pandangan current issues dan kebijakan serta insentif...
TRANSCRIPT
Pandangan Current Issues dan Kebijakan serta Insentif
Perpajakan Ke Depan
disampaikan olehDirektur Peraturan Perpajakan II
pada Seminar Nasional PerpajakanJakarta, 14 Maret 2019
Kementerian Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Pajak
Direktorat Peraturan Perpajakan II
Agenda
Pendahuluan Fasilitas
Perpajakan
Kebijakan Insentif
Perpajakan di
Indonesia
Pemajakan
UMKM
Simplifikasi
SPT
Perbandingan Tax Ratio Indonesiadengan beberapa Negara
Sumber: Revenue Statistics in Asian Countries 2017 Trends in Indonesia, Japan, Kazakhstan, Korea, Malaysia, the Philippines and Singapore - OECD
5
Indonesia : semua pendapatan negara tidak termasuk sumber daya alam dan social security contribution
Tax Ratio di Indonesia
6
Rasio pajak arti luas dihitung dari penerimaan pajak pusatditambah penerimaan sumber daya alam (SDA)dibandingkan dengan PDB
Rasio pajak arti sempit dihitung daripenerimaan pajak pusat dibandingkandengan PDB
2011 2012 2014 2015
Penguatan TIK, dan Perbaikan Sistem Kontrol Internal • Reiventing policy• Revaluasi aset
• Revaluasi aset• Tax Amnesty
2017 2018
• Tax Amnesty
Insentif Pajak Selalu Berhasil?
• Efek antara tax holiday dan investasi?
• Pajak bukan faktor satu satunya bagi investor yang rasional
• Stabilitas Institusi, kredibilitas dantransparansi lebihberpengaruh
Africa’s Case - Analysis of tax holidays in CFA-Franc Zone (Parys and James, 2010)
9
Hambatan Investasi
Faktor %
Kestablian Politik 35%
Kestabilan Ekonomi 35%
Legal Framework 29%
Birokasi 24%
Isu Perpajakan 24%
Transparansi 18%
Korupsi 12%
Sistem Keuangan 6%
Faktor %
Kestabilan Politik 50%
Birokrasi 42%
Infrastruktur 42%
Kestabilan Ekonomi 33%
Korupsi 25%
Sistem Keuangan 25%
Aturan Hukum 25%
Sumber: Survey OECD di South East Europe (2003)
Hanya 24% strategic investors yang mengatakan isu perpajakan merupakan hambatan investasi. Isu Perpajakan tidak menjadi hambatan bagi opportunistic investors
Strategic Investors Opportunistic Investors
10
Kondisi positif bagi Bisnis, e.g:• Pasar Domestik Yang Besar• Jumlah Pekerja usia produktif yang tinggi• Populasi terkoneksi Internet yang tinggi• Kestabilan Politik• Keunggulan Kompetitif dan Komparatif
lainnya• Sumber daya alam• Kondisi geografis
Non-deal breaking obstacles e.g:
• Negara competitor yang aggressive• Infrastruktur yang masih tertinggal• Birokrasi yang rumit
Temporary measures:Tax Incentives
Observasi Langkah Non Pajak• Memperbaiki Hambatan
yang ada (Lihat Point 2)• Exercise bargaining power
(Lihat point 1)
1 2
3
4
Pemberian fasilitas Pajak hanyabersifat pelengkap dan bersifatsementara.
Kapan Insentif Pajak di Berikan?
Diberikan kepada sektor yang low profitability, atau kegiatan yang high uncertainty
serta mengacu pada competitive dan comparative advantage IndonesiaSehingga fasilitas pajak tidak bersifat eksesif dan tepat sasaran
👨👨👨👨
👨
11Sumber: OECD
⁉
Kondisi Indonesia dan Potensi Market Digital
Exercise BargainingPoweror Tax Incentives?
12
Total Pupulation
Internet User
Active Social Media Users
Unique Mobile Users
Active Mobile Social Users
• Tujuan insentif harus menjadi bagian daridokumen publik
• Insentif harus merupakan bagian dariperaturan perpajakan dan teratifikasi
• Autorisasi pemberian fasilitas yang tersentral• Administrasi yang transparan• Kalkulasi biaya perpajakan• Melakukan highlight terhadap penerima
manfaat terbesar• Pengumpulan data secara sistematis untuk
memonitor efek dan efektivitas• Kerjasama secara regional untuk
menghindari kompetisi pajak yang berbahaya (harmful tax competition) termasuk (race to the bottom)
Fasilitas PajakHarus di desain
secara prudent/ hati-hati,
analitis, terukur,terbatas,
terevaluasisecara periodik
Kerangka Kebijakan Fasilitas Pajak
13
Sumber: OECD
👨
Tax expenditure
14
Berdasarkan Jenis Pajak:
• Angka belanja perpajakan yang besar pada PPN menunjukkan bahwa Fasilitas perpajakanlebih diarahkan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendukung sektor produktif
• Insentif untuk mendukung sektor produktif (PPh) vs insentif untuk mendukung daya belimasyarakat (PPN) tertentu. Mana yang lebih efektif ??
