para graf

19
 Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 Daftar Isi: 1. Penger tia n Para gra f. 2. La in – l ai n. 3. Kerangka Par agraf. 4. Maca m – macam p arag raf ber dasar kan jen isnya . 5. Maca m – macam p aragr af ber dasar kan let ak kali mat utamanya. 6. Pol a pengemb angan par agr af. 7. Par agr af hubungan kaus al. 8. Contoh paragra f. 9. Cir i par agr af yang b aik . Pengertian Paragraf Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping " atau "tertulis di samping ") adalah suatu  jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris  pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶). Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat  pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung d alam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa  , contohnya; tapi hal ini umum bila  paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah  paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Upload: fitrana-amalia-hafizhah

Post on 10-Jul-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 1/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Daftar Isi:

1. Pengertian Paragraf.

2. Lain – lain.

3. Kerangka Paragraf.

4. Macam – macam paragraf berdasarkan jenisnya.5. Macam – macam paragraf berdasarkan letak kalimat

utamanya.

6. Pola pengembangan paragraf.

7. Paragraf hubungan kausal.

8. Contoh paragraf.

9. Ciri paragraf yang baik.

Pengertian Paragraf 

Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos,

"menulis di samping " atau "tertulis di samping ") adalah suatu

 jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf 

ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris

 pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa

memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah

ditandai oleh pilcrow (¶).

Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran,

gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat

 pendukung.

Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum

dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan

argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari

apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan.

Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh

kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf 

tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila

 paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah

 paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman,

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 2/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog

dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang

yang dikutip berganti.

Lain – lain

Memasukkan

Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan

 paragraf baru dengan memasukkan baris pertama (tiga hingga

lima spasi), dengan baris kosong antara paragraf, sementara

 penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa

masukan (hal ini biasanya dikenal sebagai "paragraf blok" ).

Untuk karya tulis masukan dan tanpa baris kosong

digunakan. Banyak terbitan buku menggunakan alat untuk 

memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada perubahan adegan

atau waktu. Spasi tambahan ini, khususnya ketika terjadi

 pada page break , dapat mendatangkan sebuah asterisk, tiga

asterisk, sebuah dingbat istimewa, atau simbol khusus yang

dikenal sebagai asterisme.

Paragraf gantung

Sebuah "paragraf gantung" adalah paragraf dimana baris

 pertama paragraf tidak dimasukkan dan dimana baris

selanjutnya dimasukkan.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 3/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Detil

Dalam sastra, sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi 

di dalam paragraf. Sebuah detail biasanya muncul untuk 

mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan

 berikut dari Lives of the English Poets karya Dr. Samuel

Johnson, kalimat pertama adalah ide pokok, bahwa Joseph

Addison adalah "pakar kehidupan dan kelakuan" yang hebat.

Kalimat berikutnya adalah detail yang mendukung dan

menjelaskan ide pokok dalam cara yang spesifik.

As a describer of life and manners, he must be

allowed to stand perhaps the first of the first rank. His

humour, which, as Steele observes, is peculiar to himself, is

so happily diffused as to give the grace of novelty to

domestic scenes and daily occurrences. He never "o'ersteps

the modesty of nature," nor raises merriment or wonder by

the violation of truth. His figures neither divert by distortion

nor amaze by aggravation. He copies life with so much

fidelity that he can be hardly said to invent; yet his

exhibitions have an air so much original, that it is difficult to

suppose them not merely the product of imagination.

Kerangka paragraf 

• Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan

gagasan utama paragraf.

• Memberikan detail pendukung untuk mendukung

gagasan utama.

• Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan

kembali gagasan utama.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 4/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Macam-macam paragraf 

Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya.

Berdasarkan jenisnya

• Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu

kejadian atau peristiwa.

Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu

kejadian.

Contoh:

Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena

merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya.

Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut

ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-

tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia

langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki

misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu

tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin

menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam.

Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh

tak sadarkan diri.

• Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan

suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat,

mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu.

Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang,

 benda, atau tempat.

Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan.

Contoh:

Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang

menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning

nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu

mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan

 para wanita palestina.

• Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan

suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang

yang membacanya akan bertambah wawasannya.

