karto graf i

62
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini merupakan lanjutan dari Modul 6 (Pengukuran Detail) dan Modul 7 (Proyeksi Peta) yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang penyurvei tambang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk melaksanakan pekerjaan kartogafi sesuai dengan standar kualitas pemetaan. Untuk mencapai penguasaan modul ini, Anda harus dapat menyelesaikan evaluasi yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap minimal 80 persen. Kegiatan kartografi merupakan proses pembuatan peta. Modul ini membahas mengenai pengertian peta, jenis-jenis peta dan desain peta. Untuk menguasai modul ini Peserta harus mencapai 80% dari tes yang dilakukan (teori dan praktik). B. Prasyarat Peserta pelatihan harus telah memilik kemampuan awal berikut Memahami cara menggunakan alat dan bahan kartografi. Mampu menerapkan kaidah – kaidah proyeksi peta. 1

Upload: kun-hadipati-kusuma-negara

Post on 11-Aug-2015

112 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karto Graf i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul ini merupakan lanjutan dari Modul 6 (Pengukuran Detail) dan Modul 7

(Proyeksi Peta) yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang penyurvei

tambang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk

melaksanakan pekerjaan kartogafi sesuai dengan standar kualitas

pemetaan. Untuk mencapai penguasaan modul ini, Anda harus dapat

menyelesaikan evaluasi yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap

minimal 80 persen.

Kegiatan kartografi merupakan proses pembuatan peta. Modul ini membahas

mengenai pengertian peta, jenis-jenis peta dan desain peta. Untuk

menguasai modul ini Peserta harus mencapai 80% dari tes yang dilakukan

(teori dan praktik).

B. Prasyarat

Peserta pelatihan harus telah memilik kemampuan awal berikut

Memahami cara menggunakan alat dan bahan kartografi.

Mampu menerapkan kaidah – kaidah proyeksi peta.

Memahami simbol detail yang digunakan pada pengukuran detail

dan situasi

C. Petunjuk Penggunaan Modul

Petunjuk penggunaan modul yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah

bersifat wajib namun digunakan sebagai pedoman atau panduan.

1. Panduan bagi peserta diklat

a. Pelajari modul ini mulai dari kegiatan belajar 1 kemudian kerjakan

soal-soal yang disediakan dengan memperoleh hasil minimal 80%,

dan lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.

1

Page 2: Karto Graf i

b. Periksa semua alat yang akan anda pergunakan

c. Bila Anda menemukan masalah, silahkan bertanya kepada

widyaiswara/instruktur/fasilitator

d. Yakinkan diri anda telah menguasai modul ini, sebelum Anda

mengikuti ujian

2. Peran Widyaiswara/Instruktur

a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar,

b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang

dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru

dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar

peserta diklat

d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber

tambahan lain yang diperlukan untuk belajar,

e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan,

f. Merencanakan seorang ahli/pendamping widyaiswara/instruktur dari

tempat kerja untuk membantu jika diperlukan,

g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya,

h. Melaksanakan penilaian

i. Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap pengetahuan dan

keterampilan dari suatu kompetensi, yang perlu untuk dibenahi dan

merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya,

j. Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.

D. Tujuan Akhir

1. Setelah mempelajari modul ini dan diberikan data hasil pengolahan data

lapangan, kertas mm block, ATK dapat mendisain ukuran lembar peta

dalam waktu 30'

2. Setelah mempelajari modul ini dan diberikan alat, bahan kartografi dan

data hasil pengolahan data lapangan peserta dapat menyajikannya

dalam bentuk peta topografi

2

Page 3: Karto Graf i

E. Standar Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Standar kompetensi/elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja seperti pada

tabel di bawah ini.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

Mengompilasikan peta topografi

1. Mendesain peta topografi Letak judul, simbol, dan legenda ditentukan.

1. Mengeplot data titik kontrol horizontal dan vertikal pada peta topografi

a. Data hasil pengukuran diplot pada kertas gambar.

b. Batas data fisik bumi digambarkan

c. Nama geografis fisik ditulis.

d. Garis kontur dibuat dengan interval tertentu.

e. Penyelesaian peta topografi dibuat.

F. Cek Kemampuan

No Kriteria Penilaian Kemampuan Ya Tidak

1 Dapat menjelaskan pengertian dan ruang lingkup pekerjaan kartografer

2 Dapat menguraikan jenis dam macam peta berdasarkan sekala dan isinya

3 Dapat menguraikan langkah–langkah mendisain peta

4 Dapat menguraikan langkah–langkah interpolasi kontur berdasarkan titik tinggi

5 Dapat menguraikan hubungan antara skala peta topografi dengan tujuan pemetaan

G. Pedoman Penilaian

Penilaian untuk modul ini dilaksanakan dengan ujian teori dan praktik yang

mempunyai bobot penilaian yang sama, yaitu masing-masing 50%. Soal teori

bisa berbentuk pilihan ganda, sebab akibat, pernyataan, dan pilihan dengan

jawaban YA atau TIDAK atau kombinasi dari tipe soal tersebut. Sedangkan

3

Page 4: Karto Graf i

soal praktik bisa berbentuk essay, demonstrasi, kasus, atau proyek. Untuk

memperoleh hasil yang memuaskan, khususnya soal praktik, hendaknya

Saudara melatih diri dengan mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat

pada setiap pembelajaran.

Klasifikasi tingkat penguasaan pada modul ini sebagai berikut:

80% - 100% = baik sekali

68% - 79% = baik

56% - 67% = cukup

45% - 55% = kurang

≤ 45% = gagal

Nilai kelulusan (passing grade) dapat dicapai apabila Saudara mampu

meraih nilai minimal 80, klasifikasi “baik sekali”.

4

Page 5: Karto Graf i

BAB II

PEMBELAJARAN

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian kartografi

2. Menjelaskan lingkup pekerjaan kartografi

3. Menjelaskan pengertian dan jenis peta

4. Menjelaskan tahapan pembuatan peta

5. Menerapkan tahapan pembuatan peta

B. Uraian Materi

1. Pengertian Kartografi

a. Menurut UN’S COMMETTE OF EXPERTS ON CARTOGRAPHY

(PBB). Kartografi ialah ilmu dalam mempersiapkan operasi dari

mulai survei/pengukuran sampai selesai pencetakan (pembuatan

semua peta dan chart termasuk segala kegiatannya)

b. Menurut INTERNATIONAL CARTOGRAPH ASSOCIATION (ICA)

kartografi ialah ilmu dan teknik pembuatan peta-peta yang terjalin

dalam suatu perpaduan ilmu dan seni.

c. Menurut Erwin Reiz

Kartografi adalah seni dan teknik pembuatan peta-peta.

d. Menurut Sistem Pembinaan Topografi (Sisbintop) Dittop TNI AD

Kartografi ialah:

1). Perpaduan antara seni dan ilmu untuk memetakan benda-

benda alam dari permukaan bumi termasuk hasil kerja dan

kegiatan manusia.

2). Ilmu, seni, dan teknologi membuat peta dan penelitian peta

sebagai dokumentasi ilmiah.

