paper landasan pengembangan kurikulum

18
1 BAB I ISI A. Hakikat pengembangan kurikulum Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Namun demikian, persoalan mengembangkan kurikulum bukan merupakan hal yang sederhana dan mudah. Menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai, sedangkan menentukan tujuan yang ingin dicapai erat kaitannya dengan persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat. Seller dan Miller (1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, yang meliputi orientasi, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Seller memandang bahwa pengembangan kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi, yakni kebijakan-kebijakan umum meliputi enam aspek : tujuan pendidikan, pandangan tentang anak, pandangan tentang proses pembelajaran, pandangan tentang lingkungan , konsepsi tentang peranan guru, dan evaluasi. Yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum adalah isi atau muatan kurikulum itu sendiri. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan isi pengembangan kurikulum yaitu rentangan kegiatan dan tujuan kelembagaan yang berhubungan dengan misi dan visi sekolah. Zaiz menggambarkan proses pengembangan kurikulum harus dimulai dengan asumsi-asumsi filosofis sebagai sistem nilai value sistem atau pandangan hidup suatu bangsa. Berdasarkan asas filosofis itulah selanjutnya ditentukan tentang hakikat pengetahuan, sosial kultural, hakikat anak didik, dan teori-teori belajar. Proses pengembangan memiliki pengertian berbeda dengan perubahan dan pembinaan kurikulum. Perubahan kurikulum merupakan kegiatan atau proses yang

Upload: rahmah-salsabila

Post on 07-Jul-2015

1.697 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

landasan pengembangan kurikulum

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

1

BAB I

ISI

A. Hakikat pengembangan kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam

sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang

harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan

pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa.

Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang

isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.

Namun demikian, persoalan mengembangkan kurikulum bukan merupakan hal yang

sederhana dan mudah. Menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi,

misi, serta tujuan yang ingin dicapai, sedangkan menentukan tujuan yang ingin dicapai

erat kaitannya dengan persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat.

Seller dan Miller (1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum

adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, yang meliputi orientasi,

pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Seller memandang bahwa pengembangan

kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi, yakni kebijakan-kebijakan umum

meliputi enam aspek : tujuan pendidikan, pandangan tentang anak, pandangan tentang

proses pembelajaran, pandangan tentang lingkungan , konsepsi tentang peranan guru, dan

evaluasi.

Yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum adalah

isi atau muatan kurikulum itu sendiri. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam

menentukan isi pengembangan kurikulum yaitu rentangan kegiatan dan tujuan

kelembagaan yang berhubungan dengan misi dan visi sekolah. Zaiz menggambarkan

proses pengembangan kurikulum harus dimulai dengan asumsi-asumsi filosofis sebagai

sistem nilai value sistem atau pandangan hidup suatu bangsa. Berdasarkan asas filosofis

itulah selanjutnya ditentukan tentang hakikat pengetahuan, sosial kultural, hakikat anak

didik, dan teori-teori belajar.

Proses pengembangan memiliki pengertian berbeda dengan perubahan dan

pembinaan kurikulum. Perubahan kurikulum merupakan kegiatan atau proses yang

Page 2: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

2

disengaja manakala berdasarkan hasil evaluasi ada salah satu atau beberapa komponen

yang harus diperbaiki atau diubah, sedangkan pembinaan adalah proses untuk

mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang sedang dilaksanakan. Dengan

demikian pengembangan menunjuk pada proses merancang sedangkan pembinaan

adalah implementasi dari hasil pengembangan.

Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa pengembangan dan pembinaan kurikulum

merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, pengembangan dan implementasi

merupakan dua sisi yang harus berjalan seiring sejalan. Makna kurikulum akan dapat

dirasakan manakala diimplementasikan, implementasi akan semakin terarah manakala

sesuai dengan kurikulum rencana, dan selanjutnya hasil implementasi tersebut

selanjutnya akan memberikan masukan untuk penyempurnaan rancangan. Inilah hakikat

pengembangan kurikulum yang selalu berputar, berjalan, dan membentuk suatu siklus.

