panduan seminar dan kumpulan abstrak › assets...kelompok 4 : “ revitalisasi dan aktualisasi...

73

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PANDUAN SEMINAR DAN KUMPULAN ABSTRAK

    SEMINAR HASIL PENELITIAN TAHUN 2020

    TAHAP II

    “Kebijakan Berbasis Bukti untuk Memperkuat

    Kemerdekaan Belajar dan Ketahanan Budaya

    di Masa Pandemi”

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN

    PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN

    TAHUN 2020

  • i

    KATA PENGANTAR

    Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak), Badan Penelitian dan

    Pengembangan dan Perbukuan (Balitbang dan Perbukuan),

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki tugas

    melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis penelitian dan

    menyusun rekomendasi kebijakan pendidikan dan kebudayaan.

    Pada tahun 2020 Puslitjak telah menyelenggarakan kegiatan

    penelitian guna menyiapkan bahan rekomendasi kebijakan

    pendidikan dan kebudayaan.

    Penyelenggaraan Seminar ini merupakan sarana untuk melakukan

    diseminasi hasil penelitian yang sudah dilaksanakan Puslitjak

    kepada pemangku kepentingan terkait. Hasil penelitian ini

    diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

    perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kerja di bidang

    pendidikan dan kebudayaan.

    Panduan seminar ini menjadi acuan penyelenggaraan bagi panitia

    serta sebagai panduan bagi peserta.

    Semoga bermanfaat.

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................. ii

    A. Latar Belakang .........................................................................1

    B. Bentuk Kegiatan ......................................................................3

    C. Tujuan ......................................................................................3

    D. Hasil yang Diharapkan ............................................................4

    E. Topik Penelitian/Kajian ...........................................................4

    F. Tempat dan Waktu...................................................................5

    G. Tema Seminar ..........................................................................5

    H. Pengarah dan Penanggung Jawab ............................................5

    I. Penyaji .....................................................................................6

    J. Peserta ......................................................................................6

    K. Ketentuan Paparan Hasil Penelitian ........................................8

    L. Jadwal Seminar ......................................................................11

    M. Tata Tertib .............................................................................12

    N. Judul Penelitian......................................................................14

    O. Diskusi Panel .........................................................................17

    P. Panduan Masuk ke Breakout Room Aplikasi Zoom .............20

  • iii

    KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR HASIL PENELITIAN

    TAHUN 2020 TAHAP II ............................................................. 23

    Kelompok 1: “ Penjaminan Mutu Pendidikan” .................... 23

    Kelompok 2 : “ Tata Kelola Pendidikan” .............................. 28

    Kelompok 4 : “ Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai Budaya” . 37

    Kelompok 5 : “ Ketahanan Budaya” ..................................... 42

    Kelompok 6 : “ Penguatan Kapasitas Sumber Daya Pendidikan

    di Masa Pandemi” ......................................... 47

    Kelompok 7 : “ Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19” . 51

    Kelompok 8 : “Adaptasi Perguruan Tinggi di Masa Pandemi

    Covid-19” ...................................................... 56

  • 1

    A. Latar Belakang

    Sebagai langkah mendukung pencapaian visi Indonesia Maju yang

    dicanangkan Pemerintah, pembangunan pada sektor pendidikan

    dan kebudayaan perlu diarahkan untuk peningkatan kualitas

    pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) serta

    pengarusutamaan kebudayaan. Di tengah globalisasi dan inovasi

    teknologi yang tanpa henti, kualitas SDM akan sangat menentukan

    kemampuan suatu bangsa untuk berkompetisi. Peningkatan mutu

    pendidikan dan pemajuan kebudayaan menjadi tantangan yang

    diemban oleh Kemendikbud dalam pembangunan SDM Indonesia.

    Diperlukan kolaborasi untuk melakukan ikhtiar bersama semua

    pihak guna melaksanakan amanah tersebut.

    Upaya bersama yang dapat dilakukan dalam rangka menjawab

    tantangan peningkatan mutu dan pemajuan kebudayaan yaitu

    dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas kebijakan.

    Kebijakan yang disasarkan pada hasil penelitian dan pengkajian

    yang baik diyakini dapat meningkatkan kualitasnya serta ketepatan

    sasarannya. Dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, kemajuan

    teknologi yang mendorong Revolusi Industri 4.0 bersama dengan

    terobosan-terobosan yang menyertainya menjadi tantangan utama

    dalam penyiapan SDM yang memiliki kemampuan daya saing yang

    tinggi. Dunia kerja di masa depan akan sangat berbeda dengan

    kondisi sekarang. Kemendikbud dalam upayanya telah

    berkomitmen untuk menciptakan Pelajar Pancasila, yaitu

    perwujudkan pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global

    dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila yang beriman, bertakwa

    kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, bernalar kritis, kreatif,

    mandiri, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

    Dalam rangka menyediakan informasi untuk perumusan kebijakan,

    Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak), Balitbang dan Perbukuan

  • 2

    Kemendikbud pada tahun 2020 telah melaksanakan berbagai

    penelitian dan pengembangan, baik topik-topik yang terkait dengan

    akses pendidikan, mutu pendidikan, tata kelola pendidikan dan

    kebudayaan, pembelajaran dan pengajaran, pengelolaan tenaga

    pendidik dan kependidikan, merdeka belajar, serta perlindungan,

    revitalisasi, dan aktualisasi kebudayaan. Selain topik-topik

    tersebut, pada tahun 2020 Puslitjak juga menyelenggarakan

    penelitian dan kajian terkait dengan situasi dan kondisi terkini yang

    dihadapi dunia pendidikan dan kebudayaan, diantaranya yaitu

    topik-topik terkait dengan pendidikan di masa pandemi Covid-19,

    pendidikan di era digital, dan dampak pandemi Covid-19 terhadap

    kebudayaan. Sebagai upaya penyebarluasan dan pemanfaatan

    penelitian/kajian yang sudah dihasilkan, Puslitjak

    menyelenggarakan seminar sebagai sarana menyampaikan temuan

    dan rekomendasi untuk merumuskan kebijakan bagi pengambil

    kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan.

    Kegiatan seminar hasil penelitian merupakan tahapan akhir dari

    kegiatan penelitian. Kegiatan ini sebelumnya telah melewati

    tahapan penyajian hasil penelitian/kajian tahap awal yang bertujuan

    untuk mempertajam hasil penelitian kebijakan pendidikan dan

    kebudayaan yang telah dilakukan oleh para peneliti dan perekayasa

    Puslitjak. Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian yang

    dilakukan, Puslitjak selalu berupaya melibatkan pemangku

    kepentingan terkait dalam kegiatan ilmiah, terutama dalam

    diseminasi hasil penelitian. Kegiatan diseminasi ditujukan kepada

    kelompok atau individu peneliti dan perekayasa terkait agar mereka

    memperoleh informasi, kemudian timbul kesadaran dan menerima,

    hingga akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Hasil penelitian

    akan memperkuat atau mengesampingkan asumsi-asumsi yang

    telah ada sebelumnya dengan informasi yang lebih ilmiah. Selain

    hasil penelitian dari Puslitjak, juga terdapat hasil penelitian dari

  • 3

    lembaga-lembaga penelitian lain, baik dari lembaga pemerintah

    atau lembaga swasta yang bermitra dengan Puslitjak.

    Terselenggaranya seminar hasil penelitian kebijakan pendidikan

    dan kebudayaan akan mendukung perkembangan kebijakan

    pendidikan dan kebudayaan yang responsif terhadap tantangan

    serta kemajuan zaman.

    B. Bentuk Kegiatan

    Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk seminar yang melibatkan para

    peneliti dan perekayasa Puslitjak dan lembaga penelitian mitra

    untuk memaparkan hasil-hasil penelitian kebijakan pendidikan dan

    kebudayaan. Nama kegiatan ini adalah Seminar Hasil Penelitian

    Tahun 2020. Dalam rangka menyesuaikan dengan protol kesehatan

    pada masa Pandemi Covid-19, Seminar Hasil Penelitian Tahun

    2020 dilaksanakan dalam dua tahap. Selain itu, seminar juga

    dilaksanakan melalui dua metode, yaitu tatap muka di hotel dan

    webinar melalui aplikasi zoom. Buku ini merupakan Panduan

    peyelenggaraan Seminar Hasil Penetian Tahun 2020 Tahap II.

    C. Tujuan

    Seminar hasil penelitian kebijakan pendidikan dan kebudayaan ini

    bertujuan untuk mendiseminasikan hasil penelitian kebijakan

    pendidikan dan kebudayaan yang sudah dilakukan Puslitjak dan

    lembaga penelitian mitra.

  • 4

    D. Hasil yang Diharapkan

    Seminar hasil penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan

    hasil penelitian yang sudah dilaksanakan Puslitjak dan lembaga

    penelitian mitra kepada pemangku kepentingan terkait, sehingga

    dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perencanaan,

    pelaksanaan dan evaluasi program kerja di bidang pendidikan dan

    kebudayaan. Melalui seminar ini juga diharapkan dapat diperoleh

    masukan yang dapat dijadikan bahan acuan perbaikan kualitas

    penelitian yang dilaksanakan Puslitjak. Hasil seminar akan

    dituangkan dalam bentuk output artikel karya tulis ilmiah yang

    akan dijadikan Prosiding sebagai sarana diseminasi hasil penelitian.

    E. Topik Penelitian/Kajian

    Topik hasil penelitian/kajian yang diseminarkan pada Seminar

    Hasil Penelitian Tahun 2020 ini meliputi:

    1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Pengajaran

    2. Afirmasi Akses dan Percepatan Wajib Belajar 12 Tahun

    3. Peningkatan Pengelolaan dan Penempatan Pendidik dan

    Tenaga Kependidikan

    4. Penjaminan Mutu

    5. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan dan Kebudayaan

    6. Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

    7. Perlindungan Hak Kebudayaan dan Ekspresi Budaya

    8. Peningkatan Budaya Literasi

    9. Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19

    10. Merdeka Belajar

    11. Pendidikan di Era Digital

    12. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tinggi

    13. Pemajuan Kebudayaan

  • 5

    F. Tempat dan Waktu

    Seminar tahap kedua akan dilaksanakan pada tanggal 7 s.d. 9

    Desember 2020. Seminar secara tatap muka akan diadakan di The

    Mirah Hotel, Jl. Pangrango No.9A, RT.04/RW.04, Babakan,

    Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Sedangkan seminar

    dengan metode webinar akan dilaksanakan menggunakan aplikasi

    Zoom Meeting.

    G. Tema Seminar

    Tema Seminar Hasil Penelitian Tahun 2020 yaitu “Kebijakan

    Berbasis Bukti untuk Memperkuat Kemerdekaan Belajar dan

    Ketahanan Budaya di Masa Pandemi”.

