pbl skenario 1 blok panca indra

Upload: dhila-s

Post on 16-Oct-2015

233 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

Fadhillah syafitri1102011091SKENARIO 1 ; MATA MERAH

1. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Anatomi Mata1.1 Makroanatomi MataMataMata terdiri dari : Suatu lapisan luar keras yang transparan di anterior (kornea) dan opak di posterior (sklera). Sambungan antara keduanya disebut limbus. Otot-otot ekstraokular melekat pada sklera sementara saraf optik meninggalkan sklera di posterior melalui lempeng kribiformis. Suatu lapisan kaya pembuluh darah (koroid) melapisi segmen posterior mata dan memberi nutrisi pada permukaan dalam retina. Korpus siliaris terletak di anterior. Korpus siliaris mengandung otot siliaris polos yang kontraksinya mengubah bentuk lensa dan memungkinkan fokus mata berubah-ubah. Epitel siliaris mensekresi aqueous humor dan mempertahankan tekanan okular. Korpus siliaris merupakan tempat perlekatan iris. Lensa terletak di belakang iris dan disokong oleh serabut-serabut halus (zonula) yang terbentang di antara lensa dan korpus siliaris. Sudut yang dibentuk oleh iris dan kornea (sudut iridokornea) dilapisi oleh suatu jaringan sel dan kolagen (jalinan trabekula). Pada sklera di luar jalinan ini, kanal schlemm mengalirkan aqueous humor dari bilik anterior ke dalam sistem vena, sehingga terjadi drainase aqueous. Daerah ini dianamakan sudut drainase.

Antara kornea di anterior dan lensa serta iris di posterior terdapat bilik mata anterior. Di antara iris, lensa, dan korpus siliaris terdapat bilik mata posterior (yang berbeda dari korpus vitreous). Kedua bilik ini terisi oleh aqueous humor. Di antara lensa retina terletak korpus vitreous.

Di anterior, konjungtiva akan berlanjut dari sklera ke bagian bawah kelopak mata atas dan bawah. Satu lapis jaringan ikat (kapsul tenon) memisahkan konjungtiva dari sklera dan memanjang ke belakang sebagai satu penutup di sekitar otot-otot rektus.

Orbita

Mata terletak dalam ruang orbita yang memiliki bentuk seperti piramida berisi empat. Pada apeks posterior terletak kanal optik yang merupakan tempat lewatnya saraf optik ke otak. Fissura orbita superior dan inferior merupakan tempat lewatnya pembuluh darah dan saraf kranialis yang memberikan persarafan pada struktur orbita. Pada dinding anterior media terdapat fossa untuk sakus lakrimalis. Kelenjar lakrimal terletak di anterior pada aspek superolateral orbita.

Kelopak MataFungsi :- Memberikan proteksi mekanis pada bola mata anterior.- Mensekresi bagian berminyak dari lapisan film air mata.- Menyebarkan film air mata ke konjungtiva dan kornea.- Mencegah mata menjadi kering.- Memiliki pungta tempat air mata mengalir ke sistem drainase lakrimal.Kelopak mata terdiri dari :- Suatu lapisan permukaan kulit.- Otot-otot orbikularis.- Suatu lapisan kolagen kuat (lempeng tarsal).- Suatu lapisan epitel, konjungtiva, sampai ke bola mata.

Otot levator berjalan ke arah kelopak mata atas dan berinsersi pada lempeng tarsal. Otot ini dipersarafi oleh saraf ketiga. Kerusakan pada saraf ini atau perubahan-perubahan pada usia tua menyebabkan jatuhnya kelopak mata (ptosis). Suatu otot polos datar yang muncul dari permukaan profunda levator berinsersi pada lempeng tarsal. Otot ini dipersarafi oleh sistem saraf simpatis. Jika persarafan simpatis rusak (seperti pada sindrom Horner) akan terjadi ptosis ringan.

Tepi kelopak mata adalah letak sambungan mukokutan. Sambungan ini mengandung muara kelenjar minyak Meibomm yang terletak di lempeng tarsal. Kelenjar ini mensekresikan komponen lipid dari film air mata. Di medial, pada kelopak mata atas dan bawah, dua pungta kecil membentuk bagian awal sistem drainase lakrimal.

Sistem Drainase LakrimalAir mata mengalir ke dalam pungta atas dan bawah dan kemudian ke dalam sakus lakrimalis melalui kanalikuli atas dan bawah. Kanalikuli-kanalikuli membentuk kanalikulus komunis sebelum memasuki sakus lakrimalis. Duktus nasolakrimalis berjalan dari sakus ke hidung. Kegagalan bagian distal duktus nasolakrimalis untuk membentuk saluran sempurna pada saat lahir biasanya merupakan penyebab mata berair dan lengket pada bayi. Drainase air mata melalui sistem ini.

PerdarahanMata mendapat pasokan darah dari arteri oftalmika (cabang dari arteri karotis interna) melalui arteri retina, arteri siliaris, dan arteri muskularis. Sirkulasi konjungtiva beranastomosis di anterior dengan cabang-cabang dari arteri karotis eksterna.

Saraf optik anterior mendapat pasokan darah dari cabang-cabang dari arteri siliaris. Retina mendapat pasokan darah dari cabang arteriol dari arteri retina sentral. Fovea sangat tipis sehingga tidak membutuhkan pasokan dari sirkulasi retina. Fovea mendapat darah secara tidak langsung, seperti juga lapisan luar retina, oleh difusi oksigen dan metabolit dari koroid melewati epitel pigmen retina.

Persarafan Nervus IIISaraf ini memasuki sinus kavernosus pada dinding lateral dan memasuki orbita melalui fissura orbita superior. Nukleusnya terletak di tengah. Nervus IVSaraf keempat memasuki orbita melalui fissura orbita superior. Nukleusnya terletak di otak tengah. Nervus VISaraf ini memasuki orbita melalui fissura orbita superior. Nukleusnya terletak di pons.

Media RefraksiYang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula). Gangguan media refraksi menyebabkan visus turun (baik mendadak aupun perlahan). Bagian berpigmen pada mata: uvea bagian iris, warna yang tampak tergantung pada pigmen melanin di lapisan anterior iris.-banyak pigmen = coklat.-sedikit pigmen = biru.-tidak ada pigmen= merah / pada albino.

Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous (badan kaca), dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.

KorneaKornea (Latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea merupakan lapisan jaringan yang menutupi bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis, yaitu:

1. Epitel Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier. Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. Epitel berasal dari ektoderm permukaan2. Membran Bowman Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.3. Stroma Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.4. Membran Descement Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 m.5. Endotel Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Boeman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.Trauma atau panyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunya daya regenerasi. Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.

Aqueous Humor (Cairan Mata)Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika aqueous humor tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan pembentukannya (sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran keluar), kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler (di dalam mata). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam vitreous humor, yang kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi.

LensaJaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar.

Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu: Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembun, Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan, Terletak di tempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous body dan berada di sumbu mata.

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa: Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia, Keruh atau apa yang disebut katarak, Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasiLensa orang dewasa dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat.

Badan Vitreous (Badan Kaca)Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat (Luiz Carlos Junqueira, 2003). Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi. Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang sferis.

Panjang Bola MataPanjang bola mata menentukan keseimbangan dalam pembiasan. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh karena kornea (mendatar atau cembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau lebih pendek) bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada mekula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisma.

Lapisan MataLapisan mata dari luar ke dalam adalah: (1) tunika fibrosa, terdiri dari sklera di bagian belakang dan kornea di bagian depan; (2) tunika vascular berpigmen, di bagian belakang terdapat koroid, dan di bagian depan terdapat badan siliaris dan iris; dan (3) tunika nervosa, retina.

Tunika fibrosa (tunica fibrosa oculi)Sklera dan kornea membentuk tunika fibrosa bola mata; sklera berada di lima perenam bagian posterior dan opak; kornea membentuk seperenam bagian anterior dan transparan.Sklera memiliki densitas yang tinggi dan sangat keras, merupakan membran solid yang berfungsi mempertahankan bentuk bola mata. Sklera lebih tebal di bagian belakang daripada di depan; ketebalan di bagian belakang 1 mm. Permukaan eksternal sklera berwarna putiih, dan menempel pada permukaan dalamfascia bulbi; bagian anterior sklera dilapisi membran konjungtiva bulbi.Di bagian depan, sklera berhubungan langsung dengan kornea, garis persatuannya dinamakansclero-corneal junctionatau limbus. Pada bagian dalam sklera dekat denganjunctionterdapat kanal sirkular,sinus venosus sclera(canal of Schlemm). Pada potongan meridional dari bagian ini, sinus tampak seperti cekungan (cleft), dinding luarnya terdiri dari jaringan solid sklera dan dinding dalamnya dibentuk oleh massa triangular jaringan trabekular.Aqueous humordireasorbsi menuju sinus skleral oleh jalurpectinate villiyang analog dengan struktur dan fungsiarachnoid villipada meninges serebral menuju pleksus vena sklera.Kornea merupakan bagian proyeksi transparan dari tunika eksternal, dan membentuk seperenam permukaan anterior bola mata. Kornea berbentuk konveks di bagian anterior dan seperti kubah di depan sklera. Derajat kelengkungannya berbeda pada setiap individu.

Tunika vaskular (tunica vasculosa oculi)Tunika vaskular mata terdiri dari koroid di bagian belakang, badan siliaris serta iris di bagian depan. Koroid berada di lima perenam bagian posterior bola mata, dan memanjang sepanjang ora serrata. Badan siliaris menghubungkan koroid dengan lingkaran iris. Iris adalah diafragma sirkular di belakang kornea, dan tampak di sekeliling pusat, apertura bundar, pupil.Koroid merupakan membran tipis, vaskular, warna coklat tua atau muda. Di bagian belakang ditembus oleh nervus optikus. Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang daripada di bagian depan. Salah satu fungsi koroid adalah memberikan nutrisi untuk retina serta menyalurkan pembuluh darah dan saraf menuju badan siliaris dan iris.Badan siliaris (corpus ciliare) merupakan terusan koroid ke anterior yang terdapat processus ciliaris serta musculus ciliaris. Iris dinamakan berdasarkan warnanya yang beragam pada individu berbeda. Iris adalah lempeng (disk) kontraktil, tipis, sirkular, berada diaqueous humorantara kornea dan lensa, dan berlubang di tengah yang disebut pupil. Di bagian perifernya, iris menempel dengan badan siliaris, dan juga terkait dengan; permukaannya rata, bagian anterior menghadap ke kornea, bagian posterior menghadap prosesus siliaris dan lensa.Iris membagi ruangan antara lensa dan kornea sebagai ruang anterior dan posterior. Ruang anterior mata dibentuk di bagian depan oleh permukaan posterior kornea; di bagian belakang oleh permukaan anterior iris dan bagian tengah lensa. Ruang posterior adalah celah sempit di belakang bagian perifer iris, dan di depan ligamen suspensori lensa dan prosesus siliaris.

Tunika nervosa (Tunica interna)Retina adalah membran nervosa penting, dimana gambaran objek eksternal ditangkap. Permukaan luarnya berkontak dengan koroid; permukaan dalamnya dengan membran hialoid badan vitreous. Di belakang, retina berlanjut sebagai nervus optikus; retina semakin tipis di bagian depan, dan memanjang hingga badan siliaris, dimana ujungnya berupa cekungan, ora serrata. Disini jaringan saraf retina berakhir, tetapi pemanjangan tipis membran masih memanjang hingga di belakang prosesus siliaris dan iris, membentukpars ciliaris retinadanpars iridica retina.Tepat di bagian tengah di bagian posterior retina, pada titik dimana gambaran visual paling bagus ditangkap, berupa area oval kekuningan, makula lutea; pada makula terdapat depresi sentral, fovea sentralis. Fovea sentralis retina sangat tipis, dan warna gelap koroid dapat terlihat. Sekitar 3 mm ke arah nasal dari makula lutea terdapat pintu masuk nervus optikus (optic disk), arteri sentralis retina menembus bagian tengah discus. Bagian ini satu-satunya permukaan retina yang insensitive terhadap cahaya, dan dinamakan blind spot. (Snell, 1997)

