panduan pengguna (user manual) aplikasi e-objection...microsoft word - panduan pengguna (user...
TRANSCRIPT
1
Panduan Pengguna Aplikasi e-objection
1. Prosedur akses menu e-objection
a. Untuk dapat mengakses aplikasi e-objection, Wajib Pajak terlebih dahulu melakukan
login pada situs web pajak (pajak.go.id).
b. Wajib Pajak mengisikan NPWP, kata sandi dan kode keamanan untuk masuk
seperti tampilan di bawah ini.
c. Sebelum mengakses aplikasi e-objection, Wajib Pajak terlebih dahulu
mengaktivasi fitur layanan dengan cara memilih aplikasi e-objection pada menu yang
tersedia di dalam tab profil.
2
d. Setelah dilakukan aktivasi, menu layanan e-objection akan tersedia dan dapat
diakses oleh Wajib Pajak pada tab Layanan.
2. Disclaimer
a. Proses dalam aplikasi e-objection didahului dengan penyampaian disclaimer.
b. Wajib Pajak harus membaca dan menyetujui disclaimer dimaksud untuk dapat
melanjutkan ke proses input Surat Keberatan.
3. Prosedur Input Surat Keberatan
a. Proses input Surat Keberatan diawali dengan mengisi nomor surat ketetapan pajak
(skp) yang akan diajukan keberatan.
b. Skp yang dapat diajukan adalah skp selain surat ketetapan pajak PBB.
3
c. Sistem akan melakukan validasi dan akan memberikan notifikasi dalam hal terdapat
indikasi adanya kesalahan dalam pengisian nomor skp atau skp tidak terdapat
dalam sistem, dengan contoh tampilan sebagai berikut.
d. Sistem akan melakukan validasi dan akan memberikan notifikasi dalam hal terdapat
indikasi terlewatinya jangka waktu pengajuan keberatan, dengan contoh tampilan
sebagai berikut.
4
e. Sistem akan melakukan validasi dan akan memberikan notifikasi dalam hal terdapat
indikasi jumlah pajak yang masih harus dibayar yang disetujui pada pembahasan
akhir hasil pemeriksaan belum dilunasi, dengan contoh tampilan sebagai berikut.
f. Sistem akan melakukan validasi dan akan memberikan notifikasi dalam hal terdapat
indikasi atas skp yang sama diajukan permohonan Pasal 36 UU KUP, dengan
contoh tampilan sebagai berikut.
5
g. Sistem akan melakukan validasi dan akan memberikan notifikasi dalam hal terdapat
indikasi atas skp yang sama sedang diajukan keberatan, dengan contoh tampilan
sebagai berikut.
h. Dalam hal Wajib Pajak tidak mendapatkan notifikasi, sistem akan melanjutkan
proses dan menyajikan informasi data skp yang diajukan keberatan dan identitas Wajib
Pajak.
6
i. Wajib Pajak dapat melakukan perubahan atas skp yang diajukan keberatan dengan
cara mengeklik menu “Batal” dan kembali ke menu pengisian nomor skp.
j. Dalam hal informasi yang disajikan telah sesuai, Wajib Pajak dapat melanjutkan
proses dengan mengisi nomor dan tanggal Surat Keberatan sesuai administrasi
persuratan Wajib Pajak, dan mengisi jumlah pajak menurut perhitungan Wajib Pajak.
k. Proses selanjutnya, Wajib Pajak mengisi alasan keberatan dengan cara mengisi
pada kolom yang tersedia atau dengan mengunggah dokumen alasan keberatan.
7
l. Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk mengisi pada kolom yang tersedia, Wajib
Pajak mengisi alasan keberatan dengan maksimal 4.000 karakter.
m. Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk mengunggah dokumen alasan keberatan,
Wajib Pajak dapat mengunggah dokumen alasan keberatan berbentuk portable
document format (pdf) dalam satu file dokumen alasan keberatan dengan ukuran
maksimal 5MB.
n. Dalam hal Wajib Pajak ingin mengubah cara pengisian alasan keberatan, Wajib
Pajak dapat mengeklik menu “Kembali” dan diarahkan ke pilihan cara pengisian alasan
keberatan sebagaimana dimaksud pada huruf k.
8
o. Proses selanjutnya, Wajib Pajak mengisi data pembayaran atas skp yang diajukan
keberatan, dengan cara mengisi Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN)
dan/atau nomor Pemindahbukuan (Pbk).
p. Dalam hal tidak terdapat jumlah pajak yang masih harus dibayar yang disetujui
Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau keberatan diajukan atas
SKPN/SKPLB, Wajib Pajak dapat mengeklik menu “lanjutkan” untuk beralih ke proses
selanjutnya.
4. Prosedur Penandatanganan dan Penyampaian Surat Keberatan
a. Setelah proses input Surat Keberatan selesai, Wajib Pajak dapat melanjutkan
dengan menandatangani Surat Keberatan secara elektronik menggunakan sertifikat
elektronik yang masih berlaku yang dimiliki oleh Wajib Pajak.
9
b. Penandatanganan dilakukan dengan cara Wajib Pajak mengisi passphrase dan
mengunggah file sertifikat elektronik dengan ekstensi file .p12 dan kemudian
mengeklik menu “Submit” untuk mengirimkan Surat Keberatan.
c. Proses selanjutnya, sistem akan menerbitkan Bukti Penerimaan Elektronik (BPE)
dan Surat Keberatan Wajib Pajak sebagai bukti bahwa keberatan telah berhasil
disampaikan.