 131 32,75 32,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Dari segi jenjang pendidikan yang telah dikecap oleh responden menunjukkan yang

terbanyak berpendidikan menengah atas yaitu sebanyak 199 orang (49,75%). Selain itu,

responden yang berpendidikan tinggi yang sudah menamatkan pendidikannya sebanyak 29

orang (7,25%) dari Perguruan Tinggi/Universitas, yang berjumlah 21 orang (5,25%), serta

96 orang (24,00 %) yang tamat SMP, 41 orang (10,25%) tamat SD dan 22 orang (5,50 %)

tidak menyelesaikan tamat SD serta yang tidak pernah bersekolah sama sekali sebanyak 28

orang (7,00 %).

Page 141: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

34

Tabel IV.12. Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 7 1,75 1,75 1,75

Tidak pernah sekolah 6 1,50 1,50 3,25

Tidak tamat SD 22 5,50 5,50 8,75

Tamat SD 41 10,25 10,25 19,00

Tamat SLTP 96 24,00 24,00 43,00

Tamat SLTA 199 49,75 49,75 92,75

Tamat Akademi/diploma 8 2,00 2,00 94,75

Tamat S-1 atau lebih tinggi 21 5,25 5,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Konsekuensi dari pendidikan yang dikecap responden berhubungan dengan

kemampuan memahami pesan-pesan tertulis dan lisan yang dikomunikasikan oleh partai

politik dan caleg menjelang pemilu legislatif tahun 2014 lalu. Dalam konteks ini, sebesar

99,75 % responden (399 orang) mengakui mampu membaca huruf dan angka.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bersekolah 394 98,50 98,50 98,50

Bisa 5 1,25 1,25 99,75

Tidak bisa 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.13. Kalau Tidak Sekolah, apakah bisa baca/tulis ?

Berdasarkan status perkawinan, dimana 351 orang (87,75 %) berstatus kawin, 44

orang (11,00) masih berstatus single, terdapat 5 orang (1,25%) berstatus duda/janda.

Page 142: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, Kawin 351 87,75 87,75 87,75

Tidak Kawin 44 11,00 11,00 98,75

Ya,tapi cerai 5 1,25 1,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.14. Status Perkawinan Responden

C.2. Keadaan Ekonomi dan Kelembagaan Sosial

Pekerjaan responden beragam selaras dengan karakter Kabupaten Deli Serdang yang

berkarakter sub-urban dimana mayoritas responden memiliki mata pencaharian sebagai

petani sebanyak 96 orang ( 24,00%), wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri yaitu

sebanyak 78 orang (19,50 %). Selain itu, ada pegawai swasta berjumlah 28 orang (7,00%)

dan Buruh 19 orang (4,75 %), guru 9 orang (2,25 %), Tukang Becak 1 orang (0,25%), PNS

12 orang (3,00 %), supir 2 orang (0,50 %), purnawirawan 1 orang (0,25 %), Bidan 2 orang

(0,50%), kepala Dusun 1 orang (0,25 %), Nelayan 1 orang (0,25 %), Pegawai Desa 1 (0,25

%). Sisanya sebanyak 149 orang (37,25%) adalah responden tidak bekerja, seperti Ibu Rumah

Tangga 94 orang, masih bersekolah 33 orang dan sedang dalam mencari pekerjaan 22 orang.

Page 143: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Bekerja 149 37,25 37,25 37,25

Bidan 2 0,50 0,50 37,75

Buruh 19 4,75 4,75 42,50

Guru 9 2,25 2,25 44,75

Kepala Dusun 1 0,25 0,25 45,00

Nelayan 1 0,25 0,25 45,25

Pegawai Desa 1 0,25 0,25 45,50

Pegawai Swasta 28 7,00 7,00 52,50

Petani 96 24,00 24,00 76,50

PNS 12 3,00 3,00 79,50

Purnawirawan 1 0,25 0,25 79,75

Supir 2 0,50 0,50 80,25

Tukang Becak 1 0,25 0,25 80,50

Wiraswasta 78 19,50 19,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.15 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Masih sekolah 33 22,15 22,15 22,15

Ibu rumah tangga 94 63,09 63,09 85,23

Sedang mencari pekerjaan 22 14,77 14,77 100,00

Total 149 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel VI.16. Sebab Responden Tidak Bekerja

Jenis sumber mata pencaharian memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan.

Berdasarkan paparan tersebut, ternyata sebagian besar responden yaitu 146 orang (36,50 %)

memiliki penghasilan dibawah Rp 1 juta, 139 orang (34,75%) memiliki penghasilan sedang

yaitu lebih besar Rp. 1.000.001 -Rp. 2. 000.000,- . Sedangkan 92 orang (23,00 %) termasuk

berpenghasilan tinggi yaitu diatas Rp. 2.000.000,- perbulannya. Responden lainnya tidak

menjawab, sebanyak 23 orang (5,75%).

Page 144: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

37

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Menjawab 23 5,75 5,75 5,75

≤ Rp 500.000 48 12,00 12,00 17,75

> Rp 500.000 - Rp 1.000.000 98 24,50 24,50 42,25

> Rp 1.000.00  - Rp 2.000.000 139 34,75 34,75 77,00

> Rp 2.000.001 - Rp 4.000.000 78 19,50 19,50 96,50

> Rp 4.000.001 - Rp 8.000.000 13 3,25 3,25 99,75

> Rp 8.000.000 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.17. Pendapatan perbulan

C.3. Kapasitas Sarana Informasi

Media massa dan elektronik merupakan instrumen transfer informasi pengetahuan,

hiburan, berita, maupun nilai-nilai sosial budaya, ekonomi dan politik yang dapat dikenali

dari pesan visual dan audiovisual. Berdasarkan kepemilikannya maka 389 responden (97,25

%) ternyata di rumahnya telah ada televisi, dan 11 responden (2,75 %) menyatakan tidak

memiliki televisi di rumahnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 389 97,25 97,25 97,25

Tidak 11 2,75 2,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.18. Kepemilikan Responden atas Televisi

Selain itu, untuk menambah sumber referensi responden dalam prilaku sosial, budaya,

ekonomi dan politik dilakukan dengan membaca koran, majalah dan sumber bacaan lainnya.

Membaca, menonton TV dan mendengar radio merupakan aktivitas pendukung utama bagi

Page 145: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

38

masyarakat untuk memperoleh beragam informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk dalam meningkatkan kualitas prilaku dan referensi pilihan.

Terkait dengan pernyataan tersebut, selain menonton TV dari berbagai stasiun TV swasta dan

nasional, serta mendengar radio dengan frekuensi FM dan AM yang ada di kota Medan dan

Kabupaten Deli Serdang, tampaknya responden juga menambahkan bobot prilakunya sehari-

hari termasuk untuk partisipasi politik dan pilihan politiknya dengan membaca koran,

majalah dan media cetak lainnya dengan cara berlangganan di rumah menurut 26 orang

responden (6,50 %), membaca media cetak yang tersedia di kantor atau tempat aktivitas

menurut 87 orang (21,75%), dan dengan membeli media secara eceran setiap hari maupun

hari-hari tertentu saja menurut 70 orang responden (17,50 %). Sedangkan lainnya, yaitu

sebanyak 217 orang (54,25 %) ternyata tidak membaca media cetak secara reguler.

Selengkapnya mengenai gambaran prilaku responden dalam membaca media cetak dapat

dilihat dalam tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, berlangganan di rumah 26 6,50 6,50 6,50

Ya, membaca di kantor atau tempat aktivitas

87 21,75 21,75 28,25

Ya, memberi eceran hari-hari tertentu

70 17,50 17,50 45,75

Tidak membaca 217 54,25 54,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.19. Apakah pernah membaca Koran ?

C. 4. Kapasitas Responden Dalam Mengikuti Organisasi Sosial Budaya Dan

Politik

Memasuki organisasi dan kelembagan sosial politik merupakan wadah untuk

membangun pengalaman kepemimpinan dan relasi sosial politik. Dengan melakoni peranan

yang dilabelkan oleh struktur organisasi sosial politik, maka seseorang atau sekelompok

orang dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja sosial politiknya. Aktivitas sosial dan

partisipasi dalam politik secara teoritis mewarnai preferensi dan pilihan dalam pemberian

suara dalam pemilu. Karena keikutsertaan dalam organisasi sosial, partai politik, dan

organsisasi keagamaan dapat mempengaruhi pragmatisme, primordialime, rasionalitas, dan

Page 146: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

39

demokratisnya seseorang dalam memberikan pilihan dan menawarkan pertimbangan-

pertimbangan yang menentukan kebijakan dan keputusan politik.

Selain itu, berbagai dinamika yang muncul ketika melakukan aktivitas sosial dan

politik menyebabkan seseorang skeptis ataupun optimis terhadap pilihan politiknya, karena

pengalamannya merupakan pedoman untuk menetapkan pilihan politik. Dengan adanya

pengalaman politik ini maka akan meningkatlah kapasitas wawasan politik kritis para

responden penelitian ini, karena wawasan politik yang kritis sebagai manfaat pendidikan

politik itu diperlukan untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial, yang

selanjutnya dapat membangkitkan kreativitas orang-orang mencari kemungkinan alternatif

baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara penyelesaian politik yang paling

aman ditempuh, yang keadaan ini berlangsung dari proses penjernihan wawasan politik

mengenai situasinya, dan antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-

masa mendatang, yang disusul dengan adanya upaya redifinisi dan pengubahan terhadap

pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga

terhadap lembaga-lembaga politik dan situasi masyarakatnya (Kartini: 2009).

Berdasarkan paparan teoritik tersebut, sebagian besar responden ternyata berprilaku

berbeda dimana mereka bukanlah anggota dari berbagai organisasi sosial politik yang ada

dalam formasi kelembagaan sosial politik Indonesia, terutama kelembagaan yang merupakan

basis pembangun struktur kekuatan politik. Rendahnya aktivitas responden dalam beragam

aktivitas sosial, politik, keagamaan, seni dan budaya, asosiasi profesi, serikat buruh, maupun

LSM secara teoritis menunjukkan prilaku pemilih yang masih bersifat parochyal political

participant (Miriam Budiardjo: 2010). Oleh karena itu sangat menarik untuk mengetahui

siapa saja di antara warga masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan politik dan siapa saja

yang tidak; sampai seberapa besar tingkat partisipasi politik warga masyarakat; siapa yang

berpartisipasi rendah dan siapa yang tinggi; apa ciri-ciri partisipan dan apa ciri-ciri non

partisipan; serta apa dampak partisipasi terhadap keputusan yang dibuat penguasa politik dan

dampak tindakan-tindakan penguasa politik terhadap partisipasi politik.

Terpusatnya perhatian para ilmuwan politik pada kegiatan politik yang dijalankan

oleh anggota masyarakat sebagai warga negara biasa (private citizen menurut istilah

Huntington dan Nelson) berarti bahwa partisipasi politik adalah salah satu bentuk saja dari

kegiatan politik. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara dalam kedudukannya

sebagai rakyat biasa disebut sebagai partisipasi politik, sesuai dengan salah satu ciri dari teori

partisipasi politik yang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, dan

berhubungan dengan penentuan pejabat-pejabat politik (Rauf, 1991: 10)

Page 147: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

40

Tapi kegiatan politik yang dijalankan oleh para penguasa politik mereka juga warga

negara dan anggota masyarakat dalam kedudukan mereka sebagai pengambil keputusan tidak

dapat dinamakan partisipasi politik. Kegiatan itu hanya dapat disebut sebagai kegiatan politik

saja. Jadi, partisipasi politik mengandung adanya sasaran yang ingin dituju, yaitu proses

pembuatan keputusan politik; partisipan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik

yang akan diambil agar keputusan itu menguntungkannya atau paling tidak, tidak

merugikannya.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh penguasa politik dalam kedudukannya

sebagai pembuat dan pengambil keputusan politik jelas merupakan kegiatan politik. Para

pengambil keputusan ( decision makers) yang menghasilkan keputusan politik, seharusnya

menjalankan kegiatan politik, dalam bentuk mengikutsertakan masyarakat untuk memberikan

masukan yang akan menjadi pertimbangan untuk dijadikan keputusan politik.

Terkait dengan rendahnya partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam berbagai

organisasi, kelembagaan dan partai politik. yang menjauhkan atau menyenjangkan penafsiran

dari elite politik terhadap pikiran dan kepentingan pemilihnya. Sedikitnya anggota

masyarakat yang terlibat dalam aktivitas sosial dan politik, berkorelasi pula dengan tingginya

kerahasiaan dan belum pastinya pilihan pemilih dalam menentukan partai politik yang

dicoblos dalam pemilu 2014. Sebaliknya secara teoritis, aktifnya anggota masyarakat dalam

berbagai kelembagaan sosial dan partai politik semakin meningkatkan komunikasi dengan

elit politik, semakin mudah mengakses informasi dan rencana kebijakan publik yang akan

digodok oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Deli

Serdang.

Tabel IV.20. Komposisi Responden berdasarkan anggota aktif, anggota tidak aktif atau

bukan anggota organisasi atau perkumpulan.

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

a.

Organisasi keagamaan (misalnya dalam Islam ada

NU, Muhammadiyah, majlis taklim, remaja mesjid;

kalau dalam Kristen ada HKBP, Methodist, HKI,

GKPS, GBKPdan sebagainya)

51,00% 12,50% 36,50%

b. Organisasi olahraga, seperti klub sepakbola, senam,

bela diri, dll 91,50% 3,75% 4,75%

c. Organisasi sosial, seperti karang taruna, dharma

wanita, PKK, organisasi marga, dll 82,25% 2,25% 15,50%

Page 148: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

41

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

d. Perhimpuan seni dan budaya, seperti seni suara, seni

lukis, seni tari, dan lain-lain 96,25% 1,00% 2,75%

e. Organisasi profesi, seperti ikatan dokter, PGRI,

pengacara, dll 95,50% 2,00% 2,50%

f. Serikat pekerja/buruh, serikat tani, serikat dagang 97,25% 1,25% 1,50%

g. Lembaga Swadaya Masyarakat 97,25% 1,25% 1,50%

h. Partai politik 97,50% 1,25% 1,25%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Kalau kita perhatikan tabel diatas tergambar bahwa keikutsertaan dari responden

sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi keagamaan (36,50 %) dan

organisasi sosial (15,50 %). Sedangkan yang aktif dalam kegiatan LSM dan partai politik

sangat rendah yaitu masing-masing 1,50 % dan 1,25 %. Gambaran ini memberikan arti

bahwa tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau elite

politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang berdampak

pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit dengan aspirasi

masyarakatnya. Karena secara teori kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan

dan ketidaktahuan politik, maka untuk merangsang partisipasi politiknya secara aktif dalam

usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik,yang bertujuan untuk : (a) Membuat

rakyat menjadi melek-politik/sadar politik, (b) lebih kreatif dalam partisipasi sosial politik di

era pembangunan, (c) menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih

nyaman dan sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia (Kartini: 2009).

Leluasanya anggota DPRD dalam menafsirkan bentuk hubungan dan dukungan yang

kondusif ataupun depresif kepada birokrasi pemerintahan sesungguhnya terkondisi oleh

rendahnya mekanisme kontrol masyarakat, karena pemilihan anggota DPRD yang langsung

dipilih oleh voter harusnya berkorelasi langsung dengan fungsi partai politik sebagai

instrumen artikulasi kepentingan dan wadah komunikasi politik antar elite dan pemilihnya.

Kenyataannya seringkali kebijakan pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang disetujui oleh

DPRD mencerminkan jauhnya realita dari bayangan kepentingan konstituen dan pemilih para

anggota dalam Pemilu tahun 2009 lalu.

Karena apa demikian? Menurut Kartini (2000), demokrasi bukan merupakan situasi

yang sudah selesai/finished; tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan

Page 149: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

42

digarap tanpa henti-hentinya menuju kearah kemajuan dan kebaikan yang memerlukan

demokratisasi pribadi manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat

pemerintah, agar semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang.

Sehingga fungsi partai politik dan kinerja anggota DPRD diharapkan dapat bermanfaat bagi:

(a) memperbesar kekuasaan dalam menentukan opini publik (pendapat umum) serta

partisipasi politik rakyat (b) ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya

pemerintahan menuju ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Fungsi lembaga-lembaga demokrasi di Kabupaten Deli Serdang sangat diperlukan

mengingat berbagai permasalahan pembangunan yang harus diatasi, sehubungan dengan letak

strategis Kabupaten Deli Serdang sebagai satelit dari wilayah ibukota Provinsi Sumatera

Utara yang struktur masyarakatnya sudah masuk klasifikasi modern dan kota metropolitan

nomor tiga di Indonesia.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Air PAM 3 0,75 0,75 0,75

Masalah ekonomi 241 60,25 60,25 61,00

Masalah keamanan 27 6,75 6,75 67,75

Masalah kebersihan 12 3,00 3,00 70,75

Masalah kesehatan 3 0,75 0,75 71,50

Masalah lalu lintas 2 0,50 0,50 72,00

Masalah moral dan etika 2 0,50 0,50 72,50

Masalah pelayanan public 3 0,75 0,75 73,25

Masalah pemadaman listrik 2 0,50 0,50 73,75

Masalah pendidikan 51 12,75 12,75 86,50

Masalah pengangguran 3 0,75 0,75 87,25

Masalah pertanian 5 1,25 1,25 88,50

Masalah social 2 0,50 0,50 89,00

Pembangunan infrastruktur 40 10,00 10,00 99,00

Pembenahan generasi muda 2 0,50 0,50 99,50

Perbaikan saluran air 2 0,50 0,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.21. Masalah yang paling penting dihadapi masyarakatKabupaten Deli Serdang

Page 150: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

43

B. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

B.1. Landasan / Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu;

3. PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas PP Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

4. Permendagri Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Permendagri

Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

5. Peraturan KPU Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan,

Program, dan jadwal Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan wakil Kepala

Daerah;

6. Peraturan KPU Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Penetapan

Jumlah dan Tata Cara Pengisian Keanggotaan DPRD Prov atau DPRD

Kab/Kota Induk dan DPRD Prov atau DPRD Kab/kota yang dibentuk setelah

Pemilu Tahun 2009;

7. Peraturan KPU Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja

KPU Prov, KPU Kab/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah

dan wakil Kepala Daerah;Peraturan KPU Nomor 64 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pemantauan dan tata Cara Pemantauan Pemilu Kepala Daerah dan

wakil Kepala Daerah;

8. Peraturan KPU Nomor 65 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan

Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah;

9. Peraturan KPU Nomor 66 Tahun 2009 tentang Penetapan Norma, Standar,

Prosedur dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan

Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Page 151: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

44

10. Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara

Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan wakil

Kepala Daerah;

11. Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata cara

Pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

12. Peraturan KPU Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

13. Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan

Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah di TPS;

14. Peraturan KPU Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata cara Pelaksanaan

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah oleh PPK, KPU Kab/Kota, dan KPU Prov, serta Penetapan

Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan.

Page 152: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

45

B.2. Data Pemilih

Lk PrJUMLAH PEMILIH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.031 1.075 2.106 122 STM. HULU 20 4.743 4.848 9.591 363 SIBOLANGIT 30 7.687 8.089 15.776 614 KUTALIMBARU 14 12.911 13.266 26.177 725 PANCUR BATU 25 33.418 35.015 68.433 1386 NAMORAMBE 36 13.864 14.717 28.581 737 BIRU-BIRU 17 13.222 14.003 27.225 698 STM. HILIR 15 12.670 13.091 25.761 729 BANGUN PURBA 24 8.229 8.376 16.605 4810 GALANG 29 22.745 23.777 46.522 11011 TANJUNG MORAWA 26 78.138 79.192 157.330 31212 PATUMBAK 8 34.483 34.445 68.928 13113 DELI TUA 6 21.487 21.753 43.240 8614 SUNGGAL 17 99.536 100.999 200.535 37315 HAMPARAN PERAK 20 60.245 58.591 118.836 22716 LABUHAN DELI 5 24.471 23.777 48.248 9917 PERCUT SEI TUAN 20 149.963 149.128 299.091 52118 BATANG KUIS 11 22.950 22.918 45.868 8419 PANTAI LABU 19 16.874 16.457 33.331 7220 BERINGIN 11 20.914 20.873 41.787 8621 LUBUK PAKAM 13 41.618 44.544 86.162 15722 PAGAR MERBAU 16 12.926 13.022 25.948 61

394 714.125 721.956 1.436.081 2.900

1 LAPAS LUBUK PAKAM 727 13 740 2

2 LAPAS TANJUNG GUSTA 185 0 185 1

3 RUTAN PANCUR BATU 145 0 145 1

JUMLAH 1.057 13 1.070 4

394 715.182 721.969 1.437.151 2.904

Sumber: KPU Deli Serdang, 2013

JUMLAH

TPS KHUSUS RUTAN / LAPAS

JUMLAH KESELURUHAN

Tabel IV.22. REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

No. KECAMATANJUMLAH

PPS

JUMLAH PEMILIHJUMLAH

TPS KET

Page 153: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

46

B.3. SOSIALISASI PILKADA TAHUN 2013

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah, yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan

kegiatan sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk

menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

pada tahun 2013, khususnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli

Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan pemimpin daerah di Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 400 responden, terdapat 315

responden (78,75 %) bahwa berpendapat atau memiliki tanggapan tentang informasi sistem

pemilihan kepala daerah di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 sudah memadai. Dapat

terlihat pada Tabel IV.22.

Sehingga dari data tersebut (Tabel IV.22) sangat konsisten terhadap pemilih yang

terdaftar sebagai pemilih pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013,

seperti yang terlihat pada Grafik IV.1, yang menyebutkan bahwa terdapat 394 responden

(98,50%) terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang

tahun 2013.

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.1 Apakah terdaftar sebagai pemilih Pilkada ?

98,50%

1,50%

Ya 394 Tidak 6

Page 154: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

47

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 315 78,75 78,75 79

Belum 65 16,25 16,25 95

Tidak ada 20 5,00 5,00 100

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.23. Tanggapan responden tentang informasi sistem pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Namun kegiatan Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara, hendaknya

diimbangi dengan intensitas para pasangan calon atau Tim pendukungnya dalam

mensosialisasikan atau memperkenalkan pasangan calon pada pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Deli Serdang Tahun 2013, karena terdapat 91 responden (22,75 % ) menyatakan

bahwa informasi tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

Belum dan Tidak memadai. Hal tersebut terdapat pada Grafik IV.2

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.2 Apakah informasi tentang calon bupati sudah memadai ?

77,25%

20,25%

2,50%

Ya 309

Belum 81

Tidak 10

Page 155: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

48

Sedangkan tanggapan masyarakat tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan

pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, terdapat 349

responden dari 400 responden (87,25) menyatakan bahwa informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sudah “Memadai”, dan yang menyatakan Tidak ada informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sebanyak 19 responden (4,75%). Seperti yang tertera pada Tabel IV.23.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 349 87,25 87,25 87,25

Belum memadai 32 8,00 8,00 95,25

Tidak ada 19 4,75 4,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.24. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Demikian juga dengan tanggap masyarakat tentang informasi mengenai jadwal

Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, menyebutkan bahwa

terdapat 317 responden dari 400 responden (79,25 %) menyatakan “Memadai” dan sebanyak

26 responden (6,50 %) menyatakan “Tidak Ada”. Tertera pada Tabel IV.24.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 317 79,25 79,25 79,25

Belum memadai 57 14,25 14,25 93,50

Tidak ada 26 6,50 6,50 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.25. Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Page 156: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

49

Media sosialisasi yang dinilai paling efektip oleh pemilih pada pemilihan calon bupati

dan wakil Bupati pemilu tahun 2013 di Kabupaten Deli Serdang adalah iklan luar ruang

(Baliho, Spanduk, Poster, Kartu nama, dll) 73,75% (295 responden), sedangkan media yang

paling tidak efektip menurut hasil survey adalah iklan / Berita di media online dengan

persentase 82,00% (328 responden) uraian pada tabel berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 18,25% 3,50% 4,00% 5,00% 12,25% 14,50% 17,00% 16,25% 4,75% 4,50%

b. Iklan/Berita di Radio 32,00% 3,75% 4,00% 7,75% 15,00% 16,75% 14,00% 4,25% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

24,00% 2,25% 3,25% 3,25% 9,00% 19,50% 16,00% 12,75% 6,50% 3,50%

d. Iklan/Berita di media online 48,25% 7,50% 8,50% 6,75% 11,00% 9,75% 4,50% 2,50% 0,00% 1,25%

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

52,00% 6,75% 8,00% 6,50% 8,25% 11,00% 4,25% 2,00% 0,25% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

15,50% 0,50% 1,25% 3,25% 5,75% 13,25% 21,25% 21,75% 10,50% 7,00%

g. Kampanye Partai Politik 21,50% 2,50% 2,75% 3,25% 16,50% 19,50% 17,00% 13,25% 2,25% 1,50%

h. Kunjungan Tim Sukses 22,75% 3,50% 3,50% 4,00% 15,50% 22,50% 14,25% 10,50% 2,00% 1,50%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

26,75% 4,75% 6,00% 5,50% 17,50% 19,50% 11,75% 6,00% 0,50% 1,75%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman

29,50% 2,25% 3,50% 2,50% 12,75% 19,50% 14,75% 10,75% 2,25% 2,25%

k. Pendidikan Politik 46,50% 7,75% 5,75% 4,00% 11,50% 9,75% 7,00% 5,50% 1,50% 0,75%

l. Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survai, Juli 20

Bentuk media sosialisasiNoS K O R (% )

Tabel IV.26. Skor Penilaian tentang Sosialisasi Pemilihan Calon Bupati Tahun 2013

Antusias masyarakat dalam memberikan suaranya pada Pemilihan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, bahwa dari responden yang ditemui

menggambarkan bahwa tingkat kehadiran masyarakat ke TPS cukup tinggi yaitu sebanyak

383 dari 400 responden mendatangi atau hadir di TPS pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli

Serdang 2013 (95,75 %). Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.68. dalam table tersebut

juga menyebutkan bahwa masyarakat yang kurang atau tidak hadir ke TPS pada Pilkada

Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013 yang tertinggi di Kecamatan Pancur Batu

sebanyak 4 %. Sebagaimana terurai pada tabel dibawah ini.

Page 157: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

50

1 B. Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )2 Batang Kuis 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )3 Beringin 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )7 Gunung Meriah 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )8 Hamparan Perak 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )9 Kutalimbaru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )10 Labuhan Deli 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )11 Lubuk Pakam 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )13 P. Labu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )16 Pancur Batu 21 ( 5,25% ) 4 ( 1,00% )17 Patumbak 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )18 Sibolangit 28 ( 7,00% ) 2 ( 0,50% )19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total 383 ( 95,75% ) 17 ( 4,25% )Tidak Menjawab

Sumber: Data Survey, Juli 2015

KecamatanDatang ke TPS sewaktu Pilbup

Ya Tidak

Tabel IV.27. Responden yang memberikan suara dalam Pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

No

Dari 400 responden terdapat 17 responden yang tidak hadir ke Tempat Pemungutan

Suara (TPS) (4.25%), dengan berbagai alasan, dan alasan tertinggi mengapa masyarakat tidak

hadir ke TPS saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

menyebutkan dikarenakan sedang bekerja saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013 berlangsung sebanyak 11 responden (64,71%). Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel IV.28.

Page 158: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

51

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Kurang informasi tentang figurnya 1 5,88 5,88 5,88

Masih di bawah usia 1 5,88 5,88 11,76

Sedang kerja 11 64,71 64,71 76,47

Sedang sakit 1 5,88 5,88 82,35

Tidak dapat kartu pemilih 1 5,88 5,88 88,24

Tidak mengetahui visi dan misinya 1 5,88 5,88 94,12

Tidak punya pilihan 1 5,88 5,88 100,00

Total 17 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.28 Alasan responden tidak memberikan suara

Masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, ternyata sebanyak 355 dari 400 responden (88,75 %)

sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

yang akan dipilih, sebelum masuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang 2013. Hal tersebut tertera pada Tabel IV.29.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 355 88,75 88,75 88,75

Tidak 45 88,75 11,25 100,00

Total 400 177,50 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.29. Tanggapan responden sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan dipilih sebelum masuk TPS pada Pemilukada Tahun 2013

Demikian juga ketika masyarakat sedang berada di dalam Tempat Pemungutan Suara

(TPS) bahwa sebanyak 351 dari 400 responden (98,87 %) mencoblos pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk

TPS. Hal tersebut sesuai dengan Tabel IV.30.

Page 159: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

52

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 351 98,87 98,87 98,87

Tidak 4 1,13 1,13 100,00

Total 355 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.30. Kalau ya, apakah mencoblos Surat Suara yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk TPS ?

Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki kesiapan untuk pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Deli Kabupaten Serdang pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2013, sebanyak 17 dari 45 responden (37,78 %) dengan alasan Tidak

mengenal Calonnya. Terlihat dari table IV.31.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

5 11,11 11,11 11,11

5 11,11 11,11 22,22

13 28,89 28,89 51,11

5 11,11 11,11 62,22

17 37,78 37,78 100,00

45 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.31. Alasan tidak memiliki kesiapan untuk calon Bupati dan wakil Bupati yang akan dipilih

Pasangan Calonnya banyak

Paslon yang ada kurang memperhatikan rakyat

Kurang mengenal calonnya

Terpengaruh oleh orang lain

Tidak mengenal calonnya

Total

Dari 400 responden Pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013, ada

yang memberikan berbagai bentuk atau jenis barang berupa, Uang sebanyak 7,50 % dan yang

tidak sebanyak 92,50 %, Barang tertentu terdapat 6,50 % sedangkan yang tidak 93,50 %,

Sembako ada 8,50 % dan yang tidak 91,50 %, sedangkan untuk Bibit atau Pupuk sebanyak

2,50 % dan yang tidak 97,50 %. Sesuai dengan Tabel IV.32.

Page 160: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

53

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 7,50% 92,50%

b.      Barang tertentu 6,50% 93,50%

c.       Sembako 8,50% 91,50%

d.      Bibit atau pupuk 2,50% 97,50%

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.32 Apakah ada yang memberikan bantuan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013 ?

Secara umum bahwa masyarakat yang menerima pemberian uang atau barang

tertentu, dengan tujuan untuk menggarap / mendulang suara, oleh pasangan calon atau tim

sukses pasangan calon. dari hasil survey hanya 25 responden (6,25%) yang menerima

bantuan dan sebanyak 24 responden tersebut terpengaruh akan pemberian dari pihak-pihak

yang terlibat dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, Sesuai

dengan Tabel IV.33.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 24 96,00 96,00 96,00

Tidak 1 4,00 4,00 100,00

Total 25 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.33. Responden yang memilih Calon karena menerima bantuan

Pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013,

masyarakat yang memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

terpengaruh karena sudah menerima pemberian atau bantuan dari pasangan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sebanyak 24 responden. Sesuai dengan data pada tabel

IV.34.

Page 161: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

54

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sudah membantu dan harus dipilih 24 100,00 100,00 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.34. Alasan responden memilih karena menerima bantuan / pemberian

Pendapat masyarakat tentang kinerja pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan

aparatnya yang telah menjalankan program dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,

bahwa ditinjau dari beberapa aspek menyebutkan yang tertinggi dari aspek atau bidang

“Kesehatan” sebanyak 61 %, kemudian disusul di bidang “Pendidikan” mencapai 60 %,

sedangkan yang terendah adalah pada aspek “ketenagakerjaan” hanya 9,50 %. Dan data

tersebut tertera pada Tabel IV.35.

No. Aspek Ya Belum Tidak

1 Pembangunan Infrastruktur Kota/Desa 29,50% 63,00% 7,50%

2 Peningkatan Ekonomi Rakyat 11,25% 78,25% 10,50%

3 Investasi (Penanaman Modal) di Daerah 9,50% 70,75% 19,75%

4 Pendidikan 60,00% 34,50% 5,50%

5 Kesehatan 61,50% 32,50% 6,00%

6 Ketenagakerjaan 9,00% 77,50% 13,50%

7 Penegakan Hukum 21,00% 63,75% 15,25%

8 Pemberantasan KKN 14,75% 68,00% 17,25%

9 Pelayanan Publik 37,00% 52,50% 10,50%

10 Pengutipan Restribusi 32,50% 51,25% 16,25%

11 Pertanahan 29,00% 57,30% 13,70%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.35. Pendapat responden tentang kinerja Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan aparatnya

Page 162: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

55

B.4. Tingkat Partisipasi Pemilih

Sesuai data Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang, tingkat partisipasi

pemilih pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sangat rendah

dengan capaian hanya 37,99 % dari jumlah pemilih yang terdaftar yaitu 1.437.151 orang.

Partisipasi itu menunjukkan bahwa yang tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)

menggunakan hak pilihnya 891.091 orang (62,01 %), sedang yang menggunakan hak

pilihnya hanya 546.060 orang.

Page 163: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

56

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

640 1.045 1.547 2.278 6.220 2.964 4.765 3.611 23.070

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

8 34 166 675 168 131 125 202 1.509

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

32 117 147 403 694 144 278 613 2.428

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

12 64 46 77 186 149 111 88 733

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38 112 229 1.180 1.548 383 463 308 4.261

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

189 707 1.172 2.731 3.846 1.338 831 607 11.421

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

68 494 508 211 1.137 438 328 645 3.829

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

395 2.337 4.006 4.216 7.703 4.831 4.007 4.524 32.019

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

10 132 689 660 2.931 357 423 234 5.436

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

23 418 140 288 1.435 729 727 442 4.202

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

9 9 61 118 480 119 302 436 1.534

1.424 5.469 8.711 12.837 26.348 11.583 12.360 11.710 90.442

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Tidak Sah 32 124 189 243 529 288 249 199 1.853

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Sah dan Tidak Sah 1.456 5.593 8.900 13.080 26.877 11.871 12.609 11.909 92.295

No. UraianJumlah

Dipindahkan

No. UraianJumlah

Dipindahkan

Tabel IV.36. REKIPITULASI HASIL PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

JumlahDipindahkan

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Page 164: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

57

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

23.070 2.784 6.824 15.403 6.183 4.245 16.687 15.963 91.159

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

1.509 232 321 4.202 645 377 1.889 2.099 11.274

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

2.428 97 254 5.030 450 656 4.058 2.275 15.248

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

733 545 1.308 1.658 342 285 679 786 6.336

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

4.261 643 1.929 6.554 1.390 1.503 11.018 11.066 38.364

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

11.421 1.183 5.987 11.869 5.891 3.159 10.176 9.140 58.826

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

3.829 454 1.091 3.101 844 910 1.928 882 13.039

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

32.019 1.417 1.889 7.128 3.278 1.913 12.970 821 61.435

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

5.436 83 129 995 338 313 711 553 8.558

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

4.202 923 2.381 5.471 2.398 1.099 2.931 2.357 21.762

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

1.534 80 326 1.595 1.130 712 764 608 6.749

90.442 8.441 22.439 63.006 22.889 15.172 63.811 46.550 332.750

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 1.853 199 627 1.509 490 474 1.346 857 7.355

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 92.295 8.640 23.066 64.515 23.379 15.646 65.157 47.407 340.105

JumlahDipindahkan

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Jumlah Pindahan(I)

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Page 165: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

58

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

91.159 6.815 36.279 5.911 3.662 5.347 6.853 4.668 160.694

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

11.274 428 2.361 543 645 196 208 171 15.826

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

15.248 539 2.172 496 467 444 308 370 20.044

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

6.336 312 1.800 304 286 791 1.770 499 12.098

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38.364 2.175 12.750 690 412 1.959 1.310 2.196 59.856

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

58.826 2.287 14.682 4.017 5.121 3.725 7.485 3.844 99.987

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

13.039 1.008 2.433 598 944 1.149 1.064 628 20.863

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

61.435 850 8.340 1.132 1.106 2.247 8.629 1.116 84.855

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

8.558 149 891 176 140 137 136 55 10.242

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

21.762 1.244 10.374 3.411 1.160 1.744 1.345 587 41.627

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

6.749 393 1.194 219 97 136 115 96 8.999

332.750 16.200 93.276 17.497 14.040 17.875 29.223 14.230 535.091

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 7.355 376 1.438 329 303 381 527 260 10.969

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 340.105 16.576 94.714 17.826 14.343 18.256 29.750 14.490 546.060

Sumber : Data KPU-DS

No. Uraian Jumlah Pindahan (II)

Jumlah Pindahan (II)No. Uraian

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil BupatiJumlahAkhirJumlah Pindahan (II)

JumlahAkhir

JumlahAkhir

Page 166: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

59

Berdasarkan Tabel IV.22. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.436.081 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan suara

sesuai Tabel IV.36. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah

sebanyak 546.060 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 sebesar 38.02% (Sumber : Data

KPU DS)

C. Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

C.1 Landasan Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 :

1. Undang Undang No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

2. Undang Undang No. 15 Tahun 2011 Tentang: Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Undang Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang: Pemiilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

4. Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan

Umum, dan Dewan Kehormatan Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012,

Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Kode Etik

Peneyelenggara Pemilihan Umum.

5. Peraturan KPU No. 1 2010 Tentang: Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,

Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota.

6. Peraturan KPU No. 6 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Keempat Atas

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Tahapan,

Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Tahun 2014.

7. Peraturan KPU No. 7 2012 Tentang: tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Page 167: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

60

8. Peraturan KPU No. 10 2013 Tentang: Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di

Luar Negeri Untuk Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

9. Peraturan KPU No. 12 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Atas Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Dan Tata

Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri Dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan

Suara Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Tahun 2014.

C.2. Data Pemilih Pada Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi

dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi

perhatian, terutama dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang

tidak melakukan pencoblosan (Golput) dan yang tidak terdaftar. Persoalan

registrasi pemilih yang masih mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan

Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, ternyata masih memungkinkan

terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data pemilih, karena adanya

kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door menjumpai

masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat

digunakan sebagai rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih,

karena penduduk belum melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu

Keluarga.Keadaan ini dapat mengakibatkan pemilih berpeluang untuk mencoblos

lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas

keberadaan orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya

jumlah pemilih tidak terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat

melanggar asas Jurdil Pemilu. Masalah fenomena tingginya angka ghost-voter

terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang tidak terdaftar dan pemilih

terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang mendatangkan

masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat menjadi

bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Page 168: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

61

Pada Pemilu 2009 kemungkinan pemilih ganda ini diupayakan diatasi

dengan penandaan tinta di jari jempol pemilih, tetapi karena tinta yang mudah

dihapus, peluang untuk kecurangan ini masih muncul. Sehingga untuk Pemilu

2014 lalu, perhatian terhadap masalah tinta penanda ini juga masih relavan dan

penting dijadikan sebagai bagian proses pengendalian kualitas hasil Pemilu.

Dalam hal kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu, berhubungan dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya

dalam DPT, dimana hasil penelitian ini menggambarkan bahwa 396 (99,00 %)

orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1,00 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan tingginya persentase responden terdaftar dalam

DPT, karena responden penelitian ini dipilih dari DPT Pemilu Legislatif tahun

2014, sedangkan empat orang responden yang tidak terdaftar ditemukan adalah

merupakan responden yang ditemui oleh enumerator setelah lima responden

cadangan yang ditetapkan tidak ditemukan.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.3. Apakah Responden terdaftar sebagai pemilih dalam DPT Pileg tahun 2014?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 169: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

62

Tingkat pengetahuan pemilih atas terdaftarnya mereka dalam DPT, terkondisi karena

responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir pendaftaran sebanyak 52 orang

(13,00 %) dan sepanjang ingatan responden, ada petugas yang datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkan mereka sebagai calon pemilih pada Pileg tahun 2014 lalu, sebanyak 300 orang

(75,00 %), sedangkan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengingat lagi, proses pendaftaran

tersebut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, saya langsung mengisi formulir pendaftaran 52 13,00% 13,00% 13,00%

Tidak, formulir pendaftarannya diisi langsung oleh petugas 300 75,00% 75,00% 88,00%

Lupa, tidak ingat 48 12,00% 12,00% 100,00%

Total 400 100,00% 100,00%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.37. Apakah mengisi sendiri formulir pendaftaran ?

Meskipun petugas telah melakukan pendaftaran, ternyata hasil penelitian ini

menggambarkan bahwa masih terdapat 24 orang (6,00 %) responden menyatakan bahwa

terdapat anggota keluarga mereka yang belum didaftarkan oleh petugas.

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.38. Apakah seluruh anggota ikut terdaftar ?

Keadaan belum atau tidak didaftarkannya anggota keluarga responden sebagai

pemilih dalam DPT disebabkan karena: anggota keluarga merantau, tidak didatangi oleh

petugas pendaftar (ditenggarai petugas memanfaatkan Kartu Keluarga penduduk sebagai

referensi dalam mengisi formulir Daftar Pemilih), tidak adanya dokumen kependudukan

sebagai persyaratan domisili menetap, karena adanya anggota keluarga yang tidak menetap,

tidak didaftarkan oleh kepala keluarga, keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

yang seharusnya usianya sudah memenuhi persyaratan 17 tahun atau sudah pernah menikah,

namun tak didaftar, tidak tahu adanya masa pendaftaran sebagai pemilih dalam pemilu.

Page 170: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

63

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Anggota keluarga pergi merantau 6 25,00 25,00 25,00

Belum didatangi petugas 6 25,00 25,00 50,00

Identitas tidak memenuhi 3 12,50 12,50 62,50

Karena ada anggota yang tidak menetap 5 20,83 20,83 83,33

Keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

1 4,17 4,17 87,50

Tidak di daftar oleh kepala keluarga 2 8,33 8,33 95,83

Tidak tahu ada masa pendaftaran 1 4,17 4,17 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.39 Penyebab Anggota Keluarga tidak terdaftar

Demi terakomodirnya seluruh masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih dalam

pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014, petugas pendaftaran pemilih mendatangi setiap

rumah untuk mendata dan mendaftarkan pemilih bagi yang belum terdata, sembari

menempelkan sticker Coklit Pendataan Pemilih di setiap rumah. Namun berdasarkan hasil

survey masih terdapat 32 dari 400 responden (8,00%) rumah pemilih yang belum ditempel

sticker. Seperti tertera di Grafik IV.4.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.4. Apakah rumah responden ditempel stiker setelah didaftar oleh petugas KPU Deli Serdang?

92,00%

8,00%

Ya 368 Tidak 32

Page 171: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

64

Masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih

Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sesuai dengan hasil survei yang tertera

pada Tabel IV.40. menyebutkan bahwa sebanyak 321 dari 400 responden (80,25 %),

mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai

Desa/Kelurahan, namun masih terdapat masyarakat yang tidak mengetahui bahwa namanya

tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sebanyak 8

dari 400 responden (2,00%).

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 321 80,25% 80,25 80,25

Tidak 8 2,00% 2,00 82,25

Tidak ingat 71 17,75% 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.40. Apakah responden mengetahui namanya tercatat di DPS yang ditempel di Balai Desa/Kelurahan ?

Tetapi dari 321 responden yang tertera di Tabel IV.40 menyatakan bahwa sebanyak

270 responden (67,50%), mengetahui kalau keluarganya juga terdaftar di DPS, 34 responden

(8,50%) menyatakan tidak mengetahui apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh

anggota keluarga telah terdaftar dan 17 responden (4,25%) menyatakan tidak ingat apakah di

dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar. Seperti tertera di

Tabel IV.41.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 270 67,50% 67,50 67,50

Tidak 34 8,50% 8,50 76,00

Tidak ingat 17 4,25% 4,25 80,25

Total 321 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.41. Kalau Ya, apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar ?

Permasalahan pendaftaran pemilih yang harus mendapat perhatian terkait dengan

rendahnya pengetahuan pemilih atas informasi uji publik daftar pemilih sementara sebagai

masa yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan koreksi atau perbaikan daftar pemilih

Page 172: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

65

sementara menuju masa penetapan sebagai DPT oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak 232 orang (58,00 %) mengetahui adanya uji publik daftar pemilih sementara yang

ditempel di tempat-tempat umum, sedangkan 120 orang (30,00 %) tidak mengetahui sama

sekali tentang uji publik DPS tersebut dan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengerti.

Seperti Tabel IV.42.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, tahu 232 58,00 58,00 58,00

Tidak tahu 120 30,00 30,00 88,00

Tidak mengerti 48 12,00 12,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.42. Tanggapan responden mengenai adanya uji publik daftar pemilih sementara yang ditujukan untuk mendapat masukan

Berikut ini tersaji Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Page 173: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

66

L P JLH L P JLH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.032 1.073 2.105 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.642 4.743 9.385 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.482 7.914 15.396 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 12.821 13.618 26.439 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 30.904 32.361 63.265 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.446 13.184 25.630 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.370 13.063 25.433 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.681 11.999 23.680 77

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 7.818 7.969 15.787 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.488 23.308 45.796 127

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.842 76.603 152.445 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.005 32.135 64.140 146

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 19.447 19.680 39.127 112

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 93.767 93.966 187.733 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 53.370 52.200 105.570 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 21.317 20.600 41.917 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.787 133.190 267.977 643

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.362 23.558 46.920 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.853 16.550 33.403 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.109 19.229 38.338 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.113 41.773 81.886 193

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 12.823 12.929 25.752 71

394 935.240 911.022 1.846.262 666.479 671.645 1.338.124 3.485

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

Jumlah Penduduk

Jumlah

Legislatif

Jumlah TPS

Jumlah PemilihNo KecamatanJumlah

Desa/Kelurahan

C.3. Sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Legislatif

tahun 2014 untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan kegiatan sosialisasi yang

dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada

pemilihan umum Legislatif tahun 2014 khususnya di daerah pemilihan wilayah Kabupaten

Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan wakil rakyat.

Tanggapan masyarakat tentang memadai tidaknya informasi mengenai jadwal

pemilihan legislatif tahun 2014, dapat dilihat pada tabel IV.44 yaitu sebanyak 361 dari 400

Page 174: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

67

responden (90,25%), sudah mengetahui jadwal Pemilihan Umum Legislatif. Sementara ada

27 responden (6,75 %) mengaku belum mengetahui jadwal pesta demokrasi tersebut.

Selanjutnya, 12 responden (3,00 %) mengaku tidak ada jadwal Pemilu.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 361 90,25 90,25 90,25

Belum 27 6,75 6,75 97

Tidak ada 12 3 3 100

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.44 Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pileg 2014, apakah sudah memadai ?

Demikian dengan informasi tentang Partai Politik, sebanyak 330 dari 400 responden

(82,50 %) menyatakan bahwa informasi tentang Partai Politik peserta Pemilu sudah

memadai, sedangkan 57 responden (14,25 %) menyatakan belum memadai, serta 13

responden (3,25 %) menyatakan tidak ada sama sekali. Seperti terlihat pada grafik berikut ini

:

77,75 311

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.5. Apakah informasi tentang partai politik sudah memadai?

80,25%

2,00%

17,75%

321Ya

8Tidak

71Tidak ingat

Terkait tentang peryataan responden yang menyebutkan bahwa belum memadainya

informasi mengenai Partai Politik, sebanyak 43 dari 57 responden (75,44 %) menguraikan

Page 175: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

68

alasannya adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, selanjutnya 5 responden (8,77 %)

menguraikan alasan bahwa terlalu banyak partai, serta 4 responden (7,02 %) menguraikan

alasan informasi tentang Partai Politik itu belum tersaji secara menyeluruh. Seperti terlihat

pada tabel IV.45.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Belum secara menyeluruh 4 7,02 7,02 7,02

Kurangnya pengurus partai 1 1,75 1,75 8,77

Kurangnya sosialisasi ke masyarakat 43 75,44 75,44 84,21

Masih belum baik 1 1,75 1,75 85,96

Partai jangan terlalu banyak 1 1,75 1,75 87,72

Perlu meningkatkan sosialisasi 1 1,75 1,75 89,47

Sedang ada pekerjaan 1 1,75 1,75 91,23

Terlalu banyak partai 5 8,77 8,77 100,00

Total 57 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.45. Alasan belum memadai

Infromasi mengenai calon anggota Legislatif saat berjalannya tahapan-tahapan

pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif sudah tergolong memadai. Hal itu dapat dilihat dari

400 responden yang dimintai tanggapannya, sebanyak 249 responden (62,25 %) mengatakan

sudah memadai. Namun diantaranya sebanyak 116 responden (29 %) mengatakan belum

memadai, bahkan sebanyak 35 responden (8,75 %) mengaku bahwa informasi tentang calon

Legislatif itu tidak ada sama sekali. Seperti teruarai pada Tabel IV.46.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 249 62,25 62,25 62,25

Belum memadai 116 29,00 29,00 91,25

Tidak ada 35 8,75 8,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.46. Tanggapan responden tentang informasi mengenai calon anggota DPR, DPD dan DPRD, apakah sudah memadai ?

Page 176: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

69

Dari Tabel di bawah, 93 dari 116 responden (80,17 %) yang mengatakan belum

memadai sosialisasi para calon anggota Legislatif dengan alasan kurang sosialisasi ke

masyarakat, 18 responden (15,52 %) menyatakan kurang informasi tentang calegnya dan

selebihnya menyatakan terlalu banyak calon legislatifnya dan tidak ada informasi tentang

calon legislatifnya. Seperti terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Kurang informasi tentang calegnya 18 15,52 15,52 15,52

Kurang sosialiasi ke masyarakat 93 80,17 80,17 95,69

Terlalu banyak calon legislatif 2 1,72 1,72 97,41Tidak ada informasi 3 2,59 2,59 100,00Total 116 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.47. Alasan belum memadai 

Kegiatan sosialisasi melalui media, pelatihan pemilih oleh berbagai lembaga (LSM,

Perguruan Tinggi, Ormas, Lembaga Keagamaan) sehingga pengetahuan pemilih tentang

teknis pelaksanaan Pemilu akan lebih baik. Kegiatan ini diyakini akan mampu memberikan

pemahaman sistem pencoblosan dalam sistem pemilu tahun 2014 lalu. Tetapi karena waktu

yang terbatas, kegiatan sosialisasi menjadi minim sehingga pengetahuan pemilih terhadap

tata cara pemberian suara menjadi rendah. Kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu, dapat

dilihat dari pemahaman sebagian besar responden tentang tata cara pemberian suara. Soal-

soal sederhana seperti tatacara pencoblosan, misalnya masih ada 35 orang (8,75%) responden

menjawab belum memadai. Bahkan ada 13 orang (3,25%) responden yang menyebutkan

bahwa tidak ada sama sekali informasi mengenai tata cara pemberian suara dalam pemilu

Legislatif 2014 yang lalu, dimana 352 orang (88,00%) responden yang menyatakan sudah

memadai.

Page 177: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

70

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 352 88,00 88,00 88,00

Belum memadai 35 8,75 8,75 96,75

Tidak ada 13 3,25 3,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.48. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencobolosan dalam Pemilu Legislatif tahun 2014, apakah sudah memadai ?

Dari hasil survey, 132 dari 400 responden (33,00%) menyatakan bahwa cara

mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos gambar partai, 156 responden (39,00%)

menyatakan cara mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos Gambar partai dan nama

calon, sedangkan 17 responden (4,25%) meyatakan tidak tahu cara mencoblos pada pemilu

2014, dan 95 responden (23,75%) yang sudah memahami cara mencoblos yang sebenarnya

pada pemilu 2014 yaitu mencoblos nama calon yang diajukan partai.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Mencoblos gambar partai 132 33,00 33,00 33,00

Mencoblos nama calon yang diajukan partai 95 23,75 23,75 56,75

Mencoblos tanda gambar dan nama calon yang diajukan partai 156 39,00 39,00 95,75

Tidak tahu 17 4,25 4,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.49. Pengetahuan responden tentang cara pencoblosan pada Pemilu 2014

Calon anggota legislatif seyogianya populer atau dikenal oleh banyak pemilih, dan

bila terpilih loyalitas calon anggota legislatif seharusnya lebih berorientasi kepada

kepentingan rakyat dibandingkan loyalitasnya kepada partai politik yang mengusulkannya.

Namun, karena sistem pemilu ini belum tersosialisasi dengan baik, mengakibatkan usulan

sebagian besar caleg berbasis otoritas yang dominan dikelola oleh pengurus partai politik,

akibatnya banyak caleg yang belum dikenal oleh pemilih.

Page 178: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

71

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu legislatif dengan memberikan skor 1-10, dimana, penilaian dari angka 1 sampai 5,

merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk angka 6 -10, merupakan penilaian

yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu

2014 dan sosialisasi partai politik serta caleg yang berkontes, hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi ternyata merupakan media

yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 314 orang (78,50%), diikuti kemudian dengan

iklan luar ruang sebesar 307 Orang (76, 75 %), kampanye yang dilaksanakan partai politik

secara terbuka ataupun dengan mobilisasi sebanyak 218 orang (54,50%). Sedangkan

publikasi melalui media sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak

322 orang (80,50 %) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian

juga dengan media online sebanyak 313 orang (78,25 %) dan pendidikan politik sebanyak

295 responden (73,75%)

Page 179: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

72

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (1 s/d 5) 12 (6 s/d 10)

a. Iklan/Berita di TV 11,50% 0,25% 1% 1,25% 7,50% 12,75% 24,50% 25,75% 7,75% 7,75% 86 314

b. Iklan/Berita di Radio 32,75% 6,75% 4,25% 6,50% 17,50% 14,25% 11,50% 4,00% 1,75% 0,75% 271 129

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

25,25% 2,50% 5,25% 3,50% 13% 15,50% 17,25% 12% 3,00% 2,75% 198 202

d. Iklan/Berita di media online 49,00% 8% 5,25% 7% 9% 9,50% 7% 3,75% 0,50% 1% 313 87

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

53,00% 6,25% 6,75% 6,75% 7,75% 10,25% 5% 2,75% 0,75% 0,75% 322 78

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster, Spanduk, Kartu nama dll

14% 1% 1,50% 1,50% 5,25% 13,50% 24,25% 24% 9,25% 5,75% 93 307

g. Kampanye Partai Politik 16,75% 2,50% 3,50% 5,25% 17,50% 19,25% 17,25% 11,75% 4% 2,25% 182 218

h. Kunjungan Tim Sukses 20,50% 3,75% 6% 4,50% 15,75% 21% 16,75% 7,50% 2,75% 1,50% 202 198

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

24,75% 5,50% 5,25% 7,50% 18,25% 19% 10,75% 6,25% 1,50% 1,25% 245 155

j.Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28% 2,75% 2% 5% 13,75% 18,75% 16,25% 9,75% 2,25% 1,50% 206 194

k. Pendidikan Politik 47,00% 7% 5,50% 5,25% 9% 13% 4,50% 6,25% 2,25% 0,25% 295 105

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Bentuk media sosialisasiNoS K O R

(Persentase)Jumlah Responden

Tabel IV.50 Skor penilaian Responden atas bentuk media sosialisasi yang efektif mengenai Partai Politik/Calon Anggota Legislatif peserta Pemilu tahun 2014

Page 180: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

73

Dari hasil tersebut di atas, terlihat bahwa media televisi masih menjadi media yang

efektif untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan Pemilu, sedangkan media sosial

yang diakses melalui internet, belum menjadi pilihan dari sebahagian besar pemilih di

Kabupaten Deli Serdang untuk mendapatkan informasi tentang Pemilu.

Secara teoritik bahwa pengaruh pendidikan dan sosialisasi politik adalah signifikan

terhadap perilaku politik komunitas (Kartini, 2009). Proses pendidikan politik dilakukan

secara intensional (dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu), sedangkan sosialisasi politik,

adalah proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan. Dampak dari sosialisasi

politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan tanpa refleksi

harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari struktur-struktur

politik yang ada di masyarakat. Sedang dampak dari pendidikan politik ialah mengarahkan

anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah kehidupan

politik.

Terkait dengan paparan diatas, maka ketidaktahuan responden tentang teknis

pelaksanaan Pemilu sebagaimana terungkap dalam temuan sebelumnya terkait pula dengan

sosialisasi Pemilu, sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik dan caleg yang masih

kurang memadai menurut 173 responden (43,25%) sesuai data Grafik IV.5 dan Tabel IV.45.

Gambaran ini sebenarnya bukan monopoli pemilih di Kabupaten Deli Serdang saja, tapi juga

ungkapan pemilih di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang sangat terpencil. Karena

itu pula, seluruh pemangku kepentingan (stake holder) harus bekerjasama dan memilih

strategi sosialisasi yang tepat sasaran agar pemahaman tentang teknis pelaksanaan Pemilu

dapat diserap sebagian besar pemilih.

Sebanyak 364 responden (91,00%) menyatakan telah memiliki kesiapan tentang partai

politik di tingkat DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih

sebelum ke TPS pada pemilu 2014 dan 36 responden (9,00%) menyatakan tidak memiliki

kesiapan untuk memilih parpol.

Page 181: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

74

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 364 91,00 91,00 91,00

Tidak 36 9,00 9,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.51 Kesiapan responden tentang partai politik di DPR,DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa 354 responden (88,50%) telah memiliki

kesiapan untuk memilih caleg yang akan dipilih di DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten Deli Serdang sebelum sampai ke TPS dan sebanyak 46 responden (11,50%) tidak

memiliki kesiapan untuk menentukan caleg yang akan dipilih, sehingga pilihannya

dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik

dan ‘gambling’, karena mereka baru pemilih pemula dan belum mendapatkan sosialisasi

politik yang tuntas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 354 88,50 88,50 88,50

Tidak 46 11,50 11,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.52 Kesiapan responden tentang Caleg di DPR,DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Setiap pemilih dihadapkan pada banyak pilihan sejalan dengan banyaknya kandidat

dan parpol peserta Pemilu. Setidaknya ada 3 kelompok besar kondisi memilih yang juga

dapat merefleksikan peta persaingan yang ada yaitu, (1) memilih caleg dari parpol yang

sama, atau (2) memilih caleg dari parpol berbeda. Dan pada kondisi dimana pemilih kurang

mengenal calegnya maka pemilih akan dihadapkan pada kondisi untuk memilih caleg atau

parpol, dengan alternatif (3) memilih parpol.

Page 182: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

75

Berdasarkan hasil survey terdapat 260 responden (65,00%) memilih caleg dari parpol

yang sama untuk semua tingkatan legislatif dan 140 responden (35,00%) menyatakan tidak

memilih caleg dari partai politik yang sama.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 260 65,00 65,00 65,00

Tidak 140 35,00 35,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.53 Apakah mencoblos Surat Suara anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang berasal dari Partai yang sama ?

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang aktif. Menjatuhkan pilihan

pada partai politik tertentu, merupakan keputusan yang dilandasi faktor motivasi yang dapat

bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat pula dipengaruhi oleh strategi

komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh partai politik yang dialami

pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat pula

mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam mengidentifikasikan parpol pilihannya atau

berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik tertentu.

Secara konsekuensif, bahwa penilaian pemilih atas pola mengakomodir kepentingan

rakyat oleh legislatif hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi dan pandangan

masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas parpol peserta Pemilu tahun 2014.

Pandangan tersebut diatas dapat diterangkan dengan rangkaian hasil penelitian Romli (2010:

94) yang menyimpulkan bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu

memperlihatkan 4 (empat) kecenderungan, yaitu: (1) secara demografis, maka kecenderungan

pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi (suku, jenis

kelamin, dan agama) calon legislatif, sedangkan untuk wilayah perdesaan maka ikatan

kulturalnya masih menjadi faktor yang mempengaruhi pilihannya terhadap caleg dan

parpol.(2) secara ekologis, perbedaan konsentrasi basis massa partai politik mempengaruhi

perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka peranan patrón

sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih mempengaruhi pilihan

masyarakat yang tinggal di perdesaan dan ada temuan berlangsungnya prilaku transaksional,

Page 183: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

76

sedangkan diperkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari media tv, radio, koran

dapat mempegaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang signifikan atas perolehan

suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka pemilih yang rasional idealis

(kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi, platform dan program parpol

ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional realistis (mempertimbangkan

kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Dari uraian diatas dapat dilihat gambaran pada tabel responden dibawah ini untuk

menentukan pilihannya bahwa responden yang tidak mencoblos caleg dari partai yang sama,

sebanyak 85 responden (60,71%) mengurai alasan lebih memilih figur dari calonnya, 42

responden (30,00%) memilih calon yang dikenalnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Karena yang datang sosialiasi berbeda 1 0,71 0,71 0,71

Melihat figurnya walau beda partai 85 60,71 60,71 61,43

Melihat programnya 7 5,00 5,00 66,43

Memilih yang dikenal 42 30,00 30,00 96,43

Sesuai hati nurani 4 2,86 2,86 99,29

Tidak mengenal semua calon 1 0,71 0,71 100,00

Total 140 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.54 Kalau Tidak, Mengapa tidak mencoblos Surat Suara yang berasal dari partai yang sama ?

C.4. Partisipasi Pemilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014

C.4.1. Popularitas Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif tahun 2014

Perubahan pola perilaku pemilih dari pemilih tradisional menuju modern ini

mengisyaratkan bahwa sebagian besar responden mulai lebih cerdas dalam menjatuhkan

pilihannya. Dalam artian, mereka tidak ingin lagi seperti membeli kucing dalam karung dan

hanya tertarik dengan pesona-pesona dan kharisma pemimpin Parpol.

Sebanyak 269 dari 400 responden (67,25%) akan mencoblos tanda gambar partai jika

tidak mengenal calonnya, 71 responden (17,75) tidak mencoblos tanda gambar partai dan

nama calon, sebanyak 35 responden (8,75%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

Page 184: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

77

sekenanya saja dan 25 responden (6,25%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

yang ada di urutan teratas. Seperti terurai pada tabel IV.55.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Mencoblos tanda gambar partai saja 269 67,25 67,25 67,25

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon yang ada di urutan teratas

25 6,25 6,25 73,50

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon sekenanya saja

35 8,75 8,75 82,25

Tidak mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

71 17,75 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.55. Jika pada saat pencoblosan tidak mengenal calon, kira kira apa yang akan dilakukan ?

Tampaknya peran ‘tokoh’ mulai tergantikan oleh platform atau program parpol. Ini

mudah dipahami, karena dengan kebebasan informasi sekarang, citra tokoh pemimpin dan

pemimpin kharismatik tidak lagi ‘sesempurna’ masa silam, karena dengan mudah citra itu

akan berubah, jika kebusukan politik atau skandal pribadinya diungkap pers. Ditambah lagi,

kharisma pemimpin ternyata tidak menjadi garansi dalam melakukan perubahan, yang

dianggap sebagian responden semakin menurun.

Perubahan pola perilaku pemilih ‘tradisional’ menuju ‘rasional’ ini sebenarnya

merupakan peluang bagus yang harus dimanfaatkan setiap parpol. Ini bisa disiasati dengan

menawarkan program partai yang lebih rasional dan operasional serta berdampak langsung

kepada masyarakat. Retorika-retorika yang sering disampaikan pada masa kampanye silam,

sudah saatnya dirubah dengan logika-logika yang dikemas dalam program parpol yang

berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat; seperti skenario penanggulangan

pengangguran, pertumbuhan dan keadilan ekonomi, akses pada pelayanan publik dengan

indikator-indikator yang lebih terukur. Kampanye monolog perlu disiasati dengan dialog,

termasuk menawarkan caleg-caleg yang lebih kritis dan memiliki integritas yang baik.

Ketika pemilih merasa bingung untuk menentukan pilihan pada pemilu Legislatif,

maka alternatif memilih partai jauh lebih mudah bisa dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan, karena jumlahnya hanya 12 Partai saja, serta jauh lebih sedikit dibandingkan caleg

yang jumlahnya bisa ratusan tertera di surat suara.

Page 185: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

78

Aspek pertimbangan memilih partai lebih sederhana. Bisa membedakan partai

nasionalis atau islamis. Bisa partai dominan atau tak dominan di parlemen. Bisa partai lama

atau baru. Bisa partai yang anggotanya di masa jabatan legislatif/eksekutif, paling sedikit

melakukan korupsi atau kejahatan lainnya. Bisa tak ingin memilih partai pemenang pemilu

sebelumnya, atau malah tetap mempertahankannya.

Memilih partai (bukan caleg) masih relevan, karena sistem pemilu kita menerima

memilih partai. Memang, pasal 5 UU No. 8/2012 menyatakan Pemilu 2014 menggunakan

sistem proporsional daftar terbuka untuk DPR serta DPRD I dan II (untuk DPD bersistem

mayoritarian banyak wakil). Sistem pemilu ini dalam penerapan ketat teknis pemilihannya,

memilih caleg/orang. Teknis memilih caleg (tanpa partai) menjadi salah satu pembeda

dengan sistem proporsional daftar tertutup yang memilih partai.

Pemilu 2014 masih menerima pilihan partai saja karena beberapa pertimbangan.

Indonesia masih di fase transisi, dari otokrasi menuju demokrasi. Politik, baik makna

struktural maupun kultural, masih jauh dari masyarakat karena setengah dari usia bangsa

Indonesia hidup di masa pengharaman politik. Pasca-Reformasi, baru tiga kali kita benar-

benar menyelenggarakan pemilu setelah dari 1971 sampai 1997. Keadaan ini menjadikan

penerapan sistem proporsional daftar terbuka di Pemilu 2009 dan 2014 tak utuh sesuai teori.

Seperti yang tertera di tabel berikut ini, meskipun para responden lebih mudah

memilih partai dan menyebutkan pilihan partainya, namun masih lebih banyak responden

yang merahasiakan pilihan partainya yaitu sebanyak 143 dari 400 responden (35,75 %).

Dengan itu, para responden sudah memahami azas Pemilu yaitu langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil. Seperti pada tabel IV.56.

Page 186: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

79

No. Nama Partai Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1. PDI Perjuangan 108 27,00 27,00 27,00

2. Partai Golkar 29 7,25 7,25 34,25

3. Partai Gerindra 41 10,25 10,25 44,50

4. Partai Demokrat 34 8,50 8,50 53,00

5. PKB 3 0,75 0,75 53,75

6. PKS 9 2,25 2,25 56,00

7. PAN 8 2,00 2,00 58,00

8. PPP 8 2,00 2,00 60,00

9. Partai Nasdem 7 1,75 1,75 61,75

10. Partai Hanura 9 2,25 2,25 64,00

11. Belum Punya Hak Pilih pada Pemilu 2014 1 0,25 0,25 64,25

12. Rahasia 143 35,75 35,75 100,00

400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 201

Tabel IV.56. Partai politik yang dipilih Responden pada pemilu 2014

Popularitas lembaga legislatif masih didominasi oleh DPR dan DPRD, yang berarti

bahwa lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai utusan daerah, masih kurang

dikenal masyarakat. Pada hasil survey terlihat 43 dari 400 responden (10,75 %) menyatakan

tidak pernah mendengar lembaga Dewan Perwakilan Daerah. Seperti terurai pada tabel IV.57

berikut ini :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pernah 357 89,25 89,25 89,25Tidak pernah 43 10,75 10,75 100,00Total 400 100,00 100,00

Tabel IV.57. Tanggapan responden, apakah pernah mendengar adanya Dewan Perwakilan Daerah ?

Menurut tanggapan masyarakat tentang siapa yang memilih anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), sebanyak 305 dari 400 responden (76,25 %) menjawab dipilih

oleh Rakyat secara langsung.

Page 187: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

80

Namun masih terdapat 77 dari 400 responden (19,25%) yang mengaku bahwa mereka tidak

tahu siapa yang memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), hal tersebut tertera

dalam table IV.58.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

MPR 5 1,25 1,25 1,25

DPR 5 1,25 1,25 2,50

DPRD 8 2,00 2,00 4,50

Rakyat secara langsung 305 76,25 76,25 80,75

Tidak tahu 77 19,25 19,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.58. Tanggapan responden tentang siapa yang memilih anggota DPD ?

Secara umum menyebutkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengetahui

tentang DPD, hal tersebut dilihat pada table IV.59.

Frequency Percent Frequency Percent

1 Jumlah anggota DPD tiap provinsi adalah 4 orang 85 21,25% 315 78,75%

2 Anggota DPD dipilih secara langsung oleh rakyat 305 76,25% 95 23,75%

3DPD adalah lembaga yang berisi para wakil daritiap provinsi 171 42,75% 229 57,25%

4DPD berwenang memberikan usulan rancanganUU yang berkaitan dengan kepentingan daerah 146 36,50% 254 63,50%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.59. Pengetahuan responden tentang DPD

No Hal-hal Tentang DPDTahu Tidak tahu

Sedangkan dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat dengan Dewan Pimpinan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Deli Serdang selama ini. Dilihat dari hasil survey menyebutkan

bahwa terdapat 183 responden dari 400 responden (45,75%) menyebut bahwa kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang selama ini “Kurang Puas”. Sedangkan yang terendah 1(satu)

Page 188: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

81

responden dari 400 responden (0,25%) menyatakan “Sangat Puas”terhadap kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang. Terlihat pada Tabel IV.60.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sangat puas 1 0,25 0,25 0,25

Puas 56 14,00 14,00 14,25

Kurang Puas 183 45,75 45,75 60,00

Tidak puas 75 18,75 18,75 78,75

Sangat tidak puas 13 3,25 3,25 82,00

Tidak tahu 72 18,00 18,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.60. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Kabupaten Deli Serdang selama ini

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja anggota Dewan dari tingkat Pusat hingga

Kabupaten, dan kinerja yang harus diperbaiki menurut masyarakat Kabupaten Deli Serdang

menyebutkan bahwa yang tertinggi sebanyak 65 responden dari 400 responden (23,99 %)

menyatakan änggota Dewan yang merupakan perwakilan dan perpanjang tangan rakyat

“Kurang memperhatikan masyarakat”, sedangkan kan yang terendah yang menyatakan

“Biaya Pajak Tinggi”, sebanyak 1 (Satu) orang dari 400 responden (0,37%). Hal tersebut

terpapar di Tabel IV.61.

Page 189: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

82

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Biaya pajak tinggi 1 0,37 0,37 0,37

Disiplin bekerja 4 1,48 1,48 1,85

Peduli ke masyarakat 42 15,50 15,50 17,34

Infrastruktur 32 11,81 11,81 29,15

Janji tidak ditepati 28 10,33 10,33 39,48

Memperhatikan Masalah ekonomi Rakyat

23 8,49 8,49 47,97

Membangun desa 17 6,27 6,27 54,24

Kurang memperhatikan masyarakat 65 23,99 23,99 78,23

Meningkatkan kinerjanya 25 9,23 9,23 87,45

Narkoba 1 0,37 0,37 87,82

Perbaikan sistem birokrasi 1 0,37 0,37 88,19

Tidak ada hasil kerja 28 10,33 10,33 98,52

Tidak memperdulikan petani 3 1,11 1,11 99,63

Buat penyuluhan pertanian 1 0,37 0,37 100,00

Total 271 100,00 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.61. Jika tidak puas, kinerja apa yang barus diperbaiki ?

Demikian juga dengan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang

terhadap kinerja Dewan Perwakilan Daerah Provinsi, yang menyatakan “Kurang

Puas”sebanyak 184 orang dari 400 responden (46,00%), kemudian masyarakat yang

merasa”Tiadak Puas” sebanyak 100 dari 400 responden (25,00%). Sedangkan yang terendah

yaitu menyatakan “Sangat Tidak Puas”sebanyak 11 responden dari 400 responden (2,75%).

Hal tersebut dapat dilihat di Tabel IV.62.

Page 190: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

83

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Puas 31 7,75 7,75 7,75

Kurang Puas 184 46,00 46,00 53,75

Tidak puas 100 25,00 25,00 78,75

Sangat tidak puas 11 2,75 2,75 81,50

Tidak tahu 74 18,50 18,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.62. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Provinsi selama ini

Sedangkan tingkat kepuasan masyarakat tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat

selama ini. Dari 400 responden terdapat 185 responden (46,25) merasa “Kurang puas”. Dan

yang “Tidak Puas” sebanyak 122 responden dari 400 responden (28,00 %), serta yang merasa

“Puas” tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebanyak 30 responden (7,50%).

Tertera dalam Tabel IV.63.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Puas 30 7,50 7,50 7,50

Kurang Puas 185 46,25 46,25 53,75

Tidak Puas 112 28,00 28,00 81,75

Tidak tahu 73 18,25 18,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.63. Kepuasan responden tentang kinerja DPR selama ini

C.4.2. Politik Uang (Money Politics)

Pendidikan politik yang buruk terhadap pemilih dapat ditelusuri dari adanya politik

uang dalam menggarap suara pemilih dan mempengaruhi preferensi pemilih. Berdasarkan

hasil penelitian ini, ketika ditanyakan apakah ada calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur

anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli Serdang yang

memberikan uang dan sesuatu yang termasuk kategori politik uang, terdapat 73 dari 400

Page 191: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

84

responden (18,25%) yang mengakui bahwa dalam Pileg tahun 2014 lalu menerima pemberian

uang, 55 responden (13,75%) menerima barang tertentu, 66 responden (16,50 %) menerima

bantuan sembako, dan 20 responden (5,00%) menerima bantuan bibit/pupuk.

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 18,25% 81,75%

b.      Barang tertentu 13,75% 86,25%

c.       Sembako 16,50% 83,50%

d.      Bibit atau pupuk 5,00% 95,00%Sumber: Data survey tahun 2015

Tabel IV.64. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli

Serdang yang memberikan hal-hal berikut:

Pengaruh pemberian yang diterima oleh responden terhadap pilihannya ternyata tidak

signifikan, dimana terdapat 36 responden dari 400 responden (9,00%) yang memberikan

suaranya dalam Pileg 2014 atas Partai Politik pilihannya terkait dengan pemberian calon

legislatif, tim sukses atau pengurus partai yang mendatangi pemilih.

Kondisi keterpengaruhan atau perilaku pemilih terkait pemberian uang dapat

dijelaskan oleh jawaban responden sebagai keharusan untuk tidak mengingkari

tanggungjawab yang ditunjukkan dalam perilaku pemilih sebagai tanggapan atau mereka

atas pemberian yang telah diterima dengan gambaran bahwa pemberian merupakan perhatian

kepada masyarakat, merasa terbantu secara ekonomi, serta adanya ungkapan aji mumpung

“Kapan lagi kita menerima pemberian dari calon legislatif, kalau bukan saat mereka

memerlukan suara kita, sehingga terima saja uangnya pilihannya kita yang tahu”.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 36 9,00 9,00 9,00

Tidak 364 91,00 91,00 100,00

Total 400 100,0 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.65. Keterpengaruhan responden karena pemberian Uang dan barang

Page 192: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

85

C.4.3. Kehadiran Pemilih di TPS pada Pemilu Legislatif tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, erat

hubungannya dengan pengetahuan responden dan sudah terdaftar di DPT (Daftar Pemilu

Tetap). Dari 400 responden mengaku 396 responden (99,00 %) menyatakan terdaftar dalam

DPT, sedang 4 orang (1,00 %) ditemukan tidak terdaftar. Temuan itu diperoleh, karena

responden utama dan 5 responden cadangan yang sudah didaftar tidak ditemukan enumerator,

sehingga langkah berikutnya mengambil keterangan dari responden cadangan terdekat dan

ternyata 4 responden tersebut mengaku belum terdaftar di DPT.

Salah satu indikator tingkat partisipasi politik pemilih dapat ditelusuri dari kehadiran

pemilih di TPS saat pemberian suara dalam Pemilu. Berdasarkan hasil penelitian ini, 97 %

responden menyatakan datang memberikan suaranya di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu.

Page 193: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

86

1 Bangun Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )

2 Batang Kuis 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

3 Beringin  8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )

4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

7 Gunung Meriah 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

8 Hamparan Perak 18 ( 4,50% ) 2 ( 0,50% )

9 Kutalimbaru 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )

10 Labuhan Deli 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

11 Lubuk Pakam 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )

13 Pantai Labu 19 ( 4,75% ) 1 ( 0,25% )

14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

16 Pancur Batu 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

17 Patumbak 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

18 Sibolangit 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total hadir di TPS 388 ( 97,00% )

Tidak hadir di TPS 12 ( 3,00% )

Jumlah

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.66. Kehadiran Responden datang ke TPS sewaktu Pemilu Legislatif tahun 2014

No Kecamatan

400 (100% )

Ke TPS sewaktu Pileg?

Ya Tidak

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi perhatian, terutama

dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang tidak melakukan pencoblosan

(Golput) ditambah yang tidak terdaftar. Persoalan registrasi pemilih yang masih

mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang,

ternyata masih memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data

Page 194: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

87

pemilih, diakibatkan adanya kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door

menjumpai masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat digunakan sebagai

rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih, sementara penduduk belum

melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu Keluarga. Keadaan ini dapat mengakibatkan

pemilih berpeluang untuk mencoblos lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas keberadaan

orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya jumlah pemilih tidak

terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat melanggar asas Jurdil Pemilu.

Fenomena tingginya angka ghost-voter terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang

tidak terdaftar dan pemilih terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang

mendatangkan masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat

menjadi bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 tingkat DPRD Kabupaten Deli Serdang, adalah

seperti pada tabel berikut ini.

Page 195: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

88

No Dapil Nasdem PKB PKS PDIP Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP Hanura PBB PKPI Jumlah suara sah

Jumlah suara tidak sah

Jumlah Suara sah dan Tidak Sah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sunggal 3.394 1.972 8.079 10.051 27.887 11.573 7.004 7.151 3.031 3.341 2.783 5.010 91.276 4.396 95.672

2 Hamparan Perak 3.204 9.045 3.175 4.810 7.657 4.781 7.691 8.538 4.407 7.433 1.492 1.585 63.818 3.414 67.232

3 Labuhan Deli 1.050 1.946 1.066 3.307 998 4.653 5.811 794 1.437 786 192 227 22.267 1.152 23.419

Percut Sei Tuan 7.674 10.834 10.144 17.937 16.377 21.403 15.786 8.505 15.185 6.017 5.731 2.858 138.451 1.395 139.846

1Tanjung Morawa 8.982 7.293 4.207 11.641 13.448 5.322 11.362 6.224 5.284 6.522 1.668 3.216 85.169 2.116 87.285

Patumbak 3.504 731 2.287 4.558 3.448 6.075 3.019 1.777 3.122 2.880 725 1.621 33.747 1.197 34.944

1 Batang Kuis 1.422 1.747 2.588 2.587 1.725 1.879 2.358 3.289 1.723 486 3.434 364 23.602 1.179 24.781

23 Lubuk Pakam 993 401 1.474 6.944 6.642 4.700 4.150 6.429 1.807 457 1.735 2.644 38.376 1.304 39.680

Pagar Merbau 616 262 787 2.808 5.031 2.890 627 3.054 549 310 360 264 17.558 636 18.194

Pantai Labu 705 491 1.242 2.216 3.849 2.407 2.915 1.226 317 303 1.813 1.102 18.586 1.223 19.809

1 Beringin 1.843 593 1.843 3.042 3.319 7.330 1.477 1.889 945 1.913 402 1.553 26.149 864 27.013

1 Gunung Meriah 82 10 22 390 528 179 131 2 30 142 0 12 1.528 42 1.570

2 STM Hulu 248 80 279 864 1.665 279 337 319 208 1.700 74 50 6.103 160 6.263

3 STM Hilir 597 486 960 3.040 2.290 655 899 938 283 3.814 248 200 14.410 433 14.843

4 Bangun Purba 1.079 200 839 1.019 1.274 1.363 2.146 1.285 143 1.205 1.038 17 11.608 459 12.067

5 Galang 4.176 1.118 2.124 4.055 3.561 2.208 2.585 4.031 551 4.734 2.388 20 31.551 1.104 32.655

1 Sibolangit 584 125 115 1.888 2.144 1.125 1.781 413 23 1.306 24 209 9.737 273 10.010

2 Kutalimbau 2.275 294 551 1.455 1.985 3.368 2.584 262 932 2.398 59 155 16.318 416 16.734

3 Pancur Batu 1.251 524 2.264 5.722 4.731 5.242 5.681 1.545 662 5.950 325 1.095 34.992 1.258 36.250

4 Namorambe 468 436 965 7.576 1.616 1.734 859 378 326 419 131 366 15.274 403 15.677

5 Biru-biru 2.314 383 780 2.064 2.563 3.285 584 1.310 544 235 116 1.131 15.309 462 15.771

6 Deli Tua 2.010 1.694 1.543 3.677 4.425 1.661 917 2.808 2.586 611 2.301 463 24.696 836 25.532

48.471 40.665 47.334 101.651 117.163 94.112 80.704 62.167 44.095 52.962 27.039 24.162 740.525 24.722 765.247

6,55% 5,49% 6,39% 13,73% 15,82% 12,71% 10,90% 8,39% 5,95% 7,15% 3,65% 3,26% 100,00%

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.67. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Partai Politik untuk DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

Jumlah Perolehan Suara

Presentase Perolehan Suara

Deli Serdang 1

Deli Serdang 2

Deli Serdang 3

Deli Serdang 4

Deli Serdang 5

Deli Serdang 6

Page 196: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

89

Berdasarkan Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014,

jumlah pemilih terdaftar sebanyak 1.338.124 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari

pemungutan suara sesuai Tabel IV.67. Rekapitulasi Perolehan Suara Partai Politik untuk

DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah sebanyak 765.247

suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten Deli Serdang di Kabupaten Deli Serdang sebesar 57.19% (Sumaber : Data

KPU DS)

D. Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

D.1 Landasan/Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

1. Undang-Undang No 42 Tahun 2008, Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

2. Undang-Undang No 15 Tahun 2011, Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP, No. 13 Tahun 2012, No. 11 Tahun

2012, No. 01 Tahun 2012, Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

4. Peraturan KPU No. 4 Tahun 2014 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

5. Peraturan KPU No. 09 Tahun 2014 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Dalam

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

6. Peraturan KPU No. 19 Tahun 2014 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di

TPS Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

Page 197: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

90

D.2. Data Pemilih Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

L P JLH L P JLH1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.025 1.064 2.089 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.589 4.706 9.295 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.448 7.848 15.296 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 13.079 13.885 26.964 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 31.231 32.620 63.851 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.439 13.149 25.588 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.457 13.144 25.601 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.740 12.001 23.741 75

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 8.095 8.237 16.332 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.677 23.504 46.181 124

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.145 75.973 151.118 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.066 32.173 64.239 134

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 20.266 21.076 41.342 86

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 95.165 93.979 189.144 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 54.089 52.878 106.967 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 22.206 21.438 43.644 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.914 133.315 268.229 580

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.221 23.344 46.565 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.441 16.114 32.555 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.723 19.838 39.561 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.079 41.579 81.658 186

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 13.026 13.103 26.129 70

394 935.240 911.022 1.846.262 671.121 674.968 1.346.089 3.371Sumber : Data KPU-DS

KecamatanJumlah Desa/

Kelurahan

Jumlah Penduduk

Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 Kabupaten Deli Serdang

Jumlah

Jumlah TPS

PilpresJumlah PemilihNo

D.3. Sosialiasi Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden tahun 2014 untuk memilih pemimpin negara kesatuan Republik

Indonesia yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu memerlukan kegiatan

sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak

pilihnya pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 khususnya di daerah

pemilihan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan

pemimpin negara.

Kegiatan sosialisasi tentang informasi sistem pemilihan pasangan Calon

Presiden/Wakil Presiden yang lebih intens dilakukan eskpos melalui media, sehingga

Page 198: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

91

pengetahuan pemilih tentang teknis pelaksanaan Pemilu Presiden lebih baik. Kegiatan ini

diyakini mampu mengatasi kekurangan informasi tentang sistem pencoblosan pada pemilu

Pilpres tahun 2014 lalu, karena hanya akan mencoblos 2 (dua) pasangan saja. Seperti yang

terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 336 84,00 84,00 84,00

Belum memadai 50 12,50 12,50 96,50

Tidak ada 14 3,50 3,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.69. Tanggapan responden tentang informasi mengenai sistem pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Belum mengetahui programnya 3 6,00 6,00 6,00

Informasinya belum jelas 10 20,00 20,00 26,00

Kurang sosialiasi melalui media 3 6,00 6,00 32,00

Kurang sosialisasi ke masyarakat 25 50,00 50,00 82,00

Masyarakat apatis 3 6,00 6,00 88,00

Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung

3 6,00 6,00 94,00

Tidak mengikut perkembangan politik 3 6,00 6,00 100,00

Total 50 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.70. Alasan belum memadai

Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil dan track record calon

Presiden dan Wakil Presiden, 23 dari 400 responden (5,75 %) menyatakan tidak mendapat

informasi, 52 responden (13,00 %) menyatakan belum memadai, dengan alasan tertinggi

kurang mengenal calonnya sebanyak 20 responden (38,46 %) . Meskipun terdapat 325

responden (81,25 %) menyatakan informasi yang dimaksud sudah memadai, seperti yang

tertera pada tabel berikut ini.

Page 199: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

92

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Sudah memadai 325 81,25 81,25 81,25

Belum memadai 52 13,00 13,00 94,25

Tidak ada 23 5,75 5,75 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.71. Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil, track record calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Informasi belum jelas 5 9,62 9,62 9,62

Kurang mengenal calonnya 20 38,46 38,46 48,08

Kurang sosialisasi di media 5 9,62 9,62 57,69

Kurang sosialisasi ke masyarakat 12 23,08 23,08 80,77

Tidak mengerti 5 9,62 9,62 90,38

Tidak mengikuti perkembangan politik 5 9,62 9,62 100

Total 52 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

IV.72. Alasan belum memadai

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu Presiden dan wakil Presiden tahun 2014 dengan memberikan skor 1-10, dimana,

penilaian dari angka 1 sampai 5, merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk

angka 6 -10, merupakan penilaian yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam

mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2014 dan sosialisasi partai politik pendukung yang

berkontes, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi

ternyata merupakan media yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 334 orang

(83,50%), diikuti dengan iklan luar ruang sebesar 293 Orang (73,25 %), serta Iklan/Berita di

Surat Kabar/ Majalah sebanyak 240 responden (60,00%). Sedangkan publikasi melalui media

sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak 301 responden (75,25

%) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian juga dengan media

online sebanyak 295 responden (73,75 %) dan kunjungan pengurus partai politik pendukung

sebanyak 247 responden (61,75%)

Page 200: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

93

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 11,25% 0,25% 0,00% 1,00% 4,00% 8,25% 22,00% 28,50% 10,75% 14,00%

b. Iklan/Berita di Radio 31,75% 7,00% 3,00% 5,75% 13,00% 16,50% 14,75% 5,75% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll 23,50% 2,00% 2,25% 4,00% 8,25% 17,75% 18,75% 16,00% 3,00% 4,50%

d. Iklan/Berita di media online 45,75% 7,25% 4,25% 5,75% 10,75% 11,00% 7,25% 5,50% 1,50% 1,00%

e. Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

50,75% 5,75% 4,75% 5,50% 8,50% 12,25% 7,00% 3,75% 0,75% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

14,25% 0,75% 2,50% 1,25% 8,00% 12,50% 19,25% 26,00% 8,75% 6,75%

g. Kampanye Partai Politik 21,75% 2,00% 4,00% 4,50% 15,50% 21,50% 12,75% 12,50% 3,50% 2,00%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik 28,00% 3,00% 5,00% 7,00% 18,75% 20,00% 9,00% 5,75% 2,25% 1,25%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28,50% 1,25% 3,75% 4,00% 10,50% 20,75% 15,25% 12,75% 1,75% 1,50%

k. Pendidikan Politik 50,00% 4,50% 6,75% 4,00% 8,25% 11,00% 4,75% 8,25% 1,75% 0,75%

l. Lainnya, sebutkanSumber: Data Survey, Juli 2015

No Bentuk media sosialisasiS K O R (persen)

IV.73. Skor penilaian Responden terhadap bentuk media sosialisasi yang efektif tentang Calon Presiden/Wakil Presiden peserta Pemilu tahun 2014 lalu:

D.4. Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Pipres tahun 2014 lalu, erat hubungannya

dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya dalam DPT, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kondisi yang sama dengan terdaftarnya responden di dalam Pileg, dimana

396 (99 %) orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan ini disebabkan oleh pengetahuan pemilih atas terdaftarnya

mereka dalam DPT, karena responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir

pendaftaran, dan ingatan responden manakala petugas datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkannnya sebagai calon pemilih Pileg tahun 2014 lalu.

Page 201: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

94

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.6. Apakah terdaftar sebagai pemilih pada Pilpres ?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 202: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

95

Ya Tidak1 B. Purba 24(6%) 1(0,3%)

2 Batang Kuis 10(2,5%) 0(0%)

3 Beringin 8(2%) 2(0,5%)

4 Biru-biru 15(3,8%) 0(0%)

5 Deli Tua 10(2,5%) 0%

6 Galang 29(7,5%) 1(0,3%)

7 Gunung Meriah 10(2,5%) 0(0%)

8 Hamparan Perak 18(4,5%) 2(0%)

9 Kutalimbaru 15(3,8%) 0(0%)

10 Labuhan Deli 10(2,5%) 0(0%)

11 Lubuk Pakam 15(3,8%) 0(0%)

12 Namorambe 35(5,5%) 0(0%)

13 P. Labu 19(4,8%) 1(0%)

14 Percut Sei Tuan 19(4,8%) 1(0,3%)

15 Pagar Merbau 15(3,8%) 0(0%)

16 Pancur Batu 23(6,3%) 2(0,5%)

17 Patumbak 10(2,5%) 0(0%)

18 Sibolangit 29(7,3%) 1(0,3%)

19 STM Hilir 15(3,8%) 0(0%)

20 STM Hulu 20(5%) 0(0%)

21 Sunggal 14(3,5%) 1(0%)

22 Tanjung Morawa 23(5,5%) 2(0,5%)

Total 386 (96,50 % ) 14 (5,50% )Sumber: Data Survey, Juli 2015

No KecamatanApakah datang ke TPS sewaktu Pilpres ?

Tabel IV.74. Kehadiran responden pada Pilpres Tahun 2014

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada pasangan calon tertentu, merupakan keputusan yang

dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat

pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh

partai politik pengusung calon yang dialami pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam

mengakses layanan publik dapat pula mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam

mengidentifikasikan calon pilihannya atau berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik

tertentu.

Page 203: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

96

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Janji 1 7,14 7,14 7,14

Karena katanya membantu masyarakat 1 7,14 7,14 14,29

Pulang kampong 1 7,14 7,14 21,43

Sedang ada pekerjaan 3 21,43 21,43 42,86

Tidak ada surat memilih 7 50,00 50,00 92,86

Tidak terdaftar 1 7,14 7,14 100,00

Total 14 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.75. Alasan tidak mencoblos pada Pilpres 2014

Dalam pelaksanaan pemilu Presiden dan wakil Presiden 2014 lalu, ternyata tingkat

kesiapan pemilih untuk memantapkan pilihannnya sebelum masuk kedalam bilik suara sudah

tinggi, dimana hanya 383 responden (95,75%) yang telah memiliki preferensi pilihan

pasangan calon yang akan dipilih, sedangkan 10 responden (2,50%) belum memiliki pilihan

saat memasuki bilik suara, sehingga pilihannya dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan

kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik dan ‘gambling’. Dan sebanyak 7 responden

(1,75%) enggan untuk menjawab pertanyaan dari enumerator.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.7 Apakah mempunyai kesiapan untuk mencoblos calon presiden dan wakil Presiden ?

95,75%

2,50% 1,75%

Ya 383

Tidak 10

Tidak menjawab 7

Page 204: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

97

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.76. Perilaku responden di dalam bilik suara, apakah memilih calon presiden dan wakil presiden sesuai yang akan dipilih sebelum sampai di TPS pada Pemilu 2014

Terkait dengan politik uang dan pemberian barang pada pemilihan umum Presiden

dan wakil Presiden tahun 2014, responden menjawab beberapa hal seperti pada tabel berikut.

Bentuk Pemberian

a.      Uang

b.      Barang tertentu

c.       Sembako

d.      Bibit atau pupuk

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Ya Tidak

Tabel IV.77. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur Calon Presiden dalam Pilpres 2014 lalu yang memberikan hal-hal berikut ini

1,75% (7)

3,75% (15)

3,5% (14)

2% (8)

98,25% (393)

96,25% (385)

96,5% (386)

98% (392)

Dampak dari politik uang atau pemberian barang tertentu dari pasangan calon, partai

politik pengusung dan tim sukses pasangan calon menunjukkan bahwa hanya 11 responden

(2,75%) menyatakan mencoblos karena pemberian tersebut sedangkan 389 responden

(97,25%) menyatakan tidak terpengaruh oleh pemberian yang disebutkan diatas, seperti dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 11 2,75 2,75 2,75

Tidak 389 97,25 97,25 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.78. Keterpengaruhan responden karena Pemberian Uang dan barang

Page 205: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

98

Dalam mengambil keputusan terkait dengan memilih pasangan calon Presiden dan

wakil Presiden pada pemilu 2014 tentu banyak hal yang menjadi pertimbangan para pemilih,

hal-hal dimaksud adalah Jenis kelamin, Agama, Asal suku, asal partai politik dan program

calon. Hasil survey menunjukkan seperti tabel di bawah ini.

No Faktor

1 Jenis kelamin calon

2 Agama calon

3 Asal suku bangsa calon

4 Asal partai politik

5 Program calon

Sumber: Data Survey, Juli 2015

84,25%

Tak menjadi pertimbangan

47,75%

47,00%

82,25%

68,75%

15,75%

Menjadi pertimbangan

52,25%

53,00%

17,75%

31,25%

Tabel IV.79. Faktor pertimbangan Responden untuk memilih calon Presiden danWakil Presiden

Page 206: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

99

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Gunung Meriah

Tjg Morawa Sibolangit Kutalimba

ruPancur Batu

Namorambe

S ibiru-biru S TM Hilir Bangun

Purba Galang STM Hulu Patumbak Jumlah Dipindah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Prabowo – Hatta 346 53.850 1.544 5.830 14.120 6.089 5.521 4.465 4.991 17.163 1.225 21.645 136.789

2 Jokowi-Jusuf Kalla 1.174 38.606 8.376 10.574 24.919 9.772 10.274 10.386 6.222 12.898 5.003 15.801 154.005

1.520 92.456 9.920 16.404 39.039 15.861 15.795 14.851 11.213 30.061 6.228 37.446 290.794

31 362 54 79 139 65 88 70 36 131 38 151 1.244

1.551 92.818 9.974 16.483 39.178 15.926 15.883 14.921 11.249 30.192 6.266 37.597 292.038

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Jumlah Pindahan

Deli Tua S unggalHamparan

PerakLabuhan

DeliPercut Sei

TuanBatang Kuis

Lubuk Pakam

Pagar Merbau

Pantai Labu Beringin

Jumlah Akhir Presentase

1 Prabowo-Hatta 136.789 15.102 53.262 44.699 15.933 91.428 16.245 18.379 10.146 10.445 12.254 424.682 53,19%

2 Jokowi-Jusuf Kalla 154.005 11.411 52.339 23.338 10.437 62.678 8.625 21.223 7.753 8.143 13.808 373.760 46,81%

290.794 26.513 105.601 68.037 26.370 154.106 24.870 39.602 17.899 18.588 26.062 798.442

1.244 139 387 205 79 531 95 136 69 97 73 3.055

292.038 26.652 105.988 68.242 26.449 154.637 24.965 39.738 17.968 18.685 26.135 801.497

Sumber: KPU Deli Serdang, 2014

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Tabel IV.80. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilu Presiden tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang

Jumlah Suara Sah

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Jumlah Suara Sah

Page 207: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

100

Berdasarkan Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.346.089 pemilih tetapi jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan

suara sesuai Tabel IV.80. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang dan jumlah suara tidak sah sebanyak

801.497 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang sebesar 59.54% (Sumaber : Data KPU DS)

Page 208: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Partisipasi Pemilih dalam setiap Pemilu di Kabupaten Deli Serdang dapat ditelusuri dari

kehadiran dan ketidakhadiran (voter turn-out) di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

yang dipengaruhi beragam penyebab. Salah satu hal terkait masalah kehadiran pemilih

dalam Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kecenderungan bahwa: (a) Akurasi tahapan pemutakhiran data

pemilih. Persoalan paling sensitif dalam pelaksanaan pemilu Kabupaten Deli Serdang

yang paling rawan berhubungan dengan adanya NIK Ganda (b) Dinamika mobilitas

penduduk yang tergolong pada komuter yaitu penduduk yang bekerja di kota Medan

secara ulang-alik ke Kabupaten Deli Serdang, dimana terdaftar sebagai penduduk yang

memiliki KTP Kabupaten Deli Serdang, namun karena mereka harus bekerja di Kota

Medan dan tidak libur secara fakultatif menyebabkan ketidak pastian mereka dalam

kehadirannya di TPS. (c) Persebaran luasnya lahan Eks HGU perkebunan,

menyebabkan tingginya angka penggarap yang berasal dari banyak Kabupaten/kota lain

Sumatera Utara yang menjadi pemukim di Kabupaten Deli Serdang, yang belum

berstatus penduduk yang terdaftar dalam DPT Pemilu di Kabupaten Deli Serdang. (d)

Masalah tinggi rendahnya kehadiran dan ketidak hadiran pemilih (voting turn-out)

bersumber dari kekurang akuratan DPT Pemilu yang diakibatkan oleh metode verifikasi

dan pemutakhiran data pemilih sehubungan dengan fenomena “ghost voter”, yaitu

pemilih yang terdaftar dalam DPT yang digunakan sebagai referensi undangan terhadap

pemilih, tetapi pada saat hari H ternyata tidak datang atau tidak hadir ke TPS. Ketidak

hadiran pemilih (voter in-absentia) di TPS karena faktor diatas diakibatkan oleh

penduduk yang telah meninggal, pindah, melanjutkan studi dan bekerja di perantauan

(daerah lain) tetapi masih tetap terdaftar dalam Kartu Keluarga dan DPT yang disahkan

oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

2. Tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau

Page 209: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

102

elite politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang

berdampak pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit

dengan aspirasi masyarakatnya. Kondisi ini tergambar dari keikutsertaan dari

responden sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi

keagamaan (36,5 %) dan organisasi sosial (15,5 %). Sedangkan yang aktif dalam

kegiatan LSM dan partai politik sangat rendah yaitu masing-masing 1,5 % dan 1,3%.

3. Pengenalan pemilih yang dijadikan responden dalam penelitian ini terhadap figure

calon legislatif, calon kepala daerah, mulai dari tingkat Gubernur sampai Bupati, dan

Presiden serta Partai Politik yang dipilih ternyata banyak dipengaruhi oleh faktor

sosialisasi politik yang telah diterima, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi dan

merubah preferensi pemilih terhadap Capres/Cawapres, caleg pilihannya dan Parpol,

terutama bagi para responden yang baru pertama sekali mengikuti Pemilu atau

mengejawantahkan kedaulatan politiknya dalam memilih pejabat politik yang

mewakilinya di lembaga legislatif dan pemerintahan.

4. Tingkat kepuasaan masyarakat (pemilih) terhadap kinerja Pemerintah (Nasional,

Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang) yang rendah juga menjadi salah

satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Deli Serdang,

dimana masyarakat Deli Serdang beranggapan bahwa siapapun yang dipilih, tidak aka

nada perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, terbukti dari

banyaknya persoalan mulai dari harga bahan pokok yang terus meningkat, fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang belum merata serta infrastruktur jalan yang belum

terbangun sampai ke desa-desa terpencil.

5. Kurangnya sosialisasi mengenai kepemiluan mulai dari Pilkada Kepala Daerah

(Gubernur dan Bupati), Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu

Presiden/Wakil Preside yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu (KPU) dan Partai

Politik juga berperan penting dalam menyebabkan rendahnya partisipasi Pemilih dalam

setiap momen pemilihan umum di Kabupaten Deli Serdang.

Page 210: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

103

B. REKOMENDASI

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dalam mengatasi

rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam setiap pemilu di Kabupaten Deli Serdang adalah

sebagai berikut :

1. Konsekuensi dari fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang hadir ke TPS dapat

menimbulkan persoalan yang menjadi titik rawan dalam setiap penyelenggaraan

pemilu legislatif, pilpres dan Pilkada. Karena itu, masalah pemutakhiran data pemilih

harus dilakukan dengan ketelitian dan sistem yang andal setiap tahun oleh KPU

Kabupaten Deli Serdang bersama dengan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dengan

menetapkan metode verifikasi dan revisi data pemilih secara terukur dan faktual.

2. Kualitas Pemilui tidak dapat hanya diukur dari tingginya partisipasi pemilih yang

hadir ke TPS tanpa dibarengi prilaku pemilih yang rasional. Karena ini KPU Deli

Serdang harus bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya Partai Politik, DPRD,

dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melakukan pendidikan pemilih secara

reguler dengan sistem pendidikan politik yang dilengkapi dengan kurikulum yang

aplikatif yang dapat memenuhi tujuan demokratisasi dan kedaulatan rakyat.

3. Sosialisasi yang intens dengan menggunakan media-media kreatif yang mudah

dijangkau/diakses oleh Pemilih dan juga memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat

(Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan) untuk dapat lebih cepat

menyampaikan informasi baik mengenai tahapan pemilu maupun berkaitan dengan

calon/peserta pemilu baik kepala daerah, legislative maupun presiden.

Page 211: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

104

DAFTAR PUSTAKA

American Center For International Labor Solidarity (ACILS), (1999), A Handbook For

Long-term Election Monitors: Indonesian General Elections 1999.

Budiarjo, Miriam (1994), Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Burns, D. (2000), “Can Local Democracy Survive Governance?” , Urban Studies, Vol. 37,

No. 5-6.

Burns, D., Hambleton, R. & Hogget, P. (1994), The Politics of Decentralisation

(Basingtoke: Macmillan).

Diamond, Larry (ed.), (1988), Democracies in Developing Countries, Lynne Riener Pub.,

Boulder, Colorado, vol. 3.

Duverger, Maurice, 2002, Sosiologi Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Feith, Herbert dan Castles, Lance (1988), Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965,

LP3ES, Jakarta.

Firmanzah, 2010, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan dan Marketing Politik: Pembelajaran

Politik Pemilu 2009, Yayasan Obor, Jakarta.

Grote, J. R and Gbikpi, B., eds (2002) Participatiry Governance, Opladen : Verlag Leske +

Budrich.

Harun, Rochayat dan Sumarno, 2006, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Mandar Maju,

Bandung.

Held, David, 1996, Model of Democracy, Stanford University Press, Cambridge.

Marijan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,

Penerbit Kencana, Jakarta.

Mas’oed Mochtar dan Mac Andrews, Colin, (2001), Perbandingan Sistem Politik, Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Musa, Ali Masykur, 2003, Sistem Pemilu: Proporsional Terbuka Setengah Hati, Pustaka

Indonesia Satu, Jakarta.

Rahman, Arifin, 2002, Sistem Politik Indonesia, Dalam Perspektif Struktural Fungsional,

Penerbit SIC, Surabaya.

Page 212: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

105

Richardson, Henry S., 2002, Democratic Authonomy: Public Reasoning about the Ends of

Policy, Oxford University Press, New York.

Riswandi, 2009, Komunikasi Politik, Graha Ilmu Universitas Mercubuana, Jakarta.

Roode, Charlton Clymer, dkk, 2000, (terj.), Pengantar Ilmu Politik, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Romli, Lili, 2010, Evaluasi Pemilu Legislatif 2009, Tinjauan atas Proses Pemilu, Jurnal

Penelitian Politik, Vol. 7 No. 1/2010, LIPI, Jakarta.

Schmitter, P. (2000). “Participation in Governance Arrangement” , (in) Grote, J. R. and

Gbikpi, B., eds (2002).

United States Information Service (USIS), (tanpa tahun), Unsur-Unsur Pemilihan Umum

Demokratis dalam Apakah Demokrasi Itu? (Jakarta: USIS, Indonesia)

Varma, SP, 1999, Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta.

Wilopo, (1978), Zaman Pemerintahan Partai-Partai Dan Kelemahan- Kelemahannya,

Yayasan Idaya, Jakarta.

Page 213: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

i

LAPORAN HASIL SURVEY PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN

DAN KETIDAK HADIRAN PEMILIH DI TPS (VOTER TURN-OUT)

PEMILU TAHUN 2014 DI KABUPATEN DELI SERDANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

Jl. Karya Jasa No. 8 Lubuk Pakam www.kpu-deliserdangkab.go.id

Page 214: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilu yang berlangsung di Indonesia pasca reformasi sudah empat kali yaitu tahun

1999, tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014. Pemilu merupakan sarana dan instrumen

demokrasi bagi rakyat untuk mengelola partisipasi politiknya. Karena secara teoritik pemilu

merupakan salah satu arena memikat hati kalangan pemilih maupun calon pemilih agar partai

dipilih sehingga lolos threshold bahkan mampu menang dan menjadi partai politik mayoritas

dalam parlemen. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Romli (2010:93) menunjukkan

bahwa dalam menarik minat pemilihnya maka bentuk komunikasi politik yang paling kerap

dilakukan partai politik adalah kegiatan kampanye dalam Pemilu legislatif (Pileg) tahun 2009

dengan empat kecenderungan tipe pesan kampanye yaitu (1) identitas diri, (2) penonjolan

perestasi, (3) penonjolan ideologi, dan (4) pemaparan program. Media komunikasi politik

yang digunakan sudah mulai beragam baik yang konvensional (spanduk, brosur, kalender)

maupun yang modern (facebook, sms, email).

Sebaliknya kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam

menyumbangkan suaranya dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada partai politik dan kandidat tertentu, merupakan keputusan

yang dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan

dapat pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dialami

oleh pemilih. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat mempengaruhi pola

ekspresi pemilih terhadap identifikasi parpol pilihan atau berafiliasinya dalam partai politik.

Penilaian pemilih terhadap pola akomodasi kepentingan rakyat terhadap legislatif dan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi

dan pandangan masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas peserta Pemilu tahun

2014 lalu. Berdasarkan hasil penelitian Romli (2010: 94) bahwa prilaku memilih dalam

Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka

kecenderungan pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi

(suku, jenis kelamin, dan agama) (2) perbedaan konsentrasi basis massa partai politik

mempengaruhi perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka

peranan patrón sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih

mempengaruhi pilihan masyarakat yang tinggal di pedesaan dan ada temuan berlangsungnya

Page 215: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

2

perilaku transaksional, sedangkan di perkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari

media tv, radio, koran dapat mempengaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang

signifikan atas perolehan suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka

pemilih yang rasional idealis (kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi,

platform dan program parpol ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional

realistis (mempertimbangkan kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Ekspektasi atas peningkatan partisipasi pemilih dalam rangkaian Pemilu yang telah

berlangsung selama ini di Kabupaten Deli Serdang ternyata menggambarkan fakta yang

berbeda. Terjadi fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang kadang tinggi ataupun rendah,

sehingga menjadi relevan dan penting untuk dievaluasi dan dikaji faktor kausalnya. KPU

Kabupaten Deli Serdang sebagai Penyelenggara Pemilu memandang langkah evaluasi

melalui suatu riset untuk mendalami faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap

partisipasi politik pemilih berdasarkan kehadiran dan ketidak hadiran di TPS dalam Pemilu

Legislatif tahun 2014, Pemilu Presiden tahun 2014 dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

tahun 2013 lalu.

B. Perumusan Masalah

Dari paparan di atas, yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk, metode, dan saluran komunikasi dan pendidikan politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

serta Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu untuk meningkatkan

kehadiran pemilih ke TPS?

2. Bagaimanakah tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu Legislatif,

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013 lalu?

3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kehadiran dan ketidakhadiran pemilih dalam

Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pilkada Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013 lalu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan kajian ini terkait dengan:

1. Untuk menggambarkan bentuk, metode, dan saluran komunikasi politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan

Page 216: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

3

Pilkada Kabupaten Deli Srdang tahun 2014 yang lalu dalam upayanya

meningkatkatkan kehadiran pemilih di TPS-TPS.

2. Untuk menggambarkan tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu

legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2013 lalu?

3. Untuk menggambarkan karakteristik faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran dan

ketidakhadiran pemilih dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu.

D. Manfaat Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini, sebagai:

1. Referensi mengenai deskripsi ragam komunikasi dan pendidikan politik berbasis

evaluasi proses Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, khususnya

dokumen yang menggambarkan kondisi kecenderungan partisipasi politik pemilih.

2. Database mengenai gambaran pandangan dan harapan pemilih yang mempengaruhi

tingkat partisipasi politiknya khususnya kehadiran dan ketidakhadiran di TPS-TPS

dalam setiap Pemilu 2014 lalu, yang dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara Pemilu

dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk strategi peningkatan

partisipasi pemilih dalam Pemilu berikutnya.

Page 217: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

4

BAB II

METODOLOGI

A. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemilih Kabupaten Deli Serdang yang ikut serta

dan tidak ikut memberikan suara dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden, dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu, baik laki-laki maupun

perempuan.

Luasnya wilayah sampel dan besarnya jumlah populasi serta kerumitan dalam

mengidentifikasi responden, menjadi dasar utama peneliti dalam menetapkan teknik

penarikan sampel dan responden penelitian ini secara acak sederhana berbasis data DPT

(Data Pemilih Tetap) Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, karena Pemilu Legislatif tahun 2014

lalu adalah tahapan Pemilu yang paling awal dan DPTnya dipelakukan sebagai basis data

pemilih yang diperbaiki oleh KPU Kabupaten Deli Serdang untuk pembaruan DPT Pemilu

lainnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT Pemilu Legislatif oleh KPU Deli Serdang, maka

jumlah pemilih terdaftar pada 394 PPS, 3485 TPS adalah 1.338.124 orang,

Dengan teknik multistage sampling, wilayah sampel Kecamatan ditetapkan keseluruhan

yaitu 22 kecamatan. Sedangkan pemilihan wilayah sampel desa ditetapkan secara purposive

dan proporsional dengan teknik acak sederhana. Jumlah responden penelitian adalah 400

(empat ratus) orang, dimana jatah masing-masing wilayah sampel kecamatan dan desa

ditetapkan berdasarkan proporsionalitas. Penetapan responden yang diwawancarai secara

berstruktur pada desa dan kelurahan terpilih dalam penelitian ini dilakukan sesuai prinsip

acak sederhana berbasis DPT PPS sesuai kuota yang dimiliki masing-masing. Responden

terpilih ditemui dan diwawancarai oleh enumerator sesuai dengan teknik wawancara

berstruktur.

Unit analisa penelitian ini adalah individu, bukan rumah tangga (household). Alasannya

karena hak memilih adalah hak politik dan keputusan individual, bukan keputusan kolektif,

selaras dengan prinsip pemilu yang salah satu sifatnya adalah rahasia.

Page 218: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

5

Tabel II.1 Kerangka Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah

Pemilih

Jumlah

Desa/Kelu

rahan

Proporsi

Sampel

Desa

(20 %)

Jumlah Responden

F %

1 GUNUNG MERIAH 2.105 12 2 10 2,50

2 STM. HULU 9.385 20 4 20 5,00

3 SIBOLANGIT 15.396 30 6 30 7,50

4 KUTALIMBARU 26.439 14 3 15 3,75

5 PANCUR BATU 63.265 25 5 25 6,25

6 NAMORAMBE 25.630 36 7 35 8,75

7 BIRU-BIRU 25.433 17 3 15 3.75

8 STM. HILIR 23.680 15 3 15 3.75

9 BANGUN PURBA 15.787 24 5 25 6.25

10 GALANG 45.796 29 6 30 7.50

11 TANJUNG

MORAWA

152.445 26 5 25 6.25

12 PATUMBAK 64.140 8 2 10 2.00

13 DELI TUA 39.127 6 2 10 2.00

14 SUNGGAL 187.733 17 3 15 3.75

15 HAMPARAN PERAK 105.570 20 4 20 5.00

16 LABUHAN DELI 41.917 5 2 10 2.50

17 PERCUT SEI TUAN 267.977 20 4 20 5.00

18 BATANG KUIS 46.920 11 2 10 2.50

19 PANTAI LIBU 33.403 19 4 20 5.00

20 BERINGIN 38.338 11 2 10 2.50

21 LUBUK PAKAM 81.886 13 3 15 3.75

22 PAGAR MERBAU 25.752 16 3 15 3.75

Jumlah 1.338.124 394 80 400 100,00

B. Teknik Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan dengan teknik survey yang menggunakan kuesioner

sebagai instrumen utama digunakan sebagai pedoman wawancara berstruktur. Dalam hal ini

Page 219: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

6

peneliti yang dibantu oleh enumerator mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden

untuk mendapatkan jawaban mengenai variabel penelitian yang relevan. Data utama studi ini

dikumpulkan dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan tertutup dan terbuka dalam

kuesioner yang menguraikan tujuan dalam ruang lingkup penelitian ini, yang meliputi (a)

identitas pemilih berdasarkan karakteristik status sosial ekonomi, etnis dan regionalitas,

pengalaman sosialisasi dan partisipasi politik (b) Pola perilaku dan preferensi pemilih dalam

dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2014 lalu, (c). Dampak pemberitaan media

sosialisasi dan intensitas komunikasi politik terhadap kehadiran pemilih di TPS-TPS, (d).

Faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran pemilih di TPS, (e) Pandangan pemilih terhadap

proses penyelenggaran Pemilu 2014 lalu, (f). Harapan pemilih terhadap penyelenggaran

Pemilu berikutnya.

Data sekunder dikumpulkan dengan studi dokumentasi, berupa data yang bersumber

dari berbagai referensi, kepustakaan, peraturan-peraturan, jurnal penelitian dan bahan-bahan

tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

C. Teknik Analisis Data

Data penelitian dipaparkan melalui kecenderungan pemusatan yang tertuang dalam

tabel frekuensi dan grafik. Untuk variabel-variabel penting yang saling berhubungan akan

diekpresikan dalam tabel silang, dimana signifikansi keterkaitannya dihitung dengan formula

statistik korelasional. Kecenderungan hubungan antar variabel penelitian berfungsi sebagai

eksemplar penjelasan angka-angka statistik terkait dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis penelitian (Supranto: 2004).

Selain itu, informasi yang terkumpul dari wawancara tidak berstruktur berguna sebagai

instrumen cross-check (konfirmasi) kebenaran normatif hasil survey. Dalam hal ini, temuan

survai dikomparasikan dengan hasil wawancara yang hasilnya digabungkan guna

mendapatkan kesimpulan praktis. Temuan teoritis dan informatif yang diperoleh dari studi

dokumentasi merupakan pemerkaya hasil penelitian, sehingga pembauran data primer dan

sekunder dipakai untuk membakukan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

Page 220: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demokrasi dan Pemilihan Umum

Sejarah demokrasi seringkali kabur dan terpotong-potong oleh sejarah hidupnya.

Kata demokrasi yang dalam bahasa Inggrisnya disebut democracy, awalnya bersumber dari

bahasa Perancis yaitu democratie yang dikenalkan pada abad ke 16. sebelumnya kata

demokrasi dirujuk dari bahasa Yunani (Greek) demokratia yang merupakan tautan dari kata

demos berarti rakyat (people) dan kratos berarti tatanan (rule) (Held, 1996: 1).

Penerapan demokrasi telah ada masa Athena Kuno sebagai kota tua (classical polis)

yang ditandai adanya persatuan, solidaritas, tingginya partisipasi dan dari terbatasnya jumlah

warga negara. Pada masa itu, warganegara tidak hanya dilibatkan dalam beragam kegiatan

diantaranya administrasi, keamanan, pembuatan hukum, hakim, perayaan yang berkaitan

dengan keagamaan, hiburan dan festival, dasarnya dikaitkan dengan legitimasi kehidupan

politik modern, tetapi mereka juga berkewajiban untuk melaksanakan penelitian dan

pengawasan terhadap penduduk yang tidak turut ambil bagian dalam negara (Held, 1996: 23).

Saat ini, demokrasi identik dengan legitimasi kehidupan politik modern, dimana

makna demokrasi menunjukkan modernitas sistem kedaulatan yang sangat beragam dan luas,

mulai dari pemerintah bervisi teknokrat sampai pada konsepsi kehidupan sosial yang ditandai

oleh ekstensifnya partisipasi politik.

Untuk Indonesia, secara historis, dapat dikategorikan pelaksanaan orde demokrasi di

Indonesia atas 4 (empat) bentuk, yaitu: Demokrasi Liberal (1950-1959), Demokrasi

Terpimpin (1959-1966), dan Demokrasi Pancasila (1966-1997), dan Demokrasi pasca orde

baru yaitu, era Reformasi (1998 – sekarang).

Demokrasi yang telah kita terapkan ternyata berubah-ubah esensi dan aplikasinya

dalam praktik politik di Indonesia. Demokrasi yang berlangsung dekade terakhir ini bahkan

bagi sebagian pihak disikapi secara berlebihan, terlalu bebas dan menitik beratkan pada

proses dan cara, sehingga menghasilkan pemerintahan dan tata hubungan kelembagaan

negara yang tidak stabil, serta seringkali diwarnai konflik-konflik kepentingan. Di sisi lain,

ada pula sikap yang menggunakan demokrasi sebagai tujuan dengan mengabaikan proses dan

cara-caranya, sehingga realitas demokrasi berwujud pada adanya kompromi atau deal-deal

politik yang menguntungkan sepihak dan sekelompok orang, yang pada giliran selanjutnya

justru mengabaikan kepentingan publik dan kemaslahatan masyarakat. Karena itu, perlu

Page 221: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

8

untuk ditegaskan bahwa demokrasi merupakan sebuah cita-cita sekaligus pengelolaan sebuah

negara secara beradab.

B. Teori Partisipasi

Partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi politik, yang

dianjurkan oleh demokrasi. Partisipasi warga masyarakat adalah pusat kekuasaan,

kewenangan dan kebijakan yang mengatur (mengelola) alokasi berada dalam konteks

governance, yakni relasi antara Negara (pemerintah) dan masyarakat (rakyat). Negara-

barang (sumberdaya) publik pada masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat hak sipil dan

politik, kekuasaan massa, kebutuhan hidup, dan lain-lain. Dengan demikian, partisipasi

adalah jembatan penghubung antara negara dan masyarakat agar pengelolaan barang-barang

publik membuahkan kesejahteraan bagi manusia sebagi individu maupun dalam sebuah

kelompok masyarakat (human wellbeing).

Partisipasi dalam Pemerintahan (govermance) cenderung merujuk pada keterlibatan

dan interaksi organisasi dan institusi yang mempunyai tanggung jawab terhadap atau

berhubungan dengan tindakan kolektif di bidang publik. Hubungan horizontal antara aktor

atau stakeholders dalam jaringan kerja merupakan ciri khas Pemerintahan (governance), dan

dinyatakan bahwa partisipasi dalam governance itu dipengaruhi oleh kebijakan (Schmitter,

2002). Banyak organisasi ‘sektor ketiga’ organisasi komunitas dan sukarela – memperoleh

tanggung jawab dalam governance (Stoker, 1998: 21). Partisipasi dalam Pemerintahan

(governance) berhubungan kuat dengan gagasan mengenai kepentingan dan organisasi publik

dan swasta yang mempunyai risiko dalam sebuah keputusan dilibatkan dalam persiapannya.

Ia dimaksudkan menciptakan dukungan bagi usulan kebijakan, memperbaiki kualitas

keputusan dengan mengerahkan keahlian dan pengetahuan eksternal, dan meningkatkan

legitimasi keputusan demokratis (Klijn dan Koppenjan,2000).

Dari sudut pandang Negara, demokrasi mengajarkan bahwa partisipasi sangat

dibutuhkan untuk membangun pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan responsif

terhadap kebutuhan masyarakat. Tiadanya partisipasi hanya menabur pemerintahan yang

otoriter dan korup. Dari sisi masyarakat, partisipasi adalah kunci pemberdayaan. Partisipasi

memberikan ruang dan kapasitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak

mereka, mengembangkan potensi dan prakarsa lokal, mengaktifkan peran masyarakat serta

membangun kemandirian masyarakat .

Page 222: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

9

Dalam konteks governance, partisipasi hendak menempatkan masyarakat pada posisi

yang sebenarnya. Pertama, masyarakat bukanlah sebagai hamba (client) melainkan sebagai

warga (citizen). Jika hamba memperlihatkan kepatuhan secara total, kalau konsep warga

menganggap bahwa setiap individu adalah pribadi yang utuh dan mempunyai hak penuh

untuk memiliki. Warga dan kewargaan secara jelas merupakan bangun politik, yang

menggambarkan sifat hubungan yang dimiliki individu dengan institusi Negara dan

masyarakat sipil. Warga dapat dipandang sebagai anggota masyarakat yang mempertahankan

beberapa gagasan kepentingan umum, dan gagasan kewargaan diikat dengan gagasan

demokrasi. Warga dibedakan dari nasabah (customers), klien dan consumer. Terutama

menarik ilham dari sektor swasta, nasabah dan consumer yang berhubungan dengan

organisasi sebagai pembeli yang memilih barang dan pelayanan klien bergantung pada dan

sebagian besar tunduk pada, keahlian professional; warga mempunyai kesadaran yang jauh

melebihi bidang mereka sendiri dan berkepentingan untuk “mempengaruhi keputusan publik

yang mempengaruhi kualitas kehidupan lokal”, mungkin dengan mengorbankan kepentingan

perorangan mereka sendiri (Burns et al., 1994; Gyford, 1991). Kedua, masyarakat bukan

dalam posisi yang diperintahkan tetapi sebagai teman sejajar (partner) pemerintah dalam

mengelola pemerintahan dan pembangunan. Ketiga, partisipasi bukanlah pemberian

Pemerintah tetapi sebagai hak warga masyarakat. Keempat, warga bukan sekedar objek pasif

penerima manfaat kebujakan pemerintah, tetapi sebagai aktor atau subjek yang aktif

menentukan kebijakan. Warga yang aktif didefinisikan sebagai agen demokrasi, yang

memberdayakan diri mereka sendiri melalui tantangan mereka terhadap aktivitas institusi dan

organisasi yang membentuk kehidupan sehari-hari mereka. Kewarganegaraan adalah tentang

kontribusi, atau input, dari individu kepada hubungan kolektif, dan hubungan antara individu

dan hubungan mereka yang lebih luas dengan masyarakat. Warga diharapkan terlibat dalam

urusan publik dan memberikan kontribusi terhadap isu-isu dalam urusan publik (Raco dan

Imri, 2000).

Cara pandang baru menempatkan posisi masyarakat itu secara historis yang

mempengaruhi haluan baru pembangunan dan mempengaruhi haluan baru pembangunan dan

Pemerintahan, meski secara empirik belum menjadi kenyataan. Kaum miskin, misalnya,

sekarang ditempatkan sebagai pemangku kepentingan pembangunan. Partisipasi juga

dipandang dengan tujuan, bukan hanya proses atau cara untuk mencapai tujuan, sehingga

muncul agenda pemberdayaan yang menghubungkan partisipasi dengan demokrasi,

kewargaan dan kesetaraan. Partisipasi dilihat sebagai kekuatan besar untuk transformasi

Page 223: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

10

relasi sosial, ekonomi dan politik yang telah lama membuat kemiskinan. Sekarang agenda

penanggulangan kemiskinan mulai menempatkan kaum miskin dalam posisi yang terhormat,

memberi ruang pada mereka untuk mengembangkan partisipasi dan prakarsa lokal, sehingga

konsep kaum miskin sebagai penerima manfaat proyek tidak terlalu relevan dibicarakan.

