parameter kesejahteraan

3

Click here to load reader

Upload: farah-firdha-abadhia

Post on 25-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Parameter Kesejahteraan

TRANSCRIPT

Page 1: Parameter Kesejahteraan

Parameter Kesejahteraan

Setiap orang  memiliki keinginan untuk sejahtera, suatu keadaan yang serba baik, atau suatu kondisi di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.  (id.wikipedia.org).

Sejahtera juga mengandung pengertian aman sentosa, makmur, serta selamat , terlepas dari berbagai gangguan.(kbbi.daring). Keadaan sejahtera itu juga digambarkan dalam UU No 6 tahun 1974 dengan sangat abstrak,  yaitu  suatutata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan danketentraman lahir batin ... dan seterusnya. (www.kamushukum.com). Lebih lengkap, Kementerian KoordinatorKesejahteraan Rakyat memberi pengertian sejahtera yaitu  suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhandasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan,lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Jugaterpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa. (www.menkokesra.go.id).Walaupun sulit diberi pengertian, namun  kesejahteraan memiliki beberapa kata kunci yaitu terpenuhi kebutuhan dasar,makmur, sehat, damai dan selamat, beriman dan bertaqwa. Untuk mencapai kesejahteraan itu manusia  melakukanberbagai macam usaha, misalnya di bidang  pertanian, perdagangan, pendidikan, kesehatan serta keagamaan,pertahanan-keamanan dan sebagainya. Manusia juga melakukan upaya-upaya secara individu serta berkelompok.Upaya mencapai kesejahteraan lewat kelompok misalnya membentuk paguyuban, koperasi, assosiasi, organisasi serta membentuk  Negara. Kesejahteraan juga bisa dibedakan menjadi lahiriyah/fisik  dan batiniyah. Namun, mengukurkesejahteraan, terutama kesejahteraan batin/spiritual, bukanlah yang mudah. Kesejahteraan yang bersifat lahir yangbiasa dikenal dengan kesejahteraan  ekonomi lebih mudah diukur daripada kesejahteraan batin. Ukuran kesejahteraanlebih kompleks dari kemiskinan. Kesejahteraan harus dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dankerohanian. Kesejahteraan dapat diraih jika seseorang dapat mengakses pekerjaan, pendapatan, pangan, pendidikan,tempat tinggal, kesehatan, dan lainnya. (Ali Khomsan, www.Kompas.com)

Karena itu kita sering mengukur kesejahteraan dari sisi fisik atau ekonomi. Terdapat berbagai perkembanganpengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi fisik, seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia),Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup); Basic Needs (Kebutuhan Dasar); dan GNP/Kapita (PendapatanPerkapita).

Ukuran kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu  konsumsi dan produksi (skala usaha). Dari sisikonsumsi  maka kesejahteraan bisa diukur dengan cara menghitung seberapa besar pengeluaran yang dilakukanseseorang atau sebuah keluarga untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atauperiode tertentu.

Dengan para meter kesejahteraan seperti itu, kita bisa mengukur diri kita, saudara kita dan masyarakat di sekitar kita.Walau pun tidak mutlak benar. Ukuran-ukuran ini bisa membantu mengukur tingkat keberhasilan kerja pemerintah,perusahaan dan sebagainya. Para meter ini juga bisa dijadikan titik awal bagi TAMZIS sejauh mana TAMZIS mampumeningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Profil beberapa Anggota TAMZIS

 Melalui pendekatan   konsumsi, TAMZIS mencoba melihat seberapa jauh perkembangan ekonomi keluarga mereka yangmenjadi anggota pembiayaan TAMZIS. Pengamatan sederhana   yang dilakukan yaitu dengan cara melihat/menghitungperkembangan skala usaha  serta tujuh kebutuhan/konsumsi rumah tangga anggota,  dalam masa tertentu,  yang  meliputi: Pangan/gizi, Pendidikan,  Kesehatan, sandang/pakaian, Tempat tinggal, Fasilitas rumah tangga, Sumbangansosial/zakat/infak/ibadah haji

Pengamatan ini bermaksud untuk sekedar ”menengok” – mungkin semacam silaturrahim --bagaimana keadaan ekonomi sebagian anggota TAMZIS selama menjalin kerjasama bisnis lewat  pola akad-akadsyariah. Oleh karena itu, laporan ini tidak bermaksud menggambarkan/mewakili keseluruhan keadaan anggota. Namun,setidak-tidaknya bisa memberi gambaran tentang kesejahteraan sebagian anggota, dan semoga merupakan salah satu bentuk kepedulian atau empati  TAMZIS terhadap kehidupan anggotanya.

