pendahuluanpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02peraturan pemerintah nomor 79...

39
LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari struktur keseluruhan LPPD Kota Medan Tahun 2008, dipandang perlu menyajikan terlebih dahulu dasar hukum pembentukan Kota Medan sebagai daerah otonom, serta gambaran umum Kota Medan baik secara geografis, demografis maupun sosial ekonomi. Penyajian aspek-aspek tersebut diharapkan dapat membantu analisis yang lebih menyeluruh terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Medan selama tahun 2008. A. Dasar Hukum Sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, setiap daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota) memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Sebagai konsep dasar maka, menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pemberian otonomi kepada daerah dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Pemberian otonomi kepada daerah juga dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing daerah dalam rangka mengembangkan daerah dan kemajuan daerahnya, dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah baik Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai hak dan kewajiban untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya masing-masing. Salah satu bentuk dan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, setiap Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), yang disusun dengan mengedepankan prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas, keadilan, kepatutan dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya RKPD tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh kepala daerah.

Upload: hoangcong

Post on 23-Apr-2018

214 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari struktur keseluruhan LPPD

Kota Medan Tahun 2008, dipandang perlu menyajikan terlebih dahulu dasar

hukum pembentukan Kota Medan sebagai daerah otonom, serta gambaran

umum Kota Medan baik secara geografis, demografis maupun sosial

ekonomi. Penyajian aspek-aspek tersebut diharapkan dapat membantu

analisis yang lebih menyeluruh terhadap capaian kinerja penyelenggaraan

pemerintahan daerah Kota Medan selama tahun 2008.

A. Dasar Hukum

Sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, setiap

daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota) memiliki kewenangan untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan. Sebagai konsep dasar maka, menurut Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pemberian otonomi kepada

daerah dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

masyarakat. Pemberian otonomi kepada daerah juga dimaksudkan untuk

meningkatkan daya saing daerah dalam rangka mengembangkan daerah dan

kemajuan daerahnya, dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan

keanekaragaman daerah.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah baik Pemerintah

Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai hak dan kewajiban

untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya masing-masing.

Salah satu bentuk dan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,

setiap Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menyusun Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD), yang disusun dengan mengedepankan

prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas, keadilan,

kepatutan dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya RKPD tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan laporan

penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh kepala daerah.

Page 2: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 2

Penyusunan dan penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (LPPD) secara konstitusional merupakan salah satu kewajiban

Kepala Daerah sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

pasal 27 ayat 2 tentang Pemerintahan Daerah junto Peraturan Pemerintah

Nomor 3 Tahun 2007 pasal 9 ayat 4 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, dan memberikan

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada DPRD, serta

menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada

masyarakat.

Sebagai bagian dari prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan kewajiban untuk

memberikan pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Daerah kepada

pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban. Selanjutnya, sebagai salah satu wujud tanggung jawab

Kepala Daerah dan sesuai dengan mekanisme penyelenggaraan

pemerintahan daerah, Pemerintah Kota Medan telah menyusun

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang merupakan

laporan tentang pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Kota Medan

selama kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran, berdasarkan rencana kerja

pemerintah daerah (RKPD) tahun anggaran 2008.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ini diarahkan untuk

memberikan berbagai hal tentang aspek keberhasilan, tantangan maupun

upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Medan dalam

pelaksanaan pembangunan kota, sebagai upaya untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Kota Medan. Di samping itu,

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah disusun dengan maksud

sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah

dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Adapun maksud dari penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Kota Medan tahun 2008 adalah :

1. Upaya menciptakan dan mendorong penyelenggaraan pemerintahan

daerah berdasarkan azas umum tata kelola pemerintahan yang baik.

Page 3: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 3

2. Untuk mengukur kemampuan daerah dalam menyelenggarakan hak dan

kewajiban daerah untuk mewujudkan tujuan desentralisasi.

3. Sebagai tindakan dini dan ditujukan dalam rangka pembinaan dan

pengawasan daerah dan penataan daerah.

4. Sebagai sistem pengukuran dan evaluasi kinerja pemerintahan daerah.

Selanjutnya, tujuan penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Kota Medan tahun 2008 antara lain :

1. Mengukur sejauhmana tingkat perkembangan pemerintahan daerah

melalui sistem pengukuran dan evaluasi kinerja pemerintah daerah.

2. Meningkatkan kinerja pemerintah daerah dan mengoptimalkan hubungan

antara pemerintahan dan pemerintah daerah dengan masyarakat serta

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

3. Memperjelas kondisi distribusi urusan pemerintahan yang tidak sepadan

dengan distribusi keuangan daerah dan perencanaan daerah dalam

menyelenggarakan urusan wajib dan pilihan serta memperjelas derajat

pertanggungjawaban pada level penyelenggaraan pemerintahan daerah

serta tindakan dini bagi daerah dalam rangka pembinaan dan

pengawasan maupun penataan daerah.

Selanjutnya, sebagai landasan hukum penyusunan Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Medan Tahun 2008

sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005

tentang Penetapan Perubahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

Page 4: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 4

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan LPPD,

Kepada Pemerintah, LKPJ Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi

LPPD Kepada Masyarakat;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

14. Peraturan Walikota Medan Nomor 5 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Medan

Tahun 2006-2010;

15. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2008 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun 2008.

16. Peraturan Daerah Kota Medan Tahun 2008 tentang Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (P.APBD) Kota Medan Tahun 2008.

B. Gambaran Umum Kota Medan

Secara umum ada 3 (tiga) aspek pokok yang selalu mempengaruhi

penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Medan selama tahun 2008,

yaitu : (1) Kondisi Geografis, (2) Demografis, dan (3) Kondisi Sosial Ekonomi

Daerah. Faktor-faktor tersebut dapat diamati sebagai potensi pembangunan

Kota Medan juga sekaligus sebagai tantangan pembangunan pada masa

yang akan datang.

Page 5: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 5

1. Kondisi Geografis

Sebagai salah satu daerah otonom dengan status kota, maka kedudukan,

fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis baik secara

regional maupun nasional. Bahkan sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara,

Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dan tolok ukur dalam

pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab

berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif

dekat dengan kota-kota/negara yang lebih maju seperti Pulau Penang,

Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura.

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi

Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada tahun 1951,

Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 Tanggal 29 September

1951 yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha yang meliputi

4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan

menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU

tanggal 21 September 1951 agar daerah Kota Medan diperluas menjadi

3 (tiga) kali lipat.

Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973,

Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha

yang terdiri dari 11 kecamatan dengan 116 kelurahan. Berdasarkan luas

administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam

Negeri Nomor 140/2271/PUOD tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan

pemekaran kelurahan menjadi 144 kelurahan.

Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I

Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996

tentang pendefinitipan 7 kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35

Tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya

Daerah Tingkat II Medan, Kota Medan dimekarkan kembali menjadi

21 kecamatan dengan 151 kelurahan dan 2.001 lingkungan.

Page 6: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 6

Secara astronomis Kota Medan terletak pada posisi 3°30’ - 3°43’ Lintang

Utara dan 98°35’ - 98°44’ Bujur Timur dengan luas wilayah 265,10 km2.

Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan

topografi yang cenderung miring ke Utara dan menjadi tempat pertemuan

2 sungai penting, yaitu sungai Babura dan sungai Deli. Di samping itu,

Kota Medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut

dan secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

- Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang

- Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

- Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang

2. Gambaran Umum Demografis

Profil penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu kemajemukan yang

meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat.

Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat

terbuka. Berdasarkan sisi demografi, Kota Medan pada saat ini sedang

mengalami masa transisi demografi. Kondisi ini menunjukkan suatu proses

pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi

menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun.

Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran

adalah seperti perubahan pola pikir masyarakat dan perubahan sosial

ekonominya. Sementara di sisi yang lain adanya faktor perbaikan gizi dan

kesehatan yang memadai akan mempengaruhi tingkat kematian yang

semakin menurun.

Tabel 1. Jumlah Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2006 -2008

Indikator Tahun

2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3] [4]

Jumlah Penduduk (jiwa) 2.067.288 2.083.156 2.102.105

Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,53 0,77 0,91

Luas Wilayah (KM2) 265,10 265,10 265,10

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 7.798 7.858 7.929

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

Page 7: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 7

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa ada peningkatan jumlah penduduk

Kota Medan dari 2.067.288 jiwa pada tahun 2006 menjadi 2.083.156 jiwa

pada tahun 2007 dan meningkat lagi menjadi 2.102.105 jiwa pada tahun

2008. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2006 sebesar 1,53%, sedangkan

pada tahun 2007 sebesar 0,77%, laju pertumbuhan penduduk meningkat

menjadi 0,91% pada tahun 2008. Walaupun mengalami peningkatan pada

tahun 2006, akan tetapi cenderung kembali menurun pada tahun 2007 dan

tahun 2008. Adapun faktor alami yang dapat mempengaruhi peningkatan laju

pertambahan penduduk adalah tingkat kelahiran, tingkat kematian dan arus

urbanisasi. Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan untuk pengendalian

tingkat kelahiran adalah melalui program keluarga berencana (KB), dan

peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat, terutama

pembangunan social, ekonomi secara menyeluruh.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, Kota Medan mengalami

peningkatan kepadatan penduduk dari 7.798 jiwa/km2 pada tahun 2006,

menjadi 7.858 pada tahun 2007, kepadatan penduduk Kota Medan

meningkat kembali menjadi 7.929 jiwa/km2 pada tahun 2008.

