pak fa2
DESCRIPTION
hTRANSCRIPT
PROPOSAL
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB
DENGAN PEMAKAIAN IMPLAN
DI RB NUR HIKMAH KABUPATEN PURWODADI
TAHUN 2010
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan
Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (Am. Keb)
Disusun oleh :
FERANIKA LAHARAYU
P1 74 24 1 09 067
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN........................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Perumusan Masalah....................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................... 5
E. Keaslian penelitian......................................................... 6
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA...................................................... 9
A. Tinjauan Teori ...................9
1. Alat Kontrasepsi Implan............................................. 9
a. Pengertian ....................9
b. Jenis ..................10
c. Cara Kerja ..................10
d. Keuntungan ..................11
e. Efek Samping ..................12
f. Indikasi ..................13
g. Kontraindikasi ..................13
h. Waktu Mulai Menggunakan Implan ..................14
i. Jadwal Kunjungan Kembali Ke Klinik.................. 15
j. Instruksi Untuk Klien ..................16
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktek
Pemakaian Implan ..................................................... 23
a. Faktor Predisposisi ..................23
b. Faktor Pemungkin ..................30
c. Faktor Penguat ..................30
B. Kerangka Teori .................36
C. Kerangka Konsep .................37
D. Hipotesia Penelitian ……....... 37
E. Variable Penelitian .................38
F. Definisi Operasional .................38
BAB IIIMETODE PENELITIAN.................................................... 36
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian........................... 36
B..Waktu dan Tempat Penelitian....................................... 36
C..Populasi, Sampel dan Sampling..................................... 36
D. Instrument / Alat Penelitian............................................ 38
E.Uji Validitas Dan Reliabilitas.......................................... 38
F.Metode Pengumpulan Data............................................. 40
G. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data................... 41
H. Etika Penelitian............................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Alat Kontrasepsi Implan
Dalam buku Sinopsis Obstetri, Muchtar menyebutkan :
Di pulau Jawa, implan dikenal dengan nama “ KB
susuk”, yang sejak 1981 telah mulai diteliti dan
dikembangkan di Indonesia. Di luar negeri penggunaan
implan telah di uji dengan baik dan teliti, lalu dipakai
kontrasepsi sejak tahun 1972 di berbagai negara di dunia,
pada waktu itu menggunakan jenis Norplant. Sejak tahun
1981 cara norplant telah dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia dan banyak wanita yang menggunakan metode
ini. Hingga sesuai perkembangan jaman, sekarang yang
sering digunakan adalah implan 2 kapsul.1
a. Pengertian
Implan adalah alat kontrasepsi yang berupa dua buah kapsul
tipis fleksibel berisi levonogestrel yang disisipkan di bawah
kulit lengan dan mempunyai angka kegagalan rendah yaitu
0,2-1 kehamilan per 100 perempuan. Merupakan salah satu
alat kontrasepsi jangka panjang yang dapat dipakai oleh
semua ibu dalam usia reproduksi serta aman saat dipakai
pada masa laktasi. Pemasangan dan pencabutannya
memerlukan pelatihan (PKMI.2008: 25).
b. Jenis
Implan terdiri beberapa jenis yang memiliki jangka waktu
penggunaan yang berbeda. Dalam Buku Pedoman Praktis
Pelayanan Kontrasepsi disebutkan ada beberapa jenis implan
antara lain :
1) Norplant. Terdri dan 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2, 4 mm, yang
diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
2) Implanon. Terdiri satu batang putih lentur dengan
panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi
dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun.
3) Jadena dan Indoplan. Terdiri dan 2 batang yang diisi
dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3
tahun.2
c. Cara Kerja
Mekanisme kerja implan seperti kontrasepsi lain yang hanya
berisi progestin saja, yaitu implan dapt mencegah terjadinya
kehamilan melalui beberapa cara,antara lain :
1) Mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sel
mani/sperma tidak mudah masuk ke dalam rahim
2) Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk
nidasi
3) Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur
(ovum) dari indung telur (Depkes.1999: 15).
d. Keuntungan Implan
Implan sebagaimana alat kontrasepsi lainnya memiliki
keuntungan, baik keuntungan kontrasepsi maupun
keuntungan nonkontrasepsi. Keuntungan kontrasepsi dari
implan adalah :
1) Daya guna tinggi.
