panduan hak asasi manusia bagi satuan polisi …

39
JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DIREKTORAT JENDERAL HAM REPUBLIK INDONESIA 2012

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

PANDUAN

HAK ASASI MANUSIA

BAGI

SATUAN POLISI

PAMONG PRAJA

DIREKTORAT JENDERAL HAM REPUBLIK INDONESIA

2012

Page 2: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

2 A. Latar belakang 2 B. Pengertian – Pengertian 2 1. Hak Asasi Manusia 2 2. Kualifikasi HAM 2 3. Kelompok HAM dalam UU No.39 Tahun 1999 3 4. HAM Menurut UUD 1945 4 5. Bagian dari HAM yang Tidak Dapat Dikurangi oleh Siapapun 6 Dan Dalam Keadaan Apapun (Non-Derogable Rights) C. Kewajiban Dasar Manusia 6 D. Pelanggaran HAM 7 E. Keberlakuan HAM 9 F. Pertanggungjawaban HAM 9 G. Maksud 10 H. Tujuan 10 I. Prinsip-Prinsip Perlindungan dan Penegakan HAM 10 J. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik 12 BAB II INSTRUMEN PERLINDUNGAN HAM 16 A. Instrumen HAM Internasional Terkait 16 B. Instrumen HAM Nasional 17 BAB III SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 19 A. Pengertian 19 B. Kedudukan 19 C. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan 19 D. Wewenang 20 E. Prinsip – Prinsip Utama Pelaksanaan Tugas Satpol PP 22 BAB IV STANDAR PERILAKU SATUAN POLISI PAMONG PRAJA A. Kode Etik 24 B. Standar HAM Bagi Satpol PP 25 C. Sanksi 27 BAB V IMPLEMENTASI PRINSIP DAN STANDAR HAM 29 DALAM TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA A. Penegakan Peraturan Daerah 29 B. Penegakan Ketertiban Umum 30 C. Penegakan Perlindungan Masyarakat 31 D. Informasi No.Telp. Instansi Terkait 33

Page 3: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan karena berkat rahmat dan

karuniaNya penyusunan “ Panduan HAM Bagi Satpol PP ” dapat selesai tepat pada

waktunya. Penulisan Panduan HAM Bagi Satpol PP bertujuan untuk memberikan

pengetahuan dan pemahaman HAM sebagai pedoman bagi aparatur pemerintah terutama

Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan penegakan peraturan daerah agar

didalam melaksanakan tugasnya selalu berpedoman dengan memperhatikan nilai nilai Hak

Asasi Manusia.

Buku Panduan HAM bagi Satpol PP ini disusun berkat kerjasama Kementerian

Hukum dan HAM RI cq. Ditjen HAM dengan Kementerian Dalam Negeri yang diwakili oleh

Direktorat Linmas dan Satpol PP serta Sentra HAM Universitas Indonesia yang diwakili oleh

Fakultas Hukum.

Direktorat Jenderal HAM mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulisan buku Panduan HAM bagi Satpol PP, Semoga buku ini bermanfaat

khususnya bagi Satpol PP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penegak

Perda dan masyarakat pada umumnya.

Tim Penyusun

Page 4: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahwa upaya perlindungan, pemajuan, penegakan dan Pemenuhan Hak

Asasi Manusia (HAM) adalah tanggung jawab negara terutama Pemerintah.

Sebagai upaya percepatan pelaksanaannya diterbitkanlah Perpres 23 Tahun

2011 Tentang Rencana Aksi Nasional hak Asasi Manusia Tahun 2011 – 2014

yang mempunyai 7 (tujuh) program utama, salah satunya adalah Pendidikan

HAM.

Pendidikan HAM yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal HAM dimaksudkan

untuk memberikan penguatan kelembagaan yaitu Kementerian/Lembaga dan

Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) termasuk didalamnya Satuan Polisi

Pamong Praja (Satpol PP). Satpol PP sebagai penegak Perda melaksanakan

tugas guna mewujudkan ketertiban dalam masyarakat, dalam melaksanakan

tugas tersebut kadang kadang Satpol PP mengalami benturan dengan

masyarakat dan kadang kadang benturan tersebut berujung pada tindak

kekerasan sehingga merugikan baik masyarakat maupun kesatuan Pol PP.

Untuk menghindari kondisi sebagaimana tersebut, sebaiknya Satpol PP

disamping dibekali pengetahuan dan pemahaman SOP juga diberikan

pemahaman tentang Hak Asasi Manusia.

B. Pengertian-Pengertian

1. Hak Asasi Manusia (UU No 39 TH 1999 Pasal 1 Ayat 1)

Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang

wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukum,

pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat

dan martabat manusia.

2. Satpol PP adalah Perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara

ketentraman dan ketertiban umumserta menegakkan peraturan daerah.

3. RANHAM adalah rencana aksi nasional hak asasi manusia indonesia

tahun 2011-2014 yang dituangkan dalama peraturan presiden RI NO 23 Th

Page 5: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

2011 yang bertujuan sebagai panduan dan rencana umum

untuknmeningkatkan penghormatan,pemajuan,pemenuhan, perlindungan

dan penegakan hak asasi manusia di indonesia

C. Kualifikasi HAM 1. Berdasarkan Hak-Hak Sipil Politik (UU No 12 Th 2005)

Hak hidup.

Hak kebebasan pribadi.

Hak kebebasan beragama.

Hak atas rasa aman.

Hak berserikat dan berkumpul dengan damai.

Hak atas keadilan.

Persamaan di hadapan hukum.

Penyelenggaraan peradilan yang bebas dan tidak memihak.

Hak turut serta dalam pemerintahan.

Perlindungan yang efektif atas tindakan diskriminasi.

2. Berdasarkan Hak-hak ekonomi, Sosial dan Budaya (UU No 11 Th 2005)

Hak atas pekerjaan dan kondisi kerja yang memadai.

Kebebasan pembentukan serikat pekerja.

Jaminan sosial dan standar hidup yang memadai termasuk sandang,

pangan dan papan.

Hak atas kesehatan.

Hak atas pendidikan.

Hak atas kehidupan budaya.

3. Hak-hak atas Pembangunan (dasar hukum ??) Hak untuk berpartisipasi.

Hak untuk berkontribusi dan menikmati hasil pembangunan.

Hak atas lingkungan hidup.

4. Berdasarkan UU. No. 39 TAHUN 1999 Kelompok HAM adalah

Hak untuk hidup (Pasal 9).

Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan (Pasal 10).

Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11-16).

Hak untuk memperoleh Keadilan (Pasal 17-19).

Page 6: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

Hak atas Kebebasan Pribadi (Pasal 20-27).

Hak atas rasa Aman (Pasal 28-35).

Hak atas Kesejahteraan (Pasal 36-42).

