pancasila

10
5/17/2018 Pancasila-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 1/10 Pancasila Kasus  – Kasus Penyimpangan Terhadap HAM dan Pancasila sebagai Ideologi Indonesia Nama : 1. ADITYA OKTAF PERDANA 01 (1042620007) JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MALANG 2011

Upload: yugo-mukti

Post on 19-Jul-2015

496 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 1/10

Pancasila

Kasus  – Kasus Penyimpangan Terhadap HAM dan

Pancasila sebagai Ideologi Indonesia

Nama :

1. ADITYA OKTAF PERDANA 01 (1042620007)

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2011

Page 2: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 2/10

A. Pancasila 

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata

dari Sanskerta:  pañca berarti lima dan  śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan

rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang

adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan

tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. 

1.  Sejarah Perumusan 

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat

usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia yaitu :

 Lima Dasar  oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. 

Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan,

Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa

kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup

ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.  Mohammad Hatta dalam

memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[1]

 

Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato

spontannya yang kemudian dikenal dengan judul " Lahirnya Pancasila". Sukarno

mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme;Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama

Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu,

katanya:

Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,

dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya

namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah

Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita

mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. 

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumenpenetapannya ialah :

Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945

Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945

Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27

Desember 1949

Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15

Agustus 1950

Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk 

Dekrit Presiden 5 Juli 1959) 

Page 3: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 3/10

2.  Butir-butir pengamalan Pancasila

Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkankelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi

pelaksanaan Pancasila.

36 BUTIR-BUTIR PANCASILA/EKA PRASETIA PANCA KARSA

A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

1.  Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2.  Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut

kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

3.  Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya.4.  Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

1.  Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama

manusia.

2.  Saling mencintai sesama manusia.

3.  Mengembangkan sikap tenggang rasa.

4.  Tidak semena-mena terhadap orang lain.

5.  Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

6.  Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.7.  Berani membela kebenaran dan keadilan.

8.  Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena

itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

C. SILA PERSATUAN INDONESIA

1.  Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara

di atas kepentingan pribadi atau golongan.

2.  Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

3.  Cinta Tanah Air dan Bangsa.

4.  Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.

5.  Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka

Tunggal Ika.

D. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN

DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN

1.  Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

2.  Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

3.  Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan

bersama.4.  Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.

Page 4: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 4/10

5.  Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil

musyawarah.

6.  Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

7.  Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-

nilai kebenaran dan keadilan.

E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

1.  Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan

suasana kekeluargaan dan gotong-royong.

2.  Bersikap adil.

3.  Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4.  Menghormati hak-hak orang lain.

5.  Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

6.  Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

7.  Tidak bersifat boros.8.  Tidak bergaya hidup mewah.

9.  Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

10. Suka bekerja keras.

11. Menghargai hasil karya orang lain.

12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR no. I/MPR/2003 dengan 45 butir

Pancasila. Tidak pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini benar-benar

diamalkan dalam keseharian warga Indonesia.

Sila pertama (Bintang)

1.  Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan

Yang Maha Esa.

2.  Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan

agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan

beradab.

3.  Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama

dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4.  Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.5.  Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang

menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6.  Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai

dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

7.  Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

kepada orang lain.

Sila kedua (Rantai)

1.  Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Page 5: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 5/10

2.  Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,

tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,

kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

3.  Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4.  Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5.  Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.6.  Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7.  Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8.  Berani membela kebenaran dan keadilan.

9.  Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila ketiga (Beringin)

1.  Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa

dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

2.  Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

3.  Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4.  Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5.  Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial.

6.  Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7.  Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila keempat (Kepala Banteng)

1. 

Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyaikedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

2.  Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3.  Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan

bersama.

4.  Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

5.  Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil

musyawarah.

6.  Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil

keputusan musyawarah.

7.  Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi

dan golongan.8.  Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

9.  Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai

kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan

bersama.

10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan

pemusyawaratan.

Sila kelima (Padi dan Kapas)

1.  Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasanakekeluargaan dan kegotongroyongan.

Page 6: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 6/10

2.  Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3.  Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4.  Menghormati hak orang lain.