Jenis Fasilitas Pajak PPh
Pengeluaran PajakDalam miliar rupiah
2016 2017
Tax Allowance 1.641 1.468
Tax Holiday - -
Penuruan Tarif PPh untuk Perusahaan Terbuka 7.113 7.214
PPh ditanggung Pemerintan untuk Sekuritas Negara 7.138 7.230
PPh ditanggung Pemerintah untuk Industri PanasBumi
1.849 1.646
Penururan Tarif bagi WP Badan dengan peredaranbruto kurang dari 50 miliar
2.784 2.563
Sumber: Laporan Belanja Perpajakan (2017) - BKF15
Tax expenditure
Layout untuk tabel/data
Industri • Infrastruktur Ekonomi (Ketenagalistrikan) 5 WP• industri logam dasar hulu 7 WP
Industri penggilingan baja Industri besi dan baja dasar industri logam dasar bukan besi
• Industri Kimia Dasar Organik 1WP
Lokasi• Serang, Banten 1 WP• Morowali, Sulawesi Tengah 3 WP• Kab Konawe, Sulawesi Tenggara 1 WP• Kab Tapanuli Selatan, Sumatera Utara 1 WP• Kab Halmahera Timur, Maluku Utara 2 WP• Kab Jepara, Jawa Tengah 1 WP• Bengkulu 1 WP• Kab Bombana, Sulawesi Tenggara 1 WP• Cilegon, Banten 1 WP• Kab Bengkayang, Sulawesi Tenggara 1 WP
Rp215,3 Triliun
• Republik Rakyat China• Hongkong• Singapura• Jepang• Belanda
10.897 Orang
TAX HOLIDAY Wajib Pajak yang telah mendapatkan
13 Wajib Pajak
Jenis Investasi
Penanaman Modal Baru12 WPPerluasan Usaha 1 WP
Penyerapan Tenaga Kerja
Total Rencana Investasi
Negara Asal Investor
Sejak berlakunya PMK 35/2018 dan PMK 150/2018(11 Maret 2019)
• Malaysia• Indonesia
16
Biaya RnD Terhadap GDP dan Jumlah Peneliti
Negara R&D Terhadap GDPPeneliti
Per 1 Juta Populasi
Korea Selatan 4.3% 6856
Jepang 3.4% 5328
Jerman 2.9% 4318
Amerika Serikat 2.7% 4255
Perancis 2.3% 4233
Singapura 2.2% 6725
Australia 2.2% 4539
China 2.0% 1096
Inggris 1.7% 4254
Malaysia 1.3% 2029
Indonesia 0.1% 89Sumber http://uis.unesco.org/apps/visualisations/research-and-development-spending/
19
Jumlah Peneliti Per 1 Juta Penduduk
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
KoreaSelatan
Jepang Jerman AmerikaSerikat
Perancis Singapura Australia China Inggris Malaysia Indonesia
20
Dalam Juta Dollar RasioTerhadap GDP
(%)
JumlahPenellitiPerjuta
PendudukNegara Bisnis Pemerintah Universitas
SwastaNon-Profit
Total
Indonesia 0.547 0.839 0.744 - 2,130 0.1% 89
Jepang 131,839 14,116 21,326 2,270 169,554 3.4% 5,328
Amerika Serikat
340,728 54,106 62,354 19,272 476,460 2.7% 4,255
Jerman 74,123 16,022 19,416 - 109,562 2.9% 4,318
Perancis 38,551 7,717 13,402 0.914 60,585 2.3% 4,233
Kanada 28,541 3,181 11,294 0.793 43,811 1.7% 4,254
Belanda 9,190 1,943 5,269 - 16,404 2% 4,513
Australia 13,025 2,292 6,984 0.693 23,129 2.2% 4,539
Korea Selatan 57,180 8,196 6,614 1,108 73,099 4.3% 6,856
China 286,465 58,566 25,573 - 370,605 2% 1,096
sumber: http://uis.unesco.org/apps/visualisations/research-and-development-spending/
Pelaku R&D
22
Negara Biaya R&D (dalam Juta Dollar) RasioTerhadapGDP (%)
JumlahPenellitiPerjutaPendukuk
Bisnis Pemerintah
Universitas SwastaNon-Profit
Total
Indonesia 0.547 0.839 0.744 n/a 2,130 0.1% 89
Singapura 6,159 1,148 2,761 n/a 10,069 2.2% 6,729