    H. Pengarah dan Penanggung Jawab

    Pengarah : plt. Kepala Badan Penelitian dan

    Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan

    Penanggungjawab : plt. Kepala Pusat Penelitian Kebijakan, Badan

    Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan,

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  • 6

    I. Penyaji

    Penyaji seminar adalah para peneliti, perekayasa, dan analis data di

    Puslitjak serta peneliti pada lembaga penelitian mitra. Pada

    Seminar Tahap II dijadwalkan akan menyajikan 30 judul

    penelitian/kajian yang terdiri dari:

    1. 23 judul penelitian oleh peneliti, perekayasa, dan analis data

    internal Puslitjak

    2. 1 judul penelitian hasil kerjasama Puslitjak dengan lembaga

    penelitian lain

    3. 1 judul kajian isu aktual oleh peneliti internal Puslitjak

    4. 2 judul kajian isu aktual hasil kerjasama Puslitjak dengan

    lembaga penelitian lain

    5. 3 judul hasil penelitian/kajian dari K/L lain

    J. Peserta

    • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    1. Sekretaris Direktorat Jenderal PAUD Dasmen

    2. Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan

    3. Direktur Perlindungan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan

    4. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen

    Pendidikan Tinggi

    5. Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, Setjen

    Kemendikbud

    6. Kepala Pusat Penguatan Karakter, Setjen Kemendikbud

    7. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan dan

    Perbukuan

    8. Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan

    9. Kepala Pusat Asesmen dan dan Pembelajaran

  • 7

    10. Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

    11. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi

    12. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra

    13. Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan

    14. Ketua Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah (BAN S/M)

    15. Peneliti/Perekayasa/Analis Data di Pusat Penelitian

    Kebijakan

    16. Peneliti di Pusat Asesmen dan dan Pembelajaran

    17. Peneliti di Pusat Kurikulum dan Perbukuan

    18. Peneliti di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

    • Perguruan Tinggi

    1. Universitas Indonesia

    2. Universitas Bina Nusantara

    3. Universitas Gadjah Mada

    4. Universitas Negeri Yogyakarta

    5. Universitas Sebelas Maret

    6. Universitas Negeri Malang

    7. Universitas Negeri Jakarta

    8. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

    • Kementerian dan Lembaga

    1. Kementerian Keuangan

    2. Kementerian Agama

    3. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    4. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

    5. Perpustakaan Nasional

    6. Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota

    7. Balitbangda Provinsi/Kabupaten/Kota

    8. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota

  • 8

    • Lembaga Penelitian

    1. Lembaga Demografi FEB UI

    2. The SMERU Research Institute

    3. Indonesian Centre of Asian Studies

    4. INOVASI

    5. PROSPERA

    • Forum Komunikasi Kelitbangan (FKK)

    • Satuan Pendidikan

    • Media

    K. Ketentuan Paparan Hasil Penelitian

    Untuk kelancaran jalannya pemaparan hasil penelitian, perlu

    ditentukan mekanisme pelaksanaan paparan yang meliputi rambu-

    rambu bagi penyaji, pembahas, dan moderator.

    1. Ketentuan Bagi Penyaji

    a. Judul penelitian yang dipaparkan adalah hasil penelitian

    kebijakan pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2020.

    b. Setiap hasil penelitian dipaparkan oleh penyaji yang

    merupakan ketua tim peneliti atau anggota tim yang

    ditugaskan.

    c. Setiap penyaji diharapkan sudah hadir di ruangan seminar

    10 menit sebelum acara dimulai.

    d. Setiap penyaji wajib menyerahkan bahan paparan kepada

    panitia penyelengggara maksimal hari Sabtu, 5 Desember

    2020 sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

  • 9

    e. Pemaparan hasil penelitian dilakukan secara panel dalam 3

    sesi. Setiap sesi menampilkan 2 sampai 3 kelompok yang

    terdiri dari 3 sampai 4 penyaji secara panel.

    f. Setiap penyaji diberi waktu paparan maksimal 15

    menit/judul penelitian.

    g. Paparan menggunakan power point maksimal 15 slides,

    dengan urutan slides kurang lebih sebagai berikut:

    1) Judul dan nama tim peneliti

    2) Pendahuluan (Latar belakang, permasalahan, dan

    tujuan)

    3) Tinjauan Pustaka

    4) Metode

    5) Hasil dan Pembahasan

    6) Penutup (Kesimpulan dan Rekomendasi)

    h. Para penyaji juga mempersiapkan Karya Tulis Ilmiah

    berupa makalah sekitar 3000-4000 kata, diketik 1,5 spasi,

    yang akan dijadikan proseding dengan ketentuan sebagai

    berikut:

    1) Judul dan nama tim peneliti

    2) Abstrak (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris)

    3) Pendahuluan (Latar belakang, permasalahan, dan

    tujuan)

    4) Tinjauan Pustaka

    5) Metode

    6) Hasil dan Pembahasan

    7) Penutup (Kesimpulan dan Rekomendasi)

    8) Daftar Pustaka

  • 10

    2. Ketentuan Bagi Pembahas dan Moderator

    a. Pembahas terdiri dari berbagai unsur, yaitu: akademisi;

    praktisi; dan para pejabat pada unit yang terkait dengan

    topik penelitian. Setiap pembahas diberi waktu maksimal

    20 menit untuk menyampaikan komentar atau masukan

    kepada keseluruhan penyajian per sesi panel.

    b. Moderator merupakan pejabat, peneliti, perekayasa atau

    analis data di lingkungan Puslitjakdikbud yang berperan

    sebagai pemandu acara di setiap kelompok panel.

    Moderator diberikan waktu 5 menit untuk membuka acara,

    membacakan profil penyaji, dan prosedur diskusi.

    Moderator diberikan waktu maksimal 45 menit untuk

    memandu tanya jawab dan 5 menit untuk membacakan

    kesimpulan, dan tindak lanjut dari hasil diskusi, serta

    menutup sesi diskusi.

    3. Ketentuan Bagi Tim Perumus dan Notulis

    a. Tim perumus bertugas untuk merumuskan hasil seminar

    dari setiap kelompok panel penelitian yang di seminarkan.

    Tim perumus membacakan rumusan hasil seminar pada

    acara penutupan seminar.

    b. Notulis berasal dari Tim panitia dan/atau salah satu anggota

    Tim peneliti yang bertugas menyajikan paparan.

  • 11

    L. Jadwal Seminar

    WAKTU ACARA KETERANGA

    Senin, 7 Desember 2020

    08.00 - 09.00 Registrasi Peserta Panitia

    PEMBUKAAN

    09.00 - 09.15 Menyanyikan Lagu

    Kebangsaan "Indonesia

    Raya" dan Doa

    Panitia

    09.15 - 09.30 Laporan Panitia plt. Kapuslitjak

    09.30 - 10.30 Pembukaan dan Pengarahan plt. Kepala Balitbang dan

    Perbukuan

    10.30 - 10.45 BREAK UNTUK

    PERISIAPAN BREAK

    ROOM ZOOM WEBINAR

    Panitia dan seluruh

    peserta

    10.45 – 13.00 Paparan Sesi I Kelompok 1, 2, dan 3

    13.00 – 14.30 Rehat

    14.30 – 16.00 Koordinasi Internal dan

    Evaluasi penyelenggaraan

    Sesi I

    Panitia

    Selasa, 8 Desember 2020

    09.00 - 12.00 Paparan Sesi II Kelompok 4, 5, dan 6

    12.00 - 13.30 Rehat

    13.30 - 16.30 Paparan Sesi III Kelompok 7 dan 8

    16.30 – 17.30 Perumusan Rekomendasi

    Hasil Seminar

    Tim perumus

    17.30 – 19.30 Rehat

    19.30 – 21.00 Laporan ketua panitia Ketua Panitia

    20.00 – 21.00 Penutupan plt. Kapuslitjak

    Rabu, 9 Desember 2020

    08.00 - 11.00 Penyelesaian administrasi Panitia

  • 12

    M. Tata Tertib

    1. Persidangan

    Diharapkan peserta (termasuk penyaji, pembahas, moderator,

    dan notulis) sudah berada di ruangan dan masuk ke aplikasi

    Zoom paling lambat 10 menit sebelum pelaksanaan seminar.

    Peserta mengisi daftar hadir yang disediakan Panitia, tautan

    daftar hadir daring akan disampaikan panitia 10 menit sebelum

    sesi paparan berakhir. Moderator diberikan otoritas untuk

    mengatur kelancaran, kenyamanan, keamanan suasana

    persidangan, sehingga persidangan dapat terlaksana dengan

    optimal sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

    2. Peserta

    a. Bagi peserta yang mengikuti seminar secara luring, pada

    hari kedatangan peserta wajib melapor ke panitia

    penyelenggara Seminar di hotel;

    b. Kepada peserta undangan yang hadir di hotel atau secara

    daring akan diberikan kelengkapan seminar (seminar kit).

    c. Peserta yang hadir ke hotel menempati kamar

    sebagaimana pengaturan panitia;

    d. Tanda pengenal bagi peserta yang hadir ke hotel

    digunakan selama berlangsung kegiatan Seminar;

    e. Peserta hadir di ruang Seminar atau kelompok breakout

    room aplikasi zoom (kelompok panel) sesuai dengan

    pembagian yang sudah ditentukan panitia;

    f. Apabila peserta memerlukan bantuan atau petunjuk

    sehubungan dengan kegiatan Seminar dipersilakan

    menghubungi panitia Seminar melalui Sdri. Maya:

    085710175702 atau Sdri. Ika: 08158136775;

  • 13

    g. Peserta diwajibkan mengikuti acara Seminar dari awal

    sampai akhir acara. Bagi peserta yang tidak mengikuti

    acara sampai dengan akhir, panitia tidak akan memberikan

    kelengkapan administrasi dan sertifikat.

    3. Panitia Penyelenggara

    a. Panitia harus senantiasa siap sedia menjalankan tugas dan

    kewajiban sesuai dengan deskripsi tugas dan

    tanggungjawab yang diamanatkan;

    b. Panitia menjaga dan mengusahakan agar kegiatan Seminar

    dapat berjalan lancar;

    c. Panitia wajib melakukan komunikasi dan kerjasama yang

    baik, ramah, dan solid dengan

    d. seluruh pihak yang terkait;

    4. Lain-lain

    a. Selama mengikuti Seminar seluruh panitia dan peserta

    diwajibkan berpakaian rapi dan sopan, serta mengenakan

    tanda pengenal yang telah diberikan;

    b. Selama sidang, peserta wajib tetap berada di dalam ruang

    sidang (breakout room aplikasi Zoom);

    c. Peserta (termasuk penyaji, pembahas, moderator, dan

    notulis) yang hadir di hotel dan menggunakan laptop/hp

    untuk mengikuti seminar secara daring diwajibkan

    menggunakan earphone/headphone;

    d. Masing-masing peserta Seminar dimohon menjaga barang

    miliknya sendiri. Panitia dan pihak hotel tidak

    bertanggung jawab jika terjadi kehilangan/kerusakan

    barang-barang peserta selama kegiatan berlangsung;

  • 14

    e. Peserta tidak diperkenankan merokok di dalam kamar

    bebas rokok, ruang sidang, ruang sekretariat, ruang

    makan, dan ruang lain yang ditetapkan oleh Manajemen

    Hotel;

    f. Pengeluaran lain-lain seperti pemakaian telepon, jasa

    laundry, pemesanan makanan dan minuman di kamar atas

    keperluan pribadi menjadi tanggungan peserta.

    N. Judul Penelitian

    NO JUDUL PENYAJI INSTANSI

    1. Evaluasi Pelaksanaan Penilaian K13 pada Jenjang SD

    Ikhya

    Ulumudin,

    S.Pd., M.Pd.

    Puslitjak

    2. Analisis Hasil-hasil PISA sebagai Bahan Rekomendasi

    Peningkatan Mutu Pembelajaran

    Fransisca

    Nur'aini Krisna,

    S.Si.Apt.,

    M.P.P.

    Puslitjak

    3. Analisis Daya Serap Lulusan SMK Berdasarkan Kompetensi

    Keahlian

    Sudiyono,

    S.Pd., M.Pd.

    Puslitjak

    4. Penggunaan Bahasa Ibu sebagai Strategi Pembelajaran Literasi

    Dasar di Kelas Awal

    Dra. Etty

    Sofyatiningrum,

    M.Ed.St.

    Puslitjak

    5. Evaluasi Pelaksanaan PPDB Tahun 2020

    Dra.

