page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id lubuklinggau_sumsel_40...peraturan daerah kota...

21
PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NO. 40 TAHUN 2003 LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU Nomor 05 Tahun 2003 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 40 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA LUBUKLINGGAU, Menimbang Mengingat : : a. bahwa berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan dalam bidang pertanian yang meliputi sektor tanaman pangan, sektor perikanan, sektor peternakan, sektor perkebunan dan sektor kehutanan merupakan kewenangan wajib daerah Kabupaten / Kota; b. bahwa dengan terbentuknya Kota Lubuklinggau sebagai daerah Otonom berdasarkan Undang-undang nomor 7 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lubuklinggau maka Pemerintah Kota Lubuklinggau berwenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri; c. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat dan guna peningkatan pendapatan asli daerah berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b tersebut diatas dipandang perlu untuk mengatur pemberian pelayanan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian setiap usaha bidang pertanian dalam Kota Lubuklinggau dan memungut retribusi pertanian; d. bahwa untuk pengaturan sebagaimana dimaksud huruf c perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau. 1. Undang-undang nomor 6 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Page 1 of 21

Upload: vudat

Post on 20-May-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NO. 40 TAHUN 2003

 

LEMBARAN DAERAH              KOTA LUBUKLINGGAU

                                           

   Nomor 05

Tahun 2003 Seri C

  PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU

NOMOR  40  TAHUN 2003  

TENTANG  

RETRIBUSI PERTANIAN  

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA  

WALIKOTA LUBUKLINGGAU,    

  Menimbang                                       Mengingat

    :                                     :

a.      bahwa berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah, urusan pemerintahan dalam bidang pertanian yang meliputi sektor tanaman

pangan, sektor perikanan, sektor peternakan, sektor perkebunan dan sektor

kehutanan merupakan kewenangan wajib daerah Kabupaten / Kota;   b.         bahwa dengan terbentuknya Kota Lubuklinggau sebagai daerah Otonom

berdasarkan Undang-undang nomor 7 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota

Lubuklinggau maka Pemerintah Kota Lubuklinggau berwenang untuk mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri;   c.     bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat dan guna

peningkatan pendapatan asli daerah berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b

tersebut diatas dipandang perlu untuk mengatur pemberian pelayanan, pembinaan,

pengawasan dan pengendalian setiap usaha bidang pertanian dalam Kota

Lubuklinggau dan memungut retribusi pertanian;   d.     bahwa untuk pengaturan sebagaimana dimaksud huruf c perlu ditetapkan dengan

Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau.   1.         Undang-undang nomor 6 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Page 1 of 21

Page 2: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

                                                                                       

                                                                                       

Peternakan dan Kesehatan Hewan ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1967

nomor 10 );   2.         Undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 1981 nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

nomor 3209);   3.       Undang-undang nomor 9 tahun 1985 tentang Perikanan ( Lembaran Negara

Republik Indonesia tahun 1985 nomor 16, Tambahan Lembaran Negara nomor

3299);   4.         Undang-undang nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

Tanaman ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1992 nomor 46, Tambahan 

Lembaran Negara nomor 3478);   5.        Undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan ( Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 1996 nomor 99, Tambahan Lembaran Negara nomor 3656);   6.        Undang-undang nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (  Lembaran Negara  Republik  Indonesia  tahun  1997  nomor  41,  Tambahan 

Lembaran Negara nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 18 tahun

1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2000 nomor 246, Tambahan Lembaran Negara nomor 4048);   7.        Undang-undang nomor 6 tahun 1999 tentang pengusahaan hutan dan pemungutan

hasil hutan pada hutan produksi ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999

nomor 13, Tambahan Lembaran Negara nomor 3802);   8.        Undang – undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 60, Tambahan Lembaran Negara

nomor 3839 );   9.     Undang – undang nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999

nomor 72, Tambahan Lembaran Negara nomor 3848 );   10.     Undang-undang   nomor  41  tahun  1999  tentang  Kehutanan  (  Lembaran  Negara 

Republik Indonesia tahun 1999 nomor 167, Tambahan Lembaran Negara nomor

3888);   11. Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan,

Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan ( Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 1977 nomor 20, Tambahan Lembaran Negara nomor 3101);

Page 2 of 21

Page 3: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

                                                 

 

  Menetapkan

 

         

                                               

 

 

:

 

                   