Literatur klasik selalu menunujukkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program pembangunan. Tetapi

apa makna substantif yang terkandung dalam sekuen-sekuen partisipasi itu? Partisipasi

adalah voice, akses dan kontrol warga masyarakat terhadap pemerintahan dan pembangunan

yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Pertama, voice adalah hak dan tindakan warga masyarakat menyampaikan aspirasi,

gagasan, kebutuhan, kepentingan, dan tuntutan terhadap komunitas terdekatnya maupun

kebijakan pemerintah. Tujuannya adalah mempengaruhi kebijakan Pemerintah maupun

menentukan agenda bersama untuk mengelola kehidupan secara kolektif dan mandiri.

Kedua, akses berarti kesempatan, ruang dan kapasitas masyarakat untuk masuk dalam

arena governance, yakni mempengaruhi dan menentukan kebijakan serta terlibat aktif

mengelola barang-barang publik. Akses warga terhadap pelayanan publik termasuk dalam

rubrik ini. Ada dua hal penting dalam akses: keterlibatan secara terbuka (inklusi) dan

keikutsertaan/keterlibatan (involvement). Keduanya mengandung kesamaan tetapi berbeda

titik tekannya. Inklusi menyangkut siapa yang terlibat, sedangkan involvement berbicara

tentang bagaimana masyarakat terlibat. Keterlibatan berarti ketersediaan ruang dan

kemampuan bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses politik, terutama kaum miskin,

minoritas, rakyat kecil, perempuan, dan lain-lain. Akses akan menjadi arena titik temu antara

warga dan pemerintah. Pemerintah wajib membuka ruang akses warga dan memberikan

layanan publik, terutama pada kelompok-kelompok marginal. Sebaliknya warga secara

bersama-sama proaktif mengidentifikasi problem, kebutuhan dan potensinya maupun

merumuskan gagasan pemecahan masalah dan pengembangan potensi secara sistematis.

Pemerintah wajib merespons gagasan warga sehingga bisa dirumuskan visi dan kebijakan

bersama dengan berpihak pada kemitraan dan kepercayaan.

Ketiga, kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya maupun proses

politik yang terkait dengan pemerintah. Kita mengenal kontrol internal (self-control) dan

kontrol eksternal. Artinya kontrol bukan saja mencakup kapasitas masyarakat melakukan

Page 224: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

11

pengawasan (pemantauan) terhadap kebijakan (implementasi dan risiko) dan tindakan

pemerintah, tetapi juga kemampuan warga melakukan penilaian secara kritis dan reflektif

terhadap risiko-risiko atas tindakan mereka. Kontrol internal ini sangat penting karena

masyarakat sudah lama berada dalam konteks penindasan berantai: yang atas menindas yang

ke bawah, sementara yang paling bawah saling menindas ke samping. Artinya kontrol

eksternal digunakan masyarakat untuk melawan eksploitasi dari atas, sementara self-control

dimaksudkan untuk menghindari mata rantai penindasan sesama masyarakat, seraya hendak

membangun tanggung jawab social, komitmen dan kompetensi warga terhadapat segala

sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Partisipasi dan desentralisasi (otonomi daerah) tentu mempunyai hubungan simbiosis.

Pada suatu pihak, desentralisasi yang berhasil memerlukan beberapa partisipasi lokal.

Kedekatan pemerintah lokal dengan konstituen mereka akan memungkinkan mereka

merespons secara lebih baik terhadap kebutuhan lokal dan menyesuaikan secara efisien

pengeluaran publik dengan kebutuhan perorangan hanya jika informasi mengalir antar warga

Negara dan pemerintah lokal. Pada pihak lain, proses desentralilasi sendiri dpaat

meningkatkan kesempatan partisipasi dengan menempatkan lebih banyak kekuasaan dan

sumberdaya pada tingkat pemerintah yang lebih dekat, lebih dikenal, dan lebih muda

dipengaruhi. Dalam lingkungan dengan tradisi partisipasi warga Negara buruk, desentralisasi

dapat merupakan langkah pertama yang penting dalam menciptakan kesempatan interaksi

rakyat-negara yang teratur,dapat diramalkan.

Hubungan simbiosis antara desentralisasi dan partisipasi ini dapat mengarah pada

garis pedoman kebijakan yang agak bertentangan. Mekanisme partisipasi warga Negara dapat

dianggap sebuah prasyarat yang sangat berguna ketika mengevaluasi prospek desentralisasi

harus memperhitungkan kesempatan dan keterbatasan yang ditentukan oleh saluran

partisipasi lokal yang ada. Kekurangan mekanisme partisipatoris, bagaimanapun, dapat

membantu menciptakan tuntutan lokal terhadap saluran partisipatoris yang lebih banyak

untuk menyuarakan prefensi. Saluran partisipasi yang dilembagakan dan kemampuan orang

untuk menggunakan saluran tersebut harus dipertimbangkan dalam desain desentralisasi.

Pemilu lokal yang jujur dan teratur, semaraknya forum warga, dan tingkat modal sosial yang

tinggi (kesatuan komunitas dan sejarah kerja sama) memungkinkan warga Negara untuk

menandai prefensi mereka secara efisien dan menjalankan pemenuhan keinginan mereka oleh

pemimpin.

Page 225: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

12

Penilaian seberapa banyak input warga mempengaruhi tindakan pemerintah lokal

memberikan titik permulaan untuk mendesain kebijakan desentralisasi. Kondisi awal

semacam itu membantu menentukan tingkat yang pada tingkat itu desentralisasi akan

meningkatkan responsifitas pemerintah keseluruhan terhadap warga dan memberikan garis

petunjuk bagi pelibatan tindakat peningkatan partisipasi dalam kebijakan desentralisasi.

Pemilu teratur, referendum lokal, forum warga, dewan publik, dan struktur kelembagaan

lainnya merupakan memperbaiki kemampuan pemerintah lokal untuk mengindentifikasi dan

bertindak menurut preferensi warga Negara. Tingkat modal sosial, yang menentukan

bagaimana sebaiknya warga Negara dapat memanfaatkan rencana institusional untuk

berpartisipasi, lebih lambat berkembang dan lebih sulit untuk menentukannya.

Desentralisasi mengandalkan pada partisipasi untuk memperbaiki alokasi pelayanan,

tetapi ia tidak memerlukan jenis input warga Negara yang luas disebutkan di depan. Dalam

kasus di mana pemerintah lokal tidak dipilih, di mana proses pemilihan mengistimewakan

sekelompok kecil elit, atau di mana tingkat modal sosial yang rendah menghalangi pertukaran

aktif, proses desentralisasi dapat didesain untuk membangun jenis partisipasi yang lebih

terbatas. Mekanisme isu-khusus dan proyek khusus untuk meningkatkan arus informasi

antara pemerintah dan warga Negara sering dapat dengan lebih cepat dan lebih mudah pada

tingkat lokal daripada di pemerintah pusat.

Partisipasi warga dapat dibenarkan dalam hubungannya dengan legitimasi berorientasi

input dan output, dan ia dapat memberikan kontribusi terhadapat efektivitas system.

Legitimasi berbasi input mengungkapkan nilai partisipasi luas dalam governance, yang

memperlihatkan, yang memperlihatkan perlunya penentuan sendiri dan persetujuan rakyat, di

mana nilai-nilai demokrasi sangat kuat. Partisipasi warga di luar pemilihan memberi saluran

lebih lanjut bagi rakyat untuk mengungkapkan preferensi mereka, dan teori yang

berhubungan dengan demokrasi partisipatoris memuat unsur-unsur yang berhubungan dengan

legitimasi input. Pateman yang mengupas karya Rousseau, Mikk dan Cole, menunjuk pada

tiga alasan mengapa partisipasi luas diperlukan sekali ia mendidik partisipan, ia memberi

warga kontrol, dan ia menghasilkan identitas komunitas. Pemerintah demokratis, yang

dipedomani oleh input partisipasi warga, hanya menghasilkan kebijakan, karena ia tidak akan

mungkin setuju pada kegiatan-kegiatan yang tidak adil. Partisipasi warga mendukung sistem

partisipatoris, karena”kualitas yang diperlukan warga adalah kualitas proses partisipasi itu

Page 226: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

13

sendiri yang mengembangkan dan membantu perkembangan” (Pateman, 1970:25). Partisipasi

warga membantu mendidik rakyat dalam seni partisipasi.

Partisipasi warga juga dapat memberikan kontribusi terhadap legitimasi berbasis-

output. Keterbilatan warga membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya

akan membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya akan membantu

pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Mereka yang terlibat dalam penyiapan

kebijakan dan permusyawaratan kebijakan lebih mungkin untuk tunduk ketika kebijakan itu

berlaku, khususnya jika mereka adalah dikalangan mereka dari mereka yang dipengaruhi dan

mendapat dampak. Pembenaran ini adalah pembenaran yang timbul dari perdebatan terdahulu

dan lebih belakangan ini. Pateman berargumen partisipasi “membantu penerimaan keputusan

bersama” (1970: 43). Demikian pula, model-model keterlibatan misalnya debat publik,

keterlibatan dari mereka yang dipengaruhi, atau keterlibatan para ahli dibenarkan secara

fungsional dengan alasan bahwa mereka membantu meningkatkan penerimaan dan

pemecahan persoalan atau membantu memfasilitasi pelaksanaan. Partisipasi ini dapat juga

membantu pembuat kebijakan lebih tahu, dan karena para wakil dan kaum profesional

membuat keputusan yang didasarkan pada pengetahuan publik dan keahlian politik dan

profesional

Partisipasi tentu tidak datang dengan sendirinya. Hubungan antara pemerintah dengan

masyarakat tidak serta merta terbangun secara demokratis dan partisipatif, sebab pemerintah

dimanapun akan cenderung otoritarian dan sentralistik bila tidak dihadapkan pada

pembatasan kekuasaan kekuasaan dan kontrol dari luar yang kuat. Di era otonomi daerah

sekarang, munculnya wacana dan gerakan partisipasi bukan semata inisatif dari pemerintah,

melainkan juga karena peran kekuatan-kekuatan intermediary dari sejumlah organisasi

masyarakat sipil. Begitu banyak lembaga non pemerintah (NGO) di Indonesia yang terus-

menerus memperjuangkan partisipasi masyarakat untuk membangkitkan suara rakyat dan

menentang dominasi elite dalam proses politik dan pembangunan.

C. Partisipasi dalam Demokrasi

Secara konstitusional, prinsip demokrasi dirumuskan dalam UUD Tahun 1945,

diantaranya pada Pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa Kedaulatan berada ditangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, yang diperkuat dengan isi Pasal 28 yang

menegaskan makna demokrasi terealisasi dengan adanya jaminan negara atas kemerdekaan

berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Page 227: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

14

Secara teoritis, terdapat sejumlah indikator empirik dalam praktek negara yang

demokratis diantaranya: adanya Pemilu, terlaksananya prinsip check and balances, adanya

rotasi kekuasaan yang obyektif, adanya partai politik yang demokratis, adanya kemerdekaan

hak-hak dasar, persamaan didepan hukum, dan akuntabilitas pejabat penyelenggara

pemerintahan dan kelembagaan negara.

Demokrasi yang kita inginkan adalah adanya mekanisme partisipasi rakyat yang

mampu mengawasi dan mengkontrol tindakan pengelola negara (Legislatif, Eksekutif,

Yudikatif). Dalam konteks ini, demokrasi yang perlu kita tegakkan adalah mekanisme politik

yang mengedepankan partisipasi setiap warga negara untuk berhak dalam menentukan

kebijakan pemerintahan sekaligus memiliki daya kontrol melalui adanya perlakuan yang

sama dalam kedudukan hukum dan pemerintahan. Artinya nilai demokrasi yang akan kita

kembangkan berhubungan dengan kualitas hubungan timbal balik antara pemerintah dan

pengelola kelembagaan negara dengan yang diperintah atau masyarakat umum.

Bagaimana rakyat dapat berpartipasi? Pertanyaan ini dapat diterangkan dari paparan

Robert Dahl (1971), yang menegaskan bahwa ada dua dimensi demokrasi yang satu sama lain

saling berkaitan. Dimensi pertama adalah tersedianya peluang persaingan bebas dan terbuka

untuk mendapatkan semua kedudukan dan kekuasaan. Dimensi kedua adalah terdapatnya

jaminan bagi partisipasi politik seluruh warga negara. Dalam konteks ini dapatlah kita

mengerti bahwa negara yang menerapkan demokrasi adalah negara yang mendorong warga

masyarakatnya untuk berinisiatif dan kreatif dalam mendapatkan jabatan atau kekuasaan

politik sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut, dimana mekanismenya

berlangsung melalui adanya pemilihan yang bersifat umum, bebas, rahasia, dan setara.

Karena itu, tidak ada artinya demokrasi tanpa adanya pemilihan umum. Pemilihan

umum yang memenuhi prinsip-prinsip demokrasi adalah Pemilu yang diselenggarakan secara

teratur dan terjadwal dengan sistem pemilihan langsung yang bebas dan rahasia.

Bagaimanakah cara menghasilkan Pemilu yang demokratis? Pemilu yang obyektif harus

dikendalikan oleh satu lembaga yang independen. Penyelenggara Pemilu tidak boleh

memihak pada salah satu kontestan atau peserta Pemilu. Selain itu, setiap warga negara

dalam menetapkan pilihannya haruslah terlindungi dan dijamin dengan undang-undang,

sehingga pilihannya merupakan suara nurani yang murni tanpa adanya paksaan, tekanan,

intimidasi dari pihak-pihak tertentu yang mengedepankan cara-cara inkonstitusional dalam

meraih kepentingannya.

Pemilu bukan hanya merupakan sarana mencari kekuasaan bagi partai, tetapi partai

membutuhkan dukungan suara sebagai modal untuk legitimasi pemerintahan yang dibentuk

Page 228: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

15

oleh partai pemenang Pemilu. Karena itu, simpati masyarakat harus didapatkan oleh partai

politik peserta pemilu dengan berbagai aktivitas yang bernuansa pendidikan politik bagi

rakyat. Tujuan dari upaya meningkatkan partisipasi publik dalam Pemilu ini terkait dengan

pernyataan Almond dan Powell yang menyatakan bahwa sistem-sistem modern dimana

struktur politiknya berbeda-beda (partai-partai politik, kelompok kepentingan, dan media

massa) yang berkembang membentuk aktivitas budaya politik participant.

D. Partisipasi dan Pendidikan Politik

Proses demokratisasi dapat didekati dari partisipasi publik yang dilakukan sengaja

melalui disain kelembagaan (Marijan, 2010:128). Namun realitasnya di Indonesia,

demokratisasi tidak cukup hanya mengandalkan disain kelembagaan, dimana tersedianya

berbagai perundang-undangan yang menjamin kebebasan berpendapat, berekspresi, dan

berorganisasi ternyata tidak serta merta mendorong adanya partisipasi publik (disconnected

electoral). Pemilu tahun 2004 menjadi contoh, dimana corak kesukarelaan (voluntary)

pemilih untuk menyumbang partai politik yang sangat rendah, bahkan corak partisipasi

politiknya cenderung berhubungan dengan ’transaksi-transaksi material’ (Marijan, 2008:130).

Adanya komunikasi dan pendidikan politik yang efektif merupakan instrumen yang

signifikan dalam pengembangan partisipasi politik rakyat yang sering diperhatikan dalam

pelaksanaan Pemilihan Umum di negara-negara demokratis. Karena itu, tingkat partisipasi

politik masyarakat di negara berkembang merupakan masalah yang menarik bagi para ahli

politik. Secara umum definisi partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok

orang yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih

pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan

pemerintah (public policy). Kegiatan berpartisipasi tersebut diantaranya, memberikan suara

pada Pemilu, menghadiri rapat umum (kampanye), menjadi anggota parpol atau organisasi

sosial politik yang underbauw partai politik, mengadakan hubungan dengan pejabat

pemerintah atau parlemen yang bertujuan politik.

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam bukunya No Easy Choice: Political

Participation in Developing Countries menyatakan bahwa: partisipasi politik adalah kegiatan

warganegara yang bertidak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi

pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,

terorganisir atau spontan, mantap atau sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal

atau illegal, efektif atau tidak efektif (Budiardjo, 1988:3).

Page 229: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

16

Pemikiran mengenai partisipasi politik bagi negara demokratis berangkat dari prinsip

kedaulatan adalah ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk

menetapkaan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-

orang yang akan menduduki jabatan-jabatan publik dan politis. Jadi partisipasi politik

merupakan pengejawantahan dari penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah oleh

masyarakat. Dalam negara demokratis makin banyak masyarakat mengambil peran makin

baik.

Partisipasi dapat berbentuk otonom (autonomous participation) dan partisipasi yang

dimobilisasi (mobilized participation). Pada umumnya orang beranggapan partisipasi politik

dalam bentuk yang positif saja, tetapi Huntington dan Nelson beranggapan bahwa

demonstrasi, teror, pembunuhan (lawan) politik, dan bentuk kekerasan lain yang bermotif

politik juga merupakan bentuk partisipasi. Namun Verba (Budiardjo: 1998) tidak mau masuk

dalam bentuk partisipasi yang rumit tersebut, akan tetapi membatasi diri pada tindakan-

tindakan yang legal. Metode atau cara berpartisipasi, intensitasnya terkait dengan keterikatan

atau posisi politik yang dimiliki seseorang.

Bagaimanakah warganegara atau orang-orang dapat rasional dalam

mengejawantahkan partisipasi politiknya? Hal ini dapat berlangsung manakala sudah

mengalami pendidikan politik, karena itu merupakan bagian dari pendidikan orang dewasa.

Khususnya diarahkan pada upaya membina kemampuan mengaktualisasikan-diri sebagai

pribadi yang otonom bebas dan pada sosialisasi-diri (pengembangan dimensi sosialnya),

dalam kaitannya dengan statusnya selaku warga Negara di suatu Negara. Aktualisasi-diri

dapat ditafsirkan sebagai sebagai mengaktualkan segala bakat dan kemampuan, sehingga

pribadi bias berkembang, lalu menjadi aktif dan kreatif, berkarya aktualisasi-diri sebagai

pribadi yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap sesama mahkluk hidup, dan

terhadap Tuhan. Selanjutnya dia berkewajiban memberikan partisipasi sosialnya kepada

masyarakat dan Negara selaku warga-masyarakat dan warganegara yang susila dan

bertangung jawab.

Senyatanya, dalam masyarakat modern sekarang, partisipasi penuh dan bertanggung

jawab dari rakyat itu tidak bisa berlangsung secara otomatis. Hal ini disebabkan antara lain

oleh kejadian sebagai berikut :

1. Terlalu kompleksnya susunan masyarakat modern dengan dimensi-dimensi sosial

dan politik yang saling terkait, yang sulit dipahami oleh orang awam, sehingga

orang tidak tahu bagaimana cara berpartisipasi di medan politik.

Page 230: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

17

2. Banyak orang merasa tidak berdaya secara fisik maupun mental ideologis untuk

memahami, terlebih lagi untuk ikut mempengaruhi proses-proses sosial dan politik

di tengah masyarakat.

3. Masyarakat pada umumnya dengan sengaja lebih banyak difungsikan sebagai

obyek politik, konsumen politik dan pengikut politik yang total patuh tunduk,

tanpa mampu memahami kedudukan selaku warganegara di tengah macam-

macam struktur politik. Mereka merupakan “arus bawah” yang pada umumnya

ditekan oleh “majikan-majikan di atas”. Pada umumnya tidak menyadari adanya

hegemoni politik supremasi politik.

Sehubungan dengan kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan dan

ketidaktahuan politik, kemudian untuk merangsang partisipasi politik secara aktif dari rakyat

dalam usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik di alam demokrasi kita

sekarang. Hal ini sesuai dengan isi yang tersirat dalam Sila Keempat Pancasila kita. Sebab

tujuan pendidikan politik antara lain ialah:

1. Membuat rakyat menjadi melek-politik/sadar politik.

2. Meningkatkan kreatifitas rakyat dalam partisipasi sosial politik di era

pembangunan

3. Menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih nyaman dan

sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia.

Berkaitan dengan perilaku politik, dalam komunitas politik itu terjadi dua proses,

yaitu :

1. Pendidikan politik yang dilakukan secara intensional ( dengan sengaja dan dengan

tujuan tertentu);

2. Sosialisasi politik, yaitu proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan.

Sosialisasi politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan

tanpa refleksi harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari

struktur-struktur politik yang ada di masyarakat. Sedang pendidikan politik ialah untuk

mengarahkan anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah

kehidupan politik.

Telah kita simak, bahwa politik antara lain diartikan sebagai kegiatan menggunakan

kekuasaan dalam satu wilayah yang disebut Negara, untuk menyelesaikan : masalah-masalah

rakyat, dan pengaturan lembaga-lembaga negara beserta fungsinya

Page 231: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

18

Sedang negara itu berasal ada dari kemauan rakyat, dan dengan sengaja dijadikan dari

kemauan rakyat, serta dengan sengaja pula dijadikan alat oleh rakyat untuk mencapai tujuan-

tujuan hidup tertentu.

Negara merupakan hasil persetujuan bersama sejumlah rakyat yang bertekad bulat

untuk membangun satu “wadah hidup” yaitu Negara. Karena Negara adalah sesuatu dari,oleh

dan untuk sekelompok manusia yang disebut RAKYAT tadi. Maka sudah ada kesadaran

politik pada rakyat. Negara merupakan organisasi politik yang berpemerintahan sendiri dan

menjalankan kekuasaannya lewat perorangan (kepala Negara) serta kelembagaanya yang

mewakili seluruh rakyat. Dengan begitu Negara tidak hanya menjadi urusan para elite

penguasa saja, akan tetapi menjadi : urusan seluruh rakyat untuk ikut serta menegakkan,

mengatur dan mempertahankan keberadaan Negara tersebut.

Agar rakyat benar-benar memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara,

dan bisa berperan serta secara politik, rakyat memerlukan pendidikan politik yang sangat

diperlukan untuk legalitas perjuangan politik dalam meraih tujuan sosial-ekonomi dan

tujuan-tujuan politik tertentu. Selanjutnya, perjuangan politk selalu berlangsung dalam situasi

bertemunya macam-macam kekuatan sosial dan politik, dengan struktur organisasi, cara kerja

dan tujuan politik masing-masing. Maka di Negara/pemerintahan menuju ke hidup sejahtera.

Sebab partisipasi aktif (berbuat nyata) itu mempunyai pengaruh dan kekuatan, karena rakyat

bisa ikut dalam pengawasan terhadap perbuatan mengatur masyarakat dan Negara. Maka

menjalani proses politik lewat pendidikan politik dan belajar berpolitik tanpa bisa ikut

berbuat politik itu adalah sama saja dengan berenang-renang di atas kasur.

Sebaliknya, melakukan perbuatan politik tanpa pendidikan, dan tanpa “empan papan

(Empan papan adalah suatu sikap tertentu sehingga sikap itu tidak bertentangan dengan keadaan

dan aturan yang terjadi di tempat dan pada waktu tertentu di mana pelakunya tinggal”,

terjemahan bebas) bisa disebut sebagai aktivisme, yaitu berbuat awur-awuran, nekad tanpa

nalar, anarkhi atau perbuatan makar.

Dalam kegiatan pendidikan politik, orang-orang yang tengah belajar itu merupakan

siswanya. Sedang belajar politik itu mengandung konotasi sebagai berikut :

1. Lebih memahami diri sendiri dan situasi-situasi kondisi sekitarnya dalam konteks

Negara.

2. Mampu mawas secara kritis peristiwa-peristiwa politik.

3. Bisa menentukan sikap politik dengan tegas.

4. Sanggup memberikan penilaian yang adil terhadap perisitiwa-peristiwa politik.

5. Mau berbuat politik sesuai dengan hati nurani yang bersih dan bertanggung jawab.

Page 232: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

19

Perlu juga diingat bahwa perbuatan manusia dan hasil-hasil karyanya misalnya dalam

bentuk pemerintahan, kekuasaan, lembaga kemasyarakatan, politik, kebudayaan, dan

seterusnya itu tidak akan pernah selesai dan sempurna. Yaitu bukan berupa struktur-struktur

yuridis formal yang mantap, bukan berupa institusi politik yang permanen, juga tidak ada

immanensi parlementer. Segala hasil tidak dengan tangan manusia itu tidak akan pernah

rampung dan sempurna; semuanya masih bisa dipertanyakan relevansinya. Dan menjadi

garapan yang selalu bisa diubah dan diperbaiki/direvisi, disesuaikan dengan prinsip efisiensi

dan tuntutan zaman; demi pemerataan keadilan dan kesejahteraan.

Selanjutnya, demokrasi juga bukan merupakan situasi yang sudah selesai/finished;

tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan digarap tanpa henti-hentinya

menuju kearah kemajuan dan kebaikan. Maka diperlukan pula demokratisasi pribadi

manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat pemerintah, agar

semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang. Dengan demikian,

demokrasi juga mengandung usaha :

1. Memperbesar kekuasaan-menentukan dari opini publik (pendapat umum) dan

partisipasi politik rakyat,

2. ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya pemerintahan menuju

ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Pendidikan politik itu bukan merupakan justifikasi dan rasionalisasi bagi struktur-

struktur kekuasaan yang ada, dengan bantuan alat-alat agogis. Juga bukan berupa sikap

defensive dari pemerintah kritik-kritik rakyat. Bukan pula wujud penyesuaian diri yang pasif

tanpa sadar dari rakyat terhadap situasi sosial dan politik yang tidak/kurang mapan pada saat

ini. Akan tetapi pendidikan politik bersungguh-sungguh ingin membukakan pengertian

kepada rakyat kan :

1. Tempat kedudukan politik warganegara di tengah masyarakat dan di tengah struktur-

struktur politiknya.

2. Hak dan kewajibannya yang seimbang selaku warganegara.

Maka ada kebutuhan pada rakyat yang menanyakan “Apakah semua urusan politik itu

sudah berjalan baik,benar dan adil”? Dan bagaimanakah cara penyelesaian politik yang

paling baik untuk mengatasi masalah-masalah sosial politik yang berkembang di tengah

masyarakat?

Wawasan politik yang kritis yang ditekankan dalam pendidikan politik itu diperlukan

untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial. Kemudian orang mencari

Page 233: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

20

kemungkinan alternatif baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara

penyelesaian politik yang paling aman ditempuh. Dengan demikian akan berlangsung proses :

1. Penjernihan wawasan politik mengenai situasinya.

2. Antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-masa mendatang,

disusul dengan :

3. Redifinisi dan pengubahan terhadap pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang

bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga terhadap lembaga-lembaga politik dan

situasi masyarakatnya.

Pendidikan politik tidak bisa dilepaskan dari pandangan hidup/Lebensanschaung

rakyat dan dari struktur masyarakatnya. Jadi pada saat individu itu sadar menjadi

warganegara dan berbuat sebagai warganegara, maka dia melakukan perbuatan politik dan

belajar politik. Dengan begitu warganegara tersebut sadar atau tidak sadar merupakan figur

politik.dan seyogyanya dia memahami peranan politiknya. Juga memahami mengapa dia

harus bersikap kritis, dan untuk tujuan apa dia melakukan suatu perbuatan politik tertentu?

Maka sasaran pokok pendidikan politik adalah: (a) membuat warga Negara menjadi lebih

kritis dan lebih militant, (b) agar bisa menjalankan fungsi politiknya lebih efisien, dan (c)

memberikan sumbangan pada proses demokratisasi sejati di tengah iklim demokrasi.

E. Pemilih Cerdas dan Demokratisasi

Pemilu demokratis dapat tercapai manakala seluruh stakeholdernya yaitu KPU, Partai

Politik, Caleg dan calon peseorangan (DPD), serta pemilih sudah tepat memaknai sistem

Pemilu sesuai dengan asas pelaksanaannya yang secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Sisi lain yang dapat menjamin kualitas Pemilu efektifitas anggaran yang tersedia,

rasionalitas preferensi dan partisipasi pemilih yang tinggi.

Secara kuantitas, maka kontenstan Pemilu 2014 serta Pilkada dinilai banyak pihak

sudah mampu menerjemahkan demokrasi. Keadaan tersebut tergambar dari peserta pemilu

yang multi- partai (tahun 1999 oleh 48 Partai Politik, 2004 oleh 24 Partai Politik, 44 Partai

Tahun 2009, dan 12 Partai tahun 2014), adanya penyelenggara Pemilu yaitu Komisi

Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu yang independen, adanya partisipasi publik

dalam pengawasan dan pemantauan, serta tingginya angka pemilih yang memberikan

suaranya dalam Pemilu tahun 2009 dan 2014 yang lalu. Namun masih ada penilaian yang

tetap memandang Pemilu yang telah berlangsung hanyalah sekedar “pesta politik”, karena

belum mampu menghasilkan pemilih yang cerdas dalam berdemokrasi.

Page 234: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

21

Dampak dari pilihan pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014, serta berbagai Pilkada yang

telah berlalu masih jauh dari harapan terbangunnya legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden yang telah dikontrol secara langsung oleh pemilih dalam format konstituensi dalam

berbagai pertemuan-pertemuan dan komunikasi yang teratur dan langsung. Dalam konteks

ini, kecenderungan partisipasi politik pemilih masih ditempatkan pada lajur partisipan politik

yang pasif dan parokial, dimana sebagian besar pemilih menetapkan pilihannya atas

patronase politik yang cenderung memiliki basis nilai memilih (preferensi) yang kurang

dilandasi atas kesadaran dan rasional bahwa kualitas dan kapasitas sebagai partai politik,

calon Presiden, calon Gubernur, calon DPD, dan calon Bupati/Walikota berdasarkan daya

penariknya (soft power) bagi pemilih pada Pemilu yang telah berlangsung. Artinya

kecerdasan pemilih belum menjadi dasar prilaku pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014 yang

lalu. Mengapa demikian?, salah satunya adalah karena lemahnya kualitas hasil pendidikan

politik dan adanya distorsi makna demokratisasi.

Pemilih cerdas yang kita inginkan adalah pemilih yang menggunakan rasionalitasnya

sebagai basis keterpikatannya (attraction) pada pilihannya. Karena pemilih yang cerdas yang

mampu menghasilkan pemimpin yang memiliki legitimasi kedaulatan rakyat. Selain itu,

pemilih yang cerdas yang mampu mengawasi dan mengisi kapasitas otoritas moral pimpinan

yang dipilihnya, yang prosesnya memerlukan rentang waktu dan mempersyaratkan

kapabilitas pemimpin yang mumpuni mengelola (managable) dengan nilai lebih yaitu

kemampuan berfikir sistemik.

Page 235: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Perang Dunia II atau tegasnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17-8-1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah Kesultanan Deli dan

Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di

Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan adalah merupakan Keresidenan

Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir

dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan

Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di

kawasan nusantara, terutama karena devisa Negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten

Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Melalui

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru telah kelihatan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian

dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di

Kabupaten Deli Serdang.

Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang politik pun

berjalan cukup mantap, stabil dan dinamis, dengan adanya kerjasama yang harmonis antara

kekuatan sosial politik di kawasan ini merupakan modal yang tidak terhitung nilainya dalam

mewujudkan demokrasi Pancasila. Semangat persatuan dan kesatuan selalu menjiwai

pemerintah daerah Deli Serdang sehingga kestabilan politik tetap mantap dan terkendali.

Disamping itu, peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah terus bersinergi demi

berkesinambungannya pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang adil dan berkemakmuran.

A.1. Letak dan Keadaan Geografi

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur

Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara,

3016” dan 98033”- 99027” Bujur Timur dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan

laut.

Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,22 Km2 yang terdiri dari 22

Kecamatan, 380 desa dan 14 Kelurahan . Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan

Page 236: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

23

Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Barat dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan

di sebelah Timur dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Di Kabupaten Deli Serdang dikenal hanya dua musim, yaitu musim kemarau dan

penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin yang bertiup tidak banyak

mengandung uap air, sehungga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan

Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus

sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setengah tahun setelah melewati masa

peralihan bulan April-Mei dan Oktober-November. Menurut catatan Stasiun Klimatologi

Sampali, pada tahun 2013 terdapat rata-rata 17 hari hujan dengan volume curah hujan

sebanyak rata-rata 187 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu 489 mm

dengan hari hujan sebanyak 22 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan

Maret sebesar 74 mm dengan hari hujan 4 hari.

Tabel IV.1. Luas Wilayah Kecamatan dan Rasio terhadap Luas Wilayah Kabupaten

Deli Serdang tahun 2014

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Rasio terhadap luas

total (%) 1 Gunung Meriah 76,65 3,07 2 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu 223,38 8,94 3 Sibolangit 179,96 7,20 4 Kutalimbaru 174,92 7,00 5 Pancur Batu 122,53 4,91 6 Namo Rambe 62,30 2,49 7 Biru-Biru 89,69 3,59 8 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir 190,50 7,63 9 Bangun Purba 129,95 5,20 10 Galang 150,29 6,02 11 Tanjung Morawa 131,75 5,27 12 Patumbak 46,79 1,87 13 Deli Tua 9,36 0.37 14 Sunggal 92,52 3,70 15 Hamparan Perak 230,15 9,21 16 Labuhan Deli 127,23 5,09 17 Percut Sei Tuan 190,79 7,64 18 Batang Kuis 40,34 1,62 19 Pantai Labu 81,85 3,28 20 Beringin 52,69 2,11 21 Lubuk Pakam 31,19 1,25 22 Pagar Merbau 62,89 2,52 Jumlah 2.497,72 100,00 Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 237: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

24

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi

tenaga kerja akan terus berlangsungnya proses demografi. Bagia dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Pada kondisi 2013, di Kabupaten Deli

Serdang terdapat 815.983 ribu penduduk angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100

penduduk usia kerja.

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan

kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Meski demikian

jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang

ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Pada tahun 2013 dari

total angkatan kerja sebesar 815.983 ribu, sekitar 92,46 persen dari mereka telah bekerja dan

sebagian dari mereka tidak bekerja 7,54 persen.

Tabel IV.2 Banyaknya Desa, Kecamatan, Nama Ibukota Kecamatan, dan Jarak Ibukota Kecamatan ke Lubuk Pakam

No Kecamatan Nama Ibukota Banyak Desa Banyak

Kelurahan Jarak Ibukota ke

Lubuk Pakam 1 Gunung Meriah G. Meriah 12 - 65 2 STM. Hulu Tiga Juhar 20 - 71 3 Sibolangit Bandar Baru 30 - 71 4 Kutalimbaru Kutalimbaru 14 -- 54 5 Pancur Batu Pancur Batu 25 - 48 6 Namo Rambe Namo Rambe 36 - 48 7 Biru-Biru Biru-Biru 17 - 55 8 STM. Hilir Talun Kenas 15 - 37 9 Bangun purba Bangun Purba 24 - 25 10 Galang Galang 28 1 18 11 Tanjung Morawa Tj. Morawa 25 1 12 12 Patumbak Patumbak 8 - 46 13 Deli Tua Deli Tua 3 3 42 14 Sunggal Sunggal 17 - 40 15 Hamparan Perak H. Perak 20 - 56 16 Labuhan Deli Helvetia 5 - 52 17 Percut Sei Tuan Tembung 18 2 42 18 Batang Kuis Batang Kuis 11 - 12 19 Pantai Labu Pantai Labu 19 - 11 20 Beringin Beringin 11 - 6 21 Lubuk Pakam Lubuk Pakam 6 7 - 22 Pagar Merbau Pagar Merbau 16 - 4

Jumlah 380 14 - Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 238: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

25

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat

menunjang dalam peningkatan mutu pendidikan. Pada tahun 2013 tedapat 261 buah taman

kanak-kanak dengan jumlah murid 12.363 orang dan guru sebanya 793 orang. Sementara itu

untuk sekolah dasar terdapat 812 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-masing

206.487 orang dan 11.605 orang. Untuk Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) terdapat 246

sekolah, 73.966 orang murid dan 6.033 orang guru.Pada tahun yang sama jumlah sekolah

Lanjutan atas (SMU) umum terdapat 123 sekolah dengan jumlah murid 25.056 orang dan

guru 2.968 orang, untuk Sekolah kejuruan terdapat 125 sekolah, 33.844 orang murid dan

3.435 orang guru.

Selain itu di Deli Serdang juga terdapat sekolah agama (madrasah) yang setara dengan

sekolah umum, yaitu :

- 157 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 28.311 murid dan 1.171 guru.

- 119 Madrasah Tsanawiyah (MTs) debgab 21.165 murid dan 1.807 guru.

- 34 Madrasah Aliyah (MA) dengan 4.417 murid dan 554 guru.

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan

manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak

langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kesehatan merupakan salah satu hal

terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan amsyarakat sekaligus

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat 21 buah

rumah sakit umum (RSU) milik pemerintah dan swasta. Dengan total kapasitas tempat tidur

berjumlah 1.800 buah. Sedangkan puskesmas yang ada berjumlah 34 buah juga terdapat

Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin masing-masing berjumalh 104 dan 133.

Tenaga Medis yang tersedia di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang ada 163 orang

dokter umum/spesialis dan 72 orang dokter gigi. Sementara itu tenaga medis pemerintah

lainnya seperti perawat/bidan ada 1.709 orang, dengan jumlah apotek umum sebanyak 144

buah. Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2012 jumlah PUS sekitar 322.731 dan meningkat

menjadi 328.273 pada tahun 2013.

Page 239: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

26

Tabel IV.3. Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas Wilayah

dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

No Kecamatan Banyak

Desa/Kelurahan

Luas

Wilayah

(m2)

Banyak

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

Penduduk

Persentase

(%)

1 Gunung Meriah 12 76,65 2.632 34 0,14

2 STM. Hulu 20 223,38 12.994 58 0,69

3 Sibolangit 30 179,96 20.756 115 1,10

4 Kutalimbaru 14 174,92 37.758 216 2,00

5 Pancur Batu 25 122,53 89.469 730 4,74

6 Namo Rambe 36 62,30 38.583 619 2,05

7 Biru-Biru 17 89,69 35.887 400 1,90

8 STM. Hilir 15 190,50 32.267 169 1,71

9 Bangun purba 24 129,95 22.749 175 1,21

10 Galang 29 150,29 64.912 432 3,44

11 Tjg. Morawa 26 131,75 202.870 1540 10,75

12 Patumbak 8 46,79 93.522 1999 4,96

13 Deli Tua 6 9,36 63.877 6824 3,39

14 Sunggal 17 92,52 257.070 2779 13,63

15 Hamparan Perak 20 230,15 158.034 687 8,38

16 Labuhan Deli 5 127,23 63.431 499 3,36

17 Percut Sei Tuan 20 190,79 405.434 2125 21,49

18 Batang Kuis 11 40,34 59.281 1470 3,14

19 Pantai Labu 19 81,85 45.440 555 2,41

20 Beringin 11 52,69 55.276 1049 2,93

21 Lubuk Pakam 13 31,19 85.366 2737 4,53

22 Pagar Merbau 16 62,89 38.780 617 2,06

Jumlah 394 2.497,72 1.886.388 755 100

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 240: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

27

Tabel IV.4. Data Kecamatan, Penduduk Dewasa dan Anak-anak menurut Jenis

Kelamin tahun 2013

No Kecamatan Jumlah RT

Dewasa

Banyak Penduduk

Anak-Anak

Banyak Penduduk

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Gunung Meriah 801 961 966 365 340

2 STM. Hulu 3.467 4.430 4.270 2.106 2.188

3 Sibolangit 5.829 7189 7399 3180 2988

4 Kutalimbaru 9.426 12.549 12.806 6.243 6.160

5 Pancur Batu 22.430 30.760 31.487 14.046 13.176

6 Namo Rambe 9.745 12.798 13.493 6.291 6.001

7 Biru-Biru 9.158 12.199 12.312 5.834 5.542

8 STM. Hilir 8.380 11.071 10.855 5.323 5.018

9 Bangun purba 5.712 7.725 7.835 3.653 3.536

10 Galang 16.168 22.655 22.489 9.964 9.804

11 Tjg. Morawa 48.068 69.537 69.274 32.762 31.297

12 Patumbak 22.386 31.800 31.414 15.591 14.717

13 Deli Tua 14.761 21.837 23.398 9.612 9.030

14 Sunggal 60.567 89.631 89.882 39.773 37.784

15 Hamparan Perak 38.675 54.933 53.714 25.387 24.000

16 Labuhan Deli 15.041 22.388 21.814 9.857 9.372

17 Percut Sei Tuan 94.492 140.751 141.553 63.043 60.087

18 Batang Kuis 13.955 20.347 20.034 9.713 9.187

19 Pantai Labu 10.683 15.595 14.589 7.836 7.420

20 Beringin 13.056 19.240 18.900 8.784 8.352

21 Lubuk Pakam 20.133 29.689 31.2014 12.632 11.841

22 Pagar Merbau 9.465 13.051 13.255 6.139 6.335

Deli Serdang 452.398 651.136 652.943 298.134 284.175

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Data hasil survai ini berorientasi pada lokasi bermukim 400 responden di 22 (dua

puluh dua) Kecamatan yang tersebar di 80 desa. (Nama Kecamatan dan Kelurahan,

terlampir). Profil responden memiliki korelasi terhadap beragam aspek yang terkait dengan

pemilu, terutama tingkat partisipasi, referensi pilihan, dan penilaian responden terhadap

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 241: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

28

Tahun 2013, partai politik, dan caleg yang dipilihnya pada pemilu Legislatif Tahun 2014

serta Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Pilpres Tahun 2014.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 201 50,25 50,25 50,25

Perempuan 199 49,75 49,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.5. Jenis Kelamin Responden 

Jenis kelamin responden terdiri dari 201 orang laki-laki (50,25 %) dan 199 orang

perempuan (49,75 %), serta berstatus kepala keluarga 178 orang (44,50 %), 177 orang (44,25

%) berstatus istri, dan 45 orang berstatus anak dalam rumah tangga responden penelitian ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Anak 45 11,25 11,25 11,25Istri 177 44,25 44,25 55,50Kepala Keluarga 178 44,50 44,50 100,00Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.6. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

B. Purba 5 1,25 1,25 1,25

Bandar baru 5 1,25 1,25 2,50

Bandar Khalifah 5 1,25 1,25 3,75

Bandar Kuala 5 1,25 1,25 5,00

Baru 5 1,25 1,25 6,25

Batu Layang 5 1,25 1,25 7,50

Batu Penjemuran 5 1,25 1,25 8,75

Bingkawan 5 1,25 1,25 10,00

Bintang Meriah 5 1,25 1,25 11,25

Biru-Biru 5 1,25 1,25 12,50

Page 242: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

29

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Bulu Cina 5 1,25 1,25 13,75

Deli Tua Barat 5 1,25 1,25 15,00

Denai Sarang Burung 5 1,25 1,25 16,25

Durian 5 1,25 1,25 17,50

Galang Barat 5 1,25 1,25 18,75

Galang Kota 5 1,25 1,25 20,00

Gunung Rintih 5 1,25 1,25 21,25

Helvetia 5 1,25 1,25 22,50

Helvetia Sunggal 5 1,25 1,25 23,75

Hulu 5 1,25 1,25 25,00

Jaba 5 1,25 1,25 26,25

Jati Kesuma 5 1,25 1,25 27,50

Juhar Baru 5 1,25 1,25 28,75

K.S Kampung 5 1,25 1,25 30,00

Karang Anyar 5 1,25 1,25 31,25

Kedai Durian 5 1,25 1,25 32,50

Kenanga 5 1,25 1,25 33,75

Kolam 5 1,25 1,25 35,00

Kuala Dekah 5 1,25 1,25 36,25

Kuta Jurung 5 1,25 1,25 37,50

Kuta Tengah 5 1,25 1,25 38,75

Kuta Tualah 5 1,25 1,25 40,00

Lama 5 1,25 1,25 41,25

Lengau Seprang 5 1,25 1,25 42,50

Limau Manis 5 1,25 1,25 43,75

Lubuk Pakam Pekan 5 1,25 1,25 45,00

Mardinding Julu 5 1,25 1,25 46,25

Marjanji Tongah 5 1,25 1,25 47,50

Namo Mbelin 5 1,25 1,25 48,75

Namorube Julu 5 1,25 1,25 50,00

P. Merbau II 5 1,25 1,25 51,25

P. Sibaji 5 1,25 1,25 52,50

Paku 5 1,25 1,25 53,75

Page 243: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

30

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Paluhmanan 5 1,25 1,25 55,00

Parbarakan 5 1,25 1,25 56,25

Pasar Melintang 5 1,25 1,25 57,50

Patumbak I 5 1,25 1,25 58,75

Penara Kebun 5 1,25 1,25 60,00

Perguroan 5 1,25 1,25 61,25

Petapahan 5 1,25 1,25 62,50

Pisang Pala 5 1,25 1,25 63,75

Rambung baru 5 1,25 1,25 65,00

Rantau Panjang 5 1,25 1,25 66,25

Rumah Pilpil 5 1,25 1,25 67,50

Rumah Sumbul 5 1,25 1,25 68,75

Salam Tani 5 1,25 1,25 70,00

Sembahe 5 1,25 1,25 71,25

Sena 5 1,25 1,25 72,50

Sialang 5 1,25 1,25 73,75

Sibaganding 5 1,25 1,25 75,00

Sibunga-bunga Hilir 5 1,25 1,25 76,25

Sidodadi 5 1,25 1,25 77,50

Sidodadi Ramunia 5 1,25 1,25 78,75

Sigara-Gara 5 1,25 1,25 80,00

SM Diski 5 1,25 1,25 81,25

Sudirejo 5 1,25 1,25 82,50

Suka Dame 5 1,25 1,25 83,75

Sukarende 5 1,25 1,25 85,00

Sumbul 5 1,25 1,25 86,25

T. Selamat 5 1,25 1,25 87,50

Tanjung Anom 5 1,25 1,25 88,75

Tanjung Muda 5 1,25 1,25 90,00

Tanjung Mulia 5 1,25 1,25 91,25

Tanjung Siporkis 5 1,25 1,25 92,50

Telaga Sari 5 1,25 1,25 93,75

Telaga Tujuh 5 1,25 1,25 95,00

Page 244: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

31

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tembung 5 1,25 1,25 96,25

Tiga Juhar 5 1,25 1,25 97,50

Tuntungan II 5 1,25 1,25 98,75

Ujung Labuhan 5 1,25 1,25 100,0

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Lama bermukim penduduk merupakan variabel lain untuk menelusuri integritas

individual terhadap lingkungan sosial, yang tergambar dalam simbol status sosial dan gaya

hidup (life style). Berdasarkan lama bermukim di tempat tinggalnya ternyata 89,25 % (357

orang) responden sudah lebih dari 10 tahun berdiam di lokasi penelitian, namun ada pula 43

orang responden (10,75 %) yang tergolong baru tinggal yaitu di bawah 10 (sepuluh) tahun.

Tabel IV.8. Komposisi Responden berdasarkan lama tinggal

di daerah ini

Lama Tinggal di desa Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 1 0,25 0,25 0,25

Kurang dari setahun 1 0,25 ,0,25 0,50

1-2 tahun 2 0,50 0,50 1,00

3-4 tahun 5 1,25 1,25 2,25

5-6 tahun 10 2,50 2,50 4,75

7-8 tahun 12 3,00 3,00 7,75

9-10 tahun 12 3,00 3,00 10,75

Diatas 10 tahun 357 89,25 89,25 100,00

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia antara <21 – 60> (antara usia 17

tahun sampai di atas 60 tahun) dimana terdapat 5,50 % (22 responden) dalam kelompok usia

pemilih pemula, sedangkan untuk kelompok usia potensial (21 – 60 tahun) sebanyak 346

responden (86,50 %) dan kelompok lansia (lanjut usia) sebanyak 32 responden (8,00 %).

Page 245: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

32

Tabel IV.9. Kelompok Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

<21 22 5,50 5,50 5,50

21-30 54 13,50 13,50 19,00

31-40 104 26,00 26,00 45,00

41-50 128 32,00 32,00 77,00

51-60 60 15,00 15,00 92,00

>60 32 8,00 8,00 100,00

Total 400 100,00 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Berbasis karakter agama, maka responden survai ini terdiri dari beragama Islam 254

orang (63,50 %), Protestan 109 orang (27,25 %), dan Katolik 34 orang (8,50 %), serta Budha

terdapat 3 orang (0,75 %).

Tabel IV.10. Agama Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Islam 254 63,50 63,50 63,50

Protestan 109 27,25 27,25 90,75

Katolik 34 8,50 8,50 99,25

Buddha 3 0,75 0,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Keanekaragaman sosial budaya Sumatera Utara terlihat dari beragamnya latar

belakang suku penduduknya, hal ini tergambar pula dari analisis unit suku (ethnic unit

analysis) responden penelitian ini. Berdasarkan latar belakang etnik responden yang terpilih

dalam penelitian memperlihatkan ragam yang bukan didominasi etnik tempatan yaitu suku

Melayu hanya 34 orang (8,50 %) dan Karo 131 orang (32,75 %). Komposisi etnik masyarakat

yang berdiam di Kabupaten Deli Serdang justru didominasi suku pendatang yaitu Jawa 163

orang (40,75 %). Selain itu terdapat suku Mandailing 18 orang (4,50 %), etnik Batak Toba 17

Page 246: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

33

orang (4,25 %), Minang 5 orang (1,25 %), Simalungun 18 orang (4,50 %), Banjar 4 orang

(1,00 %), Sunda 8 orang (2, 00 %) dan Aceh berjumlah 1 orang (0,25 %).

Tabel IV.11. Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jawa 163 40,75 40,75 40,75

Tionghoa 3 0,75 0,75 41,50

Minang 5 1,25 1,25 42,75

Aceh 1 0,25 0,25 43,00

Banjar 4 1,00 1,00 44,00

Sunda 6 1,50 1,50 45,50

Melayu 34 8,50 8,50 54,00

Toba 17 4,25 4,25 58,25

Mandailing 18 4,50 4,50 62,75

Simalungun 18 4,50 4,50 67,25

Karo 131 32,75 32,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Dari segi jenjang pendidikan yang telah dikecap oleh responden menunjukkan yang

terbanyak berpendidikan menengah atas yaitu sebanyak 199 orang (49,75%). Selain itu,

responden yang berpendidikan tinggi yang sudah menamatkan pendidikannya sebanyak 29

orang (7,25%) dari Perguruan Tinggi/Universitas, yang berjumlah 21 orang (5,25%), serta

96 orang (24,00 %) yang tamat SMP, 41 orang (10,25%) tamat SD dan 22 orang (5,50 %)

tidak menyelesaikan tamat SD serta yang tidak pernah bersekolah sama sekali sebanyak 28

orang (7,00 %).

Page 247: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

34

Tabel IV.12. Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 7 1,75 1,75 1,75

Tidak pernah sekolah 6 1,50 1,50 3,25

Tidak tamat SD 22 5,50 5,50 8,75

Tamat SD 41 10,25 10,25 19,00

Tamat SLTP 96 24,00 24,00 43,00

Tamat SLTA 199 49,75 49,75 92,75

Tamat Akademi/diploma 8 2,00 2,00 94,75

Tamat S-1 atau lebih tinggi 21 5,25 5,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Konsekuensi dari pendidikan yang dikecap responden berhubungan dengan

kemampuan memahami pesan-pesan tertulis dan lisan yang dikomunikasikan oleh partai

politik dan caleg menjelang pemilu legislatif tahun 2014 lalu. Dalam konteks ini, sebesar

99,75 % responden (399 orang) mengakui mampu membaca huruf dan angka.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bersekolah 394 98,50 98,50 98,50

Bisa 5 1,25 1,25 99,75

Tidak bisa 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.13. Kalau Tidak Sekolah, apakah bisa baca/tulis ?

Berdasarkan status perkawinan, dimana 351 orang (87,75 %) berstatus kawin, 44

orang (11,00) masih berstatus single, terdapat 5 orang (1,25%) berstatus duda/janda.

Page 248: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, Kawin 351 87,75 87,75 87,75

Tidak Kawin 44 11,00 11,00 98,75

Ya,tapi cerai 5 1,25 1,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.14. Status Perkawinan Responden

C.2. Keadaan Ekonomi dan Kelembagaan Sosial

Pekerjaan responden beragam selaras dengan karakter Kabupaten Deli Serdang yang

berkarakter sub-urban dimana mayoritas responden memiliki mata pencaharian sebagai

petani sebanyak 96 orang ( 24,00%), wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri yaitu

sebanyak 78 orang (19,50 %). Selain itu, ada pegawai swasta berjumlah 28 orang (7,00%)

dan Buruh 19 orang (4,75 %), guru 9 orang (2,25 %), Tukang Becak 1 orang (0,25%), PNS

12 orang (3,00 %), supir 2 orang (0,50 %), purnawirawan 1 orang (0,25 %), Bidan 2 orang

(0,50%), kepala Dusun 1 orang (0,25 %), Nelayan 1 orang (0,25 %), Pegawai Desa 1 (0,25

%). Sisanya sebanyak 149 orang (37,25%) adalah responden tidak bekerja, seperti Ibu Rumah

Tangga 94 orang, masih bersekolah 33 orang dan sedang dalam mencari pekerjaan 22 orang.

Page 249: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Bekerja 149 37,25 37,25 37,25

Bidan 2 0,50 0,50 37,75

Buruh 19 4,75 4,75 42,50

Guru 9 2,25 2,25 44,75

Kepala Dusun 1 0,25 0,25 45,00

Nelayan 1 0,25 0,25 45,25

Pegawai Desa 1 0,25 0,25 45,50

Pegawai Swasta 28 7,00 7,00 52,50

Petani 96 24,00 24,00 76,50

PNS 12 3,00 3,00 79,50

Purnawirawan 1 0,25 0,25 79,75

Supir 2 0,50 0,50 80,25

Tukang Becak 1 0,25 0,25 80,50

Wiraswasta 78 19,50 19,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.15 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Masih sekolah 33 22,15 22,15 22,15

Ibu rumah tangga 94 63,09 63,09 85,23

Sedang mencari pekerjaan 22 14,77 14,77 100,00

Total 149 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel VI.16. Sebab Responden Tidak Bekerja

Jenis sumber mata pencaharian memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan.

Berdasarkan paparan tersebut, ternyata sebagian besar responden yaitu 146 orang (36,50 %)

memiliki penghasilan dibawah Rp 1 juta, 139 orang (34,75%) memiliki penghasilan sedang

yaitu lebih besar Rp. 1.000.001 -Rp. 2. 000.000,- . Sedangkan 92 orang (23,00 %) termasuk

berpenghasilan tinggi yaitu diatas Rp. 2.000.000,- perbulannya. Responden lainnya tidak

menjawab, sebanyak 23 orang (5,75%).

Page 250: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

37

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Menjawab 23 5,75 5,75 5,75

≤ Rp 500.000 48 12,00 12,00 17,75

> Rp 500.000 - Rp 1.000.000 98 24,50 24,50 42,25

> Rp 1.000.00  - Rp 2.000.000 139 34,75 34,75 77,00

> Rp 2.000.001 - Rp 4.000.000 78 19,50 19,50 96,50

> Rp 4.000.001 - Rp 8.000.000 13 3,25 3,25 99,75

> Rp 8.000.000 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.17. Pendapatan perbulan

C.3. Kapasitas Sarana Informasi

Media massa dan elektronik merupakan instrumen transfer informasi pengetahuan,

hiburan, berita, maupun nilai-nilai sosial budaya, ekonomi dan politik yang dapat dikenali

dari pesan visual dan audiovisual. Berdasarkan kepemilikannya maka 389 responden (97,25

%) ternyata di rumahnya telah ada televisi, dan 11 responden (2,75 %) menyatakan tidak

memiliki televisi di rumahnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 389 97,25 97,25 97,25

Tidak 11 2,75 2,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.18. Kepemilikan Responden atas Televisi

Selain itu, untuk menambah sumber referensi responden dalam prilaku sosial, budaya,

ekonomi dan politik dilakukan dengan membaca koran, majalah dan sumber bacaan lainnya.

Membaca, menonton TV dan mendengar radio merupakan aktivitas pendukung utama bagi

Page 251: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

38

masyarakat untuk memperoleh beragam informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk dalam meningkatkan kualitas prilaku dan referensi pilihan.

Terkait dengan pernyataan tersebut, selain menonton TV dari berbagai stasiun TV swasta dan

nasional, serta mendengar radio dengan frekuensi FM dan AM yang ada di kota Medan dan

Kabupaten Deli Serdang, tampaknya responden juga menambahkan bobot prilakunya sehari-

hari termasuk untuk partisipasi politik dan pilihan politiknya dengan membaca koran,

majalah dan media cetak lainnya dengan cara berlangganan di rumah menurut 26 orang

responden (6,50 %), membaca media cetak yang tersedia di kantor atau tempat aktivitas

menurut 87 orang (21,75%), dan dengan membeli media secara eceran setiap hari maupun

hari-hari tertentu saja menurut 70 orang responden (17,50 %). Sedangkan lainnya, yaitu

sebanyak 217 orang (54,25 %) ternyata tidak membaca media cetak secara reguler.

Selengkapnya mengenai gambaran prilaku responden dalam membaca media cetak dapat

dilihat dalam tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, berlangganan di rumah 26 6,50 6,50 6,50

Ya, membaca di kantor atau tempat aktivitas

87 21,75 21,75 28,25

Ya, memberi eceran hari-hari tertentu

70 17,50 17,50 45,75

Tidak membaca 217 54,25 54,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.19. Apakah pernah membaca Koran ?

C. 4. Kapasitas Responden Dalam Mengikuti Organisasi Sosial Budaya Dan

Politik

Memasuki organisasi dan kelembagan sosial politik merupakan wadah untuk

membangun pengalaman kepemimpinan dan relasi sosial politik. Dengan melakoni peranan

yang dilabelkan oleh struktur organisasi sosial politik, maka seseorang atau sekelompok

orang dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja sosial politiknya. Aktivitas sosial dan

partisipasi dalam politik secara teoritis mewarnai preferensi dan pilihan dalam pemberian

suara dalam pemilu. Karena keikutsertaan dalam organisasi sosial, partai politik, dan

organsisasi keagamaan dapat mempengaruhi pragmatisme, primordialime, rasionalitas, dan

Page 252: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

39

demokratisnya seseorang dalam memberikan pilihan dan menawarkan pertimbangan-

pertimbangan yang menentukan kebijakan dan keputusan politik.

Selain itu, berbagai dinamika yang muncul ketika melakukan aktivitas sosial dan

politik menyebabkan seseorang skeptis ataupun optimis terhadap pilihan politiknya, karena

pengalamannya merupakan pedoman untuk menetapkan pilihan politik. Dengan adanya

pengalaman politik ini maka akan meningkatlah kapasitas wawasan politik kritis para

responden penelitian ini, karena wawasan politik yang kritis sebagai manfaat pendidikan

politik itu diperlukan untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial, yang

selanjutnya dapat membangkitkan kreativitas orang-orang mencari kemungkinan alternatif

baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara penyelesaian politik yang paling

aman ditempuh, yang keadaan ini berlangsung dari proses penjernihan wawasan politik

mengenai situasinya, dan antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-

masa mendatang, yang disusul dengan adanya upaya redifinisi dan pengubahan terhadap

pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga

terhadap lembaga-lembaga politik dan situasi masyarakatnya (Kartini: 2009).

Berdasarkan paparan teoritik tersebut, sebagian besar responden ternyata berprilaku

berbeda dimana mereka bukanlah anggota dari berbagai organisasi sosial politik yang ada

dalam formasi kelembagaan sosial politik Indonesia, terutama kelembagaan yang merupakan

basis pembangun struktur kekuatan politik. Rendahnya aktivitas responden dalam beragam

aktivitas sosial, politik, keagamaan, seni dan budaya, asosiasi profesi, serikat buruh, maupun

LSM secara teoritis menunjukkan prilaku pemilih yang masih bersifat parochyal political

participant (Miriam Budiardjo: 2010). Oleh karena itu sangat menarik untuk mengetahui

siapa saja di antara warga masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan politik dan siapa saja

yang tidak; sampai seberapa besar tingkat partisipasi politik warga masyarakat; siapa yang

berpartisipasi rendah dan siapa yang tinggi; apa ciri-ciri partisipan dan apa ciri-ciri non

partisipan; serta apa dampak partisipasi terhadap keputusan yang dibuat penguasa politik dan

dampak tindakan-tindakan penguasa politik terhadap partisipasi politik.

Terpusatnya perhatian para ilmuwan politik pada kegiatan politik yang dijalankan

oleh anggota masyarakat sebagai warga negara biasa (private citizen menurut istilah

Huntington dan Nelson) berarti bahwa partisipasi politik adalah salah satu bentuk saja dari

kegiatan politik. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara dalam kedudukannya

sebagai rakyat biasa disebut sebagai partisipasi politik, sesuai dengan salah satu ciri dari teori

partisipasi politik yang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, dan

berhubungan dengan penentuan pejabat-pejabat politik (Rauf, 1991: 10)

Page 253: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

40

Tapi kegiatan politik yang dijalankan oleh para penguasa politik mereka juga warga

negara dan anggota masyarakat dalam kedudukan mereka sebagai pengambil keputusan tidak

dapat dinamakan partisipasi politik. Kegiatan itu hanya dapat disebut sebagai kegiatan politik

saja. Jadi, partisipasi politik mengandung adanya sasaran yang ingin dituju, yaitu proses

pembuatan keputusan politik; partisipan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik

yang akan diambil agar keputusan itu menguntungkannya atau paling tidak, tidak

merugikannya.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh penguasa politik dalam kedudukannya

sebagai pembuat dan pengambil keputusan politik jelas merupakan kegiatan politik. Para

pengambil keputusan ( decision makers) yang menghasilkan keputusan politik, seharusnya

menjalankan kegiatan politik, dalam bentuk mengikutsertakan masyarakat untuk memberikan

masukan yang akan menjadi pertimbangan untuk dijadikan keputusan politik.

Terkait dengan rendahnya partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam berbagai

organisasi, kelembagaan dan partai politik. yang menjauhkan atau menyenjangkan penafsiran

dari elite politik terhadap pikiran dan kepentingan pemilihnya. Sedikitnya anggota

masyarakat yang terlibat dalam aktivitas sosial dan politik, berkorelasi pula dengan tingginya

kerahasiaan dan belum pastinya pilihan pemilih dalam menentukan partai politik yang

dicoblos dalam pemilu 2014. Sebaliknya secara teoritis, aktifnya anggota masyarakat dalam

berbagai kelembagaan sosial dan partai politik semakin meningkatkan komunikasi dengan

elit politik, semakin mudah mengakses informasi dan rencana kebijakan publik yang akan

digodok oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Deli

Serdang.

Tabel IV.20. Komposisi Responden berdasarkan anggota aktif, anggota tidak aktif atau

bukan anggota organisasi atau perkumpulan.

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

a.

Organisasi keagamaan (misalnya dalam Islam ada

NU, Muhammadiyah, majlis taklim, remaja mesjid;

kalau dalam Kristen ada HKBP, Methodist, HKI,

GKPS, GBKPdan sebagainya)

51,00% 12,50% 36,50%

b. Organisasi olahraga, seperti klub sepakbola, senam,

bela diri, dll 91,50% 3,75% 4,75%

c. Organisasi sosial, seperti karang taruna, dharma

wanita, PKK, organisasi marga, dll 82,25% 2,25% 15,50%

Page 254: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

41

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

d. Perhimpuan seni dan budaya, seperti seni suara, seni

lukis, seni tari, dan lain-lain 96,25% 1,00% 2,75%

e. Organisasi profesi, seperti ikatan dokter, PGRI,

pengacara, dll 95,50% 2,00% 2,50%

f. Serikat pekerja/buruh, serikat tani, serikat dagang 97,25% 1,25% 1,50%

g. Lembaga Swadaya Masyarakat 97,25% 1,25% 1,50%

h. Partai politik 97,50% 1,25% 1,25%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Kalau kita perhatikan tabel diatas tergambar bahwa keikutsertaan dari responden

sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi keagamaan (36,50 %) dan

organisasi sosial (15,50 %). Sedangkan yang aktif dalam kegiatan LSM dan partai politik

sangat rendah yaitu masing-masing 1,50 % dan 1,25 %. Gambaran ini memberikan arti

bahwa tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau elite

politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang berdampak

pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit dengan aspirasi

masyarakatnya. Karena secara teori kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan

dan ketidaktahuan politik, maka untuk merangsang partisipasi politiknya secara aktif dalam

usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik,yang bertujuan untuk : (a) Membuat

rakyat menjadi melek-politik/sadar politik, (b) lebih kreatif dalam partisipasi sosial politik di

era pembangunan, (c) menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih

nyaman dan sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia (Kartini: 2009).

Leluasanya anggota DPRD dalam menafsirkan bentuk hubungan dan dukungan yang

kondusif ataupun depresif kepada birokrasi pemerintahan sesungguhnya terkondisi oleh

rendahnya mekanisme kontrol masyarakat, karena pemilihan anggota DPRD yang langsung

dipilih oleh voter harusnya berkorelasi langsung dengan fungsi partai politik sebagai

instrumen artikulasi kepentingan dan wadah komunikasi politik antar elite dan pemilihnya.

Kenyataannya seringkali kebijakan pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang disetujui oleh

DPRD mencerminkan jauhnya realita dari bayangan kepentingan konstituen dan pemilih para

anggota dalam Pemilu tahun 2009 lalu.

Karena apa demikian? Menurut Kartini (2000), demokrasi bukan merupakan situasi

yang sudah selesai/finished; tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan

Page 255: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

42

digarap tanpa henti-hentinya menuju kearah kemajuan dan kebaikan yang memerlukan

demokratisasi pribadi manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat

pemerintah, agar semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang.

Sehingga fungsi partai politik dan kinerja anggota DPRD diharapkan dapat bermanfaat bagi:

(a) memperbesar kekuasaan dalam menentukan opini publik (pendapat umum) serta

partisipasi politik rakyat (b) ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya

pemerintahan menuju ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Fungsi lembaga-lembaga demokrasi di Kabupaten Deli Serdang sangat diperlukan

mengingat berbagai permasalahan pembangunan yang harus diatasi, sehubungan dengan letak

strategis Kabupaten Deli Serdang sebagai satelit dari wilayah ibukota Provinsi Sumatera

Utara yang struktur masyarakatnya sudah masuk klasifikasi modern dan kota metropolitan

nomor tiga di Indonesia.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Air PAM 3 0,75 0,75 0,75

Masalah ekonomi 241 60,25 60,25 61,00

Masalah keamanan 27 6,75 6,75 67,75

Masalah kebersihan 12 3,00 3,00 70,75

Masalah kesehatan 3 0,75 0,75 71,50

Masalah lalu lintas 2 0,50 0,50 72,00

Masalah moral dan etika 2 0,50 0,50 72,50

Masalah pelayanan public 3 0,75 0,75 73,25

Masalah pemadaman listrik 2 0,50 0,50 73,75

Masalah pendidikan 51 12,75 12,75 86,50

Masalah pengangguran 3 0,75 0,75 87,25

Masalah pertanian 5 1,25 1,25 88,50

Masalah social 2 0,50 0,50 89,00

Pembangunan infrastruktur 40 10,00 10,00 99,00

Pembenahan generasi muda 2 0,50 0,50 99,50

Perbaikan saluran air 2 0,50 0,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.21. Masalah yang paling penting dihadapi masyarakatKabupaten Deli Serdang

Page 256: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

43

B. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

B.1. Landasan / Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu;

3. PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas PP Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

4. Permendagri Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Permendagri

Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

5. Peraturan KPU Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan,

Program, dan jadwal Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan wakil Kepala

Daerah;

6. Peraturan KPU Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Penetapan

Jumlah dan Tata Cara Pengisian Keanggotaan DPRD Prov atau DPRD

Kab/Kota Induk dan DPRD Prov atau DPRD Kab/kota yang dibentuk setelah

Pemilu Tahun 2009;

7. Peraturan KPU Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja

KPU Prov, KPU Kab/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah

dan wakil Kepala Daerah;Peraturan KPU Nomor 64 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pemantauan dan tata Cara Pemantauan Pemilu Kepala Daerah dan

wakil Kepala Daerah;

8. Peraturan KPU Nomor 65 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan

Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah;

9. Peraturan KPU Nomor 66 Tahun 2009 tentang Penetapan Norma, Standar,

Prosedur dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan

Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Page 257: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

44

10. Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara

Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan wakil

Kepala Daerah;

11. Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata cara

Pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

12. Peraturan KPU Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

13. Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan

Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah di TPS;

14. Peraturan KPU Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata cara Pelaksanaan

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah oleh PPK, KPU Kab/Kota, dan KPU Prov, serta Penetapan

Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan.

Page 258: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

45

B.2. Data Pemilih

Lk PrJUMLAH PEMILIH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.031 1.075 2.106 122 STM. HULU 20 4.743 4.848 9.591 363 SIBOLANGIT 30 7.687 8.089 15.776 614 KUTALIMBARU 14 12.911 13.266 26.177 725 PANCUR BATU 25 33.418 35.015 68.433 1386 NAMORAMBE 36 13.864 14.717 28.581 737 BIRU-BIRU 17 13.222 14.003 27.225 698 STM. HILIR 15 12.670 13.091 25.761 729 BANGUN PURBA 24 8.229 8.376 16.605 4810 GALANG 29 22.745 23.777 46.522 11011 TANJUNG MORAWA 26 78.138 79.192 157.330 31212 PATUMBAK 8 34.483 34.445 68.928 13113 DELI TUA 6 21.487 21.753 43.240 8614 SUNGGAL 17 99.536 100.999 200.535 37315 HAMPARAN PERAK 20 60.245 58.591 118.836 22716 LABUHAN DELI 5 24.471 23.777 48.248 9917 PERCUT SEI TUAN 20 149.963 149.128 299.091 52118 BATANG KUIS 11 22.950 22.918 45.868 8419 PANTAI LABU 19 16.874 16.457 33.331 7220 BERINGIN 11 20.914 20.873 41.787 8621 LUBUK PAKAM 13 41.618 44.544 86.162 15722 PAGAR MERBAU 16 12.926 13.022 25.948 61

394 714.125 721.956 1.436.081 2.900

1 LAPAS LUBUK PAKAM 727 13 740 2

2 LAPAS TANJUNG GUSTA 185 0 185 1

3 RUTAN PANCUR BATU 145 0 145 1

JUMLAH 1.057 13 1.070 4

394 715.182 721.969 1.437.151 2.904

Sumber: KPU Deli Serdang, 2013

JUMLAH

TPS KHUSUS RUTAN / LAPAS

JUMLAH KESELURUHAN

Tabel IV.22. REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

No. KECAMATANJUMLAH

PPS

JUMLAH PEMILIHJUMLAH

TPS KET

Page 259: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

46

B.3. SOSIALISASI PILKADA TAHUN 2013

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah, yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan

kegiatan sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk

menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

pada tahun 2013, khususnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli

Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan pemimpin daerah di Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 400 responden, terdapat 315

responden (78,75 %) bahwa berpendapat atau memiliki tanggapan tentang informasi sistem

pemilihan kepala daerah di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 sudah memadai. Dapat

terlihat pada Tabel IV.22.

Sehingga dari data tersebut (Tabel IV.22) sangat konsisten terhadap pemilih yang

terdaftar sebagai pemilih pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013,

seperti yang terlihat pada Grafik IV.1, yang menyebutkan bahwa terdapat 394 responden

(98,50%) terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang

tahun 2013.

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.1 Apakah terdaftar sebagai pemilih Pilkada ?

98,50%

1,50%

Ya 394 Tidak 6

Page 260: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

47

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 315 78,75 78,75 79

Belum 65 16,25 16,25 95

Tidak ada 20 5,00 5,00 100

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.23. Tanggapan responden tentang informasi sistem pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Namun kegiatan Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara, hendaknya

diimbangi dengan intensitas para pasangan calon atau Tim pendukungnya dalam

mensosialisasikan atau memperkenalkan pasangan calon pada pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Deli Serdang Tahun 2013, karena terdapat 91 responden (22,75 % ) menyatakan

bahwa informasi tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

Belum dan Tidak memadai. Hal tersebut terdapat pada Grafik IV.2

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.2 Apakah informasi tentang calon bupati sudah memadai ?

77,25%

20,25%

2,50%

Ya 309

Belum 81

Tidak 10

Page 261: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

48

Sedangkan tanggapan masyarakat tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan

pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, terdapat 349

responden dari 400 responden (87,25) menyatakan bahwa informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sudah “Memadai”, dan yang menyatakan Tidak ada informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sebanyak 19 responden (4,75%). Seperti yang tertera pada Tabel IV.23.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 349 87,25 87,25 87,25

Belum memadai 32 8,00 8,00 95,25

Tidak ada 19 4,75 4,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.24. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Demikian juga dengan tanggap masyarakat tentang informasi mengenai jadwal

Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, menyebutkan bahwa

terdapat 317 responden dari 400 responden (79,25 %) menyatakan “Memadai” dan sebanyak

26 responden (6,50 %) menyatakan “Tidak Ada”. Tertera pada Tabel IV.24.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 317 79,25 79,25 79,25

Belum memadai 57 14,25 14,25 93,50

Tidak ada 26 6,50 6,50 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.25. Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Page 262: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

49

Media sosialisasi yang dinilai paling efektip oleh pemilih pada pemilihan calon bupati

dan wakil Bupati pemilu tahun 2013 di Kabupaten Deli Serdang adalah iklan luar ruang

(Baliho, Spanduk, Poster, Kartu nama, dll) 73,75% (295 responden), sedangkan media yang

paling tidak efektip menurut hasil survey adalah iklan / Berita di media online dengan

persentase 82,00% (328 responden) uraian pada tabel berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 18,25% 3,50% 4,00% 5,00% 12,25% 14,50% 17,00% 16,25% 4,75% 4,50%

b. Iklan/Berita di Radio 32,00% 3,75% 4,00% 7,75% 15,00% 16,75% 14,00% 4,25% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

24,00% 2,25% 3,25% 3,25% 9,00% 19,50% 16,00% 12,75% 6,50% 3,50%

d. Iklan/Berita di media online 48,25% 7,50% 8,50% 6,75% 11,00% 9,75% 4,50% 2,50% 0,00% 1,25%

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

52,00% 6,75% 8,00% 6,50% 8,25% 11,00% 4,25% 2,00% 0,25% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

15,50% 0,50% 1,25% 3,25% 5,75% 13,25% 21,25% 21,75% 10,50% 7,00%

g. Kampanye Partai Politik 21,50% 2,50% 2,75% 3,25% 16,50% 19,50% 17,00% 13,25% 2,25% 1,50%

h. Kunjungan Tim Sukses 22,75% 3,50% 3,50% 4,00% 15,50% 22,50% 14,25% 10,50% 2,00% 1,50%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

26,75% 4,75% 6,00% 5,50% 17,50% 19,50% 11,75% 6,00% 0,50% 1,75%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman

29,50% 2,25% 3,50% 2,50% 12,75% 19,50% 14,75% 10,75% 2,25% 2,25%

k. Pendidikan Politik 46,50% 7,75% 5,75% 4,00% 11,50% 9,75% 7,00% 5,50% 1,50% 0,75%

l. Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survai, Juli 20

Bentuk media sosialisasiNoS K O R (% )

Tabel IV.26. Skor Penilaian tentang Sosialisasi Pemilihan Calon Bupati Tahun 2013

Antusias masyarakat dalam memberikan suaranya pada Pemilihan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, bahwa dari responden yang ditemui

menggambarkan bahwa tingkat kehadiran masyarakat ke TPS cukup tinggi yaitu sebanyak

383 dari 400 responden mendatangi atau hadir di TPS pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli

Serdang 2013 (95,75 %). Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.68. dalam table tersebut

juga menyebutkan bahwa masyarakat yang kurang atau tidak hadir ke TPS pada Pilkada

Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013 yang tertinggi di Kecamatan Pancur Batu

sebanyak 4 %. Sebagaimana terurai pada tabel dibawah ini.

Page 263: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

50

1 B. Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )2 Batang Kuis 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )3 Beringin 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )7 Gunung Meriah 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )8 Hamparan Perak 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )9 Kutalimbaru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )10 Labuhan Deli 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )11 Lubuk Pakam 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )13 P. Labu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )16 Pancur Batu 21 ( 5,25% ) 4 ( 1,00% )17 Patumbak 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )18 Sibolangit 28 ( 7,00% ) 2 ( 0,50% )19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total 383 ( 95,75% ) 17 ( 4,25% )Tidak Menjawab

Sumber: Data Survey, Juli 2015

KecamatanDatang ke TPS sewaktu Pilbup

Ya Tidak

Tabel IV.27. Responden yang memberikan suara dalam Pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

No

Dari 400 responden terdapat 17 responden yang tidak hadir ke Tempat Pemungutan

Suara (TPS) (4.25%), dengan berbagai alasan, dan alasan tertinggi mengapa masyarakat tidak

hadir ke TPS saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

menyebutkan dikarenakan sedang bekerja saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013 berlangsung sebanyak 11 responden (64,71%). Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel IV.28.

Page 264: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

51

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Kurang informasi tentang figurnya 1 5,88 5,88 5,88

Masih di bawah usia 1 5,88 5,88 11,76

Sedang kerja 11 64,71 64,71 76,47

Sedang sakit 1 5,88 5,88 82,35

Tidak dapat kartu pemilih 1 5,88 5,88 88,24

Tidak mengetahui visi dan misinya 1 5,88 5,88 94,12

Tidak punya pilihan 1 5,88 5,88 100,00

Total 17 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.28 Alasan responden tidak memberikan suara

Masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, ternyata sebanyak 355 dari 400 responden (88,75 %)

sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

yang akan dipilih, sebelum masuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang 2013. Hal tersebut tertera pada Tabel IV.29.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 355 88,75 88,75 88,75

Tidak 45 88,75 11,25 100,00

Total 400 177,50 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.29. Tanggapan responden sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan dipilih sebelum masuk TPS pada Pemilukada Tahun 2013

Demikian juga ketika masyarakat sedang berada di dalam Tempat Pemungutan Suara

(TPS) bahwa sebanyak 351 dari 400 responden (98,87 %) mencoblos pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk

TPS. Hal tersebut sesuai dengan Tabel IV.30.

Page 265: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

52

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 351 98,87 98,87 98,87

Tidak 4 1,13 1,13 100,00

Total 355 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.30. Kalau ya, apakah mencoblos Surat Suara yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk TPS ?

Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki kesiapan untuk pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Deli Kabupaten Serdang pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2013, sebanyak 17 dari 45 responden (37,78 %) dengan alasan Tidak

mengenal Calonnya. Terlihat dari table IV.31.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

5 11,11 11,11 11,11

5 11,11 11,11 22,22

13 28,89 28,89 51,11

5 11,11 11,11 62,22

17 37,78 37,78 100,00

45 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.31. Alasan tidak memiliki kesiapan untuk calon Bupati dan wakil Bupati yang akan dipilih

Pasangan Calonnya banyak

Paslon yang ada kurang memperhatikan rakyat

Kurang mengenal calonnya

Terpengaruh oleh orang lain

Tidak mengenal calonnya

Total

Dari 400 responden Pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013, ada

yang memberikan berbagai bentuk atau jenis barang berupa, Uang sebanyak 7,50 % dan yang

tidak sebanyak 92,50 %, Barang tertentu terdapat 6,50 % sedangkan yang tidak 93,50 %,

Sembako ada 8,50 % dan yang tidak 91,50 %, sedangkan untuk Bibit atau Pupuk sebanyak

2,50 % dan yang tidak 97,50 %. Sesuai dengan Tabel IV.32.

Page 266: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

53

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 7,50% 92,50%

b.      Barang tertentu 6,50% 93,50%

c.       Sembako 8,50% 91,50%

d.      Bibit atau pupuk 2,50% 97,50%

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.32 Apakah ada yang memberikan bantuan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013 ?

Secara umum bahwa masyarakat yang menerima pemberian uang atau barang

tertentu, dengan tujuan untuk menggarap / mendulang suara, oleh pasangan calon atau tim

sukses pasangan calon. dari hasil survey hanya 25 responden (6,25%) yang menerima

bantuan dan sebanyak 24 responden tersebut terpengaruh akan pemberian dari pihak-pihak

yang terlibat dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, Sesuai

dengan Tabel IV.33.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 24 96,00 96,00 96,00

Tidak 1 4,00 4,00 100,00

Total 25 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.33. Responden yang memilih Calon karena menerima bantuan

Pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013,

masyarakat yang memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

terpengaruh karena sudah menerima pemberian atau bantuan dari pasangan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sebanyak 24 responden. Sesuai dengan data pada tabel

IV.34.

Page 267: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

54

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sudah membantu dan harus dipilih 24 100,00 100,00 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.34. Alasan responden memilih karena menerima bantuan / pemberian

Pendapat masyarakat tentang kinerja pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan

aparatnya yang telah menjalankan program dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,

bahwa ditinjau dari beberapa aspek menyebutkan yang tertinggi dari aspek atau bidang

“Kesehatan” sebanyak 61 %, kemudian disusul di bidang “Pendidikan” mencapai 60 %,

sedangkan yang terendah adalah pada aspek “ketenagakerjaan” hanya 9,50 %. Dan data

tersebut tertera pada Tabel IV.35.

No. Aspek Ya Belum Tidak

1 Pembangunan Infrastruktur Kota/Desa 29,50% 63,00% 7,50%

2 Peningkatan Ekonomi Rakyat 11,25% 78,25% 10,50%

3 Investasi (Penanaman Modal) di Daerah 9,50% 70,75% 19,75%

4 Pendidikan 60,00% 34,50% 5,50%

5 Kesehatan 61,50% 32,50% 6,00%

6 Ketenagakerjaan 9,00% 77,50% 13,50%

7 Penegakan Hukum 21,00% 63,75% 15,25%

8 Pemberantasan KKN 14,75% 68,00% 17,25%

9 Pelayanan Publik 37,00% 52,50% 10,50%

10 Pengutipan Restribusi 32,50% 51,25% 16,25%

11 Pertanahan 29,00% 57,30% 13,70%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.35. Pendapat responden tentang kinerja Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan aparatnya

Page 268: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

55

B.4. Tingkat Partisipasi Pemilih

Sesuai data Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang, tingkat partisipasi

pemilih pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sangat rendah

dengan capaian hanya 37,99 % dari jumlah pemilih yang terdaftar yaitu 1.437.151 orang.

Partisipasi itu menunjukkan bahwa yang tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)

menggunakan hak pilihnya 891.091 orang (62,01 %), sedang yang menggunakan hak

pilihnya hanya 546.060 orang.

Page 269: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

56

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

640 1.045 1.547 2.278 6.220 2.964 4.765 3.611 23.070

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

8 34 166 675 168 131 125 202 1.509

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

32 117 147 403 694 144 278 613 2.428

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

12 64 46 77 186 149 111 88 733

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38 112 229 1.180 1.548 383 463 308 4.261

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

189 707 1.172 2.731 3.846 1.338 831 607 11.421

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

68 494 508 211 1.137 438 328 645 3.829

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

395 2.337 4.006 4.216 7.703 4.831 4.007 4.524 32.019

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

10 132 689 660 2.931 357 423 234 5.436

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

23 418 140 288 1.435 729 727 442 4.202

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

9 9 61 118 480 119 302 436 1.534

1.424 5.469 8.711 12.837 26.348 11.583 12.360 11.710 90.442

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Tidak Sah 32 124 189 243 529 288 249 199 1.853

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Sah dan Tidak Sah 1.456 5.593 8.900 13.080 26.877 11.871 12.609 11.909 92.295

No. UraianJumlah

Dipindahkan

No. UraianJumlah

Dipindahkan

Tabel IV.36. REKIPITULASI HASIL PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

JumlahDipindahkan

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Page 270: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

57

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

23.070 2.784 6.824 15.403 6.183 4.245 16.687 15.963 91.159

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

1.509 232 321 4.202 645 377 1.889 2.099 11.274

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

2.428 97 254 5.030 450 656 4.058 2.275 15.248

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

733 545 1.308 1.658 342 285 679 786 6.336

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

4.261 643 1.929 6.554 1.390 1.503 11.018 11.066 38.364

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

11.421 1.183 5.987 11.869 5.891 3.159 10.176 9.140 58.826

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

3.829 454 1.091 3.101 844 910 1.928 882 13.039

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

32.019 1.417 1.889 7.128 3.278 1.913 12.970 821 61.435

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

5.436 83 129 995 338 313 711 553 8.558

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

4.202 923 2.381 5.471 2.398 1.099 2.931 2.357 21.762

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

1.534 80 326 1.595 1.130 712 764 608 6.749

90.442 8.441 22.439 63.006 22.889 15.172 63.811 46.550 332.750

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 1.853 199 627 1.509 490 474 1.346 857 7.355

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 92.295 8.640 23.066 64.515 23.379 15.646 65.157 47.407 340.105

JumlahDipindahkan

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Jumlah Pindahan(I)

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Page 271: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

58

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

91.159 6.815 36.279 5.911 3.662 5.347 6.853 4.668 160.694

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

11.274 428 2.361 543 645 196 208 171 15.826

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

15.248 539 2.172 496 467 444 308 370 20.044

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

6.336 312 1.800 304 286 791 1.770 499 12.098

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38.364 2.175 12.750 690 412 1.959 1.310 2.196 59.856

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

58.826 2.287 14.682 4.017 5.121 3.725 7.485 3.844 99.987

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

13.039 1.008 2.433 598 944 1.149 1.064 628 20.863

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

61.435 850 8.340 1.132 1.106 2.247 8.629 1.116 84.855

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

8.558 149 891 176 140 137 136 55 10.242

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

21.762 1.244 10.374 3.411 1.160 1.744 1.345 587 41.627

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

6.749 393 1.194 219 97 136 115 96 8.999

332.750 16.200 93.276 17.497 14.040 17.875 29.223 14.230 535.091

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 7.355 376 1.438 329 303 381 527 260 10.969

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 340.105 16.576 94.714 17.826 14.343 18.256 29.750 14.490 546.060

Sumber : Data KPU-DS

No. Uraian Jumlah Pindahan (II)

Jumlah Pindahan (II)No. Uraian

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil BupatiJumlahAkhirJumlah Pindahan (II)

JumlahAkhir

JumlahAkhir

Page 272: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

59

Berdasarkan Tabel IV.22. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.436.081 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan suara

sesuai Tabel IV.36. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah

sebanyak 546.060 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 sebesar 38.02% (Sumber : Data

KPU DS)

C. Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

C.1 Landasan Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 :

1. Undang Undang No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

2. Undang Undang No. 15 Tahun 2011 Tentang: Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Undang Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang: Pemiilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

4. Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan

Umum, dan Dewan Kehormatan Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012,

Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Kode Etik

Peneyelenggara Pemilihan Umum.

5. Peraturan KPU No. 1 2010 Tentang: Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,

Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota.

6. Peraturan KPU No. 6 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Keempat Atas

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Tahapan,

Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Tahun 2014.

7. Peraturan KPU No. 7 2012 Tentang: tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Page 273: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

60

8. Peraturan KPU No. 10 2013 Tentang: Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di

Luar Negeri Untuk Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

9. Peraturan KPU No. 12 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Atas Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Dan Tata

Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri Dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan

Suara Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Tahun 2014.

C.2. Data Pemilih Pada Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi

dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi

perhatian, terutama dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang

tidak melakukan pencoblosan (Golput) dan yang tidak terdaftar. Persoalan

registrasi pemilih yang masih mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan

Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, ternyata masih memungkinkan

terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data pemilih, karena adanya

kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door menjumpai

masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat

digunakan sebagai rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih,

karena penduduk belum melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu

Keluarga.Keadaan ini dapat mengakibatkan pemilih berpeluang untuk mencoblos

lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas

keberadaan orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya

jumlah pemilih tidak terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat

melanggar asas Jurdil Pemilu. Masalah fenomena tingginya angka ghost-voter

terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang tidak terdaftar dan pemilih

terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang mendatangkan

masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat menjadi

bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Page 274: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

61

Pada Pemilu 2009 kemungkinan pemilih ganda ini diupayakan diatasi

dengan penandaan tinta di jari jempol pemilih, tetapi karena tinta yang mudah

dihapus, peluang untuk kecurangan ini masih muncul. Sehingga untuk Pemilu

2014 lalu, perhatian terhadap masalah tinta penanda ini juga masih relavan dan

penting dijadikan sebagai bagian proses pengendalian kualitas hasil Pemilu.

Dalam hal kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu, berhubungan dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya

dalam DPT, dimana hasil penelitian ini menggambarkan bahwa 396 (99,00 %)

orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1,00 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan tingginya persentase responden terdaftar dalam

DPT, karena responden penelitian ini dipilih dari DPT Pemilu Legislatif tahun

2014, sedangkan empat orang responden yang tidak terdaftar ditemukan adalah

merupakan responden yang ditemui oleh enumerator setelah lima responden

cadangan yang ditetapkan tidak ditemukan.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.3. Apakah Responden terdaftar sebagai pemilih dalam DPT Pileg tahun 2014?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 275: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

62

Tingkat pengetahuan pemilih atas terdaftarnya mereka dalam DPT, terkondisi karena

responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir pendaftaran sebanyak 52 orang

(13,00 %) dan sepanjang ingatan responden, ada petugas yang datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkan mereka sebagai calon pemilih pada Pileg tahun 2014 lalu, sebanyak 300 orang

(75,00 %), sedangkan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengingat lagi, proses pendaftaran

tersebut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, saya langsung mengisi formulir pendaftaran 52 13,00% 13,00% 13,00%

Tidak, formulir pendaftarannya diisi langsung oleh petugas 300 75,00% 75,00% 88,00%

Lupa, tidak ingat 48 12,00% 12,00% 100,00%

Total 400 100,00% 100,00%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.37. Apakah mengisi sendiri formulir pendaftaran ?

Meskipun petugas telah melakukan pendaftaran, ternyata hasil penelitian ini

menggambarkan bahwa masih terdapat 24 orang (6,00 %) responden menyatakan bahwa

terdapat anggota keluarga mereka yang belum didaftarkan oleh petugas.

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.38. Apakah seluruh anggota ikut terdaftar ?

Keadaan belum atau tidak didaftarkannya anggota keluarga responden sebagai

pemilih dalam DPT disebabkan karena: anggota keluarga merantau, tidak didatangi oleh

petugas pendaftar (ditenggarai petugas memanfaatkan Kartu Keluarga penduduk sebagai

referensi dalam mengisi formulir Daftar Pemilih), tidak adanya dokumen kependudukan

sebagai persyaratan domisili menetap, karena adanya anggota keluarga yang tidak menetap,

tidak didaftarkan oleh kepala keluarga, keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

yang seharusnya usianya sudah memenuhi persyaratan 17 tahun atau sudah pernah menikah,

namun tak didaftar, tidak tahu adanya masa pendaftaran sebagai pemilih dalam pemilu.

Page 276: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

63

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Anggota keluarga pergi merantau 6 25,00 25,00 25,00

Belum didatangi petugas 6 25,00 25,00 50,00

Identitas tidak memenuhi 3 12,50 12,50 62,50

Karena ada anggota yang tidak menetap 5 20,83 20,83 83,33

Keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

1 4,17 4,17 87,50

Tidak di daftar oleh kepala keluarga 2 8,33 8,33 95,83

Tidak tahu ada masa pendaftaran 1 4,17 4,17 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.39 Penyebab Anggota Keluarga tidak terdaftar

Demi terakomodirnya seluruh masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih dalam

pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014, petugas pendaftaran pemilih mendatangi setiap

rumah untuk mendata dan mendaftarkan pemilih bagi yang belum terdata, sembari

menempelkan sticker Coklit Pendataan Pemilih di setiap rumah. Namun berdasarkan hasil

survey masih terdapat 32 dari 400 responden (8,00%) rumah pemilih yang belum ditempel

sticker. Seperti tertera di Grafik IV.4.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.4. Apakah rumah responden ditempel stiker setelah didaftar oleh petugas KPU Deli Serdang?

92,00%

8,00%

Ya 368 Tidak 32

Page 277: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

64

Masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih

Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sesuai dengan hasil survei yang tertera

pada Tabel IV.40. menyebutkan bahwa sebanyak 321 dari 400 responden (80,25 %),

mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai

Desa/Kelurahan, namun masih terdapat masyarakat yang tidak mengetahui bahwa namanya

tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sebanyak 8

dari 400 responden (2,00%).

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 321 80,25% 80,25 80,25

Tidak 8 2,00% 2,00 82,25

Tidak ingat 71 17,75% 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.40. Apakah responden mengetahui namanya tercatat di DPS yang ditempel di Balai Desa/Kelurahan ?

Tetapi dari 321 responden yang tertera di Tabel IV.40 menyatakan bahwa sebanyak

270 responden (67,50%), mengetahui kalau keluarganya juga terdaftar di DPS, 34 responden

(8,50%) menyatakan tidak mengetahui apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh

anggota keluarga telah terdaftar dan 17 responden (4,25%) menyatakan tidak ingat apakah di

dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar. Seperti tertera di

Tabel IV.41.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 270 67,50% 67,50 67,50

Tidak 34 8,50% 8,50 76,00

Tidak ingat 17 4,25% 4,25 80,25

Total 321 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.41. Kalau Ya, apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar ?

Permasalahan pendaftaran pemilih yang harus mendapat perhatian terkait dengan

rendahnya pengetahuan pemilih atas informasi uji publik daftar pemilih sementara sebagai

masa yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan koreksi atau perbaikan daftar pemilih

Page 278: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

65

sementara menuju masa penetapan sebagai DPT oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak 232 orang (58,00 %) mengetahui adanya uji publik daftar pemilih sementara yang

ditempel di tempat-tempat umum, sedangkan 120 orang (30,00 %) tidak mengetahui sama

sekali tentang uji publik DPS tersebut dan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengerti.

Seperti Tabel IV.42.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, tahu 232 58,00 58,00 58,00

Tidak tahu 120 30,00 30,00 88,00

Tidak mengerti 48 12,00 12,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.42. Tanggapan responden mengenai adanya uji publik daftar pemilih sementara yang ditujukan untuk mendapat masukan

Berikut ini tersaji Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Page 279: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

66

L P JLH L P JLH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.032 1.073 2.105 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.642 4.743 9.385 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.482 7.914 15.396 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 12.821 13.618 26.439 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 30.904 32.361 63.265 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.446 13.184 25.630 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.370 13.063 25.433 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.681 11.999 23.680 77

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 7.818 7.969 15.787 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.488 23.308 45.796 127

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.842 76.603 152.445 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.005 32.135 64.140 146

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 19.447 19.680 39.127 112

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 93.767 93.966 187.733 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 53.370 52.200 105.570 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 21.317 20.600 41.917 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.787 133.190 267.977 643

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.362 23.558 46.920 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.853 16.550 33.403 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.109 19.229 38.338 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.113 41.773 81.886 193

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 12.823 12.929 25.752 71

394 935.240 911.022 1.846.262 666.479 671.645 1.338.124 3.485

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

Jumlah Penduduk

Jumlah

Legislatif

Jumlah TPS

Jumlah PemilihNo KecamatanJumlah

Desa/Kelurahan

C.3. Sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Legislatif

tahun 2014 untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan kegiatan sosialisasi yang

dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada

pemilihan umum Legislatif tahun 2014 khususnya di daerah pemilihan wilayah Kabupaten

Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan wakil rakyat.

Tanggapan masyarakat tentang memadai tidaknya informasi mengenai jadwal

pemilihan legislatif tahun 2014, dapat dilihat pada tabel IV.44 yaitu sebanyak 361 dari 400

Page 280: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

67

responden (90,25%), sudah mengetahui jadwal Pemilihan Umum Legislatif. Sementara ada

27 responden (6,75 %) mengaku belum mengetahui jadwal pesta demokrasi tersebut.

Selanjutnya, 12 responden (3,00 %) mengaku tidak ada jadwal Pemilu.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 361 90,25 90,25 90,25

Belum 27 6,75 6,75 97

Tidak ada 12 3 3 100

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.44 Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pileg 2014, apakah sudah memadai ?

Demikian dengan informasi tentang Partai Politik, sebanyak 330 dari 400 responden

(82,50 %) menyatakan bahwa informasi tentang Partai Politik peserta Pemilu sudah

memadai, sedangkan 57 responden (14,25 %) menyatakan belum memadai, serta 13

responden (3,25 %) menyatakan tidak ada sama sekali. Seperti terlihat pada grafik berikut ini

:

77,75 311

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.5. Apakah informasi tentang partai politik sudah memadai?

80,25%

2,00%

17,75%

321Ya

8Tidak

71Tidak ingat

Terkait tentang peryataan responden yang menyebutkan bahwa belum memadainya

informasi mengenai Partai Politik, sebanyak 43 dari 57 responden (75,44 %) menguraikan

Page 281: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

68

alasannya adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, selanjutnya 5 responden (8,77 %)

menguraikan alasan bahwa terlalu banyak partai, serta 4 responden (7,02 %) menguraikan

alasan informasi tentang Partai Politik itu belum tersaji secara menyeluruh. Seperti terlihat

pada tabel IV.45.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Belum secara menyeluruh 4 7,02 7,02 7,02

Kurangnya pengurus partai 1 1,75 1,75 8,77

Kurangnya sosialisasi ke masyarakat 43 75,44 75,44 84,21

Masih belum baik 1 1,75 1,75 85,96

Partai jangan terlalu banyak 1 1,75 1,75 87,72

Perlu meningkatkan sosialisasi 1 1,75 1,75 89,47

Sedang ada pekerjaan 1 1,75 1,75 91,23

Terlalu banyak partai 5 8,77 8,77 100,00

Total 57 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.45. Alasan belum memadai

Infromasi mengenai calon anggota Legislatif saat berjalannya tahapan-tahapan

pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif sudah tergolong memadai. Hal itu dapat dilihat dari

400 responden yang dimintai tanggapannya, sebanyak 249 responden (62,25 %) mengatakan

sudah memadai. Namun diantaranya sebanyak 116 responden (29 %) mengatakan belum

memadai, bahkan sebanyak 35 responden (8,75 %) mengaku bahwa informasi tentang calon

Legislatif itu tidak ada sama sekali. Seperti teruarai pada Tabel IV.46.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 249 62,25 62,25 62,25

Belum memadai 116 29,00 29,00 91,25

Tidak ada 35 8,75 8,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.46. Tanggapan responden tentang informasi mengenai calon anggota DPR, DPD dan DPRD, apakah sudah memadai ?

Page 282: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

69

Dari Tabel di bawah, 93 dari 116 responden (80,17 %) yang mengatakan belum

memadai sosialisasi para calon anggota Legislatif dengan alasan kurang sosialisasi ke

masyarakat, 18 responden (15,52 %) menyatakan kurang informasi tentang calegnya dan

selebihnya menyatakan terlalu banyak calon legislatifnya dan tidak ada informasi tentang

calon legislatifnya. Seperti terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Kurang informasi tentang calegnya 18 15,52 15,52 15,52

Kurang sosialiasi ke masyarakat 93 80,17 80,17 95,69

Terlalu banyak calon legislatif 2 1,72 1,72 97,41Tidak ada informasi 3 2,59 2,59 100,00Total 116 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.47. Alasan belum memadai 

Kegiatan sosialisasi melalui media, pelatihan pemilih oleh berbagai lembaga (LSM,

Perguruan Tinggi, Ormas, Lembaga Keagamaan) sehingga pengetahuan pemilih tentang

teknis pelaksanaan Pemilu akan lebih baik. Kegiatan ini diyakini akan mampu memberikan

pemahaman sistem pencoblosan dalam sistem pemilu tahun 2014 lalu. Tetapi karena waktu

yang terbatas, kegiatan sosialisasi menjadi minim sehingga pengetahuan pemilih terhadap

tata cara pemberian suara menjadi rendah. Kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu, dapat

dilihat dari pemahaman sebagian besar responden tentang tata cara pemberian suara. Soal-

soal sederhana seperti tatacara pencoblosan, misalnya masih ada 35 orang (8,75%) responden

menjawab belum memadai. Bahkan ada 13 orang (3,25%) responden yang menyebutkan

bahwa tidak ada sama sekali informasi mengenai tata cara pemberian suara dalam pemilu

Legislatif 2014 yang lalu, dimana 352 orang (88,00%) responden yang menyatakan sudah

memadai.

Page 283: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

70

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 352 88,00 88,00 88,00

Belum memadai 35 8,75 8,75 96,75

Tidak ada 13 3,25 3,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.48. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencobolosan dalam Pemilu Legislatif tahun 2014, apakah sudah memadai ?

Dari hasil survey, 132 dari 400 responden (33,00%) menyatakan bahwa cara

mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos gambar partai, 156 responden (39,00%)

menyatakan cara mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos Gambar partai dan nama

calon, sedangkan 17 responden (4,25%) meyatakan tidak tahu cara mencoblos pada pemilu

2014, dan 95 responden (23,75%) yang sudah memahami cara mencoblos yang sebenarnya

pada pemilu 2014 yaitu mencoblos nama calon yang diajukan partai.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Mencoblos gambar partai 132 33,00 33,00 33,00

Mencoblos nama calon yang diajukan partai 95 23,75 23,75 56,75

Mencoblos tanda gambar dan nama calon yang diajukan partai 156 39,00 39,00 95,75

Tidak tahu 17 4,25 4,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.49. Pengetahuan responden tentang cara pencoblosan pada Pemilu 2014

Calon anggota legislatif seyogianya populer atau dikenal oleh banyak pemilih, dan

bila terpilih loyalitas calon anggota legislatif seharusnya lebih berorientasi kepada

kepentingan rakyat dibandingkan loyalitasnya kepada partai politik yang mengusulkannya.

Namun, karena sistem pemilu ini belum tersosialisasi dengan baik, mengakibatkan usulan

sebagian besar caleg berbasis otoritas yang dominan dikelola oleh pengurus partai politik,

akibatnya banyak caleg yang belum dikenal oleh pemilih.

Page 284: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

71

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu legislatif dengan memberikan skor 1-10, dimana, penilaian dari angka 1 sampai 5,

merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk angka 6 -10, merupakan penilaian

yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu

2014 dan sosialisasi partai politik serta caleg yang berkontes, hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi ternyata merupakan media

yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 314 orang (78,50%), diikuti kemudian dengan

iklan luar ruang sebesar 307 Orang (76, 75 %), kampanye yang dilaksanakan partai politik

secara terbuka ataupun dengan mobilisasi sebanyak 218 orang (54,50%). Sedangkan

publikasi melalui media sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak

322 orang (80,50 %) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian

juga dengan media online sebanyak 313 orang (78,25 %) dan pendidikan politik sebanyak

295 responden (73,75%)

Page 285: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

72

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (1 s/d 5) 12 (6 s/d 10)

a. Iklan/Berita di TV 11,50% 0,25% 1% 1,25% 7,50% 12,75% 24,50% 25,75% 7,75% 7,75% 86 314

b. Iklan/Berita di Radio 32,75% 6,75% 4,25% 6,50% 17,50% 14,25% 11,50% 4,00% 1,75% 0,75% 271 129

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

25,25% 2,50% 5,25% 3,50% 13% 15,50% 17,25% 12% 3,00% 2,75% 198 202

d. Iklan/Berita di media online 49,00% 8% 5,25% 7% 9% 9,50% 7% 3,75% 0,50% 1% 313 87

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

53,00% 6,25% 6,75% 6,75% 7,75% 10,25% 5% 2,75% 0,75% 0,75% 322 78

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster, Spanduk, Kartu nama dll

14% 1% 1,50% 1,50% 5,25% 13,50% 24,25% 24% 9,25% 5,75% 93 307

g. Kampanye Partai Politik 16,75% 2,50% 3,50% 5,25% 17,50% 19,25% 17,25% 11,75% 4% 2,25% 182 218

h. Kunjungan Tim Sukses 20,50% 3,75% 6% 4,50% 15,75% 21% 16,75% 7,50% 2,75% 1,50% 202 198

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

24,75% 5,50% 5,25% 7,50% 18,25% 19% 10,75% 6,25% 1,50% 1,25% 245 155

j.Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28% 2,75% 2% 5% 13,75% 18,75% 16,25% 9,75% 2,25% 1,50% 206 194

k. Pendidikan Politik 47,00% 7% 5,50% 5,25% 9% 13% 4,50% 6,25% 2,25% 0,25% 295 105

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Bentuk media sosialisasiNoS K O R

(Persentase)Jumlah Responden

Tabel IV.50 Skor penilaian Responden atas bentuk media sosialisasi yang efektif mengenai Partai Politik/Calon Anggota Legislatif peserta Pemilu tahun 2014

Page 286: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

73

Dari hasil tersebut di atas, terlihat bahwa media televisi masih menjadi media yang

efektif untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan Pemilu, sedangkan media sosial

yang diakses melalui internet, belum menjadi pilihan dari sebahagian besar pemilih di

Kabupaten Deli Serdang untuk mendapatkan informasi tentang Pemilu.

Secara teoritik bahwa pengaruh pendidikan dan sosialisasi politik adalah signifikan

terhadap perilaku politik komunitas (Kartini, 2009). Proses pendidikan politik dilakukan

secara intensional (dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu), sedangkan sosialisasi politik,

adalah proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan. Dampak dari sosialisasi

politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan tanpa refleksi

harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari struktur-struktur

politik yang ada di masyarakat. Sedang dampak dari pendidikan politik ialah mengarahkan

anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah kehidupan

politik.

Terkait dengan paparan diatas, maka ketidaktahuan responden tentang teknis

pelaksanaan Pemilu sebagaimana terungkap dalam temuan sebelumnya terkait pula dengan

sosialisasi Pemilu, sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik dan caleg yang masih

kurang memadai menurut 173 responden (43,25%) sesuai data Grafik IV.5 dan Tabel IV.45.

Gambaran ini sebenarnya bukan monopoli pemilih di Kabupaten Deli Serdang saja, tapi juga

ungkapan pemilih di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang sangat terpencil. Karena

itu pula, seluruh pemangku kepentingan (stake holder) harus bekerjasama dan memilih

strategi sosialisasi yang tepat sasaran agar pemahaman tentang teknis pelaksanaan Pemilu

dapat diserap sebagian besar pemilih.

Sebanyak 364 responden (91,00%) menyatakan telah memiliki kesiapan tentang partai

politik di tingkat DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih

sebelum ke TPS pada pemilu 2014 dan 36 responden (9,00%) menyatakan tidak memiliki

kesiapan untuk memilih parpol.

Page 287: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

74

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 364 91,00 91,00 91,00

Tidak 36 9,00 9,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.51 Kesiapan responden tentang partai politik di DPR,DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa 354 responden (88,50%) telah memiliki

kesiapan untuk memilih caleg yang akan dipilih di DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten Deli Serdang sebelum sampai ke TPS dan sebanyak 46 responden (11,50%) tidak

memiliki kesiapan untuk menentukan caleg yang akan dipilih, sehingga pilihannya

dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik

dan ‘gambling’, karena mereka baru pemilih pemula dan belum mendapatkan sosialisasi

politik yang tuntas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 354 88,50 88,50 88,50

Tidak 46 11,50 11,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.52 Kesiapan responden tentang Caleg di DPR,DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Setiap pemilih dihadapkan pada banyak pilihan sejalan dengan banyaknya kandidat

dan parpol peserta Pemilu. Setidaknya ada 3 kelompok besar kondisi memilih yang juga

dapat merefleksikan peta persaingan yang ada yaitu, (1) memilih caleg dari parpol yang

sama, atau (2) memilih caleg dari parpol berbeda. Dan pada kondisi dimana pemilih kurang

mengenal calegnya maka pemilih akan dihadapkan pada kondisi untuk memilih caleg atau

parpol, dengan alternatif (3) memilih parpol.

Page 288: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

75

Berdasarkan hasil survey terdapat 260 responden (65,00%) memilih caleg dari parpol

yang sama untuk semua tingkatan legislatif dan 140 responden (35,00%) menyatakan tidak

memilih caleg dari partai politik yang sama.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 260 65,00 65,00 65,00

Tidak 140 35,00 35,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.53 Apakah mencoblos Surat Suara anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang berasal dari Partai yang sama ?

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang aktif. Menjatuhkan pilihan

pada partai politik tertentu, merupakan keputusan yang dilandasi faktor motivasi yang dapat

bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat pula dipengaruhi oleh strategi

komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh partai politik yang dialami

pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat pula

mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam mengidentifikasikan parpol pilihannya atau

berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik tertentu.

Secara konsekuensif, bahwa penilaian pemilih atas pola mengakomodir kepentingan

rakyat oleh legislatif hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi dan pandangan

masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas parpol peserta Pemilu tahun 2014.

Pandangan tersebut diatas dapat diterangkan dengan rangkaian hasil penelitian Romli (2010:

94) yang menyimpulkan bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu

memperlihatkan 4 (empat) kecenderungan, yaitu: (1) secara demografis, maka kecenderungan

pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi (suku, jenis

kelamin, dan agama) calon legislatif, sedangkan untuk wilayah perdesaan maka ikatan

kulturalnya masih menjadi faktor yang mempengaruhi pilihannya terhadap caleg dan

parpol.(2) secara ekologis, perbedaan konsentrasi basis massa partai politik mempengaruhi

perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka peranan patrón

sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih mempengaruhi pilihan

masyarakat yang tinggal di perdesaan dan ada temuan berlangsungnya prilaku transaksional,

Page 289: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

76

sedangkan diperkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari media tv, radio, koran

dapat mempegaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang signifikan atas perolehan

suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka pemilih yang rasional idealis

(kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi, platform dan program parpol

ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional realistis (mempertimbangkan

kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Dari uraian diatas dapat dilihat gambaran pada tabel responden dibawah ini untuk

menentukan pilihannya bahwa responden yang tidak mencoblos caleg dari partai yang sama,

sebanyak 85 responden (60,71%) mengurai alasan lebih memilih figur dari calonnya, 42

responden (30,00%) memilih calon yang dikenalnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Karena yang datang sosialiasi berbeda 1 0,71 0,71 0,71

Melihat figurnya walau beda partai 85 60,71 60,71 61,43

Melihat programnya 7 5,00 5,00 66,43

Memilih yang dikenal 42 30,00 30,00 96,43

Sesuai hati nurani 4 2,86 2,86 99,29

Tidak mengenal semua calon 1 0,71 0,71 100,00

Total 140 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.54 Kalau Tidak, Mengapa tidak mencoblos Surat Suara yang berasal dari partai yang sama ?

C.4. Partisipasi Pemilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014

C.4.1. Popularitas Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif tahun 2014

Perubahan pola perilaku pemilih dari pemilih tradisional menuju modern ini

mengisyaratkan bahwa sebagian besar responden mulai lebih cerdas dalam menjatuhkan

pilihannya. Dalam artian, mereka tidak ingin lagi seperti membeli kucing dalam karung dan

hanya tertarik dengan pesona-pesona dan kharisma pemimpin Parpol.

Sebanyak 269 dari 400 responden (67,25%) akan mencoblos tanda gambar partai jika

tidak mengenal calonnya, 71 responden (17,75) tidak mencoblos tanda gambar partai dan

nama calon, sebanyak 35 responden (8,75%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

Page 290: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

77

sekenanya saja dan 25 responden (6,25%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

yang ada di urutan teratas. Seperti terurai pada tabel IV.55.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Mencoblos tanda gambar partai saja 269 67,25 67,25 67,25

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon yang ada di urutan teratas

25 6,25 6,25 73,50

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon sekenanya saja

35 8,75 8,75 82,25

Tidak mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

71 17,75 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.55. Jika pada saat pencoblosan tidak mengenal calon, kira kira apa yang akan dilakukan ?

Tampaknya peran ‘tokoh’ mulai tergantikan oleh platform atau program parpol. Ini

mudah dipahami, karena dengan kebebasan informasi sekarang, citra tokoh pemimpin dan

pemimpin kharismatik tidak lagi ‘sesempurna’ masa silam, karena dengan mudah citra itu

akan berubah, jika kebusukan politik atau skandal pribadinya diungkap pers. Ditambah lagi,

kharisma pemimpin ternyata tidak menjadi garansi dalam melakukan perubahan, yang

dianggap sebagian responden semakin menurun.

Perubahan pola perilaku pemilih ‘tradisional’ menuju ‘rasional’ ini sebenarnya

merupakan peluang bagus yang harus dimanfaatkan setiap parpol. Ini bisa disiasati dengan

menawarkan program partai yang lebih rasional dan operasional serta berdampak langsung

kepada masyarakat. Retorika-retorika yang sering disampaikan pada masa kampanye silam,

sudah saatnya dirubah dengan logika-logika yang dikemas dalam program parpol yang

berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat; seperti skenario penanggulangan

pengangguran, pertumbuhan dan keadilan ekonomi, akses pada pelayanan publik dengan

indikator-indikator yang lebih terukur. Kampanye monolog perlu disiasati dengan dialog,

termasuk menawarkan caleg-caleg yang lebih kritis dan memiliki integritas yang baik.

Ketika pemilih merasa bingung untuk menentukan pilihan pada pemilu Legislatif,

maka alternatif memilih partai jauh lebih mudah bisa dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan, karena jumlahnya hanya 12 Partai saja, serta jauh lebih sedikit dibandingkan caleg

yang jumlahnya bisa ratusan tertera di surat suara.

Page 291: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

78

Aspek pertimbangan memilih partai lebih sederhana. Bisa membedakan partai

nasionalis atau islamis. Bisa partai dominan atau tak dominan di parlemen. Bisa partai lama

atau baru. Bisa partai yang anggotanya di masa jabatan legislatif/eksekutif, paling sedikit

melakukan korupsi atau kejahatan lainnya. Bisa tak ingin memilih partai pemenang pemilu

sebelumnya, atau malah tetap mempertahankannya.

Memilih partai (bukan caleg) masih relevan, karena sistem pemilu kita menerima

memilih partai. Memang, pasal 5 UU No. 8/2012 menyatakan Pemilu 2014 menggunakan

sistem proporsional daftar terbuka untuk DPR serta DPRD I dan II (untuk DPD bersistem

mayoritarian banyak wakil). Sistem pemilu ini dalam penerapan ketat teknis pemilihannya,

memilih caleg/orang. Teknis memilih caleg (tanpa partai) menjadi salah satu pembeda

dengan sistem proporsional daftar tertutup yang memilih partai.

Pemilu 2014 masih menerima pilihan partai saja karena beberapa pertimbangan.

Indonesia masih di fase transisi, dari otokrasi menuju demokrasi. Politik, baik makna

struktural maupun kultural, masih jauh dari masyarakat karena setengah dari usia bangsa

Indonesia hidup di masa pengharaman politik. Pasca-Reformasi, baru tiga kali kita benar-

benar menyelenggarakan pemilu setelah dari 1971 sampai 1997. Keadaan ini menjadikan

penerapan sistem proporsional daftar terbuka di Pemilu 2009 dan 2014 tak utuh sesuai teori.

Seperti yang tertera di tabel berikut ini, meskipun para responden lebih mudah

memilih partai dan menyebutkan pilihan partainya, namun masih lebih banyak responden

yang merahasiakan pilihan partainya yaitu sebanyak 143 dari 400 responden (35,75 %).

Dengan itu, para responden sudah memahami azas Pemilu yaitu langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil. Seperti pada tabel IV.56.

Page 292: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

79

No. Nama Partai Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1. PDI Perjuangan 108 27,00 27,00 27,00

2. Partai Golkar 29 7,25 7,25 34,25

3. Partai Gerindra 41 10,25 10,25 44,50

4. Partai Demokrat 34 8,50 8,50 53,00

5. PKB 3 0,75 0,75 53,75

6. PKS 9 2,25 2,25 56,00

7. PAN 8 2,00 2,00 58,00

8. PPP 8 2,00 2,00 60,00

9. Partai Nasdem 7 1,75 1,75 61,75

10. Partai Hanura 9 2,25 2,25 64,00

11. Belum Punya Hak Pilih pada Pemilu 2014 1 0,25 0,25 64,25

12. Rahasia 143 35,75 35,75 100,00

400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 201

Tabel IV.56. Partai politik yang dipilih Responden pada pemilu 2014

Popularitas lembaga legislatif masih didominasi oleh DPR dan DPRD, yang berarti

bahwa lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai utusan daerah, masih kurang

dikenal masyarakat. Pada hasil survey terlihat 43 dari 400 responden (10,75 %) menyatakan

tidak pernah mendengar lembaga Dewan Perwakilan Daerah. Seperti terurai pada tabel IV.57

berikut ini :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pernah 357 89,25 89,25 89,25Tidak pernah 43 10,75 10,75 100,00Total 400 100,00 100,00

Tabel IV.57. Tanggapan responden, apakah pernah mendengar adanya Dewan Perwakilan Daerah ?

Menurut tanggapan masyarakat tentang siapa yang memilih anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), sebanyak 305 dari 400 responden (76,25 %) menjawab dipilih

oleh Rakyat secara langsung.

Page 293: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

80

Namun masih terdapat 77 dari 400 responden (19,25%) yang mengaku bahwa mereka tidak

tahu siapa yang memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), hal tersebut tertera

dalam table IV.58.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

MPR 5 1,25 1,25 1,25

DPR 5 1,25 1,25 2,50

DPRD 8 2,00 2,00 4,50

Rakyat secara langsung 305 76,25 76,25 80,75

Tidak tahu 77 19,25 19,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.58. Tanggapan responden tentang siapa yang memilih anggota DPD ?

Secara umum menyebutkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengetahui

tentang DPD, hal tersebut dilihat pada table IV.59.

Frequency Percent Frequency Percent

1 Jumlah anggota DPD tiap provinsi adalah 4 orang 85 21,25% 315 78,75%

2 Anggota DPD dipilih secara langsung oleh rakyat 305 76,25% 95 23,75%

3DPD adalah lembaga yang berisi para wakil daritiap provinsi 171 42,75% 229 57,25%

4DPD berwenang memberikan usulan rancanganUU yang berkaitan dengan kepentingan daerah 146 36,50% 254 63,50%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.59. Pengetahuan responden tentang DPD

No Hal-hal Tentang DPDTahu Tidak tahu

Sedangkan dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat dengan Dewan Pimpinan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Deli Serdang selama ini. Dilihat dari hasil survey menyebutkan

bahwa terdapat 183 responden dari 400 responden (45,75%) menyebut bahwa kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang selama ini “Kurang Puas”. Sedangkan yang terendah 1(satu)

Page 294: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

81

responden dari 400 responden (0,25%) menyatakan “Sangat Puas”terhadap kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang. Terlihat pada Tabel IV.60.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sangat puas 1 0,25 0,25 0,25

Puas 56 14,00 14,00 14,25

Kurang Puas 183 45,75 45,75 60,00

Tidak puas 75 18,75 18,75 78,75

Sangat tidak puas 13 3,25 3,25 82,00

Tidak tahu 72 18,00 18,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.60. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Kabupaten Deli Serdang selama ini

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja anggota Dewan dari tingkat Pusat hingga

Kabupaten, dan kinerja yang harus diperbaiki menurut masyarakat Kabupaten Deli Serdang

menyebutkan bahwa yang tertinggi sebanyak 65 responden dari 400 responden (23,99 %)

menyatakan änggota Dewan yang merupakan perwakilan dan perpanjang tangan rakyat

“Kurang memperhatikan masyarakat”, sedangkan kan yang terendah yang menyatakan

“Biaya Pajak Tinggi”, sebanyak 1 (Satu) orang dari 400 responden (0,37%). Hal tersebut

terpapar di Tabel IV.61.

Page 295: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

82

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Biaya pajak tinggi 1 0,37 0,37 0,37

Disiplin bekerja 4 1,48 1,48 1,85

Peduli ke masyarakat 42 15,50 15,50 17,34

Infrastruktur 32 11,81 11,81 29,15

Janji tidak ditepati 28 10,33 10,33 39,48

Memperhatikan Masalah ekonomi Rakyat

23 8,49 8,49 47,97

Membangun desa 17 6,27 6,27 54,24

Kurang memperhatikan masyarakat 65 23,99 23,99 78,23

Meningkatkan kinerjanya 25 9,23 9,23 87,45

Narkoba 1 0,37 0,37 87,82

Perbaikan sistem birokrasi 1 0,37 0,37 88,19

Tidak ada hasil kerja 28 10,33 10,33 98,52

Tidak memperdulikan petani 3 1,11 1,11 99,63

Buat penyuluhan pertanian 1 0,37 0,37 100,00

Total 271 100,00 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.61. Jika tidak puas, kinerja apa yang barus diperbaiki ?

Demikian juga dengan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang

terhadap kinerja Dewan Perwakilan Daerah Provinsi, yang menyatakan “Kurang

Puas”sebanyak 184 orang dari 400 responden (46,00%), kemudian masyarakat yang

merasa”Tiadak Puas” sebanyak 100 dari 400 responden (25,00%). Sedangkan yang terendah

yaitu menyatakan “Sangat Tidak Puas”sebanyak 11 responden dari 400 responden (2,75%).

Hal tersebut dapat dilihat di Tabel IV.62.

Page 296: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

83

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Puas 31 7,75 7,75 7,75

Kurang Puas 184 46,00 46,00 53,75

Tidak puas 100 25,00 25,00 78,75

Sangat tidak puas 11 2,75 2,75 81,50

Tidak tahu 74 18,50 18,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.62. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Provinsi selama ini

Sedangkan tingkat kepuasan masyarakat tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat

selama ini. Dari 400 responden terdapat 185 responden (46,25) merasa “Kurang puas”. Dan

yang “Tidak Puas” sebanyak 122 responden dari 400 responden (28,00 %), serta yang merasa

“Puas” tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebanyak 30 responden (7,50%).

Tertera dalam Tabel IV.63.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Puas 30 7,50 7,50 7,50

Kurang Puas 185 46,25 46,25 53,75

Tidak Puas 112 28,00 28,00 81,75

Tidak tahu 73 18,25 18,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.63. Kepuasan responden tentang kinerja DPR selama ini

C.4.2. Politik Uang (Money Politics)

Pendidikan politik yang buruk terhadap pemilih dapat ditelusuri dari adanya politik

uang dalam menggarap suara pemilih dan mempengaruhi preferensi pemilih. Berdasarkan

hasil penelitian ini, ketika ditanyakan apakah ada calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur

anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli Serdang yang

memberikan uang dan sesuatu yang termasuk kategori politik uang, terdapat 73 dari 400

Page 297: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

84

responden (18,25%) yang mengakui bahwa dalam Pileg tahun 2014 lalu menerima pemberian

uang, 55 responden (13,75%) menerima barang tertentu, 66 responden (16,50 %) menerima

bantuan sembako, dan 20 responden (5,00%) menerima bantuan bibit/pupuk.