Peningkatan tingkat kepadatan penduduk tersebut relatif tinggi sehingga

termasuk salah satu permasalahan yang harus diantisipasi. Apalagi dengan

semakin menyempitnya luas lahan yang ada sehingga berpeluang terjadi

ketidakseimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan yang

tersedia. Kombinasi antara kepadatan, commuters (penglaju), para pencari

kerja dan peran Pemerintah Kota Medan sebagai pusat pelayanan regional

menyebabkan tuntutan akan pelayanan dasar menjadi semakin meningkat.

Di samping itu, adanya fenomena penglaju di Kota Medan yang

menyebabkan jumlah penduduk pada siang hari lebih banyak, yaitu sekitar

2,5 juta jiwa dibandingkan jumlah penduduk pada malam hari yang

diperkirakan 2,1 juta jiwa. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa penyebab

utama fenomena penglaju di Kota Medan dikarenakan adanya pandangan

bahwa (1) bekerja di kota lebih bergengsi; (2) lebih mudah mencari pekerjaan

di kota; (3) tidak ada lagi yang dapat dikerjakan (diolah) di daerah asalnya;

dan (4) upaya mencari nafkah yang lebih baik. Dengan demikian, besarnya

dorongan untuk menjadi penglaju tentunya berpengaruh terhadap kehidupan

Page 8: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 8

sosial, ekonomi, dan pelayanan umum yang harus disediakan

secara keseluruhan.

Selanjutnya, faktor lain yang secara umum memberikan pengaruh

menurunnya angka pertumbuhan penduduk pada periode 2006 – 2008

adalah meningkatnya derajat pendidikan masyarakat Kota Medan.

Pada umumnya peningkatan derajat pendidikan masyarakat secara langsung

akan meningkatkan rata-rata pendidikan generasi muda yang merupakan

calon orang tua yang akan memasuki kehidupan rumah tangga.

Melalui tingkat pendidikan yang semakin baik diharapkan semakin

meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat. Adanya anggapan mengenai

jumlah anggota keluarga yang tidak besar akan memudahkan usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga. Hal ini dikarenakan beban ekonomi

yang harus dipikul menjadi lebih ringan dan pada akhirnya akan mendorong

pasangan usia subur (PUS) cenderung mengikuti konsep norma keluarga

kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Bahkan sebagian PUS memilih untuk

menunda kelahiran dengan berbagai ekonomi (bekerja) ataupun alasan

sosial dan psikologis lainnya.

2.1. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk Kota Medan tentunya memberikan pengaruh terhadap

kebijakan pembangunan kota, baik sebagai subjek maupun objek

pembangunan. Keterkaitan komposisi penduduk dengan upaya-upaya

pembangunan kota yang dilaksanakan, umumnya didasarkan kepada

kebutuhan pelayanan sosial ekonomi yang harus disediakan kepada masing-

masing kelompok usia penduduk, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan

bahkan pelayanan kesejahteraan sosial lainnya.

Page 9: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 9

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kota Medan Tahun 2008a)

Golongan Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

Jiwa Persen Jiwa Persen Jiwa Persen

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

0 - 4 84.810 8,16 91.367 8,60 176.177 8,38

5 – 9 92.185 8,87 95.124 8,95 187.309 8,91

10 –14 93.039 8,95 100.949 9,50 193.988 9,23

15 –19 111.233 10,70 101.109 9,52 212.342 10,10

20 – 24 117.217 11,27 122.707 11,55 239.924 11,41

25 – 29 100.014 9,62 104.256 9,81 204.270 9,72

30 – 34 84.210 8,10 71.636 6,74 155.846 7,41

35 – 39 74.973 7,21 87.525 8,24 162.498 7,73

40 – 44 76.490 7,36 77.476 7,29 153.966 7,32

45 – 49 57.116 5,49 51.494 4,85 108.610 5,17

50 – 54 47.039 4,52 52.619 4,95 99.658 4,74

55 – 59 35.710 3,43 38.265 3,60 73.975 3,52

60 – 64 26.999 2,60 23.025 2,17 50.024 2,38

65 + 38.672 3,72 44.846 4,22 83.518 3,97

Jumlah 1.039.707 100,00 1.062.398 100,00 2.102.105 100,00 Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka sementara penduduk pertengahan tahun 2008

Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui proporsi anak-anak yang berusia

di bawah lima tahun (balita) di Kota Medan mencapai sekitar 9% dari jumlah

penduduk. Besarnya proporsi ini berimplikasi pada kebutuhan penyediaan

prasarana dan sarana kesehatan untuk usia balita serta sarana pendidikan

bagi anak usia dini baik secara kualitas maupun kuantitas.

Sedangkan untuk kelompok usia anak-anak dan remaja yang mencapai

sekitar 18%, kebijakan Pemerintah Kota Medan yang telah ditempuh selama

ini diarahkan pada kegiatan yang mengarah pada peningkatan status gizi

anak, pengendalian tingkat kenakalan anak dan remaja, serta peningkatan

kualitas pendidikan. Upaya ini diharapkan nantinya terus berkesinambungan

sebagai upaya untuk mempersiapkan masa depan anak-anak dan remaja

untuk mendukung terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dan

tangguh dalam menghadapi persaingan global.

Selanjutnya, berdasarkan komposisi penduduk yang berusia 15 - 64 tahun

merupakan kelompok usia produktif atau kelompok usia aktif secara

ekonomis yang mencapai sekitar 69,5%. Sementara itu, diluar kelompok usia

produktif tersebut terdapat kelompok usia tidak produktif yang cenderung

akan ditanggung oleh kelompok usia produktif dan biasanya disebut dengan

Page 10: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 10

angka beban tanggungan (ABT) yang jumlahnya sekitar 4%.

Berdasarkan data yang ada, Kota Medan memiliki angka beban tanggungan

berkisar 44% atau sekitar setiap 44 orang ditanggung oleh 100 orang

yang produktif.

Sementara itu, jumlah penduduk Kota Medan yang sampai saat ini

diperkirakan 2,1 juta jiwa lebih dan diproyeksikan mencapai 2,139 juta jiwa

pada tahun 2010 serta ditambah beban arus penglaju yang tinggi dipastikan

menjadi beban pembangunan Kota Medan. Untuk itu diperlukan kebijakan

yang terintegrasi sekaligus antisipatif untuk mengendalikan perkembangan

penduduk sehingga harus ditangani secara terpadu dan komprehensif.

Di samping itu, kebijakan pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan

pengarahan mobilitas penduduk harus disesuaikan dengan pertumbuhan

ekonomi Kota Medan sehingga masalah kependudukan tidak menjadi

persoalan di masa mendatang.

Secara umum masalah kependudukan yang dihadapi Kota Medan saat ini

maupun masa datang sebagai berikut :

1. Kecenderungan adanya penurunan fluktuasi laju pertumbuhan

penduduk dari tahun 2006, 2007 dan tahun 2008.

2. Kecenderungan peningkatan arus ulang alik ke Kota Medan yang

berimplikasi pada pemenuhan fasilitas sosial yang dibutuhkan.

3. Masalah kemiskinan, tenaga kerja dan permasalahan sosial lainnya

yang dipengaruhi oleh iklim perekonomian nasional dan global.

4. Penyediaan pelayanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar

lainnya termasuk sarana dan prasarana permukiman untuk warga

Kota Medan.

2.2. Pendidikan

Pembangunan di bidang pendidikan memiliki tujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Harus diakui bahwa pembangunan sumber daya manusia

di suatu kota akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi dan

sosial kemasyarakatan. Hal ini dikarenakan manusia adalah pelaku aktif yang

dapat mengakumulasi modal dan mengekploitasi berbagai sumberdaya serta

menjalankan berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan politik yang sangat

Page 11: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 11

penting bagi pembangunan sosial. Dengan demikian, peningkatan pendidikan

suatu kota menjadi sangat penting artinya bagi pembangunan kota itu sendiri.

Beberapa upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Medan untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan pendidikan meliputi berbagai kegiatan rehabilitasi

prasarana dan sarana pendidikan, penataran guru–guru sekolah, pengadaan

peralatan belajar, penyempurnaan kurikulum, dan sebagainya.

Tabel 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) Kota Medan Tahun 2006 - 2008

Tingkat Pendidikan

TAHUN

2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3]

[4] [5]

SD/MI 111,51 112,18 112,85

SMP/MTS 94,53 98,36 98,49

SMK/SMA/MA 81,09 89,34 89,59 Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa tingkat partisipasi pendidikan di

Kota Medan menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat untuk

memperoleh pendidikan. Hal ini dapat dilihat baik dari angka partisipasi kasar

(APK) maupun angka partisipasi murni (APM) sebab semakin tinggi nilai APK

berarti semakin banyak penduduk usia sekolah SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA/SMK yang bersekolah, sehingga semakin lebih baik.

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa angka partisipasi kasar (APK) di

Kota Medan, baik SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA/SMK pada

tahun 2006 – 2008 menunjukkan kecenderungan meningkat.

Untuk tahun 2006, nilai APK SD/MI di Kota Medan sebesar 111,51%,

sedangkan pada tahun 2007 menunjukkan angka yang lebih tinggi lagi yakni

sebesar 112,18% dan terus meningkat menjadi 112,85% di tahun 2008.