1.2 Mikroanatomi MataLapisan Mata

1. Lapisan Luar = Tunika Fibrosaa. Sklerai. 5/6 posterior lapisan luar mata.ii. Opak dan putih. Pada manusia garis tengah lebih kurang 22 mm.iii. Struktur terdiri atas: jaringan ikat padat yang liat terutama jaringan kolagen gepeng berselang-seling tetap paralel dengan permukaan mata; substansi dasar dan beberapa fibroblas, relative avaskular, mendapat metabolit melalui difusi dari pembuluh berdekatan dan dari cairan kamera okuli anterior.b. Korneai. 1/6 bagian anterior mata.ii. Kornea tidak berwarna dan transparan.iii. Irisan melintang, terlihat lima lapisan.c. Limbus (batas kornea dan sclera)i. Merupakan peralihan dari berkas kolagen bening dari kornea menjadi serat-serat sklera yang berwarna opak keputihan.ii. Sangat vaskular, yang sangat berparan pada radang kornea.d. Kanal Schlemmi. Merupakan didaerah limbus, dalam lapisan stroma, saluran tidak teratur.ii. Berlapis andotel, jalinan trabekula yang menyatu.iii. Membawa pergi cairan dari kamera okuli anterior.iv. Berhubungan keluar dengan sistem vena.

2. Lapisan Tengah = Tunika Vaskular (Uvea)a. Koroidi. Sangat vascular (banyak pembuluh darah).ii. Jaringan ikat longgar, banyak firoblas, makrofag, limfosit, sel mast, sel plasma, serat kolagen, dan serat elastin.iii. Terdapat banyak melanosit yang memberi warna hitam khas.Pada Koroid ditemui 4 lapisan :a. Lapisan koriokapiler terletak di bagian dalam. banyak mengandung pembuluh darah kecil. berfungsi penting untuk nutrisi retina.b. Membrana Bruch membrane amorf tipis (3-4 mikrometer). memisahkan lapisan koriokapiler ini dari retina. dari papila optikus sampai ora serrata. dibentuk oleh 5 lapisan. lapisan tengah serat elastin. dilapisi serat kolagen pada kedua permukaan. ditutupi lapisan lamina basal dari kapiler lapisan koriokapiler satu sisi. lamina basal epitel pigmen sisi lain.c. Diskus optikus = papila optikus tempat nervus optikus memasuki bola mata.d. Lamina suprakoroidal lapisan jaringan ikat longgar. banyak melanosit. perikatan koroid dengan sklera.

b. Korpus siliarisi. sebuah perluasan koroid ke anterior setinggi lensa.ii. merupakan cincin tebal utuh pada permukaan dalam anterior sklera.iii. pada potongan melintang berbentuk segitiga, satu permukaan berkontak dengan korpus vitreus, satu dengan sclera, dengan lensa dan kamera okuli posterior.Struktur histologik:iv. dasarnya jaringan ikat longgar, banyak serat elastin pembuluh darah dan melanosit.v. muskulus siliaris dikelilingi struktur dasar, terdiri dari: dua berkas otot polos: insersi dianterior pada sclera dan insersi posterior pada berbagai derah korpus siliaris berkas ini berfungsi meregangkan koroid dan mengendurkan ketegangan lensa.vi. permukaan korpus siliaris yang menghadap korpus vitreus, bilik posterior dan lensa ditutupi oleh perluasan retina ke anterior.c. Prosesus siliarisi. merupakan juluran mirip rabung dari korpus siliaris.ii. pusatnya jaringan ikat longgar dan banyak kapiler bertingkap.iii. ditutupi dua lapisan epitel.iv. zonula (serat-serat oksitalan) dari prosesus siliaris, berinsersi dalam capsula lentis dan tertanam disini, berorigo di membrana basal sel-sel dalam.v. membrana basal sel-sel berpigmen luar, bersebelahan dengan massa utama korpus siliaris.vi. sel ini secara aktif mentransport unsur plasma kedalam bilik posterior dengan demikian membentuk humor akueus, cairan yang komposisi serupa plasma kadar protein kurang dari 0,1 % (plasma 7%).d. Irisi. Bagian anterior dari uvea.ii. Merupakan perluasan koroid yang sebagian menutup lensa.iii. Pupil lubang bulat dipusat, sisa bentukan iris.iv. Permukaan anterior iris tidak teratur dan kasar dengan rabung dan alur, dibentuk oleh sel pigmen tidak utuh dan fibroblast.v. Di bawah lapisan ini ditemui jaringan ikat, sedikit pembuluh darah, serat, fibroblast dan melanosit.vi. Lapisan berikutnya, jaringan ikat longgar yang sangat vaskular permukaan posterior, rata, juga badan siliar dan prosesusnya, dilapisi dua lapisan epitel: epitel dalam berhubungan dengan bilik posterior, penuh granul melanin; epitel luar, memiliki juluran mirip lidah, bagian basal radier, dipenuhi miofilamen yang overlapping membentuk muskulus dilator pupil dari iris. Banyaknya pigmen mencegah masuknya cahaya. Melanosit stroma iris menentukan warna mata.vii. Iris mengandung berkas otot polos yang tersusun melingkari pupil dan membentuk muskulus konstriktor pupil di iris.

1. Epitel kornea berlapis squamous tanpa tanduk. terdiri 5-6 lapisan sel. pada bagian basal banyak gambaran mitosis (mencerminkan kemampuan regenerasi yang hebat). mikrovili pada permukaan sel terjulur kedalam ruang yang diisi lapisan tipis air mata prakornea. jaringan epitel ditutupi lapisan lipid dan glikoprotein pelindung ,tebalnya lebih kurang 7 mikrometer. kornea mempunyai suplai saraf sensoris paling besar.2. Membrana Bowman membantu stabilitas dan kekuatan kornea. dibawah epitel,lapisan homogen. tebal antara 7-12 mikrometer. terdiri atas serat kolagen yang bersilangan secara acak, substansi antar sel yang padat tak mengandung sel. berakhir pada limbus.3. Stroma (substansia propria) terdiri atas banyak lapisan kolagen paralel, saling menyilang tegak lurus. serabut kolagen setiap lamel saling berjajar paralel, melintasi seluruh kornea. juluran sitoplasma fibroblast terjepit diantara lapisan, terlihat gepeng mirip sayap kupu-kupu. sel dan serat dari stroma terendam dalam substansi glikoprotein amorf, metakromatik, banyak mengandung kondroitin sulfat. stroma avaskular, tetapi terdapat limphoid migrating.4. Membrana Descemet struktur homogen. tebal 5-10 mikrometer (di tengah 5-7, di tepi 8-10 um) terdiri atas filamen kolagen halus tersusun berupa jaringan 3 dimensi.5. Endotel epitel selapis squamos. memiliki organel yang aktif mentranspor dan membuat protein untuk sekresi. endotel dan epitel kornea berfungsi mempertahankan kejernihan kornea.

