para filosof maroko.doc

8
Setahun sudah aku berada di Maroko dan kini memasuki tahun kedua studiku menempuh S1 di Uneversitas Ta’limul Atiq Imam nafi,Tanger. Sebuah kota dimana sang pengembara dunia Ibnu Batutah dilahirkan yang tempatnya berdekatan dengan spanyol, eropa . Di sela-sela kesibukan belajar, aku berusaha untuk mengetahui banyak hal tentang Maroko, termasuk yang berkaitan dengan studi Islam. Diantara hal terpenting yang kucatat, Maroko adalah negeri gudangnya ulama, tempat munculnya para wali dan intelektual muslim. Sejak dulu hingga sekarang. Tradisi ilmiahnya tetap terpelihara. Karena itu, negeri kerajaan berpenduduk 35 juta jiwa ini sangat cocok untuk menjadi lokasi belajar Islam. Negeri Para Wali Al-Qarawiyyin Perguruan Tinggi Tertua di Dunia Maroko kaya dengan ulama sejak zaman awal Islam. Dan karya-karya mereka tetap bisa dibaca hingga saat ini.Bagi temen-temen yang ada dipesantren tentunya sudah tidak asing lagi ketika mendengar kitab Jurumiyyah dan Dalail al Khairat. Jurumiyah, kitab ilmu tata bahasa Arab (Nahwu) ditulis oleh Syeh Abu Abdulloh Muhammad bin Muhammad bin Daud as-Shonhaji, atau yang dikenal dengan Ibnu al Jurrumy. Maroko, Negeri Para Ulama. 1

Upload: saivhc

Post on 03-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

menjelaskan tentang para filosof maroko

TRANSCRIPT

Filosof Maroko (PM7)

Setahun sudah aku berada di Maroko dan kini memasuki tahun kedua studiku menempuh S1 di Uneversitas Talimul Atiq Imam nafi,Tanger. Sebuah kota dimana sang pengembara dunia Ibnu Batutah dilahirkan yang tempatnya berdekatan dengan spanyol, eropa . Di sela-sela kesibukan belajar, aku berusaha untuk mengetahui banyak hal tentang Maroko, termasuk yang berkaitan dengan studi Islam.

Diantara hal terpenting yang kucatat, Maroko adalah negeri gudangnya ulama, tempat munculnya para wali dan intelektual muslim. Sejak dulu hingga sekarang. Tradisi ilmiahnya tetap terpelihara. Karena itu, negeri kerajaan berpenduduk 35 juta jiwa ini sangat cocok untuk menjadi lokasi belajar Islam.

Negeri Para WaliAl-Qarawiyyin Perguruan Tinggi Tertua di Dunia

Maroko kaya dengan ulama sejak zaman awal Islam. Dan karya-karya mereka tetap bisa dibaca hingga saat ini.Bagi temen-temen yang ada dipesantren tentunya sudah tidak asing lagi ketika mendengar kitab Jurumiyyah dan Dalail al Khairat. Jurumiyah, kitab ilmu tata bahasa Arab (Nahwu) ditulis oleh Syeh Abu Abdulloh Muhammad bin Muhammad bin Daud as-Shonhaji, atau yang dikenal dengan Ibnu al Jurrumy. Beliau adalah orang Maroko, wafat tahun 723 H. Makamnya di kota Fes, saat ini menjadi salah satu lokasi wisata ziarah yang sangat terkenal. Sedangkan Dalail al Khairat, yang juga sangat terkenal di kalangan pesantren di Tanah Air karena sering dijadikan aurod oleh para kyai dan santri kita, juga ditulis oleh orang Maroko. Yakni Syeh Aby Abdulloh Muhammad Bin Sulaeman al- Jazuly, yang wafat tahun 870 H dan dimakamkan di Marakesh, 321 km selatan Rabat.