Tingginya nilai APK untuk SD/MI di Kota Medan yang melewati angka 100%

dikarenakan adanya penduduk dari kabupaten/kota di sekitar Kota Medan

yang bersekolah di Medan dan hal ini tercatat sebagai siswa sekolah di

Kota Medan. Sedangkan untuk nilai APK SMP/MTs menunjukkan

peningkatan dari 94,53% pada tahun 2006 menjadi 98,36% pada tahun 2007

dan meningkat menjadi 98,49% pada tahun 2008. Begitu juga untuk nilai APK

SMK/SMA/MA yang mengalami peningkatan dari 81,09% di tahun 2006

Page 12: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 12

menjadi 89,34% tahun 2007 dan meningkat lagi menjadi 89,59%

pada tahun 2008.

Tabel 4. Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Medan Tahun 2006 – 2008

Tingkat Pendidikan

TAHUN

2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3]

[4] [5]

SD/MI 91,04 91,79 92,54

SMP/MTS 73,83 76,18 77,53

SMA/SMK/MA 62,91 64,71 65,51

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

Selanjutnya, berdasarkan nilai APM Kota Medan selama kurun waktu

2006 – 2008 menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat.

Hal ini dapat dilihat dari nilai APM SD/MI 91,04% pada tahun 2006, menjadi

91,79% di tahun 2007 dan 92,54 % pada tahun 2008. Sedangkan untuk nilai

APM SMP/MTs selama periode 2006 – 2008 juga mengalami kecenderungan

peningkatan dari tahun ke tahun. Begitu juga untuk nilai APM SMK/SMA/MA

yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan mencapai 65,51%

pada tahun 2008.

Tabel 5. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kota Medan Tahun 2006 – 2008

Kelompok Umur TAHUN

2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3]

[4] [5]

7 – 12 99,15 99,31 99,50

13 – 15 92,19 94,04 96,00

16 – 18 72,17 79,21 81,00

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

Sementara itu, indikator lain yang menunjukkan kemajuan penyelenggaraan

pendidikan adalah angka partisipasi sekolah (APS) menurut usia sekolah.

Jumlah penduduk usia sekolah di Kota Medan selama periode 2006 – 2008

yang masih sekolah mengalami kenaikan pada seluruh kelompok usia.

Pada tahun 2008, untuk anak usia 7 – 12 tahun yang bersekolah mencapai

Page 13: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 13

hampir 100% dan sebesar 96% untuk anak usia 13 – 15 tahun serta untuk

usia 16 – 18 tahun yang masih bersekolah mencapai 81%.

Adanya anak usia sekolah yang putus sekolah khususnya pada usia 16 – 18

tahun lebih disebabkan karena alasan–alasan ekonomi. Upaya penting yang

dilakukan Pemerintah Kota Medan untuk menjadikan penduduk usia 7 – 18

tahun untuk tetap bersekolah adalah melalui kebijakan pemberian beasiswa

terarah, baik di jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA.

Melalui kebijakan ini diharapkan biaya pendidikan, khususnya bagi anak yang

kurang mampu dapat diatasi sehingga mereka tidak perlu lagi memikul biaya

pendidikan untuk bersekolah sesuai dengan bakat dan potensi yang

dimilikinya. Di samping itu, penyelenggaraan pendidikan di Kota Medan juga

semakin baik, khususnya dengan tetap mendorong anak usia bersekolah

agar dapat bersekolah hingga jenjang SMA/SMK/MA.

2.3. Kesehatan

Selain pendidikan, kesehatan masyarakat merupakan faktor penting bagi

pembangunan suatu kota. Hal ini dikarenakan erat kaitannya dengan mutu

sumber daya manusia sebagai salah satu modal pembangunan.

Jaminan kesehatan yang semakin baik akan menghasilkan kualitas manusia

yang lebih baik dan pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas.

Dengan demikian, selain urusan pendidikan, Pemerintah Kota Medan juga

terus mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum.

Derajat kesehatan masyarakat Kota Medan juga merupakan indikator penting

yang mengindikasikan kemajuan pembangunan kota selama

tahun 2006 – 2008. Hal ini disebabkan, derajat kesehatan pada dasarnya

dapat digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas SDM yang ada.

Masyarakat dengan pendidikan yang memadai dan didukung dengan

kesehatan yang baik maka akan menjadi asset pembagunan kota

yang berkualitas.

Salah satu indikator kesehatan penduduk adalah kelahiran total. Angka ini

menunjukkan banyaknya bayi lahir dalam keadaan hidup per 1000 penduduk.

Tinggi rendahnya angka ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

Page 14: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 14

kondisi kesehatan, perumahan, pendidikan, penghasilan, agama, maupun

sikap terhadap besarnya anggota keluarga. Besarnya angka kelahiran total

pada tahun 2006 sebesar 2,16 per mil, menurun menjadi 2,13 per mil pada

tahun 2007 dan pada tahun 2008 angka kelahiran total menjadi 2,11 per mil.

Indikator lain yang digunakan adalah angka kesakitan (morbidity rate),

dimana berdasarkan perhitungan selama tahun 2006 – 2008, angka

kesakitan umum pada masyarakat Kota Medan mengalami penurunan dari

20,43% pada tahun 2006 menjadi 20,13% pada tahun 2007.

Sedangkan pada tahun 2008 meningkat sedikit menjadi sebesar 20,15%.

Angka ini menunjukkan bahwa banyaknya penduduk Kota Medan yang

mengalami keluhan kesehatan ringan, dimana tanda-tanda fisik dapat

dideteksi seperti demam, batuk, pilek, dan lain-lain dalam sebulan sehingga

menggangu dapat diindikasikan bahwa kondisi kesehatan masyarakat

Kota Medan relatif semakin baik.

Derajat kesehatan masyarakat yang relatif semakin membaik juga tidak

terlepas dari upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang dijalankan.

Dalam kaitan tersebut, Pemerintah Kota Medan dalam beberapa tahun

terakhir telah melaksanakan kebijakan dan program-program yang

mendukung pelayanan kesehatan masyarakat seperti rujukan, perbaikan gizi

masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,

pengembangan pembinaan lingkungan sehat, pembinaan pos pelayanan

terpadu (posyandu), peningkatan quality assurance di puskesmas, imunisasi,

dan dukungan Forum Kesehatan Kota.

Indikator makro kesehatan masyarakat Kota Medan lainnya secara umum

selama tahun 2006 – 2008 ditunjukkan oleh angka kematian bayi per 1000

kelahiran hidup yang semakin menurun dari 15 bayi pada tahun 2006 menjadi

10 bayi pada tahun 2008. Kematian bayi berkaitan erat dengan kesehatan

lingkungan, sistem pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan keluarga,

serta kondisi sosial ekonomi keluarga. Untuk rata-rata angka lahir hidup

Kota Medan semakin membaik yaitu dari 1,39 jiwa pada tahun 2006 menjadi

sebesar 1,33 jiwa tahun 2008. Sedangkan angka anak masih hidup juga

menunjukkan perbaikan yaitu dari 1,44 jiwa pada tahun 2006 menjadi

1,29 jiwa pada tahun 2008. Kondisi tersebut sesuai dengan tingkat

Page 15: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 15

pendidikan di Kota Medan yang semakin tinggi, sarana prasarana kesehatan

yang semakin memadai serta tingkat pendapatan yang meningkat.

Hal ini menunjukkan adanya perbaikan-perbaikan kesehatan masyarakat

secara keseluruhan dan ini berdampak pada semakin bertambahnya angka

harapan hidup dari 70,70 tahun pada tahun 2006 menjadi 71,20 tahun

pada tahun 2008.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Medan selama

tahun 2006 – 2008 juga dibarengi oleh peningkatan mutu dan jangkauan

pelayanan kesehatan dasar serta rajukan yang diberikan. Pelayanan dasar

kesehatan ini diberikan oleh Puskesmas/Puskesmas Pembantu yang saat ini

mencapai 39 unit dan 41 unit Puskesmas Pembantu di samping Puskesmas

Keliling 27 unit, 2 unit Rumah Sakit Pemerintah, Swasta, Praktek Dokter.

Jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat berpengasilan rendah

juga semakin meningkat seiring dengan adanya pelayanan kesehatan dasar

tanpa bayar di tingkat Puskesmas yang ada di Kota Medan, juga Jaminan

Kesehatan Masyarakat Medan Sehat.

Tabel 6. Indikator Kesehatan Masyarakat Kota Medan Tahun 2006 – 2008

Jenis Indikator

Tahun

2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3] [4]

1. Angka Kelahiran Total, TFR(%) 2,16 2,13 2,11

2. Angka Harapan Hidup (Tahun) 70,70 71,10 71,20

3. Angka Kematian Bayi, IMR(%) 15,10 13,80 10,50

4. Rata-rata Anak Lahir Hidup (jiwa) 1,39 1,34 1,33

5. Rata-rata Anak Masih Hidup (Jiwa) 1,33 1,29 1,29

6. Angka Kesakitan Umum (%) 20,43 20,13 20,15

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

2.3. Ketenagakerjaan

Dalam membahas aspek ketenagakerjaan, pada umumnya yang paling

sering dilihat adalah angka pengangguran. Salah satu persoalan pokok

pembangunan kota yang dihadapi selama periode 2006 – 2008 adalah

relative masih tingginya tingkat pengangguran terbuka.

Page 16: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 16

Munculnya pengangguran ini disebabkan laju pertumbuhan angkatan kerja

yang jauh melampaui laju pertumbuhan kesempatan kerja sehingga

mengakibatkan relatif masih tingginya angka pengangguran terbuka di

Kota Medan.