    Yufridawati,

    M.Si.

    Puslitjak

    6. Afirmasi Akses Pendidikan dalam Rangka Percepatan Wajib

    Belajar 12 Tahun

    Lucia Hermien

    Winingsih,

    Dra., MA Ph.D.

    Puslitjak

    7. Analisis Standar Biaya Operasional Nonpersonalia

    Dr. Herlinawati

    dan Nadia

    Febrina

    Puslitjak dan

    Prospera

  • 15

    NO JUDUL PENYAJI INSTANSI

    8. Evaluasi Sistem Pendidikan

    Keguruan

    Simon Sili

    Sabon, M.Si.

    Puslitjak

    9. Strategi Pengimbasan Pembelajaran Kreatif oleh Guru

    Penggerak

    Dr. Iskandar

    Agung, M.Si.

    Puslitjak

    10. Evaluasi Efektivitas Pelatihan Guru

    Ir. Yendri

    Wirda, M.Si.

    Puslitjak

    11. Analisis Regulasi yang Menghambat Kreativitas dan

    Inovasi Pembelajaran

    Indah Pratiwi,

    S.IP, M.Si

    Puslitjak

    12. Dampak Pendaftaran Noken dalam ICH UNESCO

    Damardjati Kun

    Marjanto,

    S.Sos.

    Puslitjak

    13. Internalisasi Kesadaran Sejarah Jalur Rempah sebagai National

    Brand dan National Pride

    IGM Budiana

    Setiawan, SS,

    M.Si.

    Puslitjak

    14. Penguatan Literasi dan Apresiasi

    Seni

    Mikka Wildha

    Nurrochsyam,

    M.Hum.

    Puslitjak

    15. Penguatan Kesadaran Sejarah di Kalangan Peserta Didik melalui

    Pembelajaran Sejarah Lokal dan

    Pelibatan Komunitas Sejarah

    Unggul

    Sudrajat, SS

    Puslitjak

    16. Dampak Sosial Ekonomi COVID-19 terhadap Pelaku

    Budaya dan Industri Kreatif

    Genardi

    Atmadiredja,

    M.Sn.

    Puslitjak

    17. Digitalisasi Museum Dra. Irna Trilestari,

    M.Hum.

    Puslitjak

    18. Wisata Pedesaan: Pembangunan Pariwisata Nasional dari Pinggir

    Robi

    Ardiwijaya

    Kemenparekraf

    19. Repositori dan Preservasi Digital History Aktivitas Praktisi Seni di

    Era Pandemi COVID-19 di Tiga

    Kota (Jakarta, Bandung, dan

    Yogyakarta)

    Dr. Zeffry

    Alkatiri

    Universitas

    Indonesia

  • 16

    NO JUDUL PENYAJI INSTANSI

    20. Dampak BDR terhadap Kondisi

    Psikologis Anak

    Ais Irmawati,

    M.Si.

    Puslitjak

    21. Memperkuat Kepemimpinan Instruksional (Instructional

    Leadership) di Sekolah pada

    Masa Pandemi

    Dr. Idris HM

    Noor, M.Ed.

    Puslitjak

    22. Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan dan Keselamatan di

    Satuan Pendidikan Pada Masa

    Kenormalan Baru

    Kaisar Julizar,

    S.Sos.

    Puslitjak

    23. Implementasi Belajar dari Rumah Pada Siswa Madrasah

    Nur Aulia Kemenag

    24. Monitoring Implementasi Kurikulum Kondisi Khusus dan

    Modul Literasi dan Numerasi

    Meni

    Handayani, SS,

    M.Si.

    Puslitjak

    25. Adaptasi Pembelajaran pada PAUD di Masa Pandemi

    COVID-19

    Nur Listiawati,

    SS, M.Ed.

    Puslitjak

    26. Pembelajaran Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus dalam

    Masa Pandemi COVID-19

    Dr. Etty

    Sisdiana

    Puslitjak

    27. Kembali Ke Rumah: Kesiapan Orangtua Mendidik di Masa

    Pandemi

    Anggi

    Afriansyah

    LIPI

    28. Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh di Perguruan Tinggi dalam

    Masa Pandemi

    Budi

    Kadaryanto

    Universitas

    Lampung

    29. Pemetaan Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Lulusan

    Perguruan Tinggi di Indonesia

    Wahyu

    Kustiningsih,

    MA.

    UGM

    30. Eskplorasi Praktik Baik (Best Practices) Lulusan-Baru

    Perguruan Tinggi dalam

    Menavigasi Transisi

    Kepemudaan di Masa Pandemi

    M. Falikul

    Isbah, Ph.D

    UGM

  • 17

    O. Diskusi Panel

    1. Hari ke-1: Senin, 7 Desember 2020

    WAKTU ACARA

    10.45 - 13.00

    PAPARAN SESI I

    Kelompok 1:

    "Penjaminan Mutu

    Pendidikan"

    Kelompok 2:

    "Tata Kelola Pendidikan"

    Kelompok 3:

    "Peningkatan Kualitas Guru"

    Judul

    Evaluasi Pelaksanaan Penilaian

    K13 pada Jenjang SD

    Evaluasi Pelaksanaan PPDB

    Tahun 2020

    Evaluasi Sistem Pendidikan

    Keguruan

    Analisis Hasil-hasil PISA

    sebagai Bahan Rekomendasi

    Peningkatan Mutu Pembelajaran

    Afirmasi Akses Pendidikan dalam

    Rangka Percepatan Wajib Belajar

    12 Tahun

    Strategi Pengimbasan

    Pembelajaran Kreatif oleh Guru

    Penggerak

    Analisis Daya Serap Lulusan

    SMK Berdasarkan Kompetensi

    Keahlian

    Analisis Standar Biaya

    Operasional Nonpersonalia

    Evaluasi Efektivitas Pelatihan

    Guru

    Penggunaan Bahasa Ibu sebagai

    Strategi Pembelajaran Literasi

    Dasar di Kelas Awal

    Analisis Regulasi yang

    Menghambat Kreativitas dan

    Inovasi Pembelajaran

    Pembahas Rakhmat Hidayat, Ph.D. Yaya Kardiawarman, Ph.D

    Prof. Dr. H. Muchlas Samani,

    M.Pd

    Dr. Agung Purwadi Biro Perencanaan Rasita Purba

    13.00 - 14.30 ISOMA

    14.30 - 16.00 Koordinasi Internal dan Evaluasi penyelenggaraan Sesi I

  • 18

    2. Hari ke-2: Rabu, 8 Desember 2020

    WAKTU ACARA

    09.00 - 12.00

    PAPARAN SESI II

    Kelompok 4:

    "Revitalisasi dan Aktualisasi

    Nilai Budaya"

    Kelompok 5:

    "Ketahanan Budaya"

    Kelompok 6:

    "Penguatan Kapasitas Sumber

    Daya Pendidikan di Masa

    Pandemi"

    Judul

    Dampak Pendaftaran Noken

    dalam ICH UNESCO

    Dampak Sosial Ekonomi COVID-

    19 terhadap Pelaku Budaya dan

    Industri Kreatif

    Dampak BDR terhadap Kondisi

    Psikologis Anak

    Internalisasi Kesadaran Sejarah

    Jalur Rempah sebagai National

    Brand dan National Pride

    Digitalisasi Museum

    Memperkuat Kepemimpinan

    Instruksional (Instructional

    Leadership) di Sekolah pada Masa Pandemi

    Penguatan Literasi dan Apresiasi

    Seni

    Wisata Pedesaan: Pembangunan

    Pariwisata Nasional dari Pinggir

    Optimalisasi Penerapan Protokol

    Kesehatan dan Keselamatan di Satuan Pendidikan Pada Masa

    Kenormalan Baru

    Penguatan Kesadaran Sejarah di Kalangan Peserta Didik melalui

    Pembelajaran Sejarah Lokal dan

    Pelibatan Komunitas Sejarah

    Repositori dan Preservasi Digital History Aktivitas Praktisi Seni di

    Era Pandemi COVID-19 di Tiga

    Kota (Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta)

    Implementasi Belajar dari Rumah Pada Siswa Madrasah

    Pembahas

    Dr. Ali Akbar, S.S., M.Hum Prof. Alie Humaedi Prof. Dr. Karwono, M.Pd

    Dir. Pelindungan Kebudayaan,

    Ditjen Kebudayaan Set. Ditjen Kebudayaan Ir. Hendarman, Ph.D

    12.00 - 13.30

    ISOMA

  • 19

    WAKTU ACARA

    13.30 - 16.30

    PAPARAN SESI III

    Kelompok 7:

    "Pembelajaran di Masa

    Pandemi Covid-19"

    Kelompok 8:

    "Adaptasi Perguruan Tinggi di

    Masa Pandemi Covid-19"

    Judul

    Monitoring Implementasi

    Kurikulum Kondisi Khusus dan

    Modul Literasi dan Numerasi

    Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh

    di Perguruan Tinggi dalam Masa

    Pandemi

    Adaptasi Pembelajaran pada

    PAUD di Masa Pandemi COVID-

    19

    Pemetaan Dampak Pandemi Covid-

    19 terhadap Lulusan Perguruan

    Tinggi di Indonesia

    Pembelajaran Bagi Siswa

    Berkebutuhan Khusus dalam

    Masa Pandemi COVID-19

    Eskplorasi Praktik Baik (Best

    Practices) Lulusan-Baru Perguruan

    Tinggi dalam Menavigasi Transisi

    Kepemudaan di Masa Pandemi

    Kembali Ke Rumah: Kesiapan

    Orangtua Mendidik di Masa

    Pandemi

    Pembahas

    Set. Ditjen PAUD Dasmen Prof. Aris Junaedi (Dit. Belmawa

    Dikti)

    Dr. Aos Santosa, M.Pd I Dewa Gede Kama Wisana

    (LD FEB UI)

    16.30 - 17.30 Perumusan Rekomendasi Hasil Seminar

    17.30 - 19.30 ISOMA

    Keterangan: *) Peserta dibagi berdasarkan minat dan kesesuaian kebutuhan dan jadwal tentatif

  • 20

    P. Panduan Masuk ke Breakout Room Aplikasi Zoom

    1. Pastikan bahwa aplikasi Zoom yang terinstal pada

    PC/laptop/handphone peserta merupakan Zoom versi 5.4.0

    atau lebih tinggi. Jika aplikasi Zoom peserta belum dalam versi

    yang terbaru, silahkan untuk meng-update terlebih dahulu

    dengan mengklik “profile picture” di pojok kanan atas dan klik

    “Check for Updates”.

    2. Peserta masuk (join) ke Zoom meeting dengan mengklik link

    Zoom meeting room atau meeting ID dan password yang telah

    diinformasikan pada surat undangan. Mohon agar peserta me-

    rename akun Zoom sesuai dengan peran dalam meeting

    (moderator, penyaji, pembahas, dan notulis). Host tidak akan

    mengizinkan peserta untuk join ke room jika peserta tidak

    menggunakan format nama akun Zoom yang sudah ditentukan.

    Contoh format nama akun Zoom:

    Peserta_Kelompok_Fadhilah Darma

    Moderator_Budi Firmansyah

    Penyaji_Mariana Dewi

    Pembahas_Fauzi Daud

    Notulis_Shinta Rizkia

  • 21

    3. Peserta akan berada di waiting room seperti tampilan di bawah

    ini sampai host memberikan izin masuk ke Ruang Utama

    (Main Room).

    4. Kemudian klik icon “Breakout Rooms” di pojok kanan bawah.

  • 22

    5. Peserta memilih Room sesuai dengan yang diinginkan dan klik

    “Yes”.

