paper jadi kalibrasi

Upload: mur-nietha

Post on 19-Jul-2015

818 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, telah banyak dibangun laboratorium-laboratorium yang merupakan sarana tempat dilakukannya pendidikan, pelayanan kesehatan dan lain sebagainya. Salah satu kegiatan yang dilakukan di laboratorium adalah melakukan pengukuran kimia. Pada prinsipnya, pengukuran kimia tersebut dilakukan untuk memperoleh nilai sebenarnya dari suatu parameter kuantitas kimiawi. Nilai sebenarnya adalah nilai yang didefinisikan pada kondisi tertentu yang eksis/tetap pada saat kuantitas tersebut diukur. Selain itu nilai sebenarnya juga dapat diartikan sebagai suatu nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar. Beberapa contoh parameter yang dapat ditentukan dalam pengukuran kimia di laboratorium diantaranya konsentrasi, pH, massa jenis, temperatur, dan lain sebagainya. Pengukuran parameter-parameter ini sangat penting dilakukan, karena data yang diperoleh nantinya tidak hanya sebagai ukuran angkaangka biasa namun juga berpengaruh dengan dapat menunjukkan nilai besaran yang sebenarnya. Pada umumnya hasil yang diperoleh dalam suatu pengukuran tidak selalu tepat dan tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah faktor bahan kimia, peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran (faktor lingkungan) dan lain-lain. Suatu nilai sebenarnya hanya bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Meskipun kesalahan dalam pengukuran tidak dapat dihilangkan secara tuntas, namun kesalahan tersebut dapat diminimalisir dengan tujuan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan kalibrasi pada alat ukur. Kalibrasi merupakan serangkaian operasional yang dibentuk dalam kondisi yang spesifik untuk menentukan hubungan antara nilai output dari alat ukur dengan nilai ideal yang sesuai dengan standar. Dalam melakukan pengukuran di laboratorium, setiap orang harus beranggapan bahwa setiap instrumen / peralatan pengukuran dalam keadaan tidak cukup baik sebelum ada bukti melalui kalibrasi dan pengujian yang memberikan data kalibrasi /1

pengujian memuaskan. Meskipun alat tersebut baru, harus tetap dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Oleh karena itu, kalibrasi alat ukur sangat penting dilakukan dalam upaya merawat alat ukur sehingga akurasinya tetap tinggi dan untuk menjaga kualitas produk maupun keakuratan penelitian. Alat pengukur volume (volumetri), merupakan alat yang sangat penting dalam suatu proses penentuan kuantitatif sebagai alat bantu dalam percobaan pengukuran tersebut. Beberapa alat volumetri yang biasa dijumpai di dalam laboratorium diantaranya pipet, buret, dan labu takar yang mempunyai sifat dan fungsi berbeda dalam setiap jenisnya. Dalam penggunaan alat ukur volume ini dapat terjadi kesalahan. Salah satunya adalah kesalahan kalibrasi karena volume yang tertera tidak sesuai dengan volume yang sebenarnya. Makalah ini akan membahas tentang kalibrasi peralatan gelas volumetri di laboratorium, tujuan dan manfaatnya serta faktor-faktor yang mempengaruhi kalibrasi peralatan gelas volumetri tersebut.

1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah, diantaranya : a. b. c. Apa yang dimaksud dengan kalibrasi? Bagaimana proses kalibrasi pada peralatan gelas volumetri di laboratorium? Apa tujuan dilakukannya kalibrasi pada peralatan gelas volumetri di laboratorium? d. Apa manfaat dilakukannya kalibrasi pada peralatan gelas volumetri di laboratorium? e. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses kalibrasi peralatan gelas volumetri di laboratorium?

1.3. Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini antara lain untuk : a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kalibrasi. b. Untuk mengetahui proses kalibrasi pada peralatan gelas volumetri di laboratorium.

2

c. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya kalibrasi pada peralatan gelas volumetri di laboratorium. d. Untuk mengetahui manfaat dilakukannya kalibrasi pada peralatan gelas volumetri di laboratorium e. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses kalibrasi peralatan gelas volumetri di laboratorium

1.4. Manfaat Manfaat dari penyusunan makalah ini antara lain : 1. 2. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan kalibrasi. Dapat mengetahui proses kalibrasi pada peralatan gelas volumetri di laboratorium. 3. Dapat mengetahui tujuan dilakukannya kalibrasi pada peralatan gelas volumetri di laboratorium. 4. Dapat mengetahui manfaat dilakukannya kalibrasi pada peralatan gelas volumetri di laboratorium. 5. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses kalibrasi peralatan gelas volumetri di laboratorium.