3. Lapisan Dalam = Retinaa. posterior fotosensitif.b. anterior tidak fotosensitif, menyusun lapisan dalam korpus siliaris dan bagian posterior.

Retina pars optika terdiri atas:1. retinal pigment epithelium.2. lapisan sel batang (rods) dan sel kerucut (cones).3. membrane limitans eksterna.4. lapisan inti luar.5. lapisan fleksiform luar.6. lapisan inti dalam.7. lapisan fleksiform dalam.8. lapisan sel ganglion.9. lapisan serat saraf.10. membrana limitans interna.

LensaMemiliki 3 komponen utama: Simpai lensa merupakan membrana basal yang sangat tebal terdiri atas kolagen dan glikoprotein amorf. Epitel supkapsular berupa selapis sel epitel kuboid hanya pada permukaan anterior lensa. Serat lensa.

Ruangan pada Mata Kamera okuli anteriorRuang yang dibatasi: anterior - permukaan posterior kornea. posterior - lensa , iris dan permukaan posterior badan siliaris. lateral - sudut iris atau limbus yang ditempati ,ligamentum pektinata , tempat penyaluran humor aqueus ke kanal Schlemm. Kamera okuli posterior anterior: iris. posterior: permukaan anterior lensa dan zonula dan perifer prosesus siliaris mengandung humor aqueus. Vitreous humor korpus vitreus menempati ruang mata di belakang lensa. merupakan gel transparan, terdiri dari air 99%, kolagen, glikosaminoglikan. unsur utamanya asam hialuronat. Kanal Schlemm pembuluh bentuk cincin melingkari mata. merupakan jalinan trabekula. berlapiskan endotel.

Struktur Tambahan dari Mata1. Konjungtivaa. membrana mukosa tipis dan transparan.b. menutupi bagian anterior mata sampai kornea dan permukaan dalam kelopak.c. struktur: epitel berlapis silindris, banyak sel goblet & lamina propria jaringan ikat longgar.2. Kelopak mataa. lipatan jaringan yang dapat digerakkan yang berfungsi melindungi mata.b. kulit kelopak mata longgar dan elastis.c. terdapat tiga jenis kelenjar pada kelopak mata:i. kelenjar Meibom kelenjar sebasea panjang dalam lempeng tarsal , tidak berhubungan dengan folikel rambut.ii. kelenjar Zeis kelenjar sebasea kecil, dimodifikasi berhubungan dengan folikel bulu mata.iii. kelenjar keringat Moll tubulus mirip sinus, mencurahkan sekretnya ke dalam folikel bulu mata.3. Alat lakrimalisa. kelenjar lakrimalis: kelenjar tubuloalveolar sel-sel jenis serosa.b. kanalikuli: garis tengah 1 mm, panjang 8 mm dilapisi epital berlapis squamous tebal.c. sakus lakrimalis: terletak dalam fossa lakrimalis epitel bertingkat silindris bersilia.d. duktus nasolakrimalis: lanjutan ke bawah sakus lakrimalis, membuka ke dalam meatus inferior lateral terhadap konka inferior epitel bertingkat silindris bersilia.(Roland, 1996)

2. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Fisiologi Mata2.1 Fisiologi Bagian-Bagian Mata Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian posterior tunika fibrosa adalah sklera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa putih. Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk otot ekstrinsik. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan mata. Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya. Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular (uvea), dan tersusun atas koroid, badan siliaris, dan iris. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata, dan elastik sehingga dapat menarik ligamentum suspensori. Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligamentum suspensori, tempat perlekatan lensa. Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah fokus dari objek berjarak jauh ke objek berjarak dekat di depan mata. Iris, perpanjangan dari sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke interior mata. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil. Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan. Rongga mata. Lensa memisahkan interior mata menjadi dua rongga: rongga anterior dan rongga posterior. Rongga anterior terbagi menjadi dua ruang. Ruang anterior terletak di belakang kornea dan di depan iris; ruang posterior terletak di depan lensa dan di belakang iris. Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu cairan bening yang diproduksi oleh prosesus siliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor mengalir ke saluran Schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena. Tekanan intraokular pada aqueous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata. Jika aliran aqueous humor terhambat, tekanan akan meningkat dan mengakibatkan kerusakan penglihatan, suatu kondisi yang disebut glaukoma. Rongga posterior terletak di antara lensa dan retina dan berisi vitreus humor, semacam gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea. Retina, lapisan terdalam mata, adalah lapisan tipis dan transparan. Lapisan ini terdiri dari lapisan terpigmentasi luar, dan lapisan jaringan saraf dalam. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan koroid. Lapisan ini adalah lapisan tunggal sel epitel kuboid yang mengandung pigmen melanin dan berfungsi untuk menyerap cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas cahaya yang melalui bola mata. Lapisan ini juga menyimpan vitamin A. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal), yang terletak bersebelahan dengan lapisan terpigmentasi, adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron yang tersusun dalam sedikitnya sepuluh lapisan terpisah. Sel batang dan kerucut adalah reseptor fotosensitif yang terletak berdekatan dengan lapisan terpigmentasi. Neuron bipolar membentuk lapisan tengah dan menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel-sel ganglion. Sel ganglion mengandung akson yang bergabung pada regia khusus dalam retina untuk membentuk saraf optik. Sel horizontal dan sel amakrin merupakan sel lain yang ditemukan dalam retina, sel ini berperan menghubungkan sinaps-sinaps lateral. Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar, dan badan sel batang dan kerucut untuk menstimulasi prosesus dendrit dan memicu impuls saraf. Kemudian impuls saraf menjalar dengan arah terbalik melalui kedua lapisan sel saraf. Bintik buta (diskus optik) adalah titik keluar saraf optik. Karena tidak ada fotoreseptor pada area ini, maka tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi pada saat cahaya jatuh ke area ini. Lutea makula adalah area kekuningan yang terletak agak lateral terhadap pusat. Fovea adalah pelekukan sentral makula lutea yang tidak memiliki sel batang dan hanya mengandung sel kerucut. Bagian ini adalah pusat visual mata; bayangan yang terfokus di sini akan diinterpretasikan dengan jelas dan tajam oleh otak. (Sherwood, 1996)

