pajak 2 - kasus pertemuan 4

8
TUGAS KELOMPOK PAJAK 2 PERTEMUAN 3 - 4 SOAL 1 Fachmi bekerja sebagai staf perpajakan di PT Sakurata Indonesia yaitu sebuah perusahaan plastik dengan lisensi dari Jepang. Fachmi diminta oleh manajernya untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan perpajakan yang tengah dihadapi perusahaan. 1. Sejak awal Maret 2014, Perusahaan sedang dalam proses pembuatan SPT Tahunan PPh Badan tahun 2013. Karena seluruh staf pajak disibukkan dengan urusan terkait pembuatan PPh Badan tahun 2013, kewajiban perusahaan terkait dengan SPT Masa Maret - April 2014 agak terbengkalai. Perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban perpajakannya dengan tepat waktu sebagaimana data berikut (untuk masa Maret dan April dibayar dan dilapor secara bersamaan) : Jenis PPh Pajak Dibayar Tanggal Bayar Tanggal Lapor Pasal 21/26 Rp 20 juta 2 Juni 2014 1 Juli 2014 Pasal 23/26 Rp 10 juta 2 Juni 2014 1 Juli 2014 Pasal 25 Rp 15 juta 2 Juni 2014 1 Juli 2014 PPN Rp 25 juta 30 Juni 2014 1 Juli 2014 Berdasarkan perhitungan PPh Badan tahun 2013, PPh Pasal 25 yang harus dibayar oleh Perusahaan adalah sebesar Rp NIHIL, PPh Ps. 25 Tahun sebelumnya adalah Rp15 juta. Berikan perhitungan sanksi yang akan dikenakan oleh fiskus terkait dengan SPT Masa Maret - April 2014 tersebut! Page 1 of 8

Upload: clarapatricia2

Post on 07-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

pajak2

TRANSCRIPT

Page 1: Pajak 2 - Kasus Pertemuan 4

TUGAS KELOMPOK PAJAK 2PERTEMUAN 3 - 4

SOAL 1

Fachmi bekerja sebagai staf perpajakan di PT Sakurata Indonesia yaitu sebuah perusahaan plastik dengan lisensi dari Jepang. Fachmi diminta oleh manajernya untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan perpajakan yang tengah dihadapi perusahaan.

1. Sejak awal Maret 2014, Perusahaan sedang dalam proses pembuatan SPT Tahunan PPh Badan tahun 2013. Karena seluruh staf pajak disibukkan dengan urusan terkait pembuatan PPh Badan tahun 2013, kewajiban perusahaan terkait dengan SPT Masa Maret - April 2014 agak terbengkalai. Perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban perpajakannya dengan tepat waktu sebagaimana data berikut (untuk masa Maret dan April dibayar dan dilapor secara bersamaan) :

Jenis PPh Pajak Dibayar Tanggal Bayar Tanggal LaporPasal 21/26 Rp 20 juta 2 Juni 2014 1 Juli 2014Pasal 23/26 Rp 10 juta 2 Juni 2014 1 Juli 2014

Pasal 25 Rp 15 juta 2 Juni 2014 1 Juli 2014PPN Rp 25 juta 30 Juni 2014 1 Juli 2014

Berdasarkan perhitungan PPh Badan tahun 2013, PPh Pasal 25 yang harus dibayar oleh Perusahaan adalah sebesar Rp NIHIL, PPh Ps. 25 Tahun sebelumnya adalah Rp15 juta. Berikan perhitungan sanksi yang akan dikenakan oleh fiskus terkait dengan SPT Masa Maret - April 2014 tersebut!

2. Berkaitan dengan PPh Badan tahun 2013, perusahaan mengalami lebih bayar sebesar Rp 200 juta. SPT dilaporkan pada tanggal 1 Mei 2014 karena tanggal 30 April adalah hari libur.

a. Adakah sanksi pajak terkait dengan tanggal pelaporan yang dilakukan oleh Perusahaan tersebut? Berikan penjelasan atas jawaban anda.

b. Apakah konsekuensi dari lebih bayar tersebut?

SOAL 2

Dalam SPT tahunan tahun 2012 PT XYZ : yang sudah disampaikan ke kantor KPP menunjukan bahwa Penghasilan Kena Pajak , yang diperhitungkan hanya dari kegiatan usaha yang tidak dikenakan pajak non final saja yaitu:

Pendapatan non Final dalam Negri Rp 218.463.132.950,-Pendapatan non final Luar Negri Rp 140.318.814.843,- Biaya tidak langsung 450.348.252.113,-Rugi tahun 2013 Rp 101.277.307280,-

Page 1 of 5

Page 2: Pajak 2 - Kasus Pertemuan 4

Permintaan pajak yang dimintakan restitusi sebagai berikut :- Dari PPh 23 : Rp 7.140.508.733,-- Pajak penghasilan di Luar Negri 16.216.428.378,- PermintaanRestitusi Rp23.356.937.111,-

