panduan seminar dan kumpulan abstrak › assets...kelompok 4 : “ revitalisasi dan aktualisasi...
TRANSCRIPT
-
PANDUAN SEMINAR DAN KUMPULAN ABSTRAK
SEMINAR HASIL PENELITIAN TAHUN 2020
TAHAP II
“Kebijakan Berbasis Bukti untuk Memperkuat
Kemerdekaan Belajar dan Ketahanan Budaya
di Masa Pandemi”
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN
TAHUN 2020
-
i
KATA PENGANTAR
Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak), Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan (Balitbang dan Perbukuan),
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki tugas
melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis penelitian dan
menyusun rekomendasi kebijakan pendidikan dan kebudayaan.
Pada tahun 2020 Puslitjak telah menyelenggarakan kegiatan
penelitian guna menyiapkan bahan rekomendasi kebijakan
pendidikan dan kebudayaan.
Penyelenggaraan Seminar ini merupakan sarana untuk melakukan
diseminasi hasil penelitian yang sudah dilaksanakan Puslitjak
kepada pemangku kepentingan terkait. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kerja di bidang
pendidikan dan kebudayaan.
Panduan seminar ini menjadi acuan penyelenggaraan bagi panitia
serta sebagai panduan bagi peserta.
Semoga bermanfaat.
-
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
A. Latar Belakang .........................................................................1
B. Bentuk Kegiatan ......................................................................3
C. Tujuan ......................................................................................3
D. Hasil yang Diharapkan ............................................................4
E. Topik Penelitian/Kajian ...........................................................4
F. Tempat dan Waktu...................................................................5
G. Tema Seminar ..........................................................................5
H. Pengarah dan Penanggung Jawab ............................................5
I. Penyaji .....................................................................................6
J. Peserta ......................................................................................6
K. Ketentuan Paparan Hasil Penelitian ........................................8
L. Jadwal Seminar ......................................................................11
M. Tata Tertib .............................................................................12
N. Judul Penelitian......................................................................14
O. Diskusi Panel .........................................................................17
P. Panduan Masuk ke Breakout Room Aplikasi Zoom .............20
-
iii
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR HASIL PENELITIAN
TAHUN 2020 TAHAP II ............................................................. 23
Kelompok 1: “ Penjaminan Mutu Pendidikan” .................... 23
Kelompok 2 : “ Tata Kelola Pendidikan” .............................. 28
Kelompok 4 : “ Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai Budaya” . 37
Kelompok 5 : “ Ketahanan Budaya” ..................................... 42
Kelompok 6 : “ Penguatan Kapasitas Sumber Daya Pendidikan
di Masa Pandemi” ......................................... 47
Kelompok 7 : “ Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19” . 51
Kelompok 8 : “Adaptasi Perguruan Tinggi di Masa Pandemi
Covid-19” ...................................................... 56
-
1
A. Latar Belakang
Sebagai langkah mendukung pencapaian visi Indonesia Maju yang
dicanangkan Pemerintah, pembangunan pada sektor pendidikan
dan kebudayaan perlu diarahkan untuk peningkatan kualitas
pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) serta
pengarusutamaan kebudayaan. Di tengah globalisasi dan inovasi
teknologi yang tanpa henti, kualitas SDM akan sangat menentukan
kemampuan suatu bangsa untuk berkompetisi. Peningkatan mutu
pendidikan dan pemajuan kebudayaan menjadi tantangan yang
diemban oleh Kemendikbud dalam pembangunan SDM Indonesia.
Diperlukan kolaborasi untuk melakukan ikhtiar bersama semua
pihak guna melaksanakan amanah tersebut.
Upaya bersama yang dapat dilakukan dalam rangka menjawab
tantangan peningkatan mutu dan pemajuan kebudayaan yaitu
dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas kebijakan.
Kebijakan yang disasarkan pada hasil penelitian dan pengkajian
yang baik diyakini dapat meningkatkan kualitasnya serta ketepatan
sasarannya. Dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, kemajuan
teknologi yang mendorong Revolusi Industri 4.0 bersama dengan
terobosan-terobosan yang menyertainya menjadi tantangan utama
dalam penyiapan SDM yang memiliki kemampuan daya saing yang
tinggi. Dunia kerja di masa depan akan sangat berbeda dengan
kondisi sekarang. Kemendikbud dalam upayanya telah
berkomitmen untuk menciptakan Pelajar Pancasila, yaitu
perwujudkan pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global
dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila yang beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, bernalar kritis, kreatif,
mandiri, bergotong royong, dan berkebinekaan global.
Dalam rangka menyediakan informasi untuk perumusan kebijakan,
Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak), Balitbang dan Perbukuan
-
2
Kemendikbud pada tahun 2020 telah melaksanakan berbagai
penelitian dan pengembangan, baik topik-topik yang terkait dengan
akses pendidikan, mutu pendidikan, tata kelola pendidikan dan
kebudayaan, pembelajaran dan pengajaran, pengelolaan tenaga
pendidik dan kependidikan, merdeka belajar, serta perlindungan,
revitalisasi, dan aktualisasi kebudayaan. Selain topik-topik
tersebut, pada tahun 2020 Puslitjak juga menyelenggarakan
penelitian dan kajian terkait dengan situasi dan kondisi terkini yang
dihadapi dunia pendidikan dan kebudayaan, diantaranya yaitu
topik-topik terkait dengan pendidikan di masa pandemi Covid-19,
pendidikan di era digital, dan dampak pandemi Covid-19 terhadap
kebudayaan. Sebagai upaya penyebarluasan dan pemanfaatan
penelitian/kajian yang sudah dihasilkan, Puslitjak
menyelenggarakan seminar sebagai sarana menyampaikan temuan
dan rekomendasi untuk merumuskan kebijakan bagi pengambil
kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Kegiatan seminar hasil penelitian merupakan tahapan akhir dari
kegiatan penelitian. Kegiatan ini sebelumnya telah melewati
tahapan penyajian hasil penelitian/kajian tahap awal yang bertujuan
untuk mempertajam hasil penelitian kebijakan pendidikan dan
kebudayaan yang telah dilakukan oleh para peneliti dan perekayasa
Puslitjak. Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian yang
dilakukan, Puslitjak selalu berupaya melibatkan pemangku
kepentingan terkait dalam kegiatan ilmiah, terutama dalam
diseminasi hasil penelitian. Kegiatan diseminasi ditujukan kepada
kelompok atau individu peneliti dan perekayasa terkait agar mereka
memperoleh informasi, kemudian timbul kesadaran dan menerima,
hingga akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Hasil penelitian
akan memperkuat atau mengesampingkan asumsi-asumsi yang
telah ada sebelumnya dengan informasi yang lebih ilmiah. Selain
hasil penelitian dari Puslitjak, juga terdapat hasil penelitian dari
-
3
lembaga-lembaga penelitian lain, baik dari lembaga pemerintah
atau lembaga swasta yang bermitra dengan Puslitjak.
Terselenggaranya seminar hasil penelitian kebijakan pendidikan
dan kebudayaan akan mendukung perkembangan kebijakan
pendidikan dan kebudayaan yang responsif terhadap tantangan
serta kemajuan zaman.
B. Bentuk Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk seminar yang melibatkan para
peneliti dan perekayasa Puslitjak dan lembaga penelitian mitra
untuk memaparkan hasil-hasil penelitian kebijakan pendidikan dan
kebudayaan. Nama kegiatan ini adalah Seminar Hasil Penelitian
Tahun 2020. Dalam rangka menyesuaikan dengan protol kesehatan
pada masa Pandemi Covid-19, Seminar Hasil Penelitian Tahun
2020 dilaksanakan dalam dua tahap. Selain itu, seminar juga
dilaksanakan melalui dua metode, yaitu tatap muka di hotel dan
webinar melalui aplikasi zoom. Buku ini merupakan Panduan
peyelenggaraan Seminar Hasil Penetian Tahun 2020 Tahap II.
C. Tujuan
Seminar hasil penelitian kebijakan pendidikan dan kebudayaan ini
bertujuan untuk mendiseminasikan hasil penelitian kebijakan
pendidikan dan kebudayaan yang sudah dilakukan Puslitjak dan
lembaga penelitian mitra.
-
4
D. Hasil yang Diharapkan
Seminar hasil penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan
hasil penelitian yang sudah dilaksanakan Puslitjak dan lembaga
penelitian mitra kepada pemangku kepentingan terkait, sehingga
dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program kerja di bidang pendidikan dan
kebudayaan. Melalui seminar ini juga diharapkan dapat diperoleh
masukan yang dapat dijadikan bahan acuan perbaikan kualitas
penelitian yang dilaksanakan Puslitjak. Hasil seminar akan
dituangkan dalam bentuk output artikel karya tulis ilmiah yang
akan dijadikan Prosiding sebagai sarana diseminasi hasil penelitian.
E. Topik Penelitian/Kajian
Topik hasil penelitian/kajian yang diseminarkan pada Seminar
Hasil Penelitian Tahun 2020 ini meliputi:
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Pengajaran
2. Afirmasi Akses dan Percepatan Wajib Belajar 12 Tahun
3. Peningkatan Pengelolaan dan Penempatan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
4. Penjaminan Mutu
5. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan dan Kebudayaan
6. Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai Budaya dan Kearifan Lokal
7. Perlindungan Hak Kebudayaan dan Ekspresi Budaya
8. Peningkatan Budaya Literasi
9. Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19
10. Merdeka Belajar
11. Pendidikan di Era Digital
12. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tinggi
13. Pemajuan Kebudayaan
-
5
F. Tempat dan Waktu
Seminar tahap kedua akan dilaksanakan pada tanggal 7 s.d. 9
Desember 2020. Seminar secara tatap muka akan diadakan di The
Mirah Hotel, Jl. Pangrango No.9A, RT.04/RW.04, Babakan,
Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Sedangkan seminar
dengan metode webinar akan dilaksanakan menggunakan aplikasi
Zoom Meeting.
G. Tema Seminar
Tema Seminar Hasil Penelitian Tahun 2020 yaitu “Kebijakan
Berbasis Bukti untuk Memperkuat Kemerdekaan Belajar dan
Ketahanan Budaya di Masa Pandemi”.