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 18,25% 81,75%

b.      Barang tertentu 13,75% 86,25%

c.       Sembako 16,50% 83,50%

d.      Bibit atau pupuk 5,00% 95,00%Sumber: Data survey tahun 2015

Tabel IV.64. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli

Serdang yang memberikan hal-hal berikut:

Pengaruh pemberian yang diterima oleh responden terhadap pilihannya ternyata tidak

signifikan, dimana terdapat 36 responden dari 400 responden (9,00%) yang memberikan

suaranya dalam Pileg 2014 atas Partai Politik pilihannya terkait dengan pemberian calon

legislatif, tim sukses atau pengurus partai yang mendatangi pemilih.

Kondisi keterpengaruhan atau perilaku pemilih terkait pemberian uang dapat

dijelaskan oleh jawaban responden sebagai keharusan untuk tidak mengingkari

tanggungjawab yang ditunjukkan dalam perilaku pemilih sebagai tanggapan atau mereka

atas pemberian yang telah diterima dengan gambaran bahwa pemberian merupakan perhatian

kepada masyarakat, merasa terbantu secara ekonomi, serta adanya ungkapan aji mumpung

“Kapan lagi kita menerima pemberian dari calon legislatif, kalau bukan saat mereka

memerlukan suara kita, sehingga terima saja uangnya pilihannya kita yang tahu”.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 36 9,00 9,00 9,00

Tidak 364 91,00 91,00 100,00

Total 400 100,0 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.65. Keterpengaruhan responden karena pemberian Uang dan barang

Page 298: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

85

C.4.3. Kehadiran Pemilih di TPS pada Pemilu Legislatif tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, erat

hubungannya dengan pengetahuan responden dan sudah terdaftar di DPT (Daftar Pemilu

Tetap). Dari 400 responden mengaku 396 responden (99,00 %) menyatakan terdaftar dalam

DPT, sedang 4 orang (1,00 %) ditemukan tidak terdaftar. Temuan itu diperoleh, karena

responden utama dan 5 responden cadangan yang sudah didaftar tidak ditemukan enumerator,

sehingga langkah berikutnya mengambil keterangan dari responden cadangan terdekat dan

ternyata 4 responden tersebut mengaku belum terdaftar di DPT.

Salah satu indikator tingkat partisipasi politik pemilih dapat ditelusuri dari kehadiran

pemilih di TPS saat pemberian suara dalam Pemilu. Berdasarkan hasil penelitian ini, 97 %

responden menyatakan datang memberikan suaranya di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu.

Page 299: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

86

1 Bangun Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )

2 Batang Kuis 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

3 Beringin  8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )

4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

7 Gunung Meriah 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

8 Hamparan Perak 18 ( 4,50% ) 2 ( 0,50% )

9 Kutalimbaru 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )

10 Labuhan Deli 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

11 Lubuk Pakam 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )

13 Pantai Labu 19 ( 4,75% ) 1 ( 0,25% )

14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

16 Pancur Batu 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

17 Patumbak 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

18 Sibolangit 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total hadir di TPS 388 ( 97,00% )

Tidak hadir di TPS 12 ( 3,00% )

Jumlah

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.66. Kehadiran Responden datang ke TPS sewaktu Pemilu Legislatif tahun 2014

No Kecamatan

400 (100% )

Ke TPS sewaktu Pileg?

Ya Tidak

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi perhatian, terutama

dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang tidak melakukan pencoblosan

(Golput) ditambah yang tidak terdaftar. Persoalan registrasi pemilih yang masih

mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang,

ternyata masih memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data

Page 300: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

87

pemilih, diakibatkan adanya kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door

menjumpai masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat digunakan sebagai

rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih, sementara penduduk belum

melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu Keluarga. Keadaan ini dapat mengakibatkan

pemilih berpeluang untuk mencoblos lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas keberadaan

orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya jumlah pemilih tidak

terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat melanggar asas Jurdil Pemilu.

Fenomena tingginya angka ghost-voter terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang

tidak terdaftar dan pemilih terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang

mendatangkan masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat

menjadi bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 tingkat DPRD Kabupaten Deli Serdang, adalah

seperti pada tabel berikut ini.

Page 301: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

88

No Dapil Nasdem PKB PKS PDIP Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP Hanura PBB PKPI Jumlah suara sah

Jumlah suara tidak sah

Jumlah Suara sah dan Tidak Sah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sunggal 3.394 1.972 8.079 10.051 27.887 11.573 7.004 7.151 3.031 3.341 2.783 5.010 91.276 4.396 95.672

2 Hamparan Perak 3.204 9.045 3.175 4.810 7.657 4.781 7.691 8.538 4.407 7.433 1.492 1.585 63.818 3.414 67.232

3 Labuhan Deli 1.050 1.946 1.066 3.307 998 4.653 5.811 794 1.437 786 192 227 22.267 1.152 23.419

Percut Sei Tuan 7.674 10.834 10.144 17.937 16.377 21.403 15.786 8.505 15.185 6.017 5.731 2.858 138.451 1.395 139.846

1Tanjung Morawa 8.982 7.293 4.207 11.641 13.448 5.322 11.362 6.224 5.284 6.522 1.668 3.216 85.169 2.116 87.285

Patumbak 3.504 731 2.287 4.558 3.448 6.075 3.019 1.777 3.122 2.880 725 1.621 33.747 1.197 34.944

1 Batang Kuis 1.422 1.747 2.588 2.587 1.725 1.879 2.358 3.289 1.723 486 3.434 364 23.602 1.179 24.781

23 Lubuk Pakam 993 401 1.474 6.944 6.642 4.700 4.150 6.429 1.807 457 1.735 2.644 38.376 1.304 39.680

Pagar Merbau 616 262 787 2.808 5.031 2.890 627 3.054 549 310 360 264 17.558 636 18.194

Pantai Labu 705 491 1.242 2.216 3.849 2.407 2.915 1.226 317 303 1.813 1.102 18.586 1.223 19.809

1 Beringin 1.843 593 1.843 3.042 3.319 7.330 1.477 1.889 945 1.913 402 1.553 26.149 864 27.013

1 Gunung Meriah 82 10 22 390 528 179 131 2 30 142 0 12 1.528 42 1.570

2 STM Hulu 248 80 279 864 1.665 279 337 319 208 1.700 74 50 6.103 160 6.263

3 STM Hilir 597 486 960 3.040 2.290 655 899 938 283 3.814 248 200 14.410 433 14.843

4 Bangun Purba 1.079 200 839 1.019 1.274 1.363 2.146 1.285 143 1.205 1.038 17 11.608 459 12.067

5 Galang 4.176 1.118 2.124 4.055 3.561 2.208 2.585 4.031 551 4.734 2.388 20 31.551 1.104 32.655

1 Sibolangit 584 125 115 1.888 2.144 1.125 1.781 413 23 1.306 24 209 9.737 273 10.010

2 Kutalimbau 2.275 294 551 1.455 1.985 3.368 2.584 262 932 2.398 59 155 16.318 416 16.734

3 Pancur Batu 1.251 524 2.264 5.722 4.731 5.242 5.681 1.545 662 5.950 325 1.095 34.992 1.258 36.250

4 Namorambe 468 436 965 7.576 1.616 1.734 859 378 326 419 131 366 15.274 403 15.677

5 Biru-biru 2.314 383 780 2.064 2.563 3.285 584 1.310 544 235 116 1.131 15.309 462 15.771

6 Deli Tua 2.010 1.694 1.543 3.677 4.425 1.661 917 2.808 2.586 611 2.301 463 24.696 836 25.532

48.471 40.665 47.334 101.651 117.163 94.112 80.704 62.167 44.095 52.962 27.039 24.162 740.525 24.722 765.247

6,55% 5,49% 6,39% 13,73% 15,82% 12,71% 10,90% 8,39% 5,95% 7,15% 3,65% 3,26% 100,00%

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.67. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Partai Politik untuk DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

Jumlah Perolehan Suara

Presentase Perolehan Suara

Deli Serdang 1

Deli Serdang 2

Deli Serdang 3

Deli Serdang 4

Deli Serdang 5

Deli Serdang 6

Page 302: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

89

Berdasarkan Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014,

jumlah pemilih terdaftar sebanyak 1.338.124 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari

pemungutan suara sesuai Tabel IV.67. Rekapitulasi Perolehan Suara Partai Politik untuk

DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah sebanyak 765.247

suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten Deli Serdang di Kabupaten Deli Serdang sebesar 57.19% (Sumaber : Data

KPU DS)

D. Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

D.1 Landasan/Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

1. Undang-Undang No 42 Tahun 2008, Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

2. Undang-Undang No 15 Tahun 2011, Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP, No. 13 Tahun 2012, No. 11 Tahun

2012, No. 01 Tahun 2012, Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

4. Peraturan KPU No. 4 Tahun 2014 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

5. Peraturan KPU No. 09 Tahun 2014 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Dalam

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

6. Peraturan KPU No. 19 Tahun 2014 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di

TPS Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

Page 303: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

90

D.2. Data Pemilih Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

L P JLH L P JLH1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.025 1.064 2.089 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.589 4.706 9.295 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.448 7.848 15.296 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 13.079 13.885 26.964 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 31.231 32.620 63.851 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.439 13.149 25.588 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.457 13.144 25.601 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.740 12.001 23.741 75

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 8.095 8.237 16.332 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.677 23.504 46.181 124

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.145 75.973 151.118 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.066 32.173 64.239 134

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 20.266 21.076 41.342 86

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 95.165 93.979 189.144 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 54.089 52.878 106.967 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 22.206 21.438 43.644 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.914 133.315 268.229 580

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.221 23.344 46.565 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.441 16.114 32.555 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.723 19.838 39.561 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.079 41.579 81.658 186

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 13.026 13.103 26.129 70

394 935.240 911.022 1.846.262 671.121 674.968 1.346.089 3.371Sumber : Data KPU-DS

KecamatanJumlah Desa/

Kelurahan

Jumlah Penduduk

Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 Kabupaten Deli Serdang

Jumlah

Jumlah TPS

PilpresJumlah PemilihNo

D.3. Sosialiasi Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden tahun 2014 untuk memilih pemimpin negara kesatuan Republik

Indonesia yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu memerlukan kegiatan

sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak

pilihnya pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 khususnya di daerah

pemilihan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan

pemimpin negara.

Kegiatan sosialisasi tentang informasi sistem pemilihan pasangan Calon

Presiden/Wakil Presiden yang lebih intens dilakukan eskpos melalui media, sehingga

Page 304: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

91

pengetahuan pemilih tentang teknis pelaksanaan Pemilu Presiden lebih baik. Kegiatan ini

diyakini mampu mengatasi kekurangan informasi tentang sistem pencoblosan pada pemilu

Pilpres tahun 2014 lalu, karena hanya akan mencoblos 2 (dua) pasangan saja. Seperti yang

terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 336 84,00 84,00 84,00

Belum memadai 50 12,50 12,50 96,50

Tidak ada 14 3,50 3,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.69. Tanggapan responden tentang informasi mengenai sistem pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Belum mengetahui programnya 3 6,00 6,00 6,00

Informasinya belum jelas 10 20,00 20,00 26,00

Kurang sosialiasi melalui media 3 6,00 6,00 32,00

Kurang sosialisasi ke masyarakat 25 50,00 50,00 82,00

Masyarakat apatis 3 6,00 6,00 88,00

Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung

3 6,00 6,00 94,00

Tidak mengikut perkembangan politik 3 6,00 6,00 100,00

Total 50 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.70. Alasan belum memadai

Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil dan track record calon

Presiden dan Wakil Presiden, 23 dari 400 responden (5,75 %) menyatakan tidak mendapat

informasi, 52 responden (13,00 %) menyatakan belum memadai, dengan alasan tertinggi

kurang mengenal calonnya sebanyak 20 responden (38,46 %) . Meskipun terdapat 325

responden (81,25 %) menyatakan informasi yang dimaksud sudah memadai, seperti yang

tertera pada tabel berikut ini.

Page 305: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

92

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Sudah memadai 325 81,25 81,25 81,25

Belum memadai 52 13,00 13,00 94,25

Tidak ada 23 5,75 5,75 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.71. Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil, track record calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Informasi belum jelas 5 9,62 9,62 9,62

Kurang mengenal calonnya 20 38,46 38,46 48,08

Kurang sosialisasi di media 5 9,62 9,62 57,69

Kurang sosialisasi ke masyarakat 12 23,08 23,08 80,77

Tidak mengerti 5 9,62 9,62 90,38

Tidak mengikuti perkembangan politik 5 9,62 9,62 100

Total 52 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

IV.72. Alasan belum memadai

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu Presiden dan wakil Presiden tahun 2014 dengan memberikan skor 1-10, dimana,

penilaian dari angka 1 sampai 5, merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk

angka 6 -10, merupakan penilaian yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam

mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2014 dan sosialisasi partai politik pendukung yang

berkontes, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi

ternyata merupakan media yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 334 orang

(83,50%), diikuti dengan iklan luar ruang sebesar 293 Orang (73,25 %), serta Iklan/Berita di

Surat Kabar/ Majalah sebanyak 240 responden (60,00%). Sedangkan publikasi melalui media

sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak 301 responden (75,25

%) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian juga dengan media

online sebanyak 295 responden (73,75 %) dan kunjungan pengurus partai politik pendukung

sebanyak 247 responden (61,75%)

Page 306: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

93

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 11,25% 0,25% 0,00% 1,00% 4,00% 8,25% 22,00% 28,50% 10,75% 14,00%

b. Iklan/Berita di Radio 31,75% 7,00% 3,00% 5,75% 13,00% 16,50% 14,75% 5,75% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll 23,50% 2,00% 2,25% 4,00% 8,25% 17,75% 18,75% 16,00% 3,00% 4,50%

d. Iklan/Berita di media online 45,75% 7,25% 4,25% 5,75% 10,75% 11,00% 7,25% 5,50% 1,50% 1,00%

e. Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

50,75% 5,75% 4,75% 5,50% 8,50% 12,25% 7,00% 3,75% 0,75% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

14,25% 0,75% 2,50% 1,25% 8,00% 12,50% 19,25% 26,00% 8,75% 6,75%

g. Kampanye Partai Politik 21,75% 2,00% 4,00% 4,50% 15,50% 21,50% 12,75% 12,50% 3,50% 2,00%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik 28,00% 3,00% 5,00% 7,00% 18,75% 20,00% 9,00% 5,75% 2,25% 1,25%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28,50% 1,25% 3,75% 4,00% 10,50% 20,75% 15,25% 12,75% 1,75% 1,50%

k. Pendidikan Politik 50,00% 4,50% 6,75% 4,00% 8,25% 11,00% 4,75% 8,25% 1,75% 0,75%

l. Lainnya, sebutkanSumber: Data Survey, Juli 2015

No Bentuk media sosialisasiS K O R (persen)

IV.73. Skor penilaian Responden terhadap bentuk media sosialisasi yang efektif tentang Calon Presiden/Wakil Presiden peserta Pemilu tahun 2014 lalu:

D.4. Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Pipres tahun 2014 lalu, erat hubungannya

dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya dalam DPT, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kondisi yang sama dengan terdaftarnya responden di dalam Pileg, dimana

396 (99 %) orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan ini disebabkan oleh pengetahuan pemilih atas terdaftarnya

mereka dalam DPT, karena responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir

pendaftaran, dan ingatan responden manakala petugas datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkannnya sebagai calon pemilih Pileg tahun 2014 lalu.

Page 307: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

94

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.6. Apakah terdaftar sebagai pemilih pada Pilpres ?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 308: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

95

Ya Tidak1 B. Purba 24(6%) 1(0,3%)

2 Batang Kuis 10(2,5%) 0(0%)

3 Beringin 8(2%) 2(0,5%)

4 Biru-biru 15(3,8%) 0(0%)

5 Deli Tua 10(2,5%) 0%

6 Galang 29(7,5%) 1(0,3%)

7 Gunung Meriah 10(2,5%) 0(0%)

8 Hamparan Perak 18(4,5%) 2(0%)

9 Kutalimbaru 15(3,8%) 0(0%)

10 Labuhan Deli 10(2,5%) 0(0%)

11 Lubuk Pakam 15(3,8%) 0(0%)

12 Namorambe 35(5,5%) 0(0%)

13 P. Labu 19(4,8%) 1(0%)

14 Percut Sei Tuan 19(4,8%) 1(0,3%)

15 Pagar Merbau 15(3,8%) 0(0%)

16 Pancur Batu 23(6,3%) 2(0,5%)

17 Patumbak 10(2,5%) 0(0%)

18 Sibolangit 29(7,3%) 1(0,3%)

19 STM Hilir 15(3,8%) 0(0%)

20 STM Hulu 20(5%) 0(0%)

21 Sunggal 14(3,5%) 1(0%)

22 Tanjung Morawa 23(5,5%) 2(0,5%)

Total 386 (96,50 % ) 14 (5,50% )Sumber: Data Survey, Juli 2015

No KecamatanApakah datang ke TPS sewaktu Pilpres ?

Tabel IV.74. Kehadiran responden pada Pilpres Tahun 2014

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada pasangan calon tertentu, merupakan keputusan yang

dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat

pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh

partai politik pengusung calon yang dialami pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam

mengakses layanan publik dapat pula mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam

mengidentifikasikan calon pilihannya atau berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik

tertentu.

Page 309: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

96

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Janji 1 7,14 7,14 7,14

Karena katanya membantu masyarakat 1 7,14 7,14 14,29

Pulang kampong 1 7,14 7,14 21,43

Sedang ada pekerjaan 3 21,43 21,43 42,86

Tidak ada surat memilih 7 50,00 50,00 92,86

Tidak terdaftar 1 7,14 7,14 100,00

Total 14 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.75. Alasan tidak mencoblos pada Pilpres 2014

Dalam pelaksanaan pemilu Presiden dan wakil Presiden 2014 lalu, ternyata tingkat

kesiapan pemilih untuk memantapkan pilihannnya sebelum masuk kedalam bilik suara sudah

tinggi, dimana hanya 383 responden (95,75%) yang telah memiliki preferensi pilihan

pasangan calon yang akan dipilih, sedangkan 10 responden (2,50%) belum memiliki pilihan

saat memasuki bilik suara, sehingga pilihannya dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan

kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik dan ‘gambling’. Dan sebanyak 7 responden

(1,75%) enggan untuk menjawab pertanyaan dari enumerator.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.7 Apakah mempunyai kesiapan untuk mencoblos calon presiden dan wakil Presiden ?

95,75%

2,50% 1,75%

Ya 383

Tidak 10

Tidak menjawab 7

Page 310: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

97

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.76. Perilaku responden di dalam bilik suara, apakah memilih calon presiden dan wakil presiden sesuai yang akan dipilih sebelum sampai di TPS pada Pemilu 2014

Terkait dengan politik uang dan pemberian barang pada pemilihan umum Presiden

dan wakil Presiden tahun 2014, responden menjawab beberapa hal seperti pada tabel berikut.

Bentuk Pemberian

a.      Uang

b.      Barang tertentu

c.       Sembako

d.      Bibit atau pupuk

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Ya Tidak

Tabel IV.77. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur Calon Presiden dalam Pilpres 2014 lalu yang memberikan hal-hal berikut ini

1,75% (7)

3,75% (15)

3,5% (14)

2% (8)

98,25% (393)

96,25% (385)

96,5% (386)

98% (392)

Dampak dari politik uang atau pemberian barang tertentu dari pasangan calon, partai

politik pengusung dan tim sukses pasangan calon menunjukkan bahwa hanya 11 responden

(2,75%) menyatakan mencoblos karena pemberian tersebut sedangkan 389 responden

(97,25%) menyatakan tidak terpengaruh oleh pemberian yang disebutkan diatas, seperti dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 11 2,75 2,75 2,75

Tidak 389 97,25 97,25 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.78. Keterpengaruhan responden karena Pemberian Uang dan barang

Page 311: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

98

Dalam mengambil keputusan terkait dengan memilih pasangan calon Presiden dan

wakil Presiden pada pemilu 2014 tentu banyak hal yang menjadi pertimbangan para pemilih,

hal-hal dimaksud adalah Jenis kelamin, Agama, Asal suku, asal partai politik dan program

calon. Hasil survey menunjukkan seperti tabel di bawah ini.

No Faktor

1 Jenis kelamin calon

2 Agama calon

3 Asal suku bangsa calon

4 Asal partai politik

5 Program calon

Sumber: Data Survey, Juli 2015

84,25%

Tak menjadi pertimbangan

47,75%

47,00%

82,25%

68,75%

15,75%

Menjadi pertimbangan

52,25%

53,00%

17,75%

31,25%

Tabel IV.79. Faktor pertimbangan Responden untuk memilih calon Presiden danWakil Presiden

Page 312: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

99

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Gunung Meriah

Tjg Morawa Sibolangit Kutalimba

ruPancur Batu

Namorambe

S ibiru-biru S TM Hilir Bangun

Purba Galang STM Hulu Patumbak Jumlah Dipindah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Prabowo – Hatta 346 53.850 1.544 5.830 14.120 6.089 5.521 4.465 4.991 17.163 1.225 21.645 136.789

2 Jokowi-Jusuf Kalla 1.174 38.606 8.376 10.574 24.919 9.772 10.274 10.386 6.222 12.898 5.003 15.801 154.005

1.520 92.456 9.920 16.404 39.039 15.861 15.795 14.851 11.213 30.061 6.228 37.446 290.794

31 362 54 79 139 65 88 70 36 131 38 151 1.244

1.551 92.818 9.974 16.483 39.178 15.926 15.883 14.921 11.249 30.192 6.266 37.597 292.038

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Jumlah Pindahan

Deli Tua S unggalHamparan

PerakLabuhan

DeliPercut Sei

TuanBatang Kuis

Lubuk Pakam

Pagar Merbau

Pantai Labu Beringin

Jumlah Akhir Presentase

1 Prabowo-Hatta 136.789 15.102 53.262 44.699 15.933 91.428 16.245 18.379 10.146 10.445 12.254 424.682 53,19%

2 Jokowi-Jusuf Kalla 154.005 11.411 52.339 23.338 10.437 62.678 8.625 21.223 7.753 8.143 13.808 373.760 46,81%

290.794 26.513 105.601 68.037 26.370 154.106 24.870 39.602 17.899 18.588 26.062 798.442

1.244 139 387 205 79 531 95 136 69 97 73 3.055

292.038 26.652 105.988 68.242 26.449 154.637 24.965 39.738 17.968 18.685 26.135 801.497

Sumber: KPU Deli Serdang, 2014

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Tabel IV.80. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilu Presiden tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang

Jumlah Suara Sah

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Jumlah Suara Sah

Page 313: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

100

Berdasarkan Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.346.089 pemilih tetapi jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan

suara sesuai Tabel IV.80. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang dan jumlah suara tidak sah sebanyak

801.497 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang sebesar 59.54% (Sumaber : Data KPU DS)

Page 314: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Partisipasi Pemilih dalam setiap Pemilu di Kabupaten Deli Serdang dapat ditelusuri dari

kehadiran dan ketidakhadiran (voter turn-out) di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

yang dipengaruhi beragam penyebab. Salah satu hal terkait masalah kehadiran pemilih

dalam Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kecenderungan bahwa: (a) Akurasi tahapan pemutakhiran data

pemilih. Persoalan paling sensitif dalam pelaksanaan pemilu Kabupaten Deli Serdang

yang paling rawan berhubungan dengan adanya NIK Ganda (b) Dinamika mobilitas

penduduk yang tergolong pada komuter yaitu penduduk yang bekerja di kota Medan

secara ulang-alik ke Kabupaten Deli Serdang, dimana terdaftar sebagai penduduk yang

memiliki KTP Kabupaten Deli Serdang, namun karena mereka harus bekerja di Kota

Medan dan tidak libur secara fakultatif menyebabkan ketidak pastian mereka dalam

kehadirannya di TPS. (c) Persebaran luasnya lahan Eks HGU perkebunan,

menyebabkan tingginya angka penggarap yang berasal dari banyak Kabupaten/kota lain

Sumatera Utara yang menjadi pemukim di Kabupaten Deli Serdang, yang belum

berstatus penduduk yang terdaftar dalam DPT Pemilu di Kabupaten Deli Serdang. (d)

Masalah tinggi rendahnya kehadiran dan ketidak hadiran pemilih (voting turn-out)

bersumber dari kekurang akuratan DPT Pemilu yang diakibatkan oleh metode verifikasi

dan pemutakhiran data pemilih sehubungan dengan fenomena “ghost voter”, yaitu

pemilih yang terdaftar dalam DPT yang digunakan sebagai referensi undangan terhadap

pemilih, tetapi pada saat hari H ternyata tidak datang atau tidak hadir ke TPS. Ketidak

hadiran pemilih (voter in-absentia) di TPS karena faktor diatas diakibatkan oleh

penduduk yang telah meninggal, pindah, melanjutkan studi dan bekerja di perantauan

(daerah lain) tetapi masih tetap terdaftar dalam Kartu Keluarga dan DPT yang disahkan

oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

2. Tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau

Page 315: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

102

elite politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang

berdampak pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit

dengan aspirasi masyarakatnya. Kondisi ini tergambar dari keikutsertaan dari

responden sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi

keagamaan (36,5 %) dan organisasi sosial (15,5 %). Sedangkan yang aktif dalam

kegiatan LSM dan partai politik sangat rendah yaitu masing-masing 1,5 % dan 1,3%.

3. Pengenalan pemilih yang dijadikan responden dalam penelitian ini terhadap figure

calon legislatif, calon kepala daerah, mulai dari tingkat Gubernur sampai Bupati, dan

Presiden serta Partai Politik yang dipilih ternyata banyak dipengaruhi oleh faktor

sosialisasi politik yang telah diterima, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi dan

merubah preferensi pemilih terhadap Capres/Cawapres, caleg pilihannya dan Parpol,

terutama bagi para responden yang baru pertama sekali mengikuti Pemilu atau

mengejawantahkan kedaulatan politiknya dalam memilih pejabat politik yang

mewakilinya di lembaga legislatif dan pemerintahan.

4. Tingkat kepuasaan masyarakat (pemilih) terhadap kinerja Pemerintah (Nasional,

Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang) yang rendah juga menjadi salah

satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Deli Serdang,

dimana masyarakat Deli Serdang beranggapan bahwa siapapun yang dipilih, tidak aka

nada perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, terbukti dari

banyaknya persoalan mulai dari harga bahan pokok yang terus meningkat, fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang belum merata serta infrastruktur jalan yang belum

terbangun sampai ke desa-desa terpencil.

5. Kurangnya sosialisasi mengenai kepemiluan mulai dari Pilkada Kepala Daerah

(Gubernur dan Bupati), Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu

Presiden/Wakil Preside yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu (KPU) dan Partai

Politik juga berperan penting dalam menyebabkan rendahnya partisipasi Pemilih dalam

setiap momen pemilihan umum di Kabupaten Deli Serdang.

Page 316: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

103

B. REKOMENDASI

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dalam mengatasi

rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam setiap pemilu di Kabupaten Deli Serdang adalah

sebagai berikut :

1. Konsekuensi dari fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang hadir ke TPS dapat

menimbulkan persoalan yang menjadi titik rawan dalam setiap penyelenggaraan

pemilu legislatif, pilpres dan Pilkada. Karena itu, masalah pemutakhiran data pemilih

harus dilakukan dengan ketelitian dan sistem yang andal setiap tahun oleh KPU

Kabupaten Deli Serdang bersama dengan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dengan

menetapkan metode verifikasi dan revisi data pemilih secara terukur dan faktual.

2. Kualitas Pemilui tidak dapat hanya diukur dari tingginya partisipasi pemilih yang

hadir ke TPS tanpa dibarengi prilaku pemilih yang rasional. Karena ini KPU Deli

Serdang harus bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya Partai Politik, DPRD,

dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melakukan pendidikan pemilih secara

reguler dengan sistem pendidikan politik yang dilengkapi dengan kurikulum yang

aplikatif yang dapat memenuhi tujuan demokratisasi dan kedaulatan rakyat.

3. Sosialisasi yang intens dengan menggunakan media-media kreatif yang mudah

dijangkau/diakses oleh Pemilih dan juga memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat

(Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan) untuk dapat lebih cepat

menyampaikan informasi baik mengenai tahapan pemilu maupun berkaitan dengan

calon/peserta pemilu baik kepala daerah, legislative maupun presiden.

Page 317: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

104

DAFTAR PUSTAKA

American Center For International Labor Solidarity (ACILS), (1999), A Handbook For

Long-term Election Monitors: Indonesian General Elections 1999.

Budiarjo, Miriam (1994), Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Burns, D. (2000), “Can Local Democracy Survive Governance?” , Urban Studies, Vol. 37,

No. 5-6.

Burns, D., Hambleton, R. & Hogget, P. (1994), The Politics of Decentralisation

(Basingtoke: Macmillan).

Diamond, Larry (ed.), (1988), Democracies in Developing Countries, Lynne Riener Pub.,

Boulder, Colorado, vol. 3.

Duverger, Maurice, 2002, Sosiologi Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Feith, Herbert dan Castles, Lance (1988), Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965,

LP3ES, Jakarta.

Firmanzah, 2010, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan dan Marketing Politik: Pembelajaran

Politik Pemilu 2009, Yayasan Obor, Jakarta.

Grote, J. R and Gbikpi, B., eds (2002) Participatiry Governance, Opladen : Verlag Leske +

Budrich.

Harun, Rochayat dan Sumarno, 2006, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Mandar Maju,

Bandung.

Held, David, 1996, Model of Democracy, Stanford University Press, Cambridge.

Marijan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,

Penerbit Kencana, Jakarta.

Mas’oed Mochtar dan Mac Andrews, Colin, (2001), Perbandingan Sistem Politik, Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Musa, Ali Masykur, 2003, Sistem Pemilu: Proporsional Terbuka Setengah Hati, Pustaka

Indonesia Satu, Jakarta.

Rahman, Arifin, 2002, Sistem Politik Indonesia, Dalam Perspektif Struktural Fungsional,

Penerbit SIC, Surabaya.

Page 318: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

105

Richardson, Henry S., 2002, Democratic Authonomy: Public Reasoning about the Ends of

Policy, Oxford University Press, New York.

Riswandi, 2009, Komunikasi Politik, Graha Ilmu Universitas Mercubuana, Jakarta.

Roode, Charlton Clymer, dkk, 2000, (terj.), Pengantar Ilmu Politik, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Romli, Lili, 2010, Evaluasi Pemilu Legislatif 2009, Tinjauan atas Proses Pemilu, Jurnal

Penelitian Politik, Vol. 7 No. 1/2010, LIPI, Jakarta.

Schmitter, P. (2000). “Participation in Governance Arrangement” , (in) Grote, J. R. and

Gbikpi, B., eds (2002).

United States Information Service (USIS), (tanpa tahun), Unsur-Unsur Pemilihan Umum

Demokratis dalam Apakah Demokrasi Itu? (Jakarta: USIS, Indonesia)

Varma, SP, 1999, Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta.

Wilopo, (1978), Zaman Pemerintahan Partai-Partai Dan Kelemahan- Kelemahannya,

Yayasan Idaya, Jakarta.

Page 319: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

i

LAPORAN HASIL SURVEY PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN

DAN KETIDAK HADIRAN PEMILIH DI TPS (VOTER TURN-OUT)

PEMILU TAHUN 2014 DI KABUPATEN DELI SERDANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

Jl. Karya Jasa No. 8 Lubuk Pakam www.kpu-deliserdangkab.go.id

Page 320: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilu yang berlangsung di Indonesia pasca reformasi sudah empat kali yaitu tahun

1999, tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014. Pemilu merupakan sarana dan instrumen

demokrasi bagi rakyat untuk mengelola partisipasi politiknya. Karena secara teoritik pemilu

merupakan salah satu arena memikat hati kalangan pemilih maupun calon pemilih agar partai

dipilih sehingga lolos threshold bahkan mampu menang dan menjadi partai politik mayoritas

dalam parlemen. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Romli (2010:93) menunjukkan

bahwa dalam menarik minat pemilihnya maka bentuk komunikasi politik yang paling kerap

dilakukan partai politik adalah kegiatan kampanye dalam Pemilu legislatif (Pileg) tahun 2009

dengan empat kecenderungan tipe pesan kampanye yaitu (1) identitas diri, (2) penonjolan

perestasi, (3) penonjolan ideologi, dan (4) pemaparan program. Media komunikasi politik

yang digunakan sudah mulai beragam baik yang konvensional (spanduk, brosur, kalender)

maupun yang modern (facebook, sms, email).

Sebaliknya kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam

menyumbangkan suaranya dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada partai politik dan kandidat tertentu, merupakan keputusan

yang dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan

dapat pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dialami

oleh pemilih. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat mempengaruhi pola

ekspresi pemilih terhadap identifikasi parpol pilihan atau berafiliasinya dalam partai politik.

Penilaian pemilih terhadap pola akomodasi kepentingan rakyat terhadap legislatif dan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi

dan pandangan masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas peserta Pemilu tahun

2014 lalu. Berdasarkan hasil penelitian Romli (2010: 94) bahwa prilaku memilih dalam

Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka

kecenderungan pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi

(suku, jenis kelamin, dan agama) (2) perbedaan konsentrasi basis massa partai politik

mempengaruhi perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka

peranan patrón sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih

mempengaruhi pilihan masyarakat yang tinggal di pedesaan dan ada temuan berlangsungnya

Page 321: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

2

perilaku transaksional, sedangkan di perkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari

media tv, radio, koran dapat mempengaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang

signifikan atas perolehan suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka

pemilih yang rasional idealis (kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi,

platform dan program parpol ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional

realistis (mempertimbangkan kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Ekspektasi atas peningkatan partisipasi pemilih dalam rangkaian Pemilu yang telah

berlangsung selama ini di Kabupaten Deli Serdang ternyata menggambarkan fakta yang

berbeda. Terjadi fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang kadang tinggi ataupun rendah,

sehingga menjadi relevan dan penting untuk dievaluasi dan dikaji faktor kausalnya. KPU

Kabupaten Deli Serdang sebagai Penyelenggara Pemilu memandang langkah evaluasi

melalui suatu riset untuk mendalami faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap

partisipasi politik pemilih berdasarkan kehadiran dan ketidak hadiran di TPS dalam Pemilu

Legislatif tahun 2014, Pemilu Presiden tahun 2014 dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

tahun 2013 lalu.

B. Perumusan Masalah

Dari paparan di atas, yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk, metode, dan saluran komunikasi dan pendidikan politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

serta Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu untuk meningkatkan

kehadiran pemilih ke TPS?

2. Bagaimanakah tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu Legislatif,

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013 lalu?

3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kehadiran dan ketidakhadiran pemilih dalam

Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pilkada Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013 lalu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan kajian ini terkait dengan:

1. Untuk menggambarkan bentuk, metode, dan saluran komunikasi politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan

Page 322: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

3

Pilkada Kabupaten Deli Srdang tahun 2014 yang lalu dalam upayanya

meningkatkatkan kehadiran pemilih di TPS-TPS.

2. Untuk menggambarkan tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu

legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2013 lalu?

3. Untuk menggambarkan karakteristik faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran dan

ketidakhadiran pemilih dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu.

D. Manfaat Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini, sebagai:

1. Referensi mengenai deskripsi ragam komunikasi dan pendidikan politik berbasis

evaluasi proses Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, khususnya

dokumen yang menggambarkan kondisi kecenderungan partisipasi politik pemilih.

2. Database mengenai gambaran pandangan dan harapan pemilih yang mempengaruhi

tingkat partisipasi politiknya khususnya kehadiran dan ketidakhadiran di TPS-TPS

dalam setiap Pemilu 2014 lalu, yang dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara Pemilu

dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk strategi peningkatan

partisipasi pemilih dalam Pemilu berikutnya.

Page 323: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

4

BAB II

METODOLOGI

A. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemilih Kabupaten Deli Serdang yang ikut serta

dan tidak ikut memberikan suara dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden, dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu, baik laki-laki maupun

perempuan.

Luasnya wilayah sampel dan besarnya jumlah populasi serta kerumitan dalam

mengidentifikasi responden, menjadi dasar utama peneliti dalam menetapkan teknik

penarikan sampel dan responden penelitian ini secara acak sederhana berbasis data DPT

(Data Pemilih Tetap) Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, karena Pemilu Legislatif tahun 2014

lalu adalah tahapan Pemilu yang paling awal dan DPTnya dipelakukan sebagai basis data

pemilih yang diperbaiki oleh KPU Kabupaten Deli Serdang untuk pembaruan DPT Pemilu

lainnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT Pemilu Legislatif oleh KPU Deli Serdang, maka

jumlah pemilih terdaftar pada 394 PPS, 3485 TPS adalah 1.338.124 orang,

Dengan teknik multistage sampling, wilayah sampel Kecamatan ditetapkan keseluruhan

yaitu 22 kecamatan. Sedangkan pemilihan wilayah sampel desa ditetapkan secara purposive

dan proporsional dengan teknik acak sederhana. Jumlah responden penelitian adalah 400

(empat ratus) orang, dimana jatah masing-masing wilayah sampel kecamatan dan desa

ditetapkan berdasarkan proporsionalitas. Penetapan responden yang diwawancarai secara

berstruktur pada desa dan kelurahan terpilih dalam penelitian ini dilakukan sesuai prinsip

acak sederhana berbasis DPT PPS sesuai kuota yang dimiliki masing-masing. Responden

terpilih ditemui dan diwawancarai oleh enumerator sesuai dengan teknik wawancara

berstruktur.

Unit analisa penelitian ini adalah individu, bukan rumah tangga (household). Alasannya

karena hak memilih adalah hak politik dan keputusan individual, bukan keputusan kolektif,

selaras dengan prinsip pemilu yang salah satu sifatnya adalah rahasia.

Page 324: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

5

Tabel II.1 Kerangka Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah

Pemilih

Jumlah

Desa/Kelu

rahan

Proporsi

Sampel

Desa

(20 %)

Jumlah Responden

F %

1 GUNUNG MERIAH 2.105 12 2 10 2,50

2 STM. HULU 9.385 20 4 20 5,00

3 SIBOLANGIT 15.396 30 6 30 7,50

4 KUTALIMBARU 26.439 14 3 15 3,75

5 PANCUR BATU 63.265 25 5 25 6,25

6 NAMORAMBE 25.630 36 7 35 8,75

7 BIRU-BIRU 25.433 17 3 15 3.75

8 STM. HILIR 23.680 15 3 15 3.75

9 BANGUN PURBA 15.787 24 5 25 6.25

10 GALANG 45.796 29 6 30 7.50

11 TANJUNG

MORAWA

152.445 26 5 25 6.25

12 PATUMBAK 64.140 8 2 10 2.00

13 DELI TUA 39.127 6 2 10 2.00

14 SUNGGAL 187.733 17 3 15 3.75

15 HAMPARAN PERAK 105.570 20 4 20 5.00

16 LABUHAN DELI 41.917 5 2 10 2.50

17 PERCUT SEI TUAN 267.977 20 4 20 5.00

18 BATANG KUIS 46.920 11 2 10 2.50

19 PANTAI LIBU 33.403 19 4 20 5.00

20 BERINGIN 38.338 11 2 10 2.50

21 LUBUK PAKAM 81.886 13 3 15 3.75

22 PAGAR MERBAU 25.752 16 3 15 3.75

Jumlah 1.338.124 394 80 400 100,00

B. Teknik Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan dengan teknik survey yang menggunakan kuesioner

sebagai instrumen utama digunakan sebagai pedoman wawancara berstruktur. Dalam hal ini

Page 325: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

6

peneliti yang dibantu oleh enumerator mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden

untuk mendapatkan jawaban mengenai variabel penelitian yang relevan. Data utama studi ini

dikumpulkan dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan tertutup dan terbuka dalam

kuesioner yang menguraikan tujuan dalam ruang lingkup penelitian ini, yang meliputi (a)

identitas pemilih berdasarkan karakteristik status sosial ekonomi, etnis dan regionalitas,

pengalaman sosialisasi dan partisipasi politik (b) Pola perilaku dan preferensi pemilih dalam

dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2014 lalu, (c). Dampak pemberitaan media

sosialisasi dan intensitas komunikasi politik terhadap kehadiran pemilih di TPS-TPS, (d).

Faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran pemilih di TPS, (e) Pandangan pemilih terhadap

proses penyelenggaran Pemilu 2014 lalu, (f). Harapan pemilih terhadap penyelenggaran

Pemilu berikutnya.

Data sekunder dikumpulkan dengan studi dokumentasi, berupa data yang bersumber

dari berbagai referensi, kepustakaan, peraturan-peraturan, jurnal penelitian dan bahan-bahan

tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

C. Teknik Analisis Data

Data penelitian dipaparkan melalui kecenderungan pemusatan yang tertuang dalam

tabel frekuensi dan grafik. Untuk variabel-variabel penting yang saling berhubungan akan

diekpresikan dalam tabel silang, dimana signifikansi keterkaitannya dihitung dengan formula

statistik korelasional. Kecenderungan hubungan antar variabel penelitian berfungsi sebagai

eksemplar penjelasan angka-angka statistik terkait dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis penelitian (Supranto: 2004).

Selain itu, informasi yang terkumpul dari wawancara tidak berstruktur berguna sebagai

instrumen cross-check (konfirmasi) kebenaran normatif hasil survey. Dalam hal ini, temuan

survai dikomparasikan dengan hasil wawancara yang hasilnya digabungkan guna

mendapatkan kesimpulan praktis. Temuan teoritis dan informatif yang diperoleh dari studi

dokumentasi merupakan pemerkaya hasil penelitian, sehingga pembauran data primer dan

sekunder dipakai untuk membakukan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

Page 326: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demokrasi dan Pemilihan Umum

Sejarah demokrasi seringkali kabur dan terpotong-potong oleh sejarah hidupnya.

Kata demokrasi yang dalam bahasa Inggrisnya disebut democracy, awalnya bersumber dari

bahasa Perancis yaitu democratie yang dikenalkan pada abad ke 16. sebelumnya kata

demokrasi dirujuk dari bahasa Yunani (Greek) demokratia yang merupakan tautan dari kata

demos berarti rakyat (people) dan kratos berarti tatanan (rule) (Held, 1996: 1).

Penerapan demokrasi telah ada masa Athena Kuno sebagai kota tua (classical polis)

yang ditandai adanya persatuan, solidaritas, tingginya partisipasi dan dari terbatasnya jumlah

warga negara. Pada masa itu, warganegara tidak hanya dilibatkan dalam beragam kegiatan

diantaranya administrasi, keamanan, pembuatan hukum, hakim, perayaan yang berkaitan

dengan keagamaan, hiburan dan festival, dasarnya dikaitkan dengan legitimasi kehidupan

politik modern, tetapi mereka juga berkewajiban untuk melaksanakan penelitian dan

pengawasan terhadap penduduk yang tidak turut ambil bagian dalam negara (Held, 1996: 23).

Saat ini, demokrasi identik dengan legitimasi kehidupan politik modern, dimana

makna demokrasi menunjukkan modernitas sistem kedaulatan yang sangat beragam dan luas,

mulai dari pemerintah bervisi teknokrat sampai pada konsepsi kehidupan sosial yang ditandai

oleh ekstensifnya partisipasi politik.

Untuk Indonesia, secara historis, dapat dikategorikan pelaksanaan orde demokrasi di

Indonesia atas 4 (empat) bentuk, yaitu: Demokrasi Liberal (1950-1959), Demokrasi

Terpimpin (1959-1966), dan Demokrasi Pancasila (1966-1997), dan Demokrasi pasca orde

baru yaitu, era Reformasi (1998 – sekarang).

Demokrasi yang telah kita terapkan ternyata berubah-ubah esensi dan aplikasinya

dalam praktik politik di Indonesia. Demokrasi yang berlangsung dekade terakhir ini bahkan

bagi sebagian pihak disikapi secara berlebihan, terlalu bebas dan menitik beratkan pada

proses dan cara, sehingga menghasilkan pemerintahan dan tata hubungan kelembagaan

negara yang tidak stabil, serta seringkali diwarnai konflik-konflik kepentingan. Di sisi lain,

ada pula sikap yang menggunakan demokrasi sebagai tujuan dengan mengabaikan proses dan

cara-caranya, sehingga realitas demokrasi berwujud pada adanya kompromi atau deal-deal

politik yang menguntungkan sepihak dan sekelompok orang, yang pada giliran selanjutnya

justru mengabaikan kepentingan publik dan kemaslahatan masyarakat. Karena itu, perlu

Page 327: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

8

untuk ditegaskan bahwa demokrasi merupakan sebuah cita-cita sekaligus pengelolaan sebuah

negara secara beradab.

B. Teori Partisipasi

Partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi politik, yang

dianjurkan oleh demokrasi. Partisipasi warga masyarakat adalah pusat kekuasaan,

kewenangan dan kebijakan yang mengatur (mengelola) alokasi berada dalam konteks

governance, yakni relasi antara Negara (pemerintah) dan masyarakat (rakyat). Negara-

barang (sumberdaya) publik pada masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat hak sipil dan

politik, kekuasaan massa, kebutuhan hidup, dan lain-lain. Dengan demikian, partisipasi

adalah jembatan penghubung antara negara dan masyarakat agar pengelolaan barang-barang

publik membuahkan kesejahteraan bagi manusia sebagi individu maupun dalam sebuah

kelompok masyarakat (human wellbeing).

Partisipasi dalam Pemerintahan (govermance) cenderung merujuk pada keterlibatan

dan interaksi organisasi dan institusi yang mempunyai tanggung jawab terhadap atau

berhubungan dengan tindakan kolektif di bidang publik. Hubungan horizontal antara aktor

atau stakeholders dalam jaringan kerja merupakan ciri khas Pemerintahan (governance), dan

dinyatakan bahwa partisipasi dalam governance itu dipengaruhi oleh kebijakan (Schmitter,

2002). Banyak organisasi ‘sektor ketiga’ organisasi komunitas dan sukarela – memperoleh

tanggung jawab dalam governance (Stoker, 1998: 21). Partisipasi dalam Pemerintahan

(governance) berhubungan kuat dengan gagasan mengenai kepentingan dan organisasi publik

dan swasta yang mempunyai risiko dalam sebuah keputusan dilibatkan dalam persiapannya.

Ia dimaksudkan menciptakan dukungan bagi usulan kebijakan, memperbaiki kualitas

keputusan dengan mengerahkan keahlian dan pengetahuan eksternal, dan meningkatkan

legitimasi keputusan demokratis (Klijn dan Koppenjan,2000).

Dari sudut pandang Negara, demokrasi mengajarkan bahwa partisipasi sangat

dibutuhkan untuk membangun pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan responsif

terhadap kebutuhan masyarakat. Tiadanya partisipasi hanya menabur pemerintahan yang

otoriter dan korup. Dari sisi masyarakat, partisipasi adalah kunci pemberdayaan. Partisipasi

memberikan ruang dan kapasitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak

mereka, mengembangkan potensi dan prakarsa lokal, mengaktifkan peran masyarakat serta

membangun kemandirian masyarakat .

Page 328: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

9

Dalam konteks governance, partisipasi hendak menempatkan masyarakat pada posisi

yang sebenarnya. Pertama, masyarakat bukanlah sebagai hamba (client) melainkan sebagai

warga (citizen). Jika hamba memperlihatkan kepatuhan secara total, kalau konsep warga

menganggap bahwa setiap individu adalah pribadi yang utuh dan mempunyai hak penuh

untuk memiliki. Warga dan kewargaan secara jelas merupakan bangun politik, yang

menggambarkan sifat hubungan yang dimiliki individu dengan institusi Negara dan

masyarakat sipil. Warga dapat dipandang sebagai anggota masyarakat yang mempertahankan

beberapa gagasan kepentingan umum, dan gagasan kewargaan diikat dengan gagasan

demokrasi. Warga dibedakan dari nasabah (customers), klien dan consumer. Terutama

menarik ilham dari sektor swasta, nasabah dan consumer yang berhubungan dengan

organisasi sebagai pembeli yang memilih barang dan pelayanan klien bergantung pada dan

sebagian besar tunduk pada, keahlian professional; warga mempunyai kesadaran yang jauh

melebihi bidang mereka sendiri dan berkepentingan untuk “mempengaruhi keputusan publik

yang mempengaruhi kualitas kehidupan lokal”, mungkin dengan mengorbankan kepentingan

perorangan mereka sendiri (Burns et al., 1994; Gyford, 1991). Kedua, masyarakat bukan

dalam posisi yang diperintahkan tetapi sebagai teman sejajar (partner) pemerintah dalam

mengelola pemerintahan dan pembangunan. Ketiga, partisipasi bukanlah pemberian

Pemerintah tetapi sebagai hak warga masyarakat. Keempat, warga bukan sekedar objek pasif

penerima manfaat kebujakan pemerintah, tetapi sebagai aktor atau subjek yang aktif

menentukan kebijakan. Warga yang aktif didefinisikan sebagai agen demokrasi, yang

memberdayakan diri mereka sendiri melalui tantangan mereka terhadap aktivitas institusi dan

organisasi yang membentuk kehidupan sehari-hari mereka. Kewarganegaraan adalah tentang

kontribusi, atau input, dari individu kepada hubungan kolektif, dan hubungan antara individu

dan hubungan mereka yang lebih luas dengan masyarakat. Warga diharapkan terlibat dalam

urusan publik dan memberikan kontribusi terhadap isu-isu dalam urusan publik (Raco dan

Imri, 2000).

Cara pandang baru menempatkan posisi masyarakat itu secara historis yang

mempengaruhi haluan baru pembangunan dan mempengaruhi haluan baru pembangunan dan

Pemerintahan, meski secara empirik belum menjadi kenyataan. Kaum miskin, misalnya,

sekarang ditempatkan sebagai pemangku kepentingan pembangunan. Partisipasi juga

dipandang dengan tujuan, bukan hanya proses atau cara untuk mencapai tujuan, sehingga

muncul agenda pemberdayaan yang menghubungkan partisipasi dengan demokrasi,

kewargaan dan kesetaraan. Partisipasi dilihat sebagai kekuatan besar untuk transformasi

Page 329: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

10

relasi sosial, ekonomi dan politik yang telah lama membuat kemiskinan. Sekarang agenda

penanggulangan kemiskinan mulai menempatkan kaum miskin dalam posisi yang terhormat,

memberi ruang pada mereka untuk mengembangkan partisipasi dan prakarsa lokal, sehingga

konsep kaum miskin sebagai penerima manfaat proyek tidak terlalu relevan dibicarakan.

Literatur klasik selalu menunujukkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program pembangunan. Tetapi

apa makna substantif yang terkandung dalam sekuen-sekuen partisipasi itu? Partisipasi

adalah voice, akses dan kontrol warga masyarakat terhadap pemerintahan dan pembangunan

yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Pertama, voice adalah hak dan tindakan warga masyarakat menyampaikan aspirasi,

gagasan, kebutuhan, kepentingan, dan tuntutan terhadap komunitas terdekatnya maupun

kebijakan pemerintah. Tujuannya adalah mempengaruhi kebijakan Pemerintah maupun

menentukan agenda bersama untuk mengelola kehidupan secara kolektif dan mandiri.

Kedua, akses berarti kesempatan, ruang dan kapasitas masyarakat untuk masuk dalam

arena governance, yakni mempengaruhi dan menentukan kebijakan serta terlibat aktif

mengelola barang-barang publik. Akses warga terhadap pelayanan publik termasuk dalam

rubrik ini. Ada dua hal penting dalam akses: keterlibatan secara terbuka (inklusi) dan

keikutsertaan/keterlibatan (involvement). Keduanya mengandung kesamaan tetapi berbeda

titik tekannya. Inklusi menyangkut siapa yang terlibat, sedangkan involvement berbicara

tentang bagaimana masyarakat terlibat. Keterlibatan berarti ketersediaan ruang dan

kemampuan bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses politik, terutama kaum miskin,

minoritas, rakyat kecil, perempuan, dan lain-lain. Akses akan menjadi arena titik temu antara

warga dan pemerintah. Pemerintah wajib membuka ruang akses warga dan memberikan

layanan publik, terutama pada kelompok-kelompok marginal. Sebaliknya warga secara

bersama-sama proaktif mengidentifikasi problem, kebutuhan dan potensinya maupun

merumuskan gagasan pemecahan masalah dan pengembangan potensi secara sistematis.

Pemerintah wajib merespons gagasan warga sehingga bisa dirumuskan visi dan kebijakan

bersama dengan berpihak pada kemitraan dan kepercayaan.

Ketiga, kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya maupun proses

politik yang terkait dengan pemerintah. Kita mengenal kontrol internal (self-control) dan

kontrol eksternal. Artinya kontrol bukan saja mencakup kapasitas masyarakat melakukan

Page 330: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

11

pengawasan (pemantauan) terhadap kebijakan (implementasi dan risiko) dan tindakan

pemerintah, tetapi juga kemampuan warga melakukan penilaian secara kritis dan reflektif

terhadap risiko-risiko atas tindakan mereka. Kontrol internal ini sangat penting karena

masyarakat sudah lama berada dalam konteks penindasan berantai: yang atas menindas yang

ke bawah, sementara yang paling bawah saling menindas ke samping. Artinya kontrol

eksternal digunakan masyarakat untuk melawan eksploitasi dari atas, sementara self-control

dimaksudkan untuk menghindari mata rantai penindasan sesama masyarakat, seraya hendak

membangun tanggung jawab social, komitmen dan kompetensi warga terhadapat segala

sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Partisipasi dan desentralisasi (otonomi daerah) tentu mempunyai hubungan simbiosis.

Pada suatu pihak, desentralisasi yang berhasil memerlukan beberapa partisipasi lokal.

Kedekatan pemerintah lokal dengan konstituen mereka akan memungkinkan mereka

merespons secara lebih baik terhadap kebutuhan lokal dan menyesuaikan secara efisien

pengeluaran publik dengan kebutuhan perorangan hanya jika informasi mengalir antar warga

Negara dan pemerintah lokal. Pada pihak lain, proses desentralilasi sendiri dpaat

meningkatkan kesempatan partisipasi dengan menempatkan lebih banyak kekuasaan dan

sumberdaya pada tingkat pemerintah yang lebih dekat, lebih dikenal, dan lebih muda

dipengaruhi. Dalam lingkungan dengan tradisi partisipasi warga Negara buruk, desentralisasi

dapat merupakan langkah pertama yang penting dalam menciptakan kesempatan interaksi

rakyat-negara yang teratur,dapat diramalkan.

Hubungan simbiosis antara desentralisasi dan partisipasi ini dapat mengarah pada

garis pedoman kebijakan yang agak bertentangan. Mekanisme partisipasi warga Negara dapat

dianggap sebuah prasyarat yang sangat berguna ketika mengevaluasi prospek desentralisasi

harus memperhitungkan kesempatan dan keterbatasan yang ditentukan oleh saluran

partisipasi lokal yang ada. Kekurangan mekanisme partisipatoris, bagaimanapun, dapat

membantu menciptakan tuntutan lokal terhadap saluran partisipatoris yang lebih banyak

untuk menyuarakan prefensi. Saluran partisipasi yang dilembagakan dan kemampuan orang

untuk menggunakan saluran tersebut harus dipertimbangkan dalam desain desentralisasi.

Pemilu lokal yang jujur dan teratur, semaraknya forum warga, dan tingkat modal sosial yang

tinggi (kesatuan komunitas dan sejarah kerja sama) memungkinkan warga Negara untuk

menandai prefensi mereka secara efisien dan menjalankan pemenuhan keinginan mereka oleh

pemimpin.

Page 331: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

12

Penilaian seberapa banyak input warga mempengaruhi tindakan pemerintah lokal

memberikan titik permulaan untuk mendesain kebijakan desentralisasi. Kondisi awal

semacam itu membantu menentukan tingkat yang pada tingkat itu desentralisasi akan

meningkatkan responsifitas pemerintah keseluruhan terhadap warga dan memberikan garis

petunjuk bagi pelibatan tindakat peningkatan partisipasi dalam kebijakan desentralisasi.

Pemilu teratur, referendum lokal, forum warga, dewan publik, dan struktur kelembagaan

lainnya merupakan memperbaiki kemampuan pemerintah lokal untuk mengindentifikasi dan

bertindak menurut preferensi warga Negara. Tingkat modal sosial, yang menentukan

bagaimana sebaiknya warga Negara dapat memanfaatkan rencana institusional untuk

berpartisipasi, lebih lambat berkembang dan lebih sulit untuk menentukannya.

Desentralisasi mengandalkan pada partisipasi untuk memperbaiki alokasi pelayanan,

tetapi ia tidak memerlukan jenis input warga Negara yang luas disebutkan di depan. Dalam

kasus di mana pemerintah lokal tidak dipilih, di mana proses pemilihan mengistimewakan

sekelompok kecil elit, atau di mana tingkat modal sosial yang rendah menghalangi pertukaran

aktif, proses desentralisasi dapat didesain untuk membangun jenis partisipasi yang lebih

terbatas. Mekanisme isu-khusus dan proyek khusus untuk meningkatkan arus informasi

antara pemerintah dan warga Negara sering dapat dengan lebih cepat dan lebih mudah pada

tingkat lokal daripada di pemerintah pusat.

Partisipasi warga dapat dibenarkan dalam hubungannya dengan legitimasi berorientasi

input dan output, dan ia dapat memberikan kontribusi terhadapat efektivitas system.

Legitimasi berbasi input mengungkapkan nilai partisipasi luas dalam governance, yang

memperlihatkan, yang memperlihatkan perlunya penentuan sendiri dan persetujuan rakyat, di

mana nilai-nilai demokrasi sangat kuat. Partisipasi warga di luar pemilihan memberi saluran

lebih lanjut bagi rakyat untuk mengungkapkan preferensi mereka, dan teori yang

berhubungan dengan demokrasi partisipatoris memuat unsur-unsur yang berhubungan dengan

legitimasi input. Pateman yang mengupas karya Rousseau, Mikk dan Cole, menunjuk pada

tiga alasan mengapa partisipasi luas diperlukan sekali ia mendidik partisipan, ia memberi

warga kontrol, dan ia menghasilkan identitas komunitas. Pemerintah demokratis, yang

dipedomani oleh input partisipasi warga, hanya menghasilkan kebijakan, karena ia tidak akan

mungkin setuju pada kegiatan-kegiatan yang tidak adil. Partisipasi warga mendukung sistem

partisipatoris, karena”kualitas yang diperlukan warga adalah kualitas proses partisipasi itu

Page 332: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

13

sendiri yang mengembangkan dan membantu perkembangan” (Pateman, 1970:25). Partisipasi

warga membantu mendidik rakyat dalam seni partisipasi.

Partisipasi warga juga dapat memberikan kontribusi terhadap legitimasi berbasis-

output. Keterbilatan warga membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya

akan membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya akan membantu

pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Mereka yang terlibat dalam penyiapan

kebijakan dan permusyawaratan kebijakan lebih mungkin untuk tunduk ketika kebijakan itu

berlaku, khususnya jika mereka adalah dikalangan mereka dari mereka yang dipengaruhi dan

mendapat dampak. Pembenaran ini adalah pembenaran yang timbul dari perdebatan terdahulu

dan lebih belakangan ini. Pateman berargumen partisipasi “membantu penerimaan keputusan

bersama” (1970: 43). Demikian pula, model-model keterlibatan misalnya debat publik,

keterlibatan dari mereka yang dipengaruhi, atau keterlibatan para ahli dibenarkan secara

fungsional dengan alasan bahwa mereka membantu meningkatkan penerimaan dan

pemecahan persoalan atau membantu memfasilitasi pelaksanaan. Partisipasi ini dapat juga

membantu pembuat kebijakan lebih tahu, dan karena para wakil dan kaum profesional

membuat keputusan yang didasarkan pada pengetahuan publik dan keahlian politik dan

profesional

Partisipasi tentu tidak datang dengan sendirinya. Hubungan antara pemerintah dengan

masyarakat tidak serta merta terbangun secara demokratis dan partisipatif, sebab pemerintah

dimanapun akan cenderung otoritarian dan sentralistik bila tidak dihadapkan pada

pembatasan kekuasaan kekuasaan dan kontrol dari luar yang kuat. Di era otonomi daerah

sekarang, munculnya wacana dan gerakan partisipasi bukan semata inisatif dari pemerintah,

melainkan juga karena peran kekuatan-kekuatan intermediary dari sejumlah organisasi

masyarakat sipil. Begitu banyak lembaga non pemerintah (NGO) di Indonesia yang terus-

menerus memperjuangkan partisipasi masyarakat untuk membangkitkan suara rakyat dan

menentang dominasi elite dalam proses politik dan pembangunan.

C. Partisipasi dalam Demokrasi

Secara konstitusional, prinsip demokrasi dirumuskan dalam UUD Tahun 1945,

diantaranya pada Pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa Kedaulatan berada ditangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, yang diperkuat dengan isi Pasal 28 yang

menegaskan makna demokrasi terealisasi dengan adanya jaminan negara atas kemerdekaan

berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Page 333: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

14

Secara teoritis, terdapat sejumlah indikator empirik dalam praktek negara yang

demokratis diantaranya: adanya Pemilu, terlaksananya prinsip check and balances, adanya

rotasi kekuasaan yang obyektif, adanya partai politik yang demokratis, adanya kemerdekaan

hak-hak dasar, persamaan didepan hukum, dan akuntabilitas pejabat penyelenggara

pemerintahan dan kelembagaan negara.

Demokrasi yang kita inginkan adalah adanya mekanisme partisipasi rakyat yang

mampu mengawasi dan mengkontrol tindakan pengelola negara (Legislatif, Eksekutif,

Yudikatif). Dalam konteks ini, demokrasi yang perlu kita tegakkan adalah mekanisme politik

yang mengedepankan partisipasi setiap warga negara untuk berhak dalam menentukan

kebijakan pemerintahan sekaligus memiliki daya kontrol melalui adanya perlakuan yang

sama dalam kedudukan hukum dan pemerintahan. Artinya nilai demokrasi yang akan kita

kembangkan berhubungan dengan kualitas hubungan timbal balik antara pemerintah dan

pengelola kelembagaan negara dengan yang diperintah atau masyarakat umum.

Bagaimana rakyat dapat berpartipasi? Pertanyaan ini dapat diterangkan dari paparan

Robert Dahl (1971), yang menegaskan bahwa ada dua dimensi demokrasi yang satu sama lain

saling berkaitan. Dimensi pertama adalah tersedianya peluang persaingan bebas dan terbuka

untuk mendapatkan semua kedudukan dan kekuasaan. Dimensi kedua adalah terdapatnya

jaminan bagi partisipasi politik seluruh warga negara. Dalam konteks ini dapatlah kita

mengerti bahwa negara yang menerapkan demokrasi adalah negara yang mendorong warga

masyarakatnya untuk berinisiatif dan kreatif dalam mendapatkan jabatan atau kekuasaan

politik sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut, dimana mekanismenya

berlangsung melalui adanya pemilihan yang bersifat umum, bebas, rahasia, dan setara.

Karena itu, tidak ada artinya demokrasi tanpa adanya pemilihan umum. Pemilihan

umum yang memenuhi prinsip-prinsip demokrasi adalah Pemilu yang diselenggarakan secara

teratur dan terjadwal dengan sistem pemilihan langsung yang bebas dan rahasia.

Bagaimanakah cara menghasilkan Pemilu yang demokratis? Pemilu yang obyektif harus

dikendalikan oleh satu lembaga yang independen. Penyelenggara Pemilu tidak boleh

memihak pada salah satu kontestan atau peserta Pemilu. Selain itu, setiap warga negara

dalam menetapkan pilihannya haruslah terlindungi dan dijamin dengan undang-undang,

sehingga pilihannya merupakan suara nurani yang murni tanpa adanya paksaan, tekanan,

intimidasi dari pihak-pihak tertentu yang mengedepankan cara-cara inkonstitusional dalam

meraih kepentingannya.

Pemilu bukan hanya merupakan sarana mencari kekuasaan bagi partai, tetapi partai

membutuhkan dukungan suara sebagai modal untuk legitimasi pemerintahan yang dibentuk

Page 334: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

15

oleh partai pemenang Pemilu. Karena itu, simpati masyarakat harus didapatkan oleh partai

politik peserta pemilu dengan berbagai aktivitas yang bernuansa pendidikan politik bagi

rakyat. Tujuan dari upaya meningkatkan partisipasi publik dalam Pemilu ini terkait dengan

pernyataan Almond dan Powell yang menyatakan bahwa sistem-sistem modern dimana

struktur politiknya berbeda-beda (partai-partai politik, kelompok kepentingan, dan media

massa) yang berkembang membentuk aktivitas budaya politik participant.

D. Partisipasi dan Pendidikan Politik

Proses demokratisasi dapat didekati dari partisipasi publik yang dilakukan sengaja

melalui disain kelembagaan (Marijan, 2010:128). Namun realitasnya di Indonesia,

demokratisasi tidak cukup hanya mengandalkan disain kelembagaan, dimana tersedianya

berbagai perundang-undangan yang menjamin kebebasan berpendapat, berekspresi, dan

berorganisasi ternyata tidak serta merta mendorong adanya partisipasi publik (disconnected

electoral). Pemilu tahun 2004 menjadi contoh, dimana corak kesukarelaan (voluntary)

pemilih untuk menyumbang partai politik yang sangat rendah, bahkan corak partisipasi

politiknya cenderung berhubungan dengan ’transaksi-transaksi material’ (Marijan, 2008:130).

Adanya komunikasi dan pendidikan politik yang efektif merupakan instrumen yang

signifikan dalam pengembangan partisipasi politik rakyat yang sering diperhatikan dalam

pelaksanaan Pemilihan Umum di negara-negara demokratis. Karena itu, tingkat partisipasi

politik masyarakat di negara berkembang merupakan masalah yang menarik bagi para ahli

politik. Secara umum definisi partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok

orang yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih

pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan

pemerintah (public policy). Kegiatan berpartisipasi tersebut diantaranya, memberikan suara

pada Pemilu, menghadiri rapat umum (kampanye), menjadi anggota parpol atau organisasi

sosial politik yang underbauw partai politik, mengadakan hubungan dengan pejabat

pemerintah atau parlemen yang bertujuan politik.

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam bukunya No Easy Choice: Political

Participation in Developing Countries menyatakan bahwa: partisipasi politik adalah kegiatan

warganegara yang bertidak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi

pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,

terorganisir atau spontan, mantap atau sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal

atau illegal, efektif atau tidak efektif (Budiardjo, 1988:3).

Page 335: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

16

Pemikiran mengenai partisipasi politik bagi negara demokratis berangkat dari prinsip

kedaulatan adalah ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk

menetapkaan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-

orang yang akan menduduki jabatan-jabatan publik dan politis. Jadi partisipasi politik

merupakan pengejawantahan dari penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah oleh

masyarakat. Dalam negara demokratis makin banyak masyarakat mengambil peran makin

baik.

Partisipasi dapat berbentuk otonom (autonomous participation) dan partisipasi yang

dimobilisasi (mobilized participation). Pada umumnya orang beranggapan partisipasi politik

dalam bentuk yang positif saja, tetapi Huntington dan Nelson beranggapan bahwa

demonstrasi, teror, pembunuhan (lawan) politik, dan bentuk kekerasan lain yang bermotif

politik juga merupakan bentuk partisipasi. Namun Verba (Budiardjo: 1998) tidak mau masuk

dalam bentuk partisipasi yang rumit tersebut, akan tetapi membatasi diri pada tindakan-

tindakan yang legal. Metode atau cara berpartisipasi, intensitasnya terkait dengan keterikatan

atau posisi politik yang dimiliki seseorang.

Bagaimanakah warganegara atau orang-orang dapat rasional dalam

mengejawantahkan partisipasi politiknya? Hal ini dapat berlangsung manakala sudah

mengalami pendidikan politik, karena itu merupakan bagian dari pendidikan orang dewasa.

Khususnya diarahkan pada upaya membina kemampuan mengaktualisasikan-diri sebagai

pribadi yang otonom bebas dan pada sosialisasi-diri (pengembangan dimensi sosialnya),

dalam kaitannya dengan statusnya selaku warga Negara di suatu Negara. Aktualisasi-diri

dapat ditafsirkan sebagai sebagai mengaktualkan segala bakat dan kemampuan, sehingga

pribadi bias berkembang, lalu menjadi aktif dan kreatif, berkarya aktualisasi-diri sebagai

pribadi yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap sesama mahkluk hidup, dan

terhadap Tuhan. Selanjutnya dia berkewajiban memberikan partisipasi sosialnya kepada

masyarakat dan Negara selaku warga-masyarakat dan warganegara yang susila dan

bertangung jawab.

Senyatanya, dalam masyarakat modern sekarang, partisipasi penuh dan bertanggung

jawab dari rakyat itu tidak bisa berlangsung secara otomatis. Hal ini disebabkan antara lain

oleh kejadian sebagai berikut :

1. Terlalu kompleksnya susunan masyarakat modern dengan dimensi-dimensi sosial

dan politik yang saling terkait, yang sulit dipahami oleh orang awam, sehingga

orang tidak tahu bagaimana cara berpartisipasi di medan politik.

Page 336: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

17

2. Banyak orang merasa tidak berdaya secara fisik maupun mental ideologis untuk

memahami, terlebih lagi untuk ikut mempengaruhi proses-proses sosial dan politik

di tengah masyarakat.

3. Masyarakat pada umumnya dengan sengaja lebih banyak difungsikan sebagai

obyek politik, konsumen politik dan pengikut politik yang total patuh tunduk,

tanpa mampu memahami kedudukan selaku warganegara di tengah macam-

macam struktur politik. Mereka merupakan “arus bawah” yang pada umumnya

ditekan oleh “majikan-majikan di atas”. Pada umumnya tidak menyadari adanya

hegemoni politik supremasi politik.

Sehubungan dengan kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan dan

ketidaktahuan politik, kemudian untuk merangsang partisipasi politik secara aktif dari rakyat

dalam usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik di alam demokrasi kita

sekarang. Hal ini sesuai dengan isi yang tersirat dalam Sila Keempat Pancasila kita. Sebab

tujuan pendidikan politik antara lain ialah:

1. Membuat rakyat menjadi melek-politik/sadar politik.

2. Meningkatkan kreatifitas rakyat dalam partisipasi sosial politik di era

pembangunan

3. Menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih nyaman dan

sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia.

Berkaitan dengan perilaku politik, dalam komunitas politik itu terjadi dua proses,

yaitu :

1. Pendidikan politik yang dilakukan secara intensional ( dengan sengaja dan dengan

tujuan tertentu);

2. Sosialisasi politik, yaitu proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan.

Sosialisasi politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan

tanpa refleksi harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari

struktur-struktur politik yang ada di masyarakat. Sedang pendidikan politik ialah untuk

mengarahkan anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah

kehidupan politik.

Telah kita simak, bahwa politik antara lain diartikan sebagai kegiatan menggunakan

kekuasaan dalam satu wilayah yang disebut Negara, untuk menyelesaikan : masalah-masalah

rakyat, dan pengaturan lembaga-lembaga negara beserta fungsinya

Page 337: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

18

Sedang negara itu berasal ada dari kemauan rakyat, dan dengan sengaja dijadikan dari

kemauan rakyat, serta dengan sengaja pula dijadikan alat oleh rakyat untuk mencapai tujuan-

tujuan hidup tertentu.

Negara merupakan hasil persetujuan bersama sejumlah rakyat yang bertekad bulat

untuk membangun satu “wadah hidup” yaitu Negara. Karena Negara adalah sesuatu dari,oleh

dan untuk sekelompok manusia yang disebut RAKYAT tadi. Maka sudah ada kesadaran

politik pada rakyat. Negara merupakan organisasi politik yang berpemerintahan sendiri dan

menjalankan kekuasaannya lewat perorangan (kepala Negara) serta kelembagaanya yang

mewakili seluruh rakyat. Dengan begitu Negara tidak hanya menjadi urusan para elite

penguasa saja, akan tetapi menjadi : urusan seluruh rakyat untuk ikut serta menegakkan,

mengatur dan mempertahankan keberadaan Negara tersebut.

Agar rakyat benar-benar memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara,

dan bisa berperan serta secara politik, rakyat memerlukan pendidikan politik yang sangat

diperlukan untuk legalitas perjuangan politik dalam meraih tujuan sosial-ekonomi dan

tujuan-tujuan politik tertentu. Selanjutnya, perjuangan politk selalu berlangsung dalam situasi

bertemunya macam-macam kekuatan sosial dan politik, dengan struktur organisasi, cara kerja

dan tujuan politik masing-masing. Maka di Negara/pemerintahan menuju ke hidup sejahtera.

Sebab partisipasi aktif (berbuat nyata) itu mempunyai pengaruh dan kekuatan, karena rakyat

bisa ikut dalam pengawasan terhadap perbuatan mengatur masyarakat dan Negara. Maka

menjalani proses politik lewat pendidikan politik dan belajar berpolitik tanpa bisa ikut

berbuat politik itu adalah sama saja dengan berenang-renang di atas kasur.

Sebaliknya, melakukan perbuatan politik tanpa pendidikan, dan tanpa “empan papan

(Empan papan adalah suatu sikap tertentu sehingga sikap itu tidak bertentangan dengan keadaan

dan aturan yang terjadi di tempat dan pada waktu tertentu di mana pelakunya tinggal”,

terjemahan bebas) bisa disebut sebagai aktivisme, yaitu berbuat awur-awuran, nekad tanpa

nalar, anarkhi atau perbuatan makar.

Dalam kegiatan pendidikan politik, orang-orang yang tengah belajar itu merupakan

siswanya. Sedang belajar politik itu mengandung konotasi sebagai berikut :

1. Lebih memahami diri sendiri dan situasi-situasi kondisi sekitarnya dalam konteks

Negara.

2. Mampu mawas secara kritis peristiwa-peristiwa politik.

3. Bisa menentukan sikap politik dengan tegas.

4. Sanggup memberikan penilaian yang adil terhadap perisitiwa-peristiwa politik.

5. Mau berbuat politik sesuai dengan hati nurani yang bersih dan bertanggung jawab.

Page 338: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

19

Perlu juga diingat bahwa perbuatan manusia dan hasil-hasil karyanya misalnya dalam

bentuk pemerintahan, kekuasaan, lembaga kemasyarakatan, politik, kebudayaan, dan

seterusnya itu tidak akan pernah selesai dan sempurna. Yaitu bukan berupa struktur-struktur

yuridis formal yang mantap, bukan berupa institusi politik yang permanen, juga tidak ada

immanensi parlementer. Segala hasil tidak dengan tangan manusia itu tidak akan pernah

rampung dan sempurna; semuanya masih bisa dipertanyakan relevansinya. Dan menjadi

garapan yang selalu bisa diubah dan diperbaiki/direvisi, disesuaikan dengan prinsip efisiensi

dan tuntutan zaman; demi pemerataan keadilan dan kesejahteraan.

Selanjutnya, demokrasi juga bukan merupakan situasi yang sudah selesai/finished;

tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan digarap tanpa henti-hentinya

menuju kearah kemajuan dan kebaikan. Maka diperlukan pula demokratisasi pribadi

manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat pemerintah, agar

semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang. Dengan demikian,

demokrasi juga mengandung usaha :

1. Memperbesar kekuasaan-menentukan dari opini publik (pendapat umum) dan

partisipasi politik rakyat,

2. ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya pemerintahan menuju

ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Pendidikan politik itu bukan merupakan justifikasi dan rasionalisasi bagi struktur-

struktur kekuasaan yang ada, dengan bantuan alat-alat agogis. Juga bukan berupa sikap

defensive dari pemerintah kritik-kritik rakyat. Bukan pula wujud penyesuaian diri yang pasif

tanpa sadar dari rakyat terhadap situasi sosial dan politik yang tidak/kurang mapan pada saat

ini. Akan tetapi pendidikan politik bersungguh-sungguh ingin membukakan pengertian

kepada rakyat kan :

1. Tempat kedudukan politik warganegara di tengah masyarakat dan di tengah struktur-

struktur politiknya.

2. Hak dan kewajibannya yang seimbang selaku warganegara.

Maka ada kebutuhan pada rakyat yang menanyakan “Apakah semua urusan politik itu

sudah berjalan baik,benar dan adil”? Dan bagaimanakah cara penyelesaian politik yang

paling baik untuk mengatasi masalah-masalah sosial politik yang berkembang di tengah

masyarakat?

Wawasan politik yang kritis yang ditekankan dalam pendidikan politik itu diperlukan

untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial. Kemudian orang mencari

Page 339: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

20

kemungkinan alternatif baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara

penyelesaian politik yang paling aman ditempuh. Dengan demikian akan berlangsung proses :

1. Penjernihan wawasan politik mengenai situasinya.

2. Antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-masa mendatang,

disusul dengan :

3. Redifinisi dan pengubahan terhadap pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang

bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga terhadap lembaga-lembaga politik dan

situasi masyarakatnya.

Pendidikan politik tidak bisa dilepaskan dari pandangan hidup/Lebensanschaung

rakyat dan dari struktur masyarakatnya. Jadi pada saat individu itu sadar menjadi

warganegara dan berbuat sebagai warganegara, maka dia melakukan perbuatan politik dan

belajar politik. Dengan begitu warganegara tersebut sadar atau tidak sadar merupakan figur

politik.dan seyogyanya dia memahami peranan politiknya. Juga memahami mengapa dia

harus bersikap kritis, dan untuk tujuan apa dia melakukan suatu perbuatan politik tertentu?

Maka sasaran pokok pendidikan politik adalah: (a) membuat warga Negara menjadi lebih

kritis dan lebih militant, (b) agar bisa menjalankan fungsi politiknya lebih efisien, dan (c)

memberikan sumbangan pada proses demokratisasi sejati di tengah iklim demokrasi.

E. Pemilih Cerdas dan Demokratisasi

Pemilu demokratis dapat tercapai manakala seluruh stakeholdernya yaitu KPU, Partai

Politik, Caleg dan calon peseorangan (DPD), serta pemilih sudah tepat memaknai sistem

Pemilu sesuai dengan asas pelaksanaannya yang secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Sisi lain yang dapat menjamin kualitas Pemilu efektifitas anggaran yang tersedia,

rasionalitas preferensi dan partisipasi pemilih yang tinggi.

Secara kuantitas, maka kontenstan Pemilu 2014 serta Pilkada dinilai banyak pihak

sudah mampu menerjemahkan demokrasi. Keadaan tersebut tergambar dari peserta pemilu

yang multi- partai (tahun 1999 oleh 48 Partai Politik, 2004 oleh 24 Partai Politik, 44 Partai

Tahun 2009, dan 12 Partai tahun 2014), adanya penyelenggara Pemilu yaitu Komisi

Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu yang independen, adanya partisipasi publik

dalam pengawasan dan pemantauan, serta tingginya angka pemilih yang memberikan

suaranya dalam Pemilu tahun 2009 dan 2014 yang lalu. Namun masih ada penilaian yang

tetap memandang Pemilu yang telah berlangsung hanyalah sekedar “pesta politik”, karena

belum mampu menghasilkan pemilih yang cerdas dalam berdemokrasi.

Page 340: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

21

Dampak dari pilihan pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014, serta berbagai Pilkada yang

telah berlalu masih jauh dari harapan terbangunnya legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden yang telah dikontrol secara langsung oleh pemilih dalam format konstituensi dalam

berbagai pertemuan-pertemuan dan komunikasi yang teratur dan langsung. Dalam konteks

ini, kecenderungan partisipasi politik pemilih masih ditempatkan pada lajur partisipan politik

yang pasif dan parokial, dimana sebagian besar pemilih menetapkan pilihannya atas

patronase politik yang cenderung memiliki basis nilai memilih (preferensi) yang kurang

dilandasi atas kesadaran dan rasional bahwa kualitas dan kapasitas sebagai partai politik,

calon Presiden, calon Gubernur, calon DPD, dan calon Bupati/Walikota berdasarkan daya

penariknya (soft power) bagi pemilih pada Pemilu yang telah berlangsung. Artinya

kecerdasan pemilih belum menjadi dasar prilaku pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014 yang

lalu. Mengapa demikian?, salah satunya adalah karena lemahnya kualitas hasil pendidikan

politik dan adanya distorsi makna demokratisasi.

Pemilih cerdas yang kita inginkan adalah pemilih yang menggunakan rasionalitasnya

sebagai basis keterpikatannya (attraction) pada pilihannya. Karena pemilih yang cerdas yang

mampu menghasilkan pemimpin yang memiliki legitimasi kedaulatan rakyat. Selain itu,

pemilih yang cerdas yang mampu mengawasi dan mengisi kapasitas otoritas moral pimpinan

yang dipilihnya, yang prosesnya memerlukan rentang waktu dan mempersyaratkan

kapabilitas pemimpin yang mumpuni mengelola (managable) dengan nilai lebih yaitu

kemampuan berfikir sistemik.

Page 341: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Perang Dunia II atau tegasnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17-8-1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah Kesultanan Deli dan

Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di

Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan adalah merupakan Keresidenan

Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir

dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan

Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di

kawasan nusantara, terutama karena devisa Negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten

Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Melalui

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru telah kelihatan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian

dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di

Kabupaten Deli Serdang.

Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang politik pun

berjalan cukup mantap, stabil dan dinamis, dengan adanya kerjasama yang harmonis antara

kekuatan sosial politik di kawasan ini merupakan modal yang tidak terhitung nilainya dalam

mewujudkan demokrasi Pancasila. Semangat persatuan dan kesatuan selalu menjiwai

pemerintah daerah Deli Serdang sehingga kestabilan politik tetap mantap dan terkendali.

Disamping itu, peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah terus bersinergi demi

berkesinambungannya pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang adil dan berkemakmuran.

A.1. Letak dan Keadaan Geografi

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur

Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara,

3016” dan 98033”- 99027” Bujur Timur dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan

laut.

Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,22 Km2 yang terdiri dari 22

Kecamatan, 380 desa dan 14 Kelurahan . Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan

Page 342: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

23

Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Barat dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan

di sebelah Timur dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Di Kabupaten Deli Serdang dikenal hanya dua musim, yaitu musim kemarau dan

penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin yang bertiup tidak banyak

mengandung uap air, sehungga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan

Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus

sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setengah tahun setelah melewati masa

peralihan bulan April-Mei dan Oktober-November. Menurut catatan Stasiun Klimatologi

Sampali, pada tahun 2013 terdapat rata-rata 17 hari hujan dengan volume curah hujan

sebanyak rata-rata 187 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu 489 mm

dengan hari hujan sebanyak 22 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan

Maret sebesar 74 mm dengan hari hujan 4 hari.

Tabel IV.1. Luas Wilayah Kecamatan dan Rasio terhadap Luas Wilayah Kabupaten

Deli Serdang tahun 2014

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Rasio terhadap luas

total (%) 1 Gunung Meriah 76,65 3,07 2 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu 223,38 8,94 3 Sibolangit 179,96 7,20 4 Kutalimbaru 174,92 7,00 5 Pancur Batu 122,53 4,91 6 Namo Rambe 62,30 2,49 7 Biru-Biru 89,69 3,59 8 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir 190,50 7,63 9 Bangun Purba 129,95 5,20 10 Galang 150,29 6,02 11 Tanjung Morawa 131,75 5,27 12 Patumbak 46,79 1,87 13 Deli Tua 9,36 0.37 14 Sunggal 92,52 3,70 15 Hamparan Perak 230,15 9,21 16 Labuhan Deli 127,23 5,09 17 Percut Sei Tuan 190,79 7,64 18 Batang Kuis 40,34 1,62 19 Pantai Labu 81,85 3,28 20 Beringin 52,69 2,11 21 Lubuk Pakam 31,19 1,25 22 Pagar Merbau 62,89 2,52 Jumlah 2.497,72 100,00 Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 343: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

24

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi

tenaga kerja akan terus berlangsungnya proses demografi. Bagia dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Pada kondisi 2013, di Kabupaten Deli

Serdang terdapat 815.983 ribu penduduk angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100

penduduk usia kerja.

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan

kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Meski demikian

jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang

ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Pada tahun 2013 dari

total angkatan kerja sebesar 815.983 ribu, sekitar 92,46 persen dari mereka telah bekerja dan

sebagian dari mereka tidak bekerja 7,54 persen.

Tabel IV.2 Banyaknya Desa, Kecamatan, Nama Ibukota Kecamatan, dan Jarak Ibukota Kecamatan ke Lubuk Pakam

No Kecamatan Nama Ibukota Banyak Desa Banyak

Kelurahan Jarak Ibukota ke

Lubuk Pakam 1 Gunung Meriah G. Meriah 12 - 65 2 STM. Hulu Tiga Juhar 20 - 71 3 Sibolangit Bandar Baru 30 - 71 4 Kutalimbaru Kutalimbaru 14 -- 54 5 Pancur Batu Pancur Batu 25 - 48 6 Namo Rambe Namo Rambe 36 - 48 7 Biru-Biru Biru-Biru 17 - 55 8 STM. Hilir Talun Kenas 15 - 37 9 Bangun purba Bangun Purba 24 - 25 10 Galang Galang 28 1 18 11 Tanjung Morawa Tj. Morawa 25 1 12 12 Patumbak Patumbak 8 - 46 13 Deli Tua Deli Tua 3 3 42 14 Sunggal Sunggal 17 - 40 15 Hamparan Perak H. Perak 20 - 56 16 Labuhan Deli Helvetia 5 - 52 17 Percut Sei Tuan Tembung 18 2 42 18 Batang Kuis Batang Kuis 11 - 12 19 Pantai Labu Pantai Labu 19 - 11 20 Beringin Beringin 11 - 6 21 Lubuk Pakam Lubuk Pakam 6 7 - 22 Pagar Merbau Pagar Merbau 16 - 4

Jumlah 380 14 - Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 344: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

25

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat

menunjang dalam peningkatan mutu pendidikan. Pada tahun 2013 tedapat 261 buah taman

kanak-kanak dengan jumlah murid 12.363 orang dan guru sebanya 793 orang. Sementara itu

untuk sekolah dasar terdapat 812 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-masing

206.487 orang dan 11.605 orang. Untuk Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) terdapat 246

sekolah, 73.966 orang murid dan 6.033 orang guru.Pada tahun yang sama jumlah sekolah

Lanjutan atas (SMU) umum terdapat 123 sekolah dengan jumlah murid 25.056 orang dan

guru 2.968 orang, untuk Sekolah kejuruan terdapat 125 sekolah, 33.844 orang murid dan

3.435 orang guru.

Selain itu di Deli Serdang juga terdapat sekolah agama (madrasah) yang setara dengan

sekolah umum, yaitu :

- 157 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 28.311 murid dan 1.171 guru.

- 119 Madrasah Tsanawiyah (MTs) debgab 21.165 murid dan 1.807 guru.

- 34 Madrasah Aliyah (MA) dengan 4.417 murid dan 554 guru.

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan

manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak

langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kesehatan merupakan salah satu hal

terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan amsyarakat sekaligus

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat 21 buah

rumah sakit umum (RSU) milik pemerintah dan swasta. Dengan total kapasitas tempat tidur

berjumlah 1.800 buah. Sedangkan puskesmas yang ada berjumlah 34 buah juga terdapat

Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin masing-masing berjumalh 104 dan 133.

Tenaga Medis yang tersedia di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang ada 163 orang

dokter umum/spesialis dan 72 orang dokter gigi. Sementara itu tenaga medis pemerintah

lainnya seperti perawat/bidan ada 1.709 orang, dengan jumlah apotek umum sebanyak 144

buah. Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2012 jumlah PUS sekitar 322.731 dan meningkat

menjadi 328.273 pada tahun 2013.

Page 345: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

26

Tabel IV.3. Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas Wilayah

dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

No Kecamatan Banyak

Desa/Kelurahan

Luas

Wilayah

(m2)

Banyak

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

Penduduk

Persentase

(%)

1 Gunung Meriah 12 76,65 2.632 34 0,14

2 STM. Hulu 20 223,38 12.994 58 0,69

3 Sibolangit 30 179,96 20.756 115 1,10

4 Kutalimbaru 14 174,92 37.758 216 2,00

5 Pancur Batu 25 122,53 89.469 730 4,74

6 Namo Rambe 36 62,30 38.583 619 2,05

7 Biru-Biru 17 89,69 35.887 400 1,90

8 STM. Hilir 15 190,50 32.267 169 1,71

9 Bangun purba 24 129,95 22.749 175 1,21

10 Galang 29 150,29 64.912 432 3,44

11 Tjg. Morawa 26 131,75 202.870 1540 10,75

12 Patumbak 8 46,79 93.522 1999 4,96

13 Deli Tua 6 9,36 63.877 6824 3,39

14 Sunggal 17 92,52 257.070 2779 13,63

15 Hamparan Perak 20 230,15 158.034 687 8,38

16 Labuhan Deli 5 127,23 63.431 499 3,36

17 Percut Sei Tuan 20 190,79 405.434 2125 21,49

18 Batang Kuis 11 40,34 59.281 1470 3,14

19 Pantai Labu 19 81,85 45.440 555 2,41

20 Beringin 11 52,69 55.276 1049 2,93

21 Lubuk Pakam 13 31,19 85.366 2737 4,53

22 Pagar Merbau 16 62,89 38.780 617 2,06

Jumlah 394 2.497,72 1.886.388 755 100

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 346: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

27

Tabel IV.4. Data Kecamatan, Penduduk Dewasa dan Anak-anak menurut Jenis

Kelamin tahun 2013

No Kecamatan Jumlah RT

Dewasa

Banyak Penduduk

Anak-Anak

Banyak Penduduk

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Gunung Meriah 801 961 966 365 340

2 STM. Hulu 3.467 4.430 4.270 2.106 2.188

3 Sibolangit 5.829 7189 7399 3180 2988

4 Kutalimbaru 9.426 12.549 12.806 6.243 6.160

5 Pancur Batu 22.430 30.760 31.487 14.046 13.176

6 Namo Rambe 9.745 12.798 13.493 6.291 6.001

7 Biru-Biru 9.158 12.199 12.312 5.834 5.542

8 STM. Hilir 8.380 11.071 10.855 5.323 5.018

9 Bangun purba 5.712 7.725 7.835 3.653 3.536

10 Galang 16.168 22.655 22.489 9.964 9.804

11 Tjg. Morawa 48.068 69.537 69.274 32.762 31.297

12 Patumbak 22.386 31.800 31.414 15.591 14.717

13 Deli Tua 14.761 21.837 23.398 9.612 9.030

14 Sunggal 60.567 89.631 89.882 39.773 37.784

15 Hamparan Perak 38.675 54.933 53.714 25.387 24.000

16 Labuhan Deli 15.041 22.388 21.814 9.857 9.372

17 Percut Sei Tuan 94.492 140.751 141.553 63.043 60.087

18 Batang Kuis 13.955 20.347 20.034 9.713 9.187

19 Pantai Labu 10.683 15.595 14.589 7.836 7.420

20 Beringin 13.056 19.240 18.900 8.784 8.352

21 Lubuk Pakam 20.133 29.689 31.2014 12.632 11.841

22 Pagar Merbau 9.465 13.051 13.255 6.139 6.335

Deli Serdang 452.398 651.136 652.943 298.134 284.175

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Data hasil survai ini berorientasi pada lokasi bermukim 400 responden di 22 (dua

puluh dua) Kecamatan yang tersebar di 80 desa. (Nama Kecamatan dan Kelurahan,

terlampir). Profil responden memiliki korelasi terhadap beragam aspek yang terkait dengan

pemilu, terutama tingkat partisipasi, referensi pilihan, dan penilaian responden terhadap

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 347: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

28

Tahun 2013, partai politik, dan caleg yang dipilihnya pada pemilu Legislatif Tahun 2014

serta Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Pilpres Tahun 2014.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 201 50,25 50,25 50,25

Perempuan 199 49,75 49,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.5. Jenis Kelamin Responden 

Jenis kelamin responden terdiri dari 201 orang laki-laki (50,25 %) dan 199 orang

perempuan (49,75 %), serta berstatus kepala keluarga 178 orang (44,50 %), 177 orang (44,25

%) berstatus istri, dan 45 orang berstatus anak dalam rumah tangga responden penelitian ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Anak 45 11,25 11,25 11,25Istri 177 44,25 44,25 55,50Kepala Keluarga 178 44,50 44,50 100,00Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.6. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

B. Purba 5 1,25 1,25 1,25

Bandar baru 5 1,25 1,25 2,50

Bandar Khalifah 5 1,25 1,25 3,75

Bandar Kuala 5 1,25 1,25 5,00

Baru 5 1,25 1,25 6,25

Batu Layang 5 1,25 1,25 7,50

Batu Penjemuran 5 1,25 1,25 8,75

Bingkawan 5 1,25 1,25 10,00

Bintang Meriah 5 1,25 1,25 11,25

Biru-Biru 5 1,25 1,25 12,50

Page 348: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

29

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Bulu Cina 5 1,25 1,25 13,75

Deli Tua Barat 5 1,25 1,25 15,00

Denai Sarang Burung 5 1,25 1,25 16,25

Durian 5 1,25 1,25 17,50

Galang Barat 5 1,25 1,25 18,75

Galang Kota 5 1,25 1,25 20,00

Gunung Rintih 5 1,25 1,25 21,25

Helvetia 5 1,25 1,25 22,50

Helvetia Sunggal 5 1,25 1,25 23,75

Hulu 5 1,25 1,25 25,00

Jaba 5 1,25 1,25 26,25

Jati Kesuma 5 1,25 1,25 27,50

Juhar Baru 5 1,25 1,25 28,75

K.S Kampung 5 1,25 1,25 30,00

Karang Anyar 5 1,25 1,25 31,25

Kedai Durian 5 1,25 1,25 32,50

Kenanga 5 1,25 1,25 33,75

Kolam 5 1,25 1,25 35,00

Kuala Dekah 5 1,25 1,25 36,25

Kuta Jurung 5 1,25 1,25 37,50

Kuta Tengah 5 1,25 1,25 38,75

Kuta Tualah 5 1,25 1,25 40,00

Lama 5 1,25 1,25 41,25

Lengau Seprang 5 1,25 1,25 42,50

Limau Manis 5 1,25 1,25 43,75

Lubuk Pakam Pekan 5 1,25 1,25 45,00

Mardinding Julu 5 1,25 1,25 46,25

Marjanji Tongah 5 1,25 1,25 47,50

Namo Mbelin 5 1,25 1,25 48,75

Namorube Julu 5 1,25 1,25 50,00

P. Merbau II 5 1,25 1,25 51,25

P. Sibaji 5 1,25 1,25 52,50

Paku 5 1,25 1,25 53,75

Page 349: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

30

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Paluhmanan 5 1,25 1,25 55,00

Parbarakan 5 1,25 1,25 56,25

Pasar Melintang 5 1,25 1,25 57,50

Patumbak I 5 1,25 1,25 58,75

Penara Kebun 5 1,25 1,25 60,00

Perguroan 5 1,25 1,25 61,25

Petapahan 5 1,25 1,25 62,50

Pisang Pala 5 1,25 1,25 63,75

Rambung baru 5 1,25 1,25 65,00

Rantau Panjang 5 1,25 1,25 66,25

Rumah Pilpil 5 1,25 1,25 67,50

Rumah Sumbul 5 1,25 1,25 68,75

Salam Tani 5 1,25 1,25 70,00

Sembahe 5 1,25 1,25 71,25

Sena 5 1,25 1,25 72,50

Sialang 5 1,25 1,25 73,75

Sibaganding 5 1,25 1,25 75,00

Sibunga-bunga Hilir 5 1,25 1,25 76,25

Sidodadi 5 1,25 1,25 77,50

Sidodadi Ramunia 5 1,25 1,25 78,75

Sigara-Gara 5 1,25 1,25 80,00

SM Diski 5 1,25 1,25 81,25

Sudirejo 5 1,25 1,25 82,50

Suka Dame 5 1,25 1,25 83,75

Sukarende 5 1,25 1,25 85,00

Sumbul 5 1,25 1,25 86,25

T. Selamat 5 1,25 1,25 87,50

Tanjung Anom 5 1,25 1,25 88,75

Tanjung Muda 5 1,25 1,25 90,00

Tanjung Mulia 5 1,25 1,25 91,25

Tanjung Siporkis 5 1,25 1,25 92,50

Telaga Sari 5 1,25 1,25 93,75

Telaga Tujuh 5 1,25 1,25 95,00

Page 350: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

31

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tembung 5 1,25 1,25 96,25

Tiga Juhar 5 1,25 1,25 97,50

Tuntungan II 5 1,25 1,25 98,75

Ujung Labuhan 5 1,25 1,25 100,0

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Lama bermukim penduduk merupakan variabel lain untuk menelusuri integritas

individual terhadap lingkungan sosial, yang tergambar dalam simbol status sosial dan gaya

hidup (life style). Berdasarkan lama bermukim di tempat tinggalnya ternyata 89,25 % (357

orang) responden sudah lebih dari 10 tahun berdiam di lokasi penelitian, namun ada pula 43

orang responden (10,75 %) yang tergolong baru tinggal yaitu di bawah 10 (sepuluh) tahun.

Tabel IV.8. Komposisi Responden berdasarkan lama tinggal

di daerah ini

Lama Tinggal di desa Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 1 0,25 0,25 0,25

Kurang dari setahun 1 0,25 ,0,25 0,50

1-2 tahun 2 0,50 0,50 1,00

3-4 tahun 5 1,25 1,25 2,25

5-6 tahun 10 2,50 2,50 4,75

7-8 tahun 12 3,00 3,00 7,75

9-10 tahun 12 3,00 3,00 10,75

Diatas 10 tahun 357 89,25 89,25 100,00

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia antara <21 – 60> (antara usia 17

tahun sampai di atas 60 tahun) dimana terdapat 5,50 % (22 responden) dalam kelompok usia

pemilih pemula, sedangkan untuk kelompok usia potensial (21 – 60 tahun) sebanyak 346

responden (86,50 %) dan kelompok lansia (lanjut usia) sebanyak 32 responden (8,00 %).

Page 351: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

32

Tabel IV.9. Kelompok Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

<21 22 5,50 5,50 5,50

21-30 54 13,50 13,50 19,00

31-40 104 26,00 26,00 45,00

41-50 128 32,00 32,00 77,00

51-60 60 15,00 15,00 92,00

>60 32 8,00 8,00 100,00

Total 400 100,00 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Berbasis karakter agama, maka responden survai ini terdiri dari beragama Islam 254

orang (63,50 %), Protestan 109 orang (27,25 %), dan Katolik 34 orang (8,50 %), serta Budha

terdapat 3 orang (0,75 %).

Tabel IV.10. Agama Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Islam 254 63,50 63,50 63,50

Protestan 109 27,25 27,25 90,75

Katolik 34 8,50 8,50 99,25

Buddha 3 0,75 0,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Keanekaragaman sosial budaya Sumatera Utara terlihat dari beragamnya latar

belakang suku penduduknya, hal ini tergambar pula dari analisis unit suku (ethnic unit

analysis) responden penelitian ini. Berdasarkan latar belakang etnik responden yang terpilih

dalam penelitian memperlihatkan ragam yang bukan didominasi etnik tempatan yaitu suku

Melayu hanya 34 orang (8,50 %) dan Karo 131 orang (32,75 %). Komposisi etnik masyarakat

yang berdiam di Kabupaten Deli Serdang justru didominasi suku pendatang yaitu Jawa 163

orang (40,75 %). Selain itu terdapat suku Mandailing 18 orang (4,50 %), etnik Batak Toba 17

Page 352: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

33

orang (4,25 %), Minang 5 orang (1,25 %), Simalungun 18 orang (4,50 %), Banjar 4 orang

(1,00 %), Sunda 8 orang (2, 00 %) dan Aceh berjumlah 1 orang (0,25 %).

Tabel IV.11. Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jawa 163 40,75 40,75 40,75

Tionghoa 3 0,75 0,75 41,50

Minang 5 1,25 1,25 42,75

Aceh 1 0,25 0,25 43,00

Banjar 4 1,00 1,00 44,00

Sunda 6 1,50 1,50 45,50

Melayu 34 8,50 8,50 54,00

Toba 17 4,25 4,25 58,25

Mandailing 18 4,50 4,50 62,75

Simalungun 18 4,50 4,50 67,25

Karo 131 32,75 32,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Dari segi jenjang pendidikan yang telah dikecap oleh responden menunjukkan yang

terbanyak berpendidikan menengah atas yaitu sebanyak 199 orang (49,75%). Selain itu,

responden yang berpendidikan tinggi yang sudah menamatkan pendidikannya sebanyak 29

orang (7,25%) dari Perguruan Tinggi/Universitas, yang berjumlah 21 orang (5,25%), serta

96 orang (24,00 %) yang tamat SMP, 41 orang (10,25%) tamat SD dan 22 orang (5,50 %)

tidak menyelesaikan tamat SD serta yang tidak pernah bersekolah sama sekali sebanyak 28

orang (7,00 %).

Page 353: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

34

Tabel IV.12. Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 7 1,75 1,75 1,75

Tidak pernah sekolah 6 1,50 1,50 3,25

Tidak tamat SD 22 5,50 5,50 8,75

Tamat SD 41 10,25 10,25 19,00

Tamat SLTP 96 24,00 24,00 43,00

Tamat SLTA 199 49,75 49,75 92,75

Tamat Akademi/diploma 8 2,00 2,00 94,75

Tamat S-1 atau lebih tinggi 21 5,25 5,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Konsekuensi dari pendidikan yang dikecap responden berhubungan dengan

kemampuan memahami pesan-pesan tertulis dan lisan yang dikomunikasikan oleh partai

politik dan caleg menjelang pemilu legislatif tahun 2014 lalu. Dalam konteks ini, sebesar

99,75 % responden (399 orang) mengakui mampu membaca huruf dan angka.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bersekolah 394 98,50 98,50 98,50

Bisa 5 1,25 1,25 99,75

Tidak bisa 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.13. Kalau Tidak Sekolah, apakah bisa baca/tulis ?

Berdasarkan status perkawinan, dimana 351 orang (87,75 %) berstatus kawin, 44

orang (11,00) masih berstatus single, terdapat 5 orang (1,25%) berstatus duda/janda.

Page 354: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, Kawin 351 87,75 87,75 87,75

Tidak Kawin 44 11,00 11,00 98,75

Ya,tapi cerai 5 1,25 1,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.14. Status Perkawinan Responden

C.2. Keadaan Ekonomi dan Kelembagaan Sosial

Pekerjaan responden beragam selaras dengan karakter Kabupaten Deli Serdang yang

berkarakter sub-urban dimana mayoritas responden memiliki mata pencaharian sebagai

petani sebanyak 96 orang ( 24,00%), wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri yaitu

sebanyak 78 orang (19,50 %). Selain itu, ada pegawai swasta berjumlah 28 orang (7,00%)

dan Buruh 19 orang (4,75 %), guru 9 orang (2,25 %), Tukang Becak 1 orang (0,25%), PNS

12 orang (3,00 %), supir 2 orang (0,50 %), purnawirawan 1 orang (0,25 %), Bidan 2 orang

(0,50%), kepala Dusun 1 orang (0,25 %), Nelayan 1 orang (0,25 %), Pegawai Desa 1 (0,25

%). Sisanya sebanyak 149 orang (37,25%) adalah responden tidak bekerja, seperti Ibu Rumah

Tangga 94 orang, masih bersekolah 33 orang dan sedang dalam mencari pekerjaan 22 orang.

Page 355: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Bekerja 149 37,25 37,25 37,25

Bidan 2 0,50 0,50 37,75

Buruh 19 4,75 4,75 42,50

Guru 9 2,25 2,25 44,75

Kepala Dusun 1 0,25 0,25 45,00

Nelayan 1 0,25 0,25 45,25

Pegawai Desa 1 0,25 0,25 45,50

Pegawai Swasta 28 7,00 7,00 52,50

Petani 96 24,00 24,00 76,50

PNS 12 3,00 3,00 79,50

Purnawirawan 1 0,25 0,25 79,75

Supir 2 0,50 0,50 80,25

Tukang Becak 1 0,25 0,25 80,50

Wiraswasta 78 19,50 19,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.15 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Masih sekolah 33 22,15 22,15 22,15

Ibu rumah tangga 94 63,09 63,09 85,23

Sedang mencari pekerjaan 22 14,77 14,77 100,00

Total 149 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel VI.16. Sebab Responden Tidak Bekerja

Jenis sumber mata pencaharian memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan.

Berdasarkan paparan tersebut, ternyata sebagian besar responden yaitu 146 orang (36,50 %)

memiliki penghasilan dibawah Rp 1 juta, 139 orang (34,75%) memiliki penghasilan sedang

yaitu lebih besar Rp. 1.000.001 -Rp. 2. 000.000,- . Sedangkan 92 orang (23,00 %) termasuk

berpenghasilan tinggi yaitu diatas Rp. 2.000.000,- perbulannya. Responden lainnya tidak

menjawab, sebanyak 23 orang (5,75%).

Page 356: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

37

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Menjawab 23 5,75 5,75 5,75

≤ Rp 500.000 48 12,00 12,00 17,75

> Rp 500.000 - Rp 1.000.000 98 24,50 24,50 42,25

> Rp 1.000.00  - Rp 2.000.000 139 34,75 34,75 77,00

> Rp 2.000.001 - Rp 4.000.000 78 19,50 19,50 96,50

> Rp 4.000.001 - Rp 8.000.000 13 3,25 3,25 99,75

> Rp 8.000.000 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.17. Pendapatan perbulan

C.3. Kapasitas Sarana Informasi

Media massa dan elektronik merupakan instrumen transfer informasi pengetahuan,

hiburan, berita, maupun nilai-nilai sosial budaya, ekonomi dan politik yang dapat dikenali

dari pesan visual dan audiovisual. Berdasarkan kepemilikannya maka 389 responden (97,25

%) ternyata di rumahnya telah ada televisi, dan 11 responden (2,75 %) menyatakan tidak

memiliki televisi di rumahnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 389 97,25 97,25 97,25

Tidak 11 2,75 2,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.18. Kepemilikan Responden atas Televisi

Selain itu, untuk menambah sumber referensi responden dalam prilaku sosial, budaya,

ekonomi dan politik dilakukan dengan membaca koran, majalah dan sumber bacaan lainnya.

Membaca, menonton TV dan mendengar radio merupakan aktivitas pendukung utama bagi

Page 357: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

38

masyarakat untuk memperoleh beragam informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk dalam meningkatkan kualitas prilaku dan referensi pilihan.

Terkait dengan pernyataan tersebut, selain menonton TV dari berbagai stasiun TV swasta dan

nasional, serta mendengar radio dengan frekuensi FM dan AM yang ada di kota Medan dan

Kabupaten Deli Serdang, tampaknya responden juga menambahkan bobot prilakunya sehari-

hari termasuk untuk partisipasi politik dan pilihan politiknya dengan membaca koran,

majalah dan media cetak lainnya dengan cara berlangganan di rumah menurut 26 orang

responden (6,50 %), membaca media cetak yang tersedia di kantor atau tempat aktivitas

menurut 87 orang (21,75%), dan dengan membeli media secara eceran setiap hari maupun

hari-hari tertentu saja menurut 70 orang responden (17,50 %). Sedangkan lainnya, yaitu

sebanyak 217 orang (54,25 %) ternyata tidak membaca media cetak secara reguler.

Selengkapnya mengenai gambaran prilaku responden dalam membaca media cetak dapat

dilihat dalam tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, berlangganan di rumah 26 6,50 6,50 6,50

Ya, membaca di kantor atau tempat aktivitas

87 21,75 21,75 28,25

Ya, memberi eceran hari-hari tertentu

70 17,50 17,50 45,75

Tidak membaca 217 54,25 54,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.19. Apakah pernah membaca Koran ?

C. 4. Kapasitas Responden Dalam Mengikuti Organisasi Sosial Budaya Dan

Politik

Memasuki organisasi dan kelembagan sosial politik merupakan wadah untuk

membangun pengalaman kepemimpinan dan relasi sosial politik. Dengan melakoni peranan

yang dilabelkan oleh struktur organisasi sosial politik, maka seseorang atau sekelompok

orang dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja sosial politiknya. Aktivitas sosial dan

partisipasi dalam politik secara teoritis mewarnai preferensi dan pilihan dalam pemberian

suara dalam pemilu. Karena keikutsertaan dalam organisasi sosial, partai politik, dan

organsisasi keagamaan dapat mempengaruhi pragmatisme, primordialime, rasionalitas, dan

Page 358: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

39

demokratisnya seseorang dalam memberikan pilihan dan menawarkan pertimbangan-

pertimbangan yang menentukan kebijakan dan keputusan politik.

Selain itu, berbagai dinamika yang muncul ketika melakukan aktivitas sosial dan

politik menyebabkan seseorang skeptis ataupun optimis terhadap pilihan politiknya, karena

pengalamannya merupakan pedoman untuk menetapkan pilihan politik. Dengan adanya

pengalaman politik ini maka akan meningkatlah kapasitas wawasan politik kritis para

responden penelitian ini, karena wawasan politik yang kritis sebagai manfaat pendidikan

politik itu diperlukan untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial, yang

selanjutnya dapat membangkitkan kreativitas orang-orang mencari kemungkinan alternatif

baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara penyelesaian politik yang paling

aman ditempuh, yang keadaan ini berlangsung dari proses penjernihan wawasan politik

mengenai situasinya, dan antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-

masa mendatang, yang disusul dengan adanya upaya redifinisi dan pengubahan terhadap

pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga

terhadap lembaga-lembaga politik dan situasi masyarakatnya (Kartini: 2009).

Berdasarkan paparan teoritik tersebut, sebagian besar responden ternyata berprilaku

berbeda dimana mereka bukanlah anggota dari berbagai organisasi sosial politik yang ada

dalam formasi kelembagaan sosial politik Indonesia, terutama kelembagaan yang merupakan

basis pembangun struktur kekuatan politik. Rendahnya aktivitas responden dalam beragam

aktivitas sosial, politik, keagamaan, seni dan budaya, asosiasi profesi, serikat buruh, maupun

LSM secara teoritis menunjukkan prilaku pemilih yang masih bersifat parochyal political

participant (Miriam Budiardjo: 2010). Oleh karena itu sangat menarik untuk mengetahui

siapa saja di antara warga masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan politik dan siapa saja

yang tidak; sampai seberapa besar tingkat partisipasi politik warga masyarakat; siapa yang

berpartisipasi rendah dan siapa yang tinggi; apa ciri-ciri partisipan dan apa ciri-ciri non

partisipan; serta apa dampak partisipasi terhadap keputusan yang dibuat penguasa politik dan

dampak tindakan-tindakan penguasa politik terhadap partisipasi politik.

Terpusatnya perhatian para ilmuwan politik pada kegiatan politik yang dijalankan

oleh anggota masyarakat sebagai warga negara biasa (private citizen menurut istilah

Huntington dan Nelson) berarti bahwa partisipasi politik adalah salah satu bentuk saja dari

kegiatan politik. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara dalam kedudukannya

sebagai rakyat biasa disebut sebagai partisipasi politik, sesuai dengan salah satu ciri dari teori

partisipasi politik yang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, dan

berhubungan dengan penentuan pejabat-pejabat politik (Rauf, 1991: 10)

Page 359: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

40

Tapi kegiatan politik yang dijalankan oleh para penguasa politik mereka juga warga

negara dan anggota masyarakat dalam kedudukan mereka sebagai pengambil keputusan tidak

dapat dinamakan partisipasi politik. Kegiatan itu hanya dapat disebut sebagai kegiatan politik

saja. Jadi, partisipasi politik mengandung adanya sasaran yang ingin dituju, yaitu proses

pembuatan keputusan politik; partisipan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik

yang akan diambil agar keputusan itu menguntungkannya atau paling tidak, tidak

merugikannya.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh penguasa politik dalam kedudukannya

sebagai pembuat dan pengambil keputusan politik jelas merupakan kegiatan politik. Para

pengambil keputusan ( decision makers) yang menghasilkan keputusan politik, seharusnya

menjalankan kegiatan politik, dalam bentuk mengikutsertakan masyarakat untuk memberikan

masukan yang akan menjadi pertimbangan untuk dijadikan keputusan politik.

Terkait dengan rendahnya partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam berbagai

organisasi, kelembagaan dan partai politik. yang menjauhkan atau menyenjangkan penafsiran

dari elite politik terhadap pikiran dan kepentingan pemilihnya. Sedikitnya anggota

masyarakat yang terlibat dalam aktivitas sosial dan politik, berkorelasi pula dengan tingginya

kerahasiaan dan belum pastinya pilihan pemilih dalam menentukan partai politik yang

dicoblos dalam pemilu 2014. Sebaliknya secara teoritis, aktifnya anggota masyarakat dalam

berbagai kelembagaan sosial dan partai politik semakin meningkatkan komunikasi dengan

elit politik, semakin mudah mengakses informasi dan rencana kebijakan publik yang akan

digodok oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Deli

Serdang.

Tabel IV.20. Komposisi Responden berdasarkan anggota aktif, anggota tidak aktif atau

bukan anggota organisasi atau perkumpulan.

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

a.

Organisasi keagamaan (misalnya dalam Islam ada

NU, Muhammadiyah, majlis taklim, remaja mesjid;

kalau dalam Kristen ada HKBP, Methodist, HKI,

GKPS, GBKPdan sebagainya)

51,00% 12,50% 36,50%

b. Organisasi olahraga, seperti klub sepakbola, senam,

bela diri, dll 91,50% 3,75% 4,75%

c. Organisasi sosial, seperti karang taruna, dharma

wanita, PKK, organisasi marga, dll 82,25% 2,25% 15,50%

Page 360: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

41

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

d. Perhimpuan seni dan budaya, seperti seni suara, seni

lukis, seni tari, dan lain-lain 96,25% 1,00% 2,75%

e. Organisasi profesi, seperti ikatan dokter, PGRI,

pengacara, dll 95,50% 2,00% 2,50%

f. Serikat pekerja/buruh, serikat tani, serikat dagang 97,25% 1,25% 1,50%

g. Lembaga Swadaya Masyarakat 97,25% 1,25% 1,50%

h. Partai politik 97,50% 1,25% 1,25%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Kalau kita perhatikan tabel diatas tergambar bahwa keikutsertaan dari responden

sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi keagamaan (36,50 %) dan

organisasi sosial (15,50 %). Sedangkan yang aktif dalam kegiatan LSM dan partai politik

sangat rendah yaitu masing-masing 1,50 % dan 1,25 %. Gambaran ini memberikan arti

bahwa tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau elite

politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang berdampak

pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit dengan aspirasi

masyarakatnya. Karena secara teori kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan

dan ketidaktahuan politik, maka untuk merangsang partisipasi politiknya secara aktif dalam

usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik,yang bertujuan untuk : (a) Membuat

rakyat menjadi melek-politik/sadar politik, (b) lebih kreatif dalam partisipasi sosial politik di

era pembangunan, (c) menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih

nyaman dan sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia (Kartini: 2009).

Leluasanya anggota DPRD dalam menafsirkan bentuk hubungan dan dukungan yang

kondusif ataupun depresif kepada birokrasi pemerintahan sesungguhnya terkondisi oleh

rendahnya mekanisme kontrol masyarakat, karena pemilihan anggota DPRD yang langsung

dipilih oleh voter harusnya berkorelasi langsung dengan fungsi partai politik sebagai

instrumen artikulasi kepentingan dan wadah komunikasi politik antar elite dan pemilihnya.

Kenyataannya seringkali kebijakan pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang disetujui oleh

DPRD mencerminkan jauhnya realita dari bayangan kepentingan konstituen dan pemilih para

anggota dalam Pemilu tahun 2009 lalu.

Karena apa demikian? Menurut Kartini (2000), demokrasi bukan merupakan situasi

yang sudah selesai/finished; tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan

Page 361: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

42

digarap tanpa henti-hentinya menuju kearah kemajuan dan kebaikan yang memerlukan

demokratisasi pribadi manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat

pemerintah, agar semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang.

Sehingga fungsi partai politik dan kinerja anggota DPRD diharapkan dapat bermanfaat bagi:

(a) memperbesar kekuasaan dalam menentukan opini publik (pendapat umum) serta

partisipasi politik rakyat (b) ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya

pemerintahan menuju ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Fungsi lembaga-lembaga demokrasi di Kabupaten Deli Serdang sangat diperlukan

mengingat berbagai permasalahan pembangunan yang harus diatasi, sehubungan dengan letak

strategis Kabupaten Deli Serdang sebagai satelit dari wilayah ibukota Provinsi Sumatera

Utara yang struktur masyarakatnya sudah masuk klasifikasi modern dan kota metropolitan

nomor tiga di Indonesia.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Air PAM 3 0,75 0,75 0,75

Masalah ekonomi 241 60,25 60,25 61,00

Masalah keamanan 27 6,75 6,75 67,75

Masalah kebersihan 12 3,00 3,00 70,75

Masalah kesehatan 3 0,75 0,75 71,50

Masalah lalu lintas 2 0,50 0,50 72,00

Masalah moral dan etika 2 0,50 0,50 72,50

Masalah pelayanan public 3 0,75 0,75 73,25

Masalah pemadaman listrik 2 0,50 0,50 73,75

Masalah pendidikan 51 12,75 12,75 86,50

Masalah pengangguran 3 0,75 0,75 87,25

Masalah pertanian 5 1,25 1,25 88,50

Masalah social 2 0,50 0,50 89,00

Pembangunan infrastruktur 40 10,00 10,00 99,00

Pembenahan generasi muda 2 0,50 0,50 99,50

Perbaikan saluran air 2 0,50 0,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.21. Masalah yang paling penting dihadapi masyarakatKabupaten Deli Serdang

Page 362: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

43

B. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

B.1. Landasan / Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu;

3. PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas PP Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

4. Permendagri Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Permendagri

Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

5. Peraturan KPU Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan,

Program, dan jadwal Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan wakil Kepala

Daerah;

6. Peraturan KPU Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Penetapan

Jumlah dan Tata Cara Pengisian Keanggotaan DPRD Prov atau DPRD

Kab/Kota Induk dan DPRD Prov atau DPRD Kab/kota yang dibentuk setelah

Pemilu Tahun 2009;

7. Peraturan KPU Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja

KPU Prov, KPU Kab/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah

dan wakil Kepala Daerah;Peraturan KPU Nomor 64 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pemantauan dan tata Cara Pemantauan Pemilu Kepala Daerah dan

wakil Kepala Daerah;

8. Peraturan KPU Nomor 65 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan

Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah;

9. Peraturan KPU Nomor 66 Tahun 2009 tentang Penetapan Norma, Standar,

Prosedur dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan

Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Page 363: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

44

10. Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara

Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan wakil

Kepala Daerah;

11. Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata cara

Pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

12. Peraturan KPU Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

13. Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan

Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah di TPS;

14. Peraturan KPU Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata cara Pelaksanaan

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah oleh PPK, KPU Kab/Kota, dan KPU Prov, serta Penetapan

Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan.

Page 364: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

45

B.2. Data Pemilih

Lk PrJUMLAH PEMILIH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.031 1.075 2.106 122 STM. HULU 20 4.743 4.848 9.591 363 SIBOLANGIT 30 7.687 8.089 15.776 614 KUTALIMBARU 14 12.911 13.266 26.177 725 PANCUR BATU 25 33.418 35.015 68.433 1386 NAMORAMBE 36 13.864 14.717 28.581 737 BIRU-BIRU 17 13.222 14.003 27.225 698 STM. HILIR 15 12.670 13.091 25.761 729 BANGUN PURBA 24 8.229 8.376 16.605 4810 GALANG 29 22.745 23.777 46.522 11011 TANJUNG MORAWA 26 78.138 79.192 157.330 31212 PATUMBAK 8 34.483 34.445 68.928 13113 DELI TUA 6 21.487 21.753 43.240 8614 SUNGGAL 17 99.536 100.999 200.535 37315 HAMPARAN PERAK 20 60.245 58.591 118.836 22716 LABUHAN DELI 5 24.471 23.777 48.248 9917 PERCUT SEI TUAN 20 149.963 149.128 299.091 52118 BATANG KUIS 11 22.950 22.918 45.868 8419 PANTAI LABU 19 16.874 16.457 33.331 7220 BERINGIN 11 20.914 20.873 41.787 8621 LUBUK PAKAM 13 41.618 44.544 86.162 15722 PAGAR MERBAU 16 12.926 13.022 25.948 61

394 714.125 721.956 1.436.081 2.900

1 LAPAS LUBUK PAKAM 727 13 740 2

2 LAPAS TANJUNG GUSTA 185 0 185 1

3 RUTAN PANCUR BATU 145 0 145 1

JUMLAH 1.057 13 1.070 4

394 715.182 721.969 1.437.151 2.904

Sumber: KPU Deli Serdang, 2013

JUMLAH

TPS KHUSUS RUTAN / LAPAS

JUMLAH KESELURUHAN

Tabel IV.22. REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

No. KECAMATANJUMLAH

PPS

JUMLAH PEMILIHJUMLAH

TPS KET

Page 365: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

46

B.3. SOSIALISASI PILKADA TAHUN 2013

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah, yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan

kegiatan sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk

menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

pada tahun 2013, khususnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli

Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan pemimpin daerah di Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 400 responden, terdapat 315

responden (78,75 %) bahwa berpendapat atau memiliki tanggapan tentang informasi sistem

pemilihan kepala daerah di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 sudah memadai. Dapat

terlihat pada Tabel IV.22.

Sehingga dari data tersebut (Tabel IV.22) sangat konsisten terhadap pemilih yang

terdaftar sebagai pemilih pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013,

seperti yang terlihat pada Grafik IV.1, yang menyebutkan bahwa terdapat 394 responden

(98,50%) terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang

tahun 2013.

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.1 Apakah terdaftar sebagai pemilih Pilkada ?

98,50%

1,50%

Ya 394 Tidak 6

Page 366: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

47

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 315 78,75 78,75 79

Belum 65 16,25 16,25 95

Tidak ada 20 5,00 5,00 100

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.23. Tanggapan responden tentang informasi sistem pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Namun kegiatan Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara, hendaknya

diimbangi dengan intensitas para pasangan calon atau Tim pendukungnya dalam

mensosialisasikan atau memperkenalkan pasangan calon pada pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Deli Serdang Tahun 2013, karena terdapat 91 responden (22,75 % ) menyatakan

bahwa informasi tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

Belum dan Tidak memadai. Hal tersebut terdapat pada Grafik IV.2

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.2 Apakah informasi tentang calon bupati sudah memadai ?