5

Page 6: Karto Graf i

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa kartografi ialah ilmu

pengetahuan yang mempelajari cara-cara dan teknik membuat peta

topografi yang baik dan benar.

2. Pekerjaan Kartografi

Kegiatan kartografi merupakan suatu proses pembuatan peta yang

meliputi pengumpulan data, analisa data dari permukaan bumi, dan

penyajian secara grafis dengan skala tertentu sehingga unsur-unsur

tersebut dapat terlihat jelas dan mudah dimengerti.

Kegiatan kartografi meliputi:

a. Pengumpulan data untuk pembuatan peta topografi hasil

pengukuran lapangan.

b. Desain peta (Menentukan proyeksi peta, skala, ukuran lembar,

informasi tepi peta) sesuai maksud dan tujuan pembuatan peta

topografi.

c. Penggambaran kerangka peta sesuai dengan sistem proyeksi, skala

yang telah ditentukan.

d. Melengkapi gambar hasil opdracht/plotting dengan keterangan yang

diperlukan (simbol, nama geografi, dan keterangan detail yang

digambarkan) untuk dijadikan peta induk.

e. Memeriksa dan mengoreksi hasil penggambaran

f. Penggambaran halus dan penempatan informasi tepi peta

g. Pekerjaan pemisahan warna dan cetak coba.

h. Koreksi hasil cetak coba.

i. Reproduksi

3. Pengertian dan Jenis Peta

Peta ialah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi di atas

bidang datar (bidang yang dapat didatarkan) yang dibuat dalam skala

dan metode tertentu yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan

untuk identifikasi.

6

Page 7: Karto Graf i

Jenis peta dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu:

a. Berdasarkan sumber data

Berdasarkan sumber data, peta dapat digolongkan menjadi:

1) Peta induk (base map)

Peta induk merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung

di lapangan dan digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan

topografi. Peta dasar adalah peta yang dijadikan acuan dalam

pembuatan peta lainnya, khususnya acuan untuk kerangka

geometrisnya. Contohnya: Peta Topografi skala 1 : 50.000.

2) Peta turunan

Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan acuan

peta yang sudah ada sehingga survei langsung ke lapangan

tidak perlu dilakukan. Contohnya: Peta Ikhtisar skala 1 : 250.000

yang dibuat dari peta berskala 1:50.000.

b. Berdasarkan jenis data yang disajikan

Berdasarkan jenis data yang disajikan, peta dapat digolongkan

dalam 2 kelompok, yaitu:

1) Peta topografi

Peta topografi adalah peta yang menggambarkan semua unsur

topografi yang nampak dipermukaan bumi, baik unsur alam

(sungai, garis pantai, danau, hutan, dan lain-lain) maupun unsur

buatan manusia (jalan, pemukiman, pelabuhan, tempat rekreasi,

dan lain-lain), serta menggambarkan keadaan relief permukaan

bumi (data titik ketinggian dan kontur topografi). Contoh peta

topografi : Peta rupa bumi yang diterbitkan oleh Bakosurtanal.

2) Peta tematik

Peta tematik adalah peta yang hanya menyajikan data-data atau

informasi dari suatu konsep/tema tertentu baik berupa data

kualitatif maupun data kuantitatif dalam hubungannya dengan

detail topografi yang spesifik sesuai dengan tema peta tersebut.

7

Page 8: Karto Graf i

Data kualitatif ialah data yang menyajikan unsur–unsur

topografi berupa gambar atau keterangan misalnya jalan,

sungai, nama daerah dan lain sebagainya.

Data kuantitatif ialah data yang menyajikan unsur–unsur

topografi yang menyatakan besaran seperti ketinggian titik,

nilai kontur, jumlah penduduk dan lain sebagainya.

Contoh peta tematik : Peta Geologi, Peta Tata Guna Lahan.

Gambar 1.1 Penggambaran data kualitatif dan data kuantitatif

c. Berdasarkan skala

8

Page 9: Karto Graf i

Berdasarkan skala, peta dapat dikelompokan ke dalam tiga jenis

yaitu:

1). Peta skala besar

Skala besar merupakan skala peta yang dapat menyajikan

gambar dalam ukuran besar, sehingga data-data topografi dapat

digambarkan secara rinci. Peta skala besar ini pada umumnya

digunakan untuk keperluan perencanaan teknik sipil,

perencanaan jaringan listrik, keperluan tata guna lahan dan

sebagainya. Contohnya: Peta skala 1:10.000, 1:5.000, 1:1000,

1:500.

2). Peta skala sedang

Peta Skala sedang merupakan peta yang menyajikan gambar

dalam ukuran yang semi rinci, disini sudah mulai adanya

pengelompokan data- data rinci yang sejenis dalam satu

kelompok data. Contohmya: peta skala 1:250.000, 1:100.000,

1:50.000, 1:25.000.

Skala sedang ini pada umumnya digunakan untuk pemetaan

dasar topografi nasional yang dilakukan oleh Bakosurtanal dan

Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad).

3). Peta skala kecil

Peta skala kecil merupakan peta yang yang hanya menyajikan

data dalam ukuran kecil dengan tingkat penyederhanaan

penyajian data sudah semakin besar. Contoh peta skala kecil

ialah 1:500.000, 1:1.000.000 atau skala lebih kecil dan banyak

digunakan untuk atlas.

9

Page 10: Karto Graf i

4. Pembuatan Peta

Tahapan kerja pada kegiatan pembuatan peta dapat dilihat dalam

diagram sebagai berikut:

Penjelasan dari diagram di atas adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Pembuatan Peta

Peta dibuat untuk memberikan informasi kepada yang akan

menggunakannya sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu

persyaratan yang diminta pengguna peta harus diperhatikan dalam

mendesain peta.

Tujuan pembuatan peta dan skala peta saling berkaitan.

Kita ambil contoh dalam suatu kegiatan pembangunan.

Pada tahap awal (pra perencanaan) diperlukan peta yang skalanya

cukup kecil biasanya digunakan peta dengan skala 1:50.000 atau

1:25.000, tetapi pada waktu pelaksanaan pembangunan diperlukan

peta yang rinci atau skala besar biasanya digunakan 1:1.000

kadang–kadang sampai 1: 250.

TUJUAN PEMBUATAN PETA

PEMILIHAN PROYEKSI PETA

DESAIN DAN SIMBOL

PENENTUAN SKALA PETA

10

REPRODUKSI

CETAK COBA

Page 11: Karto Graf i

b. Penentuan Skala Peta

Skala Peta adalah angka perbandingan antara jarak dua titik di

peta dengan jarak dua titik tersebut di lapangan.

Skala peta secara nasional mempunyai beberapa skala standar

yang telah ditentukan yaitu 1:25.000; 1:50.000; 1:100.000;

1:200.000; 1:250.000; 1:500.000; 1:1.000.000.

Untuk peta skala standar, aturan-aturan pembuatan peta telah

ditentukan secara nasional sedangkan untuk peta-peta berskala

besar ditentukan berdasarkan kebutuhan masing-masing pengguna.

c. Penentuan Proyeksi Peta

Penentuan Proyeksi Peta merupakan proses memilih dan

menentukan proyeksi peta yang digunakan pada pembuatan peta.