Tabel 7. Indikator Ketenagakerjaan di Kota Medan Tahun 2006 – 2008

Jenis Indikator TAHUN

2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3] [4]

1. Angkatan Kerja 889.352 853.562 959.309

- Bekerja 755.882 729.892 833.832

- Pengangguran 133.470 123.670 125.477

2. Bukan Angkatan Kerja 540.142 602.648 573.562

- Sekolah 331.164 232.616 211.687

- Mengurus Ruta 273.575 300.779 285.450

- Lainnya 71.993 69.253 76.425

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

Indikator ketenagakerjaan di Kota Medan dapat dilihat dari jumlah penduduk

usia 15 tahun ke atas yang dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu

penduduk yang termasuk angkatan kerja dan penduduk yang bukan

angkatan kerja. Penduduk angkatan kerja terdiri dari mereka yang berkerja

dan penganggur (termasuk di dalamnya orang yang mencari kerja).

Sedangkan penduduk yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang

sedang sekolah, mengurus rumah tangga (IRT) dan lainnya.

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa yang termasuk angkatan kerja selama

periode 2006 – 2008 mengalami perkembangan yang fluktuatif. Hal ini terlihat

dari jumlah angkatan kerja di Kota Medan pada tahun 2006 sebesar

889.352 orang, namun pada tahun 2007 terjadi penurunan menjadi

853.562 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2007 telah terjadi

peningkatan kesadaran bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan

anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga hal ini berdampak pada

menurunnya angkatan kerja pada tahun 2007, dan disisi yang lain semakin

bertambahnya jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja menjadi

602.648 orang. Selanjutnya pada tahun 2008 terjadi peningkatan kembali

jumlah angkatan kerja di Kota Medan menjadi 959.309 orang dan sebaliknya

Page 17: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 17

terjadi penurunan jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja menjadi

573.562 orang untuk tahun yang sama.

Seiring dengan perkembangan jumlah angkatan kerja yang ada,

maka jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja di Kota Medan juga

mengalami perkembangan yang fluktuatif, dimana pada tahun 2006 sebesar

540.142 orang. Pada tahun 2007 terjadi penambahan jumlah penduduk yang

bukan angkatan kerja menjadi 602.648 orang, namun pada tahun 2008

mengalami penurunan kembali menjadi 573.562 orang. Hal ini dikarenakan

mereka yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi semakin

bertambah. Di samping itu, adanya kemungkinan mereka yang tadinya

bekerja tetapi tidak bekerja lagi dan sekarang berubah menjadi ibu

rumah tangga.

Kondisi di atas juga menunjukkan terjadi perubahan tingkat partisipasi

angkatan kerja (TPAK) di Kota Medan, dimana pada tahun 2006 sebesar

62,21% menjadi 58,62% pada tahun 2007. Pada tahun 2008 terjadi

peningkatan kembali menjadi 62,58%.

Gambar 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Medan

Tahun 2006 – 2008

0

30

60

TPAK 62,21 58,62 62,58

2006 2007 2008

Sementara itu, berdasarkan komposisi jumlah penduduk yang bekerja pada

masing-masing sektor ekonomi, diketahui bahwa sektor perdagangan

merupakan sub sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja hingga

mencapai 34%. Kemudian sektor jasa-jasa sekitar 19%, sektor industri

pengolahan sekitar 14%, serta sektor transportasi dan komunikasi

Page 18: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 18

sekitar 12%. Sedangkan komposisi orang yang bekerja menurut sektor tidak

terlalu berbeda antara tahun 2006 – 2008, kecuali pada sektor jasa-jasa

serta sektor transportasi dan komunikasi. Untuk sektor jasa-jasa mengalami

peningkatan persentase penyerapan tenaga kerja dari 12,19% pada

tahun 2006 menjadi 19,62% pada tahun 2008. Hal ini wajar karena sektor

jasa-jasa sangat mudah menampung tenaga kerja seperti pada kegiatan

ekonomi informal. Sedangkan sektor transportasi dan komunikasi mengalami

penurunan daya serap tenaga kerja dari 17% pada tahun 2006 menjadi

12,01% pada tahun 2008.

Tabel 8. Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor-Sektor Ekonomi Tahun 2006-2008

Jenis Indikator TAHUN

2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3] [4]

1. Pertanian 5,04 4,56 5,04

2. Pertambangan & Penggalian 0,39 0,08 0,39

3. Industri Pengolahan 15,05 13,43 14,80

4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,71 0,41 0,71

5. Konstruksi 8,45 6,95 8,45

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 35,74 33,71 34,14

7. Transportasi & Telekomunikasi 17,59 11,29 12,01

8. Keuangan & Jasa Perusahaan 4,84 5,02 4,84

9. Jasa-jasa 12,19 24,54 19,62

Jumlah 100.00 100.00 100,00

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

Variabel lainnya yang cukup penting dalam aspek ketenagakerjaan adalah

pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka adalah banyaknya orang

yang mencari pekerjaan (dalam time reference) baik sudah pernah bekerja

maupun yang belum pernah bekerja sama sekali, sedang mempersiapkan

usaha, orang yang punya pekerjaan tetapi belum bekerja atau mereka yang

merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan. Perkembangan tingkat

pengangguran dapat digambarkan dangan menggunakan tingkat

pengangguran terbuka (TPT/open unamplyoment rate) yaitu perbandingan

banyaknya orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan terhadap

total angkatan kerja.

Page 19: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 19

Tingkat pengangguran terbuka secara persentase di Kota Medan selama

periode 2006 – 2008 mengalami sedikit penurunan, yaitu dari 15,01% pada

tahun 2006 menjadi 14,49% pada tahun 2007 dan kembali menurun menjadi

13,08% pada tahun 2008. Angka pengangguran ini relative tinggi dan hal ini

masih perlu menjadi perhatian baik yang berkaitan langsung dengan upaya

setiap orang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga dapat hidup

layak dan tidak menjadi beban sosial maupun untuk mendorong mereka

supaya dapat aktif secara ekonomi.

Gambar 2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Medan Tahun 2006 – 2008

2006 2007 2008

TPT 15,01 14,49 13,08

0

5

10

15

Tahun

TPT (%)

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

Tabel 9. Indikator Sosial Kota Medan Tahun 2006 – 2008

Jenis Indikator TAHUN

2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3] [4] 1. Jumlah Penduduk (Jiwa) 2.067.293 2.083.156 2.102.105

2. Pertumbuhan Penduduk (%) 2,82 0,77 0,91

3. Angka Partisipasi Kasar (%)

- SD/MI 111,51 112,18 112,85

- SMP/MTS 94,53 98,36 98,49

- SMA/SMK/MA

81 ,09 89,34 89,59

4. Angka Partisipasi Murni (%)

- SD/MI 91,04 91,79 92,54

- SMP/MTS 73,83 76,18 77,53

- SMA/SMK/MA 62,91 64,71 65,51

5. Angka Partisipasi Sekolah (%)

- 7 – 12 99,15 99,31 99,50

- 13 – 15 92,19 94,04 96,00

- 16 – 18 72,17 79,21 81,00

- 19 – 24 22,90 24,19 26,00

Page 20: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 20

6. Pendidikan

- Penduduk Minimal Tamat SLTA (%)

48,69 49,78 52,00

- Buta Huruf 0,91 0,82 0,81

7. Angka Kelahiran Total, TFR(%) 2,16 2,13 2,11

8. Angka Harapan Hidup (Tahun) 70,70 71,10 71,20

9. Angka Kematian Bayi, IMR(%) 15,10 13,80 10,50

10. Rata-rata Anak Lahir Hidup (jiwa)

1,39 1,34 1,33

11. Rata-rata Anak Masih Hidup (Jiwa)

1,33 1,29 1,29

12. Angka Kesakitan Umum (%) 20,43 20,13 20,15

13. TPAK 62,21 58,62 62,58

14. TPT 15,01 14,49 13,08

15. IPM 74,60 75,60 76,00

16. Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) 160,65 147,80 138,70

17. Penduduk Miskin (%) 7,77 7,09 6,63

Sumber : Kompilasi berbagai sumber

Oleh karena itu, kebijakan dasar Pemerintah Kota Medan selama periode

2006 – 2008 adalah mendorong terciptanya lapangan kerja baru terutama

salah satunya melalui penanaman modal. Namun demikian, jumlah angkatan

kerja yang begitu tinggi dan tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang

tersedia menyebabkan tidak tertampungnya seluruh angkatan kerja yang

ada. Untuk itu, kebijakan anggaran pada masa yang akan datang seharusnya

lebih menitikberatkan dan meningkatkan anggaran di bidang ekonomi dan

investasi di samping bidang-bidang yang lainnya.

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

Pada hakekatnya pembangunan ekonomi daerah adalah serangkaian usaha

dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,

memperluas lapangan kerja dan pemerataan pendapatan masyarakat.

Kinerja pembangunan ekonomi daerah mempunyai kedudukan yang amat

penting karena keberhasilan di bidang ekonomi dapat menyediakan sumber

daya yang lebih luas bagi pembangunan daerah di bidang lainnya.

Oleh karena itu, aspek ekonomi secara umum dijadikan salah satu ukuran

penting untuk menilai kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat daerah.