    6. Peserta berhasil masuk ke Room ditandai dengan tampilan

    sebagai berikut:

    7. Peserta dapat meninggalkan Room setelah menerima informasi

    (broadcast) dari panitia untuk meninggalkan Room.

  • 23

    KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR HASIL

    PENELITIAN TAHUN 2020 TAHAP II

    Kelompok 1: “ Penjaminan Mutu Pendidikan”

    Judul dan penyaji:

    1. Evaluasi Pelaksanaan Penilaian K13 pada Jenjang SD-

    Ikhya Ulumudin, S.Pd., M.Pd.

    2. Analisis Hasil-hasil PISA sebagai Bahan Rekomendasi

    Peningkatan Mutu Pembelajaran-

    Fransisca Nur'aini Krisna, S.Si.Apt., M.P.P.

    3. Analisis Daya Serap Lulusan SMK Berdasarkan Kompetensi

    Keahlian- Sudiyono, S.Pd., M.Pd.

    4. Penggunaan Bahasa Ibu sebagai Strategi Pembelajaran Literasi

    Dasar di Kelas Awal- Dra. Etty Sofyatiningrum, M.Ed.St.

  • 24

    KAJIAN PENERAPAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

    SISWA JENJANG SEKOLAH DASAR DALAM KONSEP

    MERDEKA BELAJAR

    Ikhya Ulumudin, Rahmah Astuti, Erni Hariyanti, Kusuma Wijayanti, Siska

    Lismayanti

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini terdiri dari tiga, yakni mengetahui pemahaman guru

    terhadap fungsi penilaian, mengetahui penerapan fungsi penilaan hasil belajar

    yang dilakukan oleh pendidik, dan mengetahui pelaksanaan penilaian pada

    proses pembelajaran di masa belajar dari rumah. Metode penelitian

    menggunakan pendekatan mix method. Penelitian menggunakan pendekatan

    kuantitatif pengumpulan datanya dilakukan dengan survey online, sedangkan

    pendekatan kualitatif pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara dan

    diskusi kelompok terpumpun. Teknik pengambilan sampel untuk pengisian

    kuesioner yakni menggunakan cluster random sampling dengan total responden

    4.250 guru yang tersebar pada lima daerah sampel, yakni Kota Jakpus, Kota

    Tangerang, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi. Adapun wawancara dan

    diskusi terdiri masing-masing lima guru kelas yang mewakili lima daerah

    sampel. Hasil penelitian yakni, (i) Pemahaman guru terhadap fungsi penilaian

    masih kurang memadai. Penyebabnya antara lain, tidak semua guru mendapatkan

    pelatihan tentang penilaian, pelatihan tentang penilaian tidak secara mendalam

    menjabarkan fungsi penilaian khususnya fungsi assessment as learning, dan

    dalam panduan penilaian juga tidak dijabarkan tentang fungsi penilaian sebagai

    assessment as learning. (ii) Penerapan fungsi penilaian hasil belajar yang

    dilakukan oleh guru masih disibukan dengan assessment of learning. Hal ini

    disebabkan karena guru tidak mengetahui dalam menerapkan jenis-jenis

    penilaian sesuai dengan fungsinya dan pihak eksternal juga menuntut

    memasukan semua penilaian sebagai fungsi assessment of learning. (iii)

    Mayoritas guru melakukan penilaian dalam proses pembelajaran pada masa

    belajar dari rumah, namun tidak semua guru melakukan tindak lanjut.

    Kata Kunci: assessment of learning, assessment for learning, assessment as

    learning, belajar dari rumah.

    mailto:[email protected]

  • 25

    KAJIAN ANALISIS DATA PISA SEBAGAI BAHAN

    REKOMENDASI PENINGKATAN MUTU

    Fransisca Nur’aini, Ikhya Ulumuddin, Lisna Sulinar Sari, Sisca Fujianita

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud [email protected]

    ABSTRAK

    Kajian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan faktor-faktor terkait capaian

    hasil belajar siswa berdasarkan data PISA 2018; (2) mengetahui beberapa faktor

    yang mempengaruhi capaian hasil belajar siswa berdasarkan data PISA 2018;

    dan (3) menyusun rekomendasi kebijakan untuk peningkatan mutu berdasarkan

    hasil kajian. Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis data sekunder dan

    diskusi kelompok terpumpun dengan guru SMP dan SMA. Hasil kajian

    menunjukkan bahwa setidaknya terdapat tiga variabel yang berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap capaian belajar siswa dalam PISA 2018, yakni: iklim

    kedisiplinan kelas; rasa senang membaca siswa; dan strategi metakognisi untuk

    membaca. Variabel rasa senang membaca siswa memiliki koefisien regresi

    sebesar 17,3 (signifikan pada tingkat kepercayaan 95%). Hasil analisis lebih

    lanjut menunjukkan bahwa rasa senang membaca siswa dipengaruhi oleh praktek

    pengajaran guru yang mencakup: (1) rasa senang mengajar; (2) pemberian

    stimulus membaca untuk siswa; (3) pemberian umpan balik; (4) dukungan guru;

    (5) pembelajaran terarah; dan (6) adaptasi pembelajaran. Hasil diskusi dengan

    Guru SMP dan SMA di DKI Jakarta menunjukkan bahwa belum semua guru

    melakukan praktek pengajaran yang berdampak positif terhadap capaian belajar

    siswa. Rekomendasi secara umum adalah Program Peningkatan Kapasitas Guru,

    Program Peningkatan Kapasitas Kepala Sekolah, Program Peningkatan

    Kapasitas Pengawas, dan Program Peningkatan Literasi. Setiap rekomendasi

    tersebut dibedakan untuk guru, kepala sekolah, pengawas, pemerintah daerah,

    dan Pemerintah.

    Kata kunci: data PISA 2018, rasa senang membaca, iklim kedisiplinan kelas,

    praktek pengajaran guru

  • 26

    ANALISIS DAYA SERAP LULUSAN SMK BERDASARKAN

    KOMPETENSI KEAHLIAN

    Sudiyono, Agus A. Sulistiono, Novrian S. Perdana, Iwan Mustari

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya serap lulusan SMK berdasarkan

    kompetensi keahlian terkait dengan jumlah lulusan, jumlah angkatan kerja,

    sektor usaha yang banyak menyerap lulusan SMK, masa tunggu mendapatkan

    pekerjaan, dan jumlah upah rata-rata lulusan SMK per bulan. Metode penelitian

    menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan data Sakernas

    2019, data Pusat data Statistik Pendidikan, dan data Direktorat Pembinaan SMK.

    Hasil penelitian menjukkan jumlah lulusan SMK pada tiga bidang keahlian yaitu

    Teknologi dan Rekayasa, Bisnis dan Manajemen, dan Teknologi Informasi dan

    Komunikasi menyumbang angkatan kerja SMK terbanyak, jumlah bekerja

    terbanyak, namun juga penyumbang jumlah pengangguran terbanyak khususnya

    pada kompetensi keahlian Teknik mesin, Teknik komputer dan informatika,

    teknik mesin, akutansi dan keuangan, serta manajemen perkantoran. Jumlah

    lulusan pada tiga bidang keahlian tersebut melebihi kebutuhan (over supply) jika

    dibandingkan dengan jumlah lulusan bidang keahlian lainnya. Sektor usaha yang

    banyak menyerap lulusan SMK adalah sektor perdagangan besar dan eceran dan

    perawatan mobil; industri pengolahan; pertanian, kehutanan dan perikanan;

    penyediaan akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan.

    Rata-rata masa tunggu lulusan SMK mendapat pekerjaan selama 5,6 bulan,

    dengan upah rata-rata nasional 2.871.206 rupiah. Lulusan SMK terbanyak

    menjadi pekerja/buruh sebesar 72,9%, sementara menjadi pengusaha/wiraswasta

    hanya sebesar 27,1%.

    Kata kunci: Daya serap lulusan SMK, Lulusan SMK, SMK.

    mailto:[email protected]

  • 27

    PENGGUNAAN BAHASA IBU DALAM PEMBELAJARAN

    LITERASI DASAR DI KELAS AWAL

    Etty Sofyatiningrum, Nur Listiawati, Untung Tri Rahmadi, Ais Irmawati

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan memberikan saran rekomendasi terkait Penggunaan

    Bahasa Ibu dalam Pembelajaran Literasi Dasar di kelas Awal, berdasarkan hasil

    kajian tentang: persiapan, pelaksanaan, dan pembinaan dalam Penggunaan

    Bahasa Ibu di kelas 1. Metode penelitian bersifat kualitatif melalui diskusi

    terpumpun dengan responden pejabat dinas pendidikan, pengawas, kepala

    sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam persiapan

    pembelajaran, guru mempersiapkan diri mempelajari bahasa ibu, bertanya

    kepada sesama guru atau siswa, dan membuat suplemen dalam Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pelaksanaan dan penilaiannya, guru

    menggunakan bahasa ibu saat mengantarkan materi, bernyanyi, dan

    berkomunikasi, dan memberikan pertanyaan. Kepala sekolah sering

    menggunakan bahasa ibu dalam berdiskusi, pengarahan, dan supervisi. Dinas

    pendidikan belum ada yang berani membuat Surat Edaran atau Surat Keputusan

    tentang bahasa ibu dalam pembelajaran, kecuali untuk Muatan Lokal. Beberapa

    pendukung antara lain banyaknya siswa yang terbiasa menggunakan bahasa ibu,

    guru berasal dari daerah yang sama dengan siswanya, ada dukungan orangtua,

    komite, dan paguyuban. Hambatannya yaitu adanya siswa pindahan dari daerah

    lain, guru yang kurang faham, perbedaan dialek dan adanya siswa yang

    minder. Kesimpulan, dinas daerah belum ada yang berani menerbitkan SE atau

    SK terkait penggunaan bahasa ibu. Guru-guru, kasek dan pengawas sudah

    berusaha bersama dalam mewujudkan bahasa ibu di sekolah. Hambatan yang ada

    sudah diatasi bersama dengan mempelajari bahasa setempat.

    Kata kunci: Bahasa ibu, literasi dasar, persiapan, pelaksanaan, penilaian

    pembelajaran

  • 28

    Kelompok 2 : “ Tata Kelola Pendidikan”

    Judul dan penyaji:

    1. Evaluasi Pelaksanaan PPDB Tahun 2020-

    Dra. Yufridawati, M.Si.

    2. Afirmasi Akses Pendidikan dalam Rangka Percepatan Wajib

    Belajar 12 Tahun- Lucia Hermien Winingsih, Dra., MA Ph.D.