Hal–hal yang harus dipertimbangkan pada penentuan proyeksi peta

ialah :

1) Luas area yang akan dipetakan

2) Kegunaan peta (temporer atau permanen)

3) Kaitannya dengan sistem pemetaan nasional

4) Ketelitian peta yang diharapkan

5) Persyaratan Peta, yaitu:

- luas di peta sama dengan di lapangan (equivalent)

- jarak di peta sama dengan jarak di lapangan (equidistant)

- bentuk di peta sama dengan bentuk di lapangan (conform)

d. Desain dan simbol

Pada kegiatan ini direncanakan mengenai:

1) Ukuran peta, huruf, garis

2) Tata letak informasi tepi peta

3) Bentuk dan macam simbol yang akan digunakan

11

Page 12: Karto Graf i

C. Rangkuman

1. Kartografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara dan

teknik membuata peta yang baik dan benar.

2. Kegiatan kartografi meliputi :

a. Penggambaran kerangka peta sesuai dengan sistem proyeksi yang

telah ditentukan

b. Penyempurnaan gambar hasil opdracht/plotting untuk dijadikan peta

induk

- Pekerjaan pemisahan warna dan cetak coba

- Koreksi hasil cetak coba

- Reproduksi

3. Tahapan pekerjaan kartografi adalah :

a. Tujuan pembuatan peta

b. Penentuan skala peta

c. Pemilihan proyeksi skala peta

d. Desain dan simbol

e. Cetak coba

f. Reproduksi

4. Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi di atas

bidang datar yang dibuat dalam skala dan metode tertentu dan

dilengkapi dengan keterangan-keterangan untuk identifikasi.

5. Peta dapat dikelompokan dalam beberapa jenis yaitu :

a. Peta berdasarkan sumber datanya :

- Peta induk (Base map)

- Peta turunan

b. Peta berdasarkan jenis data yang disajikan :

- Peta topografi

- Peta tematik

c. Peta berdasarkan skalanya

- Peta skala besar

- Peta skala sedang

- Peta skala kecil

12

Page 13: Karto Graf i

D. Tes Formatif 1

1. Pengertian kartografi menurut INTERNATIONAL CARTOGRAPH

ASSOCIATION (ICA) adalah

A. Seni dan teknik-teknik pembuatan peta-peta

B. Perpaduan antara seni dan ilmu untuk memetakan benda-benda

alam dari permukaan bumi termasuk hasil kerja dan kegiatan

manusia

C. Ilmu dan teknik pembuatan peta-peta yang terjalin dalam suatu

perpaduan ilmu dan seni

D. Ilmu, seni, dan teknologi membuat peta dan penelitian peta

sebagai dokumentasi ilmiah

2. Salah satu jenis peta berdasarkan sumber datanya adalah

A. Peta Topografi C. Peta Tematik

B. Peta Induk D. Peta Dasar

3. merupakan simbol dari

A. Sawah C. Rawa-rawa

B. Daerah pertanian D. Daerah pemukiman

4. Peta skala sedang umunya digunakan untuk

A. Perencanaan teknik sipil

B. Perencanaan jaringan listrik

C. Atlas

D. Pemetaan dasar topografi nasional

5. merupakan simbol dari

A. Daerah yang mempunyai pendapatan rendah

B. Daerah yang mempunyai pendapatan tinggi

C. Kota berpenduduk X juta jiwa

D. Daerah pertanian

13

Page 14: Karto Graf i

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini dan diberikan peralatan dan bahan yang

dibutuhkan peserta dapat :

1. Menjelaskan ruang lingkup pembuatan peta topografi

2. Menerapkan langkah–langkah pembuatan peta topografi sesuai dengan

tata urut pekerjaan kartografi

3. Melaksanakan desain peta topografi

4. Melaksanakan interpolasi kontur

B. Uraian Materi

1. Pendahuluan

Pembuatan peta topografi merupakan kegiatan merencanakan

penyajian data topografi dalam bentuk peta yang baik, benar, dan

menarik.

Untuk mendapatkan suatu hasil peta yang baik harus direncanakan

dengan baik pula. Dalam pemetaan topografi telah ada perjanjian

internasional untuk menstandarkan desain peta yang meliputi isi

maupun keterangan-keterangan dalam peta topografi.

Akan tetapi standarisasi ini tidak dapat mencakup persoalan semuanya.

Oleh karena itu masing-masing negara mempunyai persoalan dan

karakteristik daerah masing-masing sehingga aturan ketat tidak dapat

diterapkan.

Begitu juga pada suatu negara, peraturan mengenai pembuatan peta

antar Departemen tidak bisa dibakukan secara ketat sebab persoalan

dan karakteristik tiap departemen berbeda.

14

Page 15: Karto Graf i

2. Desain Peta

Dalam desain peta ada delapan faktor yang harus dipertimbangkan,

yaitu:

a. Tujuan pembuatan peta

Tujuan pembuatan peta ialah menunjang kegiatan–kegiatan yang

memerlukan peta yang sesuai dengan kebutuhan.

b. Skala peta

Untuk menyajikan data secara tepat dan benar sangat tergantung

kepada skala peta, sebab makin besar skala peta semakin teliti

posisi data yang disajikan. Contohnya lihat Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Skala peta dan penggunaanya

Skala Peta Peta digunakan untuk :

1:25.000 s/d 1:100.000 Perencanaan Umum

1:5.000 s/d 1:10.000 Perencanaan Kota

1:500 s/d 1:2.500 Perencanaan Lokasi, jalan, irigasi

1:500 Perencanaan lokasi, dam, bangunan

Skala peta dapat disajikan dalam bentuk sebagai berikut :

1). Secara Numeris

Skala Peta 1: 10.000; 1: 25.000 dsb

2). Secara Grafis

Gambar 2.1 Skala Grafis Peta 1 : 100.000

3). Dengan Kalimat

Satu cm sama dengan satu km

c. Proyeksi peta

Dalam pemilihan sistem proyeksi peta, harus diusahakan kesalahan

(distorsi) sekecil mungkin.

15

Page 16: Karto Graf i

Pada saat melakukan proses pemetaan akan terjadi tiga macam

perubahan yaitu:

1). Kesalahan sudut

Artinya bentuk sudut dilapangan tidak sama dengan di peta

2). Kesalahan jarak

Artinya jarak dipeta sudah dikalikan dengan bilangan skala tidak

sama dengan jarak di lapangan.

3). Kesalahan luas

Artinya luas dipeta sudah dikalikan dengan bilangan skala tidak

sama dengan luas di lapangan.

Untuk menentukan proyeksi yang akan digunakan, harus

diperhatikan hal–hal di bawah ini:

1). Luas daerah yang akan dipetakan.

Bila luasnya lebih kecil dari 100 ha, sebaiknya digunakan

Proyeksi Polieder, sedangkan untuk daerah yang luas sebaiknya

digunakan Proyeksi UTM.