Hak untuk turut serta dalam Pemerintahan (Pasal 43-44).

Hak Perempuan (Pasal 45-51).

Hak Anak (Pasal 52-66).

5. HAM Menurut UUD 1945

Instrumen perlindungan HAM yang perlu diperhatikan oleh setiap anggota

Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas berdasarkan Pasal 27,

Pasal 28 dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, meliputi:

PASAL 27 Meliputi Setiap warga negara bersamaan kedudukannya

didalam hukum dan pemerintahan

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut

serta dalam pembelaan negara

Pasal 28 a s/d i

meliputi

Hak setiap orang untuk hidup,

mempertahankan hidup serta kehidupannya.

Hak untuk membentuk keluarga dan

melanjutkan keturunan.

Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh,

dan berkembang serta

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Hak untuk bebas memeluk agama dan

beribadah menurut agamanya.

Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan,

menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati

nurani.

Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,

dan kepastian hukum yang adil.

Page 7: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan

hukum.

Hak untuk mendapat kemudahan dan

perlakuan khusus untuk memperoleh

kesempatan dan manfaat yang sama guna

mencapai persamaan dan keadilan.

Hak dalam hukum dan pemerintahan.

Hak ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama

dalam pemerintahan.

Hak atas pekerjaan, memilih pekerjaan dan

penghidupan yang layak.

Hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan

perlakuan yang adil dalam hubungan kerja.

Hak untuk mengembangkan diri melalui

pemenuhan kebutuhan dasar.

Hak mendapatkan pendidikan dan memperoleh

manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya.

Hak untuk berserikat dan berkumpul,

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Hak untuk memajukan dirinya dalam

memperjuangkan haknya.

Hak atas status kewarganegaraan atau memilih

kewarganegaraan.

Hak memilih tempat tinggal di wilayah negara

dan meninggalkannya serta berhak kembali.

Hak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Hak atas perlindungan diri, pribadi, keluarga,

kehormatan, martabat dan

harta benda.

Hak untuk tidak disiksa.

Page 8: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

Hak untuk tidak diperbudak.

Hak memilih pendidikan dan pengajaran.

Berhak untuk berserikat, berkumpul dan

mengeluarkan pendapat.

Hak berkomunikasi dan memperoleh informasi.

Hak atas rasa aman dan perlindungan dari

ancaman ketakutan untuk

berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

Hak untuk bebas dari penyiksaan atau

perlakuan yang yang merendahkan martabat

manusia.

Hak hidup sejahtera lahir dan batin.

Hak untuk bertempat tinggal dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani.

Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Hak atas jaminan sosial.

Hak untuk mempunyai hak milik pribadi dan

tidak boleh diambil sewenang-wenang.

Hak untuk bebas dari perlakuan yang bersifat

diskriminatif.

Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang

berlaku surut adalah hak asasi manusia yang

tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

Pasal 29 meliputi Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk

untuk memeluk agamanya masing-masing

Page 9: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

6. Bagian dari HAM yang Tidak Dapat Dikurangi Oleh Siapapun dan

dalam Keadaan Apapun yang disebut sebagai (Non-Derogable Rights)

yang mencakup:

a. Hak untuk hidup.

b. Hak untuk tidak disiksa.

c. Hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani.

d. Hak beragama.

e. Hak untuk tidak diperbudak.

f. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hokum.

g. Hak untuk tidak dapat dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.

h. Hak untuk tidak dipenjara karena tidak ada kemampuan memenuhi

perjanjian.

D. Kewajiban Dasar Manusia (UU 39 Tahun 1999 pasal 67-70)

Seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan

terlaksananya dan tegaknya Hak Asasi Manusia

Kewajiban dasar ini meliputi:

1. Setiap orang wajib patuh pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku, hukum tidak tertulis dan hukum internasional mengenai HAM.

2. Kewajiban warga negara wajib turut serta dalam upaya pembelaan negara.

3. Kewajiban untuk menghormati hak asasi orang lain.

4. Kewajiban untuk tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh

undang-undang.

E. Pelanggaran HAM

Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara

baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara

melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau

mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin

oleh Undang-undang dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak

memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan

mekanisme hukum yang berlaku.

Kualifikasi Pelanggaran HAM

Page 10: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

1. Pelanggaran HAM

Pelanggaran ini biasanya bersifat individual dan diyakini dapat diselesaikan

melalui mekanisme hukum nasional.

2. Pelanggaran HAM Berat (Berdasarkan UU No.26 Tahun 2000 tentang

Pengadilan HAM)

a) Kejahatan Genosida (Pasal 8).

Setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk

menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok

bangsa , ras, kelompok etnis, kelompok agama dengan cara:

Membunuh anggota kelompok.

Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap

anggota-anggota kelompok.

Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan

mengakibatkan kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau

sebagiannya.

Memaksa tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di

dalam kelompok.

Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu

kekelompok lainnya.

b) Kejahatan terhadap Kemanusiaan (Pasal 9).

Kejahatan yang dilakukan secara sistematik dan melus terhadap

kelompok sipil berupa:

Pembunuhan.

Pemusnahan.

Perbudakan.

Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.

Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain

secara sewenang-wenang yang melanggar asas-asas dalam hukum

Internasional.

Penyiksaan (UU No 5 Th 1998)

Page 11: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

Pengertian penyiksaan adalah perlakuan kejam, dan perlakuan atau

penghukuman yang tidak manusiawi atau merendahkan martabat

manusia.

Unsur – unsur penyiksaan itu sendiri adalah

1. Timbulnya rasa sakit atau penderitaan mental atau fisik yang

luar biasa.

2. Oleh atau persetujuan atau sepengetahuan pejabat pejabat

Negara yang berwenang.

3. Untuk suatu tujuan tertentu, seperti mendapatkan informasi

penghukuman atau intimidasi.

Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa atau

bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara.

Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan,

yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,

budaya, agama,jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakui

secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum

internasional.

Penghilangan orang secara paksa.

Kejahatan Apartheid.

Mekanisme penanganan Pelanggaran HAM Berat :

1. Penyelidikan oleh Komnas HAM.

2. Penyidikan dan penuntutan oleh Jaksa Agung.

3. Pengadilan HAM: Pengadilan yang berwenang untuk mengadili dua jenis

Pelanggaran HAM Berat.

a) Permanen : Memeriksa dan memutus pelanggaran HAM berat yang

terjadi setelah diundangkannya UU 26/2000

b) Ad Hoc : Memeriksa dan memutus pelanggaran HAM berat yang terjadi

sebelum diundangkannya UU 26/2000.

