p ph badan oleh pm

125
PPh BADAN June 8, 2022 oleh : PURNO MURTOPO

Upload: arief-tersenyum

Post on 12-Jun-2015

4.565 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi Powerpoint pelatihan PPH Badan disaat masih belajar brevet A dan B di Ikatan Akuntan Indonesia "IAI" ^_^

TRANSCRIPT

Page 1: P ph badan oleh pm

PPh BADAN

April 13, 2023

oleh :

PURNO MURTOPO

Page 2: P ph badan oleh pm

Issue

Subyek PPh BadanJenis PenghasilanDeductibilityKompensasi KerugianKredit PajakPenghitungan Angsuran PPhFormulir SPT PPh Badan (1771, 1771$, 1771

Y) dan kelengkapan dokumenCase ;-))

Page 3: P ph badan oleh pm

PAJAK PENGHASILAN (PPh)PAJAK PENGHASILAN (PPh)

A D A L A H

PAJAK YANG DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK ATAS PENGHASILAN YANG

DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA DALAM TAHUN PAJAK

PAJAK YANG DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK ATAS PENGHASILAN YANG

DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA DALAM TAHUN PAJAK

Pasal 1

Page 4: P ph badan oleh pm

Subjek Pajak

Objek PajakObjek Pajak

Wajib PajakWajib Pajak

+

=

Subyek Pajak = Wajib Pajak

Page 5: P ph badan oleh pm

PPh

SUBJEK OBJEK

BUKAN

SUBJEK

BUKAN

OBJEK

Page 6: P ph badan oleh pm
Page 7: P ph badan oleh pm

Subyek Pajak Ruang Lingkup PPh Badan

Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia

Bentuk Usaha Tetap (BUT) / Permanent Establishment (PE)

Page 8: P ph badan oleh pm

Definisi BadanSekumpulan orang/modal yg merupakan kesatuan

Baik melakukan usaha atau tidakPT, CV, BUMN/D, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, ormas, organisasi sosial/politik, lembaga.

Page 9: P ph badan oleh pm

Bentuk Usaha Tetap

Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia

atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan

badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia

Untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia

Page 10: P ph badan oleh pm

Tipe BUTBUT Fasilitas Fisik:

Tempat kedudukan manajemen Cabang perusahaan Kantor perwakilan Gedung kantor Pabrik Bengkel Pertambangan dan penggalian sumber alam

serta wilayah kerja pengeborannya Perikanan, peternakan, pertanian,

perkebunan dan kehutanan

Page 11: P ph badan oleh pm

Tipe BUT – cont’

BUT AktifitasAktifitas pengerjaan proyek kostruksi, instalasi

atau perakitan yang terdapat di IndonesiaAktifitas Jasa: pemberian jasa dalam bentuk

apapun oleh pegawai atau oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan

Aktifitas Keagenan: Dependent Agent (orang atau badan yang bertindak sebagai agen yang kedudukannya tidak bebas)

Aktifitas Asuransi: agen atau pegawai perusahaan asuransi LN yang menerima premi atau menanggung resiko di Indonesia

Page 12: P ph badan oleh pm

BADAN PERWAKILAN NEGARA ASING

PEJABAT-PEJABAT PERWAKILAN DIPLOMATIK DAN KONSULAT ATAU PEJABAT-PEJABAT LAIN DARI NEGARA ASING, DAN ORANG-ORANG YG DIPERBANTUKAN KPD MEREKA YG BEKERJA PADA DAN BERTEMPAT TINGGAL BERSAMA-SAMA MEREKA DGN SYARAT BUKAN WNI DAN DI INDONESIA TDK MENERIMA ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN LAIN DI LUAR JABATAN ATAU PEKERJAANNYA TSB SERTA NEGARA YBS MEMBERIKAN PERLAKUAN TIMBAL BALIK

ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN OLEH MENKEU DGN SYARAT INDONESIA MENJADI ANGGOTANYA DAN TDK MENJALANKAN USAHA / KEGIATAN LAIN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI INDONESIA SELAIN PEMBERIAN PINJAMAN KPD PEMERINTAH YG DANANYA BERASAL DARI IURAN PARA ANGGOTA

PEJABAT PERWAKILAN ORGANISASI INTERNASIONAL YG DITETAPKAN OLEH MENKEU DGN SYARAT BUKAN WNI DAN TDK MENJALANKAN USAHA / KEGIATAN/ PEKERJAAN LAIN UTK MEMPEROLEH PENGHASILAN DARI INDONESIA

TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK Pasal 3

Page 13: P ph badan oleh pm

Perbedaan OP dan Badan

Orang PribadiOrang Pribadi Badan/BUTBadan/BUTPembukuan atau NormaPembukuan atau Norma Wajib pembukuanWajib pembukuan

Ada PTKPAda PTKP Tidak ada PTKPTidak ada PTKP

Tarif 2001 S.D. 2008 :Tarif 2001 S.D. 2008 :

(5%, 10%, 15%, 25% & 35%)(5%, 10%, 15%, 25% & 35%)

Tarif 2009 :Tarif 2009 :

(5%, 15%, 25% & 30%)(5%, 15%, 25% & 30%)

Tarif 2001 S.D. 2008 :Tarif 2001 S.D. 2008 :

(10%, 15%, & 30%)(10%, 15%, & 30%)

Tarif 2009 & 2010 :Tarif 2009 & 2010 :

(28% & 25%)(28% & 25%)

Kredit PPh 21 dan PPh 23 atas Kredit PPh 21 dan PPh 23 atas imbalan sehubungan dengan imbalan sehubungan dengan pekerjaan /jasapekerjaan /jasa

Kredit PPh 23 atas Kredit PPh 23 atas jasa yang dilakukanjasa yang dilakukan

SPT 1770, 1770S, 1770 SSSPT 1770, 1770S, 1770 SS SPT 1771 dan 1771 $SPT 1771 dan 1771 $

Page 14: P ph badan oleh pm

WAJIB PAJAK BADAN

Pembukuan

Laporan R/L

Laba Komersial

Penghasilan Biaya

Objek Pajak Final

Bukan Objek Pajak

Objek Pajak Tidak Final

Deductible Non Deductible

KOREKSI FISKAL

LABA FISKAL POSITIF

Berakibat menambah Laba Fiskal

NEGATIF

Berakibat mengurangi Laba Fiskal

Dasar Perhitungan

Pajak Penghasilan

Di SPT Tahunan

Page 15: P ph badan oleh pm

Penghitungan PPh Badan 2001 s.d. 2008

LABA FISKAL

= PPh kurang (lebih) bayar >> PPh Pasal 29

Penghitungan angsuran PPh Pasal 25 tahun pajak berikutnya

Dikurangi :-Kompensasi Kerugian

= PPh Terutang

= Penghasilan Kena Pajak

Dikalikan Tarif PPh Pasal 17 : - 10% x 0 sd 50 juta

- 15% x >50 juta sd 100 juta

- 30% x diatas 100 juta

Dikurangi Kredit Pajak: - Dipotong Pihak Lain

- Dibayar Sendiri

Page 16: P ph badan oleh pm

Penghitungan PPh Badan 2009

LABA FISKAL

= PPh kurang (lebih) bayar >> PPh Pasal 29

Penghitungan angsuran PPh Pasal 25 tahun pajak berikutnya

Dikurangi :-Kompensasi Kerugian

= PPh Terutang

= Penghasilan Kena Pajak

Dikalikan Tarif PPh Pasal 17 : 28%

Dikurangi Kredit Pajak: - Dipotong Pihak Lain

- Dibayar Sendiri

Page 17: P ph badan oleh pm

Penghitungan PPh Badan 2010

LABA FISKAL

= PPh kurang (lebih) bayar >> PPh Pasal 29

Penghitungan angsuran PPh Pasal 25 tahun pajak berikutnya

Dikurangi :-Kompensasi Kerugian

= PPh Terutang

= Penghasilan Kena Pajak

Dikalikan Tarif PPh Pasal 17 : 25%

Dikurangi Kredit Pajak: - Dipotong Pihak Lain

- Dibayar Sendiri

Page 18: P ph badan oleh pm

Koreksi Positif - ilustrasi penghasilan

Uraian Komersial Koreksi Fiskal

Penghasilan 100 10 110Biaya 60 60

Laba 40 50

note : Laba Fiskal NAIK dibanding laba komersial

Page 19: P ph badan oleh pm

Koreksi Negatif - ilustrasi penghasilan

Uraian Komersial Koreksi Fiskal

Penghasilan 100 10 90Biaya 60 60

Laba 40 30

note : Laba Fiskal TURUN dibanding laba komersial

Page 20: P ph badan oleh pm

Koreksi Positif - ilustrasi biaya

Uraian Komersial Koreksi Fiskal

Penghasilan 100 100Biaya 60 15 45

Laba 40 55

note : Laba Fiskal NAIK dibanding laba komersial

Page 21: P ph badan oleh pm

Koreksi Negatif - ilustrasi biaya

Uraian Komersial Koreksi Fiskal

Penghasilan 100 100Biaya 60 15 75

Laba 40 25

note : Laba Fiskal TURUN dibanding laba komersial

Page 22: P ph badan oleh pm

22

PENYESUAIAN FISKAL

Beda Tetap (Permanent Difference)1. Menurut akuntasi komersial merupakan penghasilan,

sedangkan menurut ketentuan Pajak Penghasilan bukan penghasilan.Misal: dividen yang diterima oleh Perseroan Terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri dari penyertaan modal sebesar Rp 25% atau lebih pada badan usaha yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia.

2. Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangakan menurut ketentuan PPh telah dikenakan PPh yang bersifat final.Penghasilan ini dikenakan pajak tersendiri (final) sehingga dipisahkan (tidak perlu digabung) dengan penghasilan lainnya dalam menghitung PPh terutang.Misal: penghasilan atas bunga deposito atau tabungan lainnya yang telah diporong PPh Final oleh Bank sebesar 20%.

Page 23: P ph badan oleh pm

23PENYESUAIAN FISKAL

Beda Tetap (Permanent Difference)3. Menurut akuntansi komersial merupakan beban (biaya)

sedangkan menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto (Pasal 9 UU 17/2000).Misal: a. Biaya-biaya yang digunakan untuk memperoleh penghasilan yang bukan obyek pajak atau pengenaan pajaknya bersifat final.b. Penggantian/imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan.c. Sanksi perpajakan berupa bunga, denda, dan kenaikan.d. Biaya-biaya yang menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu

(misalnya: daftar nominatif biaya entertainment, daftar nominatif atas penghapusan piutang).

Page 24: P ph badan oleh pm

24

PENYESUAIAN FISKAL

Beda Sementara (Temporary Difference)Beda waktu merupakan perbedaan metode yang digunakan antara akuntansi komersial dengan ketentuan fiskal, misal:a. Metode penyusutan,b. Metode penilaian persediaan,c. Penyisihan piutang tak tertagih,d. Rugi-laba selisih kurs.

Page 25: P ph badan oleh pm
Page 26: P ph badan oleh pm

Objek PPh Tidak Final

Objek PPh FinalObjek PPh Final

Bukan Objek PPhBukan Objek PPh

Objek PemotonganObjek Pemotongan

Bukan Objek Bukan Objek PemotonganPemotongan

OBJEK PAJAK terdiri dari

Utk perhitungan

PPh terutang

Page 27: P ph badan oleh pm

SETIAP TAMBAHAN KEMAMPUAN EKONOMIS YANG :

- Diterima atau diperoleh Wajib Pajak, - Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, - Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak,

P E N G H A S I L A N

DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN

OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1)

Page 28: P ph badan oleh pm

Penggantian atau imbalan berkenaan dgn pekerjaan atau jasa yg diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dlm bentuk lainnya, kec. ditentukan lain dlm UU ini

Hadiah sehubungan dgn pekerjaan/kegiatan dan penghargaan

Laba usaha

Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :1. keuntungan krn pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya sbg penggantian saham/penyertaan modal;2. keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya krn

pengalihan harta kpd pemegang saham, sekutu atau anggota;3. keuntungan krn likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemecahan, atau pengambilalihan usaha;4. keuntungan krn pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan,

kec. yang diberikan kpd keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yg ditetapkan oleh Menkeu, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, peekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yg bersangkutan

OBJEK PAJAK TIDAK FINAL Pasal 4 ayat (1)

Page 29: P ph badan oleh pm

Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya

Deviden, dgn nama dan dlm bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kpd pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi

Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta

Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan krn jaminan pengembalian utang

Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala

Keuntungan krn pembebasan utang, kecuali sampai dgn jumlah tertentu yg ditetapkan dgn PP

Keuntungan krn selisih kurs mata uang asing, selisih lebih karena penilaian kembali aktiva, premi asuransi, iuran yg diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yg terdiri dari WP yg menjalankan usaha / pekerjaan bebas,tambahan kekayaan neto yg berasal dari penghasilan yg belum dikenakan pajak.

OBJEK PAJAK TIDAK FINAL Pasal 4 ayat (1)

Page 30: P ph badan oleh pm

Penghasilan sbg obyek pajak Final Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 15

Bunga Deposito/Tabungan dan Diskonto SBI = 20%Bunga/diskonto obligasi yang diperdagangkan /

dilaporkan perdagangannya di bursa efek = 20%Penghasilan penjualan saham yang diperdagangkan di

bursa efek = 0,1% , + 0,5% untuk saham pendiriPenghasilan penjualan saham milik perusahaan modal

ventura = 0,1%Penghasilan usaha:

Penyalur/dealer/agen produk BBM = 0,25% atau 0,30%

Penyalur/distributir rokok = 0,15% (mulai tahun 2009 menggunakan tarif PPh Pasal 17 ayat (1) huruf b

Page 31: P ph badan oleh pm

Penghasilan sbg obyek pajak Final Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 15

Penghasilan pengalihan hak atas tanah/bangunan (untuk yayasan dan organisasi sejenis) = 5%

Penghasilan Persewaan atas tanah/bangunan = 10%Perwakilan Dagang Asing = 0,44%Pelayaran / Penerbangan Asing = 2,64%Pelayaran Dalam Negeri = 1,2%Penilaian Kembali Aktiva Tetap = 10%Penghasilan dari obligasi berupa bunga/diskonto :

WPDN & BUTadalah 15%.WPLN adalah 20% atau tarif sesuai tax treaty.WP Reksadana adalah 0% untuk th 2009-2010,

5% untuk th 2011-2013, dan 15% utk th 2014 dst.

Page 32: P ph badan oleh pm

Penghasilan sbg obyek pajak Final Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 15

2.5% dari margin awal atas penghasilan dari transaksi derivatif berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa

PP 71 Tahun 2008 (sejak 1 Januari 2009) bahwa Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan, besarnya PPh yang wajib dibayar sendiri adalah sebesar: 1% a.1. Untuk pengalihan rumah sederhana terdiri atas rumah sederhana aehat dan rumah inti tumbuh, yang mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.a.2. Untuk pengalihan rumah susun sederhana adalah bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang dipergunakan sebagai tempat hunian yang dilengkapi dengan KM/WC dan dapur baik bersatu dengan unit hunian maupun terpisah dengan penggunaan komunal termasuk rumah susun sederhana milik, yang mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5% untuk pengalihan lainnya.

Page 33: P ph badan oleh pm

Jasa Konstruksi

Pelaksanaan

Perencanaan

Pengawasan

Usaha kecil 2% 4% 4%

Usaha besar/ menengah

3% 4% 4%

Non Kualifikasi

4% 6% 6%

Page 34: P ph badan oleh pm

Penghasilan Bukan Obyek PajakPasal 4 ayat 3

Bantuan/sumbangan/HibahDividen/bagian laba dari penyertaan modal

pada badan usaha di IndonesiaIuran dan Penghasilan Tertentu yang diterima

dana pensiunBunga/diskonto yang diterima reksadanaBagian laba yang diterima perush modal

ventura dari badan pasangan usaha

Page 35: P ph badan oleh pm

Bantuan/Sumbangan/Hibah

Bukan merupakan obyek pajak sepanjang tidak terdapat: hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan

Page 36: P ph badan oleh pm

Dividen : Non Objek

Badan Usaha Dalam Negeri

PT Dalam Negeri, BUMN, BUMD, Koperasi

1. Berasal dari cadangan laba ditahan

2. Kepemilikan minimum 25%

Syarat

Dividen

Page 37: P ph badan oleh pm

OBJEK PAJAK - HADIAH

Jenis Objek PajakJenis Objek Pajak ObjekObjek TarifTarif

a.Hadiah langsunga.Hadiah langsung Non OPNon OP --

b.Hadiah undianb.Hadiah undian OP FinalOP Final 25%25%

c.Hadiah/penghargaan sehub. dg c.Hadiah/penghargaan sehub. dg pekerjaan, kegiatan, pekerjaan, kegiatan, perlombaan yg diterima o/ WP perlombaan yg diterima o/ WP OPOP

Objek Objek PPh ps PPh ps 2121

PPh PPh ps 17ps 17

d.Hadiah/penghargaan sehub. dg d.Hadiah/penghargaan sehub. dg pekerjaan, kegiatan, pekerjaan, kegiatan, perlombaan yg diterima o/ WP perlombaan yg diterima o/ WP BadanBadan

Objek Objek PPh ps PPh ps 2323

15%15%

e. Hadiah/penghargaan yg e. Hadiah/penghargaan yg diterima o/ WPLNditerima o/ WPLN

Objek Objek PPh ps PPh ps 2626

20%20%

Page 38: P ph badan oleh pm

Deductible Expense

pengeluaran-pengeluaran yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara (3M) penghasilan yang merupakan Objek Pajak

Look at pasal 6 UU PPh for details ...

