paper peranan penutup tanah mucuna bracteata dalam budidaya tanaman karet

Upload: desy-mutiara-sari

Post on 16-Oct-2015

387 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

14

PENDAHULUAN

Latar Belakang Tanaman karet adalah tanaman perkebunan yang paling banyak diusahakan masyarakat di Aceh Barat. Tanaman ini memberikan kontribusi yang paling besar pada pendapatan petani. Produktivitas karet rakyat pada umumnya rendah, sedangkan lembaga penelitian dan perusahaan perkebunan besar telah menghasilkan klon-klon karet unggul yang produktivitasnya tinggi. (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008).Karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik untuk lingkup internasional dan terutama Indonesia. Di Indonesia merupakan salah satu hasil pertanian terkemukan karena banyak menunjang perekonomian negara. Luas lahan karet yang dimiliki Indonesia mencapai 2,7 3 hektar. Ini merupakan lahan karet terluan didunia (Wijaksono, 2012).Tanaman karet adalah tanaman daerha tropis yang menghendaki curah hujan 2.000 mm sampai 2.500 mm per tahun. Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1 m sampai 600 m diatas permukaan laut. Suhu yang dibutuhkan untuk tanaman karet 25 C sampai 35 C dengan suhu optimal rata-rata 28 C. dalam sehari tanaman karet membutuhkan intensitas matahari yang cukup antara 5 sampai 7 jam (Dinas Pertanian Kota Palembang, 2008).Tanaman karet (Hevea brasiliensis) termasuk dalam famili Euphorbiacea, disebut dengan nama lain rambung, getah, gota, kejai ataupun hapea. Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting sebagai sumber devisa non magis bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Upaya peningkatan produktivitas tanaman tersebut terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidaya dan pasca panen (Damanik, dkk., 2010).Komoditas karet Indonesia pada tahun 2010 hanya mampu memberikan kontribusi untuk kebutuhan karet dunia sebanyak 2,41 juta ton karet alam atau urutan kedua setelah Thailand yang sebesar 3,25 juta ton. Berdasarkan data Gabungunga Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) untuk tahun 2011 produksi karet alam dunia diasumsikan hanya berkisar 10,970 juta ton sementara untuk konsumsi diperkirakan mencapai 11,151 juta ton sehingga terjadi kekurangan pasokan atau minus sekitar 181.000 ton. Sehubungan dengan peningkatan kebutuhan karet maka diperlukan teknoloi dalam hal pengelolaan perkebunan karet, salah satunya dengan pengelolaan bahan tanam karet yang memiliki daya produksi tinggi (Fansuri, dkk., 2013).Tujuan PenulisanTujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui kegunaan dan peranan kacangan Mucuna bracteata sebagai tanaman penutup tanah dalam budidaya tanaman karet ( Hevea brasiliensis Muell. Arg).Kegunaan PenulisanKegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat melengkapi komponen penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Karet Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKABotani TanamanMenurut Siagian (2012) klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut:Divisi: Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas: Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus: Hevea Spesies : Hevea brasiliensis Muell. ArgTanaman karet memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar lateral yang menempel pada akar tunggang dan akar serabut. Pada tanaman yang berumur 3 tahun kedalaman akar tunggang sudah mencapai 1,5 m. Apabila tanaman sudah berumur 7 tahun maka akar tunggangnya sudah mencapai kedalaman lebih dari 2,5 m. Pada konsisi tanah yang gembur akar lateral dapat berkembang sampai pada kedalaman 40-80 cm. Akar lateral berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dari tanah. Pada tanah yang subur akar serabut masih dijumpai sampai kedalaman 45 cm. Akar serabut akan mencapai jumlah yang maksimum pada musim semi dan pada musim gugur mencapai jumlah minimum (Siagian, 2012).Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi. Beberapa pohon karet ada kecondongan arah tumbuh agak miring. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan naman lateks (Huda, 2010).Daun karet berselang-seling, tangkai daunnya panjang dan terdiri dari 3 anak daun yang licin berkilat. Petiola tipis, hijau, berpanjang 3,5-30 cm. Helaian anak daun bertangkai pendek dan berbentuk lonjong-oblong atau oblong-obovate, pangkal sempit dan tegang, ujung runcing, sisi atas daun hijau tua dan sisi bawah agak cerah, panjangnya 5-35 cm dan lebar 2,5-12,5 cm. Daun karet berwarna hijau. Apabila akan rontok berubah warna menjadi kuning atau merah. Daun mulai rontok apabila memasuki musim kemarau. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama sekitar 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm. Biasanya terdapat 3 anak daun pada setiap helai daun karet. Anak daun karet berbentuk elips, memanjang dengan ujung yang meruncing, tepinya rata dan tidak tajam (Siagian, 2012).Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan betina yang terdapat dalam malai payung yang jarang. Pada ujungnya terdapat lima taju yang sempit. Panjang tenda bunga 4-8 mm. Bunga betina berambut, ukurannya sedikit lebih besar dari bunga jantan dan mengandung bakal buah yang beruang tiga. Kepala putik yang akan dibuahi dalam posisi duduk juga berjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh benang sari yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagi dalam 2 karangan dan tersusun lebih tinggi dari yang lain. Bunga majemuk ini terdapat pada ujung ranting yang berdaun. Tiap-tiap karangan bunga bercabang-cabang. Bunga betina tumbuh pada ujung cabang, sedangkan bunga jantan terdapat pada seluruh bagian karangan bunga. Jumlah bunga jantan jauh lebih banyak daripada bunga betina. Bunga berbentuk lonceng berwarna kuning. Ukuran bunga betina lebih besar daripada bunga jantan. Apabila bunga betina terbuka, putik dengan tiga tangkai putik akan tampak. Bunga jantan bila telah matang akan mengeluarkan tepung sari yang berwarna kuning. Bunga karet mempunyai bau dan warna yang menarik dengan tepung sari dan putik yang agak lengket (Huda, 2010).Buah karet memiliki pembagian ruang yang jelas. Masing-masing ruang berbentuk setengah bola. Jumlah ruang biasanya tiga, kadang-kadang sampai enam ruang. Garis tengah buah sekitar 3-5 cm. Bila telah masak, maka buah akan pecah dengan sendirinya. Pemecahan biji ini berhubungan dengan pengembangbiakan tanaman karet secara alami yaitu biji terlontar sampai jauh dan akan tumbuh dalam lingkungan yang mendukung (Siagian, 2012).Syarat TumbuhIklimPada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah zona antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat (Anwar, 2001).Tanaman karet adalah tanaman daerha tropis yang menghendaki curah hujan 2.000 mm sampai 2.500 mm per tahun. Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1 m sampai 600 m diatas permukaan laut. Suhu yang dibutuhkan untuk tanaman karet 25 C sampai 35 C dengan suhu optimal rata-rata 28 C. Dalam sehari tanaman karet membutuhkan intensitas matahari antara 5 sampai 7 jam (Dinas Pertanian Kota Palembang, 2008).Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan tinggi di atas (Damanik, dkk., 2010).TanahBerbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut 60 % dan Meningkatkan Laju Pertumbuhan >30 % dan Efisiensi Pakan >20 % Pada Kambing Boerka. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan.

Wijaksono, J. 2012. Karya Ilmiah Budidaya Karet. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komunikasi, Yogyakarta.