Anda yang menekuni tarekat sufi, mungkin pernah mendengar tarekat Tijaniyah. Ulama yang menggagas tarekat ini adalah Syeikh Ahmad bin Muhammad at- Tijani, Fez Maroko ( lahir, 13 Safar 1150 H, wafat 17 Syawal 1230 H), merupakan salah satu thariqat mu'tabaroh dan sah, ulama Maroko yang wafat dan dimakamkan juga di kota Fes.

Dalam bidang ilmu Fiqh, Maroko pernah memiliki ulama besar bernama Ibnu al Arabi. Nama lengkapnya Qodi Abu Bakar Muhammad bin Abdulloh bin Muhammad al-Ma'afiri, yang wafat tahun 544. Beliau adalah ahli fiqih terkemuka pada zamannya, yang terkenal dengan kitabnya Ahkam al Quran. Saat ini, kitab Ahkam al Quran menjadi salah satu rujukan terpenting para mahasiswa pengkaji Ulumul Quran dan Fiqh.

Juga ada Imam as-Sholih Abu Zaid bin Abdurrahman bin Ali bin Sholih al-Makudy atau yang dikenal dengan Imam al-Makudy, pengarang kitab al-Makudy, syarah dari Khasiyah Ibnu Hamdun. Beliaulah ulama pertama yang menulis syarah kitab Alfiyah-nya Ibnu Malik.

Masih banyak ulama lain yang pernah lahir dan dibesarkan di Maroko. Diantaranya ada Qodi Iyadh , wafat tahun 544 H, juga Ibnu Batutah, pengembara terkenal itu. Merekasemua orang Maroko.

Negeri Para FilosofDi era modern sekarang, Maroko terkenal dalam pentas pemikiran Islam karena memiliki sederet ahli filsafat, juga pemikir modern lainnya. Anda mungkin pernah mendengar nama Abed al Jabiri, Abdullah al Urwi, Thaha Abdurahman dan tokoh feminisme, Fatima Mernisi. Mereka semua adalah para ilmuwan Maroko terkemuka yang buku-bukunya menjadi rujukan penting saat ini. Keberadaan mereka membuat posisi Maroko tak bisa diabaikan dalam kancah dinamika pemikiran Islam modern.

Salah seorang kandidat doktor jurusan Sejarah dan Peradaban Timur di Universitas Abdel Malek Sakdi, Tetouan, menuturkan bahwa dinamika pemikiran filsafat Maroko dimulai pada dekade 50an. Ditandai dengan pembukaan jurusan filsafat di Universitas Muhammad V, Rabat. Adalah Dr. Muhammad Aziz al Habbabi, yang menjabat sebagai Dekan fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Muhammad V saat itu, dinilai sebagai tokoh penting yang menanam benih pemikiran filsafat di Maroko.

Buah pemikiran para filosof Maroko, terutama yang berkaitan pola hubungan ideal antara umat Islam saat ini dengan tradisi (turats), merupakan salah satu bahan polemik menarik di kalangan para pemikir muslim. Untuk menggapai kemajuan yang diidamkan, apakah umat Islam harus berpegang pada turats, ataukah harus mengabaikan turats sama sekali ?!

Abdullah al Urwi, seorang pemikir terkemuka Maroko mengatakan bahwa Dunia Arab terlalu kuat dipeluk oleh tradisi dan kejayaan masa lalu. Hingga menghalanginya melompat ke masa depan. Maka, jika Dunia Arab dan Islam mau maju, al Urwi meniscayakan pemutusan hubungan dengan segala warisan tradisi. Lalu, modernitas menjadi keniscayaan. Dan modernitas tidak bisa dicapai kecuali dengan melakukan revolusi kebudayaan. Maka al Urwi mengusulkan konsep nalar (mafhum al aql), konsep kemerdekaan (mafhum al hurriya), konsep ideologi, konsep negara (mafhum ad daulah), dan konsep sejarah (mafhum at tarikh).

