panca indra

Upload: nitameliandari

Post on 04-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

panca indra

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangManusia dalam melakukan kegiatan dibantu dengan berbagai organ yang berkumpul menjadi suatu sistem organ yang bertugas menopang fungsi aktivitas manusia seperti, sistem pernafasan manusia untuk proses bernafas, sistem kardiovaskuler untuk membantu proses pemomompaan darah dan proses aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh dan sebaliknya maupun dari jantung ke paru-paru dan sebaliknya dan masih banyak sistem organ lain yang membantu aktivitas tubuh manusia.Salah satunya adalah sistem pengindraan yang sangat penting fungsinya sebagai penerima rangsangan tertentu, di sini akan kami akan membahas tentang masalah sistem penginderaan mulai dari anatomi maupun fisiologi serta kelainan-kelainan yang terjadi pada organ-organ dalam sistem indera yang dapat mempengaruhi fungsinya bagi tubuh manusia.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah sistem pengidraan itu?2. Sebutkan macam-macam indra yang dimiliki manusia?

1.3 Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui tentang apa itu sistem pengindraan2. Untuk mengetahui macam-macam sistem indra yang dimiliki oleh manusia3. Untuk mengetahui secara anatomis dan fisioligis tentang indra

1.4 Manfaat PenulisanAgar dapat mengetahui tentang sistem pengindraan beserta fungsinya, sehingga bisa mengerti tentang proses yang terjadi di dalam fungsi pengindraan manusia.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Sistem PengindraanSistem pengindraan adalah organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory infersion) dari organ indra menuju ke otak dimana perasaan ini di tafsirkan.Serabut saraf dilengapai dengan ujung akhir yang khusus mengumpulkan rangsangan yang khas dimana setiap orang berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra merupakan sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri, untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf.Setiap organ indra menerima stimulus tertentu hanya kesan yang sesuai dengan organ indra yang mampu menerima stimulus, menghasilkan, dan mengirim impuls saraf. Interprestasi dari semua organ indra dapat diklasifikasikan menjadi organ indra umum seperti reseptor peraba yang tersebar diseluruh tubuh dan organ indra khusus seperti putting pengecap yang terbatas pada lidah.Reseptor sensorik merupakan bagian dari neuron atau sel yang membentuk potensial aksi dalam neuron. Reseptor ini sering disertai dengan sel bukan saraf yang mengelilinginya dan membentuk organ indra. Bentuk tenaga diubah oleh reseptor mencakup tenaga mekanik (raba atau tekan), suhu (derajat kehangatan), elektromagnetik (cahaya), dan kimiawi (bau dan pengecapan).Reseptor dalam tiap organ indra beradaptasi untuk berespon terhadap suatu bentuk khusus, tenaga pada ambang jauh lebih rendah dibandingkan reseptor lain yang berespon terhadap bentuk tenaga lain.

2.2 Macam-Macam Indra yang Dimiliki Manusia

2.2.1 Indra Pengelihatan (Mata)Mata merupakan organ indra yang rumit, mata di susun dari bercak sensitifcahaya primitif. Dalam selubung perlindungannya mata mempunyai lapisan reseptor, dan merupakan suatu sistem saraf. Secara struktural bola mata seperti sebuah kamera, tetapi mekanisme persarafan yang ada tidak dapat di bandingkan dengan apapun. Susunan saraf pusat di hubungkan melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik.A. Struktur AnatomiPalfebra (kelopak mata) lipatan tipis yang dapat bergerak dan melindungi orbita. Fisura palfebra merupakan lubang berbentuk elips diantara palfebra superior dan palfebra inferior, tempat masuk ke dalam sakus konjungtiva. Glandula sebasea bermuara langsung ke dalam folikel bulu mata.Aparatus lakrimalis terdiri dari pars orbitalis yang besar dan pars palbeplaris yang kecil. Keduanya saling berhubungan pada ujung lateral aponerosis.Orbita adalah rongga berbentuk piramid dengan basis di depan dan apeks di belakang. Atap orbita di bentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis yang memisahkan orbita dengan fossa kranii anterior. Dinding lateral terdiri dari os. Zigomatikun dan os. Sfenioidalis.

Bola mata terbenam dalam korpus adiposum orbita namun terpisah dari selubung fasia bola mata. Bola mata terdiri dari tiga lapisan yaitu :a. Tunika FibrosaMerupakan jaringan ikat fibrosa yang nampak putih, bagian posterior di tembus oleh N. Optikus dan menyatu dengan selubung saraf durameter. Lamina kribrosa adalah daerah sklera yang di tembus oleh serabut saraf N. Optikus. Kornea tersusun dari empat lapisan yaitu :1) Epitel kornea yang bersambungdengan epitel konjungtiva2) Subtansia propia terdiri dari jaringan ikat transparan3) Lamia limitan posterior 4) Endotel (epitelium posterius) yang berhubungan denga aqous humorb. Lamina Faskulosa 1) KhoroideaMerupakan lapisan luar berpigmen,khoroidea mengandung pleksus vena yang luasyang mengempis setalah kematian. Lapisan koroid terdiri dari :a) Epikoroid, lapisan sebelah luar yang terdiri dari serabut kolagen dan serabut elastis yang tersusun longgar.b) Lapisan pembuluh kapiler, tempat berakhirnya arteri koroid dan vena dalam jaringan ikat longgar.c) Koroid kapiler, lapisan kapiler tempat berakhirnya arteri koroid yang memiliki jaringan elastin halus dan jaringan kolagend) Lapisan elastika, terdapat saraf silia yang berakhir pada otot otot, pembuluh darah dan berhubungan dengan pleksus pleksus saraf.2) Korpus siliareKebelakang bersambung dengan koroidea ke depan terletan di belakang tepi perifen iris, terdiri dari korona siliaris, prosesus siliaris dan M. Siliaris. Persarafan siliaris nervus okulomotorius berjalan ke depan bolamata sebagai N. Siliare breves3) Iris Diafragma berpigmen yang tipis terdapat di dalam aquoes humor diantara kornea dan lensa. Tepi iris melekat pada permukaan anterior korpus siliare, membagi ruang antara lensa dan korna menjadi kamera anterior dan posterior.