2). Sifat penggunaan peta (lama atau sementara)

Untuk pemetaan yang penggunaanya relatif singkat misalnya

untuk proyek bangunan, jalan sebaiknya digunakan Proyeksi

Polieder.

3). Ada tidaknya keterkaitan dengan sistem pemetaan Nasional.

Pemetaan yang ada kaitanya dengan sistem nasional digunakan

sistem Proyeksi UTM misalnya: Penataan Batas Kuasa

Pertambangan (KP), pemetaan yang dilaksanakan oleh Badan

Pertanahan Nasional.

Sedangkan pemetaan untuk kegiatan-kegiatan lain disesuaikan

dengan kebutuhannya.

d. Bentuk dari simbol dan warna yang digunakan

Simbol dan warna yang digunakan harus menunjang fungsi utama

dari peta, yaitu menyajikan data secara jelas, benar dan tepat, dan

16

Page 17: Karto Graf i

menarik untuk dibaca. Contoh simbol dapat dilihat pada Gambar 2.2

dan 2.3.

Gambar 2.2 Contoh simbol dan keterangannya pada peta topografi

Gambar 2.3 Contoh simbol dan keterangan pada peta tambang

e. Jenis dan ukuran huruf serta angka

Jenis dan ukuran huruf serta angka yang akan digunakan dalam

memberi keterangan di muka peta tidak boleh mengganggu

17

Page 18: Karto Graf i

penampilan peta secara keseluruhan. Contoh penggunaan ukuran

huruf dan angka dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Jenis dan ukuran huruf

No Jenis Unsur Bentuk simbol Ukuran

1 Logo (Dinas/PT) PT. MAMIRI 7 mm

2 Judul Peta BANDUNG 5 mm

3 Nama geografi Citarum 3 mm

4 Koordinat tepi peta 3.500 3 mm

5 Grid peta + 2,5 mm

6 Titik tinggi 123.452 2 mm

7 Garis kontur 1 mm

8 Interval 5 garis kontur 3 mm

9 Legenda/Keterangan (rumput) 2 mm

f. Ukuran peta

Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan untuk menentukan ukuran

peta ialah:

1). Peraturan Internasional tentang batas maksimum ukuran daerah

dari suatu peta topografi

2). Ukuran kertas yang ada

3). Mesin pencetak apabila peta tersebut mau direproduksi

4). Tujuan penggunaan dari peta tersebut

Untuk menghitung kebutuhan kertas plotting (opdracht) hasil

pengukuran lapangan diperlukan data sebagai berikut:

1). Skala yang akan digunakan

2). Data lapangan hasil pengukuran yaitu:

- Harga X maksimum dan X minimum,

- Harga Y maksimum dan Y minimum.

3). Perhitungan ukuran kertas yang dibutuhkan adalah sebagai

berikut:

18

Page 19: Karto Graf i

- Ukuran lebar kertas arah X :

- Ukuran lebar kertas arah Y :

Contoh perhitungan

Diketahui:

- Skala peta yang akan dibuat 1 : 5.000

- X maksimum = 7.654 m

- X minimum = 1.232 m

- Y maksimum = 5.678 m

- Y minimum = 987 m

Ditanya: Hitung kebutuhan kertas untuk opdracht

Penyelesaian :

Ukuran kertas ke arah X = 7654 m - 1232 m 5000

= 1,284 m + 10 cm

= 1,384 m

≈ 1,400 m

Ukuran kertas kearah Y = 5678 m - 987m 5000

= 0,938 m + 10 cm

= 1,038 m

≈ 1,100 m

Maka kebutuhan kertas = 1,400 m X 1,100 m

Peta untuk keperluan pekerjaan lapangan sebaiknya berukuran kecil

dan ukuran panjang lebih besar dari ukuran tingginya, Lihat Gambar

2.4.

19

Y Y

Page 20: Karto Graf i

Gambar 2.4. Bentuk lembar peta topografi

Keterangan:- Model I : Panjang sisi BaratTimur < panjang sisi

UtaraSelatan- Model II : Panjang sisi BaratTimur > panjang sisi UtaraSelatan

g. Tata letak (lay out) peta

Suatu daerah yang akan dipetakan mungkin terdiri dari beberapa

peta, hal ini bisa terjadi jika skala dan ukuran peta telah ditentukan.

Susunan letak dari lembar-lembar peta tersebut harus diatur dengan

baik dan diusahakan ukuran lembar peta harus sama. Kemungkinan

juga diminta adanya pertampalan (overlap) antara satu peta dan

peta lain yang bersisian. Garis batas lembar peta bisa dipilih

berdasarkan lintang dan bujur (graticule) atau grid. Penomoran peta

dari lembar-lembar seri peta dilaksanakan secara zig-zag atau

meandering dipilih terserah pada kemauan pemakai peta.

1 2 3 4

8 7 6 5

9 10 11 12

20

Page 21: Karto Graf i

Gambar 2.5 Contoh penomoran meandering

1 2 3 4

5 6 7 8

9 10 11 12

Gambar 2.6 Contoh penomoran zig-zag

Gambar. 2.7 Tata letak lembar peta (series lay –out)

Keterangan : - A1,A2 ……= No Lembar peta, Batas lembar peta - = Batas wilayah pemetaan

h. Penempatan nama–nama unsur topografi di muka peta

Pedoman umum penulisan nama–nama unsur topografi di muka

peta:

- Nama–nama kampung, desa, kota sebaiknya ditulis dalam arah

Barat-Timur

- Nama–nama unsur topografi harus terletak bebas antara satu

sama lainnya, serta bebas dari simbol–simbol yang digunakan

dalam menyajikan unsur–unsur topografi tertentu

21

Page 22: Karto Graf i

- Nama–nama unsur sungai, jalan, pantai, pegunungan serta

unsur-unsur lainnya yang mempunyai bentuk harus ditempatkan

di atas unsur yang bersangkutan dan arah penulisan mengikuti

bentuk unsur tersebut. Secara grafis arah penulisan tersebut

dapat dilihat dalam Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Arah Penulisan unsur topografi di muka peta

- Penulisan huruf pada nama unsur topografi harus rata dan

teratur

- Nama suatu wilayah atau daerah harus ditempatkan memanjang,

serta menunjukkan karakteristik bentuk daerah tersebut, dan

ditempatkan di atas lokasi tempat yang dimaksud.

- Penyebaran nama–nama unsur harus nampak merata, kalau

mungkin, dan hindari pemusatan nama-nama yang terlalu padat.

- Angka ketinggian garis kontur ditempatkan di atas garis kontur

yang bersangkutan dengan cara memotong garis kontur tersebut

selebar angka nilai konturnya, sedangkan penulisannya harus

terbaca ke arah kenaikan lereng.

- Pemilihan jenis huruf tergantung kepada perencana.

22

Page 23: Karto Graf i

3. Informasi Tepi Peta (marginal information)

Informasi tepi adalah informasi mengenai isi muka peta yang disajikan

dibagian atas dan tepi peta.

