paper sintesis asetanilida menggunakan asam asetat glasial dan anilin
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Paper Sintesis Asetanilida Menggunakan Asam Asetat Glasial Dan Anilin
1/6
Sintesis Asetanilida Dari Anilin dan Asam Asetat Glasial
Menggunakan Metode Refluks
Abdi Naufal Ramadhan,1Sendy Kurniawan,
2dan Zuhrotul Aini,
3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas BrawijayaJalan Veteran Telp. (0341) 575838, Fax. (0341) 575835 Malang 65145
E-mail : [email protected]
Abstrak
Paper ini merupakan hasil percobaan praktikum sintesis asetanilida pada anilin yang direaksikan
dengan asam asetat glacial. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari reaksi substitusi
nukleofilik pada gugus karbonil serta mempelajari proses pemurnian senyawa organic padat.
Metode percobaan sintesis asetanilida ini menggunakan metode refluks untuk mereaksikan asam
asetat glacial dan anilin yang kemudian dimurnikan dengan pemisahan dan rekristalisasi. Prosespemisahan menggunakan proses penyaringan Corong Buchner. Asetanilida yang dihasilkan di uji
secara fisik dan kimia. Uji fisik meliputi warna dan bentuk. Sedangkan uji kimia meliputi reaksi
asetanilida dengan asam (HCl) dan basa (NaOH). Asetanilida yang dihasilkan berupa kristal
dengan warna putih kecoklatan (rendemen 23,87%).
Kata Kunci : Sintesis, Asetanilida, Anilin, Asam Asetat Glasial, Rekristalisasi, Refluks
Abstract
This paper is a result from experiment of synthesis acetanilide using aniline and glacial aceticacid. Purpose of this experiment is to study substitution reaction nukleofilik in carbonyl group
and learn the process purifying solid organic compounds. Experiment of synthesis acetanilide
using reflux method for reacting glacial acetic acid and aniline which be purified with separationand recrystallization. Process of separation use funnel Buchner. Product acetanilide be given
physical test and chemical test. Physical test include color and shape. While chemical test in-
clude acetanilide reactionwith acid (HCl) and base (NaOH). Acetanilde from this experiment
have brownish white crystals with yield 23,87%
Keywords : Synthesis, Acetanilide, Aniline, Glacial acetic acid, Recystallization, Reflux
-
8/12/2019 Paper Sintesis Asetanilida Menggunakan Asam Asetat Glasial Dan Anilin
2/6
1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Asetanilida yang memiliki beragam
manfaa t, baik sebagai bahan baku maupun
bahan penunjang industri kimia merupa-kan salah satu bahan yang paling banyak
di impor di Indonesia [1]. Dari tahun ke
tahun jumlah impor asetanilida di Indone-
sia semakin meningkat yang dapat dilihat
pada data impor di bawah ini :
Tabel 1.1 Data impor asetanilida di
Indonesia hingga 2008 [2]
Dengan mengetahui tahapan proses
sintesis asetanilida diharapkan mampu
mengurangi jumlah asetanilida yang diim-
por Indonesia.
1.2 TujuanTujuan dari percobaan ini adalah
untuk mempelajari reaksi substitusi
nukleofilik pada senyawa karbonil dan
mempraktekkan pemurnian senyawa or-
ganik padat.
1.3 ManfaatManfaat dari percobaan ini adalahdapat mempelajari reaksi substitusi
nukleofilik pada senyawa karbonil dan
dapat mempraktekkan pemurnian senyawa
organik padat.
2.Tinjauan PustakaSenyawa amida adalah turunan
asam karboksilat yang gugus OH diganti
dengan gugus amina. Amida dapat diklas-
ifikasikan menjadi primer (1), sekunder
(2) dan tersier (3) tergantung pada ban-
yaknya atom hydrogen yang menempel
pada atom nitrogen.
(a) (b) (c)
Gambar 2.1 (a) amida primer (b) amida
sekunder (c) amida tersier
Amida primer adalah amida yang
dua atom hidrogennya terikat pada atom
nitrogen amida. Amida sekunder adalah
amida yang atom nitrogennya tersubstitusi
sebuah gugul alkil/aril. Amida tersier ada-
lah amida yang atom nitrogennya tersub-
stitusi dua gugus alkil/aril [3]
Amida primer, sekunder dan tersierdapat dibuat dari asam karboksilat dengan
mekanisme sebagai berikut [3] :
Gambar 2.2 Pembentukan amida [3]
Asetanilida merupakan senyawa
turunan asetil amina aromatis yang digo-
longkan sebagai amida primer dimana satu
atom hydrogen pada anilin digantikan
dengan satu gugus asetil. Asetanilida ber-
bentuk butiran berwarna putih (kristal) tid-
ak larut dalam minyak paraffin dan larut
dalam air dengan bantuan kloral anhidrat.Asetanilida atau sering disebut pheni-
lasetamida mempunyai rumus molekul
C6H5NHCOCH3 dan berat berat molekul
135,16 g/mol [1].