Page 21: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 21

A. Potensi Unggulan Daerah

Tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian Kota Medan masih

menghadapi berbagai kendala dan tantangan yang patut mendapat

perhatian. Untuk itu, salah satu komponen utama yang perlu diketahui

yaitu potensi unggulan daerah. Mengetahui potensi unggulan daerah

dapat membantu memahami sektor basis (sektor unggulan) dalam

mendorong pembangunan ekonomi daerah.

Berdasarkan sektor ekonomi, potensi unggulan Kota Medan didominasi

sektor sekunder dan tersier yang terdiri dari berbagai sektor usaha, yaitu :

1. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum

Pada umumnya usaha sektor listrik, gas dan air minum menyebar

merata di Kota Medan. Walaupun sektor ini memberikan kontribusi

sebesar 2,47% terhadap pembentukan PDRB Kota Medan, namun

sektor ini mengalami laju pertumbuhan sektoral yang cukup tinggi

hingga mencapai 10,22% pada tahun 2008. Akan tetapi penyerapan

tenaga kerja pada sektor ini relatif sebagian kecil yakni 0,71%

terhadap total penyerapan tenaga kerja di setiap sektor.

2. Sektor Bangunan (Konstruksi)

Sektor bangunan memiliki kontribusi yang cukup besar sekitar 12,68%

terhadap pembentukan PDRB Kota Medan pada tahun 2008 dengan

laju pertumbuhan sebesar 6,84%. Sedangkan dalam penyerapan

tenaga kerja, sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sekitar 8,45%.

3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki kontribusi sebesar

30,88% pada tahun 2008. Dengan laju pertumbuhan sektoral sebesar

1,67% pada tahun 2008 sektor ini ternyata mampu menyerap tenaga

kerja sekitar 34,14% dari total tenaga kerja yang bekerja pada

sektor ekonomi.

4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi terhadap

pembentukan PDRB Kota Medan sebesar 29,24% dengan laju

pertumbuhan sekitar 20,29% pada tahun 2008. Walaupun kontribusi

dan laju pertumbuhannya relatif cukup besar, tetapi dalam penyediaan

Page 22: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 22

lapangan kerja hanya mampu menyerap sekitar 12,01% dari total

tenaga kerja yang bekerja.

5. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami laju

pertumbuhan sektoral sekitar 2,95% dengan memberikan kontribusi

sebesar 18,22% terhadap pembentukan PDRB Kota Medan pada

tahun 2008. Sedangkan kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja

di Kota Medan hanya sekitar 4,84% dari total tenaga kerja yang

bekerja pada sektor ekonomi.

6. Sektor Jasa-Jasa

Untuk tahun 2008, sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sekitar

13,57% terhadap pembentukan PDRB Kota Medan dengan laju

pertumbuhan sebesar 5,44% dan mampu menyerap tenaga kerja

sekitar 19,62%.

Bila dilihat dari tingkat penyerapan tenaga kerja di tiap-tiap sektor,

maka sektor yang banyak menyerap tenaga kerja yaitu sektor Industri

Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor

Pengangkutan dan Komunikasi, serta sektor jasa.

Bila dilihat dari tingkat kontribusi masing-masing sektor terhadap

PDRB Kota Medan, maka sektor Industri Pengolahan, sektor

Perdagangan, hotel dan restoran, sektor Pengangkutan dan

Komunikasi, serta sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

mampu memberikan kontribusi yang cukup besar dan masih

berpeluang untuk di kembangkan guna lebih meningkatkan PDRB

Kota Medan.

Dari sembilan sektor ekonomi tersebut, sektor Industri Pengolahan,

sektor Perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor Pengangkutan

dan Komunikasi mempunyai keistimewaan karena selain mampu

meningkatkan PDRB Kota Medan, sektor ini juga dapat menyerap

tenaga kerja yang cukup besar.

Page 23: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 23

Tabel 10. Sektor Unggulan Kota Medan Tahun 2006 – 2008

N0 Lapangan Usaha Location Quotient (LQ)

2006 2007 2008

1. Pertanian 0,131 0,126 0,127

2. Pertambangan & Penggalian 0,005 0,004 0,003

3. Industri Pengolahan 0,635 0,650 0,659

4. Listrik, Gas dan Air Minum 1,932 1,808 1,929

5. Bangunan 1,676 1,684 1,612

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,373 1,327 1,214

7. Pengangkutan & Komunikasi 2,128 2,113 2,555

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

2,332 2,218 2,051

9. Jasa-Jasa 1,089 1,096 1,032

Mengacu pada nilai LQ dari kesembilan sektor ekonomi, sektor Keuangan,

Persewaan dan Jasa Perusahaan merupakan sektor yang paling unggul

dibandingkan dengan sektor yang lain dengan nilai LQ sebesar 2,332 pada

tahun 2006 dan 2,218 pada tahun 2007 serta 2,051 pada tahun 2008.

Nilai tersebut berarti produksi pada sektor tersebut di Kota Medan 2,332 kali

lebih besar dengan produksi sektor yang sama bila dibandingkan dengan

beberapa daerah lainnya di Sumatera Utara pada tahun 2006 dan 2,218 kali

lebih besar dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Utara dengan

produksi sektor yang sama pada tahun 2007 serta 2,051 kali lebih besar pada

tahun 2008. Sektor unggulan kedua yaitu sektor pengangkutan dan

komunikasi dengan nilai LQ sebesar 2,128 pada tahun 2006 dan sebesar

2,113 pada tahun 2007 serta 2,555 pada tahun 2008. Nilai tersebut berarti

produksi pada sektor tersebut di kota medan 2,128 kali lebih besar

dibandingkan dengan produksi sektor yang sama di Sumatera Utara pada

tahun 2006 serta 2,113 kali lebih besar dibandingkan dengan produksi sektor

yang sama di Sumatera Utara pada tahun 2007 serta 2,555 kali lebih besar

pada tahun 2008. Hal tersebut didukung oleh jumlah penduduk Kota Medan

yang semakin besar serta lalulintas yang semakin ramai akibat besarnya arus

migrasi yang masuk ke Kota Medan.

Page 24: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 24

Gambar 3. Nilai Location Quotient Sektoral Kota Medan Tahun 2006 – 2008

Dari gambar 3 di atas, dapat diketahui perkembangan produksi sektoral

Kota Medan terhadap daerah lain di Sumatera Utara. Terlihat bahwa

untuk sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Pertanian, serta

sektor Industri pengolahan daya saingnya masih lebih rendah dan

cenderung lebih stabil bila dibandingkan daerah lain di Sumatera Utara.

Hal tersebut cukup dimaklumi mengingat sedikitnya daerah tambang serta

area pertanian di Kota Medan. Namun selain ketiga sektor tersebut,

Kota Medan sudah mampu bersaing dengan daerah lain. Akan tetapi tidak

semua sektor yang mampu bersaing tersebut mengalami peningkatan.

Selama periode 2006-2008 terdapat 4 sektor yang mengalami

kemunduran yaitu sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,

sektor bangunan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor

jasa. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor Listrik,

Gas dan Air Minum mengalami kemajuan yang cukup berarti.

Hal ini sangat didukung dengan semakin padatnya penduduk di

Kota Medan baik penduduk yang menetap maupun penglaju.

B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Besaran PDRB sering digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja

perekonomian suatu daerah, terutama yang dikaitkan dengan

kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang

Page 25: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 25

dimilikinya. Besaran nilai PDRB ini secara nyata mampu memberikan

gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi

pada suatu daerah dalam periode tertentu. Di samping itu, perkembangan

besaran nilai PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan

ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan daerah atau dengan

kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui

pertumbuhan nilai PDRB.

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Berdasarkan tabel 11 di bawah, menunjukkan bahwa perkembangan

ekonomi Kota Medan selama periode 2006 – 2008 ditandai oleh

peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku dari 48,84 triliun rupiah

pada tahun 2006 menjadi 64,42 triliun rupiah pada tahun 2008 atau

mengalami peningkatan rata-rata per tahun sekitar 14,61%.

Sehingga dapat dikatakan bahwa perekonomian Kota Medan secara

keseluruhan digerakkan oleh seuruh kelompok sektor ekonomi yaitu

sektor primer, sekunder dan tersier secara simultan.

Tabel 11. Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 – 2008 (milyar Rp.)

Sektor/Lapangan Usaha 2006 2007 2008 a) [1] [3] [4] [5]

1. Pertanian 1.427,43 1.580,64 1.864,27

2. Pertambangan dan Penggalian 3,28 3,09 2,89

3. Industri Pengolahan 7.960,60 9.029,33 10.253,01

4. Listrik, Gas dan Air 1.102,66 1.040,73 1.204,40

5. Konstruksi 4.795,79 5.420,08 6.195,96

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 12.692,84 14.106,44 15.086,21

7. Transportasi dan Telekomunikasi 9.164,62 10.548,09 14.284,59

8. Keuangan dan Jasa Perusahaan 6.550,50 7.833,88 8.899,82

9. Jasa-jasa 5.152,23 5.893,30 6.630,65

PDRB 48.849,95 55.455,58 64.421,79

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Sejalan dengan perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku,

perkembangan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 selama

periode 2006 – 2008 juga mengindikasikan adanya peningkatan yang

Page 26: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 26

signifikan. Pada tahun 2006, PDRB Kota Medan atas dasar harga

konstan sebesar 27,23 triliun rupiah dan meningkat menjadi

31,32 triliun rupiah pada tahun 2008 atau mengalami peningkatan

secara rata-rata per tahun sebesar 7,42%. Peningkatan PDRB atas

dasar harga konstan selama kurun waktu 2006 - 2008 terjadi pada

hampir semua sektor ekonomi, kecuali sektor penggalian dan

pertambangan yang mengalami penurunan.