Page 39: P ph badan oleh pm

Deductible Expense 1Pasal 6 ayat (1) UU PPh

Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara (3M) penghasilan, termasuk :

Biaya pembelian bahan, Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa, termasuk

upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang,

Bunga, Sewa, Royalty, Biaya perjalanan, Biaya pengolahan limbah, Premi asuransi Biaya administrasi, dan Pajak, kecuali Pajak Penghasilan

Page 40: P ph badan oleh pm

Deductible Expense 2 Pasal 6 ayat (1) UU PPh

Penyusutan dan amortisasi atas pengeluaran yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

Pengeluaran di muka, pembebanannya dapat dilakukan melalui alokasi.

Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan.

Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.

Page 41: P ph badan oleh pm

Deductible Expense 3Pasal 6 ayat (1) UU PPh

Kerugian karena selisih kurs mata uang asing.

Biaya penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia.

Biaya bea siswa, magang dan pelatihan. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat

ditagih (Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-238/PJ./2001 tanggal 28 Maret 2001)

Page 42: P ph badan oleh pm

4. KERUGIAN ATAU BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK USAHA

3. KERUGIAN YANG DIDERITA DI LUAR NEGERI

5. PPh YANG DITANGGUNG PEMBERI KERJA

2. BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN YANG BUKAN OBJEK PAJAK

1. BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL

6. PAJAK MASUKAN YANG TERKAIT DENGAN PENGELUARAN YANG BUKAN BIAYA FISKAL SBGMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 9 AYAT 1 UU PPh ATAU BUKTI PEMBAYARAN PPN TIDAK ADA

8. BIAYA YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT BUKAN BIAYA FISKAL

PENGELUARAN YANG BUKAN BIAYA FISKAL ( NON DEDUCTIBLE EXPENSES)UU DAN PERATURAN PEMERINTAH (PP)

7. PENGELUARAN SBGMANA TERCANTUM DLM PSL 9 AYAT 1 UU PPh

Page 43: P ph badan oleh pm

Non Deductible Expense Pasal 9 UU PPh

Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pemegang saham, sekutu atau anggota (...lihat contoh 1)

Pembentukan dan pemupukan dana cadanganPenggantian atau imbalan pekerjaan atau jasa

dalam bentuk natura dan kenikmatan (benefit in kind)

Contoh 1 : Pengeluaran perusahaan untuk:

pembelian/perbaikan rumah atau kendaraan pribadi biaya perjalanan pribadi /keluarga biaya premi asuransi pribadi / keluarga

Page 44: P ph badan oleh pm

Non Deductible Expense Pasal 9 UU PPh

Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan

Pajak PenghasilanGaji yang dibayarkan kepada anggita

persekutuan, firma atau CV yang modalnya tidak terbagi atas saham

Sanksi Administrasi yang berkenaan dengan pelaksanaan per-UU-an di bidang perpajakan

Page 45: P ph badan oleh pm

Non Deductible Expense Pasal 9 UU PPh

Selisih Penyusutan komersial diatas penyusutan fiskal

Selisih amortisasi komersial diatas penyusutan fiskal

Biaya yang ditangguhkan pengakuannyaLainnya..............

Page 46: P ph badan oleh pm

Bagi Perusahaan Deductable Expence, bagi Karyawan Taxable Income

Pasal 6 ayat (1) huruf aGaji Pokok, uang lembur, dan THRTunjangan Makan, transportasi, PPh 21,

pengobatan, dan perumahanPremi Asuransi pegawai yang dibayar

perusahaanPenggantian pengobatan, pemberian uang

sewa rumah, dan uang cutiPemberian uang selain dari pembagian laba

Page 47: P ph badan oleh pm

Bagi Perusahaan Non Deductable Expence, bagi Karyawan Non Taxable Income

Pasal 9 ayat (1) huruf ePemberian dalam bentuk naturaPemberian pakaian, kecuali berkaitan dengan

keamanan atau keselamatan kerjaPemberian makan/minim yang tidak dilakukan

secara bersama-samaPengobatan Cuma-cumaCuti ditanggung perusahaanPPh Pasal 21 ditanggung perusahaan Penyusutan, biaya perbaikan, biaya

pemeliharaan serta bahan bakar atas kendaraan perusahaan yang dikuasai dan dibawa pulang pegawai tertentu

Page 48: P ph badan oleh pm

Bagi Perusahaan Non Deductable Expence, bagi Karyawan Taxable Income

Pasal 9 ayat (1) huruf aPembagian laba perusahaan kepada pegawai

dengan nama dan dalam bentuk apapun, seperti :

(pembagian laba yang oleh perusahaan dibebankan pada laba ditahan)

Jasa ProduksiJasa PrestasiTantiemGratifikasiBonus

Page 49: P ph badan oleh pm

Bagi Perusahaan Deductable Expence, bagi Karyawan Non Taxable Income (1)

Natura dan Kenikmatan di daerah tertentu (1/2)Tempat tinggal, termasuk perumahan bagi

pegawai dan keluarganya, sepanjang di lokasi bekerja tidak ada tempat tinggal yang dapat disewa

Makanan dan minuman bagi pegawai, sepanjang di lokasi bekerja tidak ada tempat penjualan makanan/minuman

Pelayanan kesehatan, sepanjang di lokasi bekerja tidak ada sarana kesehatan, misalnya poliklinik atau rumah sakit

Page 50: P ph badan oleh pm

Bagi Perusahaan Deductable Expence, bagi Karyawan Non Taxable Income (1)

Natura dan Kenikmatan di daerah tertentu (2/2)Pendidikan bagi pegawai dan keluarganya,

sepanjang di lokasi bekerja tidak ada sarana pendidikan yang setara

Pengangkutan bagi pegawai di lokasi bekerja, pengangkutan anggota keluarga untuk pertama kali, dan pengangkutan pegaeai dan keluarganya sehubungan terhentinya hubungan kerja

Olah raga bagi pegawai dan keluarganya, sepanjang di lokasi bekerja tidak tersedia sarana tersebut, kecuali sarana olah raga golf, boating dan pacuan kuda

Page 51: P ph badan oleh pm

Bagi Perusahaan Deductable Expence, bagi Karyawan Non Taxable Income (2)

Pemberian Natura dan kenikmatan sehubungan dengan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan (1/2) :

Pengertian keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan ini berkaitan dengan keamanan atau keselamatan pekerja yang biasanya diwajibkan oleh Depnakertrans atau Pemda setempat termasuk: pakaian dan peralatan bagi pegawai Pemadam kebakaran, pakaian proyek, pakaian seragam pabrik, pakaian seragam hansip/satpam, dan penginapan untuk awak kapal/pesawat, serta antar jemput pegawai

Page 52: P ph badan oleh pm

Bagi Perusahaan Deductable Expence, bagi Karyawan Non Taxable Income (2)

Pemberian Natura dan kenikmatan sehubungan dengan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan (2/2) :

Pengertian pemberian dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan situasi lingkungan kerja misalnya: pakaian seragam pegawai hotel dan penyiar TV, makanan tambahan bagi operator komputer/pengetik, makan minum cuma-cuma bagi pegawai restoran.

SE-29/PJ.4/1995

Page 53: P ph badan oleh pm

Piutang Tak TertagihKep. Dirjen No.KEP - 238/PJ./2001

telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial; dan

telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN), atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang (perjanjian restrukturisasi utang usaha) antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; dan

telah diumumkan dalam penerbitan umum atau khusus; dan

Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak.

