paradigma pengembangan lahan

77
PARADIGMA PENGEMBANGAN LAHAN Diabstraksikan dan dihimpun : Nur WPM, Ardy W.S. dan Soemarno, pslp- ppsub 2012 PERSYARATAN BAGI PENGEMBANGAN LAHAN

Upload: marly

Post on 22-Mar-2016

77 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PARADIGMA PENGEMBANGAN LAHAN. PERSYARATAN BAGI PENGEMBANGAN LAHAN. Diabstraksikan dan dihimpun : Nur WPM, Ardy W.S. dan Soemarno , pslp-ppsub 2012. Lapangan tempat bermain (play ground) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

PARADIGMA PENGEMBANGAN LAHAN

Diabstraksikan dan dihimpun : Nur WPM, Ardy W.S. dan Soemarno, pslp-ppsub 2012

PERSYARATAN BAGI

PENGEMBANGAN LAHAN

Page 2: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Lapangan tempat bermain (play ground)

Tempat bermain dalam hal ini adalah tanah lapang yang dapat digunakan untuk bermain sepakbola, bola voli, badminton,

baseball, dan olah raga permainan lainnya.

Dengan demikian permukaan lahan akan terus diinjak-injak oleh para pemain dan penonton.

Oleh karena itu dierlukan daerah yang datar, drainasenya baik, mempunyai tekstur dan konsistensi yang mampu

mendukung permukaan tanah menjadi teguh, juga tidak berbatu.

Page 3: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria evaluasi kesesuaian lahan untuk tempat bermain

Diunduh dari sumber: http://emlyea.wordpress.com/2010/01/28/alam-pegunungan/ ……. 31/10/2012

Tempat-permainan-lengkap untuk keluarga di Wisma

Kompas.

Karakteristik mendasar sebelum tahun 2000-an dalam kaitan dengan kenyamanan berlibur di kawasan pegunungan, antara lain:

1. hawa sejuk semakin terasa;

2. kelengangan lalu lintas kendaraan bebas macet;

3. udara bersih luarbiasa;4. pepohonan yang lebat

menyegarkan;5. arus warga bebas padat

karena belum melimpah ruah.

Page 4: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria evaluasi kesesuaian lahan untuk tempat bermain Sifat Tanah Kelas kesesuaian dan faktor penghambat Baik Sedang BurukDrainase Cepat, agak Agak baik dan Agak jelek,tanah cepat, baik agak jelek, jelek, sngat jelek-

dan agak baik

Air tanah lebih dari 75cm

Air tanah lebih dari 50cm Air tanah kurang 50cm

Bahaya banjir Tidak pernah Sekali dalam Lebih satu dua tahun kali dlm 2 tahun.

Prmeabilitas Sgat cepat, sdg Agk lambat, lmbt Sangat lambat-

Kemiringan 0-2% 2-6% > 6%Tekstur tanah lp,lph,lpsh lli,llip, lip, lid,permukaan*) l, ld llid, pl li,p,pl,tnh org.Dalamnya batuan > 100 cm 50-100 < 50 cmKerikil dan krakal(0.2-25cm) 0% < 20% > 20%Batu ( > 25 cm) 0 0.01-3% > 3%Batuan 0 0.01-0.1% > 0.1%

lp = lempung berpasir; lph = lempung berpasir halus; lpsh = lempung berpasir sangat halus; l = lempung; ld = lempung berdebu; lli = lempung liat; llip = lempung liat berpasir; llid = lempung liat berdebu; pl = pasir berlempung; lip = liat berpasir; lid = liat berdebu; li = liat; p = pasir; pl = pasir berlempung.

Page 5: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Lahan tempat berkemah (camping

ground)

Tempat berkemah adalah tempat untuk menginap dengan menggunakan

tenda, beserta kendaraan kemah dan segenap

aktivitas di luar perkemahan "(outdoor

living)".

Dalam kondisi seperti ini tanah harus dapat

dilewati berulangkali oleh manusia atau secara

terbatas oleh kendaraan.

Sukamantri, Camping Ground

Kawasan perkemahan yang banyak digunakan untuk aktivitas perkemahan pda hari-hari libur

Diunduh dari sumber: http://www.panoramio.com/photo/1112568 ……. 31/10/2012

Page 6: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria evaluasi untuk tempat berkemah c = cepat; ac = agak cepat; b = baik; ab = agak baik; aj = agak jelek; j = jelek; sj = sangat

jelek.

Sifat tanah Kesesuaian lahan Baik Sedang BurukDrainase*) c, ac,b,ab ab, aj. aj, j, sj. Air tanah le- Air tanah le- Air tanah ku bih dari 75cm bih dari 50cm rang 50cmBanjir Tanpa Tanpa dalam Banjir dalam musim kemah musim kemahPermeabilitas Sangat cepat, Agak lambat, Sangat lam- sedang lambat batKemiringan 0-8% 8-15% > 15%Tekstur tanah lp,lph,lpsh lli,llip, lip,lid,permukaan l, ld llid, pl, p pasir lepas (bukan pasir (mudah ter- lepas) bang,organikKerikil dan 0-20% 20-50% > 50%kerakalBatu 0-0.1% 0.1 - 3% > 3%Batuan 0.01 0.01-0.1 > 0.1%

Page 7: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Daerah untuk piknik

Daerah untuk piknik adalah daerah semacam taman yang secara intensif digunakan untuk berpiknik.

Kendaraan yang melewati jalan- jalan dalam taman tersebut dibatasi intensitasnya.

Diunduh dari sumber: http://www.cuyamaca.net/ohweb/europe%20photo%20pages/Chelsea%20Garden%20Show.htm

Chelsea Garden Show - London, England

Considered by many to be the “mother” of all garden shows,

this is certainly England’s most celebrated.  Even the Queen makes an appearance along

with more than 50,000 a day for the four day run. 

The outdoor displays along with the Grand Pavilion are the

show’s highlights..

Page 8: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria evaluasi lahan untuk daerah piknik (Sumber: USDA, 1971)

Sifat tanah Kesesuaian lahan: Baik Sedang BurukDrainase c, ac, b, ab. ab, aj. Muka j, sj. Muka Muka air tanah air tanah ku air tanah ku-

> 50 cm rang 50 cm rang 50 cm hingga permukaan

Banjir Tanpa Banjir 1-2 ka- Banjir lebih

li selama musim 2 kali sela-

piknik ma piknik

Kemiringan 0-8% 8-15% > 15%Tekstur tanah lp,lph,lpsh, lli,llip, llid,pl, lip,lid,li,

permukaan l, ld p, (tidak lepas) p(lepas), organik

Kerikil/kerakal

0-20% 20-50% > 50%

Batu 0-3% 3 -15 > 15%Batuan 0-0.1% 0.1-3% > 3%

Page 9: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Hutan Kota Srengseng

Diunduh dari sumber: http://acunkzone.blogspot.com/2010/12/hutan-kota-srengseng.html ….. 1/11/2012

Secara umum, potensi dan daya tarik kawasan Hutan Kota Srengseng

terdiri dari beberapa obyek yaitu :

1. Konfigurasi lahan, 2. Keanekaragaman

hayati (Flora dan Fauna),

3. Sarana Outbond, taman Bermain (Playground),

4. Sarana pertunjukan, sarana perdagangan tanaman hias, dan

5. Tempat untuk melaksanakan penelitian.

Page 10: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Hutan Punti Kayu - PALEMBANG

Diunduh dari sumber: http://southsumatratravel.blogspot.com/2011/04/lokasi-wisata-di-palembang-hutan-punti.html ….. 1/11/2012

Sebuah taman atau hutan wisata yang menjadi tempat rekreasi keluarga di Palembang, Sumatera Selatan. Dari pusat kota Palembang hanya berjarak 7 Km dan

terletak di Jalan Kol.H.Burlian. Luas hutan ini sekitar 12 Ha dan merupakan hutan pinus kota terbesar di Indonesia. Ramai dikunjungi warga kota Palembang maupan

dari luar kota pada hari-hari libur. Di kawasan ini juga terdapat kolam renang, museum fauna, kebun binatang dan

penangkaran buaya. Hutan Punti Kayu pernah mendapat penghargaan sebagai Hutan Kota Terbaik seluruh Indonesia.