Sementara itu, Abid al Jabiri melakukan proses mengambil dan membuang unsur-unsur tradisi yang bertentangan dengan modernitas dan mengambil bagian yang mendukungnya. Konsepnya ini tertuang dalam proyek pemikiran yang terkenal dengan sebutan Kritik Nalar Arab.

Al Jabiri adalah sosok yang sudah tak asing di kalangan intelektual Islam di Indonesia. Saat ini, Al Jabiri dianggap sebagai guru filsafat Maroko kontemporer. Buah pemikirannya dapat dibaca melalui buku-bukunya : Madkhal li Falsafat al Ulum (1976), Nahnu Wa Turats (1980), al Khitab al Arabi al Muashir (1982), Isykaliyat al Fikr al Arabi al Muashir (1989), Qadlaya fi al Fikr al Arabi al Muashir (1997), al Masalah ats Tsaqafiyah (1994), ad Dimuqrathiyyah wa Huquq al Insan (1994), Masalat al Huwiyyah (1995), ad Din wa ad Daulah (1996), serta Rubaiyat Naqd al Aql al Arabi (Takwin al Aql al Arabi, Bunyah al Aql al Arabi, al Aql as Siyasi al Arabi dan al Aql al Akhlaqi al Arabi).

Masih dalam polemik seputar tradisi (turats), Ali Omlel, pemikir filsafat Maroko lainnya yang terkenal karena bukunya as Sultah as Siyasiyah wa as Sultah ats Tsaqafiyah (1996) mengusulkan keharusan meletakkan pembacaan tradisi pada kerangka sejarahnya untuk kemudian melampauinya, dalam rangka menceburkan diri pada zaman baru dengan kesadaran historitas yang tinggi. Baginya, adalah non sens menyandarkan modernitas pada produk keilmuan tradisional, karena konteks sejarahnya berbeda.

Satu lagi pemikir Maroko yang bicara soal turats, yakni Thaha Abdurahman. Sikapnya berbeda dengan Omlel dan al Urwi. Thaha mengkritik modernitas dan membela dua displin keilmuan Islam yang sering dikambinghitamkan sebagai biang kemunduran umat, yakni Ilmu Kalam dan Tasawuf. Thaha melihat bahwa cara membangun argumentasi dalam Ilmu Kalam jauh lebih kuat ketimbang dalam filsafat. Menurut Thaha, umat Islam bisa menjadi modern (mengadopsi produk keilmuan dari filsafat hingga teknologi), dengan tetap memelihara kehangatan hubungan dengan agama. Disisi lain, Thaha Abdurahman juga sering disebut sebagai orang paling kreatif di jajaran para filosof Maroko saat ini.

Masih banyak intelektual Maroko lainnya yang belum kusebut. Dalam berbagai disiplin ilmu keislaman. Aku sendiri, yang selama ini sedang berusaha menekuni ilmu Ushul Fiqh, mengenal beberapa nama ilmuwan Maroko seperti Alal al Fasi, yang terkenal karena bukunya Maqasid as Syariah al Islamiyyah wa Makarimuha. Juga nama Ahmed Raisuni, Guru Besar Ushul Fiqh di Universitas Muhammad V, Rabat, yang karya-karnya banyak dibaca dikalangan pelajar seantero dunia..

Belajar Islam di MarokoKampus Tertua

Salah satu sudut Universitas Qurawiyyin

Universitas Qurawiyyin adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di dunia. Didirikan pada tahun 245 / 857 M, oleh Fatimah Fihriyah, seorang wanita dari kota Kairouan, Tunisia. Maka, nama Qurawiyyin pun diambil dari kata Kairouan ini.Universitas Qurawiyyin memiliki empat kampus, di empat kota. Kampus utama berada di kota Fes, kota ulama dan kota pelajar Maroko, 198 km timur Rabat. Kampus Fes berdekatan dengan makam Syekh ash-Shonhaji, pengarang kitab nahwu, Al Jurumiyah.Kampus II Universitas Qurawiyyin berlokasi di kota Tetouan. Kampus III terletak di kota Aqadir, 602 km selatan Rabat. Aqadir adalah sebuah wilayah Maroko yang dikenal memiliki lahan pertanian subur dan lokasi ternak unta. Sedangkan kampus IV berada di kota Marakesh, salah satu kota tujuan wisata di Maroko, terletak pada posisi 321 km selatan Rabat. Kampus Marakesh berdekatan dengan makam Syeh Jazuly, pengarang kitab Dalailul Choirot..