Wajib Pajak dapat membebankan penghapusan Wajib Pajak dapat membebankan penghapusan piutang yang nyata nyata tidak dapat ditagih piutang yang nyata nyata tidak dapat ditagih sebagai biaya dengan syarat :sebagai biaya dengan syarat :

Page 54: P ph badan oleh pm

BIK yang diperbolehkan

Penyediaan makanan/minuman di tempat kerja bagi seluruh karyawan KMK 466/KMK.04/2000 jo KEP-213/PJ./2001

pemberian BIK di tempat terpencil yang ditetapkan MenKeu

pemberian yang merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan, keamanan dan keselamatan kerja atau yang berkenaan dengan situasi lingkungan kerja KEP-213/PJ./2001

50% biaya sehub dgn ponsel dan sedan KEP- 220/PJ./2002

Page 55: P ph badan oleh pm

Pengertian keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan ini berkaitan dengan keamanan atau keselamatan pekerja yang biasanya diwajibkan oleh Depnakertrans atau Pemda setempat termasuk: pakaian dan peralatan bagi pegawai Pemadam

kebakaran, pakaian proyek, pakaian seragam pabrik, pakaian seragam hansip/satpam, dan penginapan untuk awak kapal/pesawat, serta antar jemput pegawai

Page 56: P ph badan oleh pm

Pengertian pemberian dalam bentuk natura atau kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan situasi lingkungan kerja misalnya: pakaian seragam pegawai hotel dan penyiar TV, makanan tambahan bagi operator

komputer/pengetik, makan minum cuma-cuma bagi pegawai restoran.

SE-29/PJ.4/1995

Page 57: P ph badan oleh pm
Page 58: P ph badan oleh pm

A. NERACA

B. LABA RUGI

C. DAFTAR PENYUSUTAN

D. REKONSILIASI FISKAL

PEMBUKUAN

Page 59: P ph badan oleh pm

KOREKSI FISKAL POSITIF NEGATIF

PENGHASILAN NETTO KOMERSIAL

PENGHASILAN NETTO FISKAL

Page 60: P ph badan oleh pm

KOREKSI FISKAL POSITIF NEGATIF

Penentuan Positif/ Negatif dilihat dari sisi Penghasilan

Page 61: P ph badan oleh pm

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF

1. BIAYA YANG DIBEBANKAN / DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA.

2. PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN. 3. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN PEKERJAAN ATAU

JASA DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN. 4. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA

PEMEGANG SAHAM / PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN.

5. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN.6. PAJAK PENGHASILAN.7. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA

ATAU CV YANG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM.8. SANKSI ADMINISTRASI.9. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI ATAS PENYUSUTAN FISKAL.10. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI ATAS AMORTISASI FISKAL. 11. BIAYA YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA.12. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA.

Page 62: P ph badan oleh pm

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF

1. SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN FISKAL.

2. SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH AMORTISASI FISKAL.

3. PENGHASILAN YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA.

4. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA.

Page 63: P ph badan oleh pm

JENIS – JENIS KOREKSI FISKAL

PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA

I. Peredaran Usaha

1.1 Potongan Penjualan RealisasiPenyisihan

Realisasi-

NoTemporer

1.2 Retur Penjualan RealisasiPenyisihan

Realisasi-

NoTemporer

1.3 Jasa Konstruksi oleh Pengusaha Kecil

Pendapatan PPh Final(2% atau 4%)

Tetap

1.4 Penghasilan Perusahaan Pelayaran DN

Pendapatan PPh Final(1,2%*peredaran)

Tetap

1.5 Penghasilan Perusahaan Pelayaran/Penerbangan LN

Pendapatan PPh Final(2,64%*peredaran)

Tetap

1.6 Penghasilan BUT Perwakilan Dagang Asing

Pendapatan PPh Final(0,44*ekspor)

Tetap

1.7 Penghasilan BUT Perwakilan Dagang Asing

Pendapatan PPh Final(0,44*ekspor)

Tetap

Page 64: P ph badan oleh pm

JENIS – JENIS KOREKSI FISKAL

PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA

1.8 Penghasilan atas distributor produk Pertamina dan Premix

Pendapatan PPh Final(0,25% / 0,3%)

Tetap

1.9 Penghasilan atas penyalur gula pasir dan tepung terigu Bulog

Pendapatan PPh Final Tetap

1.10 Penghasilan sebagai Distributor Kertas

Pendapatan PPh Final(0,10% * H Jual)

Tetap

1.11 Penghasilan atas Distributor Industri Rokok DN

Pendapatan PPh Final(0,15%*H Bandrol)

Tetap

II. Harga Pokok Penjualan

2.1 Penilaian Persediaan Harga PerolehanCOMWILProsentase Laba BrutoHarga Eceran

Harga Perolehan---

NoTemporerTemporerTemporer

2.2 Metode FIFORata-rataLIFO

FIFORata-rata-

NoNoTemporer

Page 65: P ph badan oleh pm

JENIS – JENIS KOREKSI FISKAL

PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA

III. Penghasilan Di Luar Usaha

3.1 Deviden dari Penyertaan DN (minimal 25% dan ada usaha lain)

Pendapatan(Equity Method)

Bukan Obyek Pajak Tetap

3.2 Bunga Deposito dan Tabungan (termasuk Jasa Giro dan SBI)

Pendapatan PPh Final(20%)

Tetap

3.3 Keuntungan Penjualan Saham di Bursa Efek Indonesia

Pendapatan PPh Final(0,1% x H Jual

Tetap

3.4 Keuntungan pengalihan tanah dan bangunan: - oleh orang pribadi dan yayasan - oleh badan (bukan usaha pokok) - oleh badan (usaha pokok)

PendapatanPendapatanPendapatan

PPh Final (5%)PPh 25 (5%)PPh 23

TetapNoNo

3.5 Penghasilan Sewa - Badan - Orang Pribadi

PendapatanPendapatan

PPh Final (10%)PPh Final (10%)

TetapTetap

3.6 Penghasilan dari Hadiah atas Undian Pendapatan PPh Final (25%) Tetap

Page 66: P ph badan oleh pm

JENIS – JENIS KOREKSI FISKAL

PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA

3.7 Bunga atau diskonto Obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek

Pendapatan PPh Final(15% * bunga)

Tetap

IV. Beban Usaha

4.1 Biaya yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang meru- pakan Obyek Pajak

RealisasiPenyisihan

Realisasi-

NoTemporer

4.2 Biaya yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan Obyek Pajak

Biaya Undeductible Tetap

4.3 PPh pasal 21 (karyawan)

Tunjangan PPh 21Ditanggung Perush

DeductibleUndeductible

NoTetap

4.4 Pemberian kenikmatan dalam bentuk natura

- Umum- Makan minum di tempat kerja- Berkaitan dg pekerjaan- Daerah terpencil

-Undeductible-Deductible

-Deductible

-Deductible

TetapNo

No

No

Page 67: P ph badan oleh pm

JENIS – JENIS KOREKSI FISKAL

PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA4.5 Sumbangan Biaya Undeductible Tetap

4.6 Entertainment Daftar NominatifTdk Daftar Nominatif

DeductibleUndeductible

NoTetap

4.7 Penyusutan - Beda Metode - Beda umur ekonomis

-Sesuai pajak-Beda Metode-Beda umur eko.

DeductibleDeductibleDeductible

NoTemporerTemporer

4.8 Kendaraan dibawa pulang Biaya 50% Undeductible50% Deductible

Tetap

4.9 Sewa rumah karyawan Tidak diberi tunjanganDiberi tunjangan

UndeductibleDeductible

TetapNo

4.10 Biaya pengobatan PenggantianTunj. PengobatanCuma-Cuma

DeductibleDeductibleUndeductible

NoNoTetap

4.11 SGU dengan hak opsi Penyusutan aktiva SGU Bunga SGU Jumlah Pembayaran

BiayaBiayaNon Biaya

UndeductibleUndeductibleDeductible

TemporerTemporerTemporer

4.12 Biaya lain-lain Tidak dirinciDirinci

UndeductibleDeductible

TetapNo

Page 68: P ph badan oleh pm

BANGUNAN SELAIN BANGUNAN USAHA TERTENTU

METODE GARIS LURUS

METODE SALDOMENURUN

PADA AKHIR MASA MANFAATDISUSUTKANSEKALIGUS

(CLOSED ENDED)

DITETAPKAN MENTERI

KEUANGAN

HARTA BERWUJUD

PENYUSUTAN Pasal 11 ayat (1),(2) dan (7)

KECUALI : TANAH YANG BERSTATUS HAK MILIK, HGU DAN HGB DAN HAK PAKAI

Misalnya KMK No. 521/KMK.04/2000 untuk KBH dengan PERTAMINA

Page 69: P ph badan oleh pm

TANAH Penjelasan Ps.11 ayat 1 UU PPh:

Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh tanah hak milik, termasuk tanah berstatus hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai yang pertama kali tidak boleh disusutkan, kecuali apabila tanah tersebut dipergunakan dalam perusahaan atau dimiliki untuk memperoleh penghasilan dengan syarat nilai tanah tersebut berkurang karena penggunaannya untuk memperoleh penghasilan, misalnya tanah dipergunakan untuk perusahaan genteng, perusahaan keramik atau perusahaan batu bata.