Tiket Masuk : Rp. 5.000,-Sewa Perahu : Rp. 500,-/orang.Tiket Masuk Kebun Binatang : Rp. 500,-/orang.Tiket Masuk kolam renang anak : Rp. 2.000,-/anakTiket Masuk museum fauna : Rp. 500,-/orang.

Page 11: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Fresh And Natural di Taman Wisata Lembah Hijau

Diunduh dari sumber: http://www.potlot-adventure.com/2009/04/06/fresh-and-natural-di-lembah-hijau/ ….. 1/11/2012

Taman Wisata Lembah Hijau andalan wisata alam buatan di kota Bandar Lampung, semakin ramai dikunjungi wisatawan lokal, nasional, juga wisatawan mancanegara (wisman) mulai melirik

lantaran ada taman satwanya.

Fresh and Natural, demikian motto obyek taman wisata ini yang sejalan dengan kondisi lingkungan yang bersih, sehat, nyaman,

aman dan alami.

Taman wisata ini merupakan perpaduan sebuah Taman Rekreasi pegunungan dan area satwa yang menempati suatu area berbukit, lembah serta sebuah sungai kecil berarus deras yang membelah

kawasan wisata ini.

Page 12: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Taman Wisata Matahari CisaruaTaman rekreasi yang berada di Jalan Raya Puncak Km 77 Cisarua ini mempunyai 25 wahana

permainan diantaranya, Kereta Gantung, Sepeda Air, dan Arung Jeram yang merupakan unggulan di Taman Wisata Matahari ini. “Hanya dengan Rp 25.000, anda dapat merasakan sensasi arung jeram di

Sungai Ciliwung yang melintasi Taman Wisata Matahari ini,”

Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012

Selain wahana wisata, Taman Wisata Matahari yang berdiri di atas tanah 30 hektar ini juga mempunyai saung, vila, areal parkir

yang luas, dan penginapan. Kesemuanya dapat di pesan melalui telepon, serta

mempunyai ruang pertemuan yang dapat menampung 200 orang.

Tak perlu khawatir dengan harga tiket masuk dan tiket wahana wisata di Taman Wisata

Matahari, harga tiket masuk untuk hari Senin hingga Jumat ialah Rp 2.000 per orang, serta untuk hari sabtu, Minggu dan libur nasional cukup merogoh kocek sebesar Rp 3.000 per

orang. Harga tiket terusan pun sangat terjangkau, dengan Rp 15.000 sudah dapat menikmati delapan wahana wisata di taman rekreasi

berudara sejuk itu.

Page 13: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Taman Wisata Toar-Lumimuut - Minahasa

Diunduh dari sumber: http://p4mriunima.wordpress.com/buku-tentang-rme/taman-wisata-toar-lumimuut/ ….. 1/11/2012

Taman Wisata Toar Lumimuut adalah salah satu tempat wisata sejuk di wilayah Sonder,

Minahasa. Taman Wisata Toar Lumimuut merupakan sebuah kawasan hutan kota yang

di dalamnya terdapat kolam renang yang airnya jernih karena berasal langsung dari sumber mata air pegunungan. Di Taman

Wisata Toar Lumimuut juga terdapat permainan sepeda air, arena memancing serta

Water Slide dan Outbound.Loket masuk Taman Wisata Toar Lumimuut,

dimana pengunjung dipungut Rp. 3.500,- untuk orang dewasa, dan Rp.3.000 untuk anak-anak.

Jika ingin berenang maka akan dikenakan biaya tambahan Rp. 4.000,- untuk anak-anak

dan Rp.4.500 untuk orang dewasa.

Taman Wisata Toar Lumimuut diapit oleh Gunung Lokon dan Gunung Soputan, sehingga udaranya pun sejuk. Rimbun

pepohonan hijau di latar belakang menyegarkan pandangan mata, dengan arena

bermain sepeda air di latar depan. Untuk bermain sepeda air ini anak-anak

dipungut biaya Rp.4.000, sedangkan orang dewasa Rp.4.500.-

Page 14: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Jalan setapak (paths dan trails)

Jalan setapak yang dimaksud adalah jalan setapak yang sering

digunakan untuk lintas alam (cross country).

Daerah ini akan digunakan sebagai jalan setapak seperti dalam keadaan aslinya dan tidak ada pemindahan material tanah, baik dengan penggalian maupun

penimbunan.

Jalan setapak

Jalan setapak menuju permukiman pedesaan, sunyi lengang, asri dan nyaman

Diunduh dari sumber: http://dafari.blogspot.com/2011/02/jalan-setapak.html….. 31/10/2012

Page 15: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kesesuaian lahan untuk jalan setapak (USDA, 1971)

Sifat tanah Kesesuaian Lahan: Baik Sedang BurukDrainase c,sc,b,ab. aj. Muka air j,sj. Muka

Muka air tanah lebih dari

50cm

tanah < 50 air tanah<50cm, sering dekat

dngn permukaan

Banjir Sekali setahun 2-3 kali atau kurang setahun

Lebih 3 kalisetahun

Kemiringan 0-15% 15-25% >25%Tekstur tanah lp,lph,lpsh, llid,llip, lip,lid,li,permukaan l, ld lli ,pl p, organikKerikil/kerakal 0-20% 20-50% > 50%Batu dan Batuan 0-0.1% 0.1-3% > 3%

Page 16: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Pembangunan Jalan Setapak di Surya BaruPembangunan Jalan

Setapak sepanjang 130 meter x 1.2 meter di

Blok Sinar Baru Dusun Mekarjaya telah

diselesaikan pada pertengahan bulan Juli

2010 dikerjakan oleh Rekanan.

Menurut tokoh masyarakat Sinar Baru,

pembangunan jalan setapak ini sangat

membantu kelancaran dan aktivitas warga ke

RT- annya.

Diunduh dari sumber: http://mandalamekar.wordpress.com/2010/08/19/576/ ….. 1/11/2012

Page 17: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

JALAN SETAPAK MENJADI KEBUTUHAN PENDUDUK

Jalan Setapak merupakan kebutuhan penduduk yang saat ini masih belum

tersentuh pihak pihak terkait, sepanjang kurang lebih panjang 2000 m

membutuhkan sarana pembangunan jalan, dengan pengguna manfaat jalan adalah para peserta didik sekolah dan

umum.

Diunduh dari sumber: http://insani-group.com/jalan-setapak/ ….. 1/11/2012

Page 18: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Warga Dusun II Desa Tigaserangkai Bangun Jalan Secara SwadayaWarga Dusun II Desa Tigaserangkai, Kecamatan Lahӧmi, Kabupaten Nias Barat, berinsiatif membangun sendiri

jalan setapak sejauh 500 meter.

Pembangunan jalan setapak merupakan swadaya seluruh warga Dusun II Desa Tigaserangkai, dan bantuan dari warga setempat yang berdomisili di Jakarta

senilai Rp 5.000.000.Bantuan uang tersebut digunakan untuk

membeli semen, sementara material lainnya seperti batu, kerikil dan pasir berasal dari swadaya warga sekitar.Sekitar 30 orang warga bergotong-

royong membangun jalan tersebut. Ada yang mengangkut pasir, kerikil, batu dan

sebagian lagi  mengaduk semen. Kemudian beberapa orang terlihat ibu-

ibu rumah tangga tengah sibuk mengantarkan makanan dan minuman

bagi para pekerja.