Ciri-cirinya: ada informasi.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 5/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Contoh:

Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi

keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di

dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang

membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan

terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik 

yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan

masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga

ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya

merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi

masyarakat melalui perspektif agama.

• Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan

suatu pendapat beserta alasannya.

Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.

Contoh:

Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur.

Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit,

 bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang

kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia

memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang

dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan

Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang

 pintar dan berkarakter.

• Persuasi adalah paragraf yang mengajak,

membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar 

melakukan sesuatu.

Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat

sesuatu.

Contoh:

Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama

ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan

mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan

 guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS

tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana

yang dimiliki tidak cukup untuk itu.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 6/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Berdasarkan letak kalimat utamanya

• Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai

dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat

topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat

 penjelas.

Contoh:

Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya

sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para

 peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia

memaksa menggunakannya membuka usaha baru.

• Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai

dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan

kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf 

induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu

generalisasi, analogi, dan kausalitas.

♦ Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang

menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan

kesimpulan yang bersifat umum.

Contoh:

Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa,

ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai

delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya

Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai

kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas

tiga cukup pandai mengarang.

Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:

1. Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman,

dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan

 peristiwa khusus.

2. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan

 penalaran yang logis.

3. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah

 bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.

4. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai

mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan,

Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan

terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat

nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh

atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak 

kelas tiga pandai mengarang .

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 7/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

♦Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi

 perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini

 berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan

dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam

 bidang yang lain.

Contoh:

 Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti

halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang 

berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti

teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak 

mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar 

rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta

alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang 

menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti

demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang 

kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.

Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan

mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya,

yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam

 pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang

 pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan

sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada

ciptaan-ciptaan-Nya itu.

♦ Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola

 penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang

memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-

hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter 

karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas,

yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.

o Sebab-Akibat

Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan

sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya.

Polanya adalah A mengakibatkan B.

Contoh:

 Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua

ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati.

 Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi

dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor 

kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia

menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 8/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

 Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap.

 Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh

karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga

 Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima

 pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak 

untuk membiayai pembangunan.

Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam

membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan

dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.

o

Akibat-Sebab

Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang

menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk 

mencari penyebabnya.

Contoh:

 Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun

tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat.

 Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.

o Sebab-Akibat-1 Akibat-2

Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian

akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang

menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga

timbul rangkaian beberapa akibat. Contoh:

Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis

minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium,

 solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena

 Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan

 supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya

angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik,

harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya

tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya

harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat.

Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi

dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.

• Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai

dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 9/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan

diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada

 pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal

 paragraf.

Contoh:

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat

dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang

dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi,

 baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang

modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa

maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

• Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah

 paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran

utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau

tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

Contoh:

`Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman.

Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak 

 jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari

sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman.

Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu.

Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan

 berkelakar.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 10/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Pola Pengembangan Paragraf 

Yang dimaksud dengan pola pengembangan adalah

 bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-

kalimat penjelas.

1. Generalisasi: pembenaran pendapat/ simpulan

 berdasarkan data/fakta/ contoh atau kejadian-kejadian

yang bersifat khusus.

Penalaran generalisasi juga merupakan bagian penalaran

induksi. Penarikan berdasarkan data yang sesuai dengan faktaatau data. Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian,

 pengamatan, atau hasil survei. Jumlah data atau fakta khusus

yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah

fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan

umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu.

Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum

untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di

dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang

atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data

statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri

sebagai penjelasan lebih lanjut.

Contoh :

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada siswa

SMA 2000. Saat mereka melaksanakan upacara, semua siswa

memakai sepatu hitam dan kaus kaki putih. Pakaian mereka

 putih-putih dan kemeja dimasukkan ke dalam celana dan ke

dalam rok, memakai ikat pinggang warna hitam. Pakaian

mereka dilengkapi lagi dengan dasi dan topi abu-abu. Jadi,

dapat dikatakan siswa SMA 2000 pakaiannya seragam dan

tertib sewaktu mengikuti upacara.

2. Kausal: pembenaran pendapat dengan

mengemukakan alasan yang berupa sebab-akibat atau

akibat-sebab.