Tabel 12. Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 – 2008 (milyar Rp.)

Sektor/Lapangan Usaha 2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3] [4]

1. Pertanian 673,09 707,71 727,81

2. Pertambangan dan Penggalian 0,73 0,66 0,57

3. Industri Pengolahan 4.095,43 4.344,56 4.438,71

4. Listrik, Gas dan Air 435,64 423,39 466,68

5. Konstruksi 3.011,37 3.205,06 3.424,17

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.271,81 7.703,59 7.831,99

7. Transportasi dan Telekomunikasi 5.255,76 5.813,39 6.992,84

8. Keuangan dan Jasa Perusahaan 3.685,67 4.158,05 4.280,57

9. Jasa-jasa 2.804,95 2.996,51 3.159,53

PDRB 27.234,45 29.352,92 31.322,87 Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

C. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan

suatu daerah khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut

merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai sektor ekonomi

yang menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi.

Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi Kota Medan secara riil

selama periode 2006 – 2008 disajikan sebagai berikut :

Tabel 13. Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan Tahun 2006 – 2008 (%)

Sektor/Lapangan Usaha 2006 2007 2008 a)

[1] [3] [4] [5]

1. Pertanian 0,37 5,14 2,84

2. Pertambangan dan Penggalian (6,05) (10,20) (13,49)

3. Industri Pengolahan 6,59 6,08 2,17

4. Listrik, Gas dan Air 5,39 (2,81) 10,22

5. Konstruksi 11,01 6,43 6,84

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,15 5,94 1,67

7. Transportasi dan Telekomunikasi 13,34 10,61 20,29

8. Keuangan dan Jasa Perusahaan 5,08 12,82 2,95

9. Jasa-jasa 6,34 6,83 5,44

PDRB 7,76 7,78 6,71

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

Page 27: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 27

Selama periode 2006 – 2008, pertumbuhan ekonomi Kota Medan

menunjukkan trend yang cenderung meningkat. Hal ini terlihat dari laju

pertumbuhan ekonomi selama periode tersebut yang tumbuh di atas

rata-rata 7% per tahun dan masih berada di atas rata-rata pertumbuhan

ekonomi nasional. Untuk tahun 2006, laju pertumbuhan ekonomi

Kota Medan tumbuh sebesar 7,76% dan meningkat menjadi 7,78%

pada tahun 2007.

Sedangkan pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kota Medan sebesar

6,71% atau turun sebesar 1,07% dari laju pertumbuhan ekonomi

tahun 2007. Hal ini dapat dianggap cukup berarti sebab selama

tahun 2008 Kota Medan juga harus menghadapi ekses global krisis

ekonomi yang terjadi.

Gambar 4. Gambaran Beberapa Indikator Ekonomi Kota Medan

Indikator Ekonomi

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

2006 2007 2008

tahun

%

pertumbuhan

ekonomi

inflasi

pengangguran

penduduk

miskin

Namun demikian, perkembangan perekonomian kota Medan yang

melambat tahun 2008 tidak berdampak yang merugikan terhadap kondisi

ketenagakerjaan. Kondisi tersebut tercermin dari semakin meningkatnya

rasio tenaga kerja yang bekerja terhadap angkatan kerja seiring dengan

menurunnya tingkat pengangguran terbuka. Hal tersebut berarti

penurunan pertumbuhan ekonomi tidak signifikan mempengaruhi

perubahan jumlah pengangguran di Kota Medan.

Page 28: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 28

D. Struktur Perekonomian Daerah

Peranan atau kontribusi sektor ekonomi menunjukkan besarnya

kemampuan masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai

tambah dan menggambarkan ketergantungan daerah terhadap

kemampuan memproduksi barang dan jasa dari masing-masing sektor

ekonomi. Transformasi struktur ini sering digunakan sebagai indikator

ekonomi untuk menunjukkan adanya suatu proses pembangunan.

Untuk mengetahui gambaran tentang struktur perekonomian Kota Medan

dapat dilihat dari kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan

PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku.

Dari tabel 14 di bawah menunjukkan bahwa struktur ekonomi Kota Medan

relatif tidak mengalami pergeseran selama periode 2006 – 2008.

Untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang

paling besar peranannya terhadap pembentukan PDRB Kota Medan dan

diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi. Selanjutnya sektor industri

pengolahan dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta

sektor jasa-jasa dan sektor bangunan (konstruksi). Sedangkan sektor

ekonomi yang berkontribusi rendah adalah sektor pertambangan dan

penggalian, diikuti sektor listrik, gas dan air minum serta sektor pertanian.

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Kota Medan umumnya didorong

oleh pertumbuhan hampir pada semua sektor ekonomi.

Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kegiatan ekonomi di Kota

Medan terus berlangsung dan semakin membaik.

Tabel 14. Struktur Perekonomian Kota Medan Tahun 2006 – 2008 (%)

No Kelompok Sektor Kontribusi Terhadap PDRB (%)

2006 2007 2008

1. Primer 2,39 2,86 2,90

a. Pertanian 2,92 2,85 3,82

b. Pertambangan dan Penggalian 0,01 0,01 0,01

2. Sekunder 28,37 27,93 27,40

a. Industri Pengolahan 16,30 16,28 20,99

b. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,26 1,88 2,47

c. Bangunan 9,82 9,77 12,68

3. Tersier 68,70 69,21 69,70

a. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 25,98 25,44 30,88

b. Pengangkutan dan Komunikasi 18,76 19,02 29,24

c. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

13,41 14,13 18,22

d. Jasa-Jasa 10,55 10,63 13,57

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Page 29: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 29

Bila dianalisis lebih jau, maka sektor ekonomi yang mengalami

peningkatan peranan selama periode tersebut adalah sektor

pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,48% yakni dari 18,76% pada

tahun 2006 menjadi 29,24% tahun 2008. Selanjutnya adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran yang peranannya cenderung meningkat

dari 25,98% tahun 2006 menjadi 30,88% pada tahun 2008 atau

mengalami peningkatan sebesar 4,90%. Sedangkan sektor berikutnya

adalah sektor bangunan (konstruksi) yang meningkat sebesar 2,86% dari

9,82% tahun 2006 menjadi 12,68% pada tahun 2008 dan diikuti sektor

industri pengolahan yang meningkat sebesar 4,69% dari 16,30% pada

tahun 2006 menjadi 20,99% tahun 2008.

Di samping itu, dilihat dari struktur perekonomian Kota Medan selama

periode 2006 – 2008 menunjukkan kontribusi sektor primer yang

cenderung meningkat dari 2,39% pada tahun 2006 menjadi 2,90% di

tahun 2008 atau meningkat sebesar 0,51%. Begitupun kontribusi sektor

tersier yang mengalami peningkatan sebesar 1,00% dari 68,70% pada

tahun 2006 menjadi 69,70% di tahun 2008. Namun sebaliknya kontribusi

sektor sekunder menunjukkan perkembangan yang cenderung menurun

selama periode tersebut yakni dari 28,37% pada tahun 2006 menjadi

27,40% pada tahun 2008 atau mengalami penurunan sebesar 0,97%.

E. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang

diterima oleh setiap penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses

produksi selama satu tahun. Indikator ini dapat digunakan sebagai salah

satu parameter untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat walaupun

parameter ini belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai ukuran tingkat

kesejahteraan di suatu daerah.

Tabel 15. PDRB Per Kapita Kota Medan Tahun 2006 – 2008

Tahun

PDRB Per Kapita

Atas Dasar Harga Berlaku

(Jutaan Rupiah)

Atas Dasar Harga Konstan 2000

(Jutaan Rupiah)

2006 23,63 13,17

2007 26,62 14,09

2008 30,65 14,90 Rerata 13,40 % 4,28 %

Page 30: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 30

Sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Medan, PDRB per

kapita selama periode 2006 – 2008 juga memperlihatkan pola yang

cenderung meningkat. Untuk PDRB atas dasar harga berlaku selama

periode tersebut meningkat rata-rata sebesar 13,40 % per tahun, yaitu

dari Rp 23,63 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 30,65 juta pada

tahun 2008. Sementara itu untuk PDRB per kapita atas dasar harga

konstan mengalami peningkatan rata-rata 4,28% per tahun dari

Rp 13,17 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 14,90 juta pada tahun 2008.

F. Perkembangan Inflasi

Salah satu faktor makro ekonomi yang berada di luar kemampuan

Pemerintah Kota Medan adalah menyangkut tingkat kestabilan

harga-harga atau inflasi. Tingkat inflasi di Kota Medan selama periode

2006 – 2008 mengalami fluktuasi (turun naik). Pada tahun 2006, tingkat

inflasi di Kota Medan relatif cukup rendah yaitu sebesar 5,97%.

Rendahnya inflasi ini dikarenakan selama tahun 2006 Pemerintah tidak

mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat memicu kenaikan harga-

harga barang dan jasa. Harga-harga barang dan jasa selama periode

2007-2008 mengalami tekanan yang lebih berat dibandingkan tahun 2006.

Pada tahun 2007, inflasi Kota Medan sedikit mengalami peningkatan

menjadi 6,42% dan meningkat kembali pada tahun 2008 menjadi 10,63%.

