_part1__revisi_2_mkak
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
Kelainan paru bawaan mencakup malformasi kistik adenomatoid
kongenital (MKAK), emfisema lobaris kongenital, sekuestrasi bronkopulmoner,
dan kista bronkogenik.1 Lesi yang mengisi ruang kosong (space occupying
lessions) yang paling sering di rongga toraks adalah hernia diafragmatik
kongenital, MKAK, sekuestrasi bronkopulmoner, dan hidrotoraks fetal.2
Malformasi kistik adenomatoid kongenital (MKAK) adalah lesi paru
langka yang ditandai dengan pertumbuhan berlebihan dari bronkiolus terminal di
sistem pernapasan. Lesi ini hampir selalu unilateral dan dapat terjadi pada lobus
apapun.3
Kejadian MKAK merupakan 25% dari lesi paru-paru fibrosis kongenital.
Kejadian perinatal diperkirakan 1:25000 sampai 1:35000.4 Kejadian MKAK
merupakan 25% dari lesi paru-paru fibrosis kongenital. Sampai dengan 71% dari
kasus tersebut tidak menunjukkan gejala saat lahir, sementara regresi spontan
telah dilaporkan dalam 76% kasus tanpa intervensi prenatal.5
Diagnosis prenatal didasarkan pada hasil ultrasonografi dari kista paru
yang hiperekoik, baik itu mikrokistik maupun makrokistik. Kedua jenis lesi ini
mungkin berhubungan dengan pergeseran mediastinum, hidrops fetalis atau
polihidramnion.6
Prognosis buruk termasuk penyakit bilateral, atau unilateral dengan
kompresi utama yang menyebabkan paru-paru hipoplasia, dan hidrops fetalis
terlepas dari jenis lesi. Mortalitas sekitar 9-49%. MKAK unilateral tanpa hidrops
fetalis dikaitkan dengan prognosis yang baik. 6
Perawatan prenatal hampir semuanya adalah bedah. Prosedur pembedahan
dengan reseksi lobar atau shunt thoracoamniotic. Resolusi spontan terjadi
sebelum lahir hanya pada trimester ketiga kehamilan. Setelah kelahiran
perawatannya bisa berupa reseksi segmental atau lobar.6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Malformasi kistik adenomatoid kongenital (MKAK) adalah pertumbuhan
jaringan paru berbentuk multikistik yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan
struktur bronkhial terminal.7 Penyakit ini ditandai oleh massa kista-kista yang
saling berhubungan yang dilapisi oleh epitel kuboid atau bronkial.8
MKAK adalah lesi yang memiliki karakteristik pertumbuhan berlebihan
dari struktur bronkiolus dengan mengorbankan alveolus, dan berhubungan dengan
suplai pernapasan yang abnormal.2 MKAK ditandai dengan kurangnya alveolus
normal dan berlebihnya proliferasi bronkiolus terminal.1 MKAK jarang terjadi,
bukan turunan, merupakan kelainan hamartomatosa pada paru dengan proliferasi
adenomatoid kista yang menyerupai bronkiolus. Biasanya unilateral dengan
keterlibatan lobus tunggal.5
2. Epidemiologi
a. Frekuensi
Amerika Serikat
Tidak ada data yang tersedia mengenai frekuensi lesi ini, karena
merupakan kondisi langka. 9
Internasional
Sebuah tinjauan dari 48 kasus dari 5 pusat di Kanada mengarah
kepada kejadian yang diperkirakan dari 1:25000 1:35000 untuk pasien
yang didiagnosis sebelum lahir. Penggunaan ultrasonografi
prenatal telah menyebabkan peningkatan dalam diagnosis prenatal. 9
MKAK merupakan malformasi kongenital yang jarang terjadi,
namun masih merupakan lesi congenital paru paling sering. Data dari
populasi yang besar menunjukkan bahwa MKAK terjadi pada 1
berbanding 8300 hingga 35000 kekahiran. Tipe kista besar merupakan
yang tersering, yaitu 70% dari seluruh jenis MKAK, atau 2-8 pada
100.000 kelahiran.
MKAK merupakan kelainan yang terjadi secara sporadik.