Sebuah gambaran kesejahteraan anggota TAMZIS  bisa kita lihat pada diri Ibu Sumiyem (32 tahun), pedagang buah yang sehari-hari berjualan di Pasar Kota Gede, Yogyakarta. Perempuan yang punya seorang putra,  Aris Setiawan (10tahun) ini sudah beberapa kali mendapatkan pembiayaan dari TAMZIS Cabang Kota Gede. Awalnya, perempuan asalPleret, Bantul ini hanya menggunakan modal sendiri, namun ketika butuh dana mendadak  --misalnya ada buah imporyang baru datang – dia akhirnya menambah modal dari TAMZIS.  Dalam dua tahun terakhir,  istri Bapak Saryantoini sudah dua kali menggunakan dana dari TAMZIS.   Dengan pembiayaan itu usaha Ibu Sumiyem bisa berkembang,yang sebelumnya berasset Rp 500.000, sekarang menjadi Rp 1.000.000,-. Dia sangat bersyukur, dengan modal kerja itu omzetnya mencapai  Rp 250.000 per hari.

Selama 5 tahun berjualan, berkat  ketekunannya menabung, sekarang Ibu Sumiyem telah memiliki sepeda motor Supra

Lembaga Keuangan Mikro Syariah | www.tamzis.com

http://www.tamzis.com Menggunakan Joomla! Generated: 16 February, 2014, 17:09

Page 2: Parameter Kesejahteraan

Fit, memiliki tabungan , bisa menyekolahkan anaknya hingga kelas 4 SD, serta bisa memperbaiki rumahnya yangterkena gempa tahun 2006.  Dengan wajah berbinar  Ibu Sumiyem menyampaikan kepada Tamaddun : ”Kalaudulu, sebelum usaha saya maju, paling hanya bisa beli baju  satu tahun sekali. Alhamdulilah, sekarang bisa sampai limakali,” katanya, dengan ceria.

Kisah anggota yang lain berasal dari Ibu Temu (50), wanita asal Kulonprogo, Yogyakarta. Perempuan yang gigih inimemulai jualan di teras (Jawa: emper) toko orang lain pada tahun 2000 yang lalu. Pedagang kelontong yang semulahanya jualan telur ayam lehorn ini,  memulai usaha dengan modal Rp 500 ribu. Karena ketelatenannya, selama 3 tahunberjualan akhirnya bisa membeli kios di pasar Kota Gede. Sejak lima tahun terakhir dia selalu dipercaya memutar modaldari TAMZIS, dengan pola mudharabah.  Sekarang  usahanya semakin berkembang, isi kiosnya juga  semakin lengkap.Berkat kegigihannya berdagang, sekarang asset Ibu Temu mencapai Rp 50 juta.

Walaupun sedang diuji dengan sakitnya sang suami tercinta yang menghabiskan banyak biaya, Ibu Temu tetapbersyukur. Menurut pengakuannya, dari omzet hariannya yang mencapai Rp 1 juta/hari,  di samping tercukupinyasandang dan pangannya, dia sudah bisa membeli  sepeda motor sebanyak tiga kali dalam lima tahun terakhir.

Gambaran kesejahteraan anggota berikutnya terlihat  pada usaha Ibu Rita, pedagang kelontong di Pasar GampingYogyakarta. Wanita berjilbab ini mulai jualan tahu 1998, dengan modal kerja hanya Rp 20.000,-. Awalnya dia hanyaberdagang gula jawa, yang dijual kepada para pedagang di pasar. Berkat kegigihannya, istri seorang pegawai negeri inisekarang telah memiliki beberapa kios; dua kios  digunakan sendiri, dan yang lainnya disewakan. Dengan ketekunan luarbiasa, anggota Ijabah  TAMZIS yang setia ini omzet hariannya bisa mencapai Rp 2,5 juta/hari. Dan asset usahanyasekarang sudah di atas Rp 100 juta.

Senada dengan kisah Ibu Rita, demikian juga yang terjadi pada usaha  Mbak Yeni. Wanita asal Lampung ini biasamerantau ke berbagai kota untuk berdagang. Dimulai dengan jualan kue, lalu ganti jualan plastik dan assesorisperempuan, Mbak Yeni sekarang telah memiliki kios tetap di Pasar Gamping. Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2001ini sekarang bisa  membubuhkan omzet harian sebesar Rp 250.000/hari, dengan marjin/laba sebesar Rp 50 ribu –Rp 100 ribu/hari.  Karena ketekunannya, wanita ulet ini sejak beberapa tahun yang lalu bisa mengangsur KPR, danmenambah lagi kiosnya di Pasar Gamping untuk disewakan. Harga beli kios itu tidak kurang dari  Rp 25 juta/ buah.Dalam rangka mensyukuri nikmat-Nya, di waktu dekat Mbak Yeni ingin mengabdikan diri untuk menjadi pengurussebuah pondok pesantren.