3. Analogi: pembenaran pendapat berdasarkan asumsi

 bahwa jika dua hal memiliki banyak persamaan maka

dalam hal lain tentu ada yang sama pula.

Penalaran analogi, bagian dari induktif. Penalaran dengan

membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 11/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

 berbagai persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut,

ditariklah suatu kesimpulan..

Adalah proses penalaran yang berdasarkan pada

  pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang

memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulan.

Contoh:.

Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan

mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan

seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada

 pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang

melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu, seseorang akan

mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan

memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah Dia sanggup

melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan

mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

4. Definisi: adalah penjelasan terhadap arti kata atau

 pengertian suatu kata, frasa atau kalimat.

Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat

 berpola sebabakibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan

masalah.

1). Sebab-akibat

Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang

menjadi sebab

berlanjut topik/gagasan yang menjadi akibat.

Contoh:

a. Sebab-sebab kemacetan di DKI Jakarta

a) Jumlah penggunaan kendaraan

 b) Ruas jalan yang makin sempit

c) Pembangunan jalur busway

b. Akibat-akibat kemacetan

a) Terlambat sampai di kantor 

 b) Waktu habis di jalan

2). Akibat-sebab

Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang

merupakan akibat

dan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.

Contoh : Menjaga kelestarian hutan

1. Keadaan hutan kita

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 12/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/132. Fungsi hutan

3. Akibat-akibat kerusakan hutan

3). Urutan Pemecahan Masalah

Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang

menggambarkan

masalah kemudian mengarah pada pemecahan masalah.

Contoh : Bahaya narkoba dan upaya mengatasinya

1. Pengertian narkoba

2. Bahaya kecanduan narkoba

a. pengaruh terhadap kesehatan

 b. pengaruh terhadap moral

c. ancaman hukumannya

3. Upaya mengatasi kecanduan narkoba

4. Kesimpulan dan saran

Contoh eksposisi dengan pengembangan definisi:

Telepon genggam yang lebih dikenal dengan sebutan

 ponsel (telepon seluler) atau HP (hand phone) merupakan

alat komunikasi yang berbentuk kecil serta ringan. Selain

mudah digenggam serta dibawa ke mana-mana, bentuknya

yang mungil memudahkan orang untuk berkomunikasi di

mana saja berada. Telepon genggam adalah produk canggih

era komunikasi nirkabel, telepon tanpa kabel. Dengan variasi

 bentuk, merek, dan model yang selalu baru, jenis telepon ini

 banyak diminati berbagai kalangan masyarakat.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 13/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Paragraf Hubungan Kausal (sebab

akibat)

Sore hari menjelang malam seorang anak berlari

sambil menangis masuk ke dalam sebuah gubuk tua.

Mukanya pucat pasi, tubuhnya kurus seperti kekurangan gizi,

 pakaiannya lusuh seperti tak terurus. Ku tanya mengapa ia

menangis dan mengapa ia seorang diri. Ia menjawab sambil

menitikkan air mata,, menundukkan kepala,,

“ Uangku hilang..”

“ Adikku menunggu dirumah menjaga ibuku yang

sedang sakit..”Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat,

ia menatap wajahku.. Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis

karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan

makanan untuk adik dan ibunya dirumah.

Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu

  bersama ibunya di pasar. Mereka menghampiriku,,

memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima

kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari

yang lalu.

“ Terima kasih bu,, ibu tidak usah repot-repot seperti

ini. Saya ikhlas membantu adik ini kemarin..”

“ Tidak apa-apa dik,, kamu terima ya sedikit makanan

kecil ini,, untuk bekal kamu kesekolah..”

“ Yasudah,, saya terima ya bu.. Terima kasih banyak 

ya bu,,”

“ Permisi..”

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.15, sebentar lagi

 bel sekolahku akan berbunyi,, 15 menit lagi pintu gerbang

sekolah akan ditutup, oleh karena itu aku harus segera

  bergegas pergi ke sekolah.