Diunduh dari sumber: http://www.nias-bangkit.com/2011/12/warga-dusun-ii-desa-tigaserangkai-bangun-jalan-secara-swadaya/ ….. 1/11/2012

Page 19: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Perbaikan Jalan Palatar Agung, Desa Bagolo, Kab. Pangandaran , Jawa Barat

Pemerintah Desa Bagolo ingin segera menyelesaikan proyek

pembangunan jalan, khusus jalan-jalan desa yang ada di desa ini.

Salah satunya program pengaspalan jalan menuju

Wilayah Palatar Agung, sebagai salah satu jalur wisata menuju

obyek wisata palatar agung dan daerah areal pesawahan warga

Desa Bagolo sendiri.

Pengaspalan Jalan Palatar Agung dengan biaya anggaran Rp 250 Juta ini langsung di kelola oleh

pihak Desa Bagolo sendiri, dengan Panjang Jalan yang di

aspal sekitar 1800 meter dan lebar 2.5 meter.

Perbaikan dan Pengaspalan ini sangat penting, mengingat jalur

palatar agung ini merupakan jalur potensial

Diunduh dari sumber: http://desabagoloinfo.wordpress.com/2009/12/27/perbaikan-jalan-palatar-agung_desa-bagolo_kab-pangandaran-2011_jawa-barat/ ….. 1/11/2012

Page 20: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kesesuaian Lahan untuk Gedung Tempat Tinggal

Bangunan gedung tempat tinggal yang dimaksud di sini adalah bangunan gedung yang bebannya tidak lebih dari tiga lantai. Penentuan kesesuaian lahannya didasarkan pada kemampuan tanah sebagai penopang pondasi

bangunan .

Sifat lahan yang berpengaruh adalah daya dukung tanah, dan sifat-sifat tanah yang berkaitan dengan biaya penggalian dan konstruksi.

Daya dukung tanah diten tukan oleh kerapatan (density), tata air tanah (wetness), bahaya banjir, plastisitas dan tekstur, potensi mengembang dan

mengkerut.

Sedangkan biaya penggalian tanah untuk pondasi ditentukan oleh tata air tanah, kemiringan, kedalaman tanah hingga ke hamparan batuan, dan

keadaan batu di permukaan (USDA, 1971).

Page 21: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

UJI SONDIR / CPT (CONE PENETRATION TEST)Pengujian tanah untuk keperluan perancangan pondasi dapat berupa uji tanah di lapangan dan

uji tanah di laboratorium, baik itu berupa uji fisik maupun uji mekanik, uji untuk mengetahui

angka kekuatan tanah. Uji tanah di lapangan diperlukan untuk mencari

data langsung dari lapangan. Uji ini dapat berupa uji lapisan tanah dengan alat bor (soil

boring), uji kepadatan maupun kekerasan tanah. Uji Kekerasan tanah dapat berupa uji penetrasi

standar (standard penetration test), uji sondir/uji penetrasi konus (Cone penetration

test). Uji lapangan ini termasuk pelaksanaan

pengambilan sampel tanah untuk keperluan uji laboratorium. Sedangkan uji di laboratorium dapat berupa analis butiran dan komposisi

butiran/ gradasi, kadar air, berat isi, berat jenis (specific garfity) uji geser dengan alat geser langsung maupun dan alat triaxial hingga uji

pemampatan tanah (consolidation test).Diunduh dari sumber: http://triantomedia.blogspot.com/2010/11/pengujian-tanah-menggunakan-cptsondir.html …..

1/11/2012

Page 22: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria kesesuaian untuk tempat tinggal

Sifat tanah Kesesuaian lahan:

Baik Sedang Buruk

Drainase Bangunan dengan ruang bawah tanah:

Baik hingga sangat baik

Sedang Agak buruk- terhambat

Tanpa ruang bawah tanah:

Sedang hingga Sngt cepat

Buruk hingga Agak buruk

Terhambat

Air tanah musiman Dengan ruang bawah tanah:

( > 1 bulan ) > 150 cm > 75 < 75

Page 23: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

DrainaseDrainase tanah

menunjukkan kecepatan meresapnya air dari

tanah atau keadaan tanah yang menunjukkan

lamanya dan seringnya jenuh air.

Kelas drainase tanah yang sesuai untuk

sebagian besar tanaman, terutama tanaman

tahunan atau perkebunan berada pada kelas 1 dan

2. Drainase tanah kelas

kelas 3, 4 dan 5 kurang sesuai untuk tanaman tahunan karena sering

jenuh air dan kekurangan oksigen.

Diunduh dari sumber: http://erfan1977.wordpress.com/2011/12/10/hubungan-kualitas-lahan-dan-karakteristik-lahan-bagian-ii-3/….. 1/11/2012

Page 24: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Banjir atau Genangan

Banjir ditetapkan sebagai kombinasi

pengaruh dari: kedalaman banjir (X)

dan lamanya banjir (Y). Kedua data tersebut

dapat diperoleh melalui wawancara dengan

penduduk setempat di lapangan.

Bahaya banjir dengan simbol Fx,y (x:

kedalaman air, y: lama genangan).

Diunduh dari sumber: http://erfan1977.wordpress.com/2011/12/10/hubungan-kualitas-lahan-dan-karakteristik-lahan-bagian-ii-3/….. 1/11/2012

Page 25: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Permukaan Air Tanah (Water Table)Ketika air merembes ke bawah

permukaan, gravitasi menariknya turun dua zona tanah dan batuan.

Zona bagian atas (upper zone) adalah rongga pori didalam batuan yang

hanya jenuh sebagian dan air berbentuk seperti lapisan tipis (thin film) yang melekat (clinging) pada butiran karena tarikan permukaan

(surface tension). Pada zona ini rongga pori terisi

sebagian oleh udara dan sebagian lain oleh air disebut sebagai zona

aerasi. Pada batas tertentu, semua bukaan akan terisi oleh air sehingga daerah

ini disebut sebagai zona jenuh. Permukaan air tanah merupakan

bagian paling atas dari zona jenuh ini dan merupakan elemen penting pada

sistem air tanah Diunduh dari sumber: http://chan22.wordpress.com/download/air-tanah/permukaan-air-tanah-water-table/…..

1/11/2012

Permukaan air tanah adalah permukaan bagian atas dari zona jenuh air (Hamblin & Christiansen,

1995).

Page 26: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Permukaan Air Tanah (Water Table)

Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan

perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan

(confined aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan

penutupnya.

Diunduh dari sumber: http://geologi.iagi.or.id/2006/10/04/airtanah-apa-dan-bagaimana-mencarinya/….. 1/11/2012

Airtanah bebas  (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah

tercemar dan cenderung memiliki kesamaan

karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya

untuk didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah

dangkal

Page 27: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria kesesuaian untuk tempat tinggal

Tanpa ruang bawah tanah:Air tanah musiman ( > 1 bulan )

> 57 cm > 50 < 50

Banjir Tanpa Tanpa Jarang-seringLereng 0 - 8% 8 - 15% > 15%Potensi mengembang dan

mengkerut Rendah Sedang Tinggi

Besar butir*) GW,GP,SP,GM ML, CL, CH,MG,OL,O

H dengan PI<15

GC,SM,SC,CL dengan PI>= 15

Batu kecil Tanpa-sedikit Sedang Agak banyak-

sangat banyak

Batu besar Tanpa Sedikit Sedang-sgt banyak

Dalamnya hamparan Tanpa ruang bawah tanah: batuan > 150 cm 100-150 <100 cm

Dengan ruang bawah tanah: > 100 cm 50-100 < 50 cm

Page 28: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

Pemukiman penduduk di Lakkang

Mengelilingi Lakkang tak membutuhkan waktu lama.

jalan-jalan di desa ini merupakan jalanan

setapak dan ada juga jalan yang terbuat dari paving

block. Di sisi jalan adalah rumah-

rumah penduduk denga karakter bugis makassar yang masih terpelihara

berupa rumah pangggung dengan pagar bambu

berwarna di depan rumah.