B. Prinsip pengembangan kurikulum

1. Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum

Secara gramatikal, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari

pengertian ini tersirat makna bahwa kata prinsip menunjukkan pada sesuatu yang

mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu

yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi serupa. Ini berarti bahwa

prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitanya dengan keberadaan

sesuatu.

Seseorang bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efesien dengan cara

memahami suatu prinsip. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang dikandungnya, baik

dalam input maupun outputnya, dan juga memiliki sifat memberikan rambu-rambu

terhadap tujuan yang ingin dicapai. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum merupakan berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam

menentukan hal-hal yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum, terlebih dalam

fase perencanaan kurikulum (curriculum planning).

2. Macam-macam Prinsip Pengembangan Kurikulum

Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut Prof. Dr. Nana Syaodih

Sukmadinata terdiri dari dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus.

1) Prinsip-prinsip umum meliputi :

Page 3: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

3

a. Prinsip Relevansi

Relevansi berarti sesuai antara komponen tujuan, isi/pengalaman belajar,

organisasi dan evaluasi kurikulum, dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat

baik dalam pemenuhan tenaga kerja maupun warga masyarakat yang diidealkan.

Relevansi adalah adanya keserasian pendidikan dengan tuntutan masyarakat,

pendidikan dikatakan relevan jika hasil pendidikan tersebut berguna bagi masyarakat.

Atau dengan kalimat lain, kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan

tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.Ada dua relevansi yaitu :

a) Relevansi internal

Berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-

komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian

yang menunjukkan keterpaduan kurikulum.

b) Relevansi eksternal

Berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum

hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

Ada 3 macam relevansi eksternal diantaranya :

Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik

Artinya bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum

hendaklah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya

siswa perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti keramaian

dan rambu-rambu lalu lintas.

Relevan dengan perkembangan zaman

Artinya isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang

berkembang, dan apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk

kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Contohnya penggunaan

komputer dan internet.

Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan

Artinya apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja.

Contohnya pengoperasian komputer.

b. Prinsip Fleksibilitas

Para pengembang kurikulum harus menyadari bahwa kurikulum harus mampu

disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu berkembang

tanpa merombak tujuan pendidikan yang harus dicapai (Depdikbud, 1982 : 27).

Page 4: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

4

Selain itu, perlu disadari juga bawa kurikulum dimaksudkan untuk mempersiapkan

anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi

anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda .

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum hendaknya memiliki sifat

lentur dan fleksibel. Lentur dan fleksibel dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian

komponen kurikulum dengan setiap situasi dan kondisi yang selalu berubah. Karena

kurikulum yang kaku akan sulit diterapkan. Prinsip fleksibilitas memiliki 2 sisi :

Fleksibel bagi guru : kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru

untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang

ada.

Fleksibel bagi siswa : kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan

program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.

c. Prinsip Kontinuitas

Prinsip kontinuitas adalah adanya saling keterkaitan dan kesinambungan antara

materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis progam pendidikan. Untuk menjaga

prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerjasama antara pengembang

kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, misalkan para pengembang pendidikan

pada jenjang sekolah dasar, jenjang SLTP, jenjang SLTA, serta perguruan tinggi.

d. Prinsip Efisiensi

Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara,

dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan

memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya, yang minimal dan

waktu terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal.

e. Prinsip Efektivitas

Prinsip Efektivitas dalam kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa yang

direncanakan dan diinginkan dapat dilaksanakan atau dapat dicapai. Dengan kalimat

lain, efektivitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara

kuantitas maupun kualitasnya. Terdapat dua sisi efektivitas:

1. Efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam mengimplementasikan

kurikulum di dalam kelas. Misalnya guru menetapkan dalam 1 semester harus

Page 5: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

5

menyelesaikan 12 program pembelajaran dan ternyata berhasil, berarti dapat

dikatakan pelaksanaan program tersebut berjalan efektif. Begitupun sebaliknya.

2. Efektivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Berhubungan

dengan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan pada

jangka waktu tertentu. Misalnya siswa harus dapat mencapai tujuan pembelajaran

selama 1 semester, ternyata hanya sebagian saja yang dapat dicapai siswa, maka

dapat dikatakan proses pembelajaran siswa tidak efektif.

2) Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi:

1) Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan

sehingga perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang,

jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:

Ketentuan dan kebijakan pemerintah,

Survey mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka,

Survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu,

Survey tentang manpower,

Pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama,

Penelitian.

2) Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan

Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal :

Perlunya penjabaran tujuan pendidikan kedalam bentuk perbuatan hasil belajar

yang khusus dan sederhana,

Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan,

Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

3) Prinsip berkenaan dengan proses pembelajaran

Untuk menentukan pendekatan, strategi dan teknik apa yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:

1. Apakah metode yang digunakan cocok?

Page 6: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

6

2. Apakah dengan metode tersebut mampu memberikan kegiatan yang

bervariasi untuk melayani perbedaan individual siswa?

3. Apakah metode tersebut juga memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-

tingkat?

4. Apakah penggunaan metode tersebut dapat mencapai tujuan kognitif, afektif

dan psikomotor?

5. Apakah metode tersebut berorientasi kepada siswa, atau kepada guru, atau

keduanya?

6. Apakah metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?

7. Apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di

sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar di

rumah dan di masyarakat?

8. Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang

menekankan “learning by doing”, bukan hanya “learning by seeing and

knowing.”

4) Prinsip berkenaan dengan media dan alat pembelajaran

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien perlu

didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Di bawah

ini beberapa prinsip yang bisa dijadikan pegangan untuk memilih dan menggunakan

media dan alat bantu belajar.

1. Alat/media apa yang diperlukan dalam proses pembelajaran? Apakah

semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada

penggantinya?

2. Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana

membuatnya? siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatannya?

3. Bagaimana pengorganisasian mediadan alat bantu pembelajaran, apakah

dalam bentuk modul, paket belajar atau ada bentuk lain?

4. Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran?

5. Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia.

5) Prinsip berkenaan dengan evaluasi

Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran. Untuk itu,

pengembangan kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi, yaitu

Page 7: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

7

objektivitas, komprehensif, kooperatif, mendidik, akuntabilitas, dan praktis.Bebarapa

hal yang harus diperhatikan dalam fase perencanaan evaluasi yaitu:

1. Bagaimanakah karakteristik kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang

akan dinilai?

2. Berapa lama waktu pelaksanaan evaluasi?

3. Teknik evaluasi apa yang digunakan? Tes, non tes atau keduanya?

4. Jika teknik tes, berapa banyak butir soal yang perlu disusun?

5. Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?

Dalam pengembangan alat evaluasi, sebaiknya mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor.

2. Uraikan kedalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati dan diukur.

3. Hubungkan dengan bahan pelajaran.

4. Tuliskan butir-butir soal atau tugas.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan hasil penilaian

adalah:

1. Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam proses pengolahan hasil tes?

2. Apakah akan digunakan rumus atau formula guessing?

3. Bagaimana mengubah skor mentah kedalam skor masak?

4. Skor standar apa yang digunakan?

5. Untuk apakah hasil tes digunakan?

6. Bagaimana Menyusun laporan hasil evaluasi?

7. Laporan hasil evaluasi ditujukan kepada siapa?

3. Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pada dasarnya, tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum merupakan tingkat

ketepatan (validity ) dan ketetapan (reability) prinsip yang digunakan. Ada data, fakta,

konsep, dan prinsip yang tingkat kepercayaanya tidak diragukan lagi karena sudah

dibuktikan secara empiris melalui suatu penelitian yang berulang-ulang. Ada pula data

yang sudah terbukti secara empiris, tetapi masih terbatas, ada pula data yang belum

dibuktikan dalam suatu penelitian tetapi sudah terbukti dalam kehidupan.