Keterangan :

Paragraf di atas mempunyai hubungan kausal dengan pola

1. Akibat – Sebab : pada paragraf ke-2 dengan kalimat “ Ia

menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli

obat dan makanan untuk adik dan ibunya durumah ”

2. Akibat – Sebab : pada paragraf ke-3 dengan kalimat “

Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil

sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah

membantu anak itu beberapa hari yang lalu ”

3. Sebab – Akibat : pada paragraf ke-4 dengan kalimat “Waktu

sudah menunjukkan pukul 06.15, sebentar lagi bel sekolahku

akan berbunyi,, 15 menit lagi pintu gerbang sekolah akan

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 14/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

ditutup, oleh karena itu aku harus segera bergegas pergi ke

sekolah ”

Contoh Paragraf :

a) Generalisasi

Dari hasil penelitian Dr. Judith Rodin disimpulkan bahwa

gula yang terdapat di dalam buab-buaban yang disebut

ftuktosa dapat menghilangkan rasa lapar, scdangkaa glukosa

yang biasauya terdapat dalam kue-kue dan permen

menambah rasa lapar.

Pada contoh tadi bagian yang dicetak miring merupakan

generalisasi yang dikembangkan Judith Rodin berdasarkan

hasil penelitiannya. Generalisasi itu selanjutnya dijelaskan

dengan contoh yang dikemukakan dalam kalimat-kalimat

 bcrikutnva. Pernyataan yang merupakan generalisasi

 biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan: biasanya, pada

umumnva, sebagian besar, semua, setiap, tidak pernah,

selalu, secara kescluruhan, pada galibnya, dan sebagainya.

Selanjutnya dalam kalimat yang merupakan penunjang

generalisasi biasa-nya digunakan ungkapan-ungkapan:

misalnya, sebagai contoh, sebagai ilustrasi, untuk 

menjelaskan hal itu, perlu dijelaskan, sebagai bukti, buktinva,

menurut data statistik, dan sebagainya.

Perlu diingat selalu bahwa bukti-bukti atau rincian penunjang

harus relevan dcngan generalisasi yang dikemukakan. Suatu

 paragraf yang men-cantumkan penunjang yang tidak relevan

dipandang tidak logis.

 b) Analogi

Bagaikan badai mengamuk, memorakporandakan segala

sesuatu yang ditemui. Rumah-rumah berantakan, pohon-

 pohon bertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnva

dataran yang luas dan sunyi dengan puing-puing gedung dan

 pohon-pohon yang tumbang. Demikianlah penderitaan telah

membuatnva hancur luluh tanpa ampun. Rasanya tak ada lagi

yang tersisa, kecuali bagan yang hampa rasa, tanpa citra,

cipta, dan karya.

Tulisan di atas merupakan contoh analogi deklaratif. Dalam

tulisan ini hebatnya penderitaan digambarkan sebagai badai

yang menghancur ratakan suatu daerah. Maksudnya tentu

saja agar pembaca dapat lebih menghayati bagaimana

 beratnya penderitaan yang dialami.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 15/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

c) Hubungan Kausal

Seorang siswa SMA menjadi frustrasi karena gagal dalam

ujian seleksi. Kegagalan ini disebabkan oleh karena tak 

sempat menyiapkan diri untuk ujian tersebut. Hal ini terjadi

karena ia terpaksa dirawat di rumah sakit selama dua bulan

akibat kecelakaan lalu lintas. Mobil yang dikemudikannya

menabrak tiang listrik karena ia tertidur ketika

mengendarainya.

Dari contoh itu kita lihat bahwa penyebab pertama kegagalan

siswa itu ialah "kantuk". Penyebab itu diikuti oleh

serangkaian akibat yang masing-masing merupakan

 penyebab peristiwa lain.Selanjutnya, dalam penalaran akibat

ke akibat harus diyakini bahwa ada penyebab umum yang

menimbulkan akibat-akibat itu.

Dalam hal ini perhatikan apakah penyebab itu betul-betul

merupakan penyebab satu-satunya yang menimbulkan kedua

akibat tersebut. Apakah tidak ada penyebab lain yang

mungkin juga mcnimbul salah satu atau kedua akibat

tersebut? Dari uraian di atas, mungkin diperoleh kesan bahwa

hubungan sebab-akibat merupakan suatu hal yang mudah dan

 jelas. Tetapi di dalam kenyataan tidak begitu sederhana.