Pembuatan asetanilida dapat dil-
akukan dengan 3 cara yaitu [1]:
Pembuatan asetanilida dari asam asetatanhidrid dan aniline. Larutan benzene
dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian
asam asetat anhidird berlebih 150%
dengan konversi 90% dan yield 65%,direfluks hingga tidak ada aniline yang
-
8/12/2019 Paper Sintesis Asetanilida Menggunakan Asam Asetat Glasial Dan Anilin
3/6
tersisa dengan temperature reaksi 30-
110 C. Campuran reaksi disaring,
kemudian kristal dipisahkan dari air
panasnya dengan pendinginan se-
dangkan filtratnya di recycle kembali.
Pemakaian asam asetat anhidrid dapatdigantikan dengan asetil klorida [1].
Gambar 2.3 Reaksi anilin dengan asam
asetat anhidrid [1].
Pembuatan asetanilida dari aniline danasam asetat merupakan metode pembu-
atan asetanilida yang paling ekonomis.
Anilin dan asam asetat direaksikan da-
lam sebuah tangki yang dilengkapidengan pengaduk. Reaksi berlangsung
selama 8 jam pada suhu 150-160 C
dan tekanan 2,5 atm dengan yield men-
capai 98% dan konversi mencapai
99,5%. Produk dalam keadaan panas
dikristalisasi dengan menggunakan
kristalizer untuk membuat butiran (kris-
tal) asetanilida [1].
Gambar 2.4 Reaksi aniline dengan asam
asetat [1].
Pembuatan asetanilida dari ketene dananilin dengan cara ketene (gas) dicam-
pur ke dalam aniline di bawah kondisi
yang diperkenankan akan menghasilkan
akan menghasilkan asetanilida dengan
konversi 90%. Ketena direaksikan
dengan anilin di dalam reactor packed
tube pada temperatur 400-625 C danpada tekanan 2,5 atm [1].
Gambar 2.5 Reaksi aniline dengan
Ketene [1]
Senyawa amida dapat bereaksi
dengan asam dan basa dalam reaksi hi-
drolisis seperti di bawah ini [3] :
Gambar 2.6 Reaksi hidrolisis amida [3].
Asetanilida banyak dimanfaatkan
sebagai [1] :
Bahan baku pembuatan obat-obatanseperti parasetamol, lidokain, obat sul-
fa dan penisilin.
Bahan pembantu dalam industry catdan karet.
Bahan intermediet pada sulfon danasetilklorida.
Inhibitor dalam industry peroksida. Stabilizer pada selulosa ester varnish
seperti tinner.
Pewarna buatan dan intermediet padapembuatan pewarna buatan.
Pada proses sintesis asetanilida
menggunakan metode refluks. Prinsip
metode refluks adalah pelarut volatil yang
digunakan akan menguap pada temperatur
tinggi tetapi kemudian dilakukan pend-
inginan sehingga pelarut yang semula ber-bentuk uap akan mengembun dan turun
lagi ke dalam labu sehingga pelarut akan
tetap ada selama reaksi serta reaksi dapat
berjalan lebih cepat [4].
Metode penyaringan yang
digunakan merupakan metode penyaringan
dengan corong Buchner. Metode pen-
yaringan corong Buchner ini
menggunakan prinsip tekanan vakum. Pa-
da erlenmeyer Buchner dibuat vakum se-
hingga terjadi perbedaan tekanan dengankondisi di luar Erlenmeyer.Hal ini me-
nyebabkan penyaringan lebihcepat da-
ripada penyaringan biasa. Setelah selesai
penyaringan, lepaskan pemakuman [5].
Pemurnian asetanilida
menggunakan metode rekristalisasi.
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian
suatu zat padat dari campurannya yang
dilakukan dengan cara mengkristalkan
kembali zat tersebut setelah dilarutkan da-lam pelarut yang sesuai. Prinsip rekris-
-
8/12/2019 Paper Sintesis Asetanilida Menggunakan Asam Asetat Glasial Dan Anilin
4/6
talisasi adalah perbedaan kelarutan antara
zat yang akan dimurnikan dengan
kelarutan zat-zat pengotornya [6].