c. Tunika SensoriaRetina terdiri dari pars pigmentosa, sebelah luar melekad pada khoroidea dan pars nervosa, sebelah dalam berhubungan dengan korpus vitreum. Retina optikal melapisi koroid mulai dari papila saraf di bagian posterior hingga oraserata di bagian anterior. Di sekeliling fovea terdapat suatu daerah yang kenal sebagai bintik kuning (makula lutea), daerah ini di sebut bintik buta.Epitel berpigmen adalah suatu lapisan poligonal berbentuk teratur ke arah oraserata dan selnya menjadi lebih gepeng. Epitel berpigmen menyerap cahayadan mencegah terjadinya pemantulan dan berada di dalam nutrisi foto reseptor. Foto reseptor, baik batang maupun kerucut merupakan modifikasi neuron. Cahaya harus melewati semua ketebalan retina untuk mencapai foto reseptor. Batang merupakan sel khusus yang mengandung foto pigmen. Kerucut, serat kerucut lebih tebal juka di bandingkan dengan batang, kerucut mempunyai penonjolan kecil yang berhubungan dengan sel bipolar.B. Isi Bola MataIsi bola mata adalah media refraksi yang terdiri dari akuos humor, korpus vitreus, dan lensa.1. Akuos humorMerupakan cairan bening yang mengisi kamera anterior dan kamera posterior bulbi, merupakan sekret dari prosesus siliaris. Dari sini cairan mengalir dari kamera posterior, kemudia ke kamera anterior melalui pupila dan diangkut melalui celah celah irido kornealis kedalam kanalis schlem.2. Korpus vitreusMengisi bola mata di belakang lensa merupakan gelombang transparan yang bungkus oleh membran vitreus. Pada daerah perbatasan dengan lensa membran vitreus menebal terdiri dari lapisan posterior menutup korpus vitreus.3. LensaBadan bikonveks yang transparan yang terletrak di belakang iris, di dekat korpus vitreum, dan di kelilingi oleh prosesus siliaris, terdiri dari :a) Kapsul elastis Merupakan pembungkus struktur lensa, beradadalam ketegangan yang menyebabkan lensa tetap berbentuk bulat.b) Epitel kuboidTerbatas pada permukaan anterior lensa.c) Serat serat lensaDibentuk dari epitel kuboid equator lensa, tarikan serat serat ligamentum suspensorium cenderung menggepengkan lensa yang elastis sehingga mata dapat di fokuskan melihat objek objek yang jauh.

C. Fisiologi PenglihatanMata adalah organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain) bentuk sinar. Aparatus optik mata membentuk dan mempertahankan ketajaman fokus objek dalam retrina. Fotoreseptor dalam retina mengubah rangsangan sinar kedalam bentuk sinyal saraf kemudian mentransmisikan ke pusat visual di otak melalui elemen saraf integratif.

D. Respon Bola Mata pada BendaRelaksasi otot siliaris membuat otot legamentum tegang, lensa tertarik sehingga bentuknya lebih pipih, keadaan ini akan memperpanjang jarak fokus. Bila benda dekat dengan mata maka ototberkontraksi agar lengkung lensa menigkat. Jika benda jauh dari mata maka otot siliaris berkontraksi agar bola mata lebih pipih supaya bayangan benda pada retina menjadi tajam.

Tabel : fungsi utama komponen mataSTRUKTURLETAKFUNGSI

Akuos HumorRongga anterior antara kornea dan lensa mengandung zat gizi untuk kornea dan lensaCairan encer jernih yang terus menerus di bentuk

Korpus siliarisTurunan khusus lapisan koroid disebelah anterior membentuk suatu cincin mengelilingi tepi luar lensaMembentuk akuos humor dan mengandung otot sliliaris

Bintik butaTitik yang sedikit di luar pusat di retina dan tidak mengandung foto reseptor atau di kenal sebagai diskus optikusRute untuk berjalannya saraf optikus dan pembuluh darah

Fovea Tepat di bagian tengah retinaDaerah dengan ketajaman paling tinggi

Iris Cincin otot yang berpigmen dan tampak di dalam akuos humorMengubah ukuran pupil dengan berkontraksi

Kornea Lapisan luar mata yang jernih di anteriorMenentukan warna mata

Koroid Lapisan tengah mataBerperan sangat penting dalam kemampuan refraktif mata

Lensa Antara akuos humor dan vitreous humor melekat ke otot otot siliaris melalui ligamentum suspensoriumBerpigmen untuk mencegah berhamburannya berkas cahaya di mata, mengandung pembuluh darah, memberi makan retrina di bagian anterior, membentuk badan iris dan siliaris.

Ligamentum suspensoriumTergantung di antara otot siliaris dan lensaMenghasilkan kemampuan refrektif yang bervariasi selama akomodasi

Makula luteaDaerah tepat di sekitar foveaPenting dalam akomodasi

Neuron bipolarLapisan tengah di selsel saraf di retinaMemiliki ketajaman yang tinggi karena banyak mengandung sel kerucut

Otot siliarisKomponen otot sirkuler dari badan siliaris, melekat ke lensa melalui ligamentum suspensoiumPenting dalam pengolahan rangsangan cahaya

Pupil Lubang anterior di bagian tengah irisPenting untuk akomodasi

Retina Lapisan mata yang paling dalamMemungkinkan jumlah cahaya yang masuk ke mata bervariasi

Saraf optikus Keluar dari setiap mata di diskus optikus (bintik buta)Mengandung foto reseptor (sel batang dan sel kerucut) bagian pertama jalur pengelihatan ke otak