H. Pengarah dan Penanggung Jawab
Pengarah : plt. Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Penanggungjawab : plt. Kepala Pusat Penelitian Kebijakan, Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
-
6
I. Penyaji
Penyaji seminar adalah para peneliti, perekayasa, dan analis data di
Puslitjak serta peneliti pada lembaga penelitian mitra. Pada
Seminar Tahap II dijadwalkan akan menyajikan 30 judul
penelitian/kajian yang terdiri dari:
1. 23 judul penelitian oleh peneliti, perekayasa, dan analis data
internal Puslitjak
2. 1 judul penelitian hasil kerjasama Puslitjak dengan lembaga
penelitian lain
3. 1 judul kajian isu aktual oleh peneliti internal Puslitjak
4. 2 judul kajian isu aktual hasil kerjasama Puslitjak dengan
lembaga penelitian lain
5. 3 judul hasil penelitian/kajian dari K/L lain
J. Peserta
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1. Sekretaris Direktorat Jenderal PAUD Dasmen
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan
3. Direktur Perlindungan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan
4. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen
Pendidikan Tinggi
5. Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, Setjen
Kemendikbud
6. Kepala Pusat Penguatan Karakter, Setjen Kemendikbud
7. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan
8. Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
9. Kepala Pusat Asesmen dan dan Pembelajaran
-
7
10. Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
11. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi
12. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra
13. Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan
14. Ketua Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah (BAN S/M)
15. Peneliti/Perekayasa/Analis Data di Pusat Penelitian
Kebijakan
16. Peneliti di Pusat Asesmen dan dan Pembelajaran
17. Peneliti di Pusat Kurikulum dan Perbukuan
18. Peneliti di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
• Perguruan Tinggi
1. Universitas Indonesia
2. Universitas Bina Nusantara
3. Universitas Gadjah Mada
4. Universitas Negeri Yogyakarta
5. Universitas Sebelas Maret
6. Universitas Negeri Malang
7. Universitas Negeri Jakarta
8. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
• Kementerian dan Lembaga
1. Kementerian Keuangan
2. Kementerian Agama
3. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
4. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
5. Perpustakaan Nasional
6. Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota
7. Balitbangda Provinsi/Kabupaten/Kota
8. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota
-
8
• Lembaga Penelitian
1. Lembaga Demografi FEB UI
2. The SMERU Research Institute
3. Indonesian Centre of Asian Studies
4. INOVASI
5. PROSPERA
• Forum Komunikasi Kelitbangan (FKK)
• Satuan Pendidikan
• Media
K. Ketentuan Paparan Hasil Penelitian
Untuk kelancaran jalannya pemaparan hasil penelitian, perlu
ditentukan mekanisme pelaksanaan paparan yang meliputi rambu-
rambu bagi penyaji, pembahas, dan moderator.
1. Ketentuan Bagi Penyaji
a. Judul penelitian yang dipaparkan adalah hasil penelitian
kebijakan pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2020.
b. Setiap hasil penelitian dipaparkan oleh penyaji yang
merupakan ketua tim peneliti atau anggota tim yang
ditugaskan.
c. Setiap penyaji diharapkan sudah hadir di ruangan seminar
10 menit sebelum acara dimulai.
d. Setiap penyaji wajib menyerahkan bahan paparan kepada
panitia penyelengggara maksimal hari Sabtu, 5 Desember
2020 sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
-
9
e. Pemaparan hasil penelitian dilakukan secara panel dalam 3
sesi. Setiap sesi menampilkan 2 sampai 3 kelompok yang
terdiri dari 3 sampai 4 penyaji secara panel.
f. Setiap penyaji diberi waktu paparan maksimal 15
menit/judul penelitian.
g. Paparan menggunakan power point maksimal 15 slides,
dengan urutan slides kurang lebih sebagai berikut:
1) Judul dan nama tim peneliti
2) Pendahuluan (Latar belakang, permasalahan, dan
tujuan)
3) Tinjauan Pustaka
4) Metode
5) Hasil dan Pembahasan
6) Penutup (Kesimpulan dan Rekomendasi)
h. Para penyaji juga mempersiapkan Karya Tulis Ilmiah
berupa makalah sekitar 3000-4000 kata, diketik 1,5 spasi,
yang akan dijadikan proseding dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Judul dan nama tim peneliti
2) Abstrak (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris)
3) Pendahuluan (Latar belakang, permasalahan, dan
tujuan)
4) Tinjauan Pustaka
5) Metode
6) Hasil dan Pembahasan
7) Penutup (Kesimpulan dan Rekomendasi)
8) Daftar Pustaka
-
10
2. Ketentuan Bagi Pembahas dan Moderator
a. Pembahas terdiri dari berbagai unsur, yaitu: akademisi;
praktisi; dan para pejabat pada unit yang terkait dengan
topik penelitian. Setiap pembahas diberi waktu maksimal
20 menit untuk menyampaikan komentar atau masukan
kepada keseluruhan penyajian per sesi panel.
b. Moderator merupakan pejabat, peneliti, perekayasa atau
analis data di lingkungan Puslitjakdikbud yang berperan
sebagai pemandu acara di setiap kelompok panel.
Moderator diberikan waktu 5 menit untuk membuka acara,
membacakan profil penyaji, dan prosedur diskusi.
Moderator diberikan waktu maksimal 45 menit untuk
memandu tanya jawab dan 5 menit untuk membacakan
kesimpulan, dan tindak lanjut dari hasil diskusi, serta
menutup sesi diskusi.
3. Ketentuan Bagi Tim Perumus dan Notulis
a. Tim perumus bertugas untuk merumuskan hasil seminar
dari setiap kelompok panel penelitian yang di seminarkan.
Tim perumus membacakan rumusan hasil seminar pada
acara penutupan seminar.
b. Notulis berasal dari Tim panitia dan/atau salah satu anggota
Tim peneliti yang bertugas menyajikan paparan.
-
11
L. Jadwal Seminar
WAKTU ACARA KETERANGA
Senin, 7 Desember 2020
08.00 - 09.00 Registrasi Peserta Panitia
PEMBUKAAN
09.00 - 09.15 Menyanyikan Lagu
Kebangsaan "Indonesia
Raya" dan Doa
Panitia
09.15 - 09.30 Laporan Panitia plt. Kapuslitjak
09.30 - 10.30 Pembukaan dan Pengarahan plt. Kepala Balitbang dan
Perbukuan
10.30 - 10.45 BREAK UNTUK
PERISIAPAN BREAK
ROOM ZOOM WEBINAR
Panitia dan seluruh
peserta
10.45 – 13.00 Paparan Sesi I Kelompok 1, 2, dan 3
13.00 – 14.30 Rehat
14.30 – 16.00 Koordinasi Internal dan
Evaluasi penyelenggaraan
Sesi I
Panitia
Selasa, 8 Desember 2020
09.00 - 12.00 Paparan Sesi II Kelompok 4, 5, dan 6
12.00 - 13.30 Rehat
13.30 - 16.30 Paparan Sesi III Kelompok 7 dan 8
16.30 – 17.30 Perumusan Rekomendasi
Hasil Seminar
Tim perumus
17.30 – 19.30 Rehat
19.30 – 21.00 Laporan ketua panitia Ketua Panitia
20.00 – 21.00 Penutupan plt. Kapuslitjak
Rabu, 9 Desember 2020
08.00 - 11.00 Penyelesaian administrasi Panitia
-
12
M. Tata Tertib
1. Persidangan
Diharapkan peserta (termasuk penyaji, pembahas, moderator,
dan notulis) sudah berada di ruangan dan masuk ke aplikasi
Zoom paling lambat 10 menit sebelum pelaksanaan seminar.
Peserta mengisi daftar hadir yang disediakan Panitia, tautan
daftar hadir daring akan disampaikan panitia 10 menit sebelum
sesi paparan berakhir. Moderator diberikan otoritas untuk
mengatur kelancaran, kenyamanan, keamanan suasana
persidangan, sehingga persidangan dapat terlaksana dengan
optimal sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
2. Peserta
a. Bagi peserta yang mengikuti seminar secara luring, pada
hari kedatangan peserta wajib melapor ke panitia
penyelenggara Seminar di hotel;
b. Kepada peserta undangan yang hadir di hotel atau secara
daring akan diberikan kelengkapan seminar (seminar kit).
c. Peserta yang hadir ke hotel menempati kamar
sebagaimana pengaturan panitia;
d. Tanda pengenal bagi peserta yang hadir ke hotel
digunakan selama berlangsung kegiatan Seminar;
e. Peserta hadir di ruang Seminar atau kelompok breakout
room aplikasi zoom (kelompok panel) sesuai dengan
pembagian yang sudah ditentukan panitia;
f. Apabila peserta memerlukan bantuan atau petunjuk
sehubungan dengan kegiatan Seminar dipersilakan
menghubungi panitia Seminar melalui Sdri. Maya:
085710175702 atau Sdri. Ika: 08158136775;
-
13
g. Peserta diwajibkan mengikuti acara Seminar dari awal
sampai akhir acara. Bagi peserta yang tidak mengikuti
acara sampai dengan akhir, panitia tidak akan memberikan
kelengkapan administrasi dan sertifikat.
3. Panitia Penyelenggara
a. Panitia harus senantiasa siap sedia menjalankan tugas dan
kewajiban sesuai dengan deskripsi tugas dan
tanggungjawab yang diamanatkan;
b. Panitia menjaga dan mengusahakan agar kegiatan Seminar
dapat berjalan lancar;
c. Panitia wajib melakukan komunikasi dan kerjasama yang
baik, ramah, dan solid dengan
d. seluruh pihak yang terkait;
4. Lain-lain
a. Selama mengikuti Seminar seluruh panitia dan peserta
diwajibkan berpakaian rapi dan sopan, serta mengenakan
tanda pengenal yang telah diberikan;
b. Selama sidang, peserta wajib tetap berada di dalam ruang
sidang (breakout room aplikasi Zoom);
c. Peserta (termasuk penyaji, pembahas, moderator, dan
notulis) yang hadir di hotel dan menggunakan laptop/hp
untuk mengikuti seminar secara daring diwajibkan
menggunakan earphone/headphone;
d. Masing-masing peserta Seminar dimohon menjaga barang
miliknya sendiri. Panitia dan pihak hotel tidak
bertanggung jawab jika terjadi kehilangan/kerusakan
barang-barang peserta selama kegiatan berlangsung;
-
14
e. Peserta tidak diperkenankan merokok di dalam kamar
bebas rokok, ruang sidang, ruang sekretariat, ruang
makan, dan ruang lain yang ditetapkan oleh Manajemen
Hotel;
f. Pengeluaran lain-lain seperti pemakaian telepon, jasa
laundry, pemesanan makanan dan minuman di kamar atas
keperluan pribadi menjadi tanggungan peserta.
N. Judul Penelitian
NO JUDUL PENYAJI INSTANSI
1. Evaluasi Pelaksanaan Penilaian K13 pada Jenjang SD
Ikhya
Ulumudin,
S.Pd., M.Pd.
Puslitjak
2. Analisis Hasil-hasil PISA sebagai Bahan Rekomendasi
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Fransisca
Nur'aini Krisna,
S.Si.Apt.,
M.P.P.
Puslitjak
3. Analisis Daya Serap Lulusan SMK Berdasarkan Kompetensi
Keahlian
Sudiyono,
S.Pd., M.Pd.
Puslitjak
4. Penggunaan Bahasa Ibu sebagai Strategi Pembelajaran Literasi
Dasar di Kelas Awal
Dra. Etty
Sofyatiningrum,
M.Ed.St.
Puslitjak
5. Evaluasi Pelaksanaan PPDB Tahun 2020
Dra.
Yufridawati,
M.Si.
Puslitjak
6. Afirmasi Akses Pendidikan dalam Rangka Percepatan Wajib
Belajar 12 Tahun
Lucia Hermien
Winingsih,
Dra., MA Ph.D.