Formasinya tidak berkaitan dengan faktor maternal atau pun prediposisi
genetik tertentu, kecuali untuk MKAK tipe IV, kemungkinan berhubungan
dengan Familial Pleuropulmonary Blastoma Syndrome.10
b. Mortalitas / Morbiditas
Sebagian besar seri melaporkan angka kematian sebesar 25-30% dari
semua anak yang lahir pada masa neonatus dengan MKAK, namun angka-
angka ini tidak termasuk anak-anak tanpa gejala yang hadir di kemudian hari.
Tingkat kematian yang dilaporkan dari penderita MKAK sebelum lahir
berkisar 9-49%. Morbiditas utama terkait dengan kelemahan paru. Sebuah lesi
yang besar dapat dikaitkan dengan hipoplasia paru. Hal ini dapat menyebabkan
gangguan pernapasan saat lahir. Satu studi menyarankan bahwa
polihidramnion juga berhubungan dengan hasil yang lebih buruk. Satu studi
menyatakan bahwa polihidramnion juga berhubungan dengan hasil yang lebih
buruk. Potensi untuk transformasi ganas diakui dalam semua kasus MKAK.
Apakah ya atau tidak reseksi lengkap dari daerah yang terkena sepenuhnya
menghilangkan risiko ini tidak diketahui. 9
c. Usia
MKAK adalah suatu kondisi bawaan. Kasus biasanya diidentifikasi
sebelum lahir oleh pemeriksaan ultrasonografi rutin minggu ke 20-28.
Sebagian besar kasus postnatal diidentifikasi hadir pada periode baru lahir.
MKAK dapat hadir pada anak yang lebih tua dan dewasa sebagai temuan
insidental atau sekunder terhadap infeksi berulang. 9
3. Klasifikasi
Tabel 1. Klasifikasi Secara Luas Malformasi Kistik Adenomatoid
Kongenital 2
Tipe Insidensi Tampilan Nyata Mikroskopik Ciri-ciri Lain
0 1-3 % Solid, kedua paru
kecil dan kuat
Jalan nafas tipe
bronkial yang
memiliki kartilago,
otot polos, dan
kelenjar-kelenjar yang
dipisahkan oleh
jaringan mesenkim
yang kaya.
Ketidaksesuaian
dengan hidup
1 60-70 % Kista-kista besar
(hingga 10 cm)
Kista dilapisi sel-sel
bersilia berlapis semu
yang sering diselingi
barisan sel-sel mukosa
Dapat terlambat,
prognosis
keseluruhan
terbaik, <1%
perubahan
karsinoma
2 10-15 % Mirip spons terdiri
dari kista-kista
multipel (sampai 2
cm) dan jaringan
seperti tumor pucat
yang padat
Kista menyerupai
bronkiolus yang
melebar, yang
dipisahkan oleh
alveolus normal, otot
lurik 5 %.
Neonatus,
kelainan ginjal
dan jantung,
prognosis buruk
3 5 % Solid Struktur seperti
alveoli/bronkiolus
yang tersebar yang
dilapisi epitel kuboid
rendah dan dikelilingi
oleh alveolus yang
dilapisi oleh epitel
kuboid
Neonatus,
hampir khusus
didapatkan pada
laki-laki saja,
prognosis buruk
4 15 % Kista besar (sampai
10 cm) umumnya
terletak pada
bagian tepi paru-
paru
Kista dilapisi oleh
sebuah epitel yang
datar terletak pada
jaringan ikat longgar
Neonatus dan
dewasa,
prognosis baik,
dapat bersamaan
dengan PPB
Secara histologis, MKAK dibagi menjadi tiga tipe:
Tipe I: paling sering, bentuk kista multipel dengan bermacam-macam ukuran
Tipe II: bentuk kista multipel berdinding tipis, ukuran 1-2 cm
Tipe III: paling jarang, berbentuk massa solid dengan kista kecil-kecil multipel7
Gambar 1. Tipe Malformasi Kistik Adenomatoid Kongenital 10
Beberapa penulis lebih memilih untuk mengklasifikasikan MKAK yang
sebagai mikrokistik (diameter kista kurang dari 5 mm) dan makrokistik (sama
atau lebih besar dari 5 mm) dengan penampakan anatomi, temuan ultrasonografi,
dan prognosis. Lesi mikrokistik sering dikaitkan dengan hidrops fetalis dan pasien
memiliki prognosis yang buruk. Lesi makrokistik (tunggal atau kista multipel > 5