Malaysia 4,441 0.798 4,488 n/a 9,728 1.3% 2,029
Thailand 2,787 1,049 1,280 0.209 5,138 0.5% 964
Vietnam 0.919 0.750 0.945 0.125 1,777 0.4% 673
Filipina 0.316 0.263 0.298 0.007 0,886 0.1% 187
sumber: http://uis.unesco.org/apps/visualisations/research-and-development-spending/
R&D – Indonesia di ASEAN
23
Fasilitas Pajak kegiatan R&Ddi Negara Lain
Tax credit Bantuan DanaSuper Deduction
Pengurangan Tarif Pajak
Depresiasi Dipercepat
Add Lost Carry Forward
25
NegaraDukungan
R&DDeskripsi
Australia Tax Credit • Refundable Tax Credit sebesar 45 % bagi entitas yang peredaranbrutonya kurang dari 20 juta dollar Australia pertahun
• Non Refundable Tax Credit sebesar 40% bagi entitas lainnya• Tax Credit yang belum digunakan dapat dibawa ke tahun
selanjutnya tanpa batas
Amerika Serikat
Tax Credit 1. Wajib Pajak berhak klaim kredit pajak atas biaya litbang yangterkualifikasi [qualified research expenses (QREs)]
2. Secara umum besarnya kredit yang diklaim sebesar:a. 6.5 % dari QRE atau 9.1% dari peningkatan QREb. Kredit maksimal yang dapat diklaim yaitu 25% dari
kewajiban pajak umum.3. Kredit yang tidak dipakai dapat dikompenasi kebelakang selama
1 tahun atau dibawa kedapan selama 20 tahun.
Kanada Tax Credit 1. Tax Credit sebesar 15% dari biaya R&D2. Terdapat penambahan tax credit sebesar 35% yang bersifat
refundable atas biaya R&D maksimal 3 juta dolar kanada bagiperusahaan kecil Kanada
3. Aset-asset terkait R&D dapat dilakukan penyusutan dipercepat
26
Negara DukunganR&D
Deskripsi
Perancis Tax Credit, BantuanKas, PenguranganTarif PPh atas paten,Pengurangan tarifuntuk perusahaaninovatif, depresiasidipercepat
1. Tax credit sebesar 30% dari pengeluaran R&D untuk 100 juta europertama ditambah 5% untuk kelebihannya. Tax credit bersifat refundablejika tidak digunakan selama tiga tahun
2. Tarif PPh lebih rendah (15%) atas penghasilan dari perusahaan Perancissehubungan lisensi paten.
3. Untuk perusahaan inovatif (SMEs):a. Bebas pajak untuk tahun pertama yang menghasilkan profit
dan diskon 50% untuk tahun kedua yg menghasilkan profit.b. Bebas Kewajiban Local Economic Contribution dan Pajak
properti selama tujuh tahunc. Bebas kontribusi social security selama 8 tahun untuk pekerja
R&D4. Peralatan R&D dapat didepresiasi lebih cepat (1.5, 2 dan 2,5 kali)
Belanda Tax Credits, Bantuandana, tarif pajaklebih rendah, super deductions, insnetifpaten, insentifpotput
1. Tax credit sebesar 32% atas biaya 350ribu euro pertama dan 16% untukkelebihannya. Bagi start-ups kreditnya sebesar 40%
2. Penghasilan dari R&D dikenakan pajak 5% (tarif normal 25%)3. Kerugian dari R&D dapat dikompensasikan selama 9 tahun
Jerman Bantuan Dana 1. Aktivitas R&D di Jerman dapat dibiayai pada level regional, national atauEU.
2. Kuota pembiayaan berkisar antara 25% sampai dengan 75% dari biayaR&D. Perusahaan besar biasanya mendapatkan dana sampai dengan50%.
27
Negara DukunganR&D
Deskripsi
Jepang Tax Credit 1. Wajib Pajak berhak klaim kredit pajak sebesar 8% sampaidengan 12% atas pengeluaran R&D nya.