Kerap kali terdapat peristiwa-peristiwa sebab akibat yang

rumit. Karena itu, seperti telah pernah dikemukakan kita

harus berhati-hati dalam menentukannya. Dengan

mempelajari proses berpikir yang sah, kita akan dapat

menilai, apakah putusan kita tentang suatu sebab-akibat

 betul-betul merupakan basil proses penalaran yang logis dan

tidak dipengaruhi oleh sikap pribadi.

kepercayaan/takhavul, pandangan politik, atau prasangka.

Dalam hal ini, ilmu statistika kadang-kadang dapat

membantu kita. Tulisan yang memaparkan penalaran dari

sebab ke akibat dibuka dengan penalaran penyebabnva

dahulu. Sebaliknya tulisan yang memaparkan penalaran dari

akibat ke sebab dimulai dengan akibatnya.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 16/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Ciri Paragraf yang Baik 

Sekurang-kurangnya dapat dikatakan ada lima cirri

  paragraf yang baik. Kelima ciri itu adalah kesatuan,kepaduan, ketuntasan, konsistensi sudut pandang, dan

keruntutan. Paragraf dapat dikatakan baik apabila kelima ciri

itu secara keseluruhan terdapat di dalamnya.

a. Kesatuan

Seperti yang telah disinggung pada bagian terdahulu,

  paragraf yang baik haruslah memiliki satu gagasan

utama. Artinya, dalam paragraf mungkin terdapat

  beberapa gagasan tambahan, tetapi gagasan-gagasan itu

harus terfokus pada satu gagasan utama sebagai

 pengendali. Jika prinsip ini dipenuhi, paragraf itu telah

memenuhi ciri kesatuan.

Kesatuan dalam sebuah paragraf hanya akan

terbentuk apabila informasi-informasi dalam paragraf itu

tetap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar hal itu dapat

dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah

kalimat-kalimat yang ditulisnya itu erat hubungannya

dengan gagasan utama. Jika ternyata tidak erat

hubungannya, kalimat-kalimat itu harus dihilangkan atau

disajikan secara khusus, misalnya menjadi sisipan dalam

kalimat lain. Perhatikan paragraf berikut ini.

MBAH MARTO

Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa

kelahirannya. Ia tidak tahu-menahu mengapa desanya itu

dinamai Desa Kedunggalar. Ia tidak tahu-menahu

mengapa Sangkanurip kini mengering. Ia juga tidak tahu

mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu.

Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan.

Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia

sudah memanggul pangkurnya membongkar tanah liat

yang sudah mengeras oleh musim kemarau yang panjang.

b. Kepaduan

Paragraf dapat dikatakan baik tidak saja karena

gagasan utamanya tunggal, tetapi juga kalimat-kalimat di

dalam sebuah paragraf itu terjalin secara logis dan

gramatikal. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam

sebuah paragraf itu terpadu berkaitan satu sama lain

untuk mendukung gagasan utama. Dengan kaitan seperti

itu, pembaca akan dapat mengikuti maksud penulis

setapak demi setapak dengan perpindahan dari satu

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 17/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

kalimat ke kalimat berikutnya secara enak tanpa ada

lompatan-lompatan pikiran. Boleh jadi sebuah paragraf 

sudah memenuhi syarat kesatuan, tetapi belum dapat

disebut sebagai suatu paragraf yang baik apabila belum

memenuhi syarat kepaduan ini.

Untuk membangun kepaduan paragraf dapat

digunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata

transisi, dan struktur yang paralel.

b.1 Kata Kunci dan Sinonim

Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak 

mengulang kata atau ungkapan yang sama setiap kali

diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu

sesekali dapat disebut kembali dengan menggunakan

kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain

yang bersinonim dengan kata atau ungkapan itu.

