sanitasi lingkungan pasar tradisional kota lubuklinggau

35
SISTEM SANITASI LINGKUNGAN PASAR TRADISIONAL KOTA LUBUKLINGGAU Makalah Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Oleh : 1. Adi Afrianto 2. Annisa Dwi Larasati 3. Dania Attira 4. Krismonika Herawati 5. Mar’ie Muhammad SMA NEGERI 1 KOTA LUBUKLINGGAU i

Upload: marie-muhammad

Post on 15-Apr-2017

1.255 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

SISTEM SANITASI LINGKUNGAN PASAR TRADISIONAL KOTA LUBUKLINGGAU

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh :

1. Adi Afrianto2. Annisa Dwi Larasati3. Dania Attira4. Krismonika Herawati5. Mar’ie Muhammad

SMA NEGERI 1 KOTA LUBUKLINGGAUTAHUN AJARAN 2014/2015

i

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul “Sanitasi Lingkungan Pasar Tradisional Kota Lubuklinggau” di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Disahkan dan disetujui pada :

Hari : Jum’at,

Tanggal : 15 Mei 2015

Disahkan dan disetujui oleh :

Guru pembimbing,

EVA LINDA SARI, S.Pd

NIP. 19700913 199512 2 003

ii

KATA PENGANTAR

Assalammu‘alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat,nikmat dan karunia-Nya lah karya tulis ilmiah sederhana kami yang berjudul “Sanitasi Pasar Tradisional Kota Lubuklinggau” akhirnya dapat diselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Eva Linda sari S.Pd selaku Guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah banyak memberikan bantuan dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah sederhana ini.

Kami sangat berharap agar karya tulis ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan menerapkan pola sanitasi yang benar. Namun, kami juga sepenuhnya menyadari bahwa di dalam karya tulis kami ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami mempersilakan kepada pembaca untuk memberikan kritik serta sarannya sehingga kami dapat memberbaiki dan meminimalisir kesalahan di masa yang akan datang.

Semoga karya tulis ilmiah sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.

Wassalammu‘aialaikum Wr. Wb.

Lubuklinggau, 15 Mei 2015

Penyusun,

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii

KATA PENGANTAR............................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG.................................................................................... 1B. RUMUSAN MASALAH............................................................................... 2C. TUJUAN........................................................................................................ 2D. MANFAAT.................................................................................................... 3E. METODE PENULISAN................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. DEFINISI SANITASI.................................................................................... 41. Jenis-jenis sanitasi................................................................................... 52. Manfaat sanitasi bagi kehidupan............................................................. 6

B. SANITASI DI LINGKUNGAN PASAR....................................................... 71. Syarat sanitasi pasar tradisional............................................................. 72. Sistem sanitasi di lingkungan pasar tradisional Kota

Lubuklinggau........................................................................................ 83. Upaya mengatasi masalah pada sistem Sanitasi di Lingkungan Pasar

Tradisonal Kota Lubuklinggau.............................................................. 13

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 15

A. KESIMPULAN.............................................................................................. 15B. PENUTUP...................................................................................................... 15

iv

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16LAMPIRAN.............................................................................................................. 17

v

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2014 lalu mengeluarkan laporan yang cukup mencengangkan. Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara ketiga dengan Sistem sanitasi terburuk didunia bersama dengan 15 negara lain. Sanitasi Indonesia bahkan tertinggal jauh dengan negara tetangganya seperti Malaysia dan Singapura yang telah memiliki standar sanitasi yang tinggi. Dalam data tersebut, setidaknya terdapat kurang lebih 109 Juta jiwa penduduk indonesia yang masih hidup dengan sistem sanitasi yang belum layak. Mereka sangat rentan terkena penyakit menular karena sistem sanitas yang buruk tersebut. Salah satu cerminan buruk sanitasi indonesia ialah dalam lingkungan pasar tradisional.

Pasar tradisional di Indonesia dikenal dengan fasilitas dan perilaku sanitasi warga pasarnya yang buruk. Sebut saja perilaku para pedagang pasar yang membiarkan sampah berceceran di pinggir jalan, serta jalan-jalan pasar yang becek akibat drainase yang kurang baik. Semua terjadi akibat kurangnya kepedulian masyarakat khususnya warga pasar tradisionalnya untuk menerapkan sanitasi yang benar.