77,25%

20,25%

2,50%

Ya 309

Belum 81

Tidak 10

Page 367: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

48

Sedangkan tanggapan masyarakat tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan

pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, terdapat 349

responden dari 400 responden (87,25) menyatakan bahwa informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sudah “Memadai”, dan yang menyatakan Tidak ada informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sebanyak 19 responden (4,75%). Seperti yang tertera pada Tabel IV.23.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 349 87,25 87,25 87,25

Belum memadai 32 8,00 8,00 95,25

Tidak ada 19 4,75 4,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.24. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Demikian juga dengan tanggap masyarakat tentang informasi mengenai jadwal

Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, menyebutkan bahwa

terdapat 317 responden dari 400 responden (79,25 %) menyatakan “Memadai” dan sebanyak

26 responden (6,50 %) menyatakan “Tidak Ada”. Tertera pada Tabel IV.24.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 317 79,25 79,25 79,25

Belum memadai 57 14,25 14,25 93,50

Tidak ada 26 6,50 6,50 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.25. Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Page 368: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

49

Media sosialisasi yang dinilai paling efektip oleh pemilih pada pemilihan calon bupati

dan wakil Bupati pemilu tahun 2013 di Kabupaten Deli Serdang adalah iklan luar ruang

(Baliho, Spanduk, Poster, Kartu nama, dll) 73,75% (295 responden), sedangkan media yang

paling tidak efektip menurut hasil survey adalah iklan / Berita di media online dengan

persentase 82,00% (328 responden) uraian pada tabel berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 18,25% 3,50% 4,00% 5,00% 12,25% 14,50% 17,00% 16,25% 4,75% 4,50%

b. Iklan/Berita di Radio 32,00% 3,75% 4,00% 7,75% 15,00% 16,75% 14,00% 4,25% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

24,00% 2,25% 3,25% 3,25% 9,00% 19,50% 16,00% 12,75% 6,50% 3,50%

d. Iklan/Berita di media online 48,25% 7,50% 8,50% 6,75% 11,00% 9,75% 4,50% 2,50% 0,00% 1,25%

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

52,00% 6,75% 8,00% 6,50% 8,25% 11,00% 4,25% 2,00% 0,25% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

15,50% 0,50% 1,25% 3,25% 5,75% 13,25% 21,25% 21,75% 10,50% 7,00%

g. Kampanye Partai Politik 21,50% 2,50% 2,75% 3,25% 16,50% 19,50% 17,00% 13,25% 2,25% 1,50%

h. Kunjungan Tim Sukses 22,75% 3,50% 3,50% 4,00% 15,50% 22,50% 14,25% 10,50% 2,00% 1,50%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

26,75% 4,75% 6,00% 5,50% 17,50% 19,50% 11,75% 6,00% 0,50% 1,75%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman

29,50% 2,25% 3,50% 2,50% 12,75% 19,50% 14,75% 10,75% 2,25% 2,25%

k. Pendidikan Politik 46,50% 7,75% 5,75% 4,00% 11,50% 9,75% 7,00% 5,50% 1,50% 0,75%

l. Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survai, Juli 20

Bentuk media sosialisasiNoS K O R (% )

Tabel IV.26. Skor Penilaian tentang Sosialisasi Pemilihan Calon Bupati Tahun 2013

Antusias masyarakat dalam memberikan suaranya pada Pemilihan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, bahwa dari responden yang ditemui

menggambarkan bahwa tingkat kehadiran masyarakat ke TPS cukup tinggi yaitu sebanyak

383 dari 400 responden mendatangi atau hadir di TPS pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli

Serdang 2013 (95,75 %). Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.68. dalam table tersebut

juga menyebutkan bahwa masyarakat yang kurang atau tidak hadir ke TPS pada Pilkada

Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013 yang tertinggi di Kecamatan Pancur Batu

sebanyak 4 %. Sebagaimana terurai pada tabel dibawah ini.

Page 369: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

50

1 B. Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )2 Batang Kuis 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )3 Beringin 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )7 Gunung Meriah 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )8 Hamparan Perak 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )9 Kutalimbaru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )10 Labuhan Deli 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )11 Lubuk Pakam 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )13 P. Labu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )16 Pancur Batu 21 ( 5,25% ) 4 ( 1,00% )17 Patumbak 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )18 Sibolangit 28 ( 7,00% ) 2 ( 0,50% )19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total 383 ( 95,75% ) 17 ( 4,25% )Tidak Menjawab

Sumber: Data Survey, Juli 2015

KecamatanDatang ke TPS sewaktu Pilbup

Ya Tidak

Tabel IV.27. Responden yang memberikan suara dalam Pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

No

Dari 400 responden terdapat 17 responden yang tidak hadir ke Tempat Pemungutan

Suara (TPS) (4.25%), dengan berbagai alasan, dan alasan tertinggi mengapa masyarakat tidak

hadir ke TPS saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

menyebutkan dikarenakan sedang bekerja saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013 berlangsung sebanyak 11 responden (64,71%). Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel IV.28.

Page 370: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

51

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Kurang informasi tentang figurnya 1 5,88 5,88 5,88

Masih di bawah usia 1 5,88 5,88 11,76

Sedang kerja 11 64,71 64,71 76,47

Sedang sakit 1 5,88 5,88 82,35

Tidak dapat kartu pemilih 1 5,88 5,88 88,24

Tidak mengetahui visi dan misinya 1 5,88 5,88 94,12

Tidak punya pilihan 1 5,88 5,88 100,00

Total 17 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.28 Alasan responden tidak memberikan suara

Masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, ternyata sebanyak 355 dari 400 responden (88,75 %)

sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

yang akan dipilih, sebelum masuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang 2013. Hal tersebut tertera pada Tabel IV.29.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 355 88,75 88,75 88,75

Tidak 45 88,75 11,25 100,00

Total 400 177,50 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.29. Tanggapan responden sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan dipilih sebelum masuk TPS pada Pemilukada Tahun 2013

Demikian juga ketika masyarakat sedang berada di dalam Tempat Pemungutan Suara

(TPS) bahwa sebanyak 351 dari 400 responden (98,87 %) mencoblos pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk

TPS. Hal tersebut sesuai dengan Tabel IV.30.

Page 371: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

52

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 351 98,87 98,87 98,87

Tidak 4 1,13 1,13 100,00

Total 355 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.30. Kalau ya, apakah mencoblos Surat Suara yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk TPS ?

Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki kesiapan untuk pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Deli Kabupaten Serdang pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2013, sebanyak 17 dari 45 responden (37,78 %) dengan alasan Tidak

mengenal Calonnya. Terlihat dari table IV.31.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

5 11,11 11,11 11,11

5 11,11 11,11 22,22

13 28,89 28,89 51,11

5 11,11 11,11 62,22

17 37,78 37,78 100,00

45 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.31. Alasan tidak memiliki kesiapan untuk calon Bupati dan wakil Bupati yang akan dipilih

Pasangan Calonnya banyak

Paslon yang ada kurang memperhatikan rakyat

Kurang mengenal calonnya

Terpengaruh oleh orang lain

Tidak mengenal calonnya

Total

Dari 400 responden Pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013, ada

yang memberikan berbagai bentuk atau jenis barang berupa, Uang sebanyak 7,50 % dan yang

tidak sebanyak 92,50 %, Barang tertentu terdapat 6,50 % sedangkan yang tidak 93,50 %,

Sembako ada 8,50 % dan yang tidak 91,50 %, sedangkan untuk Bibit atau Pupuk sebanyak

2,50 % dan yang tidak 97,50 %. Sesuai dengan Tabel IV.32.

Page 372: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

53

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 7,50% 92,50%

b.      Barang tertentu 6,50% 93,50%

c.       Sembako 8,50% 91,50%

d.      Bibit atau pupuk 2,50% 97,50%

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.32 Apakah ada yang memberikan bantuan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013 ?

Secara umum bahwa masyarakat yang menerima pemberian uang atau barang

tertentu, dengan tujuan untuk menggarap / mendulang suara, oleh pasangan calon atau tim

sukses pasangan calon. dari hasil survey hanya 25 responden (6,25%) yang menerima

bantuan dan sebanyak 24 responden tersebut terpengaruh akan pemberian dari pihak-pihak

yang terlibat dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, Sesuai

dengan Tabel IV.33.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 24 96,00 96,00 96,00

Tidak 1 4,00 4,00 100,00

Total 25 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.33. Responden yang memilih Calon karena menerima bantuan

Pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013,

masyarakat yang memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

terpengaruh karena sudah menerima pemberian atau bantuan dari pasangan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sebanyak 24 responden. Sesuai dengan data pada tabel

IV.34.

Page 373: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

54

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sudah membantu dan harus dipilih 24 100,00 100,00 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.34. Alasan responden memilih karena menerima bantuan / pemberian

Pendapat masyarakat tentang kinerja pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan

aparatnya yang telah menjalankan program dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,

bahwa ditinjau dari beberapa aspek menyebutkan yang tertinggi dari aspek atau bidang

“Kesehatan” sebanyak 61 %, kemudian disusul di bidang “Pendidikan” mencapai 60 %,

sedangkan yang terendah adalah pada aspek “ketenagakerjaan” hanya 9,50 %. Dan data

tersebut tertera pada Tabel IV.35.

No. Aspek Ya Belum Tidak

1 Pembangunan Infrastruktur Kota/Desa 29,50% 63,00% 7,50%

2 Peningkatan Ekonomi Rakyat 11,25% 78,25% 10,50%

3 Investasi (Penanaman Modal) di Daerah 9,50% 70,75% 19,75%

4 Pendidikan 60,00% 34,50% 5,50%

5 Kesehatan 61,50% 32,50% 6,00%

6 Ketenagakerjaan 9,00% 77,50% 13,50%

7 Penegakan Hukum 21,00% 63,75% 15,25%

8 Pemberantasan KKN 14,75% 68,00% 17,25%

9 Pelayanan Publik 37,00% 52,50% 10,50%

10 Pengutipan Restribusi 32,50% 51,25% 16,25%

11 Pertanahan 29,00% 57,30% 13,70%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.35. Pendapat responden tentang kinerja Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan aparatnya

Page 374: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

55

B.4. Tingkat Partisipasi Pemilih

Sesuai data Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang, tingkat partisipasi

pemilih pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sangat rendah

dengan capaian hanya 37,99 % dari jumlah pemilih yang terdaftar yaitu 1.437.151 orang.

Partisipasi itu menunjukkan bahwa yang tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)

menggunakan hak pilihnya 891.091 orang (62,01 %), sedang yang menggunakan hak

pilihnya hanya 546.060 orang.

Page 375: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

56

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

640 1.045 1.547 2.278 6.220 2.964 4.765 3.611 23.070

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

8 34 166 675 168 131 125 202 1.509

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

32 117 147 403 694 144 278 613 2.428

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

12 64 46 77 186 149 111 88 733

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38 112 229 1.180 1.548 383 463 308 4.261

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

189 707 1.172 2.731 3.846 1.338 831 607 11.421

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

68 494 508 211 1.137 438 328 645 3.829

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

395 2.337 4.006 4.216 7.703 4.831 4.007 4.524 32.019

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

10 132 689 660 2.931 357 423 234 5.436

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

23 418 140 288 1.435 729 727 442 4.202

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

9 9 61 118 480 119 302 436 1.534

1.424 5.469 8.711 12.837 26.348 11.583 12.360 11.710 90.442

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Tidak Sah 32 124 189 243 529 288 249 199 1.853

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Sah dan Tidak Sah 1.456 5.593 8.900 13.080 26.877 11.871 12.609 11.909 92.295

No. UraianJumlah

Dipindahkan

No. UraianJumlah

Dipindahkan

Tabel IV.36. REKIPITULASI HASIL PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

JumlahDipindahkan

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Page 376: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

57

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

23.070 2.784 6.824 15.403 6.183 4.245 16.687 15.963 91.159

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

1.509 232 321 4.202 645 377 1.889 2.099 11.274

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

2.428 97 254 5.030 450 656 4.058 2.275 15.248

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

733 545 1.308 1.658 342 285 679 786 6.336

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

4.261 643 1.929 6.554 1.390 1.503 11.018 11.066 38.364

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

11.421 1.183 5.987 11.869 5.891 3.159 10.176 9.140 58.826

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

3.829 454 1.091 3.101 844 910 1.928 882 13.039

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

32.019 1.417 1.889 7.128 3.278 1.913 12.970 821 61.435

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

5.436 83 129 995 338 313 711 553 8.558

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

4.202 923 2.381 5.471 2.398 1.099 2.931 2.357 21.762

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

1.534 80 326 1.595 1.130 712 764 608 6.749

90.442 8.441 22.439 63.006 22.889 15.172 63.811 46.550 332.750

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 1.853 199 627 1.509 490 474 1.346 857 7.355

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 92.295 8.640 23.066 64.515 23.379 15.646 65.157 47.407 340.105

JumlahDipindahkan

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Jumlah Pindahan(I)

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Page 377: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

58

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

91.159 6.815 36.279 5.911 3.662 5.347 6.853 4.668 160.694

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

11.274 428 2.361 543 645 196 208 171 15.826

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

15.248 539 2.172 496 467 444 308 370 20.044

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

6.336 312 1.800 304 286 791 1.770 499 12.098

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38.364 2.175 12.750 690 412 1.959 1.310 2.196 59.856

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

58.826 2.287 14.682 4.017 5.121 3.725 7.485 3.844 99.987

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

13.039 1.008 2.433 598 944 1.149 1.064 628 20.863

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

61.435 850 8.340 1.132 1.106 2.247 8.629 1.116 84.855

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

8.558 149 891 176 140 137 136 55 10.242

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

21.762 1.244 10.374 3.411 1.160 1.744 1.345 587 41.627

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

6.749 393 1.194 219 97 136 115 96 8.999

332.750 16.200 93.276 17.497 14.040 17.875 29.223 14.230 535.091

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 7.355 376 1.438 329 303 381 527 260 10.969

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 340.105 16.576 94.714 17.826 14.343 18.256 29.750 14.490 546.060

Sumber : Data KPU-DS

No. Uraian Jumlah Pindahan (II)

Jumlah Pindahan (II)No. Uraian

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil BupatiJumlahAkhirJumlah Pindahan (II)

JumlahAkhir

JumlahAkhir

Page 378: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

59

Berdasarkan Tabel IV.22. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.436.081 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan suara

sesuai Tabel IV.36. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah

sebanyak 546.060 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 sebesar 38.02% (Sumber : Data

KPU DS)

C. Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

C.1 Landasan Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 :

1. Undang Undang No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

2. Undang Undang No. 15 Tahun 2011 Tentang: Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Undang Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang: Pemiilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

4. Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan

Umum, dan Dewan Kehormatan Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012,

Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Kode Etik

Peneyelenggara Pemilihan Umum.

5. Peraturan KPU No. 1 2010 Tentang: Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,

Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota.

6. Peraturan KPU No. 6 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Keempat Atas

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Tahapan,

Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Tahun 2014.

7. Peraturan KPU No. 7 2012 Tentang: tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Page 379: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

60

8. Peraturan KPU No. 10 2013 Tentang: Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di

Luar Negeri Untuk Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

9. Peraturan KPU No. 12 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Atas Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Dan Tata

Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri Dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan

Suara Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Tahun 2014.

C.2. Data Pemilih Pada Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi

dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi

perhatian, terutama dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang

tidak melakukan pencoblosan (Golput) dan yang tidak terdaftar. Persoalan

registrasi pemilih yang masih mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan

Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, ternyata masih memungkinkan

terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data pemilih, karena adanya

kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door menjumpai

masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat

digunakan sebagai rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih,

karena penduduk belum melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu

Keluarga.Keadaan ini dapat mengakibatkan pemilih berpeluang untuk mencoblos

lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas

keberadaan orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya

jumlah pemilih tidak terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat

melanggar asas Jurdil Pemilu. Masalah fenomena tingginya angka ghost-voter

terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang tidak terdaftar dan pemilih

terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang mendatangkan

masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat menjadi

bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Page 380: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

61

Pada Pemilu 2009 kemungkinan pemilih ganda ini diupayakan diatasi

dengan penandaan tinta di jari jempol pemilih, tetapi karena tinta yang mudah

dihapus, peluang untuk kecurangan ini masih muncul. Sehingga untuk Pemilu

2014 lalu, perhatian terhadap masalah tinta penanda ini juga masih relavan dan

penting dijadikan sebagai bagian proses pengendalian kualitas hasil Pemilu.

Dalam hal kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu, berhubungan dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya

dalam DPT, dimana hasil penelitian ini menggambarkan bahwa 396 (99,00 %)

orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1,00 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan tingginya persentase responden terdaftar dalam

DPT, karena responden penelitian ini dipilih dari DPT Pemilu Legislatif tahun

2014, sedangkan empat orang responden yang tidak terdaftar ditemukan adalah

merupakan responden yang ditemui oleh enumerator setelah lima responden

cadangan yang ditetapkan tidak ditemukan.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.3. Apakah Responden terdaftar sebagai pemilih dalam DPT Pileg tahun 2014?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 381: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

62

Tingkat pengetahuan pemilih atas terdaftarnya mereka dalam DPT, terkondisi karena

responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir pendaftaran sebanyak 52 orang

(13,00 %) dan sepanjang ingatan responden, ada petugas yang datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkan mereka sebagai calon pemilih pada Pileg tahun 2014 lalu, sebanyak 300 orang

(75,00 %), sedangkan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengingat lagi, proses pendaftaran

tersebut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, saya langsung mengisi formulir pendaftaran 52 13,00% 13,00% 13,00%

Tidak, formulir pendaftarannya diisi langsung oleh petugas 300 75,00% 75,00% 88,00%

Lupa, tidak ingat 48 12,00% 12,00% 100,00%

Total 400 100,00% 100,00%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.37. Apakah mengisi sendiri formulir pendaftaran ?

Meskipun petugas telah melakukan pendaftaran, ternyata hasil penelitian ini

menggambarkan bahwa masih terdapat 24 orang (6,00 %) responden menyatakan bahwa

terdapat anggota keluarga mereka yang belum didaftarkan oleh petugas.

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.38. Apakah seluruh anggota ikut terdaftar ?

Keadaan belum atau tidak didaftarkannya anggota keluarga responden sebagai

pemilih dalam DPT disebabkan karena: anggota keluarga merantau, tidak didatangi oleh

petugas pendaftar (ditenggarai petugas memanfaatkan Kartu Keluarga penduduk sebagai

referensi dalam mengisi formulir Daftar Pemilih), tidak adanya dokumen kependudukan

sebagai persyaratan domisili menetap, karena adanya anggota keluarga yang tidak menetap,

tidak didaftarkan oleh kepala keluarga, keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

yang seharusnya usianya sudah memenuhi persyaratan 17 tahun atau sudah pernah menikah,

namun tak didaftar, tidak tahu adanya masa pendaftaran sebagai pemilih dalam pemilu.

Page 382: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

63

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Anggota keluarga pergi merantau 6 25,00 25,00 25,00

Belum didatangi petugas 6 25,00 25,00 50,00

Identitas tidak memenuhi 3 12,50 12,50 62,50

Karena ada anggota yang tidak menetap 5 20,83 20,83 83,33

Keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

1 4,17 4,17 87,50

Tidak di daftar oleh kepala keluarga 2 8,33 8,33 95,83

Tidak tahu ada masa pendaftaran 1 4,17 4,17 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.39 Penyebab Anggota Keluarga tidak terdaftar

Demi terakomodirnya seluruh masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih dalam

pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014, petugas pendaftaran pemilih mendatangi setiap

rumah untuk mendata dan mendaftarkan pemilih bagi yang belum terdata, sembari

menempelkan sticker Coklit Pendataan Pemilih di setiap rumah. Namun berdasarkan hasil

survey masih terdapat 32 dari 400 responden (8,00%) rumah pemilih yang belum ditempel

sticker. Seperti tertera di Grafik IV.4.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.4. Apakah rumah responden ditempel stiker setelah didaftar oleh petugas KPU Deli Serdang?

92,00%

8,00%

Ya 368 Tidak 32

Page 383: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

64

Masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih

Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sesuai dengan hasil survei yang tertera

pada Tabel IV.40. menyebutkan bahwa sebanyak 321 dari 400 responden (80,25 %),

mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai

Desa/Kelurahan, namun masih terdapat masyarakat yang tidak mengetahui bahwa namanya

tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sebanyak 8

dari 400 responden (2,00%).

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 321 80,25% 80,25 80,25

Tidak 8 2,00% 2,00 82,25

Tidak ingat 71 17,75% 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.40. Apakah responden mengetahui namanya tercatat di DPS yang ditempel di Balai Desa/Kelurahan ?

Tetapi dari 321 responden yang tertera di Tabel IV.40 menyatakan bahwa sebanyak

270 responden (67,50%), mengetahui kalau keluarganya juga terdaftar di DPS, 34 responden

(8,50%) menyatakan tidak mengetahui apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh

anggota keluarga telah terdaftar dan 17 responden (4,25%) menyatakan tidak ingat apakah di

dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar. Seperti tertera di

Tabel IV.41.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 270 67,50% 67,50 67,50

Tidak 34 8,50% 8,50 76,00

Tidak ingat 17 4,25% 4,25 80,25

Total 321 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.41. Kalau Ya, apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar ?

Permasalahan pendaftaran pemilih yang harus mendapat perhatian terkait dengan

rendahnya pengetahuan pemilih atas informasi uji publik daftar pemilih sementara sebagai

masa yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan koreksi atau perbaikan daftar pemilih

Page 384: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

65

sementara menuju masa penetapan sebagai DPT oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak 232 orang (58,00 %) mengetahui adanya uji publik daftar pemilih sementara yang

ditempel di tempat-tempat umum, sedangkan 120 orang (30,00 %) tidak mengetahui sama

sekali tentang uji publik DPS tersebut dan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengerti.

Seperti Tabel IV.42.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, tahu 232 58,00 58,00 58,00

Tidak tahu 120 30,00 30,00 88,00

Tidak mengerti 48 12,00 12,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.42. Tanggapan responden mengenai adanya uji publik daftar pemilih sementara yang ditujukan untuk mendapat masukan

Berikut ini tersaji Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Page 385: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

66

L P JLH L P JLH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.032 1.073 2.105 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.642 4.743 9.385 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.482 7.914 15.396 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 12.821 13.618 26.439 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 30.904 32.361 63.265 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.446 13.184 25.630 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.370 13.063 25.433 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.681 11.999 23.680 77

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 7.818 7.969 15.787 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.488 23.308 45.796 127

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.842 76.603 152.445 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.005 32.135 64.140 146

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 19.447 19.680 39.127 112

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 93.767 93.966 187.733 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 53.370 52.200 105.570 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 21.317 20.600 41.917 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.787 133.190 267.977 643

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.362 23.558 46.920 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.853 16.550 33.403 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.109 19.229 38.338 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.113 41.773 81.886 193

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 12.823 12.929 25.752 71

394 935.240 911.022 1.846.262 666.479 671.645 1.338.124 3.485

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

Jumlah Penduduk

Jumlah

Legislatif

Jumlah TPS

Jumlah PemilihNo KecamatanJumlah

Desa/Kelurahan

C.3. Sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Legislatif

tahun 2014 untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan kegiatan sosialisasi yang

dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada

pemilihan umum Legislatif tahun 2014 khususnya di daerah pemilihan wilayah Kabupaten

Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan wakil rakyat.

Tanggapan masyarakat tentang memadai tidaknya informasi mengenai jadwal

pemilihan legislatif tahun 2014, dapat dilihat pada tabel IV.44 yaitu sebanyak 361 dari 400

Page 386: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

67

responden (90,25%), sudah mengetahui jadwal Pemilihan Umum Legislatif. Sementara ada

27 responden (6,75 %) mengaku belum mengetahui jadwal pesta demokrasi tersebut.

Selanjutnya, 12 responden (3,00 %) mengaku tidak ada jadwal Pemilu.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 361 90,25 90,25 90,25

Belum 27 6,75 6,75 97

Tidak ada 12 3 3 100

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.44 Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pileg 2014, apakah sudah memadai ?

Demikian dengan informasi tentang Partai Politik, sebanyak 330 dari 400 responden

(82,50 %) menyatakan bahwa informasi tentang Partai Politik peserta Pemilu sudah

memadai, sedangkan 57 responden (14,25 %) menyatakan belum memadai, serta 13

responden (3,25 %) menyatakan tidak ada sama sekali. Seperti terlihat pada grafik berikut ini

:

77,75 311

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.5. Apakah informasi tentang partai politik sudah memadai?

80,25%

2,00%

17,75%

321Ya

8Tidak

71Tidak ingat

Terkait tentang peryataan responden yang menyebutkan bahwa belum memadainya

informasi mengenai Partai Politik, sebanyak 43 dari 57 responden (75,44 %) menguraikan

Page 387: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

68

alasannya adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, selanjutnya 5 responden (8,77 %)

menguraikan alasan bahwa terlalu banyak partai, serta 4 responden (7,02 %) menguraikan

alasan informasi tentang Partai Politik itu belum tersaji secara menyeluruh. Seperti terlihat

pada tabel IV.45.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Belum secara menyeluruh 4 7,02 7,02 7,02

Kurangnya pengurus partai 1 1,75 1,75 8,77

Kurangnya sosialisasi ke masyarakat 43 75,44 75,44 84,21

Masih belum baik 1 1,75 1,75 85,96

Partai jangan terlalu banyak 1 1,75 1,75 87,72

Perlu meningkatkan sosialisasi 1 1,75 1,75 89,47

Sedang ada pekerjaan 1 1,75 1,75 91,23

Terlalu banyak partai 5 8,77 8,77 100,00

Total 57 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.45. Alasan belum memadai

Infromasi mengenai calon anggota Legislatif saat berjalannya tahapan-tahapan

pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif sudah tergolong memadai. Hal itu dapat dilihat dari

400 responden yang dimintai tanggapannya, sebanyak 249 responden (62,25 %) mengatakan

sudah memadai. Namun diantaranya sebanyak 116 responden (29 %) mengatakan belum

memadai, bahkan sebanyak 35 responden (8,75 %) mengaku bahwa informasi tentang calon

Legislatif itu tidak ada sama sekali. Seperti teruarai pada Tabel IV.46.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 249 62,25 62,25 62,25

Belum memadai 116 29,00 29,00 91,25

Tidak ada 35 8,75 8,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.46. Tanggapan responden tentang informasi mengenai calon anggota DPR, DPD dan DPRD, apakah sudah memadai ?

Page 388: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

69

Dari Tabel di bawah, 93 dari 116 responden (80,17 %) yang mengatakan belum

memadai sosialisasi para calon anggota Legislatif dengan alasan kurang sosialisasi ke

masyarakat, 18 responden (15,52 %) menyatakan kurang informasi tentang calegnya dan

selebihnya menyatakan terlalu banyak calon legislatifnya dan tidak ada informasi tentang

calon legislatifnya. Seperti terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Kurang informasi tentang calegnya 18 15,52 15,52 15,52

Kurang sosialiasi ke masyarakat 93 80,17 80,17 95,69

Terlalu banyak calon legislatif 2 1,72 1,72 97,41Tidak ada informasi 3 2,59 2,59 100,00Total 116 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.47. Alasan belum memadai 

Kegiatan sosialisasi melalui media, pelatihan pemilih oleh berbagai lembaga (LSM,

Perguruan Tinggi, Ormas, Lembaga Keagamaan) sehingga pengetahuan pemilih tentang

teknis pelaksanaan Pemilu akan lebih baik. Kegiatan ini diyakini akan mampu memberikan

pemahaman sistem pencoblosan dalam sistem pemilu tahun 2014 lalu. Tetapi karena waktu

yang terbatas, kegiatan sosialisasi menjadi minim sehingga pengetahuan pemilih terhadap

tata cara pemberian suara menjadi rendah. Kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu, dapat

dilihat dari pemahaman sebagian besar responden tentang tata cara pemberian suara. Soal-

soal sederhana seperti tatacara pencoblosan, misalnya masih ada 35 orang (8,75%) responden

menjawab belum memadai. Bahkan ada 13 orang (3,25%) responden yang menyebutkan

bahwa tidak ada sama sekali informasi mengenai tata cara pemberian suara dalam pemilu

Legislatif 2014 yang lalu, dimana 352 orang (88,00%) responden yang menyatakan sudah

memadai.

Page 389: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

70

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 352 88,00 88,00 88,00

Belum memadai 35 8,75 8,75 96,75

Tidak ada 13 3,25 3,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.48. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencobolosan dalam Pemilu Legislatif tahun 2014, apakah sudah memadai ?

Dari hasil survey, 132 dari 400 responden (33,00%) menyatakan bahwa cara

mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos gambar partai, 156 responden (39,00%)

menyatakan cara mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos Gambar partai dan nama

calon, sedangkan 17 responden (4,25%) meyatakan tidak tahu cara mencoblos pada pemilu

2014, dan 95 responden (23,75%) yang sudah memahami cara mencoblos yang sebenarnya

pada pemilu 2014 yaitu mencoblos nama calon yang diajukan partai.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Mencoblos gambar partai 132 33,00 33,00 33,00

Mencoblos nama calon yang diajukan partai 95 23,75 23,75 56,75

Mencoblos tanda gambar dan nama calon yang diajukan partai 156 39,00 39,00 95,75

Tidak tahu 17 4,25 4,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.49. Pengetahuan responden tentang cara pencoblosan pada Pemilu 2014

Calon anggota legislatif seyogianya populer atau dikenal oleh banyak pemilih, dan

bila terpilih loyalitas calon anggota legislatif seharusnya lebih berorientasi kepada

kepentingan rakyat dibandingkan loyalitasnya kepada partai politik yang mengusulkannya.

Namun, karena sistem pemilu ini belum tersosialisasi dengan baik, mengakibatkan usulan

sebagian besar caleg berbasis otoritas yang dominan dikelola oleh pengurus partai politik,

akibatnya banyak caleg yang belum dikenal oleh pemilih.

Page 390: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

71

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu legislatif dengan memberikan skor 1-10, dimana, penilaian dari angka 1 sampai 5,

merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk angka 6 -10, merupakan penilaian

yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu

2014 dan sosialisasi partai politik serta caleg yang berkontes, hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi ternyata merupakan media

yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 314 orang (78,50%), diikuti kemudian dengan

iklan luar ruang sebesar 307 Orang (76, 75 %), kampanye yang dilaksanakan partai politik

secara terbuka ataupun dengan mobilisasi sebanyak 218 orang (54,50%). Sedangkan

publikasi melalui media sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak

322 orang (80,50 %) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian

juga dengan media online sebanyak 313 orang (78,25 %) dan pendidikan politik sebanyak

295 responden (73,75%)

Page 391: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

72

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (1 s/d 5) 12 (6 s/d 10)

a. Iklan/Berita di TV 11,50% 0,25% 1% 1,25% 7,50% 12,75% 24,50% 25,75% 7,75% 7,75% 86 314

b. Iklan/Berita di Radio 32,75% 6,75% 4,25% 6,50% 17,50% 14,25% 11,50% 4,00% 1,75% 0,75% 271 129

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

25,25% 2,50% 5,25% 3,50% 13% 15,50% 17,25% 12% 3,00% 2,75% 198 202

d. Iklan/Berita di media online 49,00% 8% 5,25% 7% 9% 9,50% 7% 3,75% 0,50% 1% 313 87

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

53,00% 6,25% 6,75% 6,75% 7,75% 10,25% 5% 2,75% 0,75% 0,75% 322 78

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster, Spanduk, Kartu nama dll

14% 1% 1,50% 1,50% 5,25% 13,50% 24,25% 24% 9,25% 5,75% 93 307

g. Kampanye Partai Politik 16,75% 2,50% 3,50% 5,25% 17,50% 19,25% 17,25% 11,75% 4% 2,25% 182 218

h. Kunjungan Tim Sukses 20,50% 3,75% 6% 4,50% 15,75% 21% 16,75% 7,50% 2,75% 1,50% 202 198

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

24,75% 5,50% 5,25% 7,50% 18,25% 19% 10,75% 6,25% 1,50% 1,25% 245 155

j.Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28% 2,75% 2% 5% 13,75% 18,75% 16,25% 9,75% 2,25% 1,50% 206 194

k. Pendidikan Politik 47,00% 7% 5,50% 5,25% 9% 13% 4,50% 6,25% 2,25% 0,25% 295 105

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Bentuk media sosialisasiNoS K O R

(Persentase)Jumlah Responden

Tabel IV.50 Skor penilaian Responden atas bentuk media sosialisasi yang efektif mengenai Partai Politik/Calon Anggota Legislatif peserta Pemilu tahun 2014

Page 392: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

73

Dari hasil tersebut di atas, terlihat bahwa media televisi masih menjadi media yang

efektif untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan Pemilu, sedangkan media sosial

yang diakses melalui internet, belum menjadi pilihan dari sebahagian besar pemilih di

Kabupaten Deli Serdang untuk mendapatkan informasi tentang Pemilu.

Secara teoritik bahwa pengaruh pendidikan dan sosialisasi politik adalah signifikan

terhadap perilaku politik komunitas (Kartini, 2009). Proses pendidikan politik dilakukan

secara intensional (dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu), sedangkan sosialisasi politik,

adalah proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan. Dampak dari sosialisasi

politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan tanpa refleksi

harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari struktur-struktur

politik yang ada di masyarakat. Sedang dampak dari pendidikan politik ialah mengarahkan

anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah kehidupan

politik.

Terkait dengan paparan diatas, maka ketidaktahuan responden tentang teknis

pelaksanaan Pemilu sebagaimana terungkap dalam temuan sebelumnya terkait pula dengan

sosialisasi Pemilu, sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik dan caleg yang masih

kurang memadai menurut 173 responden (43,25%) sesuai data Grafik IV.5 dan Tabel IV.45.

Gambaran ini sebenarnya bukan monopoli pemilih di Kabupaten Deli Serdang saja, tapi juga

ungkapan pemilih di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang sangat terpencil. Karena

itu pula, seluruh pemangku kepentingan (stake holder) harus bekerjasama dan memilih

strategi sosialisasi yang tepat sasaran agar pemahaman tentang teknis pelaksanaan Pemilu

dapat diserap sebagian besar pemilih.

Sebanyak 364 responden (91,00%) menyatakan telah memiliki kesiapan tentang partai

politik di tingkat DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih

sebelum ke TPS pada pemilu 2014 dan 36 responden (9,00%) menyatakan tidak memiliki

kesiapan untuk memilih parpol.

Page 393: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

74

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 364 91,00 91,00 91,00

Tidak 36 9,00 9,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.51 Kesiapan responden tentang partai politik di DPR,DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa 354 responden (88,50%) telah memiliki

kesiapan untuk memilih caleg yang akan dipilih di DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten Deli Serdang sebelum sampai ke TPS dan sebanyak 46 responden (11,50%) tidak

memiliki kesiapan untuk menentukan caleg yang akan dipilih, sehingga pilihannya

dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik

dan ‘gambling’, karena mereka baru pemilih pemula dan belum mendapatkan sosialisasi

politik yang tuntas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 354 88,50 88,50 88,50

Tidak 46 11,50 11,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.52 Kesiapan responden tentang Caleg di DPR,DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Setiap pemilih dihadapkan pada banyak pilihan sejalan dengan banyaknya kandidat

dan parpol peserta Pemilu. Setidaknya ada 3 kelompok besar kondisi memilih yang juga

dapat merefleksikan peta persaingan yang ada yaitu, (1) memilih caleg dari parpol yang

sama, atau (2) memilih caleg dari parpol berbeda. Dan pada kondisi dimana pemilih kurang

mengenal calegnya maka pemilih akan dihadapkan pada kondisi untuk memilih caleg atau

parpol, dengan alternatif (3) memilih parpol.

Page 394: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

75

Berdasarkan hasil survey terdapat 260 responden (65,00%) memilih caleg dari parpol

yang sama untuk semua tingkatan legislatif dan 140 responden (35,00%) menyatakan tidak

memilih caleg dari partai politik yang sama.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 260 65,00 65,00 65,00

Tidak 140 35,00 35,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.53 Apakah mencoblos Surat Suara anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang berasal dari Partai yang sama ?

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang aktif. Menjatuhkan pilihan

pada partai politik tertentu, merupakan keputusan yang dilandasi faktor motivasi yang dapat

bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat pula dipengaruhi oleh strategi

komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh partai politik yang dialami

pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat pula

mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam mengidentifikasikan parpol pilihannya atau

berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik tertentu.

Secara konsekuensif, bahwa penilaian pemilih atas pola mengakomodir kepentingan

rakyat oleh legislatif hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi dan pandangan

masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas parpol peserta Pemilu tahun 2014.

Pandangan tersebut diatas dapat diterangkan dengan rangkaian hasil penelitian Romli (2010:

94) yang menyimpulkan bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu

memperlihatkan 4 (empat) kecenderungan, yaitu: (1) secara demografis, maka kecenderungan

pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi (suku, jenis

kelamin, dan agama) calon legislatif, sedangkan untuk wilayah perdesaan maka ikatan

kulturalnya masih menjadi faktor yang mempengaruhi pilihannya terhadap caleg dan

parpol.(2) secara ekologis, perbedaan konsentrasi basis massa partai politik mempengaruhi

perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka peranan patrón

sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih mempengaruhi pilihan

masyarakat yang tinggal di perdesaan dan ada temuan berlangsungnya prilaku transaksional,

Page 395: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

76

sedangkan diperkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari media tv, radio, koran

dapat mempegaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang signifikan atas perolehan

suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka pemilih yang rasional idealis

(kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi, platform dan program parpol

ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional realistis (mempertimbangkan

kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Dari uraian diatas dapat dilihat gambaran pada tabel responden dibawah ini untuk

menentukan pilihannya bahwa responden yang tidak mencoblos caleg dari partai yang sama,

sebanyak 85 responden (60,71%) mengurai alasan lebih memilih figur dari calonnya, 42

responden (30,00%) memilih calon yang dikenalnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Karena yang datang sosialiasi berbeda 1 0,71 0,71 0,71

Melihat figurnya walau beda partai 85 60,71 60,71 61,43

Melihat programnya 7 5,00 5,00 66,43

Memilih yang dikenal 42 30,00 30,00 96,43

Sesuai hati nurani 4 2,86 2,86 99,29

Tidak mengenal semua calon 1 0,71 0,71 100,00

Total 140 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.54 Kalau Tidak, Mengapa tidak mencoblos Surat Suara yang berasal dari partai yang sama ?

C.4. Partisipasi Pemilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014

C.4.1. Popularitas Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif tahun 2014

Perubahan pola perilaku pemilih dari pemilih tradisional menuju modern ini

mengisyaratkan bahwa sebagian besar responden mulai lebih cerdas dalam menjatuhkan

pilihannya. Dalam artian, mereka tidak ingin lagi seperti membeli kucing dalam karung dan

hanya tertarik dengan pesona-pesona dan kharisma pemimpin Parpol.

Sebanyak 269 dari 400 responden (67,25%) akan mencoblos tanda gambar partai jika

tidak mengenal calonnya, 71 responden (17,75) tidak mencoblos tanda gambar partai dan

nama calon, sebanyak 35 responden (8,75%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

Page 396: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

77

sekenanya saja dan 25 responden (6,25%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

yang ada di urutan teratas. Seperti terurai pada tabel IV.55.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Mencoblos tanda gambar partai saja 269 67,25 67,25 67,25

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon yang ada di urutan teratas

25 6,25 6,25 73,50

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon sekenanya saja

35 8,75 8,75 82,25

Tidak mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

71 17,75 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.55. Jika pada saat pencoblosan tidak mengenal calon, kira kira apa yang akan dilakukan ?

Tampaknya peran ‘tokoh’ mulai tergantikan oleh platform atau program parpol. Ini

mudah dipahami, karena dengan kebebasan informasi sekarang, citra tokoh pemimpin dan

pemimpin kharismatik tidak lagi ‘sesempurna’ masa silam, karena dengan mudah citra itu

akan berubah, jika kebusukan politik atau skandal pribadinya diungkap pers. Ditambah lagi,

kharisma pemimpin ternyata tidak menjadi garansi dalam melakukan perubahan, yang

dianggap sebagian responden semakin menurun.

Perubahan pola perilaku pemilih ‘tradisional’ menuju ‘rasional’ ini sebenarnya

merupakan peluang bagus yang harus dimanfaatkan setiap parpol. Ini bisa disiasati dengan

menawarkan program partai yang lebih rasional dan operasional serta berdampak langsung

kepada masyarakat. Retorika-retorika yang sering disampaikan pada masa kampanye silam,

sudah saatnya dirubah dengan logika-logika yang dikemas dalam program parpol yang

berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat; seperti skenario penanggulangan

pengangguran, pertumbuhan dan keadilan ekonomi, akses pada pelayanan publik dengan

indikator-indikator yang lebih terukur. Kampanye monolog perlu disiasati dengan dialog,

termasuk menawarkan caleg-caleg yang lebih kritis dan memiliki integritas yang baik.

Ketika pemilih merasa bingung untuk menentukan pilihan pada pemilu Legislatif,

maka alternatif memilih partai jauh lebih mudah bisa dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan, karena jumlahnya hanya 12 Partai saja, serta jauh lebih sedikit dibandingkan caleg

yang jumlahnya bisa ratusan tertera di surat suara.

Page 397: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

78

Aspek pertimbangan memilih partai lebih sederhana. Bisa membedakan partai

nasionalis atau islamis. Bisa partai dominan atau tak dominan di parlemen. Bisa partai lama

atau baru. Bisa partai yang anggotanya di masa jabatan legislatif/eksekutif, paling sedikit

melakukan korupsi atau kejahatan lainnya. Bisa tak ingin memilih partai pemenang pemilu

sebelumnya, atau malah tetap mempertahankannya.

Memilih partai (bukan caleg) masih relevan, karena sistem pemilu kita menerima

memilih partai. Memang, pasal 5 UU No. 8/2012 menyatakan Pemilu 2014 menggunakan

sistem proporsional daftar terbuka untuk DPR serta DPRD I dan II (untuk DPD bersistem

mayoritarian banyak wakil). Sistem pemilu ini dalam penerapan ketat teknis pemilihannya,

memilih caleg/orang. Teknis memilih caleg (tanpa partai) menjadi salah satu pembeda

dengan sistem proporsional daftar tertutup yang memilih partai.

Pemilu 2014 masih menerima pilihan partai saja karena beberapa pertimbangan.

Indonesia masih di fase transisi, dari otokrasi menuju demokrasi. Politik, baik makna

struktural maupun kultural, masih jauh dari masyarakat karena setengah dari usia bangsa

Indonesia hidup di masa pengharaman politik. Pasca-Reformasi, baru tiga kali kita benar-

benar menyelenggarakan pemilu setelah dari 1971 sampai 1997. Keadaan ini menjadikan

penerapan sistem proporsional daftar terbuka di Pemilu 2009 dan 2014 tak utuh sesuai teori.

Seperti yang tertera di tabel berikut ini, meskipun para responden lebih mudah

memilih partai dan menyebutkan pilihan partainya, namun masih lebih banyak responden

yang merahasiakan pilihan partainya yaitu sebanyak 143 dari 400 responden (35,75 %).

Dengan itu, para responden sudah memahami azas Pemilu yaitu langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil. Seperti pada tabel IV.56.

Page 398: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

79

No. Nama Partai Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1. PDI Perjuangan 108 27,00 27,00 27,00

2. Partai Golkar 29 7,25 7,25 34,25

3. Partai Gerindra 41 10,25 10,25 44,50

4. Partai Demokrat 34 8,50 8,50 53,00

5. PKB 3 0,75 0,75 53,75

6. PKS 9 2,25 2,25 56,00

7. PAN 8 2,00 2,00 58,00

8. PPP 8 2,00 2,00 60,00

9. Partai Nasdem 7 1,75 1,75 61,75

10. Partai Hanura 9 2,25 2,25 64,00

11. Belum Punya Hak Pilih pada Pemilu 2014 1 0,25 0,25 64,25

12. Rahasia 143 35,75 35,75 100,00

400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 201

Tabel IV.56. Partai politik yang dipilih Responden pada pemilu 2014

Popularitas lembaga legislatif masih didominasi oleh DPR dan DPRD, yang berarti

bahwa lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai utusan daerah, masih kurang

dikenal masyarakat. Pada hasil survey terlihat 43 dari 400 responden (10,75 %) menyatakan

tidak pernah mendengar lembaga Dewan Perwakilan Daerah. Seperti terurai pada tabel IV.57

berikut ini :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pernah 357 89,25 89,25 89,25Tidak pernah 43 10,75 10,75 100,00Total 400 100,00 100,00

Tabel IV.57. Tanggapan responden, apakah pernah mendengar adanya Dewan Perwakilan Daerah ?

Menurut tanggapan masyarakat tentang siapa yang memilih anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), sebanyak 305 dari 400 responden (76,25 %) menjawab dipilih

oleh Rakyat secara langsung.

Page 399: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

80

Namun masih terdapat 77 dari 400 responden (19,25%) yang mengaku bahwa mereka tidak

tahu siapa yang memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), hal tersebut tertera

dalam table IV.58.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

MPR 5 1,25 1,25 1,25

DPR 5 1,25 1,25 2,50

DPRD 8 2,00 2,00 4,50

Rakyat secara langsung 305 76,25 76,25 80,75

Tidak tahu 77 19,25 19,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.58. Tanggapan responden tentang siapa yang memilih anggota DPD ?

Secara umum menyebutkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengetahui

tentang DPD, hal tersebut dilihat pada table IV.59.

Frequency Percent Frequency Percent

1 Jumlah anggota DPD tiap provinsi adalah 4 orang 85 21,25% 315 78,75%

2 Anggota DPD dipilih secara langsung oleh rakyat 305 76,25% 95 23,75%

3DPD adalah lembaga yang berisi para wakil daritiap provinsi 171 42,75% 229 57,25%

4DPD berwenang memberikan usulan rancanganUU yang berkaitan dengan kepentingan daerah 146 36,50% 254 63,50%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.59. Pengetahuan responden tentang DPD

No Hal-hal Tentang DPDTahu Tidak tahu

Sedangkan dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat dengan Dewan Pimpinan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Deli Serdang selama ini. Dilihat dari hasil survey menyebutkan

bahwa terdapat 183 responden dari 400 responden (45,75%) menyebut bahwa kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang selama ini “Kurang Puas”. Sedangkan yang terendah 1(satu)

Page 400: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

81

responden dari 400 responden (0,25%) menyatakan “Sangat Puas”terhadap kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang. Terlihat pada Tabel IV.60.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sangat puas 1 0,25 0,25 0,25

Puas 56 14,00 14,00 14,25

Kurang Puas 183 45,75 45,75 60,00

Tidak puas 75 18,75 18,75 78,75

Sangat tidak puas 13 3,25 3,25 82,00

Tidak tahu 72 18,00 18,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.60. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Kabupaten Deli Serdang selama ini

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja anggota Dewan dari tingkat Pusat hingga

Kabupaten, dan kinerja yang harus diperbaiki menurut masyarakat Kabupaten Deli Serdang

menyebutkan bahwa yang tertinggi sebanyak 65 responden dari 400 responden (23,99 %)

menyatakan änggota Dewan yang merupakan perwakilan dan perpanjang tangan rakyat

“Kurang memperhatikan masyarakat”, sedangkan kan yang terendah yang menyatakan

“Biaya Pajak Tinggi”, sebanyak 1 (Satu) orang dari 400 responden (0,37%). Hal tersebut

terpapar di Tabel IV.61.

Page 401: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

82

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Biaya pajak tinggi 1 0,37 0,37 0,37

Disiplin bekerja 4 1,48 1,48 1,85

Peduli ke masyarakat 42 15,50 15,50 17,34

Infrastruktur 32 11,81 11,81 29,15

Janji tidak ditepati 28 10,33 10,33 39,48

Memperhatikan Masalah ekonomi Rakyat

23 8,49 8,49 47,97

Membangun desa 17 6,27 6,27 54,24

Kurang memperhatikan masyarakat 65 23,99 23,99 78,23

Meningkatkan kinerjanya 25 9,23 9,23 87,45

Narkoba 1 0,37 0,37 87,82

Perbaikan sistem birokrasi 1 0,37 0,37 88,19

Tidak ada hasil kerja 28 10,33 10,33 98,52

Tidak memperdulikan petani 3 1,11 1,11 99,63

Buat penyuluhan pertanian 1 0,37 0,37 100,00

Total 271 100,00 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.61. Jika tidak puas, kinerja apa yang barus diperbaiki ?

Demikian juga dengan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang

terhadap kinerja Dewan Perwakilan Daerah Provinsi, yang menyatakan “Kurang

Puas”sebanyak 184 orang dari 400 responden (46,00%), kemudian masyarakat yang

merasa”Tiadak Puas” sebanyak 100 dari 400 responden (25,00%). Sedangkan yang terendah

yaitu menyatakan “Sangat Tidak Puas”sebanyak 11 responden dari 400 responden (2,75%).

Hal tersebut dapat dilihat di Tabel IV.62.

Page 402: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

83

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Puas 31 7,75 7,75 7,75

Kurang Puas 184 46,00 46,00 53,75

Tidak puas 100 25,00 25,00 78,75

Sangat tidak puas 11 2,75 2,75 81,50

Tidak tahu 74 18,50 18,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.62. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Provinsi selama ini

Sedangkan tingkat kepuasan masyarakat tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat

selama ini. Dari 400 responden terdapat 185 responden (46,25) merasa “Kurang puas”. Dan

yang “Tidak Puas” sebanyak 122 responden dari 400 responden (28,00 %), serta yang merasa

“Puas” tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebanyak 30 responden (7,50%).

Tertera dalam Tabel IV.63.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Puas 30 7,50 7,50 7,50

Kurang Puas 185 46,25 46,25 53,75

Tidak Puas 112 28,00 28,00 81,75

Tidak tahu 73 18,25 18,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.63. Kepuasan responden tentang kinerja DPR selama ini

C.4.2. Politik Uang (Money Politics)

Pendidikan politik yang buruk terhadap pemilih dapat ditelusuri dari adanya politik

uang dalam menggarap suara pemilih dan mempengaruhi preferensi pemilih. Berdasarkan

hasil penelitian ini, ketika ditanyakan apakah ada calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur

anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli Serdang yang

memberikan uang dan sesuatu yang termasuk kategori politik uang, terdapat 73 dari 400

Page 403: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

84

responden (18,25%) yang mengakui bahwa dalam Pileg tahun 2014 lalu menerima pemberian

uang, 55 responden (13,75%) menerima barang tertentu, 66 responden (16,50 %) menerima

bantuan sembako, dan 20 responden (5,00%) menerima bantuan bibit/pupuk.

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 18,25% 81,75%

b.      Barang tertentu 13,75% 86,25%

c.       Sembako 16,50% 83,50%

d.      Bibit atau pupuk 5,00% 95,00%Sumber: Data survey tahun 2015

Tabel IV.64. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli

Serdang yang memberikan hal-hal berikut:

Pengaruh pemberian yang diterima oleh responden terhadap pilihannya ternyata tidak

signifikan, dimana terdapat 36 responden dari 400 responden (9,00%) yang memberikan

suaranya dalam Pileg 2014 atas Partai Politik pilihannya terkait dengan pemberian calon

legislatif, tim sukses atau pengurus partai yang mendatangi pemilih.

Kondisi keterpengaruhan atau perilaku pemilih terkait pemberian uang dapat

dijelaskan oleh jawaban responden sebagai keharusan untuk tidak mengingkari

tanggungjawab yang ditunjukkan dalam perilaku pemilih sebagai tanggapan atau mereka

atas pemberian yang telah diterima dengan gambaran bahwa pemberian merupakan perhatian

kepada masyarakat, merasa terbantu secara ekonomi, serta adanya ungkapan aji mumpung

“Kapan lagi kita menerima pemberian dari calon legislatif, kalau bukan saat mereka

memerlukan suara kita, sehingga terima saja uangnya pilihannya kita yang tahu”.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 36 9,00 9,00 9,00

Tidak 364 91,00 91,00 100,00

Total 400 100,0 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.65. Keterpengaruhan responden karena pemberian Uang dan barang

Page 404: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

85

C.4.3. Kehadiran Pemilih di TPS pada Pemilu Legislatif tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, erat

hubungannya dengan pengetahuan responden dan sudah terdaftar di DPT (Daftar Pemilu

Tetap). Dari 400 responden mengaku 396 responden (99,00 %) menyatakan terdaftar dalam

DPT, sedang 4 orang (1,00 %) ditemukan tidak terdaftar. Temuan itu diperoleh, karena

responden utama dan 5 responden cadangan yang sudah didaftar tidak ditemukan enumerator,

sehingga langkah berikutnya mengambil keterangan dari responden cadangan terdekat dan

ternyata 4 responden tersebut mengaku belum terdaftar di DPT.

Salah satu indikator tingkat partisipasi politik pemilih dapat ditelusuri dari kehadiran

pemilih di TPS saat pemberian suara dalam Pemilu. Berdasarkan hasil penelitian ini, 97 %

responden menyatakan datang memberikan suaranya di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu.

Page 405: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

86

1 Bangun Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )

2 Batang Kuis 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

3 Beringin  8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )

4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

7 Gunung Meriah 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

8 Hamparan Perak 18 ( 4,50% ) 2 ( 0,50% )

9 Kutalimbaru 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )

10 Labuhan Deli 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

11 Lubuk Pakam 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )

13 Pantai Labu 19 ( 4,75% ) 1 ( 0,25% )

14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

16 Pancur Batu 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

17 Patumbak 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

18 Sibolangit 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total hadir di TPS 388 ( 97,00% )

Tidak hadir di TPS 12 ( 3,00% )

Jumlah

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.66. Kehadiran Responden datang ke TPS sewaktu Pemilu Legislatif tahun 2014

No Kecamatan

400 (100% )

Ke TPS sewaktu Pileg?

Ya Tidak

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi perhatian, terutama

dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang tidak melakukan pencoblosan

(Golput) ditambah yang tidak terdaftar. Persoalan registrasi pemilih yang masih

mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang,

ternyata masih memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data

Page 406: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

87

pemilih, diakibatkan adanya kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door

menjumpai masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat digunakan sebagai

rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih, sementara penduduk belum

melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu Keluarga. Keadaan ini dapat mengakibatkan

pemilih berpeluang untuk mencoblos lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas keberadaan

orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya jumlah pemilih tidak

terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat melanggar asas Jurdil Pemilu.

Fenomena tingginya angka ghost-voter terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang

tidak terdaftar dan pemilih terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang

mendatangkan masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat

menjadi bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 tingkat DPRD Kabupaten Deli Serdang, adalah

seperti pada tabel berikut ini.

Page 407: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

88

No Dapil Nasdem PKB PKS PDIP Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP Hanura PBB PKPI Jumlah suara sah

Jumlah suara tidak sah

Jumlah Suara sah dan Tidak Sah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sunggal 3.394 1.972 8.079 10.051 27.887 11.573 7.004 7.151 3.031 3.341 2.783 5.010 91.276 4.396 95.672

2 Hamparan Perak 3.204 9.045 3.175 4.810 7.657 4.781 7.691 8.538 4.407 7.433 1.492 1.585 63.818 3.414 67.232

3 Labuhan Deli 1.050 1.946 1.066 3.307 998 4.653 5.811 794 1.437 786 192 227 22.267 1.152 23.419

Percut Sei Tuan 7.674 10.834 10.144 17.937 16.377 21.403 15.786 8.505 15.185 6.017 5.731 2.858 138.451 1.395 139.846

1Tanjung Morawa 8.982 7.293 4.207 11.641 13.448 5.322 11.362 6.224 5.284 6.522 1.668 3.216 85.169 2.116 87.285

Patumbak 3.504 731 2.287 4.558 3.448 6.075 3.019 1.777 3.122 2.880 725 1.621 33.747 1.197 34.944

1 Batang Kuis 1.422 1.747 2.588 2.587 1.725 1.879 2.358 3.289 1.723 486 3.434 364 23.602 1.179 24.781

23 Lubuk Pakam 993 401 1.474 6.944 6.642 4.700 4.150 6.429 1.807 457 1.735 2.644 38.376 1.304 39.680

Pagar Merbau 616 262 787 2.808 5.031 2.890 627 3.054 549 310 360 264 17.558 636 18.194

Pantai Labu 705 491 1.242 2.216 3.849 2.407 2.915 1.226 317 303 1.813 1.102 18.586 1.223 19.809

1 Beringin 1.843 593 1.843 3.042 3.319 7.330 1.477 1.889 945 1.913 402 1.553 26.149 864 27.013

1 Gunung Meriah 82 10 22 390 528 179 131 2 30 142 0 12 1.528 42 1.570

2 STM Hulu 248 80 279 864 1.665 279 337 319 208 1.700 74 50 6.103 160 6.263

3 STM Hilir 597 486 960 3.040 2.290 655 899 938 283 3.814 248 200 14.410 433 14.843

4 Bangun Purba 1.079 200 839 1.019 1.274 1.363 2.146 1.285 143 1.205 1.038 17 11.608 459 12.067

5 Galang 4.176 1.118 2.124 4.055 3.561 2.208 2.585 4.031 551 4.734 2.388 20 31.551 1.104 32.655

1 Sibolangit 584 125 115 1.888 2.144 1.125 1.781 413 23 1.306 24 209 9.737 273 10.010

2 Kutalimbau 2.275 294 551 1.455 1.985 3.368 2.584 262 932 2.398 59 155 16.318 416 16.734

3 Pancur Batu 1.251 524 2.264 5.722 4.731 5.242 5.681 1.545 662 5.950 325 1.095 34.992 1.258 36.250

4 Namorambe 468 436 965 7.576 1.616 1.734 859 378 326 419 131 366 15.274 403 15.677

5 Biru-biru 2.314 383 780 2.064 2.563 3.285 584 1.310 544 235 116 1.131 15.309 462 15.771

6 Deli Tua 2.010 1.694 1.543 3.677 4.425 1.661 917 2.808 2.586 611 2.301 463 24.696 836 25.532

48.471 40.665 47.334 101.651 117.163 94.112 80.704 62.167 44.095 52.962 27.039 24.162 740.525 24.722 765.247

6,55% 5,49% 6,39% 13,73% 15,82% 12,71% 10,90% 8,39% 5,95% 7,15% 3,65% 3,26% 100,00%

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.67. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Partai Politik untuk DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

Jumlah Perolehan Suara

Presentase Perolehan Suara

Deli Serdang 1

Deli Serdang 2

Deli Serdang 3

Deli Serdang 4

Deli Serdang 5

Deli Serdang 6

Page 408: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

89

Berdasarkan Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014,

jumlah pemilih terdaftar sebanyak 1.338.124 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari

pemungutan suara sesuai Tabel IV.67. Rekapitulasi Perolehan Suara Partai Politik untuk

DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah sebanyak 765.247

suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten Deli Serdang di Kabupaten Deli Serdang sebesar 57.19% (Sumaber : Data

KPU DS)

D. Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

D.1 Landasan/Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

1. Undang-Undang No 42 Tahun 2008, Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

2. Undang-Undang No 15 Tahun 2011, Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP, No. 13 Tahun 2012, No. 11 Tahun

2012, No. 01 Tahun 2012, Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

4. Peraturan KPU No. 4 Tahun 2014 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

5. Peraturan KPU No. 09 Tahun 2014 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Dalam

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

6. Peraturan KPU No. 19 Tahun 2014 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di

TPS Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

Page 409: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

90

D.2. Data Pemilih Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

L P JLH L P JLH1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.025 1.064 2.089 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.589 4.706 9.295 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.448 7.848 15.296 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 13.079 13.885 26.964 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 31.231 32.620 63.851 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.439 13.149 25.588 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.457 13.144 25.601 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.740 12.001 23.741 75

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 8.095 8.237 16.332 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.677 23.504 46.181 124

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.145 75.973 151.118 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.066 32.173 64.239 134

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 20.266 21.076 41.342 86

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 95.165 93.979 189.144 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 54.089 52.878 106.967 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 22.206 21.438 43.644 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.914 133.315 268.229 580

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.221 23.344 46.565 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.441 16.114 32.555 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.723 19.838 39.561 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.079 41.579 81.658 186

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 13.026 13.103 26.129 70

394 935.240 911.022 1.846.262 671.121 674.968 1.346.089 3.371Sumber : Data KPU-DS

KecamatanJumlah Desa/

Kelurahan

Jumlah Penduduk

Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 Kabupaten Deli Serdang

Jumlah

Jumlah TPS

PilpresJumlah PemilihNo

D.3. Sosialiasi Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden tahun 2014 untuk memilih pemimpin negara kesatuan Republik

Indonesia yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu memerlukan kegiatan

sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak

pilihnya pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 khususnya di daerah

pemilihan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan

pemimpin negara.

Kegiatan sosialisasi tentang informasi sistem pemilihan pasangan Calon

Presiden/Wakil Presiden yang lebih intens dilakukan eskpos melalui media, sehingga

Page 410: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

91

pengetahuan pemilih tentang teknis pelaksanaan Pemilu Presiden lebih baik. Kegiatan ini

diyakini mampu mengatasi kekurangan informasi tentang sistem pencoblosan pada pemilu

Pilpres tahun 2014 lalu, karena hanya akan mencoblos 2 (dua) pasangan saja. Seperti yang

terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 336 84,00 84,00 84,00

Belum memadai 50 12,50 12,50 96,50

Tidak ada 14 3,50 3,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.69. Tanggapan responden tentang informasi mengenai sistem pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Belum mengetahui programnya 3 6,00 6,00 6,00

Informasinya belum jelas 10 20,00 20,00 26,00

Kurang sosialiasi melalui media 3 6,00 6,00 32,00

Kurang sosialisasi ke masyarakat 25 50,00 50,00 82,00

Masyarakat apatis 3 6,00 6,00 88,00

Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung

3 6,00 6,00 94,00

Tidak mengikut perkembangan politik 3 6,00 6,00 100,00

Total 50 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.70. Alasan belum memadai

Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil dan track record calon

Presiden dan Wakil Presiden, 23 dari 400 responden (5,75 %) menyatakan tidak mendapat

informasi, 52 responden (13,00 %) menyatakan belum memadai, dengan alasan tertinggi

kurang mengenal calonnya sebanyak 20 responden (38,46 %) . Meskipun terdapat 325

responden (81,25 %) menyatakan informasi yang dimaksud sudah memadai, seperti yang

tertera pada tabel berikut ini.

Page 411: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

92

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Sudah memadai 325 81,25 81,25 81,25

Belum memadai 52 13,00 13,00 94,25

Tidak ada 23 5,75 5,75 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.71. Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil, track record calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Informasi belum jelas 5 9,62 9,62 9,62

Kurang mengenal calonnya 20 38,46 38,46 48,08

Kurang sosialisasi di media 5 9,62 9,62 57,69

Kurang sosialisasi ke masyarakat 12 23,08 23,08 80,77

Tidak mengerti 5 9,62 9,62 90,38

Tidak mengikuti perkembangan politik 5 9,62 9,62 100

Total 52 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

IV.72. Alasan belum memadai

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu Presiden dan wakil Presiden tahun 2014 dengan memberikan skor 1-10, dimana,

penilaian dari angka 1 sampai 5, merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk

angka 6 -10, merupakan penilaian yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam

mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2014 dan sosialisasi partai politik pendukung yang

berkontes, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi

ternyata merupakan media yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 334 orang

(83,50%), diikuti dengan iklan luar ruang sebesar 293 Orang (73,25 %), serta Iklan/Berita di

Surat Kabar/ Majalah sebanyak 240 responden (60,00%). Sedangkan publikasi melalui media

sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak 301 responden (75,25

%) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian juga dengan media

online sebanyak 295 responden (73,75 %) dan kunjungan pengurus partai politik pendukung

sebanyak 247 responden (61,75%)

Page 412: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

93

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 11,25% 0,25% 0,00% 1,00% 4,00% 8,25% 22,00% 28,50% 10,75% 14,00%

b. Iklan/Berita di Radio 31,75% 7,00% 3,00% 5,75% 13,00% 16,50% 14,75% 5,75% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll 23,50% 2,00% 2,25% 4,00% 8,25% 17,75% 18,75% 16,00% 3,00% 4,50%

d. Iklan/Berita di media online 45,75% 7,25% 4,25% 5,75% 10,75% 11,00% 7,25% 5,50% 1,50% 1,00%

e. Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

50,75% 5,75% 4,75% 5,50% 8,50% 12,25% 7,00% 3,75% 0,75% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

14,25% 0,75% 2,50% 1,25% 8,00% 12,50% 19,25% 26,00% 8,75% 6,75%

g. Kampanye Partai Politik 21,75% 2,00% 4,00% 4,50% 15,50% 21,50% 12,75% 12,50% 3,50% 2,00%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik 28,00% 3,00% 5,00% 7,00% 18,75% 20,00% 9,00% 5,75% 2,25% 1,25%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28,50% 1,25% 3,75% 4,00% 10,50% 20,75% 15,25% 12,75% 1,75% 1,50%

k. Pendidikan Politik 50,00% 4,50% 6,75% 4,00% 8,25% 11,00% 4,75% 8,25% 1,75% 0,75%

l. Lainnya, sebutkanSumber: Data Survey, Juli 2015

No Bentuk media sosialisasiS K O R (persen)

IV.73. Skor penilaian Responden terhadap bentuk media sosialisasi yang efektif tentang Calon Presiden/Wakil Presiden peserta Pemilu tahun 2014 lalu:

D.4. Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Pipres tahun 2014 lalu, erat hubungannya

dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya dalam DPT, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kondisi yang sama dengan terdaftarnya responden di dalam Pileg, dimana

396 (99 %) orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan ini disebabkan oleh pengetahuan pemilih atas terdaftarnya

mereka dalam DPT, karena responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir

pendaftaran, dan ingatan responden manakala petugas datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkannnya sebagai calon pemilih Pileg tahun 2014 lalu.

Page 413: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

94

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.6. Apakah terdaftar sebagai pemilih pada Pilpres ?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 414: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

95

Ya Tidak1 B. Purba 24(6%) 1(0,3%)

2 Batang Kuis 10(2,5%) 0(0%)

3 Beringin 8(2%) 2(0,5%)

4 Biru-biru 15(3,8%) 0(0%)

5 Deli Tua 10(2,5%) 0%

6 Galang 29(7,5%) 1(0,3%)

7 Gunung Meriah 10(2,5%) 0(0%)

8 Hamparan Perak 18(4,5%) 2(0%)

9 Kutalimbaru 15(3,8%) 0(0%)

10 Labuhan Deli 10(2,5%) 0(0%)

11 Lubuk Pakam 15(3,8%) 0(0%)

12 Namorambe 35(5,5%) 0(0%)

13 P. Labu 19(4,8%) 1(0%)

14 Percut Sei Tuan 19(4,8%) 1(0,3%)

15 Pagar Merbau 15(3,8%) 0(0%)

16 Pancur Batu 23(6,3%) 2(0,5%)

17 Patumbak 10(2,5%) 0(0%)

18 Sibolangit 29(7,3%) 1(0,3%)

19 STM Hilir 15(3,8%) 0(0%)

20 STM Hulu 20(5%) 0(0%)

21 Sunggal 14(3,5%) 1(0%)

22 Tanjung Morawa 23(5,5%) 2(0,5%)

Total 386 (96,50 % ) 14 (5,50% )Sumber: Data Survey, Juli 2015

No KecamatanApakah datang ke TPS sewaktu Pilpres ?

Tabel IV.74. Kehadiran responden pada Pilpres Tahun 2014

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada pasangan calon tertentu, merupakan keputusan yang

dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat

pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh

partai politik pengusung calon yang dialami pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam

mengakses layanan publik dapat pula mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam

mengidentifikasikan calon pilihannya atau berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik

tertentu.

Page 415: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

96

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Janji 1 7,14 7,14 7,14

Karena katanya membantu masyarakat 1 7,14 7,14 14,29

Pulang kampong 1 7,14 7,14 21,43

Sedang ada pekerjaan 3 21,43 21,43 42,86

Tidak ada surat memilih 7 50,00 50,00 92,86

Tidak terdaftar 1 7,14 7,14 100,00

Total 14 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.75. Alasan tidak mencoblos pada Pilpres 2014

Dalam pelaksanaan pemilu Presiden dan wakil Presiden 2014 lalu, ternyata tingkat

kesiapan pemilih untuk memantapkan pilihannnya sebelum masuk kedalam bilik suara sudah

tinggi, dimana hanya 383 responden (95,75%) yang telah memiliki preferensi pilihan

pasangan calon yang akan dipilih, sedangkan 10 responden (2,50%) belum memiliki pilihan

saat memasuki bilik suara, sehingga pilihannya dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan

kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik dan ‘gambling’. Dan sebanyak 7 responden

(1,75%) enggan untuk menjawab pertanyaan dari enumerator.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.7 Apakah mempunyai kesiapan untuk mencoblos calon presiden dan wakil Presiden ?

95,75%

2,50% 1,75%

Ya 383

Tidak 10

Tidak menjawab 7

Page 416: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

97

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.76. Perilaku responden di dalam bilik suara, apakah memilih calon presiden dan wakil presiden sesuai yang akan dipilih sebelum sampai di TPS pada Pemilu 2014

Terkait dengan politik uang dan pemberian barang pada pemilihan umum Presiden

dan wakil Presiden tahun 2014, responden menjawab beberapa hal seperti pada tabel berikut.

Bentuk Pemberian

a.      Uang

b.      Barang tertentu

c.       Sembako

d.      Bibit atau pupuk

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Ya Tidak

Tabel IV.77. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur Calon Presiden dalam Pilpres 2014 lalu yang memberikan hal-hal berikut ini

1,75% (7)

3,75% (15)

3,5% (14)

2% (8)

98,25% (393)

96,25% (385)

96,5% (386)

98% (392)

Dampak dari politik uang atau pemberian barang tertentu dari pasangan calon, partai

politik pengusung dan tim sukses pasangan calon menunjukkan bahwa hanya 11 responden

(2,75%) menyatakan mencoblos karena pemberian tersebut sedangkan 389 responden

(97,25%) menyatakan tidak terpengaruh oleh pemberian yang disebutkan diatas, seperti dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 11 2,75 2,75 2,75

Tidak 389 97,25 97,25 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.78. Keterpengaruhan responden karena Pemberian Uang dan barang

Page 417: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

98

Dalam mengambil keputusan terkait dengan memilih pasangan calon Presiden dan

wakil Presiden pada pemilu 2014 tentu banyak hal yang menjadi pertimbangan para pemilih,

hal-hal dimaksud adalah Jenis kelamin, Agama, Asal suku, asal partai politik dan program

calon. Hasil survey menunjukkan seperti tabel di bawah ini.

No Faktor

1 Jenis kelamin calon

2 Agama calon

3 Asal suku bangsa calon

4 Asal partai politik

5 Program calon

Sumber: Data Survey, Juli 2015

84,25%

Tak menjadi pertimbangan

47,75%

47,00%

82,25%

68,75%

15,75%

Menjadi pertimbangan

52,25%

53,00%

17,75%

31,25%

Tabel IV.79. Faktor pertimbangan Responden untuk memilih calon Presiden danWakil Presiden

Page 418: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

99

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Gunung Meriah

Tjg Morawa Sibolangit Kutalimba

ruPancur Batu

Namorambe

S ibiru-biru S TM Hilir Bangun

Purba Galang STM Hulu Patumbak Jumlah Dipindah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Prabowo – Hatta 346 53.850 1.544 5.830 14.120 6.089 5.521 4.465 4.991 17.163 1.225 21.645 136.789

2 Jokowi-Jusuf Kalla 1.174 38.606 8.376 10.574 24.919 9.772 10.274 10.386 6.222 12.898 5.003 15.801 154.005

1.520 92.456 9.920 16.404 39.039 15.861 15.795 14.851 11.213 30.061 6.228 37.446 290.794

31 362 54 79 139 65 88 70 36 131 38 151 1.244

1.551 92.818 9.974 16.483 39.178 15.926 15.883 14.921 11.249 30.192 6.266 37.597 292.038

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Jumlah Pindahan

Deli Tua S unggalHamparan

PerakLabuhan

DeliPercut Sei

TuanBatang Kuis

Lubuk Pakam

Pagar Merbau

Pantai Labu Beringin

Jumlah Akhir Presentase

1 Prabowo-Hatta 136.789 15.102 53.262 44.699 15.933 91.428 16.245 18.379 10.146 10.445 12.254 424.682 53,19%

2 Jokowi-Jusuf Kalla 154.005 11.411 52.339 23.338 10.437 62.678 8.625 21.223 7.753 8.143 13.808 373.760 46,81%

290.794 26.513 105.601 68.037 26.370 154.106 24.870 39.602 17.899 18.588 26.062 798.442

1.244 139 387 205 79 531 95 136 69 97 73 3.055

292.038 26.652 105.988 68.242 26.449 154.637 24.965 39.738 17.968 18.685 26.135 801.497

Sumber: KPU Deli Serdang, 2014

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Tabel IV.80. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilu Presiden tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang

Jumlah Suara Sah

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Jumlah Suara Sah

Page 419: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

100

Berdasarkan Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.346.089 pemilih tetapi jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan

suara sesuai Tabel IV.80. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang dan jumlah suara tidak sah sebanyak

801.497 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang sebesar 59.54% (Sumaber : Data KPU DS)

Page 420: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Partisipasi Pemilih dalam setiap Pemilu di Kabupaten Deli Serdang dapat ditelusuri dari

kehadiran dan ketidakhadiran (voter turn-out) di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

yang dipengaruhi beragam penyebab. Salah satu hal terkait masalah kehadiran pemilih

dalam Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kecenderungan bahwa: (a) Akurasi tahapan pemutakhiran data

pemilih. Persoalan paling sensitif dalam pelaksanaan pemilu Kabupaten Deli Serdang

yang paling rawan berhubungan dengan adanya NIK Ganda (b) Dinamika mobilitas

penduduk yang tergolong pada komuter yaitu penduduk yang bekerja di kota Medan

secara ulang-alik ke Kabupaten Deli Serdang, dimana terdaftar sebagai penduduk yang

memiliki KTP Kabupaten Deli Serdang, namun karena mereka harus bekerja di Kota

Medan dan tidak libur secara fakultatif menyebabkan ketidak pastian mereka dalam

kehadirannya di TPS. (c) Persebaran luasnya lahan Eks HGU perkebunan,

menyebabkan tingginya angka penggarap yang berasal dari banyak Kabupaten/kota lain

Sumatera Utara yang menjadi pemukim di Kabupaten Deli Serdang, yang belum

berstatus penduduk yang terdaftar dalam DPT Pemilu di Kabupaten Deli Serdang. (d)

Masalah tinggi rendahnya kehadiran dan ketidak hadiran pemilih (voting turn-out)

bersumber dari kekurang akuratan DPT Pemilu yang diakibatkan oleh metode verifikasi

dan pemutakhiran data pemilih sehubungan dengan fenomena “ghost voter”, yaitu

pemilih yang terdaftar dalam DPT yang digunakan sebagai referensi undangan terhadap

pemilih, tetapi pada saat hari H ternyata tidak datang atau tidak hadir ke TPS. Ketidak

hadiran pemilih (voter in-absentia) di TPS karena faktor diatas diakibatkan oleh

penduduk yang telah meninggal, pindah, melanjutkan studi dan bekerja di perantauan

(daerah lain) tetapi masih tetap terdaftar dalam Kartu Keluarga dan DPT yang disahkan

oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

2. Tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau

Page 421: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

102

elite politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang

berdampak pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit

dengan aspirasi masyarakatnya. Kondisi ini tergambar dari keikutsertaan dari

responden sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi

keagamaan (36,5 %) dan organisasi sosial (15,5 %). Sedangkan yang aktif dalam

kegiatan LSM dan partai politik sangat rendah yaitu masing-masing 1,5 % dan 1,3%.

3. Pengenalan pemilih yang dijadikan responden dalam penelitian ini terhadap figure

calon legislatif, calon kepala daerah, mulai dari tingkat Gubernur sampai Bupati, dan

Presiden serta Partai Politik yang dipilih ternyata banyak dipengaruhi oleh faktor

sosialisasi politik yang telah diterima, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi dan

merubah preferensi pemilih terhadap Capres/Cawapres, caleg pilihannya dan Parpol,

terutama bagi para responden yang baru pertama sekali mengikuti Pemilu atau

mengejawantahkan kedaulatan politiknya dalam memilih pejabat politik yang

mewakilinya di lembaga legislatif dan pemerintahan.

4. Tingkat kepuasaan masyarakat (pemilih) terhadap kinerja Pemerintah (Nasional,

Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang) yang rendah juga menjadi salah

satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Deli Serdang,

dimana masyarakat Deli Serdang beranggapan bahwa siapapun yang dipilih, tidak aka

nada perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, terbukti dari

banyaknya persoalan mulai dari harga bahan pokok yang terus meningkat, fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang belum merata serta infrastruktur jalan yang belum

terbangun sampai ke desa-desa terpencil.

5. Kurangnya sosialisasi mengenai kepemiluan mulai dari Pilkada Kepala Daerah

(Gubernur dan Bupati), Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu

Presiden/Wakil Preside yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu (KPU) dan Partai

Politik juga berperan penting dalam menyebabkan rendahnya partisipasi Pemilih dalam

setiap momen pemilihan umum di Kabupaten Deli Serdang.

Page 422: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

103

B. REKOMENDASI

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dalam mengatasi

rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam setiap pemilu di Kabupaten Deli Serdang adalah

sebagai berikut :

1. Konsekuensi dari fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang hadir ke TPS dapat

menimbulkan persoalan yang menjadi titik rawan dalam setiap penyelenggaraan

pemilu legislatif, pilpres dan Pilkada. Karena itu, masalah pemutakhiran data pemilih

harus dilakukan dengan ketelitian dan sistem yang andal setiap tahun oleh KPU

Kabupaten Deli Serdang bersama dengan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dengan

menetapkan metode verifikasi dan revisi data pemilih secara terukur dan faktual.

2. Kualitas Pemilui tidak dapat hanya diukur dari tingginya partisipasi pemilih yang

hadir ke TPS tanpa dibarengi prilaku pemilih yang rasional. Karena ini KPU Deli

Serdang harus bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya Partai Politik, DPRD,

dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melakukan pendidikan pemilih secara

reguler dengan sistem pendidikan politik yang dilengkapi dengan kurikulum yang

aplikatif yang dapat memenuhi tujuan demokratisasi dan kedaulatan rakyat.

3. Sosialisasi yang intens dengan menggunakan media-media kreatif yang mudah

dijangkau/diakses oleh Pemilih dan juga memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat

(Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan) untuk dapat lebih cepat

menyampaikan informasi baik mengenai tahapan pemilu maupun berkaitan dengan

calon/peserta pemilu baik kepala daerah, legislative maupun presiden.

Page 423: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

104

DAFTAR PUSTAKA

American Center For International Labor Solidarity (ACILS), (1999), A Handbook For

Long-term Election Monitors: Indonesian General Elections 1999.

Budiarjo, Miriam (1994), Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Burns, D. (2000), “Can Local Democracy Survive Governance?” , Urban Studies, Vol. 37,

No. 5-6.

Burns, D., Hambleton, R. & Hogget, P. (1994), The Politics of Decentralisation

(Basingtoke: Macmillan).

Diamond, Larry (ed.), (1988), Democracies in Developing Countries, Lynne Riener Pub.,

Boulder, Colorado, vol. 3.

Duverger, Maurice, 2002, Sosiologi Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Feith, Herbert dan Castles, Lance (1988), Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965,

LP3ES, Jakarta.

Firmanzah, 2010, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan dan Marketing Politik: Pembelajaran

Politik Pemilu 2009, Yayasan Obor, Jakarta.

Grote, J. R and Gbikpi, B., eds (2002) Participatiry Governance, Opladen : Verlag Leske +

Budrich.

Harun, Rochayat dan Sumarno, 2006, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Mandar Maju,

Bandung.

Held, David, 1996, Model of Democracy, Stanford University Press, Cambridge.

Marijan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,

Penerbit Kencana, Jakarta.

Mas’oed Mochtar dan Mac Andrews, Colin, (2001), Perbandingan Sistem Politik, Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Musa, Ali Masykur, 2003, Sistem Pemilu: Proporsional Terbuka Setengah Hati, Pustaka

Indonesia Satu, Jakarta.

Rahman, Arifin, 2002, Sistem Politik Indonesia, Dalam Perspektif Struktural Fungsional,

Penerbit SIC, Surabaya.

Page 424: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

105

Richardson, Henry S., 2002, Democratic Authonomy: Public Reasoning about the Ends of

Policy, Oxford University Press, New York.

Riswandi, 2009, Komunikasi Politik, Graha Ilmu Universitas Mercubuana, Jakarta.

Roode, Charlton Clymer, dkk, 2000, (terj.), Pengantar Ilmu Politik, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Romli, Lili, 2010, Evaluasi Pemilu Legislatif 2009, Tinjauan atas Proses Pemilu, Jurnal

Penelitian Politik, Vol. 7 No. 1/2010, LIPI, Jakarta.

Schmitter, P. (2000). “Participation in Governance Arrangement” , (in) Grote, J. R. and

Gbikpi, B., eds (2002).

United States Information Service (USIS), (tanpa tahun), Unsur-Unsur Pemilihan Umum

Demokratis dalam Apakah Demokrasi Itu? (Jakarta: USIS, Indonesia)

Varma, SP, 1999, Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta.

Wilopo, (1978), Zaman Pemerintahan Partai-Partai Dan Kelemahan- Kelemahannya,

Yayasan Idaya, Jakarta.

Page 425: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

i

LAPORAN HASIL SURVEY PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN

DAN KETIDAK HADIRAN PEMILIH DI TPS (VOTER TURN-OUT)

PEMILU TAHUN 2014 DI KABUPATEN DELI SERDANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

Jl. Karya Jasa No. 8 Lubuk Pakam www.kpu-deliserdangkab.go.id

Page 426: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilu yang berlangsung di Indonesia pasca reformasi sudah empat kali yaitu tahun

1999, tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014. Pemilu merupakan sarana dan instrumen

demokrasi bagi rakyat untuk mengelola partisipasi politiknya. Karena secara teoritik pemilu

merupakan salah satu arena memikat hati kalangan pemilih maupun calon pemilih agar partai

dipilih sehingga lolos threshold bahkan mampu menang dan menjadi partai politik mayoritas

dalam parlemen. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Romli (2010:93) menunjukkan

bahwa dalam menarik minat pemilihnya maka bentuk komunikasi politik yang paling kerap

dilakukan partai politik adalah kegiatan kampanye dalam Pemilu legislatif (Pileg) tahun 2009

dengan empat kecenderungan tipe pesan kampanye yaitu (1) identitas diri, (2) penonjolan

perestasi, (3) penonjolan ideologi, dan (4) pemaparan program. Media komunikasi politik

yang digunakan sudah mulai beragam baik yang konvensional (spanduk, brosur, kalender)

maupun yang modern (facebook, sms, email).

Sebaliknya kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam

menyumbangkan suaranya dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada partai politik dan kandidat tertentu, merupakan keputusan

yang dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan

dapat pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dialami

oleh pemilih. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat mempengaruhi pola

ekspresi pemilih terhadap identifikasi parpol pilihan atau berafiliasinya dalam partai politik.

Penilaian pemilih terhadap pola akomodasi kepentingan rakyat terhadap legislatif dan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi

dan pandangan masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas peserta Pemilu tahun

2014 lalu. Berdasarkan hasil penelitian Romli (2010: 94) bahwa prilaku memilih dalam

Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka

kecenderungan pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi

(suku, jenis kelamin, dan agama) (2) perbedaan konsentrasi basis massa partai politik

mempengaruhi perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka

peranan patrón sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih

mempengaruhi pilihan masyarakat yang tinggal di pedesaan dan ada temuan berlangsungnya

Page 427: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

2

perilaku transaksional, sedangkan di perkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari

media tv, radio, koran dapat mempengaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang

signifikan atas perolehan suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka

pemilih yang rasional idealis (kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi,

platform dan program parpol ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional

realistis (mempertimbangkan kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Ekspektasi atas peningkatan partisipasi pemilih dalam rangkaian Pemilu yang telah

berlangsung selama ini di Kabupaten Deli Serdang ternyata menggambarkan fakta yang

berbeda. Terjadi fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang kadang tinggi ataupun rendah,

sehingga menjadi relevan dan penting untuk dievaluasi dan dikaji faktor kausalnya. KPU

Kabupaten Deli Serdang sebagai Penyelenggara Pemilu memandang langkah evaluasi

melalui suatu riset untuk mendalami faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap

partisipasi politik pemilih berdasarkan kehadiran dan ketidak hadiran di TPS dalam Pemilu

Legislatif tahun 2014, Pemilu Presiden tahun 2014 dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

tahun 2013 lalu.

B. Perumusan Masalah

Dari paparan di atas, yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk, metode, dan saluran komunikasi dan pendidikan politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

serta Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu untuk meningkatkan

kehadiran pemilih ke TPS?

2. Bagaimanakah tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu Legislatif,

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013 lalu?

3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kehadiran dan ketidakhadiran pemilih dalam

Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pilkada Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013 lalu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan kajian ini terkait dengan:

1. Untuk menggambarkan bentuk, metode, dan saluran komunikasi politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan

Page 428: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

3

Pilkada Kabupaten Deli Srdang tahun 2014 yang lalu dalam upayanya

meningkatkatkan kehadiran pemilih di TPS-TPS.

2. Untuk menggambarkan tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu

legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2013 lalu?

3. Untuk menggambarkan karakteristik faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran dan

ketidakhadiran pemilih dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu.

D. Manfaat Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini, sebagai:

1. Referensi mengenai deskripsi ragam komunikasi dan pendidikan politik berbasis

evaluasi proses Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, khususnya

dokumen yang menggambarkan kondisi kecenderungan partisipasi politik pemilih.

2. Database mengenai gambaran pandangan dan harapan pemilih yang mempengaruhi

tingkat partisipasi politiknya khususnya kehadiran dan ketidakhadiran di TPS-TPS

dalam setiap Pemilu 2014 lalu, yang dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara Pemilu

dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk strategi peningkatan

partisipasi pemilih dalam Pemilu berikutnya.

Page 429: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

4

BAB II

METODOLOGI

A. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemilih Kabupaten Deli Serdang yang ikut serta

dan tidak ikut memberikan suara dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden, dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu, baik laki-laki maupun

perempuan.

Luasnya wilayah sampel dan besarnya jumlah populasi serta kerumitan dalam

mengidentifikasi responden, menjadi dasar utama peneliti dalam menetapkan teknik

penarikan sampel dan responden penelitian ini secara acak sederhana berbasis data DPT

(Data Pemilih Tetap) Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, karena Pemilu Legislatif tahun 2014

lalu adalah tahapan Pemilu yang paling awal dan DPTnya dipelakukan sebagai basis data

pemilih yang diperbaiki oleh KPU Kabupaten Deli Serdang untuk pembaruan DPT Pemilu

lainnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT Pemilu Legislatif oleh KPU Deli Serdang, maka

jumlah pemilih terdaftar pada 394 PPS, 3485 TPS adalah 1.338.124 orang,

Dengan teknik multistage sampling, wilayah sampel Kecamatan ditetapkan keseluruhan

yaitu 22 kecamatan. Sedangkan pemilihan wilayah sampel desa ditetapkan secara purposive

dan proporsional dengan teknik acak sederhana. Jumlah responden penelitian adalah 400

(empat ratus) orang, dimana jatah masing-masing wilayah sampel kecamatan dan desa

ditetapkan berdasarkan proporsionalitas. Penetapan responden yang diwawancarai secara

berstruktur pada desa dan kelurahan terpilih dalam penelitian ini dilakukan sesuai prinsip

acak sederhana berbasis DPT PPS sesuai kuota yang dimiliki masing-masing. Responden

terpilih ditemui dan diwawancarai oleh enumerator sesuai dengan teknik wawancara

berstruktur.

Unit analisa penelitian ini adalah individu, bukan rumah tangga (household). Alasannya

karena hak memilih adalah hak politik dan keputusan individual, bukan keputusan kolektif,

selaras dengan prinsip pemilu yang salah satu sifatnya adalah rahasia.

Page 430: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

5

Tabel II.1 Kerangka Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah

Pemilih

Jumlah

Desa/Kelu

rahan

Proporsi

Sampel

Desa

(20 %)

Jumlah Responden

F %

1 GUNUNG MERIAH 2.105 12 2 10 2,50

2 STM. HULU 9.385 20 4 20 5,00

3 SIBOLANGIT 15.396 30 6 30 7,50

4 KUTALIMBARU 26.439 14 3 15 3,75

5 PANCUR BATU 63.265 25 5 25 6,25

6 NAMORAMBE 25.630 36 7 35 8,75

7 BIRU-BIRU 25.433 17 3 15 3.75

8 STM. HILIR 23.680 15 3 15 3.75

9 BANGUN PURBA 15.787 24 5 25 6.25

10 GALANG 45.796 29 6 30 7.50

11 TANJUNG

MORAWA

152.445 26 5 25 6.25

12 PATUMBAK 64.140 8 2 10 2.00

13 DELI TUA 39.127 6 2 10 2.00

14 SUNGGAL 187.733 17 3 15 3.75

15 HAMPARAN PERAK 105.570 20 4 20 5.00

16 LABUHAN DELI 41.917 5 2 10 2.50

17 PERCUT SEI TUAN 267.977 20 4 20 5.00

18 BATANG KUIS 46.920 11 2 10 2.50

19 PANTAI LIBU 33.403 19 4 20 5.00

20 BERINGIN 38.338 11 2 10 2.50

21 LUBUK PAKAM 81.886 13 3 15 3.75

22 PAGAR MERBAU 25.752 16 3 15 3.75

Jumlah 1.338.124 394 80 400 100,00

B. Teknik Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan dengan teknik survey yang menggunakan kuesioner

sebagai instrumen utama digunakan sebagai pedoman wawancara berstruktur. Dalam hal ini

Page 431: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

6

peneliti yang dibantu oleh enumerator mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden

untuk mendapatkan jawaban mengenai variabel penelitian yang relevan. Data utama studi ini

dikumpulkan dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan tertutup dan terbuka dalam

kuesioner yang menguraikan tujuan dalam ruang lingkup penelitian ini, yang meliputi (a)

identitas pemilih berdasarkan karakteristik status sosial ekonomi, etnis dan regionalitas,

pengalaman sosialisasi dan partisipasi politik (b) Pola perilaku dan preferensi pemilih dalam

dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2014 lalu, (c). Dampak pemberitaan media

sosialisasi dan intensitas komunikasi politik terhadap kehadiran pemilih di TPS-TPS, (d).

Faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran pemilih di TPS, (e) Pandangan pemilih terhadap

proses penyelenggaran Pemilu 2014 lalu, (f). Harapan pemilih terhadap penyelenggaran

Pemilu berikutnya.

Data sekunder dikumpulkan dengan studi dokumentasi, berupa data yang bersumber

dari berbagai referensi, kepustakaan, peraturan-peraturan, jurnal penelitian dan bahan-bahan

tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

C. Teknik Analisis Data

Data penelitian dipaparkan melalui kecenderungan pemusatan yang tertuang dalam

tabel frekuensi dan grafik. Untuk variabel-variabel penting yang saling berhubungan akan

diekpresikan dalam tabel silang, dimana signifikansi keterkaitannya dihitung dengan formula

statistik korelasional. Kecenderungan hubungan antar variabel penelitian berfungsi sebagai

eksemplar penjelasan angka-angka statistik terkait dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis penelitian (Supranto: 2004).

Selain itu, informasi yang terkumpul dari wawancara tidak berstruktur berguna sebagai

instrumen cross-check (konfirmasi) kebenaran normatif hasil survey. Dalam hal ini, temuan

survai dikomparasikan dengan hasil wawancara yang hasilnya digabungkan guna

mendapatkan kesimpulan praktis. Temuan teoritis dan informatif yang diperoleh dari studi

dokumentasi merupakan pemerkaya hasil penelitian, sehingga pembauran data primer dan

sekunder dipakai untuk membakukan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

Page 432: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demokrasi dan Pemilihan Umum

Sejarah demokrasi seringkali kabur dan terpotong-potong oleh sejarah hidupnya.

Kata demokrasi yang dalam bahasa Inggrisnya disebut democracy, awalnya bersumber dari

bahasa Perancis yaitu democratie yang dikenalkan pada abad ke 16. sebelumnya kata

demokrasi dirujuk dari bahasa Yunani (Greek) demokratia yang merupakan tautan dari kata

demos berarti rakyat (people) dan kratos berarti tatanan (rule) (Held, 1996: 1).

Penerapan demokrasi telah ada masa Athena Kuno sebagai kota tua (classical polis)

yang ditandai adanya persatuan, solidaritas, tingginya partisipasi dan dari terbatasnya jumlah

warga negara. Pada masa itu, warganegara tidak hanya dilibatkan dalam beragam kegiatan

diantaranya administrasi, keamanan, pembuatan hukum, hakim, perayaan yang berkaitan

dengan keagamaan, hiburan dan festival, dasarnya dikaitkan dengan legitimasi kehidupan

politik modern, tetapi mereka juga berkewajiban untuk melaksanakan penelitian dan

pengawasan terhadap penduduk yang tidak turut ambil bagian dalam negara (Held, 1996: 23).

Saat ini, demokrasi identik dengan legitimasi kehidupan politik modern, dimana

makna demokrasi menunjukkan modernitas sistem kedaulatan yang sangat beragam dan luas,

mulai dari pemerintah bervisi teknokrat sampai pada konsepsi kehidupan sosial yang ditandai

oleh ekstensifnya partisipasi politik.

Untuk Indonesia, secara historis, dapat dikategorikan pelaksanaan orde demokrasi di

Indonesia atas 4 (empat) bentuk, yaitu: Demokrasi Liberal (1950-1959), Demokrasi

Terpimpin (1959-1966), dan Demokrasi Pancasila (1966-1997), dan Demokrasi pasca orde

baru yaitu, era Reformasi (1998 – sekarang).

Demokrasi yang telah kita terapkan ternyata berubah-ubah esensi dan aplikasinya

dalam praktik politik di Indonesia. Demokrasi yang berlangsung dekade terakhir ini bahkan

bagi sebagian pihak disikapi secara berlebihan, terlalu bebas dan menitik beratkan pada

proses dan cara, sehingga menghasilkan pemerintahan dan tata hubungan kelembagaan

negara yang tidak stabil, serta seringkali diwarnai konflik-konflik kepentingan. Di sisi lain,

ada pula sikap yang menggunakan demokrasi sebagai tujuan dengan mengabaikan proses dan

cara-caranya, sehingga realitas demokrasi berwujud pada adanya kompromi atau deal-deal

politik yang menguntungkan sepihak dan sekelompok orang, yang pada giliran selanjutnya

justru mengabaikan kepentingan publik dan kemaslahatan masyarakat. Karena itu, perlu

Page 433: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

8

untuk ditegaskan bahwa demokrasi merupakan sebuah cita-cita sekaligus pengelolaan sebuah

negara secara beradab.

B. Teori Partisipasi

Partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi politik, yang

dianjurkan oleh demokrasi. Partisipasi warga masyarakat adalah pusat kekuasaan,

kewenangan dan kebijakan yang mengatur (mengelola) alokasi berada dalam konteks

governance, yakni relasi antara Negara (pemerintah) dan masyarakat (rakyat). Negara-

barang (sumberdaya) publik pada masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat hak sipil dan

politik, kekuasaan massa, kebutuhan hidup, dan lain-lain. Dengan demikian, partisipasi

adalah jembatan penghubung antara negara dan masyarakat agar pengelolaan barang-barang

publik membuahkan kesejahteraan bagi manusia sebagi individu maupun dalam sebuah

kelompok masyarakat (human wellbeing).

Partisipasi dalam Pemerintahan (govermance) cenderung merujuk pada keterlibatan

dan interaksi organisasi dan institusi yang mempunyai tanggung jawab terhadap atau

berhubungan dengan tindakan kolektif di bidang publik. Hubungan horizontal antara aktor

atau stakeholders dalam jaringan kerja merupakan ciri khas Pemerintahan (governance), dan

dinyatakan bahwa partisipasi dalam governance itu dipengaruhi oleh kebijakan (Schmitter,

2002). Banyak organisasi ‘sektor ketiga’ organisasi komunitas dan sukarela – memperoleh

tanggung jawab dalam governance (Stoker, 1998: 21). Partisipasi dalam Pemerintahan

(governance) berhubungan kuat dengan gagasan mengenai kepentingan dan organisasi publik

dan swasta yang mempunyai risiko dalam sebuah keputusan dilibatkan dalam persiapannya.

Ia dimaksudkan menciptakan dukungan bagi usulan kebijakan, memperbaiki kualitas

keputusan dengan mengerahkan keahlian dan pengetahuan eksternal, dan meningkatkan

legitimasi keputusan demokratis (Klijn dan Koppenjan,2000).

Dari sudut pandang Negara, demokrasi mengajarkan bahwa partisipasi sangat

dibutuhkan untuk membangun pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan responsif

terhadap kebutuhan masyarakat. Tiadanya partisipasi hanya menabur pemerintahan yang

otoriter dan korup. Dari sisi masyarakat, partisipasi adalah kunci pemberdayaan. Partisipasi

memberikan ruang dan kapasitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak

mereka, mengembangkan potensi dan prakarsa lokal, mengaktifkan peran masyarakat serta

membangun kemandirian masyarakat .

Page 434: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

9

Dalam konteks governance, partisipasi hendak menempatkan masyarakat pada posisi

yang sebenarnya. Pertama, masyarakat bukanlah sebagai hamba (client) melainkan sebagai

warga (citizen). Jika hamba memperlihatkan kepatuhan secara total, kalau konsep warga

menganggap bahwa setiap individu adalah pribadi yang utuh dan mempunyai hak penuh

untuk memiliki. Warga dan kewargaan secara jelas merupakan bangun politik, yang

menggambarkan sifat hubungan yang dimiliki individu dengan institusi Negara dan

masyarakat sipil. Warga dapat dipandang sebagai anggota masyarakat yang mempertahankan

beberapa gagasan kepentingan umum, dan gagasan kewargaan diikat dengan gagasan

demokrasi. Warga dibedakan dari nasabah (customers), klien dan consumer. Terutama

menarik ilham dari sektor swasta, nasabah dan consumer yang berhubungan dengan

organisasi sebagai pembeli yang memilih barang dan pelayanan klien bergantung pada dan

sebagian besar tunduk pada, keahlian professional; warga mempunyai kesadaran yang jauh

melebihi bidang mereka sendiri dan berkepentingan untuk “mempengaruhi keputusan publik

yang mempengaruhi kualitas kehidupan lokal”, mungkin dengan mengorbankan kepentingan

perorangan mereka sendiri (Burns et al., 1994; Gyford, 1991). Kedua, masyarakat bukan

dalam posisi yang diperintahkan tetapi sebagai teman sejajar (partner) pemerintah dalam

mengelola pemerintahan dan pembangunan. Ketiga, partisipasi bukanlah pemberian

Pemerintah tetapi sebagai hak warga masyarakat. Keempat, warga bukan sekedar objek pasif

penerima manfaat kebujakan pemerintah, tetapi sebagai aktor atau subjek yang aktif

menentukan kebijakan. Warga yang aktif didefinisikan sebagai agen demokrasi, yang

memberdayakan diri mereka sendiri melalui tantangan mereka terhadap aktivitas institusi dan

organisasi yang membentuk kehidupan sehari-hari mereka. Kewarganegaraan adalah tentang

kontribusi, atau input, dari individu kepada hubungan kolektif, dan hubungan antara individu

dan hubungan mereka yang lebih luas dengan masyarakat. Warga diharapkan terlibat dalam

urusan publik dan memberikan kontribusi terhadap isu-isu dalam urusan publik (Raco dan

Imri, 2000).

Cara pandang baru menempatkan posisi masyarakat itu secara historis yang

mempengaruhi haluan baru pembangunan dan mempengaruhi haluan baru pembangunan dan

Pemerintahan, meski secara empirik belum menjadi kenyataan. Kaum miskin, misalnya,

sekarang ditempatkan sebagai pemangku kepentingan pembangunan. Partisipasi juga

dipandang dengan tujuan, bukan hanya proses atau cara untuk mencapai tujuan, sehingga

muncul agenda pemberdayaan yang menghubungkan partisipasi dengan demokrasi,

kewargaan dan kesetaraan. Partisipasi dilihat sebagai kekuatan besar untuk transformasi

Page 435: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

10

relasi sosial, ekonomi dan politik yang telah lama membuat kemiskinan. Sekarang agenda

penanggulangan kemiskinan mulai menempatkan kaum miskin dalam posisi yang terhormat,

memberi ruang pada mereka untuk mengembangkan partisipasi dan prakarsa lokal, sehingga

konsep kaum miskin sebagai penerima manfaat proyek tidak terlalu relevan dibicarakan.

Literatur klasik selalu menunujukkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program pembangunan. Tetapi

apa makna substantif yang terkandung dalam sekuen-sekuen partisipasi itu? Partisipasi

adalah voice, akses dan kontrol warga masyarakat terhadap pemerintahan dan pembangunan

yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Pertama, voice adalah hak dan tindakan warga masyarakat menyampaikan aspirasi,

gagasan, kebutuhan, kepentingan, dan tuntutan terhadap komunitas terdekatnya maupun

kebijakan pemerintah. Tujuannya adalah mempengaruhi kebijakan Pemerintah maupun

menentukan agenda bersama untuk mengelola kehidupan secara kolektif dan mandiri.

Kedua, akses berarti kesempatan, ruang dan kapasitas masyarakat untuk masuk dalam

arena governance, yakni mempengaruhi dan menentukan kebijakan serta terlibat aktif

mengelola barang-barang publik. Akses warga terhadap pelayanan publik termasuk dalam

rubrik ini. Ada dua hal penting dalam akses: keterlibatan secara terbuka (inklusi) dan

keikutsertaan/keterlibatan (involvement). Keduanya mengandung kesamaan tetapi berbeda

titik tekannya. Inklusi menyangkut siapa yang terlibat, sedangkan involvement berbicara

tentang bagaimana masyarakat terlibat. Keterlibatan berarti ketersediaan ruang dan

kemampuan bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses politik, terutama kaum miskin,

minoritas, rakyat kecil, perempuan, dan lain-lain. Akses akan menjadi arena titik temu antara

warga dan pemerintah. Pemerintah wajib membuka ruang akses warga dan memberikan

layanan publik, terutama pada kelompok-kelompok marginal. Sebaliknya warga secara

bersama-sama proaktif mengidentifikasi problem, kebutuhan dan potensinya maupun

merumuskan gagasan pemecahan masalah dan pengembangan potensi secara sistematis.

Pemerintah wajib merespons gagasan warga sehingga bisa dirumuskan visi dan kebijakan

bersama dengan berpihak pada kemitraan dan kepercayaan.

Ketiga, kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya maupun proses

politik yang terkait dengan pemerintah. Kita mengenal kontrol internal (self-control) dan

kontrol eksternal. Artinya kontrol bukan saja mencakup kapasitas masyarakat melakukan

Page 436: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

11

pengawasan (pemantauan) terhadap kebijakan (implementasi dan risiko) dan tindakan

pemerintah, tetapi juga kemampuan warga melakukan penilaian secara kritis dan reflektif

terhadap risiko-risiko atas tindakan mereka. Kontrol internal ini sangat penting karena

masyarakat sudah lama berada dalam konteks penindasan berantai: yang atas menindas yang

ke bawah, sementara yang paling bawah saling menindas ke samping. Artinya kontrol

eksternal digunakan masyarakat untuk melawan eksploitasi dari atas, sementara self-control

dimaksudkan untuk menghindari mata rantai penindasan sesama masyarakat, seraya hendak

membangun tanggung jawab social, komitmen dan kompetensi warga terhadapat segala

sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Partisipasi dan desentralisasi (otonomi daerah) tentu mempunyai hubungan simbiosis.

Pada suatu pihak, desentralisasi yang berhasil memerlukan beberapa partisipasi lokal.

Kedekatan pemerintah lokal dengan konstituen mereka akan memungkinkan mereka

merespons secara lebih baik terhadap kebutuhan lokal dan menyesuaikan secara efisien

pengeluaran publik dengan kebutuhan perorangan hanya jika informasi mengalir antar warga

Negara dan pemerintah lokal. Pada pihak lain, proses desentralilasi sendiri dpaat

meningkatkan kesempatan partisipasi dengan menempatkan lebih banyak kekuasaan dan

sumberdaya pada tingkat pemerintah yang lebih dekat, lebih dikenal, dan lebih muda

dipengaruhi. Dalam lingkungan dengan tradisi partisipasi warga Negara buruk, desentralisasi

dapat merupakan langkah pertama yang penting dalam menciptakan kesempatan interaksi

rakyat-negara yang teratur,dapat diramalkan.

Hubungan simbiosis antara desentralisasi dan partisipasi ini dapat mengarah pada

garis pedoman kebijakan yang agak bertentangan. Mekanisme partisipasi warga Negara dapat

dianggap sebuah prasyarat yang sangat berguna ketika mengevaluasi prospek desentralisasi

harus memperhitungkan kesempatan dan keterbatasan yang ditentukan oleh saluran

partisipasi lokal yang ada. Kekurangan mekanisme partisipatoris, bagaimanapun, dapat

membantu menciptakan tuntutan lokal terhadap saluran partisipatoris yang lebih banyak

untuk menyuarakan prefensi. Saluran partisipasi yang dilembagakan dan kemampuan orang

untuk menggunakan saluran tersebut harus dipertimbangkan dalam desain desentralisasi.

Pemilu lokal yang jujur dan teratur, semaraknya forum warga, dan tingkat modal sosial yang

tinggi (kesatuan komunitas dan sejarah kerja sama) memungkinkan warga Negara untuk

menandai prefensi mereka secara efisien dan menjalankan pemenuhan keinginan mereka oleh

pemimpin.

Page 437: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

12

Penilaian seberapa banyak input warga mempengaruhi tindakan pemerintah lokal

memberikan titik permulaan untuk mendesain kebijakan desentralisasi. Kondisi awal

semacam itu membantu menentukan tingkat yang pada tingkat itu desentralisasi akan

meningkatkan responsifitas pemerintah keseluruhan terhadap warga dan memberikan garis

petunjuk bagi pelibatan tindakat peningkatan partisipasi dalam kebijakan desentralisasi.

Pemilu teratur, referendum lokal, forum warga, dewan publik, dan struktur kelembagaan

lainnya merupakan memperbaiki kemampuan pemerintah lokal untuk mengindentifikasi dan

bertindak menurut preferensi warga Negara. Tingkat modal sosial, yang menentukan

bagaimana sebaiknya warga Negara dapat memanfaatkan rencana institusional untuk

berpartisipasi, lebih lambat berkembang dan lebih sulit untuk menentukannya.

Desentralisasi mengandalkan pada partisipasi untuk memperbaiki alokasi pelayanan,

tetapi ia tidak memerlukan jenis input warga Negara yang luas disebutkan di depan. Dalam

kasus di mana pemerintah lokal tidak dipilih, di mana proses pemilihan mengistimewakan

sekelompok kecil elit, atau di mana tingkat modal sosial yang rendah menghalangi pertukaran

aktif, proses desentralisasi dapat didesain untuk membangun jenis partisipasi yang lebih

terbatas. Mekanisme isu-khusus dan proyek khusus untuk meningkatkan arus informasi

antara pemerintah dan warga Negara sering dapat dengan lebih cepat dan lebih mudah pada

tingkat lokal daripada di pemerintah pusat.

Partisipasi warga dapat dibenarkan dalam hubungannya dengan legitimasi berorientasi

input dan output, dan ia dapat memberikan kontribusi terhadapat efektivitas system.

Legitimasi berbasi input mengungkapkan nilai partisipasi luas dalam governance, yang

memperlihatkan, yang memperlihatkan perlunya penentuan sendiri dan persetujuan rakyat, di

mana nilai-nilai demokrasi sangat kuat. Partisipasi warga di luar pemilihan memberi saluran

lebih lanjut bagi rakyat untuk mengungkapkan preferensi mereka, dan teori yang

berhubungan dengan demokrasi partisipatoris memuat unsur-unsur yang berhubungan dengan

legitimasi input. Pateman yang mengupas karya Rousseau, Mikk dan Cole, menunjuk pada

tiga alasan mengapa partisipasi luas diperlukan sekali ia mendidik partisipan, ia memberi

warga kontrol, dan ia menghasilkan identitas komunitas. Pemerintah demokratis, yang

dipedomani oleh input partisipasi warga, hanya menghasilkan kebijakan, karena ia tidak akan

mungkin setuju pada kegiatan-kegiatan yang tidak adil. Partisipasi warga mendukung sistem

partisipatoris, karena”kualitas yang diperlukan warga adalah kualitas proses partisipasi itu

Page 438: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

13

sendiri yang mengembangkan dan membantu perkembangan” (Pateman, 1970:25). Partisipasi

warga membantu mendidik rakyat dalam seni partisipasi.

Partisipasi warga juga dapat memberikan kontribusi terhadap legitimasi berbasis-

output. Keterbilatan warga membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya

akan membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya akan membantu

pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Mereka yang terlibat dalam penyiapan

kebijakan dan permusyawaratan kebijakan lebih mungkin untuk tunduk ketika kebijakan itu

berlaku, khususnya jika mereka adalah dikalangan mereka dari mereka yang dipengaruhi dan

mendapat dampak. Pembenaran ini adalah pembenaran yang timbul dari perdebatan terdahulu

dan lebih belakangan ini. Pateman berargumen partisipasi “membantu penerimaan keputusan

bersama” (1970: 43). Demikian pula, model-model keterlibatan misalnya debat publik,

keterlibatan dari mereka yang dipengaruhi, atau keterlibatan para ahli dibenarkan secara

fungsional dengan alasan bahwa mereka membantu meningkatkan penerimaan dan

pemecahan persoalan atau membantu memfasilitasi pelaksanaan. Partisipasi ini dapat juga

membantu pembuat kebijakan lebih tahu, dan karena para wakil dan kaum profesional

membuat keputusan yang didasarkan pada pengetahuan publik dan keahlian politik dan

profesional

Partisipasi tentu tidak datang dengan sendirinya. Hubungan antara pemerintah dengan

masyarakat tidak serta merta terbangun secara demokratis dan partisipatif, sebab pemerintah

dimanapun akan cenderung otoritarian dan sentralistik bila tidak dihadapkan pada

pembatasan kekuasaan kekuasaan dan kontrol dari luar yang kuat. Di era otonomi daerah

sekarang, munculnya wacana dan gerakan partisipasi bukan semata inisatif dari pemerintah,

melainkan juga karena peran kekuatan-kekuatan intermediary dari sejumlah organisasi

masyarakat sipil. Begitu banyak lembaga non pemerintah (NGO) di Indonesia yang terus-

menerus memperjuangkan partisipasi masyarakat untuk membangkitkan suara rakyat dan

menentang dominasi elite dalam proses politik dan pembangunan.

C. Partisipasi dalam Demokrasi

Secara konstitusional, prinsip demokrasi dirumuskan dalam UUD Tahun 1945,

diantaranya pada Pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa Kedaulatan berada ditangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, yang diperkuat dengan isi Pasal 28 yang

menegaskan makna demokrasi terealisasi dengan adanya jaminan negara atas kemerdekaan

berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Page 439: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

14

Secara teoritis, terdapat sejumlah indikator empirik dalam praktek negara yang

demokratis diantaranya: adanya Pemilu, terlaksananya prinsip check and balances, adanya

rotasi kekuasaan yang obyektif, adanya partai politik yang demokratis, adanya kemerdekaan

hak-hak dasar, persamaan didepan hukum, dan akuntabilitas pejabat penyelenggara

pemerintahan dan kelembagaan negara.

Demokrasi yang kita inginkan adalah adanya mekanisme partisipasi rakyat yang

mampu mengawasi dan mengkontrol tindakan pengelola negara (Legislatif, Eksekutif,

Yudikatif). Dalam konteks ini, demokrasi yang perlu kita tegakkan adalah mekanisme politik

yang mengedepankan partisipasi setiap warga negara untuk berhak dalam menentukan

kebijakan pemerintahan sekaligus memiliki daya kontrol melalui adanya perlakuan yang

sama dalam kedudukan hukum dan pemerintahan. Artinya nilai demokrasi yang akan kita

kembangkan berhubungan dengan kualitas hubungan timbal balik antara pemerintah dan

pengelola kelembagaan negara dengan yang diperintah atau masyarakat umum.

Bagaimana rakyat dapat berpartipasi? Pertanyaan ini dapat diterangkan dari paparan

Robert Dahl (1971), yang menegaskan bahwa ada dua dimensi demokrasi yang satu sama lain

saling berkaitan. Dimensi pertama adalah tersedianya peluang persaingan bebas dan terbuka

untuk mendapatkan semua kedudukan dan kekuasaan. Dimensi kedua adalah terdapatnya

jaminan bagi partisipasi politik seluruh warga negara. Dalam konteks ini dapatlah kita

mengerti bahwa negara yang menerapkan demokrasi adalah negara yang mendorong warga

masyarakatnya untuk berinisiatif dan kreatif dalam mendapatkan jabatan atau kekuasaan

politik sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut, dimana mekanismenya

berlangsung melalui adanya pemilihan yang bersifat umum, bebas, rahasia, dan setara.

Karena itu, tidak ada artinya demokrasi tanpa adanya pemilihan umum. Pemilihan

umum yang memenuhi prinsip-prinsip demokrasi adalah Pemilu yang diselenggarakan secara

teratur dan terjadwal dengan sistem pemilihan langsung yang bebas dan rahasia.

Bagaimanakah cara menghasilkan Pemilu yang demokratis? Pemilu yang obyektif harus

dikendalikan oleh satu lembaga yang independen. Penyelenggara Pemilu tidak boleh

memihak pada salah satu kontestan atau peserta Pemilu. Selain itu, setiap warga negara

dalam menetapkan pilihannya haruslah terlindungi dan dijamin dengan undang-undang,

sehingga pilihannya merupakan suara nurani yang murni tanpa adanya paksaan, tekanan,

intimidasi dari pihak-pihak tertentu yang mengedepankan cara-cara inkonstitusional dalam

meraih kepentingannya.

Pemilu bukan hanya merupakan sarana mencari kekuasaan bagi partai, tetapi partai

membutuhkan dukungan suara sebagai modal untuk legitimasi pemerintahan yang dibentuk

Page 440: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

15

oleh partai pemenang Pemilu. Karena itu, simpati masyarakat harus didapatkan oleh partai

politik peserta pemilu dengan berbagai aktivitas yang bernuansa pendidikan politik bagi

rakyat. Tujuan dari upaya meningkatkan partisipasi publik dalam Pemilu ini terkait dengan

pernyataan Almond dan Powell yang menyatakan bahwa sistem-sistem modern dimana

struktur politiknya berbeda-beda (partai-partai politik, kelompok kepentingan, dan media

massa) yang berkembang membentuk aktivitas budaya politik participant.

D. Partisipasi dan Pendidikan Politik

Proses demokratisasi dapat didekati dari partisipasi publik yang dilakukan sengaja

melalui disain kelembagaan (Marijan, 2010:128). Namun realitasnya di Indonesia,

demokratisasi tidak cukup hanya mengandalkan disain kelembagaan, dimana tersedianya

berbagai perundang-undangan yang menjamin kebebasan berpendapat, berekspresi, dan

berorganisasi ternyata tidak serta merta mendorong adanya partisipasi publik (disconnected

electoral). Pemilu tahun 2004 menjadi contoh, dimana corak kesukarelaan (voluntary)

pemilih untuk menyumbang partai politik yang sangat rendah, bahkan corak partisipasi

politiknya cenderung berhubungan dengan ’transaksi-transaksi material’ (Marijan, 2008:130).

Adanya komunikasi dan pendidikan politik yang efektif merupakan instrumen yang

signifikan dalam pengembangan partisipasi politik rakyat yang sering diperhatikan dalam

pelaksanaan Pemilihan Umum di negara-negara demokratis. Karena itu, tingkat partisipasi

politik masyarakat di negara berkembang merupakan masalah yang menarik bagi para ahli

politik. Secara umum definisi partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok

orang yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih

pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan

pemerintah (public policy). Kegiatan berpartisipasi tersebut diantaranya, memberikan suara

pada Pemilu, menghadiri rapat umum (kampanye), menjadi anggota parpol atau organisasi

sosial politik yang underbauw partai politik, mengadakan hubungan dengan pejabat

pemerintah atau parlemen yang bertujuan politik.

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam bukunya No Easy Choice: Political

Participation in Developing Countries menyatakan bahwa: partisipasi politik adalah kegiatan

warganegara yang bertidak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi

pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,

terorganisir atau spontan, mantap atau sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal

atau illegal, efektif atau tidak efektif (Budiardjo, 1988:3).

Page 441: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

16

Pemikiran mengenai partisipasi politik bagi negara demokratis berangkat dari prinsip

kedaulatan adalah ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk

menetapkaan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-

orang yang akan menduduki jabatan-jabatan publik dan politis. Jadi partisipasi politik

merupakan pengejawantahan dari penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah oleh

masyarakat. Dalam negara demokratis makin banyak masyarakat mengambil peran makin

baik.

Partisipasi dapat berbentuk otonom (autonomous participation) dan partisipasi yang

dimobilisasi (mobilized participation). Pada umumnya orang beranggapan partisipasi politik

dalam bentuk yang positif saja, tetapi Huntington dan Nelson beranggapan bahwa

demonstrasi, teror, pembunuhan (lawan) politik, dan bentuk kekerasan lain yang bermotif

politik juga merupakan bentuk partisipasi. Namun Verba (Budiardjo: 1998) tidak mau masuk

dalam bentuk partisipasi yang rumit tersebut, akan tetapi membatasi diri pada tindakan-

tindakan yang legal. Metode atau cara berpartisipasi, intensitasnya terkait dengan keterikatan

atau posisi politik yang dimiliki seseorang.

Bagaimanakah warganegara atau orang-orang dapat rasional dalam

mengejawantahkan partisipasi politiknya? Hal ini dapat berlangsung manakala sudah

mengalami pendidikan politik, karena itu merupakan bagian dari pendidikan orang dewasa.

Khususnya diarahkan pada upaya membina kemampuan mengaktualisasikan-diri sebagai

pribadi yang otonom bebas dan pada sosialisasi-diri (pengembangan dimensi sosialnya),

dalam kaitannya dengan statusnya selaku warga Negara di suatu Negara. Aktualisasi-diri

dapat ditafsirkan sebagai sebagai mengaktualkan segala bakat dan kemampuan, sehingga

pribadi bias berkembang, lalu menjadi aktif dan kreatif, berkarya aktualisasi-diri sebagai

pribadi yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap sesama mahkluk hidup, dan

terhadap Tuhan. Selanjutnya dia berkewajiban memberikan partisipasi sosialnya kepada

masyarakat dan Negara selaku warga-masyarakat dan warganegara yang susila dan

bertangung jawab.

Senyatanya, dalam masyarakat modern sekarang, partisipasi penuh dan bertanggung

jawab dari rakyat itu tidak bisa berlangsung secara otomatis. Hal ini disebabkan antara lain

oleh kejadian sebagai berikut :

1. Terlalu kompleksnya susunan masyarakat modern dengan dimensi-dimensi sosial

dan politik yang saling terkait, yang sulit dipahami oleh orang awam, sehingga

orang tidak tahu bagaimana cara berpartisipasi di medan politik.

Page 442: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

17

2. Banyak orang merasa tidak berdaya secara fisik maupun mental ideologis untuk

memahami, terlebih lagi untuk ikut mempengaruhi proses-proses sosial dan politik

di tengah masyarakat.

3. Masyarakat pada umumnya dengan sengaja lebih banyak difungsikan sebagai

obyek politik, konsumen politik dan pengikut politik yang total patuh tunduk,

tanpa mampu memahami kedudukan selaku warganegara di tengah macam-

macam struktur politik. Mereka merupakan “arus bawah” yang pada umumnya

ditekan oleh “majikan-majikan di atas”. Pada umumnya tidak menyadari adanya

hegemoni politik supremasi politik.

Sehubungan dengan kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan dan

ketidaktahuan politik, kemudian untuk merangsang partisipasi politik secara aktif dari rakyat

dalam usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik di alam demokrasi kita

sekarang. Hal ini sesuai dengan isi yang tersirat dalam Sila Keempat Pancasila kita. Sebab

tujuan pendidikan politik antara lain ialah:

1. Membuat rakyat menjadi melek-politik/sadar politik.

2. Meningkatkan kreatifitas rakyat dalam partisipasi sosial politik di era

pembangunan

3. Menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih nyaman dan

sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia.

Berkaitan dengan perilaku politik, dalam komunitas politik itu terjadi dua proses,

yaitu :

1. Pendidikan politik yang dilakukan secara intensional ( dengan sengaja dan dengan

tujuan tertentu);

2. Sosialisasi politik, yaitu proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan.

Sosialisasi politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan

tanpa refleksi harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari

struktur-struktur politik yang ada di masyarakat. Sedang pendidikan politik ialah untuk

mengarahkan anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah

kehidupan politik.

Telah kita simak, bahwa politik antara lain diartikan sebagai kegiatan menggunakan

kekuasaan dalam satu wilayah yang disebut Negara, untuk menyelesaikan : masalah-masalah

rakyat, dan pengaturan lembaga-lembaga negara beserta fungsinya

Page 443: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

18

Sedang negara itu berasal ada dari kemauan rakyat, dan dengan sengaja dijadikan dari

kemauan rakyat, serta dengan sengaja pula dijadikan alat oleh rakyat untuk mencapai tujuan-

tujuan hidup tertentu.

Negara merupakan hasil persetujuan bersama sejumlah rakyat yang bertekad bulat

untuk membangun satu “wadah hidup” yaitu Negara. Karena Negara adalah sesuatu dari,oleh

dan untuk sekelompok manusia yang disebut RAKYAT tadi. Maka sudah ada kesadaran

politik pada rakyat. Negara merupakan organisasi politik yang berpemerintahan sendiri dan

menjalankan kekuasaannya lewat perorangan (kepala Negara) serta kelembagaanya yang

mewakili seluruh rakyat. Dengan begitu Negara tidak hanya menjadi urusan para elite

penguasa saja, akan tetapi menjadi : urusan seluruh rakyat untuk ikut serta menegakkan,

mengatur dan mempertahankan keberadaan Negara tersebut.