    3. Analisis Standar Biaya Operasional Nonpersonalia-

    Dr. Herlinawati (Puslitjak), Nadia Febrina (Prospera)

  • 29

    EVALUASI PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK

    BARU (PPDB) TAHUN 2020

    Yufridawati, Erni Hariyanti, Diyan Nur Rakhmah W., Siti Nur Azizah

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Pelaksanaan PPDB didasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

    (Permendikbud), yang setiap tahunnya diselaraskan dengan dinamika

    masyarakat. Untuk itulah, Tim Puslitjak melakukan evaluasi pelaksanaan PPDB

    tahun 2020 sebagai masukan dalam penyusunan Permendikbud PPDB

    mendatang. Kajian ini menggunakan metode penelitian kombinasi berdasarkan

    data pokok pendidikan, SIAP PPDB Online, literatur sistem PPDB beberapa

    negara, petunjuk teknis PPDB daerah. Sedangkan data primer diperoleh melalui

    diskusi kelompok dan wawancara secara daring terhadap pakar pendidikan, dinas

    pendidikan, dinas kependudukan dan pencatatan sipil, ketua

    kelompok/musyawarah kerja kepala sekolah negeri dan swasta setiap jenjang

    pendidikan. Data tersebut diolah dan dianalis secara deskriptif. Berdasarkan

    analisis tersebut diperoleh hasil penelitian berikut : (i) Adanya variasi jalur dan

    kuota dalam pelaksanaan PPDB daerah; (ii) Terdapat beberapa daerah yang

    membuka jalur prestasi lebih dahulu daripada jalur zonasi, afirmasi dan

    cenderung memaksimalkan daya tampung jalur prestasi dengan kuota maksimal

    (30%); (iii) Adanya fenomena penyimpangan dalam pembuktian domisili kartu

    keluarga dan Surat Keterangan Domisili; (iv) Kebanyakan daerah belum

    menetapkan zonasi bagi sekolah-sekolah di daerah perbatasan berdasarkan

    kesepakatan tertulis antar daerah; Belum semua daerah memperhitungkan daya

    tampung sekolah swasta dalam penetapan zonasi, sehingga mempengaruhi

    penyelenggaraan sekolah swasta yang kurang bermutu; (v) Ketersediaan jumlah

    sekolah negeri terbatas, sebaliknya sekolah swasta mengalami kekurangan siswa;

    (vi) Beberapa daerah sudah ada yang memberikan perhatian terhadap akses anak

    usia sekolah.

    Kata Kunci: Penerimaan Peserta Didik Baru, Kebijakan Zonasi

    mailto:[email protected]

  • 30

    AFIRMASI AKSES PENDIDIKAN DALAM RANGKA

    PERCEPATAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN

    Lucia Hermien Winingsih, Bambang Suwardi Joko, Lisna Sulinar Sari,

    Untung Tri Rahmadi

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Perkembangan wilayah yang bervariasi antar daerah di Indonesia menunjukkan

    adanya perbedaan yang cukup besar dalam penyediaan akses pendidikan di

    tingkat pendidikan menengah, terutama di daerah tertinggal. Tersedianya akses

    pendidikan menengah menjadi keniscayaan bila wajib belajar 12 tahun akan

    menjadi target dalam pembangunan pendidikan ke depan. Tujuan dari kajian ini

    adalah untuk: 1) mengidentifikasi disparitas angka partisipasi pendidikan

    menengah di daerah tertinggal, 2) menganalisis ketersediaan input pendidikan

    menengah, terkait guru, siswa, dan sarana-prasarana, dan 3) mengidentifikasi

    potensi pendanaan daerah tertinggal dalam penyelenggaraan pendidikan

    menengah. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian adalah desk study,

    dengan menggunakan data sekunder dan focus group discussion (FGD) dalam

    pengumpulan data, dan analisis data secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan

    bahwa daerah tertinggal masih mengalami ketertinggalan dalam penyediaan

    akses pendidikan menengah yang terlihat dari masih rendahnya APK dan APM

    bila dibandingkan dengan rerata nasional, bahkan antar daerah tertinggal juga

    menunjukkan disparitas yang cukup besar; masih rendahnya kondisi input

    pendidikan yang ada terkait dengan mutu guru, ratio antara guru terhadap siswa,

    dan ketersediaan sarana prasarana; dan secara umum potensi pendanaan daerah

    tertinggal juga relatif masih kurang, dengan ditunjukkannya ketergantungan

    pendanaan pada pemerintah pusat. Dengan kondisi tersebut maka perlu

    dilakukan afirmasi akses pendidikan untuk mempercepat tersedianya pelayanan

    pendidikan di tingkat pendidikan menengah, terutama bila wajib belajar 12 tahun

    akan menjadi tujuan dalam pencapaian target pembanguan pendidikan.

    Kata Kunci: daerah tertinggal, afirmasi pendidikan, akses pendidikan,

    pendidikan menengah, wajar 12 tahun

  • 31

    ANALISIS STANDAR BIAYA OPERASIONAL NONPERSONALIA

    JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SEBAGAI

    USULAN REVISI PERMENDIKNAS NOMOR 69 TAHUN 2009

    Tim Puslitjak, Tim Prospera, Tim INOVASI, Setditjen Pauddasmen,

    Biro Perencanaan Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi komponen standar Biaya

    Operasional Non Personalia (BONP) jenjang pendidikan dasar dan menengah;

    (2) menghitung standar BONP jenjang pendidikan dasar dan menengah.

    Penghitungan standar BONP menggunakan data RKAS tahun 2020. Identifikasi

    komponen berdasarkan kode dan nama komponen. Proporsi pengeluaran sekolah

    (negeri dan swasta) berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

    menunjukkan tiga standar terbesar dari delapan SNP yaitu standar pembiayaan,

    standar sarana dan prasarana (sarpras), dan standar proses. Standar pembiayaan

    disemua satuan pendidikan rata-rata mencapai 32% sampai dengan 46,13 %.

    Hasil perhitungan pengeluaran sekolah negeri dan swasta persiswa menunjukkan

    bahwa standar pembiayaan merupakan pengeluaran tertinggi, disusul oleh

    standar sarpras dan proses. Sedangkan berdasarkan komponen, empat komponen

    pengeluaran terbesar dalam setiap satuan pendidikan adalah pengeluaran untuk

    honor, pemeliharaan sarpras, administrasi sekolah, serta pembelajaran dan

    ekstrakurikuler. Secara keseluruhan, pengeluaran biaya persiswa terbesar di SLB

    (negeri dan swasta) dengan urutan komponen administrasi sekolah, pembayaran

    honor, pemeliharaan sarana dan prasaran, serta komponen pembelajaran dan

    ekstrakurikuler. Sedangkan komponen pengeluaran terkecil adalah Penerimaan

    Peserta Didik Baru (PPDB). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) terdapat

    12 komponen pembiayaan; (2) pengeluaran sekolah negeri dan swasta dilakukan

    berdasarkan delapan SNP dan 12 komponen pembiayaan. Pengeluaran sekolah

    pada semua jenjang baik negeri maupun swasta menurut SNP yang terbesar yaitu

    pada standar pembiayaan, standar sarpras, dan standar proses. Dilihat berdasarkan komponen, empat komponen terbesar untuk setiap satuan

    pendidikan adalah pengeluaran untuk honor, pemeliharaan sarpras, administrasi

    sekolah, dan pembelajaran dan ekstrakurikuler.

    Kata Kunci: Standar biaya operasional, BONP, SNP, biaya pengeluaran

    sekolah, komponen pembiayaan.

  • 32

    Kelompok 3 : “ Peningkatan Kualitas Guru”

    Judul dan penyaji:

    1. Evaluasi Sistem Pendidikan Keguruan-

    Simon Sili Sabon, M.Si.

    2. Strategi Pengimbasan Pembelajaran Kreatif oleh Guru

    Penggerak - Dr. Iskandar Agung, M.Si.

    3. Evaluasi Efektivitas Pelatihan Guru- Ir. Yendri Wirda, M.Si.

    4. Analisis Regulasi yang Menghambat Kreativitas dan Inovasi

    Pembelajaran - Indah Pratiwi, S.IP, M.Si

  • 33

    EVALUASI SISTEM PENDIDIKAN KEGURUAN

    Simon Sili Sabon, Idris M Noor, Widodo, Linda Efaria

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Kajian ini bertujuan mengevaluasi mutu Lembaga Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor-faktor yang

    mempengaruhi mutu agar dihasilkan lulusan yang kompeten. Pendekatan

    menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Data sekunder dari Pangkalan Data

    Pendidikan Tinggi dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN PT).

    Untuk data primer, data survey online dengan mahasiswa 4 LPTK di wilayah

    Jakarta dan sekitarnya. Temuan penelitian: Sistem pendidikan keguruan di

    Indonesia sedang mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Saat ini lulusan

    sarjana pendidikan tak bisa langsung mengajar sebelum mengikuti Pendidikan

    Profesi Guru selama 1 tahun. Sebagian besar Program Studi Pendidikan Guru

    Sekolah Dasar dan PPG belum terakreditasi, dan yang sudah terakreditasi,

    sebagian berakreditasi C. Faktor paling menentukan mutu lulusan LPTK yaitu

    kualitas dosen, input mahasiswa, sarana-prasarana, dan kurikulum khususnya

    terkait Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) atau Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM). Hasil analisis data menunjukan sebagian besar LPTK sudah

    memenuhi persyaratan/standar yang ditetapkan yaitu minimal berpendidikan S2.

    Secara input, LPTK khususnya PGSD sudah dapat menjaring calon mahasiswa

    terbaik. Aspek sarana prasarana LPTK sudah sangat siap. Aspek PPL/PKM,

    sebagian besar mahasiswa merasa telah mendapat pengalaman memadai.

    Sebagai rekomendasi, Pemerintah agar menerapkan secara ketat Permendikbud

    87/2013. Kemendikbud harus bekerja sama dengan Pemda agar mulai

    melakukan rekrutmen guru baru dengan persyaratan harus lulusan PPG.

    Pelaksanaan PPG harus serius mengutamakan mutu. BAN PT, segera melakukan

    akreditasi program studi yang belum terakreditasi, dan menutup yang tidak

    memenuhi persyaratan.

    Kata kunci: evaluasi, pendidik, tenaga kependidikan, profesi guru, keguruan

  • 34

    STRATEGI PENGIMBASAN GURU PENGGERAK DAlAM

    PEMBELAJARAN STEM MELALUI MGMP

    Iskandar Agung, Yufridawati, Fadhillah Darma Sulistyo, Arie Budi Susanto,

    Linda Efaria

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan strategi Guru Penggerak dalam

    menyebarkan pendekatan STEM. Makalah ini merupakan hasil penelitian dari

    bulan Maret hingga Oktober 2020 dengan mengumpulkan data melalui diskusi

    online dengan guru yang telah mendapatkan pelatihan dan melaksanakan

    pembelajaran berbasis STEM, kemudian menyebarkan angket kepada teman

    guru lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak guru yang

    belum mengetahui pendekatan STEM. Berbagai kendala masih dihadapi dalam

    sosialisasi STEM, terutama terkait sulitnya merancang kurikulum untuk

    penerapan STEM; kurangnya dukungan dari kepala sekolah dan dinas

    pendidikan; guru masih ragu untuk menerapkan pembelajaran STEM; guru

    mengalami kesulitan mengubah kebiasaan belajar; mempertanyakan

    kemampuan pendekatan STEM untuk mencapai penyelesaian kurikulum; waktu

    yang terbatas untuk implementasi STEM, dan lainnya. STEM dapat menjadi

    pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan oleh semua ilmu yang diajarkan.

    Organisasi guru MGMP dapat menjadi wahana potensial untuk mewujudkan

    peran mobilisasi guru dan menjadi pintu masuk untuk menghasilkan lebih

    banyak guru penggerak. Makalah ini juga menyajikan model konseptual

    mengenai strategi dalam mensosialisasikan pendekatan STEM melalui MGMP.

    Untuk itu, pemerintah perlu melatih STEM ini agar guru dapat mensosialisasikan

    di MGMP, mengajak guru berkolaborasi, memilah kurikulum, menentukan topik

    pembelajaran, berbasis faktual, dan berencana mendorong siswa aktif berbasis

    pemecahan masalah secara faktual.

    Kata kunci: strategi, guru penggerak, pendekatan pembelajaran, diseminasi,

    organisasi guru.