Sel batangFoto reseptor di lapisan paling luar retrinaBertanggung jawab untuk pengelihatan dengan sensitivitas tinggi hitam-putih dan pengelihatan malam

Sel ganglionLapisan bagian dalam retinaPenting dalam oengelolaan rangsangan cahaya oleh retina, membentuk saraf optikus

Sel kerucutFoto reseptor di bagian paling luar retinaBertanggung jawab untuk ketajaman pengelihatan warna, dan pengelihatan siang hari

Sklera Lapisan luar mata yang kuatLapisan jaringan ikat protektif, membentuk bagian putih mata yang di bagian anterior membentuk kornea

Vitreus humorAntara lensa dan retinaZat semi cair mirip jeli yang membantu mempertahankan bentuk mata yang bulat

Akomodasi juga mengubah ukuran pupil. Kontraksi iris akan membuat pupil mengecil dan dilatasi iris akan mebuat pupil melebar. Pupil mempunyai dua fingsi yaitu :a. Jika sinar terlalu banyak maka pupil menyempit agar sinar tidak seluruhnya masuk kedalam matakarena menyilaukan mata. Bila keadaan gelap pupil melebar mengharapkan banyak sinar yang dapat di tangkap. Hal ini di sebut refleks cahaya.b. Respon dalam melihat benda. Jika mata melihat jauh kemudian melihat dekat maka pupil berkontraksi agar terjadi peningkatan kedalam lapangan pengelihatan.Pengaturan otot pergerakan mata di atur oleh tiga pasang :a) M. Rektus lateralis dan medialis,berkontrsi timbel balik untuk menggerakan mata dari sisi ke sisib) M. Rektus superior dan inferior berkontraksi menggerakan mata ke atas dan kebawah.c) M. Obligus superior inferior memutarbola mata dalam mempertahankan lapangan pengelihatan dan posisi berdiri.

2.2.1.1 Akomodasi Mata (1)Bentuk lensa yang bikonveks. Tekanan intraokuler dibentuk oleh aqueous humor dan vitreous humor, menjaga bola mata bundar & terpasang kokoh.1. Terbentuk bayangan tajam pada retina jika terjadi akomodasi, perubahan lengkung lensa.2. Jika otot siliaris dlm keadaan istirahat : ligament suspensori kaku dan lensa akan berada pada bentuk yang relative pipih.3. Berkas sinar sejajar pada mata normal akan difokuskan pada retina.

2.2.1.2 Akomodasi Mata (2)Jika obyek mendekat : otot siliaris akan mengubah lengkung lensa sehingga bayangan akan jatuh pada retina.1. Titik dekat : titik dimana otot siliaris akan berkontraksi sempurna dan lensa akan cembung maksimal2. Pada mata normal dapat melihat obyek dengan jelas pada jarak paling dekat 15 cmUntuk melihat obyek dengan jelas:a) Benda diusahakan focus pada retina pada daerah dengan sensitivitas >>, yi: fovea centralis (bagian ini lebih tipis sehingga berkas cahaya masuk ke sel-sel kerucut yang peka)b) Kedua mata harus memfoskuskan benda pada daerah yang sama, membentuk 1 bayanganSerabut retina yang satu akan bersilangan pada chiasmaopticus, bergabung dengan serabut lateral retina lainnya.Titik pada tiap retina yang tempatnya saling bersesuaian: corresponding points

2.2.1.3 Refleks VisualJika suatu obyek didekatkan perlahan pada mata, ada 3 perubahan mekanisme penglihatan:1. Akomodasi, memfokuskan bayangan tepat pada retina2. Konvergensi, menjamin bayangan mengenai corresponding points3. Kontriksi pupil, mengurangi jumlah cahaya masuk kemata

2.2.1.4 Refleks Akomodasia. Ada 2 atau salah 1 stimuli yang berperan :(a) Konvergensi(b) Bayangan yang tidak tepat pada fokusb. Jalur refleks (a) Afferen : nervus opticus(b) Efferen : simpatis, parasimpatis

2.2.1.5 Refleks Konvergensia. Jalur refleks(a) Afferen: nervusoptikus(b) Efferen: serabut motorik saraf cranial ke3, 4, dan 6 yang mempersarafi otot ekstrinsik matab. Jika saat benda dibawa mendekati mata, mata tidak berkonvergensi maka bayangan tidak akan jatuh pada corresponding points, bayangan ganda, stimulus bagi saraf pusat melalui jalur optik, otak tengah mengaktifkan saraf yang mempersarafi otot ekstrinsik mata

2.2.1.6 Refleks Cahayaa. Mata memiliki kemampuan mengatur jumlah cahaya masuk.b. Jika terang, pupil mengecil. Demikian sebaliknya. Perubahan ukuran pupil diatur oleh iris, makin besar pupil, cahaya akan lebih banyak masuk mata.c. Iris disusun oleh otot polos yang dipersarafi oleh saraf otonom. Intensitas cahaya yang mengenai retina menjadi stimulus efektif untuk terjadinya refleks cahaya.d. Jika cahaya >>, impuls akan melewati jalur saraf, jumlah cahaya masuk mata dikurangi. Demikian juga sebaliknya.e. Jika cahaya dikenai pada 1 mata, kedua pupil akan berkontriksi dengan segera, disebut refleks cahaya konsensual.

2.2.1.7 Refleks ProteksiMekanisme refleks proteksia) Mengedipkan mata : jika konjuctiva tersentuh benda asing, reseptor penerima impuls mengirimkan ke batang otak, bersinapsis dengan serabut motorik, menutup kelopak mata.b) Lakrimasi : jika refleks kornea gagal mengusir benda asing, air mata akan disekresikan untuk mencuci mata

2.2.1.8 Kelainan pada mata1. Myopia : Rabun dekat. Mata dapat melihat dengan jelas jika benda diletakkan sangat dekat, sumbu mata amat panjang, focus jatuh didepan retina. Untuk mengatasi, digunakan lensa bikonkaf.2.Hiperopia : Rabun jauh. Sumbu mata lebih pendek dari normal. Bayangan jatuh dibelakang bola mata. Pada orang usia muda yang menderita hiperopiaini tanpa lensa masih bisa melihat dengan akomodasi penuh, mata mudah lelah. Untuk mengatasi digunakan lensa bikonveks.

