pakaian perempuan di zaman modern (studi pemahaman hadis …

78
PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis Tentang Wanita Berpakaian Tapi Telanjang) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Oleh: Meida Kartika NIM. 1113034000148 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN

(Studi Pemahaman Hadis Tentang Wanita Berpakaian Tapi Telanjang)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Meida Kartika

NIM. 1113034000148

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN(Studi Pemahaman Hadis Tentang Wanita Berpakaian Tapi Telanjang)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sadana Agama (S. Ag)

Oleh:

Meida KartikaNrM. 1113034000148

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF IIIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 3: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul "Pakaian Perempuan di Zaman Modern (Studi Pemahaman Hadis

Tentang Wanita Berpakaian Tapi Telanjang)" telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 03

Oktober 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada program studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir.

Ciputat, 03 Oktober 2017

Sidang Munaqasyah,

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota

Dr. Lilik Ummi Kaltsum. MANrP. 19711003 199903 2 001

Penguji I

UtJ*,Dr. Atiyatul Ulya. M.AgNIP. 19700t12 t99603 2 001

,q;Dra. Banuir Bina Ninerum. M.Pd

NIP. 19680618 199903 2 001

Anggota,

Penguji II

1120s 200501

Pembimbing

198703 1 001

Page 4: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan Ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

;

sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.

2.

3.

iputat.,!-3 S.eBtember 20 1 7

Page 5: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

i

ABSTRAK

Meida Kartika

Pakaian Perempuan di Zaman Modern (Studi Pemahman Hadis Wanita

Berpakaian tapi Telanjang)

Kecanggihan dunia modern dengan teknologi informasinya, ternyata tidak diikuti

dengan kemajuan bidang akhlak. Salah satunya adalah cara berbusana seorang

muslimah. Di Era informasi ini telah banyak media cetak maupun elektronik yang

menyeret wanita untuk melepaskan identitas yang sebenarnya memiliki akar yang

luhur, mereka mudah membuka auratnya demi popularitas dan keuntungan materi.

Sebagian banyak wanita larut dalam modernitas yang dianggap tren terbaru atau

ter-update sehingga diikuti meski bertentangan dengan firman Tuhannya dan

sunnah Rasul.

Berbagai model pakaian wanita mulai menjamur di pasaran dari mulai pakaian

anak-anak hingga dewasa. Kata “gaul” menjadi menjadi hal yang diprioritaskan

bagi sebagian orang tanpa memerhatikan akibat yang akan terjadi. Khususnya gaul

dalam berbusana untuk muslimah. Tulisan ini mencoba mengungkap hadis yang

berkaitan dengan tema tersebut.

Metodologi penelitian ini termasuk ke dalam kategori kualitatif, dengan melakukan

pencarian sumber (referensi) atau studi kepustakaan (liblary research) sebagai

metode pengumpulan data, data diambil dari dua sumber yaitu sumber primer dan

sumber sekunder. Adapun sumber primer yang diambil penulis adalah kitab Sahih

Muslim, sedangkan sumber sekunder menggunakan buku-buku yang berkaitan

dengan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini. Sedangkan jenis metode

pembahasannya yaitu deskriptif-analitis dengan memfokuskan terhadap Hadis

Shahih Muslim tentang “Wanita berpakaian namun hakikatnya telanjang dan

berlenggak-lenggok.”

Hadis tentang wanita yang berpakaian tapi telanjang dalam Shahih Muslim adalah

dikategorikan sebagai hadis shahih, tidak ada perdebatan ulama dalam memaknai

hadis tersebut, semuanya setuju bahwa yang di maksud dengan kasuyatun’ariyatun

adalah wanita-wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam

tubuhnya dan wanita yang berpakaian ketat, membuka sebagian aurat yang wajib

dia tutup. Ancaman bagi wanita yang melakukan hal seperti inipun telah jelas

bahwa mereka tidak akan masuk surga dan mencium baunya.

Page 6: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

ii

KATA PENGANTAR

Bismillhirrahmānirrahīm

Assalāmualaikum Warahmatullāhi Wabarakātuh

Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah memberikan

kenikmatan jasmani dan rohani, serta rahmat dan hidayah-Nya, dan kemudahan

serta kesabaran dalam menghadapi berbagai kesulitan sehingga saya bisa

menyelesaikan skripsi ini berkat pertolongan-Nya. Sholawat dan salam saya

haturkan kepada pahlawan revolusi Islam se-dunia yakni Nabi Muhammad Saw,

beliaulah Nabi akhir zaman yang telah memberikan cahaya dan tuntunan petunjuk

jalan yang lurus kepada umat Islam untuk mendapatkan kebahagiaan di Dunia dan

di Akhirat, serta doa untuk keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga

akhir zaman.

Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir yang harus saya selesaikan

untuk menamatkan kuliah dan mendapatkan gelar sarjana Strata-1 pada Jurusan

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir/ Tafsir Hadis Fakultas Ushulludin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan,

arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini saya ucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Terlebih dahulu saya sembahkan bakti do’a dan rasa terima kasih kepada

Almarhum dan Almarhumah Bapak dan Ibu saya, yang telah bersabar dalam

mengasuh dan mendidik, memberikan kasih sayang dan selalu ikhlas mendo’akan

Page 7: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

iii

yang terbaik untuk anaknya, dan selalu memotivasi saya untuk menjadi manusia

yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain. Semoga Allah Swt mengampuni

dan memaafkan segala khilaf dan kesalahan serta memberikan tempat terbaik di

sisi-Nya dan menempatkan derajat keduanya pada derajat yang tinggi. Āmīn.

Selanjutnya saya menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Bapak Drs. Harun Rasyid, M.Ag., selaku dosen pembimbing penulis yang

telah memberikan arahan, saran dan dukungan kepada penulis, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika

selama proses bimbingan penulis banyak merepotkan. Semoga bapak

senantiasa sehat dan diberikan kelancaran dalam segala urusannya. Āmīn.

2. Bapak Prof. Dr Dede Rosyada, M.A Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Lilik Ummi Kultsum selaku ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd, selaku

sekertaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Serta seluruh dosen dan staf

akademik Fakultas Ushuluddin, khususnya Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir yang telah membagikan waktu, tenaga dan ilmu pengetahuan juga

pengalaman berharga kepada penulis. Semoga amal kebaikan Bapak/Ibu

Dosen dibalas dengan pahala dan rahmat dari Allah Swt. Āmīn

5. Keluarga yang senantiasa mendukung penulis. Kepada Emak (Nenek), Ibu

Sri Widiastuti yaitu bibi sekaligus sosok ibu bagi saya, kakak-kakak tercinta

Page 8: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

iv

(Irianto, Cicih, Atikah dan Kamal) yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan moril maupun materil sehingga saya bisa seperti sekarang ini.

Juga kepada semua keponakan dan sepupu (Desi, Ajang, Cindy, Elon, Ciko,

Alya, Yanti, Alfi, Windy, Cika, Bibah, Yasmin, Sari) yang selalu

menyemangati dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga kasih sayang

tulus kalian dibalas oleh Allah Swt. Āmīn

6. Teman-teman seperjuangan, kepada seluruh teman Jurusan Tafsir-Hadis

2013, khususnya teman-teman TH-D: Nafi Aisyah, Nurul Fajriah, Aula

Dzakiyyah, Salwa Nurbaya, Hilma Rahmatia, Ilda Nuris, Fahmi, Parij, serta

teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan semuanya, semoga kita

semua tetap dalam ikatan silaturahmi dan jalinan persahabatan yang indah.

Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

7. Kepada sahabat fillahku, yang selalu menjadi sahabat terbaik dari masa-

masa di Pondok sampai saat ini: (Rizky Septiani, Riany Kusuma, Viqry

Putri, Kania Eka, Hanna Intan, Yani Nurbayani, Eka rahmatillah) yang

tanpa henti memberikan semangat, serta selalu memberikan warna terindah

dalam kehidupanku, tak berlebihan jika saya katakan kalian adalah sahabat

pilihan Allah. Terima Kasih, semoga Allah Swt membalas kebaikan kalian

semua. Āmīn

8. Teman-teman KKN OTENTIC 2016 (Yanti, Innes, Raisa, Tasya, Fika,

Shahwin, Abdillah, Yazid, Fatur, Latif) terima kasih atas kebersamaan dan

warna baru dalam perjalanan kuliah serta pengabdian di masyarakat,

semoga selama kita KKN dapat menjadi jembatan ukhuwah antara kita di

masa yang akan datang.

Page 9: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

v

9. Serta masih banyak lagi pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam proses

penyelesaian skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah Swt senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan

umunya bagi para pembaca agar selalu berpegang pada ajaran-ajaran Rasulullah

Saw. Āmīn.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Karawang, Agustus 2017

Meida Kartika

Page 10: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Permasalahan ...................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7

D. Tinjauan Pustaka ................................................................. 8

E. Metodologi Penelitian ......................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ......................................................... 12

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAKAIAN PEREMPUAN

A. Definisi Pakaian dan Fungsinya .......................................... 14

1. Definisi Pakaian ........................................................... 14

2. Fungsi Pakaian ............................................................. 15

B. Pakaian di Dalam Al-Qur’an ............................................... 18

C. Sejarah Pakaian Dalam Islam .............................................. 20

D. Pakaian Dalam Pandangan Islam ......................................... 22

E. Revolusi penggunaan Jilbab di Indonesia ............................ 27

F. Pakaian Muslimah di Zaman Modern .................................. 33

BAB IV OTENTISITAS DAN PEMAHAMAN HADIS TENTANG

WANITA BERPAKAIAN TAPI TELANJANG

A. Otentisitas Hadis Wanita Berpakaian Tapi Telanjang ......... 36

a. Teks Hadis dan Terjemah.........................................36

b. Takhrij Hadis ........................................................... 36

c. Analisa Sanad Hadis ................................................ 39

d. Kesimpulan (Natijah) ............................................... 46

B. Pemahaman Hadis Wanita Berpakain Tapi Telanjang ........ 46

a. Asbabul wurud ......................................................... 46

b. Afirmasi Pemahaman Tekstual hadis Wanita Berpakian

Tapi Telanjang ......................................................... 46

Page 11: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

vii

c. Relevansi Hadis Wanita Berpakain Tapi Telanjang

Dengan Busana Muslimah Kekinian ...................... 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 58

B. Saran-Saran .......................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

Page 12: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

viii

PEDOMAN TRANSELITASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada

buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

H h dengan garis di bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

ḏ de dengan garis di bawah ض

ṯ te dengan garis di bawah ط

ẕ zet dengan garis di bawah ظ

Page 13: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

ix

koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

Apostrof ` ء

Y ye ي

2. Vokal Tunggal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal

alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah

I Kasrah

U ḏammah و

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Page 14: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

x

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ي

Au a dan u و

3. Vokal panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a a dengan topi di atas ا

i i dengan topi di atas ي

u u dengan topi di atas و

4. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh: al-syamsiyyah bukan asy-

syamsiyyah, al-rijāl bukan ar-rijāl.

5. Tasydīd

Huruf yang ber-tasydīd ditulis dengan dua huruf serupa secara berturut-

turut, seperti السنة = al-sunnah.

6. Ta marbūṯah

Jika ta marbūṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf

tersebut dialih-aksarakan menjadi huruf /h/, seperti أبو هريرة = Abū Hurairah.

7. Huruf Kapital

Page 15: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

xi

Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal

atau kata sandangnya, seperti البخاري = al-Bukhāri.

Page 16: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembahasan tentang perempuan dalam al-Qur’an dan Hadis merupakan salah satu

dari sekian persoalan kompleks dan seakan-akan tidak ada habisnya untuk dikaji, mulai

dari persoalan jasmani, rohani, hak dan kewajiban1 hingga eksistensi diranah publik.

Hal ini menandakan bahwa Islam sangat memperhatikan kondisi perempuan agar selalu

terjaga dan terlindungi kemuliannya. Salah satu upaya untuk merealisasikan harapan

tersebut yakni dengan adanya anjuran-anjuran untuk menutup aurat bagi perempuan

muslimah yang telah aqil balig.

Sebelum Islam datang kedunia, kaum perempuan hampir tidak mempunyai posisi

dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan kaum perempuan pada saat itu hanya

sebagai simbol penderitaan kaum laki-laki. Demikian juga perempuan dalam konteks

kristen, dianggap sebagai “penggoda” yang harus bertanggung jawab terhadap martabat

Adam. Pada zaman Yunani Kuno, perempuan dianggap sebagai sumber bencana dan

malapetaka sehingga kaum perempuan dianggap layak hanya menjadi “makhluk kedua”

yang statusnya berada di bawah makhluk laki-laki.2 Dalam kebudayaan romawi

perempuan diperhatikan, namun perhatian yang diberikan kepada wanita hanya karena

1 Hak-hak perempuan secara umum terbagi berdasarkan perannya, meliputi sebagai seorang istri,

ibu, anak, saudara, nenek atas haknya terhadap hukum, sosial, ekonomi, dll. Lih Ismail ‘Abdul Fatah

‘Abdul Kafi dan Fauzi Muhammad al-Sa’id ‘Atwah, Haquq al-Mar’ah fi al-Islam (t.t.: Thabaqa

Liqawanin al-Mulkiyyah al-Fikriyyah, t.th.), h. 14. 2 Syaikh Imad Zaki al-Barudi, Tafsir Wanita, Penerjemah Samson Rahman (Jakarta: Pustaka al-

Kaustar, 2003), h. Viii.

Page 17: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

2

perempuan itu dibutuhkan untuk bersenag-senang dan untuk memancing kewibawaan

dikalangan masyarakat.3

Setelah Islam ditetapkan sebagai Agama bagi umat manusia dan Nabi Muhammad

diangkat sebagai Nabi dan Rasul pembawa risalah untuk umat manusia. Pandangan

kepada wanita sedikit demi sedikit mulai merubah menjadi pandangan yang hormat.

Islam juga mengangap wanita adalah pasangan laki-laki dalam mengarungi hidup ini.4

Islam adalah agama fitrah. Karena itu, dalam segala urusan manusia yang bersifat

duniawi, islam lebih banyak mengikuti ketentuan yang sesuai dengan fitrah manusia

yang sempurna. Termasuk di dalamnya adalah masalah pakaian. Islam tidak pernah

menentukan ataupun memaksakan bentuk pakaian yang khusus bagi manusia, islam

tidak mempersoalkan model model pakaian yang dipakai oleh suatu bangsa atau

kelompok masyarakat tertentu, bahkan Islam mengakui setiap bentuk pakaian dan arah

hidup manusia. Allah SWT berfirman:

آيا ق يا بني آدم قد أنزلنا عليكم لباسا ي واري سوءاتكم وريشا ولباس الت ل ي ل وون 5الله لعل هم يذ ك

Artinya: Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian

untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa itulah

yang paling baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-

mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S Al-A’raf : 26) Manusia memerlukan pakaian yang paling sedikit untuk menutup aurat sehingga

tidak telanjang. Ayat di atas menyatakan bahwa menutup aurat dan pakaian perhiasan

sebagai pakaian tambahan dan pelengkap sehingga terlihat baik, indah, bagus, elok, dan

cantik. Allah juga mengatakan bahwa sebaik-baiknya pakaian adalah takwa.6

3 Abas Mahmoud al-‘Aqad, Wanita Dalam Al-Qur’an. Penerjemah Chadijjah Nasution (Jakarta:

Bulan Bintang, 1976), h. 82. 4 Syaikh Imam Dzaki al-Barudi, Tafsir Wanita, pnerjemah Samson Rahman (Jakarta: Pustaka al-

Kaustar, 2003), h. Viii. 5 Q.S al-A’râf: 26 6 Ach. Subianto, Catatan Kehidupan (Jakarta: PT Wisoedha Enterprises, 1999), h. 40.

Page 18: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

3

Islam mengatur mengenai etika berpakaian adalah dengan menutup aurat. Seorang

wanita muslimah akan mendapati syariat Islam sebagai pelindung yang sempurna, yang

menjamin (iffah) kesucian dirinya, menempatkan dalam posisi yang terhormat sekaligus

menyandang derajat tinggi. Adapun aturan yang diwajibkan atas mereka dalam

berpakaian dan berhias tidak lain sebagai tindakan preventif.7

Menutup aurat merupakan salah satu perintah Allah yang wajib hukumnya bagi

kaum wanita. Suatu bentuk memuliakan diri sendiri agar terhindar dari fitnah dan dosa.