4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (UU No.27/2004) : Memeriksa dan

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi sebelum

berlakunya UU No. 26/2000 melalui perdamaian antara pelaku dengan

Page 12: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

korban/ahli waris. Pasal 43 uu no 26 th 2002 adalah Sebuah Undang

Undang yang mengatur tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

F. Keberlakuan HAM

Pada semua keadaan dan kondisi, baik kondisi damai maupun konflik

bersenjata atau perang. Pada kondisi konflik yang ekstrim pembatasan HAM

dapat dilakukan, sementara dalam kondisi konflik yang sangat ekstrim

pengesampingan HAM dapat dilakukan.

Pelanggaran HAM tidak akan memberi kontribusi apapun terhadap penegakan

hukum dan ketertiban, melainkan malah melemahkan dan menghancurkan

hukum dan ketertiban. Maka diperlukan penegakan hukum yang kuat untuk

dapat menjamin pemenuhan HAM terhadap masyarakat.

Penegakan hukum sangat penting untuk:

1. Memastikan penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain;

2. Sesuai dengan persyaratan moralitas, ketertiban umum dan kesejahteraan

masyarakat demokratis.

G. Pertanggungjawaban HAM

Satpol PP dalam melaksanakan tugasnya brtanggung jawab kepada gubernur

melalui sekretaris daerah provinsi.

Menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan HAM. Hal ini meliputi

langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi,

sosial budaya, Hankam dan lainnya termasuk rasa aman.

Pertanggungjawaban (khususnya Satpol PP) yang dimaksud meliputi:

1. Satpol PP bertanggungjawab kepada hukum;

2. Satpol PP bertanggungjawab kepada masyarakat yang mereka layani.

Kebijakan maupun praktik penegakan hukum senantiasa dipantau oleh

masyarakat;

3. Satpol PP bertanggungjawab atas cara yang mereka gunakan dalam

mengelola sumber daya yang diberikan.

Page 13: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

H. Maksud

Sebagai pedoman dan pengetahuan tentang HAM bagi anggota Satuan Polisi

Pamong Praja dalam Pelaksanaan Tugas.

I. Tujuan

Mencegah terjadinya pelanggaran HAM oleh anggota Satuan Polisi Pamong

Praja dalam pelaksanaan tugas.

J. Prinsip-prinsip Perlindungan dan Penegakan HAM

Pedoman Perilaku Petugas Penegak Hukum (Dewan Keamanan PBB

dalam Resolusi no.34/169 tanggal 17 Desember 1979) Dewan Keamanan

PBB dalam Resolusi no.34/169 tanggal 17 Desember 1979 menetapkan agar

standar-standar pedoman sebagai berikut:

1. mengharuskan petugas penegak hukum untuk memenuhi tugas

yang dibebankan kepada mereka oleh hukum. Istilah “petugas

penegak hukum” didefinisikan sebagai petugas yang diangkat atau

dipilih untuk mempunyai kewenangan kekuasaan kepolisian

khususnya dalam bertindak menangkap atau menahan warga

negara.

2. mengharuskan petugas penegak hukum untuk menghargai dan

melindungi martabat manusia dan menjaga serta menjunjung tinggi

hak asasi manusia.

3. mengharuskan petugas penegak hukum menggunakan kekerasan

hanya ketika benar-benar diperlukan dan dibutuhkan dalam rangka

melaksanakan tugas. Bagian komentar mengacu pada prinsip

keseimbangan (proporsionalitas) dalam kekuatan dan menegaskan

bahwa penggunaan senjata api dianggap sebagai langkah

ekstrim/terakhir. Berbagai upaya harus dilakukan untuk mencegah

penggunaan senjata api, khususnya ketika sedang menghadapi

anak-anak. Secara umum, senjata api seharusnya tidak digunakan

kecuali tersangka mengadakan perlawanan dengan senjata juga

4. Mengharuskan petugas penegak hukum untuk menjaga hal-hal yang

bersifat rahasia yang berada dalam kewenangannya, kecuali

Page 14: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

pelaksanaan tugas atau kepentingan pengadilan mengharuskan

sebaliknya.

5. Melarang secara mutlak penyiksaan atau perlakuan yang tidak wajar

lainnya. Pasal ini juga menyatakan bahwa tidak satu petugas

penegak hukum pun yang dapat menjadikan perintah atasan atau

keadaan-keadaan pengecualian seperti perang atau ancaman

terhadap keamanan nasional, sebagai pembenaran tindakan

penyiksaan.

6. Mengharuskan petugas penegak hukum menjamin perlindungan

sepenuhnya bagi kesehatan orang-orang dalam tahanan.

7. Melarang petugas penegak hukum melakukan tindakan korupsi

apapun.

8. Mengharuskan petugas penegak hukum untuk menghargai hukum

dan Pedoman Perilaku, serta untuk mencegah dan dengan keras

menentang setiap pelanggarannya. Petugas penegak hukum juga

diharuskan untuk melaporkan pelanggaran-pelanggaran terhadap

pedoman ini kepada pihak yang berwenang atau badan-badan

terkait lainnya, yang mendapatkan kuasa untuk meninjau atau

melakukan tindakan-tindakan perbaikan.

Efektivitas penegakan hukum tergantung pada kualitas petugas-

petugasnya, meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap/perilaku. Tujuan

tersebut hanya dapat dicapai jika tindakan petugas selalu mengacu pada

4 asas penegakan hukum yaitu:

a. Tindakan yang berdasarkan peraturan hukum positif

(Keabsahan/legality).

b. Adanya kepentingan (Kepentingan/necessity).

c. Keseimbangan (proporsionality).

d. Pertanggungjawaban (accountability).

K. Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik

a. Kesetaraan.

Memberikan peluang yang sama

bagi setiap anggota masyarakat

Page 15: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

untuk meningkatkan

kesejahteraannya

b. Pengawasan.

Meningkatkan upaya pengawasan

terhadap penyelenggara

pemerintahan dan pembangunan

dengan mengusahakan ketertiban

swasta dan masyarakat luas.

c. Penegakan hukum.

Mewujudkan adanya penegakan

hukum yang adil bagi semua pihak

tanpa pengecualian.

d. Daya tanggap.

Meningkatkan respon aparat

pemerintahan untuk mengatasi

masalah, tanggapan dan aspirasi

masyarakat, untuk mencari solusi

yang bermanfaat bagi masyarakat

banyak.

e. Efisiensi dan

efektifitas.

Menjamin terselenggaranya

pelayanan kepada masyarakat

dengan menggunakan sumber daya

yang tersedia secara optimal dan

bertanggungjawab

f. Partisipasi.

Mendorong setiap warga

masyarakat untuk menggunakan

hak dalam menyampaikan

pendapat dalam proses

pengambilan keputusan, yang

menyangkut kepentingan

masyarakat.

g. Profesionalisme. Meningkatkan kemampaun dan

moral pelayanan yang mudah,

Page 16: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

cepat, tepat, dengan biaya yang

terjangkau

h. Akuntabilitas.