Agar rakyat benar-benar memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara,

dan bisa berperan serta secara politik, rakyat memerlukan pendidikan politik yang sangat

diperlukan untuk legalitas perjuangan politik dalam meraih tujuan sosial-ekonomi dan

tujuan-tujuan politik tertentu. Selanjutnya, perjuangan politk selalu berlangsung dalam situasi

bertemunya macam-macam kekuatan sosial dan politik, dengan struktur organisasi, cara kerja

dan tujuan politik masing-masing. Maka di Negara/pemerintahan menuju ke hidup sejahtera.

Sebab partisipasi aktif (berbuat nyata) itu mempunyai pengaruh dan kekuatan, karena rakyat

bisa ikut dalam pengawasan terhadap perbuatan mengatur masyarakat dan Negara. Maka

menjalani proses politik lewat pendidikan politik dan belajar berpolitik tanpa bisa ikut

berbuat politik itu adalah sama saja dengan berenang-renang di atas kasur.

Sebaliknya, melakukan perbuatan politik tanpa pendidikan, dan tanpa “empan papan

(Empan papan adalah suatu sikap tertentu sehingga sikap itu tidak bertentangan dengan keadaan

dan aturan yang terjadi di tempat dan pada waktu tertentu di mana pelakunya tinggal”,

terjemahan bebas) bisa disebut sebagai aktivisme, yaitu berbuat awur-awuran, nekad tanpa

nalar, anarkhi atau perbuatan makar.

Dalam kegiatan pendidikan politik, orang-orang yang tengah belajar itu merupakan

siswanya. Sedang belajar politik itu mengandung konotasi sebagai berikut :

1. Lebih memahami diri sendiri dan situasi-situasi kondisi sekitarnya dalam konteks

Negara.

2. Mampu mawas secara kritis peristiwa-peristiwa politik.

3. Bisa menentukan sikap politik dengan tegas.

4. Sanggup memberikan penilaian yang adil terhadap perisitiwa-peristiwa politik.

5. Mau berbuat politik sesuai dengan hati nurani yang bersih dan bertanggung jawab.

Page 444: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

19

Perlu juga diingat bahwa perbuatan manusia dan hasil-hasil karyanya misalnya dalam

bentuk pemerintahan, kekuasaan, lembaga kemasyarakatan, politik, kebudayaan, dan

seterusnya itu tidak akan pernah selesai dan sempurna. Yaitu bukan berupa struktur-struktur

yuridis formal yang mantap, bukan berupa institusi politik yang permanen, juga tidak ada

immanensi parlementer. Segala hasil tidak dengan tangan manusia itu tidak akan pernah

rampung dan sempurna; semuanya masih bisa dipertanyakan relevansinya. Dan menjadi

garapan yang selalu bisa diubah dan diperbaiki/direvisi, disesuaikan dengan prinsip efisiensi

dan tuntutan zaman; demi pemerataan keadilan dan kesejahteraan.

Selanjutnya, demokrasi juga bukan merupakan situasi yang sudah selesai/finished;

tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan digarap tanpa henti-hentinya

menuju kearah kemajuan dan kebaikan. Maka diperlukan pula demokratisasi pribadi

manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat pemerintah, agar

semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang. Dengan demikian,

demokrasi juga mengandung usaha :

1. Memperbesar kekuasaan-menentukan dari opini publik (pendapat umum) dan

partisipasi politik rakyat,

2. ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya pemerintahan menuju

ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Pendidikan politik itu bukan merupakan justifikasi dan rasionalisasi bagi struktur-

struktur kekuasaan yang ada, dengan bantuan alat-alat agogis. Juga bukan berupa sikap

defensive dari pemerintah kritik-kritik rakyat. Bukan pula wujud penyesuaian diri yang pasif

tanpa sadar dari rakyat terhadap situasi sosial dan politik yang tidak/kurang mapan pada saat

ini. Akan tetapi pendidikan politik bersungguh-sungguh ingin membukakan pengertian

kepada rakyat kan :

1. Tempat kedudukan politik warganegara di tengah masyarakat dan di tengah struktur-

struktur politiknya.

2. Hak dan kewajibannya yang seimbang selaku warganegara.

Maka ada kebutuhan pada rakyat yang menanyakan “Apakah semua urusan politik itu

sudah berjalan baik,benar dan adil”? Dan bagaimanakah cara penyelesaian politik yang

paling baik untuk mengatasi masalah-masalah sosial politik yang berkembang di tengah

masyarakat?

Wawasan politik yang kritis yang ditekankan dalam pendidikan politik itu diperlukan

untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial. Kemudian orang mencari

Page 445: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

20

kemungkinan alternatif baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara

penyelesaian politik yang paling aman ditempuh. Dengan demikian akan berlangsung proses :

1. Penjernihan wawasan politik mengenai situasinya.

2. Antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-masa mendatang,

disusul dengan :

3. Redifinisi dan pengubahan terhadap pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang

bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga terhadap lembaga-lembaga politik dan

situasi masyarakatnya.

Pendidikan politik tidak bisa dilepaskan dari pandangan hidup/Lebensanschaung

rakyat dan dari struktur masyarakatnya. Jadi pada saat individu itu sadar menjadi

warganegara dan berbuat sebagai warganegara, maka dia melakukan perbuatan politik dan

belajar politik. Dengan begitu warganegara tersebut sadar atau tidak sadar merupakan figur

politik.dan seyogyanya dia memahami peranan politiknya. Juga memahami mengapa dia

harus bersikap kritis, dan untuk tujuan apa dia melakukan suatu perbuatan politik tertentu?

Maka sasaran pokok pendidikan politik adalah: (a) membuat warga Negara menjadi lebih

kritis dan lebih militant, (b) agar bisa menjalankan fungsi politiknya lebih efisien, dan (c)

memberikan sumbangan pada proses demokratisasi sejati di tengah iklim demokrasi.

E. Pemilih Cerdas dan Demokratisasi

Pemilu demokratis dapat tercapai manakala seluruh stakeholdernya yaitu KPU, Partai

Politik, Caleg dan calon peseorangan (DPD), serta pemilih sudah tepat memaknai sistem

Pemilu sesuai dengan asas pelaksanaannya yang secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Sisi lain yang dapat menjamin kualitas Pemilu efektifitas anggaran yang tersedia,

rasionalitas preferensi dan partisipasi pemilih yang tinggi.

Secara kuantitas, maka kontenstan Pemilu 2014 serta Pilkada dinilai banyak pihak

sudah mampu menerjemahkan demokrasi. Keadaan tersebut tergambar dari peserta pemilu

yang multi- partai (tahun 1999 oleh 48 Partai Politik, 2004 oleh 24 Partai Politik, 44 Partai

Tahun 2009, dan 12 Partai tahun 2014), adanya penyelenggara Pemilu yaitu Komisi

Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu yang independen, adanya partisipasi publik

dalam pengawasan dan pemantauan, serta tingginya angka pemilih yang memberikan

suaranya dalam Pemilu tahun 2009 dan 2014 yang lalu. Namun masih ada penilaian yang

tetap memandang Pemilu yang telah berlangsung hanyalah sekedar “pesta politik”, karena

belum mampu menghasilkan pemilih yang cerdas dalam berdemokrasi.

Page 446: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

21

Dampak dari pilihan pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014, serta berbagai Pilkada yang

telah berlalu masih jauh dari harapan terbangunnya legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden yang telah dikontrol secara langsung oleh pemilih dalam format konstituensi dalam

berbagai pertemuan-pertemuan dan komunikasi yang teratur dan langsung. Dalam konteks

ini, kecenderungan partisipasi politik pemilih masih ditempatkan pada lajur partisipan politik

yang pasif dan parokial, dimana sebagian besar pemilih menetapkan pilihannya atas

patronase politik yang cenderung memiliki basis nilai memilih (preferensi) yang kurang

dilandasi atas kesadaran dan rasional bahwa kualitas dan kapasitas sebagai partai politik,

calon Presiden, calon Gubernur, calon DPD, dan calon Bupati/Walikota berdasarkan daya

penariknya (soft power) bagi pemilih pada Pemilu yang telah berlangsung. Artinya

kecerdasan pemilih belum menjadi dasar prilaku pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014 yang

lalu. Mengapa demikian?, salah satunya adalah karena lemahnya kualitas hasil pendidikan

politik dan adanya distorsi makna demokratisasi.

Pemilih cerdas yang kita inginkan adalah pemilih yang menggunakan rasionalitasnya

sebagai basis keterpikatannya (attraction) pada pilihannya. Karena pemilih yang cerdas yang

mampu menghasilkan pemimpin yang memiliki legitimasi kedaulatan rakyat. Selain itu,

pemilih yang cerdas yang mampu mengawasi dan mengisi kapasitas otoritas moral pimpinan

yang dipilihnya, yang prosesnya memerlukan rentang waktu dan mempersyaratkan

kapabilitas pemimpin yang mumpuni mengelola (managable) dengan nilai lebih yaitu

kemampuan berfikir sistemik.

Page 447: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Perang Dunia II atau tegasnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17-8-1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah Kesultanan Deli dan

Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di

Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan adalah merupakan Keresidenan

Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir

dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan

Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di

kawasan nusantara, terutama karena devisa Negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten

Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Melalui

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru telah kelihatan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian

dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di

Kabupaten Deli Serdang.

Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang politik pun

berjalan cukup mantap, stabil dan dinamis, dengan adanya kerjasama yang harmonis antara

kekuatan sosial politik di kawasan ini merupakan modal yang tidak terhitung nilainya dalam

mewujudkan demokrasi Pancasila. Semangat persatuan dan kesatuan selalu menjiwai

pemerintah daerah Deli Serdang sehingga kestabilan politik tetap mantap dan terkendali.

Disamping itu, peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah terus bersinergi demi

berkesinambungannya pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang adil dan berkemakmuran.

A.1. Letak dan Keadaan Geografi

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur

Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara,

3016” dan 98033”- 99027” Bujur Timur dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan

laut.

Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,22 Km2 yang terdiri dari 22

Kecamatan, 380 desa dan 14 Kelurahan . Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan

Page 448: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

23

Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Barat dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan

di sebelah Timur dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Di Kabupaten Deli Serdang dikenal hanya dua musim, yaitu musim kemarau dan

penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin yang bertiup tidak banyak

mengandung uap air, sehungga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan

Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus

sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setengah tahun setelah melewati masa

peralihan bulan April-Mei dan Oktober-November. Menurut catatan Stasiun Klimatologi

Sampali, pada tahun 2013 terdapat rata-rata 17 hari hujan dengan volume curah hujan

sebanyak rata-rata 187 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu 489 mm

dengan hari hujan sebanyak 22 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan

Maret sebesar 74 mm dengan hari hujan 4 hari.

Tabel IV.1. Luas Wilayah Kecamatan dan Rasio terhadap Luas Wilayah Kabupaten

Deli Serdang tahun 2014

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Rasio terhadap luas

total (%) 1 Gunung Meriah 76,65 3,07 2 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu 223,38 8,94 3 Sibolangit 179,96 7,20 4 Kutalimbaru 174,92 7,00 5 Pancur Batu 122,53 4,91 6 Namo Rambe 62,30 2,49 7 Biru-Biru 89,69 3,59 8 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir 190,50 7,63 9 Bangun Purba 129,95 5,20 10 Galang 150,29 6,02 11 Tanjung Morawa 131,75 5,27 12 Patumbak 46,79 1,87 13 Deli Tua 9,36 0.37 14 Sunggal 92,52 3,70 15 Hamparan Perak 230,15 9,21 16 Labuhan Deli 127,23 5,09 17 Percut Sei Tuan 190,79 7,64 18 Batang Kuis 40,34 1,62 19 Pantai Labu 81,85 3,28 20 Beringin 52,69 2,11 21 Lubuk Pakam 31,19 1,25 22 Pagar Merbau 62,89 2,52 Jumlah 2.497,72 100,00 Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 449: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

24

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi

tenaga kerja akan terus berlangsungnya proses demografi. Bagia dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Pada kondisi 2013, di Kabupaten Deli

Serdang terdapat 815.983 ribu penduduk angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100

penduduk usia kerja.

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan

kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Meski demikian

jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang

ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Pada tahun 2013 dari

total angkatan kerja sebesar 815.983 ribu, sekitar 92,46 persen dari mereka telah bekerja dan

sebagian dari mereka tidak bekerja 7,54 persen.

Tabel IV.2 Banyaknya Desa, Kecamatan, Nama Ibukota Kecamatan, dan Jarak Ibukota Kecamatan ke Lubuk Pakam

No Kecamatan Nama Ibukota Banyak Desa Banyak

Kelurahan Jarak Ibukota ke

Lubuk Pakam 1 Gunung Meriah G. Meriah 12 - 65 2 STM. Hulu Tiga Juhar 20 - 71 3 Sibolangit Bandar Baru 30 - 71 4 Kutalimbaru Kutalimbaru 14 -- 54 5 Pancur Batu Pancur Batu 25 - 48 6 Namo Rambe Namo Rambe 36 - 48 7 Biru-Biru Biru-Biru 17 - 55 8 STM. Hilir Talun Kenas 15 - 37 9 Bangun purba Bangun Purba 24 - 25 10 Galang Galang 28 1 18 11 Tanjung Morawa Tj. Morawa 25 1 12 12 Patumbak Patumbak 8 - 46 13 Deli Tua Deli Tua 3 3 42 14 Sunggal Sunggal 17 - 40 15 Hamparan Perak H. Perak 20 - 56 16 Labuhan Deli Helvetia 5 - 52 17 Percut Sei Tuan Tembung 18 2 42 18 Batang Kuis Batang Kuis 11 - 12 19 Pantai Labu Pantai Labu 19 - 11 20 Beringin Beringin 11 - 6 21 Lubuk Pakam Lubuk Pakam 6 7 - 22 Pagar Merbau Pagar Merbau 16 - 4

Jumlah 380 14 - Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 450: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

25

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat

menunjang dalam peningkatan mutu pendidikan. Pada tahun 2013 tedapat 261 buah taman

kanak-kanak dengan jumlah murid 12.363 orang dan guru sebanya 793 orang. Sementara itu

untuk sekolah dasar terdapat 812 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-masing

206.487 orang dan 11.605 orang. Untuk Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) terdapat 246

sekolah, 73.966 orang murid dan 6.033 orang guru.Pada tahun yang sama jumlah sekolah

Lanjutan atas (SMU) umum terdapat 123 sekolah dengan jumlah murid 25.056 orang dan

guru 2.968 orang, untuk Sekolah kejuruan terdapat 125 sekolah, 33.844 orang murid dan

3.435 orang guru.

Selain itu di Deli Serdang juga terdapat sekolah agama (madrasah) yang setara dengan

sekolah umum, yaitu :

- 157 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 28.311 murid dan 1.171 guru.

- 119 Madrasah Tsanawiyah (MTs) debgab 21.165 murid dan 1.807 guru.

- 34 Madrasah Aliyah (MA) dengan 4.417 murid dan 554 guru.

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan

manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak

langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kesehatan merupakan salah satu hal

terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan amsyarakat sekaligus

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat 21 buah

rumah sakit umum (RSU) milik pemerintah dan swasta. Dengan total kapasitas tempat tidur

berjumlah 1.800 buah. Sedangkan puskesmas yang ada berjumlah 34 buah juga terdapat

Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin masing-masing berjumalh 104 dan 133.

Tenaga Medis yang tersedia di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang ada 163 orang

dokter umum/spesialis dan 72 orang dokter gigi. Sementara itu tenaga medis pemerintah

lainnya seperti perawat/bidan ada 1.709 orang, dengan jumlah apotek umum sebanyak 144

buah. Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2012 jumlah PUS sekitar 322.731 dan meningkat

menjadi 328.273 pada tahun 2013.

Page 451: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

26

Tabel IV.3. Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas Wilayah

dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

No Kecamatan Banyak

Desa/Kelurahan

Luas

Wilayah

(m2)

Banyak

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

Penduduk

Persentase

(%)

1 Gunung Meriah 12 76,65 2.632 34 0,14

2 STM. Hulu 20 223,38 12.994 58 0,69

3 Sibolangit 30 179,96 20.756 115 1,10

4 Kutalimbaru 14 174,92 37.758 216 2,00

5 Pancur Batu 25 122,53 89.469 730 4,74

6 Namo Rambe 36 62,30 38.583 619 2,05

7 Biru-Biru 17 89,69 35.887 400 1,90

8 STM. Hilir 15 190,50 32.267 169 1,71

9 Bangun purba 24 129,95 22.749 175 1,21

10 Galang 29 150,29 64.912 432 3,44

11 Tjg. Morawa 26 131,75 202.870 1540 10,75

12 Patumbak 8 46,79 93.522 1999 4,96

13 Deli Tua 6 9,36 63.877 6824 3,39

14 Sunggal 17 92,52 257.070 2779 13,63

15 Hamparan Perak 20 230,15 158.034 687 8,38

16 Labuhan Deli 5 127,23 63.431 499 3,36

17 Percut Sei Tuan 20 190,79 405.434 2125 21,49

18 Batang Kuis 11 40,34 59.281 1470 3,14

19 Pantai Labu 19 81,85 45.440 555 2,41

20 Beringin 11 52,69 55.276 1049 2,93

21 Lubuk Pakam 13 31,19 85.366 2737 4,53

22 Pagar Merbau 16 62,89 38.780 617 2,06

Jumlah 394 2.497,72 1.886.388 755 100

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 452: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

27

Tabel IV.4. Data Kecamatan, Penduduk Dewasa dan Anak-anak menurut Jenis

Kelamin tahun 2013

No Kecamatan Jumlah RT

Dewasa

Banyak Penduduk

Anak-Anak

Banyak Penduduk

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Gunung Meriah 801 961 966 365 340

2 STM. Hulu 3.467 4.430 4.270 2.106 2.188

3 Sibolangit 5.829 7189 7399 3180 2988

4 Kutalimbaru 9.426 12.549 12.806 6.243 6.160

5 Pancur Batu 22.430 30.760 31.487 14.046 13.176

6 Namo Rambe 9.745 12.798 13.493 6.291 6.001

7 Biru-Biru 9.158 12.199 12.312 5.834 5.542

8 STM. Hilir 8.380 11.071 10.855 5.323 5.018

9 Bangun purba 5.712 7.725 7.835 3.653 3.536

10 Galang 16.168 22.655 22.489 9.964 9.804

11 Tjg. Morawa 48.068 69.537 69.274 32.762 31.297

12 Patumbak 22.386 31.800 31.414 15.591 14.717

13 Deli Tua 14.761 21.837 23.398 9.612 9.030

14 Sunggal 60.567 89.631 89.882 39.773 37.784

15 Hamparan Perak 38.675 54.933 53.714 25.387 24.000

16 Labuhan Deli 15.041 22.388 21.814 9.857 9.372

17 Percut Sei Tuan 94.492 140.751 141.553 63.043 60.087

18 Batang Kuis 13.955 20.347 20.034 9.713 9.187

19 Pantai Labu 10.683 15.595 14.589 7.836 7.420

20 Beringin 13.056 19.240 18.900 8.784 8.352

21 Lubuk Pakam 20.133 29.689 31.2014 12.632 11.841

22 Pagar Merbau 9.465 13.051 13.255 6.139 6.335

Deli Serdang 452.398 651.136 652.943 298.134 284.175

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Data hasil survai ini berorientasi pada lokasi bermukim 400 responden di 22 (dua

puluh dua) Kecamatan yang tersebar di 80 desa. (Nama Kecamatan dan Kelurahan,

terlampir). Profil responden memiliki korelasi terhadap beragam aspek yang terkait dengan

pemilu, terutama tingkat partisipasi, referensi pilihan, dan penilaian responden terhadap

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 453: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

28

Tahun 2013, partai politik, dan caleg yang dipilihnya pada pemilu Legislatif Tahun 2014

serta Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Pilpres Tahun 2014.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 201 50,25 50,25 50,25

Perempuan 199 49,75 49,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.5. Jenis Kelamin Responden 

Jenis kelamin responden terdiri dari 201 orang laki-laki (50,25 %) dan 199 orang

perempuan (49,75 %), serta berstatus kepala keluarga 178 orang (44,50 %), 177 orang (44,25

%) berstatus istri, dan 45 orang berstatus anak dalam rumah tangga responden penelitian ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Anak 45 11,25 11,25 11,25Istri 177 44,25 44,25 55,50Kepala Keluarga 178 44,50 44,50 100,00Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.6. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

B. Purba 5 1,25 1,25 1,25

Bandar baru 5 1,25 1,25 2,50

Bandar Khalifah 5 1,25 1,25 3,75

Bandar Kuala 5 1,25 1,25 5,00

Baru 5 1,25 1,25 6,25

Batu Layang 5 1,25 1,25 7,50

Batu Penjemuran 5 1,25 1,25 8,75

Bingkawan 5 1,25 1,25 10,00

Bintang Meriah 5 1,25 1,25 11,25

Biru-Biru 5 1,25 1,25 12,50

Page 454: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

29

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Bulu Cina 5 1,25 1,25 13,75

Deli Tua Barat 5 1,25 1,25 15,00

Denai Sarang Burung 5 1,25 1,25 16,25

Durian 5 1,25 1,25 17,50

Galang Barat 5 1,25 1,25 18,75

Galang Kota 5 1,25 1,25 20,00

Gunung Rintih 5 1,25 1,25 21,25

Helvetia 5 1,25 1,25 22,50

Helvetia Sunggal 5 1,25 1,25 23,75

Hulu 5 1,25 1,25 25,00

Jaba 5 1,25 1,25 26,25

Jati Kesuma 5 1,25 1,25 27,50

Juhar Baru 5 1,25 1,25 28,75

K.S Kampung 5 1,25 1,25 30,00

Karang Anyar 5 1,25 1,25 31,25

Kedai Durian 5 1,25 1,25 32,50

Kenanga 5 1,25 1,25 33,75

Kolam 5 1,25 1,25 35,00

Kuala Dekah 5 1,25 1,25 36,25

Kuta Jurung 5 1,25 1,25 37,50

Kuta Tengah 5 1,25 1,25 38,75

Kuta Tualah 5 1,25 1,25 40,00

Lama 5 1,25 1,25 41,25

Lengau Seprang 5 1,25 1,25 42,50

Limau Manis 5 1,25 1,25 43,75

Lubuk Pakam Pekan 5 1,25 1,25 45,00

Mardinding Julu 5 1,25 1,25 46,25

Marjanji Tongah 5 1,25 1,25 47,50

Namo Mbelin 5 1,25 1,25 48,75

Namorube Julu 5 1,25 1,25 50,00

P. Merbau II 5 1,25 1,25 51,25

P. Sibaji 5 1,25 1,25 52,50

Paku 5 1,25 1,25 53,75

Page 455: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

30

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Paluhmanan 5 1,25 1,25 55,00

Parbarakan 5 1,25 1,25 56,25

Pasar Melintang 5 1,25 1,25 57,50

Patumbak I 5 1,25 1,25 58,75

Penara Kebun 5 1,25 1,25 60,00

Perguroan 5 1,25 1,25 61,25

Petapahan 5 1,25 1,25 62,50

Pisang Pala 5 1,25 1,25 63,75

Rambung baru 5 1,25 1,25 65,00

Rantau Panjang 5 1,25 1,25 66,25

Rumah Pilpil 5 1,25 1,25 67,50

Rumah Sumbul 5 1,25 1,25 68,75

Salam Tani 5 1,25 1,25 70,00

Sembahe 5 1,25 1,25 71,25

Sena 5 1,25 1,25 72,50

Sialang 5 1,25 1,25 73,75

Sibaganding 5 1,25 1,25 75,00

Sibunga-bunga Hilir 5 1,25 1,25 76,25

Sidodadi 5 1,25 1,25 77,50

Sidodadi Ramunia 5 1,25 1,25 78,75

Sigara-Gara 5 1,25 1,25 80,00

SM Diski 5 1,25 1,25 81,25

Sudirejo 5 1,25 1,25 82,50

Suka Dame 5 1,25 1,25 83,75

Sukarende 5 1,25 1,25 85,00

Sumbul 5 1,25 1,25 86,25

T. Selamat 5 1,25 1,25 87,50

Tanjung Anom 5 1,25 1,25 88,75

Tanjung Muda 5 1,25 1,25 90,00

Tanjung Mulia 5 1,25 1,25 91,25

Tanjung Siporkis 5 1,25 1,25 92,50

Telaga Sari 5 1,25 1,25 93,75

Telaga Tujuh 5 1,25 1,25 95,00

Page 456: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

31

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tembung 5 1,25 1,25 96,25

Tiga Juhar 5 1,25 1,25 97,50

Tuntungan II 5 1,25 1,25 98,75

Ujung Labuhan 5 1,25 1,25 100,0

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Lama bermukim penduduk merupakan variabel lain untuk menelusuri integritas

individual terhadap lingkungan sosial, yang tergambar dalam simbol status sosial dan gaya

hidup (life style). Berdasarkan lama bermukim di tempat tinggalnya ternyata 89,25 % (357

orang) responden sudah lebih dari 10 tahun berdiam di lokasi penelitian, namun ada pula 43

orang responden (10,75 %) yang tergolong baru tinggal yaitu di bawah 10 (sepuluh) tahun.

Tabel IV.8. Komposisi Responden berdasarkan lama tinggal

di daerah ini

Lama Tinggal di desa Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 1 0,25 0,25 0,25

Kurang dari setahun 1 0,25 ,0,25 0,50

1-2 tahun 2 0,50 0,50 1,00

3-4 tahun 5 1,25 1,25 2,25

5-6 tahun 10 2,50 2,50 4,75

7-8 tahun 12 3,00 3,00 7,75

9-10 tahun 12 3,00 3,00 10,75

Diatas 10 tahun 357 89,25 89,25 100,00

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia antara <21 – 60> (antara usia 17

tahun sampai di atas 60 tahun) dimana terdapat 5,50 % (22 responden) dalam kelompok usia

pemilih pemula, sedangkan untuk kelompok usia potensial (21 – 60 tahun) sebanyak 346

responden (86,50 %) dan kelompok lansia (lanjut usia) sebanyak 32 responden (8,00 %).

Page 457: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

32

Tabel IV.9. Kelompok Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

<21 22 5,50 5,50 5,50

21-30 54 13,50 13,50 19,00

31-40 104 26,00 26,00 45,00

41-50 128 32,00 32,00 77,00

51-60 60 15,00 15,00 92,00

>60 32 8,00 8,00 100,00

Total 400 100,00 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Berbasis karakter agama, maka responden survai ini terdiri dari beragama Islam 254

orang (63,50 %), Protestan 109 orang (27,25 %), dan Katolik 34 orang (8,50 %), serta Budha

terdapat 3 orang (0,75 %).

Tabel IV.10. Agama Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Islam 254 63,50 63,50 63,50

Protestan 109 27,25 27,25 90,75

Katolik 34 8,50 8,50 99,25

Buddha 3 0,75 0,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Keanekaragaman sosial budaya Sumatera Utara terlihat dari beragamnya latar

belakang suku penduduknya, hal ini tergambar pula dari analisis unit suku (ethnic unit

analysis) responden penelitian ini. Berdasarkan latar belakang etnik responden yang terpilih

dalam penelitian memperlihatkan ragam yang bukan didominasi etnik tempatan yaitu suku

Melayu hanya 34 orang (8,50 %) dan Karo 131 orang (32,75 %). Komposisi etnik masyarakat

yang berdiam di Kabupaten Deli Serdang justru didominasi suku pendatang yaitu Jawa 163

orang (40,75 %). Selain itu terdapat suku Mandailing 18 orang (4,50 %), etnik Batak Toba 17

Page 458: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

33

orang (4,25 %), Minang 5 orang (1,25 %), Simalungun 18 orang (4,50 %), Banjar 4 orang

(1,00 %), Sunda 8 orang (2, 00 %) dan Aceh berjumlah 1 orang (0,25 %).

Tabel IV.11. Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jawa 163 40,75 40,75 40,75

Tionghoa 3 0,75 0,75 41,50

Minang 5 1,25 1,25 42,75

Aceh 1 0,25 0,25 43,00

Banjar 4 1,00 1,00 44,00

Sunda 6 1,50 1,50 45,50

Melayu 34 8,50 8,50 54,00

Toba 17 4,25 4,25 58,25

Mandailing 18 4,50 4,50 62,75

Simalungun 18 4,50 4,50 67,25

Karo 131 32,75 32,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Dari segi jenjang pendidikan yang telah dikecap oleh responden menunjukkan yang

terbanyak berpendidikan menengah atas yaitu sebanyak 199 orang (49,75%). Selain itu,

responden yang berpendidikan tinggi yang sudah menamatkan pendidikannya sebanyak 29

orang (7,25%) dari Perguruan Tinggi/Universitas, yang berjumlah 21 orang (5,25%), serta

96 orang (24,00 %) yang tamat SMP, 41 orang (10,25%) tamat SD dan 22 orang (5,50 %)

tidak menyelesaikan tamat SD serta yang tidak pernah bersekolah sama sekali sebanyak 28

orang (7,00 %).

Page 459: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

34

Tabel IV.12. Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 7 1,75 1,75 1,75

Tidak pernah sekolah 6 1,50 1,50 3,25

Tidak tamat SD 22 5,50 5,50 8,75

Tamat SD 41 10,25 10,25 19,00

Tamat SLTP 96 24,00 24,00 43,00

Tamat SLTA 199 49,75 49,75 92,75

Tamat Akademi/diploma 8 2,00 2,00 94,75

Tamat S-1 atau lebih tinggi 21 5,25 5,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Konsekuensi dari pendidikan yang dikecap responden berhubungan dengan

kemampuan memahami pesan-pesan tertulis dan lisan yang dikomunikasikan oleh partai

politik dan caleg menjelang pemilu legislatif tahun 2014 lalu. Dalam konteks ini, sebesar

99,75 % responden (399 orang) mengakui mampu membaca huruf dan angka.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bersekolah 394 98,50 98,50 98,50

Bisa 5 1,25 1,25 99,75

Tidak bisa 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.13. Kalau Tidak Sekolah, apakah bisa baca/tulis ?

Berdasarkan status perkawinan, dimana 351 orang (87,75 %) berstatus kawin, 44

orang (11,00) masih berstatus single, terdapat 5 orang (1,25%) berstatus duda/janda.

Page 460: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, Kawin 351 87,75 87,75 87,75

Tidak Kawin 44 11,00 11,00 98,75

Ya,tapi cerai 5 1,25 1,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.14. Status Perkawinan Responden

C.2. Keadaan Ekonomi dan Kelembagaan Sosial

Pekerjaan responden beragam selaras dengan karakter Kabupaten Deli Serdang yang

berkarakter sub-urban dimana mayoritas responden memiliki mata pencaharian sebagai

petani sebanyak 96 orang ( 24,00%), wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri yaitu

sebanyak 78 orang (19,50 %). Selain itu, ada pegawai swasta berjumlah 28 orang (7,00%)

dan Buruh 19 orang (4,75 %), guru 9 orang (2,25 %), Tukang Becak 1 orang (0,25%), PNS

12 orang (3,00 %), supir 2 orang (0,50 %), purnawirawan 1 orang (0,25 %), Bidan 2 orang

(0,50%), kepala Dusun 1 orang (0,25 %), Nelayan 1 orang (0,25 %), Pegawai Desa 1 (0,25

%). Sisanya sebanyak 149 orang (37,25%) adalah responden tidak bekerja, seperti Ibu Rumah

Tangga 94 orang, masih bersekolah 33 orang dan sedang dalam mencari pekerjaan 22 orang.

Page 461: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Bekerja 149 37,25 37,25 37,25

Bidan 2 0,50 0,50 37,75

Buruh 19 4,75 4,75 42,50

Guru 9 2,25 2,25 44,75

Kepala Dusun 1 0,25 0,25 45,00

Nelayan 1 0,25 0,25 45,25

Pegawai Desa 1 0,25 0,25 45,50

Pegawai Swasta 28 7,00 7,00 52,50

Petani 96 24,00 24,00 76,50

PNS 12 3,00 3,00 79,50

Purnawirawan 1 0,25 0,25 79,75

Supir 2 0,50 0,50 80,25

Tukang Becak 1 0,25 0,25 80,50

Wiraswasta 78 19,50 19,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.15 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Masih sekolah 33 22,15 22,15 22,15

Ibu rumah tangga 94 63,09 63,09 85,23

Sedang mencari pekerjaan 22 14,77 14,77 100,00

Total 149 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel VI.16. Sebab Responden Tidak Bekerja

Jenis sumber mata pencaharian memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan.

Berdasarkan paparan tersebut, ternyata sebagian besar responden yaitu 146 orang (36,50 %)

memiliki penghasilan dibawah Rp 1 juta, 139 orang (34,75%) memiliki penghasilan sedang

yaitu lebih besar Rp. 1.000.001 -Rp. 2. 000.000,- . Sedangkan 92 orang (23,00 %) termasuk

berpenghasilan tinggi yaitu diatas Rp. 2.000.000,- perbulannya. Responden lainnya tidak

menjawab, sebanyak 23 orang (5,75%).

Page 462: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

37

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Menjawab 23 5,75 5,75 5,75

≤ Rp 500.000 48 12,00 12,00 17,75

> Rp 500.000 - Rp 1.000.000 98 24,50 24,50 42,25

> Rp 1.000.00  - Rp 2.000.000 139 34,75 34,75 77,00

> Rp 2.000.001 - Rp 4.000.000 78 19,50 19,50 96,50

> Rp 4.000.001 - Rp 8.000.000 13 3,25 3,25 99,75

> Rp 8.000.000 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.17. Pendapatan perbulan

C.3. Kapasitas Sarana Informasi

Media massa dan elektronik merupakan instrumen transfer informasi pengetahuan,

hiburan, berita, maupun nilai-nilai sosial budaya, ekonomi dan politik yang dapat dikenali

dari pesan visual dan audiovisual. Berdasarkan kepemilikannya maka 389 responden (97,25

%) ternyata di rumahnya telah ada televisi, dan 11 responden (2,75 %) menyatakan tidak

memiliki televisi di rumahnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 389 97,25 97,25 97,25

Tidak 11 2,75 2,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.18. Kepemilikan Responden atas Televisi

Selain itu, untuk menambah sumber referensi responden dalam prilaku sosial, budaya,

ekonomi dan politik dilakukan dengan membaca koran, majalah dan sumber bacaan lainnya.

Membaca, menonton TV dan mendengar radio merupakan aktivitas pendukung utama bagi

Page 463: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

38

masyarakat untuk memperoleh beragam informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk dalam meningkatkan kualitas prilaku dan referensi pilihan.

Terkait dengan pernyataan tersebut, selain menonton TV dari berbagai stasiun TV swasta dan

nasional, serta mendengar radio dengan frekuensi FM dan AM yang ada di kota Medan dan

Kabupaten Deli Serdang, tampaknya responden juga menambahkan bobot prilakunya sehari-

hari termasuk untuk partisipasi politik dan pilihan politiknya dengan membaca koran,

majalah dan media cetak lainnya dengan cara berlangganan di rumah menurut 26 orang

responden (6,50 %), membaca media cetak yang tersedia di kantor atau tempat aktivitas

menurut 87 orang (21,75%), dan dengan membeli media secara eceran setiap hari maupun

hari-hari tertentu saja menurut 70 orang responden (17,50 %). Sedangkan lainnya, yaitu

sebanyak 217 orang (54,25 %) ternyata tidak membaca media cetak secara reguler.

Selengkapnya mengenai gambaran prilaku responden dalam membaca media cetak dapat

dilihat dalam tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, berlangganan di rumah 26 6,50 6,50 6,50

Ya, membaca di kantor atau tempat aktivitas

87 21,75 21,75 28,25

Ya, memberi eceran hari-hari tertentu

70 17,50 17,50 45,75

Tidak membaca 217 54,25 54,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.19. Apakah pernah membaca Koran ?

C. 4. Kapasitas Responden Dalam Mengikuti Organisasi Sosial Budaya Dan

Politik

Memasuki organisasi dan kelembagan sosial politik merupakan wadah untuk

membangun pengalaman kepemimpinan dan relasi sosial politik. Dengan melakoni peranan

yang dilabelkan oleh struktur organisasi sosial politik, maka seseorang atau sekelompok

orang dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja sosial politiknya. Aktivitas sosial dan

partisipasi dalam politik secara teoritis mewarnai preferensi dan pilihan dalam pemberian

suara dalam pemilu. Karena keikutsertaan dalam organisasi sosial, partai politik, dan

organsisasi keagamaan dapat mempengaruhi pragmatisme, primordialime, rasionalitas, dan

Page 464: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

39

demokratisnya seseorang dalam memberikan pilihan dan menawarkan pertimbangan-

pertimbangan yang menentukan kebijakan dan keputusan politik.

Selain itu, berbagai dinamika yang muncul ketika melakukan aktivitas sosial dan

politik menyebabkan seseorang skeptis ataupun optimis terhadap pilihan politiknya, karena

pengalamannya merupakan pedoman untuk menetapkan pilihan politik. Dengan adanya

pengalaman politik ini maka akan meningkatlah kapasitas wawasan politik kritis para

responden penelitian ini, karena wawasan politik yang kritis sebagai manfaat pendidikan

politik itu diperlukan untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial, yang

selanjutnya dapat membangkitkan kreativitas orang-orang mencari kemungkinan alternatif

baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara penyelesaian politik yang paling

aman ditempuh, yang keadaan ini berlangsung dari proses penjernihan wawasan politik

mengenai situasinya, dan antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-

masa mendatang, yang disusul dengan adanya upaya redifinisi dan pengubahan terhadap

pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga

terhadap lembaga-lembaga politik dan situasi masyarakatnya (Kartini: 2009).

Berdasarkan paparan teoritik tersebut, sebagian besar responden ternyata berprilaku

berbeda dimana mereka bukanlah anggota dari berbagai organisasi sosial politik yang ada

dalam formasi kelembagaan sosial politik Indonesia, terutama kelembagaan yang merupakan

basis pembangun struktur kekuatan politik. Rendahnya aktivitas responden dalam beragam

aktivitas sosial, politik, keagamaan, seni dan budaya, asosiasi profesi, serikat buruh, maupun

LSM secara teoritis menunjukkan prilaku pemilih yang masih bersifat parochyal political

participant (Miriam Budiardjo: 2010). Oleh karena itu sangat menarik untuk mengetahui

siapa saja di antara warga masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan politik dan siapa saja

yang tidak; sampai seberapa besar tingkat partisipasi politik warga masyarakat; siapa yang

berpartisipasi rendah dan siapa yang tinggi; apa ciri-ciri partisipan dan apa ciri-ciri non

partisipan; serta apa dampak partisipasi terhadap keputusan yang dibuat penguasa politik dan

dampak tindakan-tindakan penguasa politik terhadap partisipasi politik.

Terpusatnya perhatian para ilmuwan politik pada kegiatan politik yang dijalankan

oleh anggota masyarakat sebagai warga negara biasa (private citizen menurut istilah

Huntington dan Nelson) berarti bahwa partisipasi politik adalah salah satu bentuk saja dari

kegiatan politik. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara dalam kedudukannya

sebagai rakyat biasa disebut sebagai partisipasi politik, sesuai dengan salah satu ciri dari teori

partisipasi politik yang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, dan

berhubungan dengan penentuan pejabat-pejabat politik (Rauf, 1991: 10)

Page 465: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

40

Tapi kegiatan politik yang dijalankan oleh para penguasa politik mereka juga warga

negara dan anggota masyarakat dalam kedudukan mereka sebagai pengambil keputusan tidak

dapat dinamakan partisipasi politik. Kegiatan itu hanya dapat disebut sebagai kegiatan politik

saja. Jadi, partisipasi politik mengandung adanya sasaran yang ingin dituju, yaitu proses

pembuatan keputusan politik; partisipan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik

yang akan diambil agar keputusan itu menguntungkannya atau paling tidak, tidak

merugikannya.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh penguasa politik dalam kedudukannya

sebagai pembuat dan pengambil keputusan politik jelas merupakan kegiatan politik. Para

pengambil keputusan ( decision makers) yang menghasilkan keputusan politik, seharusnya

menjalankan kegiatan politik, dalam bentuk mengikutsertakan masyarakat untuk memberikan

masukan yang akan menjadi pertimbangan untuk dijadikan keputusan politik.

Terkait dengan rendahnya partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam berbagai

organisasi, kelembagaan dan partai politik. yang menjauhkan atau menyenjangkan penafsiran

dari elite politik terhadap pikiran dan kepentingan pemilihnya. Sedikitnya anggota

masyarakat yang terlibat dalam aktivitas sosial dan politik, berkorelasi pula dengan tingginya

kerahasiaan dan belum pastinya pilihan pemilih dalam menentukan partai politik yang

dicoblos dalam pemilu 2014. Sebaliknya secara teoritis, aktifnya anggota masyarakat dalam

berbagai kelembagaan sosial dan partai politik semakin meningkatkan komunikasi dengan

elit politik, semakin mudah mengakses informasi dan rencana kebijakan publik yang akan

digodok oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Deli

Serdang.

Tabel IV.20. Komposisi Responden berdasarkan anggota aktif, anggota tidak aktif atau

bukan anggota organisasi atau perkumpulan.

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

a.

Organisasi keagamaan (misalnya dalam Islam ada

NU, Muhammadiyah, majlis taklim, remaja mesjid;

kalau dalam Kristen ada HKBP, Methodist, HKI,

GKPS, GBKPdan sebagainya)

51,00% 12,50% 36,50%

b. Organisasi olahraga, seperti klub sepakbola, senam,

bela diri, dll 91,50% 3,75% 4,75%

c. Organisasi sosial, seperti karang taruna, dharma

wanita, PKK, organisasi marga, dll 82,25% 2,25% 15,50%

Page 466: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

41

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

d. Perhimpuan seni dan budaya, seperti seni suara, seni

lukis, seni tari, dan lain-lain 96,25% 1,00% 2,75%

e. Organisasi profesi, seperti ikatan dokter, PGRI,

pengacara, dll 95,50% 2,00% 2,50%

f. Serikat pekerja/buruh, serikat tani, serikat dagang 97,25% 1,25% 1,50%

g. Lembaga Swadaya Masyarakat 97,25% 1,25% 1,50%

h. Partai politik 97,50% 1,25% 1,25%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Kalau kita perhatikan tabel diatas tergambar bahwa keikutsertaan dari responden

sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi keagamaan (36,50 %) dan

organisasi sosial (15,50 %). Sedangkan yang aktif dalam kegiatan LSM dan partai politik

sangat rendah yaitu masing-masing 1,50 % dan 1,25 %. Gambaran ini memberikan arti

bahwa tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau elite

politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang berdampak

pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit dengan aspirasi

masyarakatnya. Karena secara teori kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan

dan ketidaktahuan politik, maka untuk merangsang partisipasi politiknya secara aktif dalam

usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik,yang bertujuan untuk : (a) Membuat

rakyat menjadi melek-politik/sadar politik, (b) lebih kreatif dalam partisipasi sosial politik di

era pembangunan, (c) menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih

nyaman dan sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia (Kartini: 2009).

Leluasanya anggota DPRD dalam menafsirkan bentuk hubungan dan dukungan yang

kondusif ataupun depresif kepada birokrasi pemerintahan sesungguhnya terkondisi oleh

rendahnya mekanisme kontrol masyarakat, karena pemilihan anggota DPRD yang langsung

dipilih oleh voter harusnya berkorelasi langsung dengan fungsi partai politik sebagai

instrumen artikulasi kepentingan dan wadah komunikasi politik antar elite dan pemilihnya.

Kenyataannya seringkali kebijakan pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang disetujui oleh

DPRD mencerminkan jauhnya realita dari bayangan kepentingan konstituen dan pemilih para

anggota dalam Pemilu tahun 2009 lalu.

Karena apa demikian? Menurut Kartini (2000), demokrasi bukan merupakan situasi

yang sudah selesai/finished; tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan

Page 467: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

42

digarap tanpa henti-hentinya menuju kearah kemajuan dan kebaikan yang memerlukan

demokratisasi pribadi manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat

pemerintah, agar semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang.

Sehingga fungsi partai politik dan kinerja anggota DPRD diharapkan dapat bermanfaat bagi:

(a) memperbesar kekuasaan dalam menentukan opini publik (pendapat umum) serta

partisipasi politik rakyat (b) ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya

pemerintahan menuju ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Fungsi lembaga-lembaga demokrasi di Kabupaten Deli Serdang sangat diperlukan

mengingat berbagai permasalahan pembangunan yang harus diatasi, sehubungan dengan letak

strategis Kabupaten Deli Serdang sebagai satelit dari wilayah ibukota Provinsi Sumatera

Utara yang struktur masyarakatnya sudah masuk klasifikasi modern dan kota metropolitan

nomor tiga di Indonesia.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Air PAM 3 0,75 0,75 0,75

Masalah ekonomi 241 60,25 60,25 61,00

Masalah keamanan 27 6,75 6,75 67,75

Masalah kebersihan 12 3,00 3,00 70,75

Masalah kesehatan 3 0,75 0,75 71,50

Masalah lalu lintas 2 0,50 0,50 72,00

Masalah moral dan etika 2 0,50 0,50 72,50

Masalah pelayanan public 3 0,75 0,75 73,25

Masalah pemadaman listrik 2 0,50 0,50 73,75

Masalah pendidikan 51 12,75 12,75 86,50

Masalah pengangguran 3 0,75 0,75 87,25

Masalah pertanian 5 1,25 1,25 88,50

Masalah social 2 0,50 0,50 89,00

Pembangunan infrastruktur 40 10,00 10,00 99,00

Pembenahan generasi muda 2 0,50 0,50 99,50

Perbaikan saluran air 2 0,50 0,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.21. Masalah yang paling penting dihadapi masyarakatKabupaten Deli Serdang

Page 468: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

43

B. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

B.1. Landasan / Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu;

3. PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas PP Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

4. Permendagri Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Permendagri

Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

5. Peraturan KPU Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan,

Program, dan jadwal Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan wakil Kepala

Daerah;

6. Peraturan KPU Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Penetapan

Jumlah dan Tata Cara Pengisian Keanggotaan DPRD Prov atau DPRD

Kab/Kota Induk dan DPRD Prov atau DPRD Kab/kota yang dibentuk setelah

Pemilu Tahun 2009;

7. Peraturan KPU Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja

KPU Prov, KPU Kab/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah

dan wakil Kepala Daerah;Peraturan KPU Nomor 64 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pemantauan dan tata Cara Pemantauan Pemilu Kepala Daerah dan

wakil Kepala Daerah;

8. Peraturan KPU Nomor 65 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan

Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah;

9. Peraturan KPU Nomor 66 Tahun 2009 tentang Penetapan Norma, Standar,

Prosedur dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan

Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Page 469: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

44

10. Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara

Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan wakil

Kepala Daerah;

11. Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata cara

Pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

12. Peraturan KPU Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

13. Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan

Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah di TPS;

14. Peraturan KPU Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata cara Pelaksanaan

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah oleh PPK, KPU Kab/Kota, dan KPU Prov, serta Penetapan

Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan.

Page 470: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

45

B.2. Data Pemilih

Lk PrJUMLAH PEMILIH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.031 1.075 2.106 122 STM. HULU 20 4.743 4.848 9.591 363 SIBOLANGIT 30 7.687 8.089 15.776 614 KUTALIMBARU 14 12.911 13.266 26.177 725 PANCUR BATU 25 33.418 35.015 68.433 1386 NAMORAMBE 36 13.864 14.717 28.581 737 BIRU-BIRU 17 13.222 14.003 27.225 698 STM. HILIR 15 12.670 13.091 25.761 729 BANGUN PURBA 24 8.229 8.376 16.605 4810 GALANG 29 22.745 23.777 46.522 11011 TANJUNG MORAWA 26 78.138 79.192 157.330 31212 PATUMBAK 8 34.483 34.445 68.928 13113 DELI TUA 6 21.487 21.753 43.240 8614 SUNGGAL 17 99.536 100.999 200.535 37315 HAMPARAN PERAK 20 60.245 58.591 118.836 22716 LABUHAN DELI 5 24.471 23.777 48.248 9917 PERCUT SEI TUAN 20 149.963 149.128 299.091 52118 BATANG KUIS 11 22.950 22.918 45.868 8419 PANTAI LABU 19 16.874 16.457 33.331 7220 BERINGIN 11 20.914 20.873 41.787 8621 LUBUK PAKAM 13 41.618 44.544 86.162 15722 PAGAR MERBAU 16 12.926 13.022 25.948 61

394 714.125 721.956 1.436.081 2.900

1 LAPAS LUBUK PAKAM 727 13 740 2

2 LAPAS TANJUNG GUSTA 185 0 185 1

3 RUTAN PANCUR BATU 145 0 145 1

JUMLAH 1.057 13 1.070 4

394 715.182 721.969 1.437.151 2.904

Sumber: KPU Deli Serdang, 2013

JUMLAH

TPS KHUSUS RUTAN / LAPAS

JUMLAH KESELURUHAN

Tabel IV.22. REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

No. KECAMATANJUMLAH

PPS

JUMLAH PEMILIHJUMLAH

TPS KET

Page 471: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

46

B.3. SOSIALISASI PILKADA TAHUN 2013

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah, yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan

kegiatan sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk

menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

pada tahun 2013, khususnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli

Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan pemimpin daerah di Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 400 responden, terdapat 315

responden (78,75 %) bahwa berpendapat atau memiliki tanggapan tentang informasi sistem

pemilihan kepala daerah di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 sudah memadai. Dapat

terlihat pada Tabel IV.22.

Sehingga dari data tersebut (Tabel IV.22) sangat konsisten terhadap pemilih yang

terdaftar sebagai pemilih pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013,

seperti yang terlihat pada Grafik IV.1, yang menyebutkan bahwa terdapat 394 responden

(98,50%) terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang

tahun 2013.

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.1 Apakah terdaftar sebagai pemilih Pilkada ?

98,50%

1,50%

Ya 394 Tidak 6

Page 472: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

47

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 315 78,75 78,75 79

Belum 65 16,25 16,25 95

Tidak ada 20 5,00 5,00 100

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.23. Tanggapan responden tentang informasi sistem pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Namun kegiatan Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara, hendaknya

diimbangi dengan intensitas para pasangan calon atau Tim pendukungnya dalam

mensosialisasikan atau memperkenalkan pasangan calon pada pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Deli Serdang Tahun 2013, karena terdapat 91 responden (22,75 % ) menyatakan

bahwa informasi tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

Belum dan Tidak memadai. Hal tersebut terdapat pada Grafik IV.2

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.2 Apakah informasi tentang calon bupati sudah memadai ?

77,25%

20,25%

2,50%

Ya 309

Belum 81

Tidak 10

Page 473: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

48

Sedangkan tanggapan masyarakat tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan

pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, terdapat 349

responden dari 400 responden (87,25) menyatakan bahwa informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sudah “Memadai”, dan yang menyatakan Tidak ada informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sebanyak 19 responden (4,75%). Seperti yang tertera pada Tabel IV.23.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 349 87,25 87,25 87,25

Belum memadai 32 8,00 8,00 95,25

Tidak ada 19 4,75 4,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.24. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Demikian juga dengan tanggap masyarakat tentang informasi mengenai jadwal

Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, menyebutkan bahwa

terdapat 317 responden dari 400 responden (79,25 %) menyatakan “Memadai” dan sebanyak

26 responden (6,50 %) menyatakan “Tidak Ada”. Tertera pada Tabel IV.24.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 317 79,25 79,25 79,25

Belum memadai 57 14,25 14,25 93,50

Tidak ada 26 6,50 6,50 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.25. Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Page 474: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

49

Media sosialisasi yang dinilai paling efektip oleh pemilih pada pemilihan calon bupati

dan wakil Bupati pemilu tahun 2013 di Kabupaten Deli Serdang adalah iklan luar ruang

(Baliho, Spanduk, Poster, Kartu nama, dll) 73,75% (295 responden), sedangkan media yang

paling tidak efektip menurut hasil survey adalah iklan / Berita di media online dengan

persentase 82,00% (328 responden) uraian pada tabel berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 18,25% 3,50% 4,00% 5,00% 12,25% 14,50% 17,00% 16,25% 4,75% 4,50%

b. Iklan/Berita di Radio 32,00% 3,75% 4,00% 7,75% 15,00% 16,75% 14,00% 4,25% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

24,00% 2,25% 3,25% 3,25% 9,00% 19,50% 16,00% 12,75% 6,50% 3,50%

d. Iklan/Berita di media online 48,25% 7,50% 8,50% 6,75% 11,00% 9,75% 4,50% 2,50% 0,00% 1,25%

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

52,00% 6,75% 8,00% 6,50% 8,25% 11,00% 4,25% 2,00% 0,25% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

15,50% 0,50% 1,25% 3,25% 5,75% 13,25% 21,25% 21,75% 10,50% 7,00%

g. Kampanye Partai Politik 21,50% 2,50% 2,75% 3,25% 16,50% 19,50% 17,00% 13,25% 2,25% 1,50%

h. Kunjungan Tim Sukses 22,75% 3,50% 3,50% 4,00% 15,50% 22,50% 14,25% 10,50% 2,00% 1,50%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

26,75% 4,75% 6,00% 5,50% 17,50% 19,50% 11,75% 6,00% 0,50% 1,75%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman

29,50% 2,25% 3,50% 2,50% 12,75% 19,50% 14,75% 10,75% 2,25% 2,25%

k. Pendidikan Politik 46,50% 7,75% 5,75% 4,00% 11,50% 9,75% 7,00% 5,50% 1,50% 0,75%

l. Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survai, Juli 20

Bentuk media sosialisasiNoS K O R (% )

Tabel IV.26. Skor Penilaian tentang Sosialisasi Pemilihan Calon Bupati Tahun 2013

Antusias masyarakat dalam memberikan suaranya pada Pemilihan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, bahwa dari responden yang ditemui

menggambarkan bahwa tingkat kehadiran masyarakat ke TPS cukup tinggi yaitu sebanyak

383 dari 400 responden mendatangi atau hadir di TPS pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli

Serdang 2013 (95,75 %). Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.68. dalam table tersebut

juga menyebutkan bahwa masyarakat yang kurang atau tidak hadir ke TPS pada Pilkada

Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013 yang tertinggi di Kecamatan Pancur Batu

sebanyak 4 %. Sebagaimana terurai pada tabel dibawah ini.

Page 475: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

50

1 B. Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )2 Batang Kuis 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )3 Beringin 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )7 Gunung Meriah 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )8 Hamparan Perak 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )9 Kutalimbaru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )10 Labuhan Deli 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )11 Lubuk Pakam 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )13 P. Labu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )16 Pancur Batu 21 ( 5,25% ) 4 ( 1,00% )17 Patumbak 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )18 Sibolangit 28 ( 7,00% ) 2 ( 0,50% )19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total 383 ( 95,75% ) 17 ( 4,25% )Tidak Menjawab

Sumber: Data Survey, Juli 2015

KecamatanDatang ke TPS sewaktu Pilbup

Ya Tidak

Tabel IV.27. Responden yang memberikan suara dalam Pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

No

Dari 400 responden terdapat 17 responden yang tidak hadir ke Tempat Pemungutan

Suara (TPS) (4.25%), dengan berbagai alasan, dan alasan tertinggi mengapa masyarakat tidak

hadir ke TPS saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

menyebutkan dikarenakan sedang bekerja saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013 berlangsung sebanyak 11 responden (64,71%). Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel IV.28.

Page 476: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

51

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Kurang informasi tentang figurnya 1 5,88 5,88 5,88

Masih di bawah usia 1 5,88 5,88 11,76

Sedang kerja 11 64,71 64,71 76,47

Sedang sakit 1 5,88 5,88 82,35

Tidak dapat kartu pemilih 1 5,88 5,88 88,24

Tidak mengetahui visi dan misinya 1 5,88 5,88 94,12

Tidak punya pilihan 1 5,88 5,88 100,00

Total 17 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.28 Alasan responden tidak memberikan suara

Masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, ternyata sebanyak 355 dari 400 responden (88,75 %)

sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

yang akan dipilih, sebelum masuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang 2013. Hal tersebut tertera pada Tabel IV.29.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 355 88,75 88,75 88,75

Tidak 45 88,75 11,25 100,00

Total 400 177,50 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.29. Tanggapan responden sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan dipilih sebelum masuk TPS pada Pemilukada Tahun 2013

Demikian juga ketika masyarakat sedang berada di dalam Tempat Pemungutan Suara

(TPS) bahwa sebanyak 351 dari 400 responden (98,87 %) mencoblos pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk

TPS. Hal tersebut sesuai dengan Tabel IV.30.

Page 477: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

52

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 351 98,87 98,87 98,87

Tidak 4 1,13 1,13 100,00

Total 355 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.30. Kalau ya, apakah mencoblos Surat Suara yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk TPS ?

Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki kesiapan untuk pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Deli Kabupaten Serdang pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2013, sebanyak 17 dari 45 responden (37,78 %) dengan alasan Tidak

mengenal Calonnya. Terlihat dari table IV.31.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

5 11,11 11,11 11,11

5 11,11 11,11 22,22

13 28,89 28,89 51,11

5 11,11 11,11 62,22

17 37,78 37,78 100,00

45 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.31. Alasan tidak memiliki kesiapan untuk calon Bupati dan wakil Bupati yang akan dipilih

Pasangan Calonnya banyak

Paslon yang ada kurang memperhatikan rakyat

Kurang mengenal calonnya

Terpengaruh oleh orang lain

Tidak mengenal calonnya

Total

Dari 400 responden Pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013, ada

yang memberikan berbagai bentuk atau jenis barang berupa, Uang sebanyak 7,50 % dan yang

tidak sebanyak 92,50 %, Barang tertentu terdapat 6,50 % sedangkan yang tidak 93,50 %,

Sembako ada 8,50 % dan yang tidak 91,50 %, sedangkan untuk Bibit atau Pupuk sebanyak

2,50 % dan yang tidak 97,50 %. Sesuai dengan Tabel IV.32.

Page 478: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

53

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 7,50% 92,50%

b.      Barang tertentu 6,50% 93,50%

c.       Sembako 8,50% 91,50%

d.      Bibit atau pupuk 2,50% 97,50%

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.32 Apakah ada yang memberikan bantuan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013 ?

Secara umum bahwa masyarakat yang menerima pemberian uang atau barang

tertentu, dengan tujuan untuk menggarap / mendulang suara, oleh pasangan calon atau tim

sukses pasangan calon. dari hasil survey hanya 25 responden (6,25%) yang menerima

bantuan dan sebanyak 24 responden tersebut terpengaruh akan pemberian dari pihak-pihak

yang terlibat dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, Sesuai

dengan Tabel IV.33.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 24 96,00 96,00 96,00

Tidak 1 4,00 4,00 100,00

Total 25 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.33. Responden yang memilih Calon karena menerima bantuan

Pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013,

masyarakat yang memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

terpengaruh karena sudah menerima pemberian atau bantuan dari pasangan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sebanyak 24 responden. Sesuai dengan data pada tabel

IV.34.

Page 479: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

54

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sudah membantu dan harus dipilih 24 100,00 100,00 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.34. Alasan responden memilih karena menerima bantuan / pemberian

Pendapat masyarakat tentang kinerja pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan

aparatnya yang telah menjalankan program dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,

bahwa ditinjau dari beberapa aspek menyebutkan yang tertinggi dari aspek atau bidang

“Kesehatan” sebanyak 61 %, kemudian disusul di bidang “Pendidikan” mencapai 60 %,

sedangkan yang terendah adalah pada aspek “ketenagakerjaan” hanya 9,50 %. Dan data

tersebut tertera pada Tabel IV.35.

No. Aspek Ya Belum Tidak

1 Pembangunan Infrastruktur Kota/Desa 29,50% 63,00% 7,50%

2 Peningkatan Ekonomi Rakyat 11,25% 78,25% 10,50%

3 Investasi (Penanaman Modal) di Daerah 9,50% 70,75% 19,75%

4 Pendidikan 60,00% 34,50% 5,50%

5 Kesehatan 61,50% 32,50% 6,00%

6 Ketenagakerjaan 9,00% 77,50% 13,50%

7 Penegakan Hukum 21,00% 63,75% 15,25%

8 Pemberantasan KKN 14,75% 68,00% 17,25%

9 Pelayanan Publik 37,00% 52,50% 10,50%

10 Pengutipan Restribusi 32,50% 51,25% 16,25%

11 Pertanahan 29,00% 57,30% 13,70%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.35. Pendapat responden tentang kinerja Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan aparatnya

Page 480: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

55

B.4. Tingkat Partisipasi Pemilih

Sesuai data Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang, tingkat partisipasi

pemilih pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sangat rendah

dengan capaian hanya 37,99 % dari jumlah pemilih yang terdaftar yaitu 1.437.151 orang.

Partisipasi itu menunjukkan bahwa yang tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)

menggunakan hak pilihnya 891.091 orang (62,01 %), sedang yang menggunakan hak

pilihnya hanya 546.060 orang.

Page 481: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

56

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

640 1.045 1.547 2.278 6.220 2.964 4.765 3.611 23.070

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

8 34 166 675 168 131 125 202 1.509

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

32 117 147 403 694 144 278 613 2.428

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

12 64 46 77 186 149 111 88 733

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38 112 229 1.180 1.548 383 463 308 4.261

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

189 707 1.172 2.731 3.846 1.338 831 607 11.421

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

68 494 508 211 1.137 438 328 645 3.829

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

395 2.337 4.006 4.216 7.703 4.831 4.007 4.524 32.019

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

10 132 689 660 2.931 357 423 234 5.436

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

23 418 140 288 1.435 729 727 442 4.202

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

9 9 61 118 480 119 302 436 1.534

1.424 5.469 8.711 12.837 26.348 11.583 12.360 11.710 90.442

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Tidak Sah 32 124 189 243 529 288 249 199 1.853

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Sah dan Tidak Sah 1.456 5.593 8.900 13.080 26.877 11.871 12.609 11.909 92.295

No. UraianJumlah

Dipindahkan

No. UraianJumlah

Dipindahkan

Tabel IV.36. REKIPITULASI HASIL PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

JumlahDipindahkan

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Page 482: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

57

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

23.070 2.784 6.824 15.403 6.183 4.245 16.687 15.963 91.159

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

1.509 232 321 4.202 645 377 1.889 2.099 11.274

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

2.428 97 254 5.030 450 656 4.058 2.275 15.248

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

733 545 1.308 1.658 342 285 679 786 6.336

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

4.261 643 1.929 6.554 1.390 1.503 11.018 11.066 38.364

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

11.421 1.183 5.987 11.869 5.891 3.159 10.176 9.140 58.826

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

3.829 454 1.091 3.101 844 910 1.928 882 13.039

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

32.019 1.417 1.889 7.128 3.278 1.913 12.970 821 61.435

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

5.436 83 129 995 338 313 711 553 8.558

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

4.202 923 2.381 5.471 2.398 1.099 2.931 2.357 21.762

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

1.534 80 326 1.595 1.130 712 764 608 6.749

90.442 8.441 22.439 63.006 22.889 15.172 63.811 46.550 332.750

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 1.853 199 627 1.509 490 474 1.346 857 7.355

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 92.295 8.640 23.066 64.515 23.379 15.646 65.157 47.407 340.105

JumlahDipindahkan

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Jumlah Pindahan(I)

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Page 483: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

58

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

91.159 6.815 36.279 5.911 3.662 5.347 6.853 4.668 160.694

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

11.274 428 2.361 543 645 196 208 171 15.826

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

15.248 539 2.172 496 467 444 308 370 20.044

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

6.336 312 1.800 304 286 791 1.770 499 12.098

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38.364 2.175 12.750 690 412 1.959 1.310 2.196 59.856

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

58.826 2.287 14.682 4.017 5.121 3.725 7.485 3.844 99.987

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

13.039 1.008 2.433 598 944 1.149 1.064 628 20.863

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

61.435 850 8.340 1.132 1.106 2.247 8.629 1.116 84.855

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

8.558 149 891 176 140 137 136 55 10.242

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

21.762 1.244 10.374 3.411 1.160 1.744 1.345 587 41.627

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

6.749 393 1.194 219 97 136 115 96 8.999

332.750 16.200 93.276 17.497 14.040 17.875 29.223 14.230 535.091

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 7.355 376 1.438 329 303 381 527 260 10.969

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 340.105 16.576 94.714 17.826 14.343 18.256 29.750 14.490 546.060

Sumber : Data KPU-DS

No. Uraian Jumlah Pindahan (II)

Jumlah Pindahan (II)No. Uraian

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil BupatiJumlahAkhirJumlah Pindahan (II)

JumlahAkhir

JumlahAkhir

Page 484: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

59

Berdasarkan Tabel IV.22. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.436.081 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan suara

sesuai Tabel IV.36. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah

sebanyak 546.060 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 sebesar 38.02% (Sumber : Data

KPU DS)

C. Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

C.1 Landasan Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 :

1. Undang Undang No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

2. Undang Undang No. 15 Tahun 2011 Tentang: Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Undang Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang: Pemiilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

4. Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan

Umum, dan Dewan Kehormatan Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012,

Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Kode Etik

Peneyelenggara Pemilihan Umum.

5. Peraturan KPU No. 1 2010 Tentang: Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,

Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota.

6. Peraturan KPU No. 6 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Keempat Atas

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Tahapan,

Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Tahun 2014.

7. Peraturan KPU No. 7 2012 Tentang: tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Page 485: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

60

8. Peraturan KPU No. 10 2013 Tentang: Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di

Luar Negeri Untuk Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

9. Peraturan KPU No. 12 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Atas Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Dan Tata

Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri Dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan

Suara Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Tahun 2014.

C.2. Data Pemilih Pada Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi

dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi

perhatian, terutama dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang

tidak melakukan pencoblosan (Golput) dan yang tidak terdaftar. Persoalan

registrasi pemilih yang masih mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan

Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, ternyata masih memungkinkan

terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data pemilih, karena adanya

kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door menjumpai

masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat

digunakan sebagai rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih,

karena penduduk belum melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu

Keluarga.Keadaan ini dapat mengakibatkan pemilih berpeluang untuk mencoblos

lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas

keberadaan orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya

jumlah pemilih tidak terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat

melanggar asas Jurdil Pemilu. Masalah fenomena tingginya angka ghost-voter

terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang tidak terdaftar dan pemilih

terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang mendatangkan

masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat menjadi

bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Page 486: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

61

Pada Pemilu 2009 kemungkinan pemilih ganda ini diupayakan diatasi

dengan penandaan tinta di jari jempol pemilih, tetapi karena tinta yang mudah

dihapus, peluang untuk kecurangan ini masih muncul. Sehingga untuk Pemilu

2014 lalu, perhatian terhadap masalah tinta penanda ini juga masih relavan dan

penting dijadikan sebagai bagian proses pengendalian kualitas hasil Pemilu.

Dalam hal kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu, berhubungan dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya

dalam DPT, dimana hasil penelitian ini menggambarkan bahwa 396 (99,00 %)

orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1,00 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan tingginya persentase responden terdaftar dalam

DPT, karena responden penelitian ini dipilih dari DPT Pemilu Legislatif tahun

2014, sedangkan empat orang responden yang tidak terdaftar ditemukan adalah

merupakan responden yang ditemui oleh enumerator setelah lima responden

cadangan yang ditetapkan tidak ditemukan.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.3. Apakah Responden terdaftar sebagai pemilih dalam DPT Pileg tahun 2014?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 487: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

62

Tingkat pengetahuan pemilih atas terdaftarnya mereka dalam DPT, terkondisi karena

responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir pendaftaran sebanyak 52 orang

(13,00 %) dan sepanjang ingatan responden, ada petugas yang datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkan mereka sebagai calon pemilih pada Pileg tahun 2014 lalu, sebanyak 300 orang

(75,00 %), sedangkan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengingat lagi, proses pendaftaran

tersebut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, saya langsung mengisi formulir pendaftaran 52 13,00% 13,00% 13,00%

Tidak, formulir pendaftarannya diisi langsung oleh petugas 300 75,00% 75,00% 88,00%

Lupa, tidak ingat 48 12,00% 12,00% 100,00%

Total 400 100,00% 100,00%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.37. Apakah mengisi sendiri formulir pendaftaran ?

Meskipun petugas telah melakukan pendaftaran, ternyata hasil penelitian ini

menggambarkan bahwa masih terdapat 24 orang (6,00 %) responden menyatakan bahwa

terdapat anggota keluarga mereka yang belum didaftarkan oleh petugas.

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.38. Apakah seluruh anggota ikut terdaftar ?

Keadaan belum atau tidak didaftarkannya anggota keluarga responden sebagai

pemilih dalam DPT disebabkan karena: anggota keluarga merantau, tidak didatangi oleh

petugas pendaftar (ditenggarai petugas memanfaatkan Kartu Keluarga penduduk sebagai

referensi dalam mengisi formulir Daftar Pemilih), tidak adanya dokumen kependudukan

sebagai persyaratan domisili menetap, karena adanya anggota keluarga yang tidak menetap,

tidak didaftarkan oleh kepala keluarga, keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

yang seharusnya usianya sudah memenuhi persyaratan 17 tahun atau sudah pernah menikah,

namun tak didaftar, tidak tahu adanya masa pendaftaran sebagai pemilih dalam pemilu.

Page 488: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

63

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Anggota keluarga pergi merantau 6 25,00 25,00 25,00

Belum didatangi petugas 6 25,00 25,00 50,00

Identitas tidak memenuhi 3 12,50 12,50 62,50

Karena ada anggota yang tidak menetap 5 20,83 20,83 83,33

Keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

1 4,17 4,17 87,50

Tidak di daftar oleh kepala keluarga 2 8,33 8,33 95,83

Tidak tahu ada masa pendaftaran 1 4,17 4,17 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.39 Penyebab Anggota Keluarga tidak terdaftar

Demi terakomodirnya seluruh masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih dalam

pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014, petugas pendaftaran pemilih mendatangi setiap

rumah untuk mendata dan mendaftarkan pemilih bagi yang belum terdata, sembari

menempelkan sticker Coklit Pendataan Pemilih di setiap rumah. Namun berdasarkan hasil

survey masih terdapat 32 dari 400 responden (8,00%) rumah pemilih yang belum ditempel

sticker. Seperti tertera di Grafik IV.4.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.4. Apakah rumah responden ditempel stiker setelah didaftar oleh petugas KPU Deli Serdang?

92,00%

8,00%

Ya 368 Tidak 32

Page 489: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

64

Masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih

Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sesuai dengan hasil survei yang tertera

pada Tabel IV.40. menyebutkan bahwa sebanyak 321 dari 400 responden (80,25 %),

mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai

Desa/Kelurahan, namun masih terdapat masyarakat yang tidak mengetahui bahwa namanya

tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sebanyak 8

dari 400 responden (2,00%).

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 321 80,25% 80,25 80,25

Tidak 8 2,00% 2,00 82,25

Tidak ingat 71 17,75% 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.40. Apakah responden mengetahui namanya tercatat di DPS yang ditempel di Balai Desa/Kelurahan ?

Tetapi dari 321 responden yang tertera di Tabel IV.40 menyatakan bahwa sebanyak

270 responden (67,50%), mengetahui kalau keluarganya juga terdaftar di DPS, 34 responden

(8,50%) menyatakan tidak mengetahui apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh

anggota keluarga telah terdaftar dan 17 responden (4,25%) menyatakan tidak ingat apakah di

dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar. Seperti tertera di

Tabel IV.41.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 270 67,50% 67,50 67,50

Tidak 34 8,50% 8,50 76,00

Tidak ingat 17 4,25% 4,25 80,25

Total 321 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.41. Kalau Ya, apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar ?

Permasalahan pendaftaran pemilih yang harus mendapat perhatian terkait dengan

rendahnya pengetahuan pemilih atas informasi uji publik daftar pemilih sementara sebagai

masa yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan koreksi atau perbaikan daftar pemilih

Page 490: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

65

sementara menuju masa penetapan sebagai DPT oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak 232 orang (58,00 %) mengetahui adanya uji publik daftar pemilih sementara yang

ditempel di tempat-tempat umum, sedangkan 120 orang (30,00 %) tidak mengetahui sama

sekali tentang uji publik DPS tersebut dan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengerti.

Seperti Tabel IV.42.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, tahu 232 58,00 58,00 58,00

Tidak tahu 120 30,00 30,00 88,00

Tidak mengerti 48 12,00 12,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.42. Tanggapan responden mengenai adanya uji publik daftar pemilih sementara yang ditujukan untuk mendapat masukan

Berikut ini tersaji Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Page 491: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

66

L P JLH L P JLH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.032 1.073 2.105 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.642 4.743 9.385 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.482 7.914 15.396 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 12.821 13.618 26.439 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 30.904 32.361 63.265 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.446 13.184 25.630 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.370 13.063 25.433 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.681 11.999 23.680 77

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 7.818 7.969 15.787 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.488 23.308 45.796 127

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.842 76.603 152.445 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.005 32.135 64.140 146

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 19.447 19.680 39.127 112

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 93.767 93.966 187.733 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 53.370 52.200 105.570 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 21.317 20.600 41.917 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.787 133.190 267.977 643

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.362 23.558 46.920 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.853 16.550 33.403 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.109 19.229 38.338 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.113 41.773 81.886 193

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 12.823 12.929 25.752 71

394 935.240 911.022 1.846.262 666.479 671.645 1.338.124 3.485

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

Jumlah Penduduk

Jumlah

Legislatif

Jumlah TPS

Jumlah PemilihNo KecamatanJumlah

Desa/Kelurahan

C.3. Sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Legislatif

tahun 2014 untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan kegiatan sosialisasi yang

dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada

pemilihan umum Legislatif tahun 2014 khususnya di daerah pemilihan wilayah Kabupaten

Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan wakil rakyat.

Tanggapan masyarakat tentang memadai tidaknya informasi mengenai jadwal

pemilihan legislatif tahun 2014, dapat dilihat pada tabel IV.44 yaitu sebanyak 361 dari 400

Page 492: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

67

responden (90,25%), sudah mengetahui jadwal Pemilihan Umum Legislatif. Sementara ada

27 responden (6,75 %) mengaku belum mengetahui jadwal pesta demokrasi tersebut.

Selanjutnya, 12 responden (3,00 %) mengaku tidak ada jadwal Pemilu.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 361 90,25 90,25 90,25

Belum 27 6,75 6,75 97

Tidak ada 12 3 3 100

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.44 Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pileg 2014, apakah sudah memadai ?

Demikian dengan informasi tentang Partai Politik, sebanyak 330 dari 400 responden

(82,50 %) menyatakan bahwa informasi tentang Partai Politik peserta Pemilu sudah

memadai, sedangkan 57 responden (14,25 %) menyatakan belum memadai, serta 13

responden (3,25 %) menyatakan tidak ada sama sekali. Seperti terlihat pada grafik berikut ini

:

77,75 311

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.5. Apakah informasi tentang partai politik sudah memadai?

80,25%

2,00%

17,75%

321Ya

8Tidak

71Tidak ingat

Terkait tentang peryataan responden yang menyebutkan bahwa belum memadainya

informasi mengenai Partai Politik, sebanyak 43 dari 57 responden (75,44 %) menguraikan

Page 493: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

68

alasannya adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, selanjutnya 5 responden (8,77 %)

menguraikan alasan bahwa terlalu banyak partai, serta 4 responden (7,02 %) menguraikan

alasan informasi tentang Partai Politik itu belum tersaji secara menyeluruh. Seperti terlihat

pada tabel IV.45.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Belum secara menyeluruh 4 7,02 7,02 7,02

Kurangnya pengurus partai 1 1,75 1,75 8,77

Kurangnya sosialisasi ke masyarakat 43 75,44 75,44 84,21

Masih belum baik 1 1,75 1,75 85,96

Partai jangan terlalu banyak 1 1,75 1,75 87,72

Perlu meningkatkan sosialisasi 1 1,75 1,75 89,47

Sedang ada pekerjaan 1 1,75 1,75 91,23

Terlalu banyak partai 5 8,77 8,77 100,00

Total 57 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.45. Alasan belum memadai

Infromasi mengenai calon anggota Legislatif saat berjalannya tahapan-tahapan

pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif sudah tergolong memadai. Hal itu dapat dilihat dari

400 responden yang dimintai tanggapannya, sebanyak 249 responden (62,25 %) mengatakan

sudah memadai. Namun diantaranya sebanyak 116 responden (29 %) mengatakan belum

memadai, bahkan sebanyak 35 responden (8,75 %) mengaku bahwa informasi tentang calon

Legislatif itu tidak ada sama sekali. Seperti teruarai pada Tabel IV.46.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 249 62,25 62,25 62,25

Belum memadai 116 29,00 29,00 91,25

Tidak ada 35 8,75 8,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.46. Tanggapan responden tentang informasi mengenai calon anggota DPR, DPD dan DPRD, apakah sudah memadai ?

Page 494: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

69

Dari Tabel di bawah, 93 dari 116 responden (80,17 %) yang mengatakan belum

memadai sosialisasi para calon anggota Legislatif dengan alasan kurang sosialisasi ke

masyarakat, 18 responden (15,52 %) menyatakan kurang informasi tentang calegnya dan

selebihnya menyatakan terlalu banyak calon legislatifnya dan tidak ada informasi tentang

calon legislatifnya. Seperti terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Kurang informasi tentang calegnya 18 15,52 15,52 15,52

Kurang sosialiasi ke masyarakat 93 80,17 80,17 95,69

Terlalu banyak calon legislatif 2 1,72 1,72 97,41Tidak ada informasi 3 2,59 2,59 100,00Total 116 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.47. Alasan belum memadai 

Kegiatan sosialisasi melalui media, pelatihan pemilih oleh berbagai lembaga (LSM,

Perguruan Tinggi, Ormas, Lembaga Keagamaan) sehingga pengetahuan pemilih tentang

teknis pelaksanaan Pemilu akan lebih baik. Kegiatan ini diyakini akan mampu memberikan

pemahaman sistem pencoblosan dalam sistem pemilu tahun 2014 lalu. Tetapi karena waktu

yang terbatas, kegiatan sosialisasi menjadi minim sehingga pengetahuan pemilih terhadap

tata cara pemberian suara menjadi rendah. Kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu, dapat

dilihat dari pemahaman sebagian besar responden tentang tata cara pemberian suara. Soal-

soal sederhana seperti tatacara pencoblosan, misalnya masih ada 35 orang (8,75%) responden

menjawab belum memadai. Bahkan ada 13 orang (3,25%) responden yang menyebutkan

bahwa tidak ada sama sekali informasi mengenai tata cara pemberian suara dalam pemilu

Legislatif 2014 yang lalu, dimana 352 orang (88,00%) responden yang menyatakan sudah

memadai.

Page 495: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

70

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 352 88,00 88,00 88,00

Belum memadai 35 8,75 8,75 96,75

Tidak ada 13 3,25 3,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.48. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencobolosan dalam Pemilu Legislatif tahun 2014, apakah sudah memadai ?

Dari hasil survey, 132 dari 400 responden (33,00%) menyatakan bahwa cara

mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos gambar partai, 156 responden (39,00%)

menyatakan cara mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos Gambar partai dan nama

calon, sedangkan 17 responden (4,25%) meyatakan tidak tahu cara mencoblos pada pemilu

2014, dan 95 responden (23,75%) yang sudah memahami cara mencoblos yang sebenarnya

pada pemilu 2014 yaitu mencoblos nama calon yang diajukan partai.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Mencoblos gambar partai 132 33,00 33,00 33,00

Mencoblos nama calon yang diajukan partai 95 23,75 23,75 56,75

Mencoblos tanda gambar dan nama calon yang diajukan partai 156 39,00 39,00 95,75

Tidak tahu 17 4,25 4,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.49. Pengetahuan responden tentang cara pencoblosan pada Pemilu 2014

Calon anggota legislatif seyogianya populer atau dikenal oleh banyak pemilih, dan

bila terpilih loyalitas calon anggota legislatif seharusnya lebih berorientasi kepada

kepentingan rakyat dibandingkan loyalitasnya kepada partai politik yang mengusulkannya.

Namun, karena sistem pemilu ini belum tersosialisasi dengan baik, mengakibatkan usulan

sebagian besar caleg berbasis otoritas yang dominan dikelola oleh pengurus partai politik,

akibatnya banyak caleg yang belum dikenal oleh pemilih.

Page 496: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

71

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu legislatif dengan memberikan skor 1-10, dimana, penilaian dari angka 1 sampai 5,

merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk angka 6 -10, merupakan penilaian

yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu

2014 dan sosialisasi partai politik serta caleg yang berkontes, hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi ternyata merupakan media

yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 314 orang (78,50%), diikuti kemudian dengan

iklan luar ruang sebesar 307 Orang (76, 75 %), kampanye yang dilaksanakan partai politik

secara terbuka ataupun dengan mobilisasi sebanyak 218 orang (54,50%). Sedangkan

publikasi melalui media sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak

322 orang (80,50 %) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian

juga dengan media online sebanyak 313 orang (78,25 %) dan pendidikan politik sebanyak

295 responden (73,75%)

Page 497: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

72

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (1 s/d 5) 12 (6 s/d 10)

a. Iklan/Berita di TV 11,50% 0,25% 1% 1,25% 7,50% 12,75% 24,50% 25,75% 7,75% 7,75% 86 314

b. Iklan/Berita di Radio 32,75% 6,75% 4,25% 6,50% 17,50% 14,25% 11,50% 4,00% 1,75% 0,75% 271 129

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

25,25% 2,50% 5,25% 3,50% 13% 15,50% 17,25% 12% 3,00% 2,75% 198 202

d. Iklan/Berita di media online 49,00% 8% 5,25% 7% 9% 9,50% 7% 3,75% 0,50% 1% 313 87

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

53,00% 6,25% 6,75% 6,75% 7,75% 10,25% 5% 2,75% 0,75% 0,75% 322 78

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster, Spanduk, Kartu nama dll

14% 1% 1,50% 1,50% 5,25% 13,50% 24,25% 24% 9,25% 5,75% 93 307

g. Kampanye Partai Politik 16,75% 2,50% 3,50% 5,25% 17,50% 19,25% 17,25% 11,75% 4% 2,25% 182 218

h. Kunjungan Tim Sukses 20,50% 3,75% 6% 4,50% 15,75% 21% 16,75% 7,50% 2,75% 1,50% 202 198

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

24,75% 5,50% 5,25% 7,50% 18,25% 19% 10,75% 6,25% 1,50% 1,25% 245 155

j.Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28% 2,75% 2% 5% 13,75% 18,75% 16,25% 9,75% 2,25% 1,50% 206 194

k. Pendidikan Politik 47,00% 7% 5,50% 5,25% 9% 13% 4,50% 6,25% 2,25% 0,25% 295 105

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Bentuk media sosialisasiNoS K O R

(Persentase)Jumlah Responden

Tabel IV.50 Skor penilaian Responden atas bentuk media sosialisasi yang efektif mengenai Partai Politik/Calon Anggota Legislatif peserta Pemilu tahun 2014

Page 498: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

73

Dari hasil tersebut di atas, terlihat bahwa media televisi masih menjadi media yang

efektif untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan Pemilu, sedangkan media sosial

yang diakses melalui internet, belum menjadi pilihan dari sebahagian besar pemilih di

Kabupaten Deli Serdang untuk mendapatkan informasi tentang Pemilu.

Secara teoritik bahwa pengaruh pendidikan dan sosialisasi politik adalah signifikan

terhadap perilaku politik komunitas (Kartini, 2009). Proses pendidikan politik dilakukan

secara intensional (dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu), sedangkan sosialisasi politik,

adalah proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan. Dampak dari sosialisasi

politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan tanpa refleksi

harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari struktur-struktur

politik yang ada di masyarakat. Sedang dampak dari pendidikan politik ialah mengarahkan

anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah kehidupan

politik.

Terkait dengan paparan diatas, maka ketidaktahuan responden tentang teknis

pelaksanaan Pemilu sebagaimana terungkap dalam temuan sebelumnya terkait pula dengan

sosialisasi Pemilu, sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik dan caleg yang masih

kurang memadai menurut 173 responden (43,25%) sesuai data Grafik IV.5 dan Tabel IV.45.

Gambaran ini sebenarnya bukan monopoli pemilih di Kabupaten Deli Serdang saja, tapi juga

ungkapan pemilih di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang sangat terpencil. Karena

itu pula, seluruh pemangku kepentingan (stake holder) harus bekerjasama dan memilih

strategi sosialisasi yang tepat sasaran agar pemahaman tentang teknis pelaksanaan Pemilu

dapat diserap sebagian besar pemilih.

Sebanyak 364 responden (91,00%) menyatakan telah memiliki kesiapan tentang partai

politik di tingkat DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih

sebelum ke TPS pada pemilu 2014 dan 36 responden (9,00%) menyatakan tidak memiliki

kesiapan untuk memilih parpol.

Page 499: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

74

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 364 91,00 91,00 91,00

Tidak 36 9,00 9,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.51 Kesiapan responden tentang partai politik di DPR,DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa 354 responden (88,50%) telah memiliki

kesiapan untuk memilih caleg yang akan dipilih di DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten Deli Serdang sebelum sampai ke TPS dan sebanyak 46 responden (11,50%) tidak

memiliki kesiapan untuk menentukan caleg yang akan dipilih, sehingga pilihannya

dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik

dan ‘gambling’, karena mereka baru pemilih pemula dan belum mendapatkan sosialisasi

politik yang tuntas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 354 88,50 88,50 88,50

Tidak 46 11,50 11,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.52 Kesiapan responden tentang Caleg di DPR,DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Setiap pemilih dihadapkan pada banyak pilihan sejalan dengan banyaknya kandidat

dan parpol peserta Pemilu. Setidaknya ada 3 kelompok besar kondisi memilih yang juga

dapat merefleksikan peta persaingan yang ada yaitu, (1) memilih caleg dari parpol yang

sama, atau (2) memilih caleg dari parpol berbeda. Dan pada kondisi dimana pemilih kurang

mengenal calegnya maka pemilih akan dihadapkan pada kondisi untuk memilih caleg atau

parpol, dengan alternatif (3) memilih parpol.

Page 500: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

75

Berdasarkan hasil survey terdapat 260 responden (65,00%) memilih caleg dari parpol

yang sama untuk semua tingkatan legislatif dan 140 responden (35,00%) menyatakan tidak

memilih caleg dari partai politik yang sama.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 260 65,00 65,00 65,00

Tidak 140 35,00 35,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.53 Apakah mencoblos Surat Suara anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang berasal dari Partai yang sama ?

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang aktif. Menjatuhkan pilihan

pada partai politik tertentu, merupakan keputusan yang dilandasi faktor motivasi yang dapat

bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat pula dipengaruhi oleh strategi

komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh partai politik yang dialami

pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat pula

mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam mengidentifikasikan parpol pilihannya atau

berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik tertentu.

Secara konsekuensif, bahwa penilaian pemilih atas pola mengakomodir kepentingan

rakyat oleh legislatif hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi dan pandangan

masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas parpol peserta Pemilu tahun 2014.

Pandangan tersebut diatas dapat diterangkan dengan rangkaian hasil penelitian Romli (2010:

94) yang menyimpulkan bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu

memperlihatkan 4 (empat) kecenderungan, yaitu: (1) secara demografis, maka kecenderungan

pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi (suku, jenis

kelamin, dan agama) calon legislatif, sedangkan untuk wilayah perdesaan maka ikatan

kulturalnya masih menjadi faktor yang mempengaruhi pilihannya terhadap caleg dan

parpol.(2) secara ekologis, perbedaan konsentrasi basis massa partai politik mempengaruhi

perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka peranan patrón

sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih mempengaruhi pilihan

masyarakat yang tinggal di perdesaan dan ada temuan berlangsungnya prilaku transaksional,

Page 501: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

76

sedangkan diperkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari media tv, radio, koran

dapat mempegaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang signifikan atas perolehan

suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka pemilih yang rasional idealis

(kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi, platform dan program parpol

ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional realistis (mempertimbangkan

kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Dari uraian diatas dapat dilihat gambaran pada tabel responden dibawah ini untuk

menentukan pilihannya bahwa responden yang tidak mencoblos caleg dari partai yang sama,

sebanyak 85 responden (60,71%) mengurai alasan lebih memilih figur dari calonnya, 42

responden (30,00%) memilih calon yang dikenalnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Karena yang datang sosialiasi berbeda 1 0,71 0,71 0,71

Melihat figurnya walau beda partai 85 60,71 60,71 61,43

Melihat programnya 7 5,00 5,00 66,43

Memilih yang dikenal 42 30,00 30,00 96,43

Sesuai hati nurani 4 2,86 2,86 99,29

Tidak mengenal semua calon 1 0,71 0,71 100,00

Total 140 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.54 Kalau Tidak, Mengapa tidak mencoblos Surat Suara yang berasal dari partai yang sama ?

C.4. Partisipasi Pemilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014

C.4.1. Popularitas Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif tahun 2014

Perubahan pola perilaku pemilih dari pemilih tradisional menuju modern ini

mengisyaratkan bahwa sebagian besar responden mulai lebih cerdas dalam menjatuhkan

pilihannya. Dalam artian, mereka tidak ingin lagi seperti membeli kucing dalam karung dan

hanya tertarik dengan pesona-pesona dan kharisma pemimpin Parpol.

Sebanyak 269 dari 400 responden (67,25%) akan mencoblos tanda gambar partai jika

tidak mengenal calonnya, 71 responden (17,75) tidak mencoblos tanda gambar partai dan

nama calon, sebanyak 35 responden (8,75%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

Page 502: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

77

sekenanya saja dan 25 responden (6,25%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

yang ada di urutan teratas. Seperti terurai pada tabel IV.55.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Mencoblos tanda gambar partai saja 269 67,25 67,25 67,25

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon yang ada di urutan teratas

25 6,25 6,25 73,50

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon sekenanya saja

35 8,75 8,75 82,25

Tidak mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

71 17,75 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.55. Jika pada saat pencoblosan tidak mengenal calon, kira kira apa yang akan dilakukan ?

Tampaknya peran ‘tokoh’ mulai tergantikan oleh platform atau program parpol. Ini

mudah dipahami, karena dengan kebebasan informasi sekarang, citra tokoh pemimpin dan

pemimpin kharismatik tidak lagi ‘sesempurna’ masa silam, karena dengan mudah citra itu

akan berubah, jika kebusukan politik atau skandal pribadinya diungkap pers. Ditambah lagi,

kharisma pemimpin ternyata tidak menjadi garansi dalam melakukan perubahan, yang

dianggap sebagian responden semakin menurun.

Perubahan pola perilaku pemilih ‘tradisional’ menuju ‘rasional’ ini sebenarnya

merupakan peluang bagus yang harus dimanfaatkan setiap parpol. Ini bisa disiasati dengan

menawarkan program partai yang lebih rasional dan operasional serta berdampak langsung

kepada masyarakat. Retorika-retorika yang sering disampaikan pada masa kampanye silam,

sudah saatnya dirubah dengan logika-logika yang dikemas dalam program parpol yang

berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat; seperti skenario penanggulangan

pengangguran, pertumbuhan dan keadilan ekonomi, akses pada pelayanan publik dengan

indikator-indikator yang lebih terukur. Kampanye monolog perlu disiasati dengan dialog,

termasuk menawarkan caleg-caleg yang lebih kritis dan memiliki integritas yang baik.

Ketika pemilih merasa bingung untuk menentukan pilihan pada pemilu Legislatif,

maka alternatif memilih partai jauh lebih mudah bisa dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan, karena jumlahnya hanya 12 Partai saja, serta jauh lebih sedikit dibandingkan caleg

yang jumlahnya bisa ratusan tertera di surat suara.

Page 503: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

78

Aspek pertimbangan memilih partai lebih sederhana. Bisa membedakan partai

nasionalis atau islamis. Bisa partai dominan atau tak dominan di parlemen. Bisa partai lama

atau baru. Bisa partai yang anggotanya di masa jabatan legislatif/eksekutif, paling sedikit

melakukan korupsi atau kejahatan lainnya. Bisa tak ingin memilih partai pemenang pemilu

sebelumnya, atau malah tetap mempertahankannya.

Memilih partai (bukan caleg) masih relevan, karena sistem pemilu kita menerima

memilih partai. Memang, pasal 5 UU No. 8/2012 menyatakan Pemilu 2014 menggunakan

sistem proporsional daftar terbuka untuk DPR serta DPRD I dan II (untuk DPD bersistem

mayoritarian banyak wakil). Sistem pemilu ini dalam penerapan ketat teknis pemilihannya,

memilih caleg/orang. Teknis memilih caleg (tanpa partai) menjadi salah satu pembeda

dengan sistem proporsional daftar tertutup yang memilih partai.

Pemilu 2014 masih menerima pilihan partai saja karena beberapa pertimbangan.

Indonesia masih di fase transisi, dari otokrasi menuju demokrasi. Politik, baik makna

struktural maupun kultural, masih jauh dari masyarakat karena setengah dari usia bangsa

Indonesia hidup di masa pengharaman politik. Pasca-Reformasi, baru tiga kali kita benar-

benar menyelenggarakan pemilu setelah dari 1971 sampai 1997. Keadaan ini menjadikan

penerapan sistem proporsional daftar terbuka di Pemilu 2009 dan 2014 tak utuh sesuai teori.

Seperti yang tertera di tabel berikut ini, meskipun para responden lebih mudah

memilih partai dan menyebutkan pilihan partainya, namun masih lebih banyak responden

yang merahasiakan pilihan partainya yaitu sebanyak 143 dari 400 responden (35,75 %).

Dengan itu, para responden sudah memahami azas Pemilu yaitu langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil. Seperti pada tabel IV.56.

Page 504: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

79

No. Nama Partai Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1. PDI Perjuangan 108 27,00 27,00 27,00

2. Partai Golkar 29 7,25 7,25 34,25

3. Partai Gerindra 41 10,25 10,25 44,50

4. Partai Demokrat 34 8,50 8,50 53,00

5. PKB 3 0,75 0,75 53,75

6. PKS 9 2,25 2,25 56,00

7. PAN 8 2,00 2,00 58,00

8. PPP 8 2,00 2,00 60,00

9. Partai Nasdem 7 1,75 1,75 61,75

10. Partai Hanura 9 2,25 2,25 64,00

11. Belum Punya Hak Pilih pada Pemilu 2014 1 0,25 0,25 64,25

12. Rahasia 143 35,75 35,75 100,00

400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 201

Tabel IV.56. Partai politik yang dipilih Responden pada pemilu 2014

Popularitas lembaga legislatif masih didominasi oleh DPR dan DPRD, yang berarti

bahwa lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai utusan daerah, masih kurang

dikenal masyarakat. Pada hasil survey terlihat 43 dari 400 responden (10,75 %) menyatakan

tidak pernah mendengar lembaga Dewan Perwakilan Daerah. Seperti terurai pada tabel IV.57

berikut ini :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pernah 357 89,25 89,25 89,25Tidak pernah 43 10,75 10,75 100,00Total 400 100,00 100,00

Tabel IV.57. Tanggapan responden, apakah pernah mendengar adanya Dewan Perwakilan Daerah ?

Menurut tanggapan masyarakat tentang siapa yang memilih anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), sebanyak 305 dari 400 responden (76,25 %) menjawab dipilih

oleh Rakyat secara langsung.

Page 505: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

80

Namun masih terdapat 77 dari 400 responden (19,25%) yang mengaku bahwa mereka tidak

tahu siapa yang memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), hal tersebut tertera

dalam table IV.58.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

MPR 5 1,25 1,25 1,25

DPR 5 1,25 1,25 2,50

DPRD 8 2,00 2,00 4,50

Rakyat secara langsung 305 76,25 76,25 80,75

Tidak tahu 77 19,25 19,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.58. Tanggapan responden tentang siapa yang memilih anggota DPD ?

Secara umum menyebutkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengetahui

tentang DPD, hal tersebut dilihat pada table IV.59.

Frequency Percent Frequency Percent

1 Jumlah anggota DPD tiap provinsi adalah 4 orang 85 21,25% 315 78,75%

2 Anggota DPD dipilih secara langsung oleh rakyat 305 76,25% 95 23,75%

3DPD adalah lembaga yang berisi para wakil daritiap provinsi 171 42,75% 229 57,25%

4DPD berwenang memberikan usulan rancanganUU yang berkaitan dengan kepentingan daerah 146 36,50% 254 63,50%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.59. Pengetahuan responden tentang DPD

No Hal-hal Tentang DPDTahu Tidak tahu

Sedangkan dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat dengan Dewan Pimpinan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Deli Serdang selama ini. Dilihat dari hasil survey menyebutkan

bahwa terdapat 183 responden dari 400 responden (45,75%) menyebut bahwa kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang selama ini “Kurang Puas”. Sedangkan yang terendah 1(satu)

Page 506: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

81

responden dari 400 responden (0,25%) menyatakan “Sangat Puas”terhadap kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang. Terlihat pada Tabel IV.60.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sangat puas 1 0,25 0,25 0,25

Puas 56 14,00 14,00 14,25

Kurang Puas 183 45,75 45,75 60,00

Tidak puas 75 18,75 18,75 78,75

Sangat tidak puas 13 3,25 3,25 82,00

Tidak tahu 72 18,00 18,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.60. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Kabupaten Deli Serdang selama ini

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja anggota Dewan dari tingkat Pusat hingga

Kabupaten, dan kinerja yang harus diperbaiki menurut masyarakat Kabupaten Deli Serdang

menyebutkan bahwa yang tertinggi sebanyak 65 responden dari 400 responden (23,99 %)

menyatakan änggota Dewan yang merupakan perwakilan dan perpanjang tangan rakyat

“Kurang memperhatikan masyarakat”, sedangkan kan yang terendah yang menyatakan

“Biaya Pajak Tinggi”, sebanyak 1 (Satu) orang dari 400 responden (0,37%). Hal tersebut

terpapar di Tabel IV.61.

Page 507: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

82

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Biaya pajak tinggi 1 0,37 0,37 0,37

Disiplin bekerja 4 1,48 1,48 1,85

Peduli ke masyarakat 42 15,50 15,50 17,34

Infrastruktur 32 11,81 11,81 29,15

Janji tidak ditepati 28 10,33 10,33 39,48

Memperhatikan Masalah ekonomi Rakyat

23 8,49 8,49 47,97

Membangun desa 17 6,27 6,27 54,24

Kurang memperhatikan masyarakat 65 23,99 23,99 78,23

Meningkatkan kinerjanya 25 9,23 9,23 87,45

Narkoba 1 0,37 0,37 87,82

Perbaikan sistem birokrasi 1 0,37 0,37 88,19

Tidak ada hasil kerja 28 10,33 10,33 98,52

Tidak memperdulikan petani 3 1,11 1,11 99,63

Buat penyuluhan pertanian 1 0,37 0,37 100,00

Total 271 100,00 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.61. Jika tidak puas, kinerja apa yang barus diperbaiki ?

Demikian juga dengan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang

terhadap kinerja Dewan Perwakilan Daerah Provinsi, yang menyatakan “Kurang

Puas”sebanyak 184 orang dari 400 responden (46,00%), kemudian masyarakat yang

merasa”Tiadak Puas” sebanyak 100 dari 400 responden (25,00%). Sedangkan yang terendah

yaitu menyatakan “Sangat Tidak Puas”sebanyak 11 responden dari 400 responden (2,75%).

Hal tersebut dapat dilihat di Tabel IV.62.

Page 508: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

83

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Puas 31 7,75 7,75 7,75

Kurang Puas 184 46,00 46,00 53,75

Tidak puas 100 25,00 25,00 78,75

Sangat tidak puas 11 2,75 2,75 81,50

Tidak tahu 74 18,50 18,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.62. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Provinsi selama ini

Sedangkan tingkat kepuasan masyarakat tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat

selama ini. Dari 400 responden terdapat 185 responden (46,25) merasa “Kurang puas”. Dan

yang “Tidak Puas” sebanyak 122 responden dari 400 responden (28,00 %), serta yang merasa

“Puas” tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebanyak 30 responden (7,50%).

Tertera dalam Tabel IV.63.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Puas 30 7,50 7,50 7,50

Kurang Puas 185 46,25 46,25 53,75

Tidak Puas 112 28,00 28,00 81,75

Tidak tahu 73 18,25 18,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.63. Kepuasan responden tentang kinerja DPR selama ini

C.4.2. Politik Uang (Money Politics)

Pendidikan politik yang buruk terhadap pemilih dapat ditelusuri dari adanya politik

uang dalam menggarap suara pemilih dan mempengaruhi preferensi pemilih. Berdasarkan

hasil penelitian ini, ketika ditanyakan apakah ada calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur

anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli Serdang yang

memberikan uang dan sesuatu yang termasuk kategori politik uang, terdapat 73 dari 400

Page 509: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

84

responden (18,25%) yang mengakui bahwa dalam Pileg tahun 2014 lalu menerima pemberian

uang, 55 responden (13,75%) menerima barang tertentu, 66 responden (16,50 %) menerima

bantuan sembako, dan 20 responden (5,00%) menerima bantuan bibit/pupuk.

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 18,25% 81,75%

b.      Barang tertentu 13,75% 86,25%

c.       Sembako 16,50% 83,50%

d.      Bibit atau pupuk 5,00% 95,00%Sumber: Data survey tahun 2015

Tabel IV.64. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli

Serdang yang memberikan hal-hal berikut:

Pengaruh pemberian yang diterima oleh responden terhadap pilihannya ternyata tidak

signifikan, dimana terdapat 36 responden dari 400 responden (9,00%) yang memberikan

suaranya dalam Pileg 2014 atas Partai Politik pilihannya terkait dengan pemberian calon

legislatif, tim sukses atau pengurus partai yang mendatangi pemilih.

Kondisi keterpengaruhan atau perilaku pemilih terkait pemberian uang dapat

dijelaskan oleh jawaban responden sebagai keharusan untuk tidak mengingkari

tanggungjawab yang ditunjukkan dalam perilaku pemilih sebagai tanggapan atau mereka

atas pemberian yang telah diterima dengan gambaran bahwa pemberian merupakan perhatian

kepada masyarakat, merasa terbantu secara ekonomi, serta adanya ungkapan aji mumpung

“Kapan lagi kita menerima pemberian dari calon legislatif, kalau bukan saat mereka

memerlukan suara kita, sehingga terima saja uangnya pilihannya kita yang tahu”.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 36 9,00 9,00 9,00

Tidak 364 91,00 91,00 100,00

Total 400 100,0 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.65. Keterpengaruhan responden karena pemberian Uang dan barang

Page 510: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

85

C.4.3. Kehadiran Pemilih di TPS pada Pemilu Legislatif tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, erat

hubungannya dengan pengetahuan responden dan sudah terdaftar di DPT (Daftar Pemilu

Tetap). Dari 400 responden mengaku 396 responden (99,00 %) menyatakan terdaftar dalam

DPT, sedang 4 orang (1,00 %) ditemukan tidak terdaftar. Temuan itu diperoleh, karena

responden utama dan 5 responden cadangan yang sudah didaftar tidak ditemukan enumerator,

sehingga langkah berikutnya mengambil keterangan dari responden cadangan terdekat dan

ternyata 4 responden tersebut mengaku belum terdaftar di DPT.

Salah satu indikator tingkat partisipasi politik pemilih dapat ditelusuri dari kehadiran

pemilih di TPS saat pemberian suara dalam Pemilu. Berdasarkan hasil penelitian ini, 97 %

responden menyatakan datang memberikan suaranya di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu.

Page 511: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

86

1 Bangun Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )

2 Batang Kuis 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

3 Beringin  8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )

4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

7 Gunung Meriah 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

8 Hamparan Perak 18 ( 4,50% ) 2 ( 0,50% )

9 Kutalimbaru 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )

10 Labuhan Deli 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

11 Lubuk Pakam 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )

13 Pantai Labu 19 ( 4,75% ) 1 ( 0,25% )

14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

16 Pancur Batu 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

17 Patumbak 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

18 Sibolangit 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total hadir di TPS 388 ( 97,00% )

Tidak hadir di TPS 12 ( 3,00% )

Jumlah

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.66. Kehadiran Responden datang ke TPS sewaktu Pemilu Legislatif tahun 2014

No Kecamatan

400 (100% )

Ke TPS sewaktu Pileg?

Ya Tidak

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi perhatian, terutama

dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang tidak melakukan pencoblosan

(Golput) ditambah yang tidak terdaftar. Persoalan registrasi pemilih yang masih

mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang,

ternyata masih memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data

Page 512: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

87

pemilih, diakibatkan adanya kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door

menjumpai masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat digunakan sebagai

rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih, sementara penduduk belum

melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu Keluarga. Keadaan ini dapat mengakibatkan

pemilih berpeluang untuk mencoblos lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas keberadaan

orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya jumlah pemilih tidak

terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat melanggar asas Jurdil Pemilu.

Fenomena tingginya angka ghost-voter terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang

tidak terdaftar dan pemilih terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang

mendatangkan masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat

menjadi bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 tingkat DPRD Kabupaten Deli Serdang, adalah

seperti pada tabel berikut ini.

Page 513: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

88

No Dapil Nasdem PKB PKS PDIP Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP Hanura PBB PKPI Jumlah suara sah

Jumlah suara tidak sah

Jumlah Suara sah dan Tidak Sah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sunggal 3.394 1.972 8.079 10.051 27.887 11.573 7.004 7.151 3.031 3.341 2.783 5.010 91.276 4.396 95.672

2 Hamparan Perak 3.204 9.045 3.175 4.810 7.657 4.781 7.691 8.538 4.407 7.433 1.492 1.585 63.818 3.414 67.232

3 Labuhan Deli 1.050 1.946 1.066 3.307 998 4.653 5.811 794 1.437 786 192 227 22.267 1.152 23.419

Percut Sei Tuan 7.674 10.834 10.144 17.937 16.377 21.403 15.786 8.505 15.185 6.017 5.731 2.858 138.451 1.395 139.846

1Tanjung Morawa 8.982 7.293 4.207 11.641 13.448 5.322 11.362 6.224 5.284 6.522 1.668 3.216 85.169 2.116 87.285

Patumbak 3.504 731 2.287 4.558 3.448 6.075 3.019 1.777 3.122 2.880 725 1.621 33.747 1.197 34.944

1 Batang Kuis 1.422 1.747 2.588 2.587 1.725 1.879 2.358 3.289 1.723 486 3.434 364 23.602 1.179 24.781

23 Lubuk Pakam 993 401 1.474 6.944 6.642 4.700 4.150 6.429 1.807 457 1.735 2.644 38.376 1.304 39.680

Pagar Merbau 616 262 787 2.808 5.031 2.890 627 3.054 549 310 360 264 17.558 636 18.194

Pantai Labu 705 491 1.242 2.216 3.849 2.407 2.915 1.226 317 303 1.813 1.102 18.586 1.223 19.809

1 Beringin 1.843 593 1.843 3.042 3.319 7.330 1.477 1.889 945 1.913 402 1.553 26.149 864 27.013

1 Gunung Meriah 82 10 22 390 528 179 131 2 30 142 0 12 1.528 42 1.570

2 STM Hulu 248 80 279 864 1.665 279 337 319 208 1.700 74 50 6.103 160 6.263

3 STM Hilir 597 486 960 3.040 2.290 655 899 938 283 3.814 248 200 14.410 433 14.843

4 Bangun Purba 1.079 200 839 1.019 1.274 1.363 2.146 1.285 143 1.205 1.038 17 11.608 459 12.067

5 Galang 4.176 1.118 2.124 4.055 3.561 2.208 2.585 4.031 551 4.734 2.388 20 31.551 1.104 32.655

1 Sibolangit 584 125 115 1.888 2.144 1.125 1.781 413 23 1.306 24 209 9.737 273 10.010

2 Kutalimbau 2.275 294 551 1.455 1.985 3.368 2.584 262 932 2.398 59 155 16.318 416 16.734

3 Pancur Batu 1.251 524 2.264 5.722 4.731 5.242 5.681 1.545 662 5.950 325 1.095 34.992 1.258 36.250

4 Namorambe 468 436 965 7.576 1.616 1.734 859 378 326 419 131 366 15.274 403 15.677

5 Biru-biru 2.314 383 780 2.064 2.563 3.285 584 1.310 544 235 116 1.131 15.309 462 15.771

6 Deli Tua 2.010 1.694 1.543 3.677 4.425 1.661 917 2.808 2.586 611 2.301 463 24.696 836 25.532

48.471 40.665 47.334 101.651 117.163 94.112 80.704 62.167 44.095 52.962 27.039 24.162 740.525 24.722 765.247

6,55% 5,49% 6,39% 13,73% 15,82% 12,71% 10,90% 8,39% 5,95% 7,15% 3,65% 3,26% 100,00%

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.67. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Partai Politik untuk DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

Jumlah Perolehan Suara

Presentase Perolehan Suara

Deli Serdang 1

Deli Serdang 2

Deli Serdang 3

Deli Serdang 4

Deli Serdang 5

Deli Serdang 6

Page 514: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

89

Berdasarkan Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014,

jumlah pemilih terdaftar sebanyak 1.338.124 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari

pemungutan suara sesuai Tabel IV.67. Rekapitulasi Perolehan Suara Partai Politik untuk

DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah sebanyak 765.247

suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten Deli Serdang di Kabupaten Deli Serdang sebesar 57.19% (Sumaber : Data

KPU DS)

D. Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

D.1 Landasan/Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

1. Undang-Undang No 42 Tahun 2008, Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

2. Undang-Undang No 15 Tahun 2011, Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP, No. 13 Tahun 2012, No. 11 Tahun

2012, No. 01 Tahun 2012, Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

4. Peraturan KPU No. 4 Tahun 2014 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

5. Peraturan KPU No. 09 Tahun 2014 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Dalam

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

6. Peraturan KPU No. 19 Tahun 2014 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di

TPS Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

Page 515: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

90

D.2. Data Pemilih Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

L P JLH L P JLH1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.025 1.064 2.089 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.589 4.706 9.295 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.448 7.848 15.296 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 13.079 13.885 26.964 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 31.231 32.620 63.851 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.439 13.149 25.588 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.457 13.144 25.601 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.740 12.001 23.741 75

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 8.095 8.237 16.332 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.677 23.504 46.181 124

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.145 75.973 151.118 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.066 32.173 64.239 134

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 20.266 21.076 41.342 86

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 95.165 93.979 189.144 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 54.089 52.878 106.967 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 22.206 21.438 43.644 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.914 133.315 268.229 580

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.221 23.344 46.565 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.441 16.114 32.555 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.723 19.838 39.561 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.079 41.579 81.658 186

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 13.026 13.103 26.129 70

394 935.240 911.022 1.846.262 671.121 674.968 1.346.089 3.371Sumber : Data KPU-DS

KecamatanJumlah Desa/

Kelurahan

Jumlah Penduduk

Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 Kabupaten Deli Serdang

Jumlah

Jumlah TPS

PilpresJumlah PemilihNo

D.3. Sosialiasi Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden tahun 2014 untuk memilih pemimpin negara kesatuan Republik

Indonesia yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu memerlukan kegiatan

sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak

pilihnya pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 khususnya di daerah

pemilihan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan

pemimpin negara.

Kegiatan sosialisasi tentang informasi sistem pemilihan pasangan Calon

Presiden/Wakil Presiden yang lebih intens dilakukan eskpos melalui media, sehingga

Page 516: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

91

pengetahuan pemilih tentang teknis pelaksanaan Pemilu Presiden lebih baik. Kegiatan ini

diyakini mampu mengatasi kekurangan informasi tentang sistem pencoblosan pada pemilu

Pilpres tahun 2014 lalu, karena hanya akan mencoblos 2 (dua) pasangan saja. Seperti yang

terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 336 84,00 84,00 84,00

Belum memadai 50 12,50 12,50 96,50

Tidak ada 14 3,50 3,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.69. Tanggapan responden tentang informasi mengenai sistem pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Belum mengetahui programnya 3 6,00 6,00 6,00

Informasinya belum jelas 10 20,00 20,00 26,00

Kurang sosialiasi melalui media 3 6,00 6,00 32,00

Kurang sosialisasi ke masyarakat 25 50,00 50,00 82,00

Masyarakat apatis 3 6,00 6,00 88,00

Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung

3 6,00 6,00 94,00

Tidak mengikut perkembangan politik 3 6,00 6,00 100,00

Total 50 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.70. Alasan belum memadai

Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil dan track record calon

Presiden dan Wakil Presiden, 23 dari 400 responden (5,75 %) menyatakan tidak mendapat

informasi, 52 responden (13,00 %) menyatakan belum memadai, dengan alasan tertinggi

kurang mengenal calonnya sebanyak 20 responden (38,46 %) . Meskipun terdapat 325

responden (81,25 %) menyatakan informasi yang dimaksud sudah memadai, seperti yang

tertera pada tabel berikut ini.

Page 517: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

92

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Sudah memadai 325 81,25 81,25 81,25

Belum memadai 52 13,00 13,00 94,25

Tidak ada 23 5,75 5,75 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.71. Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil, track record calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Informasi belum jelas 5 9,62 9,62 9,62

Kurang mengenal calonnya 20 38,46 38,46 48,08

Kurang sosialisasi di media 5 9,62 9,62 57,69

Kurang sosialisasi ke masyarakat 12 23,08 23,08 80,77

Tidak mengerti 5 9,62 9,62 90,38

Tidak mengikuti perkembangan politik 5 9,62 9,62 100

Total 52 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

IV.72. Alasan belum memadai

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu Presiden dan wakil Presiden tahun 2014 dengan memberikan skor 1-10, dimana,

penilaian dari angka 1 sampai 5, merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk

angka 6 -10, merupakan penilaian yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam

mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2014 dan sosialisasi partai politik pendukung yang

berkontes, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi

ternyata merupakan media yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 334 orang

(83,50%), diikuti dengan iklan luar ruang sebesar 293 Orang (73,25 %), serta Iklan/Berita di

Surat Kabar/ Majalah sebanyak 240 responden (60,00%). Sedangkan publikasi melalui media

sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak 301 responden (75,25

%) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian juga dengan media

online sebanyak 295 responden (73,75 %) dan kunjungan pengurus partai politik pendukung

sebanyak 247 responden (61,75%)

Page 518: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

93

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 11,25% 0,25% 0,00% 1,00% 4,00% 8,25% 22,00% 28,50% 10,75% 14,00%

b. Iklan/Berita di Radio 31,75% 7,00% 3,00% 5,75% 13,00% 16,50% 14,75% 5,75% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll 23,50% 2,00% 2,25% 4,00% 8,25% 17,75% 18,75% 16,00% 3,00% 4,50%

d. Iklan/Berita di media online 45,75% 7,25% 4,25% 5,75% 10,75% 11,00% 7,25% 5,50% 1,50% 1,00%

e. Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

50,75% 5,75% 4,75% 5,50% 8,50% 12,25% 7,00% 3,75% 0,75% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

14,25% 0,75% 2,50% 1,25% 8,00% 12,50% 19,25% 26,00% 8,75% 6,75%

g. Kampanye Partai Politik 21,75% 2,00% 4,00% 4,50% 15,50% 21,50% 12,75% 12,50% 3,50% 2,00%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik 28,00% 3,00% 5,00% 7,00% 18,75% 20,00% 9,00% 5,75% 2,25% 1,25%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28,50% 1,25% 3,75% 4,00% 10,50% 20,75% 15,25% 12,75% 1,75% 1,50%

k. Pendidikan Politik 50,00% 4,50% 6,75% 4,00% 8,25% 11,00% 4,75% 8,25% 1,75% 0,75%

l. Lainnya, sebutkanSumber: Data Survey, Juli 2015

No Bentuk media sosialisasiS K O R (persen)

IV.73. Skor penilaian Responden terhadap bentuk media sosialisasi yang efektif tentang Calon Presiden/Wakil Presiden peserta Pemilu tahun 2014 lalu:

D.4. Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Pipres tahun 2014 lalu, erat hubungannya

dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya dalam DPT, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kondisi yang sama dengan terdaftarnya responden di dalam Pileg, dimana

396 (99 %) orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan ini disebabkan oleh pengetahuan pemilih atas terdaftarnya

mereka dalam DPT, karena responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir

pendaftaran, dan ingatan responden manakala petugas datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkannnya sebagai calon pemilih Pileg tahun 2014 lalu.

Page 519: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

94

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.6. Apakah terdaftar sebagai pemilih pada Pilpres ?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 520: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

95

Ya Tidak1 B. Purba 24(6%) 1(0,3%)

2 Batang Kuis 10(2,5%) 0(0%)

3 Beringin 8(2%) 2(0,5%)

4 Biru-biru 15(3,8%) 0(0%)

5 Deli Tua 10(2,5%) 0%

6 Galang 29(7,5%) 1(0,3%)

7 Gunung Meriah 10(2,5%) 0(0%)

8 Hamparan Perak 18(4,5%) 2(0%)

9 Kutalimbaru 15(3,8%) 0(0%)

10 Labuhan Deli 10(2,5%) 0(0%)

11 Lubuk Pakam 15(3,8%) 0(0%)

12 Namorambe 35(5,5%) 0(0%)

13 P. Labu 19(4,8%) 1(0%)

14 Percut Sei Tuan 19(4,8%) 1(0,3%)

15 Pagar Merbau 15(3,8%) 0(0%)

16 Pancur Batu 23(6,3%) 2(0,5%)

17 Patumbak 10(2,5%) 0(0%)

18 Sibolangit 29(7,3%) 1(0,3%)

19 STM Hilir 15(3,8%) 0(0%)

20 STM Hulu 20(5%) 0(0%)

21 Sunggal 14(3,5%) 1(0%)

22 Tanjung Morawa 23(5,5%) 2(0,5%)

Total 386 (96,50 % ) 14 (5,50% )Sumber: Data Survey, Juli 2015

No KecamatanApakah datang ke TPS sewaktu Pilpres ?

Tabel IV.74. Kehadiran responden pada Pilpres Tahun 2014

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada pasangan calon tertentu, merupakan keputusan yang

dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat

pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh

partai politik pengusung calon yang dialami pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam

mengakses layanan publik dapat pula mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam

mengidentifikasikan calon pilihannya atau berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik

tertentu.

Page 521: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

96

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Janji 1 7,14 7,14 7,14

Karena katanya membantu masyarakat 1 7,14 7,14 14,29

Pulang kampong 1 7,14 7,14 21,43

Sedang ada pekerjaan 3 21,43 21,43 42,86

Tidak ada surat memilih 7 50,00 50,00 92,86

Tidak terdaftar 1 7,14 7,14 100,00

Total 14 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.75. Alasan tidak mencoblos pada Pilpres 2014

Dalam pelaksanaan pemilu Presiden dan wakil Presiden 2014 lalu, ternyata tingkat

kesiapan pemilih untuk memantapkan pilihannnya sebelum masuk kedalam bilik suara sudah

tinggi, dimana hanya 383 responden (95,75%) yang telah memiliki preferensi pilihan

pasangan calon yang akan dipilih, sedangkan 10 responden (2,50%) belum memiliki pilihan

saat memasuki bilik suara, sehingga pilihannya dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan

kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik dan ‘gambling’. Dan sebanyak 7 responden

(1,75%) enggan untuk menjawab pertanyaan dari enumerator.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.7 Apakah mempunyai kesiapan untuk mencoblos calon presiden dan wakil Presiden ?

95,75%

2,50% 1,75%

Ya 383

Tidak 10

Tidak menjawab 7

Page 522: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

97

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.76. Perilaku responden di dalam bilik suara, apakah memilih calon presiden dan wakil presiden sesuai yang akan dipilih sebelum sampai di TPS pada Pemilu 2014

Terkait dengan politik uang dan pemberian barang pada pemilihan umum Presiden

dan wakil Presiden tahun 2014, responden menjawab beberapa hal seperti pada tabel berikut.

Bentuk Pemberian

a.      Uang

b.      Barang tertentu

c.       Sembako

d.      Bibit atau pupuk

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Ya Tidak

Tabel IV.77. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur Calon Presiden dalam Pilpres 2014 lalu yang memberikan hal-hal berikut ini

1,75% (7)

3,75% (15)

3,5% (14)

2% (8)

98,25% (393)

96,25% (385)

96,5% (386)

98% (392)

Dampak dari politik uang atau pemberian barang tertentu dari pasangan calon, partai

politik pengusung dan tim sukses pasangan calon menunjukkan bahwa hanya 11 responden

(2,75%) menyatakan mencoblos karena pemberian tersebut sedangkan 389 responden

(97,25%) menyatakan tidak terpengaruh oleh pemberian yang disebutkan diatas, seperti dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 11 2,75 2,75 2,75

Tidak 389 97,25 97,25 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.78. Keterpengaruhan responden karena Pemberian Uang dan barang

Page 523: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

98

Dalam mengambil keputusan terkait dengan memilih pasangan calon Presiden dan

wakil Presiden pada pemilu 2014 tentu banyak hal yang menjadi pertimbangan para pemilih,

hal-hal dimaksud adalah Jenis kelamin, Agama, Asal suku, asal partai politik dan program

calon. Hasil survey menunjukkan seperti tabel di bawah ini.