mm) biasanya tidak terkait dengan hidrops fetalis dan pasien memiliki prognosis
yang lebih baik. 3
4. Patofisiologi
MKAK adalah pertumbuhan jaringan paru berbentuk multikistik yang
disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan sturktur bronkiolus terminal.7
Mekanisme pasti penyebab MKAK tidak diketahui, tetapi mungkin termasuk
adanya ketidakseimbangan antara proliferasi dan apoptosis sel (misalnya
peningkatan proliferasi sel dan penurunan apoptosis ketika dibandingkan dengan
usia kehamilan).12 MKAK tampak sebagai daerah fibrosis dalam paru-paru yang
tidak normal karena pertumbuhan berlebih dari embriogenesis bronkiolus terminal
adenomatosa dengan penurunan pertumbuhan alveolar.4 Tampaknya menjadi
peristiwa acak yang dapat terjadi pada siapa saja.13
Lesi ini mungkin diakibatkan oleh gangguan embriologis, biasanya
sebelum hari ke-50 kehamilan, dan agaknya melibatkan kesalahan perkembangan
struktur bronkiolus terminal.14 Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin
yang mengarah ke MKAK telah digambarkan sebagai atresia bronkial atau
maturasi yang tertahan di segmen bronkopulmonalis sebelum minggu ke-17
kehamilan.5 Pemeriksaan histologis menunjukkan paru normal yang kecil dengan
banyak elemen-elemen glanduler. Kista amat lazim, kartilago jarang. Adanya
kartilago dapat menunjukkan gangguan embriologisnya agak lebih lambat
mungkin melambat sampai minggu ke-10 sampai ke-24.13
MKAK dapat muncul dalam ukuran yang bervariasi dan dapat berubah
ukurannya sepanjang kehamilan. Beberapa kasus dapat tumbuh bersama dengan
bayi dan muncul cukup besar. Bahkan mungkin mendorong jantung bayi dari
posisi biasanya. Beberapa kasus mungkin tetap ukurannya bersamaan dengan
pertumbuhan bayi dan MKAK tampak menjadi relatif kecil. Beberapa kasus lain
bahkan dapat menyusut atau menghilang sebelum kelahiran.4
MKAK jarang tumbuh sangat besar. Jika MKAK tumbuh besar, dapat
memberikan tekanan berlebih pada kerongkongan bayi, paru-paru, atau jantung.
Tekanan pada kerongkongan yang dapat mencegah bayi dari menelan cairan
ketuban (air di sekitar bayi) seperti biasa dapat menyebabkan penumpukan cairan
di sekitar bayi yang disebut polihidramnion.13 Polihidramnion didefinisikan
sebagai cairan amnion 2 liter atau lebih.15 Kista yang besar, selain menekan vena
cava inferior, juga menyebabkan aliran balik vena menurun, curah jantung dan
efusi.4
Jika MKAK sangat besar, paru-paru mungkin tidak memiliki cukup ruang
untuk berkembang dengan baik. Satu lobus dari satu paru membesar dan sering
kistik, menekan sisa paru ipsilateral dan seringkali menyebabkan pergeseran
mediastinum dengan kompresi paru kontralateral.13 Sisa paru ipsilateral dapat
hipoplastik sebagai akibat dari sifat lesi yang menghabiskan ruang.14 Ini disebut
hipoplasia paru. Ini bisa menjadi penyakit yang mengancam karena dapat
menyebabkan masalah pernapasan untuk bayi setelah lahir.13
MKAK yang besar juga dapat mendorong jantung bayi begitu jauh dari
posisi normal sehingga jantung tidak memiliki cukup ruang untuk bekerja dengan
baik. Hal ini dapat menyebabkan gagal jantung dan hidrops fetalis dapat
berkembang. Hidrops didefinisikan oleh adanya kelebihan cairan dalam dua atau
lebih badan daerah, seperti dada, perut, atau kulit, dan sering dikaitkan dengan
polihidramnion.16 Kista besar berhubungan dengan hidrops fetalis dalam 40%
kasus.4 Bayi dengan kondisi ini sangat sakit dan tidak mungkin bertahan hidup.