Ketidaktahuan tentang manfaat sanitasi dikalangan masyarakat khususnya warga pasar tradisional menghasilkan masyarakat yang menyepelekan upaya hidup bersih dan sehat (sanitasi), sehingga akhirnya menghasilkan lingkungan pasar tradisional yang memiliki image kumuh dan semrawut, sebagaimana terlihat di salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Lubuklinggau yaitu Pasar Inpres Lubuklinggau. Bisa dikatakan bahwa pasar tradisional inpres yang telah berdiri sejak tahun 1982 ini merupakan bukti nyata dari hasil Sistem sanitasi yang buruk.

Sistem sanitasi buruk dari Pasar Inpres yang merupakan sebuah pasar dengan lokasi sangat dekat dengan Pusat Kota Lubuklinggau menjadi sebuah aib tersendiri bagi sebuah Kota yang mengaku telah menyandang gelar Adipura selama 4 kali. Sebenarnya, terdapat 2 pasar besar lainnya di Kota lubuklinggau yaitu Pasar Satelit dan Pasar inpres yang merupakan hasil pembenahan sanitasi pasar oleh pemerintah Kota Lubuklinggau. Namun,

1

keadaan sanitasi dipasar tersebut masih jauh dari kata ideal sebagaimana pasar tradisional di negara-negara maju. Disamping itu, pembudayaan hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan sistem sanitasi yang benar sudah sepatutnya segera dilakukan oleh semua lini masyarakat mengingat keadaan sistem sanitasi di negara ini sudah sangat memeprihatinkan. Kita dapat menggunakan perbaikan sanitasi sebagai solusi preventif guna mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang jauh lebih efektif bila dibandingkan harus selalu bertumpuh pada aspek pengobatan (kuratif). Dan usaha megatasi masalah kesehatan tersebut harus tetap selalu dilakukan karena kesehatan merupakan kebutuhan primer manusia yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Maka dari itu penulis merasa perlu melakukan observasi tentang tingkat kepedulian sanitasi warga pasar tradisional Kota Lubuklinggau selaku subjek sanitasi pasar, serta diperlukan pula kajian mendalam terhadap akar masalah dari problematika sanitasi pasar tradisional Kota Lubuklinggau. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui cara mengatasi masalah sanitasi pasar Kota Lubuklinggau.

B. Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan Sanitasi dan sejauhmana warga pasar tradisonal kota lubuklinggau memahaminya?

2. Bagaimana kondisi tiga pasar besar yang ada di Kota Lubuklinggau?3. Apa saja masalah-masalah sanitasi yang terjadi di lingkungan pasar

tradisional kota Lubuklinggau?4. Apa upaya untuk mengatasi masalah-masalah pada sistem sanitasi di

lingkungan pasar tradisional Kota Lubuklinggau?

C. Tujuan PenulisanSesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan yang dicapai dalam

penelitian sebagai berikut :1. Mengetahui pemahaman serta kepedulian warga pasar tradisional Kota

Lubuklinggau tentang pentingnya sanitasi lingkungan pasar.2. Menginformasikan tentang potret sistem sanitasi di tiga pasar tradisional

besar Kota Lubuklinggau.

2

3. Mengetahui problematika sanitasi di lingkungan pasar tradisional Kota Lubuklinggauu.

4. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika sanitasi pasar Kota Lubuklinggau.

D. ManfaatPenyusun mengharapkan karya tulis ini dapat mengedukasi masyarakat

Kota Lubuklinggau untuk membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan melakukan sanitasi yang benar guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan juga diharapkan bahwa Karya Tulis ini dapat menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi problematika sanitasi lingkungan pasar tradisional Kota Lubuklinggau.

E. MetodePenulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan beberapa metode antara lain :1. Deskriptif merupakan paparan atau penggambaran dengan kata-kata

secara jelas dan terperinci.2. Interviu atau wawancara.3. Literatur buku-buku penunjang serta artikel di internet.

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi SanitasiSanitasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Sanitation yang berarti

kebersihan dan penjagaan kesehatan.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sanitasi adalah usaha untuk

membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat.