Kecenderungan kenaikan inflasi selama tahun 2008 lebih disebabkan

kebijakan pemerintah mengurangi subsidi BBM, walaupun pada tahun

yang sama pemerintah melakukan penyesuaian kembali sesuai dengan

fluktuasi harga minyak dunia.

Tabel 16. Perkembangan Inflasi Kota Medan Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2006 – 2008 (%)

N0. Kelompok Pengeluaran Tingkat Inflasi (%)

2006 2007 2008

1. Bahan Makanan 4,58 11,32 12,57

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

5,09 4,04 4,05

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

10,50 3,67 3,27

4. Sandang 8,80 14,98 9,85

5. Kesehatan 8,22 0,04 0,04

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 8,02 12,19 12,22

7. Transportasi dan Komunikasi 1,21 1,87 1,86

Umum 5,97 6,42 10,63

Page 31: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 31

Pada tahun 2006, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran

untuk perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 10,50%

sebagai akibat permintaan yang cenderung meningkat, sedangkan inflasi

terendah adalah kelompok pengeluaran untuk transportasi dan

komunikasi sebesar 1,21%.

Selanjutnya untuk tahun 2007, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok

pengeluaran sandang sebesar 14,98% dan terendah sebesar 0,04% pada

kelompok pengeluaran kesehatan. Sedangkan pada tahun 2008,

kelompok pengeluaran bahan makanan memiliki laju inflasi tertinggi yaitu

sebesar 12,57% dan yang terendah adalah kelompok pengeluaran

kesehatan sebesar 0,04%. Namun demikian, dengan kondisi

perekonomian global yang tidak stabil maka secara tidak langsung juga

menekan perekonomian Kota Medan dengan ditandai adanya kenaikan

angka inflasi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.

Sebagai upaya untuk mencapai tingkat inflasi yang terkendali, oleh

Pemerintah Kota Medan melalui BPS dilakukan pengawasan dan

pengendalian angka inflasi dengan membuat laporan perubahan indeks

harga konsumen secara berkala (bulanan). Di samping itu, dilakukan

koordinasi secara intensif dengan instansi terkait sehingga program-

program yang sifatnya antisipatif dapat dilakukan oleh masing-masing

pihak. Relatif stabilnya tingkat inflasi di Kota Medan selama periode

2006 – 2008 mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Medan mampu

mengendalikan laju inflasi pada tingkat konstan sehingga mampu

meredam gejolak kenaikan harga-harga barang/jasa di pasar.

G. Ekspor dan Impor

Kegiatan ekonomi Kota Medan selama tahun 2008 juga tidak dapat

dilepaskan dari kegiatan ekspor dan impor, bahkan dapat dikatakan

memiliki kedudukan dan peran penting untuk memperluas pasar produk

yang dihasilkan, sekaligus mendukung perekonomian Kota Medan yang

semakin terbuka. Namun oleh karena kegiatan ekspor dan impor secara

administrasi merupakan barang yang keluar atau masuk melewati wilayah

kepabeanan, maka pengertian ekspor dan impor untuk Kota Medan juga

Page 32: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 32

merupakan barang yang keluar atau masuk melewati wilayah kepabenaan

baik melalui Pelabuhan Laut Belawan maupun Pelabuhan Udara Polonia

Medan, sehingga belum tentu ekspor dan impor yang terjadi pada kedua

pelabuhan tersebut seluruhnya adalah hasil kegiatan ekonomi masyarakat

Kota Medan.

Nilai ekspor Kota Medan dicatat berdasarakan nilai free on board (fob)

yaitu nilai barang ekspor hingga berada di atas kapal di pelabuhan dan

siap diekspor. Berdasarkan data yang tercatat, nilai ekspor Kota Medan

yang melalui Pelabuhan Laut Belawan dan Bandara Polonia selama tiga

tahun terakhir sejak 2006 – 2008 menunjukkan kondisi yang meningkat

dengan nilai ekspor sebesar 4,52 milyar USD pada tahun 2006 meningkat

menjadi 7,43 milyar USD pada tahun 2008. Kinerja ekspor ini diharapkan

tidak hanya merupakan indikasi semakin bergairahnya perekonomian

Kota, juga akan dapat mendorong peningkatan produksi produk-produk

lain yang berorientasi ekspor.

Tabel 17. Nilai Ekspor dan Impor Melalui Wilayah Kota Medan

Tahun 2006 – 2008

PDRB 2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3] [4]

1. Ekspor (Nilai fob, Miliyar USD) 4,52 5,50 7,43

2. Impor (Nilai cif, Miliyar USD) 1,17 1,50 3,06

3. Surplus Perdagangan (Miliyar USD) 3,35 4,10 4,37

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan :

a) Angka Sementara

Sesuai dengan kecenderungan ekonomi terbuka pada saat ini dan masa

yang akan datang, sekaligus guna mendapatkan keunggulan kompetitif

maka dapat dipastikan setiap daerah cenderung hanya akan

menghasilkan produk-produk yang memiliki keunggulan kompetitif baik

dilihat dari sisi kualitas maupun harga. Oleh sebab itu, kebutuhan akan

produk-produk yang tidak dihasilkan sendiri biasanya akan didatangkan

dari luar atau impor. Nilai impor yang dicatat di Kota Medan didasarkan

kepada nilai cost insurance & freight (cif) yang merupakan nilai barang di

atas kapal di pelabuhan bongkar. Impor melalui Kota Medan selama

tahun 2006 – 2008 juga cenderung meningkat dengan nilai impor

Page 33: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 33

1,17 milyar USD pada tahun 2006 meningkat menjadi 3,06 milyar USD

pada tahun 2008. Selanjutnya, dilihat dari selisih ekspor dan impor,

Kota Medan mengalami surplus perdagangan pada tahun 2006 sebesar

3,35 milyar USD dan meningkat menjadi sebesar 4,37 milyar USD pada

tahun 2008.

H. Investasi

Investasi mempunyai arti secara luas dalam kegiatan perekonomian dan

seringkali dikaitkan dengan kegiatan untuk menanamkan uang/modal

dengan mengharapkan suatu keuntungan secara ekonomi/finansial

sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi di

masa yang akan datang. Investasi merupakan salah satu unsur

penggerak pertumbuhan ekonomi selain pertumbuhan dan perkembangan

dari faktor-faktor produksi yang lain. Untuk itu investasi disini yang

dimaksud adalah dalam pengertian penambahan/pembentukan barang

modal tetap dan perubahan stok baik berupa barang jadi maupun barang

setengah jadi.

Tabel 18. Perkiraaan Nilai Investasi Menurut Lapangan Usaha

di Kota Medan Tahun 2006 – 2008 (milyar Rp.)

Sektor/Lapangan Usaha 2006 2007 2008 a)

[1] [2] [3] [4]

1. Pertanian 60,57 63,77 67,50

2. Pertambangan dan Penggalian 0,52 0,56 0,55

3. Industri Pengolahan 1.610,71 1.826,63 1.894,97

4. Listrik, Gas dan Air 476,77 534,66 549,11

5. Konstruksi 1.232,66 1.374,07 1.403,52

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.823,85 2.007,57 2.026,71

7. Transportasi dan Telekomunikasi 1.760,05 1.927,55 1.930,75

8. Keuangan dan Jasa Perusahaan 692,67 771,33 747,95

9. Jasa-jasa 519,82 583,57 660,76

Jumlah 8.177,63 9.089,71 9.281,81

Sumber : Diolah dari berbagai sumber Keterangan :

a) Angka Sementara

Kota Medan mempunyai letak geografis dan potensi demografis yang

cukup strategis dan didukung dengan kebijakan yang bersahabat dengan

pasar sehingga mendorong terbentuknya iklim dan lingkungan

Page 34: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 34

berinvestasi yang semakin kondusif. Beberapa hal yang cukup

berpengaruh terhadap peningkatan investasi adalah kondisi keamanan

dan ketertiban umum yang kondusif selama kurun waktu 2006 – 2008.

Gambar 5. Rata-rata Perkembangan Investasi Kota Medan

Tahun 2008 (%)

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Secara umum investasi di Kota Medan mengalami perkembangan yang

fluktuatif sejalan dengan terus bergeraknya faktor-faktor produksi.

Pada tahun 2006 jumlah investasi di Kota Medan sebesar 8,17 triliun rupiah

dan terus mengalami peningkatan menjadi 9,28 triliun rupiah pada tahun

2008. Perkembangan investasi Kota Medan selama tahun 2008 secara total

meningkat sebesar 6,63%, dimana perkembangan investasi tertinggi terjadi

pada sektor jasa yakni sebesar 12,7% dan yang terendah adalah sektor

penggalian sebesar 2,3%.

I. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Melalui pendekatan paradigma pembangunan manusia, maka keberhasilan

pembangunan Kota Medan selama tahun 2008 juga ditunjukkan oleh angka

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masyarakat Kota Medan yang diketahui

cenderung terus meningkat. Melalui IPM, diketahui tingkat kemajuan,

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kota Medan sebagai dampak

proses pembangunan kota yang dilaksanakan. Pengukuran IPM, dilakukan

Page 35: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 35

terhadap 4 (empat) dimensi pokok pembangunan manusia, meliputi angka

harapan hidup, angka melek huruf, rata -rata lama sekolah, dan konsumsi

perkapita pertahun. IPM Kota Medan selama tahun 2008 cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu 74,60 pada tahun 2006

meningkat menjadi 75,60 pada tahun 2007, dan 76,00 pada tahun 2008.