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kalibrasi Kalibrasi merupakan kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai output dari alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan alat ukur tersebut dengan standar ukurnya yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional. Traceable (mampu telusur) merupakan kemampuan untuk menghubungkan hasil alat-alat ukur tertentu dengan hasil pengukuran pada standar nasional atau secara nasional diterima sebagai sisrtem pengukuran melalui suatu rantai perbandingan yang tak terputus. Konsep dari traceable secara sederhana dapat diartikan bahwa alat ukur yang digunakan untuk melakukan suatu pengukuran harus terkalibrasi terhadap alat ukur lain yang sejenis yang dapat berfungsi sebagai acuan. Selanjutnya alat acuan tersebut harus terkalibrasi terhadap acuan yang lebih akurat. Demikian seterusnya hingga sampai pada acuan yang paling akurat. Acuan yang dimaksud adalah standar nasional yaitu suatu standar yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah dan digunakan secara nasional sebagai dasar menetapkan nilai dari semua standar lain dari satuan yang bersangkutan. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM), kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. ISO 9000 mensyaratkan semua alat ukur yang terkait dalam produksi harus dijamin mutu keakuratannya. Dan salah satu cara utama untuk mencapai syarat ini adalah dengan melakukan kalibrasi. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahanbahan acuan tersertifikasi. (Morris 2001). Kalibrasi dikatakan tertelusur (traceability), jika setiap mata rantai pengukuran menuju ke standar nasional / internasional yang terdokumentasi serta ada bukti mengenai personil yang melakukan kalibrasi, nama alat ukur yang digunakan, serta hasil estimasi ketidakpastian pengukuran. Kalibrasi dapat menunjukkan tingkat4

kesalahan dari penunjukan suatu alat ukur. Hasil dari kalibrasi ditunjukkan sebagai faktor kalibrasi atau sebagai suatu deret faktor kalibrasi dalam bentuk kurva kalibrasi. Setiap pekerjaan kalibrasi harus dilakukan oleh organisasi yang terbukti memiliki kompetensi teknis yang dipersyaratkan, memiliki perelengkapan yang memadai, dan menjalankan sistem mutu SNI 19-17025-2000 secara efektif. Untuk memelihara keakuratan sebuah alat ukur, maka kalibrasi diperlukan untuk halhal dibawah ini :

Perangkat baru Suatu perangkat setiap waktu tertentu Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi) Suatu perangkat yang mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi

2.2. Kalibrasi Peralatan Gelas Volumetri di Laboratorium Prinsip kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan mengukur bobot suatu volume air destilata yang dikeluarkan oleh alat ukur volume. Bobot ini kemudian dibandingkan dengan bobot jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut dilakukan, sehingga dapat ditentukan nilai ketepatannya. Kalibrasi alat ukur volume dilakukan untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran volume agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu (Keenan, 1991). Dasar umum dalam kalibrasi pada alat volumetri adalah untuk menentukan berat air yang dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat volumetri tertentu, kemudian dengan densitas air yang diketahui volume yang betul dapat dihitung. National Bureau of Standaris telah menetapkan 20oC sebagai suhu untuk mengadakan kalibrasi peralatan volumetri. Karena suhu dalam laboratorium biasanya tidak akan tepat 20oC, maka peralatan gelas pada hakikatnya, peralatan volumetri tersebut harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu lain. Oleh karena kesalahan yang disebabkan oleh pemuaian (atau kontraksi) dari peralatan volumetri tersebut baik peralatan volumetri sendiri maupun larutan yang berada di dalamnya, koefisien muai panjang cukup kecil sehingga pembetulan yang diperlukan untuk faktor ini untuk kebanykan proses dapat diabaikan (berjumlah setingkat satu bagian per 10000 untuk suatu perubahan sebesar 5oC). Perubahan5