2. Tax credit yang dapat diklaim untuk R&D yang special (specialR&D expenditure) yaitu:
30% untuk R&D yang bekerja sama dengan institusi litbangatau universitas
20% untuk R&D untuk litbang gabungan perusahaan swasta
Korea Selatan
Tax Credit 1. Wajib Pajak berhak klaim kredit pajak sebesar persentasetertentu, yaitu:
a. 20 % dari biaya R&D ataub. 30% dari biaya R&D bagi perusahaan kecil dan
menengah2. Kredit yang tidak digunakan dapat dibawa kedepan selama 5
tahun3. Bagi perusahan kecil dan menengah yang tidak menggunakan
selama 5 tahun dapat perpanjang menjadi 10 tahun.
China PenguranganPajak, Superdeduction,PengecualianPajak
1. Penurunan tarif PPh menjadi 15% bagi perusahaan yangtermasuk Technologically Advanced Service Company (TASC)dan High and New Technology Enterprise (HNTE)
2. Superdeductions sebesar 150% dari biaya R&D3. Pengecualian penghasilan sehubungan transfer teknologi antar
perusahaan dalam negeri sebagai objek pajak28
No. Insentif Aturan Pelaksanaan
1. Pajak Penghasilan (PPh)
1. UU No. 36 Tahun 2008
• Pasal 4 ayat (3) huruf m: bukan objek pajak sisa lebih yang diterima atau diperolehbadan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang penelitian danpengembangan, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasaranapenelitian dan pengembangan. Diatur lebih lanjut dengan PMK No.80 Tahun 2009.
• Pasal 6 ayat (1) huruf f: Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yangdilakukan di Indonesia diperhitungkan sebagai komponen Pengurang PajakPenghasilan.
2. PP No. 18 Tahun 2015 stdtd dengan PP No. 9 Tahun 2016 Pasal 2 ayat (2) huruf d angka 5:Tambahan kompensasi kerugian selama 2 (dua) tahun, apabila mengeluarkan biayapenelitian dan pengembangan di dalam negeri dalam rangka pengembangan produk atauefisiensi produksi paling sedikit 5% (lima persen) dari jumlah penanaman modal dalamjangka waktu 5 (lima) tahun.
3. PMK No. 16 Tahun 2016 Pasal 3 ayat (1) huruf b angka 5: PPh Pasal 22 impor tidakdipungut atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmupengetahuan.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
KMK No. 231 Tahun 2001 stdtd PMK No. 142 Tahun 2015
PPN impor tidak dipungut dan bea masuk dibebaskan atas impor barang untuk keperluanpenelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
3. Bea Masuk dan Cukai
KMK No. Tahun 1997 stdtd PMK No. 51 2007
dibebaskan atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmupengetahuan yang dilakukan oleh lembaga dan badan Litbang tertentu yang ditetapkan olehKementerian Keuangan
Litbang dan Pajak di Indonesia
29
Beban Pembayaran Royalti Wajib Pajak
2016 Rp44,117,625,289,265
2017 Rp46,779,043,758,327
2018 Rp103,746,331,409
8544 Wajib Pajak
8250 Wajib Pajak
156 Wajib Pajak
* Tahun 2018 berdasarkan data SPT per 19 Feb 2019
Pasal 23/26 atas Royalti
2016 Rp1,117,370,357,436
2017 Rp1,236,060,725,997
2018 Rp1,436,643,258,125
2016
2017
2018
Rp5,827,401,631,164
Rp6,412,367,220,687
Rp7,132,111,181,907
Pasal 23 Pasal 26
30
Pokok Kebijakan FasilitasSuper Deduction (Litbang)
Subjek Penerima WP Badan DN yang melakukan Litbang secara in house maupun men-subkontrakkankepada lembaga litbang.
Kegiatan litbang dibatasi pada fokus, tema, dan topik litbang berdasarkan RIRN
Jenis Biaya Opex dan Capex
Mekanisme Assessment
Dengan assessment dari Kemenperin/Kemenristek dilakukan setiap tahun sebelum RnDdilakukan (Kemenperin memiliki model yang disebut Manufacturing Readiness Level/MRL untuk menentukan level strategis dari litbang)
Besarnya additionalAllowance (% super deduction)
Tambahan pengurang penghasilan bruto (investment allowance) sbb: Tambahan 100% dalam hal hasil litbang digunakan untuk produksi (produk baru
dan/atau efisiensi operasi); atau Tambahan 200% dalam hal hasil litbang di patent kan.