Meningkatkan tanggungjawab dan

tanggung-gugat para pengambil

keputusan dalam bidang yang

menyangkut kepentingan

masyarakat luas

i. Wawasan ke depan.

Membangun daerah berdasarkan

visi dan strategi yang jelas dan

mengikutsertakan warga dalam

seluruh proses pembangunan,

sehingga warga merasa memiliki

dan ikut bertanggungjawab

terhadap kemajuan daerahnya.

j. Transparansi.

Menciptakan kepercayaan timbal

balik antara pemerintah dan

masyarakat melalui penyediaan

informasi dan menjamin

kemudahan dalam memperoleh

informasi yang akurat dan

memadai.

Prinsip-prinsip perlindungan HAM, meliputi:

a. perlindungan minimal.

b. melekat pada manusia.

c. saling terkait.

d. tidak dapat dipisahkan.

e. tidak dapat dibagi.

f. universal.

g. fundamental.

Page 17: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

h. keadilan.

i. kesetaraan/persamaan hak.

j. kebebasan.

k. non-diskriminasi. Dan,

l. perlakuan khusus bagi kelompok yang memiliki kebutuhan khusus

(affirmative action).

Dasar perlindungan HAM dalam penegakan Peraturan Daerah dalam lingkup

tugas Satuan Polisi Pamong Praja, antara lain:

a) Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak

yang sama, mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul

satu sama lain dalam persaudaraan.

b) Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang tercantum

dalam Instrumen HAM internasional maupun nasional dengan tidak ada

pengecualian apa pun, seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin,

bahasa, agama, politik atau pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau

kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain.

c) Pembatasan terhadap hak-hak asasi manusia yang lainnya hanya dapat

dibatasi berdasarkan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk

menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang

lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan

moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu

masyarakat demokratis.

d) Perlindungan (to protect), pemajuan (to promote), penghormatan (to

respect), dan pemenuhan (to fulfill). Ham adalah tanggung jawab pemerintah terutama negara.

e) Setiap orang berhak untuk mendapatkan pengakuan, perlindungan,

penghormatan dan pemenuhan HAM yang dimilikinya.

f) HAM merupakan landasan prinsip keadilan sebagai jembatan menuju

perilaku beradab yang diciptakan dan diakui oleh masyarakat dunia.

Page 18: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

g) HAM telah dikodifikasi dalam hukum internasional dan diakui oleh

Pengadilan Internasional dan menjadi bagian dari undang-undang dan

kebijakan negara di dunia.

h) HAM tidak membedakan ras, etnik, ideologi, budaya/agama/keyakinan,

falsafah, status sosial, dan jenis kelamin/orientasi seksual, melainkan

mengutamakan komitmen untuk saling menghormati untuk menciptakan

dunia yang beradab. Dan,

i) HAM untuk semua orang “di seluruh dunia,” baik yang lemah maupun yang

kuat, untuk memberi pembenaran terhadap kebutuhan dan aspirasi

manusia dan oleh karenanya berada di atas kepentingan semua golongan

Page 19: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

BAB II

Instrumen perlindungan HAM

A. Instrumen HAM Internasional Terkait

Instrumen HAM internasional yang terkait adalah:

1. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

2. Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik.

3. Kovenan Anti Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang kejam, tidak

manusiawi atau merendahkan martabat manusia.

4. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi

terhadap Wanita.

5. Konvensi Hak Anak.

6. Peraturan-peraturanMinimum Standar PBB mengenai Administrasi Peradilan

Bagi Remaja (Beijing Rules).

7. Pedoman PBB dalam rangka Pencegahan Tindak Pidana Remaja (The

Riyadh Guidelines).

8. Peraturan PBB bagi Remaja Yang Kehilangan Kebebasannya.

9. Peraturan Standar Minimum PBB tentang Tindakan Tanpa Penahanan

(Tokyo Rules).

10. Kumpulan Prinsip-prinsip Perlindungan Bagi Semua Orang Dalam Segala

Bentuk Penahanan atau Pemenjaraan.

11. Prinsip-prinsip Pencegahan dan Penyelidikan Efektif Hukuman Mati Yang

Tidak Sah, Sewenang-wenang dan Sumir.

12. Peraturan Standar Minimum tentang Perlakuan Terhadap Narapidana.

13. Resolusi Majelis Umum PBB 34/169 tanggal 17 Desember 1979 tentang

Code of Conduct ( Pedoman Bagi Petugas Penegak Hukum)

14. Prinsip-prinsip Dasar tentang Penggunaan Kekerasan dan Senjata Api oleh

Para Pejabat Penegak Hukum (Kongres Perserikatan Bangsa-bangsa tentang

Pencegahan Kejahatan dan Perlakuan terhadap tertuduh 1990)

Page 20: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

B. Instrumen HAM Nasional

1. UUD 1945.

2. Tap MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.

3. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

4. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

5. UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

6. UU No. 25 tahun 2003 jo UU 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan PP

Pengganti UU RI No. 1/2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Terorisme Menjadi UU.

7. KUHP.

8. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia.

9. UU No. 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Kovenan Hak-hak Sipil dan Politik.

10. UU No. 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi atas Konvensi Penghapusan Segala

Diskriminasi terhadap Perempuan.

11. Keppres No. 36 tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi Hak Anak.

12. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

13. Peraturn Pemerintah No. 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.

14. Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil.

15. Peraturan Pemerintah No.54 Tahun 2011 tentang Standar Operasional

Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja.

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 26 Tahun 2010 tentang Penggunaan

Senjata Api bagi Satpol PP.

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 27 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pelaporan bagi Satpol PP.

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 38 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Polisi pamong Praja.

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 26 Tahun 2005 tentang Protap

Satpol PP.

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 40 Tahun 2011 tentang Pedoman

Organisasi dan Tatakerja Satpol PP.

Page 21: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 41 Tahun 2011 tentang Pedoman

Organisasi dan Tatakerja Satpol PP Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

22. Surat Kapolri No. B/662/III/2009 tanggal 10 Maret 2009 tentang Standarisasi

Senjata Non Organik TNI/Polri Peruntukan Satuan Polisi Paming Praja.

Page 22: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

BAB III

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

A. Pengertian

1. Satpol PP merupakan bagian perangkat daerah di bidang penegakan

Perda, ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

2. Polisi Pamong Praja adalah anggota Satpol PP sebagai aparat pemerintah

daerah dalam penegakan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat.

3. Satpol PP dipimpin oleh seorang kepala satuan dan berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris

daerah.

B. Kedudukan

1. Satpol PP dipimpin oleh seorang kepala satuan dan berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris

daerah.

2. Pertanggungjawaban Kepala Satpol PP kepada kepala daerah melalui

sekretaris daerah adalah pertanggungjawaban administratif.