Informasi tepi dari suatu peta harus mencakup segala hal yang

diperlukan untuk dapat mengevaluasi dan menginterpretasi peta

tersebut. Untuk peta-peta topografi, standar informasi tepinya telah

ditetapkan dan disetujui secara internasional.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mengatur letak informasi

tepi peta ialah:

a. Keindahan (estetika)

b. Keseimbangan (balance)

Informasi tepi berfungsi untuk membantu menginterpretasikan peta

tersebut agar tercapai apa yang menjadi tujuan dan fungsinya

disamping keindahan dan keseimbangan.

Di bawah ini diberikan macam informasi tepi peta yang harus

dicantumkan berikut penempatannya, Lihat Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Tata letak informasi tepi peta rupa bumi

Indonesia skala 1 : 50.000

23

Page 24: Karto Graf i

Informasi di daerah tepi peta ialah:

a. Nama lembar peta (judul)

1). Judul peta biasanya diambil dari nama daerah, gunung, dan

sungai terbesar yang ada dalam lembar tersebut.

2). Huruf yang digunakan tingginya antara 4 mm - 5,5 mm dan

berjenis tegak.

3). Judul paling baik ditempatkan di tengah-tengah atas peta, atau

di sebelah kanan atas legenda.

b. Skala

Dalam tiap peta sebaiknya dicantumkan skala dalam dua bentuk,

yaitu:

1). Skala numeris

2). Skala grafis

Penulisan kedua skala ini sebaiknya tidak terpisah dan

penempatannya sebaiknya ditengah peta.

c. Legenda

Legenda harus menerangkan dengan jelas.

1). Simbol-simbol titik, garis, dan luas yang dipakai pada peta.

2). Ukuran dari simbol ini harus tetap berpegang pada kaidah

keindahan dan keseimbangan.

3). Simbol-simbol dan penjelasannya sebaiknya diletakkan

disebelah kanan peta. Jika hal ini tidak memungkinkan, maka

dapat ditempatkan di tepi bawah peta.

d. Arah Utara

Arah Utara peta terdiri dari:

1). Arah Utara sebenarnya (true north) harus dicantumkan dalam

tiap peta.

2). Jika diperlukan, arah Utara magnetis dalam hubungannya

dengan Utara sebenarnya dan besarnya deklinasi pada tahun

itu serta perubahan tahunnya harus dicantumkan.

3). Penggambaran arah Utara harus jelas agar mudah terlihat dan

ukurannya tidak lebih dari 5 cm.

24

Page 25: Karto Graf i

4). Penempatan arah Utara sebaiknya di bawah judul jika letak

legenda di sebelah kanan peta.

Gambar 2.10 Diagram Utara

e. Harga koordinat

1). Harga koordinat harus ditulis dengan interval yang teratur dan

terletak di pinggir peta.

2). Ukuran angka koordinat adalah 3 mm.

3). Macam proyeksi peta yang dipakai harus dicantumkan

f. Diagram lokasi

Diagram lokasi menggambarkan letak dari daerah peta dalam

hubungannya dengan daerah secara keseluruhan. Diagram harus

digambar dengan sederhana dan dicantumkan nama daerah

tersebut. Letak diagram biasanya disebelah kiri peta.

g. Petunjuk letak peta

Petunjuk ini digambarkan dalam bentuk diagram yang menyatakan

hubungan lembar tersebut dengan lembar yang berdampingan dan

disajikan di sudut kiri bawah atau kanan atas.

h. Informasi penting lain yang harus dicantumkan adalah:

1). Nama surveyor yang melaksanakan pemetaan

2). Tanggal survey

3). Pejabat yang mengesahkan peta tersebut (pengesahan)

4). Pejabat yang berwenang memeriksa kebenaran dari peta itu

(pemeriksaan)

25

Page 26: Karto Graf i

4. Kontur dan titik tinggi

a. Kontur

Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik yang

mempunyai ketinggian sama. Untuk perencanaan teknik (misalnya

perencanaaan pembangunan teknik sipil, reklamasi dan reboisasi

pada kehutanan, perencanaan tambang), kontur topografi ini sangat

penting. Sedangkan untuk perencanaan non teknik (misalnya untuk

pendaftaran tanah yang akan dipergunakan pada pajak bumi dan

bangunan, untuk petunjuk pariwisata), kontur topografi ini tidak

diperlukan.

Interval kontur adalah selisih nilai dua kontur yang berdampingan

yang merupakan beda tinggi antara kedua kontur tersebut.

1). Informasi yang dapat diberikan kontur ialah :

a). Informasi relief secara relatif.

garis-garis kontur rapat menggambarkan daerah terjal

garis-garis kontur renggang menggambarkan daerah

landai

b). Informasi relief secara absolut

Informasi relief secara absolut diperlihatkan dengan cara

menuliskan nilai kontur di atas suatu bidang acuan tertentu.

Bidang acuan yang umum digunakan adalah permukaan laut

rata- rata.

Penggambaran relief bumi secara akurat dapat ditempuh

dengan menggambarkan garis kontur secara rapat sehingga

relief yang kecil pun dapat digambarkan dengan baik. Untuk

itu, interval kontur harus dibuat sekecil mungkin.

2). Penentuan interval kontur

Interval kontur ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

C = 1/2000 x A

Dimana: C = Interval kontur (m)A = bilangan skala pada skala peta

26

Page 27: Karto Graf i

Contoh perhitungan

Diketahui: Peta topografi skala 1 : 5.000

Ditanyakan: Berapa interval untuk peta ini

Penyelesaian:

Interval kontur = 1/2000 x 5.000 = 2,50 m

Tabel berikut ini menunjukkan hubungan antara interval kontur

dengan keadaan relief lapangan dan skala peta.

Tabel 2.3 Hubungan antara interval kontur dengan keadaan relief lapangan dan skala peta.

Skala Peta

Daerah curam

(Beda tinggi besar)

Daerah bergunung

Kemiringan ≤ 45o

Daerah berbukit dan daerah datar

Interval kontur (m) Interval kontur (m) Interval kontur (m)

1 : 1.000 1 0,5 0,25

1 : 2.000 2 1 0,50

1 : 5.000 5 2 1

1 : 10.000 10 5 2

1 : 20.000 20 10 2,5

1 : 25.000 20 10 2,5

1 : 50.000 20 – 30 10 – 20 5

1 : 100.000 50 25 5 – 10

27

Page 28: Karto Graf i

3). Sifat–sifat kontur topografi

Garis kontur topografi mempunyai sifat sebagai berikut (lihat

Gambar 2.11)

Gambar 2.11 Sifat–sifat garis kontur

4). Kelemahan garis kontur topografi

Penyajian bentuk relief dengan garis kontur mempunyai

kelemahan, sebagai berikut, lihat Gambar 2.12

28

Page 29: Karto Graf i

Gambar 2.12 Kelemahan garis kontur topografi

b. Titik tinggi

Titik tinggi adalah titik pada peta yang menggambarkan ketinggian

permukaan bumi dengan harga ketinggian di atas suatu datum

tertentu.

Datum yang umum digunakan untuk ketinggian ini adalah

permukaan air laut rata-rata.