Pengeluaran untuk memperoleh tanah hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai yang pertama kali adalah biaya perolehan tanah berstatus hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai dari pihak ketiga dan pengurusan hak-hak tersebut dari instansi yang berwenang untuk pertama kalinya.

Sedangkan biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai diamortisasikan selama jangka waktu hak-hak tersebut.

Page 70: P ph badan oleh pm

PERLAKUAN BPHTB ATAS PEROLEHAN TANAH & BANGUNAN

(Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-01/PJ.42/2002 )

BPHTB atas hak atas tanah yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak melalui amortisasi hak atas tanah sepanjang hak atas tanah tersebut dapat diamortisasi sesuai ketentuan Pasal 11A Undang-undang Pajak Penghasilan;

BPHTB atas hak atas bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak melalui penyusutan bangunan tersebut sesuai ketentuan Pasal 11 Undang-undang Pajak Penghasilan;

Page 71: P ph badan oleh pm

DASAR PENYUSUTAN BAGI WP YG MELAKUKAN

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA SESUAI PASAL 19

NILAI SETELAH DILAKUKAN

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA

PADA BULAN PENGELUARAN

KECUALI :HARTA YG MASIH DLM PROSES PENGERJAAN,

PADA BULAN SELESAINYA PENGERJAAN

PADA BULAN HARTAMULAI DIGUNAKAN/

MENGHASILKAN DENGAN

PERSETUJUAN DIRJEN PAJAK

SAAT MULAI PENYUSUTAN Pasal 11 ayat (3),(4) dan (5)

Page 72: P ph badan oleh pm

ILUSTRASI: AWAL PENYUSUTAN

PT ABC membeli komputer pada tanggal 31 Desember 2006 maka: Penyusutan fiskal dimulai pada bulan Desember

2006 (1 bulan) Beban Penyusutan fiskal tahun 2006 = 1/12 X Rp…

Atas komputer yang dibeli diatas, PT ABC menjual kembali pada tanggal 31 Desember 2007: Beban penyusutan komputer secara fiskal pada

tahun 2007 hanya dihitung 11 bulan 11/12 x Rp ….

Dari sisi Pembeli, menghitung penyusutan fiskal komputer 1 bulan = 1/12 x Rp….

Page 73: P ph badan oleh pm

ILUSTRASI: AWAL PENYUSUTANContoh 1:

Pengeluaran untuk pembangunan sebuah gedung adalah sebesar Rp 100.000.000,00. Pembangunan dimulai pada bulan Oktober 2000 dan selesai untuk digunakan pada bulan Maret 2001. Penyusutan atas harga perolehan bangunan gedung tersebut dimulai pada bulan Maret tahun pajak 2001.

Contoh 2: PT X yang bergerak di bidang perkebunan membeli traktor pada tahun 1999. Perkebunan tersebut mulai menghasilkan (panen) pada tahun 2000. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, penyusutan traktor tersebut dapat dilakukan mulai tahun 2000.

Page 74: P ph badan oleh pm

KEL. HARTA MASA TARIF PENYUSUTAN BERWUJUD MANFAAT

GARIS LURUS SALDO MENURUN

1. BUKAN BANGUNAN

- KELOMPOK 1 - KELOMPOK 2 - KELOMPOK 3 - KELOMPOK 4

4 THN 25 % 50 % 8 THN 12,5 % 25 % 16 THN 6,25 % 12,5 % 20 THN 5 % 10 %

2. BANGUNAN

PERMANEN 20 THN 5 %TDK PERMANEN 10 THN 10 %

Pasal 11 ayat (11)PENENTUAN KELOMPOK HARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN DITETAPKAN DENGAN KMK No. 520/KMK.04/2000 Jo KMK No.

138/KMK.03/2002

MASA MANFAAT DAN TARIF PENYUSUTAN Pasal 11 ayat (6) dan (7)

Page 75: P ph badan oleh pm

Methode Penyusutan

Metode Garis Lurus / Straight-Line Method (SLM)Metode Garis Lurus / Straight-Line Method (SLM)

Materi Menurut Akuntansi Menurut Perpajakan

(Fiskal)

Beban Penyusutan Per Tahun

= Harga Perolehan – Nilai Residu Estimasi Masa Manfaat

= Harga Perolehan Masa Manfaat

Sesuai Kelompok Harta

Contoh:Komputer,Harga Perolehan = 6,5 juta, estimasi nilai residu Rp 0.5 juta, estimasi masa manfaat 3 tahun

Beban Penyusutan Per Tahun= Rp 6,5 juta – Rp 0.5 juta 3 tahun

= Rp 2.000.000

Komputer Kelompok Harta I Masa Manfaat 4 tahunBeban Penyusutan/Thn= Rp 6,5 juta 4 tahun

= Rp 1.630.000

KOREKSI FISKAL +KOREKSI FISKAL +

Page 76: P ph badan oleh pm

Methode Penyusutan

Metode Saldo Menurun / Declining Balance Method (DBM)Metode Saldo Menurun / Declining Balance Method (DBM)

Materi Menurut Akuntansi Menurut Perpajakan (Fiskal)

Beban Penyusutan Per Tahun

= Tarif Penyusutan x Nilai Buku Aktiva Tetap

= Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan)

= Tarif Penyusutan x Nilai Buku Aktiva Tetap

= Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan)

Contoh:Komputer,Harga Perolehan = 6 juta, estimasi nilai residu Rp 0.5 juta, estimasi masa manfaat 3 tahun

Tarif Penyusutan = 2/3Beban Penyusutan Tahun-1= (2/3) x Rp 6 juta

= Rp 4.000.000

Komputer Kelompok Harta I Masa Manfaat 4 tahun Tarif Penyusutan = 50%Beban Penyusutan Tahun-1= 50% X Rp 6 juta

= Rp 3.000.000

KOREKSI FISKAL +KOREKSI FISKAL +

Page 77: P ph badan oleh pm

ILUSTRASI PENYUSUTAN DENGAN METODE SALDO MENURUN

Pada tanggal 5 Juli 2001, PT.ABC membeli sepeda motor untuk operasional kantor seharga Rp 12.000.000. Menurut akuntansi, estimasi masa maanfaat menurut manajemen 5 tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. Untuk perpajakan, WP menyusutan dengan metode saldo menurun.

Tahun

Harga Perolehan Perhitungan Beban Akumulasi

Nilai Buku

   Penyusutan

Fiskal PenyusutanPenyusuta

nAkhir Tahun

2001

12,000,000

6/12 x 50% x Rp 12.000.000 3,000,000

3,000,000

9,000,000

2002

12,000,000

50% x Rp 9.000.000 4,500,000

7,500,000

4,500,000

2003

12,000,000

50% x Rp 4.500.000 2,250,000

9,750,000

2,250,000

2004

12,000,000

50% x Rp 2.250.000 1,125,000

10,875,000

1,125,000

2005

12,000,000 SEKALIGUS 1,125,000

12,000,000

-

PERHITUNGAN PENYUSUTAN SECARA FISKALPERHITUNGAN PENYUSUTAN SECARA FISKAL

Page 78: P ph badan oleh pm

ILUSTRASI PENYUSUTAN DENGAN METODE GARIS LURUS - AKUNTANSI

Tahun

Harga Peroleha

n Perhitungan BebanAkumula

si Nilai Buku

   Penyusutan Akuntansi

Penyusutan

Penyusutan

Akhir Tahun

2001

12,000,000

6/12 x 1/5 x Rp 12.000.000

1,200,000

1,200,000

10,800,000

2002

12,000,000

1/5 x Rp 12.000.000

2,400,000

3,600,000 8,400,000

2003

12,000,000

1/5 x Rp 12.000.000

2,400,000

6,000,000 6,000,000

2004

12,000,000

1/5 x Rp 12.000.000

2,400,000

8,400,000 3,600,000

2005

12,000,000

1/5 x Rp 12.000.000

2,400,000

10,800,000 1,200,000

2006

12,000,000

6/12 x 1/5 x Rp 12.000.000

1,200,000

12,000,000 -

PERHITUNGAN PENYUSUTAN SECARA AKUNTANSIPERHITUNGAN PENYUSUTAN SECARA AKUNTANSI

Page 79: P ph badan oleh pm

KOREKSI FISKAL ATAS PERHITUNGAN BEBAN PENYUSUTAN

Pada tanggal 5 Juli 2001, PT.ABC membeli sepeda motor untuk operasional kantor seharga Rp 12.000.000. Menurut akuntansi, estimasi masa maanfaat menurut manajemen 5 tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. Untuk perpajakan, WP menyusutan dengan metode saldo menurun.

