pangan kunci jinakkan inflasi ekonomika e - ftp.unpad.ac.id filepajak penghasilan (pph) dalam tahun...

1
PEMERINTAH secara resmi menerbitkan Peraturan Pe- merintah (PP) 94/2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan (PPh) dalam tahun berjalan. PP itu menjadi dasar hukum untuk mengeluarkan fasili- tas pembebasan PPh atau tax holiday untuk industri-industri dengan kriteria khusus. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengemuka- kan itu dalam konferensi pers pengeluaran paket 8 kebijakan perpajakan yang akan berlaku tahun ini di Kantor Kementerian Keuangan di Jakarta, kemarin. Terkait dengan penerapan tax holiday, pihaknya masih akan menyelesaikan dengan kementerian/lembaga terkait. Ia menegaskan bahwa sektor industri yang bisa mendapatkan tax holiday adalah industri pionir penyerap banyak tenaga kerja. Selain itu, industri tersebut masuk dengan memberikan alih teknologi, atau industri yang masuk ke daerah-daerah terbelakang. Kriteria lainnya, industri yang memberi nilai tambah atau industri hilir. Meski demikian, Agus me- negaskan bahwa pemberian tax holiday akan dilakukan kasus per kasus. “Itu jadi diskresi (Menteri Keuangan). Kami sekarang sudah punya set, tinggal bicarakan calon-calon yang berminat. Tidak kami umumkan secara terbuka,” ujarnya. Di samping payung hukum tax holiday, ada tujuh kebijakan lainnya yang dikeluarkan. Pertama, pelimpahan fungsi pembuatan kebijakan pajak dari Ditjen Pajak kepada Badan Kebijakan Fiskal. Selanjutnya Ditjen Pajak khusus mengurus administrasi dan pemungutan pajak. Kedua adalah penerbitan peraturan menteri keuangan soal penegakan sanksi bagi petugas pajak. Kebijakan ketiga adalah MoU antara Ditjen Pajak dengan akuntan publik. Nanti- nya, laporan keuangan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian oleh akuntan publik tidak akan diperiksa lagi oleh pemeriksa pajak. Kebijakan keempat adalah kesetaraan perlakuan pajak pertambahan nilai lm impor dan nasional. Kelima, pelak- sanaan PP 93/2010 tentang Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Litbang, Fasilitas Pendidikan, Olahraga, dan Infrastruktur Sosial. Keenam, penyederhanaan prosedur pembebasan PPh Pasal 22 Impor atas Impor Ba- rang. Kebijakan terakhir adalah penyederhanaan birokrasi da- lam mendukung kegiatan yang memberikan bantuan hibah dan sumbangan yang wewenang- nya dilimpahkan ke Dirjen Bea dan Cukai. (Tup/E-1) PEMERINTAH terus mema- tangkan persiapan pemba- ngunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Segala hal yang berkaitan dengan pembentukan Dewan Pengawas dan Badan Usaha Kawasan Strategis Infrastruk- tur (Buksis) JSS ditargetkan selesai tahun ini. Yang terbaru, menurut Men- teri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, draf Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pem- bentukan Dewan Kawasan dan Badan Usaha Kawasan Strategis Infrastruktur JSS akan dituntas- kan dalam waktu sepekan ke depan atau Selasa (18/1). Setelah draf selesai, Pemda Lampung dan Banten sebagai inisiator akan segera memben- tuk Buksis atau konsorsium BUMD pelaksana proyek. “Hari ini, kita telah memba- has draf perpres yang terakhir tentang pembentukan dewan juga badan pelaksana kawasan strategis JSS. Dalam satu ming- gu ini akan diselesaikan oleh timnya,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Hatta menjelaskan, setelah Dewan Pengawas dan Buksis JSS terbentuk, persiapan di- lanjutkan dengan pemilihan BUMN bersama mitra strategis- nya yang bakal dilibatkan. “Proyek ini akan dibuat semacam program PPP (kemi- traan pemerintah-swasta), tapi titik beratnya pada swasta dan