Diunduh dari sumber: http://ajan3am.wordpress.com/2011/09/07/mengunjungi-desa-berprestasi-lakkang/ …..….. 31/10/2012

Page 29: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

DKI Akan Bangun Kawasan Perumahan

Diunduh dari sumber: http://news.okezone.com/read/2011/12/02/338/537203/dki-akan-bangun-kawasan-perumahan ….. 31/10/2012

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyusun Rencana

Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D)

untuk seluruh wilayah DKI Jakarta.

Tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan kebutuhan perumahan dan permukiman warga Jakarta

yang semakin tinggi.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah DKI Jakarta, menyatakan jika Jakarta tidak memiliki RP4D, kemungkinan besar banyak

warga Jakarta yang tidak akan mendapatkan rumah.

Atau tidak dapat memiliki tempat tinggal yang layak huni.

Page 30: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) di Perkotaan dan Perdesaan

Diunduh dari sumber: http://ciptakarya.pu.go.id/bangkim/rpkpp.php ….. 31/10/2012

Page 31: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Penyusunan rencana pengembangan kawasan

yang berisikan:1. Rencana umum alokasi

ruang kegiatan2. Penetapan konsepsi,

program dan kegiatan yang akan dikembangkan

3. Penyusunan strategi pelaksanaan dan rencana teknik (DED) dan

4. Pengembangan kelem-bagaan pelaksanaan pem-bangunan di tingkat lokal dan komunitas, lengkap dengan prosedur, meka-nisme dan rencana pelak-sanaannya

5. Pelaksanaan pemba-ngunan fisik dan kegiatan sektoral terkait lain .

RPKPP : Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas

Diunduh dari sumber: http://ciptakarya.pu.go.id/bangkim/rpkpp.php ….. 31/10/2012

Page 32: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kawasan permukiman prioritas adalah bagian dari suatu wilayah administrasi pemerintahan yang memiliki karakteristik dan atau persoalan khusus yang menyebabkan kawasan ini perlu diprioritaskan atau diberikan perhatian khusus dalam penanganannya.

Kesalahan mengantisipasi pola penanganan dan pemberian priotitas pada kawasan dengan kebutuhan khusus tersebut akan berdampak terhadap proses dan capaian tujuan

pembangunan perkotaan secara keseluruhan.

Dalam konteks suatu wilayah atau kota, kawasan permukiman prioritas dapat berupa:1. Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan atau

perdesaan yang memiliki nilai ekonomis dan atau strategis tinggi, yang apabila ditangani dapat meningkatkan nilai kawasan serta memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian wilayah atau kota yang bersangkutan.

2. Kawasan permukiman yang dilengkapi/disertai dengan fungsi khusus dalam skala pembangunan wilayah kota atau wilayah yang lebih luas. Termasuk dalam kriteria ini seperti kawasan pariwisata, kawasan konservasi kultural, kawasan agro industri, dan sejenisnya.

3. Kawasan perdesaan yang berada dipinggiran areal perkotaan, dan berfungsi sebagai hinterland dan atau buffer/penyangga bagi kota induknya.

4. Kawasan permukiman yang potensial terkena bencana (alam maupun konflik sosial) yang perlu diselesaikan segera agar program lain dapat diselenggarakan pada waktunya.

RPKPP : Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas

Diunduh dari sumber: http://ciptakarya.pu.go.id/bangkim/rpkpp.php ….. 31/10/2012

Page 33: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Tata cara pemilihan lokasi prioritas untuk pengembangan perumahan dan permukiman di kawasan perkotaan

Diunduh dari sumber: http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/buat%20web/RSNI%20CD/RSNI%202005/Pedoman%20Teknik/Puskim/Pd%20T-03-2005-C.pdf ….. 31/10/2012

KASIBA : sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan jaringan prasarana lingkungan untuk pembangunan perumahan dan permukiman berskala besar, terdiri dari satu atau lebih lingkungan siap

bangun, yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana tata ruang lingkungan yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah serta memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana dan sarana lingkungan.

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) :

Perbandingan antara luas dasar bangunan dengan luas persil tanah yang bertujuan untuk menjaga

keseimbangan lingkungan.

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : Perbandingan antara luas lantai bangunan dengan luas persil tanah dan atau perbandingan seluruh luas lantai terhadap luas lahan yang bertujuan untuk menciptakan adanya keseimbangan antara luasan

lahan terbangun dengan luasan lahan kosong yang dapat digunakan antara lain untuk keperluan resapan air, sirkulasi udara,

pertanaman dan parkir kendaraan .

Page 34: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Tata cara pemilihan lokasi prioritas untuk pengembangan perumahan dan permukiman di kawasan perkotaan

Diunduh dari sumber: http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/buat%20web/RSNI%20CD/RSNI%202005/Pedoman%20Teknik/Puskim/Pd%20T-03-2005-C.pdf ….. 31/10/2012

LISIBA (lingkungan siap bangun) :sebidang tanah yang merupakan bagian dari Kasiba ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan sesuai dengan

persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian serta pelayanan lingkungan untuk pembangunan kapling tanah matang .

PERMUKIMAN Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang

berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan

yang mendu-kung peri kehidupan dan penghidupan.

PERUMAHAN Kelompok rumah yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan

sarana lingkungan .

Page 35: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Tata cara pemilihan lokasi prioritas untuk pengembangan perumahan dan permukiman di kawasan perkotaan

Diunduh dari sumber: http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/buat%20web/RSNI%20CD/RSNI%202005/Pedoman%20Teknik/Puskim/Pd%20T-03-2005-C.pdf ….. 31/10/2012

Persyaratan umum lokasi perumahan dan permukimanLokasi kawasan perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah setempat atau memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Tidak berada pada kawasan lindung, 2. Bebas dari pencemaran air, udara, dan gangguan suara atau gangguan lainnya, baik

yang ditimbulkan sumber daya buatan manusia maupun sumber daya alam seperti banjir, tanah longsor, tsunami,

3. Ketinggian lahan kurang dari 1.000 meter di atas permukaan air laut (MDPL), 4. Kemiringan lahan tidak melebihi 15 %, dengan ketentuan: (1) Tanpa rekayasa untuk

kawasan yang terletak pada lahan bermorfologi datar-landai dengan kemiringan 0-8%, (2) Diperlukan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8-15%.

5. Pada kota-kota yang mempunyai bandar udara, tidak menggangu jalur penerbangan pesawat,

6. Kondisi sarana-prasarana memadai, 7. Dekat dengan pusat-pusat kegiatan dan pelayanan kota, 8. Bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, keterkaitan antara lokasi

perumahan dengan pusat-pusat kegiatan (tempat kerja) dan pelayanan kota akan mempunyai implikasi ekonomi.

Page 36: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Sumber: William M, Marsh, Landscape Planning Environment Application, 2nd. Ed., 1991.

Diunduh dari sumber: http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/buat%20web/RSNI%20CD/RSNI%202005/Pedoman%20Teknik/Puskim/Pd%20T-03-2005-C.pdf ….. 31/10/2012

Kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan kemiringan lereng

Page 37: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Persyaratan dan Standar Saluran Drainase Lisiba Yang Berdiri Sendiri

Diunduh dari sumber: http://www.penataanruang.net/taru/upload/nspk/pedoman/juklak_kawsiap_bangun_sendiri.pdf….. 31/10/2012

Saluran pembuangan air hujan dapat terbuka dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Dasar saluran terbuka ½ lingkaran dengan diameter minimum 20 cm, atau bentuk bulat telur ukuran minimum 20/30 cm.

