padi protan print
DESCRIPTION
PRAKTEK PROTANTRANSCRIPT
TEKNOLOGI PRODUKSI BUDIDAYA PADI
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan Guna Memenuhi Praktikum Mata Praktikum
Teknologi Produksi Tanaman
Oleh:
Kelompok: G1
NURFITRIANI (131510601088)
AHMAD FIRANDA (131510601063)
ACHMAD YUSUF IKSAN (131510601066)
BURHAN JAELANI HABIBI (131510601071)
EKA CIPTA SAPUTRI (131510601072)
RIZKY YANUARTI (131510601076)
AHMAD ROFI’I (131510601079)
AULIA RACHIMA YANI (131510601085)
NANDA ARDIANSYAH (131510601099)
PONISRI (131510601102)
MAYA EKA NURVITASARI (131510601106)
EKA PRAMESWARI H. (131510601111)
ATIKA RAMADANIA (131510601169)
LABORATORIUM PRODUKSI TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kondisi tanahnya subur dan
memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Kondisi tanah yang subur
tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang diincar dunia mengingat hasil
pertaniannya yang berkembang dengan pesatnya. Berbagai hasil produk
perkebunan utamanya di ekspor dan sebagian produknya menduduki tingkat
dunia. Namun kini kondisi tersebut kian lama kian menyusut. Meskipun tanah di
Indonesia subur, namun manajemennya di bidang pertanian kurang baik sehingga
makin menghambat jalannya produksi. Hal tersebut tentu saja menurunkan
produktivitas pertanian di Indonesia terutama pada tanaman pangannya. Padahal
jumlah penduduknya semakin meningkat tiap tahunnya dan menduduki peringkat
keempat di tingkat dunia. Ketersediaan pangan yang terbatas tersebut semakin
membuat Indonesia kekurangan bahan pangan hingga impor pun tak bisa
dihindari. Itu tentu saja sangat tidak sesuai dengan kondisi Indonesia yang
sebenarnya memiliki keunggulan komparatif daripada negara yang saat ini
menjadi penyedia barang yang siap diimpor oleh Indonesia.
Produk utama yang diusahakan Indonesia saat ini adalah padi, yang hasilnya
dijadikan sebagai bahan makanan pokok. Untuk meningkatkan produksi tanaman
tersebut diperlukan manajemen yang berkualitas, baik itu ditingkat hulu maupun
hilir. Salah satu yang penting untuk diperhatikan pada budidaya padi adalah
pengolahan tanahnya. Tanah merupakan akumulasi bahan organik yang dijadikan
sebagai sarana produksi tanaman. Tanpa pengolahan tanah yang baik,
pertumbuhan tanaman khususnya padi, akan mengalami beberapa hambatan yang
cukup serius. Mengingat padi merupakan salah satu jenis tanaman yang dalam
pertumbuhannya membutuhkan kondisi tanah yang basah. Selain kondisi tanah
yang basah, padi juga memerlukan kondisi tanah yang gembur dan subur. Hal itu
menjadikan pengolahan tanah tidak saja membutuhkan pengairan pada tanahnya
namun juga memerlukan tahap pengolahan yang lain. Tahap-tahap tersebut
misalnya saja pembersihan, perbaikan pematang, pengairan, pembajakan,
pencangkulan dan penggaruan. Semua tahap tersebut harus diperhatikan agar
proses budidaya dapat berjalan dengan baik.
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang
telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia,
padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi
tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Sebagai sumber
makanan pokok penduduk Indonesia bahkan Asia, padi merupakan komoditas
paling penting. Komoditas ini memiliki pengaruh jamak, tidak hanya secara teknis
menjadi perhatian dari kementerian pertanian, tetapi padi juga menjadi konsennya
banyak pihak lain. Komoditas ini dapat mengguncangkan kondisi sosial, politik,
ekonomi, dan pemerintahan bila tidak cukup tersedia atau harga tidak terjangkau.