2) Perlindungan jangka panjang (3 - 5 tahun).
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5) Bebas dan pengaruh estrogen.
6) Tidak menggunggu kegiatan senggama.
7) Tidak mengganggu ASI.
8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan keuntungan nonkontrasepsi antara lain :
1) Mengurangi nyeri haid.
2) Mengurangi jumlah darah haid.
3) Mengurangi/memperbaiki anemia.
4) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
5) Menurunkan angka kajadian kalainan jinak payudara.
6) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang
panggul.
7) Menurunkan angka kejadian endometriosis.2
e. Efek Samping
Implan sebagai alat kontrasepsi hormonal selain memiliki
keuntungan juga memiliki efek samping bagi penggunanya.
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga Depkes RI dalam buku
“Pedoman Penanggulangan Efek Samping/Komplikasi
Kontrasepsi”, menyebutkan beberapa efek samping
kontrasepsi implan antara lain :
1) Gangguan siklus haid, diantaranya amenore, perdarahan
bercak (spotting), perdarahan di luar siklus haid
(metroragia),perdarahan lebih banyak dan lebih lama
dari biasanya (menoragia)
2) Perubahan berat badan ; berat badan bertambah/menurun
secara cepat dalam beberapa bulan pertama pemasangan
implan
3) Jerawat ; timbul jerawat yang berlebihan pada wajah
karena peningkatan lemak yang disebabkan faktor
progesteron.
4) Nyeri pada payudara ; keluhannya biasanya payudara
terasa kencang dan tegang disertai rasa nyeri.
5) Perubahan libido/dorongan seksual
6) Pusing/sakit kepala/migrain ; gejala atau keluhan yang
timbul yaitu sakit kepala yang sangat pada salah satu
sisi, atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut,
dapat disertai rasa mual dan muntah.
7) Infeksi pada luka insisi
8) Perubahan perasaan.3
f. Indikasi
Wanita yang boleh menggunakan alat kontrasepsi implan
menurut beberapa sumber adalah wanita yang :
1) Usia reproduksi
2) Yang telah memiliki anak atau belum
3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi
dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5) Pasca keguguran.
6) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
7) Riwayat kehamilan ektopik.
8) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah
pembekuan darah, anemia bulan sabit (sickle cell).
9) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
menggunaan estrogen.
10) Sering lupa menggunakan pil
g. Kontraindikasi
Kontraindikasi merupakan keadaan wanita dimana wanita
tersebut tidak diperbolehkan menggunakan alat kontrasepsi
implan. Kontraindikasi dari implan adalah :
1) Hamil atau diduga hamil.
2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
penyebabnya.
3) Benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
5) Mioma uteri
6) Gangguan toleransi glukosa.
h. Waktu Mulai Menggunakan Implan
Pemasangan implan menurut buku “Buku Pedoman Praktis
Pelayanan Kontrasepsi” dapat dilakukan dala waktu-waktu
sebagai berikut :
1) Setiap saat sebelum siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-
7. Tidak perlu metode kontrasepsi tambahan.
2) Insersi dapat di lakukan setiap saat, asal diyakini tidak
hamil.
3) Bila klien tidak baik, insersi dapat dilakukan setiap saat
asal tidak hamil jangan melakukan hubungan seksual atau
menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari.
4) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca
persalinan. insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila
menyusui penuh ibu tidak perlu metode kontrasepsi lain.
5) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid,
insersi dapat dilakukan setiap saat, jangan hubungan
seksual selama 7 hari, atau menggunakan metode
kontrasepsi lain selama 7 huri.
6) Bila menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan
seliap saat, asal diyakini klien tidak hamil.
7) Bila kontrasepsi sebelumnya suntikan. implan dapat
diberikan pada jadwal kontrasepsi suntikan tersebut.