  • 35

    EVALUASI EFEKTIVITAS PELATIHAN GURU

    Yendri Wirda, Simon S. Sabon, Teguh Supriyadi, Lisna Sulinarsari

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Prestasi siswa maupun guru Indonesia masih rendah. Upaya peningkatan

    kompetensi guru oleh pemerintah dilakukan melalui pelatihan. Penelitian ini

    bertujuan untuk melihat efektivitas pelatihan guru tahun 2016 dan 2017 terkait

    reaksi peserta terhadap penyelenggaraan

    pelatihan; capaian pelatihan; perubahan perilaku guru setelah pelatihan;

    dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pelatihan. Data yang

    dianalisis adalah data sekunder dari SIM PKB dan data hasil evaluasi

    penyelenggaraan pelatihan dari P4TK IPA, Matematika, dan Bahasa yang

    dilengkapi dengan hasil FGD dengan P4TK, guru, dan instruktur pelatihan. Hasil

    analisis menunjukkan bahwa reaksi peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan

    pada umumnya positif (skor >= 90), hanya tiga indikator yang skornya lebih

    rendah yaitu ketercapaian tujuan, kesesuaian alokasi waktu, dan kelengkapan

    panduan. Adapun capaian pelatihan meningkat sekitar 7 poin meskipun rerata

    skor akhir masih kecil dari target nilai kompetensi. Terdapat kecenderungan guru

    dengan skor awal tinggi, memperoleh perubahan skor lebih kecil bahkan negatif.

    Proporsi ketidakefektifan pelatihan tertinggi terjadi di daerah-daerah yang

    memiliki guru dengan skor awal tinggi, daerah kepulauan, daerah dengan akses

    transportasi sulit, daerah dengan jaringan internet terbatas, dan atau di satuan

    pendidikan berkualitas baik seperti SPK. Hasil kajian ini mendorong agar

    penentuan target pelatihan betul-betul difokuskan bagi guru-guru yang memiliki

    kompetensi paling rendah pada lingkup provinsi, atau kabupaten/kota.

    Kata Kunci: efektifitas, pelatihan guru, prioritas pelatihan.

  • 36

    ANALISIS REGULASI PENINGKATAN MUTU GURU

    DALAM JABATAN

    Indah Pratiwi, Lukman Solihin, Diyan Nur Rakhmah W, Teguh Supriyadi,

    Bakti Utama

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Upaya memperbaiki mutu pembelajaran tidak dapat dilakukan tanpa usaha

    meningkatkan kompetensi guru. Sayangnya, sistem yang dibangun melalui

    berbagai regulasi yang ada sering kali justru dianggap menghambat

    pengembangan kompetensi guru di satu sisi, serta belum memberikan ruang

    pengembangan diri yang memadai di sisi yang lain. Untuk itu, kajian ini

    dilakukan untuk menelaah berbagai regulasi guru agar bottle neck dalam

    peningkatan kompetensi guru dapat terurai. Penelitian ini dilakukan dengan

    pendekatan kualtitatif melalui analisis subtansi teks regulasi. Pendekatan ini

    dimulai dengan melakukan inventarisasi regulasi yang relevan, menelaah konten

    regulasi yang telah dikumpulkan, kemudian hasilnya disampaikan dalam diskusi

    terpumpun bersama pakar, guru, pengurus organisasi guru dan pemangku

    kepentingan dari berbagai kementerian terkait guna menghasilkan analisis yang

    lebih mendalam. Hasil analisis terhadap regulasi peningkatan mutu guru dalam

    jabatan ini menyimpulkan empat permasalahan mendasar yang menjadi

    penghambat kualitas guru dalam jabatan, yaitu: pertama, tidak adanya pemetaan

    yang mampu menggambarkan kualitas guru secara komprehensif; kedua

    pendampingan bagi guru pemula yang kurang memadai; ketiga, tidak adanya

    regulasi yang mendukung iklim belajar dan pendampingan di antara guru

    sejawat; dan terakhir adanya jebakan administrasi dalam penilaian kinerja guru.

    Kata Kunci: guru, regulasi guru, mutu guru, kompetensi guru, guru dalam

    jabatan

  • 37

    Kelompok 4 : “ Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai Budaya”

    Judul dan penyaji:

    1. Dampak Pendaftaran Noken dalam ICH UNESCO-

    Damardjati Kun Marjanto, S.Sos.

    2. Internalisasi Kesadaran Sejarah Jalur Rempah sebagai

    National Brand dan National Pride -

    IGM Budiana Setiawan, SS, M.Si.

    3. Penguatan Literasi dan Apresiasi Seni -

    Mikka Wildha Nurrochsyam, M.Hum.

    4. Penguatan Kesadaran Sejarah di Kalangan Peserta Didik

    melalui Pembelajaran Sejarah Lokal dan Pelibatan Komunitas

    Sejarah - Unggul Sudrajat, SS.

  • 38

    DAMPAK PENDAFTARAN NOKEN DALAM ICH UNESCO

    Damardjati K. Marjanto, Ihya Ulumuddin, Kaisar Julizar, Imelda Wijaya

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Noken Papua sudah terdaftar dalam Intangible Cultural Heritage (ICH)

    UNESCO pada tahun 2012. Kewajiban Pemerintah Indonesia untuk melaporkan

    perkembangan Noken secara periodik empat tahunan kepada Sekretariat ICH

    UNESCO. Pada tahun 2020 ini, pemerintah akan menyusun laporan periodik

    kedua untuk rencana tindak Noken Papua. Tujuan penelitian ini adalah pertama

    untuk mengungkapkan implementasi rencana tindak yang sudah disusun pada

    saat pembuatan laporan periodik Noken Papua pada tahun 2016; kedua,

    menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam

    upaya pelestarian Noken Papua. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif

    dengan metode pengumpulan data dengan pengisian pedoman wawancara oleh

    pemangku kepentingan dan komunitas, desk riset terhadap berita-berita terkait

    Noken, dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukan, dari

    keenam rencana tindak, empat dapat dilaksanakan, yakni peningkatan kapasitas

    praktisi dan perajin dalam hal pengetahuan tentang nilai-nilai, makna, dan fungsi

    Noken; memastikan ketersediaan bahan-bahan alami; peningkatan keterampilan

    perajin; promosi budaya Noken. Sedangkan dua rencana tindak tidak dapat

    direalisasikan, yakni inventarisasi warisan budaya Noken dan merevisi bahan

    ajar noken. Dari hasil analisis SWOT, ditemukan kekuatan, kelemahan, peluang,

    dan ancaman dalam upaya pelestarian Noken Papua. Kekuatan, misalnya masih

    berfungsinya Noken dalam kehidupan sehari-hari. Kelemahan, semakin

    maraknya pemakaian tas modern. Peluang, dukungan dari pemangku

    kepentingan dan komunitas. Ancaman, bahan pembuatan yang semakin susah

    didapat.

    Kata Kunci: Noken Papua, Implementasi Rencana Tindak, kekuatan,

    kelemahan, peluang, ancaman.

  • 39

    INTERNALISASI KESADARAN SEJARAH JALUR REMPAH

    SEBAGAI DUKUNGAN UNTUK PENGAJUAN WARISAN

    BUDAYA DUNIA KE UNESCO

    Budiana Setiawan, Mikka Wildha N., Sugih Biantoro, Irawan S.S. Basuki,

    Unggul Wicaksono

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Jenderal

    Kebudayaan akan mengajukan Jalur Rempah sebagai nominasi Warisan Budaya

    Dunia ke UNESCO pada 2024. Sebagai persyaratan, sejarah Jalur Rempah harus

    menjadi outstanding universal values (nilai-nilai universal yang luar biasa). Oleh

    karena itu, eksistensi Jalur Rempah harus diinternalisasikan kepada para peserta

    didik, khususnya di jenjang SMA/SMK/MA. Tujuan dari kajian ini adalah: (1)

    Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap sejarah Jalur

    Rempah melalui materi pembelajaran sejarah di sekolah; (2) Membangun

    kesadaran peserta didik tentang pentingnya pelestarian terhadap artefak dan

    sumber sejarah yang terkait dengan sejarah Jalur Rempah. (3) Pemahaman

    peserta didik terhadap sejarah Jalur Rempah sebagai Outstanding Universal

    Values, menjadi salah satu pendukung dalam upaya mengajukan Jalur Rempah

    sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO. Hasil kajian menunjukkan sebagai

    berikut. Pertama, pembelajaran sejarah Jalur Rempah tidak ditempatkan sebagai

    Kompetensi Dasar (KD) tersendiri, sehingga pembelajaran sejarah Jalur Rempah

    lebih ditekankan sebagai muatan pembelajaran dan diintegrasikan ke dalam KD

    yang relevan. Kedua, hingga saat ini narasi Jalur Rempah Nasional belum

    tersusun, karena proses kajian masih berlangsung. Dengan demikian,

    internalisasi kesadaran sejarah Jalur Rempah dilakukan melalui pembelajaran

    sejarah lokal dengan materi pusat-pusat kekuasaan/ kerajaan-kerajaan dan

    pelabuhan-pelabuhan di Nusantara yang kontekstual dengan Jalur Rempah.

    Ketiga, pembelajaran sejarah Jalur Rempah dalam lingkup lokal diperlukan

    untuk memperkaya pemahaman mengenai Jalur Rempah secara nasional. Di

    samping itu, pembelajaran sejarah Jalur Rempah disertai dengan living history

    (kunjungan langsung ke tempat sejarah) sesuai daerah masing-masing peserta

    didik.

    Kata kunci: internalisasi, sejarah, jalur rempah, peserta didik, kompetensi dasar

  • 40

    PENGUATAN LITERASI DAN APRESIASI SENI WAYANG

    DI PERGURUAN TINGGI

    Mikka Wildha Nurrochsyam; Unggul Sudrajat; Herman Hendrik; Agus

    Sudarmadji

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah pertama ingin mengetahui bahan ajar dalam mata

    kuliah wayang di perguruan tinggi dan ingin mengetahui pengelolaan sumber

    daya manusia akademik dalam pengajaran mata kuliah wayang di perguruan

    tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari

    para akademisi antara lain: di bidang filsafat, pedalangan, sastra Jawa, arkeologi,

    filologi, serta para pakar wayang, budayawan serta praktisi di bidang

    pewayangan melalui webinar. Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa

    prodi materi ajar pembelajaran wayang masih membutuhkan kemasan yang

    menarik dan sederhana untuk diajarkan kepada mahasiswa. Sebagai bentuk

    apresiasi terhadap wayang perlu mempraktekkan unsur-unsur pergelaran

    wayang, seperti ginem (dialog), dan praktek sabet (menggerakkan wayang).

    Sedangkan, dalam kaitannya dengan sumber daya manusia pembelajaran seni

    wayang kurang optimal karena beberapa hal antara lain: minat mahasiswa yang

    kurang karena kendala bahasa daerah yang digunakan dalam wayang; pergelaran

    wayang terkesan susah mempelajarinya; ada jurusan yang lebih menonjolkan

    kajian teoritis daripada praktek seharusnya terdapat keseimbangan antara praktek

    dan teori; dan belum adanya sinergi yang optimal antara perguruan tinggi,

    pemerintah dan lembaga pewayangan dalam hal pembelajaran mata kuliah

    wayang.

    Kata Kunci: wayang, materi ajar, sdm, apresiasi dan literasi.