dalam volume larutan sendiri, sebaliknya adalah lebih penting, tetapi masih dapat dihiraukan dalam banyak keadaan. Jika suhu bekerja tidak jauh dari 20oC (perubahan setingkat satu bagian per 1000 pada setiap jarak 5oC (Underwood, 1981:567). Ada dua kelompok kesalahan dapat mempengaruhi akurasi atau presisi dari nilai terukur. Kesalahan pasti adalah suatu kesalahan yang dapat ditentukan dan dapat duhindari atau koreksi. Kesalahan ini biasanya konstan, misalnya pada kasus timbangan yang tak terkalibrasi yang biasanya digunakan untuk penimbangan. Kesalahan ini kadang-kadang bervariasi, tetapi dapat dihitung dan dikorekksi, seperti suatu buret yang mempunyai kesalahan pada pembacaan volumenya. Kesalahan tak pasti atau kesalahan acak yaitu suatu kesalahan pengukuran yang terjadi secara tak tentu. Kesalahan ini tak dapat diramalkan atau diduga. Kesalahan ini mengikuti pola distribusi acak, jadi persamaan matematika mengenai probabilitas dapat diterapkan pada beberapa kesimpulan dari hasil pengukuran yang mungkin pada sederetan pengukuran. Kesalahan tak pasti sesungguhnya dikarenakan kemampuan yang terbatas dari analis (Anonim, 2000:2-3). Prasyarat pertama untuk pengukuran yang tepat dan membuatnya sampai volume tertentu adalah alat gelas yang memenuhi syarat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penetapan volume sebenarnya dari wadah gelas adalah : 1. Berat jenis air tergantung pada suhu, sehingga berat satu liter air bukan 1000gram untuk semua suhu. 2. Oleh karena gaya tekan udara, yang pada suhu tertentu tergantung pada tekanan barometer, satu wadah dengan volume besar massanya akan lebih kecil dibandingkan apabila wadah ini ditimbang hampa dan seharusnya diadakan koreksi. 3. Volume wadah gelas berubah-ubah dengan suhu.

Alat pengukur volume (volumetri), merupakan alat yang sangat penting dalam suatu proses penentuan kuantitatif sebagai alat bantu dalam pengukuran tersebut. Beberapa alat volumetri yang biasa dijumpai di dalam laboratorium diantaranya pipet, buret, dan labu takar. Alat-alat tersebut mempunyai sifat, fungsi dan cara kalibrasi yang berbeda untuk setiap jenisnya.

6

2.2.1 Kalibrasi Pipet (Pipet Volume dan Pipet Ukur) Pipet merupakan alat untuk mengukur volume kecil. Pipet volume juga sering disebut pipet gondok karena pipet ini mempunyai bagian tengah yang menggelembung. Pipet volume digunakan unuk mengukur dan memindahkan cairan dengan volume tertentu secara tepat. Pipet volume mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi. Berdasarkan tingkat keakurasian dan kepresisiannya, pipet volume dibedakan menjadi 2 kelas yaitu pipet volume kelas A dan pipet volume kelas B. Pipet volume kelas A memiliki tingkat keakurasian dan kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan pipet volume kelas B. Ada beberapa kapasitas/volume dari pipet gondok yang biasa digunakan di laboratorium uji antara lain volume : 1 mL, 2 mL, 3 mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL, 25 mL dan 50 mL. Pipet ukur juga sering disebut dengan pipet skala, karena sepanjang dindingnya terdapat garis-garis skala. Pipet ukur digunakan untuk mengukur dan memindahkan sebagian larutan/cairan dengan volume tertentu. Ketelitian pipet ukur lebih rendah daripada ketelitian pipet volume. Beberapa kapasitas/volume dari pipet ukur yang biasa digunakan di laboratorium uji antara lain volume : 1 mL, 2 mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL, 25 mL dan 50 mL. Sebelum digunakan, pipet harus ditera terlebih dahulu agar pada penggunaannya pipet volume dapat mengeluarkan cairan secara kuantitatif. Kalibrasi pada pipet ukur dan pipet volume dilakukan dengan prosedur yang sama. Prosedur kerja kalibrasi pipet secara sederhana dilakukan dengan cara: Pipet dibilas tiga kali dengan aquades, lalu dikeringkan secara hati-hati