BUMN-BUMD. Badan-badan usaha ini tidak hanya pada pem- bangunan fisik jembatannya, tapi termasuk kawasannya.” Di tempat sama, Menteri BUMN Mustafa Abubakar menjelaskan, hingga kini belum diputuskan BUMN yang akan dilibatkan dalam proyek senilai Rp250 triliun tersebut. Namun, melihat sektornya, BUMN konstruksi seperti PT Wijaya Karya dan PT Jasa Marga akan didorong ikut ambil bagian. Proyek pembangunan jem- batan sepanjang 30 kilometer ini, lanjut Mustafa, akan meni- tikberatkan pada keterlibatan Pemprov Lampung dan Banten selaku inisiator. Selain konsor- sium BUMD, mitra swasta juga pegang peranan utama. Sesudah itu, ada kemungkinan untuk mengikutsertakan BUMN. “Proyek ini sangat besar, dengan partisipasi semua pihak, baik swasta, BUMD, maupun BUMN dengan pola PPP, saya kira sangat mungkin diselesaikan dengan strategis.” (AW/E-2) MI/M IRFAN EKONOMIKA Pemerintah Jual HMETD di Mandiri PEMERINTAH melalui Kementerian BUMN memutuskan untuk kembali tidak menggunakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dalam proses rights issue PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Namun, sejauh ini pemerintah belum memiliki target per- olehan dana dari proses pelepasan 1,55 miliar lembar saham milik pemerintah itu. Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, dalam rights issue Bank Mandiri, akan ada pelepasan penawaran saham HMETD milik pemerintah kepada investor melalui standby buyer, yakni Danareksa dan Mandiri Sekuritas. Berdasarkan prospektus perseroan, penetapan harga saham ditargetkan dilakukan pada 24-25 Januari 2011. (AW/E-1) Investor China Bangun Pabrik Semen GUBERNUR Papua Barat Abraham O Aturury mengungkapkan bahwa tahun ini akan direalisasikan pembangunan pabrik semen di Kabupaten Manokwari. Kesepakatan telah dicapai dengan investor China untuk membangun pabrik dengan kapasitas produksi ditargetkan 2,5 miliar metrik ton. “Jadi khusus Provinsi Papua Barat, perintah presiden, kita membangun pabrik semen di Manokwari,” tegas Abraham seusai menghadiri rapat koordinasi di Kantor Wakil Presiden Jakarta, kemarin. Ia mengatakan kebutuhan semen di Papua sangat tinggi karena harga semen di Wamena bisa mencapai Rp1 juta per sak, padahal normalnya hanya Rp70 ribu per sak. (Mad/E-1) Sisa Kredit Macet Reboisasi Rp1,1 T KEMENTERIAN Kehutanan berhasil menarik kredit macet dana reboisasi (DR) sebesar Rp904 miliar. Jumlah itu didapat dari 28 unit perusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan dua perusahaan patungan yang melunasi utang. Sekretaris Jenderal Kemenhut Hadi Daryanto di Jakarta, kemarin, mengatakan ada 60 perusahaan HTI lagi yang masih menunggak melunasi pembayaran dengan nilai sekitar Rp1,1 triliun. Ke-90 unit perusahaan HTI dan patungan tersebut terlilit kredit macet saat Dana Moneter Internasional (IMF) pada 1997, atau pada masa krisis moneter, meminta pemerintah agar menyetop penyaluran pinjaman kepada perusahaan sektor kehutanan tersebut. (HA/E-1) MENGURUS PAJAK: Puluhan wajib pajak mengisi formulir surat pemberitahuan (SPT) di Kantor Layanan Pajak Pratama, Jakarta, beberapa waktu lalu. S EJUMLAH ekonom mendesak pemerintah untuk segera menga- mankan pasokan pa- ngan karena iklim ekstrem pada 2011 masih memengaruhi pasokan dan harga pangan dunia. Jika pasokan pangan tidak segera diamankan, inasi Indonesia dikhawatirkan akan menembus 8%. “Iklim masih memengaruhi suplai pangan, dan ekspektasi inasi menjadi tinggi. Bahkan be- berapa negara komit tidak akan ekspor. Ini akan krisis suplai dan inasi bisa menembus 8% kalau tidak diamankan dari sisi pa- ngan,” ujar pengamat ekonomi Aviliani di Jakarta, kemarin. Hal