Rasulullah SAW bersabda:

أهلها ال اط لعت في الجن ة أيت أكث اء واط لعت في الن ار ف أهلها الفق أيت أكث نساءف

Artinya: Aku melihat ke dalam syurga,. Aku melihat kebanyakan penghuninya

adalah kaum fakir. Lalu aku melihat ke dalam neraka. Aku melihat kebanyakan

penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari, 3241 dan Muslim, 7114)8 Menutup aurat dalam realitanya dipahami dan diimplementasikan dengan beragam.

Meski begitu, tidak bermaksud untuk memudarkan atau bahkan menghilangkan tujuan

atau esensi menutup aurat itu sendiri.9 Pentingnya meutup aurat bagi perempuan Muslim

ditegaskan oleh Nabi SAW dalam sabdanya:

لت على رسول الل ه صل ى الل ه عليه وسل م وعلي د ه أن أسماء بنت أبي بك رقا ض ا يا فأعها رسول الل ه ا ب لغت المحيض عن أة إ أن صل ى الل ه عليه وسل م وقال يا أسماء إن الم ل لم ت

ها إل هذا وهذا وأشار إلى وجهه وكف يه ن ي Artinya: Aisyah meriwayatkan, bahwa saudaranya yaitu Asma’ binti Abubakar

pernah masuk di rumah Nabi dengan berpakaian tipis (transparan) sehingga tampak

kulitnya. Kemudian beliau berpaling dan mengatakan: “Hai Asma’! Sesungguhnya

seorang perempuan apabila sudah datang waktu haidh, tidak patut diperlihatkan

7 Muhammad Ibn Isma’il al-Muqaddam, dkk, Jilbab itu Cahayamu, (PT. Mirqot Ilmu Ihsani:

Jakarta, 2008), hal. 2. 8 Shahih al-Bukhari kitab Bad’i al-Khalk bab ma ja’a fi sifahat al-Jannah wa annaha Makhluqah

No. 3241 dan Shahih Muslim Kitab al-Riqaq bab Aktsar ahli al-Jannah al-Fuqara No. 7114. 9 QS. Al-Ahzab [33]: 59

Artinya: … yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak

diganggu…

Page 19: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

4

tubuhnya, melainkan ini dan sambil ia menunjuk muka dan dua tapak tangannya”. (H.R

Abu Dawud)10

Aurat menurut Muhammad ibn Abu Bakar al-Razi adalah aurat manusia dan semua

hal yang menyebabkan malu.11 Sedangkan menurut Ibnu Madzur dalam Lisan al-‘Arab,

kata aurat diartikan sebagai setiap aib atau cacat cela pada sesuatu, dan sesuatu itu tidak

memiliki penahan (penjaga).12 Anjuran bahkan diwajibkannya bagi perempuan

muslimah yang telah aqil balig untuk memiliki auratnya tentu akan memiliki

konsekuensi jika ditinggalkan. Dalam hadinnya Nabi SAW, bersabda tentang keadaan

penduduk neraka yang salah satunya dihuni oleh perempuan yang tidak sempurna dalam

menutup auratnya:

ة، قال قال رسول ي أبي ه أبيه، ع سهيل، ع ، ع ي نا ج ، حد ح ب ني زهي الل ه صلى حد بون الله عليه وسلم يض الب ق نا عهم سياط كأ أهل الن ار لم أرهما ق وم فان بها الن اس صن

الجن ل كأسنمة البخت المائلة ل يد ائلا رءوسه ميلا ة ول يجدن ونساء كاسيا عاريا ة كذا وكذا سي ريحها وإن ريحها ليوجد

Artinya: Zuhair bin Harb telah memberitahukan kepadaku, Jarir telah

memberitahukan kepada kami, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah R.A

berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk Neraka yang

aku belum pernah melihat mereka sebelumnya. (pertama) Sekelompok kaum yang

memiliki cambuk-cambuk seperti ekor-ekor sapi, yang mereka gunakan untuk memukuli

orang-orang, (kedua) Para wanita yang berpakaian tapi (hakikatnya) telanjang,

berlenggak lenggok dan sombong, kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang

miring, mereka tidak masuk syurga dan tidak akan mencium wanginya, padahal

wanginya syurga tercium dari jarak ini dan itu.” (HR Muslim. No: 3971)13

10 Abu Daud, Sunan Abu Daud, kitab Pakaian, Bab Perhiasan yang boleh ditampakan oleh wanita,

No. Hadis 3580. CD Ensiklopedi Hadis Kitab Sembilan Imam (t.t: Lidw Pustaka i-Software, t.th.).

Diakhir Hadis tersebut Abu Daud memberikan keterangan bahwa Hadis ini adalah Hadis Mursal,

karena salah satu rawi yang bernama Khalid bin Duraik belum pernah bertemu langsung dengan

Aisyah RA. 11 Muhammad ibn Abi Bakar al-Razi, Mukhtar al-Shihah, editor Mahmud Khatrabik (Beirut: Dar

al-Fikr, 1973), h. 461. 12 Ibnu Mandzur, Lisan al-‘Arab, juz IV (Beirut: Dar al-Shadir, 1992), h. 616. 13 Sahīh Muslim, Kitab Libas wa al-Zinah, Bab Nisā’un Kāsyiyatun ‘Āriyātun al-Māilat al-

Mumīlat. No 3971.

Page 20: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

5

Saat ini sudah banyak wanita muslimah yang mengenakan jilbab. Namun hanya

sedikit yang memahami tujuan dari mengenakan jilbab. Sehingga ada yang mengenakan

jilbab, namun berpakaian ketat. Meskipun seluruh tubuhnya sudah ditutupi, namun

seakan-akan tidak berpakaian hal ini sesuai dengan hadis yang telah penulis cantumkan

diatas.

Dewasa ini perkembangan dunia fashion semakin hari semakin berkembang pesat

dengan beragam jenis dan model, tak terkcuali jilbab, banyak dijumpai model jilbab

sekarang ini yang panjangnya sampai lutut, sampai dada, bahkan hanya sampai leher

dengan berbagai macam warna, motif, dan model pemakian yang bervariasi. Berawal

dari jilbab modis ini munculah fenomena jilboobs yang sekarang ini sedang ramai

dibicarakan di media sosial, seperti facebook dan twitter. Secara etimologi, jilboobs

terdiri dari dua kata, yaitu jilbab yang merupakan busana kaum muslimah, dan boobs

yang bermakna dada wanita. Istilah ini disematkan untuk menyindir perempuan

muslimah yang berjilbab, tetapi mengenakan pakaian yang sangat ketat sehingga setiap

lekuk tubuhnya terlihat sangat jelas, terutama di bagian dada yang sengaja ditonjolkan

(Hidayat, 2014). Jilboobs adalah model berjilbab yang tidak sesuai dengan kaidah

berpakaian menurut syari’at Islam. Setidaknya ada satu prinsip yang dilanggar yaitu

ketat, sehingga menampakan lekuk tubuh yang seharusnya tersembunyi.

Busana pada zaman modern ini dianggap sebagai urusan pribadi, tetapi sebagai

seorang muslim seharusnya tidak masa bodoh dengan hal ini, karena pada hakikatnya,

busana yang digunakan kebanyakan anak muda di zaman sekarang dapat menimbulkan

rangsangan seks atau kebrutalan yang bersumber dari mode-mode busana setengah

telanjang atau penonjolan aurat yang dapat mengarah pada kejahatan. Masyarakat yang

berperadaban modern pada umumnya sangat menyukai mode-mode busana yang

Page 21: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

6

memamerkan atau tidak menutupi aurat seorang wanita. Rok mini atau celana ketat

merupakan gejala yang tak terpisahkan dari peradaban masa kini. Sesungguhnya

kecenderungan pada mode-mode busana tidak senonoh ini menunjukan kelemahan

moral masyarakat. Pada hakikatnya mode busan mini dan ketat dapat merusak

kesehatan dan pertumbuhan mental masyarakat itu sendiri dan tidak memiliki nilai

tambah sediktpun. Mode yang semacam ini mempengaruhi cara berpikir dan bertindak

mereka yang pada akhirnya akan mengubah rasa harga diri pada diri mereka.14

Berawal dari permasalahan di atas, penulis mencoba menulis dan meneliti tentang

Pakaian Perempuan di Zaman Modern (studi Pemahaman Hadis Tentang wanita

Berpakaian Tapi Telanjang). Penulis merasa hal tersebut perlu dikaji lebih dalam lagi

supaya dalam penerapan atau penggunan pakaian tidak melanggar ketentuan-ketentuan

hukum Islam.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dalam pengidentifikasian masalah, penulis berusaha menjawab semua masalah

yang tertera dalam latar belakang masalah, dimana mencakup beberapa hal seperti:

1) Batasan aurat perempuan

2) Problematika pakaian muslimah masa kini

3) Berjilbab namun berpakain ketat dan transparan

4) Pengaruh zaman terhadap pakaian seorang Muslimah

14 Maulana Muhammad, Kekeliruan Ijtihad Para Cendikiawan Muslim (Suraba ya: Pustaka,

1999), h. 319-320.

Page 22: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

7

2. Pembatasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini agar sesuai dengan masalah yang dicari dan

supaya tidak terjadi kekeliruan dalam memahami hadis yang akan penulis bahas, maka

penulis membatasi masalah ini hanya dalam kajian study memahami hadis wanita

Berpakaian tapi (hakikatnya) Telanjang dengan memfokuskan satu hadis saja yaitu

hadis riwayat Muslim No. 3971 Kitab Pakaian dan Perhiasan, Bab Wanita Berpakaian

Tetapi Telanjang.

3. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas, agar dapat memberi pemahaman yang lebih luas dan

sistematis pada pembahasan berikutnya, maka penulis hanya mengambil dua rumusan

masalah yang menjadi inti pembahasan yaitu:

1. Bagaimana otentisitas hadis Wanita Berpakaian tapi Telanjang?

2. Bagaimana kandungan makna hadis tentang Wanita berpakian tetapi telanjang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan Rumusan Masalah yang telah penulis angkat, maka tujuan penulisan

skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui otentisitas hadis Nabi tentang Wanita Berpakaian Tapi

Telanjang

2. Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai hadis tentang

Wanita Berpakaian Tapi Telanjang serta mengetahui pemahaman yang baru

sesuai dengan masa sekarang.

3. Tujuan formalitas, yakni untuk memenuhi tugas akademik dan kewajiban bagi

setiap mahasiswa dalam rangka menyelesaikan program studi Tasir – Hadis /

Page 23: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

8

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir tingkat sarjana strata satu (S1) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Secara teoritis penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah cakrawala ilmu

pengetahuan agama terhadap diri penulis pada khusunya dan umat muslim pada

umumnya.

2. Secara praktis penulisan skripsi ini dapat diharapkan dapat memberi informasi

mengenai berpakaian yang benar di zaman modern sebagai seorang muslim

berdasarkan hadis.

3. Menambah khazanah keilmuan dalam bidang Ilmu Hadis.

C. Tinjauan Pustaka

Skripsi Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadis: Perempuan Adalah Aurat

(Kajian Otentisitas dan Pemahaman Hadis) oleh: Umi Faridhoh (1112034000144)

tahun 2016. Di dalam menulis skripsi ini menggunakan metode penelitian kepustakaan

(liblary research). Penulis hanya mengambil satu hadis yaitu hadis imam Turmizi

dengan menjelaskan makna hadis dan meneliti kesinambungan sanad hadis tersebut,

kemudian menjelaskan perdebatan para ulama mengenai batasan-batasan aurat

perempuan.

Skripsi Fakultas Ushuliuddin jurusan Tafsir Hadis Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta karya Fatimah Zahro yang berjudul Hadis Perempuan Sebagai

Sumber Fitnah tahun 2014. Dalam skripsi ini ingin membuktikan bahwa perempuan

bukan sebagai sumber fitnah yang selalu membuat kaum Adam tergoda, dengan

melakukan pemaknaan ulang terhadap hadis menggunakan metode ma’ani al-hadis, dan

berkesimpulan bahwa makna hadis ini kata fitnah diartikan cobaan dan ujian yang

Page 24: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

9

dihadapkan bagi kaum laki-laki. Dikatakan sebagai sumber fitnah yaitu akibat dari

perbuatan perempuan itu sendiri, bukan semua perempuan yang dimaksud sebagai

sumber fitnah.

Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama Universitas Islam

Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta karya Arif Saefullah (05520023) yang berjudul Etika

Berpakaian perspektif al-Kitab dan Al-Qur’an. Di dalam menulis skripsi ini penulis

menggunakan metode penelitian kepustakaan (Liblary Resarch). Penulis menjelaskan

segala bentuk etika berpakaian yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan al-Kitab dan

penulis juga menyajikan persamaan dan perbedaan dari etika dalam berpakaian yang

disajikan dalam al-Qur’an dan al-Kitab.

Skripsi fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta karya Mabrur yang berjudul Jilbab Dalam Al-Qur’an tahun 2014

dan skripsi karya Sobrun yang berjudul Aurat Perempuan Dalam Perspektif Muhammad

Syahrur, telaah surat al-Ahzab: 53, 59 dan surat an-Nur: 31 namun berbeda metode,

dalam karyanya mabrur menganalisa penafsiran ulama kotemporer antara Muhammad

Syahrur da Wahbah Al-Zuhaili sedangkan dalam karya Sobrun hanya menjelaskan

mengenai penafsiran Muhammad Syahrur, dan penulis mengambil kesimpulan dari

kedua skripsi ini bahwa wanita harus memakai pakain yang tertutup ketika akan

berpergian kelur rumah, seperti jilbab, Khimar dan Hijab yaitu menutup seluruh

badannya sampai ke dada.

Buku Adab Berpakaian dan Berhias karya Syaikh Abdul Wahab Abdussalam

Thawilah, buku ini membahas tentang masalah pakaian dan perhiasan serta hukum-

hukumnya dalam pandangan Islam. Penulis menyuguhkan pandangan empat ulama

madzhab dengan menyebutkan masing-masing pendapat dan dalil-dalilnya, lalu

Page 25: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

10

menghadirkan hikmah, nasihat, serta arahan penting untuk masyarakat muslim

khususnya kaum wanita, karena di dalamnya banyak disinggung masalah busana dan

perhiasan.15

Murtadha Muthahari dalam bukunya Hijab: Gaya Hidup Wanita Islam, buku ini

menjelaskan tentang hijab bagi seorang perempuan, dalam pemaparan buku ini

perempuan wajib mengenakan hijab dan menutup seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan

telapak tangannya. Akan tetapi, tentang boleh atau tidaknya kaum laki-laki memandang

perempuan, dalam buku ini dijelaskan bahwa Imam Ridha mengatakan “laki-laki boleh

memandang wajah atau tangan perempuan bila pandamgannya itu tidak bernafsu atau

tidak adakekhawatiran akan terjadinya perbuatan yang nyeleweng”.16

Setelah mengkaji karya-karya penelitian diatas belum terdapat skripsi yang

membahas atau mengkaji tentang Pakaian Perempuan Di Zaman Modern (studi

pemahaman hadis tentang Wanita yang berpakaian tapi telanjang), sehingga

pembahasan ini masih layak untuk dikaji dan diharapkan pula bagi peneliti-peneliti

selanjutnya untuk terus melanjutkan penelitian ini, supaya khazanah ilmu pengetahuan

yang ada semakin berkembang dan maju.

D. Metodologi Penelitian

1. Sumber Data

Penulis menggunakan jenis penelitian Kualitatif yang bersifat kepustakaan (Liblary

Research) dengan meggunakan sumber primer kitab Sahīh Muslim. Adapun untuk

makna hadis penulis menggunakan kitab Al-Minhaj Syarh Sahīh Muslim bin Hajjaj

karya an-Nawawi, Syarh Riyadusholihīn, dan Faidh Al-Qadīr Syarh Jāmī’ al-Shagīr.

15 Syaikh Abdul Wahab Abdussalam thawilah, Adab Berpakaian dan Berhias (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2014), hal. Viii. 16 Murtadha Muthahari, Hijab: Gaya Hidup Wanita Islam, (Bandung: Mizan, 1995), hal. 114.