dengan tissue bersih hingga tidak ada tetesan air yang menempel pada dinding dalam pipet. Bila ada tetesan air yang menempel pada dinding, dicuci pipet sampai bersih dengan detergen. Kemudian botol timbnag tanpa penutup sebagai alat timbang dengan neraca analitik, kemudian hasilnya dicatat. Selesai menimbang, pada saat mengeluarkan botol timbang dari neraca

analitik, botol timbang harus dijepit dengan pinset (diambil dengan menggunakan tissue) agar tidak mempengaruhi massa botol timbang. Kemudian pipet aquades dengan menggunakan pipet volume, kemudian7

dituangkan aquades tersebut ke dalam botol timbang. Kemudian timbang kembali botol timbang yang telah berisi aquades tersebut dengan menggunakan neraca analitik (botol timbang dipegang dengan menggunakan pinset/tissue), hasil penimbangan dicatat. Kemudian suhu aquades diukur dengan thermometer. Selisih volume aquadest sesungguhnya dengan volume aquadest yang ditimbang dibandingkan dengan toleransi yang diperbolehkan pada suhu terukur. Toleransi untuk alat kaca volumetri dapat dilihat pada tabel 1 dan volume 1 gram air ditimbang dalam udara dengan batu timbangan baja pada berbagai temperatur dapat dilihat pada tabel 2.

2.2.2. Kalibrasi Buret Buret mempunyai ujung pelepasan yang dapat diatur. Buret digunakan untuk meneteskan sejumlah cairan/reagen cair dalam praktikum yang memerlukan presisi, seperti pada percobaan titrasi. Buret berupa sebuat tabung kaca yang mempunyai presisi yang tinggi. Beberapa ukuran buret diantaranya 5 mL, 10 mL, 20 mL, dan 50 mL. Bagian bawah buret ditutup dengan keran gelas. Buret ditera melalui pelepasannya. Prosedur kalibrasi buret yaitu : Buret yang akan dikalibrasi dibersihkan terlebih dahulu, lalu dikeringkan dengan baik, diberi pelumas pada keran penutup dengan baik. Kemudian botol timbang tanpa tutup ditimbang sebagai alas timbang dengan menggunakan neraca analitis lalu hasilnya dicatat. Selesai menimbang, pada saat mengeluarkan botol timbang dari neraca analitik, botol timbang harus dijepit dengan pinset (diampil dengan menggunakan tissue) agar tidak mempengaruhi massa botol timbang. Lalu buret diisi dengan aquadest dan bagian atas buret dikeringkan dengan kertas saring. Kemudian aquadest dikeluarkan kembali dari buret sebanyak batas volume buret (misalnya pada buret 5 mL dikeluarkan 5 mL) dan dipindahkan ke dalam botol yang telah ditimbang tadi. Botol timbang yang telah berisi aquadest kemudian ditimbang kembali dengan menggunakan neraca analitik (botol timbang dijepit dengan pinset/dipindahkan dengan menggunakan tissue), hasil penimbangan dicatat. Kemudian suhu aquadest diukur dengan menggunakan thermometer. Selisih volume aquadest

8

sesungguhnya dengan volume aquadest yang ditimbang dibandingkan dengan toleransi yang diperbolehkan pada suhu terukur seperti pada kalibrasi pipet.