Sedangkan kristalisasi sendiri ada-
lah proses pembentukkan Kristal padat
dari suatu larutan induk yang homogeny.Prinsip pembentukkan kristal adalah kon-
disi lewat jenuh dan kondisi lewat
dinginnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan Kristal ada-
lahkondisi supersaturasi, kondisi lewat
dingin, temperatur, sumber inti kris-
tal,viskositas, kecepatan pendingin, ke-
cepatan agitasi, densitas dan bahan pen-
gotor [7].
3.Eksperimen
3.1 AlatAlat-alat yang digunakan dalam
percobaan sintesis asetanilida adalah
seperangkat alat reflus, gelas beaker, er-
lenmeyer, corong buchner, tabung reaksi,
mantel pemanas, batang pengaduk, oven,
gelas arloji, gelas ukur, pipet tetes, corong
gelas, botol semprot, dan kertas saring.
3.2 BahanBahan-bahan yang digunakan ada-
lah asam asetat glasial, anilin, larutan
FeCl3, etanol, natrium hidroksida, asam
klorida dan akuades.
3.3 Metode PercobaanPada proses sintesis asetanilida,
langkah pertama adalah memipet 10 mL
anilin menggunakan pipet ukur lalu me-
masukkannya ke dalam labu alas bulat le-her tiga. Kemudian memipet 10 mL asam
asetat glasial menggunakan pipet ukur lalu
memasukkannya ke dalam labu alas bulat
leher tiga. Lalu memasukkan batu didih ke
dalam labu alas bulat leher tiga. Kemudian
merangkai alat refluks dan melakukan
refluks selama 1 jam setelah tetesan per-
tama. Campuran hasil refluks didinginkan
di dalam baskom yang terisi air es. Setelah
itu menyaring kristal asetanilida yang ter-
bentuk menggunakan penyaring corongBuchner. Kemudian mengeringkan kristal
hasil saringan di dalam oven selama 20
menit, lalu menimbang massanya
menggunakan neraca analitik. Langkah
selanjutnya adalah memurnikan kristal
asetanilida tersebut menggunakan metode
rekristalisasi. Langkah pertama rekris-talisasi yakni melarutkan kembali kristal
tersebut di dalam air panas yang dicampur
dengan 5 mL etanol. Setelah itu menyaring
larutan dalam keadaan panas
menggunakan corong Buchner, lalu mend-
inginkan filtrat yang didapatkan di dalam
baskom yang berisi air es. Kemudian dil-
akukan penyaringan kembalimenggunakan
corong Buchner. Kristal yang didapatkan
kemudian dikeringkan ke dalam oven.
Setelah kering, kristal ditimbangmenggunakan neraca analitik. Kemudian
dilakukan uji fisik dan kimia terhadap kris-
tal asetanilida tersebut. Uji fisik meliputi
warna dan bentuk. Uji kimia yakni
mereaksikan kristal asetanilida dengan ba-
sa (natrium hidroksida) dan asam (asam
klorida).
4. Hasil dan Pembahasan
Dari percobaan yang telah dil-akukan, diperoleh kristal belum murni
berwarna kecoklatan pada saat belum dil-
akukan pemurnian. Massa kristal yang
didapatkan sebesar 7,23 gram. Namun pa-
da saat setelah dilakukan rekristalisasi
kristal yang didapatkan berwarna abu-abu
mengkilap dengan massa sebesar 3,55
gram.dengan rendemen sebesar 23,87%.
Rendemen didapatkan dari perhitungan
sebagai berikut:
anilin = 1,0216 gram/ml
asam asetat glasial = 2,1 g/ml
Massa anilin = 10 ml X 1,0216 gram/ml
= 10,216 gram
Massa asam asetat glasial
= 2,1 g/ml X 10 ml = 21 gram
Mol asam asetat glasial =
-
8/12/2019 Paper Sintesis Asetanilida Menggunakan Asam Asetat Glasial Dan Anilin
5/6
= 0,35 mol
Mol anilin =
= 0,11 mol
Berdasarkan reaksi yang terjadi maka
didapatkan :
Mol asetanilida = 0,11 mol
Massa asetanilida teoritis
= 0,11 mol X 135,17 gram /mol
= 14,87 gram
Rendemen =
=
X 100%
= 23,87%
Pada saat pengujian sifat kimia,
dilakukan uji terhadap asam dan terhadap
basa. Uji dengan asam menggunakan HCl.
