pajak_6_fix[1]

16
TUGAS MAKALAH PERPAJAKAN Keberatan & Banding Disusun oleh KELOMPOK 2 : ASRI KUSUMA HADIYANTI 1202120110 AYU UTAMI SUTISNA P 1202124043 GALANG PANDU ARANZA 1202124049 ANINDRA ARDIANSYAH 1202130008 MUHAMMAD REZA A 1202130065 NISHA OCTARINA 1202130068 SAMUEL SITOMPUL 1202130149 PROGRAM STUDI AKUNTANSI TELKOM UNIVERSITY Jalan telekomunikasi terusan buah batu Bandung

Upload: galang-pandu-aranza

Post on 20-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pajak Keberatan & Banding

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAH PERPAJAKANKeberatan & Banding

Disusun oleh KELOMPOK 2 :

ASRI KUSUMA HADIYANTI 1202120110AYU UTAMI SUTISNA P 1202124043GALANG PANDU ARANZA 1202124049ANINDRA ARDIANSYAH1202130008MUHAMMAD REZA A 1202130065NISHA OCTARINA 1202130068SAMUEL SITOMPUL 1202130149

PROGRAM STUDI AKUNTANSITELKOM UNIVERSITYJalan telekomunikasi terusan buah batu [email protected] PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan tentang Keberatan dan Banding ini. Semoga atas dibuatnya makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu yang bermanfaat. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas ini dapat lebih baik lagi.Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Bandung, 20 Februari 2015Penyusun

Kelompok 2

Daftar IsiKATA PENGANTAR2Keberatan4Pengertian Keberatan4Prosedur Pengajuan Keberatan4Proses Penyelesaian Keberatan6BANDING11Pengertian banding11Pengajuan Banding11penyelesaian banding11Daftar Pustaka13

Keberatan Pengertian KeberatanKeberatan adalah cara yang ditempuh oleh wajib Pajak jika merasa tidak/kurang puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga.Dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan kemungkinan terjadi bahwa Wajib Pajak (WP) merasa kurang/ tidak puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga.Dalam hal ini WP dapat mengajukan keberatan.

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas suatu:1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, kecuali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar berdasarkan Pasal 13A Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;3. Surat Ketetapan Pajak Nihil;4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau5. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Prosedur Pengajuan KeberatanKeberatan diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP dengan surat keberatan.Syarat Pengajuan Keberatana. diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia;b. menyebutkan jumlah pajak yang terutang/dipotong/ dipungut/rugi menurut Anda disertai alasan yang menjadi dasar penghitungan;c. 1 (satu) keberatan untuk 1(satu) SKP per jenis pajak, 1(satu) pemotongan pajak, atau 1(satu) pemungutan pajak;d. telah melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah Anda setujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan (syarat ini tidak berlaku untuk Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya);e. diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim SKP atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali Anda dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Anda (force majeur);f. surat keberatan ditandatangani oleh Anda, dan dalam hal surat keberatan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus; dan g. Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Undang-Undang KUP, yaitu:1. pengurangan, penghapusan, atau pembatalan sanksi administrasi; 2. pengurangan atau pembatalan skp yg tidak benar; atau3. pembatalan skp dari hasil Pemeriksaan/Verikasi yang dilaksanakan tanpa penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.

Jangka Waktu Pengajuan KeberatanKeberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak tanggal dilakukan pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga.a.Untuk surat keberatan yang disampaikan langsung ke KPP, maka jangka waktu 3 (tiga) bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sampai saat keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak.b.Untuk surat keberatan yang disampaikan melalui pos (harus dengan pos tercatat), jangka waktu 3 bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga sampai dengan tanggal tanda bukti pengiriman melalui Kantor Pos dan Giro.

Penyampaian Surat KeberatanPenyampaian Surat Keberatan dapat melalui saluran sebagai berikut:1. Surat keberatan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP):a. secara langsung;b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atauc. dengan cara lain.

2. Penyampaian surat keberatan dengan cara lain meliputi:a. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat; ataub. e-Filing melalui Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) atau fasilitas e-Filing yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

3. Bukti penerimaan surat keberatan, dalam hal disampaikan:a. secara langsung adalah Bukti Penerimaan Surat;b. melalui pos adalah bukti pengiriman surat;c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir adalah bukti pengiriman surat;d. melalui e-Filing melalui Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) atau fasilitase-Filingyang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah bukti penerimaan elektronik.

4. Surat keberatan yangtidak disampaikan ke KPPmerupakan surat yang tidak disampaikan pada tempatnya dan tidak dipertimbangkan, sehingga Direktur Jenderal Pajak tidak menerbitkan Surat Keputusan keberatan. Unit kantor Direktorat Jenderal Pajak yang menerima surat keberatan tersebut mengembalikan surat keberatan kepada Wajib Pajak dan memberitahukan secara tertulis dimana KPP tempat penyampaian surat keberatan yang seharusnya, paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya surat keberatan.Penyelesaian KeberatanDirektur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 (dua betas) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima, harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan. Apabila dalam jangka waktu 12 (dua belas ) telah lewat dan Direktorat Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap diterima. Keputusan keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak terhutang.