Petugas Account Representative (AR) dari KPP tempat perusahaaan terdaftar, dengan adanya lebih setor dari Wajib Pajak , sesuai tugasnya melakukan review atas SPT PPh badan perusahaan PT XYZ tersebut, dan mendapatkan salah satu lampiran laporan keuangan yang ringkasannya sebagai berikut :

LAPORAN RUGI LABA PT . XYZ

1 Janurari – 31 Desember 2012(Dalam Rupiah)

Keterangan Dalam Negeri Non Final Jumlah

FINAL Dalam Negri Luar Negeri

Pendapatan usaha

258.016.416.295- 357.025.436.653,- 356.761.424.321,- 971.803.277.269,-

Biaya langsung (103.206.566.518,-) (129.204.405.253,-) (185.515.941.306,-) (417.926.913.077,-)

Keuntungan kurs 219.883.103.465,- ( 9.357.898.450,-) ( 15.358.897.589,-) 195.166.307.426,-

Laba kotor 374.692.953.242,- 218.463.132.950,- 155.886.585.426,- 749.042.671.618,-

Biaya umum/ Tidak Langsung

- 450.348.252.113,-

Laba Usaha 298.694.419.505,-

Lebih lanjut Staff AR meneliti SPT beserta lampiran dia menyatakan sbb:1. Kegiatan usaha final : Kontraktor dan tidak ada pembayaran PPh 25 yg dibayarkan. 2. Usaha dalam negeri non final adalah jenis jasa dan seluruhnya sudah dipotong PPh 233. Usaha di luar negeri , merupakan kegiatan toko dan supplier di Jepang dan atas gross

incomenya telah dipotong pajak sebesar 5% yaitu : 16.216.428.378,20 ( berdasarkan kurs menteri keuangan yg berlaku), yang seluruhnya telah dikreditkan kedalam perhitungan di SPT

4. Setelah diteliti permasalahan non deductable items seperti benefit in kind, biaya HP, dll menurut Staff AR tersebut tidak ada kesalahan, namun perhitungan yang telah diterapkan menurut AR salah konsep. Melihat ada kekeliruan dalam pengisian SPT tersebut, dia menghimbau pimpinan PT XYZ untuk memperbaiki. Laporan SPT tahunannya.

Pertanyaan :

1. Apa dasar hukumnya, yang mengatur AR tersebut dapat menghimbau untuk memperbaiki SPT tahunan ? dalam kasus ini menurut saudara berapa lama batas waktu memperbaiki SPTnya. Jelaskan pendapat anda.

Page 2 of 5

Page 3: Pajak 2 - Kasus Pertemuan 4

2. Jika anda sebagai Staff incharge PT XYZ, susunlah laporan perhitungan rugi laba dari PT XYZ tersebut yang seharusnya untuk lampiran SPT.

3. Menurut perhitungan anda berapa Penghasilan Kena pajak yang harusnya dilaporkan dalam SPT, dan berapa Pendapatan Final yang seharusnya dituliskan dalam SPT tahunan tersebut.

4. Menurut anda pernyataan AR no 4 yaitu : Setelah diteliti permasalahan non deductable items menurut Staff AR tersebut tidak ada kesalahan., apakah hanya untuk bidang usaha non final dalam negeri saja ? jelaskan pendapat saudara dan dasar hukumnya.

5 Berapa Kredit pajak luar Negeri yang seharusnya diperhitungkan oleh PT XYZ, jelaskan dasar hukumnya. Dalam perhitungan tersebut.

6. Berapa seharusnya pajak penghasilan atas laba perusahaan PT XYZ terutang pada akhir tahun ?

7. Apabila wajib pajak PT XYZ tidak melakukan koreksi, bagaimana tindak lanjut KPP selanjutnya sesuai dengan pengaturan KUP.

8. Apabila menurut KPP kurang bayar apakah diterapkan sanksi dalam penagihannya, surat apa yang kemungkinan dikeluarkan oleh KPP, dan tindakan apa yang mendasari tagihan tersebut. jelaskan jawaban anda dengan merefer pasal undang undangnya.

9. Apabila PT XYZ tidak setuju dengan tagihan yang dilakukan oleh KPP, apa yang dapat dilakukan oleh PT XYZ , apa syaratnya ? jelaskan pendapat anda.

SOAL 3PT Mega Karya Abadi (“Perusahaan”) adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan alat-alat kebersihan. Perusahaan terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Baru sejak tahun 2004 dan dikukuhkan menjadi PKP sejak tahun 2008.Pada tahun 2010, Perusahaan mengalami penurunan omzet besar-besaran karena salah satu pelanggan terbesarnya bangkrut. Penurunan omzet ini menyebabkan Perusahaan menjadi rugi dan PPh Badannya menjadi lebih bayar sebesar Rp1,2 Milyar, karena cicilan PPh Pasal 25. Perusahaan melaporkan SPT Tahunan PPh Badan yang lebih bayar tersebut pada tanggal 25 April 2011.