Kristal asetanilida larut dalam larutan HCl
dengan larutan tidak berwarna. Saat dit-
ambahkan larutan FeCl3 lartan menjadi
berwarna kekuningan. Perubahan warnaini menunjukkan bahwa kristal astenilida
berubah menjadi anilin, menurut literatur
larutan anilin berwarna kuning [8].pada
saat penambahan basa (NaOH) diperoleh
endapan putih pada permukaan larutan
dengan larutan tidak berwarna. Endapan
tersebut menunjukkan bahwa reaksi
asetanilida dengan basa menghasilkan
garam. Reaksi yang terjadi pada saat uji
kimia serta saat penambahan kedua reak-
tan sebagai berikut: Reaksi antara anilin dan asam asetat
glasial
Reaksi antara asetanilida dengan asamklorida
Reaksi antara asetanilida dengan na-trium hidroksida
Dari reaksi antara anilin dan asam asetat
terjadi reaksi substitusi nukelofilik, anilin
menjadi nukleofilik pada atom N karena
mempunyai satu pasang elektron bebas
yang dapat berikatan dengan atom
lain,sedangkan asam asetat glasial menjadi
elektrofilik pada atom C karena atom C
keelektronegatifannya lebih kecil daripada
N sehingga dapat diikat oleh atom NPemurnian kristal asetanilida dapat dil-
akukan dengan metode rekristalisasi.
Rekristalisasi adalah suatu metode yang
diguanakn untuk memisahkan zat analit
yang diinginkan dari zat pengotor dalam
keadaan panas.Pada saat pembentukan
kristal selalu dipengaruhi oleh oleh be-
berapa faktor. Faktor yang mempengaruhi
adalah
TemperaturPenurunan temperatur akanmenginduksi pembentukan kristal
secara cepat
Kecepatan pendinginanPendinginan yang cepat akan
menghasilkan initi kristal yang lebih
banyak daripada pendinginan lambat
ViskositasPada saat viskositas meningkat karena
penurunan temperatur dan mening-
katnya konsentrasi larutan ,proses
pembentukan inti kristal akan dibatasi.
Hal ini karena berkurangnya perge-
rakan molekul pembentuk inti kristal
dan terhalanginya perpindahan panas
sebagai energi pembentukan inti kris-
tal
Densitas massa kristalJumlah kristal yg terdapat dalam satu
unit volume yg terdapat dalam larutan
akan berpengaruh pada tingkat per-
tumbuhan setiap kristal. Zat pengotor
-
8/12/2019 Paper Sintesis Asetanilida Menggunakan Asam Asetat Glasial Dan Anilin
6/6
Zat pengotor ini akan berperan se-
bagai zat yang akan mempercepat atau
menghambat pembentukan inti kristal
KesimpulanDari percobaan yang telah dil-
akukan dapat diketahui bahwa anilin ber-
tindak sebagai nukleofilik sedangkan asam
asetat bertindak sebagai elektrofilik. Kris-
tal asetanilida yangtelah didapatkan
berwarna agak putih mengkilap serta di-
murnikan dengan metode rekristalisasi
sehingga didapatkan berat sebesar 3,55
gram dan rendemen 23,87 % .
Daftar Pustaka
[1] Delvira, Pra Rancangan Pabrik Pem-
buatan Asetanilida Dari Anilin dan
Asam Asetat Dengan Kapasitas
Produksi 25.000 Ton/Tahun, Universi-
tas Sumatera Utara, Medan, 2011.
[2] BPS, Data Impor Asetanilida, Bdan
Pusat Statistik,2008.[3] Stoker, H. Stephen, General, Organic,
and Biological Chemistry Sixth Edition,2012, Cengage Learning, USA
[4] Rudyanto, M, Suzana, G. N, Astika,
Sintesis N-Metilsalisilamida, N,N-
Dimetilsalisilamida dan Salisilpiperi-
dida, 2005, Jurnal Akta Kimia Indone-
sia 1, 1, 27-34,
[5] Firdaus, Kimia Organik Sintesis 1,
2012, Universitas Hasanuddin, Makas-
sar.
[6] Agustina, L. R, Citra, M. T, Danny, S,
Rekristlisasi Garam Rakyat Dari Dae-rah Demak Untuk Mencapai SNI
Garam Industri, 2013, Jurnal Teknologi
Kimia dan Industri, 2, 4, 217-225.
[7] Shinta, R. D, Kristalisasi, 2012, Uni-
versitas Brawijaya, Malang.
[8] Smith, R. D,MSDS of Aniline, 2013.