senada diungkap pengamat ekonomi Iman Su- gema. Menurutnya, inasi di Indonesia lebih disebabkan harga pangan yang bergejolak. Hal seperti itu di luar kontrol Bank Indonesia (BI). Senada dengan itu, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Ke- bijakan Publik Universitas Ga- djah Mada Tony Prasetiantono mengatakan inasi yang terjadi lebih banyak dipengaruhi faktor nonmoneter. Misalnya masalah kurangnya infrastruktur untuk menunjang distribusi barang, harga yang diatur pemerintah (administered price), dan cuaca. Menurutnya, pemerintah bisa menenangkannya dengan ber- bagai kebijakan, seperti impor dan perbaikan infrastruktur. Dalam hal ini, BI dan pemerin- tah harus berkoordinasi menye- lesaikan masalah inasi. “Harus dengan policy respond yang cepat, dengan impor ka- lau gagal panen. Polanya kan sebenarnya sudah ketahuan,” tutur Tony. Sementara itu, Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tan- jung mengatakan inasi yang disebabkan kenaikan harga pangan dan iklim tidak hanya terjadi di Indonesia. Ia menu- turkan, India saat ini sedang mengalami masalah tingginya harga bawang karena masalah iklim. Ia meminta pemerintah untuk mengantisipasi masalah iklim tersebut secara baik. Jika tidak, gangguan gagal panen akibat cuaca akan terus meng- ganggu dan menyebabkan kenaikan harga. Pada kesempatan lain, peneli- ti Center for Strategic and Inter- national Studies Deni Friawan memprediksi inasi pada 2011 akan di kisaran 6,5%-7,5%. Te- kanan inasi pada 2011 sejalan dengan peningkatan harga ko- moditas di pasar internasional. “Kami memperkirakan tingkat inasi akan tinggi, yang dipicu kenaikan harga bahan pangan,” jelasnya. Kendati begitu, terdapat ke- sempatan bagi komoditas eks- por Indonesia. Harga sejumlah komoditas ekspor utama Indo- nesia diproyeksikan masih me- ningkat pada 2011. Di antaranya timah, tembaga, batu bara, nikel, minyak sawit mentah, kayu, karet, kopi, teh, dan lada. Alokasi lahan Sebelumnya, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pengendalian harga pangan untuk menjinakkan inasi. Salah satu kebijakan di antaranya adalah penambahan luas lahan pertanian. Untuk menindaklanjuti kebijakan itu, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menegaskan, pihaknya akan menyiapkan 12 juta ha lahan baru. “Kemenhut mengusulkan pe- manfaatan lahan telantar seluas 12 juta ha. Jika kemudian masih dibutuhkan untuk memanfaat- kan kawasan hutan, Kemenhut berupaya mencari kawasan hutan yang lain untuk pengem- bangan tanaman pangan,” ujar Zulkii di Jakarta, kemarin. Pemerintah menyiapkan pembukaan lahan baru seluas 2 juta ha tahun ini. Menteri Perta- nian Suswono memerinci 2 juta ha lahan baru tersebut meliputi 1 juta ha untuk padi, 500 ribu ha lahan masing-masing untuk tebu dan kedelai. Lahan baru tersebut dipusatkan di luar Pulau Jawa. (HA/Ant/E-5) [email protected] Pengendalian harga pangan membutuhkan respons cepat kebijakan pemerintah selain perbaikan infrastruktur dalam jangka panjang. MARCHELO Pangan Kunci Jinakkan Inflasi E KO NOMI | RABU, 12 JANUARI 2011 | HALAMAN 17 EBET Joki Terkuak ketika Tetangga Datang Balada Kasiyem-Karni membuka borok bobroknya sistem peradilan dan pemasyarakatan. Fokus Nusantara, Hlm 22-23 Persiapan Proyek JSS Terus Dimatangkan Payung Hukum Tax Holiday Akhirnya Terbit Kami sekarang sudah punya set, tinggal bicarakan calon-calon yang berminat.” Agus Martowardojo Menteri Keuangan PE ta ng (JS de Pe Ka tu se ter H Pr be Ba In ka de La in tu BU ha ten ju str gu ti m ke De JS la BU E P PE ke (H Tb ole pe iss HM ya pe 24 In GU ba di in pr Pa M di ha no S KE reb pe pa ke m tri m pa pe ter