2.2.2 Indra Pendengaran (Telinga)Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombangsuara yang terdapat di udara. Telinga dapat di bagi menjadi tiga bagian :2.2.2.1 Telinga Luara. AurikulaSeluruh permukaan diliputi kulit tipis dengan lapisan subkutis pada permukaan anterolateral, di temukan rambut kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.b. Meatus Akustikus EksternaTebung berkelok kelok yang terbentang antara aurikula dan membran timpani, berfungsi mengahantarkan gelombang suara dari aurikula ke membran timpani, panjangnya kira kira 2,5cm.

2.2.2.2 Telinga Tengah (Kavum Timpani)Telinga tengah (kavum timpani) adalah ruang berisi udara dalam pars peterosa ossis temporalis yang di lapisi oleh membran mukosa di dalamnya, terdapat tulang tulang pendengar yang memisahkan kavum timpani dari meningen dan lobus temporalis dalam fossa kranii media.a. Membran timpaniMembran timpani adalah membran fibrosa. Tepinya menebal tertanam ke dalam alur sisi tulang yang di sebut sulkus timpani. Membran timpani sangan peka terhadap yeri dan permukaan luarnya di sarafi oleh N. Auditorius.b. Ossikula Auditus Terdiri dari maleus, inkus dan stapes. Malius dan ikus berputar pada sumbu anterior, posterior dan berjalan melalui :(a) Ligamentum yang menguhubungkan prosesus anterior maleus dengan dinding anterior kavum timpani.(b) Prosesus anterior maleus dengan prosesua brave inkudis.(c) Ligamentum yang menhubungkan prosesua brave inkudis dengan dinding posterior kavum timpani.(d) Selama penghantar getaran dari membran timpani ke perilimf melalui oksikula.

c. Tuba auditivaBagian ini meluas dari dinding anterior kavum timpani ke bawah, depan dan medial samping nasofaring, 1/3 posterior terdiri dari tulang dan 2/3 anterior tulang rawan.d. Antrum mastoideumBagian ini terletak di bagisn belakang kavum timpani dalam pars petrosa ossis temporalis, bentuknya bundar, diameter 1 cme. Selulae mostoideaProsesus mostoideus mulai berkembang pada tahun kedua kehidupan. Selulae mostoid adalah suatu rongga yang bersambungan dalam prosesus mastoid.

2.2.2.3 Telinga Dalam (labirinitus)Suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum tulang temporalis. Di dalamnya terdapat labirin membranosa, merupakan suatu rangkaian saluran dan rongga rongga. Labirin membranosa berisi cairan endolimf.

1. Labirinitus osseusTerdiri dari vestibulum, semisirkularis, dan kokhlea. Ketiganya merupakan rongga rongga yang terletak dalam substansi tulang padat terstruktur dilapisi endosteum dan berisi cairan bening (perilimf) yang terletak dalam labirinitus membranaseus.(1) VestibulumBagian pusat labirinitus osseus pada dinding lateral, terdapat vebestra vestibuli yang ditutup oleh basis stapedis dan venestra kokhlea. Di dalam vestibulum terdapat sakulus dan utrikulus labirinitus membranaseus.(2) Kanalis SemisirkularisBermuara pada bagian posterior vestibulum. Ada tiga kanalis yaitu posterior, superior dan lateralis. Tiap kanalis melebar pada salah satu ujungnya di sebut ampula.(3) KokhleaBermuara pada bagian anterior vestibulum. Puncaknya menghadap ke anterolateral dan basisnya ke posteromedial. Perilimf dalam skala vestibuli di pisahkan dari cavum timpani oleh basis stapedis dan ligamentum anulare pada venestra vestibuli.

2. Labirinitus membranosusTerdapat dalam labirinitus osseus. Struktrur ini bersifat endolimf dan di kelilingi oleh perilimf, terdiri dari utrikulus dan sakulus yang terdapat dalam vestibulum, terdiri dari duktus semi sirkularis.(1) UtrikulusBagian terbesar terdiri dari dua buah sakus, mempunyai hubungan tidak langsung dengan sakulus dan duktus endolimfatikus melalui duktus utrikulosakularis.(2) SakulusBentuknya bulat berhubungan dengan utrikulus, bergabung dengan duktus utrikulosakularis, berlanjut dan berakhir pada kantong buntu kecil sakus endolimfatikus, terletak di bawah durameter pada permukaan posterior pars petrossa ossis temporalis.3. Duktus semisirkularis Duktus semisirkularis ini meskipun diameternya jauh lebih kecil dari kanalis semisirkularis memiliki konfigurasi yang sama. Sebuah krista di temukan dalam setiap ampula.4. Duktus kokhlearisDuktus kokhlearis berbentuk segituga pada potongan melintang dan berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens.5. Organ kortiOrgan korti terdiri dari sel penyokong, berjalan sepanjang kokhlea, berbentuk kerucut ramping. 6. Ganglion spiralGanglion spiral merupakan neuron bipolar cabang darei sentral akson bermielin, membentuk nervus akustikus.