Page 26: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

11

Sumber pendukung yang lain yang penulis gunakan sumber-sumber rujukan lain,

sebagai penunjang dalam pembahasan topik tersebut diantranya yaitu buku yang

berjudul Jilbab Pakaian Wanita Muslimah karya M. Quraisy Shihab, Jilbab Menurut Al-

Qur’an dan as-Sunnah karya Husein Shahab. Adab Berpakaian dan Berhias karya

Syaikh Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, Jilbab Itu Cahayamu karya DR.

Muhammad ibn Isma’il al-Muqaddam, dan sumber pendukung yang lain-lain.

2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini adalah mengumpulkan hadis-hadis tentang Wanita

Berpakaian tapi telanjang dalam kitab-kitab hadis, cara pengumpulannya yaitu dengan

Takhrij Hadis yaitu mencari akar kata, yang dimaksud akar kata adalah kata yang

terdapat dalam matan hadis. Metode pencarian ini menggunakan kitab al-Mu’jam al-

Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadīts al-Nabawī.17 dan Miftāh al-kunūz

3. Analisis Data

Setelah data terkumpul penulis akan menganalisis data tersebut sehingga penelitian

ini da[at terlaksana secara rasional, sistematis, dan terarah. Penelitian ini menggunakan

metode analisis sanad dan matan berdasarkan rujukan dari M. Syuhudi Ismail dalam

bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Hadis Nabi saw dan bukunya yang

berjudul Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual (Tela’ah Ma’ānil Hadis) untuk

memahami matan Hadis tersebut.

Adapun teknik operasional penelitian ini meliputi sebagai berikut:

17 al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadīts al-Nabawī adalah kitab yang disusun oleh sebuah tim

yang beranggotakan pakar orientalis. Salah satu dari tim penyusunnya bernama A.J Wensick

(w.1939), seorang guru besar Bahasa Arab di Universitas Leiden. Al-Mu’jam al-Mufahras memuat

indeks kata yang terdapat dalam 9(sembilan) sumber koleksi hadis, yaitu al-Kutub al-Sittah’,

Musnad Ahmad dan Musnad al-Dārimī.

Page 27: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

12

1. Melakukan penelitian sanad (kritik sanad) dari data yang telah diperoleh, untuk

kemudian menentukan kedudukan hadis.

2. Melakukan penelitian Matn, yaitu mengkaji makna teks hadis tersebut, dan

secara kontekstual mengumpulkan informasi tentang makna yang dimaksud

dari teks hadis tersebut yang menunjuk kepada metode memahami hadis dan

mempertimbangkan latar belakangnya serta tujuannya. Sumber-sumber yang

digunakan adalah otoritatif seperti al-Qur’an, Hadis, Syarh Hadis, dan karya-

karya yang terkait dengan perbincangan seputar tema ini.

4. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi iniberpedoman pada buku Pedoman Akademik Program Strata

1 2013-2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .

E. Sistematika Penulisan

Dengan melihat tujuan dan mempertahankan karya ilmiah yang sistematis serta

memuaskan pembaca untuk memahaminya, kajian ini ditulis dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I Merupakan pendahuluan studi ini, didalamnya menjelaskan tentang latar

belakang masalah dan rumusan masalah juga pembatasan masalah yang akan diangkat

dalam penelitian ini. Pada bagian ini dijelaskan tentang bagaimana islam peduli

terhadap perempuan, yaitu dengan cara memberi tahu perempuan tentang bagaimana

berpakaian yang baik sesuai al-Qur'an dan Hadis Nabi SAW. juga mengangkat berbagai

problematika tentang busana perempuan di zaman modernitas ini. Pada bagian ini juga

menjelaskan tentang metodologi penelitian, kajian pustaka, tujuan dan manfaat

penulisan dan sistematika penulisan.

Page 28: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

13

BAB II Membahas tentang pengertian pakaian, sejarah pakaian secara umum,

sejarah pakaian ditinjau dari agama dan fungsi utama pakaian itu sendiri , revolusi jilbab

di Indonesia dan pakaian Muslimah di Zaman Modern. Bahasan pada bab ini

dimaksudkan agar dapat membedakan pakaian seorang muslimah dari masa ke masa.

BAB III Penelitian akan lebih difokuskan memaparkan kajian hadis tentang

perempuan yang berpakaian tapi (hakikatnya) telanjang. Pertama penulis meneliti ke

otentsitasan hadis tersebut lalu kemudian penelitian matan serta di kontekstualisasikan

dengan zaman sekarang.

BAB IV Bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian

sebagai jawaban atas pokok pokok masalah yang telah diuraikan sebelumnya. Serta

berisi saran-saran dan himbauan yang sifatnya membangun dan berguna untuk

penelitian selanjutnya.

Page 29: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

14

BAB II

DISKURSUS SEPUTAR PAKAIAN PEREMPUAN

A. Definisi pakaian dan Fungsinya

1. Definisi Pakaian

Pakaian berasal dari kata "pakai" yang ditambah dengan akhiran "an" dalam

kamus bahasa Indonesia ada dua makna dalam kata pakai, yaitu (a). Mengenakan,

seperti: "Anak SD pakai seragam merah putih" dalam hal ini pakai berarti

mengenakan. (b). Dibubuhi atau diberi, contoh: "Es teh pakai gula". Dalam hal ini

pakai berarti di beri.1

Pakaian dalam bahasa Arab albisah yang merupkan bentuk jamak dari kata

libas. Yaitu sesuatu yang digunakan manusia untuk menutupi dan melindungi

seluruh atau sebagian tubuhnya dari panas dan dingin. Seperti kemeja, sarung dan

sorban. Pakaian juga didefinisikan sebagai setiap sesuatu yang menutupi tubuh.

Sedangkan makna dari pakaian adalah barang apa yang dipakai atau

dikenakan seperti baju, celana, rok dan lain sebagainya. Seperti pakaian dinas

berarti baju yang dikenakan untuk dinas, pakaian hamil berarti baju yang dikenakan

orang hamil, pakaian adat berarti pakaian khas resmi suatu daerah. Kata pakaian

bersinonim dengan kata busana. Namun kata pakaian mempunyai konotasi yang

lebih umum dari pada busana. Busana seringkali dipakai untuk baju yang tampak

dari luar saja.

Pakaian mempunyai arti yang tertentu. Sebab itu pakaian harus berukuran

sedemikian rupa, sehingga dalam sikap dan gerak-gerik tidak menimbulkan godaan

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi

Keempat. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2008. Hal 1000.

Page 30: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

15

bagi orang lain, dengan pakaian yang sesuai norma susila, orang tidak hanya harus

menjaga moral masyarakat (orang lain) melainkan juga untuk menjaga diri. Dengan

pakaian begitu manusia meluhurkan sesama dan diri sendiri, manusia

menyempurnakan bangsa manusia.2

Sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan pakaian yang baik dan pakaian

itu memiliki banyak fungsi. Dapat ditemukan fungsi pakaian dalam al-Qur’an

sebagaimana dijelaskan dalam Q.S, al-A’raf [7]: 26.

ر ذلك من يا بني آدم قد أنزلنا عليكم لباسا ي واري سوءاتكم وريشا ولباس الت قوى ذلك خي آيات الله لعلهم يذكرون

Artinya: Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu

pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian

takwa itulah yang paling baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan

Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S al-A’raf [7]: 26)

Dalam al-Qur’an surat al-A’raf [7]: 26 diuraikan bahwa bagi umat manusia

telah disediakan pakaian penutup aurat (untuk memenuhi unsur etis kehidupan

manusia) dan pakaian hias (untuk memenuhi unsur estesis dalam kehidupannya).

Sementara standar berpakaian itu sendiri ialah takwa yakni pemenuhan terhadap

ketentuan-ketentuan agama.

2. Fungsi Pakaian

Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat terlepas dari

kehidupan manusia sehari-hari. Manusia membutuhkan pakaian, karena pakaian

menawarkan berbagai kebaikan dan manfaat bagi pemakainya. Pakaian yang

digunakan oleh seseorang haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, agar

2 Drijarkara, Filsafat Manusia, (Yogyakarta: Kanisius, 1969), hal. 44.

Page 31: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

16

tidak menyebabkan masalah bagi dirinya maupun lingkungan di sekitarnya.

Diantara fungsi pakaian adalah sebagai berikut:3

a) Menutupi Aurat Manusia

Pakaian yang baik adalah pakaian yang menutupi aurat seseorang. Aurat

sebisa mungkin ditutupi agar tidak menimbulkan berbagai hal yang tidak

diinginkan terutama dari lawan jenis. Aurat berhubungan dengan rasa malu pada

manusia, sehingga orang yang tidak menutup auratnya dengan baik bisa dianggap

sebagai orang yang tidak tahu malu oleh orang-orang yang ada disekitarnya.

b) Pelindung Tubuh Manusia

Penggunaan pakaian yang baik akan mampu melindungi tubuh dari berbagai

hal yang dapat memberikan pengaruh negatif pada manusia. Contohnya

perlindungan tubuh dari terik matahari, hujan, hawa dingin, hawa panas, debu,

kotoran, dan lain sebagainya.

Tubuh yang tidak tertutupi pakaian dengan baik dapat dengan mudah terkena

penyakit dan juga lebih mudah kotor. Tentu saja pakaian yang digunakan harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan yang ada sehingga tubuh

terlindungi secara maksimal.

c) Simbol Status Manusia

Dalam tingkatan status masyarakat, pakaian bisa memperlihatkan tingkat

status seseorang. Misalnya saja dalam dunia militer pakaian jendral dibuat berbeda

dengan pakaian prajurit biasa sehingga mudah untuk dikenali. Selain dalam dunia

militer, dalam lingkungan kerajaan, lingkungan pemerintahan, lingkungan adat,

3 Abdul Azis Amr, al-Libas wa al-Zinah fi Syari’ati al-Islam, Beirut: Muassasah al-Risalah 1430

H. Hal. 27-30.

Page 32: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

17

bahkan lingkungan masyarakat umum pun juga bisa memiliki pakaian-pakaian

tertentu sebagai pembeda status tingkatan kasus manusia yang satu dengan yang

lainnya.

d) Petunjuk Identitas Manusia

Manusia bisa menunjukan eksistensi dirinya sendiri kepada orang lain

melalui pakaian yang dikenakan. Bisa melalui tulisan pada pakaian, aksesoris

pakaian, model pakaian, warna dan lain sebagainya. Orang yang memiliki gengsi

yang tinggi tentu saja akan berupaya mengenakan pakaian yang sedang trend atau

populer dikalangannya walaupun harganya mahal.

e) Perhiasan Manusia

Seseorang bisa tampil menarik jika mengenakan pakaian yang tepat,

ditambah lagi dengan aksesoris pakaian dan juga ditunjang dengan perbaikan

penampilan diri dapat meningkatkan daya tarik seseorang di mata orang-orang yang

ada di sekitarnya.

f) Membantu Kegiatan/ Pekerjaan Manusia

Pekerjaan tertentu akan menjadi lebih mudah dilakukan apabila seseorang

memakai pakaian khusus. Contohnya pakaian penyelam yang cocok untuk

digunakan pada kegiatan diving di laut, pakaian loreng tentara yang cocok untuk

memanipulasi pandangan musuh, pakaian anti api dari para pembalap, pakaian

badut untuk orang yang hendak menghibur anak-anak, dan lain sebagainya.

g) Menghilangkan Perbedaan Antar Manusia

Penggunaan baju seragam yang sama pada banyak orang bisa mengurangi

perbedaan di antara orang-orang tersebut, seperti seragam sekolah dan lain

sebagainya. Salah satu contoh yang paling nyata adalah penggunaan pakaian ihram

Page 33: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

18

(muhrim) pada orang-orang yang melaksanakan ibadah umrah atau ibadah haji di

Kota Mekah. Setiap orang akan menggunakan pakaian yang sama (laki-laki)

sehingga setiap orang akan merasa sederajat, tidak ada perbedaan. Yang menjadi

pembeda adalah ketakwaannya saja di hadapan Allah SWT.

B. PAKAIAN DI DALAM AL-QUR’AN

Allah SWT memberi pengertiam tentang pakaian melalui ayat-ayatNya. Dan

Allah ta’ala juga telah mendeklarasikan penurunan pakaian untuk manusia dengan

berbagai istilah. Diantaranya adalah Lībâs, Tsiyâb, dan Sarâbîl. Adapun pengertian

masing-masing dari Lībâs, Tsiyâb, dan Sarâbîl adalah sebagai berikut:

1. Lībâs

kata Lībâs digunakan oleh al-Qur’an untuk pakaian lahir maupun batin. Lībâs

merupkan kosakata Bahasa Arab yang bernakna leksikal pakaian. Dalam Lisân al-

Arab disebutkan ada beberapa macam makna untuk Lībâs yaitu, memakai (albasa,

labisa), mencampur (khalaṯa, labasa), penutup (gisyâ’), menenangkan (al-sakan)

dan lain sebagainya.4 Dari beberapa makna dasar ini bisa diketahui bahwasannya

Lībâs mempunyai makna yang beragam tergantung dimana kata itu diletakan. Maka

maknanya akan mengikuti konteksnya (siyâq al-Kalam).

Secara leksikan, akar kata lam, ba’, sin mempunyai dua makna dasar yaitu,

labasa labsan yang berarti mencanpur, labisa lubsan yang berarti memakai penutup

dengan sesuatu.5 Untuk mengatakan pakaian orang arab menggunakan kata Lībâs.

2. Tsiyâb

4 Ibn Mazŭr, Lisân al-Arab, (Beirut: Dar el-Fikr, 1997), 3986-3987. 5 Jumhŭriyyah Mashr Mujamma’ Lughah al-Arabiyah, al-Mu’jam al-Wasîth, (Kairo: Dar al-

Syuruq, 2004) hal. 812-813

Page 34: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

19

Kata Tsiyâb di dalam al-Qur’an digunakan untuk menunjukan pakaian lahir.

Tsiyâb merupakan betuk plular dari kata tsaub yang berati sesuatu yang dipakai.

Akar kata tsa-wawu-ba’. Tsaba yasûbu tsaub mempunyai makna dasar kembali,

yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula6 atau pada keadaan yang

seharusnya sesuai dengan ide pertamanya. Seperti pakaian, menurut al-Râgib al-

Isfahâni yang dikutip Quraisy Shihab ide dasarnya adalah bahan-bahan pakaian

untuk dipakai. Bahan-bahan pakain yang terbuat dari benang dipintal menjadi kain

yang dipakai untuk menutup tubuh. Karena kesesuaian dengan ide dasar inilah

kemudian pakaian di sebut tsaub.7

Ibn Manzur menyebutkan beberapa makna Tsaub diantaranya: kembali (Raja’a),

datang dan berkumpul (jâ’a wa ijtama’a), memberi hadiah/pahala (astâba), penuh

(imtala’a), mengganti (‘awwada), pakaian (Tsiyâb, tsaub) dan lain sebagainya.8

Perbedaan makna ini akan teridentifikasi sesuai kata yang mengiringinya.

3. Sarâbîl

Sarâbîl merupakan bentuk plural dari kata sirbâl yang berasal dari kata kerja

sarbala, kata sirbâl mempunyai arti gamis, baju besi, dan adapula yang mengatakan

segala sesuatu yang dipakai disebut sirbâl. Hal ini menyebabkan kata sirbâl juga

dipakai sebagai kinâyah dari kata khalifah.9 Dalam percakapan sehari-hari kata

sirbâl jarang digunakan oleh orang arab.

6 Mujamma’ Lughah, al-Mu’jam al-Wasit, hal 102. 7 Quraisy Shihab, Wawasan al-Qur’an, (Bandung: Mizan 2001), hal. 156. 8 Tosihiko Izutsu, Konsep-Konsep Etika Religius dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Tiara Wacana,

2003), hal. 29. 9 Berdasarkan pernyataan Utsman bin Affan RA. لااخلع سربالا سربلنيه الله تعلى (Aku tidak akan melepaskan

apa yang dipakaikan Allah kepadaku). Yang dimakud dengan ucapan ini adalah Utsman tidak akan

melepaskan jabatan Khilafah yang telah diamanatkan. Lih, Lisan al-Arab, hal. 1983.

Page 35: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

20

C. Sejarah Pakaian dalam Islam

Sebelum Islam datang orang Arab sebagai satu bangsa yang mempunyai

kultur tersendiri maka mereka juga mempunyai pakaiannya sendiri yang sesuai

dengan kehidupan di padang pasir, bersesuaian dengan cuaca dan udara yang panas

terik serta ada kaitannya dengan apa yang telah mereka warisi dari nenek moyang

mereka. Dan pada saat itu sebelum kedatangan Islam mereka telah memakai jubah,

surban, selendang dan sebagainya.