KOREKSI FISKALKOREKSI FISKAL

Tahun Beban Penyusutan Koreksi Fiskal

  Akuntansi Fiskal Jumlah Akumulasi

2001 1,200,000

3,000,000

(1,800,000)

(1,800,000)

2002 2,400,000

4,500,000

(2,100,000)

(3,900,000)

2003 2,400,000

2,250,000 150,000

(3,750,000)

2004 2,400,000

1,125,000 1,275,000

(2,475,000)

2005 2,400,000

1,125,000 1,275,000

(1,200,000)

2006 1,200,000 - 1,200,000

-

Page 80: P ph badan oleh pm

TIPS : PERHITUNGAN BEBAN PENYUSUTAN METODE SALDO MENURUN DENGAN CEPAT

Untuk perhitungan beban penyusutan atas Aktiva Tetap dengan Masa Manfaat lama Perhitungan secara berurut akan menghabiskan waktu.

Rumus cepat dalam menghitung beban penyusutan pada tahun ke-N = = Tarif x Nilai Buku Akhir Tahun ke N -1

Nilai Buku Pada Akhir Tahun ke N= = [1-T] N X Harga Perolehan

Formula diatas hanya berlaku untuk perhitungan beban penyusutan satu tahun penuh

Page 81: P ph badan oleh pm

TIPS : PERHITUNGAN BEBAN PENYUSUTAN METODE SALDO MENURUN DENGAN CEPAT

PT ABC, membeli mesin pabrik, harga perolehan Rp 120 milyar pada awal tahun 2001. Secara fiskal mesin (Kelompok Harta-III) Masa Manfaat 8 Tahun Tarif 25%.Berapa beban penyusutan fiskal pada tahun 2005?

Jawab: Tentukan dulu nilai buku fiskal akhir tahun 2004 (awal tahun 2005) =

N = 2005 – 2001 = 4 tahun (1-0.25)4 x Rp 120 Milyar = Rp 37.968.750.000

Beban penyusutan tahun 2005 := Tarif x Nilai Buku Fiskal Akhir Tahun 2004= 25% x Rp 37.968.750.000= Rp 9.492.187.500

Page 82: P ph badan oleh pm

PENYUSUTAN KENDARAAN PERUSAHAAN

Keputusan Dirjen Pajak No. KEP - 220/PJ./2002 tentang PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BIAYA PEMAKAIAN TELEPON SELULER DAN KENDARAAN PERUSAHAAN;

KENDARAAN SEDAN ATAU YANG SEJENIS YANG DIMILIKI DAN DIPERGUNAKAN PERUSAHAAN UNTUK

PEGAWAI TERTENTU KARENA JABATAN ATAU PEKERJAANNYA

PENYUSUTAN BIAYA PEMELIHARAAN ATAU PERBAIKAN

RUTIN KENDARAAN

50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II

50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin dalam tahun pajak yang bersangkutan

Page 83: P ph badan oleh pm

PENYUSUTAN KENDARAAN PERUSAHAAN

Keputusan Dirjen Pajak No. KEP - 220/PJ./2002 tentang PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BIAYA PEMAKAIAN TELEPON SELULER DAN KENDARAAN PERUSAHAAN;

KENDARAAN BUS, MINIBUS, ATAU YANG SEJENISYANG DIMILIKI DAN DIPERGUNAKAN

PERUSAHAAN UNTUK ANTAR JEMPUT PARA PEGAWAI

PENYUSUTAN BIAYA PEMELIHARAAN ATAU PERBAIKAN

RUTIN KENDARAAN

dapat dibebankan seluruhnya (100%) sebagai biaya perusahaan melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II

dapat dibebankan seluruhnya (100%) sebagai biaya perusahaan dalam tahun pajak yang bersangkutan.

Page 84: P ph badan oleh pm

PENYUSUTAN TELEPON SELULER

Keputusan Dirjen Pajak No. KEP - 220/PJ./2002 tentang PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BIAYA PEMAKAIAN TELEPON SELULER DAN KENDARAAN PERUSAHAAN;

TELEPON SELULER YANG DIMILIKI DAN DIPERGUNAKAN PERUSAHAAN UNTUK PEGAWAI

TERTENTU KARENA JABATAN ATAU PEKERJAANNYA

PENYUSUTAN BIAYA BERLANGGANAN ATAU PENGISIAN ULANG PULSA DAN PERBAIKAN

TELEPON SELULER

Biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya perolehan atau pembelian melalui penyusutan aktiva tetap kelompok I

Dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan dalam tahun pajak yang bersangkutan.

Page 85: P ph badan oleh pm

Contoh Daftar Harta Kelompok 1

aa Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan bagian bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.dari bangunan.

bb Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.printer, scanner dan sejenisnya.

cc Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.video recorder, televisi dan sejenisnya.

dd Sepeda motor, sepeda dan becak.Sepeda motor, sepeda dan becak.

ee Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.bersangkutan.

ff Alat dapur untuk memasak, makanan dan minuman.Alat dapur untuk memasak, makanan dan minuman.

gg Dies, jigs, dan mould.Dies, jigs, dan mould.

Page 86: P ph badan oleh pm

Contoh Daftar Harta Kelompok 2

aa Mebel dan peralatan dari logam temasuk meja, Mebel dan peralatan dari logam temasuk meja, bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.sejenisnya.

bb Mobil, bus, truk speed boat dan sejenisnya.Mobil, bus, truk speed boat dan sejenisnya.

cc Container dan sejenisnya.Container dan sejenisnya.

Page 87: P ph badan oleh pm

METODEGARIS LURUS

METODE SALDO

MENURUN

PADA AKHIR MASA MANFAATDIAMORTISASI

SEKALIGUS(CLOSED ENDED)

AMORTISASIPasal 11A ayat (1)

Page 88: P ph badan oleh pm

KELOMPOK MASA TARIF AMORTISASI HARTA TAK MANFAAT BERWUJUD

GARIS LURUS SALDO MENURUN

- KELOMPOK 1 - KELOMPOK 2 - KELOMPOK 3 - KELOMPOK 4

4 THN 25 % 50 % 8 THN 12,5 % 25 % 16 THN 6,25 % 12,5 % 20 THN 5 % 10 %

1. BIAYA PENDIRIAN2. BIAYA PERLUASAN MODAL

TARIF BERDASARKAN KELOMPOK HARTA ATAU DIBEBANKAN SEKALIGUS PADA TAHUN

TERJADINYA PENGELUARAN

PENGELUARAN UNTUK MEMPEROLEH HAK PENAMBANGAN MIGAS

PENGELUARAN SEBELUM OPERASI KOMERSIL YANGMASA MANFAAT > 1 TAHUN

METODE SATUANPRODUKSI

DIKAPITALISASIKAN DAN DIAMORTISASIKAN DG TARIF BERDASARKAN KLPK HARTA

1. HAK PENAMBANGAN SELAIN MIGAS2. HAK PENGUSAHAAN HUTAN3. HAK PENGUSAHAAN SUMBER & HASIL ALAM LAINNYA

METODE SATUAN PRODUKSISETINGGI-TINGGINYA

20 % SETAHUN

MASA MANFAAT DAN TARIF AMORTISASI Pasal 11A ayat (2),(3),(4),(5) dan (6)

Page 89: P ph badan oleh pm

NILAI SISA BUKUHARTA ATAU HAK

DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN

JUMLAHPENGGANTIAN

DIBUKUKAN SEBAGAI PENGHASILAN

SEBAGAI BANTUAN ATAU SUMBANGAN;HARTA HIBAHAN ATAU WARISAN

YG MEMENUHI SYARAT PASAL 4 Ayat (3) Huruf a dan b

JUMLAH NILAI SISA BUKU TIDAK BOLEH DIBEBANKAN

SEBAGAI KERUGIAN BAGI PIHAK YANG MENGALIHKAN

PADA TAHUN TERJADINYA PENGALIHAN

PENGALIHAN HARTA TAK BERWUJUD/HAK

Pasal 11A ayat (7) dan (8)

Page 90: P ph badan oleh pm

Quizzzzzzz

Page 91: P ph badan oleh pm

Other issues

Hubungan IstimewaEntertainmentPPN Masukan yg tidak dapat dikreditkanBunga PinjamanPajak-pajak daerahKompensasi KerugianPPh Pasal 24 - Kredit pajak Luar NegeriFiskal Luar Negeri

Page 92: P ph badan oleh pm

Hubungan Istimewa (1)Pasal 18 ayat (3), (4) huruf a, b, c

Hubungan KepemilikanApabila Wajib Pajak (WP) mempunyai penyertaan langsung sebesar 25% atau lebih pada WP lain, atau hubungan antara WP dengan penyertaan 25% atau lebih pada dua WP atau lebih, demikian pula hubungan antara dua WP atau lebih yang disebut terakhir Contoh :PT A mempunyai 50% kepemilikan saham PT B. PT B mempunyai 50% kepemilikan saham PT C. PT A juga mempunyai 50% kepemilikan saham PT D. Analisis :Antara PT A dan PT B terdapat hubungan istimewa, begitu juga PT B dan PT C. PT A dan PT C juga mempunyai hubungan istimewa karena PT A memiliki PT C secara tidak langsungAntara PT D dengan PT A, PT B dan PT C juga terdapat hubungan istimewa

Hubungan PenguasaanApabila WP menguasai WP lainnya atau dua atau lebih WP berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung. Hubungan ini terjadi karena adanya penguasaan melalui manajemen dan teknologi

Page 93: P ph badan oleh pm

Hubungan Istimewa (2)Pasal 18 ayat (3), (4) huruf a, b, c

Hubungan KeluargaApabila terdapat hubunga keluarga, yaitu :1. keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat2. keluarga sedarah dalam garis keturunan ke samping satu derajat3. keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat4. keluarga semenda dalam garis keturunan ke samping satu derajatDengan memperhatikan kriteria hubungan seperti tersebut di atas, pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dari garis hubungan keluarga adalah anak kandung, orang tua kandung, adik kandung, kakak kandung, anak tiri, mertua, kakak ipar dan adik ipar.