3. Secara struktural Kepala Satpol PP berada langsung di bawah kepala daerah.

C. Tugas, Fungsi dan Kewenangan

1. Tugas

Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda dan menyelenggarakan

ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan

masyarakat.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Satpol

PP mempunyai fungsi:

a. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda,

penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta

perlindungan masyarakat.

b. Pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan peraturan kepala daerah.

Page 23: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

c. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan

ketenteraman masyarakat di daerah.

d. Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat.

e. Pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan peraturan kepala

daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman

masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik

Pegawai Negeri Sipil daerah, dan/atau aparatur lainnya.

f. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar

mematuhi dan menaati Perda dan peraturan kepala daerah. Dan,

g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala daerah.

D. Wewenang

Polisi Pamong Praja berwenang:

1. Melakukan tindakan penertiban non yustisial terhadap warga

masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan

pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah.

Tindakan penertiban nonyustisial adalah tindakan yang dilakukan oleh

Polisi Pamong Praja dalam rangka menjaga dan/atau memulihkan

ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat terhadap pelanggaran

Perda dan/atau peraturan kepala daerah dengan cara yang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak sampai proses

peradilan.

Tindakan penertiban non-yustisial adalah tindakan yang dilakukan oleh

Polisi Pamong Praja dalam rangka menjaga dan atau memulihkan ketertiban

umum dan ketentraman masyarakat terhadap pelanggaran Perda dan atau

peraturan Kepala Daerah dengan cara yang sesuai dengan ketentuan

perundang-undnagan dan tidak sampai pada proses peradilan.

2. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang

mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

Menindak” adalah melakukan tindakan hukum terhadap pelanggaran

Perda untuk diproses melalui peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 24: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

3. Memfasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan

perlindungan masyarakat.

4. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat,

aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran

atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah.

Tindakan penyelidikan” adalah tindakan Polisi Pamong Praja yang tidak

menggunakan upaya paksa dalam rangka mencari data dan informasi

tentang adanya dugaan pelanggaran Perda dan/atau peraturan kepala

daerah, antara lain mencatat, mendokumentasi atau merekam

kejadian/keadaan, serta meminta keterangan.

5. Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat,

aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda

dan/atau peraturan kepala daerah.

Tindakan administratif” adalah tindakan berupa pemberian surat

pemberitahuan, surat teguran/surat peringatan terhadap pelanggaran

Perda dan/atau peraturan kepala daerah.

Khusus: Polisi pamong Praja yang berstatus PNS:

a. Dapat ditetapkan menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Dalam hal Polisi Pamong praja selaku PPNS, maka dapat langsung

mengadakan penyidikan terhadap pelanggaran Perda dan/atau peraturan

kepala daerah yang dilakukan oleh warga masyarakat, aparatur atau

badan hukum.

E. Prinsip – Prinsip Utama Pelaksanaan Tugas Satpol PP

1. Koordinasi.

Merupakan prinsip umum yang harus dilaksanakan oleh Satpol PP dimana

didalam pelaksanaan tugas harus diupayakan adanya keselarasan dan

keterpaduan baik perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan guna

mencapai hasil yang diharapkan. Koordinasi dapat dilakukan dalam

kerangka hubungan vertikal (atasan dan bawahan dalam satuan) atau

antara Satpol PP kewilayahan dengan satuan lainnya.

Page 25: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

2. Integrasi.

Dalam setiap pelaksanaan tugas tidak jarang adanya lembaga lain yang

terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan pelaksanaan tugas

Satpol PP. Prinsip penyesuaian dan penyelarasan antara unsur-unsur atau

lembaga-lembaga terkait dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan Satpol

PP.

3. Sinkronisasi.

Bahwa setiap anggota Satpol PP harus mengetahui tugas pokok dan

fungsi yang diembannya sehingga dapat menempatkan diri dan

menyesuaikan batasan kewenangan yang dimilikinya dengan

menyesuaikan diri dengan batas dan kewenangan yang dimiliki lembaga

lain terkait dengan pelaksanaan tugas yang diembannya.

4. Edukasi.

Bahwa salah satu bagian dari pelaksanaan tugas satpol PP dibidang

penegakan peraturan daerah adalah dengan melaksanaan pola edukasi

atau penyadaran kepada pihak-pihak terkait dan atau masyarakat.

Menguapayakan terlaksanaan prinsip edukasi dalam pelaksanaan tugas

satpol PP menjadi penting bagi tumbuhnya kesadaran atas pentingnya

penegakan peraturan daerah akan mendukung pelaksanaan tugas satpol

pp itu sendiri.

5. Kemitraan

Bahwa setiap anggota Satpol PP menyadari dibutuhkannya dukungan

lembaga lain atau masyarakat guna mencapai tujuan dalam pelaksanaan

tugas yang diembannya. Pola kerjasama antara Satpol PP dengan

lembaga lain dan atau masyarakat harus dibangun dalam hubungan yang

saling menguntungkan antara pihak-pihak terkait.

Page 26: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

BAB IV

STANDAR PERILAKU SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

A. Kode Etik

Merupakan sikap moral dengan pola sikap, pola tindak dan perilaku bagi setiap

anggota Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya,

meliputi:

1. Kepribadian Polisi Pamong Praja meliputi :

a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Bekerja dengan sungguh-sungguh, ikhlas, jujur, adil, berani dan penuh

tanggung jawab.

c) Memiliki sifat arif dan bijaksana serta selalu mempertahankan sikap mental

independen dalam menjalankan tugas.

d) Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

pribadi atau kelompok dan atau golongan.

e) Menjaga suasana yang harmonis, bersikap dinamis dan objektif, saling

menghargai, semangat kebersamaan (Jiwa Korsa), serta saling

menghormati dalam menjalankan tugas Satpol PP.

f) Bersikap ramah dan santun.

g) Menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia (HAM).

h) Bersikap netral, bermoral tinggi, dan tidak terpengaruh kepentingan politik

dan/atau golongan.

i) Patuh dan taat kepada pimpinan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

j) Memberikan pelayanan dengan salam, senyum, sapa, santun tanpa

pamrih dan tanpa paksaan serta tidak diskriminatif.

k) Jujur dan terbuka serta tidak memberi informasi yang tidak benar kepada

pimpinan.

l) Bertindak dengan penuh tanggung jawab, kesungguhan dan ketulusan.

m) Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan.

n) Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas.

o) Menjaga informasi yang bersifat rahasia.

Page 27: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

p) Patuh dan taat serta mempedomani terhadap standar operasional

prosedur dan tata kerja.

q) Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.

r) Komitmen moral setiap anggota Polisi Pamong Praja terhadap profesinya

menegakkan peraturan daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan

ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat.