Kampus IlmuwanSebagian mahasiswa Indonesia juga belajar di Rabat, ibukota Maroko. Di kota ini, terdapat dua kampus bergengsi ; Universitas Muhammad V dan Universitas Darul Hadits al Hasaniyyah. Sedangkan pada jarak 40 km utara Rabat, ada kota kecil bernama Kenitra. Nama kampus lokasi tersebut adalah Universitas Ibnu Thufail.

Bagi mereka yang akrab dengan dunia pemikiran Islam modern, tentu takkan asing dengan nama Universitas Muhammad V. Karena di kampus ini, terdapat banyak pemikir Islam terkemuka. Diantaranya adalah Fatima Mernissi, Abed al Jabiri dan Ahmed Raisuni.

Gedung kampus Universitas Muhammad V bertebaran di kota Rabat. Salah satunya di kawasan Agdal. Gedung kampusnya berdiri megah, halaman depannya dihiasi taman dan pepohonan hijau. Di kalangan orang Maroko, kawasan Agdal di kota Rabat ini kerap disebut juga dengan madinatul irfan, kota ilmu pengetahuan.

Sedangkan kampus Darul Hadits terletak di sebuah kawasan pemukiman yang padat. Meski demikian, gedung kampus ini sangat terkenal di Maroko. Karena didirikan oleh Raja Maroko, Hassan II, pada tahun 1964.

Dukungan RajaBelajar di Maroko - sejauh cerita kawan dan sebagaimana yang kurasakan- memang sangat menyenangkan. Sistem studinya modern dan mudah. Jenjang S1, S2 dan S3 dapat ditempuh dengan masa studi masing-masing empat, dua dan tiga tahun. Semua mahasiswa juga mendapat beasiswa dari AMCI (LAgence Marocaine de la Coperatione Intrnationale).

Kebebasan berpendapat dan tradisi berpikir sangat terbuka di negeri kerajaan ini. Pemerintah tidak memaksa rakyat untuk berpola pikir secara kaku atau seragam.

Sang raja bertekad untuk memodernkan Maroko, namun tetap melandaskannya kepada agama Islam. Raja yang usianya masih muda ini tengah berupaya mempertahankan tradisi keagamaan yang berusia ribuan tahun dengan arus globalisasi. Maka tak heran jika di negeri bekas jajahan Perancis ini, simbol-simbol formal keagamaan dan tradisi Islam tetap kentara. Aktifitas religius selalu semarak. Aneka ritual tarekat sufi bebas berekspresi. Di tengah kuatnya arus modernisasi dan globalisasi yang berhembus dari Barat.

Belajar Islam di Maroko memang sangat menarik. Ada beberapa kelebihan yang barangkali takkan dijumpai di negeri lain. Semoga semua itu menjadi jalan kemudahan bagi para tunas bangsa yang tengah menuntut ilmu di sana. Bagi teman-teman yang pengen meneruskan studinya ke Maroko sebagai persyaratan cukup menghafal 3juz dan mempunyai basic bahasa arab dan bahasa inggris.

Maroko, Negeri Para Ulama.

1

2

3

4

Selamat Datang di Negeri Seribu Benteng

Mengenai penulis adalah alumni ndalem tahun 2009 yang mendapatkan beasiswa studi ke Maroko dari PBNU Jakarta pusat.

Selamat Membaca Semoga Bermanfaat

5