  12.  Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang

nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 1983 nomor 36, Tambahan Lembaran Negara nomor 3258);   13.    Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 2001 nomor 119, Tambahan Lembaran Negara

nomor 4139);   14.    Peraturan Pemerintah nomor 54 tahun 2002 tentang Usaha Perikanan ( Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 2002 nomor 100, Tambahan Lembaran Negara

nomor 4230);                                                                                                                                              15.     Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 21 tahun 2001

tanggal 18 Juli 2001 tentang Tekhnik Penyusunan dan Materi Muatan Produk-produk

Hukum Daerah;   16.     Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 22 tahun 2001

tanggal 18 Juli 2001 tentang Bentuk Produk-produk Hukum Daerah;    17.     Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 7 tahun 2003 tentang Pedoman

Operasional Penyidik Pegawai Sipil Daerah dalam Penegakan Peraturan Daerah.  

 

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU  

MEMUTUSKAN :  

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU TENTANG RETRIBUSI PERTANIAN.  

   

BAB  I  KETENTUAN UMUM

  Pasal 1

  Dalam  Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :   1.        Daerah  adalah Kota Lubuklinggau;   2.        Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Lubuklinggau;

Page 3 of 21

05/12/2011

Page 4: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

  3.        Kepala Daerah adalah Walikota Lubuklinggau yang selanjutnya disebut Walikota;   4.     Dinas Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan adalah Dinas Tanaman Pangan,

Peternakan dan Perikanan Kota Lubuklinggau;   5.    Dinas Kehutanan dan Perkebunan adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota

Lubuklinggau;   6.       Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Kota Lubuklinggau;   7.     Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi Daerah sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan Daerah yang berlaku;   8.       Badan adalah suatu bentuk Badan usaha yang meliputi Perseroan terbatas,

Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara, atau Daerah

dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi,

koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk

usaha tetap serta bentuk usaha lainnya;   9. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang

menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh

orang pribadi atau badan;   10.   Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;   11.    Golongan Retribusi adalah pengelompokan retribusi yang meliputi retribusi jasa

umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu;   12.  Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan;   13.    Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa usaha yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat

pula disediakan oleh sektor swasta;   14.    Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah

Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang

dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas

kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,

sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga

Page 4 of 21

Page 5: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

kelestarian lingkungan;   15.    Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan

Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi

termasuk pungutan atau pemotong retribusi tertentu;   16.  Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat dengan

SPORD adalah Surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan objek

retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi

yang terhutang menurut Peraturan Perundang-undangan Retribusi Daerah;   17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat

keputusan yang menetukan besarnya retribusi yang terhutang;   18.    Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya

disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menetukan tambahan atau jumlah

retribusi yang telah ditetapkan;   19. Surat Ketetapan Keberatan adalah surat keputusan keberatan terhadap SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh

Wajib retribusi;   20.   Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB,

adalah surat keputusan yang menetukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi

karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terhutang atau tidak

seharusnya terhutang;   21.  Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut STRD adalah surat untuk

melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau

denda;   22.    Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu

bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa, rekomendasi/perizinan tertentu;   23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan

mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan

pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan

retribusi daerah;   24. Penyidik Tindak Pidana di Bidang Retribusi adalah serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah yang selanjutnya disebut

Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat

terang tindak pidana dibidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan

tersangkanya.

Page 5 of 21

Page 6: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

   

BAB  II  NAMA, OBJEK, SUBJEK RETRIBUSI

  Pasal 2

  Dibidang Pertanian yang meliputi sektor Perikanan, Peternakan, Perkebunan dan

Kehutanan dipungut retribusi atas pelayanan, pengawasan, penggantian biaya dan

pemanfaatan fasilitas termasuk perlengapan yang secara khusus disediakan oleh

Pemerintah Daerah.  