No Faktor

1 Jenis kelamin calon

2 Agama calon

3 Asal suku bangsa calon

4 Asal partai politik

5 Program calon

Sumber: Data Survey, Juli 2015

84,25%

Tak menjadi pertimbangan

47,75%

47,00%

82,25%

68,75%

15,75%

Menjadi pertimbangan

52,25%

53,00%

17,75%

31,25%

Tabel IV.79. Faktor pertimbangan Responden untuk memilih calon Presiden danWakil Presiden

Page 524: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

99

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Gunung Meriah

Tjg Morawa Sibolangit Kutalimba

ruPancur Batu

Namorambe

S ibiru-biru S TM Hilir Bangun

Purba Galang STM Hulu Patumbak Jumlah Dipindah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Prabowo – Hatta 346 53.850 1.544 5.830 14.120 6.089 5.521 4.465 4.991 17.163 1.225 21.645 136.789

2 Jokowi-Jusuf Kalla 1.174 38.606 8.376 10.574 24.919 9.772 10.274 10.386 6.222 12.898 5.003 15.801 154.005

1.520 92.456 9.920 16.404 39.039 15.861 15.795 14.851 11.213 30.061 6.228 37.446 290.794

31 362 54 79 139 65 88 70 36 131 38 151 1.244

1.551 92.818 9.974 16.483 39.178 15.926 15.883 14.921 11.249 30.192 6.266 37.597 292.038

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Jumlah Pindahan

Deli Tua S unggalHamparan

PerakLabuhan

DeliPercut Sei

TuanBatang Kuis

Lubuk Pakam

Pagar Merbau

Pantai Labu Beringin

Jumlah Akhir Presentase

1 Prabowo-Hatta 136.789 15.102 53.262 44.699 15.933 91.428 16.245 18.379 10.146 10.445 12.254 424.682 53,19%

2 Jokowi-Jusuf Kalla 154.005 11.411 52.339 23.338 10.437 62.678 8.625 21.223 7.753 8.143 13.808 373.760 46,81%

290.794 26.513 105.601 68.037 26.370 154.106 24.870 39.602 17.899 18.588 26.062 798.442

1.244 139 387 205 79 531 95 136 69 97 73 3.055

292.038 26.652 105.988 68.242 26.449 154.637 24.965 39.738 17.968 18.685 26.135 801.497

Sumber: KPU Deli Serdang, 2014

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Tabel IV.80. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilu Presiden tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang

Jumlah Suara Sah

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Jumlah Suara Sah

Page 525: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

100

Berdasarkan Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.346.089 pemilih tetapi jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan

suara sesuai Tabel IV.80. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang dan jumlah suara tidak sah sebanyak

801.497 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang sebesar 59.54% (Sumaber : Data KPU DS)

Page 526: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Partisipasi Pemilih dalam setiap Pemilu di Kabupaten Deli Serdang dapat ditelusuri dari

kehadiran dan ketidakhadiran (voter turn-out) di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

yang dipengaruhi beragam penyebab. Salah satu hal terkait masalah kehadiran pemilih

dalam Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kecenderungan bahwa: (a) Akurasi tahapan pemutakhiran data

pemilih. Persoalan paling sensitif dalam pelaksanaan pemilu Kabupaten Deli Serdang

yang paling rawan berhubungan dengan adanya NIK Ganda (b) Dinamika mobilitas

penduduk yang tergolong pada komuter yaitu penduduk yang bekerja di kota Medan

secara ulang-alik ke Kabupaten Deli Serdang, dimana terdaftar sebagai penduduk yang

memiliki KTP Kabupaten Deli Serdang, namun karena mereka harus bekerja di Kota

Medan dan tidak libur secara fakultatif menyebabkan ketidak pastian mereka dalam

kehadirannya di TPS. (c) Persebaran luasnya lahan Eks HGU perkebunan,

menyebabkan tingginya angka penggarap yang berasal dari banyak Kabupaten/kota lain

Sumatera Utara yang menjadi pemukim di Kabupaten Deli Serdang, yang belum

berstatus penduduk yang terdaftar dalam DPT Pemilu di Kabupaten Deli Serdang. (d)

Masalah tinggi rendahnya kehadiran dan ketidak hadiran pemilih (voting turn-out)

bersumber dari kekurang akuratan DPT Pemilu yang diakibatkan oleh metode verifikasi

dan pemutakhiran data pemilih sehubungan dengan fenomena “ghost voter”, yaitu

pemilih yang terdaftar dalam DPT yang digunakan sebagai referensi undangan terhadap

pemilih, tetapi pada saat hari H ternyata tidak datang atau tidak hadir ke TPS. Ketidak

hadiran pemilih (voter in-absentia) di TPS karena faktor diatas diakibatkan oleh

penduduk yang telah meninggal, pindah, melanjutkan studi dan bekerja di perantauan

(daerah lain) tetapi masih tetap terdaftar dalam Kartu Keluarga dan DPT yang disahkan

oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

2. Tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau

Page 527: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

102

elite politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang

berdampak pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit

dengan aspirasi masyarakatnya. Kondisi ini tergambar dari keikutsertaan dari

responden sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi

keagamaan (36,5 %) dan organisasi sosial (15,5 %). Sedangkan yang aktif dalam

kegiatan LSM dan partai politik sangat rendah yaitu masing-masing 1,5 % dan 1,3%.

3. Pengenalan pemilih yang dijadikan responden dalam penelitian ini terhadap figure

calon legislatif, calon kepala daerah, mulai dari tingkat Gubernur sampai Bupati, dan

Presiden serta Partai Politik yang dipilih ternyata banyak dipengaruhi oleh faktor

sosialisasi politik yang telah diterima, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi dan

merubah preferensi pemilih terhadap Capres/Cawapres, caleg pilihannya dan Parpol,

terutama bagi para responden yang baru pertama sekali mengikuti Pemilu atau

mengejawantahkan kedaulatan politiknya dalam memilih pejabat politik yang

mewakilinya di lembaga legislatif dan pemerintahan.

4. Tingkat kepuasaan masyarakat (pemilih) terhadap kinerja Pemerintah (Nasional,

Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang) yang rendah juga menjadi salah

satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Deli Serdang,

dimana masyarakat Deli Serdang beranggapan bahwa siapapun yang dipilih, tidak aka

nada perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, terbukti dari

banyaknya persoalan mulai dari harga bahan pokok yang terus meningkat, fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang belum merata serta infrastruktur jalan yang belum

terbangun sampai ke desa-desa terpencil.

5. Kurangnya sosialisasi mengenai kepemiluan mulai dari Pilkada Kepala Daerah

(Gubernur dan Bupati), Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu

Presiden/Wakil Preside yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu (KPU) dan Partai

Politik juga berperan penting dalam menyebabkan rendahnya partisipasi Pemilih dalam

setiap momen pemilihan umum di Kabupaten Deli Serdang.

Page 528: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

103

B. REKOMENDASI

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dalam mengatasi

rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam setiap pemilu di Kabupaten Deli Serdang adalah

sebagai berikut :

1. Konsekuensi dari fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang hadir ke TPS dapat

menimbulkan persoalan yang menjadi titik rawan dalam setiap penyelenggaraan

pemilu legislatif, pilpres dan Pilkada. Karena itu, masalah pemutakhiran data pemilih

harus dilakukan dengan ketelitian dan sistem yang andal setiap tahun oleh KPU

Kabupaten Deli Serdang bersama dengan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dengan

menetapkan metode verifikasi dan revisi data pemilih secara terukur dan faktual.

2. Kualitas Pemilui tidak dapat hanya diukur dari tingginya partisipasi pemilih yang

hadir ke TPS tanpa dibarengi prilaku pemilih yang rasional. Karena ini KPU Deli

Serdang harus bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya Partai Politik, DPRD,

dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melakukan pendidikan pemilih secara

reguler dengan sistem pendidikan politik yang dilengkapi dengan kurikulum yang

aplikatif yang dapat memenuhi tujuan demokratisasi dan kedaulatan rakyat.

3. Sosialisasi yang intens dengan menggunakan media-media kreatif yang mudah

dijangkau/diakses oleh Pemilih dan juga memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat

(Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan) untuk dapat lebih cepat

menyampaikan informasi baik mengenai tahapan pemilu maupun berkaitan dengan

calon/peserta pemilu baik kepala daerah, legislative maupun presiden.

Page 529: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

104

DAFTAR PUSTAKA

American Center For International Labor Solidarity (ACILS), (1999), A Handbook For

Long-term Election Monitors: Indonesian General Elections 1999.

Budiarjo, Miriam (1994), Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Burns, D. (2000), “Can Local Democracy Survive Governance?” , Urban Studies, Vol. 37,

No. 5-6.

Burns, D., Hambleton, R. & Hogget, P. (1994), The Politics of Decentralisation

(Basingtoke: Macmillan).

Diamond, Larry (ed.), (1988), Democracies in Developing Countries, Lynne Riener Pub.,

Boulder, Colorado, vol. 3.

Duverger, Maurice, 2002, Sosiologi Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Feith, Herbert dan Castles, Lance (1988), Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965,

LP3ES, Jakarta.

Firmanzah, 2010, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan dan Marketing Politik: Pembelajaran

Politik Pemilu 2009, Yayasan Obor, Jakarta.

Grote, J. R and Gbikpi, B., eds (2002) Participatiry Governance, Opladen : Verlag Leske +

Budrich.

Harun, Rochayat dan Sumarno, 2006, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Mandar Maju,

Bandung.

Held, David, 1996, Model of Democracy, Stanford University Press, Cambridge.

Marijan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,

Penerbit Kencana, Jakarta.

Mas’oed Mochtar dan Mac Andrews, Colin, (2001), Perbandingan Sistem Politik, Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Musa, Ali Masykur, 2003, Sistem Pemilu: Proporsional Terbuka Setengah Hati, Pustaka

Indonesia Satu, Jakarta.

Rahman, Arifin, 2002, Sistem Politik Indonesia, Dalam Perspektif Struktural Fungsional,

Penerbit SIC, Surabaya.

Page 530: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

105

Richardson, Henry S., 2002, Democratic Authonomy: Public Reasoning about the Ends of

Policy, Oxford University Press, New York.

Riswandi, 2009, Komunikasi Politik, Graha Ilmu Universitas Mercubuana, Jakarta.

Roode, Charlton Clymer, dkk, 2000, (terj.), Pengantar Ilmu Politik, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Romli, Lili, 2010, Evaluasi Pemilu Legislatif 2009, Tinjauan atas Proses Pemilu, Jurnal

Penelitian Politik, Vol. 7 No. 1/2010, LIPI, Jakarta.

Schmitter, P. (2000). “Participation in Governance Arrangement” , (in) Grote, J. R. and

Gbikpi, B., eds (2002).

United States Information Service (USIS), (tanpa tahun), Unsur-Unsur Pemilihan Umum

Demokratis dalam Apakah Demokrasi Itu? (Jakarta: USIS, Indonesia)

Varma, SP, 1999, Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta.

Wilopo, (1978), Zaman Pemerintahan Partai-Partai Dan Kelemahan- Kelemahannya,

Yayasan Idaya, Jakarta.

Page 531: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

i

LAPORAN HASIL SURVEY PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN

DAN KETIDAK HADIRAN PEMILIH DI TPS (VOTER TURN-OUT)

PEMILU TAHUN 2014 DI KABUPATEN DELI SERDANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

Jl. Karya Jasa No. 8 Lubuk Pakam www.kpu-deliserdangkab.go.id

Page 532: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilu yang berlangsung di Indonesia pasca reformasi sudah empat kali yaitu tahun

1999, tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014. Pemilu merupakan sarana dan instrumen

demokrasi bagi rakyat untuk mengelola partisipasi politiknya. Karena secara teoritik pemilu

merupakan salah satu arena memikat hati kalangan pemilih maupun calon pemilih agar partai

dipilih sehingga lolos threshold bahkan mampu menang dan menjadi partai politik mayoritas

dalam parlemen. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Romli (2010:93) menunjukkan

bahwa dalam menarik minat pemilihnya maka bentuk komunikasi politik yang paling kerap

dilakukan partai politik adalah kegiatan kampanye dalam Pemilu legislatif (Pileg) tahun 2009

dengan empat kecenderungan tipe pesan kampanye yaitu (1) identitas diri, (2) penonjolan

perestasi, (3) penonjolan ideologi, dan (4) pemaparan program. Media komunikasi politik

yang digunakan sudah mulai beragam baik yang konvensional (spanduk, brosur, kalender)

maupun yang modern (facebook, sms, email).

Sebaliknya kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam

menyumbangkan suaranya dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada partai politik dan kandidat tertentu, merupakan keputusan

yang dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan

dapat pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dialami

oleh pemilih. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat mempengaruhi pola

ekspresi pemilih terhadap identifikasi parpol pilihan atau berafiliasinya dalam partai politik.

Penilaian pemilih terhadap pola akomodasi kepentingan rakyat terhadap legislatif dan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi

dan pandangan masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas peserta Pemilu tahun

2014 lalu. Berdasarkan hasil penelitian Romli (2010: 94) bahwa prilaku memilih dalam

Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka

kecenderungan pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi

(suku, jenis kelamin, dan agama) (2) perbedaan konsentrasi basis massa partai politik

mempengaruhi perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka

peranan patrón sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih

mempengaruhi pilihan masyarakat yang tinggal di pedesaan dan ada temuan berlangsungnya

Page 533: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

2

perilaku transaksional, sedangkan di perkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari

media tv, radio, koran dapat mempengaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang

signifikan atas perolehan suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka

pemilih yang rasional idealis (kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi,

platform dan program parpol ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional

realistis (mempertimbangkan kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Ekspektasi atas peningkatan partisipasi pemilih dalam rangkaian Pemilu yang telah

berlangsung selama ini di Kabupaten Deli Serdang ternyata menggambarkan fakta yang

berbeda. Terjadi fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang kadang tinggi ataupun rendah,

sehingga menjadi relevan dan penting untuk dievaluasi dan dikaji faktor kausalnya. KPU

Kabupaten Deli Serdang sebagai Penyelenggara Pemilu memandang langkah evaluasi

melalui suatu riset untuk mendalami faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap

partisipasi politik pemilih berdasarkan kehadiran dan ketidak hadiran di TPS dalam Pemilu

Legislatif tahun 2014, Pemilu Presiden tahun 2014 dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

tahun 2013 lalu.

B. Perumusan Masalah

Dari paparan di atas, yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk, metode, dan saluran komunikasi dan pendidikan politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

serta Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu untuk meningkatkan

kehadiran pemilih ke TPS?

2. Bagaimanakah tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu Legislatif,

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013 lalu?

3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kehadiran dan ketidakhadiran pemilih dalam

Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pilkada Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013 lalu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan kajian ini terkait dengan:

1. Untuk menggambarkan bentuk, metode, dan saluran komunikasi politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan

Page 534: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

3

Pilkada Kabupaten Deli Srdang tahun 2014 yang lalu dalam upayanya

meningkatkatkan kehadiran pemilih di TPS-TPS.

2. Untuk menggambarkan tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu

legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2013 lalu?

3. Untuk menggambarkan karakteristik faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran dan

ketidakhadiran pemilih dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu.

D. Manfaat Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini, sebagai:

1. Referensi mengenai deskripsi ragam komunikasi dan pendidikan politik berbasis

evaluasi proses Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, khususnya

dokumen yang menggambarkan kondisi kecenderungan partisipasi politik pemilih.

2. Database mengenai gambaran pandangan dan harapan pemilih yang mempengaruhi

tingkat partisipasi politiknya khususnya kehadiran dan ketidakhadiran di TPS-TPS

dalam setiap Pemilu 2014 lalu, yang dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara Pemilu

dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk strategi peningkatan

partisipasi pemilih dalam Pemilu berikutnya.

Page 535: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

4

BAB II

METODOLOGI

A. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemilih Kabupaten Deli Serdang yang ikut serta

dan tidak ikut memberikan suara dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden, dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu, baik laki-laki maupun

perempuan.

Luasnya wilayah sampel dan besarnya jumlah populasi serta kerumitan dalam

mengidentifikasi responden, menjadi dasar utama peneliti dalam menetapkan teknik

penarikan sampel dan responden penelitian ini secara acak sederhana berbasis data DPT

(Data Pemilih Tetap) Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, karena Pemilu Legislatif tahun 2014

lalu adalah tahapan Pemilu yang paling awal dan DPTnya dipelakukan sebagai basis data

pemilih yang diperbaiki oleh KPU Kabupaten Deli Serdang untuk pembaruan DPT Pemilu

lainnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT Pemilu Legislatif oleh KPU Deli Serdang, maka

jumlah pemilih terdaftar pada 394 PPS, 3485 TPS adalah 1.338.124 orang,

Dengan teknik multistage sampling, wilayah sampel Kecamatan ditetapkan keseluruhan

yaitu 22 kecamatan. Sedangkan pemilihan wilayah sampel desa ditetapkan secara purposive

dan proporsional dengan teknik acak sederhana. Jumlah responden penelitian adalah 400

(empat ratus) orang, dimana jatah masing-masing wilayah sampel kecamatan dan desa

ditetapkan berdasarkan proporsionalitas. Penetapan responden yang diwawancarai secara

berstruktur pada desa dan kelurahan terpilih dalam penelitian ini dilakukan sesuai prinsip

acak sederhana berbasis DPT PPS sesuai kuota yang dimiliki masing-masing. Responden

terpilih ditemui dan diwawancarai oleh enumerator sesuai dengan teknik wawancara

berstruktur.

Unit analisa penelitian ini adalah individu, bukan rumah tangga (household). Alasannya

karena hak memilih adalah hak politik dan keputusan individual, bukan keputusan kolektif,

selaras dengan prinsip pemilu yang salah satu sifatnya adalah rahasia.

Page 536: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

5

Tabel II.1 Kerangka Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah

Pemilih

Jumlah

Desa/Kelu

rahan

Proporsi

Sampel

Desa

(20 %)

Jumlah Responden

F %

1 GUNUNG MERIAH 2.105 12 2 10 2,50

2 STM. HULU 9.385 20 4 20 5,00

3 SIBOLANGIT 15.396 30 6 30 7,50

4 KUTALIMBARU 26.439 14 3 15 3,75

5 PANCUR BATU 63.265 25 5 25 6,25

6 NAMORAMBE 25.630 36 7 35 8,75

7 BIRU-BIRU 25.433 17 3 15 3.75

8 STM. HILIR 23.680 15 3 15 3.75

9 BANGUN PURBA 15.787 24 5 25 6.25

10 GALANG 45.796 29 6 30 7.50

11 TANJUNG

MORAWA

152.445 26 5 25 6.25

12 PATUMBAK 64.140 8 2 10 2.00

13 DELI TUA 39.127 6 2 10 2.00

14 SUNGGAL 187.733 17 3 15 3.75

15 HAMPARAN PERAK 105.570 20 4 20 5.00

16 LABUHAN DELI 41.917 5 2 10 2.50

17 PERCUT SEI TUAN 267.977 20 4 20 5.00

18 BATANG KUIS 46.920 11 2 10 2.50

19 PANTAI LIBU 33.403 19 4 20 5.00

20 BERINGIN 38.338 11 2 10 2.50

21 LUBUK PAKAM 81.886 13 3 15 3.75

22 PAGAR MERBAU 25.752 16 3 15 3.75

Jumlah 1.338.124 394 80 400 100,00

B. Teknik Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan dengan teknik survey yang menggunakan kuesioner

sebagai instrumen utama digunakan sebagai pedoman wawancara berstruktur. Dalam hal ini

Page 537: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

6

peneliti yang dibantu oleh enumerator mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden

untuk mendapatkan jawaban mengenai variabel penelitian yang relevan. Data utama studi ini

dikumpulkan dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan tertutup dan terbuka dalam

kuesioner yang menguraikan tujuan dalam ruang lingkup penelitian ini, yang meliputi (a)

identitas pemilih berdasarkan karakteristik status sosial ekonomi, etnis dan regionalitas,

pengalaman sosialisasi dan partisipasi politik (b) Pola perilaku dan preferensi pemilih dalam

dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2014 lalu, (c). Dampak pemberitaan media

sosialisasi dan intensitas komunikasi politik terhadap kehadiran pemilih di TPS-TPS, (d).

Faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran pemilih di TPS, (e) Pandangan pemilih terhadap

proses penyelenggaran Pemilu 2014 lalu, (f). Harapan pemilih terhadap penyelenggaran

Pemilu berikutnya.

Data sekunder dikumpulkan dengan studi dokumentasi, berupa data yang bersumber

dari berbagai referensi, kepustakaan, peraturan-peraturan, jurnal penelitian dan bahan-bahan

tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

C. Teknik Analisis Data

Data penelitian dipaparkan melalui kecenderungan pemusatan yang tertuang dalam

tabel frekuensi dan grafik. Untuk variabel-variabel penting yang saling berhubungan akan

diekpresikan dalam tabel silang, dimana signifikansi keterkaitannya dihitung dengan formula

statistik korelasional. Kecenderungan hubungan antar variabel penelitian berfungsi sebagai

eksemplar penjelasan angka-angka statistik terkait dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis penelitian (Supranto: 2004).

Selain itu, informasi yang terkumpul dari wawancara tidak berstruktur berguna sebagai

instrumen cross-check (konfirmasi) kebenaran normatif hasil survey. Dalam hal ini, temuan

survai dikomparasikan dengan hasil wawancara yang hasilnya digabungkan guna

mendapatkan kesimpulan praktis. Temuan teoritis dan informatif yang diperoleh dari studi

dokumentasi merupakan pemerkaya hasil penelitian, sehingga pembauran data primer dan

sekunder dipakai untuk membakukan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

Page 538: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demokrasi dan Pemilihan Umum

Sejarah demokrasi seringkali kabur dan terpotong-potong oleh sejarah hidupnya.

Kata demokrasi yang dalam bahasa Inggrisnya disebut democracy, awalnya bersumber dari

bahasa Perancis yaitu democratie yang dikenalkan pada abad ke 16. sebelumnya kata

demokrasi dirujuk dari bahasa Yunani (Greek) demokratia yang merupakan tautan dari kata

demos berarti rakyat (people) dan kratos berarti tatanan (rule) (Held, 1996: 1).

Penerapan demokrasi telah ada masa Athena Kuno sebagai kota tua (classical polis)

yang ditandai adanya persatuan, solidaritas, tingginya partisipasi dan dari terbatasnya jumlah

warga negara. Pada masa itu, warganegara tidak hanya dilibatkan dalam beragam kegiatan

diantaranya administrasi, keamanan, pembuatan hukum, hakim, perayaan yang berkaitan

dengan keagamaan, hiburan dan festival, dasarnya dikaitkan dengan legitimasi kehidupan

politik modern, tetapi mereka juga berkewajiban untuk melaksanakan penelitian dan

pengawasan terhadap penduduk yang tidak turut ambil bagian dalam negara (Held, 1996: 23).

Saat ini, demokrasi identik dengan legitimasi kehidupan politik modern, dimana

makna demokrasi menunjukkan modernitas sistem kedaulatan yang sangat beragam dan luas,

mulai dari pemerintah bervisi teknokrat sampai pada konsepsi kehidupan sosial yang ditandai

oleh ekstensifnya partisipasi politik.

Untuk Indonesia, secara historis, dapat dikategorikan pelaksanaan orde demokrasi di

Indonesia atas 4 (empat) bentuk, yaitu: Demokrasi Liberal (1950-1959), Demokrasi

Terpimpin (1959-1966), dan Demokrasi Pancasila (1966-1997), dan Demokrasi pasca orde

baru yaitu, era Reformasi (1998 – sekarang).

Demokrasi yang telah kita terapkan ternyata berubah-ubah esensi dan aplikasinya

dalam praktik politik di Indonesia. Demokrasi yang berlangsung dekade terakhir ini bahkan

bagi sebagian pihak disikapi secara berlebihan, terlalu bebas dan menitik beratkan pada

proses dan cara, sehingga menghasilkan pemerintahan dan tata hubungan kelembagaan

negara yang tidak stabil, serta seringkali diwarnai konflik-konflik kepentingan. Di sisi lain,

ada pula sikap yang menggunakan demokrasi sebagai tujuan dengan mengabaikan proses dan

cara-caranya, sehingga realitas demokrasi berwujud pada adanya kompromi atau deal-deal

politik yang menguntungkan sepihak dan sekelompok orang, yang pada giliran selanjutnya

justru mengabaikan kepentingan publik dan kemaslahatan masyarakat. Karena itu, perlu

Page 539: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

8

untuk ditegaskan bahwa demokrasi merupakan sebuah cita-cita sekaligus pengelolaan sebuah

negara secara beradab.

B. Teori Partisipasi

Partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi politik, yang

dianjurkan oleh demokrasi. Partisipasi warga masyarakat adalah pusat kekuasaan,

kewenangan dan kebijakan yang mengatur (mengelola) alokasi berada dalam konteks

governance, yakni relasi antara Negara (pemerintah) dan masyarakat (rakyat). Negara-

barang (sumberdaya) publik pada masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat hak sipil dan

politik, kekuasaan massa, kebutuhan hidup, dan lain-lain. Dengan demikian, partisipasi

adalah jembatan penghubung antara negara dan masyarakat agar pengelolaan barang-barang

publik membuahkan kesejahteraan bagi manusia sebagi individu maupun dalam sebuah

kelompok masyarakat (human wellbeing).

Partisipasi dalam Pemerintahan (govermance) cenderung merujuk pada keterlibatan

dan interaksi organisasi dan institusi yang mempunyai tanggung jawab terhadap atau

berhubungan dengan tindakan kolektif di bidang publik. Hubungan horizontal antara aktor

atau stakeholders dalam jaringan kerja merupakan ciri khas Pemerintahan (governance), dan

dinyatakan bahwa partisipasi dalam governance itu dipengaruhi oleh kebijakan (Schmitter,

2002). Banyak organisasi ‘sektor ketiga’ organisasi komunitas dan sukarela – memperoleh

tanggung jawab dalam governance (Stoker, 1998: 21). Partisipasi dalam Pemerintahan

(governance) berhubungan kuat dengan gagasan mengenai kepentingan dan organisasi publik

dan swasta yang mempunyai risiko dalam sebuah keputusan dilibatkan dalam persiapannya.

Ia dimaksudkan menciptakan dukungan bagi usulan kebijakan, memperbaiki kualitas

keputusan dengan mengerahkan keahlian dan pengetahuan eksternal, dan meningkatkan

legitimasi keputusan demokratis (Klijn dan Koppenjan,2000).

Dari sudut pandang Negara, demokrasi mengajarkan bahwa partisipasi sangat

dibutuhkan untuk membangun pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan responsif

terhadap kebutuhan masyarakat. Tiadanya partisipasi hanya menabur pemerintahan yang

otoriter dan korup. Dari sisi masyarakat, partisipasi adalah kunci pemberdayaan. Partisipasi

memberikan ruang dan kapasitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak

mereka, mengembangkan potensi dan prakarsa lokal, mengaktifkan peran masyarakat serta

membangun kemandirian masyarakat .

Page 540: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

9

Dalam konteks governance, partisipasi hendak menempatkan masyarakat pada posisi

yang sebenarnya. Pertama, masyarakat bukanlah sebagai hamba (client) melainkan sebagai

warga (citizen). Jika hamba memperlihatkan kepatuhan secara total, kalau konsep warga

menganggap bahwa setiap individu adalah pribadi yang utuh dan mempunyai hak penuh

untuk memiliki. Warga dan kewargaan secara jelas merupakan bangun politik, yang

menggambarkan sifat hubungan yang dimiliki individu dengan institusi Negara dan

masyarakat sipil. Warga dapat dipandang sebagai anggota masyarakat yang mempertahankan

beberapa gagasan kepentingan umum, dan gagasan kewargaan diikat dengan gagasan

demokrasi. Warga dibedakan dari nasabah (customers), klien dan consumer. Terutama

menarik ilham dari sektor swasta, nasabah dan consumer yang berhubungan dengan

organisasi sebagai pembeli yang memilih barang dan pelayanan klien bergantung pada dan

sebagian besar tunduk pada, keahlian professional; warga mempunyai kesadaran yang jauh

melebihi bidang mereka sendiri dan berkepentingan untuk “mempengaruhi keputusan publik

yang mempengaruhi kualitas kehidupan lokal”, mungkin dengan mengorbankan kepentingan

perorangan mereka sendiri (Burns et al., 1994; Gyford, 1991). Kedua, masyarakat bukan

dalam posisi yang diperintahkan tetapi sebagai teman sejajar (partner) pemerintah dalam

mengelola pemerintahan dan pembangunan. Ketiga, partisipasi bukanlah pemberian

Pemerintah tetapi sebagai hak warga masyarakat. Keempat, warga bukan sekedar objek pasif

penerima manfaat kebujakan pemerintah, tetapi sebagai aktor atau subjek yang aktif

menentukan kebijakan. Warga yang aktif didefinisikan sebagai agen demokrasi, yang

memberdayakan diri mereka sendiri melalui tantangan mereka terhadap aktivitas institusi dan

organisasi yang membentuk kehidupan sehari-hari mereka. Kewarganegaraan adalah tentang

kontribusi, atau input, dari individu kepada hubungan kolektif, dan hubungan antara individu

dan hubungan mereka yang lebih luas dengan masyarakat. Warga diharapkan terlibat dalam

urusan publik dan memberikan kontribusi terhadap isu-isu dalam urusan publik (Raco dan

Imri, 2000).

Cara pandang baru menempatkan posisi masyarakat itu secara historis yang

mempengaruhi haluan baru pembangunan dan mempengaruhi haluan baru pembangunan dan

Pemerintahan, meski secara empirik belum menjadi kenyataan. Kaum miskin, misalnya,

sekarang ditempatkan sebagai pemangku kepentingan pembangunan. Partisipasi juga

dipandang dengan tujuan, bukan hanya proses atau cara untuk mencapai tujuan, sehingga

muncul agenda pemberdayaan yang menghubungkan partisipasi dengan demokrasi,

kewargaan dan kesetaraan. Partisipasi dilihat sebagai kekuatan besar untuk transformasi

Page 541: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

10

relasi sosial, ekonomi dan politik yang telah lama membuat kemiskinan. Sekarang agenda

penanggulangan kemiskinan mulai menempatkan kaum miskin dalam posisi yang terhormat,

memberi ruang pada mereka untuk mengembangkan partisipasi dan prakarsa lokal, sehingga

konsep kaum miskin sebagai penerima manfaat proyek tidak terlalu relevan dibicarakan.

Literatur klasik selalu menunujukkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program pembangunan. Tetapi

apa makna substantif yang terkandung dalam sekuen-sekuen partisipasi itu? Partisipasi

adalah voice, akses dan kontrol warga masyarakat terhadap pemerintahan dan pembangunan

yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Pertama, voice adalah hak dan tindakan warga masyarakat menyampaikan aspirasi,

gagasan, kebutuhan, kepentingan, dan tuntutan terhadap komunitas terdekatnya maupun

kebijakan pemerintah. Tujuannya adalah mempengaruhi kebijakan Pemerintah maupun

menentukan agenda bersama untuk mengelola kehidupan secara kolektif dan mandiri.

Kedua, akses berarti kesempatan, ruang dan kapasitas masyarakat untuk masuk dalam

arena governance, yakni mempengaruhi dan menentukan kebijakan serta terlibat aktif

mengelola barang-barang publik. Akses warga terhadap pelayanan publik termasuk dalam

rubrik ini. Ada dua hal penting dalam akses: keterlibatan secara terbuka (inklusi) dan

keikutsertaan/keterlibatan (involvement). Keduanya mengandung kesamaan tetapi berbeda

titik tekannya. Inklusi menyangkut siapa yang terlibat, sedangkan involvement berbicara

tentang bagaimana masyarakat terlibat. Keterlibatan berarti ketersediaan ruang dan

kemampuan bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses politik, terutama kaum miskin,

minoritas, rakyat kecil, perempuan, dan lain-lain. Akses akan menjadi arena titik temu antara

warga dan pemerintah. Pemerintah wajib membuka ruang akses warga dan memberikan

layanan publik, terutama pada kelompok-kelompok marginal. Sebaliknya warga secara

bersama-sama proaktif mengidentifikasi problem, kebutuhan dan potensinya maupun

merumuskan gagasan pemecahan masalah dan pengembangan potensi secara sistematis.

Pemerintah wajib merespons gagasan warga sehingga bisa dirumuskan visi dan kebijakan

bersama dengan berpihak pada kemitraan dan kepercayaan.

Ketiga, kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya maupun proses

politik yang terkait dengan pemerintah. Kita mengenal kontrol internal (self-control) dan

kontrol eksternal. Artinya kontrol bukan saja mencakup kapasitas masyarakat melakukan

Page 542: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

11

pengawasan (pemantauan) terhadap kebijakan (implementasi dan risiko) dan tindakan

pemerintah, tetapi juga kemampuan warga melakukan penilaian secara kritis dan reflektif

terhadap risiko-risiko atas tindakan mereka. Kontrol internal ini sangat penting karena

masyarakat sudah lama berada dalam konteks penindasan berantai: yang atas menindas yang

ke bawah, sementara yang paling bawah saling menindas ke samping. Artinya kontrol

eksternal digunakan masyarakat untuk melawan eksploitasi dari atas, sementara self-control

dimaksudkan untuk menghindari mata rantai penindasan sesama masyarakat, seraya hendak

membangun tanggung jawab social, komitmen dan kompetensi warga terhadapat segala

sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Partisipasi dan desentralisasi (otonomi daerah) tentu mempunyai hubungan simbiosis.

Pada suatu pihak, desentralisasi yang berhasil memerlukan beberapa partisipasi lokal.

Kedekatan pemerintah lokal dengan konstituen mereka akan memungkinkan mereka

merespons secara lebih baik terhadap kebutuhan lokal dan menyesuaikan secara efisien

pengeluaran publik dengan kebutuhan perorangan hanya jika informasi mengalir antar warga

Negara dan pemerintah lokal. Pada pihak lain, proses desentralilasi sendiri dpaat

meningkatkan kesempatan partisipasi dengan menempatkan lebih banyak kekuasaan dan

sumberdaya pada tingkat pemerintah yang lebih dekat, lebih dikenal, dan lebih muda

dipengaruhi. Dalam lingkungan dengan tradisi partisipasi warga Negara buruk, desentralisasi

dapat merupakan langkah pertama yang penting dalam menciptakan kesempatan interaksi

rakyat-negara yang teratur,dapat diramalkan.

Hubungan simbiosis antara desentralisasi dan partisipasi ini dapat mengarah pada

garis pedoman kebijakan yang agak bertentangan. Mekanisme partisipasi warga Negara dapat

dianggap sebuah prasyarat yang sangat berguna ketika mengevaluasi prospek desentralisasi

harus memperhitungkan kesempatan dan keterbatasan yang ditentukan oleh saluran

partisipasi lokal yang ada. Kekurangan mekanisme partisipatoris, bagaimanapun, dapat

membantu menciptakan tuntutan lokal terhadap saluran partisipatoris yang lebih banyak

untuk menyuarakan prefensi. Saluran partisipasi yang dilembagakan dan kemampuan orang

untuk menggunakan saluran tersebut harus dipertimbangkan dalam desain desentralisasi.

Pemilu lokal yang jujur dan teratur, semaraknya forum warga, dan tingkat modal sosial yang

tinggi (kesatuan komunitas dan sejarah kerja sama) memungkinkan warga Negara untuk

menandai prefensi mereka secara efisien dan menjalankan pemenuhan keinginan mereka oleh

pemimpin.

Page 543: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

12

Penilaian seberapa banyak input warga mempengaruhi tindakan pemerintah lokal

memberikan titik permulaan untuk mendesain kebijakan desentralisasi. Kondisi awal

semacam itu membantu menentukan tingkat yang pada tingkat itu desentralisasi akan

meningkatkan responsifitas pemerintah keseluruhan terhadap warga dan memberikan garis

petunjuk bagi pelibatan tindakat peningkatan partisipasi dalam kebijakan desentralisasi.

Pemilu teratur, referendum lokal, forum warga, dewan publik, dan struktur kelembagaan

lainnya merupakan memperbaiki kemampuan pemerintah lokal untuk mengindentifikasi dan

bertindak menurut preferensi warga Negara. Tingkat modal sosial, yang menentukan

bagaimana sebaiknya warga Negara dapat memanfaatkan rencana institusional untuk

berpartisipasi, lebih lambat berkembang dan lebih sulit untuk menentukannya.

Desentralisasi mengandalkan pada partisipasi untuk memperbaiki alokasi pelayanan,

tetapi ia tidak memerlukan jenis input warga Negara yang luas disebutkan di depan. Dalam

kasus di mana pemerintah lokal tidak dipilih, di mana proses pemilihan mengistimewakan

sekelompok kecil elit, atau di mana tingkat modal sosial yang rendah menghalangi pertukaran

aktif, proses desentralisasi dapat didesain untuk membangun jenis partisipasi yang lebih

terbatas. Mekanisme isu-khusus dan proyek khusus untuk meningkatkan arus informasi

antara pemerintah dan warga Negara sering dapat dengan lebih cepat dan lebih mudah pada

tingkat lokal daripada di pemerintah pusat.

Partisipasi warga dapat dibenarkan dalam hubungannya dengan legitimasi berorientasi

input dan output, dan ia dapat memberikan kontribusi terhadapat efektivitas system.

Legitimasi berbasi input mengungkapkan nilai partisipasi luas dalam governance, yang

memperlihatkan, yang memperlihatkan perlunya penentuan sendiri dan persetujuan rakyat, di

mana nilai-nilai demokrasi sangat kuat. Partisipasi warga di luar pemilihan memberi saluran

lebih lanjut bagi rakyat untuk mengungkapkan preferensi mereka, dan teori yang

berhubungan dengan demokrasi partisipatoris memuat unsur-unsur yang berhubungan dengan

legitimasi input. Pateman yang mengupas karya Rousseau, Mikk dan Cole, menunjuk pada

tiga alasan mengapa partisipasi luas diperlukan sekali ia mendidik partisipan, ia memberi

warga kontrol, dan ia menghasilkan identitas komunitas. Pemerintah demokratis, yang

dipedomani oleh input partisipasi warga, hanya menghasilkan kebijakan, karena ia tidak akan

mungkin setuju pada kegiatan-kegiatan yang tidak adil. Partisipasi warga mendukung sistem

partisipatoris, karena”kualitas yang diperlukan warga adalah kualitas proses partisipasi itu

Page 544: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

13

sendiri yang mengembangkan dan membantu perkembangan” (Pateman, 1970:25). Partisipasi

warga membantu mendidik rakyat dalam seni partisipasi.

Partisipasi warga juga dapat memberikan kontribusi terhadap legitimasi berbasis-

output. Keterbilatan warga membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya

akan membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya akan membantu

pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Mereka yang terlibat dalam penyiapan

kebijakan dan permusyawaratan kebijakan lebih mungkin untuk tunduk ketika kebijakan itu

berlaku, khususnya jika mereka adalah dikalangan mereka dari mereka yang dipengaruhi dan

mendapat dampak. Pembenaran ini adalah pembenaran yang timbul dari perdebatan terdahulu

dan lebih belakangan ini. Pateman berargumen partisipasi “membantu penerimaan keputusan

bersama” (1970: 43). Demikian pula, model-model keterlibatan misalnya debat publik,

keterlibatan dari mereka yang dipengaruhi, atau keterlibatan para ahli dibenarkan secara

fungsional dengan alasan bahwa mereka membantu meningkatkan penerimaan dan

pemecahan persoalan atau membantu memfasilitasi pelaksanaan. Partisipasi ini dapat juga

membantu pembuat kebijakan lebih tahu, dan karena para wakil dan kaum profesional

membuat keputusan yang didasarkan pada pengetahuan publik dan keahlian politik dan

profesional

Partisipasi tentu tidak datang dengan sendirinya. Hubungan antara pemerintah dengan

masyarakat tidak serta merta terbangun secara demokratis dan partisipatif, sebab pemerintah

dimanapun akan cenderung otoritarian dan sentralistik bila tidak dihadapkan pada

pembatasan kekuasaan kekuasaan dan kontrol dari luar yang kuat. Di era otonomi daerah

sekarang, munculnya wacana dan gerakan partisipasi bukan semata inisatif dari pemerintah,

melainkan juga karena peran kekuatan-kekuatan intermediary dari sejumlah organisasi

masyarakat sipil. Begitu banyak lembaga non pemerintah (NGO) di Indonesia yang terus-

menerus memperjuangkan partisipasi masyarakat untuk membangkitkan suara rakyat dan

menentang dominasi elite dalam proses politik dan pembangunan.

C. Partisipasi dalam Demokrasi

Secara konstitusional, prinsip demokrasi dirumuskan dalam UUD Tahun 1945,

diantaranya pada Pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa Kedaulatan berada ditangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, yang diperkuat dengan isi Pasal 28 yang

menegaskan makna demokrasi terealisasi dengan adanya jaminan negara atas kemerdekaan

berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Page 545: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

14

Secara teoritis, terdapat sejumlah indikator empirik dalam praktek negara yang

demokratis diantaranya: adanya Pemilu, terlaksananya prinsip check and balances, adanya

rotasi kekuasaan yang obyektif, adanya partai politik yang demokratis, adanya kemerdekaan

hak-hak dasar, persamaan didepan hukum, dan akuntabilitas pejabat penyelenggara

pemerintahan dan kelembagaan negara.

Demokrasi yang kita inginkan adalah adanya mekanisme partisipasi rakyat yang

mampu mengawasi dan mengkontrol tindakan pengelola negara (Legislatif, Eksekutif,

Yudikatif). Dalam konteks ini, demokrasi yang perlu kita tegakkan adalah mekanisme politik

yang mengedepankan partisipasi setiap warga negara untuk berhak dalam menentukan

kebijakan pemerintahan sekaligus memiliki daya kontrol melalui adanya perlakuan yang

sama dalam kedudukan hukum dan pemerintahan. Artinya nilai demokrasi yang akan kita

kembangkan berhubungan dengan kualitas hubungan timbal balik antara pemerintah dan

pengelola kelembagaan negara dengan yang diperintah atau masyarakat umum.

Bagaimana rakyat dapat berpartipasi? Pertanyaan ini dapat diterangkan dari paparan

Robert Dahl (1971), yang menegaskan bahwa ada dua dimensi demokrasi yang satu sama lain

saling berkaitan. Dimensi pertama adalah tersedianya peluang persaingan bebas dan terbuka

untuk mendapatkan semua kedudukan dan kekuasaan. Dimensi kedua adalah terdapatnya

jaminan bagi partisipasi politik seluruh warga negara. Dalam konteks ini dapatlah kita

mengerti bahwa negara yang menerapkan demokrasi adalah negara yang mendorong warga

masyarakatnya untuk berinisiatif dan kreatif dalam mendapatkan jabatan atau kekuasaan

politik sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut, dimana mekanismenya

berlangsung melalui adanya pemilihan yang bersifat umum, bebas, rahasia, dan setara.

Karena itu, tidak ada artinya demokrasi tanpa adanya pemilihan umum. Pemilihan

umum yang memenuhi prinsip-prinsip demokrasi adalah Pemilu yang diselenggarakan secara

teratur dan terjadwal dengan sistem pemilihan langsung yang bebas dan rahasia.

Bagaimanakah cara menghasilkan Pemilu yang demokratis? Pemilu yang obyektif harus

dikendalikan oleh satu lembaga yang independen. Penyelenggara Pemilu tidak boleh

memihak pada salah satu kontestan atau peserta Pemilu. Selain itu, setiap warga negara

dalam menetapkan pilihannya haruslah terlindungi dan dijamin dengan undang-undang,

sehingga pilihannya merupakan suara nurani yang murni tanpa adanya paksaan, tekanan,

intimidasi dari pihak-pihak tertentu yang mengedepankan cara-cara inkonstitusional dalam

meraih kepentingannya.

Pemilu bukan hanya merupakan sarana mencari kekuasaan bagi partai, tetapi partai

membutuhkan dukungan suara sebagai modal untuk legitimasi pemerintahan yang dibentuk

Page 546: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

15

oleh partai pemenang Pemilu. Karena itu, simpati masyarakat harus didapatkan oleh partai

politik peserta pemilu dengan berbagai aktivitas yang bernuansa pendidikan politik bagi

rakyat. Tujuan dari upaya meningkatkan partisipasi publik dalam Pemilu ini terkait dengan

pernyataan Almond dan Powell yang menyatakan bahwa sistem-sistem modern dimana

struktur politiknya berbeda-beda (partai-partai politik, kelompok kepentingan, dan media

massa) yang berkembang membentuk aktivitas budaya politik participant.

D. Partisipasi dan Pendidikan Politik

Proses demokratisasi dapat didekati dari partisipasi publik yang dilakukan sengaja

melalui disain kelembagaan (Marijan, 2010:128). Namun realitasnya di Indonesia,

demokratisasi tidak cukup hanya mengandalkan disain kelembagaan, dimana tersedianya

berbagai perundang-undangan yang menjamin kebebasan berpendapat, berekspresi, dan

berorganisasi ternyata tidak serta merta mendorong adanya partisipasi publik (disconnected

electoral). Pemilu tahun 2004 menjadi contoh, dimana corak kesukarelaan (voluntary)

pemilih untuk menyumbang partai politik yang sangat rendah, bahkan corak partisipasi

politiknya cenderung berhubungan dengan ’transaksi-transaksi material’ (Marijan, 2008:130).

Adanya komunikasi dan pendidikan politik yang efektif merupakan instrumen yang

signifikan dalam pengembangan partisipasi politik rakyat yang sering diperhatikan dalam

pelaksanaan Pemilihan Umum di negara-negara demokratis. Karena itu, tingkat partisipasi

politik masyarakat di negara berkembang merupakan masalah yang menarik bagi para ahli

politik. Secara umum definisi partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok

orang yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih

pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan

pemerintah (public policy). Kegiatan berpartisipasi tersebut diantaranya, memberikan suara

pada Pemilu, menghadiri rapat umum (kampanye), menjadi anggota parpol atau organisasi

sosial politik yang underbauw partai politik, mengadakan hubungan dengan pejabat

pemerintah atau parlemen yang bertujuan politik.

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam bukunya No Easy Choice: Political

Participation in Developing Countries menyatakan bahwa: partisipasi politik adalah kegiatan

warganegara yang bertidak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi

pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,

terorganisir atau spontan, mantap atau sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal

atau illegal, efektif atau tidak efektif (Budiardjo, 1988:3).

Page 547: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

16

Pemikiran mengenai partisipasi politik bagi negara demokratis berangkat dari prinsip

kedaulatan adalah ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk

menetapkaan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-

orang yang akan menduduki jabatan-jabatan publik dan politis. Jadi partisipasi politik

merupakan pengejawantahan dari penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah oleh

masyarakat. Dalam negara demokratis makin banyak masyarakat mengambil peran makin

baik.

Partisipasi dapat berbentuk otonom (autonomous participation) dan partisipasi yang

dimobilisasi (mobilized participation). Pada umumnya orang beranggapan partisipasi politik

dalam bentuk yang positif saja, tetapi Huntington dan Nelson beranggapan bahwa

demonstrasi, teror, pembunuhan (lawan) politik, dan bentuk kekerasan lain yang bermotif

politik juga merupakan bentuk partisipasi. Namun Verba (Budiardjo: 1998) tidak mau masuk

dalam bentuk partisipasi yang rumit tersebut, akan tetapi membatasi diri pada tindakan-

tindakan yang legal. Metode atau cara berpartisipasi, intensitasnya terkait dengan keterikatan

atau posisi politik yang dimiliki seseorang.

Bagaimanakah warganegara atau orang-orang dapat rasional dalam

mengejawantahkan partisipasi politiknya? Hal ini dapat berlangsung manakala sudah

mengalami pendidikan politik, karena itu merupakan bagian dari pendidikan orang dewasa.

Khususnya diarahkan pada upaya membina kemampuan mengaktualisasikan-diri sebagai

pribadi yang otonom bebas dan pada sosialisasi-diri (pengembangan dimensi sosialnya),

dalam kaitannya dengan statusnya selaku warga Negara di suatu Negara. Aktualisasi-diri

dapat ditafsirkan sebagai sebagai mengaktualkan segala bakat dan kemampuan, sehingga

pribadi bias berkembang, lalu menjadi aktif dan kreatif, berkarya aktualisasi-diri sebagai

pribadi yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap sesama mahkluk hidup, dan

terhadap Tuhan. Selanjutnya dia berkewajiban memberikan partisipasi sosialnya kepada

masyarakat dan Negara selaku warga-masyarakat dan warganegara yang susila dan

bertangung jawab.

Senyatanya, dalam masyarakat modern sekarang, partisipasi penuh dan bertanggung

jawab dari rakyat itu tidak bisa berlangsung secara otomatis. Hal ini disebabkan antara lain

oleh kejadian sebagai berikut :

1. Terlalu kompleksnya susunan masyarakat modern dengan dimensi-dimensi sosial

dan politik yang saling terkait, yang sulit dipahami oleh orang awam, sehingga

orang tidak tahu bagaimana cara berpartisipasi di medan politik.

Page 548: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

17

2. Banyak orang merasa tidak berdaya secara fisik maupun mental ideologis untuk

memahami, terlebih lagi untuk ikut mempengaruhi proses-proses sosial dan politik

di tengah masyarakat.

3. Masyarakat pada umumnya dengan sengaja lebih banyak difungsikan sebagai

obyek politik, konsumen politik dan pengikut politik yang total patuh tunduk,

tanpa mampu memahami kedudukan selaku warganegara di tengah macam-

macam struktur politik. Mereka merupakan “arus bawah” yang pada umumnya

ditekan oleh “majikan-majikan di atas”. Pada umumnya tidak menyadari adanya

hegemoni politik supremasi politik.

Sehubungan dengan kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan dan

ketidaktahuan politik, kemudian untuk merangsang partisipasi politik secara aktif dari rakyat

dalam usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik di alam demokrasi kita

sekarang. Hal ini sesuai dengan isi yang tersirat dalam Sila Keempat Pancasila kita. Sebab

tujuan pendidikan politik antara lain ialah:

1. Membuat rakyat menjadi melek-politik/sadar politik.

2. Meningkatkan kreatifitas rakyat dalam partisipasi sosial politik di era

pembangunan

3. Menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih nyaman dan

sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia.

Berkaitan dengan perilaku politik, dalam komunitas politik itu terjadi dua proses,

yaitu :

1. Pendidikan politik yang dilakukan secara intensional ( dengan sengaja dan dengan

tujuan tertentu);

2. Sosialisasi politik, yaitu proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan.

Sosialisasi politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan

tanpa refleksi harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari

struktur-struktur politik yang ada di masyarakat. Sedang pendidikan politik ialah untuk

mengarahkan anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah

kehidupan politik.

Telah kita simak, bahwa politik antara lain diartikan sebagai kegiatan menggunakan

kekuasaan dalam satu wilayah yang disebut Negara, untuk menyelesaikan : masalah-masalah

rakyat, dan pengaturan lembaga-lembaga negara beserta fungsinya

Page 549: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

18

Sedang negara itu berasal ada dari kemauan rakyat, dan dengan sengaja dijadikan dari

kemauan rakyat, serta dengan sengaja pula dijadikan alat oleh rakyat untuk mencapai tujuan-

tujuan hidup tertentu.

Negara merupakan hasil persetujuan bersama sejumlah rakyat yang bertekad bulat

untuk membangun satu “wadah hidup” yaitu Negara. Karena Negara adalah sesuatu dari,oleh

dan untuk sekelompok manusia yang disebut RAKYAT tadi. Maka sudah ada kesadaran

politik pada rakyat. Negara merupakan organisasi politik yang berpemerintahan sendiri dan

menjalankan kekuasaannya lewat perorangan (kepala Negara) serta kelembagaanya yang

mewakili seluruh rakyat. Dengan begitu Negara tidak hanya menjadi urusan para elite

penguasa saja, akan tetapi menjadi : urusan seluruh rakyat untuk ikut serta menegakkan,

mengatur dan mempertahankan keberadaan Negara tersebut.

Agar rakyat benar-benar memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara,

dan bisa berperan serta secara politik, rakyat memerlukan pendidikan politik yang sangat

diperlukan untuk legalitas perjuangan politik dalam meraih tujuan sosial-ekonomi dan

tujuan-tujuan politik tertentu. Selanjutnya, perjuangan politk selalu berlangsung dalam situasi

bertemunya macam-macam kekuatan sosial dan politik, dengan struktur organisasi, cara kerja

dan tujuan politik masing-masing. Maka di Negara/pemerintahan menuju ke hidup sejahtera.

Sebab partisipasi aktif (berbuat nyata) itu mempunyai pengaruh dan kekuatan, karena rakyat

bisa ikut dalam pengawasan terhadap perbuatan mengatur masyarakat dan Negara. Maka

menjalani proses politik lewat pendidikan politik dan belajar berpolitik tanpa bisa ikut

berbuat politik itu adalah sama saja dengan berenang-renang di atas kasur.

Sebaliknya, melakukan perbuatan politik tanpa pendidikan, dan tanpa “empan papan

(Empan papan adalah suatu sikap tertentu sehingga sikap itu tidak bertentangan dengan keadaan

dan aturan yang terjadi di tempat dan pada waktu tertentu di mana pelakunya tinggal”,

terjemahan bebas) bisa disebut sebagai aktivisme, yaitu berbuat awur-awuran, nekad tanpa

nalar, anarkhi atau perbuatan makar.

Dalam kegiatan pendidikan politik, orang-orang yang tengah belajar itu merupakan

siswanya. Sedang belajar politik itu mengandung konotasi sebagai berikut :

1. Lebih memahami diri sendiri dan situasi-situasi kondisi sekitarnya dalam konteks

Negara.

2. Mampu mawas secara kritis peristiwa-peristiwa politik.

3. Bisa menentukan sikap politik dengan tegas.

4. Sanggup memberikan penilaian yang adil terhadap perisitiwa-peristiwa politik.

5. Mau berbuat politik sesuai dengan hati nurani yang bersih dan bertanggung jawab.

Page 550: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

19

Perlu juga diingat bahwa perbuatan manusia dan hasil-hasil karyanya misalnya dalam

bentuk pemerintahan, kekuasaan, lembaga kemasyarakatan, politik, kebudayaan, dan

seterusnya itu tidak akan pernah selesai dan sempurna. Yaitu bukan berupa struktur-struktur

yuridis formal yang mantap, bukan berupa institusi politik yang permanen, juga tidak ada

immanensi parlementer. Segala hasil tidak dengan tangan manusia itu tidak akan pernah

rampung dan sempurna; semuanya masih bisa dipertanyakan relevansinya. Dan menjadi

garapan yang selalu bisa diubah dan diperbaiki/direvisi, disesuaikan dengan prinsip efisiensi

dan tuntutan zaman; demi pemerataan keadilan dan kesejahteraan.

Selanjutnya, demokrasi juga bukan merupakan situasi yang sudah selesai/finished;

tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan digarap tanpa henti-hentinya

menuju kearah kemajuan dan kebaikan. Maka diperlukan pula demokratisasi pribadi

manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat pemerintah, agar

semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang. Dengan demikian,

demokrasi juga mengandung usaha :

1. Memperbesar kekuasaan-menentukan dari opini publik (pendapat umum) dan

partisipasi politik rakyat,

2. ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya pemerintahan menuju

ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Pendidikan politik itu bukan merupakan justifikasi dan rasionalisasi bagi struktur-

struktur kekuasaan yang ada, dengan bantuan alat-alat agogis. Juga bukan berupa sikap

defensive dari pemerintah kritik-kritik rakyat. Bukan pula wujud penyesuaian diri yang pasif

tanpa sadar dari rakyat terhadap situasi sosial dan politik yang tidak/kurang mapan pada saat

ini. Akan tetapi pendidikan politik bersungguh-sungguh ingin membukakan pengertian

kepada rakyat kan :

1. Tempat kedudukan politik warganegara di tengah masyarakat dan di tengah struktur-

struktur politiknya.

2. Hak dan kewajibannya yang seimbang selaku warganegara.

Maka ada kebutuhan pada rakyat yang menanyakan “Apakah semua urusan politik itu

sudah berjalan baik,benar dan adil”? Dan bagaimanakah cara penyelesaian politik yang

paling baik untuk mengatasi masalah-masalah sosial politik yang berkembang di tengah

masyarakat?

Wawasan politik yang kritis yang ditekankan dalam pendidikan politik itu diperlukan

untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial. Kemudian orang mencari

Page 551: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

20

kemungkinan alternatif baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara

penyelesaian politik yang paling aman ditempuh. Dengan demikian akan berlangsung proses :

1. Penjernihan wawasan politik mengenai situasinya.

2. Antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-masa mendatang,

disusul dengan :

3. Redifinisi dan pengubahan terhadap pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang

bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga terhadap lembaga-lembaga politik dan

situasi masyarakatnya.

Pendidikan politik tidak bisa dilepaskan dari pandangan hidup/Lebensanschaung

rakyat dan dari struktur masyarakatnya. Jadi pada saat individu itu sadar menjadi

warganegara dan berbuat sebagai warganegara, maka dia melakukan perbuatan politik dan

belajar politik. Dengan begitu warganegara tersebut sadar atau tidak sadar merupakan figur

politik.dan seyogyanya dia memahami peranan politiknya. Juga memahami mengapa dia

harus bersikap kritis, dan untuk tujuan apa dia melakukan suatu perbuatan politik tertentu?

Maka sasaran pokok pendidikan politik adalah: (a) membuat warga Negara menjadi lebih

kritis dan lebih militant, (b) agar bisa menjalankan fungsi politiknya lebih efisien, dan (c)

memberikan sumbangan pada proses demokratisasi sejati di tengah iklim demokrasi.

E. Pemilih Cerdas dan Demokratisasi

Pemilu demokratis dapat tercapai manakala seluruh stakeholdernya yaitu KPU, Partai

Politik, Caleg dan calon peseorangan (DPD), serta pemilih sudah tepat memaknai sistem

Pemilu sesuai dengan asas pelaksanaannya yang secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Sisi lain yang dapat menjamin kualitas Pemilu efektifitas anggaran yang tersedia,

rasionalitas preferensi dan partisipasi pemilih yang tinggi.

Secara kuantitas, maka kontenstan Pemilu 2014 serta Pilkada dinilai banyak pihak

sudah mampu menerjemahkan demokrasi. Keadaan tersebut tergambar dari peserta pemilu

yang multi- partai (tahun 1999 oleh 48 Partai Politik, 2004 oleh 24 Partai Politik, 44 Partai

Tahun 2009, dan 12 Partai tahun 2014), adanya penyelenggara Pemilu yaitu Komisi

Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu yang independen, adanya partisipasi publik

dalam pengawasan dan pemantauan, serta tingginya angka pemilih yang memberikan

suaranya dalam Pemilu tahun 2009 dan 2014 yang lalu. Namun masih ada penilaian yang

tetap memandang Pemilu yang telah berlangsung hanyalah sekedar “pesta politik”, karena

belum mampu menghasilkan pemilih yang cerdas dalam berdemokrasi.

Page 552: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

21

Dampak dari pilihan pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014, serta berbagai Pilkada yang

telah berlalu masih jauh dari harapan terbangunnya legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden yang telah dikontrol secara langsung oleh pemilih dalam format konstituensi dalam

berbagai pertemuan-pertemuan dan komunikasi yang teratur dan langsung. Dalam konteks

ini, kecenderungan partisipasi politik pemilih masih ditempatkan pada lajur partisipan politik

yang pasif dan parokial, dimana sebagian besar pemilih menetapkan pilihannya atas

patronase politik yang cenderung memiliki basis nilai memilih (preferensi) yang kurang

dilandasi atas kesadaran dan rasional bahwa kualitas dan kapasitas sebagai partai politik,

calon Presiden, calon Gubernur, calon DPD, dan calon Bupati/Walikota berdasarkan daya

penariknya (soft power) bagi pemilih pada Pemilu yang telah berlangsung. Artinya

kecerdasan pemilih belum menjadi dasar prilaku pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014 yang

lalu. Mengapa demikian?, salah satunya adalah karena lemahnya kualitas hasil pendidikan

politik dan adanya distorsi makna demokratisasi.

Pemilih cerdas yang kita inginkan adalah pemilih yang menggunakan rasionalitasnya

sebagai basis keterpikatannya (attraction) pada pilihannya. Karena pemilih yang cerdas yang

mampu menghasilkan pemimpin yang memiliki legitimasi kedaulatan rakyat. Selain itu,

pemilih yang cerdas yang mampu mengawasi dan mengisi kapasitas otoritas moral pimpinan

yang dipilihnya, yang prosesnya memerlukan rentang waktu dan mempersyaratkan

kapabilitas pemimpin yang mumpuni mengelola (managable) dengan nilai lebih yaitu

kemampuan berfikir sistemik.

Page 553: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Perang Dunia II atau tegasnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17-8-1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah Kesultanan Deli dan

Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di

Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan adalah merupakan Keresidenan

Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir

dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan

Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di

kawasan nusantara, terutama karena devisa Negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten

Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Melalui

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru telah kelihatan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian

dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di

Kabupaten Deli Serdang.

Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang politik pun

berjalan cukup mantap, stabil dan dinamis, dengan adanya kerjasama yang harmonis antara

kekuatan sosial politik di kawasan ini merupakan modal yang tidak terhitung nilainya dalam

mewujudkan demokrasi Pancasila. Semangat persatuan dan kesatuan selalu menjiwai

pemerintah daerah Deli Serdang sehingga kestabilan politik tetap mantap dan terkendali.

Disamping itu, peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah terus bersinergi demi

berkesinambungannya pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang adil dan berkemakmuran.

A.1. Letak dan Keadaan Geografi

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur

Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara,

3016” dan 98033”- 99027” Bujur Timur dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan

laut.

Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,22 Km2 yang terdiri dari 22

Kecamatan, 380 desa dan 14 Kelurahan . Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan

Page 554: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

23

Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Barat dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan

di sebelah Timur dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Di Kabupaten Deli Serdang dikenal hanya dua musim, yaitu musim kemarau dan

penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin yang bertiup tidak banyak

mengandung uap air, sehungga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan

Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus

sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setengah tahun setelah melewati masa

peralihan bulan April-Mei dan Oktober-November. Menurut catatan Stasiun Klimatologi

Sampali, pada tahun 2013 terdapat rata-rata 17 hari hujan dengan volume curah hujan

sebanyak rata-rata 187 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu 489 mm

dengan hari hujan sebanyak 22 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan

Maret sebesar 74 mm dengan hari hujan 4 hari.

Tabel IV.1. Luas Wilayah Kecamatan dan Rasio terhadap Luas Wilayah Kabupaten

Deli Serdang tahun 2014

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Rasio terhadap luas

total (%) 1 Gunung Meriah 76,65 3,07 2 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu 223,38 8,94 3 Sibolangit 179,96 7,20 4 Kutalimbaru 174,92 7,00 5 Pancur Batu 122,53 4,91 6 Namo Rambe 62,30 2,49 7 Biru-Biru 89,69 3,59 8 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir 190,50 7,63 9 Bangun Purba 129,95 5,20 10 Galang 150,29 6,02 11 Tanjung Morawa 131,75 5,27 12 Patumbak 46,79 1,87 13 Deli Tua 9,36 0.37 14 Sunggal 92,52 3,70 15 Hamparan Perak 230,15 9,21 16 Labuhan Deli 127,23 5,09 17 Percut Sei Tuan 190,79 7,64 18 Batang Kuis 40,34 1,62 19 Pantai Labu 81,85 3,28 20 Beringin 52,69 2,11 21 Lubuk Pakam 31,19 1,25 22 Pagar Merbau 62,89 2,52 Jumlah 2.497,72 100,00 Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 555: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

24

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi

tenaga kerja akan terus berlangsungnya proses demografi. Bagia dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Pada kondisi 2013, di Kabupaten Deli

Serdang terdapat 815.983 ribu penduduk angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100

penduduk usia kerja.

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan

kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Meski demikian

jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang

ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Pada tahun 2013 dari

total angkatan kerja sebesar 815.983 ribu, sekitar 92,46 persen dari mereka telah bekerja dan

sebagian dari mereka tidak bekerja 7,54 persen.

Tabel IV.2 Banyaknya Desa, Kecamatan, Nama Ibukota Kecamatan, dan Jarak Ibukota Kecamatan ke Lubuk Pakam

No Kecamatan Nama Ibukota Banyak Desa Banyak

Kelurahan Jarak Ibukota ke

Lubuk Pakam 1 Gunung Meriah G. Meriah 12 - 65 2 STM. Hulu Tiga Juhar 20 - 71 3 Sibolangit Bandar Baru 30 - 71 4 Kutalimbaru Kutalimbaru 14 -- 54 5 Pancur Batu Pancur Batu 25 - 48 6 Namo Rambe Namo Rambe 36 - 48 7 Biru-Biru Biru-Biru 17 - 55 8 STM. Hilir Talun Kenas 15 - 37 9 Bangun purba Bangun Purba 24 - 25 10 Galang Galang 28 1 18 11 Tanjung Morawa Tj. Morawa 25 1 12 12 Patumbak Patumbak 8 - 46 13 Deli Tua Deli Tua 3 3 42 14 Sunggal Sunggal 17 - 40 15 Hamparan Perak H. Perak 20 - 56 16 Labuhan Deli Helvetia 5 - 52 17 Percut Sei Tuan Tembung 18 2 42 18 Batang Kuis Batang Kuis 11 - 12 19 Pantai Labu Pantai Labu 19 - 11 20 Beringin Beringin 11 - 6 21 Lubuk Pakam Lubuk Pakam 6 7 - 22 Pagar Merbau Pagar Merbau 16 - 4

Jumlah 380 14 - Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 556: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

25

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat

menunjang dalam peningkatan mutu pendidikan. Pada tahun 2013 tedapat 261 buah taman

kanak-kanak dengan jumlah murid 12.363 orang dan guru sebanya 793 orang. Sementara itu

untuk sekolah dasar terdapat 812 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-masing

206.487 orang dan 11.605 orang. Untuk Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) terdapat 246

sekolah, 73.966 orang murid dan 6.033 orang guru.Pada tahun yang sama jumlah sekolah

Lanjutan atas (SMU) umum terdapat 123 sekolah dengan jumlah murid 25.056 orang dan

guru 2.968 orang, untuk Sekolah kejuruan terdapat 125 sekolah, 33.844 orang murid dan

3.435 orang guru.

Selain itu di Deli Serdang juga terdapat sekolah agama (madrasah) yang setara dengan

sekolah umum, yaitu :

- 157 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 28.311 murid dan 1.171 guru.

- 119 Madrasah Tsanawiyah (MTs) debgab 21.165 murid dan 1.807 guru.

- 34 Madrasah Aliyah (MA) dengan 4.417 murid dan 554 guru.

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan

manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak

langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kesehatan merupakan salah satu hal

terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan amsyarakat sekaligus

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat 21 buah

rumah sakit umum (RSU) milik pemerintah dan swasta. Dengan total kapasitas tempat tidur

berjumlah 1.800 buah. Sedangkan puskesmas yang ada berjumlah 34 buah juga terdapat

Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin masing-masing berjumalh 104 dan 133.

Tenaga Medis yang tersedia di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang ada 163 orang

dokter umum/spesialis dan 72 orang dokter gigi. Sementara itu tenaga medis pemerintah

lainnya seperti perawat/bidan ada 1.709 orang, dengan jumlah apotek umum sebanyak 144

buah. Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2012 jumlah PUS sekitar 322.731 dan meningkat

menjadi 328.273 pada tahun 2013.

Page 557: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

26

Tabel IV.3. Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas Wilayah

dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

No Kecamatan Banyak

Desa/Kelurahan

Luas

Wilayah

(m2)

Banyak

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

Penduduk

Persentase

(%)

1 Gunung Meriah 12 76,65 2.632 34 0,14

2 STM. Hulu 20 223,38 12.994 58 0,69

3 Sibolangit 30 179,96 20.756 115 1,10

4 Kutalimbaru 14 174,92 37.758 216 2,00

5 Pancur Batu 25 122,53 89.469 730 4,74

6 Namo Rambe 36 62,30 38.583 619 2,05

7 Biru-Biru 17 89,69 35.887 400 1,90

8 STM. Hilir 15 190,50 32.267 169 1,71

9 Bangun purba 24 129,95 22.749 175 1,21

10 Galang 29 150,29 64.912 432 3,44

11 Tjg. Morawa 26 131,75 202.870 1540 10,75

12 Patumbak 8 46,79 93.522 1999 4,96

13 Deli Tua 6 9,36 63.877 6824 3,39

14 Sunggal 17 92,52 257.070 2779 13,63

15 Hamparan Perak 20 230,15 158.034 687 8,38

16 Labuhan Deli 5 127,23 63.431 499 3,36

17 Percut Sei Tuan 20 190,79 405.434 2125 21,49

18 Batang Kuis 11 40,34 59.281 1470 3,14

19 Pantai Labu 19 81,85 45.440 555 2,41

20 Beringin 11 52,69 55.276 1049 2,93

21 Lubuk Pakam 13 31,19 85.366 2737 4,53

22 Pagar Merbau 16 62,89 38.780 617 2,06

Jumlah 394 2.497,72 1.886.388 755 100

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 558: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

27

Tabel IV.4. Data Kecamatan, Penduduk Dewasa dan Anak-anak menurut Jenis

Kelamin tahun 2013

No Kecamatan Jumlah RT

Dewasa

Banyak Penduduk

Anak-Anak

Banyak Penduduk

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Gunung Meriah 801 961 966 365 340

2 STM. Hulu 3.467 4.430 4.270 2.106 2.188

3 Sibolangit 5.829 7189 7399 3180 2988

4 Kutalimbaru 9.426 12.549 12.806 6.243 6.160

5 Pancur Batu 22.430 30.760 31.487 14.046 13.176

6 Namo Rambe 9.745 12.798 13.493 6.291 6.001

7 Biru-Biru 9.158 12.199 12.312 5.834 5.542

8 STM. Hilir 8.380 11.071 10.855 5.323 5.018

9 Bangun purba 5.712 7.725 7.835 3.653 3.536

10 Galang 16.168 22.655 22.489 9.964 9.804

11 Tjg. Morawa 48.068 69.537 69.274 32.762 31.297

12 Patumbak 22.386 31.800 31.414 15.591 14.717

13 Deli Tua 14.761 21.837 23.398 9.612 9.030

14 Sunggal 60.567 89.631 89.882 39.773 37.784

15 Hamparan Perak 38.675 54.933 53.714 25.387 24.000

16 Labuhan Deli 15.041 22.388 21.814 9.857 9.372

17 Percut Sei Tuan 94.492 140.751 141.553 63.043 60.087

18 Batang Kuis 13.955 20.347 20.034 9.713 9.187

19 Pantai Labu 10.683 15.595 14.589 7.836 7.420

20 Beringin 13.056 19.240 18.900 8.784 8.352

21 Lubuk Pakam 20.133 29.689 31.2014 12.632 11.841

22 Pagar Merbau 9.465 13.051 13.255 6.139 6.335

Deli Serdang 452.398 651.136 652.943 298.134 284.175

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Data hasil survai ini berorientasi pada lokasi bermukim 400 responden di 22 (dua

puluh dua) Kecamatan yang tersebar di 80 desa. (Nama Kecamatan dan Kelurahan,

terlampir). Profil responden memiliki korelasi terhadap beragam aspek yang terkait dengan

pemilu, terutama tingkat partisipasi, referensi pilihan, dan penilaian responden terhadap

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 559: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

28

Tahun 2013, partai politik, dan caleg yang dipilihnya pada pemilu Legislatif Tahun 2014

serta Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Pilpres Tahun 2014.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 201 50,25 50,25 50,25

Perempuan 199 49,75 49,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.5. Jenis Kelamin Responden 

Jenis kelamin responden terdiri dari 201 orang laki-laki (50,25 %) dan 199 orang

perempuan (49,75 %), serta berstatus kepala keluarga 178 orang (44,50 %), 177 orang (44,25

%) berstatus istri, dan 45 orang berstatus anak dalam rumah tangga responden penelitian ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Anak 45 11,25 11,25 11,25Istri 177 44,25 44,25 55,50Kepala Keluarga 178 44,50 44,50 100,00Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.6. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

B. Purba 5 1,25 1,25 1,25

Bandar baru 5 1,25 1,25 2,50

Bandar Khalifah 5 1,25 1,25 3,75

Bandar Kuala 5 1,25 1,25 5,00

Baru 5 1,25 1,25 6,25

Batu Layang 5 1,25 1,25 7,50

Batu Penjemuran 5 1,25 1,25 8,75

Bingkawan 5 1,25 1,25 10,00

Bintang Meriah 5 1,25 1,25 11,25

Biru-Biru 5 1,25 1,25 12,50

Page 560: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

29

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Bulu Cina 5 1,25 1,25 13,75

Deli Tua Barat 5 1,25 1,25 15,00

Denai Sarang Burung 5 1,25 1,25 16,25

Durian 5 1,25 1,25 17,50

Galang Barat 5 1,25 1,25 18,75

Galang Kota 5 1,25 1,25 20,00

Gunung Rintih 5 1,25 1,25 21,25

Helvetia 5 1,25 1,25 22,50

Helvetia Sunggal 5 1,25 1,25 23,75

Hulu 5 1,25 1,25 25,00

Jaba 5 1,25 1,25 26,25

Jati Kesuma 5 1,25 1,25 27,50

Juhar Baru 5 1,25 1,25 28,75

K.S Kampung 5 1,25 1,25 30,00

Karang Anyar 5 1,25 1,25 31,25

Kedai Durian 5 1,25 1,25 32,50

Kenanga 5 1,25 1,25 33,75

Kolam 5 1,25 1,25 35,00

Kuala Dekah 5 1,25 1,25 36,25

Kuta Jurung 5 1,25 1,25 37,50

Kuta Tengah 5 1,25 1,25 38,75

Kuta Tualah 5 1,25 1,25 40,00

Lama 5 1,25 1,25 41,25

Lengau Seprang 5 1,25 1,25 42,50

Limau Manis 5 1,25 1,25 43,75

Lubuk Pakam Pekan 5 1,25 1,25 45,00

Mardinding Julu 5 1,25 1,25 46,25

Marjanji Tongah 5 1,25 1,25 47,50

Namo Mbelin 5 1,25 1,25 48,75

Namorube Julu 5 1,25 1,25 50,00

P. Merbau II 5 1,25 1,25 51,25

P. Sibaji 5 1,25 1,25 52,50

Paku 5 1,25 1,25 53,75

Page 561: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

30

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Paluhmanan 5 1,25 1,25 55,00

Parbarakan 5 1,25 1,25 56,25

Pasar Melintang 5 1,25 1,25 57,50

Patumbak I 5 1,25 1,25 58,75

Penara Kebun 5 1,25 1,25 60,00

Perguroan 5 1,25 1,25 61,25

Petapahan 5 1,25 1,25 62,50

Pisang Pala 5 1,25 1,25 63,75

Rambung baru 5 1,25 1,25 65,00

Rantau Panjang 5 1,25 1,25 66,25

Rumah Pilpil 5 1,25 1,25 67,50

Rumah Sumbul 5 1,25 1,25 68,75

Salam Tani 5 1,25 1,25 70,00

Sembahe 5 1,25 1,25 71,25

Sena 5 1,25 1,25 72,50

Sialang 5 1,25 1,25 73,75

Sibaganding 5 1,25 1,25 75,00

Sibunga-bunga Hilir 5 1,25 1,25 76,25

Sidodadi 5 1,25 1,25 77,50

Sidodadi Ramunia 5 1,25 1,25 78,75

Sigara-Gara 5 1,25 1,25 80,00

SM Diski 5 1,25 1,25 81,25

Sudirejo 5 1,25 1,25 82,50

Suka Dame 5 1,25 1,25 83,75

Sukarende 5 1,25 1,25 85,00

Sumbul 5 1,25 1,25 86,25

T. Selamat 5 1,25 1,25 87,50

Tanjung Anom 5 1,25 1,25 88,75

Tanjung Muda 5 1,25 1,25 90,00

Tanjung Mulia 5 1,25 1,25 91,25

Tanjung Siporkis 5 1,25 1,25 92,50

Telaga Sari 5 1,25 1,25 93,75

Telaga Tujuh 5 1,25 1,25 95,00

Page 562: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

31

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tembung 5 1,25 1,25 96,25

Tiga Juhar 5 1,25 1,25 97,50

Tuntungan II 5 1,25 1,25 98,75

Ujung Labuhan 5 1,25 1,25 100,0

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Lama bermukim penduduk merupakan variabel lain untuk menelusuri integritas

individual terhadap lingkungan sosial, yang tergambar dalam simbol status sosial dan gaya

hidup (life style). Berdasarkan lama bermukim di tempat tinggalnya ternyata 89,25 % (357

orang) responden sudah lebih dari 10 tahun berdiam di lokasi penelitian, namun ada pula 43

orang responden (10,75 %) yang tergolong baru tinggal yaitu di bawah 10 (sepuluh) tahun.

Tabel IV.8. Komposisi Responden berdasarkan lama tinggal

di daerah ini

Lama Tinggal di desa Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 1 0,25 0,25 0,25

Kurang dari setahun 1 0,25 ,0,25 0,50

1-2 tahun 2 0,50 0,50 1,00

3-4 tahun 5 1,25 1,25 2,25

5-6 tahun 10 2,50 2,50 4,75

7-8 tahun 12 3,00 3,00 7,75

9-10 tahun 12 3,00 3,00 10,75

Diatas 10 tahun 357 89,25 89,25 100,00

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia antara <21 – 60> (antara usia 17

tahun sampai di atas 60 tahun) dimana terdapat 5,50 % (22 responden) dalam kelompok usia

pemilih pemula, sedangkan untuk kelompok usia potensial (21 – 60 tahun) sebanyak 346

responden (86,50 %) dan kelompok lansia (lanjut usia) sebanyak 32 responden (8,00 %).

Page 563: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

32

Tabel IV.9. Kelompok Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

<21 22 5,50 5,50 5,50

21-30 54 13,50 13,50 19,00

31-40 104 26,00 26,00 45,00

41-50 128 32,00 32,00 77,00

51-60 60 15,00 15,00 92,00

>60 32 8,00 8,00 100,00

Total 400 100,00 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Berbasis karakter agama, maka responden survai ini terdiri dari beragama Islam 254

orang (63,50 %), Protestan 109 orang (27,25 %), dan Katolik 34 orang (8,50 %), serta Budha

terdapat 3 orang (0,75 %).

Tabel IV.10. Agama Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Islam 254 63,50 63,50 63,50

Protestan 109 27,25 27,25 90,75

Katolik 34 8,50 8,50 99,25

Buddha 3 0,75 0,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Keanekaragaman sosial budaya Sumatera Utara terlihat dari beragamnya latar

belakang suku penduduknya, hal ini tergambar pula dari analisis unit suku (ethnic unit

analysis) responden penelitian ini. Berdasarkan latar belakang etnik responden yang terpilih

dalam penelitian memperlihatkan ragam yang bukan didominasi etnik tempatan yaitu suku

Melayu hanya 34 orang (8,50 %) dan Karo 131 orang (32,75 %). Komposisi etnik masyarakat

yang berdiam di Kabupaten Deli Serdang justru didominasi suku pendatang yaitu Jawa 163

orang (40,75 %). Selain itu terdapat suku Mandailing 18 orang (4,50 %), etnik Batak Toba 17

Page 564: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

33

orang (4,25 %), Minang 5 orang (1,25 %), Simalungun 18 orang (4,50 %), Banjar 4 orang

(1,00 %), Sunda 8 orang (2, 00 %) dan Aceh berjumlah 1 orang (0,25 %).

Tabel IV.11. Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jawa 163 40,75 40,75 40,75

Tionghoa 3 0,75 0,75 41,50

Minang 5 1,25 1,25 42,75

Aceh 1 0,25 0,25 43,00

Banjar 4 1,00 1,00 44,00

Sunda 6 1,50 1,50 45,50

Melayu 34 8,50 8,50 54,00

Toba 17 4,25 4,25 58,25

Mandailing 18 4,50 4,50 62,75

Simalungun 18 4,50 4,50 67,25

Karo 131 32,75 32,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Dari segi jenjang pendidikan yang telah dikecap oleh responden menunjukkan yang

terbanyak berpendidikan menengah atas yaitu sebanyak 199 orang (49,75%). Selain itu,

responden yang berpendidikan tinggi yang sudah menamatkan pendidikannya sebanyak 29

orang (7,25%) dari Perguruan Tinggi/Universitas, yang berjumlah 21 orang (5,25%), serta

96 orang (24,00 %) yang tamat SMP, 41 orang (10,25%) tamat SD dan 22 orang (5,50 %)

tidak menyelesaikan tamat SD serta yang tidak pernah bersekolah sama sekali sebanyak 28

orang (7,00 %).

Page 565: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

34

Tabel IV.12. Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 7 1,75 1,75 1,75

Tidak pernah sekolah 6 1,50 1,50 3,25

Tidak tamat SD 22 5,50 5,50 8,75

Tamat SD 41 10,25 10,25 19,00

Tamat SLTP 96 24,00 24,00 43,00

Tamat SLTA 199 49,75 49,75 92,75

Tamat Akademi/diploma 8 2,00 2,00 94,75

Tamat S-1 atau lebih tinggi 21 5,25 5,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Konsekuensi dari pendidikan yang dikecap responden berhubungan dengan

kemampuan memahami pesan-pesan tertulis dan lisan yang dikomunikasikan oleh partai

politik dan caleg menjelang pemilu legislatif tahun 2014 lalu. Dalam konteks ini, sebesar

99,75 % responden (399 orang) mengakui mampu membaca huruf dan angka.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bersekolah 394 98,50 98,50 98,50

Bisa 5 1,25 1,25 99,75

Tidak bisa 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.13. Kalau Tidak Sekolah, apakah bisa baca/tulis ?

Berdasarkan status perkawinan, dimana 351 orang (87,75 %) berstatus kawin, 44

orang (11,00) masih berstatus single, terdapat 5 orang (1,25%) berstatus duda/janda.

Page 566: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, Kawin 351 87,75 87,75 87,75

Tidak Kawin 44 11,00 11,00 98,75

Ya,tapi cerai 5 1,25 1,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.14. Status Perkawinan Responden

C.2. Keadaan Ekonomi dan Kelembagaan Sosial

Pekerjaan responden beragam selaras dengan karakter Kabupaten Deli Serdang yang

berkarakter sub-urban dimana mayoritas responden memiliki mata pencaharian sebagai

petani sebanyak 96 orang ( 24,00%), wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri yaitu

sebanyak 78 orang (19,50 %). Selain itu, ada pegawai swasta berjumlah 28 orang (7,00%)

dan Buruh 19 orang (4,75 %), guru 9 orang (2,25 %), Tukang Becak 1 orang (0,25%), PNS

12 orang (3,00 %), supir 2 orang (0,50 %), purnawirawan 1 orang (0,25 %), Bidan 2 orang

(0,50%), kepala Dusun 1 orang (0,25 %), Nelayan 1 orang (0,25 %), Pegawai Desa 1 (0,25

%). Sisanya sebanyak 149 orang (37,25%) adalah responden tidak bekerja, seperti Ibu Rumah

Tangga 94 orang, masih bersekolah 33 orang dan sedang dalam mencari pekerjaan 22 orang.

Page 567: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Bekerja 149 37,25 37,25 37,25

Bidan 2 0,50 0,50 37,75

Buruh 19 4,75 4,75 42,50

Guru 9 2,25 2,25 44,75

Kepala Dusun 1 0,25 0,25 45,00

Nelayan 1 0,25 0,25 45,25

Pegawai Desa 1 0,25 0,25 45,50

Pegawai Swasta 28 7,00 7,00 52,50

Petani 96 24,00 24,00 76,50

PNS 12 3,00 3,00 79,50

Purnawirawan 1 0,25 0,25 79,75

Supir 2 0,50 0,50 80,25

Tukang Becak 1 0,25 0,25 80,50

Wiraswasta 78 19,50 19,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.15 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Masih sekolah 33 22,15 22,15 22,15

Ibu rumah tangga 94 63,09 63,09 85,23

Sedang mencari pekerjaan 22 14,77 14,77 100,00

Total 149 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel VI.16. Sebab Responden Tidak Bekerja

Jenis sumber mata pencaharian memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan.

Berdasarkan paparan tersebut, ternyata sebagian besar responden yaitu 146 orang (36,50 %)

memiliki penghasilan dibawah Rp 1 juta, 139 orang (34,75%) memiliki penghasilan sedang

yaitu lebih besar Rp. 1.000.001 -Rp. 2. 000.000,- . Sedangkan 92 orang (23,00 %) termasuk

berpenghasilan tinggi yaitu diatas Rp. 2.000.000,- perbulannya. Responden lainnya tidak

menjawab, sebanyak 23 orang (5,75%).

Page 568: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

37

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Menjawab 23 5,75 5,75 5,75

≤ Rp 500.000 48 12,00 12,00 17,75

> Rp 500.000 - Rp 1.000.000 98 24,50 24,50 42,25

> Rp 1.000.00  - Rp 2.000.000 139 34,75 34,75 77,00

> Rp 2.000.001 - Rp 4.000.000 78 19,50 19,50 96,50

> Rp 4.000.001 - Rp 8.000.000 13 3,25 3,25 99,75

> Rp 8.000.000 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.17. Pendapatan perbulan

C.3. Kapasitas Sarana Informasi

Media massa dan elektronik merupakan instrumen transfer informasi pengetahuan,

hiburan, berita, maupun nilai-nilai sosial budaya, ekonomi dan politik yang dapat dikenali

dari pesan visual dan audiovisual. Berdasarkan kepemilikannya maka 389 responden (97,25

%) ternyata di rumahnya telah ada televisi, dan 11 responden (2,75 %) menyatakan tidak

memiliki televisi di rumahnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 389 97,25 97,25 97,25

Tidak 11 2,75 2,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.18. Kepemilikan Responden atas Televisi

Selain itu, untuk menambah sumber referensi responden dalam prilaku sosial, budaya,

ekonomi dan politik dilakukan dengan membaca koran, majalah dan sumber bacaan lainnya.

Membaca, menonton TV dan mendengar radio merupakan aktivitas pendukung utama bagi

Page 569: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

38

masyarakat untuk memperoleh beragam informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk dalam meningkatkan kualitas prilaku dan referensi pilihan.

Terkait dengan pernyataan tersebut, selain menonton TV dari berbagai stasiun TV swasta dan

nasional, serta mendengar radio dengan frekuensi FM dan AM yang ada di kota Medan dan

Kabupaten Deli Serdang, tampaknya responden juga menambahkan bobot prilakunya sehari-

hari termasuk untuk partisipasi politik dan pilihan politiknya dengan membaca koran,

majalah dan media cetak lainnya dengan cara berlangganan di rumah menurut 26 orang

responden (6,50 %), membaca media cetak yang tersedia di kantor atau tempat aktivitas

menurut 87 orang (21,75%), dan dengan membeli media secara eceran setiap hari maupun

hari-hari tertentu saja menurut 70 orang responden (17,50 %). Sedangkan lainnya, yaitu

sebanyak 217 orang (54,25 %) ternyata tidak membaca media cetak secara reguler.

Selengkapnya mengenai gambaran prilaku responden dalam membaca media cetak dapat

dilihat dalam tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, berlangganan di rumah 26 6,50 6,50 6,50

Ya, membaca di kantor atau tempat aktivitas

87 21,75 21,75 28,25

Ya, memberi eceran hari-hari tertentu

70 17,50 17,50 45,75

Tidak membaca 217 54,25 54,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.19. Apakah pernah membaca Koran ?

C. 4. Kapasitas Responden Dalam Mengikuti Organisasi Sosial Budaya Dan

Politik

Memasuki organisasi dan kelembagan sosial politik merupakan wadah untuk

membangun pengalaman kepemimpinan dan relasi sosial politik. Dengan melakoni peranan

yang dilabelkan oleh struktur organisasi sosial politik, maka seseorang atau sekelompok

orang dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja sosial politiknya. Aktivitas sosial dan

partisipasi dalam politik secara teoritis mewarnai preferensi dan pilihan dalam pemberian

suara dalam pemilu. Karena keikutsertaan dalam organisasi sosial, partai politik, dan

organsisasi keagamaan dapat mempengaruhi pragmatisme, primordialime, rasionalitas, dan

Page 570: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

39

demokratisnya seseorang dalam memberikan pilihan dan menawarkan pertimbangan-

pertimbangan yang menentukan kebijakan dan keputusan politik.

Selain itu, berbagai dinamika yang muncul ketika melakukan aktivitas sosial dan

politik menyebabkan seseorang skeptis ataupun optimis terhadap pilihan politiknya, karena

pengalamannya merupakan pedoman untuk menetapkan pilihan politik. Dengan adanya

pengalaman politik ini maka akan meningkatlah kapasitas wawasan politik kritis para

responden penelitian ini, karena wawasan politik yang kritis sebagai manfaat pendidikan

politik itu diperlukan untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial, yang

selanjutnya dapat membangkitkan kreativitas orang-orang mencari kemungkinan alternatif

baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara penyelesaian politik yang paling

aman ditempuh, yang keadaan ini berlangsung dari proses penjernihan wawasan politik

mengenai situasinya, dan antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-

masa mendatang, yang disusul dengan adanya upaya redifinisi dan pengubahan terhadap

pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga

terhadap lembaga-lembaga politik dan situasi masyarakatnya (Kartini: 2009).

Berdasarkan paparan teoritik tersebut, sebagian besar responden ternyata berprilaku

berbeda dimana mereka bukanlah anggota dari berbagai organisasi sosial politik yang ada

dalam formasi kelembagaan sosial politik Indonesia, terutama kelembagaan yang merupakan

basis pembangun struktur kekuatan politik. Rendahnya aktivitas responden dalam beragam

aktivitas sosial, politik, keagamaan, seni dan budaya, asosiasi profesi, serikat buruh, maupun

LSM secara teoritis menunjukkan prilaku pemilih yang masih bersifat parochyal political

participant (Miriam Budiardjo: 2010). Oleh karena itu sangat menarik untuk mengetahui

siapa saja di antara warga masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan politik dan siapa saja

yang tidak; sampai seberapa besar tingkat partisipasi politik warga masyarakat; siapa yang

berpartisipasi rendah dan siapa yang tinggi; apa ciri-ciri partisipan dan apa ciri-ciri non

partisipan; serta apa dampak partisipasi terhadap keputusan yang dibuat penguasa politik dan

dampak tindakan-tindakan penguasa politik terhadap partisipasi politik.

Terpusatnya perhatian para ilmuwan politik pada kegiatan politik yang dijalankan

oleh anggota masyarakat sebagai warga negara biasa (private citizen menurut istilah

Huntington dan Nelson) berarti bahwa partisipasi politik adalah salah satu bentuk saja dari

kegiatan politik. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara dalam kedudukannya

sebagai rakyat biasa disebut sebagai partisipasi politik, sesuai dengan salah satu ciri dari teori

partisipasi politik yang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, dan

berhubungan dengan penentuan pejabat-pejabat politik (Rauf, 1991: 10)

Page 571: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

40

Tapi kegiatan politik yang dijalankan oleh para penguasa politik mereka juga warga

negara dan anggota masyarakat dalam kedudukan mereka sebagai pengambil keputusan tidak

dapat dinamakan partisipasi politik. Kegiatan itu hanya dapat disebut sebagai kegiatan politik

saja. Jadi, partisipasi politik mengandung adanya sasaran yang ingin dituju, yaitu proses

pembuatan keputusan politik; partisipan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik

yang akan diambil agar keputusan itu menguntungkannya atau paling tidak, tidak

merugikannya.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh penguasa politik dalam kedudukannya

sebagai pembuat dan pengambil keputusan politik jelas merupakan kegiatan politik. Para

pengambil keputusan ( decision makers) yang menghasilkan keputusan politik, seharusnya

menjalankan kegiatan politik, dalam bentuk mengikutsertakan masyarakat untuk memberikan

masukan yang akan menjadi pertimbangan untuk dijadikan keputusan politik.

Terkait dengan rendahnya partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam berbagai

organisasi, kelembagaan dan partai politik. yang menjauhkan atau menyenjangkan penafsiran

dari elite politik terhadap pikiran dan kepentingan pemilihnya. Sedikitnya anggota

masyarakat yang terlibat dalam aktivitas sosial dan politik, berkorelasi pula dengan tingginya

kerahasiaan dan belum pastinya pilihan pemilih dalam menentukan partai politik yang

dicoblos dalam pemilu 2014. Sebaliknya secara teoritis, aktifnya anggota masyarakat dalam

berbagai kelembagaan sosial dan partai politik semakin meningkatkan komunikasi dengan

elit politik, semakin mudah mengakses informasi dan rencana kebijakan publik yang akan

digodok oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Deli

Serdang.

Tabel IV.20. Komposisi Responden berdasarkan anggota aktif, anggota tidak aktif atau

bukan anggota organisasi atau perkumpulan.

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

a.

Organisasi keagamaan (misalnya dalam Islam ada

NU, Muhammadiyah, majlis taklim, remaja mesjid;

kalau dalam Kristen ada HKBP, Methodist, HKI,

GKPS, GBKPdan sebagainya)

51,00% 12,50% 36,50%

b. Organisasi olahraga, seperti klub sepakbola, senam,

bela diri, dll 91,50% 3,75% 4,75%

c. Organisasi sosial, seperti karang taruna, dharma

wanita, PKK, organisasi marga, dll 82,25% 2,25% 15,50%

Page 572: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

41

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

d. Perhimpuan seni dan budaya, seperti seni suara, seni

lukis, seni tari, dan lain-lain 96,25% 1,00% 2,75%

e. Organisasi profesi, seperti ikatan dokter, PGRI,

pengacara, dll 95,50% 2,00% 2,50%

f. Serikat pekerja/buruh, serikat tani, serikat dagang 97,25% 1,25% 1,50%

g. Lembaga Swadaya Masyarakat 97,25% 1,25% 1,50%

h. Partai politik 97,50% 1,25% 1,25%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Kalau kita perhatikan tabel diatas tergambar bahwa keikutsertaan dari responden

sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi keagamaan (36,50 %) dan

organisasi sosial (15,50 %). Sedangkan yang aktif dalam kegiatan LSM dan partai politik

sangat rendah yaitu masing-masing 1,50 % dan 1,25 %. Gambaran ini memberikan arti

bahwa tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau elite

politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang berdampak

pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit dengan aspirasi

masyarakatnya. Karena secara teori kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan

dan ketidaktahuan politik, maka untuk merangsang partisipasi politiknya secara aktif dalam

usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik,yang bertujuan untuk : (a) Membuat

rakyat menjadi melek-politik/sadar politik, (b) lebih kreatif dalam partisipasi sosial politik di

era pembangunan, (c) menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih

nyaman dan sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia (Kartini: 2009).

Leluasanya anggota DPRD dalam menafsirkan bentuk hubungan dan dukungan yang

kondusif ataupun depresif kepada birokrasi pemerintahan sesungguhnya terkondisi oleh

rendahnya mekanisme kontrol masyarakat, karena pemilihan anggota DPRD yang langsung

dipilih oleh voter harusnya berkorelasi langsung dengan fungsi partai politik sebagai

instrumen artikulasi kepentingan dan wadah komunikasi politik antar elite dan pemilihnya.

Kenyataannya seringkali kebijakan pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang disetujui oleh

DPRD mencerminkan jauhnya realita dari bayangan kepentingan konstituen dan pemilih para

anggota dalam Pemilu tahun 2009 lalu.

Karena apa demikian? Menurut Kartini (2000), demokrasi bukan merupakan situasi

yang sudah selesai/finished; tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan

Page 573: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

42

digarap tanpa henti-hentinya menuju kearah kemajuan dan kebaikan yang memerlukan

demokratisasi pribadi manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat

pemerintah, agar semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang.

Sehingga fungsi partai politik dan kinerja anggota DPRD diharapkan dapat bermanfaat bagi:

(a) memperbesar kekuasaan dalam menentukan opini publik (pendapat umum) serta

partisipasi politik rakyat (b) ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya

pemerintahan menuju ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Fungsi lembaga-lembaga demokrasi di Kabupaten Deli Serdang sangat diperlukan

mengingat berbagai permasalahan pembangunan yang harus diatasi, sehubungan dengan letak

strategis Kabupaten Deli Serdang sebagai satelit dari wilayah ibukota Provinsi Sumatera

Utara yang struktur masyarakatnya sudah masuk klasifikasi modern dan kota metropolitan

nomor tiga di Indonesia.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Air PAM 3 0,75 0,75 0,75

Masalah ekonomi 241 60,25 60,25 61,00

Masalah keamanan 27 6,75 6,75 67,75

Masalah kebersihan 12 3,00 3,00 70,75

Masalah kesehatan 3 0,75 0,75 71,50

Masalah lalu lintas 2 0,50 0,50 72,00

Masalah moral dan etika 2 0,50 0,50 72,50

Masalah pelayanan public 3 0,75 0,75 73,25

Masalah pemadaman listrik 2 0,50 0,50 73,75

Masalah pendidikan 51 12,75 12,75 86,50

Masalah pengangguran 3 0,75 0,75 87,25

Masalah pertanian 5 1,25 1,25 88,50

Masalah social 2 0,50 0,50 89,00

Pembangunan infrastruktur 40 10,00 10,00 99,00

Pembenahan generasi muda 2 0,50 0,50 99,50

Perbaikan saluran air 2 0,50 0,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.21. Masalah yang paling penting dihadapi masyarakatKabupaten Deli Serdang

Page 574: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

43

B. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

B.1. Landasan / Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu;

3. PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas PP Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

4. Permendagri Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Permendagri

Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

5. Peraturan KPU Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan,

Program, dan jadwal Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan wakil Kepala

Daerah;

6. Peraturan KPU Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Penetapan

Jumlah dan Tata Cara Pengisian Keanggotaan DPRD Prov atau DPRD

Kab/Kota Induk dan DPRD Prov atau DPRD Kab/kota yang dibentuk setelah

Pemilu Tahun 2009;

7. Peraturan KPU Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja

KPU Prov, KPU Kab/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah

dan wakil Kepala Daerah;Peraturan KPU Nomor 64 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pemantauan dan tata Cara Pemantauan Pemilu Kepala Daerah dan

wakil Kepala Daerah;

8. Peraturan KPU Nomor 65 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan

Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah;

9. Peraturan KPU Nomor 66 Tahun 2009 tentang Penetapan Norma, Standar,

Prosedur dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan

Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Page 575: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

44

10. Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara

Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan wakil

Kepala Daerah;

11. Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata cara

Pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

12. Peraturan KPU Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

13. Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan

Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah di TPS;

14. Peraturan KPU Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata cara Pelaksanaan

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah oleh PPK, KPU Kab/Kota, dan KPU Prov, serta Penetapan

Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan.

Page 576: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

45

B.2. Data Pemilih

Lk PrJUMLAH PEMILIH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.031 1.075 2.106 122 STM. HULU 20 4.743 4.848 9.591 363 SIBOLANGIT 30 7.687 8.089 15.776 614 KUTALIMBARU 14 12.911 13.266 26.177 725 PANCUR BATU 25 33.418 35.015 68.433 1386 NAMORAMBE 36 13.864 14.717 28.581 737 BIRU-BIRU 17 13.222 14.003 27.225 698 STM. HILIR 15 12.670 13.091 25.761 729 BANGUN PURBA 24 8.229 8.376 16.605 4810 GALANG 29 22.745 23.777 46.522 11011 TANJUNG MORAWA 26 78.138 79.192 157.330 31212 PATUMBAK 8 34.483 34.445 68.928 13113 DELI TUA 6 21.487 21.753 43.240 8614 SUNGGAL 17 99.536 100.999 200.535 37315 HAMPARAN PERAK 20 60.245 58.591 118.836 22716 LABUHAN DELI 5 24.471 23.777 48.248 9917 PERCUT SEI TUAN 20 149.963 149.128 299.091 52118 BATANG KUIS 11 22.950 22.918 45.868 8419 PANTAI LABU 19 16.874 16.457 33.331 7220 BERINGIN 11 20.914 20.873 41.787 8621 LUBUK PAKAM 13 41.618 44.544 86.162 15722 PAGAR MERBAU 16 12.926 13.022 25.948 61

394 714.125 721.956 1.436.081 2.900

1 LAPAS LUBUK PAKAM 727 13 740 2

2 LAPAS TANJUNG GUSTA 185 0 185 1

3 RUTAN PANCUR BATU 145 0 145 1

JUMLAH 1.057 13 1.070 4

394 715.182 721.969 1.437.151 2.904

Sumber: KPU Deli Serdang, 2013

JUMLAH

TPS KHUSUS RUTAN / LAPAS

JUMLAH KESELURUHAN

Tabel IV.22. REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

No. KECAMATANJUMLAH

PPS

JUMLAH PEMILIHJUMLAH

TPS KET

Page 577: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

46

B.3. SOSIALISASI PILKADA TAHUN 2013

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah, yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan

kegiatan sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk

menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

pada tahun 2013, khususnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli

Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan pemimpin daerah di Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 400 responden, terdapat 315

responden (78,75 %) bahwa berpendapat atau memiliki tanggapan tentang informasi sistem

pemilihan kepala daerah di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 sudah memadai. Dapat

terlihat pada Tabel IV.22.

Sehingga dari data tersebut (Tabel IV.22) sangat konsisten terhadap pemilih yang

terdaftar sebagai pemilih pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013,

seperti yang terlihat pada Grafik IV.1, yang menyebutkan bahwa terdapat 394 responden

(98,50%) terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang

tahun 2013.

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.1 Apakah terdaftar sebagai pemilih Pilkada ?

98,50%

1,50%

Ya 394 Tidak 6

Page 578: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

47

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 315 78,75 78,75 79

Belum 65 16,25 16,25 95

Tidak ada 20 5,00 5,00 100

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.23. Tanggapan responden tentang informasi sistem pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Namun kegiatan Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara, hendaknya

diimbangi dengan intensitas para pasangan calon atau Tim pendukungnya dalam

mensosialisasikan atau memperkenalkan pasangan calon pada pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Deli Serdang Tahun 2013, karena terdapat 91 responden (22,75 % ) menyatakan

bahwa informasi tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

Belum dan Tidak memadai. Hal tersebut terdapat pada Grafik IV.2

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.2 Apakah informasi tentang calon bupati sudah memadai ?

77,25%

20,25%

2,50%

Ya 309

Belum 81

Tidak 10

Page 579: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

48

Sedangkan tanggapan masyarakat tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan

pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, terdapat 349

responden dari 400 responden (87,25) menyatakan bahwa informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sudah “Memadai”, dan yang menyatakan Tidak ada informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sebanyak 19 responden (4,75%). Seperti yang tertera pada Tabel IV.23.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 349 87,25 87,25 87,25

Belum memadai 32 8,00 8,00 95,25

Tidak ada 19 4,75 4,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.24. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Demikian juga dengan tanggap masyarakat tentang informasi mengenai jadwal

Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, menyebutkan bahwa

terdapat 317 responden dari 400 responden (79,25 %) menyatakan “Memadai” dan sebanyak

26 responden (6,50 %) menyatakan “Tidak Ada”. Tertera pada Tabel IV.24.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 317 79,25 79,25 79,25

Belum memadai 57 14,25 14,25 93,50

Tidak ada 26 6,50 6,50 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.25. Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Page 580: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

49

Media sosialisasi yang dinilai paling efektip oleh pemilih pada pemilihan calon bupati

dan wakil Bupati pemilu tahun 2013 di Kabupaten Deli Serdang adalah iklan luar ruang

(Baliho, Spanduk, Poster, Kartu nama, dll) 73,75% (295 responden), sedangkan media yang

paling tidak efektip menurut hasil survey adalah iklan / Berita di media online dengan

persentase 82,00% (328 responden) uraian pada tabel berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 18,25% 3,50% 4,00% 5,00% 12,25% 14,50% 17,00% 16,25% 4,75% 4,50%

b. Iklan/Berita di Radio 32,00% 3,75% 4,00% 7,75% 15,00% 16,75% 14,00% 4,25% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

24,00% 2,25% 3,25% 3,25% 9,00% 19,50% 16,00% 12,75% 6,50% 3,50%

d. Iklan/Berita di media online 48,25% 7,50% 8,50% 6,75% 11,00% 9,75% 4,50% 2,50% 0,00% 1,25%

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

52,00% 6,75% 8,00% 6,50% 8,25% 11,00% 4,25% 2,00% 0,25% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

15,50% 0,50% 1,25% 3,25% 5,75% 13,25% 21,25% 21,75% 10,50% 7,00%

g. Kampanye Partai Politik 21,50% 2,50% 2,75% 3,25% 16,50% 19,50% 17,00% 13,25% 2,25% 1,50%

h. Kunjungan Tim Sukses 22,75% 3,50% 3,50% 4,00% 15,50% 22,50% 14,25% 10,50% 2,00% 1,50%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

26,75% 4,75% 6,00% 5,50% 17,50% 19,50% 11,75% 6,00% 0,50% 1,75%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman

29,50% 2,25% 3,50% 2,50% 12,75% 19,50% 14,75% 10,75% 2,25% 2,25%

k. Pendidikan Politik 46,50% 7,75% 5,75% 4,00% 11,50% 9,75% 7,00% 5,50% 1,50% 0,75%

l. Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survai, Juli 20

Bentuk media sosialisasiNoS K O R (% )

Tabel IV.26. Skor Penilaian tentang Sosialisasi Pemilihan Calon Bupati Tahun 2013

Antusias masyarakat dalam memberikan suaranya pada Pemilihan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, bahwa dari responden yang ditemui

menggambarkan bahwa tingkat kehadiran masyarakat ke TPS cukup tinggi yaitu sebanyak

383 dari 400 responden mendatangi atau hadir di TPS pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli

Serdang 2013 (95,75 %). Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.68. dalam table tersebut

juga menyebutkan bahwa masyarakat yang kurang atau tidak hadir ke TPS pada Pilkada

Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013 yang tertinggi di Kecamatan Pancur Batu

sebanyak 4 %. Sebagaimana terurai pada tabel dibawah ini.

Page 581: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

50

1 B. Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )2 Batang Kuis 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )3 Beringin 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )7 Gunung Meriah 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )8 Hamparan Perak 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )9 Kutalimbaru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )10 Labuhan Deli 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )11 Lubuk Pakam 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )13 P. Labu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )16 Pancur Batu 21 ( 5,25% ) 4 ( 1,00% )17 Patumbak 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )18 Sibolangit 28 ( 7,00% ) 2 ( 0,50% )19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total 383 ( 95,75% ) 17 ( 4,25% )Tidak Menjawab

Sumber: Data Survey, Juli 2015

KecamatanDatang ke TPS sewaktu Pilbup

Ya Tidak

Tabel IV.27. Responden yang memberikan suara dalam Pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

No

Dari 400 responden terdapat 17 responden yang tidak hadir ke Tempat Pemungutan

Suara (TPS) (4.25%), dengan berbagai alasan, dan alasan tertinggi mengapa masyarakat tidak

hadir ke TPS saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

menyebutkan dikarenakan sedang bekerja saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013 berlangsung sebanyak 11 responden (64,71%). Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel IV.28.

Page 582: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

51

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Kurang informasi tentang figurnya 1 5,88 5,88 5,88

Masih di bawah usia 1 5,88 5,88 11,76

Sedang kerja 11 64,71 64,71 76,47

Sedang sakit 1 5,88 5,88 82,35

Tidak dapat kartu pemilih 1 5,88 5,88 88,24

Tidak mengetahui visi dan misinya 1 5,88 5,88 94,12

Tidak punya pilihan 1 5,88 5,88 100,00

Total 17 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.28 Alasan responden tidak memberikan suara

Masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, ternyata sebanyak 355 dari 400 responden (88,75 %)

sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

yang akan dipilih, sebelum masuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang 2013. Hal tersebut tertera pada Tabel IV.29.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 355 88,75 88,75 88,75

Tidak 45 88,75 11,25 100,00

Total 400 177,50 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.29. Tanggapan responden sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan dipilih sebelum masuk TPS pada Pemilukada Tahun 2013

Demikian juga ketika masyarakat sedang berada di dalam Tempat Pemungutan Suara

(TPS) bahwa sebanyak 351 dari 400 responden (98,87 %) mencoblos pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk

TPS. Hal tersebut sesuai dengan Tabel IV.30.

Page 583: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

52

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 351 98,87 98,87 98,87

Tidak 4 1,13 1,13 100,00

Total 355 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.30. Kalau ya, apakah mencoblos Surat Suara yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk TPS ?

Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki kesiapan untuk pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Deli Kabupaten Serdang pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2013, sebanyak 17 dari 45 responden (37,78 %) dengan alasan Tidak

mengenal Calonnya. Terlihat dari table IV.31.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

5 11,11 11,11 11,11

5 11,11 11,11 22,22

13 28,89 28,89 51,11

5 11,11 11,11 62,22

17 37,78 37,78 100,00

45 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.31. Alasan tidak memiliki kesiapan untuk calon Bupati dan wakil Bupati yang akan dipilih

Pasangan Calonnya banyak

Paslon yang ada kurang memperhatikan rakyat

Kurang mengenal calonnya

Terpengaruh oleh orang lain

Tidak mengenal calonnya

Total

Dari 400 responden Pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013, ada

yang memberikan berbagai bentuk atau jenis barang berupa, Uang sebanyak 7,50 % dan yang

tidak sebanyak 92,50 %, Barang tertentu terdapat 6,50 % sedangkan yang tidak 93,50 %,

Sembako ada 8,50 % dan yang tidak 91,50 %, sedangkan untuk Bibit atau Pupuk sebanyak

2,50 % dan yang tidak 97,50 %. Sesuai dengan Tabel IV.32.

Page 584: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

53

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 7,50% 92,50%

b.      Barang tertentu 6,50% 93,50%

c.       Sembako 8,50% 91,50%

d.      Bibit atau pupuk 2,50% 97,50%

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.32 Apakah ada yang memberikan bantuan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013 ?

Secara umum bahwa masyarakat yang menerima pemberian uang atau barang

tertentu, dengan tujuan untuk menggarap / mendulang suara, oleh pasangan calon atau tim

sukses pasangan calon. dari hasil survey hanya 25 responden (6,25%) yang menerima

bantuan dan sebanyak 24 responden tersebut terpengaruh akan pemberian dari pihak-pihak

yang terlibat dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, Sesuai

dengan Tabel IV.33.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 24 96,00 96,00 96,00

Tidak 1 4,00 4,00 100,00

Total 25 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.33. Responden yang memilih Calon karena menerima bantuan

Pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013,

masyarakat yang memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

terpengaruh karena sudah menerima pemberian atau bantuan dari pasangan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sebanyak 24 responden. Sesuai dengan data pada tabel

IV.34.

Page 585: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

54

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sudah membantu dan harus dipilih 24 100,00 100,00 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.34. Alasan responden memilih karena menerima bantuan / pemberian

Pendapat masyarakat tentang kinerja pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan

aparatnya yang telah menjalankan program dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,

bahwa ditinjau dari beberapa aspek menyebutkan yang tertinggi dari aspek atau bidang

“Kesehatan” sebanyak 61 %, kemudian disusul di bidang “Pendidikan” mencapai 60 %,

sedangkan yang terendah adalah pada aspek “ketenagakerjaan” hanya 9,50 %. Dan data

tersebut tertera pada Tabel IV.35.

No. Aspek Ya Belum Tidak

1 Pembangunan Infrastruktur Kota/Desa 29,50% 63,00% 7,50%

2 Peningkatan Ekonomi Rakyat 11,25% 78,25% 10,50%

3 Investasi (Penanaman Modal) di Daerah 9,50% 70,75% 19,75%

4 Pendidikan 60,00% 34,50% 5,50%

5 Kesehatan 61,50% 32,50% 6,00%

6 Ketenagakerjaan 9,00% 77,50% 13,50%

7 Penegakan Hukum 21,00% 63,75% 15,25%

8 Pemberantasan KKN 14,75% 68,00% 17,25%

9 Pelayanan Publik 37,00% 52,50% 10,50%

10 Pengutipan Restribusi 32,50% 51,25% 16,25%

11 Pertanahan 29,00% 57,30% 13,70%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.35. Pendapat responden tentang kinerja Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan aparatnya

Page 586: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

55

B.4. Tingkat Partisipasi Pemilih

Sesuai data Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang, tingkat partisipasi

pemilih pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sangat rendah

dengan capaian hanya 37,99 % dari jumlah pemilih yang terdaftar yaitu 1.437.151 orang.

Partisipasi itu menunjukkan bahwa yang tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)

menggunakan hak pilihnya 891.091 orang (62,01 %), sedang yang menggunakan hak

pilihnya hanya 546.060 orang.

Page 587: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

56

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

640 1.045 1.547 2.278 6.220 2.964 4.765 3.611 23.070

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

8 34 166 675 168 131 125 202 1.509

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

32 117 147 403 694 144 278 613 2.428

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

12 64 46 77 186 149 111 88 733

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38 112 229 1.180 1.548 383 463 308 4.261

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

189 707 1.172 2.731 3.846 1.338 831 607 11.421

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

68 494 508 211 1.137 438 328 645 3.829

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

395 2.337 4.006 4.216 7.703 4.831 4.007 4.524 32.019

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

10 132 689 660 2.931 357 423 234 5.436

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

23 418 140 288 1.435 729 727 442 4.202

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

9 9 61 118 480 119 302 436 1.534

1.424 5.469 8.711 12.837 26.348 11.583 12.360 11.710 90.442

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Tidak Sah 32 124 189 243 529 288 249 199 1.853

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Sah dan Tidak Sah 1.456 5.593 8.900 13.080 26.877 11.871 12.609 11.909 92.295

No. UraianJumlah

Dipindahkan

No. UraianJumlah

Dipindahkan

Tabel IV.36. REKIPITULASI HASIL PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

JumlahDipindahkan

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Page 588: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

57

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

23.070 2.784 6.824 15.403 6.183 4.245 16.687 15.963 91.159

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

1.509 232 321 4.202 645 377 1.889 2.099 11.274

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

2.428 97 254 5.030 450 656 4.058 2.275 15.248

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

733 545 1.308 1.658 342 285 679 786 6.336

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

4.261 643 1.929 6.554 1.390 1.503 11.018 11.066 38.364

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

11.421 1.183 5.987 11.869 5.891 3.159 10.176 9.140 58.826

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

3.829 454 1.091 3.101 844 910 1.928 882 13.039

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

32.019 1.417 1.889 7.128 3.278 1.913 12.970 821 61.435

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

5.436 83 129 995 338 313 711 553 8.558

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

4.202 923 2.381 5.471 2.398 1.099 2.931 2.357 21.762

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

1.534 80 326 1.595 1.130 712 764 608 6.749

90.442 8.441 22.439 63.006 22.889 15.172 63.811 46.550 332.750

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 1.853 199 627 1.509 490 474 1.346 857 7.355

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 92.295 8.640 23.066 64.515 23.379 15.646 65.157 47.407 340.105

JumlahDipindahkan

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Jumlah Pindahan(I)

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Page 589: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

58

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

91.159 6.815 36.279 5.911 3.662 5.347 6.853 4.668 160.694

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

11.274 428 2.361 543 645 196 208 171 15.826

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

15.248 539 2.172 496 467 444 308 370 20.044

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

6.336 312 1.800 304 286 791 1.770 499 12.098

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38.364 2.175 12.750 690 412 1.959 1.310 2.196 59.856

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

58.826 2.287 14.682 4.017 5.121 3.725 7.485 3.844 99.987

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

13.039 1.008 2.433 598 944 1.149 1.064 628 20.863

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

61.435 850 8.340 1.132 1.106 2.247 8.629 1.116 84.855

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

8.558 149 891 176 140 137 136 55 10.242

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

21.762 1.244 10.374 3.411 1.160 1.744 1.345 587 41.627

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

6.749 393 1.194 219 97 136 115 96 8.999

332.750 16.200 93.276 17.497 14.040 17.875 29.223 14.230 535.091

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 7.355 376 1.438 329 303 381 527 260 10.969

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 340.105 16.576 94.714 17.826 14.343 18.256 29.750 14.490 546.060

Sumber : Data KPU-DS

No. Uraian Jumlah Pindahan (II)

Jumlah Pindahan (II)No. Uraian

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil BupatiJumlahAkhirJumlah Pindahan (II)

JumlahAkhir

JumlahAkhir

Page 590: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

59

Berdasarkan Tabel IV.22. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.436.081 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan suara

sesuai Tabel IV.36. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah

sebanyak 546.060 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 sebesar 38.02% (Sumber : Data

KPU DS)

C. Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

C.1 Landasan Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 :

1. Undang Undang No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

2. Undang Undang No. 15 Tahun 2011 Tentang: Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Undang Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang: Pemiilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

4. Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan

Umum, dan Dewan Kehormatan Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012,

Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Kode Etik

Peneyelenggara Pemilihan Umum.

5. Peraturan KPU No. 1 2010 Tentang: Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,

Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota.

6. Peraturan KPU No. 6 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Keempat Atas

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Tahapan,

Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Tahun 2014.

7. Peraturan KPU No. 7 2012 Tentang: tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Page 591: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

60

8. Peraturan KPU No. 10 2013 Tentang: Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di

Luar Negeri Untuk Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

9. Peraturan KPU No. 12 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Atas Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Dan Tata

Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri Dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan

Suara Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Tahun 2014.

C.2. Data Pemilih Pada Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi

dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi

perhatian, terutama dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang

tidak melakukan pencoblosan (Golput) dan yang tidak terdaftar. Persoalan

registrasi pemilih yang masih mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan

Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, ternyata masih memungkinkan

terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data pemilih, karena adanya

kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door menjumpai

masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat

digunakan sebagai rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih,

karena penduduk belum melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu

Keluarga.Keadaan ini dapat mengakibatkan pemilih berpeluang untuk mencoblos

lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas

keberadaan orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya

jumlah pemilih tidak terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat

melanggar asas Jurdil Pemilu. Masalah fenomena tingginya angka ghost-voter

terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang tidak terdaftar dan pemilih

terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang mendatangkan

masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat menjadi

bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Page 592: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

61

Pada Pemilu 2009 kemungkinan pemilih ganda ini diupayakan diatasi

dengan penandaan tinta di jari jempol pemilih, tetapi karena tinta yang mudah

dihapus, peluang untuk kecurangan ini masih muncul. Sehingga untuk Pemilu

2014 lalu, perhatian terhadap masalah tinta penanda ini juga masih relavan dan

penting dijadikan sebagai bagian proses pengendalian kualitas hasil Pemilu.

Dalam hal kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu, berhubungan dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya

dalam DPT, dimana hasil penelitian ini menggambarkan bahwa 396 (99,00 %)

orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1,00 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan tingginya persentase responden terdaftar dalam

DPT, karena responden penelitian ini dipilih dari DPT Pemilu Legislatif tahun

2014, sedangkan empat orang responden yang tidak terdaftar ditemukan adalah

merupakan responden yang ditemui oleh enumerator setelah lima responden

cadangan yang ditetapkan tidak ditemukan.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.3. Apakah Responden terdaftar sebagai pemilih dalam DPT Pileg tahun 2014?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 593: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

62

Tingkat pengetahuan pemilih atas terdaftarnya mereka dalam DPT, terkondisi karena

responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir pendaftaran sebanyak 52 orang

(13,00 %) dan sepanjang ingatan responden, ada petugas yang datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkan mereka sebagai calon pemilih pada Pileg tahun 2014 lalu, sebanyak 300 orang

(75,00 %), sedangkan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengingat lagi, proses pendaftaran

tersebut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, saya langsung mengisi formulir pendaftaran 52 13,00% 13,00% 13,00%

Tidak, formulir pendaftarannya diisi langsung oleh petugas 300 75,00% 75,00% 88,00%

Lupa, tidak ingat 48 12,00% 12,00% 100,00%

Total 400 100,00% 100,00%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.37. Apakah mengisi sendiri formulir pendaftaran ?

Meskipun petugas telah melakukan pendaftaran, ternyata hasil penelitian ini

menggambarkan bahwa masih terdapat 24 orang (6,00 %) responden menyatakan bahwa

terdapat anggota keluarga mereka yang belum didaftarkan oleh petugas.

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.38. Apakah seluruh anggota ikut terdaftar ?

Keadaan belum atau tidak didaftarkannya anggota keluarga responden sebagai

pemilih dalam DPT disebabkan karena: anggota keluarga merantau, tidak didatangi oleh

petugas pendaftar (ditenggarai petugas memanfaatkan Kartu Keluarga penduduk sebagai

referensi dalam mengisi formulir Daftar Pemilih), tidak adanya dokumen kependudukan

sebagai persyaratan domisili menetap, karena adanya anggota keluarga yang tidak menetap,

tidak didaftarkan oleh kepala keluarga, keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

yang seharusnya usianya sudah memenuhi persyaratan 17 tahun atau sudah pernah menikah,

namun tak didaftar, tidak tahu adanya masa pendaftaran sebagai pemilih dalam pemilu.

Page 594: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

63

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Anggota keluarga pergi merantau 6 25,00 25,00 25,00

Belum didatangi petugas 6 25,00 25,00 50,00

Identitas tidak memenuhi 3 12,50 12,50 62,50

Karena ada anggota yang tidak menetap 5 20,83 20,83 83,33

Keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

1 4,17 4,17 87,50

Tidak di daftar oleh kepala keluarga 2 8,33 8,33 95,83

Tidak tahu ada masa pendaftaran 1 4,17 4,17 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.39 Penyebab Anggota Keluarga tidak terdaftar

Demi terakomodirnya seluruh masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih dalam

pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014, petugas pendaftaran pemilih mendatangi setiap

rumah untuk mendata dan mendaftarkan pemilih bagi yang belum terdata, sembari

menempelkan sticker Coklit Pendataan Pemilih di setiap rumah. Namun berdasarkan hasil

survey masih terdapat 32 dari 400 responden (8,00%) rumah pemilih yang belum ditempel

sticker. Seperti tertera di Grafik IV.4.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.4. Apakah rumah responden ditempel stiker setelah didaftar oleh petugas KPU Deli Serdang?

92,00%

8,00%

Ya 368 Tidak 32

Page 595: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

64

Masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih

Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sesuai dengan hasil survei yang tertera

pada Tabel IV.40. menyebutkan bahwa sebanyak 321 dari 400 responden (80,25 %),

mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai

Desa/Kelurahan, namun masih terdapat masyarakat yang tidak mengetahui bahwa namanya

tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sebanyak 8

dari 400 responden (2,00%).

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 321 80,25% 80,25 80,25

Tidak 8 2,00% 2,00 82,25

Tidak ingat 71 17,75% 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.40. Apakah responden mengetahui namanya tercatat di DPS yang ditempel di Balai Desa/Kelurahan ?

Tetapi dari 321 responden yang tertera di Tabel IV.40 menyatakan bahwa sebanyak

270 responden (67,50%), mengetahui kalau keluarganya juga terdaftar di DPS, 34 responden

(8,50%) menyatakan tidak mengetahui apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh

anggota keluarga telah terdaftar dan 17 responden (4,25%) menyatakan tidak ingat apakah di

dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar. Seperti tertera di

Tabel IV.41.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 270 67,50% 67,50 67,50

Tidak 34 8,50% 8,50 76,00

Tidak ingat 17 4,25% 4,25 80,25

Total 321 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.41. Kalau Ya, apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar ?

Permasalahan pendaftaran pemilih yang harus mendapat perhatian terkait dengan

rendahnya pengetahuan pemilih atas informasi uji publik daftar pemilih sementara sebagai

masa yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan koreksi atau perbaikan daftar pemilih

Page 596: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

65

sementara menuju masa penetapan sebagai DPT oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak 232 orang (58,00 %) mengetahui adanya uji publik daftar pemilih sementara yang

ditempel di tempat-tempat umum, sedangkan 120 orang (30,00 %) tidak mengetahui sama

sekali tentang uji publik DPS tersebut dan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengerti.