Beberapa Ahli juga mengemukakan pemikirannya tentang definisi sanitasi yaitu, sebagai berikut :

1. Dr. Azrul Azwar, MPH.sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan

kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

2. Ehler & SteelSanitasi adalah suatu tindakan pencegahan penyakit dengan

mengeliminasi atau mengendalikan faktor lingkungan dari penularan penyakit.

3. Hopkinssanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor-faktor lingkungan

yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.

4

1. Jenis-jenis sanitasiSanitasi terbagi menjadi 5 yaitu :

1.  Saniatasi UapSanitasi uap menggunakan uap mengalir 76,7oC selama 15 menit

atau 93,3oC selama 5 menit. Sanitasi uap dapat dilakukan untuk sanitasi bahan dan peralatan misalnya dengan menggunakan Autoklaf.

2.  Sanitasi Air PanasSanitasi ini dilakukan dengan merendam alat atau bahan dalam air

panas (peralatan kecil seperti pisau, piring, wadah yang berukuran kecil), dengan menggunakan suhu diatas 80oC (bukan dengan cara menuang air panas/membilas karena tidak efektif). Efek yang ditimbulkan karena denaturasi molekul protein sel mikroba.

3.  Sanitasi Udara PanasSanitasi ini menggunakan suhu panas 82,2oC selama 20 menit.

Sanitasi ini biasanya digunakan untuk sterilisasi alat (Sterilisasi kering) yaitu dengan menggunakan oven.

4.  Sanitasi RadiasiSanitasi ini yaitu dengan pemanfaatan sinar UV atau

sinar γ dengan panjang gelombang 2500 A, dimana harus berkontak dengan mikroba minimal 2 menit.

5.  Sanitasi KimiaSanitasi kimia yaitu menggunakan bahan kimia untuk membunuh

mikroba. Contohnya dengan sabun.

5

Gambar 1.1 Mencuci tangan merupakan salah satu bentuk sanitasi dasar

2. Manfaat SanitasiSanitasi banyak memberikan manfaat positif. Berikut ini adalah

manfaat sanitasi menurut Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas, Nugroho Tri Utomo :

1. Meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, dan produktivitas masyarakat. Menurut WHO, kondisi dan perilaku sanitasi yang baik dan perbaikan kualitas air minum dapat menurunkan kasus diare yang akan mengurangi jumlah hari tidak masuk sekolah dan tidak masuk kerja hingga 8 hari pertahun atau meningkat 17% yang tentunya berdampak pada kesempatan meningkatkan pendapatan.

2. Menurunkan angka kemiskinan.Akibat buruknya sanitasi, rata-rata keluarga di Indonesia harus

menanggung Rp 1,25 juta setiap tahunnya. Ini jumlah yang sangat berarti bagi keluarga miskin. Biaya-biaya tersebut mencakup biaya berobat, perawatan rumah sakit, dan hilangnya pendapatan harian (opportunity cost) akibat menderita sakit atau harus menunggu dan merawat anggota keluarga yang sakit.

3. Menghindari angka pertumbuhan ekonomi semu.Jika dihitung detail, seharusnya akan mempengaruhi dan

mengurangi laju pertimbuhan ekonomi.

4. Memberdayakan masyarakat.Perubahan perilaku terhadap akses sanitasi, telah dibuktikan dapat

mendorong kontribusi investasi sanitasi. Pengalaman pembangunan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Jawa Timur menunjukkan leverage factor, bahwa setiap Rp 1 yang dikeluarkan telah berhasil menggerakan investasi sanitasi dari masyarakat sendiri hingga Rp 35 .

5. Menyelamatkan masyarakat.Manfaat dari investasi sanitasi tentu saja terkait motto di bidang

kesehatan yang sudah dikenal luas, yaitu mencegah selalu lebih murah dari mengobati. Bayangkan negara kita harus kehilangan Rp 58 triliun

6

pertahun karena kita memilih tidak mengalokasikan anggaran sebesar Rp 11,2 triliun pertahun untuk memperbaiki kondisi sanitasi.