Upload: lydang

Post on 08-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH secara resmi menerbitkan Peraturan Pe-merintah (PP) 94/2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan (PPh) dalam tahun berjalan.

PP itu menjadi dasar hukum untuk mengeluarkan fasili-tas pembebasan PPh atau tax holiday untuk industri-industri dengan kriteria khusus.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengemuka-kan itu dalam konferensi pers pengeluaran paket 8 kebijakan perpajakan yang akan berlaku tahun ini di Kantor Kementerian Keuangan di Jakarta, kemarin.

Terkait dengan penerapan tax holiday, pihaknya masih akan menyelesaikan dengan kementerian/lembaga terkait. Ia menegaskan bahwa sektor industri yang bisa mendapatkan tax holiday adalah industri pionir penyerap banyak tenaga kerja.

Selain itu, industri tersebut masuk dengan memberikan alih teknologi, atau industri yang masuk ke daerah-daerah terbelakang. Kriteria lainnya,

industri yang memberi nilai tambah atau industri hilir.

Meski demikian, Agus me-negaskan bahwa pemberian tax holiday akan dilakukan kasus per kasus. “Itu jadi diskresi (Menteri Keuangan). Kami sekarang sudah punya set, tinggal bicarakan calon-calon

yang berminat. Tidak kami umumkan secara terbuka,” ujarnya.

Di samping payung hukum tax holiday, ada tujuh kebijakan lainnya yang dikeluarkan. Pertama, pelimpahan fungsi pembuatan kebijakan pajak dari Ditjen Pajak kepada Badan Kebijakan Fiskal. Selanjutnya Ditjen Pajak khusus mengurus

administrasi dan pemungutan pajak.

Kedua adalah penerbitan peraturan menteri keuangan soal penegakan sanksi bagi petugas pajak. Kebijakan ketiga adalah MoU antara Ditjen Pajak dengan akuntan publik. Nanti-nya, laporan keuangan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian oleh akuntan publik tidak akan diperiksa lagi oleh pemeriksa pajak.

Kebijakan keempat adalah kesetaraan perlakuan pajak pertambahan nilai fi lm impor dan nasional. Kelima, pelak-sanaan PP 93/2010 tentang Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Litbang, Fasilitas Pendidikan, Olahraga, dan Infrastruktur Sosial.

Keenam, penyederhanaan prosedur pembebasan PPh Pasal 22 Impor atas Impor Ba-rang. Kebijakan terakhir adalah penyederhanaan birokrasi da-lam mendukung kegiatan yang memberikan bantuan hibah dan sumbangan yang wewenang-nya dilimpahkan ke Dirjen Bea dan Cukai. (Tup/E-1)

PEMERINTAH terus mema-tangkan persiapan pemba-ngunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Segala hal yang berkaitan dengan pembentukan Dewan Pengawas dan Badan Usaha Kawasan Strategis Infrastruk-tur (Buksis) JSS ditargetkan selesai tahun ini.

Yang terbaru, menurut Men-teri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, draf Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pem-bentukan Dewan Kawasan dan Badan Usaha Kawasan Strategis Infrastruktur JSS akan dituntas-kan dalam waktu sepekan ke depan atau Selasa (18/1).

Setelah draf selesai, Pemda Lampung dan Banten sebagai inisiator akan segera memben-tuk Buksis atau konsorsium BUMD pelaksana proyek.

“Hari ini, kita telah memba-has draf perpres yang terakhir tentang pembentukan dewan juga badan pelaksana kawasan strategis JSS. Dalam satu ming-gu ini akan diselesaikan oleh timnya,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Hatta menjelaskan, setelah Dewan Pengawas dan Buksis JSS terbentuk, persiapan di-lanjutkan dengan pemilihan BUMN bersama mitra strategis-

nya yang bakal dilibatkan.“Proyek ini akan dibuat

semacam program PPP (kemi-traan pemerintah-swasta), tapi titik beratnya pada swasta dan BUMN-BUMD. Badan-badan usaha ini tidak hanya pada pem-bangunan fisik jembatannya, tapi termasuk kawasannya.”

Di tempat sama, Menteri BUMN Mustafa Abubakar menjelaskan, hingga kini belum diputuskan BUMN yang akan dilibatkan dalam proyek senilai Rp250 triliun tersebut. Namun, melihat sektornya, BUMN konstruksi seperti PT Wijaya Karya dan PT Jasa Marga akan didorong ikut ambil bagian.