Pada Masa Nabi SAW, pakaian wanita adalah pakaian yang umum dikenakan

dan digunakan pada masa tersebut; artinya kaum perempuan menutupi badan

mereka dan membungkus kepalanya dengan kerudung. Akan tetapi, sebagian

telinga, leher dan bagian dadanya kelihatan, kemudian turun ayat yang

memerintahkan Rasulullah Saw untuk menutupi yang sebagian itu sehingga

keindahan mereka tidak nampak dan terlihat.

Sejarah mengatakan, hijab bermakna pakaian wanita, sebelum kedatangan

Islam dan agama-agama lainnya terdapat dalam berbagai ragam bentuk dan Islam

membatasi ruang lingkupnya.10

Hijab secara leksikal bermakna tirai, pembatas dan sesuatu yang menjadi

penghalang antara dua hal. Akan tetapi, sebagaimana yang disebutkan para

mufassir dan saintis, redaksi hijab bermakna pakaian wanita, adalah sebuah

terminologi yang kebanyakan dijumpai pada masa belakangan. Artinya bahwa hijab

merupakan sebuah terminologi baru. Apa yang digunakan oleh orang-orang

10 Shofian Ahmad, Aurat Kod Pakaian Islam, (Utusan Publications and Distributors: Kuala

Lumpur), 2004, hal. 13.

Page 36: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

21

terdahulu khususnya di kalangan fuqaha, adalah terminologi “satr” yang bermakna

pakaian.11

Keharusan dan kewajiban menutup aurat bagi kaum perempuan dihadapan

kaum pria asing (non-mahram) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam.

Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa hijab dimaksudkan untuk kesempurnaan,

kemajuan perempuan dan juga untuk menciptakan suasana yang sehat dalam

lingkungan keluarga dan masyarakat, karena itu hijab wajib bagi kaum perempuan.

Menurut catatan sejarah, hijab yang bermakna pakaian wanita, sebelum Islam di

dunia dan pada agama-agama lainnya digunakan dalam ragam bentuk. Hal ini

bukan merupakan hukum ta’sisi; artinya Islam tidak menciptakan hijab ini,

melainkan menerimanya. Sebagaimana hal tersebut dapat disimpulkan pada masa

Rasulullah Saw, Islam memperluas batasannya dan mengokohkannya. Di Iran,

masa sebelum kedatangan Islam, juga di kalangan kaum Yahudi, di India, terdapat

penerapan hijab-hijab secara ketat. Pada masa Iran kuno, bahkan ayah-ayah dan

saudara-saudara (sendiri) adalah non-mahram bagi wanita yang bersuami.12

Karena itu, menurut catatan sejarah disebutkan bahwa para wanita pada masa

Rasulullah Saw menggunakan hijab, akan tetapi bukan hijab sempurna. Para wanita

Arab biasanya memakai busana-busana sehingga bagian depan baju (kerah),

lingkaran leher, dan dada terlihat.

Kerudung yang dikenakan adalah untuk menutup kepala, bagian-bagian

bawahnya diturunkan sehingga menjulur ke bagian belakang punggung, wajar

kalau kedua telinga, bagian depan dada, dan leher terlihat oleh orang-orang.13 Jadi

11 Shofian Ahmad, Aurat Kod Pakaian Islam, 2004, hal. 14. 12 Will Durant, Târikh-e Tamaddun (History of Civilization), jil. 12, hal. 30. 13 Murtadha Muthahari, Majmu-e Atsar, jil. 19, hal. 484-485.

Page 37: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

22

hijab kaum perempuan pada masa Rasulullah Saw bentuknya seluruh badan mereka

tertutup, demikian juga kerudung yang mereka gunakan untuk menutup kepala,

akan tetapi sebagian dari bagian dada, lehernya, dan tempat-tempat yang

menawarkan keindahan dan mempesona syahwat kaum pria terbuka.

D. Pakaian dalam Pandangan Islam

Dalam ajaran Islam, pakaian bukan semata-mata masalah budaya dan mode.

Islam menetapkan batasan-batasan tertentu untuk laki-laki maupun perempuan.

Khusus untuk muslimah, memiliki pakaian khusus yang menunjukan jati dirinya

sebagai seorang muslimah. Bila pakaian adat umumnya bersifat lokal, maka

pakaian muslimah bersifat universal. Dalam arti dapat dipakai oleh muslimah

dimanapun ia berada. Ada hal penting yang harus diperhatikan bagi perempuan,

beberapa kriteria yang dapat dijadikan standar mode busana perempuan.14 Terkait

dengan cara berpakaian menurut Islam. Adapun syarat seorang wanita yang akan

keluar rumahnya dan berinteraksi dengan pria bukan mahram, maka perempuan itu

harus memperhatikan sopan santun dan tatacara busana yang dikenakan haruslah

memenuhi beberapa syarat15

Maksudnya meskipun pakain sudah menutup aurat dan longgar, fitnah akibat

terbukanya aurat masih bisa timbul, jika beberapa persyaratan tidak terpenuhi,

diantaranya:

a. Menutup Aurat

Menurut Syari’at Islam pakaian wanita itu harus menutupi seluruh tubuh, dari

ujung kepala sampai ujung kaki atau untuk lebih sempurna hendaklah memakai

14 Farid L. Ibrahim, Perempuan dan Jilbab, (Jakarta: Mitra Aksara Panaitan), 2011, hal. 26. 15 Syaikh Muhammad Nasiruddin al-Bani, Jilbab Wanita Muslimah, terj. Hawin Murtaho, (Solo:

Abu Sayyid Sayyaf, At-Tibyan, 2000), hal. 1

Page 38: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

23

kaos kaki. Dan yang hanya diperbolehkan nampak adalah wajah dan kedua telapak

tangan.16

b. Tidak Berfungsi Sebagai Perhiasan.

Firman Allah SWT dalam Surat an-Nur ayat 31: ... وليضربن بخمرهن على جيوبهن ... “Dan janganlah kaum wanita itu menampakan perhiasan mereka...”

Secara umum kandungan ayat ini mencakup pakaian biasa jika dihiasi sesuatu

yang menyebabkan kaum laki-laki melirikan pandangan kepadanya. Hal ini

dikuatkan oleh firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 33:

... ولا ت ب رجن ت ب رج الجاهلية الأولى ...

“dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyyah

yang dahulu.”17 c. Tidak Berpakaian tipis

Bahan pakaian wanita muslimah tidak boleh sedemikian tipis sehingga tidak

menyembunyikan warna kulit yang ditutupinya.

1) Pernah Rasulullah dihadiahi sepotong bahan pakaian tipis. Ia kemudian

menghadiahkannya pada Usamah bin Zaid yang pada gilirannya,

menghadiahkannya kepada istrinya. Mengetahui itu Rasulullah Saw

bersabda: “Mintalah ia agar memakai ghalalah (suatu bahan pakaian

16 Khalid bin Abdurrahman Asy-Syayi’, Bahaya Mode, (Jakarta: Gema Insani, 1993), hal. 37. 17 Muhammad Syafi’ie al-Bantani, Bidadari Dunia- Potret Ideal Wanita Muslim, (Jakarta: Qultum

Media, 2005), hal 29.

Page 39: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

24

tebal yang dipakai di bawah jilbab) karena aku khawatir bahwa jilbab

itu akan menunjukan ukuran tulang-tulangnya (atau, bentuk tibuhnya).”

2) Pernah, Asma mengunjungi Aisyah, kakaknya. Ketika Rasulullah Saw

melihat bahwa pakaian Asma tidak cukup tebal, Rasulpun memalingkan

mukanya.

ها يا أن أسماء بنت أبي بكر دخلت على رسول الله صلى الله عليه وسلم وعل ي ها رسول الله رقاق المرأة ذا ب لغت اء ن صلى الله عليه وسلم وقال يا أسم فأعرض عن

ها لا هذا وهذا وأشار لى وجهه وكفيه المحيض لم تصلح أن ي رى من Artinya: Aisyah meriwayatkan, bahwa saudaranya yaitu Asma’ binti

Abubakar pernah masuk di rumah Nabi dengan berpakaian tipis

(transparan) sehingga tampak kulitnya. Kemudian beliau berpaling dan

mengatakan: “Hai Asma’! Sesungguhnya seorang perempuan apabila

sudah datang waktu haidh, tidak patut diperlihatkan tubuhnya, melainkan

ini dan sambil ia menunjuk muka dan dua tapak tangannya”. (H.R Abu

Dawud)18

3) Pada kesempatan lain, ketika Rasulullah melihat seorang mempelai

wanita memakai pakaian yang tipis, Rasulullah bersabda: “Bukanlah

wanita yang beriman pada surat an-Nūr yang menggunakan pakaian

seperti ini.”

4) Juga, beberapa wanita yang menggunakan pakaian tipis dari Bani

Taimin pernah mengunjungi Aisyah. Melihat mereka Rasulullah

bersabda: “jika kamu orang-orang mukmin maka (ketahuilah bahwa)

ini bukanlah pakaian orang-orang mukmin.”

18 Abu Daud, Sunan Abu Daud, kitab Pakaian, Bab “Perhiasan yang boleh ditampakan oleh

wanita”, No. Hadis 3580.

Page 40: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

25

5) Pernah suatu hari, Hafshah binti Abdurahman masuk ke rumah Aisyah

dengan menggunakan kerudung tipis. Serta merta Aisyah mencabik

kerudung tipisnya dan menggantinya dengan kerudung yang tebal.19

d. Berpakaian Longgar

Rasulullah Saw bersabda:

، عن سهيل، عن أبيه، عن أبي هري رة، قال قال رسول نا جرير ر بن حر ، حد ني زهي لله احدفان من أهل النار لم أرهما ق وم معهم سياط كأذناصلى الله عليه وسلم لب قر يضربون بها اصن

الجنة الناس ونساء كاسيات عاريات مميلات مائلات رءوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن ولا يجدن ريحها ون ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا

“Ada dua golongan dari penduduk Neraka yang aku belum pernah melihat

mereka sebelumnya. (pertama) Sekelompok kaum yang memiliki cambuk-cambuk

seperti ekor-ekor sapi, yang mereka gunakan untuk memukuli orang-orang, (kedua)

Para wanita yang berpakaian tapi (hakikatnya) telanjang, berlenggak lenggok dan

sombong, kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang miring, mereka tidak

masuk syurga dan tidak akan mencium wanginya, padahal wanginya syurga

tercium dari jarak ini dan itu.” (HR Muslim. No: 3971).

Maka ucapan Rasulullah, telanjang adalah bahwa mereka memakai pakaian

tetapi tidak menutupi yang semestimya tertutup, baik itu karena pendeknya atau

tipisnya atau karena ketatnya, diantaranya adalah yang terbuka bagian dadanya,

karena yang demikian itu meyelisihi perintah Allah, dimana Allah berfirman:

... وليضربن بخمرهن على جيوبهن ...“Dan hendaknya mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya” (Q.S. An-

Nūr: 31)

e. Tidak diharuskan Memakai Parfum

19 Husein Shahab, Jilbab Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah, (Bandung: Mizan,1998), hal. 62-63.

Page 41: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

26

Wanita muslimah tidak diperkenankan memberikan wewangian pada pakaian

yang dikenakannya. Karena, hal ini dapat menarik perhatian orang. Dalam sebuah

hadis Rasulullah Saw menjelaskan,

“perempuan yang memakai wewangian.lalu, ia melewati para lelaki agar

menghirup wanginya, maka ia telah berzinah (zina mata), begitupula setiap mata

yang memandangnya.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).

Itulah sebabnya, seorang muslimah dilarang mengenakan wewangian di luar

rumah. Sebaliknya, dianjurkan bagi wanita muslimah untuk menggunakan

wewangian di dalam rumah, apalagi bagi mereka yang sudah bersuami. Namun,

Islam agama yang bijaksana. Bagi wanita muslimah yang memang memiliki

masalah bau badan, dibolehkan mengenakan wewangian sekedar untuk

menghilangkan (menetralkan) bau badan tersebut agar tidak mengganggu orang

lain di sekitarnya.20

f. Tidak Menyerupai Pakaian Laki-Laki

Laki-laki dan perempuan diciptakan sesuai dengan kekhasannya masing-

masing. Laki-laki dengan sifat-sifat maskulinnya dan perempuan dengan sifat

feminimnya. Maka sewajarnya wanita muslimah berprilaku sebagaimana mestinya

prilaku seorang wanita, baik dalam bertutur kata, berpakaian maupun bergaul.

Dalam hal ini berpakaian, tentu berbeda antara pakaian wanita dan pakaian laki-

laki karena batasan auratnya juga berbeda. Karena itu, wanita dilarang berpakaian

menyerupai pakaian laki-laki, seperti memakai celana pendek. Dalam konteks

20 Muhammad Syafi’ie al-Bantanie, Shalat Jarik Jodoh, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

2010), hal. 102-103.

Page 42: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

27

kekinian kita bisa menyaksikan fenomena wanita-wanita yang berpenampilan

tomboy (menyerupai laki-laki). Hal ini dilarang dalam Islam.

Rasulullah Saw melaknat wanita yang berpenampilan dan berprilaku

menyerupai laki-laki. Sebuah Hadis menjelaskan.

سة الرجل أن رسول الله صلى الله عليه وسلم لعن الرجل ي لبس لبسة المرأة والمرأة ت لبس لب “Rasulullah melaknat laki-laki yang berpakaian menyerupai pakaian wanita

dan wanita yang menyerupai pakaian laki-laki.” (HR. Ahmad no. 8309).

Hadis lain menerangkan,

ت من النساء ها لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم المتشبهين من الرجال بالنساء، والمتشب بالرجال

“Rasulullah SAW melaknat melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan

wanita yang menyerupai laki-laki.” ((HR. Al-Bukhari no. 5885, 9834).21

g. Tidak Menyerupai Pakaian Orang-Orang Non-Muslim ataupun Kafir

Allah SWT berfirman:

ت ولهم منكم يا أي ها الذين آمنوا لا ت تخذوا الي هود والنصارى أولياء ب عضهم أولياء ب عض ومن ي هم ن الله لا ي هدي القوم الظالمين فإنه من

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang

Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin (panutan/teladan). Sebagian mereka adalah

pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu yang menjadikan

mereka sebagai pemimpin, maka sesunggunya orang itu termasuk golongan

mereka. Sesunggunya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang

dzalim.” (Q.S. Al-Maidah : 51)

Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum Muslimin (laki-laki maupun

perempuan) tidak boleh menyerupai kepada orang-orang kafir, baik dalam ibadah,

ikut merayakan hari raya, dan berpakaian khas mereka.22

21 Muhammad Syafi’ie el-Bantani, Shalat Jarik Jodoh, (Jakarta: PT. ALex Media Komputindo),

2010, hal.103-104. 22 Burhan Sodiq, Engkau Lebih Cantik dengan Jilbab, (Sukaharjo: Samdera), 2006, hal. 118.