Puslitjak
7. Analisis Standar Biaya Operasional Nonpersonalia
Dr. Herlinawati
dan Nadia
Febrina
Puslitjak dan
Prospera
-
15
NO JUDUL PENYAJI INSTANSI
8. Evaluasi Sistem Pendidikan
Keguruan
Simon Sili
Sabon, M.Si.
Puslitjak
9. Strategi Pengimbasan Pembelajaran Kreatif oleh Guru
Penggerak
Dr. Iskandar
Agung, M.Si.
Puslitjak
10. Evaluasi Efektivitas Pelatihan Guru
Ir. Yendri
Wirda, M.Si.
Puslitjak
11. Analisis Regulasi yang Menghambat Kreativitas dan
Inovasi Pembelajaran
Indah Pratiwi,
S.IP, M.Si
Puslitjak
12. Dampak Pendaftaran Noken dalam ICH UNESCO
Damardjati Kun
Marjanto,
S.Sos.
Puslitjak
13. Internalisasi Kesadaran Sejarah Jalur Rempah sebagai National
Brand dan National Pride
IGM Budiana
Setiawan, SS,
M.Si.
Puslitjak
14. Penguatan Literasi dan Apresiasi
Seni
Mikka Wildha
Nurrochsyam,
M.Hum.
Puslitjak
15. Penguatan Kesadaran Sejarah di Kalangan Peserta Didik melalui
Pembelajaran Sejarah Lokal dan
Pelibatan Komunitas Sejarah
Unggul
Sudrajat, SS
Puslitjak
16. Dampak Sosial Ekonomi COVID-19 terhadap Pelaku
Budaya dan Industri Kreatif
Genardi
Atmadiredja,
M.Sn.
Puslitjak
17. Digitalisasi Museum Dra. Irna Trilestari,
M.Hum.
Puslitjak
18. Wisata Pedesaan: Pembangunan Pariwisata Nasional dari Pinggir
Robi
Ardiwijaya
Kemenparekraf
19. Repositori dan Preservasi Digital History Aktivitas Praktisi Seni di
Era Pandemi COVID-19 di Tiga
Kota (Jakarta, Bandung, dan
Yogyakarta)
Dr. Zeffry
Alkatiri
Universitas
Indonesia
-
16
NO JUDUL PENYAJI INSTANSI
20. Dampak BDR terhadap Kondisi
Psikologis Anak
Ais Irmawati,
M.Si.
Puslitjak
21. Memperkuat Kepemimpinan Instruksional (Instructional
Leadership) di Sekolah pada
Masa Pandemi
Dr. Idris HM
Noor, M.Ed.
Puslitjak
22. Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan dan Keselamatan di
Satuan Pendidikan Pada Masa
Kenormalan Baru
Kaisar Julizar,
S.Sos.
Puslitjak
23. Implementasi Belajar dari Rumah Pada Siswa Madrasah
Nur Aulia Kemenag
24. Monitoring Implementasi Kurikulum Kondisi Khusus dan
Modul Literasi dan Numerasi
Meni
Handayani, SS,
M.Si.
Puslitjak
25. Adaptasi Pembelajaran pada PAUD di Masa Pandemi
COVID-19
Nur Listiawati,
SS, M.Ed.
Puslitjak
26. Pembelajaran Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus dalam
Masa Pandemi COVID-19
Dr. Etty
Sisdiana
Puslitjak
27. Kembali Ke Rumah: Kesiapan Orangtua Mendidik di Masa
Pandemi
Anggi
Afriansyah
LIPI
28. Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh di Perguruan Tinggi dalam
Masa Pandemi
Budi
Kadaryanto
Universitas
Lampung
29. Pemetaan Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Lulusan
Perguruan Tinggi di Indonesia
Wahyu
Kustiningsih,
MA.
UGM
30. Eskplorasi Praktik Baik (Best Practices) Lulusan-Baru
Perguruan Tinggi dalam
Menavigasi Transisi
Kepemudaan di Masa Pandemi
M. Falikul
Isbah, Ph.D
UGM
-
17
O. Diskusi Panel
1. Hari ke-1: Senin, 7 Desember 2020
WAKTU ACARA
10.45 - 13.00
PAPARAN SESI I
Kelompok 1:
"Penjaminan Mutu
Pendidikan"
Kelompok 2:
"Tata Kelola Pendidikan"
Kelompok 3:
"Peningkatan Kualitas Guru"
Judul
Evaluasi Pelaksanaan Penilaian
K13 pada Jenjang SD
Evaluasi Pelaksanaan PPDB
Tahun 2020
Evaluasi Sistem Pendidikan
Keguruan
Analisis Hasil-hasil PISA
sebagai Bahan Rekomendasi
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Afirmasi Akses Pendidikan dalam
Rangka Percepatan Wajib Belajar
12 Tahun
Strategi Pengimbasan
Pembelajaran Kreatif oleh Guru
Penggerak
Analisis Daya Serap Lulusan
SMK Berdasarkan Kompetensi
Keahlian
Analisis Standar Biaya
Operasional Nonpersonalia
Evaluasi Efektivitas Pelatihan
Guru
Penggunaan Bahasa Ibu sebagai
Strategi Pembelajaran Literasi
Dasar di Kelas Awal
Analisis Regulasi yang
Menghambat Kreativitas dan
Inovasi Pembelajaran
Pembahas Rakhmat Hidayat, Ph.D. Yaya Kardiawarman, Ph.D
Prof. Dr. H. Muchlas Samani,
M.Pd
Dr. Agung Purwadi Biro Perencanaan Rasita Purba
13.00 - 14.30 ISOMA
14.30 - 16.00 Koordinasi Internal dan Evaluasi penyelenggaraan Sesi I
-
18
2. Hari ke-2: Rabu, 8 Desember 2020
WAKTU ACARA
09.00 - 12.00
PAPARAN SESI II
Kelompok 4:
"Revitalisasi dan Aktualisasi
Nilai Budaya"
Kelompok 5:
"Ketahanan Budaya"
Kelompok 6:
"Penguatan Kapasitas Sumber
Daya Pendidikan di Masa
Pandemi"
Judul
Dampak Pendaftaran Noken
dalam ICH UNESCO
Dampak Sosial Ekonomi COVID-
19 terhadap Pelaku Budaya dan
Industri Kreatif
Dampak BDR terhadap Kondisi
Psikologis Anak
Internalisasi Kesadaran Sejarah
Jalur Rempah sebagai National
Brand dan National Pride
Digitalisasi Museum
Memperkuat Kepemimpinan
Instruksional (Instructional
Leadership) di Sekolah pada Masa Pandemi
Penguatan Literasi dan Apresiasi
Seni
Wisata Pedesaan: Pembangunan
Pariwisata Nasional dari Pinggir
Optimalisasi Penerapan Protokol
Kesehatan dan Keselamatan di Satuan Pendidikan Pada Masa
Kenormalan Baru
Penguatan Kesadaran Sejarah di Kalangan Peserta Didik melalui
Pembelajaran Sejarah Lokal dan
Pelibatan Komunitas Sejarah
Repositori dan Preservasi Digital History Aktivitas Praktisi Seni di
Era Pandemi COVID-19 di Tiga
Kota (Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta)
Implementasi Belajar dari Rumah Pada Siswa Madrasah
Pembahas
Dr. Ali Akbar, S.S., M.Hum Prof. Alie Humaedi Prof. Dr. Karwono, M.Pd
Dir. Pelindungan Kebudayaan,
Ditjen Kebudayaan Set. Ditjen Kebudayaan Ir. Hendarman, Ph.D
12.00 - 13.30
ISOMA
-
19
WAKTU ACARA
13.30 - 16.30
PAPARAN SESI III
Kelompok 7:
"Pembelajaran di Masa
Pandemi Covid-19"
Kelompok 8:
"Adaptasi Perguruan Tinggi di
Masa Pandemi Covid-19"
Judul
Monitoring Implementasi
Kurikulum Kondisi Khusus dan
Modul Literasi dan Numerasi
Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh
di Perguruan Tinggi dalam Masa
Pandemi
Adaptasi Pembelajaran pada
PAUD di Masa Pandemi COVID-
19
Pemetaan Dampak Pandemi Covid-
19 terhadap Lulusan Perguruan
Tinggi di Indonesia
Pembelajaran Bagi Siswa
Berkebutuhan Khusus dalam
Masa Pandemi COVID-19
Eskplorasi Praktik Baik (Best
Practices) Lulusan-Baru Perguruan
Tinggi dalam Menavigasi Transisi
Kepemudaan di Masa Pandemi
Kembali Ke Rumah: Kesiapan
Orangtua Mendidik di Masa
Pandemi
Pembahas
Set. Ditjen PAUD Dasmen Prof. Aris Junaedi (Dit. Belmawa
Dikti)
Dr. Aos Santosa, M.Pd I Dewa Gede Kama Wisana
(LD FEB UI)
16.30 - 17.30 Perumusan Rekomendasi Hasil Seminar
17.30 - 19.30 ISOMA
Keterangan: *) Peserta dibagi berdasarkan minat dan kesesuaian kebutuhan dan jadwal tentatif
-
20
P. Panduan Masuk ke Breakout Room Aplikasi Zoom
1. Pastikan bahwa aplikasi Zoom yang terinstal pada
PC/laptop/handphone peserta merupakan Zoom versi 5.4.0
atau lebih tinggi. Jika aplikasi Zoom peserta belum dalam versi
yang terbaru, silahkan untuk meng-update terlebih dahulu
dengan mengklik “profile picture” di pojok kanan atas dan klik
“Check for Updates”.
2. Peserta masuk (join) ke Zoom meeting dengan mengklik link
Zoom meeting room atau meeting ID dan password yang telah
diinformasikan pada surat undangan. Mohon agar peserta me-
rename akun Zoom sesuai dengan peran dalam meeting
(moderator, penyaji, pembahas, dan notulis). Host tidak akan
mengizinkan peserta untuk join ke room jika peserta tidak
menggunakan format nama akun Zoom yang sudah ditentukan.
Contoh format nama akun Zoom:
Peserta_Kelompok_Fadhilah Darma
Moderator_Budi Firmansyah
Penyaji_Mariana Dewi
Pembahas_Fauzi Daud
Notulis_Shinta Rizkia
-
21
3. Peserta akan berada di waiting room seperti tampilan di bawah
ini sampai host memberikan izin masuk ke Ruang Utama
(Main Room).
4. Kemudian klik icon “Breakout Rooms” di pojok kanan bawah.
-
22
5. Peserta memilih Room sesuai dengan yang diinginkan dan klik
“Yes”.
6. Peserta berhasil masuk ke Room ditandai dengan tampilan
sebagai berikut:
7. Peserta dapat meninggalkan Room setelah menerima informasi
(broadcast) dari panitia untuk meninggalkan Room.
-
23
KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR HASIL
PENELITIAN TAHUN 2020 TAHAP II
Kelompok 1: “ Penjaminan Mutu Pendidikan”
Judul dan penyaji:
1. Evaluasi Pelaksanaan Penilaian K13 pada Jenjang SD-
Ikhya Ulumudin, S.Pd., M.Pd.