2. Bahan saluran, tanah liat, beton, pasangan batu bata dan bahan lain 3. Kemiringan saluran minimum 2 % 4. Kedalaman saluran minimum 30 cm 5. Apabila saluran dibuat tertutup, maka pada tiap perubahan arah harus

dilengkapi dengan lubang pemeriksa dan pada bagian saluran yang lurus lubang pemeriksa harus ditempatkan pada jarak maksimum 50 meter.

6. Untuk mengatasi terhambatnya saluran air karena endapan pasir/tanah pada drainase terbukan dan tertutup perlu bak kontrol dengan jarak kurang lebih 50 M dengan dimensi (0,40x 0,40x 0,40) M3

7. Setiap Lisiba yang Berdiri Sendiri perlu menyediakan sumur resapan pada titik-titik terendah.

8. Saluran tertutup dapat terbuat dari PVC, beton, tanah liat dan bahan-bahan lain.

Page 38: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

KRITERIA KESESUAIAN LAHAN PERUMAHAN

Perumahan menurut UU No. 4 tahun 1992 adalah kelompok rumah yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang

dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.

Sedangkan permukiman dapat diartikan sebagai bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung yang berupa

kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal dan dan tempat kegiatan yang mendukung

perikehidupan serta penghidupan, yang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana sehingga fungsi permukiman tersebut dapat berdayaguna dan

berhasilguna.

Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012

Menurut Departemen Kimpraswil (2002), kawasan perumahan mempunyai beberapa

persyaratan dasar fisik yaitu:

1. Aksesibilitas, yaitu kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan perumahan tersebut

2. Kompabilitas, kesesuaian dan keterpaduan antar kawasan yang menjadi lingkungannya

3. Fleksibilitas, kemungkinan pertumbuhan fisik atau pemekaran kawasan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan sarana

4. Ekologi, yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang mewa-dahinya.

Page 39: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Persyaratan fisik-dasar bagi kawasan perumahan sangat dipengaruhi oleh karakteristik fisik lahan dan alam :

1. Topografi, yaitu kondisi fisik permukaan tanah baik bentuk, karakter, tumbuhan, aliran sungai, kontur tanah dan lain-lain yang sangat berpengaruh pada transportasi, sistem sanitasi dan pola tata ruang

2. Sumber daya alam, yaitu semua potensi dan kekayaan alam yang dapat mendukung penghidupan dan kehidupan. Sumber alam ini selain sebagai sumber potensi ekonomi juga dapat memberikan matapencaharian bagi penghuninya

3. Kondisi fisik tanah, yaitu kondisi fisik dari tanah dimana perumahan akan dibangun di atasnya. Dengan batasan-batasan diantaranya tidak mengan-dung gas beracun (toksititas), tidak tergenang air serta memungkinkan untuk membangun sarana dan prasarana lingkungan permukiman

4. Lokasi atau letak geografis, yaitu posisi dari kawasan perumahan terhadap kawasan lainnya 5. Tata guna tanah, pola tata guna tanah di sekeliling kawasan perumahan tersebut dimana

keserasian dan keterpaduan antar kawasan sangat mempengaruhi perkembangan kawasan perumahan tersebut

6. Nilai dan harga tanah, yaitu nilai dari potensi dan ekonomi pada kawasan perumahan itu 7. Iklim, yaitu keadaan cuaca yang meliputi arah matahari, lamanya penyi-naran matahari,

temperatur rata-rata, kelembaban, curah hujan dan musim 8. Bencana alam, yaitu segala ancaman dari alam terhadap kawasan seperti angin puyuh, gempa

bumi, erosi dan banjir 9. Vegetasi, yaitu segala macam tumbuhan yang ada dan mungkin tumbuh di kawasan dimaksud

dengan memperhatikan jenis pohon atau tumbuhan, pengaruhnya terhadap lingkungan serta masa tumbuh dan usia yang dicapai.

Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012

Page 40: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Bencana Banjir

Banjir dapat terjadi bila kapasitas sungai sebagai penampung limpasan air tidak mampu menampung debit dari air limpasan tersebut.

Penyebab banjir dapat dibedakan karena alami dan akibat ulah manusia.

Akibat ulah manusia, berupa perubahan fungsi lahan di daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melebihi angka 15% terhadap luasan DAS,

menjadi pemicu terjadinya banjir.

Perubahan fungsi lahan dapat terjadi dari lahan resapan menjadi lahan permukiman.

Sehingga debit air yang dikirim dan ditampung sungai melebihi kapasitas/daya tampung sungai , terjadilah banjir luapan air sungai

(Bledsoe, 1999 dalam Kodoatie, 2002).

Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012

Page 41: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

EROSI DAN GERAKAN TANAH

Erosi adalah proses hilangnya atau terangkutnya tanah di permukaan.

Penyebab utama erosi adalah air dan angin. Erosi yang terjadi pada kondisi alami, yaitu lahan yang tertutup oleh vegetasi asli tanpa campur

tangan manusia disebut erosi geologi, erosi alami atau erosi normal. Erosi ini berlangsung terus menerus secara alami dan laju pembentukan

tanah masih dapat mengimbangi besarnya kehilangan lapisan muka tanah.

Apabila vegetasi penutup muka lahan dibabat, maka erosi berlangsung cepat, sehingga merusak lapisan atas tanah. Erosi ini disebut erosi tanah

yang dipercepat.

Penyebab utama erosi tanah adalah pelepasan (dispersi) butir-butir tanah akibat percikan air hujan dan pengangkutan butiran tanah yang telah

terdispersi oleh aliran air permukaan (run off).

Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012

Page 42: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

KEMIRINGAN MAKSIMUM JALAN RAYA YANG DIIJINKAN (%)

Diunduh dari sumber: http://eprints.undip.ac.id/24146/1/ARIEF_HARTADI.pdf….. 1/11/2012

Sumber: Oglesby dan R. Gary Hicks, 1993:336

Page 43: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

DERAJAT CURAH HUJAN DAN ITENSITAS CURAH HUJAN

Sumber: Suripin (2003)

Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012

Page 44: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

KLASIFIKASI KEMIRINGAN LAHAN DAN PERUNTUKANNYA

Sumber : Van Zuidam, 1983

Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012

Page 45: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Faktor Penyebab Konversi Lahan Sawah

Menurut prosesnya, konversi lahan sawah dapat terjadi: (a)secara gradual, (b)seketika (instant).

Alih fungsi secara gradual karena fungsi sawah tidak optimal. Umumnya hal seperti ini terjadi akibat degradasi mutu irigasi

atau usahatani padi di lokasi tersebut tidak dapat berkembang karena kurang menguntungkan.

Alih fungsi secara instant pada umumnya berlangsung di wilayah sekitar urban, yakni berubah menjadi lokasi pemukiman atau

kawasan industri (Sumaryanto dkk, 1995).

Page 46: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kesesuaian Lahan Untuk Pembuatan JalanPengertian Jalan adalah jalan yang terdiri atas:

(i) tanah setempat yang telah diratakan (tebal penggalian atau

pengurugan tanah kurang dari 6 meter) dan disebut "subgrade"; (ii) lapisan dasar (base) yang terdiri atas kerikil, batu pecahan,

penstabil tanah dari kapur atau semen;(iii) lapisan permukaan yang fleksibel (aspal) atau keras (beton),

atau kerikil yang direkatkan seperti di pedesaan. Jalan ini dilengkapi dengan saluran drainase di kedua sisinya.

Sifat-sifat tanah yang dipertimbangkan dalam perencanaan dan pembuatan jalan adalah kekuatan tanah, stabilitas tanah dan

jumlah tanah galian-urugan yang tersedia (USDA, 1971).