Page 43: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

28

h. Bukan Pakaian Glamor

Pakaian kemasyhuran adalah setiap pakaian yang mempunyai maksud lain, agar

memperoleh kepopuleran di tengah masyarakat, baik pakaian mahal yang

dikenakan untuk tujuan kebanggaan dan kemewahan, atau pakaian murahan untuk

memperlihatkan kezuhudan dan riya’.23

E. Revolusi Penggunaan Jilbab di Indonesia

Kewajiban mengenakan jilbab bagi wanita muslimah sudah diketahui sejak

lama. Sebab telah banyak ulama-ulama Nusantara yang menuntut ilmu di Tanah

Suci. Ilmu yang ditimba di tanah suci, disebarkan kembali ke tanah air oleh para

ulama tersebut. Kesadaran untuk menutup aurat sendiri, sudah dilakukan setidaknya

ketika perempuan sedang sholat . G.F Pijper mencatat, istilah ‘Mukena’, setidaknya

telah dikenal sejak tahun 1870-an di masyarakat sunda. Meskipun begitu,

pemakaian jilbab dalam kehidupan sehari-hari tidak serta merta terjadi di

masyarakat.24

sejak abad ke 19, pemakaian jilbab telah diperjuangkan di masyarakat. Hal itu

terlihat dari sejarah gerakan Paderi di Minangkabau. Gerakan revolusioner ini, turut

memperjuangkan pemakaian jilbab di masyarakat.25

Kala itu, mayoritas masyarakat Minangkabau tidak begitu menghiraukan

syariat Islam, sehingga banyak sekali terjadi kemaksiatan. Menyaksikan itu, para

ulama paderi tidak tinggal diam. Mereka memutuskan untuk menerapkan syariat

23 Muhammad Syafi’ie el-Bantani, Shalat Jarik Jodoh, hal. 103-104. 24 Ali Tantowi, The Quest of Indonesian Muslim Identity Debates on Veiling from the 1920s to

1940s, Journal of Indonesian Islam, v. 04, no. 01 (Jakarta: The Circle of Islamic and Cultural

Studies) 2010, hal. 69. 25 Ali Tantowi, The Quest of Indonesian Muslim Identity Debates on Veiling from the 1920s to

1940s, hal. 63

Page 44: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

29

Islam di Minangkabau, termasuk aturan pemakaian jilbab. Bukan hanya jilbab,

aturan ini bahkan mewajibkan wanita untuk memakai cadar.26 Akibat dakwah Islam

yang begitu intens di Minangkabau, Islamisasi di Minangkabau telah meresap

sehingga syariat Islam meresap ke dalam tradisi dan adat masyarakat Minang. Hal

ini dapat kita lihat dari bentuk pakaian adat Minangkabau yang cenderung tertutup.

Ilustrasi perempuan pada masa Paderi. Sumber: Dobbin, Christiine. 1983. Islamic Revivalism in Changing

Peasant Economy; Central Sumatera 1784-1847. Curzon Press: London and Malmo

Di Aceh, seperti juga di Minangkabau, di mana dakwah Islam begitu kuat,

pengaruh Islam juga meresap hingga ke aturan berpakaian dalam adat masyarakat

Aceh. Adat Aceh menetapkan, “orang harus berpakaian sedemikian rupa

sehingga seluruh badan sampa kaki harus ditutupi. Dari itu, sekurang-kurangnja

mereka telah berbadju, bercelana, dan berkain sarung. Ketjantikan dan masuk

angin sudah terdjaga dengan sendirinya. Kepalanja harus ditutup dengan

selendang atau dengan kain tersendiri.” 27

26 Muhamad Radjab, Perang Paderi di Sumatera Barat (1803-1838), (Jakarta: Balai Pustaka)

1964, hal. 23. 27 Moehammad Hoesin, Adat Atjeh, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa

Atjeh:Aceh, 1970, hal. 152-153.

Page 45: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

30

Potret Istri Panglima Polim Sigli tahun 1903. Foto ini diperkirakan berasal dari Mayor K. van

der Maaten. Sumber: KITLV Digital Media Library (http://media-kitlv.nl/all-

media/indeling/detail/form/advanced/start/4?q_searchfield=polim)

Menjelang abad ke 20, teknologi cetak yang telah lazim di tanah air turut

membantu penyadaran kewajiban perempuan untuk berjilbab di masyarakat.

Sayyid Uthman, seorang ulama dari Batavia menulis persoalan jilbab ini dalam

bukunya ‘Lima Su’al Didalam Perihal Memakai Kerudung’ yang terbit pada

Oktober 1899.28 Tidak hanya perkembangan teknologi cetak, gerakan reformasi

Islam dari timur tengah, khususnya dari Mesir turut mempengaruhi dakwah di

Indonesia. Salah satunya yang terdapat di Sumatera Barat.

Gerakan yang dipelopori oleh ‘Kaoem Moeda’ ini menggemakan kembali

kewajiban jilbab di masyarakat Minangkabau. Syaikh Abdul Karim Amrullah yang

biasa dikenal dengan nama Haji Rasul ini, amat vokal menyuarakan kewajiban

wanita muslim menutup aurat. Menurutnya, aurat wanita itu seluruh tubuh.29 Ayah

Buya Hamka ini mengkritik keras kebaya pendek khas Minangkabau. Kritik beliau

28 Ali Tantowi, The Quest of Indonesian Muslim Identity Debates on Veiling from the 1920s to

1940s, hal. 71. 29 Hamka, Muhammadiyah di Minangkabau,(Jakarta: Nurul Islam), 1974, hal. 49.

Page 46: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

31

dapat kita lihat dalam bukunya, Cermin Terus. Kritik keras terhadap pakaian wanita

ini kemudian menjadi polemik di masyarakat.30

Di pulau Jawa, banyaknya wanita muslim yang tidak menutupi kepala,

mendorong gerakan reformis muslim menyiarkan kewajiban jilbab. Pendiri

Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan aktif menyiarkan dan menyatakan bahwa

jilbab adalah kewajiban bagi wanita Muslim sejak 1910-an. Ia melakukan dakwah

jilbab ini secara bertahap.

Awalnya ia meminta untuk memakai kerudung meskipun rambut terlihat

sebagian. Kemudian ia menyarankan mereka untuk memakai Kudung Sarung dari

Bombay. Pemakaian kudung ini dicemooh oleh sebagian orang. Mereka

mencemoohnya dengan mengatakan,“Lunga nang lor plengkung31 bisa jadi

kaji” (pergi ke utara plengkung, kamu akan jadi haji). Namun KH. Ahmad Dahlan

tak bergeming. Ia berpesan kepada murid-muridnya, “Demit ora dulit, setan ora

Doyan, sing ora betah bosok ilate,” (Hantu tidak menjilat, setan tidak suka yang

tidak tahan busuk lidahnya). Upaya menggemakan kewajiban jilbab ini terus

berjalan. Tak hanya itu, ia mendorong wanita untuk belajar dan bekerja, semisal

menjadi dokter, ia tetap menekankan wanita untuk menutup aurat dan melakukan

pemisahan antara laki-laki dan perempuan.32 Organisasi Muhammadiyah

sendiri pernah mengungkapkan aurat wanita adalah seluruh badan, kecuali muka

dan ujung tangan sampai pergelangan tangan.

30 Ali Tantowi, The Quest of Indonesian Muslim Identity Debates on Veiling from the 1920s to

1940s, hal. 71 31 Lokasi rumah KH. Ahmad Dahlan berada di selatan dari perempatan Jalan Kauman. Di setiap

sudut jalan terdapat gerbang yang dihiasi plengkung. 32 Ali Tantowi, The Quest of Indonesian Muslim Identity Debates on Veiling from the 1920s to

1940s, hal. 71.

Page 47: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

32

Upaya memperjuangkan jilbab tak sedikit mendapat pertentangan. Perang

kata-kata melalui media massa mewarnai era 1930-40an. Majalah Aliran

Baroe yang berafiliasi dengan Partai Arab Indonesia (PAI), tidak mendukung

kewajiban jilbab. Majalah ini berseteru dengan beberapa pihak. Sikap PAI yang

tidak mengurusi soal jilbab ini mendapat kritikan dari Siti Zoebaidah melalui

majalah Al Fatch. Lewat majalah milik Aisyiyah –organisasi perempuan yang

menginduk pada Muhammadiyah- ini,33 Siti Zoebaidah menegaskan bahwa wajib

bagi kaum muslimat memakai jilbab.34 Kaum Aisyiyah memang dikenal selalu

memakai jilbab. Hal ini diungkap dalam Majalah Berita Tahunan Muhammadiyah

Hindia Timur 1927 bahwa, “Rambut kaum Aisyiyah selalu ditutup dan tidak akan

ditunjukkan, sebab termasuk aurat.”

Jika pada masa sebelum kemerdekaan perjuangan jilbab diwarnai polemik

di media massa, namun di orde baru perjuangan jilbab semakin berat. Perjuangan

umat Islam khususnya muslimah mendapat tentangan keras dari pemerintah,

khususnya pejabat dinas pendidikan dan pihak militer.

Awal tahun 1980-an memang merupakan periode konflik antara Islam dan

Pemerintah. Kedua pihak saling berlawanan atau konflik antara Islam dan

pemerintah. Kedua pihak kerap bersitegang. Politik Pemerintah Orde Baru yang

represif terhadap umat Islam turut memperkeruh persoalan ini.35

Pada kasus jilbab ini, Depdikbud rupaya tidak bisa menutupi sikap

curiganya terhadap siswi berjilbab. Sebagaimana pada kasus Tri Wulandari di

33 Ali Tantowi, The Quest of Indonesian Muslim Identity Debates on Veiling from the 1920s to

1940s, hal. 79. 34 Majalah Aliran Baroe No. 17 Desember 1939 hal.11 dan 15. 35 Alwi Alatas dan Fifrida Desliyanti,Revolusi Jilbab Kasus Pelarangan Jilbab di SMA Negeri se-

Jabodetabek, 1982-1991, (Jakarta:Al-I’TISHOM), 2001, hal. 31

Page 48: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

33

Jember. Pihak Kodim 0824 Jember sempat memanggilnya karena dicurigai sebagai

anggota Jamaah Imron. Jilbab pada saat itu dianggap sebagai perwujudan

gerakanpolitik yang mengancam pihak pemerintah. Perjuangan pemakaian jilbab

selama bertahun-tahun, yang diwarnai sikap represif aparat, pendidik dan pejabat

akhirnya membuahkan hasil. Keringat, derita, stigma dan air mata demi menjaga

kemuliaan wanita itu mampu mejadi pembuka jalan bagi diterimanya jilbab di

Indonesia.

Perjuangan syariat jilbab memang bukan perkara mudah. Semenjak

masuknya Islam ke nusantara, terjadi proses bertahap dalam menjadikan jilbab

sebagai bagian dari masyarakat di nusantara. Proses bertahap ini berbeda-beda di

setiap wilayahnya. Di daerah dikenal Islam berpengaruh amat kuat seperti Aceh dan

Minangkabau, Islam telah meresap jauh ke adat masyarakat hingga ke soal

berpakaian sehingga membuat masyarakatnya lebih mudah untuk berpakaian lebih

tertutup.

Kebijakan-kebijakan kolonial yang kerap mencoba memisahkn Islam dari

masyarakat memperberat perjuangan ini. Jilbab dalam kehidupan sehari-hari pun

sempat menjadi sesuatu yang asing dari hati umat Islam. Namun Jilbab tak pernah

benar-benar lepas dari hati wanita di nusantara. Ibadah sholat lima waktu yang

mewajibkan menutup aurat wanita, membuat jilbab tetap hadir meski tidak setiap

saat. Terus bertambahnya arus umat dan ulama yang pergi ke tanah suci,

menggelorakan dakwah di tanah air. Perjuangan ulama yang memanfaatkan media

massa turut menghidupkan dakwah jilbab di Indonesia. Peran-peran ormas Islam

semacam NU, Muhammadiyah, Al irsyad, dan Persis yang dengan gigih

menanamkan kesadaran berjilbab di masyarakat, perlahan tapi pasti, mampu

Page 49: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

34

mengubah rupa wanita Indonesia dalam teduhnya kemuliaan jilbab. Tekad baja para

muslimah muda dalam memperjuangkan jilbab di masa orde baru akhirnya

mendobrak halangan berjilbab.36

F. Pakaian Muslimah di Zaman Modern

Perkembangan zaman semakin pesat, semuanya serba-serbi modern. Di mulai

dari tekhnologi, transportasi hingga ke fashion yang mengalami perkembangan

cukup pesat. Perkembangan inipun selalu diikuti oleh setiap orang, karena secara

tidak sadar siapapun, karena secara tidak sadar siapapun akan menerapkan

perkembangan ini, fasion muslim pun tidak kalah, semakin hari semakin banyak

model busana muslim yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat muslim. Selain

model yang semakin berkembang, perkembangan mode dalam pengunaannya pun

semakin lama semakin tidak sesuai dengan penggunaan hijab atau busana muslim

yang di syari’atkan oleh Islam.

Di antara fenomena yang sekarang menjamur dan berbahaya adalah model

pakaian ketat dan terlihatnya bentuk lekuk tubuh seorang wanita. Padahal Allah dan

Rasul_Nya menyuruh kaum perempuan untuk menggunakan hijab yang menutupi

seluruh anggota tubuh agar tidak nampak sedikitpun auratnya.

Ironisnya banyak diantara wanita yang lalai akan hal tersebut. Bahkan

sebagian mereka mengenakan jilbab yang bermodel dan berbagai gaya dengan

istilah jilbab gaul untuk menarik padangan laki-laki.

Dalil yang menunjukan hendaknya wanita tidak memakai pakaian ketat

adalah hadis Utsamah bin Zaid dimana pernah berkata:

36 Andy Ryansyah, dalam Artikel Jejak Islam Untuk Bangsa. Perjuangan Panjang Jilbab Di

Indonesia, di publikasi pada 09 Maret 2015.

Page 50: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

35

كسوتها قبطية كثيفة كانت مما أهدى له دحية الكلبي ف وسلمصلى الله عليه كساني رسول اللهالله! : مالك لا تلبس القبطية؟ فقلت: يا رسول رسول الله صلى الله عليه وسلمامرأتي، فقال

تصف حجم عظامها كسوتها امرأتي، فقال: مرها أن تجعل تحتها غلالة فإني أخاف أن

Rasulullah SAW pernah memakaikanku baju Quthbiyyah yang tebal. Baju

tersebut lalu dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Lalu aku

memakaikan baju itu kepada isteriku. Suatu kala Rasulullah SAW menanyakanku:

“kenapa baju quthbiyyah tidak kau pakai?” kujawab: “baju tersebut aku

pakainkan kepada isteriku wahai Rasulullah”, lalu beliau berkata “suruh ia

memakai baju rangkap di dalamnya aku khawatir Quthbiyyah itu menggambarkan

bentuk tulangnya”. 37

Ini adalah sejelas jelasnya dalil yang menunjukan tidak bolehnya

mengenakan pakaian yang membentuk lekuk tubuh sehingga tampaklah aurat

wanita. Bahkan nampak pula warna kulitnya. 38

Syaikh al-Albani pernah mengatakan, “Tujuan pakaian muslimah adalah agar

tidak menggoda. Tujuan ini dapat tercapai hanya dengan wanita berbusana longgar.

Adapun berbusana berbusana ketat walau itu menutupi warna kulit, namun masih

menampakan bentuk lekuk tubuh seluruhnya atau sebagiannya. Sehingga hal ini

pun menggoda pandangan para pria. Dan sangat jelas hal ini menimbulkan

kerusakan tanpa diragukan lagi. Sehinnga pakaian muslimah haruslah longgar

(tidak ketat).”39

37 HR.Ahmad dengan sanad layyin, namun ada penguat dalam riwayat Abu Daud sehingga derajat

hadis ini Hasan, juga Imam Muslim berhujjah dengan hadis ini dan Bukhori memakai sebagai

syawahid. 38 Syaikh Amru bin Abdi Al-Mun’in Salim, Jilbab Mar’ah Al-Muslimah, hal. 23. 39 Amru bin abdi al-Mun’in salim, Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah, hal. 131.

Page 51: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

36

BAB III

OTENTISITAS DAN PEMAHAMAN HADIS WANITA BERPAKAIAN

TAPI TELANJANG

A. Otentisitas Hadis “Wanita Berpakaian Tetapi Telanjang”.

a. Teks Hadis dan Terjemah

ث نا جرير، عن سهيل، عن أبيه، عن أبي هري رة، قال قال رسول ر بن حرب، حد ثني زهي لله احدفان من أهل النار لم أرهما ق وم معهم سياط كأذناب الب قر يضربون صلى الله عليه وسلم بها صن

الجنة الناس ونساء كاسيات عاريات مميلات مائلات رءوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا

Artinya: Zuhair bin Harb telah memberitahukan kepadaku, Jarir telah

memberitahukan kepada kami, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah R.A

berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk Neraka

yang aku belum pernah melihat mereka sebelumnya. (pertama) Sekelompok kaum

yang memiliki cambuk-cambuk seperti ekor-ekor sapi, yang mereka gunakan untuk

memukuli orang-orang, (kedua) Para wanita yang berpakaian tapi (hakikatnya)

telanjang, berlenggak lenggok dan sombong, kepala mereka seperti punuk-punuk

unta yang miring, mereka tidak masuk syurga dan tidak akan mencium wanginya,

padahal wanginya syurga tercium dari jarak ini dan itu.” (HR Muslim. No: 3971)1

b. Takhrij Hadis

Takhrij hadis adalah penulusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab

sebagai sumber asli dari kitab hadis yang bersangkutan, yamg mana di dalam

sumber itu dikemukakan secara lengkap matn dan sanad hadis yangbersangkutan.