1). Sifat titik tinggi

Titik tinggi mempunyai sifat–sifat sebagi berikut:

a). Penyajian ketinggian yang paling akurat karena titik tersebut

dapat ditempatkan secara tepat dan akurat pada posisinya

yang benar.

b). Titik tertinggi di suatu tempat tertentu

Contoh: puncak gunung atau bukit.

c). Titik terendah di suatu tempat tertentu

Contoh: cekungan

d). Titik tinggi merupakan tinggi hasil pengukuran langsung di

lapangan atau hasil pengukuran secara fotogrametris.

29

Page 30: Karto Graf i

e). Titik tinggi digunakan untuk menggambarkan garis kontur

sehingga bentuk relief daerah pemetaan dapat digambarkan

dengan baik.

2). Penyebaran titik tinggi

Penyebaran titik tinggi ini di lapangan tergantung kepada

beberapa hal, seperti:

a). Skala peta

Pada peta skala besar, hampir semua unsur topografi dapat

digambarkan dengan baik, sehingga kuantitas data titik tinggi

yang harus diukur akan meningkat.

b). Kondisi/keadaan topografi di lapangan

Daerah-daerah yang rata/datar serta hanya mempunyai unsur

topografi yang jarang, kerapatan data titik tinggi dapat

dikurangi, dibandingkan daerah yang terjal dan berbukit

c). Penggunaan peta

Penggunaan peta akan berpengaruh pula dalam menentukan

kerapatan titik tinggi.

Perencanaan teknik

Sebagai contoh, untuk pemetaan topografi bagi keperluan

tenik sipil, selain data planimetris diperlukan pula data

ketinggian yang rapat.

Perencanaan non teknik

Untuk pemetaan pendaftaran tanah serta pajak bumi dan

bangunan, data ketinggian tidak diperlukan.

c. Interpolasi dan penggambaran kontur

Langkah–langkah interpolasi dan penggambaran kontur:

1). Tentukan arah kemiringan dari persimpangan alur

2). Tentukan titik perpotongan kontur dan alur dengan interpolasi

3). Sket punggungan di antara alur

4). Sket punggungan di bukit

30

Page 31: Karto Graf i

5). Tentukan titik potong kontur pada punggungan dengan

interpolasi

6). Gambar kontur dengan menghubungkan titik–titik yang sama

tinggi

Contoh interpolasi

Diketahui : Peta Simulasi (lihat Gambar 2.13) yang akan dibuat

konturnya

Gambar 2.13 Peta Simulasi hasil ploting detail dan titik tinggi

Keterangan : AC , DC, BC = Alur sungai

Ditanya: Buat langkah-langkah serta sketsa interpolasi kontur

Penyelesaian:

Langkah–langkah interpolasi dan penggambaran kontur

1). Tentukan arah kemiringan dari persimpangan alur pada Peta

Simulasi di atas.

2). Tentukan titik perpotongan kontur dan alur dengan interpolasi

3). Sket punggungan di antara alur (lihat Gambar 2.14)

31

Page 32: Karto Graf i

Gambar 2.14 Interpolasi titik kontur yang memotong alur

Keterangan : ----------- Sket punggungan diantara alur

4). Sket punggungan di bukit (lihat Gambar 2.15)

Gambar 2. 15 Sket punggungan

Keterangan : = Sket punggungan

32

Page 33: Karto Graf i

5). Tentukan titik potong kontur pada punggungan dengan

interpolasi (lihat Gambar 2.16)

Gambar 2.16. Sket perpotongan kontur pada punggungan

Keterangan : = Perpotongan kontur pada punggungan

6). Gambar kontur dengan menghubungkan titik–titik yang sama

tinggi (Gambar 2.17)

Gambar 2.17 Kontur peta Simulasi

33

Page 34: Karto Graf i

c. Warna ketinggian

Selain dengan menggunakan kontur, relief permukaan bumi dapat

pula disajikan dalam bentuk warna. Caranya adalah dengan

memberi warna khusus untuk tiap interval kontur tertentu sehingga

setiap interval kontur tersebut mempunyai warna yang berlainan.

Warna-warna yang digunakan pada umumnya dipilih warna-warna

tertentu secara berurutan, misalnya dari warna terang ke warna

gelap.

Dengan pemberian warna ini, pembaca peta akan lebih mudah

dalam memahami bentuk relief daerah yang akan dipetakan.

Kelemahannya adalah penempatan warna tidak dapat dilakukan

secara tepat pada suatu ketinggian tetapi hanya dapat dilakukan

penempatan pada interval ketinggian tertentu saja.

d. Bayangan gunung

Penyajian ketinggian dengan cara-cara di atas kadang-kadang

masih sulit dibaca sehingga untuk membantu pemecahan

permasalahan tersebut dicari alternatif lain, yaitu dengan menambah

bayangan gunung. Dengan adanya penambahan bayangan

tersebut, diharapkan dapat membantu pengguna peta dalam

membaca bentuk-bentuk topografi yang menonjol, seperti

perbukitan/gunung, serta daerah cekungan.

5. Graticule dan grid

Graticule ialah penyajian lengkung meridian dan lengkung paralel yang

diproyeksikan pada peta yang berbentuk kisi (jala).

Grid ialah penyajian garis lurus arah dari Barat ke Timur dan

berpotongan tegak lurus dengan jaringan garis lurus arah Utara ke

Selatan pada peta sehingga membentuk kisi (jala).

Posisi suatu titik di permukaan bumi dapat dinyatakan dalam dua

bentuk penyajian, yaitu:

34

Page 35: Karto Graf i

a. Koordinat geodetis

Koordinat geodetis (koordinat geografis) adalah sistem koordinat

ruang (tiga dimensi) dari suatu titik yang dibangun oleh dua unsur

geodetis yaitu unsur lintang (L) dan unsur bujur (B).

Penyajian dengan sistem koordinat geodetis pada prinsipnya dalam

bentuk ruang (tiga dimensi). Yang di bangun oleh dua unsur, yaitu :

- Bujur, yaitu besaran sudut antara bidang meridian suatu titik

dengan bidang meridian acuan yang mempunyai bujur 0º

(dalam hal ini adalah meridian Greenwich). Harga bujur

mempunyai nilai 0º-180ºBB dan 0º-180º BT.

- Lintang, yaitu besaran sudut antara garis normal melalui satu

titik dengan bidang equator. Harga lintang mempunyai nilai 0º-

90ºLU dan 0º- 90ºLS. Lintang Selatan dapat ditulis sebagai nilai

negatif

Bidang acuan dari sistem koordinat geodetis tersebut adalah bidang

elipsoid referensi, yaitu bidang yang dibangun oleh elips putar

artinya elips yang diputar terhadap sumbu pendeknya sehingga

terbentuk benda tiga dimensi (elipsoid).pada sistem koordianat

geodetis ini dikenal beberapa istilah yang berhubungan dengan

sistem koordinat tersebut, yaitu garis normal, bidang (lengkungan)

meridian, lingkaran paralel, dan bidang (lingkaran) ekuator. Untuk

lebih jelasnya, berikut ini akan diUtarakan beberapa definisi dari

istilah tersebut di atas.

- Garis normal adalah garis yang ditarik melalui suatu titik

dibidang elipsoid dan mempunyai arah tegak lurus terhadap

bidang elipsoid tersebut.