2. Analisis Hasil-hasil PISA sebagai Bahan Rekomendasi
Peningkatan Mutu Pembelajaran-
Fransisca Nur'aini Krisna, S.Si.Apt., M.P.P.
3. Analisis Daya Serap Lulusan SMK Berdasarkan Kompetensi
Keahlian- Sudiyono, S.Pd., M.Pd.
4. Penggunaan Bahasa Ibu sebagai Strategi Pembelajaran Literasi
Dasar di Kelas Awal- Dra. Etty Sofyatiningrum, M.Ed.St.
-
24
KAJIAN PENERAPAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
SISWA JENJANG SEKOLAH DASAR DALAM KONSEP
MERDEKA BELAJAR
Ikhya Ulumudin, Rahmah Astuti, Erni Hariyanti, Kusuma Wijayanti, Siska
Lismayanti
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini terdiri dari tiga, yakni mengetahui pemahaman guru
terhadap fungsi penilaian, mengetahui penerapan fungsi penilaan hasil belajar
yang dilakukan oleh pendidik, dan mengetahui pelaksanaan penilaian pada
proses pembelajaran di masa belajar dari rumah. Metode penelitian
menggunakan pendekatan mix method. Penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif pengumpulan datanya dilakukan dengan survey online, sedangkan
pendekatan kualitatif pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara dan
diskusi kelompok terpumpun. Teknik pengambilan sampel untuk pengisian
kuesioner yakni menggunakan cluster random sampling dengan total responden
4.250 guru yang tersebar pada lima daerah sampel, yakni Kota Jakpus, Kota
Tangerang, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi. Adapun wawancara dan
diskusi terdiri masing-masing lima guru kelas yang mewakili lima daerah
sampel. Hasil penelitian yakni, (i) Pemahaman guru terhadap fungsi penilaian
masih kurang memadai. Penyebabnya antara lain, tidak semua guru mendapatkan
pelatihan tentang penilaian, pelatihan tentang penilaian tidak secara mendalam
menjabarkan fungsi penilaian khususnya fungsi assessment as learning, dan
dalam panduan penilaian juga tidak dijabarkan tentang fungsi penilaian sebagai
assessment as learning. (ii) Penerapan fungsi penilaian hasil belajar yang
dilakukan oleh guru masih disibukan dengan assessment of learning. Hal ini
disebabkan karena guru tidak mengetahui dalam menerapkan jenis-jenis
penilaian sesuai dengan fungsinya dan pihak eksternal juga menuntut
memasukan semua penilaian sebagai fungsi assessment of learning. (iii)
Mayoritas guru melakukan penilaian dalam proses pembelajaran pada masa
belajar dari rumah, namun tidak semua guru melakukan tindak lanjut.
Kata Kunci: assessment of learning, assessment for learning, assessment as
learning, belajar dari rumah.
mailto:[email protected]
-
25
KAJIAN ANALISIS DATA PISA SEBAGAI BAHAN
REKOMENDASI PENINGKATAN MUTU
Fransisca Nur’aini, Ikhya Ulumuddin, Lisna Sulinar Sari, Sisca Fujianita
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud [email protected]
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan faktor-faktor terkait capaian
hasil belajar siswa berdasarkan data PISA 2018; (2) mengetahui beberapa faktor
yang mempengaruhi capaian hasil belajar siswa berdasarkan data PISA 2018;
dan (3) menyusun rekomendasi kebijakan untuk peningkatan mutu berdasarkan
hasil kajian. Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis data sekunder dan
diskusi kelompok terpumpun dengan guru SMP dan SMA. Hasil kajian
menunjukkan bahwa setidaknya terdapat tiga variabel yang berpengaruh positif
dan signifikan terhadap capaian belajar siswa dalam PISA 2018, yakni: iklim
kedisiplinan kelas; rasa senang membaca siswa; dan strategi metakognisi untuk
membaca. Variabel rasa senang membaca siswa memiliki koefisien regresi
sebesar 17,3 (signifikan pada tingkat kepercayaan 95%). Hasil analisis lebih
lanjut menunjukkan bahwa rasa senang membaca siswa dipengaruhi oleh praktek
pengajaran guru yang mencakup: (1) rasa senang mengajar; (2) pemberian
stimulus membaca untuk siswa; (3) pemberian umpan balik; (4) dukungan guru;
(5) pembelajaran terarah; dan (6) adaptasi pembelajaran. Hasil diskusi dengan
Guru SMP dan SMA di DKI Jakarta menunjukkan bahwa belum semua guru
melakukan praktek pengajaran yang berdampak positif terhadap capaian belajar
siswa. Rekomendasi secara umum adalah Program Peningkatan Kapasitas Guru,
Program Peningkatan Kapasitas Kepala Sekolah, Program Peningkatan
Kapasitas Pengawas, dan Program Peningkatan Literasi. Setiap rekomendasi
tersebut dibedakan untuk guru, kepala sekolah, pengawas, pemerintah daerah,
dan Pemerintah.
Kata kunci: data PISA 2018, rasa senang membaca, iklim kedisiplinan kelas,
praktek pengajaran guru
-
26
ANALISIS DAYA SERAP LULUSAN SMK BERDASARKAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
Sudiyono, Agus A. Sulistiono, Novrian S. Perdana, Iwan Mustari
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya serap lulusan SMK berdasarkan
kompetensi keahlian terkait dengan jumlah lulusan, jumlah angkatan kerja,
sektor usaha yang banyak menyerap lulusan SMK, masa tunggu mendapatkan
pekerjaan, dan jumlah upah rata-rata lulusan SMK per bulan. Metode penelitian
menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan data Sakernas
2019, data Pusat data Statistik Pendidikan, dan data Direktorat Pembinaan SMK.
Hasil penelitian menjukkan jumlah lulusan SMK pada tiga bidang keahlian yaitu
Teknologi dan Rekayasa, Bisnis dan Manajemen, dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi menyumbang angkatan kerja SMK terbanyak, jumlah bekerja
terbanyak, namun juga penyumbang jumlah pengangguran terbanyak khususnya
pada kompetensi keahlian Teknik mesin, Teknik komputer dan informatika,
teknik mesin, akutansi dan keuangan, serta manajemen perkantoran. Jumlah
lulusan pada tiga bidang keahlian tersebut melebihi kebutuhan (over supply) jika
dibandingkan dengan jumlah lulusan bidang keahlian lainnya. Sektor usaha yang
banyak menyerap lulusan SMK adalah sektor perdagangan besar dan eceran dan
perawatan mobil; industri pengolahan; pertanian, kehutanan dan perikanan;
penyediaan akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan.
Rata-rata masa tunggu lulusan SMK mendapat pekerjaan selama 5,6 bulan,
dengan upah rata-rata nasional 2.871.206 rupiah. Lulusan SMK terbanyak
menjadi pekerja/buruh sebesar 72,9%, sementara menjadi pengusaha/wiraswasta
hanya sebesar 27,1%.
Kata kunci: Daya serap lulusan SMK, Lulusan SMK, SMK.
mailto:[email protected]
-
27
PENGGUNAAN BAHASA IBU DALAM PEMBELAJARAN
LITERASI DASAR DI KELAS AWAL
Etty Sofyatiningrum, Nur Listiawati, Untung Tri Rahmadi, Ais Irmawati
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memberikan saran rekomendasi terkait Penggunaan
Bahasa Ibu dalam Pembelajaran Literasi Dasar di kelas Awal, berdasarkan hasil
kajian tentang: persiapan, pelaksanaan, dan pembinaan dalam Penggunaan
Bahasa Ibu di kelas 1. Metode penelitian bersifat kualitatif melalui diskusi
terpumpun dengan responden pejabat dinas pendidikan, pengawas, kepala
sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam persiapan
pembelajaran, guru mempersiapkan diri mempelajari bahasa ibu, bertanya
kepada sesama guru atau siswa, dan membuat suplemen dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pelaksanaan dan penilaiannya, guru
menggunakan bahasa ibu saat mengantarkan materi, bernyanyi, dan
berkomunikasi, dan memberikan pertanyaan. Kepala sekolah sering
menggunakan bahasa ibu dalam berdiskusi, pengarahan, dan supervisi. Dinas
pendidikan belum ada yang berani membuat Surat Edaran atau Surat Keputusan
tentang bahasa ibu dalam pembelajaran, kecuali untuk Muatan Lokal. Beberapa
pendukung antara lain banyaknya siswa yang terbiasa menggunakan bahasa ibu,
guru berasal dari daerah yang sama dengan siswanya, ada dukungan orangtua,
komite, dan paguyuban. Hambatannya yaitu adanya siswa pindahan dari daerah
lain, guru yang kurang faham, perbedaan dialek dan adanya siswa yang
minder. Kesimpulan, dinas daerah belum ada yang berani menerbitkan SE atau
SK terkait penggunaan bahasa ibu. Guru-guru, kasek dan pengawas sudah
berusaha bersama dalam mewujudkan bahasa ibu di sekolah. Hambatan yang ada
sudah diatasi bersama dengan mempelajari bahasa setempat.
Kata kunci: Bahasa ibu, literasi dasar, persiapan, pelaksanaan, penilaian
pembelajaran
-
28
Kelompok 2 : “ Tata Kelola Pendidikan”
Judul dan penyaji:
1. Evaluasi Pelaksanaan PPDB Tahun 2020-
Dra. Yufridawati, M.Si.
2. Afirmasi Akses Pendidikan dalam Rangka Percepatan Wajib
Belajar 12 Tahun- Lucia Hermien Winingsih, Dra., MA Ph.D.
3. Analisis Standar Biaya Operasional Nonpersonalia-
Dr. Herlinawati (Puslitjak), Nadia Febrina (Prospera)
-
29
EVALUASI PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK
BARU (PPDB) TAHUN 2020
Yufridawati, Erni Hariyanti, Diyan Nur Rakhmah W., Siti Nur Azizah
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Pelaksanaan PPDB didasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud), yang setiap tahunnya diselaraskan dengan dinamika
masyarakat. Untuk itulah, Tim Puslitjak melakukan evaluasi pelaksanaan PPDB
tahun 2020 sebagai masukan dalam penyusunan Permendikbud PPDB
mendatang. Kajian ini menggunakan metode penelitian kombinasi berdasarkan
data pokok pendidikan, SIAP PPDB Online, literatur sistem PPDB beberapa
negara, petunjuk teknis PPDB daerah. Sedangkan data primer diperoleh melalui
diskusi kelompok dan wawancara secara daring terhadap pakar pendidikan, dinas
pendidikan, dinas kependudukan dan pencatatan sipil, ketua
kelompok/musyawarah kerja kepala sekolah negeri dan swasta setiap jenjang
pendidikan. Data tersebut diolah dan dianalis secara deskriptif. Berdasarkan
analisis tersebut diperoleh hasil penelitian berikut : (i) Adanya variasi jalur dan
kuota dalam pelaksanaan PPDB daerah; (ii) Terdapat beberapa daerah yang
membuka jalur prestasi lebih dahulu daripada jalur zonasi, afirmasi dan
cenderung memaksimalkan daya tampung jalur prestasi dengan kuota maksimal
(30%); (iii) Adanya fenomena penyimpangan dalam pembuktian domisili kartu
keluarga dan Surat Keterangan Domisili; (iv) Kebanyakan daerah belum
menetapkan zonasi bagi sekolah-sekolah di daerah perbatasan berdasarkan
kesepakatan tertulis antar daerah; Belum semua daerah memperhitungkan daya
tampung sekolah swasta dalam penetapan zonasi, sehingga mempengaruhi
penyelenggaraan sekolah swasta yang kurang bermutu; (v) Ketersediaan jumlah
sekolah negeri terbatas, sebaliknya sekolah swasta mengalami kekurangan siswa;
(vi) Beberapa daerah sudah ada yang memberikan perhatian terhadap akses anak
usia sekolah.