Di samping itu, seluruh sub indikator juga memiliki korelasi positif dengan

peningkatan IPM. Peningkatan IPM tersebut disebabkan relatif membaiknya

tingkat daya beli dan pendapatan masyarakat sehingga mampu

meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan dari waktu ke waktu.

Dengan kata lain, proses pembangunan kota sampai saat ini selain dapat

memperbaiki daya beli masyarakat lebih baik, juga mampu meningkatkan

kapasitas fisik (kesehatan) masyarakat dan kapasitas intelektual penduduk

Kota Medan. Berdasarkan kategori yang diterapkan, status pembangunan

manusia di Kota Medan termasuk dalam kelompok memuaskan atau

tergolong pada tingkat atas untuk level Provinsi Sumatera Utara.

j. Kemiskinan

kebijakan pembangunan kota tidak semata-mata diarahkan hanya untuk

mengejar pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi, tetapi juga ditujukan

kepada upaya mengurangi jumlah penduduk miskin.

Tabel.19. Penduduk Miskin Kota Medan Tahun 2006-2008

Jenis Indikator

TAHUN

2006 2007 2008

[1] [2] [3] [4]

1. Jumlah Penduduk Miskin

(ribu jiwa) 160,65 147,80 138,70

2. Persentase Penduduk

Miskin (%) 7,77 7,09 6,63

Sumber: BPS Kota Medan

Berdasarkan tabel 1.19 tersebut di atas, diketahui walaupun belum begitu

signifikan namun upaya menurunkan jumlah penduduk miskin melalui

program-program khusus yang dijalankan cenderung berjalan positip.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2006 diperkirakan sebesar 160.650-an

jiwa atau 7,77 persen, pada tahun 2007 turun menjadi 147.800-an atau

Page 36: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 36

7,09 persen, dan menjadi 138.700-an atau 6,63 persen pada tahun 2008.

Upaya-upaya menurunkan jumlah penduduk miskin secara berencana

dilakukan baik melalui subsidi-subsidi bidang sosial yang diberikan melalui

PKPS-BBM maupun program lokal lainnya, seperti BP-3 terarah dan

pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya, Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Medan Sehat (JPKMS), pemberdayaan masyarakat, program

nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM), maupun upaya-upaya menarik

investasi lebih besar ke Kota Medan, sehingga mereka bekerja dan

memperoleh pandapatan yang lebih baik. Dalam jangka menengah, upaya

menurunkan jumlah penduduk miskin juga diprioritaskan dengan menjadikan

percepatan pembangunan wilayah lingkar luar sebagai prioritas

pembangunan kota. Upaya kelembagaan juga dilakukan dengan bentuk

forum koordinasi pengentasan kemiskinan Kota Medan, sebagai wadah

dimana seluruh stakeholder pembangunan dapat memformulasikan

kebijakan-kebijakan sebagai masukan kepada pemerintah kota dalam upaya

pengentasan kemiskinan termasuk aparat pelaksananya. Dengan demikian

upaya yang dilakukan diharapkan dapat lebih terarah dan terpadu.

k. Kesenjangan Pembangunan Kota

Walaupun menunjukkan kemajuan dan hasil yang menggembirakan,

pembangunan kota secara faktual harus diakui masih dihadapkan kepada

masalah-masalah yang bersifat fundamental seperti pengangguran (13,08%),

kemiskinan (6,63%) dan kesenjangan pendapatan (0,28%).

Masalah kesenjangan tentunya memiliki hubungan yang erat dengan

kemiskinan dan pengangguran, sebab ada hubungan positif antara tingkat

pengangguran yang besar dengan kemiskinan yang meluas dan kesenjangan

antar kelompok pendapatan.

Secara konsepsi, masalah kesenjangan dapat dipengaruhi 3 (tiga) faktor

pokok, yaitu (1) faktor struktural, (2) faktor natural, dan (3) faktor cultural.

Faktor struktural lebih banyak disebabkan faktor-faktor kebijakan pemerintah,

sedang faktor natural oleh pasar, dan faktor kultural disebabkan oleh sikap-

sikap dan perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya mencerminkan

keinginan melakukan perubahan-perubahan yang selaras dengan

tujuan pembangunan.

Page 37: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 37

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh BPS Kota Medan (2007),

kesenjangan pembangunan kota terlihat dari angka-angka Indek

Pembangunan Manusia (IPM) tingkat Kecamatan. Distribusi IPM untuk

delapan Kecamatan dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 1.20. IPM Kecamatan di Kota Medan

No. Kecamatan IPM

1

2

3

4

5

6

7

8

Medan Kota

Medan Perjuangan

Medan Helvetia

Medan Johor *)

Medan Deli *)

Medan Labuhan *)

Medan Marelan *)

Medan Belawan *)

86,0

75,4

74,5

68,2

67,9

65,2

62,9

58,4 Catatan : *) Kecamatan Lingkar Luar

Berdasarkan data tabel di atas, diketahui bahwa IPM kecamatan-kecamatan

yang secara kewilayahan berada di wilayah lingkar luar, masih jauh lebih

rendah dibandingkan dengan tingkat IPM kecamatan-kecamatan yang berada

di wilayah lingkar dalam inti Kota Medan. Secara hipotesis kesenjangan

pembangunan kota antara wilayah lingkar luar dengan lingkar dalam tersebut

disebabkan beberapa faktor yaitu :

1) Faktor Struktural

Dalam 5 (lima) tahun pertama Renstra Kota Medan Tahun 2000-2005,

implementasi pelaksanaan pembangunan kota di bidang pendidikan,

kesehatan, dan pembangunan ekonomi wilayah lingkar luar masih

diposisikan sama prioritasnya dengan bidang-bidang pembangunan kota

lainnya, artinya pada saat itu belum ada kebijakan yang dirancang secara

khusus untuk pembangunan wilayah lingkar luar, baik dari sisi pemrograman

maupun dari sisi anggaran. Kebijakan ini kenyataannya kurang memberikan

insentif bagi pasar untuk mendorong distribusi pembangunan kota ke wilayah

lingkar luar.

Page 38: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 38

2) Faktor Natural

Faktor natural yang paling fundamental mempengaruhi tingkat kesenjangan

antar kelompok pendapatan adalah jumlah angkatan kerja. Angkatan kerja di

pasar kerja ternyata jauh melebihi penawaran. Berdasarkan data tahun 2008,

dari jumlah usia kerja (10 tahun ke atas ) sebesar 1.532.871 orang, yang

memilih bekerja sebesar 959.309 orang. Akibatnya jumlah angkatan kerja

yang belum bekerja secara nominal cenderung meningkat dari tahun ke

tahun, (125.477 orang).

Di samping itu, Medan sebagai Kota Metropolitan dimana sektor-sektor

ekonomi andalannya adalah sektor tertier dan sekunder juga telah

mendorong arus urbanisasi (migrasi) yang cenderung besar, sehingga turut

mempengaruhi ketidakseimbangan supplay and demand di pasar kerja.

Kecenderungan ini diperparah lagi dengan kondisi urbanisasi yang ternyata

hanya dimotivasi alasan-alasan irrasional dibandingkan alasan-alasan

rasional, seperti adanya keterampilan dan skill sehingga menjadi harapan

untuk mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di kota.

Kondisi supplay dan demand pasar kerja di Kota Medan juga dipengaruhi

arus kommuter. Arus orang yang pulang pergi ke Kota Medan setiap hari saat

ini diperkirakan mencapai ± 500.000 orang perhari. Hal ini telah menjadikan

pelaku usaha (industri) cenderung mempekerjakan orang-orang berdomisili di

luar Kota Medan dibandingkan dengan orang-orang yang tempat tinggalnya

di Kota Medan, sebab mereka cenderung bersedia menerima upah lebih

rendah. Peluang atau kesempatan kerja yang terbatas ini telah menyebabkan

angkatan kerja yang ada di Kota Medan relatif sulit mendapatkan lapangan

kerja sehingga mereka cenderung miskin sekaligus menciptakan

kesenjangan pendapatan dengan si kaya.

3) Faktor Kultural

Kesenjangan pendapatan, industri dan antar wilayah di Kota Medan juga

didorong faktor-faktor kultural (budaya). Tingkat pendidikan yang rendah telah

menyebabkan sangat lambannya transformasi sosial dan budaya di

komunitas masyarakat miskin kota. Bila diamati ciri-ciri masyarakat kelompok

miskin yang ada, umumnya mereka memiliki tingkat pendidikan yang masih

relatif sangat rendah (SD ke bawah). Hal ini menyebabkan penyerapan

Page 39: PENDAHULUANpemkomedan.go.id/file/h_1247202624.pdf ·  · 2010-11-02Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman ... Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun

LPPD Kota Medan Tahun 2008 I - 39

teknologi industri dalam usaha ekonomi yang dikelola masih sangat terbatas.

Konsekuensi logisnya adalah mereka menciptakan nilai tambah produksi

yang masih sangat terbatas.

Faktor-faktor budaya juga telah menyebabkan mereka sangat sulit

meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang cenderung kurang selaras dengan

sikap-sikap membangun yang diperlukan seperti inovasi, inisiatif, dan kreatif.

Akibatnya diversifikasi usaha ekonomi juga tidak mudah dilakukan oleh

pemerintah daerah, termasuk menerima perubahan.