Proyek pembangunan jem-batan sepanjang 30 kilometer ini, lanjut Mustafa, akan meni-tikberatkan pada keterlibatan Pemprov Lampung dan Banten selaku inisiator. Selain konsor-sium BUMD, mitra swasta juga pegang peranan utama. Sesudah itu, ada kemungkinan untuk mengikutsertakan BUMN.

“Proyek ini sangat besar, dengan partisipasi semua pihak, baik swasta, BUMD, maupun BUMN dengan pola PPP, saya kira sangat mungkin diselesaikan dengan strategis.” (AW/E-2)

MI/M IRFAN

EKONOMIKAPemerintah Jual HMETD di Mandiri

PEMERINTAH melalui Kementerian BUMN memutuskan untuk kembali tidak menggunakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dalam proses rights issue PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Namun, sejauh ini pemerintah belum memiliki target per-olehan dana dari proses pelepasan 1,55 miliar lembar saham milik pemerintah itu.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, dalam rights issue Bank Mandiri, akan ada pelepasan penawaran saham HMETD milik pemerintah kepada investor melalui standby buyer, yakni Danareksa dan Mandiri Sekuritas. Berdasarkan prospektus perseroan, penetapan harga saham ditargetkan dilakukan pada 24-25 Januari 2011. (AW/E-1)

Investor China Bangun Pabrik Semen GUBERNUR Papua Barat Abraham O Aturury mengungkapkan bahwa tahun ini akan direalisasikan pembangunan pabrik semen di Kabupaten Manokwari. Kesepakatan telah dicapai dengan investor China untuk membangun pabrik dengan kapasitas produksi ditargetkan 2,5 miliar metrik ton. “Jadi khusus Provinsi Papua Barat, perintah presiden, kita membangun pabrik semen di Manokwari,” tegas Abraham seusai menghadiri rapat koordinasi di Kantor Wakil Presiden Jakarta, kemarin.

Ia mengatakan kebutuhan semen di Papua sangat tinggi karena harga semen di Wamena bisa mencapai Rp1 juta per sak, padahal normalnya hanya Rp70 ribu per sak. (Mad/E-1)

Sisa Kredit Macet Reboisasi Rp1,1 TKEMENTERIAN Kehutanan berhasil menarik kredit macet dana reboisasi (DR) sebesar Rp904 miliar. Jumlah itu didapat dari 28 unit perusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan dua perusahaan patungan yang melunasi utang.

Sekretaris Jenderal Kemenhut Hadi Daryanto di Jakarta, kemarin, mengatakan ada 60 perusahaan HTI lagi yang masih menunggak melunasi pembayaran dengan nilai sekitar Rp1,1 triliun.

Ke-90 unit perusahaan HTI dan patungan tersebut terlilit kredit macet saat Dana Moneter Internasional (IMF) pada 1997, atau pada masa krisis moneter, meminta pemerintah agar menyetop penyaluran pinjaman kepada perusahaan sektor kehutanan tersebut. (HA/E-1)

MENGURUS PAJAK: Puluhan wajib pajak mengisi formulir surat pemberitahuan (SPT) di Kantor Layanan Pajak Pratama, Jakarta, beberapa waktu lalu.

SEJUMLAH ekonom mendesak pemerintah untuk segera menga-mankan pasokan pa-

ngan karena iklim ekstrem pada 2011 masih memengaruhi pasokan dan harga pangan dunia. Jika pasokan pangan tidak segera diamankan, infl asi Indonesia dikhawatirkan akan menembus 8%.

“Iklim masih memengaruhi suplai pangan, dan ekspektasi infl asi menjadi tinggi. Bahkan be-berapa negara komit tidak akan ekspor. Ini akan krisis suplai dan infl asi bisa menembus 8% kalau tidak diamankan dari sisi pa-ngan,” ujar pengamat ekonomi Aviliani di Jakarta, kemarin.

H a l s e n a d a d i u n g k a p pengamat ekonomi Iman Su-gema. Menurutnya, infl asi di Indonesia lebih disebabkan harga pangan yang bergejolak. Hal seperti itu di luar kontrol Bank Indonesia (BI).