2.2 Mekanisme PenglihatanCahaya masuk ke bagian mata yg bernama pupil. Ukuran pupil disesuakan dengan kontraksi dari iris yaitu m. constrictor pupillae yg menyebabkan pupil mengecil dan dipengaruhi oleh saraf parasimpatis dan m. dilator pupillae yg menyebabkan pupil membesar dan dipersarafi oleh simpatis.Lalu cahaya dibiaskan melalu media refraksi yang terdiri dari kornea dan lensa, bentuk kornea itu sendiri berbentuk konveks (cembung) berfungsi agar cahaya dapat di belokkan pada titik focus, setelah melewati kornea cahaya lalu diteruskan oleh lensa. Yg juga berbentuk konveks sehingga cahaya dapat jatuh pada titik focus di retina. Lensa sendiri diatur oleh m.ciliaris yg disambungkan oleh zonula zinii. Bila m.ciliaris berkontraksi maka pupil maka zonula zinii melemas sehingga membuat lensa semakin cembung dan berfungsi untuk melihat dari jarak dekat (akomodasi). Sebaliknya bila m.ciliaris melemas maka zonula zinii akan menarik lensa sehingga lensa menjadi semakin pipih dan berfungsi untuk melihat jarak jauh. Semua otot tersebut masing masing dipersarafi oleh parasimpatis dan simpatis.Berkas-berkas cahaya dari separuh kiri lapangan pandang jatuh di separuh kanan retina kedua mata. Demikian sebaliknya, berkas-berkas cahaya dari separuh kanan lapangan pandang jatuh di separuh kiri retina kedua mata. Tiap-tiap saraf optikus keluar dari retina membawa informasi dari kedua belahan retina yang dipersarafi. Informasi ini dipisahkan sewaktu kedua saraf optikus tersebut bertemu di kiasma optikus. Di dalam kiasma optikus, serat-serat dari separuh medial kedua retina bersilangan ke sisi yang berlawanan, tetapi serat-serat yang dari separuh lateral tetap di sisi yang sama. Berkas-berkas serat yang telah direorganisasi dan meninggalkan kiasma optikus dikenal sebagai traktus optikus. Tiap-tiap traktus optikus membawa informasi dari separuh lateral salah satu retina dan separuh medial retina yang lain. Dengan demikian, persilangan parsial ini menyatukan serat-serat dari kedua mata yang yang membawa informasi dari separuh lapangan pandang yang sama. Tiap-tiap traktus optikus menyampaikan ke belahan otak di sisi yang sama informasi mengenai separuh lapangan pandang dari sisi yang berlawanan. Perhentian pertama di otak untuk informasi dalam jalur penglihatan adalah nukleus genikulatus lateralis di thalamus. Di korpus atau nucleus genikulatum, serat-serat dari bagian nasal retina dan temporal retina yang lain bersinaps di sel-sel yang axonnya membentuk traktus genikulokalkarina. Traktus ini menuju ke lobus oksipitalis korteks serebrum (area Brodmann 17).Setelah cahaya di refraksikan maka cahaya akan mencapai retina yg terdapat sel-sel fotoreseptor yaitu sel batang dan sel kerucut. Sifat dari sel sel ini ialah bila sel batang maka sel ini peka terhadap gelap, kepekaan tinggi dan ketajaman rendah. Bila sel kerucut peka terhadap sinar dan warna , ketajaman penglihatan tinggi, digunakan pada saat siang hari. Terjadi beberapa proses pada otak (Sherwood, 1996):Gelap konsentrasi GMP-siklik meningkatKonsentrasi Na meningkatDepolarisasi membranePengeluaran zat inhibitorNeuron bipolar dihambatTidak adanya melihat pada korteks penglihatan di otakTidak ada ekspresi melihat

Cahaya/terangFotopigmen terjadi disosiasi dari retinen dan opsinKonsentrasi Na tinggiPenurunan GMP-siklikPenutupan kanal CaMenutupnya canal CaPengeluaran zat inbihitor dihambatTerjadi eksitasi neuron bipolarPerambatan potensial aksi ke korteks penglihatan di otakAdanya ekspresi melihat

2.3 Fisiologi LakrimasiGlandula lacrimalis terletak pada tepi supero-lateral orbita. Saluran-salurannya bermuara ke dalam bagian lateral fornix superior di conjunctiva. Persarafan: serabut-serabut sekremotorik dari nukleus salivatorius superior melalui ganglion geniculi, n. petrosus superficialis major, ganglion pterygopalatinum, ramus zygomatico-temporalis, n. maxillaris, selanjutnya melalui nn.lacrimales.Sirkulasi air mata:1. glandula lacrimalis.2. lacus lacrimalis.3. meluas di atas cornea.4. punctum lacrimalis di tepi medial.5. canalis lacrimalis.6. saccus lacrimalis.7. ductus nasolacrimalis.8. meatus nasi inferior di dinding lateral cavum nasi.