- Lengkungan meridian adalah lengkungan tempat kedudukan

titik titik yang mempunyai bujur yang sama. Dikatakan

lengkungan karena bentuknya berupa lengkung (tidak

lingkaran) setengah elips. Sedangkan yang dimaksud dengan

35

Page 36: Karto Graf i

bidang meridian adalah bidang yang melalui lengkungan

meridian tertentu.

- Lingkaran paralel adalah lingkaran tempat kedudukan titik titik

yang mempunyai lintang yang sama.

- Lingkaran ekuator adalah salah satu bagian dari lingkaran

paralel yang titik titiknya mempunyai lintang 0º. Bidang ekuator

adalah bidang yang dibuat melalui lingkaran ekuator.

Kedua macam lengkungan di atas (lengkung meridian dan lingkaran

paralel) bila diproyeksikan terhadap bidang proyeksi tertentu

(disebut bidang proyeksi peta) akan membentuk suatu jaringan garis

garis yang berupa kisi dan disebut sebagai graticule. Graticule ini

mempunyai bentuk yang berbeda beda, ada yang berupa jaringan

garis lurus berarah Barat–Timur yang berpotongan secara tegak

lurus dengan jaringan garis lurus berarah Utara–Selatan, ada pula

yang berupa jaringan garis lengkung berarah Barat–Timur yang

berpotongan secara tegak lurus dengan jaringan garis lurus berarah

Utara–Selatan, dan ada pula yang berupa jaringan garis lengkung

Barat–Timur yang berpotongan secara tegak lurus dengan jaringan

garis lengkung Utara–Selatan. Bentuk–bentuk ini sepenuhnya

tergantung kepada sistem proyeksi peta yang akan digunakan.

b. Koordinat cartesius dua dimensi

Koordinat cartesius dua dimensi adalah sistem koordinat bidang

datar dari suatu titik yang dibangun oleh dua unsur koordinat, yaitu

unsur absis (X) dan unsur ordinat (Y).

Seperti halnya dalam sistem koordinat geodetis yang dikenal adanya

graticule, dalam sistem koordinat 2D ini ini dikenal pula jaringan kisi

yang disebut grid. Grid merupakan jaringan garis garis lurus berarah

Barat–Timur yang berpotongan secara tegak lurus dengan jaringan

garis lurus berarah Utara–Selatan sehingga membentuk kisi. Bentuk

36

Page 37: Karto Graf i

grid ini selalu tetap, tidak tergantung kepada sistem proyeksi peta

yang digunakan.

Dengan demikian terdapat perbedaan yang prinsip antara grid

dengan graticule, perbedaan tersebut dapat dilihat Tabel 2.4

Tabel 2.4 Perbedaan fungsi dan sifat antara Grid dan Graticule

No. Grid Graticule

1 Menyatakan koordinat

proyeksi peta

Menyatakan koordinat geodetis

2 Bentuknya tetap Bentuknya tergantung pada

sistem proyeksi peta yang

digunakan

3 Digunakan dalam peta

skala besar

Digunakan pada peta skala kecil

4 Garis mendatar

merupakan tempat

kedudukan titik-titik yang

ordinatnya sama

Garis mendatar merupakan

tempat kedudukan titik-titik yang

lintang nya sama

5 Garis vertikal merupakan

tempat kedudukan titik-

titikyang absisnyanya

sama

Garis vertikal merupakan tempat

kedudukan titik-titik yang

bukurnya sama

37

Page 38: Karto Graf i

C. Rangkuman

1. Desain peta adalah merencanakan penyajian data topografi dalam

bentuk peta yang baik, benar dan menarik.

2. Dalam desain peta ada 8 faktor yang harus dipertimbangkan yaitu :

a. Tujuan pembuatan peta

b. Skala peta yang digunakan

c. Proyeksi peta

d. Bentuk dari simbol dan warna yang digunakan

e. Jenis, ukuran huruf dan angka

f. Ukuran peta

g. Tata letak (lay out) dari keterangan-keterangan sisi peta

h. Penempatan nama-nama unsur topografi di muka peta

3. Informasi tepi (marginal information) adalah informasi mengenai isi

muka peta yang disajikan dibagian atas dan tepi peta. Informasi tepi

gunanya untuk membantu menginterpretasi peta tersebut agar tercapai

apa yang menjadi tujuan, fungsi selain indah dan seimbang.

4. Terdapat beberapa macam informasi tepi yang harus dicantumkan dan

kemungkinan penempatannya yaitu:

a. Nama lembar (Judul peta)

b. Skala

c. Legenda

d. Arah Utara

e. Harga koordinat

f. Diagram lokasi

g. Petunjuk letak peta

h. Informasi lain yang penting

i. Surveyor

ii. Tanggal survey

iii. Pengesahan

iv. Pemeriksaan

38

Page 39: Karto Graf i

5. Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik yang mempunyai

ketinggian sama. Sedangkan interval kontur adalah selisih nilai dua

kontur yang berdampingan, artinya interval kontur ini sama dengan

beda tinggi antara kedua kontur tersebut

6. Syarat penentuan interval kontur adalah

a. Skala peta

b. Maksud / tujuan peta

c. Relief daerah pemetaan

7. Sifat-sifat kontur topografi adalah

a. Garis kontur selalu tegak lurus arah kemiringan lerengnya

b. Semakin landai suatu lereng, maka garis konturnya semakin

jarang, semakin curam suatu lereng maka garis konturnya akan

semakin rapat

c. Garis kontur tidak akan bercabang

d. Garis-garis kontur yang berbeda nilai tidak akan berpotongan

e. Garis kontur merupakan suatu garis lengkung yang tertutup

f. Garis kontur yang memotong sungai akan melengkung ke arah

hulu

g. Garis kontur yang memotong jalan akan melengkung ke arah

turunnya jalan

h. Garis kontur yang memotong bangunan akan dibelokkan dan

mengelilingi / sejajar batas bangunan.

8. Kelemahan garis kontur topografi adalah :

a. Garis-garis kontur untuk daerah sangat curam digambarkan

berhimpitan, sehingga akan nampak hitam. Hal ini mengganggu

penampilan peta secara keseluruhan, sehingga sulit dibaca.

b. Garis kontur tidak dapat menggambarkan posisi dan ketinggian

yang tepat untuk unsur-unsur topografi, seperti puncak gunung,

celah-celah serta titik terdalam dari suatu cekungan.

c. Garis kontur ada kalanya tidak dapat memperlihatkan bentuk relief

yang kecil, tetapi penting untuk diperlihatkan karena merupakan

ciri khas daerah tersebut.

39

Page 40: Karto Graf i

9. Titik tinggi adalah titik pada peta dan permukaan bumi yang mempunyai

harga ketinggian di atas suatu datum tertentu. Titik tinggi digunakan

untuk menggambarkan garis kontur, sehingga bentuk relief daerah

pemetaan dapat digambarkan dengan baik.

10. Selain dengan menggunakan kontur, relief permukaan bumi dapat

disajikan dalam bentuk warna. Dengan pemberian warna ini akan

memudahkan pembaca peta dalam memahami bentuk relief daerah

yang akan dipetakan.