2.2.3. Kalibrasi Labu Ukur Labu takar atau labu ukur merupakan sebuah perangkat volumetri yang digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu secara tepat dan untuk mengencerkan larutan secara tepat hingga garis batas pada leher labu ukur. Labu ukur berbentuk menyerupai labu dengan dasar rata, mempunyai bagian bundar (perut) dan berleher menyerupai pipa panjang dengan diameter yang sempit. Labu ukur biasanya terbuat dari kaca. Satu labu ukur memiliki satu takaran/kapasitas. Ukuran labu ukur bermacam-macam diantaranya : 5 mL, 10 mL, 25 mL, 50 mL, 100 mL, 250 mL, 500 mL, 1000 mL, 2500 mL, dan 5000 mL. Labu ukur ditutup dengan sumbat gelas yang diasah atau sumbat dari zat sinafsis. Ruang isinya ditandai denga batas garis pada lehernya (Herman, 1988: 146-147). Kalibrasi pada labu ukur dilakukan dengan sedikit berbeda dari prosedur pada kalibrassi pipet dan buret. Untuk botol volumetri besar, seperti labu ukur, sebuah neraca analitik yang biasa tentu tidak dapat digunakan. Misalnya saja, seseorang menimbang labu ukur 250 mL mungkin beratnya mencapai 100 g, dan bila diisi air, beratnya akan mencapai 350 g. Hal ini tentunya melampaui kapasitass suatu neraca analitik, sehingga harus digunakan sebuah neraca yang berkapasitas tinggi (misalnya : neraca dua lengan). Namun, oleh karena adanya kemungkinan bahwa panjang lengan neraca tidak sama, maka disarankan penimbangan dengan cara substitusi seperti pada uraian di bawah ini. Pertama labu ukur yang akan dikalibrasi dibersihkan dan dibilas secara sempurna dan kemudian ditempatkan dalam kedudukan terbalik agar dinding dalam labu ukur kering. Kemudian disumbat labu ukur dan diletakkan di atas piringan kiri neraca dua lengan. Kemudian ditambahkan gotri tembaga pada sebuah beaker di atas piringan kanan neraca sampai titik sandaran terdapat pada skala. Dicatat kedudukan titik sandaran saat gotri tembaga sudah tidak bergerak lagi. Kemudian labu ukur digantikan dengan anak timbangan dengan tepat untuk memberikan titik sandaran yang sama.9

Lalu, hasil penimbangan dicatat. Kemudian dengan menggunakan sebuah corong kecil, ditambahkan aquades pada labu ukur (pada suhu kamar) hingga mencapai 1 2 cm dibawah skala etsa pada leber labu ukur. Corong diambil dengan sangat berhati-hati untuk menghindari menempelnya tetesan aquadest pada leher botol di atas tanda. Bila terjadi, tetesan aquades yang menempel tersebut dibersihkan dengan menggunakan kertas saring yang dililitkan pada batang pengaduk. Kemudian dengan sangat berhati-hati, pengisian botol dilanjutkan dengan menggunakan pipet tetes hingga miniskus berhimpit dengan skala etsa. Lalu labu ukur ditimbang kembali dengan substitusi seperti diatas. Dari massa air, suhu dan nilai yang sesuai, kemudian hitung volume aquadest yang terdapat pada botol. Lalu selisih volume aquadest sesungguhnya dengan volume aquadest yang ditimbang dibandingkan dengan toleransi yang diperbolehkan pada suhu terukur seperti pada kalibrasi pipet dan buret.

2.3. Tujuan Kalibrasi Peralatan Gelas Volumetri di Laboratorium Secara umum, tujuan dilakukannya kalibrasi alat volumetri di laboratorium antara lain : 1. Menjamin hasil-hasil pengukuran alat volumetri sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional. 2. Menetapkan penyimpangan dari alat volumetri tersebut terhadap kebenaran konvensional. 3. Dalam upaya pemenuhan pemenuhan persyaratan terhadap sistem manajemen ISO 9001 : 2008 Klausul 7.6 tentang pengendalian alat, pemantauan dan pengukuran. 4. Untuk mencapai ketertelusuran pengukuran melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. 5. Untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran volume agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.

10

2.4. Manfaat Kalibrasi Peralatan Gelas Volumetri di Laboratorium Manfaat dari dilakukannya kalibrasi antara lain : 1. Menjaga kondisi alat volumetri di laboratorium agar tetap sesuai dengan spesifikasinya. 2. Mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan volumetri di laboratorium dan produksi yang dimiliki. pengertian setiap produk memerlukan bukti bahwa hasil ukur telah mampu telusur (traceable) pada standar nasional maupun internasional. 3. Mengetahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dgn harga yang ditunjukkan oleh alat volumetri di laboratorium. 4. 5. Tidak terdapat cacat/penyimpangan hasil pengukuran. Menjamin kepentingan keselamatan manusia dalam menggunakan peralatan gelas volumetri di laboratorium.