Kata Kunci: Penerimaan Peserta Didik Baru, Kebijakan Zonasi
mailto:[email protected]
-
30
AFIRMASI AKSES PENDIDIKAN DALAM RANGKA
PERCEPATAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN
Lucia Hermien Winingsih, Bambang Suwardi Joko, Lisna Sulinar Sari,
Untung Tri Rahmadi
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Perkembangan wilayah yang bervariasi antar daerah di Indonesia menunjukkan
adanya perbedaan yang cukup besar dalam penyediaan akses pendidikan di
tingkat pendidikan menengah, terutama di daerah tertinggal. Tersedianya akses
pendidikan menengah menjadi keniscayaan bila wajib belajar 12 tahun akan
menjadi target dalam pembangunan pendidikan ke depan. Tujuan dari kajian ini
adalah untuk: 1) mengidentifikasi disparitas angka partisipasi pendidikan
menengah di daerah tertinggal, 2) menganalisis ketersediaan input pendidikan
menengah, terkait guru, siswa, dan sarana-prasarana, dan 3) mengidentifikasi
potensi pendanaan daerah tertinggal dalam penyelenggaraan pendidikan
menengah. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian adalah desk study,
dengan menggunakan data sekunder dan focus group discussion (FGD) dalam
pengumpulan data, dan analisis data secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan
bahwa daerah tertinggal masih mengalami ketertinggalan dalam penyediaan
akses pendidikan menengah yang terlihat dari masih rendahnya APK dan APM
bila dibandingkan dengan rerata nasional, bahkan antar daerah tertinggal juga
menunjukkan disparitas yang cukup besar; masih rendahnya kondisi input
pendidikan yang ada terkait dengan mutu guru, ratio antara guru terhadap siswa,
dan ketersediaan sarana prasarana; dan secara umum potensi pendanaan daerah
tertinggal juga relatif masih kurang, dengan ditunjukkannya ketergantungan
pendanaan pada pemerintah pusat. Dengan kondisi tersebut maka perlu
dilakukan afirmasi akses pendidikan untuk mempercepat tersedianya pelayanan
pendidikan di tingkat pendidikan menengah, terutama bila wajib belajar 12 tahun
akan menjadi tujuan dalam pencapaian target pembanguan pendidikan.
Kata Kunci: daerah tertinggal, afirmasi pendidikan, akses pendidikan,
pendidikan menengah, wajar 12 tahun
-
31
ANALISIS STANDAR BIAYA OPERASIONAL NONPERSONALIA
JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SEBAGAI
USULAN REVISI PERMENDIKNAS NOMOR 69 TAHUN 2009
Tim Puslitjak, Tim Prospera, Tim INOVASI, Setditjen Pauddasmen,
Biro Perencanaan Kemendikbud
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi komponen standar Biaya
Operasional Non Personalia (BONP) jenjang pendidikan dasar dan menengah;
(2) menghitung standar BONP jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Penghitungan standar BONP menggunakan data RKAS tahun 2020. Identifikasi
komponen berdasarkan kode dan nama komponen. Proporsi pengeluaran sekolah
(negeri dan swasta) berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
menunjukkan tiga standar terbesar dari delapan SNP yaitu standar pembiayaan,
standar sarana dan prasarana (sarpras), dan standar proses. Standar pembiayaan
disemua satuan pendidikan rata-rata mencapai 32% sampai dengan 46,13 %.
Hasil perhitungan pengeluaran sekolah negeri dan swasta persiswa menunjukkan
bahwa standar pembiayaan merupakan pengeluaran tertinggi, disusul oleh
standar sarpras dan proses. Sedangkan berdasarkan komponen, empat komponen
pengeluaran terbesar dalam setiap satuan pendidikan adalah pengeluaran untuk
honor, pemeliharaan sarpras, administrasi sekolah, serta pembelajaran dan
ekstrakurikuler. Secara keseluruhan, pengeluaran biaya persiswa terbesar di SLB
(negeri dan swasta) dengan urutan komponen administrasi sekolah, pembayaran
honor, pemeliharaan sarana dan prasaran, serta komponen pembelajaran dan
ekstrakurikuler. Sedangkan komponen pengeluaran terkecil adalah Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) terdapat
12 komponen pembiayaan; (2) pengeluaran sekolah negeri dan swasta dilakukan
berdasarkan delapan SNP dan 12 komponen pembiayaan. Pengeluaran sekolah
pada semua jenjang baik negeri maupun swasta menurut SNP yang terbesar yaitu
pada standar pembiayaan, standar sarpras, dan standar proses. Dilihat berdasarkan komponen, empat komponen terbesar untuk setiap satuan
pendidikan adalah pengeluaran untuk honor, pemeliharaan sarpras, administrasi
sekolah, dan pembelajaran dan ekstrakurikuler.
Kata Kunci: Standar biaya operasional, BONP, SNP, biaya pengeluaran
sekolah, komponen pembiayaan.
-
32
Kelompok 3 : “ Peningkatan Kualitas Guru”
Judul dan penyaji:
1. Evaluasi Sistem Pendidikan Keguruan-
Simon Sili Sabon, M.Si.
2. Strategi Pengimbasan Pembelajaran Kreatif oleh Guru
Penggerak - Dr. Iskandar Agung, M.Si.
3. Evaluasi Efektivitas Pelatihan Guru- Ir. Yendri Wirda, M.Si.
4. Analisis Regulasi yang Menghambat Kreativitas dan Inovasi
Pembelajaran - Indah Pratiwi, S.IP, M.Si
-
33
EVALUASI SISTEM PENDIDIKAN KEGURUAN
Simon Sili Sabon, Idris M Noor, Widodo, Linda Efaria
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan mengevaluasi mutu Lembaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor-faktor yang
mempengaruhi mutu agar dihasilkan lulusan yang kompeten. Pendekatan
menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Data sekunder dari Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN PT).
Untuk data primer, data survey online dengan mahasiswa 4 LPTK di wilayah
Jakarta dan sekitarnya. Temuan penelitian: Sistem pendidikan keguruan di
Indonesia sedang mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Saat ini lulusan
sarjana pendidikan tak bisa langsung mengajar sebelum mengikuti Pendidikan
Profesi Guru selama 1 tahun. Sebagian besar Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar dan PPG belum terakreditasi, dan yang sudah terakreditasi,
sebagian berakreditasi C. Faktor paling menentukan mutu lulusan LPTK yaitu
kualitas dosen, input mahasiswa, sarana-prasarana, dan kurikulum khususnya
terkait Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) atau Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM). Hasil analisis data menunjukan sebagian besar LPTK sudah
memenuhi persyaratan/standar yang ditetapkan yaitu minimal berpendidikan S2.
Secara input, LPTK khususnya PGSD sudah dapat menjaring calon mahasiswa
terbaik. Aspek sarana prasarana LPTK sudah sangat siap. Aspek PPL/PKM,
sebagian besar mahasiswa merasa telah mendapat pengalaman memadai.
Sebagai rekomendasi, Pemerintah agar menerapkan secara ketat Permendikbud
87/2013. Kemendikbud harus bekerja sama dengan Pemda agar mulai
melakukan rekrutmen guru baru dengan persyaratan harus lulusan PPG.
Pelaksanaan PPG harus serius mengutamakan mutu. BAN PT, segera melakukan
akreditasi program studi yang belum terakreditasi, dan menutup yang tidak
memenuhi persyaratan.
Kata kunci: evaluasi, pendidik, tenaga kependidikan, profesi guru, keguruan
-
34
STRATEGI PENGIMBASAN GURU PENGGERAK DAlAM
PEMBELAJARAN STEM MELALUI MGMP
Iskandar Agung, Yufridawati, Fadhillah Darma Sulistyo, Arie Budi Susanto,
Linda Efaria
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan strategi Guru Penggerak dalam
menyebarkan pendekatan STEM. Makalah ini merupakan hasil penelitian dari
bulan Maret hingga Oktober 2020 dengan mengumpulkan data melalui diskusi
online dengan guru yang telah mendapatkan pelatihan dan melaksanakan
pembelajaran berbasis STEM, kemudian menyebarkan angket kepada teman
guru lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak guru yang
belum mengetahui pendekatan STEM. Berbagai kendala masih dihadapi dalam
sosialisasi STEM, terutama terkait sulitnya merancang kurikulum untuk
penerapan STEM; kurangnya dukungan dari kepala sekolah dan dinas
pendidikan; guru masih ragu untuk menerapkan pembelajaran STEM; guru
mengalami kesulitan mengubah kebiasaan belajar; mempertanyakan
kemampuan pendekatan STEM untuk mencapai penyelesaian kurikulum; waktu
yang terbatas untuk implementasi STEM, dan lainnya. STEM dapat menjadi
pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan oleh semua ilmu yang diajarkan.
Organisasi guru MGMP dapat menjadi wahana potensial untuk mewujudkan
peran mobilisasi guru dan menjadi pintu masuk untuk menghasilkan lebih
banyak guru penggerak. Makalah ini juga menyajikan model konseptual
mengenai strategi dalam mensosialisasikan pendekatan STEM melalui MGMP.
Untuk itu, pemerintah perlu melatih STEM ini agar guru dapat mensosialisasikan
di MGMP, mengajak guru berkolaborasi, memilah kurikulum, menentukan topik
pembelajaran, berbasis faktual, dan berencana mendorong siswa aktif berbasis
pemecahan masalah secara faktual.
Kata kunci: strategi, guru penggerak, pendekatan pembelajaran, diseminasi,
organisasi guru.