Pasal 3  

(1)     Objek retribusi Pertanian yang difasilitasi Pemerintah Daerah adalah :  

a.       Pengawasan kesehatan hewan/ternak;   b.       Pengobatan dan vaksinasi hewan/ternak;

  c.       Pengawasan penyakit hewan menular zounosis;

  d.     Pemanfaatan sarana fasilitas pemerintah Rumah Potong Hewan (RPH),

Poskeswan, Pasar Hewan, Bangunan dan lainnya;  

e.        Pengawasan kegiatan usaha dibidang pertanian, perikanan, perternakan,

perkebunan dan kehutanan;  

f.          Pasar grosir dan atau pertokoan berbagai jenis barang hasil pertanian,

perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan;  

g.   Tempat pelelangan ikan, ternak, dan hasil pertanian, perikana, peternakan,

perkebunan dan kehutanan;  

h.       Sertifikasi pembinaan dan pengawasan produktifitas, mutu benih/bibit tanaman

dan hewan/ternak.   (2)   Tidak termasuk objek retribusi bidang pertanian adalah pelayanan pengawasan,

perizinan usaha dan pemanfaatan fasilitas pemerintah yang dikelola oleh pihak

swasta dan perusahaan daerah.  

Pasal 4  

Subjek Retribusi jasa usaha, retribusi jasa umum dan retribusi perizinan adalah orang

Page 6 of 21

Page 7: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan yang diberikan pemerintah

daerah.    

BAB  III  GOLONGAN RETRIBUSI

  Pasal 5

  Retribusi bidang pertanian digolongkan bidang retribusi :   a.       Jasa usaha  

1.       Pemeriksaan kesehatan ternak potong di Rumah Potong Hewan ( Retribusi

Rumah Potong Hewan );   2.      Pemeriksaan bedah-bedah bangkai/Postmortum;

  3.      Pemakaian kandang sapi/lahan dinas pertanian ( RPH );

  4.      Pemeriksaan pos kesehatan hewan;

  5.       Pemakaian fasilitas sarana dan prasarana perikanan Balai Benih Ikan ( BBI)

batu pepe dan watervang;  

6.      Pemakaian fasilitas air irigasi untuk kegiatan kolam air deras, air tenang dan

kerambah;  

7.      Retribusi pasar grosir atas produk perkebunan, tanaman pangan, peternakan,

perikanan dan kehutanan.  

  b.       Retribusi perizinan tertentu :  

1.      Pemberian rekomendasi perizinan usaha mesin penggilingan padi;   2.      Pemberian rekomendasi perizinan usaha kolam ikan air deras;

  3.      Pemberian rekomendasi perizinan usaha peternakan besar dan kecil;

  4.       Pemberian rekomendasi perizinan pemanfaatan, pemungutan dan jasa

lingkungan kawasan hutan lindung.    

Page 7 of 21

Page 8: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

  Pasal 6

  Cara mengukur tingkat jasa pada masing-masing sektor adalah sebagai berikut :   a.       Peternakan :  

1.       Retribusi Rumah Potong Hewan ( RPH ) Tingkat penggunaan rumah potong hewan diukur berdasarkan jenis

pemeriksaan, volume/sample, dan unsur bahan pemeriksaan.  

2.        Pemeriksaan laboratorium kesehatan hewan (pemeriksaan bedah bangkai/

rabies ) dan pemeriksaan kandang sapi/lahan RPH serta pemeriksaan pos

kesehatan hewan.   Tingkat penggunaan jasa pemeriksaan kekayaan daerah fasilitas peternakan

diukur berdasarkan volume klasifikasi/peralatan dan waktu pemeriksaan. Tingkat penggunaan jasa kekayaan daerah fasilitas peternakan diukur

berdasarkan volume, klasifikasi/peralatan dan waktu pemakaian.  

3.       Pemberian rekomendasi perizinan untuk usaha peternakan berdasarkan besar

dan kecilnya ( Retribusi perizinan tertentu ).  

Tingkat penggunaan jasa dapat diukur berdasarkan jenis dan volume komoditas

serta jangka waktu.  

b.       Perikanan :  

1.      Pemakaian fasilitas/sarana dan prasarana perikanan Balai Benih Ikan (BBI) Batu

Pepe dan Watervang.   Tingkat penggunaan jasa pemakaian kekayaan fasilitas perikanan diukur

berdasarkan volume, klasifikasi/peralatan dan waktu pemakaian.  

2.      Pemakaian fasilitas air irigasi untuk kegiatan kolam air deras, kolam air tenang,

dan kerambah, dan pemberian rekomendasi perizinan kolam ikan air deras.   Tingkat penggunaan jasa pemakaian kekayaan daerah ( penggunaan air irigasi )

diukur berdasarkan volume dan waktu pemakaian.  

c.       Tanaman Pangan :  

Page 8 of 21

Page 9: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

1.       Pemakaian lahan Dinas Pertanian untuk usaha bidang pertanian, penelitian dan

pembibitan.   Tingkat penggunaan jasa pemakaian kekayaan daerah diukur berdasarkan luas,

jumlah dan waktu pemakaian.  