Kegiatan takhrij hadis bagi seorang peneliti hadis sangatlah penting, tanpa

melakukannya maka akan sulit diketahui asal-usul riwayat hadis yang akan diteliti.

Dengan demikian ada tiga hal yang menyebabkan pentingnya kegiatan takhrij hadis

dalam melaksanakan penelitian hadis,2 yaitu:

1 Sahīh Muslim, Kitab Libas wa al-Zinah, Bab Nisā’un Kāsyiyatun ‘Āriyātun al-Māilat al-

Mumīlat. No 3971. 2 M. Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang , 2007) cet ke-2, hal. 42.

Page 52: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

37

1. Untuk mengetahui asal-usul hadis yang akan diteliti

2. Untuk megetahui seluruh riwayat bagi hadis yang akan diteliti

3. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya Syahid dan Mutabi’ pada sanad

yang akan diteliti.

Ada empat metode dalam melakukan kegiatan takhrij, yaitu: Pertama: melalui

nama sahabat yang meriwayatkan hadis tersebut, Kedua, melalui awal matan hadis,

Ketiga, melalui kata-kata fi’il atau terambil dari fi’il yang jarang digunakan, dan

Keempat, melalui tema.3

Shahih Muslim no. 5704.

ر بن حرب ثنى زهي ث نا جرير عن سهيل عن أبيه عن أبى هري رة قال ق حد صلى ال رسول الله حدفان من أهل النار لم أرهما ق وم معهم سياط كأذناب الب قر يضربون بها الله عليه وسلم صن

لا يدخلن الجنة عاريات مميلات مائلات رءوسهن كأسنمة البخت المائلة الناس ونساء كاسيات ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا.

Artinya: Zuhair bin Harb telah memberitahukan kepadaku, Jarir telah

memberitahukan kepada kami, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah R.A

berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk Neraka

yang aku belum pernah melihat mereka sebelumnya. (pertama) Sekelompok kaum

yang memiliki cambuk-cambuk seperti ekor-ekor sapi, yang mereka gunakan untuk

memukuli orang-orang, (kedua) Para wanita yang berpakaian tapi (hakikatnya)

telanjang, berlenggak lenggok dan sombong, kepala mereka seperti punuk-punuk

unta yang miring, mereka tidak masuk syurga dan tidak akan mencium wanginya,

Padahal wanginya syurga tercium dari jarak ini dan itu.

Hadis Riwayat Sunan al-Baihaqy Al-Kubra no. 3077.

ث نا جرير عن سهيل عن أبيه عن أبى هري رة قال قال رسو ر بن حرب حد ثنى زهي ل الله صلى حدفان من أهل النار الله عليه وسلم الناس ر يضربون بهالم أرهما ق وم معهم سياط كأذناب الب ق صن

جنة ولا ونساء كاسيات عاريات مميلات مائلات رءوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن ال يجدن ريحها وإن ريحها لتوجد من مسيرة كذا وكذا

3 Bustamin, dan M. Isa H.A. Salam, Metodologi Kritik Hadis (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,

2004), cet ke-1, hal. 28.

Page 53: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

38

Artinya: Zuhair bin Harb telah memberitahukan kepadaku, Jarir telah

memberitahukan kepada kami, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah R.A

berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk Neraka

yang aku belum pernah melihat mereka sebelumnya. (pertama) Sekelompok kaum

yang memiliki cambuk-cambuk seperti ekor-ekor sapi, yang mereka gunakan untuk

memukuli orang-orang, (kedua) Para wanita yang berpakaian tapi (hakikatnya)

telanjang, berlenggak lenggok dan sombong, kepala mereka seperti punuk-punuk

unta yang miring, mereka tidak masuk syurga dan tidak akan mencium wanginya,

Padahal wanginya syurga tercium dari jarak ini dan itu

Syarah Sunan Al-Baghdawi

د ، ث نا عبد الغافر بن محم د ، حد د بن أ أخب رنا إسماعيل بن عبد القاهر بن محم خب رنا محمث اج ، حد ث نا مسلم بن الحج د بن سفيان ، حد ي ن عيسى الجلودي ، أخب رنا إب راهيم بن محم

ث نا جرير ، عن سهيل ، عن أبيه ، عن أبي هري رة ، ق ر بن حرب ، حد قال رسول الله ال زهي فان من أهل النار لم أرهما ق وم معهم سياط كأذناب الب ر يضربون ق صلى الله عليه وسلم صن

لمائلة ، لا أسنمة البخت ابها الناس ، ونساء كاسيات عاريات مميلات مائلات رءوسهن ك يدخلن الجنة ، ولا يجدن ريحها ، وإن ريحها لتوجد من مسيرة كذا وكذا

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Isma’il Ibn Qahir Ibn Muhammad,

telah memberitahukan kepada kami Abd al-Gafir ibn Muhammad, telah

mengabarkan kepada kami Muhammad ibn ‘Isa al-Juludi, telah mengabarkan

kepada kami Ibrahim ibn Muhammad Sufyan, telah memberitahukan kepada kami

muslim ibn Hajjaj, Zuhair bin Harb, telah memberitahukan kepadaku, Jarir telah

memberitahukan kepada kami, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah R.A

berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk Neraka

yang aku belum pernah melihat mereka sebelumnya. (pertama) Sekelompok kaum

yang memiliki cambuk-cambuk seperti ekor-ekor sapi, yang mereka gunakan untuk

memukuli orang-orang, (kedua) Para wanita yang berpakaian tapi (hakikatnya)

telanjang, berlenggak lenggok dan sombong, kepala mereka seperti punuk-punuk

unta yang miring, mereka tidak masuk syurga dan tidak akan mencium wanginya,

Padahal wanginya syurga tercium dari jarak ini dan itu Hadis Riwayat Ibnu Hibban 7621

ث نا إسحاق بن إب راهيم، قال أخب رنا جر ، قال حد د الأزدي عبد ير بن أخب رنا عبد الله بن محمفان من الحميد، عن سهيل بن أبي صالح، عن أبيه، عن أبي هري رة، عن رسول الله قال " صن

ات عاريات أمتي لم أرهما ق وم معهم سياط مثل أذناب الب قر يضربون بها الناس، ونساء كاسي حها، مائلات مميلات، رؤوسهن مثل أسنمة البخت المائلة، لا يدخلون الجنة، ولا يجدون ري

من لوإن ريحها لتوجد من مسيرة كذا وكذا "، المائلة من التبختر، والمميلات من ا س

Page 54: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

39

Hadis Riwayat Ahmad bin Hanbal no 8464.

ث نا شريك، عن سهيل بن أب حدثنا عبد الله حدثني أبي ث نا أسود بن عامر، حد ي صالح، عن حدفان من أهل ال أراهما ب عد، نساء كاسيات نار لا أبيه، عن أبي هري رة، قال قال رسول الله " صن

لا يجدن عاريات، مائلات مميلات، على رءوسهن أمثال أسنمة البخت المائلة، لا ي رين الجنة و ون بها الناس "ريحها، ورجال معهم أسواط كأذناب الب قر، يضرب

Hadis Riwayat Musnad Ahmad no. 8665. ث نا شريك عن سهيل بن أبي صالح عن أبيه عن أبي هري ر ث نا أسود بن عامر حد ة قال قال حد

فان من رسول الله صلى الله عليه وسلم عد نساء كاسيات عاريات لا أراهما ب أهل النار صن يحها ورجال مائلات مميلات على رءوسهن مثل أسنمة البخت المائلة لا ي رين الجنة ولا يجدن ر

بون بها الناس معهم أسواط كأذناب الب قر يضر c. Analisa Sanad Hadis

Adapun rangkaian nama-nama para para periwayat hadis pada jalur periwayatan

Imam Muslim adalah:

رسول الله ص م

ابو هرىرة

ابى صالح

سهىل بن ابى صالح

جرىر بن عبد الحمىد

زهىر بن حرب

Page 55: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

40

مسلم

Berikut adalah paparan Biografi dan Kualitas dari para Perowi:

1. Abu Hurairah ad-Dausi al-Yamani (w. 58 H)

Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Sakhrh, Abdullah bin ‘Adz,

Abdurrahman bin Ghonam. Wafat pada tahun 58 H, pada usianya yang ke-78 tahun.

Ia meriwayatkan hadis dari Rasulllah saw, Ubay bin Ka’ab, Usamah bin Zaid bin

Haritsah. Sedangkan yang meriwayatkan hadis darinya antara lain adalah Ibrahim

bin Isma’il, Ibrahim bin Abdullah bin Hunain, Nafi’ bin Jubair bin Muth’am atau

disebut juga Nafi’ Ibn Abi Anas (Abu Suhail).

Menurut al-Waqidi, ia adalah seorang yang jujur. Bukhari berkata, banyak

perawi yang meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah, kira-kira delapan ratus orang

aau lebih dari kalangan ahli ilmu, sahabat-sahabat Nabi, tabi’in dan lain-lain.4

2. Abi Sholeh As-Saman (w.101 H)

Nama lengkapnya Abi Sholeh as-Saman az-Ziyad al-Madani. Beliau tinggal di

Madinah, wafat pada tahun 101 H.

Ia meriwayatkan hadis dari 72 orang. Antara lain: Abi bin Ka’ab al-Ansori,

Anas bin Malik al-Ansori, Ibrahim bin Abdillah, Ishak Maula Zaidah, al-Haris bin

Muhallad bin Abi Wida’ah, jabir bin Samroh, Jabir bin Abdurrahman al-Ansori,

Abu Zar al-Ghifari, Khorijah bin Zaid al-Ansori, Ramlah binti Abi Sopyan, Zazan

al-Kindi, Abu Hurairah, Abdullah bin Mas;ud, Umar bin Ash, dan uwaimar bin

malik al-Ansori.

4 Hafidz Jamaluddin Abi Al-Hajjaj Yusuf al-Mazzi, Tahdzib al-Kamal fi asma’ al-Rijal, juz 22,

(kairo: Darul Fiqr), hal. 131.

Page 56: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

41

Murid-muridnya berjumlah 192 orang, antara lain: anaknya Suhail dan Sholeh,

Abdullah, Atha’ bin Abi Ribah, Abdullah bin Dinar, al-Hakam ibnu Atiyah, Asyim

bin Bahdalah, Abdu ibn Aslam, Abu Hazim Salman bin Dinar, Asim bin Bahdalah,

Abdul Azis bin Rafi’, Umar bin Dinar, dan Yahya bin Said al-Ansori.

Kometar ulama tentang Abu Sholeh as-Saman, Menurut Abdullah bin Ahmad,

dan Ahmad bin Hanbal Ia adalah seorang Tsiqah, tsiqah. Yahya bin Mu’in, dan

Abdillah al-Ajali menjelaskan ia adalah seorang tsiqah. Az-Zahabo berkata ia

diantara imam yang Tsiqah.5

3. Suhail bin Abi Sholeh (w. 138 H)

Nama lengkapnya Zakhwan as-Saman Abu Yazid al-Madani Maula Juwariyah

binti al-Ahmas al-Ghathfani, lahir tahun 101 tinggal di Madinah. Ia meriwayatkan

hadis dari 52 guru antara lain: al-Haris bin Muhallid al-Anshori az-Zirqi, Habib bin

Hasan al-Kaufi, dan ayahnya Abi Sholeh Zakhwan as-Saman, Robiah bin Abi

‘Abdurrahman, Sa’id bin ‘Abdurrahman bin Abi Sa’id al-Khudri, Said bin

Abdurrahman bin Mukmil al-A’ma, Said bin Musayyab, Abi Habbab Said bin

Yasar, dan Sulaiman al-A’Mas.

Orang yang meriwayatkan hadis darinya adalah Isma’il bin Zakariya, Zuhair

bin Muawiyyah, Kholid bin Abdullah, dan lai-lain sebanyak 201 orang.

Komentar ulama tentang Syhail, beliau adalah orang yang tsabat, la’ba’sa bihi

maqbul al-akhbar, tsiqah. Nasa’i berkata, Suhail Laisa bihi ba’sa.

4. Jarir bin Abdul Hamid (w. 188 H)

5 Hafidz Jamaluddin Abi Al-Hajjaj Yusuf al-Mazzi, Tahdzib al-Kamal fi asma’ al-Rijal, juz 33,

hal. 419.

Page 57: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

42

Nama lengkapnya adalah Jarir bin Abdul Hamid bin Qurtub al-Dhaby, Abu

Abdillah ar-Razy al-Qhadi. dilahirkan di kota Ashbihan tahun 107 H (menurut

Hanbal bin Ishaq), 110 H (menurut Hanbal bin Ishaq dari Muhammad bin Hamid)

dandibesarkan di kota Kuffah, serta wafat tahun 188 H.6

Ia meriwayatkan hadis 166 guru antara lain: Abdullah Malik bin ‘Amir, Abi

Ishaq As-Syaibani, Yahya bin Sa’id al-Ansori, Sulaiman at-Taimi, al-A’mas, ‘Asim

al-Ahwal, Suhail bin Abi Sholeh, Abdul Azis bin Rafi’, Imaroh bin Qoqa’, Isma’il

bin Abi Khalid, Abi Hayyan at-Tamimi, ‘Atha bin al-Saib dan lai-lain.7

Adapun murid-murid yang meriwayatkan hadis darinya 223 orang antara lain

yaitu: Ishaq bin Rahwiyah, Abnā Abī Syaibah, Qutaibah, Abu Haisyamah, Yahyā

bin Yahyā, Abū Khaistumah, Zuhair bin Harb dan jlain-lain.8

Komentar para ulama tentang jarir bin Abul Hamid, Menurut imam an-Nasai’,

al-‘Ajali, Abu Al-Qasim al-Alkai, ibnu Abi Hatim, Ibnu Hibban, Abu Ahmad al-

Hakim, al-Kholili , ia seorang Tsiqah, ibnu Kharas berkata Jarir adalah seorang

yang benar. Khalili berkata beliau adalah seorang yang Tsiqah, begitu juga dengan

Abu al-Lalikāi yang sepakat dengan ke-Tsiqahan-nya.9

5. Zuhair Bin Harb (w 234 H)

Nama lengkapnya adalah Zuhair bin Harb bin Syaddād al-Harasyiy, Abu

Kaitsamah al-Nasai. beliau lahir pada tahun 160 H dan meninggal pada tahun 234

H dalam usianya 74 tahun malam kamis pada bulan Sya’ban pada masa khalifah

Ja’far al-Mutawakkil. Beliau hidup dan tinggal di Bagdad.

6 Ibn Hajar al-‘Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib, juz II, (Inida: Da’irah al-Ma’arif an-Nidzomiyah),

13325 H, hal. 7 al-‘Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib, juz II, hal. 41. 8 al-‘Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib, juz II, hal. 41. 9 al-‘Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib, juz II, hal. 41.

Page 58: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

43

Ia meriwayatkan hadis dari 239 orang guru antara lain: Ahmad bin Ishak al-

Hadromi, Abi al-Jawab al-Ahwas bin Jawab,’Isa ibnu at-Thabba, Jarir bin Abdil

Hamid, Husen bin Muhammad al-Maruzi, dan lain-laina.

Murid-murid yang meriwayatkan hadis darinya 120 orang antara lain: Bukhari,

Muslim, Abu Daud, Ibnu Majjah, Ibrahim bin Ishak, al-Harbi, Abu Ya’la Ahmad

bin Ali bin al-Masna al-Mausuli

Komentar para ulama tentang Zuhair bin Harb, menurut Imam Nasa’i ia seorag

yang tsiqah makmun, Husein bin Fahmi mengatakan bahwa ia adalah orang yang

tsiqah sabtun, abu bakar al-Khatib mengatakan bahwa ia adalah seorang yang

tsiqah, tsabit, hafidz dalam bidang hadis. Demikian pula Ibnu Hibban berkomentar

bahwa ia seorang yang Tsiqah, muttaqin, dhabit.10

6. Imam Muslim (w 261 H )

Nama lengkapnya adalah Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim Abu al-Husain al-

Qusyairi al-Naisaburi. Wafat 261 H. Lahir di Naisabur pada tahun 204 H.