-
35
EVALUASI EFEKTIVITAS PELATIHAN GURU
Yendri Wirda, Simon S. Sabon, Teguh Supriyadi, Lisna Sulinarsari
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Prestasi siswa maupun guru Indonesia masih rendah. Upaya peningkatan
kompetensi guru oleh pemerintah dilakukan melalui pelatihan. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat efektivitas pelatihan guru tahun 2016 dan 2017 terkait
reaksi peserta terhadap penyelenggaraan
pelatihan; capaian pelatihan; perubahan perilaku guru setelah pelatihan;
dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pelatihan. Data yang
dianalisis adalah data sekunder dari SIM PKB dan data hasil evaluasi
penyelenggaraan pelatihan dari P4TK IPA, Matematika, dan Bahasa yang
dilengkapi dengan hasil FGD dengan P4TK, guru, dan instruktur pelatihan. Hasil
analisis menunjukkan bahwa reaksi peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan
pada umumnya positif (skor >= 90), hanya tiga indikator yang skornya lebih
rendah yaitu ketercapaian tujuan, kesesuaian alokasi waktu, dan kelengkapan
panduan. Adapun capaian pelatihan meningkat sekitar 7 poin meskipun rerata
skor akhir masih kecil dari target nilai kompetensi. Terdapat kecenderungan guru
dengan skor awal tinggi, memperoleh perubahan skor lebih kecil bahkan negatif.
Proporsi ketidakefektifan pelatihan tertinggi terjadi di daerah-daerah yang
memiliki guru dengan skor awal tinggi, daerah kepulauan, daerah dengan akses
transportasi sulit, daerah dengan jaringan internet terbatas, dan atau di satuan
pendidikan berkualitas baik seperti SPK. Hasil kajian ini mendorong agar
penentuan target pelatihan betul-betul difokuskan bagi guru-guru yang memiliki
kompetensi paling rendah pada lingkup provinsi, atau kabupaten/kota.
Kata Kunci: efektifitas, pelatihan guru, prioritas pelatihan.
-
36
ANALISIS REGULASI PENINGKATAN MUTU GURU
DALAM JABATAN
Indah Pratiwi, Lukman Solihin, Diyan Nur Rakhmah W, Teguh Supriyadi,
Bakti Utama
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Upaya memperbaiki mutu pembelajaran tidak dapat dilakukan tanpa usaha
meningkatkan kompetensi guru. Sayangnya, sistem yang dibangun melalui
berbagai regulasi yang ada sering kali justru dianggap menghambat
pengembangan kompetensi guru di satu sisi, serta belum memberikan ruang
pengembangan diri yang memadai di sisi yang lain. Untuk itu, kajian ini
dilakukan untuk menelaah berbagai regulasi guru agar bottle neck dalam
peningkatan kompetensi guru dapat terurai. Penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan kualtitatif melalui analisis subtansi teks regulasi. Pendekatan ini
dimulai dengan melakukan inventarisasi regulasi yang relevan, menelaah konten
regulasi yang telah dikumpulkan, kemudian hasilnya disampaikan dalam diskusi
terpumpun bersama pakar, guru, pengurus organisasi guru dan pemangku
kepentingan dari berbagai kementerian terkait guna menghasilkan analisis yang
lebih mendalam. Hasil analisis terhadap regulasi peningkatan mutu guru dalam
jabatan ini menyimpulkan empat permasalahan mendasar yang menjadi
penghambat kualitas guru dalam jabatan, yaitu: pertama, tidak adanya pemetaan
yang mampu menggambarkan kualitas guru secara komprehensif; kedua
pendampingan bagi guru pemula yang kurang memadai; ketiga, tidak adanya
regulasi yang mendukung iklim belajar dan pendampingan di antara guru
sejawat; dan terakhir adanya jebakan administrasi dalam penilaian kinerja guru.
Kata Kunci: guru, regulasi guru, mutu guru, kompetensi guru, guru dalam
jabatan
-
37
Kelompok 4 : “ Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai Budaya”
Judul dan penyaji:
1. Dampak Pendaftaran Noken dalam ICH UNESCO-
Damardjati Kun Marjanto, S.Sos.
2. Internalisasi Kesadaran Sejarah Jalur Rempah sebagai
National Brand dan National Pride -
IGM Budiana Setiawan, SS, M.Si.
3. Penguatan Literasi dan Apresiasi Seni -
Mikka Wildha Nurrochsyam, M.Hum.
4. Penguatan Kesadaran Sejarah di Kalangan Peserta Didik
melalui Pembelajaran Sejarah Lokal dan Pelibatan Komunitas
Sejarah - Unggul Sudrajat, SS.
-
38
DAMPAK PENDAFTARAN NOKEN DALAM ICH UNESCO
Damardjati K. Marjanto, Ihya Ulumuddin, Kaisar Julizar, Imelda Wijaya
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Noken Papua sudah terdaftar dalam Intangible Cultural Heritage (ICH)
UNESCO pada tahun 2012. Kewajiban Pemerintah Indonesia untuk melaporkan
perkembangan Noken secara periodik empat tahunan kepada Sekretariat ICH
UNESCO. Pada tahun 2020 ini, pemerintah akan menyusun laporan periodik
kedua untuk rencana tindak Noken Papua. Tujuan penelitian ini adalah pertama
untuk mengungkapkan implementasi rencana tindak yang sudah disusun pada
saat pembuatan laporan periodik Noken Papua pada tahun 2016; kedua,
menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam
upaya pelestarian Noken Papua. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif
dengan metode pengumpulan data dengan pengisian pedoman wawancara oleh
pemangku kepentingan dan komunitas, desk riset terhadap berita-berita terkait
Noken, dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukan, dari
keenam rencana tindak, empat dapat dilaksanakan, yakni peningkatan kapasitas
praktisi dan perajin dalam hal pengetahuan tentang nilai-nilai, makna, dan fungsi
Noken; memastikan ketersediaan bahan-bahan alami; peningkatan keterampilan
perajin; promosi budaya Noken. Sedangkan dua rencana tindak tidak dapat
direalisasikan, yakni inventarisasi warisan budaya Noken dan merevisi bahan
ajar noken. Dari hasil analisis SWOT, ditemukan kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman dalam upaya pelestarian Noken Papua. Kekuatan, misalnya masih
berfungsinya Noken dalam kehidupan sehari-hari. Kelemahan, semakin
maraknya pemakaian tas modern. Peluang, dukungan dari pemangku
kepentingan dan komunitas. Ancaman, bahan pembuatan yang semakin susah
didapat.
Kata Kunci: Noken Papua, Implementasi Rencana Tindak, kekuatan,
kelemahan, peluang, ancaman.
-
39
INTERNALISASI KESADARAN SEJARAH JALUR REMPAH
SEBAGAI DUKUNGAN UNTUK PENGAJUAN WARISAN
BUDAYA DUNIA KE UNESCO
Budiana Setiawan, Mikka Wildha N., Sugih Biantoro, Irawan S.S. Basuki,
Unggul Wicaksono
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Jenderal
Kebudayaan akan mengajukan Jalur Rempah sebagai nominasi Warisan Budaya
Dunia ke UNESCO pada 2024. Sebagai persyaratan, sejarah Jalur Rempah harus
menjadi outstanding universal values (nilai-nilai universal yang luar biasa). Oleh
karena itu, eksistensi Jalur Rempah harus diinternalisasikan kepada para peserta
didik, khususnya di jenjang SMA/SMK/MA. Tujuan dari kajian ini adalah: (1)
Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap sejarah Jalur
Rempah melalui materi pembelajaran sejarah di sekolah; (2) Membangun
kesadaran peserta didik tentang pentingnya pelestarian terhadap artefak dan
sumber sejarah yang terkait dengan sejarah Jalur Rempah. (3) Pemahaman
peserta didik terhadap sejarah Jalur Rempah sebagai Outstanding Universal
Values, menjadi salah satu pendukung dalam upaya mengajukan Jalur Rempah
sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO. Hasil kajian menunjukkan sebagai
berikut. Pertama, pembelajaran sejarah Jalur Rempah tidak ditempatkan sebagai
Kompetensi Dasar (KD) tersendiri, sehingga pembelajaran sejarah Jalur Rempah
lebih ditekankan sebagai muatan pembelajaran dan diintegrasikan ke dalam KD
yang relevan. Kedua, hingga saat ini narasi Jalur Rempah Nasional belum
tersusun, karena proses kajian masih berlangsung. Dengan demikian,
internalisasi kesadaran sejarah Jalur Rempah dilakukan melalui pembelajaran
sejarah lokal dengan materi pusat-pusat kekuasaan/ kerajaan-kerajaan dan
pelabuhan-pelabuhan di Nusantara yang kontekstual dengan Jalur Rempah.
Ketiga, pembelajaran sejarah Jalur Rempah dalam lingkup lokal diperlukan
untuk memperkaya pemahaman mengenai Jalur Rempah secara nasional. Di
samping itu, pembelajaran sejarah Jalur Rempah disertai dengan living history
(kunjungan langsung ke tempat sejarah) sesuai daerah masing-masing peserta
didik.
Kata kunci: internalisasi, sejarah, jalur rempah, peserta didik, kompetensi dasar
-
40
PENGUATAN LITERASI DAN APRESIASI SENI WAYANG
DI PERGURUAN TINGGI
Mikka Wildha Nurrochsyam; Unggul Sudrajat; Herman Hendrik; Agus
Sudarmadji
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah pertama ingin mengetahui bahan ajar dalam mata
kuliah wayang di perguruan tinggi dan ingin mengetahui pengelolaan sumber
daya manusia akademik dalam pengajaran mata kuliah wayang di perguruan
tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari
para akademisi antara lain: di bidang filsafat, pedalangan, sastra Jawa, arkeologi,
filologi, serta para pakar wayang, budayawan serta praktisi di bidang
pewayangan melalui webinar. Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa
prodi materi ajar pembelajaran wayang masih membutuhkan kemasan yang
menarik dan sederhana untuk diajarkan kepada mahasiswa. Sebagai bentuk
apresiasi terhadap wayang perlu mempraktekkan unsur-unsur pergelaran
wayang, seperti ginem (dialog), dan praktek sabet (menggerakkan wayang).
Sedangkan, dalam kaitannya dengan sumber daya manusia pembelajaran seni
wayang kurang optimal karena beberapa hal antara lain: minat mahasiswa yang
kurang karena kendala bahasa daerah yang digunakan dalam wayang; pergelaran
wayang terkesan susah mempelajarinya; ada jurusan yang lebih menonjolkan
kajian teoritis daripada praktek seharusnya terdapat keseimbangan antara praktek
dan teori; dan belum adanya sinergi yang optimal antara perguruan tinggi,
pemerintah dan lembaga pewayangan dalam hal pembelajaran mata kuliah
wayang.
Kata Kunci: wayang, materi ajar, sdm, apresiasi dan literasi.