2.2.2.4 Kanal Semicircularis

Tabel : fungsi utama komponen telingaStruktur Letak Fungsi

Telinga luarSamping kiri dan kanan di bawah temporalMengumpulkan dan memindahkan suara ke telinga tengah

Pinna Lengan tlang rawan yang terbungkus kulit dan terletak di kedua sisi kepalaMengumpulkan glombang suara dan menyakurkannya ke saluran telinga berperan dalam lokalisasi suara

Meatus auditorius eksternus (saluran telinga)Saluran dari eksterior melalui tulang temporalis ke membran timpaniMengarahkan gelombang suara ke membran timpani, mengandung rambut rambut penyaring dan mengsekresikan kotoran telingan untuk menangkap partikel partikel asing

Membran timpani (gendang telinga)Membran tipis yang memisahkan telinga luarvdan telinga tengahBergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang mengenainya, menyebabkan tulang tulang pendengaran telinga tengah bergetar

Telinga tengahMemindahkan getaran membran timpani ke cairandi koklea, dalam prosesnya memperkuat energi suara

Maleus, inkus, stapesRangkaian tulang yang dapat bergerak yang berjalan melinytasi rongga telinga tengah. Maleus melekat ke membran timpani dan stapes melekat pada jendela ovalBersilia secara sinkron dengan getaran membran timpani, serta menimbulkan getaran seperti gelombang di perilimf kokhlea dengan frekuensi yang sama

Telinga dalamTempat sistem sensorik untuk mendengar

Jendela ovalMembran ripis di pintu masuk kokhlea, memisahkan telinga tengah dengan skala vestibuli Bergetar bersama dengan getaran stapes yang melekat padanya. Gerakan jendela oval menyebabkan perilimf kokhlea bergerak

Skala vestibuli, skala timpani Kompartemen atas kokhlea, kompartemen bawah kokhleaMengandung perilimf yang di buat bergerak oleh gerakan jendela oval yang dindorong oleh getaran tulang tulang telinga tengah

Duktus kokhlearis (skala media)Kompartemen tengah kokleaMengandung endolimf tempat membram basilaris

Membran basilarisMembentuk lantai duktus kokhlearisMengandung endolimftempat membran basilaris

Organ kortiTerletak di bagian atas dan sepanjang membran basilarisMengandung sel rambut, reseptor untuk suara, yang mengeluarkan potensial reseptor sewaktu tertekuk akibat gerakan cairan di kokhlea

Membran tektorialMembran stasioner yang tergantung di atas organ korti dan tempat sel sel rambut reseptor permukaan terbenam di dalamnyaTempat rambut sel sel reseptor yang terbenam di dalamnya, menekuk dan membentuk potensial reseptor ketika membran basilaris bergetar terhadap membran tektorial yang stasioner

Jendela bundarMembran tipis yang memisahkan skala timpani dari telinga tengahBergerak bersama dengan cairan di perilimf untuk meredam tekanan di dalam kokhlea, tidak berperan dalam penerimaan suara

Aparatus vestibularisTempat sistem vestibularis untuk keseimbangan dan memberikan masukan yang penting untuk mempertahankan postur dan keseimbangan

Kanalis semisirkularis Tiga saluran semisirkuler yang tersusun tiga dimensi dalam bidang bidang yang tegak lurus satu sama lain di dekat korteks jauh di dalam tulang temporalisMendeteksi akselerasi (percepatan) diselerasi (perlambatan) rotasional atau angular

Utrikulus Struktur seperti kantong dirongga bertulang antara kokhlea dan kanalis semisirkularisMendeteksi : 1. Perubahan posisi kepala menjauhi sumbu vertikal. 2. Mengarahkan akselerasi dan diselerasi linear secara horizontal

Sakulus Terletak di samping utriklusMendeteksi : 1. Perubahan posisi kepala menjauhi sumbu horizontal. 2. Mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear secara vertikal

2.2.2.5 Kesetimbangana. Telinga dalam atau labirin terdiri dari saluran-saluran & merupakan struktur kompleks yang berperan dalam pendengaran & kesetimbangan.b. Di dalam perilimfe di vestibulater dapat utrikula & sakula yang dihubungkan satu sama lain dengan saluran kecil.c. Utrikula dan saluran semisirkuler berperan dalam kesetimbangan & propriosepsi (pengetahuan tentang letak tubuh dalam ruang).

2.2.3 Indra Penciuman (Hidung)2.2.3.1 Struktur Indra PenciumanIndra oenciuman merupakan alat visera (alat dalam rongga badan) yang erak kaitannya dengan gastrointestinalis. Reseptor penciuman merupakan komereseptor yang di rangsang oleh molekul larutan di dalam mukus. Reseptor penciuman merupakan reseptor jauh (telereseptor). Reseptor olfaktorius terletak di dalam bagian khusus mukosa hidung berpigmen kekuning kuningan. Diantara sel sel ini terdapat 10-20 juta sel reseptor. Tiap reseptor olfaktorius merupakan suatu neuron dan membran mukosa olfaktorius merupakan tempat di dalam badan dengan susunan saraf terdekat ke dunia luar. Bau berupa gas atau zat yang menguap mencapai kavum nasal melalui nostril. Di dalam bulbus, akson reseptor berakhir diantara sel dendrit, sel mitral, untuk membentuk sinaps globular kompleks yang dinamakan glomeruli olfaktorius. Keluaran olfaktori dari bulbus ke otak mempnyai beberapa target :a. Korteks olfaktori primer dan area asosiasi olfaktori. Kedua area ini merupakan tempat membedakan persepsi bau dan memori yangberkaitan dengan pusat olfaktori di otak.b. Sistem limbik (amigdala dan septum) tempat sinyal olfaktori mengaktifkan emosi dan prilaku yangberkaitan dengan bau yang memprojeksikan insting dan respon stereoptik disebut feromon.c. Pusat hipotalamik, pengatur makanan, respon otonom dan kontrol hormon terutama hormon reproduksi.d. Formasioretrikular suatau pengatur atensi dan terjaga, sinyal ini di pancarkan secara tidak langsung melalui sistem limbik dan korteks.