Proses Penyelesaian KeberatanDalam proses penyelesaian keberatan, terdapat beberapa tahapan penyelesaian sebagai berikut:1. Peminjaman Data dan Pemberian Keterangan

Dalam proses penyelesaian keberatan, Kepala Unit Pelaksana Penelitian keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat:a. meminjam buku, catatan, data, dan informasi dalam bentuk hardcopy dan/atau softcopy kepada Wajib Pajak dan Wajib Pajak wajib memenuhi paling lama 15 hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat peminjaman dan/atau permintaan;b. meminta Wajib Pajak untuk memberikan keterangan, dan Wajib Pajak wajib memenuhi paling lama 15 hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat peminjaman dan/atau permintaan;c. meminta pihak lain diluar Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan data dan atau keterangan dan ataud. meninjau ke tempat Wajib Pajak jika diperlukanDalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas suatu pemotongan atau pemungutan pajak, Wajib Pajak wajib menyerahkan asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak dan surat pernyataan yang menyatakan bahwa pemotongan atau pemungutan pajak belum atau tidak akan dikreditkan.

2. Peminjaman Data dan Pemberian Keterangan Yang Kedua Apabila sampai dengan jangka waktu 15 hari kerja sejak tanggal dikirimkannya surat peminjaman dan/atau permintaan, Wajib Pajak belum meminjamkan sebagian atau seluruh buku, catatan, data dan informasi dan/atau belum memberikan keterangan yang diminta, maka Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak menerbitkan peminjaman dan/atau permintaan yang kedua dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak batas waktu tersebut diatas berakhir. Wajib Pajak wajib memenuhi peminjaman dan/atau permintaan yang kedua ini paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat peminjaman dan/atau permintaan. Dalam hal masih diperlukan, Wajib Pajak wajib meminjamkan bukti tambahan dan/atau memberikan penjelasan, dalam jangka waktu sebagaimana disebut dalam surat peminjaman dan/atau permintaan tambahan.

3. Wajib Pajak Tidak Memenuhi Permintaan Data. Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruhnya peminjaman dan/atau permintaan serta tidak menyerahkan asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak dan surat pernyataan yang menyatakan bahwa pemotongan atau pemungutan pajak belum atau tidak akan dikreditkan, keberatan tetap diproses sesuai dengan data yang ada atau diterima dan Kepala Unit Pelaksana Penelitian keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak membuat Berita Acara.

4. Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain dalam rangka Keberatan. Dalam hal diperlukan, untuk mendapatkan data dan/atau informasi yang objektif yang dapat dijadikan dasar dalam mempertimbangkan keputusan keberatan, Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka keberatan. Pemeriksaan yang dimaksud dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang pemeriksaan.

5. Pembahasan Sengketa Perpajakan. Dalam proses penyelesaian keberatan, Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pembahasan sengketa perpajakan yang diajukan keberatan dengan Wajib Pajak dan/atau pihak lain yang terkait. Dalam pembahasan sengketa perpajakan tersebut, Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat memanggil Wajib Pajak dan/atau pihak lain yang terkait untuk melakukan pembahasan sengketa perpajakan yang diajukan keberatan. Dalam hal Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak memanggil Wajib Pajak dan/atau pihak lain untuk melakukan pembahasan sengketa perpajakan yang diajukan keberatan, surat pemanggilan dikirimkan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal pembahasan sengketa perpajakan. Pembahasan sengketa perpajakan tersebut dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan.

6. Data dan/atau Informasi yang Tidak Diberikan pada saat PemeriksaanPembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan,tidak dipertimbangkandalam penyelesaian keberatan, kecuali pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain tersebut berada di pihak ketiga dan belum diperoleh Wajib Pajak pada saat pemeriksaan. Dalam hal terdapat pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang belum diminta pada saat proses pemeriksaan tetapi diperlukan dan diminta oleh Direktur Jenderal Pajak serta diserahkan oleh Wajib Pajak dalam proses keberatan, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang diserahkan oleh Wajib Pajak tersebut dapat dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, sepanjang memiliki kaitan dengan koreksi yang disengketakan. Dalam hal terdapat pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang belum diminta pada saat proses pemeriksaan dan keberatan tetapi diserahkan oleh Wajib Pajak dalam proses keberatan, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang diserahkan oleh Wajib Pajak tersebut dapat dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, sepanjang memiliki kaitan dengan koreksi yang disengketakan.

7. Permintaan Hadir, Penjelasan Hasil Penelitian Keberatan, dan Tanggapan atas Hasil Penelitian Keberatan Sebelum menerbitkan Surat Keputusan keberatan, Direktur Jenderal Pajak wajib meminta Wajib Pajak untuk hadir guna memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatan Wajib Pajak dengan. Surat Pemberitahuan Untuk Hadir tersebut harus dilampiri dengan Pemberitahuan Hasil Penelitian Keberatan dan Formulir Surat Tanggapan Hasil Penelitian Keberatan. Pemberian keterangan dan penjelasan tersebut dituangkan dalam Berita Acara. Apabila Wajib Pajak tidak memanfaatkan kesempatan untuk hadir:a. dibuat Berita Acara; danb. proses keberatan tetap dapat diselesaikan.