-
41
KAJIAN PENGUATAN KESADARAN SEJARAH DI
KALANGAN PESERTA DIDIK SMA DI JAWA MELALUI
PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DAN PELIBATAN
KOMUNITAS SEJARAH
Unggul Sudrajat, Irawan Santoso Suryo Basuki, Sugih Biantoro,
IGN Budiana Setiawan, Mulyadi
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Kesadaran sejarah berperan penting di dalam menanamkan identitas nasional
suatu bangsa. Oleh karena itu, semua lapisan masyarakat Indonesia harus
memiliki kesadaran sejarah secara baik, tidak terkecuali kalangan generasi muda
atau peserta didik. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya
kewajiban komunitas sekolah, untuk menumbuhkan kesadaran sejarah kepada
generasi muda. Salah satu caranya adalah dengan pembelajaran sejarah lokal dan
pelibatan komunitas sejarah. Cara ini dapat memperkaya pengetahuan peserta
didik, sekaligus merupakan alternatif baru cara belajar sejarah yang lebih
menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pembelajaran
sejarah lokal dan pelibatan komunitas sejarah untuk meningkatkan kesadaran
sejarah di kalangan peserta didik. Metode yang digunakan dalam kajian ini
adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kajian
kepustakaan dan diskusi kelompok terpumpun (DKT) virtual. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah lokal diperlukan agar
proses membangun kesadaran ruang dan waktu, termasuk pengenalan diri dan
lingkungan sekitarnya, melalui pembelajaran sejarah dapat berjalan baik. Sejarah
lokal sendiri dapat menumbuhkan rasa kebangsaan melalui pengenalan sejarah
mulai dari lingkungan terdekat. Pelibatan komunitas sejarah adalah salah satu
cara kolaborasi untuk meningkatkan kesadaran sejarah peserta didik dan menjadi
bagian dari integrasi pembelajaran formal dan informal dengan tujuan yang
sama.
Kata Kunci: kesadaran sejarah, sejarah lokal, komunitas sejarah
-
42
Kelompok 5 : “ Ketahanan Budaya”
Judul dan penyaji:
1. Dampak Sosial Ekonomi COVID-19 Terhadap Pelaku Budaya
- Genardi Atmadiredja, M.Sn.
2. Digitalisasi Museum - Dra. Irna Trilestari, M.Hum.
3. Wisata Pedesaan: Pembangunan Pariwisata Nasional dari
Pinggir - Robi Ardiwijaya (Kemenparekraf).
4. Repositori dan Preservasi Digital History Aktivitas Praktisi
Seni di Era Pandemi COVID-19 di Tiga Kota (Jakarta,
Bandung, dan Yogyakarta) - Dr. Zeffry Alkatiri (UI).
-
43
DAMPAK PANDEMI TERHADAP SENIMAN DAN PELAKU
INDUSTRI KREATIF
Genardi Atmadiredja, Damardjati Kun Marjanto, Noviyanti, Fadhilah Darma
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABTSTRAK
Pandemi COVID-19 turut berdampak terhadap ranah kreasi budaya dan ekonomi
kreatif. Pandemi mengakibatkan terganggunya proses kreasi, produksi,
distribusi, konsumsi, hingga konservasi. Penerapan pembatasan sosial melalui
penghentian berbagai kegiatan yang berpotensi mengumpulkan kerumunan
massa, menyebabkan berbagai sektor industri kreatif terganggu, bahkan lumpuh.
Tahapan distribusi dan konsumsi adalah tahapan dalam mekanisme industri
kreatif yang paling terdampak. Komunitas maupun individu pelaku industri
kreatif ditantang untuk dapat bertahan di tengah kondisi yang sulit. Sehubungan
dengan fenomena tersebut, Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan kajian
berjudul “Dampak Sosial Ekonomi Pandemi COVID-19 terhadap Seniman dan
Pelaku Industri Kreatif”. Melalui studi literatur terhadap kajian yang relevan,
analisis isi media massa, serta wawancara para pelaku industri kreatif yang
terdampak pandemi dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga upaya/solusi yang
kerap dilakukan seniman dan pelaku industri kreatif selama masa pandemi.
Pertama, melakukan alih media ke digital (shifting to digital). Kedua,
membangun relasi dan kolaborasi melalui wadah kreatif (creative hub). ketiga,
beradaptasi dengan melakukan penyesuaian dan analisis tren (reinventing the
trend) di masa pandemi. Adaptasi kebiasaan baru tampaknya adalah slogan yang
juga berlaku dalam praktik industri kreatif di tengah pandemi.
Kata Kunci: Pandemi, COVID-19, Seni, Industri Kreatif, Seniman.
mailto:[email protected]
-
44
DIGITALISASI MUSEUM:
PAMERAN MUSEUM DI MASA PANDEMI COVID-19
Irna Trilestari, IGN Budiana Setiawan, Kaisar Julizar, Linda Evaria,
Sujarmanto
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Adanya pandemi COVID-19 telah berdampak pada semua sendi kehidupan,
termasuk pada keberlangsungan museum. Pandemi COVID-19 di satu sisi telah
membatasi perjumpaan fisik, namun di sisi lain mendorong pemanfaatan
sebesar-besarnya teknologi digital pada pameran museum. Kajian ini bertujuan;
1) mengetahui dan memahami upaya pengelola museum dalam adaptasi dan
fasilitasi pameran museum di masa pandemi COVID-19, 2) mengetahui dan
memahami lebih dalam teknologi digital museum yang diapresiasi masyarakat
pada masa pandemi COVID-19. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif
dengan melakukan pengumpulan data berupa data sekunder, pengamatan media
digital dan melakukan wawancara mendalam terhadap informan kunci. Kajian
dilakukan di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta pada: 1) Museum yang dikelola
oleh Kemendikbud dan Pemda DKI Jakarta, 2) Museum yang dikelola Lembaga
atau Kementerian lain, dan 3) Museum yang dikelola Yayasan/Perorangan
(pribadi). Hasil kajian menunjukan tidak semua museum memiliki SDM yang
mendukung pengelolaan layanan informasi teknologi, sumber data informasi dan
pesan yang disampaikan, serta tampilan pameran digital tidak semua museum
dalam kondisi baik, tidak semua masyarakat dapat mengakses internet untuk
melihat aktivitas digital museum, kurangnya ketersediaan dana dalam
pembiayaan program digital museum, baik pemutakhiran maupun pemeliharaan
secara berkesinambungan. Adapun untuk apresiasi masyarakat pada awal
pandemi menurun dengan adanya PSBB awal dan PSBB Transisi di DKI Jakarta,
namun dengan adanya adaptasi dan fasilitasi pengelola museum mengalami
kenaikan kunjungan di bulan Agustus hingga Oktober.
Kata kunci: Museum, Pandemi, Pengelola, Digitalisasi, Pameran
-
45
WISATA PEDESAAN:
PEMBANGUNAN PARIWISATA NASIONAL DARI PINGGIR
Robi Ardiwijaya
Direktorat Kajian Strategis Kepariwisataan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
ABSTRAK
Adanya kesenjangan pembangunan yang hingga sekarang masih terlihat antara
wilayah Indonesia bagian barat dengan timur serta antara kota dan desa,
menyebabkan banyak daerah terutama daerah perdesaan yang ada di pinggiran
tidak dapat berkembang karena minimnya infrastruktur sosial. Belum lagi
tekanan arus globalisasi yang menuntut daya saing tinggi, telah membawa
dampak pada perubahan kehidupan sosial budaya serta pergeseran akar budaya
sebagai identitas bangsa. Untuk itu diperlukan upaya terobosan yang mampu
menjunjung identitas bangsa dalam percepatan pembangunan nasional di segala
bidang yang salah satunya melalui pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya dengan
lebih dari 500 suku bangsa tersebar di lebih 78 ribu desa di daerah pinggiran dan
masih mempertahankan tradisi sebagai identitas, memiliki peluang besar untuk
dikembangkan sebagai daya tarik wisata unik ke Indonesia an. Melalui studi
kepustakaan, artikel ini bertujuan mendeskripsikan pengembangan wisata
perdesaan dapat menjadi salah satu terobosan dalam mendukung percepatan
pembangunan nasional, dengan mengoptimalkan kondisi geografis
keanekaragaman potensi sumberdaya alam dan budaya sebagai daya tarik wisata
di kawasan perdesaan. Diharapkan tulisan ini menjadi masukan agar
pembangunan pariwisata di kawasan perdesaan dapat diterima dalam kehidupan
sosial dan layak secara budaya setempat, tidak diskriminatif, orientasi pada
masyarakat lokal, dan mampu melestarikan lingkungan.
Kata Kunci : Pariwisata, Pedesaan, Wisata Pedesaan
-
46
REPOSITORI DAN PRESERVASI DIGITAL HISTORY
AKTIFITAS PRAKTISI SENI DI ERA PANDEMI COVID-19
DI TIGA KOTA (JAKARTA, BANDUNG, DAN YOGJAKARTA)
Zeffry Alkatiri, Dita Prameswari, Muhamad Fauzi
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
ABSTRAK
Sejak bulan Maret 2020 sampai saat ini dapat dikatakan sebagai periode mitigasi
pendemi wabah COVID-19 di Indonesia. Hampir semua aktifitas kehidupan
masyarakat menjadi terganggu, terlebih lagi para praktisi seni yang tidak
diperkenankan untuk berkumpul atau mengadakan kegiatan berkeseniannya.
Sebab hal itu termasuk kegiatan yang dilarang, baik oleh Pemda setempat
maupun secara nasional. Akibatnya kegiatan para praktisi berbagai bidang seni
yang umumnya dilakukan dalam pentas dan kerumunan menjadi terhalang. Riset
ini akan menelusuri dan mengumpulkan berbagai data berkenaan dengan
aktifitas para praktisi seni di tiga kota dan bagaimana mereka mensiasati aktifitas
berkeseniannya di era mitigasi bencana pendemi COVID-19 ini. Preservasi
kesejarahan secara digital menjadi populer sejak dikembangkannya Web 3.0
yang memudahkan akses secara digital. Platform ini merupakan bentuk baru
presentasi kesejarahan. Tempat penyimpanan digital berbasis web ini dibagi
dalam sejumlah kategori, yang dikaitkan dengan tempat dan waktu serta
terhubung seusai dengan peran dan fungsinya. Setiap fakta dan data
berhubungan dengan sumber yang berkenaan dengan gambar, arsip, poster,
audio-visual, artikel atau esai yang beragam dengan mengusung beberapa tema
besar serta penampilan para tokoh dan peristiwanya. Tujuan penelitian ini adalah
(i) untuk mengembangkan tempat penyimpanan (repository) berbasis web untuk
menampung data kegiatan para praktisi seni budaya di tiga kota, Jakarta,
Bandung, dan Yogjakarta yang terkena dampak langsung wabah COVID-19; (ii)
untuk menggabungkan data aktifitas kesenian mereka dengan teknologi sehingga
dapat menghubungkan pihak publik, tempat dan waktu, serta menyediakan
kesatuan kerangka (framework) untuk menceritakan berbagai aktifitas kesenian
di era pandemic COVID-19 di tiga kota. Riset ini akan melibatkan kontributor
dari kalangan praktisi seni, komunitas seni, akademisi dan non akademisi yang
melakukan berbagai aktivitasnya di masyarakat. Penelitian ini akan mengolah
dan memperlihatkan bagaimana tempat penyimpanan digital ini bekerja sebagai
media pelestarian kesejarahan yang nantinya dapat diakses oleh public dengan
melibatkan publik (history from below). Platform ini merupakan manifestasi dari
Sejarah Seni Terapan (applied history) yang lebih populer dengan sebutan
Sejarah Seni Publik.