2.2.3.2 Fisiologi Penciuman

Indra penciuman merupakan fenomena subjektif yang tidak mudah di pelajari. Ambang batas penciuman merupakan salah satu karakteristik penciuman yang utama yang bergantung pada jumlah bahan perangsang yang terkandung dalam udara untuk menumbulkan sensasi penciuman. Membran olfaktori terletak di bagian superior setiap lubang hidung sebelah medial. Membran sedikit terlipat kebawah. Sel sel reseptor sensasi penciuman adalah sel olfaktori, merupakan sel saraf bipolar yang berasal dari sistem saraf pusat, sekitar 100 juta sel. Silia olfaktori yang terprojeksi ini akan membentuk alas yang padat. Silia bereaksi terhadap bau di udara dan kemudian akan merangsan sel sel olfaktori.Sel olfaktori yang memberi respon terhadap rangsangan kimia olfaktori adalah silia. Reseptor ini merupakan molekul panjang yang menyusup dari membran melipat dari arah dalam dan ke arah luar, saling berpasangan membentuk protein G, mengaktifkan protein membran lain yaitu ion natrium mengalir ke dalam sitoplasma sel reseptor. Rangsangan reseptor hanya berespon terhadap senyawa yang berkontrak dengan epitel olfaktorius dan di larutkan dalam lapisan tipis mukus yang menutupinya. Manusia dapat membedakan 2000 sampai 4000 bau yang berbeda tetapi bau berbeda menghasilkan pola ruang berbeda dari peningkatan aktivitas metabolik di dalam bulbus olfaktori. Bagian kavitas nasal yang mengandung reseptor olfatorius berventilasi buruk. Kebanyakan udara normalnya bergerak tenang ke bagian bawah hidung bersama dengan setiap siklus pernafasan.Bila seseorang kontinu terpapar pada bau yang paling tidak di sukai, maka persepsi bau menurun kemudia berhenti. Ini di sebabkan oleh adaptasi yang cukup cepat yang timbul di dalam sistem olfaktorius. Pada usia umur di atas 80 tahun 75% manusia mengalami gangguan kemampuan mengidentifikasi bau. Kelainan penciuman meliputi anosmia (tidak adanya indra penciuman), hiposmia (pengurangan sensitivitas olfaktorius), disosmia (indra penciuma berubah)

2.2.4 INDRA PENGECAP (LIDAH)Pengecapan merupakan fungsi puting kecap pada mulut. Berdasarkan penyelidikan paling sedikitbterdapat empat kesan pengecapan primer (asam, asin, manis, pahit). Namun kita tahu bahwa seseorang dapat mengecapberatus ratus rasa, di duga itu merupakan gabungan dari berbagai rasa primer.1. Struktur Indra PengecapanTunas pengecapan merupakan badan ovoid yang berukuran 50-70m. Tiap tunas pengecap di bentuk oleh empat jenis sel, mempunyai mikrofil yang menonjol ke dalam pori pengecapan (lubang dalam pori lidah ). Pada manusia tunas pengecap terletak dalammukosa epilogtis, palatum, faring dan di dalam dinding papilafungipormis dan di dalam papila vallate lidah. Rasa primer yang kita kenal adalah manis, asam, asin dan pahit. Rasa manis akan baik di rasakan oleh ujung lidah. Bagian anteoral sensitif terhadap rasa asin. Bagian posteoral sensitif terhadap rasa asin. Pangkal lidah sensitif terhadap rasa pahit. Salive membantu pelarutan makanan sebab hanya makana yang larut yang dapat di kecap. Sinyal refleks viseral berintegrasi dengan pusat degistif di medula. Perintah motor parasimpatis di kirim ke kelenjar ludah melalui saraf fasialis dan ke lambung melalui nerfvus vagus ke sistem limbik dan hipotalamus untuk reseptor afektif.2. Fisiologi PengecapanPengecapan merupakan keadaan umum yang sangat berperan terhadap persepsi makanan melalui deteksi oleh indra pengecap dalam rongga mulut dan adanya elemen elemen dalam makanan yang merangsang ujung unung saraf yang sangat berperan pada pengecapan.Hasil penelitian menunjukan bahwa sejumlah tunas pengecapan hanya berespon terhadap rangsangan pahit, sedangkan tunas pengecapan lain berspon terhadap rangsangan rasa :a. Rasa asam, disebabkan oleh asam dan intensitas dari sensasi rasa hampir sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen yaitu makin asamb. Rasa asin, kualitas rasa berbeda beda antara garam yang satu dengan garam yang lain. Garam membentuk sensai rasa yang lain selain rasa asin. Kation dari garam berperan membentuk rasa asin anion.c. Rasa manis, tidak di bentuk oleh satu golongan susbstansi kimia saja. Ada beberapa substansi kimia yang menyebabkan rasa manis, misalnya gula, glikol, aldehid, keton, amida dan asam amino.d. Rasa pahit, substansi yang membentuk rasa pahit hampir seluruhnya merupakan substansi organic.1. Susbtansi organik rantai panjang yang mengandung nitrogen2. Alkaloid yang meliputi banyak zat yang di gunakan dalam obat obatan. Tanaman yang beracun kerana banyak toksin yang mematikan alkaloid yang menimbulkkan rasa sangat pahit.Kemampuan manusia dalam membedakan intesitas pengecapan relatif kasar. Lintasan saraf untuk menghantarkan sensasi rasa dari lidah dan faring ke susunan saraf pusat melalui inpuls pengecapan melintasi saraf IX (N. Glosofaringeus), ke otak, saraf VII (N. Fasialis), saraf X (N. Vagus). Menuju batang otak tempat berakhirnya di traktus solitarius.

2.2.5 INDRA PERABAKulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin kelangsungan hidup. Kulit menyokong penampilan dan kepribadian sesorang dan menjadi ciri berbagai tanda kehidupan yaitu ras, genetik, estetik, budaya, bangsa dan agama.Kulit juga dapat menjadi indikator kesehatan, kemakmuran, kemiskinan, dan kebiasaan, di samping sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan lainnya.Kulit juga dapat menjadi sarana kontak seksual, cinta, persahabatan, atau kebencian. Kerusakan lebih dari 30% luas kulit, misalnya akibat luka bakar, dapat segera menyebabkan kematian, karena kulit mempunyai faal yang vital bagi tubuh manusia.