Page 94: P ph badan oleh pm

EntertainmentSurat Edaran Dirjen Pajak No. SE - 27/PJ.22/1986

Biaya "entertainment" pada dasarnya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

Wajib Pajak harus dapat membuktikan, bahwa biaya-biaya tersebut telah benar-benar dikeluarkan (formal) dan benar ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan (materiil).

Wajib Pajak melampirkan pada SPT Tahunan daftar nominatif yang berisi :a. Nomor urut.b. Tanggal "entertainment" dan sejenisnya yang telah diberikan.c. -Nama, alamat tempat , jenis dan jumlah (Rp.) "entertainment" dan sejenisnya yang telah diberikan.d. Relasi usaha yang diberikan "entertainment" dan

sejenisnya sesuai dengan nomor urut tersebut di atas berisi :

- Nama- Posisi- Nama perusahaan- Jenis usaha.

Page 95: P ph badan oleh pm

Pajak Masukan Yang Tidak Dapat Dikreditkan (PP 138/2000)

dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, kecuali :

Pajak Masukan atas faktur pajak cacat, sepanjang tidak dapat dibuktikan bahwa Pajak Masukan tersebut benar-benar telah dibayar;

Pajak Masukan berkenaan dengan pengeluaran yang tidak dapat dikurangkan dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak

Page 96: P ph badan oleh pm

Bunga PinjamanSurat Edaran Dirjen Pajak No. SE - 46/PJ.4/1995

Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya, maka bunga atas pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya

Page 97: P ph badan oleh pm

Bunga Pinjaman SE - 46/PJ.4/1995

WPBank A Bank B

Pinjaman Deposito

Bunga DepositoBunga Pinjaman

FINALDeductible Non Deductible

( Rata2 Pinjaman – Rata2 Deposito)Tingkat Bunga

Pinjaman X

Page 98: P ph badan oleh pm

Contoh

Pada tahun 1995 PT A mendapat pinjaman dari pihak ketiga dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000.000,00 dan tingkat bunga pinjaman 20%. Dari jumlah tersebut telah diambil pada bulan Pebruari sebesar Rp 125.000.000,00, pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp 25.000.000,00 dan sisanya (Rp 50.000.000,00) diambil pada bulan Agustus. Disamping itu Wajib Pajak mempunyai dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito dengan perincian sebagai berikut:

bulan Pebruari s/d Maret sebesar Rp. 25.000.000,00bulan April s/d Agustus sebesar Rp. 46.000.000,00bulan September s/d Desember sebesar Rp. 50.000.000,00

Page 99: P ph badan oleh pm

Contoh

Rata-rata pinjaman Pinjaman Jangka WaktuBulan Januari Rp 0 1 bulan = Rp 0bulan Pebruari s/d Maret Rp 125.000.000,00 4 bulan = Rp 500.000.000,00bulan Juni s/d Juli Rp 150.000.000,00 2 bulan = Rp 300.000.000,00bulan Agustus s/d Desember Rp 200.000.000,00 5 bulan = Rp 1.000.000.000,00

------------------------Jumlah Rp 1.800.000.000,00

Rata-rata pinjaman perbulan Rp 1.800.000.000,00 : 12 = Rp 150.000.000,00

Rata-Rata Dana Berupa Deposito Pinjaman Jangka Waktubulan Januari Rp 0 1 bulan = Rp 0bulan Pebruari s/d Maret Rp 25.000.000,00 2 bulan = Rp 50.000.000,00bulan April s/d Agustus Rp 46.000.000,00 5 bulan = Rp 230.000.000,00bulan September s/d Desember Rp 50.000.000,00 4 bulan = Rp 200.000.000,00

----------------------Jumlah Rp 480.000.000,00Rata-rata deposito perbulan = Rp 480.000.000,00 : 12 = Rp

40.000.000,00

Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya = 20% x (Rp 150.000.000,00 - Rp 40.000.000,00) = Rp

22.000.000,00

Page 100: P ph badan oleh pm

Dana Pinjaman Dapat Dibebankan

a. dana pinjaman tersebut disimpan/ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang atas jasanya dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final,

b. adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah tertentu pada suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata- mata untuk memenuhi keharusan tersebut : misalnya cadangan biaya reklamasi yang harus ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan di Bank Pemerintah,

c. dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau tabungan tersebut dananya berasal dari tambahan modal dan sisa laba setelah kena pajak.

Page 101: P ph badan oleh pm

Pajak dan Retribusi DaerahSurat Edaran No. SE-02/PJ.42/2002

Pajak Daerah dan Retibusi Daerah dapat dibebankan dengan syarat :Memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000;

Berkaitan langsung dengan kegiatan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan tidak bersifat final dan atau tidak berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto/Norma Penghitungan Khusus;

Tidak termasuk pengeluaran untuk sanksi berupa bunga, denda dan atau kenaikan

Page 102: P ph badan oleh pm

KERUGIAN DAPAT DIKOMPENSASIKAN DENGAN PENGHASILAN

MULAI TAHUN PAJAK BERIKUTNYA BERTURUT-TURUT

SAMPAI DENGAN 5 (LIMA) TAHUN

PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU,

KOMPENSASI KERUGIAN PALING LAMA10 TAHUN

KOMPENSASI KERUGIANPasal 6 ayat (2) dan PP 148 Tahun 2000

Page 103: P ph badan oleh pm
Page 104: P ph badan oleh pm

Kredit Pajak

PPh yg dipotong/ dipungut pihak lain

(PPh Psl. 22/23/24)

PPh yg dibayar/ PPh yg dibayar/ diangsur sendiridiangsur sendiri

(PPh Psl. 25)(PPh Psl. 25)

• Merupakan pembayaran pajak yang telah Merupakan pembayaran pajak yang telah dilakukan selama periode Januari s.d. dilakukan selama periode Januari s.d. Desember;Desember;

• Pengurang PPh terutang.Pengurang PPh terutang.

Page 105: P ph badan oleh pm

dikreditkan berdasarkandikreditkan berdasarkan

bukti pemotongan pajak,bukti pemotongan pajak,

(bukan PPh Final)(bukan PPh Final)

PPh Pemotongan/Pemungutan

- Witholding Tax -

PPh Psl. 22PPh Psl. 23PPh Psl. 24

PPh (tdk bersifat final) yang dipotong/ PPh (tdk bersifat final) yang dipotong/ dipungut pihak ketiga, dan merupakan dipungut pihak ketiga, dan merupakan pembayaran pajak dimuka.pembayaran pajak dimuka.

Page 106: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 23

Pajak atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalty, dan imbalan jasa-jasa tertentu;

PPh Pasal 23 merupakan pembayaran pajak dimuka yang pada umumnya dapat dikreditkan pada SPT Tahunan oleh WP yang menerima penghasilan/WP yang dipotong pajak (kecuali atas PPh yang bersifat final);

WP akan menerima Bukti Pemotongan setiap kali dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 oleh pihak pemotong pajak.

Page 107: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 24

Pilih yang terkecil antara :Pajak yang dipotong di luar negeri; atauMax.Kedit Pajak Luar Negeri (MKPLN)

MKPLNMKPLN == Pengh. LNPengh. LN

PKPPKPPPh TerutangPPh TerutangX X

Page 108: P ph badan oleh pm

Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Pasal 25

Pokok PajakPokok Pajak …….. ……..

Sanksi Sanksi Administrasi ……..Administrasi ……..