2.       Pemberian rekomendasi perizinan usaha mesin penggilingan padi.   Tingkat penggunaan jasa pemakaian kekayaan daerah diukur berdasarkan

kriteria skala usaha, besar atau kecil dan jangka waktu.  

d.       Perkebunan :  

1.       Retribusi pasar grosir atas produk perkebunan ( Karet ).   Tingkat penggunaan jasa pemanfaatan fasilitas pemerintah.  

2.       Penangkaran bibit.   Tingkat penggunaan jasa pelayanan dan pengawasan serta sertifikasi

benih/bibit.  

e.       Kehutanan : 1.       Pemberian rekomendasi/perizinan usaha pemanfaatan kawasan hutan lindung.  

Tingkat penggunaan jasa adalah jenis, luas dan jangka waktu.  

2.       Pemberian rekomendasi/ perizinan usaha pemungutan hasil hutan bukan kayu.   Tingkat penggunaan jasa adalah jenis, volume/kapasitas produksi.

  3.       Pemberian rekomendasi/perizinan jasa lingkungan kawasan hutan lindung.

  Tingkat penggunaan jasa adalah jenis, volume dan jangka waktu.

  4.       Pemberian rekomendasi/perizinan usaha burung walet.

  Tingkat penggunaan jasa adalah jenis, volume dan kapasitas produksi.

   

BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF  

Page 9 of 21

Page 10: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

Pasal 7  

Prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi pemakaian kekayaan daerah,

fasilitas/peralatan pertanian adalah dengan memperhatikan biaya investasi, biaya

perawatan/pemeliharaan , biaya penyusunan, biaya asuransi, biaya rutin/periodik yang

berkaitan langsung dengan penyediaan jasa. Biaya administrasi umum yang mendukung

penyediaan jasa dan bunga pinjaman untuk memperoleh keuntungan yang layak

sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis, serta

beroprasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.    

BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

  Pasal 8

  (1)      Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan/fasilitas, volume dan jangka

waktu pemakaian.                                 

(2)      Besarnya tarif didasarkan tarif yang berlaku di wilayah daerah tersebut.   (3)      Dalam hal tarif yang berlaku sulit ditemukan, maka tarif ditetapkan sebagai jumlah

pembayaran persatuan unit pelayanan jasa, yang merupakan jumlah unsur-unsur

tarif yang meliputi:  

a.      Unsur biaya persatuan penyediaan jasa/layanan. b.      Unsur keuntungan yang dikehendaki persatuan jasa.  

(4)      Biaya sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) hurup a meliputi:  

a.       Biaya operasional langsung, yang meliputi biaya pegawai yang termasuk

pegawai tidak tetap, belanja barang, belanja pemeliharaan, sewa tanah dan

banggunan, biaya listrik dan semua biaya rutin priodik lainnya yang berkaitan

langsung dengan penyediaan jasa;   b.      Biaya tidak langsung, yang meliputi biaya administrasi umum dan biaya lainnya

yang mendukung penyediaan jasa;  

c.       Biaya modal, yang berkaitan dengan tersedianya aktiva tetap aktiva lainnya

yang berjangka menengah dan panjang yang meliputi angsuran dan biaya

pinjaman, nilai sewa tanah dan banggunan, dan penyusutan asset;  

d.    Biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan penyediaan jasa, seperti bunga

atas pinjaman jangka pendek.

Page 10 of 21

Page 11: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

  (5)     Keuntungan yang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b ditetapkan dalam

persentase tertentu dari total biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pasal ini.   (6)    Struktur dan besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3),

ditetapkan sebagai berikut :   A.      Sektor Peternakan.  

 

No. Jenis Pelayanan Objek Retribusi Tarif ( Rp ) 1 2 3 4

  1.       2.       3.       4.       5.       6.       7.