Senada dengan itu, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Ke-bijakan Publik Universitas Ga-djah Mada Tony Prasetiantono mengatakan infl asi yang terjadi lebih banyak dipengaruhi faktor nonmoneter. Misalnya masalah kurangnya infrastruktur untuk menunjang distribusi barang, harga yang diatur pemerintah (administered price), dan cuaca.

Menurutnya, pemerintah bisa menenangkannya dengan ber-bagai kebijakan, seperti impor dan perbaikan infrastruktur. Dalam hal ini, BI dan pemerin-tah harus berkoordinasi menye-lesaikan masalah infl asi.

“Harus dengan policy respond yang cepat, dengan impor ka-lau gagal panen. Polanya kan sebenarnya sudah ketahuan,” tutur Tony.

Sementara itu, Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tan-jung mengatakan infl asi yang disebabkan kenaikan harga pangan dan iklim tidak hanya terjadi di Indonesia. Ia menu-turkan, India saat ini sedang mengalami masalah tingginya harga bawang karena masalah iklim. Ia meminta pemerintah

untuk mengantisipasi masalah iklim tersebut secara baik. Jika tidak, gangguan gagal panen akibat cuaca akan terus meng-ganggu dan menyebabkan kenaikan harga.

Pada kesempatan lain, peneli-ti Center for Strategic and Inter-national Studies Deni Friawan memprediksi infl asi pada 2011 akan di kisaran 6,5%-7,5%. Te-kanan infl asi pada 2011 sejalan dengan peningkatan harga ko-moditas di pasar internasional. “Kami memperkirakan tingkat infl asi akan tinggi, yang dipicu kenaikan harga bahan pangan,” jelasnya.

Kendati begitu, terdapat ke-sempatan bagi komoditas eks-por Indonesia. Harga sejumlah komoditas ekspor utama Indo-nesia diproyeksikan masih me-ningkat pada 2011. Di antaranya timah, tembaga, batu bara, nikel, minyak sawit mentah, kayu, karet, kopi, teh, dan lada.

Alokasi lahanSebelumnya, pemerintah

telah merumuskan berbagai kebijakan pengendalian harga pangan untuk menjinakkan infl asi. Salah satu kebijakan di antaranya adalah penambahan luas lahan pertanian. Untuk menindaklanjuti kebijakan itu, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menegaskan, pihaknya akan menyiapkan 12 juta ha lahan baru.

“Kemenhut mengusulkan pe-manfaatan lahan telantar seluas 12 juta ha. Jika kemudian masih dibutuhkan untuk memanfaat-kan kawasan hutan, Kemenhut berupaya mencari kawasan hutan yang lain untuk pengem-bangan tanaman pangan,” ujar Zulkifl i di Jakarta, kemarin.

Pemerintah menyiapkan pembukaan lahan baru seluas 2 juta ha tahun ini. Menteri Perta-nian Suswono memerinci 2 juta ha lahan baru tersebut meliputi 1 juta ha untuk padi, 500 ribu ha lahan masing-masing untuk tebu dan kedelai. Lahan baru tersebut dipusatkan di luar Pulau Jawa. (HA/Ant/E-5)

[email protected]

Pengendalian harga pangan membutuhkan respons cepat kebijakan pemerintah selain perbaikan infrastruktur dalam jangka panjang.

MARCHELO

Pangan Kunci Jinakkan Inflasi

EKONOMI| RABU, 12 JANUARI 2011 | HALAMAN 17

EBET

Joki Terkuak ketika Tetangga DatangBalada Kasiyem-Karni membuka borok bobroknya sistem peradilan dan pemasyarakatan. Fokus Nusantara,Hlm 22-23

Persiapan Proyek JSS Terus Dimatangkan

Payung Hukum Tax Holiday Akhirnya Terbit

Kami sekarang sudah punya set,

tinggal bicarakan calon-calon yang berminat.”

Agus MartowardojoMenteri Keuangan

PEtang(JSdePeKatuse

terHPrbeBaInkade

LaintuBU

hatenjustrgutimke

DeJSlaBU

EP

PEke(HTbolepe

issHMyape24

InGUbadiinprPaMdi

hano

SKErebpepa

kemtri

mpapeter