6. Menjaga lingkungan hidup.Bank Pembangunan Asia (2009) menyatakan bahwa, kita telah gagal

menginvestasikan USD 1 untuk menangani sanitasi, sehingga sungai kita tercemar, maka akan diperlukan pengeluaran biaya sebesar USD 36 untuk memulihkan kembali kondisi air sungai tersebu

B. Sanitasi Lingkungan Pasar Tradisional1. Syarat Sanitasi di lingkungan Pasar

Adapun syarat dari sanitasi Pasar adalah sebagai berikut :1) Susunan bangunan diatur sedemikian rupa sehingga arus berjalan lancar.2) Bangunan harus berkelompok tidak terpisah–pisah.3) Konstruksi bangunan tidak boleh ada sudut–sudut yang sulit dibersihkan

dan harus antitikus.4) Kontruksi bangunan tidak banyak tiang sehingga tidak menghalangi

pandangan orang.5) Lantai bangunan terbuat dari bahan- bahan tahan lama, kedap air dan tidak

retak maupun licin.6) Permukaan bangunan tempat penjualan halus, sedikit miring dan lebih

tinggi dari lantai.7) Setiap bangunan cukup pencahayaan.8) Sekeliling bangunan dibuat pembuangan air kotor.

7

Gambar 1.2 Situas dan kondisii Pasar Tradisional yang layak

9) Tempat penampungan sampah sebelum diangkut keluar pasar terletak di belakang dan terpisah dari bangunan pasar.

2. Sistem Sanitasi di Lingkungan pasar tradisional Kota Lubuklinggau2.1 Sanitasi dan masyarakat Kota Lubuklinggau

Kata “Sanitasi” sepertinya cukup asing di telinga masyarakat Kota Lubuklinggau terutama di kalangan warga pasar tradisionalnya, pasalnya dari proses interviu yang kami lakukan pada beberapa pedagang dan pembeli yang kami wawancarai secara acak, hampir seluruhnya menjawab tidak pernah mendengar kata “Sanitasi” dan hanya segelintir yang pernah mendengarnya namun tetap tidak mengetahui artinya. Padahal sesungguhnya, mereka telah melakukan ‘Sanitasi Sederhana’ seperti mencuci tangan serta mandi dengan air bersih dan mereka menyadari hal itu penting. Namun, yang disayangkan adalah mereka belum peduli untuk melakukan Sanitasi yang lebih kompleks dan lebih besar ruang lingkupnya yaitu Sanitasi pada lingkungan. Mereka belum merasa bahwa menjaga lingkungannya untuk tetap bersih itu penting, sepenting mereka menjaga tubuhnya sendiri untuk tetap bersih.

Pola pikir seperti itu sangat merugikan baik untuk diri mereka sendiri maupun orang lain. Secara Sosiologis, pola pikir tersebut dapat menghasilkan masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungannya dan meraka cenderung merasa nyaman dengan keadaan lingkungan yang buruk. Hal tersebut terbukti dari hasil wawancara terhadap pedagang inpres kota Lubuklinggau, mereka mengaku merasa nyaman berdagang di pasar tersebut karena alasan sudah terbiasa dan disana ramai pembeli. Padahal beberapa pembeli yang kami wawancarai mengaku merasa kurang nyaman untuk berbelanja di pasar tersebut dikarenakan keadaannya yang kotor,bau dan semrawut.

Sampah-sampah yang dibiarkan bertumpuk dan membusuk di pinggir jalan, jalanan yang becek karena drainase yang buruk serta para pedagang yang berjualan di tempat yang tidak seharusnya merupakan gambaran sanitasi lingkungan pasar Kota lubuklinggau yang tidak sesuai dengan standar.

8

2.2 Perbandingan kondisi Sanitasi Pasar Tradisional di Kota Lubuklinggau

Tabel 1.1 Perbandingan kondisi sanitasi pasar tradisional Lubuklinggau

Aspek kajian

Pasar Inpres Pasar Satelit Pasar Simpang Periuk

1.Aktivitas pedagang kaki lima di pelataran pasar

*)Tidak ditemukan adanya pedagang kaki lima

2.Aktivitas pedagang di area dalam pasar

9

3.pasar ikan dan daging3

4.pasar sayur dan buah-buahan

*) Pedagang buah masih bercampur dengan

pedagang daging ayam

*) Pedagang buah masih bercampur dengan

pedagang daging ayam

pasar sayur

Pasar buah

10

5. Fasilitas WC umum

11

6. Tempat penampun

gan Sampah

sementara

*) Tidak tersedia tempat penampungan sampah

sementara *) Tidak tersedia tempat penampungan sampah

sementara

Berdasarkan potret 3 pasar tradisonal besar Kota Lubuklinggau pada Tabel 1.1, diketahui bahwa terdapat masalah-masalah sanitasi lingkungan pasar tersebut, yaitu sebagai berikut :

Banyak lapak-lapak pedagang Pasar inpres dan Satelit yang berjualan tidak pada lokasinya, sehingga sering meluber sampai ke jalan sehingga sering menimbulkan kemacetan. Namun, lain halnya dengan Pasar Simpang periuk, disana tidak telihat aktivitas pedagang kaki lima yang berjualan hingga memakan bahu jalan.