8) Bila kontrasepsi sebelumnya non hormonal, (kecuali
AKDR), implan dapat dipasang setiap saat, asal ibu tidak
hamil.
9) Bila kontrasepsi sebelumnya AKDR, implan dapat
diberikan pada haid hari ke-7 dan ibu jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain selama 7 hari saja. AKDR segera
di cabut.
10) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.2
i. Jadwal Kunjungan Kembali Ke KIinik
Klien tidak perlu kembali ke klinik kecuali ada masalah
kesehatan atau ingin mencabut implan. Klien dianjurkan
kemhali ke klinik tempat implan di pasang bila ditemukan
hal-hal sebagai berikut :
1) Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah
2) Perdarahan yang banyak dan kemaluan.
3) Rasa sakit pada lengan.
4) Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.
5) Ekspu1si dan batang implant.
6) Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur.
7) Nyeri dada hebat.
8) Dugaan adanya kehamilan.
j. Instruksi Untuk Kilen
Setelah dilakukan pemasangan implan, hal-hal berikut harus
diinformasikan kepada klien/akseptor, diantaranya :
1) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48
jam pertama.
2) Jelaskan bahwa mungkin teradi sedikit perih,
pembengkakan, lebam pada daerah insisi.
3) Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan, namun hindari
benturan, gesekan atau penekanan daerah insisi.
4) Balutan penekanan jangan dihuba selama 48 jam,
sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (5
hari).
5) Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan
dicuci dengan tekanan yang wajar.
6) Bila ditemukan tanda-tanda infeksi seperti demam,
peradangan, rasa sakit menetap selama beberapa hari
segera kembali ke klinik.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Implan
Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003)
perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
a. Faktor Predisposisi (predisposing factor)
Faktor predisposisi adalah faktor yang mempengaruhi
dalam mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu yang
termasuk dalam kelompok ini adalah umur, paritas, tingkat
pengetahuan, sikap, nilai-nilai budaya, tingkat pendidikan,
pekerjaan dan tingkat ekonomi. Faktor predisposisi dalam
penelitian ini adalah :
1) Faktor Tingkat Pendidikan
a) Pengertian
Dalam buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan
Notoatmodjo menyebutkan “Pendidikan secara umum
adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelomok, atau
masyarakat sehingga mereka melekukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan.”4
Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa :
Pendidikan berasal dari kata “didik” berarti
memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan)
mengenai akhlak dan kesadaran pikiran. Pendidikan
merupakan merupakan proses perubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha
mendewasakan manusia melalui kegiatan
bimbingan, pengajran dan atau latihan bagi peran di
masa yang akan datang.5
b) Tingkat Pendidikan
Ditinjau dari sudut tingkatan , jalur pendidikan sekarang
dibagi menjadi :
(1)Pendidikan Dasar : SD/MI, SMP/MTS
(2)Pendidikan Menengah : SMU/SMK/MA
(3)Pendidikan Tinggi :Akademi/Institut/Sekolah
Tinggi/Universitas
c) Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga , yang
disebut tri pusat pendidikan, yaitu :
(1)Keluarga
Pendidikan yang berlangsung di keluarga disebut
pendidikan informal
(2)Sekolah
Pendidikan yang berlangsung di dalam sekolah
disebut pendidikan formal.
(3)Masyarakat
Pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat yang biasanya
bertujuan untuk melengkapi pendidikan di dalam keluarga, disebut
DAFTAR PUSTAKA
Keluarga Direktorat Bina Kesehatan. 1999. Pedoman Penanggulangan Efek
Samping/ Komplikasi Kontrasepsi. Jakarta: Depkes RI
Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Purwodarminto. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Saifuddin, Abdul Bari, Ed.et all. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
CATATAN KAKI
1Muchtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, Jakarta:ECG,1998, h..
2Saifudin, Abdul Bari,(Ed), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2006, hal.
3 Keluarga Direktorat Bina Kesehatan, Pedoman Penanggulangan Efek Samping/
Komplikasi Kontrasepsi, Jakarta: Depkes RI, 1991, hal..
4Notoadmojo,Soekidjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2003, hal..
5Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003,
hal.