2.2.5.1 Bagian-bagian kulit:a. EpidermisEpidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan lemak yang menjadikan kulit kedap air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan dan diganti. Sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang memproduksi melamin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular.b. DermisDermis terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superficial dibandingkan bagian dalamnya. Dapat diidentifikasi 2 lapisan: yang pertama mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika; yang kedua mengandung serat kolagen, serat elastik, glandula sebasea, glandula sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.c. HipodermisIni merupakan zona transisional diantara kulit dan jaringan adiposa di bawahnya. Mengandung sel lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning, kumparan dari sejumlah glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut.Pemberian zat makanan dermis atau porium tergantung pada vena dan limfatika. Baik saraf bermielin maupun tidak bermielin ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini memberikan respon sensasi panas, dingin, nyeri, gatal, dan raba ringan.d. Kelenjar KeringatKelenjar keringat terdiri dari glomerolus atau bagian sekresi dan duktus. Secara relatif terdapat catu darah yang kaya dan menskresi keringat yang agak keruh, hampir tidak berbau, hampir mengandung 99% air, dan sejumlah kecil khlorida, urea, amonium, asam urat dan kreatinin. Berbagai tipe kelenjar keringat ditemukan pada area seperti genetalia, anus, aksila dan puting susu dan masing-masing juga mempunyai bau yang khas.

e. AppendisesAppendises termasuk rambut dan kuku. Rambut berasal epitel dan terbentuk dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang timbul dalam struktur yang kompleks, yaitu folikel yang terletak dalam lapisan dermis yang lebih dalam. Pada saat rambut melintasi lapisan permukaan dari dermis maka rambut dilapisi oleh sebum yang merupakan eksresi dari glandula kecil yang terletak berdekatan dengan batang rambut. Fungsinya adalah melumasi kulit dan menjaga kulit tetap lentur, bertindak sebagai penolak air dan melindungi kulit dari udara yang kering.Kuku terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat. Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku terdiri dari sel prickle yang mengalami modifikasi pada mana kuku melekat dengan kuat.Kuku sebagian memperoleh warna dari darah dan sebagian dari pigmen dalam epidermis terutama melanin. Sebagai penitup bagian luar maka kulit mempunyai banyak fungsi yang tidak saja besifat protektif, tetepi juga termasuk yang berikut:1. Bertindak sebagai barier terhadap infeksi asal berada dalam keadaan utuh, tetapi dapat juda dirusak oleh mikroorganisme dengan aksi dari asam lemak rantai panjang yang ditemukan dalam kulit. Invasi bakteri dapat juga terhalang oleh keasaman kulit.2. Ketahanan jaringan yang kuat melindungi jaringan di bawahnya.3. Kulit bertindak sebagai insulator (hipoderm) dan membantu mengatur suhu tubuh. Pengendalian suhu tubuh juga merupakan fungsi dari glandula sudorifera dan pembuluh darah. Ketika hari panas, glandula menskresi keringat, dan penguapannya menyebabkan pendinginan; pembuluh darah berdilatasi untuk memungkinkan keluarnya panas tubuh dengan meningkatkan aliran darah dekat dengan permukaan tubuh. Ketika hari dingin, pembuluh darah berkonstriksi, menurunkan aliran darah dan dengan demikian menurunkan kehilangan panas.4. Karena mengandung akhiran saraf sensorik, sensasi dari kulit memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan.5. Sampai tingkat tertentu, kulit bertindak sebagai organ ekskresi untuk mengeluarkan produk sampah tubuh. Karena itu memainkan peranan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.6. Dalam kondisi yang sesuai, kulit mencatu vitamin D tubuh. Vitamin ini terbentuk dengan aksi fotokimia dari sinar UV pada sterol yang diduga diekskresikan dalam sebum.

2.2.5.2 Fisiologi kulit

a. Fungsi ProteksiKulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadapgangguan fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam, atau basa kuat lainnya), gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi tau sinar ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus.Gangguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak subkutis, tebalnya lapisan kilit, dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh. Gangguan sinar UV diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian sinar tersebut. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang berasal dari kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 6,5. Lemak permukaan kulit juga berperan dalam mengatasi banyak mikroba yang ingin masuk ke dalam kulit.Proses keratinisasi juga merupakan sawar mekanis karena sel-sel tanduk melepaskan diri secara teratur dan diganti oleh sel muda di bawahnya. Sawar kulit berfungsi ganda yaitu mencegah keluar atau masuknya zat yang berada di luar ke dalam tubuh atau dari dalam ke luar tubuh. Fungsi sawar kulit terutama berada di sel-sel epidermis dan kemampuan kulit sebagai sawar berbeda pada satu tempat kulit dengan tempat kulit lainnya bergantung pada kondisi epidermis di tempat tersebut. Skrotum adalah kulit dengan tinggi sawar paling rendah sehingga paling permeabel, disusul oleh kulit wajah dan punggung tangan. Sebaliknya telapak tangan dan telapak kaki adalah daerah kulit yang paling baik sawarnya sehingga hampir tidak dapat dilalui komponen apapun.