Page 47: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

JALAN TOL SEMARANG-SOLO

PEMBANGUNAN JALAN TOL.

Sejumlah pekerja dengan bantuan alat berat melakukan

proses pengerukan dan perataan tanah, pada proyek

pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran , di Kelurahan Gedawang,

Semarang, Jateng, Jumat.

Pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi I

sepanjang 14,10 km yang ditargetkan selesai pada Juli 2010 itu masih dalam tahap pembuatan konstruksi dan

pemadatan tanah.

FOTO ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09 .

Diunduh dari sumber: http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1256282625/jalan-tol-semarang-solo….. 31/10/2012

Page 48: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria evaluasi lahan untuk pembangunan jalan

Sifat tanah Kesesuaian lahanBaik Sedang Buruk

Drainase c, ac,b,ab aj j, sjBanjir Tanpa kung dari se Lebih dari

kali dlm 5 th sekali

Lereng 0-8% 8-15% >15%Dalamnya hampar- >100 cm 50-100 <50an batuanSubgrade:Indeks AASHO 0-4 5-8 >8Unified GW,GP,SW,SP, CL

dengan PI GM,GC,SM,

SC < 15 , CL dgn PI

>= 15,CH,MHOH,OL,Pt

Potensi mengem- Rendah Sedang Tinggibang-mengkerut

Batu 0-3% 3-15% > 15%Batuan besar 0-0.01% 0.01-0.1% > 0.1%

Page 49: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

MEKANIKA TANAHMekanika tanah adalah suatu cabang

dari ilmu teknik yang mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan

regangan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja.

Sedangkan Teknik Pondasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip

Mekanika Tanah dan Geologi. , yang digunakan dalam perencanaan dan

pembangunan pondasi seperti gedung, jembatan, jalan, bendung

clan lain-lain.

Oleh karena itu perkiraan dan pendugaan terhadap kemungkinan adanya penyimpangan dilapangan dari kondisi ideal pada mekanika

tanah sangat penting dalam perencanaan pondasi yang benar.

Diunduh dari sumber: https://sites.google.com/site/kisaranteknik/assignments/mekanika-tanah….. 1/11/2012

Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatannya:

1. Tanah Kohesif : adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-butirnya. (tanah Liat = mengandung liat cukup banyak).

2. Tanah Non Kohesif : adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirnya. (hampir tidak mengandung liat, misal tanah pasir).

3. Tanah Organik : adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik.

Page 50: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Penyusutan dan pemuaian (shrinkage and swelling)Penyusutan dan pemuaian lebih nyata terjadi pada tanah bertekstur liat.

Penyusutan dan pemuaian terjadi sebagai akibat terbentuk dan terlepasnya tegangan tarik kapiler pada air pori tanah serta tingkat absorpsi air oleh mineral

liat tipe-mengembang yang terdapat dalam tanah.

Diunduh dari sumber: http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120904161914.pdf….. 1/11/2012

Kohesi sebagai akibat hidrasi partikel (Sumber: Russel dalam TRRL, 1952)

Kekuatan kohesi (antar partikel tanah) dianggap bekerja pada tanah yang

mempunyai kadar air rendah. Meskipun diketahui bahwa kohesi menurun cepat sejalan dengan meningkatnya kadar air, namun tabiat kekuatan antara partikel

pada kadar air yang tinggi masih merupakan spekulasi.

Hal tersebut merupakan fungsi kekuatan Van der Waal mengenai tarikan (atrraction)

antara partikel serta kekuatan elektrostatik mengenai tolakan (repulsion) yang diakibatkan oleh muatan yang terkait

dengan partikel.

LiatLiat

Page 51: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Pengaruh lengas tanah terhadap pemuaian (swelling)

Dampak hidrasi partikel liat adalah pemuaian pada tanah yang bertekstur liat. Pada jarak yang pendek dari permukaan partikel liat, kekuatan pengorientasian

dan penyerapan yang bekerja pada molekul air adalah sangat kuat dan air dipandang lebih menyerupai bahan padat daripada sebagai bahan cair (molekul air terjerap). Apabila lapisan air terjerap terbentuk pada saat pembasahan liat,

maka volume efektif bahan padat (yang terkait dengan masing- masing partikel) meningkat; apabila lapisan air terjerap berhubungan satu sama lain, maka

pemuaian masing-masing lapisan akan ditunjukkan dengan peningkatan volume total tanah.

Tebalnya air terjerap pada liat akan semakin tebal, sampai tekanan penyerapan pada air sama dengan tekanan beban pada permukaan tanah, baik sebagai akibat pembebanan tanah sendiri maupun akibat beban luar. Apabila beban

meningkat pada saat kesetimbangan dicapai, maka tebal film air terjerap berkurang sehingga terjadi penurunan. Penomena tersebut disebut konsolidasi.

Struktur yang terbentuk dalam liat mudah mengalami perubahan kadar air, bertambah atau berkurang, tergantung pada kondisi perubahan kadar air dalam

tanah.

Diunduh dari sumber: http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120904161914.pdf….. 1/11/2012

Page 52: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Pengaruh air terhadap penyusutan (shrinkage)Meskipun penyusutan pada liat mungkin merupakan akibat dari beban luar

(konsolidasi), namun hal tersebut sering terkait dengan hilangnya air akibat penguapan atau penyerapan oleh akar tumbuhan.

Diunduh dari sumber: http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120904161914.pdf….. 1/11/2012

Hubungan volume dengan kadar air(Sumber: TRRL, 1952)

Pada gambar terlihat bahwa grafik terdiri atas dua bagian; bagian

pertama (tanah basah) adalah garisLinear; sedangkan bagian ke dua

(tanah kering) adalah garis non-linear dimana untuk penurunan kadar air

yang sama dengan penurunan kadar air pada bagian pertama, penurunan

volume adalah lebih kecil.

Page 53: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

PROFIL TANAH

As you dig down into the ground the

soil composition (the way the soil is made up) changes.

There are four distinct layers of

soil under the leaf litter.

Batuan induk ada di bagian bawah profil

tanah

Diunduh dari sumber: http://www.saburchill.com/lab/field/field02.html….. 2/11/2012

Page 54: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

SKEMATIK PROPFIL TANAH

The top layer of soil is called the SURFACE

LITTER LAYER.

This is where all the “litter” of any ecosystem lies. It includes leaves, branches, animal scats and bodies, mushrooms and other rotting matter.

The PARENT MATERIAL is the actual bedrock underlying the soil

layers.

Diunduh dari sumber: http://www.exploringnature.org/db/detail.php?dbID=27&detID=1206….. 1/11/2012

Page 55: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Waimakariri Shallow soil profile.

Viticulture Notes

Tua Marina vineyard is located on an alluvial

terrace the north bank of the Wairau River in Marlborough, N.Z.

Climate is semi-arid with annual rainfall averaging

647mm. Mean annual Growing Degree Days

are1280.

Soil type is Waimakariri Shallow, a free draining

stony alluvial soil .

Diunduh dari sumber: http://www.vitpractice.co.nz/Tua_Marina.html….. 1/11/2012

Page 56: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

PROFIL TANAH ALUVIAL

DIUNDUH DARI SUMBER: http://mygeologypage.ucdavis.edu/sumner/gel10

9/labs/wanaka_samples1234.html

Diunduh dari sumber: http://www.sciencephoto.com/media/169146/enlar

ge….. 1/11/2012

Page 57: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Soil Drainage Classes based on soil color and the depth of mottling (Anelli, 2005).