5.  Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6.  Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap

orang lain.7.  Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya

hidup mewah.

8.  Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan

kepentingan umum.

9.  Suka bekerja keras.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan

kesejahteraan bersama.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial.

B. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti

melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi

yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan

buah pikiran atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).

Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai

komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau

masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar

untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkapapa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any

group of ideas concerning various political and aconomic issues and social philosophies often

applied to a systematic scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang

digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi

filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-

cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat

kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencarikebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang

digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu. Hasil pemikiran manusia yang sungguh-

sungguh secara sistematis radikal itu kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian

kalimat yang mengandung suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan

dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam rangka perumusan satu

negara Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.

Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian diberi status atau

kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi persyaratan sebagai suatu

sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat

maka filsafat Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima

dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia.

Page 7: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 7/10

Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian kesatuan yang bulat dan

utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah fundamental bagi peri kehidupan

bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke daerah-daerah.

C. Penyimpangan terhadap Pancasila Sebagai

Ideologi NegaraKasus-Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak 

asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik 

disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,

menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok 

orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak 

akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum

yangberlaku.

Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan pelanggaran

hak asasi manusia, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain. Pelanggaran itu, bisa

dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, baik secara perorangan ataupun kelompok.

Kasus pelanggaran HAM ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :

a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :

1.  Pembunuhan masal (genisida)

2.  Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan

3. 

Penyiksaan4.  Penghilangan orang secara paksa

5.  Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis

b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :

1.  Pemukulan

2.  Penganiayaan

3.  Pencemaran nama baik 

4.  Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya

5.  Menghilangkan nyawa orang lain

Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik, dan

keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan dampak pada

pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta milik orang lain,

menjarah dan lain-lain.

Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara aparat pemerintah

dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun, yang sering terjadi adalah antara

aparat pemerintah dengan masyarakat.

Apabila dilihat dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia, ada beberapa peristiiwa besar

Page 8: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 8/10

pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan mendapat perhatian yang tinggi dari

pemerintah dan masyarakat Indonesia, seperti :

a. Kasus Tanjung Priok (1984)

Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal darimasalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM

dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.

b. Kasus terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita PT Catur Putera Surya

Porong, Jatim (1994)

Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-hak pekerja di PT Catur

Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia meninggal secara mengenaskan dan diduga menjadi

korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan.

c. Kasus terbunuhnya wartawan Udin dari harian umum bernas (1996)

Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari harian Bernasyang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan sudah tewas.

d. Peristiwa Aceh (1990)

Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak memakan korban, baik dari

pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh diduga dipicu oleh

unsur politik dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang menginginkan Aceh merdeka.

e. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)

Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap para aktivis

yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (1 orang meninggal, 9 orang dilepaskan, dan 13

orang lainnya masih hilang).

f. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998 (4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya

luka-luka). Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17 orang warga sipil

meninggal) dan tragedi Semanggi II pada 24 September 1999 (1 orang mahasiswa meninggal

dan 217 orang luka-luka).

g. Peristiwa kekerasan di Timor Timur pasca jejak pendapat (1999)

Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia menjelang dan pasca jejak pendapat 1999 di timor

timur secara resmi ditutup setelah penyerahan laporan komisi Kebenaran dan Persahabatan(KKP) Indonesia - Timor Leste kepada dua kepala negara terkait.

h. Kasus Ambon (1999)

Peristiwa yang terjadi di Ambon ni berawal dari masalah sepele yang merambat kemasala

SARA, sehingga dinamakan perang saudara dimana telah terjadi penganiayaan dan

pembunuhan yang memakan banyak korban.

i. Kasus Poso (1998  – 2000)

Telah terjadi bentrokan di Poso yang memakan banyak korban yang diakhiri dengan

bentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKAUB) di kabupaten Dati II Poso.