Page 8: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

8

Merujuk pada hal diatas, maka prinsip- prinsip pengembangan kurikulum bisa

diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip, yaitu ; anggapan kebenaran utuh atau

menyeluruh (whole truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth) dan anggapan

kebenaran yang masih memerlukan kebenaran atau pembuktian (hypothesis). Anggapan

kebenaran utuh adalah fakta, konsep dan prinsip yang diperoleh serta telah diuji dalam

penelitian yang ketat dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa

diberlakukan ditempat yang berbeda. Tipe prinsip ini dapat diterima oleh orang-orang

yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.

Anggapan kebenaran parsial yaitu suatu fakta,konsep dan prinsip yang sudah

terbukti efektif dalam banyak kasus, tetapi sifatnya masih belum bisa digeneralisasikan.

Selanjutnya anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian atau hipotesis

yaitu prinsip kerja yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi,

judgedmen dan pemikiran akal sehat. Meskipun sangat diharapkan menggunakan tipe

prinsip whole truth, akan tetapi prinsip lain pun berguna dan bermanfaat.

Pada dasarnya dalam praktik pengembangan kurikulum ke semua jenis tipe

prinsip itu bisa digunakan.penyederhanaan istilah tentang berbagai tipe prinsip

sebagaimana dijelaskan, Olivia (1992 ; 30) memakai istilah axioms untuk

menggambarkan berbagai karakteristik prinsip tersebut. Aksioma sendiri adalah

pedoman sebagai kerangka dan rujukan dalam melakukan aktivitas dan pemecah

masalah, termasuk didalamnya pengembangan kurikulum.

C. Landasan Pengembangan Kurikulum

Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting,

apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung yang tidak menggunakan

landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika terjadi goncangan bangunan tersebut akan

mudah roboh. Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar

pijakan yang kuat, maka kurikulum tersebut akan mudah terombang-ambing dan yang

akan dipertaruhkan adalah peserta didik yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri.

Menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi

sandaran. Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum adalah suatu gagasan

atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.

Page 9: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

9

Secara umum landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah landasan

filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK). Berikut uraian dari keempat jenis landasan pengembangan kurikulum

tersebut.

1. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum

Menurut Socrates filsafat adalah cara berpikir secara radikal, menyeluruh, dan

mendalam. Pada hakikatnya kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan suatu

hidup bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan

falsafah atau pandangan bangsa tersebut. Karena falsafah hidup bangsa Indonesia

adalah pancasila maka kurikulum pendidikan pun harus disesuaikan dengan nilai-nilai

pancasila. Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau

landasan berpikir. Ada 4 fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum :

1. Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan.

2. Filsafat dapat menentukan materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

3. Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan.

4. Filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolak ukur keberhasilan proses

pendidikan.

2. Landasan Psikologis dalam pengembangan kurikulum

Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam setiap proses

pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Pemahaman

tentang anak bagi seorang pengembang kurikulum sangatlah penting. Kesalahan

persepsi atau kedangkalan pemahaman tentang anak, dapat menyebabkan kesalahan

arah dan kesalahan praktek pendidikan. Karena anak didik memiliki perbedaan-

perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya. Dengan

alasan itulah kurikulum harus memperhatikan kondisi psikologi perkembangan dan

psikologi belajar anak.

1) Teori psikologi kognitif

Menurut teori ini belajar adalah proses mengembangkan pemahaman baru atau

mengubah pemahaman lama. Memandang manusia sebagai pelajar aktif yang

Page 10: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

10

memprakarsai pengalaman, mencari dan mengolah informasi, dan

mengorganisasikan pemahaman baru.

Guru mempunyai peranan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :

a. Merancang program pembelajaran

b. Mendiagnosis tahap perkembangan murid

c. Mendorong perkembangan murid kea rah perkembangan berikutnya.

2) Teori psikologi behavioristik

Menurut teori ini belajar adalah upaya membentuk hubungan stimulus-

respons, hasil belajar tampak pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati.

Peran guru sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dalam proses belajar

b. Mengidentifikasi reinforcement yang memadai

c. Menghindari perilaku yang tidak diharapkan.