Oleh karenanya, pemerintah sangat berkepentingan menjaga kecukupan bahan
pangan yang satu ini.
Dalam upaya peningkatan hasil panen pemuliaan tanaman menawarkan
alternatif perbaikan genetik tanaman sesuai sifat-sifat yang diharapkan. Saat ini
tersedia berbagai metode perbaikan sifat tanaman mulai dari konvensional sampai
molekuler dengan didukung komputerisasi. Keragaman merupakan hal penting
dalam pemuliaan karena dapat ditemukan berbagai sumber gen untuk perbaikan
suatu sifat tanaman. Gen-gen tersebut dapat ditransfer ke tanaman dengan cara
konvensional maupun rekayasa genetik.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan prinsip teknik produksi padi
dengan sistem tanam jajar legowo (komponen SRI)
2. Melatih ketrampilan mahasiswa dalam menganalisi komponen teknologi
produksi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Program ketahanan pangan belum bisa terlepas sepenuhnya dari beras
sebagai komoditas basis strategis. Hal ini tersurat pada rumusan pembangunan
pertanian bahwa sasaran indikatif produksi komoditas utama tanaman pangan dan
cadangan pangan pemerintah juga masih berbasis pada beras. Namun demikian,
dengan semakin berkurangnya areal garapan per petani, keterbatasan pasokan air
irigasi dan mahalnya harga input serta relatif rendahnya harga produk dapat
menjadi faktor-faktor pembatas/kendala untuk program peningkatan kesejahteraan
dan kemandirian petani yang berbasis sumberdaya lokal tersebut. Salah satu
teknologi yang sangat potensial untuk meningkatkan produksi beras nasional
adalah budidaya padi system of rice intensification (SRI yang menekankan pada
manajemen pengolahan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok
dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan (Juanda, 2012).
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan paling penting di negara-
negara berkembang dan merupakan makanan pokok di Indonesia sehingga beras
merupakan komoditas strategis. Seiring dengan jumlah penduduk yang terus
bertambah dan tersebar di banyak pulau maka bila sampai terjadi ketergantungan
terhadap pangan impor akan dapat menyebabkan rentannya ketahanan pangan,
yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk sosial, ekonomi,
dan bahkan politik. Stagnasi pengembangan dan peningkatan produksi padi akan
mengancam stabilitas nasional sehingga upaya pengembangan dan peningkatan
produksi beras nasional mutlak diperlukan dengan sasaran utama pencapaian
swasembada, peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan petani (Ramli dkk.,
2012). Kebutuhan beras dari tahun ketahun terus meningkat, sejalan dengan
peningkatan jumlah penduduk. Meningkatnya pertumbuhan penduduk
mengakibatkan tingkat konsumsi beras di Indonesia telah mencapai 137
kg/kapita/tahun, dan kemungkin dalam tahun ketahun selanjutnya angka tersebut
akan meningkat (Manalu dkk., 2012).
Beras (Oryza Sativa) adalah salah satu makanan yang paling pokok di
Nigeria. Beras adalah sangat populer karena kandungan karbohidrat yang tinggi
yang merupakan penting elemen untuk energi, pembangunan manusia dan
pertumbuhan tubuh. Banyak kebudayaan memiliki bukti budidaya padi awal,
termasuk China, India, dan peradaban Asia Tenggara. Namun, Bukti arkeologi
paling awal berasal dari China tengah dan timur dan tanggal untuk 7000-5000
SM. Itu dibuat dikenal oleh Omotola dan Ikechukwu (Adegun, 2012). Menurut
Shah dkk (2011), Beras (Oryza sativa dan Oryza glaberrima) adalah salah satu
sereal penting tumbuh di seluruh dunia. Meskipun telah digunakan sebagai
tanaman model untuk banyak tahun, respon pertumbuhan padi terhadap suhu
tinggi masih kurang dipahami. Beras adalah salah satu tanaman serealia yang
paling populer tumbuh di banyak wilayah di Tanzania dan Afrika Sub-Sahara
(SSA). Di Tanzania padi ditanam oleh petani subsisten (Katambar, 2013).
Cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan produksi padi nasional
secara berkelanjutan adalah meningkatkan produktivitas melalui ketepatan
pemilihan komponen teknologi dengan memperhatikan kondisi lingkungan biotik,
lingkungan abiotik serta pengelolaan lahan yang optimal oleh petani termasuk
pemanfaatan residu dan sumberdaya setempat yang ada. Dalam upaya pencapaian
target peningkatan produksi beras 2 juta ton pada tahun 2007 dan selanjutnya
meningkat 5% per tahun hingga tahun 2009 adalah melalui penerapan pengelolaan
tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) padi sawah (Sirappah, 2011).
Teknologi padi sawah di Indonesia relative lebih maju dibanding padi gogo.
Produktivitas padi sawah kini berkisar 4,5-6 ton/ha (Puwono, 2007). Sedangkan
padi gogo hanya 1-2 ton/ha. Budidaya padi sawah dituntut untuk menggunaan
sistem yang lebih efisien, baik tenaga kerja, pemanfaatan air, maupun penggunaan
waktu. Sistem yang dapat memenuhi kriteria tersebut adalah sistem tanam benih
langsung. Upaya peningkatan produksi padi dilakukan dengan empat strategi yaitu
peningkatan produktivitas diantaranya melalui SL-PTT, perluasan areal melalui
upaya optimalisasi lahan, pengamanan produksi antara lain dengan mengurangi
dampak perubahan iklim, pengendalian OPT, pengamanan kualitas produksi dari
residu pestisida dan mengurangi kehilangan hasil, dan kelembagaan dan
pembiayaan (Mastur, 2011).
Produksi padi sebagian besar dipengaruhi oleh jamur, bakteri dan virus asal.
Hawar bakteri beras disebabkan oleh Xanthomonasoryzaepv. oryzae adalah salah
satu penyakit utama padi secara global dalam agroekosistem irigasi. Di India,
penyakit ini lazim di daerah-daerah berkembang hampir semua padi di negara
bagian. Hal ini dianggap sebagai kendala utama bagi produksi beras lebih rendah
di Asia tropis. Rentang insiden penyakit 70-80% mengarah ke kerusakan tanaman
yang signifikan (Parthasarathy dkk., 2014).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek lapang mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman
dilakukan pada hari jum’at, 3 Oktober 2014, pukul 06.30-selesai. Pada lokasi
Agrotecnopack Jubung Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat3.2.1 Alat
1. Gembor,
2. Timba,
3. Cetok,
4. Timbangan
5. Meteran dan sebagainya.
3.2.2 Bahan
1. Benih padi varietas unggul yang berumur pendek
2. Bahan Organik
3. Pupuk urea, SP36, KCL
3.3 Cara Kerja
1. Peserta satu golongan terbagi menjadi kelompok yaitu kelompok 1, 2, 3, dan
4, pembagian perlakuan setiap kelompok sebagi berikut:
Kel Jarak Tanam Pupuk Dasar
1 Jajar legowo (25x25 cm tipe 4:1) Urea= 100 kg/ha + susulan
Sp-s6= 100 kg/ha
KCL= 50 kg/ha
(semua kel. Sam)
2 Tegel (20x20 cm)
3 Jajar Legowo (25x25 cm tipe 4:1)
4 Tegel (20x20 cm)
2. Persiapan bibit dengan teknologi budidaya padi, yaitu sebelum benih ditabur
ke lapangan terlebuh dahulu di kecambahkan di dalam karung yang basah
selama 2 hari sampai calon akarnya kelihatan. Kemudian barulah ditanam.
3. Persiapan lahan dilakukan 15 ahri sebelum masa tanam, diantaranya
penyiapan lahan yaitu penggemburan sawah, pembajakan, pemberian pupuk
dasar. Lahan yang digunakan seluas 4x4 meter perkelompok.
4. Penanaman dilaksanakan dengan cara menanam bibit padi yang telah
disediakan dan ditanam sesuai dengan perlakuan jarak tanam yang
ditentukan. Penanaman dilakukan 1 bibit perlubang.
5. Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, pemupukan, pengairan,
penyiangan pembubunan dan pengendalian hama dan penyakit.
6. Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu pada tanaman mati
atau pada lubang tanam yang tidak ada tanaman.
7. Penyiangan dilakukan pada 14 dan 35 hst. Penyiangan dapat dilakukan
dengan tangan atau dengan menggunakan alat siang seperti landak atau
gasrok.
8. Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pupuk dasar dan pupuk susulan.
Pemupukan dasar: BO, Urea, SP-36 dan KCL, pupuk susulan (15 Hst): Urea.
Posisi melakukan pemupukan yaitu berada pada barisan kosong diantara 2
barisan legowo. Pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga
1 kali jalan dapat melakukan pemupukan 2 barisan legowo.
9. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan alat
semprot, posisi berada pada barisan kosong diantara 2 barisan legowo.
Penyemprotan diarahkan kekiri dan kekanan dengan merata, sehingga 1 kali
jalan dapat melakukan penyemprotan 2 barisan legowo.
10. Pengairan dilakukan dengan cara penggenangan terus-menerus dan berselang
11. Pemanenan dilakukan sesuai diskripsi umur tanaman. Saat panen un tuk
gabah konsumsi sebaiknya dilakukan pada stadia masak kuning dengan
tanda-tanda: seluruh tanaman tampak kuning buku-buku sebelah atas masih
hijau, isi gabah sudah keras tetapi mudah pecah oleh kuku.
DAFTAR PUSTAKA
Adegun, I.K., S.A. Adepoju and J.A. Aweda. 2012. A mini rice processing machine for Nigerian farmers. Agricultural Technology. 8 (4): 1207-1216.
Juanda, Bambang. 2012. Rancang Bangun Sistem Insentif untuk Meningkatkan Pendapatan Petani,Efisiensi Penggunaan Air dan Ketahanan Pangan. Ilmu Pertanian Indonesia. 17 (2): 83-89.
Katambara, Zacharia, Frederick C. Kahimba, Henry F. Mahoo, Winfred B. Mbungu, Fikiri Mhenga, Paul Reuben, Muyenjwa Maugo, Anthony Nyarubamba. 2013. Adopting the system of rice intensification (SRI) in Tanzania: A review. Agricultural Sciences. 4 (8): 369-375.
Manalu, Fruliandona, Ketut Kartha Dinata, dan Gede Menaka Adnyana. 2012. Pengujian Paket Teknologi Budidaya Padi (Oryza Sativa L.). Agroteknologi Tropika. 1 (2): 92-97.
Mastur. 2011. Padi Varietas Unggul Sistem Tanam Jajar Legowo. Jawa Tengah: Dipa Bptp.
Parthasarathy, Ramalingam, Jayaraman Indira, Appu Manikandan, Arumugam Karthikeyan. 2014. To Study The Antagonistic Organisms And New Chemicals Against The Bacterial Blight Phathogen (Xanthomonasoryzaepv.Oryzae) Of Rice. Research in Biotechnology and Biochemistry. 4(1): 6-11.
Purwono, dan Heni Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ramli, Kaharuddin, dan Samaria. Pengaruh Umur Transplanting Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Berbagai Varietas Padi. Agrisistem. 8 (1): 1-12.
Sirappah, Marthen P. 2011. Kajian Perbaikan Teknologi Budidaya Padi Melalui Penggunaan Varietas Unggul Dan Sistem Tanam Jajar Legowo Dalam Meningkatkan Produktivitas Padi Mendukung Swasembada Pangan. Budidaya Pertanian. 7 (2): 79-86.
Shah, F., J. Huang1, K. Cui 1, L. Nie, T. Shah, C. Chen And K. Wang. 2011. Climate Change And Agriculture Paper Impact Of High-Temperature Stress On Rice Plant And Its Traits Related To Tolerance. Agricultural Science. 1 (12): 1-12.