Kapan tambahanpengurangDibiayakan
pada saat: Terbukti hasil litbang digunakan untuk produksi; atau Terbukti telah mendapatkan patent.
Perlunya PembatasanBiaya setiap TahunPajak
Opsi Pengaturan:• Tambahan Pengurang Biaya RnD diberikan, tetapi dibatasi setiap tahunnya tidak
boleh lebih dari persentase tertentu dari income yang diperoleh WP di tahunbersangkutan. (R&D deduction yang tidak dapat di claim di tahun berjalan, dapatdibiayakan di tahun-tahun berikutnya) atau
• Tidak ada batasan biaya
Pembatasan Adanya ketentuan intellectual property (IP) harus di patent kan atas nama perusahaandan larangan untuk dialihkan. Dalam hal dialihkan, atas fasilitas yang telah diberikanterutang PPh saat dilakukan pengalihan
31
Subjek Penerima WP Badan DN yang melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan SDMberbasis kompetensi tertentu, melalui kegiatan pembinaan danpengembangan SMK, Politeknik, dan/atau Balai Latihan Kerja, melaluipenyediaan kegiatan fasilitas praktik kerja untuk siswa dan pemaganganuntuk tenaga pengajar
Bentuk Fasilitas Tambahan pengurang penghasilan bruto (investment allowance) sbb: Tambahan 100%
Saat PemanfaatanFasilitas
Tambahan pengurangan penghasilan bruto dapat dibiayakan pada saat: Untuk opex, dibiayakan saat biaya dikeluarkan Untuk capex, dibiayakan melalui mekanisme depresiasi
Jenis biaya dasarbesaran fasilitas
Biaya penyediaan fasilitas teaching factory sebagai tempat praktik kerja danpemagangan
Biaya instruktur sebagai tenaga pembimbing Barang dan bahan keperluan praktik kerja dan pemagangan Honorararium atau sejenisnya yang dibayarkan kepada peserta praktik kerja
dan pemagangan
Assessment Adanya nota kesepahaman dengan Kemenperin/Kemenaker/Kemendikbud/KemeDikti
WP menyampaikan laporan rutin bersamaan penyampaian SPT Tahunan
Pokok Kebijakan FasilitasSuper Deduction (Vokasi)
32
Gambaran Umum Fasilitas
Investment Allowance
Kriteriadan Persyaratan Bentuk Insentif
Industri Padat Karya danberorientasi ekspor
WP berorientasi ekspor danmenyerap tenaga kerja dalamjumlah tertentu, termasuk:• Industri tekstil dan produk
tekstil• Industri alas kaki; dan• Industri pengolahan hasil kayu
(furniture)
• Pengurang penghasilan neto sebesarpersentase tertentu dari jumlahpenanaman modal berupa aktiva tetapberwujud termasuk tanah, yangdigunakan untuk kegiatan utamausaha.
• Dibebankan selama periode tertentu.
% tertentuDari jumlah
penanaman modal
Ditentukan oleh DJP dengan syarat:• Diperoleh WP dalam keadaan baru kecuali
merupakan relokasi dari luar negeri atautidak diproduksi dalam negeri;
• Tercantum dalam NIB (Nomor indukberusaha) yang menjadi dasar pemberianfasilitas
• Dimiliki dan digunakan untuk kegiatan utamausaha.
33
Ketentuan Existing•P
resu
mp
tive
Tax Pencatatan
PPh Final
No
n P
resu
mp
tive
Ta
x
PembukuanberdasarkanPSAK
37
38
Subjek Pajak
• WP OP
• WP Badan tertentu (Koperasi, CV, Firma)
• PT
dgn peredaran bruto s/d Rp 4,8 Milyar /
Tahun Pajak.
Kecuali:
a. Yang memilih untuk dikenai PPh
berdasarkan ketentuan umum;
b. WP Badan yang memperoleh
fasilitas Tax Holiday dan Tax Allowance;
c. BUT; atau
d. CV, Firma yang dibentuk:
• beberapa WPOP dengan keahlian
khusus dan
• menyerahkan jasa sejenis dengan
pekerjaan bebas.
Objek Pajak
PPh Terutang
PPh Final = 0,5% X Peredaran Bruto
Pelunasan Pajak
Disetor sendiri oleh WP; atau
Dipotong atau dipungut oleh pihak
lain.