Di pasar Inpres dan satelit beberapa sayuran dan buah-buahan yang dijual pada gelaran tikar yang langsung menempel di tanah. Hal tersebut sangat rawan terhadap berbagai macam mikroba tanah yang menempel pada buah maupun sayuran, sedangkan di pasar Simpang periuk semua jenis dagangan telah berada diatas lapak yang terbuat dari keramik sehingga lebih higienis.

12

Pengaturan lapak-lapak pedagang di pasar Inpres dan Satelit masih kacau, semua jenis dagangan bercampur tanpa adanya pengaturan tata letak yang baik, seperti halnya pedagang daging ayam dan ikan yang bercampur dengan pedagang buah dan sayur. Hal ini tentunya sangat rentan tercemar oleh berbagai macam parasit patogen yang dibawa oleh lalat dan beberpa serangga yang berasal dari limbah pedagang ikan dan ayam yang mudah membusuk. Jika dibiarkan begitu saja, hal tersebut bisa berpotensi menimbulkan gangguan penyakit bagi para konsumen. Namun, berbeda halnya dengan pasar Simpang Periuk yang sudah menerapkan tata letak pedagang sesuai dengan jenis barang dagangannya sehingga jelas pasar ini lebih sehat.

Ketiga pasar ini telah memiliki fasilitas pendukung seperti WC Umum. Namun yang disayangkan ialah kondisi dari fasilitas sanitasi pendukung yang satu ini tidak cukup baik di pasar inpres. Langit-langit WC pasar yang bolong dan dinding WC yang berlumut mencerminkan belum terpenuhinya standar sanitasi yang baik untuk sebuah fasilitas pendukung pasar, padahal untuk menikmati fasilitas tersebut, penggunanya diharuskan membayar sejumlah uang. Sedangkan,fasilitas WC di pasar satelit dan simpang periuk sanitasinya sudah cukup baik.

Dipasar satelit sudah terdapat tempat penampungan sampah sementara, sehingga sampah-sampah tidak berceceran di sepanjang jalan. Namun, justru di pasar Simpang Periuk dan Inpres tidak terdapat tempat penampungan sampah sementara. Bahkan dipasar Inpres, para pedagang hanya menumpuk sampah dan membiarkannya membusuk di pinggir jalan sampai ada petugas kebersihan yang mengangkutnya. Sehingga bau tak sedap akrab dengan pasar ini.

3. Upaya mengatasi masalah pada sistem Sanitasi di Lingkungan Pasar Tradisonal Kota Lubuklinggau

Mengatasi masalah sanitasi di lingkungan pasar dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut, yaitu:

1. Mengubah mindset atau pola pikir masyarakatSeperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa edukasi tentang

pentingnya sanitasi yang kurang, menghasilkan masyarakat yang menyepelekannya. Pola pikir seperti ini harusnya segera ditinggalkan. Untuk itu pemerintah harus mengoptimalkan edukasi tentang sanitasi, salah satu caranya yaitu dengan membuat program-program yang bersifat

13

persuasif seperti GPS atau Gerakan Pungut Sampah yang telah dicetuskan oleh walikota Bandung, Ridwan Kamil. Selain itu pemerintah juga bisa membuat poster,baliho maupun iklan di Lingkungan Pasar yang berisikan slogan-slogan unik dengan tujuan mengajak serta mempengaruhi masyarakat untuk menerapkan sanitasi yang baik.