2. Setiap Anggota Satuan Polisi Pamong Praja wajib menghormati atasan dan

saling asah, asih dan asuh.

B. Standar HAM bagi SATPOL PP

1. Setiap orang, termasuk Satpol PP sebagai petugas penegak hukum (non

yustisial), memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pemenuhan HAM.

HAM harus selalu menjadi titik tolak dan tujuan penyelenggaraan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Terkait dengan tugas Satpol PP,

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) memuat beberapa standar

HAM umum yang perlu diperhatikan, yaitu:

a) Setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan dan keamanan sebagai

individu.

b) Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam,

diperlakukan atau dihukum secara tidak manusiawi atau dihina.

c) Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum

yang sama tanpa diskriminasi.

d) Tidak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan

sewenang-wenang.

e) Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu tindak pidana

dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut hukum

dalam suatu pengadilan yang terbuka, di mana dia memperoleh semua

jaminan yang perlukan untuk pembelaannya.

f) Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat, menyatakan pendapat

dan berekspresi.

g) Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat

tanpa kekerasan, serta tidak boleh dipaksa untuk memasuki suatu

perkumpulan.

Page 28: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

2. Penegakan HAM merupakan tanggungjawab bersama pejabat negara

(termasuk Satpol PP) dan anggota masyarakat.

3. Satpol PP sebagai petugas penegak hukum (dalam hal ini peraturan daerah)

memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu. Namun,

kadangkala kewenangan tersebut dapat menyebabkan HAM seseorang

terganggu.

Prinsipnya, sepanjang kewenangan dijalankan secara sah dan berdasarkan

aturan hukum, maka tindakan yang dianggap melanggar HAM tersebut dapat

dibenarkan demi menjamin keamanan, menciptakan perdamaian dan

memelihara ketertiban masyarakat.

4. Secara umum penggunaan kewenangan Satpol PP sebagai petugas penegak

hukum harus memperhatikan prinsip-prinsip dasar penegakan hukum,

yaitu keabsahan (legality), keperluan (necessity), keseimbangan

(proporsionality) dan pertanggungjawaban (accountability).

a) Keabsahan

Semua tindakan yang dilakukan oleh petugas penegak hukum harus

sesuai dengan hukum yang berlaku. Dalam berbagai keadaan, petugas

penegak hukum tidak dapat bertindak di luar hukum yang sah atau

bertindak sewenang-wenang.

b) Keperluan

Apabila pelaksanakan kewenangan tertentu terpaksa melanggar HAM,

maka tindakan yang melanggar/membatasi HAM, hak atau kebebasan

seseorang tersebut memang betul-betul diperlukan dalam situasi tertentu

dan merupakan satu-satunya cara untuk menghadapi suatu keadaan.

c) Keseimbangan

Kekuasaan atau kewenangan yang digunakan seimbang dengan beratnya

pelanggaran dan tujuan penegakan hukum yang sah yang akan dicapai.

Berkaitan dengan penggunaan kekerasan atau senjata api, prinsip ini

harus diterapkan pada saat berhadapan dengan keadaan tertentu, seperti:

a) Adanya pelanggar hukum tersangka yang menggunakan

sarana/peralatan berbahaya (senjata api, pisau, dan lain-lain).

Page 29: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

b) Adanya keadaan mendadak yang dapat menimbulkan resiko kematian

(warga masyarakat, petugas kepolisian dan tersangka).

c) Adanya keadaan bahaya atau ancaman bahaya yang sudah sangat

dekat untuk terlaksana.

d) Bandingkan antara tingkat penggunaan kekerasan yang akan

digunakan dengan resiko yang mungkin terjadi.

C. Sanksi

Anggota Satpol PP yang dalam melaksanakan tugas melanggar kode etik polisi

pamong praja dikenakan sanksi peraturan disiplin pegawai negeri sipil yaitu Pasal

5 UU No.53/Tahun 2010 yang menyatakan bahwa PNS yang tidak menaati

ketentuan kewajiban dan larangan dijatuhi hukuman disiplin setelah mendapatkan

pertimbangan dari majelis kehormatan kode etik.

Adapun ketentuan disiplin yang dimaksud terdiri dari:

1. Hukuman disiplin ringan diberikan apabila melanggar Pasal 3 Butir 1-14 UU

No.53/Tahun 2010 tentang kewajiban PNS yang berdampak negative pada

unit kerja, dan melakukan pelanggaran terhadap Pasal 4 Butir 5-11 UU

No.53/Tahun 2010 tentang larangan PNS yang berdampak negative pada unit

kerja, terdiri atas:

a) Teguran lisan.

b) Teguran tertulis.

2. Hukuman disiplin sedang diberikan apabila melanggar Pasal 3 Butir 1 – 17 UU

No.53/Tahun 2010 tentang kewajiban PNS dan pelanggaran dilakukan tanpa

alasan yang sah, dan melakukan pelanggaran terhadap Pasal 4 Butir 5-15 UU

No.53/Tahun 2010 tentang larangan PNS dan pelanggaran dilakukan tanpa

alasan yang sah terdiri atas:

a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun.

b) Penundaan kenaikan pangkat berkala selama 1 tahun.

c) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 4 tahun.

3. Hukuman disiplin berat diberikan apabila melanggar Pasal 3 Butir 1 – 13 UU

No.53/Tahun 2010 tentang kewajiban PNS yang berdampak negative pada

Page 30: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

pemerintah/Negara, dan melakukan pelanggaran terhadap Pasal 4 Butir 1-13

UU No.53/Tahun 2010 tentang larangan PNS dilakukan terdiri atas:

a) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun.

b) Penindakan dalam rangka penurunan pangkat setingkat lebih rendah.

c) Pembebasan dari jabatan.

d) Pemberhentian dengan hormat.

e) Pemberhentian dengan tidak hormat.

Dalam hal terjadinya pelanggaran HAM yang merupakan pelanggaran Hukum

(pidana) maka mekanisme pertanggungjawaban hukum melalui proses

peradilan dapat dilaksanakan.

BAB V

IMPLEMENTASI PRINSIP DAN STANDAR HAM

DALAM TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

A. Penegakan Peraturan Daerah

Bahwa penegakan peraturan daerah pada dasarnya menjadi tugas pemerintahan

daerah melalui kelembagaan terkait.

Adanya suatu pelanggaran terhadap peraturan daerah dapat diketahui melalui:

1. Pelaporan (masyarakat maupun petugas).

2. Tertangkap tangan.

3. Diketahui langsung oleh PPNS.

Penindakan terhadap pelanggaran peraturan daerah ada 2 jenis yaitu :

a. Penindakan Preventif non-yustisial

Page 31: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

1. Penindakan pertama dilakukan dengan penjanjian tertulis untuk mentaati

peraturan daerah dalam jangka waktu 15 harian sejak ditandatangani.