Pada bulan Juli 2011, KPP melakukan pemeriksaan all taxes atas restitusi yang diajukan Perusahaan. Pemeriksaan diselesaikan pada bulan Februari 2012 dan pemeriksa menyampaikan SPHP di akhir bulan Februari 2012. Perusahaan menyampaikan tanggapan tertulis atas SPHP tersebut yang menolak sebagian dari koreksi yang menyebabkan kekurangan pajak berdasarkan hasil SPHP, dengan rincian sebagai berikut:

Page 3 of 5

Page 4: Pajak 2 - Kasus Pertemuan 4

PPh Badan (1,200,000,000) (500,000,000) 700,000,000 200,000,000 500,000,000 PPN 5,000,000,000 5,750,000,000 750,000,000 150,000,000 600,000,000 PPh Pasal 21 450,000,000 700,000,000 250,000,000 25,000,000 225,000,000 PPh Pasal 23 200,000,000 200,000,000 - - -

Pajak terutang Menurut WP (SPT)

Pajak terutang (lebih bayar)

menurut pemeriksa

Koreksi Pemeriksa

(kurang bayar)Koreksi Diterima

WPKoreksi ditolak

WP

Berdasarkan SPHP dan tanggapan tertulis tersebut, Perusahaan dan pemeriksa melakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan. Dari hasil pembahasan, pemeriksa menolak seluruh tanggapan Perusahaan dan menetapkan SKP sesuai dengan SPHP. Sedangkan Perusahaan tetap menolak koreksi yang sebelumnya ditolak dalam tanggapannya.

Berdasarkan hasil akhir pembahasan,pada tanggal 15 Maret 2013 KPP menerbitkan SKP berikut ini:

1. SKPLB PPh Badan sebesar Rp500.000.000 2. SKPKB PPN sebesar Rp750.000.0003. SKPKB PPh Pasal 21 sebesar Rp250.000.0004. SKPN PPh Pasal 235. STP PPN sebesar Rp15.000.000

Jumlah yang tercantum dalam SKPKB PPN dan PPh Pasal 21 sudah termasuk pokok dan sanksi terkait penerbitan SKPKB.

Karena hanya menyetujui sebagian dari koreksi yang dilakukan oleh pemeriksa Perusahaan berniat untuk melakukan keberatan atas surat-surat yang diterbitkan oleh KPP.

Pertanyaan:1. Apabila Perusahaan ingin melakukan keberatan, surat-surat yang manakah yang

dapat diajukan keberatan, tanggal berapa surat pengajuan harus diajukan dan berapa jumlah pajak yang harus disetorkan sebelum keberatan diajukan?

2. Apabila Perusahaan kemudian berubah pikiran dan tidak jadi mengajukan keberatan dan kemudian melakukan pembayaran pajak yang ditagih dengan SKPKB dan STP tersebut pada tanggal 13 Juli 2013, apakah ada konsekuensinya?

Kemudian Perusahaan mengajukan keberatan atas SKPLB PPh Badan, SKPKB PPN dan SKPKB PPh Pasal 21 dan membayar pajak terutang sesuai dengan jumlah yang disetujui pada waktu pembahasan SPHP. Pada tanggal 20 Desember 2013, DJP menerbitkan surat keputusan keberatan dengan hasil sebagai berikut:a. Untuk SKPLB PPh Badan : Menolak seluruh keberatan yang diajukan

Page 4 of 5

Page 5: Pajak 2 - Kasus Pertemuan 4

b. Untuk SKPKB PPN : Menerima sebagian keberatan yang diajukan sehingga kurang bayar menjadi sebesar Rp550.000.000

c. Untuk SKPKB PPh Pasal 21 : Menerima sebagian keberatan yang diajukan, sehingga kurang bayar menjadi sebesar Rp75.000.000

Berdasarkan surat keputusan keberatan tersebut, Perusahaan memutuskan untuk mengajukan banding atas SKPLB PPh Badan dan SKPKB PPN.

Sedangkan untuk SKPKB PPh Pasal 21, Perusahaan telah menerima keputusan tersebut.Sebelum mengajukan banding, Perusahaan melakukan penyetoran untuk kekurangan PPN sebesar Rp200.000.000

Pertanyaan:3. Hitunglah sanksi/imbalan bunga terkait penerbitan Surat Keputusan Keberatan

tersebut4. Apabila Perusahaan ingin melakukan banding, tanggal berapa surat pengajuan

harus diajukan dan berapa jumlah pajak yang harus disetorkan sebelum banding diajukan?

Pada tanggal 15 September 2014, Pengadilan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Banding dengan hasil sebagai berikut:

a. Untuk SKPLB PPh Badan : Menerima seluruh banding yang diajukanb. Untuk SKPKB PPN : Menerima sebagai banding yang diajukan sehingga kurang

bayar menjadi sebesar Rp500.000.000

Pertanyaan:5. Hitunglah sanksi/imbalan bunga terkait penerbitan Surat Keputusan Banding

tersebut

Page 5 of 5