2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kalibrasi Peralatan Gelas Volumetri di Laboratorium : 1. Prosedur Kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang mengacu ke standar kalibrasi internasional, nasional atau prosedur yang dikembangkan sendiri oleh laboratorium yang sudah teruji dengan terlebih dulu dilakukan verifikasi. Kesalahan dalam pemahaman prosedur akan menimbulkan hasil yang kurang benar dan tidak dapat dipercaya. Pengesetan sistem harus dilakukan dengan teliti sesuai dengan aturan pemakaian alat, agar kesalahan dapat dihindari. 2. Kalibrator Kalibrator harus mampu telusur ke standar Nasional dan/atau Internasional. Tanpa memiliki ketelusuran, hasil kalibrasi tidak akan diakui oleh pihak lain. Demikian pula ketelitian, kecermatan dan kestabilan kalibrator harus setingkat lebih baik daripada alat yang dikalibrasi. 3. Tenaga pengkalibrasi Tenaga pengkalibrasi harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang memadai, karena hasil kalibrasi sangat tergantung kepadanya. Kemampuan

mengoperasikan alat dan kemampuan visualnya, umumnya sangat diperlukan,11

terutama untuk menghindari kesalahan yang disebabkan oleh peralak maupun penalaran posisi skala. Operator/tenaga pengkalibrasi dipersyaratkan orangorang yang mempunyai kemampuan dalam teknis kalibrasi (bersertifikat). 4. Periode kalibrasi Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur dengan kalibrasi berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan atau penyimpanan dan tingkat ketelitiannya. Periode kalibrasi dapat ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau gabungan dari keduanya. 5. Lingkungan Lingkungan harus dikondisikan karena dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap kalibrasi terutama untuk mengkalibrasi kalibrator. Misalnya kondisi suhu, kelembaban, getaran mekanik medan listrik, medan magnetik, medan elektro magnetik, tingkat penerangan dan sebagainya. Andaipun tidak bisa dikondisikan, misalnya terjadi saat kalibrasi dilakukan di lapangan terbuka, maka faktor lingkungan harus diakomodasi dalam proses pengukuran dan perhitungan ketidakpastian. 6. Alat yang dikalibrasi Alat yang dikalibrasi harus dalam keadaan maksimal, artinya dalam kondisi jalan dengan baik, stabil dan tidak terdapat kerusakan yang menggangu.

12

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Dari uraian pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya : 1. Kalibrasi merupakan kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai output dari alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan alat ukur tersebut dengan standar ukurnya yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional. 2. Alat pengukur volume (volumetri), merupakan alat yang sangat penting dalam suatu proses penentuan kuantitatif sebagai alat bantu dalam percobaan pengukuran. Peralatan volumetri yang sering digunakan adalah pipet, buret dan labu ukur. 3. Dalam penggunaan alat ukur volume dapat terjadi kesalahan dalam pengukuran. Untuk meminimalisir kesalahan, dapat dilakukan dengan cara melakukan kalibrasi pada peralatan gelas volumetri tersebut. 4. Tujuan kalibrasi peralatan gelas volumetri di laboratorium salah satunya adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. 5. Manfaat kalibrasi peralatan gelas volumetri di laboratorium salah satunya adalah Menjaga kondisi alat volumetri di laboratorium agar tetap sesuai dengan spesifikasinya. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kalibrasi peralatan gelas volumetri di laboratorium adalah prosedur, kalibrator, tenaga pengkalibrasi, periode kalibrasi, lingkungan dan alat yang dikalibrasi.

3.2. Saran-saran Saran yang dapat saya sampaikan adalah : Untuk laboratorium yang telah berdiri agar petugas laboratorium melakukan kalibrasi secara periodik mengingat kalibrasi sangat penting dilakukan untuk memperoleh data yang akurat, valid dan presisi.

13

LAMPIRAN-LAMPIRAN : Tabel 1. TABEL TOLERANSI UNTUK ALAT KACA VOLUMETRI

Kapasitas sama atau kurang dari 2 5 10 25 50 100 200 500 1000

Pipet transfer 0,006 0,01 0,02 0,03 0,05 0,08 0,10 -

Tabel 2 Volume 1 gram air ditimbang dalam udara dengan batu timbangan baja pada berbagai temperatur

C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

mL 1,0013 1,0014 1,0015 1,0016 1,0018 1,0019 1,0021 1,0022 1,0024 1,0026 1,0028

C 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

mL 1,0030 1,0033 1,0035 1,0037 1,0040 1,0043 1,0045 1,0048 1,0051 1,0054 1,0056

14