2.000.0002.000.000

80.00080.000

Jumlah ……………Jumlah …………… 2.080.0002.080.000

DapatDapatdikreditkandikreditkan

Tdk dptTdk dptDikreditkan maupunDikreditkan maupun

dibiayakandibiayakan

Page 109: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 24Kep. Menkeu No.164/KMK.03/2002

Besarnya Kredit Pajak Luar Negeri

Pajak Dibayar/ Terutang di LN

Batas Maksimum Kredit Pajak (BMKP)

Penghaslan Neto LN

Pengh Kena PajakX PPh

Terutang

PER COUNTRY LIMITATION

MANA YANG PALING KECIL

Paling tinggi = PPh Terutang dalam hal PKP < Penghasilan LN

Page 110: P ph badan oleh pm

FISKAL LUAR NEGERI (FLN)

PP 42 / 2000 Jo Kep-275/PJ./2001

Orang Pribadi Yang Bertolak Ke LN

Wajib Bayar FLN Kecuali

Berdasarkan Ps. 2 PP 42 Tahun

2000

Pesawat Udara Kapal Laut

Rp 1.000.000 Rp 500.000

Menggunakan TBPFLN di Unit Pelaksana FLN

Bandar Udara Pelabuhan LautUpdate PER-53

Rp 2.500.000 Rp 1.000.000

Page 111: P ph badan oleh pm

FISKAL LUAR NEGERI (FLN)PP 42 / 2000 Jo Kep-275/PJ./2001

Orang Pribadi

FLN

Karyawan Non Karyawan

NPWP NPWP Non NPWPNon NPWP

Tidak dapat dikreditkan

dengan PPh Pasal 21

Tidak dapat dikreditkan dengan

PPh Pasal 21 maupun PPh Pasal 25

Dikreditkan dengan PPh terutang di SPT Tahunan PPh OP

Page 112: P ph badan oleh pm

FISKAL LUAR NEGERI (FLN)PP 42 / 2000 Jo Kep-275/PJ./2001

FISKAL LUAR NEGERI DITANGGUNG PERUSAHAAN

DAPAT DIKREDITKAN OLEH PERUSAHAAN

SEPANJANG

1. Kepergian karyawan dalam rangka tugas

2. Hanya berlaku untuk karyawan dan tidak termasuk anggota keluarga karyawan (istri dan anak)

Page 113: P ph badan oleh pm

LAPISAN PKP TARIF PAJAK

- S/D Rp 50.000.000,00 10 %- DI ATAS Rp 50.000.000,00 15 % S/D Rp 100.000.000,00- DI ATAS Rp 100.000.000,00 30 %

DENGAN PERATURAN PEMERINTAH DAPAT DITETAPKAN : • Tarif tertinggi diturunkan menjadi paling rendahnya 25 %• Tarif pajak tersendiri atas penghasilan tertentu , sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggi

LAPISAN PKP DAPAT DIUBAH DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN

TARIF PAJAK PENGHASILANPasal 17 ayat 1 (b), (2), (3) dan (7)

TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN DN

Page 114: P ph badan oleh pm

TARIF PPh BADAN 2009 & 2010

28% (2009)

25% (2010)

Page 115: P ph badan oleh pm

Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 th pajak brktnya

Terdapat kompensasi kerugianMemperoleh penghasilan tidak teraturWP terlambat menyampaikan SPTPenundaan SPTPembetulan SPTPerubahan Kegiatan Usaha

Page 116: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 25 :WP Berhak Atas Kompensasi Kerugian

Pengh. Neto SPT

Sisa Kompensasi Rugi

PPh Terutang

Kredit Pajak Ps. 22, 23, 24

PPh Pasal 25 Tahun Berikutnya

Pengh. Neto SPT

Dikurangi

Dikali Tarif Pasal 17

Dikurangi

Dibagi 12

Page 117: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 25 :PPh Pasal 25 :WP Berhak Atas Kompensasi KerugianWP Berhak Atas Kompensasi Kerugian

Kompensasi kerugian adalah kompensasi kerugian fiskal berdasarkan :

•Surat Pemberitahuan Tahunan,

•Surat Ketetapan Pajak,

•Surat Keputusan Keberatan, atau

•Putusan Banding,

sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) atau Pasal 31A Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000

Page 118: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 25 :WP Memperoleh Penghasilan Tidak Teratur

Pengh. Neto SPT

Penghasilan Tidak Teratur

PPh Terutang

Kredit Pajak Ps. 22, 23, 24

PPh Pasal 25 Tahun Berikutnya

Pengh. Neto SPT

Dikurangi

Dikali Tarif Pasal 17

Dikurangi

Dibagi 12

Page 119: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 25 :PPh Pasal 25 :WP Memperoleh Penghasilan Tidak WP Memperoleh Penghasilan Tidak

TeraturTeraturPenghasilan teratur adalah penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setiap tahun pajak, yang bersumber dari kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, harta dan atau modal, kecuali penghasilan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.

Tidak termasuk dalam penghasilan teratur adalah keuntungan selisih kurs dari utang/piutang dalam mata uang asing dan keuntungan dari pengalihan harta (capital gain) sepanjang bukan merupakan penghasilan dari kegiatan usaha pokok, serta penghasilan lainnya yang bersifat insidentil

Page 120: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 25 :PPh Pasal 25 :WP Terlambat Menyampaikan SPTWP Terlambat Menyampaikan SPT

PPh Ps. 25 bulan setelah bulan batas waktu penyampaian SPT sampai dengan bulan sebelum disampaikannya SPT

Sama Dengan

PPh Ps. 25 bulan terakhir tahun pajak yang lalu dan bersifat sementara

PPh Ps. 25 dihitung kembali berdasarkan SPT dan berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian SPT

SPT Disampaikan

Lebih KecilLebih Besar

Kekurangan dibayar ditambah bunga

Kelebihan dipindahbukukan

Page 121: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 25 :PPh Pasal 25 :Penundaan SPTPenundaan SPT

PPh Ps. 25 bulan setelah bulan batas waktu penyampaian SPT sampai dengan bulan sebelum disampaikannya SPT

Sama Dengan

PPh Ps. 25 berdasarkan SPT Sementara (1771 Y)

PPh Ps. 25 dihitung kembali berdasarkan SPT dan berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian SPT

SPT Disampaikan

Lebih KecilLebih Besar

Kekurangan dibayar ditambah bunga

Kelebihan dipindahbukukan

Page 122: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 25 :PPh Pasal 25 :Pembetulan SPTPembetulan SPT

PPh Ps. 25 bulan setelah bulan batas waktu penyampaian SPT sampai dengan bulan sebelum disampaikannya SPT

PembetulanSama Dengan

PPh Ps. 25 Berdasarkan Ketentuan Yang Berlaku

PPh Ps. 25 dihitung kembali berdasarkan SPT Pembetulan dan berlaku surut mulai bulan batas waktu penyampaian SPT

SPT Pembetulan Disampaikan

Lebih KecilLebih Besar

Kekurangan dibayar ditambah bunga

Kelebihan dipindahbukukan

Page 123: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 25 :PPh Pasal 25 :Terjadi Perubahan Kegiatan UsahaTerjadi Perubahan Kegiatan Usaha

Apabila sesudah 3 (tiga) bulan atau lebih berjalannya suatu tahun pajak, WP dapat menunjukkan bahwa PPh terutang untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75% dari PPh terutang yang menjadi dasar penghitungan besarnya Pajak Penghasilan Ps. 25, WP dapat mengajukan permohonan pengurangan besarnya PPh Ps. 25 secara tertulis kepada Kepala KPP

Permohonan harus disertai dengan penghitungan besarnya PPh yang akan terutang berdasarkan perkiraan penghasilan yang akan diterima atau diperoleh dan besarnya PPh Ps. 25 untuk bulan-bulan yang tersisa.

Jika satu bulan sejak tanggal diterimanya surat permohonan WP, Kepala KPP tidak memberikan keputusan, permohonan WP dianggap diterima.

Page 124: P ph badan oleh pm

PPh Pasal 25 :PPh Pasal 25 :Terjadi Perubahan Kegiatan UsahaTerjadi Perubahan Kegiatan Usaha

Apabila dalam tahun pajak berjalan Wajib Pajak mengalami peningkatan usaha dan diperkirakan Pajak Penghasilan yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut lebih dari 150% dari Pajak Penghasilan yang terutang yang menjadi dasar penghitungan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25, besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk bulan-bulan yang tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan harus dihitung kembali berdasarkan perkiraan kenaikan Pajak Penghasilan yang terutang tersebut oleh Wajib Pajak sendiri atau Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar

Page 125: P ph badan oleh pm

Terima KasihPURNO MURTOPO

Professional Tax Trainer