  Pemeriksaan kesehatan ternak sebelum dipotong (Antemortum) pasar kelas I   Pemeriksaan kesehatan daging (Postmortum )     Pemakaian kandang       Pemakaian tempat pemotongan       Pemakaian tempat pelayuan daging      Pemakaian angkutan       Pengobatan Hewan  

  Sapi/kerbau/kuda Babi Kambing/domba   Sapi/kerbau/kuda/ Babi Kambing/domba   Sapi/kerbau/kuda Babi Kambing / domba   Sapi/kerbau/kuda Babi Kambing / domba   Sapi/kerbau/kuda Babi Kambing / domba   Sapi/kerbau/kuda Babi Kambing / domba   Sapi/kerbau/kuda Babi Kambing / domba Hewan kesayangan Ternak Unggas Satwa  

  14.000/ekor 12.500/ekor 10.000/ ekor   1.500/ekor 1.000/ ekor 500 / ekor   1.000/ekor/hari 1.000/ekor/hari 500/ekor/hari   7.500 / ekor 5.000 / ekor 2.500 / ekor   6.000 / ekor 4.000 / ekor 2.000 / ekor   10/kg/km 10/kg/km 10/kg/km   2.500/ekor 2.500/ekor 1.000/ekor 5.000/ekor 250 /ekor 10.000/ekor

1 2 3 4   8.     9.          

  Vaksinasi     Kesehatan hewan ( lalu lintas) keluar masuk Kota Lubuklinggau      

  Vaksin SE Vaksin Rabies   Sapi/kerbau/kuda Babi Kambing / domba Hewan kesayangan Ternak unggas Satwa

  2.500/ekor 2.500/ekor   2.500/ekor 2.500/ekor 1.000/ekor 5.000/ekor 250 / ekor 10.000/ekor

Page 11 of 21

Page 12: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

  B.      Perikanan  

    C.      Tanaman Pangan  

  10.           11.                               12.

    Pemeriksaan laboratorium kesehatan hewan dan kesmavet         Pelayanan rekomendasi / izin usaha                             Pemeriksaan dugaan rabies

  Pemeriksaan darah Bedah bangkai Residu Mikrobiologi Phatologi anatomi   -      Ternak besar ≥15 

ekor -       Ternak kecil ≥ 20 

ekor -       Ternak unggas ≥ 

1.000 ekor -       Ternak burung

Puyuh     ≥ 1.000 ekor

-  Pengolahan daging -  Usaha pemotongan     dan pedagang      daging -  Usaha jual beli     ternak   Bedah kepala

  5.000/sample 15.000/sample 15.000/sample 15.000/sample 20.000/sample     50.000/tahun   25.000/tahun   25.000/tahun     25.000/tahun 50.000/tahun     25.000/tahun    25.000/tahun    15.000/sample  

NO Jenis Pelayanan Objek Retribusi Tarif ( Rp) 1 2 3 4 1.    

2.                          3.

Pemakaian fasilitas sarana/prasarana perikanan   Pelayanan rekomendasi / perizinan usaha perikanan bidang budidaya                      Pemeriksaan kesehatan ikan yang keluar / masuk Kota Lubuklinggau  

BBI Water Vang BBI Batu Pepe   - Kolam air deras,air   tenang,keramba dan   jaring apung :   1 – 4  unit   4 -  8  unit   8 -  12 unit   ≥ 12 unit - Kolam air tenang :    0,5 – 2 Ha    ≥ 2 Ha - Perbenihan ≥ 50.000   ekor / bulan   Semua jenis ikan konsumsi

250.000/tahun/kolam 250.000/tahun/kolam         25.000/tahun 50.000/tahun 75.000/tahun 100.000/tahun   50.000/tahun 75.000/tahun   50.000/tahun

  15 / kg

     

NO Jenis Pelayanan Objek Retribusi Tarif ( Rp ) 1 2 3 4 1.        

2.        

3.

Pemakaian lahan Dinas Pertanian       Sertifikat dan pelabelan benih         Pelayanan rekomendasi /

- Penelitian - Pembibitan /   penangkaran - Usaha Produksi   - Benih padi - Benih palawija - Benih sayuran - Benih buah – buahan   - Penggilingan padi

25/m2/tahun   50/ m2/tahun 50/ m2/tahun   10 / kg 15 / kg 25 / kg 10 / kg  

Page 12 of 21

Page 13: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

   

D.      Perkebunan  

  E. Kehutanan

 

   

BAB  VII  WILAYAH  PEMUNGUTAN

  Pasal  9

  Retribusi yang terhutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan diberikan.    

BAB  VIII  MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERHUTANG

 

perizinan usaha  

skala    besar. - Penggilingan padi skala    kecil.  