Kisah sukses anggota TAMZIS berikutnya dialami oleh Bapak Hery Trias Cahyo. Laki-laki asal Magelang ini mengawalibisnisya sebagai seorang sales. Karena terpikat seorang ‘bidadari’ – yang sekarang menjadiistrinya, kini dia  menetap di Wanadadi, Banjarnegara dan menekuni bisnis tekstil dan konveksi. Sejak TAMZIS bukacabang di Wanadadi, sarjana sastra ini langsung  menjadi nggota setia. Di samping sebagai anggota Simpanan Mutiara,pada saat membutuhkan dana mendadak, Mas  Hery, demikian dia biasa disapa, sering menghubungi TAMZIS. Bisniskeluarga yang dirintis sejak 1990 ini sekarang berkembang semakin pesat.  Hingga tahun 2008 ini “ElzaTextile”, demikian nama usaha Mas Hery, perkembangan assetnya mencapai ratusan juta rupiah. Asset tanahdan bangunannya pun bertambah dan jumlah karyawannya mencapai belasan orang. Insya Allah, tidak lama lagi,keluarga sejahtera ini akan segera ziarah ke Mekkah Al-Mukaromah.

Masih dari wilayah Banjarnegara, kisah Ibu Sri Mulyani juga merupakan bukti  anggota TAMZIS yang mencapaikesejahteraan. Pedagang pakaian di Pasar Banjarnegara ini menjadi anggota TAMZIS sejak  tahun 2006. Sedangkanusaha Ibu Sri Mulyani sudah dimulai sejak 10 tahun yang lalu oleh orang tuanya. Beberpa kali wanita murah senyum inimenjalin kerjasama pembiayaan dengan TAMZIS. Berkat ketekunannya, kini usahanya semakin berkembang. Omzetjualannya bisa mencapai Rp 5 juta/hari, dan assetnya sudah berada di atas Rp 100 juta. Dengan meningkatnya skalausaha itu, Alhamdulillah Ibu Sri bisa terus menyekolahkan putra-putrinya hingga ke perguruan tinggi.

Bapak Wahyono, juga merupakan anggota pembiayaan TAMZIS yang sekarang telah mencapai kesuksesan atausejahtera. Lelaki asli Wanadadi, Banjarnegara ini memiliki usaha bengkel sepeda motor dan angkutan yang dirintis sejak5 tahun yang lalu.  Pembiayaan dari TAMZIS telah mendongkrak  omzet usaha Pak Wahyono mencapai Rp 200 ribuhingga Rp 1 juta/hari. Bahkan, diawali dengan menjadi  anggota simpanan Mutiara harian, sekarang Pak Wahyono sudahmemiliki simpanan Ijabah (Investasi Berjangka Mudharabah) di TAMZIS.

Kisah-kisah sukses Ibu Sumiyem, Ibu Temu, Ibu Rita, Mbak Yeni, Mas Hery, Ibu Sri dan Pak Wahyono di atas adalahsebagian kecil dari puluhan ribu kisah anggota TAMZIS. Berkembangnya skala usaha yang telah mereka raihdiharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Seperti telah disinggung di depan, bahwakesejahteraan pada sisi ekonomi ini Insya Allah merupakan pintu gerbang untuk mencapai kesejahteraan yang lainnyaseperti pendidikan/sekolah, kesehatan keluarga, kecukupan sandang, terpenuhi gizi keluarga , tempat tinggal yanglayak, bahkan kesejahteraan spiritual dan sosial mereka.

Dari hasil wawancara ini bisa dilihat, sekecil apapun, lewat pembiayaan serta simpanan, masyarakat telah ikutmerasakan manfaat dari kerja keras yang dilakukan TAMZIS. Tanpa mengabaikan sebagian anggota lainnya yangbelum berhasil mencapai kesejahteraan, laporan ini menunjukkan bahwa TAMZIS telah memiliki andil dalam

Lembaga Keuangan Mikro Syariah | www.tamzis.com

http://www.tamzis.com Menggunakan Joomla! Generated: 16 February, 2014, 17:09

Page 3: Parameter Kesejahteraan

mewujudkan kesejahteraan umat, khususnya bagi para nggotanya.

Karena hanya   berupa wawancara singkat terhadap beberapa anggota saja , maka laporan ini belum bisamenggambarkan kondisi anggota secara keseluruhan. Selanjutnya, di  masa mendatang, dengan penelitian yang lebihbaik  dan metoda yang akurat, Insya Allah akan diketahui seberapa besar peranan yang sesungguhnya telah dilakukanoleh lembaga ini bagi kesejahteraan umat.  Amin. [antri]

Lembaga Keuangan Mikro Syariah | www.tamzis.com

http://www.tamzis.com Menggunakan Joomla! Generated: 16 February, 2014, 17:09