Kata Kunci: sejarah publik, praktisi seni, repositori, preservasi digital, tiga kota
-
47
Kelompok 6 : “ Penguatan Kapasitas Sumber Daya Pendidikan di
Masa Pandemi”
Judul dan penyaji:
1. Dampak BDR terhadap Kondisi Psikologis Anak –
Ais Irmawati, M.Si.
2. Memperkuat Kepemimpinan Instruksional (Instructional
Leadership) di Sekolah pada Masa Pandemi –
Dr. Idris HM Noor, M.Ed.
3. Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan dan Keselamatan
di Satuan Pendidikan Pada Masa Kenormalan Baru –
Kaisar Julizar, S.Sos.
4. Implementasi Belajar dari Rumah Pada Siswa Madrasah -
Nur Aulia (Kemenag).
-
48
DAMPAK BELAJAR DARI RUMAH
TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS SISWA
Ais Irmawati, Sri Fajar Martono, Novianti, Asri Joko Surono
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Pandemi COVID-19 telah membuat sejumlah negara melakukan pembatasan
termasuk bidang pendidikan. Di Indonesia pembatasan bidang pendidikan
dilakukan dengan menggunakan pela Belajar Dari Rumah, yang dituangkan
melalui Surat Edaran (SE) Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kualitas kondisi psikologis
siswa selama menjalankan proses Belajar Dari Rumah (BDR) pada masa
pandemic COVID-19 di SD Kelas Atas dan semua tingkatan di SMP, SMA, dan
SMK. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan survey online ke dua belas
provinsi yang mewakili enam pulau besar di Indonesia. Setiap provinsi dipilih
satu ibu kota dan satu kabupaten yang mempunyai jumlah sekolah terbesar,
selanjutnya dianalisa secara kuantitatif menggunakan program excel dan SPSS
untuk mendeskripsikan capaian skor SDQ (strength and difficulties
questionnaire) BDR dan uji beda skor SDQ berdasarkan variable demografis dan
Status Sosial Ekonomi Siswa, yang meliputi jenis kelamin siswa, jenjang
pendidikan, status penerimaan PIP, pendidikan ayah, pendidikan ibu, cara
belajar, akses internet, lama belajar dalam sehari, dan lama
bermain. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat perbedaan Skor
SDQ menurut perbedaan kategori tiap variabel.
Kata Kunci: BDR, SDQ, Kondisi Psikologis Siswa
-
49
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI MASA
PANDEMI COVID 19
Idris HM Noor, Herlinawati, Bambang Suwardi Joko, Asri Joko Surono
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengkaji kepemimpinan instruksional kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Pendekatan campuran kualitatif dan
kuantitatif digunakan untuk mengkaji kepemimpinan instruksional kepala
sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajatan di sekolah sehingga mampu
memotivasi guru untuk kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menarik
dan efektif secara online atau di kelas sehingga mereka menjadi guru-guru
pembelajar. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengkaji data sekunder
dan data primer yang diambil melalui FGD dan wawancara secara virtual di
sekolah sampel penelitian agar efektif membantu guru dalam meningkatkan
pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala sekolah membantu
guru dalam perencnaan pembelajaran terdiri atas silabus, RPP, dan materi ajar.
Cara pembelajaran di masa pandemi, hampir semua guru (78.4%) melaksanakan
pembelajaran melalaui daring, tatap muka (7,9%0, dan gabungan tatap mukan
dan daring (15,2%). Evaluas pembelajaran atau penilaian dilakukan dengan ujian
atau tes siswa, 78.4 persen kepala sekolah mengatakan guru menilai dari hasil
laporan kegiatan siswa, 57.7 persen guru menilai hasil diskusi dengan guru, dan
54.2 persen melalui supervisi. Pola kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
adalah 97,4 persen demokratis selain otoriter dan permisif. Kendala dalam
melaksanakan pembelajaran adalah keterbatasan orang tua dalam mendampingi
anak belajar sebanyak 70 persen, 69.2 persen keterbatasan ekonomi orang tua
dalam mendukung PJJ, 65.6 persen tidak semua guru mempunyai kemampuan
IT, 58.1 persen guru kurang mampu mengembangkan materi ajar, 40.5 persen
karena kurangnya anggaran, dan 35.2 persen karena keterbatasan fasiliats dan
sarana prasarana. Untuk mengatasi kendala tersbut, kepala sekolah menempuh
berbagai cara untuk menyelesaikan kendala/hambatan yang dihadapi yaitu
memberikan pelatihan dan pendampingan kepada guru, (74.9 persen),
memanfaatkan dana BOS/BOP sebesar 70.9 persen, memanfaatkan tenaga IT
sebesar 66,5 persen, memberi bantuan kuota internet kepada siswa sebesar 60.4
persen, kerjasama dengan masyarakat dan DU/DI sebesar 14,1 persen, dan
pelatihan dan penyediaan modul untuk orang tua sebesar 13,7 persen.
Kata kunci. Kepeimimpinan, kepala sekolah, guru, pembelajaran, daring, tatap
muka
-
50
OPTIMALISASI PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DAN
KESELAMATAN DI SATUAN PENDIDIKAN
PADA MASA KENORMALAN BARU
Kaisar Julizar, Lucia H. Winingsih, Ari Budi Susanto
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Penerapan protokol kesehatan dan keselamatan COVID-19 di satuan pendidikan
merupakan kunci utama dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di
masa pandemi COVID-19. Untuk itu, kajian ini bertujuan: (1) mengetahui
penerapan protokol kesehatan dan keselamatan di satuan pendidikan yang telah
memulai pembelajaran tatap muka; (2) merumuskan rekomendasi dalam upaya
optimalisasi penerapan protokol kesehatan dan keselamatan di satuan pendidikan
pada masa kenormalan baru. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data melalui Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dan
wawancara, baik tatap muka maupun tatap maya, serta dari berbagai sumber
media dan berita. Satuan pendidikan yang telah menyelenggarakan tatap muka
sudah menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan COVID-19. Namun,
penerapannya masih belum optimal, seperti sulit mencegah siswa berkumpul dan
bercengkerama, belum terbiasa mendisiplinkan cuci tangan, dan jamak
pemakaian masker yang tidak tepat. Kebiasaan di lingkungan tempat tinggal
yang tidak disiplin protokol kesehatan dan keselamatan justru akan berdampak
buruk bagi pembelajaran tatap muka. Upaya optimalisasi dapat dilakukan,
misalnya memastikan warga sekolah selalu menerapkan jaga jarak, terutama di
dalam kelas dan taman-taman sekolah, mendisiplinkan kebiasaan cuci tangan
secara berkala, memastikan pemakaian masker yang tepat, melakukan pemetaan
kondisi warga sekolah, memaksimalkan peran UKS, serta aktif berkoordinasi
dengan pihak-pihak terkait.
Kata Kunci: optimalisasi, protokol kesehatan dan keselamatan, masa
kenormalan baru
-
51
Kelompok 7 : “ Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19”
Judul dan penyaji:
1. Monitoring Implementasi Kurikulum Kondisi Khusus dan
Modul Literasi dan Numerasi – Meni Handayani, SS, M.Si.
2. Adaptasi Pembelajaran pada PAUD di Masa Pandemi
COVID-19 - Nur Listiawati, SS, M.Ed.
3. Pembelajaran Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus dalam Masa
Pandemi COVID-19 - Dr. Etty Sisdiana.
4. Kembali Ke Rumah: Kesiapan Orangtua Mendidik di Masa
Pandemi - Anggi Afriansyah (LIPI).
-
52
IMPLEMENTASI KURIKULUM DARURAT DAN MODUL
BELAJAR LITERASI DAN NUMERASI
Meni Handayani, Sabar B. Raharjo, Asma Aisha dan Joko Purnama Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) bagaimana sosialisasi kurikulum darurat di
lapangan? 2) bagaimana distribusi/logistik modul belajar literasi dan numerasi
kurikulum darurat? dan 3) bagaimana pemanfaatan modul belajar literasi dan
numerasi oleh guru? apa saja manfaat yang didapatkan dari modul tersebut?
Metode penelitian menggunakan survei terhadap 1202 guru SD yang ada di 15
Provinsi dan 50 kabupaten/kota. Hasil penelitian: 72% responden telah
mengetahui adanya kurikulum darurat. Dari 72% yang mengetahui adanya
kurikulum darurat, 52% responden menggunakan kurikulum darurat. Kurikulum
darurat cenderung lebih digunakan oleh responden di wilayah non-tertinggal,
sekolah BDR, dan jenjang kelas yang lebih tinggi. Dari 628 guru yang
menggunakan kurikulum darurat, 281 guru memiliki modul belajar literasi dan
numerasi kurikulum darurat. Rasio ini jauh lebih rendah di daerah tertinggal
(28%) karena kendala keterbatasan biaya. Dari 281 guru yang memiliki modul
belajar literasi dan numerasi, 256 (91%) guru menggunakannya dalam kegiatan
pembelajaran. Hanya 16% guru yang telah mendistribusikan modul kepada
orang tua siswa. Tantangan utama: orang tua yang sulit ditemui, kemampuan
orang tua, dan orang tua yang menganggap pembelajaran hanya menjadi
tanggung jawab guru. Guru pengguna modul di daerah tertinggal dan non-
tertinggal memiliki persepsi positif terhadap modul belajar literasi dan numerasi
(N=256). Struktur dan kemenarikan gambar sudah sesuai, namun jumlah
halaman dan kualitas gambar saat dicetak belum memenuhi harapan guru.
Hampir seluruh guru pengguna modul menganggap modul bermanfaat
memberikan arahan yang lebih jelas, membantu orang tua, dan meningkatkan
partisipasi belajar siswa. Rekomendasinya menggencarkan sosialisasi kurikulum
dan modul belajar literasi dan numerasi di daerah tertinggal dengan melibatkan
organisasi lokal lainnya, seperti LSM, universitas, mitra pembangunan dan
media lokal.
Kata Kunci: Implementasi, kurikulum darurat, modul belajar.
-
53
ADAPTASI PEMBELAJARAN PADA PAUD
DI MASA PANDEMI COVID-19
Nur Listiawati, Siswantari, Dyah Suryawati, dan Yunita Murdianingrum
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis kesiapan dinas pendidikan kabupaten/kota
membina lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, kesiapan lembaga dan orang tua
menyelenggarakan Belajar Dari Rumah, adaptasi pembelajaran oleh lembaga
dan orang tua, serta dukungan dan hambatan yang dihadapi. Penelitian
menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan hasil
survei 2 direktorat yang relevan. Data primer diperoleh melalui Diskusi
kelompok Terpumpun dengan dinas pendidikan, kepala lembaga dan guru dari 7
kabupaten/ kota. Hasil analisis menunjukkan: 1) Belum semua dinas pendidikan
mengikuti 8 langkah yang diatur oleh pemerintah serta kurang efektifnya
pemantauan dan evaluasi di masa pandemi; 2) kesiapan lembaga dan orang tua
terlihat dari kesepakatan bersama, kriteria