Ibu bayi yang telah mengalami hidrops fetalis beresiko terkena tekanan darah
tinggi dan perlu pemantauan ketat.13
5. Gejala Klinis
a. Gangguan pernapasan
Ini adalah gejala yang paling sering muncul pada bayi baru lahir dengan
diagnosis MKAK. Bisa berkisar keparahannya, dari mendengkur, takipnea, dan
kebutuhan oksigen ringan, sampai kegagalan pernafasan fulminan memerlukan
dukungan ventilator agresif atau Extracorporeal Membrane Oxygenation
(ECMO). 17
Beberapa mekanisme menjelaskan timbulnya kesulitan pernapasan.
Hipoplasia paru mungkin timbul sebagai konsekuensi dari MKAK yang besar,
pergeseran mediastinum dapat mengganggu fungsi jantung dan pernapasan,
pneumothoraks spontan dapat terjadi, dan udara perangkap dalam kista
menyebabkan kompresi jaringan paru fungsional. 17
b. Infeksi Berulang
Anak-anak dengan MKAK beresiko infeksi paru berulang karena
kompresi bronkial, udara terjebak, dan ketidakmampuan untuk sekresi. 17
c. Hemoptisis
Hemoptisis telah kadang-kadang digambarkan sebagai manifestasi dari
MKAK pada anak yang lebih tua
d. Dispnea dan nyeri dada
e. Lain-lain: batuk, demam, dan gagal tumbuh. 17
Umumnya, tanda-tanda fisik yang didapati pada anak dengan MKAK tidak
spesifik, seperti:
a. Takipnea: Takipnea adalah tanda yang paling umum yang dihadapi pada
periode baru lahir, yang mencerminkan gangguan pernapasan.
b. Pneumotoraks: Tanda yang biasanya muncul dengan pneumotoraks dapat
ditimbulkan, termasuk deviasi trakea, yang menunjukkan pergeseran
mediastinum, bergeser suara jantung, dan penurunan masuknya udara pada sisi
yang terkena.
c. Sianosis
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan
e. Dengkur
f. Gagal tumbuh. 17
6. Pemeriksaan Klinis
Pada pemeriksaan klinis postnatal lazim dijumpai kegawatdaruratan
pernafasan neonatus, infeksi pernafasan berulang, dan pneumotoraks. Kebanyakan
penderita menjadi bergejala dan meninggal sesaat setelah bayi lahir, meskipun ada
yang mampu bertahan hidup setelah pembedahan gawat darurat. Kadang-kadang
penderita tidak menunjukkan gejala, sampai pertengahan masa anak-kanak, ketika
anak mulai sering mengalami infeksi paru berulang, infeksi paru menetap, atau
nyeri dada yang relatif akut. Pada pemeriksaan fisik, suara pernafasan dapat
menghilang dengan pergeseran mediastinum menjauh dari lesi. 13
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Antenatal
Pemeriksaan antenatal dapat dilakukan dengan pemeriksan ultrasonografi
(USG) pada usia kehamilan mencapai minggu ke 20-28. Pemeriksaan in utero
menunjukkan adanya masa solid intratorak dan kista terbatas. Masa solid ini akan
terlihat hiperekoik. Dapat pula ditemukan mass effect, yang mendorong jantung
kearah berlawanan.18
Hasil pemeriksaan antenatal dapat pula ditemukan gambaran fetal
polihidramnion yang kemungkinan disebabkan oleh tertekannya esofagus janin
oleh masa kista, sehingga cairan amnion tidak dapat diminum. Adapun
gambarannya yaitu volum cairan amnion yang lebih dari 1500 – 2000 ml dan
indeks cairan amnion yang lebih dari 20-25.18
Gambar 2. Gambaran USG Aksial Usia 22 Minggu Kehamilan (Tampak
gambaran ekogenik pada paru kanan fetus dengan dominasi kista yang
berukuran lebih dari 1 cm) 19
Gambar 3. A. Gambaran USG Longitudinal dengan Kista Tipe I (>1,5 cm)
yang Menekan Jantung ke Arah yang Berlawanan. B. Gambaran Massa
Hiperekogenik (Tipe III) pada Paru Paru Kiri yang Menekan Jantung ke Arah
Kanan.