Diantara nama-nama guru Imam Muslim adalah al-Qa’nabi, Ahmad bin Yunus,

Isma’il bin Abi Uwais, Dawud bin ‘Amr al-Dhabyi, al-Haistman binKharijah,

Syaiban bin Farukh, dan masih banyak lagi.

Dari riwayat Imam Muslim diketahui orang-orang yang pernah jadi muridnya,

yaitu Ahmad bin Salamah, at-Turmudzi, Ibrahim bin Abi Thalib, Abu ‘Amr al-

Khaffaf, dan masih banyak lagi.

Komentar ulama mengenai Imam Muslim diantaranya menurut salah satu

muridnya, Ibn Abī Hatim menilai gurunya ini orang yang tsiqah, mempunyai

pegetahuan dan pemahaman yang sangat baik tentang hadis. Muhammad bin

10al-‘Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib, juz III, hal. 169-171.

Page 59: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

44

Basyar salah seorang guru Imam Muslim menyebutkan “al-Huffadl” (orang yang

mempunyai hapalan luar biasa) ada empat, Abu Zuhrah, Muhammad bin Isma’il,

al-Darimi dan Imam Muslim.11

Analisa Sanad

Bertitik tolak pada uraian di atas, dapat diketahui bahwa hadis Nabi tentang

Wanita Berpakaian Tetapi Telanjang, pada jalur Imam Muslim selengkapnya:

ر ب ثني زهي ث نا جرير، عن سهيل، عن أبيه، عن أبي هري رة، قال قال رسول احد لله ن حرب، حدفان من أهل النار لم أرهما ق وم معهم سياط كأذناب الب قر يضربون صلى الله عليه وسلم بها صن

نة اء كاسيات عاريات مميلات مائلات رءوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن الج الناس ونس ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا

Adalah Shahih, yaitu sesuai dengan kriteria hadis Shahih sebagai berikut:

1) Bersambung sanad (Ittishal sanaduh), hal ini ditandai dengan adanya

indikator bahwa antara para periwayat yang satu dengan yang lainnya

masing-masing telah memenuhi syarat-syarat periwayatan hadis (tahammul

wa al-ada), diantaranya selain mereka liqa’ (pernah bertemu antara guru

dan murid) juga mu’asharah (pernah hidup pada suatu masa antara guru dan

murid) sehingga hadis yang diriwayatkan benar-benar bersambung dan

bersandar (muttashil dan marfu’) sampai kepada Rasulullah SAW.

2) Keseluruhan periwayat dalam sanad tersebut menunjukan bahwa mereka

adalah para periwayat yang adil dan dhabith (tsiqah).

3) Sanad hadis tersebut di dalamnya tidak ditemukan adanya kejanggalan

(Syudzudz) dan tidak ada cacat (‘illat).

11 al-‘Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib, juz X, hal. 113.

Page 60: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

45

4) Pada matan hadis juga tidak ditemukan adanya kejanggalan (syudzudz) dan

tidak ada cacat (‘illat)

Untuk membuktikan validitas pernyataan di atas dapat dilihat pada tabel

tentang rangkaian nama-nama para periwayat pada jalur Imam Muslim, tahun

kelahiran dan wafat serta komentar ulama tentang kualitas masing-masing

periwayat sebagai berikut:

No Nama

Periwayat

Shigat

Tahammul

wa al-

Ada’

Tanggal

Lahir dan

Wafat

Komentar Ulama

Ta’dil Tarjih

1 Abu

Hurairah L: 19 H قال

W: 59 H

Ibnu Hajar al-Asqalani:

seorang yang kuat

hafalannya

Abu Hatim bin Hibbab:

Tsiqah

‘Ajjaj al-Khatib:

Hafidz, muttaqin

Dhabit,'adal’h, tsiqah

-

2 Abu

Sholeh W: 101 H Abdullah bin Ahmad عن

dan Ahmad bin Hanbal:

tsiqah tsiqah

-

3 Suhail bin

Abi Sholeh W: 138 H Imam an-Nasa’i: Laisa عن

bihi ba’sa.

-

4 Jarir حدثنا L: 110 H

W: 188 H

Ibnu ‘Ammar: Hujjatun

Al-Ajaly: Tsiqah

Al-Nasa’i: Tsiqah

-

5 Zuhair bin

Harb L: 160 H حدثني

W: 234 H

Muawiyah bin Shalih:

Tsiqah

Abu Hatim: Shaduq

An-Nasa’i: Tsiqah

Ma’mun

-

6 Imam

Muslim L: 204 H روى

W: 261 H

Muhammad bin

Basyar: al-Huffadl,

Tsiqah

Ibnu Abi Hatim: Tsiqah

-

Page 61: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

46

d. Kesimpulan (Natijah)

Dengan demikian hadis tentang “Wanita Berpakaian Tetapi Telanjang” pada

jalur Imam Muslim tidak perlu diragukan lagi keshahihannya dan hadisnya dapat

dijadikan Hujjah.

B. PEMAHAMAN HADIS TENTANG WANITA BERPAKAIAN TAPI

TELANJANG

a. Asbab al-Wurud

Hadis tentang “larangan atau peringatan kepada wanita yang berpakaian tetapi

telanjang” oleh Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah, Asbab Al-Wurudnya

tidak penulis temukan informasinya baik dalam kitab Al-Bayan wa al-Ta’rif fi

Asbab Al-Wurud karya Abu Hamzah Al-Dimasyqiy maupun yang lainnya.

b. Afirmasi Pemahaman Tekstual Hadis “Wanita Berpakaian Tapi

Telanjang”

Jika ditelaah lebih jauh hadis ini membutuhkan pemahaman yang lebih

mendalam terhadap makna teks dan makna konteks yang dimaksud hadis tersebut,

berikut beberapa penggalan lafadz yang akan dibahas: pertama; كاسيات عاريات,

kedua; مميلات, ketiga; مائلات, keempat; رءوسهن كأسنمة البخت المائلة, dan kelima;

.لا يدخلن الجنة ولا يجدن ريحها

Pertama yang akan dibahas adalah lafadz كاسيات عاريات Imam an-Nawawi

dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan makna kata di atas mengatakan bahwa ada

beberapa makna:

Page 62: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

47

Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan

bersyukur kepada-Nya.

Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan

kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan

ketaatan kepada Allah.

Makna Ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja

menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud dengan wanita yang

berpakaian tetapi telanjang.

Makna Keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak

bagian dalam tubuhnya, wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang.12

Pengertian yang disampaikan al-Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit

dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama

lainnya sebagai berikut:

Ibn Abd’ al-Barr Rahimahullah mengatakan: “Makna Kāsiyatun ‘Āriyatun

adalah wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk

tubuhnya, pakaian tersebut tidak menutupi (anggta tubuh yang wajib ditutupi

dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka

telanjang.13

Al-Munawi dalam Faidul Qadir mengatakan mengenai makna Kāsiyatun

‘Āriyatun, “senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia

telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat

12 Imam an-Nawawi, Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Hajjaj (Jakarta: Dar al-Sunnah, 2014) jil

IX, Hal. 226. 13 Syaikh Muhammad Nasiruddin al-Bani, Jilbab Wanita Muslimah, terj Hawin Murtadlo, Abu

Sayyid Sayyaf, al-Tibyan (Yogyakarta: Media Hidayah: 2000), hal. 126.

Page 63: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

48

menampakan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya,

namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia

mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya

lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya

lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota

tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.”14

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnu al-Jauziy. Beliau mengatakan bahwa

makna Kāsiyatun ‘Āriyatun ada tiga makna.

Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam

tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia

telanjang.

Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib

ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.

Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur

kepada-Nya.15

Dari semua pendapat para ulama yang telah penulis kemukakan di atas, tidak

ada makna yang bertentangan, sehingga penulis mencoba menyimpulkan,

Kāsiyatun ‘Āriyatun dimaknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga

nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang berpakaian ketat, membuka

sebagian aurat yang wajib dia tutup.

14 Imam Abdurrouf Al-Munawi, Faidhul Qodir Syarah Al-Jami’ Al-Shogir, (Beirut: Darul

Ma’rifah), jil VI, Hal. 275. 15 Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031

Page 64: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

49

Adapun lafadz Sabda Nabi SAW مميلات (Ia berjalan berlenggak-lenggok).

sebagaimana yang ditafsirkan sebagian ulama bahwa itu adalah model sisiran

kesamping yang membuat rambutnya ada di satu sisi. Ini termasuk condong, karena

dia mencondongkan sisirannya. Apalagi sisiran yang condong ini termasuk

kebiasaan orang-orang kafir, dengan sebab itulah sebagian para waita menjadi

fitnah.

Dan lafadz مائلات yaitu yang menyimpang dari yang hak dan menyimpang

dari kewajiban mereka, seperti rasa malu dan sopan. Kita dapati di pasar, sebagian

wanita berjalan dengan tegapnya seperti laki-laki, bahkan sampai ada yang

mengalahkan laki-laki. Para wanita itu berjalan seperti tentara, tanpa peduli dengan

orang lain. Begitu juga saat mereka tertawa dengan teman-temannya, dia

meninggikan suaramya sehingga menimbulkan fitnah. Terkadang saat belanja,

tangannya sengaja menyentuh pelayan toko yang laki-laki dan terkadang sengaja ia

julurkan tangannya agar dipasangkan jam tangan oleh laki-laki, dan lainnya yang

termasuk kerusakan dan fitnah. Hal seperti ini tidak diragukan lagi, mereka adalah

orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.

Selanjutnya makna lafadz رءوسهن كأسنمة البخت المائلة (rambut mereka

(disasak) seperti punuk unta yang condong) البخت yaitu semacam unta,

mempunyai punuk yang tinggi yang miring ke kanan dan kiri. Para wanita itu

meninggikan rambut sampai miring ke kanan dan ke kiri seperti punuk unta yang

miring. Sebagian para ulama berkata, “Bahkan wanita itu menaruh Imâmah

Page 65: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

50

(sorban) di atas kepalanya seperti imâmahnya laki-laki, sehingga kerudungnya

terangkat dan meninggi seperti punuk unta. Dia memperindah kepalanya dengan

keindahan yang menimbulkan fitnah.

Pada penggalan hadis selanjutnya لا يدخلن الجنة ولا يجدن ريحها “mereka

tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium aromanya”. Yaitu mereka tidak

masuk syurga dan tidak bisa mendekatinya. Padahal aroma syurga itu tercium

sejauh perjalanan tujuh puluh tahun atau lebih. Tetapi wanita tersebut tidak akan

mendekati syurga. Karena dia keluar dari jalan yang lurus, dia berpakaian tapi

telanjang, ia berjalan berlenggak-lenggok dan kepalanya dimiringkan seperti punuk

unta yang miring, yang bisa membuat fitnah. Maka hadis ini menunjukkan

haramnya hal-hal semisal dengan yang telah disebutkan di atas, karena semua itu,

diancam dengan ancaman terhalang dari masuk syurga, itu juga menunjukkan

bahwa itu semua termasuk dosa besar.16

Sudah jelas bahwa wanita yang memakai pakaian tetapi sebenarnya telanjang,

dikatakan oleh Nabi SAW, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak

akan mencium baunya, walaupun baunya tercium dari jarak ini dan itu.” Lebih

lanjut al-Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi SAW: “wanita

tersebut tidak akan masuk surga”, jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini

yang sebenarnya haram dan diapun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun

masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup

(atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir,

kekal dalam neraka dan tidak akan masuk surga selamanya.

16 Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, Syarh Riyâdh al-Shâlihīn (Jakarta: Pustaka Hanif,

2014), jil VI, hal. 372-375.

Page 66: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

51

Dapat dimaknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga

untuk pertama kalinya, jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk

surga. Wallahu a’lam.17

Dan apabila diterapkan berbagai tolak ukur penelitian matan, Shalāh al-Dīn

al-Adzabī mengemukakan bahwa maka kandungan matan-matan hadis dapat

dinyatakan sebagai maqbul (dapat diterima) apabila memenuhi unsur-unsur sebagai

berikut:18

1. Tidak Bertentangan Dengan al-Qur’an

Kandungan hadis yang diteliti tidak bertentangan dengan ayat al-Qur’an.

Ada beberapa ayat yang mendukung diantaranya:

ق يا بني آدم قد أنزلنا عليكم لباسا ي واري سوءاتكم وريش ر ذلك من آيات ا ولباس الت ذلك خي ورون 19الله لعلهم يذك

Artinya: Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian

untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa itulah

yang paling baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-

mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S Al-A’raf : 26)

ها وقل للمؤمنات ي غضضن من أبصارهن ويحفظن ف روجهن ولا ي بدين زينت هن إلا ما ظهر م ن عولتهن أو يضربن بخمرهن على جيوبهن ولا ي بدين زينت هن إلا لب عولتهن أو آبائهن أو آباء ب ول

أو نسائهن أو ما ملكت ن أب نائهن أو أب ناء ب عولتهن أو إخوانهن أو بني إخوانهن أو بني أخواته ات النساء ر أيمان هن أو التابعين غير أولي الإربة من الرجال أو الطفل الذين لم يظهروا على عو

وتوبوا إلى الله جميعا أي ها المؤمنون لعلكم ولا يضربن بأرجلهن لي علم ما يخفين من زينتهن ت فلحون

Artinya:Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka

menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya

17 Imam al-Nawawi, al minhaj syarh Sahīh Muslim bin Hajjaj (Jakarta:Dar al-Sunnah, 2014), jil IX,

hal, 240. 18 Umi Sumbulah, Kritik Hadis Pendekatan Historis Metodologis (Malang: UIN Malang, 2008),

hal, 101-102. 19 Q.S al-A’râf: 26

Page 67: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

52

kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau

putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara

laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera

saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang

mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan

(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan

janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka

sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang

yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S An-Nūr: 31).20

2. Tidak Bertentangan Dengan Hadis Shahih Yang Lainnya.

Seperti yang penulis temukan dalam hadis-hadis di bawah ini:

ث ناحدثنا عبد الله حدثني أبي ث نا شريك، عن سهيل بن حد أبي صالح، عن أسود بن عامر، حدفان من أهل النار لا أراهما ب عد، نساء كاسيات أبيه، عن أبي هري رة، قال قال رسول الله " صن

الجنة ولا يجدن لى رءوسهن أمثال أسنمة البخت المائلة، لا ي رين عاريات، مائلات مميلات، ع 21ريحها، ورجال معهم أسواط كأذناب الب قر، يضربون بها الناس "

، قال د الأزدي ث نا إسحاق بن إب راهيم، قال أخب رنا عبد الله بن محم أخب رنا جرير بن عبد حدفان من الحميد، عن سهيل بن أبي صالح، عن أبيه، عن أبي هري رة، عن رسول الله قال " صن

ساء كاسيات عاريات مثل أذناب الب قر يضربون بها الناس، ون أمتي لم أرهما ق وم معهم سياط حها، مائلات مميلات، رؤوسهن مثل أسنمة البخت المائلة، لا يدخلون الجنة، ولا يجدون ري

من كذا وكذا "، المائلة من التبختر، والمميلات من وإن ريحها لتوجد من مسيرة 22الس

3. Tidak bertentangan dengan akal sehat, indera dan juga sejarah.

Hadis yang diteliti juga tidak bertentangan dengan akal sehat, karena dalam

keterangan hadis wanita berpakaian tetapi telanjang juga ancaman bagi wanita yang

melakukannya telah jelas bahwa sebagai seorang Muslimah yang menjadikan al-

Qur’an dan Hadis sebagai pedoman diwajibkan untuk menutup aurat. Karena di

20 Q.S an-Nur: 31 21 H.R Ahmad bin Hanbal no Hadis 8464. 22 H.R. Ibnu Hibban no Hadis 7621.

Page 68: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

53

dalam al-Qur’an pun telah jelas Allah memerintahkan untuk menutup aurat dan

wajib hukumnya bagi seluruh muslimah yang ada di muka bumi ini.

Hadis tentang wanita berpakaian tapi telanjang ini merupakan tanda mukjizat

kenabian. Kedua golongan yang terkandung dalam hadis tersebut sudah terbukti

dan nyata adanya di Zaman ini,. Kerusakan seperti ini tidak muncul di Zaman Nabi

SAW karena sucinya zaman beliau.23

4. Susunan Pernyataannya Menunjukan Ciri-ciri Kenabian.

Hadis yang diteliti ini kata-kata yanag terdapat pada matan tidak berbelit-belit dan

merupakan susunan dari kata-kata yang mempunyai faedah. Pada matan hadis

tentang wanita berpakaian tapi telanjang juga telah disertakan balasan bagi orang

yang melakukannya.

b. Relevansi Hadis Wanita Berpakaian Tapi Telanjang dengan Fenomena

Busana Muslimah Kekinian.