Proses lakrimasi merupakan mekanisme fisiologis yang berguna untuk membantu melindungimata kita dari cedera. Kedipan kelopak mata secara spontan berulang-ulang membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan, dan bersifat bakterisidal (membunuh kuman-kuman). Air mata diproduksi secara terus-menerus oleh kelenjar lakrimalis di sudut lateral atas di bawah kelopak mata. Cairan Pembasuhmata ini mengalir melalui permukaan kornea dan bermuara ke dalam saluran halus di sudut kedua mata, dan akhirnya dikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani produksi air mata yangberlebihan sewaktu menangis, sehingga airmata membanjiri mata.Glandula lacrimalis terdiri atas pars orbitalis yang besar dan pars palpebralis yang kecil. Keduanya saling berhubungan pada ujung lateral m. levator palpebrae superioris. Glandula ini terletak diatas bola mata, di bagiananterior dan superior orbita, posterior terhadap septumorbitale. Kira-kira 12 duktus keluar dari permukaan bawah kelenjar dan bermuara pada bagianlateral fornix superior konjungtiva. Persarafan Glandula lacrimalis; saraf sekremotorik parasimpatis berasal dari nucleuslacrimalis n. facialis. Serabut-serabutpreganglionik mencapai ganglion pterygopalatinum (sphenopalatinum) melalui n.intermediusdan ramus petrosus magnus serta n.canalis pterygoidei. Serabut-serabut postganglionik meninggalkan ganglion dan bergabung dengan n.maxillaris. Kemudian serabut ini berjalan didalam ramus zygomaticum serta n.zygomaticotemporalis, dan mencapai glandula lacrimalis melalui n.lacrimalis.Serabut postganglionik simpatis berjalan didalam plexus carotis internus, n.petrosus profundus,n.canalis pterygoidei, n.maxillaris, n.zygomaticus, n.zygomaticotemporalis, dan akhirnyan.lakrimalis. Air mata membasahi cornea danberkumpul didalam lacus lacrimalis. Dari sini, air mata masukke canaliculi lacrimales melalui puncta lacrimalia. Canaliculi lacrimales berjalan ke medialdanbermuara ke dalam saccus lacrimalis, yang terletak didalamalur lacrimalis di belakang ligamentum palpebra mediale dan merupakan ujung atas yang buntu dari ductus nasolacrimalis. Ductus nasolacrimalis panjangnya lebih kurang 0,5 inchi/1,3 cm dan keluar dari ujung bawah saccus lacrimalis. Ductus berjalan kebawah, belakangdan lateral di dalam canalis osseosa danbermuara kedalam meatus nasi inferior. Muara ini dilindungi oleh lipatan membrana mucosa yang dikenal sebagai plica lacrimalis. Lipatan ini mancegah udara masuk melalui ductus ke dalam saccus lacrimalis pada waktu membuang sekret hidung (ingus).(Sherwood, 1996)

3. Memahami dan Menjelaskan tentang Konjungtivitis3.1. Konjungtivitis InfeksiKonjungtivitis Bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata merah, sekret pada mata, dan iritasi mata. Sering dijumpai pada anak-anak,dan biasanya dapat sembuh sendiri.

Etiologi dan Faktor Resiko Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan kronik. Konjungtivitis bakteri hiperakut biasanya disebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis. Bentuk yang akut biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan Haemophilus aegyptyus. Penyebab yang paling sering pada bentuk konjungtivitis bakteri subakut adalah H influenza dan Escherichia coli, sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis (Jatla, 2009). Konjungtivitis bakterial biasanya mulai pada satu mata kemudian mengenai mata yang sebelah melalui tangan dan dapat menyebar ke orang lain. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu sering kontak dengan penderita, sinusitis dan keadaan imunodefisiensi (Marlin, 2009).

Patofisiologi Jaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti streptococci, staphylococci dan jenis Corynebacterium. Perubahan pada mekanisme pertahanan tubuh ataupun pada jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan infeksi klinis. Perubahan pada flora normal dapat terjadi karena adanya kontaminasi eksternal, penyebaran dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah (Rapuano, 2008). Penggunaan antibiotik topikal jangka panjang merupakan salah satu penyebab perubahan flora normal pada jaringan mata, serta resistensi terhadap antibiotik.Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi konjungtiva sedangkan mekanisme pertahanan sekundernya adalah sistem imun yang berasal dari perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. Adanya gangguan atau kerusakan pada mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan infeksi pada konjungtiva (Amadi, 2009).

Gejala Klinis Gejala-gejala yang timbul injeksi konjungtiva baik segmental ataupun menyeluruh. sekret pada kongjungtivitis bakteri biasanya lebih purulen daripada konjungtivitis jenis lain, dan pada kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata (AOA, 2010). Ketajaman penglihatan biasanya tidak mengalami gangguan pada konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dan debris pada lapisan air mata, reaksi pupil masih normal. Gejala yang paling khas adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur. (James, 2005). Kelopak mata bengkak dan berkusta. Pada keadaan awal sekret berbentuk serosa menyerupai konjungtivitis virus namun dalam beberapa hari sekret menjadi mukopurulen.

Diagnosis Pada saat anamnesis yang perlu ditanyakan meliputi usia, karena mungkin saja penyakit berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh pada pasien yang lebih tua. Pada pasien yang aktif secara seksual, perlu dipertimbangkan penyakit menular seksual dan riwayat penyakit pada pasangan seksual. Perlu juga ditanyakan durasi lamanya penyakit, riwayat penyakit yang sama sebelumnya, riwayat penyakit sistemik, obat-obatan, penggunaan obat-obat kemoterapi, riwayat pekerjaan yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit, riwayat alergi dan alergi terhadap obat-obatan, dan riwayat pengguna lensa kontak.

Komplikasi Blefaritis marginal kronik sering menyertai konjungtivitis bateri, kecuali pada pasien yang sangat muda yang bukan sasaran blefaritis. Parut di konjungtiva paling sering terjadi dan dapat merusak kelenjar lakrimal aksesorius dan menghilangkan duktulus kelenjar lakrimal. Hal ini dapat mengurangi komponen akueosa dalam film air mata prakornea secara drastis dan juga komponen mukosa karena kehilangan sebagian sel goblet. Luka parut juga dapat mengubah bentuk palpebra superior dan menyebabkan trikiasis dan entropion sehingga bulu mata dapat menggesek kornea dan menyebabkan ulserasi, infeksi dan parut pada kornea (Vaughan, 2010).

Penatalaksanaan Terapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. Terapi dapat dimulai dengan antimikroba topikal spektrum luas. Pada setiap konjungtivitis purulen yang dicurigai disebabkan oleh diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik . Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus konjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva. Kloramfenikol tetes mata 4-6x sehari. Biasanya diberikan sebelum tidur agar tidak mengganggu aktivitas.

3.2. Konjungtivitis virusDefinisi Konjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus. Dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri (Vaughan, 2010).

Etiologi dan Faktor Resiko Konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis virus, tetapi adenovirus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan herpes simplex virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh virus Varicella zoster, picornavirus (enterovirus 70, Coxsackie A24), poxvirus, dan human immunodeficiency virus (Scott, 2010). Penyakit ini sangat tinggi tingkat penyebarannya, melalui respirasi/sekresi airmata, baik secara langsung maupun melalui bahan pengantar seperti handuk, sapu tangan yang dipakai bersama.