Page 9: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 9/10

 

 j. Kasus Dayak dan Madura (2000)

Terjadi bentrokan antara suku dayak dan madura (pertikaian etnis) yang juga memakan

banyak korban dari kedua belah pihak.

k. Kasus TKI di Malaysia (2002)Terjadi peristiwa penganiayaan terhadap Tenaga Kerja Wanita Indonesia dari persoalan

penganiayaan oleh majikan sampai gaji yang tidak dibayar.

l. Kasus bom Bali (2002) DAN beberapa tempat lainnya 

Telah terjadi peristiwa pemboman di Bali, yaitu tahun 2002 dan tahun 2005 yang dilakukan

oleh teroris dengan menelan banyak korban rakyat sipil baik dari warga negara asing maupun

dari warga negara Indonesia sendiri.

m. Kasus-kasus lainnya

Selain kasusu-kasus besar diatas, terjadi juga pelanggaran Hak Asasi Manusia seperti

dilingkungan keluarga, dilingkungan sekolah atau pun dilingkungan masyarakat.Contoh kasus pelanggaran HAM dilingkungan keluarga antara lain:

1.  Orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya (tentang masuk sekolah,memilih pekerjaan, dipaksa untuk bekerja, memilih jodoh).

2.  Orang tua menyiksa/menganiaya/membunuh anaknya sendiri.

3.  Anak melawan/menganiaya/membunuh saudaranya atau orang tuanya sendiri.

4.  Majikan dan atau anggota keluarga memperlakukan pembantunya sewenang-wenang

dirumah.

Contoh kasus pelanggaran HAM di sekolah antara lain :

1.  Guru membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan kepintaran, kekayaan, atau

perilakunya).

2.  Guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer,

dicubit, ditendang, disetrap di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan).

3.  Siswa mengejek/menghina siswa yang lain.

4.  Siswa memalak atau menganiaya siswa yang lain.

5.  Siswa melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya ataupun dengan siswa

dari sekolah yang lain.

Contoh kasus pelanggaran HAM di masyarakat antara lain :

1.  Pertikaian antarkelompok/antargeng, atau antarsuku(konflik sosial).

2.  Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau anggota masyarakat yang

tertangkap basah melakukan perbuatan asusila.

3.  Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas dengan kebijakan yang

ada.

Page 10: Pancasila

5/17/2018 Pancasila - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pancasila-55b07a803a2f7 10/10

D. Analisis Penyimpangan terhadap Pancasila

Sebagai Ideologi Negara 

Dalam berbagai kasus yang telah disebutkan di atas keseluruhannya adalah kejadian atas

penyimpangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Semisal kasus di Poso yang

menyimpang dari sila pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kasus

tersebut terjadinya pelanggaran HAM atas kebebasan menganut dan memiliki kepercayan

yang diyakini setiap individu.

Pelanggaran tersebut berdampak terjadinya bentrokan yang mengakibatkan banyaknya

nyawa yang melayang. Kemudian terjadinya pelanggaran HAM yang menyimpang dari sila

Kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab seperti yang terjadi pada kasus

penganiayaan terhadap Tenaga Kerja Wanita Indonesia atau pembunuhan terhadap pekerja

wanita di porong karena kasus ini melanggar hak seseorang untuk mendapatkan keadilan danperlakuan yang sama terhadap manusia lain.

Kemudian ada lagi kasus di Aceh yang menyimpang dari sila ketiga Pancasila yaitu

persatuan Indonesia. Dalam kasus ini sangat jelas nampak bahwa Aceh ingin memisahkan

diri dari NKRI yang berarti mengharapkan adanya perpecahan di Indonesia.

Dan adanya pelanggaran dan penyimpangan terhadap sila ke empat dan kelima Pancasila

yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kasus

tersebut meliputi seperti kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia menjelang dan pasca jejak 

pendapat 1999 di timor timur secara resmi ditutup setelah penyerahan laporan komisiKebenaran dan Persahabatan (KKP) Indonesia - Timor Leste kepada dua kepala negara

terkait akibat kurang memahami nilai dari musyawarah mufakat dan Telah terjadi peristiwa

penghilangan orang secara paksa akibat tidak menerima perlakuan adil dalam kebebasan

berpolitik.