Berdasarkan penafsiran hadis yang dibahaskan sebelum ini, maka didapati hadis

yang menjadi objek penelitian relevan dibuktikan dengan sebuah kasus yang

menimpa sebagian kaum muslimah belakangan ini. Adanya pembuktiannya telah

penulis singgung sebelumnya bahwa hadis ini merupakan tanda mukjizat kenabian.

Kedua golongan yang terkandung dalam hadis tersebut sudah terbukti dan nyata

adanya di Zaman ini, penulis mengaitkan hadis ini dengan fenomena berbusana

yang sedang hangat dibicarakan di media massa yaitu fenomena jilboobs.

Seiring dengan berkembangnya dunia fasion tanah air, khususnya fasion busana

muslimah, model pemakaian jilbabpun berubah menjadi jilbab modis, berawal dari

23 al-Nawawi, al minhaj syarh Sahīh Muslim bin Hajjaj, jil IX, hal. 240.

Page 69: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

54

jilbab modis ini munculah fenomena jilboobs. Jilboobs diadopsi dari gabungan kata

jilbab dan boobs (payudara), jilboobs adalah sebutan untuk menyindir wanita yang

mengenakan jilbab namun memakai pakaian yang membuat bentuk tubuh tercetak

jelas.24 Jilboobs biasanya dicirikan oleh penggunaan jilbab yang pendek, baju

atasan atau celana yang ketat, legging dan pakaian yang transparan. Jilboobs adalah

model berjilbab yang tidak sesuai dengan kaidah berpakaian menurut syari’at

islam. Setidaknya ada satu prinsip yang dilanggar, yaitu ketat, sehingga

menampakan lekuk tubuh yang seharusnya tersembunyi.

Padahal Allah Swt memeritahkan para wanita untuk menjulurkan pakaian

mereka, ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Ahzab [33]: 59 dan surat an-

Nur ayat 31

25... جلابيبهن ن يا أي ها النبي قل لأزواجك وب ناتك ونساء المؤمنين يدنين عليهن م

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan

istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh

tubuh mereka”...(Q.S al-Ahzab: 59)

Ibnu kastir menjelaskan:

الجلباب هو الرداء فوق الخمار. قاله ابن مسعود, و عبيدة, وقتادة, و الحسن البصر, وسعيد

Jilbab adalah pakaian atas rida’26 yang menutupi khimar. Demikian keterangan

ibnu mas’ud,Ubaidillah, Qatadah, Hasan Al-Bashri, Said bin Jubair dan yang

lainnya. Jilbab itu semisal izar (pakaian bawah). Al-Jauhari berkata bahwa jilbab

adalah “mulhafah” (kain penutup)27

24 https://id.m.wikipedia.org/wiki/jilboobs 25 Q.S Al-Ahzab: 59. 26 Rida dan Izar adalah pakaian seperti ketika berihram. Rida’ untuk bagian atas dan Ihram untuk

bagian bawahnya. 27 Ibn Kastir, Tafsir al-Qur’an al-Azdim, jil 11, (Kairo: Muasassah Qurtubah), hal.242.

Page 70: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

55

Selanjutnya ialah persaksian Ummu Salamah:

لما نزلت هذه الآية } يدنين عليهن من جلابيبهن { ، خرج نساء الأنصار كأن على رؤوسهن الغربان من السكينة، وعليهن أكسية سود يلبسنها

Ketika turun ayat ini ”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh

tubuh mereka” para wanita anshar keluar dari rumahnya, seolah di kepala mereka

ada burung gagak karena gerak-gerik mereka yang tenang. Mereka memakai

pakaiana hitam. (HR. Abdurrazaq)

Ayat lain yang memerintahkan menjulurkan jilbab adalah fiman Allah dan

surat an-Nūr ayat 31:

ها ظ وقل للمؤمنات ي غضضن من أبصارهن ويحفظن ف روجهن ولا ي بدين زينت هن إلا ما هر من وليضربن بخمرهن على جيوبهن ولا ي بدين زينت هن إلا لب عولتهن أو آبائهن

Artinya:Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka

menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya

kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka...(Q.S an-Nūr: 31)

Dalam ayat ini, Allah perintahkan dua hal bagi wanita muslimah,

1) Menjulurkan kain kerudung (hijab) mereka hingga menutupi dada

2) Tidak menampakkan Perhiasan atau bagian tubuhnya.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa perhiasan yang boleh dinampakkan adalah

telapak tangan, dan wajah. Dari dalil di atas di ketahui bahwa wanita di haruskan

menutup auratnya, kecuali yang di perbolehkan yaitu muka dan telapak tangan.

Banyak wanita muslimah yang berpakaian ketat mereka mengatakan bahwa

telah menutup aurat, padahal itu adalah membalut aurat, sepeti yang di lakukan para

pengguna jilbobs. Pakaian ketat tidak berbeda dengan menampakkan aurat.

Page 71: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

56

Fenomena jilboobs di anggap sebagai kebangkitan mode wanita muslim, padahal

itu sangat bertentangan dengan agama islam.

Sebagaimana hadis yang penulis angkat dalam penelitian ini:

ث نا جرير، عن سهيل، عن أبيه، عن أبي هري رة، قال قال رسول ر بن حرب، حد ثني زهي لله احدفان من أهل النار لم أرهما ق وم معهم سياط كأذناب ال صلى الله عليه وسلم قر يضربون بها ب صن

الجنة الناس ونساء كاسيات عاريات مميلات مائلات رءوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا

Artinya: Zuhair bin Harb telah memberitahukan kepadaku, Jarir telah

memberitahukan kepada kami, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah R.A

berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk Neraka

yang aku belum pernah melihat mereka sebelumnya. (pertama) Sekelompok kaum

yang memiliki cambuk-cambuk seperti ekor-ekor sapi, yang mereka gunakan untuk

memukuli orang-orang, (kedua) Para wanita yang berpakaian tapi (hakikatnya)

telanjang, berlenggak lenggok dan sombong, kepala mereka seperti punuk-punuk

unta yang miring, mereka tidak masuk syurga dan tidak akan mencium wanginya,

padahal wanginya syurga tercium dari jarak ini dan itu.” (HR Muslim. No: 3971)28

Wanita berpakaian tapi telanjang, pada hadis tersebut di atas, yang dimaksud

dengan kalimat tersebut adalah perempuan yang menggunakan pakian tetapi tidak

menutupi tubuhnya, sehingga seperti wanita telanjang. Misalnya seperti bahannya

tipis ataupun ketat, sehingga memperlihatkan tubuh bagian atas, terutama dada dan

bagian lekuk tubuh lainnya. Pakaian yang dikenakan hanya membalut aurat bukan

menutup aurat. Jika dipandang dari segi agama, maka perempuan yang

menggunakan jilboobs termasuk kedalam golongan berpakaian tetapi telanjang.

28 Sahīh Muslim, Kitab Libas wa al-Zinah, Bab Nisā’un Kāsyiyatun ‘Āriyātun al-Māilat al-

Mumīlat. No 3971.

Page 72: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

57

Berdasarkan keterangan di atas, sudah jelas bahwa jilboobs adalah pakian yang

terlarang bagi wanita muslimah untuk dikenakan dihadapan lelaki yang bukan

mahram bahkan akan timbul fitnah bagi wanita itu dan orang di sekitarnya.

Berikut adalah contoh fotret penggunaan jilboobs:

Page 73: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

58

BAB IV

Pada akhirnya saya mengakhiri penelitian ini dengan menampilkan

kesimpulan dan saran pada bab akhir, kesimpulan di bab ini merupakan jawaban

dari rumusan masalah yang diteliti. Sedangkan saran paa bab ini memuat berbagai

rekomendasi yang ditemukan dalam penelitian ini yang bisa ditindak lanjuti.

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan pemahaman ulang terhadap hadis “Wanita

Berpakaian Tapi Telanjang” akhirnya saya mendapatkan jawaban yang kemudian

disimpulkan sebagai berikut:

1. Ditinjau dari segi kualitas, hadis “wanita berpakaian tapi telanjang” dapat

disimpulkan bahwa kesluruhan sanad hadis tersebut memenuhi persyaratan

kriteria hadis shahih, karena semua periwayat adalah seorang yang tsiqah

dan kuat hafalannya. Kemudian ditinjau dari isi hadis, hadis yang penulis

angkat berupa ungkapan Nabi Saw, artinya termasuk kategori hadis qauli.

Hadis tersebut bersandar kepada Rasulullah Saw, dan dikategorikan sebagai

madis marfu’. Lebih spesifiknya yaitu marfu’ qauli. Sehingga hadis tersebut

dapat dijadikan hujjah.

2. Hadis tersebut merupakan tanda mukjizat kenabian, yang di sabdakan oleh

Nabi Muhammad tentang kedua golongan yang terkandung dalam hadis

tersebut sudah terbukti dan nyata adanya di zaman ini. Bahwa yang

dimaksud dengan lafadz Kāsiyatun ‘Āriyatun atau wanita yang berpakaian

tapi telanjang ialah dia yang berpakaian tapi masih memperlihatkan

auratnya. Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian

dalam tubuhnya dan juga wanita yang berpakaian ketat sehingga terlihat

Page 74: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

59

jelas bentuk lekuk tubuhnya. Dengan artian bahwa pakaian tersebut tidak

menutupi anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna. Wanita yang

seperti ini ialah wanita yang mendapat nikmat Allah namun enggan

bersyukur kepada-Nya.

B. Saran-saran.

Setelah saya melakukan penelitian dan menulis beberapa kesimpulan di atas,

tentunya manusia tidak ada yang sempurna begitu juga dengan saya. Oleh karena

itu, masih membutuhkan kritik konstruktif dari berbagai pihak yang memiliki

konsen di bidang kajiaan tafsir dan hadis Nabi Saw. Selebihnya penulis kemudian

memberikan saran-saran kepada pembaca skripsi ini serta para pengkaji yang

berminat dalam kajian hadis.

1. Dalam memahami hadis Nabi Saw hendaknya kita perlu melihat konteks

yang dikaji pada hadis tersebut, karena hadis Nabi Saw tidak bisa dipahami

hanya dengan tekstual saja, ada beberapa hadis yang memerlukan

pemahaman konteks, supaya tidak salah memahami terhadap isi kandungan

hadis.

2. Seorang Muslimah hendaknya menjaga kehormatan dan kesucian dirinya,

ketika beraktivitas di luar rumah, hendaknya ia memperhatikan pakaian

yang akan ia kenakan, yaitu berpakaian sopan dan sesuai syaria’at Islam.

Bukan pakaian yang tipis dan bukan pula pakaian yang ketat. Sehingga

menimbulkan kesan wanita tersebut berpakaian namun seolah-olah ia

telanjang. Karena wanita yang berpakaian seperti itu Neraka ganjarannya.

Semoga kita semua tidak termasuk kedalamnya. AMIN.

Page 75: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

60

3. Penulis skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, bagi yang hendak

melakukan kegiatan kritik dan pemahaman dengan tema yang sama penulis

berharap agar bisa lebih mengembangkan kembali bahasan skripsi.

Akhirya, kepada Allah Swt penulis berharap agar skripsi ini menjadi setitik

sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca, masyarakat dan khususnya

bagi penulis sendiri.

Wallahu a’lam.

Page 76: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

62

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ahmad, Shofian, dan Lotfiah Zainol Abidin. Aurat Kod Pakaian Islam. Kuala

Lumpur: Utusan Publications and Distributors, 2004.

al-‘Aqad, Abas Mahmoud. Wanita dalam Al-Qur’an. Penerjemah, Chadijjah

Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

al-Bani, Syaikh Nasiruddin. Jilbab Wanita Muslimah. Penerjemah Abu Syafiyyah.

Yogyakarta: Media Hidayah, 2002.

el-Battani, Muhammad Syafi’ie. Shalat Jarik Jodoh. Jakarta: PT. Alex Media

Komputindo, 2010.

al-Barudi, Syaikh Imad Zaki, Tafsir Wanita. Penerjemah Samson Rahman. Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2003.

Bustamin, dan Salam, M. Isa. H.A. Metodologi Kritik Hadis. Jakarta: PT. Raja

Grapindo Persada, 2004.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Yayasan

Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an al-Wāh, 1993.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

Edisi ke-VI, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Fathi, Ibrahim ibn Wanita Berjilbab VS Wanita Pesolek, Jakarta: AMZAH, 2007.

al-Ghazali, Zainab. Problematika Muda-Mudi. Jakarta: Gema Insani, 2000.

al-Ghifari, Abu. Jilbab Seksi, Bandung: Media Qalbu, 2005.

Page 77: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

63

Ibrahim, L Farid. Perempuan dan Jilbab. Jakarta: Mitra Aksara Panaitan, 2011.

al-Jamal, Ibrahim Muhammad. Fiqih Muslimah Ibadah Mu’amalat. Jakarta: Pustaka

Amani, 1999.

Al-Mansyur, Abu Abdillah. Wanita dalam Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press,

1986.

Manzur, Ibnu. Lisan al-‘Arab. Juz IV. Beirut: Dar Al-Shadir, 1992.

Maududi, Abu A’la. Al-Hijab. Penerjemah, Ahmad Noer Z. Bandung: Gema Risalah

Press, 1995.

al-Mundziri, Imam. Ringkasan Shohih Muslim. Penerjemah , Achmad Zaidun,

Jakarta: Pustaka Amani, 2003.

Al-Naisabūrī, Muslim al-Hajjaj. Sahīh Muslim, Beirut Dār ihyā al-Turāts al-‘Arabi,

t.t

an-Nawawi, Imam. Al-Minhaj Syarh Sahih Muslim bin Hajjaj. Jil X. Jakarta: Dar al-

Sunnah, 2000.

Rasul, Abdul, dan Hasan al-Ghaffar. Wanita Islam dan Gaya Hidup Modern.

Penerjemah, Bahruddin Fannani. Bandung: Pustaka Hidayah, 1989.

al-Rifa’i, Muhammad Nasib. Tafsir Ibn Katsir. Penerjemah, Syihabuddin. Jakarta:

Gema Insani Press, 1999.

Shihab, Quraisy. Jilbab: Pakaian Wanita Muslimah. Jakarta: Lentera Hati, 2004

Shihab, Husein. Jilbab Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bandung: Mizan, 1998.

Sodik, Burhan. Engkau Lebih Cantik Dengan Jilbab. Sukaharjo: Samudera, 2006.

Page 78: PAKAIAN PEREMPUAN DI ZAMAN MODERN (Studi Pemahaman Hadis …

64

Suhudi, M Isma’il. Metode Penelitian Hadis. Jakarta: Bulan Bintang, 2007.

Sumbulah, Umi. Kritik Hadis Pendekatan Historis Metodologis Malang: UIN Malang, 2008

Syuqqah, Abu, dan Abdul Halim Mahmud. Kebebasan Perempuan. Jilid 4.

Penerjemah. Chairul Hakim, Jakarta: Gema Insani Press. 1997.

Syuqqah, Abu, dan Abdul Halim Mahmud. Busana dan Perhiasan Wanita Menurut

Al-Qur’an dan Hadis. Penerjemah, Mudzakir Abdusalam, Bandung:

Mizan, 1998.

al-Qāhirī, Zain al-Dīn Muhammad al-Mad’ū bi ‘Abd al-Raūf. Faid al-Qadīr Syarh

al-Jāmī’ al-Shagīr. Mesir: al-Maktabah al-Tajāriah al-Kubra, 1356 H.

Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf. Halal dan Haram dalam Islam. Penerjemah,

Mu’amal Hamidy. Semarang: Bima Ilmu, 1993.

Wahab, Abdul Abdussalam Thawilah. Adab Berpakaian dan Berhias. Penerjemah,

Abu Uwais & Andi Syahril. Jakarta: Pustaka al-Kautsar. 2014

Ya’cub, Hamzah. Etika Islam. Jakarta: Publicita, 1978.

Yanggo, Huzaemah Tahido. Fikih Perempuan Kontemporer. Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2010.

Internet:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/jilboobs