Seperti Tabel IV.42.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, tahu 232 58,00 58,00 58,00

Tidak tahu 120 30,00 30,00 88,00

Tidak mengerti 48 12,00 12,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.42. Tanggapan responden mengenai adanya uji publik daftar pemilih sementara yang ditujukan untuk mendapat masukan

Berikut ini tersaji Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Page 597: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

66

L P JLH L P JLH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.032 1.073 2.105 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.642 4.743 9.385 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.482 7.914 15.396 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 12.821 13.618 26.439 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 30.904 32.361 63.265 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.446 13.184 25.630 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.370 13.063 25.433 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.681 11.999 23.680 77

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 7.818 7.969 15.787 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.488 23.308 45.796 127

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.842 76.603 152.445 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.005 32.135 64.140 146

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 19.447 19.680 39.127 112

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 93.767 93.966 187.733 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 53.370 52.200 105.570 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 21.317 20.600 41.917 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.787 133.190 267.977 643

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.362 23.558 46.920 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.853 16.550 33.403 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.109 19.229 38.338 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.113 41.773 81.886 193

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 12.823 12.929 25.752 71

394 935.240 911.022 1.846.262 666.479 671.645 1.338.124 3.485

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

Jumlah Penduduk

Jumlah

Legislatif

Jumlah TPS

Jumlah PemilihNo KecamatanJumlah

Desa/Kelurahan

C.3. Sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Legislatif

tahun 2014 untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan kegiatan sosialisasi yang

dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada

pemilihan umum Legislatif tahun 2014 khususnya di daerah pemilihan wilayah Kabupaten

Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan wakil rakyat.

Tanggapan masyarakat tentang memadai tidaknya informasi mengenai jadwal

pemilihan legislatif tahun 2014, dapat dilihat pada tabel IV.44 yaitu sebanyak 361 dari 400

Page 598: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

67

responden (90,25%), sudah mengetahui jadwal Pemilihan Umum Legislatif. Sementara ada

27 responden (6,75 %) mengaku belum mengetahui jadwal pesta demokrasi tersebut.

Selanjutnya, 12 responden (3,00 %) mengaku tidak ada jadwal Pemilu.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 361 90,25 90,25 90,25

Belum 27 6,75 6,75 97

Tidak ada 12 3 3 100

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.44 Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pileg 2014, apakah sudah memadai ?

Demikian dengan informasi tentang Partai Politik, sebanyak 330 dari 400 responden

(82,50 %) menyatakan bahwa informasi tentang Partai Politik peserta Pemilu sudah

memadai, sedangkan 57 responden (14,25 %) menyatakan belum memadai, serta 13

responden (3,25 %) menyatakan tidak ada sama sekali. Seperti terlihat pada grafik berikut ini

:

77,75 311

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.5. Apakah informasi tentang partai politik sudah memadai?

80,25%

2,00%

17,75%

321Ya

8Tidak

71Tidak ingat

Terkait tentang peryataan responden yang menyebutkan bahwa belum memadainya

informasi mengenai Partai Politik, sebanyak 43 dari 57 responden (75,44 %) menguraikan

Page 599: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

68

alasannya adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, selanjutnya 5 responden (8,77 %)

menguraikan alasan bahwa terlalu banyak partai, serta 4 responden (7,02 %) menguraikan

alasan informasi tentang Partai Politik itu belum tersaji secara menyeluruh. Seperti terlihat

pada tabel IV.45.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Belum secara menyeluruh 4 7,02 7,02 7,02

Kurangnya pengurus partai 1 1,75 1,75 8,77

Kurangnya sosialisasi ke masyarakat 43 75,44 75,44 84,21

Masih belum baik 1 1,75 1,75 85,96

Partai jangan terlalu banyak 1 1,75 1,75 87,72

Perlu meningkatkan sosialisasi 1 1,75 1,75 89,47

Sedang ada pekerjaan 1 1,75 1,75 91,23

Terlalu banyak partai 5 8,77 8,77 100,00

Total 57 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.45. Alasan belum memadai

Infromasi mengenai calon anggota Legislatif saat berjalannya tahapan-tahapan

pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif sudah tergolong memadai. Hal itu dapat dilihat dari

400 responden yang dimintai tanggapannya, sebanyak 249 responden (62,25 %) mengatakan

sudah memadai. Namun diantaranya sebanyak 116 responden (29 %) mengatakan belum

memadai, bahkan sebanyak 35 responden (8,75 %) mengaku bahwa informasi tentang calon

Legislatif itu tidak ada sama sekali. Seperti teruarai pada Tabel IV.46.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 249 62,25 62,25 62,25

Belum memadai 116 29,00 29,00 91,25

Tidak ada 35 8,75 8,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.46. Tanggapan responden tentang informasi mengenai calon anggota DPR, DPD dan DPRD, apakah sudah memadai ?

Page 600: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

69

Dari Tabel di bawah, 93 dari 116 responden (80,17 %) yang mengatakan belum

memadai sosialisasi para calon anggota Legislatif dengan alasan kurang sosialisasi ke

masyarakat, 18 responden (15,52 %) menyatakan kurang informasi tentang calegnya dan

selebihnya menyatakan terlalu banyak calon legislatifnya dan tidak ada informasi tentang

calon legislatifnya. Seperti terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Kurang informasi tentang calegnya 18 15,52 15,52 15,52

Kurang sosialiasi ke masyarakat 93 80,17 80,17 95,69

Terlalu banyak calon legislatif 2 1,72 1,72 97,41Tidak ada informasi 3 2,59 2,59 100,00Total 116 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.47. Alasan belum memadai 

Kegiatan sosialisasi melalui media, pelatihan pemilih oleh berbagai lembaga (LSM,

Perguruan Tinggi, Ormas, Lembaga Keagamaan) sehingga pengetahuan pemilih tentang

teknis pelaksanaan Pemilu akan lebih baik. Kegiatan ini diyakini akan mampu memberikan

pemahaman sistem pencoblosan dalam sistem pemilu tahun 2014 lalu. Tetapi karena waktu

yang terbatas, kegiatan sosialisasi menjadi minim sehingga pengetahuan pemilih terhadap

tata cara pemberian suara menjadi rendah. Kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu, dapat

dilihat dari pemahaman sebagian besar responden tentang tata cara pemberian suara. Soal-

soal sederhana seperti tatacara pencoblosan, misalnya masih ada 35 orang (8,75%) responden

menjawab belum memadai. Bahkan ada 13 orang (3,25%) responden yang menyebutkan

bahwa tidak ada sama sekali informasi mengenai tata cara pemberian suara dalam pemilu

Legislatif 2014 yang lalu, dimana 352 orang (88,00%) responden yang menyatakan sudah

memadai.

Page 601: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

70

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 352 88,00 88,00 88,00

Belum memadai 35 8,75 8,75 96,75

Tidak ada 13 3,25 3,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.48. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencobolosan dalam Pemilu Legislatif tahun 2014, apakah sudah memadai ?

Dari hasil survey, 132 dari 400 responden (33,00%) menyatakan bahwa cara

mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos gambar partai, 156 responden (39,00%)

menyatakan cara mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos Gambar partai dan nama

calon, sedangkan 17 responden (4,25%) meyatakan tidak tahu cara mencoblos pada pemilu

2014, dan 95 responden (23,75%) yang sudah memahami cara mencoblos yang sebenarnya

pada pemilu 2014 yaitu mencoblos nama calon yang diajukan partai.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Mencoblos gambar partai 132 33,00 33,00 33,00

Mencoblos nama calon yang diajukan partai 95 23,75 23,75 56,75

Mencoblos tanda gambar dan nama calon yang diajukan partai 156 39,00 39,00 95,75

Tidak tahu 17 4,25 4,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.49. Pengetahuan responden tentang cara pencoblosan pada Pemilu 2014

Calon anggota legislatif seyogianya populer atau dikenal oleh banyak pemilih, dan

bila terpilih loyalitas calon anggota legislatif seharusnya lebih berorientasi kepada

kepentingan rakyat dibandingkan loyalitasnya kepada partai politik yang mengusulkannya.

Namun, karena sistem pemilu ini belum tersosialisasi dengan baik, mengakibatkan usulan

sebagian besar caleg berbasis otoritas yang dominan dikelola oleh pengurus partai politik,

akibatnya banyak caleg yang belum dikenal oleh pemilih.

Page 602: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

71

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu legislatif dengan memberikan skor 1-10, dimana, penilaian dari angka 1 sampai 5,

merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk angka 6 -10, merupakan penilaian

yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu

2014 dan sosialisasi partai politik serta caleg yang berkontes, hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi ternyata merupakan media

yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 314 orang (78,50%), diikuti kemudian dengan

iklan luar ruang sebesar 307 Orang (76, 75 %), kampanye yang dilaksanakan partai politik

secara terbuka ataupun dengan mobilisasi sebanyak 218 orang (54,50%). Sedangkan

publikasi melalui media sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak

322 orang (80,50 %) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian

juga dengan media online sebanyak 313 orang (78,25 %) dan pendidikan politik sebanyak

295 responden (73,75%)

Page 603: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

72

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (1 s/d 5) 12 (6 s/d 10)

a. Iklan/Berita di TV 11,50% 0,25% 1% 1,25% 7,50% 12,75% 24,50% 25,75% 7,75% 7,75% 86 314

b. Iklan/Berita di Radio 32,75% 6,75% 4,25% 6,50% 17,50% 14,25% 11,50% 4,00% 1,75% 0,75% 271 129

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

25,25% 2,50% 5,25% 3,50% 13% 15,50% 17,25% 12% 3,00% 2,75% 198 202

d. Iklan/Berita di media online 49,00% 8% 5,25% 7% 9% 9,50% 7% 3,75% 0,50% 1% 313 87

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

53,00% 6,25% 6,75% 6,75% 7,75% 10,25% 5% 2,75% 0,75% 0,75% 322 78

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster, Spanduk, Kartu nama dll

14% 1% 1,50% 1,50% 5,25% 13,50% 24,25% 24% 9,25% 5,75% 93 307

g. Kampanye Partai Politik 16,75% 2,50% 3,50% 5,25% 17,50% 19,25% 17,25% 11,75% 4% 2,25% 182 218

h. Kunjungan Tim Sukses 20,50% 3,75% 6% 4,50% 15,75% 21% 16,75% 7,50% 2,75% 1,50% 202 198

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

24,75% 5,50% 5,25% 7,50% 18,25% 19% 10,75% 6,25% 1,50% 1,25% 245 155

j.Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28% 2,75% 2% 5% 13,75% 18,75% 16,25% 9,75% 2,25% 1,50% 206 194

k. Pendidikan Politik 47,00% 7% 5,50% 5,25% 9% 13% 4,50% 6,25% 2,25% 0,25% 295 105

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Bentuk media sosialisasiNoS K O R

(Persentase)Jumlah Responden

Tabel IV.50 Skor penilaian Responden atas bentuk media sosialisasi yang efektif mengenai Partai Politik/Calon Anggota Legislatif peserta Pemilu tahun 2014

Page 604: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

73

Dari hasil tersebut di atas, terlihat bahwa media televisi masih menjadi media yang

efektif untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan Pemilu, sedangkan media sosial

yang diakses melalui internet, belum menjadi pilihan dari sebahagian besar pemilih di

Kabupaten Deli Serdang untuk mendapatkan informasi tentang Pemilu.

Secara teoritik bahwa pengaruh pendidikan dan sosialisasi politik adalah signifikan

terhadap perilaku politik komunitas (Kartini, 2009). Proses pendidikan politik dilakukan

secara intensional (dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu), sedangkan sosialisasi politik,

adalah proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan. Dampak dari sosialisasi

politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan tanpa refleksi

harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari struktur-struktur

politik yang ada di masyarakat. Sedang dampak dari pendidikan politik ialah mengarahkan

anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah kehidupan

politik.

Terkait dengan paparan diatas, maka ketidaktahuan responden tentang teknis

pelaksanaan Pemilu sebagaimana terungkap dalam temuan sebelumnya terkait pula dengan

sosialisasi Pemilu, sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik dan caleg yang masih

kurang memadai menurut 173 responden (43,25%) sesuai data Grafik IV.5 dan Tabel IV.45.

Gambaran ini sebenarnya bukan monopoli pemilih di Kabupaten Deli Serdang saja, tapi juga

ungkapan pemilih di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang sangat terpencil. Karena

itu pula, seluruh pemangku kepentingan (stake holder) harus bekerjasama dan memilih

strategi sosialisasi yang tepat sasaran agar pemahaman tentang teknis pelaksanaan Pemilu

dapat diserap sebagian besar pemilih.

Sebanyak 364 responden (91,00%) menyatakan telah memiliki kesiapan tentang partai

politik di tingkat DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih

sebelum ke TPS pada pemilu 2014 dan 36 responden (9,00%) menyatakan tidak memiliki

kesiapan untuk memilih parpol.

Page 605: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

74

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 364 91,00 91,00 91,00

Tidak 36 9,00 9,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.51 Kesiapan responden tentang partai politik di DPR,DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa 354 responden (88,50%) telah memiliki

kesiapan untuk memilih caleg yang akan dipilih di DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten Deli Serdang sebelum sampai ke TPS dan sebanyak 46 responden (11,50%) tidak

memiliki kesiapan untuk menentukan caleg yang akan dipilih, sehingga pilihannya

dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik

dan ‘gambling’, karena mereka baru pemilih pemula dan belum mendapatkan sosialisasi

politik yang tuntas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 354 88,50 88,50 88,50

Tidak 46 11,50 11,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.52 Kesiapan responden tentang Caleg di DPR,DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Setiap pemilih dihadapkan pada banyak pilihan sejalan dengan banyaknya kandidat

dan parpol peserta Pemilu. Setidaknya ada 3 kelompok besar kondisi memilih yang juga

dapat merefleksikan peta persaingan yang ada yaitu, (1) memilih caleg dari parpol yang

sama, atau (2) memilih caleg dari parpol berbeda. Dan pada kondisi dimana pemilih kurang

mengenal calegnya maka pemilih akan dihadapkan pada kondisi untuk memilih caleg atau

parpol, dengan alternatif (3) memilih parpol.

Page 606: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

75

Berdasarkan hasil survey terdapat 260 responden (65,00%) memilih caleg dari parpol

yang sama untuk semua tingkatan legislatif dan 140 responden (35,00%) menyatakan tidak

memilih caleg dari partai politik yang sama.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 260 65,00 65,00 65,00

Tidak 140 35,00 35,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.53 Apakah mencoblos Surat Suara anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang berasal dari Partai yang sama ?

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang aktif. Menjatuhkan pilihan

pada partai politik tertentu, merupakan keputusan yang dilandasi faktor motivasi yang dapat

bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat pula dipengaruhi oleh strategi

komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh partai politik yang dialami

pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat pula

mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam mengidentifikasikan parpol pilihannya atau

berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik tertentu.

Secara konsekuensif, bahwa penilaian pemilih atas pola mengakomodir kepentingan

rakyat oleh legislatif hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi dan pandangan

masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas parpol peserta Pemilu tahun 2014.

Pandangan tersebut diatas dapat diterangkan dengan rangkaian hasil penelitian Romli (2010:

94) yang menyimpulkan bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu

memperlihatkan 4 (empat) kecenderungan, yaitu: (1) secara demografis, maka kecenderungan

pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi (suku, jenis

kelamin, dan agama) calon legislatif, sedangkan untuk wilayah perdesaan maka ikatan

kulturalnya masih menjadi faktor yang mempengaruhi pilihannya terhadap caleg dan

parpol.(2) secara ekologis, perbedaan konsentrasi basis massa partai politik mempengaruhi

perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka peranan patrón

sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih mempengaruhi pilihan

masyarakat yang tinggal di perdesaan dan ada temuan berlangsungnya prilaku transaksional,

Page 607: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

76

sedangkan diperkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari media tv, radio, koran

dapat mempegaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang signifikan atas perolehan

suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka pemilih yang rasional idealis

(kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi, platform dan program parpol

ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional realistis (mempertimbangkan

kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Dari uraian diatas dapat dilihat gambaran pada tabel responden dibawah ini untuk

menentukan pilihannya bahwa responden yang tidak mencoblos caleg dari partai yang sama,

sebanyak 85 responden (60,71%) mengurai alasan lebih memilih figur dari calonnya, 42

responden (30,00%) memilih calon yang dikenalnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Karena yang datang sosialiasi berbeda 1 0,71 0,71 0,71

Melihat figurnya walau beda partai 85 60,71 60,71 61,43

Melihat programnya 7 5,00 5,00 66,43

Memilih yang dikenal 42 30,00 30,00 96,43

Sesuai hati nurani 4 2,86 2,86 99,29

Tidak mengenal semua calon 1 0,71 0,71 100,00

Total 140 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.54 Kalau Tidak, Mengapa tidak mencoblos Surat Suara yang berasal dari partai yang sama ?

C.4. Partisipasi Pemilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014

C.4.1. Popularitas Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif tahun 2014

Perubahan pola perilaku pemilih dari pemilih tradisional menuju modern ini

mengisyaratkan bahwa sebagian besar responden mulai lebih cerdas dalam menjatuhkan

pilihannya. Dalam artian, mereka tidak ingin lagi seperti membeli kucing dalam karung dan

hanya tertarik dengan pesona-pesona dan kharisma pemimpin Parpol.

Sebanyak 269 dari 400 responden (67,25%) akan mencoblos tanda gambar partai jika

tidak mengenal calonnya, 71 responden (17,75) tidak mencoblos tanda gambar partai dan

nama calon, sebanyak 35 responden (8,75%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

Page 608: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

77

sekenanya saja dan 25 responden (6,25%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

yang ada di urutan teratas. Seperti terurai pada tabel IV.55.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Mencoblos tanda gambar partai saja 269 67,25 67,25 67,25

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon yang ada di urutan teratas

25 6,25 6,25 73,50

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon sekenanya saja

35 8,75 8,75 82,25

Tidak mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

71 17,75 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.55. Jika pada saat pencoblosan tidak mengenal calon, kira kira apa yang akan dilakukan ?

Tampaknya peran ‘tokoh’ mulai tergantikan oleh platform atau program parpol. Ini

mudah dipahami, karena dengan kebebasan informasi sekarang, citra tokoh pemimpin dan

pemimpin kharismatik tidak lagi ‘sesempurna’ masa silam, karena dengan mudah citra itu

akan berubah, jika kebusukan politik atau skandal pribadinya diungkap pers. Ditambah lagi,

kharisma pemimpin ternyata tidak menjadi garansi dalam melakukan perubahan, yang

dianggap sebagian responden semakin menurun.

Perubahan pola perilaku pemilih ‘tradisional’ menuju ‘rasional’ ini sebenarnya

merupakan peluang bagus yang harus dimanfaatkan setiap parpol. Ini bisa disiasati dengan

menawarkan program partai yang lebih rasional dan operasional serta berdampak langsung

kepada masyarakat. Retorika-retorika yang sering disampaikan pada masa kampanye silam,

sudah saatnya dirubah dengan logika-logika yang dikemas dalam program parpol yang

berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat; seperti skenario penanggulangan

pengangguran, pertumbuhan dan keadilan ekonomi, akses pada pelayanan publik dengan

indikator-indikator yang lebih terukur. Kampanye monolog perlu disiasati dengan dialog,

termasuk menawarkan caleg-caleg yang lebih kritis dan memiliki integritas yang baik.

Ketika pemilih merasa bingung untuk menentukan pilihan pada pemilu Legislatif,

maka alternatif memilih partai jauh lebih mudah bisa dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan, karena jumlahnya hanya 12 Partai saja, serta jauh lebih sedikit dibandingkan caleg

yang jumlahnya bisa ratusan tertera di surat suara.

Page 609: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

78

Aspek pertimbangan memilih partai lebih sederhana. Bisa membedakan partai

nasionalis atau islamis. Bisa partai dominan atau tak dominan di parlemen. Bisa partai lama

atau baru. Bisa partai yang anggotanya di masa jabatan legislatif/eksekutif, paling sedikit

melakukan korupsi atau kejahatan lainnya. Bisa tak ingin memilih partai pemenang pemilu

sebelumnya, atau malah tetap mempertahankannya.

Memilih partai (bukan caleg) masih relevan, karena sistem pemilu kita menerima

memilih partai. Memang, pasal 5 UU No. 8/2012 menyatakan Pemilu 2014 menggunakan

sistem proporsional daftar terbuka untuk DPR serta DPRD I dan II (untuk DPD bersistem

mayoritarian banyak wakil). Sistem pemilu ini dalam penerapan ketat teknis pemilihannya,

memilih caleg/orang. Teknis memilih caleg (tanpa partai) menjadi salah satu pembeda

dengan sistem proporsional daftar tertutup yang memilih partai.

Pemilu 2014 masih menerima pilihan partai saja karena beberapa pertimbangan.

Indonesia masih di fase transisi, dari otokrasi menuju demokrasi. Politik, baik makna

struktural maupun kultural, masih jauh dari masyarakat karena setengah dari usia bangsa

Indonesia hidup di masa pengharaman politik. Pasca-Reformasi, baru tiga kali kita benar-

benar menyelenggarakan pemilu setelah dari 1971 sampai 1997. Keadaan ini menjadikan

penerapan sistem proporsional daftar terbuka di Pemilu 2009 dan 2014 tak utuh sesuai teori.

Seperti yang tertera di tabel berikut ini, meskipun para responden lebih mudah

memilih partai dan menyebutkan pilihan partainya, namun masih lebih banyak responden

yang merahasiakan pilihan partainya yaitu sebanyak 143 dari 400 responden (35,75 %).

Dengan itu, para responden sudah memahami azas Pemilu yaitu langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil. Seperti pada tabel IV.56.

Page 610: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

79

No. Nama Partai Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1. PDI Perjuangan 108 27,00 27,00 27,00

2. Partai Golkar 29 7,25 7,25 34,25

3. Partai Gerindra 41 10,25 10,25 44,50

4. Partai Demokrat 34 8,50 8,50 53,00

5. PKB 3 0,75 0,75 53,75

6. PKS 9 2,25 2,25 56,00

7. PAN 8 2,00 2,00 58,00

8. PPP 8 2,00 2,00 60,00

9. Partai Nasdem 7 1,75 1,75 61,75

10. Partai Hanura 9 2,25 2,25 64,00

11. Belum Punya Hak Pilih pada Pemilu 2014 1 0,25 0,25 64,25

12. Rahasia 143 35,75 35,75 100,00

400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 201

Tabel IV.56. Partai politik yang dipilih Responden pada pemilu 2014

Popularitas lembaga legislatif masih didominasi oleh DPR dan DPRD, yang berarti

bahwa lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai utusan daerah, masih kurang

dikenal masyarakat. Pada hasil survey terlihat 43 dari 400 responden (10,75 %) menyatakan

tidak pernah mendengar lembaga Dewan Perwakilan Daerah. Seperti terurai pada tabel IV.57

berikut ini :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pernah 357 89,25 89,25 89,25Tidak pernah 43 10,75 10,75 100,00Total 400 100,00 100,00

Tabel IV.57. Tanggapan responden, apakah pernah mendengar adanya Dewan Perwakilan Daerah ?

Menurut tanggapan masyarakat tentang siapa yang memilih anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), sebanyak 305 dari 400 responden (76,25 %) menjawab dipilih

oleh Rakyat secara langsung.

Page 611: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

80

Namun masih terdapat 77 dari 400 responden (19,25%) yang mengaku bahwa mereka tidak

tahu siapa yang memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), hal tersebut tertera

dalam table IV.58.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

MPR 5 1,25 1,25 1,25

DPR 5 1,25 1,25 2,50

DPRD 8 2,00 2,00 4,50

Rakyat secara langsung 305 76,25 76,25 80,75

Tidak tahu 77 19,25 19,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.58. Tanggapan responden tentang siapa yang memilih anggota DPD ?

Secara umum menyebutkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengetahui

tentang DPD, hal tersebut dilihat pada table IV.59.

Frequency Percent Frequency Percent

1 Jumlah anggota DPD tiap provinsi adalah 4 orang 85 21,25% 315 78,75%

2 Anggota DPD dipilih secara langsung oleh rakyat 305 76,25% 95 23,75%

3DPD adalah lembaga yang berisi para wakil daritiap provinsi 171 42,75% 229 57,25%

4DPD berwenang memberikan usulan rancanganUU yang berkaitan dengan kepentingan daerah 146 36,50% 254 63,50%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.59. Pengetahuan responden tentang DPD

No Hal-hal Tentang DPDTahu Tidak tahu

Sedangkan dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat dengan Dewan Pimpinan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Deli Serdang selama ini. Dilihat dari hasil survey menyebutkan

bahwa terdapat 183 responden dari 400 responden (45,75%) menyebut bahwa kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang selama ini “Kurang Puas”. Sedangkan yang terendah 1(satu)

Page 612: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

81

responden dari 400 responden (0,25%) menyatakan “Sangat Puas”terhadap kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang. Terlihat pada Tabel IV.60.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sangat puas 1 0,25 0,25 0,25

Puas 56 14,00 14,00 14,25

Kurang Puas 183 45,75 45,75 60,00

Tidak puas 75 18,75 18,75 78,75

Sangat tidak puas 13 3,25 3,25 82,00

Tidak tahu 72 18,00 18,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.60. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Kabupaten Deli Serdang selama ini

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja anggota Dewan dari tingkat Pusat hingga

Kabupaten, dan kinerja yang harus diperbaiki menurut masyarakat Kabupaten Deli Serdang

menyebutkan bahwa yang tertinggi sebanyak 65 responden dari 400 responden (23,99 %)

menyatakan änggota Dewan yang merupakan perwakilan dan perpanjang tangan rakyat

“Kurang memperhatikan masyarakat”, sedangkan kan yang terendah yang menyatakan

“Biaya Pajak Tinggi”, sebanyak 1 (Satu) orang dari 400 responden (0,37%). Hal tersebut

terpapar di Tabel IV.61.

Page 613: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

82

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Biaya pajak tinggi 1 0,37 0,37 0,37

Disiplin bekerja 4 1,48 1,48 1,85

Peduli ke masyarakat 42 15,50 15,50 17,34

Infrastruktur 32 11,81 11,81 29,15

Janji tidak ditepati 28 10,33 10,33 39,48

Memperhatikan Masalah ekonomi Rakyat

23 8,49 8,49 47,97

Membangun desa 17 6,27 6,27 54,24

Kurang memperhatikan masyarakat 65 23,99 23,99 78,23

Meningkatkan kinerjanya 25 9,23 9,23 87,45

Narkoba 1 0,37 0,37 87,82

Perbaikan sistem birokrasi 1 0,37 0,37 88,19

Tidak ada hasil kerja 28 10,33 10,33 98,52

Tidak memperdulikan petani 3 1,11 1,11 99,63

Buat penyuluhan pertanian 1 0,37 0,37 100,00

Total 271 100,00 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.61. Jika tidak puas, kinerja apa yang barus diperbaiki ?

Demikian juga dengan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang

terhadap kinerja Dewan Perwakilan Daerah Provinsi, yang menyatakan “Kurang

Puas”sebanyak 184 orang dari 400 responden (46,00%), kemudian masyarakat yang

merasa”Tiadak Puas” sebanyak 100 dari 400 responden (25,00%). Sedangkan yang terendah

yaitu menyatakan “Sangat Tidak Puas”sebanyak 11 responden dari 400 responden (2,75%).

Hal tersebut dapat dilihat di Tabel IV.62.

Page 614: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

83

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Puas 31 7,75 7,75 7,75

Kurang Puas 184 46,00 46,00 53,75

Tidak puas 100 25,00 25,00 78,75

Sangat tidak puas 11 2,75 2,75 81,50

Tidak tahu 74 18,50 18,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.62. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Provinsi selama ini

Sedangkan tingkat kepuasan masyarakat tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat

selama ini. Dari 400 responden terdapat 185 responden (46,25) merasa “Kurang puas”. Dan

yang “Tidak Puas” sebanyak 122 responden dari 400 responden (28,00 %), serta yang merasa

“Puas” tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebanyak 30 responden (7,50%).

Tertera dalam Tabel IV.63.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Puas 30 7,50 7,50 7,50

Kurang Puas 185 46,25 46,25 53,75

Tidak Puas 112 28,00 28,00 81,75

Tidak tahu 73 18,25 18,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.63. Kepuasan responden tentang kinerja DPR selama ini

C.4.2. Politik Uang (Money Politics)

Pendidikan politik yang buruk terhadap pemilih dapat ditelusuri dari adanya politik

uang dalam menggarap suara pemilih dan mempengaruhi preferensi pemilih. Berdasarkan

hasil penelitian ini, ketika ditanyakan apakah ada calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur

anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli Serdang yang

memberikan uang dan sesuatu yang termasuk kategori politik uang, terdapat 73 dari 400

Page 615: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

84

responden (18,25%) yang mengakui bahwa dalam Pileg tahun 2014 lalu menerima pemberian

uang, 55 responden (13,75%) menerima barang tertentu, 66 responden (16,50 %) menerima

bantuan sembako, dan 20 responden (5,00%) menerima bantuan bibit/pupuk.

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 18,25% 81,75%

b.      Barang tertentu 13,75% 86,25%

c.       Sembako 16,50% 83,50%

d.      Bibit atau pupuk 5,00% 95,00%Sumber: Data survey tahun 2015

Tabel IV.64. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli

Serdang yang memberikan hal-hal berikut:

Pengaruh pemberian yang diterima oleh responden terhadap pilihannya ternyata tidak

signifikan, dimana terdapat 36 responden dari 400 responden (9,00%) yang memberikan

suaranya dalam Pileg 2014 atas Partai Politik pilihannya terkait dengan pemberian calon

legislatif, tim sukses atau pengurus partai yang mendatangi pemilih.

Kondisi keterpengaruhan atau perilaku pemilih terkait pemberian uang dapat

dijelaskan oleh jawaban responden sebagai keharusan untuk tidak mengingkari

tanggungjawab yang ditunjukkan dalam perilaku pemilih sebagai tanggapan atau mereka

atas pemberian yang telah diterima dengan gambaran bahwa pemberian merupakan perhatian

kepada masyarakat, merasa terbantu secara ekonomi, serta adanya ungkapan aji mumpung

“Kapan lagi kita menerima pemberian dari calon legislatif, kalau bukan saat mereka

memerlukan suara kita, sehingga terima saja uangnya pilihannya kita yang tahu”.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 36 9,00 9,00 9,00

Tidak 364 91,00 91,00 100,00

Total 400 100,0 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.65. Keterpengaruhan responden karena pemberian Uang dan barang

Page 616: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

85

C.4.3. Kehadiran Pemilih di TPS pada Pemilu Legislatif tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, erat

hubungannya dengan pengetahuan responden dan sudah terdaftar di DPT (Daftar Pemilu

Tetap). Dari 400 responden mengaku 396 responden (99,00 %) menyatakan terdaftar dalam

DPT, sedang 4 orang (1,00 %) ditemukan tidak terdaftar. Temuan itu diperoleh, karena

responden utama dan 5 responden cadangan yang sudah didaftar tidak ditemukan enumerator,

sehingga langkah berikutnya mengambil keterangan dari responden cadangan terdekat dan

ternyata 4 responden tersebut mengaku belum terdaftar di DPT.

Salah satu indikator tingkat partisipasi politik pemilih dapat ditelusuri dari kehadiran

pemilih di TPS saat pemberian suara dalam Pemilu. Berdasarkan hasil penelitian ini, 97 %

responden menyatakan datang memberikan suaranya di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu.

Page 617: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

86

1 Bangun Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )

2 Batang Kuis 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

3 Beringin  8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )

4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

7 Gunung Meriah 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

8 Hamparan Perak 18 ( 4,50% ) 2 ( 0,50% )

9 Kutalimbaru 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )

10 Labuhan Deli 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

11 Lubuk Pakam 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )

13 Pantai Labu 19 ( 4,75% ) 1 ( 0,25% )

14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

16 Pancur Batu 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

17 Patumbak 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

18 Sibolangit 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total hadir di TPS 388 ( 97,00% )

Tidak hadir di TPS 12 ( 3,00% )

Jumlah

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.66. Kehadiran Responden datang ke TPS sewaktu Pemilu Legislatif tahun 2014

No Kecamatan

400 (100% )

Ke TPS sewaktu Pileg?

Ya Tidak

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi perhatian, terutama

dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang tidak melakukan pencoblosan

(Golput) ditambah yang tidak terdaftar. Persoalan registrasi pemilih yang masih

mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang,

ternyata masih memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data

Page 618: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

87

pemilih, diakibatkan adanya kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door

menjumpai masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat digunakan sebagai

rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih, sementara penduduk belum

melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu Keluarga. Keadaan ini dapat mengakibatkan

pemilih berpeluang untuk mencoblos lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas keberadaan

orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya jumlah pemilih tidak

terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat melanggar asas Jurdil Pemilu.

Fenomena tingginya angka ghost-voter terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang

tidak terdaftar dan pemilih terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang

mendatangkan masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat

menjadi bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 tingkat DPRD Kabupaten Deli Serdang, adalah

seperti pada tabel berikut ini.

Page 619: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

88

No Dapil Nasdem PKB PKS PDIP Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP Hanura PBB PKPI Jumlah suara sah

Jumlah suara tidak sah

Jumlah Suara sah dan Tidak Sah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sunggal 3.394 1.972 8.079 10.051 27.887 11.573 7.004 7.151 3.031 3.341 2.783 5.010 91.276 4.396 95.672

2 Hamparan Perak 3.204 9.045 3.175 4.810 7.657 4.781 7.691 8.538 4.407 7.433 1.492 1.585 63.818 3.414 67.232

3 Labuhan Deli 1.050 1.946 1.066 3.307 998 4.653 5.811 794 1.437 786 192 227 22.267 1.152 23.419

Percut Sei Tuan 7.674 10.834 10.144 17.937 16.377 21.403 15.786 8.505 15.185 6.017 5.731 2.858 138.451 1.395 139.846

1Tanjung Morawa 8.982 7.293 4.207 11.641 13.448 5.322 11.362 6.224 5.284 6.522 1.668 3.216 85.169 2.116 87.285

Patumbak 3.504 731 2.287 4.558 3.448 6.075 3.019 1.777 3.122 2.880 725 1.621 33.747 1.197 34.944

1 Batang Kuis 1.422 1.747 2.588 2.587 1.725 1.879 2.358 3.289 1.723 486 3.434 364 23.602 1.179 24.781

23 Lubuk Pakam 993 401 1.474 6.944 6.642 4.700 4.150 6.429 1.807 457 1.735 2.644 38.376 1.304 39.680

Pagar Merbau 616 262 787 2.808 5.031 2.890 627 3.054 549 310 360 264 17.558 636 18.194

Pantai Labu 705 491 1.242 2.216 3.849 2.407 2.915 1.226 317 303 1.813 1.102 18.586 1.223 19.809

1 Beringin 1.843 593 1.843 3.042 3.319 7.330 1.477 1.889 945 1.913 402 1.553 26.149 864 27.013

1 Gunung Meriah 82 10 22 390 528 179 131 2 30 142 0 12 1.528 42 1.570

2 STM Hulu 248 80 279 864 1.665 279 337 319 208 1.700 74 50 6.103 160 6.263

3 STM Hilir 597 486 960 3.040 2.290 655 899 938 283 3.814 248 200 14.410 433 14.843

4 Bangun Purba 1.079 200 839 1.019 1.274 1.363 2.146 1.285 143 1.205 1.038 17 11.608 459 12.067

5 Galang 4.176 1.118 2.124 4.055 3.561 2.208 2.585 4.031 551 4.734 2.388 20 31.551 1.104 32.655

1 Sibolangit 584 125 115 1.888 2.144 1.125 1.781 413 23 1.306 24 209 9.737 273 10.010

2 Kutalimbau 2.275 294 551 1.455 1.985 3.368 2.584 262 932 2.398 59 155 16.318 416 16.734

3 Pancur Batu 1.251 524 2.264 5.722 4.731 5.242 5.681 1.545 662 5.950 325 1.095 34.992 1.258 36.250

4 Namorambe 468 436 965 7.576 1.616 1.734 859 378 326 419 131 366 15.274 403 15.677

5 Biru-biru 2.314 383 780 2.064 2.563 3.285 584 1.310 544 235 116 1.131 15.309 462 15.771

6 Deli Tua 2.010 1.694 1.543 3.677 4.425 1.661 917 2.808 2.586 611 2.301 463 24.696 836 25.532

48.471 40.665 47.334 101.651 117.163 94.112 80.704 62.167 44.095 52.962 27.039 24.162 740.525 24.722 765.247

6,55% 5,49% 6,39% 13,73% 15,82% 12,71% 10,90% 8,39% 5,95% 7,15% 3,65% 3,26% 100,00%

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.67. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Partai Politik untuk DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

Jumlah Perolehan Suara

Presentase Perolehan Suara

Deli Serdang 1

Deli Serdang 2

Deli Serdang 3

Deli Serdang 4

Deli Serdang 5

Deli Serdang 6

Page 620: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

89

Berdasarkan Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014,

jumlah pemilih terdaftar sebanyak 1.338.124 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari

pemungutan suara sesuai Tabel IV.67. Rekapitulasi Perolehan Suara Partai Politik untuk

DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah sebanyak 765.247

suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten Deli Serdang di Kabupaten Deli Serdang sebesar 57.19% (Sumaber : Data

KPU DS)

D. Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

D.1 Landasan/Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

1. Undang-Undang No 42 Tahun 2008, Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

2. Undang-Undang No 15 Tahun 2011, Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP, No. 13 Tahun 2012, No. 11 Tahun

2012, No. 01 Tahun 2012, Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

4. Peraturan KPU No. 4 Tahun 2014 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

5. Peraturan KPU No. 09 Tahun 2014 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Dalam

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

6. Peraturan KPU No. 19 Tahun 2014 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di

TPS Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

Page 621: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

90

D.2. Data Pemilih Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

L P JLH L P JLH1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.025 1.064 2.089 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.589 4.706 9.295 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.448 7.848 15.296 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 13.079 13.885 26.964 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 31.231 32.620 63.851 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.439 13.149 25.588 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.457 13.144 25.601 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.740 12.001 23.741 75

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 8.095 8.237 16.332 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.677 23.504 46.181 124

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.145 75.973 151.118 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.066 32.173 64.239 134

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 20.266 21.076 41.342 86

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 95.165 93.979 189.144 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 54.089 52.878 106.967 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 22.206 21.438 43.644 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.914 133.315 268.229 580

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.221 23.344 46.565 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.441 16.114 32.555 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.723 19.838 39.561 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.079 41.579 81.658 186

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 13.026 13.103 26.129 70

394 935.240 911.022 1.846.262 671.121 674.968 1.346.089 3.371Sumber : Data KPU-DS

KecamatanJumlah Desa/

Kelurahan

Jumlah Penduduk

Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 Kabupaten Deli Serdang

Jumlah

Jumlah TPS

PilpresJumlah PemilihNo

D.3. Sosialiasi Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden tahun 2014 untuk memilih pemimpin negara kesatuan Republik

Indonesia yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu memerlukan kegiatan

sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak

pilihnya pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 khususnya di daerah

pemilihan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan

pemimpin negara.

Kegiatan sosialisasi tentang informasi sistem pemilihan pasangan Calon

Presiden/Wakil Presiden yang lebih intens dilakukan eskpos melalui media, sehingga

Page 622: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

91

pengetahuan pemilih tentang teknis pelaksanaan Pemilu Presiden lebih baik. Kegiatan ini

diyakini mampu mengatasi kekurangan informasi tentang sistem pencoblosan pada pemilu

Pilpres tahun 2014 lalu, karena hanya akan mencoblos 2 (dua) pasangan saja. Seperti yang

terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 336 84,00 84,00 84,00

Belum memadai 50 12,50 12,50 96,50

Tidak ada 14 3,50 3,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.69. Tanggapan responden tentang informasi mengenai sistem pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Belum mengetahui programnya 3 6,00 6,00 6,00

Informasinya belum jelas 10 20,00 20,00 26,00

Kurang sosialiasi melalui media 3 6,00 6,00 32,00

Kurang sosialisasi ke masyarakat 25 50,00 50,00 82,00

Masyarakat apatis 3 6,00 6,00 88,00

Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung

3 6,00 6,00 94,00

Tidak mengikut perkembangan politik 3 6,00 6,00 100,00

Total 50 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.70. Alasan belum memadai

Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil dan track record calon

Presiden dan Wakil Presiden, 23 dari 400 responden (5,75 %) menyatakan tidak mendapat

informasi, 52 responden (13,00 %) menyatakan belum memadai, dengan alasan tertinggi

kurang mengenal calonnya sebanyak 20 responden (38,46 %) . Meskipun terdapat 325

responden (81,25 %) menyatakan informasi yang dimaksud sudah memadai, seperti yang

tertera pada tabel berikut ini.

Page 623: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

92

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Sudah memadai 325 81,25 81,25 81,25

Belum memadai 52 13,00 13,00 94,25

Tidak ada 23 5,75 5,75 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.71. Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil, track record calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Informasi belum jelas 5 9,62 9,62 9,62

Kurang mengenal calonnya 20 38,46 38,46 48,08

Kurang sosialisasi di media 5 9,62 9,62 57,69

Kurang sosialisasi ke masyarakat 12 23,08 23,08 80,77

Tidak mengerti 5 9,62 9,62 90,38

Tidak mengikuti perkembangan politik 5 9,62 9,62 100

Total 52 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

IV.72. Alasan belum memadai

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu Presiden dan wakil Presiden tahun 2014 dengan memberikan skor 1-10, dimana,

penilaian dari angka 1 sampai 5, merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk

angka 6 -10, merupakan penilaian yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam

mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2014 dan sosialisasi partai politik pendukung yang

berkontes, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi

ternyata merupakan media yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 334 orang

(83,50%), diikuti dengan iklan luar ruang sebesar 293 Orang (73,25 %), serta Iklan/Berita di

Surat Kabar/ Majalah sebanyak 240 responden (60,00%). Sedangkan publikasi melalui media

sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak 301 responden (75,25

%) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian juga dengan media

online sebanyak 295 responden (73,75 %) dan kunjungan pengurus partai politik pendukung

sebanyak 247 responden (61,75%)

Page 624: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

93

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 11,25% 0,25% 0,00% 1,00% 4,00% 8,25% 22,00% 28,50% 10,75% 14,00%

b. Iklan/Berita di Radio 31,75% 7,00% 3,00% 5,75% 13,00% 16,50% 14,75% 5,75% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll 23,50% 2,00% 2,25% 4,00% 8,25% 17,75% 18,75% 16,00% 3,00% 4,50%

d. Iklan/Berita di media online 45,75% 7,25% 4,25% 5,75% 10,75% 11,00% 7,25% 5,50% 1,50% 1,00%

e. Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

50,75% 5,75% 4,75% 5,50% 8,50% 12,25% 7,00% 3,75% 0,75% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

14,25% 0,75% 2,50% 1,25% 8,00% 12,50% 19,25% 26,00% 8,75% 6,75%

g. Kampanye Partai Politik 21,75% 2,00% 4,00% 4,50% 15,50% 21,50% 12,75% 12,50% 3,50% 2,00%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik 28,00% 3,00% 5,00% 7,00% 18,75% 20,00% 9,00% 5,75% 2,25% 1,25%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28,50% 1,25% 3,75% 4,00% 10,50% 20,75% 15,25% 12,75% 1,75% 1,50%

k. Pendidikan Politik 50,00% 4,50% 6,75% 4,00% 8,25% 11,00% 4,75% 8,25% 1,75% 0,75%

l. Lainnya, sebutkanSumber: Data Survey, Juli 2015

No Bentuk media sosialisasiS K O R (persen)

IV.73. Skor penilaian Responden terhadap bentuk media sosialisasi yang efektif tentang Calon Presiden/Wakil Presiden peserta Pemilu tahun 2014 lalu:

D.4. Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Pipres tahun 2014 lalu, erat hubungannya

dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya dalam DPT, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kondisi yang sama dengan terdaftarnya responden di dalam Pileg, dimana

396 (99 %) orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan ini disebabkan oleh pengetahuan pemilih atas terdaftarnya

mereka dalam DPT, karena responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir

pendaftaran, dan ingatan responden manakala petugas datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkannnya sebagai calon pemilih Pileg tahun 2014 lalu.

Page 625: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

94

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.6. Apakah terdaftar sebagai pemilih pada Pilpres ?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 626: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

95

Ya Tidak1 B. Purba 24(6%) 1(0,3%)

2 Batang Kuis 10(2,5%) 0(0%)

3 Beringin 8(2%) 2(0,5%)

4 Biru-biru 15(3,8%) 0(0%)

5 Deli Tua 10(2,5%) 0%

6 Galang 29(7,5%) 1(0,3%)

7 Gunung Meriah 10(2,5%) 0(0%)

8 Hamparan Perak 18(4,5%) 2(0%)

9 Kutalimbaru 15(3,8%) 0(0%)

10 Labuhan Deli 10(2,5%) 0(0%)

11 Lubuk Pakam 15(3,8%) 0(0%)

12 Namorambe 35(5,5%) 0(0%)

13 P. Labu 19(4,8%) 1(0%)

14 Percut Sei Tuan 19(4,8%) 1(0,3%)

15 Pagar Merbau 15(3,8%) 0(0%)

16 Pancur Batu 23(6,3%) 2(0,5%)

17 Patumbak 10(2,5%) 0(0%)

18 Sibolangit 29(7,3%) 1(0,3%)

19 STM Hilir 15(3,8%) 0(0%)

20 STM Hulu 20(5%) 0(0%)

21 Sunggal 14(3,5%) 1(0%)

22 Tanjung Morawa 23(5,5%) 2(0,5%)

Total 386 (96,50 % ) 14 (5,50% )Sumber: Data Survey, Juli 2015

No KecamatanApakah datang ke TPS sewaktu Pilpres ?

Tabel IV.74. Kehadiran responden pada Pilpres Tahun 2014

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada pasangan calon tertentu, merupakan keputusan yang

dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat

pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh

partai politik pengusung calon yang dialami pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam

mengakses layanan publik dapat pula mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam

mengidentifikasikan calon pilihannya atau berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik

tertentu.

Page 627: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

96

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Janji 1 7,14 7,14 7,14

Karena katanya membantu masyarakat 1 7,14 7,14 14,29

Pulang kampong 1 7,14 7,14 21,43

Sedang ada pekerjaan 3 21,43 21,43 42,86

Tidak ada surat memilih 7 50,00 50,00 92,86

Tidak terdaftar 1 7,14 7,14 100,00

Total 14 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.75. Alasan tidak mencoblos pada Pilpres 2014

Dalam pelaksanaan pemilu Presiden dan wakil Presiden 2014 lalu, ternyata tingkat

kesiapan pemilih untuk memantapkan pilihannnya sebelum masuk kedalam bilik suara sudah

tinggi, dimana hanya 383 responden (95,75%) yang telah memiliki preferensi pilihan

pasangan calon yang akan dipilih, sedangkan 10 responden (2,50%) belum memiliki pilihan

saat memasuki bilik suara, sehingga pilihannya dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan

kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik dan ‘gambling’. Dan sebanyak 7 responden

(1,75%) enggan untuk menjawab pertanyaan dari enumerator.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.7 Apakah mempunyai kesiapan untuk mencoblos calon presiden dan wakil Presiden ?

95,75%

2,50% 1,75%

Ya 383

Tidak 10

Tidak menjawab 7

Page 628: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

97

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.76. Perilaku responden di dalam bilik suara, apakah memilih calon presiden dan wakil presiden sesuai yang akan dipilih sebelum sampai di TPS pada Pemilu 2014

Terkait dengan politik uang dan pemberian barang pada pemilihan umum Presiden

dan wakil Presiden tahun 2014, responden menjawab beberapa hal seperti pada tabel berikut.

Bentuk Pemberian

a.      Uang

b.      Barang tertentu

c.       Sembako

d.      Bibit atau pupuk

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Ya Tidak

Tabel IV.77. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur Calon Presiden dalam Pilpres 2014 lalu yang memberikan hal-hal berikut ini

1,75% (7)

3,75% (15)

3,5% (14)

2% (8)

98,25% (393)

96,25% (385)

96,5% (386)

98% (392)

Dampak dari politik uang atau pemberian barang tertentu dari pasangan calon, partai

politik pengusung dan tim sukses pasangan calon menunjukkan bahwa hanya 11 responden

(2,75%) menyatakan mencoblos karena pemberian tersebut sedangkan 389 responden

(97,25%) menyatakan tidak terpengaruh oleh pemberian yang disebutkan diatas, seperti dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 11 2,75 2,75 2,75

Tidak 389 97,25 97,25 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.78. Keterpengaruhan responden karena Pemberian Uang dan barang

Page 629: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

98

Dalam mengambil keputusan terkait dengan memilih pasangan calon Presiden dan

wakil Presiden pada pemilu 2014 tentu banyak hal yang menjadi pertimbangan para pemilih,

hal-hal dimaksud adalah Jenis kelamin, Agama, Asal suku, asal partai politik dan program

calon. Hasil survey menunjukkan seperti tabel di bawah ini.

No Faktor

1 Jenis kelamin calon

2 Agama calon

3 Asal suku bangsa calon

4 Asal partai politik

5 Program calon

Sumber: Data Survey, Juli 2015

84,25%

Tak menjadi pertimbangan

47,75%

47,00%

82,25%

68,75%

15,75%

Menjadi pertimbangan

52,25%

53,00%

17,75%

31,25%

Tabel IV.79. Faktor pertimbangan Responden untuk memilih calon Presiden danWakil Presiden

Page 630: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

99

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Gunung Meriah

Tjg Morawa Sibolangit Kutalimba

ruPancur Batu

Namorambe

S ibiru-biru S TM Hilir Bangun

Purba Galang STM Hulu Patumbak Jumlah Dipindah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Prabowo – Hatta 346 53.850 1.544 5.830 14.120 6.089 5.521 4.465 4.991 17.163 1.225 21.645 136.789

2 Jokowi-Jusuf Kalla 1.174 38.606 8.376 10.574 24.919 9.772 10.274 10.386 6.222 12.898 5.003 15.801 154.005

1.520 92.456 9.920 16.404 39.039 15.861 15.795 14.851 11.213 30.061 6.228 37.446 290.794

31 362 54 79 139 65 88 70 36 131 38 151 1.244

1.551 92.818 9.974 16.483 39.178 15.926 15.883 14.921 11.249 30.192 6.266 37.597 292.038

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Jumlah Pindahan

Deli Tua S unggalHamparan

PerakLabuhan

DeliPercut Sei

TuanBatang Kuis

Lubuk Pakam

Pagar Merbau

Pantai Labu Beringin

Jumlah Akhir Presentase

1 Prabowo-Hatta 136.789 15.102 53.262 44.699 15.933 91.428 16.245 18.379 10.146 10.445 12.254 424.682 53,19%

2 Jokowi-Jusuf Kalla 154.005 11.411 52.339 23.338 10.437 62.678 8.625 21.223 7.753 8.143 13.808 373.760 46,81%

290.794 26.513 105.601 68.037 26.370 154.106 24.870 39.602 17.899 18.588 26.062 798.442

1.244 139 387 205 79 531 95 136 69 97 73 3.055

292.038 26.652 105.988 68.242 26.449 154.637 24.965 39.738 17.968 18.685 26.135 801.497

Sumber: KPU Deli Serdang, 2014

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Tabel IV.80. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilu Presiden tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang

Jumlah Suara Sah

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Jumlah Suara Sah

Page 631: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

100

Berdasarkan Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.346.089 pemilih tetapi jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan

suara sesuai Tabel IV.80. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang dan jumlah suara tidak sah sebanyak

801.497 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang sebesar 59.54% (Sumaber : Data KPU DS)

Page 632: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Partisipasi Pemilih dalam setiap Pemilu di Kabupaten Deli Serdang dapat ditelusuri dari

kehadiran dan ketidakhadiran (voter turn-out) di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

yang dipengaruhi beragam penyebab. Salah satu hal terkait masalah kehadiran pemilih

dalam Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kecenderungan bahwa: (a) Akurasi tahapan pemutakhiran data

pemilih. Persoalan paling sensitif dalam pelaksanaan pemilu Kabupaten Deli Serdang

yang paling rawan berhubungan dengan adanya NIK Ganda (b) Dinamika mobilitas

penduduk yang tergolong pada komuter yaitu penduduk yang bekerja di kota Medan

secara ulang-alik ke Kabupaten Deli Serdang, dimana terdaftar sebagai penduduk yang

memiliki KTP Kabupaten Deli Serdang, namun karena mereka harus bekerja di Kota

Medan dan tidak libur secara fakultatif menyebabkan ketidak pastian mereka dalam

kehadirannya di TPS. (c) Persebaran luasnya lahan Eks HGU perkebunan,

menyebabkan tingginya angka penggarap yang berasal dari banyak Kabupaten/kota lain

Sumatera Utara yang menjadi pemukim di Kabupaten Deli Serdang, yang belum

berstatus penduduk yang terdaftar dalam DPT Pemilu di Kabupaten Deli Serdang. (d)

Masalah tinggi rendahnya kehadiran dan ketidak hadiran pemilih (voting turn-out)

bersumber dari kekurang akuratan DPT Pemilu yang diakibatkan oleh metode verifikasi

dan pemutakhiran data pemilih sehubungan dengan fenomena “ghost voter”, yaitu

pemilih yang terdaftar dalam DPT yang digunakan sebagai referensi undangan terhadap

pemilih, tetapi pada saat hari H ternyata tidak datang atau tidak hadir ke TPS. Ketidak

hadiran pemilih (voter in-absentia) di TPS karena faktor diatas diakibatkan oleh

penduduk yang telah meninggal, pindah, melanjutkan studi dan bekerja di perantauan

(daerah lain) tetapi masih tetap terdaftar dalam Kartu Keluarga dan DPT yang disahkan

oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

2. Tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau

Page 633: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

102

elite politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang

berdampak pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit

dengan aspirasi masyarakatnya. Kondisi ini tergambar dari keikutsertaan dari

responden sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi

keagamaan (36,5 %) dan organisasi sosial (15,5 %). Sedangkan yang aktif dalam

kegiatan LSM dan partai politik sangat rendah yaitu masing-masing 1,5 % dan 1,3%.

3. Pengenalan pemilih yang dijadikan responden dalam penelitian ini terhadap figure

calon legislatif, calon kepala daerah, mulai dari tingkat Gubernur sampai Bupati, dan

Presiden serta Partai Politik yang dipilih ternyata banyak dipengaruhi oleh faktor

sosialisasi politik yang telah diterima, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi dan

merubah preferensi pemilih terhadap Capres/Cawapres, caleg pilihannya dan Parpol,

terutama bagi para responden yang baru pertama sekali mengikuti Pemilu atau

mengejawantahkan kedaulatan politiknya dalam memilih pejabat politik yang

mewakilinya di lembaga legislatif dan pemerintahan.

4. Tingkat kepuasaan masyarakat (pemilih) terhadap kinerja Pemerintah (Nasional,

Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang) yang rendah juga menjadi salah

satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Deli Serdang,

dimana masyarakat Deli Serdang beranggapan bahwa siapapun yang dipilih, tidak aka

nada perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, terbukti dari

banyaknya persoalan mulai dari harga bahan pokok yang terus meningkat, fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang belum merata serta infrastruktur jalan yang belum

terbangun sampai ke desa-desa terpencil.

5. Kurangnya sosialisasi mengenai kepemiluan mulai dari Pilkada Kepala Daerah

(Gubernur dan Bupati), Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu

Presiden/Wakil Preside yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu (KPU) dan Partai

Politik juga berperan penting dalam menyebabkan rendahnya partisipasi Pemilih dalam

setiap momen pemilihan umum di Kabupaten Deli Serdang.

Page 634: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

103

B. REKOMENDASI

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dalam mengatasi

rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam setiap pemilu di Kabupaten Deli Serdang adalah

sebagai berikut :

1. Konsekuensi dari fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang hadir ke TPS dapat

menimbulkan persoalan yang menjadi titik rawan dalam setiap penyelenggaraan

pemilu legislatif, pilpres dan Pilkada. Karena itu, masalah pemutakhiran data pemilih

harus dilakukan dengan ketelitian dan sistem yang andal setiap tahun oleh KPU

Kabupaten Deli Serdang bersama dengan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dengan

menetapkan metode verifikasi dan revisi data pemilih secara terukur dan faktual.

2. Kualitas Pemilui tidak dapat hanya diukur dari tingginya partisipasi pemilih yang

hadir ke TPS tanpa dibarengi prilaku pemilih yang rasional. Karena ini KPU Deli

Serdang harus bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya Partai Politik, DPRD,

dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melakukan pendidikan pemilih secara

reguler dengan sistem pendidikan politik yang dilengkapi dengan kurikulum yang

aplikatif yang dapat memenuhi tujuan demokratisasi dan kedaulatan rakyat.

3. Sosialisasi yang intens dengan menggunakan media-media kreatif yang mudah

dijangkau/diakses oleh Pemilih dan juga memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat

(Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan) untuk dapat lebih cepat

menyampaikan informasi baik mengenai tahapan pemilu maupun berkaitan dengan

calon/peserta pemilu baik kepala daerah, legislative maupun presiden.

Page 635: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

104

DAFTAR PUSTAKA

American Center For International Labor Solidarity (ACILS), (1999), A Handbook For

Long-term Election Monitors: Indonesian General Elections 1999.

Budiarjo, Miriam (1994), Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Burns, D. (2000), “Can Local Democracy Survive Governance?” , Urban Studies, Vol. 37,

No. 5-6.

Burns, D., Hambleton, R. & Hogget, P. (1994), The Politics of Decentralisation

(Basingtoke: Macmillan).

Diamond, Larry (ed.), (1988), Democracies in Developing Countries, Lynne Riener Pub.,

Boulder, Colorado, vol. 3.

Duverger, Maurice, 2002, Sosiologi Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Feith, Herbert dan Castles, Lance (1988), Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965,

LP3ES, Jakarta.

Firmanzah, 2010, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan dan Marketing Politik: Pembelajaran

Politik Pemilu 2009, Yayasan Obor, Jakarta.

Grote, J. R and Gbikpi, B., eds (2002) Participatiry Governance, Opladen : Verlag Leske +

Budrich.

Harun, Rochayat dan Sumarno, 2006, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Mandar Maju,

Bandung.

Held, David, 1996, Model of Democracy, Stanford University Press, Cambridge.

Marijan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,

Penerbit Kencana, Jakarta.

Mas’oed Mochtar dan Mac Andrews, Colin, (2001), Perbandingan Sistem Politik, Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Musa, Ali Masykur, 2003, Sistem Pemilu: Proporsional Terbuka Setengah Hati, Pustaka

Indonesia Satu, Jakarta.

Rahman, Arifin, 2002, Sistem Politik Indonesia, Dalam Perspektif Struktural Fungsional,

Penerbit SIC, Surabaya.

Page 636: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

105

Richardson, Henry S., 2002, Democratic Authonomy: Public Reasoning about the Ends of

Policy, Oxford University Press, New York.

Riswandi, 2009, Komunikasi Politik, Graha Ilmu Universitas Mercubuana, Jakarta.

Roode, Charlton Clymer, dkk, 2000, (terj.), Pengantar Ilmu Politik, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Romli, Lili, 2010, Evaluasi Pemilu Legislatif 2009, Tinjauan atas Proses Pemilu, Jurnal

Penelitian Politik, Vol. 7 No. 1/2010, LIPI, Jakarta.

Schmitter, P. (2000). “Participation in Governance Arrangement” , (in) Grote, J. R. and

Gbikpi, B., eds (2002).

United States Information Service (USIS), (tanpa tahun), Unsur-Unsur Pemilihan Umum

Demokratis dalam Apakah Demokrasi Itu? (Jakarta: USIS, Indonesia)

Varma, SP, 1999, Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta.

Wilopo, (1978), Zaman Pemerintahan Partai-Partai Dan Kelemahan- Kelemahannya,

Yayasan Idaya, Jakarta.

Page 637: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

i

LAPORAN HASIL SURVEY PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN

DAN KETIDAK HADIRAN PEMILIH DI TPS (VOTER TURN-OUT)

PEMILU TAHUN 2014 DI KABUPATEN DELI SERDANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

Jl. Karya Jasa No. 8 Lubuk Pakam www.kpu-deliserdangkab.go.id

Page 638: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilu yang berlangsung di Indonesia pasca reformasi sudah empat kali yaitu tahun

1999, tahun 2004, tahun 2009, dan tahun 2014. Pemilu merupakan sarana dan instrumen

demokrasi bagi rakyat untuk mengelola partisipasi politiknya. Karena secara teoritik pemilu

merupakan salah satu arena memikat hati kalangan pemilih maupun calon pemilih agar partai

dipilih sehingga lolos threshold bahkan mampu menang dan menjadi partai politik mayoritas

dalam parlemen. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Romli (2010:93) menunjukkan

bahwa dalam menarik minat pemilihnya maka bentuk komunikasi politik yang paling kerap

dilakukan partai politik adalah kegiatan kampanye dalam Pemilu legislatif (Pileg) tahun 2009

dengan empat kecenderungan tipe pesan kampanye yaitu (1) identitas diri, (2) penonjolan

perestasi, (3) penonjolan ideologi, dan (4) pemaparan program. Media komunikasi politik

yang digunakan sudah mulai beragam baik yang konvensional (spanduk, brosur, kalender)

maupun yang modern (facebook, sms, email).

Sebaliknya kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam

menyumbangkan suaranya dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada partai politik dan kandidat tertentu, merupakan keputusan

yang dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan

dapat pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dialami

oleh pemilih. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat mempengaruhi pola

ekspresi pemilih terhadap identifikasi parpol pilihan atau berafiliasinya dalam partai politik.

Penilaian pemilih terhadap pola akomodasi kepentingan rakyat terhadap legislatif dan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi

dan pandangan masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas peserta Pemilu tahun

2014 lalu. Berdasarkan hasil penelitian Romli (2010: 94) bahwa prilaku memilih dalam

Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka

kecenderungan pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi

(suku, jenis kelamin, dan agama) (2) perbedaan konsentrasi basis massa partai politik

mempengaruhi perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka

peranan patrón sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih

mempengaruhi pilihan masyarakat yang tinggal di pedesaan dan ada temuan berlangsungnya

Page 639: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

2

perilaku transaksional, sedangkan di perkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari

media tv, radio, koran dapat mempengaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang

signifikan atas perolehan suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka

pemilih yang rasional idealis (kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi,

platform dan program parpol ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional

realistis (mempertimbangkan kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Ekspektasi atas peningkatan partisipasi pemilih dalam rangkaian Pemilu yang telah

berlangsung selama ini di Kabupaten Deli Serdang ternyata menggambarkan fakta yang

berbeda. Terjadi fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang kadang tinggi ataupun rendah,

sehingga menjadi relevan dan penting untuk dievaluasi dan dikaji faktor kausalnya. KPU

Kabupaten Deli Serdang sebagai Penyelenggara Pemilu memandang langkah evaluasi

melalui suatu riset untuk mendalami faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap

partisipasi politik pemilih berdasarkan kehadiran dan ketidak hadiran di TPS dalam Pemilu

Legislatif tahun 2014, Pemilu Presiden tahun 2014 dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

tahun 2013 lalu.

B. Perumusan Masalah

Dari paparan di atas, yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk, metode, dan saluran komunikasi dan pendidikan politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

serta Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu untuk meningkatkan

kehadiran pemilih ke TPS?

2. Bagaimanakah tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu Legislatif,

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013 lalu?

3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kehadiran dan ketidakhadiran pemilih dalam

Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pilkada Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2013 lalu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan kajian ini terkait dengan:

1. Untuk menggambarkan bentuk, metode, dan saluran komunikasi politik yang

diaplikasikan oleh peserta Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan

Page 640: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

3

Pilkada Kabupaten Deli Srdang tahun 2014 yang lalu dalam upayanya

meningkatkatkan kehadiran pemilih di TPS-TPS.

2. Untuk menggambarkan tanggapan pemilih terhadap proses penyelenggaraan Pemilu

legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2013 lalu?

3. Untuk menggambarkan karakteristik faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran dan

ketidakhadiran pemilih dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu.

D. Manfaat Penelitian

Adapun signifikansi penelitian ini, sebagai:

1. Referensi mengenai deskripsi ragam komunikasi dan pendidikan politik berbasis

evaluasi proses Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, khususnya

dokumen yang menggambarkan kondisi kecenderungan partisipasi politik pemilih.

2. Database mengenai gambaran pandangan dan harapan pemilih yang mempengaruhi

tingkat partisipasi politiknya khususnya kehadiran dan ketidakhadiran di TPS-TPS

dalam setiap Pemilu 2014 lalu, yang dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara Pemilu

dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk strategi peningkatan

partisipasi pemilih dalam Pemilu berikutnya.

Page 641: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

4

BAB II

METODOLOGI

A. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemilih Kabupaten Deli Serdang yang ikut serta

dan tidak ikut memberikan suara dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden, dan Pilkada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 lalu, baik laki-laki maupun

perempuan.

Luasnya wilayah sampel dan besarnya jumlah populasi serta kerumitan dalam

mengidentifikasi responden, menjadi dasar utama peneliti dalam menetapkan teknik

penarikan sampel dan responden penelitian ini secara acak sederhana berbasis data DPT

(Data Pemilih Tetap) Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, karena Pemilu Legislatif tahun 2014

lalu adalah tahapan Pemilu yang paling awal dan DPTnya dipelakukan sebagai basis data

pemilih yang diperbaiki oleh KPU Kabupaten Deli Serdang untuk pembaruan DPT Pemilu

lainnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT Pemilu Legislatif oleh KPU Deli Serdang, maka

jumlah pemilih terdaftar pada 394 PPS, 3485 TPS adalah 1.338.124 orang,

Dengan teknik multistage sampling, wilayah sampel Kecamatan ditetapkan keseluruhan

yaitu 22 kecamatan. Sedangkan pemilihan wilayah sampel desa ditetapkan secara purposive

dan proporsional dengan teknik acak sederhana. Jumlah responden penelitian adalah 400

(empat ratus) orang, dimana jatah masing-masing wilayah sampel kecamatan dan desa

ditetapkan berdasarkan proporsionalitas. Penetapan responden yang diwawancarai secara

berstruktur pada desa dan kelurahan terpilih dalam penelitian ini dilakukan sesuai prinsip

acak sederhana berbasis DPT PPS sesuai kuota yang dimiliki masing-masing. Responden

terpilih ditemui dan diwawancarai oleh enumerator sesuai dengan teknik wawancara

berstruktur.

Unit analisa penelitian ini adalah individu, bukan rumah tangga (household). Alasannya

karena hak memilih adalah hak politik dan keputusan individual, bukan keputusan kolektif,

selaras dengan prinsip pemilu yang salah satu sifatnya adalah rahasia.

Page 642: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

5

Tabel II.1 Kerangka Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah

Pemilih

Jumlah

Desa/Kelu

rahan

Proporsi

Sampel

Desa

(20 %)

Jumlah Responden

F %

1 GUNUNG MERIAH 2.105 12 2 10 2,50

2 STM. HULU 9.385 20 4 20 5,00

3 SIBOLANGIT 15.396 30 6 30 7,50

4 KUTALIMBARU 26.439 14 3 15 3,75

5 PANCUR BATU 63.265 25 5 25 6,25

6 NAMORAMBE 25.630 36 7 35 8,75

7 BIRU-BIRU 25.433 17 3 15 3.75

8 STM. HILIR 23.680 15 3 15 3.75

9 BANGUN PURBA 15.787 24 5 25 6.25

10 GALANG 45.796 29 6 30 7.50

11 TANJUNG

MORAWA

152.445 26 5 25 6.25

12 PATUMBAK 64.140 8 2 10 2.00

13 DELI TUA 39.127 6 2 10 2.00

14 SUNGGAL 187.733 17 3 15 3.75

15 HAMPARAN PERAK 105.570 20 4 20 5.00

16 LABUHAN DELI 41.917 5 2 10 2.50

17 PERCUT SEI TUAN 267.977 20 4 20 5.00

18 BATANG KUIS 46.920 11 2 10 2.50

19 PANTAI LIBU 33.403 19 4 20 5.00

20 BERINGIN 38.338 11 2 10 2.50

21 LUBUK PAKAM 81.886 13 3 15 3.75

22 PAGAR MERBAU 25.752 16 3 15 3.75

Jumlah 1.338.124 394 80 400 100,00

B. Teknik Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan dengan teknik survey yang menggunakan kuesioner

sebagai instrumen utama digunakan sebagai pedoman wawancara berstruktur. Dalam hal ini

Page 643: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

6

peneliti yang dibantu oleh enumerator mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden

untuk mendapatkan jawaban mengenai variabel penelitian yang relevan. Data utama studi ini

dikumpulkan dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan tertutup dan terbuka dalam

kuesioner yang menguraikan tujuan dalam ruang lingkup penelitian ini, yang meliputi (a)

identitas pemilih berdasarkan karakteristik status sosial ekonomi, etnis dan regionalitas,

pengalaman sosialisasi dan partisipasi politik (b) Pola perilaku dan preferensi pemilih dalam

dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2014 lalu, (c). Dampak pemberitaan media

sosialisasi dan intensitas komunikasi politik terhadap kehadiran pemilih di TPS-TPS, (d).

Faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran pemilih di TPS, (e) Pandangan pemilih terhadap

proses penyelenggaran Pemilu 2014 lalu, (f). Harapan pemilih terhadap penyelenggaran

Pemilu berikutnya.

Data sekunder dikumpulkan dengan studi dokumentasi, berupa data yang bersumber

dari berbagai referensi, kepustakaan, peraturan-peraturan, jurnal penelitian dan bahan-bahan

tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

C. Teknik Analisis Data

Data penelitian dipaparkan melalui kecenderungan pemusatan yang tertuang dalam

tabel frekuensi dan grafik. Untuk variabel-variabel penting yang saling berhubungan akan

diekpresikan dalam tabel silang, dimana signifikansi keterkaitannya dihitung dengan formula

statistik korelasional. Kecenderungan hubungan antar variabel penelitian berfungsi sebagai

eksemplar penjelasan angka-angka statistik terkait dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis penelitian (Supranto: 2004).

Selain itu, informasi yang terkumpul dari wawancara tidak berstruktur berguna sebagai

instrumen cross-check (konfirmasi) kebenaran normatif hasil survey. Dalam hal ini, temuan

survai dikomparasikan dengan hasil wawancara yang hasilnya digabungkan guna

mendapatkan kesimpulan praktis. Temuan teoritis dan informatif yang diperoleh dari studi

dokumentasi merupakan pemerkaya hasil penelitian, sehingga pembauran data primer dan

sekunder dipakai untuk membakukan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

Page 644: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demokrasi dan Pemilihan Umum

Sejarah demokrasi seringkali kabur dan terpotong-potong oleh sejarah hidupnya.

Kata demokrasi yang dalam bahasa Inggrisnya disebut democracy, awalnya bersumber dari

bahasa Perancis yaitu democratie yang dikenalkan pada abad ke 16. sebelumnya kata

demokrasi dirujuk dari bahasa Yunani (Greek) demokratia yang merupakan tautan dari kata

demos berarti rakyat (people) dan kratos berarti tatanan (rule) (Held, 1996: 1).

Penerapan demokrasi telah ada masa Athena Kuno sebagai kota tua (classical polis)

yang ditandai adanya persatuan, solidaritas, tingginya partisipasi dan dari terbatasnya jumlah

warga negara. Pada masa itu, warganegara tidak hanya dilibatkan dalam beragam kegiatan

diantaranya administrasi, keamanan, pembuatan hukum, hakim, perayaan yang berkaitan

dengan keagamaan, hiburan dan festival, dasarnya dikaitkan dengan legitimasi kehidupan

politik modern, tetapi mereka juga berkewajiban untuk melaksanakan penelitian dan

pengawasan terhadap penduduk yang tidak turut ambil bagian dalam negara (Held, 1996: 23).

Saat ini, demokrasi identik dengan legitimasi kehidupan politik modern, dimana

makna demokrasi menunjukkan modernitas sistem kedaulatan yang sangat beragam dan luas,

mulai dari pemerintah bervisi teknokrat sampai pada konsepsi kehidupan sosial yang ditandai

oleh ekstensifnya partisipasi politik.

Untuk Indonesia, secara historis, dapat dikategorikan pelaksanaan orde demokrasi di

Indonesia atas 4 (empat) bentuk, yaitu: Demokrasi Liberal (1950-1959), Demokrasi

Terpimpin (1959-1966), dan Demokrasi Pancasila (1966-1997), dan Demokrasi pasca orde

baru yaitu, era Reformasi (1998 – sekarang).

Demokrasi yang telah kita terapkan ternyata berubah-ubah esensi dan aplikasinya

dalam praktik politik di Indonesia. Demokrasi yang berlangsung dekade terakhir ini bahkan

bagi sebagian pihak disikapi secara berlebihan, terlalu bebas dan menitik beratkan pada

proses dan cara, sehingga menghasilkan pemerintahan dan tata hubungan kelembagaan

negara yang tidak stabil, serta seringkali diwarnai konflik-konflik kepentingan. Di sisi lain,

ada pula sikap yang menggunakan demokrasi sebagai tujuan dengan mengabaikan proses dan

cara-caranya, sehingga realitas demokrasi berwujud pada adanya kompromi atau deal-deal

politik yang menguntungkan sepihak dan sekelompok orang, yang pada giliran selanjutnya

justru mengabaikan kepentingan publik dan kemaslahatan masyarakat. Karena itu, perlu

Page 645: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

8

untuk ditegaskan bahwa demokrasi merupakan sebuah cita-cita sekaligus pengelolaan sebuah

negara secara beradab.

B. Teori Partisipasi

Partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi politik, yang

dianjurkan oleh demokrasi. Partisipasi warga masyarakat adalah pusat kekuasaan,

kewenangan dan kebijakan yang mengatur (mengelola) alokasi berada dalam konteks

governance, yakni relasi antara Negara (pemerintah) dan masyarakat (rakyat). Negara-

barang (sumberdaya) publik pada masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat hak sipil dan

politik, kekuasaan massa, kebutuhan hidup, dan lain-lain. Dengan demikian, partisipasi

adalah jembatan penghubung antara negara dan masyarakat agar pengelolaan barang-barang

publik membuahkan kesejahteraan bagi manusia sebagi individu maupun dalam sebuah

kelompok masyarakat (human wellbeing).

Partisipasi dalam Pemerintahan (govermance) cenderung merujuk pada keterlibatan

dan interaksi organisasi dan institusi yang mempunyai tanggung jawab terhadap atau

berhubungan dengan tindakan kolektif di bidang publik. Hubungan horizontal antara aktor

atau stakeholders dalam jaringan kerja merupakan ciri khas Pemerintahan (governance), dan

dinyatakan bahwa partisipasi dalam governance itu dipengaruhi oleh kebijakan (Schmitter,

2002). Banyak organisasi ‘sektor ketiga’ organisasi komunitas dan sukarela – memperoleh

tanggung jawab dalam governance (Stoker, 1998: 21). Partisipasi dalam Pemerintahan

(governance) berhubungan kuat dengan gagasan mengenai kepentingan dan organisasi publik

dan swasta yang mempunyai risiko dalam sebuah keputusan dilibatkan dalam persiapannya.

Ia dimaksudkan menciptakan dukungan bagi usulan kebijakan, memperbaiki kualitas

keputusan dengan mengerahkan keahlian dan pengetahuan eksternal, dan meningkatkan

legitimasi keputusan demokratis (Klijn dan Koppenjan,2000).

Dari sudut pandang Negara, demokrasi mengajarkan bahwa partisipasi sangat

dibutuhkan untuk membangun pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan responsif

terhadap kebutuhan masyarakat. Tiadanya partisipasi hanya menabur pemerintahan yang

otoriter dan korup. Dari sisi masyarakat, partisipasi adalah kunci pemberdayaan. Partisipasi

memberikan ruang dan kapasitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak

mereka, mengembangkan potensi dan prakarsa lokal, mengaktifkan peran masyarakat serta

membangun kemandirian masyarakat .

Page 646: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

9

Dalam konteks governance, partisipasi hendak menempatkan masyarakat pada posisi

yang sebenarnya. Pertama, masyarakat bukanlah sebagai hamba (client) melainkan sebagai

warga (citizen). Jika hamba memperlihatkan kepatuhan secara total, kalau konsep warga

menganggap bahwa setiap individu adalah pribadi yang utuh dan mempunyai hak penuh

untuk memiliki. Warga dan kewargaan secara jelas merupakan bangun politik, yang

menggambarkan sifat hubungan yang dimiliki individu dengan institusi Negara dan

masyarakat sipil. Warga dapat dipandang sebagai anggota masyarakat yang mempertahankan

beberapa gagasan kepentingan umum, dan gagasan kewargaan diikat dengan gagasan

demokrasi. Warga dibedakan dari nasabah (customers), klien dan consumer. Terutama

menarik ilham dari sektor swasta, nasabah dan consumer yang berhubungan dengan

organisasi sebagai pembeli yang memilih barang dan pelayanan klien bergantung pada dan

sebagian besar tunduk pada, keahlian professional; warga mempunyai kesadaran yang jauh

melebihi bidang mereka sendiri dan berkepentingan untuk “mempengaruhi keputusan publik

yang mempengaruhi kualitas kehidupan lokal”, mungkin dengan mengorbankan kepentingan

perorangan mereka sendiri (Burns et al., 1994; Gyford, 1991). Kedua, masyarakat bukan

dalam posisi yang diperintahkan tetapi sebagai teman sejajar (partner) pemerintah dalam

mengelola pemerintahan dan pembangunan. Ketiga, partisipasi bukanlah pemberian

Pemerintah tetapi sebagai hak warga masyarakat. Keempat, warga bukan sekedar objek pasif

penerima manfaat kebujakan pemerintah, tetapi sebagai aktor atau subjek yang aktif

menentukan kebijakan. Warga yang aktif didefinisikan sebagai agen demokrasi, yang

memberdayakan diri mereka sendiri melalui tantangan mereka terhadap aktivitas institusi dan

organisasi yang membentuk kehidupan sehari-hari mereka. Kewarganegaraan adalah tentang

kontribusi, atau input, dari individu kepada hubungan kolektif, dan hubungan antara individu

dan hubungan mereka yang lebih luas dengan masyarakat. Warga diharapkan terlibat dalam

urusan publik dan memberikan kontribusi terhadap isu-isu dalam urusan publik (Raco dan

Imri, 2000).

Cara pandang baru menempatkan posisi masyarakat itu secara historis yang

mempengaruhi haluan baru pembangunan dan mempengaruhi haluan baru pembangunan dan

Pemerintahan, meski secara empirik belum menjadi kenyataan. Kaum miskin, misalnya,

sekarang ditempatkan sebagai pemangku kepentingan pembangunan. Partisipasi juga

dipandang dengan tujuan, bukan hanya proses atau cara untuk mencapai tujuan, sehingga

muncul agenda pemberdayaan yang menghubungkan partisipasi dengan demokrasi,

kewargaan dan kesetaraan. Partisipasi dilihat sebagai kekuatan besar untuk transformasi

Page 647: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

10

relasi sosial, ekonomi dan politik yang telah lama membuat kemiskinan. Sekarang agenda

penanggulangan kemiskinan mulai menempatkan kaum miskin dalam posisi yang terhormat,

memberi ruang pada mereka untuk mengembangkan partisipasi dan prakarsa lokal, sehingga

konsep kaum miskin sebagai penerima manfaat proyek tidak terlalu relevan dibicarakan.

Literatur klasik selalu menunujukkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program pembangunan. Tetapi

apa makna substantif yang terkandung dalam sekuen-sekuen partisipasi itu? Partisipasi

adalah voice, akses dan kontrol warga masyarakat terhadap pemerintahan dan pembangunan

yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Pertama, voice adalah hak dan tindakan warga masyarakat menyampaikan aspirasi,

gagasan, kebutuhan, kepentingan, dan tuntutan terhadap komunitas terdekatnya maupun

kebijakan pemerintah. Tujuannya adalah mempengaruhi kebijakan Pemerintah maupun

menentukan agenda bersama untuk mengelola kehidupan secara kolektif dan mandiri.

Kedua, akses berarti kesempatan, ruang dan kapasitas masyarakat untuk masuk dalam

arena governance, yakni mempengaruhi dan menentukan kebijakan serta terlibat aktif

mengelola barang-barang publik. Akses warga terhadap pelayanan publik termasuk dalam

rubrik ini. Ada dua hal penting dalam akses: keterlibatan secara terbuka (inklusi) dan

keikutsertaan/keterlibatan (involvement). Keduanya mengandung kesamaan tetapi berbeda

titik tekannya. Inklusi menyangkut siapa yang terlibat, sedangkan involvement berbicara

tentang bagaimana masyarakat terlibat. Keterlibatan berarti ketersediaan ruang dan

kemampuan bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses politik, terutama kaum miskin,

minoritas, rakyat kecil, perempuan, dan lain-lain. Akses akan menjadi arena titik temu antara

warga dan pemerintah. Pemerintah wajib membuka ruang akses warga dan memberikan

layanan publik, terutama pada kelompok-kelompok marginal. Sebaliknya warga secara

bersama-sama proaktif mengidentifikasi problem, kebutuhan dan potensinya maupun

merumuskan gagasan pemecahan masalah dan pengembangan potensi secara sistematis.

Pemerintah wajib merespons gagasan warga sehingga bisa dirumuskan visi dan kebijakan

bersama dengan berpihak pada kemitraan dan kepercayaan.

Ketiga, kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya maupun proses

politik yang terkait dengan pemerintah. Kita mengenal kontrol internal (self-control) dan

kontrol eksternal. Artinya kontrol bukan saja mencakup kapasitas masyarakat melakukan

Page 648: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

11

pengawasan (pemantauan) terhadap kebijakan (implementasi dan risiko) dan tindakan

pemerintah, tetapi juga kemampuan warga melakukan penilaian secara kritis dan reflektif

terhadap risiko-risiko atas tindakan mereka. Kontrol internal ini sangat penting karena

masyarakat sudah lama berada dalam konteks penindasan berantai: yang atas menindas yang

ke bawah, sementara yang paling bawah saling menindas ke samping. Artinya kontrol

eksternal digunakan masyarakat untuk melawan eksploitasi dari atas, sementara self-control

dimaksudkan untuk menghindari mata rantai penindasan sesama masyarakat, seraya hendak

membangun tanggung jawab social, komitmen dan kompetensi warga terhadapat segala

sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Partisipasi dan desentralisasi (otonomi daerah) tentu mempunyai hubungan simbiosis.

Pada suatu pihak, desentralisasi yang berhasil memerlukan beberapa partisipasi lokal.

Kedekatan pemerintah lokal dengan konstituen mereka akan memungkinkan mereka

merespons secara lebih baik terhadap kebutuhan lokal dan menyesuaikan secara efisien

pengeluaran publik dengan kebutuhan perorangan hanya jika informasi mengalir antar warga

Negara dan pemerintah lokal. Pada pihak lain, proses desentralilasi sendiri dpaat

meningkatkan kesempatan partisipasi dengan menempatkan lebih banyak kekuasaan dan

sumberdaya pada tingkat pemerintah yang lebih dekat, lebih dikenal, dan lebih muda

dipengaruhi. Dalam lingkungan dengan tradisi partisipasi warga Negara buruk, desentralisasi

dapat merupakan langkah pertama yang penting dalam menciptakan kesempatan interaksi

rakyat-negara yang teratur,dapat diramalkan.

Hubungan simbiosis antara desentralisasi dan partisipasi ini dapat mengarah pada

garis pedoman kebijakan yang agak bertentangan. Mekanisme partisipasi warga Negara dapat

dianggap sebuah prasyarat yang sangat berguna ketika mengevaluasi prospek desentralisasi

harus memperhitungkan kesempatan dan keterbatasan yang ditentukan oleh saluran

partisipasi lokal yang ada. Kekurangan mekanisme partisipatoris, bagaimanapun, dapat

membantu menciptakan tuntutan lokal terhadap saluran partisipatoris yang lebih banyak

untuk menyuarakan prefensi. Saluran partisipasi yang dilembagakan dan kemampuan orang

untuk menggunakan saluran tersebut harus dipertimbangkan dalam desain desentralisasi.

Pemilu lokal yang jujur dan teratur, semaraknya forum warga, dan tingkat modal sosial yang

tinggi (kesatuan komunitas dan sejarah kerja sama) memungkinkan warga Negara untuk

menandai prefensi mereka secara efisien dan menjalankan pemenuhan keinginan mereka oleh

pemimpin.

Page 649: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

12

Penilaian seberapa banyak input warga mempengaruhi tindakan pemerintah lokal

memberikan titik permulaan untuk mendesain kebijakan desentralisasi. Kondisi awal

semacam itu membantu menentukan tingkat yang pada tingkat itu desentralisasi akan

meningkatkan responsifitas pemerintah keseluruhan terhadap warga dan memberikan garis

petunjuk bagi pelibatan tindakat peningkatan partisipasi dalam kebijakan desentralisasi.

Pemilu teratur, referendum lokal, forum warga, dewan publik, dan struktur kelembagaan

lainnya merupakan memperbaiki kemampuan pemerintah lokal untuk mengindentifikasi dan

bertindak menurut preferensi warga Negara. Tingkat modal sosial, yang menentukan

bagaimana sebaiknya warga Negara dapat memanfaatkan rencana institusional untuk

berpartisipasi, lebih lambat berkembang dan lebih sulit untuk menentukannya.

Desentralisasi mengandalkan pada partisipasi untuk memperbaiki alokasi pelayanan,

tetapi ia tidak memerlukan jenis input warga Negara yang luas disebutkan di depan. Dalam

kasus di mana pemerintah lokal tidak dipilih, di mana proses pemilihan mengistimewakan

sekelompok kecil elit, atau di mana tingkat modal sosial yang rendah menghalangi pertukaran

aktif, proses desentralisasi dapat didesain untuk membangun jenis partisipasi yang lebih

terbatas. Mekanisme isu-khusus dan proyek khusus untuk meningkatkan arus informasi

antara pemerintah dan warga Negara sering dapat dengan lebih cepat dan lebih mudah pada

tingkat lokal daripada di pemerintah pusat.

Partisipasi warga dapat dibenarkan dalam hubungannya dengan legitimasi berorientasi

input dan output, dan ia dapat memberikan kontribusi terhadapat efektivitas system.

Legitimasi berbasi input mengungkapkan nilai partisipasi luas dalam governance, yang

memperlihatkan, yang memperlihatkan perlunya penentuan sendiri dan persetujuan rakyat, di

mana nilai-nilai demokrasi sangat kuat. Partisipasi warga di luar pemilihan memberi saluran

lebih lanjut bagi rakyat untuk mengungkapkan preferensi mereka, dan teori yang

berhubungan dengan demokrasi partisipatoris memuat unsur-unsur yang berhubungan dengan

legitimasi input. Pateman yang mengupas karya Rousseau, Mikk dan Cole, menunjuk pada

tiga alasan mengapa partisipasi luas diperlukan sekali ia mendidik partisipan, ia memberi

warga kontrol, dan ia menghasilkan identitas komunitas. Pemerintah demokratis, yang

dipedomani oleh input partisipasi warga, hanya menghasilkan kebijakan, karena ia tidak akan

mungkin setuju pada kegiatan-kegiatan yang tidak adil. Partisipasi warga mendukung sistem

partisipatoris, karena”kualitas yang diperlukan warga adalah kualitas proses partisipasi itu

Page 650: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

13

sendiri yang mengembangkan dan membantu perkembangan” (Pateman, 1970:25). Partisipasi

warga membantu mendidik rakyat dalam seni partisipasi.

Partisipasi warga juga dapat memberikan kontribusi terhadap legitimasi berbasis-

output. Keterbilatan warga membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya

akan membantu menjamin persetujuan publik, dan ini pada gilirannya akan membantu

pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Mereka yang terlibat dalam penyiapan

kebijakan dan permusyawaratan kebijakan lebih mungkin untuk tunduk ketika kebijakan itu

berlaku, khususnya jika mereka adalah dikalangan mereka dari mereka yang dipengaruhi dan

mendapat dampak. Pembenaran ini adalah pembenaran yang timbul dari perdebatan terdahulu

dan lebih belakangan ini. Pateman berargumen partisipasi “membantu penerimaan keputusan

bersama” (1970: 43). Demikian pula, model-model keterlibatan misalnya debat publik,

keterlibatan dari mereka yang dipengaruhi, atau keterlibatan para ahli dibenarkan secara

fungsional dengan alasan bahwa mereka membantu meningkatkan penerimaan dan

pemecahan persoalan atau membantu memfasilitasi pelaksanaan. Partisipasi ini dapat juga

membantu pembuat kebijakan lebih tahu, dan karena para wakil dan kaum profesional

membuat keputusan yang didasarkan pada pengetahuan publik dan keahlian politik dan

profesional

Partisipasi tentu tidak datang dengan sendirinya. Hubungan antara pemerintah dengan

masyarakat tidak serta merta terbangun secara demokratis dan partisipatif, sebab pemerintah

dimanapun akan cenderung otoritarian dan sentralistik bila tidak dihadapkan pada

pembatasan kekuasaan kekuasaan dan kontrol dari luar yang kuat. Di era otonomi daerah

sekarang, munculnya wacana dan gerakan partisipasi bukan semata inisatif dari pemerintah,

melainkan juga karena peran kekuatan-kekuatan intermediary dari sejumlah organisasi

masyarakat sipil. Begitu banyak lembaga non pemerintah (NGO) di Indonesia yang terus-

menerus memperjuangkan partisipasi masyarakat untuk membangkitkan suara rakyat dan

menentang dominasi elite dalam proses politik dan pembangunan.

C. Partisipasi dalam Demokrasi

Secara konstitusional, prinsip demokrasi dirumuskan dalam UUD Tahun 1945,

diantaranya pada Pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa Kedaulatan berada ditangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, yang diperkuat dengan isi Pasal 28 yang

menegaskan makna demokrasi terealisasi dengan adanya jaminan negara atas kemerdekaan

berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Page 651: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

14

Secara teoritis, terdapat sejumlah indikator empirik dalam praktek negara yang

demokratis diantaranya: adanya Pemilu, terlaksananya prinsip check and balances, adanya

rotasi kekuasaan yang obyektif, adanya partai politik yang demokratis, adanya kemerdekaan

hak-hak dasar, persamaan didepan hukum, dan akuntabilitas pejabat penyelenggara

pemerintahan dan kelembagaan negara.

Demokrasi yang kita inginkan adalah adanya mekanisme partisipasi rakyat yang

mampu mengawasi dan mengkontrol tindakan pengelola negara (Legislatif, Eksekutif,

Yudikatif). Dalam konteks ini, demokrasi yang perlu kita tegakkan adalah mekanisme politik

yang mengedepankan partisipasi setiap warga negara untuk berhak dalam menentukan

kebijakan pemerintahan sekaligus memiliki daya kontrol melalui adanya perlakuan yang

sama dalam kedudukan hukum dan pemerintahan. Artinya nilai demokrasi yang akan kita

kembangkan berhubungan dengan kualitas hubungan timbal balik antara pemerintah dan

pengelola kelembagaan negara dengan yang diperintah atau masyarakat umum.

Bagaimana rakyat dapat berpartipasi? Pertanyaan ini dapat diterangkan dari paparan

Robert Dahl (1971), yang menegaskan bahwa ada dua dimensi demokrasi yang satu sama lain

saling berkaitan. Dimensi pertama adalah tersedianya peluang persaingan bebas dan terbuka

untuk mendapatkan semua kedudukan dan kekuasaan. Dimensi kedua adalah terdapatnya

jaminan bagi partisipasi politik seluruh warga negara. Dalam konteks ini dapatlah kita

mengerti bahwa negara yang menerapkan demokrasi adalah negara yang mendorong warga

masyarakatnya untuk berinisiatif dan kreatif dalam mendapatkan jabatan atau kekuasaan

politik sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut, dimana mekanismenya

berlangsung melalui adanya pemilihan yang bersifat umum, bebas, rahasia, dan setara.

Karena itu, tidak ada artinya demokrasi tanpa adanya pemilihan umum. Pemilihan

umum yang memenuhi prinsip-prinsip demokrasi adalah Pemilu yang diselenggarakan secara

teratur dan terjadwal dengan sistem pemilihan langsung yang bebas dan rahasia.

Bagaimanakah cara menghasilkan Pemilu yang demokratis? Pemilu yang obyektif harus

dikendalikan oleh satu lembaga yang independen. Penyelenggara Pemilu tidak boleh

memihak pada salah satu kontestan atau peserta Pemilu. Selain itu, setiap warga negara

dalam menetapkan pilihannya haruslah terlindungi dan dijamin dengan undang-undang,

sehingga pilihannya merupakan suara nurani yang murni tanpa adanya paksaan, tekanan,

intimidasi dari pihak-pihak tertentu yang mengedepankan cara-cara inkonstitusional dalam

meraih kepentingannya.

Pemilu bukan hanya merupakan sarana mencari kekuasaan bagi partai, tetapi partai

membutuhkan dukungan suara sebagai modal untuk legitimasi pemerintahan yang dibentuk

Page 652: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

15

oleh partai pemenang Pemilu. Karena itu, simpati masyarakat harus didapatkan oleh partai

politik peserta pemilu dengan berbagai aktivitas yang bernuansa pendidikan politik bagi

rakyat. Tujuan dari upaya meningkatkan partisipasi publik dalam Pemilu ini terkait dengan

pernyataan Almond dan Powell yang menyatakan bahwa sistem-sistem modern dimana

struktur politiknya berbeda-beda (partai-partai politik, kelompok kepentingan, dan media

massa) yang berkembang membentuk aktivitas budaya politik participant.

D. Partisipasi dan Pendidikan Politik

Proses demokratisasi dapat didekati dari partisipasi publik yang dilakukan sengaja

melalui disain kelembagaan (Marijan, 2010:128). Namun realitasnya di Indonesia,

demokratisasi tidak cukup hanya mengandalkan disain kelembagaan, dimana tersedianya

berbagai perundang-undangan yang menjamin kebebasan berpendapat, berekspresi, dan

berorganisasi ternyata tidak serta merta mendorong adanya partisipasi publik (disconnected

electoral). Pemilu tahun 2004 menjadi contoh, dimana corak kesukarelaan (voluntary)

pemilih untuk menyumbang partai politik yang sangat rendah, bahkan corak partisipasi

politiknya cenderung berhubungan dengan ’transaksi-transaksi material’ (Marijan, 2008:130).

Adanya komunikasi dan pendidikan politik yang efektif merupakan instrumen yang

signifikan dalam pengembangan partisipasi politik rakyat yang sering diperhatikan dalam

pelaksanaan Pemilihan Umum di negara-negara demokratis. Karena itu, tingkat partisipasi

politik masyarakat di negara berkembang merupakan masalah yang menarik bagi para ahli

politik. Secara umum definisi partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok

orang yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih

pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan

pemerintah (public policy). Kegiatan berpartisipasi tersebut diantaranya, memberikan suara

pada Pemilu, menghadiri rapat umum (kampanye), menjadi anggota parpol atau organisasi

sosial politik yang underbauw partai politik, mengadakan hubungan dengan pejabat

pemerintah atau parlemen yang bertujuan politik.

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam bukunya No Easy Choice: Political

Participation in Developing Countries menyatakan bahwa: partisipasi politik adalah kegiatan

warganegara yang bertidak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi

pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,

terorganisir atau spontan, mantap atau sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal

atau illegal, efektif atau tidak efektif (Budiardjo, 1988:3).

Page 653: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

16

Pemikiran mengenai partisipasi politik bagi negara demokratis berangkat dari prinsip

kedaulatan adalah ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk

menetapkaan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-

orang yang akan menduduki jabatan-jabatan publik dan politis. Jadi partisipasi politik

merupakan pengejawantahan dari penyelenggaraan kekuasaan politik yang absah oleh

masyarakat. Dalam negara demokratis makin banyak masyarakat mengambil peran makin

baik.

Partisipasi dapat berbentuk otonom (autonomous participation) dan partisipasi yang

dimobilisasi (mobilized participation). Pada umumnya orang beranggapan partisipasi politik

dalam bentuk yang positif saja, tetapi Huntington dan Nelson beranggapan bahwa

demonstrasi, teror, pembunuhan (lawan) politik, dan bentuk kekerasan lain yang bermotif

politik juga merupakan bentuk partisipasi. Namun Verba (Budiardjo: 1998) tidak mau masuk

dalam bentuk partisipasi yang rumit tersebut, akan tetapi membatasi diri pada tindakan-

tindakan yang legal. Metode atau cara berpartisipasi, intensitasnya terkait dengan keterikatan

atau posisi politik yang dimiliki seseorang.

Bagaimanakah warganegara atau orang-orang dapat rasional dalam

mengejawantahkan partisipasi politiknya? Hal ini dapat berlangsung manakala sudah

mengalami pendidikan politik, karena itu merupakan bagian dari pendidikan orang dewasa.

Khususnya diarahkan pada upaya membina kemampuan mengaktualisasikan-diri sebagai

pribadi yang otonom bebas dan pada sosialisasi-diri (pengembangan dimensi sosialnya),

dalam kaitannya dengan statusnya selaku warga Negara di suatu Negara. Aktualisasi-diri

dapat ditafsirkan sebagai sebagai mengaktualkan segala bakat dan kemampuan, sehingga

pribadi bias berkembang, lalu menjadi aktif dan kreatif, berkarya aktualisasi-diri sebagai

pribadi yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap sesama mahkluk hidup, dan

terhadap Tuhan. Selanjutnya dia berkewajiban memberikan partisipasi sosialnya kepada

masyarakat dan Negara selaku warga-masyarakat dan warganegara yang susila dan

bertangung jawab.

Senyatanya, dalam masyarakat modern sekarang, partisipasi penuh dan bertanggung

jawab dari rakyat itu tidak bisa berlangsung secara otomatis. Hal ini disebabkan antara lain

oleh kejadian sebagai berikut :

1. Terlalu kompleksnya susunan masyarakat modern dengan dimensi-dimensi sosial

dan politik yang saling terkait, yang sulit dipahami oleh orang awam, sehingga

orang tidak tahu bagaimana cara berpartisipasi di medan politik.

Page 654: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

17

2. Banyak orang merasa tidak berdaya secara fisik maupun mental ideologis untuk

memahami, terlebih lagi untuk ikut mempengaruhi proses-proses sosial dan politik

di tengah masyarakat.

3. Masyarakat pada umumnya dengan sengaja lebih banyak difungsikan sebagai

obyek politik, konsumen politik dan pengikut politik yang total patuh tunduk,

tanpa mampu memahami kedudukan selaku warganegara di tengah macam-

macam struktur politik. Mereka merupakan “arus bawah” yang pada umumnya

ditekan oleh “majikan-majikan di atas”. Pada umumnya tidak menyadari adanya

hegemoni politik supremasi politik.

Sehubungan dengan kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan dan

ketidaktahuan politik, kemudian untuk merangsang partisipasi politik secara aktif dari rakyat

dalam usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik di alam demokrasi kita

sekarang. Hal ini sesuai dengan isi yang tersirat dalam Sila Keempat Pancasila kita. Sebab

tujuan pendidikan politik antara lain ialah:

1. Membuat rakyat menjadi melek-politik/sadar politik.

2. Meningkatkan kreatifitas rakyat dalam partisipasi sosial politik di era

pembangunan

3. Menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih nyaman dan

sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia.

Berkaitan dengan perilaku politik, dalam komunitas politik itu terjadi dua proses,

yaitu :

1. Pendidikan politik yang dilakukan secara intensional ( dengan sengaja dan dengan

tujuan tertentu);

2. Sosialisasi politik, yaitu proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan.

Sosialisasi politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan

tanpa refleksi harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari

struktur-struktur politik yang ada di masyarakat. Sedang pendidikan politik ialah untuk

mengarahkan anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah

kehidupan politik.

Telah kita simak, bahwa politik antara lain diartikan sebagai kegiatan menggunakan

kekuasaan dalam satu wilayah yang disebut Negara, untuk menyelesaikan : masalah-masalah

rakyat, dan pengaturan lembaga-lembaga negara beserta fungsinya

Page 655: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

18

Sedang negara itu berasal ada dari kemauan rakyat, dan dengan sengaja dijadikan dari

kemauan rakyat, serta dengan sengaja pula dijadikan alat oleh rakyat untuk mencapai tujuan-

tujuan hidup tertentu.

Negara merupakan hasil persetujuan bersama sejumlah rakyat yang bertekad bulat

untuk membangun satu “wadah hidup” yaitu Negara. Karena Negara adalah sesuatu dari,oleh

dan untuk sekelompok manusia yang disebut RAKYAT tadi. Maka sudah ada kesadaran

politik pada rakyat. Negara merupakan organisasi politik yang berpemerintahan sendiri dan

menjalankan kekuasaannya lewat perorangan (kepala Negara) serta kelembagaanya yang

mewakili seluruh rakyat. Dengan begitu Negara tidak hanya menjadi urusan para elite

penguasa saja, akan tetapi menjadi : urusan seluruh rakyat untuk ikut serta menegakkan,

mengatur dan mempertahankan keberadaan Negara tersebut.

Agar rakyat benar-benar memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara,

dan bisa berperan serta secara politik, rakyat memerlukan pendidikan politik yang sangat

diperlukan untuk legalitas perjuangan politik dalam meraih tujuan sosial-ekonomi dan

tujuan-tujuan politik tertentu. Selanjutnya, perjuangan politk selalu berlangsung dalam situasi

bertemunya macam-macam kekuatan sosial dan politik, dengan struktur organisasi, cara kerja

dan tujuan politik masing-masing. Maka di Negara/pemerintahan menuju ke hidup sejahtera.

Sebab partisipasi aktif (berbuat nyata) itu mempunyai pengaruh dan kekuatan, karena rakyat

bisa ikut dalam pengawasan terhadap perbuatan mengatur masyarakat dan Negara. Maka

menjalani proses politik lewat pendidikan politik dan belajar berpolitik tanpa bisa ikut

berbuat politik itu adalah sama saja dengan berenang-renang di atas kasur.

Sebaliknya, melakukan perbuatan politik tanpa pendidikan, dan tanpa “empan papan

(Empan papan adalah suatu sikap tertentu sehingga sikap itu tidak bertentangan dengan keadaan

dan aturan yang terjadi di tempat dan pada waktu tertentu di mana pelakunya tinggal”,

terjemahan bebas) bisa disebut sebagai aktivisme, yaitu berbuat awur-awuran, nekad tanpa

nalar, anarkhi atau perbuatan makar.

Dalam kegiatan pendidikan politik, orang-orang yang tengah belajar itu merupakan

siswanya. Sedang belajar politik itu mengandung konotasi sebagai berikut :

1. Lebih memahami diri sendiri dan situasi-situasi kondisi sekitarnya dalam konteks

Negara.

2. Mampu mawas secara kritis peristiwa-peristiwa politik.

3. Bisa menentukan sikap politik dengan tegas.

4. Sanggup memberikan penilaian yang adil terhadap perisitiwa-peristiwa politik.

5. Mau berbuat politik sesuai dengan hati nurani yang bersih dan bertanggung jawab.

Page 656: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

19

Perlu juga diingat bahwa perbuatan manusia dan hasil-hasil karyanya misalnya dalam

bentuk pemerintahan, kekuasaan, lembaga kemasyarakatan, politik, kebudayaan, dan

seterusnya itu tidak akan pernah selesai dan sempurna. Yaitu bukan berupa struktur-struktur

yuridis formal yang mantap, bukan berupa institusi politik yang permanen, juga tidak ada

immanensi parlementer. Segala hasil tidak dengan tangan manusia itu tidak akan pernah

rampung dan sempurna; semuanya masih bisa dipertanyakan relevansinya. Dan menjadi

garapan yang selalu bisa diubah dan diperbaiki/direvisi, disesuaikan dengan prinsip efisiensi

dan tuntutan zaman; demi pemerataan keadilan dan kesejahteraan.

Selanjutnya, demokrasi juga bukan merupakan situasi yang sudah selesai/finished;

tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan digarap tanpa henti-hentinya

menuju kearah kemajuan dan kebaikan. Maka diperlukan pula demokratisasi pribadi

manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat pemerintah, agar

semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang. Dengan demikian,

demokrasi juga mengandung usaha :

1. Memperbesar kekuasaan-menentukan dari opini publik (pendapat umum) dan

partisipasi politik rakyat,

2. ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya pemerintahan menuju

ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Pendidikan politik itu bukan merupakan justifikasi dan rasionalisasi bagi struktur-

struktur kekuasaan yang ada, dengan bantuan alat-alat agogis. Juga bukan berupa sikap

defensive dari pemerintah kritik-kritik rakyat. Bukan pula wujud penyesuaian diri yang pasif

tanpa sadar dari rakyat terhadap situasi sosial dan politik yang tidak/kurang mapan pada saat

ini. Akan tetapi pendidikan politik bersungguh-sungguh ingin membukakan pengertian

kepada rakyat kan :

1. Tempat kedudukan politik warganegara di tengah masyarakat dan di tengah struktur-

struktur politiknya.

2. Hak dan kewajibannya yang seimbang selaku warganegara.

Maka ada kebutuhan pada rakyat yang menanyakan “Apakah semua urusan politik itu

sudah berjalan baik,benar dan adil”? Dan bagaimanakah cara penyelesaian politik yang

paling baik untuk mengatasi masalah-masalah sosial politik yang berkembang di tengah

masyarakat?

Wawasan politik yang kritis yang ditekankan dalam pendidikan politik itu diperlukan

untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial. Kemudian orang mencari

Page 657: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

20

kemungkinan alternatif baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara

penyelesaian politik yang paling aman ditempuh. Dengan demikian akan berlangsung proses :

1. Penjernihan wawasan politik mengenai situasinya.

2. Antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-masa mendatang,

disusul dengan :

3. Redifinisi dan pengubahan terhadap pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang

bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga terhadap lembaga-lembaga politik dan

situasi masyarakatnya.

Pendidikan politik tidak bisa dilepaskan dari pandangan hidup/Lebensanschaung

rakyat dan dari struktur masyarakatnya. Jadi pada saat individu itu sadar menjadi

warganegara dan berbuat sebagai warganegara, maka dia melakukan perbuatan politik dan

belajar politik. Dengan begitu warganegara tersebut sadar atau tidak sadar merupakan figur

politik.dan seyogyanya dia memahami peranan politiknya. Juga memahami mengapa dia

harus bersikap kritis, dan untuk tujuan apa dia melakukan suatu perbuatan politik tertentu?

Maka sasaran pokok pendidikan politik adalah: (a) membuat warga Negara menjadi lebih

kritis dan lebih militant, (b) agar bisa menjalankan fungsi politiknya lebih efisien, dan (c)

memberikan sumbangan pada proses demokratisasi sejati di tengah iklim demokrasi.

E. Pemilih Cerdas dan Demokratisasi

Pemilu demokratis dapat tercapai manakala seluruh stakeholdernya yaitu KPU, Partai

Politik, Caleg dan calon peseorangan (DPD), serta pemilih sudah tepat memaknai sistem

Pemilu sesuai dengan asas pelaksanaannya yang secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Sisi lain yang dapat menjamin kualitas Pemilu efektifitas anggaran yang tersedia,

rasionalitas preferensi dan partisipasi pemilih yang tinggi.

Secara kuantitas, maka kontenstan Pemilu 2014 serta Pilkada dinilai banyak pihak

sudah mampu menerjemahkan demokrasi. Keadaan tersebut tergambar dari peserta pemilu

yang multi- partai (tahun 1999 oleh 48 Partai Politik, 2004 oleh 24 Partai Politik, 44 Partai

Tahun 2009, dan 12 Partai tahun 2014), adanya penyelenggara Pemilu yaitu Komisi

Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu yang independen, adanya partisipasi publik

dalam pengawasan dan pemantauan, serta tingginya angka pemilih yang memberikan

suaranya dalam Pemilu tahun 2009 dan 2014 yang lalu. Namun masih ada penilaian yang

tetap memandang Pemilu yang telah berlangsung hanyalah sekedar “pesta politik”, karena

belum mampu menghasilkan pemilih yang cerdas dalam berdemokrasi.

Page 658: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

21

Dampak dari pilihan pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014, serta berbagai Pilkada yang

telah berlalu masih jauh dari harapan terbangunnya legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden yang telah dikontrol secara langsung oleh pemilih dalam format konstituensi dalam

berbagai pertemuan-pertemuan dan komunikasi yang teratur dan langsung. Dalam konteks

ini, kecenderungan partisipasi politik pemilih masih ditempatkan pada lajur partisipan politik

yang pasif dan parokial, dimana sebagian besar pemilih menetapkan pilihannya atas

patronase politik yang cenderung memiliki basis nilai memilih (preferensi) yang kurang

dilandasi atas kesadaran dan rasional bahwa kualitas dan kapasitas sebagai partai politik,

calon Presiden, calon Gubernur, calon DPD, dan calon Bupati/Walikota berdasarkan daya

penariknya (soft power) bagi pemilih pada Pemilu yang telah berlangsung. Artinya

kecerdasan pemilih belum menjadi dasar prilaku pemilih dalam Pemilu 2009 dan 2014 yang

lalu. Mengapa demikian?, salah satunya adalah karena lemahnya kualitas hasil pendidikan

politik dan adanya distorsi makna demokratisasi.

Pemilih cerdas yang kita inginkan adalah pemilih yang menggunakan rasionalitasnya

sebagai basis keterpikatannya (attraction) pada pilihannya. Karena pemilih yang cerdas yang

mampu menghasilkan pemimpin yang memiliki legitimasi kedaulatan rakyat. Selain itu,

pemilih yang cerdas yang mampu mengawasi dan mengisi kapasitas otoritas moral pimpinan

yang dipilihnya, yang prosesnya memerlukan rentang waktu dan mempersyaratkan

kapabilitas pemimpin yang mumpuni mengelola (managable) dengan nilai lebih yaitu

kemampuan berfikir sistemik.

Page 659: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Perang Dunia II atau tegasnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17-8-1945, Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah Kesultanan Deli dan

Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang berkedudukan di

Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan adalah merupakan Keresidenan

Sumatera Timur sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir

dan struktur pemerintah disesuaikan dengan pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan

Serdang dijadikan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di

kawasan nusantara, terutama karena devisa Negara yang berasal dari hasil bumi Kabupaten

Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Melalui

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru telah kelihatan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor di Kabupaten Deli Serdang, dimana sektor pertanian

dan perkebunan menjadi pemeran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di

Kabupaten Deli Serdang.

Sejalan dengan lanjutnya pembangunan, maka pembangunan di bidang politik pun

berjalan cukup mantap, stabil dan dinamis, dengan adanya kerjasama yang harmonis antara

kekuatan sosial politik di kawasan ini merupakan modal yang tidak terhitung nilainya dalam

mewujudkan demokrasi Pancasila. Semangat persatuan dan kesatuan selalu menjiwai

pemerintah daerah Deli Serdang sehingga kestabilan politik tetap mantap dan terkendali.

Disamping itu, peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah terus bersinergi demi

berkesinambungannya pembangunan Kabupaten Deli Serdang yang adil dan berkemakmuran.

A.1. Letak dan Keadaan Geografi

Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur

Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara,

3016” dan 98033”- 99027” Bujur Timur dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan

laut.

Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,22 Km2 yang terdiri dari 22

Kecamatan, 380 desa dan 14 Kelurahan . Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan

Page 660: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

23

Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Barat dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan

di sebelah Timur dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Di Kabupaten Deli Serdang dikenal hanya dua musim, yaitu musim kemarau dan

penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin yang bertiup tidak banyak

mengandung uap air, sehungga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan

Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus

sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setengah tahun setelah melewati masa

peralihan bulan April-Mei dan Oktober-November. Menurut catatan Stasiun Klimatologi

Sampali, pada tahun 2013 terdapat rata-rata 17 hari hujan dengan volume curah hujan

sebanyak rata-rata 187 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu 489 mm

dengan hari hujan sebanyak 22 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan

Maret sebesar 74 mm dengan hari hujan 4 hari.

Tabel IV.1. Luas Wilayah Kecamatan dan Rasio terhadap Luas Wilayah Kabupaten

Deli Serdang tahun 2014

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Rasio terhadap luas

total (%) 1 Gunung Meriah 76,65 3,07 2 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu 223,38 8,94 3 Sibolangit 179,96 7,20 4 Kutalimbaru 174,92 7,00 5 Pancur Batu 122,53 4,91 6 Namo Rambe 62,30 2,49 7 Biru-Biru 89,69 3,59 8 Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir 190,50 7,63 9 Bangun Purba 129,95 5,20 10 Galang 150,29 6,02 11 Tanjung Morawa 131,75 5,27 12 Patumbak 46,79 1,87 13 Deli Tua 9,36 0.37 14 Sunggal 92,52 3,70 15 Hamparan Perak 230,15 9,21 16 Labuhan Deli 127,23 5,09 17 Percut Sei Tuan 190,79 7,64 18 Batang Kuis 40,34 1,62 19 Pantai Labu 81,85 3,28 20 Beringin 52,69 2,11 21 Lubuk Pakam 31,19 1,25 22 Pagar Merbau 62,89 2,52 Jumlah 2.497,72 100,00 Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 661: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

24

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi

tenaga kerja akan terus berlangsungnya proses demografi. Bagia dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Pada kondisi 2013, di Kabupaten Deli

Serdang terdapat 815.983 ribu penduduk angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100

penduduk usia kerja.

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan

kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Meski demikian

jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang

ada. Hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Pada tahun 2013 dari

total angkatan kerja sebesar 815.983 ribu, sekitar 92,46 persen dari mereka telah bekerja dan

sebagian dari mereka tidak bekerja 7,54 persen.

Tabel IV.2 Banyaknya Desa, Kecamatan, Nama Ibukota Kecamatan, dan Jarak Ibukota Kecamatan ke Lubuk Pakam

No Kecamatan Nama Ibukota Banyak Desa Banyak

Kelurahan Jarak Ibukota ke

Lubuk Pakam 1 Gunung Meriah G. Meriah 12 - 65 2 STM. Hulu Tiga Juhar 20 - 71 3 Sibolangit Bandar Baru 30 - 71 4 Kutalimbaru Kutalimbaru 14 -- 54 5 Pancur Batu Pancur Batu 25 - 48 6 Namo Rambe Namo Rambe 36 - 48 7 Biru-Biru Biru-Biru 17 - 55 8 STM. Hilir Talun Kenas 15 - 37 9 Bangun purba Bangun Purba 24 - 25 10 Galang Galang 28 1 18 11 Tanjung Morawa Tj. Morawa 25 1 12 12 Patumbak Patumbak 8 - 46 13 Deli Tua Deli Tua 3 3 42 14 Sunggal Sunggal 17 - 40 15 Hamparan Perak H. Perak 20 - 56 16 Labuhan Deli Helvetia 5 - 52 17 Percut Sei Tuan Tembung 18 2 42 18 Batang Kuis Batang Kuis 11 - 12 19 Pantai Labu Pantai Labu 19 - 11 20 Beringin Beringin 11 - 6 21 Lubuk Pakam Lubuk Pakam 6 7 - 22 Pagar Merbau Pagar Merbau 16 - 4

Jumlah 380 14 - Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 662: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

25

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat

menunjang dalam peningkatan mutu pendidikan. Pada tahun 2013 tedapat 261 buah taman

kanak-kanak dengan jumlah murid 12.363 orang dan guru sebanya 793 orang. Sementara itu

untuk sekolah dasar terdapat 812 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-masing

206.487 orang dan 11.605 orang. Untuk Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) terdapat 246

sekolah, 73.966 orang murid dan 6.033 orang guru.Pada tahun yang sama jumlah sekolah

Lanjutan atas (SMU) umum terdapat 123 sekolah dengan jumlah murid 25.056 orang dan

guru 2.968 orang, untuk Sekolah kejuruan terdapat 125 sekolah, 33.844 orang murid dan

3.435 orang guru.

Selain itu di Deli Serdang juga terdapat sekolah agama (madrasah) yang setara dengan

sekolah umum, yaitu :

- 157 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 28.311 murid dan 1.171 guru.

- 119 Madrasah Tsanawiyah (MTs) debgab 21.165 murid dan 1.807 guru.

- 34 Madrasah Aliyah (MA) dengan 4.417 murid dan 554 guru.

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan

manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak

langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kesehatan merupakan salah satu hal

terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan amsyarakat sekaligus

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di Kabupaten Deli Serdang terdapat 21 buah

rumah sakit umum (RSU) milik pemerintah dan swasta. Dengan total kapasitas tempat tidur

berjumlah 1.800 buah. Sedangkan puskesmas yang ada berjumlah 34 buah juga terdapat

Puskesmas Pembantu dan Rumah Bersalin masing-masing berjumalh 104 dan 133.

Tenaga Medis yang tersedia di Puskesmas Kabupaten Deli Serdang ada 163 orang

dokter umum/spesialis dan 72 orang dokter gigi. Sementara itu tenaga medis pemerintah

lainnya seperti perawat/bidan ada 1.709 orang, dengan jumlah apotek umum sebanyak 144

buah. Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2012 jumlah PUS sekitar 322.731 dan meningkat

menjadi 328.273 pada tahun 2013.

Page 663: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

26

Tabel IV.3. Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas Wilayah

dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan

No Kecamatan Banyak

Desa/Kelurahan

Luas

Wilayah

(m2)

Banyak

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Km2)

Penduduk

Persentase

(%)

1 Gunung Meriah 12 76,65 2.632 34 0,14

2 STM. Hulu 20 223,38 12.994 58 0,69

3 Sibolangit 30 179,96 20.756 115 1,10

4 Kutalimbaru 14 174,92 37.758 216 2,00

5 Pancur Batu 25 122,53 89.469 730 4,74

6 Namo Rambe 36 62,30 38.583 619 2,05

7 Biru-Biru 17 89,69 35.887 400 1,90

8 STM. Hilir 15 190,50 32.267 169 1,71

9 Bangun purba 24 129,95 22.749 175 1,21

10 Galang 29 150,29 64.912 432 3,44

11 Tjg. Morawa 26 131,75 202.870 1540 10,75

12 Patumbak 8 46,79 93.522 1999 4,96

13 Deli Tua 6 9,36 63.877 6824 3,39

14 Sunggal 17 92,52 257.070 2779 13,63

15 Hamparan Perak 20 230,15 158.034 687 8,38

16 Labuhan Deli 5 127,23 63.431 499 3,36

17 Percut Sei Tuan 20 190,79 405.434 2125 21,49

18 Batang Kuis 11 40,34 59.281 1470 3,14

19 Pantai Labu 19 81,85 45.440 555 2,41

20 Beringin 11 52,69 55.276 1049 2,93

21 Lubuk Pakam 13 31,19 85.366 2737 4,53

22 Pagar Merbau 16 62,89 38.780 617 2,06

Jumlah 394 2.497,72 1.886.388 755 100

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Page 664: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

27

Tabel IV.4. Data Kecamatan, Penduduk Dewasa dan Anak-anak menurut Jenis

Kelamin tahun 2013

No Kecamatan Jumlah RT

Dewasa

Banyak Penduduk

Anak-Anak

Banyak Penduduk

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Gunung Meriah 801 961 966 365 340

2 STM. Hulu 3.467 4.430 4.270 2.106 2.188

3 Sibolangit 5.829 7189 7399 3180 2988

4 Kutalimbaru 9.426 12.549 12.806 6.243 6.160

5 Pancur Batu 22.430 30.760 31.487 14.046 13.176

6 Namo Rambe 9.745 12.798 13.493 6.291 6.001

7 Biru-Biru 9.158 12.199 12.312 5.834 5.542

8 STM. Hilir 8.380 11.071 10.855 5.323 5.018

9 Bangun purba 5.712 7.725 7.835 3.653 3.536

10 Galang 16.168 22.655 22.489 9.964 9.804

11 Tjg. Morawa 48.068 69.537 69.274 32.762 31.297

12 Patumbak 22.386 31.800 31.414 15.591 14.717

13 Deli Tua 14.761 21.837 23.398 9.612 9.030

14 Sunggal 60.567 89.631 89.882 39.773 37.784

15 Hamparan Perak 38.675 54.933 53.714 25.387 24.000

16 Labuhan Deli 15.041 22.388 21.814 9.857 9.372

17 Percut Sei Tuan 94.492 140.751 141.553 63.043 60.087

18 Batang Kuis 13.955 20.347 20.034 9.713 9.187

19 Pantai Labu 10.683 15.595 14.589 7.836 7.420

20 Beringin 13.056 19.240 18.900 8.784 8.352

21 Lubuk Pakam 20.133 29.689 31.2014 12.632 11.841

22 Pagar Merbau 9.465 13.051 13.255 6.139 6.335

Deli Serdang 452.398 651.136 652.943 298.134 284.175

Sumber: Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Deli Serdang

Data hasil survai ini berorientasi pada lokasi bermukim 400 responden di 22 (dua

puluh dua) Kecamatan yang tersebar di 80 desa. (Nama Kecamatan dan Kelurahan,

terlampir). Profil responden memiliki korelasi terhadap beragam aspek yang terkait dengan

pemilu, terutama tingkat partisipasi, referensi pilihan, dan penilaian responden terhadap

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 665: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

28

Tahun 2013, partai politik, dan caleg yang dipilihnya pada pemilu Legislatif Tahun 2014

serta Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Pilpres Tahun 2014.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 201 50,25 50,25 50,25

Perempuan 199 49,75 49,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.5. Jenis Kelamin Responden 

Jenis kelamin responden terdiri dari 201 orang laki-laki (50,25 %) dan 199 orang

perempuan (49,75 %), serta berstatus kepala keluarga 178 orang (44,50 %), 177 orang (44,25

%) berstatus istri, dan 45 orang berstatus anak dalam rumah tangga responden penelitian ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Anak 45 11,25 11,25 11,25Istri 177 44,25 44,25 55,50Kepala Keluarga 178 44,50 44,50 100,00Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.6. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

B. Purba 5 1,25 1,25 1,25

Bandar baru 5 1,25 1,25 2,50

Bandar Khalifah 5 1,25 1,25 3,75

Bandar Kuala 5 1,25 1,25 5,00

Baru 5 1,25 1,25 6,25

Batu Layang 5 1,25 1,25 7,50

Batu Penjemuran 5 1,25 1,25 8,75

Bingkawan 5 1,25 1,25 10,00

Bintang Meriah 5 1,25 1,25 11,25

Biru-Biru 5 1,25 1,25 12,50

Page 666: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

29

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Bulu Cina 5 1,25 1,25 13,75

Deli Tua Barat 5 1,25 1,25 15,00

Denai Sarang Burung 5 1,25 1,25 16,25

Durian 5 1,25 1,25 17,50

Galang Barat 5 1,25 1,25 18,75

Galang Kota 5 1,25 1,25 20,00

Gunung Rintih 5 1,25 1,25 21,25

Helvetia 5 1,25 1,25 22,50

Helvetia Sunggal 5 1,25 1,25 23,75

Hulu 5 1,25 1,25 25,00

Jaba 5 1,25 1,25 26,25

Jati Kesuma 5 1,25 1,25 27,50

Juhar Baru 5 1,25 1,25 28,75

K.S Kampung 5 1,25 1,25 30,00

Karang Anyar 5 1,25 1,25 31,25

Kedai Durian 5 1,25 1,25 32,50

Kenanga 5 1,25 1,25 33,75

Kolam 5 1,25 1,25 35,00

Kuala Dekah 5 1,25 1,25 36,25

Kuta Jurung 5 1,25 1,25 37,50

Kuta Tengah 5 1,25 1,25 38,75

Kuta Tualah 5 1,25 1,25 40,00

Lama 5 1,25 1,25 41,25

Lengau Seprang 5 1,25 1,25 42,50

Limau Manis 5 1,25 1,25 43,75

Lubuk Pakam Pekan 5 1,25 1,25 45,00

Mardinding Julu 5 1,25 1,25 46,25

Marjanji Tongah 5 1,25 1,25 47,50

Namo Mbelin 5 1,25 1,25 48,75

Namorube Julu 5 1,25 1,25 50,00

P. Merbau II 5 1,25 1,25 51,25

P. Sibaji 5 1,25 1,25 52,50

Paku 5 1,25 1,25 53,75

Page 667: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

30

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Paluhmanan 5 1,25 1,25 55,00

Parbarakan 5 1,25 1,25 56,25

Pasar Melintang 5 1,25 1,25 57,50

Patumbak I 5 1,25 1,25 58,75

Penara Kebun 5 1,25 1,25 60,00

Perguroan 5 1,25 1,25 61,25

Petapahan 5 1,25 1,25 62,50

Pisang Pala 5 1,25 1,25 63,75

Rambung baru 5 1,25 1,25 65,00

Rantau Panjang 5 1,25 1,25 66,25

Rumah Pilpil 5 1,25 1,25 67,50

Rumah Sumbul 5 1,25 1,25 68,75

Salam Tani 5 1,25 1,25 70,00

Sembahe 5 1,25 1,25 71,25

Sena 5 1,25 1,25 72,50

Sialang 5 1,25 1,25 73,75

Sibaganding 5 1,25 1,25 75,00

Sibunga-bunga Hilir 5 1,25 1,25 76,25

Sidodadi 5 1,25 1,25 77,50

Sidodadi Ramunia 5 1,25 1,25 78,75

Sigara-Gara 5 1,25 1,25 80,00

SM Diski 5 1,25 1,25 81,25

Sudirejo 5 1,25 1,25 82,50

Suka Dame 5 1,25 1,25 83,75

Sukarende 5 1,25 1,25 85,00

Sumbul 5 1,25 1,25 86,25

T. Selamat 5 1,25 1,25 87,50

Tanjung Anom 5 1,25 1,25 88,75

Tanjung Muda 5 1,25 1,25 90,00

Tanjung Mulia 5 1,25 1,25 91,25

Tanjung Siporkis 5 1,25 1,25 92,50

Telaga Sari 5 1,25 1,25 93,75

Telaga Tujuh 5 1,25 1,25 95,00

Page 668: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

31

Tabel IV.7. Komposisi Responden berdasarkan Kelurahan/Desa Terpilih

Nama Desa (urutan huruf) Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tembung 5 1,25 1,25 96,25

Tiga Juhar 5 1,25 1,25 97,50

Tuntungan II 5 1,25 1,25 98,75

Ujung Labuhan 5 1,25 1,25 100,0

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Lama bermukim penduduk merupakan variabel lain untuk menelusuri integritas

individual terhadap lingkungan sosial, yang tergambar dalam simbol status sosial dan gaya

hidup (life style). Berdasarkan lama bermukim di tempat tinggalnya ternyata 89,25 % (357

orang) responden sudah lebih dari 10 tahun berdiam di lokasi penelitian, namun ada pula 43

orang responden (10,75 %) yang tergolong baru tinggal yaitu di bawah 10 (sepuluh) tahun.