Patofisiologi Mekanisme terjadinya konjungtivitis virus ini berbeda-beda pada setiap jenis konjungtivitis ataupun mikroorganisme penyebabnya (Hurwitz, 2009). Mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit ini dijelaskan pada etiologi.

Gejala Klinis Gejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan etiologinya. a. keratokonjungtivitis epidemik yang disebabkan oleh adenovirus ; demam dan mata seperti kelilipan, mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. infiltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungtivitis bertahan selama lebih dari 2 bulan (Vaughan & Asbury, 2010). Pada konjungtivitis ini biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam (Senaratne & Gilbert, 2005). b. konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) ; biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes. c. Konjungtivitis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh enterovirus dan coxsackie virus ; nyeri, fotofobia, sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva kadang-kadang terjadi kimosis.

Diagnosis sekret serosaDiagnosis pada konjungtivitis virus bervariasi tergantung etiologinya, karena itu diagnosisnya difokuskan pada gejala-gejala yang membedakan tipetipe menurut penyebabnya. Dibutuhkan informasi mengenai, durasi dan gejala-gejala sistemik maupun ocular, keparahan dan frekuensi gejala, faktor-faktor resiko dan keadaan lingkungan sekitar untuk menetapkan diagnosis konjungtivitis virus (AOA, 2010). Pada anamnesis penting juga untuk ditanyakan onset, dan juga apakah hanya sebelah mata atau kedua mata yang terinfeksi (Gleadle, 2007). Konjungtivitis virus sulit untuk dibedakan dengan konjungtivitis bakteri berdasarkan gejala klinisnya dan untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lanjutan, tetapi pemeriksaan lanjutan jarang dilakukan karena menghabiskan waktu dan biaya (Hurwitz, 2009).

Komplikasi Konjungtivitis virus bisa berkembang menjadi kronis, seperti blefarokonjungtivitis. Komplikasi lainnya bisa berupa timbulnya pseudomembran, dan timbul parut linear halus atau parut datar, dan keterlibatan kornea serta timbul vesikel pada kulit (Vaughan, 2010).

Penatalaksanaan Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang dewasa umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi, namun antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea (Scott, 2010). Pasien konjungtivitis juga diberikan instruksi hygine untuk meminimalkan penyebaran infeksi.

3.3. Konjungtivitis Vernal/alergiKonjungtivitis vernal adalah bentuk alergi pada mata yang paing sering dan disebabkan oleh rekasi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun. Reaksi hipersensitivitas yang paling sering terlibat pada alergi di konjungtiva adalah reaksi hipersensitivitas tipe 1.Onset terjadinya pada usia 5th ke atas dan berkurang setelah masa pubertas. Pada umumnya didapatkan riwayat atopi pada pasien/keluarga.

Etiologi dan Faktor Resiko Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis alergi musiman dan konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya dikelompokkan dalam satu grup, keratokonjungtivitis vernal, keratokonjungtivitis atopik dan konjungtivitis papilar raksasa (Vaughan, 2010). Etiologi dan faktor resiko pada konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Misalnya konjungtivitis alergi musiman dan tumbuh-tumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu hewan, dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada waktu-waktu tertentu. Vernal konjungtivitis sering disertai dengan riwayat asma, eksema dan rinitis alergi musiman. Konjungtivitis atopik terjadi pada pasien dengan riwayat dermatitis atopic, sedangkan konjungtivitis papilar rak pada pengguna lensakontak atau mata buatan dari plastik (Asokan, 2007).

Gejala Klinis Gejala klinis konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama adalah; gatal, kemerahan, lakrimasi injeksi ringan konjungtiva, sering ditemukan kemosis berat. Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior. Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan keluhan yang paling sering pada keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihtan menurun sedangkan pada konjungtivitas papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungtiva viral.

Diagnosis Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun keluarga pasien serta observasi pada gejala klinis untuk menegakkan diagnosis konjungtivitis alergi. Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis penyakit ini adalah rasa gatal pada mata, yang mungkin saja disertai mata berair, kemerahan dan fotofobia (Weissman, 2010).

Komplikasi Komplikasi pada penyakit ini yang paling sering adalah ulkus pada kornea dan infeksi sekunder (Jatla, 2009).

Penatalaksanaan Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor-antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya. Keadaan akut/eksaserbasi akut;a. kortikosteroid topical. Dan dapat dihentikan bila keluhan akut hilang. b. Mast cell stabilizers (natrium kromoglikat) atau lodoxamid Flourometolone dapat digunakan karna dapat meningkatkan TIO lebih rendah dari pada dexamethasone. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/4/Chapter%20II.pdf

4. Memahami dan Menjelaskan tentang Mata MerahMata merah merupakan keluhan penderita yang sering di dengar. Keluhan ini terjadi akibat perubahan warna bola mata yang sebelumnya putih menjadi merah.Mata terlihat merah akibat melebarnya pembuluh darah konjungtiva yang terjadi pada peradangan mata akut, misalnya : konjungtivitis, keratitis, atau iridoksiklitis. Pada keratitis, pleksus arteri konjungtiva permukaan melebar, sedang pembuluh darah arteri perikornea yang letak lebih dalam dari akan melebar pada iritis dan glaukoma akut kongestif. Pada konjungtivitis di mana pembuluh darah superfisial yang melebar.-Injeksi konjuntival, melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior. -Injeksi siliar, melebarnya pembuliuh darah perikornea.Mata merah yang disebabkan ijeksi siliar dan konjungtival dapat memberikan gejala bersama-sama dengan keluhan dan gejala tambahan yaitu :1.penglihatan menurun2.terdapat atau tidak terdapatnya sekret3.terdapatnya peningkatan tekanan bola mata pada keadaan mata merah tertentu. Umumnya pada mata merah terdapat beberapa kemungkinan penyebab seperti konjungtivitis akut, iritis akut, keratitis, dll. Sebagai diagnosis banding dapat di gunakan tanda berikut ini :