8. Pencabutan Surat Keberatan Wajib Pajak dapat mencabut pengajuan keberatan sepanjang Surat Pemberitahuan Untuk Hadir belum disampaikan (sesuai dengan tanggal kirim) kepada Wajib Pajak. Pencabutan pengajuan keberatan tersebut diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala Unit Pelaksana Penelitian keberatan secara tertulis.Wajib Pajak yang mencabut pengajuan keberatan tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf b Undang-Undang KUP. Kepala Unit Pelaksana Penelitian keberatan wajib memberikan jawaban atas pencabutan pengajuan keberatan jika belum diterbitkan SPUH atauberikutjika sudah diterbitkan SPUH), paling lama 5 (lima) hari kerja sejak surat pencabutan pengajuan keberatan diterima. Dalam hal pencabutan pengajuan keberatan tidak memenuhi syarat maka proses keberatan tetap diselesaikan dengan penerbitan Surat Keputusan keberatan.

9. Kuasa dalam Proses Keberatan Pasal 15 Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dalam rangka proses penyelesaian keberatan, kuasa Wajib Pajak harus menyerahkan Surat Kuasa Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 UU KUP.

10. Jangka Waktu Penyelesaian Keberatan Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan Wajib Pajak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak saat diterimanya surat keberatan. Keputusan atas keberatan dapat berupamengabulkan seluruhnyaatausebagian,menolak, ataumenambahbesarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar. Apabila jangka waktu 12 (dua belas) bulan telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebutdianggap dikabulkandan Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan Keputusan keberatan paling lama 1 (satu) bulan sejak jangka waktu tersebut berakhir. Keputusan atas keberatan diberikan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan dan melampirkan Pemberitahuan tertulis mengenai hak dan kewajiban Wajib Pajak. Keputusan keberatan harus disampaikan kepada Wajib Pajak melalui pos atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir, dengan tanda bukti pengiriman surat.

11. Permintaan Keterangan Tertulis terkait Dasar Keputusan Keberatan Jika diperlukan, sebelum mengajukan banding, Wajib Pajak dapat meminta keterangan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP mengenai alasan yang menjadi dasar untuk mengabulkan sebagian atau menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang dalam surat keberatan Wajib Pajak. Atas permintaan tersebut, Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keterangan secara tertulis kepada Wajib Pajak paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak surat permintaan Wajib Pajak diterima. Jangka waktu pemberian keterangan tersebut tidak menunda jangka waktu pengajuan banding.

Permintaan Penjelasan/Pemberian KeteranganTambahan1. Untuk keperluan pengajuan keberatan WP dapat meminta penjelasan/ keterangan tambahan dan Kepala KPP wajib memberikan penjelasan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan, pemotongan, atau pemungutan.2. WP dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis sebelum surat keputusan keberatannya diterbitkan.Surat Keputusan Keberatan

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak. Namun SK Keberatan tidak dapat menjadi Wajib Pajak puas. Masih ada satu kesempatan lagi bagi Wajib Pajak untuk menguji pendapatnya, yaitu melalui proses banding ke Pengadilan Pajak.

BANDINGPengertian banding Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh WP atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan banding, WP atau penanggung pajak dapat mengajukan Banding ke badan peradilan pajak.Dasar Hukum1. Pasal 27 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009;2. Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan;3. Pasal 35, 36, 37, 38, dan 39 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

Pengajuan Banding1. Anda dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan;2. permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas;3. diajukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima;4. dilampiri dengan salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut;5. terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.

Pengadilan Pajak harus menetapkan putusan paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak Surat Banding diterima. Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

penyelesaian bandinga. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan.b. Putusan pengadilan pajak merupakan putusan pengadilan khusus dilingkungan peradilan tata usaha negara.c. Permohonan banding diajukan paling lama 3 bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima, dengan cara:1. Tertulis dalam bahasa Indonesia.2. Mengemukakan alasan-alasan yang jelas.3. Melampirkan salinan Surat Keputusan Keberatan.d. Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan permohonan banding belum merupakan pajak yang terutang sampai dengan putusan banding diterbitkan.e. Apabila permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.f. Apabila pengajuan keberatan atau banding dikabulkan sebagian atau seluruh, yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan pembayaran tersebut dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% perbulan untuk paling lama 24 bulan dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dihitung sejak tangga pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Untuk Surat Ketetapan pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding.

Daftar Pustakahttp://zulhunain.blogspot.com/2012/03/keberatan-dan-banding-dalam-perpajakan.htmlhttp://www.pajak.go.id/content/keberatan-pajak-tingkat-lanjuthttp://alvincurhat.blogspot.com/2012/08/keberatan-banding-dan-peninjauan-kembali.htmlhttp://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-pengajuan-dan-penyelesaian-banding-pajak-bumi-dan-bangunan