Tabel IV.8. Komposisi Responden berdasarkan lama tinggal

di daerah ini

Lama Tinggal di desa Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 1 0,25 0,25 0,25

Kurang dari setahun 1 0,25 ,0,25 0,50

1-2 tahun 2 0,50 0,50 1,00

3-4 tahun 5 1,25 1,25 2,25

5-6 tahun 10 2,50 2,50 4,75

7-8 tahun 12 3,00 3,00 7,75

9-10 tahun 12 3,00 3,00 10,75

Diatas 10 tahun 357 89,25 89,25 100,00

Total 400 100,0 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia antara <21 – 60> (antara usia 17

tahun sampai di atas 60 tahun) dimana terdapat 5,50 % (22 responden) dalam kelompok usia

pemilih pemula, sedangkan untuk kelompok usia potensial (21 – 60 tahun) sebanyak 346

responden (86,50 %) dan kelompok lansia (lanjut usia) sebanyak 32 responden (8,00 %).

Page 669: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

32

Tabel IV.9. Kelompok Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

<21 22 5,50 5,50 5,50

21-30 54 13,50 13,50 19,00

31-40 104 26,00 26,00 45,00

41-50 128 32,00 32,00 77,00

51-60 60 15,00 15,00 92,00

>60 32 8,00 8,00 100,00

Total 400 100,00 100,0

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Berbasis karakter agama, maka responden survai ini terdiri dari beragama Islam 254

orang (63,50 %), Protestan 109 orang (27,25 %), dan Katolik 34 orang (8,50 %), serta Budha

terdapat 3 orang (0,75 %).

Tabel IV.10. Agama Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Islam 254 63,50 63,50 63,50

Protestan 109 27,25 27,25 90,75

Katolik 34 8,50 8,50 99,25

Buddha 3 0,75 0,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Keanekaragaman sosial budaya Sumatera Utara terlihat dari beragamnya latar

belakang suku penduduknya, hal ini tergambar pula dari analisis unit suku (ethnic unit

analysis) responden penelitian ini. Berdasarkan latar belakang etnik responden yang terpilih

dalam penelitian memperlihatkan ragam yang bukan didominasi etnik tempatan yaitu suku

Melayu hanya 34 orang (8,50 %) dan Karo 131 orang (32,75 %). Komposisi etnik masyarakat

yang berdiam di Kabupaten Deli Serdang justru didominasi suku pendatang yaitu Jawa 163

orang (40,75 %). Selain itu terdapat suku Mandailing 18 orang (4,50 %), etnik Batak Toba 17

Page 670: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

33

orang (4,25 %), Minang 5 orang (1,25 %), Simalungun 18 orang (4,50 %), Banjar 4 orang

(1,00 %), Sunda 8 orang (2, 00 %) dan Aceh berjumlah 1 orang (0,25 %).

Tabel IV.11. Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Jawa 163 40,75 40,75 40,75

Tionghoa 3 0,75 0,75 41,50

Minang 5 1,25 1,25 42,75

Aceh 1 0,25 0,25 43,00

Banjar 4 1,00 1,00 44,00

Sunda 6 1,50 1,50 45,50

Melayu 34 8,50 8,50 54,00

Toba 17 4,25 4,25 58,25

Mandailing 18 4,50 4,50 62,75

Simalungun 18 4,50 4,50 67,25

Karo 131 32,75 32,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Dari segi jenjang pendidikan yang telah dikecap oleh responden menunjukkan yang

terbanyak berpendidikan menengah atas yaitu sebanyak 199 orang (49,75%). Selain itu,

responden yang berpendidikan tinggi yang sudah menamatkan pendidikannya sebanyak 29

orang (7,25%) dari Perguruan Tinggi/Universitas, yang berjumlah 21 orang (5,25%), serta

96 orang (24,00 %) yang tamat SMP, 41 orang (10,25%) tamat SD dan 22 orang (5,50 %)

tidak menyelesaikan tamat SD serta yang tidak pernah bersekolah sama sekali sebanyak 28

orang (7,00 %).

Page 671: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

34

Tabel IV.12. Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Menjawab 7 1,75 1,75 1,75

Tidak pernah sekolah 6 1,50 1,50 3,25

Tidak tamat SD 22 5,50 5,50 8,75

Tamat SD 41 10,25 10,25 19,00

Tamat SLTP 96 24,00 24,00 43,00

Tamat SLTA 199 49,75 49,75 92,75

Tamat Akademi/diploma 8 2,00 2,00 94,75

Tamat S-1 atau lebih tinggi 21 5,25 5,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Konsekuensi dari pendidikan yang dikecap responden berhubungan dengan

kemampuan memahami pesan-pesan tertulis dan lisan yang dikomunikasikan oleh partai

politik dan caleg menjelang pemilu legislatif tahun 2014 lalu. Dalam konteks ini, sebesar

99,75 % responden (399 orang) mengakui mampu membaca huruf dan angka.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Bersekolah 394 98,50 98,50 98,50

Bisa 5 1,25 1,25 99,75

Tidak bisa 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.13. Kalau Tidak Sekolah, apakah bisa baca/tulis ?

Berdasarkan status perkawinan, dimana 351 orang (87,75 %) berstatus kawin, 44

orang (11,00) masih berstatus single, terdapat 5 orang (1,25%) berstatus duda/janda.

Page 672: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, Kawin 351 87,75 87,75 87,75

Tidak Kawin 44 11,00 11,00 98,75

Ya,tapi cerai 5 1,25 1,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.14. Status Perkawinan Responden

C.2. Keadaan Ekonomi dan Kelembagaan Sosial

Pekerjaan responden beragam selaras dengan karakter Kabupaten Deli Serdang yang

berkarakter sub-urban dimana mayoritas responden memiliki mata pencaharian sebagai

petani sebanyak 96 orang ( 24,00%), wiraswasta atau mempunyai usaha sendiri yaitu

sebanyak 78 orang (19,50 %). Selain itu, ada pegawai swasta berjumlah 28 orang (7,00%)

dan Buruh 19 orang (4,75 %), guru 9 orang (2,25 %), Tukang Becak 1 orang (0,25%), PNS

12 orang (3,00 %), supir 2 orang (0,50 %), purnawirawan 1 orang (0,25 %), Bidan 2 orang

(0,50%), kepala Dusun 1 orang (0,25 %), Nelayan 1 orang (0,25 %), Pegawai Desa 1 (0,25

%). Sisanya sebanyak 149 orang (37,25%) adalah responden tidak bekerja, seperti Ibu Rumah

Tangga 94 orang, masih bersekolah 33 orang dan sedang dalam mencari pekerjaan 22 orang.

Page 673: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Bekerja 149 37,25 37,25 37,25

Bidan 2 0,50 0,50 37,75

Buruh 19 4,75 4,75 42,50

Guru 9 2,25 2,25 44,75

Kepala Dusun 1 0,25 0,25 45,00

Nelayan 1 0,25 0,25 45,25

Pegawai Desa 1 0,25 0,25 45,50

Pegawai Swasta 28 7,00 7,00 52,50

Petani 96 24,00 24,00 76,50

PNS 12 3,00 3,00 79,50

Purnawirawan 1 0,25 0,25 79,75

Supir 2 0,50 0,50 80,25

Tukang Becak 1 0,25 0,25 80,50

Wiraswasta 78 19,50 19,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.15 Komposisi Responden berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Masih sekolah 33 22,15 22,15 22,15

Ibu rumah tangga 94 63,09 63,09 85,23

Sedang mencari pekerjaan 22 14,77 14,77 100,00

Total 149 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel VI.16. Sebab Responden Tidak Bekerja

Jenis sumber mata pencaharian memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan.

Berdasarkan paparan tersebut, ternyata sebagian besar responden yaitu 146 orang (36,50 %)

memiliki penghasilan dibawah Rp 1 juta, 139 orang (34,75%) memiliki penghasilan sedang

yaitu lebih besar Rp. 1.000.001 -Rp. 2. 000.000,- . Sedangkan 92 orang (23,00 %) termasuk

berpenghasilan tinggi yaitu diatas Rp. 2.000.000,- perbulannya. Responden lainnya tidak

menjawab, sebanyak 23 orang (5,75%).

Page 674: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

37

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tidak Menjawab 23 5,75 5,75 5,75

≤ Rp 500.000 48 12,00 12,00 17,75

> Rp 500.000 - Rp 1.000.000 98 24,50 24,50 42,25

> Rp 1.000.00  - Rp 2.000.000 139 34,75 34,75 77,00

> Rp 2.000.001 - Rp 4.000.000 78 19,50 19,50 96,50

> Rp 4.000.001 - Rp 8.000.000 13 3,25 3,25 99,75

> Rp 8.000.000 1 0,25 0,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.17. Pendapatan perbulan

C.3. Kapasitas Sarana Informasi

Media massa dan elektronik merupakan instrumen transfer informasi pengetahuan,

hiburan, berita, maupun nilai-nilai sosial budaya, ekonomi dan politik yang dapat dikenali

dari pesan visual dan audiovisual. Berdasarkan kepemilikannya maka 389 responden (97,25

%) ternyata di rumahnya telah ada televisi, dan 11 responden (2,75 %) menyatakan tidak

memiliki televisi di rumahnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 389 97,25 97,25 97,25

Tidak 11 2,75 2,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.18. Kepemilikan Responden atas Televisi

Selain itu, untuk menambah sumber referensi responden dalam prilaku sosial, budaya,

ekonomi dan politik dilakukan dengan membaca koran, majalah dan sumber bacaan lainnya.

Membaca, menonton TV dan mendengar radio merupakan aktivitas pendukung utama bagi

Page 675: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

38

masyarakat untuk memperoleh beragam informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk dalam meningkatkan kualitas prilaku dan referensi pilihan.

Terkait dengan pernyataan tersebut, selain menonton TV dari berbagai stasiun TV swasta dan

nasional, serta mendengar radio dengan frekuensi FM dan AM yang ada di kota Medan dan

Kabupaten Deli Serdang, tampaknya responden juga menambahkan bobot prilakunya sehari-

hari termasuk untuk partisipasi politik dan pilihan politiknya dengan membaca koran,

majalah dan media cetak lainnya dengan cara berlangganan di rumah menurut 26 orang

responden (6,50 %), membaca media cetak yang tersedia di kantor atau tempat aktivitas

menurut 87 orang (21,75%), dan dengan membeli media secara eceran setiap hari maupun

hari-hari tertentu saja menurut 70 orang responden (17,50 %). Sedangkan lainnya, yaitu

sebanyak 217 orang (54,25 %) ternyata tidak membaca media cetak secara reguler.

Selengkapnya mengenai gambaran prilaku responden dalam membaca media cetak dapat

dilihat dalam tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, berlangganan di rumah 26 6,50 6,50 6,50

Ya, membaca di kantor atau tempat aktivitas

87 21,75 21,75 28,25

Ya, memberi eceran hari-hari tertentu

70 17,50 17,50 45,75

Tidak membaca 217 54,25 54,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.19. Apakah pernah membaca Koran ?

C. 4. Kapasitas Responden Dalam Mengikuti Organisasi Sosial Budaya Dan

Politik

Memasuki organisasi dan kelembagan sosial politik merupakan wadah untuk

membangun pengalaman kepemimpinan dan relasi sosial politik. Dengan melakoni peranan

yang dilabelkan oleh struktur organisasi sosial politik, maka seseorang atau sekelompok

orang dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja sosial politiknya. Aktivitas sosial dan

partisipasi dalam politik secara teoritis mewarnai preferensi dan pilihan dalam pemberian

suara dalam pemilu. Karena keikutsertaan dalam organisasi sosial, partai politik, dan

organsisasi keagamaan dapat mempengaruhi pragmatisme, primordialime, rasionalitas, dan

Page 676: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

39

demokratisnya seseorang dalam memberikan pilihan dan menawarkan pertimbangan-

pertimbangan yang menentukan kebijakan dan keputusan politik.

Selain itu, berbagai dinamika yang muncul ketika melakukan aktivitas sosial dan

politik menyebabkan seseorang skeptis ataupun optimis terhadap pilihan politiknya, karena

pengalamannya merupakan pedoman untuk menetapkan pilihan politik. Dengan adanya

pengalaman politik ini maka akan meningkatlah kapasitas wawasan politik kritis para

responden penelitian ini, karena wawasan politik yang kritis sebagai manfaat pendidikan

politik itu diperlukan untuk menjawab rasa ketidakpuasan dan kesebalan sosial, yang

selanjutnya dapat membangkitkan kreativitas orang-orang mencari kemungkinan alternatif

baru guna mengubah situasi yang buruk, dan mencari cara penyelesaian politik yang paling

aman ditempuh, yang keadaan ini berlangsung dari proses penjernihan wawasan politik

mengenai situasinya, dan antisipasi dari strategi politik dan segala konsekuensinya di masa-

masa mendatang, yang disusul dengan adanya upaya redifinisi dan pengubahan terhadap

pribadi-pribadi (pemimpin, pejabat) yang bersangkutan dalam posisi dan fungsinya; juga

terhadap lembaga-lembaga politik dan situasi masyarakatnya (Kartini: 2009).

Berdasarkan paparan teoritik tersebut, sebagian besar responden ternyata berprilaku

berbeda dimana mereka bukanlah anggota dari berbagai organisasi sosial politik yang ada

dalam formasi kelembagaan sosial politik Indonesia, terutama kelembagaan yang merupakan

basis pembangun struktur kekuatan politik. Rendahnya aktivitas responden dalam beragam

aktivitas sosial, politik, keagamaan, seni dan budaya, asosiasi profesi, serikat buruh, maupun

LSM secara teoritis menunjukkan prilaku pemilih yang masih bersifat parochyal political

participant (Miriam Budiardjo: 2010). Oleh karena itu sangat menarik untuk mengetahui

siapa saja di antara warga masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan politik dan siapa saja

yang tidak; sampai seberapa besar tingkat partisipasi politik warga masyarakat; siapa yang

berpartisipasi rendah dan siapa yang tinggi; apa ciri-ciri partisipan dan apa ciri-ciri non

partisipan; serta apa dampak partisipasi terhadap keputusan yang dibuat penguasa politik dan

dampak tindakan-tindakan penguasa politik terhadap partisipasi politik.

Terpusatnya perhatian para ilmuwan politik pada kegiatan politik yang dijalankan

oleh anggota masyarakat sebagai warga negara biasa (private citizen menurut istilah

Huntington dan Nelson) berarti bahwa partisipasi politik adalah salah satu bentuk saja dari

kegiatan politik. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga negara dalam kedudukannya

sebagai rakyat biasa disebut sebagai partisipasi politik, sesuai dengan salah satu ciri dari teori

partisipasi politik yang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan, dan

berhubungan dengan penentuan pejabat-pejabat politik (Rauf, 1991: 10)

Page 677: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

40

Tapi kegiatan politik yang dijalankan oleh para penguasa politik mereka juga warga

negara dan anggota masyarakat dalam kedudukan mereka sebagai pengambil keputusan tidak

dapat dinamakan partisipasi politik. Kegiatan itu hanya dapat disebut sebagai kegiatan politik

saja. Jadi, partisipasi politik mengandung adanya sasaran yang ingin dituju, yaitu proses

pembuatan keputusan politik; partisipan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan politik

yang akan diambil agar keputusan itu menguntungkannya atau paling tidak, tidak

merugikannya.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh penguasa politik dalam kedudukannya

sebagai pembuat dan pengambil keputusan politik jelas merupakan kegiatan politik. Para

pengambil keputusan ( decision makers) yang menghasilkan keputusan politik, seharusnya

menjalankan kegiatan politik, dalam bentuk mengikutsertakan masyarakat untuk memberikan

masukan yang akan menjadi pertimbangan untuk dijadikan keputusan politik.

Terkait dengan rendahnya partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam berbagai

organisasi, kelembagaan dan partai politik. yang menjauhkan atau menyenjangkan penafsiran

dari elite politik terhadap pikiran dan kepentingan pemilihnya. Sedikitnya anggota

masyarakat yang terlibat dalam aktivitas sosial dan politik, berkorelasi pula dengan tingginya

kerahasiaan dan belum pastinya pilihan pemilih dalam menentukan partai politik yang

dicoblos dalam pemilu 2014. Sebaliknya secara teoritis, aktifnya anggota masyarakat dalam

berbagai kelembagaan sosial dan partai politik semakin meningkatkan komunikasi dengan

elit politik, semakin mudah mengakses informasi dan rencana kebijakan publik yang akan

digodok oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Deli

Serdang.

Tabel IV.20. Komposisi Responden berdasarkan anggota aktif, anggota tidak aktif atau

bukan anggota organisasi atau perkumpulan.

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

a.

Organisasi keagamaan (misalnya dalam Islam ada

NU, Muhammadiyah, majlis taklim, remaja mesjid;

kalau dalam Kristen ada HKBP, Methodist, HKI,

GKPS, GBKPdan sebagainya)

51,00% 12,50% 36,50%

b. Organisasi olahraga, seperti klub sepakbola, senam,

bela diri, dll 91,50% 3,75% 4,75%

c. Organisasi sosial, seperti karang taruna, dharma

wanita, PKK, organisasi marga, dll 82,25% 2,25% 15,50%

Page 678: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

41

No Jenis Organisasi atau perkumpulan Bukan

anggota

Anggota, tapi

tidak aktif

Anggota

aktif

d. Perhimpuan seni dan budaya, seperti seni suara, seni

lukis, seni tari, dan lain-lain 96,25% 1,00% 2,75%

e. Organisasi profesi, seperti ikatan dokter, PGRI,

pengacara, dll 95,50% 2,00% 2,50%

f. Serikat pekerja/buruh, serikat tani, serikat dagang 97,25% 1,25% 1,50%

g. Lembaga Swadaya Masyarakat 97,25% 1,25% 1,50%

h. Partai politik 97,50% 1,25% 1,25%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Kalau kita perhatikan tabel diatas tergambar bahwa keikutsertaan dari responden

sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi keagamaan (36,50 %) dan

organisasi sosial (15,50 %). Sedangkan yang aktif dalam kegiatan LSM dan partai politik

sangat rendah yaitu masing-masing 1,50 % dan 1,25 %. Gambaran ini memberikan arti

bahwa tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau elite

politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang berdampak

pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit dengan aspirasi

masyarakatnya. Karena secara teori kondisi rakyat yang dalam kondisi serba keterbelakangan

dan ketidaktahuan politik, maka untuk merangsang partisipasi politiknya secara aktif dalam

usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik,yang bertujuan untuk : (a) Membuat

rakyat menjadi melek-politik/sadar politik, (b) lebih kreatif dalam partisipasi sosial politik di

era pembangunan, (c) menghumanisasikan masyarakat agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih

nyaman dan sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia (Kartini: 2009).

Leluasanya anggota DPRD dalam menafsirkan bentuk hubungan dan dukungan yang

kondusif ataupun depresif kepada birokrasi pemerintahan sesungguhnya terkondisi oleh

rendahnya mekanisme kontrol masyarakat, karena pemilihan anggota DPRD yang langsung

dipilih oleh voter harusnya berkorelasi langsung dengan fungsi partai politik sebagai

instrumen artikulasi kepentingan dan wadah komunikasi politik antar elite dan pemilihnya.

Kenyataannya seringkali kebijakan pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang disetujui oleh

DPRD mencerminkan jauhnya realita dari bayangan kepentingan konstituen dan pemilih para

anggota dalam Pemilu tahun 2009 lalu.

Karena apa demikian? Menurut Kartini (2000), demokrasi bukan merupakan situasi

yang sudah selesai/finished; tetapi merupakan proses yang terus-menerus berlanjut dan

Page 679: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

42

digarap tanpa henti-hentinya menuju kearah kemajuan dan kebaikan yang memerlukan

demokratisasi pribadi manusianya dan demokratisasi lembaga-lembaga birokrasi dan aparat

pemerintah, agar semua sarana tersebut tidak berjalan otoriter dan sewenang-wenang.

Sehingga fungsi partai politik dan kinerja anggota DPRD diharapkan dapat bermanfaat bagi:

(a) memperbesar kekuasaan dalam menentukan opini publik (pendapat umum) serta

partisipasi politik rakyat (b) ikut melakukan pengawasan serta kontrol terhadap jalannya

pemerintahan menuju ke pencapaian clean government/pemerintahan yang bersih.

Fungsi lembaga-lembaga demokrasi di Kabupaten Deli Serdang sangat diperlukan

mengingat berbagai permasalahan pembangunan yang harus diatasi, sehubungan dengan letak

strategis Kabupaten Deli Serdang sebagai satelit dari wilayah ibukota Provinsi Sumatera

Utara yang struktur masyarakatnya sudah masuk klasifikasi modern dan kota metropolitan

nomor tiga di Indonesia.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Air PAM 3 0,75 0,75 0,75

Masalah ekonomi 241 60,25 60,25 61,00

Masalah keamanan 27 6,75 6,75 67,75

Masalah kebersihan 12 3,00 3,00 70,75

Masalah kesehatan 3 0,75 0,75 71,50

Masalah lalu lintas 2 0,50 0,50 72,00

Masalah moral dan etika 2 0,50 0,50 72,50

Masalah pelayanan public 3 0,75 0,75 73,25

Masalah pemadaman listrik 2 0,50 0,50 73,75

Masalah pendidikan 51 12,75 12,75 86,50

Masalah pengangguran 3 0,75 0,75 87,25

Masalah pertanian 5 1,25 1,25 88,50

Masalah social 2 0,50 0,50 89,00

Pembangunan infrastruktur 40 10,00 10,00 99,00

Pembenahan generasi muda 2 0,50 0,50 99,50

Perbaikan saluran air 2 0,50 0,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.21. Masalah yang paling penting dihadapi masyarakatKabupaten Deli Serdang

Page 680: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

43

B. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

B.1. Landasan / Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu;

3. PP Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas PP Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

4. Permendagri Nomor 57 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Permendagri

Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilu Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

5. Peraturan KPU Nomor 62 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tahapan,

Program, dan jadwal Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan wakil Kepala

Daerah;

6. Peraturan KPU Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Penetapan

Jumlah dan Tata Cara Pengisian Keanggotaan DPRD Prov atau DPRD

Kab/Kota Induk dan DPRD Prov atau DPRD Kab/kota yang dibentuk setelah

Pemilu Tahun 2009;

7. Peraturan KPU Nomor 63 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja

KPU Prov, KPU Kab/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah

dan wakil Kepala Daerah;Peraturan KPU Nomor 64 Tahun 2009 tentang

Pedoman Pemantauan dan tata Cara Pemantauan Pemilu Kepala Daerah dan

wakil Kepala Daerah;

8. Peraturan KPU Nomor 65 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan

Sosialisasi dan Penyampaian Informasi Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah;

9. Peraturan KPU Nomor 66 Tahun 2009 tentang Penetapan Norma, Standar,

Prosedur dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan

Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

Page 681: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

44

10. Peraturan KPU Nomor 67 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara

Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan wakil

Kepala Daerah;

11. Peraturan KPU Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata cara

Pencalonan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

12. Peraturan KPU Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kampanye

Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

13. Peraturan KPU Nomor 72 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan

Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah di TPS;

14. Peraturan KPU Nomor 73 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata cara Pelaksanaan

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah oleh PPK, KPU Kab/Kota, dan KPU Prov, serta Penetapan

Calon Terpilih, Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan.

Page 682: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

45

B.2. Data Pemilih

Lk PrJUMLAH PEMILIH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.031 1.075 2.106 122 STM. HULU 20 4.743 4.848 9.591 363 SIBOLANGIT 30 7.687 8.089 15.776 614 KUTALIMBARU 14 12.911 13.266 26.177 725 PANCUR BATU 25 33.418 35.015 68.433 1386 NAMORAMBE 36 13.864 14.717 28.581 737 BIRU-BIRU 17 13.222 14.003 27.225 698 STM. HILIR 15 12.670 13.091 25.761 729 BANGUN PURBA 24 8.229 8.376 16.605 4810 GALANG 29 22.745 23.777 46.522 11011 TANJUNG MORAWA 26 78.138 79.192 157.330 31212 PATUMBAK 8 34.483 34.445 68.928 13113 DELI TUA 6 21.487 21.753 43.240 8614 SUNGGAL 17 99.536 100.999 200.535 37315 HAMPARAN PERAK 20 60.245 58.591 118.836 22716 LABUHAN DELI 5 24.471 23.777 48.248 9917 PERCUT SEI TUAN 20 149.963 149.128 299.091 52118 BATANG KUIS 11 22.950 22.918 45.868 8419 PANTAI LABU 19 16.874 16.457 33.331 7220 BERINGIN 11 20.914 20.873 41.787 8621 LUBUK PAKAM 13 41.618 44.544 86.162 15722 PAGAR MERBAU 16 12.926 13.022 25.948 61

394 714.125 721.956 1.436.081 2.900

1 LAPAS LUBUK PAKAM 727 13 740 2

2 LAPAS TANJUNG GUSTA 185 0 185 1

3 RUTAN PANCUR BATU 145 0 145 1

JUMLAH 1.057 13 1.070 4

394 715.182 721.969 1.437.151 2.904

Sumber: KPU Deli Serdang, 2013

JUMLAH

TPS KHUSUS RUTAN / LAPAS

JUMLAH KESELURUHAN

Tabel IV.22. REKAPITULASI JUMLAH PEMILIH TERDAFTAR PEMILIHAN UMUMKEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

No. KECAMATANJUMLAH

PPS

JUMLAH PEMILIHJUMLAH

TPS KET

Page 683: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

46

B.3. SOSIALISASI PILKADA TAHUN 2013

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah, yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan

kegiatan sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk

menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

pada tahun 2013, khususnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli

Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan pemimpin daerah di Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 400 responden, terdapat 315

responden (78,75 %) bahwa berpendapat atau memiliki tanggapan tentang informasi sistem

pemilihan kepala daerah di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013 sudah memadai. Dapat

terlihat pada Tabel IV.22.

Sehingga dari data tersebut (Tabel IV.22) sangat konsisten terhadap pemilih yang

terdaftar sebagai pemilih pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013,

seperti yang terlihat pada Grafik IV.1, yang menyebutkan bahwa terdapat 394 responden

(98,50%) terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang

tahun 2013.

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.1 Apakah terdaftar sebagai pemilih Pilkada ?

98,50%

1,50%

Ya 394 Tidak 6

Page 684: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

47

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 315 78,75 78,75 79

Belum 65 16,25 16,25 95

Tidak ada 20 5,00 5,00 100

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.23. Tanggapan responden tentang informasi sistem pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Namun kegiatan Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara, hendaknya

diimbangi dengan intensitas para pasangan calon atau Tim pendukungnya dalam

mensosialisasikan atau memperkenalkan pasangan calon pada pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Deli Serdang Tahun 2013, karena terdapat 91 responden (22,75 % ) menyatakan

bahwa informasi tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

Belum dan Tidak memadai. Hal tersebut terdapat pada Grafik IV.2

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.2 Apakah informasi tentang calon bupati sudah memadai ?

77,25%

20,25%

2,50%

Ya 309

Belum 81

Tidak 10

Page 685: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

48

Sedangkan tanggapan masyarakat tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan

pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, terdapat 349

responden dari 400 responden (87,25) menyatakan bahwa informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sudah “Memadai”, dan yang menyatakan Tidak ada informasi mengenai tata cara

pencoblosan pada pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

sebanyak 19 responden (4,75%). Seperti yang tertera pada Tabel IV.23.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 349 87,25 87,25 87,25

Belum memadai 32 8,00 8,00 95,25

Tidak ada 19 4,75 4,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.24. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencoblosan Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Demikian juga dengan tanggap masyarakat tentang informasi mengenai jadwal

Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, menyebutkan bahwa

terdapat 317 responden dari 400 responden (79,25 %) menyatakan “Memadai” dan sebanyak

26 responden (6,50 %) menyatakan “Tidak Ada”. Tertera pada Tabel IV.24.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 317 79,25 79,25 79,25

Belum memadai 57 14,25 14,25 93,50

Tidak ada 26 6,50 6,50 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.25. Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pemilukada Tahun 2013, apakah sudah memadai ?

Page 686: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

49

Media sosialisasi yang dinilai paling efektip oleh pemilih pada pemilihan calon bupati

dan wakil Bupati pemilu tahun 2013 di Kabupaten Deli Serdang adalah iklan luar ruang

(Baliho, Spanduk, Poster, Kartu nama, dll) 73,75% (295 responden), sedangkan media yang

paling tidak efektip menurut hasil survey adalah iklan / Berita di media online dengan

persentase 82,00% (328 responden) uraian pada tabel berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 18,25% 3,50% 4,00% 5,00% 12,25% 14,50% 17,00% 16,25% 4,75% 4,50%

b. Iklan/Berita di Radio 32,00% 3,75% 4,00% 7,75% 15,00% 16,75% 14,00% 4,25% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

24,00% 2,25% 3,25% 3,25% 9,00% 19,50% 16,00% 12,75% 6,50% 3,50%

d. Iklan/Berita di media online 48,25% 7,50% 8,50% 6,75% 11,00% 9,75% 4,50% 2,50% 0,00% 1,25%

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

52,00% 6,75% 8,00% 6,50% 8,25% 11,00% 4,25% 2,00% 0,25% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

15,50% 0,50% 1,25% 3,25% 5,75% 13,25% 21,25% 21,75% 10,50% 7,00%

g. Kampanye Partai Politik 21,50% 2,50% 2,75% 3,25% 16,50% 19,50% 17,00% 13,25% 2,25% 1,50%

h. Kunjungan Tim Sukses 22,75% 3,50% 3,50% 4,00% 15,50% 22,50% 14,25% 10,50% 2,00% 1,50%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

26,75% 4,75% 6,00% 5,50% 17,50% 19,50% 11,75% 6,00% 0,50% 1,75%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman

29,50% 2,25% 3,50% 2,50% 12,75% 19,50% 14,75% 10,75% 2,25% 2,25%

k. Pendidikan Politik 46,50% 7,75% 5,75% 4,00% 11,50% 9,75% 7,00% 5,50% 1,50% 0,75%

l. Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survai, Juli 20

Bentuk media sosialisasiNoS K O R (% )

Tabel IV.26. Skor Penilaian tentang Sosialisasi Pemilihan Calon Bupati Tahun 2013

Antusias masyarakat dalam memberikan suaranya pada Pemilihan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, bahwa dari responden yang ditemui

menggambarkan bahwa tingkat kehadiran masyarakat ke TPS cukup tinggi yaitu sebanyak

383 dari 400 responden mendatangi atau hadir di TPS pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli

Serdang 2013 (95,75 %). Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.68. dalam table tersebut

juga menyebutkan bahwa masyarakat yang kurang atau tidak hadir ke TPS pada Pilkada

Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013 yang tertinggi di Kecamatan Pancur Batu

sebanyak 4 %. Sebagaimana terurai pada tabel dibawah ini.

Page 687: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

50

1 B. Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )2 Batang Kuis 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )3 Beringin 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )7 Gunung Meriah 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )8 Hamparan Perak 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )9 Kutalimbaru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )10 Labuhan Deli 9 ( 2,25% ) 1 ( 0,25% )11 Lubuk Pakam 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )13 P. Labu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )16 Pancur Batu 21 ( 5,25% ) 4 ( 1,00% )17 Patumbak 8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )18 Sibolangit 28 ( 7,00% ) 2 ( 0,50% )19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total 383 ( 95,75% ) 17 ( 4,25% )Tidak Menjawab

Sumber: Data Survey, Juli 2015

KecamatanDatang ke TPS sewaktu Pilbup

Ya Tidak

Tabel IV.27. Responden yang memberikan suara dalam Pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

No

Dari 400 responden terdapat 17 responden yang tidak hadir ke Tempat Pemungutan

Suara (TPS) (4.25%), dengan berbagai alasan, dan alasan tertinggi mengapa masyarakat tidak

hadir ke TPS saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013

menyebutkan dikarenakan sedang bekerja saat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang tahun 2013 berlangsung sebanyak 11 responden (64,71%). Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel IV.28.

Page 688: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

51

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Kurang informasi tentang figurnya 1 5,88 5,88 5,88

Masih di bawah usia 1 5,88 5,88 11,76

Sedang kerja 11 64,71 64,71 76,47

Sedang sakit 1 5,88 5,88 82,35

Tidak dapat kartu pemilih 1 5,88 5,88 88,24

Tidak mengetahui visi dan misinya 1 5,88 5,88 94,12

Tidak punya pilihan 1 5,88 5,88 100,00

Total 17 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.28 Alasan responden tidak memberikan suara

Masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, ternyata sebanyak 355 dari 400 responden (88,75 %)

sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

yang akan dipilih, sebelum masuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilkada Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang 2013. Hal tersebut tertera pada Tabel IV.29.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 355 88,75 88,75 88,75

Tidak 45 88,75 11,25 100,00

Total 400 177,50 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.29. Tanggapan responden sudah memiliki kesiapan tentang calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan dipilih sebelum masuk TPS pada Pemilukada Tahun 2013

Demikian juga ketika masyarakat sedang berada di dalam Tempat Pemungutan Suara

(TPS) bahwa sebanyak 351 dari 400 responden (98,87 %) mencoblos pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk

TPS. Hal tersebut sesuai dengan Tabel IV.30.

Page 689: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

52

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 351 98,87 98,87 98,87

Tidak 4 1,13 1,13 100,00

Total 355 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.30. Kalau ya, apakah mencoblos Surat Suara yang sama seperti yang dipikirkan sebelum masuk TPS ?

Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki kesiapan untuk pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Deli Kabupaten Serdang pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2013, sebanyak 17 dari 45 responden (37,78 %) dengan alasan Tidak

mengenal Calonnya. Terlihat dari table IV.31.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

5 11,11 11,11 11,11

5 11,11 11,11 22,22

13 28,89 28,89 51,11

5 11,11 11,11 62,22

17 37,78 37,78 100,00

45 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.31. Alasan tidak memiliki kesiapan untuk calon Bupati dan wakil Bupati yang akan dipilih

Pasangan Calonnya banyak

Paslon yang ada kurang memperhatikan rakyat

Kurang mengenal calonnya

Terpengaruh oleh orang lain

Tidak mengenal calonnya

Total

Dari 400 responden Pada Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deli Serdang tahun 2013, ada

yang memberikan berbagai bentuk atau jenis barang berupa, Uang sebanyak 7,50 % dan yang

tidak sebanyak 92,50 %, Barang tertentu terdapat 6,50 % sedangkan yang tidak 93,50 %,

Sembako ada 8,50 % dan yang tidak 91,50 %, sedangkan untuk Bibit atau Pupuk sebanyak

2,50 % dan yang tidak 97,50 %. Sesuai dengan Tabel IV.32.

Page 690: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

53

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 7,50% 92,50%

b.      Barang tertentu 6,50% 93,50%

c.       Sembako 8,50% 91,50%

d.      Bibit atau pupuk 2,50% 97,50%

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.32 Apakah ada yang memberikan bantuan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013 ?

Secara umum bahwa masyarakat yang menerima pemberian uang atau barang

tertentu, dengan tujuan untuk menggarap / mendulang suara, oleh pasangan calon atau tim

sukses pasangan calon. dari hasil survey hanya 25 responden (6,25%) yang menerima

bantuan dan sebanyak 24 responden tersebut terpengaruh akan pemberian dari pihak-pihak

yang terlibat dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013, Sesuai

dengan Tabel IV.33.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 24 96,00 96,00 96,00

Tidak 1 4,00 4,00 100,00

Total 25 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.33. Responden yang memilih Calon karena menerima bantuan

Pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2013,

masyarakat yang memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang

terpengaruh karena sudah menerima pemberian atau bantuan dari pasangan Calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sebanyak 24 responden. Sesuai dengan data pada tabel

IV.34.

Page 691: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

54

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sudah membantu dan harus dipilih 24 100,00 100,00 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.34. Alasan responden memilih karena menerima bantuan / pemberian

Pendapat masyarakat tentang kinerja pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan

aparatnya yang telah menjalankan program dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,

bahwa ditinjau dari beberapa aspek menyebutkan yang tertinggi dari aspek atau bidang

“Kesehatan” sebanyak 61 %, kemudian disusul di bidang “Pendidikan” mencapai 60 %,

sedangkan yang terendah adalah pada aspek “ketenagakerjaan” hanya 9,50 %. Dan data

tersebut tertera pada Tabel IV.35.

No. Aspek Ya Belum Tidak

1 Pembangunan Infrastruktur Kota/Desa 29,50% 63,00% 7,50%

2 Peningkatan Ekonomi Rakyat 11,25% 78,25% 10,50%

3 Investasi (Penanaman Modal) di Daerah 9,50% 70,75% 19,75%

4 Pendidikan 60,00% 34,50% 5,50%

5 Kesehatan 61,50% 32,50% 6,00%

6 Ketenagakerjaan 9,00% 77,50% 13,50%

7 Penegakan Hukum 21,00% 63,75% 15,25%

8 Pemberantasan KKN 14,75% 68,00% 17,25%

9 Pelayanan Publik 37,00% 52,50% 10,50%

10 Pengutipan Restribusi 32,50% 51,25% 16,25%

11 Pertanahan 29,00% 57,30% 13,70%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.35. Pendapat responden tentang kinerja Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan aparatnya

Page 692: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

55

B.4. Tingkat Partisipasi Pemilih

Sesuai data Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Deli Serdang, tingkat partisipasi

pemilih pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang sangat rendah

dengan capaian hanya 37,99 % dari jumlah pemilih yang terdaftar yaitu 1.437.151 orang.

Partisipasi itu menunjukkan bahwa yang tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)

menggunakan hak pilihnya 891.091 orang (62,01 %), sedang yang menggunakan hak

pilihnya hanya 546.060 orang.

Page 693: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

56

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

640 1.045 1.547 2.278 6.220 2.964 4.765 3.611 23.070

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

8 34 166 675 168 131 125 202 1.509

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

32 117 147 403 694 144 278 613 2.428

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

12 64 46 77 186 149 111 88 733

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38 112 229 1.180 1.548 383 463 308 4.261

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

189 707 1.172 2.731 3.846 1.338 831 607 11.421

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

68 494 508 211 1.137 438 328 645 3.829

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

395 2.337 4.006 4.216 7.703 4.831 4.007 4.524 32.019

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

10 132 689 660 2.931 357 423 234 5.436

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

23 418 140 288 1.435 729 727 442 4.202

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

9 9 61 118 480 119 302 436 1.534

1.424 5.469 8.711 12.837 26.348 11.583 12.360 11.710 90.442

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Tidak Sah 32 124 189 243 529 288 249 199 1.853

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

GUNUNG MERIAH STM. HULU SIBOLANGIT KUTALIMBARU PANCUR BATU NAMORAMBE BIRU-BIRU STM. HILIR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Suara Sah dan Tidak Sah 1.456 5.593 8.900 13.080 26.877 11.871 12.609 11.909 92.295

No. UraianJumlah

Dipindahkan

No. UraianJumlah

Dipindahkan

Tabel IV.36. REKIPITULASI HASIL PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

JumlahDipindahkan

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Page 694: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

57

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

23.070 2.784 6.824 15.403 6.183 4.245 16.687 15.963 91.159

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

1.509 232 321 4.202 645 377 1.889 2.099 11.274

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

2.428 97 254 5.030 450 656 4.058 2.275 15.248

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

733 545 1.308 1.658 342 285 679 786 6.336

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

4.261 643 1.929 6.554 1.390 1.503 11.018 11.066 38.364

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

11.421 1.183 5.987 11.869 5.891 3.159 10.176 9.140 58.826

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

3.829 454 1.091 3.101 844 910 1.928 882 13.039

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

32.019 1.417 1.889 7.128 3.278 1.913 12.970 821 61.435

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

5.436 83 129 995 338 313 711 553 8.558

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

4.202 923 2.381 5.471 2.398 1.099 2.931 2.357 21.762

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

1.534 80 326 1.595 1.130 712 764 608 6.749

90.442 8.441 22.439 63.006 22.889 15.172 63.811 46.550 332.750

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 1.853 199 627 1.509 490 474 1.346 857 7.355

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

BANGUN PURBA GALANG TANJUNG MORAWA PATUMBAK DELI TUA SUNGGAL HAMPARAN PERAK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 92.295 8.640 23.066 64.515 23.379 15.646 65.157 47.407 340.105

JumlahDipindahkan

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Jumlah Pindahan(I)

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

No. Uraian JumlahDipindahkan

Jumlah Pindahan(I)

Page 695: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

58

A. Suara Sah

Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1H. Ashari Tambunan

danH. Zainuddin Mars

91.159 6.815 36.279 5.911 3.662 5.347 6.853 4.668 160.694

2Harun Nuh

danBambang Hermanto, SH

11.274 428 2.361 543 645 196 208 171 15.826

3Drs. Rabualam Syahputra

danDra. Purnama Br Ginting

15.248 539 2.172 496 467 444 308 370 20.044

4Drs. H. Eddy Azwar

danH. Selamat, SH, MH

6.336 312 1.800 304 286 791 1.770 499 12.098

5Musdalifah, SE

danDrs. Syaiful Syafri, MM

38.364 2.175 12.750 690 412 1.959 1.310 2.196 59.856

6Drs. T. Akhmad Thala'a

danH. Hardi Mulyono, SE, MAP

58.826 2.287 14.682 4.017 5.121 3.725 7.485 3.844 99.987

7Hj. Fatmawaty T.

DanDrs. H. M. Subandi, BSc

13.039 1.008 2.433 598 944 1.149 1.064 628 20.863

8Timbangen Gintings, BBA

danParningotan Simbolon, SH

61.435 850 8.340 1.132 1.106 2.247 8.629 1.116 84.855

9S u d i o n o

danDrs. Haris Binar Ginting

8.558 149 891 176 140 137 136 55 10.242

10Muhammad Idris, S.Sos

danH. Satrya Yudha Wibowo, ST, MM

21.762 1.244 10.374 3.411 1.160 1.744 1.345 587 41.627

11H. Sihabudin, SE

danDrs. H. Namaken Tarigan, MM

6.749 393 1.194 219 97 136 115 96 8.999

332.750 16.200 93.276 17.497 14.040 17.875 29.223 14.230 535.091

B. Suara Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Tidak Sah 7.355 376 1.438 329 303 381 527 260 10.969

B. Suara Sah dan Tidak SahKec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.

LABUHAN DELI PERCUT SEI TUAN BATANG KUIS PANTAI LABU BERINGIN LUBUK PAKAM PAGAR MERBAU1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Suara Sah dan Tidak Sah 340.105 16.576 94.714 17.826 14.343 18.256 29.750 14.490 546.060

Sumber : Data KPU-DS

No. Uraian Jumlah Pindahan (II)

Jumlah Pindahan (II)No. Uraian

Jumlah Perolehan Suara Sah untuk seluruh Pasangan Calon

No. Nama Pasangan CalonBupati dan Wakil Bupati

Perolehan Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil BupatiJumlahAkhirJumlah Pindahan (II)

JumlahAkhir

JumlahAkhir

Page 696: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

59

Berdasarkan Tabel IV.22. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.436.081 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan suara

sesuai Tabel IV.36. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah

sebanyak 546.060 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 sebesar 38.02% (Sumber : Data

KPU DS)

C. Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

C.1 Landasan Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 :

1. Undang Undang No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

2. Undang Undang No. 15 Tahun 2011 Tentang: Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Undang Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang: Pemiilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

4. Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan

Umum, dan Dewan Kehormatan Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012,

Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Kode Etik

Peneyelenggara Pemilihan Umum.

5. Peraturan KPU No. 1 2010 Tentang: Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,

Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota.

6. Peraturan KPU No. 6 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Keempat Atas

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Tahapan,

Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Tahun 2014.

7. Peraturan KPU No. 7 2012 Tentang: tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Page 697: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

60

8. Peraturan KPU No. 10 2013 Tentang: Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Di

Luar Negeri Untuk Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

9. Peraturan KPU No. 12 Tahun 2013 Tentang: Tentang Perubahan Atas Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Dan Tata

Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri Dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan

Suara Luar Negeri Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Tahun 2014.

C.2. Data Pemilih Pada Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi

dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi

perhatian, terutama dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang

tidak melakukan pencoblosan (Golput) dan yang tidak terdaftar. Persoalan

registrasi pemilih yang masih mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan

Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, ternyata masih memungkinkan

terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data pemilih, karena adanya

kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door menjumpai

masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat

digunakan sebagai rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih,

karena penduduk belum melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu

Keluarga.Keadaan ini dapat mengakibatkan pemilih berpeluang untuk mencoblos

lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas

keberadaan orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya

jumlah pemilih tidak terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat

melanggar asas Jurdil Pemilu. Masalah fenomena tingginya angka ghost-voter

terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang tidak terdaftar dan pemilih

terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang mendatangkan

masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat menjadi

bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Page 698: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

61

Pada Pemilu 2009 kemungkinan pemilih ganda ini diupayakan diatasi

dengan penandaan tinta di jari jempol pemilih, tetapi karena tinta yang mudah

dihapus, peluang untuk kecurangan ini masih muncul. Sehingga untuk Pemilu

2014 lalu, perhatian terhadap masalah tinta penanda ini juga masih relavan dan

penting dijadikan sebagai bagian proses pengendalian kualitas hasil Pemilu.

Dalam hal kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu, berhubungan dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya

dalam DPT, dimana hasil penelitian ini menggambarkan bahwa 396 (99,00 %)

orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1,00 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan tingginya persentase responden terdaftar dalam

DPT, karena responden penelitian ini dipilih dari DPT Pemilu Legislatif tahun

2014, sedangkan empat orang responden yang tidak terdaftar ditemukan adalah

merupakan responden yang ditemui oleh enumerator setelah lima responden

cadangan yang ditetapkan tidak ditemukan.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.3. Apakah Responden terdaftar sebagai pemilih dalam DPT Pileg tahun 2014?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 699: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

62

Tingkat pengetahuan pemilih atas terdaftarnya mereka dalam DPT, terkondisi karena

responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir pendaftaran sebanyak 52 orang

(13,00 %) dan sepanjang ingatan responden, ada petugas yang datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkan mereka sebagai calon pemilih pada Pileg tahun 2014 lalu, sebanyak 300 orang

(75,00 %), sedangkan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengingat lagi, proses pendaftaran

tersebut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, saya langsung mengisi formulir pendaftaran 52 13,00% 13,00% 13,00%

Tidak, formulir pendaftarannya diisi langsung oleh petugas 300 75,00% 75,00% 88,00%

Lupa, tidak ingat 48 12,00% 12,00% 100,00%

Total 400 100,00% 100,00%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.37. Apakah mengisi sendiri formulir pendaftaran ?

Meskipun petugas telah melakukan pendaftaran, ternyata hasil penelitian ini

menggambarkan bahwa masih terdapat 24 orang (6,00 %) responden menyatakan bahwa

terdapat anggota keluarga mereka yang belum didaftarkan oleh petugas.

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.38. Apakah seluruh anggota ikut terdaftar ?

Keadaan belum atau tidak didaftarkannya anggota keluarga responden sebagai

pemilih dalam DPT disebabkan karena: anggota keluarga merantau, tidak didatangi oleh

petugas pendaftar (ditenggarai petugas memanfaatkan Kartu Keluarga penduduk sebagai

referensi dalam mengisi formulir Daftar Pemilih), tidak adanya dokumen kependudukan

sebagai persyaratan domisili menetap, karena adanya anggota keluarga yang tidak menetap,

tidak didaftarkan oleh kepala keluarga, keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

yang seharusnya usianya sudah memenuhi persyaratan 17 tahun atau sudah pernah menikah,

namun tak didaftar, tidak tahu adanya masa pendaftaran sebagai pemilih dalam pemilu.

Page 700: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

63

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Anggota keluarga pergi merantau 6 25,00 25,00 25,00

Belum didatangi petugas 6 25,00 25,00 50,00

Identitas tidak memenuhi 3 12,50 12,50 62,50

Karena ada anggota yang tidak menetap 5 20,83 20,83 83,33

Keteledoran dalam memperkirakan usia penduduk

1 4,17 4,17 87,50

Tidak di daftar oleh kepala keluarga 2 8,33 8,33 95,83

Tidak tahu ada masa pendaftaran 1 4,17 4,17 100,00

Total 24 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.39 Penyebab Anggota Keluarga tidak terdaftar

Demi terakomodirnya seluruh masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih dalam

pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014, petugas pendaftaran pemilih mendatangi setiap

rumah untuk mendata dan mendaftarkan pemilih bagi yang belum terdata, sembari

menempelkan sticker Coklit Pendataan Pemilih di setiap rumah. Namun berdasarkan hasil

survey masih terdapat 32 dari 400 responden (8,00%) rumah pemilih yang belum ditempel

sticker. Seperti tertera di Grafik IV.4.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.4. Apakah rumah responden ditempel stiker setelah didaftar oleh petugas KPU Deli Serdang?

92,00%

8,00%

Ya 368 Tidak 32

Page 701: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

64

Masyarakat pada umumnya mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih

Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sesuai dengan hasil survei yang tertera

pada Tabel IV.40. menyebutkan bahwa sebanyak 321 dari 400 responden (80,25 %),

mengetahui bahwa namanya tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai

Desa/Kelurahan, namun masih terdapat masyarakat yang tidak mengetahui bahwa namanya

tercatat di Daftar Pemilih Sementara (DPS) ditempel di Balai Desa/Kelurahan, sebanyak 8

dari 400 responden (2,00%).

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 321 80,25% 80,25 80,25

Tidak 8 2,00% 2,00 82,25

Tidak ingat 71 17,75% 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.40. Apakah responden mengetahui namanya tercatat di DPS yang ditempel di Balai Desa/Kelurahan ?

Tetapi dari 321 responden yang tertera di Tabel IV.40 menyatakan bahwa sebanyak

270 responden (67,50%), mengetahui kalau keluarganya juga terdaftar di DPS, 34 responden

(8,50%) menyatakan tidak mengetahui apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh

anggota keluarga telah terdaftar dan 17 responden (4,25%) menyatakan tidak ingat apakah di

dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar. Seperti tertera di

Tabel IV.41.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 270 67,50% 67,50 67,50

Tidak 34 8,50% 8,50 76,00

Tidak ingat 17 4,25% 4,25 80,25

Total 321 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.41. Kalau Ya, apakah di dalam pengumuman DPS tersebut seluruh anggota keluarga telah terdaftar ?

Permasalahan pendaftaran pemilih yang harus mendapat perhatian terkait dengan

rendahnya pengetahuan pemilih atas informasi uji publik daftar pemilih sementara sebagai

masa yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan koreksi atau perbaikan daftar pemilih

Page 702: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

65

sementara menuju masa penetapan sebagai DPT oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak 232 orang (58,00 %) mengetahui adanya uji publik daftar pemilih sementara yang

ditempel di tempat-tempat umum, sedangkan 120 orang (30,00 %) tidak mengetahui sama

sekali tentang uji publik DPS tersebut dan sebanyak 48 orang (12,00 %) tidak mengerti.

Seperti Tabel IV.42.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya, tahu 232 58,00 58,00 58,00

Tidak tahu 120 30,00 30,00 88,00

Tidak mengerti 48 12,00 12,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.42. Tanggapan responden mengenai adanya uji publik daftar pemilih sementara yang ditujukan untuk mendapat masukan

Berikut ini tersaji Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD

Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Page 703: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

66

L P JLH L P JLH

1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.032 1.073 2.105 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.642 4.743 9.385 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.482 7.914 15.396 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 12.821 13.618 26.439 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 30.904 32.361 63.265 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.446 13.184 25.630 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.370 13.063 25.433 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.681 11.999 23.680 77

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 7.818 7.969 15.787 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.488 23.308 45.796 127

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.842 76.603 152.445 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.005 32.135 64.140 146

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 19.447 19.680 39.127 112

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 93.767 93.966 187.733 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 53.370 52.200 105.570 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 21.317 20.600 41.917 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.787 133.190 267.977 643

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.362 23.558 46.920 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.853 16.550 33.403 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.109 19.229 38.338 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.113 41.773 81.886 193

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 12.823 12.929 25.752 71

394 935.240 911.022 1.846.262 666.479 671.645 1.338.124 3.485

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

Jumlah Penduduk

Jumlah

Legislatif

Jumlah TPS

Jumlah PemilihNo KecamatanJumlah

Desa/Kelurahan

C.3. Sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Legislatif

tahun 2014 untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu diperlukan kegiatan sosialisasi yang

dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada

pemilihan umum Legislatif tahun 2014 khususnya di daerah pemilihan wilayah Kabupaten

Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan wakil rakyat.

Tanggapan masyarakat tentang memadai tidaknya informasi mengenai jadwal

pemilihan legislatif tahun 2014, dapat dilihat pada tabel IV.44 yaitu sebanyak 361 dari 400

Page 704: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

67

responden (90,25%), sudah mengetahui jadwal Pemilihan Umum Legislatif. Sementara ada

27 responden (6,75 %) mengaku belum mengetahui jadwal pesta demokrasi tersebut.

Selanjutnya, 12 responden (3,00 %) mengaku tidak ada jadwal Pemilu.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 361 90,25 90,25 90,25

Belum 27 6,75 6,75 97

Tidak ada 12 3 3 100

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.44 Tanggapan responden tentang informasi mengenai jadwal Pileg 2014, apakah sudah memadai ?

Demikian dengan informasi tentang Partai Politik, sebanyak 330 dari 400 responden

(82,50 %) menyatakan bahwa informasi tentang Partai Politik peserta Pemilu sudah

memadai, sedangkan 57 responden (14,25 %) menyatakan belum memadai, serta 13

responden (3,25 %) menyatakan tidak ada sama sekali. Seperti terlihat pada grafik berikut ini

:

77,75 311

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.5. Apakah informasi tentang partai politik sudah memadai?

80,25%

2,00%

17,75%

321Ya

8Tidak

71Tidak ingat

Terkait tentang peryataan responden yang menyebutkan bahwa belum memadainya

informasi mengenai Partai Politik, sebanyak 43 dari 57 responden (75,44 %) menguraikan

Page 705: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

68

alasannya adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, selanjutnya 5 responden (8,77 %)

menguraikan alasan bahwa terlalu banyak partai, serta 4 responden (7,02 %) menguraikan

alasan informasi tentang Partai Politik itu belum tersaji secara menyeluruh. Seperti terlihat

pada tabel IV.45.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Belum secara menyeluruh 4 7,02 7,02 7,02

Kurangnya pengurus partai 1 1,75 1,75 8,77

Kurangnya sosialisasi ke masyarakat 43 75,44 75,44 84,21

Masih belum baik 1 1,75 1,75 85,96

Partai jangan terlalu banyak 1 1,75 1,75 87,72

Perlu meningkatkan sosialisasi 1 1,75 1,75 89,47

Sedang ada pekerjaan 1 1,75 1,75 91,23

Terlalu banyak partai 5 8,77 8,77 100,00

Total 57 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.45. Alasan belum memadai

Infromasi mengenai calon anggota Legislatif saat berjalannya tahapan-tahapan

pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif sudah tergolong memadai. Hal itu dapat dilihat dari

400 responden yang dimintai tanggapannya, sebanyak 249 responden (62,25 %) mengatakan

sudah memadai. Namun diantaranya sebanyak 116 responden (29 %) mengatakan belum

memadai, bahkan sebanyak 35 responden (8,75 %) mengaku bahwa informasi tentang calon

Legislatif itu tidak ada sama sekali. Seperti teruarai pada Tabel IV.46.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 249 62,25 62,25 62,25

Belum memadai 116 29,00 29,00 91,25

Tidak ada 35 8,75 8,75 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.46. Tanggapan responden tentang informasi mengenai calon anggota DPR, DPD dan DPRD, apakah sudah memadai ?

Page 706: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

69

Dari Tabel di bawah, 93 dari 116 responden (80,17 %) yang mengatakan belum

memadai sosialisasi para calon anggota Legislatif dengan alasan kurang sosialisasi ke

masyarakat, 18 responden (15,52 %) menyatakan kurang informasi tentang calegnya dan

selebihnya menyatakan terlalu banyak calon legislatifnya dan tidak ada informasi tentang

calon legislatifnya. Seperti terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Kurang informasi tentang calegnya 18 15,52 15,52 15,52

Kurang sosialiasi ke masyarakat 93 80,17 80,17 95,69

Terlalu banyak calon legislatif 2 1,72 1,72 97,41Tidak ada informasi 3 2,59 2,59 100,00Total 116 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.47. Alasan belum memadai 

Kegiatan sosialisasi melalui media, pelatihan pemilih oleh berbagai lembaga (LSM,

Perguruan Tinggi, Ormas, Lembaga Keagamaan) sehingga pengetahuan pemilih tentang

teknis pelaksanaan Pemilu akan lebih baik. Kegiatan ini diyakini akan mampu memberikan

pemahaman sistem pencoblosan dalam sistem pemilu tahun 2014 lalu. Tetapi karena waktu

yang terbatas, kegiatan sosialisasi menjadi minim sehingga pengetahuan pemilih terhadap

tata cara pemberian suara menjadi rendah. Kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu, dapat

dilihat dari pemahaman sebagian besar responden tentang tata cara pemberian suara. Soal-

soal sederhana seperti tatacara pencoblosan, misalnya masih ada 35 orang (8,75%) responden

menjawab belum memadai. Bahkan ada 13 orang (3,25%) responden yang menyebutkan

bahwa tidak ada sama sekali informasi mengenai tata cara pemberian suara dalam pemilu

Legislatif 2014 yang lalu, dimana 352 orang (88,00%) responden yang menyatakan sudah

memadai.

Page 707: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

70

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 352 88,00 88,00 88,00

Belum memadai 35 8,75 8,75 96,75

Tidak ada 13 3,25 3,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.48. Tanggapan responden tentang informasi mengenai tata cara pencobolosan dalam Pemilu Legislatif tahun 2014, apakah sudah memadai ?

Dari hasil survey, 132 dari 400 responden (33,00%) menyatakan bahwa cara

mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos gambar partai, 156 responden (39,00%)

menyatakan cara mencoblos pada pemilu 2014 adalah mencoblos Gambar partai dan nama

calon, sedangkan 17 responden (4,25%) meyatakan tidak tahu cara mencoblos pada pemilu

2014, dan 95 responden (23,75%) yang sudah memahami cara mencoblos yang sebenarnya

pada pemilu 2014 yaitu mencoblos nama calon yang diajukan partai.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Mencoblos gambar partai 132 33,00 33,00 33,00

Mencoblos nama calon yang diajukan partai 95 23,75 23,75 56,75

Mencoblos tanda gambar dan nama calon yang diajukan partai 156 39,00 39,00 95,75

Tidak tahu 17 4,25 4,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.49. Pengetahuan responden tentang cara pencoblosan pada Pemilu 2014

Calon anggota legislatif seyogianya populer atau dikenal oleh banyak pemilih, dan

bila terpilih loyalitas calon anggota legislatif seharusnya lebih berorientasi kepada

kepentingan rakyat dibandingkan loyalitasnya kepada partai politik yang mengusulkannya.

Namun, karena sistem pemilu ini belum tersosialisasi dengan baik, mengakibatkan usulan

sebagian besar caleg berbasis otoritas yang dominan dikelola oleh pengurus partai politik,

akibatnya banyak caleg yang belum dikenal oleh pemilih.

Page 708: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

71

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu legislatif dengan memberikan skor 1-10, dimana, penilaian dari angka 1 sampai 5,

merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk angka 6 -10, merupakan penilaian

yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu

2014 dan sosialisasi partai politik serta caleg yang berkontes, hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi ternyata merupakan media

yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 314 orang (78,50%), diikuti kemudian dengan

iklan luar ruang sebesar 307 Orang (76, 75 %), kampanye yang dilaksanakan partai politik

secara terbuka ataupun dengan mobilisasi sebanyak 218 orang (54,50%). Sedangkan

publikasi melalui media sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak

322 orang (80,50 %) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian

juga dengan media online sebanyak 313 orang (78,25 %) dan pendidikan politik sebanyak

295 responden (73,75%)

Page 709: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

72

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (1 s/d 5) 12 (6 s/d 10)

a. Iklan/Berita di TV 11,50% 0,25% 1% 1,25% 7,50% 12,75% 24,50% 25,75% 7,75% 7,75% 86 314

b. Iklan/Berita di Radio 32,75% 6,75% 4,25% 6,50% 17,50% 14,25% 11,50% 4,00% 1,75% 0,75% 271 129

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll

25,25% 2,50% 5,25% 3,50% 13% 15,50% 17,25% 12% 3,00% 2,75% 198 202

d. Iklan/Berita di media online 49,00% 8% 5,25% 7% 9% 9,50% 7% 3,75% 0,50% 1% 313 87

e.Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

53,00% 6,25% 6,75% 6,75% 7,75% 10,25% 5% 2,75% 0,75% 0,75% 322 78

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster, Spanduk, Kartu nama dll

14% 1% 1,50% 1,50% 5,25% 13,50% 24,25% 24% 9,25% 5,75% 93 307

g. Kampanye Partai Politik 16,75% 2,50% 3,50% 5,25% 17,50% 19,25% 17,25% 11,75% 4% 2,25% 182 218

h. Kunjungan Tim Sukses 20,50% 3,75% 6% 4,50% 15,75% 21% 16,75% 7,50% 2,75% 1,50% 202 198

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik

24,75% 5,50% 5,25% 7,50% 18,25% 19% 10,75% 6,25% 1,50% 1,25% 245 155

j.Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28% 2,75% 2% 5% 13,75% 18,75% 16,25% 9,75% 2,25% 1,50% 206 194

k. Pendidikan Politik 47,00% 7% 5,50% 5,25% 9% 13% 4,50% 6,25% 2,25% 0,25% 295 105

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Bentuk media sosialisasiNoS K O R

(Persentase)Jumlah Responden

Tabel IV.50 Skor penilaian Responden atas bentuk media sosialisasi yang efektif mengenai Partai Politik/Calon Anggota Legislatif peserta Pemilu tahun 2014

Page 710: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

73

Dari hasil tersebut di atas, terlihat bahwa media televisi masih menjadi media yang

efektif untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan Pemilu, sedangkan media sosial

yang diakses melalui internet, belum menjadi pilihan dari sebahagian besar pemilih di

Kabupaten Deli Serdang untuk mendapatkan informasi tentang Pemilu.

Secara teoritik bahwa pengaruh pendidikan dan sosialisasi politik adalah signifikan

terhadap perilaku politik komunitas (Kartini, 2009). Proses pendidikan politik dilakukan

secara intensional (dengan sengaja dan dengan tujuan tertentu), sedangkan sosialisasi politik,

adalah proses mempengaruhi secara politik tanpa kesengajaan. Dampak dari sosialisasi

politik menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa itu tanpa sengaja dan tanpa refleksi

harus hidup menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan ketentuan dari struktur-struktur

politik yang ada di masyarakat. Sedang dampak dari pendidikan politik ialah mengarahkan

anak muda dan orang dewasa pada proses belajar berpartisipasi aktif di tengah kehidupan

politik.

Terkait dengan paparan diatas, maka ketidaktahuan responden tentang teknis

pelaksanaan Pemilu sebagaimana terungkap dalam temuan sebelumnya terkait pula dengan

sosialisasi Pemilu, sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik dan caleg yang masih

kurang memadai menurut 173 responden (43,25%) sesuai data Grafik IV.5 dan Tabel IV.45.

Gambaran ini sebenarnya bukan monopoli pemilih di Kabupaten Deli Serdang saja, tapi juga

ungkapan pemilih di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang sangat terpencil. Karena

itu pula, seluruh pemangku kepentingan (stake holder) harus bekerjasama dan memilih

strategi sosialisasi yang tepat sasaran agar pemahaman tentang teknis pelaksanaan Pemilu

dapat diserap sebagian besar pemilih.

Sebanyak 364 responden (91,00%) menyatakan telah memiliki kesiapan tentang partai

politik di tingkat DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih

sebelum ke TPS pada pemilu 2014 dan 36 responden (9,00%) menyatakan tidak memiliki

kesiapan untuk memilih parpol.

Page 711: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

74

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 364 91,00 91,00 91,00

Tidak 36 9,00 9,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.51 Kesiapan responden tentang partai politik di DPR,DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa 354 responden (88,50%) telah memiliki

kesiapan untuk memilih caleg yang akan dipilih di DPR, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten Deli Serdang sebelum sampai ke TPS dan sebanyak 46 responden (11,50%) tidak

memiliki kesiapan untuk menentukan caleg yang akan dipilih, sehingga pilihannya

dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik

dan ‘gambling’, karena mereka baru pemilih pemula dan belum mendapatkan sosialisasi

politik yang tuntas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 354 88,50 88,50 88,50

Tidak 46 11,50 11,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.52 Kesiapan responden tentang Caleg di DPR,DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten Deli Serdang yang akan dipilih sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2014

Setiap pemilih dihadapkan pada banyak pilihan sejalan dengan banyaknya kandidat

dan parpol peserta Pemilu. Setidaknya ada 3 kelompok besar kondisi memilih yang juga

dapat merefleksikan peta persaingan yang ada yaitu, (1) memilih caleg dari parpol yang

sama, atau (2) memilih caleg dari parpol berbeda. Dan pada kondisi dimana pemilih kurang

mengenal calegnya maka pemilih akan dihadapkan pada kondisi untuk memilih caleg atau

parpol, dengan alternatif (3) memilih parpol.

Page 712: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

75

Berdasarkan hasil survey terdapat 260 responden (65,00%) memilih caleg dari parpol

yang sama untuk semua tingkatan legislatif dan 140 responden (35,00%) menyatakan tidak

memilih caleg dari partai politik yang sama.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 260 65,00 65,00 65,00

Tidak 140 35,00 35,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.53 Apakah mencoblos Surat Suara anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Deli Serdang berasal dari Partai yang sama ?

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang aktif. Menjatuhkan pilihan

pada partai politik tertentu, merupakan keputusan yang dilandasi faktor motivasi yang dapat

bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat pula dipengaruhi oleh strategi

komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh partai politik yang dialami

pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam mengakses layanan publik dapat pula

mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam mengidentifikasikan parpol pilihannya atau

berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik tertentu.

Secara konsekuensif, bahwa penilaian pemilih atas pola mengakomodir kepentingan

rakyat oleh legislatif hasil Pemilu tahun 2009 dapat mempengaruhi preferensi dan pandangan

masyarakat terhadap kecenderungan pilihannya atas parpol peserta Pemilu tahun 2014.

Pandangan tersebut diatas dapat diterangkan dengan rangkaian hasil penelitian Romli (2010:

94) yang menyimpulkan bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu

memperlihatkan 4 (empat) kecenderungan, yaitu: (1) secara demografis, maka kecenderungan

pemilih di perkotaan yang tidak terikat kuat dengan latar belakang demografi (suku, jenis

kelamin, dan agama) calon legislatif, sedangkan untuk wilayah perdesaan maka ikatan

kulturalnya masih menjadi faktor yang mempengaruhi pilihannya terhadap caleg dan

parpol.(2) secara ekologis, perbedaan konsentrasi basis massa partai politik mempengaruhi

perolehan suara masing-masing partai politik, (3) secara psikologis, maka peranan patrón

sebagai sumber informasi diantara elit desa, pejabat birokrasi lebih mempengaruhi pilihan

masyarakat yang tinggal di perdesaan dan ada temuan berlangsungnya prilaku transaksional,

Page 713: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

76

sedangkan diperkotaan sumber informasi instan yang diperoleh dari media tv, radio, koran

dapat mempegaruhi peroleh suara partai politik, namun kurang signifikan atas perolehan

suara caleg, dan (4) dengan pendekatan pilihan rasional, maka pemilih yang rasional idealis

(kader, konstituen loyal) yang terpengaruh oleh ideologi, platform dan program parpol

ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan pemilih rasional realistis (mempertimbangkan

kalkulasi ekonomi, kecipratan untung).

Dari uraian diatas dapat dilihat gambaran pada tabel responden dibawah ini untuk

menentukan pilihannya bahwa responden yang tidak mencoblos caleg dari partai yang sama,

sebanyak 85 responden (60,71%) mengurai alasan lebih memilih figur dari calonnya, 42

responden (30,00%) memilih calon yang dikenalnya.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Karena yang datang sosialiasi berbeda 1 0,71 0,71 0,71

Melihat figurnya walau beda partai 85 60,71 60,71 61,43

Melihat programnya 7 5,00 5,00 66,43

Memilih yang dikenal 42 30,00 30,00 96,43

Sesuai hati nurani 4 2,86 2,86 99,29

Tidak mengenal semua calon 1 0,71 0,71 100,00

Total 140 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.54 Kalau Tidak, Mengapa tidak mencoblos Surat Suara yang berasal dari partai yang sama ?

C.4. Partisipasi Pemilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014

C.4.1. Popularitas Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif tahun 2014

Perubahan pola perilaku pemilih dari pemilih tradisional menuju modern ini

mengisyaratkan bahwa sebagian besar responden mulai lebih cerdas dalam menjatuhkan

pilihannya. Dalam artian, mereka tidak ingin lagi seperti membeli kucing dalam karung dan

hanya tertarik dengan pesona-pesona dan kharisma pemimpin Parpol.

Sebanyak 269 dari 400 responden (67,25%) akan mencoblos tanda gambar partai jika

tidak mengenal calonnya, 71 responden (17,75) tidak mencoblos tanda gambar partai dan

nama calon, sebanyak 35 responden (8,75%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

Page 714: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

77

sekenanya saja dan 25 responden (6,25%) mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

yang ada di urutan teratas. Seperti terurai pada tabel IV.55.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Mencoblos tanda gambar partai saja 269 67,25 67,25 67,25

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon yang ada di urutan teratas

25 6,25 6,25 73,50

Mencoblos tanda gambar partai dan nama calon sekenanya saja

35 8,75 8,75 82,25

Tidak mencoblos tanda gambar partai dan nama calon

71 17,75 17,75 100,00

Total 400 100,00 100,00Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.55. Jika pada saat pencoblosan tidak mengenal calon, kira kira apa yang akan dilakukan ?

Tampaknya peran ‘tokoh’ mulai tergantikan oleh platform atau program parpol. Ini

mudah dipahami, karena dengan kebebasan informasi sekarang, citra tokoh pemimpin dan

pemimpin kharismatik tidak lagi ‘sesempurna’ masa silam, karena dengan mudah citra itu

akan berubah, jika kebusukan politik atau skandal pribadinya diungkap pers. Ditambah lagi,

kharisma pemimpin ternyata tidak menjadi garansi dalam melakukan perubahan, yang

dianggap sebagian responden semakin menurun.

Perubahan pola perilaku pemilih ‘tradisional’ menuju ‘rasional’ ini sebenarnya

merupakan peluang bagus yang harus dimanfaatkan setiap parpol. Ini bisa disiasati dengan

menawarkan program partai yang lebih rasional dan operasional serta berdampak langsung

kepada masyarakat. Retorika-retorika yang sering disampaikan pada masa kampanye silam,

sudah saatnya dirubah dengan logika-logika yang dikemas dalam program parpol yang

berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat; seperti skenario penanggulangan

pengangguran, pertumbuhan dan keadilan ekonomi, akses pada pelayanan publik dengan

indikator-indikator yang lebih terukur. Kampanye monolog perlu disiasati dengan dialog,

termasuk menawarkan caleg-caleg yang lebih kritis dan memiliki integritas yang baik.

Ketika pemilih merasa bingung untuk menentukan pilihan pada pemilu Legislatif,

maka alternatif memilih partai jauh lebih mudah bisa dipertimbangkan dalam mengambil

keputusan, karena jumlahnya hanya 12 Partai saja, serta jauh lebih sedikit dibandingkan caleg

yang jumlahnya bisa ratusan tertera di surat suara.

Page 715: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

78

Aspek pertimbangan memilih partai lebih sederhana. Bisa membedakan partai

nasionalis atau islamis. Bisa partai dominan atau tak dominan di parlemen. Bisa partai lama

atau baru. Bisa partai yang anggotanya di masa jabatan legislatif/eksekutif, paling sedikit

melakukan korupsi atau kejahatan lainnya. Bisa tak ingin memilih partai pemenang pemilu

sebelumnya, atau malah tetap mempertahankannya.

Memilih partai (bukan caleg) masih relevan, karena sistem pemilu kita menerima

memilih partai. Memang, pasal 5 UU No. 8/2012 menyatakan Pemilu 2014 menggunakan

sistem proporsional daftar terbuka untuk DPR serta DPRD I dan II (untuk DPD bersistem

mayoritarian banyak wakil). Sistem pemilu ini dalam penerapan ketat teknis pemilihannya,

memilih caleg/orang. Teknis memilih caleg (tanpa partai) menjadi salah satu pembeda

dengan sistem proporsional daftar tertutup yang memilih partai.

Pemilu 2014 masih menerima pilihan partai saja karena beberapa pertimbangan.

Indonesia masih di fase transisi, dari otokrasi menuju demokrasi. Politik, baik makna

struktural maupun kultural, masih jauh dari masyarakat karena setengah dari usia bangsa

Indonesia hidup di masa pengharaman politik. Pasca-Reformasi, baru tiga kali kita benar-

benar menyelenggarakan pemilu setelah dari 1971 sampai 1997. Keadaan ini menjadikan

penerapan sistem proporsional daftar terbuka di Pemilu 2009 dan 2014 tak utuh sesuai teori.

Seperti yang tertera di tabel berikut ini, meskipun para responden lebih mudah

memilih partai dan menyebutkan pilihan partainya, namun masih lebih banyak responden

yang merahasiakan pilihan partainya yaitu sebanyak 143 dari 400 responden (35,75 %).

Dengan itu, para responden sudah memahami azas Pemilu yaitu langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil. Seperti pada tabel IV.56.

Page 716: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

79

No. Nama Partai Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1. PDI Perjuangan 108 27,00 27,00 27,00

2. Partai Golkar 29 7,25 7,25 34,25

3. Partai Gerindra 41 10,25 10,25 44,50

4. Partai Demokrat 34 8,50 8,50 53,00

5. PKB 3 0,75 0,75 53,75

6. PKS 9 2,25 2,25 56,00

7. PAN 8 2,00 2,00 58,00

8. PPP 8 2,00 2,00 60,00

9. Partai Nasdem 7 1,75 1,75 61,75

10. Partai Hanura 9 2,25 2,25 64,00

11. Belum Punya Hak Pilih pada Pemilu 2014 1 0,25 0,25 64,25

12. Rahasia 143 35,75 35,75 100,00

400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 201

Tabel IV.56. Partai politik yang dipilih Responden pada pemilu 2014

Popularitas lembaga legislatif masih didominasi oleh DPR dan DPRD, yang berarti

bahwa lembaga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai utusan daerah, masih kurang

dikenal masyarakat. Pada hasil survey terlihat 43 dari 400 responden (10,75 %) menyatakan

tidak pernah mendengar lembaga Dewan Perwakilan Daerah. Seperti terurai pada tabel IV.57

berikut ini :

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Pernah 357 89,25 89,25 89,25Tidak pernah 43 10,75 10,75 100,00Total 400 100,00 100,00

Tabel IV.57. Tanggapan responden, apakah pernah mendengar adanya Dewan Perwakilan Daerah ?

Menurut tanggapan masyarakat tentang siapa yang memilih anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), sebanyak 305 dari 400 responden (76,25 %) menjawab dipilih

oleh Rakyat secara langsung.

Page 717: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

80

Namun masih terdapat 77 dari 400 responden (19,25%) yang mengaku bahwa mereka tidak

tahu siapa yang memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), hal tersebut tertera

dalam table IV.58.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

MPR 5 1,25 1,25 1,25

DPR 5 1,25 1,25 2,50

DPRD 8 2,00 2,00 4,50

Rakyat secara langsung 305 76,25 76,25 80,75

Tidak tahu 77 19,25 19,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.58. Tanggapan responden tentang siapa yang memilih anggota DPD ?

Secara umum menyebutkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengetahui

tentang DPD, hal tersebut dilihat pada table IV.59.

Frequency Percent Frequency Percent

1 Jumlah anggota DPD tiap provinsi adalah 4 orang 85 21,25% 315 78,75%

2 Anggota DPD dipilih secara langsung oleh rakyat 305 76,25% 95 23,75%

3DPD adalah lembaga yang berisi para wakil daritiap provinsi 171 42,75% 229 57,25%

4DPD berwenang memberikan usulan rancanganUU yang berkaitan dengan kepentingan daerah 146 36,50% 254 63,50%

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.59. Pengetahuan responden tentang DPD

No Hal-hal Tentang DPDTahu Tidak tahu

Sedangkan dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat dengan Dewan Pimpinan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Deli Serdang selama ini. Dilihat dari hasil survey menyebutkan

bahwa terdapat 183 responden dari 400 responden (45,75%) menyebut bahwa kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang selama ini “Kurang Puas”. Sedangkan yang terendah 1(satu)

Page 718: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

81

responden dari 400 responden (0,25%) menyatakan “Sangat Puas”terhadap kinerja DPRD

Kabupaten Deli Serdang. Terlihat pada Tabel IV.60.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sangat puas 1 0,25 0,25 0,25

Puas 56 14,00 14,00 14,25

Kurang Puas 183 45,75 45,75 60,00

Tidak puas 75 18,75 18,75 78,75

Sangat tidak puas 13 3,25 3,25 82,00

Tidak tahu 72 18,00 18,00 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.60. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Kabupaten Deli Serdang selama ini

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja anggota Dewan dari tingkat Pusat hingga

Kabupaten, dan kinerja yang harus diperbaiki menurut masyarakat Kabupaten Deli Serdang

menyebutkan bahwa yang tertinggi sebanyak 65 responden dari 400 responden (23,99 %)

menyatakan änggota Dewan yang merupakan perwakilan dan perpanjang tangan rakyat

“Kurang memperhatikan masyarakat”, sedangkan kan yang terendah yang menyatakan

“Biaya Pajak Tinggi”, sebanyak 1 (Satu) orang dari 400 responden (0,37%). Hal tersebut

terpapar di Tabel IV.61.

Page 719: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

82

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Biaya pajak tinggi 1 0,37 0,37 0,37

Disiplin bekerja 4 1,48 1,48 1,85

Peduli ke masyarakat 42 15,50 15,50 17,34

Infrastruktur 32 11,81 11,81 29,15

Janji tidak ditepati 28 10,33 10,33 39,48

Memperhatikan Masalah ekonomi Rakyat

23 8,49 8,49 47,97

Membangun desa 17 6,27 6,27 54,24

Kurang memperhatikan masyarakat 65 23,99 23,99 78,23

Meningkatkan kinerjanya 25 9,23 9,23 87,45

Narkoba 1 0,37 0,37 87,82

Perbaikan sistem birokrasi 1 0,37 0,37 88,19

Tidak ada hasil kerja 28 10,33 10,33 98,52

Tidak memperdulikan petani 3 1,11 1,11 99,63

Buat penyuluhan pertanian 1 0,37 0,37 100,00

Total 271 100,00 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.61. Jika tidak puas, kinerja apa yang barus diperbaiki ?

Demikian juga dengan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang

terhadap kinerja Dewan Perwakilan Daerah Provinsi, yang menyatakan “Kurang

Puas”sebanyak 184 orang dari 400 responden (46,00%), kemudian masyarakat yang

merasa”Tiadak Puas” sebanyak 100 dari 400 responden (25,00%). Sedangkan yang terendah

yaitu menyatakan “Sangat Tidak Puas”sebanyak 11 responden dari 400 responden (2,75%).

Hal tersebut dapat dilihat di Tabel IV.62.

Page 720: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

83

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Puas 31 7,75 7,75 7,75

Kurang Puas 184 46,00 46,00 53,75

Tidak puas 100 25,00 25,00 78,75

Sangat tidak puas 11 2,75 2,75 81,50

Tidak tahu 74 18,50 18,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.62. Kepuasan responden dengan kinerja DPRD Provinsi selama ini

Sedangkan tingkat kepuasan masyarakat tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat

selama ini. Dari 400 responden terdapat 185 responden (46,25) merasa “Kurang puas”. Dan

yang “Tidak Puas” sebanyak 122 responden dari 400 responden (28,00 %), serta yang merasa

“Puas” tentang kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebanyak 30 responden (7,50%).

Tertera dalam Tabel IV.63.

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Puas 30 7,50 7,50 7,50

Kurang Puas 185 46,25 46,25 53,75

Tidak Puas 112 28,00 28,00 81,75

Tidak tahu 73 18,25 18,25 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.63. Kepuasan responden tentang kinerja DPR selama ini

C.4.2. Politik Uang (Money Politics)

Pendidikan politik yang buruk terhadap pemilih dapat ditelusuri dari adanya politik

uang dalam menggarap suara pemilih dan mempengaruhi preferensi pemilih. Berdasarkan

hasil penelitian ini, ketika ditanyakan apakah ada calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur

anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli Serdang yang

memberikan uang dan sesuatu yang termasuk kategori politik uang, terdapat 73 dari 400

Page 721: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

84

responden (18,25%) yang mengakui bahwa dalam Pileg tahun 2014 lalu menerima pemberian

uang, 55 responden (13,75%) menerima barang tertentu, 66 responden (16,50 %) menerima

bantuan sembako, dan 20 responden (5,00%) menerima bantuan bibit/pupuk.

Bentuk Pemberian Ya Tidak

a.      Uang 18,25% 81,75%

b.      Barang tertentu 13,75% 86,25%

c.       Sembako 16,50% 83,50%

d.      Bibit atau pupuk 5,00% 95,00%Sumber: Data survey tahun 2015

Tabel IV.64. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Utara, atau DPRD Kabupaten Deli

Serdang yang memberikan hal-hal berikut:

Pengaruh pemberian yang diterima oleh responden terhadap pilihannya ternyata tidak

signifikan, dimana terdapat 36 responden dari 400 responden (9,00%) yang memberikan

suaranya dalam Pileg 2014 atas Partai Politik pilihannya terkait dengan pemberian calon

legislatif, tim sukses atau pengurus partai yang mendatangi pemilih.

Kondisi keterpengaruhan atau perilaku pemilih terkait pemberian uang dapat

dijelaskan oleh jawaban responden sebagai keharusan untuk tidak mengingkari

tanggungjawab yang ditunjukkan dalam perilaku pemilih sebagai tanggapan atau mereka

atas pemberian yang telah diterima dengan gambaran bahwa pemberian merupakan perhatian

kepada masyarakat, merasa terbantu secara ekonomi, serta adanya ungkapan aji mumpung

“Kapan lagi kita menerima pemberian dari calon legislatif, kalau bukan saat mereka

memerlukan suara kita, sehingga terima saja uangnya pilihannya kita yang tahu”.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 36 9,00 9,00 9,00

Tidak 364 91,00 91,00 100,00

Total 400 100,0 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.65. Keterpengaruhan responden karena pemberian Uang dan barang

Page 722: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

85

C.4.3. Kehadiran Pemilih di TPS pada Pemilu Legislatif tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 lalu, erat

hubungannya dengan pengetahuan responden dan sudah terdaftar di DPT (Daftar Pemilu

Tetap). Dari 400 responden mengaku 396 responden (99,00 %) menyatakan terdaftar dalam

DPT, sedang 4 orang (1,00 %) ditemukan tidak terdaftar. Temuan itu diperoleh, karena

responden utama dan 5 responden cadangan yang sudah didaftar tidak ditemukan enumerator,

sehingga langkah berikutnya mengambil keterangan dari responden cadangan terdekat dan

ternyata 4 responden tersebut mengaku belum terdaftar di DPT.

Salah satu indikator tingkat partisipasi politik pemilih dapat ditelusuri dari kehadiran

pemilih di TPS saat pemberian suara dalam Pemilu. Berdasarkan hasil penelitian ini, 97 %

responden menyatakan datang memberikan suaranya di TPS dalam Pemilu Legislatif tahun

2014 lalu.

Page 723: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

86

1 Bangun Purba 25 ( 6,25% ) 0 ( 0,00% )

2 Batang Kuis 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

3 Beringin  8 ( 2,00% ) 2 ( 0,50% )

4 Biru-biru 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

5 Deli Tua 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

6 Galang 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

7 Gunung Meriah 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

8 Hamparan Perak 18 ( 4,50% ) 2 ( 0,50% )

9 Kutalimbaru 14 ( 3,50% ) 1 ( 0,25% )

10 Labuhan Deli 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

11 Lubuk Pakam 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

12 Namorambe 35 ( 8,75% ) 0 ( 0,00% )

13 Pantai Labu 19 ( 4,75% ) 1 ( 0,25% )

14 Percut Sei Tuan 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

15 Pagar Merbau 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

16 Pancur Batu 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

17 Patumbak 10 ( 2,50% ) 0 ( 0,00% )

18 Sibolangit 29 ( 7,25% ) 1 ( 0,25% )

19 STM Hilir 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

20 STM Hulu 20 ( 5,00% ) 0 ( 0,00% )

21 Sunggal 15 ( 3,75% ) 0 ( 0,00% )

22 Tanjung Morawa 23 ( 5,75% ) 2 ( 0,50% )

Total hadir di TPS 388 ( 97,00% )

Tidak hadir di TPS 12 ( 3,00% )

Jumlah

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.66. Kehadiran Responden datang ke TPS sewaktu Pemilu Legislatif tahun 2014

No Kecamatan

400 (100% )

Ke TPS sewaktu Pileg?

Ya Tidak

Saat ini permasalahan akurasi Daftar Pemilih, masih tetap menjadi perhatian, terutama

dengan fakta semakin meningkatnya angka pemilih yang tidak melakukan pencoblosan

(Golput) ditambah yang tidak terdaftar. Persoalan registrasi pemilih yang masih

mengandalkan hasil kerja Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang,

ternyata masih memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan misalnya duplikasi data

Page 724: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

87

pemilih, diakibatkan adanya kemungkinan petugas pendaftar tidak langsung door to door

menjumpai masyarakat, atau karena beranggapan bahwa Kartu Keluarga (KK) Rumah

Tangga yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Deli Serdang masih dapat digunakan sebagai

rujukan untuk menghitung penduduk dan jumlah pemilih, sementara penduduk belum

melakukan pembaharuan atau up-dating Kartu Keluarga. Keadaan ini dapat mengakibatkan

pemilih berpeluang untuk mencoblos lebih dari sekali pada Pemilu 2014 lalu.

Selain itu, adanya fenomena ghost-voter (terdaftar padahal tidak jelas keberadaan

orangnya, telah pindah atau sudah meninggal dunia), serta tingginya jumlah pemilih tidak

terdaftar karena tidak didata oleh petugas secara teliti dapat melanggar asas Jurdil Pemilu.

Fenomena tingginya angka ghost-voter terkait dengan meningkatnya masalah penduduk yang

tidak terdaftar dan pemilih terdaftar tidak memperoleh Kartu Undangan Pemilih yang

mendatangkan masalah protes pemilih dan potensi konflik sosial yang selanjutnya dapat

menjadi bahan gugatan masyarakat sehingga menjadi kasus sengketa Pemilu. Karena itu

pendataan pemilih haruslah dikontrol oleh KPU Kabupaten/Kota.

Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 tingkat DPRD Kabupaten Deli Serdang, adalah

seperti pada tabel berikut ini.

Page 725: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

88

No Dapil Nasdem PKB PKS PDIP Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP Hanura PBB PKPI Jumlah suara sah

Jumlah suara tidak sah

Jumlah Suara sah dan Tidak Sah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sunggal 3.394 1.972 8.079 10.051 27.887 11.573 7.004 7.151 3.031 3.341 2.783 5.010 91.276 4.396 95.672

2 Hamparan Perak 3.204 9.045 3.175 4.810 7.657 4.781 7.691 8.538 4.407 7.433 1.492 1.585 63.818 3.414 67.232

3 Labuhan Deli 1.050 1.946 1.066 3.307 998 4.653 5.811 794 1.437 786 192 227 22.267 1.152 23.419

Percut Sei Tuan 7.674 10.834 10.144 17.937 16.377 21.403 15.786 8.505 15.185 6.017 5.731 2.858 138.451 1.395 139.846

1Tanjung Morawa 8.982 7.293 4.207 11.641 13.448 5.322 11.362 6.224 5.284 6.522 1.668 3.216 85.169 2.116 87.285

Patumbak 3.504 731 2.287 4.558 3.448 6.075 3.019 1.777 3.122 2.880 725 1.621 33.747 1.197 34.944

1 Batang Kuis 1.422 1.747 2.588 2.587 1.725 1.879 2.358 3.289 1.723 486 3.434 364 23.602 1.179 24.781

23 Lubuk Pakam 993 401 1.474 6.944 6.642 4.700 4.150 6.429 1.807 457 1.735 2.644 38.376 1.304 39.680

Pagar Merbau 616 262 787 2.808 5.031 2.890 627 3.054 549 310 360 264 17.558 636 18.194

Pantai Labu 705 491 1.242 2.216 3.849 2.407 2.915 1.226 317 303 1.813 1.102 18.586 1.223 19.809

1 Beringin 1.843 593 1.843 3.042 3.319 7.330 1.477 1.889 945 1.913 402 1.553 26.149 864 27.013

1 Gunung Meriah 82 10 22 390 528 179 131 2 30 142 0 12 1.528 42 1.570

2 STM Hulu 248 80 279 864 1.665 279 337 319 208 1.700 74 50 6.103 160 6.263

3 STM Hilir 597 486 960 3.040 2.290 655 899 938 283 3.814 248 200 14.410 433 14.843

4 Bangun Purba 1.079 200 839 1.019 1.274 1.363 2.146 1.285 143 1.205 1.038 17 11.608 459 12.067

5 Galang 4.176 1.118 2.124 4.055 3.561 2.208 2.585 4.031 551 4.734 2.388 20 31.551 1.104 32.655

1 Sibolangit 584 125 115 1.888 2.144 1.125 1.781 413 23 1.306 24 209 9.737 273 10.010

2 Kutalimbau 2.275 294 551 1.455 1.985 3.368 2.584 262 932 2.398 59 155 16.318 416 16.734

3 Pancur Batu 1.251 524 2.264 5.722 4.731 5.242 5.681 1.545 662 5.950 325 1.095 34.992 1.258 36.250

4 Namorambe 468 436 965 7.576 1.616 1.734 859 378 326 419 131 366 15.274 403 15.677

5 Biru-biru 2.314 383 780 2.064 2.563 3.285 584 1.310 544 235 116 1.131 15.309 462 15.771

6 Deli Tua 2.010 1.694 1.543 3.677 4.425 1.661 917 2.808 2.586 611 2.301 463 24.696 836 25.532

48.471 40.665 47.334 101.651 117.163 94.112 80.704 62.167 44.095 52.962 27.039 24.162 740.525 24.722 765.247

6,55% 5,49% 6,39% 13,73% 15,82% 12,71% 10,90% 8,39% 5,95% 7,15% 3,65% 3,26% 100,00%

Sumber : Data KPU-DS

Tabel IV.67. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Partai Politik untuk DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.

Jumlah Perolehan Suara

Presentase Perolehan Suara

Deli Serdang 1

Deli Serdang 2

Deli Serdang 3

Deli Serdang 4

Deli Serdang 5

Deli Serdang 6

Page 726: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

89

Berdasarkan Tabel IV.43. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014,

jumlah pemilih terdaftar sebanyak 1.338.124 pemilih, jumlah yang hadir ke TPS pada hari

pemungutan suara sesuai Tabel IV.67. Rekapitulasi Perolehan Suara Partai Politik untuk

DPRD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 dan jumlah suara tidak sah sebanyak 765.247

suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten Deli Serdang di Kabupaten Deli Serdang sebesar 57.19% (Sumaber : Data

KPU DS)

D. Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

D.1 Landasan/Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

1. Undang-Undang No 42 Tahun 2008, Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

2. Undang-Undang No 15 Tahun 2011, Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP, No. 13 Tahun 2012, No. 11 Tahun

2012, No. 01 Tahun 2012, Tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

4. Peraturan KPU No. 4 Tahun 2014 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

5. Peraturan KPU No. 09 Tahun 2014 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih Dalam

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

6. Peraturan KPU No. 19 Tahun 2014 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di

TPS Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

Page 727: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

90

D.2. Data Pemilih Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

L P JLH L P JLH1 GUNUNG MERIAH 12 1.373 1.383 2.756 1.025 1.064 2.089 12

2 STM. HULU 20 6.775 6.799 13.574 4.589 4.706 9.295 36

3 SIBOLANGIT 30 10.647 10.695 21.342 7.448 7.848 15.296 65

4 KUTALIMBARU 14 17.433 17.541 34.974 13.079 13.885 26.964 83

5 PANCUR BATU 25 44.339 44.384 88.723 31.231 32.620 63.851 167

6 NAMORAMBE 36 18.384 18.625 37.009 12.439 13.149 25.588 76

7 BIRU-BIRU 17 18.261 17.970 36.231 12.457 13.144 25.601 74

8 STM. HILIR 15 17.567 17.496 35.063 11.740 12.001 23.741 75

9 BANGUN PURBA 24 12.624 12.475 25.099 8.095 8.237 16.332 50

10 GALANG 29 36.023 35.031 71.054 22.677 23.504 46.181 124

11 TANJUNG MORAWA 26 106.051 103.900 209.951 75.145 75.973 151.118 392

12 PATUMBAK 8 43.672 42.474 86.146 32.066 32.173 64.239 134

13 DELI TUA 6 29.585 28.559 58.144 20.266 21.076 41.342 86

14 SUNGGAL 17 120.758 117.980 238.738 95.165 93.979 189.144 458

15 HAMPARAN PERAK 20 80.278 76.185 156.463 54.089 52.878 106.967 293

16 LABUHAN DELI 5 33.346 31.548 64.894 22.206 21.438 43.644 112

17 PERCUT SEI TUAN 20 182.280 175.069 357.349 134.914 133.315 268.229 580

18 BATANG KUIS 11 30.749 29.788 60.537 23.221 23.344 46.565 115

19 PANTAI LABU 19 24.233 23.089 47.322 16.441 16.114 32.555 77

20 BERINGIN 11 29.325 28.267 57.592 19.723 19.838 39.561 106

21 LUBUK PAKAM 13 52.370 53.055 105.425 40.079 41.579 81.658 186

22 PAGAR MERBAU 16 19.167 18.709 37.876 13.026 13.103 26.129 70

394 935.240 911.022 1.846.262 671.121 674.968 1.346.089 3.371Sumber : Data KPU-DS

KecamatanJumlah Desa/

Kelurahan

Jumlah Penduduk

Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 Kabupaten Deli Serdang

Jumlah

Jumlah TPS

PilpresJumlah PemilihNo

D.3. Sosialiasi Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014

Suskesnya penyelenggaraan proses pesta Demokrasi pada pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden tahun 2014 untuk memilih pemimpin negara kesatuan Republik

Indonesia yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, tentu memerlukan kegiatan

sosialisasi yang dapat menambah minat dan kemauan masyarakat untuk menggunakan hak

pilihnya pada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 khususnya di daerah

pemilihan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Sehingga suara rakyat terwujud pada penentuan

pemimpin negara.

Kegiatan sosialisasi tentang informasi sistem pemilihan pasangan Calon

Presiden/Wakil Presiden yang lebih intens dilakukan eskpos melalui media, sehingga

Page 728: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

91

pengetahuan pemilih tentang teknis pelaksanaan Pemilu Presiden lebih baik. Kegiatan ini

diyakini mampu mengatasi kekurangan informasi tentang sistem pencoblosan pada pemilu

Pilpres tahun 2014 lalu, karena hanya akan mencoblos 2 (dua) pasangan saja. Seperti yang

terurai pada tabel berikut ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Memadai 336 84,00 84,00 84,00

Belum memadai 50 12,50 12,50 96,50

Tidak ada 14 3,50 3,50 100,00

Total 400 100,00 100,00

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.69. Tanggapan responden tentang informasi mengenai sistem pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Belum mengetahui programnya 3 6,00 6,00 6,00

Informasinya belum jelas 10 20,00 20,00 26,00

Kurang sosialiasi melalui media 3 6,00 6,00 32,00

Kurang sosialisasi ke masyarakat 25 50,00 50,00 82,00

Masyarakat apatis 3 6,00 6,00 88,00

Sosialisasi kepada masyarakat secara langsung

3 6,00 6,00 94,00

Tidak mengikut perkembangan politik 3 6,00 6,00 100,00

Total 50 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.70. Alasan belum memadai

Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil dan track record calon

Presiden dan Wakil Presiden, 23 dari 400 responden (5,75 %) menyatakan tidak mendapat

informasi, 52 responden (13,00 %) menyatakan belum memadai, dengan alasan tertinggi

kurang mengenal calonnya sebanyak 20 responden (38,46 %) . Meskipun terdapat 325

responden (81,25 %) menyatakan informasi yang dimaksud sudah memadai, seperti yang

tertera pada tabel berikut ini.

Page 729: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

92

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Sudah memadai 325 81,25 81,25 81,25

Belum memadai 52 13,00 13,00 94,25

Tidak ada 23 5,75 5,75 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.71. Tanggapan responden tentang informasi mengenai profil, track record calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2014, apakah sudah memadai ?

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Informasi belum jelas 5 9,62 9,62 9,62

Kurang mengenal calonnya 20 38,46 38,46 48,08

Kurang sosialisasi di media 5 9,62 9,62 57,69

Kurang sosialisasi ke masyarakat 12 23,08 23,08 80,77

Tidak mengerti 5 9,62 9,62 90,38

Tidak mengikuti perkembangan politik 5 9,62 9,62 100

Total 52 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

IV.72. Alasan belum memadai

Responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap media sosialisasi tentang

Pemilu Presiden dan wakil Presiden tahun 2014 dengan memberikan skor 1-10, dimana,

penilaian dari angka 1 sampai 5, merupakan penilaian yang kurang baik, sedangkan untuk

angka 6 -10, merupakan penilaian yang baik. Maka berdasarkan hasil survey, dalam

mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2014 dan sosialisasi partai politik pendukung yang

berkontes, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi

ternyata merupakan media yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 334 orang

(83,50%), diikuti dengan iklan luar ruang sebesar 293 Orang (73,25 %), serta Iklan/Berita di

Surat Kabar/ Majalah sebanyak 240 responden (60,00%). Sedangkan publikasi melalui media

sosial, sangat jarang diakses oleh Pemilih, terbukti dengan sebanyak 301 responden (75,25

%) jarang atau tidak pernah mengakses media sosisal tersebut, demikian juga dengan media

online sebanyak 295 responden (73,75 %) dan kunjungan pengurus partai politik pendukung

sebanyak 247 responden (61,75%)

Page 730: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

93

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Iklan/Berita di TV 11,25% 0,25% 0,00% 1,00% 4,00% 8,25% 22,00% 28,50% 10,75% 14,00%

b. Iklan/Berita di Radio 31,75% 7,00% 3,00% 5,75% 13,00% 16,50% 14,75% 5,75% 1,50% 1,00%

c. Iklan/Berita di Surat Kabar/ Majalah, dll 23,50% 2,00% 2,25% 4,00% 8,25% 17,75% 18,75% 16,00% 3,00% 4,50%

d. Iklan/Berita di media online 45,75% 7,25% 4,25% 5,75% 10,75% 11,00% 7,25% 5,50% 1,50% 1,00%

e. Iklan di media sosial(facebook, twitter, instagram, path, dll)

50,75% 5,75% 4,75% 5,50% 8,50% 12,25% 7,00% 3,75% 0,75% 1,00%

f. Iklan Luar Ruang: Baliho, Poster,Spanduk, Kartu nama dll

14,25% 0,75% 2,50% 1,25% 8,00% 12,50% 19,25% 26,00% 8,75% 6,75%

g. Kampanye Partai Politik 21,75% 2,00% 4,00% 4,50% 15,50% 21,50% 12,75% 12,50% 3,50% 2,00%

i. Kunjungan Pengurus Partai Politik 28,00% 3,00% 5,00% 7,00% 18,75% 20,00% 9,00% 5,75% 2,25% 1,25%

j. Informasi dari Kerabat/Keluarga/Teman 28,50% 1,25% 3,75% 4,00% 10,50% 20,75% 15,25% 12,75% 1,75% 1,50%

k. Pendidikan Politik 50,00% 4,50% 6,75% 4,00% 8,25% 11,00% 4,75% 8,25% 1,75% 0,75%

l. Lainnya, sebutkanSumber: Data Survey, Juli 2015

No Bentuk media sosialisasiS K O R (persen)

IV.73. Skor penilaian Responden terhadap bentuk media sosialisasi yang efektif tentang Calon Presiden/Wakil Presiden peserta Pemilu tahun 2014 lalu:

D.4. Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil

Presiden Tahun 2014

Kehadiran responden di TPS dalam Pemilu Pipres tahun 2014 lalu, erat hubungannya

dengan pengetahuan responden atas didaftarkannya dalam DPT, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kondisi yang sama dengan terdaftarnya responden di dalam Pileg, dimana

396 (99 %) orang responden menyatakan terdaftar dalam DPT, dan terdapat 4 orang (1 %)

yang tidak terdaftar. Keadaan ini disebabkan oleh pengetahuan pemilih atas terdaftarnya

mereka dalam DPT, karena responden berpartisipasi dalam mengisi langsung formulir

pendaftaran, dan ingatan responden manakala petugas datang ke rumah mereka untuk

mendaftarkannnya sebagai calon pemilih Pileg tahun 2014 lalu.

Page 731: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

94

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.6. Apakah terdaftar sebagai pemilih pada Pilpres ?

99,00%

1,00%

Ya 396 Tidak 4

Page 732: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

95

Ya Tidak1 B. Purba 24(6%) 1(0,3%)

2 Batang Kuis 10(2,5%) 0(0%)

3 Beringin 8(2%) 2(0,5%)

4 Biru-biru 15(3,8%) 0(0%)

5 Deli Tua 10(2,5%) 0%

6 Galang 29(7,5%) 1(0,3%)

7 Gunung Meriah 10(2,5%) 0(0%)

8 Hamparan Perak 18(4,5%) 2(0%)

9 Kutalimbaru 15(3,8%) 0(0%)

10 Labuhan Deli 10(2,5%) 0(0%)

11 Lubuk Pakam 15(3,8%) 0(0%)

12 Namorambe 35(5,5%) 0(0%)

13 P. Labu 19(4,8%) 1(0%)

14 Percut Sei Tuan 19(4,8%) 1(0,3%)

15 Pagar Merbau 15(3,8%) 0(0%)

16 Pancur Batu 23(6,3%) 2(0,5%)

17 Patumbak 10(2,5%) 0(0%)

18 Sibolangit 29(7,3%) 1(0,3%)

19 STM Hilir 15(3,8%) 0(0%)

20 STM Hulu 20(5%) 0(0%)

21 Sunggal 14(3,5%) 1(0%)

22 Tanjung Morawa 23(5,5%) 2(0,5%)

Total 386 (96,50 % ) 14 (5,50% )Sumber: Data Survey, Juli 2015

No KecamatanApakah datang ke TPS sewaktu Pilpres ?

Tabel IV.74. Kehadiran responden pada Pilpres Tahun 2014

Kesadaran masyarakat sebagai pemilik suara (voter) dalam menyumbangkan suaranya

dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden mencerminkan tingkat partisipasi politiknya yang

aktif. Menjatuhkan pilihan pada pasangan calon tertentu, merupakan keputusan yang

dilandasi faktor motivasi yang dapat bersumber dari dalam interpretasi diri sendiri, dan dapat

pula dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan pendidikan politik yang telah dilakukan oleh

partai politik pengusung calon yang dialami pemilih tersebut. Pengalaman warga dalam

mengakses layanan publik dapat pula mempengaruhi pola ekspresi pemilih dalam

mengidentifikasikan calon pilihannya atau berafiliasinya pemilih (voters) dalam partai politik

tertentu.

Page 733: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

96

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Janji 1 7,14 7,14 7,14

Karena katanya membantu masyarakat 1 7,14 7,14 14,29

Pulang kampong 1 7,14 7,14 21,43

Sedang ada pekerjaan 3 21,43 21,43 42,86

Tidak ada surat memilih 7 50,00 50,00 92,86

Tidak terdaftar 1 7,14 7,14 100,00

Total 14 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.75. Alasan tidak mencoblos pada Pilpres 2014

Dalam pelaksanaan pemilu Presiden dan wakil Presiden 2014 lalu, ternyata tingkat

kesiapan pemilih untuk memantapkan pilihannnya sebelum masuk kedalam bilik suara sudah

tinggi, dimana hanya 383 responden (95,75%) yang telah memiliki preferensi pilihan

pasangan calon yang akan dipilih, sedangkan 10 responden (2,50%) belum memiliki pilihan

saat memasuki bilik suara, sehingga pilihannya dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan

kecerdasannya, tetapi lebih bersifat sporadik dan ‘gambling’. Dan sebanyak 7 responden

(1,75%) enggan untuk menjawab pertanyaan dari enumerator.

Sumber : Data Survey, Juli 2015

Grafik IV.7 Apakah mempunyai kesiapan untuk mencoblos calon presiden dan wakil Presiden ?

95,75%

2,50% 1,75%

Ya 383

Tidak 10

Tidak menjawab 7

Page 734: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

97

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Ya 376 94,00 94,00 94,00

Tidak 24 6,00 6,00 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.76. Perilaku responden di dalam bilik suara, apakah memilih calon presiden dan wakil presiden sesuai yang akan dipilih sebelum sampai di TPS pada Pemilu 2014

Terkait dengan politik uang dan pemberian barang pada pemilihan umum Presiden

dan wakil Presiden tahun 2014, responden menjawab beberapa hal seperti pada tabel berikut.

Bentuk Pemberian

a.      Uang

b.      Barang tertentu

c.       Sembako

d.      Bibit atau pupuk

e.      Lainnya, sebutkan

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Ya Tidak

Tabel IV.77. Tanggapan responden tentang adanya calon/tim sukses/pengurus partai dari unsur Calon Presiden dalam Pilpres 2014 lalu yang memberikan hal-hal berikut ini

1,75% (7)

3,75% (15)

3,5% (14)

2% (8)

98,25% (393)

96,25% (385)

96,5% (386)

98% (392)

Dampak dari politik uang atau pemberian barang tertentu dari pasangan calon, partai

politik pengusung dan tim sukses pasangan calon menunjukkan bahwa hanya 11 responden

(2,75%) menyatakan mencoblos karena pemberian tersebut sedangkan 389 responden

(97,25%) menyatakan tidak terpengaruh oleh pemberian yang disebutkan diatas, seperti dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 11 2,75 2,75 2,75

Tidak 389 97,25 97,25 100,00

Total 400 100 100

Sumber: Data Survey, Juli 2015

Tabel IV.78. Keterpengaruhan responden karena Pemberian Uang dan barang

Page 735: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

98

Dalam mengambil keputusan terkait dengan memilih pasangan calon Presiden dan

wakil Presiden pada pemilu 2014 tentu banyak hal yang menjadi pertimbangan para pemilih,

hal-hal dimaksud adalah Jenis kelamin, Agama, Asal suku, asal partai politik dan program

calon. Hasil survey menunjukkan seperti tabel di bawah ini.

No Faktor

1 Jenis kelamin calon

2 Agama calon

3 Asal suku bangsa calon

4 Asal partai politik

5 Program calon

Sumber: Data Survey, Juli 2015

84,25%

Tak menjadi pertimbangan

47,75%

47,00%

82,25%

68,75%

15,75%

Menjadi pertimbangan

52,25%

53,00%

17,75%

31,25%

Tabel IV.79. Faktor pertimbangan Responden untuk memilih calon Presiden danWakil Presiden

Page 736: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

99

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Gunung Meriah

Tjg Morawa Sibolangit Kutalimba

ruPancur Batu

Namorambe

S ibiru-biru S TM Hilir Bangun

Purba Galang STM Hulu Patumbak Jumlah Dipindah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Prabowo – Hatta 346 53.850 1.544 5.830 14.120 6.089 5.521 4.465 4.991 17.163 1.225 21.645 136.789

2 Jokowi-Jusuf Kalla 1.174 38.606 8.376 10.574 24.919 9.772 10.274 10.386 6.222 12.898 5.003 15.801 154.005

1.520 92.456 9.920 16.404 39.039 15.861 15.795 14.851 11.213 30.061 6.228 37.446 290.794

31 362 54 79 139 65 88 70 36 131 38 151 1.244

1.551 92.818 9.974 16.483 39.178 15.926 15.883 14.921 11.249 30.192 6.266 37.597 292.038

No Nama Calon Presiden dan Wakil Presiden

Jumlah Pindahan

Deli Tua S unggalHamparan

PerakLabuhan

DeliPercut Sei

TuanBatang Kuis

Lubuk Pakam

Pagar Merbau

Pantai Labu Beringin

Jumlah Akhir Presentase

1 Prabowo-Hatta 136.789 15.102 53.262 44.699 15.933 91.428 16.245 18.379 10.146 10.445 12.254 424.682 53,19%

2 Jokowi-Jusuf Kalla 154.005 11.411 52.339 23.338 10.437 62.678 8.625 21.223 7.753 8.143 13.808 373.760 46,81%

290.794 26.513 105.601 68.037 26.370 154.106 24.870 39.602 17.899 18.588 26.062 798.442

1.244 139 387 205 79 531 95 136 69 97 73 3.055

292.038 26.652 105.988 68.242 26.449 154.637 24.965 39.738 17.968 18.685 26.135 801.497

Sumber: KPU Deli Serdang, 2014

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Tabel IV.80. Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pemilu Presiden tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang

Jumlah Suara Sah

Jumlah Suara Tidak Sah

Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah

Jumlah Suara Sah

Page 737: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

100

Berdasarkan Tabel IV.68. Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum

Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang, jumlah pemilih

terdaftar sebanyak 1.346.089 pemilih tetapi jumlah yang hadir ke TPS pada hari pemungutan

suara sesuai Tabel IV.80. Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang dan jumlah suara tidak sah sebanyak

801.497 suara. Tingkat partisipasi pemilih Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

Tahun 2014 di Kabupaten Deli Serdang sebesar 59.54% (Sumaber : Data KPU DS)

Page 738: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian yang sudah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Partisipasi Pemilih dalam setiap Pemilu di Kabupaten Deli Serdang dapat ditelusuri dari

kehadiran dan ketidakhadiran (voter turn-out) di Tempat Pemungutan Suara (TPS)

yang dipengaruhi beragam penyebab. Salah satu hal terkait masalah kehadiran pemilih

dalam Pemilu tahun 2014 lalu di Kabupaten Deli Serdang, dimana hasil penelitian ini

menggambarkan kecenderungan bahwa: (a) Akurasi tahapan pemutakhiran data

pemilih. Persoalan paling sensitif dalam pelaksanaan pemilu Kabupaten Deli Serdang

yang paling rawan berhubungan dengan adanya NIK Ganda (b) Dinamika mobilitas

penduduk yang tergolong pada komuter yaitu penduduk yang bekerja di kota Medan

secara ulang-alik ke Kabupaten Deli Serdang, dimana terdaftar sebagai penduduk yang

memiliki KTP Kabupaten Deli Serdang, namun karena mereka harus bekerja di Kota

Medan dan tidak libur secara fakultatif menyebabkan ketidak pastian mereka dalam

kehadirannya di TPS. (c) Persebaran luasnya lahan Eks HGU perkebunan,

menyebabkan tingginya angka penggarap yang berasal dari banyak Kabupaten/kota lain

Sumatera Utara yang menjadi pemukim di Kabupaten Deli Serdang, yang belum

berstatus penduduk yang terdaftar dalam DPT Pemilu di Kabupaten Deli Serdang. (d)

Masalah tinggi rendahnya kehadiran dan ketidak hadiran pemilih (voting turn-out)

bersumber dari kekurang akuratan DPT Pemilu yang diakibatkan oleh metode verifikasi

dan pemutakhiran data pemilih sehubungan dengan fenomena “ghost voter”, yaitu

pemilih yang terdaftar dalam DPT yang digunakan sebagai referensi undangan terhadap

pemilih, tetapi pada saat hari H ternyata tidak datang atau tidak hadir ke TPS. Ketidak

hadiran pemilih (voter in-absentia) di TPS karena faktor diatas diakibatkan oleh

penduduk yang telah meninggal, pindah, melanjutkan studi dan bekerja di perantauan

(daerah lain) tetapi masih tetap terdaftar dalam Kartu Keluarga dan DPT yang disahkan

oleh KPU Kabupaten Deli Serdang.

2. Tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mendukung partisipasi politik masyarakat

untuk pengembangan demokrasi ternyata masih sangat rendah, maka tidak heran kalau

Page 739: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

102

elite politik di Kabupaten Deli Serdang mengalami kendala jejaring sosial politik, yang

berdampak pada kurang tersambungnya kebijakan publik dan putusan politik para elit

dengan aspirasi masyarakatnya. Kondisi ini tergambar dari keikutsertaan dari

responden sebagai anggota aktif yang paling banyak adalah dalam organisasi

keagamaan (36,5 %) dan organisasi sosial (15,5 %). Sedangkan yang aktif dalam

kegiatan LSM dan partai politik sangat rendah yaitu masing-masing 1,5 % dan 1,3%.

3. Pengenalan pemilih yang dijadikan responden dalam penelitian ini terhadap figure

calon legislatif, calon kepala daerah, mulai dari tingkat Gubernur sampai Bupati, dan

Presiden serta Partai Politik yang dipilih ternyata banyak dipengaruhi oleh faktor

sosialisasi politik yang telah diterima, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi dan

merubah preferensi pemilih terhadap Capres/Cawapres, caleg pilihannya dan Parpol,

terutama bagi para responden yang baru pertama sekali mengikuti Pemilu atau

mengejawantahkan kedaulatan politiknya dalam memilih pejabat politik yang

mewakilinya di lembaga legislatif dan pemerintahan.

4. Tingkat kepuasaan masyarakat (pemilih) terhadap kinerja Pemerintah (Nasional,

Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Deli Serdang) yang rendah juga menjadi salah

satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Deli Serdang,

dimana masyarakat Deli Serdang beranggapan bahwa siapapun yang dipilih, tidak aka

nada perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, terbukti dari

banyaknya persoalan mulai dari harga bahan pokok yang terus meningkat, fasilitas

pendidikan dan kesehatan yang belum merata serta infrastruktur jalan yang belum

terbangun sampai ke desa-desa terpencil.

5. Kurangnya sosialisasi mengenai kepemiluan mulai dari Pilkada Kepala Daerah

(Gubernur dan Bupati), Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu

Presiden/Wakil Preside yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu (KPU) dan Partai

Politik juga berperan penting dalam menyebabkan rendahnya partisipasi Pemilih dalam

setiap momen pemilihan umum di Kabupaten Deli Serdang.

Page 740: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

103

B. REKOMENDASI

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dalam mengatasi

rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam setiap pemilu di Kabupaten Deli Serdang adalah

sebagai berikut :

1. Konsekuensi dari fluktuasi tingkat partisipasi pemilih yang hadir ke TPS dapat

menimbulkan persoalan yang menjadi titik rawan dalam setiap penyelenggaraan

pemilu legislatif, pilpres dan Pilkada. Karena itu, masalah pemutakhiran data pemilih

harus dilakukan dengan ketelitian dan sistem yang andal setiap tahun oleh KPU

Kabupaten Deli Serdang bersama dengan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dengan

menetapkan metode verifikasi dan revisi data pemilih secara terukur dan faktual.

2. Kualitas Pemilui tidak dapat hanya diukur dari tingginya partisipasi pemilih yang

hadir ke TPS tanpa dibarengi prilaku pemilih yang rasional. Karena ini KPU Deli

Serdang harus bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya Partai Politik, DPRD,

dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melakukan pendidikan pemilih secara

reguler dengan sistem pendidikan politik yang dilengkapi dengan kurikulum yang

aplikatif yang dapat memenuhi tujuan demokratisasi dan kedaulatan rakyat.

3. Sosialisasi yang intens dengan menggunakan media-media kreatif yang mudah

dijangkau/diakses oleh Pemilih dan juga memanfaatkan tokoh-tokoh masyarakat

(Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan) untuk dapat lebih cepat

menyampaikan informasi baik mengenai tahapan pemilu maupun berkaitan dengan

calon/peserta pemilu baik kepala daerah, legislative maupun presiden.

Page 741: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

104

DAFTAR PUSTAKA

American Center For International Labor Solidarity (ACILS), (1999), A Handbook For

Long-term Election Monitors: Indonesian General Elections 1999.

Budiarjo, Miriam (1994), Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Burns, D. (2000), “Can Local Democracy Survive Governance?” , Urban Studies, Vol. 37,

No. 5-6.

Burns, D., Hambleton, R. & Hogget, P. (1994), The Politics of Decentralisation

(Basingtoke: Macmillan).

Diamond, Larry (ed.), (1988), Democracies in Developing Countries, Lynne Riener Pub.,

Boulder, Colorado, vol. 3.

Duverger, Maurice, 2002, Sosiologi Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Feith, Herbert dan Castles, Lance (1988), Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965,

LP3ES, Jakarta.

Firmanzah, 2010, Persaingan, Legitimasi, Kekuasaan dan Marketing Politik: Pembelajaran

Politik Pemilu 2009, Yayasan Obor, Jakarta.

Grote, J. R and Gbikpi, B., eds (2002) Participatiry Governance, Opladen : Verlag Leske +

Budrich.

Harun, Rochayat dan Sumarno, 2006, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Mandar Maju,

Bandung.

Held, David, 1996, Model of Democracy, Stanford University Press, Cambridge.

Marijan, Kacung, 2010, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru,

Penerbit Kencana, Jakarta.

Mas’oed Mochtar dan Mac Andrews, Colin, (2001), Perbandingan Sistem Politik, Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Musa, Ali Masykur, 2003, Sistem Pemilu: Proporsional Terbuka Setengah Hati, Pustaka

Indonesia Satu, Jakarta.

Rahman, Arifin, 2002, Sistem Politik Indonesia, Dalam Perspektif Struktural Fungsional,

Penerbit SIC, Surabaya.

Page 742: PARTISIPASI PEMILIH; KEHADIRAN DAN KETIDAK ...94)bahwa prilaku memilih dalam Pemilu tahun 2009 lalu memperlihatkan kecenderungan: (1) secara demografis, maka ... (sumberdaya) publik

105

Richardson, Henry S., 2002, Democratic Authonomy: Public Reasoning about the Ends of

Policy, Oxford University Press, New York.

Riswandi, 2009, Komunikasi Politik, Graha Ilmu Universitas Mercubuana, Jakarta.

Roode, Charlton Clymer, dkk, 2000, (terj.), Pengantar Ilmu Politik, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Romli, Lili, 2010, Evaluasi Pemilu Legislatif 2009, Tinjauan atas Proses Pemilu, Jurnal

Penelitian Politik, Vol. 7 No. 1/2010, LIPI, Jakarta.

Schmitter, P. (2000). “Participation in Governance Arrangement” , (in) Grote, J. R. and

Gbikpi, B., eds (2002).

United States Information Service (USIS), (tanpa tahun), Unsur-Unsur Pemilihan Umum

Demokratis dalam Apakah Demokrasi Itu? (Jakarta: USIS, Indonesia)

Varma, SP, 1999, Teori Politik Modern, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta.

Wilopo, (1978), Zaman Pemerintahan Partai-Partai Dan Kelemahan- Kelemahannya,

Yayasan Idaya, Jakarta.