3) Teori psikologi humanistik

Menurut teori ini belajar adalah suatu proses mengembangkan pribadi

secara utuh. Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh motivasi yang

ada dalam diri siwa itu sendiri. Guru harus mampu menerima siswa sebagai

seorang yang memiliki potensi, minat, kebutuhan, harapan, dan mampu

mengembangkan dirinya secara utuh dan bermakna. Teori ini memandang

siswa sebagai sumber belajar yang potensial bagi dirinya sendiri. Dengan

demikian, teori belajar ini lebih menekankan pada partisipasi aktif siswa

dalam belajar.

3. Landasan Sosiologis dalam pengembangan kurikulum

Dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan individu

agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan. Untuk menjadikan peseta didik

menjadi warga masyarakat yang diharapkan maka pendidikan memiliki peranan

penting, karena itu kurikulum harus mampu memfasilitasi peserta didik agar mereka

mampu bekerjasama, berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan di

masyarakat serta mampu mengangkat harkat martabat sebagai makhluk yang

berbudaya.

Page 11: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

11

4. Landasan teknologis pengembangan kurikulum

Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara

sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi adalah

aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-

hari.

Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa dalam

menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat termasuk

didalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan

kurikulum haruslah berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berimplikasi terhadap

pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan isi atau materi

pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran,serta penggunaan sistem

evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali

peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai

pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 12: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Diskusi Tanya jawab

1. Zahratul Uyun

Pertanyaan : Apakah perbedaan landasan dan prinsip ?

Jawab :

Coba kita ibaratkan kurikulum adalah sebuah rumah. Tentu terlebih dahulu

kita harus mengetahui hakikat untuk apa kita membuat rumah? Apa kegunaan

rumah? Apa tujuan kita membuat rumah? Lalu, kita harus membuat pijakan atau

pondasi bangunan yang kuat, agar bangunannya tak mudah runtuh. Setelah membuat

pondasi, tentu kita memikirkan bagaimana rumah yang sesuai dengan keadaan daerah

yang ingin kita bangun tersebut? Bahan bangunan seperti apa yang cocok digunakan

untuk membuat rumah seperti yang kita inginkan? Dan lain sebagainya.

Artinya, dalam landasan pengembangan kurikulum yang pertama kita harus

mengetahui hakikat kurikulum itu sendiri. Untuk apa kurikulum itu dikembangkan?

Tentu kurikulum diciptakan sebagai pedoman dan bahan ajar agar dalam proses

pembelajaran tercapai tujuan yang diharapkan. Selanjutnya, dalam mengembangkan

kurikulum kita harus mempunyai pijakan atau pondasi yang kuat, yakni landasan

pengembangan kurikulum yang terbagi dalam empat landasan pokok.

a. Landasan filosofis (kurikulum harus sesuai dengan pandangan hidup

bangsa Indonesia, yakni Pancasila).

b. Landasan psikologis (dalam megembangkan kurikulum harus

memperhatikan psikologis peserta didik, agar tidak terjadi kesalahan arah

dalam praktek pendidikan).

c. Landasan sosiologis (pendidikan harus menyiapkan bekal untuk peserta

didik agar mampu berinteraksi dan bekerjasama dengan masyarakat).

d. Landasan teknologis (pendidikan harus mampu menyiapkan generasi yang

cerdas IPTEK dan mampu bersaing dengan bangsa lain).

Setelah menentukan landasan dengan kokoh, kita harus mampu

memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Artinya kita harus

Page 13: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

13

memperhatikan rambu-rambu atau batasan dalam mengembangkan kurikulum itu

sendiri.

a. Apakah kurikulum itu relevan dengan keadaan masyarakat di Indonesia?

b. Apakah kurikulum itu efektif diterapkan untuk semua jenjang pendidikan

di Indonesia?

c. Apakah isi atau materi kurikulum itu berkesinambungan dengan setiap

jenjang pendidikan di Indonesia?

d. Apakah kurikulum itu bisa memberikan ruang gerak bagi guru dan peserta

didik dalam mengembangkan kreatifitasnya?

e. Apakah kurikulum itu efisien jika diterapkan di Indonesia?