b. Fungsi AbsorpsiKulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda padat. tetapi cairan yang mudah menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula zat yang larut dalam minyak. Peremeabilitas kulit terhadap gas CO2 atau O2 mengungkapkan kemungkinan kulit mempunyai peran dalam fungsi respirasi.Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan jenis vehikulum zata yang menempel di kulit. Penyerapan dapat melalui celah antar sel, saluran kelenjar atau saluran keluar rambut.c. Fungsi EkskresiKelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh misalnya NaCl, urea, amonia, dan sedikit lemak. Kelenjar lemak. Kelenjar lemak pada fetus, atas pengaruh hormon androgen dari ibunya, akan menghasilkan sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion yang pada waktu lahir disebut vernix caseosa. Sebum yang diproduksi kelenjar palit kulit melindungi kulit dengan cara meminyaki kulit dan menahan penguapan yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan kulit membentuk keasaman kulit pada pH 5 6,5. Penguapan air dari dalam tubuh dapat pula terjadi secara difusi melaui sel-sel epidermis, tetapi karena sel epidermis baik fungsi sawarnya, maka kehilangan air melalui sel epidermis (transepidermal water loss) dapat dicegah agar tidak melebihi kebutuhan tubuh.d. Fungsi Pengindra (Sensori)Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Badan Ruffini yang terletak di dermis, menerima rangasangan dingin dan rangsangan panas diperankan oleh badan Krausse. Badan taktil Meissner yang terletak di papil dermis menerima rangsang rabaan, demikian pula badan Merkel-Renvier yang terletak di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.e. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi)Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot dinding pembuluh darah kulit. Pada keadaan suhu meningkat, kelenjar keringat mengeluarkan banyak keringat ke permukaan kulit dan dengan penguapan keringat tersebut terbuang pula kalori/panas tubuh. Vasokonstriksi pembuluh darah kapiler kulit menyebabkan kulit melindungi diri dari kehilangan panas pada waktu dingin. Kulit kaya akan pembuluh darah kapiler sehingga cara ini cukup efektif. Mekanisme termoregulasi ini diatur oleh sistem saraf simpatis yang mengeluarkan zat perantara asetilkolin. Dinding pembuluh darah kulit pada bayi belum berfungsi secara sempurna sehingga mekanisme termoregulasi belum berjalan dengan baik.

f. Fungsi Pembentukan Pigmen (Melanogenesis)Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan asal epidermis. Sel ini berasal dari rigi saraf, jumlahnya 1:10 dari sel basal. Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin yang terbentuk menentukan warna kulit. Melanin dibuat dari sejenis protein, tirosin, dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen oleh sel melanosit di dalam melanosom dalam badan sel melanosit. Pajanan sinar matahari mempengaruhi produksi melanin. Bila pajanan bertambah, produksi melanin akan meningkat. Pigmen disebarkan ke dalam lapisan atas sel epidermis melalui tangan-tangan yang mirip kaki cumi-cumi pada melanosit. Ke arah dermis pigmen, disebar melalui melanofag. Selain oleh pigmen, warna kulit dibentuk pula oleh tebal tipisnya kulit, Hb-reduksi, Hb-oksidasi, dan karoten.g. Fungsi KeratinisasiLapisan epidermis kulit orang dewasa mempunyai tiga jenis sel utama: keratinosit, melanosit dan sel Langerhans. Keratinisasi dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke atas berubah bentuk lebih poligonal yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi lebih gepeng, dan bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian sel tersebut terangkat ke atas lebih gepeng, dan granula serta intinya hilang menjadi sel spinosum dan akhirnya sampai di permukaan kulit menjadi sel yang mati, protoplasmanya mengering menjadi keras, gepeng, tanpa inti yang disebut sel tanduksel tanduk secara kontinu lepas dari permukaan kulit dan diganti oleh sel yang terletak di bawahnya. Proses keratinisasi sel dari sel basal sampai sel tanduk berlangsung selama 14-21 hari. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berguna untuk fungsi rehabilitasi kulit agar selalu dapat melaksanakan fungsinya secara baik. Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan terlihat bersisik, tebal, dan kering.

h. Fungsi Produksi Vitamin DTernyata kulit juga dapat membuat vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari. Namun produksi ini masih lebih rendah dari kebutuhan tubuh akan vitamin D sehingga diperlukan tambahan vitamin D dari luar melaui makanan.

i. Fungsi Ekspresi EmosiHasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai alat untuk mentakan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia. Kegembiraan dpat dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi dan tersenyum, kesedihan diutarakan pleh kelenjar air mata yang meneteskan air matanya, ketegangan dengan otot kulit dan kelenjar keringat, ketakutan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga kulit menjadi pucat dan rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah kulit yang melebar sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak, dan menyebarkan bau khas.Semua fungsi kulit pada manusia berguna untuk mempertahankan kehidupannya sama seperti organ tubuh lain.

BAB IIIPENUTUP

3.1 SimpulanSistem indra pada tubuh manusia sangat penting bagi proses aktivitas/kegiatan pada manusia. Indra adalah orkan akhir yang dikhususkan fungsinya untuk meneriam reseptor baik dari luar tubuh mupun dalam tubuh.Manusia memiliki beberapa macam alat indra pada tubuhnya yang membantu menopang aktivitas sehari-harinya.Adapun indra yang dimiliki oleh manusia beserta fungsinya, yaitu :1. Indra penglihatan (untuk melihat)2. Indra pendengaran (untuk proses pendengaran pada manusia)3. Indra penciuman (untuk proses pembauan)4. Indra perasa (untuk proses perasa/sensasi rasa pada makanan yang masuk)5. Indraaa peraba (untuk sensasi rabaan yang terjadi pada kulit manusia).Semua indra mempunyai peran dan fungsi masing-masing dalam tubuh manusia. Dan apabila terjadi gangguan pada salah satu sistem indra di atas, maka akan terjadi ketidakseimbangan dan ketidakmampuan pada aktivitas yang dilakukan manusia sehubungan dengan fungsi sistem indra di atas.

3.2 Saran1. Di harapkan untuk lebih mejaga kesehatan indra yang kita miliki agar bisa kita gunakan dengan baik.2. Agar lebih mengetahui apa yang bisa menyebabkan disfungsi pada sistem indra kita agar kita bisa menghindari kerusakan pada sistem indra yang kita miliki.

DAFTAR PUSTAKA