Surat Keterangan
Bila WP menerima penghasilan dari
pemotong atau pemungut PPh
Pemberitahuan ke DJP
Bila WP memilih untuk dikenai PPh
sesuai ketentuan umum.
Pokok Pengaturan PP 23/2018
3 Tahun Pajak
Jangka Waktu
PT
CV, Firma, Koperasi
WP OP
4 Tahun Pajak
7 Tahun Pajak
Kecuali:
a) Jasa sehubungan Pekerjaan Bebas
b) Penghasilan di LN
c) Penghasilan yg dikenai PPh Final
tersendiri
d) Penghasilan yang bukan Objek
Pajak
Penghasilan dari usaha tidak melebihi
Rp4,8M dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
Amanat
pengaturan
dalam PMK
PPh Final atas Usaha UMKMPokok Pengaturan PP 23/2018
• Tujuan presumptive tax, yaitumemberikan kemudahanadministrasi, mengurangi biayakepatuhan, efektivitaspenerimaan, serta perluasan basis pajak (Thuronyi, 1996)
• Presumptive tax lebih memprioritaskankemudahan administrasi sehinggakurang merefleksikan ability to pay yang mengurangi keadilandalam sistem pajak (Logue dan Vettori, 2010)
• Biaya Kepatuhan untuk usaha kecildapat lebih besar dari pada pembayaran pajaknya (OECD 2015; Eichfelder and Vaillancourt, 2014)
39
Final
Norma
Pembukuansesuai PSAK
?
Laporan KeuanganLengkapBerbasis Akrual dan Double Entries Bookkeeping (Berdasarkan PSAK)
Titik Temu Keadilan dan Kesederhanaan
PembukuanSederhanaTujuan Perpajakanbagi UMKM
PemajakanBerdasarkanPenghasilanBruto (tidakmelihat biaya)
Sejalan dengan Kebijakan Masa Pemanfaatan PP 23/2018
Memberikan Keadilan, menurunkan tax compliance, dan meningkatkan tax bouyancy
40
INDUK (dua lembar)
1771 – I PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO FISKAL1771–II PERINCIAN HARGA POKOK PENJUALAN, BIAYA USAHA LAINNYA DAN BIAYA DARI LUAR USAHA SECARA KOMERSIAL1771–III KREDIT PAJAK DALAM NEGERI1771 – IV PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK1771-V • DAFTAR PEMEGANG SAHAM/PEMILIK MODAL DAN JUMLAH DIVIDEN YANG DIBAGIKAN
• DAFTAR SUSUNAN PENGURUS DAN KOMISARIS1771-VI • DAFTAR PENYERTAAN MODAL PADA PERUSAHAAN AFILIASI
• DAFTAR UTANG DARI PEMEGANG SAHAM DAN/ATAU PERUSAHAAN AFILIASI• DAFTAR PIUTANG KEPADA PEMEGANG SAHAM DAN/ATAU PERUSAHAAN AFILIASI
LAMPIRAN KHUSUS :1A - DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL2A - PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL3A - PERNYATAAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA3A-1 - PERNYATAAN TRANSAKSI DALAM HUBUNGAN ISTIMEWA3A-2 - PERNYATAAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MERUPAKAN PENDUDUK NEGARA TAX HAVEN COUNTRY4A - DAFTAR FASILITAS PENANAMAN MODAL5A - DAFTAR CABANG UTAMA PERUSAHAAN6A - PERHITUNGAN PPh PASAL 26 AYAT (4)7A - KREDIT PAJAK LUAR NEGERI8A-1 - TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR)8A-2 - TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (PERUSAHAAN DAGANG)8A-3 - TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (BANK KONVENSIONAL)8A-4 - TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (BANK SYARIAH)8A-5 - TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (PERUSAHAAN ASURANSI)8A-6 - TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (NON-KUALIFIKASI)8A-7 - TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (DANA PENSIUN)8A-8 - TRANSKRIP KUTIPAN ELEMEN-ELEMEN DARI LAPORAN KEUANGAN (PERUSAHAAN PEMBIAYAAN)
Lampiran Lain Tidak Terstruktur (Non Structured Attachments)43
• INDUK (2 LEMBAR)
• 23 LAMPIRAN
dan Lampiran
tak berstruktur
Saat ini Rencana pengaturan
• 3 Jenis SPT ;
• INDUK +
5 LAMPIRAN dan
Lampiran tak berstruktur
INDUK (1 LEMBAR) +
LAMPIRAN OPSIONAL
INDUK (1 LEMBAR) +
LAMPIRAN OPSIONAL
44