  50.000 / tahun   25.000 / tahun

NO Jenis Pelayanan Objek Retribusi Tarif ( Rp ) 1 2 3 4 1.        

2.    

  3.

Sertifikasi dan pelabelan benih         Rekomendasi / perizinan       Pool Karet  

- Karet - Kopi - Kelapa - Kelapa sawit   - Pengolahan karet - Penampungan karet - Penangkaran benih   - Tempat penampungan    / jual beli

10 / batang 10 / batang 10 / batang 10 / batang   50.000 / tahun 50.000 / tahun 25.000 / tahun     10 / kg  

NO Jenis Pelayanan Objek Retribusi Tarif ( Rp ) 1 2 3 4 1.              

2.  

 

Rekomendasi / Perizinan               Rekomendasi / perizinan  

- Pemanfaatan kawasan    hutan lindung - Pemungutan hasil   hutan lindung selain    kayu - Jasa lingkungan hutan   lingkungan   - Peternakan burung   walet  

            10 % / produksi

Page 13 of 21

Page 14: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

Pasal  10  

Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya disesuaikan dengan Objek Retribusi

atau ditetapkan lain oleh Walikota.  

Pasal  11  

Saat terhutang retribusi adalah saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan .    

BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN DAN SANKSI ADMINISTRASI

  Pasal  12

  (1)     Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.  

(2)      Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau

kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa biaya sebesar 2 % ( dua

persen ) setiap bulan dari yang atau tidak kurang dibayarkan dan ditagih dengan

menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah ( STRD ).    

BAB  X  SURAT  PENDAFTARAN

  Pasal  13 

  (1)     Wajib Retribusi mengisi SPORD .   (2)     SPORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan

lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya.   (3)      Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPORD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh Walikota.    

BAB  XI  PENETAPAN RETRIBUSI

  Pasal  14

Page 14 of 21

Page 15: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

  (1) Berdasarkan SPORD sebagaimana dimaksud pada pasal 13 ayat (1) Peraturan

Daearh ini ditetapkan retribusi terhutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen

lain yang dipersamakan.   (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan atau yang

semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang

terhutang maka dikeluarkan SKRDKBT.   (3) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dan SKRDKBT sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) pasal ini ditetapkan oleh Walikota.    

BAB   XII  TATA CARA PEMBAYARAN

  Pasal  15

  (1) Pembayaran retribusi yang terhutang harus dilunasi sekaligus.   (2) Retribusi yang terhutang dilunasi selambat – lambatnya 15 ( lima belas ) hari sejak

diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.   (3) Tata cara pembayaran, penyetoran tempat pembayaran retribusi diatur dengan

Keputusan Walikota.    

BAB  XIII  TATA CARA PENAGIHAN

  Pasal  16

  (1)      Pengeluaran surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis sebagai awal

tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7 ( tujuh ) hari sejak

jatuh tempo pembayaran.   (2)     Dalam jangka waktu 7 ( tujuh ) hari setelah tanggal surat teguran / peringatan / surat

lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang terhutang.   (3)     Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang

ditunjuk.   (4)     Penagihan retribusi melalui BUPLN dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang

Page 15 of 21

Page 16: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

– undangan yang berlaku.    

BAB  XIV  KEBERATAN

  Pasal  17

  (1) Wajib Retribusi dapat menunjukkan keberatan hanya kepada Walikota atau Pejabat

yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan

SKRDLB.   (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan –

alasan  yang jelas .   (3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi, Wajib

Retribusi harus dapat membuktikan ketidak benaran ketetapan retribusi tersebut.    (4)   Keberatan  harus  diajukan  dalam  jangka waktu  paling  lama  2  (  dua  )  bulan  sejak 

tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDDLB

diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa

jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.   (5)   Keberatan  yang  tidak  memenuhi  persyaratan  sebagaimana  yang  dimaksud  pada 

ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak

dipertimbangkan.   (6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan

pelaksanaan penagihan retribusi.  

Pasal  18  

(1) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 ( enam ) bulan sejak tanggal Surat

Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.   (2) Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau

sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terhutang.   (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan

Walikota tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut

dianggap dikabulkan.    