Nah, dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa perbedaan landasan

dengan prinsip adalah jika landasan adalah suatu kepercayaan yang menjadi pijakan

atau dasar yang kuat dalam mengembangkan kurikulum, sedangkan prinsip adalah

rambu-rambu atau batasan yang digunakan dalam mengembangkan landasan

mengembangkan kurikulum.

2. Aenun Hayati

Pertanyaan : Salah satu landasan pengembangan kurikulum adalah landasan

psikologi, yang bertujuan untuk memahami karakter masing-masing peserta didik

agar tidak terjadi kesalahan arah dalam mendidik dan menghadapi peserta didik.

Tetapi, bagaimana kondisi psikologis peserta didik yang belum menerima atau merasa

ketakutan dengan kurikulum 2013?

Jawab :

Untuk mengatasi ketakutan peserta didik dalam menghadapi kurikulum 2013 dapat

kita lakukan dengan cara:

1) Adanya motivasi dari guru

Titik berat atau kunci keberhasilan dari kurikulum 2013 terletak pada guru, jadi disini

guru memiliki peran penting dalam kesuksesan pengembangan kurikulum. Guru harus

mampu memberikan rasa nyaman saat proses pembelajaran berlangsung, dan

membuat proses belajar adalah suatu hal yang menyenangkan. Guru tidak harus

memberikan informasi tentang seluk beluk kurikulum 2013, cukup menyampaikan

tujuan yang akan dicapai, materi ajar dan informasi positif dalam kurikulum 2013.

Page 14: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

14

Mengapa? Agar peserta didik termotivasi dalam belajar, dan tidak harus memikirkan

apalagi ketakutan dalam menghadapi kurikulum 2013.

2) Adanya dorongan dari orang tua peserta didik

Orangtua juga memiliki peran penting dalam menumbuhkan semangat peserta

didik dalam belajar. Orangtua harus selalu memberikan dorongan dan semangat

saat anak merasa kelelahan, bosan, atau malas dalam belajar. Salah satu contoh

bisa saja anak diberi stimulus berupa hadiah jika mendapatkan ranking.

3) Peran media

Tanpa kita sadari, keberadaan wartawan sangatlah mempengaruhi pendapat atau

opini yang terbentuk dalam masyarakat. Di sini sangat dibutuhkan kerjasama

dengan berbagai media agar mampu mengolah informasi dengan secara positif

dan tidak selalu mengkritik dari apa yang menjadi kekurangan dari kurikulum

2013.

3. Suly Maratussholichah

Pertanyaan : Bagaimana menerapkan kurikulum 2013 jika guru, sarana dan

prasarananya belum siap?

Jawab :

Setiap perubahan tentu tidak terjadi secara instan. Diperlukan jangka waktu yang

mungkin cukup lama untuk merealisasikan sebuah perubahan, salah satunya yaitu

kurikulum 2013. Berbagai upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kurikulum

2013 adalah:

1) Diadakannya seminar-seminar yang bertemakan kurikulum 2013 dan penggunaan

bahan ajar yang sesuai dengan pendekatan scientific (5M).

2) Evaluasi yang dilakukan secara terus menerus, artinya menerima masukan-

masukan yang dapat memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum 2013.

3) Menumbuhkan kesadaran guru akan pentingnya pendidikan dan kinerja tenaga

pendidik yang professional

4) Adanya pengawasan/supervisi kepala sekolah

Dengan adanya evaluasi, pelatihan-pelatihan untuk guru, dan pengawasan/supervise

diharapkan mampu meningkatkan profesionalitas serta kesiapan guru dalam

menjalankan kurikulum 2013.

Page 15: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

15

4. Yusuf Junaedi

Pertanyaan : Bagaimana jika guru memiliki rasa malas atau tidak mau

mengikuti kurikulum 2013?

Jawaban :

1) Wildan Syaprowi

Setiap guru harus memiliki 4 kompetensi :

a. Kompetensi profesionalitas

b. Kompetensi psikologis

c. Kompetensi pedagogis

d. Kompetensi sosial

Berdasarkan ke-4 kompetensi tersebut guru diharapkan mampu menjalankan apa

yang telah ditetapkan oleh pemerintah kurikulum 2013, karena kunci keberhasilan

dari pengembangan kurikulum 2013 adalah guru.