2. Memperbaiki Fasilitas SanitasiDari interviu yang kami lakukan, baik pedagang atau pembeli di pasar

tradisonal Lubuklinggau mengaku bahwa mereka menginginkan Pasar tradisional yang lebih bersih dan higienis. Sejalan dengan keinginan para penjual dan pembeli pasar tradisonal tersebut, Pemkot Lubuklinggau telah berupaya untuk memperbaiki sistem sanitasi di lingkungan pasar tradisional kota Lubuklinggau, salah satunya yaitu dengan merelokasi pedagagang pasar Inpres ke pasar satelit dan simpang periuk, setelah sebelumnya telah dilakukan perbaikan dan perluasan pada lokasi pasar satelit dan pasar simpang periuk. Hal ini dimaksudkan untuk membenahi sanitasi di pasar Inpres yang sudah sangat mengkhawatirkan dan rencananya nanti di lokasi pasar inpres ini akan di bangun pusat grosir terbesar dengan 5 lantai.

14

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanKeadaan sanitasi di lingkungan pasar tradisonal Kota Lubuklinggau

sudah sangat memprihatinkan terutama pada pasar tradisional terbesarnya yaitu Pasar Inpres. Kesan kotor,bau dan tidak tertata tergambar dari pasar ini. Hal ini merupakan hasil dari kurangnya upaya pemerintah Kota Lubuklinggau untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sanitasi.

Namun disisi lain, pemerintah Kota Lubuklinggau telah menggelontorkan dana yang cukup besar untuk memperbaiki sistem sanitasi di lingkungan pasar tradisional kota lubuklinggau agar menjadi jauh lebih baik dan modern. Akan tetapi, Satu hal yang dilupakan pemerintah Kota Lubuklinggau ialah aspek penanganan jangka panjang yaitu berupa perbaikan pola pikir masyarakat tentang budaya sanitasi melalui edukasi tentang pentingnya sanitasi.

B. SaranEdukasi tentang pentingnya Sanitasi kepada masyarakat Kota

Lubuklinggau, harusnya menjadi konsen utama bagi Pemkot Lubuklinggau guna menciptakan lingkungan yang bersih serta masyarakat yang berpola pikir untuk hidup sehat. meskipun segala fasilitas sanitasi yang disediakan pemerintah telah dibuat modern akan tetapi perilaku dan pola pikir masyarakatnya masih primitif serta masih enggan melaksanakan dan menjaga fasilitas sanitasi dengan baik, hal tersebut hanya akan menghasilkan fasilitas sanitasi yang tidak bermanfaat. Jadi, upaya pemerintah untuk memperbaiki fasilitas sanitasi lingkungan pasar harus diiringi dengan edukasi sanitasi yang baik kepada masyarakatnya.

15

DAFTAR PUSTAKA

_____.2008. Pasar Tradisional Yang Modern.Jakarta:Kementrian Perdagangan Republik indonesia.

Rahdian,Angga.2013.Contoh Makalah Sanitasi Lingkungan. http://rahdianaangga08.blogspot.com/2013/11/contoh-makalah-sanitasi-lingkungan.html.

Sutriyawan,Agung.2015.Makalah Sanitasi dan Kesehatan.. http://lacaxcom.blogspot.com/2015/03/makalah-sanitasi-dan-kesehatan.html.

Tantomi, Iwan. Makalah Sanitasi Lingkungan.http://www.slideshare.net/iwantantomi/makalah-sanitasi-lingkungan-16338080?related=1

www.bappeda-lubuklinggaukota.net/index.php/berita/berita-daerah/136-penandatangan-mou-program-sanitasi (diunduh tanggal 22 April 2015)

16

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN I

DAFTAR NEGARA DENGAN SANITASI TERBURUK DI DUNIA *)

1. India (818 juta)2. China (607 juta)3. Indonesia (109 juta)4. Nigeria (103 juta)5. Pakistan (98 juta)6. Bangladesh (75 juta)7. Ethiopia (71 juta)8. Kongo (50 juta)9. Brasil (39 juta)10. Tanzania (32 juta)11. Sudan (27 juta)12. Kenya (27 juta)13. Filipina (22 juta)14. Vietnam (22 juta)15. Ghana (20 juta)16. Nepal (20 juta)

Sumber : Pernyataan WHO, dilansir dari livescience.com.

17

*) Berdasarkan jumlah jumlah orang yang tidak mendapatkan akses sanitasi yang baik.

18

LAMPIRAN II

Surat kesepakatan Alokasi Pembiayaan Sektor Sanitasi Kota Lubuklingggau

19

20

LAMPIRAN III

21

LAMPIRAN IV

Sumber : AC Nielsen