Page 16 of 21

Page 17: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN  

Pasal  19  

(1)      Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan

permohonan pengembalian kepada Walikota.   (2)      Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 ( enam ) bulan sejak diterimanya

permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pasal ini harus memberikan keputusan.   (3)      Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini telah

dilampaui dan Walikota tidak memberikan suatu keputusan permohonan

pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDKLB harus

diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 ( satu ) bulan.   (4)      Apabila Wajib Retribusi mempunyai hutang retribusi retribusi lainnya kelebihan

pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini langsung

diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang retribusi tersebut.   (5)     Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 ( dua ) bulan sejak diterbitkannya

SKRDKLB.   (6)      Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat

waktu 2 ( dua ) bulan , Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2 % ( dua

persen ) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.  

Pasal 20  

(1)     Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis

kepada Walikota dengan sekurang-kurangnya menyebutkan :  

a.      nama dan alamat Wajib Retribusi;   b.      Masa retribusi;

  c.      Besarnya kelebihan pembayaran;

  d.      Alasan yang jelas dan singkat.  

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara

langsung atau melalui pos tercatat.  

Page 17 of 21

BAB  XV 

Page 18: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

(3)    Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat

merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Walikota.  

Pasal 21  

(1)   Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah

Membayar Kelebihan Retribusi.   (2)        Apabila pembayaran kelebihan retribusi diperhitungkan dengan hutang retribusi

lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (4) pembayaran dilakukan

dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai

bukti pembayaran.    

BAB XVI PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

  Pasal 22

  (1)     Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.   (2)      Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) pasal ini dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi antara lain

untuk mengangsur.   (3)    Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) antara lain diberikan kepada

masyarakat yang ditimpa bencana alam dan atau kerusuhan.   (4)   Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh

Walikota.    

BAB XVII KADALUARSA PENAGIHAN

  Pasal 23

  (1)       Hak untuk melakukan penagihan retribusi kadaluarsa setelah melampaui jangka

waktu 3 ( tiga ) tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi kecuali apabila

Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang Retribusi.   (2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini

tertangguh apabila :  

Page 18 of 21

Page 19: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

a.      Diterbitkan Surat Teguran atau;   b.       Ada pengakuan hutang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun

tidak langsung.    

BAB XVIII KETENTUAN PIDANA

  Pasal 24

  (1)     Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan

keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 ( enam ) bulan dan atau

denda paling banyak 4 ( empat ) kali jumlah retribusi terhutang sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.   (2)     Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.    

BAB XIX PENYIDIKAN

  Pasal 25

  (1)    Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi

wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana

dibidang retribusi daerah.   (2)     Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah :  

a.   Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan

berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah agar keterangan

tentang laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;   b.     Meneliti, mencari dan mengumpulkan mengenai orang pribadi atau Badan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;  

c.       Meminta keteranagn dan barang bukti dari orang pribadi atau Badan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;  

d.       Memeriksa buku – buku, catatan catatan dan dokumen – dokumen lain

berkenan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;  

e.   Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan,

Page 19 of 21

Page 20: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

pencatatan dan dokumen – dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap

barang bukti tersebut;  

f.         Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan

tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;  

g.      Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau

tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas

orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;   h.      Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang Retribusi

Daerah;         

i.         Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi;                         

j.        Menghentikan penyidikan;                     

k.      Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana

dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.  

(3)     Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya

penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam Undang – undang Hukum Acara Pidana yang

berlaku.    

BAB XX KETENTUAN PENUTUP

  Pasal  26

  Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka ketentuan-ketentuan mengatur materi

yang sama sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini , dinyatakan tidak berlaku lagi.  

Pasal 27  

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai

pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.  

Pasal 28  

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.  

Page 20 of 21

Page 21: Page 1 of 21 - jdih.setjen.kemendagri.go.id Lubuklinggau_SUMSEL_40...peraturan daerah kota lubuklinggau no. 40 tahun 2003 lembaran daerah kota lubuklinggau nomor 05

         Diundangkan di Lubuklinggau    Pada tanggal 31 Desember 2003      SEKRETARIS DAERAH

       Cap/ttd  

   H. UBAIDILLAH IDRUS, SH    PEMBINA TK. I    NIP. 440012311      

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2003 NOMOR 05 SERI C

      

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Lubuklinggau.    

                                                                     Ditetapkan di Lubuklinggau.                                                                      pada tanggal  30 Desember 2003

                                                                                                                    WALIKOTA LUBUKLINGGAU,

                                              Cap/ttd

                                                    H. RIDUAN EFFENDI

                            

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR  40  TAHUN 2003

Page 21 of 21