11. Dengan adanya penambahan bayangan diharapkan dapat membantu

pengguna peta dalam membaca bentuk-bentuk topografi yang

menonjol, seperti pegunungan / perbukitan, dan daerah cekungan.

12. Graticule adalah penyajian lengkung meridian dan lengkung paralel

yang diproyeksikan pada peta yang berbentuk kisi (jala).

13. Grid adalah penyajian garis lurus berarah BaratTimur yang

berpotongan tegak lurus dengan jaringan garis lurus berarah Utara

Selatan pada peta sehingga membentuk kisi (jala)

D. Tugas Pembelajaran 2

1. Buatlah desain lembar peta dengan data dan ketentuan sebagai berikut:

- koordinat isi peta (titik P1, P2, P3, P4 ) adalah:

P1 (3051,070 m, 3029,489 m)

P2 (3147,385 m, 3003,662 m)

P3 (3126,661 m, 2886,384 m)

P4 (3058,116 m, 2846,850 m)

- ukuran lembar peta maksimum 50 cm x 50 cm

- Skala peta 1:200

- interval grid 10 cm

40

Page 41: Karto Graf i

2. Buatlah interpolasi kontur berdasarkan titik tinggi dari hasil ploting titik-

titik tinggi pada daerah pengukuran (lihat Gambar 2.18)

41

3920 3960 4000 4040 4080 4120 4160 4200

4200

3920

3960

4000

4040

4080

4120

4160

4240

4280

•498,4

•495,6

•497,6

•498,4

•497,4

•496,4

•498,8

•494,7

•493,2

•493,8

•492,4

•496,2

•498,9

•495,2

•504,7

•501,4

•499,2

•502,8

°494,9

°493,7

°492,8

°495,7

°494,8

°495,8

°497,9

°496,8

•500,1

•495,6

°497,2

Skala 1:2000

U

Gambar 2. 18 Hasil ploting titik-titik tinggi

Page 42: Karto Graf i

E. Tes Formatif 2

1. Tujuan Utama pembuatan peta adalah

A. Menyajikan data/unsur topografi dari suatu daerah secara benar, tepat, jelas, menarik dan ekonomis

B. Menunjang kegiatan-kegiatan yang memerlukan peta yang sesuai C. Memperlihatkan unsur-unsur permukaan bumi di daerah yang

dipetakan setepat-tepatnyaD. Adanya permintaan dari konsumen

2. Peta dengan skala 1 : 5.000 s/d 1 : 10.000 digunakan untuk

A. Perencanaan umum B. Perencanaan lokasi, jalan, irigasiC. Perencanaan kotaD. Perencanaan lokasi, dam, bangunan

3. Pada luas daerah yang akan dipetakan, jika luasnya lebih besar dari 100 ha maka digunakanA. Proyeksi Polieder C. Proyeksi UTMB. Proyeksi Tranverse D. Proyeksi Mercator

4. Salah satu sifat dari garis kontur topografi adalah

A. Garis kontur akan bercabang B. Garis kontur selalu tegak lurus arah kemiringan lerengnya C. Garis kontur merupakan suatu garis lengkung yang terbuka D. Garis kontur yang memotong sungai akan melengkung ke arah hilir

5. Grid adalah

A. Penyajian garis lurus berarah Timur-Barat yang berpotongan tegak lurus dengan jaringan garis lurus berarah Utara-Selatan pada peta

B. Penyajian garis lurus berarah Utara-Selatan yang berpotongan tegak lurus dengan jaringan garis lurus berarah Utara-Selatan pada peta

C. Penyajian garis lurus berarah Selatan-Utara yang berpotongan tegak lurus dengan jaringan garis lurus berarah Utara-Selatan pada peta

D. Penyajian garis lurus berarah Barat-Timur yang berpotongan tegak lurus dengan jaringan garis lurus berarah Utara-Selatan pada peta

42

Page 43: Karto Graf i

BAB III

EVALUASI AKHIR

A. Tes Sumatif

1. Proyeksi peta ditentukan berdasarkan hal-hal berikut:A. Luas dan kegunaan petaB. Luas dan kaitannya dengan sistem pemetaan nasionalC. Luas dan ketelitianD. Luas, kegunaan, ketelitian, dan kaitannya dengan sistem pemetaan

nasional

2. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan :A. tempat-tempat pariwisataB. menyajikan kepadatan pendudukC. menyajikan lokasi batuan di permukaan bumiD. semua unsur permukaan

3. Peta tematik adalah peta yang menggambarkan:A. data kualitatifB. data kuantitatifC. data kualitatif dan kuantitatifD. data ketinggian

4. Peta yang digunakan untuk perencanaan umum berskala :A. 1 : 500 B. 1 : 500 s.d 1 : 2.500C. 1 : 5.000 s.d 1: 10.000D. 1: 25.000 s.d 1 : 100.000

5. Peta yang digunakan untuk perencanaan lokasi jalan dan irigrasi berskala :A. 1 : 500 B. 1 : 500 s.d 1 : 2500C. 1 : 5.000 s.d 1: 10.000D. 1: 25.000 s.d 1 : 100.000

6. Interval kontur dengan skala 1 : 1.000 dengan keadaan daerahnya curam ialah:A. 1 m C. 0,25 mB. ½ m D. 5 m

7. Interval kontur dengan skala 1 : 10.000 dengan keadaan daerahnya datar ialah:A. 5 m C. 0,25 mB. 2 m D. 10 m

43

Page 44: Karto Graf i

8. Yang bukan merupakan sifat kontur adalah:A. Garis kontur selalu tegak lurus kemiringan lerengB. Garis kopntur tidak bercabangC. Garis kontur merupakan suatu garis lengkung yang tertutupD. Garis kontur berpotongan tegak lurus

9. Fungsi dan sifat grid :A. menyatakan koordinat geodetisB. digunakan pada skala kecilC. bentuknya tergantung pada sistem proyeksi peta yang digunakanD. menyatakan koordinat proyeksi peta

10. Fungsi dan sifat graticule:A. menyatakan koordinat geodetisB. digunakan pada skala besarC. bentuknya tetapD. menyatakan koordinat proyeksi peta

44

Page 45: Karto Graf i

KUNCI JAWABAN

A. Kunci Jawaban Tes Formatif 1

1. C2. B3. C4. D5. D

B. Kunci Jawaban Tes Formatif 2

1. A2. C3. C4. B5. D

C. Kunci Jawaban Tes Sumatif

1. D2. D3. C4. D5. B6. A7. B8. D9. D10. A

45

Page 46: Karto Graf i

DAFTAR PUSTAKA

1. ------, Geographical Survey Institute Team, Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan,: 1981, DaiNippon Gitakarya Printing, Jakarta

2. Purworaharjo Umaryono, Ilmu Ukur Tanah Seri C Pemetaan Topografi, 1986, Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan ITB, Bandung.

3. Subagio, Pengetahuan peta, 2003, ITB, Bandung.

4. Wongsotjiro Soetomo, Ilmu Ukur Tanah, 2000, Kanisius, Yogyakarta.

46