2. Surat teguran :

a) Surat teguran pertama dengan tenggang waktu 7 hari.

b) Surat teguran kedua dengan tenggang waktu 3 hari.

c) Surat teguran ketiga dengan tenggang waktu 3 hari.

3. Penindakan yustisial.

b. Penindakan Yustisial (oleh PPNS)

1. Penyelidikan.

a) Dilakukan dengan pengawasan dan atau pengamatan.

b) Pelaksanaan penyelidikan dapat dilakukan dengan bantuan kepolisian.

2. Penyidikan.

a) Dilaksanakan oleh PPNS didaerah atau wilayah hukumnya.

b) Setiap laporan yang disampaikan harus dituangkan dalam Berita Acara

pelaporan yang dilaksanakan petugas.

c) Dalam hal tertangkap tangan:

Pengamanan pelaku.

Koordinasi dengan lembaga terkait ketentuan yang dilanggar.

Pemeriksaan sesuai kewenangan penyidik oleh PPNS.

(tidak diperkenankan dilakukan oleh petugas lain non PPNS)

Perjanjian tertulis untuk mentaati Perda dalam jangka waktu 15

hari.

d) Dalam hal pemanggilan:

Surat pemanggilan ditandatangani oleh Pimpinan Satpol PP.

Dalam hal pimpinan Satpol PP bukan PPNS, maka

penandantangan adalah PPNS atas persetujuan Pimpinan Satpol

PP.

Koordinasikan dengan satuan Polisi terdekat dalam hal

pemanggilan Paksa.

e) Laksanakan Pemberkasan segera dengan koordinasi kepada Korwas

PPNS (kepolisian), kejaksaan dan Pengadilan.

f) Dengan koordinasi dengan pihak Korwas PPNS (kepolisian), kejaksaan dan Pengadilan selenggarakan pengadilan di tempat.

Page 32: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

B. Penegakan Ketertiban Umum

1. Pre-emtif.

a. Deteksi dan evaluasi terhadap kebutuhan masyarakat.

b. Menentukan langkah kebijakan penanganan yang mungkin dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran.

c. Upayakan agar kebijakan yang dipilih merupakan kebijakan yang dapat

menghindari adanya efek negative yang mungkin timbul.

d. Utamakan pelibatan masyarakat atau lembaga lainnya dalam pencapaian

tujuan.

2. Preventif.

a. Melakukan pengarahan dan pembinaan baik dalam bentuk kunjungan

secara perorangan ataupun kelompok dalam bentuk tatap muka.

b. Melakukan pengarahan dan pembinaan baik dalam bentuk kunjungan

secara perorangan ataupun kelompok melalui media massa cetak maupun

elektronik.

c. Pembinaan secara khusus melalui program yang telah dirancang dan

ditentukan.

3. Represif.

a. Memberikan teguran.

b. Pertama dalam hal terjadi pelanggaran peraturan daerah.

c. Kedua dalam hal 3 hari setelah teguran pertama tidak diindahkan.

d. Ketiga dalam hal 3 hari setelah teguran kedua tidak diindahkan.

e. Memberikan surat peringatan pertama dalam hal 7 hari setelah teguran

ketiga tidak diindahkan.

f. Memberikan surat peringatan kedua dalam hal 3 hari setelah peringatan

pertama tidak diindahkan.

g. Memberikan surat peringatan ketiga dalam hal 3 hari setelah peringatan

kedua tidak diindahkan.

h. Tindakan penertiban paksa (koordiasi dengan Korwas Satpol PP/Satuan

Kepolisian Setempat dalam hal dilakukannya upaya paksa penangkapan,

penggeledahan atau penyitaan).

C. Penegakan Perlindungan Masyarakat

Page 33: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

1. Deteksi dini dan mapping terhadap kebutuhan masyarakat.

2. Menentukan tindakan yang diambil dengan eskalasi atau tingkat kebutuhan

yang ada.

3. Mempersiapkan dan mengecek perlengkapan, alat yang harus dibawa.

4. Koordinasi dengan lembaga terkait (Kepolisian, Basarnas, PMI, Rumah sakit

dll).

5. Evaluasi dan penentuan tindakan sesuai dengan perkembangan situasi

dilapangan.

Inti dari pelaksanaan prinsip-prinsip yang dikandung dalam pelaksanaan tugas

Satpol PP adalah:

a. Nasihat dan arahan merupakan senjata utama dalam pencapaian tujuan

pelaksanaan tugas satpol pp.

b. Negosiasi selalu dibuka dalam setiap penyelesaian masalah.

c. Intensifkan pemecahan akar masalah.

d. Arahkan semua potensi sumber daya manusia kepada sasaran dan tujuan

yang akan dicapai.

e. Sempurnakan sistem kerja dan sederhanakan bila perlu.

f. Informasikan dengan jelas semua kebijakan pimpinan.

g. Dengarkan pendapat semua pihak dalam mencapai kesamaan persepsi

dalam pemecahan masalah yang timbul.

D. Informasi No. Telp Intansi Terkait

Penerangan, Keamanan & Ketertiban

Informasi No. Telepon

Penerangan 108

Penerangan Interlokal Antar Daerah 106

Gangguan Telepon 117

Hubungan Interlokal Antar Daerah 100

Hubungan Internasional 101

Pusat Informasi Nasional (PIN) 021-3857974

Polisi 110, 112, 525

Pemadam Kebakaran 113, 344, 1.09, 7507

Ambulans 118

Jalan Tol 801, 1735

Page 34: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

Posko Kewaspadaan Nasional 122

SAR 115, 550, 1111, 2111

PLN 123

Pengaduan Hukum & HAM

Informasi No. Telepon

Kementerian Hukum dan HAM :

a. Yankommas (Pelayanan Komunikasi Masyarakat).

b. Help Desk

021-2525045 ext. 263/264

021-52922833

Komnas HAM 021-3925253, 3925235

Ombudsman Republik Indonesia 021-52960904

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia 021-7971378, 7981858, 79191255