If the zone of mottling is found near the soil

surface it can be assumed that the

surface layer is poorly drained and frequently saturated with water. If the zone of mottling is deeper, this indicates a

well drained surface layer, which is rarely if

ever completely saturated. Soil

scientists have used depth-of-mottling zone as a means of dividing

soils into different drainage classes

Diunduh dari sumber: http://hwwff.cce.cornell.edu/learning1067.html?unit=2&section=Site%20Assessment%20Part%20II%20%28Soils%29&subsection=Other%20Soil%20Properties….. 1/11/2012

Page 58: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kesesuaian Lahan untuk Tempat Penimbunan Sampah (berbentuk galian).

Tempat penimbunan sampah berbentuk galian merupakan suatu galian untuk menimbun sampah setiap hari, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah

setebal kira-kira 15 cm. Bahan tanah penutup dipero leh dari tanah bekas galian tersebut. Setelah galian tanah penuh sampah, permukaan ditutup

dengan lapisan tanah setebal sekitar 60 cm.

Kesesuaian suatu bidang tanah untuk tempat penimbunan sampah dipengaruhi oleh tata air tanah (drainase tanah, kedalaman permukaan air bumi , dan permeabilitas tanah), lereng, tekstur, kedalaman hampa ran batuan, dan

jumlah batu di permukaan tanah (USDA, 1971).

Kemungkinan terjadi pencemaran terhadap air bumi oleh tempat penimbunan sampah dapat ditunjukkan oleh kedalaman muka air bumi dan

permeabilitas tanah. Air bumi akan tercemar apabila dekat dengan dasar galian penimbunan sampah dan apabila tanahnya per meabel. Untuk mencegah pencemaran terhadap air bumi pada tanah yang sarang

(permeabel), dasar dan dinding galian harus dipadatkan.

Page 59: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Diunduh dari sumber: http://www.penataanruangbanyumas.com/2011/10/komitmen-perwujudan-rencana-struktur.html ….. 31/10/2012

Tempat pembuangan sampah Galian

Proses pembangunan baru TPA Kaliori dengan sistem Sanitary

Landfill

Dalam arahan pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Banyumas tahun 2011 - 2031 salah satu perwujudan ruang yang ada

adalah pengembangan jaringan prasarana wilayah yang salah

satunya berupa amanat pembangunan Tempat

Pemrosesan Akhir dengan sistem Sanitary Landfill.

Amanat pembangunan TPA dengan sistem Sanitary Landfill dikuatkan dalam Perda no. 10

tahun 2010 pada pasal 68 huruf (c).

Page 60: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria kesesuaian tempat penimbunan sampah berbentuk galian Sifat tanah Kesesuaian lahan Baik Sedang BurukDalamnya airbumi musiman (g) >= 180 cm >= 180 < 180

Drainase (d) c,ac,b,ab aj,ab j, sjAncaman banjir (f) Tanpa Jarang SeringPermeabilitas (p) <= 5 cm/jam <= 5 > 5

Lereng (s) 0-15% 15-25% > 25%

Tekstur hingga ke- Lmpung berpasir Lempung liat Liat,gambut

dalaman 150 cm (t) lempung, lmpng berdebu, lmpung liat berpasir

berdebu, lmpung berliat

kerikil,liat berdebu, liat berpasir, pasir

berlempung

Dalamnya hamparan >= 180 >= 180 cm < 180batuan (i)Batu (sb) 0-0.1% 0.1-3% > 3%Batu besar (sr) 0-0.01% 0-0.01% > 0.01%

Page 61: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

THE RELATIONSHIP BETWEEN SOIL DRAINAGE CLASS AND PRODUCTIVITY

The soil drainage class and some characteristic features

associated with each class are depicted in the following figure

(from Soil Survey).

One characteristic feature in the figure is the depth of

rooting that typically occurs in each drainage class, providing there are no other restrictions (i.e., compacted layer) to root

penetration. Deeper rooting depths are

associated with well drained soils, because the depth of the water table below the surface is not restricting root growth

and oxygen exchange.

Diunduh dari sumber: http://nrcca.cals.cornell.edu/soil/CA3/….. 2/11/2012

Page 62: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

KELAS DRAINAGE TANAH

Soil drainage classes

identified by soil survey

experts in the Bras d’Henri watershed.

D3: well drained; D4: moderately

well drained; D5: imperfectly

drained; D6: poorly drained; D7: very poorly

drained.

Diunduh dari sumber: http://www.hindawi.com/journals/aess/2012/430347/fig2/ ….. 1/11/2012

Page 63: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

KELAS TEKSTUR TANAH

The Textural Triangle

Soil classification is typically made based on

the relative proportions of silt, sand and clay. Follow

any two component percentages to find the

nominal name for the soil type. For example, 30% sand, 30% clay and 40%

silt:Find 30% along the

bottom (sand) line, and follow the slanted line up and to the left. Stop at the

horizontal line for 30% clay, and find the soil

type: clay loam.

Diunduh dari sumber: http://www.oneplan.org/Water/soil-triangle.asp ….. 1/11/2012

Page 64: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

SOIL TEXTURE & ASSOCIATED PERMEABILITY.The texture of the soil is the most important determining factor in

measuring the ease and speed with which water and contaminants can

move through the soil to ground water. Coarse textured soils such as sands have large pore spaces between the

soil particles, allowing water to quickly percolate downward to the ground

water. There is minimal time in which filtration and/or natural treatment of

the water can take place. Conversely, in fine textured soils such as clays,

the movement of water and contaminants through the soil is very

slow. These fine textured soils act as a natural filter, allowing bacteria and other soil organisms to break down contaminants before they reach the

ground water. Fine textured soils provide much better natural protection for ground water than coarse grained

soils.

Diunduh dari sumber: http://www.omafra.gov.on.ca/english/engineer/facts/07-035.htm ….. 1/11/2012

Page 65: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

FLUCTUATING WATER TABLEWhen rain falls, the water table rises; in times of drought, the water table declines

because of drainage to the natural outlets. Because of this fluctuation, a well that is not drilled very far below the current water table may intermittently "go dry" when the water

table falls. In some areas of the world, people face serious water shortages because groundwater is used faster than it is naturally replenished.

Diunduh dari sumber: http://www.energycouncil.org/waterfacts/groundwater.htm ….. 1/11/2012

Ground water does not occur downward all the way to the core

of the earth. Beneath water-bearing rocks everywhere, at

some depth, the rocks are water-tight. This depth may be a few

hundred feet, or more than likely tens of thousands of feet.

On average, permeability of rock grows less as depth increases. Most wells drilled deeper than 2,000 feet find little water. The

pores and cracks in the rocks at great depths are closed up because of the weight of

overlying rocks.

Page 66: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

SUBSURFACE WATERWater infiltrates the Earth's surface and accumulates on top of impermeable geologic materials.

Areas in which the pore spaces are completely filled with water are called the saturated zone. Above the saturated zone is an area in which the pore spaces are filled with air and water called the

unsaturated zone.Aquifers can be confined by impermeable layers such as clay. The water under confining layers

typically is under pressure. If a well is drilled, the water level will rise above the saturated zone. The hydraulic head or piezometeric water level can be measured in wells of confined aquifers.

Diunduh dari sumber: http://www.ustudy.in/node/5629 ….. 1/11/2012

Water beneath the surface can essentially be divided into two zones , the

unsaturated zone which includes soil water zone, and zone of saturation which

includes ground water. Sometimes, especially during times of

high rainfall, these pore spaces are filled with water. The water table divides the

zone of aeration from the zone of saturation.

The height of the water table will fluctuate with precipitation, increasing in elevation during wet periods and decreasing during

dry. Note how the water table intersects the level of the stream surface.

Page 67: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Seasonal variation in groundwater table (a) Seasonal variation in δ18O

values from the Old Brahmaputra river during the period April to December 2004.

(b) Seasonal variation in groundwater table and monthly averaged rainfall in Bangladesh during 2005.

(c) The water table was monitored from the monitoring well. Each symbol specifies the depth of the screen.