  • 41

    KAJIAN PENGUATAN KESADARAN SEJARAH DI

    KALANGAN PESERTA DIDIK SMA DI JAWA MELALUI

    PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DAN PELIBATAN

    KOMUNITAS SEJARAH

    Unggul Sudrajat, Irawan Santoso Suryo Basuki, Sugih Biantoro,

    IGN Budiana Setiawan, Mulyadi

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Kesadaran sejarah berperan penting di dalam menanamkan identitas nasional

    suatu bangsa. Oleh karena itu, semua lapisan masyarakat Indonesia harus

    memiliki kesadaran sejarah secara baik, tidak terkecuali kalangan generasi muda

    atau peserta didik. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya

    kewajiban komunitas sekolah, untuk menumbuhkan kesadaran sejarah kepada

    generasi muda. Salah satu caranya adalah dengan pembelajaran sejarah lokal dan

    pelibatan komunitas sejarah. Cara ini dapat memperkaya pengetahuan peserta

    didik, sekaligus merupakan alternatif baru cara belajar sejarah yang lebih

    menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pembelajaran

    sejarah lokal dan pelibatan komunitas sejarah untuk meningkatkan kesadaran

    sejarah di kalangan peserta didik. Metode yang digunakan dalam kajian ini

    adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kajian

    kepustakaan dan diskusi kelompok terpumpun (DKT) virtual. Hasil dari

    penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah lokal diperlukan agar

    proses membangun kesadaran ruang dan waktu, termasuk pengenalan diri dan

    lingkungan sekitarnya, melalui pembelajaran sejarah dapat berjalan baik. Sejarah

    lokal sendiri dapat menumbuhkan rasa kebangsaan melalui pengenalan sejarah

    mulai dari lingkungan terdekat. Pelibatan komunitas sejarah adalah salah satu

    cara kolaborasi untuk meningkatkan kesadaran sejarah peserta didik dan menjadi

    bagian dari integrasi pembelajaran formal dan informal dengan tujuan yang

    sama.

    Kata Kunci: kesadaran sejarah, sejarah lokal, komunitas sejarah

  • 42

    Kelompok 5 : “ Ketahanan Budaya”

    Judul dan penyaji:

    1. Dampak Sosial Ekonomi COVID-19 Terhadap Pelaku Budaya

    - Genardi Atmadiredja, M.Sn.

    2. Digitalisasi Museum - Dra. Irna Trilestari, M.Hum.

    3. Wisata Pedesaan: Pembangunan Pariwisata Nasional dari

    Pinggir - Robi Ardiwijaya (Kemenparekraf).

    4. Repositori dan Preservasi Digital History Aktivitas Praktisi

    Seni di Era Pandemi COVID-19 di Tiga Kota (Jakarta,

    Bandung, dan Yogyakarta) - Dr. Zeffry Alkatiri (UI).

  • 43

    DAMPAK PANDEMI TERHADAP SENIMAN DAN PELAKU

    INDUSTRI KREATIF

    Genardi Atmadiredja, Damardjati Kun Marjanto, Noviyanti, Fadhilah Darma

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABTSTRAK

    Pandemi COVID-19 turut berdampak terhadap ranah kreasi budaya dan ekonomi

    kreatif. Pandemi mengakibatkan terganggunya proses kreasi, produksi,

    distribusi, konsumsi, hingga konservasi. Penerapan pembatasan sosial melalui

    penghentian berbagai kegiatan yang berpotensi mengumpulkan kerumunan

    massa, menyebabkan berbagai sektor industri kreatif terganggu, bahkan lumpuh.

    Tahapan distribusi dan konsumsi adalah tahapan dalam mekanisme industri

    kreatif yang paling terdampak. Komunitas maupun individu pelaku industri

    kreatif ditantang untuk dapat bertahan di tengah kondisi yang sulit. Sehubungan

    dengan fenomena tersebut, Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan

    Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan kajian

    berjudul “Dampak Sosial Ekonomi Pandemi COVID-19 terhadap Seniman dan

    Pelaku Industri Kreatif”. Melalui studi literatur terhadap kajian yang relevan,

    analisis isi media massa, serta wawancara para pelaku industri kreatif yang

    terdampak pandemi dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga upaya/solusi yang

    kerap dilakukan seniman dan pelaku industri kreatif selama masa pandemi.

    Pertama, melakukan alih media ke digital (shifting to digital). Kedua,

    membangun relasi dan kolaborasi melalui wadah kreatif (creative hub). ketiga,

    beradaptasi dengan melakukan penyesuaian dan analisis tren (reinventing the

    trend) di masa pandemi. Adaptasi kebiasaan baru tampaknya adalah slogan yang

    juga berlaku dalam praktik industri kreatif di tengah pandemi.

    Kata Kunci: Pandemi, COVID-19, Seni, Industri Kreatif, Seniman.

    mailto:[email protected]

  • 44

    DIGITALISASI MUSEUM:

    PAMERAN MUSEUM DI MASA PANDEMI COVID-19

    Irna Trilestari, IGN Budiana Setiawan, Kaisar Julizar, Linda Evaria,

    Sujarmanto

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Adanya pandemi COVID-19 telah berdampak pada semua sendi kehidupan,

    termasuk pada keberlangsungan museum. Pandemi COVID-19 di satu sisi telah

    membatasi perjumpaan fisik, namun di sisi lain mendorong pemanfaatan

    sebesar-besarnya teknologi digital pada pameran museum. Kajian ini bertujuan;

    1) mengetahui dan memahami upaya pengelola museum dalam adaptasi dan

    fasilitasi pameran museum di masa pandemi COVID-19, 2) mengetahui dan

    memahami lebih dalam teknologi digital museum yang diapresiasi masyarakat

    pada masa pandemi COVID-19. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif

    dengan melakukan pengumpulan data berupa data sekunder, pengamatan media

    digital dan melakukan wawancara mendalam terhadap informan kunci. Kajian

    dilakukan di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta pada: 1) Museum yang dikelola

    oleh Kemendikbud dan Pemda DKI Jakarta, 2) Museum yang dikelola Lembaga

    atau Kementerian lain, dan 3) Museum yang dikelola Yayasan/Perorangan

    (pribadi). Hasil kajian menunjukan tidak semua museum memiliki SDM yang

    mendukung pengelolaan layanan informasi teknologi, sumber data informasi dan

    pesan yang disampaikan, serta tampilan pameran digital tidak semua museum

    dalam kondisi baik, tidak semua masyarakat dapat mengakses internet untuk

    melihat aktivitas digital museum, kurangnya ketersediaan dana dalam

    pembiayaan program digital museum, baik pemutakhiran maupun pemeliharaan

    secara berkesinambungan. Adapun untuk apresiasi masyarakat pada awal

    pandemi menurun dengan adanya PSBB awal dan PSBB Transisi di DKI Jakarta,

    namun dengan adanya adaptasi dan fasilitasi pengelola museum mengalami

    kenaikan kunjungan di bulan Agustus hingga Oktober.

    Kata kunci: Museum, Pandemi, Pengelola, Digitalisasi, Pameran

  • 45

    WISATA PEDESAAN:

    PEMBANGUNAN PARIWISATA NASIONAL DARI PINGGIR

    Robi Ardiwijaya

    Direktorat Kajian Strategis Kepariwisataan

    Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    [email protected]

    ABSTRAK

    Adanya kesenjangan pembangunan yang hingga sekarang masih terlihat antara

    wilayah Indonesia bagian barat dengan timur serta antara kota dan desa,

    menyebabkan banyak daerah terutama daerah perdesaan yang ada di pinggiran

    tidak dapat berkembang karena minimnya infrastruktur sosial. Belum lagi

    tekanan arus globalisasi yang menuntut daya saing tinggi, telah membawa

    dampak pada perubahan kehidupan sosial budaya serta pergeseran akar budaya

    sebagai identitas bangsa. Untuk itu diperlukan upaya terobosan yang mampu

    menjunjung identitas bangsa dalam percepatan pembangunan nasional di segala

    bidang yang salah satunya melalui pembangunan pariwisata berkelanjutan.

    Indonesia sebagai negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya dengan

    lebih dari 500 suku bangsa tersebar di lebih 78 ribu desa di daerah pinggiran dan

    masih mempertahankan tradisi sebagai identitas, memiliki peluang besar untuk

    dikembangkan sebagai daya tarik wisata unik ke Indonesia an. Melalui studi

    kepustakaan, artikel ini bertujuan mendeskripsikan pengembangan wisata

    perdesaan dapat menjadi salah satu terobosan dalam mendukung percepatan

    pembangunan nasional, dengan mengoptimalkan kondisi geografis

    keanekaragaman potensi sumberdaya alam dan budaya sebagai daya tarik wisata

    di kawasan perdesaan. Diharapkan tulisan ini menjadi masukan agar

    pembangunan pariwisata di kawasan perdesaan dapat diterima dalam kehidupan

    sosial dan layak secara budaya setempat, tidak diskriminatif, orientasi pada

    masyarakat lokal, dan mampu melestarikan lingkungan.

    Kata Kunci : Pariwisata, Pedesaan, Wisata Pedesaan

  • 46

    REPOSITORI DAN PRESERVASI DIGITAL HISTORY

    AKTIFITAS PRAKTISI SENI DI ERA PANDEMI COVID-19

    DI TIGA KOTA (JAKARTA, BANDUNG, DAN YOGJAKARTA)

    Zeffry Alkatiri, Dita Prameswari, Muhamad Fauzi

    Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

    [email protected]

    ABSTRAK

    Sejak bulan Maret 2020 sampai saat ini dapat dikatakan sebagai periode mitigasi

    pendemi wabah COVID-19 di Indonesia. Hampir semua aktifitas kehidupan

    masyarakat menjadi terganggu, terlebih lagi para praktisi seni yang tidak

    diperkenankan untuk berkumpul atau mengadakan kegiatan berkeseniannya.

    Sebab hal itu termasuk kegiatan yang dilarang, baik oleh Pemda setempat

    maupun secara nasional. Akibatnya kegiatan para praktisi berbagai bidang seni

    yang umumnya dilakukan dalam pentas dan kerumunan menjadi terhalang. Riset

    ini akan menelusuri dan mengumpulkan berbagai data berkenaan dengan

    aktifitas para praktisi seni di tiga kota dan bagaimana mereka mensiasati aktifitas

    berkeseniannya di era mitigasi bencana pendemi COVID-19 ini. Preservasi

    kesejarahan secara digital menjadi populer sejak dikembangkannya Web 3.0

    yang memudahkan akses secara digital. Platform ini merupakan bentuk baru

    presentasi kesejarahan. Tempat penyimpanan digital berbasis web ini dibagi

    dalam sejumlah kategori, yang dikaitkan dengan tempat dan waktu serta

    terhubung seusai dengan peran dan fungsinya. Setiap fakta dan data

    berhubungan dengan sumber yang berkenaan dengan gambar, arsip, poster,

    audio-visual, artikel atau esai yang beragam dengan mengusung beberapa tema

    besar serta penampilan para tokoh dan peristiwanya. Tujuan penelitian ini adalah

    (i) untuk mengembangkan tempat penyimpanan (repository) berbasis web untuk

    menampung data kegiatan para praktisi seni budaya di tiga kota, Jakarta,

    Bandung, dan Yogjakarta yang terkena dampak langsung wabah COVID-19; (ii)

    untuk menggabungkan data aktifitas kesenian mereka dengan teknologi sehingga

    dapat menghubungkan pihak publik, tempat dan waktu, serta menyediakan

    kesatuan kerangka (framework) untuk menceritakan berbagai aktifitas kesenian

    di era pandemic COVID-19 di tiga kota. Riset ini akan melibatkan kontributor

    dari kalangan praktisi seni, komunitas seni, akademisi dan non akademisi yang

    melakukan berbagai aktivitasnya di masyarakat. Penelitian ini akan mengolah

    dan memperlihatkan bagaimana tempat penyimpanan digital ini bekerja sebagai

    media pelestarian kesejarahan yang nantinya dapat diakses oleh public dengan

    melibatkan publik (history from below). Platform ini merupakan manifestasi dari

    Sejarah Seni Terapan (applied history) yang lebih populer dengan sebutan

    Sejarah Seni Publik.