Pada kasus di gambar A, fetus meninggal pada usia kehamilan 33 minggu
akibat hidrops fetalis. Kemungkinan hidrops fetalis sekunder terjadi karena
penekanan kista pada pembuluh darah balik jantung, sehingga menyebabkan
edema anasarka.20
b. Pemeriksaan Radiologi
1. Foto Polos
Kebanyakan kasus MKAK dapat didiagnosis dengan foto polos, gambaran
tersering berupa udara berisi kista ireguler pada satu segmen paru. Masa sering
mengalami ekspansi pada hemitoraks ipsilateral dan menggeser mediastinum
ke arah kontralateral.
Pada awal kelahiran, masa paru opak dengan cairan homogen dapat
terlihat. Selanjutnya pola paru akan menunjukkan gambaran area radiolusen
multipel dengan ukuran dan bentuk yang sangat bervariasi. Ada pun kista
terpisah satu sama lain dengan corakan jaringan paru yang opak. Paru yang
terlibat akan terlihat seperti honeycombed atau spongi, namun seringnya kista
yang paling besar akan menutupi (overshadow) gambaran kista lainnya.
Sementara udara yang tertahan (air-trapping) di antara ruang kista akan
menyebabkan gangguan respirasi makin nyata.21
Gambar 4. Foto Torak AP Pasien Malformasi Kistik Adenomatoid Kistik Hari
Pertama Kelahiran
Gambar 5. Foto Torak AP Hari Kedua Kelahiran (tampak area udara berisi kista
yang menempati lobus atas paru kanan)
Gambar 6. Foto Torak AP Pasien Malformasi Kistik Adenomatoid Kongenital
dengan Kista Bilateral (tampak kista yang lebih besar pada sisi kiri menekan
mediastinum kearah kontralateral, sehingga menyebabkan congenital skoliosis).
Pada awal kelahiran, pasien MKAK sering tanpa gejala (asimptomatik).
Namun foto torak dapat memperlihatkan adanya lesi pada lobus paru. Oleh
karena itu, pemeriksaan prenatal menjadi penting untuk mendeteksi bayi yang
lahir tanpa gejala.19
Gambar 7. Pasien dengan Malformasi Kista Adenomatoid Kongenital
Asimtomatik, Hari Pertama Kelahiran (Tampak adanya masa triangular pada
lobus kanan paru dengan kista dominan di tengah ukuran 4 cm).
Gambar 8. Pasien dengan Malformasi Kista Adenomatoid Kongenital
Simtomatik, Hari Pertama Kelahiran (tampak gambaran opak pada lapangan
paru kiri atas dengan deviasi trakea, esofagus, dan jantung ke arah
kontralateral. Klinis pasien takikarsi dan takipnea).
Gambar 9. Foto Lateral Masa Multikista dengan Area Radiolusen (tanda
panah).22
2. CT-Scan
CT-Scan bukan pemeriksaan yang sangat diperlukan pada periode
neonatal, pemeriksaan ini hanya digunakan jika diagnosa membingungkan dan
untuk perencanaan terapi bedah.
Gambaran yang dapat terlihat adalah:
a. Kista kecil (diameter < 2 cm) dengan abnormalitas lainnya, seperti area
kista besar, konsolidasi, atau ateunasi rendah.
b. Kista besar multipel (diameter > 2 cm) dengan abnormalitas lainnya, seperti
area kista-kista kecil, konsolidasi, atau ateunasi rendah.21
Gambar 10. CT-scan Torak dengan Kista Multisepta pada Lobus Paru Kanan Atas
Gambar 11. CT-Scan Dasar Paru dengan Bilateral Malformasi Kista Adenomatoid
Kongenital.