LBH Jakarta 021-3145518

PBHI 021-322084

Alamat Mabes Polri, Polda & Polres

Informasi Alamat No. Telepon

Mabes Polri Jl. Trunojoyo 021-7218555

Polda Metro Jaya Jl. Jend. Sudirman 021-5234000

Polres Jakarta Pusat Jl. Kramat Raya No. 61 021-3909921-22, 3909425

Polres Jakarta Utara Jl. Yos Sudarsono 021-431394, 491017, 490287

Polres Jakarta Barat Jl. Raya Kembangan No. 2

021-5480303, 5482371

Polres Jakarta Selatan Jl. Wijaya II 021-7206004, 7206011/13,7221205

Polres Jakarta Timur Jl. Matraman Raya No. 224

021-8191476, 8191478

Alamat KODAM &KODIM

Informasi Alamat No. Telepon

Page 35: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

Kodam Jaya Kl. Letjen Sutoyo Jak-Tim 021-8090837

Kodim Jakarta Pusat Jl. Angkasa Kav B11/1 Kemayoran

021-6540103

Kodim Jakarta Utara Jl. Yos Sudarso 021-6512584

Kodim Jakarta Barat Jl. Let. Jend S. Parman 021-5671189

Kodim Jakarta Selatan Jl. Ciputat Raya, Tanah Kusir

021-7203070

Kodim Jakarta Timur Jl. Sentra Primer Br Timur P.Gebang

021-4804719

Pemadam Kebakaran

Informasi No. Telepon

Wilayah Jakarta Pusat 021-3841216, 3441494

Wilayah Jakarta Barat 021-5682284, 5666313

Wilayah Jakarta Timur 021-5852150, 8193443

Wilayah Jakarta Utara 021-493045, 491063

Wilayah Jakarta Selatan 021-7694519, 7500113

Posko Banjir

Informasi No. Telepon

Markas Besar 021-3441309, 374766

Wilayah Jakarta Pusat 021-3841216, 3440494

Wilayah Jakarta Barat 021-5682284, 5666313

Wilayah Jakarta Timur 021-8192172, 8191509

Wilayah Jakarta Utara 021-4301124, 490591

Wilayah Jakarta Selatan 021-7220388

Direktori Rumah Sakit

Rumah Sakit di Propinsi DKI Jakarta

Informasi Alamat No. Telepon

R.S Cipto Mangunkusumo Jl. Diponegoro No.17 021-330808

R.S Fatmawati Jl. R.S Fatmawati 021-7501524

R.S Cikini Jl. Raden Saleh No. 40 021-336961, 3107792, 336475

R.S Budi Kemuliaan Jl. Budi Kemuliaan No. 25

021-3844728

Page 36: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

R.S St. Carolus Jl. Salemba No. 41 021-3904441

R.S Husada Jl. Mangga Besar No. 137

021-6290108

R.S Angkatan Laut Jl. Bendungan Hilir 021-5703081

R.S Halim Jl. Lanuma Halim Perdana Kusuma

021-8091716

R.S P.A.D Gatot Subroto Jl. Abdurachman Saleh No. 22-24A

021-371008, 3840484

R.S Haji Jakarta Jl. Raya Pondok Gede 021-8000696, 8000694

R.S Persahabatan Jl. Persahabatan Raya 021-4711220

R.S Pelni Jl. Aipd KS Tubun No. 92-94

021-5480608, 5306901-10

R.S Perhati (THT) Jl. Proklamasi No. 42 C 021-3900002

R.S Jantung Harapan Kita Jl. Letjen S. Parman Kav. 87

021-5684085, 5684086

R.S.P Pertamina Jl. Kyai Maja Kebayoran Baru

021-7200290, 7219214

Jakarta Eye Center (Mata)

Jl. T. Cik Ditiro No. 46 Menteng

021-3107434, 335600

Jakarta Skin Center Jl. Radio Dalam no. 9B Keb. Baru

021-7252355, 7207777

R.S MMC Jl. H. R. Rasuna Said Kuningan Kav. C21

021- 5203435

R.S Tebet Jl. M.T. Haryono No.8 Jakata Selatan

021-8290635

R.S Sumber Waras Jl Kyai Tapa Jakarta Barat

021-5682011

Rumah Sakit Milik Pemerintah Propinsi DKI Jakarta

Informasi Alamat No. Telepon

RSUD Tarakan Jl. Kyai Caringin No.7

021-3842934

RSUD Pasar Rebo Jl. Raya Condet No.30

021-8400149

RSUD Budhi Asih Jl. Dewi Sartika-Cawang III/200

021-8090282, 8092482

RS Duren Sawit (Penanganan Kejiwaan Jl. Duren Sawit 021-8628722

Page 37: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

dan Rehabilitasi Pengguna Narkoba) Baru No.2

RSUD Koja Jl. Deli No.4 021-498478, 496132, 4352401

RSUD Cengkareng Jl. Raya Kamal, Cengkareng

021-54398366

RSKO Fatmawati Jl. RS Fatmawati 021-7501524

Rumah Sakit Hewan

Informasi Alamat No. Telepon

R.S Hewan Jakarta Jl. Harsono RM No. 28 Ragunan

021-78910-91 s/d 95

Ambulan

Informasi No. Telepon

R.S.U.P. Dr. Ciptomangunkusumo 118

Dinas Kesehatan 119

Dinas Pemakaman 021-5480137, 5482400

Rumah Sakit Haji Jakarta 021- 8000693, 8000694

Yayasan Cendana Bhakti 021-53651207, 53651308

SATKORLAK Pengendalian Banjir

Informasi No. Telepon

Propinsi DKI Jakarta 021-3823413

Wilayah Jakarta Pusat 021-3843066

Wilayah Jakarta Timur 021-48702443

Wilayah Jakarta Selatan 021-7396321

Wilayah Jakarta Utara 021-490152

Wilayah Jakarta Barat 021-5821725, 5821765

Pelayanan Kesehatan (Posko Hunting) 021-34835118

Pelayanan PLN 123

Dinas Bintal Kesos (Bantuan Logistik) 021-4264675

Posko Sars DKI Jakarta 021-34835118

Tim SAR

Page 38: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

Informasi No. Telepon

Search And Reque (SAR) 021-550111, 5502111

Badan SAR Nasional 021-3521111

Penerangan Telepon

Informasi No. Telepon

Internasional (Indosat) 102

Internasional (Bebas Pulsa) 0-088-1636728

Telepon Nasional 108

Telepon Interlokal 106

Pusat Informasi Nasional 021-3587974

Tagihan Rekening Telepon 109

Pengaduan Gangguan Telepon 117

Stasiun Kereta Api

Informasi No. Telepon

Gambir 021-3862361, 3862362

Kota 021-6928515

Senen 021-4210164

Tanah Abang 021-3840048

Jatinegara 021-8192318

Manggarai 021-8292444

Pelabuhan & Bandara

Informasi No. Telepon

Pelabuhan Tanjung Priok 021-4241963, 4211927

Bandara Soekarno-Hatta 021-5505179, 5505307, 5505308, 5505309

Halim Perdana Kusumah 021-80899599, 80911808

Terminal Bus

Informasi No. Telepon

Pulo Gadung 021-4893742

Kampung Rambutan 021-8400062, 8400063

Lebak Bulus 021-7509773

Page 39: PANDUAN HAK ASASI MANUSIA BAGI SATUAN POLISI …

JDIH DITJEN HAM www.jdih.ham.go.id

Kali Deres 021-5445348