1.1. Mata Merah dengan Visus NormalMata Merah dengan Penglihatan Normal dan Tidak Kotor/Beleka. Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Pteregium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea. Pterigium mudah meradang, dan bila terjadi iritasi, maka bagian pterigium akan berwarna merah. Pterigium dapat mengenai kedua mata. Pterigium diduga disebabkan oleh iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.b. Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua, terutama yang matanya sering mendapat rangsangan sinar matahari, debu, dan angin panas. Letak bercak ini pada celah kelopak mata terutama di bagian nasal. Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva.c. Hematoma subkonjungtiva dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian antikoagulan, dan batuk rejan). Dapat juga terjadi akibat trauma langsung atau tidak langsung, yang kadang-kadang menutup perforasi jaringan bola mata yang terjadi.d. Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera. Radang episklera dan sklera mungkin disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik, seperti tuberkulosis, reumatoid artritis, lues, SLE, dan lainnya. Merupakan suatu reaksi toksik, alergik, atau bagian dari infeksi. Dapat saja kelainan ini terjadi secara spontan dan idiopatik. Episkleritis umumnya mengenai satu mata dan terutama perempuan usia pertengahan dengan bawaan penyakit reumatik.e. Skleritis biasanya disebabkan oleh kelainan atau penyakit sistemik. Lebih sering disebabkan oleh penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis, dan gout. Kadang-kadang disebabkan oleh tuberkulosis, bakteri (pseudomonas), sarkoidosis, hipertensi, benda asing, dan pasca bedah. Skleritis biasanya terlihat bilateral dan juga sering terdapat pada perempuan.

Mata Merah dengan Penglihatan Normal dan Kotor atau BelekGejala khusus pada kelainan konjungtiva adalah terbentuknya sekret. Sekret merupakan produk kelenjar, yang pada konjungtiva bulbi dikeluarkan oleh sel goblet. Sekret konjungtivitis dapat bersifat: Air, kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus atau alergi Purulen, oleh bakteria atau klamidia Hiperpurulen, disebabkan oleh gonokok atau meningokok Lengket, oleh alergi atau vernal Seros, oleh adenovirusBila pada sekret konjungtiva bulbi dilakukan pemeriksaan sitologik dengan pewarnaan Giemsa, maka akan didapat dugaan kemungkinan penyebab sekret seperti terdapatnya: Limfositmonositsel berisi nukleus sedikit plasma, maka infeksi mungkin disebabkan oleh virus Neutrofil oleh bakteri Eosinofil oleh alergi Sel epitel dengan badan inklusi basofil sitoplasma oleh klamidia Sel raksasa multinuklear oleh herpes Sel Lebermakrofag raksasa oleh trakoma Keratinisasi dengan filamen oleh pemfigus atau dry eye Badan Guarneri eosinofilik oleh vaksinia

1.2. Mata Merah dengan Visus Menuruna. Keratitis. Radang kornea biasanya diklasifikasikan dalam lapis kornea yang terkena, seperti keratitis superfisial dan interstisial/profunda. Keratitis dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi terhadap yang diberi topikal, dan reaksi terhadap konjungtivitis menahun. Keratitis akan memberikan gejala mata merah, rasa silau, dan merasa kelilipan.b. Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva. Kelainan ini dapat terjadi pada penyakit yang mengakibatkan defisiensi komponen lemak air mata, defisiensi kelenjar air mata, defisiensi komponen musin, akibat penguapan yang berlebihan, atau karena parut pada kornea atau menghilangnya mikrovil kornea. Pasien akan mengeluh mata gatal, seperti berpasir, silau, penglihatan kabur. Pada mata didapatkan sekresi mukus yang berlebihan. Sukar menggerakkan kelopak mata. Mata kering karena dengan erosi kornea.c. Tukak (ulkus) kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Tukak kornea perifer dapat disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun, dan infeksi. Infeksi pada kornea perifer biasanya oleh kuman Staphylococcus aureus, H. influenzae, dan M. lacunata.d. Ulkus Mooren adalah suatu ulkus menahun superfisial yang dimulai dari tepi kornea dengan bagian tepinya tergaung dan berjalan progresif tanpa kecenderungan perforasi. Lambat laun ulkus ini mengenai seluruh kornea. Penyebab ulkus Mooren sampai sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan diduga penyebabnya hipersensitivitas terhadap protein tuberkulosis, virus, autoimun, dan alergi terhadap toksin ankilostoma. Penyakit ini lebih sering terdapat pada wanita usia pertengahan.e. Glaukoma akut. Mata merah dengan penglihatan turun mendadak biasanya merupakan glaukoma sudut tertutup. Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular meningkat mendadak. Terjadi pada pasien dengan sudut bilik mata sempit. Cairan mata yang berada di belakang iris tidak dapat mengalir melalui pupil, sehingga mendorong iris ke depan, mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata (mekanisme blokade pupil). Biasanya terjadi pada usia lebih daripada 40 tahun. Pada glaukoma primer sudut tertutup akut, terdapat anamnesa yang khas sekali berupa nyeri pada mata yang mendapat serangan yang berlangsung beberapa jam dan hilang setelah tidur sebentar. Melihat palangi (halo) sekitar lampu dan keadaan ini merupakan stadium prodromal. Terdapat gejala gastrointestinal berupa enek dan muntah yang kadang-kadang mengaburkan gejala daripada serangan glaukoma akut.

Tabel 3.1 Mata merah dengan visus normal ataupun turun

GejalaKonjungtivitis akutIritis akutGlaukoma akut

SakitPegalFotofobiaVisus

Sakit

SeranganTanda konstitusional muntahSekretKotoran

Purulen konjungtiva

Injeksi

Kornea

Bilik depan

Suar/flerIris

Pupil

Visus

Tensi

Penyulit sistemikNihilTidakRinganTak dipengaruhi, kecuali bentuk sekresi pada permukaan kornea (N)Membakar & gatal; tak sakit sungguh-sungguh; rasa benda asingPerlahanAbsen

(+)Jernih, mukous, atau mukopurulenPembesaran umum

Kongesti superfisial konjungtiva merah pucatSuperfisial berkurang ke arah kornea

Jernih; tapi dapat berwarna dengan fluoresin bila epitel kornea di-Tak terlibat

-Tak dikenal

Normal

Baik, kecuali tertutup kotoran (belek)NormalTidak terkenaNihilSedangMencolokHebatBerkurang sedikit (