2) Ahmad Irwan Maulana

Menumbuhkan semangat guru dengan cara mencoba. Misalnya dari sepuluh standar

yang telah ditetapkan dalam kurikulum 2013 guru hanya mampu melaksanakan empat

standar saja. Dari ke empat standar itu, guru harus memantapkan

pengimplementasiannya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Nah, saat

diadakannya seminar-seminar atau pelatihan pengembangan kurikulum 2013, guru

dapat meningkatkan pemahamannya ke standar selanjutnya dan menerapkannya

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Sehingga sedikit demi sedikit guru

mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam kurikulum 2013.

5. Hendra Manulang

Pertanyaan : Bagaimana jika hanya sebagian guru saja yang berkeinginan untuk

berubah atau yang menjalankan kurikulum 2013?

Jawaban :

1) Wildan Syaprowi

Adanya pengawasan oleh kepala sekolah dan pengawas sehingga guru dapat

terarah dalam menjalankan kurikulum 2013.

Page 16: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

16

2) Alvianica Nanda Utami

Perlu disadari dalam UUD 1945 tercantum tujuan nasional yang salah satunya

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, artinya kurikulum juga dikembangkan

dengan tujuan memperbaharui dan menyempurnakan kurikulum sebelumnya.

Sehingga mampu menyiapkan generasi bangsa yang cerdas dan dapat bersaing

dengan bangsa lain yang mampu meningkatkan harkat martabat bangsa.

Page 17: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

17

B. Kesimpulan

Dari hasil diskusi dapat kami simpulkan bahwa jika kurikulum diibaratkan

sebuah rumah, hakikat merupakan tujuan membangun rumah, landasan merupakan

pondasi atau pijakan sebuah rumah yang akan dibangun, sedangkan prinsip

merupakan rambu-rambu atau batasan untuk membangun sebuah rumah.

Terdapat 4 landasan pengembangan kurikulum, diantaranya adalah : landasan

filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan teknologis. Terdapat

macam-macam prinsip pengembangan kurikulum, meliputi : prinsip relevansi, prinsip

fleksibilitas, prinsip efisiensi, prinsip efektivitas.

Saat ini dunia pendidikan Indonesia dihadapkan pada prahara kurikulum 2013.

Yang berimbas pada timbulnya rasa ketakutan pada diri peserta didik. Nah, untuk

mengatasi ketakutan peserta didik dalam menghadapi kurikulum 2013 dapat kita

lakukan dengan cara: adanya motivasi dari guru, adanya dorongan dari orang tua

peserta didik, dan peran media.

Kurikulum 2013 belum sepenuhnya terealisasi, adapun upaya yang dilakukan

dalam mengembangkan kurikulum 2013 yaitu: diadakannya seminar-seminar yang

bertemakan kurikulum 2013 dan penggunaan bahan ajar yang sesuai dengan

pendekatan scientific (5M). Selanjutnya evaluasi yang dilakukan secara terus

menerus, artinya menerima masukan-masukan yang dapat memperbaiki atau

menyempurnakan kurikulum 2013.

Perlu disadari dalam UUD 1945 tercantum tujuan nasional yang salah satunya

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, artinya kurikulum juga dikembangkan

dengan tujuan memperbaharui dan menyempurnakan kurikulum sebelumnya.

Sehingga mampu menyiapkan generasi bangsa yang cerdas dan dapat bersaing dengan

bangsa lain yang mampu meningkatkan harkat martabat bangsa.

Page 18: Paper Landasan Pengembangan Kurikulum

18

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2010. Buku Kurikulum Pembelajaran : Teori Dan Praktik

PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Buku Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineke Cipta.

http://mcholieq.blogspot.com/2013/11/makalah-prinsip-prinsip-pengembangan.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/

http://wikapuspitasari19.blogspot.com/2013/04/jurnal-kurikulum-dan-pendidikan.html

http://hadislambeng.blogspot.com/2013/11/makalah-prinsip-pengembangan-kurikulum.html