(d) The averaged rainfall is inferred from the data cited on the web site of the Bangladesh Meteorological Department

Diunduh dari sumber: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0883292708002473 ….. 1/11/2012

Page 68: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Diunduh dari sumber: http://earthsci.org/education/teacher/basicgeol/solid_waste/solid_waste.html …..….. 31/10/2012

Tempat pembuangan sampah Sanitary LandfillSanitary Landfills Site Selection

1. Should be above the water table, to minimize interaction with groundwater. Preferably located in clay or silt.

2. Do not want to place in a rock quarry, as water can leech through the cracks inherent in rocks into a water fracture system.

3. Do no want to locate in sand or gravel pits, as these have high leeching. Unfortunately, most of Long Island is sand or gravel, and many lanfills are located in gravel pits, after they were no longer being used.

4. Do not want to locate in a flood plain. Most garbage tends to be less dense than water, so if the area of the landfill floods, the garbage will float to the top and wash away downstream. 

Page 69: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria evaluasi kesesuaian lahan untuk tempat pembuangan sampah secara terbuka

Sifat tanah Kesesuaian lahan:

Baik Sedang BurukKedalaman groundwater > 150 cm 100-150 < 100

Drainase tanah c,ac,b,ab aj j, sj

Banjir Tanpa Jarang Sering

Permeabilitas < 5 cm/jam < 5 cm/jam > 5

Lereng 0-8% 8-15 > 15

Page 70: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Planning and Hillslope Profile permaculture landscape design

Planting the steeper lands above the key point preserves the soil from water erosion (to this end, any slopes steeper than 18 degrees should be forested) and adds warmth and moisture to cold air

sliding downslope towards the house site, creating a thermal belt. Diunduh dari sumber:

http://www.small-farm-permaculture-and-sustainable-living.com/permaculture_slope_and_aspect.html ….. 1/11/2012

Page 71: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kemiringan Lereng

Menurut Donahue dkk (1983), bahwa penggandaan kemiringan lereng (%

kemiringan) biasanya meningkatkan erosi dua kali lebih besar, dan pada lereng yang

panjang dapat mencapai erosi tiga kali lipat.

Lereng yang cembung erosinya lebih besar dibanding lereng yang cekung dan erosi yang semakin besar meningkatkan nilai

kekritisan pada lahan.

Data spasial kemiringan lereng dapat disusun dari hasil pengolahan data

ketinggian (garis kontur) dengan bersumber pada peta topografi atau peta RBI.

Pengolahan data kontur untuk menghasilkan informasi kemiringan lereng

dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan komputer. Sistem

pengklasifikasian kelas kemiringan lereng yang digunakan berdasarkan Dokumen

Standar dan Kriteria RHL .

Diunduh dari sumber: http://bone-geographical.blogspot.com/2009_12_01_archive.html ….. 1/11/2012

Page 72: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kesesuaian Lahan untuk Tempat Pembuangan

Sampah Terbuka

Sampah dibuang di atas permukaan tanah.

Material tanah yang digunakan untuk menutup tempat

sampah, yang dilakukan setiap hari atau setelah smapah penuh didatangkan

dari tempat lain.

Diunduh dari sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/188799 ….. 31/10/2012

TPA PASIR HAYAMTempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Pasir Hayam,

Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur dinilai sudah tidak ideal tidak lagi digunakan. Selain kondisinya yang sudah melebihi kapasitas, tidak adanya penggunaan teknologi pengolahan

sampah yang ramah lingkungan menyebabkan ratusan titik TPA liar di jalan-jalan protokol di CIanjur menjamur.

Page 73: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Tempat pembuangan sampah terbuka

Diunduh dari sumber: http://medan.tribunnews.com/2011/06/23/masih-dipakai-500-tpa ….. 31/10/2012

Tribun Medan - Kamis, 23 Juni 2011 23:00 WIB

Metode pengelolaan sampah secara Open Dumping alias dilakukan di tempat terbuka ternyata masih banyak diadopsi

kota-kota di Indonesia. Tercatat 500 tempat pembuangan akhir (TPA) jadi

pengguna sistem ini.

Padahal menurut kajian ilmiah, metode ini harus segera ditinggalkan karena

rentan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan terhadap masyarakat di

sekitarnya.  

Metode open dumping masih menjadi polemik pengelolaan sampah di

Indonesia. Pengelolaan sampah secara open dumping sering kali tidak memerhatikan unsur kesehatan

masyarakat dan kondisi lingkungan.

Page 74: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kesesuaian lahan untuk Septic-tank

Penentuan kelas kesesuaian didasarkan atas

kemampuan tanah untuk menyerap aliran dari

septic-tank. Kemampuan tanah ini

ditentukan oleh permeabilitas, tinggi muka air bumi, dalamnya tanah hingga hamparan batuan, perkolasi tanah, bahaya

banjir, lereng dan keadaan batu di permukaan.

Diunduh dari sumber: http://www.aero-stream.com/septic-system-owners-manual.html ….. 31/10/2012

Diagram of a functional septic system

They perform the basic function: to process household black and gray wastewater into a

cleaner effluent that can be evenly distributed beneath the ground and blended with the

groundwater without creating a health hazard.

Page 75: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Kriteria kesesuaian lahan untuk septic-tank Sifat tanah Kesesuaian lahan Baik Sedang BurukPermeabilitas Cepat,agak cepat-

sedang Peralihan sedang - Agak lambat,lambat

agak lambat agk cepat- sdgKonduktivitas > 25 mm/jam 15-25 < 15hidraulikPerkolasi < 18 menit/cm 18-24 > 24Dalamnya air bumi > 180 cm 120-180 < 120Banjir Tidak pernah Jarang Kadang-kadang atau seringLereng 0-8% 8-15 > 15Dalamnya lapisankedap air, batuan >180 cm 120-180 <120Banyaknya batu Tanpa - Sedang Agak banyak -kecil Sedikit Sangat banyakBatu besar Tanpa Sedikit Sedang-sangat banyak

Page 76: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Deep Percolation

Deep percolation is when water moves down through the soil

profile below the root zone and cannot be utilized by plants.

Percolation is the movement of water through the soil. Measuring

the percolation rate will help determine if the soil drains fast

enough where you want to: direct water with a downspout, create a swale or use retention grading.

The percolation rate will also help determine how suitable the soil is for certain trees. Some need well-drained soil while others prefer a

water-logged site.

Diunduh dari sumber: http://www.ca.uky.edu/agripedia/glossary/deepperc.htm….. 1/11/2012

Page 77: PARADIGMA  PENGEMBANGAN LAHAN

Measuring Water Percolation RateTo measure how fast water percolates into the soil, you need to measure the time it

takes for a specific amount of water to soak into a specific area of soil.

The easiest way to do this is to get a length of cylindrical pipe that is sharp enough to push (or hammer) into the soil at one end. Mark it with two lines – one is the line to

which you insert it into the soil, and the other is the line to which you fill the water. It should

go deep enough into the soil that the water does not simply spill out to the sides. When ready, push (or hammer) it into the soil, fill it with water up to the water line, and time how long it takes for the water to disappear into

the soil. If you only want to compare the percolation

rate at two sites, you can simply compare the times. Be aware that the percolation rate will be different if the soil begins in a dry state than if it is already wet, so for an accurate

comparison of two sites, begin with the soil in the same state of wetness.

Diunduh dari sumber: http://www.indiawaterportal.org/node/7063….. 1/11/2012

If you want an exact percolation rate, you need to calculate the volume of water held between the two lines, and the area of the circle created by the cylinder. This way you can calculate the unit of water per unit of soil surface

per unit of time. The percolation rate will increase when the water column is higher (greater force due to the weight of the water) so the measurement will only be accurate for this particular

water column height.