Virus HIV, misalnya, sesekali dapat disebut virus itu,

virus penyebab AIDS, virus yang mematikan, atau

virus yang sulit ditaklukkan. Oleh beberapa ahli cara

itu disebut penyulihan.

b.2 Pronomina

Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan

menggunakan pronomina untuk menyebut nomina

atau frasa nominal yang telah disebutkan lebih

dahulu. Yang dilakukan sebenarnya adalah mengacu

  pada nomina atau frasa nomina itu dengan

  pronominanya. Frasa   pengusaha-pengusaha yang 

 sukses selain sesekali dapat disebut dengan

  pengusaha-pengusaha itu, dapat pula disebut

mereka, misalnya. Cara seperti ini juga disebut

 pengacuan.

b.3 Kata Transisi

Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik 

yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur 

dalam sebuat kalimat maupun untuk menghubungkan

kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf. Melalui

  penggunaan kata-kata ini, hubungan antara satu

gagasan dan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf 

dapat dinyatakan secara tegas. Kalimat-kalimatnya

mungkin sama, tetapi kata transisi tertentu dan

susunan tertentu akan mengubah informasi atau

gagasan yang ditampilkan.

b.4 Struktur yang Paralel

Keparalelan struktur kalimat dapat pula membangun

ciri kepaduan kalimat-kalimat di dalam sebuah

 paragraf. Banyak cara yang dapat digunakan untuk 

membangun keparalelan struktur ini, antara lain

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 18/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

menggunakan bentuk kata kerja yang sama atau

menggunakan majas repetisi.

c. Ketuntasan

Paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas.

Artinya, di dalam paragraf itu telah tercakup semua yang

diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Ini berarti

 pula bahwa paragraf yang baik harus telah dikembangkan

sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya

tentang maksud penulis dalam paragraf itu.

Seberapa jauh ketuntasan pengembangan paragraf 

itu? Sayang tidak ada rumusan yang jelas mengenai hal

itu. Bisa jadi sebuah paragraf amat panjang, tetapi belum

tuntas. Bisa jadi pula paragraf itu cukup pendek, tetapi

sudah tuntas. Yang penting adalah bahwa setelah

membaca paragraf itu, pembaca mendapat informasi yang

lengkap tentang isi paragraf itu. Ingatlah bahwa yang

 penting di dalam paragraf adalah adanya gagasan utama

yang biasanya dinyatakan dalam kalimat topik.

d. Konsistensi sudut pandang

Dalam karang mengarang, konsistensi sudut pandang

itu sangat penting artinya. Seorang penulis harus

menentukan lebih dahulu sudut pandangnya terhadap

calom pembaca agar ia dapat memilih gaya penulisan

yang tepat. Paragraf yang baik hendaknya

mempertahankan sudut pandang penulis dalam

membahas permasalahan yang diutarakannya. Jika sudah

dipastikan bahwa pembaca tidak dilibatkan secara

eksplisit sebagai mitra tutur, pilihan itu harus

dipertahankan sampai akhir karangan. Demikian pula

sebaliknya.

e. Keruntutan

Urutan penyajian informasi dalam paragraf yang baik 

mengikuti tata urutan tertentu. Ada beberapa model

urutan penyajian informasi dalam paragraf dan tiap-tiap

model mempunyai kelebihan masing-masing. Model-

model urutan itu adalah urutan waktu, urutan tempat,

urutan umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan

  pertanyaan-jawaban, dan urutan sebab-akibat. Setiap

model urutan akan dibicarakan secara rinci dalam bagian

yang membicarakan jenis-jenis dan pengembangan

 paragraf. Untuk menjelaskan prinsip keruntutan ini, pada

 bagian ini dicontohkan dua macam keruntutan saja, yaitu

keruntutan atas urutan tempat dan keruntutan atas urutan

waktu.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

5/11/2018 Para Graf - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/para-graf-55a0ca8fa10a5 19/19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Yang disebut prinsip keruntutan pada dasarnya adalah

menyajikan informasi secara urut, tidak melompat-lompat

sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran

  penulis. Untuk paragraf itu yang menggunakan model

urutan tempat, misalnya, hendaklah informasi tentang

objek itu disajikan secara horizontal, seolah-olah

 pandangan mata penulis bergerak dari arah kiri ke kanan,

atau sebaliknya atau bisa juga secara vertikal dari bawah

keatas atau sebaliknya. Yang penting adalah bahwa

informasi disajikan secara berurut berdasarkan dimensi

ruang.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13