    Kata Kunci: sejarah publik, praktisi seni, repositori, preservasi digital, tiga kota

  • 47

    Kelompok 6 : “ Penguatan Kapasitas Sumber Daya Pendidikan di

    Masa Pandemi”

    Judul dan penyaji:

    1. Dampak BDR terhadap Kondisi Psikologis Anak –

    Ais Irmawati, M.Si.

    2. Memperkuat Kepemimpinan Instruksional (Instructional

    Leadership) di Sekolah pada Masa Pandemi –

    Dr. Idris HM Noor, M.Ed.

    3. Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan dan Keselamatan

    di Satuan Pendidikan Pada Masa Kenormalan Baru –

    Kaisar Julizar, S.Sos.

    4. Implementasi Belajar dari Rumah Pada Siswa Madrasah -

    Nur Aulia (Kemenag).

  • 48

    DAMPAK BELAJAR DARI RUMAH

    TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS SISWA

    Ais Irmawati, Sri Fajar Martono, Novianti, Asri Joko Surono

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Pandemi COVID-19 telah membuat sejumlah negara melakukan pembatasan

    termasuk bidang pendidikan. Di Indonesia pembatasan bidang pendidikan

    dilakukan dengan menggunakan pela Belajar Dari Rumah, yang dituangkan

    melalui Surat Edaran (SE) Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020. Tujuan

    penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kualitas kondisi psikologis

    siswa selama menjalankan proses Belajar Dari Rumah (BDR) pada masa

    pandemic COVID-19 di SD Kelas Atas dan semua tingkatan di SMP, SMA, dan

    SMK. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan survey online ke dua belas

    provinsi yang mewakili enam pulau besar di Indonesia. Setiap provinsi dipilih

    satu ibu kota dan satu kabupaten yang mempunyai jumlah sekolah terbesar,

    selanjutnya dianalisa secara kuantitatif menggunakan program excel dan SPSS

    untuk mendeskripsikan capaian skor SDQ (strength and difficulties

    questionnaire) BDR dan uji beda skor SDQ berdasarkan variable demografis dan

    Status Sosial Ekonomi Siswa, yang meliputi jenis kelamin siswa, jenjang

    pendidikan, status penerimaan PIP, pendidikan ayah, pendidikan ibu, cara

    belajar, akses internet, lama belajar dalam sehari, dan lama

    bermain. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat perbedaan Skor

    SDQ menurut perbedaan kategori tiap variabel.

    Kata Kunci: BDR, SDQ, Kondisi Psikologis Siswa

  • 49

    KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM

    MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI MASA

    PANDEMI COVID 19

    Idris HM Noor, Herlinawati, Bambang Suwardi Joko, Asri Joko Surono

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan mengkaji kepemimpinan instruksional kepala sekolah

    dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Pendekatan campuran kualitatif dan

    kuantitatif digunakan untuk mengkaji kepemimpinan instruksional kepala

    sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajatan di sekolah sehingga mampu

    memotivasi guru untuk kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menarik

    dan efektif secara online atau di kelas sehingga mereka menjadi guru-guru

    pembelajar. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengkaji data sekunder

    dan data primer yang diambil melalui FGD dan wawancara secara virtual di

    sekolah sampel penelitian agar efektif membantu guru dalam meningkatkan

    pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala sekolah membantu

    guru dalam perencnaan pembelajaran terdiri atas silabus, RPP, dan materi ajar.

    Cara pembelajaran di masa pandemi, hampir semua guru (78.4%) melaksanakan

    pembelajaran melalaui daring, tatap muka (7,9%0, dan gabungan tatap mukan

    dan daring (15,2%). Evaluas pembelajaran atau penilaian dilakukan dengan ujian

    atau tes siswa, 78.4 persen kepala sekolah mengatakan guru menilai dari hasil

    laporan kegiatan siswa, 57.7 persen guru menilai hasil diskusi dengan guru, dan

    54.2 persen melalui supervisi. Pola kepemimpinan kepala sekolah yang efektif

    adalah 97,4 persen demokratis selain otoriter dan permisif. Kendala dalam

    melaksanakan pembelajaran adalah keterbatasan orang tua dalam mendampingi

    anak belajar sebanyak 70 persen, 69.2 persen keterbatasan ekonomi orang tua

    dalam mendukung PJJ, 65.6 persen tidak semua guru mempunyai kemampuan

    IT, 58.1 persen guru kurang mampu mengembangkan materi ajar, 40.5 persen

    karena kurangnya anggaran, dan 35.2 persen karena keterbatasan fasiliats dan

    sarana prasarana. Untuk mengatasi kendala tersbut, kepala sekolah menempuh

    berbagai cara untuk menyelesaikan kendala/hambatan yang dihadapi yaitu

    memberikan pelatihan dan pendampingan kepada guru, (74.9 persen),

    memanfaatkan dana BOS/BOP sebesar 70.9 persen, memanfaatkan tenaga IT

    sebesar 66,5 persen, memberi bantuan kuota internet kepada siswa sebesar 60.4

    persen, kerjasama dengan masyarakat dan DU/DI sebesar 14,1 persen, dan

    pelatihan dan penyediaan modul untuk orang tua sebesar 13,7 persen.

    Kata kunci. Kepeimimpinan, kepala sekolah, guru, pembelajaran, daring, tatap

    muka

  • 50

    OPTIMALISASI PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DAN

    KESELAMATAN DI SATUAN PENDIDIKAN

    PADA MASA KENORMALAN BARU

    Kaisar Julizar, Lucia H. Winingsih, Ari Budi Susanto

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Penerapan protokol kesehatan dan keselamatan COVID-19 di satuan pendidikan

    merupakan kunci utama dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di

    masa pandemi COVID-19. Untuk itu, kajian ini bertujuan: (1) mengetahui

    penerapan protokol kesehatan dan keselamatan di satuan pendidikan yang telah

    memulai pembelajaran tatap muka; (2) merumuskan rekomendasi dalam upaya

    optimalisasi penerapan protokol kesehatan dan keselamatan di satuan pendidikan

    pada masa kenormalan baru. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

    Pengumpulan data melalui Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dan

    wawancara, baik tatap muka maupun tatap maya, serta dari berbagai sumber

    media dan berita. Satuan pendidikan yang telah menyelenggarakan tatap muka

    sudah menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan COVID-19. Namun,

    penerapannya masih belum optimal, seperti sulit mencegah siswa berkumpul dan

    bercengkerama, belum terbiasa mendisiplinkan cuci tangan, dan jamak

    pemakaian masker yang tidak tepat. Kebiasaan di lingkungan tempat tinggal

    yang tidak disiplin protokol kesehatan dan keselamatan justru akan berdampak

    buruk bagi pembelajaran tatap muka. Upaya optimalisasi dapat dilakukan,

    misalnya memastikan warga sekolah selalu menerapkan jaga jarak, terutama di

    dalam kelas dan taman-taman sekolah, mendisiplinkan kebiasaan cuci tangan

    secara berkala, memastikan pemakaian masker yang tepat, melakukan pemetaan

    kondisi warga sekolah, memaksimalkan peran UKS, serta aktif berkoordinasi

    dengan pihak-pihak terkait.

    Kata Kunci: optimalisasi, protokol kesehatan dan keselamatan, masa

    kenormalan baru

  • 51

    Kelompok 7 : “ Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19”

    Judul dan penyaji:

    1. Monitoring Implementasi Kurikulum Kondisi Khusus dan

    Modul Literasi dan Numerasi – Meni Handayani, SS, M.Si.

    2. Adaptasi Pembelajaran pada PAUD di Masa Pandemi

    COVID-19 - Nur Listiawati, SS, M.Ed.

    3. Pembelajaran Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus dalam Masa

    Pandemi COVID-19 - Dr. Etty Sisdiana.

    4. Kembali Ke Rumah: Kesiapan Orangtua Mendidik di Masa

    Pandemi - Anggi Afriansyah (LIPI).

  • 52

    IMPLEMENTASI KURIKULUM DARURAT DAN MODUL

    BELAJAR LITERASI DAN NUMERASI

    Meni Handayani, Sabar B. Raharjo, Asma Aisha dan Joko Purnama Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) bagaimana sosialisasi kurikulum darurat di

    lapangan? 2) bagaimana distribusi/logistik modul belajar literasi dan numerasi

    kurikulum darurat? dan 3) bagaimana pemanfaatan modul belajar literasi dan

    numerasi oleh guru? apa saja manfaat yang didapatkan dari modul tersebut?

    Metode penelitian menggunakan survei terhadap 1202 guru SD yang ada di 15

    Provinsi dan 50 kabupaten/kota. Hasil penelitian: 72% responden telah

    mengetahui adanya kurikulum darurat. Dari 72% yang mengetahui adanya

    kurikulum darurat, 52% responden menggunakan kurikulum darurat. Kurikulum

    darurat cenderung lebih digunakan oleh responden di wilayah non-tertinggal,

    sekolah BDR, dan jenjang kelas yang lebih tinggi. Dari 628 guru yang

    menggunakan kurikulum darurat, 281 guru memiliki modul belajar literasi dan

    numerasi kurikulum darurat. Rasio ini jauh lebih rendah di daerah tertinggal

    (28%) karena kendala keterbatasan biaya. Dari 281 guru yang memiliki modul

    belajar literasi dan numerasi, 256 (91%) guru menggunakannya dalam kegiatan

    pembelajaran. Hanya 16% guru yang telah mendistribusikan modul kepada

    orang tua siswa. Tantangan utama: orang tua yang sulit ditemui, kemampuan

    orang tua, dan orang tua yang menganggap pembelajaran hanya menjadi

    tanggung jawab guru. Guru pengguna modul di daerah tertinggal dan non-

    tertinggal memiliki persepsi positif terhadap modul belajar literasi dan numerasi

    (N=256). Struktur dan kemenarikan gambar sudah sesuai, namun jumlah

    halaman dan kualitas gambar saat dicetak belum memenuhi harapan guru.

    Hampir seluruh guru pengguna modul menganggap modul bermanfaat

    memberikan arahan yang lebih jelas, membantu orang tua, dan meningkatkan

    partisipasi belajar siswa. Rekomendasinya menggencarkan sosialisasi kurikulum

    dan modul belajar literasi dan numerasi di daerah tertinggal dengan melibatkan

    organisasi lokal lainnya, seperti LSM, universitas, mitra pembangunan dan

    media lokal.

    Kata Kunci: Implementasi, kurikulum darurat, modul belajar.

  • 53

    ADAPTASI PEMBELAJARAN PADA PAUD

    DI MASA PANDEMI COVID-19

    Nur Listiawati, Siswantari, Dyah Suryawati, dan Yunita Murdianingrum

    Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud

    [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan menganalisis kesiapan dinas pendidikan kabupaten/kota

    membina lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, kesiapan lembaga dan orang tua

    menyelenggarakan Belajar Dari Rumah, adaptasi pembelajaran oleh lembaga

    dan orang tua, serta dukungan dan hambatan yang dihadapi. Penelitian

    menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan hasil

    survei 2 direktorat yang relevan. Data primer diperoleh melalui Diskusi

    kelompok Terpumpun dengan dinas pendidikan, kepala lembaga dan guru dari 7

    kabupaten/ kota. Hasil analisis menunjukkan: 1) Belum semua dinas pendidikan

    mengikuti 8 langkah yang diatur oleh pemerintah serta kurang efektifnya

    pemantauan dan evaluasi di masa pandemi; 2) kesiapan lembaga dan orang tua

    terlihat dari kesepakatan bersama, kriteria